Tampilkan postingan dengan label kematian menurut islam 18. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kematian menurut islam 18. Tampilkan semua postingan
Home » Posts filed under kematian menurut islam 18
Rabu, 13 September 2023
Abu Amru berkata dalam buku at-Tamhid wal Istidzkr dan Abu
Abdullah at-Tirmidzi dalarn buku Nuwadir al-Ushul serta para ahli tafsir,
dari 'Ali ibn Abu Thalib ra, tentang tafsir dari firman Allah SWT: Tiapaiap
diri berlanggung juwab utos apa yang, telah diperbualnya, kecuali golongan
kanan. (QS. al-Muddatstsir: 38-39)
la menyatakan bahua mereka yang dikecualikan dalam ayat ini adalah
anak-anak golongan Muslim. At-Tirmidzi menambahkan, "Mereka belum
melakukan apa pun, maka bagaimana mereka bertanggung jawab atas
perbuatan mereka?" Sedan-ekan Abu Amrin berkata. "Pada umumnya, semua
ulama berpendapat bahua anak-anak Muslim akan masuk surga."
Di antara para ulama, ada juga golongan yang berpendapat bahwa
anak-anak golongan Muslim dan musyrik bisa masuk surga dan bisa pula
masuk neraka. Di antaranya adalah Hammad ibn Zaid, Hammad ibn
Salamah, lbn Mubarak. dan lshaq ibn Rahawaih. Mereka bersandar pada
sebuah hadits yang diriuayatkan Abu Hurairah ra. ia berkata, "Suatu ketika
Rasulullah sau'ditanyai tentang nasib anak-anak bayi, lalu Beliau bersabda,
"Allah Maha Mengetahui apa yang akan mereka perbuat (ika seandainya
umur mereka dipanjangkan)." Kemudian akubertanya, "Bagaimana dengan
keturunan kaum Muslim?" Beliau menjawab, "Bersama dengan bapak-bapak
mereka (di surga)." Akubertanya lagi, "Tanpa amal perbuatan?" Beliau
menjawab, "Allah Maha Mengetahui apa yang akan mereka perbuat (ika
umur mereka diperpanjang)." Kemudian akubertanya lagi, "Bagaimana nasib
anak-anak keturunan kaum musyrik?" Beliau menjawab, "Bersama dengan
bapak-bapak mereka (di dalam neraka)." Para sahabat berkata, "Tanpa amal
perbuatan?' Beliau menjawab, "Allah Maha Mengetahui apa yang akan
mereka perbuat (ika umur mereka dipanjangkan)."
Abu Umar Abdullah ibn Qais menyatakan bahwa tabi'in yang berasal
dari Syam ini adalah orang yang terpercaya, sedangkan Baqiyyah ibn Walid
adalah perawi dha'if yang sebagian besar hadits-haditsnya mtmkar. Hadits
ini juga diriw'ayatkan secara marfu ' dari 'Aisyah, tetapi bukan melaluijalur
periwayatan ini.
Aisyah berkata: Akubertanya kepada Rasulullah saw tentang anakanak kaum Muslim; dimanakah mereka pada hari kiamat nanti? Beliau
bersabda, "Di dalam sur-ea." Kemudian akubertanya kepada Beliau tentang
anak-anak kaum musyrik: dimanakah mereka pada saat hari kiamat nanti?
Beliau menjawab, "Di dalam neraka." Maka akuberkata sebagai jawaban
atas pernyatan Beliau, "\f,'ahai Rasulullah, mereka belum melakukan apapun
dan pena-pena pun belum bergerak untuk mencatat perbuatan mereka."
Beliau bersabda, "Tuhanmu Maha Mengetahui apa-apa yang akan mereka
perbuat (ika umur mereka dipanjangkan)."
Abu Umar menyatakan bahwa Abu 'Uqail adalah seorang pelupa,
yang seperti ini tidak bisa dipakai sebagai dalil oleh para ulama. Sedangkan
penulis menyebutkan bahwa Abu Umar juga telah menyebutkan hadits ini
dengan lafadz ini. Abu Ahmad ibn 'Ali menyebutkannya seperti yang
disebutkan oleh Abu Muhammad Abdul Haq.
Abu Daud ath-Thayalisi meriwayatkan dari Abu 'Uqail dari Bahiyah,
bahwa 'Aisyah berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah saw
tcntang nasib anak-anak kecil kaum musyrik, dan Beliau menjawab,
*Mereka berada di neraka hai 'Aisyah." Akubertanya, "Lalu apa yang
engkau katakan tentang nasib anak-anak kaum Muslim?' Beliau menjawab.
*Mereka berada di dalam surga hai 'Aisyah." Akuberkata, "Lalu bagaimana,
sedangkan mereka belum melakukan perbuatan apapun dan pena-pena juga
belum tergerak untuk (menulis perbuatan) mereka?' Rasulullah saw
bersaMa *Tuhanmu Maha Mengetahui apa-apa yang akan mereka lakukan
(iika umur mereka dipanjangkan)." (HR. Abu Daud ath-Thayalisi)
la berkata. "Abu Muhammad Abdul Haq dan Yahya ibn Mutawakkil
adalah dho'd menurut mereka. Adapun Bahyah, tidak ada yang
meriwayatkan darinya selain Abu 'Uqail."
Adapula kelompok yang berpendapat bahwa anak-anak kecil akan
diuji di akhirat, mereka berdalil pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Sa'id al-Khudri, ia berkata tentang orang-orang yang meninggal dari
ahlifatrah,6'orang gila, dan anak-anak yang baru lahir. Beliau bersabda, "
Orang yang meninggal dalam keadaan fatrah berkata, "Belum datang
kepadakusatu kitab suci pun dan satu rasul pun." Kemudian ia membaca: ).;
\A q uL;i ri 6" riut y i :'t iliutgi tf;(oan sekiranya Kami
binasalrnt mereko dengon suatu azab sebelum Al-Qur'an itu [diturunkanJ,
lenlulah mereka berkata. "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus
seor(mg rasul kcpada kami.") (QS. Thaha: 134) Orang yang gila berkata,
"Tuhanku, Engkau belum memberikan akal pikiran kepadaku, sehingga
dengannya akuakan memikirkan hal-hal baik. bukan hal-hal buruk."
Sedangkan orang yang (meninggal) saat lahir berkata. "Tuhanku, akubelum
melakukan perbuatan apapun." Lalu api neraka diangkat dari mereka, tetapi
Allah berkata kepada mereka, "Kembalikanlah api itu dan masuklah kalian
ke dalamnya!' Kemudian Dia mengembalikannya (ke dalam neraka) atau
memasukan ke dalam surga siapa-siapa yang dalam ilmu Allah akan bahagia
jika sempat melakukan amal perbuatan, dan dihindarkan dari surga siapasiapa yang dalam ilmu Allah akan sengsara jika sempat melakukan amal
perbuatan. Kemudian Dia berfirman, "Kepada-Ku saja kalian berani
membangkang, bagaimana lagi jika para rasul-Ku datang kepada kalian."
(HR. Abu Sa'id al-Khudri)
Abu Umar berkata. "Diantara para ulama ada yang menetapkan hadits
ini dari Abu Sa'id, namun tidak ada di antara mereka yang mengangkat Abu
Na'im al-Malay." Akuberpendapat bahwa hadits ini dha'ddati sisi makna,
karena akhirat bukanlah tempat pemberian tugas atau ujian, melainkan
tempat pemberian balasan atau hukuman. Al-Hulaimi berkata, "Hadits ini
tidak kuat dan bertentangan dengan prinsip akidah kaum Muslim, karena
akhirat bukanlah tempat ujian. Mengenal Allah di akherat adalah sesuatu
yang tidak perlu diperdebatkan lagi (diyakini), sedangkan ujian tidak
berlakuketika sudah menyakini sesuatu, karena anak-anak tersebut bisa
dikatakan berakal atau tidak. Jika mereka sudah yakin dengan ma'rifah Allah
maka mereka tidak akan diuji lagi, sedangkan bila mereka bukan kaum
berakal maka menyatakan berlakunya ujian terhadap mereka adalah sesuatu
yang jauh dari perkiraan."
Abu Umar berkata. - Hadis ini berasal daripada para kaum tua, namun
ia punya banl'ak cacat, !'ang bukan berasal dari hadits para ulama. Hadits
menyatakan sebuah prinsip hsar, sedangkan berpegang padanya berlawanan
dengan prinsipprinsip umum dan dalil yang lebih kuat."
lmam al-Bukhari menyebutkan sebuah hadits panjang dari Abu Raja'
al-'Atharidi dari Samurah ibn Jundub dari Rasulullah saw, di antaranya
saMa Nabi sarv yang berbunyi:
eii ;&i & i' * e'l;l'ir1 '!\')t d s. j:a, Sn'; eit
J;:r 6-,;*r:i' F. Jui .14, ,n ct :;; S. d'; i!,3':jj'
.l-s ?:i, !"t'tit ,*t &'i, & .i,' Jr; lut t',i-s #t 3li[ .irr
Lelaki tinggi vang da di totrwt ilu dolah lbrohim as, dapun onak-anok
kecil yang berada di sekelilingrya dalah setiap anak yong terlohir dalam
keadaanfitrah." Inlu sebogion leoun Muslim bertanya, "Wahai Rasulullah,
anak-anak kaum nrusy'ik jugo termasuh?" Beliou menianob, "Anak-anak
kaum nrusyrik ptm termasuk (di dalamtya). (HR. al-Bukhari)
lmam al-Bukhari juga mengeluarkan hadits dalam riwayat lain dari
Abu Raja' al-'Atharidi. bahwa Rasulullah saw besabda, Orang lua yang
berodo di pangkal pohon itu dolah lbrohim as. Sedangkan anak-anak hecil
yang berada di sekelilingnyo dalah onak-anak manusia. (HR. al-Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa semua anak manusia yang masih kecil
akan masuk surga. Segolongan para ulama ada yang sependapat dengan hadits ini, dan itu
adalah lebih benar. Mereka berpendapat bahwa anak-anak kaum Muslim
yang meninggal ketika dilahirkan akan masuk surga. Mereka menjadikan
hadits riwayat 'Aisyah sebagai dalilnya. Abu Umar menyebutkan pada
pendahuluan bahwa 'Aisyah berkata, "Khadijah bertanya kepada Rasulullah
saw tentang nasib anak-anak kaum musyrik, lalu Beliau menjawab, "Mereka
ikut bersama bapak-bapak mereka." Kemudian akubertanya lagi sesudah itu
dan ia menjawab, "Allah Maha Mengetahui apa-apa yang akan mereka
perbuat (ika umur mereka dipanjangkan)." Kemudian akubertanya kepada
kepadanya sesudah lslam kokoh, lalu turunlah firman Allah: Dan seorang
yang berdosa tidak akan memikul dosa orang /aln. (QS. al-An'am: 164, allsra': 15, dan Fathir: l8) Lalu Rasulullah saw bersabda, "Mereka dalam
keadaan fitrah atau mereka berada di dalam surga." (al-Hadits)
Hadits ini rapi dan sangat jelas, yang menunjukkan bahwa sabda Nabi
saw, "Allah Maha Mengetahui apa-apa yang akan mereka perbuat (ika umur
mereka dipanjangkan)," dikatakan sebelum Beliau tahu bahwa anak-anak
kaum musyrik akan masuk surga, dan sebelum turun kepadanya firman
Allah: Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang /ain. (QS.
An'am: 164, al-lsra': l5 dan Fathir: l8)
Ketika berada di kota Mekah, turun firman Allah kepada Rasulullah
yang berbunyi: Katakanlah, "Akubukanlah rasul yang pertamo di antarq
rasul-rasul dan akutidak mengetahui aPo yang akan diperbuat terhadapku
dan tidak [pula] terhadopmu. Akutidak lain hanyolah mengilruti apa yong
diwahyukan kepadakudan akutidak lain hanyolah seorang pemberi
peringqtan yang menjelaskan " (QS. al-Ahqaf: 9)
Saat itu belum dijelaskan kepada Beliau apa yang akan terjadi pada
mereka dan kaum musyrik di akhirat, kemudian turunlah firman Allah:
Diatah yang telah mengutus Rosul-Nya [dengan membawoJ petuniuk [Al
Qur'anJ dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agamo.
(QS. at-Taubah: 33) Lalu turunlah kepadanya firman Allah SWT: Dan
sesungguhnya telah tetap janii Kami kepada hamba-hamba Kami yang
menjadi rasul, [yaituJ sestmgguhnya mereka ituloh yqng Posti mendapol
pertolongon. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang'
(QS. ash-Shaffat: l7l-173) Lalu turun lagi kepadanya firman Allah: Dan
[ada lagiJ karunia yang lain yang kamu sukai [yaituJ pertolongan dari Allah
dan kemenangan yong dekat [waktunyaJ. Dan sampaikonlah berita gembira
kepada orang-orang yang beriman. (QS. ash-Shaf: 13) Maka tahulah
Rasulullah saw bahwa orang-orang yang mengikutinya akan memperoleh
kemenangan.
Muhammad ibn Sanjar menyebutkan dari Haudzah dari Auf dari
Hasna' binti Muawiyah dari pamannya, ia berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah yang berada di surga?" Beliau menjawab, "Nabi berada di surga.
bayi yang baru lahir berada di surga, anak perempuan yang dikubur hidup
hidup berada di surga. dan orang gila berada di surga." (al-Hadits)
Dari Anas ibn Malik, diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersaMa.
"Akumeminta kepuda Tuhunku tentung orangerong yang bermain-nruin dan
lalui duri anak-anuk nmnusia, supaya Diu tidak mengazubnya, lalu Dia
me mber ikannya kepudu krr." (al-Hadits)
Abu Umar berkata. "Yang disebut orang-orang yang lalai adalah anakanak kecil, karena pekerjaan mereka adalah bermain-main dan bersenda
gurau, tanpa ada ikatan atau kesungguhan hati. Jika dikatakan, {rdr.=t €=r}
Lahiitufii asy-syai ', maka itu artinya "akutidak terikat dan tidak yakin dalam
pekerjaan tersebut." Allah berfirman: [LagiJ hati mereka dalam keadaan
lalai. (QS. al-Anbiya': 3)
Abu Umar menyebutkan, segolongan lagi berpendapat bahwa anakanak kaum musyrik akan menjadi pelayan bagi penghuni surga. Mereka
berlandaskan kepada hadits yang diriwayatkan oleh al-Hajjaj ibn Nadhir ibn
Fadhlah ibn 'Ali ibnZaid dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda: Anakonok kaum musyrik akan menjadi pelayan-pelayan penghuni surga- (alHadits) Isnad hadits ini tidak kuat, tetapi cukup untuk menunjukkan
kebenaran pendapat ini, bahwa mereka akan masuk surga atau akan menjadi
pelayan bagi penghuni surga. Sekelompok ulama menafsirkan bahwa setelah
Allah Ta'ala mengeluarkan keturunan Adam dari tulang punggungnya
dalam bentuk sel. mereka mengakui bahwa Allah adalah ruhan mereka,
sebagaimana disebutkan dalam firman Allah: Dan [ingatlahJ, ketilco
Tuhanmu ntengeluarkan keturunan anok-anak Adam dari sulbi mereko dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka [seraya berfirmonJ,
"Bukankah Akuini Tuhantnu?" Mereka menjawab, "Betul [Engkau Tuhan
kamiJ, kami menjadi saksi." (QS. al-A'raf: 172)
Kemudian Allah mengembalikan mereka ke tulang punggung Adam
setelah mengakui bahwa tiada Tuhan selain Dia. Lalu di dalam perut ibunya,
nasib seorang hamba ditulis di dalam Kitab al-Awwal; apakah ia akan
sengsara atau bahagia. Barangsiapa yang di dalam Kitab al-Awwal
ditetapkan akan sengsara. maka Allah akan memanjangkan umurnya sampai
masa baligh, dimana pena telah dapat bergerak untuk mencatat amal
perbuatannya. Lalu ia akan melanggar perjanjian yang telah ia ambil ketika
berada di dalam tulang punggung Adam dengan melakukan perbuatan syirik.
