Kisah pararasul 1

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 1. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 1


 



Tafsiran kitab  kisah para rasul  


Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan 

bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas seja-

rah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang yaitu  Sang Pendiri 

Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh 

empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju de-

ngan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantah-

kan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Tuhan  yang hidup. Di atas batu ka-

rang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai 

dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan di-

sampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan 

mengenai hal ini kita hanya memiliki  kesaksian dari satu saksi. 

Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting un-

tuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh dibandingkan  kejadian-

kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Ter-

batas memandangnya baik, mungkin kita akan memiliki  Kitab 

Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-

kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan memiliki  

lebih banyak lagi kitab Injil. namun  , sebab  takut akan terlalu 

membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah 

cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. 

Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) 

dapat dipandang,  

I.  Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil se-

belumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan 

iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini 

sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh 

Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada 

diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa 

hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang 

sangat berbeda dibandingkan  saat  mereka terakhir kali dicerita-

kan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, te-

tapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup 

mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa 

dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya un-

tuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. 

Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-ben-

teng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberita-

kan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada 

para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-

kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita da-

pati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan 

pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan 

tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi 

hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberon-

tak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih 

besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi 

mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun 

menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan 

Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di 

dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagi-

an akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, 

bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari 

orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, 

melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu un-

tuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kris-

tus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan 

salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan sebab  ke-

bangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, 

tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh ke-

bangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan 

ketetapan hati yang lebih lagi dibandingkan  sebelum-sebelumnya, de

ngan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama 

kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, yaitu  sesuai 

dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda 

Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi 

bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sung-

guh berasal dari Tuhan . Kristus sudah memberi tahu para murid-

Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini 

menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa 

mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita menda-

pati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa 

mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati 

dunia diterangi oleh mereka.namun  hari itu, kuasa dari tempat 

tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di 

sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di 

sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji se-

sawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan 

Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-

nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan 

menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan 

bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru men-

jumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara me-

limpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada 

mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghibur-

an yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari 

sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat ke-

pada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak 

dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang ter-

dengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang 

baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-

Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula hal-

nya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis 

menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan be-

gitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu 

sama lain.  

II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindak-

an menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, 

yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-raha-

sia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita da-

pati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan 

pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci 

untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-

mazmurnya. Kita yaitu  anggota-anggota jemaat Kristen, kemah 

Tuhan  yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan 

kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggo-

ta-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang di-

bangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menun-

jukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, 

sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana ba-

ngunan atasnya mulai didirikan,  

1.  Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya 

kita dapati di bagian awal kitab ini.  

2.  Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita 

dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterus-

nya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hi-

dup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak 

Tuhan  dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat se-

mua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah di-

baptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan 

Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara ter-

atur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-

sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbing-

an dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa 

dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-

persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat 

yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang 

berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi ke-

puasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita 

mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang 

sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas 

kehancurannya.namun  tak dapat disangkal bahwa jemaat itu 

berasal dari Tuhan , dan bukan dari manusia. Betapa dengan 

yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman 

Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita men-

dapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus 

kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!      

Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:  

(1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga 

dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas 

juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) be-

sar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, 

yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah dari-

pada tugas kedua belas rasul. Lukas ini yaitu  kawan setia Rasul 

Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas 

yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini 

berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini  saat  

dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber-

buat ini dan itu, seperti pada pasal 16:10 dan 20:6, dan sete-

rusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam 

perjalanannya yang berbahaya ke Roma,  saat  Rasul Paulus 

dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus 

 saat  dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-su-

ratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam 

keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas 

menulis sejarah ini  saat  ia masih ada bersama Rasul Paulus di 

Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan mem-

bantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang 

memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.  

(2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). 

Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-

kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan me-

reka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul 

yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya 

judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.  

[1]  Kitab ini yaitu  sejarah para rasul.namun  di dalamnya ada 

juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain 

yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan ter-

masuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai 

Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, 

dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah 

Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang 

termasuk dua belas rasul). Petrus yaitu  rasul untuk orang-

orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bu-

kan-Yahudi (Gal. 2:7).namun  ini sudah cukup untuk menjadi 

contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-

tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak 

seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seper-

ti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam 

kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, sebab  

Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu 

pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang 

para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang 

dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan 

dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka 

tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, 

dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar 

yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal 

dari Kitab Suci dasarnya yaitu  emas, perak, dan batu perma-

ta, sedang  yang berasal dari tradisi dasarnya yaitu  kayu, 

rumput kering, jerami. 

[2]  Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta 

apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menu-

rut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pela-

jaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh 

Guru mereka. Para rasul yaitu  orang-orang yang giat. Dan 

walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan 

dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan 

mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfir-

man melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipe-

nuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka.namun  

begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan 

betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, 

dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan 

penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat di-

sebut sebagai tindakan-tindakan mereka. 

 

PASAL  1  

Sejarawan yang terilhami ini memulai ceritanya dalam Kisah Para 

Rasul,  

I. Dengan merujuk pada, dan memberi  ringkasan dari, kitab 

Injilnya, atau sejarah hidup Kristus, sembari menuliskan ki-

tab ini, seperti ia menuliskan Injil itu, untuk temannya Teo-

filus (ay. 1-2).  

II. Dengan memberi  ringkasan tentang bukti-bukti kebang-

kitan Kristus, pertemuan-Nya dengan murid-murid-Nya, dan 

perintah-perintah yang diberikan-Nya kepada mereka selama 

empat puluh hari, selama Ia masih ada di bumi (ay. 3-5).  

III. Dengan memberi  cerita khusus tentang kenaikan Kristus 

ke sorga, percakapan murid-murid-Nya dengan Dia sebelum 

Ia naik ke sorga, dan percakapan malaikat-malaikat dengan 

mereka setelah Ia naik (ay. 6-11).  

IV. Dengan memberi  gambaran umum tentang awal pemben-

tukan jemaat Kristen, dan keadaannya mulai dari kenaikan 

Kristus sampai pada pencurahan Roh (ay. 12-14).  

V. Dengan memberi  cerita khusus tentang terisinya satu 

tempat dalam kelompok yang suci itu, yang menjadi kosong 

oleh kematian Yudas, dengan dipilihnya Matias untuk meng-

gantikan tempatnya (ay. 15-26). 

Bukti-bukti Kebangkitan Kristus;  

Pesan Kristus kepada Rasul-rasul-Nya  

(1:1-5) 

1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala se-

suatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, 2 sampai pada hari Ia terangkat. 

Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-


rasul yang dipilih-Nya. 3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah 

penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa 

Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan 

diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Tuhan . 4 Pada suatu hari 

 saat  Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka mening-

galkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji 

Bapa, yang – demikian kata-Nya –  telah kamu dengar dari pada-Ku. 5 Sebab 

Yohanes membaptis dengan air,namun  tidak lama lagi kamu akan dibaptis 

dengan Roh Kudus.” 

Dalam perikop di atas,  

I. Teofilus diingatkan, dan di dalam dia kita pun diingatkan, akan 

Injil Lukas, yang baik untuk kita perhatikan sebelum mulai mem-

pelajari kitab ini. Ini supaya kita tidak hanya melihat bagaimana 

kitab ini memulai apa yang ditinggalkan dalam kitab Lukas, me-

lainkan juga bahwa, seperti air mencerminkan wajah, demikian 

pula pekerjaan-pekerjaan para rasul mencerminkan pekerjaan-pe-

kerjaan Guru mereka, pekerjaan-pekerjaan anugerah-Nya. 

1. Pelindung Lukas, yang kepadanya Lukas mempersembahkan 

kitab ini, yaitu  Teofilus (ay. 1). Lebih tepatnya harus saya 

katakan murid Lukas, sebab ia bermaksud, dalam memper-

sembahkan kitab ini kepadanya, untuk mengajar dan mem-

bimbing dia, dan bukan untuk mendapat persetujuan atau 

perlindungannya. Dalam kata pengantar dari Injilnya, Lukas 

memanggilnya Teofilus yang mulia. Di sini ia memanggilnya ti-

dak lebih dari hai Teofilus. Bukan berarti bahwa Teofilus su-

dah kehilangan kemuliaannya, atau bahwa kemuliaannya ber-

kurang dan menjadi kurang ternama.namun  mungkin ia sudah 

turun dari jabatannya, apa pun itu, yang memberi dia gelar 

kehormatan itu. Atau juga sebab  sekarang ia sudah lebih ma-

tang, dan lebih memandang rendah gelar-gelar kehormatan se-

perti itu dibandingkan sebelum-sebelumnya. Atau Lukas su-

dah menjadi lebih akrab dengan dia, dan oleh sebab itu bisa 

memanggilnya dengan lebih bebas. Biasa bagi orang-orang za-

man dulu, bagi para penulis baik Kristen maupun kafir, untuk 

mempersembahkan tulisan-tulisan mereka kepada orang-

orang tertentu seperti itu. namun  , ditujukannya sebagian 

kitab dari Kitab Suci kepada orang-orang tertentu seperti itu 

merupakan petunjuk bagi masing-masing dari kita untuk me-

nerimanya, seolah-olah itu ditujukan kepada kita secara khu

sus, kepada nama kita. Sebab, segala sesuatu yang ditulis da-

hulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita. 

2. Injilnya di sini disebut sebagai bukunya yang pertama yang su-

dah dia tulis, yang selalu diperhatikannya  saat  ia menulis ki-

tab yang sekarang ini. Ia memaksudkan kitab yang sekarang 

ini sebagai kelanjutan dan peneguhan dari bukunya yang per-

tama itu, ton prōton logon – perkataan sebelumnya. Segala yang 

ditulis tentang Injil itu yaitu  perkataan yang benar sebagai-

mana yang diucapkan. Bahkan, sekarang kita tahu bahwa ti-

dak ada perkataan yang tidak tertulis yang bisa dipercayai, ke-

cuali bila perkataan itu sesuai dengan apa yang tertulis. Ia 

sudah menulis bukunya yang pertama, dan sekarang ia men-

dapat ilham Tuhan  untuk menulis buku ini, sebab murid-murid 

Kristus harus beralih kepada perkembangan yang penuh (Ibr. 

6:1). Dan oleh sebab itu, pembimbing-pembimbing mereka ha-

rus membantu mengiringi mereka, harus mengajarkan juga ke-

pada umat itu pengetahuan (Pkh. 12:9), dan tidak boleh ber-

pikir bahwa pekerjaan-pekerjaan mereka yang dulu, sebaik 

apa pun itu, bisa membuat mereka berdalih untuk tidak mela-

kukan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Justru sebaliknya, 

mereka harus lebih digugah dan dipacu lagi oleh semua peker-

jaan itu, seperti Lukas di sini, yang, sebab  sudah meletakkan 

dasar dalam buku sebelumnya, membangun lagi pekerjaan 

lain dalam buku ini di atas dasar buku sebelumnya itu. Oleh 

sebab itu, janganlah buku ini menyingkirkan buku itu. Ja-

nganlah khotbah-khotbah atau buku-buku yang baru mem-

buat kita lupa akan khotbah-khotbah atau buku-buku yang 

lama,namun  hendaklah semua yang baru itu mengingatkan 

kita akan yang lama, dan membantu kita mengembangkannya.  

