kematian menurut islam 4

Tampilkan postingan dengan label kematian menurut islam 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kematian menurut islam 4. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Agustus 2023

kematian menurut islam 4


merupakan perbuatan Jahiliah."
Al-Ajiri meriwayatkan dari Abu Musa, dia berkata, "Ketika saudara
wanita AMullah ibn Umar wafat, aku berkata kepada isteriku, "Pergilah ke
sana dan hibur mereka. Bermalamlah bersama mereka, karena antara kami
dan keluarga Umar ada hubungan saudara!" Lalu isterinya pergi, tapi dia
pulang kembali (tidak bermalam di sana). Lantas dia bertanya kepada
isterinya, "Bukankah aku menyuruhmu bermalam di sana?" isterinya
menjawab, "sebenarnya aku ingin bermalam di sana, tetapi tiba-tiba lbnu
Umar mengusir kami. Dia berkata, "Keluarlah kalian, jangan bermalam di
sini, karena dapat mendatangkan siksa bagi saudaraku!" Abu al-Bukhturi
mengatakan bahwa bermalam di rumah keluarga mayat adalah perbuatan
orang{rang Jahiliah.
Semua perbuatan tersebut sekarang dianggap Sunnah dan
meninggalkannya dianggap bid'ah, semuanya sudah terbalik dan berubah.
Ibnu 'Abbas ra berkata, "Setiap tahun akan datang kepada umat
manusia orang-orang yang mematikan Sunnah dan menghidupkan bid'ah,
sehingga banyak Sunnah yang mati dan timbul banyak bid'ah. Maka Allah
akan menimpakan kehinaan kepada orang{rang seperti ini, dan banyak
orang yang benci kepada mereka, karena perbuatan mereka bertentangan
dengan kehendak dan kebiasaan mereka. Siapa yang mempermudahnya,
maka Allah yang paling baik gantinya (balasannya).
Rasulullah saw bersabda, "Jika kamu meninggalkan sesuatu, maka
Allah pasti menggantinya dengan yang lebih baik daripada sebelumnya."
Beliau juga bersabda, "Akan muncul di tengah-tengah umat sekelompok
orang yang selalu memusuhi perintah Allah dan mereka tidak resah dengan
bantahan dan permusuhan dariorang lain."
Larangan Keras Memukul Dada dan Pipi
Semua masalah tersebut ada dalam kitab Shahih al-Bukhari-Muslim.
Dalam sebuah hadits riwayat Abdullah, Rasulullah saw bersabda, "Bukan
golongan kami orang yang memukul-mukul mukanya, merobek bajunya, dan
meratapratap seperti kebiasaan orang-orang jahiliah (ketika mendapat
musibah)!" (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Burdah ibn Abu Musa, dia berkata, "Suatu
hari Abu Musa sakit kepal4 sehingga dia jatuh pingsan dan kepalanya berada di pangkuan seorang pereinpuan yang merupakan keluarganya,
sehingga wanita itu berteriak-teriak dan tidak ada sesuatu yang mampu
menenangkannya. Ketika dia sadar,t dia berkata "Aku berlepas diri dari
perbuatanmu, sebagaimana Rasulullah memutuskan hubungan dengan
orang-orang yang menjerit-jerit ketika kematian serta mencukur rambutnya
dan merobek-robek bajunya ketika ditimpa musibah."
Dalam Shohih Muslim yang diriwayatkan oleh AMunahman dari
Yazid dan Abu Burdah ibn Musa, keduanya berkata *Ketika Abu Musa
pingsan, isterinya datang dengan menjerit-jerit secara keras. Kemudian
keduanya melanjutkan, 'Ketika siuman, dia berkata kepada isterinya,
"Apakah kamu tidak tahu bahwa Rasulullah bersaMa, "Aku berlepas diri
dari orang yang menjambak rambutnya, menampar mukanya, dan merobek
bajunya ketika ditimpa musibah?- Abu Umamah ra berkata "Rasulullah
melaknat wanita yang mencakar+akar wajahny4 merobek-robek
pakaiannya, serta merintih-rintih dengan menyebut binasa dan celaka." (HR.
Ibnu Majah) Sanad hadits ini sluhih.
Hatim al-Asham be*at4 'Kalau kamu melihat orang yang ditimpa
musibah merobek pakaiannya dan bersedih lalu kamu menghiburnya" maka
kamu telah bersekutu dengannya datam berbuat dosa, karena dia sahabat
yang munkar (elek). Kamu hanrs melarangnya (berbuat begitu)!"
Abu Said al-Balkhi berkat4 'Siapa yang ditimpa musibah lantas
mencabik-cabik pakaiannya atau memuku-mukul dadany4 maka dia seolah￾olah mengambil panah untuk rnemerangi Tuhannya Yang Mahaperkasa lagi
Mahamulia" Mereka melantunkan syain
Aht herm terMq or@rgtotg bersedih dor menoryisi lccmatian
keluoga dan tennnln dengm duka yory mendalam
Dia mencabik-cabik bqjuy dot meratq dcngor mmyebut-nyebut
celaka dm kcbinosoot, seolaboloh mout daloh sesualu yang aneh
Padahal Allah menetapkon kendi@, bogi semuo nalkl* bahkan atas Nabi￾Nya yotg nk berdosa sedikitptot
Setiq hoi Dia berhusaurtuk memanggil:
lahirlah wrtuk kcmolio, dot borywlah mtuk kchancuran
Mentalqin Meyet dengen Membrce Syrhrdet ketikr Selesai Dikubur
Abu Muhammad AMul Haq meriwaya*an sebuah hadits dari Abu
Umamah al-Bahili, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersaMa, "Jika
salah seorang kami meninggal, maka kalian sebaiknya meratakan tanahnya, kemudian salah seorang berdiri di dekat kuburannya yang searah dengan
kepala mayat, dan pertama kali ucapkanlah:
"Wahoi Fulan ibn Fulmah." Saat itu dia dapat mendengarny4 tapi
tidak bisa menjawabnya. Kemudian katakanlah, "Wahai Fulan ibn
Fulotah," kedua kaliny4 maka saat itu diluruskan duduk mayat itu. [^alu
ketiga kali ucapkanlah, *Walui Fulan ibn Fulanah," maka mayat itu akan
menjawab, "Semoga kami mendapat petunjuk -rahimokallah- tapi kamu
tidak mendengarkannya-" l.antas katakanlah ke@any4 *Sebutlah aW yurg
dulu kamu sebut di dutia: 'Aht bersalesi balwa tida Tuhon selain Allah
dot alil bersaksi bahwa llktlummd odalah utus@t Allah dan surgguh
Engkau telah meridhai Allah sebagai Tuhmnnt Islam sebagoi aganan4
Iyfulnnnad menjdi nabimt Al-Qtn'an sebagai imarnnu." Maka malaikat
Mungkar dan Nakir akan rcrhalang (untuk menyiksanya) dan berkata, *Orang yang kita dudukkan ini sangat lancar bicaranya kepada kami,
sungguh telah diajarkan padanya jawaban ini dan Allah menjadikan
keduanya sebagai lrujjoh (bukti atau alasan) di hadapannya." Seorang laki￾laki bertanya kepada beliau, *Ya Rasulullah bagaimana kalau tidak diketahui
ibunya? Rasulullah menjawab, "Dinisbatkan kepada ibuny4 Siti Hawa-"
Sepengetahuanku Abu Muhammad menyebutkannya dalam kitab al-
'Aqibah, tapi tidak menyebutkan kata-lcata 'kitab' serta 'imam' yang
menjadi rujukan." Kata 'kitab' mungkin dinisbatkan kepada sebuah hadits
sampai kepada kata'imam'. Allah-lah yang lebih mengetahuinya.
Hal tersebut dikutip (sebagaimana adanya) dari kiab llrya 'Ulumddin
karya Abu Hamid al4hazali tanpa ada penambahan. Hadits ini ghuib.
Dari Hammad ibn Taid dari Said al-Az/li, dia berkata:tt "Aku
menjenguk Abu Umamah yang sedang menghadapi mau! dia berkata
kepadaku, "Hai Said, jika aku mati maka lakukanlah sebagaimana yang
disuruh Rasululllah saw untuk memperlakukan mayat? Beliau saw bersaMa, *Jika salah seorang di antara kamu meninggal, maka kuburkan dia dan
berdirilah salah seorang dekat pangkal kuburannya (searah dengan kepala
mayat) dan katakanlah, *Wahai Fulot ibn Fulouh," maka dia dapat mendengar kamu. Kemudian ucapkan, "Iryahoi Fulan ibn Fulanah." maka
saat itu diluruskan duduknya. Katakanlah, "Wahai Fulan ibn Fulanah-" Di4
akan menjawab, "Engkau telaht menunjuki kami, semoga Allah
mengasihimu." Lalu katakanlah, "Ucapknrlah apa yang dulu lumu ucapknt
di dunia, yaitu: "Aku bersal<si bahwa tiada Tuhon seloin Allah dot
Muhommad adalah utusot Allah, hari kiamat akor datang dot tidak da
leeraguan padanya, Allah alan memborykitkan para ahli lanbur," maka
Malaikat Mungkar dan Nakir saling memegang tangan dan berkata" "Apa
yang akan kita perbuat terhadap orang ini, yang telah diajarkan kepadanya
huijahnya (iawaban kubur), lalu Allah menjadikan keduanya sebagai hujiah
di hadapannya." (Hadits Abu Umamah ini dalam keadaan sakaratul maut
tersebut- dianggap glwib, karena dari Hammad ibn Zaid dari Sa'id al-Atzdi,
sebagaimana yang kami sampaikan)
Abu Muhammd AMul Haq berkat4 *Syaibah ibn Abu Syaibah
. berkata, "lbuku berwasiat kepadaku ketika dia akan wafag "Wahai anakkrg
jika engkau sudah menguburkanku, maka berdirilah didekat kuburanku dan
katakanlah, "Wahai ibu Syaibah kotak@lah 'Tidak ada Tulto, selain
Allahl"' Kemudian pulanglah. Pada malam harinya dia bermimpi melihat
ibunya dan berkata kepadanya "Hai anakku, engkau menyelamatkanku dari
kebinasaan, bagaimana seandainya engkau tidak memperbaiki kesalahanku
(mengajariku) dalam mengucapkan' La ilaolu illallah' ? Engkau benar-benar
telah menjaga wasiatku."
Guru kami (Syekh Abu 'Abbas Ahmad ibn Umar alQurthubi) berkatq
"Kita harus menunjuki mayat ketika berada dalam kubumy4 karena dia
diletakkan di sana untuk menjawab pertanyaan- Katakan kepadanyq
"'Katakorlah Allah Tuhntht, Islan aganoha Muhammad Rasulht,"
sebagaimana terdapat dalam beberapa hadis yang insya AAah al<an
diterangkan nanti. Perintah tersebut telah diamalkan di Cordova. Katakan
kepadanya, "Katakoilah Muhannd adolah Pasul (uttuot) Allall"
Demikian pula ketika mayat ditimbuni tanah. Hal rcrsebut tidak bertenangan
dengan Firman Allah SWT:
Dot lcamu sekali-kali tiada sanggup nenjdikm orang y(mg di dalant
kubur dapat mendengu. " (QS. Fathir:22)
Maka sesurgulatya kamu tidak aknt sotgup menjadikm otang￾oretg y@rg moti itu dapat .. dst." (QS. ar-Rum: 52)
Oleh karena itu Nabi saw menyeru kepda orang yang memiliki hati
dan pendengilil, "Kalian tidak mampu mendengarkan mereka dan mereka
tidak dapat menjawab (perkataan) kalian."
Beliau juga bersaMa (mengenai keadaan orang mati), "Dia benar￾benar dapat mendengar suara langkah sandal katian."
Hal itu dapat terjadi hanya dalam kondisi dan waktu yang khusus. Hal
tersebut akan diuraikan secara lengkap, pada pembahasan mengenai mayat
yang dapat mendengar perkataan yang dikatakan kepadanya, insya Allah.
Orang yang Lupa Maut karena Panjangnya Angan dan Kelalaian
Abu Hudbah Ibrahim ibn Hudbah berkata, ',Anas ibn Malik ra
meriwayatkan kepada kami, beliau mengatakan bahwa Rasutullah saw
bersabda, 'Pengantar jenazah diawasi oleh malaikat, mereka sedih dan
gundah, sehingga apabila mayat sudah diletakkan di kuburan maka mereka
pulang, lalu malaikat mengambil sekepal tanah dan metemparkannya sambil
berkata, "Pulanglah ke rumah kalian, karena Atlah telah merupakan
kematian atas kalian sehingga kalian melupakannya." Kemudian mereka
kembali berdagang seakan-akan mereka tidak akan mati dan tidak pernah
melihat kematian."
Diriwayatkan bahwa ketika Allah 'Azza wa Jalla mengusap punggung
Nabi Adam as kemudian keluarlah anak cucunya, maka saat itu malaikai
berkata, "Ya Allah, bumi tidak cukup menampung mereka,', Allah SWT
berfirman: Aku akan menjadikan kematian. Kemudian malaikat berkata lagi,
"Ya Allah, hidup tidak akan terasa senang bagi mereka.', Altah SWT
berfirman: Aku akan menciptakan harapan -bagi mereka-. Harapan
tersebut adalah rahmat dari Allah yang membangkitkan semangat bagi
manusia dalam kehidupannya dan ditetapkan dengannya urusan-urusan
manusia, membuat seseorang bertambah giat bekerja serta membuat
seseorang bertambah rajin dalam beribadah. Manusia selalu berangan-angan
tinggi sehingga melupakan amal salehnya.
Hasan berkata, "Lalai dan berangan-angan adalah dua macam nikmat
besar bagi manusia. Andai keduanya tidak ada, maka kaum Muslim tidak
akan berkelana di dunia.,
Allah ingin manusia selalu waspada dan membatasi angan-angan,
khawatir terhadap kematian yang menimpa siapa saja tanpa mimandang
profesinya, dan segala penyebab kehidupan benar-benar akan binasa dan
sebagainya.
Abdullah ibn Mutharrif berkata, "Jika aku mengetahui waktu
kematianku datang, maka aku takut kehilangan akalku. rapi Allah SWT
telah berbuat baik atas seorang hamba dengan melalaikannya dari kematian.
seandainya mereka tidak lupa terhadap kematian, maka mereka akan
menganggap remeh kehidupan dan tidak akan ada pasar-pasar.,'
Rahmat Allah terhadap Hamba-Nya ketika Diletakkarr di Dalam Kubur
'Atha' al-Khurasani berkata,, "Allah mengasihi hambanya ketika
dimasukkan ke dalam kuburan serta ketika keluarga dan orang-orang banyak
telah pulang.(HR. Ibnu 'AbbaS ra. Dipandang sebagai hadits marfu)
Abu Ghalib berkata: Aku sering datang kepada Abu Umamah al-Bahili
di Syam. Suatu hari aku menjenguk seorang pemuda yang sakit (tetangga
Abu Umamah). Di sisinya ada pamannyayang berkata kepadany4 "Wahai
musuh Allah, bukankah aku telah menyuruhmu? Bukankah aku sudah
melarangmu?" Pemuda itu berkata, "Wahai paman, jika Allah
mempertemukan aku dengan ibuku, apa yang akan dilakukannya kepadaku?"
