Home » kematian menurut islam 1 » kematian menurut islam 1
Rabu, 16 Agustus 2023
PADANG MAHSYAR.
A l-Hasyar Artinya Pengumpulan
Al-Hasyar (penghalauan atau pengusiran) ada empat bentuk; dua di
dunia dan dua di akhirat.
Hasyar Pertama
Adapun yang di dunia, sebagaimana firman Allah SWT: Ia-lah yang
mengeluarkan orang-orang kafir diantara ahlulkitab dari kompung'
kampung mereka pada saat "pengusiran" koli yang pertama. (QS. alHasyar: 2)
AzZuhri berkata, "Mereka adalah kaum Yahudi yang pada mulanya
dibiarkan dan belum pernah mendapat pengusiran, tapi karena Allah SWT
menetapkan bahwa mereka akan diusir, maka azab mereka di dunia
ditangguhkan. Pengusiran pertama yang mereka rasakan di dunia adalah
ketika mereka diusir ke negeri Syam."
Ibnu 'Abbas berkata" "Orang yang meragukan bahwa pengusiran
pertama adalah pengusiran mereka ke negeri syam, maka ia hendaknya
membaca ayat ini, sebab Rasulullah saw telah memerintahkan mereka,
"Keluarlah kalian!" Mereka menjawab, "Ke mana?" Rasulullah saw
bersabda, "Ke bumi Mahsyar"
Qatadah berkata "Peristiwa itu adalah pengusiran yang pertama kali."
Hasyar Kedua
Apa yang dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah
ra dari Nabi saw, beliau bersabda,
tjo * 'e E 'rrlt 'rafti 'p;r i ,rv ?*, i * *,"i; t
2
"
,.
o. o/t o, .t.. .L t n {t .. .t/. t c L - l-.1 o- cr,. ,
l!--rl t-:- tr *) 12>-...a1c-:- gar,. f S liL. c-- g i:
Manusia akan diusir dan dalam penghalauan itu akan dibagi kepada tiga
kelompok, satu kelompok adalah kelompok orang-orang yang rindu kepada
Allah SWT (ar-raghib) dan selalu takut kepada-Nya (ar-rahib), satukelompok adalah kelompok orang-orang yang berangkat menuju tempat
penghalauan itu dengan mengendarai satu unta berdua, satu unta untuk
bertiga, dan satu unta untuk berempat, sedangkan sisanya adalah api yang
menghalau mereka dimana dan api itu akan bermalam dimana saja mereka
bermalam, dan api itu akan berhenti siang dimana saja mereka berhenti
siang. Api itu akan berpagi dimana saja mereka berpagi, dan api itu akan
bersore dimana saja mereka bersore." (HR. al-Bukhari)
Qatadah berkata, "Pengusiran kedua adalah api yang menghalau
mereka dari timur dan barat, mereka menempati tempat dimana saja mereka
sukai di api itu, dan api itu berhenti dimana saja mereka berhenti, sedangkan
siapa yang terlambat akan dilahapnya."
Al-Qadhi 'lyadh berkata, "Pengusiran ini terjadi di dunia sebelum
kiamat, dan sebagai tanda terakhir dari tanda-tanda akan terjadinya kiamat."
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim tentang tanda-tanda
terjadinya hari kiamat.
Dalam hadits Muslim disebutkan bahwa sebagai tanda terakhir
terjadinya hari kiamat adalah keluarnya api dari dalam batu besar dan semua
manusia menjauh untuk menghindari api itu.
Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa manusia dipaksa pergi ke tempat
penghalauan mereka.
Dalam hadits lain disebutkan, "Tidak akan terjadi hari kiamat hingga
api keluar dari bumi Hijaz;'
Ada juga yang menyatakan bahwa ia akan muncul dari dasar Aden.
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa api itu akan menggiring manusia pada
tempat penghalauan mereka.
Hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa semua tanda terjadi
sebelum hari kiamat, sesuai perkataan dalam hadits "api itu akan berniilam
di mana saja mereka bermalam, api itu akan berhenti siang di mana saja
mereka berhenti siang, api itu akan berpagi dimana saja mereka berpagi, dan
api itu akan bersore dimana saja mereka bersore."
Ada yang mengatakan bahwa ada sebagian riwayat (selain riwayat
Muslim) yang menjelaskan, "Apabila kamu telah mendengar dan
menyaksikan hal itu, maka kamu hendaknya segera pergi ke negeri Syam,
karena hal itu adalah isyarat perintah, untuk telah sampai di negeri Syam
sebelum api menyusahkan kamu."
Al-Hulaimi (dalam bukunya yang berjudul Minhaj ad-Din, tentang
hadits Ibn 'Abbas), menyebutkan bahwa semua keterangan hadits tadi terjadi
di akhirat.Al-Hulaimi berkata: Mungkin saMa Rasulullah saw, "Manusia akan
menurut tiga kelompok", sebagai isyarat kepada tiga kelompok
manusia, yaitu kelompok kaum shdleh (al-abrar), kelompok orang-orang
yang mencampurkan amal baik dengan amal buruk (al-mukhallithin), dan
kelompok kaum kafir.
Kaum shaleh (al-abrar) adalah oriang-orang yang merindukan
perjumpaan dengan Allah SWT, karena akan memperoleh apa yang telah
dijanjikan untuk mereka dari pahala amalnya (or-roghibun). Mereka juga
disebut ar-rahibtm, mereka orang yang penuh harap dan cemas kepada Allah
SWT. Kaum shaleh (al-abrar) adalah orang{rang yang selalu melakukan
perbuatan mulia, seperti dijelaskan oleh hadis di dalam bab ini.
Orang-orang yang mencampur amal baik dan buruknya (Almukhallithin) adalah orang yang dimaksud oleh hadits ini.
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa mereka nanti dibawa dengan
mengendarai unta.
Sedangkan kaum durhaka (al-fujjt) adalah orang-orang yang diusir
ke dalam neraka. Allah SWT akan mengutus malaikat untuk mengikat
mereka di dalam neraka.
Dalam hadits tersebut tidak disebutkan kendaraannya selain unta.
Apakah untanya dari surga atau unta yang dihidupkan dan dibangkitkan
kembali pada hari kiamat? Mengenai hal itu tidak ditemukan keterangan
yang jelas, tapi yang pasti mereka tidak termasuk kelompoknya orang yang
senantiasa mengerjakan perbuatan ahli swga (al-abrar) ketika dunia.
Seandai mereka termasuk kelompok al-obror, maka mereka adalah
kelompok umat yang Mukmin yang keadaannya penuh harap dan cemas
kepada Allah SWT, karena dari kelompok ini ada yang akan diampuni
dosanya oleh Allah SWT sehingga dimasukkan ke dalam surga. Adapula
yang dimasukkan ke dalam neraka (sebagai hukuman atas dosa-dosanya) dan
setelah itu dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke surga. Jika demikian,
maka mereka tidak pantas mengendarai unta dari surga, lalu setelah itu
sebagian mereka ada yang ditempatkan ke dalam neraka, sebab siapa yang
telah memperoleh kemuliaan dari Allah SWT dengan memasukkannya ke
dalam surga tidak akan mendapat kehinaan sesudah itu dengan
memasukkannya ke dalam neraka.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah rq Rasulullah saw bersabda,
"Seluruh manusia akan diusir." Akhir hadits tersebut dinyatakan, "Orangorang yang takwa, di wajah mereka tampak ketinggian dan kemuliaan."
Hadits ini (sekalipun ditetapkan ss$agai hadits norfa) menjelaskan bahwa
orang yang akan mengendarai unta adalah orang-orang yang telah diampuni
dosanya oleh Allah SWT ketika dihisab, dan Allah SWT tidak akan
mengazab mereka, sekalipun tingkatan mereka di surga berbeda-beda; ada yang tingkatannya paling tinggi dan ada pula yang sama-sama di tingkat
paling bawah di surga.
Kelompok kedua adalah kelompok orang yang akan diazab oleh Allah
SWT karena dosa yang mereka lakukan, tapi kemudian dikeluarkan dari
neraka lalu dimasukkan ke dalam surga. Mereka kelak akan berjalan dengan
kaki telanjang. Bisa juga kemungkinannya mereka satu ketika berjalan kaki
dan satu ketika mengendarai unta, atau mengendarai unta tapi setelah dekat
padang Mahsyar mereka turun dari kendaraannya dan berjalan kaki,
sehingga ada kesesuaian antara kedua hadits ini (tidak bertentangan).
Kelompok ketiga adalah orang-orang yang akan berjalan dengan muka
mereka, yaitu kaum kafir.
Seperti inilah pendapatnya Abu Hamid dalam kitab Kasyful 'Ulum alAkhirah (Menyingkap ilmu akhirat) ketika menjelaskan hadits Nabi saw,
"Bagaimana manusia akan dibangkitkan wahai Rasulullah?" Rasulullah saw
menjawab, "Dua orang di atas onta, lima orang di atas onta, dan sepuluh
orang di atas onta." Pengertian dari hadits ini bahwa satu kaum yang karena
rahmat Allah mereka memeluk agama Islam, maka Allah SWT akan
menciptakan seekor onta dari amal shaleh yang telah mereka kerjakan
sebagai kendaraan yang akan mereka kendarai pada hari kiamat. Seekor onta
yang diciptakan Allah ini karena amal shaleh seluruh mereka yang sangat
sedikit, sehingga hanya seekor onta untuk mereka miliki bersama-sama.
Seperti halnya dengan satu kaum yang pergi melakukan perjalanan jauh dan
tidak seorangpun dalam rombongan itu yang memiliki kendaraan, sehingga
sebagian mereka membeli binatang untuk mereka jadikan sebagai kendaraan,
maka mereka beli dengan cara iuran (mengumpulkan uang) antara dua atau
tiga orang untuk satu ekor onta sebagai kendaraan bagi mereka dalam
menempuh perjalanannya, bahkan ada yang satu ekor onta untuk dimiliki
oleh sepuluh orang.
Oleh sebab itu, perbanyaklah melakukan amal kebaikan, supaya Allah
SWT membuatkan amal kebaikan itu sebuah kendaraan khusus untuk dirimu
sendiri dari amal kebaikan tersebut. Itulah perniagaan yang beruntung, sebab
orang-orang yang bertakwa merupakan utusan terhormat, sebagaimana
firman Allah SWT: Ingatlah hari ketika Kami mengumpulkan orang'orang
yang tahna kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang
terhormat. (QS. Maryam: 85).
Diriwayatkan dalam sebuah hadits gharib, bahwa suatu hari
Rasulullah saw berkata kepada para sahabatnya, "Ada seorang laki-laki Bani
Israil yang banyak sekali mengerjakan amal kebaikan, sehingga ia
dibangkitkan bersama dengan kamu." Para sahabat bertanya, "Amal
kebaikan apa yang telah dilakukannya?" Rasulullah saw bersabda, "Dia
mendapat warisan harta yang banyak dari bapaknya. Dengan harta itu ia
membeli sebuah kebun dan hasilnya khusus untuk menolong orang miskin
dan ia -laki-laki bani Israil itu- berkata, "lni adalah kebunku kelak di sisi
Allah SWT." Kemudian dibagi-bagikannya pula uang yang banyak kepada
fakir miskin dan berkata, "Dengan uang yang kubagi-bagikan ini kelak aku
akan membeli bidadari di surga." Kemudian banyak budak yang
dimerdekakan, dan berkata, "Mereka kelak akan menjadi pelayanku di sisi
Allah SWT." Suatu hari ia melihat seorang laki-laki yang kedua matanya
buta, kadang berjalan dan kadang merangkak, maka ia lalu membelikan
binatang tunggangan (yang dapat digunakan sebagai kendaraan untuk
perjalanannya) untuknya, lalu berkata, "lnilah kendaraanku di sisi Allah
SWT yang kelak akan kukendarai." Demi jiwa Muhammad yang ada di
Tangan-Nya, aku seakan-akan melihat laki-laki Bani Israil itu didatangi oleh
binatang tunggangan yang dibelinya (dengan gembira) lengkap dengan tali
kekangnya lalu ia mengendarainya menuju padang Mahsyar."
Pengusiran oleh Api Terjadi di Dunia, bukan setelah Kiamat
Al-Qadhi Iyadh berpendapat bahwa peristiwa ini
penghalauan oleh api tersebut) terjadi di dunia ini -tapi
lebih mengetahui- karena dalam hadits itu disebutkan
'pagi', 'berbicara' dan 'menginap', hal seperti itu tidak
wallahu a'lam.
ArTirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah td, bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Manusia akan dikumpulkan kepada tiga
kelompok pada hari kiamat, yaitu kelompok pejalan kaki, kelompok yang
berkendaraan, dan kelompok yang berjalan dengan muka mereka sendiri."
Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka akan berjalan
dengan muka mereka?" Rasulullah saw menjawab, "Yang berkuasa
membuat mereka berjalan dengan kedua kakinya berkuasa pula membuat
mereka berjalan dengan mukanya, sedangkan orang-orang yang bertakwa, di
wajah mereka tampak segala ketinggian dan kemuliaan."
Al-Qadhi lyadh berkata, "Hadits tersebut hason."
Sabda Nabi saw, "Di wajah mereka tampak segala ketinggian dan
kemuliaan" menunjukkan bahwa hal itu terjadi di dunia, bukan di akhirat,
karena tidak sesuai dengan sifat bumi Mahsyar yang bentuknya akan
dijelaskan, wallahu a'lam."
An-Nasa'i meriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata, "Rasulullah saw
mengatakan kepadaku bahwa manusia akan dibangkitkan dalam tiga
kelompok; kelompok yang mengendarai kendaraan dengan penuh riang
gembira; kelompok yang dipaksa oleh para malaikat untuk berjalan dengan
muka mereka; dan kelompok yang berjalan kaki, dan mereka berusaha menemui Allah SWT dan melihat-Nya, tapi mereka tidak sanggup
melakukannya, bahkan ada seseorang yang ketika di dunia mempunyai
sebuah kebun dan menafkahkan seluruh hasilnya setiap panen, tetapi tetap
tidak kuasa memandang-Nya."
Umar ibn Syaibah menyebutkan (dalam kitab al-Madinat -'ala
sakiniho as-assalam-) sebuah hadiS dari Abu Hurairah ra, ia berkata,
"Orang yang paling terakhir dikumpulkan adalah dua orang laki-laki,
seorang dari Juhainah dan seorang lagi dari Muzainah. Kedua orang ini
berkata, 'Ke mana semua manusia?' Lalu mereka mendatangi sebuah negeri,
tapi yang mereka lihat hanya serigala lalu turun dua orang malaikat kepada
keduanya, dan malaikat itu menyeret mereka dengan mukanya ke tanah,
sehingga mereka dipertemukan dengan seluruh manusia di padang
Mahsyar."
Hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa peristiwa itu terjadi ketika
masih di dunia, seperti yang dikatakan oleh al-Qadhi 'lyadh' Adapun di
akhirat, keadaan manusia juga berbeda-beda (seperti yang disebutkan oleh
para ulama) yang nanti akan kita uraikan selintas dalam bab sesudah ini.
Hasyar Ketiga
Pengusiran mereka ke padang Mahsyar; akan dijelaskan sesudah bab
ini insya Allah.
Firman Allah SWT: Don Kami kumpulkan seluruh manusia, don tidak
Kami tinggalkan seorangtun dari merela. (QS. al-Kahfi:47)
Hasyar Keempat
Pengusiran atau penghalauan mereka ke dalam surga atau neraka.
Firman Allah SWT: Ingatlah hori ketika Kami mengumpulkan orang-orang
yang takwa kepada Tuhan Yong Maha Pemurah sebagai perutusan yong
terhormat. (QS. Maryam: 85) Maksudnya orang yang bertakwa akan pergi
menuju padang Mahsyar sebagai perutusan yang terhormat duduk dengan di
atas binatang ternak sebagai kendaraannya.
Menurut sebagian riwayat, kendaraannya adalah amal shalih yang
mereka kerjakan ketika didunia.
Terdapat dalam beberapa riwayat, diantaranya riwayat an-Nu'man ibn
Sa'ad dari 'Ali ra dari Nabi saw tentang firman Allah SWT: Ingatlah hari
ketika Kami mengumpulkan or(mg-orang yang talcwa kepada Tuhan Yang
Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat. (QS. Maryam: 85) Rasulullah saw bersabda, "Mereka pergi menuju padang Mahsyar
tidak berjalan kaki dan tidak menyetir suatu kendaraan, tapi mereka
didatangkan dengan duduk di atas mta dari surga. Seluruh mahkluk belum
pernah melihat bentuk kendaraan semewah itu; pelananya dari emas, yang
mengikat pinggangnya terbuat dari zabarjad. Mereka di atas kendaraan itu
sampai mengetuk pintu surga."
Orang-orang yang bertakwa disebut utusan, karena telah mendahului
manusia untuk bersegera mengerjakan apa-apa yang diserukan kepada
mereka untuk mengerjakannya. Mereka selalu melaksanakan perintah Allah
dengan segera dan bersungguh-sungguh, sehingga para malaikat menyambut
mereka dengan kabar gembira.
Allah SWT berfirman: Dan mereka disambut oleh para malaikat.
(Malaikal berkata), "Inilah harimu yang telah drianjikan kepadamu. " (QS.
al-Anbiya': 103) Kabar gembira tersebut membuat mereka semakin
berlomba dalam kebaikan. Orang yang bertakwa memang harus saling
berlomba dalam melakukan ketaatan di dunia. Allah SWT berfirman:
Dan Kami akon menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka
Jahannam dalam keadaan dahaga. (QS. Maryam: 86) Maksudnya mereka
akan dihalau ke neraka dalam keadaan sangat haus.
Firman Allah, Dan liarni akan mengumpulkan pada hari itu orangorang yang berdosa dengan muka yang biru muram. (QS. Thaha: 1 02)
Firman Allah, Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari
kiamat (diseret) atas muls mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak.
(QS. alJsra': 97) Firman Allah, Orang-orang yang dihimpunksn ke neraka
Jahannam dengan diseret atas mula-muka mereko, mereka itulah orang
yang paling buruk tempatnya dan paling sesatialannya. (QS. al-Furqan: 34)
Muslim meriwayatkan dari Anas, bahwa seseorang bertanya kepada
Rasulullah saw, "Mer€ka akan dikumpulkan pada hari kiamat dengan diseret
di atas muka mereka, lalu apakah orang-orang kafir dihalau ke padang
Mahsyar dengan berjalan di atas muka mereka?" Rasulullah saw bersabda,
"Bukankah Yang telah membuat orang bisa berjalan dengan kedua kakinya
juga sanggup membuatnya berjalan di atas muka mereka pada hari kiamat?"
(HR. Muslim dariAnas ibn Malik ra).
Qatadah berkata (ketika hadits ini disampaikan kepadanya), "Adalah
benar dan Tuhan kita Mahabesar lagi Maha Berkuasa." Hadits itu juga
terdapat dalam riwayat Imam al-Bukhari.
Abu Hamid berkata, "Dalam hal penjelasan tentang hal yang
disebutkan, bahwa mereka akan berjalan di atas muka mereka. Sudah
menjadi tabiat manusia untuk tidak mempercayai sesuatu yang belum pernah
dilihat dan disaksikannya. Seandainya manusia belum pernah melihat ular yang berjalan di atas perutnya, maka manusia pasti tidak pernah
,"rip"r"uyai bahwa ada sesuatu yang bisa berjalan tidak dengan kakinya.
Berjalan di utur kedua kaki juga akan diingkari oleh orang yang belum
pernah menyaksikan dan melihatnya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah engkau
untuk tidak mempercayai satupun perkara ajaib (yang akan terjadi pada hari
kiamat) hanya karena berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia ini'
Oleh karena itu, hadirkanlah rahmat Allah dalam hatimu, sehingga engkau
diberi gambaran dan tidak meragukannya. Sebab pada mulanya engkau
dilahirkan telanjang, hina dina, bingung dan menunggu-nunggu apa yang
akan berlaku teihadap dirimu dari takdir Allah SWT; kesengsaraankah atau
kebahagiaan."
Kebangkitan Menuiu Padang Mahsyar dan Kejadian di Bumi
Mahsyar? dan tentan gAs-Sakhiai (Batu Besar di Baitut Maqdis)36
Allah SWT berfirman: Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru
(malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (QS. Qaf: al)
Abu Nu'aim berkata, mengkhabarkan kepada kami bapakku dari Ishak
dari Muhammad dari Abdunazzaq dari al-Mundzir ibn Nu'man, bahwa ia
mendengar Wahab ibn Munabbih berkata, "Allah SWT berfirman kepada
batu besar -as-Sakhrah- di Baitul Maqdk,'Aku akan meletakkan Arsy-Ku
di atasmu dan Aku mengumpulkan seluruh makhluk-Ku di atasmu dan Daud
akan datang kepadamu dengan berkendaraan."'
Sebagian ulama berkata tentang firman Allah SWT: Dan
dengorkanlah (seruan) pada hori penyeru (malaikat) menyeru dari tempal
yorg a"*ot. (QS. Qaf: 4l) Maksudnya, seorang Malaikat berdiri di atas batu
'as-Sakhrah di Baitul Maqdis, latu berseru, "Wahai sekalian tulang-tulang
yang sudah lunak, sekalian anggota tubuh yang telah terpisah-pisah, wahai
set atian tulang yang telah busuk, wahai yang telah dibungkus dengan kain
kafan lalu hilang lenyap, wahai jiwa-jiwa yang kosong, jasad-jasad yang
telah rusak, dan wahai mata-mata yang selalu mengalirkan air mata,
bangkitlah menghadap Tuhan seru sekalian alam."
Qatadah berkata, "Yang berseru adalah Malaikat Peniup sangkakala, ia
berseru dari atas batu as-Sakhra& di Baitul Maqdis."
Ka'ab berkata, ..Batu as-sakhrah di Baitul Maqdis adalah bumi yang
paling dekat dengan langit yang jaraknya delapan belas mil."
Ada yang mengatakan hanya dua belas mil, seperti yang disebutkan
oleh al-Qusyairi. lmam al-Mawardi menyebutkan delapan belas m i l.
Menurut sebagian riwayat, yang berseru adalah Malaikat Jibril,
wallohu a'lam.
'lkrimah berkata "Berseru penyeru yang disuruh oleh Allah SWT,
seakan-akan ia berseru tepat di telinga mereka ketika mereka mendengarkan
teriakan dengan sebenar-benarnya." Yang dimaksud dengan tiupan yang
sebenar-benarnya adalah tiupan sangkakala.
Firman Allah SWT: (Yaitu) pada hari mereka mendengar leriakan
dengan sebenar-benanrya itulah hori keluar (dari lrubur). (Yaitu) pada hari
bumi terbelah-belah menampakkan mereka (alu) mereka keluar dengan
cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami. (QS.
Qaf 42 dan M) Antara tempat berserunya peniup sangkakala dan Baitul
Maqdis, disanalah bumi Mahsyar.
Firman Allah SWT: Yang demikion itu adalah pengumpulan yang
mudah bagi Kami. (QS. Qaf: 44) Maksudnya sangat mudah bagi Allah SWT
untuk mengumpulkan seluruh manusia di padang Mahsyar.
Jika ada yang bertany4 "Apabila teriakan itu untuk mengeluarkan
manusia dari dalam kuburnya, maka bagaimana mereka dapat
mendengarkannya sedangkan mereka telah mati?" maka katakan (sebagai
jawaban): tiupan sangkakala untuk menghidupkan yang telah mati waktunya
berkesinambungan, yang merupakan awal dari bunyi tiupan untuk
menghidupkan dan mengejutkan serta membangkitkan mereka dari dalam
kubur. Mereka tidak mendengar tiupan untuk menghidupkan, tapi mereka
mendengar tiupan untuk mengejutkan. Mungkin tiupan sangkakala berbunyi
dengan waktu yang lama, sehingga manusia dihidupkan seorang demi
seorang. Jadi ketika telah hidup ia mendengar tiupan yang membuat hidup
orang yang sesudahnya. Begitulah seterusnya, sampai semuanya hidup
kembali dan berkumpul di padang Mahsyar.
Pada bab terdahulu dijelaskan bahwa seluruh arwah di masukkan ke
dalam terompet sangkakal4 maka tatkala sangkakala ditiup pada tiupan
kedua semua arwah pergi ke jasadnya masing-masing.
Firman Allah SWT:. Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka
keluar dengon segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (QS.
Yasin:51)
Semoga Allah SWT selalu memberitaufik-Nya kepada kita.
Muhammad ibn Ka'ab al-Qurzi berkata, "Manusia dikumpulkan pada
hari kiamat dalam keadaan gelap gulit4 langit dilipat, bintang hancur
bertaburan, matahari dan bulan hilang lenyap, maka berserulah seorangpenyeru. Kemudian manusia mengikuti suara yang terdengar di hari itu.
Itulah maksud firman Allah SWT yang berbunyi:
Pada hari itu manusia mengikuti (menuiu kepada suara) penyeru
dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah, maka ksmu tidak mendengar kecuali bisikon saia.
(QS. Thaha: 108)
Apabila langit terbelah, don apabila bintang-bintang jatuh
berserakan, dan apabila lautan dijadikon meluap. (QS. al-lnfithar: l-3)
Meluap azab-Nya dalam air-Nya yang asin dan air-Nya yang asin
meluap dalam azab-Nya, demikian Qatadah menyebutkan dalam tafsirnya.
Firman Allah SWT Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar. (QS. alInfithar: 4) Maksudnya, dibongkar lalu dikeluarkan isinya (mayat orang
mati). Firman Allah SWT Apabila langit terbelah, dan patuh kepada
Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu paluh, dan apabila bumi
diralakan. (QS. al-lnsyiqaq: l-3) Bumi menjadi rata serata-ratanya, dan hal
itu ketika bumi telah diganti dengan bumi yang tanahnya sangat putih seperti
perak dan belum pernah dilakukan perbuatan salah sedikitpun di atasnya.
Jadi dibuang semua mayat di atasnya, sehingga semua terkumpul di atas
bumi itu.
Ragam Manusia ketika Dikumpulkan setelah Tiupan Kedua
Diriwayatkan oleh Muslim dari Sahal ibn Sa'ad, ia berkata: Rasulullah
saw bersabda, "Manusia akan berkumpul pada hari kiamat di atas tanah
berwarna putih seperti selembar roti yang sangat bersih, yang tidak
seorangpun di atasnya yang dapat mengenali orang lain."
Diriwayatkan oleh Abu Bakar Ahmad ibn 'Ali al-Khatib dariAbdullah
ibn Mas'ud, "Manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan lapar
yang belum pernah mereka merasakan lapar seperti itu, dalam keadaan haus
yang belum pernah mereka merasakan haus seperti itu, dalam keadaan
telanjang yang belum pernah mereka telanjang seperti itu, dan dalam
keadaan sangat letih yang belum pernah mereka merasakan letih seperti itu.
Jadi barangsiapa memberi makan orang lain hanya karena mengharap ridha
Allah, maka Allah akan memberinya makan pada waktu itu. Barangsiapa
memberi minum orang lain hanya karena mengharap ridha Allah, maka
Allah akan memberinya minum saat itu. Barangsiapa memberi pakaian
kepada orang lain hanya karena mengharap ridha Allah, maka Allah akan
memberinya pakaian saat itu. Barangsiapa mengerjakan amal kebaikan
hanya karena mengharap ridha Allah SWT, maka Allah akan melindunginya
pada hari itu, dan barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah SWT
akan membuatnya tenteram pada hari itu."
Diriwayatkan dari Mu'azd ibn Jabal, ia berkata: Aku bertanya kepada
Nabi saw, "Wahai Rasulullah, apa maksud firman Allah SWT Yoitu hari
(yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berlcelompokkelompok." (QS. an-Naba': l8) Rasulullah saw bersabda, "Wahai Mu'azd
ibn Jabal, engkau telah menanyakan perkara yang sangat besar-" [^alu kedua
mata Rasulullah basah oleh genangan air mata, dan beliau melanjutkan
saManya:
Umatku akan dikumpulkan dalam sepuluh kelompok. Allah SWT akan
membedakan kelompok kaum Muslim dan mengganti wajah mereka. Di
antara mereka ada yang berbentuk kera, babi, ada yang kakinya di atas dan
mukanya di bawah, ada yang menjadi buta sehingga ia berjalan bolak-balik
tak tentu arah, ada yang menjadi tuli, bisu, dan tidak mempunyai akal, ada
yang selalu menggigit lidahnya sendiri karena panjang menjulur sampai ke
dada dan mengalir sesuatu yang busuk dari mulut mereka sehingga membuat
penduduk Mahsyar sangat jijik terhadapnya, adayang memotong tangan dan
kaki mereka sendiri, ada yang disalib di tengah-tengah neraka, ada pula yang
berbau sangat busuk melebihi bau bangkai, dan sebagian memakai pakaian
yang terbuat dari api. Orang yang bentuknya seperti kera adalah tukang
fitnah dan pengadu domba, yang bentuknya seperti babi adalah orang bakhil
dan orang yang memakan harta haram, orang yang kakinya di atas dan
kepalanya di bawah adalah para pemakan riba, orang yang menjadi buta
adalah orang yang sewenang-wenang dalam masalah hukum, orang yang
menjadi tuli dan bisu adalah orang yang kagum terhadap dirinya sendiri dan
terhadap perbuatan yang dilakukannya, orang yang menggigit lidahnya
sendiri adalah ulama jahat yang tidak sesuai antara ucapan dan
perbuatannya, orang yang memotong tangan dan kakinya sendiri adalah
orang yang selalu berbuat jahat kepada tetangganya, orang yang disalib di
tengah api neraka adalah orang yang suka memfitnah orang lain kepada para
penguasa, orang yang baunya lebih busuk daripada bangkai adalah orang
yang selalu memperturutkan hawa nafsunya dan menghalangi hak orang lain
terhadap hartanya, dan orang yang memakai pakaian dari api adalah orang
sombong yang selalu berbangga-bangga dan bersikap angkuh."