3. Isi dari Injilnya yaitu  sesuatu, segala sesuatu, yang dikerjakan 

dan diajarkan Yesus. Isi yang sama pula yang menjadi pokok 

dari tulisan-tulisan ketiga penulis Injil yang lain. Amatilah,  

(1) Kristus melakukan maupun mengajar. Ajaran yang diajar-

kan-Nya diteguhkan oleh mujizat-mujizat yang dikerjakan-

Nya, yang membuktikan Dia sebagai Guru yang diutus 

Tuhan  (Yoh. 3:2). Dan kewajiban-kewajiban yang diajarkan-

Nya diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan mulia yang 

dilakukan-Nya, sebab Ia telah meninggalkan teladan bagi 

kita, dan teladan itu membuktikan Dia sebagai Guru yang 


 4

diutus Tuhan  juga, sebab dari buahnyalah kamu akan me-

ngenal mereka. Hamba-hamba Tuhan yang terbaik yaitu  

mereka yang melakukan dan juga mengajar, yang hidupnya 

selalu  mencerminkan apa yang mereka khotbahkan. 

(2) Ia memulai melakukan dan juga mengajar. Ia meletakkan 

fondasi dari segala sesuatu yang akan diajarkan dan diker-

jakan dalam jemaat Kristen. Rasul-rasul-Nya harus melan-

jutkan dan meneruskan apa yang sudah dimulai-Nya, dan 

mengerjakan serta mengajarkan hal-hal yang sama. Kristus 

mempersiapkan mereka, dan kemudian membiarkan me-

reka untuk meneruskannya,namun  Ia mengutus Roh-Nya 

untuk memberdayakan atau memampukan mereka baik 

dalam melakukan maupun mengajar. Sungguh suatu peng-

hiburan bagi orang-orang yang berusaha meneruskan pe-

kerjaan Injil itu, bahwa Kristus sendirilah yang memulai 

pekerjaan itu. Keselamatan agung yang mula-mula, diberi-

takan oleh Tuhan (Ibr. 2:3).  

(3) Keempat penulis Injil, dan Lukas khususnya, telah mening-

galkan kepada kita segala sesuatu yang dikerjakan dan di-

ajarkan Yesus. Bukan segala sesuatunya secara terperinci, 

sebab  dunia tidak akan cukup untuk memuatnya, melain-

kan segala hal yang utama, contoh-contoh dari semuanya, 

yang begitu banyak dan begitu beragam, sehingga atas da-

sar itu kita bisa menilai semua yang lain. Kita mendapati 

permulaan dari ajaran-Nya dalam Matius 4:17, dan permu-

laan dari mujizat-mujizat-Nya dalam Yohanes 2:11. Lukas 

sudah menyampaikan, sudah membahas, semua ajaran 

dan pekerjaan Kristus, dan sudah memberi kita gagasan 

umum tentang itu, meskipun ia tidak mencatat setiap keja-

dian secara khusus. 

4.  Periode cerita Injil dihitung sampai pada hari Ia terangkat (ay. 

2). Pada saat itulah Ia meninggalkan dunia ini, dan Ia tidak 

lagi hadir secara jasmani di dalamnya. Injil Markus ditutup de-

ngan terangkatnya Tuhan ke sorga (Mrk. 16:19), dan demikian 

pula dengan Injil Lukas (Luk. 24:51). Kristus terus bekerja dan 

mengajar sampai pada akhirnya, sampai Ia terangkat untuk 

mengerjakan pekerjaan lain yang harus dikerjakan-Nya di ba-

lik tabir. 


 5

 II. Kebenaran dari kebangkitan Kristus dipertahankan dan dibukti-

kan (ay. 3). Bagian dari yang diceritakan dalam buku yang pertama 

itu begitu penting sehingga perlu diulang-ulang dalam segala ke-

sempatan. Bukti besar dari kebangkitan-Nya yaitu  bahwa Ia me-

nunjukkan kepada rasul-rasul-Nya bahwa Ia hidup. sebab  hidup, 

Ia menunjukkan diri-Nya hidup, dan Ia menampakkan diri kepada 

mereka (KJV: Ia dilihat oleh mereka – pen.). Mereka yaitu  orang-

orang jujur, dan kesaksian mereka bisa diandalkan.namun  yang 

menjadi pertanyaannya yaitu  apakah dalam hal ini mereka te-

perdaya atau tidak, seperti yang terjadi pada banyak orang yang 

sebenarnya bermaksud baik. Tidak, mereka tidak teperdaya, 

sebab, 

1.  Bukti-buktinya tidak bisa keliru, tekmeria – petunjuk-petunjuk 

yang sudah jelas, baik bahwa Ia hidup (Ia berjalan dan berbi-

cara dengan mereka, Ia makan dan minum bersama-sama de-

ngan mereka), dan juga bahwa orang itu yaitu  Dia sendiri, 

dan bukan orang lain. Sebab Ia berkali-kali menunjukkan ke-

pada mereka tanda-tanda luka pada tangan, kaki, dan lam-

bung-Nya, yang merupakan bukti terbesar yang bisa diandal-

kan atau dituntut dari perkara itu.  

2.  Bukti itu banyak, dan terjadi berulang-ulang: Selama empat 

puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri kepada mereka, 

bukan terus-menerus berdiam bersama mereka, melainkan se-

ring kali menampakkan diri kepada mereka, dan secara perla-

han memberi mereka kepuasan dalam penampakan itu, se-

hingga segala kesedihan mereka atas kepergian-Nya terusir 

olehnya. Tinggalnya Kristus di bumi dalam waktu sekian lama 

itu setelah Ia masuk dalam pengangkatan dan kemuliaan-Nya, 

yaitu  untuk meneguhkan iman murid-murid-Nya dan meng-

hibur hati mereka. Ini yaitu  suatu contoh dari perendahan 

diri dan belas kasihan-Nya kepada orang-orang percaya, se-

hingga hal itu dapat sepenuhnya meyakinkan kita bahwa 

Imam Besar yang kita punya dapat turut merasakan kelemahan-

kelemahan kita. 

III. Petunjuk umum diberikan tentang perintah-perintah yang dipa-

kai-Nya untuk memperlengkapi murid-murid, sebab  sekarang Ia 

akan meninggalkan mereka, dan, sebab  Ia sudah mengembusi

mereka dan membuka pikiran mereka, sehingga mereka bisa me-

nerimanya dengan lebih baik.  

1. Ia memberi mereka perintah tentang pekerjaan yang akan me-

reka lakukan: Ia memberi perintah-Nya kepada rasul-rasul 

yang dipilih-Nya. Perhatikanlah, pilihan Kristus selalu disertai 

dengan perintah. Orang-orang yang dipilih-Nya sebagai rasul 

berharap akan diberikan kedudukan oleh Dia,namun  sebagai 

gantinya, Ia justru memberi mereka perintah.  saat  Ia beper-

gian, dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hamba-

Nya, masing-masing dengan tugasnya (Mrk. 13:34), Ia memberi 

mereka perintah-Nya oleh Roh Kudus. Ia sendiri dipenuhi de-

ngan Roh ini sebagai Pengantara, dan Ia mengembuskan-Nya 

kepada mereka. Dalam memberi mereka Roh Kudus, Ia mem-

beri mereka perintah-perintah-Nya. Sebab, Sang Penghibur 

akan menjadi Sang Pemberi perintah. Tugas-Nya yaitu  meng-

ingatkan mereka akan apa yang sudah dikatakan Kristus. Ia 

memberi perintah kepada rasul-rasul oleh Roh Kudus. Begitulah 

kata-kata itu bisa disusun. Waktu mereka menerima Roh Ku-

dus, amanat mereka dimeteraikan (Yoh. 20:22). Ia tidak ter-

angkat sebelum memberi mereka perintah, dan dengan demi-

kian menyelesaikan pekerjaan-Nya.  

2.  Ia memberi mereka perintah tentang ajaran yang harus mereka 

sampaikan: Ia berbicara kepada mereka tentang Kerajaan 

Tuhan . Ia sudah memberi mereka gagasan umum tentang kera-

jaan itu, dan waktu tertentu kapan kerajaan itu akan didirikan 

di dunia (dalam perumpamaan-Nya di dalam Markus 13). Na-

mun, di sini Ia terlebih memberi mereka ajaran tentang sifat 

atau natur dari kerajaan itu, sebagai kerajaan anugerah di du-

nia ini dan kerajaan kemuliaan di dunia lain, dan membuka-

kan kepada mereka kovenan yang merupakan ketetapan 

agung, yang dengannya baik kerajaan anugerah maupun kera-

jaan kemuliaan itu dipadukan. Nah, hal ini dimaksudkan,  

(1) Untuk mempersiapkan mereka menerima Roh Kudus, dan 

untuk menjalani apa yang sudah dirancangkan untuk me-

reka. Ia memberi tahu mereka secara pribadi apa yang ha-

rus mereka beritakan kepada dunia, dan mereka akan 

mendapati bahwa Roh kebenaran, jika  Ia datang, akan 

mengatakan hal yang sama seperti yang telah dikatakan-

Nya kepada mereka.  

(2) Untuk menjadi salah satu bukti dari kebangkitan Kristus. 

Begitulah yang terjadi di sini. Murid-murid, yang kepada 

mereka Ia menunjukkan bahwa Ia hidup, tahu bahwa itu 

yaitu  Dia, bukan hanya melalui apa yang ditunjukkan-

Nya kepada mereka, melainkan juga melalui apa yang dika-

takan-Nya kepada mereka. Tak seorang pun kecuali Dia 

yang bisa berbicara dengan sedemikian jelas, sedemikian 

utuh, tentang Kerjaan Tuhan . Ia tidak menghibur mereka de-

ngan percakapan-percakapan tentang masalah kenegaraan 

atau kerajaan-kerajaan manusia, tentang filsafat atau kera-

jaan alam, melainkan murni tentang keTuhan an dan kerajaan 

anugerah, tentang hal-hal yang paling menyangkut kepen-

tingan mereka, dan tentang orang-orang yang kepadanya 

mereka diutus.  

IV. Keyakinan khusus diberikan kepada mereka, bahwa mereka akan 

segera menerima Roh Kudus, disertai perintah-perintah kepada 

mereka untuk mengharapkannya (ay. 4-5),  saat  Ia makan ber-

sama-sama dengan mereka, mungkin dalam pertemuan di bukit 

Galilea, yang sudah ditentukan-Nya sebelum kematian-Nya. Se-

bab disebutkan di sini tentang mereka yang berkumpul kembali 

(ay. 6), untuk mengiringi kenaikan-Nya. Walaupun sekarang Ia 

sudah memerintahkan mereka untuk pergi ke Galilea, mereka ti-

dak boleh berpikir untuk terus tinggal di sana. Tidak, mereka ha-

rus kembali ke Yerusalem, dan tidak pergi dari sana. Amatilah,  

1. Perintah yang diberikan-Nya kepada mereka untuk menunggu. 

Perintah ini untuk membangkitkan harapan-harapan mereka 

akan sesuatu yang luar biasa. Dan sesuatu yang sangat luar 

biasa besar dapat mereka harapkan sebab  Penebus mereka 

sudah ditinggikan.  

(1) Mereka harus menunggu sampai waktu yang ditetapkan, 

yang mulai sekarang sudah tidak lama lagi. Orang-orang 

yang dengan iman berharap agar rahmat-rahmat yang di-

janjikan akan datang, harus dengan sabar menantikan 

sampai rahmat itu benar-benar datang, sesuai waktunya, 

sesuai waktu yang ditentukan. Dan  saat  saatnya sudah 

dekat, seperti sekarang, kita harus, seperti Daniel, menan-

tikannya dengan sungguh-sungguh (Dan. 9:3). 

