alam kubur 3

Tampilkan postingan dengan label alam kubur 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alam kubur 3. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Februari 2024

alam kubur 3





 itu sebagai binatang 

ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-

orang yang lalai”. QS Al-Arof:179 

Mendalami ketauhidan/syahadat kepada Allah merupakan 

pembelajaran membedah hati yang sesungguhnya, apakah hati 

akan terbuka lebar untuk menerima syariat islam secara totalitas 

atau menerima syariat islam hanya sebagian. Begitu juga belajar 

ketauhidan sebagai pembatas loyalitas terhadap Allah dengan 

makhluk atau belajar tauhid/syahadat kepada Allah melahirkan 

manusia yang alwala (kasih saying kepada Allah) albaro 

(berjauhan dengan ajaran luar Islam).  

Nabi Ibrahim As awalnya orang yang sesat (bingung) 

“linglung” menurut Bahasa Sunda, pada agama Allah karena ia 

dididik oleh ayahnya (Azar) dengan ajaran Agama Hindu. 

Sehingga Nabi Ibrohim pernah menyembah matahari, bulan dan 

bintang, kemudian ia mempelajari agama islam dan Allah 

meridloinya, akhirnya Nabi Ibrohim menjauh dari ajaran 

ayahnya. Sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “saat  malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang 

(lalu) Dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu 

tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang 

tenggelam.  Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia 

berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia 

berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk 

kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat.  Kemudian 

tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku, 

ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia 

berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa 

yang kamu persekutukan”. QS Al-An’am:76-78 

Itulah perjalanan Nabi Ibrahim dimulai ia beribadah 

kepada patung-patung sebagi ajaran yang dibawa oleh ayahnya. 

Tetapi setelah Nabi Ibrahim mempelajari tentang 

ketauhidan/syahadat, maka nabi Ibrahim menjadi memiliki alwala 

(kasih sayang) kepada Allah dan baro (menjauh) dari apa yang 

larang oleh Allah. Sebagaiman dijelaskan Allah: 


-- : Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam 

Al kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia yaitu  seorang yang 

sangat membenarkan[905] lagi seorang Nabi. Ingatlah saat  ia 

berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu 

menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan 

tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, 

Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu 

pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah Aku, 

niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. 

Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. 

Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha 

Pemurah. Wahai bapakku, Sesungguhnya aku khawatir bahwa 

kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah, Maka 

kamu menjadi kawan bagi syaitan". berkata bapaknya: 

"Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? jika kamu 

tidak berhenti, Maka niscaya kamu akan kurajam, dan 

tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". Berkata Ibrahim: 

"Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan 

memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia 

sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu 

dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa 

kepada Tuhanku, Mudah-mudahan aku tidak akan kecewa 

dengan berdoa kepada Tuhanku". Maka saat  Ibrahim sudah 

menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah 

selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. 

dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi”. QS 

Maryam:41-49 

Dari kisah ini dapat diambil hikmahnya bahwa, 

mempelajari tentang katuhidan yang dilambangkan kalimah 

syahadat, maka akan timbul menjadi manusia yang bisa 

mencintai Allah dan melahirkan manusia yang takut akan siksa 

Allah 

 Syahadat sebagai Pembeda Antara Allah dan 

Makhluk 

Allah SWT yaitu  dzat yang telah menciptakan manusia, 

jin, malaikat, langit, bumi serta isi-isinya. --  bahwa Allah 

yang menguasai keadaan zaman dan tidak ada dalam ruang 

zaman. Sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah yang menguasai 

'Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang 

di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di 

bawah tanah”. QS Thoha:5-6 

Karena kita bagian yang diciptakan Allah, maka tugas kita 

yaitu  tunduk dan patuh kepada-Nya dimulai mengenal Dia 

melalui sifat-Nya, dzat-Nya dan pekerjaan-Nya. Sifat Allah tidak 

bisa dihitung tetapi ada standarisasi minimal bagi manusia untuk 


sedikit mengetahui tentang sisfat-sifat Allah baik yang wajib, 

mustahil dan wenang (jaiz) di Allah. Para ulama ahli tauhid 

seperti yang dikemukakan oleh Imam Al-‘Asyari dan Abu 

Mansur Almaturidi bahwa orang telah keluar dari definisi iman 

taklid bila  hapal sifat-sifat itu  berikut dalil-dalilnya.  

Sebagaimana dijelaskan oleh Ibrohim Albajuri (…..:13-

15): 

-- : “ Secara syara wajib kepada seluruh mukalaf (baligh 

dan berakal sehat) untuk mengetahui sifat-sifat yang wajib, 

mustahil dan wenang pada Allah”.  

Apa saja sifat-sifat yang wajib, mustahil dan wenang pada 

Allah? Berikut ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibrohim Albajuri 


 Syahadat sebagai Alat Perwujudan Kesatuan dan 

Persatuan 

Hakikat manusia diciptakan oleh Allah yaitu  sebagai 

makhluk yang memiliki tugas untuk menata peradaban sosial di 

muka bumi ini atau dalam bahasa lain diciptakan untuk beribadah 

kepada-Nya. Peradaban sosial ini tidak akan tercapai bila  

antara manusia dengan manusia tidak bersatu dalam 

pengelolaanya.  

Untuk mewujudkan manusia bisa bersatu yaitu  dengan 

cara membersihkan hati dari berbagai penyakit hati (sombong, 

angkuh, buruk sangka, dengki, ria dan dendam) dan menyatukan 

hati. Alat pemersatu hati yaitu  dengan kesadaran mengucapkan 

dua kalimah syahadat, melakukan buah-buah syahadat dan 

menjauhkan diri dari pembatalan syahadat.  

Orang yang sudah mengucapkan syahadat dengan tulus, 

maka akan melahirkan manusia yang taat, membela, mendekati, 

mencintai dan membangun kesatuan dan persatuan. Dalam kata 

lain orang yang bersyahadah akan melahirkan kesatuan hati 

(taliful qulub/ΏϮϠϘϟ΍ ϒϴϟΎΗ) yaitu: 

1. Membela sesama muslim   

   

-- : “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-

Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan 

menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)”. QS 

Almaidah:55 

2. Taat kepada Allah dan rosul-Nya  

  

-- : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan 

taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika 

kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah 

ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu 

benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang 

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. QS 

An nisa:59 


-- : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong 

(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan 

kedudukanmu”. QS Muhamad:7 

 Pada awal manusia sadar dalam mengucapkan dua 

kalimah syahadat tentunya didorong atas dasar rela untuk 

menolong terhadap agama Allah secar utuh dan menyeluruh. 

Orang yang ikhlas untuk menolong agama Allah dirinya akan 

siap berkorban dengan berbagai hal termasuk diri dan hartanya. 

Tidak benar bila  orang mengatakan dirinya beriman kepada 

Allah bila  masih tidak mau berkorban/menolong agama Allah. 

Sebagaimana dijelaskan Allah:  

 

-- : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah 

orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-

Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang 

(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. 

mereka Itulah orang-orang yang benar”. QS Alhujurot:15 

Ternyata bahwa orang yang sudah rela bersyahadat, maka 

dirinya akan akan siap berjihad di jalan Allah dengan harta dan 

dirinya disertai tidak ada keraguan dalam dirinya.  

