Kisah pararasul 17
s membiarkan
Paulus dan Barnabas mengatakan apa yang harus mereka kata-
638
kan, dan kemudian ia menjelaskan penerapannya. Mendengarkan
pelayan Tuhan yang beragam akan sangat berguna jika satu ke-
benaran yang disampaikan tidak saling meniadakan, melainkan
melengkapi satu sama lain.
1. Dengan santun Yakobus memperkenalkan diri kepada orang-
orang yang hadir; Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku.
Kamu semua yaitu umat manusia, dan sebab nya dapat di-
harapkan mau mendengarkan alasan. Kamu semua yaitu
saudara-saudaraku, sebab itu akan mendengarkan aku de-
ngan jujur. Kita semua bersaudara, dan sama-sama berkepen-
tingan dalam perkara ini supaya tidak ada yang dilakukan
hingga mempermalukan Kristus dan mendatangkan ketidak-
nyamanan bagi orang-orang Kristen.
2. Yakobus menunjuk kepada apa yang telah dikatakan Petrus
mengenai pertobatan orang-orang yang berasal dari bangsa-
bangsa lain (ay. 14.). Simon (maksudnya Simon Petrus) telah
menceriterakan, dan membuka masalah itu kepadamu, yakni
bagaimana Tuhan sejak semula telah menunjukkan rahmat-Nya
kepada bangsa-bangsa lain, di dalam diri Kornelius dan saha-
bat-sahabatnya, yang kemudian menjadi buah-buah pertama
dari bangsa-bangsa lain. Juga, dan bagaimana saat Injil mu-
lai disebarkan untuk pertama kali, segera bangsa-bangsa lain
diundang untuk datang dan menerima berkat kasih karunia
dari pemberitaan itu. Selanjutnya Yakobus mengatakan di
sini,
(1) Bahwa kasih karunia Tuhan menjadi sumber dari semua ini.
Tuhan sendiri yang menilik bangsa-bangsa lain, dan itu ada-
lah lawatan yang penuh rahmat. Seandainya mereka di-
biarkan, mereka tidak akan pernah datang kepada Tuhan ,
namun dari pihak Tuhan -lah perkenalan itu dimulai. Ia ti-
dak saja melawat umat-Nya dan membawa kelepasan bagi-
nya,namun melawat dan membebaskan orang-orang yang
tergolong lo ammi bukan umat.
(2) Bahwa kemuliaan Tuhan menjadi tujuan dari semua itu.
Yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi
nama-Nya, yang akan memuliakan Dia, serta di dalam me-
reka, Ia akan dimuliakan. Seperti di zaman dahulu kala Ia
memilih bangsa Yahudi, demikian pula sekarang Ia memi-
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
639
lih bangsa-bangsa lain, menjadi suatu umat bagi nama-Nya,
serta menjadi terpuji dan terhormat bagi-Nya (Yer. 13:11).
Oleh sebab itu biarlah semua umat Tuhan ingat bahwa de-
ngan demikian mereka diagungkan di dalam Tuhan , dan
Tuhan dapat dimuliakan di dalam mereka.
3. Yakobus menegaskan kebenaran ini dengan mengutip bebe-
rapa ayat dari Perjanjian Lama. Ia tidak dapat membuktikan
panggilan bangsa-bangsa lain itu dengan sebuah penglihatan
seperti yang dapat dilakukan Petrus, tidak juga dengan mujizat-
mujizat yang dikerjakan olehnya, seperti yang dapat dilakukan
oleh Paulus dan Barnabas,namun ia hendak membuktikannya
dengan kebenaran yang telah dinubuatkan di dalam Perjanjian
Lama, dan sebab itu harus digenapi (ay. 15). Hal itu sesuai
dengan ucapan-ucapan para nabi. Sebagian besar nabi-nabi
Perjanjian Lama kurang lebih berbicara tentang panggilan ter-
hadap bangsa-bangsa lain, bahkan Musa sendiri juga telah
mengatakan hal itu (Rm. 10:19). Sudah menjadi harapan
umum di antara orang-orang Yahudi yang saleh bahwa Sang
Mesias akan menjadi terang yang menjadi pernyataan bagi
bangsa-bangsa lain (Luk. 2:32). Namun Yakobus menghindari
nubuat-nubuat yang lebih terkenal ini dan memilih nubuat
lain yang tampaknya lebih tersamar. Seperti yang tertulis di
dalam Kitab Amos 9:11-12, di mana telah dinubuatkan,
(1) Pendirian kerajaan Mesias (ay. 16). Aku akan membangun
kembali pondok Daud yang telah roboh. Kovenan ini dibuat
dengan Daud dan keturunannya. Namun di sini rumah dan
keluarga Daud disebut pondoknya, sebab pada masa per-
mulaan kehidupan Daud, ia yaitu seorang gembala, yang
tinggal di pondok-pondok atau kemah. Adapun rumahnya
yang berupa istana megah, telah berubah menjadi sebuah
pondok yang hina dan tercela, merosot derajatnya menjadi
kecil seperti pada awalnya. Pondok ini telah menjadi rerun-
tuhan dan roboh. Tidak sampai berabad-abad lamanya pe-
merintahan raja-raja dari keluarga Daud, tongkat kerajaan
itu beranjak dari Yehuda. Keluarga kerajaan itu telah teng-
gelam dan dikuburkan di dalam kekelaman. Dan tampak-
nya, tidak ada lagi yang mempertanyakannya. Namun Tuhan
akan kembali, dan akan membangunkan kembali, mem-
640
bangkitkannya dari reruntuhan, seperti burung Funix yang
bangkit dari abunya dan dipulihkan kembali. Dan hal ini-
lah yang sekarang telah digenapi saat Tuhan Yesus kita
dibangkitkan dari keluarga itu. Kepada-Nya dikaruniakan
takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dengan sebuah janji bahwa
Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama-lamanya (Luk. 1:32-33). Dan, saat pondok Daud
itu dibangun di dalam Kristus, tidak sampai bertahun-
tahun lamanya, semua yang masih tersisa, semua dicabut
sampai ke akar-akarnya dan dipotong. Demikian juga hal-
nya dengan bangsa Yahudi sendiri, seluruh silsilah ketu-
runannya lenyap. Jemaat Kristus dapat disebut sebagai
pondok Daud. Jemaat ini terkadang dibawa ke dalam ke-
adaan yang sangat rendah, dan mungkin tampak seperti
reruntuhan, namun pondok itu akan dibangun kembali.
Daya tariknya yang sudah sangat rusak akan dipulihkan.
Jemaat itu telah dihempaskan, namun tidak binasa, bah-
kan tulang-tulang kering pun dapat dihidupkan kembali.
(2) Bangsa-bangsa lain dibawa masuk sebagai hasil dan akibat
kasih karunia ini (ay. 17). Supaya semua orang lain mencari
Tuhan. Bukan orang Yahudi saja yang merasa memiliki hak
monopoli atas pondok Daud, melainkan semua orang lain,
yang sampai saat itu dianggap hina oleh jemaat orang Ya-
hudi. Dengan pemulihan pondok Daud ini, mereka seka-
rang harus membawa bangsa-bangsa lain mencari Tuhan,
dan menyelidiki bagaimana mereka dapat memperoleh per-
kenan-Nya. saat pondok Daud dibangun, mereka akan
mencari TUHAN, Tuhan mereka, dan Daud, raja mereka (Hos.
3:5; Yer. 30:9). Supaya Israel menguasai sisa-sisa bangsa
Edom (begitulah makna yang ditulis dalam bahasa Ibrani).
sebab orang Yahudi menyebut semua bangsa lain sebagai
orang Edom, maka itulah sebabnya Kitab Septuaginta (ter-
jemahan PL dalam bahasa Yunani pen.) membuang se-
butan Edom yang khusus itu, dan menerjemahkannya se-
perti di sini, supaya semua orang lain mencari (Yakobus
menambahkan di sini Tuhan) dan segala bangsa lain atau
yang tidak mengenal Tuhan , yang Kusebut milik-Ku. Ber-
abad-abad lamanya bangsa Yahudi diperlakukan dengan
begitu khusus, sehingga bangsa-bangsa lain selebihnya
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
641
tampak diabaikan. Namun sekarang Tuhan menaruh per-
hatian kepada bangsa-bangsa lain itu, dan nama-Nya akan
dipanggil oleh bangsa-bangsa lain. Nama-Nya akan dinya-
takan dan disebarluaskan di antara mereka. Mereka akan
dibawa untuk mengenal nama-Nya dan memanggil nama
itu. Mereka akan menyebut diri mereka sebagai umat Tuhan ,
dan Tuhan akan menyebut mereka seperti itu. Demikianlah,
dengan kesepakatan kedua belah pihak, Nama-Nya akan
disebutkan di atas mereka. Penggenapan janji ini dapat kita
pastikan akan terjadi pada waktunya. Dan sekarang janji
itu sudah mulai digenapi, sebab ditambahkan kalimat, de-
mikianlah firman Tuhan, yang melakukan ini, yang melaku-
kan semuanya ini (begitulah yang ditulis di dalam Septua-
ginta). Yakobus di sini berkata: firman Tuhan yang melakukan
itu. Itulah sebabnya Ia berfirman sebab Ia telah me-
mutuskan dengan tegas untuk melakukannya. Itulah se-
babnya Ia melakukannya, sebab Ia telah berfirman. Wa-
laupun bagi kita, mengatakan sesuatu dan melakukan se-
suatu merupakan dua hal yang berbeda, tidak demikian
halnya bagi Tuhan . Penyatuan bangsa Yahudi dan bangsa-
bangsa lain di dalam satu tubuh serta semua hal yang dila-
kukan sesuai dengan itu, dan yang di sini telah dinubuat-
kan sejak semula, yaitu ,
[1] Apa yang dilakukan Tuhan : Hal itu terjadi dari pihak Tu-
han, dengan menggunakan cara dan alat apa pun juga.
Dan,
[2] Itulah yang disukai Tuhan , dan Dia sangat berkenan
dengan itu. Sebab Ia yaitu Tuhan bangsa-bangsa lain
dan juga bangsa Yahudi. Dan, merupakan suatu kehor-
matan bagi-Nya untuk menjadi Tuhan yang kaya dengan
rahmat bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
4. Yakobus menyelesaikan perbantahan itu sesuai tujuan dan
kehendak Tuhan (ay. 18), Sebab Tuhan mengetahui semua peker-
jaan-Nya dari sejak semula. Tuhan tidak saja sudah menyata-
kan pemanggilan bangsa-bangsa lain melalui mulut para nabi
beratus-ratus tahun sebelumnya (dan sebab itu, seharusnya
hal ini tidak perlu menjadi sesuatu yang mengejutkan atau
menjadi batu sandungan bagi kita), melainkan juga telah me-
642
lihat dan menetapkan hal ini jauh sebelumnya di dalam tujuan-
tujuan-Nya yang kekal, yang tidak dapat disanggah lagi sangat
bijaksana dan tidak dapat diubah. Itu yaitu sebuah ungkapan
luar biasa yang dinyatakan untuk semua pekerjaan Tuhan , baik
pengaturan penyelenggaraan-Nya maupun kasih karunia-Nya
di dalam dunia alam ini dan di dalam dunia rohani, bahwa se-
muanya telah diketahui dari sejak semula. Sejak saat pertama
kali Ia mulai bekerja, Ia telah mengetahui semuanya itu (se-
perti yang dikatakan oleh ayat-ayat yang lain) sebelum dunia
dijadikan, dan sebab itu berarti sejak kekekalan. Perhatikan-
lah, apa pun yang diperbuat Tuhan , Ia lakukan menurut ran-
cangan dan memutuskan untuk melakukan. Sebab ia mela-
kukan semuanya, tidak saja sesuai kehendak-Nya,namun me-
nurut keputusan kehendak-Nya. Ia tidak saja melakukan apa
yang dikehendaki-Nya (Mzm. 135:6), yang melebihi kemam-
puan kita (sering kali rancangan kita dan cara-cara kita gagal),
tetapi juga Ia menghendaki apa yang akan Ia lakukan. Apa pun
yang akan Ia katakan, dan untuk membuktikannya kepada
kita, Ia sendiri tahu apa yang akan Ia lakukan. Kita tidak me-
ngetahui sebelumnya pekerjaan-pekerjaan kita, dan hanya me-
lakukan apa saja yang didapat oleh tangan kita (1Sam. 10:7).
