alam kubur 5

Tampilkan postingan dengan label alam kubur 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alam kubur 5. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Februari 2024

alam kubur 5




 kan suatu penduduk 

dengan cara menciptakan suasana kampung itu menjadi orang-

orang durhaka. Setelah durhaka, maka Allah hancurkan sehancur-

hancunya. Dengan kata lain bahwa, kalimat “rencana” merupakan 

 

 

fungsi manajemen dan kata “rencana” para ahli sepakat untuk 

dijadikan fungsi manajemen.  

 Ibrohim Albajuri (Kitab Kifayatul Awam:45) 

mengatakan: 

l

-- : sifat qudrot Allah SWT member hasil pada benda yang 

mumkin adanya dan mumkin tidak adanya. Kemudian hubungan 

sifat kudrot Allah pada hal yang tida ada kemudian Allah 

mengadakannya seperti menghubungkan manusia dari tidak ada 

menjadi ada dan dari ada menjadi tidak ada seperti Allah 

menciptakan jasad manusia dari tidak ada menjadi ada dan 

meniadakan kembali, maka hal ini disebut tanjiji kodim (rencana 

Allah sebelum dunia dan mahluk diciptakan). 

 Dari uraian itu  dapat kita gambarkan sebagaimana 


Dari gambar di atas tadi menunjukan sebuah sistem 

manajemen stratejik yang dibuat Allah SWT, dimulai adanya 

rencana Allah membuat makhluk, membuat kehidupan/perjalanan 

kehidupan, proses kematian dan hingga manusia bermuara pada 

kehidupan terakhir.  

Dapat kita fahami bersama bahwa, Allah SWT yang 

pertama kali menciptakan sistem manajemen. Dengan demikian, 

bahwa manajemen yaitu  suatu alat yang tentunya dipergunakan 

manusia untuk mencapai sebuah tujuan.   

. Unsur-unsur Manajemen 

Dalam kegiatan manajemen tentunya memiliki  bahan 

atau unsur sebagai alat untuk tercapainya tujuan manajemen. 

Adapun unsur-unsur manajemen yaitu : 

1. Men, yaitu manusia sebagai pelaku utama dalam berbagai 

hal, 

 

 

2. Money, yaitu keuangan sebagai alat tukar dalam 

pembelian dan pemberian jasa bagi para pegawai, 

3. Material, yaitu bahan yang digunakan sebagai alat 

penunjang, 

4. Machines, yaitu peralatan seperti mesin-mesin pembantu, 

5. Methodes, yaitu cara yang digunakan dalam kegiatan 

manjemen 

6. Market, yaitu pemasaran atau penawaran tentang 

kegiatan atau hasil yang dilakukan pada manajemen 

itu .  

Unsure-unsur ini disusun dalam sebuah kegiatan dalam 

upaya mengantarkan tujuan administrasi sebagaimana di awal 

direncanakan. 

.  Fungsi Manajemen 

Fungsi atau guna untuk manajemen sebagaimana 

dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut: 

1. Luther Gullick (Mulyati, 2010:92) dalah:  

a. planning (perencanaan),  

b. organizing (pengorganisasian),  


 

c. staffing (karyawan), 

d.  directing (direktur),  

e. coordinating (koordinasi),  

f. reporting (pelaporan)  

g. dan budgeting (penganggaran). 

2. George R. Terry: 

a. Planning (perencanaan), 

b. Organizing (pengorganisasian) 

c. Actuating (pelaksanaan) 

d. Controlling (pengawasan) 

3. Henry Fayol 

a. Planning (perencanaan), 

b. Organizing (pengorganisasian) 

c. Commanding (komando) 

d. Coordinating (koordinasi) 

e. Controlling (pengawasan) 

Dari beberapa pendapat para ahli bahwa dalam fungsi 

manajemen setidaknya ada dua hal yang menjadi sorotan penulis 

yaitu: 

 


1. Adanya kegiatan/aktivitas 

Aktivitas ini merupakan suatu pergerakan yang 

dilakukan manusia sebagai wujud pelayanan. Namun 

dalam aktivistas ini dibutuhkan adanya Sumber Daya 

manusia (SDM) yang mumpuni terhadap kegiatan 

itu . 

2. Adanya organisasi (wadah) kegiatan 

Organisasi atau wadah ini merupakan tempat 

penyelenggaraan kegiatan atau organisasi ini 

merupakan pembatasan wilayah kerja, sehingga antara 

para organisator dengan organisator lain merupakan 

kesatuan kerja yang satu sama linnya berkaitan. 

Biasanya dalam organisasi ini dibentuk adanya job 

deskripsi.  

 

  Sholat dalam Perspektif Organisasi  

 Organisasi yaitu  tempat untuk menjalankan tugas 

manajemen dan sebuah alat untuk pembagian wilayah kinerja 

untuk mencapai tujuan manajemen. saat  kita melihat susunan 

sholat berjamaah tentunya kita memahami bahwa ada wiyah atau 

tugas masing-masing. Tugas organisasi dalam sholat ritual 

dibuktikan adanya imam dan ma’mum. Menjadi imam tentunya 

memiliki syarat-syarat tertentu seperti berilmu terhadap 

penguasaai ulumu kuran (ilmu tajwid), ilmu tauhid, ilmu fiqih 

dan lain-lain.   

 Begitu juga dalam menjalankan tugas sholat actual bahwa 

untuk menjalankan roda organisasi bagian daripada sholat actual. 

Mari kita simak bersama pengertian organisasi yang 

dikemukakan oleh para ahli.   

1. 

“organization is a collection Of people, arranged into 

groups, working together to achieve some common 

Objectives”, Organisasi yaitu  sekumpulan orang-

orang yang di susun dalam kelompok, yang bekerja 

sama untuk mencapai tujuan bersama”. 

2.  

“Organisasi timbul bilamana orang-orang bergabung 

dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama”.  

260 

 

3.  

“Organisasi sebagai suatu kesatuan yaitu sekelompok 

orang terlihat secara bersama-sama di dalam hubungan 

yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan”.  

 

4. 

“Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang 

bersatu dalam tugas-tugas atau tugas umum, terikat 

pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknplogi 

dan patuh pada peraturan”. 

 Dari beberapa ahli dapat diambil kesimpulan bahwa 

organisasi yaitu  suatu wadah untuk perkumpulan orang-orang 

yang memiliki kepentingan-kepentingan untuk mengadakan suatu 

aktivitas dalam upaya mencapai tujuan bersama.     

 Dalam penafsiran lain yaitu  organisasi yaitu  

berkumpulnya orang-orang yang memiliki tugas untuk 

melakukan kegiatan yang mana kegiatan ini telah dikemukan di 

dalam manajemen. Jadi organisasi itu tindak lanjut dari kegiatan 

manajemen atau organisasi yaitu  pembatasan wilayah kinerja 

yang dilakukan orang-orang tertentu yang ada dalam struktur 

organigram. Misalnya orang itu  sebagai ketua, wakil ketua, 

sekretaris, bendahara dan seksi-seksi atau apa namanya dalam 

sebuah struktur organisasi. Sehingga adanya organisasi tidak akan 

tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan.  


