alam kubur 5
kan suatu penduduk
dengan cara menciptakan suasana kampung itu menjadi orang-
orang durhaka. Setelah durhaka, maka Allah hancurkan sehancur-
hancunya. Dengan kata lain bahwa, kalimat “rencana” merupakan
fungsi manajemen dan kata “rencana” para ahli sepakat untuk
dijadikan fungsi manajemen.
Ibrohim Albajuri (Kitab Kifayatul Awam:45)
mengatakan:
l
-- : sifat qudrot Allah SWT member hasil pada benda yang
mumkin adanya dan mumkin tidak adanya. Kemudian hubungan
sifat kudrot Allah pada hal yang tida ada kemudian Allah
mengadakannya seperti menghubungkan manusia dari tidak ada
menjadi ada dan dari ada menjadi tidak ada seperti Allah
menciptakan jasad manusia dari tidak ada menjadi ada dan
meniadakan kembali, maka hal ini disebut tanjiji kodim (rencana
Allah sebelum dunia dan mahluk diciptakan).
Dari uraian itu dapat kita gambarkan sebagaimana
Dari gambar di atas tadi menunjukan sebuah sistem
manajemen stratejik yang dibuat Allah SWT, dimulai adanya
rencana Allah membuat makhluk, membuat kehidupan/perjalanan
kehidupan, proses kematian dan hingga manusia bermuara pada
kehidupan terakhir.
Dapat kita fahami bersama bahwa, Allah SWT yang
pertama kali menciptakan sistem manajemen. Dengan demikian,
bahwa manajemen yaitu suatu alat yang tentunya dipergunakan
manusia untuk mencapai sebuah tujuan.
. Unsur-unsur Manajemen
Dalam kegiatan manajemen tentunya memiliki bahan
atau unsur sebagai alat untuk tercapainya tujuan manajemen.
Adapun unsur-unsur manajemen yaitu :
1. Men, yaitu manusia sebagai pelaku utama dalam berbagai
hal,
2. Money, yaitu keuangan sebagai alat tukar dalam
pembelian dan pemberian jasa bagi para pegawai,
3. Material, yaitu bahan yang digunakan sebagai alat
penunjang,
4. Machines, yaitu peralatan seperti mesin-mesin pembantu,
5. Methodes, yaitu cara yang digunakan dalam kegiatan
manjemen
6. Market, yaitu pemasaran atau penawaran tentang
kegiatan atau hasil yang dilakukan pada manajemen
itu .
Unsure-unsur ini disusun dalam sebuah kegiatan dalam
upaya mengantarkan tujuan administrasi sebagaimana di awal
direncanakan.
. Fungsi Manajemen
Fungsi atau guna untuk manajemen sebagaimana
dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Luther Gullick (Mulyati, 2010:92) dalah:
a. planning (perencanaan),
b. organizing (pengorganisasian),
c. staffing (karyawan),
d. directing (direktur),
e. coordinating (koordinasi),
f. reporting (pelaporan)
g. dan budgeting (penganggaran).
2. George R. Terry:
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Actuating (pelaksanaan)
d. Controlling (pengawasan)
3. Henry Fayol
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Commanding (komando)
d. Coordinating (koordinasi)
e. Controlling (pengawasan)
Dari beberapa pendapat para ahli bahwa dalam fungsi
manajemen setidaknya ada dua hal yang menjadi sorotan penulis
yaitu:
1. Adanya kegiatan/aktivitas
Aktivitas ini merupakan suatu pergerakan yang
dilakukan manusia sebagai wujud pelayanan. Namun
dalam aktivistas ini dibutuhkan adanya Sumber Daya
manusia (SDM) yang mumpuni terhadap kegiatan
itu .
2. Adanya organisasi (wadah) kegiatan
Organisasi atau wadah ini merupakan tempat
penyelenggaraan kegiatan atau organisasi ini
merupakan pembatasan wilayah kerja, sehingga antara
para organisator dengan organisator lain merupakan
kesatuan kerja yang satu sama linnya berkaitan.
Biasanya dalam organisasi ini dibentuk adanya job
deskripsi.
Sholat dalam Perspektif Organisasi
Organisasi yaitu tempat untuk menjalankan tugas
manajemen dan sebuah alat untuk pembagian wilayah kinerja
untuk mencapai tujuan manajemen. saat kita melihat susunan
sholat berjamaah tentunya kita memahami bahwa ada wiyah atau
tugas masing-masing. Tugas organisasi dalam sholat ritual
dibuktikan adanya imam dan ma’mum. Menjadi imam tentunya
memiliki syarat-syarat tertentu seperti berilmu terhadap
penguasaai ulumu kuran (ilmu tajwid), ilmu tauhid, ilmu fiqih
dan lain-lain.
Begitu juga dalam menjalankan tugas sholat actual bahwa
untuk menjalankan roda organisasi bagian daripada sholat actual.
Mari kita simak bersama pengertian organisasi yang
dikemukakan oleh para ahli.
1.
“organization is a collection Of people, arranged into
groups, working together to achieve some common
Objectives”, Organisasi yaitu sekumpulan orang-
orang yang di susun dalam kelompok, yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama”.
2.
“Organisasi timbul bilamana orang-orang bergabung
dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama”.
260
3.
“Organisasi sebagai suatu kesatuan yaitu sekelompok
orang terlihat secara bersama-sama di dalam hubungan
yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan”.
4.
“Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang
bersatu dalam tugas-tugas atau tugas umum, terikat
pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknplogi
dan patuh pada peraturan”.
Dari beberapa ahli dapat diambil kesimpulan bahwa
organisasi yaitu suatu wadah untuk perkumpulan orang-orang
yang memiliki kepentingan-kepentingan untuk mengadakan suatu
aktivitas dalam upaya mencapai tujuan bersama.
Dalam penafsiran lain yaitu organisasi yaitu
berkumpulnya orang-orang yang memiliki tugas untuk
melakukan kegiatan yang mana kegiatan ini telah dikemukan di
dalam manajemen. Jadi organisasi itu tindak lanjut dari kegiatan
manajemen atau organisasi yaitu pembatasan wilayah kinerja
yang dilakukan orang-orang tertentu yang ada dalam struktur
organigram. Misalnya orang itu sebagai ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara dan seksi-seksi atau apa namanya dalam
sebuah struktur organisasi. Sehingga adanya organisasi tidak akan
tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan.