(2) Mereka harus menunggu di tempat yang sudah ditentukan, 

di Yerusalem, sebab di sanalah Roh harus pertama-tama 

dicurahkan, sebab  Kristus akan menjadi raja di Sion, gu-

nung yang kudus. Juga, sebab  firman TUHAN harus keluar 

dari Yerusalem. Mereka inilah tentunya yang menjadi je-

maat induk itu. Di sana Kristus dipermalukan, dan oleh se-

bab itu di sana Ia akan mendapat penghormatan ini, dan 

kebaikan ini dilakukan kepada Yerusalem untuk mengajar 

kita agar mengampuni mereka yang memusuhi dan meng-

aniaya kita. Para rasul lebih terancam bahaya di Yerusalem 

dibandingkan  di Galilea.namun  kita bisa dengan senang hati 

mempercayakan keamanan kita kepada Tuhan , jika  kita 

tetap berjalan di jalan kewajiban kita. Para rasul sekarang 

harus tampil di muka umum, dan oleh sebab itu harus 

mempertaruhkan nyawa mereka di tempat umum. Yeru-

salem yaitu  kaki dian yang paling cocok untuk mendiri-

kan terang-terang itu.  

2. Keyakinan yang diberikan-Nya kepada mereka bahwa mereka 

tidak akan menunggu dengan sia-sia. 

(1) Berkat yang dirancangkan bagi mereka akan datang, dan 

mereka akan mendapati bahwa berkat itu layak ditunggu-

tunggu. Kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Yakni,  

[1]  Roh Kudus akan dicurahkan ke atasmu dengan lebih 

berlimpah dibandingkan  sebelum-sebelumnya.” Mereka su-

dah diembusi dengan Roh Kudus (Yoh. 20:22), dan 

mereka sudah mendapati manfaatnya.namun  sekarang 

mereka akan mendapatkan karunia-karunia, anugerah-

anugerah, dan penghiburan-penghiburan-Nya secara le-

bih besar lagi, dan dibaptis dengan semua itu, yang dalam 

hal ini tampak ada rujukan pada janji-janji di dalam 

Perjanjian Lama tentang pencurahan Roh itu (Yl. 2:28; 

Yes. 44:3; Yes. 32:15).  

[2]  Engkau akan dibersihkan dan dimurnikan oleh Roh 

Kudus,” seperti imam-imam dibaptis dan dibasuh de-

ngan air,  saat  ditahbiskan untuk menjalankan tugas 

suci:  Mereka sudah memiliki tanda,namun  engkau akan 

memiliki apa yang dipertandakan itu. Engkau akan di-

kuduskan oleh kebenaran  saat  Roh menuntunmu un-

tuk semakin dekat pada kebenaran itu, dan hati nura-

nimu akan dibersihkan oleh kesaksian Roh, supaya 

engkau dapat melayani Tuhan  yang hidup sebagai rasul.”  

[3]  Dengan cara ini kamu akan semakin menyatu lagi de-

ngan Tuanmu dan dengan bimbingan-Nya, seperti hal-

nya Israel dibaptis dalam awan dan dalam laut untuk 

menjadi pengikut Musa. Kamu akan diikatkan begitu 

erat dengan Kristus sehingga kamu tidak akan pernah, 

sebab  penderitaan sekalipun, meninggalkan-Nya lagi, 

seperti yang pernah kamu perbuat.”  

(2) Nah, karunia Roh Kudus yang dibicarakan-Nya ini yaitu ,  

[1] Sebagai janji Bapa, yang telah mereka dengar dari pada-

Nya, dan oleh sebab itu bisa diandalkan. Pertama, Roh 

diberikan melalui janji, dan pada waktu itu janji ini ada-

lah janji yang besar, seperti janji tentang Mesias sebe-

lumnya (Luk. 1:72), dan tentang hidup kekal sekarang 

(1Yoh. 2:25). Hal-hal baik yang sementara sifatnya dibe-

rikan melalui tindak pemeliharaan Tuhan ,namun  Roh dan 

berkat-berkat rohani diberikan melalui janji (Gal. 3:18). 

Roh Tuhan  tidak diberikan seperti roh manusia diberikan 

dan dibentuk dalam diri kita melalui aturan alam (Za. 

12:1), melainkan melalui firman Tuhan . 

1. Supaya karunia itu semakin bernilai, Kristus me-

mandang Roh yang dijanjikan itu sebagai suatu wa-

risan yang layak ditinggalkan bagi jemaat-Nya.  

2. Supaya karunia itu semakin pasti, dan para ahli 

waris dari janji itu bisa yakin akan keputusan Tuhan  

yang tidak dapat diubah di dalamnya.  

3. Supaya karunia itu diberikan berdasarkan anuge-

rah, anugerah istimewa, dan dapat diterima dengan 

iman, dengan berpegang pada janji, dan bergantung 

padanya. Sama seperti Kristus, demikian pula Roh, 

diterima dengan iman.  

Kedua, pencurahan Roh itu yaitu  janji Bapa, 

1. Janji dari Bapa Kristus. Kristus, sebagai Pengantara, 

memandang Tuhan  sebagai Bapa-Nya, yang membuat

rancangan bagi-Nya dan memiliki rancangan itu se-

panjang waktu. 

2. Janji dari Bapa kita, yang, jika kita diterima-Nya 

menjadi anak, pasti akan memberi kita Roh yang 

menjadikan kita anak (Gal. 4:5-6). Ia akan memberi-

kan Roh, sebagai Bapa segala terang, sebagai Bapa 

segala roh, dan sebagai Bapa yang penuh belas ka-

sihan. Pencurahan Roh itu yaitu  janji Bapa. Ketiga, 

janji Bapa ini sudah mereka dengar dari Kristus ber-

kali-kali, terutama dalam khotbah perpisahan yang 

disampaikan-Nya sebentar sebelum Ia mati, yang di 

dalamnya Ia meyakinkan mereka, secara berulang 

kali, bahwa Penghibur akan datang. Hal ini mene-

guhkan janji Tuhan , dan mendorong kita untuk ber-

gantung padanya, bahwa kita sudah mendengarnya 

dari Yesus Kristus. Sebab di dalam Dia semua janji 

Tuhan  yaitu   ya” dan  Amin.”   Engkau sudah men-

dengarnya dari-Ku, dan Aku akan mewujudkannya.”  

[2] Sebagai nubuatan Yohanes Pembaptis. sebab  sejauh 

itulah Kristus di sini menyuruh mereka untuk melihat 

kembali (ay. 5):  Engkau tidak hanya sudah mendengar-

nya dari-Ku,namun  juga dari Yohanes.  saat  ia meng-

arahkan kalian kepada-Ku, ia berkata (Mat. 3:11), aku 

membaptis kamu dengan air,namun  Ia yang datang ke-

mudian dari padaku akan membaptiskan kamu dengan 

Roh Kudus.” Sungguh suatu kehormatan besar yang di-

berikan Kristus kepada Yohanes di sini, bukan hanya 

sebab  Ia mengutip kata-katanya, melainkan juga sebab  

Ia menjadikan karunia Roh yang besar ini, yang seka-

rang sudah dekat, sebagai penggenapan dari kata-kata 

Yohanes itu. Demikianlah Ia menguatkan perkataan 

hamba-hamba-Nya, utusan-utusan-Nya (Yes. 44:26). Te-

tapi Kristus bisa melakukan lebih dibandingkan  yang bisa 

dilakukan hamba-hamba-Nya. yaitu  suatu kehormatan 

bagi mereka bahwa mereka dipekerjakan untuk menya-

lurkan sarana anugerah,namun  yaitu  hak istimewa-

Nya untuk memberi  Roh kasih karunia. Ia akan 

membaptiskan kamu dengan Roh Kudus, akan mengajar 

kamu dengan Roh-Nya, dan memberi  Roh-Nya un-


tuk menjadi Pengantara di dalam dirimu, dan ini sudah 

lebih dibandingkan  apa yang bisa kita dapatkan dengan 

mendengarkan khotbah dari hamba-hamba Tuhan yang 

terbaik. 

(3) Nah, karunia Roh Kudus yang dijanjikan seperti itu, yang 

dinubuatkan seperti itu, dan yang dinanti-nantikan seperti 

itu, yaitu  apa yang kita lihat diterima rasul-rasul dalam 

pasal selanjutnya, sebab di dalam karunia itu janji ini di-

genapi secara penuh. Inilah yang akan datang itu, dan kita 

tidak perlu menantikan yang lain. Sebab di sini dijanjikan 

bahwa karunia itu akan diberikan tidak lama lagi. Ia tidak 

memberi tahu mereka berapa hari lagi, sebab  mereka ha-

rus mempersiapkan diri setiap hari agar pantas menerima-

nya. Kitab-kitab lain berbicara tentang  karunia Roh Kudus 

kepada orang-orang awam yang percaya. Ini berbicara ten-

tang kuasa khusus yang, oleh Roh Kudus, dikaruniakan 

kepada mereka yang pertama-tama memberitakan Injil, dan 

menanam jemaat, dengan memampukan mereka untuk 

tanpa keliru menyampaikan kepada angkatan itu, dan men-

catat untuk angkatan yang akan datang, ajaran Kristus be-

serta bukti-buktinya. Dengan demikian, berdasarkan janji 

ini, dan pelaksanaannya, kita menerima Perjanjian Baru se-

bagai ilham Tuhan , dan mempertaruhkan jiwa kita padanya. 

Pesan Kristus kepada Para Rasul-Nya;  

Kenaikan Kristus ke Sorga 

(1:6-11) 

6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ:  Tuhan, maukah Eng-

kau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” 7 Jawab-Nya:  Engkau 

tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri me-

nurut kuasa-Nya. 8namun  kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus tu-

run ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di 

seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” 9 Sesudah Ia me-

ngatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan me-

nutup-Nya dari pandangan mereka. 10  saat  mereka sedang menatap ke 

langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih 

dekat mereka, 11 dan berkata kepada mereka:  Hai orang-orang Galilea,

mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke 

sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama 

seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Di Yerusalem, Kristus, melalui malaikat-Nya, sudah menyuruh mu-

rid-murid-Nya untuk menemui Dia di Galilea. Di sana Ia menyuruh 

mereka untuk menemui-Nya di Yerusalem lagi, pada hari tertentu. 

Demikianlah Ia ingin menguji ketaatan mereka, dan ternyata ketaat-

an mereka itu dijalankan dengan siap sedia dan senang hati. Mereka 

berkumpul, seperti yang sudah ditetapkan-Nya bagi mereka, untuk 

menjadi saksi-saksi kenaikan-Nya ke sorga, yang ceritanya kita da-

pati di sini. Amatilah,  

I. Pertanyaan yang mereka ajukan kepada-Nya dalam pertemuan 

ini. Mereka datang berkumpul kepada-Nya, seperti orang-orang 

yang sudah berunding satu sama lain tentang suatu perkara, lalu 

mencapai kesepakatan nemine contradicente – dengan suara bulat. 

Mereka datang sebagai satu kelompok, dan mengajukan kepada-

Nya pertanyaan yang sudah mereka sepakati bersama, Tuhan, 

maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel? 

Dua cara untuk memandang hal ini: 

1.  Pasti Engkau tidak akan memulihkannya sama sekali bagi pe-

mimpin-pemimpin Israel pada masa sekarang, imam-imam ke-

pala dan penatua-penatua, yang menghukum mati Engkau 

dan, yang untuk mencapai maksud itu, dengan begitu saja 

menyerahkan kerajaan kepada Kaisar dan mengakui diri mere-

ka sebagai bawahan-bawahannya. Astaga! Masakan orang-

orang yang membenci dan menganiaya Engkau dan kami akan 

diberi kekuasaan? Jauhlah kiranya dari pada-Mu.” Atau lebih 

tepatnya, 

2.  Pasti Engkau akan memulihkannya lagi bagi bangsa Yahudi, 

sejauh bangsa itu mau tunduk kepada-Mu sebagai Raja mere-

ka.” Nah, ada dua hal yang salah dalam pertanyaan ini: 

(1) Pengharapan mereka akan perkara itu sendiri. Mereka 

menyangka bahwa Kristus akan memulihkan kerajaan bagi 

Israel, yakni, bahwa Ia akan menjadikan bangsa Yahudi se-

bagai bangsa besar dan penting di antara bangsa-bangsa 

lain seperti pada masa Daud dan Salomo, Asa dan Yosafat. 