 Yang dimaksud sholat dalam perspektif organisasi yaitu  

membentuk organisasi dalam kehidupan untuk menjalankan 

harapan dan tujuan. Misalnya organisasi kenegaraan disana 

banyak kegiatan yang menjadi hal penting menyangkut 

kebutuhan warga . Adanya organisasi kenegaraan merupakan 

wujud pelaksanaan solat actual sebagaimana dijelaskan Allah 

SWT.  

 ِ

-- : ingatlah saat  Tuhanmu berfirman kepada Para 

Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang 

khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau 

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan 

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal 

Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan 

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku 

mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." QS Al baqarah:30

  Unsur-unsur Organisasi 

Organisasi yaitu  suatu wadah, maka wadah saat  ingin 

dibuat harus ada unsure-unsur atau bahan untuk disatukan dan 

dapat membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. Berikut ini 

unsure-unsur organisasi menurut para ahli: 

Theodore Caplow seorang professor sosiologi Universitas 

mengemukakan unsure-unsur 

organisasi: 

1. Organisasi memiliki  identitas, 

2. Organisasi memiliki  kelangsungan, 

3. Organisasi memiliki  jadwal kerja (calenddarity), 

4. Organisasi memiliki  otorita. 

Yang sangat menonjol dalam teori ini bahwa organisasi 

memiliki jadwal kerja (calendarity) walaupun dalam administrasi 

atau manajemen pun ada jadwal kerrja, namun sesungguhnya 

jadwal kerja ada dalam ranah organisasi. Organisasi dibentuk 

sebagai alat untuk pembagian atau pembatasan wilayah kerja, 

sehingga kegiatan yang dilakukan oleh organisator tidak akan 

tumpang tindih dengan tugas orang lain. 

mengatakan: 

“Konsepsi organisasi sebagai pengelompokan orang-

orang yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan 

tertentu. Kelompok semacam ini memiliki  karakteristik 

sebagai berikut: 

1. memiliki  pembagian kerja, kekuasaan, dan 

pertanggungjawaban yang dikomunikasikan. 

Pembagian ini tidaklah dilakukan secara acak 

melainkan sengaja direncanakan untuk meningkatkan 

usaha mencapai tujuan tertentu, 

2. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat 

dipergunakan untuk mengendalikan usaha-usaha 

organisasi yang telah direncanakan dan yang dapat 

diarahkan untuk mencapai tujuan. Pusat kekuasaan ini 

juga harus dapat dipergunakan untuk menilai kembali 

secara ajek pelaksanaan organisasi, dan 

menyempurnakan struktur yang dianggap perlu untuk 

meningkatkan efisiensi, 

3. Adanya penggantian kepegawaian misalnya seseorang 

yang cara kerjanya tidak memuaskan dapat dipindah 

atau diganti oleh orang lain. Dalam organisasi juga 

dapat dilakukan usaha memadukan kembali kegiatan 

kepegawaian dengan cara pemindahan dan promosi”.   

Sangat jelas bahwa organisasi dibentuk sebagai alat 

pembagian wilayah kerja, pembatasan individu dalam bekerja, 

dan penggantian dalam wilayah kerja.       

mengatakan: 

“Organisasi itu bagaimanapun adanya, memiliki  

gambaran prospek yang jelas, dan berbeda dari sekedar 

kekhususan tujuan atau kelangsunagan aktivitas. 

Perbedaan gambaran itu meliputi hal-hal sebagai berikut: 

1. Adanya batas-batas yang jelas, 

2. Adanya aturan-aturan yang normative, 

3. Adanya jenjang otoritas, 

4. Adanya sistem komunikasi.  

Jadi unsur-unsur organisasi dari beberapa pendapat para 

ahli dapat simpulkan sebagai berikut: 

a. Organisasi adanya manusia, 

b. Organisasi adanya aktivitas, 

c. Organisasi adanya batasan aktivitas, 

d. Organisasi adanya tempat, 

e. Organisasi adanya tujuan.   

 Fungsi Organisassi 

Organisasi merupakan wadah kegiatan sebagaimana 

dibangun pada saat perencanaan dalam kegiatan manajemen. 

Begitu pula organisasi sebagai alat tindaklanjut manjemen 

dimana manajemen membutuhkan suatu pembatasan wilayah 

kegiatan. Jadi organisasi dibuat sebagai pembatasan wilayah 

kinerja kegiatan manajemen dapat berjalan sesuai rencana dan 

pekerjaan agar berjalan sesuai batasan-batasan kegiatan.   

Secara singkat fungsi organisasi sebagai alat untuk 

pembatasan wilayah kienerja, pengukuran sumberdaya manusia, 

penggantian posisi kemampuhan kerja, penjadwalan aktivitas 

(calendarity). 

 

 

 

a. Pembatasan wilayah kerja 

Pembatasan wilayah kerja yaitu  bahwa untuk 

melaksanakan rencana kerja sebagaimana direncanakan dalam 

manajemen, maka rencana itu  dapat ditindaklanjuti dalam 

organisasi. Misalnya, dalam perencanaan membahas tentang 

keuangan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain, maka dalam 

pembagian wilayah kerja dalam organisasi membentuk struktur 

organisasi dengan sebutan istilah seksi keuangan, seksi 

pendidikan, seksi kesehatan dan lain-lain.  

b. Pengukuran sumber daya manusia 

Orang yang masuk ke dalam organisan tentunya orang-

orang yang memiliki tujuan dan memiliki kemampuan untuk 

mengelola program yang telah dibuat. Profesionalisme dalam 

menjalankan tugas organisasi sangat dibutuhkan, karena bila  

suatu pekerjaan yang diberikan kepada pelaku organisasi tidak 

sesuai dengan kemampuan ia sendiri, maka pekerjaan itu  

tidak akan berjalan sesuai harapan. Dengan demikian, organisasi 

dibuat sebagai ukuran untuk mengukur suatu kemampuan 

 

seseorang atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan 

ditempatkan pada posisi strategis.  


“Sebenarnya penguasaan modal dan teknologi bukan satu-

satunya syarat untuk bersaing dalam era globalisasi. 

Syarat ke dua yang merupakan syarat yang sangat 

strategis yaitu  meningkatkan kualitas sumber daya 

manusia agar memiliki  kemampuan untuk 

mengembangkan teknologi dan mengatur modal sebaik-

baiknya”.  

Begitu pula Saefullah (2010:97): 

“Dalam menyongsong era globalisasi yang menuntut 

sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki  

kemampuan bersaing, sudah seharusnya penilaian ulang 

secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pendidikan 

dihubungkan dengan lapangan kerja yang disediakan”.  

