hari akhir kiamat 2
g yang diserahi mengurus
urusanmu". Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu)
terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.”
25
Allah lah yang membuat buta padangan orang-orang generasi
awal dan membuat mereka lemah untuk tahu perbendaharan bumi
yang telah ditemukan oleh orang-orang modern sekarang, seperti
bensin dan yang lain-lainnya. Allah jadikan seperti ini batas dan
waktu akhir. Allah lah tempat memohon pertolongan.Munculnya Ad-Daabbah
Allah menyebut akan munculnya Ad-Dabbah (Binatang
belata yang akan berbicara dengan manusia) dalam firman-Nya,
رس رَكنُوا
َّن النَّا
أ
َ
ْ
ُهُم
م
رِكِّ
ْرِض تُ
َ
رن األْ
ًة مِ
َّ
رداب
ْ
هُم
ر
ر ْجنرا ل
أ ْخر
َ
ْ
َْيِم
ر
ْوُل عرل
قر
ْ
رع ال
قر
ر
رذا و
ِ
ا
ر
و
نُورن
ُوقِ
رَّل ي
نرا
ِ
رَيت
ِبأ
“Dan jika perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan
sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka,
bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.”
26
Ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah bahwa Ibnu
Abbas, Al-Hasan dan Qatadah berkata maksud dari “Tukallimuhum”
yaitu mengajak bicara dengan pembicaraan. Ibnu Jarir merajihkan
hal ini. Demikian juga Ali dan Atha’ mengisahkan.
Ibnu Katsir berkata, “Pendapat ini perlu ditinjau lagi”
Kemudian beliau berkata, dari Ibnu Abbas bahwa maksud
“Tukallimuhum” yaitu ‘memberikan belahan (goreasn) kepada
mereka’ maksudnya yaitu menulis didahi orang kafir dengan tulisan
‘kafir’ dan di dahi orang mukmin dengan tulisan ‘mukmin’. Dabbah
ini mengajak bicara dan memberikan goresan. Ini pendapat yang
kokoh dari dua mazhab, pendapat ini kuat dan kompromi pendapat
yang baik. Wallahu a’lam
Ia berkata juga dalam tafsirnya, “Dabbah ini akan keluar pada
akhir zaman ketika manusia sedang rusak dan manusia meninggalkan
perintah Allah, serta mengganti agama Alah yang haq. Allah
keluarkan bagi mereka dabbah dari bumi. Dikatakan (pendapat lain
yanglemah), dikeluarkan dari Mekkah atau dari kota lainnya. Ia
mengajak manusia berbicara.
AL-Qurthubi berkata dalam tafsirnya,
“Terkait firman Allah ‘Waqa’al qaulu ‘alahim’, terdapat
perbedaan pendapat dari makna ‘waqa’al qaulu’ yaitu mengenau
dabbah. Pendapat lainnya maksudnya mereka telah berhak
mendapatkan murka. Qatadah dan Mujahid berkata, ‘Haqqul qauli
‘alaihim itu karena mereka tidak beriman. Ibnu Umar dan Abu Sa’id
Al-Khudriy berkata, ‘karena mereka tidak memerintahkan yang
ma’ruf dan mencegah kemungkaran, maka wajib bagi mereka
mendapatkan kemurkaaan’. Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘
maksudnya yaitu matinya ulama dan hilangnya ilmu serta
diangkatnya Al-Quran. Perbanyaklah membaca Al-Quran sebelum
diangkat’. Beliau ditanya, ‘Apakah mushaf-mushaf akan diangkat?,
bagaimana dengan yang dihapal dalam dada manusia’?. Beliau
berkata, ‘diangkat semalaman, kemudian paginya telah ditinggalkan
dan mereka lupa dengan kalimat laa ilaha illallahu. Mereka
terjerumus dalam perkataan dan syiar-syiar jahiliyah tatkala telah
tertimpa kemurkaan pada mereka.
Kemudian beliau menyebutkan pendapat-pendapat lainnya.
Aku katakan (Syaikh Shalih Fauzan), semua pendapat ini kembali
pada satu makna (sama saja). Dalilnya ada pada ayat lainnya
رَّل
نرا
ِ
رَيت
رس رَكنُوا ِبأ
َّن النَّا
أ
َ
نُورن
ُوقِ
ي
*dibaca dengan memfathah hamzah.
Dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُل
ْ
ْن قرب
رمنر ْت مِ
ُك ْن أ
ر
ت
ْ
م
ر
اَُّنرا ل
ر
ْم
ي
ِ
ًسا ا
ُع نرْف
رْنرف
ر ْجرن رَّل ي
رذا رخـر
ِ
ثر رَل ٌث ا ـي
رسبر ْت فِ
ْو كر
أ
َ
رد
ر
ا َّدلَّجا ُل و
ر
ْن رم ْغِرِِبرا و
ِس مِ
ْ
ْوُع ال َّشم
ُ
اَِّنرا رخْْيًا ُطل
ر
ْم
ي
ِ
Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi
keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum
mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya. Ketiga perkara
itu yaitu : terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang bumi.”27
Para ulama berbeda pendapat terkait sifat Dabbah dan dari
mana ia keluar dengan perselisihan yang banyak. kami telah jelaskan
dalam kitab “At-Tadzkirah”
Dari Hudzaifah bin Asid Al-Gifari radhiallahu ‘anhu ia
berkata,
فرقرا رل
ُ
رذاكرر
ُن نرتر
رَنْ
ر
را و
ن
ْ
ي
ر
ُّ صَل هللا عليه وسْل عرل
رع النَِِّب
ُورن رطل " ر
ُ رما تر " . رذاكرر
كُر
ْ
وا نرذ
ُ
قرال
رة
َّساعر
ْن ترُقورم رح قرا " رل ال .
ر
ََّّنرا ل
ِ
رة ا
َّ
َُّنرا ا َّدلاب
مِ
ر
كرر
ر
ر ذ
رَي ٍت و
أ
رها رع ْْشر
ر
ل
ْ
ر ْورن قرب
رر
ََّّت ت
Nabi shalllahu ‘alahi wa sallam datang kepada kami, sedangkan
kami tengah berbincang-bincang, lalu beliau bertanya: ‘Apa yang kalian
bicarakan?’ Mereka menjawab, ‘Kami sedang membicarakan Kiamat.’
Beliau berkata: ‘Sesungguhnya ia (Kiamat) tidak akan terjadi hingga kalian
melihat sepuluh tanda (besar) sebelumnya.’ Disebutkan di antaranya AdDabbah.”
Dalam riwayat muslim dari hadits al-‘Alaa’ dari bapaknya
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
أِو
أِو ا َّدلَّجا رل، َ
رن، َ
أِو ا ُّدلرخا
ْن رم ْغِرِِبرا، َ
ِس مِ
ْ
ْورع ال َّشم
ُ
ًّا: ُطل
ت
ِ
َألْرْعـا ِل س
ُروا ِِبْ
رِبِد
رة
َّ
ا َّدلاب
“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal:
terbitnya matahari dari barat, asap, Dajjal. Dari riwayat Muslim juga dari hadits Qatadah dari Al-Hasan
dari Ziyad bin Ribah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,
ًّا ا َّدلَّجا ُل،
ت
ِ
ِل س
ر
رعم
ل
ُروا ِِبْ
ْرِض رِبِد
َ
ُة األْ
َّ
رداب
ر
ُن، و
ْدلُ َّخا
ا
ر
و
“Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal:
Dajjal, asap, Dabbah (yang muncul dari) bumi.”
Muslim mengatakan, telah sampai riwayat dari Abu Bakr dari
Abu Syaibah, telah sampai Muhammad bin Basyar dari Abu Hayyan
dari Abu Zur’ah dari Abdullah bin ‘Amr ia berkata, ‘Aku hapal hadits
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak akan aku
lupakan, beliau bersabda,
ُ ْوُج ا َّدل
ُخر
ر
ْن رم ْغِرِِبرا، و
ِس مِ
ْ
ُوُع ال َّشم
ُ ْوًجا ُطل
رَي ِت ُخر
ْأل
رل ا
َّ
أو
َ
َّن
ِ
رَل النَّاِس ا
عر
َّةِ
اب
ثْ ِرره
ِ
رَل ا
رى عر
ُأل ْخر
ْ
ِِترا؛ فرا
ر
ِحب
رل رصا
ْ
ا رما رَكنر ْت قرب
ر
َيُم
أُّ
َ
ر
ُُضرى، و
ا
ً
ْب
ِري
. ا قر
“Sesungguhnya tanda (Kiamat) yang pertama kali keluar yaitu
terbitnya matahari dari arah barat, lalu keluarnya binatang (dari dalam
bumi) kepada manusia pada waktu dhuha. Dan mana saja di antara
keduanya yang terlebih dahulu keluar, maka yang lainnya terjadi setelahnya
dalam waktu yang dekat.”28
Ibnu Katsir berkata, yaitu Tanda pertama yang bukan hal
yang biasa, walaupun (telah terjadi dahulu) munculnya Dajjal dan
turunnya nabi Isa dari langit sebelumnya. Demikian juga keluarnya
Ya’juj dan Ma’juj. Semua hal ini yaitu perkata yang biasa yaitu
karena mereka semua yaitu manusia. Menyaksikan yang semisal
mereka yaitu hal yang biasa. Adapun keluarnya Dabbah dengan
bentuk yang tidak biasa kemudian mengajak manusia bicara dan
memberi tanda mereka dengan iman dan kekafiran, maka ini perkara
yang keluar dari kebiasaan dan adat. Ini yaitu tanda awal di bumi sebagaimana matahari akan terbit dari barat dan menyelisihi
kebiasaan yang telah ada, ini yaitu tanda dari langit.
