Yohanes-1-16 14
sar. Oleh sebab itu, terang yang lebih cemerlang
dan hukum yang lebih baik perlu ditampilkan. Jadi, meng-
apa kamu berusaha membunuh-Ku sebab memperkenal-
kannya?”
Di sini orang banyak secara kasar menyela-Nya saat
Dia sedang berbicara, dan menentang apa yang dikatakan-
Nya (ay. 20): “Engkau kerasukan setan; siapakah yang ber-
usaha membunuh Engkau?”
Hal ini menunjukkan:
[1] Pendapat baik mereka mengenai pemimpin-pemimpin
mereka, yang menurut mereka tidak mungkin akan se-
kejam itu sampai berusaha untuk membunuh-Nya.
Bahkan, mereka begitu memuja tua-tua dan imam-
imam kepala sehingga mau bersumpah bahwa tua-tua
dan imam-imam kepala mereka tidak akan menyakiti
orang yang tidak bersalah. Mungkin para pemimpin ini
mengirimkan beberapa utusan ke tengah-tengah orang
banyak untuk mempengaruhi mereka dengan pikiran
demikian. Banyak orang menyangkal melakukan suatu
kejahatan, padahal pada saat yang sama mereka justru
sedang merancang kejahatan itu.
[2] Pendapat buruk mereka mengenai Yesus Tuhan kita:
“Engkau kerasukan setan, Engkau kerasukan roh pen-
dusta, dan Engkau sungguh jahat sebab berkata demi-
kian.” Begitulah sebagian orang menafsirkannya. Atau
mungkin, “Engkau terlalu berperasaan, dan Engkau
orang lemah. Engkau menakut-nakuti diri-Mu dengan
alasan-alasan yang tidak jelas, seperti orang yang men-
derita depresi.” Bukan hanya amarah yang membabi-
buta, murung dan perilaku diam membisu biasa juga
dipercaya sebagai akibat kuasa Iblis. “Engkau gila, dan
miring otak-Mu.” Janganlah kita merasa aneh jika
orang-orang terbaik pun dipandang sebagai tokoh-tokoh
paling jahat. Terhadap fitnah yang keji ini, Juruselamat
kita tidak langsung membalas. Tampaknya Ia tidak pe-
duli dengan fitnahan mereka itu. Perhatikanlah, orang-
Injil Yohanes 7:14-36
459
orang yang ingin menjadi seperti Kristus harus tahan
menghadapi penghinaan, dan mengabaikan segala ejek-
an dan kesalahan atau kerugian yang dilakukan terha-
dap mereka. Mereka tidak boleh menghiraukannya, atau
sampai membencinya, apalagi sampai membalas den-
dam sebab nya. Aku ini seperti orang tuli, aku tidak
mendengar. saat Kristus dicaci maki, Dia tidak mem-
balas dengan mencaci maki.
(2) Dia membantah mereka dengan menunjuk pada perbuatan
mereka sendiri dan dengan membela diri-Nya.
[1] Dia menunjuk pada perasaan-perasaan mereka sendiri
terhadap mujizat ini: “Hanya satu perbuatan yang Ku-
lakukan dan kamu semua telah heran (ay. 21). Tidak ada
pilihan lagi bagi kamu selain terkagum-kagum dengan
mujizat ini sebagai pekerjaan yang benar-benar luar
biasa dan adikodrati. Kamu semua mau tidak mau ha-
rus mengakui bahwa pekerjaan ini sungguh menghe-
rankan.” Atau, “Meskipun Aku hanya melakukan satu
perbuatan yang dapat kamu cari-cari kesalahannya,
kamu heran, kamu tersinggung dan tidak senang se-
olah-olah Aku telah bersalah atas kejahatan yang sa-
ngat keji dan besar.”
[2] Dia menunjuk pada perbuatan mereka sendiri dalam
contoh-contoh lain: “Aku telah melakukan satu perbuat-
an pada hari Sabat, dan itu dilakukan dengan mudah
saja, yaitu hanya dengan satu perkataan, namun kamu
semua heran, kamu merasa luar biasa aneh, bahwa se-
orang yang rohani berani berbuat seperti itu. Padahal,
kamu sendiri sering kali melakukan pekerjaan yang
jauh lebih berat pada hari Sabat, contohnya menyunat
anak. Jika kamu boleh, dan bahkan wajib, menyunat
anak pada hari Sabat, apabila hari Sabat itu kebetulan
hari kedelapan sejak lahirnya anak itu, yang pasti demi-
kian adanya, maka terlebih lagi Aku boleh, dan jauh
lebih baik lagi bagi-Ku untuk menyembuhkan orang
yang sakit pada hari itu.”
460
Perhatikanlah:
Pertama, asal mula ditetapkannya sunat: Musa me-
netapkan supaya kamu bersunat, memberimu hukum
mengenai sunat.
Di sini:
1. Sunat dikatakan sebagai sesuatu yang diberikan,
dan (ay. 23) mereka dikatakan menerimanya. Sunat
tidak dipaksakan kepada mereka sebagai suatu kuk,
namun dikaruniakan kepada mereka sebagai suatu
kebaikan. Perhatikanlah, ketetapan-ketetapan Tuhan ,
terutama yang berperan sebagai meterai kovenan,
yaitu karunia-karunia yang diberikan kepada ma-
nusia, dan harus diterima demikian.
2. Musa dikatakan memberikannya, sebab sunat me-
rupakan bagian dari hukum yang diberikan oleh
Musa. Namun demikian, seperti yang dikatakan
Kristus tentang manna (6:32), bukan Musa yang
memberikannya kepada mereka, melainkan Tuhan .
Bahkan, sunat tidak berasal dari Musa, namun dari
nenek moyang mereka (ay. 22). Walaupun sunat
dipadukan ke dalam ketetapan Musa, sunat sudah
ditetapkan jauh sebelumnya, sebab sunat merupa-
kan meterai kebenaran iman, dan sebab itu sunat
dimulai dari janji yang diberikan pada empat ratus
tiga puluh tahun sebelum hukum Taurat (Gal. 3:17).
Keanggotaan orang-orang percaya dan keturunan
mereka dalam jemaat tidak berasal dari Musa atau
hukumnya, dan sebab itu keanggotaan mereka ti-
dak gugur bersama hukum Musa. Keanggotaan me-
reka sebagai jemaat berasal dari nenek moyang. Me-
reka yaitu anggota dari jemaat para bapa leluhur,
dan merupakan bagian dari berkat Abraham yang
akan diberikan kepada orang-orang bukan-Yahudi
(Gal. 3:14).
Kedua, penghormatan yang diberikan kepada hu-
kum sunat melebihi hukum Sabat dalam kebiasaan
yang terus-menerus dilakukan di dalam jemaat Yahudi.
Ahli-ahli tafsir Yahudi sering kali memperhatikan hal
Injil Yohanes 7:14-36
461
ini, Circumcisio et ejus sanatio pellit sabbbatum – Sunat
dan penyembuhannya menyingkirkan hukum Sabat, se-
hingga apabila seorang anak lahir pada suatu hari
Sabat, maka ia pasti akan disunat pada hari Sabat beri-
kutnya. Jadi, jika pada masa itu saja pekerjaan-pekerja-
an in ordine ad spiritualia – untuk memelihara hukum
agama diperbolehkan, padahal istirahat Sabat sangat
ketat diharuskan, maka lebih-lebih lagi pada masa Injil
sekarang ini, pekerjaan-pekerjaan seperti itu harus le-
bih giat lagi dilakukan, sebab Injil menekankan peker-
jaan Sabat.
Ketiga, kesimpulan yang diambil Kristus dari hal ini
untuk membenarkan diri-Nya, dan apa yang telah di-
perbuat-Nya (ay. 23): Seorang anak menerima sunat
pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum su-
nat, atau, seperti arti tersiratnya, dengan tidak melang-
gar hukum, yaitu hukum Sabat. Perintah-perintah ilahi
harus dimengerti sedemikian rupa supaya sesuai antara
satu dengan yang lain. “Jadi, jika perbuatan ini diperbo-
lehkan olehmu sendiri, sungguh tidak masuk akal jika
kamu marah terhadap-Ku, sebab Aku menyembuhkan
seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat!” emoi
cholate. Kata yang diterjemahkan dengan “marah” ini
hanya digunakan di sini. Asal kata itu yaitu chogē –
empedu atau pahit hati. Mereka betul-betul marah ter-
hadap-Nya. Kemarahan mereka disertai dengan rasa
dendam, marah bercampur dengan kepahitan hati. Per-
hatikanlah, sangatlah janggal dan tidak masuk akal bila
kita menghakimi orang lain atas perbuatan yang kita
sendiri akui benar untuk kita lakukan sendiri. Amatilah
perbandingan yang dibuat Kristus di sini antara tindak-
an menyunat anak yang mereka lakukan dan tindakan
menyembuhkan orang yang Dia lakukan pada hari Sa-
bat.
1. Sunat hanyalah merupakan ketetapan upacara aga-
ma. Sunat memang berasal dari nenek moyang, te-
tapi tidak berasal dari awal mula. Namun, apa yang
diperbuat Kristus merupakan pekerjaan baik yang
sesuai dengan hukum alam, hukum yang lebih ung-
462
gul dibandingkan hukum yang menjadikan sunat sebagai
pekerjaan baik.
2. Sunat merupakan sebuah ketetapan berdarah, dan
mendatangkan rasa sakit, sedangkan apa yang di-
perbuat Kristus itu sifatnya menyembuhkan dan
mendatangkan pemulihan. Hukum Taurat membawa
rasa sakit, dan jika hukum yang mendatangkan rasa
sakit saja boleh dilakukan pada hari Sabat, apalagi
pekerjaan Injil yang membawa damai sejahtera.
3. Kalau ditimbang-timbang, saat menyunat seorang
anak, yang diperhatikan mereka hanyalah menyem-
buhkan bagian si anak yang disunat itu. Selain itu,
sekalipun bisa disembuhkan, si anak itu tetap saja
bisa ditimpa sakit-penyakit lain. Kebalikan dari itu,
yang diperbuat Kristus yaitu menyembuhkan selu-
ruh tubuh orang itu, holon anthrōpon hygiē – Aku
telah membuat seluruh tubuh orang itu sehat wala-
fiat. Seluruh tubuhnya disembuhkan, sebab penyakit-
nya mempengaruhi seluruh tubuhnya. Penyembuh-
an itu begitu sempurna hingga tidak meninggalkan
bekas-bekas penyakit apa pun. Bahkan lebih dari
itu, Kristus tidak hanya menyembuhkan tubuhnya,
namun juga jiwanya, dengan memberikan peringatan
ini, pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi. Jadi,
orang itu sungguh-sungguh sehat secara keseluruh-
an, sebab jiwa yaitu inti dari manusia itu sendiri.