Jadi dalam organisasi dibutuhkan sumber daya manusia 

sebagai alat untuk menjalankan program kerja. Pernyataan 

Saefullah “lapangan kerja yang disediakan” dapat ditafsirkan 

sangat banyak, bisa lapangan kerja swasta atau organisasi 

pemerintahan. Intinya bahwa, dimanapun organisasi dibentuk, 

maka tidak akan lepas dari dari tuntutan sumber daya manusia. .  

Asfek lain dalam kualitas pelayanan yaitu  adanya suatu 

dorongan moral yang keluar dari hati nurani, dimana hati nurani 

 

 

ini sebagai kekuatan yang paling berpengaruh terhadap dunia 

kerja. Hal ini termasuk bagian dari kualitas sumber daya manusia 

dalam wujud kualitas pelayanan. Sehebat apaun orang memiliki 

Sumber Daya Manusia (SDM) tanpa di dorong dengan 

pembangunan moral atau akhlak terpiji, maka terjadi 

ketidaknyamanan dalam kinerja, atau akan banyak orang 

mencemoohkannya. 

Oleh karenanya, moral merupakan motivasi terhadap 

kinerja dan merupakan bumbu penyedap dalam kualitas 


“Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia 

Indonesia di dalamnya harus dimasukan pembinaan 

moral dan mental. Penyimpangan-penyimpangan yang 

terjadi selama ini merupakan rendahnya kualitas sumber 

daya manusia Indonesia dalam asfek moral dan mental. 

Akibatnya bukan menjadi manusia yang unggul dalam 

persaingan tetapi menjadi manusia yang dianggap 

rendah derajatnya sehingga tidak memiliki  wibawa 

dan bahkan tidak banyak diperhitungkan dalam 

percaturan-percaturan Internasional”.  

Sangat jelas bahwa, mental-spiritual yang miliki 

manusia sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan fisik 

manusia yang diwujudkan dalam kinerja manusia setiap hari. 

Hasil yang dibuktikan secara wujud produk atau hasil kerja yang 

dilakukan oleh setiap manusia yang melakukan pekerjaan pada 

salahsatu lingkungan pekerjaan yaitu  bersumber dari kegiatan 

mental. Jika hasil kinerja baik, maka hal itu ada dorongan dari 

mental itu sendiri, dan jika hasil kinerja manusia itu buruk, maka 

itu juga berasal dari dorongan mental yang buruk pula.  

c. Penggantian posisi kemampuan/reschupple 

Seringkali pelaku organisasi yang menduduki suatu 

jabatan adanya pergantian yang dimaksudkan untuk perubahan 

dan keserasian dalam lingkungan kerja. Pemimpin dan pengawas 

lainnya senantiasa dapat menilai kinerja yang dilakukan oleh para 

pelaku organisasi. Hasil penilaian itu  akan menjadi sebuah 

keputusan apakah orang ini harus digeser atau diganti dengan 

orang baru?. Yang menjadi ukuran untuk diganti atau tidak 

diganti, tergantung kepada SDM yang dimiliki oleh orang 

itu .  

d. Penjadwalan aktivitas (calendarity)  

Penjadwalan kinerja (calenderity) yaitu  sebuah 

aktivitas untuk menentukan skala prioritas atau pekerjaan 

mana yang didahukan atau mana yang harus diakhirkan. 

Dalam pembahasan penjadwalan kerja tentunya dapat 

diartikan sebagai berikut: 

1. Pekerjaan jangka pendek, 

2. Pekerjaan jangka menengah, 

3. Pekerjaan jangka panjang 

4. Pekerjaan darurat.  

 Leadership (kepemimpinan) 

Kepemimpinan (Leadership) berasal dari kata “pimpin” 

kata kerjanya “memimpin” dan kata bendanya yaitu  

“pemimpin” atau leader. Pemimpin yaitu  seorang individu yang 

memiliki tugas untuk menjalankan amanat yang diberikan 

kepadanya. 

Allah SWT membentuk suatu kepemimpinan bagi 

kehidupan umat manusia agar manusia dapat mencapai harapan 

dan tujuannya. Sebagaimana firman Allah: 

-- : ingatlah saat  Tuhanmu berfirman kepada Para 

Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang 

khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau 

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan 

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal 

Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan 

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku 

mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." QS Al baqarah:30 

Dari ayat itu  dapat kita fahami ada dua penting yaitu 

(1) Allah SWT membentuk kepemimpinan (leadership), (2) 

Mengangkat manusia sebagai pemimpin yang sempurna 

disbanding dengan pemimpin malaikat dan jin. Karena manusia 

diciptakan sebagai pemimpin dunia, maka manusia harus 

mempersiapkan diri untuk menghadapi tugas yang berat ini.  

Berikut ini pengertian pemimpin (leadership) menurut 

para ahli:  

Warren Bennis (Pasolong, 2016:107) mengatakan: 

“Pemimpin yaitu  orang yang paling berorientasi hasil 

dunia, dan kepastian dengan hasil ini hanya positif kalu 

seseorang mengetahui apa yang diinginkan”.  

Menjalankan tugas kenegaraan ini disebut solat aktual dan 

solat ini tidak bisa dilakukan secara individu tetapi harus 

dilakukan secara berjamaah. Misalnya untuk melakukan proses 

peradilan dalam melaksanakan tindak pidana pembunuhan 

membutuhkan lembaga hukum, ada hakim, ada hukum dan ada 

yang dihukumi. Sebagaimana dijelaskan Nabi:  

-- : “bila  keadaan kalian bertiga maka disana 

harus mengangkat pemimpin”.   

Dalam menjalankan tugas kepemimpinan dibutuhkan para 

pemimpin yang memiliki kemampuan dalam memimpin agar 

kinerja yang dilakukan dapat berkualitas.  

Salahsatu pelaku pembangunan dan para pemimpin 

(pelayan umat) yang dilakukan oleh manusia yaitu  menjadi 

pemimpin dalam konteks organisasi kenegaraan dan pemimpin 

dalam organisasi pendidikan. Dua organisasi ini sangat besar 

mempengaruhi terhadap tugas yang diembannya. Oleh karena itu, 

kualitas pelayanan publik sangat dibutuhkan seorang pemimpin 

yang memiliki kualifikasi sesuai dengan status sosial yang sedang 

berkembang.  

Sebagaiman dijelaskan Abi Ya’la (1987: 19):   

“Mengangkat pemimpin yaitu  wajib”. Kewajiban 

mengangkat pemimpin untuk memenuhi kebutuhan dan 

melayani warga , karena warga  membutuhkan 

untuk kepantingannya”. 

Hal senada dijelaskan Muhamad bin Aof dalam Abi Ya’la 

(1987:19): “Suatu bencana akan tiba jika tidak ada pemimpin 

yang memerintah (kebenaran) terhadap umat manusia”.  