Perbuatan yang dilakukan oleh Dabbah ini sebagimana yang
terdapat dalam hadits-hadits yaitu meberi tanda kepada manusia yang
mukmin dan kafir. Pada mukmin akan terlihat wajah mereka seperti
bintang Durru, tertulis di antara mata mereka dengan tulisan
‘mukmin’. Adapun orang kafir diberi tanda dengan noda hitam dan
tertulis ‘kafir’
Dalam sebuah riwayat, Ia menemui mukmin dan memberi
tanda pada wajah dengan titik putih maka memutih wajahnya dan
memeri tanda dengan titik hitam maka menghitamlah wajahnya.
Manusia akan bersekutu dalam harta dan saling
bersahabat/berkumpul di berbagia kota, sehingga diketahui mana
yang mukmin dan sebaliknya. Sampai-sampai mukmin berkata pada
kafir, ‘wahai kafir, tunaikan hakku’.
Adapun sifat dabbah, syaikh Abdurrahman bin Nashir AsSa’diy berkata dalam tafsirnya, “Dabbah ini telah masyhur dan keluar
di akhir zaman. Menjadi tanda kiamat sebagiaman banyak hadits
terkait hal ini. Allah dan RaSUL-Nya tidak menyebutkan rincian
Dabbah ini. Hanya disebutkan dampak darinya. Dabbah merupakah
ayat Allah dan berbicara dengan manusia di luar kebiasaan tatkala
manusia telah berhak mendapatkan kemurkaan dengan mendustakan
ayat Allah. Ia akan menjadi hujjah dan bukti yang menguatkan
mukmin dan menjadi hujjah untuk menjatuhkan orang-orang yang
keras kepala /ngeyel.
Sebagian orang modern mengingkari keluarnya Dabbah dan
menganggapnya mustahil. Sebagian mereka mentakwil dengan
takwil omong kosong. Mereka tidak punya hujjah kecuali dengan
akal yang tidak mungkin bisa mencerna.
Wajib bagi mukmin untuk membenarkan dan berserah diri
(percaya saja) dengan apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya,
karena hal ini termasuk beriman dengan hal yang ghaib, yang Allah puji bagi orang mukmin. Demikian, kita meminta kepada Allah
hidayah, taufik untuk mengetahui kebenaran dan beramal
dengannya.
Terbitnya Matahari Dari Barat
Allah berfirman,
رْع ُض
ِ رِت ب
ْ
رأ
ْو ي
أ
رك َ
ُّ
ب
ر
ِ رِت ر
ْ
رأ
ْو ي
أ
ِ ركُة َ
رَلئ
ر
م
ْ
ال
ُ
رَيُم
ِ
ت
ْ
ْن ترأ
أ
ََّّل َ
ِ
ُورن ا
رْن ُظر
رْورم ره ْل ي
ِِّ رك ي
ب
ر
رَي ِت ر
أ
رسبر ْت
ْو كر
أ
ُل َ
ْ
ْن قرب
رمنر ْت مِ
ُك ْن أ
ر
ت
ْ
م
ر
ميراَُّنرا ل
ِ
ًسا ا
ُع نرْف
رْنرف
ِِّ رك رَّل ي
ب
ر
رَي ِت ر
رْع ُض أ
ِِت ب
ْ
رأ
ي
ُورن
ِظر
ََّن ُمنْتر
ِ
ُوا ا
ِظر
ِل انْتر
ميراَِّنرا رخْْيًا قُ
ِ
ِِف ا
“Yang mereka nanti-nantikan tidak lain hanyalah kedatangan
malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan
(siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari
datangnya beberapa ayat Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman
seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia
(belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah,
“Tunggulah oleh kalian, sesungguhnya kami pun menunggu (pula)”29
Ibnu Katsir berkata dalam An-Nihayah, Bukhari berkata
mengenai tafsir ayat. Berkata Musa bin Ismail, berkata Abdul Wahid,
berkata Ammarah, berkata Abu Zur’ah, berkata Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ُة رحََّّت
َّساعر
ْوُم ال
رم رن رم ْن رَّل ترُق
ُس أ
أ رها النَّا
ر
رذا ر
ِ
ْن رم ْغِرِِبرا، فرا
ْ ُس مِ
رع ال َّشم
ُ
تر ْطل
ُل
ْ
ْن قرب
رمنر ْت مِ
ُك ْن أ
ر
ت
ْ
م
ر
ميراَُّنرا ل
ِ
ًسا ا
ُع نرْف
رْنرف
رَّل ي
َْيرا، فر رذا رك ِح رْي :
ر
عرل
“Hari Kiamat tidak terjadi sampai matahari terbit dari barat.
Ketika manusia melihatnya, mereka semua beriman (kepada Allâh). Maka saat itulah, “tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum
itu.”
As-Safariny berkata, para ulama rahimahullah berkata bahwa
terbitnya matahari dari barat itu telah tetap dalam sunnah shahih dan
khabar yang tegas bahkan ada dalam kitab yang diturunkan kepada
nabi yang diutus.