Pamannya menjawab, "la akan memasukkanmu ke dalam surga." Pemuda
itu berkata'Allah telah mengasihiku karena ibuku." Kemudian pemuda itu
meninggal. Lalu aku bersama pamannya masuk ke dalam kuburnya. Ketika
tanahnya diratakan, pamannya kageta dan berrcriak, maka aku bertany4
"Ada apa denganmu?" Ia berkata" *Allah telah melapangkan kuburannya dan
kuburannya d ipenuhi cahaya. l"
Abu Sulaiman ad-Darami sering mengucapkan doa: Wahoi orang yang
tidak suka dengon sesuotu Wrg mengekalkot, dot tidak nM pda sesuatu
yoryakm memfonakannya Wahoi teman Eemut kcsepiot dan leterasingan,
kosihanilah kcsendiriotht dalam htbur, tenoilah lesendiriotht dalam
lanbtr."
Sungguh tepat apa yang didendangkan oleh Abu Bakar Abdurrahman
ibn Muhammad ibn Mufawiz as-Sulami (si penulis, ahli Balaghah di timur
Andalusia) dalam syairnya:
Wahai or@tg yang berdiri keherotor dengor htburanhr
Dengulah suoa tulorg belulotghryotg remuk
Mereko nuletakknt afu dalam pusoa dot
tahtt pula menglumpiriht serta meragukot balna ahr dapat swga
Aht berkata, "Joryanlah kalim gelisah terhadapht!
Strtgguh alat berprasoryka baik terhodop Allah Yory Mahrahim
Mereka meletaklan aht bersama semua buah perbuatothr sebagai cttcam(m
Semoga (mcarntm itu ditutup oleh Dzat Yory Mahoderma
Kapankah Perginya Mddht Maut dari Seseorang?
Allah SWT berfirman:
Dan datanglah tiap-tiap diri, bersoma dengot dia seorotg malaiknt
pengiring dan seor(mg malaikat penyaksr. (QS. Qaf: 2l)Sesungguhnya komu melolui tingkat demi tingkat [dalam kehidupanJ.
(QS.lnsyiqaq: l9)
Abu Nu'aim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Ja'far Muhammad
ibn 'Ali dari Jabir ra, dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw bersaMa, "Bani Adam benar-benar
makhluk Allah yang paling lalai dari semua ciptaan Allah SWT. Bila
berkehendak menciptakmny4 la berfirman kepada malaikat, "Tetapkanlah
rezr;ki dan kematiannya" sakit dan bahagianya." Lantas malaikat itu pergi.
Kemudian Allah mengutus malaikat lain untuk menjaganya sampai dia
baligh, maka Allah mengutus dua orang malaikat untuk menulis kebaikan
dan keburukannya. Sesudah itu datang Malaikat Maut as mengambil rohnya.
Tatkala dia dikuburkan, rohnya dikembalikan lagi ke dalam jasadnya dan
dua malaikat kubur menanyainya, setelah selesai mereka pergi. Ketika
kiamat kedua malaikat pencatat amal (Malaikat Hasanat dan Malaikal
Sayyiat) melepaskan buku amalan yang tergantung di lehernya dan keduanya
datang bersamanya menghadap Allah; satu orang mengiringinya dan yang
lain sebagai saksi. Kemudian Allah SWT berfirman: Sesurggulmya kamu
berada dalam keadaot lalai dari [halJ ini, maka Kami singkapkan
daripdamu tutup [yang menutupiJ matamu maka penglihatanmu pada hari
itu anot tajam. (QS. Qaf: 22)
Rasulullah saw bersaMa tentang firman Allah SWT, "Engkau akan
melewati tinglatan demi lingkalot " Yaitu, "keadaan demi keadaan."
Kemudian terdapat lagi hadits Nabi saw, "Kamu akan menghadapi
sesuatu yang sangat dahsyat maka mohonlah pertolongan Allah Yang Maha
Agung!"le
Hadits Jabir ibn Yazid al-Ju'fi tidak bisa dipegang, karena
perkataannya tidak dapat dijadikan huliah dalam masalah hukum.
Di Cordova ada makam Perdana Menteri Abu 'Amir ibn Syahid. Ada
tulisan yang mengatakan bahwa ia dimakamkan di hadapan sahabatnya
(Menteri Abu Marwan az-Zujaji), seolah-olah dia sedang berbicara kepada
sahabatnya. Mereka dimakamkan di taman (dulu mereka sering bertemu di
sana). Dia berkata kepada sahabatnya:
Wahai sahabatku bangunloh, bita sudah lama di sini
Bukankah kita sudah lama tertidw?
Dia menjantab, "Kamu tida*pernah bisa bongun dari sana
selama di atas kita masih ada tanah

Kami bertanya sudah berapa malan kita nrerasa sen(mg
dalan naung(m zamtm bagaikor lwi yaya sepo{ang masa?
Sudah berapa lana awot mendung nunimpkm lrujan lebat kcpada kita
Sealen-al@n semuorya tidak pemoh nuti fut sial
Semuoryn selalu Mir d0, da
Semuo seakot belum pernah beraHfu
Dan nosib baik seperti sudah terryrcory hn
Nanut semt& itu difumpulkan oleh uotg ltotg s@tgat benar kesalcsiornya
Alanglcah nalorgjika kito tiM net@ pralongot
dari sifsa'Ny pg an d Fdih
Wahoi Tulwq @! hskadat, Frclong korai
Lengahkm kelolaimt budohnu
Pertenyern Due Mehikrtder McuhtrPerlirdungrn drri Azeb Kubur
scrte Ncnkr
Anas ibn Malik ra menutrlon sebuh hadits dari Rasulullah saw,
Beliau bersaMa:
Jika seorotg hamba telah dihtbuko, dot pua Wng@ttarnyo pulorg
meninggalkanya ,nako dio akot rrn&ngu stwa terompa mereka. Duo
malaikat segera nendatorybrya &telah dia didudul*an oleh keduo
malailcat itq mereka nungajukn pe"tot]r@\ "Arykah yory kamu kctalrui
tentang laki-laki ini -MuIuM saw-?" (Jika orotg Mulalrin) maka aknt
menjmtob, 'Aku bersolqi bahu'a dia dolah lwnba AAah dm Rasul-Nya!"
Lantas dikatako, kcpadorya, "LiMlah tenpatmu di neraka. Allah telahmenggantinyo dengan tempat di surga." Iapun melifuil keduanya (surg,a don
neraka). [Qatadah berkata, "Dikatalcon kepada ksmi bahwa kuburnya
dilapangkan sepanjang empal puluh hosta." Muslim mengalakan sepaniang
tujuh puluh hasla. Kuburnya dipenuhi warna kehijauan sampai hari
berbangkit. Don kembali kepada hadits Anas, dia berkata:J Jika dia orang
munafik atou orang kafir, mala ketil@ ditanya, "Apakrh yang komu ketahui
tentang laki-laki ini -Muhamrutd saw-?" malco ia akan menjawab, "Aku
tidak tahu, aku mengotakannya seperti apa kata orang!" Lalu dilutalan,
"Jadi engluu tidak tahu dan tidak pernah mengihtti tentang dia!" Lalu ia
dipulaii oleh palu besi (dengm lceras) antara dua telinganya sehingga
menjerit sejadi-jadinya ymg didengar oleh semua makhluk di sekitarnya
kecuali jin dan manusia!" (HR. al-Bukhari)
Menurutku, hadits ini tidak ada dalam riwayat Muslim secara lebih
lengkap, kemudian kembali kepada hadits Anas ibn Malik ra tersebut, yang
hanya terdapat dalam riwayat al-Bukhari -yang haditsnya lebih utama-dan
maksud perkataan dua malaikat 'tidak membacanya" terdapat penjelasan
sebagai berikut:
Para ahli bahasa mengatakan: hunrf r,t dalam kilaL$ tersebut berasat
dari huruf ;, jadiaslinya berbunyi l4E berubah menjadig karena mengikuti
kata si1:. Terdapat dalam hadits dari al-Barra' kalimat: (4s li tjji I)
Menurut Imam Ahmad ibn Hanbal maksud kata tersebut adalah tidak
mengetahui dan tidak membaca AlQur'an (saat di dunia), sehingga tidak
memberi manfaat pengetahuan dan bacaan Al-Qur'annya.
Berbagai Nasib Mayat ketika Ditanya Malaikat Munkar-Nakir
Abu Hurairah ra meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi saw, Beliau
bersabda:
Ketika mayat berada dalam kuburnya, duduklah seorang laki-laki
(mayat) shalih dalam kuburnya dengan penuh ketenangan dan ditanya
kepadanya, "Bagaimana keadaanmu (di dunia dulu)?" Dia menjawab, "Aku
beragama Islam!" Kemudian dia bertanya Iagi, "Siapakah laki-laki ini?" Dia
menjawab, "Dia adalah rasul Allah. Telah datang kepada kami petunjuk dari
Allah, maka kami membenarkannya! [,alu ditanya lagi, "Apakah kamu
melihat Allah? Jawabny4 *Tidak, tidak patut bagi seseorang melihat Allah!
Maka dilapangkanlah (diperlihatkan secara jelas) neraka di hadapannya,
sebagiannya melahap bagian yang lain. Kemudian dikatakan lagi kepadanya,
"Lihatlah, Allah telah memperbaiki tempatmu." Kemudian dinampakkan
surga yang luas di hadapannya, maka dia melihat keindahan surga dan
isinya. Dikatakan lagi kepadany4 *Inilah tempatmu." Dikatakan kepadanya,Engkau hidup sebagai orang yang yakin dan mati dalam keadaan yakin.
Insya Allah kamu akan dibangkitkan dalam keadaan yakin."
Sedangkan seorang hamba 
tyang 
durhaka akan duduk {alam
kuburnya- dalam keadaan sangat ketakutan, lalu ditany4 "Bagaimana dulu
keadaanmu di dunia?" Dia menjawab, "Aku tidak tahu!" Lalu ditanya lagi,
"Siapakah laki-laki ini?" Jawabnya, "Aku mendengar orang-orang
membicarakannya, maka aku mengatakannya seperti itu!" [^alu
dinampakkan surga di hadapannya, maka dia melihat keindahan surga dan
isinya. Lalu orang itu berkata lagi, "Perhatikanlah, Allah telah menukar
tempatmu, diperlihatkan kepadanya neraka, maka dia melihat neraka yang
meluapluap apinya, sebagian melahap bagian lainnya. Dikatakan
kepadanya" "Inilah tempatmu yang dulu kamu ragukan, karenanya kamu
mati dan insya AAah untuknya kamu akan dibangkitkan." (HR. Ibnu Majah)
Ada hadits at-Tirmidzi yang mirip dengan hadits tersebu! yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r4 dia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersaMa:
Ketika mayat telah dikuburkan-atau kaa beliau-salah seorang kamu,
segera datang dua malaikat (Munkar-Nakir) yang rupanya hiam kekebiru￾biruan. Keduanya bertanya "Apa pendapafrnu terhadap laki-laki ini?'Dia
mengatakan seperti yang dikaakannya dulu tentangnya, "Dia adalah hamba
dan rasul Allah. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya! L,alu mereka berkat4
"Kami tahu kamu akan menjawab seperti itu. Lalu kuburannya dilapangkan
sepanjang tujuh puluh hasta dan disinari. Dikatakan lagi kepadany4
"Tidurlah kamu!" Dia menjawab, *Kembalikanlah aku kepada keluarga agar
aku beritahukan (keadaanku) kepada mereka!" Mereka berkata lagi,
"Tidurlah seperti tidurnya pengantin yang tidak akan bangun kecuali
keluarganya mau membangunkanmu, hingga Allah membangkitkanmu dari
tempat tidurnya." Jika dia orang munafik, maka dia akan menjawab, "Aku
mendengar orang banyak mengatakannya, maka aku berkata seperti itu,
"Tidak tahu!" Lalu keduanya berkat4 "Kami tahu kamu akan menjawab
seperti itu! Kemudian mereka berkata kepada tanah, "Menyempitlah
untukny4" sehingga tulang-belulanglya r€muk." Dia terus-menerus disiksa
sampai AIlah membangkitkannya." (HR. at-Tirmidzi. Beliau mengatakan
hadits tersebut hasm ghqib).
Suatu hari Rasulullah saw memasuki kebun kurma Bani Najjar, lalu
tiba-tiba Beliau mendengar suarajeritan dan erangan, lantas Beliau bertanya,
"Kuburan siapakah ini? Mereka menjawab "Kuburan orang yang mati pada
masa Jahiliyah, wahai Rasulullah! [,alu Beliau bersaM4 "Berlindunglah
kepada Allah dari siksa kubur dan fitrah Daiial! Mereka bertanya,
"Terangkan kepada kami seperti apa siksa itu wahai Rasulullah? Beliau
menjawab, "Jika seorang Mukmin diletakkan di kuburannya, maka segera
datang malaikat untuk bertanya kepadanya, "Apakah yang dulu kamu
sembah? Saat itu Allah menunjukinya. Dia menjawab, "Aku dulu
menyembah Allah!" Kemudian ditanya lagi, "Apakah yang dulu kamu
katakan terhadap laki-laki ini?" Dia menjawab bahwa dia adalah hamba
utusan Allah. Kemudian tidak ada lagi yang ditanyakan kepadanya
sedikitpun. Kemudian dia dibawa ke rumahnya (di neraka) dan dikatakan
kepadanya, "lni dulu rumahmu, tapi Allah telah melindungi dan
mengasihimu, maka Dia menukarnya dengan sebuah rumah di surga. Orang
Mukmin itu berkata, "Biarkan aku kembali kepada keluargaku, agar aku
beritahukan kabar gembira ini!" Tapi dikatakan kepadanya, "Tetaplah di
sini!" (HR. Abu Daud dari Anas ibn Malik ra)
Diriwayatkan dari al-Barra' ibn 'Azib, dia berkata:
Suatu hari kami keluar bersama Rasulullah mengiringi jenazah
seorang laki-laki Anshar. Waktu kami sampai di kuburan dan belum
dimasukkan ke dalam lahad, kami melihat Rasulullah saw duduk, maka kami
ikut duduk di sekitarnya dan diam menundukkan kepala (seakan-akan di atas
kepala kami ada burung yang bertengger). Saat itu Beliau memegang sebuah
tongkat yang Beliau tancapkan ke tanah kuburan. Beliau lalu mengangkat
kepalanya dan berkata, "Mohonkan baginya perlindungan kepada Allah dari
siksa kubur!" Beliau mengucapkannya sebanyak dua sampai tiga kali, lalu
berkata, "Dia dapat mendengar suara sandal (para pengantarnya) ketika
pulang meninggalkannya. Waktu itu dia ditanya, "Siapakah Tuhanmu?
Apakah agamamu? Siapa nabimu?" Beliau melanjutkan, "Datanglah dua
malaikat yang menyuruhnya duduk dan mengajukan pertanyaan kepadanya,
'Siapakah Tuhanmu?"' Dia akan menjawab, "Tuhanku Allah?" "Apakah
agamamu?" 1'anya mereka. "Agamaku Islam," jawabnya. Kemudian mereka
melanjutkan pertanyaannya, "Siapakah laki-laki yang diutus kepadamu?"
Dia menjawab, "Dia adalah rasul Allah!' "Bagaimana kamu tahu?" Tanya
mereka lagi. "Aku telah membaca Kitab Allah, maka aku mengimani dan
membenarkannya," j awabnya.