Begitu pula Abi Ya’la (1987: 19) mengatakan dalam 

mengangkat pemimpin:  

“Adapun sebagai ahli ikhtiar (pemimpin) memiliki tiga 

syarat, Pertama bersikap adil Kedua, berilmu dan Ketiga, 

seorang ahli berfikir”.  

Pada dasarnya pemimpin yaitu  pelayan warga , apa 

yang menjadi persoalan-persoalan warga  (public problems) 

tentunya pemimpin harus mampu Memberi  pelayanan terbaik. 

Oleh karenanya, mengangkat pemimpin harus benar-benar orang 

yang memiliki kemampuan sumber daya manusia dalam situasi 

dan kondisi sosial yang sedang berkembang. Sebagaimana 

dijelaskan Nabi Muhamad SAW: 

 

-- : “Nabi bersabda: “bila  suatu amanat disia-siakan 

tunggu kehancurannya”. Sahabat bertanya: “apa yang dimaksud 

disia-siakan? Nabi menjawab: “bila  suatu tugas/jabatan 

diberikan kepada yang bukan ahli, maka tunggu 

kehancurannya”. HR Hakim 

 Oleh karena itu, setiap ada sebuah kegiatan 

keorganisasian tentunya para pendiri harus mempertimbangkan 

terhadap orang-rang yang akan menjadi pengelola organisasi 

itu . Karena bila  sebuah organisasi tidak 

memperhitungkan pelaku organisasinya, maka tujuan organisasi 

tidak akan berjalan sesuai rencana.  

Kith Davis (1995:127) merumuskan empat sifat yang 

mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan dalam 

konteks pelayanan suatu organisasi: 

1. Kecerdasan, hasil penelitian pada umumnya 

membuktikan bahwa pemimpin memiliki  tingkat 

kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan 

yang dipimpim. Namun demikian, yang sangat 

menarik dari penelitian itu  ialah pemimpin tidak 

bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan 

pengikutnya. 

2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial,  

pemimpin cenderung menjadi matang dan 

memiliki  emosi yang stabil, serta memiliki  

perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. 

Dia memiliki  keinginan menghargai dan dihargai. 

3. Motivasi diri dan dorongan berperprestasi, para 

pemimpin secra relative memiliki  dorongan 

motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja 

berusha mendapatkan penghargaan yang intrinsic 

dibandingkan dari yang ekstinsik. 

4. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, pemimpin-

pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri 

(selp-exteem) dan kehormatan pengikutnya dan 

mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah penelitian 

Universitas Ohio pemimpin itu memiliki  perhatian 

dan kalau mengikuti istilah penemuan Michigan 

pemimpin berorientasi pada karyawan bukannya 

berorientasi pada produksi. 

Jelas bahwa, pemimpin dalam kontek sebagai pelayan 

publik yaitu  harus cerdas dan mampu memiliki sikap hubungan 

dengan warga . Hal ini tidak akan terjadi kualitas pelayanan 

publik yang baik jika tidak ditunjang oleh faktor kecerdasan, 

sedangkan kecerdasan ini sangat erat hubungannya dengan 

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk meningkatnya 

kualitas pelayanan publik harus ditunjang oleh kualitas  


“Sebenarnya penguasaan modal dan teknologi bukan satu-

satunya syarat untuk bersaing dalam era globalisasi. 

Syarat ke dua yang merupakan syarat yang sangat 

strategis yaitu  meningkatkan kualitas sumber daya 

manusia agar memiliki  kemampuan untuk 

mengembangkan teknologi dan mengatur modal sebaik-

baiknya”.  

Begitu pula 

“Dalam menyongsong era globalisasi yang menuntut 

sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki  

kemampuan bersaing, sudah seharusnya penilaian ulang 

secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pendidikan 

dihubungkan dengan lapangan kerja yang disediakan”.  

Jadi antara kualitas pelayanan, sumber daya manusia dan 

pemimpin sangat erat hubungannya. Pernyataan Saefullah 

“lapangan kerja yang disediakan” dapat ditafsirkan sangat 

banyak, bisa lapangan kerja swasta atau organisasi pemerintahan. 

Intinya bahwa, dimanapun organisasi dibentuk, maka tidak akan 

lepas dari dari tuntutan kualitas pelayanan yang ada hubungannya 

dengan sumber daya manusia.   

Asfek lain dalam kualitas pelayanan yaitu  adanya suatu 

dorongan moral yang keluar dari hati nurani, dimana hati nurani 

ini sebagai kekuatan yang paling berpengaruh terhadap dunia 

kerja. Hal ini termasuk bagian dari kualitas sumber daya manusia 

dalam wujud kualitas pelayanan. Sehebat apaun orang memiliki 

Sumber Daya Manusia (SDM) tanpa di dorong dengan 

pembangunan moral atau akhlak terpiji, maka terjadi 

ketidaknyamanan dalam kinerja, atau akan banyak orang 

mencemoohkannya. 

Oleh karenanya, moral merupakan motivasi terhadap 

kinerja dan merupakan bumbu penyedap dalam kualitas 

Saefullah (2010:99): 

“Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia 

Indonesia di dalamnya harus dimasukan pembinaan 

moral dan mental. Penyimpangan-penyimpangan yang 

terjadi selama ini merupakan rendahnya kualitas sumber 

daya manusia Indonesia dalam asfek moral dan mental. 

Akibatnya bukan menjadi manusia yang unggul dalam 

persaingan tetapi menjadi manusia yang dianggap 

rendah derajatnya sehingga tidak memiliki  wibawa 

dan bahkan tidak banyak diperhitungkan dalam 

percaturan-percaturan Internasional”.  

Sangat jelas bahwa, mental-spiritual yang miliki 

manusia sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan pisik 

manusia yang diwujudkan dalam kinerja manusia setiap hari. 

Hasil yang dibuktikan secara wujud produk atau hasil kerja yang 

dilakukan oleh setiap manusia yang melakukan pekerjaan pada 

salahsatu lingkungan pekerjaan yaitu  bersumber dari kegiatan 

mental. Jika hasil kinerja baik, maka hal itu ada dorongan dari 

mental itu sendiri, dan jika hasil kinerja manusia itu buruk, maka 

itu juga berasal dari dorongan mental yang buruk pula.  

Sorokin dan Lauden (Saefullah 2010:158) dalam 

tulisannya “power and morality” mengatakan bahwa, untuk 

mengukur kinerja seorang pejabat public, moral yaitu  salah satu 

ukuran yang dapat menentukan.  

