Kisah pararasul 17

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 17. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 17. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 17



 s membiarkan 

Paulus dan Barnabas mengatakan apa yang harus mereka kata-


 638

kan, dan kemudian ia menjelaskan penerapannya. Mendengarkan 

pelayan Tuhan yang beragam akan sangat berguna jika satu ke-

benaran yang disampaikan tidak saling meniadakan, melainkan 

melengkapi satu sama lain. 

1. Dengan santun Yakobus memperkenalkan diri kepada orang-

orang yang hadir;  Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku. 

Kamu semua yaitu  umat manusia, dan sebab nya dapat di-

harapkan mau mendengarkan alasan. Kamu semua yaitu  

saudara-saudaraku, sebab  itu akan mendengarkan aku de-

ngan jujur. Kita semua bersaudara, dan sama-sama berkepen-

tingan dalam perkara ini supaya tidak ada yang dilakukan 

hingga mempermalukan Kristus dan mendatangkan ketidak-

nyamanan bagi orang-orang Kristen.” 

2. Yakobus menunjuk kepada apa yang telah dikatakan Petrus 

mengenai pertobatan orang-orang yang berasal dari bangsa-

bangsa lain (ay. 14.).  Simon (maksudnya Simon Petrus) telah 

menceriterakan, dan membuka masalah itu kepadamu, yakni 

bagaimana Tuhan  sejak semula telah menunjukkan rahmat-Nya 

kepada bangsa-bangsa lain, di dalam diri Kornelius dan saha-

bat-sahabatnya, yang kemudian menjadi buah-buah pertama 

dari bangsa-bangsa lain. Juga, dan bagaimana  saat  Injil mu-

lai disebarkan untuk pertama kali, segera bangsa-bangsa lain 

diundang untuk datang dan menerima berkat kasih karunia 

dari pemberitaan itu.” Selanjutnya Yakobus mengatakan di 

sini,  

(1) Bahwa kasih karunia Tuhan  menjadi sumber dari semua ini. 

Tuhan  sendiri yang menilik bangsa-bangsa lain, dan itu ada-

lah lawatan yang penuh rahmat. Seandainya mereka di-

biarkan, mereka tidak akan pernah datang kepada Tuhan , 

namun dari pihak Tuhan -lah perkenalan itu dimulai. Ia ti-

dak saja melawat umat-Nya dan membawa kelepasan bagi-

nya,namun  melawat dan membebaskan orang-orang yang 

tergolong lo ammi – bukan umat.  

(2) Bahwa kemuliaan Tuhan  menjadi tujuan dari semua itu. 

Yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi 

nama-Nya, yang akan memuliakan Dia, serta di dalam me-

reka, Ia akan dimuliakan. Seperti di zaman dahulu kala Ia 

memilih bangsa Yahudi, demikian pula sekarang Ia memi-

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 639 

lih bangsa-bangsa lain, menjadi suatu umat bagi nama-Nya, 

serta menjadi terpuji dan terhormat bagi-Nya (Yer. 13:11). 

Oleh sebab  itu biarlah semua umat Tuhan  ingat bahwa de-

ngan demikian mereka diagungkan di dalam Tuhan , dan 

Tuhan  dapat dimuliakan di dalam mereka.  