Lalu datanglah seruan dari langit, "Hambaku benar, beri dia tempat
tidur (hamparan) dan pakaian surga! Bukakan baginya pintu-pintu surga!"
Lalu Beliau bersabda, "Maka datanglah hawa surga dan baunya yang harum,
dan dilapangkan kuburnya sejauh pandangannya."
Apabila dia orang kafir, maka ketika kedua malaikat itu bertanya,
"Siapakah Tuhanmu?" Maka dia menjawab, "Hah, hah, aku tidak tahu!"
Ditanya lagi, "Siapakah Rasul yang diutus kepadamu?" Dia menjawab,
"H*, hah, aku tidak tahu!" Lalu datang seruan dari langit, "Hambaku dusta,
berikan tempat tidur (hamparan) dan pakaian neraka. Bukakan pintu-pintu ke
neraka untuknya." Kemudian beliau berkata, "Maka datanglah hawa panasdan beracun kepadanya dan disempitkan kuburannya hingga hancur tulang￾belulangnya."
Tambahan dalam hadits larirl beliau berkata, "Kemudian muncul
seorang laki-laki buta dan bisu yang memegang sebuah tongkat kecil dari
besi. Jika dipukulkan pada gunung, maka gunung ifir akan hancur lebur
menjadi debu." L^alu beliau berkata, "Tongkat itu lalu dipukulkan
kepadanya, yang suaranya terdengar dari timur sampai ke barat kecuali oleh
manusia dan jin, kemudian dikembalikan ruhnya."
Mataiket Rumrn edrhh Petenye Perteme
Abu Hamid menyebutkan dalam kitzb Kasyful 'Uunal-Al:hirah:
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh lbn Mas'ud ra, beliau
bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, apa yang pertama kali
ditemui mayat ketika telah dikuburkan?" Beliau menjawab, "Wahai Ibn
Mas'ud, tidak seorangtun yang menanyakannya kecuali engkau. Pertama
kali dia dipanggil oleh Malaikat Ruman yang bertugas menyelidiki kejelekan
para ahli kubur, dia berkata 'Hai hamba Allah, hrlislah semua amalmu!"
Dia menjawab, *Aku tidak memiliki tinta dan kertas!" [,alu malaikat itu
berkata lagi, *Jadikan kain kafanmu sebagai kertas, air ludahmu sebagai
tintanya dan jarimu sebagai penanya!- Kemudian rnalaikat inr mencabikkan
sepotong kain kafannya Hamba itu lalu mulai menulis walaupun di dunia
tidak pandai menulis. Saat itu dia bisa mengingat lsemua kebaikan dan
kejelekannya dalam satu hari. Kemudian malaikat t€Tsebut melipat potongan
kain itu dan menggantungkannya di leher orang inr."
Kemudian Rasulullah saw bersaMa, "Maksud firman Allah SWT: Dan
tiaptiap mantria itu telah IfuDri tetaplw, amal perbutua4ta [sebagaimon
tetapnya l-l-rgJ pda lelerrya Dm Kami keluokm bagmya pada luri
kiomat sebuah kitab yory diiumpainya terbula (QS. al-lsra': 13)
Maksudnyq 'amalnya'.
Saat itu dia terkejut dengan kedatangan dua malaikat penanya kubur.
Kedua malaikat itu berwarna hitam, taring mereka nrenggol€s bumi, rambut
mereka sampai ke tanah, suaranya bagaikan petir yang &hsyat, mata mereka
laksana kilat yang menyambar, sedangkan nafasnya baglikan angin topan.
Kedua malaikat itu memegang palu besi yang seandainya dikumpulkan
seluruh jin dan manusia, rner€ka ti&k mampu mengangkarrya, dan jika
dipukulkan pada gunung f,ang pating besar niscaya gunung iar menjadi rata.
Jika ada orang yang memandangnp, maka orang itu akan gemetar melihat
mereka dan berupaya unnrk lari. Mereka masuk ke dalam hidung mayat dan
menghidupkan mayat tersebut dari dadanya, maka keadaannya seperti waktu
sekarat, tidak mampu bergerak, sedangkan saat itu dia mendengar dan
melihat."
Beliau melanjutkan, "Kemudian kedua malaikat itu mendudukkannya
dan mulai memperlakukannya dengan kasar, membentaknya dengan keras,
sehingga tanah kuburannya bagaikan air yang mengalir mencari lubang.
Kedua malaikat itu mengajukan pertanyaan kepadanya, "Siapakah
Tuhanmu? Apakah agamamu? Siapa nabimu? Di mana kiblatmu?" Jika dia
orang yang diberi taufik oleh Allah dan ditetapkan perkataannya, maka dia
akan menjawab, "Siapakah kalian berdua? Siapakah yang telah mengutus
kalian? Pertanyaan itu hanya dapat dikemukakan oleh para ulama pilihan.
Lantas salah satu dari malaikat itu bertanya kepada yang lain, "Dia benar!
Sudah cukup kita berlaku kasar terhadapnya." Kemudian mereka
memasangkan sesuatu seperti sebuah kubah besar di atas kuburannya dan
dibukakan baginya pintu surga dari arah kanannya. Kemudian dia diberi
hamparan (alas tidur) dari sutera surga dan bau surga yang sangat harum.
Kuburannya diberi angin surga yang sejuk dan bunga-bunga yang semerbak
baunya. Lalu datanglah kepadanya amalnya dalam bentuk orang yang paling
dicintainya yang membuatnya senang dan berbincang-bincang dengannya.
Kuburnya dipenuhi oleh cahaya, maka dia senantiasa berada dalam
kesenangan dan kegembiraan sampai datangnya hari kiamat. Ketika
ditanyakan, "Kapan datangnya kiamat? Dia menjawab, "Tidak ada yang
lebih aku sukai kecualidatangnya kiamat!"
Derajat di bawah Mukmin tersebut adalah Mukmin yang banyak
amalnya sedangkan ia tidak termasuk ahli ilmu dan tidak tahu banyak
tentang rahasia-rahasia dunia malakut maka amalnya akan masuk padanya
setelah kedatangan Malaikat Ruman. Amalnya akan datang padanya dalam
rupa seorang yang sangat tampan dan harum baunya dan pakaiannya sangat
bagus. Lalu ia berkata kepadanya, "Apakan Anda mengenalku? Dia
bertanya, "Siapakah Anda, yang telah dianugerahkan Allah bagiku? Dia
menjawab, "Aku adalah amal shalihmu. Oleh karena itu, kamu jangan sedih
dan takut, karena sebentar lagi akan datang kepadamu Malaikat Munkar dan
Nakir yang akan menanyaimu. Kamu jangan bingung!" Lalu dia
mengajarkan jawabannya kepada Mukmin tersebut. Tak lama kemudian
datang Malaikat Munkar dan Nakir membentaknya dan menyuruhnya duduk
bersandar, dan mengajukan pertanyaan -yang pertama-kepadanya, "Siapakah
Tuhanmu? dan seterusnya." [,alu dia menjawab, "Tuhanku Allah,
Muhammad Nabiku, Al-Qur'an imamku, Ka'bah kiblatku, Ibrahim bapakku,
dan agamanya adalah agamaku! Dia menjawabnya dengan lancar. Maka
kedua malaikat itu berkata kepadany4 *Engkau benar." Lalu mereka berbuat
seperti yang dikemukakan hadits tadi, kecuali ungkapan yang mengatakan
bahwa mereka membukakannya pintu neraka, sehingga dia bisa melihat isi
neraka yang dipenuhi oleh ular, kalajengking rantai dan belenggu, air
yang amat panas, dan semua kesusahannya. Dia juga melihat nanah yang
bercampur dengan darah dan buah zoqum (makanan ahli neraka), sehingga
dia berteriak. Lantas kedua malaikat tbrsebut berkata kepadanya, "Tidak ada
atasmu kejelekan, inilah tempatmu. Allah telah menukar tempatmu (neraka)
dengan sebuah tempat di surga ini! Tidurlah dengan nyenyak!'Kemudian
kedua malaikat itu menutup pintu neraka dan tidak diketahui sudah berapa
bulan, tahun, dan abad yang dilaluinya.
Di antara manusia ada yang dipalingkan ketika ditanya (ika
keyakinannya berbeda), maka dia tidak bisa berkat4 "Tuhanku Allah" atau
kata-kata lainnya. Oleh karena itu, kedua malaikat memukulnya dengan satu
kali pukulan sehingga api menyala dari dalam kubumya. Kadang-kadang api
itu padam dalam beberapa hari, kemudian menyala lagi. Keadaannya terus￾menerus sampai akhir dunia."
Ada manusia yang sukar dan sulit untuk berkata, "lslam agamaku"
karena selalu dibayangi oleh keraguan.
Ada juga yang mendapat bencana sehingga dia dipukul dengan sekali
pukulan, maka api menyala dalam kuburnya (seperti keadaan mayat
pertama).
Ada pula yang sukar berkata, "AlQur'an imamku" karena dulu dia
hanya membacanya tapi tidak mengambil pelajaran darinya, apalagi
melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangan-larangannya,
sehingga dia mendapat perlakuan yang menyedihkan, seperti orang-orang
tadi. Ada manusia yang amalannya berubah menjadi anjing, yang
membuatnya disiksa (dalam kuburnya) menurut kadar dosanya.
Dalam hadits lain disebutkan:
Ada amalan manusia yang berubah menjadi anak babi. Ada pula yang
sukar berkata "Muhammad adalah nabiku" sebab dia meninggalkan Sunnah
Beliau. Ada pula yang sulit berkata "Ka'bah kiblatku," karena dulu kurang
memperhatikan ibadah shalatnya, atau karena wudhunya salah, tidak
sempurna, menoleh ketika shalag ruku', dan sujudnya tidak sempurna atau
karena dia dulu sering memakai pakaian yang haram. Terus ada juga yang
tidak bisa berkata, "lbrahim adalah bapakku," karena dulu pada suatu hari
dia pernah mendengar atau berharap lbrahim akan menjadi orang Yahudi
atau Nasrani. Saat itu keragu-raguan terus meliputinya sehingga dia
diperlakukan seperti keadaan orang-orang yang terakhir itu. Abu Hamid al￾Ghazali berkata "Keadaan ahli kubur yang bermacam-macam tersebut telah
kami uraikan semuanya dalam kitab al-Ilrya'."
Jika dia orang yang suka berbuat dosa, maka kedua malaikat itu akan
bertanya, "siapakah Tuhanmu?" Dia menjawab, 'Aku tidak tahu!" Lalu
dikatakan kepadanya, "Jadi engkau tidak tahu dan tidak kenal Tuhanmu!"
Kemudian dia dipukuli menggunakan palu malaikat itu hingga dia terjejal
sampai ke dalam bumi yang ketujuh, lantas tanah kuburannya runtuh.
Kemudian dia dipukul tujuh kali, sehingga tulang-belulangnya hancur-lebur.
Ada yang amalannya berubah menjadi anjing yang menggigitnya sampai
hari kiamat, merekalah orang-orang Khawarij. Ada yang amalannya berubah
menjadi babi yang menyiksanya dalam kubur, merekalah orang-orang yang
senantiasa berbuat dosa. Siksaan-siksaan tersebut bentuknya bermacam￾macam dan berubah-ubah. Seseorang akan disiksa -dalam kuburnya- dengan
sesuatu yang amat ditakutinya di dunia. Mungkin juga ada orang yang lebih
takut dengan anjing daripada singa.
Kita mohon keselamatan dan ampunan kepada Allah dari (siksaan)
berbagai makhluk tersebut, sebelum kita menyesal.
Diskusi Dua Malaikat atau Satu Malaikat Penanya?
Dalam hadits al-Bukhari-Muslim disebutkan: 'pertanyaan dua
malaikat' hadits riwayat Imam at-Tirmidzi juga demikian, dengan
menyebutkan nama dan sifatnya. Sedangkan dalam hadits Abu Daud
disebutkan: 'pertanyaan seorang malaikat' dan dalam hadits lain disebut:
'pertanyaan dua malaikat', maka tidak ada pertentangan antara hadits-hadits
ini-segala puji bagi Allah-.
Dalam riwayat lain ada juga yang mengatakan bahwa kedua malaikat
itu mendatanginya setelah para pengantarnya pulang. Salah satu dari mereka
berdua mendatanginya secara terpisah, dimana pertanyaannya lebih ringan
dan pemeriksaannya serta tegurannya lebih sedikit bagi orang yang baik
amalannya.
Dalam hadits Abu Daud ada beberapa perbedaan, bahwa dua malaikat
datang bersamaan, sedangkan yang menjadi penanya hanya seorang
malaikat. Walaupun mereka datang berdua, tapi periwayat membatasi pada
malaikat penanya dan mengabaikan yang lain, sehingga dalam hadits itu
hanya disebutkan seorang malaikat yang mendatangi mayat dalam kubur.
Kendati di dunia ini bicaranya lancar, tapi sungguh dia akan
memberikan jawaban sesuai amalnya di dunia, sebagaimana kami
kemukakan dalam pembahasan tentang berbagai keadaan manusia dalam
kuburnya. Allah lebih mengetahuinya!
Kadang-kadang ada manusia yang selamat dari ujianny4 bahkan ada
yang tidak didatangi oleh malaikat (yang akan diterangkan nanti, insya
Allah).
Dalam beberapa hadits tersebutjuga ada perbedaan tentang tata cara
(bentuk) pertanyaan dan jawabannya, sesuai keadaan mereka di dunia. Adamanusia yang pertanyaannya hanya seputar masalah akidah, dan ada yang
ditanya tentang semua hal, jadi tidak ada pertentangan dalam hal ini.
Dalam riwayat lain yang agak berbeda, para periwayat hadis ada yeng
membatasi pada beberapa persoalan dan ada pula yang ditanya secara
lengkap, sehingga ada orang yang ditanya tentang semuanya, seperti yang
terdapat dalam hadits al-Barra' (yang telah dikemukakan) dan Allah lebih
mengetahuinya.
Jawaban orang yang ditanya (ahli kubur) *hah, hah" seperti ucapan
orang yang sedang terengah-engah karena kelelahan, karena sedang berlari
atau seperti orang yang sedang mengangkut beban berat.








Ibnu al-Mubarak meriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari. dia
berkata: Apabila ruh seorang Mukmin telah dicabut, maka para hamba yang
mendapat rahmat dari Allah akan menemui ruh orang Mukmin tersebut
sebagaimana mereka menemui seorang pembawa berita di dunia. Mereka
menyambut serta saling tanya-jawab. Sebagian mereka berkata kepada yang
lain, "Perhatikan saudaramu ini, dia sangat letih. Biarkan dia beristirahat
dulu." Setelah itu mereka mulai bertanya, "Apa yang dilakukan oleh fulan?
Apa yang dilakukan oleh fulanah? Apakah dia telah bersuami?" Mereka
kemudian bertanya lagi kepada ruh orang Mukmin tersebut, "Apa yang
terjadi pada seseorang laki-laki yang lebih dahulu meninggal daripada
kamu?" Ruh itu menjawab, "Dia sangat menderita."' Mereka berkata, "Kita
datang dari Allah dan kembali kepada Allah." Ruh itu berkata lagi, "Dia
dikembalikan ke tempat kembalinya, yaitu neraka Hawiyyah yang
merupakan seburuk-buruknya tempat kembali." Lalu diperlihatkan kepada
mereka amal perbuatan laki-laki tersebut; apabila yang dilihat oleh mereka
adalah kebaikan, maka mereka gembira dan bersuka cita serta mereka
mengucapkan, "Ya Allah, ini merupakan nikmat-Mu yang sempurna yang
telah Engkau berikan kepada hamba-Mu." Tetapi apabila keburukan yang
nampak oleh mereka pun berkata, "Ya Allah, kembalikanlah hamba-Mu itu."