Abu Hamid berkata dalam bukunya, Kasyfut 'Ulum al-Akhirah
(Menyingkap peristiwa di hari akhirat. Penerj):
Sebagian manusia ada yang dikumpulkan di padang Mahsyar menurut
kesenangannya ketika hidup di dunia. Kaum yang gemar bersandar di tiang
mesjid untuk mengasingkan diri (menghabiskan waktunya untuk beriktikaf),
maka ketika salah satu bangkit dari dalam kuburnya tiba-tiba ada yang
memegang tangan kanannya, tapi ia melepaskan pegangan itu dari tangannya
dan berkata, "Enyahlah engkau, engkau telah menggangguku dari mengingat
Allah SWT," tapi pegangan itu datang lagi kepadanya sambil berkata, 'Aku
adalah sahabatmu yang akan menemanimu sampai Allah SWT memberikan
putusannya kepada kita, karena la-lah sebaik-baik pemberi keputusan."
iremabuk akan dibangkitkan dalam keadaan mabuk dan peniup seruling
dibangkitkan dalam keadaan meniup seruling. Demikianlah, setiap orang
akan dibangkitkan menurut keadaannya ketika ia menghalangi orang lain
dari jalan Allah SWT.
Seperti hadits-hadits dalam riwayat shahih, bahwa peminum khamar
akan dibangkitan dengan botol minuman tergantung di lehernya dan gelas
berada di tangannya; baunya sangat busuk (lebih busuk dari jenis bangkai
yang ada di bumi) dan akan dilaknat oleh seluruh makhluk yang
melewatinya.
Tatkala semua orang sudah sama duduk di atas kuburnya, di antara
mereka ada yang telanjang dan ada yang berpakaian, ada yang hitam dan ada
yang putih, ada yang bercahaya (seperti lampu yang lemah sumbunya) dan
ada pula yang bersinar terang (bagaikan matahari). Mereka menundukkan
kepalanya selama seribu tahun sampai bangkit dari arah sebelah barat bola
api yang berjalan di atas padang pasir, maka seluruh pemimpin rombongan
(kalangan manusia, jin, burung dan binatang buas) terkejut. Setelah itu amal
perbuatan masing-masing mulai berbicara kepadanya, "Bangun dan
berangkatlah ke padang Mahsyar." Barangsiapa mempunyai amal kebaikan,
maka amalnya berubah menjadi binatang yang bisa dijadikan kendaraan. Di
antara mereka ada yang amalnya menjadi keledai, ada yang berubah menjadi
kambing. Adakalanya ia mengendarainya dan adakalanya dituntun.
Allah SWT menjadikan setiap orang cahaya yang melingkar di depan
dan sebelah kanan mereka seperti senter. Itulah maksud firman Allah SWT
yang berbunyi Yaitu pada hari ketika lamu melihat orong mukmin laki-laki
dan perempuan, sedang cahaya merela bersinar di hodapan dan di sebelah
konan mereka, dikatakan kepada mereka, "Pada hari ini ada berita gembira
untukmu, yaitu surga yong mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu
kekot di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak (QS. al-Hadid: 12)
Akan tetapi di sebelah kiri mereka gelap gulita yang tidak dapat ditembus
oleh mata, karena tidak ada cahaya sama sekali. Oleh karena itu orang-orang
kafir berjalan bolak-balik kebingungan. Orang-orang beriman dapat
merasakan betapa gelapnya kondisi ketika itu, sehingga mereka bertahmid
memuji Allah SWT atas cahaya yang menerangi dan memancar dari depan
dan sebelah kanan mereka. Mereka juga dapat merasakan betapa gelapnya
dan sengsaranya orang-orang kafir karena berada dalam kondisi yang sangat
gelap, karena Allah SWT hendak memperlihatkan kepada hambanya yang
Mukmin tentang azab yang pedih, sehingga mereka dapat merasakan
nikmatnya pahala kebajikan. Sebagaimana yang dilakukan Allah SWT
terhadap penduduk surga dan penduduk neraka, seakan-akan Allah hendak
berkata, "Lihatlah olehmu neraka Jahannam yang akan menjadi tempatmu
yang abadi, sebagaimana firman Allah SWT: Dan apobila pandanganmereka dialihkan ke urah penghuni neraka, mereko berkota, "llahai Tuhon
kami, janganlah Engknu lempatkan kami bersama-samo orong-orang yang
zalim itu." (QS. al-A'raf: 47'1 sebab ada empat perkara yang tidak dapat
dirasakan nilainya manusia kecuali setelah merasakan empat perkara pula,
yaitu orang tidak dapat mengetahui nilainya hidup kecuali setelah ia mati;
tidak dapat mengetahui nilainya kaya kecuali setelah jatuh miskin; tidak
dapat mengetahui nilainya sehat kecuali setelah jatuh sakit; dan tidak dapat
mengetahui berharganya masa muda kecuali setelah berumur tua.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa seseorang tidak dapat
mengetahui nikmatnya surga kecuali setelah ia dimasukkan ke dalam neraka.
Sebagian manusia ada yang tetap berdiri di tempatnya sampai ada cahaya
yang kadang-kadang bersinar menerangi tetapi kadang-kadang cahaya itu
sirna. Pada hari kiamat kondisi mereka tetap menurut iman dan amal mereka
ketika di dunia.
Penjelasan mengenai tersebut telah diuraikan pada bab yang lalu
dengan tema "setiap orang dibangkitkan menurut keadaannya ketika ia mati"
dan uraian dalam bab itu sudah cukup.
Secara Zhahir Semua Ayat di Dalam Al-Qur'an Saling Bertentangan
Allah SWT berfirman:
Dan (ingatlah) akon hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan
mereka, mereka merasa di hari itu seakan-akan mereka tidak pernah
berdiam (di dunia) hanya sesaot saja di siang hari (di waktu itu) mereka
saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakm
pertemuan mereka dengan Allah dan merekn tidak mendapat petunjuk. (QSYunus: 45)
Dan Kami akon mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret)
atas muka merelca dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman
mereko adalah neraka Jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu
akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. (QS. al-Isra': 97)
Mereka berkata, "Aduh celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur?)" Inilah yang
dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-(Nya)-
(QS. Yasin: 52)
Firman-firman Allah SWT dalam ayat-ayat ini berlawanan dengan
firman-Nya yang mengatakan bahwa mereka akan bisu, sebab pada ayat ini
dikatakan bahwa kelak mereka berkenalan, dan berkenalan harus pandai berbicara, sehingga sangat jelas berlawanan dengan pernyataan-Nya dalam
ayatyangmengatakan bahwa kelak mereka menjadituli dan bisu.
Firman Allah SWT: Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umal'
umst yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami
akan menanyai pula rasul-rasul Kami. (QS. al-A'raf: 6) Pertanyaan ini mesti
menghendaki adanya pendengaran dan ucapan mesti butuh padajawaban.
Firman Allah SWT:
(Yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akon
mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang
biru muram. (QS. Thaha: 102)
Dan ditiuplah sangkakala, maka tibaaiba mereka keluar dengan
segera dari kuburnya [menujuJ kepada Tuhan mereka. (QS. Yasin: 5l )
[YaituJ pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akon
mereko pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia).
(QS. al-Ma'arij:43)
Keluar dengan segera dari kuburnya menuju Tuhan mereka dan keluar
dengan segera kepada berhala-berhala ketika di dunia adalah dua peristiwa
di padang Mahsyar yang sangat berlawanan dari banyak segi.
Jawaban dari pertanyaan bagi orang yang bertanya terhadap masalah
yang diuraikan dalam bab ini adalah: manusia ketika dihidupkan dan
dibangkitkan dari dalam kubur keadaannya berbeda-beda. Berbedanya
informasi tentang mereka karena keadaannya yang tidak sama.
Di akhirat nanti ada lima situasi yang akan dilalui, situasi ketika
dibangkitkan dari kubur, situasi ketika berangkat menuju tempat
penghisaban, situasi ketika dihisab, situasi ketika menuju tempat
pembalasan, dan situasi di tempat menetap mereka yang abadi di akhirat.
Kondisi pertama, kondisi ketika dibangkitkan dari dalam kubur,
maka orang-orang kafir dalam keadaan sempurna (panca indera dan anggota
badannya), sebagaimana firman Allah SWT:
Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu ilu) Allah mengumpulkan
mereka (mereka meraso di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah
berdiam (di dunia) kecuali hanya Eesoat saja di siang hari (diwaktu itu)
merelra saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang
mendustalan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendopat
petunjuk. (QS. Yunus: 45)
Mereka berbisik-bisik di antara mereka, "Kamu tidak berdiam (di
&mia), melainkan hanyalah sepuluh (haril. " (QS.Thaha: I03)Dan ditiuplcth sangkakalo, maka matiloh siapa yory di longit dan di
bumi kecuoli siapa yang dikehendaki Allah. Kemtdian ditiup sorykakala itu
sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masingmasing). (QS. az-Zumar: 68)
Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kanu tinggal di bumi?"
Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehoi atou setengah hari, mako
tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitrorg." Allah SWT berfirman,
"Kamu tidak tinggal di bumi, melainkan sebeno saja, kalau kamu
sesungguhnya mengetahui." Maka apalcoh kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptaknn kamu secoa main-main (saja), dan bahwa
kamu tidak akan dikembaliknt kepada Kami? (QS. al-Mu'minun: I I 2- I I 5)
Kondisi kedua yaitu ketika mereka berangkat menuju tempat
penghisaban, ketika itu mereka juga dalam keadaan yang sempurna,
sebagaimana firman Allah SWT: (Kepada malaikat diperintahkan),
"Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta temot sejawal mereka dan
sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah; maka
tunjukkanlah kepada mereka jalan ke nerala. Dor tahanlah mereko (di
tempat perhentian) karena sesungguhnya mereko akan dilotya. (QS. ashShafaat: 22-24)
Firman Allah yang berbunti, *hn{ukkor kcpda mereka, " maksudnya
agar mereka semua dibawa ke neraka. Kalimat itu juga menunjukkan bahwa
mereka tidak buta dan tidak pula bisu, sebab tidak ada gunanya bertanya
kepada orang yang pekak dan bisu. Dengan demikian (berdasa*an dalil ayat
ini) jelas bahwa mereka mempunyai mata, teling4 dan lidah yang dapat
berbicara.
Kondisi ketiga adalah ketika mereka dihisab. Dalam kondisi ini panca
r mereka juga dalam keadaan sempurn4 sehingga dapat mendengar
pertanyaan dan membaca buku catatan amal mereka, berbicara kepada
amalnya ketika anggota badan mereka memberi kesaksian terhadap segala
kejahatan yang telah dilakukannya. Mereka dapat mendengar semua itu dan
Allah SWT telah menginformasikan tentang keadaan mereka ketika mereka
berkata, "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yorg tidak meninggalkan
yang kecil dan tidak (pula) yang besm, melainkur ia mencatat semuonya;
dan mereka dapati apa yang telah mereka kcrjakm da (tertulis). Dan
Tuhanmu tidak menganiaya seororg juqw. " (QS. al-Kahfi: 49) Mereka
berkata kepada kulit mereka "Mengapa kanru menjadi saksi terhodap
kami? " (QS. Fushshilat: 2l) Sehingga menyaksikan perisiwa-peristiwa di
hari kiamat yang dulu ketika di dunia mendustakan kedahsyatannya dan
waktu itu kondisi manusia berbeda-beda.
Kondisi keempat, yaitu ketika mereka berangkat menuju neraka.
Ketika itu Allah SWT mencabut pendengaran, penglihatan, dan lidah mereka, sebagaimana firman Allah SWT: Dan Komi okan mengumpulkan
mereka pada hari kiamat diseret alas muka mereka dalam keadaan buta,
bisu dai pekok. Tempal kediaman merelea adalah neroka Jahannam. Tiopriap koli iyoto apt Jihannam ilu aknn padam Kami tambah lagi bagi mereka
nyllanya.'1eS. al-lsra': 97) Bisa jadi maksud firman Allah SWT: Orang'
i*f'y*g-Ouaosa dikenal dengan tandatondanya, lalu dipegang ubun-
,bui ian-kaki mereka. (QS. ar-Rahman: 4l) adalah isyarat terhadap apa
yang mereka rasakan karena penglihatan, pendengaran, dan ucapan mereka
dicabut oleh Allah.
Kondisi kelima, kondisi ketika mereka telah berada di dalam neraka,
yaitu penghalauan yang terjadi di neraka. Dalam kondisi ini mereka terbagi
iepada pe'nghuni urti Oun plnghuni sebagai balasan dari perbuatannya. Yang
disebut'seb-agai penghuni asli adalah yang telah melewati perjalanan dari
tempat p"ngf,iru'bun sampai ke pinggir neraka Jahannam dalam keadaan
buta, tuli, din bisu. Keadaan seperti itu adalah penghinaan untuk mereka dan
sebagai pembeda antara mereka dengan yang lain. Kemudian panca indera
OiteiUaiitan kepada mereka, sehingga mereka dapat melihat api neraka dan
menyaksikan seluruh azab yangdijanjikan oleh Allah SWT, seperti Malaikat
Zabiniyah dan seluruh azab yang disediakan bagi orang-orang yang
menduitakan kebenaran, dan mereka tinggal di neraka dalam keadaan bisa
berbicara, mendengar, dan melihat. Hal semacam ini dikatakan oleh Allah
SWT dalam firman-NYa:
Dan kamu akan melihat merela dihadapkan ke neraka dalam keadaan
tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu.
