peristiwa 1
pertamanya. Peristiwa yang berpengaruh dalam
kehidupan dan tonggak peradaban modern kini
mengandung banyak fakta-fakta tersembunyi yang
tersimpan selama puluhan bahkan ratusan tahun. Publik
dunia disengaja agar tidak mengetahui dan amnesia
sejarah dari apa yang sesungguhnya terjadi saat itu.
Fakta-fakta sejarah resmi yang dijejalkan pada
generasi-generasi penerusnya tidak memotret peristiwa
dengan apa adanya. Salah satu momen besar dan penuh
dengan fakta-fakta yang disembunyikan adalah Revolusi
17 Oktober 1917, atau yang dikenal dengan Revolusi
Bolshevijk.
Leon Trotsky : Komunis Kapitalis Cemerlang
Tahun 1916, situasi pra Revolusi semakin
memanas. Leon Trotsky alias Leon Bornstein seorang
internasionalis diusir dari Prancis, karena partisipasinya
dalam konferensi kaum komunis di Zimmerwald dan
artikelnya yang membakar di koran Paris berbahasa
Rusia, Nashe Slovo. Pada September 1916, dikawal polisi
Prancis Trotsky menyebrangi perbatasan Spanyol dan
sempat ditahan dalam sel kelas satu yang mewah.
Akhirnya Trotsky dan keluarga mendarat di New York
pada 13 Januari 1917.
Di negeri Kapitalis itu, Trotsky menulis artikel
untuk Novy Mir jurnal sosialis Rusia di New York, selain
memberikan kuliah di beberapa kampus. Menurut
biografinya, My Life, Trotsky dan keluarga tinggal di
sebuah apartemen mewah di New York. Disebutkan pula
keluarga sosialis ini biasa berkendara dengan Limousine,
sangat kontras jika melihat ideologi Trotsky yang anti
kemapanan dan gaya hidup borjuis.
Selama tinggal di New York dengan memiliki
passport Negara Paman Sam, Trotsky berusaha
mengunjungi kediaman Jacob Schiff, seorang Yahudi
yang terpilih sebagai ketua pergerakan revolusioner
Zionist di Rusia dalam pertemuan B'NAI B'RITH di New
York tahun 1916, sekaligus Presiden Kuhn Loeb & Co.
Bank New York. Dalam pertemuan kedua tokoh itu
dibicarakan masalah kerusuhan politik di Rusia termasuk
pemberontakan kaum Zionis-Yahudi. Dibicarakan pula
kesalahan-kesalahan yang dipelajari dari kegagalan
pertama menggulingkan Tsar.
Jacob membiayai pelatihan pemberontak Yahudi
pimpinan Leon Trotsky yang sebagian besar berasal dari
ujung timur New York. Mereka dilatih di sebuah lahan
milik Standard Oil Company milik konglomerat
Rockefeller, sampai menguasai teknik perang gerilya.
Begitu pelatihan selesai, Trotsky dan pasukannya
meninggalkan Amerika berikut dana sebesar US$ 20 juta
dari Jacob Schiff. Dengan pasukan terlatih dan dana besar
Trotsky bersama rekannya Lenin memulai revolusi
Rusia.
Peran Presiden Woodrow Wilson dalam usaha
mengembalikan Trotsky ke Rusia sangat signifikan.
Dengan pasport Amerika plus ijin masuk (entry permit)
Rusia dan visa transit dari Inggris, Trostky mulai
mendekati Rusia.
Trotsky meninggalkan New York dengan kapal
S.S. Kristianiafjord pada 26 Maret 1917, bersama kaum
Bolshevik revolusioner lainnya, pemberi modal Wall
Street, komunis Amerika, dan orang-orang lain yang
berkepentingan di Rusia.
Pada April 1917 Lenin dan sekitar 32 aktivis
Revolusioner Bolshevik, melakukan perjalanan trans
Swiss-Jerman-Swedia menuju Petrograd, Rusia. Mereka
hendak bergabung dengan Trotsky yang telah bertolak
dari New York untuk mensempurnakan revolusi.
Perjalanan Lenin dan kawan-kawan ini direstui,
difasilitasi dan didanai oleh petinggi-petinggi Jerman.
Sebuah bagian rencana yang disetujui German Supreme
Command, untuk berperan dalam disintegrasi militer
Rusia sekaligus mengalahkannya pada Perang Dunia I.
Surat pengusiran Trotsky dari Perancis
Lenin dan Bantuan Jerman untuk Revolusi
Dari kiri ke kanan : Alexander Israel Helphand (Parvus),
Leon Trotsky, dan Lev Deutsch
D. Thacher, seorang pemilik firma hukum mitra Wall
Street : Simpson, Thacher & Bartlett Law Firm yang
berkantor di Broadway no 120 (sekarang Battery Plaza).
Memorandum itu berisi rangkuman niat dan
rencana Revolusi Beolshevik, termasuk bantuan dana,
senjata, amunisi dan dukungan diplomatik London-
Washington. Berikut bagian penting dari memorandum
itu :
“Pertama-tama, Sekutu harus mendorong Jepang
menjauh dari Siberia. Kedua, bantuan penuh harus
diberikan kepada pemerintahan baru Soviet dalam ranga
mengorganisir relawan dan membentuk angkatan
bersenjata. Ketiga, negara-negara Sekutu harus
memberikan dukungan moral kepada rakyat Rusia untuk
membangun sistem politiknya sendiri yang bebas dari
dominasi pengaruh asing. Keempat, hingga saatnya tiba,
saat konflik terbuka tercipta antara pemerintahan
Jerman dengan pemerintahan Soviet Rusia, terdapat
kebebasan melakukan penetrasi komersial oleh agensi
Jerman di Rusia. Selama tidak ada celah, tidak mungkin
mencegah penetrasi yang dilakukan. Langkah-langkah
Selain memberikan ijin transit, diketahui bahwa
Jerman memberikan beberapa dana bagi Lenin dan
pergerakkannya. Berikut adalah kutipan surat dari Von
Kuhlmann, menteri luar negeri Jerman kepada Kaiser
tanggal 3 Desember 1917,
Pejabat-pejabat dan agen Jerman yang terlibat
dalam memberikan ijin transit bagi Lenin :
Bethmann-Hollweg (Kanselir)
Arthur Zimmermann (Sekretaris Negara)
Brockdorff-Rantzau (Duta Besar Jerman di Kopenhagen)
Alexander Israel Helphand alias Parvus
Jacob Furstenberg alias Ganetsky
Dari Berlin, Zimmermann dan Hollweg
berkomunikasi dengan Rantzau di Kopenhagen. Pada
gilirannya, Rantzau berkordinasi dengan Parvus di
Kopenhagen, dimana Parvus berhubungan dengan
Ganetsky. Dan Ganetsky adalah kontak langsung Jerman
dengan Lenin.
Kepentingan Jerman untuk membantu kaum
Bolshevik menggulingkan rejim Tsar adalah akses utama
pasar Rusia paska perang, sementara Lenin bernafsu
mendirikan rejim Marxist.
Gagasan memanfaatkan kaum Bolshevik dapat
dilacak dari tahun 1915. Pada 14 Agustus, Rantzau
mengirim surat untuk Sekretaris Negara Jerman tentang
pembicaraan dengan Helphand (Parvus), dan
memberikan rekomendasi kuat untuk memanfaatkan
Helphand, “orang penting yang luar biasa dan memiliki
kekuasaan yang besar. Saya fikir kita harus
memanfaatkannya selama perang..”Dalam surat itu pun
disebutkan sebuah peringatan, “Mungkin beresiko
memanfaatkan kekuatan dibelakang Helphand, tetapi
sangat diyakini adalah kelemahan kita jika menolak
pengabdian mereka dan gagal mengarahkannya.”
Ide Rantzau untuk mengarahkan atau
mengendalikan revolusi Bolshevik paralel dengan
kepentingan pemodal di Wall Street. Salah satunya J.P.
Morgan dan The American International Corporation
yang berusaha mengendalikan kaum revolusioner di
dalam negeri untuk tujuan tertentu.
Dari ulasan sekilas itu terdapat sebuah pola
teratur sebelum Revolusi Oktober di Rusia, pola yang
dirancang dengan tekun oleh sebuah persengkokolan
rahasia. Dalam sebuah rapat The Banker's Club di lantai
teratas Broadway 120, para bankir Wall Street dipimpin
oleh William Boyce Thompson menekankan pentingnya
Wall Street berpartisipasi dalam Revolusi Bolshevik.
Terdapat sebuah memorandum yang ditulis oleh Thomas
“Setidaknya sampai kaum
Bolshevik menerima dari kita beberapa aliran dana
melalui berbagai saluran dan label, mereka berada
dalam posisi siap untuk membangun organ utama
pergerakan Pravda, untuk melakukan propaganda
berapi-api dan menyebarluaskan basis awal partai
mereka.”