Ibnu al-Mubarak berkata dari Shafiuan ibn 'Amr dari 'Abdurrahman
ibn Jubair ibn Nufair, berkata Abu ad-Darda', "Perbuatanmu akan
diperlihatkan kepada karib-kerabatmu yang telah meninggal. Mereka akan
bergembira jika perbuatanmu baik dan akan terhina apabila perbuatanmu jelek." Abu ad-Darda' kemudian berkata, "Ya Allah aku berlindung kepada￾Mu dari perbuatan yang dapat mendatangkan kehinaan bagi diri 'Abdullah
ibn Rawahah."
'Abdullah ibn Abdurrahman ibn Ya'la ats-Tsaqafi menceritakan
kepada kami dari Utsman ibn 'Abdullah ibn Aus, Sa'id ibn Jubair berkata
kepadanya, "lzinkan aku melihat anak perempuan saudaraku -isteri Utsman
yang merupakan anak 'Amru ibn Aus-" aku pun mengizinkannya. Setelah
sampai di dalam, dia lalu bertanya, "Bagaimana perlakuan suamimu
terhadapmu?" Perempuan itu menjawab, "Dia berusaha semampunya untuk
berbuat baik terhadapku." Sa'id ibn Jubair gembira mendengar hal tersebut,
lalu dia berkata kepada Utsman, "Berbuat baiklah engkau kepada istrimu.
Apakah kamu tahu bahwa berita mengenai orang yang masih hidup sampai
kepada orang yang telah meninggal?" Utsman menjawab, "Ya, berita
mengenai seseorang yang masih hidup sampai kepada karib kerabatnya yang
telah meninggal dunia. Apabila berita yang sampai kepada mereka
merupakan berita baik, maka mereka merasa tenteram dan gembira. Tetapi
apabila yang sampai kepada mereka adalah berita buruk, maka mereka
kecewa dan sedih, sehingga mereka saling bertanya apabila ada orang yang
meninggal dunia, dan dikatakan kepada mereka, 'Apakah dia belum datang
kepadamu?' Mereka menjawab: 'Belum, dia menuju neraka Hawiyah."'
Dari al-Hasan al-Bashri, dia berkata, "Apabila ruh seorang Mukmin
telah naik ke atas langit, maka dia akan bertemu dengan ruh orang Mukmin
lainnya. Ruh-ruh tersebut akan bertanya kepadanya, 'Apa yang diperbuat si
fulan?"' Ruh orang Mukmin itu menjawab, "Apakah dia belum datang
kepadamu?" Mereka menjawab, "Demi Allah, dia belum datang. Mungkin
dia dimasukkan ke dalam neraka Hawiyah yang merupakan seburuk-buruk
tempat kembali."
Wahab ibn Munabbih berkata, "Allah memiliki tempat tinggal di
langit ketujuh. Dikatakan bahwa tempat tinggal itu warnanya putih dan di
sana berkumpul para ruh orang Mukmin yang telah meninggal dunia.
Apabila ada yang meninggal dunia, maka ruh tersebut akan bertemu dengan
ruh mereka, dan mereka akan bertanya tentang dunia dengan ruh yang baru,
sebagaimana orang hilang yang ditanya oleh para keluarganya apabila dia
telah kembali." Kisah tersebut diceritakan oleh Abu Nu'aim.
Jangan Sakiti Mayat Anda dengan Perbuatan l)osa
Dari Abu Hurairah rd, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Mereka (orang-orang yang meninggal dunia) sangat senang
bertemu dengan arwah orang-orang Mukmin, seperti bertemunya orang yang
telah lama hilang. Mereka pun bertanya kepada ruh tersebut, 'Apa yang
dikerjakan oleh si fulan? Apa yang dilierjakan oleh si fulanah?' Ketika ruhitu bertanya kepada mereka, "Apakah dia belum mendatangi kalian? " maka
mereka menjawab bahwa dia berada di neraka Hawiyah.
At-Tirmidzi al-Hakim menyebutkan (dalam bukunya, Ncrwadir al￾Ushul), ayahku berkata: Dari Qubaishah dari Sufyan dari Aban ibn Abu
'lyas dari Anas, Rasulullah saw bersabda, "Amal perbuatanmu akan
diperlihatkan kepada karib kerabat serta keluargamu yang telah meninggal
dunia. Apabila melihat perbuatan baik maka mereka bergembira, tetapi
apabila melihat perbuatan buruk maka mereka akan mengatakan, 'Ya Allah,
jangan engkau mencabut nyawa mereka sampai mereka mendapat petunjuk
dari-Mu, sebagaimana engkau memberi petunjuk kepada kami."'
Diceritakan dalam suatu hadits dari 'Abdul Ghafur ibn 'Abdul 'Aziz
dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda, "Amal perbuatan itu
akan diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, kepada Nabi
dan para ibu bapak pada hari Jum'at. Wajah mereka akan berseri seri karena
gembira dengan perbuatan baik yang telah diperbuat karib kerabat serta
keluarga mereka. Oleh sebab itu, hendaklah kamu selalu bertakwa kepada
Allah dan jangan menyakiti karib-kerabat atau keluargamu yang telah
meninggal dengan perbuatan burukmu."
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Apabila seseorang meninggal dunia, maka arwah orang-orang yang telah
meninggal dunia akan bertanya kepada orang yang baru meninggal tersebut
tentang keadaan karib-kerabat atau keluarganya yang masih hidup, lalu
sebagian mereka berkata kepada sebagian lain, 'Biarkanlah dia (roh orang
yang baru meninggal) beristirahat dahulu. Dia kelihatan sangat letih dan
susah."' Setelah itu mereka bertanya kepada roh tersebut, "Apa yang
dikerjakan si fulan? Apa yang dikerjakan oleh si fulanah?" Apabila berita
yang disampaikannya baik, maka mereka gembira dan bersuka cita. Tetapi
apabila berita yang disampaikannya jelek, maka mereka berkata, "Ya Allah,
ampunilah dia." Mereka kemudian bertanya, "Apakah si fulan telah
beristeri? Apakah si fulanah telah bersuami?" Mereka lalu menanyakan
tentang kabar seorang laki-laki yang meninggal lebih dahulu dari orang
Mukmin tersebut, dan orang Mukmin itupun berkata, "Apakah dia tidak
berjumpa dengan kalian?" Mereka menjawab, "Demi Allah, dia tidak
berjumpa dengan kami. Kita datang dari Allah dan kembali kepada Allah,
dan laki-laki itu dia dibawa ke tempat kembali yang paling buruk, yaitu
neraka Hawiyah." (Diceritakan oleh ats-Tsa'labi) Ruh bugaikun .sekelompok lenloru yang terlulih. Ruh yung sejenis akan
saling mengenal, sedangkan yang berbeda akun saling berbeda. (HR.
Muslim dan al-Bukhari)
Para ahli hadits ada yang menyatakan bahwa riwayat tersebut sesuai
dengan hadits itu.
Jangan Menyakiti Orang yang Telah Meninggal Dunia
Diriwayatkan dalam hadits lbn Lahi'ah dari Bakir ibn al-Asyaj dari al￾Qasim ibn Muhammad dari 'Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda:
., - .,. t., oi c.o t ) 9.'t,
3 €y:" :t €4i' \>!')'
"Mayat yang berada di dalam kubur akan disakiti, sebagaimana ia disakili
di rumahnya."
Dengan kata lain, perbuatan atau perkataan orang yang masih hidup
yang bisa menyakiti si mayat akan sampai ke dalam kuburnya, baik dengan
perantaraan malaikat, tanda-tanda, maupun dengan apa saja yang
dikehendaki Allah, karena Allah Kuasa atas segala sesuatu.
Diriwayatkan dari 'Urwah, dia berkata, "Ada seorang laki-laki yang
menjelek-jelekkan 'Ali ibn Abu Thalib ra di dekat Umar ibn al-Khatthab ra'
Umar kemudian berkata kepada pemuda itu, 'Allah juga akan menjelek￾jelekkan kamu, karena kamu telah menyakiti Rasulullah saw di dalam
kuburnya."'
Para ulama mengatakan bahwa hadits ini berisi larangan untuk
menjelek-jelekkan orang yang meninggal.
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa dilarang mencaci atau menjelek￾jelekkan orang yang telah meninggal dunia karena perbuatan buruk mereka
di dunia. Hadits ini juga mencela perbuatan orang yang durhaka kepada
bapak ibunya yang telah meninggal dunia
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah menghadiahkan
pahala "sedekah" kepada Khadijah, sebagai cara bagi Rasulullah untuk
berhubungan dan berbuat baik terhadap Khadijah yyang telah meninggal
dunia.
Ada yang mengatakan bahwa makna hadits tersebut adalah: orang
yang telah meninggal akan disiksa di dalam kuburnya, sebagaimana dia
pernah disiksa ketika dia masih hidup di dunia.
Kata "b" yang terdapat di dalam hadits tersebut bermakna "C" yang
merupakan kata ganti dari malaikat yang diutus kepada manusia. Diriwayatkan dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda. "Malaikat
akan menjauhi orang yang berkata dusta. Setiap perbuatan maksiat yang
dilakukan seorang hamba terhadap Allah membuat Malaikat yang datang
kepadanya merasa disakiti. Orang yang akan meninggal dunia sedangkan dia
masih mengerjakan perbuatan maksiat serta belum sempat bertaubat dan
membersihkan dosa-dosanya, maka Malaikat akan menyakiti dan
menyiksanya untuk membersihkan dosa-dosa yang pernah diperbuatnya, "
wallahu a'lam.
Keberadaan Ruh setelah Keluar dari Jasad
Abu al-Hasan al-Qabisi berkata, "Menurut mazhab Ahlusunnah,
setelah ruh keluar dari jasadnya, maka para malaikat membawa ruh ke
hadapan Allah dan ditanya. Jika dia termasuk orang yang beruntung, maka
Allah berkata kepadanya, 'Bawa dia ke surga serta perlihatkan tempatnya di
surga." Lalu para malaikat membawa ruh tersebut ke surga sampaijasadnya
selesai dimandikan. Apabila mayat itu telah selesai dimandikan dan dikafani,
maka ruh tersebut akan dikembalikan dan dia akan berada di antara jasad
dan kain kafan mayat tersebut. Ketika mayat itu dibawa dengan usungan,
maka dia akan mendengar perkataan orang-orang; ada yang membicarakan
tentang kebaikannya dan ada yang membicarakan tentang kejelekannya.
Apabila dia sampai di kuburan dan dimasukkan ke dalam kubur, maka ruh
tersebut masuk ke dalam jasadnya. Kemudian akan datang dua orang
malaikat yang akan menanyakannya di dalam kubur."
Dari Umar ibn Dinar, dia berkata, "Apabila seseorang meninggal,
maka ruh orang tersebut akan berada di tangan malaikat sambil
memperhatikan bagaimana jasadnya dimandikan, dikafani, dibawa ke
pemakaman, serta d ikuburkan."
Daud menambahkan keterangan hadits tersebut, dia berkata, "Maka
dikatakan kepadanya ketika dia sedang berada di atas tahta di surga,
' Den garlah o lehmu puj i-puj ian manusia terhadapmu. "'
Abu Hamid menyatakan dalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-Akhirah:
Apabila malaikat mencabut nyawa seseorang yang banyak amal
kebaikannya, maka ruh orang tersebut akan dibawa oleh dua orang malaikat
yang mempunyai wajah tampan dengan pakaian yang bagus serta bau yang
wangi. Para malaikat tersebut akan memberikannya pakaian dari sutra yang
berasal dari surga yang merupakan karunia dari amal yang telah
dilakukannya di dunia. Malaikat kemudian membawa ruh
 tersebut ke langit
melewati umat-umat terdahulu bagaikan belalang yang beterbangan, dan
kemudian berhenti di langit dunia. Malaikat al-Amin kemudian mengetuk
sebuah pintu, lalu penjaga pintu itu berkata kepada malaikat tersebut,"siapakah engkau?" Malaikat itu menjawab, "Aku Shalshail dan yang
bersamaku adalah fulan. Dia sangat terpuji dan aku sangat mencintainya."
Penjaga pintu tersebut berkata, "Betul, pemuda ini adalah fulan dan
akidahnya tidak diragukan lagi." Setelah melewati pintu pertama, malaikat
membawa ruh tersebut ke langit kedua. Sesampai di pintu kedua dia ditanya,
..Siapakah kamu?" Lalu dijawablah pertanyaan itu sebagaimana jawaban
pertama. Pintu tersebut mengucapkan selamat datang kepada fulan, karena
dia orang yang selalu memelihara shalat fardhu. Lalu ruh tersebut dibawa ke
langit ketiga, kemudian diketuklah pintu yang ada di sana. Lalu penjaga
piniu tersebut bertanya, "siapakah engkau?" Dijawablah pertanyaan itu
iebagaimana jawaban terdahutu. Penjaga pintu ketiga mengucapkan selamat
datang kepada fulan, karena dia orang yang selalu mendermakan hartanya.
Lalu ruh pergi ke pintu keempat dan mengetuk pintu tersebut. Penjaga pintu
keempat lalu bertanya, "siapakah kamu?" Ruh menjawab seperti jawaban
terdahulu. Penjaga pintu itu mengucapkan selamat datang kepada fulan,
karena dia orang yang selalu mengerjakan puasa dan menjaga dirinya dari
perkataan keji dan makanan yang diharamkan. Pemuda itu kemudian
berhenti di langit kelima dan mengetuk pintu yang ada di sana. Penjaga pintu
itu lalu bertanya, "Siapa kamu?" Pertanyaan tersebut dijawab seperti
biasanya. Penjaga pintu lalu mengucapkan selamat datang kepada pemuda
itu, karena dia menunaikan ibadah haji dengan ikhlas tanpa ingin dilihat atau
didengar oleh orang lain. Kemudian dia pergi menuju pintu keenam, dan
setelah dia ditanya, maka penjaga pintu tersebut mengucapkan selamat
datang kepada pemuda shalih itu, karena dia selalu berbuat baik kepada
kedua orang tuanya. Sesampai di pintu ketujuh penjaga pintu itu
mengucapkan selamat datang kepadanya, karena dia orang yang sering
istighfar, yang memberikan sedekah tanpa sepengetahuan orang lain, serta
menanggung beban anak-anak yatim. Setelah itu sampailah pemuda itu pada
suatu tempat yang sangat tinggi dan diketuklah pintu yang ada di sana.
Penjaga pintu tersebut berkata, "selamat datang wahai hamba yang shalih
dan jiwa yang bersih yang selalu mengucapkan istighfar, yang memuliakan
fakir miskin, serta yang selalu menyuruh berbuat baik dan mencegah
perbuatan munkar." Para malaikat membawa pemuda tersebut ke Sidratul
Muntaha dan memberikan salam serta kabar gembira tanpa henti-hentinya.
