Yohanes-1-16 14

Tampilkan postingan dengan label Yohanes-1-16 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yohanes-1-16 14. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Yohanes-1-16 14



 sar. Oleh sebab  itu, terang yang lebih cemerlang 

dan hukum yang lebih baik perlu ditampilkan. Jadi, meng-

apa kamu berusaha membunuh-Ku sebab  memperkenal-

kannya?”   

Di sini orang banyak secara kasar menyela-Nya saat  

Dia sedang berbicara, dan menentang apa yang dikatakan-

Nya (ay. 20): “Engkau kerasukan setan; siapakah yang ber-

usaha membunuh Engkau?”  

Hal ini menunjukkan:  

[1] Pendapat baik mereka mengenai pemimpin-pemimpin 

mereka, yang menurut mereka tidak mungkin akan se-

kejam itu sampai berusaha untuk membunuh-Nya. 

Bahkan, mereka begitu memuja tua-tua dan imam-

imam kepala sehingga mau bersumpah bahwa tua-tua 

dan imam-imam kepala mereka tidak akan menyakiti 

orang yang tidak bersalah. Mungkin para pemimpin ini 

mengirimkan beberapa utusan ke tengah-tengah orang 

banyak untuk mempengaruhi mereka dengan pikiran 

demikian. Banyak orang menyangkal melakukan suatu 

kejahatan, padahal pada saat yang sama mereka justru 

sedang merancang kejahatan itu.  

[2]  Pendapat buruk mereka mengenai Yesus Tuhan kita: 

“Engkau kerasukan setan, Engkau kerasukan roh pen-

dusta, dan Engkau sungguh jahat sebab  berkata demi-

kian.” Begitulah sebagian orang menafsirkannya. Atau 

mungkin, “Engkau terlalu berperasaan, dan Engkau 

orang lemah. Engkau menakut-nakuti diri-Mu dengan 

alasan-alasan yang tidak jelas, seperti orang yang men-

derita depresi.” Bukan hanya amarah yang membabi-

buta, murung dan perilaku diam membisu biasa juga 

dipercaya sebagai akibat kuasa Iblis. “Engkau gila, dan 

miring otak-Mu.” Janganlah kita merasa aneh jika 

orang-orang terbaik pun dipandang sebagai tokoh-tokoh 

paling jahat. Terhadap fitnah yang keji ini, Juruselamat 

kita tidak langsung membalas. Tampaknya Ia tidak pe-

duli dengan fitnahan mereka itu. Perhatikanlah, orang-

Injil Yohanes 7:14-36 

 459 

orang yang ingin menjadi seperti Kristus harus tahan 

menghadapi penghinaan, dan mengabaikan segala ejek-

an dan kesalahan atau kerugian yang dilakukan terha-

dap mereka. Mereka tidak boleh menghiraukannya, atau 

sampai membencinya, apalagi sampai membalas den-

dam sebab nya. Aku ini seperti orang tuli, aku tidak 

mendengar. saat  Kristus dicaci maki, Dia tidak mem-

balas dengan mencaci maki.  

(2)  Dia membantah mereka dengan menunjuk pada perbuatan 

mereka sendiri dan dengan membela diri-Nya. 

[1] Dia menunjuk pada perasaan-perasaan mereka sendiri 

terhadap mujizat ini: “Hanya satu perbuatan yang Ku-

lakukan dan kamu semua telah heran (ay. 21). Tidak ada 

pilihan lagi bagi kamu selain terkagum-kagum dengan 

mujizat ini sebagai pekerjaan yang benar-benar luar 

biasa dan adikodrati. Kamu semua mau tidak mau ha-

rus mengakui bahwa pekerjaan ini sungguh menghe-

rankan.” Atau, “Meskipun Aku hanya melakukan satu 

perbuatan yang dapat kamu cari-cari kesalahannya, 

kamu heran, kamu tersinggung dan tidak senang se-

olah-olah Aku telah bersalah atas kejahatan yang sa-

ngat keji dan besar.” 

[2] Dia menunjuk pada perbuatan mereka sendiri dalam 

contoh-contoh lain: “Aku telah melakukan satu perbuat-

an pada hari Sabat, dan itu dilakukan dengan mudah 

saja, yaitu hanya dengan satu perkataan, namun kamu 

semua heran, kamu merasa luar biasa aneh, bahwa se-

orang yang rohani berani berbuat seperti itu. Padahal, 

kamu sendiri sering kali melakukan pekerjaan yang 

jauh lebih berat pada hari Sabat, contohnya menyunat 

anak. Jika kamu boleh, dan bahkan wajib, menyunat 

anak pada hari Sabat, apabila hari Sabat itu kebetulan 

hari kedelapan sejak lahirnya anak itu, yang pasti demi-

kian adanya, maka terlebih lagi Aku boleh, dan jauh 

lebih baik lagi bagi-Ku untuk menyembuhkan orang 

yang sakit pada hari itu.”  


 460

Perhatikanlah:  

Pertama, asal mula ditetapkannya sunat: Musa me-

netapkan supaya kamu bersunat, memberimu hukum 

mengenai sunat.  

Di sini: 

1.  Sunat dikatakan sebagai sesuatu yang diberikan, 

dan (ay. 23) mereka dikatakan menerimanya. Sunat 

tidak dipaksakan kepada mereka sebagai suatu kuk, 

namun   dikaruniakan kepada mereka sebagai suatu 

kebaikan. Perhatikanlah, ketetapan-ketetapan Tuhan  , 

terutama yang berperan sebagai meterai kovenan, 

yaitu  karunia-karunia yang diberikan kepada ma-

nusia, dan harus diterima demikian.  

2. Musa dikatakan memberikannya, sebab  sunat me-

rupakan bagian dari hukum yang diberikan oleh 

Musa. Namun demikian, seperti yang dikatakan 

Kristus tentang manna (6:32), bukan Musa yang 

memberikannya kepada mereka, melainkan Tuhan  . 

Bahkan, sunat tidak berasal dari Musa, namun   dari 

nenek moyang mereka (ay. 22). Walaupun sunat 

dipadukan ke dalam ketetapan Musa, sunat sudah 

ditetapkan jauh sebelumnya, sebab sunat merupa-

kan meterai kebenaran iman, dan sebab  itu sunat 

dimulai dari janji yang diberikan pada empat ratus 

tiga puluh tahun sebelum hukum Taurat (Gal. 3:17). 

Keanggotaan orang-orang percaya dan keturunan 

mereka dalam jemaat tidak berasal dari Musa atau 

hukumnya, dan sebab  itu keanggotaan mereka ti-

dak gugur bersama hukum Musa. Keanggotaan me-

reka sebagai jemaat berasal dari nenek moyang. Me-

reka yaitu  anggota dari jemaat para bapa leluhur, 

dan merupakan bagian dari berkat Abraham yang 

akan diberikan kepada orang-orang bukan-Yahudi 

(Gal. 3:14).     

Kedua, penghormatan yang diberikan kepada hu-

kum sunat melebihi hukum Sabat dalam kebiasaan 

yang terus-menerus dilakukan di dalam jemaat Yahudi. 

Ahli-ahli tafsir Yahudi sering kali memperhatikan hal 

Injil Yohanes 7:14-36 

 461 

ini, Circumcisio et ejus sanatio pellit sabbbatum – Sunat 

dan penyembuhannya menyingkirkan hukum Sabat, se-

hingga apabila seorang anak lahir pada suatu hari 

Sabat, maka ia pasti akan disunat pada hari Sabat beri-

kutnya. Jadi, jika pada masa itu saja pekerjaan-pekerja-

an in ordine ad spiritualia – untuk memelihara hukum 

agama diperbolehkan, padahal istirahat Sabat sangat 

ketat diharuskan, maka lebih-lebih lagi pada masa Injil 

sekarang ini, pekerjaan-pekerjaan seperti itu harus le-

bih giat lagi dilakukan, sebab  Injil menekankan peker-

jaan Sabat.     

Ketiga, kesimpulan yang diambil Kristus dari hal ini 

untuk membenarkan diri-Nya, dan apa yang telah di-

perbuat-Nya (ay. 23): Seorang anak menerima sunat 

pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum su-

nat, atau, seperti arti tersiratnya, dengan tidak melang-

gar hukum, yaitu hukum Sabat. Perintah-perintah ilahi 

harus dimengerti sedemikian rupa supaya sesuai antara 

satu dengan yang lain. “Jadi, jika perbuatan ini diperbo-

lehkan olehmu sendiri, sungguh tidak masuk akal jika 

kamu marah terhadap-Ku, sebab  Aku menyembuhkan 

seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat!” emoi 

cholate. Kata yang diterjemahkan dengan “marah” ini 

hanya digunakan di sini. Asal kata itu yaitu  chogē – 

empedu atau pahit hati. Mereka betul-betul marah ter-

hadap-Nya. Kemarahan mereka disertai dengan rasa 

dendam, marah bercampur dengan kepahitan hati. Per-

hatikanlah, sangatlah janggal dan tidak masuk akal bila 

kita menghakimi orang lain atas perbuatan yang kita 

sendiri akui benar untuk kita lakukan sendiri. Amatilah 

perbandingan yang dibuat Kristus di sini antara tindak-

an menyunat anak yang mereka lakukan dan tindakan 

menyembuhkan orang yang Dia lakukan pada hari Sa-

bat.  

1. Sunat hanyalah merupakan ketetapan upacara aga-

ma. Sunat memang berasal dari nenek moyang, te-

tapi tidak berasal dari awal mula. Namun, apa yang 

diperbuat Kristus merupakan pekerjaan baik yang 

sesuai dengan hukum alam, hukum yang lebih ung-


 462

gul dibandingkan  hukum yang menjadikan sunat sebagai 

pekerjaan baik.  

2.  Sunat merupakan sebuah ketetapan berdarah, dan 

mendatangkan rasa sakit, sedangkan apa yang di-

perbuat Kristus itu sifatnya menyembuhkan dan 

mendatangkan pemulihan. Hukum Taurat membawa 

rasa sakit, dan jika hukum yang mendatangkan rasa 

sakit saja boleh dilakukan pada hari Sabat, apalagi 

pekerjaan Injil yang membawa damai sejahtera.  

3.  Kalau ditimbang-timbang, saat  menyunat seorang 

anak, yang diperhatikan mereka hanyalah menyem-

buhkan bagian si anak yang disunat itu. Selain itu, 

sekalipun bisa disembuhkan, si anak itu tetap saja 

bisa ditimpa sakit-penyakit lain. Kebalikan dari itu, 

yang diperbuat Kristus yaitu  menyembuhkan selu-

ruh tubuh orang itu, holon anthrōpon hygiē – Aku 

telah membuat seluruh tubuh orang itu sehat wala-

fiat. Seluruh tubuhnya disembuhkan, sebab penyakit-

nya mempengaruhi seluruh tubuhnya. Penyembuh-

an itu begitu sempurna hingga tidak meninggalkan 

bekas-bekas penyakit apa pun. Bahkan lebih dari 

itu, Kristus tidak hanya menyembuhkan tubuhnya, 

namun   juga jiwanya, dengan memberikan peringatan 

ini, pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi. Jadi, 

orang itu sungguh-sungguh sehat secara keseluruh-

an, sebab jiwa yaitu  inti dari manusia itu sendiri. 

