Home » kematian menurut islam 2 » kematian menurut islam 2
Rabu, 16 Agustus 2023
Seorotgptm tidak nengetahui apa yory disembunyilean tmtuk mereka
yaitu [bermocam-m{rcam nilonatJ yang meryedaplcan pandangm mata
sebagai balasm terhdap apa yang telah mereka lccrjalcan. (QS. as-Sajdah:
t7)
17. Hrri Penyecrlen (Youmun Nadanah)
Dinamakan demikian karena semua orang akan menyesal pada hari
itu. Orang baik akan menyesal kenapa kebaikannya tidak lebih banyak dari
itu dan orang jahat akan menyesal kenapa ia melakukan kejahatan.
It. Heri Penggentirn (Yaunu foMif)
Allah SWT berfinnan: [YaituJ pada lroi [lcctikal bumi digotti dengot
bumi yotg lain.... (QS. Ibrahim: 48)
19. Hrri Pcrtemuen (Yar,mrd Tolooqi)
Allah SWT berfirman: [DialahJ Yotg ttalutinggi deraiat'Nya Yog
mempunyai 'Arsy, Yurg menguttts Jibril dengm [membawa] perintah-Nya
lrepada siapa yory dikelwrdaki-Nya di antwa hamba-hamba-Nya, supcya
dia memperingatkot [morusial tentang hari pertemuot [hui kiamatJ. (QSal-Ghafir: l5)
Pertemuan yang dimaksud mengandung empat pengertian, yaitu: Pertama, pertemuan antara orang yang meninggal dunia dengan orang
lain yang meninggal dunia setelahnya. Mereka akan bertanya keadaan
penduduk dunia kepadanya ketika ditinggalkannya. Kedu4 pertemuan antara
seseorang dengan amal perbuatannya. Ketige pertemuan antara penduduk
langit dengan penduduk bumi. Keempat, pertemuan antara makhluk dengan
Tuhannya.
20. Hari Kembali (Youmul Moshir)
Allah SWT berfirman: Tidakhoh kamu melihat balm,aAllah mengarok
qw(m, kemudian mengumpullcor oiloa fbagian-bagianJ nya, kcmudian
menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujot keluar
dari celah-celahnya dan Allah jugal mentrunknt [butiran-butiranJ es dari
langit, fyaituJ dari [gumpalot-gunpalm ou,or sepertiJ gunung-gunung,
mola ditimpokan-Nya [butirorbutiranJ es itu kcpada siapa yang
d ike hendaki-Nya dan d ipal ingkan-Nya dar i s iapa yong d ike hendaki - Nya.
Kilaum kilat owtt itu hampir-lwnpir menghiloryknt penglihatan (QS. anNur:43)
Jadi seluruh makhluk kembali kepada Allah dan akhimya menetap di
surga atau neraka.
Allah SWT berkata kepada orang l<afr: Orang-ororg kafir itu telah
menjadikan sehttu-sehrtu bagi Allah supaln mereka menyesatke, [manusiaJ dari jalan-Nya. Katakanlah "Bersenotg-senotglah lcamu, karena
sesunggubrya tempat kembalimu ialah neralca- " (QS. Ibrahim: 30)
21. Hari Keputusan (Yaumul Qadha)
Dapat juga disebut hari pengadilan. llal pertama yang akan diadili
adalah hal yang berhubungan dengan darah atau pembunuhan.
22. Itari Penimbang an (Ya umul Vuan)
Masalah timbangan amal akan kita bahas pada pembahasan khusus.
Tentang timbangan, Allah SWT berfirman: Timborym pada hari itu ialah
kebenarot [keadilorJ, maka buorysiry berat timbangan kebaikannya,
maka mereka itulah orang-or(mg yory benoilwrg. (QS. al-A'raf: 8)
23. Hari Kesulitan (Youmun'Asir)
Hari Kesulitan hanya berlaku bagi orang kafir, karena pada waktu itu
mereka kehilangan harapan untuk mendapat kebahagiaan. Ketika orang orang yang beriman telah dibebaskan dari neraka, mereka -orang kafir- juga
ikut meminta pembebasan tersebut. Namun Allah SWT berkata: Tinggallah
dengan hinct di dalamnya dan janganlah kamu berbicara dengan l&z- (QS.
al-Mu'minun: 108)
Hari tersebut bukan hari yang sulit bagi orang-orang beriman. Mereka
mendapat berbagai kemudahan, baik ketika berdiri di padang Mahsyar
maupun setelahnya, yaitu ketika dihisab, ditimbang, dan ketika melewati
titian Shiratal Mustaqim.
24.Hari yang Disaksil<an (Yaumun Masyhud)
Pada hari itu setiap orang akan dipersaksikan amal perbuatannya di
hadapan seluruh makhluk. Menurut pendapat lainnya bahwa sebab
dinamakan demikian adalah karena mereka semua menjadi saksi dari
terjadinya hari itu.
25. Hari Pertanggungiawaban Sendiri-sendiri (Yaumul la Tamliku
Nafsun li Nafsin Syaian)
Maksudnya adalah, setiap orang pada hari itu
mempertanggungjawabkan diri masing-masing dan tidak mempunyai
kemampuan sedikitpun untuk menolong orang lain atau mencelakakan orang
itu dengan kehendaknya sendiri.
Allah SWT berfirman: Dan iagalah dirimu dari ['azab] hori [kiamat,
yang pada hari ituJ seseorang tidak dapat membela orang lain, walau
sedikitpun; dan [begitu pulal tidak diterima syafo'at dan tebusan
daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong. (QS' al-Baqarah: 48) Yaitu
hari yang seorong karib tidak dapat memberi manfuat kepada karibnya
sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan (QS. ad-Dukhan:
41)
Jadi setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya
dirinya sendiri ketika di dunia. Ia akan terlepas dari yang lain (tidak dapat
meminta pertolongan kepadanya), walaupun orang itu saudara atau ayahnya.
Dinamakan juga dengan hari pemisahan, sebagaimana disebutkan oleh
Allah SWT dalam firman-Nya yang berbunyi: Sesungguhnya Hari
Keputusan adalah suatu waktu yang ditetaplraz (QS. an-Naba': 17) dan:
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapabtya, dori
istri dan anak-anaknya. Setiap orqng dari mereka pada hori itu mempunyai
urusan yang cukup menyibukkannya. (QS. 'Abasa: 34-37)26. lJrari Kegoncangrn (Youmut Taqallub)
Allah SWT berfirman: Laki-laki yang tidok dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak [pulal olehjual beli dari mengingoti Allah, dan [doriJ
mendirikon sembahyang, dan [dariJ membayarkan zakat. Mereka takut
kepada suatu hari yang [di hari iluJ hati dan penglihatan menjadi gonc(mg.
(QS. an-Nur:37)
Maksudnya adalah, pada hari itu hati orang kafir akan bergoncang atau
berpindah dari tempatnya semula dan tidak akan kembali lagi. Sedangkan
akal mereka berubah seketika sehingga mereka berbicara yang tidak
dimengerti.
Menurut pendapat lainnya, bahwa yang dimaksud di sini adalah,
mereka terguncang atau bimbang antara ingin selamat dengan takut celaka,
sedangkan mereka memperhatikan dari arah mana kitab akan mereka terima
dan dari arah mana kitab akan mereka serahkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa hati orang-orang yang ragu
terguncang atau berubah setelah melihat kejadian sebenarnya, namun sudah
tidak ada gunanya lagi.
21.Iil,al,r Fitnah (Yaumul Fitnah)
Allah SWT berfirman: [Hari pembalasan itu ialahJ pada hari ketika
mereko diazab di atas api neraka. (QS. adz-Dzariyat: l3)
2E. Hari yang Menyebabkan Manusia Tidak Sadarkan Din (Yaumul
Ghasyboh)
Pada hari itu seluruh manusia menjadi tidak sadarkan diri karena
beratnya teror pada hari itu.
29. Hari yang Tidak Ada Jual Beli dan Persahabatan pada Hari Itu
(Yaumul la Boi'un Fiihi wa lo Khilall
Allah SWT berfirman:
Katakanlah lcepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman,
"Hendaklah mereka mendirilan shalat, menaflcahkan sebogian rezeki yang
Komi beriknt lccpada mereka secara sembunyi ataupun terangierangan
sebelum datang hari [kiamatJ yang pada hari itu tidak ada jual beli dan
persahabator. (QS. Ibrahim: 3 I )
Hai orang-or(mg yang beriman, belanjakanlah [di jalan AllahJ
sebagian dori rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi iual beli dan tidak ada lagi
persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang'orang
kafir itulah orang-orang yang zalim. (QS. al-Baqarah:254)
30. Hari yang Tidak Ada Keraguan padanya (Yaumul la Raibafiih)
Orang kafir meragukan hari tersebut, padahal keberadaannya didukung
oleh bukti-bukti yang sangat jelas.
Firman Atlah SWT yang berbunyi:. Berkata rasul-rasul mereka,
"Apakah ada keragu-raguan terhodap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dio
menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan
menangguhkan [silcsaanJ mu sampai masa yang ditentukan? " Mereka
berkata, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu
menghendaki untuk menghalang-halangi [membelokkanJ kami dari apa
yang selalu disembah nenek moyong kami, knrena itu datangkanlah kepada
kami bukti yang nyata. " (QS. Ibrahim: l0)
Alam semesta ini merupakan bukti yang sangat jelas, dan tidak ada
alasan sama sekali untuk meragukan keberadaannya Allah Yang Maha
Pencipta. Demikian juga dengan keberadaan hari kiamat yang tidak ada
keraguan sama sekali padanya.
Allah SWT berfirman: Dan sesungguluya hari kiamat itu pastilah
datang, tak ada keraguan padmya; dan balwasanya Allah membangkitkan
semua orang di dalam hrbun (QS. al-Haji: 7)
31. Hari Pengumuman (Yaumul Adzan)
Diriwayatkan bahwa Thawus datang menemui Hisyam ibn Abdulllah
ibn Abdul Malik lalu berkata kepadanya, "Wahai Hisyam, bertakwalah kamu
kepada Allah dan waspadalah terhadap yaumul adzan." Hisyam bertanya,
"Apa itu yaumul adzan?" Thawus menjawabnya dengan menyebutkan ayat
Allah SWT yang berbunyil. Dan penghuni-penghuni surga berseru kcpada
penghuni-penghuni neraka [dengan mengatakanJ, "Sesungguhnyo lami
dengan sebenarnya telah memperoleh apayang Tuhan komi menianiikannya
kepada kami. Maka apakah lamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa
[azabJ yang Tuhan lumu menjanjikannya [kepadamu]? " Mereka [pen&duk
nerakal menjawab, "Betul." Kemudian seorang penyeru [malaikntJ
mengumumlran di antara kedua golongan itu, "Kutukan Allah ditimpakan
kepada orang-orang yang zalim. (QS. al-A'raf: 44). Tiba-tiba Hisyam
pingsan seketika.32. Heri Syafa'at (Youmusy SyoIa'oh)
Allah SWT berfirman:
Dan mereka tiada memberi syafaot meloinkan kepada orong yang
diridhoi Allah, dan merelu itu selalu berluti-hati ksrena tahtt kepada-Nya.
(QS. al-Anbiya':28)
Dan tiadalah bergtma syofo'at di sisi Allah melainkan bagi orang
yang telah diizinkan-Nya memperoleh sy$a'at it4 sehinggo apabila telah
dihilangkan ketakutan dari hoti mereka, mereka berkata, "Apakah yang
telah difirmankon oleh Tuhon-mu?" Mereka menjanab, "[PerkataanJ yang
benar," dan Dia-lah Yang Mahatinggi lagi Malubesar. (QS. Saba': 23)
Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seor(mgpwl (QS. asySyu'ara: 100)
Masalah ini akan kita bahas secara lebih detail
33. Hari Berlarian (Yaunul Firar)
Allah SWT berfirman: Pada hoi kctika monwia lwi dari s
dari ibu dan bapalmya, dari istri dan ouk-onlorya. (QS. 'Abasa:34-36)
Pada hari itu semua orang menghindar dari orang lain karena khawatir
orang itu menuntut kesalahan yang telah dilakukannya terhadapnya, atau
khawatir orang lain melihat keadaannya yang sedang menderita.
Abdullah ibn Thahir al-Abhari berkata "Ia lari dari orang lain karena
tahu bahwa orang lain tidak bisa memberikan pertolongan sedikitpun
terhadap kesusahan yang dideritanya. Seandainya ia mengetahui hal tersebut
ketika di dunia maka ia pasti berpegang kepada Allah SWT.
Al-Hasan berkata, "Orang yang pertama sekali lari dari ayahnya
adalah Nabi Ibrahim as, orang yang pertama sekali lari dari anaknya adalah
Nabi Nuh as, dan orang yang pertama sekali lari dari istrinya adalah Nabi
Luth as.
34. Hari Penghembusan (Yaumun N$*hoh)
Masalah ini sudah kita bahas pada bahasan terdatrulu.
Firman Allah SWT: Pada luri sorykakala ditiup (QS. al-An'am:73)
35. Hari l)ua Goncangrn (Yaumw Rojifoh llnn Younur nodifah)
Peristiwa ini dikhabarkan Allah SWT dalam firman-Nya:
(Sesmgguhnya kamu akan dibangkitkor) pada hari kctil@ tiupan pertamamenggonc(mgkan olam, tiupan pertoma ilu diiringi oleh tiupan lcedua. Hati
manusia poda waktu itu sangal ta&zl. (QS. an-Nazi'at: 6-8)
36. Heri Ditiupnya Terompet (Naqirafin Naqur)
Adakalanya Allah SWT menamakan hari itu dengan "hari ditiupnya
terompet," sebagaimana firman-Nya, Apabila ditiup sangkokola." 1qS. alMudatsir:8)
37. Hari Penyentak (Yaumul Qari'ah)
Pada hari itu setiap makhluk hatinya tersentak.
38. Hari Gerakan (Youmul Ba'ts)
Pada hari itu semua makhluk bergerak dari kesunyiannya karena sudah
lama diam dan tenang dalam kubur.
39. Hari Penghidupan (Yaumun Nusyuz)
Pada hari itu semua yang mati dihidupkan dan berdiri.
Allah SWT berfirman: Dan lihatlah kepada tulang belulang keledai
itu, kcmudian Kami menyusunnyo kembali, kemudian Kami membalutnya
dengot daging. (QS. al-Baq arah: 259)
40. Ilari Pengumpulan (Yaumul Hasyar)
Pengumpulan yang dimaksud di sini disertai dengan kekerasan atau
paksaan. Hal ini sudah kita bahas secara lengkap pada bahasan yang lalu.
41. Ilari Pengeluaran (Yaumush Shadr)
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT: Pada hari itu manusia
keluar dari htburnya dalam keadaan yong bermacam-macam, supoya
dip*lihatkan kepada mereka balasan pekerjaan merela. (QS. az-Zalzalah:
42. IJan Pemurnian (Yaumal Ba'tsarah)
Pada hari ini AIlah SWT memurnikan tanah dari jasad dan
memurnikan kaum Mukmin dari kaum kafir dan munafik. Hal tersebut
sesuai dengan hadits shahih, "Allah akan mengumpulkan kaum awwalin dan
akhirin pada satu tempat." (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
43. Hari Pengecilan
Sesuai dengan hadits Nabi saw yang berbunyi, "Pada hari ini kaum
kafir akan dipungut bagaikan burung memungut biji simsim (sesame-ing)."