Penjaga pintu yang di sana berkata kepada pemuda tersebut, "Selamat datang
wahai fulan yang selalu mengerjakan amal shalih demi mengharapkan
keridhaan Allah." Penjaga pintu tersebut lalu membuka pintunya dan
pemuda itu melanjutkan perjalanannya yang melewati lautan api, lautan
cahaya, lautan kegelapan, lautan air, lautan salju, dan lautan es, yang
panjang tiap-tiap lautan adalah seribu tahun perjalanan. Kemudian
terkoyaklah hijab yang menutupi Arsy yang mana Arsy tersebut berupa
kemah yang jumlahnya kurangJebih 80 ribu buah. Tiap-tiap kemah
mempunyai puncak tinggi yang banyaknya kurang-lebih 800 ribu buah. Di atas tiaptiap puncak terdapat 1000 buah bulan. Semua yang ada di Arsy
tersebut selalu mengucapkan tahlil, tasbih, dan tuqdis kepada Allah.
Searrdainya satu buah bulan muncuf ke langit dunia, niscaya orang-orang
yang menyembah selain Allah akan terbakar oleh cahayanya, kemudian
terdengarlah suara dari balik kemah-kemah itu, "Ruh siapakah yang kalian
bawa?" Malaikat menjawab, "lni adalah ruh fulan ibn fulan." Allah lalu
berkata, "Bawalah dia ke dekat-Ku." Ketika ruh itu berada di dekat Allah,
dia menjadi sangat malu mendapat berbagai celaan dari Allah, sehingga dia
merasa dirinya telah hancur luluh. Setelah itu Allah memaafkannya.
Yahya ibn Aktsam al-Qadhi menceritakan, bahwa dia bermimpi
melihat dirinya telah meninggal dunia. Ketika ditanya apa yang telah
dilakukan Allah terhadapnya, dia menjawab, "Aku berhenti di hadapan
Allah, lalu Allah bertanya, 'Wahai orang tua yang selalu berbuat jahat,
engkau telah melakukan ini dan itu."' Aku kemudian berkata, "Wahai
Tuhanku, semua yang aku lakukan semata-mata karena perkataan-Mu."
Allah kemudian berkata, "Apa yang telah Aku katakan?" Aku lalu berkata,
"Az-Zuhri bercerita kepadaku dari Ma'mar, dari 'Urwah, dari 'Aisyah ra,
dari Rasulullah saw, dari Jibril, Engkau berfirman, 'Aku malu menyiksa
orang Islam yang sudah tua."' Allah kemudian berkata kepada Yahya,
"Engkau benar wahai Yahya, juga az-Zuhri, Ma'mar, 'Urwah, 'Aisyah,
Muhammad dan Jibril, mereka semua benar. Aku telah mengampunimu."
Dari lbnu Nubatah bahwa dia ditanya di dalam mimpinya, "Apa yang
telah dilakukan Allah terhadapmu?" Ibnu Nubatah menjawab, "Ketika
berada di hadapan-Nya, Allah berkata kepadaku, "Engkau selalu berbicara
jujur." Aku lalu berkata, "Maha Suci Engkau wahai Allah, aku telah berkata
jujur kepada-Mu." Allah kemudian berkata, "Apa yang telah kamu ucapkan
ketika masih hidup di dunia?" Aku menjawab, "Dia -Allah- akan
menghancurkan mereka setelah menciptakan; mendiamkan mereka setelah
membuat mereka pandai bicara; kembali mengadakan mereka setelah
menghilangkan; dan akan mengumpulkan mereka setelah dipisahkan." Allah
kemudian berkata padaku, "Kamu benar. Pergilah, karena Aku telah
mengampunimu."
Dari Manshur ibn 'Ammar, dia ditanya di dalam mimpinya, "Apa
yang telah dilakukan Allah terhadapmu?" Manshur ibn 'Ammar menjawab,
"Ketika aku berada di hadapan-Nya, Allah berkata kepadaku, 'Apa yang
telah engkau bawa?"' Aku berkata, "Aku datang dengan membawa 36
argumen (alasan-alasan)." Allah berkata, "Aku tidak akan menerima satupun
alasanmu." Allah kemudian bertanya lagi, "Apalagi yang engkau bawa?"
Aku menjawab, "Aku datang kepada-Mu dengan 360 kali khataman Al￾Qur'an." Allah berkata, "Aku tidak akan menerima itu." "Apalagi yang
engkau bawa?" Aku menjawab, "Aku tidak membawa apa-apa, tetapi aku
datang hanya karenamu." Allah lalu berkata, "Engkau telah tiba di hadapan￾Ku dan sekarang pergilah, karena Aku telah mengampuni dosa-dosamu."
Ada yang ketika sampai di al-Kursi dia dikembalikan lagi ke balik hijab. Di
antara mereka ada yang berhasil menemui Allah, dan mereka itulah orang￾orang yang mengenal Allah.
Nasib Roh Kaum Kafir
Roh orang kafir akan direnggut dengan keras dan wajahnya ketika itu
seperti orang yang sedang makan buah paria. Malaikat kemudian berkata,
"Keluarlah wahai jiwa yang kotor yang berada di dalam jasad yang kotor'"
Lalu orang kafir menjerit melebihi kerasnya jeritan keledai. Setelah lzrail
mencabut rohnya, maka roh tersebut kemudian diserahkan kepada Malaikat
Zaboniyah dengan wajah yang sangat seram yang pakaiannya serba hitam
dengan bau yang busuk. Di tangannya ada sebuah cambuk yang akan
dipukulkan kepada orang kafir, sesuai dosa yang diperbuatnya. Zabaniyah
melipatkan jasadnya hingga seperti sebesar belalang. Sedangkan di akherat
jasad mereka lebih besar dari jasad orang Mukmin. Dalam riwayat shahih
disebutkan bahwa geraham orang kafir di akherat besarnya seperti gunung
Uhud. Malaikat kemudian membawa roh orang kafir tersebut sampai ke
langit dunia, lalu diketuklah pintu yang terdapat di sana. Penjaga pintu itu
kemudian bertanya, "siapakah kamu?" "Aku adalah Daqya'il, utusan
Malaikat Zabaniyah. " Penjaga pintu itu kemudian bertanya lagi, "Siapa yang
bersamamu?" "Dia adalah fulan ibn fulan yang namanya sangat jelek dan
sangat dibenci ketika di dunia." Penjaga pintu tersebut kemudian berkata,
"Tidak ada kemudahan dan kegembiraan untukmu." Allah SWT berfirman:
Sekali-kali tidak akan dibukalun bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
[pulal mereka masuk surga. (QS. al-A'raf: 40)
Tatkala malaikat itu mendengar ayat tersebut, maka roh orang kafir itu
jatuh dari tangannya. Allah SWT berfirman: Dengan ikhlas kepada Allah,
t idok mempersekutulran s e sualu dengan D ia. Bmangs iapa me mpers ehttukan
sesuatu dengan Allah, mako adalah ia seolah-olah jatuh dari langil lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkon angin ke lempol yang iauh- (QS.
al-Hajj:31)
Roh tersebut langsung ditangkap oleh Malaikat Zabaniyah saat dia
sampai di bumi, kemudian dimasukkan ke dalam penjara dari batu karang
yang sangat keras, yang di sanajuga dimasukkan roh-roh orang yang berbuat
jahat.
Orang Yahudi dan Nasrani akan dikembalikan ke dalam kubur sambil
menyaksikan jasadnya dimandikan dan dikuburkan. Orang musyrik tidak
dapat melihat sesuatu karena rohnya diterbangkan oleh angin dan orang
munafik dicampakkan kembali ke dalam lubang kubur.Orang Mukmin yang memiliki kekurangan dalam amal perbuatannya
berada dalam keadaan yang bermacafi-macam. Orang Mukmin yang sering
memendekkan shalatnya maka shalatnya akan dilipat sebagaimana pakaian
yang dilipat lalu dicampakkan ke wajahnya. Shalat itu kemudian berkata
kepadanya, "Allah akan menyempitkan kamu sebagaimana kamu
menyempitkan aku." Di antara mereka ada yang dikembalikan lagi zakatnya,
karena mereka berzakat agar dikatakan dermawan. Sedangkan ada orang
yang puasanya dikembalikan lagi kepadanya, karena dia hanya menahan diri
untuk tidak memakan makanan, tetapi dia tidak menahan lidahnya dari
perkataan keji dan apabila telah selesai Ramadhan, maka dia keluar dengan
keadaan bermegah-megahan. Adapula orang yang ibadah hajinya
dikembalikan kembali kepada mereka, karena dia melakukan ibadah haji
supaya orang-orang tahu bahwa dirinya telah melaksanakan ibadah haji. Di
antara mereka ada yang semua kebaikannya dikembalikan lagi yang
penyebabnya hanya diketahui oleh para ulama.
Semua hal tersebut dapat kita temui dalam berbagai riwayat, seperti
yang diriwayatkan oleh Mu'adz ibn Jabal tentang alasan kenapa amal
perbuatan yang dilakukannya ditolak oleh Allah. Roh akan duduk di
samping kepalanya saat jasadnya dimandikan hingga selesai. Apabila mayat
akan dikafani, maka roh tersebut menempel ke dada orang tersebut sambil
berteriak dan berkata, "Cepatlah bawa aku. Jika kalian tahu bahwa kalian
sekarang sedang membawa aku menuju rahmat Allah." Apabila dia
mendapat berita bahwa dia akan disiksa, maka dia akan berkata, "Tunggu
sebentar, jika kalian tahu bahwa kalian sekarang sedang membawaku
menuju siksa kubur." Ketika dia telah dimasukkan ke dalam kubur lalu
ditimbun, maka tanah akan berkata kepadanya, "Dulu engkau bersenang￾senang di atas punggungku, tetapi sekarang engkau ketakutan berada di
dalam perutku. Dulu ketika engkau berada di atas punggungku engkau
memakan bermacam-macam makanan, tetapi sekarang di dalam perutku
engkau akan dimakan oleh ulat-ulat."
Pertanyaan yang mencela dan menghina si mayat akan terus
dilontarkan hingga kubur selesai diratakan. Dia kemudian dipanggil oleh
seorang malaikat yang dipanggil dengan nama Ruman Dia adalah yang
pertama kali menemui mayat apabila telah dimasukkan ke dalam kubur.
Keterangan mengenai hal tersebut akan di jelaskan pada bab berikutnya.
Allah Maha Mengetahui hal-hal gaib.
Keadaan Orang-orang yang Mati serta Cara Allah Mencabut Nyawa
Mereka
Allah menerangkan mengenai masalah kematian di dalam Al-Qur'an
secara garis besar maupun secara terperinci.
Allah SWT berfirman:
[YailuJ orang{rang yang diwolatkm dalam keudaan baik oleh para
malaikar. (QS. an-Nahl: 32)
Katalconlah, "Maloikal Mout yang diserahi untuk [mencabul nyawuJ
mu akan mematikon komu: kemudian lunya kepada Tuhanmulah ktmu aksn
dikembalilcon (QS.as-Sajdah: I I)
Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikot Kami, dan malaikat-malaikat
Kami itu tidak melalaikan kewaiibannya. (QS. al-An'am: 6l)
[Yaitu] orong-orang yang dimalikan oleh para malaikst dalam
keadaan berbust zalim kepada diri mereka sendiri. (QS. an-Nahl: 28)
Kalau komu melihot kelika para malaikal mencabut jiwa orang-orang
yang kafir serqya memukul mula dan belakong merela [don berkataJ,
"Rasakonlah olehmu silesa neraks yang membakar," [tentulah kamu akan
merasa ngeril. (QS. al-Anfal: 50)
Bagaimanakah [keadaan merekal apabila maloikat [mautJ mencabut
nyowa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? (QS.
Muhammad:27)
Ayat-ayat tersebut menerangkan kematian secara garis besar, dan
khusus menerangkan kematian orang-orang kafir yang terbunuh pada perang
Badar. Hal tersebut berdasarkan pendapat dari para ahli tafsir dan sebagian
besar ulama. Tetapi al-Mahdi dan beberapa orang lainnya berbeda pendapat
mengenai hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa jika orang kafir
menghadapi kematian, maka akan selalu berada dalam kesakitan dan
kehinaan. Hal tersebut berlaku dari dahulu sampai sekarang.
Dalam suatu hadits yang cukup panjang diceritakan. Dari Abu Zamil,
Ibn, 'Abbas ra menceritakan kepadaku: Ketika terjadi perang antara kaum
Mustim dengan orang kafir, ada seorang pemuda Anshar yang terdesak oleh
serangan orang musyrik. Tiba-tiba dia mendengar bunyi pukulan cemeti
serta bunyi orang yang menunggangi kuda dari atas kepalanya. Pemuda
tersebut berkata, "Apapun peristiwa yang akan menimpaku, aku akan selalu
sabar menerimanya." Tetapi tiba-tiba dia melihat orang musyrik yang berada
di hadapannya jatuh bergelimpangan dalam keadaan hidung dan wajahnya
hancur kena cambuk, sedangkan ia belum melakukan serangan. Pemuda
Anshar itu kemudian datang menemui Rasulullah saw dan menceritakan
peristiwa yang terjadi. Rasulullah saw berkata, "Engkau benar, itu adalah
bantuan yang datang dari langit kedua." Pada hari itu 70 orang musyrik
terbunuh dan 70 orang ditawan. (HR. Muslim)
Allah SWT berfirman: Alongkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat
di woktu orang-orang yang zalim fberadal dalam teksnanlekanan
sokoratul mouL sedang parq maloikol memukul dengan langonnyu (samhil
berkats), "Keluarkanlah nyawamu." Di hari ini kamu dihulas dengan
siksaun yang songal menghinakai, karena komu selalu mengalakan
terhadap Allah [perkotoonJ yang lidak benor dan (korena) komu selalu
menyombongkon diri terhodop ayat-ayal-Nya. (QS. al-An'am: 93)
Sunnah di bawah ini adalah keterangan hal tersebut.
Bagaimana Malaikat Maut Mencabut Banyak Nyawa dalam Satu
Waktu?
Jika ada orang yang mempertanyakan, "Bagaimana cara Malaikat
Maut mencabut nyawa orang yang berada di timur dan barat dalam waktu
yang bersamaan?" Katakanlah kepadanya bahwa kematian berasal dari kata:
meminta kembali utang yang diberikan. Apabila utang tersebut diambil,
maka tidak ada yang tersisa darinya.
Pada satu sisi kematian itu disandarkan kepada Malaikat Maut, karena
dia yang langsung mencabut nyawa seorang makhluk, tetapi pada sisi lain
disandarkan kepada para malaikat yang membantu Malaikat Maut, karena ia
juga mempunyai wewenang dalam hal tersebut. Pada sisi lain kematian
tersebut disandarkan kepada Allah, karena hakikatnya Dia-lah yang
mewafatkan para makhluk, dan semua Malaikat akan selalu taat dan patuh
terhadap segala perintah Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firman
Allah dibawah ini.