Apa yang akan kita lakukan, kita tidak tahu sampai waktunya
tiba untuk melakukannya. Namun sebaliknya, Tuhan mengeta-
hui dari sejak semula semua pekerjaan-Nya. Di dalam kitab-
Nya (disebut Kitab Kebenaran dalam Daniel 10:21) semua ter-
cantum secara teratur, tanpa ada yang dihapus atau disisip-
kan (Mzm. 40:8). Dan pada hari penghakiman nanti, semua
pekerjaan Tuhan akan didapati tepat sesuai dengan keputusan-
Nya, tanpa sedikit pun kesalahan atau penyimpangan. Kita ada-
lah makhluk yang tidak mampu memandang jauh ke depan.
Orang-orang yang paling bijaksana memang dapat melihat se-
dikit apa yang ada di hadapan mereka, namun sama sekali ti-
dak mengandung suatu kepastian.namun , inilah yang menjadi
penghiburan kita, yaitu bahwa betapapun kita ada di dalam
ketidakpastian, namun ada kepastian yang sempurna di dalam
kemahatahuan Tuhan : Semua pekerjaan-Nya telah diketahui-Nya
dari sejak semula.
5. Yakobus memberi nasihatnya perihal apa yang harus dila-
kukan untuk menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi ini
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
643
dalam kaitan dengan bangsa-bangsa lain (ay. 19): Sebab itu,
egō krinō aku berpendapat, atau sebagai penilaianku sendiri,
bukan sebagai orang yang berkuasa di atas saudara-saudara
yang lain, melainkan sebagai seorang penasihat bagi mereka.
Nah, inilah nasihatnya,
(1) Bahwa penyunatan dan pelaksanaan hukum Taurat sama
sekali tidak boleh dibebankan kepada bangsa-bangsa lain
yang telah bertobat. Tidak, bahkan tidak boleh dianjurkan
atau disebut-sebut kepada mereka. Ada banyak orang dari
antara bangsa-bangsa lain yang berpaling kepada Tuhan di
dalam Kristus, dan kita berharap akan menjadi lebih ba-
nyak lagi. Sekarang dengan jelas aku akan memperlakukan
mereka dengan penuh kelembutan dan tidak membebani
mereka dengan hal-hal yang berat untuk dilakukan atau
yang dapat mendatangkan keputusasaan atas mereka, mē
parenochlein tidak boleh mendatangkan gangguan atau
kekacauan kepada mereka. Juga tidak boleh menganjurkan
segala sesuatu yang mungkin dapat menggelisahkan atau
membangkitkan rasa ragu-ragu di dalam pikiran mereka,
atau yang dapat membingungkan mereka. Perhatikanlah,
jemaat harus sangat berhati-hati supaya jangan mematah-
kan semangat atau menggelisahkan orang-orang yang baru
bertobat dan percaya, dengan perkara-perkara yang dapat
mendatangkan perbantahan dan penuh keraguan,namun
terimalah mereka tanpa mempercakapkan pendapatnya.
Biarlah hakikat keagamaan yang mendasar dan siap dite-
rima oleh hati nurani yang telah dibangkitkan, diresapkan
dalam-dalam di dalam hati mereka terlebih dahulu se-
hingga hal ini akan memuaskan dan membuat mereka me-
rasa nyaman. Dan janganlah hal-hal asing dan hal-hal
kecil yang terperinci didesakkan kepada mereka, supaya
tidak menyusahkan mereka. Sebab kerajaan Tuhan , tempat
mereka dididik dan dilatih, bukanlah soal makanan dan mi-
numan, juga bukan soal perbantahan dan pemaksaan un-
tuk menerima hal-hal yang tidak pada tempatnya,namun
soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Ku-
dus, yang dapat kita pastikan tidak akan menyusahkan
siapa pun juga.
644
(2) Bahwa akan sangat baik jika dalam beberapa hal yang sa-
ngat menyinggung hati orang Yahudi, bangsa-bangsa lain
itu perlu menyesuaikan diri dengan hal-hal itu. Sebab, bila
bangsa-bangsa lain tidak perlu disunat dan menjalani selu-
ruh hukum Taurat, itu tidak berarti mereka boleh bertin-
dak sesuka hati yang bertentangan dengan orang Yahudi
dan membuat mereka marah. Hati orang-orang Yahudi
akan senang (dan, jika ada hal kecil yang dapat membuat
mereka merasa senang, lebih baik dilakukan demikian da-
ripada membuat mereka jengkel), jika orang-orang bukan-
Yahudi yang bertobat itu menjauhi diri,
[1] Dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala
dan dari percabulan. Dua hal ini sangat buruk dan ha-
rus selalu mereka jauhi. Bahkan secara khusus dan je-
las harus diberitahukan secara tertulis kepada mereka
supaya menjauhi hal-hal seperti ini (sebab di dalam hal-
hal seperti inilah orang Yahudi ingin berjaga-jaga terha-
dap bangsa-bangsa lain yang baru bertobat, jangan
sampai mereka melanggarnya), dan hal ini akan sangat
menyenangkan hati orang-orang Yahudi. Selain itu, di
dalam pemberitaan dan tulisan para rasul kepada bangsa-
bangsa lain, dengan sangat berhati-hati mereka diperi-
ngatkan mengenai,
Pertama, pencemaran berhala-berhala, supaya mereka
tidak bersekutu dengan penyembah-penyembah berhala
di dalam penyembahan-penyembahan mereka, terutama
di dalam perayaan-perayaan pengorbanan berhala mereka
(lihat 1Kor. 10:14 dst.; 2Kor. 6:14 dst.).
Kedua, percabulan dan rupa-rupa kecemaran. Betapa
gencar dan mendesaknya Rasul Paulus dalam peringatan-
peringatannya terhadap dosa ini! (1Kor. 6:9-15; Ef. 5:3
dst.). Namun orang-orang Yahudi, yang berprasangka
buruk mengenai orang-orang yang tidak mereka sukai,
menunjukkan bahwa hal inilah yang dilakukan oleh
bangsa-bangsa lain itu, bahkan sesudah bertobat pun,
mereka tetap melakukannya, sementara rasul untuk
bangsa-bangsa lain membiarkannya. Nah, untuk men-
cegah kesan ini dan untuk tidak menyisakan ruang bagi
fitnahan ini, Yakobus menasihatkan bahwa di samping
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
645
nasihat-nasihat pribadi yang telah diberikan oleh pela-
yan-pelayan rohani mereka, secara luas mereka harus
diperingatkan supaya menjauhkan diri dari makanan
yang telah dicemarkan berhala-berhala dan dari percabu-
lan. Juga bahwa di dalam hal ini mereka harus sangat
berhati-hati serta harus menjauhkan diri dari semua
hal-hal buruk dari kedua kejahatan ini, yang sungguh
dapat menyinggung hati orang-orang.
[2] Dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah,
yang walaupun tidak mengandung unsur kejahatan di
dalamnya seperti kedua larangan sebelumnya, dan juga
tidak dirancang untuk selalu dijauhi seperti halnya ke-
dua larangan tadi, namun telah dilarang oleh titah-titah
Tuhan kepada Nuh (Kej. 9:4), sebelum hukum Musa di-
berikan. Itu sebabnya orang Yahudi sangat tidak me-
nyukai bangsa-bangsa lain dan semua orang yang se-
cara bebas memakan daging semacam demikian. Oleh
sebab itu, supaya jangan menyakiti hati orang Yahudi,
biarlah bangsa-bangsa lain yang sudah bertobat itu
membatasi sendiri kebebasan mereka dalam masalah
ini (1Kor. 8:9, 13). Dengan demikian kita harus menjadi
segala-galanya bagi semua orang.
6. Yakobus memberi alasan atas nasihatnya, yaitu bahwa jika
orang Yahudi masih belum dapat melepaskan kebiasaan-
kebiasaan mereka, haruslah ditunjukkan rasa hormat yang
besar kepada mereka, sebab mereka sudah begitu lama ter-
biasa dengan perintah-perintah hukum Taurat yang resmi dan
agung yang harus mereka pikul (ay. 21). Sebab sejak zaman
dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan tulisan-
tulisannya (bagian penting dari hukum Taurat) dibacakan tiap-
tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat. Kamu tidak dapat me-
nyalahkan mereka jika mereka begitu menghormati hukum
Musa. Sebab di samping mereka begitu yakin bahwa Tuhan ber-
bicara kepada Musa,
(1) Hukum itu terus-menerus diberitakan kepada mereka,
dan mereka diminta untuk mengingat hukum Taurat yang
diperintahkan Tuhan kepada Musa (Mal. 4:4). Perhatikan-
lah, walaupun firman Tuhan yang tertulis bagi kita harus di-
646
beritakan, orang-orang yang menerima firman itu masih te-
tap membutuhkan hamba-hamba Tuhan untuk membantu
mereka memahami dan menerapkan firman itu.
(2) Tulisan-tulisan Musa dibacakan dengan penuh kekhid-
matan yang saleh, di rumah-rumah ibadat mereka dan pada
tiap-tiap hari Sabat, di tempat dan pada saat pertemuan-
pertemuan ibadah mereka kepada Tuhan . Jadi sejak masa
kanak-kanak mereka sudah dilatih untuk menghargai hu-
kum Musa. Ketaatan mereka terhadap hukum itu merupa-
kan bagian dari hidup keagamaan mereka.
(3) Hal ini sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu. Mereka
telah menerima perintah ini dari nenek moyang mereka se-
bagai suatu kehormatan bagi Musa. Mereka sudah melak-
sanakan perintah ini selama berabad-abad lamanya.
(4) Hal ini sudah dilaksanakan di tiap-tiap kota mereka, di
mana saja ada orang-orang Yahudi. Sehingga tidak seorang
pun di antara mereka dapat mengabaikan penekanan hu-
kum Taurat atas hal-hal ini di atas tadi. Itulah sebab-
nya, walaupun Injil telah membebaskan kita dari beban ini,
namun mereka tidak dapat disalahkan begitu saja jika me-
reka begitu enggan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan itu.
Mereka tidak bisa dibujuk untuk segera memandang hal-
hal itu sebagai hal yang tidak berguna dan buruk. Mereka
dan nenek moyang mereka sudah begitu lama diajar dan
mengajar tentang Tuhan untuk memberi tempat yang layak
bagi hidup keagamaan. Oleh sebab itu, kita harus mem-
berikan waktu kepada orang-orang Yahudi itu, dan harus
mencari jalan tengah. Mereka harus diindahkan selama be-
berapa waktu dan secara perlahan-lahan dituntun menuju
kebenaran. Sedapat mungkin kita juga harus mematuhi be-
berapa hal itu bersama mereka, tanpa mengkhianati kebe-
basan Injil kita. Dengan demikian Yakobus menunjukkan
jiwa seorang penengah, yakni jiwa yang berpandangan luas
dan mampu menengahi perbedaan, yang dengan berhati-
hati berusaha tidak menyakiti hati orang Yahudi maupun
bangsa-bangsa lain, dan sedapat mungkin memuaskan
kedua belah pihak serta tidak menjengkelkan mereka. Per-
hatikanlah, kita tidak boleh menganggap aneh jika ada
orang yang amat setia kepada kebiasaan-kebiasaan yang
Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35
647
telah mereka terima dari nenek moyang mereka secara turun-
temurun, di mana mereka dididik di dalam suatu pandang-
an yang mengatakan bahwa kebiasaan itu yaitu sesuatu
yang kudus. Itulah sebabnya kepada mereka harus diberi-
kan sedikit kelonggaran dalam hal-hal semacam itu, dan
jangan menggunakan cara-cara yang kaku.
Keputusan Sidang di Yerusalem
(15:22-35)
22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati
mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa un-
tuk masuk ke dalam Kerajaan Tuhan kita harus mengalami banyak sengsara.