Sunat memang dimaksudkan sebagai kebaikan bagi 

jiwa, dan untuk membentuk manusia seutuhnya se-

perti yang seharusnya. Namun demikian, mereka 

telah menyelewengkannya dan mengubahnya hanya 

menjadi ketetapan upacara lahiriah belaka. namun   

Kristus menyertai penyembuhan-penyembuhan la-

hiriah-Nya dengan anugerah batiniah, dan dengan 

demikian menjadikannya sungguh kudus, dan me-

nyembuhkan manusia seutuhnya.   

Dia menyimpulkan bantahan-Nya dengan mem-

berikan pedoman ini (ay. 24): Janganlah menghakimi 

menurut apa yang nampak, namun   hakimilah dengan 

adil. Pedoman yang dikatakan-Nya ini bisa diterap-

Injil Yohanes 7:14-36 

 463 

kan, pertama, secara khusus, pada pekerjaan pe-

nyembuhan ini, yang mereka pertentangkan sebagai 

pelanggaran terhadap hukum Taurat. Janganlah 

pilih kasih dalam menghakimi, janganlah mengha-

kimi kat’ opsin – dengan pandang bulu, dengan meli-

hat muka, seperti ungkapan Yahudi (Ul. 1:17, terje-

mahan KJV – pen.). Sangatlah bertentangan dengan 

hukum keadilan, dan juga dengan hukum kasih, 

untuk mencela orang-orang yang berbeda pendapat 

dengan kita sebagai para pelanggar hukum, semen-

tara kita sendiri bebas memperbolehkan hal itu dila-

kukan oleh golongan kita sendiri, dengan cara dan 

pendapat kita sendiri. Demikian pula tidaklah adil 

jika kita memuji perbuatan sebagian orang sebagai 

ketat dan keras, sementara untuk orang lainnya kita 

hakimi sebagai perbuatan paksaan dan penganiaya-

an. Atau, kedua, pedoman-Nya itu bisa diterapkan 

secara umum pada pribadi dan ajaran Kristus, yang 

membuat mereka tersinggung dan yang menimbul-

kan prasangka di dalam diri mereka. Hal-hal yang 

tidak benar dan yang dirancang untuk dipaksakan 

kepada orang lain, biasanya paling baik bila diha-

kimi menurut apa yang nampak. Hal-hal palsu terse-

but sangat bisa terlihat prima facie – pada pandang-

an pertama. Inilah yang membuat orang-orang Farisi 

dihormati dan disegani orang banyak, yaitu bahwa 

mereka tampak benar di mata orang (Mat. 23:27-28), 

dan orang-orang menghakimi mereka berdasarkan 

penampilan lahiriah mereka itu, dan dengan demi-

kian secara menyedihkan sudah keliru menilai me-

reka. “namun  ,” kata Kristus, “janganlah terlalu yakin 

bahwa orang yang tampaknya kudus yaitu  orang 

yang benar-benar kudus.” Dengan melihat diri-Nya 

sendiri, penampilan luar-Nya sangat tidak menun-

jukkan martabat dan keunggulan-Nya yang sesung-

guhnya, sebab Dia mengambil rupa seorang hamba 

(Flp. 2:7), serupa dengan daging yang dikuasai dosa 

(Rm. 8:3), tidak tampan dan semaraknya pun tidak 

ada (Yes. 53:2). sebab  itu, orang-orang yang ber-


 464

usaha menghakimi apakah Dia Anak Tuhan   atau bu-

kan menurut penampilan luar-Nya tidak menghakimi 

dengan adil. Orang-orang Yahudi berharap bahwa 

secara lahiriah Mesias itu akan tampil megah dan 

hebat. Dia diiringi dengan segala tata upacara du-

niawi yang akbar. Dengan menghakimi Kristus me-

nurut aturan tersebut, penghakiman mereka tentu 

saja terus keliru dari awal sampai akhir, sebab kera-

jaan Kristus bukanlah dari dunia ini, dan datang 

tanpa tanda-tanda lahiriah. Jika kuasa ilahi menyer-

tai-Nya, dan Tuhan   bersaksi tentang-Nya, dan nu-

buatan-nubuatan Kitab Suci digenapi di dalam Dia, 

maka meskipun penampilan-Nya begitu hina, mere-

ka haruslah menerima-Nya, dan menghakimi menu-

rut iman, bukan menurut pandangan mata (Yes. 

11:3, dan 1Sam. 16:7). Kristus beserta ajaran dan 

perbuatan-Nya tidak menginginkan hal lain kecuali 

penghakiman yang adil. Jika kebenaran dan ke-

adilan boleh memutuskan perkara, maka Kristus 

dan kepentingan-Nya pasti akan menang. Kita tidak 

boleh menghakimi siapa saja menurut apa yang 

tampak, atau menurut gelar-gelar mereka, menurut 

peranan yang mereka buat di dunia, dan menurut 

peragaan mereka yang menggemparkan, namun   harus 

menghakimi menurut nilai mereka yang hakiki, dan 

menurut karunia serta anugerah Roh Tuhan   di dalam 

diri mereka.   

3.  Kristus berbicara dengan mereka di sini mengenai diri-Nya 

sendiri, dari mana Dia datang dan ke mana Dia akan pergi (ay. 

25-36). 

(1) Dari mana Dia datang (ay. 25-31). Mengenai hal ini, perha-

tikanlah,   

[1]  Keberatan mengenai hal ini yang diajukan oleh bebe-

rapa penduduk Yerusalem, yang tampaknya berpra-

sangka paling buruk terhadap-Nya dibandingkan semua 

yang lainnya (ay. 25). Kita mungkin berpikir bahwa 

orang-orang yang tinggal di dalam sumber pengetahuan 

dan sumber agama seharusnya paling bersedia mene-

Injil Yohanes 7:14-36 

 465 

rima Mesias, namun yang terbukti justru sebaliknya. 

Orang-orang yang memiliki  kelimpahan sarana pe-

ngetahuan dan anugerah, jika mereka tidak dibuat men-

jadi lebih baik olehnya, biasanya dibuat menjadi lebih 

buruk. Yesus Tuhan kita sering kali mendapatkan sam-

butan terburuk dari orang-orang yang seharusnya 

memberi-Nya sambutan yang terbaik. Akan namun  , bu-

kan tanpa alasan jika sampai ada ungkapan yang ber-

bunyi, semakin dekat gereja semakin jauh dari Tuhan  . 

Orang-orang Yerusalem ini memperlihatkan hasrat 

jahat mereka terhadap Kristus,  

Pertama, dengan menyalahkan para pemimpin mere-

ka, sebab  mereka membiarkan-Nya begitu saja: “Bu-

kankah Dia ini yang mereka mau bunuh?” Orang ramai 

yang berdatangan dari berbagai desa ke pesta itu tidak 

mencurigai adanya suatu rancangan tertentu yang se-

dang dibuat untuk melawan-Nya, dan sebab  itu mere-

ka berkata, “Siapakah yang berusaha membunuh Eng-

kau?” (ay. 20). Akan namun  , orang-orang yang dari Yeru-

salem mengetahui rancangan itu, dan berusaha mema-

nas-manasi para pemimpin mereka untuk segera me-

laksanakannya: “Bukankah Dia ini yang mereka mau 

bunuh? Mengapa mereka belum juga melakukannya? 

Siapa yang menghalang-halangi mereka? Mereka ber-

kata bahwa mereka berencana untuk menyingkirkan-

Nya, namun  , lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan 

mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mung-

kinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia 

yaitu  Kristus?” (ay. 26). Di sini mereka dengan licik 

dan jahat menyindir tentang dua hal untuk membuat 

para pemimpin mereka geram terhadap Kristus, sesuai 

dengan tujuan mereka untuk memanas-manasi para 

pemimpin mereka:  

1.  Bahwa dengan membiarkan ajaran-Nya begitu saja, 

para pemimpin itu (menurut hasutan orang-orang 

Yerusalem ini) menginjak-injak wewenang mereka 

sendiri. “Haruskah orang yang dinyatakan bersalah 

oleh Mahkamah Agama sebagai penipu dibiarkan be-


 466

gitu saja berbicara dengan leluasa, tanpa ditegur 

atau ditentang? Ini kan sama saja dengan membuat 

penghakiman mereka itu hanyalah sebuah brutem 

fulmen – ancaman yang sia-sia. Jika para pemimpin 

kita membiarkan diri mereka diinjak-injak seperti 

itu, salah mereka sendiri jika nanti tidak ada orang 

yang menghormati mereka atau hukum-hukum me-

reka.” Perhatikanlah, penganiayaan-penganiayaan 

hebat sering kali dilakukan dengan berdalih demi 

mendukung pihak penguasa dan pemerintah. 

2.  Bahwa dengan mengatakan hal itu mereka membuat 

orang banyak mempertanyakan penghakiman para 

pemimpin mereka. Apakah mereka sudah tahu bah-

wa Dia yaitu  Kristus? Pertanyaan ini diucapkan 

dengan nada sinis, “Bagaimana mungkin mereka 

mengubah pendirian mereka? Penemuan baru apa 

lagi yang sudah mereka dapat? Mereka memberi 

orang banyak kesempatan untuk berpikir bahwa me-

reka mempercayai Dia sebagai Kristus, dan sebab  

itu penting bagi mereka untuk bertindak tegas mela-

wan-Nya, untuk membersihkan segala kecurigaan 

orang terhadap mereka.” Demikianlah para pemim-

pin, yang membuat orang banyak memusuhi Kris-

tus, telah menjadikan mereka anak-anak neraka 

yang dua kali lebih jahat dari pada mereka sendiri 

(Mat. 23:15). saat  agama dan pengakuan akan 

nama Kristus sudah dianggap ketinggalan zaman, 

dan sebab  itu tidak bergengsi lagi, maka banyak 

orang menjadi sangat tergoda untuk menganiaya 

dan menentang agama dan pengakuan akan nama 

Kristus itu. Mereka melakukan ini hanya supaya 

tidak dianggap tertarik kepada agama dan nama 

Kristus. Untuk alasan inilah orang-orang yang mur-

tad dan keturunan yang sudah bejat dari para 

orangtua yang baik, kadang-kadang bertindak lebih 

buruk lagi dibandingkan  orang lain, seolah-olah mereka 

ingin menghapuskan noda pengakuan agama yang 

telah dibuat oleh orangtua mereka. Sungguh meng-

herankan bahwa para pemimpin, yang sudah dipa-

Injil Yohanes 7:14-36 

 467 

nas-panasi seperti itu, tidak menangkap Kristus. Na-

mun, waktu-Nya belum tiba, dan Tuhan   dapat meng-

ikat tangan manusia di dalam kekaguman untuk 

sementara waktu, meskipun Dia tidak akan meng-

ubah hati mereka.      

