Yohanes-1-16 15
fasikan yang
ingin mereka lakukan (Mzm. 112:10; Neh. 6:16).
2. Alasan yang diberikan oleh penjaga-penjaga itu atas tidak di-
laksanakannya perintah para pemimpin mereka: “Belum per-
nah seorang manusia berkata seperti orang itu!” (ay. 46).
Nah:
(1) Ini merupakan kebenaran yang sangat agung, bahwa belum
pernah seorang manusia berkata dengan hikmat, kuasa,
dan karunia seperti itu, dengan kejelasan yang meyakinkan
dan sangat menawan hati. Seperti inilah Kristus berbicara,
dan tak seorang nabi pun yang berkata-kata seperti itu,
bahkan Musa sendiri pun tidak.
494
(2) Para penjaga yang disuruh untuk menangkap Dia justru
terpengaruh oleh Dia dan mengakui hal ini. Meskipun
mungkin mereka bukan orang yang tanggap atau fasih ber-
kata-kata, dan pastilah tidak akan memiliki pikiran baik
tentang Yesus, toh ada begitu banyak bukti yang tidak da-
pat disanggah di dalam perkataan Kristus sehingga tidak
bisa tidak mereka lebih memilih Dia dibandingkan semua orang
lain yang duduk di kursi Musa. Demikianlah Kristus dilin-
dungi oleh kuasa Tuhan yang menguasai hati nurani, bah-
kan hati nurani orang jahat.
(3) Mereka mengatakan ini kepada para pemimpin dan pe-
nguasa mereka, yang tidak dapat tahan mendengar apa
pun yang cenderung memberikan kehormatan kepada
Kristus, namun tidak dapat menghindar mendengarkan ini.
Pemeliharaan Tuhan sudah mengaturnya sedemikian rupa
sehingga perkataan ini disampaikan kepada mereka, su-
paya mereka kesal di dalam dosa mereka dan dengan demi-
kian dosa mereka pun semakin bertambah. Para penjaga
mereka sendiri, yang tidak dapat dicurigai berpihak kepada
Kristus, kini menjadi saksi-saksi yang melawan mereka.
Kesaksian para penjaga ini seharusnya membuat mereka
merenungkan tindakan mereka sendiri, “Tahukah kita apa
yang kita perbuat? Kita sedang membenci dan menganiaya
orang yang berbicara dengan begitu menakjubkan!”
3. Orang-orang Farisi berusaha untuk membuat para penjaga itu
tetap berpihak kepada mereka. Mereka terus menanamkan
prasangka-prasangka buruk di dalam diri para penjaga itu ter-
hadap Kristus, sebab mereka melihat orang-orang itu mulai
menaruh perasaan kepada Kristus. Mereka menyatakan dua
hal:
(1) Bahwa jika para penjaga itu memeluk Injil Kristus, mereka
akan menyesatkan sendiri (ay. 47): “Adakah kamu juga di-
sesatkan?” Sejak awal pertumbuhannya, Kekristenan telah
digambarkan kepada dunia sebagai suatu penipuan besar,
dan mereka yang memeluknya dianggap sebagai orang-
orang yang tertipu, dan sesudah mereka tidak lagi memper-
cayainya, mereka dikatakan mulai tersadar. Orang-orang
yang menantikan Mesias dalam kemegahan lahiriah meng-
Injil Yohanes 7:45-53
495
anggap mereka yang mempercayai Mesias yang tampil
dalam kemiskinan dan kehinaan sebagai orang-orang yang
tertipu. Akan namun , kenyataan yang sesungguhnya me-
nunjukkan bahwa yang lebih tertipu secara lebih memalu-
kan, dan yang lebih menipu diri mereka sendiri, yaitu
orang-orang yang mengharapkan kekayaan dan kekuasaan
duniawi pada diri Mesias. Amatilah pujian apa yang diberi-
kan orang-orang Farisi terhadap para penjaga ini: “Adakah
kamu juga disesatkan? Waduh! Kalian ini kan orang-orang
cakap, berhikmat dan terhormat. Bagaimana mungkin se-
mudah itu kalian diperdayai oleh si guru kemarin sore yang
berlagak tahu itu?” Orang-orang Farisi itu berusaha mem-
buat mereka berprasangka buruk terhadap Kristus dengan
mempengaruhi mereka untuk berpikiran baik tentang diri
mereka sendiri.
(2) Bahwa mereka akan merendahkan diri mereka sendiri. Ke-
banyakan orang, bahkan dalam masalah agama, rela diatur
oleh kelakuan orang-orang yang menduduki jabatan-jabat-
an utama. Oleh sebab itu, para penjaga ini, yang kedu-
dukannya serasa memberikan rasa hormat kepada diri me-
reka, diminta untuk mempertimbangkan:
[1] Bahwa jika mereka menjadi murid-murid Kristus, me-
reka akan bertentangan dengan orang-orang yang besar
dan terhormat: “Adakah seorang di antara pemimpin-
pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di
antara orang-orang Farisi? Kalian tahu sendiri bahwa
tidak ada seorang pun dari antara mereka yang percaya,
dan kalian harus setuju dengan penghakiman mereka.
Dalam masalah agama, kalian harus percaya dan ber-
buat sesuai dengan kehendak para atasan kalian. Ada-
kah kalian lebih bijaksana dibandingkan mereka?” Sebenar-
nya sebagian dari para pemimpin Yahudi ada yang per-
caya kepada Kristus (Mat. 9:18; Yoh. 4:53), dan masih
banyak lagi yang percaya kepada-Nya, namun mereka
tidak berani mengakuinya secara terang-terangan
(12:42). Walaupun demikian, saat kepentingan Kris-
tus dianggap rendah di dunia ini, musuh-musuh-Nya
biasa menggambarkan kepentingan-Nya ini lebih ren-
dah dibandingkan yang sesungguhnya. namun memang sung-
496
guh benar bahwa sedikit, sangat sedikit, dari antara
para pemimpin itu yang betul-betul percaya.
Perhatikanlah:
Pertama, kepentingan Kristus jarang didukung oleh
orang-orang Farisi dan para pemimpin. Kepentingan
Kristus tidak membutuhkan dukungan-dukungan du-
niawi, atau menawarkan keuntungan-keuntungan lahi-
riah, dan sebab itu tidak menyokong ataupun disokong
oleh orang-orang besar dari dunia ini. Penyangkalan diri
dan salib merupakan pelajaran-pelajaran yang terlalu
keras bagi para pemimpin dan orang-orang Farisi.
Kedua, kenyataan bahwa para pemimpin dan orang-
orang Farisi tidak berkawan dengan Kristus dan Injil-
Nya, sungguh telah menguatkan prasangka buruk
orang banyak terhadap Kristus dan Injil-Nya. Orang ba-
nyak ini bertindak demikian sebab , masakan mereka
yang yaitu orang-orang “duniawi” mau sok lebih pe-
duli terhadap perkara-perkara rohani dibandingkan para pe-
mimpin mereka yang “rohani” itu, atau mana mungkin
mereka bisa lebih memahami seluk-beluk agama diban-
dingkan para pemimpin mereka yang pekerjaannya me-
mang untuk mempelajari agama? Jika para pemimpin
dan orang-orang Farisi tidak percaya kepada Kristus,
maka mereka yang percaya kepada-Nya akan dianggap
sebagai orang-orang yang paling aneh, paling ketinggal-
an zaman, dan paling tidak beradab di dunia, dan akan
dicela. Demikianlah banyak orang dengan bodoh digo-
yahkan oleh kepentingan-kepentingan lahiriah dalam
perkara-perkara yang kekal, dan rela dihukum hanya
demi gengsi, dan rela masuk neraka demi menghormati
para pemimpin dan orang-orang Farisi.
[2] Bahwa mereka akan mengaitkan diri mereka dengan
rakyat jelata yang hina (ay. 43): namun orang banyak ini
yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!
Yang terutama dimaksudkan di sini yaitu orang-orang
yang sangat bersimpati terhadap ajaran Kristus.
Injil Yohanes 7:45-53
497
Perhatikanlah:
Pertama, betapa menghina dan merendahkannya
orang-orang Farisi berbicara tentang mereka: orang ba-
nyak ini. Kata yang digunakan di sini bukanlah laos,
orang-orang awam ini, yang dibedakan dari kalangan
imam, melainkan ochlos outos, orang-orang gembel ini,
para bangsat yang menyedihkan dan memalukan ini,
yang mereka rendahkan dan tempatkan bersama-sama
dengan anjing penjaga kambing domba mereka, meski-
pun Tuhan sudah menempatkan mereka bersama-sama
dengan domba-domba-Nya. Jika yang mereka maksud-
kan yaitu bangsa Yahudi secara umum, maka mereka
ini yaitu keturunan Abraham, dan termasuk di dalam
kovenan dengan Tuhan , dan tidak boleh dikata-katai de-
ngan hina seperti itu. Kepentingan-kepentingan ber-
sama jemaat akan dikhianati apabila suatu pihak ter-
tentu berusaha menggambarkan sebagian yang lain
sebagai orang-orang yang hina dan rendah. Jika yang
mereka maksudkan yaitu para pengikut Kristus, maka
meskipun mereka ini pada umumnya orang-orang yang
hina dan miskin, namun dengan mengakui Kristus, me-
reka dipandang bijak, tulus di mata Sorga. Mereka
sungguh menjadi orang yang besar dan dipandang ting-
gi. Perhatikanlah, sama seperti hikmat Tuhan sering kali
memilih apa yang hina dan yang direndahkan, demikian
pula kebodohan manusia biasanya menghina dan me-
rendahkan apa yang telah dipilih Tuhan .