Adapun orang yang di dalam Kitab al-Awwal ditetapkan akan bahagia, maka
umurnya akan dipanjangkan sampai masa dimana pena telah dapat bergerak
untuk mencatat amal perbuatannya. Lalu ia akan beriman sehingga
mendapatkan kebahagiaan. Barangsiapa yang meninggal pada saat masih
kecil dari anak-anak kaum Muslim, yaitu sebelum masa dimana pena dapat mencatat amal perbuatannya, mereka akan berada bersama bapak-bapaknya
di dalam surga. Sedangkan orang yang meninggal dari anak-anak kaum
musyrik sebelum pena dapat mencatat amal perbuatannya, mereka tidak
berada bersama bapak-bapak mereka di neraka, karena mereka menirrggal
dalam perjanjian pertama yang mereka ambil ketika berada di dalam tulang
punggung Adam dan mereka belum melanggar perjanjian tersebut.
Maksudnya mereka akan diampuni. Ini adalah hadits hasan, dan hadits
ini merangkum beberapa hadits. Adapun maksud dari sabda Nabi saw ketika
Beliau ditanya tentang nasib anak-anak dari golongan Muslim, "Allah Maha
Mengetahui apa-apa yang akan mereka perbuat." yaitu apabila umur mereka
dipanjangkan sehingga mencapai masa baligh. Ini ditunjukkan oleh hadits
riwayat al-Bukhari dan hadits lain yang telah kami sebutkan.
Aban meriwayatkan bahwa Anas berkata, "Rasulullah saw pernah
ditanyai tentang anak-anak kaum musyrik, lalu Beliau menjawab, "Mereka
belum mempunyai amal-amal baik, maka bagaimana mungkin mereka akan
dibalas dengannya dan termasuk dari raja-raja surga? Mereka 0uga) belum
mempunyai amal-amal buruk. maka bagaimana mungkin mereka akan
dihukum dan termasuk dari para penghuni neraka? Oleh karena itu, mereka
akan menjadi pelayan-pelayan bagi penghuni surga." (al-Hadits)
Yahya ibn Salam menyebutkan dalam kitab Tafsir-nya, Abu Daud athThayalisi dalam Musnad-nya, dan juga Abu Na'im al-Hafizh dari Yazid arRuqasyi bahwa Anas berkata: Akubertanya kepada Rasulullah saw tentang
anak-anak kaum musyrik; mereka belum mempunyai dosa-dosa yang
mereka akan dihukum karenanya, maka bagaimana mungkin mereka akan
masuk neraka? Mereka (uga) belum mempunyai kebaikan-kebaikan yang
mereka akan dibalas dengannya, maka bagaimana mungkin mereka termasuk
dari raja-raja surga? Maka Nabi saw bersabda, "(Mereka) termasuk para
pelayan penghuni surga." (al-Hadits)
Abu Abdullah at-Tirmidzi al-Hakim berkata: Kami diceritakan oleh
Abu Thalib al-Harawi dari Yusuf ibn 'Uthiyyah dari Qatadah dari Anas ibn
Malik, bahwa Rasulllah saw bersabda:
e>tllr * ;,W & u:n'i t:,i p'ti ;k nj u :i';. ;j';'J?
. ir.o'= o !c.i.l frP) fr'*
Setiap bayi yang terlahir dari bayi orang kafir atau bayi orang Muslim,
semuonya terlahir dalam keadaan titah, dalam keadaan Islam. Tetapi
kemudian setan-setan mendatangi mereka, lalu memalingkan mereka dari
agama mereka, kemudian menjadikan mereka oranf{,-or(mg Yahudi, Nasrani, dan Majusi, serlo menyuruh mereku unluk mempersekutukan Allah,
sedangktn mereks tidak berhak melalculan hol tersebut (al-Hadits)
Diriwayatkan dari 'lyadh ibn Hammad al-Mujasyi'1, bahwa Rasulullah
saw bersabda dalam khutbahnya: Sesungguhnya Allah memerintahkanku
untuk mengajarkan kalian. Dia berfirman, "Sesungguhnya Akutelah
menciptakan hambo-humba-Ku semuonyo dalam keadaan lurus. Lalu setansetan mendatangi merekt, kemudian memalingkan mereka dari agamct
mereka dan menyuruh mereka untuk mempersekutukan-Ku, serla
mengharamkan atas mereka apo yang telah Akuhalalkan bagi mereka." (alHadits)
Abu Abdullah at-Tirmidzi mengatakan bahwa ini terjadi setelah
sampai masa baligh, yaitu ketika mereka telah memahami masalah dunia,
dan dalil-dalil Allah telah kokoh pada mereka dengan adanya tanda-tanda
yang jelas, seperti penciptaan langit, bumi, matahari, bulan, dataran, lautan,
serta pergantian siang dan malam. Namun apabila hawa nafsu mengalahkan
mereka, maka datanglah setan-setan mengajak mereka kepada ajaran Yahudi
dan Nasrani sesuka hatinya; apakah setan-setan itu mau membawanya ke kiri
atau ke kanan.
Inijuga memperkuat pendapat kami bahwa anak-anak kaum musyrik
berada di surga. Hadits riwayat 'lyadh ibn Hammad tadi dikeluarkan oleh
Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya. Sedangkan mengenai fitrah, para
ulama mempunyai beberapa pendapat, kami telah menerangkannya dalam
buku Jami' Ahkam Al-Qur'an min Surah ar-Rum.
Balasan bagi Orang yang Bersabar ketika Ditinggal Mati oleh Anaknya
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Hassan berkata:
Akuberlrata kepada Abu Hurairah, "sestmgguhnya kedua anakku telah
meninggal dunia, mako adakoh hadits Rasulullah scw yang dapat kamu
sampaikan yang akon mengobati perascam l<ami dari kesedihan akibat
meninggalnya kedua anak kami? Ia menjawab, "Ya, mereka akan menjadi
anak-anak kecil penghuni surga. salah satu dari anak-anak kecil itu akan
menemui bapalorya alau ia mengatakan kedua orang tuanya, lalu meraih kainnya.' aluu ia meng,alakan 'langannva', sebuguimana akumeruih uiung
alau bagictn sumping pakoianmu ini. Lalu ia tidak akan berhenti
nrcmegpngnyu sampui Allah memasukkunnyo beserlu kedua orang luanya ke
dulam surgu." (HR. Muslim)
Abu Daud ath-Thayalisi berkata, "Kami diceritakan oleh Syu'bah dari
Muawiyah ibn Qurrah dari bapaknya bahwa Nabi saw, berkali-kali di
datangi oleh seorang Ansar beserta putranya. Suatu hari, Rasulullah saw
bersabda kepadanya, "Apakah kamu mencintainya wahai Fulan?' la
menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Semoga Tuhan mencintaimu seperti la
mencintainya." Kemudian Nabi saw kehilangan anak itu. maka ia
menanyakannya kepada bapaknya. Para sahabat menjawab, "Wahai
Rasulullah, anaknya telah meninggal dunia." Lalu Rasulullah saw bersabda,
"Kamu rela atau tidak, kamu tidak akan mendatangi salah satu pintu dari
pintu-pintu surga kecuali ia bergegas datang kepadamu dan membukakannya
untukmu." Para sahabat bertanya, "Apakah itu khusus untuk dia atau untuk
kita semua?' Rasulullah saw menjawab. "Untuk kalian semua." (HR. Abu
Daud ath-Thayalisi) Hadits ini disebutkan oleh Abu Umar pada at-Tamhid
dan ia mengatakan bahwa hadits ini tsiqah dan shahih. Abu Daud athThayalisi meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari Hisyam dari Qatadah
dari Rasyad dari Ubadah ibn Shamith. bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Wanita yang meninggal saat melahirkan akan ditarik oleh anaknya pada
hari Kiamat dengan tali pusarnya menuju surga." (HR. Abu Daud athKeterangan:
Hadits ini menunjukkan bahwa anak-anak kecil kaum Muslim akan
masuk surga. Inilah pendapat sebagian besar ulama, sebagaimana kami
terangkan pada topik sebelumnya, sesuai firman Allah Azza wa Jalla: Dan
orang-orang yang berimon, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalom keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. (QS.
ath-Thur: 2l )
Sebagian ulama mengingkari perbedaan di antara mereka. Ini selain
anak-anak para nabi, karena telah ditetapkan melalui ijma' para ulama
bahwa mereka berada di dalam surga. Hal ini juga disebutkan oleh Abu
Abdullah al-Mazuri. Da'aamish adalah bentuk jama' dari kata du'mush,
yang berarti serangga-serangga kecil yang menyelam di dalam air. Jamaknya
adalah da'aamish dan da'aamusi. Al-A'syi berkata:
Apakah kesalahan kami sampai lautan ilmu kalian akan
menenggelamkan aku, sedangkan lautan yang tenang tidak dapat
menenggelamkan serangga-serangga air yang kecil?
Adapula yang mengatakan bahwa ad-du'mush adalah pengawal yang
memintakan izin kepada raja, apabila ada yang ingin menemuinya. lnilah
yang dimaksud dalam hadits ini. Umayah ibn Shulti berkata, "Da'mush
adalah para penjaga pintu-pintu paru .aju, sedangkan Jbtih adalah
pendamping pembuka pintu."
Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan dari Abu Hurairah. bahwa Nabi
saw bersabda, "Barangsiapa liga analotya meninggal dunia sebelum
mencapai usia baligh dan ia bersabar, maka mereka akan menjadi
penghalang baginlta dari api neraka atau ia akan masuk szrga." (HR.
Muslim)
Sabda Nabi saw {.:i"fr 'y'S lJ}, menurut para ulama, maksudnya
adalah sebelum mereka mencapai masa akil atau baligh dan sebelum
mencapai usia di mana merekalah yang menanggung dosa mereka sendiri.
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah ibn Mas'ud bahwa
Rasulullah saw bersabda:
'ri i) ju .16r i U, b- d g
:iu ri-r; ',ii :,t)r at.
"Barangsiapa tiga dari anaknya meninggal dunia sebelum mencapai usia
baligh lalu ia bersabar, maka mereka akan menjadi benteng baginya dari
api neraka." Lalu Abu Dzar berkata, "Anakku meninggal dua orang dan
akubersabar." Beliau bersabda, "Dua orang pun (iuga demikian)." Lalu
Ubay ibn Ka'ab, tokoh para qari'. berkata. "Anakku meninggal satu orang
dan akubersabar." Beliou menjawab, "Satu orang pun (juga demikian).
tetapi hendalorya kesabaran itu terjadi tepat ketika awal musibaft." (HR. atTirmidzi)
Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits gharib dan Abu
Ubaidah belum pernah mendengarnya dari bapaknya. Hadits ini
diriwayatkan pula oleh lbn Majah. Semua ini membuktikan bahwa anakanak kecil golongan muslim yang meninggal akan masuk surga. Jika rahmat
Allah dicurahkan kepada bapak-bapak mereka, maka mustahil mereka dapat
membantu siapa yang tidak diberi rahmat oleh Allah.
Abu Umar ibn Abdul Birri berkata, "ljma' para ulama menyatakan
bahwa anak-anak kecil dari kaum Muslim berada di dalam surga. Tidak ada
yang menentangnya selain sedikit kelompok yang menyirnpang. Mereka
berpendapat bahwa anak-anak itu berada dalam golongan binatang ternak,
dan perrdapat itu tidak bisa dipakai dan diterima dengan adanya ijma' para
ulama yang tidak bisa di sangkal dan disalahkan."
Kecuali apa-apa yang diriwayatkan dari Nabi saw berupa hadits-hadits
ahad yang tsiqah dan 'adil, seperti sabda Rasulullah saw, "Orang yang
sengsara adalah orang yang ditakdirkan sengsara sejak di dalam perut
ibunya, lalu malaikat turun kepadanya dan menulis ajal dan rezekinya." (alHadits) Hadits ini adalah hadits yang dikhususkan. ljma' para ulama dan
hadits-hadits Rasulullah saw menunjukkan bahwa barangsiapa meninggal
dunia dari anak-anak kaum Muslim ketika berada di dalam perut ibunya dan
sebelum sempat melakukan pekerjaan, maka ia termasuk kepada orangorang yang mendapatkan kebahagiaan. Demikian pula dengan sabda Nabi
saw kepada 'Aisyah: "Sesungguhnya Allah menciptakan surgq dan
penghuninya, sedangkan mereka masih berada di dalam tulang punggung
bapak mereka. Dia juga ntenciplakan neraka dan penghuninya, sedangkan
mereka masih berada di dalam tulang punggung bapak mereka." (al-Hadits)
Hadits ini dha'd dan tidak dapat diterima dengan adanya ijma' para ulama
dan hadits-hadits Rasulullah saw lainnya. Begitu juga perawinya, yaitu
Thalhah ibn Yahya, ia perawi dh"'if dan haditsnya tidak bisa dijadikan
hujjah (dalil). Hadits ini dia sendiri yang meriwayatkannya dari 'Aisyah,
maka riwayatnya tidak dapat dipercaya.
Hidangan bagi Para Penghuni Surga ketika Mereka Memasukinya
lmam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri
bahwa Rasulullah saw bersabda:
-e'r\t
'r*t;t.i6 ;,ri.r,. '!ti vf ,i6 ; ;*t; t:i ;-'+ i q\ *,
lAi o;t ?f lllyi &
t- t -
:tlu .oj-e iY(
"Bumi pada hari Kiamat akon menjadi sebuah roti yang dibolak-balikkan
oleh Yang Mahakuasa dengan tangan-Nya, sebagaimana salah satu dari
kamu membolsk-balikkan rotinya di dalam perjalanan, sebagai hidangan
bagi para penghuni surgo." Lalu dutanglah seorang lelaki Yahudi menuju
kepadonya dan langsung berkata, "Semoga Yang Maha Pengosih
memberikan berkah kepadamu wahai Abul Qasim (Muhammucl sqw)
Maukah akuceritakan kepadamu lenlang hidangan bagi para penghuni
surgu'?" Nabi saw menjuwab, "Ya, lentu sujo mou." Lelaki ilu bcrkslu,
"Kelak bumi akan menjadi sebuah roli, sebagaimana yang dikutakun oleh
engkau." Lalu Nabi sow memandang kepada kami dan tertawo sehingX4a
gigi geruhum Beliau kelihutan, kemudian bersabda, "Maukah akucerilaktn
kepada kalian lenlung luuk pauk merekt? " Nabi .sqw bersabda, "Lauk pauk
mereka adaloh balam dan ikan Nun." Mereka bertanya, "Apu yang
dimql$ud dengan itu'?" Nabi suw menjuwab, "Sapi jantan dan ikan Paus,
lebihan hati keduanya saja dapat dimaksn oleh tujuh puluh ribu orung."