(QS. asy-Syura: 45)
Dan jiko kamu [Muhammad] melihat ketika mereka dihadapkan ke
neraka, laiu mereka ierkata, "Kiranya kami dikembalikan ke dunia dan
tidak mendustakan ayot-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang
beriman [tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukanJ. (QS.
al- An'am: 27)
Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan
manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk ke
dalam niro*o, dia mengutuk kawannya yang menyesatknnnya; sehingga
apabila mereka masuk semu(mya berlcatalah orang-orang yang mgsyk
iemudian di antaro mereka kepada or(mg-orang yang masuk terdahulu,
,wahai Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu
datangkanlah kepada mereka silaaan yang berlipat g?ndl dari neraka'"
Masiig-masing mendapat silsasn, yang berlipat ganda, akan tetapi kamu
fidakhengetihut." Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di
antara *Jreka kepada orang-orong yang masuk kemudian, "Kamu tidak
mempunyai kelebihan sedikitpun atas kami, maka rasakoilah siksaon karena
perbuatan yang telah kamu lakukan " (QS.al-A'raf: 3E-39)
Hampir-hampir (neralcn) itu terpecah-pecah lottaot moah- Seliap
larli dilemparkon ke dalamnya sekumpulan (ororg-orutg Wr) peniagapenjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Arykah belun pernah
dotang kepada komu (di dunia) seorang pemberi peringator?" Merela
menjawab, "Benar ada, sesungguhnya telah datory kc@o kami seorang
pemberi peringatan, malca kami mendustakannya dor fumi lcatakan, "Allah
tidak menurunkon sesuatupun, kamu tidak lain honyalah di dolam kesesatan
yang besar. " (QS. al-Mulk: 8-9)
Allah SWT menginformasikan bahwa mereka akan memanggil
penghuni surga, mereka akan mengatakan: Dan penghuti neralea menyeru
penghuni surga, "Limpahkanlah kepada kami sedikit air alou ,nokfrtan ymg
telah direzekilcan Allah kepadamu." Mereka penghwti surga menjawab,
"sesungguhnya Allah telsh mengharamkan keduanya itu atas orang-or(mg
kafir." (QS. al-A'raf: 50)
Allah SWT juga menginformasikan bahwa penghuni surga akan
memanggil penghuni neraka. Firman Allah SWT: Dot pnglnai-penglruni
surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka dengot mengatalcnt,
"sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh aW yang Tuhon
kami menjanjikonnya kepada kami. Malcn apakah kamu lelah memperoleh
dengan sebenarnya apa azab yang Tuhon kana menianiilamya
kepadamu?" Mereka penduduk neraka meniawab, "Betul-" (QS. al-A'raf:
44)
Penghuni neraka akan berkata sebagaimana firman Allah SWT:
Mereka berseru, "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membtmuh koni saja." Dia
menjawab, "Kamu alan tetap tinggal di neraka izi " (QS. az-Z'til<hruf:.77)
Mereka akan berkata kepada penjaga neraka: Dor orotg-orang yang
berada dalam neraka berkata kepada peniaga-peniaga nerala Jahannam,
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu supqya Dia meringo*mr uob dari kami
barang sehari." Penjaga Jahannam berkata, "Dot qakoh belun datory
kepada lramu rasul-rasulmu dengan membasa keteroryan-kcterangan?"
Mereka menjawab, "Benar, sudah datang." Peniaga-peniaga Jahannam
berkata, "Berdoalah kamu." Dan doa or(mg-or(mg kafw in honyalah siasia belaka. (QS. Ghafir : 49-50)
Orang-orang yang menghuni neraka karena sebagai akibat dari
kejahatannya di dunia berkata: Ya Tuhon kami, kehwkoilah kami
daripadanya dan kcmbalilcanlah kami lce dtmia, nakoiika korri kcmbali juga
kepada kekafiron, sestmgguhnya kami adalah or@rgerotg yutg zalim."
(QS. al-Mu'minun: 107), maka Allah SWT menjawab: AAoh SWTberfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlqh kamu
berbicara dengan l,tu. (QS. al-Mukminun: 108)
Mereka ditetapkan untuk kekal selama-lamanya di dalam neraka,
seperti orang yang diumpamakan membawa seekor domba jantan cantik
yang diberi nama 'kematian' lalu ia menyembelihnya di atas titian antara
surga dan neraka, kemudian mereka berseru, "Wahai penduduk surga,
kekallah di dalamnya tidak ada lagi kematian. Wahai penghuni neraka,
kekallah kalian di dalamnya, karena tidak ada lagi kematian." Waktu itu
pendengaran mereka dicabut.
Ada juga yang meriwayatkan bahwa penglihatan dan lidah mereka
bisa berbicara atau dicabut, tapi yang pasti pendengarannya mereka dicabut,
sebab Allah SWT berfirman: Mereka merintih di dalam api dan mereka di
dalamnya tidak bisa mendengar. (QS. al-Anbiya': 100)
Ketika pendengaran telah dicabut dari mereka, mereka merintih
kesakitan yang amat sangat di dalam neraka. Kemungkinan penyebab Allah
SWT mencabut pendengaran mereka karena mereka tidak mengindahkan
(bahkan justru mengingkarinya), setelah hujjah sangat jelas sampai kepada
mereka (dibawa rasul-Nya).
Dijelaskan bahwa ketika masih di dunia mereka berkata kepada Nabi
saw, "Di telinga kami ada sumbatan dan di antara kami dan kamu ada
hijab." Mereka berkata, "Janganlah kamu dengarkan Al-Qur'an ini dan
buatlah hiruk pikuk di dalamnya." Kaum Nabi Nuh as menjadikan pakaian
mereka sebagai alat untuk menutup mata dan telinga agar mereka tidak
melihat Nabi Nuh as dan tidak mendengar seruannya. Allah SWT
mengatakan bahwa orang-orang kafir di masa Nabi Muhammad saw seperti
menyembunyikannya dalam dada mereka (supaya tidak diketahui bahwa
mereka sebenarnya mendustakannya), sedangkan pada masa Nabi Nuh as
mereka terang-terangan menjadikan pakaiannya untuk menutup telinga dan
mata mereka. Ketika mereka menutup mata dengan pakaiannya bisa juga
diartikan bahwa dari mereka telah dicabut penglihatannya, karena sekalipun
mereka dapat melihat orang lain tapi mereka tidak bisa mengambil pelajaran
darinya, demikian pula dengan perkataannya (dicabut sehingga tidak bisa
bicara). Disampaikan kepada mereka kebenaran, tetapi mereka
mengingkarinya. Itulah bentuk persamaan makna ayat-ayat ini, seperti yang
dijelaskan oleh para ulama kita.
Manusia Dikumpulkan ke Hadapan Alleh SIVT dalam Keadaan
Telanjang tanpa Alas Kaki dan Belum Disunat
Dari lbn 'Abbas ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw berdiri di
hadapan kami memberi pengajaran dan Beliau bersaMa:
o t l,.i t.ot
r+:rJr, ;*-'fr.tii
'b r-3.) U; t el;.Jt;.|itt t}Sir
Wahai manusia, tur, ,"t ulian akan dikumpulkan kepada Allah SWT dalam
keadaan telanjang, tanpa alas kaki dan dalam keadaan belum dikhitan,
Sebagaimana pertama kali kita diciptaknr seperti itu pula kila akan
dikembaliksn sebagai suatu janji yang telah komi telapk&, dan Kami
Sungguh akan melakukannya. Ketahuilah sesungguhnya manusia yang
pertama kali akan ditutup tubuhnya dengan pakaian pada hari kiamat adalah
Nabi Ibrahim 'alaihisalam. Ada sebagian umatku yang akan diseret ke
barisan kelompok kiri, lalu aku berkata" "Ya Tuhanku, mereka para
sahabatku." Allah SWT menjawab, "Engkau tidak mengetahui apa yang
mereka kerjakan sepeninggalmu." Lalu aku mengatakan sebagaimana yang
pernah dikatakan oleh seorang hamba yang shalih: Dan adalah aku menjadi
salui terhadap mereka, selama aku beroda di antua mcreka. Mako setelah
Engkau wafatkan [angkntJ aku, Engknu-lah yang mengawasi merelco. Dan
Engkau adalah Maha Menyaksikan otas segala sesuatu. Jilca Englcou
menyilrsa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah lumba-hamba
Engkou, dan jika Engkau mengampuni mereko, makn sesutgguhnya
Engknulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijalcsana- (QS. al-Maidah: I l7-
1 18)
Rasulullah saw bersaMa, lalu dikatakan kepadaku, "Mereka telah
melakukan kemurtadan sejak engkau berpisah dengan mereka'" (HR.
Muslim dari lbn 'Abbas)
Al-Bukhari dan at-Tirmidzijuga meriwayatkan hadits dari Muawiyah
ibn Haidah radhiallohu 'anhu dari Nabi saw bahwa Beliau menunjuk
(dengan tangannya) ke arah Syam dan bersabda, "Dari sana sampai ke sini
kalian dikumpulkan. Ada yang berkendaraan, ada yang berjalan kaki, bahkan
ada yang berjalan dengan mukanya sendiri pada hari kiamat. Mulut kalian
akan pakai berangus. Kalian menyempurnakan tujuh puluh generasi umat
dan kamu adalah yang terbaik serta yang paling mulia di sisi Allah SWT,
dan siapa yang memperkenalkan diri pertama kali di antara kamu, maka
peganglah ia." (HR. al-Bukharidan at-Tirmidzi dari Muawiyah ibn Haidah)
Dalam riwayat lain (disampaikan oleh lbn Abu Syaibah), "Dan siapa
yang pertama kali berbicara dari manusia, maka dekap dan peganglah ia."
Ucapan Nabi saw yang mengatakan 'ghurlan' maksudnya adalah
dalam keadaan belum dikhitan dan berwarna, sepertidebu (yaitu warna putih
agak kemerah-merahan). Alfidam (berangus) yang dilapisi oleh sebuah
wadah seperti panci, seperti yang dijelaskan oleh Imam al-Laits.
Abu 'Ubaidah berkata, "Yang demikian dimaksudkan karena mereka
dilarang bicara sebelum anggota badannya berbicara, maka keadaan ini sama
dengan mulut diberangus atau dikunci dengan sebuah wadah seperti panci."
Sabda Nabi saw yang mengatakan bahwa yang pertama kali
berpakaian adalah Nabi Ibrahim oS, itu adalah penghormatan dan
keistimewaan yang besar untuk Nabi Ibrahim as, seperti keistimewaan
terhadap Nabi Musa as yang didapati oleh Nabi saw sedang bergantung di
bawah Arsy. Nabi Muhammad saw mendapat keistimewaan sebagai orang
yang pertama keluar dari kuburnya pada hari kiamat. Oleh sebab itu,
sekalipun Nabi lbrahim as merupakan manusia pertama yang berpakaian di
hari kiamat, bukan berarti keistimewaan ini menandakan ia yang paling
istimewa secara mutlak. Keistimewaan ini hanya salah satu keistimewaan
yang akan diberikan pada hari kiamat.
Abul 'Abbas Ahmad ibn Umar (dalam bukunya) berkata, "Boleh jika
yang dimaksud dengan manusia dalam hadits ini yaitu manusia yang
selainnya, karena dalam pembicaraan hadis ini tidak termasuk manusia
lain."
Menurutku (penulis) pendapat ini bagus, kalaulah tidak karena ada
dalil yang membatalkannya, sebab ada sebuah riwayat dari lbnu al-Mubarak
(dalam bukunya) dari Su$an dari Umar ibn Qais dari al-Manhal ibn Amru
dari Abdullah ibn al-Harits dari 'Ali ra, ia berkata, "Yang pertama kali
berpakaian adalah Nabi Ibrahim as yang pakaiannya menutupi keduatangannya. Kemudian Nabi Muhammad saw dipakaikan baju yang sangat
bagus dari Arsy sebelah kanan." Hadits inijuga ada dalam hadits riwayat alBaihaqi.
Orang yang Pertama Kali Diberi Pakeian adalah Ibrahim as
Diriwayatkan dari 'Ibad ibn Katsir dari Abu Zubair dari Jabir ra
berkata, "Tukang adzan dan pembaca tolbiyah pada hari kiamat keluar dalam
keadaan adzan dan membaca talbiyah. Yang pertama kali memakai pakaian
dari surga adalah Nabi Ibrahim as kemudian Nabi Muhammad saw,
kemudian para nabi dan rasul, setelah itu tukang adzan dan tukang baca
talbiyah. Tukang adzanr dan pembaca talbiyah akan didatangi oleh malaikat
di atas singgasana yang terbuat dari cahaya berwarna merah dan ikat
pinggang mereka dafi zamrud hijau dan memakai baju dari emas. Mereka
diiringi (dari kubur mereka) menuju padang Mahsyar oleh tujuh puluh ribu
malaikat." Hadits ini ada dalam kitab Minhaj ad-Din oleh Imam al-Hulaimi.
Disebutkan oleh Abu Nu'aim al-Hafizh sebuah hadits dari al-Aswad
dan 'Alqamah serta Abu Wa'il dari Abdullah ibn Mas'ud ra, ia berkat4
"lbnu Mualikah menemui Nabi saw dan antara mereka terjadi pembicaraan,
di antaranya berbunyi, "....maka orang yang pertama berpakaian adalah Nabi
Ibrahim ,rs, dikatakan kepadany4 pakaikanlah baju kepada khalili
(sahabatku), lalu didatangkan pakaianjubah putih yang langsung dipakaikan
kepadanya, kemudian ia duduk menghadap arah 'Arsy. Lalu didatangkan
pula pakaianku, dan akupun memakainya. Akupun berdiri di sebelah
kanannya dan hanya aku yang berdiri ketika itu, maka memandangku
disenangi oleh seluruh manusia baik generasi manusia pertama maupun yang
terakhir."
Al-Baihaqi meriwayatkan (dengan sanadnya dalam kitab al-Asma'wa
as-Sifat) dari Ibn 'Abbas ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda"
"Kamu akan dibangkitkan dalam keadaan telanjang bulat, dan orang yang
pertama memakai pakaian surga adalah Nabi Ibarahim as kemudian duduk di
atas kursi di sebelah kanan 'Arsy. Setelah itu diberikan pula kepadaku
pakaian dari surga, ketika itu tidak satupun manusia yang tegak berdiri,
kemudian diberikan pula kepadaku sebuah kursi dan aku duduk menghadap
'Arsy." Hadits ini menerangkan bahwa Nabi Ibrahim as adalah manusia
pertama yang memakai pakaian pada hari kiamat. Kemudian Nabi
Muhammad saw (seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadits
tersebut). Beruntung sekali bagi orang yang diberi pakaian dari surga saat
itu, karena siapa yang memakainya maka ia telah memakai pakaian yang
melindungi dirinya dari busuknya bau keringat yang terdapat di Mahsyar dan
akan terhindar dari dahsyatnya sengatan sinar matahari serta kedahsyatankedahsyatan lain yang ada di padang Mahsyar.Hikmah Pakaian Pertama untuk Ibrahim as
Para ulama membahas hikmah didahulukannya Nabi lbrahim as
memakai pakaian dari surga pada saat semua manusia dalam keadaan
telanjang. Kemungkinan penyebabnya (di antaranya) bahwa tidak ada
manusia (baik manusia generasi pertama maupun generasi terakhir) sangat
takut kepada Allah SWT melebihi Nabi Ibrahim as. Oleh karena itu
disegerakan dipakaikan baju untuknya, supaya ia tenang dan tenteram.