44. lJari Penjatuhan (Ya um ul lVaq i' ah)
Allah SWT berfirman: Dan apabila perkataan telah jatuh atas
mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan
berkata kepada mereka.... (QS. an-Naml: 82) Maksudnya, apabila kata
sudah dijatuhkan pada hari ini, maka tidak seorang pun mampu
membantahnya karena ia benar-benar jelas dan tidak dapat dibantah.
45. Hari Saling Menyeru (Yaumut Tanadil
Manusia ketika itu benar-benar ketakutan dan saling memanggil,
seperti firman Allah SWT: Hai kaumht, sesungguhnya aku khowatir
terhadapmu akan siksaan "hari panggil-memanggil," (yaitu) hari (ketika)
kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang
menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah,
niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk. (QS.
Ghafir: 32-33) Pada hari itu mereka saling memanggiltanpa sengaja (karena
hebatnya peristiwa tersebut).
Ibn al-'Arabi berkata, "Banyak sekali riwayat yang menerangkan hal
tersebut. Cukup bagi kita untuk memahami bahwa hebatnya hari tersebut
membuat manusia saling memanggil."
46. Hari yang Benar lagi Membenarkan (Yaumul Haqqah\
Pada hari itu segala sesuatu benar-benar nyata tanpa ada keraguan.
Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari
kiamat itu? Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat (QS. alHaqqah: 14)47. Hari yang Mengalahkan atau Malapetaka Besar (Yaumwh
Thammah)
Al-Hasan mengatakan bahwa Yaumuth Thammah terjadi pada tiupan
sangkakala kedua.
Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.
(QS. an-Nazi'at:34)
48. Hari yang Tuli (Yaumush Shakkhah)
Pada hari itu masalah-masalah dunia tidak ada harganya lagi, dan tidak
akan didengarkan orang betapapun besar dan hebatnya.
'lkrimah menyatakan bahwa Yaumush Shakkhah terjadi
terompet pertama, sedangkan Yaumuth Thammah terjadi
terompet kedua.
49. Hari Agama (Yaumuddin)
Yaumuddin (dalam kamus Lisan al-'Arab) juga diartikan dengan
utang. Seorang penyair Arab berkata dalam Lisan al-'Arab:
Panenmu hanya sesuai dengan penanamanmu
Sedangkan kehinaon seorang pemuda tergantung utangnya.
50. Hari Tempat Kembali (Yaumul Maob)
Maksudnya, semua makhluk kembali kepada Allah, tidak ada jalan
Iain.
Dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik burgaJ.(QS. Ali 'lmran:
t4)
51. Hari Kemandulan (Yaumun 'Aqim)
Pada hari itu tidak ada lagi anak beranak dan tidak ada lagi kata-kata
celaan pada wanita mandul.
Dan senantiasalah orang-orang kofir itu berada dalam keragu-raguan
terhadap Al-Qur'an, hingga datang kepada mereka saat [kematiannyaJ
dengan tibaiiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat. (QS. al-Hajj:
ss)52. Hari Ditampakkan Kesalahan (Yaumut Taghahun)
Allah SWT berfirman: [IngatlahJ hari [yang diwaktu ituJ Allah
mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan [untuk dihisabJ, itulah hari
[waktu ituJ ditampakkan kesalahan-kesalahan. (QS. at-Taghabun: 9)
Menurut para ulama, ia dinamakan dengan Yaumut Taghabun karena
pada hari itu sangat tampak jelas kedudukan manusia di hadapan Allah
SWT; ada yang menjadi ahli surga dan yang menjadi ahli neraka, dan terlihat
keutamaan orang yang banyak berbuat untuk hari akherat. Semua mendapat
balasan dari Allah SWT.
Renungkanlah firman Allah SWT berikut: Barangsiapa menghendaki
kehidupan sekarang [duniawiJ, maka Kami segerakan baginya di dunia itu
apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. (QS. al-lsra':
l8) dan: Barangsiapo yang menghendaki keuntungan di akhiral akon Kami
tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki
keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan
dunia dan tidak ada baginya suotu bagianpun di akhirar. (QS. asy-Syura:
20)
53. Hari Bermuka Masam Penuh Kesulitan (Yaumun'Abus Qamtharir)
Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kami takut akon [azabJ Tuhan
kami pada suatu hari yang [dihari ituJ orong-orang bermuka masam penuh
kesulitan. (QS. al-lnsan: l0)
Pada hari itu terdapat kesulitan yang berat dan panjang, lalu semua
bermuka masam dan cemas, serta tidak ada lagi keceriaan seakan-seakan
muka mereka terbakar. Disamping muka masam, mereka juga memandang
dengan mata terbelalak, tidak ada pandangan kecuali pada satu arah:
Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang
pada waktu itu mata [merekal terbelalak. (QS. tbrahim: 42)
54. Hari Dinampakkan Segala Rahasia (Yauma Tublas Sarair\
Pada hari itu sernua hal yang disembunyikan akan dikeluarkan, lalu
diuji dan ditimbang melalui buku amal: Pada hari dinampakkan segala
rahasia. (QS. ath-Thariq: 9)
55. Hari Pendorongan (Yaumud Dafa')
Pada hari itu banyak manusia didorong ke neraka Jahannam.
Dorongan tentunya disertai dengan kekerasan dan paksaan, meskipun
mereka menolak dan enggan. Bahkan mereka diseret dengan menelungkupdi atas wajah mereka: [IngatlahJ pada hori mereko diseret ke neraka atas
muka mereko. fDikatakan kepada merekaJ, "Rasakanlah sentuhan api
neraka. " (QS.Al-Qamar: 48)
56. Hari Terbelalaknya Mata (Yaumury Syukhush)
Pada hari itu mata mereka menatap langit karena bingung
menyaksikan segala yang terjadi, sehingga tidak berkedip sedikitpun:
Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat
kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka
kosong. (QS. Ibrahim: 43)
Pada hari itu, seseorang tidak akan melihat orang lain, siapapun
orangnya. Mereka hanya sibuk untuk mengingat nasib diri sendiri.
57. Hari Tidak Ada Bicara Bebas
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman: Ini adalah hari, yang mereka
tidak dapat berbicara [pada hari itu]. (QS. al-Mursalat: 35)
58. Hari Alasan Tidak Berguna
Meskipun mereka diizinkan bicara, namun mereka tidak
berkilah: [yaituJ hari yang tiada berg.ma bagi orang-orang
permintaan maafuya don bagi merekalah labtat dan bagi merelcalah tempat
tinggal yang buruk. (QS. Ghafir: 52)
59. Hari Rahasia Tidak Dapat Disimpan
Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai
rasul, ingin supcya mereka disama-ratakan dengan tanah, don merela tidak
dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun (QS. an-Nisa':42)
60. Hari yang Tidak Dapat Ditolak (Yaumun la Maradda Lahu)
Kedatangan dan segala keputusan yang keluar pada hari itu tidak dapat
ditolak: Oleh karena itu, hadapkonlah wajahmu kepada agama yong lurus
[IslamJ sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak: pada
hari itu mereka terpisah-pisa&. (QS. ar-Rum: 43)61. Hari Keringat (Yaumul'Araq')
Pada hari itu keringat sangat banyak hingga bagaikan danau. Hal ini
akan kita jelaskan pada pembahasan selanjutnya.
62. Hari Kecemasan (Yaumul Qalaq)
Pada hari tidak ada ketenangan, dan tidak seorangpun yang merasa
aman dan tenang.
63. Hari Pemilahan (Youmul Fash[l
Pada hari itu dipisahkan antara barisan kaum kafir dengan kaum
Mukmin, yang baik dengan yangjahat.
64. Hari Pengadilan (Yaumul Hukml
Pada hari itu keputusan pengadilan benar-benar diputuskan secara
jelas dan nyata, lalu dilaksanakan dengan lurus.
Nama-nama hari kiamat ini kami sajikan dari berbagai kitab tafsir dan
ulama. Diantaranya adalah kitab al-Ilrya' dan kiab-kitab lain karya Abu
Hamid al-Ghazali, 'Uyunul AHtbar karya al-Qutbi, dan kitab Sirai alMuridin karya Abu Bakar ibn al-'Arabi.
Beragam Sebab Kesyahidan
Berdasarkan berbagai riwayat ada beragam cara sehingga seorang
Mukmin mendapat pahala mati syahid. Diantaranya:
Mati karena perang sabilillah; mengasingkan diri di jalan Allah lalu
mati atau terbunuh: mati terjatuh dari kudanya atau untanya; mati dipatuk
burung buas; mati di atas tempat tidur secara wajar; mati sakit perut; mati
karena sakit tha'un; mati tenggelam; mati terbakar; mati tertimpa beban
berat; mati karena sakit tipus; mati terbakar; mati karena penyakit radang
selaput dada; wanita yang mati dalam keadaan hamil; wanita yang mati
karena melahirkan (sementara anaknya bentuknya sudah sempurna dalam
perut ibunya); wanita yang meninggal karena nifas (darah yang keluar
sesudah melahirkan); wanita yang meninggal dalam keadaan masih perawan
(belum disentuh laki-laki); wanita yang mati sebelum haid atau datang
bulan; mati karena mempertahankan hartanya; mati karena membela dirinya;
mati karena membela agamanya; mati karena membela keluarganya; mati
teraniaya; mati dalam keadaan terasing; yang membaca 'auzubillaahi
minasysyaithaanirrajiim' sebanyak tiga kali pada pagi hari, kemudian
membaca tiga ayat pada akhir surah al-Hasyr; membaca akhir surah al-Hasyr
sampai kepada akhirnya: (-l t- ,f * ovpr rS dti'l'l kemudian dia wafat
pada malamnya; dalam keadaaan berwudhu; yang shalat Dhuha, kemudian
bepuasa selama tiga hari setiap bulan dan tidak meninggalkan witir baik
ketika di rumah maupun dalam perjalanan; maut mendatangi seorang
penuntut ilmu dan dia sedang menuntut ilmu orang yang benar-benar
menginginkan mati syahid (meskipun dia tidak mendapatkannya, meskipun
dia mati di atas kasur); dan orang yang punya harta -binatang ternak- yang ia
sayangi, ia enggan menyembelihnya -karena sayang- karena Allah punya
makhluk yang enggan untuk disembelih oleh-Nya.
Apa-apa yang kami sebutkan tadi berdasarkan riwayat-riwayat di
bawah ini:
Al-Ajiri dan beberapa periwayat lainnya meriwayatkan dari Abu
Malik al-Asyja'i, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
mengasingkan diri dijalan Allah kemudian dia mati atau terbunuh. maka dia
mati syahid; atau mati terjatuh dari kudanya atau untanya; atau mati dipatuk
oleh burung buas; atau mati di atas tempat tidur secara wajar (ika Allah
menghendaki maka dia mati syahid dqn masuk surga)."
Abu Bakar ibn Abu Syaibah juga meriwayatkan hadits (yang mirip
dengan hadits tersebut) dari Abdullah ibn 'Utaik dari Nabi saw.
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Orang yang mati syahid ada lima macam; a. Mati karena sakit perut, b.
Mati karena sakit tha'un (pes atau sampar), c. Mati karena tenggelam, d.
Mati karena terbakar, e. Mati karena tertimpa beban berat, dan e. Mati
syahid di jalan Allah 'Azza wa Jalla." (HR. Timidzi, beliau menyatakan
bahwa hadits ini adalah hasan shahih\.
Jabir mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang yang mati
syahid ada tujuh macam, selain orang yang syahid berperang dijalan Allah;
a. Mati karena sakit tipus; b. mati karena sakit perut; c. Mati karena
tenggelam; d. Mati karena terbakar; e. Mati karena penyakit radang selaput
dada; f. Mati karena tertimpa beban berat: g. Wanita yang mati dalam
keadaan hamil." (HR. an-Nasa'i)
Ada yang meriwayatkan, "Yaitu wanita yang mati karena melahirkan,
sementara anaknya sudah sempurna bentuknya dalam perut ibunya itu."
Ada yang meriwayatkan, "Jika seorang wanita meninggal karena nifas
(darah yang keluar sesudah melahirkan), maka wanita itu mati syahid, baik
anaknya dalam keadaan hidup maupun meninggal dalam kandungannya."
Ada yang meriwayatkan, "Yaitu wanita yang meninggal dalam
keadaan masih perawan (belum disentuh oleh laki-laki)"
Ada pula yang meriwayatkan, "Yaitu wanita yang mati sebelum haid
atau datang bulan." Itulah beberapa khabar yang satu sama lain berbeda.
Dalam beberapa Atsar (hrdits) kata 'shahibul ianDi' disebut dengan
kata'almajnub' . Kata.,..z diberi harkat kasrah pada huruf nuun dan fathah
pada jiim jika seseorang ditimpa penyakit Janibi' Qtenyakit kembung).
Sa'id ibn Zaid meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah saw
bersabda, "Orang yang mati karena mempertahankan hartanya, maka dia
mati syahid. Orang yang mati karena membela dirinya, maka dia mati
syahid. Orang yang mati karena membela agamanya, maka dia mati syahid,
dan orang yang mati karena membela keluarganya, maka dia mati syahid."
(HR. arTirmidzi, Abu Daud, dan Nasa'i. At-Tirmidzi menyatakan bahwa
hadits ini hasan shahih).
Suwaid ibn Muqarrin meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw,
"Orang yang matiteraniaya, maka dia mati syahid.'(HR.an-Nasa'i)bn 'Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang
yang mati dalam keadaan terasing, maka dia mati syahid." (HR. Ibnu
Majah).
Dalam hadits Daruquthni disebutkan, "Mati dalam keadaan sendirian
adalah syahid." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibn Umar, dan beliau
menyatakannya shahih.
Abu Bakar al-Khara'ithi meriwayatkan dari Anas ibn Malik ra, bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Orang yang mati sendirian, maka dia mati
syahid."
Hadits seperti itu juga ada dalam riwayat Muhammad ibn Sirin dari
Abu Hurairah ra. Beliau menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Orang yang mati sendirian, maka dia mati syahid."
Juga sebuah hadits Nabi yang telah dikemukakan sebelumnya, "Orang
yang mati karena sakit, maka dia mati syahid."
Ma'qil ibn Yasar meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "Orang
yang membaca'auzubillaahi minasysyaithaaninajiim' sebanyak tiga kali
pada pagi hari, kemudian membaca tiga ayat pada akhir surah al-Hasyr,
maka Allah mewakilkan baginya tujuh puluh ribu malaikat bershalawat
kepadanya sampai sore. Jika dia meningga pada hari itu, maka dia mati
syahid. Demikian pula bagi orang yang membacanya ketika sore hari." (HR.
at-Tirmidzi)
Ats-Tsa'labi meriwayatkan dari Yazid ar-Raqasyi dari Anas bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Orang yang membaca akhir surah al-Hasyr
sampai akhirnya: (-l t- ,f ,* ovVt rs dti'i> Kemudian dia wafat pada
malamnya, maka dia mati syahid."