(HR. al-Bukhari)
lmam Muslim meriwayatkan dari Tsauban (pelayan Rasulullah saw),
ia berkata:
.'$:r*:j6.U-L JJW *
"Akududuk bersama Rasululloh saw, lalu datanglah roloh ,rororg OrrOrro
Yahudi. Ia berkota, "Keselamatan atas engkou wahai Muhammad." Maka
akumendorongnya, sehingga hampir saja ia terjatuh. Diapun bertanya,
"Mengapa kamu mendorongku?" Akamenjawab, "Kenapa kamu tidak mengplukan, "lluhai Rusulullahl' Pendela Yahudi ilu menjawab, "Kumi
hanya memanggilnyu sesuai dengan namu yung diberikan keluurgunyu."
Lulu Rasulullah sqw bersabda, "Sesungguhnya namakuadaluh Muhummad,
itulah nama yung, diherikan keluargaku. " Pendeta Yahudi itu berkalu,
"Akudatang untuk bertanya kepadamu." Rasululluh saw berkata, "Apakah
yang akukulakun kepadunru akan bermanfuul bugimu?' Orang itu berkatu,
"Akuakan mendengarnyu dengan keduu telingaku." Rusulullah suw
menggores-goreskan tongkatnya, kemudian berkota, "Tanyakanlah!"
Yahudi ilu berkatu, "Dimanakah manusia ketika ketika bumi digunti deng,un
bumi yang lain dan (demikian pula) longil?" Rusulullah suw menjuwub,
"Mereka berada di dalam kegelapan di depan tilian." Orang itu berlanyo,
"Lalu siapakah manusia pertama yang ukan menyeberunginya'?' Beliau
menjawab, "Orang-orang fakir dari golongan Muhajirin." Yahudi itu
bertanya lagi, "Lalu apa yang dihidangkan kepada mereka ketika nremasuki
surga?" Beliau menjowab, "Bagian yang berlebih pada hati ikan Paus." Ia
kembali bertanya, "Lalu apakah makanan mereka sesudah itu?" Beliau
menjawab, "Disembelihkan untuk mereka sapi janlun surga yang makan
dari pohon-pohon kecilnya." Orang ilu berlanyo, "Lalu apa minuman
mereka sesudah itu?" Beliau menjawab, "(Minuman mereka) berasal dari
mata air yang terdapat di dalamnya, yang bernama Salsabila." (HR.
Muslim)
Keterangan:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim sendiri dan lebih jelas
daripada hadits-hadits sebelumnya, karena itu adalah sabda Nabi saw
(sebagai jawaban atas pertanyaan seorang Yahudi). Perkataan Yahudi itu
dimasukkan ke dalam musnad untuk mengokohkan pernyataan Nabi saw.
{Jt}t} al-Jabbar ialah salah satu nama Allah Ta'ala. Kami telah
menerangkannya dalam buku a/-lsnaa fii Syarhi Asma'illah al-Husna.
16:&-\ Yatakaffa'u artinya membolak-balikkan dan menggoyanggoyangkan. Telah disebutkan bahwa bumi pada saat manusia dikumpulkan
seperti adonan roti yang bersih, tidak ada di dalamnya petunjuk tentang
keberadaan seorang manusia pun. {Jr} Nuzul adalah makanan yang
dihidangkan untuk menyambut tamu. Kata an-nuzulu bisa di baca dengan
mendhammahkan huruf zai atau mensa/runkannya. Dalam firman Allah
disebutkan: Sebagai tempat tinggal fanugerahJ dari sisi Alloh. (QS. Ali
'lmran:198) Para ahli bahasa menyebutkan bahwa an-nuzulu adalah makanan yang
dihidangkan untuk tamu, sedangkan an-naziil {"L1} adalah tamu. Seorang
penyair berkata:
,f1",, e. !"et # llrL'&;;r,bi ii' ,i.l
Tamu suatu kaum adalah yang paling banyak haknya dalam kaum
tersebut, dan hak Allah ada dalam hak tamu.
13fu;1 at-tuhfatu adalah hadiah atau hidangan yang diberikan kepada
seseorang yang berupa buah-buahan. fiitVi.- uth-tharfu artinya keramahan
dan kelemah-lembutan. l:lt f isu-i! Ztyaadatu kabidi an-nun adalah
bagian yang berlebih dari hati ikan paus yang ukurannya sebesarjari.
Arti dari kata {ii idq} baalam telah disebutkan dalam hadits
tersebut, yaitu sapi jantan, yang mungkin kata ini berasal dari bahasa Ibrani.
Sedangkan ikan Nun adalah ikan paus, yang berasal dari bahasa Arab.
Dalam sebuah riwayat dari Nabi saw disebutkan: iiJr a;\t1 r.J!;st ?ttl i;
("Raja dari lauk pauk dunia dan akhirat adalah daging.") Riwayat ini
disebutkan oleh Abu Umar pada at-Tamhid.
Ibn Mubarak berkata. "Kami diceritakan oleh Ibn Lahi'ah dariYazid
ibn Abu Habib dari Abu Khair dari lbn 'Awwam (uru azdan kota Elia;
Baitul Maqdis, yaitu orang pertama yang mengumandangkan adzan di
Eliya), ia pernah mendengar Ka'ab berkata, "Allah Tabaraka wa To'ala
berfirman kepada para penghuni surga ketika mereka memasukinya,
"Sesungguhnya setiap tamu akan mendapatkan daging sembelihan, dan hari
ini Akuakan menyembelihkan untuk kalian ikan paus dan sapijantan,' lalu
Allah menyembelihkannya untuk penghuni surga."
Kunci Surga adalah Kalimah "Laa llaaha lllallah"
Abu Daud ath-Thayalisi berkata. "Kami diceritakan oleh Salim ibn
Mu'adz adh-Dhibbi dari Yahya al-Qattat dari Mujahid dari Jabir ibn
Abdullah. bahwa Rasulullah saw bersabda:
.i,t*:t' , ry; i n')t 1fut1-y
Kunci shalat adalah wudhu sedangkan htnci surga adalah shalat." (HR.
Abu Daud ath-Thayalisi)
Al-Baihaqi meriwayatkan dari Mu'adz ibn Jabal, bahwa Rasulullah
saw bersabda (ketika mengutusnya ke negeri Yaman, Sesungguhnya kamu
akon mendatangi para ohlulkitab, lalu mereka akan bertanya kepadamu lentung kunci surgu, muku kulukanlah, "(Kuncinyu udalahl syahaclut hahwu
tiadu Tuhan selain Allah." (al-Hadits)
Dalam riwayat al-Bukhari disebutkan: Ditanvakan kepudu lAuhub,
"Bukunkah kalimal lua ilqahu illallah adalah kunci surgu'?" Iu menjuwuh,
"Benur, tetapi tidak ula hmci yang tidak ada gigi-giginya. .lika kumu
membawa kunci yang ada gigi-giginyu maka akan dibukakan uttuknru,
letapi jika tidak maka (pitrtu ilq belum dibukakan untukmu." (HR. alBukhari)
Keterangan:
Yang dimaksud dengan gigi-gigi adalah tauhid kepada Allah yang
disertai ibadah kepada-Nya. Tauhid saja juga sudah merupakan merupakan
gigi-giginya.
Allah Ta'ala berfirman: Dan sampaikanlah berita gembira kepada
mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. (QS. al-Baqarah:
25) dan : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih,
bagi mereko adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (QS. al-Kahfi:
r 07)
Dalam Al-Qur'an, iman banyak disebutkan beserta amal. dan itu
sesuai dengan hadits pertama, yaitu hadits riwayat Jabir ra. Tentang tauhid
kepada Allah saja, disebutkan dalam riwayat dua Imam shahih dari Abu
Dzar ra, bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa meninggal dunia dan tidak
mempersekutukan dengan Allah sesuatu apqpun, maka ia aksn memosuki
surga. Akubertanya, "Meskipun ia berzina dan mencuri?" Beliau menjawab,
"Meskipun ia berzina dan ntencuri." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Ath-Thabrani menyebutkan dari riwayat Musa ibn 'Aqabah dari Ishaq
ibn Yahya ibn Thalhah dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw
bersabda: "Malaikat Maut mendatangi seorang lelaki, lalu ia memerilcsa
seliap bagian dori bagian-bagian tubuhnya, nqmun ia tidak menemukan satu
kebaikon pun di dalamnya. Kemudian ia membelah hatinya, namun ia tidak
menemukan apapun di dalamnya. Lalu ia menguraikan jenggot orang itu
dan menemukon ujung lidahnya melekat pada langit-langit mulut serrya
mengucapkan kalimat, "Laa llaaha illallah." Maka molaikat itu berkata,
"Diwajibkan surga bagimu karena mengycapkan kalimat ikhlas." (HR.
Thabrani) Menahan Memerangi Orang yang Telah Mengucapkan Kalimah "Laa
llaaha lllallah"
Rasulullah saw bersabda:
Akudiperintahkon untuk memerang,i manusio,sampai mereku bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sampai merekq berimun kepadakudan
kepada apa yang akubav'a. Jika mereka telah melakukannya maka merelca
telah melindungi darah dan harto mereks dariku, kecuali dengan jalan yang
hak. Perhitungon mereka adaloh urusan Alloh. (HR. Muslim dari Abu
Hurairah)
Orang Mukmin Dimuliakan Darah, Harta, dan Kehormatannya, serta
Kedudukannya Sangat Tinggi di Sisi Allah
Abu Sa'id al-Khudri meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda pada
waktu haji ltada (haji Perpisahan):
"lngatlah, sesungguhnya hari yang paling diharamkan (dimuliakan)
bagimu adalah hari ini. Bulan yang paling diharamkan adalah bulan -haji- ini, dan negeri yang paling diharamkan bagimu adalah negeri -tanah haramini. Ingatlah, sesungguhnya darahmu dan hartamu diharamkan bagimu
seperti haramnya hari dan negeri ini. Ingatlah, sudahkah akusampaikan?"
Mereka menjawab (para jamaah), "Sudah, wahai Rasulullah! Lalu Beliau
berkata, "Ya Allah saksikanlah!" (HR. lbn Majah)
Hadits seperti inijuga terdapat dalam riwayat Muslim yang bersumber
dari Abu Bakrah dan Jabir.
Abdullah ibn Umar meriwayatkan bahwa dia melihat Rasulullah
(ketika Thawaf) berkata, "Alangkah harumnya engkau dan harumnya
aromamu! Alangkah mulianya engkau dan mulianya kehormatanmu! Demi
jiwakuyang berada di Tangan-Nya (Allah), kehormatan seorang Muslim
sangat besar di sisi Allah, maka diharamkan bagimu harta dan darahnya dan
dia tidak berprasangka kecuali dengan yang baik -pada seorang Muslim-."
(HR. Ibn Majah)
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "setiap
Muslim diharamkan (semena-semena) darah. harta, dan kehormatannya atas
Muslim lainnya." (HR. Muslim) Buraidah mengatakan bahwa Rasulullah
saw bersabda, "Membunuh seorang Muslim di sisi Allah lebih besar
daripada berakhirnya dunia." (HR. an-Nasa'i)Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi saw, "Siapa yang
mengacungkan senjata kepada saudaranya, maka malaikat akan
melaknatnya." (HR. at-Tirmidzi, beliau menyatakan hadits ini husan shahih
gharib).
Hukum Membunuh dan Membantu Pembunuhan Seorang Muslim
Allah SWT berfirman: Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di
dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya." (QS. an-Nisa': 93) dan : Dan orangorang ynng tidak menyembah tuhan yong lain beserla Allch dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah fmembunuhnyal kecuali dengan
[alasanJ yang benor, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan
demikian ilu, niscaya dia mendapat [pembalasanJ dosa [nyal, [yakniJ akan
dilipatgandakan azab untulcnya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam
azab itu, dalam keadaan terhina. " (QS.al-Furqan: 68-69)
Abdul Aziz ibn Yahya al-Madani meriwayatkan sebuah hadits dari
Tsabit. Dia mengatakan, "Ketika Rasulullah sedang mengajar kami, Beliau
bersabda, "Demijiwakuyang berada di Tangan-Nya (Allah), tidak ada amal
di permukaan bumi yang lebih besar dosanya di sisi Allah setelah syirik
selain menumpahkan darah yang diharamkan. Demi Allah, sesungguhnya
bumi menjadi gaduh karena kegaduhannya. Lalu dia mohon izin kepada
Tuhan untuk membenamkan pelakunya." Hadits ini diriwayatkan dari Abu
Nai'im dari Abdul Azizibn Yahya dariMalik.
Abu Darda' mengatakan: Akumendengar Rasulullah saw bersabda,
"setiap dosa mudah-mudahan akan diampuni oleh Allah kecuali orang yang
mati dalam keadaan musyrik otqu seorang Mukmin yang membunuh
Mukmin lainnya dengan sengaia." (HR. Abu Daud)
Dalam sebuah hadits lain, Abu Daud meriwayatkan:
Seorang Mukmin senantiasa dianggap sedikit dosonyo dan shalih selama dia
tidak menumpahkan darah yang diharamkan (membunuh). Tapi iika dia
menumpahkan darah yang diharamkan, mako dia telah terputus dari
keshalihan)' (HR. Abu Daud) Al-Harawi mengatakan' {$} Balloha
mengandung makna lelah, habis.
Abu Bakar an-Naisaburi meriwayatkan sebuah hadits dari Abu
Hurairah. Beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang
membantu membunuh seorang Muslim walau hanya dengan sepatah kata.
maka dia akan menghadap Allah pada hari kiamat dan dikeningnya tertulis,
"Putus dari rahmat Allah."
Al-Harawi memberikan komentar terhadap ungkapan 'siapa yang
membantu membunuh seorang Muslim walau hanya dengan sepatah kata'.
"Syaqiqi mengatakan, "Maksudnya yaitu dengan mengeluarkan kata
'bunuhlah' atau seperti kata Nabi saw, "Cukup dengan memberikan
pedang."
Fitnah (Kesesatan dan Kekacauan) akan Datang dan Perintah untuk
Mewaspadainya
Fitnah66 akan datang bagaikan turunnya hujan dan awan. Dari mana
datangnya fitnah? Bagaimana perintah untuk mewaspadainya serta
keutamaan beribadah saat itu? Allah SWT berfirman: Dan peliharalah
dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja diantara kamu. (QS. al-Anfal: 25) Dalam ayat lain AIlah SWT
berfirman: Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagoi cobaan [yang sebenar-benarnyoJ. " (QS. al-Anbiya': 35) Ayat ini
memperingatkan kita agar selalu berhati-hati terhadap berbagai fitnah.
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "Pintaslah
fitnah dengan banyak amal kebaikan berbagai fitnah (ujian), bagaikan
potongan malam yang sangat gelap, dimana pada masa itu seorang laki-laki
pada waktu pagi beriman sedangkan sorenya berubah menjadi kafir; dan di
waktu sore beriman tapi pada pagi hari dia berubah menjadi kafir. Ia menjual
agamanya dengan kenikmatan dunia." (HR. Muslim)
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Zainab binti Jahsy ra, beliau
berkata, "Nabi saw bangun dari tidurnya dengan wajah merah, lalu Beliau
saw bersabda:
La llahu lllallaht Celaka Bangsa Arab karenu bahuya yang sudah dekat.