Allah memegang jiwa [orangJ ketika matinya dan [memegangJ jiwa
[orangJ yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa
forangJ yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tando-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yong berpikir. (QS. az￾Zumar:42)
Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian
memotikon komu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya
manusio itu, benar-benar sangat menginglrari nikmat. (QS. al-Hajj: 66)
Yang menjadikan mati dan hidup, supmya Dio menguji kamu, siapa
diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun (QS. al-Mulk: 2)
Al-Kalbi berkata, "Setelah Malaikat Maut mencabut ruh seseorang, dia
kemudian menyerahkan ruh tersebut kepada Malaikat Rahmat dan Malaikat
Azab; apabila orang Mukmin maka Malaikat Maut menyerahkan ruhnya
kepada Malaikat Rahmat, tetapi apabila orang kafir maka Malaikat Maut
menyerahkan ruhnya kepada Malaikat Azab. Ini adalah makna yang tersurat pada hadits al-Bara' ini: Dalam sebuah riwayat Rasulullah saw menceritakan
bahwa Malaikat Maut memanggil para arwah seperti seseorang memanggil
kudanya. "Yahiibu." Maknanya: memanggil, sebagaimana contoh berikut
ini: "Pemuda itu memanggil domba atau untanya dengan berteriak, supaya
domba atau unta tersebut kembali."
Ketentuan Qadar Tertulis pada Pertengahan Sya'ban dan Malam
Lailatul Qadar
Ada kisah yang menceritakan: Setiap malam pertengahan bulan
Sya'ban, Malaikat Maut duduk dan di hadapannya terdapat sebuah buku
catatan. Pada malam ini dipisahkanlah segala urusan-urusan besar seperti:
rezeki dan ajal. Hal tersebut berdasarkan pendapat sebagian ulama seperti
'lkrimah dan yang lain, tetapi yang benar adalah bahwa malam yang
memisahkan segala urusan besar itu adalah malam lailatul qadar,
berdasarkan pendapat Qatadah, al-Hasan, Mujahid, serta para ulama lain
seperti yang terdapat dalam firman Allah SWT: Haa Miim. Demi Kitab (Al￾Qur'an) yang menjelaskan. Sestmgguhnya Kami menurunkonnya pada suatu
malam yang diberkahi (malam Lailatul Qadar) dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan (QS. ad-Dukhan: l-3)
Ibnu 'Abbas ra berkata, "Allah menetapkan suatu keputusan pada
malam pertengahan bulan Sya'ban, kemudian keputusan tersebut diserahkan
kepada yang berhak menerimanya pada malam Lailatul Qadar."
Hal tersebut merupakan gabungan kedua firman Allah tadi.
Apabila telah datang ajal seseorang, maka sebuah daun yang
bertuliskan nama orang tersebut akan jatuh dari Sidratul Muntaha. Hal
tersebut menandakan bahwa ajal dan rezeki orang tersebut telah diputuskan.
Ada riwayat yang menceritakan: Malaikat Maut berada di bawah Arsy
dan apabila ada seseorang yang akan meninggal dunia maka catatan yang
berisi nama orang tersebut jatuh ke bawah Arsy. Catatan di sini maksudnya
adalah daun yang berasal dari pohon Sidrah.
Ada riwayat yang menceritakan: Apabila seseorang telah diperhatikan
oleh Malaikat Maut, maka rezeki serta makanannya telah terputus. Setelah
itu dia menghadapi serta merasakan bagaimana pedihnya sakaratul maut.
Dari Ibn 'Abbas ra, Rasulullah saw menceritakan tentang peristiwa
yang terjadi ketika Beliau melakukan Isra' Mi'raj, dia berkata: Aku melewati
seorang malaikat yang sedang duduk, yang seluruh dunia serta isinya terletak
di antara kedua lututnya, di tangannya terdapat sebuah papan yang ada
tulisannya. Malaikat itu tidak menengok kiri dan ke kanan, matanya hanya
tertuju pada papan tersebut. Aku kemudian bertanya kepada Jibril, "Wahai
Jibril, siapakah dia?" Jibril menjawab, "Dia Malaikat Maut." Aku kemudian
bertanya kepada Malaikat Maut, "Bagaimana cara engkau mencabut nyawa
para makhluk yang ada di darat dan di laut?" Malaikat Maut menjawab,
"Tidakkah engkau memperhatikan bahwa bumi dan isinya berada di antara
kedua lututku? Semua makhluk berada di antara kedua mataku. dan kedua
tanganku sanggup menjangkau timur sampai barat. Apabila ajal seorang
hamba telah sampai, maka aku akan melihat ke arahnya. Apabila aku telah
menengok ke arah hamba tersebut, maka malaikat yang membantuku tahu
bahwa nyawa hamba tersebut harus dicabut dan mereka segera pergi untuk
mencabut nyawa hamba itu. Apabila nyawa hamba tersebut telah sampai
kerongkongan, maka tidak ada sesuatu pun yang tidak aku ketahui mengenai
hamba tersebut. Tanganku kemudian mencabut dan membawa roh hamba itu
keluar dari jasadnya."
Abu Hamid menceritakan (dalam sebuah riwayat) bahwa ada ernpat
malaikat datang menghampiri seorang hamba yang akan meninggal tersebut.
Malaikat pertama mencabut nyawa hamba itu dari kaki kanannya, malaikat
kedua mencabut nyawanya dari kaki kirinya, malaikat ketiga mencabut
nyawanya dari tangan kanannya, dan malaikat keempat mencabut nyawanya
dari tangan kirinya.
Kadangkala orang yang akan mati mengetahui dunia alam malakut
sebelum sakarat, lalu Malaikat Maut memperlihatkan hakikat amalnya
sehingga mayat itu mengetahui dunia malakut yang akan ia huni. Sedangkan
bila lidahnya masih terbebas, maka ia akan menceritakan hal-hal yang
disaksikannya. Kadangkala ia bimbang menyaksikan pemandangan tersebut
sehingga ia menyangka bahwa semua itu perbuatan setan, lalu ia akan diam,
sedangkan para malaikat mencabut roh mereka melalui ujung jari kaki dan
tangan. Nyawa terlepas bagaikan tercurahnya air dari tong.
Malaikat Maut mencabut roh orang yang berbuat dosa seperti orang
yang menyeterika kain wol basah dan ini berdasarkan riwayat Nabi saw.
Orang tersebut merasa bahwa perutnya dipenuhi duri-duri, jiwanya seolah￾olah keluar dari lubang jarum yang sempit, dan dia seolah-olah dihimpit
langit dan bumi. Apabila jiwanya telah sampai ke dada, maka lidahnya tidak
bisa bicara dan tidak ada seorang pun yang bisa berbicara kepadanya.
Rahasia tentang jiwa yang terkumpul di dalam dada:
Pertama: Peristiwa yang terjadi pada dirinya sangat dahsyat, sehingga
dadanya menyempit karena jiwanya berkumpul di sana. Apabila dada
seseorang terkena pukulan, maka orang tersebut bingung dan tidak bisa
berkata-kata. Apabila setiap anggota tubuh seseorang terkena pukulan, maka
dia pasti mengeluarkan suara (berteriak). Tetapi apabila seseorang dadanya
terkena pukul, maka dia tidak sanggup mengeluarkan suara. Kedua: Sebenarnya suara berasal dari energi panas (dari kondisi
alami). Bila energi tersebut hilang maka menjadi panas dan dingin, karena
ia kehilangan enirgi panas. Pada saat ini ada yang dipukul oleh Malaikat
Maut den[an tombak beracun dari api sehingga ruh terlempar keluar, maka
ia akan n-rengambil ruh tersebut seperti air raksa sebesar belalang, lalu
menyerahkannya kepada Malaikat Zabaniy ah -
Ada juga mayat yang ruhnya tercabut secara berangsur, sehingga ia
berkumpul di kerongkongan, dan hanya sedikit yang berhubungan dengan
dada. Jadi pada saat ini Malaikat Maut memukulnya dengan tombak beracun
tersebut.
Aku (penulis buku ini) menyatakan bahwa riwayat tentangnya hanya
aku temukan dari Abu Nu'aim al-Hafizh.
Malaikat Maut mempunyaitombak sepanjang timur dan barat. Apabila
ajal seseorang telah sampai, maka dipukulkanlah tombak itu ke kepalanya,
dan Malaikai Maut berkata, "sekarang tentara kematian telah datang
mengunjungimu." (Dari Ahmad ibn 'Abdullah ibn Mahmud dari Muhammad
ibn Ahmad ibn Yahya dari Salamah ibn Syabib dari al-Walid ibn Muslim
dari Tsaur ibn Yazid dari Khalid ibn Ma'dan dari Mu'adz ibn Jabal)
Sulaiman ibn Muhair al-Kilabi meriwayatkan: Aku menemui Malik
ibn Anas. Bersamaku ada seorang pemuda yang bermaksud sama, kemudian
pemuda itu bertanya, "Wahai Abu 'Abdullah, apakah Malaikat Maut juga
mencabut nyawa kutu?" Malik berpikir cukup lama, kemudian dia berkata,
"Benar." Ia bertanya, "Apakah ia punya nyawa?" Mereka berkata, "Ya,"
Malik berkata, "Malaikat Mautlah yang mencabut nyawanya dan Allah yang
mewafatkannya." (HR. al-Khatib Abu Bakar)
Bentuk atau Sifat Malaikat Maut, serta Cara Mencabut Nyawa Orang
Mukmin dan Orang Kafir
Para ulama mengatakan bahwa bagaimana menyaksikan dan rasa takut
yang menyelimuti ketika kedatangan Malaikat Maut adalah sesuatu yang
tidak dapat digambarkan dahsyatnya. la hanya diketahui oleh mereka yang
merasakan. Kataupun ada riwayatnya, maka ia hanya gambaran atau
permisalan pendekatan.
Diriwayatkan dari 'lkrimah, dia berkata: Aku melihat sebagian besar
Kitab-Kitab Syits menceritakan bahwa Adam as berkata, "Wahai Tuhanku,
perlihatkan kepadaku bentuk Malaikat Maut sehingga aku bisa melihatnya."
Allah kemudian memberiwahyu kepada Adam, "Malaikat Maut mempunyai
sifat-sifat yang tidak sanggup dilihat mata manusia, maka aku akan
menggambarkan kepadamu bentuk Malaikat Maut, seperti yang aku berikan
kepada para rasul serta orang-orang.pilihan." Allah kemudian mengutus Malaikat Jibril dan Mikail kepada Adam as yang membawa Malaikat Maut
dalam bentuk seekor domba yang memiliki sayap, yang mana sayapnya
berjumlah 4000. Di antara sayap-Sayap tersebut ada yang panjangnya
melampaui panjang bumi dan langit, ada yang panjangnya melebihi panjang
dua bumi, ada yang melebihi arah timur yang paling jauh, dan ada yang
melebihi arah barat yang paling jauh. Di hadapannya terbentang. bumi
dengan semua gunung, lembah, danau, jin, manusia, binatang, segala laut',
segala liang dan lubang. Semua bagaikan biji sawi yang terletak di tengah
gurun Sahara. Mata yang banyak tidak terbuka kecuali pada tempat yang
dibukanya. Sayapnya terkembang pada tempat ditujunya, sayap kanannya -
untuk kabar gembira- ia kembangkan untuk para kaum pilihan Allah,
sedangkan sayap kiri untuk kaum kafir, terdapat duri, pencongkel besi, dan
gergaj i-gergaj i . "
Lalu Adam pingsan sambil berteriak keras, dan baru tersadar pada hari
ketujuh. Ketika bangun keringatnya harum seperti kesturi. (dari kitab an￾Nashaih oleh lbn Zhafar al-Wa'izh yang bergelar Abu Hasyim Muhammad
ibn Muhammad)
Diriwayatkan dari lbn 'Abbas ra bahwa Nabi lbrahim meminta
Malaikat Maut untuk memperlihatkan cara dia mencabut nyawa seorang
Mukmin. Malaikat Maut kemudian berkata, "Palingkan wajahmu dariku."
Ibrahim kemudian memalingkan wajahnya, dan ketika menoleh ke arah
Malaikat Maut tiba-tiba dia melihat Malaikat Maut dalam bentuk seorang
pemuda yang tampan dengan pakaian yang indah, bau yang wangi, serta
muka yang berseri-seri. Ibrahim berkata kepada Malaikat Maut, "Demi
Allah, walaupun seseorang tidak pernah mendapat nikmat sedikit pun, jika
dia melihat kamu dalam bentuk seperti ini pasti hal itu akan cukup baginya."
Ibrahim kemudian berkata, "Perlihatkan caramu mencabut nyawa orang
kafir." Malaikat Maut kemudian berkata kepada Ibrahim, "Kamu tidak akan
kuat menyaksikannya." Nabi Ibrahim menjawab, "Tapi aku ingin sekali
melihatnya." Malaikat Maut kemudian berkata, "Palingkan wajahmu
dariku." Ketika Ibrahim menolehkan kembali wajahnya ke arah Malaikat
Maut, dia melihat Malaikat Maut itu dalam bentuk seorang laki-laki yang
hitam legam, dan wajahnya mengerikan. Kakinya berada di bumi dan
kepalanya berada di langit. Rambut-rambut di tubuhnya terdapat api yang
menyala-nyala. Ibrahim berkata kepada Malaikat Maut, "Demi Allah,
seandainya orang kafir tidak menerima hukuman apa-apa selain hanya
memandangmu, maka hal itu cukup baginya."
Ibnu 'Abbas ra mengatakan bahwa Ibrahim as adalah orang yang
sangat pencemburu. Dia mempunyai sebuah rumah yang digunakan sebagai
tempat beribadah. Setiap hari dia pergi keluar rumah dan dia tidak lupa
mengunci pintu rumahnya. Setelah dia kembali ke rumah ibadahnya, tiba￾tiba dia melihat seorang pemuda berada di dalam rumah ibadahnya itu. lbrahim berkata, "Siapa yang memasukkanmu ke dalam rumahku?" Orang
itu menjawab, "Pemiliknya." lbrahim berkata, "Aku pemilik rumah ini."
Orang itu kemudian berkata, "Yang memasukkanku adalah pemilik yang
lebih berhak memiliki rumah inidibandingkan kamu (Allah SWT)." lbrahim
kemudian bertanya, "Apakah kamu malaikat?" Laki-laki itu menjawab,
"Benar, aku Malaikat Maut." lbrahim kemudian bertanya lagi, "Bisakah
kamu memperlihatkan kepadaku caramu mencabut nyawa seorang
Mukmin?" Malaikat itu menjawab. "Ya," tiba-tiba lbrahim mendapati
Malaikat itu dalam bentuk seorang pemuda yang mempunyai wajah tampan,
pakaian yang indah, dan bau yang wangi. lbrahim kemudian berkata, "Wahai
Malaikat Maut, seandainya seorang Mukmin melihatmu dalam bentuk
seperti ini ketika dia akan meninggal dunia, niscaya itu cukup baginya
sebagainikmat." Setelah itu Malaikat Maut mencabut nyawa lbrahim.
Apakah Malaikat Maut Mempunyai Dua Bcntuk?
Para ulama berkata: Bukan hal yang aneh kalau Malaikat Maut
menampakkan diri dalam dua sosok yang berbeda itu, yang dapat kita
umpamakan dengan perubahan pada diri manusia (sehat menjadi sakit), kecil
menjadi besar, muda menjadi tua, seperti memutihnya warna kulit akibat
penyakit demam dan memucatnya wajah seseorang ketika melakukan
perjalanan di bawah terik matahari. Pada diri malaikat hal tersebut dapat
terjadi dalam sekejap dengan kekuasaan Allah, sedangkan pada manusia
terjadi dalam rentang waktu yang panjang.
Malaikat Maut dan Tugasnya sebagai Pencabut Nyawa
Malaikat Maut ditugaskan oleh Allah untuk mencabut nyawa. Dia
berhenti pada setiap rumah sebanyak 5 kali setiap hari dan pada makhluk
yang bernyawa setiap satu jam, serta memperhatikan wajah para hamba
sebanyak 7 kali dalam sehari.