Allah berfirman,
ْو
أ
ُل َ
ْ
ْن قرب
رمنر ْت مِ
ُك ْن أ
ر
ت
ْ
م
ر
ميراَُّنرا ل
ِ
ًسا ا
ُع نرْف
رْنرف
ِِّ رك رَّل ي
ب
ر
رَي ِت ر
رْع ُض أ
ِِت ب
ْ
رأ
رْورم ي
ي
ميراَِّنرا رخْْيًا
ِ
رسبر ْت ِِف ا
كر
“Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat
lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu,
atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya”30
Para ahli tafsir atau jumhur mereka bersepakat bahwa
matahari akan terbit dari barat, didapatkan dari ayat di atas.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan yakin ketika matahari terbit
dari barat, maka tidak bermanfaat pembaharuan iman mereka dan
tidak bermanfaat perbuatan baik mereka, karena telah kehilangan
iman yang menjadi asas. Tidak bermanfaat iman yang muncul pada
saat itu. Tidak bermanfaat juga kebaikan berupa amal kebaikan,
silaturahmi, membebaskan budak, menjamu tamu dan lain-lainnya
dari akhlak yang mulia, karena hal ini bukanlah asas. Allah
berfirman,
ُوا ِب
رفر
رن كر
ي
ا ِ ُحي ََّّلِ
ِّ
الر
ٍد اش ْ تر َّد ْت ِبهِ
رما
ر
ْ كرر
هُم
ُ
ْرْعال
أ
َ ْۖ
ِِِِّبم
ر
ر
"Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan
mereka yaitu seperti abu yang ditiup angin dengan keras." [Ibrahim:
18]Berimana pada waktu tersebut tidaklah diterima.
Syaikhain meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa
Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُس
ررأ رها النِّا
ع ْت و
ر
ْن رمغِرِِبرا، فر ارذا رطل
ْ ُس مِ
رع ال ِّشم
ُ
َّساعرة رح َِّّت تر ْطل
ْوُم ال
َّل ترُق
ْورن،
ْوا أأ ْرَجُع
أ اَُّنرا رمنُ
ر
ْم
ًسا اي
ُع نرْف
رْنرف
رذِ رَل ِحْْير َّل ي
ر
و
“Tidaklah terjadi hari kiamat hingga matahari terbit dari arah
barat. jika ia telah terbit (dari arah barat) dan manusia melihatnya,
maka berimanlah mereka semua. Pada hari itu tidaklah bermanfaat
keimanan seseorang yang tidak beriman sebelumnya”.
Ibnu Katsir berkata, “Dalam hadits yang diriwayatkan imam
Ahmad, Tirmidzi dan dishahihkan AnNasai dan Ibnu Majah dari
jalur Ashim bin Abu Nujud dari Zur bin habisy dari Shafwan bin
Asal, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
َّن
ِ
ْورن ا
ْ ُع
ر ب
ْرُضُه س
ْغِرِب، رع
ر
م
ْ
رل ال
ْ
رن عراًما قرب
ْو رهللا فرتر رح رِبًِب -
رُع
ْرب
أ
ْو قرا رل َ
أ - ،
َ
رةِ
ْوب
لتَّ
ِ
ل
ْن رم ْغِرِبهِ
ْ ُس مِ
ُع ال َّشم
ُ
ُق رحََّّت تر ْطل
ر
ْغل
ُ
رَّل ي
َّ
ُثُ
“Sesunguhnya Allah membuka pintu sebelum matahari terbit dari
arah Barat, lebarnya 70 tahun atau 40 tahun (perjalanan) untuk bertaubat.
Tidaklah dikunci sampai terbit matahari dari barat.”
