Kisah pararasul 1
Tafsiran kitab kisah para rasul
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan
bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas seja-
rah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang yaitu Sang Pendiri
Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh
empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju de-
ngan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantah-
kan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Tuhan yang hidup. Di atas batu ka-
rang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai
dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan di-
sampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan
mengenai hal ini kita hanya memiliki kesaksian dari satu saksi.
Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting un-
tuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh dibandingkan kejadian-
kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Ter-
batas memandangnya baik, mungkin kita akan memiliki Kitab
Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-
kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan memiliki
lebih banyak lagi kitab Injil. namun , sebab takut akan terlalu
membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah
cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya.
Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci)
dapat dipandang,
I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil se-
belumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan
iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini
sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh
Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada
diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa
hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang
sangat berbeda dibandingkan saat mereka terakhir kali dicerita-
kan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, te-
tapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup
mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa
dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya un-
tuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba.
Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-ben-
teng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberita-
kan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada
para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-
kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita da-
pati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan
pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan
tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi
hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberon-
tak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih
besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi
mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun
menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan
Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di
dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagi-
an akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah,
bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari
orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit,
melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu un-
tuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kris-
tus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan
salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan sebab ke-
bangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi,
tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh ke-
bangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan
ketetapan hati yang lebih lagi dibandingkan sebelum-sebelumnya, de
ngan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama
kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, yaitu sesuai
dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda
Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi
bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sung-
guh berasal dari Tuhan . Kristus sudah memberi tahu para murid-
Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini
menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa
mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita menda-
pati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa
mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati
dunia diterangi oleh mereka.namun hari itu, kuasa dari tempat
tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di
sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di
sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji se-
sawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan
Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-
nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan
menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan
bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru men-
jumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara me-
limpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada
mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghibur-
an yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari
sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat ke-
pada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak
dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang ter-
dengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang
baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-
Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula hal-
nya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis
menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan be-
gitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu
sama lain.
II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindak-
an menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya,
yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-raha-
sia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita da-
pati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan
pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci
untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-
mazmurnya. Kita yaitu anggota-anggota jemaat Kristen, kemah
Tuhan yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan
kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggo-
ta-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang di-
bangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menun-
jukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan,
sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana ba-
ngunan atasnya mulai didirikan,
1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya
kita dapati di bagian awal kitab ini.
2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita
dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterus-
nya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hi-
dup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak
Tuhan dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat se-
mua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah di-
baptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan
Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara ter-
atur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-
sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbing-
an dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa
dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-
persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat
yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang
berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi ke-
puasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita
mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang
sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas
kehancurannya.namun tak dapat disangkal bahwa jemaat itu
berasal dari Tuhan , dan bukan dari manusia. Betapa dengan
yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman
Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita men-
dapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus
kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
(1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga
dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas
juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) be-
sar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid,
yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah dari-
pada tugas kedua belas rasul. Lukas ini yaitu kawan setia Rasul
Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas
yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini
berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini saat
dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber-
buat ini dan itu, seperti pada pasal 16:10 dan 20:6, dan sete-
rusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam
perjalanannya yang berbahaya ke Roma, saat Rasul Paulus
dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus
saat dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-su-
ratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam
keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas
menulis sejarah ini saat ia masih ada bersama Rasul Paulus di
Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan mem-
bantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang
memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
(2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul pen.).
Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-
kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan me-
reka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul
yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya
judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
[1] Kitab ini yaitu sejarah para rasul.namun di dalamnya ada
juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain
yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan ter-
masuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai
Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan,
dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah
Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang
termasuk dua belas rasul). Petrus yaitu rasul untuk orang-
orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bu-
kan-Yahudi (Gal. 2:7).namun ini sudah cukup untuk menjadi
contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-
tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak
seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seper-
ti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam
kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, sebab
Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu
pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang
para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang
dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan
dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka
tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti,
dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar
yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal
dari Kitab Suci dasarnya yaitu emas, perak, dan batu perma-
ta, sedang yang berasal dari tradisi dasarnya yaitu kayu,
rumput kering, jerami.
[2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta
apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menu-
rut sebagian orang. Praxeis penerapan mereka terhadap pela-
jaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh
Guru mereka. Para rasul yaitu orang-orang yang giat. Dan
walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan
dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan
mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfir-
man melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipe-
nuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka.namun
begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan
betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan,
dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan
penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat di-
sebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
PASAL 1
Sejarawan yang terilhami ini memulai ceritanya dalam Kisah Para
Rasul,
I. Dengan merujuk pada, dan memberi ringkasan dari, kitab
Injilnya, atau sejarah hidup Kristus, sembari menuliskan ki-
tab ini, seperti ia menuliskan Injil itu, untuk temannya Teo-
filus (ay. 1-2).
II. Dengan memberi ringkasan tentang bukti-bukti kebang-
kitan Kristus, pertemuan-Nya dengan murid-murid-Nya, dan
perintah-perintah yang diberikan-Nya kepada mereka selama
empat puluh hari, selama Ia masih ada di bumi (ay. 3-5).
III. Dengan memberi cerita khusus tentang kenaikan Kristus
ke sorga, percakapan murid-murid-Nya dengan Dia sebelum
Ia naik ke sorga, dan percakapan malaikat-malaikat dengan
mereka setelah Ia naik (ay. 6-11).
IV. Dengan memberi gambaran umum tentang awal pemben-
tukan jemaat Kristen, dan keadaannya mulai dari kenaikan
Kristus sampai pada pencurahan Roh (ay. 12-14).
V. Dengan memberi cerita khusus tentang terisinya satu
tempat dalam kelompok yang suci itu, yang menjadi kosong
oleh kematian Yudas, dengan dipilihnya Matias untuk meng-
gantikan tempatnya (ay. 15-26).
Bukti-bukti Kebangkitan Kristus;
Pesan Kristus kepada Rasul-rasul-Nya
(1:1-5)
1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala se-
suatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, 2 sampai pada hari Ia terangkat.
Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-
S
rasul yang dipilih-Nya. 3 Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah
penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa
Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan
diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Tuhan . 4 Pada suatu hari
saat Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka mening-
galkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji
Bapa, yang demikian kata-Nya telah kamu dengar dari pada-Ku. 5 Sebab
Yohanes membaptis dengan air,namun tidak lama lagi kamu akan dibaptis
dengan Roh Kudus.
Dalam perikop di atas,
I. Teofilus diingatkan, dan di dalam dia kita pun diingatkan, akan
Injil Lukas, yang baik untuk kita perhatikan sebelum mulai mem-
pelajari kitab ini. Ini supaya kita tidak hanya melihat bagaimana
kitab ini memulai apa yang ditinggalkan dalam kitab Lukas, me-
lainkan juga bahwa, seperti air mencerminkan wajah, demikian
pula pekerjaan-pekerjaan para rasul mencerminkan pekerjaan-pe-
kerjaan Guru mereka, pekerjaan-pekerjaan anugerah-Nya.
1. Pelindung Lukas, yang kepadanya Lukas mempersembahkan
kitab ini, yaitu Teofilus (ay. 1). Lebih tepatnya harus saya
katakan murid Lukas, sebab ia bermaksud, dalam memper-
sembahkan kitab ini kepadanya, untuk mengajar dan mem-
bimbing dia, dan bukan untuk mendapat persetujuan atau
perlindungannya. Dalam kata pengantar dari Injilnya, Lukas
memanggilnya Teofilus yang mulia. Di sini ia memanggilnya ti-
dak lebih dari hai Teofilus. Bukan berarti bahwa Teofilus su-
dah kehilangan kemuliaannya, atau bahwa kemuliaannya ber-
kurang dan menjadi kurang ternama.namun mungkin ia sudah
turun dari jabatannya, apa pun itu, yang memberi dia gelar
kehormatan itu. Atau juga sebab sekarang ia sudah lebih ma-
tang, dan lebih memandang rendah gelar-gelar kehormatan se-
perti itu dibandingkan sebelum-sebelumnya. Atau Lukas su-
dah menjadi lebih akrab dengan dia, dan oleh sebab itu bisa
memanggilnya dengan lebih bebas. Biasa bagi orang-orang za-
man dulu, bagi para penulis baik Kristen maupun kafir, untuk
mempersembahkan tulisan-tulisan mereka kepada orang-
orang tertentu seperti itu. namun , ditujukannya sebagian
kitab dari Kitab Suci kepada orang-orang tertentu seperti itu
merupakan petunjuk bagi masing-masing dari kita untuk me-
nerimanya, seolah-olah itu ditujukan kepada kita secara khu
sus, kepada nama kita. Sebab, segala sesuatu yang ditulis da-
hulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita.
2. Injilnya di sini disebut sebagai bukunya yang pertama yang su-
dah dia tulis, yang selalu diperhatikannya saat ia menulis ki-
tab yang sekarang ini. Ia memaksudkan kitab yang sekarang
ini sebagai kelanjutan dan peneguhan dari bukunya yang per-
tama itu, ton prōton logon perkataan sebelumnya. Segala yang
ditulis tentang Injil itu yaitu perkataan yang benar sebagai-
mana yang diucapkan. Bahkan, sekarang kita tahu bahwa ti-
dak ada perkataan yang tidak tertulis yang bisa dipercayai, ke-
cuali bila perkataan itu sesuai dengan apa yang tertulis. Ia
sudah menulis bukunya yang pertama, dan sekarang ia men-
dapat ilham Tuhan untuk menulis buku ini, sebab murid-murid
Kristus harus beralih kepada perkembangan yang penuh (Ibr.
6:1). Dan oleh sebab itu, pembimbing-pembimbing mereka ha-
rus membantu mengiringi mereka, harus mengajarkan juga ke-
pada umat itu pengetahuan (Pkh. 12:9), dan tidak boleh ber-
pikir bahwa pekerjaan-pekerjaan mereka yang dulu, sebaik
apa pun itu, bisa membuat mereka berdalih untuk tidak mela-
kukan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Justru sebaliknya,
mereka harus lebih digugah dan dipacu lagi oleh semua peker-
jaan itu, seperti Lukas di sini, yang, sebab sudah meletakkan
dasar dalam buku sebelumnya, membangun lagi pekerjaan
lain dalam buku ini di atas dasar buku sebelumnya itu. Oleh
sebab itu, janganlah buku ini menyingkirkan buku itu. Ja-
nganlah khotbah-khotbah atau buku-buku yang baru mem-
buat kita lupa akan khotbah-khotbah atau buku-buku yang
lama,namun hendaklah semua yang baru itu mengingatkan
kita akan yang lama, dan membantu kita mengembangkannya.
3. Isi dari Injilnya yaitu sesuatu, segala sesuatu, yang dikerjakan
dan diajarkan Yesus. Isi yang sama pula yang menjadi pokok
dari tulisan-tulisan ketiga penulis Injil yang lain. Amatilah,
(1) Kristus melakukan maupun mengajar. Ajaran yang diajar-
kan-Nya diteguhkan oleh mujizat-mujizat yang dikerjakan-
Nya, yang membuktikan Dia sebagai Guru yang diutus
Tuhan (Yoh. 3:2). Dan kewajiban-kewajiban yang diajarkan-
Nya diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan mulia yang
dilakukan-Nya, sebab Ia telah meninggalkan teladan bagi
kita, dan teladan itu membuktikan Dia sebagai Guru yang
4
diutus Tuhan juga, sebab dari buahnyalah kamu akan me-
ngenal mereka. Hamba-hamba Tuhan yang terbaik yaitu
mereka yang melakukan dan juga mengajar, yang hidupnya
selalu mencerminkan apa yang mereka khotbahkan.