Yang dimaksud sholat dalam perspektif organisasi yaitu
membentuk organisasi dalam kehidupan untuk menjalankan
harapan dan tujuan. Misalnya organisasi kenegaraan disana
banyak kegiatan yang menjadi hal penting menyangkut
kebutuhan warga . Adanya organisasi kenegaraan merupakan
wujud pelaksanaan solat actual sebagaimana dijelaskan Allah
SWT.
ِ
-- : ingatlah saat Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal
Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." QS Al baqarah:30
Unsur-unsur Organisasi
Organisasi yaitu suatu wadah, maka wadah saat ingin
dibuat harus ada unsure-unsur atau bahan untuk disatukan dan
dapat membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. Berikut ini
unsure-unsur organisasi menurut para ahli:
Theodore Caplow seorang professor sosiologi Universitas
mengemukakan unsure-unsur
organisasi:
1. Organisasi memiliki identitas,
2. Organisasi memiliki kelangsungan,
3. Organisasi memiliki jadwal kerja (calenddarity),
4. Organisasi memiliki otorita.
Yang sangat menonjol dalam teori ini bahwa organisasi
memiliki jadwal kerja (calendarity) walaupun dalam administrasi
atau manajemen pun ada jadwal kerrja, namun sesungguhnya
jadwal kerja ada dalam ranah organisasi. Organisasi dibentuk
sebagai alat untuk pembagian atau pembatasan wilayah kerja,
sehingga kegiatan yang dilakukan oleh organisator tidak akan
tumpang tindih dengan tugas orang lain.
mengatakan:
“Konsepsi organisasi sebagai pengelompokan orang-
orang yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Kelompok semacam ini memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. memiliki pembagian kerja, kekuasaan, dan
pertanggungjawaban yang dikomunikasikan.
Pembagian ini tidaklah dilakukan secara acak
melainkan sengaja direncanakan untuk meningkatkan
usaha mencapai tujuan tertentu,
2. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat
dipergunakan untuk mengendalikan usaha-usaha
organisasi yang telah direncanakan dan yang dapat
diarahkan untuk mencapai tujuan. Pusat kekuasaan ini
juga harus dapat dipergunakan untuk menilai kembali
secara ajek pelaksanaan organisasi, dan
menyempurnakan struktur yang dianggap perlu untuk
meningkatkan efisiensi,
3. Adanya penggantian kepegawaian misalnya seseorang
yang cara kerjanya tidak memuaskan dapat dipindah
atau diganti oleh orang lain. Dalam organisasi juga
dapat dilakukan usaha memadukan kembali kegiatan
kepegawaian dengan cara pemindahan dan promosi”.
Sangat jelas bahwa organisasi dibentuk sebagai alat
pembagian wilayah kerja, pembatasan individu dalam bekerja,
dan penggantian dalam wilayah kerja.
mengatakan:
“Organisasi itu bagaimanapun adanya, memiliki
gambaran prospek yang jelas, dan berbeda dari sekedar
kekhususan tujuan atau kelangsunagan aktivitas.
Perbedaan gambaran itu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya batas-batas yang jelas,
2. Adanya aturan-aturan yang normative,
3. Adanya jenjang otoritas,
4. Adanya sistem komunikasi.
Jadi unsur-unsur organisasi dari beberapa pendapat para
ahli dapat simpulkan sebagai berikut:
a. Organisasi adanya manusia,
b. Organisasi adanya aktivitas,
c. Organisasi adanya batasan aktivitas,
d. Organisasi adanya tempat,
e. Organisasi adanya tujuan.
Fungsi Organisassi
Organisasi merupakan wadah kegiatan sebagaimana
dibangun pada saat perencanaan dalam kegiatan manajemen.
Begitu pula organisasi sebagai alat tindaklanjut manjemen
dimana manajemen membutuhkan suatu pembatasan wilayah
kegiatan. Jadi organisasi dibuat sebagai pembatasan wilayah
kinerja kegiatan manajemen dapat berjalan sesuai rencana dan
pekerjaan agar berjalan sesuai batasan-batasan kegiatan.
Secara singkat fungsi organisasi sebagai alat untuk
pembatasan wilayah kienerja, pengukuran sumberdaya manusia,
penggantian posisi kemampuhan kerja, penjadwalan aktivitas
(calendarity).
a. Pembatasan wilayah kerja
Pembatasan wilayah kerja yaitu bahwa untuk
melaksanakan rencana kerja sebagaimana direncanakan dalam
manajemen, maka rencana itu dapat ditindaklanjuti dalam
organisasi. Misalnya, dalam perencanaan membahas tentang
keuangan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain, maka dalam
pembagian wilayah kerja dalam organisasi membentuk struktur
organisasi dengan sebutan istilah seksi keuangan, seksi
pendidikan, seksi kesehatan dan lain-lain.
b. Pengukuran sumber daya manusia
Orang yang masuk ke dalam organisan tentunya orang-
orang yang memiliki tujuan dan memiliki kemampuan untuk
mengelola program yang telah dibuat. Profesionalisme dalam
menjalankan tugas organisasi sangat dibutuhkan, karena bila
suatu pekerjaan yang diberikan kepada pelaku organisasi tidak
sesuai dengan kemampuan ia sendiri, maka pekerjaan itu
tidak akan berjalan sesuai harapan. Dengan demikian, organisasi
dibuat sebagai ukuran untuk mengukur suatu kemampuan
seseorang atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan
ditempatkan pada posisi strategis.
“Sebenarnya penguasaan modal dan teknologi bukan satu-
satunya syarat untuk bersaing dalam era globalisasi.
Syarat ke dua yang merupakan syarat yang sangat
strategis yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar memiliki kemampuan untuk
mengembangkan teknologi dan mengatur modal sebaik-
baiknya”.
Begitu pula Saefullah (2010:97):
“Dalam menyongsong era globalisasi yang menuntut
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
kemampuan bersaing, sudah seharusnya penilaian ulang
secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pendidikan
dihubungkan dengan lapangan kerja yang disediakan”.
Jadi dalam organisasi dibutuhkan sumber daya manusia
sebagai alat untuk menjalankan program kerja. Pernyataan
Saefullah “lapangan kerja yang disediakan” dapat ditafsirkan
sangat banyak, bisa lapangan kerja swasta atau organisasi
pemerintahan. Intinya bahwa, dimanapun organisasi dibentuk,
maka tidak akan lepas dari dari tuntutan sumber daya manusia. .