Hadits-hadits mutawatir dan ayat mulia ini yaitu dalil
bahwa barangsiapa yang beriman dan bertaubat setelah terbit
matahari dari barat maka tidak diterima, wallahu a’lam. Karena ini
yaitu tanda-tanda kiamat yang menunjukkan dekatnya waktu
kiamat dan berlaku hukum kiamat saat ini
Allah berfirman,
رَي ِت
رْع ُض أ
ِ رِت ب
ْ
رأ
ْو ي
أ
رك َ
ُّ
ب
ر
ِ رِت ر
ْ
رأ
ْو ي
أ
ِ ركُة َ
رَلئ
ر
م
ْ
ال
ُ
رَيُم
ِ
ت
ْ
ْن ترأ
أ
ََّّل َ
ِ
ُورن ا
ۗ رْن ُظر
ِِّ رك ره ْل ي
ب
ر
ر
ميراَُّنرا
ِ
ًسا ا
ُع نرْف
رْنرف
ِِّ رك رَّل ي
ب
ر
رَي ِت ر
رْع ُض أ
ِِت ب
ْ
رأ
رْورم ي
يYang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat
kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa)
Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya
ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya
sendiri yang belum beriman sebelum itu.”31
Allah juga berfirman,
نَّا
ا كُ
ر
ْررَن ِبم
رف
ركر
ر ْحردُه و
و
رمنَّا ِِبََّّللِ
وا أ
ُ
ر نرا قرال
ْس
رأ
ْوا ب
أ
َ
ر
ا ر
َّ
م
ر فرل ُك ر
رْلْ ي
رْي * فر
ُم ْْشِكِ
ِبهِ
أ
َ
ر
ا ر
َّ
م
ر
ل
ْ
ميراَُّنُم
ِ
ا
ْ
ي اِ رَل رْنرفُعهُم
ُهنر
رخِِسر
ر
و
ِدهِ
ا
ر
ْت ِِف ِعب
ر
ِِت قر ْد رخل
َّ
ال
رة ا ََّّللِ
ُ نَّ
ر نرا س
ْس
رأ
ْوا ب
ُورن
رَكفِر
ْ
ال
“Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami
beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahansembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka
tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah
sunah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu
itu binasalah orang-orang kafir.”32
Allah juga berfirman,
رذا
ِ
ا
ْ
هُم
ر
َ ََّّنٰ ل
ا ُطهراۚ فرأ
أ ْْشر
َ
ر
ًةۖ فرقر ْد رجاء
ْغتر
ر
رَيُم ب
ِ
ت
ْ
أن ترأ
رة َ
َّساعر
ََّّل ال
ِ
ُورن ا
رن ُظر
فرهر ْل ي
ا ُهْ
ر
ِذكْر
ْ
ْْتُم
ر
رجاء
“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat
(yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena
sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi
mereka kesadaran mereka itu jika Kiamat sudah datang?”33
Ia berkata juga dalam tafsir ayat,ُل ﴾
ْ
م ْن قر
رمنر ْت ِ
ُك ْن أ
ر
ْم ت
ر
ًسا ميراَُّنرا ل
ُع نرْف
رْنرف
﴿ رَّل ي
ِ
ا
yaitu jika orang kafir mengumumkan keimanan pada saat itu,
tidak diterima. Adapun orang yang berimana sebelum itu dan berbuat
baik dalam amal maka ia berada pada kebaikan yang besar. jika
ia bukan termasuk orang yang berbuat kebaikan, maka ia bertaubat
tetapi tidak diterima taubatnya. Sebagaimana ditunjukkan oleh
hadits-hadits yang banyak. hal ini dibawa kepahaman terhadap
firman Allah,
ًْيا
﴿ ميراَِّنرا رخْ
ِ
رسبر ْت ِِف ا
أ ﴾ ْو كر
َ
yaitu tidak diterima usaha amal shalih mereka, jika ia
tidak melakukan sebelumnya.
Al-Baghawi menafsirkan ayat,
ب ُل
ْ
م ْن قر
رمنر ْت ِ
ُك ْن أ
ر
ْم ت
ر
﴿ ميراَُّنرا ل
ِ
ًسا ا
ُع نرْف
رْنرف
ِِّ رك رَّل ي
ب
ر
رَي ِت ر
رْع ُض أ
ِِت ب
ْ
رأ
رْورم ي
ي ﴾
yaitu tidak bermanfaat iman mereka ketika munculnya tanda
ini yang memaksa mereka untuk beriman. Maksud ayat,
ًْيا
﴿ ميراَِّنرا رخْ
ِ
رسبر ْت ِِف ا
أ ﴾ ْو كر
َ
yaitu tidak diterima keimanan orang kafir dan taubatnya
orang fasiq.
Al-Qurthubi berkata dalam tafsirnya, berkata para ulama,
“Tidak bermanfaat taubat suatu jiwa ketika matahari terbit datri
barat, karena muncul dari hati mereka rasa takut yang dapat
memadamkan semua syahwat dan syubhat dan dapat melemahkan
semua kekuatan dan kekuatan badan. Maka jadilah semua manusia
karena keyakinan dengan dekatya kiamat sebagaiman keadaan orang
yang sakratul maut yang terputus dari faktor pendorong untuk
bermaksiat dan batilnya (lemah) dalam badan mereka. Barangsiapa
yang bertaubat dalam keadaan seperti ini, maka tidak diterimataubatnya sebagaiman tidak diterima taubat orang yang sedang
sakratul maut.
Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
ْر
ْرِغ
ُرغ
ِد رما رملْي
ْ
رعب
ْ
رة ال
ر
ْوب
ُل تر
ر
ْقب
ر
َّن رهللا ي
ِ
ا
“Sungguh Allah menerima taubat hamba-Nya selama
belum yu-ghor-ghir (nyawa sampai kerongkongan)”
Yaitu sampaikan ruh di puncak kerongkongannya. Ini
yaitu waktu ia menyaksikan tempatnya di surga atau di neraka.
Menyaksikan terbitnya matahari dari barat semisal dengan hal ini.