Bahwa, sebagai Silo, Ia akan memulihkan tongkat kerajaan, 

dan lambang pemerintahan, kepada Yehuda. Padahal Kris-

tus datang untuk mendirikan kerajaan-Nya sendiri, dan itu

yaitu  Kerajaan Sorga, bukan untuk memulihkan kerajaan 

bagi Israel, kerajaan dunia. Lihatlah di sini,  

[1] Betapa bahkan orang-orang baik sekalipun terlalu cen-

derung menempatkan kebahagiaan jemaat pada keme-

gahan dan kekuasaan duniawi. Mereka pikir, seolah-

olah Israel tidak bisa jaya kecuali kerajaan dipulihkan 

baginya, atau murid-murid Kristus dihormati kecuali 

mereka menjadi pembesar-pembesar di kerajaan itu. Pa-

dahal kita diberi tahu untuk mengharapkan salib di du-

nia ini, dan untuk menantikan kerajaan di dunia lain.  

[2] Betapa kita cenderung menyimpan apa yang sudah kita 

serap, dan betapa susahnya menyingkirkan segala pra-

sangka yang sudah tertanam melalui pendidikan. Mu-

rid-murid, sebab  sudah menyerap gagasan ini beserta 

intisarinya bahwa Mesias akan menjadi penguasa du-

niawi, membutuhkan waktu yang lama sebelum menya-

dari bahwa kerajaan-Nya bersifat rohani.  

[3] Betapa kita secara alami cenderung memihak bangsa 

kita sendiri. Mereka menyangka bahwa Tuhan  tidak akan 

memiliki  kerajaan di dunia kecuali kerajaan itu dipu-

lihkan bagi bangsa Israel. Padahal kerajaan-kerajaan 

dunia ini akan menjadi milik-Nya, dan di dalamnya Ia 

akan dimuliakan, entah Israel tenggelam atau bertahan.  

[4] Betapa kita cenderung salah memahami Kitab Suci. Kita 

memahami sesuatu yang bersifat kiasan sebagai hal 

yang benar-benar terjadi, dan menjelaskan Kitab Suci 

dengan kerangka pikiran kita sendiri, sementara kita 

seharusnya menyesuaikan kerangka pikiran kita de-

ngan Kitab Suci.namun ,  saat  Roh dicurahkan dari atas, 

kesalahan-kesalahan kita akan diluruskan, seperti kesa-

lahan-kesalahan para rasul ini tidak lama setelah itu. 

(2) Pertanyaan mereka berkenaan dengan masa kerajaan itu: 

 Tuhan, maukah Engkau melakukannya pada masa ini? Ka-

rena sekarang Engkau sudah memanggil kami untuk ber-

kumpul bersama-sama, apakah ini untuk membicarakan 

rancangan-rancangan yang perlu untuk memulihkan kera-

jaan bagi Israel? Pastilah tidak ada kesimpulan lain lagi se-

lain ini.” Nah, di sini mereka salah terka dalam hal

[1] Bahwa mereka ingin mengetahui apa yang tidak pernah 

diperintahkan atau didorong oleh Guru mereka untuk 

mereka ketahui. 

[2] Bahwa mereka tidak sabar menunggu didirikannya ke-

rajaan, yang di dalamnya mereka menjanjikan diri sen-

diri akan mendapat bagian yang begitu besar, dan ingin 

mendahului keputusan-keputusan Tuhan . Kristus sudah 

berkata kepada mereka bahwa mereka akan duduk di 

atas takhta (Luk. 22:30), dan sekarang tidak ada hal 

lain yang dapat memuaskan mereka kecuali bahwa me-

reka harus duduk di atas takhta dengan segera, dan 

mereka tidak sabar menunggu waktunya tiba. Padahal, 

siapa yang percaya, tidak akan gelisah,namun  puas de-

ngan mengetahui bahwa waktu Tuhan  yaitu  waktu 

yang terbaik. 

II. Teguran yang diberikan Kristus terhadap pertanyaan ini, seperti 

teguran yang sudah diberikan-Nya belum lama ini atas pertanyaan 

Petrus tentang Yohanes, itu bukan urusanmu (ay. 7), engkau tidak 

perlu mengetahui masa dan waktu. Ia tidak menentang pengha-

rapan mereka bahwa kerajaan akan dipulihkan bagi Israel, sebab  

kesalahan itu akan segera diluruskan dengan dicurahkannya Roh 

Kudus, yang setelah itu mereka tidak pernah lagi memikirkan 

kerajaan duniawi. Juga sebab  dalam arti tertentu pengharapan 

itu memang benar, yaitu ditegakkannya kerajaan Injil di dunia. 

Dan kesalahan mereka tentang janji tidak akan membuat janji itu 

hilang kekuatannya. Ia hanya menegur mereka atas pertanyaan 

mereka tentang masanya.     

1. Hal ini tidak boleh diberitahukan kepada mereka: Engkau ti-

dak perlu mengetahui, dan oleh sebab itu tidak boleh bertanya.  

(1) Kristus sekarang akan berpisah dari mereka, dan berpisah 

di dalam kasih. Namun demikian, Ia memberi mereka te-

guran ini, yang dimaksudkan sebagai peringatan bagi jemaat-

Nya di segala masa, untuk berjaga-jaga agar tidak mem-

belah batu yang sudah mematikan orangtua kita yang per-

tama, yakni keinginan yang berlebihan akan pengetahuan 

terlarang, dan mengorek-orek perkara yang belum pernah 

kita lihat sebab  Tuhan  tidak menunjukkannya. Nescire velle

quæ magister maximus docere non vult, erudita inscitia est – 

Bodohlah jika orang ingin menjadi bijak melebihi apa yang 

tertulis, dan bijaklah ia jika berpuas diri untuk tidak menjadi 

lebih bijak.  

(2) Kristus sudah memberi murid-murid-Nya banyak sekali pe-

ngetahuan melebihi orang lain (kepadamu telah diberikan 

rahasia Kerajaan Tuhan ), dan sudah menjanjikan kepada 

mereka Roh-Nya, untuk mengajar mereka lebih banyak 

lagi. Sekarang, supaya jangan mereka congkak sebab  pe-

wahyuan berlimpah yang mereka terima, di sini Dia mem-

buat mereka mengerti bahwa ada beberapa hal yang tidak 

boleh mereka ketahui. Kita akan melihat betapa sedikit 

alasan yang kita miliki untuk menyombongkan pengetahuan 

kita jika kita mempertimbangkan betapa banyak yang tidak 

kita ketahui.  

(3) Kristus sudah memberi  kepada murid-murid-Nya perin-

tah-perintah yang cukup untuk melaksanakan kewajiban 

mereka, baik sebelum kematian-Nya maupun sesudah ke-

bangkitan-Nya, dan Ia ingin agar mereka puas dengan me-

ngetahui hal ini. Sebab cukup bagi orang Kristen jika  

keinginannya dimatikan, dan bukan dipuaskan, sebab  

rasa ingin tahu yang ada di dalam dirinya itu sia-sia belaka 

dan merupakan hiburan yang merusak.   

(4) Kristus sendiri telah mengatakan kepada murid-murid-Nya 

tentang Kerajaan Tuhan , dan telah berjanji bahwa Roh Ku-

dus akan memberitakan kepada mereka hal-hal yang akan 

datang berkenaan dengan kerajaan itu (Yoh. 16:13). Ia juga 

telah memberi  kepada mereka tanda-tanda zaman, 

yang wajib mereka amati, dan berdosa bila mereka abaikan 

(Mat. 24:33; Mat. 16:3).namun  mereka tidak boleh berharap 

atau berkeinginan untuk mengetahui baik semua rincian 

tentang peristiwa-peristiwa masa depan maupun kapan 

persisnya peristiwa-peristiwa itu terjadi. Baik bagi kita bila 

kita tetap di dalam gelap, dan dibiarkan tidak pasti, ten-

tang masa dan waktu (sebagaimana Dr. Hammond mem-

bacanya) dari peristiwa-peristiwa yang akan datang berke-

naan dengan jemaat, dan juga tentang diri kita sendiri, 

tentang semua zaman dan kesudahannya, dan juga tentang 

zaman kita sendiri.       

Prudens futuri temporis exitum  

Caliginosa nocte premit Deus – 

Tetapi Yupiter, dalam kebaikan yang selalu  bijak  

Telah menyembunyikan, dalam awan-awan malam yang 

teramat kelam, 

Segala sesuatu tentang masa depan yang terletak 

Melampaui batas pandang makhluk fana. – Hor. 

Mengenai masa dan waktu, kita tahu, secara umum, bahwa 

akan ada musim panas dan musim dingin yang datang silih 

berganti,namun  kita tidak tahu secara khusus kapan hari 

akan cerah dan kapan akan mendung, entah di musim pa-

nas atau di musim dingin. Jadi, berkenaan dengan urusan-

urusan kita di dunia ini, jika  kita sedang menikmati ke-

makmuran di musim panas, janganlah kita merasa aman, 

sebab kita diberi tahu bahwa akan datang masalah di 

musim dingin. Dan di musim dingin itu, janganlah kita ber-

muram durja dan berputus asa, sebab kita yakin bahwa 

musim panas akan datang kembali.namun  apa yang akan 

terjadi di hari ini atau di hari itu kita tidak bisa tahu, jadi 

kita harus menyesuaikan diri dengannya, apa pun yang 

terjadi, dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.     

2. Pengetahuan tentang hal itu tersimpan bagi Tuhan  sebagai hak 

istimewa-Nya. Pengetahuan itu telah ditetapkan Bapa sendiri 

untuk dikuasai-Nya. Hal itu tersembunyi bersama-Nya. Tak 

ada yang lain yang bisa mengungkapkan masa dan waktu 

yang akan datang. Semua pekerjaan Tuhan  diketahui-Nya,namun  

kita tidak (15:18). Hanya Dia yang empunya kuasa, dan hanya 

Dia saja, untuk memberitahukan yang awal sampai yang 

akhir. Dan dengan semuanya ini, Ia membuktikan diri-Nya se-

bagai Tuhan  (Yes. 46:10).  Dan walaupun Ia kadang-kadang me-

mang mengganggap layak memberitahukan kepada nabi-nabi 

Perjanjian Lama tentang masa dan waktu (seperti tentang per-

budakan umat Israel di Mesir selama empat ratus tahun, dan 

di Babel selama tujuh puluh tahun), namun Ia tidak mengang-

gapnya layak bagimu untuk mengetahui masa dan waktu, se-

kalipun itu tentang berapa lama lagi Yerusalem dihancurkan, 

meskipun kamu sendiri sudah begitu yakin akan peristiwa itu. 

Ia tidak berkata bahwa Ia tidak akan membiarkan kamu me-

ngetahui sesuatu tentang masa dan waktu lebih dibandingkan  yang

kamu ketahui.” Ia mengungkapkannya di kemudian hari kepa-

da hamba-Nya Yohanes.  Walaupun begitu, Ia berkuasa untuk 

menentukan apakah Ia akan mengungkapkannya bagi manu-

sia atau tidak.” Dan apa yang diungkapkan dalam nubuatan 

Perjanjian Baru tentang masa dan waktu begitu gelap, dan 

sulit dimengerti, sehingga, jika  kita harus menerapkannya, 

penting bagi kita untuk mengingat kata-kata ini, bahwa ja-

nganlah kita yakin bahwa kita bisa menentukan secara pasti 

masa dan waktu dari segala sesuatu. Buxtorf menyebutkan 

perkataan seorang rabi Yahudi tentang kedatangan Mesias: 

Rumpatur spiritus eorum qui supputant tempora – Binasalah 

orang-orang yang menghitung-hitung waktunya.  