23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat
itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua
itu kepada Tuhan, yang yaitu sumber kepercayaan mereka. 24 Mereka men-
jelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25 Di situ mereka memberitakan
firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. 26 Dari situ berlayarlah mereka
ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karu-
nia Tuhan untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 27 Setiba-
nya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritera-
kan segala sesuatu yang Tuhan lakukan dengan perantaraan mereka, dan
bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 28 Di
situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu. 22 Maka
rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil
keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan
diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yu-
das yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya yaitu orang terpandang di
antara saudara-saudara itu. 23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyi-
nya: Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu
kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari
bangsa-bangsa lain. 24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di
antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan
dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. 25 Sebab itu dengan bulat
hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang
kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi,
26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya sebab nama Tu-
han kita Yesus Kristus. 27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang
dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.
28 Sebab yaitu keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada
kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: 29
kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada
berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari perca-
bulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik.
Sekianlah, selamat. 30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke
Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menye-
rahkan surat itu kepada mereka. 31 Setelah membaca surat itu, jemaat ber-
sukacita sebab isinya yang menghiburkan. 32 Yudas dan Silas, yang yaitu
juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mere-
ka. 33 Dan sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara
itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang meng-
utusnya. 34 (Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.) 35 Paulus dan
648
Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan
banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan.
Di sini kita mendapati hasil perundingan yang diselenggarakan di
Yerusalem perihal pemberlakuan hukum Taurat terhadap bangsa-
bangsa lain yang bertobat. Tampaknya masih banyak lagi yang dibi-
carakan mengenai masalah itu dibandingkan dengan yang telah di-
catat di sini. Namun akhirnya masalah itu mencapai puncaknya, dan
nasihat yang disampaikan oleh Yakobus disetujui dan disepakati oleh
semua orang nemine contradicente sepenuhnya. Sesuai dengan itu
kemudian dikirimkanlah surat-surat melalui utusan pembawa pesan
dari antara mereka sendiri kepada bangsa-bangsa lain yang bertobat,
untuk memberitahukan kepada mereka bagaimana pandangan rasul-
rasul mengenai persoalan ini, yang dapat dijadikan sebagai penegas-
an yang kuat dalam menghadapi pengajar-pengajar palsu. Nah, seka-
rang amatilah di sini,
I. Pemilihan utusan-utusan pembawa pesan yang akan pergi ber-
sama Paulus dan Barnabas untuk memenuhi maksud ini. Bukan
sebab seolah-olah mereka mencurigai kesetiaan dan kejujuran
orang-orang besar ini sehingga tidak dapat mempercayakan surat-
surat ini kepada mereka. Juga bukan seolah-olah mereka meminta
utusan-utusan ini menjaga supaya kedua orang ini tidak dapat
mengubah isi surat mereka. Tidak, sama sekali tidak, kemurahan
hati mereka membuat mereka tidak memikirkan yang jahat me-
ngenai orang-orang yang kejujurannya sudah teruji ini. Namun,
1. Mereka memandang baik untuk memilih dari antara mereka
beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama
Paulus dan Barnabas (ay. 22). Keputusan itu disetujui oleh
rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu,
yang tampaknya merasa bertanggung jawab untuk melaksana-
kan perintah-perintah yang mereka keluarkan (1Kor. 9:7).
Mereka mengutus para pembawa pesan ini,
(1) Untuk menunjukkan rasa hormat mereka kepada jemaat di
Antiokhia sebagai jemaat yang bersaudara dengan mereka.
Walaupun jemaat Antiokhia jauh lebih muda, mereka me-
mandangnya sebagai jemaat yang setara dengan mereka.
Selain itu mereka juga ingin mengenal keadaan mereka
lebih jauh.
Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35
649
(2) Untuk membesarkan hati Paulus dan Barnabas serta mem-
buat perjalanan pulang mereka lebih menyenangkan (sebab
besar kemungkinan mereka menempuh perjalanan itu de-
ngan berjalan kaki), maka diutuslah orang-orang istimewa
itu untuk menemani kedua orang itu. Amicus pro vehiculo
seorang sahabat dan bukan sebuah kereta.
(3) Untuk memberi nilai tambah yang besar kepada surat
yang mereka bawa, supaya tampak sebagai suatu tugas
perwakilan yang resmi. Dengan begitu, pesan ini bisa lebih
diperhatikan, sebab mungkin akan ada pertentangan dari
beberapa orang.
(4) Untuk memelihara persekutuan orang-orang kudus, dan
memupuk pengenalan yang lebih baik di antara jemaat dan
pelayan-pelayan Tuhan yang dipisahkan satu sama lain
oleh jarak, serta untuk menunjukkan bahwa, walaupun
mereka banyak, namun mereka satu.
2. Orang-orang yang mereka utus bukanlah orang-orang semba-
rangan yang hanya sekadar mengantar surat-surat dan me-
minta bukti tanda terima dari rasul-rasul. Sebaliknya, mereka
itu orang-orang pilihan yang terpandang di antara saudara-sau-
dara itu. Mereka memiliki karunia-karunia yang hebat, penuh
kasih karunia, dan berdaya guna. Sebab orang-orang yang me-
miliki ciri-ciri seperti inilah yang membuat orang jadi terpan-
dang di antara jemaat dan membuat mereka memenuhi syarat
menjadi pembawa pesan dari jemaat. Mereka bernama Yudas,
yang disebut juga Barsabas (mungkin saudara dari Yusuf yang
disebut Barsabas, yaitu orang yang pernah menjadi calon
rasul pengganti Yudas, Kis. 1:23), dan Silas. Di dalam jemaat
Yerusalem, sifat dan watak kedua orang ini sangat berpe-
ngaruh terhadap orang-orang yang berasal dari wilayah Yudea,
seperti halnya pengajar-pengajar palsu ini , sehingga da-
pat mengajak jemaat itu untuk lebih memperhatikan pesan
yang dikirim melalui mereka.
II. Penulisan rancangan surat itu dalam bentuk surat edaran yang
akan dikirimkan kepada jemaat-jemaat, untuk memberitahukan
secara resmi sikap jemaat Yerusalem mengenai persoalan ini.
650
1. Di sini kita membaca bagian pendahuluan yang ditulis dengan
penuh kerendahan hati disertai permohonan untuk memper-
hatikan keputusan ini (ay. 23). Tidak ada nada keangkuhan
atau kepura-puraan di dalamnya, melainkan,
(1) Isi pesan yang menunjukkan kerendahan hati para rasul,
bahwa mereka turut mengadakan pertemuan dengan pena-
tua-penatua dan saudara-saudara serta juga hamba-hamba
Tuhan, anggota jemaat Kristen biasa, untuk membahas
perkara ini, dengan memberi nasihat kepada mereka se-
perti yang biasa mereka lakukan dengan perkara-perkara
lainnya. Walaupun tidak ada orang lain lebih memenuhi
syarat dari pada mereka dalam hal memiliki kuasa dan we-
wenang dalam pengaturan jemaat, atau memiliki tugas
pengutusan seperti mereka, namun keputusan mereka
tidaklah menyatakan seperti ini, Kami, rasul-rasul, wakil-
wakil Kristus di bumi ini, dan gembala dari semua gembala-
gembala jemaat, dan satu-satunya hakim dalam semua
urusan iman. Sebaliknya, di sini mereka menyatakan bah-
wa rasul-rasul, penatua-penatua, dan saudara-saudara, se-
muanya sepakat dalam keputusan-keputusan dan perintah
mereka. Dalam hal ini mereka ingat akan perintah yang di-
berikan oleh Guru mereka (Mat. 23:8):namun kamu, jangan-
lah kamu disebut Rabi, sebab hanya satu Rabimu dan
kamu semua yaitu saudara.
(2) Hal yang membuktikan rasa hormat mereka kepada jemaat-
jemaat yang akan menerima surat itu. Mereka menyampai-
kan salam kepada mereka, mengharapkan mereka ada da-
lam keadaan sehat, bahagia, dan sukacita, serta menyebut
mereka sebagai saudara-saudara yang berasal dari bangsa-
bangsa lain. Itu berarti mereka mengakui penerimaan
bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat, dan mengulurkan
tangan persekutuan dengan mereka: Meskipun kamu ber-
asal dari bangsa-bangsa lain, kamu yaitu saudara-sauda-
ra kami. sebab kita semua dipertemukan di dalam Kris-
tus, yang sulung di antara banyak saudara, di dalam Tuhan ,
Bapa kita bersama. Nah, kalau sekarang orang-orang
bukan-Yahudi itu turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-
anggota tubuh yang sama, mereka harus dapat diterima
dan didukung, serta disebut sebagai saudara-saudara.
Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35
651
2. Di sini kita membaca perihal teguran keras yang pantas di-
sampaikan kepada pengajar-pengajar Yahudi yang telah men-
desak bangsa-bangsa lain mengikuti adat istiadat dan tata
cara agama Yahudi (ay. 24): Kami telah mendengar, bahwa
ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pe-
san dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hati-
mu dengan ajaran mereka, dan kami sangat merasa prihatin
mendengar hal itu. Nah, dengan surat ini biarlah mereka tahu
bahwa mereka yang mengajarkan pengajaran ini yaitu peng-
ajar-pengajar palsu, sebab mereka telah memalsukan perintah
dan mengajarkan ajaran palsu.
(1) Mereka telah membuat kesalahan besar terhadap rasul-ra-
sul dan hamba-hamba Tuhan di Yerusalem, dengan meng-
aku-ngaku telah menerima perintah dari para rasul itu
untuk memberlakukan hukum Taurat kepada bangsa-
bangsa lain, padahal tidak ada alasan sama sekali bagi me-
reka untuk mengaku-ngaku demikian. Mereka memang
beberapa orang di antara kami. Mereka memang berasal
dari jemaat kami, dan saat mereka ingin bepergian, kami
bisa memberi sekadar sepucuk surat keterangan bagi
mereka. Namun, untuk membebankan hukum Musa ke
atas saudara-saudara yang berasal dari bangsa lain, kami
sama sekali tidak pernah memberi perintah semacam itu
kepada mereka. Sama sekali tidak pernah terpikir bagi
kami mengenai hal semacam itu, maupun memberi se-
dikit kesempatan kepada mereka untuk menggunakan
nama kami dalam upaya itu. Bukanlah hal baru bagi para
pemimpin rohani untuk diminta mempertahankan penga-
jaran-pengajaran dan pelaksanaannya yang belum diperin-
tahkan atau belum dianjurkan oleh para rasul.
(2) Mereka melakukan kesalahan besar kepada bangsa-bangsa
lain yang bertobat dengan berkata, Kamu harus disunat
dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.
[1] Kata-kata itu membingungkan bangsa-bangsa lain: Me-
reka telah mengacaukan kamu dengan ajaran mereka,
mendatangkan gangguan dan kegelisahan kepadamu.
Kamu dapat mengandalkan mereka yang berkata ke-
padamu, Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
652
engkau akan selamat. Dan sekarang kamu dikejutkan
oleh orang-orang yang berkata kepadamu, Jika kamu ti-
dak menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa,
kamu tidak dapat diselamatkan, Oleh perkataan ini
kamu terjerat dalam perangkap. Kamu dikacaukan de-
ngan kata-kata, dengan kata-kata, bukan sesuatu yang
lain. Hanya kata-kata, bunyi, namun tidak ada isinya.
Betapa jemaat telah dikacaukan oleh kata-kata yang di-
ucapkan oleh orang-orang angkuh yang hanya suka
mendengarkan mereka sendiri berbicara!
[2] Ajaran itu membahayakan jiwa orang-orang dari bangsa
lain itu. Jiwa mereka hancur lebur, keadaan mereka
menjadi kacau, dan semua yang telah dibangun men-
jadi runtuh. Pencarian mereka akan iman Kekristenan
yang murni terganggu, dan orang-orang Yahudi itu te-
rus-menerus mengganggu mereka dengan mengisi be-
nak mereka dengan perlunya penyunatan dan hukum
Musa yang tidak ada gunanya untuk keselamatan.