Peran Rahasia Wall Street
Berkedok Missi Palang Merah
Proyek rahasia Wall Street di Rusia
menggunakan Palang Merah sebagai salah satu
kendaraannya. Baik Guaranty Trust maupun National
City Bank telah memiliki perwakilan di Rusia pada saat
revolusi. Frederick M. Corse (National City Bank cabang
Petrograd) adalah anggota dari missi Palang Merah,
sementara perwakilan dari Guaranty Trust di Palang
Merah adalah Henry Crosby Emery.
Hingga tahun 1915 donatur terbesar Palang
Merah berasal dari keluarga kaya Wall Street seperti J.P.
Morgan, nyonya E.H. Harriman, Cleveland H. Dodge,
dan nyonya Russell Sage. Kampanye penggalangan dana
tahun 1910 berhasil meraih dana $20 juta, salah satunya
berkat dukungan keluarga-keluarga kaya New York.
Pada Perang Dunia I, sebagai kompensasi
pemberian dana, Wall Street meminta posisi Dewan
Perang Palang Merah dan atas rekomendasi Cleveland H.
Dodge (salah satu pensokong dana Woodrow Wilson),
menempatkan Henry P. Davison sebagai pimpinan.
Henry P. Davison adalah salah satu mitra dalam J.P
Morgan Company.
Sejak itu daftar pengurus Palang Merah banyak
berubah, John D. Ryan (Presiden Anaconda Copper
Company); George W. Hill (Presiden American Tobacco
Company); Grayson M.P. Murphy (Wakil Presiden
Guaranty Trust Company); dan Ivy Lee (Humas
Rockefeller).
Pada tahun 1917, Thacher berada di Rusia
bersama William Boyce Thompson dalam sebuah missi
Palang Merah. Setelah konsultasi di New York, Thacher
dikirim ke London untuk berembuk dengan Lord
Northcliffe soal revolusi Bolshevik dan di Paris bersama
pemerintahan Perancis dengan pembicaraan yang sama.
Salah satu fakta yang mencengangkan dibalik
missi Palang Merah yaitu, W.B. Thompson menyumbang
$1 juta bagi kaum Bolshevik, kemudian setelah 4
Desember 1917 donasi diberikan oleh Raymond Robins.
Sumbangan Thompson itu dimuat dalam The
Washington Post, 2 Februari 1918 bertajuk :
Menyumbang Bolshevik 1 Juta Dollar
W.B. Thompson donatur Palang Merah yang
berada di Petrograd dari Juli hingga November 1917
lalu, telah menyumbang secara pribadi beberapa
$1.000.000 kepada kaum Bolshevik dengan tujuan
penyebarluasan doktrin mereka di Jerman dan Austria.
Tuan Thompson memiliki kesempatan
mempelajari kondisi Rusia dengan menjadi Ketua
Palang Merah Amerika, dan semua pengeluaran Palang
Merah yang mayoritas dibiayai oleh dirinya. Dia
meyakini bahwa kaum Bolshevik memiliki kekuatan besar
kontra kubu Pro Jerman di Rusia, dan propaganda kaum
buruh itu telah menggerus kekuatan rejim militer di
seluruh negeri.
Tuan Thompson memprotes sikap kritis bangsa
Amerika terhadap kaum Bolshevik. Dia meyakini bahwa
mereka telah salah pengertian, dan dana besar telah
dihabiskan bagi masa depan Rusia sebagaimana halnya
harus dilakukan sebisa mungkin untuk menghambat
pengangkutan bahan baku dan mentah dari Jerman ke
Rusia.” (Memorandum adalah dokumen resmi sekte
rahasia The Order Skull and Bones, berisi rencana dan
program aksi organisasi itu . Dokumen lengkapnya
ada di U.S. State Department Decimal File Microcopy
316, Roll 13, Frame 698).
Keterlibatan bankir Wall Street dalam
mendukung Revolusi Komunis dikecam media-media
Moskow paska revolusi pecah. Sebuah kecaman terhadap
missi Palang Merah pimpinan Kolonel Raymond Robins
dan William Boyce Thompson (Federal Reserve Bank)
tanggal 17 desember 1917, “...Mengapa mereka begitu
tertarik dengan pencerahan ? Mengapa uang diberikan
kepada sosialis revolusioner, bukan kepada
konstitusional demokrat ?
Artikel itu menyatakan bahwa kapitalis Amerika
melihat Rusia sebagai pasar masa depan dan
menginginkan kedudukan bagi korporasi mereka.
Dimana saat uang telah diberikan pada kaum
revolusioner yang berkuasa, kapitalis Amerika tetap
dalam posisi mengendalikan Rusia.
Pada 24 Mei 1916, duta besar Amerika untuk
Rusia, Francis mengirimkan pesan dari Rolph Marsh
(Guaranty Trust cabang Petrograd) kepada kantor pusat
Guaranty Trust New York : “...Olof dan saya
mempertimbangkan suatu alasan untuk mempertahankan
kedudukan anda. Peristiwa besar sedang terjadi disini,
dan jika itu terjadi kerjasama sangat diperlukan disini.
Kami sangat mendesak anda mengatur dengan City
(National City Bank pen), untuk mempertimbangkan dan
bertindak bersama-sama mengantisipasi situasi di sini.
Memastikan manfaat dari kedua fihak dan mencegah satu
sama lain saling berlawanan. Perwakilan City di sini
menghendaki kerjasama itu . Alasan yang sedang
dipertimbangkan untuk mengurangi kredit termasuk
salah satu pilihan , tetapi kita lebih mempertimbangkan
kredit dalam bentuk obligasi. Paragrap kedua
mengajukan kesempatan meraih keuntungan besar,
sangat mendesak anda untuk menerima. Tolong telegram
saya kewenangan penuh untuk berhubungan dengan City
dan menentukan manfaat spekulatif....”
“Olof” dalam kabel di atas adalah Olof Aschberg,
bankir swedia dan Kepala Nya Banken di Stockholm.
Aschberg ada di New York pada tahun 1915 berembuk
dengan firma Morgan tentang pinjaman untuk Rusia.
Tahun 1916, Olof berada di Petrograd bersama Rolph
Marsh dan Samuel MacRoberts (National City Bank)
menyusun rencana pinjaman bagi konsorsium Morgan-
Rockefeller. Tahun berikutnya, Aschberg dikenal dengan
“Bolshevik Banker”, memoar dirinya memuat banyak
bukti keterlibatan firma-firma Wall Street dalam revolusi.
Morgan-Rockefeller mengabaikan hukum
internasional yang melarang bantuan bagi negara-negara
yang berperang, dimana saat itu berkecamuk Perang
Dunia I. Konsorsium itu tanpa ragu memanfaatkan
fasilitas Departemen Luar Negeri untuk melakukan
negosiasi.
Personalia yang terlibat dalam misi Palang Merah di Rusia tahun 1917
C. Sutton
Konspirasi Yahudi dibalik Revolusi Bolshevik
Terdapat banyak literatur berbahasa Inggris,
Prancis dan Jerman yang menggambarkan argumentasi
bahwa Revolusi Bolshevik adalah sebuah hasil dari
konspirasi Yahudi (Jewish Conspiracy); atau lebih
spesifiknya : konspirasi oleh bankir-bankir dunia Yahudi
yang bertujuan mengendalikan dunia. Revolusi
Bolshevik bulan Oktober 1917 hanya satu fase dari
program global pertarungan antara kebenaran dengan
kekuatan kegelapan.
Winston Churchill pada Februari 1920 menulis
sebuah artikel untuk London Illustrated Sunday Herald,
dengan judul “Zionism Versus Bolshevism.” Churchill
menyatakan bahwa Yahudi memiliki peran besar dalam
revolusi Bolshevik. Selanjutnya Churchill menjelaskan,
kecuali Lenin, rata-rata pemimpin pergerakan Bolshevik
adalah Yahudi.
Salah satu penulis yang dikenal pada era 1920,
Henry Wickham Steed mendeskripsikan pada jilid kedua
buku Through 30 Years 1892-1922, halaman 302,
dengan negara-negara Sekutu..
Dalam buku The Magnate : William Boyce
Thompson and His Time (1869-1930) memuat cuplikan
kabel dari J.P. Morgan di New York kepada W.B.
Thompson, “Care American Red Cross, Hotel Europe,
Petrograd.” Kabel itu diterima di Petrograd 8
Desember 1917, berisi :
New York Y757/5 24W5 Nil kabel kedua anda telah
diterima. Kami telah membayar National City Bank satu
juta dollar sebagaimana yang diperintahkan Morgan.
Cabang National City Bank di Petrograd telah
dibebaskan dari program nasionalisasi kaum Bolshevik,
satu-satunya bank asing yang masih beroperasi di Rusia
setelah kejatuhan Tsar. Jelas ini bukti adanya sebuah
konsensi politik antara Thompson (Wall Street) dan rejim
Komunis Bolshevik.
Menurut data yang dikeluarkan oleh departemen
penerangan Uni Soviet, dari 556 pejabat negara rejim
Komunis Bolshevik periode 1918-1919 terdapat 17 etnis
Rusia, 2 Ukraina, 11 Armenia, 35 Latvia, 15 Jerman, 1
Hungaria, 10 Georgia, 3 Polandia, 3 Finlandia, 1
Chechnya, 1 Karaim dan 457 Yahudi ! Lihat Tabel pada
halaman 9.