Asfek lain dalam kualitas pelayanan yaitu adanya suatu
dorongan moral yang keluar dari hati nurani, dimana hati nurani
ini sebagai kekuatan yang paling berpengaruh terhadap dunia
kerja. Hal ini termasuk bagian dari kualitas sumber daya manusia
dalam wujud kualitas pelayanan. Sehebat apaun orang memiliki
Sumber Daya Manusia (SDM) tanpa di dorong dengan
pembangunan moral atau akhlak terpiji, maka terjadi
ketidaknyamanan dalam kinerja, atau akan banyak orang
mencemoohkannya.
Oleh karenanya, moral merupakan motivasi terhadap
kinerja dan merupakan bumbu penyedap dalam kualitas
“Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia
Indonesia di dalamnya harus dimasukan pembinaan
moral dan mental. Penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi selama ini merupakan rendahnya kualitas sumber
daya manusia Indonesia dalam asfek moral dan mental.
Akibatnya bukan menjadi manusia yang unggul dalam
persaingan tetapi menjadi manusia yang dianggap
rendah derajatnya sehingga tidak memiliki wibawa
dan bahkan tidak banyak diperhitungkan dalam
percaturan-percaturan Internasional”.
Sangat jelas bahwa, mental-spiritual yang miliki
manusia sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan fisik
manusia yang diwujudkan dalam kinerja manusia setiap hari.
Hasil yang dibuktikan secara wujud produk atau hasil kerja yang
dilakukan oleh setiap manusia yang melakukan pekerjaan pada
salahsatu lingkungan pekerjaan yaitu bersumber dari kegiatan
mental. Jika hasil kinerja baik, maka hal itu ada dorongan dari
mental itu sendiri, dan jika hasil kinerja manusia itu buruk, maka
itu juga berasal dari dorongan mental yang buruk pula.
c. Penggantian posisi kemampuan/reschupple
Seringkali pelaku organisasi yang menduduki suatu
jabatan adanya pergantian yang dimaksudkan untuk perubahan
dan keserasian dalam lingkungan kerja. Pemimpin dan pengawas
lainnya senantiasa dapat menilai kinerja yang dilakukan oleh para
pelaku organisasi. Hasil penilaian itu akan menjadi sebuah
keputusan apakah orang ini harus digeser atau diganti dengan
orang baru?. Yang menjadi ukuran untuk diganti atau tidak
diganti, tergantung kepada SDM yang dimiliki oleh orang
itu .
d. Penjadwalan aktivitas (calendarity)
Penjadwalan kinerja (calenderity) yaitu sebuah
aktivitas untuk menentukan skala prioritas atau pekerjaan
mana yang didahukan atau mana yang harus diakhirkan.
Dalam pembahasan penjadwalan kerja tentunya dapat
diartikan sebagai berikut:
1. Pekerjaan jangka pendek,
2. Pekerjaan jangka menengah,
3. Pekerjaan jangka panjang
4. Pekerjaan darurat.
Leadership (kepemimpinan)
Kepemimpinan (Leadership) berasal dari kata “pimpin”
kata kerjanya “memimpin” dan kata bendanya yaitu
“pemimpin” atau leader. Pemimpin yaitu seorang individu yang
memiliki tugas untuk menjalankan amanat yang diberikan
kepadanya.
Allah SWT membentuk suatu kepemimpinan bagi
kehidupan umat manusia agar manusia dapat mencapai harapan
dan tujuannya. Sebagaimana firman Allah:
-- : ingatlah saat Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal
Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." QS Al baqarah:30
Dari ayat itu dapat kita fahami ada dua penting yaitu
(1) Allah SWT membentuk kepemimpinan (leadership), (2)
Mengangkat manusia sebagai pemimpin yang sempurna
disbanding dengan pemimpin malaikat dan jin. Karena manusia
diciptakan sebagai pemimpin dunia, maka manusia harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi tugas yang berat ini.
Berikut ini pengertian pemimpin (leadership) menurut
para ahli:
Warren Bennis (Pasolong, 2016:107) mengatakan:
“Pemimpin yaitu orang yang paling berorientasi hasil
dunia, dan kepastian dengan hasil ini hanya positif kalu
seseorang mengetahui apa yang diinginkan”.
Menjalankan tugas kenegaraan ini disebut solat aktual dan
solat ini tidak bisa dilakukan secara individu tetapi harus
dilakukan secara berjamaah. Misalnya untuk melakukan proses
peradilan dalam melaksanakan tindak pidana pembunuhan
membutuhkan lembaga hukum, ada hakim, ada hukum dan ada
yang dihukumi. Sebagaimana dijelaskan Nabi:
-- : “bila keadaan kalian bertiga maka disana
harus mengangkat pemimpin”.
Dalam menjalankan tugas kepemimpinan dibutuhkan para
pemimpin yang memiliki kemampuan dalam memimpin agar
kinerja yang dilakukan dapat berkualitas.
Salahsatu pelaku pembangunan dan para pemimpin
(pelayan umat) yang dilakukan oleh manusia yaitu menjadi
pemimpin dalam konteks organisasi kenegaraan dan pemimpin
dalam organisasi pendidikan. Dua organisasi ini sangat besar
mempengaruhi terhadap tugas yang diembannya. Oleh karena itu,
kualitas pelayanan publik sangat dibutuhkan seorang pemimpin
yang memiliki kualifikasi sesuai dengan status sosial yang sedang
berkembang.
Sebagaiman dijelaskan Abi Ya’la (1987: 19):
“Mengangkat pemimpin yaitu wajib”. Kewajiban
mengangkat pemimpin untuk memenuhi kebutuhan dan
melayani warga , karena warga membutuhkan
untuk kepantingannya”.
Hal senada dijelaskan Muhamad bin Aof dalam Abi Ya’la
(1987:19): “Suatu bencana akan tiba jika tidak ada pemimpin
yang memerintah (kebenaran) terhadap umat manusia”.
Begitu pula Abi Ya’la (1987: 19) mengatakan dalam
mengangkat pemimpin:
“Adapun sebagai ahli ikhtiar (pemimpin) memiliki tiga
syarat, Pertama bersikap adil Kedua, berilmu dan Ketiga,
seorang ahli berfikir”.