3. Di sini kita membaca perihal kesaksian yang penuh rasa hor-
mat yang diberikan mengenai para pembawa surat keputusan
itu.
(1) Mengenai Paulus dan Barnabas, yang ditentang dan dike-
cam dengan keras oleh guru-guru Yahudi bahwa mereka
hanya bekerja setengah-setengah, sebab mereka hanya
membawa bangsa-bangsa lain beralih kepada Kekristenan
saja, dan tidak kepada agama Yahudi juga. Biarlah mereka
sendiri mengatakan apa yang ingin mereka katakan menge-
nai orang-orang ini,namun
[1] Mereka yaitu orang-orang yang kami kasihi. Mereka
yaitu Barnabas dan Paulus yang kami kasihi. Orang-
orang yang kami hormati, kami sayangi, kami peduli-
kan. Sangat baik jika kadang-kadang orang-orang pen-
ting menyatakan rasa hormat mereka tidak saja terhadap
kebenaran Kristus yang dipandang rendah,namun juga
untuk pemberita-pemberita firman dan para pembela
kebenaran itu, untuk membesarkan hati mereka dan
melemahkan tangan-tangan para penentang mereka.
Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35
653
[2] Mereka telah membuktikan diri berhasil dalam pela-
yanan Kristus, sehingga layak mendapat penghormatan
dari semua jemaat. Mereka yaitu orang-orang yang
telah mempertaruhkan nyawanya sebab nama Tuhan
kita Yesus Kristus (ay. 26). Dan oleh sebab itu mereka
layak menerima penghormatan dua kali lipat, dan tidak
boleh dicurigai sebagai orang-orang yang mencari keun-
tungan duniawi bagi diri sendiri. Sebab mereka telah
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus, telah
melibatkan diri dalam segala pelayanan yang paling ber-
bahaya, sebagai prajurit-prajurit Kristus yang baik, dan
tidak di dalam pelayanan-pelayanan yang melelahkan
saja. Tidak mungkin kalau orang-orang percaya yang
begitu setia akan menjadi pemberita-pemberita firman
yang tidak setia. Orang-orang yang telah menganjurkan
penyunatan itu melakukan hal demikan untuk meng-
hindari penganiayaan (Gal. 6:12-13). sedang orang-
orang yang menentang penyunatan itu sadar bahwa
dengan perlawanan itu mereka sendiri terancam akan
dianiaya. Jadi siapa dari antara mereka yang benar?
(2) Mengenai Yudas dan Silas: Mereka yaitu orang-orang
yang terpilih (ay. 25). Mereka yaitu orang-orang yang telah
mendengar semua pembicaraan kami, dan sangat menge-
tahui persoalan itu, dan akan menyampaikan pesan yang
tertulis ini juga kepada kamu (ay. 27). Sangat baik jika kita
memiliki firman yang berguna itu dalam bentuk tertulis
dan lisan, sehingga kita dapat memperoleh manfaat dengan
membaca dan mendengarkannya. Para rasul menyerahkan
surat-surat itu kepada para utusan untuk menjelaskan
lebih lanjut penilaian dan alasan-alasan mereka, dan se-
lanjutnya para utusan itu akan merujuk kepada surat-
surat para rasul itu untuk menunjukkan kepastian dari ke-
putusan itu.
4. Berikut yaitu pengarahan yang diberikan mengenai apa saja
yang diminta dari bangsa-bangsa lain yang telah bertobat dan
percaya. Kita amati di situ,
654
(1) Isi keputusan yang dibuat sesuai dengan nasihat Yakobus
untuk mencegah timbulnya rasa marah dalam hati orang-
orang Yahudi,
[1] Mereka sama sekali tidak boleh makan segala sesuatu
yang mereka tahu telah dipersembahkan kepada ber-
hala. Mereka harus memandang makanan itu sebagai
najis sebab telah dipersembahkan kepada berhala, wa-
laupun makanan itu sebenarnya baik adanya. Di kemu-
dian hari sebagian dari larangan ini dicabut, sebab ke-
mudian mereka boleh makan segala sesuatu yang dijual
di pasar daging, atau makan apa saja yang dihidangkan
oleh teman-teman mereka, walaupun makanan itu telah
dipersembahkan kepada berhala. Kecuali jika ada
bahaya dapat menimbulkan masalah dalam hati nurani
orang Kristen yang masih lemah yang akan berprasang-
ka buruk mengenai hidup Kekristenan kita, atau dalam
hati nurani orang kafir yang belum mengenal Tuhan yang
akan menyangka bahwa berhala mereka itu memang
baik. Dalam hal ini lebih baik menjauhkan diri, (1Kor.
10:25 dst.). Bagi kita hal ini yaitu masalah yang sudah
kuno.
[2] Bahwa mereka tidak boleh makan darah atau memi-
numnya. Mereka harus menjauhkan segala sesuatu
yang tampak kejam dan biadab di dalam upacara yang
sudah begitu lama ada.
[3] Bahwa mereka tidak boleh makan daging binatang yang
mati dicekik, atau binatang yang mati sendiri, atau yang
darahnya tidak mengalir keluar.
[4] Mereka harus mencela dengan keras orang-orang yang
melakukan dosa percabulan, atau melakukan pernikahan
dalam batas-batas yang dilarang oleh hukum Musa.
Banyak orang menduga bahwa hal inilah yang terutama
ditekankan dalam surat keputusan ini (lihat 1Kor. 5:1).
Dr. Hammond (seorang theolog abad ketujuh belas dari
Inggris pen.) menyatakan masalah ini sebagai
berikut: Guru-guru agama Yahudi itu mengharuskan
bangsa-bangsa lain yang telah bertobat supaya tunduk
kepada semua ketentuan yang mereka sebut sebagai
ketentuan bagi penganut-penganut agama Yahudi yang
Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35
655
benar, yaitu harus disunat dan diwajibkan untuk me-
nuruti seluruh hukum Musa. Namun para rasul meminta
mereka cukup mengikuti ketentuan bagi penganut-
penganut agama Yahudi Pintu Gerbang, yang hanya
perlu menaati tujuh titah anak-anak Nuh. Itulah yang
menurut Dr. Hammond yang dirujuk di sini. Namun
satu-satunya alasan bagi keputusan ini sebenarnya
yaitu untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi
berhaluan keras yang baru memeluk iman Kristen. Se-
gera setelah alasan bagi keputusan ini tidak ada lagi,
kecuali dalam masalah percabulan, orang Kristen diper-
bolehkan makan semua makanan. Paling lambat ke-
wajiban ini berhenti sesudah penghancuran Yerusalem
terjadi. Khususnya hal-hal inilah yang dapat menda-
tangkan rasa marah bagi orang-orang Yahudi. Oleh ka-
rena itu, janganlah menentang mereka sekarang ini. Ti-
dak lama lagi orang-orang Yahudi akan bergabung juga
dengan bangsa-bangsa lain, dan saat itu bahaya itu
akan berlalu.
(2) Cara keputusan ini ditulis.
[1] Supaya keputusan yang ditulis diterima dengan rasa
hormat dan pantas, para rasul mengaitkan diri mereka
dengan kekuasaan tertentu: Sebab yaitu keputusan
Roh Kudus dan keputusan kami, artinya, di bawah pim-
pinan Roh Kudus dan oleh petunjuk-Nya, kami melaku-
kan hal ini. Bukan saja para rasul, melainkan orang-
orang lain juga dilengkapi dengan karunia rohani yang
luar biasa, dan dapat lebih mengenal pikiran Tuhan di-
bandingkan dengan siapa pun yang berpura-pura masih
memiliki karunia itu saat karunia itu sudah dihenti-
kan. Kesempurnaan rasul-rasul itu mendatangkan kuasa
yang tidak terbantahkan terhadap keputusan-keputus-
an mereka. Mereka juga tidak akan memerintahkan se-
suatu sebab itu tampak baik bagi mereka, namun kare-
na sejak semula itu tampak baik bagi Roh Kudus. Atau
keputusan itu dibuat dengan merujuk kepada sesuatu
yang sebelumnya telah diputuskan oleh Roh Kudus me-
ngenai persoalan ini. saat Roh Kudus turun ke atas
656
para rasul, Ia melengkapi mereka dengan karunia lidah,
supaya mereka dapat memberitakan Injil kepada bang-
sa-bangsa lain, yang merupakan petunjuk jelas menge-
nai maksud Tuhan untuk membawa bangsa-bangsa lain
itu masuk ke dalam jemaat. saat Roh Kudus turun ke
atas Kornelius dan sahabat-sahabatnya sementara
Petrus sedang berkhotbah, jelaslah bahwa Kristus me-
rancang untuk membongkar tapal batas orang Yahudi,
yang di antaranya termasuk khayalan mereka bahwa
Roh Kudus pun terkurung hanya dalam tapal batas me-
reka itu.
[2] Mereka menyatakan diri dengan penuh kelemahlembut-
an dan perhatian seperti seorang ayah.
Pertama, Mereka takut membebani orang-orang bang-
sa-bangsa lain itu. Supaya kepada kamu jangan ditang-
gungkan lebih banyak beban. Jauh dari pikiran mereka
untuk dengan senang hati memberi tanggungan le-
bih ke atas bangsa-bangsa lain itu, sehingga mereka
tidak berani membebani lebih banyak lagi demi membe-
sarkan hati orang-orang yang masih berada pada tahap
awal iman itu.
Kedua, Kepada orang-orang itu ditanggungkan be-
ban yang perlu saja. Menjauhi percabulan perlu dilaku-
kan oleh semua orang Kristen di sepanjang waktu. Te-
tapi, menjauhi binatang yang mati tercekik, minum
darah, dan tidak makan makanan berhala, diperlukan
saat ini, untuk menjaga saling pengertian yang baik an-
tara kamu dan orang-orang Yahudi, dan untuk men-
cegah timbulnya rasa marah orang Yahudi. Dan selama
ketentuan itu masih diperlukan untuk mencapai tujuan
itu, dan kemudian tidak diperlukan lagi, maka dihenti-
kan. Perhatikanlah, pemimpin-pemimpin jemaat harus
membebankan hal-hal yang perlu saja, hanya hal-hal
yang telah ditetapkan Kristus sebagai kewajiban kita,
yang dapat mendatangkan kemajuan bagi jemaat, dan
seperti di sini untuk menyatukan umat Kristen yang
baik. Jika para pemimpin itu membebankan hal-hal ha-
nya demi menunjukkan kekuasaan mereka dan menguji
ketaatan umat, sebenarnya mereka lupa bahwa mereka
Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35
657
tidak berwenang menciptakan hukum yang baru. Me-
reka hanya boleh memastikan apakah hukum-hukum
Kristus telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, serta
memperkuat pelaksanaan hukum-hukum itu.
Ketiga, Mereka memperkuat keputusan mereka de-
ngan memberi pujian bagi orang-orang yang akan
menaatinya, dan bukannya mengutuk orang-orang yang
akan melanggarnya. Mereka tidak mengakhiri surat itu
dengan, Jikalau kamu tidak memelihara diri dari hal-
hal ini, terkutuklah kamu, kamu akan dikeluarkan dari
jemaat dan dikutuk, sesuai dengan gaya pascakonsili.
Sebaliknya mereka menulis, Jikalau kamu memelihara
diri dari hal-hal ini, tanpa kami meragukan hal itu, te-
tapi kamu akan melakukannya, kamu akan berbuat
baik. Hal itu akan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan ,
membawa kemajuan bagi Injil, menguatkan saudara-
saudara yang lain, serta demi nama baik dan penghi-
buranmu sendiri. Itulah kemanisan, kasih, dan suasa-
na hati yang baik, yang seharusnya demikian bagi peng-
ikut-pengikut Dia, yang saat mengajak kita untuk
memikul kuk-Nya yang dipasang ke atas kita, memberi
jaminan kepada kita bahwa kita akan mendapati Dia
sebagai orang yang lemah lembut dan rendah hati. Per-
bedaan gaya dari rasul-rasul yang sejati dan rasul-rasul
palsu sudah sangat jelas. Mereka yang membebankan
hukum Musa dengan sangat tegas dan angkuh berkata,
Jikalau kamu tidak menurutinya, kamu tidak dapat dise-
lamatkan (ay. 1), kamu akan dikucilkan ipso facto
dengan segera, dan diserahkan kepada Iblis. Rasul-rasul
Kristus yang hanya menanggungkan hal-hal yang perlu
saja, merupakan orang-orang yang lemah lembut dan
ramah: Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini,
kamu berbuat baik, dan menjadi seperti itulah kamu. Se-
kianlah, selamat. Dengan segenap hati kami mengharap-
kan yang baik untuk kehormatan dan kedamaianmu.