Perhatikan data ditulis dalam buku Les Derniers
Jours de Romanofs karya Robert Wilton tahun 1920.
Mengungkapkan latar belakang etnis dari pejabat-pejabat
negara Soviet, data di bawah ini tidak dicantumkan dalam
buku yang sama versi bahasa Inggris berjudul “The Last
Days of the Romanovs”.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan
bahwa rejim Komunis Uni Soviet sebenarnya adalah
negara Yahudi terselubung !
Komite Sentral Partai Bolshevik
Lihat juga tabel Daftar fungsionaris Komite
Eksekutif Pusat Partai Boslhevijk, Anggota
Kehormatan Komite Moskow pada halaman 9 hingga
11 berikut.
Empat orang penjaga Gulag, semuanya Yahudi.
Perhatikan tangan kanan mereka, symbol khas
Freemasonry.
konsepnya tentang konspirasi Yahudi mendapat perhatian
dari Kolonel Edward M. House dan Presiden Woodrow
Wilson. Satu hari pada bulan Maret 1919, Wickham Steed
dipanggil Kolonel House dan melihat bahwa Kolonel
sangat terganggu dengan daya kritis dari Steed tentang
pengetahuan Amerika tentang Bolshevik. Steed menuduh
House berusaha mendiskreditkan Presiden Wilson, dan
“..meminta dengan tegas untuk tidak menyinggung
mereka serta hanya menyebut Jacob Schiff, Warburg dan
donatur lain yang mendukung Yahudi Bolshevik demi
mengamankan ladang-ladang eksploitasi Jerman dan
Yahudi di Rusia.” Berdasarkan buku Steed, Kolonel
House membantah peran Amerika dalam revolusi untuk
memapankan hubungan ekonomi dengan Uni Soviet.
Dokumen resmi lain yang nyata-nyata
mengungkapkan adanya konspirasi Yahudi adalah
dokumen Departemen Luar Negeri Amerika : State
Decimal File (861.00/5339) yang berjudul “Bolshevism
and Judaism,” tertanggal 13 November 1918. Dokumen
ini adalah laporan yang menyatakan bahwa revolusi di
Rusia dirancang pada Februari 1916, dan diketahui bahwa
personalia berikut dan perusahaannya terlibat dalam
proyek destruktif itu :
Tahanan politik dalam Gulag (camp konsentrasi). Rata-
rata mereka mati karena menderita malnutrisi. Lenin
menjebloskan lebih dari 66 juta rakyat Soviet kedalam
penjara.
(1) Jacob Schiff Yahudi
(2) Kuhn, Loeb & Company Firma Yahudi
Manajemen : Jacob Schiff Yahudi
Felix Warburg Yahudi
Otto H. Kahn Yahudi
Mortimer L. Schiff Yahudi
Jerome J. Hanauer Yahudi
(3) Guggenheim Yahudi
(4) Max Breitung Yahudi
(5) Isaac Seligman Yahudi
Nama Kebangsaan
Bronstein (Trotsky) Yahudi
Apfelbaum (Zinovief) Yahudi
Lourie (Larine) Yahudi
Ouritski Yahudi
Volodarski Yahudi
Rosenfeldt (Kamanef) Yahudi
Smidovitch Yahudi
Sverdlof (Yankel) Yahudi
Nakhamkes (Steklof) Yahudi
Ulyanov (Lenin) Yahudi
Krylenko Russian
Lounatcharski Russian
* * * * *
Oct. 17 Great Britain TEL. 6084, noon r c-h
5399 Very secret. Wright from Winslow.
Financial aid to Bolshevik revolution in
Russia from prominent Am. Jews. No proof re-
but investigating. Asks to urge Brit.
Authorities to suspend publication at least
until receipt of document by Dept.
* * * *
Mereka setuju untuk mengubur dokumen-
dokumen dan file-file itu , “Saya kira kita semua
menyimpan semua ini dalam peti es.”
Dokumen lain yang berlabel Most Secret yang
asalnya tidak diketahui (mungkin FBI atau intelijen
militer), berisi review translasi pertemuan antara Wise
Men of Zion yang berisi :
“Dalam konteks ini, sebuah surat telah dikirim
kepada Tuan W berikut sebuah memorandum dari kami
yang memastikan informasi dari Atase Militer Amerika
bahwa fihak Inggris telah memiliki surat yang disabot
dari berbagai kelompok Yahudi internasional sedang
mengatur skema untuk mendominasi dunia. Copy dari
dokumen-dokumen itu akan sangat berharga bagi kita.”
Laporan itu berlanjut dengan penegasan
bahwa Revolusi Rusia diprakarsai dan dikendalikan oleh
grup di atas, dan bahkan pada April 1917 Jacob Schiff
membuat pernyataan publik bahwa revolusi Rusia telah
rampung. Di musim semi 1917, Jacob Schiff mulai
mensokong dana bagi Trostsky seorang Yahudi, untuk
menyempurnakan revolusi sosial di Rusia.
Laporan di atas juga berisi data Max Warburg
memberikan dana bagi Trotsky, peran Rheinish-
Westphalian sindikat dan Olof Aschberg (Nya Banken
Stockholm) bersama Jivotovsky. Menjelaskan bahwa
jaringan donatur Wall Street terhadap kaum Bolshevik
menunjukkan keterpaduan antara Milyuner Yahudi
dengan Yahudi Proletar. Dimuat pula beberapa besar
daftar nama-nama aktifis Bolshevik yang juga Yahudi,
dan peran dari Paul Warburg, Judus Magnes, Kuhn, Loeb
& Company, dan Speyer & Company.
Dokumen itu diakhiri dengan informasi Yahudi
Internasional khususnya dalam konteks konflik Kristen-
Yahudi, dilengkapi cuplikan Protokolat Zions (Protocols
of Zion- ). Beserta
laporan itu , beberapa kabel antara Departemen Luar
Negeri di Washington dengan kedutaan Amerika di
London membahas langkah-langkah yang harus diambil
atas dokumen itu .
Selain keempat penjaga Gulag sebelumnya, Karl Marx – Bapak Komunisme,
Lenin, dan Jenderal Paul Von Hindenburg – perwira Jerman yang banyak
memenangkan perang dengan Rusia pada PD I, mereka sama-sama
memperlihatkan simbol rahasia, tangan kanan mereka adalah bentuk
penyembahan pada tuhan Jahbuhlun.
(
Salinan dari surat di atas adalah seperti di bawah ini :
Professor Evan Clark dalam surat di atas adalah
Mr X-nya Presiden Woodrow Wilson. Diduga Evan Clark
adalah agen yang turut bekerja dalam gerakan
mensokong Boslhevik.
Salinannya adalah :
Surat diatas dari Amos Pinchot (The Order),
pendiri American Civil Liberties Union dan aktif
membantu Soviet pada permulaan revolusi Bolshevik.
Surat di atas dikirimkan kepada Santeri Nourteva tanggal
22 November 1918, hanya satu tahun setelah Revolusi
1917. Pinchot sepenuh hati bersimpati atas pandangan
Nuorteva terhadap situasi terkini di Soviet dan apa yang
dilakukannya.
Siapa Nourteva ? Nama ini adalah alias dari
Alexander Nyberg, representasi Soviet di Amerika.
Nyberg bekerja untuk Biro Soviet (pertama disebut
Intelijen Inggris pun kemudian memuat sebuah
dokumen yang sama-sama menuduh konspirasi Yahudi
dibelakang Bolshevik :
SUMMARY : Sekarang bukti-bukti telah jelas bahwa
Boslhevisme merupakan sebuah pergerakan
internasional yang dikendalikan oleh Yahudi; komunikasi
terjadi diantara pemimpin-pemimpin (Yahudi) di
Amerika, Prancis, Rusia dan Inggris yang memberikan
persetujuan aksi..
Dokumen lain yang menunjukkan adanya
konspirasi rahasia bankir-bankir Wall Street dengan
aktifis Boslhevik, ditunjukkan dalam buku America's
Secret Establisment. Introduction to The Order. Buku itu
menyebutkan konglomerat-konglomerat seperti
Rockefeller (Standard Oil), William Averell Harriman
(Brown Brother, Guaranty Trust), Davison (J.P. Morgan),
dan Thomas D. Thacher (Simpson, Thacher & Bartlett
Law Firm), turut memberikan sumbangsih bagi
perkembangan Bolshevik. Mereka adalah anggota dari
perkumpulan rahasia Skull and Bones dikenal dengan
The Order, yang mana memiliki tujuan :
atau . Tujuan yang
paralel dengan cita-cita Yahudi Internasional :
Berikut beberapa surat antara agen Rusia dengan
anggota The Order di Amerika, setelah rejim Bolshevik
berdiri.
New World
Order One World Government
World
Domination.
militer Ameria untuk melatih angkatan bersenjata Soveit
yang baru.
Berikut bagan yang menggambarkan bagaimana
taipan-taipan Wall Street yang juga anggota The Order
mengendalikan rejim Uni Soviet.