4. Mencintai kepada Allah dengan sepenuhnya  


-- : “dan diantara manusia ada orang-orang yang 

menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka 

mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun 

orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. 

dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] 

mengetahui saat  mereka melihat siksa (pada hari kiamat), 

bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah 

Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. QS 

Albaqarah:165 

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa, setiap manusia 

beriman kepada Allah tentunya ia akan lebih mendahulukan 

terhadap tugas-tugas Allah. Melalui pengucapan dua kalimah 

syahadat, tentunya ia tidak akan mensejajarkan cinta antara 

kepada Allah dan kepada makhluk, karena sangat beresiko besar 

(syirik) bila  manusia seperti itu. Kalimat menyembah 

tandingan-tandingan selain Allah atau kalimat “andadan”, hal ini 

dapat merusak kepada ke-Islaman seseorang. 

Kata “andadan” yaitu  sejumlah kecintaan manusia 

terhadap makhluk Allah seperti; anak, isteri, suami, ibu, bapak, 

harta, jabatan dan lain-lain yang sifatnya bisa menyamakan 

kecintaan kepada Allah. bila  manusia menyamakan cinta 

kepada makhluk dan kepada Allah Allah, maka itulah manusia 

rusak keimanannya atau bisa rusak syahadatnya.   

5. Bersatu dalam berjihad  

 

-- : “Muhammad itu yaitu  utusan Allah dan orang-orang 

yang bersama dengan Dia yaitu  keras terhadap orang-orang 

kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka 

ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, 

tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. 

Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat 

mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan 

tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu 

menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; 

tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena 

Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan 

kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada 

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di 

antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. QS Alfath:29 

Sangat berbeda perilaku dengan orang-orang yang tidak mau 

bersyahadat, mereka hatinya terpecah-pecah meskipun  


-- : “mereka tidak akan memerangi kamu dalam 

Keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang 

berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama 

mereka yaitu  sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, 

sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena 

Sesungguhnya mereka yaitu  kaum yang tidak mengerti”. QS 

Alhasyr:14 

Karena yang memisahkan mereka yaitu  hawa nafsunya 

sendiri seakan-akan mereka lupa kepada Allah SWT. 

Sebagaimana dijelaskan Allah:  



-- : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang 

munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang 

kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir 

niscaya Kamipun akan keluar bersamamu; dan Kami selama-

lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) 

kamu, dan jika kamu diperangi pasti Kami akan membantu 

kamu." dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka 

benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-

orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan 

Sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan 

menolongnya; Sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya 

mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka tidak 

akan mendapat pertolongan. Sesungguhnya kamu dalam hati 

mereka lebih ditakuti daripada Allah. yang demikian itu karena 

mereka yaitu  kaum yang tidak mengerti.  QS Alhaysr:11-13 

 

Dari ayat itu  dapat kita tarik penjelasannya bahwa, 

bila  manusia tidak diikat dengan perkataan syahadat, maka 

perilaku manusia akan jauh dari saling mencintai, saling membela 

antar sesama dan akan saling membangun perpecahan. Berbeda 

dengan orang yang mendalami syahadat, ia hatinya akan dekat 

dengan Allah dan melahirkan karakter yang soleh dan solehah 

serta akan Nampak bersatu dalam kegiatan keagamaan, karena 

syahadat melahirkan manusia yang tunduk dan berserah diri 

kepada Allah semata. Sebagaimana dijelaskan Allah: 

  َ

-- : “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada 

orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang 

saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang 

yang menyerah diri?" QS Fusshilat:33 

 Menurut Ummu Yasmin (2012:141) mengatakan bahwa 

yang dimaksud kesatuan hati (ta’liful qulub) yaitu  ada empat: 

1. Bertemu dengan landasan cinta/  ΔΒΤϤϟ΍ ϰϠϋ ωΎϤΘΟϻ΍ 

Orang yang sudah mengucapkan syahadat dengan penuh 

keyakinan kemudian ia melakukan subtasi syahadat serta dapat 

menjauhi perbuatan yang dapat membatalkan syahadat, maka 

dalam hati mereka sudah tertanam rasa cinta kepada Allah secara 

menyeluruh. Keyakinan hati mereka tidak ada yang dicintai 

selain mencintai Allah dan rosul-Nya. Sebagaimana dijelaskan 

Allah:   


-- : “Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat 

cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang 

berbuat zalim itu mengetahui saat  mereka melihat siksa (pada 

hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, 

dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka 

menyesal)”. QS Albaqarah:165 

2. Berjumpa dalam rangka ta’at kepada Allah

bila  hati orang sudah penuh dengan kalimah syahadat 

tentu hati itu akan selalu menjalankan perintah Allah selamanya. 

Berbeda dengan orang yang lisannya tidak mengucapkan kalimah 

syahadat, hatinya ada dalam keraguan dan perilakunya setengah-

setengan dalam menjalankan perintah Allah dan rosul-Nya. Disini 

bisa membedakan antara orang yang sesungguhnya beirman 

kepada Allah dan setengah beriman kepada Allah kita dapat 

membedakan dalam perilaku sehari-hari. Ukuran manusia yang 

sesungguhnya beriman kepada Allah akan dapat diukur dengan 

ketaatan kepada Allah. Sebagaimana dijelaskan Allah:  

  

-- : “Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu 

berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang kafir". QS Ali Imron:32 

Orang yang sudah penuh kepercayaan kepada Allah, 

tentunya ia akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ketakwaan. 

Dimanapun ia berada, dengan siapapun ia bertemu dan kapanpun 

ia berperilaku, maka ia tetap akan melaksanakan ketaatan dan 

-- : “Dari Abi Dzari Jundubi Bin Junadah dan dari Abi  

Abdurrohman Mu’adz Bin Jabal RA dari Rosululloh, Nabi 

bersabda: “bertaqwalah kepada Allah SWT dimana saja berada 

dan lakukanlah kebaikan karena kebaikan akan menghapus pada 

keburukan dan gaulilah manusia dengan akhlak terpuji”. HR 

Tirmidzi 

Orang yang sudah penuh keyakinan kepada Allah disertai 

dengan pelaksanaan taqwa kepada-Nya, maka Allah akan 

membalas kapada orang itu  dengan diberi kemudahan dan 

rijki nyang tidak disangka-sangka. Sebagaimana dijelaskan Allah: 

 

-- : “ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan 

Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari 

arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang 

bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan 

(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang 

(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan 

ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. QS At tolaq:2-3 

Dengan demikian, kita sebagai manusia yang serba butuh 

dengan seluruh kebutuhan dunia seperti ingin uang, rumah, 

kendaraan, ilmu, jabatan dan kebutuhan lain, maka hendaklah 

kita melaksanakan perintah Allah secara menyeluruh. Janji Allah 

tidak pernah inkar kepada semua orang, orang melakukan 

kebaikan pasti akan Allah balas dengan kebaikan, orang 

melakukan keburukan maka Allah akan balas dengan keburukan 

juga. Sebagaimana dijelaskan Allah:  

 ْ

-- : "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan 

manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada 

keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”. 

QS Ali Imron:9 

Begitu juga firman Allah: 

 

-- : “(sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak 

akan menyalahi janjinya, tetapi kebanyakan manusia tidak 

mengetahui”. QS Ar rum:6 

3. Saling bersatu untuk dawah/

Dakwah merupakan tugas pokok para, rosul, sahabat dan 

para pelanjut berikutnya dengan tujuan untuk menyelamatkan 

manusia dari ancaman neraka. Materi dakwah para rosul yaitu  

mengenalkan Agama Islam yang di dalamnya mengandung 

peribadahan, muamalah (sosial ekonomi), munakah (perkawinan) 

dan jinayah (tata negara) empat unsure ini disebut syari’at Islam. 