III. Penyampaian surat-surat itu, dan bagaimana para pembawa surat
itu mengatur sendiri penyampaiannya.
658
1. Setelah mereka berpamitan, untuk mengucapkan selamat ting-
gal kepada para rasul (sangat mungkin mereka berpisah de-
ngan diiringi doa serta berkat yang khidmat di dalam nama
Tuhan, dan dengan berbagai petunjuk serta dorongan dalam
pelayanan mereka). Kemudian berangkatlah mereka ke Anthio-
kia. Mereka tidak tinggal lebih lama lagi di Yerusalem begitu
urusan mereka selesai. Kemudian mereka kembali dan mung-
kin dalam perjalanan pulang inilah mereka bertemu dengan
orang-orang yang telah mengantar mereka pada permulaan
perjalanan mereka. sebab orang-orang yang sudah menderita
dalam melayani orang banyak patut memperoleh dukungan
dan dibesarkan hatinya.
2. Begitu mereka tiba di Antiokhia, mereka memanggil seluruh
jemaat, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka (ay. 30-31).
Dengan demikian, jemaat itu bisa mengetahui apa saja yang
tidak boleh mereka lakukan dan dapat menaati perintah-perin-
tah ini, yang tentunya tidak sulit bagi mereka untuk melalu-
kannya. Sebab sebelum mereka bertobat dan percaya kepada
Kristus, mereka yaitu penganut-penganut agama Yahudi
Pintu Gerbang, yang sudah biasa menundukkan diri kepada
larangan-larangan ini. Namun ini belum semuanya. Ini supaya
mereka juga tahu bahwa kepada mereka tidak ditanggungkan
lebih banyak beban dari pada hal-hal yang dilarang itu. Jadi,
tidaklah berdosa untuk memakan daging babi, tidaklah najis
untuk menyentuh kuburan atau mayat.
3. Orang-orang itu merasa sangat senang dengan surat keputus-
an yang datang dari Yerusalem itu (ay. 31): Jemaat bersukacita
sebab isinya yang menghiburkan. Orang banyak itu merasa
terhibur,
(1) Bahwa mereka dipastikan untuk bebas dari kuk hukum
Musa, dan tidak dibebankan dengan beban itu lagi, seperti
yang dipaksakan oleh guru-guru Yahudi yang sombong itu.
Suatu penghiburan bagi mereka saat mendengar bahwa
ketentuan-ketentuan ibadah simbolis yang bersifat jas-
maniah itu tidak lagi ditanggungkan atas mereka. Keten-
tuan itu telah membingungkan hati nurani mereka, dan
tidak dapat menyucikan atau mendamaikan hati.
(2) Bahwa dengan surat itu orang-orang yang telah mengacau-
kan pikiran mereka dengan upaya penyunatan paksa ter-
Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35
659
hadap mereka, sekarang tidak dapat berbicara lagi dan
menjadi bingung. Kecurangan mereka yang mengaku men-
dapat kuasa dari rasul-rasul sekarang telah terungkap.
(3) Bahwa dengan surat itu bangsa-bangsa lain didorong un-
tuk menerima Injil dan mereka yang telah menerima akan
menaatinya.
(4) Bahwa dengan surat itu kedamaian di dalam jemaat dipu-
lihkan dan sirnalah ancaman perpecahan yang membayang
atas jemaat itu. Semua ini menghiburkan, yang membuat
mereka bersukacita dan memuji Tuhan untuk itu.
4. Orang-orang itu meminta para pelayan pendatang itu masing-
masing memberi satu khotbah dan bahkan lebih banyak
lagi (ay. 32). Yudas dan Silas, yang yaitu juga nabi, yang di-
penuhi dengan Roh Kudus, dan yang sekarang diminta me-
layani, juga dipercaya oleh para rasul untuk menyampaikan
sesuatu yang berkaitan dengan persoalan ini secara lisan. Me-
reka menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati
mereka. Bahkan anggota jemaat yang selama ini selalu mende-
ngar pemberitaan Paulus dan Barnabas, juga merasa senang
dengan bantuan dari Yudas dan Silas. Keragaman karunia pe-
layanan sangat berguna bagi jemaat. Amatilah apa saja pela-
yanan para hamba Tuhan yang ada di dalam Kristus,
(1) Untuk meyakinkan jemaat dengan menuntun mereka meli-
hat lebih banyak alasan lagi untuk iman mereka di dalam
Kristus dan ketaatan mereka kepada-Nya. Untuk menegas-
kan pilihan mereka terhadap Kristus dan ketetapan hati
mereka untuk Kristus.
(2) Untuk menasihati mereka supaya tetap teguh, dan tekun
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban khusus yang dike-
hendaki dari mereka. Untuk menggairahkan mereka kepa-
da hal-hal yang baik dan mengarahkan mereka di dalam
perkara baik itu. Mereka menghibur saudara-saudara itu
(demikianlah kita bisa memahaminya), dan ini bisa mem-
bantu meneguhkan hati mereka. Sebab sukacita sebab
Tuhan itulah kekuatan kita. Mereka menasihati jemaat de-
ngan banyak perkataan. Mereka menggunakan banyak
ungkapan yang beragam. Satu kata memengaruhi kata
lain, kemudian yang lain dan yang lain lagi. Itulah sebabnya
660
walaupun yang hendak mereka katakan itu sebenarnya
bisa dirangkum dalam sedikit kata-kata saja, namun demi
mendidik jemaat, mereka menggunakan banyak perkataan,
dia logou pollou dengan banyak berbicara, banyak alasan;
harus ini harus itu.
5. Perpisahan dengan para pelayan dari Yerusalem (ay. 33). Dan
sesudah mereka selama beberapa waktu ada di antara jemaat
(begitulah seharusnya dibaca), poiēsantes chronon beberapa
waktu tinggal di situ, menggunakan waktu untuk maksud yang
baik, tidak untuk membuang-buang waktu, namun meman-
faatkan sepenuhnya, saudara-saudara di Antiokhia melepas
mereka dalam damai untuk kembali kepada para rasul di Ye-
rusalem dengan semua ungkapan kebaikan dan rasa hormat
sebisa-bisanya. Jemaat berterima kasih untuk kedatangan dan
jerih payah mereka, serta untuk pelayanan baik yang telah
mereka lakukan, mengharapkan mereka tetap dalam keadaan
sehat dan selamat dalam perjalanan pulang, serta menyerah-
kan mereka kepada pemeliharaan damai Tuhan .
6. Namun, Silas tetap tinggal bersama Paulus dan Barnabas di
Antiokhia.
(1) saat semua sudah selesai, Silas tidak mau kembali ber-
sama Yudas ke Yerusalem,namun membiarkan dia pulang
sendiri, dan lebih memilih untuk tetap tinggal di Antiokhia
(ay. 34). Kita tidak memiliki alasan sama sekali untuk me-
nyalahkan dia dengan keputusannya ini, walaupun kita
tidak tahu apa alasan yang membuat ia mengambil kepu-
tusan itu. Saya cenderung berpikir bahwa ia memandang
jemaat di Antiokhia itu lebih besar dan lebih hidup diban-
dingkan dengan jemaat di Yerusalem. Inilah yang menggo-
danya untuk tetap tinggal di sana, dan kemudian ia memu-
tuskan. Begitu juga Yudas, yang walaupun melihat semua
itu, ia memutuskan untuk kembali ke tempat pelayanan-
nya di Yerusalem.
(2) Walaupun pelayanan utama Paulus dan Barnabas ada di
antara bangsa-bangsa lain,namun mereka memilih untuk
tetap tinggal selama beberapa waktu dengan orang-orang di
Antiokhia. Mereka merasa senang dengan pergaulan ber-
sama para pelayan Tuhan dan anggota-anggota jemaat di
Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41
661
sana, yang dari berbagai ayat tampaknya sangat meng-
undang. Mereka tetap tinggal di sana, tidak untuk berse-
nang-senang,namun mengajar dan memberitakan firman
Tuhan. Antiokhia merupakan ibu kota negeri Siria, jadi
mungkin ada banyak bangsa-bangsa lain yang pergi ke
sana dari berbagai penjuru dengan satu alasan atau lain-
nya, sama seperti orang-orang Yahudi yang datang dan
pergi ke Yerusalem. Jadi pemberitaan firman di sana benar-
benar diberitakan kepada banyak bangsa. Sebab, mereka
memberitakan firman itu kepada orang-orang yang akan
menceritakan kembali apa yang mereka dengar kepada ba-
nyak bangsa lain. Jadi sebenarnya orang-orang itu mem-
persiapkan diri bagi kedatangan rasul itu secara pribadi
untuk memberitakan firman kepada mereka. Dengan demi-
kian para rasul itu sama sekali tidak menganggur di Antio-
khia, namun mereka mengerjakan maksud utama mereka.
(3) Ada banyak orang lain di sana yang juga bekerja di bidang
yang sama. Banyaknya pekerja di dalam kebun anggur
Kristus tidak membuat kita beristirahat. Walaupun ada ba-
nyak yang melayani firman dan pengajaran, namun selalu
ada kesempatan bagi kita. Semangat dan kegunaan orang
lain harus dapat menggairahkan kita dan jangan malah
membuat kita tertidur.
Perselisihan antara Paulus dan Barnabas
(15:36-41)
36namun beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas:
Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana
kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan
mereka. 37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; 38
tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang
yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja ber-
sama-sama dengan mereka. 39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam,
sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya
berlayar ke Siprus. 40namun Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan
oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan 41 berangkatlah ia
mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.
Kita telah menyaksikan perselisihan tidak menyenangkan terjadi di
antara para saudara seiman, yang umum terjadi, dan dapat diselesai-
kan dengan baik. Namun, di sini kita membaca perihal perselisihan
pribadi yang terjadi di antara dua pelayan Tuhan. Tidak kurang dari
662
Paulus dan Barnabas sendiri yang berselisih. Memang tidak tercapai
kata sepakat di antara mereka, namun perselisihan itu berakhir
dengan baik.
I. Berikut yaitu usulan baik yang disampaikan Paulus kepada Bar-
nabas untuk pergi dan meninjau kembali hasil pelayanan mereka
di antara bangsa-bangsa lain dan memperbaruinya. Ia mengusul-
kan untuk melakukan perjalanan keliling di antara jemaat-jemaat
yang telah mereka dirikan serta melihat kemajuan apa yang telah
dilakukan Injil di antara mereka. Sekarang Antiokhia merupakan
pelabuhan yang aman dan tenang bagi mereka. Di sana mereka
tidak memiliki musuh dan sudah tidak ada lagi kejadian yang
tidak menyenangkan. Namun Paulus ingat bahwa keberadaan
mereka di sana hanyalah untuk menyehatkan dan menyegarkan
diri mereka kembali. Itulah sebabnya sekarang ia mempertim-
bangkan untuk kembali berlayar. Setelah mengalami musim
dingin yang cukup panjang, sekarang ia ingin kembali ke medan
perang dan merencanakan serangan lainnya, melanjutkan perang
sucinya dengan penuh semangat melawan kerajaan Iblis. Paulus
ingat bahwa pelayanan yang ditanggungkan kepadanya jauh dari
antara bangsa-bangsa lain. Itulah sebabnya di sini ia mempertim-
bangkan perjalanan kedua bagi mereka berdua untuk melakukan
pelayanan yang sama, walaupun ia tahu bahwa ia akan meng-
hadapi kesulitan yang sama. Dan ia melaksanakannya dalam be-
berapa waktu kemudian, sebab semangatnya yang kuat tidak
dapat menahannya lebih lama lagi dari pekerjaan pelayanannya.