Sunat memang dimaksudkan sebagai kebaikan bagi
jiwa, dan untuk membentuk manusia seutuhnya se-
perti yang seharusnya. Namun demikian, mereka
telah menyelewengkannya dan mengubahnya hanya
menjadi ketetapan upacara lahiriah belaka. namun
Kristus menyertai penyembuhan-penyembuhan la-
hiriah-Nya dengan anugerah batiniah, dan dengan
demikian menjadikannya sungguh kudus, dan me-
nyembuhkan manusia seutuhnya.
Dia menyimpulkan bantahan-Nya dengan mem-
berikan pedoman ini (ay. 24): Janganlah menghakimi
menurut apa yang nampak, namun hakimilah dengan
adil. Pedoman yang dikatakan-Nya ini bisa diterap-
Injil Yohanes 7:14-36
463
kan, pertama, secara khusus, pada pekerjaan pe-
nyembuhan ini, yang mereka pertentangkan sebagai
pelanggaran terhadap hukum Taurat. Janganlah
pilih kasih dalam menghakimi, janganlah mengha-
kimi kat’ opsin – dengan pandang bulu, dengan meli-
hat muka, seperti ungkapan Yahudi (Ul. 1:17, terje-
mahan KJV – pen.). Sangatlah bertentangan dengan
hukum keadilan, dan juga dengan hukum kasih,
untuk mencela orang-orang yang berbeda pendapat
dengan kita sebagai para pelanggar hukum, semen-
tara kita sendiri bebas memperbolehkan hal itu dila-
kukan oleh golongan kita sendiri, dengan cara dan
pendapat kita sendiri. Demikian pula tidaklah adil
jika kita memuji perbuatan sebagian orang sebagai
ketat dan keras, sementara untuk orang lainnya kita
hakimi sebagai perbuatan paksaan dan penganiaya-
an. Atau, kedua, pedoman-Nya itu bisa diterapkan
secara umum pada pribadi dan ajaran Kristus, yang
membuat mereka tersinggung dan yang menimbul-
kan prasangka di dalam diri mereka. Hal-hal yang
tidak benar dan yang dirancang untuk dipaksakan
kepada orang lain, biasanya paling baik bila diha-
kimi menurut apa yang nampak. Hal-hal palsu terse-
but sangat bisa terlihat prima facie – pada pandang-
an pertama. Inilah yang membuat orang-orang Farisi
dihormati dan disegani orang banyak, yaitu bahwa
mereka tampak benar di mata orang (Mat. 23:27-28),
dan orang-orang menghakimi mereka berdasarkan
penampilan lahiriah mereka itu, dan dengan demi-
kian secara menyedihkan sudah keliru menilai me-
reka. “namun ,” kata Kristus, “janganlah terlalu yakin
bahwa orang yang tampaknya kudus yaitu orang
yang benar-benar kudus.” Dengan melihat diri-Nya
sendiri, penampilan luar-Nya sangat tidak menun-
jukkan martabat dan keunggulan-Nya yang sesung-
guhnya, sebab Dia mengambil rupa seorang hamba
(Flp. 2:7), serupa dengan daging yang dikuasai dosa
(Rm. 8:3), tidak tampan dan semaraknya pun tidak
ada (Yes. 53:2). sebab itu, orang-orang yang ber-
464
usaha menghakimi apakah Dia Anak Tuhan atau bu-
kan menurut penampilan luar-Nya tidak menghakimi
dengan adil. Orang-orang Yahudi berharap bahwa
secara lahiriah Mesias itu akan tampil megah dan
hebat. Dia diiringi dengan segala tata upacara du-
niawi yang akbar. Dengan menghakimi Kristus me-
nurut aturan tersebut, penghakiman mereka tentu
saja terus keliru dari awal sampai akhir, sebab kera-
jaan Kristus bukanlah dari dunia ini, dan datang
tanpa tanda-tanda lahiriah. Jika kuasa ilahi menyer-
tai-Nya, dan Tuhan bersaksi tentang-Nya, dan nu-
buatan-nubuatan Kitab Suci digenapi di dalam Dia,
maka meskipun penampilan-Nya begitu hina, mere-
ka haruslah menerima-Nya, dan menghakimi menu-
rut iman, bukan menurut pandangan mata (Yes.
11:3, dan 1Sam. 16:7). Kristus beserta ajaran dan
perbuatan-Nya tidak menginginkan hal lain kecuali
penghakiman yang adil. Jika kebenaran dan ke-
adilan boleh memutuskan perkara, maka Kristus
dan kepentingan-Nya pasti akan menang. Kita tidak
boleh menghakimi siapa saja menurut apa yang
tampak, atau menurut gelar-gelar mereka, menurut
peranan yang mereka buat di dunia, dan menurut
peragaan mereka yang menggemparkan, namun harus
menghakimi menurut nilai mereka yang hakiki, dan
menurut karunia serta anugerah Roh Tuhan di dalam
diri mereka.
3. Kristus berbicara dengan mereka di sini mengenai diri-Nya
sendiri, dari mana Dia datang dan ke mana Dia akan pergi (ay.
25-36).
(1) Dari mana Dia datang (ay. 25-31). Mengenai hal ini, perha-
tikanlah,
[1] Keberatan mengenai hal ini yang diajukan oleh bebe-
rapa penduduk Yerusalem, yang tampaknya berpra-
sangka paling buruk terhadap-Nya dibandingkan semua
yang lainnya (ay. 25). Kita mungkin berpikir bahwa
orang-orang yang tinggal di dalam sumber pengetahuan
dan sumber agama seharusnya paling bersedia mene-
Injil Yohanes 7:14-36
465
rima Mesias, namun yang terbukti justru sebaliknya.
Orang-orang yang memiliki kelimpahan sarana pe-
ngetahuan dan anugerah, jika mereka tidak dibuat men-
jadi lebih baik olehnya, biasanya dibuat menjadi lebih
buruk. Yesus Tuhan kita sering kali mendapatkan sam-
butan terburuk dari orang-orang yang seharusnya
memberi-Nya sambutan yang terbaik. Akan namun , bu-
kan tanpa alasan jika sampai ada ungkapan yang ber-
bunyi, semakin dekat gereja semakin jauh dari Tuhan .
Orang-orang Yerusalem ini memperlihatkan hasrat
jahat mereka terhadap Kristus,
Pertama, dengan menyalahkan para pemimpin mere-
ka, sebab mereka membiarkan-Nya begitu saja: “Bu-
kankah Dia ini yang mereka mau bunuh?” Orang ramai
yang berdatangan dari berbagai desa ke pesta itu tidak
mencurigai adanya suatu rancangan tertentu yang se-
dang dibuat untuk melawan-Nya, dan sebab itu mere-
ka berkata, “Siapakah yang berusaha membunuh Eng-
kau?” (ay. 20). Akan namun , orang-orang yang dari Yeru-
salem mengetahui rancangan itu, dan berusaha mema-
nas-manasi para pemimpin mereka untuk segera me-
laksanakannya: “Bukankah Dia ini yang mereka mau
bunuh? Mengapa mereka belum juga melakukannya?
Siapa yang menghalang-halangi mereka? Mereka ber-
kata bahwa mereka berencana untuk menyingkirkan-
Nya, namun , lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan
mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mung-
kinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia
yaitu Kristus?” (ay. 26). Di sini mereka dengan licik
dan jahat menyindir tentang dua hal untuk membuat
para pemimpin mereka geram terhadap Kristus, sesuai
dengan tujuan mereka untuk memanas-manasi para
pemimpin mereka:
1. Bahwa dengan membiarkan ajaran-Nya begitu saja,
para pemimpin itu (menurut hasutan orang-orang
Yerusalem ini) menginjak-injak wewenang mereka
sendiri. “Haruskah orang yang dinyatakan bersalah
oleh Mahkamah Agama sebagai penipu dibiarkan be-
466
gitu saja berbicara dengan leluasa, tanpa ditegur
atau ditentang? Ini kan sama saja dengan membuat
penghakiman mereka itu hanyalah sebuah brutem
fulmen – ancaman yang sia-sia. Jika para pemimpin
kita membiarkan diri mereka diinjak-injak seperti
itu, salah mereka sendiri jika nanti tidak ada orang
yang menghormati mereka atau hukum-hukum me-
reka.” Perhatikanlah, penganiayaan-penganiayaan
hebat sering kali dilakukan dengan berdalih demi
mendukung pihak penguasa dan pemerintah.
2. Bahwa dengan mengatakan hal itu mereka membuat
orang banyak mempertanyakan penghakiman para
pemimpin mereka. Apakah mereka sudah tahu bah-
wa Dia yaitu Kristus? Pertanyaan ini diucapkan
dengan nada sinis, “Bagaimana mungkin mereka
mengubah pendirian mereka? Penemuan baru apa
lagi yang sudah mereka dapat? Mereka memberi
orang banyak kesempatan untuk berpikir bahwa me-
reka mempercayai Dia sebagai Kristus, dan sebab
itu penting bagi mereka untuk bertindak tegas mela-
wan-Nya, untuk membersihkan segala kecurigaan
orang terhadap mereka.” Demikianlah para pemim-
pin, yang membuat orang banyak memusuhi Kris-
tus, telah menjadikan mereka anak-anak neraka
yang dua kali lebih jahat dari pada mereka sendiri
(Mat. 23:15). saat agama dan pengakuan akan
nama Kristus sudah dianggap ketinggalan zaman,
dan sebab itu tidak bergengsi lagi, maka banyak
orang menjadi sangat tergoda untuk menganiaya
dan menentang agama dan pengakuan akan nama
Kristus itu. Mereka melakukan ini hanya supaya
tidak dianggap tertarik kepada agama dan nama
Kristus. Untuk alasan inilah orang-orang yang mur-
tad dan keturunan yang sudah bejat dari para
orangtua yang baik, kadang-kadang bertindak lebih
buruk lagi dibandingkan orang lain, seolah-olah mereka
ingin menghapuskan noda pengakuan agama yang
telah dibuat oleh orangtua mereka. Sungguh meng-
herankan bahwa para pemimpin, yang sudah dipa-
Injil Yohanes 7:14-36
467
nas-panasi seperti itu, tidak menangkap Kristus. Na-
mun, waktu-Nya belum tiba, dan Tuhan dapat meng-
ikat tangan manusia di dalam kekaguman untuk
sementara waktu, meskipun Dia tidak akan meng-
ubah hati mereka.