Hari ini telah terbuku dinding Ycr'juj dan Ma'juj sebesar ini (samhil
melingkarkun jari lelunjuk deng,un ibu jarinya). Lalu dikataktn kepadu
Beliau. "Apakuh kita akan binasu, sedangkan bunyak di anlara kilu orangorung shaleh?," Beliuu suv' nrcnjawab, "Benar, jika suduh bunyak ler.iadi
ke kej ian." ( H R. al-Bukhari)
Usamah ra meriwayatkan bahwa Nabi saw ketika berada di atas
sebuah bangunan tinggi di Madinah, Beliau bersabda, "Apakah kalian
melihat apa sedang akulihat? Sungguh akubenar-benar melihat tempat
turunnya fitnah di rumah-rumah kalian, laksana tempat turunnya hujan."
(HR. al-Bukhari)
Kurz ibn 'Alqamah al-Khuza'i menceritakan: "Seorang laki-laki
bertanya kepada Nabi saw. "Apakah lslam ada akhirnya, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Siapa pun diantara ahlulbait yang ingin diberi kebaikan
oleh Allah, baik orang Arab maupun non Arab. maka Allah akan
memasukkannya ke dalam Islam." Kemudian bagaimana sesudah itu?" tanya
laki-laki itu. Nabi berkata, "Kemudian datang berbagai fitnah bagaikan
turunnya hujan." Lantas laki-laki itu berkata, "Demi Allah, insya Allah hal
itu tidak terjadi!" Nabi saw melanjutkan, "Benar, demi jiwakuyang berada di
Tangan-Nya (Allah), nanti kamu akan kembali kepadanya bagaikan ular-ular
hitam yang siap mematok. Sebagian kalian akan memenggal leher sebagian
yang lain." (HR. al-Baihaqi)
Zahiri mengatakan: Asawid Shobban mengandung arti, "Ular hitam
yang ingin menggigit seseorang dengan mengangkat kepalanya kemudian
mematuknya. Abu Daud ath-Thayyalasi juga mengeluarkan hadits seperti
ini.
Ibn Dihyah Abu al-Khatthab al-Hafiz mengatakan, "Hadits ini tidak
dapat disangkal keshahihan sanadnya. Sufuan ibn 'Uyayinah
meriwayatkannya dari Zahiri Urwah ibn Zubair dari Kurz. Aku telah
membacakannya di mesjid Cordova, mesjid al-Ghadir, dan mesjid Abu
'Alaqah kepada seorang ahli hadits dan sejarawan (Abu Qasim Khalaf ibn
Abdul Malik ibn Basykawal al-Anshari). Aku mendengar semua penulis
hadits ini, terutama dari kumpulan tulisan Imam Sufoan ibn 'Uyayinah dari
dua orang syekh yang mulia dan tsiqah (Abu Muhammad Abdurrahman ibn
Muhammad ibn 'Atab) dan menteri sekretaris yang terpercaya (Abu Walid
Ahmad ibn Abdullah ibn Tharif). Selain itu kami telah membacakannya
kepada al-Adl Abu Qasim Hatim ibn Muhammad at-Tamimi yang benarbenar mendengarnya dari seorang yang terpercaya (al-Fadhl Abu Hasan
Ahmad ibn lbrahim ibn Ahmad ibn Faras -rahimahullae-) di Mesjidil
Haram yang dilindungi Allah, dimana dia benar-benar mendengarnya dari
Abu Ja'far Ahmad ibn Ibrahim ad-Daili yang benar-benar mendengarnya
dari Shaleh Abu Ubaidilllah Sa'id ibn Abdurrahman al-Makhzumi
terpercaya dan benar-benar mendengarnya dari lmam al-Faqih
Muhammad Sufyan ibn' Uyayinah.
Kami mengatakan: al-Faqih al-Qadhi Abu 'Amr Yahya ibn
Abdurrahman menyampaikan sanad tersebut kepadakuyang mendapat
pengakuan dari Abul Qasim Khalaf ibn Abdu! Malik ibn Basykawal dan
Kuraz ibn 'Alqamah ibn Hilal al-Khuza'i yang masuk lslam saat penaklukan
Mekah dan berumur panjang. Dia seorang tokoh yang dihormati pada masa
Khalifah Muawiyah dan masa pemerintahan Marwan ibn Hakam. Dalam
hadits tersebut betiau mengganti katimat: {et'g j ,;'6'ri jy 'rumma mah
qaala tsumma ta'udu aliran dengan kalimat: t;,l/rt gp j,i ,i,; t7 'rru^ro
maaadzo, qaala: tsumma taqa'u al/itanu', dan beliau tidak menyebut
perkataan 7-ahiri sampai akh i rnya.
Al-Hafiz Abu al-Khafthab ibn Dihyah menuturkan: Perkataan 'tsummo
mah' yang diucapkan oleh laki-laki tersebut mengandung isti/hom
(pertanyaan), yakni 'kemudian apa yang akan terjadi?'. Dan arti lain dari
kata'mah' adalah 'melarang' dan 'diam', seperti ucapan Nabi saw, "Jangan!
Sesungguhnya mereka adalah sahabat-sahabat Yusuf'atau dalam hadis lain
"seakan-akan dia tersesat." Kata tlfi'l azh-Zhulal dan azh-Zhutlahberarti
awan, seperti pada firman Allah SWTI. ... Lalu mereka ditimpo 'azab pda
hari mereka dinaungi awan. (QS. asy-Syu'ara': 189)
Laki-laki tersebut berkata dengan ketidaktahuannya: f.ilri :ri|'kalaa
wallahi'. Maksudnya di sini adalah: mengingkari atau menolaknya, dengan
makna, "Janganlah (terjadi) demi Allah." Ada yang mengatakan bahwa
maksudnya adalah 'melarang atau mencegah'
Sedangkan maksud perkataan Rasulullah saw "Benar, dan demi
jiwakuyang berada di Tangan-Nya (Allah)," kata bala di sini berfungsi
sebagai nafi isti/ham (bukan kata pertanyan), khabar (berita), atau nahi
(larangan). Contoh kata bala yang berfungsi sebagai nafi istiftrami dalam
penggalan ayat: ...Bukonkah Alru ini Tuhanmu? (QS. al-'Araaf: 172);
Bulrankah [AAah yang berbuatJ demikian berkuasa.-. " (QS. al-Qiyamah:
40) Jawabnya: Balao (benar); dan yang berfungsi sebagai khabar, contohnya
pada ayat Dan mereka berlcata, "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh
api neraka,-.. " (QS. al-Baqarah: 80) Jawabnya adalah: (,rUp*l
Serta untuk nahi (ungk,tpan larangan): (.+.1! g)a :tati2 .rr,-5 6E I)
Terjemahannya, "Janganlah engkau temui si 7aidl" Dia menjawab,
"Sungguh, aku akan menemuinya." (Ungkapan bahasa Arab)
Abu al-Khatthab ibn Dihyah melanjutkan, *l* ;2t-ilKata 'shubb'
dengan harkat dhammah pada lruruf .rhaad dan tasydicl pada huruf Da' di sini
sama seperti kata'gurr'. Sedang kata usawid adalah 'salah satu jenis ular
besar yang berwarna hitam dan paling ganas. Ash-Shu'D dipakai untuk
menyebut ular yang menggigit dengan mengangkat kepalanya kemudiart
menurunkannya.
Jadi keadaan mereka yang diliputi oleh berbagai fitnah, peperangan,
dan bahaya dianggap sama dengan bisa ular yang ganas.
Kata usawid merupakan bentuk jama' dari kata aswad {ryi} yang
berarti ular. Shubban {t,,a} merupakan bentuk jama' dari kata shaab {vu"}
seperti kata ghauz dan ghuzz. yang mengandung makna 'yang meliuk-liuk
dan membelit' ketika menggigit, agar dapat mengusai sepenuhnya ketika
menggigit seseorang atau yang lainnya dan bisa mengeluarkan bisanya yang
sangat ganas. Kata shubb mungkin saja merupakan bentuk jama' dari kata
{.r-i}, yaitu ular yang kepala berdiri ketika akan menerkam.
Ummu Salamah (isteri Rasulullah saw) mengatakan: Pada suatu
malam Nabi saw terbangun dari tidurnya dengan wajah diliputi kecemasan,
lalu Beliau bersabda, "Mahasuci Allah, apabila telah terbuka pada suatu
malam segala perbendaharaan (datang kekayaan melimpah ruah) dengan
segala fitnah yang ditimbulkan oleh kekayaan tersebut terhadap orang yang
membangunkan para pemilik kamar -ia saw bermaksud para isterinya- agar
mereka shalat. Betapa banyak wanita di dunia yang berpakaian -waktu di
dunia- tetapi telanjang di akhirat. (HR. Muslim dan al-Bukhari)
'Ubaid ibn 'Umair meriwayatkan: Ketika Rasulullah keluar, Beliau
berseru, "Hai orang-orang para pemilik kamar
-yang
suka tidur- neraka
telah menyala! Lalu fitnah akan muncul seperti potongan malam yang gelap.
Jika kalian mengetahui apa yang akuketahui, niscaya akan membuat kalian
sedikit tertawa dan lebih banyak menangis."
Abu Hasan al-Qabisi memberikan komentar tentang ini, "Jika beliau
memang seorang rasul, maka dia adalah rasul yang paling baik, dan 'Ubaid
ibn 'Umair adalah salah seorang ulama kaum Muslim.
Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Salim ibn Abdullah. Dia
berkata, "Hai ahli lrak, akutidak meminta kepada kalian sesuatu yang kecil
dan menyuruhmu untuk suatu urusan yang besar. Akumendengar dari Abu
Abdullah ibn Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya fitnah
akan datang dari sini, Beliau menunjuk ke arah timur. Dari sana akan
muncul dua tanduk setan sedangkan sebagian kalian akan memenggal leher
sebagian yang lainnya. Dan sesungguhnya pembunuhan yang dilakukan oleh
Musa terhadap seorang pengikut Firaun merupakan sebuah
ketidaksengajaan. Allah SWT berfirman, "........ Dan kamu pernuh
membunuh ,teorang manusia, lalu Kami selamalknn kamu dari kesusahcm
dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan..... " (QS. Thaha: 40)
Ma'qil ibn Yasar meriwayatkan, Nabi saw bersabda, "lbadah yang
dilakukan ketika terjadi fitnah (kekacauan) pahalanya bagaikan orang yang
hijrah kepadaku."
Bencana Besar bagi Bangsa Arab
Pada sabda Nabi {L/r :'t i i-i$. ,kj\ "Celaka Bangsa Arab
karena bahuya yang sudah dekat," kata wailun (pada hadits Nabi saw yang
telah dikemukakan sebelumnya) menandakan suatu kesedihan atau
kegundahan dalam hati (al-huzn). Ibn Arafah mengatakan: Nabi saw
memberitahukan bahwa akan terjadi bencana dan peperangan yang akan
dialami oleh bangsa Arab sepeninggal Beliau. Para raja, kekuasaan, dan
harta akan menguasai kehidupan mereka. Penguasa-penguasa mereka saat itu
terdiri dari orang-orang Turki dan 'Ajam sehingga membuat bangsa Arab
tercerai-berai di gurun-gurun pasir sesudah mereka memperoleh kekuatan,
kekuasaan, dan kemewahan dunia berkat Nabi saw, agama, dan ajaran Islam
yang Beliau bawa. Ketika mereka tidak bersyukur atas nikmat yang telah
mereka peroleh, tetapi malah mengingkarinya dengan melakukan
pembunuhan dia antara mereka, sebagian mereka merampok harta yang
lainnya, maka Lalu Allah membinasakan mereka dan menggantinya dengan
kaum yang lebih baik dari mereka, sebagaimana firman Allah dalam AlQur'an: . . .. dan jika kamu berpaling niscaya Dia okan mengganti [kamu]
dengan kaum yang lain, dan mereka tidok okan seperti komu [iniJ. " (QS.
Muhammad:38)
Oleh karena itu, ketika Zainab menanyakan kepada Rasulullah,
"Bagaimana mungkin kami bisa binasa sedangkan diantara kami banyak
orang-orang shalih?" maka Beliau menjawab, "Jika telah banyak terjadi
kekej ian ( kemaksiatan)."
Akibat Tersebarnya Kekejian dan Tidak Mau Mencegah Kemungkaran
Para ulama mengatakan bahwa hadits, "Bagaimana mungkin kami bisa
binasa sedangkan diantara kami banyak orang-orang shalih?" maka Beliau
menjawab, "Jika telah banyak terjadi kekejian (kemaksiatan)," menunjukkan
bahwa kadang-kadang bencana tersebut tidakjadi ditimpakan kepada orangorang yang ingkar, karena masih banyak orang-orang shalih diantara mereka'
Apabila pada suatu kaum terdapat lebih banyak orang yang melakukan
kerusakan daripada orang yang berbuat kebaikan, maka mereka semua, baikyang jahat maupun yang baik. akan dibinasakan oleh Allah, jika orang-orang
shalih tersebut tidak menyeru kebaikan dan tidak pula membenci kekejian
yang dilakukan oleh orang-orang yang durhaka. lnilah maksud dari firman
Allah SWT: Dan pelihuralah dirimu daripada siksaan yang liduk khusus
menimpa orong-orang ymtg zalim su.ja dianlara kamu. (QS. al-Anfal: 25)
Adapun mengenai beberapa firman Allah berikut ini: .... Dun seorang,
yang berdosa tidak akan memikul dosu orang lain..... (QS. al-An'am: 164)
dan Tiap-tiap diri bertctnggung jawab atqs apa yang telah diperbuatnyct
(QS. al-Muddatstsir: 38) serta: ...1o mendapat pahala [dari kebaiikanJ yang
diusahokannya dan io mendapat siksa [dari keiuhatanJ yang
dikerjakannya...(Qs. al-Baqarah: 286) Ayat-ayat ini menyatakan bahwa
seseorang tidak akan disiksa lantaran dosa yang dilakukan oleh orang lain,
tapi hukuman hanya berlakubagi si pemilik dosa.
Sementara itu sebagian sahabat ada yang membaca ayat tersebut
'& tib ;,2it';r=,"1 A tfiri yang berarti bahwa 'fitnah
tersebut khusus menimpa orong yang zalim'.
hanya beberapa orang, yaitu Zaid ibn Tsabit,
-semoga
Allah meredhai mereka semua-.
Bantahan: Jika manusia nampak berbuat munkar, maka merupakan
suatu kewajiban bagi yang melihatnya untuk merubahnya (memberantasnya)
dengan tangannya (kekuasannya) jika dia mampu. Jika dia tidak sanggup
mencegah dengan tangannya, maka dia hendaknya merubahnya dengan
lidahnya (menasihatinya). Jika dia masih tidak sanggup merubah dengan
lisannya, maka hendaknya dia merubahnya dengan hatinya (mendoakan
kebaikan). lnilah tuntutan yang paling minimal bagi seseorang yang melihat
kemunkaran yang terjadi di hadapannya, tidak ada lagi tuntutan di atas itu.
Apabila seseorang sudah menolak kemunkaran dengan hatinya berarti dia
telah menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya, jika dia tidak
sanggup untuk merubah kemunkaran kecuali hanya dengan hatinya itu.
Para ulama hadits meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa dia
mendengar Rasulullah saw bersaMa, "Siapa diantara kamu melihat
kemunkaran, maka dia hendaknya mengubahnya dengan tangannya. Jika dia
tidak sanggup, maka hendaknya dia merubah dengan lisannya. Jika masih
tidak sanggup maka hendaknya dia merubah dengan hatinya, dan tidak ada
lagi kewajiban sesudah itu atasnya. Itulah selemah-lemah iman."