Allah SWT berfirman: Katakanlah, "Malaikot Maut yang diserahi
tmtuk [mencabut nyor+,al mu akan mematikan kamu: kemudian hanya
kepada Tuhonmulah kamu okan dikembalikan (QS. as-Sajdah: I l)
Ibn Umar meriwayatkan, apabila Malaikat Maut selesai mencabut
nya\ila orang Mukmin, maka dia akan berdiri di atas tangga rumah orang
tersebut dan melihat bahwa keluarga yang ditinggalkan orang tersebut
semuanya berteriak. Ada di antara mereka yang memukul-mukul wajahnya,
berteriak histeris, dan menyebut-nyebut kemalangan yang telah
menimpanya. Malaikat Maut lalu berkata kepada mereka, "Kenapa kalian
semua berkeluh kesah? Demi Allah aku tidak mengurangi nyawa kalian,
tidak menghilangkan rezeki kalian, sega tidak berbuat zalim kepada kalian. Tetapi apabila kamu marah dan kemarahanmu ditimpakan kepadaku,
padahal sebenarnya Allah yang meqrerintahkanku. Apabila kemarahanmu
ditimpakan kepada mayat yang telah meninggal, maka mayat itu akan
tersiksa. Apabila kemarahanmu ditimpakan kepada Allah, maka kamu telah
berbuat ingkar terhadap Allah. Sesungguhnya tiap-tiap kamu pasti aku
datangi." Apabila mereka melihat dan mendengar ucapan Malaikat Maut
tersebut, niscaya mereka akan lalai dan tidak mempedulikan mayat mereka
itu, dan hanya menangisi diri mereka sendiri. (Riwayat ini diceritakan oleh
Abu Muthi' Makhul ibn al-Fadhlan-Nasafi dalam bukunya yang berjudul a/-
Lu'lui'yat)
Rasulullah saw bersabda: Malaikat Maut akan berdiri pada tiap-tiap
rumah setiap hari sebanyak 5 kali. Apabila Malaikat Maut telah menentukan
bahwa orang tersebut akan meninggal dunia, maka diputuskanlah rezeki
serta ajal orang tersebut, dan dia akan menghadapi pedihnya sakaratul maut
itu. Malaikat Maut akan berkata kepada keluarga orang yang meninggal itu
(sedangkan mereka ada yang memukul-mukul wajahnya sendiri, histeris,
serta berteriak-teriak karena kemalangan yang menimpanya), "Celakalah
kalian, kenapa kalian berkeluh kesah? Aku tidak akan mengurangi
sedikitpun umur serta rezeki kalian. Aku tidak mencabut nyawa kalian
sebelum Allah memerintahkanku. Aku akan datang kepada kalian semuanya,
hingga tidak ada seorang pun yang tersisa."
Rasulullah saw bersabda, "Aku bersumpah, seandainya orang-orang
bisa melihat keberadaan Malaikat Maut serta mendengar suaranya, niscaya
mereka tidak peduli kepada mayat tersebut dan menangisi diri mereka
sendiri. Apabila mayat tersebut telah dibawa dengan usungan, maka dia akan
berkata dari atas usungan itu, 'Hai keluarga serta anak-anakku, duniajangan
membuatmu lalai sebagaimana yang aku alami dahulu, di mana aku
mengumpulkan itu dengan jalan halaldan haram."'
Diriwayatkan oleh Ja'far ibn Muhammad dari ayahnya, dia
mengatakan bahwa Rasulullah saw melihat Malaikat Maut tepat di atas
kepala seorang pemuda Anshar. Rasulullah kemudian berkata kepada
Malaikat Maut, "Hendaklah engkau berlemah lembut terhadap sahabatku ini,
karena dia seorang Mukmin." Malaikat Maut kemudian menjawab, "Wahai
Muhammad, pemuda ini mempunyaijiwa yang bersih dan pandangan yang
lembut. Aku pasti berlaku lemah lembut terhadap setiap orang Mukmin. Aku
selalu memberikan salam kepada semua penghuni rumah, baik di kampung
maupun di kota, di laut maupun di darat, sebanyak lima kali setiap harinya,
karena aku lebih tahu apa yang telah diperbuatnya untuk dirinya, baik ketika
kecil maupun setelah dewasa. Demi Allah, wahai Muhammad, apabila Allah
telah menentukan nyawa yang akan di cabut, maka aku melaksanakan
keputusan-Nya tanpa sanggup merubahnya."
Al-Mawardi menceritakan, Ja'far ibn Muhammad berkata, "Aku
mendengar bahwa Malaikat memberikan salam kepada mereka pada waktu￾waktu shalat."
Keterangan tersebut menunjukan bahwa Malaikat Maut menjadiwakil
Allah untuk mpncabut nyawa semua makhluk, dan dia selalu mengerjakan
tugasnya apabila Allah memberikan perintah kepadanya
Ibnu .Athiyyah berkata, "Di dalam suatu hadits diceritakan bahwa
nyawa semua binatang ternak langsung dicabut oleh Allah tanpa perantaraan
Malaikat Maut, seolah-olah Allah menghilangkan kehidupannya."
Ia kemudian berkata, "Suatu kemuliaan bagi Bani Adam karena
nyawanya dicabut oleh Malaikat Maut dan beberapa malaikat lainnya. Allah
menciptakan Malaikat Maut (untuk mencabut dan mengeluarkan roh dari
badan) dan pasukan (yang selalu mematuhi perintah Malaikat Maut)'
Allah SWT berfirman:
Kalau kamu melihat ketika para malaikot mencabut iiwa orang-orang
yang kafir seraya memuhtl mulca dan belakang mereka [dan berkataJ,
"Rasakonlah olehmu silcsa neraka yang membakar," [tentulah kamu akan
merasa ngeri). (QS. al-Anfal: 50)
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di alas semuo
hamb a-Nya, dan d iutus-Nya kepadamu malaikot- mal aikat penj aga, s e hingga
apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia
diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu
tidak melalaikan kewaiibannya. (QS. al-An'am: 6l)
Allah memegang jiwa [orangJ ketiko matwa dan [memegangJ iiwa
[omngJ yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dio tahanlah iiwa
[oranlJ yang telah Dia tetapkan lcematiannya dan Dia melepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian
itu rerdapat tanda-tanda kelanasaon Allah bagi kaum yang berpikir. (QS. az￾Zumar:42)
Yang meniadikan mati dan hidup, supayo Dia menguii kamu, siapa di
antara leomu yang tebih baik amalnya. Dan Dia Mahoperkosa lagi Maha
Pengampwr. (QS. al-Mulk: 2)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat lbrahim
tentang Tuhannya [AAahJ karena Allah telah memberikan kepada orang ilu
pemerintohan [kekuasaanJ. Ketika lbrahim mengatalan, "Tuhanlru ialah -Yang 
menghidupkan dan mematilran," orang itu berkata, "Aku dapat
meightdupkan dan mematikan." Ibrahim berkata, "sesungguhnya Allah
menirbitkan marahari dari timur, maka terbitkanlah dia dori barat," lalu
heran lerdiamlah orang kofir ilu: dan Allah lidak memheri petuniuk kepoda
orang-orang yang zalim. (QS. al-Baqarah: 258)
Malaikat Maut dibantu oleh para malaikat lainnya untuk mencabut
nyawa para makhluk, sedangkan yang mewafatkannya adalah Allah.
Keterangan ini merupakan gabungan keterangan yang ada pada ayat-ayat
serta hadits tersebut. Allah memberikan wewenang kepada Malaikat Maut
untuk mencabut nyawa, baik secara langsung maupun melalui perantara.
Berdasarkan hal tersebut, maka Malaikat Maut dengan kematian kaitannya
sangat erat, sehingga ia dikatakan sebagai pencabut nyawa.
Penulis menceritakan suatu peristiwa, sebagaimana dalam hadits Ibn
Mas'ud, Rasulullah yang sangat jujur dan dibenarkan berkata, "Proses
penciptaanmu di dalam rahim ibumu adalah: air mani berubah menjadi
segumpal darah dalam waktu empat puluh hari, lalu segumpal darah
dijadikan segumpal daging. Lalu Allah mengirim Malaikat dan ditiupkanlah
ruh kepadanya." (HR. Muslim)
Kalimat yang berbunyi "mengumpulkan Proses kejadiannya di dalam
perut ibunya" sudah dijelaskan di dalam hadits Ibn Mas'ud yang
diriwayatkan oleh A'masy dari Khaitsamah.
Menurut Abdullah, makna kata "mengumpulkan proses kejadiannya di
dalam perut ibunya" adalah apabila air mani telah berada di dalam rahim
seorang ibu selama empat puluh hari, maka Allah menjadikannya seorang
manusia yang semua proses kejadiannya berlangsung di dalam rahim; dari
mulai proses pembentukan air mani menjadi segumpal darah sampai kepada
proses lain seperti pembentukan rambut dan kuku.
Dalam Shahih Muslim diceritakan dari Hudzaifah ibn Usaid al-Ghifari,
dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Apabila air mani
telah berada di dalam rahim selama 42 hari, maka Allah akan mengutus
seorang Malaikat untuk membuat rupa, pendengaran, rambut, kulit, daging,
serta tulangnya. Malaikat itu kemudian berkata, 'Wahai Tuhanku, dia laki￾laki atau perempuan?"'Dalam suatu riwayat dijelaskan: Malaikat tidak akan
mendatangi air mani yang berada di dalam rahim seseorang sebelum genap
berumur 42 hari. Makna "pembentukan" atau penciptaan yang dinisbahkan
kepada Malaikat itu bukan makna hakiki, tetapi merupakan makna majazi.
Proses pembentukan dan penciptaan yang berlangsung pada segumpal
daging tersebut bersumber pada kekuasaan Allah. Bukankah Allah
menyandarkan pada Diri-Nya penciptaan dalam pengertiannya yang hakiki,
seperti dalam firman-Nya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
[AdamJ, lalu Kami bentuk tubuhmu. " (QS.al-A'raf: I l)
Dari potongan ayat tersebut dinyatakan bahwa makhluk yang berhak
disebut sebagai pencipta hanya Allah SWT, seperti dalam firman-Nya: Allah
memegang jiwa [orangJ ketika matwa. (QS. az-Zumar:42) Makna ayat tersebut adalah, apabila malaikat telah meniup janin
tersebut, maka Allah akan memberikan roh dan kehidupan untuk janin itu.
Pendapat lain menyebutkan bahwa proses penciptaan hanya berlangsungjika
ada peranan Allah, bukan oleh yang lain. Pendapat yang menyebutkan
bahwa Allah yang mencabut nyawa semua makhluk, adalah pendapat yang
benar, sedangkan Malaikat Maut serta para malaikat yang membantunya
hanya perantara. Anas ibn Malik ra ditanya, "Apakah Malaikat Maut yang
mencabut nyawa kutu?" Anas ibn Malik ra berpikir cukup lama, kemudian
dia berkata, "Benar, Malaikat Maut yang mencabut nyawanya, berdasarkan
firman Allah SWT: Allah memegang jiwa [orangJ ketilca matinya (QS. az￾Zumar:42);'
Ada suatu kisah tentang kehidupan yang diriwayatkan oleh ibn Hamid,
bahwa Malaikat Kehidupan dan Malaikat Maut saling berdebat. Malaikat
Maut berkata, "Aku yang mematikan orang hidup." Lalu Malaikat
Kehidupan berkata, "Aku yang menghidupkan orang mati." Allah lalu
berkata kepada keduanya, "Kalian berdua sebaiknya melaksanakan tugas
masing-masing, dan jangan saling cela. Aku-lah yang menghidupkan dan
mematikan para makhluk. Tidak ada yang bisa menghidupkan dan
mematikan para makhluk selain Aku."
Tsabit al-Bannani berkata, "Malaikat Maut selalu mendatangi semua
makhluk bernyawa selama 24 kali setiap harinya. Apabila dia diperintah
mencabut nyawa seseorang, maka dia pasti mencabut nyawa orang itu. Jika
dia tidak diperintah, maka dia akan pergi. Ini semua pasti terjadi pada semua
makhluk yang bernyawa."
Ibnu 'Abbas ra menceritakan suatu kisah pertanyaan yang terjadi pada
malam Isra' Mi'raj, dia berkata, "Bagaimana cara Malaikat Maut mencabut
nyawa semua makhluk yang ada di timur dan di barat." Hal tersebut sesuai
hadits yang kami paparkan.
Rasulullah saw bersabda, "Malaikat Maut akan melihat wajah semua
hamba sebanyak 70 kali setiap hari. Apabila ada hamba yang tertawa
padahal ajalnya akan segera datang maka Malaikat Maut akan berkata,
'Orang ini aneh, aku datang untuk mencabut nyawanya, tetapi dia malah
terlawa,"' wallahu a' lom.
Sebabsebab Malaikat Maut Mencabut Nyawa Para Makhluk
Az-Zuhri dan Wahab ibn Munabbih meriwayatkan:
Allah menyuruh Jibril untuk mengambil beberapa tanah dari bumi,
yang mana Allah akan menjadikan dari tanah tersebut seorang makhluk.
Malaikat Jibril memohon kepada Allah, karena dia tidak sanggup
melaksanakan tugas tersebut, dan Allah mengabulkan permohonannya. Allah kemudian mengutus Malaikat Mikail untuk melakukan tugas yang sama
(seperti yang diperintahkan Allah kepada Jibril), tetapi Malaikat Mikail pun
tidak sanggup melakukannya. Allah ke'mudian mengutus Malaikat lsrail, dan
lsrail juga memohon kepada Allah bahwa dia tidak ingin melakukan tugas
tersebut, tetapi Allah tidak mengizinkannya. Allah kemudian berkata,
"Apakah engkau minta perlindungan-Ku dari tugas tersebut?" Malaikat lsrail
menjawab, "Benar." Allah lalu berkata, "Mengapa kamu tidak mengasihinya
sebagaimana yang telah dilakukan oleh kedua orang temanmu (Jibril dan
Mikail) terhadapnya." lzrail kemudian berkata. "Menaati perintah-Mu lebih
wajib bagiku daripada memberikan rahmat kepadanya." Allah berkata,
.'Pergilah engkau wahai Malaikat Maut. Aku telah memberimu wewenang
untuk mencabut nyawa mereka." Malaikat Maut lalu menangis. Allah
bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?" Malaikat Maut menjawab,
..Engkau menjadikan dari makhluk ini para Nabi dan Rasul serta orang￾orang pilihan dan Engkau menciptakan sesuatu yang sangat dibenci mereka,
yaitu mati. Jika mereka tahu bahwa aku yang mencabut nyawa mereka. maka
mereka pasti akan memaki-makidan membenciku." Allah lalu berkata, "Aku
menjadikan penyakit atau yang lainnya sebagai penyebab kematian,
sehingga mereka tidak akan menyandarkan kematian kepadamu." Allah
kemudian menciptakan penyakit dan segala sesuatu yang bisa menyebabkan
kematian.