Kedua, dengan penolakan mereka bahwa Dia yaitu
Kristus, yang di dalamnya tampak ada lebih banyak
kebencian dibandingkan inti permasalahan yang sesungguh-
nya (ay. 27). “Jika para pemimpin menganggap Dia se-
bagai Kristus, kami tidak dapat dan tidak akan mem-
percayainya, sebab kami dapat membantahnya dengan
pernyataan ini, yaitu bahwa tentang orang ini kita tahu
dari mana asal-Nya, namun bilamana Kristus datang,
tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya.”
Di sini ada kesalahan dalam membuat bantahan, sebab
pernyataan-pernyataan yang diajukan sudah ad idem –
disesuaikan dengan pandangan si pembuat bantahan itu
sendiri.
1. Jika mereka berbicara tentang sifat ilahi-Nya, maka
benar bahwa saat Kristus datang tidak ada se-
orang pun yang tahu dari mana asal-Nya, sebab Dia
yaitu Imam menurut peraturan Melkisedek, yang
tidak bersilsilah, dan yang permulaan-Nya sudah se-
jak purbakala, sejak dahulu kala (Mi. 5:2). Jadi ti-
daklah benar bahwa tentang orang ini mereka tahu
dari mana asal-Nya, sebab mereka tidak tahu sifat
ilahi-Nya atau bagaimana Firman itu telah menjadi
manusia.
2. Jika mereka berbicara tentang sifat manusiawi-Nya,
maka benar bahwa mereka tahu dari mana asal-Nya,
siapa ibu-Nya, dan di mana Dia dibesarkan. Akan
namun , salah jika pernah dikatakan tentang Mesias
bahwa tidak seorang pun tahu dari mana asal-Nya,
sebab sudah diberitahukan sebelumnya di mana Dia
akan dilahirkan (Mat. 2:4-5).
Perhatikanlah:
(1) Bagaimana mereka merendahkan-Nya, sebab
mereka tahu dari mana asal-Nya. Keakraban me-
468
nimbulkan rasa kurang hormat, dan kita cende-
rung merendahkan orang-orang besar yang kita
ketahui bagaimana mereka dulu berjuang untuk
sampai ke puncak. Orang-orang kepunyaan Kris-
tus sendiri tidak menerima-Nya, sebab Dia ha-
nyalah salah seorang dari mereka. Padahal, sebe-
narnya justru sebab alasan ini seharusnya me-
reka mengasihi-Nya, dan bersyukur bahwa bang-
sa mereka dan generasi mereka diberi kehormat-
an untuk melihat kemunculan-Nya.
(2) Bagaimana mereka secara tidak adil berusaha
memperkuat dasar prasangka mereka dengan
memakai ayat-ayat Kitab Suci, seolah-olah Kitab
Suci mendukung prasangka mereka, padahal
tidak ada hal seperti itu di dalam Kitab Suci.
Oleh sebab itulah orang sering keliru mengenai
Kristus, sebab mereka tidak mengerti Kitab Suci.
[2] Tanggapan Kristus terhadap keberatan ini (ay. 28-29).
Pertama, Dia berbicara dengan leluasa dan berani,
waktu Dia mengajar di Bait Tuhan , Ia berseru, Dia me-
ngatakan hal ini lebih keras dibandingkan hal-hal lain yang
dikatakan-Nya dalam pengajaran-Nya,
1. Untuk mengungkapkan kesungguhan-Nya, sebab
Dia berdukacita sebab kedegilan mereka. Kebenar-
an bisa saja dinyatakan dengan berapi-api, namun
tanpa amarah yang meluap-luap. Kita bisa mengajar
para pembantah dengan tegas, namun juga tetap
dengan lemah lembut.
2. Para imam dan orang-orang yang berprasangka ter-
hadap-Nya tidak datang mendekat untuk mende-
ngarkan ajaran-Nya, dan sebab itu Dia harus ber-
bicara dengan lebih lantang dibandingkan biasanya agar
mereka dapat mendengarkan perkataan-Nya. Siapa
yang bertelinga, hendaklah ia mendengar.
Kedua, Dia menanggapi keluhan mereka,
1. Dengan cara menyetujui, membenarkan bahwa me-
reka memang tahu atau dapat mengetahui asal-
usul-Nya secara daging: “Memang Aku kamu kenal
Injil Yohanes 7:14-36
469
dan kamu tahu dari mana asal-Ku. Kamu tahu bah-
wa Aku berasal dari bangsa kamu sendiri, dan me-
rupakan salah seorang dari antara kamu sendiri.”
Bukanlah suatu penghinaan bagi ajaran Kristus
bahwa di dalamnya ada hal-hal yang bisa di-
mengerti oleh orang-orang yang paling hina, ada
kebenaran-kebenaran yang sudah jelas, yang bisa
diungkapkan bahkan dengan terang kodrati, yang
tentangnya kita dapat berkata, “Kita tahu dari mana
asalnya ajaran ini.” “Aku kamu kenal, kamu pikir
kamu mengenal-Ku, namun kamu keliru. Kamu
menganggap Aku anak tukang kayu, dan lahir di
Nazaret, namun yang sebenarnya tidaklah demikian.”
2. Dengan cara menyangkal, menolak bahwa apa yang
mereka lihat di dalam diri-Nya, dan apa yang mereka
ketahui tentang-Nya, yaitu semua yang harus dike-
tahui tentang Dia, dan sebab itu, jika mereka tidak
mencari-cari lebih jauh lagi, mereka menghakimi ha-
nya dengan apa yang tampak. Mereka mungkin tahu
dari mana asal-Nya, dan di mana Dia dilahirkan, te-
tapi Dia akan memberi tahu mereka apa yang tidak
mereka ketahui, yaitu dari siapa Dia datang.
(1) Bahwa Dia datang bukan atas kehendak-Nya sen-
diri, bahwa Dia tidak pergi tanpa diutus, atau da-
tang secara pribadi, namun demi kepentingan se-
mua orang.
(2) Bahwa Dia diutus oleh Bapa-Nya. Hal ini dise-
butkan dua kali: Dia telah mengutus Aku, dan
lagi, “Dia telah mengutus Aku, untuk mengatakan
apa yang Kukatakan, dan melakukan apa yang
Kulakukan.” Dia sangat yakin betul akan hal ini,
dan sebab itu Dia tahu bahwa Bapa-Nya akan
mendukung-Nya. Dan kita pun harus yakin hal
itu, supaya dengan rasa percaya diri yang kudus
kita dapat datang kepada Tuhan melalui Dia.
(3) Bahwa Dia berasal dari Bapa-Nya, par’ autou eimi
– Aku berasal dari-Nya, tidak hanya diutus oleh-
Nya seperti hamba yang diutus oleh tuannya, te-
tapi juga berasal dari-Nya melalui kelahiran ke-
470
kal, seperti anak yang berasal dari ayahnya, me-
lalui pemancaran sinar yang hakiki, seperti si-
nar-sinar yang memancar dari matahari.
(4) Bahwa Bapa yang mengutus-Nya yaitu benar.
Dia telah berjanji untuk mengirimkan Mesias,
dan, meskipun orang-orang Yahudi telah kehi-
langan janji ini, Dia yang membuat janji itu ada-
lah benar, dan telah menepatinya. Dia telah ber-
janji bahwa Mesias akan melihat keturunan-Nya,
dan akan berhasil di dalam pekerjaan-Nya. Dan,
meskipun orang-orang Yahudi secara umum me-
nolak Dia dan Injil-Nya, Dia tetap benar, dan
akan memenuhi janji-Nya dalam memanggil
orang-orang bukan-Yahudi.
(5) Bahwa orang-orang Yahudi yang tidak percaya
ini tidak mengenal Bapa: Aku diutus oleh Dia
yang benar yang tidak kamu kenal. Ada banyak
ketidaktahuan tentang Tuhan bahkan di antara
banyak orang yang berpengetahuan sekalipun.
Dan alasan yang sebenarnya mengapa orang me-
nolak Kristus yaitu sebab mereka tidak menge-
nal Tuhan , sebab ada keharmonisan yang begitu
indah dari sifat-sifat ilahi di dalam pekerjaan
penebusan, dan ada keselarasan yang begitu me-
ngagumkan di antara agama alamiah dan agama
wahyu, sehingga pengetahuan yang benar akan
agama alamiah itu tidak hanya akan mengakui,
namun juga akan mengantar manusia kepada aga-
ma wahyu.
(6) Yesus Tuhan kita mengenal dekat Bapa yang
mengutus-Nya: namun Aku kenal Dia. Dia menge-
nal-Nya dengan begitu baik sehingga sama sekali
tidak ragu mengenai tugas perutusan-Nya oleh
Dia, melainkan seutuhnya yakin akan hal itu.
Dia sama sekali tidak buta mengenai pekerjaan
yang harus dilakukan-Nya, melainkan sepenuh-
nya memahaminya (Mat. 11:27).
[3] Kemarahan yang ditimbulkan perkataan ini terhadap
musuh-musuh-Nya, yang membenci-Nya sebab Dia
Injil Yohanes 7:14-36
471
memberi tahu mereka apa yang benar (ay. 30). Mereka
berusaha menangkap Dia, menindak-Nya dengan keke-
rasan, bukan hanya untuk berbuat jahat kepada-Nya
namun juga dengan satu atau lain cara untuk membu-
nuh-Nya. Akan namun , dengan dikendalikan oleh kuasa
yang tidak terlihat, hal itu dicegah. Tidak ada seorang
pun yang menyentuh Dia, sebab waktu-Nya belum tiba.
Ini bukanlah alasan mengapa mereka tidak melakukan-
nya, melainkan alasan mengapa Tuhan menghalang-
halangi mereka untuk melakukannya.
Perhatikanlah:
Pertama, hamba-hamba yang setia menyampaikan
kebenaran-kebenaran Tuhan , meskipun mereka sudah
bersikap sangat hati-hati dan lemah lembut, haruslah
sadar bahwa mereka pasti akan dibenci dan dianiaya
oleh orang-orang yang merasa tersiksa oleh kesaksian
mereka (Why. 11:10).
Kedua, Tuhan membelenggu orang-orang jahat, dan,
apa pun kejahatan yang ingin mereka lakukan, mereka
tidak dapat berbuat melebihi apa yang diizinkan Tuhan
kepada mereka. Kebencian para penganiaya tidaklah
berdaya sekalipun kebencian itu sangat membara, dan,
meskipun Iblis merasuki hati mereka, sebab Tuhan
membelenggu tangan mereka.