(2) Ia memulai melakukan dan juga mengajar. Ia meletakkan
fondasi dari segala sesuatu yang akan diajarkan dan diker-
jakan dalam jemaat Kristen. Rasul-rasul-Nya harus melan-
jutkan dan meneruskan apa yang sudah dimulai-Nya, dan
mengerjakan serta mengajarkan hal-hal yang sama. Kristus
mempersiapkan mereka, dan kemudian membiarkan me-
reka untuk meneruskannya,namun Ia mengutus Roh-Nya
untuk memberdayakan atau memampukan mereka baik
dalam melakukan maupun mengajar. Sungguh suatu peng-
hiburan bagi orang-orang yang berusaha meneruskan pe-
kerjaan Injil itu, bahwa Kristus sendirilah yang memulai
pekerjaan itu. Keselamatan agung yang mula-mula, diberi-
takan oleh Tuhan (Ibr. 2:3).
(3) Keempat penulis Injil, dan Lukas khususnya, telah mening-
galkan kepada kita segala sesuatu yang dikerjakan dan di-
ajarkan Yesus. Bukan segala sesuatunya secara terperinci,
sebab dunia tidak akan cukup untuk memuatnya, melain-
kan segala hal yang utama, contoh-contoh dari semuanya,
yang begitu banyak dan begitu beragam, sehingga atas da-
sar itu kita bisa menilai semua yang lain. Kita mendapati
permulaan dari ajaran-Nya dalam Matius 4:17, dan permu-
laan dari mujizat-mujizat-Nya dalam Yohanes 2:11. Lukas
sudah menyampaikan, sudah membahas, semua ajaran
dan pekerjaan Kristus, dan sudah memberi kita gagasan
umum tentang itu, meskipun ia tidak mencatat setiap keja-
dian secara khusus.
4. Periode cerita Injil dihitung sampai pada hari Ia terangkat (ay.
2). Pada saat itulah Ia meninggalkan dunia ini, dan Ia tidak
lagi hadir secara jasmani di dalamnya. Injil Markus ditutup de-
ngan terangkatnya Tuhan ke sorga (Mrk. 16:19), dan demikian
pula dengan Injil Lukas (Luk. 24:51). Kristus terus bekerja dan
mengajar sampai pada akhirnya, sampai Ia terangkat untuk
mengerjakan pekerjaan lain yang harus dikerjakan-Nya di ba-
lik tabir.
5
II. Kebenaran dari kebangkitan Kristus dipertahankan dan dibukti-
kan (ay. 3). Bagian dari yang diceritakan dalam buku yang pertama
itu begitu penting sehingga perlu diulang-ulang dalam segala ke-
sempatan. Bukti besar dari kebangkitan-Nya yaitu bahwa Ia me-
nunjukkan kepada rasul-rasul-Nya bahwa Ia hidup. sebab hidup,
Ia menunjukkan diri-Nya hidup, dan Ia menampakkan diri kepada
mereka (KJV: Ia dilihat oleh mereka pen.). Mereka yaitu orang-
orang jujur, dan kesaksian mereka bisa diandalkan.namun yang
menjadi pertanyaannya yaitu apakah dalam hal ini mereka te-
perdaya atau tidak, seperti yang terjadi pada banyak orang yang
sebenarnya bermaksud baik. Tidak, mereka tidak teperdaya,
sebab,
1. Bukti-buktinya tidak bisa keliru, tekmeria petunjuk-petunjuk
yang sudah jelas, baik bahwa Ia hidup (Ia berjalan dan berbi-
cara dengan mereka, Ia makan dan minum bersama-sama de-
ngan mereka), dan juga bahwa orang itu yaitu Dia sendiri,
dan bukan orang lain. Sebab Ia berkali-kali menunjukkan ke-
pada mereka tanda-tanda luka pada tangan, kaki, dan lam-
bung-Nya, yang merupakan bukti terbesar yang bisa diandal-
kan atau dituntut dari perkara itu.
2. Bukti itu banyak, dan terjadi berulang-ulang: Selama empat
puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri kepada mereka,
bukan terus-menerus berdiam bersama mereka, melainkan se-
ring kali menampakkan diri kepada mereka, dan secara perla-
han memberi mereka kepuasan dalam penampakan itu, se-
hingga segala kesedihan mereka atas kepergian-Nya terusir
olehnya. Tinggalnya Kristus di bumi dalam waktu sekian lama
itu setelah Ia masuk dalam pengangkatan dan kemuliaan-Nya,
yaitu untuk meneguhkan iman murid-murid-Nya dan meng-
hibur hati mereka. Ini yaitu suatu contoh dari perendahan
diri dan belas kasihan-Nya kepada orang-orang percaya, se-
hingga hal itu dapat sepenuhnya meyakinkan kita bahwa
Imam Besar yang kita punya dapat turut merasakan kelemahan-
kelemahan kita.
III. Petunjuk umum diberikan tentang perintah-perintah yang dipa-
kai-Nya untuk memperlengkapi murid-murid, sebab sekarang Ia
akan meninggalkan mereka, dan, sebab Ia sudah mengembusi
mereka dan membuka pikiran mereka, sehingga mereka bisa me-
nerimanya dengan lebih baik.
1. Ia memberi mereka perintah tentang pekerjaan yang akan me-
reka lakukan: Ia memberi perintah-Nya kepada rasul-rasul
yang dipilih-Nya. Perhatikanlah, pilihan Kristus selalu disertai
dengan perintah. Orang-orang yang dipilih-Nya sebagai rasul
berharap akan diberikan kedudukan oleh Dia,namun sebagai
gantinya, Ia justru memberi mereka perintah. saat Ia beper-
gian, dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hamba-
Nya, masing-masing dengan tugasnya (Mrk. 13:34), Ia memberi
mereka perintah-Nya oleh Roh Kudus. Ia sendiri dipenuhi de-
ngan Roh ini sebagai Pengantara, dan Ia mengembuskan-Nya
kepada mereka. Dalam memberi mereka Roh Kudus, Ia mem-
beri mereka perintah-perintah-Nya. Sebab, Sang Penghibur
akan menjadi Sang Pemberi perintah. Tugas-Nya yaitu meng-
ingatkan mereka akan apa yang sudah dikatakan Kristus. Ia
memberi perintah kepada rasul-rasul oleh Roh Kudus. Begitulah
kata-kata itu bisa disusun. Waktu mereka menerima Roh Ku-
dus, amanat mereka dimeteraikan (Yoh. 20:22). Ia tidak ter-
angkat sebelum memberi mereka perintah, dan dengan demi-
kian menyelesaikan pekerjaan-Nya.
2. Ia memberi mereka perintah tentang ajaran yang harus mereka
sampaikan: Ia berbicara kepada mereka tentang Kerajaan
Tuhan . Ia sudah memberi mereka gagasan umum tentang kera-
jaan itu, dan waktu tertentu kapan kerajaan itu akan didirikan
di dunia (dalam perumpamaan-Nya di dalam Markus 13). Na-
mun, di sini Ia terlebih memberi mereka ajaran tentang sifat
atau natur dari kerajaan itu, sebagai kerajaan anugerah di du-
nia ini dan kerajaan kemuliaan di dunia lain, dan membuka-
kan kepada mereka kovenan yang merupakan ketetapan
agung, yang dengannya baik kerajaan anugerah maupun kera-
jaan kemuliaan itu dipadukan. Nah, hal ini dimaksudkan,
(1) Untuk mempersiapkan mereka menerima Roh Kudus, dan
untuk menjalani apa yang sudah dirancangkan untuk me-
reka. Ia memberi tahu mereka secara pribadi apa yang ha-
rus mereka beritakan kepada dunia, dan mereka akan
mendapati bahwa Roh kebenaran, jika Ia datang, akan
mengatakan hal yang sama seperti yang telah dikatakan-
Nya kepada mereka.
(2) Untuk menjadi salah satu bukti dari kebangkitan Kristus.
Begitulah yang terjadi di sini. Murid-murid, yang kepada
mereka Ia menunjukkan bahwa Ia hidup, tahu bahwa itu
yaitu Dia, bukan hanya melalui apa yang ditunjukkan-
Nya kepada mereka, melainkan juga melalui apa yang dika-
takan-Nya kepada mereka. Tak seorang pun kecuali Dia
yang bisa berbicara dengan sedemikian jelas, sedemikian
utuh, tentang Kerjaan Tuhan . Ia tidak menghibur mereka de-
ngan percakapan-percakapan tentang masalah kenegaraan
atau kerajaan-kerajaan manusia, tentang filsafat atau kera-
jaan alam, melainkan murni tentang keTuhan an dan kerajaan
anugerah, tentang hal-hal yang paling menyangkut kepen-
tingan mereka, dan tentang orang-orang yang kepadanya
mereka diutus.
IV. Keyakinan khusus diberikan kepada mereka, bahwa mereka akan
segera menerima Roh Kudus, disertai perintah-perintah kepada
mereka untuk mengharapkannya (ay. 4-5), saat Ia makan ber-
sama-sama dengan mereka, mungkin dalam pertemuan di bukit
Galilea, yang sudah ditentukan-Nya sebelum kematian-Nya. Se-
bab disebutkan di sini tentang mereka yang berkumpul kembali
(ay. 6), untuk mengiringi kenaikan-Nya. Walaupun sekarang Ia
sudah memerintahkan mereka untuk pergi ke Galilea, mereka ti-
dak boleh berpikir untuk terus tinggal di sana. Tidak, mereka ha-
rus kembali ke Yerusalem, dan tidak pergi dari sana. Amatilah,
1. Perintah yang diberikan-Nya kepada mereka untuk menunggu.
Perintah ini untuk membangkitkan harapan-harapan mereka
akan sesuatu yang luar biasa. Dan sesuatu yang sangat luar
biasa besar dapat mereka harapkan sebab Penebus mereka
sudah ditinggikan.
(1) Mereka harus menunggu sampai waktu yang ditetapkan,
yang mulai sekarang sudah tidak lama lagi. Orang-orang
yang dengan iman berharap agar rahmat-rahmat yang di-
janjikan akan datang, harus dengan sabar menantikan
sampai rahmat itu benar-benar datang, sesuai waktunya,
sesuai waktu yang ditentukan. Dan saat saatnya sudah
dekat, seperti sekarang, kita harus, seperti Daniel, menan-
tikannya dengan sungguh-sungguh (Dan. 9:3).