Mungkin yang menyebabkan Nabi lbrahim adalah orang pertama yang
berpakaian di hari kiamat karena ia yang pertama kali mendapat perintah
memakai celana pelapis dalam apabila hendak melaksanakan shalat, lalu ia
sangat hati-hati dalam menutup auratnya. Oleh sebab ia sangat komitmen
melakukan apa yang diperintahkan kepadanya, maka Allah SWT
memberinya imbalan sebagai orang pertama yang memakai pakaian pada
harikiamat.
Atau mungkin karena Nabi Ibrahim as ketika dilemparkan ke dalam
api oleh orang{rang kafir yang hendak membunuhnya terlebih dahulu
mereka membuka pakaiannya sehingga ia telanjang menurut pandangan
manusia. Perlakuan itu ia dapatkan hanya karena mengesakan Allah SWT,
tapi karena dalam menghadapi semua cobaan ia lalui dengan penuh
kesabaran dan jiwa yang tawakkal, maka Allah SWT menolak seluruh
kejahatan manusia kepadanya baik di dunia maupun di akhirat, dan Allah
SWT memberinya imbalan sebagai orang yang pertama kali diberi pakaian
pada saat semua orang dalam keadaan telanjang di hari kiamat.
Apabila yang pertama kali berpakaian pada hari kiamat adalah Nabi
Ibrahim as, kemudian diberikan kepada Nabi Muhammad saw pakaian dari
surga dan tidak satupun manusia yang bangkit berdiri, itu menandakan
bahwa pakaiannya adalah pakaian yang paling bagus di surga dan seakanakan ia satu pakaian dengan Nabi Ibrahim as, seperti ini yang dikatakan oleh
Imam al-Hulaimi.
Adapun sabda Nabi saw yang berbunyi, *Akan dipakaikan di muka
kamu berangts (al-/idam)." Al-Fidam adalah sejenis kerangkeng yang
dilapisi wadah seperti dari panci, sebagaimana dikatakan oleh Imam Laits.
Abu 'Abid berkata, "Yang demikian itu maksudnyq mulut mereka
dilarang bicara sebelum anggota badannya berbicara, dan hal itu sama
dengan diberi al-fidaz (berangus atau kerangkeng mulut) yang dilapisi
sebuah wadah seperti panci."
Suffan berkata" "Kerangkeng mulut atau berangus mereka dari lidah
mereka sendiri dan kerangkeng mulut atau berangus ini hanya sebuah
perumpamaan."
Manusia Sibuk dengan Dirinya Sendiri
Allah SWT berfirman: Setiap orong dari mereko pada hari itu
mempunyai urusan yang culrup menyibukkannya. (QS. 'Abasa: 37)
Rasulullah saw bersabda, "Manusia akan dikumpulkan pada hari
kiamat dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki." 'Aisyah bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah laki-laki dan perempuan ketika itu saling
berpandangan sebagian mereka dengan sebagian yang lain?" Rasulullah saw
menjawab, "Wahai 'Aisyah, urusan mereka ketika itu lebih dahsyat dari
hanya sekedar saling pandang memandang." (HR. Muslim dari 'Aisyah).
Rasulullah saw bersabda, "Kamu sekalian akan dibangkitkan dalam
keadaan telanjang tanpa sehelai benangpun, maka bertanya seorang
perempuan, "Apakah sebagian kita waktu itu akan melihat aurat sebagian
yang lain? Rasulullah saw menjawab, "Wahai fulanah, setiap orang pada
hari itu mempunyai urusan yang hanya menyibukkan dirinya sendiri." (HR.
at-Tirmidzi dari Ibn 'Abbas) Hadits ini hasan shahih.
Menurutku, bab ini sama dengan bab sebelumnya, yaitu menjelaskan
bahwa manusia dikumpulkan dalam keadaan telanjang, bahkan dalam
keadaan belun dikhitan, sebagaimana kita diciptakan seperti itu pula kita
dikembalikan.
Seluruh Anggota Badan yang Pernah Terlepas Akan Dikembalikan
Para ulama berkata, "Di hari kiamat setiap hamba akan dikumpulkan
di padang Mahsyar dalam keadaan mempunyai seluruh anggota badan yang
dimilikinya ketika ia dilahirkan. Jadi barangsiapa hilang salah satu anggota
badannya kelak akan dikembalikan lagi pada hari kiamat termasuk khitan."
Dalam bab ini sudah diuraikan sebuah riwayat dari Abu Daud yang
terdapat dalam kitab Sunan-nya dari Abu Sa'id al-Khudri ra bahwa ketika
akan meninggal dunia ia minta dipakaikan pakaian baru, kemudian ia -Abu
Sa'id al-Khudri- berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,"Mayat
akan dibangkitkan dengan memakai pakaian yang dipakainya ketika ia
Abu Umar ibn Abdul al-Bini berkata, "Hadits ini dijadikan dalil oleh
orang yang berpendapat bahwa orang yang mati akan dibangkitkan menurut
keadaannya ketika mati. Hadits ini juga dipakai sebagai dalil olehkebanyakan ulama dalam menerangkan orang-orang yang mati syahid,
bahwa orang yang mati syahid diselimuti dan dikafani dengan bajunya, tidak
dimandikan dan tidak dibersihkan darahnya dan tidak boleh dirubah
kondisinya sedikitpun. Dalilnya adalah hadits dari lbn 'Abbas dan 'Aisyah.
Para ulama berpendapat bahwa ada kemungkinan Abu Sa'id al-Khudri
mendengar hadits tentang orang yang mati syahid ini, lalu ia menafsirkannya
secara umum."
Pendapat jumhur ini menunjukkan kecocokan hadits 'Aisyah dan
hadits Ibn 'Abbas inidengan firman Allah SWT:
Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri
sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya. (QS. al-An'am: 94)
Sebagaimana Dia telah menciptalan kamu pada permulaan (demikian
pulatah) kamu akan kembali kepada-Nya. " (QS.al-A'raf: 29)
Oleh karena pakaian di atas dunia iniadalah harta sedangkan diakhirat
tidak ada lagi harta, maka hilanglah seluruh harta disebabkan kematian.
Harta benda tinggal di atas dunia, dan hari itu yang ada hanya diri sendiri.
Menjauh dari dirinya pada hari itu sesuatu yang ia benci oleh sebab amal
shalehnya atau karena rahmat Allah untuk dirinya. Pakaian tidak ada
gunanya pada hari itu, kecuali pakaian dari surga.
Abu Hamid dalam buku Kasyful 'Uum al-Akhirah (Menyingkap
Pengetahuan Hari Akhirat) sependapat dengan hadits dari Abu Sa'id alKhudri ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Bersegeralah kamu untuk
mengafani orang yang mati di antaramu, sebab pada hari kiamat umatku
akan dibangkitkan dengan kain kafannya sedangkan umat lain dalam
keadaan telanjang." (HR. Abu Suffan dalam Musnad-nya\
Aku tidak sependapat dengan hadits ini, karena Allah SWT yang lebih
mengetahui keshahihannya. Andaikan hadits ini shahih, maka maksudnya
adalah: Umatku yang mati syahid akan dibangkitkan dengan kain kafannya."
Dengan demikian hadits ini tidak bertentangan dengan hadits-hadits yang
lain, wallahu a'lam.
Uraian dalam bab ini tidak bertentangan dengan penjelasan di halaman
pertama dari buku ini, bahwa orang-orang yang telah mati akan saling
mengunjungi (di kuburan mereka) dengan memakai kain kafannya. Peristiwa
itu terjadi ketika masih berada di alam barzakh, dan tatkala bangkit dari
kubur mereka keluar dalam keadaan telanjang (kecuali orang-orang yang
mati syahid).
Disebutkan oleh Abu Bakar Ahmad ibn 'Ali ibn Tsabit dari Abdullah
ibn Ibrahim ibn Abu 'Amru al-Ghifari dari Malik ibn Anas dari Nafi' dari
Ibn Umar ra, Rasulullah saw bersabda, "Aku dibangkitkan pada hari kiamatdi antara Abu Bakar dan Umar -radhiallahu'ahnuma- sehingga aku berdiri
di antara dua tanah haram. Penduduk Makah dan Madinah lalu datang
menghampiriku." (Hadits ini gharib dari Malik, karena hanya diriwayatkan
darinya oleh AMullah ibn lbrahim)
Ada yang mengatakan bahwa hadits ini hanya diriwayatkan oleh selain
Abdul Aziz ibn AMul lah al-Hasyimi al-Baghdadi dari al-Ghifari.
Peringatan Keras dari Nabi saw tentang Dahsyatnya Kiamat dan
Fadhilah Membaca Surah at-Takwir ayat 1, al-Infithar ayat l, dan alInsyiqaq ayat I
Nabi saw bersabd4 "Barangsiapa berharap -senang- melihat peristiwa
hari kiamat, maka bacalah: Apabila matahari digulung. (QS. at-Takwir: l)
Apabila langit terbelah. (QS. al-lnfithar: l) Apabila langit terbelah (QS. alInsyiqaq: l)." (HR. at-Tirmidzi dari Ibn Umar) Hadits ini hosan.
Untuk lebih jelas, simak beberapa ayat berikut ini:. Apabila matahari
digulung, dan apabila bintang-bintang beriatuhan, dan apabila gununggunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting dilinggalkan
ftidak diperdulikanJ, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan
apabila lautan dipanaskan, dan apabila nth-ruh dipertemukan [dengan
tubuhJ, apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,
kareno dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan [amal
perbuatan manusial dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila
neraka Jahim dinyalakan (QS. at-Takwir: l-12)
Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh
berserakan, dan apabila lautan diiadikan meluop, dan apabila kuburanlrubursn dibongkar. maka tiap-tiap jiwa akan mengetalrui apa yang telah
dikerjakan don yang dilalaikannya. Hai manusia, apakah yang teloh
memperdayakan kamu [berbuat dwhakoJ terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pemurah. (QS. al-Infithar: l-6)
Apabilo langit terbelah, dan patuh kcpada Tuhannya, dan sudah
semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakon, dan memuntahkan
apa yang ada di dalamnya dot menjadi kosong, dan patuh kepada
Tuhannya, dur sudah semestinya bumi itu patuh, fpad, waHu itu manusia
akan mengetahui okibal perbuatonnyaJ. Hai manusia, sesungguhnya kamu
teloh bekerja dengan sungguh-stmgguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu
akan menemui-Nya. (QS. alJnsyiqaq: l-6)
Aku menyatakan bahwa ketiga surah tersebut khusus membicarakan
masalah peristiwa hari kiamat, karena di dalam surah ini disebutkan
mengenai terbelahnya langit, digulungnya matahari, hancurnya bulan, dan
bintang-bintang, serta kedahsyatan lain yang akan terjadi pada hari kiamat'
Ketiga surah ini juga menjelaskan tentang keluarnya seluruh makhluk dari
dalam kubur (mereka) menuju penjara (neraka) atau mahligai istana (surga)
setelah catatan-catatan amal disebarluaskan dan masing-masing mereka
membaca buku catatan amalnya. Ada yang mengambil buku catatan amalnya
dengan tangan dan ada yang mengambil tangan kirinya, bahkan ada yang
mengambilnya dari arah punggung mereka.
Allah SWT berfirman: Apabila langit terbelah. (QS. al-lnsyiqaq: l);
Apabilo langit terbelah. (QS. al-lnfithar: l); Dan ingatlah hari ketika langil
pecah betah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikal
berge lombang-gelombang. (QS. al-Furq an: 25\
Anda akan melihat langit pecah terbelah, sebagaimana yang
difirmankan Allah SWT: Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa
pintu. (QS. an-Naba': l9) Kabut putih akan menutupiantara langit dan bumi.
Ada yang menafsirkan bahwa huruf 'Da' dalam kata 'bilghamam'
tet-.J'r] maknanya adalah 'an (darl), bukan "dengan," maksudnya pecah
terbelah dari awan putih.
Ada pula ahli tafsir yang mengatakan bahwa pecah terbelah itu
maksudnya menjadi tumpah karenanya udara panas neraka Jahannam (ketika
air tidak didapat api bersemburan di mana-mana).
Awal kejadiannya adalah ketika langit berwarna merah sangat bersih
seperti minyak, maka pecah terbelah dan seluruh alam hancur.
Ada yang menafsirkan bahwa langit berwarna kuning kemudian
menjadi merah dan bertambah merah, kemudian berwarna kuning lagi
seperti wama buah labu, kemudian langit menjadi condong ke arah
seperempat bumi sampai ke titik nol. Apabila hawa panas bertambah
dahsyat, maka warna merah bertambah merah, kemudian menjadi debu,
demikian kata al-Hulaimi.
Pada firman Allah SWT: Apabila matahari digulung (QS. at-Takwir:
l), Ibn 'Abbas berkata, "Matahari digulung untuk dimasukkan ke dalam
'Arsy."
Menurut sebagian ahli tafsir, "Matahari digulung maksudnya
cahayanya dihilangkan."
Qatadah dan al-Hasan juga mengatakan demikian dan sebuah riwayat
dari Ibn 'Abbas dan Mujahid.
Abu 'Ubaidah berkata, "Digulungnya matahari seperti menggulung
topi rusak untuk dibuang."
Ar-Rabi' ibn Khaisam berkata. "Digulung kemudian dibuang, seperti
aku telah menggulungnya lalu ia tergulung maksudnya gugur atau jatuh."
Menurutku, asalnya adalah 'al-talcwiru ' (menggulung) yang
merupakan bentuk jama' dari akar kata 'lcsna' (menggulung) topi di atas
kepalanya dilipatnya dikumpulkannya dalam telapak tangannya (itulah yang
dimaksud dengan menggulung), kemudian cahayanya sirna lalu dilemparkan
atau dibuang wollahu a'lam. Dan apabila binlang-bintory berjatuhan (QS.
at-Takwir: 2) maksudnya bertebaran karena hancur bercerai berai. Ada yang
menafsirkan bahwa berjatuhan dari tangan malaikat, karena para malaikat
dimatikan oleh Allah SWT.
Terdapat dalam sebuah riwayat bahwa bintang-bintang bergantungan
antara langit dan bumi (sambung menyambung di tangan-tangan para
malaikat.