Tidak, bahkan semangatnya yang tegas dan berani tidak dapat
menahannya untuk terlampau lama menjauhi bahaya. Amatilah,
1. Kepada siapa Paulus menyampaikan usulan ini kepada Bar-
nabas, sahabat lamanya dan teman sekerjanya. Ia meminta
Barnabas untuk menyertai dan menolongnya dalam pelayanan
ini. Kita saling membutuhkan satu sama lain, dan dalam ba-
nyak hal dapat saling melayani. Itulah sebabnya kita harus
selalu siap untuk memberi dan menerima bantuan. Berdua le-
bih baik dibandingkan seorang diri. Setiap prajurit memiliki teman
seperjuangan masing-masing.
2. Kepada siapa kunjungan ini direncanakan. Janganlah kita
memulai suatu pelayanan baru saat ini, atau jangan mengolah
tanah baru. Marilah kita melihat-lihat ladang yang telah kita
Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41
663
tanami. Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat
apakah pohon anggur sudah berkuncup (Kid. 7:12). Baiklah
kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di
mana kita memberitakan firman Tuhan. Amatilah, ia menyebut
semua orang Kristen sebagai saudara, bukan hanya para pe-
layan Tuhan saja, sebab Bukankah kita sama-sama mempu-
nyai satu Bapa? Ia menaruh peduli pada mereka yang ada di
setiap kota, bahkan di tempat-tempat yang jumlah orang per-
cayanya paling sedikit dan paling miskin, serta paling terania-
ya dan paling tidak disukai. Jadi marilah kita pergi mengun-
jungi mereka. Di mana pun kita telah memberitakan firman
Tuhan, marilah kita pergi ke sana untuk menyiram benih yang
telah ditanam. Perhatikanlah, orang-orang yang telah membe-
ritakan Injil harus kembali mengunjungi mereka yang telah
mendengar Injil yang pernah mereka beritakan. Sama seperti
kita harus menjaga doa-doa kita dan mendengarkan apa ja-
waban yang diberikan Tuhan atas doa-doa itu, begitu jugalah
kita harus menjaga pemberitaan firman kita, dan melihat se-
jauh mana keberhasilan yang dicapai. Para pelayan Tuhan
yang setia punya perhatian khusus kepada orang-orang yang
pernah mendengarkan pemberitaan Injil mereka, supaya usa-
ha mereka tidak menjadi sia-sia (lihat 1Tes. 3:5-6).
3. Apa tujuan kunjungan ini: Marilah kita melihat bagaimana ke-
adaan mereka, pōs echousi bagaimana dengan mereka. Ia
tidak merancang sebuah kunjungan basa-basi, ia juga tidak
ingin melakukan perjalanan dengan sekadar mengucapkan ka-
limat hampa apa kabar? Tidak, ia ingin mengunjungi mereka
supaya ia sendiri dapat mengetahui perkara mereka, dan ke-
mudian meneruskan sejumlah karunia rohani yang cocok
dengan perkara itu. Seperti seorang dokter mengunjungi pa-
siennya yang sedang dalam masa penyembuhan dan pemulih-
an, supaya ia dapat memberi resep yang tepat untuk me-
nyempurnakan penyembuhannya, serta mencegah penyakit itu
kambuh kembali. Marilah kita melihat bagaimana keadaan
mereka, yaitu,
(1) Bagaimana semangat mereka, bagaimana keteguhan hati
mereka, dan bagaimana mereka berperilaku. Mungkin ke-
dua orang itu sudah sering mendengar tentang mereka,
Tetapi baiklah kita pergi dan melihat mereka. Marilah kita
664
pergi dan melihat apakah mereka masih memegang teguh
apa yang pernah kita beritakan kepada mereka, dan apa-
kah mereka menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
Supaya kita dapat berusaha mengembalikan mereka jika
ternyata mereka tersesat, untuk meyakinkan mereka jika
ternyata mereka bimbang, dan menghibur mereka jika ter-
nyata mereka tetap teguh.
(2) Bagaimana keadan mereka, apakah jemaat itu tenang dan
memiliki kebebasan, apakah mereka tidak berada dalam
kesulitan atau penderitaan. Supaya kita dapat bersukacita
bersama mereka jika mereka bersukacita, dan memper-
ingatkan mereka supaya berhati-hati, dan dapat menangis
bersama mereka jika mereka menangis, dan menghibur
mereka yang harus memikul salib, dan supaya dapat men-
doakan mereka dengan lebih baik.
II. Perselisihan antara Paulus dan Barnabas mengenai seorang pem-
bantu yang akan diajak serta. Akan sangat menyenangkan jika
ada seorang pemuda ikut bersama mereka, untuk menemani dan
melayani mereka. Selain itu, ia dapat menjadi saksi atas ajaran,
cara hidup dan kesabaran mereka, supaya pantas dan dapat di-
latih untuk pelayanan selanjutnya dengan sekali-sekali menugas-
kannya dalam pelayanan yang ada. Nah, sekarang,
1. Barnabas menghendaki kemenakannya, Yohanes, yang juga
disebut Markus, dibawa bersama mereka (ay. 37). Ia memu-
tuskan untuk membawa dia, sebab dia yaitu sanak keluar-
ganya, dan tampaknya dibesarkan olehnya. Ia sangat mengasi-
hinya dan sangat memperhatikan kesejahteraannya. Kita harus
memeriksa diri dari pertimbangan yang berat sebelah dan
menjaga diri dari sikap lebih menyukai sanak saudara kita.
2. Paulus menentang rencana itu (ay. 38), ia menganggap tidak
baik membawa serta Yohanes Markus bersama mereka, ouk
ēxiou ia memandang dia tidak layak mendapat kehormatan
itu, juga tidak cocok ikut dalam pelayanan. Sebab, menurut
Paulus, Yohanes dulunya pergi meninggalkan mereka dari
Pamfilia, secara diam-diam tampaknya, tanpa sepegetahuan
atau izin mereka (13:13), dan tidak mau turut bekerja bersama-
sama dengan mereka. Mungkin sebab ia malas dan tidak mau
mengalami kesulitan yang harus dihadapi, atau secara penge-
Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41
665
cut tidak mau menempuh bahaya. Ia kehilangan semangatnya
tepat saat mereka sudah siap terlibat dalam pertempuran.
Ada kemungkinan bahwa ia sekarang telah berjanji dengan
sungguh-sungguh untuk tidak berbuat seperti itu lagi. Namun
Paulus berpendapat bahwa tidak pantas ia harus dihormati
lagi sedemikian rupa sebab ia telah mencemari nama baiknya
sendiri, dan juga tidak pantas dipekerjakan lagi sebab sudah
mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya. Seti-
daknya sampai orang itu diuji lebih lama lagi. Jika orang me-
nipuku satu kali, itu yaitu salahnya,namun jika dua kali, itu
salahku sendiri, sebab telah mempercayainya. Salomo ber-
kata, Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan
yaitu seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah, yang sulit
untuk digunakan kembali (Ams. 25:19).
III. Akibat perselisihan itu. Perselisihan itu meningkat sedemikian
rupa sampai membuat mereka harus berpisah sebab nya. Perti-
kaian itu, ledakan emosi itu (begitulah tepatnya kata yang diguna-
kan), amarah yang menghantam kedua orang itu begitu tajam,
sehingga mereka berpisah satu sama lain. Barnabas bersikeras
bahwa ia tidak akan pergi bersama Paulus jika mereka tidak
membawa serta Yohanes Markus. Paulus juga berketetapan hati
bahwa ia tidak akan pergi jika Yohanes pergi bersama mereka.
Tidak ada yang mau mengalah, sebab itu tidak ada jalan keluar
lagi selain mereka harus berpisah. Nah, inilah kejadian yang se-
benarnya sangat hina dan yang hanya menimbulkan penyesalan,
namun sarat dengan pengajaran. sebab di sini kita melihat,
1. Bahwa orang yang terbaik pun hanyalah manusia biasa saja,
yang tunduk pada segala nafsu sama seperti kita, seperti yang
diakui oleh kedua orang ini sebelumnya mengenai diri mereka
(14:15). Dan, sekarang tampaknya hal itu benar. Saya meragu-
kan ada kesalahan di kedua belah pihak (yang biasa terjadi di
dalam sebuah pertengkaran). Mungkin Paulus bersikap ter-
lampau keras terhadap pemuda itu, dan tidak sanggup mem-
peringan kesalahannya, dan tidak mempertimbangkan ibu
pemuda itu yang yaitu seorang perempuan yang banyak
jasanya bagi jemaat di Yerusalem (12:12), atau tidak mau
memperhitungkan bagaimana perasaan sayang Barnabas ter-
hadap pemuda itu.namun , jika dilihat dari sudut kepentingan
666
kerajaan Kristus, sebenarnya kesalahan itu terletak di pihak
Barnabas bahwa ia mengusulkan hal ini untuk dipertimbang-
kan, dan bagaimana ia terlampau memperturutkan kehendak
hatinya. Kedua orang itu pasti bersalah sebab sama-sama
menjadi panas hati sehingga membuat pertikaian itu merun-
cing (dikhawatirkan mereka saling melontarkan kata-kata
keras), masing-masing menjadi begitu kaku berpegang pada
pendirian sendiri, dan tidak ada yang mau mengalah. Patut di-
sayangkan mereka berdua tidak merujuk masalah ini kepada
pihak ketiga, atau tidak ada sahabat yang mau menengahi
untuk mencegah persoalan ini menjadi perpecahan terbuka.
Tidak adakah seorang bijaksana di antara mereka yang dapat
menengahi para pekerja-Nya yang baik, dan dapat mendamai-
kan persoalan ini, sehingga dapat dikenang oleh orang Kanaan
dan orang Feris yang sekarang tinggal di negeri itu? Sebab bu-
kan saja orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain, melain-
kan juga saudara-saudara palsu di antara mereka sendiri
akan bersenang-senang di seputar pertikaian antara Paulus
dan Barnabas. Kita harus mengakui bahwa ini yaitu kele-
mahan mereka, dan semuanya dicatat untuk menjadi per-
ingatan bagi kita. Tidak untuk menyalahgunakannya sebagai
alasan untuk memaafkan kemarahan dan hawa nafsu kita
yang melampaui batas, atau untuk mengurangi rasa duka dan
malu kita setelah berbuat demikian. Kita tidak boleh berkata,
Mengapa saya tidak boleh murka, bukankah Paulus dan Bar-
nabas juga begitu? Tidak, sebaliknya kita harus memeriksa
celaan kita terhadap orang lain, agar tidak berlebih-lebih. Jika
orang-orang baik sampai menjadi begitu panas hati, kita harus
dapat memetik pelajaran yang baik dari peristiwa itu. Cukup-
lah kelemahan yang sekali dilakukan oleh dua orang terbaik
yang pernah dimiliki oleh dunia ini. Pertobatan mengajarkan
kita untuk lebih ketat dalam mencela diri sendiri, namun ke-
murahan hati mengajarkan kita untuk lebih adil dalam men-
cela orang lain. Hanya Kristus yang dapat dijadikan contoh
tanpa cela.
2. Bahwa kita tidak boleh menganggap aneh jika terjadi perseli-
sihan di antara orang-orang yang bijaksana dan baik. Kita
sudah diberi tahu sebelumnya bahwa sesuatu yang menjeng-
kelkan dapat saja terjadi, dan inilah salah satu contohnya.
Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41
667
Bahkan orang-orang yang dipersatukan kepada satu Yesus
yang sama, dikuduskan oleh satu Roh yang sama, memiliki pe-
mahaman yang berbeda, pendapat yang berbeda, pandangan
yang berbeda, serta perasaan yang berbeda dalam menilai se-
suatu. Hal demikian akan terjadi selama kita masih ada dalam
keadaan kegelapan dan ketidaksempurnaan. Kita tidak akan
sehati-sepikir sampai kita masuk ke dalam sorga, di mana
terang dan kasih itu sempurna. Itulah kasih yang tidak ber-
kesudahan.