(2) Mereka harus menunggu di tempat yang sudah ditentukan,
di Yerusalem, sebab di sanalah Roh harus pertama-tama
dicurahkan, sebab Kristus akan menjadi raja di Sion, gu-
nung yang kudus. Juga, sebab firman TUHAN harus keluar
dari Yerusalem. Mereka inilah tentunya yang menjadi je-
maat induk itu. Di sana Kristus dipermalukan, dan oleh se-
bab itu di sana Ia akan mendapat penghormatan ini, dan
kebaikan ini dilakukan kepada Yerusalem untuk mengajar
kita agar mengampuni mereka yang memusuhi dan meng-
aniaya kita. Para rasul lebih terancam bahaya di Yerusalem
dibandingkan di Galilea.namun kita bisa dengan senang hati
mempercayakan keamanan kita kepada Tuhan , jika kita
tetap berjalan di jalan kewajiban kita. Para rasul sekarang
harus tampil di muka umum, dan oleh sebab itu harus
mempertaruhkan nyawa mereka di tempat umum. Yeru-
salem yaitu kaki dian yang paling cocok untuk mendiri-
kan terang-terang itu.
2. Keyakinan yang diberikan-Nya kepada mereka bahwa mereka
tidak akan menunggu dengan sia-sia.
(1) Berkat yang dirancangkan bagi mereka akan datang, dan
mereka akan mendapati bahwa berkat itu layak ditunggu-
tunggu. Kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Yakni,
[1] Roh Kudus akan dicurahkan ke atasmu dengan lebih
berlimpah dibandingkan sebelum-sebelumnya. Mereka su-
dah diembusi dengan Roh Kudus (Yoh. 20:22), dan
mereka sudah mendapati manfaatnya.namun sekarang
mereka akan mendapatkan karunia-karunia, anugerah-
anugerah, dan penghiburan-penghiburan-Nya secara le-
bih besar lagi, dan dibaptis dengan semua itu, yang dalam
hal ini tampak ada rujukan pada janji-janji di dalam
Perjanjian Lama tentang pencurahan Roh itu (Yl. 2:28;
Yes. 44:3; Yes. 32:15).
[2] Engkau akan dibersihkan dan dimurnikan oleh Roh
Kudus, seperti imam-imam dibaptis dan dibasuh de-
ngan air, saat ditahbiskan untuk menjalankan tugas
suci: Mereka sudah memiliki tanda,namun engkau akan
memiliki apa yang dipertandakan itu. Engkau akan di-
kuduskan oleh kebenaran saat Roh menuntunmu un-
tuk semakin dekat pada kebenaran itu, dan hati nura-
nimu akan dibersihkan oleh kesaksian Roh, supaya
engkau dapat melayani Tuhan yang hidup sebagai rasul.
[3] Dengan cara ini kamu akan semakin menyatu lagi de-
ngan Tuanmu dan dengan bimbingan-Nya, seperti hal-
nya Israel dibaptis dalam awan dan dalam laut untuk
menjadi pengikut Musa. Kamu akan diikatkan begitu
erat dengan Kristus sehingga kamu tidak akan pernah,
sebab penderitaan sekalipun, meninggalkan-Nya lagi,
seperti yang pernah kamu perbuat.
(2) Nah, karunia Roh Kudus yang dibicarakan-Nya ini yaitu ,
[1] Sebagai janji Bapa, yang telah mereka dengar dari pada-
Nya, dan oleh sebab itu bisa diandalkan. Pertama, Roh
diberikan melalui janji, dan pada waktu itu janji ini ada-
lah janji yang besar, seperti janji tentang Mesias sebe-
lumnya (Luk. 1:72), dan tentang hidup kekal sekarang
(1Yoh. 2:25). Hal-hal baik yang sementara sifatnya dibe-
rikan melalui tindak pemeliharaan Tuhan ,namun Roh dan
berkat-berkat rohani diberikan melalui janji (Gal. 3:18).
Roh Tuhan tidak diberikan seperti roh manusia diberikan
dan dibentuk dalam diri kita melalui aturan alam (Za.
12:1), melainkan melalui firman Tuhan .
1. Supaya karunia itu semakin bernilai, Kristus me-
mandang Roh yang dijanjikan itu sebagai suatu wa-
risan yang layak ditinggalkan bagi jemaat-Nya.
2. Supaya karunia itu semakin pasti, dan para ahli
waris dari janji itu bisa yakin akan keputusan Tuhan
yang tidak dapat diubah di dalamnya.
3. Supaya karunia itu diberikan berdasarkan anuge-
rah, anugerah istimewa, dan dapat diterima dengan
iman, dengan berpegang pada janji, dan bergantung
padanya. Sama seperti Kristus, demikian pula Roh,
diterima dengan iman.
Kedua, pencurahan Roh itu yaitu janji Bapa,
1. Janji dari Bapa Kristus. Kristus, sebagai Pengantara,
memandang Tuhan sebagai Bapa-Nya, yang membuat
rancangan bagi-Nya dan memiliki rancangan itu se-
panjang waktu.
2. Janji dari Bapa kita, yang, jika kita diterima-Nya
menjadi anak, pasti akan memberi kita Roh yang
menjadikan kita anak (Gal. 4:5-6). Ia akan memberi-
kan Roh, sebagai Bapa segala terang, sebagai Bapa
segala roh, dan sebagai Bapa yang penuh belas ka-
sihan. Pencurahan Roh itu yaitu janji Bapa. Ketiga,
janji Bapa ini sudah mereka dengar dari Kristus ber-
kali-kali, terutama dalam khotbah perpisahan yang
disampaikan-Nya sebentar sebelum Ia mati, yang di
dalamnya Ia meyakinkan mereka, secara berulang
kali, bahwa Penghibur akan datang. Hal ini mene-
guhkan janji Tuhan , dan mendorong kita untuk ber-
gantung padanya, bahwa kita sudah mendengarnya
dari Yesus Kristus. Sebab di dalam Dia semua janji
Tuhan yaitu ya dan Amin. Engkau sudah men-
dengarnya dari-Ku, dan Aku akan mewujudkannya.
[2] Sebagai nubuatan Yohanes Pembaptis. sebab sejauh
itulah Kristus di sini menyuruh mereka untuk melihat
kembali (ay. 5): Engkau tidak hanya sudah mendengar-
nya dari-Ku,namun juga dari Yohanes. saat ia meng-
arahkan kalian kepada-Ku, ia berkata (Mat. 3:11), aku
membaptis kamu dengan air,namun Ia yang datang ke-
mudian dari padaku akan membaptiskan kamu dengan
Roh Kudus. Sungguh suatu kehormatan besar yang di-
berikan Kristus kepada Yohanes di sini, bukan hanya
sebab Ia mengutip kata-katanya, melainkan juga sebab
Ia menjadikan karunia Roh yang besar ini, yang seka-
rang sudah dekat, sebagai penggenapan dari kata-kata
Yohanes itu. Demikianlah Ia menguatkan perkataan
hamba-hamba-Nya, utusan-utusan-Nya (Yes. 44:26). Te-
tapi Kristus bisa melakukan lebih dibandingkan yang bisa
dilakukan hamba-hamba-Nya. yaitu suatu kehormatan
bagi mereka bahwa mereka dipekerjakan untuk menya-
lurkan sarana anugerah,namun yaitu hak istimewa-
Nya untuk memberi Roh kasih karunia. Ia akan
membaptiskan kamu dengan Roh Kudus, akan mengajar
kamu dengan Roh-Nya, dan memberi Roh-Nya un-
tuk menjadi Pengantara di dalam dirimu, dan ini sudah
lebih dibandingkan apa yang bisa kita dapatkan dengan
mendengarkan khotbah dari hamba-hamba Tuhan yang
terbaik.
(3) Nah, karunia Roh Kudus yang dijanjikan seperti itu, yang
dinubuatkan seperti itu, dan yang dinanti-nantikan seperti
itu, yaitu apa yang kita lihat diterima rasul-rasul dalam
pasal selanjutnya, sebab di dalam karunia itu janji ini di-
genapi secara penuh. Inilah yang akan datang itu, dan kita
tidak perlu menantikan yang lain. Sebab di sini dijanjikan
bahwa karunia itu akan diberikan tidak lama lagi. Ia tidak
memberi tahu mereka berapa hari lagi, sebab mereka ha-
rus mempersiapkan diri setiap hari agar pantas menerima-
nya. Kitab-kitab lain berbicara tentang karunia Roh Kudus
kepada orang-orang awam yang percaya. Ini berbicara ten-
tang kuasa khusus yang, oleh Roh Kudus, dikaruniakan
kepada mereka yang pertama-tama memberitakan Injil, dan
menanam jemaat, dengan memampukan mereka untuk
tanpa keliru menyampaikan kepada angkatan itu, dan men-
catat untuk angkatan yang akan datang, ajaran Kristus be-
serta bukti-buktinya. Dengan demikian, berdasarkan janji
ini, dan pelaksanaannya, kita menerima Perjanjian Baru se-
bagai ilham Tuhan , dan mempertaruhkan jiwa kita padanya.
Pesan Kristus kepada Para Rasul-Nya;
Kenaikan Kristus ke Sorga
(1:6-11)
6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: Tuhan, maukah Eng-
kau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel? 7 Jawab-Nya: Engkau
tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri me-
nurut kuasa-Nya. 8namun kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus tu-
run ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. 9 Sesudah Ia me-
ngatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan me-
nutup-Nya dari pandangan mereka. 10 saat mereka sedang menatap ke
langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih
dekat mereka, 11 dan berkata kepada mereka: Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke
sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.
Di Yerusalem, Kristus, melalui malaikat-Nya, sudah menyuruh mu-
rid-murid-Nya untuk menemui Dia di Galilea. Di sana Ia menyuruh
mereka untuk menemui-Nya di Yerusalem lagi, pada hari tertentu.
Demikianlah Ia ingin menguji ketaatan mereka, dan ternyata ketaat-
an mereka itu dijalankan dengan siap sedia dan senang hati. Mereka
berkumpul, seperti yang sudah ditetapkan-Nya bagi mereka, untuk
menjadi saksi-saksi kenaikan-Nya ke sorga, yang ceritanya kita da-
pati di sini. Amatilah,
I. Pertanyaan yang mereka ajukan kepada-Nya dalam pertemuan
ini. Mereka datang berkumpul kepada-Nya, seperti orang-orang
yang sudah berunding satu sama lain tentang suatu perkara, lalu
mencapai kesepakatan nemine contradicente dengan suara bulat.
Mereka datang sebagai satu kelompok, dan mengajukan kepada-
Nya pertanyaan yang sudah mereka sepakati bersama, Tuhan,
maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?
Dua cara untuk memandang hal ini:
1. Pasti Engkau tidak akan memulihkannya sama sekali bagi pe-
mimpin-pemimpin Israel pada masa sekarang, imam-imam ke-
pala dan penatua-penatua, yang menghukum mati Engkau
dan, yang untuk mencapai maksud itu, dengan begitu saja
menyerahkan kerajaan kepada Kaisar dan mengakui diri mere-
ka sebagai bawahan-bawahannya. Astaga! Masakan orang-
orang yang membenci dan menganiaya Engkau dan kami akan
diberi kekuasaan? Jauhlah kiranya dari pada-Mu. Atau lebih
tepatnya,
2. Pasti Engkau akan memulihkannya lagi bagi bangsa Yahudi,
sejauh bangsa itu mau tunduk kepada-Mu sebagai Raja mere-
ka. Nah, ada dua hal yang salah dalam pertanyaan ini:
(1) Pengharapan mereka akan perkara itu sendiri. Mereka
menyangka bahwa Kristus akan memulihkan kerajaan bagi
Israel, yakni, bahwa Ia akan menjadikan bangsa Yahudi se-
bagai bangsa besar dan penting di antara bangsa-bangsa
lain seperti pada masa Daud dan Salomo, Asa dan Yosafat.