Kedua, betapa tidak adilnya orang-orang Farisi men-
cela mereka sebagai orang-orang yang tidak mengenal
firman Tuhan : mereka tidak mengenal hukum Taurat, se-
olah-olah tidak ada orang lain yang mengenal hukum
Taurat jika orang-orang itu tidak mengenalnya dari me-
reka, dan tidak ada pengetahuan alkitabiah yang baru
kecuali yang keluar dari pikiran mereka. Seolah-olah
tidak ada orang lain yang mengenal hukum Taurat jika
orang-orang itu tidak menaati berbagai ketentuan dan
kebiasaan mereka. Padahal, mungkin saja banyak dari
antara orang banyak yang mereka rendahkan itu me-
ngenal hukum Taurat, dan juga para nabi, lebih baik
498
dibandingkan mereka sendiri. Banyak murid Kristus yang
sederhana, jujur, dan tidak terpelajar, melalui perme-
nungan, pengalaman, doa, dan terutama ketaatan men-
capai pengetahuan yang lebih jelas, masuk akal, dan
berguna tentang firman Tuhan dibandingkan sebagian
cendekiawan yang hebat dengan segala kecerdasan dan
pengetahuan yang mereka miliki. Demikianlah, Daud
menjadi lebih mengerti dari pada orang-orang tua dan
semua pengajarnya (Mzm. 119:99-100). Jika memang
benar bahwa orang banyak itu tidak mengenal hukum
Taurat, maka terlebih lagi, imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi tidak seharusnya mencela mereka
sebab kebodohan mereka itu. Sebab, kesalahan siapa-
kah ini selain dibandingkan kesalahan mereka sendiri, yang
seharusnya mengajar mereka dengan lebih baik, dan bu-
kannya berbuat sebaliknya dengan mengambil kunci pe-
ngetahuan dan tidak memberikannya kepada mereka?
(Luk. 11:52).
Ketiga, betapa sok berwenangnya mereka menjatuh-
kan hukuman atas orang banyak itu: terkutuklah mere-
ka, mereka dibenci oleh Tuhan dan semua orang bijak,
epikatartoi – orang-orang yang menjijikkan. Sungguh
melegakan bahwa orang-orang Farisi yang mengatakan
orang banyak itu terkutuk tidak membuat orang banyak
itu benar-benar terkutuk, sebab kutuk tanpa alasan
tidak akan terjadi. Mengatai orang-orang tertentu, apa-
lagi sejumlah besar orang, sebagai terkutuk, benar-
benar merupakan tindakan yang telah merampas hak
istimewa Tuhan . Tindakan seperti ini sungguh-sungguh
sangat keji. Kita tidak mampu menguji, dan sebab itu
kita tidak pantas menghakimi, dan pedoman yang harus
kita pakai yaitu , berkatilah dan jangan mengutuk. Se-
bagian orang berpendapat bahwa yang mereka maksud-
kan di sini yaitu tidak lebih dibandingkan menyatakan
bahwa orang banyak ini cenderung mudah tertipu dan
dibodoh-bodohi, namun masalahnya, di sini mereka
menggunakan perkataan yang menjijikkan ini, yaitu ter-
kutuklah mereka, untuk mengungkapkan kemarahan
mereka dan untuk menakut-nakuti para penjaga agar
Injil Yohanes 7:45-53
499
tidak ikut-ikutan dengan orang banyak itu. Demikian-
lah, bahasa neraka, pada zaman kita yang cemar ini,
menyebut apa saja yang tidak menyenangkan dengan
terkutuk, jahanam, dan persetan. Nah, dari yang tampak
di sini, keyakinan para penjaga itu digoyahkan dan di-
lumpuhkan dengan pernyataan-pernyataan ini, dan me-
reka tidak pernah lagi bertanya-tanya lebih lanjut ten-
tang Kristus. Satu kata saja dari seorang penguasa atau
seorang Farisi akan lebih menggoncangkan pendirian
banyak orang dibandingkan alasan yang sebenarnya
dan kepentingan jiwa mereka.
II. Kejadian apa yang berlangsung antara mereka dan Nikodemus,
salah seorang anggota kumpulan mereka sendiri (ay. 50, dst.).
Perhatikanlah:
1. Keberatan yang adil dan masuk akal yang diajukan Nikodemus
terhadap cara kerja mereka. Bahkan dalam Mahkamah Agung
mereka yang rusak dan jahat, Tuhan tidak membiarkan diri-Nya
tanpa saksi melawan permusuhan mereka. Demikian pula,
Tuhan tidak membiarkan suara-suara setuju untuk melawan
Kristus berlangsung nemine contradicente – dengan suara
bulat.
Perhatikanlah:
(1) Siapa itu yang maju menentang mereka. Dia yaitu Niko-
demus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang ke-
pada-Nya (ay. 50).
Mengenai dia, perhatikanlah:
[1] Bahwa meskipun dia telah bersama Yesus, dan meng-
anggap-Nya sebagai Guru-Nya, dia tetap menempati ja-
batannya di dewan itu, dan turut memberikan suara
bersama-sama dengan mereka. Sebagian orang meman-
dang hal ini sebagai kelemahan dan kepengecutannya,
dan berpikir bahwa dia bersalah sebab dia tidak ber-
henti dan meninggalkan pekerjaannya. Akan namun ,
Kristus tidak pernah berkata kepadanya, “Ikutlah Aku,”
sebab seandainya demikian, ia akan berbuat hal yang
sama seperti orang lain yang meninggalkan segala se-
500
suatu untuk mengikut Dia. Oleh sebab itu, tampaknya
lebih sebab kebijaksanaannyalah bahwa dia tidak se-
gera meninggalkan pekerjaannya, sebab di sana dia
mungkin memiliki kesempatan untuk melayani
Kristus dan kepentingan-Nya, dan membendung arus
kemarahan orang-orang Yahudi. Mungkin saja hal ini
telah dilakukannya lebih dibandingkan yang kita sadari. Di
sana dia bisa menjadi seperti Husai di antara para pe-
nasihat Absalom, yang sangat berperan dalam mengga-
galkan nasihat mereka. Walaupun dalam keadaan apa
saja kita tidak boleh menyangkal Guru kita, kita boleh
menunggu kesempatan yang terbaik untuk mengakui
Dia. Tuhan memiliki sisa umat pilihan-Nya di antara
segala macam orang, dan Dia sering kali menemukan,
atau menempatkan, atau membuat kebaikan-kebaikan
melalui mereka di tempat-tempat dan masyarakat-ma-
syarakat yang paling buruk sekalipun. Ada Daniel di
istana Nebukadnezar, dan ada Nehemiah di istana
Artahsasta.
[2] Bahwa walaupun pertama-tama dia datang kepada
Yesus pada malam hari, sebab takut diketahui orang,
dan tetap menempati jabatannya, namun saat ada
kesempatan, dia dengan berani tampil membela Kristus,
dan menentang seluruh dewan yang diarahkan untuk
melawan-Nya. Demikianlah banyak orang percaya yang
pertama-tama merasa takut, dan akan langsung berlari
hanya dengan mendengar bunyi daun yang ditiupkan
angin, pada akhirnya, dengan anugerah ilahi, bertum-
buh menjadi orang yang berani dan mampu menertawa-
kan desingan lembing. Namun demikian, janganlah ada
orang yang membenarkan perbuatan mereka dalam me-
nutup-nutupi iman mereka dengan menjadikan contoh
Nikodemus ini sebagai dalih mereka, kecuali, sama se-
perti dia, mereka bersedia langsung tampil secara te-
rang-terangan saat ada kesempatan untuk membela
kepentingan Kristus, meskipun mereka sendirian saja
melakukannya. Sebab, demikianlah yang diperbuat
Nikodemus di sini, dan di dalam pasal 19:39.
Injil Yohanes 7:45-53
501
(2) Apa yang dinyatakannya dalam melawan cara kerja mereka
(ay. 51): Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang,
sebelum ia didengar (akousē par’ autou – didengar langsung
dari orang itu sendiri) dan sebelum orang mengetahui apa
yang telah dibuat-Nya? Sama sekali tidak, dan hukum dari
negara mana pun yang beradab tidak akan memperboleh-
kannya.
Perhatikanlah:
[1] Dengan bijak dia membuat perbantahan berdasarkan
prinsip-prinsip yang ada dalam hukum mereka sendiri,
dan berdasarkan kaidah keadilan yang tidak terbantah-
kan, bahwa tidak ada orang yang boleh dihukum tanpa
didengar terlebih dulu. Seandainya dia menegaskan ke-
unggulan ajaran Kristus atau bukti mengenai mujizat-
mujizat-Nya, atau memberi tahu mereka perkataan ilahi
yang telah disampaikan-Nya kepadanya (ps. 3), maka
tindakan itu sama saja dengan melemparkan mutiara
kepada babi, yang akan menginjak-injaknya dengan
kakinya, lalu akan berbalik mengoyak dia sendiri. Oleh
sebab itu, ia mengabaikan hal-hal tersebut.
[2] Mereka mencela orang banyak, terutama para pengikut
Kristus, sebagai orang-orang yang tidak mengenal hu-
kum Taurat, namun di sini dengan diam-diam dia mem-
balikkan tuduhan itu kepada mereka sendiri, dan me-
nunjukkan betapa tidak tahunya mereka akan prinsip-
prinsip utama dalam hukum Taurat itu sendiri, bahwa
begitu tidak pantasnya mereka mengajarkan hukum
Taurat kepada orang lain.
[3] Di sini, hukum dikatakan sebagai menghakimi, mende-
ngarkan, dan mengetahui, saat hakim-hakim yang
mengatur dan diatur olehnya menghakimi, mendengar-
kan, dan mengetahui, sebab mereka yaitu juru bicara
hukum, dan apa pun yang mereka ikat serta lepaskan
menurut hukum, dengan sewajarnya dikatakan diikat
dan dilepaskan juga oleh hukum.
[4] Sungguh pantas bahwa tidak ada orang yang boleh di-
hukum sebelum mereka terlebih dulu menjalani peme-
riksaan dengan adil. Para hakim, saat menerima dak-
502
waan-dakwaan dari para pendakwa, harus selalu me-
nyediakan ruangan juga dalam pikiran mereka untuk
mendengarkan pembelaan pihak terdakwa, sebab me-
reka memiliki dua telinga, untuk mengingatkan me-
reka agar mendengarkan kedua belah pihak. Cara se-
perti ini sudah menjadi kebiasaan orang-orang Romawi
(Kis. 25:18). Cara yang digunakan dalam hukum Inggris
yaitu Oyer dan Terminer, hakim diberi kuasa untuk
pertama-tama mendengarkan baru kemudian memutus-
kan.