Kegiatan dakwah ini merupakan suatu pekerjaan yang paling 

besar dibanding dengan tugas-tugas lainnya. Sebagaimana 

dijelaskan Nabi Muhamad SAW: 

  

-- : “Demi Allah jika kamu menunjukan suatu orang untuk 

menjalankan Agama, maka Allah berikan paha senilai harga 

kendaraan merah (kalu sekarang suatu kendaraan termahal pada 

suatu Negara”. HR Mutakun Aleh Kitab Riadusolihin bab dilalah 

alal khoer:105 

 

-- : “demi Allah jika kamu menunjukan suatu orang untuk 

menjalankan Agama, maka Allah berikan paha senilai harga 

benda yang dilalui matahari”. 

Jika kita bandingkan hadits ke satu dan kedua itu berbeda, 

yang pertama maksudnya bila  kita mengajak kepada 

warga  paling lemah ilmunya dan kedudukannya kemudian 

ia mengikuti tentang materi yang didakwahkan kita, maka kita 


sebagai orang yang mengajak (da’i) akan diberi pahala jauh lebih 

besar dibanding harga kendaraan termahal. Kalau zaman nabi 

kendaraan termahan yaitu  Unta Merah (ϢόϨϟ΍ ήϤΣ) sedangkan kalu 

di Negara kita atau di Negara lain bisa jadi pesawat terbang atau 

kapal air. Sedangkan hadits yang ke dua yaitu  bila  kita 

mengajak kepada orang ahli ilmu dan memiliki wibawa yang 

tinggi, kemudian ia mengikuti terhadap ajaran Islam, maka pahala 

yang Allah berikan kepada da’I itu akan diberi pahala yang mana 

pahala itu lebih baik daripada nilai langit dan bumi serta isinya.  

Sangat jelas pahala terbesar bagi setiap muslim yaitu  

syari’at Islam dalam mengajak kepada orang lain (berdakwah). 

Coba kita bandingkan dengan paha lain misalnya dengan solat, 

pahala solat dalam sebuah hadits: 

 

-- : Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya rosululloh SAW 

bersabda: “solat berjmaah lebih utama daripada solat sendirian 

dengan pahala dua puluh derajat”. HR Mutafakun Alaihi 

Riadussolihin:449 bab solat jamaah  

 

 

Pada hadits ini penulis belum menemukan tentang penjelasan 

apa buktinya yang dimaksud dua puluh tujuh derajat itu. 

Sedangkan dakwah sudah jelas sebagaimana dijelaskan pada 

hadits itu  di atas. --  bahwa berdakwah kepada segenap 

manusia yaitu  pekerjaan termulia, sedangkan yang dapat 

didakwahkan kepada manusia yaitu  untuk menjalankan Islam 

yang di dalamnya dimulai syahadat, solat, saum, zakat dan naik 

haji serta amal soleh lainnya.  

Dalam menjalankan dakwah ini tidak bisa dilakukan secara 

sendirian, tetapi harus dilakukan secara kesatuan dan persatuan.    

 ِ

-- : “siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang 

yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan 

berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang 

menyerah diri?”. QS Fushliat:33 

Untuk lebih jelas tentang berdakwah kita bisa menengok 

firman Allah: 

 

-- : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan 

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan 

cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih 

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan 

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat 

petunjuk”. QS An nahl:125 

Yang dimaksud dengan kalimat Hikmah ialah Perkataan 

yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak 

dengan yang bathil.  

Dalam menjalankan berdakwah ini tentu harus dilakukan 

secara kesatuan dan persatuan khususnya bagi orang yang sudah 

menjadi jamaah berdakwah. Maksudnya ialah dalam kegiatan 

berdakwah ada yang mengajak ada pula yang membina setelah 

manusia masuk dalam ikatan jamaah, karena pembinaan umat itu 

tidak hanya sampai ia mengikuti tetapi mereka keimannya harus 

ditingkatkan melalui pembinaan.  

4. Saling berjanji untuk berjihad/ΩΎϬΠϟ΍ ϰϠϋ Ϊϫ ΎόΘϟ΍ 

Orang yang hatinya sudah banyak cinta kepada Allah, maka 

perilakunya akan dibuktikan dengan berjanji (bai’at) kepada 

Allah dan rosulnya untuk melakukan perintah Allah dan perintah 

rosul-Nya. Dalam ajaran Islam berjanji (bai’at) merupakan awal 

komitmen untuk menjalankan Islam. Oleh karenanya, berjanji 


yaitu  salahsatu syaria’at Islam yang harus ditempuh oleh semua 

manusia beriman. Sebagaimana firman Allah: 

  

-- : “Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada 

kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah[1396]. 

tangan Allah di atas tangan mereka[1397], Maka Barangsiapa 

yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu 

akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati 

janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang 

besar”. QS Alfath:10 

Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi 

Muhammad s.a.w. beserta pengikut-pengikutnya hendak 

mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan melihat 

keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. 

Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman 

bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud 

kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti 

kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman 

ditahan oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa 

Utsman telah dibunuh. Karena itu Nabi menganjurkan agar kaum 

muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau. 

merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan 

memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan 

tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana 

itu  dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut Bai'atur 

Ridwan. Bai'atur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, 

sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk 

Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian 

ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah. Sebagaimana dijelaskan 

Allah: 

 ِ

-- : “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang 

mukmin saat  mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, 

Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu 

menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan 

kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)”. QS 

Alfath:18 

Orang yang berjanji setia biasanya berjabatan tangan. 

Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan 

Rasul di atas tangan orang yang berjanji itu. Jadi maksud tangan 

Allah di atas mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji 

dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan Allah. Jadi 

seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang berjanji itu. 

hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha suci dari segala sifat-

sifat yang menyerupai makhluknya. 

Inti dari komitmen untuk berjanji (berbai’at) yaitu  

melakukan berjihad pada jalan Allah. Berjihad --  capenya 

diri dalam melakukan perintah Allah dan jihad itu bukan untuk 

orang lain, tetapi jihad itu semata-mata untuk dirinya sendiri. 

Sebagaimana firman Allah: 


-- : “dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya 

jihadnya itu yaitu  untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah 

benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari 

semesta alam”. QS Al-Ankabut:6 

 Umat islam melakukan jihad dalam menegakan islam 

dalam dirinya, keluarga, dan lingkungannya yaitu  semata-mata 

untuk dirinya sendiri. Begitu juga umat islam tidak berjihad 

hanya untuk dirinya juga. Oleh karena itu, kita menegakan Islam 

bukan untuk orang lain termasuk bukan untuk Allah, tetapi 

menegakan Islam (jihad) yaitu  untuk kita sendiri.  

 

-- : “Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa 

ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan 

dirimu di jalan Allah. yang demikian itu yaitu  lebih baik 

bagimu, jika kamu mengetahui”. QS At taubah:41 

 Bukan dikatakan jihad kalau tidak merasa cape, jihad 

tentunya cape bahkan berkorban dimulai harta, pemikiran dan 

harta benda yang kita miliki. Orang-orang yang berharap 

kenikmatan yang lebih besar nanti di akhiratm maka ia sanggup 

untuk melakukan berjihad meskipun banyak tantangan dan 

rintang. Bahkan tantangan dan rintangan mereka suka untuk 

melaluinya.  

  

-- : “Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila 

dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada 

jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? 

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti 

kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini 

(dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit”. 

QS At taubah:38 

 

-- : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang 

mukmin diri dan harta mereka dengan Memberi  surga untuk 

mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka 

membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar 

dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah 

yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka 

bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan 

Itulah kemenangan yang besar”. QS At taubah:111 

 Sebagai motivasi bagi orang yang ingin selamat di alam 

akhirat bahwa, diri dan hartanya dikorbankan. Mereka selalu 

berpandangan kea lam akhirat, maka setiap hari dan malam 

mereka tidak pernah berfikir dan bekerja selain untuk berjihad 

dalam penegakan kebenaran.  