Bahwa, sebagai Silo, Ia akan memulihkan tongkat kerajaan,
dan lambang pemerintahan, kepada Yehuda. Padahal Kris-
tus datang untuk mendirikan kerajaan-Nya sendiri, dan itu
yaitu Kerajaan Sorga, bukan untuk memulihkan kerajaan
bagi Israel, kerajaan dunia. Lihatlah di sini,
[1] Betapa bahkan orang-orang baik sekalipun terlalu cen-
derung menempatkan kebahagiaan jemaat pada keme-
gahan dan kekuasaan duniawi. Mereka pikir, seolah-
olah Israel tidak bisa jaya kecuali kerajaan dipulihkan
baginya, atau murid-murid Kristus dihormati kecuali
mereka menjadi pembesar-pembesar di kerajaan itu. Pa-
dahal kita diberi tahu untuk mengharapkan salib di du-
nia ini, dan untuk menantikan kerajaan di dunia lain.
[2] Betapa kita cenderung menyimpan apa yang sudah kita
serap, dan betapa susahnya menyingkirkan segala pra-
sangka yang sudah tertanam melalui pendidikan. Mu-
rid-murid, sebab sudah menyerap gagasan ini beserta
intisarinya bahwa Mesias akan menjadi penguasa du-
niawi, membutuhkan waktu yang lama sebelum menya-
dari bahwa kerajaan-Nya bersifat rohani.
[3] Betapa kita secara alami cenderung memihak bangsa
kita sendiri. Mereka menyangka bahwa Tuhan tidak akan
memiliki kerajaan di dunia kecuali kerajaan itu dipu-
lihkan bagi bangsa Israel. Padahal kerajaan-kerajaan
dunia ini akan menjadi milik-Nya, dan di dalamnya Ia
akan dimuliakan, entah Israel tenggelam atau bertahan.
[4] Betapa kita cenderung salah memahami Kitab Suci. Kita
memahami sesuatu yang bersifat kiasan sebagai hal
yang benar-benar terjadi, dan menjelaskan Kitab Suci
dengan kerangka pikiran kita sendiri, sementara kita
seharusnya menyesuaikan kerangka pikiran kita de-
ngan Kitab Suci.namun , saat Roh dicurahkan dari atas,
kesalahan-kesalahan kita akan diluruskan, seperti kesa-
lahan-kesalahan para rasul ini tidak lama setelah itu.
(2) Pertanyaan mereka berkenaan dengan masa kerajaan itu:
Tuhan, maukah Engkau melakukannya pada masa ini? Ka-
rena sekarang Engkau sudah memanggil kami untuk ber-
kumpul bersama-sama, apakah ini untuk membicarakan
rancangan-rancangan yang perlu untuk memulihkan kera-
jaan bagi Israel? Pastilah tidak ada kesimpulan lain lagi se-
lain ini. Nah, di sini mereka salah terka dalam hal
[1] Bahwa mereka ingin mengetahui apa yang tidak pernah
diperintahkan atau didorong oleh Guru mereka untuk
mereka ketahui.
[2] Bahwa mereka tidak sabar menunggu didirikannya ke-
rajaan, yang di dalamnya mereka menjanjikan diri sen-
diri akan mendapat bagian yang begitu besar, dan ingin
mendahului keputusan-keputusan Tuhan . Kristus sudah
berkata kepada mereka bahwa mereka akan duduk di
atas takhta (Luk. 22:30), dan sekarang tidak ada hal
lain yang dapat memuaskan mereka kecuali bahwa me-
reka harus duduk di atas takhta dengan segera, dan
mereka tidak sabar menunggu waktunya tiba. Padahal,
siapa yang percaya, tidak akan gelisah,namun puas de-
ngan mengetahui bahwa waktu Tuhan yaitu waktu
yang terbaik.
II. Teguran yang diberikan Kristus terhadap pertanyaan ini, seperti
teguran yang sudah diberikan-Nya belum lama ini atas pertanyaan
Petrus tentang Yohanes, itu bukan urusanmu (ay. 7), engkau tidak
perlu mengetahui masa dan waktu. Ia tidak menentang pengha-
rapan mereka bahwa kerajaan akan dipulihkan bagi Israel, sebab
kesalahan itu akan segera diluruskan dengan dicurahkannya Roh
Kudus, yang setelah itu mereka tidak pernah lagi memikirkan
kerajaan duniawi. Juga sebab dalam arti tertentu pengharapan
itu memang benar, yaitu ditegakkannya kerajaan Injil di dunia.
Dan kesalahan mereka tentang janji tidak akan membuat janji itu
hilang kekuatannya. Ia hanya menegur mereka atas pertanyaan
mereka tentang masanya.
1. Hal ini tidak boleh diberitahukan kepada mereka: Engkau ti-
dak perlu mengetahui, dan oleh sebab itu tidak boleh bertanya.
(1) Kristus sekarang akan berpisah dari mereka, dan berpisah
di dalam kasih. Namun demikian, Ia memberi mereka te-
guran ini, yang dimaksudkan sebagai peringatan bagi jemaat-
Nya di segala masa, untuk berjaga-jaga agar tidak mem-
belah batu yang sudah mematikan orangtua kita yang per-
tama, yakni keinginan yang berlebihan akan pengetahuan
terlarang, dan mengorek-orek perkara yang belum pernah
kita lihat sebab Tuhan tidak menunjukkannya. Nescire velle
quæ magister maximus docere non vult, erudita inscitia est
Bodohlah jika orang ingin menjadi bijak melebihi apa yang
tertulis, dan bijaklah ia jika berpuas diri untuk tidak menjadi
lebih bijak.
(2) Kristus sudah memberi murid-murid-Nya banyak sekali pe-
ngetahuan melebihi orang lain (kepadamu telah diberikan
rahasia Kerajaan Tuhan ), dan sudah menjanjikan kepada
mereka Roh-Nya, untuk mengajar mereka lebih banyak
lagi. Sekarang, supaya jangan mereka congkak sebab pe-
wahyuan berlimpah yang mereka terima, di sini Dia mem-
buat mereka mengerti bahwa ada beberapa hal yang tidak
boleh mereka ketahui. Kita akan melihat betapa sedikit
alasan yang kita miliki untuk menyombongkan pengetahuan
kita jika kita mempertimbangkan betapa banyak yang tidak
kita ketahui.
(3) Kristus sudah memberi kepada murid-murid-Nya perin-
tah-perintah yang cukup untuk melaksanakan kewajiban
mereka, baik sebelum kematian-Nya maupun sesudah ke-
bangkitan-Nya, dan Ia ingin agar mereka puas dengan me-
ngetahui hal ini. Sebab cukup bagi orang Kristen jika
keinginannya dimatikan, dan bukan dipuaskan, sebab
rasa ingin tahu yang ada di dalam dirinya itu sia-sia belaka
dan merupakan hiburan yang merusak.
(4) Kristus sendiri telah mengatakan kepada murid-murid-Nya
tentang Kerajaan Tuhan , dan telah berjanji bahwa Roh Ku-
dus akan memberitakan kepada mereka hal-hal yang akan
datang berkenaan dengan kerajaan itu (Yoh. 16:13). Ia juga
telah memberi kepada mereka tanda-tanda zaman,
yang wajib mereka amati, dan berdosa bila mereka abaikan
(Mat. 24:33; Mat. 16:3).namun mereka tidak boleh berharap
atau berkeinginan untuk mengetahui baik semua rincian
tentang peristiwa-peristiwa masa depan maupun kapan
persisnya peristiwa-peristiwa itu terjadi. Baik bagi kita bila
kita tetap di dalam gelap, dan dibiarkan tidak pasti, ten-
tang masa dan waktu (sebagaimana Dr. Hammond mem-
bacanya) dari peristiwa-peristiwa yang akan datang berke-
naan dengan jemaat, dan juga tentang diri kita sendiri,
tentang semua zaman dan kesudahannya, dan juga tentang
zaman kita sendiri.
Prudens futuri temporis exitum
Caliginosa nocte premit Deus
Tetapi Yupiter, dalam kebaikan yang selalu bijak
Telah menyembunyikan, dalam awan-awan malam yang
teramat kelam,
Segala sesuatu tentang masa depan yang terletak
Melampaui batas pandang makhluk fana. Hor.
Mengenai masa dan waktu, kita tahu, secara umum, bahwa
akan ada musim panas dan musim dingin yang datang silih
berganti,namun kita tidak tahu secara khusus kapan hari
akan cerah dan kapan akan mendung, entah di musim pa-
nas atau di musim dingin. Jadi, berkenaan dengan urusan-
urusan kita di dunia ini, jika kita sedang menikmati ke-
makmuran di musim panas, janganlah kita merasa aman,
sebab kita diberi tahu bahwa akan datang masalah di
musim dingin. Dan di musim dingin itu, janganlah kita ber-
muram durja dan berputus asa, sebab kita yakin bahwa
musim panas akan datang kembali.namun apa yang akan
terjadi di hari ini atau di hari itu kita tidak bisa tahu, jadi
kita harus menyesuaikan diri dengannya, apa pun yang
terjadi, dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
2. Pengetahuan tentang hal itu tersimpan bagi Tuhan sebagai hak
istimewa-Nya. Pengetahuan itu telah ditetapkan Bapa sendiri
untuk dikuasai-Nya. Hal itu tersembunyi bersama-Nya. Tak
ada yang lain yang bisa mengungkapkan masa dan waktu
yang akan datang. Semua pekerjaan Tuhan diketahui-Nya,namun
kita tidak (15:18). Hanya Dia yang empunya kuasa, dan hanya
Dia saja, untuk memberitahukan yang awal sampai yang
akhir. Dan dengan semuanya ini, Ia membuktikan diri-Nya se-
bagai Tuhan (Yes. 46:10). Dan walaupun Ia kadang-kadang me-
mang mengganggap layak memberitahukan kepada nabi-nabi
Perjanjian Lama tentang masa dan waktu (seperti tentang per-
budakan umat Israel di Mesir selama empat ratus tahun, dan
di Babel selama tujuh puluh tahun), namun Ia tidak mengang-
gapnya layak bagimu untuk mengetahui masa dan waktu, se-
kalipun itu tentang berapa lama lagi Yerusalem dihancurkan,
meskipun kamu sendiri sudah begitu yakin akan peristiwa itu.
Ia tidak berkata bahwa Ia tidak akan membiarkan kamu me-
ngetahui sesuatu tentang masa dan waktu lebih dibandingkan yang
kamu ketahui. Ia mengungkapkannya di kemudian hari kepa-
da hamba-Nya Yohanes. Walaupun begitu, Ia berkuasa untuk
menentukan apakah Ia akan mengungkapkannya bagi manu-
sia atau tidak. Dan apa yang diungkapkan dalam nubuatan
Perjanjian Baru tentang masa dan waktu begitu gelap, dan
sulit dimengerti, sehingga, jika kita harus menerapkannya,
penting bagi kita untuk mengingat kata-kata ini, bahwa ja-
nganlah kita yakin bahwa kita bisa menentukan secara pasti
masa dan waktu dari segala sesuatu. Buxtorf menyebutkan
perkataan seorang rabi Yahudi tentang kedatangan Mesias:
Rumpatur spiritus eorum qui supputant tempora Binasalah
orang-orang yang menghitung-hitung waktunya.