Al-Ajirijuga meriwayatkan dari Anas ibn Malik ra, bahwa Rasulullah
saw bersabda, "Hai Anas, jika kamu sanggup berwudhu selamanya, maka
kerjakan! karena jika Malaikat Maut mengambil ruh seorang hamba, yang
dalam keadaaan berwudhu, maka hamba itu dicatat sebagai syahid."
Asy-Sya'bi meriwayatkan dari Ibn Umar dari Nabi saw, "Orang yang
shalat Dhuha dan bepuasa selama tiga hari setiap bulan, serta tidak
meninggalkan witir baik di rumah maupun dalam perjalanan, maka ditulis
baginya pahala syahid." (HR. Abu Nu'aim)
Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Jika maut mendatangi seorang penuntut ilmu dan dia sedang
dalam keadaan menuntut ilmu, maka dia mati syahid."
Di antara para periwayat ada yang meriwayatkan, "Jarak dia (penuntut
ilmu) dengan nabi hanya satu derajat." Abu Umar menyebutkan hadits ini
dalam kitab Bayanul 'Ilmi. Anas meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, "Orang yang benarbenar menginginkan mati syahid,, niscaya akan diberikan kepadanya,
meskipun dia tidak mendapatkannya (mati dalam keadaan syahid)." (HR.
Muslim)
Hadits dari Sahl ibn Hanif, Nabi saw bersabda, "Orang yang benarbenar mengharapkan syahid, maka Allah akan menyampaikannya ke tempat
para syuhada meskipun dia mati di atas kasur." (HR. Muslim)
lbn Umar meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada
seorangpun melainkan ia punya harta -binatang ternak- yang ia sayangi dan
ia enggan menyembelihnya -karena sayang- dan sesungguhnya Allah punya
makhluk yang enggan untuk disembelih-Nya. Mereka itulah orang-orang
yang mati di atas tempat tidur, namun mereka mendapatkan pahala kaum
syahid." (HR. at-Tirmidzi)
Makna Kata Syahadoh
Kata Syuhada' (if) merupakan bentuk jamak (plural) kata syaahid
(fo). Sedangkan kata syahiid berarti 'orang yang terbunuh dijalan Allah'.
Menurut ahli bahasa (al-Jauhari dan yang lain) menyebutnya demikian,
karena orang itu 'dipersaksikan kepadanya surga'.
Kata syahiid diartikan dengan masyhuud, yaitu fa'il (pelaku) yang
bermakna maf ' uul (objek).
Ibn Faris (ahli bahasa) mengatakan -dalam kitab al-Mujmal- bahwa
asy-shadiid adalah orang yang mati di jalan Allah. Mereka mengatakan:
Karena para malaikat Allah menyaksikannya. Dinamakan syahid; karena
ruhnya tiba di surga Dar as-Salam (tempat keselamatan). Karena mereka:
Mereka itu hidup di sisi Tuhannya lagi mendapat rezeki. (QS. Ali
'lmran:169)
Sedangkan ruh orang-orang selain mereka tidak sampai ke surga.
Orang yang syahiid artinya orang yang syaahid. karena dia ada di surga.
Ada yang berpendapat dinamakan demikian karena, "Tanah tempat dia
gugur menyaksikan saat dia gugur di jalan Allah".
Ada juga yang berpendapat: Karena dia mempersaksikan dirinya
kepada Allah untuk memenuhi janji bai'atnya kepada Allah. Dirinya telah
mengadakan bai'at (persetujuan) dengan Allah dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orong-orang mu'min, diri dan harta
mereks dengan memberikan surgo untuk mereka. (QS. at-Taubah:l I I )
Maka bertemulah kesaksian Yang Maha Menyaksikan dengan
kesaksian hamba-Nya, seh ingga dinamakan' syahiid' .
Nabi saw bersabda. "Allah lebih mengetahui orang yang terluka di
jalan-Nya." Beliau bersabda mengenai syuhadct perang Uhud, "Aku menjadi
saksi (syaliid) atas mereka." Allah menyaksikan pengorbanan diri mereka di
hadapan-Nya. Allah juga melihat mereka gugur di hadapan-Nya. Hadits ini
menambah kebenaran terhadap firman Allah tentang orang yang syahid
tersebut.
Pengertian 'syahadah' (a)t6:) menggambarkan orang yang membawa
kesaksian dan menyampaikannya. Syarat kesempurnaan syahadah
(kesaksian) ada tiga: a. Hadir. b. Kesadaran, c. Menyampaikannya.
Pengertian 'hadir' yakni "saksi benar-benar menyaksikan apa yang
disaksikannya." Sedangkan pengertian "kesadaran" adalah .,saksi
mengumpulkan apa yang disaksikannya dan benar-benar mengerti apa yang
disaksikannya tersebut ketika menyaksikannya." Pengertian
"menyampaikan," di sini adalah "memberikan kesaksiannya (ketika
diperlukan) di hadapan orang banyak." Itulah makna bahwa syahadat dan
kesaksian yang paling sempurna hanya kesaksian Allah SWT. Semua saksi
nanti akan memberikan kesaksian di hadapan-Nya.
Allah SWT berfirman: Dan didatangkanlah para nabi dan saksi-salcsi
[asy-syuhada'J dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang
mereka tidak dirugikan (QS. az-Zumar: 69)
Syarat bagi para saksi adalah adil. Orang yang adil di dunia dan
akherat hakikatnya adalah orang yang melaksanakan perintah Allah SWT
atas mereka di dunia.
Keutamaan untuk Mayat Penderita Penyakit Pes
'lrbadh ibn Sariyah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Orang yang mati syahid dan orang yang wafat di atas kasur mengetuh
kepada Tuhan terhadap orang-orang yang mati karena penyakit tha,un (pes
atau sampar). Para syuhada berkata, "(Apakah) mereka mati seperti kami?,,
orang-orang yang wafat di atas pembaringan berkata, "saudara-saudara
kami wafat di atas pembaringan seperti kami." Lalu Allah menjawab,
"Lihatlah luka mereka. Jika luka mereka sama dengan kalian, maka mereka
masuk dalam kelompokmu. Ternyata luka mereka -pes- sama dengan luka
yang mereka alami." (HR. an-Nasa'i)
'Aisyah ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, ..Umatku banyak
yang mati karena tha'an (tusukan) dan penyakit tha'un (pes atau sampar).,,
Beliau berkata" "Adapun yang dimaksud dengan 'tha'an,, kami benar-benar
mengetahuinya, lalu bagaimana dengan orang yang menderita penyakit
tha'un?" Rasulullah menjawab, "Ia bagaikan ikatan yang ada pada unta ke tempat dia minum sambil mengempit sesuatu. Orang yang wafat karena
penyakit itu akan mati syahid." Abu pmar menyebutkannya dalam kitab alTamhid wal lstidzkur.
Seluruh Tubuh Manusia akan Hancur oleh Tanah, kecuali Pangkal
Ekor
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
"seluruh anggota tubuh manusia akan hancur, kecuali tulang tunggir
(pangkal ekornya atau 'ajmuz zanbi). Darinya manusia dibangkitkan kembali
pada hari kiamat." (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Ada dua istillah yang dipakai untuk ini: 'ajmuz zanbi dan 'ajbuz zanbi,
yang artinya bagian halus tulang punggung. Ada pula yang mengatakan
'pangkal tulang ekor'. Dalam sebuah riwayat lbn Abu Daud dari Abu Sa'id
al-Khudri (mengenai hari berbangkit), beliau berkata: Ketika sahabat
menanyakan tentang (pangkal ekor) kepada Rasulullah saw, Beliau
menjawab, "Yaitu seperti biji sawi, darinya kalian diciptakan."
Hadits dari Rasulullah saw, "Darinya kalian diciptakan dan darinya
kalian dibangkitkan." Maksudnya: manusia pertama kali diciptakan darinya.
Kemudian Allah SWT menyisakannya untuk kemudian darinya Allah
menghidupkan manusia kembali pada kaliyang kedua.
Tanah Tidak akan Memakan Jasad Para Nabi dan Syuhada, dan
Mereka Hidup di Barzakh
Allah SWT berfirman: Bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya
dengan mendopat rezeki. (QS. Ali 'lmran: 169)
Oleh karena itu mereka tidak dimandikan dan tidak dishalatkan. Hal
ini terdapat dalam beberapa hadits shahih tentang syuhada Uhud, tetapi di
sini kami tidak akan memaparkannya.
Terdapat suatu riwayat dari Malik dari Abdurahman ibn Abu
Sha'sha'ah, ia berkata, "Ketika terjadi banjir, orang-orang menggali kuburan
Amru ibn Jumuh dan Abdullah ibn 'Amr. Keduanya adalah orang Anshar
dan kaum as-Sulami yang syahid saat perang Uhud. Setelah digali untuk
dipindahkan ke tempat lain, ternyata jasad keduanya tidak berubah.
Keduanya seakan-akan baru dikubur kemarin yang dikubur pada satu
kuburan. Salah satu dikubur dalam keadaan tangannya diletakkan di atas
lukanya. Ketika orang-orang mengangkat tangan itu dari lukanya, ia berbalik
kembali seperti semula. Ini terjadi setelah 46 tahun dari peristiwa Uhud. Abu Umar berkata: Hadits ini tidak berbeda dengan hadits dari Malik
sampai akhirnya. Hadits ini diriwayatkan dari beberapa jalur .shuhih dari
Jabir.
Ketentuan ini juga berlaku bagi umat-umat sebelum kita yang mati
syahid di jalan Allah atau mati dalam kebenaran seperti nabi-nabi mereka.
Imam at-Tirmidzi memuat kisah tentang ashhab al-ukhdud (para penghuni
parit yang dibakar karena mempertahankan iman pada Allah SWT)27 dalam
haditsnya yang berbunyi, "Seorang pemuda yang dibunuh oleh raja telah
dikubur di dalamnya." Beliau mengatakan bahwa mereka dikeluarkan pada
masa Umar ibn al-Khatthab ra. Jari-jarinya bengkok sebagaimana posisisnya
saat dibunuh. Beliau menyatakan bahwa hadits ini hasan gharib dan kisah
ashhab al-ukhdud dari Shahih Muslim. Peristiwa itu diperkirakan terjadi di
Najran pada suatu masa antara Nabi Isa dengan Nabi Muhammad saw. Kami
telah memaparkannya dalam al-Buruj dalam buku al-Jami' li Ahkam AlQur'an dan sebagai penjelas terhadap kandungan Sunnah dan Al-Qur'an
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa ketika Muawiyah
-rahimahullaft- ingin mengalirkan mata air yang ditemukan di Madinah (di
tengah pekuburan), dia memerintahkan orang-orang untuk memindahkan
mayat-mayat yang dikubur di sana. Peristiwa itu terjadi pada masa
pemerintahannya, beberapa tahun sesudah 'amul jama'aft (tahun persatuan
kaum Muslim, setelah Perang Shiffin), kurang lebih 50 tahun sesudah perang
Uhud. Orang-orang melihat keadaan mereka, sehingga semua melihat
sebuah sekop mengenai kaki Hamzah ibn Abdul Muthalib yang
mengeluarkan darah.
Jabir ibn Abdullah menceritakan bahwa keadaan bapaknya Abdullah
ibn Haram seakan-akan baru dikubur kemarin. Itulah contoh beberapa
syuhada yang terkenal. Masih banyak contoh lain bagi yang ingin
menelusurinya lebih jauh.
Seluruh penduduk Madinah menceritakan bahwa ketika pemerintahan
Walid ibn Abdul Malik ibn Marwan dan Umar ibn Abdul Aziz di Madinah,
kuburan Nabi saw runtuh. Lalu mereka melihat sebuah kaki tersembul,
mereka khawatir jangan-jangan kaki itu adalah kaki Nabi. Masyarakat
menjadi cemas. Lalu datanglah Sa'id ibn Musayyib ra yang menyampaikan kepada mereka sebuah hadits yang berbunyi, "Jasad para Nabi hanya berada
di bumi paling lama 40 hari, kemudian diangkat oleh Allah."
Selanjutnya datang Salim ibn AMullah ibn Umar ibn al-Khatthab ra
yang memberitahukan bahwa kaki itu adalah kaki kakeknya (Umar ra).
Beliau -+ahimahullah- wafat dalam keadaan syahid.
Rasulullah saw bersabd4 "Para muadzin (orang yang adzan) yang
ikhlas sama dengan orang syahid yang berlumuran darah. Jika dia wafat
maka jasadnya tidak akan dimakan ulat dalam kubur." Suatu hal yang jelas
bagi kita di sini bahwa jasad orang Mukmin juga dianggap tidak hancur
dimakan tanah.
Aus ibn Aus meriwayatkan, Rasulullah saw bersaMa, "Semulia-mulia
hari adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan pada hari itu pula
Beliau wafat. Pada hari itu sangkakala ditiup dan seluruh makhluk
dimatikan! Perbanyaklah bershalawat untukku, karena shalawat kalian akan
diperlihatkan padaku!" Para sahabat bertany4 "Ya Rasulullah, bagaimana
shalawat kami akan diperlihatkan kepada engkau, padahal engkau telah
musnah?" Mereka berkata, "Engkau telah hancur." Beliau saw bersabda,
"Allah 'Azza wa Jalla mengharamkan tanah untuk memakan jasad para
nabi." (HR. Abu Daud dan lbn Majah melalui lafazh Abu Daud). Ibn Arabi
menyatakan bahwa hadits ini hasan.
Aku katakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar al-Bazzar
dari Syaddad ibn Aus, mereka sepakat dalam sanadnya dari al-Husain ibn
'Ali dari Abdurrahman ibn Yazid ibn Jabir dari Asy'ats ash-Shan'ani. Dia
meyampaikannya dari Aus ibn Aus dari Syaddad ibn Aus. al-ff,ener berkata,
*Tidak seorangpun tahu periwayat hadis ini kecuali Syaddad ibn Aus, dan
kami tidak tahu ada jalur hadits selain dari Syaddad ibn Aus ini. Abu
Muhammad AMul Haq mengatakan bahwa hadits ini hanya diriwayatkan
oleh Husain ibn 'AIi al-Ju'fi. Ada yang menyebutkan bahwa AMurrahman
adalah Ibnu Yazid ibn Tamim. al-Bukhari dan Abu Hatim menolak hadits
ini, karena dianggap lemah.
Menurutku, hadits seperti inijuga ada dalam riwayat Ibnu Majah. Dia
berkata, "Amr ibn Suwad al-Mishri menyampaikan kepada kami dari
Abdullah ibn Wahab dari 'Amr ibn Harits dari Sa'id ibn Hilal dari Zaid ibn
Aiman dari Ubadah ibn Nasi' dari Abu Darda'. Dia meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Kalian hendaknya banyak bershalawat
kepadsayapada hari Jum'at, karena saat itu orang yang syahid disaksikan
para malaikat dan siapapun yang bershalawat kepadaku akan diperlihatkan
kepadaku sampai dia menyelesaikannya." Lalu Abu Daud melanjutkan: Abu
Darda' bertanyq "Bagaimana sesudah engkau wafat, ya Rasul?" Beliau
menjawab, *Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi."