Kedua, dengan penolakan mereka bahwa Dia yaitu  

Kristus, yang di dalamnya tampak ada lebih banyak 

kebencian dibandingkan  inti permasalahan yang sesungguh-

nya (ay. 27). “Jika para pemimpin menganggap Dia se-

bagai Kristus, kami tidak dapat dan tidak akan mem-

percayainya, sebab kami dapat membantahnya dengan 

pernyataan ini, yaitu bahwa tentang orang ini kita tahu 

dari mana asal-Nya, namun   bilamana Kristus datang, 

tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya.” 

Di sini ada kesalahan dalam membuat bantahan, sebab 

pernyataan-pernyataan yang diajukan sudah ad idem – 

disesuaikan dengan pandangan si pembuat bantahan itu 

sendiri.  

1.  Jika mereka berbicara tentang sifat ilahi-Nya, maka 

benar bahwa saat  Kristus datang tidak ada se-

orang pun yang tahu dari mana asal-Nya, sebab Dia 

yaitu  Imam menurut peraturan Melkisedek, yang 

tidak bersilsilah, dan yang permulaan-Nya sudah se-

jak purbakala, sejak dahulu kala (Mi. 5:2). Jadi ti-

daklah benar bahwa tentang orang ini mereka tahu 

dari mana asal-Nya, sebab mereka tidak tahu sifat 

ilahi-Nya atau bagaimana Firman itu telah menjadi 

manusia.  

2.  Jika mereka berbicara tentang sifat manusiawi-Nya, 

maka benar bahwa mereka tahu dari mana asal-Nya, 

siapa ibu-Nya, dan di mana Dia dibesarkan. Akan 

namun  , salah jika pernah dikatakan tentang Mesias 

bahwa tidak seorang pun tahu dari mana asal-Nya, 

sebab sudah diberitahukan sebelumnya di mana Dia 

akan dilahirkan (Mat. 2:4-5).  

Perhatikanlah:  

(1) Bagaimana mereka merendahkan-Nya, sebab  

mereka tahu dari mana asal-Nya. Keakraban me-


 468

nimbulkan rasa kurang hormat, dan kita cende-

rung merendahkan orang-orang besar yang kita 

ketahui bagaimana mereka dulu berjuang untuk 

sampai ke puncak. Orang-orang kepunyaan Kris-

tus sendiri tidak menerima-Nya, sebab Dia ha-

nyalah salah seorang dari mereka. Padahal, sebe-

narnya justru sebab  alasan ini seharusnya me-

reka mengasihi-Nya, dan bersyukur bahwa bang-

sa mereka dan generasi mereka diberi kehormat-

an untuk melihat kemunculan-Nya.  

(2) Bagaimana mereka secara tidak adil berusaha 

memperkuat dasar prasangka mereka dengan 

memakai ayat-ayat Kitab Suci, seolah-olah Kitab 

Suci mendukung prasangka mereka, padahal 

tidak ada hal seperti itu di dalam Kitab Suci. 

Oleh sebab  itulah orang sering keliru mengenai 

Kristus, sebab mereka tidak mengerti Kitab Suci.    

[2]  Tanggapan Kristus terhadap keberatan ini (ay. 28-29). 

Pertama, Dia berbicara dengan leluasa dan berani, 

waktu Dia mengajar di Bait Tuhan  , Ia berseru, Dia me-

ngatakan hal ini lebih keras dibandingkan  hal-hal lain yang 

dikatakan-Nya dalam pengajaran-Nya,  

1.  Untuk mengungkapkan kesungguhan-Nya, sebab 

Dia berdukacita sebab  kedegilan mereka. Kebenar-

an bisa saja dinyatakan dengan berapi-api, namun 

tanpa amarah yang meluap-luap. Kita bisa mengajar 

para pembantah dengan tegas, namun juga tetap 

dengan lemah lembut.  

2. Para imam dan orang-orang yang berprasangka ter-

hadap-Nya tidak datang mendekat untuk mende-

ngarkan ajaran-Nya, dan sebab  itu Dia harus ber-

bicara dengan lebih lantang dibandingkan  biasanya agar 

mereka dapat mendengarkan perkataan-Nya. Siapa 

yang bertelinga, hendaklah ia mendengar.  

Kedua, Dia menanggapi keluhan mereka,  

1. Dengan cara menyetujui, membenarkan bahwa me-

reka memang tahu atau dapat mengetahui asal-

usul-Nya secara daging: “Memang Aku kamu kenal 

Injil Yohanes 7:14-36 

 469 

dan kamu tahu dari mana asal-Ku. Kamu tahu bah-

wa Aku berasal dari bangsa kamu sendiri, dan me-

rupakan salah seorang dari antara kamu sendiri.” 

Bukanlah suatu penghinaan bagi ajaran Kristus 

bahwa di dalamnya ada  hal-hal yang bisa di-

mengerti oleh orang-orang yang paling hina, ada  

kebenaran-kebenaran yang sudah jelas, yang bisa 

diungkapkan bahkan dengan terang kodrati, yang 

tentangnya kita dapat berkata, “Kita tahu dari mana 

asalnya ajaran ini.” “Aku kamu kenal, kamu pikir 

kamu mengenal-Ku, namun   kamu keliru. Kamu 

menganggap Aku anak tukang kayu, dan lahir di 

Nazaret, namun   yang sebenarnya tidaklah demikian.”  

2.  Dengan cara menyangkal, menolak bahwa apa yang 

mereka lihat di dalam diri-Nya, dan apa yang mereka 

ketahui tentang-Nya, yaitu  semua yang harus dike-

tahui tentang Dia, dan sebab  itu, jika mereka tidak 

mencari-cari lebih jauh lagi, mereka menghakimi ha-

nya dengan apa yang tampak. Mereka mungkin tahu 

dari mana asal-Nya, dan di mana Dia dilahirkan, te-

tapi Dia akan memberi tahu mereka apa yang tidak 

mereka ketahui, yaitu dari siapa Dia datang.  

(1) Bahwa Dia datang bukan atas kehendak-Nya sen-

diri, bahwa Dia tidak pergi tanpa diutus, atau da-

tang secara pribadi, namun   demi kepentingan se-

mua orang.  

(2) Bahwa Dia diutus oleh Bapa-Nya. Hal ini dise-

butkan dua kali: Dia telah mengutus Aku, dan 

lagi, “Dia telah mengutus Aku, untuk mengatakan 

apa yang Kukatakan, dan melakukan apa yang 

Kulakukan.” Dia sangat yakin betul akan hal ini, 

dan sebab  itu Dia tahu bahwa Bapa-Nya akan 

mendukung-Nya. Dan kita pun harus yakin hal 

itu, supaya dengan rasa percaya diri yang kudus 

kita dapat datang kepada Tuhan   melalui Dia.  

(3)  Bahwa Dia berasal dari Bapa-Nya, par’ autou eimi 

– Aku berasal dari-Nya, tidak hanya diutus oleh-

Nya seperti hamba yang diutus oleh tuannya, te-

tapi juga berasal dari-Nya melalui kelahiran ke-


 470

kal, seperti anak yang berasal dari ayahnya, me-

lalui pemancaran sinar yang hakiki, seperti si-

nar-sinar yang memancar dari matahari.  

(4) Bahwa Bapa yang mengutus-Nya yaitu  benar. 

Dia telah berjanji untuk mengirimkan Mesias, 

dan, meskipun orang-orang Yahudi telah kehi-

langan janji ini, Dia yang membuat janji itu ada-

lah benar, dan telah menepatinya. Dia telah ber-

janji bahwa Mesias akan melihat keturunan-Nya, 

dan akan berhasil di dalam pekerjaan-Nya. Dan, 

meskipun orang-orang Yahudi secara umum me-

nolak Dia dan Injil-Nya, Dia tetap benar, dan 

akan memenuhi janji-Nya dalam memanggil 

orang-orang bukan-Yahudi.  

(5)  Bahwa orang-orang Yahudi yang tidak percaya 

ini tidak mengenal Bapa: Aku diutus oleh Dia 

yang benar yang tidak kamu kenal. Ada banyak 

ketidaktahuan tentang Tuhan   bahkan di antara 

banyak orang yang berpengetahuan sekalipun. 

Dan alasan yang sebenarnya mengapa orang me-

nolak Kristus yaitu  sebab  mereka tidak menge-

nal Tuhan  , sebab ada keharmonisan yang begitu 

indah dari sifat-sifat ilahi di dalam pekerjaan 

penebusan, dan ada keselarasan yang begitu me-

ngagumkan di antara agama alamiah dan agama 

wahyu, sehingga pengetahuan yang benar akan 

agama alamiah itu tidak hanya akan mengakui, 

namun   juga akan mengantar manusia kepada aga-

ma wahyu.  

(6) Yesus Tuhan kita mengenal dekat Bapa yang 

mengutus-Nya: namun   Aku kenal Dia. Dia menge-

nal-Nya dengan begitu baik sehingga sama sekali 

tidak ragu mengenai tugas perutusan-Nya oleh 

Dia, melainkan seutuhnya yakin akan hal itu. 

Dia sama sekali tidak buta mengenai pekerjaan 

yang harus dilakukan-Nya, melainkan sepenuh-

nya memahaminya (Mat. 11:27).  

[3]  Kemarahan yang ditimbulkan perkataan ini terhadap 

musuh-musuh-Nya, yang membenci-Nya sebab  Dia 

Injil Yohanes 7:14-36 

 471 

memberi tahu mereka apa yang benar (ay. 30). Mereka 

berusaha menangkap Dia, menindak-Nya dengan keke-

rasan, bukan hanya untuk berbuat jahat kepada-Nya 

namun   juga dengan satu atau lain cara untuk membu-

nuh-Nya. Akan namun  , dengan dikendalikan oleh kuasa 

yang tidak terlihat, hal itu dicegah. Tidak ada seorang 

pun yang menyentuh Dia, sebab waktu-Nya belum tiba. 

Ini bukanlah alasan mengapa mereka tidak melakukan-

nya, melainkan alasan mengapa Tuhan   menghalang-

halangi mereka untuk melakukannya.  

Perhatikanlah:  

Pertama, hamba-hamba yang setia menyampaikan 

kebenaran-kebenaran Tuhan  , meskipun mereka sudah 

bersikap sangat hati-hati dan lemah lembut, haruslah 

sadar bahwa mereka pasti akan dibenci dan dianiaya 

oleh orang-orang yang merasa tersiksa oleh kesaksian 

mereka (Why. 11:10).  

Kedua, Tuhan   membelenggu orang-orang jahat, dan, 

apa pun kejahatan yang ingin mereka lakukan, mereka 

tidak dapat berbuat melebihi apa yang diizinkan Tuhan   

kepada mereka. Kebencian para penganiaya tidaklah 

berdaya sekalipun kebencian itu sangat membara, dan, 

meskipun Iblis merasuki hati mereka, sebab  Tuhan   

membelenggu tangan mereka.  