III. Ia menentukan pekerjaan mereka, dan dengan penuh kuasa me-

yakinkan mereka bahwa mereka akan mampu meneruskannya, 

dan akan berhasil melakukannya.  Engkau tidak perlu mengetahui 

masa dan waktu. Hal ini tidak akan membawa manfaat apa-apa 

bagimu.namun  ketahuilah ini (ay. 8), bahwa kamu akan menerima 

kuasa rohani, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu 

tidak akan menerimanya dengan sia-sia, sebab kamu akan men-

jadi saksi bagi-Ku dan bagi kemuliaan-Ku. Dan kesaksianmu ti-

dak akan sia-sia, sebab kesaksianmu itu akan diterima di sini di 

Yerusalem, di negeri sekelilingnya, dan di seluruh dunia” (ay. 8). 

Jika Kristus membuat kita berguna bagi kehormatan-Nya pada 

masa dan angkatan kita, biarlah ini cukup bagi kita, dan jangan-

lah kita membingungkan diri sendiri dengan masa dan waktu 

yang akan datang. Kristus di sini memberi tahu mereka,      

1. Bahwa pekerjaan mereka akan menjadi pekerjaan yang terhor-

mat dan mulia: Kamu akan menjadi saksi-Ku.  

(1) Mereka akan menyatakan Dia sebagai Raja, dan memberi-

takan kepada dunia kebenaran-kebenaran yang dengannya 

kerajaan-Nya akan didirikan, dan Ia akan memerintah. Me-

reka harus secara terang-terangan dan sungguh-sungguh 

memberitakan Injil-Nya ke seluruh dunia.  

(2) Mereka akan membuktikan hal ini, akan meneguhkan ke-

saksian mereka, bukan seperti saksi-saksi, dengan sumpah, 

melainkan dengan meterai Tuhan  berupa mujizat-mujizat dan 

karunia-karunia adikodrati: Kamu akan menjadi martir-


 18

martir bagiku, atau martir-martir-Ku, seperti yang dibaca da-

lam beberapa terjemahan. Sebab mereka membuktikan ke-

benaran Injil dengan penderitaan-penderitaan mereka, bah-

kan sampai mati. 

2. Bahwa kuasa mereka untuk melakukan pekerjaan ini sudah 

cukup memadai. Mereka tidak memiliki  kekuatan sendiri 

untuk itu, atau hikmat dan keberanian yang cukup. Sedari 

awalnya mereka itu berasal dari apa yang lemah dan apa yang 

bodoh bagi dunia. Mereka tidak berani tampil sebagai saksi-

saksi bagi Kristus pada waktu Dia diadili, dan sampai seka-

rang pun mereka tidak mampu.  Tetapi kamu akan menerima 

kuasa dari Roh Kudus yang turun ke atas kamu” (begitulah 

ayat itu bisa dibaca),  kamu akan dihidupkan dan digerakkan 

oleh Roh yang lebih baik dibandingkan  rohmu sendiri. Kamu akan 

menerima kuasa untuk memberitakan Injil, dan untuk mem-

buktikannya berdasarkan Kitab Suci Perjanjian Lama” (yang, 

 saat  mereka penuh dengan Roh Kudus, mereka lakukan de-

ngan menakjubkan, 18:28). Kamu akan meneguhkan Injil baik 

dengan mujizat-mujizat maupun dengan penderitaan-penderi-

taan.” Perhatikanlah, saksi-saksi Kristus akan menerima kuasa 

untuk melakukan pekerjaan yang harus mereka lakukan sesuai 

dengan panggilan-Nya terhadap mereka. Orang-orang yang di-

pekerjakan-Nya untuk melayani Dia akan diperlengkapi-Nya 

untuk melakukan pekerjaan itu, dan akan ditopang-Nya di da-

lamnya. 

3. Bahwa pengaruh mereka akan menjadi besar dan sangat luas: 

 Kamu akan menjadi saksi bagi Kristus, dan akan menjalan-

kan kepentingan-Nya,” 

(1)  Di Yerusalem. Di sanalah kamu harus mulai, dan banyak 

orang di sana akan menerima kesaksianmu. Dan orang-

orang yang tidak menerimanya tidak akan terluput dari 

hukuman.” 

(2)  Terangmu akan bersinar dari sana ke seluruh Yudea, di 

mana sebelumnya kamu sudah bekerja dengan sia-sia.”  

(3)  Dari sana engkau akan terus maju ke Samaria, walaupun 

pada misimu yang pertama kamu dilarang berkhotbah di 

kota-kota Samaria.”  


 19

(4)  Pekerjaanmu yang berguna akan sampai ke ujung bumi, 

dan kamu akan menjadi berkat bagi seluruh dunia.”   

IV. Setelah meninggalkan perintah-perintah ini bagi mereka, Ia me-

ninggalkan mereka (ay. 9): Sesudah Ia mengatakan semua hal ini, 

dan mengatakan semua yang harus dikatakan-Nya, Ia memberkati 

mereka (demikianlah kita diberi tahu, Luk. 24:50). Dan, sementa-

ra mereka menyaksikan Dia, dan menujukan pandangan mereka 

kepada Dia, sambil menerima berkat-Nya, terangkatlah Ia, dan 

awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Di sini kita menda-

pati Kristus naik ke tempat tinggi. Ia tidak dijemput, seperti Elia, 

dengan kereta berapi dan kuda berapi,namun  naik ke sorga, seperti 

Ia bangkit dari antara orang mati, murni dengan kuasa-Nya sen-

diri, dan tubuh-Nya sekarang, seperti tubuh orang-orang kudus 

pada saat kebangkitan nanti, telah menjadi tubuh rohani, yang di-

bangkitkan dalam kekuatan dan ketidakbinasaan. Amatilah,  

1. Ia naik ke sorga dengan disaksikan di depan mata murid-murid-

Nya, bahkan sementara mereka menyaksikan Dia. Mereka ti-

dak melihat-Nya muncul dari kubur, sebab  mereka bisa meli-

hat Dia setelah Dia bangkit, yang sudah cukup memuaskan 

rasa percaya mereka. Sebenar-benarnya mereka melihat-Nya 

naik ke sorga, dan dengan mata kepala sendiri melihat Dia de-

ngan penuh perhatian dan kesungguhan pikiran sehingga me-

reka tidak bisa tertipu. Ada kemungkinan bahwa Ia tidak ter-

bang dengan cepat,namun  terangkat ke atas secara perlahan, 

untuk lebih memuaskan murid-murid-Nya.  

2. Ia lenyap dari pandangan mereka, di dalam awan, entah awan 

tebal, sebab Tuhan  berkata bahwa Ia akan diam dalam kekelam-

an, atau awan terang, untuk menandakan kecemerlangan tu-

buh-Nya yang mulia. Awan teranglah yang menaungi-Nya  saat  

Dia berubah rupa, dan kemungkinan besar awan ini juga 

awan terang (Mat. 17:5). Awan ini, ada kemungkinan, menu-

tupi-Nya  saat  Ia sudah pergi jauh dari bumi sejauh awan 

biasanya ada. Namun, awan itu bukanlah awan yang me-

nyebar seperti yang biasanya kita lihat, melainkan awan yang 

memang hanya ada untuk melayani Dia dengan cara me-

naungi-Nya. Sekarang Ia menjadikan awan-awan sebagai ken-

daraan-Nya (Mzm. 104:3). Tuhan  sering kali turun di dalam 

awan. Sekarang Ia naik di dalam awan. Dr. Hammond berpen-


 20

dapat bahwa awan-awan yang menerima-Nya di sini yaitu  

malaikat-malaikat yang menerima-Nya. Sebab penampakan 

malaikat biasanya digambarkan dengan awan, bandingkan Ke-

luaran 25:22 dan Imamat 16:2. Melalui awan-awan ada sema-

cam hubungan yang terjaga antara dunia atas dan dunia ba-

wah. Di dalam awan-awan, uap dikirimkan ke atas dari bumi, 

dan embun dikirimkan ke bawah dari langit. Oleh sebab itu, 

tepatlah Dia naik di dalam awan, sebab Dia yaitu  Pengantara 

antara Tuhan  dan manusia, yang melalui-Nya rahmat-rahmat 

Tuhan  turun ke atas kita dan doa-doa kita naik ke hadapan-

Nya. Inilah kali terakhir Dia terlihat. Mata para saksi yang 

sangat banyak mengikuti Dia masuk ke dalam awan. Dan, jika 

kita ingin tahu apa yang terjadi dengan-Nya pada saat itu, kita 

bisa mendapati, (Dan. 7:13), bahwa seorang seperti Anak ma-

nusia datang dengan awan-awan dari langit, dan datang ke-

pada Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dibawa di dalam awan 

 saat  Ia mendekat ke hadapan-Nya. 

V. Murid-murid,  saat  Ia sudah lenyap dari pandangan mereka, ma-

sih terus menatap ke langit (ay. 10), dan ini lebih lama dari yang 

sepantasnya mereka lakukan. Dan mengapa demikian?

1. Mungkin mereka berharap agar Kristus segera kembali kepada 

mereka lagi, untuk memulihkan kerajaan bagi Israel. Juga, 

mereka enggan percaya bahwa mereka sekarang harus berpi-

sah dengan Dia untuk selama-lamanya. Betapa mereka masih 

menginginkan kehadiran-Nya secara jasmani, sekalipun Ia su-

dah memberi tahu mereka bahwa lebih berguna bagi mereka 

jika Dia pergi. Atau, mereka memperhatikan Dia, sebab  ragu 

apakah Dia akan jatuh, seperti yang dipikirkan rombongan 

nabi tentang Elia (2Raj. 2:16), dan dengan demikian mereka 

bisa mendapatkan-Nya lagi.  

2. Mungkin mereka berharap akan melihat adanya suatu per-

ubahan di langit yang bisa terlihat,  saat  Kristus naik, bahwa 

entah bulan purnama akan tersipu-sipu, atau matahari terik 

akan mendapat malu (Yes. 24:23), sebab  sinar mereka redup 

oleh kemilau-Nya. Atau, lebih tepatnya, supaya dengan begitu 

mereka akan berseru-seru penuh sukacita dan kemenangan. 

Atau mungkin juga mereka menjanjikan diri sendiri akan meli-

hat suatu kemuliaan dari bagian langit yang tak tampak oleh 

mata,  saat  langit itu terbuka untuk menerima-Nya. Sebelum-

nya Kristus sudah berkata kepada mereka bahwa nanti mere-

ka akan melihat langit terbuka (Yoh. 1:51), jadi mengapa mere-

ka tidak bisa mengharapkannya sekarang? 

VI. Dua malaikat menampakkan diri kepada mereka, dan menyam-

paikan kepada mereka pesan dari Tuhan  yang sesuai untuk disam-

paikan pada waktu itu. Ada dunia para malaikat yang siap mene-

rima Penebus kita,  saat  sekarang di hadapan umum Ia masuk 

ke dalam Yerusalem yang di atas. Kita bisa menduga bahwa ke-

dua malaikat ini tidak mau ketinggalan menyaksikan peristiwa itu. 

Namun, untuk menunjukkan betapa hati Kristus sangat peduli 

dengan jemaat-Nya di bumi, Ia mengutus kembali kepada murid-

murid-Nya dua dari malaikat-malaikat yang datang menyambut-

Nya. Kedua malaikat ini tampak sebagai dua orang yang berpakaian 

putih, terang dan berkilau. Mereka tahu, sesuai dengan tugas dan 

kewajiban mereka, bahwa mereka benar-benar melayani Kristus 

jika  melayani hamba-hamba-Nya di bumi. Sekarang kita diberi 

tahu apa yang dikatakan malaikat-malaikat ini kepada mereka,  

1. Untuk menegur mereka atas keingintahuan mereka: Hai orang-

orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Ia 

menyebut mereka orang-orang Galilea, untuk mengingatkan 

mereka akan gunung batu yang dari padanya mereka terpahat. 