1. bila  moralitas dan mentalitas orang-orang yang 

memerintah dan diperintah diukur dengan moral dan 

mental yang sama, maka moralitas dan jiwa orang-

orang yang memerintah ditandai dengan suatu 

dualism yang jauh lebih kuat dan penyakit moral 

dan mental yang besar dari pada moralitas dan 

mentalitas warga penduduk yang diperintah, 

2. Proporsi tipe-tipe mental yang ekstrim, baik yang 

berbakat maupun yang sakit mental, lebih besar 

pada kelompok yang memerintah ketimbang 

bawahan yang diperintah, 

3. Perilaku kelompok-kelompok yang memerintah 

cenderung menjadi lebih criminal dan sub-moral 

ketimbang perilaku moral lapisan yang diperintah 

dari warga  yang sama, 

4. Makin besar, makin absolute, dan makin memaksa 

kekuasaan orang-orang yang memerintah, 

pemimpin-pemimpin politik, dan para eksekutif 

bisnis dan organisasi lain yang berkuasa, dan makin 

kurang bebas kekuasaan ini disetuji oleh penduduk 

yang diperintah, makin cenderung korup dan 

kriminal kelompok-kelompok dan para pejabat yang 

memerintah.   

Sangat jelas bahwa, kualitas pelayanan yang diberikan 

oleh pemerintah kepada warga  akan ditilai, dilihat dan 

diperhatikan oleh warga  itu sendiri. Bukan hanya yang 

dilihat suatu nilai pekerjaan, tetapi moralitas dan mentalitas 

pemerintah juga akan menjadi perhatian publik.  

Oleh karenanya, antara pembangunan pisik dan mental 

yaitu  suatu pembangunan yang tidak bisa dipisahkan oleh 

siapapun, karena jika ada pemisahan, maka hasil yang akan 

dilakukan oleh manusia akan melahirkan suatu manusia yang 

hatinya buruk, dan kerugian besar dalam proses pelayanan 

terhadap public.  

Selama ini, banyak penyimpan\gan yang dilakukan oleh 

manusia baik yang bekerja dalam organisasi kecil maupun besar, 

karena pembangunan mental sangat lemah, terkadang 

pembangunan mental tidak dilakukan sama sekali. 

Bachtiar (2010:144) mengatakan: 

“Manusia tidak hanya hidup dalam dunia relasi biologis 

dan cultural, tetapi juga dalam dunia relasi sosial, suatu 

realitas yang memiliki kualitasnya tersendiri dan berbeda 

dengan realitas budaya dan biologis. Kualitas-kualitas 

yang membedakan realitas sosial yaitu  wilayah-

wilayah mental, yang dihasilkan dari proses kehidupan 

bersama 

Segala bentuk rasionalitas aktivitas yang dilakukan oleh 

setiap manusia bergantung pada pendidikan mental. Dalam 

pembangunan yang sifatnya konkrit atau pembangunan public, 

merupakan suatu bentuk kebersamaan harapan dan tujuan. 

Namun hal yang membedakan yaitu  kualitas pekerjaan, dimana 

kualitas itu  akan member warna kehidupan dalam 

persaingan dunia kerja. Mental seseorang akan berpengaruh besar 

terhadap nilai kinerja dan akan menjadi suatu sorotan publik.  

Salahsatu pendorong terhadap pemimpin agar pelayanan 

yang diberikannya berkualitas yaitu  kekompakan dua kekuatan 

yaitu kekuatan batin (hati nurani) dan dzohir (badan) yang tidak 

dipisahkan pada jati diri seorang manusia. Jadi, suatu performa 

atau kinerja yang dilakukan oleh seseorang, merupakan suatu 

dorongan batinnya tersendiri. Jika kinerja yang dilakukan oleh 

seseorang baik, maka tandanya suatu dorongan batin yang baik. 

Dan jika kinerja seseorang jelek, maka tandanya ada suatu 

dorongan batin yang jelek pula.   

Imam Khomeini dalam Kamal Alhaydari (2004:223) 

mengatakan: 

 “Di sana, yakni pada kerajaan batin, pasukan nafs lebih 

banyak dan lebih penting dibandingkan pada kerajaan 

lahir, serta pertarungan dan persaingan diantara pasukan 

al-Rahman dan pasukan setan lebih besar. Begitu pula, 

kekalahan dan kemenangan di sana lebih kuat dan lebih 

penting, berdasar  hal itu, jihad nafs yaitu  jihad 

besar. “Bahkan, segala perkara yang terdapat di kerajaan 

lahir, berupa pertarungan diantara kekuatan-kekuatan 

yang pangkalnya yaitu  kerajaan batin.  

Hal senada dijelaskan oleh Kamal Alhaydari (2004:223): 

“Jika seseorang menang dalam batinnya, maka dia pun 

menang dalam lahirnya. Sebaliknya, jika kalah dalam 

batinnya, maka dia juga kalah dalam lahirnya. Dari sini 

kita mengetahui bahwa orang yang keadaan dan 

karakternya baik, maka perbuatan-perbuatan 

lahiriyahnya pun akan baik dan mengarahkan perbuatan-

perbuatannya menuju kebaikan berupa infak di jalan 

Allah, silaturahmi, memberi orang-orang yang 

membutuhkan, dan sebagainya”.  

Sangat jelas bahwa, untuk mewujudkan suatu kualitas 

pelayanan diperlukan pemimpin yang memiliki sehat rohani dan 

jasmani, yang mana hal ini akan dapat terwujudnya sebuah 

harapan dan tujuan (dassolen dan dessain) secara bersama.  

Belakangan ini di setiap penjuru dunia telah terbukti 

bahwa, perubahan sosial merupakan suatu keniscayaan yang tidak 

dapat dipungkiri. Perubahan sosial diakibatkan oleh konflik-

konflik yang mengarah kepada perubahan untuk meningkatkan 

kamauan manusia itu sendiri. Siapa yang harus bertanggung 

jawab untuk hal ini, yaitu  seorang pemimpin sebagai wujud dari 

pelayan warga .  

Pramusinto dan Purwanto (2009:274) mengatakan,  

“Salahsatu pihak yang dapat dimintai 

pertanggungjawaban sehubungan dengan hal itu yaitu  

pemimpin dari warga  yang bersangkutan. 

Pemimpin memiliki  fungsi, dari sederet fungsi yang 

diembannya, bagaimana mengelola warga  yang 

dipimpinnya untuk tidak mengalami kehancuran karena 

konflik diantara para anggotanya. Pemimpin dengan 

kewenangan yang melekat pada dirinya untuk 

memimpin dituntut harus mampu mengelola konflik 

ataupun potensi-potensi konflik yang ada di warga  

sebagai dampak atau konsekwensi dari perubahan yang 

tak terelakan”.   

Intinya kualitas pelayanan tidak terlepas dari keterlibatan 

seorang pemimpin yang memiliki SDM yang sesuai dengan 

kebutuhan serta pemimpin yang memiliki nilai spiritual question 

yang dapat mempengaruhi kinerja dohir yang baik. Pemimpin 

sebagai pelayan warga  yang tugasnya membina, 

membimbing, mengarahkan dan mendidik agar warga  

mencapai kepada derajat yang sempurna,  tentunya hal ini 

diperlukan para pemimpin yang memiliki tingkat kemampuan 

yang tinggi dalam Memberi  pelayanan yang memuaskan.  