Ibn 'Abbas berkata, "Inkadaral (berjatuhan) -ctjr3t- maksudnya
adalah taghayyarot (berubah) sebab asal kataal-Inkidsr (berjatuhan) adalah
ol-Indhibab (kosong atau rusak) sehingga jatuh ke dalam laut kemudian
berubah menjadi api ketika air laut telah mengering."
Firman Allah SWT: Dan apabila gunung-gwrug dihancurkan. (QS.
at-Takwir: 3) sama dengan firman Allah SWT: Dan gwrung benqr-benar
berjalan. (QS. ath-Thur: l0) maksudnya pindah dari tempat batu, menjadi
pudar (berubah pelan-pelan menjadi pasir) lalu berjalan seperti bulu-bulu
yang beterbangan. Gunung-gunung menjadi debu yang beterbangan dalam
keadaan marah, sehingga menjadi awan seperti awan kosong tanpa
dicampuri apapun.
Menurut sebagian ahli tafsir, gunung-gunung (setelah hancur) berubah
menjadi bulu-bulu yang terbuat dari hawa panas neraka seperti langit (yang
karena hawa panas neraka) yang mencair perlahan bagaikan minyak.
al-Hulaimi berkata, "Allah SWT lebih mengetahuinya, karena ada air
di bumi yang sebelumnya tersumbat di antara langit dan bumi. Jadi tatkala
sumbatnya telah dicabut (ditambah dengan panasnya hawa Jahannam)
berakibat kepada langit dan bumi, sehingga tedadi hal seperti yang
disebutkan."
Firman Allah SWT: Dan apabila unta-unta y@rg bunting ditinggalkan
(tidak dipedulikan). (QS. at-Takwir: 4), maksudnya ditinggalkan oleh
pemiliknya, dan mereka tidak disibukkan untuk memerah susunya. lIAsyaru artinya unta yang sedang hamil. Seekor unta yang hamil namanya
adalah Assyara, tapi yang lebih masyhur dipanggil asyorah dan tetap
dipanggil seperti itu sampai ia melahirkan. Akan tetapi, dalam
penyebutannya selalu dengan kata al-isyoru (unta-unta) -itr]" sebab bagi
orang Arab kata ini lebih mulia. Dalam ayat ini diterangkan bahwa mereka
akan membiarkannya pada hari kiamat.Maksud semua ini adalah, mereka (setelah bangkit dari kubur) saling
berpandangan. Ketika itu mereka melihat binatang buas dan binatang ternak
mereka sedang berkumpul, di antara kumpulan binatang itu terdapat untaunta mereka yang sedang hamil (yang sebelumnya merupakan aset kekayaan
mereka), tetapi mereka sama sekali tidak mempedulikannya. Ada
kemungkinan mereka meninggalkan unta-unta mereka yang sedang bunting
karena Allah SWT membatalkan segala kepemilikan manusia terhadap apa
yang pernah mereka miliki di dunia. Pemilik-pemilik unta yang sedang
bunting melihat unta-untanya, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Ada yang mengatakan bahwa al-isyar artinya as-sihr (tersihir),
sehingga mengabaikan segala apapun yang pernah dimilikinya, seperti air
yang disihir sehingga tidak menetes.
Ada pula yang mengatakan bahwa al-isyar artinya ad-diyar (rumah)
men inggalkannya berarti tidak menghuninya.
Ada pula yang hrpendapat bahwa bumi yang pertaniannya subur
ditinggalkan, yang artinya tidak bercocok tanam. Akan tetapi penggunaan
kata seperti (pada) pendapat yang pertama lebih populer dan lebih banyak
digunakan orang Arab.
Firman Allah SWT: Dot apabila binatang-binatang liar dikumpulkon.
(QS. at-Takwir: 5) Maksudnya disatukan atau dikumpulkan pada satu
tempat.
Firman Allah SWT: Dur apobila lautan dipanaslan (QS.at-Takwir:
6) maksudnya dipanaskan sehingga menjadi lautan api, tafsiran seperti ini
adalah pendapat adh-Dhahhak dari lbn 'Abbas.
Qatadah berkata, "Air laut menghilang sehingga kering."
Al-Hasan dan adh-Dhahhak berkata, "Air di laut meluap (fadhat)."
Ibn Abu Zamanaini berkata, "Air laut dipanaskan maksudnya adalah,
air laut pada mulanya melimpah, kemudian saling berbenturan, sehingga
tidak ada yang tersisa dalam lautan, itulah maksud perkataan al-Hasan."
Ada yang berkata" "Karena matahari menjadi rusak, maka jatuh ke
dalam lautan, tapi ada bagiannya yang masih utuh dan bagian yang masih
utuh berubah menjadi api."
Al-Hulaimi berkata "Jika pengertiannya seperti itu, maka yang
dimaksud dengan lautan menurut orang yang menafsirkan meluap
bergelombang adalah, ketika itu yang paling banyak meluap dan
bergelombang adalah api, karena matahari jauh lebih besar ukurannya
daripada bumi. Jadi apabila matahari digulung dan jatuh ke dalam laut
kemudian menjadi api, maka isi laut akan bertambah penuh dan melimpah."
Firman Allah SWT: Dan apabila ruh-ruh dipertemukon dengan tubuh.
(QS. at-Takwir: 7) Al-Hasan menafsirkan bahwa setiap orang akan bertemu
dengan kelompoknya (orang Yahudi bertemu dengan orang Yahudi, orang
Nasrani bertemu dengan orang Nasrani, dan orang Majusi bertemu dengan
orang Majusi). Pendek kata, seluruh orang yang menyembah kepada selain
Allah SWT akan saling dipertemukan; orang munafik bertemu dengan orang
munafik dan orang Mukmin bertemu dengan orang Mukmin.
Ikrimah berkat4 *Maksud ayat ini adalah, seluruh hal yang selama ini
meneman i jasad akan menyatu kembal i dengan jasadnya."
Ada pula yang menafsirkan bahwa akan kembali menemani setiap
yang menyesatkan dengan yang telah disesatkannya dari jenis setan dan
manusia."
Ada pula yang menafsirkan bahwa orang{rang Mukmin ditemani oleh
bidadari, sedangkan orang-orang kafir ditemani oleh setan.
Firman Allah SWT yang berbunyi: Apabila bayi-bayi perempuon yang
dikubur hiduyhidup ditotlto. (QS. at-Takwir: t) maksudnya adalah anakanak perempuan yang mereka kuburkan hiduphidup di masa jahiliah karena
dua sebab:
l. Beranggapan balrwa malaikat adalah anak perempuan Allah SWT,
maka seluruh anak perempuan diserahkan unhrk menjadi anak-Nya.
2. Khawatir menjadi miskin dengan kelahiran anak perempuan itu. Kata
suilar (ditanya) + datam ayat ini dalam bentuk at'taubil*
(pencelaan) bagi yang membunuhnya, seperti pertataan kepada anak
kecil apabila ia dipukul, *Mengapa engkau dipukul, apa kesalahanmu?
Al-Hasan be*at4 *Allah SWT hendak memburukkan pembunuh anak
perempuan, karena telah membunuh tanpa kesalahan dan dosa sedikitpun.
Sebagian ahli afsir mernahami ayat ini: Apabila bayi-bayi perempuot y@rg
dilatbu hduphidry dit@tta. (QS. at-Takwir: t) Anak-anak perempuan itu
akan memegang bapaknya @a hari kiamat, kemudian bertanya, "Apa
dosaku sehingga engkau membunuhku?" Sebagian ahli tafsir mengatakan
bahwa arti su'ilat (dianya) adalah yus'al 'otltu yaitu diminta
pertanggungiawaban karena membunuh, sebagaimana firman Allah SWT:
Sesuggulaqta jo{i itu pasti diminta pertanggmgi awab(mnya. (QS. al-Isra' :
34)
Firman Allah SWT yang berbunyi, Dut qabila catot@t'catatan amal
perbuotot nousio dibukt. (QS. at-Takwir: l0) maksudnya adalah ketika
untuk dihisab.Firman Allah SWT Dan apabila langit dilenyapkan (QS.at-Takwir:
I I ) sebagian ahli tafsir mengatakan maksud dilenyapkan itu adalah digulung
atau dilipat, seperti firman Allah SWT: (Yaitu) pada hari Kami gulung langil
sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah
memuiai penciplaan pertama begilulah Kami okan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami-lah yang akan
melaksanaksnnya. (QS. al-Anbiya': 104) Maksudnya menggulung lembaran
kertas dengan segala hal yang ada di dalamnya. Melenyapkan loteng
maksudnya mencabutnya, maka arti aku mencabutnya sama dengan aku
melenyapkannya. Arti kata al-kisthu dan al-qisthu dengan huruf qaf adalah
sama yaitu al-qal'u (mencabut). Ada yang mengatakan bahwa as-sijil adalah
nama sekretaris Nabi saw, tapi tidak dikenal di antara para sahabat orang
yang bernama sijil.
Firman Allah SWT: Dan apabila neraka Jahim dinyalakan. (QS. atTakwir: I 2) Maksud nya uqidat (dipanaskan).
Firman Allah SWT: Dan apobila surga didekatkan. (QS. at-Takwir:
l3) Maksudnya didekatkan kepada orang yang akan menjadi penghuninya.
Firman Allah SWT yang berbunyi: Maka tiap-tiap jiwa akan
mengetahui apa yong telah dikerjakannya. (QS. at-Takwir: 14) Ayat ini
sama dengan maksud firman Allah SWT dalam ayat: Maka tiap-tiap jiwa
alan mengetohui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (QS.
al-lnfithar: 5) Sebab hari itu adalah hari ketika bumi terbelah, langit
digulung atau dilipat, lautan meluap tumpah karena marah, bintang-bintang
hancur berkeping-keping, dan gunung-gunung berjalan sebagaimana Firman
Allah SWT:
Dan gunung benar-benar berjalan. (QS. ath-Thur: l0)
Dan apabila gunung-gunung dihancurkan (QS. atTakwir: 3)
Pada waktu itu bumi menjadi rata, sesuai firman Allah SWT: Dan
apabila bumi diratakan (QS. al-lnsyiqaq: 3) yaitu hari kiamat.
Kedahsyatan peristiwa di hari itu menyebabkan banyak orang bertanya
kepada Rasulullah saw. sehingga Allah SWT menurunkan wahyu-Nya
kepada Rasulullah saw: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat,
"Bilakah terjadinya? " Katakanlah, "Sestmgguhnya pengetohuan tentang
kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat
menjelaslan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat huruharanya bagi makhluk yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan
datang kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya
kepadamu seaksn-alcan kamu benar-benar mengetahuinya. Katalanlah,
"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. al-A'raf: 187)Mengapa Nama-nama Kiamat Sangat Banyak?
Dalam bahasa Arab (terhadap seluruh hal yang dahsyat atau terhadap
sesuatu yang kegunaannya besar), peristiwa atau sesuatu yang besar gunanya
itu mempunyai sifat dan nama yang banyak, contohnya pedang, karena
manfaat dan kegunaannya sangat besar bagi mereka, maka pedang itu
mereka sebut dengan lima ratus (500) buah nama!Tentu hal iniberlaku juga
pada nama lainnya. Demikian juga halnya dengan hari kiamat, karena
persoalannya sangat besar dan peristiwanya sangat dahsyat, maka Allah
SWT menamakannya dalam kitab suci-Nya dengan nama-nama yang banyak
dan menyifatinya dengan sifat-sifat yang banyak pul4 seperti yang diuraikan
dari kandungan tiga surah ini.
Sebagian ahli tafsir berkata, "Allah SWT akan membangkitkan hari
pada hari kiamat menurut bentuknya dan hori-luri itu akan berdiri di
samping Allah SWT. Hari Jum'at adalah hari yang paling indah bentuknya,
bagaikan bunga yang bersinar, sehingga seluruh makhluk mengenalinya.
Hari kiamat adalah hari yang memeluk seluruh hari-hari itu, sehingga
kiamat dengan segala peristiwa yang ada padanya disebut dengan "hari" itu
sendiri karena ia adalah "induk" dari sekalian hari, maka disebutkan dalam
firman Allah SWT: Yaitu "luri" yang pada waktu itu ditiup sorykakala lalu
lcamu datang berkelompok-lcelompok (QS. an-Naba': 18)
Firman Allah SWT: Pada "hori" mantuia seperti oui-oui yang
bertebaran. (QS. al-Qari'ah: 4) dan Firman Allah SWT: Pada "hori"
manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kcdua totgenya. (QS. anNaba': 40) Ini adalah bentuk peristiwa pada hari kiamat.
Kemudian Allah SWT berfirman:
Pada "hari" kamu dihadapkan kepada Tuhonmu, tiada sesuatupun
dari keadaanmu yang tersembunyi bagi Allah. (QS. al-Haqqah: l8)
Pada "hari" manusia kcluar dari htburnyo dalam keadaan yang
b ermacam- mac am, supmya diperl ihatlcan kepada mere ko balasan pe kerj aon
mereka. (QS. az-Zalzalah: 6)
Peristiwa-peristiwa yang disebutkan dalam ayat ini setelah terjadinya
kiamat dalam tempo yang cukup lam4 karena setiap peristiwa waktu itu
selalu baru, seperti hari-hari di dunia yang datang silih berganti. Oleh karena
itu Allah SWT berulang-ulang menyatakan dalam firman-Nya: Tahukah
knmu apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahulcah kamu apakah hari
pembalasan ffz? (QS. al-Infithar: 17-18), sebab yang dimaksud hari pada
hari kiamat itu adalah hari yang tidak ada lagi hari sesudahnya. Itulah hari
yang sangat besar karena dalam pelukannya terkumpul seluruh hari yang
ada. Allah SWT mempunyai hari sebagaimana makhluk mempunyai hari.
Semua makhluk mengakui hari-harinya di hari Allah SWT itu. Pada waktu
itu malam dan siang tidak ada lagi. Hal tersebut sudah disinggung oleh atTirmidzidan al-Hakim.
Nama-nama Hari Kiamat
l. Saat (os-Sa'ah)
Hari kiamat disebut juga dengan as-sa'oh (saat) firman Allah SWT:
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang
berdosa; "Mereka tidak berdiom dalam kubur, melainkan sesqat saja."
Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan dari kebenaran (QS. arRum:55)
Dan pada hari terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosq terdiam
berputus asa. (QS. ar-Rum: l2)
Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka manusia
bergolong-golongan. (QS. ar-Rum: I 4)
Dan pada hari terjadinya Kiamat. Dikatakan kepada malaikat,
"Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
(QS. al-Mu'min: 46)
Ayat-ayat yang memakai kata as-sa'ah dengan arti hari kiamat banyak
terdapat dalam Al-Qur'an.