Pada dasarnya pemimpin yaitu pelayan warga , apa
yang menjadi persoalan-persoalan warga (public problems)
tentunya pemimpin harus mampu Memberi pelayanan terbaik.
Oleh karenanya, mengangkat pemimpin harus benar-benar orang
yang memiliki kemampuan sumber daya manusia dalam situasi
dan kondisi sosial yang sedang berkembang. Sebagaimana
dijelaskan Nabi Muhamad SAW:
-- : “Nabi bersabda: “bila suatu amanat disia-siakan
tunggu kehancurannya”. Sahabat bertanya: “apa yang dimaksud
disia-siakan? Nabi menjawab: “bila suatu tugas/jabatan
diberikan kepada yang bukan ahli, maka tunggu
kehancurannya”. HR Hakim
Oleh karena itu, setiap ada sebuah kegiatan
keorganisasian tentunya para pendiri harus mempertimbangkan
terhadap orang-rang yang akan menjadi pengelola organisasi
itu . Karena bila sebuah organisasi tidak
memperhitungkan pelaku organisasinya, maka tujuan organisasi
tidak akan berjalan sesuai rencana.
Kith Davis (1995:127) merumuskan empat sifat yang
mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan dalam
konteks pelayanan suatu organisasi:
1. Kecerdasan, hasil penelitian pada umumnya
membuktikan bahwa pemimpin memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang dipimpim. Namun demikian, yang sangat
menarik dari penelitian itu ialah pemimpin tidak
bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan
pengikutnya.
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial,
pemimpin cenderung menjadi matang dan
memiliki emosi yang stabil, serta memiliki
perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
Dia memiliki keinginan menghargai dan dihargai.
3. Motivasi diri dan dorongan berperprestasi, para
pemimpin secra relative memiliki dorongan
motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja
berusha mendapatkan penghargaan yang intrinsic
dibandingkan dari yang ekstinsik.
4. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, pemimpin-
pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri
(selp-exteem) dan kehormatan pengikutnya dan
mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah penelitian
Universitas Ohio pemimpin itu memiliki perhatian
dan kalau mengikuti istilah penemuan Michigan
pemimpin berorientasi pada karyawan bukannya
berorientasi pada produksi.
Jelas bahwa, pemimpin dalam kontek sebagai pelayan
publik yaitu harus cerdas dan mampu memiliki sikap hubungan
dengan warga . Hal ini tidak akan terjadi kualitas pelayanan
publik yang baik jika tidak ditunjang oleh faktor kecerdasan,
sedangkan kecerdasan ini sangat erat hubungannya dengan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk meningkatnya
kualitas pelayanan publik harus ditunjang oleh kualitas
“Sebenarnya penguasaan modal dan teknologi bukan satu-
satunya syarat untuk bersaing dalam era globalisasi.
Syarat ke dua yang merupakan syarat yang sangat
strategis yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar memiliki kemampuan untuk
mengembangkan teknologi dan mengatur modal sebaik-
baiknya”.
Begitu pula
“Dalam menyongsong era globalisasi yang menuntut
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
kemampuan bersaing, sudah seharusnya penilaian ulang
secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pendidikan
dihubungkan dengan lapangan kerja yang disediakan”.
Jadi antara kualitas pelayanan, sumber daya manusia dan
pemimpin sangat erat hubungannya. Pernyataan Saefullah
“lapangan kerja yang disediakan” dapat ditafsirkan sangat
banyak, bisa lapangan kerja swasta atau organisasi pemerintahan.
Intinya bahwa, dimanapun organisasi dibentuk, maka tidak akan
lepas dari dari tuntutan kualitas pelayanan yang ada hubungannya
dengan sumber daya manusia.
Asfek lain dalam kualitas pelayanan yaitu adanya suatu
dorongan moral yang keluar dari hati nurani, dimana hati nurani
ini sebagai kekuatan yang paling berpengaruh terhadap dunia
kerja. Hal ini termasuk bagian dari kualitas sumber daya manusia
dalam wujud kualitas pelayanan. Sehebat apaun orang memiliki
Sumber Daya Manusia (SDM) tanpa di dorong dengan
pembangunan moral atau akhlak terpiji, maka terjadi
ketidaknyamanan dalam kinerja, atau akan banyak orang
mencemoohkannya.
Oleh karenanya, moral merupakan motivasi terhadap
kinerja dan merupakan bumbu penyedap dalam kualitas
Saefullah (2010:99):
“Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia
Indonesia di dalamnya harus dimasukan pembinaan
moral dan mental. Penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi selama ini merupakan rendahnya kualitas sumber
daya manusia Indonesia dalam asfek moral dan mental.
Akibatnya bukan menjadi manusia yang unggul dalam
persaingan tetapi menjadi manusia yang dianggap
rendah derajatnya sehingga tidak memiliki wibawa
dan bahkan tidak banyak diperhitungkan dalam
percaturan-percaturan Internasional”.
Sangat jelas bahwa, mental-spiritual yang miliki
manusia sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan pisik
manusia yang diwujudkan dalam kinerja manusia setiap hari.
Hasil yang dibuktikan secara wujud produk atau hasil kerja yang
dilakukan oleh setiap manusia yang melakukan pekerjaan pada
salahsatu lingkungan pekerjaan yaitu bersumber dari kegiatan
mental. Jika hasil kinerja baik, maka hal itu ada dorongan dari
mental itu sendiri, dan jika hasil kinerja manusia itu buruk, maka
itu juga berasal dari dorongan mental yang buruk pula.
Sorokin dan Lauden (Saefullah 2010:158) dalam
tulisannya “power and morality” mengatakan bahwa, untuk
mengukur kinerja seorang pejabat public, moral yaitu salah satu
ukuran yang dapat menentukan.