III. Ia menentukan pekerjaan mereka, dan dengan penuh kuasa me-
yakinkan mereka bahwa mereka akan mampu meneruskannya,
dan akan berhasil melakukannya. Engkau tidak perlu mengetahui
masa dan waktu. Hal ini tidak akan membawa manfaat apa-apa
bagimu.namun ketahuilah ini (ay. 8), bahwa kamu akan menerima
kuasa rohani, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu
tidak akan menerimanya dengan sia-sia, sebab kamu akan men-
jadi saksi bagi-Ku dan bagi kemuliaan-Ku. Dan kesaksianmu ti-
dak akan sia-sia, sebab kesaksianmu itu akan diterima di sini di
Yerusalem, di negeri sekelilingnya, dan di seluruh dunia (ay. 8).
Jika Kristus membuat kita berguna bagi kehormatan-Nya pada
masa dan angkatan kita, biarlah ini cukup bagi kita, dan jangan-
lah kita membingungkan diri sendiri dengan masa dan waktu
yang akan datang. Kristus di sini memberi tahu mereka,
1. Bahwa pekerjaan mereka akan menjadi pekerjaan yang terhor-
mat dan mulia: Kamu akan menjadi saksi-Ku.
(1) Mereka akan menyatakan Dia sebagai Raja, dan memberi-
takan kepada dunia kebenaran-kebenaran yang dengannya
kerajaan-Nya akan didirikan, dan Ia akan memerintah. Me-
reka harus secara terang-terangan dan sungguh-sungguh
memberitakan Injil-Nya ke seluruh dunia.
(2) Mereka akan membuktikan hal ini, akan meneguhkan ke-
saksian mereka, bukan seperti saksi-saksi, dengan sumpah,
melainkan dengan meterai Tuhan berupa mujizat-mujizat dan
karunia-karunia adikodrati: Kamu akan menjadi martir-
18
martir bagiku, atau martir-martir-Ku, seperti yang dibaca da-
lam beberapa terjemahan. Sebab mereka membuktikan ke-
benaran Injil dengan penderitaan-penderitaan mereka, bah-
kan sampai mati.
2. Bahwa kuasa mereka untuk melakukan pekerjaan ini sudah
cukup memadai. Mereka tidak memiliki kekuatan sendiri
untuk itu, atau hikmat dan keberanian yang cukup. Sedari
awalnya mereka itu berasal dari apa yang lemah dan apa yang
bodoh bagi dunia. Mereka tidak berani tampil sebagai saksi-
saksi bagi Kristus pada waktu Dia diadili, dan sampai seka-
rang pun mereka tidak mampu. Tetapi kamu akan menerima
kuasa dari Roh Kudus yang turun ke atas kamu (begitulah
ayat itu bisa dibaca), kamu akan dihidupkan dan digerakkan
oleh Roh yang lebih baik dibandingkan rohmu sendiri. Kamu akan
menerima kuasa untuk memberitakan Injil, dan untuk mem-
buktikannya berdasarkan Kitab Suci Perjanjian Lama (yang,
saat mereka penuh dengan Roh Kudus, mereka lakukan de-
ngan menakjubkan, 18:28). Kamu akan meneguhkan Injil baik
dengan mujizat-mujizat maupun dengan penderitaan-penderi-
taan. Perhatikanlah, saksi-saksi Kristus akan menerima kuasa
untuk melakukan pekerjaan yang harus mereka lakukan sesuai
dengan panggilan-Nya terhadap mereka. Orang-orang yang di-
pekerjakan-Nya untuk melayani Dia akan diperlengkapi-Nya
untuk melakukan pekerjaan itu, dan akan ditopang-Nya di da-
lamnya.
3. Bahwa pengaruh mereka akan menjadi besar dan sangat luas:
Kamu akan menjadi saksi bagi Kristus, dan akan menjalan-
kan kepentingan-Nya,
(1) Di Yerusalem. Di sanalah kamu harus mulai, dan banyak
orang di sana akan menerima kesaksianmu. Dan orang-
orang yang tidak menerimanya tidak akan terluput dari
hukuman.
(2) Terangmu akan bersinar dari sana ke seluruh Yudea, di
mana sebelumnya kamu sudah bekerja dengan sia-sia.
(3) Dari sana engkau akan terus maju ke Samaria, walaupun
pada misimu yang pertama kamu dilarang berkhotbah di
kota-kota Samaria.
19
(4) Pekerjaanmu yang berguna akan sampai ke ujung bumi,
dan kamu akan menjadi berkat bagi seluruh dunia.
IV. Setelah meninggalkan perintah-perintah ini bagi mereka, Ia me-
ninggalkan mereka (ay. 9): Sesudah Ia mengatakan semua hal ini,
dan mengatakan semua yang harus dikatakan-Nya, Ia memberkati
mereka (demikianlah kita diberi tahu, Luk. 24:50). Dan, sementa-
ra mereka menyaksikan Dia, dan menujukan pandangan mereka
kepada Dia, sambil menerima berkat-Nya, terangkatlah Ia, dan
awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Di sini kita menda-
pati Kristus naik ke tempat tinggi. Ia tidak dijemput, seperti Elia,
dengan kereta berapi dan kuda berapi,namun naik ke sorga, seperti
Ia bangkit dari antara orang mati, murni dengan kuasa-Nya sen-
diri, dan tubuh-Nya sekarang, seperti tubuh orang-orang kudus
pada saat kebangkitan nanti, telah menjadi tubuh rohani, yang di-
bangkitkan dalam kekuatan dan ketidakbinasaan. Amatilah,
1. Ia naik ke sorga dengan disaksikan di depan mata murid-murid-
Nya, bahkan sementara mereka menyaksikan Dia. Mereka ti-
dak melihat-Nya muncul dari kubur, sebab mereka bisa meli-
hat Dia setelah Dia bangkit, yang sudah cukup memuaskan
rasa percaya mereka. Sebenar-benarnya mereka melihat-Nya
naik ke sorga, dan dengan mata kepala sendiri melihat Dia de-
ngan penuh perhatian dan kesungguhan pikiran sehingga me-
reka tidak bisa tertipu. Ada kemungkinan bahwa Ia tidak ter-
bang dengan cepat,namun terangkat ke atas secara perlahan,
untuk lebih memuaskan murid-murid-Nya.
2. Ia lenyap dari pandangan mereka, di dalam awan, entah awan
tebal, sebab Tuhan berkata bahwa Ia akan diam dalam kekelam-
an, atau awan terang, untuk menandakan kecemerlangan tu-
buh-Nya yang mulia. Awan teranglah yang menaungi-Nya saat
Dia berubah rupa, dan kemungkinan besar awan ini juga
awan terang (Mat. 17:5). Awan ini, ada kemungkinan, menu-
tupi-Nya saat Ia sudah pergi jauh dari bumi sejauh awan
biasanya ada. Namun, awan itu bukanlah awan yang me-
nyebar seperti yang biasanya kita lihat, melainkan awan yang
memang hanya ada untuk melayani Dia dengan cara me-
naungi-Nya. Sekarang Ia menjadikan awan-awan sebagai ken-
daraan-Nya (Mzm. 104:3). Tuhan sering kali turun di dalam
awan. Sekarang Ia naik di dalam awan. Dr. Hammond berpen-
20
dapat bahwa awan-awan yang menerima-Nya di sini yaitu
malaikat-malaikat yang menerima-Nya. Sebab penampakan
malaikat biasanya digambarkan dengan awan, bandingkan Ke-
luaran 25:22 dan Imamat 16:2. Melalui awan-awan ada sema-
cam hubungan yang terjaga antara dunia atas dan dunia ba-
wah. Di dalam awan-awan, uap dikirimkan ke atas dari bumi,
dan embun dikirimkan ke bawah dari langit. Oleh sebab itu,
tepatlah Dia naik di dalam awan, sebab Dia yaitu Pengantara
antara Tuhan dan manusia, yang melalui-Nya rahmat-rahmat
Tuhan turun ke atas kita dan doa-doa kita naik ke hadapan-
Nya. Inilah kali terakhir Dia terlihat. Mata para saksi yang
sangat banyak mengikuti Dia masuk ke dalam awan. Dan, jika
kita ingin tahu apa yang terjadi dengan-Nya pada saat itu, kita
bisa mendapati, (Dan. 7:13), bahwa seorang seperti Anak ma-
nusia datang dengan awan-awan dari langit, dan datang ke-
pada Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dibawa di dalam awan
saat Ia mendekat ke hadapan-Nya.
V. Murid-murid, saat Ia sudah lenyap dari pandangan mereka, ma-
sih terus menatap ke langit (ay. 10), dan ini lebih lama dari yang
sepantasnya mereka lakukan. Dan mengapa demikian?
1. Mungkin mereka berharap agar Kristus segera kembali kepada
mereka lagi, untuk memulihkan kerajaan bagi Israel. Juga,
mereka enggan percaya bahwa mereka sekarang harus berpi-
sah dengan Dia untuk selama-lamanya. Betapa mereka masih
menginginkan kehadiran-Nya secara jasmani, sekalipun Ia su-
dah memberi tahu mereka bahwa lebih berguna bagi mereka
jika Dia pergi. Atau, mereka memperhatikan Dia, sebab ragu
apakah Dia akan jatuh, seperti yang dipikirkan rombongan
nabi tentang Elia (2Raj. 2:16), dan dengan demikian mereka
bisa mendapatkan-Nya lagi.
2. Mungkin mereka berharap akan melihat adanya suatu per-
ubahan di langit yang bisa terlihat, saat Kristus naik, bahwa
entah bulan purnama akan tersipu-sipu, atau matahari terik
akan mendapat malu (Yes. 24:23), sebab sinar mereka redup
oleh kemilau-Nya. Atau, lebih tepatnya, supaya dengan begitu
mereka akan berseru-seru penuh sukacita dan kemenangan.
Atau mungkin juga mereka menjanjikan diri sendiri akan meli-
hat suatu kemuliaan dari bagian langit yang tak tampak oleh
mata, saat langit itu terbuka untuk menerima-Nya. Sebelum-
nya Kristus sudah berkata kepada mereka bahwa nanti mere-
ka akan melihat langit terbuka (Yoh. 1:51), jadi mengapa mere-
ka tidak bisa mengharapkannya sekarang?
VI. Dua malaikat menampakkan diri kepada mereka, dan menyam-
paikan kepada mereka pesan dari Tuhan yang sesuai untuk disam-
paikan pada waktu itu. Ada dunia para malaikat yang siap mene-
rima Penebus kita, saat sekarang di hadapan umum Ia masuk
ke dalam Yerusalem yang di atas. Kita bisa menduga bahwa ke-
dua malaikat ini tidak mau ketinggalan menyaksikan peristiwa itu.
Namun, untuk menunjukkan betapa hati Kristus sangat peduli
dengan jemaat-Nya di bumi, Ia mengutus kembali kepada murid-
murid-Nya dua dari malaikat-malaikat yang datang menyambut-
Nya. Kedua malaikat ini tampak sebagai dua orang yang berpakaian
putih, terang dan berkilau. Mereka tahu, sesuai dengan tugas dan
kewajiban mereka, bahwa mereka benar-benar melayani Kristus
jika melayani hamba-hamba-Nya di bumi. Sekarang kita diberi
tahu apa yang dikatakan malaikat-malaikat ini kepada mereka,
1. Untuk menegur mereka atas keingintahuan mereka: Hai orang-
orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Ia
menyebut mereka orang-orang Galilea, untuk mengingatkan
mereka akan gunung batu yang dari padanya mereka terpahat.