Ketiga, hamba-hamba Tuhan terkadang dilindungi se-
cara menakjubkan oleh sarana-sarana yang tidak dapat
dipahami dan tidak dapat dijelaskan. Musuh-musuh
mereka pada akhirnya tidak melakukan kejahatan yang
telah mereka rencanakan, namun baik mereka sendiri
maupun orang lain tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka tidak melakukannya.
Keempat, waktu Kristus telah ditetapkan, yaitu un-
tuk menyelesaikan hari-hari dan pekerjaan-pekerjaan-
Nya di bumi. Demikian pula halnya dengan waktu se-
mua umat dan hamba-Nya. Sebelum waktu mereka itu
tiba, segala rencana usaha musuh-musuh mereka ter-
hadap mereka tidak akan berhasil. Hari-hari mereka
akan diperpanjang selama Tuan mereka masih mempu-
472
nyai pekerjaan untuk mereka lakukan. Segala kuasa
maut dan kuasa dunia pun tidak akan menguasai mere-
ka, sebelum mereka menyelesaikan kesaksian mereka.
[4] Pengaruh baik yang ditimbulkan oleh perkataan Kris-
tus, kendati dengan semuanya itu, terhadap sebagian
orang yang mendengarkan-Nya (ay. 31): Di antara orang
banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya. Sama
seperti Dia ditentukan untuk kejatuhan sebagian orang,
demikian pula Dia ditentukan untuk kebangkitan seba-
gian yang lain. Sekalipun Injil menjumpai perlawanan,
masih saja ada banyak kebaikan yang bisa diperbuat di
dalamnya (1Tes. 2:2).
Perhatikanlah di sini:
Pertama, siapakah orang-orang yang percaya itu.
Tidak sedikit, namun banyak, lebih dibandingkan apa yang
disangka orang saat arus mengalir begitu deras me-
nuju arah berlawanan. Akan namun , yang banyak ini
yaitu mereka dari kalangan orang biasa, ek tou ochlou
– dari kalangan orang banyak, orang ramai, orang-orang
rendahan, gerombolan massa, rakyat jelata, demikian
yang mungkin akan disebutkan sebagian orang. Kita
tidak boleh mengukur kemajuan Injil berdasarkan ke-
berhasilannya di antara para pembesar. Sebaliknya,
hamba-hamba Tuhan juga tidak boleh berkata bahwa
pekerjaan mereka sia-sia, bila tidak ada orang lain ke-
cuali hanya orang miskin dan orang-orang yang tidak
terpandang yang menerima Injil (1Kor. 1:26).
Kedua, apa yang mendorong mereka untuk percaya:
mujizat-mujizat yang diadakan-Nya, yang bukan hanya
merupakan penggenapan nubuatan-nubuatan Perjanji-
an Lama (Yes. 35:5-6), namun juga merupakan bukti
akan kuasa ilahi. Dia yang memiliki kemampuan untuk
melakukan apa yang hanya dapat dilakukan Tuhan , yaitu
mengendalikan dan mengatasi kuasa-kuasa alam, pasti
juga memiliki wewenang untuk menjadikan apa yang
hanya dapat dijadikan Tuhan , yaitu suatu hukum yang
akan mengikat hati nurani, dan suatu kovenan yang
akan memberikan kehidupan.
Injil Yohanes 7:14-36
473
Ketiga, betapa lemahnya iman mereka: mereka tidak
menyatakan dengan tegas, seperti yang diperbuat
orang-orang Samaria, bahwa Dialah benar-benar Kris-
tus. Sebaliknya, mereka hanya berbantah, apabila Kris-
tus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih ba-
nyak mujizat dari pada yang telah diadakan oleh Dia
ini? Mereka menerima begitu saja bahwa Kristus akan
datang, dan saat Dia datang, Dia akan mengadakan
banyak mujizat. “Kalau begitu, apakah Dia ini orang-
nya? Di dalam Dia kita melihat segala kuasa ilahi yang
kita percayai akan muncul dalam diri Mesias, meskipun
kita tidak melihat segala kemegahan duniawi yang kita
impi-impikan itu ada pada-Nya. Dan sebab itu, mung-
kinkah Dia ini orangnya?” Mereka mempercayai semua-
nya ini, namun tidak berani mengakuinya. Perhatikanlah,
sekalipun lemah, iman yang demikian bisa saja meru-
pakan iman yang benar, dan akan dipandang demikian,
diterima demikian, oleh Tuhan Yesus, yang tidak me-
mandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil.
(2) Ke mana Dia akan pergi (ay. 32-36).
Di sini perhatikanlah:
[1] Rancangan orang-orang Farisi dan imam-imam kepala
untuk melawan-Nya (ay. 32).
Pertama, yang memancing kemarahan mereka ada-
lah berita yang dibawa kepada mereka oleh mata-mata
mereka sendiri, yang menyusup ke tengah-tengah orang
banyak untuk mendengar percakapan mereka. Mata-
mata ini mengumpulkan segala cerita untuk diberitahu-
kan kepada penguasa-penguasa mereka yang iri hati,
bahwa orang banyak membisikkan hal-hal ini dan itu
mengenai Dia, bahwa ada banyak orang yang menghor-
mati dan menghargai Dia, kendati dengan segala usaha
yang sudah mereka perbuat untuk membuat-Nya diben-
ci orang. Meskipun orang banyak hanya bisa berbisik-
bisik saja dan tidak berani menyuarakannya, orang-
orang Farisi sangat marah sebab nya. Adillah bila ke-
adilan suatu pemerintah dicurigai oleh orang lain, jika
pemerintah itu sendiri begitu curiga dengan dirinya sen-
474
diri sampai bersedia peduli dan dipengaruhi oleh bisik-
an-bisikan rahasia yang beraneka ragam dan yang tidak
tentu ujungnya dari rakyat biasa. Orang-orang Farisi
memandang diri mereka sendiri sangat berharga berda-
sarkan penghormatan yang diberikan orang banyak ke-
pada mereka, dan mereka sadar betul bahwa jika Kris-
tus makin besar seperti itu, maka mereka harus makin
kecil.
Kedua, rencana yang mereka akan buat sesudah ini
yaitu menangkap Yesus dan membawa-Nya ke dalam
tahanan: Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi me-
nyuruh penjaga-penjaga Bait Tuhan untuk menangkap-
Nya, bukan untuk menangkap orang-orang yang berbi-
sik-bisik mengenai Dia dan menakuti-nakuti mereka.
Tidak, cara yang paling jitu untuk mencerai-beraikan
kawanan domba yaitu dengan membunuh gembala-
nya. Orang-orang Farisi tampaknya merupakan biang
keladi dalam penangkapan ini, namun mereka, dengan
sendirinya, tidak memiliki kuasa, dan sebab itu me-
reka mengajak imam-imam kepala, hakim-hakim peng-
adilan agama, untuk bergabung bersama mereka, dan
mereka ini pasti akan bersedia melakukannya. Orang-
orang Farisi paling gemar mengaku-ngaku bahwa mere-
ka yaitu orang-orang yang berpendidikan, sedangkan
imam-imam kepala paling gemar mengaku-ngaku bah-
wa mereka bertugas menguduskan orang. Sama seperti
dunia tidak mengenal Tuhan oleh hikmatnya dan para
filsuf besar melakukan kesalahan-kesalahan besar da-
lam memandang agama alamiah, demikian pula jemaat
Yahudi tidak mengenal Kristus oleh hikmat mereka, dan
para rabi besar mereka sangat luar biasa bodoh dalam
mengenal Dia. Bukan itu saja, mereka bahkan menjadi
musuh-musuh bebuyutan Kristus. Para pemimpin yang
jahat itu memiliki para penjaga, yang bertugas di
pengadilan dan di antara jemaat. Penjaga-penjaga ini
mereka pergunakan untuk menangkap Kristus, dan me-
reka ini selalu siap sedia melakukan tugas, meskipun
itu tugas yang jahat. Jika para pegawai Saul tidak mau
maju dan membunuh para imam TUHAN, ia masih mem-
Injil Yohanes 7:14-36
475
punyai seorang penggembala yang mau melakukannya
(1Sam. 22:17-18).
[2] Pembicaraan Yesus Tuhan kita sesudah ini (ay. 33-34):
“Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan
sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah meng-
utus Aku. Kamu akan mencari Aku, namun tidak akan
bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke
tempat di mana Aku berada.” Perkataan ini, seperti tiang
awan dan api, memiliki sisi terang dan sisi gelapnya.
Pertama, perkataan itu memiliki sisi terang bagi
Yesus Tuhan kita sendiri, dan memberi penghiburan
yang berlimpah kepada-Nya dan kepada para pengikut-
Nya yang setia yang akan mengalami berbagai kesulitan
dan bahaya demi Dia. Ada tiga hal yang dipakai Kristus
untuk menghibur diri-Nya sendiri di sini: –
1. Bahwa Dia hanya memiliki sedikit waktu untuk
terus tinggal di sini di dunia yang menyusahkan ini.
Dia melihat bahwa Dia tidak akan pernah meng-
alami hari yang tenang bersama mereka. Akan te-
tapi, untunglah, peperangan-Nya akan segera usai,
dan kemudian Dia tidak akan ada lagi di dalam
dunia (17:11). Tak peduli dengan siapa pun kita ber-
ada di dunia ini, dengan kawan ataupun lawan, itu
hanya sebentar saja kita berada bersama mereka.
Kenyataan ini merupakan suatu penghiburan bagi
orang-orang yang ada di dunia, namun tidak bagi
mereka yang berasal dari dunia. sebab itu mereka
yang dari dunia ini merasa benci dan muak dengan
kenyataan tersebut, bahwa mereka tidak akan selalu
berada di dalam dunia ini, bahwa mereka tidak akan
lama berada di dalamnya. Kita harus berada ber-
sama semak-semak duri itu selama beberapa waktu,
namun syukur kepada Tuhan , ini hanya sebentar saja,
dan kemudian kita pun akan pergi jauh dari mereka.
Hari-hari kita ini jahat, namun untunglah hari-hari
itu sedikit saja.