Ibnu 'Abbas ra juga meriwayatkan hadits serupa:
Malaikat Maut mengambiltanah asal kejadian Adam dari 6 buah bumi
dan tanah yang paling banyak diambil adalah tanah yang berasal dari bumi
yang keenam. Bumi yang ketujuh adalah neraka Jahannam, sedangkan pada
bumi yang ketujuh tidak terdapat apa-apa. Setelah Malaikat Maut membawa
tanah itu, Allah berkata kepadanya, "sebaiknya mereka berlindung kepada￾Ku darimu."
Al-Qutaibi menambahkan keterangan hadits tersebut, dia
menceritakan, "Bumi berkata kepada Allah SWT, 'Ya Allah Engkau
menciptakan langit dan tidak mengurangi sesuatupun darinya, tetapi ketika
engkau menciptakanku lalu Engkau juga mengurangiku."' Allah lalu
berkata, "Aku bersumpah, segala kebaikan yang dilakukan mereka akan Aku
berikan kepadamu." Lalu bumi berkata, "Aku juga bersumpah akan
menyiksa siapa saja yang berbuat durhaka kepada-Mu." Kemudian tanah
kejadian Adam diberi minum dengan air yang berasal dari bumi yang
rasanya bermacam-macam; asin, manis, tawar, bersih dan kotor.
Ada yang meriwayatkan bahwa sudah 40 tahun ruh belum juga
ditiupkan ke dalam tanah asal kejadian Adam itu. Malaikat yang lewat di
dekatnya hanya berdiri sambil memperhatikan tanah itu. Mereka berkata,
"Belum ada satupun makhluk yang diciptakan Allah yang lebih bagus dari ini." Kemudian iblis lewat di dekat tanah tersebut dan memukul-mukultanah
itu dengan tangannya, maka terdengar bunyi seperti bunyi belanga. iblis lalu
berkatal ..Jik; di; lebih mulia dariku maka aku tidak akan pernah
mematuhinya. Tetapi jika aku yang lebih mulia darinya maka aku akan
membinasa-kannya. kur"nu dia berasal dari tanah sedangkan aku dari api."
Diriwayatkan dalam suatu kisah bahwa Allah mengutus iblis untuk
mengambil beberapa tanah dari bumi (setelah sebelumnya Allah mengutus
dua 
-orang malaikat), lalu iblis berkata, "Aku berlindung kepada Allah
darimu." Iblis kemudian membawa tanah itu dan menyerahkannya kepada
Allah. Allah talu berkata, "Demi kebesaran-Ku, Aku akan menciptakan
suatu makhluk yang diambil oleh tanganmu dan membuatmu tidak senang,"
wallahu a'lam.
Mata Terus Memperhatikan Ruh ketika Keluar dari Jasad
Dari ummu Salamah, dia berkata. "Ketika Abu Salamah meninggal
dunia, Rasulullah saw pergi melihatnya. Setelah Rasulullah saw sampai di
sana, dia mendapatkan mata Abu Salamah masih terbuka. Rasulullah saw
kemudian menutup mata Abu Salamah sambil berkata:
'Ati 4til.C:1t';:t.
,Apabila ruh telah keluar dari iasad, mako pandangan mala orang yang
mininggal tersebut apan mengikttti orah perginya ruh tersebut "' (HR.
Muslim dan Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah ta, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Tidakkah kamu memperhatikan seseorang apabila meninggal
dunia, maka matanya akan terus terbuka?" Mereka menjawab, "Benar wahai
Rasulullah saw." Rasulullah saw kemudian berkata, "Hal itu karena mata
terus memperhatikan arah perginya ruh itu-" (HR. Muslim)
Diceritakan dalam suatu riwayat (tidak mencapai derajat shahih),
..Penyebab utama mata itu terbuka karena dia melihat Mi'rai, yaitu jenjang
yang menghubungkan langit dengan bumi, yang terbuat dari zamrud yang -U"rt"u*" 
hijau dan sangat indah bentuknya." Hal itulah yang membuat
matanya terbuka.
Rasutullah saw bersabda, "Apabila ruh telah di cabut, maka mata
mengikuti arah perginya ruh tersebut."
Dalam hadits lain disebutkan, "Apabila mata seseorang mengikuti arah
perginya ruh itu, maka tidak akan berguna ucapan yang ditujukan
kepadanya." Ruh dan jiwa adalah dua kata yang memiliki arti sama.
Keterangan mengenai hal tersebut akan dijelaskan kemudian￾i
Hendaklah Membaguskan Kafan orang yang Meninggal Dunia, karena
Mereka Saling Bcrziarah di Dalam Kubur
Dari Jabir dari Abdullah, Rasulullah saw bersaMq "Apabila masing￾masing kamu mengafani saudaranya, maka dia hendaknya memperbagus
kafannya sebisa mungkin."
Abu Nashr .Abdullah ibn Sa'id ibn Hatim al-waili as-Sijistani al￾Hafizh meriwayatkan dalam bukunya, al-Ibanah, yang memakai mazhab
salafush shalih yang semuanya berdasarkan Al-Qur'an secara jelas:
Uibatullatr ibn lbrahim ibn Umar meriwayatkan kepada kami, dia berkata:
.Ali ibn al-Hasan ibn Bandar meriwayatkan kepada kami, dia berkata:
Muhammad ibn al-Mushaffa meriwayatkan kepada kami, dia berkata:
Ibrahim dari Muawiyah dari Abu Zubair dari Jabir, Rasulullah saw bersabda,
,,Apabila kamu akan mengafani mayat-mayat saudaramu, maka kamu
hendaknya memperbagus kafan mereka, karena mereka saling bermegah￾megahan dan mengunjungi didalam kubur mereka."
Ibn al-Mubarak berkata "Aku sangat suka mengafani mayat dengan
pakaian yang dipakainya untuk shalat."
Menyegerakan Penyelenggaman Jenezah
Rasulullah saw bersabda:
Uu a.lG Uk oi e:Lt 'v ,:le'5, t1i3v i;r;r 77) $r
* a,;*\.'i.1''1r;'u qritr-i6 '!g * uk L, ori
*iuyi -'i, or::1io\:o ,.tr w*
Apabila jenazah orang shalih akan dibawa lce kuburan mt* dikuburkan,
maka ruhnya akon berkata, "Kubwkan aht segera! kubwkanlah aku
segera!" Tetapi apabila jenazah tersebut bukan orang shalih, maka dia alcan
berkata, "Aduh celaka! Ke mano mereka akon memb&v(mya (iasad)."
Suaranya tersebut terdengu oleh sermn nokhluh kecuali manusia. Apabila
manusia dapat mendengar suara itu, niscuya dia akan pingsan (HR.
al-Bukhari)

Dalam hadits lain (yang diriwayatkan oleh Anas) ditambahkan bahwa
ruh tersebut akan berkata, "Wahai keluargaku, wahai anakku."
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Hendaklah kamu
menyegerakan {gril mengubur jenazah. Apabila dia orang shalih, maka
hal tersebut lebih baik baginya, tetapi apabila dia bukan orang shalih maka
meletakkannya di atas pundakmu untuk dibawa ke kuburan merupakan
sesuatu yang buruk. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Sha'iqa berarti mati atau meninggal. Al-Isra'u berarti menyegerakan
membawa jenazah untuk dikuburkan. Ada juga yang mengartikannya dengan
"menyelenggarakan jenazah sesegera mungkin, supaya keadaan jenazah
tidak berubah."
An-Nasa'i berkata: Dari Muhammad ibn Abu al-A'la dari Khalid,
dari'Uyainah ibn Abdurrahman, ayahku berkata: Aku melihat jenazah
Abdurrahman ibn Samurah. Setelah Ziyadberjalan ke arah keranda, keluarga
Abdurrahman ibn Samirah dan para pembantunya mengikuti Ziyad ke arah
keranda tersebut. Mereka lalu membawa keranda tersebut ke atas punggung
mereka sambil berkata, "Jangan tergesa-gesa." Mereka lalu berjalan dengan
perlahan-lahan. Ketika di tengah perjalanan, kami dan rombongan yang
membawa Abdurrahman ibn Samirah bertemu dengan Abu Bakar ra yang
sedang mengendarai baghalnya.'' Melihat keadaan tersebut Abu Bakar ra
mempercepat dan mencambuk bagalnya, lalu berkata berkata, "Luaskan
jalan untuknya. Demi Allah Yang memuliakan wajah Abul Qasim (gelar
Nabi saw), aku sudah menyaksikannya bersama Rasulullah, dan kami
hampir saja berlari kecil membawa jenazah." Lalu orang-orang segera
meluaskan jalan. (Hadits ini dishahlrkan oleh Abu Muhammad Abdul Haq)
Ringkasnya, yang paling baik membawa jenazah adalah bersifat
segera; tidak terlalu cepat (karena dapat menyusahkan para pembawa), dan
tidak terlalu pelan (sebagaimana dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasrani).
Membentangkan Kain di Atas Kuburan ketika akan Menguburkan
Mayat
Abu Hudbah Ibrahim ibn Hudbah berkata: Anas ibn Malik ra
meriwayatkan kepada kami bahwa Rasulullah saw pergi mengantarkan
seseorang yang telah meninggal dunia ke kuburan. Ketika mayat itu akan
dikuburkan, Rasulullah saw memerintahkan kami untuk membentangkan
kain di atas kuburan itu, kemudian Beliau berkata, "Janganlah engkau
melihat ke dalam kuburan, karena itu merupakan amanat. Mungkin saja tali
pengikat mayat yang terbuka bisa terlihat seperti ular hitam yang melingkar
di lehernya." Kemudian terdengarlah suara gemerincing rantai. Rasulullah
menyuruh kami membentangkan kain di atas kuburan Sa'ad ibn Mu'adz
ketika Beliau akan menguburkannya. (Diriwayatkan oleh 'AMul Razaq dari
lbn Juraij dari asy-Sya'bi)
Sa'ad berkata: Ketika Nabi masuk ke dalam kuburan Sa'ad ibn
Mu'adz, Beliau memerintahkan kami untuk membentangkan kain di atas
kuburannya, dan aku salah seorang yang ikut memegang kain itu.
Ulama berbeda pendapat mengenai hal tersebut.
Abdullah ibn Yazid, Syuraih, dan Ahmad ibn Hanbal melarang untuk
membentangkan kain di atas kuburan laki-laki.
Ahmad dan Ishaq melakukan hal tersebut hanya pada mayat
perempuan. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa membentangkan
kain di atas kuburan laki-lakitidak dilarang.
Abu Tsaur berpendapat bahwa membentangkan kain di atas kuburan
laki-laki dan perempuan tidak dilarang.
Rasulullah saw membentangkan kain di atas kuburan laki-laki dan
perempuan karena ada uzur atau alasan. Hal itu pernah Beliau lakukan ketika
menguburkan Sa'ad ibn Mu'adz, seperti dalam hadits riwayat Anas.
Beberapa sahabatku meriwayatkan bahwa dia mendengar suara
gemerincing rantai ketika Beliau berada dikuburan.
Sahabatku yang bernama Abu Abdullah Muhammad ibn Ahmad al￾Qashri meriwayatkan kepadaku bahwa beberapa gubernur di daerah
Istambul meninggal dunia, maka digali kuburan untuknya. Setelah kuburan
selesai digali, mayat tersebut dimasukkan ke dalam kuburan. Tetapitiba-tiba
muncul seekor ular hitam dari dalam kuburan, sehingga orang-orang yang
menggali kubur tidak berani memasukkan mayat ke dalam kuburan tersebut.
Mereka lalu menggali kuburan lain, tetapi setelah kuburan selesaidigali dan
mayat akan dimasukkan ke dalam kubur, tiba-tiba muncul lagi seekor ular
hitam. Peristiwa tersebut terus berulang, sehingga 30 kuburan yang sudah
digali. Mereka tidak sanggup menggali lubang yang lain. Mereka saling
tentang kejadian tersebut? Salah seorang kemudian berkata, "Kuburkan saja
dia bersama ular tersebut, kita hanya bisa memohon kepada Allah agar dia
dilindungi dan diberi keselamatan dunia dan akhirat."
Hukum Membaca Al-Qur'an di Kuburan ketika akan Menguburkan
Mayat dan sesudah Menguburkan Mayat
Dalam kitab al-Ihya' (karangan Abu Hamid al-Ghazali) dan al-
'Aqibah (karangan Abdul Haq) disebutkan: Muhammad ibn Ahmad al￾Marwadzi berkata: Aku mendengar Ahmad ibn Hambal berkata, "Apabila
kamu pergi mengunjungi kuburan, maka baca surah al-Fatihah, an-Naas, al-
'Alaq, dan al-lkhlas. Juga peruntukkan bacaanmu untuk para penghuni
kubur, niscaya pahalanya akan sampai kepada mereka."
'Ali ibn Musa al-Haddad berkata: suatu hari Ahmad ibn Hanbal pergi
ke tempat orang yang meninggal dunia. Ketika sampai di sana kami melihat
Muhammad ibn Qudamah al-Jauhari sedang membaca Al-Qur'an. Ketika
kami selesai menguburkan mayat, tiba-tiba datang seorang lelaki buta yang
kemudian membaca Al-Qu'ran di kuburan. Ahmad lalu mendatangi laki-laki
itu dan berkata, "Membaca Al-Qur'an di kuburan adalah bid'ah." Ketika
kami keluar dari kuburan, Muhammad ibn Qudamah kemudian berkata
kepada Ahmad, "Wahai Abu 'Abdullah, apakah kamu berbicara kepada
Mubasyir ibn Ismail?" Ahmad menjawab, "Benar." Muhammad ibn
Qudamah lalu berkata, "Apakah engkau menetapkan sesuatu kepadanya."
Ahmad menjawab, "Ya." Muhammad ibn Qudamah berkata, "Mubasyir ibn
Ismail meriwayatkan kepadaku dari 'Abdurrahman ibn 'Ala' ibn al-Hajjaj
dari ayahnya, dia mengatakan bahwa ayahnya berwasiat agar dibacakan
surah al-Baqarah bagian awal dan akhirnya jika ia dikuburkan." Ahmad
kemudian berkata, "Pergilah engkau pada laki-laki tadi dan katakan
kepadanya bahwa bacaannya tadi bukan bid'ah."
Sebagian ulama membolehkan membaca Al-Qur'an di kuburan dengan
menggunakan hadits Ibn 'Abbas ra bahwa Nabi saw menyuruh seorang
sahabat untuk mengambil dahan pohon yang masih basah, lalu Beliau
membelahnya menjadi dua bagian dan menancapkannya di atas kuburan
mereka masing-masing. Kemudian Beliau bersabda, "Semoga Allah
meringankan siksaan keduanya selama dahan pohon ini belum kering." (HR.
Muslim) Dengan dahan kayu saja mayat dapat keringanan, apalagi dengan
bacaan Al-Qur'an.
Diriwayatkan oleh as-Salafo dari 'Ali ibn Abu Thalib ra, Rasulullah
saw bersabda, "Siapa yang lewat di kuburan dan membaca surah al-lkhlas
sebanyak 2l kali dan pahala bacaannya ditujukan untuk orang-orang yang
telah meninggal, maka dia akan diberi balasan sejumlah orang yang
meninggal."
Diriwayatkan oleh Anas (pembantu Rasulullah saw), dia mengatakan
bahwa Rasulullah saw bersabda, "Apabila seorang Mukmin membaca ayat
Kursi dan pahala bacaannya ditujukan untuk orang meninggal, maka Allah
memberi 40 cahaya pada setiap kuburan orang Mukmin yang ada di timur
dan barat. Allah juga melapangkan kuburan tiap-tiap