3. Bahwa perselisihan seperti ini sering berkembang jauh sampai
menimbulkan perpecahan. Paulus dan Barnabas yang tidak
terpisahkan oleh penganiayaan yang dilakukan oleh orang-
orang Yahudi yang belum percaya kepada Injil, dan juga oleh
pemaksaan oleh orang-orang Yahudi yang sudah beriman ke-
pada Kristus, namun sekarang harus berpisah sebab perseli-
sihan yang tidak menyenangkan di antara mereka sendiri. Oh,
sifat jahat yang ditimbulkan oleh sisa-sisa kecil kesombongan
dan hawa nafsu lemah yang bahkan ada di dalam diri orang
baik, masih tetap ada di dunia ini, masih tetap ada di dalam
jemaat! Lihat sekarang, betapa akibatnya sangat mematikan
begitu kesombongan dan hawa nafsu ini berkuasa.
IV. Kebaikan yang dikeluarkan dari makanan busuk yang keluar dari
yang makan, dan manisan yang keluar dari yang kuat. Aneh bahwa
penderitaan para rasul (seperti Flp. 1:12), dan bahkan lebih aneh
lagi jika perselisihan para rasul justru telah menyebabkan kemaju-
an Injil Kristus. Dan hal itu terbukti di sini. Tuhan tidak akan
mengizinkan hal-hal seperti itu terjadi, jika Ia tidak melihat ba-
gaimana hal-hal itu dapat berguna bagi rancangan-Nya sendiri.
1. Lebih banyak tempat lagi yang dikunjungi. Barnabas menuju
ke satu arah lain, ia berlayar ke Siprus (ay. 39), pulau terkenal
di mana mereka dahulu memulai pelayanan mereka (13:4),
dan yang juga merupakan negerinya sendiri (4:36). Paulus me-
nuju arah lainnya, Kilikia, yang yaitu negerinya sendiri
(21:39). Tampaknya mereka dipengaruhi oleh rasa cinta kepa-
da tanah asal mereka masing-masing. Seperti biasa (Nescio
quâ natale solum dulcedine cuntos ducit Ada sesuatu yang
menyentuh hati kita semua kepada tanah kelahiran kita),namun
668
dengan itu Tuhan melaksanakan maksudnya untuk menyebar-
kan terang Injil.
2. Lebih banyak pekerja lagi yang dipekerjakan dalam pelayanan
Injil di antara bangsa-bangsa lain, sebab,
(1) Yohanes Markus, yang tadinya pernah menjadi pekerja ti-
dak setia, tidak ditolak,namun dipakai lagi dalam pelayanan
ini, bertentangan dengan pikiran Paulus sebelumnya. Kita
semua tahu, bahwa ternyata kemudian ia menjadi pekerja
yang berguna dan berhasil, walaupun banyak orang ber-
pendapat bahwa Markus ini tidaklah sama dengan Markus
yang menulis Injil, yang mendirikan jemaat di Aleksandria,
dan disebut-sebut oleh Petrus sebagai anakku (1Ptr. 5:13).
(2) Silas yang yaitu pekerja baru yang sebelumnya belum
pernah bekerja dalam pelayanan seperti itu. Seandainya
Tuhan tidak mengubah pikirannya, ia pun tidak pernah ber-
maksud menjadi seorang pekerja di sana, selain kembali
kepada pelayanan jemaat di Yerusalem (ay. 33-34). Ia di-
bawa serta dan terlibat dalam pelayanan mulia itu.
V. Selanjutnya kita dapat mengamati,
1. Bahwa tampaknya jemaat di Antiokhia menyetujui rencana
Paulus. Sementara Barnabas bersama kemenakannya berlayar
ke Siprus, dan tidak ada perhatian yang diberikan kepadanya,
juga tidak ada bene discessit pujian yang diberikan kepada-
nya. Perhatikanlah, orang-orang yang dalam pelayanan jema-
atnya dipengaruhi oleh kasih sayang dan kehormatan pribadi
akan kehilangan penghormatan dan rasa hormat dari masya-
rakat. Namun, saat Paulus berangkat, ia diserahkan oleh
saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan. Mereka ber-
pendapat bahwa ia benar dengan keputusannya menolak
membawa Yohanes Markus. Sebaliknya, mau tidak mau mere-
ka menyalahkan Barnabas yang memaksakan kehendaknya,
walaupun ia yaitu orang yang terpandang di dalam jemaat
(11:22), sebelum mereka mengenal Paulus. Itulah sebabnya
mereka berdoa bersama-sama bagi Paulus dan bagi keberha-
silan pelayanannya, menyemangati dia untuk melanjutkan pe-
layanannya. Walaupun lebih lanjut mereka tidak dapat ber-
buat apa-apa untuknya, mereka menyerahkan hal itu kepada
Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41
669
kasih karunia Tuhan, menyerahkan kepada kasih karunia un-
tuk bekerja atas dia dan bekerja bersamanya. Perhatikanlah,
orang-orang yang selalu bersukacita sepanjang waktu,
khususnya di saat-saat perselisihan dan pertikaian, yaitu
mereka yang mampu membawa diri sehingga tidak sampai ke-
hilangan rasa kasih dan dorongan untuk berdoa bagi orang-
orang baik.
2. Bahwa setelah beberapa waktu kemudian tampaknya Paulus
memiliki pandangan yang lebih baik dibandingkan pandangannya
semula mengenai Yohanes Markus, walaupun pandangan ini
tidak datang segera saat ia mempertimbangkannya dulu, te-
tapi melalui masa uji lebih lanjut. Sebab kemudian ia menulis
surat kepada Timotius (2Tim. 4:11) sebagai berikut, Jemputlah
Markus dan bawalah ia ke mari, sebab pelayanannya penting
bagiku. Ia juga menulis kepada jemaat di Kolose mengenai Mar-
kus, kemenakan Barnabas, supaya jika ia datang kepada me-
reka, mereka harus menerima dia, menyambutnya, dan mem-
pekerjakan dia (Kol. 4:10). Hal ini mengajarkan kepada kita,
(1) Bahwa orang yang pantas kita hukum, janganlah kita hu-
kum dengan berlebih-lebihan dan disertai dengan banyak
amarah. sebab , kita tidak tahu mungkin saja sesudah itu
kita akan melihat alasan lain untuk berpikir yang lebih
baik mengenai orang itu. Saat itu kita malah bisa menggu-
nakannya untuk sesuatu yang baik dan menjalin persaha-
batan dengannya. Jadi, kita harus dapat mengendalikan
kekesalan kita, supaya jika sesudahnya terbukti bahwa
orang itu tidak seperti yang kita pikirkan, maka kita tidak
merasa malu oleh sebab nya.
(2) Bahwa orang yang pantas kita hukum, jika di kemudian
hari terbukti mereka menjadi lebih setia, kita harus dengan
senang hati menerima, mengampuni, dan melupakan kesa-
lahan mereka. Dan juga, memberi kepercayaan, dan
jika ada kesempatan berikan pujian kepadanya.
3. Bahwa Paulus, walaupun ia mengingini sahabat lama dan pen-
dampingnya di dalam kerajaan dan kesabaran Yesus Kristus,
namun ia tetap melanjutkan pelayanannya dengan penuh
sukacita (ay. 41). Berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia,
negeri-negeri yang bersebelahan dengan Antiokhia, sambil me-
670
neguhkan jemaat-jemaat di situ. Walaupun kita bertukar teman
pendamping, kita tidak mengubah pemimpin utama kita. Per-
hatikan baik-baik, para pelayan Tuhan itu sudah bekerja de-
ngan baik, dan pantas berpikir bahwa mereka memang demi-
kian, dan merasa puas, yaitu jika mereka dipakai untuk
meneguhkan orang-orang yang sudah percaya, dan juga mem-
pertobatkan orang-orang yang belum percaya.
PASAL 16
erupakan suatu teguran bagi Barnabas, bahwa setelah mening-
galkan Paulus, kita tidak mendengar lagi tentang dirinya, ten-
tang apa yang diperbuat atau dideritanya bagi Kristus. Namun Pau-
lus, sebab oleh saudara-saudara seiman ia dipercayakan kepada
anugerah Tuhan , maka setelah itu pelayanannya bagi Kristus banyak
dicatat. Dalam pasal ini kita akan mengikuti Paulus dari satu tempat
ke tempat lain. Ke mana pun perginya, ia berbuat baik, entah mena-
nam atau menyiram, memulai pekerjaan baru atau memajukan apa
yang sudah dilakukan. Dalam pasal ini diceritakan,
I. Awal mula perkenalan Paulus dengan Timotius, dan bagai-
mana Paulus menjadikan Timotius sebagai pembantunya
(ay. 1-3),
II. Kunjungan yang dilakukan Paulus kepada jemaat-jemaat
untuk membangun mereka (ay. 4-5),
III. Panggilannya ke Makedonia (setelah ia ditahan untuk pergi ke
tempat yang lain), dan kedatangannya ke Filipi, ibukota Ma-
kedonia, dan sambutan yang diterimanya di sana (ay. 6-13),
IV. Bagaimana Lidia dimenangkan di sana (ay. 14-15),
V. Pengusiran roh jahat dari seorang hamba perempuan (ay.
16-18).
VI. Bagaimana Paulus dan Silas dituduh dan disiksa atas kejadi-
an ini , dan dipenjarakan, serta dihina (ay. 19-24).
VII. Bagaimana kepala penjara di Filipi dimenangkan secara
ajaib pada iman kepada Kristus (ay. 25-34),
VIII. Bagaimana Paulus dan Silas dibebaskan secara terhormat
oleh para pembesar kota (ay. 35-40).
M
672
Timotius Menjadi Anak Rohani Paulus
(16:1-5)
1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid ber-
nama Timotius; ibunya yaitu seorang Yahudi dan telah menjadi percaya,
sedang ayahnya seorang Yunani. 2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-
saudara di Listra dan di Ikonium, 3 dan Paulus mau, supaya dia menyertai-
nya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia sebab orang-
orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya yaitu
orang Yunani. 4 Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas
menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para pe-
natua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. 5
Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin
bertambah besar jumlahnya.
Paulus yaitu seorang bapak rohani. sebab itu, di sini kita men-
dapati bahwa ia mengangkat Timotius sebagai anak, dan peduli un-
tuk mengajar banyak orang lain yang telah dimenangkan bagi Kristus
melalui pelayanannya. Di dalam semuanya itu, Paulus tampil sebagai
seorang bapak yang bijaksana dan lembut hati. Di sini diceritakan,
I. Bagaimana ia mengenal Timotius dan menjadikannya sebagai
murid. Salah satu tujuan ditulisnya kitab Kisah Para Rasul ada-
lah untuk membantu kita memahami surat-surat Paulus, dua di
antaranya ditujukan kepada Timotius. sebab itu, penting bagi
kita untuk mengetahui tentang Timotius dalam kisah mengenai
Paulus ini. Sesuai dengan itu, di sini kita diberi tahu,
1. Bahwa Timotius yaitu seorang murid, milik Kristus. Ia dibap-
tis, mungkin sewaktu bayi, saat ibunya menjadi seorang per-
caya. Ini seperti halnya keluarga Lidia yang dibaptis sesudah
ia menjadi percaya (ay. 15). Timotius yang merupakan seorang
murid Kristus, dijadikan Paulus sebagai muridnya, supaya
dapat dilatihnya lebih jauh dalam pengetahuan dan iman akan
Kristus. Paulus mengambil Timotius untuk dibesarkan bagi
Kristus.
2. Bahwa ibu Timotius aslinya yaitu seorang Yahudi,namun per-
caya kepada Kristus. Namanya yaitu Eunike, sedang
nenek Timotius bernama Lois. Paulus berbicara mengenai me-
reka dengan rasa hormat yang besar, sebagai wanita-wanita
yang luar biasa saleh dan baik. Ia juga memuji mereka khu-
susnya atas iman mereka yang tulus ikhlas (2Tim. 1:5), bagai-
mana dengan sungguh-sungguh mereka menerima dan me-
naati ajaran Kristus.