-- : “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku 

tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari 

azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan 

RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. 

Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. niscaya 

Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke 

dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan 

(memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 

'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. dan (ada lagi) karunia 

yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan 

kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita 

gembira kepada orang-orang yang beriman”.QS Asof:10-13 

 Orang yang terhipnotis oleh fahala alam akhirat, maka 

mereka selalu melangkah untuk berjihad dalam islam. Karena 

dalam hatinya tidak ada lagi jual-beli atau bisnis yang tidak 

pernah rugi melainkan berjihad di jalan Allah. Berjihad di jalan 

Allah jelas menguntungkan mereka akan dapat fahala lebih besar 

kenikmatan dibanding kenikmatan dunia, begitu juga berjihad 

yaitu  perbuatan untuk diampuninya segala dosa.    

Begitu juga sabda nabi Muhamad SAW: 


-- : “Dari Abi Dzar, ia berkata kepada rosullulloh “ya 

rosululloh pekerjaan apa yang paling utama? Nabi menjawab: 

“iman kepada Allah dan berjihad pada jalan Allah”. HR 

Mutafaqun Alaihi 

bila  hadits ini sudah menjadi keyakinan bagi setiap 

muslim, tentunya iman kepada Allah dan perbuatan jihad akan 


menjadi prioritas pertama setiap saat. Kemudian jadi sebuah 

pertanyaan, kenapa banyak orang yang tidak mau berjihad, sebab 

keimananlah yang tipis.    

 

-- : “Dari Anas RA, “sesungguhnya Nabi telah berkata: 

“tidak seorangpun masuk surge bermaksud untuk kembali ke 

dunia terkecuali orang yang mati syahid, ia berharap untuk 

kembali lagi ke dunia untuk dibunuh lagi oleh orang kafir 

sepuluh kali lagi, karena ia melihat besarnya pahala syahid”. HR 

Mutafuqun Alaihi 

Dalam penjelasan hadits ini yaitu  setiap manusianyang 

menjalani kematian dengan predikat syahid, dia merasa dirinya 

tidak puas atas nikmat yang Allah berikan. --  bukan tidak 

menerima atas anugerah Allah berikan tetapi dia memiliki 

keinginan untuk lahir ke dunia dan untuk berjuang lebih giat lagi.   


-- : “Dari Abdullohi bin Umar bin As Ra nabi bersabda: 

“diampuni seluruh dosa bagi orang mati syahid kecuali orang 

yang punya utang”. HR Muslim. Sumber kitab riadussolihin bab 

jihad 


Sebesar apapun dosa yang dilakukan oleh seorang 

syuhada misalnya dosa berjina, mencuri, membunuh, mabuk, 

berjudi dan lain-lain, saat  ia kematiannnya memiliki kelas 

syuhada maka dosa itu  akan hapus.  

 Syahadat sebagai Alat Akhir Dakzwah Para Rosul 

Agama Islam yaitu  sebuah wadah syariat (ajaran) yang 

dibawa oleh para rosul Allah. Jadi para rosul yaitu  petugas 

Allah untuk menyampaiakan berita dari Allah kepada manusia 

agar manusia mengenal Allah dan melakukan beribadah kepada-

Nya untuk mendapatkan ridlo-Nya. Sebelum lebih jauh 

memahami perintah Allah, terlebih dahulu mengetahui tentang 

nabi atau rosul. 

 Definisi Rosul dan Nabi 

Menurut Syekh Ibrohim Albajuri (kitab Sanusi:8) member 

definisi: 


-- : “Rosul menurut etimologi/lugot yaitu  seorang manusia 

yang diutus dari satu tempat ke tempat yang lainnya”.   

Sedangkan menurut terminology/istilah Syekh Ibrohim 

Albajuri (kitab Sanusi:8) member definisi: 

ϪϐϠΒΘΑ ήϣ΍ϭ ϪΑ ϞϤόϳ ωήθΑ Ϫϴϟ΍ ϲΣϭ΍ ϥΎδϧ΍ 

-- : “Seorang manusia yang diberi wahyu (membawa 

syari’at) dari Allah untuk dikerjakan olehnya dan ditugas untuk 

menyampaikannya”.  

Sedangkan definisi Nabi menurut etimologi yaitu : 

ήΒΨϤϟ΍ (yang menerima berita) 

Sedangkan menurut terminology yaitu : 

  ϪϐϠΒΘΑ ήϣΆϳ Ϣϟ ϥ΍ϭ ϪΑ ϞϤόϳ ωήθΑ Ϫϴϟ΍ ϲΣϭ΍ ϥΎδϧ΍ 

-- : “Seorang manusia yang diberi wahyu (membawa syara) 

untuk dikerjakan oleh nya dan tidak ditugas untuk 

menyampaikannya”.  

Dari penjelasan itu  di atas bahwa petugas Allah ada 

yang disebut nabi dan rosul. Rosul sebagai petugas Allah SWT 

diberi wahyu (perintah) untuk dilakukan oleh rosul sendiri dan 

untuk dilakukan oleh seluruh manusia, sedangkan nabi yaitu  

sebaliknya yaitu ditugas hanya untuk dilakukan oleh nabi sendiri 

kemudian tidak diperintah untuk disampaikan kepada segenap 

manusia.  

Jumlah rosul ada dua puluh lima (25) orang, sedangkan 

jumlah nabi berjumlah seratus dua puluh empat ribu (124000) 

nabi. Setiap rosul tentu nabi, tetapi tidak setiap nabi yaitu  rosul.   

 Tugas Rosul 

Sebagaimana dijelaskan pada definisi tadi bahwa rosul 

sebagai petugas Allah untuk menyampaikan perintah Allah 

kepada manusia. Sebagaimana dijelaskan Allah:   

  

-- : “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan 

kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa 

yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan 

amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. 

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang 

yang kafir. QS Al maidah:67 

 Salahsatu bentuk ajaran yang dibawa oleh rosul yaitu  

memberi tahu kepada manusia tentang pentingya mengenal dulu 

siapa yang menciptakan manusia dan makhluk lain. Dalam hal ini 

manusia tidak diperintah untuk menjalankan dulu solat, zakat, 

puasa dan haji serta amal soleh lainnya tetapi manusia diperintah 

untuk mengenal dulu Allah atau dalam bahasa lain untuk 

bertauhid. Sebagaimana dijelaskan Allah:  

  ْ

-- : “Hai manusia, sembahlah (bertauhidlah) Tuhanmu yang 

telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar 

kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai 

hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan 

air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu 

segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah 

kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], Padahal kamu 

mengetahui”. QS Al baqarah:21-22 

 Pada kalimat wahai manusia memberi pengertian bahwa 

nama yang paling umum yaitu  manusia (Annasu) karena ia 

belum menjadi seseorang yang memiliki predikat beriman atau 

tidak beriman. Setelah manusia disuruh untuk bertauhid 

kemudian manusia mengikuti perintah-Nya, maka status mansia 

berubah menjadi manusia beriman (alladzina amanu), tetapi jika 

manusia diperintah untuk bertauhid ia tidak mau menjalankan 

perintah-Nya, maka ia namanya manusia tidak beriman/kafir 

(alladzina kafaru). 