Ketiga, hamba-hamba Tuhan   terkadang dilindungi se-

cara menakjubkan oleh sarana-sarana yang tidak dapat 

dipahami dan tidak dapat dijelaskan. Musuh-musuh 

mereka pada akhirnya tidak melakukan kejahatan yang 

telah mereka rencanakan, namun baik mereka sendiri 

maupun orang lain tidak dapat menjelaskan mengapa 

mereka tidak melakukannya.  

Keempat, waktu Kristus telah ditetapkan, yaitu un-

tuk menyelesaikan hari-hari dan pekerjaan-pekerjaan-

Nya di bumi. Demikian pula halnya dengan waktu se-

mua umat dan hamba-Nya. Sebelum waktu mereka itu 

tiba, segala rencana usaha musuh-musuh mereka ter-

hadap mereka tidak akan berhasil. Hari-hari mereka 

akan diperpanjang selama Tuan mereka masih mempu-


 472

nyai pekerjaan untuk mereka lakukan. Segala kuasa 

maut dan kuasa dunia pun tidak akan menguasai mere-

ka, sebelum mereka menyelesaikan kesaksian mereka. 

[4]  Pengaruh baik yang ditimbulkan oleh perkataan Kris-

tus, kendati dengan semuanya itu, terhadap sebagian 

orang yang mendengarkan-Nya (ay. 31): Di antara orang 

banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya. Sama 

seperti Dia ditentukan untuk kejatuhan sebagian orang, 

demikian pula Dia ditentukan untuk kebangkitan seba-

gian yang lain. Sekalipun Injil menjumpai perlawanan, 

masih saja ada banyak kebaikan yang bisa diperbuat di 

dalamnya (1Tes. 2:2).  

Perhatikanlah di sini:  

Pertama, siapakah orang-orang yang percaya itu. 

Tidak sedikit, namun   banyak, lebih dibandingkan  apa yang 

disangka orang saat  arus mengalir begitu deras me-

nuju arah berlawanan. Akan namun  , yang banyak ini 

yaitu  mereka dari kalangan orang biasa, ek tou ochlou 

– dari kalangan orang banyak, orang ramai, orang-orang 

rendahan, gerombolan massa, rakyat jelata, demikian 

yang mungkin akan disebutkan sebagian orang. Kita 

tidak boleh mengukur kemajuan Injil berdasarkan ke-

berhasilannya di antara para pembesar. Sebaliknya, 

hamba-hamba Tuhan juga tidak boleh berkata bahwa 

pekerjaan mereka sia-sia, bila tidak ada orang lain ke-

cuali hanya orang miskin dan orang-orang yang tidak 

terpandang yang menerima Injil (1Kor. 1:26).  

Kedua, apa yang mendorong mereka untuk percaya: 

mujizat-mujizat yang diadakan-Nya, yang bukan hanya 

merupakan penggenapan nubuatan-nubuatan Perjanji-

an Lama (Yes. 35:5-6), namun   juga merupakan bukti 

akan kuasa ilahi. Dia yang memiliki kemampuan untuk 

melakukan apa yang hanya dapat dilakukan Tuhan  , yaitu 

mengendalikan dan mengatasi kuasa-kuasa alam, pasti 

juga memiliki  wewenang untuk menjadikan apa yang 

hanya dapat dijadikan Tuhan  , yaitu suatu hukum yang 

akan mengikat hati nurani, dan suatu kovenan yang 

akan memberikan kehidupan.  

Injil Yohanes 7:14-36 

 473 

Ketiga, betapa lemahnya iman mereka: mereka tidak 

menyatakan dengan tegas, seperti yang diperbuat 

orang-orang Samaria, bahwa Dialah benar-benar Kris-

tus. Sebaliknya, mereka hanya berbantah, apabila Kris-

tus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih ba-

nyak mujizat dari pada yang telah diadakan oleh Dia 

ini? Mereka menerima begitu saja bahwa Kristus akan 

datang, dan saat  Dia datang, Dia akan mengadakan 

banyak mujizat. “Kalau begitu, apakah Dia ini orang-

nya? Di dalam Dia kita melihat segala kuasa ilahi yang 

kita percayai akan muncul dalam diri Mesias, meskipun 

kita tidak melihat segala kemegahan duniawi yang kita 

impi-impikan itu ada pada-Nya. Dan sebab  itu, mung-

kinkah Dia ini orangnya?” Mereka mempercayai semua-

nya ini, namun   tidak berani mengakuinya. Perhatikanlah, 

sekalipun lemah, iman yang demikian bisa saja meru-

pakan iman yang benar, dan akan dipandang demikian, 

diterima demikian, oleh Tuhan Yesus, yang tidak me-

mandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil.      

(2)  Ke mana Dia akan pergi (ay. 32-36).  

Di sini perhatikanlah:  

[1] Rancangan orang-orang Farisi dan imam-imam kepala 

untuk melawan-Nya (ay. 32).  

Pertama, yang memancing kemarahan mereka ada-

lah berita yang dibawa kepada mereka oleh mata-mata 

mereka sendiri, yang menyusup ke tengah-tengah orang 

banyak untuk mendengar percakapan mereka. Mata-

mata ini mengumpulkan segala cerita untuk diberitahu-

kan kepada penguasa-penguasa mereka yang iri hati, 

bahwa orang banyak membisikkan hal-hal ini dan itu 

mengenai Dia, bahwa ada banyak orang yang menghor-

mati dan menghargai Dia, kendati dengan segala usaha 

yang sudah mereka perbuat untuk membuat-Nya diben-

ci orang. Meskipun orang banyak hanya bisa berbisik-

bisik saja dan tidak berani menyuarakannya, orang-

orang Farisi sangat marah sebab nya. Adillah bila ke-

adilan suatu pemerintah dicurigai oleh orang lain, jika 

pemerintah itu sendiri begitu curiga dengan dirinya sen-


 474

diri sampai bersedia peduli dan dipengaruhi oleh bisik-

an-bisikan rahasia yang beraneka ragam dan yang tidak 

tentu ujungnya dari rakyat biasa. Orang-orang Farisi 

memandang diri mereka sendiri sangat berharga berda-

sarkan penghormatan yang diberikan orang banyak ke-

pada mereka, dan mereka sadar betul bahwa jika Kris-

tus makin besar seperti itu, maka mereka harus makin 

kecil.  

Kedua, rencana yang mereka akan buat sesudah  ini 

yaitu  menangkap Yesus dan membawa-Nya ke dalam 

tahanan: Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi me-

nyuruh penjaga-penjaga Bait Tuhan   untuk menangkap-

Nya, bukan untuk menangkap orang-orang yang berbi-

sik-bisik mengenai Dia dan menakuti-nakuti mereka. 

Tidak, cara yang paling jitu untuk mencerai-beraikan 

kawanan domba yaitu  dengan membunuh gembala-

nya. Orang-orang Farisi tampaknya merupakan biang 

keladi dalam penangkapan ini, namun mereka, dengan 

sendirinya, tidak memiliki  kuasa, dan sebab  itu me-

reka mengajak imam-imam kepala, hakim-hakim peng-

adilan agama, untuk bergabung bersama mereka, dan 

mereka ini pasti akan bersedia melakukannya. Orang-

orang Farisi paling gemar mengaku-ngaku bahwa mere-

ka yaitu  orang-orang yang berpendidikan, sedangkan 

imam-imam kepala paling gemar mengaku-ngaku bah-

wa mereka bertugas menguduskan orang. Sama seperti 

dunia tidak mengenal Tuhan   oleh hikmatnya dan para 

filsuf besar melakukan kesalahan-kesalahan besar da-

lam memandang agama alamiah, demikian pula jemaat 

Yahudi tidak mengenal Kristus oleh hikmat mereka, dan 

para rabi besar mereka sangat luar biasa bodoh dalam 

mengenal Dia. Bukan itu saja, mereka bahkan menjadi 

musuh-musuh bebuyutan Kristus. Para pemimpin yang 

jahat itu memiliki  para penjaga, yang bertugas di 

pengadilan dan di antara jemaat. Penjaga-penjaga ini 

mereka pergunakan untuk menangkap Kristus, dan me-

reka ini selalu siap sedia melakukan tugas, meskipun 

itu tugas yang jahat. Jika para pegawai Saul tidak mau 

maju dan membunuh para imam TUHAN, ia masih mem-

Injil Yohanes 7:14-36 

 475 

punyai seorang penggembala yang mau melakukannya 

(1Sam. 22:17-18).       

[2]  Pembicaraan Yesus Tuhan kita sesudah  ini (ay. 33-34): 

“Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan 

sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah meng-

utus Aku. Kamu akan mencari Aku, namun   tidak akan 

bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke 

tempat di mana Aku berada.” Perkataan ini, seperti tiang 

awan dan api, memiliki  sisi terang dan sisi gelapnya.  

Pertama, perkataan itu memiliki  sisi terang bagi 

Yesus Tuhan kita sendiri, dan memberi penghiburan 

yang berlimpah kepada-Nya dan kepada para pengikut-

Nya yang setia yang akan mengalami berbagai kesulitan 

dan bahaya demi Dia. Ada tiga hal yang dipakai Kristus 

untuk menghibur diri-Nya sendiri di sini: –  

1.  Bahwa Dia hanya memiliki  sedikit waktu untuk 

terus tinggal di sini di dunia yang menyusahkan ini. 

Dia melihat bahwa Dia tidak akan pernah meng-

alami hari yang tenang bersama mereka. Akan te-

tapi, untunglah, peperangan-Nya akan segera usai, 

dan kemudian Dia tidak akan ada lagi di dalam 

dunia (17:11). Tak peduli dengan siapa pun kita ber-

ada di dunia ini, dengan kawan ataupun lawan, itu 

hanya sebentar saja kita berada bersama mereka. 

Kenyataan ini merupakan suatu penghiburan bagi 

orang-orang yang ada di dunia, namun   tidak bagi 

mereka yang berasal dari dunia. sebab  itu mereka 

yang dari dunia ini merasa benci dan muak dengan 

kenyataan tersebut, bahwa mereka tidak akan selalu 

berada di dalam dunia ini, bahwa mereka tidak akan 

lama berada di dalamnya. Kita harus berada ber-

sama semak-semak duri itu selama beberapa waktu, 

namun   syukur kepada Tuhan  , ini hanya sebentar saja, 

dan kemudian kita pun akan pergi jauh dari mereka. 

Hari-hari kita ini jahat, namun   untunglah hari-hari 

itu sedikit saja. 