Kitab Kisah Para Rasul 16:1-5
673
3. Bahwa ayah Timotius yaitu seorang Yunani, bukan-Yahudi.
Perkawinan seorang perempuan Yahudi dengan seorang pria
bukan-Yahudi (meskipun ada orang yang membuat perkecuali-
an) tidak diperbolehkan, seperti halnya pria Yahudi dilarang
menikahi perempuan bukan-Yahudi (Ul. 7:3). Anakmu perem-
puan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka,
ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anak-
mu laki-laki. Namun, sepertinya larangan ini hanya dibatasi
untuk bangsa-bangsa yang berdiam di antara bangsa Israel di
Kanaan, sebab merekalah yang paling berisiko untuk mem-
berikan pengaruh buruk terhadap bangsa Israel. Ayah Timo-
tius yaitu orang Yunani, sehingga Timotius tidak disunat. Ini
sebab kewajiban yang berasal dari kovenan antara Tuhan dan
bangsa Israel beserta meterainya, sebagaimana kewajiban lain
dalam bangsa Israel, diturunkan melalui pihak ayah, bukan
ibu. Dengan demikian, sebab ayahnya bukan-Yahudi, maka
Timotius tidak diwajibkan melakukan sunat, atau ditetapkan
untuk itu, kecuali dia sendiri yang menghendakinya setelah
dewasa. Namun perhatikan, meskipun sang ibu tidak bisa
menyunatkan Timotius pada waktu bayi, disebab kan ayahnya
memiliki cara berpikir dan keyakinan yang lain,namun ia men-
didik Timotius dalam takut akan Tuhan , sehingga meskipun
Timotius tidak memperoleh tanda dari kovenan itu, ia tidak
kehilangan apa yang ditandai oleh kovenan itu.
4. Bahwa Timotius mendapat nama yang sangat baik di kalangan
Kristen. Dia dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan
Ikonium. Perilakunya bukan hanya tidak bercela dan tidak
pernah terlibat masalah besar,namun juga cemerlang, dan di-
puji luar biasa sebagai seorang anak muda yang hebat. Dari-
nya orang mengharapkan hal-hal yang besar terjadi. Tidak
saja orang-orang di tempat kelahirannya,namun juga mereka
yang ada di kota-kota sekitarnya mengagumi Timotius, dan
bercerita mengenai dia dengan penuh hormat. Timotius me-
miliki nama baik di antara orang-orang yang baik.
5. Bahwa Paulus ingin supaya Timotius pergi bersamanya, su-
paya dia menyertainya, menemaninya, menerima pengajaran
darinya, dan bergabung dengannya dalam pekerjaan Injil. Pau-
lus ingin agar Timotius berkhotbah menggantikannya jika per-
lu, dan supaya Timotius bisa ditinggalkan di tempat di mana
674
Paulus sudah menanam benih jemaat. Paulus sangat menga-
sihi Timotius, bukan hanya sebab dia yaitu seorang anak
muda yang pandai dan berbakat, melainkan juga sebab dia
bersungguh-sungguh dan saleh. Paulus selalu terkenang akan
air mata yang dicurahkannya (2Tim. 1:4).
6. Bahwa Paulus menyunatkannya, atau menyuruh supaya ia
disunat. Ini aneh. Bukankah dengan segenap kekuatannya
Paulus menentang mereka yang mengharuskan sunat bagi
orang-orang bukan-Yahudi yang dimenangkan? Bukankah
pada waktu itu ia mengetahui keputusan Mahkamah Agama di
Yerusalem, yang menentang hal ini ? Memang demikian.
Namun ia tetap menyunatkan Timotius. Tidak seperti tujuan
para pengajar yang mengharuskan sunat, yaitu untuk menaati
hukum upacara,namun Paulus melakukannya hanya supaya
pemberitaan Injil dan pelayanannya tersampaikan, dan jika
memungkinkan, bisa diterima oleh orang-orang Yahudi yang
ada di daerah itu. Dia tahu Timotius yaitu seorang yang ke-
mungkinan besar akan mendatangkan banyak kebaikan di
antara mereka, sebab ia sangat layak untuk melakukan pe-
layanan itu, jika mereka tidak berprasangka buruk terhadap-
nya. Oleh sebab itu, supaya mereka tidak menjauhi Timotius
sebab menganggapnya najis, sebab ia tidak bersunat, maka
Paulus menyunatkan dia. Maka bagi orang Yahudi ia menjadi
seperti orang Yahudi, supaya memenangkan orang-orang Ya-
hudi, dan bagi semua orang menjadi segala-galanya, supaya ia
sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara
mereka. Paulus menentang orang-orang yang menjadikan su-
nat sebagai syarat bagi keselamatan, namun ia sendiri meng-
gunakannya saat hal itu diperlukan untuk membangun.
Paulus tidak bersikap kaku dalam menentang sunat, seperti
mereka kaku dalam mewajibkan sunat. Dengan begitu, meski-
pun dalam peristiwa ini ia tidak bertindak menuruti keputus-
an Mahkamah Agama, ia bertindak menuruti semangatnya,
yaitu semangat kepedulian terhadap orang Yahudi, dan kese-
diaan untuk melepaskan mereka secara bertahap dari pra-
sangka mereka. Paulus tidak keberatan menjadikan Timotius
sebagai rekan sekerjanya, meskipun ia tidak disunat.namun
orang-orang Yahudi tidak akan mendengarkannya jika dia ti-
dak disunat. Maka dari itu Paulus hendak menyesuaikan diri
Kitab Kisah Para Rasul 16:1-5
675
dengan mereka dalam hal ini. Mungkin pada masa inilah Pau-
lus menumpangkan tangan ke atas Timotius, untuk melim-
pahkan karunia Roh Kudus atas dirinya (2Tim. 1:6).
II. Bagaimana Paulus menguatkan jemaat-jemaat yang telah dita-
namnya (ay 4-5). Ia melakukan perjalanan keliling dari kota ke
kota di mana ia telah memberitakan firman Tuhan, seperti yang di-
rencanakannya (15:36), untuk mencari tahu keadaan mereka.
Dan di sini diceritakan,
1. Bahwa mereka menyerahkan kepada jemaat-jemaat itu salinan
keputusan dari sidang jemaat di Yerusalem, untuk dijadikan
petunjuk dalam mengatur kehidupan jemaat mereka, dan me-
reka gunakan untuk menjawab para pengajar yang ingin men-
jadikan mereka Yahudi, dan untuk membenarkan keyakinan
mereka untuk hidup menurut kemerdekaan yang telah diberi-
kan Kristus. Semua jemaat berkepentingan dengan keputusan
ini , dan sebab itu mereka semua diminta untuk me-
naatinya. Meskipun Paulus memiliki alasan tersendiri untuk
menyunatkan Timotius, ia tidak ingin menyebabkan hal itu
menimbulkan syak. sebab nya, Paulus menyampaikan kepu-
tusan ini kepada jemaat-jemaat, untuk dijalani dengan
segala kesalehan. Mereka harus mematuhi peraturan itu, dan
tidak menyimpang darinya gara-gara suatu teladan tertentu.
2. Bahwa ini merupakan pelayanan yang sangat baik bagi mereka.
(1) Dengan ini, jemaat-jemaat itu diteguhkan imannya (ay. 5).
Secara khusus mereka diteguhkan dalam hal menentang
pendapat orang-orang yang memaksakan hukum Taurat
bagi orang bukan-Yahudi. Dengan segala keyakinan dan
sengitnya para pengajar yang memegang hukum Yahudi
menekankan pentingnya sunat. Mereka juga menunjukkan
berbagai alasan untuk itu. Semua tekanan ini sangat me-
ngejutkan jemaat-jemaat itu sehingga mereka mulai goyah.
Namun saat mereka melihat kesaksian yang menentang
hal itu, yang berasal tidak hanya dari para rasul dan tua-
tua,namun juga dari Roh Kudus di dalam diri mereka, maka
mereka tidak lagi meragukannya. Perhatikan, kesaksian-
kesaksian mengenai kebenaran, meskipun tidak berhasil
meyakinkan orang-orang yang menentangnya, bisa sangat
676
berguna untuk meneguhkan orang-orang yang merasa ragu-
ragu terhadapnya dan dengan begitu menguatkan hati me-
reka. Bukan itu saja, keputusan-keputusan sidang di Yeru-
salem itu juga, selain dirancang untuk menyingkirkan hu-
kum yang hanya bersifat upacara dan berbagai aturannya
yang duniawi, juga diteguhkan dalam iman Kristen secara
umum. Selain itu, keputusan-keputusan itu semakin dite-
rima dengan keyakinan bahwa itu berasal dari Tuhan , kare-
na ia menetapkan suatu cara yang rohani untuk melayani
Tuhan, yang lebih sesuai baik bagi Tuhan maupun manusia.
Di samping itu, roh lemah lembut dan rendah hati yang
tampak dalam surat-surat keputusan itu jelas menunjuk-
kan bahwa para rasul dan penatua dalam hal ini dituntun
oleh Dia yang yaitu kasih itu sendiri.
(2) Mereka makin lama makin bertambah besar jumlahnya.
Hukum-hukum yang bersifat upacara yang dipaksakan
kepada jiwa-jiwa yang dimenangkan sudah cukup untuk
membuat orang-orang takut kepada mereka. Jika mereka
memang mau untuk menjadi seperti orang Yahudi, mereka
sudah melakukannya jauh sebelum para rasul datang di
antara mereka. Namun jika mereka sudah tidak tertarik
memperoleh bagian dalam hak istimewa orang Kristen
tanpa harus tunduk pada kuk orang Yahudi, mereka tidak
akan mau jadi orang Kristen. Namun jika mereka men-
dapati bahwa mereka tidak terancam akan diperbudak se-
perti itu, mereka mau menjadi Kristen, dan menjadi ang-
gota jemaat. Oleh sebab itu, jemaat makin lama makin ber-
tambah besar jumlahnya. Tidak ada satu hari pun berlalu
tanpa ada satu atau beberapa orang yang memberi diri
kepada Kristus. Sungguh suatu sukacita bagi orang-orang
yang dengan sepenuh hati ingin mempermuliakan Kristus
dan mengharapkan kesejahteraan jemaat serta jiwa-jiwa
manusia, melihat pertumbuhan yang sedemikian rupa.
Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15
677
Paulus Diundang ke Makedonia;
Lidia Dimenangkan
(16:6-15)
6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, sebab Roh Kudus mence-
gah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. 7 Dan setibanya di Misia mere-
ka mencoba masuk ke daerah Bitinia,namun Roh Yesus tidak mengizinkan
mereka. 8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. 9 Pada malam
harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia
berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: Menyeberanglah ke mari
dan tolonglah kami! 10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami
mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, sebab dari penglihatan
itu kami menarik kesimpulan, bahwa Tuhan telah memanggil kami untuk
memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. 11 Lalu kami bertolak dari
Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah
kami di Neapolis; 12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedo-
nia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa
hari. 13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi
sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga
ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan
yang ada berkumpul di situ. 14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang
bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota
Tiatira, yang beribadah kepada Tuhan . Tuhan membuka hatinya, sehingga ia
memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. 15 Sesudah ia dibaptis ber-
sama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: Jika kamu
berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah
menumpang di rumahku. Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Dalam ayat-ayat ini diceritakan,
I. Perjalanan Paulus ke berbagai tempat untuk melakukan kebaikan.
1. Ia dan Silas, rekannya, pergi menyusuri wilayah Frigia dan da-
erah Galatia, di mana sepertinya Injil telah ditanamkan. Na-
mun apakah itu dikerjakan oleh Paulus atau bukan, tidak di-
sebutkan. Agaknya memang demikian, sebab dalam suratnya
kepada jemaat Galatia, Paulus menyebutkan pertama kali
memberitakan Injil kepada mereka, dan mereka sangat mene-
rima dia (Gal. 4:13-15). Selain itu, dalam surat ini tampak-
nya para pengajar agama Yahudi tel