 Begitu juga tugas para rosul sebagaimana dijelaskan 

Allah: 

 

-- : “Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada 

tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan 

jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-

orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya 

orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka 

berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana 

kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). QS An 

nahl:36 

Tugas rosul yaitu  mengenalkan Allah SWT kepada 

manusia dimulai sifat, dzat dan pekerjaan Allah. Setelah manusia 

mengenal Allah maka manusia itu menjadi orang beriman 

(alladzina amanu), setelah ia beriman maka ditugas oleh Allah 

untuk masuk kepada Agama Islam (wadah syari’at) melalui 

pengikraran dua kalimah syahadat. Sebagaimana dijelaskan 

Allah: 


-- : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke 

dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-

langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata 

bagimu”. QS Al baqoroh:208 

 Proses cara masuk ke dalam Agama Islam yaitu  dengan 

cara mengikrarkan/mengucapkan dua kalimah syahadat di depan 

rosul, sahabat nabi dan para ulama pewaris para rosul. 

Mengucapkan kalimah syahadat untuk masuk Islam ini tidak syah 

dilakukan secara sendiri-sendiri tetapi harus faham dulu rukun 

dan syarat syahadat sebagaimana telah dibahs diawal.  

 Perintah bersyahadat ini kepada orang telah beriman atau 

setelah ia memahami siapa Allah atau bersyahadat ini diucapkan 

oleh orang yang siap untuk menjalankan perintah Allah secara 

utuh dan menyeluruh. Dalam kata lain bahwa bersyahadat 

pertama kali dilakukan: 

1. Oleh orang mukalaf (usia cukup berdasarkah fiqh) 

untuk laki-laki usia lima belas tahun (15 tahun) dan 

perempuan usia Sembilan (9 tahun), 

2. Berakal yaitu orang yang sehat akalnya, sedangkan 

yang gila tidak diperintah untuk bersyahadat. 

Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi:3: 

  

-- : “Wajib bagi seluruh mukalap (baleg dan berakal) untuk 

masuk ke dalam Agama Islam dan tetap di sana selamanya dan 

menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh syara”.  

 Begitu juga para pedagang Islam (wali songo) yang 

datang dari India dan Persia cara menyebarkan Islam melalui 

pagelaran wayang. warga  Indonesia pada saat itu masih 

memegang aliran kepercayaannya kepada animisme dan 

dinamisme termasuk Agma Hindu, maka para wali mengajak 

warga  untuk menonton pagelaran wayang. Sebelum 

warga  menonton wayang, mereka disuruh untuk 

mengucapkan dulu sakaten (syahadataen) di depan para saksi 

(gafura/yang mengampuni di dunia) yang ditugas oleh para wali. 

 Setelah manusia mengucapkan dua kalimah syahadat, 

maka tugas manusia yaitu  menjalankan solat, zakat, puasa dan 

naik haji. Jadi bila  manusia salah dalam menjalankan ke-

Islamannya maka khawatir amal-amal lain ditolak Allah SWT.    Syahadat sebagai penyeimbang/persamaan antara 

warga  dan pemerintah 

Agama Islam yaitu  agama yang mampu mensejajarkan 

martabat manusia dengan manusia lainnya. Manusia memiliki 

suatu perasaan ego, ingin dipuji, ingin dihargai dan ingin 

dihormati, kadangkala hal itu menjadi suatu kebanggan bagi 

manusia itu sendiri bahkan nyaris manusia seakan-akan ingin 

disembah oleh manusia lainya sebagaimana dicontohkan oleh 

Ramses (Kerajaan Firaun). Kehadiran ajaran Islam melalui 

pendalaman makna syahadat yang sesungguhnya manusia mampu 

mengendalikan ego dan emosinya sehingga perasaan dirinya 

tidak memiliki apa-apa di hadapan Allah SWT. 

saat  orang yang faham terhadap makna syahadat yang 

sesungguhnya, maka orang itu  akan hidup berdampingan 

dengan siapa saja seperti siap hidup bersama-sama dengan orang 

lemah, para budak, dan orang miskin sekalipun tanpa membeda-

bedakan ras dan keturunan, karena orang yang faham syahadat 

akan ingat pada firman Allah: 


-- : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu 

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan 

kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling 

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia 

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa 

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha 

Mengenal”. QS Al hujurat:13  

Ayat ini sebagai ukuran untuk siap hidup berdampingan 

dengan siapa saja, baik berdampingan dengan orang berkulit 

hitam maupun putih, miskin maupun kaya, pintar maupun bodoh, 

muslim maupun kafir. Namun ada yang perlu digaris bawahi 

bahwa hal keyakinan/ideologi tentunya bagi muslim ada benang 

merah yang membedakannya yaitu tentang keimanan kepada 

Allah SWT.  

Lain halnya dengan orang yang tidak memahami secara 

dalam tentang syahadat meskipun dia mengaku seorang muslim 

hampir saja kehidupannya meniru seperti orang kafir yang 

seolah-olah jabatan, harta dan wibawa menjadi jurang pemisah 

untuk tidak mau hidup berdampingan dengan orang lemah dan 

bodoh. Sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya 

kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk 

Kami, atau kamu memiliki  sebuah kebun korma dan anggur, 

lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras 

alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas 

Kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah 

dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami, atau 

kamu memiliki  sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke 

langit. dan Kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu 

itu hingga kamu turunkan atas Kami sebuah kitab yang Kami 

baca". Katakanlah: "Maha suci Tuhanku, Bukankah aku ini 

hanya seorang manusia yang menjadi rasul?". QS Al-Isro:90-93 

Itulah kesombongan orang-orang kafir yang memiliki 

perasaan sombong, angkuh dan buruk sangka kepada Nabi 

Muhamad SAW. Mereka menganggap kepada Nabi Muhamad 

SAW orang lemah karena Nabi lahir dari keturunan biasa. 

Sesungguhnya perilaku mereka itu yaitu  ketidaktahuan terhadap 

makna syahadat yang sesungguhnya. Mereka menganggap 

kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW itu sesat 

dan syihir, padahal mereka tidak mau mendengar, berdiskusi dan 

bergaul dengan orang-orang mu’min.  


-- : “Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: 

"Sesungguhnya Kami memandang kamu berada dalam kesesatan 

yang nyata". QS Al-‘arof:60 

Begitu juga firman Allah: 

 َ

-- ; “dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): 

"Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon 

kepada Tuhannya, karena Sesungguhnya aku khawatir Dia akan 

menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi". 

QS Al-mu’min:26 

 Firman Allah: 

 

-- : “pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang 

menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya Kami akan 

mengusir kamu Hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman 

bersamamu dari kota Kami, atau kamu kembali kepada agama 

kami". berkata Syu'aib: "Dan Apakah (kamu akan mengusir 

kami), Kendatipun Kami tidak menyukainya?". QS Al-arof”88 

 Firman Allah: 

 

-- : “Sesungguhnya Kami telah mengambil Perjanjian dari 

Bani Israil[432], dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. 

tetapi Setiap datang seorang Rasul kepada mereka dengan 

membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, 

(maka) sebagian dari Rasul-rasul itu mereka dustakan dan 

sebagian yang lain mereka bunuh”. QS Al maidah:70 

Dari beberapa firman Allah itu  bahwa karakter orang 

yang tidak mau mendalami syahadat (  نا  دهشاو  اللهلاا  هلالا  نا  دهشا

الله  لوسرادمحم) hati dan perilakunya akan selalu sombong dan 

menghina kepada orang-orang yang mau menegakan Agama 

Allah SWT. Mari kita pelajari syahadat dengan sungguh-sungguh 

agar melahirkan manusia terpuji baik dihadapan manusia 

terutama di hadapan Allah. 