1. bila moralitas dan mentalitas orang-orang yang
memerintah dan diperintah diukur dengan moral dan
mental yang sama, maka moralitas dan jiwa orang-
orang yang memerintah ditandai dengan suatu
dualism yang jauh lebih kuat dan penyakit moral
dan mental yang besar dari pada moralitas dan
mentalitas warga penduduk yang diperintah,
2. Proporsi tipe-tipe mental yang ekstrim, baik yang
berbakat maupun yang sakit mental, lebih besar
pada kelompok yang memerintah ketimbang
bawahan yang diperintah,
3. Perilaku kelompok-kelompok yang memerintah
cenderung menjadi lebih criminal dan sub-moral
ketimbang perilaku moral lapisan yang diperintah
dari warga yang sama,
4. Makin besar, makin absolute, dan makin memaksa
kekuasaan orang-orang yang memerintah,
pemimpin-pemimpin politik, dan para eksekutif
bisnis dan organisasi lain yang berkuasa, dan makin
kurang bebas kekuasaan ini disetuji oleh penduduk
yang diperintah, makin cenderung korup dan
kriminal kelompok-kelompok dan para pejabat yang
memerintah.
Sangat jelas bahwa, kualitas pelayanan yang diberikan
oleh pemerintah kepada warga akan ditilai, dilihat dan
diperhatikan oleh warga itu sendiri. Bukan hanya yang
dilihat suatu nilai pekerjaan, tetapi moralitas dan mentalitas
pemerintah juga akan menjadi perhatian publik.
Oleh karenanya, antara pembangunan pisik dan mental
yaitu suatu pembangunan yang tidak bisa dipisahkan oleh
siapapun, karena jika ada pemisahan, maka hasil yang akan
dilakukan oleh manusia akan melahirkan suatu manusia yang
hatinya buruk, dan kerugian besar dalam proses pelayanan
terhadap public.
Selama ini, banyak penyimpan\gan yang dilakukan oleh
manusia baik yang bekerja dalam organisasi kecil maupun besar,
karena pembangunan mental sangat lemah, terkadang
pembangunan mental tidak dilakukan sama sekali.
Bachtiar (2010:144) mengatakan:
“Manusia tidak hanya hidup dalam dunia relasi biologis
dan cultural, tetapi juga dalam dunia relasi sosial, suatu
realitas yang memiliki kualitasnya tersendiri dan berbeda
dengan realitas budaya dan biologis. Kualitas-kualitas
yang membedakan realitas sosial yaitu wilayah-
wilayah mental, yang dihasilkan dari proses kehidupan
bersama
Segala bentuk rasionalitas aktivitas yang dilakukan oleh
setiap manusia bergantung pada pendidikan mental. Dalam
pembangunan yang sifatnya konkrit atau pembangunan public,
merupakan suatu bentuk kebersamaan harapan dan tujuan.
Namun hal yang membedakan yaitu kualitas pekerjaan, dimana
kualitas itu akan member warna kehidupan dalam
persaingan dunia kerja. Mental seseorang akan berpengaruh besar
terhadap nilai kinerja dan akan menjadi suatu sorotan publik.
Salahsatu pendorong terhadap pemimpin agar pelayanan
yang diberikannya berkualitas yaitu kekompakan dua kekuatan
yaitu kekuatan batin (hati nurani) dan dzohir (badan) yang tidak
dipisahkan pada jati diri seorang manusia. Jadi, suatu performa
atau kinerja yang dilakukan oleh seseorang, merupakan suatu
dorongan batinnya tersendiri. Jika kinerja yang dilakukan oleh
seseorang baik, maka tandanya suatu dorongan batin yang baik.
Dan jika kinerja seseorang jelek, maka tandanya ada suatu
dorongan batin yang jelek pula.
Imam Khomeini dalam Kamal Alhaydari (2004:223)
mengatakan:
“Di sana, yakni pada kerajaan batin, pasukan nafs lebih
banyak dan lebih penting dibandingkan pada kerajaan
lahir, serta pertarungan dan persaingan diantara pasukan
al-Rahman dan pasukan setan lebih besar. Begitu pula,
kekalahan dan kemenangan di sana lebih kuat dan lebih
penting, berdasar hal itu, jihad nafs yaitu jihad
besar. “Bahkan, segala perkara yang terdapat di kerajaan
lahir, berupa pertarungan diantara kekuatan-kekuatan
yang pangkalnya yaitu kerajaan batin.
Hal senada dijelaskan oleh Kamal Alhaydari (2004:223):
“Jika seseorang menang dalam batinnya, maka dia pun
menang dalam lahirnya. Sebaliknya, jika kalah dalam
batinnya, maka dia juga kalah dalam lahirnya. Dari sini
kita mengetahui bahwa orang yang keadaan dan
karakternya baik, maka perbuatan-perbuatan
lahiriyahnya pun akan baik dan mengarahkan perbuatan-
perbuatannya menuju kebaikan berupa infak di jalan
Allah, silaturahmi, memberi orang-orang yang
membutuhkan, dan sebagainya”.
Sangat jelas bahwa, untuk mewujudkan suatu kualitas
pelayanan diperlukan pemimpin yang memiliki sehat rohani dan
jasmani, yang mana hal ini akan dapat terwujudnya sebuah
harapan dan tujuan (dassolen dan dessain) secara bersama.
Belakangan ini di setiap penjuru dunia telah terbukti
bahwa, perubahan sosial merupakan suatu keniscayaan yang tidak
dapat dipungkiri. Perubahan sosial diakibatkan oleh konflik-
konflik yang mengarah kepada perubahan untuk meningkatkan
kamauan manusia itu sendiri. Siapa yang harus bertanggung
jawab untuk hal ini, yaitu seorang pemimpin sebagai wujud dari
pelayan warga .
Pramusinto dan Purwanto (2009:274) mengatakan,
“Salahsatu pihak yang dapat dimintai
pertanggungjawaban sehubungan dengan hal itu yaitu
pemimpin dari warga yang bersangkutan.
Pemimpin memiliki fungsi, dari sederet fungsi yang
diembannya, bagaimana mengelola warga yang
dipimpinnya untuk tidak mengalami kehancuran karena
konflik diantara para anggotanya. Pemimpin dengan
kewenangan yang melekat pada dirinya untuk
memimpin dituntut harus mampu mengelola konflik
ataupun potensi-potensi konflik yang ada di warga
sebagai dampak atau konsekwensi dari perubahan yang
tak terelakan”.
Intinya kualitas pelayanan tidak terlepas dari keterlibatan
seorang pemimpin yang memiliki SDM yang sesuai dengan
kebutuhan serta pemimpin yang memiliki nilai spiritual question
yang dapat mempengaruhi kinerja dohir yang baik. Pemimpin
sebagai pelayan warga yang tugasnya membina,
membimbing, mengarahkan dan mendidik agar warga
mencapai kepada derajat yang sempurna, tentunya hal ini
diperlukan para pemimpin yang memiliki tingkat kemampuan
yang tinggi dalam Memberi pelayanan yang memuaskan.