.Iadi Nabi Muhammad saw tetap hidup dan mendapat rezeki.
Dalam kitab Tahdzib al-Atsar Abu Ja'far ath-Thabari meriwayatkan
hadits ini dari Sa'id ibn Abu Hilal dari Zaid ibn Aiman dari Ubadah ibn
Nusai' dari Abu Darda'. Abu Muhammad AMul Haq berkat4 "Aku tidak
mengetahui bahwa Zaid ibn Aiman meriwayatkan hadits ini kecuali dari
Sa'id ibn Hilal."
Menurut al-Bukhari sanad hadits ini adalah: Taid ibn Aiman dari
Ubadah ibn Nasi'yang menerimanya dari Sai'id ibn Hilal, wallahu a'lam.
Kemusnahan Seluruh Makhlulq Tiupan Sangkakala, dan Jarak Waktu
antara Dua Tiupan? Tentang Kebangkitan dan Neraka
Abdullah ibn Umar ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda,
Dajjal akan keluar ke tengah-tengah umatku dan tinggal selama empat
puluh -aku tidak tahu apakah empat puluh hari, empat puluh bulan, atau
empat puluh tahun- lalu Allah mengutus Nabi Isa ibn Maryam as yang
rupanya seperti Urwah ibn Mas'ud untuk mencari Dajjal dan
membinasakannya. Kemudian beliau tinggal selama 7 tahun di tengahtengah umat manusia dan tidak ada permusuhan di antara mereka.
Kemudian Allah mendatangkan angin sejuk dan berbau harum dari
utara, sehingga tidak ada orang yang memiliki keimanan dan kebaikan dalam
hatinya walau sebesar zarah (sebesar biji sawi) pun tertinggal di permukaan
bumi ini, melainkan akan dimatikan oleh Allah sehingga sekalipun salah
seorang dari mereka masuk ke dalam gunung, maka angin itu tetap
mengenainya dan mematikannya. Sampai yang tertinggal di bumi ini hanya
orang-orang yang ingkar kepada Allah.
Selanjutnya setan datang dengan menjelma dan berseru kepada
mereka, "Tiadakah kalian sambut seruanku?" Mereka menjawab, "Apa yang
engkau perintahkan kepada kami?" Lalu setan menyuruh mereka untuk
menyembah berhala, sedangkan saat itu rezeki mereka sedang banyak,
kehidupan mereka enak. Lantas ditiuplah sangkakala. Setiap orang yang
mendengarnya akan menjerit terhuyung-huyung dan menjerit celaka
(kebingungan)! Semakin lama jeritannya semakin keras. Orang pertama
yang mendengarnya adalah seorang penggembala yang sedang menggiring
-melumuri- untanya ke sebuah telaga, kemudian dia mati dan seluruh
manusia mati.
Kemudian beliau berkata, "Selanjutnya Allah mengirimkan" atau
beliau berkata" 'Allah menurunkan hujan gerimis -$utiran embun- sehingga
manusia bangkit kembali. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali logi, mala
tibaliba merela berdiri menunggu [putusannya masing-masingJ." (QS. azZumar:68)Kemudian terdengar suara, "Hai manusia, menghadaplah kepada
Tuhanmu! Dan tahanlah merelca [di tempal perhentianJ karena
sesungguhnya merefts akan ditanyaf' (QS. ash-Shaafaat: 24) Kemudian
terdengar seruan lagi, "Keluarkan penduduk neraka di antara mereka!"
"Berapa banyaknya?" tanya malaikat. Lalu dijawab, "Sembilan ratus
sembilan puluh sembilan dari setiap seribu orang! Pada hari itu anak-anak
akan berubun {q odlr S;';-Y dan setiap orang tersingkap betisnya \?'i-
?6 * i*k-1.- (HR. Muslim)
Abu Hurairah ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda" "Jarak
antara dua tiupan adalah empat puluh! Ketika ditanya, "Apakah empat puluh
hari?" "Aku enggan{t-r(}." "Apakah empat empat puluh bulan?" "Aku
enggan." "Apakah empat puluh tahun?" "Aku enggan." Kemudian Abu
Hurairah ra melanjutkan: Lantas Allah menurunkan hujan gerimis.
Kemudian semua manusia bangkit dari kuburnya, laksana tumbuhnya sawi.
Semua jasad manusia hancur, kecuali tulangnya."
Dalam riwayat lain disebutkan, "Bumi tidak memakan tulang itu untuk
selama-lamanya." (HR. Musl im)
Tulang yang dimaksud adalah pangkal ekor, yang akan dibangkitkan
kembali pada hari kiamat.
Menurut Ibn Wahab yang dimaksud empat puluh pada hadits ini
adalah 40 Jum'at?
Aku menolak pendapat tersebut, karena sanadnya terputus.
Makna Lafazh Hadits
Kedua hadits ini shahih sampai akhir penjelasannya (seperti yang kami
kemukakan sebelumnya) ditambah dengan penjelasan pada beberapa bab. Di
dalamnya juga disebut tentang Dajjal yang mudah-mudahan dapat dipahami
pada bab al-Asyrath (beberapa tanda).
Kata ashga memiliki arti 'miring' atau 'condong'. Sedangkan /ira
artinya bagian leher,yaluthu artinya 'melumuri' dan 'memperbaiki''
Jawaban Abu Hurairah'abaitu', terdapat dua penafsiran:
Pertama: Kata abaitu artinya 'aku dilarang menerangkan dan
menjelaskannya. Berarti mungkin Abu Hurairah mengetahuinya, karena dia
mendengarnya dari Nabi saw.
Kedua: Kata abaitu bisa juga berarti bahwa beliau dilarang
menanyakan hal itu oleh Nabi saw. Ini berarti beliau tidak mengetahuinya. Pengertian pertama lebih kuat, tidak ada keperluan yang sangat
penting terhadap hal itu, karena tidak ada keterangan dan petunjuk yang
menyuruh untuk menyampaikannya.
Al-Bukhari mengatakan hadits, "Aku memiliki dua wadah ilmu, yang
satu aku sebarluaskan, sedangkan yang satu lagi jika aku sebarluaskan akan
mem utuskan I ubang ten ggorokan ku - al b al' um- ini."
Abu Abdullah mengatakan bahwa albal'um artinya 'tempat
mengalirnya makanan'.
Ada juga riwayat yang menyatakan bahwa jarak antara dua tiupan itu
adalah 40 tahun, wallahu a'lam.
Masalah ini akan dibicarakan lebih lanjut nanti.
Hannad ibn as-Suddi meriwayatkan dari Waki' dari Sufuan, bahwa asSuddi bertanya kepada Sa'id ibn Jubair tentang ayat ini: Kepunyaan-Nya-lah
apa-opa yang ada di hadapan kita, apa-opa yang ada di belakang kita dan
apa-apa yang ada diantara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. (QS.
Maryam: 64) Tapi dia tidak menjawab pertanyaanku. Kami mendengarnya
mengatakan bahwa maksud ayat itu adalah jarak antara dua tiupan."
Tafsir Surah az-Zumar ayat 68
Allah SWT berfirman: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa
yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (QS. azZumar: 68)
Maksud ayat tersebut adalah para malaikat, syuhada, para nabi,
penjaga Arsy, Jibril, Mikail, dan Malaikat Maut. Sedangkan kata sha'iqa
artinya'mati'.
Para imam meriwatkan dari Abu Hurairah ra. Beliau berkata:
Seorang Yahudi (di pasar Madinah) berkata, "Demi yang telah
memilih Musa di antara semua manusia." Tiba-tiba seorang laki-laki Anshar
mengangkat tangannya dan menampar orang Yahudi itu. Laki-laki Anshar
itu berkata, "Mengapa kamu berkata seperti itu, padahal Rasulullah saw ada di tengah-tengah kita? Selanjutnya aku ingat bahwa Rasulullah saw
bersabda: Allah SWT berfirman: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapo yang dikehendaki Allah.
Kemudian diliup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu [putus annya mas ing- masingjl. (QS. az-Zumar :68) Aku lah -Nabi
saw- orang yang pertama kali mengangkat kepala (manusia yang
dibangkitkan dari kubur). saat itu aku melihat Musa mengambil salah satu
tiang Arsy dan aku tidak tahu kalau dia lebih dulu mengangkat keparanya
(bangun) sebelumku. Atau dia adalah salah satu di antara yang mendapat keistimewaan dari Allah. Orang yang berkata, 'Aku lebih baik dari Yunus
ibn Matti', berarti telah berdusta." (HR. Ibnu Majah)
Ibnu Majah meriwayatkan hadits tersebut dari Abu Bakar ibn Abu
Syaibah dari 'Ali ibn Mashar, sedangkan at-Tirmidzi meriwayatkannya dari
Abu Kuraib Muhammad ibn 'Ala' dari 'AMah ibn Sulaiman, yang
semuanya dari Muhammad ibn'Amr dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ra.
ArTirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan slnhih.
Hadits yang mirip dengan ini juga ada dalam riwayat al-BukhariMuslim.
Siapakah yang Dikecualiken Allah SWT?
Para ulama berbeda pendapat tentang orang-orang yang dikecualikan
pada hadits tersebut, siapakah orangnya? Ada yang mengatakan para
malaikat. Ada yang mengatakan para nabi, dan ada pula yang mengatakan
mereka adalah para syuhada, berdasarkan firman Allah SWT yang berbunyi:
Bahlun merela itu hidup di sisi Tuhumya dengan mendapat rezeki. (QS. Ali
'lmran: 169)
Pendapat-pendapat selain itu d ipandang lemah.
Guru kami (Abu al-'Abbas) berkata, "Yang benar adalah, bahwa
riwayat valid(shahih) yang menerangkan hal ini, dan semua itu mengandung
kemungkinan."
Ada hadits dari Abu Hurairah ra yang menyatakan bahwa pendapat
yang mengatakan bahwa yang dikecualikan adalah para syuhada adalah
benar, berdasarkan riwayat berikut:
"Dalam kitab Ma'oti Al-Qtr'ot an-Nahhas mengisnadkan kepada
Husain ibn Umar al-Kufi dari Hannad ibn as-Sariy dari Waki' dari Syaibah
'Imarah ibn Abu Hafsah dari Hijr al-Hijri dari Sa'id ibn Jubair yang
menjelaskan maksud ayat: Kecuali siopa yang dikehendaki Allah. (QS. azZumar:68) Beliau mengatakan bahwa ayat ini ditujukan bagi para syuhada.
Mereka adalah para syuhada yang dikecualikan oleh Allah 'Azza wa Jalla.
Mereka menyandang pedang di sekitar Arsy."
Sedangkan al-Hasan berkata" "Beberapa kelompok malaikat
dikecualikan oleh Allah, di antara mereka ada yang dimatikan di antara dua
tiupan."
Yahya ibn Sallam dalam penjelasannya menyebutkan: Diriwayatkan
kepadaku bahwa makhluk Allah yang tinggal terakhir kali adalah Malaikat
Jibril, Mikail, Israfil, dan Malaikat Maut. Kemudian dimatikan Jibril, Mikail,lsrafil. Lantas Allah berkata kepada Malaikat Mau! "Matilah kamu," maka
dia mati.
Sedangkan dalam sebuah hadits narfu' (yang panjang) dari Abu
Hurairah ra disebutkan bahwa mereka adalah malaikat para pemikul Arsy,
Jibril, Mikail, dan Malaikat Maut.
Al-Hulaimi berkata:
Ada yang mengatakan bahwa yang dikecualikan adalah para pemikul
Arsy, Jibril, Mikail, atau Malaikat Mau! atau para anak-anak, bidadari yang
ada dalam surga, atau Nabi Mus4 karena Nabi saw bersabda, "Aku lah
orang pertama yang bangkit dari kubur, lalu aku mengangkat kepalaku. Saat
itu aku melihat Musa sedang memikul salah satu tiang Arsy. Aku tidak tahu
kalau dia lebih dulu mengangkat kepalanya darikq atau memang beliau
dikecualilan oleh Allah 'Azza wa Jalla? Semua pendapat ini tidak benar
sama sekali!"
Pendapat pertama tidak benar karena para pemikul Arsy tidak
termasuk penduduk langit dan bumi, karena Arsy berada di atas langit
selamanya, lantas bagaimana para pemikul Arsy tiba-tiba ada di langit?
Adapun Jibril, Mikail, dan Malaikat maut termasuk barisan malaikat yang
bertasbih di sekitar Arsy, sedangkan Arsy berada di atas langit dan tidak ada
yang berbaris di langit.
Demikian pula yang kedu4 karena surga (yang tingkatannya
bermacam-macam) berada di atas langit dan di bawah Arsy. Dia merupakan
alam tersendiri yang kekal keberadaannya, maka surga terpisah dari makhluk
Allah yang fana.
Sedangkan Musa benar-benar telah mati, maka tidak ada lagi kematian
kedua baginya ketika terjadinya tiupan sangkakala.
Oleh karena itu, tidak perlu ditanggapi tentang perselisihan orangorang yang menafsirkan tentang mereka yang dikecualikan itu berdasarkan
ayat, "illa masya Allah," yaitu orang-orang yang lebih dahulu dimatikan
sebelum tiupan sangkakala, karena'pengecualian' tersebut hanya berlaku
bagi siapa yang dapat memasukinya s@ara serentak. Jika tidah maka istilah
pengecualian ini tidak relevan. orangorang yang wafat sebelum sangkakala
ditiup bukan berarti mati karrena disambar petir. Jadi pengecualian tidak ada.
Hal tersebut juga berlaku terhadap Musq tidak ada pengecualian.
Hadits Nabi saw yang menyebutkan tentang Musa tidak bertentangan
dengan hadits sebelumnya. Beliau berkata 'Manusia akan dibangkitkan
pada hari kiamat, maka akulah yang pertama kali dibangkitkan. Saat itu
Musa mengangkat salah satu tiang Arsy. Aku tidak tahu kalau dia lebih dulu
bangkit dariku atau karena dibalas Allah dengan sha'qoh ath-Thur (pahala karena ada rasa pingsan di Gunung Thursina)?" Ini adalah rasa pingsan,
bukan kematian yang terjadi karena tiupan sangkakala pertama.
Kalimat yang mengatakan "Aku tidak tahu kalau dia lebih dulu
bangkit dariku" mungkin merupakan anugerah dan kemuliaan yang
diberikan Allah kepada Beliau, sebagaimana ketika Allah memberikan
kemuliaan berbicara langsung dengan Beliau, atau hal itu adalah ganjaran
bagi Beliau, yakni lebih dahulu dibangkitkan daripada nabi-nabi yang lain.
Ketika Tuhan memperlihatkan dirinya kepada gunung sehingga Beliau
pingsan, dan hal itu adalah balasan AIIah yang diberikan kepada Beliau.