Finnish Information Bureau ini pun nama palsu),
bersama Ludwig C.A.K Martens, duta besar pertama
Soviet dan mantan wakil presiden Weinberg & Posner.
Kantor perusahaan di New York beralamat di Broadway
120.
Yang jelas, Amerika khususnya Wall Street
mengambil keuntungan dari kerja-kerja rahasianya. Ini
pun membuktikan bahwa revolusi Bolshevik bukanlah
revolusi sosial murni dan mendapat sokongan dari kaum
Borjuis kelas sosial yang seharusnya menjadi lawan
ideologis.
Perhatikan dokumen Departemen Luar Negeri
Amerika di bawah ini :
“ Stalin membayar upeti kepada bantuan yang
disumbangkan oleh Amerika Serikat (Wall Street pen)
untuk Industri Soviet sebelum dan sepanjang
peperangan. Ia berkata dua pertiga dari semua
perusahaan industri besar di Soviet telah dibangun atas
bantuan Amerika Serikat maupun bantuan teknis.”
Original in U.S. State Department Decimal File 033.1161
Johnston Eric/6-3044 Telegram June 30. 1944.
Begitu dekatnya rejim Bolshevik dengan
Amerika, saat pasukan Amerika ditarik dari
Vladivostok, kaum Bolshevik melepas dengan hangat.
Perhatikan cuplikan koran New York Times, 15 Februari
1920 di bawah ini :
Dalam surat kabar itu , Bolshevik menyebut
Amerika dengan “teman sejati yang membantu disaat-saat
kritis.”
Bahkan Amerika mengambil alih dan
mengendalikan jalur kereta api Siberia atas perintah
Presiden Woodrow Wilson, hingga pemerintahan
Bolshevik mampu mengendalikannya sendiri. Fihak
militer Inggris dan Perancis mencatat kegiatan tidak biasa
dari angkatan bersenjata Amerika di Siberia. Dalam
sebuah catatan resmi pemerintah Amerika, disebutkan
bahwa senjata dan amunisi banyak dikirim ke
pemerintahan Bolshevik. Pada tahun 1919, selagi Trotsky
mengkampanyekan sikap anti-Amerika dalam pidato-
pidatonya, dibalik itu secara rahasia dia meminta duta
besar Perancis agar memohon bantuan tim inspeksi
Revolusi besar Rusia yang melahirkan rejim Komunis Uni Soviet, banyak menyembunyikan fakta-fakta penting.
Selain keterlibatan jaringan bankir Yahudi di Wall Street, dugaan adanya identitas ganda dari para pemimpin Soviet pun
sangat kuat. Lenin, Stalin, Kruschev dan Brezhnev diyakini sebagai Yahudi.
Karl Marx merupakan keturunan dari ahli-ahli Talmud Jerman. Dalam berbagai tesisnya,
Marx memberikan pernyataan-pernyataan yang menunjukkan kebenciannya pada Yahudi dan
negro. Dalam Tesis Tentang Feurbach, Marx menyebut “manifesto Yahudi kotor,” selain itu
dalam suratnya pada Sophie Sonstev, “Saya tidak suka Yahudi sama sekali....”
Pernyataannya yang anti semit, tetap tidak menghapus garis darahnya yang keturunan Yahudi.
Karl Marx
V.I. Lenin
Peneliti dari Universitas Harvard, Wayne McGuire menyatakan, “Lenin seorang Yahudi, dia
memiliki seorang kakek Yahudi bernama Israel Bank.” Lenin memiliki nama asli Vladimir
Ilich Ulyanov, Lenin dikenal sangat menghargai ras Yahudi dan membangga-banggakannya.
Salah satu pernyataannya yang terkenal, “Orang cerdas di Rusia rata-rata Yahudi atau
memiliki darah Yahudi.”
Peter Myer, penulis Hiding Behind Auschwitz mewawancarai salah satu korban selamat yang
sudah uzur, orang tua itu Yahudi, dan dia berkata, “Mereka semua Yahudi. Marx orang Yahudi,
Lenin itu Yahudi…..”
Leon Trotsky
Memiliki nama asli Lev Davidovich Bornstein, dialah yang menggalang ratusan relawan
Yahudi dari Amerika dalam barisan Bolshevik dan meletuskan Revolusi.
Joseph Nedava penulis Yahudi, menjelaskan dalam buku Trotsky and the Jews bahwa
Trotsky fasih berbahasa Yiddish (salah satu bahasa Yahudi). “Dia (Trotsky) pura-pura tidak
mengetahui apapun tentang Yahudi dan Judaisme.”
Selain itu, Trotzky pernah menghadiri Kongres Zionis ke-6 di Basle Swiss tahun 1903.
Stalin
Stalin menghabiskan masa kecilnya di Georgia, keturunan yahudi dari bani Khazar. Memiliki
nama kecil Djugashvili, yang dalam bahasa Georgia “shvili” berarti anak (son) seperti
Johnson : anak John. “Djuga” berarti yahudi, maka Djugashvili berarti “Anak Yahudi
(Jewison).” Nama asli Stalin adalah Joe Jewison sebelum menggantinya dengan Joseph David
Djugashvili, nama tipikal Yahudi.
Stalin memiliki tiga istri : Ekaterina Svanidze, Kadya Allevijah, dan Rosa Kaganovich,
semuanya Yahudi.
Selama pergerakan revolusi, dia memiliki nana sandi “Kochba,” pimpinan Yahudi menentang
Tsar Romanov. Itulah Yahudi, selalu berganti-ganti nama dan identitas, orang Rusia dan
Georgia asli tidak pernah berganti nama. Hebatnya, saat Stalin berkuasa, dia banyak
memburu kaum Bolshevik (Yahudi). Politik muka dua ini yang berhasil menyembunyikan
identitas dirinya sebagai Yahudi.
Dalam buku Richard Nixon yang berjudul “Leaders,” diceritakan sebuah kisah tentang Pinya
Yahudi kecil (Little Jew Pinya). Menurut Nixon, Kruschev berkata padanya “Sayalah Pinya si
Yahudi kecil itu.”
Kruschev melanjutkan, ada empat sahabat dalam sebuah penjara anarkis Ukraina, dan terdapat
seorang sosial-demokrat cerdas dan komunis berdedikasi, dialah Pinya si Yahudi bertubuh
pendek dan dijuluki Pinya si Yahudi kecil. Pinya dipilih sebagai pimpinan dari empat bersahabat
itu yang kerap berselisih faham.
Suatu saat keempatnya sepakat untuk kabur dari penjara. Mereka menggali terowongan, dan
saat sampai diujung terowongan, keempatnya saling bertanya “Siapa yang harus keluar
duluan?”. Tersadar akan resiko ditembaki penjaga, begitu ada yang keluar.
Disaat itulah, Pinya berkata “Akulah pimpinan kalian, yang telah dipilih secara demokratis. Jadi
aku keluar duluan.”
Menutup kisahnya, Kruschev bertanya pada Nixon, “Anda tahu siapa Yahudi kecil itu? …..Pinya
itu adalah aku.”
Nikita Solomon Kruschev
Tentang Professor Antony C. Sutton
ANTONY C. SUTTON lahir di London tahun 1925 dan kuliah di Universitas
London, Gottingen, dan California. Menjadi warga negara Amerika Serikat
sejak tahun 1962, beliau adalah peneliti senior di Hoover Institution for
War Revolution and Peace di Stanford, California tahun 1968- 1973,
dimana beliau menghasilkan tiga volume studi monumental : Western
Technology and Soviet Economic Development. Pada tahun 1974,
Professor Sutton menyelesaikan buku berjudul National Suicide: Military
Aid to the Soviet Union, yang termasuk best seller di Barat, terutama
Amerika, Technological and Financial Assistance to the U.S.S.R. Wall
Street and the Rise of Hitler adalah buku keempatnya yang mengekspos
peran korporasi Amerika dalam mendanai sosialisme internasional. Dua
seri buku lainnya adalah : Wall Street and the Bolshevik Revolution dan
Wall Street and FDR.
Professor Sutton selalu mempublikasikan beberapa artikel pada jurnal
Human Events, The Review of the News, Triumph, Ordnance, National
Review, dan banyak lagi jurnal-jurnal lain. Kini beliau sedang mengerjakan
dua bagian studi tentang sistem Bank Sentral (Federal Reserve) dan
manipulasi sistem ekonomi AS. Beliau menikah dan memiliki dua orang
putri, kini tinggal di California.
Buku-buku karya Antony C. Sutton
Western Technology and Soviet Economic Development, 1917-1930.
Western Technology and Soviet Economic Development, 1930-1945
Western Technology and Soviet Economic Development, 1945-1965.
National Suicide: Military Aid to the Soviet Union.
Wall Street and the Bolshevik Revolution
Wall Street and the Rise of Hitler
Wall Street and FDR.
The War on Gold
How the Order Controls Education. (Yale University's Skull and Bones unmasked).
America’s Secret Establishment an Introduction to The Order of Skull & Bones
beberapa pinjaman asing total $800 juta bagi Jerman.