Pendek kata singkat cerita, bahwa solat actual sangat 

berat dalam pelaksanaanya membutuhkan skills, kreativitas, 

SDM, moralitas dan harus dilakukan secara berjamaah.  

Untuk pembahasan konsep administrasi Negara kita 

bahas dalam judul buku yang berbeda.  

. Decision Making  

Decision making yaitu  isi dari seluruh rangkaian 

administrasi, manajemen, organisasi, dan leadersip.  --  

decision making merupakan suatu hasil yang akan nampak 

terlihat secara jelas, apakah seluruh kegiatan itu dapat tercapai 

sesuai harapan dan tujuan atau tidak. Maka hal ini akan terlihat 

hasil dari perilaku organisasi yang dilakukan melalui tugas 

masing-masing.  

Isi dari decision making yaitu  berada pada individu yang 

dapat diwujudkan pada pelayanan public. Seberapa hebatnya 

individu maka akan dinilai pada seberapa besarnya konsep-

konsep dan karya yang dibuktikan dengan pelayanan. Begitu juga 

isi decision making yaitu  dapat diwujudkan melalui kualitas 

pelayanan public. Inti dari kegiatan administrasi tertumpu pada 

bagaimana pelayanan pemimpin terhadap yang dipimpinya, 

apakah pelayanan itu dapat memuaskan atau tidak? Hal ini 

menjadi sebuah perhatian kita bersama terhadap para pelaku 

organisasi yang disebut decision making.  

Pendapat lain tentang kualitas pelayanan yang 

dikemukakan oleh De Vreye (Budiman Rusli 2013:180): 

1. Self-esteem : meningkatkan kualitas agar menjadi 

teladan bagi pegawai dan meningkatkan perhatian 

bagi mereka, 

2. Exeed expectation : Memenuhi janji yang telah 

disampaikan kepada pelanggan, 

3. Recovery : tanggap terhadap keluhan pelanggan, 

4. Vision : Pemikiran jangka panjang tentang pelayanan 

umum, 

5. Improve : Peningkatan pelayanan secara terus 

menerus dalam jangka panjang 

6. Care : menaruh perhatian yang tinggi terhadap 

pelanggan 

7. Empower : Mengembangkan kemampuan pegawai 

dengan Memberi  pendidikan latihan.  

Bisa dikatakan berkualitas bila  sebuah pemberian 

pelayanan terhadap konsumen atau warga  bila  (1) self-

Esteem (harga diri) yaitu seorang pelayan bila  Memberi  

pelayanan terhadap umat/warga  tentunya memiliki harga 

diri yang uswatun hasanah (perilaku terpuji). Karena bila  


perilaku seorang servant (pelayan) mencerminkan akhlak tidak 

terpuji meskipun pelayanannya baik, maka warga  akan 

menilai jelek.  

Hal ini sangat penting adanya ahklaq terpuji (self-Esteem) 

sebagai pengantar adanya pelayanan. Hal ini dijelaskan Allah: 

  

-- : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri 

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap 

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak 

menyebut Allah. QS Al ahjab:21 

Sangat menjanjikan bahwa pelayanan yang diberikan Nabi 

Muhamad SAW kepada warga  Arab telah menarik simpati 

dari mereka. Meskipun pemerintah Arab yang di pimpin Abu 

Supyan melarang warga nya agar tidak mengikuti jejak 

langkah Nabi Muhamad, ternyata pelayanan Nabi Muhamad 

dengan mengedepankan self-Esteem sampai hari ini dapat 

dipertanggungjawabkan.  

Exeed expectation (memenuhi harapan) yaitu  sebuah 

pelayanan yang dapat Memberi  janji kepada warga  

bahwa apa yang menjadi harapan warga , pelayan tentunya 

selalu memperhatikannya. Akan menjadi penolakan dari 

warga  bila  para pelayan hanya janji-janji belaka bila  

janji itu tidak dilaksanakan dengan tepat.  

 Sabda Nabi: 

-- : “Tanda-tanda munafik ada tiga: (1) bila  berbicara 

suka berbohong, (2) bila  janji suka inkar, dan (3) bila  

diberi amanita suka dikhianat”. HR Bukhori Muslim 

Pelayanan berkualitas tentunya memperhatikan apa yang 

mereka janjikan kepada warga , sekecil apapun telah berjanji 

kepada warga /pelanggan tentunya harus ditepati (exceed 

ecpectation) agar mereka terus simpati dan merasa puas.   

Recovery yaitu  cepat tanggap terhadap apa yang menjadi 

keluhan, saran dan masukan. --  pelaku kegiatan dalam 

sebuah organisasi tentunya harus selalu tanggap terhadap saran, 

kritik dan masukan dari pelanggan/warga  terhadap apa yang 

menjadi bahan kegiatan. Yang dapat merasakan pelayanan yaitu  

warga , belum tentu pelayanan yang kita berikan sesuai 

dengan apa yang diinginkan oleh warga . Jadi, pelayanan 

yang bermakna yaitu  sebuah pelayanan yang diberikan sesuai 

dengan kebutuhan warga .  

Lovelock dan Wright (2005:15) ada empat fungsi inti 

yang harus di pahami penyedia layanan jasa, yaitu: 

1. Memahami persepsi warga  yang senantiasa 

berubah tentang nilai dan kualitas jasa atau produk,                        

2. Memahami kemampuan sumber daya dalam 

menyediakan pelayanan, 

3. Memahami arah pengembangan lembaga pelayanan 

agar nilai dan kualitas yang diinginkan warga  

terwujud, 

4. Memahami fungsi lembaga pelayanan agar nilai dan 

kualitas jasa/produk tercapai dan kebutuhan setiap 

stakehlders terpenuhi. 

Sangat jelas dalam pelayanan warga  tentunya 

mampu memahami persepsi warga , apa yang menjadi 

keluhan warga  dan apa yang menjadi kebutuhan warga , 

hal ini harus menjadi sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh 

para penyelenggara kegiatan.  

Vision yaitu  sebuah visi yang menjadi filar pelayanan 

yang mana visi ini tentunya mengarah secara universal sesuai 

dengan apa yang telah dibuat pada awal perencanaan. Untuk 

pembuatan visi ini harus bersifat umum --  mencakup 

keseluruhan kebutuhan yang mana kebutuhan ini disamping ada 

targetan bagi lembaga penyedia pelayanan tidak kalah penting 

masukan-masukan dari masyarakt/pelanggan agar saat  

pelayanan dilakukan ada kesinambungan. 