Selain itu, di sini tidak ada ketetapannya. Syekh kami (Ahmad ibn
Umar) berkata:
"Zahir hadits Nabi saw tersebut menunjukkan bahwa hal itu terjadi
sesudah tiupan kedua, tiupan kebangkitan. Sedangkan Al-Qur'an
menunjukkan bahwa pengecualian itu hanya berlaku sesudah tiupan
kematian."
Sebagian ulama memberikan komentar terhadap pendapat ini, "lsyarat
ayat itu tertuju kepada Nabi Musa, karena Beliau salah satu nabi yang tidak
dimatikan." Pendapat ini berarti menyalahkan orang yang menyebutkan
kematian Beliau.
Qadhi alJyadh berkata" "Maksud ayat tersebut adalah saat tiupan
kebangkitan, ketika langit dan bumi sudah musnah. Hadits-hadits dan ayatayat tentang itu sedikit sekali."
Abu al-Abbas berkata:
"Pemahaman ayat tersebut harus merujuk kembali kepada hadits yang
menyatakan bahwa ketika keluar dari kuburnya Nabi saw melihat Musa as
sedang bergantungan pada Arsy. Jadi peristiwa itu terjadi ketika tiupan
pertama."
Ahmad ibn 'Amr berkata:
"Demi yang menyusun kembali semua bentuk ini insya Allah, maut
bukan sesuatu yang hanya terjadi pada suatu saat. Dia dapat berpindah dari
suatu keadaan kepada keadaan lain. Keterangan yang dapat menunjukkan hal
itu adalah bahwa para syuhada (sesudah mereka gugur dan mengalami
kematian) di sisi Tuhan mereka dan mereka mendapatkan rezeki serta hidup
dalam kesenangan kegembiraan. Kehidupan mereka sama seperti kehidupan
di dunia. Jika hal tersebut berlaku bagi para syuhada, maka apalagi bagi para
nabi yang kedudukannya lebih tinggi dan lebih berhak daripada mereka.
Oleh karena itu, benar sekali saMa Nabi yang berbunyi, "Jasad para nabi
tidak hancur dimakan tanah." Apalagi Nabi Muhammad telah bertemu dengan para nabi ketika malam Isra di Baitul Maqdis (tempat yang suci) dan
di langit, dan secara khusus bertemu dengan Nabi Musa.
Nabi mengatakan bahwa Allah menetapkan untuk mengembalikan
arwah mereka. Allah memberikan keselamatan bagi orang yang taat kepadaNya.
Hal tersebut memberikan suatu kesimpulan, bahwa kematian para nabi
hanya kembali kepada (kehidupan) gaib yang tidak diketahui manusia. Jika
para nabi mengalami kehidupan kembali, demikian pula dengan para
malaikat. Tidak seorang manusia pun yang seperti itu, kecuali orang yang
mendapat keistimewaan (berupa kemuliaan yang diberikan Allah di antara
wali-wali-Nya). Setelah mereka ditetapkan untuk hidup, maka saat
terjadinya tiupan pertama yang mematikan seluruh yang ada di langit dan
yang ada di bumi adalah selain nabi. Yang dimaksud dengan 'kematian' para
nabi di sini, jelas berarti 'pingsan'. Ketika terjadi tiupan kedua (tiupan
kebangkitan), siapa yang mati akan hidup kembali dan siapa yang pingsan
akan sadar kembali."
Demikian pula tentang hadits dalam Shahih al-Bukhari-Muslim yang
menyebutkan, "Aku orang pertama yang bangun." Hadits ini shahih dan
hasan. Jadi Nabi Muhammad saw adalah yang pertama kali keluar dari
kuburnya sebelum semua manusia, semua nabi, dan sebagainya, kecuali
Nabi Musa. Ada keraguan bagi kita di sini, "Apakah Beliau bangun dari
pingsannya atau tetap dalam keadaan bangun dari semula sebelum terjadinya
tiupan pertama, karena Beliau termasuk orang yang pingsan?
Hal itu merupakan keutamaan besar yang dimiliki Musa, namun tidak
berarti Musa lebih utama dari Nabi Muhammad secara mutlak, karena
menurut kaidah suatu bagian tidak dapat dipandang menjadi suatu totalitas.
Pendapat guru kami tersebut sama dengan pendapat al-Hulaimi dan
memberikan komentar terhadap hadits tersebut:
Hanya Allah yang Kekal
Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat Allah SWT akan menggenggam bumi dan menggulung
langit dengan Tangan Kiri-Nya kemudian berkata, 'Aku adalah Raja,
sekarang di mana raja-rajadi dunia?"'(HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)
Rasulullah saw bersabda, "Allah SWT melipat langit pada hari kiamat,
kemudian menggenggam dengan Tangan Kanan-Nya lalu berkata, 'Akulah
Raja! sekarang di mana para diktator bertangan besi yang menganggap
dirinya sebagai raja tak terkalahkan? Di mana sekarang para pejabat yang
menganggap dirinya berkuasa?' Kemudian bumi dilipat tangan kiri-Nya dan
berkata, 'Aku adalah Raja! Sekarang di mana para diktator dan para
pembangkang yang menganggap dirinya sebagai raia yang paling
berkuasa?"'(HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)
Abdullah ibn Muqassim mendengar riwayat Rasulullah dari Abdullah
ibn Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Allah SWT akan
menggengam langit dan bumi sambil berkata, 'Aku adalah Allah.' Kemudian
Ia kepalkan Tangan-Nya dan Ia buka Jari-Jari-Nya sambil berkata, 'Aku
adalah Raja,' Aku melihat mimbar tempat Rasulullah berdiri bergoyang,
sehingga aku bergumam sendiri, 'Apakah mimbar akan jatuh sedangkan
Rasulullah di atasnya?"'
Hadits-hadits tersebut menyatakan bahwa semua makhluk di langit
dan di bumi akan binasa, kemudian Allah SWT berfirman: Kepunyaan
siapakah kerajaan pada hari ,zr? " (QS. al-Mu'min: l6) Pertanyaan tersebut
Ia jawab sendiri dengan firman-Nya: Kepunyaan Allah Yang Mahaesa lagi
Maha Mengalahkan (QS. al-Mu'min: 16)
Ada pendapat yang mengatakan bahwa ketika seluruh makhluk telah
berkumpul di Padang Mahsyar, ada suara keras yang berkata, "Kepunyaan
siapakah kerajaan pada hari izi?" (QS. al-Mu'min: l6). Seluruh makhluk
yang hadir di Padang Mahsyar menjawab, "Kepunyaan Allah Yang Mahaesa
lagi Maha Mengalahkan" (QS. al-Mu'min: l6) Diriwayatkan oleh Wa'il
dari Ibn Mas'ud.
Abu Ja'far an-Nahhas berkata "Kualifikasi hadits ini shahih dari Ibn
Mas'ud."
Pendapat pertama lebih mendekati kebenaran, karena Allah bermaksud
memperlihatkan keperkasaan-Nya, sebab manusia sombong, penguasapenguasa, dan raja-raja telah lenyap kekuasaan dan kerajaannya, dan saat
mereka hina dina di hadapan Allah Maharaja langit dan bumi.
Dalam hadits Abu Hurairah ra Rasulullah saw berkata,
Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil meniup terompet
sangkakala, sehingga semua yang ada di langit dan di bumi hancur. Ketika
semuanya telah binasa, Malaikat Maut datang menghadap Allah SWT untuk
melaporkan penduduk langit dan bumi yang telah mati, kecuali yang
dikehendaki Allah untuk tidak binasa.
Lalu Allah AWT bertanya (padahal dia telah mengetahui), "siapakah
yang masih tersisa?" Malaikat Maut menjawab, "Hanya engkau ya Allah
Yang Mahahidup dan tidak akan pernah mati." Kemudian yang masih hidup
cuma Malaikat Pemikul Arsy, Jibril, Mika'il, Israfil dan aku. Allah SWT
berkata, "Matikan Jibril dan Mika'il." Malaikat Maut bertanya (keheranan),
"Ya Tuhanku apakah Malaikat Jibril dan Mika'il juga dimatikan?" Atlah
menjawab, "Jangan banyak tzny\ matikan saja kedua malaikatku itu, karena
Aku menetapkan untuk mematikan seluruh yang berada dalam kekuasaanKu."
Rasulullah saw bersaM4 "Kemudian Malaikat Maut datang
menghadap Allah untuk melaporkan bahwa Jibril dan Mika'il telah mati.
Allah SWT lalu bertanya (padahal dia telah mengetahui), "siapakah yang
masih tersisa? Malaikat Maut menjawab, 'Yang masih tersisa hanya Engkau
ya Allah, Yang Mahahidup dan tidak akan pernah mati, malaikat pemikul
Arsy, dan aku'. Allah berkata, 'sekarang matikan malaikat pemikul Arsy.,
Lalu Allah SWT memerintahkan Arsy untuk memegang terompet dan
memerintahkan Malaikat Maut mencabut nyawa Malaikat Israfil. Setelah itu
Malaikat Maut datang lagi menghadap Allah untuk menyampaikan bahwa
Malaikat Israfil dan malaikat pemikul Arsy telah mati. Allah swr bertanya
(padahal Dia telah mengetahui), 'siapakah lagi yang masih tersisa?,'
Malaikat Maut menjawab, "Yang tersisa cuma Engkau ya Allah yang
Mahahidup dan tidak akan pernah mati, kemudian aku." Allah SWT lalu
berkata kepada Malaikat Maut, 'Engkau juga Aku yang menciptakannya,
dan aku menciptakanmu untuk Aku matikan, seperti makhluk ciptaan-Ku
yang lain. Jadi sekarang matilah!" Malaikat Maut akhirnya mati.
Ketika tidak ada lagi yang tersisa kecuali Yang Mahakekal yang
Mahagagah Perkasa, Tuhan tempat meminta, yang tidak ada sekutu bagiNya, "Dan tidak beranok dan tidak pula di peranaklcan. Dan tidak ada
sesuatupun yang setoa dengan dia.' (QS. al-tkhlas:3-4) barulah Allah
melipat langit dan bumi (seperti orang melipat kertas untuk dijadikan sampul
surat), kemudian berkata,'Akulah Yang Mahak uasa'|,', Kepunyaot s iapakah
kerajoan pada hari ini?" (QS. al-Mu'min: l6) tidak satupun yang menjawab,
maka Allah Yang Mahaagung dan Mahasuci berfirman: Kepunyaan Alrah
Yang Maha Esa dan Malra Mengalahkon (QS. al-Mu,min:16).,, (HR. Abu
Hurairah ra)
Hadits ini pertengahan hadiS Abu Hurairah ra yang sangat panjang.
Ujung hadits ini akan di paparkan setelah pembahasan pada bab ini, dan
awal hadis akan dipaparkan setelah itu. Semuanya akan nampak saling
berkaitan. Insya AAah SW.Imam ath-Thabari, 'Ali ibn Ma'bad, Tsa'labi, dan lain-lain
menuki lkan hadits in i dalam kitabkitab mereka.
Laqit ibn Amir meriwayatkan dahrra Nabi saw bersaMa, "Kemudian
alam menjadi sunyi senyap. Semua yang ada di dunia dimatikan oleh Allah
SWT, demikian pula malaikat-Nya, sehingga hanya Allah yang berjalanjalan di bumi." (HR. Abu Daud dari l-^aqit ibn Amir)
Para ulama berkata, "Perkataan Nabi,'Sehingga horya tinggal Tuhan
yang berjalan-jalan di bumi sedangkan penglnnilrya sudoh binasa'
maksudnya adalah memudahkan pemahaman kita bahwa ketika itu semua
yang ada di bumi sudah mati, dan bumi masih ada, tapi penghuninya hanya
Allah SWT, seperti firman-Nya: Semua yang ada di bumi itu alan binasa.
Dan tetap kekal wajah Tuhon mu yong memputyai kebesaran dan
lcemuliaan. (QS. ar-Rahman: 26-27). Sedangkan firman Allah SWT:
Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini. (QS. al-Mu'minun: 16)
kejadiannya pada detikdetik menjelang habisnya umur dunia lalu kiamat
datang hari berbangkit tiba."
Tentang binasa atau lenyapnya surga dan neraka bersamaan dengan
binasanya semua makhluk ciptaan Allah, hal tersebut ada dua pendapat:
l. Surga dan neraka saat itu lenyap, sebab yang tersisa hanya Allah SWT.
Itulah makna firman Allah SWT: Dialah yory onal dan yang akhir."
(QS. al-Hadid: 3)
2. Ada pula yang mengatakan bahwa surga dan neraka tidak akan hancur
binasa, dan keduanya tetap bersama Allah SWT.
Tadi telah kita singgung sedikit tentang masalah ini, yaitu ketika ada
suara bergema yang berkat4 "Kepuryaot siapakah kcraiaan pada hori ini? "
1QS. al-Mu'min: 16), maka di jawab oleh penduduk surga, "Kepunyaan
Allah Yang Mahaeso dan Maha Mengalahkan " (QS. al-Mu'min: 16).
Penjelasan Iladits yang Menyebutkan Tangan dan Jari
Jika ada yang bertanya, "Menurutmu apa tafsiran dari tangan? Kalau
menurut kami tangan adalah tangan yang bisa menggenggam dan melipat,
dan pengertian seperti ini mustahil terhadap Allah SWT." Maka jawabannya
adalah: Tangan (al-Yad) dalam ungkapan orang Arab mempunyai lima
pengertian yaitu:
l. Kekuatan, seperti firman Allah SWT: Dan ingatlah hamba kami Daud
yang mempunyai kelantan (QS. ash-Shad: l7)
2. Kepunyaan, memiliki kekuatan, seperti firman Allah SWT:
Katakanlah, "sesrmgguhnya kounia itu di tangan Allah, Allah
memberikan korunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. " (QS.
Ali 'lmran: 73)
3. Nikmat, orang Arab sering berkat4 "Aku sering sekali mengulurkan
tangan (memberi) kepada si fulan."
4. Menghubungkan, seperti firman Allah SWT: Yaitu sebagian dari apa
yang telah Kami ciptakon dengan kekuasaan Kami sendirr. (QS.
Yasin:7l) Maksudnya dengan apa yang telah Dia ciptakan dengan
tangan-Nya sendiri. Firman Allah SWT: Atou dimaaJlan oleh orangorang yang memegang ilcotor nikah. (QS. al-Baqarah:237)
5. Tangan pada anggota badan. Seperti firman Allah SWT: Dan ambillah
dengan tanganmu seikat [rumputJ dan pukullah dengan itu dan
janganlah kamu melanggar sumpah. (QS. ash-Shad:44)
Jadi kata-kata di Tangan-Nya (biyadihi) dalam hadits ini, adalah
ungkapan untuk menggambarkan kekuatan dan kekuasaan SWT atas
sekalian makhluk-Nya, seperti kata-kata orang "Si Fulan ada dalam
genggamanku." Maksudnya si Fulan berada dalam kekuasaannya. Ada juga
yang mengatakan bahwa sesuatu im dalam genggaman Allah SWT,
maksudnya segala sesuatu berada dibawah kendali dan kekuasaan-Nya.