Dana pinjaman ini yang kemudian digunakan pada medio
dekade 1920 untuk membangun dan mengkonsolidasikan
industri kimia dan baja Jerman, terutama I.G. Farben dan
Vereignite Stahlwerke. Dua raksasa industri Jerman yang
turut membantu Hitler ke puncak kekuasaan, selain
banyak memproduksi bahan baku penting untuk PD II.
Antara 1924-1931, dibawah Dawes Plan dan
Young Plan, Jerman harus membayar Sekutu 86 Juta
marks. Pada saat yang sama Jerman meminjam dana luar
negeri, terutama Amerika, sekitar 138 trilyun marks.
Konsekuensinya, beban hutang luar negeri Jerman
kepada Sekutu sesungguhnya ditanggung oleh lembaga-
lembaga finansial Wall Street, tentunya dengan imbal
balik yang menguntungkan.
Pantas dicatat bahwa sistem pinjaman dan
bantuan dana dibuat oleh bankir-bankir internasional dan
bahwa pinjaman berikutnya bagi Jerman sangat
menguntungkan bagi bankir-bankir itu .
Anggota Dawes Plan terdiri dari Charles Dawes
dan perwakilan Morgan Co., Owen Young (Presiden
General Electric). Dawes adalah pimpinan Komite Ahli
Sekutu (Allied Committee of Experts), yang didukung
J.P. Morgan sendiri, T.W. Lamont (Morgan Partners), dan
T. N. Perkins. Dari Jerman sendiri terdapat Hjalmar
Schacht (Presiden Reichsbank), Carl Melchior, dan A.
Voegler (Stahlweke Vereignete). Schacht dan Voegler
memiliki peran penting dalam kebangkitan Hitler.
Pengganti dari Dawes Plan yang dipimpin oleh
Owen D. Young (Morgan Co.), terlibat juga Hjamlar
Schacht, dan industrialis NAZI, Fritz Thyssen. Young
Plan sebuah alat menguasai Jerman melalui kapital
Amerika dan menggadaikan aset-aset ril Jerman dalam
mega hipotik yang berada di Amerika. Banyak
perusahaan-perusahaan Jerman memiliki afiliasi dengan
perusahaan-perusahaan dari Amerika, seperti A.E.G.
(German General Electric) berafiliasi dengan General
Electric Amerika.
Besarnya peran bankir-bankir Amerika dalam
program perbaikan Jerman dan berafiliasinya banyak
1928 : Young Plan
B. Perkembangan Industri Jerman
Siapa Tim Sukses Kebangkitan Hitler ?
Kontribusi kapitalis Amerika
terhadap industri Jerman
demi persiapan perang
s e b e l u m 1 9 4 0 s a n g a t
fenomenal. Bantuan itu
s a n g a t k r u s i a l b a g i
kapabilitas militer Jerman.
Bagian ini masih membahas keterkaitan elit-elit
keuangan Wall Street dengan peristiwa-peristiwa penting
dunia, jika sebelumnya terungkap bahwa Bolshevik
mendapat sokongan dana dan politik dari kapitalis Wall
Street, bagian ini pun membuka fakta tak terungkap
bagaimana taipan-taipan Broadway bermain di sisi lain :
membantu Hitler ke tampuk kekuasaan.
Pasca perang dunia II, Komite Kilgore senat
Amerika memperhatikan bukti-bukti detil dari pejabat
pemerintah bahwa : “...saat Nazi memegang tampuk
kekuasaan di tahun 1933, Kami menemukan alur
perencanaan yang panjang sejak 1918 dalam
mempersiapkan Jerman menghadapi perang dimulai dari
sudut pandang industrialisasi ekonomi...”
Pembangunan menuju perang Eropa sebelum dan
sesudah tahun 1933 terkait erat dengan donasi keuangan
Wall Street di tahun 1920 untuk menciptakan sistem
ekonomi kartel Jerman, berikut bantuan teknis dari
perusahaan-perusahaan terkemuka Amerika yang
kemudian diketahui untuk membangun German
Wehrmacht (angkatan bersenjata Jerman).
Kontribusi kapitalis Amerika terhadap industri
Jerman demi persiapan perang sebelum 1940 sangat
fenomenal. Bantuan itu sangat krusial bagi
kapabilitas militer Jerman. Sebagai contoh, tahun 1934
industri domestik Jerman hanya menghasilkan 300.000
ton minyak bumi, kurang dari 800.000 bensin, sisanya
impor. Sepuluh tahun kemudian dalam Perang Dunia II,
setelah alih teknologi hidrogenisasi dari Standard Oil
New Jersey ke I.G. Farben untuk memproduksi bahan
bakar dari batu bara; produksi Jerman mencapai 6 ½ juta
ton minyak 85% (5 ½ juta tons) adalah bahan bakar hasil
alih teknologi itu . I.G Farben sendiri berdiri tahun
1926 dengan modal dari Wall Street.
Setelah kalah dalam Perang Dunia I, kehancuran
ekonomi Jerman dan ketidakpuasan terhadap perjanjian
Versailles dimanfaatkan dengan baik oleh bankir-bankir
internasional untuk keuntungan mereka sendiri.
Kesempatan untuk meraih keuntungan dari pinjaman
untuk kartel Jerman diajukan dalam Dawes Plan
kemudian Young Plan. Kedua program itu dirancang oleh
bankir-bankir kaya New York yang tergabung dalam
komite tidak resmi yang didukung diam-diam oleh
pemerintah.
Tahun 1924, Sekutu menunjuk sebuah komite
finansial yang dipimpin oleh bankir Amerika Charles G.
Dawes untuk melaksanakan program persiapan
pembayaran hutang Jerman. Dawes Plan mengatur
A. Jerman Pasca Perang
1924 : The Dawes Plan
Dirangkum dari buku : Wall Street and The Rise
of Hitler
Penulis : Professor Antony C. Sutton
yang penting untuk membuat peledak, seperti tar batubara
dan nitrogen. I.G. Farben menerima suplai benzol, toluol
dan tar batubara dar i Stahlwerke, sebagai
kompensasinya, Stahlwerke menerima pasokan nitrat
dari Farben.
Dengan kerjasama ini, I.G. Farben dan Vereinigte
Stahlwerke memproduksi 95 persen bahan peledak
Jerman. Peningkatan produksi ini berkat bantuan dana
dari Wall Street dan beberapa alih teknologi dari Amerika.
I.G. Farben dan Standard Oil bekerja sama
memproduksi minyak sintetik dari batu bara.
Kemampuan baru ini, mengembangkan sistem monopoli
produksi minyak Jerman selama PD II oleh I.G. Farben.
Setengah dari BBM ber-oktan tinggi tahun 1945
diproduksi oleh I.G. Farben dan afiliasinya : Standard Oil
New Jersey milik Rockefeller.
Bahkan, dua industri tank di Jerman era Hitler
adalah cabang yang dimiliki perusahaan-perusahaan
Amerika. Contohnya Opel yang bagian dari General
Motors (dibawah kendali firma J.P. Morgan), kemudian
Ford A. G adalah cabang Ford Motor Company Detroit.
Hitler menjamin status bebas pajak untuk Opel ditahun
1936, agar General Motors dapat mengembangkan
produksinya. General Motors dengan berani
menginvestasikan kembali laba yang diperoleh
seluruhnya ke Opel. Henry Ford turut membantu
berkembangnya industri otomotif yang melayani Hitler,
perusahaan kimia Alcoa and Dow Chemical memiliki
kerjasama erat dengan industri NAZI dan melakukan alih
teknologi ke Jerman. Bendix Aviation, memiliki
mayoritas saham Siemens & Halske A. G dan
memberikan bantuan-bantuan teknis, serta suplai data
sistem kendali otomatis maupun instrumen pesawat.
perusahaan dan industri Jerman dengan korporasi
Amerika, telah membangun dan memanipulasi sistem
politik ekonomi dalam sitem kartel Jerman. Tiga
pinjaman terbesar Wall Street bagi Jerman pada 1920-an,
telah menghidupkan kembali korporasi-korporasi Jerman
yang sangat pro Hitler. Kepentingan finansial Amerika
secara direpresentasikan dalam dua perusahaan Jerman
(A.E.G dan Stahlweke Vereignete).
Bantuan dana dari Amerika untuk Jerman adalah
sebuah kendaraan yang lebih berperan sebagai persiapan
Perang Dunia II daripada menciptakan perdamaian pasca
Perang Dunia I.
Tiga kartel terbesar Jerman bersama kongsi dari
Wall Street berikut jumlah pinjaman tergambar dalam
tabel berikut :
Dari tabel di bawah terlihat bahwa tiga lembaga
finansial Wall Street : New York Dillon, Read & Co,
Harris Forbes & Co, dan National City Co. mengeluarkan
dana hampir tiga perempat dari total pinjaman yang
diberikan bagi Jerman.
Setelah pertengahan 1920-an, dua korporasi
terbesar Jerman, I.G. Farben dan Vereinigte Stahlwerke
mendominasi industri kimia dan baja setelah menerima
bantuan itu . I.G. Farben adalah produsen terbesar
bahan-bahan kimia dasar yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan petrokimia lainnya, yang dengan
itu I.G. Farben mampu mengendalikan seluruh industri
kimia Jerman. Sama halnya dengan Vereinigte
Stahlwerke yang memproduksi baja muda yang
diperlukan banyak industri dan manufaktur di Jerman.