Kristus sudah memberi  kehormatan besar kepada mereka, 

dengan menjadikan mereka sebagai duta-duta-Nya.namun  me-

reka harus ingat bahwa mereka yaitu  manusia, bejana tanah 

liat, orang-orang Galilea, orang-orang tak berpendidikan, yang 

dipandang hina. Sekarang, kata kedua malaikat itu,  Mengapa-

kah kamu berdiri di sini, seperti orang-orang Galilea, yang ka-

sar dan tidak berbudi halus, melihat ke langit? Apa yang ingin 

kamu lihat? Kamu sudah melihat semua yang harus kamu li-

hat, yang untuk itu kamu semua dipanggil berkumpul. Jadi 

mengapa kamu masih melihat-lihat lagi? Mengapakah kamu 

masih melihat ke langit, seperti orang yang takut dan kebi-

ngungan, seperti orang yang terkejut dan kehabisan akal?” 

Murid-murid Kristus tidak boleh berdiri dan kebingungan saja, 

sebab  mereka memiliki  pedoman hidup yang pasti untuk 

berjalan, dan fondasi yang kokoh untuk membangun di atasnya.  


 22

2. Untuk meneguhkan iman mereka akan kedatangan Kristus 

yang kedua kali. Guru mereka sudah sering kali memberi tahu 

mereka tentang hal ini, dan para malaikat diutus pada saat 

yang tepat sekarang untuk mengingatkan mereka akan hal itu: 

 Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, dan 

yang kamu pandang-pandang begitu lama sesudah Ia terang-

kat, sambil berharap supaya Dia bersamamu lagi, tidak akan 

pergi untuk selama-lamanya. Sebab ada hari yang ditentukan 

 saat  Ia akan datang kembali dengan cara yang sama seperti 

kamu melihat Dia naik ke sorga, dan kamu tidak boleh meng-

harapkan Dia kembali lagi sampai hari yang ditentukan itu.”  

(1)  Yesus yang sama ini akan datang kembali secara pribadi, 

dengan berpakaian tubuh yang mulia. Yesus yang sama ini, 

yang pernah datang sekali untuk menghapuskan dosa oleh 

korban-Nya, akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa 

menanggung dosa (Ibr. 9:26-28), yang pernah datang sekali 

dalam kehinaan untuk dihakimi, akan datang lagi dalam 

kemuliaan untuk menghakimi. Yesus yang sama ini, yang 

sudah memberi kamu perintah bahwa Ia akan kembali lagi 

untuk menuntut pertanggungjawaban darimu tentang ba-

gaimana kamu menjalankan kepercayaan yang sudah dibe-

rikan kepadamu. Dia, dan bukan orang lain (Ayb. 19:27).  

(2)  Dia akan datang kembali dengan cara yang sama. Ia pergi 

jauh di dalam awan, dan dilayani oleh para malaikat. Te-

tapi, lihatlah, Dia datang di atas awan-awan di langit, dan 

bersama Dia ada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan 

yang meriah! Tuhan  telah naik dengan diiringi sorak-sorai 

dan bunyi sangkakala (Mzm. 47:6), dan Ia akan turun dari 

sorga dengan sorak-sorai dan sangkakala (1Tes. 4:16). Se-

karang engkau kehilangan pandangan akan Dia di awan 

dan di angkasa, dan ke tempat Dia pergi, engkau tidak da-

pat mengikuti-Nya sekarang. Namun, engkau dapat meng-

ikuti-Nya nanti,  saat  engkau diangkat bersama-sama da-

lam awan untuk menyongsong Tuhan di angkasa.” Bila kita 

sedang berdiri kebingungan, pertimbangan tentang keda-

tangan Guru kita yang kedua kali haruslah membangun-

kan dan menyadarkan kita. Dan, bila kita sedang berdiri 

gemetar, pertimbangan akan kedatangan-Nya itu haruslah 

menghibur dan menguatkan kita. 

Kitab Kisah Para Rasul 1:12-14 

 23

Para Rasul di Yerusalem  

(1:12-14) 

12 Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut 

Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. 13 Se-

telah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka me-

numpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, 

Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon 

orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. 14 Mereka semua bertekun dengan sehati 

dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Ye-

sus, dan dengan saudara-saudara Yesus. 

Di sini kita diberi tahu,  

I.  Dari mana Kristus naik, yaitu dari Bukit Zaitun (ay. 12), dari bagi-

an di mana terletak kota Betania (Luk. 24:50). Di sanalah Ia me-

mulai penderitaan-penderitaan-Nya (Luk. 22:39), dan oleh sebab 

itu di sanalah Ia menyingkirkan cela dari penderitaan-penderitaan 

itu dengan kenaikan-Nya yang mulia, dan dengan demikian me-

nunjukkan bahwa penderitaan dan kenaikan-Nya mengarah pada 

kuasa yang sama. Demikianlah Ia masuk ke dalam kerajaan-Nya 

di hadapan Yerusalem, dan di hadapan para penduduknya yang 

tidak taat dan tidak tahu bersyukur itu, yang tidak mau Dia men-

jadi raja atas mereka. Dinubuatkan tentang Dia (Za. 14:4), bahwa 

kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan 

Yerusalem, akan berjejak di sana pada akhirnya. Dan selanjutnya 

kita membaca, Bukit Zaitun itu akan terbelah dua. Dari Bukit 

Zaitun Ia, sebagai pohon zaitun sejati, naik, dan dari situ kita me-

nerima pengurapan (Za. 4:12; Rm. 9:24). Bukit ini di sini dikata-

kan dekat dengan Yerusalem, seperjalanan Sabat jauhnya, mak-

sudnya, dekat saja. Tidak lebih jauh dibandingkan  jarak yang biasa 

ditempuh oleh orang saleh yang biasa berjalan di Sabat sore, sete-

lah pulang dari ibadah umum, untuk bermenung. Sebagian orang 

mengira-ngira bahwa tempat itu berjarak seribu langkah, sebagian 

yang lain dua ribu hasta. Ada juga yang menduga kira-kira 1400 

meter, dan ada lagi 1600 meter. Betania memang terletak dua mil 

jauhnya dari Yerusalem (Yoh. 11:18),namun  bagian dari Bukit 

Zaitun yang terletak di sebelah Yerusalem, yang dari situ Kristus 

menaiki keledai dalam sahutan sorak-sorai, hanyalah berjarak 

kira-kira 1400 atau 1600 meter. Alkitab bahasa Ibrani membaha-

sakan ulang Rut 1 seperti ini, kita diperintah untuk memelihara 

hari Sabat dan hari-hari raya, dengan tidak berjalan melebihi dua 


 24

ribu hasta, yang didasarkan atas Yosua 3:4). Di dalam Yosua, kita 

lihat,  saat  umat Israel maju melewati Sungai Yordan, jarak an-

tara mereka dan tabut perjanjian haruslah dua ribu hasta. Tuhan  

pada waktu itu belum membatasi mereka seperti itu,namun  me-

reka membatasi diri mereka sendiri. Dan sejauh itulah yang men-

jadi pedoman bagi kita, bahwa kita tidak bepergian pada hari 

Sabat selain untuk keperluan beribadah. Dan sejauh untuk ke-

perluan ini, kita tidak hanya diizinkannamun  juga diperintahkan 

(2Raj. 4:23).   

II. Ke mana murid-murid kembali: Mereka datang ke Yerusalem, se-

perti yang ditetapkan oleh Guru mereka, meskipun mereka masuk 

ke tengah-tengah musuh.namun  tampak bahwa walaupun segera 

setelah kebangkitan Kristus mereka diawasi, dan takut kepada 

orang-orang Yahudi, namun setelah diketahui bahwa mereka pergi 

ke Galilea, tidak ada perhatian yang diberikan tentang kembalinya 

mereka ke Yerusalem, dan juga mereka tidak dicari-cari lagi. Tuhan  

bisa menemukan tempat-tempat persembunyian bagi umat-Nya di 

tengah-tengah musuh mereka, dan demikianlah Ia memengaruhi 

Saul untuk tidak mencari-cari Daud lagi. Di Yerusalem mereka 

naik ke ruang atas, dan menumpang di sana. Bukan berarti bahwa 

mereka semua tinggal dan makan bersama-sama di satu ruang, 

melainkan bahwa di sana mereka berkumpul setiap hari, dan 

menghabiskan waktu bersama-sama dalam ibadah, sambil me-

nanti-nantikan turunnya Roh. Para cendekiawan memiliki  ber-

bagai macam dugaan tentang ruang atas ini. Sebagian dari mere-

ka berpikir bahwa itu yaitu  salah satu ruang atas di bait Tuhan . 

Tetapi tidak terpikirkan bahwa imam-imam kepala, yang menye-

wakan ruang-ruang ini, akan membolehkan murid-murid Kristus 

untuk terus tinggal di ruang mana pun. Memang dikatakan, oleh 

sang sejarawan penulis kitab ini yang juga menulis Injil Lukas, 

bahwa mereka selalu  berada di dalam Bait Tuhan  (Luk. 24:53), 

tetapi itu yaitu  pelataran Bait Tuhan , pada jam-jam doa, di mana 

mereka tidak bisa dihalang-halangi untuk datang ke sana. Jadi, 

tampaknya, ruang atas ini berada di sebuah rumah pribadi. Tuan 

Gregory dari Oxford berpendapat demikian, dan mengutip seorang 

sarjana berkebangsaan Siria tentang tempat ini, yang mengatakan 

bahwa ruang itu yaitu  ruang atas yang sama yang di dalamnya 

mereka makan perjamuan Paskah sebelumnya. Dan walaupun 

Kitab Kisah Para Rasul 1:12-14 

 25

ruang itu disebut anogeon, sedang  ruang ini hyperoon, kedua-

duanya bisa berarti tempat yang sama.  Apakah,” ujarnya,  ruang 

itu ada di dalam rumah Yohanes si penulis Injil, seperti yang di-

nyatakan oleh Euodius, atau rumah Maria ibu Yohanes yang dise-

but juga Markus, seperti yang disimpulkan oleh yang lain, tidak-

lah pasti.” Perhatikan pasal 13.  

III. Siapa murid-murid ini, yang tetap bersama-sama. Kesebelas rasul 

di sini disebutkan (ay. 13), demikian pula Maria ibu Tuhan kita 

(ay. 14), dan ini kali terakhir dia disebutkan di dalam Kitab Suci. 

Ada orang lain yang di sini dikatakan sebagai saudara-saudara 

Tuhan kita, kaum sebangsanya secara daging. Dan, untuk meng-

genapkan jumlah seratus dua puluh orang yang sudah dibicara-

kan sebelumnya (ay. 15), kita dapat menduga bahwa semua atau 

sebagian besar dari ketujuh puluh murid ada bersama mereka, 

yang merupakan rekan-rekan para rasul dan bekerja sebagai 

penginjil. 

IV. Bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka: Mereka semua 

bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Amatilah, 

1. Mereka berdoa, dan menaikkan permohonan. Semua umat 

Tuhan  yaitu  umat yang berdoa, dan memberi diri untuk ber-

doa. Saat ini yaitu  saat kesusahan dan bahaya bagi murid-

murid Kristus. Mereka seperti domba di tengah-tengah seri-

gala. Kalau ada seorang di antara kita yang menderita, baiklah 

ia berdoa. Ini akan mendiamkan kekhawatiran dan ketakutan. 