2. Bahwa, saat Dia meninggalkan dunia yang menyu-
sahkan ini, Dia harus pergi kepada Dia yang telah
476
mengutus-Nya: Aku pergi. Bukan “Aku diusir dengan
paksa,” melainkan “Aku pergi dengan sukarela. Se-
sudah menyelesaikan tugas-Ku sebagai duta, Aku
kembali kepada Dia yang telah mengutus Aku. Sete-
lah Aku menyelesaikan pekerjaan-Ku bersama ka-
mu, barulah, dan hanya baru pada saat itulah, Aku
pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan yang
akan menerima Aku, yang akan menyambut-Ku, se-
perti duta-duta yang akan disambut saat mereka
kembali pulang.” Kegeraman mereka terhadap-Nya
bukan saja tidak akan menghalang-halangi-Nya me-
lainkan juga justru akan mempercepat-Nya untuk
sampai pada kemuliaan dan sukacita yang telah di-
persiapkan bagi-Nya. Biarlah orang-orang yang men-
derita sebab Kristus menghibur diri mereka dengan
hal ini, bahwa ada Tuhan yang dapat mereka datangi,
dan yang kepada-Nya mereka akan pergi, pergi de-
ngan cepat, untuk bersama-sama dengan Dia sela-
ma-lamanya.
3. Bahwa, meskipun mereka menganiaya-Nya di sini,
ke mana pun Dia pergi, tak satu pun penganiayaan
mereka itu akan dapat mengikuti-Nya ke sorga:
Kamu akan mencari Aku, namun tidak akan bertemu
dengan Aku. Dengan permusuhan yang mereka tun-
jukkan kepada para pengikut-Nya sesudah Dia
pergi, tampak bahwa seandainya mereka dapat men-
jangkau-Nya, mereka pasti akan menganiaya-Nya:
“namun kamu tidak dapat masuk ke dalam Bait Tuhan
yang itu seperti kamu dapat masuk ke dalam Bait
Tuhan yang ini.” Di mana Aku berada maksudnya di
mana Aku akan berada pada waktu itu. Hal ini di-
ungkapkan-Nya dengan cara demikian sebab se-
kalipun Dia masih berada di bumi, Dia juga berada
di sorga, oleh sebab sifat ilahi dan kasih sayang
ilahi-Nya (3:13). Atau, perkataan itu menunjukkan
bahwa hanya tinggal sebentar lagi Dia akan berada
di bumi, sehingga sekarang pun rasanya Dia sudah
berada di sorga. Perhatikanlah, kebahagiaan orang-
orang kudus yang sudah mulia semakin bertambah
Injil Yohanes 7:14-36
477
sebab mereka berada di luar jangkauan Iblis dan
semua anteknya yang jahat.
Kedua, perkataan ini memiliki sisi hitam dan ge-
lap bagi orang-orang Yahudi yang jahat itu, yang mem-
benci dan menganiaya Kristus. Mereka sekarang ingin
segera mengusir-Nya, menjauhkan-Nya dari bumi ini.
Akan namun , biarlah mereka tahu,
1. Bahwa sesuai dengan pilihan mereka, itulah yang
akan menjadi nasib mereka. Mereka berusaha keras
untuk mengusir-Nya dari mereka, dan dosa mereka
ini pasti akan menghukum mereka. Dia tidak akan
berlama-lama menyusahkan mereka, sebab seben-
tar saja Dia akan meninggalkan mereka. Adil bagi
Tuhan untuk mencampakkan orang-orang yang me-
mandang kehadiran-Nya sebagai beban. Tidak ada
lagi yang diperlukan untuk membuat orang-orang
yang muak dengan Kristus merasa sengsara, ke-
inginan mereka sendiri sudah cukup untuk itu.
2. Bahwa mereka pasti akan menyesali pilihan yang
sudah mereka buat saat waktunya sudah sangat
terlambat.
(1) Mereka akan mencari kehadiran Mesias dengan
sia-sia: “Kamu akan mencari Aku, namun tidak
akan bertemu dengan Aku. Kamu akan mengha-
rapkan Kristus untuk datang, namun matamu
tidak akan melihat-Nya, dan kamu tidak akan
pernah menemukan-Nya.” Orang-orang yang me-
nolak Mesias yang benar saat Dia datang akan
dengan adil ditinggalkan di dalam pengharapan
yang menyedihkan dan tanpa akhir, sebab apa
yang mereka nantikan itu tidak akan pernah
datang. Atau, perkataan ini mungkin merujuk
pada keadaan para pendosa yang pada akhirnya
ditolak untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan
dan anugerah Kristus pada hari penghakiman
agung. Orang-orang yang sekarang mencari
Kristus pasti akan menemukan-Nya, namun akan
datang harinya saat mereka yang menolak-Nya
478
akan mencari-Nya, namun tidak akan menemukan
Dia (Ams. 1:28). Dengan sia-sia mereka akan ber-
seru, “Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!” Atau,
mungkin perkataan ini digenapi di dalam ke-
putusasaan sebagian orang Yahudi, yang mung-
kin bisa diyakinkan namun tidak juga mau berto-
bat. Dengan sia-sia mereka akan berharap untuk
melihat Kristus dan mendengar-Nya berkhotbah
lagi, namun pada saat itu hari-hari anugerah
telah berakhir (Luk. 17:22). Akan namun , ini be-
lum semuanya.
(2) Dengan sia-sia mereka akan berharap mendapat-
kan suatu tempat di sorga: Di mana Aku berada,
dan di mana semua orang percaya akan berada
bersama-Ku, ke sana kamu tidak dapat datang.
Mereka dikucilkan bukan hanya sebab keputus-
an hakim yang adil dan tidak dapat diganggu
gugat dan sebab ada pedang malaikat di setiap
pintu gerbang di Yerusalem yang baru untuk
menjaga jalan ke pohon kehidupan dari mereka
yang tidak berhak untuk masuk, melainkan juga
sebab dihalang-halangi oleh kesalahan dan keti-
daksetiaan mereka sendiri: Kamu tidak dapat
datang, sebab kamu tidak akan mau. Orang-
orang yang membenci berada bersama Kristus, di
dalam firman dan ketetapan-ketetapan-Nya di
bumi, sangat tidak pantas berada bersama-Nya
di dalam kemuliaan-Nya di sorga, sebab sorga
tidak akan terasa seperti sorga bagi mereka.
Sampai sedemikianlah kebencian-kebencian jiwa
yang tidak kudus terhadap kebahagiaan yang
besar di alam itu.
[3] Tanggapan mereka sesudah mendengar perkataan ini (ay.
35-36): Mereka berkata seorang kepada yang lain, ke
manakah Ia akan pergi?
Lihatlah di sini:
Pertama, bagaimana bodoh dan butanya pikiran me-
reka sebab ketidakpedulian mereka sendiri. Sebelum-
Injil Yohanes 7:14-36
479
nya Ia sudah berkata dengan jelas ke mana Ia akan
pergi – kepada Dia yang mengutus-Nya, kepada Bapa-
Nya di sorga, namun tetap saja mereka bertanya, ke
manakah Ia akan pergi? dan apakah maksud perkataan
yang diucapkan-Nya ini? Yang benar-benar buta yaitu
orang yang tidak mau melihat, yang tidak mau
mendengarkan. Perkataan-perkataan Kristus jelas bagi
yang berpengertian, namun memang sulit bagi mereka
yang hanya mau berselisih saja.
Kedua, betapa kurang ajarnya mereka menghina
peringatan-peringatan Kristus itu. Bukannya gemetar
mendengar perkataan yang mengerikan itu, kamu akan
mencari Aku, namun tidak akan bertemu dengan Aku,
yang menyatakan kesengsaraan yang tak terperikan,
mereka malah mengolok-olok dan menertawakan an-
caman-Nya, seperti orang-orang berdosa yang mener-
tawakan kedahsyatan dan tidak pernah kecut hati itu
(Yes. 5:19); lihat juga Amos 5:18. Baiklah Tuhan lekas-
lekas melakukan tindakan-Nya. namun ingat, janganlah
kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan sema-
kin keras.
Ketiga, betapa berurat akarnya kebencian dan kege-
raman mereka terhadap Kristus. Yang melulu mereka
takutkan dalam kepergian-Nya itu yaitu bahwa Ia ti-
dak akan bisa mereka apa-apakan lagi: “Ke manakah Ia
akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan
Dia? Kalau Ia masih ada di atas bumi ini, kita pasti
menemukan Dia. Tidak ada satu tempat pun yang tidak
akan kita selidiki,” seperti yang dilakukan Ahab saat
mencari Elia (1Raj. 18:10).
Keempat, betapa congkaknya mereka memandang
rendah bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang mereka
panggil di sini sebagai orang-orang yang tinggal di
perantauan, di antara orang Yunani. Ini berarti orang-
orang Yahudi yang tersebar di antara orang-orang Yuna-
ni (Yak. 1:1; 1Ptr. 1:1). Akankah Ia pergi dan berurusan
dengan orang-orang bodoh itu? Atau juga berarti orang-
orang bukan-Yahudi yang tersebar di seluruh dunia,
sebagai lawan dari orang-orang Yahudi, yang terkumpul
480
di dalam satu jemaat dan bangsa. Akankah Ia berusaha
memenangkan hati mereka?
Kelima, betapa cemburunya mereka saat melihat
tanda-tanda bahwa bangsa-bangsa bukan-Yahudi akan
diberkati: “Akankah Ia pergi dan mengajar orang-orang
bukan Yahudi itu? Akankah Ia membawa ajaran-Nya
kepada mereka?” Mungkin mereka sudah mendengar
tentang penghormatan yang ditunjukkan-Nya kepada
bangsa-bangsa bukan-Yahudi, seperti dalam khotbah-
Nya di Nazaret, dan dalam kejadian dengan seorang per-
wira dan seorang wanita Kanaan. Dan tidak ada
yang lebih mereka takutkan selain bangsa-bangsa bu-
kan-Yahudi mendapat pengertian. Memang sangatlah
umum terjadi bahwa orang-orang yang sudah kehilang-
an kuasa agama akan sangat cemburu untuk mendapat
kekuasaan atas nama agama. Sekarang mereka mener-
tawakan kepergian-Nya untuk mengajar orang Yunani,
namun tidak lama kemudian, Ia sungguh benar-benar
mewujudkannya melalui rasul-rasul dan hamba-ham-
ba-Nya. Ia mengumpulkan orang-orang yang tersebar
itu, dan itu membuat orang Yahudi menderita dengan
perih (Rm. 10:19). Sungguh benar amsal Salomo itu,
apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan
menimpa dia.
Undangan Injil
(7:37-44)
37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan
berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! 38
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari
dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” 39 Yang dimaksudkan-
Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya;
sebab Roh itu belum datang, sebab Yesus belum dimuliakan. 40 Beberapa
orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu,
berkata: “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” 41 Yang lain berkata:
“Ia ini Mesias.” namun yang lain lagi berkata: “Bukan, Mesias tidak datang
dari Galilea! 42 sebab Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari
keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.”