Kedua kartel Jerman itu saling bekerja sama yang
menguntungkan, keduanya saling mensuplai bahan baku
Amerika dalam kebangkitan Hitler.
Bankir Jerman di Farben Aufsichsrat (Dewan
Pengawas) pada akhir 1920 salah satunya adalah Max
Warburg dari Hamburg. Max adalah saudara dari Paul
Warburg seorang pendiri Federal Reserve System (Bank
Sentral) Amerika. Bukan kebetulan jika nama Paul
Warburg pun terdaftar dalam jajaran pimpinan I.G.
Farben. Tetapi, Warburg bersaudara ini lolos dari jeratan
pengadilan perang setelah PD II.
Tahun 1928, I.G Farben membentuk perusahaan
induk sejenis di Swiss, I.G. Chemic (Inter-nationale
Gesellschaft fur Chemisehe Unternehmungen A.G) yang
dikendalikan I.G. Farben Jerman. Tahun berikutnya,
perusahaan Jerman bentukan Amerika ini berubah jadi
American I.G. Chemical Corporation, kemudian berganti
nama jadi General Aniline & Film. Hermann Schmitz,
organisator I.G. Farben ditahun 1925, menjadi
pendukung Hitler dan aktifis NAZI terkemuka sekaligus
chairman Swiss I.G. Chemic dan Presiden American I.G
di atas. Kompleks industri Farben baik di Jerman maupun
Amerika kemudian menjadi bagian dari proyek-proyek
industri yang banyak mensokong mesin-mesin perang
Wehrmacht dan S.S.
Tulisan ini tidak bermaksud
mendakwa, tetapi kenyataannya
perusahaan-perusahaan yang
dikendalikan oleh lembaga-lembaga
finansial raksasa dan Bank Sentral
( F e d e r a l R e s e r v e S y s t e m ) ,
m e l a k u k a n p r o y e k - p r o y e k
internasional dan membangun kartel
untuk mengontrol sistem ekonomi
dan politik dunia, khususnya Jerman
waktu itu.
Sampai akhir 1940, Bendix Aviation memasok data-data
teknis lengkap ke Robert Bosch untuk pesawat dan mesin
diesel dan menerima royalti sebagai imbalannya.
Sangat Jelas, perusahaan-perusahaan Amerika
yang berasosiasi dengan bankir-bankir Morgan-
Rockefeller New York, secara intim berperan dalam
mengembangkan industri NAZI. Penting dicatat,
perusahaan seperti General Motors, General Electric,
DuPont dan lainnya, dikendalikan oleh elit-elit keuangan
di Wall Street : J.P. Morgan Firm, Rockefeller Chase
Bank, dan Warburg Manhattan Bank. Tulisan ini tidak
bermaksud mendakwa, tetapi kenyataannya perusahaan-
perusahaan yang dikendalikan oleh lembaga-lembaga
finansial raksasa dan Bank Sentral (Federal Reserve
System), melakukan proyek-proyek internasioanl dan
membangun kartel untuk mengontrol sistem ekonomi dan
politik dunia, khususnya Jerman waktu itu.
Berikut akan diurai peran masing-masing
korporasi Amerika dalam mengembangkan kemampuan
industri dan manufaktur Jerman menjadi raksasa yang
menakutkan dalam Perang Dunia II.
Seperti telah disebutkan di awal, I.G. Farben
adalah manufaktur kimia terbesar di dunia, dengan
pengaruh politik dan ekonomi yang kuat dalam rejim
Hitler. Boleh dikatakan, I.G. Farben adalah “negara dalam
negara.”
I.G. Farben didirikan sejak 1925, dikembangkan
oleh pria jenius Hermann Schmitz membangun kartel
manufaktur kimia yang terdiri dari enam raksasa kimia
Jerman : Badische Anilin, Bayer, Agfa, Hoechst, Weiler-
ter-Meer, dan Griesheim Elektron. Keenamnya
bergabung membentuk Internationale Gesellschaft
Farben Industrie A.G, disingkat I.G. Farben. Tetapi tanpa
bantuan kuat Wall Street, Hermann tidak mungkin mampu
menggabungkan enam perusahaan besar Jerman, atau
dengan kata lain : tanpa Wall Street tidak mungkin ada
I.G. Farben.
Dua puluh tahun kemudian Hermann Schmitz
diadili di Nuremburg atas tuduhan kejahatan perang yang
dilakukan kartel I.G. Farben. Seluruh direktur I.G. Farben
pun turut diadili dengan tuduhan yang sama, sementara
jaringan I.G Farben yang berafiliasi dengan Amerika,
termasuk beberapa direktur berkebangsaan Amerika,
tidak turut diadili.
Direktur American I.G. tidak saja terkemuka di
Wall Street dan industri Amerika, lebih dari itu secara
signifikan berpengaruh dalam institusi-institusi
berpengaruh. Perhatikan diagram di bawah ini.
Sebagai direktur, tentunya mereka dalam tabel di
atas turut bertanggung jawab dengan aktifitas Farben
keseluruhan. Seharusnya, direktur-direktur Farben asal
Amerika pun turut diadili di pengadilan Nuremburg.
Kecuali jika pengadilan itu justru untuk mengalihkan
perhatian dunia dari keterlibatan elit-elit finansial
I.G. Farben
Direktur American I.G. Kewarganegaraan Asosiasi
Carl Bosch Jerman Ford Motor Co. A-G
Edsel B. Ford Amerika Ford Motor Co. Detorit
Max Ilgner Jerman Pengendali operasi intelijen Farben
N.W.7
Diadili atas kejahatan perang
F.Ter Meer Jerman
H.A. Metz Amerika Direktur I.G. Farben Jerman
Direktur Bank of Manhattan
Amerika
C.E. Mitchell Amerika Direktur Federal Reserve Bank New
York
Direktur National City Bank
Herman Schmitz Jerman Presiden I.G. Farben Jerman
Presiden Deutsche Bank Jerman
Presiden Bank for International
Settlement
Walter Teagle Amerika Direktur Federal Reserve Bank New
York
Direktur Standard Oil New Jersey
W.H. von Rath Naturalisasi Direktur German General U.S.
Electric (A.E.G)
Paul M. Warburg Amerika Anggota utama Federal Reserve
Bank New York
Bank of Manhattan
W.E. Weiss Amerika Sterling Products
Daftar Direktur American I.G tahun 1930. Direktur Berkebangsaan Amerika tidak turut
diadili pada pengadilan kejahatan Perang, Wina.
Sumber : Moody's Manual of Investments; 1930, h.2149
Catatan : Seluruh jajaran direktur berkebangsaan Jerman diadili dalam pengadilan
Perang : Walter Duiesberg, W.Grief, dan Adolf Kuttroff termasuk jajaran Direktur American I.G. Farben pada
tahun itu.
lebih dari 500 perusahaan asing. Farben memiliki
tambang batubara, pembangkit listrik, manufaktur besi
baja, bank, litbang dan beberapa anak perusahaan
komersil. Terdapat lebih dari 2000 kesepakatan antara
I.G. Farben dengan lembaga asing seperti Standard Oil
New Jersey, DuPont, Alcoa, Dow Chemical dan banyak
lagi dari Amerika.
P e r a n p e r u s a h a a n A m e r i k a d a l a m
mengembangkan kartel Jerman, termasuk alih teknologi
disebutkan dalam laporan Departemen Peperangan
Amerika yang melakukan penyelidikan paska PD II.
Misalnya proses pengolahan iso-oktan, bahan penting
untuk bahan bakar pesawat, diperoleh dari Amerika.
Tahun 1939, 28 dari 43 produk utama Farben
digunakan dalam militer Jerman. Farben mengendalikan
sepenuhnya ekonomi perang Jerman yang dirintis sejak
1920-1930 dengan dukungan Wall Street. Farben
I.G. Farben secara material turut membantu
Hitler dan partai NAZI meraih kekuasaan di Jerman tahun
1933, I.G. Farben menyumbang 400.000 RM ke Hitler.
Tahun 1925, Farben menerima dana dari Wall Street untuk
mengembangkan kartel Farben, dan $30 juta untuk
American I.G tahun 1929. Tercantumnya beberapa nama-
nama direktur asal Amerika (Warburg bersaudara) dalam
I.G. Farben memastikan adanya persetujuan para
pemegang saham Farben di Wall Street atas pemberian
dana bagi Hitler.
beberapa pengamat meragukan Jerman mampu
berperang ditahun 1939 tanpa I.G. Farben. Antara 1927
dan awal PD II, Farben telah melipatgandakan
kemampuannya berkat bantuan teknis dan pinjaman dana
dari Amerika, termasuk $30 juta yang ditawarkan
National City Bank. Tahun 1939, Farben berpengaruh
secara manajerial di hampir 380 perusahaan Jerman dan
bahwa perusahaan swasta dapat meraih keuntungan
melalui kekuasaan negara.