Ada pekerjaan baru di hadapan mereka, pekerjaan besar, dan, 

sebelum mereka memulainya, mereka bertekun dalam doa ke-

pada Tuhan  untuk meminta kehadiran-Nya bersama mereka di 

dalam pekerjaan itu. Sebelum mereka pertama-tama diutus, 

Kristus menghabiskan waktu dengan berdoa untuk mereka, 

dan sekarang mereka menghabiskan waktu dengan berdoa un-

tuk diri mereka sendiri. Mereka menunggu turunnya Roh ke 

atas mereka, dan oleh sebab itu mereka banyak-banyak ber-

doa seperti itu. Roh turun ke atas Juruselamat kita  saat  Ia 

sedang berdoa (Luk. 3:21). Orang-orang yang berada dalam ke-

adaan terbaik untuk menerima berkat-berkat rohani yaitu  

mereka yang sedang berdoa. Kristus sudah berjanji bahwa se-

bentar lagi Ia akan mengutus Roh Kudus. Nah, janji ini bukan 


 26

untuk menggantikan doa, melainkan untuk menggugah dan 

mendorongnya. Tuhan  ingin supaya kita menagih rahmat-rah-

mat yang sudah dijanjikan-Nya, dan semakin dekat tampak-

nya penggenapan dari janji itu, semakin kita harus bersung-

guh-sungguh dalam mendoakannya.  

2. Mereka bertekun dalam doa, menghabiskan banyak waktu un-

tuk berdoa, lebih dibandingkan  biasanya, sering berdoa, dan berdoa 

dalam waktu yang lama. Mereka tidak pernah kehilangan satu 

jam pun untuk berdoa. Mereka bertekad untuk bertekun di 

dalam doa sampai Roh Kudus datang, sesuai dengan janji un-

tuk berdoa dengan tidak jemu-jemu. Dikatakan (Luk. 24:53) 

bahwa mereka selalu  berada di dalam Bait Tuhan  dan me-

muliakan Tuhan . Di sini, mereka bertekun dalam doa. Sebab sama 

seperti menaikkan puji-pujian atas janji yang diberikan meru-

pakan cara yang baik untuk memohonkan pelaksanaannya, 

dan menaikkan puji-pujian atas rahmat yang telah diterima 

merupakan cara yang baik untuk memohonkan rahmat yang 

baru, demikian pula, dalam mencari Tuhan , kita memberi Dia 

kemuliaan atas rahmat dan anugerah yang sudah kita dapat-

kan di dalam Dia.  

3.  Mereka berdoa dengan sehati. Ini menunjukkan bahwa mereka 

berkumpul bersama-sama dalam kasih yang kudus, dan bah-

wa tidak ada pertengkaran atau perselisihan di antara mereka. 

Dan orang-orang yang memelihara kesatuan Roh oleh ikatan 

damai sejahtera yaitu  orang yang paling siap untuk mene-

rima penghiburan-penghiburan Roh Kudus. Itu juga menunjuk-

kan betapa berharganya kesatuan hati mereka dalam menaik-

kan permohonan-permohonan. Meskipun hanya satu orang 

yang berbicara, mereka semua berdoa, dan, jika  dua orang 

sepakat meminta apa pun juga, maka permintaan mereka itu 

akan dikabulkan, jauh terlebih lagi jika  banyak orang me-

nyepakati permohonan yang sama. Lihat Matius 18:19. 

Kematian Yudas; Matias Dipilih sebagai Rasul 

(1:15-26) 

15 Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang 

sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu 

berkata: 16  Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang di-

sampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin 

orang-orang yang menangkap Yesus itu. 17 Dahulu ia termasuk bilangan kami

Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26 

 27

dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.” 18 – Yudas ini telah membeli

sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan 

perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. 19 Hal itu 

diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut 

dalam bahasa mereka sendiri  Hakal-Dama”, artinya Tanah Darah –. 20  Se-

bab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, 

dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diam-

bil orang lain. 21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka 

yang selalu  datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus 

bersama-sama dengan kami, 22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai 

hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi 

dengan kami tentang kebangkitan-Nya.” 23 Lalu mereka mengusulkan dua 

orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan 

Matias. 24 Mereka semua berdoa dan berkata:  Ya Tuhan, Engkaulah yang 

mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih 

dari kedua orang ini, 25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan 

yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.”  

26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi 

yaitu  Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kese-

belas rasul itu. 

Dosa Yudas tidak hanya membawa aib dan kehancuran baginya, 

tetapi juga meninggalkan kekosongan jabatan dalam kumpulan para 

rasul. Mereka ditahbiskan sebagai dua belas rasul, dengan pandang-

an yang tertuju pada dua belas suku Israel, yang diturunkan dari dua 

belas bapa leluhur. Mereka yaitu  dua belas bintang yang memben-

tuk mahkota jemaat (Why. 12:1), dan bagi merekalah dua belas 

takhta ditentukan (Mat. 19:28). Nah, sebab  mereka ada dua belas 

pada waktu menjadi murid, maka jika mereka sekarang hanya ada 

sebelas pada waktu menjadi guru, setiap orang akan bertanya-tanya 

apa yang terjadi dengan yang kedua belas, dan dengan demikian hal 

itu mengingatkan mereka kembali akan aib perkumpulan mereka. 

Oleh sebab itu mereka merasa perlu, sebelum Roh turun, untuk 

mengisi lowongan itu, yang cerita tentangnya kita dapati sekarang, 

sebab  Yesus Tuhan kita, ada kemungkinan, sudah memberi  pe-

tunjuk-petunjuk tentang itu, selain perkara-perkara lain yang dibica-

rakan-Nya tentang Kerajaan Tuhan . Amatilah, 

I.  Orang-orang yang berkepentingan dalam perkara ini. 

1. Di dalam rumah itu ada kira-kira seratus dua puluh orang. 

Jumlah ini yaitu  jumlah nama, maksudnya, jumlah orang. 

Ada sebagian orang yang menduga itu hanya laki-laki, tidak 

termasuk perempuan. Dr. Lightfoot menghitung bahwa kesebe-

las rasul, ketujuh puluh murid, dan kira-kira tiga puluh sem-

bilan lagi, yang kesemuanya berasal dari kerabat, negeri, dan 


 28

kenalan Kristus sendiri, membentuk seratus dua puluh orang 

ini, dan bahwa mereka ini sejenis majelis atau kumpulan ham-

ba-hamba Tuhan, para penatua (4:23). Kepada mereka tidak 

ada yang berani menggabungkan diri (5:13), dan mereka terus 

bersama-sama sampai penganiayaan yang terjadi setelah ke-

matian Stefanus membuat mereka semua tersebar kecuali 

rasul-rasul (8:1).namun  ia berpikir bahwa selain mereka ini 

masih ada lagi ratusan, jika bukan ribuan, orang di Yerusa-

lem, pada waktu ini yang percaya. Dan kita memang membaca 

tentang banyak orang di situ yang percaya kepada-Nya,namun  

tidak berani mengakui Dia, dan oleh sebab itu saya tidak bisa 

berpikir, seperti Dr. Lightfoot, bahwa mereka sekarang mem-

bentuk perkumpulan-perkumpulan yang berbeda, untuk mem-

beritakan firman Tuhan dan melakukan kegiatan-kegiatan iba-

dah lain. Dan juga tidak terjadi hal seperti ini sampai setelah 

pencurahan Roh, dan setelah pertobatan-pertobatan yang di-

catat dalam pasal selanjutnya. Inilah permulaan jemaat Kris-

ten: keseratus dua puluh orang ini yaitu  biji sesawi yang 

tumbuh menjadi pohon, ragi yang membuat seluruh adonan 

khamir.  

2. Yang berbicara yaitu  Petrus, yang dulunya, dan masih, men-

jadi orang yang paling pertama maju ke depan. Dan oleh sebab 

itu ada perhatian yang diberikan tentang keberaniannya dan 

semangatnya, untuk menunjukkan bahwa ia sudah mendapat-

kan kembali secara utuh pijakannya yang hilang sebab  me-

nyangkal Gurunya. Juga, sebab  Petrus ditetapkan sebagai 

rasul untuk orang-orang bersunat, maka selama cerita suci ini 

diberitakan di antara orang-orang Yahudi, ia terus diikutserta-

kan di dalam cerita, seperti sesudahnya,  saat  cerita itu mulai 

berbicara tentang orang-orang bukan-Yahudi. Ini berlanjut te-

rus hingga cerita mengenai Paulus.   

II. Usulan yang dibuat Petrus agar memilih seorang rasul lain. Ia 

berdiri di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul 

itu (ay. 15). Ia tidak duduk, seperti orang yang memberi hukum, 

atau yang memiliki  keunggulan di atas rasul-rasul lain,namun  

berdiri, seperti orang yang hanya ingin mengajukan sebuah per-

mohonan. Dengan cara ini ia menaruh hormat pada saudara-sau-

Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26 

 29

daranya, dengan berdiri  saat  berbicara kepada mereka. Seka-

rang, dalam perkataannya ini, kita dapat mengamati, 

1. Laporan yang diberikannya tentang kekosongan jabatan oleh 

sebab  kematian Yudas, yang diceritakannya dengan sangat 

terperinci, dan, seperti layaknya seorang yang sudah diembusi 

Roh oleh Kristus, mengamati penggenapan Kitab Suci di da-

lamnya. Inilah,   

(1) Kekuasaan yang sudah dicapai Yudas (ay. 17): Dahulu ia 

termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam 

pelayanan yang diserahkan kepada kami ini. Perhatikan-

lah, banyak orang termasuk bilangan orang-orang kudus di 

dunia ini, namun tidak akan didapati di antara mereka 

pada hari pemisahan antara yang berharga dan yang hina. 

Apa untungnya bagi kita untuk ditambahkan ke dalam bi-

langan orang-orang Kristen, jika kita tidak turut ambil ba-

gian dalam roh dan sifat orang-orang Kristen? Kenyataan 

bahwa Yudas sudah memperoleh bagian dari pelayanan ini 

hanyalah memperberat dosa dan kehancurannya, sama 

halnya bagi orang-orang yang sudah bernubuat demi nama 

Kristus , namun berbuat kejahatan. 

(2) Dosa Yudas, kendati ia sudah mencapai kehormatan ini. Ia 

yaitu  pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu, 

yang tidak hanya memberi tahu orang-orang yang mengejar 

Kristus di mana mereka bisa menangkap-Nya (yang bisa 

saja mereka lakukan dengan berhasil walaupun Yesus tidak 

terlihat),namun  juga ia dengan berani memperlihatkan diri 

secara terang-terangan sebagai kepala gerombolan orang 

yang mengepung-Nya. Ia pergi mendahului mereka ke tem-

pat itu, dan, seolah-olah bangga mendapatkan kehormatan 

itu, memberi  perintah: Orang yang akan kucium, itulah 

Dia, tangkaplah Dia. Perhatikanlah, biang keladi pembuat 

dosa yaitu  yang terjahat di antara para pendosa, terutama 

jika orang yang dengan kedudukannya seharusnya menjadi 

pembimbing bagi sahabat-sahabat Kristus malah menjadi 

pembimbing bagi musuh-musuh-Nya. 

(3) Kehancuran Yudas sebab  dosa ini. sebab  menyadari bah-

wa imam-imam kepala berusaha membunuh Kristus dan 

murid-murid-Nya, ia berpikir untuk menyelamatkan nya-


 30

wanya dengan mendatangi mereka, dan bukan hanya demi-

kian, melainkan juga supaya mendapat harta dari mereka, 

dan ia berharap bahwa upahnya untuk pelayanannya ha-

nyalah merupakan pertanda dari harta yang akan diper-

olehnya itu.namun  lihatlah apa yang terjadi dengan ini.  