Pendek kata singkat cerita, bahwa solat actual sangat
berat dalam pelaksanaanya membutuhkan skills, kreativitas,
SDM, moralitas dan harus dilakukan secara berjamaah.
Untuk pembahasan konsep administrasi Negara kita
bahas dalam judul buku yang berbeda.
. Decision Making
Decision making yaitu isi dari seluruh rangkaian
administrasi, manajemen, organisasi, dan leadersip. --
decision making merupakan suatu hasil yang akan nampak
terlihat secara jelas, apakah seluruh kegiatan itu dapat tercapai
sesuai harapan dan tujuan atau tidak. Maka hal ini akan terlihat
hasil dari perilaku organisasi yang dilakukan melalui tugas
masing-masing.
Isi dari decision making yaitu berada pada individu yang
dapat diwujudkan pada pelayanan public. Seberapa hebatnya
individu maka akan dinilai pada seberapa besarnya konsep-
konsep dan karya yang dibuktikan dengan pelayanan. Begitu juga
isi decision making yaitu dapat diwujudkan melalui kualitas
pelayanan public. Inti dari kegiatan administrasi tertumpu pada
bagaimana pelayanan pemimpin terhadap yang dipimpinya,
apakah pelayanan itu dapat memuaskan atau tidak? Hal ini
menjadi sebuah perhatian kita bersama terhadap para pelaku
organisasi yang disebut decision making.
Pendapat lain tentang kualitas pelayanan yang
dikemukakan oleh De Vreye (Budiman Rusli 2013:180):
1. Self-esteem : meningkatkan kualitas agar menjadi
teladan bagi pegawai dan meningkatkan perhatian
bagi mereka,
2. Exeed expectation : Memenuhi janji yang telah
disampaikan kepada pelanggan,
3. Recovery : tanggap terhadap keluhan pelanggan,
4. Vision : Pemikiran jangka panjang tentang pelayanan
umum,
5. Improve : Peningkatan pelayanan secara terus
menerus dalam jangka panjang
6. Care : menaruh perhatian yang tinggi terhadap
pelanggan
7. Empower : Mengembangkan kemampuan pegawai
dengan Memberi pendidikan latihan.
Bisa dikatakan berkualitas bila sebuah pemberian
pelayanan terhadap konsumen atau warga bila (1) self-
Esteem (harga diri) yaitu seorang pelayan bila Memberi
pelayanan terhadap umat/warga tentunya memiliki harga
diri yang uswatun hasanah (perilaku terpuji). Karena bila
perilaku seorang servant (pelayan) mencerminkan akhlak tidak
terpuji meskipun pelayanannya baik, maka warga akan
menilai jelek.
Hal ini sangat penting adanya ahklaq terpuji (self-Esteem)
sebagai pengantar adanya pelayanan. Hal ini dijelaskan Allah:
-- : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah. QS Al ahjab:21
Sangat menjanjikan bahwa pelayanan yang diberikan Nabi
Muhamad SAW kepada warga Arab telah menarik simpati
dari mereka. Meskipun pemerintah Arab yang di pimpin Abu
Supyan melarang warga nya agar tidak mengikuti jejak
langkah Nabi Muhamad, ternyata pelayanan Nabi Muhamad
dengan mengedepankan self-Esteem sampai hari ini dapat
dipertanggungjawabkan.
Exeed expectation (memenuhi harapan) yaitu sebuah
pelayanan yang dapat Memberi janji kepada warga
bahwa apa yang menjadi harapan warga , pelayan tentunya
selalu memperhatikannya. Akan menjadi penolakan dari
warga bila para pelayan hanya janji-janji belaka bila
janji itu tidak dilaksanakan dengan tepat.
Sabda Nabi:
-- : “Tanda-tanda munafik ada tiga: (1) bila berbicara
suka berbohong, (2) bila janji suka inkar, dan (3) bila
diberi amanita suka dikhianat”. HR Bukhori Muslim
Pelayanan berkualitas tentunya memperhatikan apa yang
mereka janjikan kepada warga , sekecil apapun telah berjanji
kepada warga /pelanggan tentunya harus ditepati (exceed
ecpectation) agar mereka terus simpati dan merasa puas.
Recovery yaitu cepat tanggap terhadap apa yang menjadi
keluhan, saran dan masukan. -- pelaku kegiatan dalam
sebuah organisasi tentunya harus selalu tanggap terhadap saran,
kritik dan masukan dari pelanggan/warga terhadap apa yang
menjadi bahan kegiatan. Yang dapat merasakan pelayanan yaitu
warga , belum tentu pelayanan yang kita berikan sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh warga . Jadi, pelayanan
yang bermakna yaitu sebuah pelayanan yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan warga .
Lovelock dan Wright (2005:15) ada empat fungsi inti
yang harus di pahami penyedia layanan jasa, yaitu:
1. Memahami persepsi warga yang senantiasa
berubah tentang nilai dan kualitas jasa atau produk,
2. Memahami kemampuan sumber daya dalam
menyediakan pelayanan,
3. Memahami arah pengembangan lembaga pelayanan
agar nilai dan kualitas yang diinginkan warga
terwujud,
4. Memahami fungsi lembaga pelayanan agar nilai dan
kualitas jasa/produk tercapai dan kebutuhan setiap
stakehlders terpenuhi.
Sangat jelas dalam pelayanan warga tentunya
mampu memahami persepsi warga , apa yang menjadi
keluhan warga dan apa yang menjadi kebutuhan warga ,
hal ini harus menjadi sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh
para penyelenggara kegiatan.
Vision yaitu sebuah visi yang menjadi filar pelayanan
yang mana visi ini tentunya mengarah secara universal sesuai
dengan apa yang telah dibuat pada awal perencanaan. Untuk
pembuatan visi ini harus bersifat umum -- mencakup
keseluruhan kebutuhan yang mana kebutuhan ini disamping ada
targetan bagi lembaga penyedia pelayanan tidak kalah penting
masukan-masukan dari masyarakt/pelanggan agar saat
pelayanan dilakukan ada kesinambungan.