 Hukum Syahadat 

Kewajiban manusia beriman yaitu  melaksanakan Islam, 

sedangkan Islam dapat ditandai melalui rukun Islam yaitu 

syahadat, sholat, saum, zakat dan naik haji. Yang lima ini yaitu  

wajib dilakukan oleh setiap manusia beriman kepada Allah 

termasuk di dalamnya yaitu  syahadat. Hal ini dijelaskan oleh 

Allah SWT: 

 


-- : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke 

dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-

langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata 

bagimu”. QS Al baqarah:208  

Ayat ini yaitu  husus seruan kepada orang yang telah 

beriman kepada Allah SWT, --  oarng-orang yang dirinya 

sudah benci kepada thogut (hukum ada aturan luar hukum dan 

aturan Allah), sudah meyakini adanya Allah, malaikat, para rosul, 

alam kubur dan alam akhirat, mereka itulah termasuk orang 

beriman. Langkah berikutnya bagi orang ini yaitu  ditugas Allah 

untuk melakukan tugas melaksanakan mega proyek yaitu  Islam.  

Agama Islam ini yaitu  sebuah mega proyek yang harus 

dilakukan orang beriman, tentunya kita fahami bahwa ibarat 

seorang yang memenangkan proyek pembangunan perumahan 

umum (perum), maka ia akan melakukan proyek pembangunan 

sesuai dengan sepesifikasi yang telah ditentukan. Kalau kita 

membangun sebuah bangunan rumah tentunya awal 

pembangunan yaitu  peletakan batu pondasi.  

Begitu juga dalam membangun Islam yang harus 

dibangun terlebih dahulu yaitu  syahadat. Dengan demikian, 

syahadat yaitu  proyek pertama yang harus dilakukan oleh setiap 

muslim yang akan membangun islam lebih luas. Dalam 

membangun syahadat ini manusia beriman harus menyediakan 

seperangkat bahan pokok yang berhubungan dengan syahadat 

seperti syarat kobul syahadat, syarat syah syahadat, rukun 

syahadat, buah syahadat, batal syahadat dan pentinya syahadat 

sebagai poko masalah yang akan diperikasa oleh malaikat di alam 

kubur.     

-- : “Dan (ingatlah), saat  Aku ilhamkan kepada pengikut 

Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-

Ku". Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah 

(wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami yaitu  orang-orang 

yang patuh (kepada seruanmu)". QS Al maidah:111 

 

-- : “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani 

lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-

penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin 

(sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong 

(agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah 

bahwa sesungguhnya kami yaitu  orang-orang yang berserah 

diri”. QS Ali Imron:52 

Dua ayat ini merupakan argumen bahwa di masa Nabi Isa 

AS kewajiban pertama bagi pengikutnya yaitu  bersyahadat 

kepada Allah dan rosul-Nya. --  tugas pertama yaitu  

mengenali dulu sang Pencipta alam dan pembawa risalah-Nya. 

Sebagaimana firman Allah: 


-- : “Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang 

yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha 

Pemurah”. QS Maryam:87 

 

-- : “Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain 

Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang 

dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak 

(tauhid) dan mereka meyakini(nya)”. QS Azukhruf:86  

 

-- : “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) 

kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan 

antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah 

dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak 

(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai 


tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah 

kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami yaitu  orang-orang 

yang berserah diri (kepada Allah)". QS Ali Imron:64 


-- : “Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah 

(sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi 

dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan 

perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan 

tempat kamu tinggal”. QS. Muhamad: 19 

b. Dalil Hadits 

Hadits tentang wajibnya bersyahadat: 

  

-- : “Dari Ibnu Umar RA: sesungguhnya Rosulullah telah 

berkata: “Aku diperintah oleh Allah untuk membunuh manusia 

terkecuali yang telah bersahadat kepada Allah dan rosulnya, 

mendirikan solat, menunaikan zakat, barang siapa yang 

mengerjakannya, maka harus menjaga darah dan harta 

kekayaanya, kecuali dengan ketentuan Islam dan hisabannya ada 

ditangan Allah”. HR Bukhori Muslim.  

-- : “Dari Abi Abdurrohmani Abdullohi Ibnu Umar RA ia 

berkata: “aku telah mendengar dari Rosulullah nabi bersabda: 

“Islam dibangun dengan lima perkara yaitu  mengucapkan dua 

kalimah syahadat, melaksanakan solat, menunaikan zakatm, naik 

haji dan berpuasa di bulan ramadlon. HR Bukhori dan Muslim. 

Kitab Hadits Arbain 

 

-- : “Barangsiapa yang mengaku bahwa Allah yaitu  

Tuhannya dan Muhamad yaitu  nabinya (bersyahadat), maka 

dia haram masuk Neraka”. HR. Muslim: Sumber Kitab 

Riadussolihin Bab Jihad 

 

-- : “Barang siapa yang mati tidak musyrik kepada Allah 

(bersyahadat), maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa 

yang mati musyrik kepada Allah (tidak bersyahadat), maka akan 

masuk neraka”. HR. Muslim: Sumber Kitab Riadussolihin Bab 

Jihad 


-- : “Tidak ada seorang manusia pun yang bersyahadat 

kepa Allah dan Rosulnya dibarengi dengan keyakinan hatinya 

kecuali dia di haramkan masuk Nerakan”. HR. Mutafaq Alaihi: 

Sumber Kitab Riadussolihin Bab Jihad 

-- : “Barang siapa bertanya (melakukan) kepada Allah 

tentang syahadat dengan benar, maka Allah akan beri fahala 

seperti orang mati syahid meskipun dia mati di atas kasurnya”. 

HR. Muslim: Sumber Kitab Riadussolihin Bab Jihad  

ΓΩΎϬθϟ΍ ΐϠρ Ϧϣ ϢϠδϣ ϩϭέ .ϪΒμΗ Ϣϟ Ϯϟϭ ΎϬϴτϋ΍ ϕΩΎλ 

-- : “Barangsiapa yang mencari syahadat dengan sungguh-

sungguh, maka Allah akan memberinya meskipun tidak pernah 

ketemu syahadat itu ”. HR. Muslim Sumber Kitab 

Riadussolihin Bab Jihad 

 Secara keseluruhan bahwa hadits-hadits itu  sebagi 

argumentasi untuk pertama kali yang harus dilakukan oleh 

manusia yaitu  bersyahadat kepada Allah dan Rusul-Nya. Arti 

syahadat yaitu  kenal dulu dengan Allah melalui sifat, dzat dan 

af’al, begitu juga kenal dengan para utusan Allah, sehingga 

bila  sudah kenal lebih jauh, maka berikutnya melaksanakan 

tugas Allah dan Rosul-Nya.  

 Yang sering terjadi di warga  umum yaitu  

melakukan dulu perintah solat, zakat dll tetpi untuk mengenali 

Allah dan Rosul-Nya diakhirkan bahkan nyaris tidak kenal, 

akhirnya jauh kesiapan diri untuk melakukan syariat.  

c. Menurut Pendapat Para Ulama 


-- : “Wajib bagi seluruh mukalap (orang yang sudah usia 

cukup dan berakal sehat) untuk memasuki Agama Islam serta 

tetap dalam agama dan melakukan hukum-hukum Agama Islam”. 