[5] Orang-orang harus dihakimi bukan berdasarkan apa
yang dikatakan orang tentang mereka melainkan ber-
dasarkan apa yang mereka perbuat. Hukum kita tidak
akan menanyakan apa pendapat orang tentang mereka,
atau seruan-seruan orang melawan mereka, namun , apa
yang telah mereka lakukan? Atas tindakan-tindakan
jahat apa mereka dipersalahkan? Hukuman harus di-
berikan secundum allegata et probata – berdasarkan apa
yang dinyatakan dan dibuktikan. Fakta-fakta, dan bu-
kan wajah-wajah, yang harus ditunjukkan dalam peng-
hakiman, dan timbangan keadilan harus digunakan ter-
lebih dulu sebelum pedang keadilan.
Nah, kita bisa menganggap bahwa apa yang hendak
diusulkan Nikodemus di dalam Mahkamah Agama itu
yaitu bahwa Yesus seharusnya diminta untuk datang
dan memberi penjelasan tentang diri-Nya serta ajaran-
Nya kepada mereka, dan bahwa mereka harus mende-
ngarkan Dia tanpa memihak dan berprasangka. Akan
namun , meskipun tidak ada satu pun dari mereka yang
dapat menyangkal kebenaran pernyataannya, tidak se-
orang pun dari mereka yang menyetujui permohonan-
nya.
2. Apa yang disampaikan Mahkamah Agama untuk menanggapi
keberatan ini. Di sini tidak ada tanggapan langsung yang di-
berikan. namun , saat tidak dapat lagi menahan serangan per-
nyataan Nikodemus, mereka menjadi tersinggung dan menge-
cam serta mencela dia. Perhatikanlah, yaitu tanda buruk
apabila orang tidak dapat tahan lagi mendengarkan pertim-
bangan akal sehat, dan menganggapnya sebagai penghinaan
Injil Yohanes 7:45-53
503
saat diingatkan akan kebenaran-kebenaran yang terkandung
dalam pertimbangan akal sehat itu. Siapa pun yang melawan
pertimbangan akal sehat patut dicurigai bahwa pertimbangan
akal sehat itu sedang melawan mereka. Lihatlah bagaimana
mereka mengejek dia: “Apakah engkau juga orang Galilea?”
(ay. 52). Dalam pandangan sebagian orang, pantaslah bila ia
diperlakukan demikian, sebab ia mau terus berada bersama
orang-orang yang sudah diketahuinya merupakan musuh-
musuh Kristus itu. Menurut mereka, ia pantas juga diperlaku-
kan demikian sebab dia berbicara atas nama Kristus tidak
lebih seperti dia berbicara atas nama seorang penjahat besar,
yaitu bahwa Dia tidak boleh dihukum tanpa didengar pem-
belaan-Nya terlebih dahulu. Seandainya dia berkata, “Tentang
Yesus ini, aku sudah mendengarkan-Nya sendiri, dan aku
tahu bahwa Dia yaitu guru yang diutus Tuhan , dan dengan
melawan-Nya kalian berperang melawan Tuhan ,” seperti yang
seharusnya sudah dikatakannya, maka dia pasti tidak akan
diolok-olok seperti ini atas usahanya yang lemah untuk me-
nunjukkan perasaannya yang simpatik terhadap Kristus. Me-
ngenai apa yang dikatakan mereka terhadap Nikodemus, kita
dapat mengamati,
(1) Betapa salahnya dasar-dasar yang mereka gunakan dalam
bantahan mereka, sebab
[1] Mereka mengira bahwa Kristus berasal dari Galilea, dan
ini salah. Bila saja mereka mau bersusah payah men-
cari-cari jawabannya tanpa memihak, mereka pasti
akan mengetahui bahwa tidak demikianlah halnya.
[2] Mereka menyangka bahwa sebab sebagian besar mu-
rid-Nya yaitu orang Galilea, maka mereka semua ada-
lah orang Galilea, padahal Dia memiliki sangat ba-
nyak murid di Yudea.
[3] Mereka menyangka bahwa tidak ada nabi yang pernah
muncul dari Galilea, dan untuk ini mereka meminta
Nikodemus untuk menyelidikinya sendiri. Namun, ini
juga salah: Yunus berasal dari Gat-hefer, dan Nahum
yaitu orang Elkosh, keduanya dari Galilea. Demikian-
lah mereka membuat kebohongan sebagai tempat perlin-
dungan mereka.
504
(2) Betapa tidak masuk akalnya kalau mereka sampai meng-
gunakan dasar-dasar seperti ini sebagai pernyataan me-
reka. Ini sungguh memalukan, sebab mereka yaitu para
pemimpin dan orang-orang Farisi.
[1] Apakah orang yang berharga dan bernilai menjadi lebih
buruk sebab tempat asalnya miskin dan tidak terke-
nal? Orang-orang Galilea juga yaitu keturunan Abra-
ham. Orang-orang Barbar dan orang-orang Skit juga
yaitu keturunan Adam. Bukankah kita sekalian mem-
punyai satu Bapa?
[2] Seandainya memang belum ada nabi yang muncul dari
Galilea, ini tidak berarti bahwa mustahil akan ada
seorang nabi yang muncul dari sana. Jika Elia yaitu
nabi pertama yang berasal dari Gilead (yang mungkin
memang demikian kenyataannya), dan jika orang-orang
Gilead disebut para pengungsi, haruskah sebab itu
dipertanyakan apakah ia seorang nabi atau bukan?
3. Penangguhan masalah yang terburu-buru diputuskan oleh
dewan itu segera sesudah mereka mendengar perkataan Niko-
demus ini. Kumpulan itu bubar dalam keadaan kacau, dan
dengan tergesa-gesa, lalu mereka pulang, masing-masing ke
rumahnya. Mereka bertemu dan berkumpul untuk melawan
Tuhan dan Yang Diurapi-Nya, namun mereka mereka-reka
perkara yang sia-sia. Dan bukan hanya Dia yang bersemayam
di sorga menertawakan mereka. Kita yang tinggal di bumi pun
tertawa melihat segala rancangan sebuah komplotan rahasia
hancur berantakan oleh sebab satu perkataan yang seder-
hana, terus terang dan jujur. Mereka tidak mau mendengar-
kan Nikodemus, sebab mereka tidak bisa menjawab dia.
Segera sesudah mereka melihat bahwa ada salah seorang dari
antara mereka sendiri yang seperti itu, mereka menganggap
tidak ada gunanya melanjutkan rancangan mereka, dan kare-
na itu mereka menunda pembahasan masalah ini sampai pada
waktu yang lebih tepat, saat dia tidak ada. Dengan demi-
kian, rencana Tuhan tetap teguh, kendati dengan berbagai
tipu muslihat yang ada di dalam hati manusia.
PASAL 8
Dalam pasal ini diceritakan tentang:
I. Tindakan Kristus untuk menghindar dari perangkap yang di-
pasang orang-orang Yahudi, yang membawa kepada-Nya se-
orang wanita yang kedapatan berbuat zinah (ay. 1-11).
II. Berbagai perkataan atau percakapan-Nya dengan orang-
orang Yahudi yang mencari gara-gara dengan-Nya, yang
mencari-cari kesempatan untuk menentang-Nya, dan mem-
permasalahkan segala sesuatu yang dikatakan-Nya.
1. Mengenai Dia sebagai Terang dunia (ay. 12-20).
2. Mengenai kehancuran orang-orang Yahudi yang tidak
percaya (ay. 21-30).
3. Mengenai kebebasan dan perbudakan (ay. 31-37).
4. Mengenai Bapa-Nya dan bapa mereka (ay. 38-47).
5. Perkataan-Nya dalam menjawab cemoohan-cemoohan
mereka yang menghujat (ay. 48-50).
6. Mengenai ketidakmatian kekal bagi orang-orang percaya
(ay. 51-59).
Dan dalam semuanya ini Dia tekun menanggung bantahan ter-
hadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa.
wanita yang Kedapatan Berbuat Zinah
(8:1-11)
1 namun Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait
Tuhan , dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar me-
reka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya
seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan
wanita itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perem-
puan ini tertangkap basah saat ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hu-
506
kum Taurat memerintahkan kita untuk melempari wanita -wanita
yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6 Mereka mengatakan
hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk me-
nyalahkan-Nya. namun Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di
tanah. 7 Dan saat mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun
bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu
tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perem-
puan itu.” 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 namun sesudah
mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang,
mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggTuhan Yesus seorang diri dengan perem-
puan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata
kepadanya: “Hai wanita , di manakah mereka? Tidak adakah seorang
yang menghukum engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata
Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat
dosa lagi mulai dari sekarang.”
Meskipun sudah dilecehkan dengan begitu hina, seperti kita lihat da-
lam pasal sebelumnya, baik oleh para pemimpin maupun oleh orang
banyak, di sini kita mendapati Kristus masih saja berada di Yeru-
salem, masih berada di Bait Tuhan . Berkali-kali Dia rindu mengumpul-
kan mereka!
Perhatikanlah:
I. Bagaimana Dia mengundurkan diri pada malam hari ke tempat
yang sunyi di luar kota (ay. 1): Yesus pergi ke bukit Zaitun. Entah
Dia pergi ke rumah teman, entah ke kemah yang didirikan di sana
selama perayaan Pondok Daun, tidaklah pasti. Entah Dia ber-
istirahat di sana, atau, seperti menurut dugaan sebagian orang,
berdoa sepanjang malam kepada Tuhan , kita tidak diberi tahu.
namun Dia pergi dari Yerusalem mungkin sebab di sana Dia tidak
memiliki teman yang cukup baik atau berani untuk menyedia-
kan tempat bermalam. Sementara para penganiaya-Nya mempu-
nyai rumah sendiri untuk pulang (7:53), Dia bahkan tidak dapat
meminjam tempat untuk menyandarkan kepala-Nya, dan untuk
mendapatkannya Dia harus pergi sejauh dua atau tiga kilometer
ke luar kota. Dia menyendiri, (seperti menurut sebagian orang)
sebab Dia tidak mau membiarkan diri-Nya terbuka untuk dise-
rang oleh amukan massa pada malam hari. yaitu bijak jika kita
menghindar dari bahaya kapan saja kita dapat melakukannya
tanpa menghindar dari kewajiban. Pada siang hari, saat ada
pekerjaan untuk dilakukan-Nya di Bait Tuhan , Dia rela menunjuk-
kan diri-Nya, dan Dia mendapat perlindungan khusus (Yes. 49:2).
namun pada malam hari, saat tidak ada pekerjaan untuk dilaku-
Injil Yohanes 8:1-11
507
kan, Dia mengundurkan diri ke tempat sunyi di desa dan berlin-
dung di sana.