43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak sebab Dia. 44 Bebe-
rapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, namun tidak ada seorang
pun yang berani menyentuh-Nya.
Injil Yohanes 7:37-44
481
Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang:
I. Perkataan Kristus, disertai dengan penjelasannya (ay. 37-39). Per-
nyataan yang ada di sini mungkin hanyalah penjelasan singkat
dari apa yang disampaikan-Nya secara panjang lebar, namun di
dalam pernyataan ini ada inti dari keseluruhan Injil. Inilah
undangan Injil untuk datang kepada Kristus, serta janji Injil akan
penghiburan dan kebahagiaan di dalam Dia.
Sekarang perhatikanlah:
1. Kapan Dia memberikan undangan ini: pada hari terakhir, yaitu
pada puncak perayaan, hari yang besar itu. Hari kedelapan,
yang mengakhiri perayaan khidmat itu, haruslah dimanfaat-
kan untuk mengadakan pertemuan kudus (Im. 23:36). Nah,
pada hari ini Kristus menyampaikan panggilan Injil ini sebab ,
(1) Banyak orang sedang berkumpul, dan, jika undangan itu
diberikan kepada banyak orang, mudah-mudahan saja se-
bagian dari mereka akan menerimanya (Ams. 1:20). Di
mana banyak orang berkumpul, di situ ada lebih banyak
kesempatan untuk berbuat baik.
(2) Orang banyak itu akan segera kembali ke rumah mereka
masing-masing, dan Dia ingin memberikan undangan ini
kepada mereka sebagai perkataan perpisahan dari-Nya.
saat suatu perkumpulan besar akan bubar dan orang-
orang akan berpencar, seperti yang kita lihat di sini, kita
haruslah tergerak untuk berpikir bahwa dalam segala ke-
mungkinan mereka tidak akan pernah berkumpul ber-
sama-sama lagi di dunia ini, dan sebab itu, jika kita dapat
berkata atau berbuat sesuatu untuk membantu mereka
masuk sorga, maka itulah waktu yang tepat. Sungguh baik
jika kita merasa gembira pada akhir suatu upacara peraya-
an. Kristus memberikan tawaran ini pada hari terakhir,
yaitu pada puncak perayaan,
[1] Kepada orang-orang yang menulikan telinganya terha-
dap pengajaran-Nya pada hari-hari sebelumnya dalam
minggu yang suci itu. Dia ingin mencoba mereka sekali
lagi, dan jika mereka mau mendengarkan-Nya kali ini,
maka mereka akan hidup.
482
[2] Kepada orang-orang yang mungkin tidak akan pernah
mendapatkan tawaran seperti ini lagi, dan sebab itu
mereka berkewajiban menerima tawaran ini sekarang
juga. Baru setengah tahun lagi akan ada perayaan lain,
dan pada saat itu mungkin saja banyak dari antara
mereka sudah terbaring di dalam kubur. Sesungguhnya,
waktu ini yaitu waktu perkenanan itu.
2. Bagaimana Dia memberikan undangan ini: Yesus berdiri dan
berseru, yang menunjukkan,
(1) Kesungguhan dan kegigihan-Nya yang besar. Hati-Nya su-
dah terpatri untuk membawa jiwa-jiwa yang malang ke-
pada-Nya. Tegaknya tubuh-Nya dan meningginya suara-
Nya menunjukkan betapa sungguh-sungguhnya segenap
pikiran-Nya itu. Kasih terhadap jiwa-jiwa akan membuat
pengkhotbah berapi-api.
(2) Keinginan-Nya agar semua orang memperhatikan dan me-
nerima undangan ini. Dia berdiri dan berseru, agar orang
banyak dapat mendengar-Nya dengan lebih baik, sebab
perkataan ini harus didengarkan oleh siapa saja yang ber-
telinga. Kebenaran Injil tidak akan mencoba sembunyi-
sembunyi, sebab kebenaran Injil tidak gentar menghadapi
pengujian apa pun. Sabda-sabda dewa-dewa kafir disam-
paikan secara rahasia oleh mereka yang berkeciap-ciap dan
berkomat-kamit, namun Firman Injil diberitakan oleh orang
yang berdiri dan berseru. Betapa menyedihkan keadaan
manusia, sehingga ia harus bersusah payah untuk berba-
hagia, namun betapa indahnya anugerah Kristus, sehingga
Dia mau bersusah payah supaya manusia berbahagia! Ayo,
hai semua orang (Yes. 55:1).
3. Undangan itu sendiri bersifat sangat umum: Barangsiapa
haus, siapa pun dia, dia diundang untuk datang kepada
Kristus, entah dia tinggi atau rendah, kaya atau miskin, muda
atau tua, budak atau orang merdeka, orang Yahudi atau orang
bukan-Yahudi. Undangan itu juga sangat murah hati: “Barang-
siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum. Barang-
siapa ingin mendapatkan kebahagiaan yang sejati dan kekal,
baiklah ia berserah kepada-Ku, dan diatur oleh-Ku, dan Aku
akan membantunya mendapatkan kebahagiaan itu.”
Injil Yohanes 7:37-44
483
(1) Orang-orang yang diundang yaitu mereka yang haus,
yang maksudnya yaitu ,
[1] Mengenai kemalangan nasib mereka, entah yang me-
nyangkut keadaan lahiriah mereka (barangsiapa yang
tidak mendapatkan penghiburan dari dunia ini, atau
yang lelah memikul salibnya, baiklah kemiskinan dan
penderitaannya itu menarik dia untuk datang kepada
Kristus untuk memperoleh kedamaian yang tidak dapat
diberikan atau diambil oleh dunia), atau yang menyang-
kut keadaan batiniah mereka: “Barangsiapa yang meng-
inginkan berkat-berkat rohani, dia dapat memperoleh-
nya dari-Ku.” Atau,
[2] Mengenai kecenderungan jiwa mereka dan keinginan-
keinginan hati mereka akan kebahagiaan rohani. Ba-
rangsiapa yang lapar dan haus akan kebenaran, yang
artinya, yang benar-benar menginginkan kehendak baik
Tuhan terhadap mereka dan pekerjaan baik Tuhan di da-
lam diri mereka.
(2) Undangan itu sendiri: Baiklah ia datang kepada-Ku. Baik-
lah ia tidak pergi ke upacara keagamaan belaka, yang tidak
akan dapat menenangkan ataupun memurnikan hati nu-
rani, dan sebab itu tidak dapat menyempurnakan mereka
yang datang mengambil bagian di dalamnya (Ibr. 10:1).
Baiklah juga ia tidak pergi mencari pengajaran kafir, yang
hanya memperdaya manusia, menuntun mereka ke hutan
rimba dan membiarkan mereka di sana begitu saja. namun ,
baiklah ia pergi kepada Kristus, mengakui ajaran-Nya, tun-
duk pada peraturan-Nya, dan percaya kepada-Nya. Baiklah
ia datang kepada-Nya sebagai Sumber air hidup, Pemberi
segala penghiburan.
(3) Kepuasan yang dijanjikan: “Baiklah ia datang dan minum,
maka ia akan mendapatkan apa yang dicarinya, bahkan
secara lebih berkelimpahan ia akan mendapatkan sesuatu
yang tidak hanya menyegarkan namun juga memenuhi jiwa
yang ingin berbahagia.”
4. Janji yang penuh kemurahan yang menyertai panggilan yang
penuh kemurahan ini (ay. 38): Barangsiapa percaya kepada-
Ku, dari dalam hatinya akan mengalir –
484
(1) Lihatlah di sini apa artinya datang kepada Kristus: Datang
kepada Kristus berarti percaya kepada-Nya, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci. Ini berarti menerima dan me-
nyambut-Nya sebagaimana Dia ditawarkan kepada kita di
dalam Injil. Kita tidak boleh membentuk Mesias menurut
angan-angan kita sendiri, namun harus percaya kepada
Kristus menurut Alkitab.
(2) Lihatlah bagaimana jiwa-jiwa yang haus, yang datang ke-
pada Kristus, akan dapat minum. Israel, yang percaya ke-
pada Musa, minum dari batu karang rohani yang mengikuti
mereka, dari aliran air yang mengucur dari batu itu. namun
orang-orang percaya minum dari batu karang yang ada di
dalam mereka, dari Kristus yang ada di dalam diri mereka.
Dia ada di dalam mereka seperti mata air yang terus-mene-
rus memancar (4:14). Persediaan yang dibuat bukan hanya
bagi kepuasan mereka saat ini melainkan juga bagi peng-
hiburan mereka secara terus-menerus.
Inilah:
[1] Air hidup, air yang mengalir, yang dalam bahasa Ibrani
disebut hidup sebab air itu masih bergerak. Anugerah-
anugerah dan penghiburan-penghiburan Roh diban-
dingkan dengan air hidup (artinya mengalir), sebab se-
mua anugerah dan penghiburan itu merupakan dasar,
bahan atau zat aktif yang menggiatkan kehidupan ro-
hani dan mendatangkan kesungguhan serta permulaan
hidup yang kekal (Yer. 2:13).
[2] Aliran-aliran air hidup menggambarkan keadaan yang
melimpah dan berkelanjutan. Penghiburan itu mengalir
secara berkelimpahan maupun secara terus-menerus se-
perti sungai, deras seperti aliran sungai yang menerjang
segala keraguan dan ketakutan. Di dalam Kristus, ada
kepenuhan anugerah demi anugerah.
[3] Air ini mengalir dari dalam hati-Nya, yang artinya, dari
dalam jiwa-Nya, yang merupakan sasaran pekerjaan
Roh dan takhta pemerintahan-Nya. Di sanalah dasar
atau bahan yang penuh kemurahan dan mulia itu dita-
nam, dan dari hati, yang di dalamnya Roh tinggal, ter-
pancarlah kehidupan (Ams. 4:23). Di sana penghiburan-
Injil Yohanes 7:37-44
485
penghiburan ilahi menetap, dan ada kesenangan yang
tidak dapat turut dirasakan orang lain. Barangsiapa per-
caya memiliki kesaksian itu di dalam dirinya (1Yoh.
5:10). Sat lucis intus – Terang bercahaya dengan melim-
pah di dalam. Lebih jauh, perhatikanlah, bilamana ter-
dapat sumber-sumber anugerah dan penghiburan di
dalam jiwa yang akan memancarkan aliran-aliran air itu:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air.