Muhamad Nawawi:


-- : “Penjelasan iman dengan tasdiq (iddi’an dan qobul), 

sedangkan mengucapkan (dua kalimah syahadat) yaitu  berbeda 

pendapat”. Ibrohim:

 Batal Syahadat 


 Murtad 

Menurut Syekh Muhamad Nawawi (Sulam Taufik: 

9,11,14) mengatakan: 


-- : “Wajib bagi setiap muslim menjaga ke-Islamannya dari 

hal yang dapat merusak, membatalkan dan memutuskannya yaitu 

murtad. Minta berlindung kepada kepada Allah dari sesuatu 

yang dapat merusaknya. Telah Nampak sekarang ini orang yang 

mudah berkata, sehingga banyak mengeluarkan kata-kata kotor 

dengan kata itu dapat mengeluarkan dirinya dari Agama Islam 

mereka tidak memperdulikan hal itu padahal dengan kata-kata 

itu dirinya sudah keluar dari Islam (kufur). Murtad terbagi tiga: 

Pertama murtad hati (tekad) yaitu meragukan terhadap Allah, 

rosul, qur’an, hari akhirat, surge, neraka, pahala, siksaan, dan 

lain-lain. Kedua, murtad pekerjaan yaitu menyembah patung, 

matahari dan makhluk lain. Ketiga, murtad ucapan sangat 

banyak (tidak dapat terhitung) yaitu diantaranya mengatakan 

kafir, yahudi, nasroni, dan mengatakan tidak beragama kepada 

muslim sambil bermaksud kapada orang itu kufur. Atau 

mengatakan tidak berhukum kepada hokum syara, atau 

mengatakan kepada muslim “aku yaitu  musuhmu dan musuh 

nabimu (nabi Muhamad SAW). bila  orang yang sudah 

murtad maka wajib kembali lagi pada Agama Islam dengan 

mengucapkan dua kalimah syahadat kemudian tidak mengulang 

lagi perbuatan yang dapat menyebabkan murtad”.    

Secara rinci bahwa murtad terbagi tiga: 

1. Murtad tekad (dalam hati) seperti orang meragukan 

kepada Allah, kepada rosul, kebenaran qur’an, Alam 

Kubur, Alam Akhirat, ragu adanya surga, neraka, 

pahala, siksaan dan lain-lain, begitu juga seseorang 

punya niat bulan depan atau tahun depan akan murtad, 

2. Murtad pekerjaan misalnya menyembah matahari, 

bulan, bintang, patung-patung dan melakukan 

pekerjaan/menyembah makhluk lain seperti percaya 

pada batu ali, kepada dukun dan kepada manusia, 

3. Murtad ucapan seperti mengatakan kafir, majusi, 

nasrani kepada muslim, tidak mengaku quran bukan 

hukum Islam, mengatakan musuh kepada orang yang 

sedang menegakan Islam, mencaci maki Islam, 

mencaci maki Allah, rosul para ulama akhirat 

termasuk mengatakan “kamu anjing dan babi” karena 

mensejajarkan manusia muslim dengan najis 

mugholadloh.  


Dapat ditarik kesimpulan bahwa, Islam seseorang dapat 

batal bila  dia melakukan murtad baik  murtad tekad, pekerjaan 

dan ucapan. bila  dia menyadari perbuatannya maka wajib 

bagi dia mengucapkan dua kalimah syahadat, karena jika 

seseorang murtad kemudian ia mati (tidak mengucapkan syahadat 

kembali), maka matinya kafir dan seluruh amal solehnya hancur. 

Sebagaimana dijelaskan Allah: 

  

-- : “Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari 

agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah 

yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka 

Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. Q.S Al 

baqarah:

Kerugian sangat besar bagi setiap muslim yang 

melakukan pemurtadan: 

1. Dia berubah status dari muslim menjadi kafir, 

2. Seluruh amalnya (solat, zakat, puasa, haji, sodakoh 

dan amal soleh lainnya) hancur di dunia dan akhirat, 

3. Dia sebagai calon penghuni neraka, 

4. Dan abadi di dalam neraka. 

Sangat sayang bagi manusia mengatakan iman dan islam 

tetapi tidak menyadari dirinya melakukan murtad, bila  tidak 

mengucapkan dua kalimah syahadat kembali.    

 Kufur 

Asal kata kufur (masdar) dari kafaro yang --  tutup-

tutup --  orang kufur yaitu  orang yang tertutupi hatinya dari 

hidayah Allah, sehingga dia tidak mau menjalankan Agma Islam 

secara utuh dan menyeluruh. Termasuk orang kufur yaitu orang 

yang menjalankan Agama Islam tetapi dia menjalankan ke-

Islamannya dipilih-pilih yang ringan-ringan atau menjalankan 

agama hanya yang sesuai dengan keinginannya sendiri. 

Kemudian dia tidak mau menjalankan Agama Islam secara 

keseluruhan bahkan menghalang-halangi orang yang akan dan 

sedang mendirikan syariat Islam.  



Kufur terbagi empat: 

1. Inkar yaitu suatu tindakan manusia dimulai dari hati, 

lisan, dan pekerjaan menolak kepada ajaran Allah dan 

Rosul-Nya 

2. Juhud yaitu tindakan hati manusia menerima terhadap 

Allah dan Rosul-Nya tetapi lisan tidak mau 

mengucapkan dua kalimah syahadat bersyahadat 

3. Nifak yaitu tindakan hati menolak kepada Allah dan 

Rosul-Nya tetapi mulut menerima 

4. Inad yaitu hati menerima, lisan menerima tetapi 

masih suka menjalankan dosa.  

Orang muslim yang melakukan perbuatan kufur 

sesungguhnya tidak menggunkan akal dan pikiran yang sehat, 

karena kalau orang sehat pikiran dan akalnya tentunya dapat 

hitung-hitungan terhadap amal soleh. Sesungguhnya perbuatan 

kufur itu dapat merugikan sendiri dimulai mengerjakan amal baik 

tentunya cape, seluruh amal solehnya hancur, di akhirat amalnya 

tidak akan ditimbang, akhirnya dia masuk neraka. Sebagaiman 

dijelaskan Allah SWT: 

 

-- : “Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap 

ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan 

dengan Dia[896], Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan 


Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka 

pada hari kiamat”. Q.S Al kahfi:105 

 Musyrik  

Kalimat musuyrik ( ) diambil dari Bahasa Arab yaitu 

isim pail tsulasi majid warna ke satu bab ke satu  binanya 

muta’adi --  yang menyekutukan Allah atau orang memiliki 

dua kepercayaan kepada Allah dan makhluk. Hampir tidak terasa 

bagi orang musyrik dalam melakukan tindakannya, kadangkala ia 

beribadah tetapi kadang pula dia tidak memprhatikan hal yang 

dapat membatalkan terhadap ke-Islamannya.  

Secara ilmu bahwa sering terjadi pemusyrikan bagi setiap 

muslim yaitu  akibat ia tidak mau mencari ilmu, sehingga dirinya 

memiliki keyakinan bahwa ilmu yang ia miliki sudah cukup 

padahal ilmu yang ada pada diri manusia sangat terbatas. Terjadi 

musyrik bagi setiap muslim disebabkan tidak mendalami tentang 

sifat-sifat Allah khususnya tidak mendalami sifat Wahdaniayat 

bagi Allah SWT.  