II. Kembalinya Dia pada pagi hari ke Bait Tuhan , dan kepada pekerja-
an yang harus dilakukan-Nya di sana (ay. 2).
Perhatikanlah:
1. Betapa Ia menjadi seorang pengkhotbah yang begitu tekun:
Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Tuhan , dan mengajar.
Walaupun sudah mengajar pada hari sebelumnya, masih juga
Ia mengajar pada hari ini. Kristus yaitu pengkhotbah yang
setia, Dia tetap berkhotbah tanpa memandang waktu. Ada tiga
hal yang diperhatikan di sini mengenai pengajaran Kristus.
(1) Waktunya: pagi-pagi benar. Meskipun bermalam di luar
kota, dan mungkin menghabiskan sebagian besar waktu
malam untuk berdoa secara pribadi, masih sempat juga Ia
datang pagi-pagi benar. Apabila ada satu hari pekerjaan
yang harus dilakukan bagi Tuhan dan jiwa-jiwa, maka baik-
lah kita memulainya dengan segera, dan memanfaatkan
sebaik mungkin hari yang ada di hadapan kita.
(2) Tempatnya: di Bait Tuhan . Bukan sebab Bait Tuhan yaitu
tempat yang dikuduskan (sebab seandainya demikian, Dia
pasti akan mengajar di sana pada waktu-waktu lain), me-
lainkan terlebih sebab tempat itu sekarang menjadi tem-
pat orang banyak berkumpul. Dengan berbuat demikian Dia
hendak memberikan restu-Nya bagi perkumpulan khidmat
yang dilakukan untuk beribadah, dan mendorong orang
untuk datang ke Bait Tuhan , sebab Dia belum meninggal-
kannya dan menjadikannya tempat yang sunyi.
(3) Sikap tubuh-Nya: Dia duduk, dan mengajar, sebagai orang
yang berkuasa, dan sebagai orang yang berniat untuk ting-
gal di sana selama beberapa waktu.
2. Betapa pengajaran-Nya diikuti dengan begitu tekun oleh orang
banyak: seluruh rakyat datang kepada-Nya, dan mungkin ba-
nyak dari antara mereka yaitu orang-orang desa. Mungkin
pada hari ini mereka akan kembali ke tempat mereka sesudah
merayakan pesta ini, dan sebab itu ingin mendengarkan satu
khotbah lagi dari mulut Kristus sebelum pulang. Mereka da-
tang kepada-Nya, meskipun Dia datang pagi-pagi benar.
508
Orang-orang yang mencari-Nya pagi-pagi benar pasti akan men-
dapatkan-Nya. Sekalipun para pemimpin tidak senang kepada
mereka yang datang untuk mendengarkan-Nya, mereka tetap
datang. Dan Dia mengajar mereka, meskipun para pemimpin
itu marah kepada-Nya juga. Sekalipun hanya sedikit atau bah-
kan sama sekali tidak ada dari antara mereka yang merupa-
kan orang-orang terhormat, Kristus tetap menyambut mereka
dan mengajar mereka.
III. Bagaimana Dia menangani orang-orang yang membawa kepada-
Nya seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah, untuk
mencobai Dia. Bukan hanya tidak mau sabar mendengarkan Kris-
tus, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu malahan meng-
ganggu-Nya saat orang banyak sedang mendengarkan Dia ber-
bicara.
Perhatikanlah di sini:
1. Permasalahan yang diajukan kepada-Nya oleh ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, yang dengan ini berusaha mencari
gara-gara dengan-Nya dan untuk menjerat-Nya ke dalam pe-
rangkap mereka (ay. 3-6).
(1) Mereka menyeret si terdakwa untuk diadili (ay. 3): mereka
membawa kepada-Nya seorang wanita yang kedapatan
berbuat zinah, yang mungkin baru saja ditangkap, selama
perayaan Pondok Daun. Perbuatan ini mungkin saja terjadi
sebab orang-orang yang berpikiran jahat, yang merusak-
kan hal-hal terbaik, saat sedang berdiam di kemah-
kemah dan merayakan pesta ini dengan sukacita, justru
malah memanfaatkan kesempatan itu untuk berbuat dosa.
Orang-orang yang kedapatan berbuat zinah harus dihukum
mati menurut hukum Yahudi, yang pelaksanaannya diper-
bolehkan oleh penguasa-penguasa Romawi. Itulah sebab-
nya wanita ini dibawa ke hadapan pengadilan agama.
Amatilah, dia kedapatan berbuat zinah. Meskipun perzinah-
an merupakan perbuatan gelap, yang biasanya berusaha
disembunyikan sedapat mungkin oleh para pelakunya, ka-
dang-kadang secara mengherankan diketahui juga. Orang-
orang yang mengira bahwa mereka bisa berbuat dosa tanpa
bisa diketahui, menipu diri mereka sendiri. Ahli-ahli Taurat
Injil Yohanes 8:1-11
509
dan orang-orang Farisi membawa wanita itu kepada
Kristus, dan menempatkannya di tengah-tengah jemaat, se-
olah-olah mereka menyerahkan dia seluruhnya kepada
penghakiman Kristus, sebab Dia sudah duduk, seperti
sang hakim di atas kursi pengadilannya.
(2) Mereka ingin mendakwa wanita itu: “Rabi, wanita
ini tertangkap basah saat ia sedang berbuat zinah” (ay. 4).
Di sini mereka memanggil-Nya Rabi, padahal sehari sebe-
lumnya mereka menyebut diri-Nya penipu. Dengan puji-
pujian, mereka berharap dapat menjerat-Nya, seperti yang
diperbuat orang-orang dalam Lukas 20:20. Akan namun ,
meskipun manusia bisa terpedaya oleh pujian-pujian, Dia
yang menyelidiki hati tidak dapat.
[1] Kejahatan yang dituduhkan kepada terdakwa itu sepe-
nuhnya yaitu perbuatan perzinahan, yang bahkan
pada masa bapa leluhur Yahudi, sebelum hukum Tau-
rat Musa, telah dipandang sebagai kejahatan yang patut
dihukum oleh hakim (Ayb. 31:9-11; Kej. 38:24). Orang-
orang Farisi, yang dengan berapi-api ingin mengadili pe-
langgar hukum ini, tampak memiliki semangat yang
besar untuk menentang dosa ini, namun sesudah itu
tampak bahwa mereka sendiri sebenarnya tidak luput
dari dosa itu. Bahkan lebih dari itu, di bagian dalam
mereka penuh dengan pelbagai jenis kotoran (Mat.
23:27-28). Perhatikanlah, yaitu biasa bagi orang-orang
yang bersikap lunak terhadap dosa mereka sendiri
untuk bersikap keras terhadap dosa orang lain.
[2] Bukti dari kejahatan itu didasarkan pada fakta yang di-
ketahui semua orang, sebuah bukti yang tidak dapat di-
sanggah. Dia tertangkap basah, sehingga tidak ada
ruang baginya untuk mengajukan pembelaan tidak ber-
salah. Seandainya dia tidak tertangkap basah kali ini,
mungkin dia akan terus berbuat hal yang sama lagi,
sampai hatinya menjadi benar-benar keras. Memang,
kadang-kadang dosa yang terkuak itu justru menjadi
berkat bagi si pendosa itu sendiri, supaya jangan tam-
bah menjadi-jadi ia melakukan dosanya itu. Lebih baik
dosa kita itu mempermalukan kita dibandingkan mengutuk
kita. Lebih baik dosa itu dibentangkan di hadapan kita
510
untuk meyakinkan diri kita akan kebersalahan kita,
dibandingkan nantinya dibentangkan untuk membinasakan
kita.
(3) Mereka menunjukkan hukum yang sudah dibuat dan dise-
diakan untuk kasus seperti ini, yang berdasarkan hukum
itu wanita itu didakwa (ay. 5). Musa memerintahkan
untuk melempari wanita -wanita yang demikian.
Musa memerintahkan agar mereka dihukum mati (Im.
20:10; Ul. 22:22), namun tidak dengan dirajam, kecuali jika
wanita yang kedapatan berzinah itu sudah bersuami,
tidak menikah, atau anak seorang imam (Ul. 22:21). Per-
hatikanlah, perzinahan yaitu dosa yang sangat berat,
sebab perzinahan merupakan pemberontakan hawa nafsu
yang cemar, bukan hanya terhadap perintah Tuhan kita me-
lainkan juga terhadap kovenan-Nya. Dosa ini merupakan
pelanggaran terhadap kemurnian ketetapan ilahi yang dila-
kukan dengan menuruti salah satu hawa nafsu manusia
yang paling rendah dalam kemerosotannya.
(4) Mereka meminta penghakiman-Nya dalam kasus ini: “Apa-
kah pendapat-Mu, yang mengaku sebagai guru yang diutus
oleh Tuhan untuk membatalkan hukum-hukum lama dan
mendirikan hukum-hukum baru? Apakah pendapat-Mu
tentang hal ini?” Seandainya mereka mengajukan pertanya-
an ini dengan tulus, dengan kerendahan hati dan keingin-
an untuk mengetahui pikiran-Nya, maka itu sangat patut
dipuji. Orang-orang yang diberi kepercayaan untuk menja-
lankan keadilan harus datang kepada Kristus dan meminta
bimbingan-Nya. Akan namun , mereka mengatakan hal itu un-
tuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu un-
tuk menyalahkan-Nya (ay. 6).