Beberapa sahabat meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya jika seseorang melihat suatu kemunkaran yang tidak
sanggup dia rubah, maka hendaklah ia mengucapkan (dengan suara yang
dapat didengar) sebanyak tiga kali, "Ya Allah sesungguhnya kemunkaran ini
tidak akusukai!" maka ketika dia berkata seperti itu berarti dia telah
menunaikan kewajiban yang dipikulkan kepadanya. Tapi jika saat itu dia
diam saja, maka semuanya dianggap durhaka, karena yang satu
melakukannya sementara yang lainnya meredhainya, sebagaimana yang
kami ungkapkan sebelumnya.
Dalam Al-Qur'an AIlah menyamakan kedudukan orang yang meredhai
suatu kemunkaran dengan orang yang melakukannya, sehingga hukuman
Allah berlakuatas mereka semua. Atlah SWT berfirman: t#L 'if is3lt
...Karena sesungguhnya fkalau lumu berbuat demikianJ, tentulah kamu
serupu dengan mereka... " (QS.an-Nisa': 140)
Tetapi jika orang-orang shalih tidak suka terhadap perbuatan yang
dilakukan oleh mereka yang suka berbuat kerusakan tersebut dan merasa
benci terhadap mereka karena Allah SWT dan berlepas diri (menjauhi)
perbuatan itu, maka Allah akan memisahkan dan menyelamatkan mereka
dari orang-orang yang melanggar aturan tersebut. Allah SWT berfirman:
.... Maka mengapa tidak ado dari umat-umat yong sebelum kamu
orang-orong yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada
[mengerjakanJ kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil diantara
orang-orang yang telah Kami selamatkan diontara merekt... (QS. Hud:
l 16)
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada
mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat
dan Kami timpakan kepada orong-orang yang zalim siksaan yang keras,
disebabkan mereka selalu berbuatfasik (QS. al-A'raf: I l6)
Ibn 'Abbas memberi komentar, ia berkata, "Pada dua ayat ini, Allah
'Azza wa Jallla telah memberitahukan kita (orang-orang yang menasihati
orang yang berbuat munkar) dan tidak memberi khabar terhadap orang-orang
yang mengatak,an: Mengapa kamu menasihoti laum yang Allah alean
membinasalan mereka ... (QS. al-A'raf: I 64)
Suffan ibn 'Uyainah meriwayatkan dari Mas'ad. Dia berkata:
Akumendapat berita bahwa ada malaikat yang disuruh untuk
menghancurkan sebuah kampung. Maka malaikgt-..yang disuruh itu berkata,
"Ya. Allah sesungguhnya di sana ada si Fulan yang taat beribadah!" maka
Allah memberikan ilham kepadanya untuk memulai dari ahli ibadah itu
karena dia tidak mau memalingkan wajahnya (tidak peduli dengan
kemunkaran yang berlangsung di hadapannya) meskipun hanya sesaat."
Wahab ibn Munabbih mengatakan: Tatkala Nabi Daud melakukan
sebuah kesalahan, dia berkata kepada Tuhan, "Ya Tuhan, ampunilah
dosaku!" Maka Allah menjawab, "Akutelah mengampuni dosamu dan akan
kutimpakan aibnya kepada Bani Israil!" Beliau berkata, "Ya Allah, Engkau
adalah hakim yang paling adil. Engkau tidak pernah menganiaya
seorangpun, akulah yang telah melakukan dosa itu, lalu mengapa Engkauberikan aibnya kepada orang lain?" Lantas Allah mewahyukan kepadanya.
"Hai, Daud sesungguhnya saat engkau berani melakukan kemaksiatan
tersebut mereka tidak segera melarangmu."
Al-'Ars ibn 'Umairah al-Kindi meriwayatkan bahwa Nabi saw
bersabda, "Ketika suatu kejahatan terjadi di atas dunia, maka orang yang
menyaksikannya hendaklah membencinya." [-alu Beliau berkata satu kali.
"Siapa yang mengingkariny4 maka dia dianggap seperti orang yang tidak
menyaksikannyao dan sebaliknya siapa yang tidak menyaksikannya" tetapi
meredhainya maka dianggap seperti orang yang menyaksikannya." Hadits
ini menandakan adanya sebuah kewajiban (untuk mencegah kernunkaran).
Di dekat lmam asy-Sya'bi ada seseorang yang menganggap baik
ketika sekelompok orang melakukan pembunuhan terhadap Utsman ibn
'Affan rq maka Imam asy-Sya'bi berkaa kepada laki-laki itu,
"Sesungguhnya engkau telah turut serta terhadap darahnya (ikut serta dalam
pembunuhan itu)." (HR. Abu Daud)
Dalam Shahih at-Tirmidzi diriwayatkan: Jika ada seseorang yang
berbuat zalim di tengah-tengah suatu masyarakat, kemudian orang-orang
yang melihatny4 tidak melarangnya" maka Allah akan menghukum mereka
semua secara merata. Berbagai fitnah (cobaan) akan datang untuk
membinasakan mereka semua. Demikianlah keadaannya kalau kemaksiatan
dan kemunkaran telah banyak terjadi dan merajalela pada suatu masyarakat
dan tidak ada orang yang mau merubahnya. Jika kemaksiatan dan
kemunkaran pada suatu masyarakat sudah tidak bisa diberantas lagi, maka
orang-orang Mukmin hanya dapat melakukan dua hijrah, yaitu pindah dari
tempat itu atau menjauhkan diri dari lokasi kemungkaran. Ketentuan ini juga
telah berlakupada orang{rang sebelum kit4 sebagaimana terdapat kisah
tentang tujuh orang pemuda yang meninggalkan negerinya yang dikuasai
oleh orang-orang durhaka. Mereka mengatakan. *Kami tidak akan tinggal
bersama kalian!" Demikianlah prinsip ulama terdahulu sebelum kita.
Ibn Wahab meriwayatkan dari Mali( dia mengatakan, "Hendaklah
engkau pindah dari suatu negeri dimana kemunkaran telah banyak dilakukan
secara terang-terangan dan janganlah engkau menetap di dalamnya!" Karena
itulah Abu Darda' keluar dari daerah ftgftrresaan Muawiyah ketika dia
mengumumkan untuk mengambil riba. Dia membolehkan untuk menjual
cangkir emas dengan harga yang lebih tinggi dari beratnya. (Diriwayatkan
oleh beberapa ahli hadits yangshahih)
Dalam riwayat lain Malik dikatakan, "Ketika kebatilan telah
mengalahkan kebenaran dan nampak kerusakan di suatu daerah, maka harus
ada sekelompok orang yang menyelamatkannya." Dia berkata,
"Sesungguhnya tetap bersama jamaah kebenaran adalah suatu keselamatan,
sedangkan sedikit dan banyaknya kebatilan akan mendatangkan kehancuran.
Masyarakat harus membenci orang-orang yang melanggar perintah Allah,
meninggalkan kewajiban-kewajiban agama dan melakukan laranganlarangan Allah. seperti lang ditetapkan dalam Kitab Allah dan Sunnah nabinabi-Nya." Dalam versi lain dia mengatakan, "Orang yang mengingkari
Kitab-Nya."
Abu al-Hasan al-Qabisi menyatakan, "Orang yang selalu berbuat
kebenaran dan benci terhadap orang yang melanggar perintah Allah akan
mendapat keselamatan. Hal ini berdasarkan sabda Rasul, "Sekelompok
umatku senantiasa memperoleh pertolongan sehingga datang takdir Allah."
Abu 'Amr meriuayatkan dari Asyhab ibn Abdul Aziz:. Malik
mengatakan, "Tidak pantas untuk tinggal di sebuah negri yang penduduknya
banyak melakukan kebatilan dan mencaci maki para ulama salaf." Abu 'Amr
mengatakan: Malik men-satakan, "Kita harus mencari suatu negeri dimana
penduduknya mayoritas berbuat kebenaran."
Umar ibn Abdul Aziz mengatakan, "Si Fulan berada di Madinah, si
Fulan berada di Yaman. si Fulan berada di lrak, dan si Fulan berada di
Syam, sehingga bumi telah penuh oleh mereka
-para
pendosa-. Demi
Allah, semuan)'a menghadapi ketidakadilan dan kezal iman."
Abu 'Amr mengatakan, "Ke mana lagi tempat untuk lari kecuali
bersikap diam dan tetap tinggal di rumah dan cukup merasa puas walau
dengan makanan ala kadarnya?'
Manshur ibn al-Faqih menyampaikan dalam rangkaian bait-baitnya
yang indah:
Pilihon terbaik adalah bersikop diam
Dilt letap berado dolom rumoh
Jika yang pemimpin dalah si anu dan si anu
Sayapun sudah nrcrasa puas walau dengan sedikit mokanan
Sufan ats-Tsauri mengatakan: lni adalah z:rman yang buruk, rakyat
jelata saja tidak beriman, apalagi dengan orang-orang yang terpandang
diantara mereka. Pada masa itu ada orang yang berpindah-pindah dari suatu
tempat ke tempat lainnya untuk menyelamatkan agamanya dari fitnah.
Dalam sebuah riu'a1'at Beliau berkata "Demi Allah, akutidak tahu di
negeri mana akuakan tinggal?' maka diberitahukan kepadanya, "Khurasan?"
Dia menjawab. "Di sana banyak madrab dan pendapat yang merusak." Ada
yang mengusulkan, 'Negeri Syam?" Beliau berkata, "Dia menunjukkan
kepada kalian dengan jari-jarinya karena menghendaki kemasyhuran." Ada
pula yang berpendapat, "lrak?" Beliau menjawab, "Di sana tempat tinggal
kaum Jabariah." Ada )'ang menyebutkan, "Makkah." Beliau menjawab,
"Akan menghabiskan kantong dan menguruskan badan."
Qadhi Abu Bakar ibn Arabi menyampaikan bahwa gurunya pernah
menjelaskan mengenai ibadah: Janganlah sampai waktu berlalu tanpa ada
teman yang tulus dan rasa khusu' yang berkelanjutan. Akutidak melihat,
kecuali hanya ada dua pilihan: mengunci diri di pintu rumah (berdiam diri di
rumalr) atau keluar mencari suatu tempat yang penduduknya tidak mengenal
dirinya tidak. Jika seseorang terpaksa tinggal bersama orang-orang yang
durjana, maka dia hanya boleh tinggal bersama ssciara fisik tapi lisan dan
hatinya harus selalu menolak prilakumercka Jika dia tidak sanggup
menasihati mereka dengan lisannyq cukuplah menolak dengan hatinya, tapi
jangan bersikap diam sama sekali-"
Seorang ahli tasawuf Muhammad ibn AMul Malik mendendangkan
kepadakudua bait syair yang berasal dari Abu Fadhl al-Jauhari: (semua
kebaikan terkumpul dalam sikap diam), @hi berkata:
Keselamaton olcon datang kc@ seorug Muslim
Yong selalu berlhdung di rumalmyo dengot sdikit malsnan
Apakahyangdiimpikannya setelah monpir ke rut roh (dunia)
ymrg sarrgat terbatas wafuunyo ini?
Abu Sulaiman al-Khatthabi telah menyampaikan kepadakusyair yang
sernakna dengan ini:
Akurindu pda keserdirioht ahselalu saia berda di runahht
Ahtsenoiliosa senotg dot kefulugiru put tunbuh
Zqman telah menghtlatmht sehinga ahttifuh pduli dengunya
Kareno okustdoh meningalkamya, alatidak nengujwtgi dan tidok pula
dihotjtotgl
Akutidak bertanya selana hidupfu --dolan keterasingur iniApal@h buisan htda stdah berjal@? Atan apkah mja telah
menwtgorymyaf
Syair-syair tentang ini banyak sekali. insyo Allah nanti akan
dikemukakan dalam uraian mengenai uzlah (mengasingkan diri) dan
ditambah dengan penjelasan dari beberapa hadits serta uraian mengenai
banyaknya terjadi kekejian, perzinaan, dan lahirnya anak zina.
Ibn Wahab ibn Munabbih menceritakan sehah riwayat dari yahya,
sahaya zubair menceritakan bahwa pada zaman Rasulullah saw Betiau
memberitahukan bahwa dunia akan dibenamkan dari arah timur. Maka para
sahabat bertanya *wahai Rasulullah, apakah dunia akan dibenamkan
padahal di sana banyak terdapat kaum Muslim?" Beliau menjawab, "Jika
penghuninya telah banyak berbuat keji!"
Para ulama rnengatakan: Kebinasaan akan berlakuterhadap seluruh
menusia tatkala kemunkaran dan kemaksiatan telah merajalela dan dilakukan
secara terang-terangan. IUaka hal itu menjadi pembersih bagi kaum Mukmin
dan menjadi siksa bagi orang-orang fasik, karena Nabi saw bersabda,
"Kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka masingmasing." Dalam riwayat lain disebutkan, "Amalan mereka."
Sehubungan dengan ini mereka mengemukakan: Siapa yang memiliki
niat yang benar maka akan diberi pahala dan siapa yang niatnya tidak baik,
maka akan diberi hukuman. Dalam Al-Qur'an disebutkan: Pada hari
dinampakkan segala rahusia (QS. ath-Thariq: 9)
Maka camkanlah!
Putaran Roda Perang Islam dan Kapan Saatnya Berputar
Al-Barra' meriwavatkan dari Abdullah ibn Mas'ud, bahwa Nabi saw
bersabda, "Putaran
-perangIslam akan berputar tiga puluh lima, tiga
puluh enam. atau tiga puluh tujuh putaran. Jika mereka telah berbuat
kehancuran maka timbullah kebinasaan. Mereka tidak berhasil menegakkan
ajaran agama. maka perang itu selama tujuh puluh tahun." Akubertanya,
"Engkau maksudkan terhadap masa lalu atau masa yang tersisa?" Beliau
menjawab, "Masa lalu." (HR. Abu Daud)
Al-Harawi (ketika menafsirakan hadits ini) menuturkan: al-Harbi
mengatakan: Beliau merirvayatkan bahwa Islam akan bergeser seakan-akan
dia bergeser dari posisinla. Dia akan berputar mengelilingi, baik orang yang
mencintainya maupun rang membencinya. Jika perputarannya memang
terjadi pada tahun kelima. berarti bertepatan dengan pengepungan penduduk
Mesir terhadap Utsman ra. Jika pada tahun keenam berarti pada waktu
keluarnya Thalhah dan Zubair saat perang Jamal. Jika pada tahun ketujuh
berarti pada rvaktu perang Shiffin. Semoga Allah mengampuni mereka
semua.
Al-Khatthabi mengatakan: Maksud Nabi saw adalah, saat peristiwa itu
Islam akan mengalami suatu peristiwa besar dimana umatnya sangat
khawatir terhadap kebinasaan yang ditimbulkannya. Disebutkan: Putaran
lslam akan berputar seiring dengan terjadinya suatu perubahan. Barangkali
ini adalah sebuah isyarat akan berakhirnya masa kekhilafahan, wqllohu
a'lom.
Beliau juga mengatakan bahwa agama mereka akan dikuasai oleh para
raja dan sultan yang memerintah mereka. Hal itu mulai terjadi ketika Hasan
ibn 'Ali as membai'at Muawiyah sampai tumbangnya Bani Umayah setelah
memegang kekuasaan selama tujuh puluh tahun dan berpindah kepada Bani
Abbas. Allah menjelaskan dalam Al-Qur'an tentang intervensi kekuasaan
terhadap agama ini pada ayat di bawah ini: ...menghukum saularanya
menurut undang-undang roju... (QS. Yusuf: 761yakni hukum-hukum agama
disesuaikan menurut kehendak para penguasa.