2. Bahwa, saat  Dia meninggalkan dunia yang menyu-

sahkan ini, Dia harus pergi kepada Dia yang telah 


 476

mengutus-Nya: Aku pergi. Bukan “Aku diusir dengan 

paksa,” melainkan “Aku pergi dengan sukarela. Se-

sudah menyelesaikan tugas-Ku sebagai duta, Aku 

kembali kepada Dia yang telah mengutus Aku. Sete-

lah Aku menyelesaikan pekerjaan-Ku bersama ka-

mu, barulah, dan hanya baru pada saat itulah, Aku 

pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan yang 

akan menerima Aku, yang akan menyambut-Ku, se-

perti duta-duta yang akan disambut saat  mereka 

kembali pulang.” Kegeraman mereka terhadap-Nya 

bukan saja tidak akan menghalang-halangi-Nya me-

lainkan juga justru akan mempercepat-Nya untuk 

sampai pada kemuliaan dan sukacita yang telah di-

persiapkan bagi-Nya. Biarlah orang-orang yang men-

derita sebab  Kristus menghibur diri mereka dengan 

hal ini, bahwa ada Tuhan   yang dapat mereka datangi, 

dan yang kepada-Nya mereka akan pergi, pergi de-

ngan cepat, untuk bersama-sama dengan Dia sela-

ma-lamanya. 

3.  Bahwa, meskipun mereka menganiaya-Nya di sini, 

ke mana pun Dia pergi, tak satu pun penganiayaan 

mereka itu akan dapat mengikuti-Nya ke sorga: 

Kamu akan mencari Aku, namun   tidak akan bertemu 

dengan Aku. Dengan permusuhan yang mereka tun-

jukkan kepada para pengikut-Nya sesudah Dia 

pergi, tampak bahwa seandainya mereka dapat men-

jangkau-Nya, mereka pasti akan menganiaya-Nya: 

“namun   kamu tidak dapat masuk ke dalam Bait Tuhan   

yang itu seperti kamu dapat masuk ke dalam Bait 

Tuhan   yang ini.” Di mana Aku berada maksudnya di 

mana Aku akan berada pada waktu itu. Hal ini di-

ungkapkan-Nya dengan cara demikian sebab  se-

kalipun Dia masih berada di bumi, Dia juga berada 

di sorga, oleh sebab  sifat ilahi dan kasih sayang 

ilahi-Nya (3:13). Atau, perkataan itu menunjukkan 

bahwa hanya tinggal sebentar lagi Dia akan berada 

di bumi, sehingga sekarang pun rasanya Dia sudah 

berada di sorga. Perhatikanlah, kebahagiaan orang-

orang kudus yang sudah mulia semakin bertambah 

Injil Yohanes 7:14-36 

 477 

sebab  mereka berada di luar jangkauan Iblis dan 

semua anteknya yang jahat.   

Kedua, perkataan ini memiliki  sisi hitam dan ge-

lap bagi orang-orang Yahudi yang jahat itu, yang mem-

benci dan menganiaya Kristus. Mereka sekarang ingin 

segera mengusir-Nya, menjauhkan-Nya dari bumi ini. 

Akan namun  , biarlah mereka tahu,  

1.  Bahwa sesuai dengan pilihan mereka, itulah yang 

akan menjadi nasib mereka. Mereka berusaha keras 

untuk mengusir-Nya dari mereka, dan dosa mereka 

ini pasti akan menghukum mereka. Dia tidak akan 

berlama-lama menyusahkan mereka, sebab  seben-

tar saja Dia akan meninggalkan mereka. Adil bagi 

Tuhan   untuk mencampakkan orang-orang yang me-

mandang kehadiran-Nya sebagai beban. Tidak ada 

lagi yang diperlukan untuk membuat orang-orang 

yang muak dengan Kristus merasa sengsara, ke-

inginan mereka sendiri sudah cukup untuk itu.  

2.  Bahwa mereka pasti akan menyesali pilihan yang 

sudah mereka buat saat  waktunya sudah sangat 

terlambat. 

(1) Mereka akan mencari kehadiran Mesias dengan 

sia-sia: “Kamu akan mencari Aku, namun   tidak 

akan bertemu dengan Aku. Kamu akan mengha-

rapkan Kristus untuk datang, namun   matamu 

tidak akan melihat-Nya, dan kamu tidak akan 

pernah menemukan-Nya.” Orang-orang yang me-

nolak Mesias yang benar saat  Dia datang akan 

dengan adil ditinggalkan di dalam pengharapan 

yang menyedihkan dan tanpa akhir, sebab  apa 

yang mereka nantikan itu tidak akan pernah 

datang. Atau, perkataan ini mungkin merujuk 

pada keadaan para pendosa yang pada akhirnya 

ditolak untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan 

dan anugerah Kristus pada hari penghakiman 

agung. Orang-orang yang sekarang mencari 

Kristus pasti akan menemukan-Nya, namun   akan 

datang harinya saat  mereka yang menolak-Nya 


 478

akan mencari-Nya, namun   tidak akan menemukan 

Dia (Ams. 1:28). Dengan sia-sia mereka akan ber-

seru, “Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!” Atau, 

mungkin perkataan ini digenapi di dalam ke-

putusasaan sebagian orang Yahudi, yang mung-

kin bisa diyakinkan namun   tidak juga mau berto-

bat. Dengan sia-sia mereka akan berharap untuk 

melihat Kristus dan mendengar-Nya berkhotbah 

lagi, namun pada saat itu hari-hari anugerah 

telah berakhir (Luk. 17:22). Akan namun  , ini be-

lum semuanya.  

(2) Dengan sia-sia mereka akan berharap mendapat-

kan suatu tempat di sorga: Di mana Aku berada, 

dan di mana semua orang percaya akan berada 

bersama-Ku, ke sana kamu tidak dapat datang. 

Mereka dikucilkan bukan hanya sebab  keputus-

an hakim yang adil dan tidak dapat diganggu 

gugat dan sebab  ada pedang malaikat di setiap 

pintu gerbang di Yerusalem yang baru untuk 

menjaga jalan ke pohon kehidupan dari mereka 

yang tidak berhak untuk masuk, melainkan juga 

sebab  dihalang-halangi oleh kesalahan dan keti-

daksetiaan mereka sendiri: Kamu tidak dapat 

datang, sebab kamu tidak akan mau. Orang-

orang yang membenci berada bersama Kristus, di 

dalam firman dan ketetapan-ketetapan-Nya di 

bumi, sangat tidak pantas berada bersama-Nya 

di dalam kemuliaan-Nya di sorga, sebab sorga 

tidak akan terasa seperti sorga bagi mereka. 

Sampai sedemikianlah kebencian-kebencian jiwa 

yang tidak kudus terhadap kebahagiaan yang 

besar di alam itu.  

[3]  Tanggapan mereka sesudah  mendengar perkataan ini (ay. 

35-36): Mereka berkata seorang kepada yang lain, ke 

manakah Ia akan pergi?  

Lihatlah di sini:  

Pertama, bagaimana bodoh dan butanya pikiran me-

reka sebab  ketidakpedulian mereka sendiri. Sebelum-

Injil Yohanes 7:14-36 

 479 

nya Ia sudah berkata dengan jelas ke mana Ia akan 

pergi – kepada Dia yang mengutus-Nya, kepada Bapa-

Nya di sorga, namun tetap saja mereka bertanya, ke 

manakah Ia akan pergi? dan apakah maksud perkataan 

yang diucapkan-Nya ini? Yang benar-benar buta yaitu  

orang yang tidak mau melihat, yang tidak mau 

mendengarkan. Perkataan-perkataan Kristus jelas bagi 

yang berpengertian, namun   memang sulit bagi mereka 

yang hanya mau berselisih saja.  

Kedua, betapa kurang ajarnya mereka menghina 

peringatan-peringatan Kristus itu. Bukannya gemetar 

mendengar perkataan yang mengerikan itu, kamu akan 

mencari Aku, namun   tidak akan bertemu dengan Aku, 

yang menyatakan kesengsaraan yang tak terperikan, 

mereka malah mengolok-olok dan menertawakan an-

caman-Nya, seperti orang-orang berdosa yang mener-

tawakan kedahsyatan dan tidak pernah kecut hati itu 

(Yes. 5:19); lihat juga Amos 5:18. Baiklah Tuhan   lekas-

lekas melakukan tindakan-Nya. namun   ingat, janganlah 

kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan sema-

kin keras.  

Ketiga, betapa berurat akarnya kebencian dan kege-

raman mereka terhadap Kristus. Yang melulu mereka 

takutkan dalam kepergian-Nya itu yaitu  bahwa Ia ti-

dak akan bisa mereka apa-apakan lagi: “Ke manakah Ia 

akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan 

Dia? Kalau Ia masih ada di atas bumi ini, kita pasti 

menemukan Dia. Tidak ada satu tempat pun yang tidak 

akan kita selidiki,” seperti yang dilakukan Ahab saat  

mencari Elia (1Raj. 18:10).  

Keempat, betapa congkaknya mereka memandang 

rendah bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang mereka 

panggil di sini sebagai orang-orang yang tinggal di 

perantauan, di antara orang Yunani. Ini berarti orang-

orang Yahudi yang tersebar di antara orang-orang Yuna-

ni (Yak. 1:1; 1Ptr. 1:1). Akankah Ia pergi dan berurusan 

dengan orang-orang bodoh itu? Atau juga berarti orang-

orang bukan-Yahudi yang tersebar di seluruh dunia, 

sebagai lawan dari orang-orang Yahudi, yang terkumpul 


 480

di dalam satu jemaat dan bangsa. Akankah Ia berusaha 

memenangkan hati mereka? 

Kelima, betapa cemburunya mereka saat  melihat 

tanda-tanda bahwa bangsa-bangsa bukan-Yahudi akan 

diberkati: “Akankah Ia pergi dan mengajar orang-orang 

bukan Yahudi itu? Akankah Ia membawa ajaran-Nya 

kepada mereka?” Mungkin mereka sudah mendengar 

tentang penghormatan yang ditunjukkan-Nya kepada 

bangsa-bangsa bukan-Yahudi, seperti dalam khotbah-

Nya di Nazaret, dan dalam kejadian dengan seorang per-

wira dan seorang wanita  Kanaan. Dan tidak ada 

yang lebih mereka takutkan selain bangsa-bangsa bu-

kan-Yahudi mendapat pengertian. Memang sangatlah 

umum terjadi bahwa orang-orang yang sudah kehilang-

an kuasa agama akan sangat cemburu untuk mendapat 

kekuasaan atas nama agama. Sekarang mereka mener-

tawakan kepergian-Nya untuk mengajar orang Yunani, 

namun   tidak lama kemudian, Ia sungguh benar-benar 

mewujudkannya melalui rasul-rasul dan hamba-ham-

ba-Nya. Ia mengumpulkan orang-orang yang tersebar 

itu, dan itu membuat orang Yahudi menderita dengan 

perih (Rm. 10:19). Sungguh benar amsal Salomo itu, 

apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan 

menimpa dia.    