Kristus sudah memberi kehormatan besar kepada mereka,
dengan menjadikan mereka sebagai duta-duta-Nya.namun me-
reka harus ingat bahwa mereka yaitu manusia, bejana tanah
liat, orang-orang Galilea, orang-orang tak berpendidikan, yang
dipandang hina. Sekarang, kata kedua malaikat itu, Mengapa-
kah kamu berdiri di sini, seperti orang-orang Galilea, yang ka-
sar dan tidak berbudi halus, melihat ke langit? Apa yang ingin
kamu lihat? Kamu sudah melihat semua yang harus kamu li-
hat, yang untuk itu kamu semua dipanggil berkumpul. Jadi
mengapa kamu masih melihat-lihat lagi? Mengapakah kamu
masih melihat ke langit, seperti orang yang takut dan kebi-
ngungan, seperti orang yang terkejut dan kehabisan akal?
Murid-murid Kristus tidak boleh berdiri dan kebingungan saja,
sebab mereka memiliki pedoman hidup yang pasti untuk
berjalan, dan fondasi yang kokoh untuk membangun di atasnya.
22
2. Untuk meneguhkan iman mereka akan kedatangan Kristus
yang kedua kali. Guru mereka sudah sering kali memberi tahu
mereka tentang hal ini, dan para malaikat diutus pada saat
yang tepat sekarang untuk mengingatkan mereka akan hal itu:
Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, dan
yang kamu pandang-pandang begitu lama sesudah Ia terang-
kat, sambil berharap supaya Dia bersamamu lagi, tidak akan
pergi untuk selama-lamanya. Sebab ada hari yang ditentukan
saat Ia akan datang kembali dengan cara yang sama seperti
kamu melihat Dia naik ke sorga, dan kamu tidak boleh meng-
harapkan Dia kembali lagi sampai hari yang ditentukan itu.
(1) Yesus yang sama ini akan datang kembali secara pribadi,
dengan berpakaian tubuh yang mulia. Yesus yang sama ini,
yang pernah datang sekali untuk menghapuskan dosa oleh
korban-Nya, akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa
menanggung dosa (Ibr. 9:26-28), yang pernah datang sekali
dalam kehinaan untuk dihakimi, akan datang lagi dalam
kemuliaan untuk menghakimi. Yesus yang sama ini, yang
sudah memberi kamu perintah bahwa Ia akan kembali lagi
untuk menuntut pertanggungjawaban darimu tentang ba-
gaimana kamu menjalankan kepercayaan yang sudah dibe-
rikan kepadamu. Dia, dan bukan orang lain (Ayb. 19:27).
(2) Dia akan datang kembali dengan cara yang sama. Ia pergi
jauh di dalam awan, dan dilayani oleh para malaikat. Te-
tapi, lihatlah, Dia datang di atas awan-awan di langit, dan
bersama Dia ada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan
yang meriah! Tuhan telah naik dengan diiringi sorak-sorai
dan bunyi sangkakala (Mzm. 47:6), dan Ia akan turun dari
sorga dengan sorak-sorai dan sangkakala (1Tes. 4:16). Se-
karang engkau kehilangan pandangan akan Dia di awan
dan di angkasa, dan ke tempat Dia pergi, engkau tidak da-
pat mengikuti-Nya sekarang. Namun, engkau dapat meng-
ikuti-Nya nanti, saat engkau diangkat bersama-sama da-
lam awan untuk menyongsong Tuhan di angkasa. Bila kita
sedang berdiri kebingungan, pertimbangan tentang keda-
tangan Guru kita yang kedua kali haruslah membangun-
kan dan menyadarkan kita. Dan, bila kita sedang berdiri
gemetar, pertimbangan akan kedatangan-Nya itu haruslah
menghibur dan menguatkan kita.
Kitab Kisah Para Rasul 1:12-14
23
Para Rasul di Yerusalem
(1:12-14)
12 Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut
Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. 13 Se-
telah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka me-
numpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas,
Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon
orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. 14 Mereka semua bertekun dengan sehati
dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Ye-
sus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Di sini kita diberi tahu,
I. Dari mana Kristus naik, yaitu dari Bukit Zaitun (ay. 12), dari bagi-
an di mana terletak kota Betania (Luk. 24:50). Di sanalah Ia me-
mulai penderitaan-penderitaan-Nya (Luk. 22:39), dan oleh sebab
itu di sanalah Ia menyingkirkan cela dari penderitaan-penderitaan
itu dengan kenaikan-Nya yang mulia, dan dengan demikian me-
nunjukkan bahwa penderitaan dan kenaikan-Nya mengarah pada
kuasa yang sama. Demikianlah Ia masuk ke dalam kerajaan-Nya
di hadapan Yerusalem, dan di hadapan para penduduknya yang
tidak taat dan tidak tahu bersyukur itu, yang tidak mau Dia men-
jadi raja atas mereka. Dinubuatkan tentang Dia (Za. 14:4), bahwa
kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan
Yerusalem, akan berjejak di sana pada akhirnya. Dan selanjutnya
kita membaca, Bukit Zaitun itu akan terbelah dua. Dari Bukit
Zaitun Ia, sebagai pohon zaitun sejati, naik, dan dari situ kita me-
nerima pengurapan (Za. 4:12; Rm. 9:24). Bukit ini di sini dikata-
kan dekat dengan Yerusalem, seperjalanan Sabat jauhnya, mak-
sudnya, dekat saja. Tidak lebih jauh dibandingkan jarak yang biasa
ditempuh oleh orang saleh yang biasa berjalan di Sabat sore, sete-
lah pulang dari ibadah umum, untuk bermenung. Sebagian orang
mengira-ngira bahwa tempat itu berjarak seribu langkah, sebagian
yang lain dua ribu hasta. Ada juga yang menduga kira-kira 1400
meter, dan ada lagi 1600 meter. Betania memang terletak dua mil
jauhnya dari Yerusalem (Yoh. 11:18),namun bagian dari Bukit
Zaitun yang terletak di sebelah Yerusalem, yang dari situ Kristus
menaiki keledai dalam sahutan sorak-sorai, hanyalah berjarak
kira-kira 1400 atau 1600 meter. Alkitab bahasa Ibrani membaha-
sakan ulang Rut 1 seperti ini, kita diperintah untuk memelihara
hari Sabat dan hari-hari raya, dengan tidak berjalan melebihi dua
24
ribu hasta, yang didasarkan atas Yosua 3:4). Di dalam Yosua, kita
lihat, saat umat Israel maju melewati Sungai Yordan, jarak an-
tara mereka dan tabut perjanjian haruslah dua ribu hasta. Tuhan
pada waktu itu belum membatasi mereka seperti itu,namun me-
reka membatasi diri mereka sendiri. Dan sejauh itulah yang men-
jadi pedoman bagi kita, bahwa kita tidak bepergian pada hari
Sabat selain untuk keperluan beribadah. Dan sejauh untuk ke-
perluan ini, kita tidak hanya diizinkannamun juga diperintahkan
(2Raj. 4:23).
II. Ke mana murid-murid kembali: Mereka datang ke Yerusalem, se-
perti yang ditetapkan oleh Guru mereka, meskipun mereka masuk
ke tengah-tengah musuh.namun tampak bahwa walaupun segera
setelah kebangkitan Kristus mereka diawasi, dan takut kepada
orang-orang Yahudi, namun setelah diketahui bahwa mereka pergi
ke Galilea, tidak ada perhatian yang diberikan tentang kembalinya
mereka ke Yerusalem, dan juga mereka tidak dicari-cari lagi. Tuhan
bisa menemukan tempat-tempat persembunyian bagi umat-Nya di
tengah-tengah musuh mereka, dan demikianlah Ia memengaruhi
Saul untuk tidak mencari-cari Daud lagi. Di Yerusalem mereka
naik ke ruang atas, dan menumpang di sana. Bukan berarti bahwa
mereka semua tinggal dan makan bersama-sama di satu ruang,
melainkan bahwa di sana mereka berkumpul setiap hari, dan
menghabiskan waktu bersama-sama dalam ibadah, sambil me-
nanti-nantikan turunnya Roh. Para cendekiawan memiliki ber-
bagai macam dugaan tentang ruang atas ini. Sebagian dari mere-
ka berpikir bahwa itu yaitu salah satu ruang atas di bait Tuhan .
Tetapi tidak terpikirkan bahwa imam-imam kepala, yang menye-
wakan ruang-ruang ini, akan membolehkan murid-murid Kristus
untuk terus tinggal di ruang mana pun. Memang dikatakan, oleh
sang sejarawan penulis kitab ini yang juga menulis Injil Lukas,
bahwa mereka selalu berada di dalam Bait Tuhan (Luk. 24:53),
tetapi itu yaitu pelataran Bait Tuhan , pada jam-jam doa, di mana
mereka tidak bisa dihalang-halangi untuk datang ke sana. Jadi,
tampaknya, ruang atas ini berada di sebuah rumah pribadi. Tuan
Gregory dari Oxford berpendapat demikian, dan mengutip seorang
sarjana berkebangsaan Siria tentang tempat ini, yang mengatakan
bahwa ruang itu yaitu ruang atas yang sama yang di dalamnya
mereka makan perjamuan Paskah sebelumnya. Dan walaupun
Kitab Kisah Para Rasul 1:12-14
25
ruang itu disebut anogeon, sedang ruang ini hyperoon, kedua-
duanya bisa berarti tempat yang sama. Apakah, ujarnya, ruang
itu ada di dalam rumah Yohanes si penulis Injil, seperti yang di-
nyatakan oleh Euodius, atau rumah Maria ibu Yohanes yang dise-
but juga Markus, seperti yang disimpulkan oleh yang lain, tidak-
lah pasti. Perhatikan pasal 13.
III. Siapa murid-murid ini, yang tetap bersama-sama. Kesebelas rasul
di sini disebutkan (ay. 13), demikian pula Maria ibu Tuhan kita
(ay. 14), dan ini kali terakhir dia disebutkan di dalam Kitab Suci.
Ada orang lain yang di sini dikatakan sebagai saudara-saudara
Tuhan kita, kaum sebangsanya secara daging. Dan, untuk meng-
genapkan jumlah seratus dua puluh orang yang sudah dibicara-
kan sebelumnya (ay. 15), kita dapat menduga bahwa semua atau
sebagian besar dari ketujuh puluh murid ada bersama mereka,
yang merupakan rekan-rekan para rasul dan bekerja sebagai
penginjil.
IV. Bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka: Mereka semua
bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Amatilah,
1. Mereka berdoa, dan menaikkan permohonan. Semua umat
Tuhan yaitu umat yang berdoa, dan memberi diri untuk ber-
doa. Saat ini yaitu saat kesusahan dan bahaya bagi murid-
murid Kristus. Mereka seperti domba di tengah-tengah seri-
gala. Kalau ada seorang di antara kita yang menderita, baiklah
ia berdoa. Ini akan mendiamkan kekhawatiran dan ketakutan.