Sedangkan makna dari kalimat "putaran lslam akan berputar"
maksudnya perputaran itu dengan terjadinya perang dan pembunuhan yang
diumpamakan dengan roda yang berputar dan menggilas apa segala
ditemuinya yang menyebabkan banyak memakan korban jiwa.
Pembunuhan Utsman ra Menendakan Telah Terhunusnya Pedang
Fitnah
At-Tirmidzi menceritakan sebuah riwayat dari lbn Akhi ibn Salam:
Ketika dia menemui Utman ibn Affan ra. beliau bertanya kepadanya,
"Mengapa kamu kemari?" Dia menjawab, "Akudatang untuk menolong
Tuan!" Lalu beliau berkata, *Temuilah orang{rang itu dan suruh mereka
pergi dariku! Lebih baik kamu keluar daripada berada di dalam!"
Selanjutnya dia berkata *Kemudian keluarlah AMullah ibn Sallam
menemui orang-orang yang mengepung rumah Khalifah Utsman ra. Di
depan mereka dia berpidato:
Hai manusia, sesungguhnya akuketika masih dalam keadaan jahiliah
bernama Fulan ibn Fulan- Kemudian Rasulullah saw memberiku nama
AMullah. Dan telah turun beberapa ayat dalam AlQur'an tentang diriku: ...
Dan seorang saksi dari Boni Israil mengakui [kebenuanJ yang serupa
dengan [yang disebut dalantJ Al-Qur'an lalu dia beriman, sedang kamu
menyombongkan diri. Sesuggulmya Allah tioda memberi petunjuk kepada
orang-or(mg yang zolim. (QS. al-Ahqaf: l0), dan: Katakanlah.
"Cukuplah Allah menjadi saksi antaralatdan kamu dan antara orang yong
mempunyai ilmu al-Kitab." (QS- ar-Ra'd: 43)
Sesungguhnya Allah bagimu laksana pedang yang sedang berada di
sarungnya dan para malaikatnya mendampingi kalian di negeri kalian ini.
dimana Nabi kalian telah diturunkan di sini. Demi Allah jika kalian
membunuh laki-laki ini (Usman ibn 'Affan ra) niscaya para malaikat yang
mendampingi kalian selama ini akan menjauhi kalian dan pedang Allah akan
tercabut dari sarungnya atas kalian dan tidak akan disarungkan kembali
(tetap terhunus) sampai hari kiamat kelak."
Mereka -para pemberontak- menjawab "Bunuh orang Yahudr itu dan
bunuh Utsman." Abu 'lsa men_v-atakan hadits ini hasun ghorib.
Akukatakan: AMullah mengetahui perumpamaan itu dari Kitab Taurat
yang nanti akan diterangkan lebih lanjut atau mendengarnya dari Nabi saw.
Hudzaifah pernah mengatakan kepada' tmran. "Sesungguhnya antara engkau
dan dia ditutupi oleh suatu pintu yang hampir terbuka."
Ramalan Nabi saw terhadep Pembunuhen Khelifeh Utsman ibn Affan
Para ulama telah memberikan penjelasan mengenai hal ini melalui
beberapa kisah dan didukung oleh beberapa hadis: Ketika dia (AMullah ibn
Salam) menemui Amirul Mukminin, Utsman ibn 'Affan ra yang tengah
dikepung oleh sekelompok orang diantaranya Kinanah ibn Bisyr arTujaibi.
Lantas dia membunuh Khalifah dengan panahnya sehinega darah beliau
jatuh bercucuran mengenai mushaf (AlQur'an) pada ayat Maka Allah akan
memelihara kamu dmi nrereka. Dem Diolah Yang Maho Mendengar lagi
Maha Mengerahur. (QS. al-Baqarah: I 37)
Ada pula yang mengatakan bahwa seorang penduduk Mesir telah
membunuh beliau dengan pedangnya- Ada yang menyebutkan bahwa nama
orang itu adalah Umar dan ada pula yang menyebut Ruman. Pembunuhan
atas beliau dikenal dengan nama al-maul ol-aswd (kematian kelam) atau
dikenal juga dengan nama d4amm al-aswd (darah hitam) akibat
pemberontakan dari Mesir yang menebas tangannya. Ketika tangannya
terputus, Ustman berkata. 'Demi Allah, sesungguhnya tangan ilulah yang
pertama kali menulis mushaf AlQur'an-"
Musibah ini telah diramalkan sebelumnya oleh Nabi saw dalam sebuah
riwayat yang berasal dari Abu Musa- Dia menceritakan: Pada suatu hari
Nabi saw memasuki sebuah benteng dan menyuruhku untuk menjaga
pintunya. Tiba+iba datang seseorang meminta izin kepada Beliau. Beliau
berkata, "lzinkanlah dia masuk dan gembirakanlah dia dengan surga!"
Saat itu yang meminta izin adalah Abu Bakar. Kemudian datang
seorang lagi minta izin. Beliau tetap berkat4 "lzinkanlah dia dan
gembirakanlah dia dengan surga!" Ternyata saat itu yang datang adalah
Umar. Kemudian datang seorang lagi minta izin kepada beliau. Saat itu Nabi
terdiam sebentar kemudian berkat4 "lzinkanlah dia dan gembirakanlah dia
dengan surga karena musibah yang menimpanya." \Vaktu itu yang meminta
izin adalah Utsman. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari ketika
menceritakan tentang keutamaan-keutamaan sifat (nonoqib) Utsman.
Sesungguhnya pembunuhan terhadap Usman tidak hanya dilakukan
oeleh satu orang, tetapi melibatkan banyak orang. Mereka merupakan
kelompok yang berasal dari Mesir dan daerah lainnya. Ketika itu datang
beberapa orang sahabat menemui Utsman, di antaranya AMullah ibn Umar
(sambil menyandang sebuah pedang) *fia Zaid ibn Tsabit. Zaid ibn Tsabit
berkata kepada beliau. "Kaum Anshar tetah berada di pintu. Mereka
mengatakan, jika tuan menghendaki kami, maka kami akan menolong Allah
kedua kalinya." Utsman menjawab, "Akutidak perlu pertorongan untuk
menghadapinya!" Saat itu beliau berada di rurnahnya bersama Hasan,
Husain, lbrr Umar. Abdullah ibn Zubair. Abu Hurairah. Abdullah ibn Amir
ibn Rabi'ah. serta Marwan ibn Hakam. Mereka semuanya membawa senjata.
Utsman menginginkan mereka untuk meletakkan senjata dan segera keluar
dan tetap berada di rurnah mereka masing-masing. Lantas Zubair dan
Marwan berkata kepada beliau, "Kami telah berjanji pada diri kami tidak
akan meninggalkan Arrda. Ketika itu Usman ra dikepung dengan ketat
sehingga beliau tidak bisa keluar dan hanya bisa berbuka puasa dengan
garam.
zubair ibn Bakar mengatakan bahwa beliau terkepung setama dua
bulan dua puluh hari. Al-wakidi mengatakan empat puruh sembilan hari.
Tatkala pintu rumahnya terbuka. banyak orang yang keluar dari sana, dan
mereka menyerahkan panji-panji Islam kepada beliau.
salith ibn Abu Salith menuturkan, "Khalifah Utsman merarang kami
untuk memerangi mereka. Seandainya kami diizinkan, niscaya kami akan
memerangi mereka sampai mereka keluar dari seluruh witayah." Mereka
telah banyak memberi saran yang baik kepada beliau. Lalu terbunuhtah
orang yang dikehendaki Allah -Usman- oleh orang-orang yang hina.
Abu Umar ibn AMul Birri meriwayatkan dari .Aisyah ro, ia
mengatakan: Suatu ketika Rasulullah saw menyuruh memanggit sahabatnya,
lalu akumengatakan "Apakah Abu Bakar?" beliau berkata. "Bukan."
"Apakah Umar," kataku. "Bukan," jawabnya. ..Anak pamanmu (Ali),-
tanyakuselanjutnya. "Juga bukan," katanya. Lantas akukatakan pada Beliau,
"Utsman?" beliau menjawab, "Ya." Ketika dia datang, beliau
mengisyaratkan agar keluar, lalu akupun keluar dan membiarkan mereka
berdua. Lalu Rasulullah saw meletakkan tangan kirinya pada Utsman,
sedangkan wajah utsman langsung berubah." Ketika terjadi kegaduhan dan
rumah Utsman dikepung, dikatakan padanya, "lzinkantah kami berperang
untuk membelamu?" Beliau menjawab. "sesungguhnya Rasuruilah saw telah
mengamanatkan sesuatu terhadapku dan akuakan bersabar menghadapinya."
Dari 'Aisyah ra, bahwa Nabi saw pernah bersabda ..Hai Utsman,
semoga Allah memberimu selembar pakaian. Jika mereka ingin
melepaskannya darimu, maka janganlah kamu lepaskan untuk mereki!"
(HR. at-Tirmidzi. Beliau menyatakan hadits ini hason ghorib)Dalam hal ini lbn Umar menuturkan: Nabi saw telah memberitahukan
tentang sebuah fitnah- Beliau mengatakan, "Utsman akan terbunuh secara
zalim di dalamnya." Beliau menyatakan hadits ini hasan gharib.
Beliau meriwayatkan bahwa Abdullah ibn Umar ibn al-Khatthab
menemui Utsman dan mengatakan kepadanya, "Perhatikanlah apa yang
dikatakan oleh mereka ini. Mereka mengatakan, "Lepaskankan sendiri
olehmu atau kami akan membunuhmu!" Maka lbn Umar berkata kepada
beliau, "Apakah engkau akan kekal di dunia?" la -lbn Umar- menjawab'
"Tidak." "Adakah mereka akan baik dengan membunuh? la -lbn Umarmenjawab. "Tidak." "Dan apakah mereka memiliki surga dan neraka untuk
diberikan kepada engkau-" tanya Utsman lagi. "Tidak" jawab lbn Umar.
"Karena itu jangantah Anda melepaskan pakaian yang telah diberikan oleh
Allah kepada engkau. Supaya jangan sampai menjadi kebiasaan jika suatu
kaum membenci khalifahnya maka mereka melepaskan pakaiannya (atau
jabatannya) dan membunuhnya."
Terdapat perbedaan pendapat tentang umur beliau ketika dibunuh oleh
orang{rang durhaka -senroga Allah memasukkon mereko ke dolam kabaran
api neraka- ada yang mengatakan umur beliau ketika itu delapan puluh
delapan tahun. Ada yang mengatakan sembilan puluh tahun. Qatadah
mengatakan. "Ketika Utsman terbunuh. beliau berumur delapan puluh enam
tahun." Ada juga yang berpendapat selain ini. Utsman dibunuh secara zalim,
persis seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah sebelumnya dan sekelompok
Ahlusunnah. Jenazah beliau dilemparkan ke sebuah tempat pembuangan.
Selama tiga hari jenazah beliau berada di tempat itu. Tak seorangpun yang
mampu menguburkannl'a. sehingga datanglah sekelompok orang pada
malam hari membawanl'a secara diam-diam. Mereka mengangkutnya
dengan sebilah papan kemudian mensholatkannya dan menguburkannya di
sebuah tempat yang bernama Hasy Kaukab.. Di sanalah Utsman dikuburkan
dan ada yang mengatakan di Baqi'. Ketika melewatinya orang biasa
mengatakan. "Telah dikuburkan padamu seorang laki-laki yang baik." Jasad
beliau dikuburkan di sana dan kuburnya disembunyikan agar tidak diketahui
orang lain. Beliau wafar pada hari Jum'at, malam kedelapan dari bulan
Dzulhijjah, pada hari Tarwiyah, tahun 35 H. Demikian pendapat Wakidi.
Ada juga yang mengatakan bahwa beliau wafat pada malam kedua terakhir
pada bulan Dzulhiliah. Beliau menjadi khalifah selama sebelas tahun kurang
beberapa hari. Tedadi perbedaan pendapat tentangjumlah kekurangan hari
tersebut.
Ada pula yang berpendapat orang-orang yang memimpin
pemberontakan kepada Khalifah Utsman adalah orang-orang Mesir yang
pengikutnya berasal dari daerah-daerah lain, yang berjumlah 4.000 orang.
Sementara penduduk Madinah saat itu sekitar 40.000 orang.
Para ulama juga berselisih pendapat tentang orang-orang yang
tertimpa musibah seperti Utsman ra. Sekelompok sahabat, tabiin, dan para
fuqaha (ahli ilmu fiqih) membolehkan sikap menyerah pada waktu itu. lni
adalah salah satu pendapat golongan Syaf i. Beberapa ulama mengatakan,
hendaklah ia tidak menyerah, namun harus memerangi mereka. Masingmasing pendapat tersebut memiliki maksud dan dalil yang berbeda. Insya
Allah persoalan ini akan dibahas lebih lanjut nanti.
Menuntut Balas Kematian Khalifah Utsman ibn'Affan
Beberapa ulama menyatakan bahwa sekalipun seluruh manusia mulai
dari barat sampai timur bersatu untuk menolong Utsman, mereka tetap tidak
akan mampu menolongnya, sebab Rasulullah saw telah memberitahukan
sebelumnya tentang peristiwa ini ketika beliau masih hidup. Beliau
memberitahukan tentang musibah yang akan menimpanya. Keterangan atau
ramalan ini merupakan bagian dari mukjizat Beliau yang memberitahukan
apa yang akan terjadi sesudah Beliau wafat dan tak ada sesuatupun yang
dikatakan oleh Rasulullah saw kecuali benar-benar akan terjadi.
Hasan ibn Tsabit melantunkan sebuah syairnya:
Kalian telah membunuh seorang wali Allah di tengah rumalmya
Kalian datang membawa suatu kezalimot dan tidak mendapat petunjuk
Akutidak akan percayo kepada kaum yang telah bersehttu
membunuh Utsman yang bijaksana lagi lwus.
Dalam sebuah riwayat Jundub menceritakan, "Suatu hari akupergi
pada hari Jur'ah.6t Akumelihat seorang taki-laki sedang duduk. Latu
akumengatakan kepadanya, "Sungguh suatu hari nanti akan tertumpah darah
di sini!" Lantas orang itu berkata, "Demi Allah, hal itu sampai juga terjadi!"
"Benar, demi Allah," Katakumenegaskan. "Demi Allah, jangan sampai
terjadi," Katanya lagi. "Benar, demi Allah," katakulagi. Dia menyebut kata
"Jangan" sampai tiga kali. Sesungguhnya itu adalah hadits Rasulullah.
"Sejelek-jelek teman bagiku adalah engkau, mulai sejak hari ini dimana
akumendengar sangkalanmu," ujarku. Akumendengarnya dari Rasulullah
saw, dan ia tidak melarangku!" Selanjutnya akuberkata, "Mengapa kamu
marah." Lalu menghadapinya, ternyata ia adalah Hudzaifah. (HR. Muslim).Jur'ah (*f) merupakan sebuah tempat yang terletak dekat Kufah
rnelalui al-Hirah. Para Hafiz membacanya dengan memberi harkat fathah
pada huruf jim dan ra'. Ada jugahafiz yang memberi harkat sukun pada
huruf ra yang memiliki arti bahwa pada hari itu penduduk Kufah keluar dan
berkumpul untuk mengadakan perlawanan terhadap Utsman ibn 'Affan ra.