Intinya ini yaitu kejadian yang besar dan kengerian yang
mengagetkan, diizinkan diubah aturan alam semesta dan telah
dekatnya kiamat. Hal ini yaitu dalil besar akan kemampuan Allah
dan matahari diatur dan diciptakan yang menimpa kecatatan
dengan izin Allah.
Demikian lah, kita meminta kepada Allah agar memberikan
rezeki kepada kita berupa keimanan yang jujur dan keyakinan yang
bermanfaat serta mendorong kepada amal shalih. Bersiap-siap
dengan bekal bermanfaat untuk hari akhir sebelum hilangnya
kesempatan dan akhir ajal. Wallahu musta’an. Alhamdulillah rabbil
‘alamin.Pengumpulan Manusia
Ke Tanah Syam
Ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah, telah tetap
dalam as-Shahihain dari hadits Wahib dari Abdullah bin Tawus dari
bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullahu shalalllahu ‘alahi wa
sallam bersabda,
ِغِب رْي
ا
ر
رق ر
ِ
ائ
ر
رَل ِث رطر
رَل ثر
ُس عر
النَّا
ُُْيرْش رَل ُ
رَلثرٌة عر
ثر
ر
ٍْي و
رعِ
رَل ب
اثْنرا ِن عر
ر
ِهِب رْي و
ا
ر
ر
ٍْي
رعِ
ُث ب
ْ
ْ رحي
ي ُل رمرعهُم
ُر ترقِ
النَّا
ْ
رِتُم
َّ
ي
رقِ
ب
ْحتُْشُ
ر
ٍْي و
رعِ
رَل ب
رع رْشرٌة عر
ر
ٍْي و
رعِ
رَل ب
ررعٌة عر
ْرب
أ
َ
ر
و
تُ
ر
ر ُحوا و
أ ْصب
ُث َ
ْ
ْ رحي
تُ ْصِب ُح رمرعهُم
ر
ُث رِبتُوا و
ْ
ْ رحي
ترِبي ُت رمرعهُم
ر
وا و
ُ
قرال
ْ
ِِس رمرعهُم
ْ
م
رسْوا
أْم
ُث َ
ْ
رحي
“Manusia akan di kumpulkan (pada hari kiamat) menjadi tiga
golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas. (ada yang)
Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta, dan
sepuluh orang naik onta. Sisanya akan digiring oleh neraka, panasnya akan
mengiringi qailulah 8mereka dimana mereka tidur, ia akan mengiringi
menginap dimana mereka mendapati tempat menginap, dan ia akan terjaga
di mana mereka bangun dari tidurnya, dan ia akan berjalan mengiringi
kemanapun mereka pergi”.
Kemudian beliau membawakan hadits yang semakna,
kemudia berkata, “konteks ini menunjukkan bahwa pengumpulan ini
yaitu pengumpulan yang akan ada di akhir zaman dunia dari
berbagai penjuru bumi menuju satu tempat yaitu bumi Syam. Mereka
akan berada tiga golongan. Golongan pertama mereka makan,
berpakaian dan berkendara, kemudian golongan lainnya yang terkadang berkendara terkadang tidak. Mereka saling tolongmenolong (dengan cara duduk berdesakan) dengan satu unta.
Sebagiaman hal ini ada dalam shahihain –dua orang di atas unta, tiga
orang di atas unta.....”
Sampai pada ia berkata, “sepuluh di atas unta dan duduk di
atasnya dengan sempit-sempitan, sebagaimana dalam hadits.” Ahli
tafsir yang lain berkata, “Sisanya dikumpulkan (diarahkan) oleh api,
yaitu api yang keluar dari semacam lubang (kawah) dari ‘Adn.
Kemudian mengurung manusia dari belakang dan menggiring
mereka menuju tanah bumi tempat dikumpulkan. Barangsiapa yang
tertinggal akan dilahap oleh api.
Hal ini seluruhnya menunjukkan kejadian akhir zaman di
mana mereka makan, minum dan berkendara dengan tunggangan
yang dibeli. Akan binasa yang tertinggal (terlahap) api. Seandainya
ini setelah tiupan sangkakala untuk membangkitkan, maka tidak akan
tersisa kematian, kendaraan tunggangan, makan dan minum.
Terdapat hadits yang menunjukkan bahwa pada akhir zaman
akan keluar api dari kawah di Aden yang akan menggiring manusia
menuju tanah pengumpulan.
Di antaranya hadits yang di riwayatkan oleh Ahmad dan
Muslim dan Ahlu Sunan, “Keluar api dari kawah di Aden yang akan
menggiring/mengumpulkan manusia. Api itu mengikuti manusia di
mana mereka bermalam dan di mana mereka tidur siang.