Ada pekerjaan baru di hadapan mereka, pekerjaan besar, dan,
sebelum mereka memulainya, mereka bertekun dalam doa ke-
pada Tuhan untuk meminta kehadiran-Nya bersama mereka di
dalam pekerjaan itu. Sebelum mereka pertama-tama diutus,
Kristus menghabiskan waktu dengan berdoa untuk mereka,
dan sekarang mereka menghabiskan waktu dengan berdoa un-
tuk diri mereka sendiri. Mereka menunggu turunnya Roh ke
atas mereka, dan oleh sebab itu mereka banyak-banyak ber-
doa seperti itu. Roh turun ke atas Juruselamat kita saat Ia
sedang berdoa (Luk. 3:21). Orang-orang yang berada dalam ke-
adaan terbaik untuk menerima berkat-berkat rohani yaitu
mereka yang sedang berdoa. Kristus sudah berjanji bahwa se-
bentar lagi Ia akan mengutus Roh Kudus. Nah, janji ini bukan
26
untuk menggantikan doa, melainkan untuk menggugah dan
mendorongnya. Tuhan ingin supaya kita menagih rahmat-rah-
mat yang sudah dijanjikan-Nya, dan semakin dekat tampak-
nya penggenapan dari janji itu, semakin kita harus bersung-
guh-sungguh dalam mendoakannya.
2. Mereka bertekun dalam doa, menghabiskan banyak waktu un-
tuk berdoa, lebih dibandingkan biasanya, sering berdoa, dan berdoa
dalam waktu yang lama. Mereka tidak pernah kehilangan satu
jam pun untuk berdoa. Mereka bertekad untuk bertekun di
dalam doa sampai Roh Kudus datang, sesuai dengan janji un-
tuk berdoa dengan tidak jemu-jemu. Dikatakan (Luk. 24:53)
bahwa mereka selalu berada di dalam Bait Tuhan dan me-
muliakan Tuhan . Di sini, mereka bertekun dalam doa. Sebab sama
seperti menaikkan puji-pujian atas janji yang diberikan meru-
pakan cara yang baik untuk memohonkan pelaksanaannya,
dan menaikkan puji-pujian atas rahmat yang telah diterima
merupakan cara yang baik untuk memohonkan rahmat yang
baru, demikian pula, dalam mencari Tuhan , kita memberi Dia
kemuliaan atas rahmat dan anugerah yang sudah kita dapat-
kan di dalam Dia.
3. Mereka berdoa dengan sehati. Ini menunjukkan bahwa mereka
berkumpul bersama-sama dalam kasih yang kudus, dan bah-
wa tidak ada pertengkaran atau perselisihan di antara mereka.
Dan orang-orang yang memelihara kesatuan Roh oleh ikatan
damai sejahtera yaitu orang yang paling siap untuk mene-
rima penghiburan-penghiburan Roh Kudus. Itu juga menunjuk-
kan betapa berharganya kesatuan hati mereka dalam menaik-
kan permohonan-permohonan. Meskipun hanya satu orang
yang berbicara, mereka semua berdoa, dan, jika dua orang
sepakat meminta apa pun juga, maka permintaan mereka itu
akan dikabulkan, jauh terlebih lagi jika banyak orang me-
nyepakati permohonan yang sama. Lihat Matius 18:19.
Kematian Yudas; Matias Dipilih sebagai Rasul
(1:15-26)
15 Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang
sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu
berkata: 16 Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang di-
sampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin
orang-orang yang menangkap Yesus itu. 17 Dahulu ia termasuk bilangan kami
Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26
27
dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. 18 Yudas ini telah membeli
sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan
perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. 19 Hal itu
diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut
dalam bahasa mereka sendiri Hakal-Dama, artinya Tanah Darah . 20 Se-
bab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi,
dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diam-
bil orang lain. 21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka
yang selalu datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus
bersama-sama dengan kami, 22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai
hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi
dengan kami tentang kebangkitan-Nya. 23 Lalu mereka mengusulkan dua
orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan
Matias. 24 Mereka semua berdoa dan berkata: Ya Tuhan, Engkaulah yang
mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih
dari kedua orang ini, 25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan
yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.
26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi
yaitu Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kese-
belas rasul itu.
Dosa Yudas tidak hanya membawa aib dan kehancuran baginya,
tetapi juga meninggalkan kekosongan jabatan dalam kumpulan para
rasul. Mereka ditahbiskan sebagai dua belas rasul, dengan pandang-
an yang tertuju pada dua belas suku Israel, yang diturunkan dari dua
belas bapa leluhur. Mereka yaitu dua belas bintang yang memben-
tuk mahkota jemaat (Why. 12:1), dan bagi merekalah dua belas
takhta ditentukan (Mat. 19:28). Nah, sebab mereka ada dua belas
pada waktu menjadi murid, maka jika mereka sekarang hanya ada
sebelas pada waktu menjadi guru, setiap orang akan bertanya-tanya
apa yang terjadi dengan yang kedua belas, dan dengan demikian hal
itu mengingatkan mereka kembali akan aib perkumpulan mereka.
Oleh sebab itu mereka merasa perlu, sebelum Roh turun, untuk
mengisi lowongan itu, yang cerita tentangnya kita dapati sekarang,
sebab Yesus Tuhan kita, ada kemungkinan, sudah memberi pe-
tunjuk-petunjuk tentang itu, selain perkara-perkara lain yang dibica-
rakan-Nya tentang Kerajaan Tuhan . Amatilah,
I. Orang-orang yang berkepentingan dalam perkara ini.
1. Di dalam rumah itu ada kira-kira seratus dua puluh orang.
Jumlah ini yaitu jumlah nama, maksudnya, jumlah orang.
Ada sebagian orang yang menduga itu hanya laki-laki, tidak
termasuk perempuan. Dr. Lightfoot menghitung bahwa kesebe-
las rasul, ketujuh puluh murid, dan kira-kira tiga puluh sem-
bilan lagi, yang kesemuanya berasal dari kerabat, negeri, dan
28
kenalan Kristus sendiri, membentuk seratus dua puluh orang
ini, dan bahwa mereka ini sejenis majelis atau kumpulan ham-
ba-hamba Tuhan, para penatua (4:23). Kepada mereka tidak
ada yang berani menggabungkan diri (5:13), dan mereka terus
bersama-sama sampai penganiayaan yang terjadi setelah ke-
matian Stefanus membuat mereka semua tersebar kecuali
rasul-rasul (8:1).namun ia berpikir bahwa selain mereka ini
masih ada lagi ratusan, jika bukan ribuan, orang di Yerusa-
lem, pada waktu ini yang percaya. Dan kita memang membaca
tentang banyak orang di situ yang percaya kepada-Nya,namun
tidak berani mengakui Dia, dan oleh sebab itu saya tidak bisa
berpikir, seperti Dr. Lightfoot, bahwa mereka sekarang mem-
bentuk perkumpulan-perkumpulan yang berbeda, untuk mem-
beritakan firman Tuhan dan melakukan kegiatan-kegiatan iba-
dah lain. Dan juga tidak terjadi hal seperti ini sampai setelah
pencurahan Roh, dan setelah pertobatan-pertobatan yang di-
catat dalam pasal selanjutnya. Inilah permulaan jemaat Kris-
ten: keseratus dua puluh orang ini yaitu biji sesawi yang
tumbuh menjadi pohon, ragi yang membuat seluruh adonan
khamir.
2. Yang berbicara yaitu Petrus, yang dulunya, dan masih, men-
jadi orang yang paling pertama maju ke depan. Dan oleh sebab
itu ada perhatian yang diberikan tentang keberaniannya dan
semangatnya, untuk menunjukkan bahwa ia sudah mendapat-
kan kembali secara utuh pijakannya yang hilang sebab me-
nyangkal Gurunya. Juga, sebab Petrus ditetapkan sebagai
rasul untuk orang-orang bersunat, maka selama cerita suci ini
diberitakan di antara orang-orang Yahudi, ia terus diikutserta-
kan di dalam cerita, seperti sesudahnya, saat cerita itu mulai
berbicara tentang orang-orang bukan-Yahudi. Ini berlanjut te-
rus hingga cerita mengenai Paulus.
II. Usulan yang dibuat Petrus agar memilih seorang rasul lain. Ia
berdiri di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul
itu (ay. 15). Ia tidak duduk, seperti orang yang memberi hukum,
atau yang memiliki keunggulan di atas rasul-rasul lain,namun
berdiri, seperti orang yang hanya ingin mengajukan sebuah per-
mohonan. Dengan cara ini ia menaruh hormat pada saudara-sau-
Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26
29
daranya, dengan berdiri saat berbicara kepada mereka. Seka-
rang, dalam perkataannya ini, kita dapat mengamati,
1. Laporan yang diberikannya tentang kekosongan jabatan oleh
sebab kematian Yudas, yang diceritakannya dengan sangat
terperinci, dan, seperti layaknya seorang yang sudah diembusi
Roh oleh Kristus, mengamati penggenapan Kitab Suci di da-
lamnya. Inilah,
(1) Kekuasaan yang sudah dicapai Yudas (ay. 17): Dahulu ia
termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam
pelayanan yang diserahkan kepada kami ini. Perhatikan-
lah, banyak orang termasuk bilangan orang-orang kudus di
dunia ini, namun tidak akan didapati di antara mereka
pada hari pemisahan antara yang berharga dan yang hina.
Apa untungnya bagi kita untuk ditambahkan ke dalam bi-
langan orang-orang Kristen, jika kita tidak turut ambil ba-
gian dalam roh dan sifat orang-orang Kristen? Kenyataan
bahwa Yudas sudah memperoleh bagian dari pelayanan ini
hanyalah memperberat dosa dan kehancurannya, sama
halnya bagi orang-orang yang sudah bernubuat demi nama
Kristus , namun berbuat kejahatan.
(2) Dosa Yudas, kendati ia sudah mencapai kehormatan ini. Ia
yaitu pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu,
yang tidak hanya memberi tahu orang-orang yang mengejar
Kristus di mana mereka bisa menangkap-Nya (yang bisa
saja mereka lakukan dengan berhasil walaupun Yesus tidak
terlihat),namun juga ia dengan berani memperlihatkan diri
secara terang-terangan sebagai kepala gerombolan orang
yang mengepung-Nya. Ia pergi mendahului mereka ke tem-
pat itu, dan, seolah-olah bangga mendapatkan kehormatan
itu, memberi perintah: Orang yang akan kucium, itulah
Dia, tangkaplah Dia. Perhatikanlah, biang keladi pembuat
dosa yaitu yang terjahat di antara para pendosa, terutama
jika orang yang dengan kedudukannya seharusnya menjadi
pembimbing bagi sahabat-sahabat Kristus malah menjadi
pembimbing bagi musuh-musuh-Nya.
(3) Kehancuran Yudas sebab dosa ini. sebab menyadari bah-
wa imam-imam kepala berusaha membunuh Kristus dan
murid-murid-Nya, ia berpikir untuk menyelamatkan nya-
30
wanya dengan mendatangi mereka, dan bukan hanya demi-
kian, melainkan juga supaya mendapat harta dari mereka,
dan ia berharap bahwa upahnya untuk pelayanannya ha-
nyalah merupakan pertanda dari harta yang akan diper-
olehnya itu.namun lihatlah apa yang terjadi dengan ini.