Pertama, anugerah dan penghiburan akan mengha-
silkan perbuatan-perbuatan baik, dan hati yang kudus
akan tampak dalam hidup yang kudus. Pohon dikenal
dari buahnya, dan mata air dikenal dari aliran airnya.
Kedua, anugerah dan penghiburan itu akan menam-
pakkan dirinya demi keuntungan orang lain. Orang baik
akan membawa kebaikan bagi semua. Mulut orang be-
nar yaitu sumber kehidupan (Ams. 10:11). Tidaklah
cukup jika kita minum air dari kulah kita sendiri, atau
jika kita sendiri mendapatkan penghiburan dari anuge-
rah yang diberikan kepada kita, namun kita juga harus
meluapkan mata air kita ke lapangan-lapangan (Ams.
5:15-16).
Perkataan “seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci”
tampaknya merujuk pada suatu janji di dalam Perjanji-
an Lama yang memiliki arti seperti yang ada di sini,
dan ada banyak di antaranya; misalnya bahwa Tuhan
akan mencurahkan Roh-Nya, yang merupakan kiasan
yang diambil dari air (Ams. 1:23; Yl. 2:28; Yes. 44:3; Za.
12:10); bahwa tanah kering akan memancarkan air (Yes.
41:18); bahwa akan ada sungai-sungai di padang belan-
tara (Yes. 43:19); bahwa jiwa-jiwa yang murah hati akan
menjadi seperti mata air (Yes. 58:11); dan bahwa jemaat
seperti sumber air hidup (Kid. 4:15). Dan perkataan yang
diucapkan di sini mungkin merupakan rujukan pada air
yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci pada
masa Yehezkiel (Yeh. 47:1). Bandingkan dengan Wahyu
22:1, dan lihat Zakharia 14:8. Dr. Lightfoot dan penulis
lainnya memberitahukan kepada kita bahwa orang-
orang Yahudi memiliki kebiasaan, yang mereka te-
rima dari adat istiadat nenek moyang, bahwa pada hari
486
terakhir puncak perayaan Pondok Daun mereka meng-
adakan upacara khusus, yang mereka sebut Libatio
aquæ – Pencurahan air. Mereka mengambil bejana emas
berisi air dari kolam Siloam, lalu membawanya ke Bait
Suci sambil diiringi bunyi sangkalala dan disertai
dengan upacara-upacara lain, dan, pada waktu mereka
naik ke mezbah, mereka mencurahkan air itu di hadap-
an Tuhan dengan segala ungkapan sukacita yang dapat
mereka tunjukkan. Beberapa penulis Yahudi meman-
dang air itu sebagai lambang hukum Taurat, dan meru-
juk pada Yesaya 12:3; 55:1. Sebagian penulis Yahudi
lainnya memandangnya sebagai lambang Roh Kudus.
Ada pikiran bahwa Juruselamat kita di sini mungkin
merujuk pada kebiasaan ini. Orang-orang percaya akan
mendapatkan penghiburan, bukan dari bejana air yang
diambil dari kolam melainkan dari sungai yang mengalir
dari dalam diri mereka sendiri. Sukacita hukum Taurat,
dan pencurahan air, yang melambangkan sukacita hu-
kum ini, tidaklah sebanding dengan sukacita Injil di
dalam sumber mata air keselamatan.
5. Inilah penjelasan dari penulis Injil ini mengenai janji itu (ay.
39): Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh: bukan keuntungan-ke-
untungan lahiriah yang diberikan kepada orang-orang percaya
(seperti yang mungkin sudah disalah mengerti oleh sebagian
orang) melainkan berbagai pemberian, anugerah, dan penghi-
buran Roh. Lihatlah bagaimana Alkitab merupakan penafsir
yang terbaik bagi Alkitab sendiri.
Perhatikanlah:
(1) Dijanjikan kepada semua orang yang percaya kepada Kris-
tus bahwa mereka akan menerima Roh Kudus. Sebagian
orang menerima karunia-karunia mujizat-Nya (Mrk. 16:17-
18), namun semua orang menerima anugerah-anugerah-Nya
yang menguduskan. Karunia Roh Kudus merupakan salah
satu berkat besar yang dijanjikan di dalam Kovenan Baru
(Kis. 2:39), dan, jika itu dijanjikan, pasti akan digenapi bagi
semua orang yang berkepentingan di dalam kovenan itu.
(2) Roh yang berdiam dan bekerja di dalam orang-orang per-
caya yaitu seperti sumber aliran-aliran air hidup, yang
Injil Yohanes 7:37-44
487
mengalirkan banyak aliran-aliran air, yang menyejukkan
dan membersihkan seperti air, menenangkan dan melem-
babkan seperti air, membuat mereka berbuah, dan mem-
buat yang lain bersukacita (3:5). saat para rasul berbi-
cara dengan begitu lancar mengenai perkara-perkara Tuhan ,
seperti perkataan yang diberikan Roh kepada mereka (Kis.
2:4), dan sesudah itu memberitakan serta menulis Injil
Kristus dengan kefasihan ilahi yang mengalir begitu deras,
maka janji ini digenapi, “Dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup.”
(3) Pencurahan Roh yang berlimpah-limpah ini masih merupa-
kan janji pada waktu itu, sebab Roh itu belum datang, ka-
rena Yesus belum dimuliakan.
Lihatlah di sini:
[1] Bahwa Yesus belum dimuliakan. Sudah pasti bahwa Dia
akan dimuliakan, dan Dia tetap layak mendapatkan se-
gala penghormatan. Namun, pada waktu itu Dia masih
dalam keadaan merendahkan diri dan hina. Sekalipun
demikian, Dia tidak pernah kehilangan kemuliaan yang
sudah dimiliki-Nya sebelum alam semesta dijadikan,
malah Dia kini berhak mendapatkan kemuliaan yang
lain lagi, dan, selain kehormatan-kehormatan bawaan
yang sudah dimiliki-Nya, Dia juga dapat menuntut
mahkota yang berhasil diraih-Nya melalui tugas kepeng-
antaraan-Nya. Namun demikian, semua ini disediakan
bagi-Nya nanti. Yesus sekarang dipegang (Yes. 42:1), di-
puaskan (Yes. 53:11), dan dibenarkan (1Tim. 3:16), na-
mun Dia belum dimuliakan. Dan jika Kristus saja harus
menantikan kemuliaan-Nya, maka janganlah kita meng-
anggapnya sebagai beban berat bila kita harus menanti-
kan kemuliaan kita.
[2] Bahwa Roh Kudus belum diberikan, oupō gar hēn
pneuma – sebab Roh Kudus belum datang. Roh Tuhan
berasal dari kekekalan, sebab pada mulanya Dia mela-
yang-layang di atas permukaan air. Memang Roh Kudus
sudah ada dalam diri nabi-nabi dan orang-orang kudus
pada zaman Perjanjian Lama, dan baik Zakharia mau-
pun Elisabet keduanya penuh dengan Roh Kudus. Na-
488
mun, perkataan ini harus dimengerti sebagai pencurah-
an Roh yang bersifat terbuka, berkelimpahan, dan
umum sesuai seperti yang sudah dijanjikan dalam Yoel
2:28, dan digenapi dalam Kisah Para Rasul 2:1, dan
seterusnya. Roh Kudus belum diberikan dengan cara
yang terlihat seperti yang dimaksudkan. Jika kita mem-
bandingkan pengetahuan yang jelas dan anugerah yang
kuat dalam diri murid-murid Kristus sendiri, sesudah
hari Pentakosta, dengan kegelapan dan kelemahan me-
reka sebelumnya, maka kita akan mengerti dalam peng-
ertian apa Roh Kudus belum diberikan. Kesungguhan-
kesungguhan dan buah-buah sulung dari Roh sudah
diberikan, namun penuaian yang sepenuhnya belumlah
tiba. Dispensasi (atau pembabakan – pen.) Roh dalam
arti yang sebenar-benarnya belumlah dimulai. Roh Ku-
dus belum diberikan dalam rupa aliran-aliran air hidup
yang akan tercurah untuk mengairi seluruh bumi, bah-
kan dunia orang-orang bukan-Yahudi, tidak juga dalam
karunia-karunia berbahasa lidah, yang mungkin meru-
pakan rujukan utama dari janji ini.
[3] Bahwa alasan mengapa Roh Kudus belum diberikan ada-
lah sebab Yesus belum dimuliakan.
Pertama, kematian Kristus kadang-kadang disebut
sebagai pemuliaan-Nya (13:31), sebab dengan salib-Nya
itu Dia menaklukkan para musuh dan berjaya atas me-
reka. Nah, karunia Roh Kudus diperoleh dengan darah
Kristus. Ini merupakan pertimbangan berharga yang
menjadi dasar diberikannya karunia itu, dan oleh kare-
nanya sebelum harga ini dibayar (meskipun banyak ka-
runia lain diberikan pada waktu harga itu dijamin akan
dibayarkan), Roh Kudus belum diberikan.
Kedua, belum ada begitu banyak keperluan akan
Roh Kudus selama Kristus sendiri masih berada di
bumi ini, seperti yang terjadi kemudian saat Dia pergi,
untuk mengisi kekurangan sebab ketiadaan-Nya itu.
Ketiga, diberikannya Roh Kudus merupakan jawab-
an akan doa Kristus sebagai Pengantara (14:16) dan
juga merupakan tindakan kedaulatan-Nya. sebab itu,
Injil Yohanes 7:37-44
489
sebelum Dia dipermuliakan dan kedua hal ini terjadi,
Roh Kudus belum diberikan.
Keempat, pertobatan orang-orang bukan-Yahudi me-
rupakan peristiwa yang memuliakan Yesus. saat se-
jumlah orang Yunani mulai bertanya-tanya tentang
Kristus, Dia berkata, “Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan” (12:23). Masa saat Injil harus diberitakan
kepada bangsa-bangsa belum datang, dan sebab itu
belum ada kesempatan untuk diberikannya karunia ber-
bahasa lidah, yakni aliran-aliran air hidup itu. namun
amatilah, meskipun Roh Kudus belum diberikan, Dia
sudah dijanjikan. Janji itu sekarang merupakan janji
besar dari Bapa (Kis. 1:4). Meskipun pemberian-pem-
berian anugerah Kristus ditunda-tunda untuk waktu
yang lama, semuanya dijamin akan diberikan. Dan, se-
mentara kita menantikan janji yang baik itu, kita diberi
janji yang dapat kita pegang dalam hidup ini, yang akan
ditepati dan tidak akan diingkari.