Era 1920-an merupakan saat pengucuran dana
besar-besaran dari Wall Street ke Jerman melalui kedua
program reparasi di atas. Dapat dikatakan, bankir
Amerika-lah sebenarnya yang membiayai Jerman,
termasuk membangun sistem ekonomi kartel melalui
Farben, A.E.G (listrik) dan Stahlwerke (besi dan baja).
Tahun 1928, dalam rapat persiapan Young Plan,
Presiden G.E Owen D. Young duduk sebagai ketua
delegasi Amerika. Dia ditunjuk oleh pemerintah Amerika
untuk menggunakan wewenang resmi pemerintah dalam
menentukan persoalan pendanaan internasional bagi
Jerman yang dapat menguntungkan bagi Wall Street dan
GE. Tahun 1930, Owen D. Young menjadi ketua Board of
General Electric Company di New York. Young pun
menjabat ketua Executive Committee of Radio
Corporation of America, dan direktur German General
Electric (A.E.G) maupun Osram di Jerman. Dia pun
menjabat beberapa posisi penting di berbagai perusahaan
besar Amerika seperti General Motors dan lain-lain.
Gerard Swope merupakan Presiden direktur GE
Company dan beberapa perusahaan Jerman maupun
Prancis, seperti A.E.G dan Osram. Swope pun menjabat
direktur National City Bank New York. Staf direktur lain
dari International General Electric waktu itu
menggambarkan pengaruh Morgan Co., bahkan Young
dan Swope diketahui merupakan representasi Morgan Co
dalam jajaran direksi GE, termasuk Thomas Cochran
salah satu mitra J.P. Morgan. Presiden International
General Electric periode 1920-an adalah Clark Haynes
Minor, salah satu direktur lain GE dalah Victor M. Cutter,
figur penting dalam “Banana Revolutions” di Amerika
tengah.
Sumber : Antony C. Sutton, Wall Street and The Rise of Hitler
Perusahaan multinasional GE
memiliki peran yang rumit di
a b a d d u a p u l u h . G E
berkontribusi besar dalam
membangun jaringan listrik
nasional Uni Soviet era 1920 dan
1930, sekaligus mengaplikasikan
diktum Lenin : “Sosialisme =
Elektrifikasi.”
memproduksi 100% karet sintetis Jerman, 95% gas
beracun (termasuk gas Zyklon B yang digunakan dalam
kamp konsentrasi), 90% plastik, 88% magnesium, 84%
bahan peledak, 70% bubuk mesiu, 46% bahan bakar
pesawat, dan 33% bahan bakar sintetis.
Kantor I.G. Farben di Berlin merupakan pusat
oprasi mata-mata NAZI internasional, (N.W.7). Operasi
yang dikendalikan direktur Farben Max Ilgner,
keponakan presiden I.G. Farben Hermann Schmitz. Ilgner
dan Schmitz tercatat juga sebagai jajaran direktur
Amerikan I.G, bersama Henry Ford (Ford Motor
Company), Paul Warburg (Bank of Manhattan), dan
Charles E. Mitchell (Federal Reserve Bank of New York).
Firma Amerika yang bekerja dalam jaringan
mata-mata Jerman adalah Chemnyco Inc., dengan wakil
presiden kantor cabang di New York adalah Rudolph
Ilgner, warga negara Amerika dan kakak dari Max Ilgner.
Farben menjalankan operasi intelijen luar negeri sebelum
PD II dan di dalamnya turut terlibat anggota-anggota
firma Wall Street melalui American I.G dan Chemnyco.
Tahun 1945, Dr. Oskar Loehr, kepala deputi dari
I.G mengkonfirmasikan bahwa I.G. Farben dan Standar
Oil New Jersey menjalankan rencana pendahuluan untuk
menekan pengembangan industri karet sintetis di
Amerika, mengembangkan angkatan bersenjata
(wehrmacht) Jerman, dan melemahkan Amerika dalam
PD II.
Perusahaan multinasional GE memiliki peran
yang rumit di abad duapuluh. GE berkontribusi besar
dalam membangun jaringan listrik nasional Uni Soviet era
1920 dan 1930, sekaligus mengaplikasikan diktum Lenin
: “Sosialisme = Elektrifikasi.” GE memiliki hubungan
sangat erat dengan Roosevelt, karena keluarga Presiden
itu merupakan salah satu pemegang saham GE. Selain,
GE sangat dekat dengan rejim komunis Soviet dan turut
membangun industri listrik disana.
Dalam menelusuri sejarah Jerman sebelum
perang dan kebangkitan NAZI-Hitler, ditemukan fakta
direktur GE Gerard Swope dan Owen D. Young terlibat
dalam perubahan peta politik Jerman dan tenggelamnya
demokrasi seiring berkuasanya Hitler. Bahkan kedua
direktur itu berada dibalik pembangunan Uni Soviet,
dan jaringan Roosevelt.
GE memiliki anak perusahaan di Jerman,
Allgemeine Elektrizitats Gesellschaft (A.E.G) atau
German General Electric (GGE), dengan direkturnya
Walter Rathenau. Rathenau adalah seorang sosialis yang
menentang kebebesahan berusaha dan kompetisi, sama
seperti koleganya Gerard Swope. Baik Rathenau maupun
Swope menginginkan proteksi dan peran negara demi
keuntungan mereka sendiri.
Owen D. Young (GE) adalah salah satu dari tiga
delegasi Amerika dalam pertemuan Dawes Plan 1923
yang merancang program reparasi Jerman. Owen
kemudian memimpin program reparasi setelah Dawes
Plan, yaitu Young Plan. Dalam kedua program itu terlihat
General Electric (GE)
Waktu Peminjam
Bank Pengelola
Dana di Amerika
Jumlah
Pinjaman
26 Januari 1925 Allgemeine
Elektrizitats-
Gesellschaft
(A.E.G)
National City Co. $10.000.000
9 Desember 1925 A.E.G - $10.000.000
22 Mei 1928 A.E.G National City Co. $10.000.000
7 Juni 1928 A.E.G National City Co. $5.000.000
Tahun 1915 dan seterusnya International
General Electric (IGE) yang berlokasi di 120 Broadway
New York, mengelola investasi asing, manufaktur dan
penjualan bagi GE. IGE membeli banyak saham di
berbagai perusahaan manufaktur asing, seperti 25-30%
saham di A.E.G dan Osram. Memegang mayoritas saham
membuat GE dapat menempatkan empat direkturnya di
A.E.G dan Osram, termasuk berpengaruh besar dalam
kebijakan internal perusahaan. Kepemilikan signifikan
dalam A.E.G dan Osram memiliki benang merah dengan
aliran dana Hitler tahun 1933. Sebuah slip transfer bank
tanggal 2 Maret 1933 dari A.E.G ke Delbruck Schickler &
Co di Berlin beberapa 60.000 Reichsmark (RM)
didepositokan pada rekening “Nationale Treuhand”
(National Trusteeship) milik Hitler.
I.G. Farben merupakan donatur domestik
terpenting bagi Hitler, dan seperti telah dibahas
sebelumnya, I.G. Farben berada dalam kontrol American
I.G. Bahkan beberapa direktur A.E.G tercantum juga
sebagai pejabat Farben, seperti Hermann Bucher, Julius
Flechtheim, dan walter von Rath. I.G. Farben
menyumbang 30% tabungan deposito Hitler tahun 1933.
Walter Fahrenhorst dari A.E.G juga menjabat di
Phoenix A-G, Thyssen A-G dan Demag A-G, semuanya
lembaga penyumbang dana Hitler. Demag A-G yang
salah satu direkturnya Friedrich Flick dari A.E.G,
menyumbang 50.000 RM ke Hitler, Accumulatoren
Fabrik A-G menyumbang 25.000 RM dan memiliki
direktur dari A.E.G : August Pfeffer dan Gunther Quandt.
Quandt secara pribadi memegang 75 persen saham
Accumulatoren Fabrik.
Osram Gesellschaft dengan 16 2/3 sahamnya
milik IGE pun memiliki dua direktur dari A.E.G, yaitu
Paul Mamroth dan Heinrich Pferls. Osram menyumbang
40.000 RM langsung ke rekening Hitler.
Dengan kata lain, hampir seluruh direktur
German General Electric (A.E.G) merupakan penyokong
dana Hitler, dan mereka pun memegang kendali banyak
perusahaan-perusahaan Jerman lainnya yang turut
memberikan bantuan dana bagi Fuhrer.
Tahun 1939, industri listrik dan elektronika
Jerman memiliki afiliasi kuat dengan dua perusahaan
Amerika : International General Electric (IGE) dan
International Telephone and Telegraph (ITT). Perusahaan
Dengan kata lain, hampir
seluruh direktur German
General Electr ic (A.E.G)
merupakan penyokong dana
H i t l e r, d a n m e re k a p u n
memegang kendali banyak
perusahaan-perusahaan Jerman
lainnya yang turut memberikan
bantuan dana bagi Fuhrer.