Ada pula yang berpendapat bahwa arti al-yadu (tangan) di sini
maksudnya adalah menggenggam dan melipat untuk melenyapkan sesuatu
dan menghilangkannya, seperti firman Allah SWT: Padahal bumi
seluruhnya dalam genggaman-Nya pado hui kiamat. (QS. az-Zumar: 67).
Bisa jadi maksudnya bumi dan seluruh isinya, bahwa semua yang ada di
muka bumi akan lenyap pada hari kiamat. "Dan langit digulung dengan
ta2gan konannya. " fQS. az-Zumar:67). Yang dimaksud dengan "digulung"
di sini bukan diperbaiki tapi dibinasakan dan dilenyapkan. Seperti kita sering
mendengar orang berkata, "Kita telah melipat dan tidak mengungkit lagi
kenyataan yang selama ini dialami, karena kita telah membuka lembaran
baru." Maksudnya sudah berlaku dan telah dilalui.
Jika ada yang berkata" "Dalam hadits ini di sebutkan, 'la kepal
jemarinya kemudian Ia buka artinya memang benar-benar mengepalkan
tangan-Nya." Maka kami jawab: Pendapat seperti itu adalah pendapat orangorang yang menggambarkan Tuhan dalam bentuk tertentu, seperti yang
dilakukan oleh orang-orang Yahudi, sedangkan Allah SWT Mahatinggi dari
apa yang mereka gambarkan. Maksud riwayat sahabat mengenai cerita Nabi
saw, bahwa Allah SWT menggenggam jemarinya dan membukanya,
maksudnya bukan tangan yang menjadi sifat pada anggota badan sehingga
tergambar seakan-akan Allah mempunyai tangan seperti para makhluk-Nya.
Anggapan seperti itu sangat salah dan menyesatkan, sebab ketika
menyampaikan hadits tersebut cuma Nabi saw yang mengepalkan tangan
lalu membukanya.
Al-Khatthabi berkata, *Didalam Al-Qur'an dan Sunnah tidak ada
menyebutkan bahwa Allah SWT mempunyai jari-jari. Hadits yang
menyebutkan bahwa Allah mempunydi jari diragukan keshahihannya."
Bagaimana dengan pendapat yang mengatakan bahwa banyak terdapat
di dalam hadits-hadits Nabi saw yang menyebutkan Allah SWT mempunyai
jari, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim,
bahwa seseorang dari Ahli Kitab datang kepada Nabi saw dan berkata,
"Wahai Abu al-Qasim, aku sampaikan kepadamu bahwa Allah SWT
mengangkat langit dan bumi dengan jari-Nya." Mendengar itu Rasulullah
saw tertawa sampai nampak giginya yang putih. Allah SWT lalu
menurunkan ayat, "Dan mereka tidak mengagtmgkan Allah dengan
pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada hari kiamat dan langit digalmg dengan Tangan Kanan-Nya-"
(QS. az-Zumar:67)
Abdullah ibn Umar ra meriwayatkan bahwa Ia mendengar Rasulullah
saw bersabda, "seluruh hati anak cucu Adam berada di antara dua Jari
Tuhan dan Ia gerakkan ke arah mana saja yang Ia sukai."
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah saw berdoa (yang
bunyinya), "Ya Allah, Yang menggerakkan hati manusia, gerakkanlah hati
kami untuk menaatimu."
Banyak hadits-hadits Nabi saw yang menyebutkan bahwa Allah SWT
mempunyai jari (ashabi '). Apa jawabanmu tentang ini?
Jawabannya adalah: Ashabi' (iari) memang bisa berarti jari-jari
tangan, tetapi Allah SWT Mahasuci dari yang demikian. Ashabi'(ari-jari)
bisa pula berarti berhtasa terhodap sesuatu dan bisa berbuat apa saia
kepadanya dengan mudah, seperti engkau mengatakan terhadap sesuatu
yang mudah untuk dilakukan, "Aku bawa dan aku mengangkatnya dengan
sebelah jari." Seperti perkataan orang yang sanggup melakukan suatu
pekerjaan dengan sangat mudah, "Aku bisa melakukannya dengan
memejamkan mata."
Seperti perkataan 'Antarah, "Dengan hanya sebilah tombak aku
sanggup membuat seekor singa tidak bisa menyelamatkan dirinya." Antarah
ingin mengatakan bahwa ia hanya membutuhkan sebilah tombak untuk
menerkam mangsa dengan jarinya, karena sangat mudahnya hal tersebut.
Contoh lainnya adalah perkataan, "Aku duduk dengan mantap di atas
punggung kuda dan tanganku tidak memegang apapun." Sedangkan kuda
berjalan menuju arah yang diinginkan si penunggangnya. Joki ini hendak
mengatakan bahwa dia seorang yang mahir menunggang kuda.
Jadi langit dan bumi (yang merupakan ciptaan-Nya yang paling besar
dan menakjubkan) hanya merupakan benda kecil belaka yang dapat Iaperlakukan sekehendak-Nya. Sebagaimana kita memperlakukan benda yang
sangat kecil yang bisa diselipkan di sela-sela jari dan kita berbuat
terhadapnya sesuka hati. Itulah maksud perkataan Nabi saw, "Kemudian Ia
kepalkan jemarinya lalu membukanya." Maksudnya Allah SWT Maha
Berkuasa terhadap langit dan bumi dengan semua isinya, seperti kita yang
menggenggam biji sawi dengan sangat enteng dan menggerakkannya tanpa
kesulitan sedikitpun.
Akan tetapi kadang-kadang dalam bahasa Arab ashabi' (jari jemari)
bisa juga berarti nikmat, seperti saMa Nabi saw:. Sesungguhnya hati (anakanak Adam) berada diantara dua jari jemari Allah. Ia akan membolakbalikkannya sesuai lcehendak-Nya. (HR. at-Tirmidzi) Maksudnya, berada di
antara dua nikmat dari sekian banyak nikmat-nikmat Allah SWT.
Jika ditanyakan apakah bisa dibenarkan memakai ungkapkan tangan
kiri terhadap Allah SWT sedangkan kiri menadakan kelemahan? Ada yang
mengatakan bahwa ungkapan tangan kiri hanya ada pada riwayat Umar ibn
Hamzah dari Salim, sedangkan Naf ibn Muqassim dari Ibn Umar tidak
menyebutkan tangan kiri, begitu juga dalam hadits yang diriwayatkan dari
Abu Hurairah ra.
Al-Baihaqi berkata, "Ada riwayat lain selain hadits ini yang
menyebutkan dengan tangan kiri, tetapi haditsnya lemah sekali. Yang
keshahihannya pastijustru hadits-hadits Nabi saw yang menyatakan dengan
ungkapan tangan kanan, atau bolehjadi ungkapan dengan tangan kiri hanya
ungkapan dari orang yang menyampaikan hadis tersebut, atau kemungkinan
lain berdasarkan kebiasaan orang Arab yang selalu menyebut kiri sebagai
lawan dari kanan."
Al-Khatthabi berkata, *Tidak boleh disandarkan kepada Allah SWT
dalam menyifatinya dengan memakai ungkapan tangan kiri, sebab tangan
kiri konotasinya kurang dan lemah, padahal banyak riwayat dari Nabi saw,
"Kedua Tangan-Nya adalah kanan' dan perlu diingat bahwa pengertian
tangan di sini bukan tangan seperti yang ada pada anggota tubuh kita. yang
dimaksud tangan di sini hanya sifat untuk menggambarkan keperkasaan-Nya
yang digambarkan oleh Rasulullah saw. Kita hanya menukil dari Al-eur,an
dan hadits shahih, tanpa menambah dan mengurangi, yang merupakan
pendapat atau madzhab ahlussunnah waljama'ah. Ada kalanya kanan dalam
bahasa Arab digunakan untuk menyatakan kekuatan dan kepemilikan, seperti
firman Allah SWT: Atau budak-budak [aimanJ yong kamu miliki. (QS. anNisa':3). Yang dimaksud dengan,'aiman' (yang kanan) dalam ayat ini
adalah memiliki, dan firman Allah SWT: Niscaya benar-benar Kami pegang
dia pada tangan lanannya- (QS. al-Haqqah: 45) maksudnya bahwa ia akan
dipegang dengan kuat yakni Allah akan mengambil kemampuan dan
kekuatannya.Al-Farra' berkata: 'al-yantin (tangan kanan) maksudnya adalah
kekuatan dan kemampuanAku tegaskan (penulis), dengari tafsiran seperti ini perkataan Allah
dalam Al{ur'an dan saMa Nabi-Nya, Rasulullah saw jadi tepat sasaran,
Allahu a'lam.
Ada lagi arti dari kata al-Yanrin (tangan kanan) dalam bahasa Arab,
yaitu keagungan dan kebesaran, sehingga dikatakan, "Si Fulan bagi kami
sebagai tangan kanan-- Maksudnya dia mempunyai posisi yang sangat
menentukan. Seperti ungkapan sya'ir:
Afu potggil pada utahu bila kamu berkenan
Kini korru pda sislltz sudah menjadi torgot kanan
Maksdnya keberdaonya sotgat menentukan -
SaMa Nabi saw, "Kedua Tangan-Nya adalah kanan." Maksudnya
menggambarkan kesempurnaan Allah SWT, sebab orang Arab mencintai
kanan dan membenci kiri, karena kiri lambang kelemahan dan kekurangan,
sedangkan kanan simbol kesempurnaan.
Jika ada yang bertanya, *[.antas manusia di mana ketika Allah
menggutung langit dan bumi?" Maka kami jawab, "Manusia ketika itu
berada di atas titian (ash-Shirat)-" Penjelasan tentang ini menyusul, insya
Allah.
MengenaiAhm Bsrzrkh
Hannad ibn as-Sariy meriwayatkan dari Muhammad ibn Fudhail dari
Waki'dari Fithr, ia be*at4 *Aku bertanya tentang firman Allah SWT: Dan
di hodoput merelco da dtuding sanpai hmi mereka dibangkitkan (QS. alMu'minun: 100) kepada Mujahi4 dan ia menjawab, "Itu antara mati sampai
hari dibangki*an."
Ditanyakan kepada asy-Sya'bi tentang orang yang meninggal dunia,
maka dia menjawab, "Tempatnya sekarang bukan di dunia dan di akhirat,
tetapi di Barzakh."
Al-Barzakh dalam bahasa Arab adalah tirai atau dinding yang
menghalangi duatempat, seperti firman Allah SWT: Dan Diaiadikan antara
kc&rurya dind@ do, batas yotg nungholoryi. (QS. al-Furqan: 53) Maksud
ayat ini adalah: dari waktu meninggal sampai menunggu saat berbangkit,
orang berada dalam barzakh, sebagaimana firman Allah SWT: Dan di
hadapan mereka da dinding sampai hari mereka dibangkitkon (QS. alMu'minun: 100), maksudnya di hadapan mereka ada dinding yang
menghalangi. Terompet Kedua Tanda Hari Berbangkit
Bab ini mencakup penjelasan mengenai terompet itu sendiri;
penjelasan mengenai cara atau bentuk peristiwa hari berbangkit, penjelasan
mengenai kawasan bumi yang pertama kali terbelah, penjelasan tentang
makhluk Allah yang pertama kali dihidupkan kembali setelah semuanya
dimatikan oleh Allah SWT, penjelasan keadaan masing-masing orang ketika
keluar atau bangkit dari kuburannya" dan kata apa yang pertama kali mereka
ucapkan, serta penjelasan firman-firman Allah di bawah ini:
Don memuntahlan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.
(QS. al-lnsyiqaq:4)
Di waktu sangkakala ditiup, dia mengetahui yang gaib dan yang
nampak. (QS. al-An' am: 73)
Apabila sangkolala ditiup, malca tidak ada lagi pertalian nasab di
antara mereka pada hori itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
(QS. al-Mu'minun: l0l)
Kemudian ditiup sangkakala itu sekoli lagi, maka tiba-tiba mereka
berdiri menunggu [putusonnya masing-masizgrl (QS. Azzumar: 68)
Yaitu hari yang pada waldu itu ditiup sutgkakala lalu kamu datang
berkelompok-kc lompok (QS. an-Naba' : I 8)
Adakalanya Allah SWT menamakan hari itu dengan "hari ditiupnya
terompet," sebagaimana Firman Allah SWT: Apabila ditiup sangknkala.
[Yaitu hari ditiupnya terompet atau sangkakala untuk kehancuran alam raya
ini, sebagai tanda datangnya kiamat. -Penerjemah] (QS. al-Mudatsir: 8)
Ahli tafsir berkata, "Tiupan sangkakala pertama untuk kematian
seluruh makhluk yang ada di bumi."
Allah SWT berfirman mengkhabarkan keadaan orang kafir Quraisy:
Mereka tidak menungg4 melainkan satu teriakan saja yang akan
membinasakan mereka ketiko merela sedory bertengkar. (QS. Yasin: 49)
Maksudnya, tidak ada yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang kafir pada
akhir zaman yang beragama (ber4in\ dengan dinnya ibn Jahal, melainkan
yang mereka tunggu hanya satu kali teriakan, yaitu tiupan sangkakala
pertama yang akan menghancurkan mereka.
Firman Allah SWT: Yang akan membinosokan mereka l@tiko mereka
sedang bertengkor. (QS. Yasin: 49) Maksudnya mereka bermusuh-musuhan
karena masalah dunia dan materi.
Allah SWT berfirman:
Kiamat itu tidak okot datang kcpadanru, melainkan dengan tiba-tiba.
(QS. al-A'raf: 187) Lalu mereka tidak kuasa membuot suatu wasiatpzz. (QS. Yasin: 50)
Maksudnya mereka tidak dapat lagi saling berwasiat.
Dan tidak pula dapat kembali kepada keluarganya. (QS. Yasin: 50)
Maksudnya, dimanapun mereka berada" mereka akan digiring pada satu arah
dan sama sekali tidak punya pilihan lain, apalagi untuk berkumpul bersama
keluarganya.
Tidak ada siksaan atas mereka, melainlcan satu teriakan suara saja,
maka tiba-tiba mereko semu(myonali. (QS. Yasin: 29)
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan
segera dari kuburnya. (QS. Yasin: 5l )
Tiupan yang dimaksud dalam ayat ini adalah tiupan sangkakala kedua,
yaitu tiupan kebangkitan dari kubur. Sedangkan terompet bentuknya
semacam tanduk dari cahaya,lang dalamnya dijadikan tempat menyimpan
seluruh ruh.
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa terompet tersebut adalah
lubang sebanyak bilangan arwah makhluk yang telah diciptakan Allah SWT.
Mujahid berkata sebagaimana yang disebutkan oleh Imam al-Bukhari
bahwa sangkakala seperti terompet. Jadi ketika Malaikat Peniup sangkakala
telah meniupnya dua kali, seluruh arwah terbang kepada jasadnya masingmasing.
Allah SWT berfirman: Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera
dari kuburnya. (QS. Yasin: 5l)
Maksudnya, dari dalam kuburan masing-masing.