[1] Jika Dia meneguhkan penghakiman hukum Taurat itu,
dan membiarkannya terlaksana, maka mereka akan
mencela-Nya sebagai orang yang tidak sejalan dengan
diri-Nya sendiri (yang telah menerima para pemungut
cukai dan wanita sundal). Ia akan dianggap tidak
sejalan dengan sifat-sifat Mesias, yang seharusnya le-
mah lembut, membawa keselamatan, dan memberita-
kan tahun pembebasan. Dan mungkin mereka akan
Injil Yohanes 8:1-11
511
mendakwa-Nya di hadapan gubernur Romawi, sebab
Dia membolehkan orang-orang Yahudi menjalankan
penghukuman yang merupakan hak lembaga pengadil-
an. Namun sebaliknya,
[2] Jika Dia membebaskan wanita itu, dan berpenda-
pat bahwa penghukuman itu tidak boleh dilaksanakan
(seperti yang sudah mereka duga akan diperbuat-Nya),
maka mereka akan memandang-Nya, pertama, sebagai
musuh bagi hukum Musa dan sebagai orang yang hen-
dak merampas kuasa untuk memperbaiki dan mengen-
dalikan hukum itu. Hal ini akan memperkuat prasang-
ka buruk orang terhadap-Nya yang dengan begitu gen-
car disebarkan oleh musuh-musuh-Nya, yaitu bahwa
Dia datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para nabi. Kedua, Ia akan dipandang sebagai sahabat
orang-orang berdosa, dan sebab itu juga sebagai orang
yang mendukung perbuatan dosa. Apabila tampaknya
Dia tidak mengindahkan kejahatan seperti itu, dan
membiarkannya tidak dihukum, maka mereka akan
memandang-Nya sebagai orang yang menyetujui keja-
hatan itu dan sebagai pendukung kejahatan. Kalau Ia
sampai dianggap sebagai pelindung para penjahat,
maka ini merupakan sebuah hinaan yang paling menya-
kitkan bagi orang yang mengaku menjalankan keketat-
an, kemurnian, dan pekerjaan seorang nabi.
2. Cara yang dipakai-Nya untuk memecahkan kasus ini, dan de-
ngan demikian untuk menghancurkan perangkap ini.
(1) Dia tampak tidak menghiraukan masalah ini dan berpura-
pura tuli: Dia membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di
tanah. Mustahil untuk mengatakan, dan sebab itu tidak
perlu untuk menanyakan, apa yang ditulis-Nya. namun ini-
lah satu-satunya kejadian mengenai Kristus menulis se-
suatu yang disebutkan dalam kitab-kitab Injil. Mengenai
apa yang ditulis-Nya ini, Theolog Eusebius pernah me-
nyinggungnya kepada Abgarus, raja Edesa. Sebagian orang
berpendapat bahwa mereka bebas mereka-reka apa yang
ditulis-Nya di sini. Menurut Grotius, apa yang ditulis-Nya
itu yaitu perkataan yang sangat berat dan bermakna, dan
512
bahwa biasa bagi orang-orang bijak, saat mereka sedang
memikirkan dalam-dalam mengenai hal apa saja, untuk
berbuat demikian. Jerome dan Ambrose menduga Dia me-
nulis, “Biarlah nama-nama orang jahat ini dituliskan di da-
lam debu tanah.” Yang lain menduga ini, “Bumi mendakwa
bumi, namun penghakiman yaitu hak-Ku.” Kristus dengan
ini mengajar kita untuk tidak gegabah dalam berbicara
saat kita diperhadapkan pada persoalan-persoalan yang
sulit, untuk tidak cepat-cepat melesatkan anak panah kita.
Dan saat kita dipanas-panasi atau diolok-olok, kita harus
berhenti sejenak dan mempertimbangkan segala sesuatu-
nya sebelum kita memberikan tanggapan. Berpikirlah dua
kali sebelum kita berbicara sekali: Hati orang benar menim-
bang-nimbang jawabannya. Terjemahan King James yang
saya pakai didasarkan pada beberapa salinan naskah Yu-
nani, yang menambahkan mē prospoioumenos (meskipun
sebagian besar salinan tidak memilikinya), memberikan
penjelasan ini sebagai alasan mengapa Dia menulis di ta-
nah, seolah-olah Dia tidak mendengar mereka. Dia seakan-
akan membuang muka, untuk menunjukkan bahwa Dia
tidak mau memperhatikan permintaan mereka, dan dengan
demikian seolah-olah berkata, “Siapakah yang telah meng-
angkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?”
Dalam banyak kasus, aman bagi kita untuk menutup teli-
nga terhadap apa yang tidak aman untuk dijawab (Mzm.
38:14). Kristus tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya
melibatkan diri dalam perkara-perkara duniawi. Lebih baik
mereka menyibukkan diri dengan mempelajari apa saja
yang benar, dan mengisi waktu mereka dengan menulis di
tanah (yang tidak akan diperhatikan oleh siapa pun), dari-
pada menyibukkan diri dengan hal-hal yang bukan urusan
mereka. Akan namun , walaupun Kristus tampak seolah-olah
tidak mendengar mereka, Dia memperlihatkan bahwa Dia
tidak hanya mendengar perkataan mereka namun juga me-
ngetahui pikiran-pikiran mereka.
(2) saat mereka bersikeras, atau lebih tepatnya kurang ajar,
mendesak Dia untuk memberikan jawaban, Dia membalik-
kan kebersalahan terdakwa kepada para pendakwanya (ay.
7).
Injil Yohanes 8:1-11
513
[1] Mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, dan per-
buatan-Nya yang tampak tidak memperhatikan mereka
justru membuat mereka semakin gencar. Sebab seka-
rang mereka menyangka bahwa mereka sudah berhasil
memojokkan-Nya, dan bahwa Dia tidak dapat menghin-
dar dari tuduhan menentang baik itu hukum Musa, jika
Dia membebaskan si terdakwa, ataupun ajaran belas
kasihan dan pengampunan yang disampaikan-Nya sen-
diri, jika Dia menghukumnya. Dan sebab itu, mereka
terus mendesak-Nya dengan gencar. Padahal mereka se-
harusnya mengartikan ketidakpedulian-Nya itu sebagai
teguran terhadap rancangan jahat mereka, dan sebagai
petunjuk bagi mereka untuk menghentikan perbuatan
mereka ini, sebab mereka hanya akan memudarkan
nama baik mereka sendiri.
[2] Pada akhirnya, Dia mempermalukan mereka semua dan
membungkam mereka dengan satu perkataan: Ia pun
bangkit berdiri, seperti orang yang baru bangun tidur
(Mzm. 78:65), dan berkata kepada mereka: “Barangsia-
pa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang per-
tama melemparkan batu kepada wanita itu.”
Pertama, di sini Kristus menghindar dari perangkap
yang telah mereka pasang untuk-Nya, dan berhasil me-
nyelamatkan nama baik-Nya sendiri. Dia tidak mere-
mehkan hukum Taurat ataupun membenarkan kesa-
lahan si terdakwa. Pada sisi lain, Ia tidak mendorong
mereka untuk terus menghakimi dan pada saat yang
sama juga tidak membakar panas hati mereka. Lihatlah
dampak baik yang ditimbulkan dari pertimbangan yang
matang. Apabila kita tidak dapat sampai pada tujuan
dengan mengambil jalan langsung, maka sebaiknya kita
mengambil kompas untuk menunjukkan arahnya.
Kedua, jaring yang mereka tebarkan menjerat kaki
mereka sendiri. Mereka datang dengan rancangan un-
tuk mendakwa-Nya, namun ternyata mereka sendiri
yang dipaksa untuk mendakwa diri sendiri. Kristus
mengakui bahwa si terdakwa pantas dihukum, namun
Dia meminta mereka untuk mendengarkan suara hati
514
nurani mereka sendiri apakah mereka yang pantas
menjadi penghukumnya.
a. Di sini Dia merujuk pada peraturan yang ditentukan
oleh hukum Musa dalam menghukum para pen-
jahat, bahwa saksi-saksi itulah yang pertama-tama
menggerakkan tangan mereka (Ul. 17:7), seperti ke-
tika Stefanus dilempari batu (Kis. 7:58). Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi yaitu para saksi
atas wanita ini. Sekarang Kristus menyerahkan
kepada mereka, apakah menurut hukum mereka
sendiri, mereka berani menjadi algojo bagi dia. Bera-
nikah mereka mengambil nyawa itu dengan tangan
mereka, yang sekarang sedang mereka ambil dengan
lidah mereka? Akankah hati nurani mereka sendiri
akan berbalik menuduh mereka jika mereka melaku-
kannya atau tidak?
b. Dia berdiri di atas kebenaran yang tidak dapat di-
sangkal dalam hal moral, bahwa sangatlah tidak ma-
suk akal jika orang dengan semangat yang berapi-
api ingin menghukum kejahatan orang lain semen-
tara dia sendiri sama bersalahnya atas kejahatan
itu. Mereka yang melakukan kejahatan yang sama
hanya mengutuki diri sendiri saat menghakimi
orang lain atas kejahatan tersebut: “Barangsiapa di
antara kamu tidak berdosa, tidak berbuat dosa yang
serupa, yang tidak pernah sekali pun bersalah atas
dosa kecemaran atau perzinahan, hendaklah ia yang
pertama melemparkan batu kepada wanita itu.”
Ini bukan berarti bahwa para hakim, yang sadar
bahwa mereka juga bersalah, harus mengabaikan
kesalahan orang lain.
namun justru oleh sebab itu:
(a) Kapan saja kita menemukan kesalahan pada
orang lain, kita harus melihat diri kita sendiri,
dan harus lebih tegas menentang dosa dalam diri
kita sendiri dibandingkan dalam diri orang lain.
(b) Kita harus bersimpati, bukan terhadap dosa, me-
lainkan pribadi dari mereka yang melakukan pe-
Injil Yohanes 8:1-11
515
langgaran itu, dan harus menyadarkan mereka
kembali dengan hati yang lemah lembut, dengan
mempertimbangkan juga diri dan kodrat kita
sendiri yang sudah rusak. Aut sumus, aut fuimus,
vel possumus esse quod hic est – Kita ini entah
sekarang, atau sedari dulu, atau bisa saja nanti,
sama seperti dia. Biarlah hal ini menahan kita
untuk tidak melempar batu kepada saudara-sau-
dara kita dan membeberkan kesalahan-kesalah-
an mereka. Biarlah orang yang tidak berdosa ber-
tingkah laku seperti ini, supaya dengan demikian
mereka yang benar-benar menjadi rendah hati
atas dosa-dosa mereka itu akan merasa malu
sendiri dan dengan senang hati melepaskan do-
sanya.