Vision juga merupakan dugaan-dugaan dalam melakukan
kegiatan, sehingga kegiatan yang dilakukan hari ini, tentunya kita
mampu memprediksi ke depan melalui visi yang dibuat pada hari
ini. Visi merupakan serangkaian aktivitas secara umum yang
meliputi misi dan strategi. Allah swt telah Memberi gambaran
bagi manusia untuk membuat visi sebagai acuan kinerja.
-- : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. QS Al hasyr:18
Dari ayat itu dapat kita fahami bahwa, saat kita
melakukan kerja hari ini tentunya beorientasi untuk masa
mendatang. -- ayat ini dapat dijadikan dasar untuk membuat
visi dan misi, karena suatu kegiatan yang dilakukan oleh kita
tentunya ada kesinambungan antara kegiatan hari ini dan
mendatang.
Improve yaitu peningkatan pelayanan secara terus
menerus dalam jangka panjang -- bahwa pelayanan yang
diberilakan kepada warga sesuai dengan waktu yang
tersedia. Misalnya pelayanan dalam bidang pembangunan
perdesaan yaitu sebelum pembangunan dilakukan biasanya pihak
desan mengadakan sosialisasi pembangunan melibatkan
warga di tingkat perdesaan yang disebut musyawarah dusun
(mudus). Setelah musdus maka dilakukan juga musyawarah di
tingkat desa disebut musyawarah pembangunan desa
(musbangdes).
Kegiatan pelayanan yang diberikan pihak pemerintahan
desa tentunya mengacu pada perencanaan yang dibuat pada
musdus dan musbangbdes, tentunya disesuaikan dengan visi dan
misi pembangunan.
Care yaitu menaruh perhatian yang tinggi terhadap
pelanggan -- segala upaya pelayanan yang diberikan kepada
warga tentunya harus selalu mengedepankan nilai-nilai
kewarga an, karena hakikat pelayanan yaitu ibadah untuk
bagaimana yang dilayani menjadi senang dan merasa bahagia.
saat kita melihat organisasi yang dilakukan oleh sistem
organisasi Allah SWT, Allah Aza Wajala telah membuat struktur
organisasi yang diwujudkan melalui pelayanan sepuluh malaikat.
Dimulai malaikat yang bertugas menyampaikan informasi
(Jibril), Memberi rizki (Mikail), mencatat seluruh perbuatan
manusia (Rokib dan Atid) dan seterusnya, mereka semua sampai
hari ini dan seterusnya terus Memberi pelayanan kepada
seluruh makhluk Allah tanpa memilih dan memilah. Itulah
pelayanan sistem organisasi Allah dalam Memberi pelayanan
terhadap makhluknya. Maka Allah SWT memiliki sifat Robbul
Alamin (yang Memberi pelayanan untuk seluruh alam).
Empower yaitu memberdayakan/mengembangkan
kemampuan pegawai dengan Memberi pendidikan latihan.
-- bahwa pada setiap kegiatan pelayanan yang akan
diberikan kepada warga /pelanggan, seluruh civitas
organisasi memahami terlebih dahulu terhadap kemampuhan
individu (servant) dalam bidang kompetensi keahlian, memahami
tentang objek kegiatan yang akan dilakukan. Karena
pemberdayaan (empower) ini sasarannya dua yaitu kemampuhan
individu dan beban tugas yang akan diberikan.
PEMERIKSAAN TUGAS MANUSIA
Manusia dan jin setelah meninggal dunia akan diperiksa
tugas mereka selama di Alam Dunia. Tugas manusia dan jin
yaitu mencari ilmu, meyakini ilmu (iman) dan melaksanakan
ilmu (islam).
Manusia lahir ke dunia memiliki modal yaitu telinga, mata
dan hati sebagai alat penangkap ilmu dan pengetahuan.
Sebagaimana firman Allah:
-- : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Q.S
An nahl:78
Setelah manusia lahir ke dunia, maka kedua orang tua
berkewajiban mendidik putra-putrinya sampai ia memahami
tentang Allah dan ayat-ayat Allah.
-- : “Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia
masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari
sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia yaitu seorang yang
bertakwa. Ddan seorang yang berbakti kepada kedua orang
tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari
ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali”. QS
Maryam: 12-15
Begitu juga Sabda Nabi:
-- : “Setiap yang dilahirkan membawa fitrah (pendidikan),
maka kedua orang tuanya yang akan mendidik menjadi yahudi,
nasrani, dan majusi”. HR Hakim
Begitu juga Nabi Bersabda:
-- : “Setiap yang dilahirkan membawa fitrah (pendidikan)
sampai dia mampu berbicara”. HR Baihaqi
Setelah manusia memiliki ilmu dan pengetahuan, maka
berkewajiban menjadi orang soleh dan solihah, sehingga mereka
menjadi pemimpin di dunia ini.
Sebelum manusia masuk ke dalam kubur, ia akan mengalami
dulu proses awal kematian yang disebut syakata maot. Syakarat
maot ini yaitu detik-detik awal pemisahan jasad, ruh dan akal
-- akal manusia dan akan dicabut oleh Allah akan
dipindahkan dari jasad dunia ke jasad akhirat.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-
benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan
ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan
datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang Malaikat
penggiring dan seorang Malaikat penyaksi”. QS Qof:19-21
Syakaratul maut yaitu proses pencabutan ruh dan akal
dari jasad manusia yang dilakukan oleh Malaikat Izroil. Pada
syakatul maut manusia sudah lupa akan kehidupan dunia, saat itu
manusia baru merasakan hidup yang sesungguhnya. Begitu juga
pada syakarotul maut yaitu puncaknya segala sakit yang
dirasakan manusia selama di dunia. Setelah syakarotul maut
maka jasad manusia mati -- sudah tidak berfungsi lagi dan
jasad manusia menjadi bangkai. Oleh karenanya jasad manusialah
yang akan mati sedangkan akal dan ruh tidak akan mati.
Sebagaimana dujelaskan Allah:
-- : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan
Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
QS Ali Imron:185
-- : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami
akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah
kamu dikembalikan”. QS Al-Anbiya:35
ُّ
-- : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. QS Al-An
kabut:57
Dari beberapa ayat itu bahwa kematian yaitu proses
pertama untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya.