Firman Allah SWT: Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka
keluar dengan segera dari htbmya menuju kepada Tuhan mereka. (QS.
Yasin: 5l) maksudnya mereka keluar dengan sangat cepat menuju Tuhan
mereka. f,Menuju tuhon mereka maksudnya menuju Padang Maluyar untuk
melaporkan amal perbuatannya (di dunia) kepada Allah SWTf Dikatakan
orang bahwa nasala, yansilu, atau yansulu: terhadap sesuatu yang sangat
cepatjalannya, maksudnya mereka kelak keluar dengan langkah yang sangat
cepat.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa antara tiupan sangkakala
pertama dengan tiupan sangkakala kedua jaraknya empat puluh tahun.
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari lbn 'Abbas tentang firman Allah
SWT: Apabila ditiup sangkakala. (QS. al-Mudatsir: 8) maksudnya, apabila
terompet telah ditiup. Ibn 'Abbas berkata, "Tiupan sangkakala pertama disebut dengan arRajdah [Keadaan bumi yang bergoncang dengan sangat hebat] dan tiupan
sangkakala kedua disebut ar-Radifah. "28
Diriwayatkan dari Mujahid, ia berkata, "Orang-orang kafir diberi
waktu tidur sebelum hari kiamat dan selama itu mereka mendapat makanan.
Mereka dan ahli kubur yang lain bangkit (berdiri) dengan ketakutan dan
cemas yang sangat, menunggu pertanggungiawaban yang akan diminta dari
mereka. Firman Allah SWT: Kemudian ditiup sangkakala itu sekali logi,
maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu putusannya masing-masrrrg. (QS.
az-Zumar: 68) Allah SWT mengkhabarkan bahwa orang-orang kafir kelak
akan berucap, "Aduh celakolah kami! Siapakah yang membangkitkan kami
dari tempat tidur kami (lafiur)? " (QS. Yasin: 52) Lalu para malaikat atau
orang-orang Mukmin menjawab, *Inilah yang telah dijanjikan Tuhan Yang
Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul-Nyo." (QS. Yasin: 52)
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa yang menjawab (dengan
berkata), "Inilah yang dijanjilan Tuhan Yang Maha Pemurah." (QS. Yasin:
52) adalah orang kafir sendiri, karena setelah dibangkitkan sebagian mereka
akan berkata kepada sebagian yang lain, *Aduh celalmlah kami! Siapakah
yang telah membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? " (QS.
Yasin:52) Ketika menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, baru
mereka membenarkan apa yang pernah disampaikan oleh setiap utusan Allah
SWT kepada mereka, maka mereka berkata, *Inilah yang dijanjikan Tuhan
Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul-Nya." (QS. Yasin: 52).
Mereka berikrar mengakui kebenaran yang dibawa oleh para rasul Allah saat
pengikraran itu tidak berguna, lalu mereka dihalau ke padang Mahsyar untuk
dihisab.
'lkrimah berkata, "Orang-orang yang mati tenggelam di dalam lautan,
kemudian ikan paus merobek-robek dagingnya dan yang tersisa hanya tulang
belulangnya saja, lalu tulang belulang itu hanyut dibawa oleh ombak dan
gelombang sampai terdampar di sebuah pantai dan tinggal bersamanya
beberapa waktu, tulang belulang itu dibuang lagi hingga menjadi duri atau
sesuatu yang menghalangi orang yang melewatijalan, kemudian seekor unta
melewati tempat itu dan memakan tulang belulang tersebut dan
dikeluarkannya kembali setelah menjadi kotorannya. Tidak lama berselang
sekelompok orang (ketika membuat api unggun) membakar kotoran itu, dan
setelah apinya mati abunya diterbangkan oleh angin ke segenap penjuru
bumi, maka ketika datang tiupan terompet sangkakala, 'Maka tibaiiba
mere lra berdiri menunggu putusannya mas ing- masrng." (QS. az-Zumar: 68\.
Mereka bersama-sama bangkit seperti ahli kubur yang lain, ,,Tidak ada lsiksactn alar mereka, meloinksn.rqlu leriakan .ruara.r'qla.' (QS. Yasin: 29)
Maksudnya hanya satu kali tiupan,sangkakala, "Mako tihu-liba merekn
.semua dikumpulktn kepada Komi." (QS. Yasin: 53)
Para ulama kita -rahimahumullah- berkata "Tiupan terompet
sangkakala pertama membuat semua ahli kubur dan yang mati tidak terkubur
keluar dari kuburan dan dari tempat mereka masing-masing. Allah SWT
mengembalikan setiap tubuh yang telah bercerai berai yang sebagiannya ada
di lautan atau di dalam perut binatang-binatang buas untuk satukan dengan
jasad-jasad mereka, sehingga keadaannya kembali seperti semula. Ruh-ruh
mereka dikembalikan, sehingga benar-benar berubah menjadi manusia
hidup, termasuk orang-orang yang dulu juga mati keguguran (ketika masih
didalam rahim ibunya).
Nabi saw bersabda, "Orang-orang yang gugur ketika masih dalam
kandungan ibunya bergelantungan di pintu-pintu surga. Jika dikatakan
kepada merek4 "Masuklah ke dalam surga" maka mereka menjawab,
"Tidak, kecuali kedua orang tuaku telah masuk ke dalamnya." Akan tetapi
janin yang gugur adalah janin yang telah sempurna penciptaannya dan tetah
ditiupkan ruh kepadanya.
Allah SWT berfirman: Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur
hidup-hidup dilanya. (QS. at-Takwir: 8) Ayat ini dalil bahwa setiap bayi
yang dikubur hiduphidup akan dibangkitkan dan ditanyai. Jika ia
dikuburkan maka akan dikeluarkan kembali dari kuburnya dan dibangkitkan.
Jika janin tersebut belum ditiupkan (diberikan ruh), maka sama saja dengan
seluruh bangkai." Ini dikatakan oleh al-Hakim Abu al-Husain ibn al-Hasan
al-Hu laim i -rahimahul lah-.
Sebenarnya seluruh makhluk keluar (bangkit dari kuburan) dan
menuju suatu tempat di padang Mahsyar untuk memenuhi panggilan Allah
SWT.
Allah SWT berfirman: Yaitu pada hari Dia memanggil komu lalu
kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya. (QS. al-lsra': 52) Kamu bangkit
dari kuburmu kemudian berkata "Mahasuci Engkau ya Allah dan kami
memuji-Mu."
Ada sebagian ulama mengatakan bahwa hari kiamat adalah hari yang
dimulai dengan pujian kehadirat Allah SWT dan ditutup dengan pujian.
Allah SWT berfirman: Yaitu pada hui Dia memanggil komu lalu
lramu mematuhinya sambil memujinya. (QS. al-lsra': 52)
Firman Allah: Dan diberi putusan di antara hamba-hamba Atlah
dengan adil dan diucapkan "Segala puji bagi AAah, Tuhon semesta alam."
(QS. az-Zumar:75'Slbn Majah berkata, "Dari Abu Bakar ibn Syaibah dari 'lbad ibn al-
'Awam dari Hajjaj ibn 'Athiyah dari Abu Sa'id al-Khudri, ia mengatakan
bahwa Rasulullah saw bersabda, "Di tangan Malaikat Peniup terompet
sangkakala ada dua buah terompet, dan dia selalu siaga menunggu perintah
untuk meniupnya."
Dari Abdullah ibn 'Amru ibn al-Ash, ia berkata, "seorang Arab
Badui3o datang menemui Rasulullah saw dan bertanya, "Apakah sungkukulu
itu?" Rasulullah saw menjawab, "sebuah terompet yang bentuknya seperti
tanduk yang akan ditiup ketika hari akan kiamat." (HR. at-Tirmidzi) Imam
at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Abu Sa'id al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Bagaimana mungkin akan bersenang-senang di dunia sedangkan Malaikat
Peniup terompet sangkakala telah meletakkan terompet di mulutnya dan
memasang telinga menunggu perintah meniupnya?" Mendengar hal ini hati
para sahabat sangat kecut dan cemas, maka Rasulullah saw memerintahkan
mereka supaya mengucapkan, "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan
Allah adaloh sebaik-baik pelindung;'(QS. Ali 'lmran: 173) Hadits ini
hosan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Tidak pernah berkedip mata Malaikat Peniup terompet sangkakala sejak dia
ditugaskan sebagai peniupnya, karena khawatir perintah dari Allah SWT
datang ketika dia sedang mengedipkan matanya, dan matanya seperti bintang
yang bersinar terang." Hadits tersebut ada dalam kitab Foward oleh Imam
Abu al-Hasan ibn Shakhar, sebagaimana terdapat dalam kitab yang lain.
Diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dan Mukammil ibn Ismail dan ,Ali
ibn Ma'bad dari Ibn Mas'ud sebuah hadits yang ada kalimat, ,.Kemudian
Malaikat peniup terompet sangkakala berdiri di antara langit dan bumi, lalu
meniup terompet sangkakala. Terompet sangkakala adalah terompet yang
bentuknya seperti tanduk, dan Allah swr mematikan semua makhluk di
bumi dan di langit kecuali yang dikehendaki Allah untuk tidak dimatikan
Makhluk yang masih hidup di antara tiupan terompet sangkakala kedua
hanya ciptaan Allah yang dikehendaki-Nya untuk tetap hidup. Ada makhruk
(kecuali manusia) yang masih hidup pada waktu diantara tiupan terompet
sangkakala pertama dan kedua."
Mukammil ibn Ismail menambahkan hadits ini dengan perkataan
Sufuan ats-Tsauri, yaitu "Kemudian Allah SWT menurunkan hujan dari
bawah Arsy, air yang berwarna putih (seperti air mani laki-laki) lalu dengan
air itu tumbuh jasad-jasad mereka secara utuh, seperti tumbuhnya tanaman
dari dalam bumi." Beliau -Abdullah ibn Mas'ud- lalu membacakan sebuah ayat, Dctn Allcth, Dialah yang mengirimkan angin, lalu ungin itu
menggerakkan awan, lalu Kami hqlau awan ilu ke suatu negeri yang mati
lctlu kami hidupkan bumi setelah'matinya clengan hujan iti, demikianlah
kebangkitan ltz. (QS. Fathir: 9)
Sufoan ats-Tsauri berkata, "Kemudian malaikat peniup sangkakala
berdiri di antara langit dan bumi, dan dia meniup sangkakalanya, maka
beterbanganlah seluruh ruh kepada jasad-jasad mereka sehingga menjadi
utuh kembali seperti sediakala- sebagaimana jasad itu belum berpisah
dengan ruhnya- Mereka hanya patuh kepada perintah seorang laki-laki untuk
bangkit memenuhi panggilan Tuhan semesta alam."
Ibn al-Mubarak dan Mukmal berkata, "Kemudian mereka sama-sama
bangkit dan mengucapkan kalimat yang sama sebagai salam penghormatan."
Disebutkan oleh Abu'Ubaid al-Qasim ibn Sallam dari Ibn Mahdi dari
Sufoan dari Salamah ibn Kahil dari Abu az-Za'ra' dari Abdullah ibn
Mas'ud, ia berkata, "Mereka membalas salam penghormatan seorang lakilaki dan bangkit menjumpai Allah Tuhan semesta alam."
Dalam hadits ini ada kata-kata salam penghormatan. Salam
penghormatan tersebut bentuknya salah satu dari dua kemungkinan:
l. Bahwa salam penghormatan dilakukan dengan meletakkan tangan di
atas pundak sambil berdiri. Itulah bentuk penghormatan yang
tergambar dalam hadits ini dengan lafaz kalimat, "Bangkit berdiri
menghadap Tuhan semesta alam."
2. Bahwa tergambar di wajahnya suatu keberkatan dan suka cita, yang
merupakan bentuk penghormatan yang sudah populer bagi kebanyakan
manusia. Gambaran salam penghormatan menurut sebagian orang
dapat diinspirasikan dari firman Allah SWT: Mereka menyungkur atas
muka mereka sambil bersujud. (QS. al-Isra': 107) Ayat itu seolah-olah
mengatakan bahwa mereka memberi salam penghormatan dengan
tersungkur bersujud kepada Allah Tuhan semesta alam, dan itulah cara
penghormatan yang diketahui manusia.
Diriwayatkan oleh 'Ali ibn Ma'bad dari Abu Hurairah ra, ia berkata:
Telah mengkhabarkan kepada kami Rasulullah saw, dan ketika itu kami
sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya-lalu ia membacakan hadits
tersebut secara lengkap-sampai kepada firman Allah SWT:
Kepunyoan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan (QS. alMu'min: l6)
Ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit.
(QS.lbrahim:48 Langit dan bumi dihamparkan dan dibentangkan-Nya, sehingga keduaduanya sejajar. Allah SWT berfirman: Tidak ada sedikitpun ktmu lihat
padunya tempot yang rendah don yung tinggi-tinggr.(QS.Thaha: 107)
Sesudah itu Allah SWT menerbangkan seluruh makhluk dengan hanya
satu terbangan sehingga mereka kembali kepada asal mereka masing-masing
(bentuk asal ketika Allah SWT belum menciptakannya menjadi suatu
makhluk). Barangsiapa asal mulanya berada di dalam perut sesuatu, maka
dia kembali berada ke dalam perut sesuatu itu, dan barangsiapa asal mulanya
berada di atas punggung sesuatu, maka dia kembali ke atas punggung
sesuatu itu. Kemudian Allah SWT menurunkan air untukmu dari bawah
Arsy yang disebut dengan "Air Kehidupan" yang diturunkan dari langit
selama empat puluh tahun, sehingga menggenang dari atas kamu air
sebanyak dua belas mata air.
Kemudian Allah SWT memerintahkan seluruh jasad untuk
bermunculan, seperti tumbuhnya tanam-tanaman (tanaman kubis), sehingga
apabila jasad-jasad kamu bisa berbicara seperti ketika belum dimatikan oleh
Allah SWT, lalu jasad-jasad itu diperintahkan Allah supaya memberi
penghormatan kepada malaikat pemikul Arsy, maka mereka memberi salam
penghormatan kepadanya.
Kemudian Allah SWT memerintahkan supaya memberi penghormatan
kepada Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil. Setelah itu Malaikat Israfil
diperintahkan memegang terompet sangkakala. Al lah-lah memanggil semua
arwah, maka semua arwah berkumpul memenuhi panggilan-Nya.
Arwah-arwah orang Islam menyala terang seperti cahaya, sedangkan
arwah orang-orang kafir gelap gulita. Arwah-arwah itu dimasukkan oleh
Allah SWT ke dalam terompet sangkakala dan berkata kepada Malaikat
Israfil, "Tiuptah terompet tanda hari kebangkitan,"sl maka Malaikat Israfil
meniup terompetnya sehingga seluruh arwah keluar memenuhi langit dan
bumi bagaikan lebah. Kemudian Allah SWT berkata "Demi kemuliaan dan
keagungan-Ku, Aku perintahkan semua arwah untuk kembali kepada
jasadnya masing-masing'. Lalu semua arwah itu turun ke bumi untuk masuk
ke dalam jasad mereka masing-masing melalui batang hidung lalu menjalar
ke sekujur tubuh, menyengat sebagaimana perihnya sengatan racun yang
menjalar di dalam tubuh. Lalu terbelahlah bumi untuk kamu. Bumi yang
pertama kali terbelah adalah bumi tempat kamu dikuburkan sehingga kamu
bisa keluar dari dalam kuburanmu. Setiap orang keluar dari dalam kuburnya
dalam keadaan muda (seusia anak yang baru berumur tiga puluh tiga tahun).