(c) Orang-orang yang memang berkewajiban untuk
memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain
harus melihat diri mereka sendiri baik-baik, dan
menjaga diri mereka agar tetap murni (Mat. 7:5),
Qui alterum incusat probri, ipsum se intueri
oportet. Pisau-pisau Kemah Suci terbuat dari
emas murni.
c. Mungkin Dia merujuk pada proses pemeriksaan
yang dilakukan dengan menggunakan air pahit ter-
hadap si istri yang dicurigai oleh suaminya yang
cemburu. Suami itu harus membawa istrinya ke-
pada imam (Bil. 5:15), sama seperti ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi membawa wanita ini ke-
pada Kristus. Nah, yaitu suatu pendapat yang su-
dah diterima di kalangan Yahudi, dan ini diteguhkan
melalui pengalaman, bahwa jika suami yang mem-
bawa istrinya untuk diperiksa dengan sendirinya
pernah bersalah atas dosa perzinahan, maka Aquæ
non explorant ejus uxorem – air pahit itu tidak men-
datangkan akibat apa pun kepada istrinya. “Marilah
kalau begitu,” kata Kristus, “menurut adat istiadat-
mu sendiri Aku akan menghakimi kamu. Jika kamu
tidak berdosa, maka kamu boleh tetap mendakwa-
nya, dan membiarkan pezinah itu dihukum. namun
516
jika kamu berdosa, meskipun dia bersalah, semen-
tara kamu yang membawanya juga sama bersalah-
nya, maka menurut peraturanmu sendiri dia harus
dibebaskan.”
d. Dalam hal ini, Dia melakukan pekerjaan besar yang
harus dikerjakan-Nya dengan datang ke dunia, yaitu
membawa orang-orang berdosa kepada pertobatan.
Bukan untuk menghancurkan melainkan untuk me-
nyelamatkan. Dia bertekad untuk mempertobatkan,
bukan hanya si wanita terdakwa itu, dengan
menunjukkan kepadanya belas kasihan-Nya, me-
lainkan juga para pendakwanya, dengan menunjuk-
kan kepada mereka dosa-dosa mereka. Mereka ber-
usaha menjerat-Nya, sedangkan Dia berusaha meya-
kinkan mereka akan dosa mereka dan mempertobat-
kan mereka. Demikianlah orang yang haus akan
darah membenci orang saleh, namun orang yang jujur
mencari keselamatannya.
[3] sesudah menyampaikan kepada mereka perkataan yang
mengejutkan ini, Dia membiarkan mereka untuk mem-
pertimbangkannya, lalu Ia membungkuk pula dan menu-
lis di tanah (ay. 8). Sama seperti saat mereka meng-
ajukan permintaan kepada-Nya, Dia tampak mengabai-
kan pertanyaan mereka, demikian pula sekarang sete-
lah Dia memberi mereka jawaban, Dia mengabaikan
kebencian mereka terhadap jawaban itu dengan tidak
memedulikan apa kata mereka terhadap perkataan-Nya
itu. Malah, mereka tidak perlu memberikan tanggapan
apa pun, sebab perkara itu sudah tersimpan di dalam
hati mereka, jadi biarlah mereka mempertimbangkan-
nya baik-baik dalam hati mereka. Atau, tampaknya Dia
tidak ingin menunggu jawaban dari mereka, sebab jika
demikian mereka akan segera berusaha membenarkan
diri mereka sendiri, dan kemudian demi kehormatan
merasa terikat untuk tetap membela diri. Sebaliknya,
Dia memberi mereka waktu untuk merenung, untuk
berbicara dengan hati mereka sendiri. Tuhan berkata,
“Aku telah memperhatikan dan mendengarkan” (Yer.
8:6). Beberapa salinan naskah Yunani berbunyi, Dia
Injil Yohanes 8:1-11
517
menuliskan di tanah, enos hekastou autōn tas hamartias
– dosa-dosa setiap orang dari mereka. Hal ini dapat
dilakukan-Nya, sebab Dia menaruh kesalahan kita di
hadapan-Nya, dan ini akan dilakukan-Nya, sebab Dia
juga akan membawa perkara ini ke hadapan kita. Dia
memeteraikan pelanggaran-pelanggaran kita (Ayb.
14:17). namun Dia tidak menuliskan dosa-dosa manusia
di pasir, oh tidak, dosa-dosa mereka ditulis seperti
dengan pena besi, yang matanya dari intan (Yer. 17:1),
yang tidak akan pernah dilupakan sebelum dosa-dosa
itu diampuni.
[4] Bagai dihantam petir ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi tercengang dengan perkataan Kristus sehingga
mereka membatalkan niat untuk menyerang Kristus,
yang tidak berani lagi mereka cobai. Mereka juga mena-
rik kembali penghakiman mereka atas wanita itu,
yang tidak berani lagi mereka dakwa (ay. 9): pergilah
mereka seorang demi seorang.
Pertama, mungkin tulisan-Nya di tanah membuat
mereka takut, seperti tulisan tangan di dinding mena-
kutkan Belsyazar. Mereka menyangka bahwa Dia se-
dang menuliskan hal-hal yang pahit melawan mereka,
menuliskan nasib buruk yang akan menimpa mereka.
Berbahagialah orang yang tidak memiliki alasan
untuk takut terhadap tulisan Kristus!
Kedua, apa yang dikatakan-Nya membuat mereka
takut, sebab membuat mereka bertanya-tanya pada
hati nurani mereka sendiri. Dia telah memperlihatkan
kepada mereka siapa mereka yang sesungguhnya, dan
mereka takut kalau mereka tetap tinggal sampai Dia
berkata-kata lagi, maka Dia akan memperlihatkan kesa-
lahan mereka kepada dunia, dan mempermalukan me-
reka di hadapan manusia, dan sebab itu mereka ber-
pikir lebih baik mundur sekarang. Mereka pergi seorang
demi seorang, supaya mereka bisa pergi pelan-pelan,
dan tidak dengan ribut-ribut supaya jangan sampai
Kristus terganggu. Mereka pergi dengan diam-diam,
seperti tentara yang kena malu kembali dengan diam-
diam sebab melarikan diri dari pertempuran (2Sam.
518
19:3). Urutan kepergian mereka diperhatikan di sini,
mulai dari yang tertua, entah sebab mereka yang paling
bersalah, atau sebab mereka yang pertama-tama sadar
akan ancaman bahaya yang akan mempermalukan me-
reka. Dan jika orang yang tertua meninggalkan lapang-
an dan mundur dengan hina, maka tidak mengheran-
kan jika yang lebih muda mengikuti mereka.
Sekarang perhatikanlah di sini:
1. Daya kekuatan dari perkataan Kristus untuk menya-
darkan orang-orang berdosa: Mereka yang mende-
ngar perkataan itu disadarkan oleh hati nurani mere-
ka sendiri (terjemahan KJV – pen.). Hati nurani ada-
lah wakil Tuhan di dalam jiwa, dan satu perkataan
dari-Nya akan membuat hati nurani bekerja (Ibr.
4:12). Orang-orang yang sudah lama berbuat zinah
dan sudah lama menganggap diri sendiri hebat, di
sini, bahkan yang tertua sekalipun, dikejutkan oleh
perkataan Kristus. Bahkan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, yang paling bangga akan diri me-
reka sendiri, oleh kuasa perkataan Kristus dibuat
mundur dengan memalukan.
2. Kebodohan orang-orang berdosa saat mereka men-
jadi sadar atas keberdosaan mereka, yang tampak
dalam diri ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
ini.
(1) Sungguh bodoh apabila orang-orang yang men-
jadi sadar akan kebersalahan mereka hanya pe-
duli mencari jalan untuk menghindarkan diri
dari rasa malu, seperti yang diperbuat Yehuda
(Kej. 38:23), supaya kita jangan menjadi buah
olok-olok orang. Perhatian kita haruslah untuk
menyelamatkan jiwa kita lebih dibandingkan untuk
menyelamatkan nama baik kita. Saul terbukti
sebagai orang munafik saat ia berkata, “Aku
telah berdosa; namun tunjukkanlah juga hormatmu
kepadaku sekarang.” Tidak ada cara lain untuk
mendapatkan kehormatan dan penghiburan se-
Injil Yohanes 8:1-11
519
orang petobat selain dibandingkan menanggung rasa
malu seorang petobat.
(2) Sungguh bodoh apabila orang-orang yang merasa
bersalah berusaha untuk mengesampingkan pe-
rasaan bersalah mereka dan menghilangkannya.
Luka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ini
dibukakan, dan sekarang mereka seharusnya
ingin agar luka itu diperiksa, lalu mungkin bisa
disembuhkan, namun justru inilah yang mereka
takutkan dan mereka tolak.
(3) Sungguh bodoh apabila orang-orang yang merasa
bersalah ingin pergi jauh dari Yesus Kristus,
seperti yang diperbuat orang-orang ini di sini,
sementara Dialah satu-satunya yang dapat me-
nyembuhkan luka-luka hati nurani dan mem-
berikan damai sejahtera kepada kita. Orang-
orang yang bersalah dan ditegur oleh hati nurani
mereka sendiri akan dihukum oleh Hakim mere-
ka, jika mereka tidak dibenarkan terlebih dahulu
oleh Penebus mereka. Dan jika memang demi-
kian halnya, mengapakah mereka mau pergi
dari-Nya? Kepada siapa mereka akan pergi?
[5] sesudah para pendakwa yang congkak itu meninggalkan
lapangan dan lari sebab bersalah atas dosa yang sama,
si terdakwa yang sudah terhukum itu kini berdiri,
dengan bertekad untuk mematuhi penghakiman Yesus
Tuhan kita: tinggTuhan Yesus seorang diri tanpa ditemani
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, bebas dari
gangguan-gangguan mereka, dan wanita itu berdiri
di tengah-tengah jemaat yang sedang mendengarkan
pengajaran Kristus. Di tengah jemaat inilah mereka tadi
menempatkan si wanita tersebut (ay. 4). Ia tidak
berusaha menghindar, meskipun ia memiliki kesem-
patan untuk melakukannya. namun sebab para pen-
dakwanya telah meminta Yesus untuk menangani ma-
salah ini, maka kepada-Nyalah ia akan pergi, kepada
Dialah ia menggantungkan nasibnya. Perhatikanlah,
orang-orang yang perkaranya dibawa ke hadapan Yesus
Tuhan kita tidak akan pernah mengalihkannya ke peng-
520
adilan lain mana pun, sebab Dialah benteng perlin-
dungan bagi orang-orang yang bertobat. Hukum Taurat
yang mendakwa kita dan mendatangkan penghakiman
atas diri kita, oleh Injil Kristus dipukul mundur. Tun-
tutan-tuntutannya dipenuhi dan teriakan-teriakannya
dibungkam oleh darah Yesus. Perkara kita diajukan ke
pengadilan Injil. Kita ditinggal bersama Yesus sendiri,
dan dengan Dia sajalah kita sekarang harus berurusan,
sebab kepada-Nya-lah segala penghakiman telah dise-
rahkan. Oleh sebab itu, marilah kita menjaga agar ke-
pentingan kita ada di dalam Dia, maka kita pun akan
hidup selama-lamanya. Biarlah Injil-Nya mengatur kita,
maka Injil itu pasti akan dengan berhasil menyelamat-
kan kita.