Cubernur yang ditolak itu adalah Sa'id ibn al-'Ash ibn Umayah ibn Abd
Syams. Mereka mengirimi surat kepada Utsman, "Kami memerlukan pejabat
si Sa'id dan si Khalidmu." Penolakan itu terjadi pada tahun ketiga puluh
empat Hijriah. dan mereka menyuruh Utsman untuk mengangkat Abu Musa
al-Asy'ari sebagai Gubernur mereka di Kufah. Musa al-'Asyari terus
menjabat Gubernur Kutah sampai Utsman terbunuh. Yang mendengar
kematian Utsman saat itu adalah Ya'la ibn Umayah at-Tamimi al-Hanzhali
Abu Shafwan atau yang dikenal dengan nama Khalid. Dia masuk lslam
ketika Umat Islam menguasai Mekah (f"th" Makknh). Dia ikut serta dengan
Rasulullah dalam perang Hunain, Thaif, dan Tabuk. Dia seorang ahli militer
dan persenjataan yang digunakannya untuk menolong beliau. Ia bergerak
untuk menolong Utsman. namun terjatuh dari untanya sehingga kakinya
patah, maka dia tinggal di Makkah sesudah melaksanakan haji dan pergi ke
Mesjid. Dia ditandu di atas sebuah tempat tidur. Orang banyak berdiri tegak
menghormatinl'a dan berkumpul, lalu ia berkata "Siapa yang ingin pergi
menutut balas atas kematian Utsman, maka akuakan mempersiapkan
perlengkapannla." Maka dia membantu Zubair dengan uang sejumlah
40.000 dan membawa tujuh puluh orang dari suku Quraisy. Ikut serta di
dalamnya 'Aisyah ra dengan mengendarai unta yang bernama Adzab,
dinamakan Adzab karena ia banyak bulunya. Unta itu dibeli oleh lbn
Umayah al-Hanzhali seharga dua ratus Dinar. Ibn Abdul Birr
mengutarakannya dalam kitab a/-Isti'aab.lbn Syabah dalam kitab al-Jumal
mengatakan bahwa unta itu dibeli seharga delapan puluh Dinar. Pendapat
yang pertama lebih benar. Unta itu diberi nama'Askar.
Ibn Sa'ad menceritakan sebuah riwayat dari Ismail ibn Ibrahim dari
bapaknya. Dia mengisahkan: AMullah ibn Abu Rabi'ah ketika itu adalah
pejabat Utsman di San'a. Tatakala dia mendengar tentang Utsman, maka dia
segera berangkat untuk menolongnya. ["alu dia berjumpa dengan Shafuan
ibn Umayah yang sedang berkuda. Sementara dia sendiri sedang
mengendarai seekor Bagal. Tiba-tiba kuda Shafwan mendekatinya dan
menerjangnya sehingga ibn Abu Rabi'ah jatuh terlempar dari kendaraannya
tulang pahanla patah. Lantas dia menuju Makkah sesudah kecelakaan itu.
Bertepatan saat itu 'Aisyah ra sedang berada di Makkah mengajak
masyarakat untuk menuntut kematian Utsman. Lalu dia meminta sebuah
tempat tidur untuk ditaruh di dalam mesjid. Selanjutnya dia dibawa dengan
ditandu di atas tempat tidur itu. Di hadapan orang banyak dia berseru, "Hai,
manusia, siapa yang ingin menuntut balas atas kematian Utsman, maka akuakan menyiapkannya. Maka terkumpul banyak orang yang siap untuk
ikut bersamanya. Waktu itu dia tidak mampu mengendarai unta karena
kakinya patah."
Muhammad ibn Umar menyampaikan kepada kami dari Abdullah ibn
Abu Saib, bahwa dia melihat Abdullah ibn Rabi'ah di atas sebuah tempat
tidur di Masjidil Haram. sedang menyeru masyarakat untuk menuntut balas
atas kematian Utsman dan mendorong mereka untuk melakukan pembalasan.
Demikian akhir dari penuturan lbn Sa'ad dalam kitab ath-Thabaqat dan
tidak ada perselisihan di sini, segala puji bagi Allah. Hal ini berarti bahwa
mereka berdua datang untuk menolong Utsman, sedangkan kaki keduanya
patah. Keduanya berkumpul di Makkah dan mempersiapkan orang-orang
yang ingin ikut serta wallahu a'lam.
Perang Unta5e (36IU656 M)
Pada tahun terjadinya pembunuhan terhadap Utsman, 'Aisyah ra
sedang melaksanakan ibadah haji. Ketika mendengar kematian Utsman,
beliau segera meninggalkan ibadah hajinya. Thalhah, Zubair, dan Ya'la yang
sudah berkumpul di Mekkah berkata kepada beliau, "Mudah-mudahan Anda
mau keluar dengan harapan agar manusia kembali kepada ibunya dan
memperhatikan Nabi mereka, serta melarang mereka." Mereka memberikan
alasan dengan membacakan ayat Al-Qur'an: Tidak ada kebaikon dalam
lcebanyalan ucapan mereko, kecuali or(mg yang menyuruh untuk
membayarkon zakat, menyeru kepada yang nobuf dan mendamaikan antara
manusia- (Al-Qur'an) Mereka juga berkata (kepada beliau ra),
"Sesungguhnya orang-orang yang berkumpul demi Utsman di Bashrah
jumlahnya sudah cukup banyak."
Selanjutnya mulailah terdengar terompet perperangan. Mereka
melempari 'Ali dan sahabatnya dengan anak panah. 'Ali berkata, ,.Jangan
lepaskan anak panah kalian. Jangan pukulkan pedang dan jangan pula
tusukkan tombak kalian!"
Kemudian salah seorang dari pasukan kelompok itu melepaskan anak
panahnya sehingga mengenai seorang salah seorang pasukan 'Ali. Orang itu
terbunuh akibat terkena panah. Kemudian dia mendatangi 'Ali dan berkata
kepadany4 "Ya Allah, saksikanlah!" Kemudian dia memanah lagi seorang
pasukan 'Ali sehingga dia mati. Lalu 'Ali berkat4 "Ya Allah saksikanlah!"
Kemudian orang itu memanah lagi yang lainnya, lalu 'Ali berkata, ..ya
Allah, saksikanlah!" Saat itu 'Ali berseru kepada Zubair, ..Wahai Abu
Abdullah, izinkan akuuntuk menyampaikan sesuatu yang akudan engkau
telah mendengarnya dari Rasulullah saw. Beliau mengatakan, "Akuharus
mendapatkan keamanan!" Beliau mengatakan, "Akuharus mendapatkan
keamanan!" Sudah jelas bahwa Rasulullah saw mengatakan kepadanya
-sungguh
'Ali melihat keduanya tertawa satu sama lain- [kata Nabi saw],
"sesungguhnla kalian berdua akan memerangi 'Ali sedangkan kalian akan
berbuat zalim terhadapnla." Zubair menjawab, "Ya Allah, sesungguhnya
akutidak pernah mendengarnya kecuali hanya saat ini." Lalu dia segera
membelokkan tali kekang kudanya untuk meninggalkan tempat itu. "Mau
kemana," Tan.n-a anaknl'a. Abdullah. Dia menjawab, "Ali mengingatkanku
pada sebuah perkataan dari Rasulullah saw." "Jangan, bukankan ayah sudah
melihat pedang-pedang Bani Hasyim yang tajam telah terhunus dan
dipegang oleh orang-orang yang kejam," Kata Abdullah ketika
mencegahnya. Dia menjawab, "Celaka kamu dan orang seperti akuini,
tercelalah orang yang penakut, berikan tombak kepadaku!" Dengan cepat dia
mengambilnl'a dan segera menuju tempat 'AIi dan para sahabatnya. Maka
'AIi berkata. "Lepaskanlah panah kalian kepada orang itu (Zubair),
sesungguhnya dia orang )'ang berdosa. Beberapa anak panah pasukan 'Ali
menancap pada sisi kanan dan kiri badannya serta menembus jantungnya.
Dalam keadaan terluka Ztbair segera kembali dan berkata kepada anaknya,
"Celaka kamu. apakah seperti ini perbuatan ini dilakukan oleh orang yang
penakut, pergi lah !" Selanj utnya terjadilah pertempuran dengan seru.
Banyak jiwa yang menemui kematiannya, banyak kaum Muslim
berguguran dalam pertempuran itu. Sekitar 33.000 ribu orang tewas. Ada
yang mengatakan 17.000 orang. Terdapat perselisihan mengenai jumlah
orang yang tewas dalam pertempuran yang sengit itu. Dari kelompok Bani
al-Azd terdapat 4.000 orang yang gugur, dari kelompok Bani Dhabbah I .100
orang, dan sisanya dari kelompok yang dipimpin oleh 'Aisyah. Sementara di
pihak'Ali gugur kurang lebih 1000 orang. Ada yang mengatakan kurang
dari seribu. Tujuh puluh orang dari Bani Dhabbah putus sebelah tangannya
dari atas unta mereka. Setiap kali putus tangan salah seorang dari mereka,
maka dia segera meraih tali kekang yang lain seraya bersenandung:
Kami adalah Bani Dhabbah yang ahli mentmggang unta
Kami menuruni maut soat maut turun
Bagi kami maut lebih manis daripada madu
Unta 'Aisyah memakai bendera sehingga unta di bantai. Sedangkan
mereka memasangkan besi-besi perisai pada unta tersebut. Sebagian ahli
sejarah mengatakan bahua peperangan yang terjadi di Bashrah tidak didasari
oleh keinginan yang kuat antara mereka. Perang itu terjadi secara mendadak,
karena masing-masing pihak mengira bahwa salah satu pihak telah
mengkhianatinya. Dalam hal ini sebenarnya mereka telah berencana untuk mengadakan perdamaian dan kesepakatan. Kekhawatiran pembunuhan
Utsman merupakan faktor yang amat mempengaruhi terjadinya peperangan.
Akhimya mereka -para pembunuh Utsman- membagi dua pasrrkan, satu
bagian pada barisan 'Aisyah dan satu bagian pada bagian 'Ali, sehingga
dengan mudah mereka dapat mengadu domba dan menyulut peperangan.
Kedua kelompok pasukan pemberontak tersebut mulai mengambil anak
panah mereka dan salah satu kelompok dalam pasukan 'Ali meneriakkan
bahwa Thalhah dan Zubair telah berkhianat. Demikian pula halnya dengan
pasukan Talhah dan Zubair ada yang berteriak bahwa 'Ali telah berkhianat.
Tercapailah apa yang mereka rcncanakan sebelumnya- Akhirnya perang
berkobarjuga.
Masing-masing kelompok berusaha mempertahankan siasatnya dan
menahan emosinya. Kelompok inilah yang paling benar dan taat kepada
Allah tatkala terjadi pertempuran dan menghindarkan diri dari kedua
pasukan tersebut dalam hal ini. Riwayat ini terkenal sekali- Perang itu terjadi
pada hari Kamis, pada suatu siang yang panas terilq sepuluh malam sebelum
berakhirnya Jumadil Akhir pada tahun 36 Hijriah.
Dalam Shahih Muslim --?ada Bab Finah- Ibn Umar meriwayatkan,
"Suatu hari ketika Rasulullah keluar dari rumah 'Aisyah, Beliau bersabda,
"Puncak kekafiran akan muncul dari sini, dimana saat itu muncul dua tanduk
setan," yakni dari arah timur.
Dalam riwayat lain yang disandarkan kepada lbn Umar al{awaariri
dan Muhammad ibn Mutsanna menyebutkan bahwa Beliau berada di rumah
Hafsah, lalu menyampaikan hadis tersebut. Abdullah ibn Sa'id dalam
riwayatnya menyebutkan: Ketika Rasulullah saw berdiri dekat pintu rumah
'Aisyah, Beliau menunjuk tangannya ke arah timur seraya bersaM4 "Fitnah
akan muncul dari sini, dimana akan muncul dua tanduk setan." Beliau
mengatakannya dua sampai tiga kali.
Imam Ahmad ibn Hanbal dalam Musnad beliau, pada sanad ke-15
diantara sanad-sanad yang disandarkan pada 'Aisyah ra, ia menuturkan:
Muhammad ibn Ja'far menceritakan dari Qais ibn Abu Hazim, bahwa
'Aisyah ra ketika mengunjungi seorang familinya mendengar beberapa ekor
anjing yang menyalak dengan keras. I-antas beliau berlot4 "Akuteringat
sebuah sabda dari Rasulullah saw yang Beliau sampaikan kepada kami,
"Suara anjing yang menyalak dengan keras pertanda akan membawa
bencana." Zubair berkata kepada beliau, "Tuan akan kernbali dan mudahmudahan Allah akan mendamaikan manusia melalui Anda"
Abu Bakar ibn Abu Syaibah meriwayatkan sebuah hadits dari Waki'
ibn al-Jarah dari Ibn 'Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Pemilik unta yang berbulu banyak (Adzyab) akan banyak
terbunuh orang di sekitarnya dan ia akan selamat setelah hampir saja
binasa." tladits ini dinyatakan shuhih. karena lmam Abu Bakar Abdullah ibn
Abu Syaibah dikenal keaditannya dan diterima riwayatnya. Dernikian pula
halnya dengan Waki' lang terkenal keadilan, hafalannya yang baik, dan
kefaqihannya. .lsham juga seorang yang jujur dan adil, sebagairnana yang
dikatakan oleh Abu 'Amr ibn Abdul Birr dalam bukunya yang ber.iudul a/-
Isri'aab. 'lkrimah mengatakan bahwa di kalangan ulama beliau dikenal
sebagai orang yang jujur dan alim. Hadits ini merupakan salah satu tanda
kenabian (nubmtat) Beliau. Beliau memberi kabar terhadap sesuatu sebelum
terjadinya.
Sebenarnya pemakaian kata 'Azyab' dalam hadits ini maksudnya
tertuju kepada kata'ql-Ad:aD'. Qadhi Abu Bakar ibn Arabi mengungkapkan
kelemahan dan keanehan hadits ini ketika beliau mengingkari hadits ini
dalam bukunl'a, diantaranya dalam kitab ol-'Awashim min al-Qawashim.
Beliau mengatakan tidak menemukan hadits itu sama sekali. Ulama-ulama
terakhir juga mengingkari keberadaan hadits ini, baik secara sembunyi
maupun terang-terangan. Sedangkan kemasyhuran hadits ini seakan-akan
lebih terang dari cahala matahari. Abu 'Amr ibn Abdul Birr ketika
meriwayatkan hadits ini ldalam kitab 'ol-Isti'aab,) mengatakan' "Sa'id ibn
Nashr meriwal'atkan kepada kami dari Abu Bakar ibn Abu Syaibah. Lalu dia
menyebutkan sanad yang telah dikemukakan.
Abu Ja'far ath-Thabari menuturkan: Ketika 'Aisyah ra keluar dari
Bashrah hendak menuju Madinah sesudah perang. 'Ali ra melayaninya
dengan sangat baik. Keluarlah beliau bersama orang-orang yang ingin
mengikutinya. Ada empat puluh wanita terkenal dari Basrah yang ikut
bersama beliau saat itu. Saudara laki-laki beliau (Muhammad) ikut
membantu persiapannya. Beliau meninggalkan Basrah pada hari Sabtu pada
awal Rajab tahun 36 H. 'Ali mengantarkan beliau sampai beberapa mil dan
menyuruh anaknya untuk menyertai beliau selama satu hari.