Vision juga merupakan dugaan-dugaan dalam melakukan 

kegiatan, sehingga kegiatan yang dilakukan hari ini, tentunya kita 

mampu memprediksi ke depan melalui visi yang dibuat pada hari 

ini. Visi merupakan serangkaian aktivitas secara umum yang 

meliputi misi dan strategi. Allah swt telah Memberi  gambaran 

bagi manusia untuk membuat visi sebagai acuan kinerja. 

  

-- : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada 

Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah 

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada 

Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu 

kerjakan. QS Al hasyr:18 

 Dari ayat itu  dapat kita fahami bahwa, saat  kita 

melakukan kerja hari ini tentunya beorientasi untuk masa 

mendatang. --  ayat ini dapat dijadikan dasar untuk membuat 

visi dan misi, karena suatu kegiatan yang dilakukan oleh kita 

tentunya ada kesinambungan antara kegiatan hari ini dan 

mendatang.  

Improve yaitu peningkatan pelayanan secara terus 

menerus dalam jangka panjang --  bahwa pelayanan yang 

diberilakan kepada warga  sesuai dengan waktu yang 

tersedia. Misalnya pelayanan dalam bidang pembangunan 

perdesaan yaitu sebelum pembangunan dilakukan biasanya pihak 

desan mengadakan sosialisasi pembangunan melibatkan 

warga  di tingkat perdesaan yang disebut musyawarah dusun 

(mudus). Setelah musdus maka dilakukan juga musyawarah di 

tingkat desa disebut musyawarah pembangunan desa 

(musbangdes).  

Kegiatan pelayanan yang diberikan pihak pemerintahan 

desa tentunya mengacu pada perencanaan yang dibuat pada 

musdus dan musbangbdes, tentunya disesuaikan dengan visi dan 

misi pembangunan.   

Care yaitu menaruh perhatian yang tinggi terhadap 

pelanggan --  segala upaya pelayanan yang diberikan kepada 

warga  tentunya harus selalu mengedepankan nilai-nilai 

kewarga an, karena hakikat pelayanan yaitu  ibadah untuk 

bagaimana yang dilayani menjadi senang dan merasa bahagia.  

saat  kita melihat organisasi yang dilakukan oleh sistem 

organisasi Allah SWT, Allah Aza Wajala telah membuat struktur 

organisasi yang diwujudkan melalui pelayanan sepuluh malaikat. 

Dimulai malaikat yang bertugas menyampaikan informasi 

(Jibril), Memberi  rizki (Mikail), mencatat seluruh perbuatan 

manusia (Rokib dan Atid) dan seterusnya, mereka semua sampai 

hari ini dan seterusnya terus Memberi  pelayanan kepada 

seluruh makhluk Allah tanpa memilih dan memilah. Itulah 

pelayanan sistem organisasi Allah dalam Memberi  pelayanan 

terhadap makhluknya. Maka Allah SWT memiliki sifat Robbul 

Alamin (yang Memberi  pelayanan untuk seluruh alam).  

Empower yaitu memberdayakan/mengembangkan 

kemampuan pegawai dengan Memberi  pendidikan latihan. 

--  bahwa pada setiap kegiatan pelayanan yang akan 

diberikan kepada warga /pelanggan, seluruh civitas 

organisasi memahami terlebih dahulu terhadap kemampuhan 

individu (servant) dalam bidang kompetensi keahlian, memahami 

tentang objek kegiatan yang akan dilakukan. Karena 

pemberdayaan (empower) ini sasarannya dua yaitu kemampuhan 

individu dan beban tugas yang akan diberikan.   


PEMERIKSAAN TUGAS MANUSIA 

 

Manusia dan jin setelah meninggal dunia akan diperiksa 

tugas mereka selama di Alam Dunia. Tugas manusia dan jin 

yaitu  mencari ilmu, meyakini ilmu (iman) dan melaksanakan 

ilmu (islam).  

Manusia lahir ke dunia memiliki modal yaitu telinga, mata 

dan hati sebagai alat penangkap ilmu dan pengetahuan. 

Sebagaimana firman Allah:  

 

-- : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam 

Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu 

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Q.S 

An nahl:78 

Setelah manusia lahir ke dunia, maka kedua orang tua 

berkewajiban mendidik putra-putrinya sampai ia memahami 

tentang Allah dan ayat-ayat Allah.  

 


-- : “Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan 

sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia 

masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari 

sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia yaitu  seorang yang 

bertakwa. Ddan seorang yang berbakti kepada kedua orang 

tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. 

Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari 

ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali”. QS 

Maryam: 12-15 

Begitu juga Sabda Nabi: 

-- : “Setiap yang dilahirkan membawa fitrah (pendidikan), 

maka kedua orang tuanya yang akan mendidik menjadi yahudi, 

nasrani, dan majusi”. HR Hakim 

Begitu juga Nabi Bersabda: 

-- : “Setiap yang dilahirkan membawa fitrah (pendidikan) 

sampai dia mampu berbicara”. HR Baihaqi 

Setelah manusia memiliki ilmu dan pengetahuan, maka 

berkewajiban menjadi orang soleh dan solihah, sehingga mereka 

menjadi pemimpin di dunia ini. 

Sebelum manusia masuk ke dalam kubur, ia akan mengalami 

dulu proses awal kematian yang disebut syakata maot. Syakarat 

maot ini yaitu  detik-detik awal pemisahan jasad, ruh dan akal 

--  akal manusia dan akan dicabut oleh Allah akan 

dipindahkan dari jasad dunia ke jasad akhirat.  

Sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-

benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan 

ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan 

datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang Malaikat 

penggiring dan seorang Malaikat penyaksi”. QS Qof:19-21 

Syakaratul maut yaitu  proses pencabutan ruh dan akal 

dari jasad manusia yang dilakukan oleh Malaikat Izroil. Pada 

syakatul maut manusia sudah lupa akan kehidupan dunia, saat itu 

manusia baru merasakan hidup yang sesungguhnya. Begitu juga 

pada syakarotul maut yaitu  puncaknya segala sakit yang 

dirasakan manusia selama di dunia. Setelah syakarotul maut 

maka jasad manusia mati --  sudah tidak berfungsi lagi dan 

jasad manusia menjadi bangkai. Oleh karenanya jasad manusialah 

yang akan mati sedangkan akal dan ruh tidak akan mati.  

Sebagaimana dujelaskan Allah: 


-- : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan 

Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan 

pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan 

ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan 

dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. 

QS Ali Imron:185 


-- : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami 

akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai 

cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah 

kamu dikembalikan”. QS Al-Anbiya:35 

 ُّ

-- : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. 

kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. QS Al-An 

kabut:57 

Dari beberapa ayat itu  bahwa kematian yaitu  proses 

pertama untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. 