Efek dari memahami tentang sifat Qiamuhu binafsihi dan 

wahdaniyat bahwa Allah memiliki segalanya di luar Allah tidak 

memiliki kekuatan. Yang dapat menyesatkan akidah manusia 

muslim bila  salah dalam pertekadan.  Sebagaimana dijelaskan 

Abdul Madjid Soepjan: 

1. Aliran Kebatinan yg menekadkan Allah ada dalam 

diri manusia sehingga manusia akan meninggalkan 

praktek syariat, 

2. Aliran Fulasifah yaitu nekadkan Allah ada dalam 

alam --  Allah bersemayam pada suatu benda,  

3. Aliran Mujasimah yg menekadkan bahwa Allah 

berbentuk makhluk lain yang dapat dijadikan 

sesembahan atau suatu nilai kepercayaannya,   

4. Aliran Mujasimah Nuroniah yaitu Allah itu sebuah 

sinar  

Orang yang tidak memahami sifat wahdaniyat, maka akan 

salah tekad seperti: 

1. Mu’tazilah yang menekadkan bahwa kekuatan Allah 

disimpan pada suatu benda seperti kekuatan Allah 

disimpan pada api, saat  api membakar sesuatu 

Allah berhenti tidak memiliki kekuatan, 

2. Qodariyah yang menekadkan bahwa menekadkan 

sesuatu kejadian yang sesuai dengan keinginan 

sendirinya itu hasil sendiri, sedang suatu kejadian yg 

tidak sesuai diserahkan kepada Allah 

3. Falasifah yang menekadkan bahwa suatu kejadian 

bergerak dengan sendirinya tanpa ada kaitan dengan 

Allah 

4. Sonamiyah menekadkan bahwa sesembahan mereka 

memiliki kekuatan  

5. Bid’ah Hindi menekadkan bahwa salah kasab, kabadi, 

salah pemberangkatan,  

6. Mu’min Jahil yang menekadkan bahwa adat  

memiliki kekuatan seperti kena pisau menjadi tatu.  

Jadi tekad yang selamat yaitu tekad ahli sunah wal 

jamaah yaitu tekad yang menjalankan tugas Allah dan Rosul-

Nya. Masih banyak tekad yang salah menurut ajaran taohid yaitu: 

1. Golongan Mu’tazilah yaitu makhluk  memiliki  

kekuatan, Allah menciptakan sabab tidak 

menciptakan musabab, kelompok ini menjadi 20 

cabang, 

2. Golongan Syi’ah yaitu orang melebihi cita kepada Ali 

Bin Abi Tolib, ini menjadi 20 cabang  

3. Golongan Khowarij yaitu kelompok yang benci 

kepada Ali Bin Abi Tolib, org yang berbuat dosa 

besar disebut kufur, menjadi 20 cabang  

4. Golongan Murjiah yaitu tidak madorot berbuat dosa 

asal iman dan tidak manfaatna berbuat kebaikan kalau 

kufur. Ini menjadi 5 cabang  

5. Golongan Najariyah hampir sama dengan ahlu sunah 

hanya mereka tidak menekadkan Allah memiliki  

sifat.  Menjadi 3 cabang  

6. Golongan Jabariyah yaitu bahwa makhluk tidak perlu 

kasab, menjadi satu cabang  

7. Golongan Musyabihat/Mujasimah bahwa Allah 

memiliki  wujud  seperti manusia, menjadi satu 

cabang.  

Sebagaimana Hadts Nabi: 

-- : “Umatku Akan pecah menjadi 73 golongan semuanya ke 

neraka kecuali satu yaitu orang yang mengikuti ajaranku dan 

sahabatku”.  

Dalam tataran praktek tentang ketauhidan bahwa adat-

istiadat yang bisa terjadi setiap kehidupan tentunya ilmu tauhid 

menghargainya. --  meskipun adat tidak memiliki  

kekuatan tapi tidak disebut penyelewengan akidah jika ada 

terjadi. Menurut Madjid bahwa kejadian yang biasa terjadi 

menimpa manusia ada dua: 

1. Kejadian yang sesuai dengan kebiasaan seperti kena 

api jadinya hitam disebut Muafikun Lil Adat (sesuai 

dengan kebiasaan), 

2. Kejadian tida sesuai dengan kebiasaan seperti 

sebaliknya disebut Khowarikun Lil Adat (tidak sesuai 

dengan kebiasaan).  

Kepercayaan kita tidak usah aneh bila  ada sesuatu 

kejadian yang menimpa baik pada diri kita, orang lain dan 

terdapat pada benda sekalipun, bila  tidak sesuai dengan 

kebiasaan. Hal ini menegaskan bahwa setiap kejadian itu 

segalanya milik Allah dan termasuk tekad yang salah bila  

upaya dan adat memiliki kekuatan. Orang yang bertauhidnya 

sudah lurus yaitu  sepenuhnya hatinya berserah diri kepada Allah 

(tafwidl).  

Begitu juga Madjid menambahkan bahwa ada beberapa 

contoh sebuah kejadian diluar adat kebiasaan seperti: 

1. Irhash kejadian yang datang dari calon nabi seperti 

Nabi Muhamad masa kecil selalu dilindungi mega 

saat  kena matahari  

2. Mukjijat kejadian luar biasa datang dari para Nabi  

3. Karomat yaitu kejadian luar biasa yang datang dari 

para wali  

4. Ma’unat kejadian diluar biasa yang datang dari 

mu’min soleh  

5. Isttidraj kejadian luar biasa yang datang dari kafir, 

yang ini haram hukumnya yang emapat di atas halal  

Sering kali kita mendengar bahkan menyaksikan bahwa 

ada juga sebuah kejadian diluar jangkauan adat, tetapi hal ini 

dilarang orang Allah seperti dijelaskan Madjid: 

1. Sihir Simiya seperti orang menekadkan bahwa ada 

mawat tanah, batu ali, dll,  

2. Sihir Himiya hampir sama dengan simiya hanya ini 

dicampuri dengan keyakinan perjalanan bintang,  

3. Sihir Hindi yiatu praktek menyakiti orang dari tempat 

jauh/teluh (ilmu teluh),  

4. Sihir Yamani  hampir sama dengan sihir hindi,  

5. Sihir Tilasmat  yaitu tulisan-tulisan yang tidak dapat 

dimengerti,  

6. Sihir Roki yaitu mantra-mantra/jangjawokan,  

7. Sihir Ajimat yaitu suatu tulisan atau pembicaraan 

yangdiambil dari nama malaikat atau orang terkenal 

menjadi keyakinan akan memberi kekuatan  

8. Sihir Istihdamat yaitu seperti perbuatan ngamat.  

9. Sihir Khowasil Makhluk yaitu seperti praktek benda 

contohnya tongkat kaboa untuk mengundang maung.   

Secara kesimpulan bahwa tekad yang benar yaitu  suatu 

tekad yang semuanya diserahkan kepada Allah, diluar Allah tidak 

ada kekuatan sekecil apapun sesuai kunci tauhid  

 (tida ada kekuatan selain kekuatan Allah). bila  ada manusia 

memiliki  keyakinan bahwa benda, ilmu dan makhluk lain 

memiliki kekuatan, maka hukumnya musyrik. 

Musyrik dapat digolongkan menjadi tiga golongan: 

1. Musyrik uluhiyah yaitu seseorang menekadkan 

bahwa Allah memiliki sifat sama dgn manusia atau 

dengan makhluk lain.  

2. Musyrik Rububiyah yaitu menekadkan bahwa di luar 

Allah ada yang memelihara atau ada yang memberi 

kekuatan. 

3. Musyrik mulkiyah yaitu  orang yang memiliki 

kepercayaan atau mengakui dua kepemimpinan yaitu 

mengakui pemimpin di luar Islam dan mengakui 

pemimpin Islam.  

Hal ini dapat kita lihat firman Allah: 

-- : “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa 

seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa 

Sesungguhnya Tuhan kamu itu yaitu  Tuhan yang Esa". 

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka 

hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia 

mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada 

Tuhannya". Q.S Al kahfi:110 

Begitu juga Allah berfirman: 

 

-- : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa 

syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) 

itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang 

mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa 

yang besar”. QS An nisa:47 

Pada ayat ini penulis dapat Memberi  penjelasan bahwa 

orang yang beribadah kepada Allah, kepercayaan penuh kepada 

Allah tetapi dia masih memiliki keyakinan bahwa ada kekuatan di 

luar Allah dan menduakan kepemimpinan yaitu kepada 

kepemimpinan