As-Sa'ah (saat) adalah kata yang dipakai orang Arab untuk
mengungkapkan waktu yang sedikit tanpa batas atau sesaat dari waktu yang
dua puluh empat jam sehari semalam. Orang Arab berkata, "Kerjakan ini
sekarang (saat) juga." Anda jawab, "Aku sekarang (saat) melakukan ini."
Yang Anda maksudkan adalah bahwa saat itu Anda sedang melakukan satu
pekerjaan. Kata as-sa'ah dengan huruf alif dan lam diawalnya adalah
ungkapan tentang waktu yang sedang Anda jalani, atau biasa disebut dengan
"sekarangl' (as-sa'ah atau saat). Hari kiamat disebut dengan as-sa'ah,
mungkin karena waktu terjadinya sangat dekat sekali atau karena sebagai
peringatan bahwa peristiwa kiamat itu luar biasa dahsyatnya (sebab bisa
mencabut kulit dan mematahkan tulang).
Ada yang mengatakan bahwa kiamat disebut dengan as-sa'ah karena
datangnya sangat tiba-tiba dan hanya sesaat.
Ada pula yang mengatakan bahwa kiamat disebut dengan as-sa'ah,
karena Allah SWT memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dengan
air hujan yang bernama "Air Kehidupan." Air hujan itu menumbuhkan
seluruh jasad dari kuburannya di manapun mereka berada, baik yang
terkubur di lautan maupun di daratan. Pada waktu itu jasad-jasad tadi belum
mempunyairuh, dan setelah bangkit baru dipanggilkan ruh. Ruh orang-orangMukmin bersinar bagaikan cahaya sedangkan ruh orang-orang kafir gelap
seperti malam.
Apabila seluruh ruh telah dipanggil, maka ia diletakkan ke dalam
terompet sangkakala, kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil
untuk meniup sangkakala. Setelah sangkakala ditiup, arwah-arwah keluar
dari lobang sangkakala dan diperintahkan masuk ke dalam jasad mereka
masing-masing, sehingga arwah-arwah itu meluncur menuju jasad mereka
lebih cepat dari kerdipan mata.
Abu Nu'aim menyatakan bahwa hari akhir disebut dengan as-sa'ah,
karena pada hari itu batu akan memekik bagaikan wanita, sedangkan tulang
akan mengal irkan darah.
2. Hari Kiamat atau Hari Berdiri (Yaumul Qiyomah)
Allah SWT berfirman: Aht bersumpah dengan hari kiamat (QS. alQiyamah: l)
Kata qiyamah dalam bahasa Arab adalah bentuk mosMar (kata dasar)
dari kata kerja qama-yaqumu yang artinya berdiri atau bangkit. Ulama
berbeda pendapat tentang sebab dinamakannya hari kiamat dengan yaumul
qiyamah,yaitu;
Pertama, karena pada hari itu seluruh makhluk akan berdiri di padang
Mahsyar.
Kedua, karena pada hari itu seluruh makhluk dibangkitkan dari
kuburnya. Allah SWT berfirman: fYaitu] pada hari mereka lcefuq dari
kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera lcepada
berhala-berhala sewafuu di dunia. (QS. al-Ma'arij: 43)
Ketiga, karena pada hari itu manusia akan berdiri di hadapan Allah
SWT. Rasulullah saw bersabda, "Pada hari itu manusia berdiri di hadapan
,RaDD sekalian alam." (HR. Muslim dari Ibn Umar) Ibn Umar menambahkan,
"Mereka berdiri di sana selama seratus tahun." (Dalam riwayat lain, selama
tiga ratus tahun)
Keempat, karena pada hari itu seluruh ruh dan malaikat berdiri
bershaf-shaf di hadapan Allah SWT. Allah SWT berfirman: Pada hari ketikg
ruh dan para malaikot berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata
kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhon Yang Maha
Pemurah; dan ia mengucapkan kota yang benar. (QS. an-Naba': 38)
Ulama berkata, "Jika seseorang meninggal dunia" maka telah datang
kiamat pada dirinya, tapi baru kiamat kecil. Kiamat kecil adalah keluarnya
ruh seseorang dari badannya sehingga terputuslah hubungannya dengan
keluarganya dan terputus juga kesempatannya untuk menambah amal kebajikan setelah itu. Jika ia orang baik maka berbahagialah ia, namun jika
ia orang jahat maka celakalah ia. Sedangkan kiamat besar adalah kiamat
yang menimpa seluruh umat manusia sekaligus, tanpa kecuali.
Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah saw ditanya orang Arab Badui
tentang kiamat, Beliau saw memandang kepada orang yang paling kecil
umurnya di antara mereka sambil berkata, "Jika orang ini meninggal dunia
saat ini, maka telah datang kiamat baginya. Oleh karena itu, kalian sebaiknya
senantiasa waspada terhadap hari kiamat." (HR. Muslim)
Sebuah syair mengatakan:
Bila aku telah keluar dari dunia, kiamatlah diriku.
Jenazohlu akan digotong beramai-ramai ke kuburan.
Kerabatlru b ergegas menggal ikan lub ang untukku.
Mereko sabar melepas kepergianlu menghadap-Nya dengan mulia.
Seolah-olah mereka tidak pernah kenal dengan diriku.
Esok, tibalah giliran kiamat besar menghampiriku.
3. Hari Pembentangan (Yaumul 'Ardh)
Allah SWT berfirman: Pada "lrari" lcamu dihadapkan kepada
Tuhanmu, tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi bagi Allah.
(QS. al-Haqqah: l8) Yaitu pada hari tersebut semua makhluk dikumpulkan
oleh Allah SWT di padang Mahsyar untuk menunggu keputusan dari-Nya.
Ibn al-'Arabi berkata, "Ada beberapa hadits Rasulullah saw yang
menerangkan tentang cara pelaksanaan hari itu, antara lain:
Abu Sa'id al-Khudri menceritakan: Orang-orang bertanya kepada
Rasulullah saw, "Apakah kita dapat melihat Allah SWT di akhirat, wahai
Rasulullah?" Beliau saw menjawab, "Apakah kalian tidak dapat melihat
matahari dengan jelas di siang hari saat cuaca cerah tidak berawan? Apakah
kalian tidak dapat melihat bulan dengan jelas di malam hari saat cuaca cerah
tidak berawan?" Mereka menjawab, "Kami bisa melihatnya, wahai
Rasulullah." Di akhirat nanti kalian juga bisa melihat Allah SWT seperti
melihat matahari dan bulan."
Jika hari kiamat telah datang, datang seruan agar setiap umat
mengikuti sembahannya ketika di dunia. Jadi semua makhluk yang
menyembah selain Allah (di dunia) akan dicampakkan ke dalam neraka.
Kepada orang-orang Yahudi dikatakan, "Apakah yang kalian
sembah?" Mereka menjawab, "Kami menyembah 'Uzair anak Allah."
Dijawab, "Kalian telah berdusta; Allah SWT tidak berteman dan tidak
beranak." Lalu dikatakan, "Apakah yang kalian inginkan?" Mereka
menjawab, "Kami sangat dahaga wahai Tuhan, berilah kami minuman untuk
menghilangkan dahaga kami ini." Lalu diisyaratkan oleh Tuhan
malaikat tidak mengabulkan permintaan mereka, bahkan mereka
dicampakkan ke dalam neraka.
Kemudian dikatakan kepada orang-orang Nasrani, "Apakah yang
kalian sembah?" Mereka menjawab, "Kami menyembah al-Masih anak
Tuhan." Dijawab, "Kalian telah berdusta; Allah SWT tidak berteman dan
tidak beranak." Lalu dikatakan, "Apakah yang kalian inginkan?" Mereka
menjawab, "Kami sangat dahaga wahai Tuhan, berilah kami minuman untuk
menghilangkan dahaga kami ini." Lalu diisyaratkan oleh Tuhan agar
malaikat tidak mengabulkan permintaan mereka itu, bahkan mereka semua
dicampakkan ke dalam neraka.
Akhirnya yang tinggal di padang Mahsyar hanya orang yang
menyembah Allah semata ketika di dunia, baik yang taat maupun tidak. Saat
itu Allah SWT datang kepada mereka dalam wuiud yang sekecil-kecilnya,
agar mereka dapat melihat-Nya.
Allah SWT bertanya, "Mengapa kalian masih berdiri di sini, padahal
orang-orang lain telah pergi menemui sesembahannya masing-masing? Apa
yang masih kalian tunggu?" Mereka menjawab, "Wahai Tuhan kami,
sungguh kami telah menjauh dari orang-orang kebanyakan di dunia dan
kami adalah orang-orang termiskin di sana." Allah SWT menjawab, "Aku
adalah Rabb (Tuhan) kalian." Mereka menjawab, "Kami berlindung kepadaMu dari kemarahan-Mu dan kamitidak meyekutukan-Mu dengan yang lain."
Mereka mengucapkan kata-kata ini beberapa kali, namun sebagian mereka
menjadi sanksi dan berkata kepada sebagian lain, "Yakinkah kalian bahwa
Dia adalah Tuhan kalian?" Mereka menjawab, "Benar, kami yakin; itu
adalah Tuhan Kita."
Waktu itu orang-orang yang ketika di dunia bersujud kepada Allah
dengan ikhlas, diberi-Nya kemampuan untuk bersujud. Sedangkan orangorang yang bersujud kepada Allah karena riya' atau orang-orang yang
munafik, mereka tersungkur ke tanah ketika ingin sujud' Setelah mereka
bangkit kembali, Allah merubah wujudnya lalu berkata, "Aku adalah Tuhan
kalian." Mereka menjawab, "Engkau adalah Tuhan kami." Maka
dibentangkanlah titian Shiratal Mustaqim dan dihilangkanlah syafa'at bagi
mereka, sehingga mereka berkata, "Ya Allah, selamatkan kami."
Diriwayatkan dari 'Aisyah, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa mendapatkan hisab di hari kiamat, maka ia akan mendapat
azab." 'Aisyah bertanya, "Bukankah Allah SWT telah mengatakan: Maka
dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah (QS. al-Insyiqaq: 8)
wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Penghisaban yang aku maksudadalah'ardh (pembentangan)." Maksudnya, barangsiapa ikut dibentangkan
(dikumpulkan) di harikiamat, maka berarti ia mendapatazab."
Rasulullah saw bersabda, "Manusia akan dibentangkan di hari kiamat
sebanyak tiga kali." (HR. al-Hasan dari Abu Hurairah)
Rasulullah saw bersabda, "Anak Adam akan dikumpulkan pada hari
kiamat ibarat domba dikumpulkan." (HR. Anas ibn Malik ra)
Abu Sa'id berkata, "Ketika seseorang didatangkan pada hari kiamat,
dikatakan kepadany4 'Bukankah telah aku berikan nikmat telinga, mata,
hana dan anak-anak kepadamu dan aku berikan kekuasaan kepadamu untuk
menikmatinya? Adakah engkau mengira akan dipanggil hari ini?' Ia
menjawab, 'Tidak'. Lalu dikatakan kepadanya, 'Oleh sebab itu, kami
lupakan engkau pada hari ini sebagaimana dulu engkau lupakan Kami'."
(HR. Muslim)
Rasulullah saw bersaMa, "Aku mengetahui siapa yang paling akhir
masuk surga dan siapa yang paling akhir masuk neraka. Tatkala masingmasing didatangkan pada hari itu, maka dikatakan baginya, 'Bentangkan
seluruh dosa-dosanya" baik dosa kecil maupun dosa besar.'" (HR. Anas ibn
Malik ra)
Allah SWT berfirman: Dan [ingatlahJ hari [ketikal orang-orang lcafir
diludapkan ke neraka [kcpada mereka dikatakanJ, "Kamu telah
menghabiskan rezekimu yotg baik dalam kehidupan duniawimu [sajal dan
lramu telah bersenang-senang dengannya; maka pado hori ini kamu dibalasi
dengan azab yang menghinaknt karena leamu telah menyombongkan diri di
muka bumi tanpa hak don ksena komu telahfasre. " (QS. al-Ahqaf: 20)
4. Ilari Pengumpulan (Youmul Jom' i)
Dalam bahasa Arab, pengumpulan artinya pengelompokan satu hal
dengan hal lainnya, sehingga ia berpasangan.
Dalam hal iniAllah SWT berfirman:
[IngatlahJ hri [yang di waktu ituJ Allah "mengumpulkan" lamu
pda hari pengumpulan [untuk dihisabJ, itulah hori [waHu itu|
ditampakkon kesalahon-kcsalahon- (QS. at-Taghabun: 9)
Sestmgguhnya Dia alan mengumpulkan kamu di luri kiamat, yang
tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benm
perkaaan [nyal doripadaAllah. (QS. an-Nisa': 87)5. Hari Perbedaan (Yaumut Tafarruq)
Pada hari itu benar-benar berbeda antara yangtaat dengan yang ingkar.
Allah SWT berfirman:
Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereko [manusiaJ
b ergolong-go I ongan. Adapun orang-orang yang ber iman dan mengerj alan
amal shalih, maka mereka di dalam taman burgal bergembira. Adapun
orang-orangyang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kani [Al-Qur'an] serta
[mendustakanJ menemui hari akhirat, maka mereka tetap beroda di dalam
siksaan [nerakaJ. (QS. ar-Rum: 14-16). Keadaan ini juga sesuai dengan
firman Allah SWT:
Al-Qur'an itu memberi peringatan lcepada ummul Qura [penduduk
MekahJ dan penduduk [negeri-negeriJ sekelilingnya serta memberi
peringatan [pulal tentang hari berkumpul [kiamatJ yang tidak ada keraguan
padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan mosuk neraka. (QS. asySyura: 7)
6. Hari Keprnikan (Yaumal Fo?s)
Yaumul Foza' adalah kelemahan diri menghadapi berbagai hal
mendadak yang berbeda dari kebiasaan. Bila hal ini berlangsung lam4 maka
jiwa ingin ada halyang menguatkannya.
Al-Hasan menyatakan bahwa nama ini sesuai dengan tiupan terompet
Israfil yang kedua.
7. Hari Seruen (Yaumud Du'a)
Seruan di sini ada delapan macam, sebagaimana disebutkan oleh Ibn
al-'Arabi:
Pertama, seruan penghuni surga terhadap penghuni neraka yang berisi
celaan bagi mereka. Kedua, seruan penghuni neraka terhadap penghuni surga
agar mereka diberi pertolongan. Ketiga, seruan atau permohonan setiap
orang terhadap imam-imam mereka.