Ketika itu semua lidah hanya mengucapkan kata-kata dengan berbisik karena
bergegas menjumpai Allah di padang Mahsyar.
Allah SWT berfirman:
Mereka dotang dengan cepah kepada penyeru itu. Orang-orang kafir
berkota, "Ini adalah hari yang berat." (QS. al-Qamar: 8)
Itulah hori keluar dari kubur. (QS. Qaf: a2)
Kani kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan
seor(mgpun dari mereka. (QS. al-Kahfi:47)
Semua manusia berdiri di padang Mahsyar dengan telanjang selama
tujuh puluh tahun, sehingga mereka mandi keringat, sampai-sampai keringat
itu menumpuk di wajah mereka dan di sela-sela telinganya karena panasnya
udara saat itu. Ada yang berteriak memohon, "siapakah yang akan meminta
kebaikan untuk kami kepada Tuhan kami?"
Hadits ini sangat panjang dan berhubungan dengan masalah syafa'at.32
Insya Allah hadits mengenai syafa'at yang ada dalam kitab Shahih Muslim
dan kitab hadits lain akan kita uraikan setelah ini.
Imam al-Khatli Abu al-Qasim Ishak ibn Ibrahim menulis dalam
bukunya (yang berjudul, ad-Dibaj): telah mengkhabarkan kepadaku Abu
Bakar khalifah ibn al-Harits ibn Khalifah dari Muhammad ibn Ja,far alMada'ani dari Salam ibn Muslim ath-Thawil dari Abdul Hamid dari
Nafi'dari lbn Umar dari Nabi saw dalam menafsirkan firman Allah SWT:
Apabila loryit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya
langit itupatuh. (QS. al-lnsyiqaq: l-2)
Dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersaMa, "Aku adalah tempat
orang yang pertama, di mana bumi menjadi terbelah sehingga aku keluar
dari dalam kuburku, dan aku duduk di atas bekas kuburanku. Kemudian
dibukakan untukku pintu langit, sehingga aku bisa melihat Arsy dengan mata
kepalaku. Setelah itu dibukakakan pula bagiku pintu bumi, maka aku dapat
melihat sampai ke lapisan bumi yang ketujuh, dan melihat semua kekayaan
yang dipendamnya. Setelah itu dibukakan pula untukku pintu dari sebelah
kananku sehingga aku dapat memandang surga dan tempat-tempat yang akan
dihuni oleh sahabat-sahabatku. Akan tetapi tiba-tiba bumi
-yang
tempatnya
sedang aku duduki- bergerak-gerak. Lalu aku berkata kepadanya, .Apa
yang terjadi padamu wahai bumi'. Bumi menjawab, 'Tuhanku
memerintahkanku melemparkan siapa saja yang berada di atasku, sedangkan
aku hanyalah bumi yang tidak berdaya kecuali taat kepada perintah
Tuhanku'. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah SWT: Dan
memurtahkot oW yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. Dan patuh
kepdo Tuhunya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, pada waktu itu
morusia akan mengetahui akibat perbuotannya. (QS. al-Insyiqaq: 4-5)
Maksudnya: bumi hanya mendengarkan perintah Allah SWT lalu menaatiNya, karena wajib baginya untuk mendengar dan menaati-Nya.
Firman Allah SWT: "Hai manusia." (QS. al-lnfithar: 6)
Rasulullah saw bersabda, "Aku adalah manusia yang dimaksud."
Terdapat dalam sebuah riwayat tafsir dari firman Allah SWT: Haiiiwtt
yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. (QS. al-Fajar: 27-28). Ayat ini adalah perkataan Allah yang
ditujukan kepada setiap arwah supaya kembali kepada jasad-jasadnya.
(Kepada Tuhanmu) maksudnya adalah kepada jasad yang memilikimu,
seperti ungkapan dalam bahasa Arab,'rab al-ghulam - tuan pemilik budak
laki-laki- maksudnya adalah pemilik budak ini; rab ad-dar -tuan pemilik
rumah- maksudnya adalah pemilik rumah ini; rab ad-dabbah - tuan pemilik
ternak- maksudnya adalah pemilik ternak ini.
Firman Allah SWT: Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba
-Kz. (QS. al-Fajar: 29) Maksudnya masuk ke dalam jasad mereka melalui
hidung mereka, sebagaimana dijelaskan.
Sebuah riwayat mengatakan bahwa Allah SWT menciptakan terompet
ketika penciptaan langit dan bumi selesai, dan besar bulatannya seperti
tebalnya langit dan bumi.
Dalam hadits dari Abu Hurairah ra disebutkan, "Demi diriku yang di
Tangan-Nya, besar bulatan terompet (shur) selebar langit dan bumi."
Dalam riwayat lain disebutkan,'Sangkakala mempunyai dua kepala,
satu di barat dan satu lagi di timur."
Tiga Tiupan Terompet Israfil (ash-Shur)
Terompet (ash-Shur) dengan memakai huruf shad maknanya terompet
seperti tanduk yang ditiup. Tiupan pertama (an-naJkhah al-ula'S untuk
menghilangkan dan melenyapkan, yaitu tiupan untuk penghancuran ditiup
bersama an-Naqur (sangkakala) berdasarkan firman Allah SWT: Apabila
ditiup sangkakala. (QS. al-Mudatsir: 8), yang maksudnya an-Naqur
(sangkakala) terletak dalam ash-Shur (terompet). Apabila ditiup untuk
penghancuran, maka ash-Shur ditiup dengan an-Naqur supaya suara pekikan
yang ditimbulkannya mengguntur dan dahsyat. Sesudah itu suasana sangat
sepi dan manusia seperti itu selama empat puluh tahun.
Setelah berlalu empat puluh tahun, Allah SWT menurunkan air
berwarna putih (seperti air mani laki-laki) dari bawah Arsy (seperti yang
sudah dijelaskan). Dengan air tersebut (kekuasaan Allah SWT), terbentuklah jasad-jasad (al-Ajsam), sehingga mereka dijadikan manusia sebagaimana
dijelaskan dalam riwayat tentang .orang-orang yang keluar dari neraka,
padahal sebelumnya mereka sudah'menjadi abu. Akan tetapi karena telah
dimandikan di dalam sungai yang terdapat di pintu surga, maka mereka
tumbuh menjadi manusia seperti tumbuhnya biji yang hanyut karena banjir.
Masalah tersebut diterangkan dalam hadits dari Abu Hurairah ra yang
diriwayatkan oleh Muslim dan lain-lain. "Maka mereka kembali tumbuh
seperti tumbuhnya pohon kubis."
Ketika jasad telah utuh seperti sediakala, terompet (ash-Shur) tanda
kebangkitan ditiup, tapi kali ini tidak dengan sangkakala (an-Naqur), karena
tujuannya untuk mengirim seluruh arwah dari lubang-lubang terompet
kepada jasad-jasad mereka, bukan untuk memisahkan dari jasadnya,
sebagaimana tiupan yang pertama, karena tiupan pertama untuk pemisahan
dan penghancuran, yang bunyinya seperti petir yang menggelegar dengan
dahsyat.
Jadi apabila ditiup terompet (ash-Shur) untuk kebangkitan yang ditiup
tidak dengan an-Naqur (seperti yang telah diuraikan), maka seluruh arwah
keluar dari tempatnya, dan seluruh ruh datang menuju jasadnya lalu
dihidupkan oleh Allah SWT.
Semua itu terjadi dalam waktu sekejap, sebagaimana firman Allah
SWT:
Maka tiba-tiba mereka menunggu putusannya masing-masrng. (QS.
az-Zumar:68)
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan komu dari dalam
kubur itu, melainkan hanyalah seperti menciptakan dan membangkitkan satu
jiwa saja. (QS. Luqman: 28)
Menurut pendapat mazhab Ahlusunnah wal jama'ah jasad-jasad akan
dikembalikan oleh Allah SWT secara utuh sepertijasad kita sekarang.
Para ulama dari kalangan Ahlusunnah wal jama'ah satu pendapat
tentang hal ini, tetapi sebagian berpendapat bahwa yang akan dikembalikan
adalah sifat dan tabiatnya. Allah swr akan mengembalikan sifat
sebagaimana Allah mengembalikan jasad dan warna kulit.
Al-Qadhi Abu Bakar ibn al-Arabi berkata, "Hal itu dalam ketetapan
dan kekuasaan Allah SWT hukumnya 'boleh' (ja'iz), bahkan sangat mudah
bagi Allah SWT untuk mengumpulkan sifat, jasad, warna kulitnya. Tapi
tidak ada hadits yang menjelaskan bahwa sifat juga akan dikembalikan oleh
Allah SWT pada hari kiamat."
Menurutku banyak pendapat mengenai masalah ini, yang akan
dipaparkan setelah bab ini Ash-shur -)y)t - (terompet) bukan kata jamak dari ash-shurah -at!-alr-
(gambar) sebagaimana yang disebutkan oleh sebagian orang dengan
memakai dalil hadits yang disebutkannya, karena nash Al-Qur'an sangat
jelas menyatakan ini dalam firman Allah SWT: Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali /agr. (QS. az-Zumar:68). Ayat memakai kata"fihf'bukan ".ftha",
dalil bahwa ash-Shur (terompet) bukan bentuk jamak dari ash-Shurah
(gambar).
Al-Kalbi berkata, "Aku tidak tahu asal kata ash-Shur. Ada yang
mengatakan bentuk jamak dari kata ash-Shurah (gambar) yang sudah
sempurna, busratun atau busrun (keluar kubur) maksudnya setelah ditiup
(yudakh) gambar orang-orang yang sudah mati (arwah-arwah mereka).
Al-Hasan membacakan firman Allah SWT Di waktu ia "meniup"
sangkakala, Dia mengetahui yang gaib dan yang nampak (QS- al-An'am:
73))'la membaca yanfukhu (meniup) bukan yunfakhu (ditiup) sebagaimana
lazimnya.
Menurutku, tafsiran seperti ini [yaitu ash-Shur (terompet)] maknanya
bukan terompet, melainkan ash-Shur jama' dari ash-Shurah (gambar) adalah
pendapat Abu 'Ubaidah Mu'ammar ibn al-Mutsanna, YanB pendapatnya
tertolak dan sangat lemah.
Terompet untuk kebangkitan hanya ditiup sekali. Malaikat Israfil as
meniup terompet yang berbentuk seperti tanduk. Terompet tersebut hidup,
karena diberi ruh oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
Dan Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian ruh ciptaan Kami.
(QS. at-Tahrim: l2)
Dan Aku tiupkan kepadanya ruh ciptaan-Ka. (QS. Shad: 72)
Ibnu Zaid berkata;
Allah SWT menciptakan manusia di atas bumi dalam bentuk yang
lain, kemudian Allah perintahkan langit supaya menurunkan hujan untuk
mereka selama empat puluh hari maka mereka tumbuh dari bumi sampaisampai bumi tempat mereka tumbuh terbelah dari bagian kepala
sebagaimana terbelahnya bumi dari bagian ujung-ujung cendawan yang akan
tumbuh.
Permisalan yang dirasakan oleh bumi ketika itu adalah rasa perih
(seperti yang dirasakan oleh seorang wanita yang hendak melahirkan). Bumi
menunggu-nunggu datangnya perintah Allah SWT untuk segera
melemparkan mereka ke atas punggungnya, yaitu ketika terompet
kebangkitan ditiup."
Para ulama berkata, "seluruh umat sependapat bahwa yang akan
meniup terompet adalah Malaikat Israfil Menurutku, ada hadits yang menunjukkan bahwa yang akan meniup
terompet bukan Malaikat Israfil. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu
Nu'aim al-Hafiz beliau berkata, dariSulaiman dari Ahmad ibn al-Qasim dari
'Uffan ibn Muslim dari Hammad ibn Salamah dari 'Ali ibn Zaid dari
Abdullah ibn al-Harits, ia berkata:
Aku sedang berada dekat 'Aisyah dan Ka'ab al-Ahbar. Ka'ab
berbicara tentang Malaikat Israfil, maka 'Aisyah berkata, "Wahai Ka'ab,
beritakanlah kepadaku mengenai Malaikat Israfil itu." Ka'ab menjawab,
"Kamu pasti telah mengetahuinya." 'Aisyah berkata, "Aku memang
mengetahuinya, tapi aku ingin mengetahui apa yang kamu ketahui tentang
Malaikat Israfil." Ka'ab lalu berkata:
Malaikat Israfil memiliki empat buah sayap, dua buah membentang di
udara, satu buah dipakainya, dan sebuah lagi berada di atas pundaknya. Arsy
terletak di atas pundaknya. Pena terletak di atas telinganya. Apabila wahyu
akan turun dicatat terlebih dahulu dengan pena itu, kemudian semua
malaikat mempe lajarinya.
Malaikat peniup terompet berlutut di bawah salah satu kakinya,
sedangkan kaki Malaikat Israfil yang satu lagi tegak berdiri. Apabila
terompet sangkakala telah ditempelkan ke mulutnya karena akan ditiup,
maka punggungnya menjadi miring dan pandangan matanya menoleh ke atas
(melihat Malaikat Israfil). Apabila ia melihat Malaikat Israfil telah melipat
semua sayapnya, maka itu merupakan tanda perintah untuk segera meniup
terompet sangkakala.
'Aisyah berkata, "Seperti itulah yang aku dengar dari Rasulullah saw."
Klasifikasi hadits gharib, dari Ka'ab al-Ahbar dan tidak ada yang
meriwayatkannya dari Ka'ab selain Abdullah ibn al-Harits dan Khalid alHadzza'dari al-Walid Abu Bisyr dari Abdullah ibn Rabbah dari Ka'ab.
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Isa at-Tirmidzi dan yang lain
menunjukkan bahwa yang akan meniup terompet sangkakala adalah
Malaikat Israfil sendiri, sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Abdullah Muhammad ibn Yazid ibn Majah menunjukkan bahwa selain
Malaikat Israfi I ada juga pembantu-pembantunya.
Abu Bakar al-Bazzar meriwayatkan (dalam kitab Musnad-nya) dan
Imam Abu Daud (dalam kitab Sunnannya, bab al-Hurufl dari hadits
'Athiyah al-'Aufi dari Abu Sa'id al-Khudri, ia berkata, "Rasulullah saw
menyebutkan tentang Malaikat Peniup sangkakala dengan sabdanya, 'Di
sebelah kanannya Malaikat Jibril dan di sebelah kirinya Malaikat Mikail'.
Mungkin saja di tangan salah satu kedua Malaikat itu ada sebuah terompet
lagiyang akan ditiup," Allahu a'lam. Abu as-Sariy lnad i