Karena sesungguhnya kehidupan yaitu nanti setelah manusia
mengalami syakaratul maut dan maut/mati. Begitu juga pada
kematian ini yaitu sebagai tanda bahwa diperlihatkannya
perbuatan manusia baik perbuatan buruk maupun baik.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Maka mengapa saat nyawa sampai di kerongkongan.
Padahal kamu saat itu melihat. Dan Kami lebih dekat
kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat. Maka
mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?. Kamu tidak
mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu yaitu
orang-orang yang benar?. Adapun jika Dia (orang yang mati)
Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Maka
Dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah
kenikmatan. Dan Adapun jika Dia Termasuk golongan kanan.
Maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.
Adapun jika Dia Termasuk golongan yang mendustakan lagi
sesat. Maka Dia mendapat hidangan air yang mendidih. Dan
dibakar di dalam Jahannam. Sesungguhnya (yang disebutkan ini)
yaitu suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan
(menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar”. QS Alwaqi’ah:83-
96
Begitu juga Syekh Ibrohim (Kitab Jauhar Tauhid:94)
mengatakan:
-- : “Kewajiban manusia beriman yaitu meyakini bahwa
Malikat petugas pencabut ruh (Izroil) bagi seluruh awak-
awakan”.
Tempat pemeriksaan pertama bagi manusia yaitu di
Alam Kubur. Di Alam Kubur manusia diperiksa yaitu rukun
Islam pertama yaitu syahadat. Hadits Nabi
-- : “Seorang muslim bila ditanya di Alam Kubur yaitu
tentang dua kalimah syahadat”. HR MutafakunAlaih.
Riadusolihin Bab Roja
Adapun pertanyaan malaikat dan jawaban muslim yang
tidak batal syahadatnya sebagai berikut:
Malaikat : “Siapakah Tuhanmu?” ( )
Muslim menjawab : “Allah Tuhanku”.
Malaikat : “Siapakah Nabimu”? ( )
Muslim menjawab : “Muhamad Nabiku” (
Malaikat : “Siapakah Nabimu”? ( )
Muslim menjawab : “Islam agamaku”? (
Maka terdengarlah suara penyeru dari langit: “Benar Hambaku
ini! Hamparkan tikar dari Surga kepadanya, lalu angin surga
datang kepadanya, suruh dia istirahat seperti istirahatnya kedua
pengantin”.
Jadi, seorang manusia muslim yang syahadatnya
terpelihara atau tidak batal syahadatnya atau sudah batal tetapi
dia dapat mengucapkan kembali syahadat, maka dia akan bias
menjawab pertanyaan malaikat. Tetapi jika seorang manusia kafir
atau manusia muslim yang batal syahadatnya dan tidak
memperbaikinya, maka dia tidak akan bias menjawab pertanyaan
malaikat. Apapun perkataan yang dilisan dan ditekadkan oleh hati
di dunia, maka saat kembali ke hadirat Allah SWT tentunya
akan menjadi kesaksian. Firman Allah:
ِ
-- : “Allah mencatat/meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan Ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di
dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki”. QS Ibrohim:27
Berikut ini jawaban orang kafir atau orang muslim yang
batal syahadatnya dan tidak memperbaikinya:
Malaikat : “Siapakah Tuhanmu?” ( )
Dia menjawab : “tidak”.
Malaikat : “Siapakah Nabimu”? ( )
Dia menjawab : “Tidak”
Malaikat : “Siapakah Nabimu”? ( )
Dia menjawab : “Tidak”!
Maka terdengarlah suara penyeru dari langit: “Hambaku
ini seorang pendusta, penolak ajaran, hamparkan tikar dari api
neraka, maka sisksa oleh mu sampai qiamat datang”.
Manusia kafir atau orang muslim yang batal syahadatnya
tidak akan bisa menjawab pertanyaan malaikat, karena jawaban
di alam kubur yaitu suatu pengucapan lisan dan hati selama ia di
alam dunia. Oleh karenanya, pengucapan kalimah syahadat
dengan lisan dan hati di dunia yaitu bukti investasi (modal)
jawaban untuk di alam Kubur.
Setelah manusia meninggal dunia dan setelah diperiksa di
alam kubur, maka di alam akhirat telinga, mata dan hati akan
diperiksa satu persatu dari apa yang telah ia perbeuat selama di
dunia. Firman Allah:
-- : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya”. QS Al isro:36
bila manusia tidak melakukan yang diperintah Allah,
maka nanti di Akhirat Neraka Jahanamlah yang akan menjadi
tempat kembalinya manusia. Firman Allah:
-- : “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka memiliki
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka memiliki telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-
orang yang lalai”. QS Al a’rof:179
Sedangkan solat yaitu rukun Islam kedua dan akan
diperiksa di Alam Akhirat setelah manusia semua mati dan
setelah alam dunia hancur. Awal masuk ke akhirat seluruh
manusia dan jin akan menghadapi hari qiamat dimana hari ini
akan panjang waktunya. Satu hari di akhirat sama dengan tiga
ribu Sembilan ratus delapan puluh empat (3984) tahun ukuran
dunia. Sebelum mereka diperiksa meereka akan berjalan secara
mendatar 1000 tahun akhirat, menurun 1000 tahun dan menaik
1000 tahun, kemudian manusia diperiksa seluruh amalnya,
sedangkan yang pertama kali diperiksa di akhirat yaitu solat.
Sebagaimana Sabda nabi:
-- : “Pertamakali diperiksa bagi seorang hamba di Akhirat
yaitu solat, bila solatnya baik maka seluruh amalnya baik
pula, sedangkan bila solatnya jelek maka seluruh amalnya
jelek”. HR Baihaqi
Mega proyek manusia beriman yaitu syahadat, solat,
puasa, zakat dan haji seluruhnya akan diperiksa satu persatu
sesuai petunjuk Allah dan nabi-Nya. Oleh karenanya, kewajiban
manusia beriman yaitu memperbaiki seluruh rukun Islam
dimulai syahadat, solat, puasa, zakat dan puasa barangkali ada
kecacatan atau pernah terjadi murtad, kufur dan musyrik, karena
sifatnya manusia tentu berbuat kesalahan. Oleh karenanya, kita
harus sering mengontrol syahadat, solat zakat, puasa dan haji
jangan sampai rusak dengan perbuatan musyrik, murtad dan
kufur.