II. Akibat-akibat dari perkataan Kristus ini, dan sambutan apa yang
diterimanya. Secara umum, perkataan itu menimbulkan berbagai
perbantahan: Maka timbullah pertentangan di antara orang ba-
nyak sebab Dia (ay. 43). Ada perpecahan, begitu yang dikatakan
dalam bahasa aslinya. Ada berbagai macam pendapat, dan pen-
dapat-pendapat itu diperbantahkan dengan begitu sengit. Ada
berbagai macam perasaan, dan perasaan-perasaan itu memecah
mereka ke dalam berbagai golongan. Adakah kita menyangka bah-
wa Kristus datang untuk memberikan damai, bahwa semua orang
akan sama-sama memeluk Injil-Nya? Oh tidak, yang akan ditim-
bulkan dari pemberitaan Injil-Nya yaitu perpecahan, sebab se-
mentara ada sebagian orang yang berkumpul untuk mendengarkan
pemberitaan itu, sebagian yang lain akan berkumpul melawannya,
dan hal ini akan menimbulkan huru-hara, seperti yang terjadi di
sini. Akan namun , ini bukanlah kesalahan Injil, sama seperti bu-
kan kesalahan obat yang manjur mengorek-orek apa yang salah
pada tubuh, dengan tujuan untuk membuangnya. Perhatikanlah
apa yang diperbantahkan di sini:
1. Sebagian orang berpihak kepada-Nya dan sangat bersimpati
kepada-Nya: Beberapa orang di antara orang banyak, yang
490
mendengarkan perkataan-perkataan itu, saat mendengar Dia
dengan penuh belas kasihan dan kebaikan hati mengundang
orang-orang berdosa yang malang untuk datang kepada-Nya,
dan melihat bahwa dengan penuh kuasa Dia berusaha mem-
buat mereka berbahagia, maka tidak bisa tidak mereka me-
mandang-Nya dengan penuh rasa hormat.
(1) Sebagian dari mereka berkata, “Dia ini benar-benar nabi,”
nabi yang dibicarakan Musa kepada nenek moyang mereka,
yang sama seperti dia. Atau, Dia ini benar-benar nabi yang,
menurut gagasan-gagasan yang diterima di dalam jemaat
Yahudi, akan menjadi pelopor dan pendahulu Sang Mesias.
Atau, Dia ini benar-benar nabi, orang yang dipenuhi ilham
ilahi dan diutus oleh Tuhan .
(2) Sebagian yang lain bertindak lebih jauh, dan berkata, “Ia
ini Mesias” (ay. 41), bukan nabi dari Mesias melainkan Me-
sias itu sendiri. Orang-orang Yahudi pada waktu itu sedang
mengharapkan kedatangan Mesias dengan lebih rindu
dibandingkan biasanya, dan hal ini membuat mereka dalam
setiap kesempatan mudah untuk berkata, “Lihat, Mesias
ada di sini,” atau “Lihat, Mesias ada di sana.” Dan seperti-
nya perkataan mereka ini hanyalah akibat dari gagasan-
gagasan yang tidak karuan dan mengambang, yang mem-
percayai apa pun begitu saja pada pandangan pertama, se-
bab kita tidak mendapatkan orang-orang ini menjadi murid
dan pengikut-Nya sesudah ini. Pendapat yang baik tentang
Kristus sangatlah kurang dibandingkan dengan iman yang
hidup kepada-Nya. Banyak orang berkata-kata baik ten-
tang Kristus, namun mereka tidak berbuat lebih jauh lagi
dari itu. Mereka di sini berkata, “Dia ini benar-benar nabi”
dan “Ia ini Mesias,” namun mereka tidak mau meninggal-
kan semua dan mengikut Dia. Dengan demikian, kesaksian
mereka terhadap Kristus ini hanyalah kesaksian yang jus-
tru melawan mereka sendiri.
2. Sebagian yang lain berprasangka buruk terhadap-Nya. Tidak
lama sesudah kebenaran agung ini diutarakan, bahwa Yesus
yaitu Mesias, segera saja kebenaran itu dibantah dan dila-
wan. Dan hal yang satu ini, yaitu bahwa Dia berasal dari
Galilea (yang mereka anggap benar begitu saja), dipandang cu-
Injil Yohanes 7:37-44
491
kup untuk membantah semua pernyataan bahwa Dia yaitu
Kristus. Sebab, mungkinkah Mesias datang dari Galilea? Bu-
kankah Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari
keturunan Daud?
Perhatikanlah di sini:
(1) Pengetahuan mereka yang patut dipuji tentang Alkitab.
Sejauh ini mereka benar, bahwa Mesias yaitu tunas yang
keluar dari tunggul Isai (Yes. 11:1), bahwa dari Betlehem
akan bangkit seorang Pemerintah (Mi. 5:2). Hal ini diketahui
bahkan oleh rakyat jelata melalui penjelasan-penjelasan
tradisi yang biasa diberikan oleh ahli-ahli kitab mereka.
Mungkin juga orang-orang ini, yang dengan begitu mudah
saja menunjukkan ayat-ayat ini untuk melawan Kristus,
tidak mengetahui lagi bagian-bagian lain dari Kitab Suci
dengan sama baiknya. Mungkin mulut mereka hanya dije-
jali dengan ayat-ayat ini oleh para pemimpin mereka untuk
mendukung prasangka-prasangka buruk mereka terhadap
Kristus. Banyak orang memeluk gagasan-gagasan yang
rusak dan sangat bersemangat membelanya. Mereka tam-
pak sangat mengenal seluk-beluk Kitab Suci, namun sebe-
narnya mereka hanya mengetahui ayat-ayat yang telah di-
ajarkan kepada mereka untuk menyesatkan orang. Tidak
lebih dari itu.
(2) Ketidaktahuan mereka yang patut dicela tentang Yesus
Tuhan kita. Mereka mengatakannya seolah-olah sudah
pasti benar dan tidak bisa dibantah lagi bahwa Yesus ber-
asal dari Galilea, sedangkan kalau saja mereka bertanya
kepada Dia sendiri, atau ibu-Nya, atau murid-murid-Nya,
atau dengan melihat silsilah keluarga Daud, atau daftar
sensus di Betlehem, maka mereka bisa saja mengetahui
bahwa Dia yaitu Anak Daud dan berasal dari Betlehem.
namun mereka dengan sengaja tidak mau tahu akan hal ini.
Begitulah, ketidakbenaran yang nyata-nyata salah menge-
nai suatu fakta tertentu, mengenai orang atau perbuatan,
sering kali diterima begitu saja sebagai suatu kebenaran
oleh orang-orang yang suka berprasangka dan memihak.
Dengan begitu gencar mereka bertindak atas dasar semua
ketidakbenaran itu, bahkan di tempat dan pada waktu
492
yang sama saat orang-orang atau perbuatan-perbuatan
itu masih ada dan masih dilakukan. Jadi, kebenaran dari
semua fakta itu sebenarnya bisa ditemukan dengan mu-
dah.
3. Sebagian yang lain berang terhadap-Nya, dan mereka mau me-
nangkap Dia (ay. 44). Sekalipun apa yang dikatakan-Nya sa-
ngatlah manis dan mulia, mereka tetap dibuat sangat kesal
terhadap-Nya akibat perkataan-Nya itu. Demikianlah Guru
kita menanggung penderitaan sebab berkata dan berbuat
baik. Mereka mau menangkap Dia. Mereka berharap ada orang
yang mau menangkap Dia, dan jika mereka pikir tidak ada
yang mau, maka mereka akan melakukannya sendiri. Mereka
mau menangkap Dia, namun tidak ada seorang pun yang berani
menyentuh-Nya, sebab mereka dicegah oleh kuasa yang tidak
terlihat, dan sebab saat-Nya belumlah tiba. Sama seperti ke-
bencian musuh-musuh Kristus selalu tidak masuk akal kalau
dipikirkan, demikian pula tertahannya pelampiasan akibat
kebencian itu kadang-kadang juga tidak dapat dijelaskan.
Kesaksian Penjaga-penjaga tentang Kristus
(7:45-53)
45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-
orang Farisi, yang berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak membawa-
Nya?” 46 Jawab penjaga-penjaga itu: “Belum pernah seorang manusia berkata
seperti orang itu!” 47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: “Adakah
kamu juga disesatkan? 48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin
yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 49
namun orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah
mereka!” 50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepa-
da-Nya, berkata kepada mereka: 51 “Apakah hukum Taurat kita menghukum
seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang
telah dibuat-Nya?” 52 Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea?
Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang da-
tang dari Galilea.” 53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.
Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi di sini sedang berkomplot
secara rahasia, menyusun rencana untuk menindas Kristus. Meski-
pun waktu itu yaitu hari puncak perayaan, mereka tidak mengikuti
ibadah-ibadah yang diadakan pada hari itu, namun membiarkan rak-
yat jelata saja yang menghadirinya. Para pembesar agama ini biasa
menyerahkan dan mengalihkan urusan-urusan ibadah kepada rakyat
Injil Yohanes 7:45-53
493
jelata, sementara mereka sendiri berpikir lebih baik mengurusi masa-
lah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan jemaat. Mereka duduk
di ruang majelis, menantikan Kristus untuk dibawa kepada mereka
sebagai tahanan, sebab mereka telah mengeluarkan perintah untuk
menangkap-Nya (ay. 32).
Sekarang di sini kita diberi tahu:
I. Kejadian apa yang berlangsung antara mereka dan penjaga-pen-
jaga mereka sendiri, yang kembali tanpa membawa Dia, re infecta
– tanpa berbuat apa-apa.
Perhatikanlah:
1. Teguran yang mereka berikan kepada para penjaga itu sebab
tidak melaksanakan perintah yang telah diberikan kepada me-
reka: Mengapa kamu tidak membawa-Nya? Dia muncul di de-
pan umum, banyak orang di sana membenci-Nya dan dengan
senang hati bisa saja akan membantu mereka untuk menang-
kap-Nya. Ini yaitu hari terakhir perayaan itu, dan mereka
tidak akan memiliki kesempatan seperti ini lagi. “Jadi
mengapa kamu mengabaikan kewajibanmu?” Mereka kesal ka-
rena orang-orang bawahan mereka sendiri, yang bergantung
kepada mereka, dan yang kepadanya mereka bergantung, yang
ke dalam pikirannya mereka telah menanamkan prasangka-
prasangka buruk terhadap Kristus, sampai mengecewakan
mereka seperti itu. Perhatikanlah, orang-orang fasik selalu
cemas kalau mereka tidak dapat melakukan ke