[1] Ia kehilangan uangnya dengan memalukan (ay. 18): Ia 

telah membeli sebidang tanah dengan tiga puluh uang 

perak, yang merupakan upah kejahatannya. Ia tidak 

membeli ladang,namun  yang membelinya yaitu  upah 

dari kejahatannya. Hal ini diungkapkan dengan amat 

elok, untuk mencemooh rancangan-rancangannya yang 

memperkaya diri dengan tawaran ini. Ia berpikir untuk 

membeli ladang bagi dirinya sendiri, seperti yang dila-

kukan Gehazi dengan apa yang diperolehnya dari Naa-

man dengan berdusta (lihat 2Raj. 5:26),namun  ternyata 

ladang itu dibeli untuk menguburkan orang-orang 

asing. Lalu apa manfaatnya itu bagi dirinya atau bagi 

anggota keluarganya? Bagi dia, uang itu yaitu  Mamon 

yang tidak jujur, uang itu menipunya. Dan upah keja-

hatannya menjadi batu sandungan bagi kejahatannya.  

[2] Ia kehilangan nyawanya secara lebih memalukan lagi. 

Kita diberi tahu (Mat. 27:5), bahwa ia pergi dengan rasa 

putus asa, dan tercekik (begitulah arti kata itu, tidak le-

bih). Di sini ditambahkan (sebagaimana sejarawan-seja-

rawan yang datang kemudian memberi  tambahan 

terhadap sejarawan-sejarawan yang terdahulu) bahwa, 

sebab  tercekik, atau tersedak oleh dukacita dan kenge-

rian, ia jatuh tertelungkup, jatuh terjerembab mukanya 

(begitu menurut Dr. Hammond), dan sebagian sebab  

membengkaknya dadanya sendiri, dan sebagian lagi ka-

rena kerasnya dia jatuh, maka perutnya terbelah, se-

hingga semua isi perutnya tertumpah keluar. Jika Iblis, 

 saat  diusir dari seorang anak, menggoncang-goncang-

kan, membantingkannya, dan hampir membunuhnya 

(seperti yang kita dapati dalam Markus 9:26; Lukas 

9:42), maka tidak heran jika ia,  saat  sepenuhnya me-

rasuki Yudas, membuat dia jatuh tertelungkup, dan 

memecahkannya. Tercekiknya dia, yang diceritakan Ma-

tius, membuatnya membengkak hingga ia pecah, yang 

Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26 

 31

disampaikan Petrus. Perutnya tertumpah keluar dengan 

bunyi yang sangat keras (begitu menurut Dr. Edwards), 

yang terdengar oleh orang-orang di sekitar, dan dengan 

demikian, seperti yang kita baca selanjutnya, hal itu di-

ketahui orang (ay. 19): semua isi perutnya tertumpah 

keluar. Lukas menulis seperti seorang tabib, dengan 

memahami semua isi dari kamar jantung bagian tengah 

dan bawah. Tumpahnya isi perut merupakan bagian 

dari hukuman bagi para pengkhianat. Sudah sewajar-

nya isi perut itu keluar, sebab ia sudah tertutup mela-

wan Tuhan Yesus. Dan mungkin Kristus mengarahkan 

pandangan pada nasib Yudas,  saat  Ia berkata tentang 

hamba yang jahat, bahwa Ia akan membunuh dia (Mat. 

24:51, KJV: membelah-belah dia – pen.). 

(4) Peristiwa itu mengundang perhatian umum: Hal itu diketa-

hui oleh semua penduduk Yerusalem. Kejadian itu, seolah-

olah, diberitakan di koran-koran, dan menjadi bahan pem-

bicaraan penduduk kota, sebagai penghakiman Tuhan  yang 

mencengangkan atas orang yang mengkhianati Gurunya 

(ay. 19). Kejadian itu tidak hanya diperbincangkan di antara 

murid-murid,namun  juga menjadi bahan obrolan semua 

orang, dan tak seorang pun menyangkal kebenarannya. Hal 

itu diketahui, maksudnya, diketahui sebagai benar, tanpa 

terbantahkan. Nah, orang akan menyangka bahwa hal ini 

seharusnya membuat mereka yang sudah berperan dalam 

kematian Kristus terdorong untuk bertobat,  saat  mereka 

melihat orang yang pertama-tama berperan di dalamnya di-

jadikan contoh seperti itu. namun  , tidak demikian hal-

nya, hati mereka mengeras, dan, berkenaan dengan sebagi-

an dari antara mereka yang harus dilembutkan, itu harus 

dilakukan dengan firman, dan Roh yang bekerja bersama-

nya. Inilah satu bukti betapa peristiwa itu diketahui ba-

nyak orang, bahwa tanah yang dibeli dengan uang Yudas 

dinamakan Aceldama – tanah darah, sebab  tanah itu di-

beli dengan uang darah, untuk mengabadikan bukan saja 

kekejian orang yang sudah menjual darah berharga yang 

tidak bersalah itu, melainkan juga kekejian orang-orang 

yang membelinya. Lihatlah bagaimana mereka memper-


 32

tanggungjawabkan perbuatan mereka itu  saat  Tuhan  

mengadakan tuntutan atas darah.  

(5) Digenapinya Kitab Suci dalam hal ini, yang sudah ber-

bicara dengan begitu jelas tentang peristiwa itu, haruslah 

genap nas Kitab Suci (ay. 16). Janganlah orang terkejut 

atau tersandung sebab nya, bahwa inilah yang harus men-

jadi jalan keluar bagi salah seorang dari kedua belas rasul 

itu, sebab Daud bukan saja sudah menubuatkan dosa 

orang itu (yang diperhatikan Kristus dalam Yohanes 13:18, 

yang diambil dari Mazmur 41:10, orang yang makan roti-Ku 

telah mengangkat tumitnya terhadap Aku),namun  juga su-

dah menubuatkan, 

[1] Penghukumannya (Mzm. 69:26): Biarlah perkemahan-

nya menjadi sunyi. Mazmur ini merujuk pada Mesias. 

Disebutkan tentang dua atau tiga ayat sebelumnya me-

ngenai orang-orang yang memberi Dia racun dan anggur 

asam, dan oleh sebab itu nubuatan-nubuatan berikut 

ini tentang kehancuran musuh-musuh Daud harus di-

terapkan kepada musuh-musuh Kristus, dan khususnya 

kepada Yudas. Mungkin ia memiliki  tempat tinggal 

sendiri di Yerusalem,namun , sebab  kejadian ini, semua 

orang takut tinggal di sana, dan dengan demikian tem-

pat itu menjadi sunyi. Nubuatan ini menandakan hal 

yang sama seperti nubuatan tentang Bildad mengenai 

orang fasik, bahwa Ia diseret dari kemahnya, tempat ia 

merasa aman, dan dibawa kepada raja kedahsyatan: 

dalam kemahnya tinggal apa yang tidak ada sangkut 

pautnya dengan dia, di atas tempat kediamannya dita-

burkan belerang (Ayb. 18:14-15).  

[2] Dipilihnya orang lain untuk menggantikan tempatnya. 

Biarlah jabatannya, atau kedudukannya (sebab itulah 

yang diartikan dari kata itu secara umum) diambil orang 

lain, yang dikutip dari Mazmur 109:8. Dengan kutipan 

ini Petrus secara sangat tepat mengajukan usulan untuk 

menggantikan jabatan Yudas itu. Perhatikanlah, kita ti-

dak boleh berprasangka buruk terhadap jabatan apa saja 

yang sudah ditetapkan Tuhan  (entah untuk menghakimi 

atau melayani) entah sebab  kefasikan orang yang me-

mangku jabatan itu, atau sebab  hukuman yang mema-

Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26 

 33

lukan atas kefasikannya itu. Dan juga Tuhan  tidak akan 

membiarkan tujuan-Nya dikacaukan, amanat-Nya diko-

songkan, atau pekerjaan-Nya terabaikan, sebab  kega-

galan-kegagalan mereka yang sudah diberi kepercayaan 

untuk melakukannya. Ketidakpercayaan orang tidak 

akan membuat janji Tuhan  hilang kekuatannya. Yudas 

digantung,namun  jabatannya tidak hilang. Dikatakan 

tentang perkemahannya, bahwa jangan ada orang yang 

berdiam di sana. Di sana ia tidak akan mendapat ahli 

waris.namun  tidak dikatakan demikian tentang jabatan-

nya. Jabatannya tidak akan kehilangan penerus. Seper-

ti halnya dengan pejabat-pejabat jemaat, demikian pula 

dengan anggota-anggotanya, jika cabang-cabang dipa-

tahkan, yang lain akan dicangkokkan (Rm. 11:17). Ke-

pentingan Kristus tidak akan pernah kalah sebab  ke-

kurangan saksi-saksi.  

2. Usulan yang diajukan Petrus untuk memilih seorang rasul lain 

(ay. 21-22). Di sini, amatilah, 

(1) Bagaimana seseorang harus memenuhi syarat untuk meng-

isi lowongan itu. Ia haruslah seorang dari mereka, ketujuh 

puluh murid ini, yang selalu  datang berkumpul de-

ngan kami, yang selalu menyertai kami, selama Tuhan Ye-

sus bersama-sama dengan kami, memberitakan firman dan 

mengerjakan mujizat-mujizat selama tiga setengah tahun, 

mulai dari baptisan Yohanes, yang dari situ Injil Kristus di-

mulai, sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan 

kami. Orang-orang yang tekun, setia, dan selalu menjalankan 

kewajiban mereka dalam kedudukan yang rendah, yaitu  

orang yang paling pantas diangkat untuk menjabat kedu-

dukan yang lebih tinggi. Orang-orang yang sudah setia dalam 

perkara kecil akan dipercayakan dengan perkara-perkara 

yang lebih besar. Dan janganlah ada orang yang dipekerja-

kan sebagai hamba-hamba Kristus, pemberita-pemberita 

Injil-Nya, dan pemimpin-pemimpin jemaat-Nya, selain me-

reka yang mengenal baik ajaran maupun perbuatan-per-

buatan-Nya, dari awal hingga akhir. Tidak ada orang yang 

bisa menjadi rasul selain dia yang sudah menemani para 

rasul, secara terus-menerus. Bukan orang yang kadang-


 34

kadang mengunjungi mereka,namun  yang sudah mengenal 

mereka dengan dekat.  

(2) Panggilan pekerjaan seperti apa yang harus dilakukan oleh 

orang yang akan mengisi lowongan itu: Ia harus menjadi 

saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya. Dengan ini 

tampak bahwa murid-murid yang lain ada bersama-sama 

dengan kesebelas murid  saat  Kristus menampakkan diri 

kepada mereka, sebab kalau tidak, mereka tidak akan bisa 

menjadi saksi dengan mereka, sepantas dan selayak seperti 

kesebelas rasul itu sendiri, tentang kebangkitan-Nya. Per-

kara besar yang harus ditegaskan para rasul kepada dunia 

yaitu  kebangkitan Kristus, sebab kebangkitan ini yaitu  

bukti besar bahwa Dia yaitu  Mesias, dan dasar dari peng-

harapan kita kepada-Nya. Lihatlah untuk pekerjaan apa 

para rasul ditahbiskan, bukan untuk mendapatkan marta-

bat dan kekuasaan duniawi, melainkan untuk memberita-

kan Kristus, dan kuasa kebangkitan-Nya.  

III. Pencalonan orang yang akan menggantikan Yudas dalam jabatan-

nya sebagai rasul. 

1. Dua orang, yang diketahui sebagai pengikut Kristus yang setia 

dan yang sangat lurus hati dan setia dengan kewajiban me-

reka, diajukan sebagai calon untuk mengisi tempat itu (ay. 23): 

Mereka mengusulkan dua orang. Mereka di sini bukan kese-

belas rasul, mereka tidak mengambil tugas untuk menentukan 

siapa yang