Karena sesungguhnya kehidupan yaitu  nanti setelah manusia 

mengalami syakaratul maut dan maut/mati. Begitu juga pada 

kematian ini yaitu  sebagai tanda bahwa diperlihatkannya 

perbuatan manusia baik perbuatan buruk maupun baik.  

Sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “Maka mengapa saat  nyawa sampai di kerongkongan. 

Padahal kamu saat  itu melihat. Dan Kami lebih dekat 

kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat. Maka 

mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?. Kamu tidak 

mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu yaitu  

orang-orang yang benar?. Adapun jika Dia (orang yang mati) 

Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Maka 

Dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah 

kenikmatan. Dan Adapun jika Dia Termasuk golongan kanan. 

Maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. 

Adapun jika Dia Termasuk golongan yang mendustakan lagi 

sesat. Maka Dia mendapat hidangan air yang mendidih. Dan 

dibakar di dalam Jahannam. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) 

yaitu  suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan 

(menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar”. QS Alwaqi’ah:83-

96 

 Begitu juga Syekh Ibrohim (Kitab Jauhar Tauhid:94) 

mengatakan: 


-- : “Kewajiban manusia beriman yaitu  meyakini bahwa 

Malikat petugas pencabut ruh (Izroil) bagi seluruh awak-

awakan”.  


Tempat pemeriksaan pertama bagi manusia yaitu  di 

Alam Kubur. Di Alam Kubur manusia diperiksa yaitu  rukun 

Islam pertama yaitu syahadat. Hadits Nabi  


-- : “Seorang muslim bila  ditanya di Alam Kubur yaitu  

tentang dua kalimah syahadat”. HR MutafakunAlaih. 

Riadusolihin Bab Roja 

Adapun pertanyaan malaikat dan jawaban muslim yang 

tidak batal syahadatnya sebagai berikut: 

Malaikat   : “Siapakah Tuhanmu?” (  ) 

Muslim menjawab : “Allah Tuhanku”. 

Malaikat   : “Siapakah Nabimu”? (  ) 

Muslim menjawab  : “Muhamad Nabiku” (  

Malaikat   : “Siapakah Nabimu”? (  ) 

Muslim menjawab  : “Islam agamaku”? (  

Maka terdengarlah suara penyeru dari langit: “Benar Hambaku 

ini! Hamparkan tikar dari Surga kepadanya, lalu angin surga 

datang kepadanya, suruh dia istirahat seperti istirahatnya kedua 

pengantin”. 

Jadi, seorang manusia muslim yang syahadatnya 

terpelihara atau tidak batal syahadatnya atau sudah batal tetapi 

dia dapat mengucapkan kembali syahadat, maka dia akan bias 

menjawab pertanyaan malaikat. Tetapi jika seorang manusia kafir 

atau manusia muslim yang batal syahadatnya dan tidak 

memperbaikinya, maka dia tidak akan bias menjawab pertanyaan 

malaikat. Apapun perkataan yang dilisan dan ditekadkan oleh hati 

di dunia, maka saat  kembali ke hadirat Allah SWT tentunya 

akan menjadi kesaksian. Firman Allah: 

 ِ


-- : “Allah mencatat/meneguhkan (iman) orang-orang yang 

beriman dengan Ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di 

dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang 

zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki”. QS Ibrohim:27 

Berikut ini jawaban orang kafir atau orang muslim yang 

batal syahadatnya dan tidak memperbaikinya: 

Malaikat   : “Siapakah Tuhanmu?” (  ) 

Dia menjawab  : “tidak”.  

Malaikat   : “Siapakah Nabimu”? (  )

Dia menjawab   : “Tidak”  

Malaikat   : “Siapakah Nabimu”? (  )

Dia menjawab   : “Tidak”! 

Maka terdengarlah suara penyeru dari langit: “Hambaku 

ini seorang pendusta, penolak ajaran, hamparkan tikar dari api 

neraka, maka sisksa oleh mu sampai qiamat datang”. 

Manusia kafir atau orang muslim yang batal syahadatnya 

tidak akan bisa menjawab pertanyaan malaikat, karena jawaban 

di alam kubur yaitu  suatu pengucapan lisan dan hati selama ia di 

alam dunia. Oleh karenanya, pengucapan kalimah syahadat 

dengan lisan dan hati di dunia yaitu  bukti investasi (modal) 

jawaban untuk di alam Kubur.  

Setelah manusia meninggal dunia dan setelah diperiksa di 

alam kubur, maka di alam akhirat telinga, mata dan hati akan 

diperiksa satu persatu dari apa yang telah ia perbeuat selama di 

dunia. Firman Allah: 

-- : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak 

memiliki  pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya 

pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta 

pertanggungan jawabnya”. QS Al isro:36 

bila  manusia tidak melakukan yang diperintah Allah, 

maka nanti di Akhirat Neraka Jahanamlah yang akan menjadi 

tempat kembalinya manusia. Firman Allah: 

 

-- : “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka 

Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka memiliki  

hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat 

Allah) dan mereka memiliki  mata (tetapi) tidak 

dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), 

dan mereka memiliki  telinga (tetapi) tidak dipergunakannya 

untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang 

ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-

orang yang lalai”. QS Al a’rof:179 

Sedangkan solat yaitu  rukun Islam kedua dan akan 

diperiksa di Alam Akhirat setelah manusia semua mati dan 

setelah alam dunia hancur. Awal masuk ke akhirat seluruh 

manusia dan jin akan menghadapi hari qiamat dimana hari ini 

akan panjang waktunya. Satu hari di akhirat sama dengan tiga 

ribu Sembilan ratus delapan puluh empat (3984) tahun ukuran 

dunia. Sebelum mereka diperiksa meereka akan berjalan secara 

mendatar 1000 tahun akhirat, menurun 1000 tahun dan menaik 

1000 tahun, kemudian manusia diperiksa seluruh amalnya, 

sedangkan yang pertama kali diperiksa di akhirat yaitu  solat. 

Sebagaimana Sabda nabi: 

-- : “Pertamakali diperiksa bagi seorang hamba di Akhirat 

yaitu  solat, bila  solatnya baik maka seluruh amalnya baik 

pula, sedangkan bila  solatnya jelek maka seluruh amalnya 

jelek”. HR Baihaqi 

Mega proyek manusia beriman yaitu  syahadat, solat, 

puasa, zakat dan haji seluruhnya akan diperiksa satu persatu 

sesuai petunjuk Allah dan nabi-Nya. Oleh karenanya, kewajiban 

manusia beriman yaitu  memperbaiki seluruh rukun Islam 

dimulai syahadat, solat, puasa, zakat dan puasa barangkali ada 

kecacatan atau pernah terjadi murtad, kufur dan musyrik, karena 

sifatnya manusia tentu berbuat kesalahan. Oleh karenanya, kita 

harus sering mengontrol syahadat, solat zakat, puasa dan haji 

jangan sampai rusak dengan perbuatan musyrik, murtad dan 

kufur.