Undangan Injil 

(7:37-44) 

37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan 

berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! 38 

Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari 

dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” 39 Yang dimaksudkan-

Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; 

sebab Roh itu belum datang, sebab  Yesus belum dimuliakan. 40 Beberapa 

orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, 

berkata: “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” 41 Yang lain berkata: 

“Ia ini Mesias.” namun   yang lain lagi berkata: “Bukan, Mesias tidak datang 

dari Galilea! 42 sebab  Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari 

keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” 

43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak sebab  Dia. 44 Bebe-

rapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, namun   tidak ada seorang 

pun yang berani menyentuh-Nya. 

Injil Yohanes 7:37-44 

 481 

Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang: 

I.   Perkataan Kristus, disertai dengan penjelasannya (ay. 37-39). Per-

nyataan yang ada di sini mungkin hanyalah penjelasan singkat 

dari apa yang disampaikan-Nya secara panjang lebar, namun di 

dalam pernyataan ini ada  inti dari keseluruhan Injil. Inilah 

undangan Injil untuk datang kepada Kristus, serta janji Injil akan 

penghiburan dan kebahagiaan di dalam Dia.  

Sekarang perhatikanlah:   

1.  Kapan Dia memberikan undangan ini: pada hari terakhir, yaitu 

pada puncak perayaan, hari yang besar itu. Hari kedelapan, 

yang mengakhiri perayaan khidmat itu, haruslah dimanfaat-

kan untuk mengadakan pertemuan kudus (Im. 23:36). Nah, 

pada hari ini Kristus menyampaikan panggilan Injil ini sebab ,  

(1)  Banyak orang sedang berkumpul, dan, jika undangan itu 

diberikan kepada banyak orang, mudah-mudahan saja se-

bagian dari mereka akan menerimanya (Ams. 1:20). Di 

mana banyak orang berkumpul, di situ ada lebih banyak 

kesempatan untuk berbuat baik.  

(2)  Orang banyak itu akan segera kembali ke rumah mereka 

masing-masing, dan Dia ingin memberikan undangan ini 

kepada mereka sebagai perkataan perpisahan dari-Nya. 

saat  suatu perkumpulan besar akan bubar dan orang-

orang akan berpencar, seperti yang kita lihat di sini, kita 

haruslah tergerak untuk berpikir bahwa dalam segala ke-

mungkinan mereka tidak akan pernah berkumpul ber-

sama-sama lagi di dunia ini, dan sebab  itu, jika kita dapat 

berkata atau berbuat sesuatu untuk membantu mereka 

masuk sorga, maka itulah waktu yang tepat. Sungguh baik 

jika kita merasa gembira pada akhir suatu upacara peraya-

an. Kristus memberikan tawaran ini pada hari terakhir, 

yaitu pada puncak perayaan,  

[1] Kepada orang-orang yang menulikan telinganya terha-

dap pengajaran-Nya pada hari-hari sebelumnya dalam 

minggu yang suci itu. Dia ingin mencoba mereka sekali 

lagi, dan jika mereka mau mendengarkan-Nya kali ini, 

maka mereka akan hidup.  


 482

[2] Kepada orang-orang yang mungkin tidak akan pernah 

mendapatkan tawaran seperti ini lagi, dan sebab  itu 

mereka berkewajiban menerima tawaran ini sekarang 

juga. Baru setengah tahun lagi akan ada perayaan lain, 

dan pada saat itu mungkin saja banyak dari antara 

mereka sudah terbaring di dalam kubur. Sesungguhnya, 

waktu ini yaitu  waktu perkenanan itu. 

2. Bagaimana Dia memberikan undangan ini: Yesus berdiri dan 

berseru, yang menunjukkan,  

(1) Kesungguhan dan kegigihan-Nya yang besar. Hati-Nya su-

dah terpatri untuk membawa jiwa-jiwa yang malang ke-

pada-Nya. Tegaknya tubuh-Nya dan meningginya suara-

Nya menunjukkan betapa sungguh-sungguhnya segenap 

pikiran-Nya itu. Kasih terhadap jiwa-jiwa akan membuat 

pengkhotbah berapi-api.  

(2) Keinginan-Nya agar semua orang memperhatikan dan me-

nerima undangan ini. Dia berdiri dan berseru, agar orang 

banyak dapat mendengar-Nya dengan lebih baik, sebab 

perkataan ini harus didengarkan oleh siapa saja yang ber-

telinga. Kebenaran Injil tidak akan mencoba sembunyi-

sembunyi, sebab kebenaran Injil tidak gentar menghadapi 

pengujian apa pun. Sabda-sabda dewa-dewa kafir disam-

paikan secara rahasia oleh mereka yang berkeciap-ciap dan 

berkomat-kamit, namun   Firman Injil diberitakan oleh orang 

yang berdiri dan berseru. Betapa menyedihkan keadaan 

manusia, sehingga ia harus bersusah payah untuk berba-

hagia, namun   betapa indahnya anugerah Kristus, sehingga 

Dia mau bersusah payah supaya manusia berbahagia! Ayo, 

hai semua orang (Yes. 55:1).   

3.  Undangan itu sendiri bersifat sangat umum: Barangsiapa 

haus, siapa pun dia, dia diundang untuk datang kepada 

Kristus, entah dia tinggi atau rendah, kaya atau miskin, muda 

atau tua, budak atau orang merdeka, orang Yahudi atau orang 

bukan-Yahudi. Undangan itu juga sangat murah hati: “Barang-

siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum. Barang-

siapa ingin mendapatkan kebahagiaan yang sejati dan kekal, 

baiklah ia berserah kepada-Ku, dan diatur oleh-Ku, dan Aku 

akan membantunya mendapatkan kebahagiaan itu.”     

Injil Yohanes 7:37-44 

 483 

(1) Orang-orang yang diundang yaitu  mereka yang haus, 

yang maksudnya yaitu ,  

[1] Mengenai kemalangan nasib mereka, entah yang me-

nyangkut keadaan lahiriah mereka (barangsiapa yang 

tidak mendapatkan penghiburan dari dunia ini, atau 

yang lelah memikul salibnya, baiklah kemiskinan dan 

penderitaannya itu menarik dia untuk datang kepada 

Kristus untuk memperoleh kedamaian yang tidak dapat 

diberikan atau diambil oleh dunia), atau yang menyang-

kut keadaan batiniah mereka: “Barangsiapa yang meng-

inginkan berkat-berkat rohani, dia dapat memperoleh-

nya dari-Ku.” Atau,  

[2] Mengenai kecenderungan jiwa mereka dan keinginan-

keinginan hati mereka akan kebahagiaan rohani. Ba-

rangsiapa yang lapar dan haus akan kebenaran, yang 

artinya, yang benar-benar menginginkan kehendak baik 

Tuhan   terhadap mereka dan pekerjaan baik Tuhan   di da-

lam diri mereka.  

(2) Undangan itu sendiri: Baiklah ia datang kepada-Ku. Baik-

lah ia tidak pergi ke upacara keagamaan belaka, yang tidak 

akan dapat menenangkan ataupun memurnikan hati nu-

rani, dan sebab  itu tidak dapat menyempurnakan mereka 

yang datang mengambil bagian di dalamnya (Ibr. 10:1). 

Baiklah juga ia tidak pergi mencari pengajaran kafir, yang 

hanya memperdaya manusia, menuntun mereka ke hutan 

rimba dan membiarkan mereka di sana begitu saja. namun  , 

baiklah ia pergi kepada Kristus, mengakui ajaran-Nya, tun-

duk pada peraturan-Nya, dan percaya kepada-Nya. Baiklah 

ia datang kepada-Nya sebagai Sumber air hidup, Pemberi 

segala penghiburan.  

(3) Kepuasan yang dijanjikan: “Baiklah ia datang dan minum, 

maka ia akan mendapatkan apa yang dicarinya, bahkan 

secara lebih berkelimpahan ia akan mendapatkan sesuatu 

yang tidak hanya menyegarkan namun   juga memenuhi jiwa 

yang ingin berbahagia.” 

4.  Janji yang penuh kemurahan yang menyertai panggilan yang 

penuh kemurahan ini (ay. 38): Barangsiapa percaya kepada-

Ku, dari dalam hatinya akan mengalir – 


 484

(1)  Lihatlah di sini apa artinya datang kepada Kristus: Datang 

kepada Kristus berarti percaya kepada-Nya, seperti yang 

dikatakan oleh Kitab Suci. Ini berarti menerima dan me-

nyambut-Nya sebagaimana Dia ditawarkan kepada kita di 

dalam Injil. Kita tidak boleh membentuk Mesias menurut 

angan-angan kita sendiri, namun   harus percaya kepada 

Kristus menurut Alkitab.  

(2) Lihatlah bagaimana jiwa-jiwa yang haus, yang datang ke-

pada Kristus, akan dapat minum. Israel, yang percaya ke-

pada Musa, minum dari batu karang rohani yang mengikuti 

mereka, dari aliran air yang mengucur dari batu itu. namun   

orang-orang percaya minum dari batu karang yang ada di 

dalam mereka, dari Kristus yang ada di dalam diri mereka. 

Dia ada di dalam mereka seperti mata air yang terus-mene-

rus memancar (4:14). Persediaan yang dibuat bukan hanya 

bagi kepuasan mereka saat ini melainkan juga bagi peng-

hiburan mereka secara terus-menerus.  

Inilah:  

[1]  Air hidup, air yang mengalir, yang dalam bahasa Ibrani 

disebut hidup sebab  air itu masih bergerak. Anugerah-

anugerah dan penghiburan-penghiburan Roh diban-

dingkan dengan air hidup (artinya mengalir), sebab  se-

mua anugerah dan penghiburan itu merupakan dasar, 

bahan atau zat aktif yang menggiatkan kehidupan ro-

hani dan mendatangkan kesungguhan serta permulaan 

hidup yang kekal (Yer. 2:13).  

[2] Aliran-aliran air hidup menggambarkan keadaan yang 

melimpah dan berkelanjutan. Penghiburan itu mengalir 

secara berkelimpahan maupun secara terus-menerus se-

perti sungai, deras seperti aliran sungai yang menerjang 

segala keraguan dan ketakutan. Di dalam Kristus, ada 

kepenuhan anugerah demi anugerah.  

[3]  Air ini mengalir dari dalam hati-Nya, yang artinya, dari 

dalam jiwa-Nya, yang merupakan sasaran pekerjaan 

Roh dan takhta pemerintahan-Nya. Di sanalah dasar 

atau bahan yang penuh kemurahan dan mulia itu dita-

nam, dan dari hati, yang di dalamnya Roh tinggal, ter-

pancarlah kehidupan (Ams. 4:23). Di sana penghiburan-

Injil Yohanes 7:37-44 

 485 

penghiburan ilahi menetap, dan ada kesenangan yang 

tidak dapat turut dirasakan orang lain. Barangsiapa per-

caya memiliki  kesaksian itu di dalam dirinya (1Yoh. 

5:10). Sat lucis intus – Terang bercahaya dengan melim-

pah di dalam. Lebih jauh, perhatikanlah, bilamana ter-

dapat sumber-sumber anugerah dan penghiburan di 

dalam jiwa yang akan memancarkan aliran-aliran air itu: 

Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air. 