Akhir 1920, Young, Swope dan Minor pindah ke
industri listrik Jerman, memperoleh untung dan
mengendalikan urusan internal A.E.G maupun Osram.
Juli 1929 sebuah kesepakatan dicapai antara GE dan tiga
perusahaan Jerman : A.E.G, Siemens & Halske, dan
Koppel and Company, yang masing-masing memegang
saham di Osram. GE membeli 16% saham Osram
sekaligus mengendalikan produksi dan marketing lampu
listrik internasional. Diketahui Clark Minor dan Gerard
Swope menjadi direktur Osram.
Agustus 1929, 14 juta marks saham A.E.G dibeli
oleh GE, yang berarti GE memegang 25% saham A.E.G.
Selain itu dicapai kesepakatan antara kedua perusahaan,
seperti alih teknologi dari Amerika ke Jerman, termasuk
pembelian hak paten. A.E.G tidak turut terlibat dalam
manajemen G.E, sebaliknya G.E akan membiayai seluruh
ekspansi pasar A.E.G di Jerman. Hal itu terlihat dari tidak
tercantumnya representasi A.E.G dalam jajaran direksi
G.E di Amerika, tetapi lima orang Amerika menjadi
direksi A.E.G Jerman.
Pada 1930, GE secara efektif telah memonopoli
industri listrik Soviet dan segera melakukan penekanan
pasar di Jerman, khususnya grup Siemens. Januari 1930,
tiga direktur G.E dipilih menjadi jajaran direksi A.E.G :
Clark Minor, Gerard Swope dan E.H. Baldwin, mereka
memimpin International General Electric (I.G.E)
melanjutkan rencana merger industri listrik dunia ke
dalam kartel raksasa dibawah kendali Wall Street.
Bulan Februari GE berusaha menguasai raksasa
Jerman, Siemens & Halske, namun mengalami hambatan
besar dari perusahaan-perusahan Jerman seperti Dillon
dan Read of New York. Akibatnya GE gagal
menempatkan orang-orangnya dalam jajaran direksi
Siemens, kejadian ini disebut pers Jerman sebagai
“peristiwa ekonomi bersejarah dan langkah penting bagi
masa depan dunia listrik.” Siemens berhasil menjaga
kemandiriannya dari GE, The New York Times
melaporkan :
“Seluruh media memperhatikan fakta bahwa Siemens,
berbeda dengan A.E.G, mampu memelihara
kemandiriannya bagi masa depan dan memastikan
bahwa tidak ada perwakilan GE akan duduk dalam
jajaran direksi Siemens.”
Uniknya, ketiadaan wakil Amerika (GE) dalam
Siemens mendorong pada fakta tidak terbuktinya grup
Siemens, baik Siemens & Halske maupun Siemens-
Schukert, berpartisipasi dalam pendanaan Hitler. Siemens
menyumbang dana ke Hitler hanya sedikit itu pun secara
tidak langsung melalui sahamnya di Osram. Sebaliknya,
baik A.E.G dan Osram secara langsung mensuplai dana
bagi Hitler melalui Nationale Treuhand. Siemens meraih
kemandiriannya pada awal 1930 saat A.E.G dan Osram
berada dalam dominasi Amerika dengan adanya direktur
dari negeri Paman Sam. A.E.G dan Osram, turut
mendukung pendanaan Hitler, saat mereka memiliki
direktur dari Amerika.
Langkah-langkah pimpinan perusahaan
multinasional seperti G.E dengan afiliasinya A.E.G dan
Osram dalam membiayai Hitler, mengangkat ide radikal
negara dikendalikan kepentingan konglomerasi swasta.
Luputnya pabrik-pabrik A.E.G dari pemboman
diketahui oleh United States Strategic Bombing Survey.
Pada akhir PD II, tim investigasi Sekutu mengirimkan tim
untuk memeriksa kerusakan akibat pemboman di pabrik-
pabrik Jerman. Tim itu berisi Alexander G.P.E
Sanders (ITT New York) Whit-worth Ferguson (Ferguson
Electric Company New York), dan Erich J. Borgman
(Westinghouse Electric). Namun dibalik tujuan resmi
mereka, sejatinya tim itu berusaha agar industri
elektornika dan listrik Jerman, khususnya yang berafiliasi
dengan perusahaan Amerika, secepat mungkin beroperasi
kembali. Seperti yang dilaporkan Ferguson “Pabrik-
pabrik itu segera dapat berproduksi kembali.”
Fakta yang sangat aneh
dalam Perang Dunia II,
seluruh komplek industri
perusahaan Jerman yang
memiliki afiliasi dengan
Amerika seperti pada tabel di
bawah, tidak pernah menjadi
sasaran pemboman maupun
serangan tentara Sekutu.
listrik dan elektronika besar Jerman rata-rata memiliki
afiliasi dengan IGE dan ITT.
Fakta yang sangat aneh dalam Perang Dunia II,
seluruh komplek industri perusahaan Jerman yang
memiliki afiliasi dengan Amerika seperti pada tabel di
bawah, tidak pernah menjadi sasaran pemboman maupun
serangan tentara Sekutu. Kompleks industri itu pernah
secara tidak disengaja diserang dari udara, tetapi tidak
menyebabkan kerusakan besar. Peristiwa itupun hanya
terjadi sekali. Kontras sekali jika kita merujuk laporan
U.S. Strategic Bombing Survey, “Pergerakan perang di
Jerman selalu menghitung kepentingan dan keuntungan
menjadikan jaringan listrik sebagai sasaran bom.”
Sebaliknya, pabrik Brown Boveri di Mannheim
dan Siemensstadt di Berlin, yang tidak berafiliasi dengan
perusahaan Amerika, hancur porak-poranda.
Salah satu kompleks industri yang luput dari
sasaran pemboman adalah fabrik A.E.G di 185
Muggenhofer Strasse, Nuremburg. Sebelum perang,
kompleks industri Nuremburg menghasilkan oven,
radiator, water heater, toaster, setrika dan sebagainya.
Pada era perang, kompleks itu memproduksi banyak
peralatan perang seperti perlengkapan metal untuk
komunikasi, amunisi dan ranjau. Kompleks Nuremburg
tidak mengalami kerusakan serius dalam serangan udara
Sekutu 20-21 Februari 1945, akhir PD II.
Kompleks German General Electric (A.E.G)
yang luput dari pemboman adalah kompleks di
Koppelsdorf yang memproduksi radar dan antena bom.
Pusat industri A.E.G lain yang lolos dari serangan
tergambar dalam tabel di bawah ini :
Daftar Pabrik Miliki A.E.G yang luput dari pemboman di PD II
Kompleks Industri Lokasi Produk
Werk
Reiehmannsdoff
mit
Unterabteilungen in
Wallendorf und
Unterweissbach
Kries Saalfeld Measuring
Instruments
Werk
Marktschorgast
Bayreuth Starters
Werk F18ha Sachsen Short Wave Sending
Sets
Werk Reichenbach Vogtland Dry Cell Batteries
Werk Burglengefeld Sachsen/S.E.
Chemnitz
Heavy Starters
Werk Nuremburg Belringersdorf/
Nuremburg
Small Components
Werk Zirndorf Nuremburg Heavy Starters
Werk Mattinghofen Oberdonau 1 KW Senders 250
Meters & long wave
for torpedo boats &
U-boats
Unterwerk Neustadt Coburg Radar Equipment
terhadap NAZI yaitu mensuplai cairan ethyl. Proyek yang
bekerja sama dengan General Motors ini mengerjakan
cairan Ethyl sebagai campuran anti detonasi yang
digunakan dalam bahan bakar pesawat maupun
kendaraan darat, dan mampu meningkatkan efisiensi
mesin.
Tahun 1924, Ethyl Gasoline Corporation
dibentuk di New York atas kerjasama Standard Oil New
Jersey dengan General Motors Corporation yang
memegang paten dan jalur distribusi tetraethyl dan cairan
ethyl baik domestik maupun luar negeri. Tahun 1935
Ethyl Gasoline Corporation mentransfer teknik ini ke
Jerman untuk digunakan dalam program pembangunan
kembali persenjataan NAZI. Bantuan ini dilakukan
dibawah protes pemerintah Amerika. Bahkan sebuah
pabrik tetraethyl segera didirikan dengan kepemilikan
bersama dua perusahaan itu .
Tahun 1938, German Luftwaffe membutuhkan
500 ton tetraethyl. Cairan Ethyl ini disarankan oleh
seorang pejabat DuPont untuk digunakan dalam armada
militer. Kebutuhan ethyl itu diperoleh dari pinjaman
Ethyl Export Corporation New York kepada Ethyl
G.m.b.H Jerman, dalam transaksi yang diatur oleh Reich
Air Ministry dan direktur I.G. Farben, Mueller Cunradi.
Pengamanan bantuan ethyl diatur pula dalam sebuah
surat tertanggal 21 September 1938 melalui Brown
Brothers, Harriman & Co. New York.
Selain alih teknologi hidrogenisasi untuk
menghasilkan minyak sintetis dan proses tetraethyl untuk
bahan bakar, Standard Oil mentransfer teknologi untuk
menghasilkan kare