[6] Inilah yang dihasilkan dari pengadilan itu, dan keputus-
an akhir yang dibuatnya: Lalu Yesus bangkit berdiri, dan
Dia tidak melihat seorang pun kecuali wanita itu (ay.
10-11, terjemahan KJV – pen.). Walaupun Kristus tamp-
aknya tidak memperhatikan apa yang telah dikatakan
dan dilakukan, namun menyerahkannya kepada anak-
anak manusia yang sedang bertikai untuk menyelesai-
kan permasalahan mereka sendiri, namun saat saat
penghakiman-Nya tiba, Dia tidak akan lagi berdiam diri.
saat Daud memohon kepada Tuhan , dia berseru, “Ba-
ngunlah” (Mzm. 7:6, dan 94:2). wanita itu, kemung-
kinan besar, berdiri dengan gemetar di hadapan semua
orang, seperti orang yang tidak tahu apa yang akan me-
nimpa dirinya. Kristus tidak berdosa, dan mungkin
akan melemparkan batu yang pertama. Akan namun ,
meskipun tidak ada orang lain yang lebih tegas mela-
wan dosa selain Dia, sebab Dia mahaadil dan mahaku-
dus, namun tidak ada orang lain yang lebih berbelas
kasihan terhadap orang-orang berdosa selain Dia, sebab
Dia mahapengasih dan mahapenyayang, dan pendosa
yang malang ini juga mendapati-Nya demikian, sebab
kini dia menantikan saat pembebasannya. Beginilah
cara pengadilan dijalankan: Pertama, para pendakwa di-
panggil: “Hai wanita , di manakah mereka? Tidak
adakah seorang yang menghukum engkau?” Ini bukan
Injil Yohanes 8:1-11
521
berarti bahwa Kristus tidak tahu di mana mereka, namun
Dia bertanya supaya Dia dapat mempermalukan mere-
ka, yang menolak penghakiman-Nya, dan memberikan
dorongan kepada wanita itu, yang bertekad untuk
mematuhinya. Rasul Paulus juga menantang demikian,
“Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan
Tuhan ?” Di manakah mereka yang mendakwa kamu?
Pendakwa saudara-saudara kita akan dilemparkan ke
bawah dengan adil, dan segala tuntutan mereka akan
dibatalkan secara sah. Kedua, mereka tidak tampak
saat pertanyaan ini diajukan: “Tidak adakah seorang
yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada,
Tuhan.” Dia berbicara dengan hormat kepada Kristus,
dengan memanggil-Nya Tuhan, namun bungkam tentang
para pendakwanya, dan tidak memberikan jawaban
apa-apa terhadap pertanyaan mengenai mereka, “Di
manakah mereka yang mendakwamu?” Dia tidak mera-
sa menang atas mundurnya mereka atau menghina me-
reka sebab mereka sendiri yang sebenarnya telah ber-
saksi melawan diri sendiri, dan bukan melawan dia.
Jika kita berharap diampuni oleh Hakim kita, kita ha-
rus mengampuni para pendakwa kita. Dan jika dakwa-
an mereka, betapapun menyakitkannya, merupakan ke-
sempatan yang baik untuk membangunkan hati nurani
kita sendiri, maka kita boleh dengan mudah meng-
ampuni mereka atas kesalahan ini. Sebaliknya, dia ha-
nya menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan diri-
nya sendiri, “Tidak adakah seorang yang menghukum
engkau?” Para petobat sejati cukup memberikan penje-
lasan tentang mereka sendiri kepada Tuhan , dan tidak
akan berusaha memberikan penjelasan tentang orang
lain. Ketiga, oleh sebab itu, si terdakwa dibebaskan:
“Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan ja-
ngan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Kita dapat memandang hal ini:
(a) Sebagai pembebasannya dari hukuman sementara di
dunia ini: “Jika mereka tidak menghukummu de-
ngan dirajam sampai mati, Aku pun tidak.” Ini bukan
522
berarti bahwa Kristus datang untuk melucuti pe-
dang keadilan dari tangan hakim, atau bahwa ke-
hendak-Nyalah untuk tidak menjatuhkan hukuman
kepada para penjahat. Sama sekali tidak, pelaksana-
an keadilan umum didirikan oleh Injil dan dibuat
tunduk kepada Kerajaan Kristus: sebab Aku para
raja memerintah.
Namun Kristus tidak mau menghukum wanita
ini:
[a] sebab itu bukanlah urusan-Nya. Dia bukanlah
hakim atau pengantara atas perkara ini, dan
sebab itu Dia tidak mau turut campur dalam
masalah-masalah duniawi. Kerajaan-Nya bukan-
lah dari dunia ini. Tractent fabrilia fabri – Baiklah
setiap orang berbuat menurut kewenangannya
masing-masing.
[b] sebab dia didakwa oleh orang-orang yang lebih
bersalah dibandingkan dia, dan yang sebab malu
tidak dapat mempertahankan tuntutan keadilan
yang mereka ajukan untuk melawannya. Hukum
Taurat menentukan agar tangan-tangan para
saksi maju terlebih dahulu melawan penjahat,
dan baru kemudian tangan-tangan semua orang,
sehingga jika para saksi pergi dan tidak meng-
hukumnya, maka tuntutan itu pun dibatalkan.
Keadilan Tuhan , dalam menimpakan penghukum-
an-penghukuman sementara di dunia ini, ka-
dang-kadang dilakukan dengan memperhatikan
kebenaran satu pihak dibandingkan dengan kebe-
naran pihak lain. Dengan cara ini, orang-orang
yang sebenarnya melanggar hukum diluputkan,
sebab apabila mereka dihukum, itu akan me-
muaskan orang-orang yang lebih jahat dibandingkan
mereka (Ul. 32:26-27). Akan namun , saat Kristus
menyuruhnya pergi, Dia memberinya peringatan
ini, “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai
dari sekarang.” Pembebasan tanpa syarat mem-
buat para penjahat semakin berani, dan sebab
Injil Yohanes 8:1-11
523
itu mereka yang bersalah, namun yang telah me-
nemukan sarana untuk menghindar dari tuntut-
an hukum, perlu melipatgandakan kewaspadaan
mereka lagi, sebab kalau tidak maka Iblis akan
memanfaatkan keadaan ini. Semakin adil kelu-
putan disediakan, semakin adil pula peringatan
diberikan untuk pergi dan tidak berbuat dosa
lagi. Orang-orang yang membantu menyelamat-
kan nyawa penjahat haruslah, seperti Kristus di
sini, membantu menyelamatkan jiwanya dengan
peringatan ini.
(b) Sebagai pembebasannya dari hukuman kekal. Sebab
perkataan Kristus, “Aku pun tidak menghukum eng-
kau” sudah berarti “Aku benar-benar mengampuni
engkau,” dan di dunia ini Anak Manusia berkuasa
mengampuni dosa, dan, atas dasar-dasar yang baik,
dapat memberikan pengampunan ini. Sebab sama
seperti Dia mengetahui kekerasan dan kejahatan
hati para pendakwa, dan sebab itu mengatakan apa
yang akan mengejutkan mereka, demikian pula Dia
mengetahui kelembutan dan ketulusan pertobatan si
terdakwa, dan sebab itu mengatakan apa yang
akan menghiburnya, seperti yang diperbuat-Nya ter-
hadap wanita berdosa yang lain, yang berdosa
sama seperti wanita ini, yang juga dipandang
rendah oleh seorang Farisi (Luk. 7:48, 50): “Dosamu
telah diampuni, pergilah dengan selamat!” Demikian
pula di sini, “Aku pun tidak menghukum engkau.”
Perhatikanlah:
[a] Sungguh berbahagialah orang-orang yang tidak
dihukum Kristus, sebab pembebasan-Nya cukup
untuk menjawab semua tantangan yang lain. Se-
mua tantangan yang lain itu diajukan coram non
judice – di hadapan hakim yang tidak sah.
[b] Kristus tidak akan menghukum orang-orang
yang, meskipun telah berdosa, akan pergi dan ti-
dak berbuat dosa lagi (Mzm. 85:9; Yes. 55:7). Dia
tidak akan menggunakan pelanggaran-pelanggar-
524
an kita sebelumnya untuk menentang kita, jika
kita mau menyerah dan kembali setia kepada-
Nya.
[c] Kebaikan Kristus kepada kita dalam menghapus-
kan dosa-dosa yang telah lalu haruslah menjadi
alasan kuat bagi kita untuk pergi dan tidak ber-
buat dosa lagi (Rm. 6:1-2). Bukankah Kristus
tidak akan menghukummu? Maka dari itu, pergi-
lah dan jangan berbuat dosa lagi.
Yesus yaitu Terang Dunia;
Keabsahan Kesaksian Yesus tentang Diri-Nya (8:12-20)
12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan memiliki terang hidup.” 13 Kata orang-orang Farisi ke-
pada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” 14
Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-
Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku
datang dan ke mana Aku pergi. namun kamu tidak tahu, dari mana Aku da-
tang dan ke mana Aku pergi. 15 Kamu menghakimi menurut ukuran manu-
sia, Aku tidak menghakimi seorang pun, 16 dan jikalau Aku menghakimi,
maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, namun Aku
bersama dengan Dia yang mengutus Aku. 17 Dan dalam kitab Tauratmu ada
tertulis, bahwa kesaksian dua orang yaitu sah; 18 Akulah yang bersaksi
tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang
Aku.” 19 Maka kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Bapa-Mu?” Jawab
Yesus: “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya
kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.” 20 Kata-kata itu dikata-
kan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Tuhan .
Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Perikop-perikop selanjutnya dalam pasal ini diisi dengan perdebatan
antara Kristus dan orang-orang berdosa yang menentang-Nya, yang
bahkan mempermasalahkan perkataan paling lembut yang keluar
dari mulut-Nya. Tidak pasti apakah perselisihan ini terjadi pada hari
yang sama saat wanita yang berzinah itu dibebaskan atau
tidak. Mungkin saja ini yaitu hari yang sama, sebab penulis Injil ini
tidak menyebutkan hari yang lain, dan memperhatikan (ay. 2) betapa
pagi-pagi benar Kristus memulai pekerjaan-Nya pada hari itu. Meski-
pun orang-orang Farisi yang mendakwa wanita itu sudah enyah
dengan diam-diam, masih ada orang-orang Farisi lain (ay. 13) yang
menentang Kristus, yang cukup kurang ajar dan bermuka badak, se-
kalipun golongan mereka sudah dibuat mundur dengan memalukan
Injil Yohanes 8:12-20
525
seperti itu. Bahkan, mungkin hal itu justru membuat mereka lebih
bersemangat lagi untuk bertengkar dengan-Nya, supaya dapat me-
mulihkan kembali, jika mungkin, nama baik golongan mereka yang
sudah tersandung itu.
Dalam ayat-ayat perikop di atas ini kita mendapati:
I. Ajaran agung yang diletakkan, disertai dengan penerapannya.
1. Ajaran itu yaitu , bahwa Kristus yaitu terang dunia (ay. 12):
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak. Meskipun Dia
sudah mengatakan banyak hal kepada mereka tanpa men-
dapat banyak hasil dari mereka, dan apa yang dikatakan-Nya
ditentang, namun Dia tetap berbicara lagi, sebab satu kali Dia
berbicara, bahkan dua kali. Mereka sudah menutup telinga
terhadap apa yang dikatakan-Nya, namun Dia berkata pula
kepada mereka, “Akulah terang dunia.” Perhatikanlah, Yesus
Kristus yaitu Terang dunia. Salah seorang Rabi pernah ber-
kata bahwa Terang yaitu nama Mesias, seperti ada tertulis
(Dan. 2:22), “Dan terang ada pada-Nya.” Tuhan yaitu terang,
dan Kristus yaitu gambar Tuhan yang tidak kelihatan, Tuhan
dari segala Tuhan , Terang dari segala terang. Dia dinantikan
sebagai terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa
lain (Luk. 2:32), dan dengan demikian Dia yaitu terang dunia,
dan bukan hanya terang bagi jemaat Yahudi. Terang dunia
yang kelihatan yaitu matahari, dan Kristus yaitu Surya
kebenaran. Satu matahari menerangi seluruh dunia, demikian
pula satu Kristus, dan tidak perlu yang lain lagi. Kristus,
dengan menyebut diri-Nya sebagai Terang, mengungkapkan:
(1) Siapakah Dia dalam diri-Nya sendiri – Yang Terunggul dan
Termulia.
(2) Siapa Dia bagi dunia – Sumber terang, yang menerangi se-
tiap umat manusia. Betapa dunia ini akan menjadi kolong
yang gelap gulita jika tanpa matahari! Demikian pula dunia
ini jadinya bila tanpa Kristus, yang oleh-Nya terang telah
datang ke dalam dunia (3:19).
2. Kesimpulan dari ajaran ini yaitu , barangsiapa mengikut Aku,
seperti pengembara yang mengikuti terang dalam gelapnya
malam, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
akan memiliki terang hidup.
526
Jika Kristus yaitu terang, maka:
(1) Kewajiban kitalah untuk mengikuti-Nya, untuk menyerah-
kan diri kita terhadap bimbingan-Nya, dan dalam segala
hal meminta petunjuk dari-Nya, untuk berjalan di jalan
yang menuju kepada kebahagiaan. Banyak orang meng-
ikuti terang-terang palsu – ignes fatui, yang menuntun me-
reka pada kehancuran, namun Kristus yaitu terang yang
sejati. Tidaklah cukup hanya dengan melihat terang ini,
dan memandanginya saja, kita juga harus mengikutinya,
percaya kepadanya, dan berjalan di dalamnya, sebab te-
rang ini yaitu terang bagi kaki kita, dan bukan hanya bagi
mata kita.
(2) yaitu kebahagiaan orang-orang yang mengikuti Kristus
bahwa mereka tidak akan berjalan dalam kegelapan. Mere-
ka tidak akan ditinggalkan begitu saja tanpa diberi petun-
juk-petunjuk di jalan kebenaran, yang penting untuk men-
jaga mereka dari kesalahan yang menghancurkan. Dan
mereka juga tidak akan ditinggalkan begitu saja tanpa di-
beri bimbingan-bimbingan di jalan kewajiban, yang penting
untuk menjaga mereka dari dosa yang membinasakan. Me-
reka akan diberi terang hidup, yaitu pengetahuan dan ke-
sukaan akan Tuhan . Terang ini akan menjadi terang hidup
rohani bagi mereka di dunia ini dan terang hidup kekal di
dunia lain, di mana tidak akan ada maut ataupun kegelap-
an. Ikutlah Kristus, maka kita pasti akan berbahagia di
dalam kedua alam itu. Ikutlah Kristus, maka kita akan
mengikuti-Nya ke sorga.
II. Keberatan yang diajukan orang-orang Farisi terhadap ajaran ini,
dan keberatan itu sangatlah sepele dan sembrono: “Engkau ber-
saksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar” (ay. 13). Dalam
keberatan ini, mereka merasa curiga, seperti biasanya kita curiga
terhadap penghakiman yang diberikan orang atas dirinya sendiri,
yang dipandang sebagai bahasa cinta diri, yang begitu mudah kita
semua kutuki dalam diri orang lain, namun sedikit yang mau
mengakuinya dalam diri kita sendiri.
Injil Yohanes 8:12-20
527
Namun, dalam hal ini keberatan itu sangat tidak adil, sebab :
1. Mereka menjadikan sebagai kejahatan-Nya, dan sebagai hal
yang mengurangi kebenaran ajaran-Nya, apa yang bagi orang
yang ingin memperkenalkan pewahyuan ilahi merupakan se-
suatu yang penting dan tidak bisa dihindari. Bukankah Musa
dan semua nabi bersaksi bagi diri mereka sendiri saat mere-
ka menyatakan diri sebagai utusan-utusan Tuhan ? Bukankah
orang-orang Farisi sendiri bertanya kepada Yohanes Pembap-
tis, “Apakah katamu tentang dirimu sendiri?”
2. Mereka mengabaikan kesaksian semua saksi yang lain, yang
menyokong kesaksian-Nya tentang diri-Nya sendiri. Seandai-
nya Dia hanya bersaksi tentang diri-Nya sendiri, maka kesak-
sian-Nya memang pantas dicurigai, dan kita boleh menangguh-
kan dulu kepercayaan kita terhadap kesaksian-Nya itu. namun
ajaran-Nya ditegaskan oleh lebih dari dua atau tiga saksi yang
dapat dipercaya, yang cukup untuk membenarkan setiap per-
kataan di dalam ajaran-Nya itu.
III. Tanggapan Kristus terhadap keberatan mereka ini (ay. 14). Dia
tidak menjawab mereka dengan pedas seperti yang bisa saja
diperbuat-Nya (“Kamu mengaku sebagai orang-orang yang saleh
dan baik, namun kesaksianmu tidak benar”), namun sebaliknya,
dengan terang-terangan Ia membenarkan diri-Nya sendiri. Dan,
meskipun sebelumnya Dia mengesampingkan kesaksian-Nya sen-
diri (5:31), di sini Dia mempertahankannya, bahwa kesaksian-Nya
itu tidak mengurangi kebenaran dari bukti-bukti-Nya yang lain,
namun justru diperlukan untuk menunjukkan kuatnya bukti-bukti
itu. Dia yaitu Terang dunia, dan sudah menjadi sifat terang yang
membuktikan dirinya sendiri. Prinsip-prinsip utama membukti-
kan kebenarannya sendiri. Dia mengemukakan tiga hal untuk
membuktikan bahwa kesaksian-Nya, meskipun berasal dari diri-
Nya sendiri, yaitu benar dan meyakinkan.
1. Bahwa Dia sadar akan wewenang-Nya sendiri, dan sangat
puas akan diri-Nya sendiri dalam hal tersebut. Dia tidak ber-
bicara seperti orang yang tidak yakin, atau mengajukan suatu
gagasan yang dapat diperbantahkan, yang tentangnya Dia sen-
diri ragu-ragu. Sebaliknya Dia menyatakan suatu ketetapan,
dan memberikan penjelasan tentang diri-Nya sendiri dengan
528
begitu rupa seperti yang akan tetap dipertahankan-Nya: “Aku
tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi.” Dia be-
nar-benar sadar akan pekerjaan-Nya dari awal hingga akhir.
Dia mengetahui perintah siapa yang sedang dijalankan-Nya,
dan keberhasilan apa yang akan dicapai-Nya. Dia mengetahui
siapa Dia sebenarnya sebelum Dia menyatakan diri-Nya ke-
pada dunia, dan siapa Dia seharusnya nanti sesudah Dia me-
nyatakan diri kepada dunia, yakni bahwa Dia datang dari
Bapa, dan akan pergi kepada-Nya (16:28), bahwa Dia datang
dari kemuliaan, dan akan pergi kepada kemuliaan (17:5). Ini
merupakan kepuasan bagi semua orang Kristen yang baik,
bahwa meskipun dunia tidak mengenal mereka, seperti dunia
tidak mengenal-Nya, namun mereka tahu dengan dasar yang
pasti dari mana kehidupan rohani mereka datang, dan ke
mana kehidupan rohani itu akan menuju.
2. Bahwa mereka yaitu hakim-hakim yang sangat tidak mampu
untuk menghakimi-Nya dan untuk menghakimi ajaran-Nya,
dan sebab itu mereka tidak perlu dihiraukan.
(1) sebab mereka tidak tahu, sengaja dan berketetapan hati
tidak mau tahu: kamu tidak tahu dari mana Aku datang dan
ke mana Aku pergi. Apa gunanya berbicara dengan orang-
orang yang tidak tahu apa-apa mengenai pokok masalah-
nya dan tidak mau tahu mengenainya? Dia sudah memberi
tahu mereka tentang kedatangan-Nya dari sorga dan kem-
bali-Nya ke sorga, namun sebab kebodohan merekalah se-
hingga mereka tidak menerimanya. Ini merupakan perkara
yang tidak