Pertama, anugerah dan penghiburan akan mengha-

silkan perbuatan-perbuatan baik, dan hati yang kudus 

akan tampak dalam hidup yang kudus. Pohon dikenal 

dari buahnya, dan mata air dikenal dari aliran airnya. 

Kedua, anugerah dan penghiburan itu akan menam-

pakkan dirinya demi keuntungan orang lain. Orang baik 

akan membawa kebaikan bagi semua. Mulut orang be-

nar yaitu  sumber kehidupan (Ams. 10:11). Tidaklah 

cukup jika kita minum air dari kulah kita sendiri, atau 

jika kita sendiri mendapatkan penghiburan dari anuge-

rah yang diberikan kepada kita, namun   kita juga harus 

meluapkan mata air kita ke lapangan-lapangan (Ams. 

5:15-16).  

 Perkataan “seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci” 

tampaknya merujuk pada suatu janji di dalam Perjanji-

an Lama yang memiliki  arti seperti yang ada di sini, 

dan ada banyak di antaranya; misalnya bahwa Tuhan   

akan mencurahkan Roh-Nya, yang merupakan kiasan 

yang diambil dari air (Ams. 1:23; Yl. 2:28; Yes. 44:3; Za. 

12:10); bahwa tanah kering akan memancarkan air (Yes. 

41:18); bahwa akan ada sungai-sungai di padang belan-

tara (Yes. 43:19); bahwa jiwa-jiwa yang murah hati akan 

menjadi seperti mata air (Yes. 58:11); dan bahwa jemaat 

seperti sumber air hidup (Kid. 4:15). Dan perkataan yang 

diucapkan di sini mungkin merupakan rujukan pada air 

yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci pada 

masa Yehezkiel (Yeh. 47:1). Bandingkan dengan Wahyu 

22:1, dan lihat Zakharia 14:8. Dr. Lightfoot dan penulis 

lainnya memberitahukan kepada kita bahwa orang-

orang Yahudi memiliki  kebiasaan, yang mereka te-

rima dari adat istiadat nenek moyang, bahwa pada hari 


 486

terakhir puncak perayaan Pondok Daun mereka meng-

adakan upacara khusus, yang mereka sebut Libatio 

aquæ – Pencurahan air. Mereka mengambil bejana emas 

berisi air dari kolam Siloam, lalu membawanya ke Bait 

Suci sambil diiringi bunyi sangkalala dan disertai 

dengan upacara-upacara lain, dan, pada waktu mereka 

naik ke mezbah, mereka mencurahkan air itu di hadap-

an Tuhan dengan segala ungkapan sukacita yang dapat 

mereka tunjukkan. Beberapa penulis Yahudi meman-

dang air itu sebagai lambang hukum Taurat, dan meru-

juk pada Yesaya 12:3; 55:1. Sebagian penulis Yahudi 

lainnya memandangnya sebagai lambang Roh Kudus. 

Ada pikiran bahwa Juruselamat kita di sini mungkin 

merujuk pada kebiasaan ini. Orang-orang percaya akan 

mendapatkan penghiburan, bukan dari bejana air yang 

diambil dari kolam melainkan dari sungai yang mengalir 

dari dalam diri mereka sendiri. Sukacita hukum Taurat, 

dan pencurahan air, yang melambangkan sukacita hu-

kum ini, tidaklah sebanding dengan sukacita Injil di 

dalam sumber mata air keselamatan. 

5.  Inilah penjelasan dari penulis Injil ini mengenai janji itu (ay. 

39): Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh: bukan keuntungan-ke-

untungan lahiriah yang diberikan kepada orang-orang percaya 

(seperti yang mungkin sudah disalah mengerti oleh sebagian 

orang) melainkan berbagai pemberian, anugerah, dan penghi-

buran Roh. Lihatlah bagaimana Alkitab merupakan penafsir 

yang terbaik bagi Alkitab sendiri.  

Perhatikanlah:     

(1) Dijanjikan kepada semua orang yang percaya kepada Kris-

tus bahwa mereka akan menerima Roh Kudus. Sebagian 

orang menerima karunia-karunia mujizat-Nya (Mrk. 16:17-

18), namun   semua orang menerima anugerah-anugerah-Nya 

yang menguduskan. Karunia Roh Kudus merupakan salah 

satu berkat besar yang dijanjikan di dalam Kovenan Baru 

(Kis. 2:39), dan, jika itu dijanjikan, pasti akan digenapi bagi 

semua orang yang berkepentingan di dalam kovenan itu.  

(2) Roh yang berdiam dan bekerja di dalam orang-orang per-

caya yaitu  seperti sumber aliran-aliran air hidup, yang 

Injil Yohanes 7:37-44 

 487 

mengalirkan banyak aliran-aliran air, yang menyejukkan 

dan membersihkan seperti air, menenangkan dan melem-

babkan seperti air, membuat mereka berbuah, dan mem-

buat yang lain bersukacita (3:5). saat  para rasul berbi-

cara dengan begitu lancar mengenai perkara-perkara Tuhan  , 

seperti perkataan yang diberikan Roh kepada mereka (Kis. 

2:4), dan sesudah  itu memberitakan serta menulis Injil 

Kristus dengan kefasihan ilahi yang mengalir begitu deras, 

maka janji ini digenapi, “Dari dalam hatinya akan mengalir 

aliran-aliran air hidup.”  

(3) Pencurahan Roh yang berlimpah-limpah ini masih merupa-

kan janji pada waktu itu, sebab Roh itu belum datang, ka-

rena Yesus belum dimuliakan. 

  Lihatlah di sini: 

[1]  Bahwa Yesus belum dimuliakan. Sudah pasti bahwa Dia 

akan dimuliakan, dan Dia tetap layak mendapatkan se-

gala penghormatan. Namun, pada waktu itu Dia masih 

dalam keadaan merendahkan diri dan hina. Sekalipun 

demikian, Dia tidak pernah kehilangan kemuliaan yang 

sudah dimiliki-Nya sebelum alam semesta dijadikan, 

malah Dia kini berhak mendapatkan kemuliaan yang 

lain lagi, dan, selain kehormatan-kehormatan bawaan 

yang sudah dimiliki-Nya, Dia juga dapat menuntut 

mahkota yang berhasil diraih-Nya melalui tugas kepeng-

antaraan-Nya. Namun demikian, semua ini disediakan 

bagi-Nya nanti. Yesus sekarang dipegang (Yes. 42:1), di-

puaskan (Yes. 53:11), dan dibenarkan (1Tim. 3:16), na-

mun Dia belum dimuliakan. Dan jika Kristus saja harus 

menantikan kemuliaan-Nya, maka janganlah kita meng-

anggapnya sebagai beban berat bila kita harus menanti-

kan kemuliaan kita.  

[2] Bahwa Roh Kudus belum diberikan, oupō gar hēn 

pneuma – sebab Roh Kudus belum datang. Roh Tuhan   

berasal dari kekekalan, sebab pada mulanya Dia mela-

yang-layang di atas permukaan air. Memang Roh Kudus 

sudah ada dalam diri nabi-nabi dan orang-orang kudus 

pada zaman Perjanjian Lama, dan baik Zakharia mau-

pun Elisabet keduanya penuh dengan Roh Kudus. Na-


 488

mun, perkataan ini harus dimengerti sebagai pencurah-

an Roh yang bersifat terbuka, berkelimpahan, dan 

umum sesuai seperti yang sudah dijanjikan dalam Yoel 

2:28, dan digenapi dalam Kisah Para Rasul 2:1, dan 

seterusnya. Roh Kudus belum diberikan dengan cara 

yang terlihat seperti yang dimaksudkan. Jika kita mem-

bandingkan pengetahuan yang jelas dan anugerah yang 

kuat dalam diri murid-murid Kristus sendiri, sesudah  

hari Pentakosta, dengan kegelapan dan kelemahan me-

reka sebelumnya, maka kita akan mengerti dalam peng-

ertian apa Roh Kudus belum diberikan. Kesungguhan-

kesungguhan dan buah-buah sulung dari Roh sudah 

diberikan, namun   penuaian yang sepenuhnya belumlah 

tiba. Dispensasi (atau pembabakan – pen.) Roh dalam 

arti yang sebenar-benarnya belumlah dimulai. Roh Ku-

dus belum diberikan dalam rupa aliran-aliran air hidup 

yang akan tercurah untuk mengairi seluruh bumi, bah-

kan dunia orang-orang bukan-Yahudi, tidak juga dalam 

karunia-karunia berbahasa lidah, yang mungkin meru-

pakan rujukan utama dari janji ini.  

[3] Bahwa alasan mengapa Roh Kudus belum diberikan ada-

lah sebab  Yesus belum dimuliakan.  

Pertama, kematian Kristus kadang-kadang disebut 

sebagai pemuliaan-Nya (13:31), sebab dengan salib-Nya 

itu Dia menaklukkan para musuh dan berjaya atas me-

reka. Nah, karunia Roh Kudus diperoleh dengan darah 

Kristus. Ini merupakan pertimbangan berharga yang 

menjadi dasar diberikannya karunia itu, dan oleh kare-

nanya sebelum harga ini dibayar (meskipun banyak ka-

runia lain diberikan pada waktu harga itu dijamin akan 

dibayarkan), Roh Kudus belum diberikan.  

Kedua, belum ada begitu banyak keperluan akan 

Roh Kudus selama Kristus sendiri masih berada di 

bumi ini, seperti yang terjadi kemudian saat  Dia pergi, 

untuk mengisi kekurangan sebab  ketiadaan-Nya itu.  

Ketiga, diberikannya Roh Kudus merupakan jawab-

an akan doa Kristus sebagai Pengantara (14:16) dan 

juga merupakan tindakan kedaulatan-Nya. sebab  itu, 

Injil Yohanes 7:37-44 

 489 

sebelum Dia dipermuliakan dan kedua hal ini terjadi, 

Roh Kudus belum diberikan.  

Keempat, pertobatan orang-orang bukan-Yahudi me-

rupakan peristiwa yang memuliakan Yesus. saat  se-

jumlah orang Yunani mulai bertanya-tanya tentang 

Kristus, Dia berkata, “Telah tiba saatnya Anak Manusia 

dimuliakan” (12:23). Masa saat  Injil harus diberitakan 

kepada bangsa-bangsa belum datang, dan sebab  itu 

belum ada kesempatan untuk diberikannya karunia ber-

bahasa lidah, yakni aliran-aliran air hidup itu. namun   

amatilah, meskipun Roh Kudus belum diberikan, Dia 

sudah dijanjikan. Janji itu sekarang merupakan janji 

besar dari Bapa (Kis. 1:4). Meskipun pemberian-pem-

berian anugerah Kristus ditunda-tunda untuk waktu 

yang lama, semuanya dijamin akan diberikan. Dan, se-

mentara kita menantikan janji yang baik itu, kita diberi 

janji yang dapat kita pegang dalam hidup ini, yang akan 

ditepati dan tidak akan diingkari.     