Itulah makna sabda Rasulullah saw yang berbunyi, "Jika hari kiamat
telah datang, datanglah seruan agar setiap umat mengikuti apa yang
disembahnya ketika di dunia." Keempat, seruan Tuhan yang berbunyi, "Si
fulan ibn fulan telah bahagia dan tidak akan celaka setelah ini buat selamalamanya", dan "Si fulan ibn fulan telah celaka dan tidak akan bahagia setelah
ini buat selama-lamanya." Kelima, seruan Tuhan tatkala Ia menyembelih
maut, la berkata, "Wahai penduduk surga, kalian kekal di dalamnya dan
tidak akan mati-mati; Wahai penduduk neraka, kalian kekal di dalamnya dantidak akan mati-mati." Keenam, seruan penghuni neraka yang berbunyi,
"Alangkah meruginya kami; alangkah celakanya kami." Ketujuh, seruan
para saksi yang menyatakan kebohongan orang-orang yang berbohong
dengan perkataan, "Mereka telah berbohong terhadap Tuhan mereka.
Ketahuilah bahwa laknat Allah adalah bagi orang-orang yang berbuat
zzlim." Kedelapan, seruan Allah SWT terhadap penghuni surga yang
berbunyi, "Wahai penghuni surga, apakah kalian sudah puas?" Mereka
menjawab, "Mengapa kami tidak puas sedangkan Engkau telah memberikan
kepada kami apa-apa yan9 tidak Engkau berikan kepada yang lain." Allah
menjawab, *Akan Aku beri kalian sesuatu yang lebih baik dari itu, yaitu
keridhaan-Ku."
8. Hari yeng Menjatuhken dan Hari yang Menaikkrn (Yaumul
Khdidhah ar-R{i'oh)
Maksudnya adalah, pada hari itu sebagian orang dijatuhkan ke dalam
neraka sedangkan sebagian lain dinaikkan ke dalam surga.
Kata khafadh (menjatuhkan) dan rafa' (menaikkan) menurut
pemakaian orang Arab berlaku untuk kedudukan dan benda. Menurut
pengertian pertam4 pada hari kiamat Allah SWT akan menaikkan derajat
para wali-Nya kepada derajat yang setinggi-tingginya dan menurunkan
derajat musuh-musuh-Nya kepada derajat yang serendah-rendahnya.
Allah SWT berfirman: [IngatlahJ hari [ketiluJ Kami mengumpulkan
orang-or(mg yang takwa kepoda Tuhon Yang Maha Pemwah sebagai
perutusan yotg terhormat, dan l{ami akan menghalau or(mg-orang yang
durluka ke neroka Jalunnam dalam keadaan dahoga. (QS. Maryam: 85-86)
Menurut pengertian kedu4 Rasulullah saw bersaMa, "Pada hari
kiamat kami berada di atas orang lain." (HR. Jabir ibn Abdullah)
Maksudnya, semua makhluk berada di tempat yang rendah di padang
Mahsyar, kecuali Muhammad dan umatnya dan mereka berada di tempat
yang lebih tinggi.
9. Hari Pcnghisaban(Yaumul Hisab)
Maksudnya adalah, pada hari itu Allah SWT menghitung seluruh
amalan makhluk, baik amal baik maupun amal buruk. Kemudian amalan
baik akan diganti-Nya dengan kebaikan sedangkan amal buruk diganti-Nya
dengan kejahatan.
Rasulullah saw bersaMa, "Setiap kalian akan berhadapan dengan
Allah SWT dan Ia akan berbicara dengan kalian tanpa melalui seorang penerjemah." Ada yang mengatakan bahwa penghisaban itu dilaksanakan
oleh Allah SWT dan Dia menghisab mereka sekaligus (tidak perorangan).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa orang-orang bertanya kepada
Rasulullah saw, "Apakah kita dapat melihat Allah SWT di akhirat nanti,
wahai Rasulullah?" Beliau saw menjawab, "Apakah kalian tidak dapat
melihat matahari dengan jelas di siang hari saat cuaca cerah tidak berawan?
Apakah kalian tidak dapat melihat bulan dengan jelas di malam hari saat
cuaca cerah tidak berawan?" Mereka menjawab, "Kami bisa melihatnyq
wahai Rasulullah." Di akhirat kalian juga bisa melihat Allah SWT seperti
melihat matahari dan bulan itu."
Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Lalu didatangkan seorang
hamba dan dikatakan kepadany4 'Bukankah telah Aku berikan
pendengaran, penglihatan, harta dan anak kepadamu? Bukankah telah Aku
mudahkan bagimu binatang ternak dan ladang pertanian? Bukankah telah
Aku jadikan kamu penguasa terhadap suatu kaum dan bukankah telah kamu
ambil seperempat dari usaha dan hasil perkebunan mereka dengan kekuasaan
yang ada pada kamu itu? (Biasanya para p€nguasa kaum mengambil
seperempat dari hasil usaha kaum itu). Apakah kamu tidak mengira bahwa
kamu akan menemui-Ku pada hari ini?' Orang itu menjawab, 'Tidak, wahai
Tuhan-Ku." Allah lalu berkata, 'Maka Aku lupakan kamu pada hari ini
sebagaimana dulu kamu melupakan-Ku'." (Aku tinggalkan kamu di dalam
azab api neraka sebagaimana kamu meninggalkan mengenali-Ku dan
beribadah kepada-Ku).
Kemudian didatangkan orang kedua dan kejadiannya sama seperti
yang pertama. Demikian juga dengan orang ketiga. Ketika sampai pada
orang berikutnya, ia berkata, "Wahai Tuhanku, aku beriman kepada-Mu,
kitab-Mu, dan rasul-Mu; aku shalat, bersedekah, puasa, dan melaksanakan
kebajikan lain semampu-Ku." Allah berkata kepadanya, "sekarang akan aku
datangkan saksi untuk membuktikan kebenaran perkataanmu." Ia bertanya,
"Siapakah yang akan menjadi saksinya wahai Tuhanku?" Allah lalu menutup
mulutnya dan menyuruh anggota tubuhnya yang lain untuk berbicara.
Allah SWT berfirman, "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri
padawaktu ini sebagai penghisab terhadapmu. " (QS.al-lsra': I4)
10. Hari Pertanyaan (Yaumus Suat)
Maksudnya adalah, pada hari itu Allah SWT menanyai seluruh
makhluk-Nya tentang perbuatan mereka selama di dunia untuk menjadi
hujjah (alasan) dalam menghukum mereka.
Allah SWT berfirman:
Tanyakonloh fuNa Bani Israil, "Berapa banyaknya tanda-tanda
[kebenaranJ yong n],ata" yang telah Kami berikan kepada mereka." Dan
barangsiopa yong meruhor nibnat Allah setelah datong nikmat itu
moka sesurggulmya Alloh sangat keras siksa-Nya. (QS. alBaqarah: 2l l)
Dan tanyakntlah kcrydo Bani Israil tentang negeri yang terlelak di
delcat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu
datang kcpoda mereka ilrar-ikm [yang berada di sekitarJ mereka terapungapung di permukam air, dan di hori-hori yang bukon Sabtu, ikan-ikan itu
tidak datory kepda mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka
disebabkan mereka berlalufasik (QS. al-A'raf: 163)
Dan tanyalroilah kcpda rasul-rasul Kami yang telah Kami utus
sebelum kamu "Adakah Knni menentukan tuhan-tuhan untuk disembah
selain Allah Yang Malu Penuoh? " (QS. az-Zukhruf: 45)
Agar Dia menoryakor kepada orang-orang yang benar tentang
kebenaran mereka dan Dia menyediakon bagi orang-orang kafir siksa yang
pedih. (QS. al-Ahzab: 8)
Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya. (QS.
at-Takwir:8)
Maka demi Tulwmu Kami pasti akan menanyai mereka semua. (QS.
al-Hijr:92)
Dan janganlah kmnu mengihrti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tent@rgryla. &storggulmya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuoryla itu akan diminta pertorygungan jmtabnya. (QS. alJsra': 36)
Rasulullah saw bersaMa, *Tidaklah akan beranjak kaki seorang hamba
di akhirat melainkan setelah ditanyakan kepadanya tentang empat perkara;
umurnya, kemana ia habiskan; tubuhny4 untuk apa ia gunakan; amalannya,
apa saja yang ia kerjakan; dan hartanya, dari mana ia dapatkan dan ke mana
ia belanjakan." (HR at-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari lbn Umar bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Masing-masing adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta
pertanggungiawabannya tentang yang dipimpinnya. Raj a adalah pemimpin
dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya; suami adalah pemimpin dan
bertanggungiawab terhadap istri dan anak-anaknya; istri adalah pemimpin
dan bertanggung jawab kepada rumah suaminya; dan budak adalah
pemimpin dan bertanggung jawab kepada harta tuannya. Masing-masing
adalah pemimpin dan setiap pemimpin diminta pertanggungiawabannya
tentang yang dipimpinnya."
ll. Hari Kesaksian (Yaumusy Syahadah)
Kesaksian di sini mengandung beberapa pengertian, yaitu:
Pertama: Kesaksian Nabi Muhammad saw beserta umatnya terhadap
kebenaran perkataan para rasul, bahwa mereka telah menyampaikan dakwah
terhadap umat mereka.
Kedua: Kesaksian bumi, siang, dan malam terhadap semua perbuatan
yang dilakukan padanya.
Ketiga: Kesaksian anggota badan manusia terhadap semua perbuatan
yang ia lakukan.
Allah SWT berfirman: ... Pada hori (ketik) lidah, tangan, dan kaki
mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu merekn
kerjakan. (QS. an-Nur: 24) dan; Dan mereka berkata kepada kulit mereka,
'oMengapa kamu menjadi saksi terhadap kami? " (QS. Fushshilat:21)
Keempat: Rasulullah saw menyatakan pada hari kiamat lidah manusia
berbicara untuk menjadi saksi dari perbuatannya.
12,lJari Perdebatan (Yaumul lidat)
Allah SWT berfirman: [IngatlahJ suatu hari [ketika] tiap-tiap diri
datang untuk "membela dirinya sendiri" dan bagi tiap-tiap diri
disempurnakan [balasanJ apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka
tidak dianiaya [dirugikanJ. (QS. an-Nahl: 1 I 1)
Sebuah riwayat menyebutkan, "Setiap orang akan mendebat Allah
SWT di hari kiamat untuk membela diri dengan mengatakan, 'Diriku;diriku,'
kecuali Nabi Muhammad saw yang ia membela umatnya ketika ditanya
tentang itu."
Diriwayatkan bahwa Umar ibn al-Khatthab ra berkata kepada Ka'ab
al-Ahbar, "Wahai Ka'ab, sampaikan kepadaku sebuah hadits yang dapat
menambah keimananku!" Ka'ab menjawab, "Wahai Amirul Mukminin,
demijiwaku yang di Tangan-Nya, jika kamu datang pada hari kiamat dengan
membawa pahala tujuh puluh orang nabi, maka ketika itu kamu tetap hanya
memikirkan keselamatan diri kamu sendiri (tidak ada keinginan untuk
membela orang lain). Bahkan Nabi Ibrahim yang merupakan Khalilullah
(kekasih Allah) pada hari itu tetap berkata, 'Diri-Ku."' Umar bertanya,
"Wahai Ka'ab, di mana kamu mendapatkan berita itu?" Ia menjawab, "Di
dalam firman Allah yang berbunyi: flngatlahJ suatu hari [ketikal tiap-tiap
diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri
disempurnakan [balasanJ apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka
tidak dianiaya [dirugikanJ. (QS. an-Nahl: I I l) Ibn Abbas ra berkata, "Tidak ada permusuhan pada hari itu melainkan
permusuhan antara ruh manusia dengan jasadnya. Ruh berkata, 'Wahai
Tuhan, aku adalah ciptaan-Mu; Engkaulah Yang menciptakan-Ku. Aku tidak
bertangan, berkaki, bermata, bertelinga, dan berakal. Namun setelah Engkau
masukkan aku ke dalam jasad orang ini, semua anggota itu menjadi ada dan
digunakan oleh jasad ini untuk berbuat durhaka kepada-Mu. Oleh karena itu,
azablahjasad ini sejadi-jadinya dan selamatkan diriku'. Sementara itu jasad
berkata, 'Wahai Tuhan, Engkaulah Yang menciptakanku dengan Tanganmu
sehingga aku menjadi seperti sebatang kayu yang tidak mempunyai tangan,
kaki, mata, telinga, dan akal. Tiba-tiba datang ruh ini seperti sinar matahari
sehingga aku menjadi bisa mengambil, berjalan, melihat, mendengar, dan
berpikir dan aku gunakan semua itu kepada hal yang tidak Engkau ridhai.
Oleh karena itu, azablah jasad ini sejadi-jadinya dan selamatkan diri-Ku."
Lalu Allah SWT membuat sebuah perumpamaan kepada mereka, yaitu
kisah orang buta dan orang lumpuh yang bermaksud mencuri buah-buahan
di dalam sebuah kebun. Waktu itu orang yang lumpuh berkata kepada yang
buta, "Bawalah diriku ke pohon itu untuk mengambil buahnya." Si buta lalu
mengangkat si lumpuh sedangkan si lumpuh menunjukkan arah pohon
tersebut. Akhirnya mereka sampai di pohon itu dan mengambil serta
memakan buahnya.
Lalu Allah berkata kepada ruh dan jasad, "Siapakah yang akan
mendapat hukuman di antara mereka berdua? Mereka menjawab,
"Keduanya, wahai Tuhan-Ku." Allah berkata, "Oleh sebab itu, azab akan
ditanggung oleh kalian berdua."
13. Hari Pembalasan (Yaumul Qisas)
Banyak sekali hadits Rasulullah saw tentang perkara ini, yang Insya
Allah akan kami terangkan pada babnya tersendiri.
14. Hari Berita Gembira (Yaumul lYa' O
Wa'd adalah janji Allah SWT kepada orang-orang beriman dan
melakukan kebajikan karena Allah.
15. Hari Berita Buruk (Yaumal Wa'id)
Wa'id adalah ancaman-Nya terhadap orang-orang yang durhaka
kepada-Nya.
16. Hari Pembalasan(Yaumul laza)
Balasan yang dimaksud adalah balasan yang benar-benar adil dan
penuh kebenaran.
Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang kafir, ianganlah kamu mengemulcakan udzur pda
hori ini. Sesuggulmya lamu honya diberi balasur menurut apa yang knnu
kcrjalcon. (QS. at-Tahrim: 7)
Pado hari ini tiapaiap iiwa diberi halasan dengan apa y(mg
diusahakntnya. Tidak ada yang dirugikan poda hori ini- Sesunggulnya
Allah anat cepat hisabnya (QS. al-Ghafir: l7)
Di hori itu Atlah akan memberi mereka balasan yang setimpal
men trut semeslinya, dan tahulah mereko balu'a Allahlah Yang Benar, lagi
Yotg menjelaskan [segola sesuotu mentrut hakilat yutg sebenarnya