Di antaranya hadits dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhu,
ر رسَّْلر
و
ْهِ
ي
ر
ر ُسْوُل ِهللا رصََّل ُهللا عرل
ْو قرا رت رل ر
ْن رحْْضررم
ُ ُج َُنٌر مِ
َْنِو ر تر ْخر
م ْن ر
ْو ِ
أ
س )َ
ْورت
ر ُسْو رُْب ( ُل ِهللا ِر رحْْضررم
رَي ر
ْوا
ُ
رس قرال
النَّا
ارمةِ رحتْ ُْشُ
ر
قري
ْ
ال
ِ
رْوم
رل ي
ْ
قرب ! ا
ر
فرم
رَن
ُ
ْ ؟ ُمر
ترأ
ِ
ُ ُْك ِِبل َّشام
ْ
ي
ر
قرا رل عرل
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, akan keluar api
dari Hadarmaut atau dari arah laut Hadramaut sebelum hari kiamat yang
mengumpulkan manusia, mereka berkata, wahai Rasulullah apa yang
engkau perintahkan kepada kami. Beliau bersabda, ‘Hendaknya kalian ke
Syam.”
As-Safariny berkata, “ulama berbeda pendapat mengenai
pengumpulan manusia dari timur menuju barat. Berbeda pendapat
apakah itu kejadian hari kiamat atau sebelumnya. Al-Qurthubi dan
Khattabi berkata dan membenarkannya. Al-Qadhi ‘Iyadh berkata,
‘Pengumpulan ini sebelum hari kiamat, adapun pengumpulan dari
kubur maka terdapat dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu
secara marfu’, sebagaimana dalam shahihain.
ْر ًَّل
اًة غُ
ر
ة ُعر
ً
ُ ُْك رحتْ ُْشُ ْورن ُحرفا
َّ
ن
ار
“Kalian akan dibangkitkan dan dikumpulkan dengan tidak beralas
kaki, telanjang dan tidak mebawa apa-apa.”
Kemudian beliau berkata, “Al-Qadhi lebih kuat pendapatnya
dibandingkan Al-Khattabi dan Al-Qurthubi karena terdapat hadits
dari Abu Hurairah .. taqiilu ma’ahum ..... Hal ini menguatkan bahwa
pengumpulan di dunia menuju Syam dan ini yaitu sifat khusus di
dunia saja.”
Ia berkata juga, “Al-Qurthubi berkata dalam tazkirahnya
bahwa pengumpulan itu ada empat: dua di dunia dan dua di akhirat.”
Dua yang di dunia yaitu disebutkan dalam surat AL-Hasy
yaitu pengumpulan Yahudi menuju Syam. Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda kepada mereka, ‘keluarlah’. Mereka berkata, ‘Ke
mana?’. Beliau bersabda, ‘Ke tanah pengumpulan.’. kemudian diusir
semuanya oleh Umar bin Khattab dari jazirah Arab.
Pengumpulan kedua sebagiamana yang disebutkan dalam
tanda-tanda kiamat. Api yang mengumpulkan manusia dari timur ke
barat sebagiamana dalam hadits Anas dan Abdullah bin Salam.
Dalam hadits Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu secara marfu’,
“Dimunculkan api bagi penduduk timur yang mengumpulkanmereka menuju barat. Bermalam bersama mereka dan tidur siang
bersama mereka (selalu menyertai). Siapa yang terjatuh akan
tertinggal. Api mengiring manusia sebagaimana unta digiring.”
Ibnu Hajar berkata, “Munculnya api dari jurang Aden tidak
menafikan pengumpulan manusia dari timur ke barat, karena
munculnya api awalnya dari Aden. jika api keluar, maka akan
tersebar di bumi semuanya. Maksud yaitu untuk mengeneralisirkan,
bukan membatasi timur dan barat. Atau setelah tersebarnya apai,
maka yang pertama terkumpulkan penduduk daerah timur.”
Al-Qurthubi berkata, “Adapun dua pengumpulan di akhirat
yaitu manusia yang telah mati dikumpulkan semuanya dari kuburnya
setelah pembangkitan. Allah berfirman,
رحًدا ﴾
أ
َ
ْم
مَّْنُ
ِدْر ِ
ْْل نُرغا
ر
ْه فر
ْْشرَنُ
﴿ رورحر
“Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan
seorangpun dari mereka.”34
Kemudian pengumpulan (keempat) menuju surga dan neraka
sebagaimana perkataan penyair,
وأ خر األ َيت حْش النار ** كام أأَت ِف حمُك ا أألخبار
“Tanda terakhir yaitu pengumpulan api, sebagaiman terdapat
dalam Muhkam Al-Akhbar "
Kemudian beliau menyebutkan hadits mengenai keluarnya
api dari Yaman dari jurang Aden. Manusia dikumpulkan dari timur
menuju barat dan dikumpulkan di tanah Syam. Beliau berkata
mengkompromikan hal ini, “Api itu ada dua, salah satunya
mengumpulkan manusia dari timur menuju barat dan kedua api yang
keluar dari Yaman dan menggiring manusia ke tanah pengumpulan
yaitu bumi Syam.mereka menuju barat. Bermalam bersama mereka dan tidur siang
bersama mereka (selalu menyertai). Siapa yang terjatuh akan
tertinggal. Api mengiring manusia sebagaimana unta digiring.”