II.  Akibat-akibat dari perkataan Kristus ini, dan sambutan apa yang 

diterimanya. Secara umum, perkataan itu menimbulkan berbagai 

perbantahan: Maka timbullah pertentangan di antara orang ba-

nyak sebab  Dia (ay. 43). Ada perpecahan, begitu yang dikatakan 

dalam bahasa aslinya. Ada berbagai macam pendapat, dan pen-

dapat-pendapat itu diperbantahkan dengan begitu sengit. Ada 

berbagai macam perasaan, dan perasaan-perasaan itu memecah 

mereka ke dalam berbagai golongan. Adakah kita menyangka bah-

wa Kristus datang untuk memberikan damai, bahwa semua orang 

akan sama-sama memeluk Injil-Nya? Oh tidak, yang akan ditim-

bulkan dari pemberitaan Injil-Nya yaitu  perpecahan, sebab se-

mentara ada sebagian orang yang berkumpul untuk mendengarkan 

pemberitaan itu, sebagian yang lain akan berkumpul melawannya, 

dan hal ini akan menimbulkan huru-hara, seperti yang terjadi di 

sini. Akan namun  , ini bukanlah kesalahan Injil, sama seperti bu-

kan kesalahan obat yang manjur mengorek-orek apa yang salah 

pada tubuh, dengan tujuan untuk membuangnya. Perhatikanlah 

apa yang diperbantahkan di sini:   

1.  Sebagian orang berpihak kepada-Nya dan sangat bersimpati 

kepada-Nya: Beberapa orang di antara orang banyak, yang 


 490

mendengarkan perkataan-perkataan itu, saat  mendengar Dia 

dengan penuh belas kasihan dan kebaikan hati mengundang 

orang-orang berdosa yang malang untuk datang kepada-Nya, 

dan melihat bahwa dengan penuh kuasa Dia berusaha mem-

buat mereka berbahagia, maka tidak bisa tidak mereka me-

mandang-Nya dengan penuh rasa hormat.  

(1)  Sebagian dari mereka berkata, “Dia ini benar-benar nabi,” 

nabi yang dibicarakan Musa kepada nenek moyang mereka, 

yang sama seperti dia. Atau, Dia ini benar-benar nabi yang, 

menurut gagasan-gagasan yang diterima di dalam jemaat 

Yahudi, akan menjadi pelopor dan pendahulu Sang Mesias. 

Atau, Dia ini benar-benar nabi, orang yang dipenuhi ilham 

ilahi dan diutus oleh Tuhan  .  

(2)  Sebagian yang lain bertindak lebih jauh, dan berkata, “Ia 

ini Mesias” (ay. 41), bukan nabi dari Mesias melainkan Me-

sias itu sendiri. Orang-orang Yahudi pada waktu itu sedang 

mengharapkan kedatangan Mesias dengan lebih rindu 

dibandingkan  biasanya, dan hal ini membuat mereka dalam 

setiap kesempatan mudah untuk berkata, “Lihat, Mesias 

ada di sini,” atau “Lihat, Mesias ada di sana.” Dan seperti-

nya perkataan mereka ini hanyalah akibat dari gagasan-

gagasan yang tidak karuan dan mengambang, yang mem-

percayai apa pun begitu saja pada pandangan pertama, se-

bab kita tidak mendapatkan orang-orang ini menjadi murid 

dan pengikut-Nya sesudah  ini. Pendapat yang baik tentang 

Kristus sangatlah kurang dibandingkan dengan iman yang 

hidup kepada-Nya. Banyak orang berkata-kata baik ten-

tang Kristus, namun mereka tidak berbuat lebih jauh lagi 

dari itu. Mereka di sini berkata, “Dia ini benar-benar nabi” 

dan “Ia ini Mesias,” namun mereka tidak mau meninggal-

kan semua dan mengikut Dia. Dengan demikian, kesaksian 

mereka terhadap Kristus ini hanyalah kesaksian yang jus-

tru melawan mereka sendiri.   

2.  Sebagian yang lain berprasangka buruk terhadap-Nya. Tidak 

lama sesudah  kebenaran agung ini diutarakan, bahwa Yesus 

yaitu  Mesias, segera saja kebenaran itu dibantah dan dila-

wan. Dan hal yang satu ini, yaitu bahwa Dia berasal dari 

Galilea (yang mereka anggap benar begitu saja), dipandang cu-

Injil Yohanes 7:37-44 

 491 

kup untuk membantah semua pernyataan bahwa Dia yaitu  

Kristus. Sebab, mungkinkah Mesias datang dari Galilea? Bu-

kankah Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari 

keturunan Daud?  

Perhatikanlah di sini:  

(1) Pengetahuan mereka yang patut dipuji tentang Alkitab. 

Sejauh ini mereka benar, bahwa Mesias yaitu  tunas yang 

keluar dari tunggul Isai (Yes. 11:1), bahwa dari Betlehem 

akan bangkit seorang Pemerintah (Mi. 5:2). Hal ini diketahui 

bahkan oleh rakyat jelata melalui penjelasan-penjelasan 

tradisi yang biasa diberikan oleh ahli-ahli kitab mereka. 

Mungkin juga orang-orang ini, yang dengan begitu mudah 

saja menunjukkan ayat-ayat ini untuk melawan Kristus, 

tidak mengetahui lagi bagian-bagian lain dari Kitab Suci 

dengan sama baiknya. Mungkin mulut mereka hanya dije-

jali dengan ayat-ayat ini oleh para pemimpin mereka untuk 

mendukung prasangka-prasangka buruk mereka terhadap 

Kristus. Banyak orang memeluk gagasan-gagasan yang 

rusak dan sangat bersemangat membelanya. Mereka tam-

pak sangat mengenal seluk-beluk Kitab Suci, namun   sebe-

narnya mereka hanya mengetahui ayat-ayat yang telah di-

ajarkan kepada mereka untuk menyesatkan orang. Tidak 

lebih dari itu.  

(2) Ketidaktahuan mereka yang patut dicela tentang Yesus 

Tuhan kita. Mereka mengatakannya seolah-olah sudah 

pasti benar dan tidak bisa dibantah lagi bahwa Yesus ber-

asal dari Galilea, sedangkan kalau saja mereka bertanya 

kepada Dia sendiri, atau ibu-Nya, atau murid-murid-Nya, 

atau dengan melihat silsilah keluarga Daud, atau daftar 

sensus di Betlehem, maka mereka bisa saja mengetahui 

bahwa Dia yaitu  Anak Daud dan berasal dari Betlehem. 

namun   mereka dengan sengaja tidak mau tahu akan hal ini. 

Begitulah, ketidakbenaran yang nyata-nyata salah menge-

nai suatu fakta tertentu, mengenai orang atau perbuatan, 

sering kali diterima begitu saja sebagai suatu kebenaran 

oleh orang-orang yang suka berprasangka dan memihak. 

Dengan begitu gencar mereka bertindak atas dasar semua 

ketidakbenaran itu, bahkan di tempat dan pada waktu 


 492

yang sama saat  orang-orang atau perbuatan-perbuatan 

itu masih ada dan masih dilakukan. Jadi, kebenaran dari 

semua fakta itu sebenarnya bisa ditemukan dengan mu-

dah.    

3.  Sebagian yang lain berang terhadap-Nya, dan mereka mau me-

nangkap Dia (ay. 44). Sekalipun apa yang dikatakan-Nya sa-

ngatlah manis dan mulia, mereka tetap dibuat sangat kesal 

terhadap-Nya akibat perkataan-Nya itu. Demikianlah Guru 

kita menanggung penderitaan sebab  berkata dan berbuat 

baik. Mereka mau menangkap Dia. Mereka berharap ada orang 

yang mau menangkap Dia, dan jika mereka pikir tidak ada 

yang mau, maka mereka akan melakukannya sendiri. Mereka 

mau menangkap Dia, namun   tidak ada seorang pun yang berani 

menyentuh-Nya, sebab  mereka dicegah oleh kuasa yang tidak 

terlihat, dan sebab  saat-Nya belumlah tiba. Sama seperti ke-

bencian musuh-musuh Kristus selalu tidak masuk akal kalau 

dipikirkan, demikian pula tertahannya pelampiasan akibat 

kebencian itu kadang-kadang juga tidak dapat dijelaskan. 

Kesaksian Penjaga-penjaga tentang Kristus 

(7:45-53) 

45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-

orang Farisi, yang berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak membawa-

Nya?” 46 Jawab penjaga-penjaga itu: “Belum pernah seorang manusia berkata 

seperti orang itu!” 47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: “Adakah 

kamu juga disesatkan? 48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin 

yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 49 

namun   orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah 

mereka!” 50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepa-

da-Nya, berkata kepada mereka: 51 “Apakah hukum Taurat kita menghukum 

seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang 

telah dibuat-Nya?” 52 Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea? 

Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang da-

tang dari Galilea.” 53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya. 

Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi di sini sedang berkomplot 

secara rahasia, menyusun rencana untuk menindas Kristus. Meski-

pun waktu itu yaitu  hari puncak perayaan, mereka tidak mengikuti 

ibadah-ibadah yang diadakan pada hari itu, namun   membiarkan rak-

yat jelata saja yang menghadirinya. Para pembesar agama ini biasa 

menyerahkan dan mengalihkan urusan-urusan ibadah kepada rakyat

Injil Yohanes 7:45-53 

 493 

jelata, sementara mereka sendiri berpikir lebih baik mengurusi masa-

lah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan jemaat. Mereka duduk 

di ruang majelis, menantikan Kristus untuk dibawa kepada mereka 

sebagai tahanan, sebab mereka telah mengeluarkan perintah untuk 

menangkap-Nya (ay. 32).  

Sekarang di sini kita diberi tahu:  

I.  Kejadian apa yang berlangsung antara mereka dan penjaga-pen-

jaga mereka sendiri, yang kembali tanpa membawa Dia, re infecta 

– tanpa berbuat apa-apa.  

Perhatikanlah:   

1.  Teguran yang mereka berikan kepada para penjaga itu sebab  

tidak melaksanakan perintah yang telah diberikan kepada me-

reka: Mengapa kamu tidak membawa-Nya? Dia muncul di de-

pan umum, banyak orang di sana membenci-Nya dan dengan 

senang hati bisa saja akan membantu mereka untuk menang-

kap-Nya. Ini yaitu  hari terakhir perayaan itu, dan mereka 

tidak akan memiliki  kesempatan seperti ini lagi. “Jadi 

mengapa kamu mengabaikan kewajibanmu?” Mereka kesal ka-

rena orang-orang bawahan mereka sendiri, yang bergantung 

kepada mereka, dan yang kepadanya mereka bergantung, yang 

ke dalam pikirannya mereka telah menanamkan prasangka-

prasangka buruk terhadap Kristus, sampai mengecewakan 

mereka seperti itu. Perhatikanlah, orang-orang fasik selalu 

cemas kalau mereka tidak dapat melakukan ke