Kenapa'Ali tidak Melakukan Qishash terhadap Pembunuh Utsman?
Kenapa 'Ali tidak melakukan Qishash terhadap pembunuh Utsman?
Pertama. 'Ali tidak mempunyai hak untuk menuntut balas atas
pembunuhan Utsman, karena yang berhak adalah anak-anak Utsman, mereka
adalah Umar (anak Utsman yang tertua dan paling bijak), Aban (seorang ahli
hadits dan ahli fiqih, dan ikut serta dalam perang Jamal bersama 'Aisyah)
dan Walid ibn Utsman (yang memegang Mushaf Utsman saat Utsman
terbunuh di kamarnya).
Menurut lbn Qutaibah dalam buku al-Ma'aorif, Walid ibn Utsman
adalah seorang berkumis dan dermawan. Sementara anak beliau yang
bernama Sa'id ibn Utsman menjadi Gubernur Muawiyah di Khurasan. Anak-
anak Utsman semuanya hadir pada saat itu. Merekalah yang paling berhak
menuntut balas atas pembunuhan Utsman, bukan orang lain. Akan tetapi, tak
seorangpun dari mereka mengajukan 'Ali ke pengadilan, dan kami tidak
mengetahui kalau mereka pernah menuntut'Ali untuk menghukum mereka,
karena para sahabat telah menetapkan keputusannya dalam hal ini
berdasarkan hadits Rasulullah saw.
Kedua, tidak ada dua orang saksi yang adil yang menyaksikan secara
langsung pembunuhan terhadap Utsman dengan mata kepalanya sendiri.
Maka tidak boleh melakukan Qishash terhadap soorang pembunuh jika tidak
ada dakwaan bukti- Jadi anpa adanya dakwaan, maka kasus tidak bisa
diajukan ke pengadilan. Ditambah lagi karena ahli waris Utsman bersikap
diam, tidak menuntut hak mereka. Jadi sudah jelas alasan 'Ali untuk tidak
melakukan Qishash terhadap mercka.
Demikian pula yang dilakukan Muawiyah ketika dia menjadi khalifah
sec,ara penuh dan penguasa Mesir dan yang lainnya sewaktu 'Ali ra
terbunuh. Beliau pun tidak menghukum soorangrun para tersangka yang
membunuh Utsman dengan hukuman Qishash. Umumnya para tersangka
adalah penduduk Mesir dan Kufah, yang semuanya berada di bawah
kekuasaan, perintah, dan larangannya. Beliau mengajukan tuntutan sebelum
menjadi khalifah. Beliau berkat4 "Karni tidak akan membai'at dan
men gq i shash orangorang yang mel indungi pembunuh Utsman."
Secara syariat, Muawiyah harus taat kepada'Ali ra ketika dia menjadi
khalifah di mesjid Rasulullah, tempat turunnya wahyu, rumah Nabi, pusat
pemerintahan, sekaligus tempat berkumpulnya kaum Muhajirin dan Anshar
dengan penuh ketaatan, kerelaan, dan kebebasan antara mereka. Jumlah
mereka sangat banyah juga pejabat Ahlul Halli wal 'Aqdi (Majlis Syura
Kekhalifahan). Dan sekelompok Ahlul Holli wo 'Aqdi itu rclah melakukan
bai'at. Tatkala keluarga Hisyam membai'at 'Ali ra, mereka mengajukan
persyaratan kepada 'Ali untuk menghukum pembunuh Usman dengan
hukumam qishas, maka 'Ali berkata kepada mereka, *Berbai'atlah kalian,
tuntutlah hak kalian niscaya kalian akan mendapatkannya!" mereka
menjawab, "Engkau tidak berhak dibai'at dan menuntut balas atas
pembunuhan Utsman- Kami melihat mercka setiap pagi dan sore
bersamamu!" Saat itu pendapat dan perkaaan 'Ali lah yang lebih tepat dan
lebih benar, karena kalau 'Ali mengnishas mereka maka beberapa suku
atau kelompok akan mengikuti mereka dan akan Erjadi perang besar yang
ketiga. Lalu 'Ali menunggu saat yang tspat dengan melakukan
penyempurnaan bai'at, adanya pihak keluarga mengajukan tuntutan di majlis
pengadilan, maka dengan demikian beliau dapat mengambil sebuah
keputusan yang benar.
lbn 'Arabi Abu Bakar menuturkan, "Tidak ada perbedaan diantara
umat bahwa seorang intam boleh menunda qishas, yang jika dilaksanakan
akan menimbulkan fitnah atau terjadinya kegaduan yang besar. Demikian
pula yang dilakukan oleh Thalhah dan Zubair ketika mereka menolak 'Ali
dalam hal kekuasaan (sebagai khalifah), tapi tidak menolaknya dalam urusan
agama. Mereka menganggap bahwa yang lebih diprioritaskan adalah
menuntut kematian Utsman daripada pemilihan khalifah."
Perang Shiflin (37 H1657 M, Penej.)
Wahab merisayatkan: Harmalah ibn Imran menceritakan dari
Abu Habib. bahwa dia mendengar Muhammad ibn Yazid Abu
Ziyad ats-Tsaqafi mengisahkan: Akumenemani Qais ibn Kharsyah dan
Ka'ab al-Kanani sehin_ega sampailah keduanya di Shiffin. Lantas Ka'ab
berhenti sebentar di tempat itu dan melihat sesaat seraya berkata, "Tiada
Tuhan selain Allah, sungguh akan tumpah darah kaum Muslim ditempat ini
yang tidak pernah tumpah di sini sebelumnya!" "Apa yang engkau ketahui
tentang ini, hai Abu Ishaq. Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang gaib.
Hanya Allah yang mengetahuinya," ujar Qais dengan marah. Ka'ab
menjawab, "Tak ada satupun permusuhan di dunia ini, melainkan telah
tertulis dalam kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Musa ibn Imran
yang tetap ada selamanla sampai hari kiamat."70
Pada saat perang Shiffin, ketika Muawiyah mengetahui pergerakan
Amirul Mukminin, 'Ali Karuomallahu wajhah masih dalam perjalanan dari
Irak, Muawiyah berangkat dari Damaskus dan dia sampai di Shiffin pada
pertengahan Muharram. Dia lebih dahulu tiba di sana sehingga dengan
mudah mendapatkan tempat yang luas untuk tinggal dan dekat dengan
sumber air yang berasal dari sungai Euprat. Dia juga mendirikan sebuah
bangunan untuk menyimpan hartanya. Shiffin merupakan daerah yang
kering dan banyak perbukitan kecil.
Penduduk Syam terlebih dahulu menduduki tempat-tempat strategis.
tidak terdapat banyak mata air kecuali sedikit saja. Lalu menahan pasukan
'Ali untuk mengambil air dari mata air-mata air tersebut. Lantas beliau
memberi peringatan kepada mereka dengan pelajaran yang baik serta
rnengutip beberapa ayat Al-Qur'an, beliau mengingatkan mereka dengan
perirrgatan Nabi saw terhadap orang yang tidak mau memberikan kelebihan
aimya kepada orang lain ketika berada di padang pasir. Akan tetapi.
sebagaimana wataknya orang-orang zalim, mereka -penduduk Syammenolak peringatan 'Ali tersebut, sehingga 'Ali memerangi mereka dengan
pedang serta tombak. Tatkala 'Ali mengalahkan mereka, beliau
membolehkan mereka semua baik laki-laki maupun perempuan untuk
meminumnya. Kemudian beliau membangun mesjid pada suatu anak bukit
yang terletak di atas sungai Euprat untuk mendirikan shalat lima waktu
secara berjamaah, karena shalat berjamaah lebih utama daripada shalat
sendirian sebesar dua puluh tujuh derajat sebagaimana terdapat dalam Hadits
shohih yang diriwayatkan oleh lbn Umar dan beberapa orang sahabat lainya
yang terkenal adil dan tsiqah (dapat dipercaya).
Dalam kelompok 'Ali terdapat orang-orang yang pernah ikut dalam
perang Badar dan beberapa orang sahabat yang membai'at Beliau saw di
bawah pohon (pada masa perjanjian Hudaibiyah). 'Ali dan pasukannya
membawa panji-panji yang pernah dibawa oleh Rasulullah saw saat
memerangi kaum musyrikin. 'Ali dan Muawiyah berada di Shiffin selama
tujuh bulan. bahkan ada yang mengatakan sembilan bulan. Ada juga yang
mengatakan selama tiga bulan. Sebelum terjadinya peperangan terdapat
sekitar tujuh puluh pasukan besar dan dalam pertempuran yang berlangsung
selama tiga hari pada 'hari putih' (hari terang) yakni pada tanggal 13, l4 dan
l5jatuh korban sebanyak 73.000 orang dari kedua pasukan itu.
Abu Ishaq (seorang ulama hadits yang adil dan tsiqah) dan Ibrahim
ibn Husain al-Kisai al-Hamdaani yang dikenal dengan nama lbn Daizil,yang
diberi gelar dengan nama Safinah. Safinah adalah nama seekor burung yang
hinggap di atas sebatang pohon, tapi tidak tinggal di sana dan meninggalkan
sesuatu di atas pohon itu) berkata, Mereka bertempur pada malam-malam
yang dinamakan dengan malam al-harir, yaitu suatu malam yang diliputi
suara lolongan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Sementara arti
dari kata al-harir sendiri adalah 'Bunyi seperti bunyi desingan yang keras'.
karena mereka saling melemparkan anak panah sampai anak panah itu habis,
saling menusuk dengan tombak sehingga pedang-pedang mereka patah, atau
saling memukuldengan pedang sehingga menewaskan sebagian mereka.
Kemudian mereka terpaksa turun dari kendaraan kemudian berjalan
kaki. Sebagian mereka membuang sarung pedangnya kemudian terjadilah
pertempuran dengan menggunakan pedang dan tongkat besi. Yang terdengar
hanyalah jerit ketakutan yang bercampur dengan suara desingan pedang.
Saat itu pedang-pedang mereka laksana sabit. setelah pedang habis, mereka
saling melempar batu- Ada juga yang turun dari kendaraannya, lalu
memungut tanah dan melemparkannya kepada musuhnya. Diantara mereka
ada pula yang berperang dengan cara saling menggigit. Tatkala matahari
terbenam, debu masih berterbangan akibat pertempuran hebat itu dan
bendera menjadi tidak tanrpak.
Dan telah lewat saktu shalat sebanyak empat kali, karcna perang
tersebut berlangsung Subuh sampai tengah malam. Perang tersebut terjadi
pada bulan Rabiul Awsal tahun 39 H. Imam Ahmad ibn Hanbal (dalam
kitab Tarikh-nya) serta beberapa ahli sejarah lainnya juga mengatakan
bahwa perang itu terjadi pada bulan Rabiul Awwal.
Penduduk Syam yang ikut serta pada perang tersebut berjumlah sekitar
135.000 orang, sementara dari lrak berjumlah 120.000 atau 130.000 orang.
Zubair ibn Bakar Abu AMullah (seorang ulama yang adil) meriwayatkan
dari Muhammad ibn 'Amru ibn Ash (orang yang ikut serta dalam perang
Shiffin dan mendapat ujian didalamnya) melantunkan syair:
Se andainyo engkau saksikot or(mg<rr(mg
yang beroda di hdapanku padawabu perang Shffin
niscayo akqr membuat ranbut beruban
Ketiko pagi datanglah ahli lrak seakut-akan
-Vereka datangdari lou
Mereku terus ntendesak maiu dengan berdesak4esakkan
Komi menyerbu nrcreleo dengon berjalu kaki seakan-akan
Barison komi kobaran api yangdianglcat oleh angin
Mereka berkota kepada kami, "Sesutggultnya kami
Ingin membait 'Ali."
Kami menjarab. "Kami akan memerotgi kalian!"
Merekt mentolongkomi dengor pedorynya, mala
Kami ptm membalas mengoyak mereka dengot pedang kani
Saat itu kami berkata, "Menyerahlah kalian."
Lalu mmtcullah bala tentua btu mereka
Mereka tidak mou lari, bahkor tidakberpaling bado,
Laksana perempuan-perempuon ymg bingug dolam peperotgur Ibn Syihab menuturkan: 'Aisyah ra ketika memberikan komentar
terhadap Syair ini mengatakan, "Akutidak pernah mendengar seorang
penyair yang lebih benar daripada dia."
Kelompok 'Ali adalah Kelompok yang Benar (Hak), Namun Tidak
Boleh Mengafi rkan Musuh-musuhnya
Menurut al-Hafiz ibn Dihyah: ljma' ulama (pendapat semua ulama)
tercatat bahwa pengikut Imam 'Ali adalah kelompok yang benar, sedangkan
kelompok musuhnya adalah kelompok yang zalim."
Abu Nadhrah meriwayatkan bahwa Abu Said al-Khudri berkata:
Orang yang lebih baik daripadakutelah memberitahuku bahwa Rasulullah
saw berkata kepada Amar (ketika beliau hendakku menggali parit serta
menggosok kepalanya), "Baus lbn Samiyyah, kamu akan dibunuh oleh
kelompok zalim." (HR. Muslim)
Dalam hadits dengan sanad yang agak berbeda disebutkan, yang
dimaksud dengan 'orang yang lebih baik daripadaku' oleh Abu Nadhrah
adalah Abu Qatadah, karena dalam Shohih Muslim hadits ini diriwayatkan
dari beberapa jalur periwayatan. Abu 'Amr ibn Abdul Birri dalam kitab alisti'aab ketika memaparkan tentang riwayat hidup Amar serta ditambah
dengan mengutip beberapa hadits Nabi tentang dirinya menuturkan bahwa
hadits: 'Ammor akan dibunuh oleh kelompok durhaka. Merupakan hadits
yang paling shahih diantara seluruh hadits yang berkenaan dengan Amar.
'Ammar ibn Yasir datang kepada Nabi saw karena mereka (Muhajirin
dan Anshar) telah memberatkannya dengan batu bata, dia berkata, "Wahai
Rasulullah, mereka telah memikulkan kepadakusesuatu yang mereka sendiri
tidak kuat memikulnya." 'Ammar membawa dua batu sedangkan orang
lainnya hanya membawa satu batu,
tlf. 4Lri et * {t*:^* dJt * Ct \'.i
"rt1L
^pQt'^t;St
Lalu Nabi saw lewat dan menghapus tanah yang melekat di wajahnya. Dia
berkota, "Celaka, 'Ammar akan dibunuh oleh kelompok durjana, mereka
diajak 'Ammar ke surga tapi mereka mengajalorya pergi ke neralca."
Para ahli hukum lslam (fuqaha) sebagaimana dijelaskan oleh Imam
Abdul Qahir dalam kitab beliau, al-Imama&, salah satu dari karyanya,
menuturkan:
Para fuqaha (ahli hukum lslam) Hijaz, lrak, baik yang mengambil
hukum dengan berpegang kepada hadits maupun ahli ra'yi (aliran rasionalis)seperti Imam Malik, lnram Syaf i, Abu Hanifah, al-Auza'i serta sebagian
besar tokoh ilmu kalam berpendapat bahwa tindakan 'Ali memerangi orangorang yang menentangnla baik saat perang Shiffin maupun pada waktu
perang Jamal merupakan tindakan yang benar dan tepat.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)