Ibnu Hajar berkata, “Munculnya api dari jurang Aden tidak
menafikan pengumpulan manusia dari timur ke barat, karena
munculnya api awalnya dari Aden. jika api keluar, maka akan
tersebar di bumi semuanya. Maksud yaitu untuk mengeneralisirkan,
bukan membatasi timur dan barat. Atau setelah tersebarnya apai,
maka yang pertama terkumpulkan penduduk daerah timur.”
Al-Qurthubi berkata, “Adapun dua pengumpulan di akhirat
yaitu manusia yang telah mati dikumpulkan semuanya dari kuburnya
setelah pembangkitan. Allah berfirman,
رحًدا ﴾
أ
َ
ْم
مَّْنُ
ِدْر ِ
ْْل نُرغا
ر
ْه فر
ْْشرَنُ
﴿ رورحر
“Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan
seorangpun dari mereka.”34
Kemudian pengumpulan (keempat) menuju surga dan neraka
sebagaimana perkataan penyair,
وأ خر األ َيت حْش النار ** كام أأَت ِف حمُك ا أألخبار
“Tanda terakhir yaitu pengumpulan api, sebagaiman terdapat
dalam Muhkam Al-Akhbar "
Kemudian beliau menyebutkan hadits mengenai keluarnya
api dari Yaman dari jurang Aden. Manusia dikumpulkan dari timur
menuju barat dan dikumpulkan di tanah Syam. Beliau berkata
mengkompromikan hal ini, “Api itu ada dua, salah satunya
mengumpulkan manusia dari timur menuju barat dan kedua api yang
keluar dari Yaman dan menggiring manusia ke tanah pengumpulan
yaitu bumi Syam.Ia berkata, “Tidak ada api (dari ilmu Allah) kecuali hanya
satu saja. Maka kompromi antara hadits, api keluar sebelum hari
kiamat dari Hadramaut dan menggiring manusia. Dalam riwayat
lainnya, keluar dari jurang Aden dan menggiring manusia menuju
tanah pengumpulan. Dan hadits, ‘Manusia dikumpulkan dari timur
menuju barat.’. sampai dikatakan, Tanah Syam tempat pengumpulan
yaitu daerah barat bagi penduduk timur, awal munculnya dari
jurang Aden di Yaman. jika api keluar akan tersebar ke timur dan
menggirng penduduknya menuju barat yaitu Syam. Dan lafadz
‘Abyan” dengan wazan “ahmar” yaitu nama kepemilikan yang
membangunnya.
Dalam kitab Nihayah Ibnu Atsir: Aden Abyan yaitu kota
yang terkenal di Yaman. Dinisbahkan dengan’abyan’ dengan wazan
‘Abyadh’ yaitu seorang laki-laki yang membangun kota Aden.
Wallahua’lam.Profil Indonesia Bertauhid
Lahirnya Yayasan Indonesia Bertauhid bermula dari rasa
keprihatinan terhadap kondisi umat islam di Indonesia yang dewasa
ini tampak mengesampingkan pendidikan dan dakwah tauhid. Umat
islam tersibukkan dengan perdebatan dan permasalahan sosial
ekonomi politik dan seolah lupa bahwa tauhid harus menjadi
landasan dan panduan dasar setiap muslim dalam menghadapi semua
problematika hidup.
Oleh karena itu, dakwah dan pendidikan tauhid perlu
mitingkatkan pada semua lapisan masyarakat. Gerakan Indonesia
Bertauhid sejak 2015, kemudian menjadi badan hukum sebagai
Yayasan Indonesia Bertauhid (disahkan pada tahun 2019) berikhtiar
untuk hadir dan mengajak seluruh elemen umat islam untuk kembali
menyemarakkan dakwah tauhid di masyarakat.
Yayasan Indonesia Bertauhid berkedudukan di Yogyakarta dan
dibina oleh Ustaz Aris Munandar, M.PI dan Ustaz dr Raehanul
Bahraen, Sp.PK, M.Sc.
Alhamdulillah dalam perjalanannya, Yayasan Indonesia
Bertauhid dimudahkan untuk menyelenggarakan berbagai program
bermanfaat seperti
1. Program ma'had sepekan sekali, membahas kitab-kitab tauhid
yang dibuat seperti pelajaran di sekolah (ada ujian-ujian).
2. Progran dauroh, membahas tuntas satu kitab tauhid.3. Program Belajar Tauhid Online, dengan total peserta yang
sudah ikut sekitar 20.000 peserta
4. Program tebar buku tauhid yang sudah menerbitkan puluhan
ribu buku dan disebar ke berbagai pelosok negeri.
5. Program dakwah online di social media dan website dengan
pengikut lebih dari satu juta akun.
Kami berharap, dakwah tauhid dapat semakin semarak di
Indonesia tercinta ini.