[1] Ia kehilangan uangnya dengan memalukan (ay. 18): Ia
telah membeli sebidang tanah dengan tiga puluh uang
perak, yang merupakan upah kejahatannya. Ia tidak
membeli ladang,namun yang membelinya yaitu upah
dari kejahatannya. Hal ini diungkapkan dengan amat
elok, untuk mencemooh rancangan-rancangannya yang
memperkaya diri dengan tawaran ini. Ia berpikir untuk
membeli ladang bagi dirinya sendiri, seperti yang dila-
kukan Gehazi dengan apa yang diperolehnya dari Naa-
man dengan berdusta (lihat 2Raj. 5:26),namun ternyata
ladang itu dibeli untuk menguburkan orang-orang
asing. Lalu apa manfaatnya itu bagi dirinya atau bagi
anggota keluarganya? Bagi dia, uang itu yaitu Mamon
yang tidak jujur, uang itu menipunya. Dan upah keja-
hatannya menjadi batu sandungan bagi kejahatannya.
[2] Ia kehilangan nyawanya secara lebih memalukan lagi.
Kita diberi tahu (Mat. 27:5), bahwa ia pergi dengan rasa
putus asa, dan tercekik (begitulah arti kata itu, tidak le-
bih). Di sini ditambahkan (sebagaimana sejarawan-seja-
rawan yang datang kemudian memberi tambahan
terhadap sejarawan-sejarawan yang terdahulu) bahwa,
sebab tercekik, atau tersedak oleh dukacita dan kenge-
rian, ia jatuh tertelungkup, jatuh terjerembab mukanya
(begitu menurut Dr. Hammond), dan sebagian sebab
membengkaknya dadanya sendiri, dan sebagian lagi ka-
rena kerasnya dia jatuh, maka perutnya terbelah, se-
hingga semua isi perutnya tertumpah keluar. Jika Iblis,
saat diusir dari seorang anak, menggoncang-goncang-
kan, membantingkannya, dan hampir membunuhnya
(seperti yang kita dapati dalam Markus 9:26; Lukas
9:42), maka tidak heran jika ia, saat sepenuhnya me-
rasuki Yudas, membuat dia jatuh tertelungkup, dan
memecahkannya. Tercekiknya dia, yang diceritakan Ma-
tius, membuatnya membengkak hingga ia pecah, yang
Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26
31
disampaikan Petrus. Perutnya tertumpah keluar dengan
bunyi yang sangat keras (begitu menurut Dr. Edwards),
yang terdengar oleh orang-orang di sekitar, dan dengan
demikian, seperti yang kita baca selanjutnya, hal itu di-
ketahui orang (ay. 19): semua isi perutnya tertumpah
keluar. Lukas menulis seperti seorang tabib, dengan
memahami semua isi dari kamar jantung bagian tengah
dan bawah. Tumpahnya isi perut merupakan bagian
dari hukuman bagi para pengkhianat. Sudah sewajar-
nya isi perut itu keluar, sebab ia sudah tertutup mela-
wan Tuhan Yesus. Dan mungkin Kristus mengarahkan
pandangan pada nasib Yudas, saat Ia berkata tentang
hamba yang jahat, bahwa Ia akan membunuh dia (Mat.
24:51, KJV: membelah-belah dia pen.).
(4) Peristiwa itu mengundang perhatian umum: Hal itu diketa-
hui oleh semua penduduk Yerusalem. Kejadian itu, seolah-
olah, diberitakan di koran-koran, dan menjadi bahan pem-
bicaraan penduduk kota, sebagai penghakiman Tuhan yang
mencengangkan atas orang yang mengkhianati Gurunya
(ay. 19). Kejadian itu tidak hanya diperbincangkan di antara
murid-murid,namun juga menjadi bahan obrolan semua
orang, dan tak seorang pun menyangkal kebenarannya. Hal
itu diketahui, maksudnya, diketahui sebagai benar, tanpa
terbantahkan. Nah, orang akan menyangka bahwa hal ini
seharusnya membuat mereka yang sudah berperan dalam
kematian Kristus terdorong untuk bertobat, saat mereka
melihat orang yang pertama-tama berperan di dalamnya di-
jadikan contoh seperti itu. namun , tidak demikian hal-
nya, hati mereka mengeras, dan, berkenaan dengan sebagi-
an dari antara mereka yang harus dilembutkan, itu harus
dilakukan dengan firman, dan Roh yang bekerja bersama-
nya. Inilah satu bukti betapa peristiwa itu diketahui ba-
nyak orang, bahwa tanah yang dibeli dengan uang Yudas
dinamakan Aceldama tanah darah, sebab tanah itu di-
beli dengan uang darah, untuk mengabadikan bukan saja
kekejian orang yang sudah menjual darah berharga yang
tidak bersalah itu, melainkan juga kekejian orang-orang
yang membelinya. Lihatlah bagaimana mereka memper-
32
tanggungjawabkan perbuatan mereka itu saat Tuhan
mengadakan tuntutan atas darah.
(5) Digenapinya Kitab Suci dalam hal ini, yang sudah ber-
bicara dengan begitu jelas tentang peristiwa itu, haruslah
genap nas Kitab Suci (ay. 16). Janganlah orang terkejut
atau tersandung sebab nya, bahwa inilah yang harus men-
jadi jalan keluar bagi salah seorang dari kedua belas rasul
itu, sebab Daud bukan saja sudah menubuatkan dosa
orang itu (yang diperhatikan Kristus dalam Yohanes 13:18,
yang diambil dari Mazmur 41:10, orang yang makan roti-Ku
telah mengangkat tumitnya terhadap Aku),namun juga su-
dah menubuatkan,
[1] Penghukumannya (Mzm. 69:26): Biarlah perkemahan-
nya menjadi sunyi. Mazmur ini merujuk pada Mesias.
Disebutkan tentang dua atau tiga ayat sebelumnya me-
ngenai orang-orang yang memberi Dia racun dan anggur
asam, dan oleh sebab itu nubuatan-nubuatan berikut
ini tentang kehancuran musuh-musuh Daud harus di-
terapkan kepada musuh-musuh Kristus, dan khususnya
kepada Yudas. Mungkin ia memiliki tempat tinggal
sendiri di Yerusalem,namun , sebab kejadian ini, semua
orang takut tinggal di sana, dan dengan demikian tem-
pat itu menjadi sunyi. Nubuatan ini menandakan hal
yang sama seperti nubuatan tentang Bildad mengenai
orang fasik, bahwa Ia diseret dari kemahnya, tempat ia
merasa aman, dan dibawa kepada raja kedahsyatan:
dalam kemahnya tinggal apa yang tidak ada sangkut
pautnya dengan dia, di atas tempat kediamannya dita-
burkan belerang (Ayb. 18:14-15).
[2] Dipilihnya orang lain untuk menggantikan tempatnya.
Biarlah jabatannya, atau kedudukannya (sebab itulah
yang diartikan dari kata itu secara umum) diambil orang
lain, yang dikutip dari Mazmur 109:8. Dengan kutipan
ini Petrus secara sangat tepat mengajukan usulan untuk
menggantikan jabatan Yudas itu. Perhatikanlah, kita ti-
dak boleh berprasangka buruk terhadap jabatan apa saja
yang sudah ditetapkan Tuhan (entah untuk menghakimi
atau melayani) entah sebab kefasikan orang yang me-
mangku jabatan itu, atau sebab hukuman yang mema-
Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26
33
lukan atas kefasikannya itu. Dan juga Tuhan tidak akan
membiarkan tujuan-Nya dikacaukan, amanat-Nya diko-
songkan, atau pekerjaan-Nya terabaikan, sebab kega-
galan-kegagalan mereka yang sudah diberi kepercayaan
untuk melakukannya. Ketidakpercayaan orang tidak
akan membuat janji Tuhan hilang kekuatannya. Yudas
digantung,namun jabatannya tidak hilang. Dikatakan
tentang perkemahannya, bahwa jangan ada orang yang
berdiam di sana. Di sana ia tidak akan mendapat ahli
waris.namun tidak dikatakan demikian tentang jabatan-
nya. Jabatannya tidak akan kehilangan penerus. Seper-
ti halnya dengan pejabat-pejabat jemaat, demikian pula
dengan anggota-anggotanya, jika cabang-cabang dipa-
tahkan, yang lain akan dicangkokkan (Rm. 11:17). Ke-
pentingan Kristus tidak akan pernah kalah sebab ke-
kurangan saksi-saksi.
2. Usulan yang diajukan Petrus untuk memilih seorang rasul lain
(ay. 21-22). Di sini, amatilah,
(1) Bagaimana seseorang harus memenuhi syarat untuk meng-
isi lowongan itu. Ia haruslah seorang dari mereka, ketujuh
puluh murid ini, yang selalu datang berkumpul de-
ngan kami, yang selalu menyertai kami, selama Tuhan Ye-
sus bersama-sama dengan kami, memberitakan firman dan
mengerjakan mujizat-mujizat selama tiga setengah tahun,
mulai dari baptisan Yohanes, yang dari situ Injil Kristus di-
mulai, sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan
kami. Orang-orang yang tekun, setia, dan selalu menjalankan
kewajiban mereka dalam kedudukan yang rendah, yaitu
orang yang paling pantas diangkat untuk menjabat kedu-
dukan yang lebih tinggi. Orang-orang yang sudah setia dalam
perkara kecil akan dipercayakan dengan perkara-perkara
yang lebih besar. Dan janganlah ada orang yang dipekerja-
kan sebagai hamba-hamba Kristus, pemberita-pemberita
Injil-Nya, dan pemimpin-pemimpin jemaat-Nya, selain me-
reka yang mengenal baik ajaran maupun perbuatan-per-
buatan-Nya, dari awal hingga akhir. Tidak ada orang yang
bisa menjadi rasul selain dia yang sudah menemani para
rasul, secara terus-menerus. Bukan orang yang kadang-
34
kadang mengunjungi mereka,namun yang sudah mengenal
mereka dengan dekat.
(2) Panggilan pekerjaan seperti apa yang harus dilakukan oleh
orang yang akan mengisi lowongan itu: Ia harus menjadi
saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya. Dengan ini
tampak bahwa murid-murid yang lain ada bersama-sama
dengan kesebelas murid saat Kristus menampakkan diri
kepada mereka, sebab kalau tidak, mereka tidak akan bisa
menjadi saksi dengan mereka, sepantas dan selayak seperti
kesebelas rasul itu sendiri, tentang kebangkitan-Nya. Per-
kara besar yang harus ditegaskan para rasul kepada dunia
yaitu kebangkitan Kristus, sebab kebangkitan ini yaitu
bukti besar bahwa Dia yaitu Mesias, dan dasar dari peng-
harapan kita kepada-Nya. Lihatlah untuk pekerjaan apa
para rasul ditahbiskan, bukan untuk mendapatkan marta-
bat dan kekuasaan duniawi, melainkan untuk memberita-
kan Kristus, dan kuasa kebangkitan-Nya.
III. Pencalonan orang yang akan menggantikan Yudas dalam jabatan-
nya sebagai rasul.
1. Dua orang, yang diketahui sebagai pengikut Kristus yang setia
dan yang sangat lurus hati dan setia dengan kewajiban me-
reka, diajukan sebagai calon untuk mengisi tempat itu (ay. 23):
Mereka mengusulkan dua orang. Mereka di sini bukan kese-
belas rasul, mereka tidak mengambil tugas untuk menentukan
siapa yang