3. Yakobus menegaskan kebenaran ini dengan mengutip bebe-

rapa ayat dari Perjanjian Lama. Ia tidak dapat membuktikan 

panggilan bangsa-bangsa lain itu dengan sebuah penglihatan 

seperti yang dapat dilakukan Petrus, tidak juga dengan mujizat-

mujizat yang dikerjakan olehnya, seperti yang dapat dilakukan 

oleh Paulus dan Barnabas,namun  ia hendak membuktikannya 

dengan kebenaran yang telah dinubuatkan di dalam Perjanjian 

Lama, dan sebab  itu harus digenapi (ay. 15). Hal itu sesuai 

dengan ucapan-ucapan para nabi. Sebagian besar nabi-nabi 

Perjanjian Lama kurang lebih berbicara tentang panggilan ter-

hadap bangsa-bangsa lain, bahkan Musa sendiri juga telah 

mengatakan hal itu (Rm. 10:19). Sudah menjadi harapan 

umum di antara orang-orang Yahudi yang saleh bahwa Sang 

Mesias akan menjadi terang yang menjadi pernyataan bagi 

bangsa-bangsa lain (Luk. 2:32). Namun Yakobus menghindari 

nubuat-nubuat yang lebih terkenal ini dan memilih nubuat 

lain yang tampaknya lebih tersamar. Seperti yang tertulis di 

dalam Kitab Amos 9:11-12, di mana telah dinubuatkan,  

(1) Pendirian kerajaan Mesias (ay. 16). Aku akan membangun 

kembali pondok Daud yang telah roboh. Kovenan ini dibuat 

dengan Daud dan keturunannya. Namun di sini rumah dan 

keluarga Daud disebut pondoknya, sebab pada masa per-

mulaan kehidupan Daud, ia yaitu  seorang gembala, yang 

tinggal di pondok-pondok atau kemah. Adapun rumahnya 

yang berupa istana megah, telah berubah menjadi sebuah 

pondok yang hina dan tercela, merosot derajatnya menjadi 

kecil seperti pada awalnya. Pondok ini telah menjadi rerun-

tuhan dan roboh. Tidak sampai berabad-abad lamanya pe-

merintahan raja-raja dari keluarga Daud, tongkat kerajaan 

itu beranjak dari Yehuda. Keluarga kerajaan itu telah teng-

gelam dan dikuburkan di dalam kekelaman. Dan tampak-

nya, tidak ada lagi yang mempertanyakannya. Namun Tuhan  

akan kembali, dan akan membangunkan kembali, mem-


 640

bangkitkannya dari reruntuhan, seperti burung Funix yang 

bangkit dari abunya dan dipulihkan kembali. Dan hal ini-

lah yang sekarang telah digenapi  saat  Tuhan Yesus kita 

dibangkitkan dari keluarga itu. Kepada-Nya dikaruniakan 

takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dengan sebuah janji bahwa 

Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai 

selama-lamanya (Luk. 1:32-33). Dan,  saat  pondok Daud 

itu dibangun di dalam Kristus, tidak sampai bertahun-

tahun lamanya, semua yang masih tersisa, semua dicabut 

sampai ke akar-akarnya dan dipotong. Demikian juga hal-

nya dengan bangsa Yahudi sendiri, seluruh silsilah ketu-

runannya lenyap. Jemaat Kristus dapat disebut sebagai 

pondok Daud. Jemaat ini terkadang dibawa ke dalam ke-

adaan yang sangat rendah, dan mungkin tampak seperti 

reruntuhan, namun pondok itu akan dibangun kembali. 

Daya tariknya yang sudah sangat rusak akan dipulihkan. 

Jemaat itu telah dihempaskan, namun tidak binasa, bah-

kan tulang-tulang kering pun dapat dihidupkan kembali.  

(2) Bangsa-bangsa lain dibawa masuk sebagai hasil dan akibat 

kasih karunia ini (ay. 17). Supaya semua orang lain mencari 

Tuhan. Bukan orang Yahudi saja yang merasa memiliki hak 

monopoli atas pondok Daud, melainkan semua orang lain, 

yang sampai saat itu dianggap hina oleh jemaat orang Ya-

hudi. Dengan pemulihan pondok Daud ini, mereka seka-

rang harus membawa bangsa-bangsa lain mencari Tuhan, 

dan menyelidiki bagaimana mereka dapat memperoleh per-

kenan-Nya.  saat  pondok Daud dibangun, mereka akan 

mencari TUHAN, Tuhan  mereka, dan Daud, raja mereka (Hos. 

3:5; Yer. 30:9). Supaya Israel menguasai sisa-sisa bangsa 

Edom (begitulah makna yang ditulis dalam bahasa Ibrani). 

sebab  orang Yahudi menyebut semua bangsa lain sebagai 

orang Edom, maka itulah sebabnya Kitab Septuaginta (ter-

jemahan PL dalam bahasa Yunani – pen.) membuang se-

butan Edom yang khusus itu, dan menerjemahkannya se-

perti di sini, supaya semua orang lain mencari (Yakobus 

menambahkan di sini Tuhan) dan segala bangsa lain atau 

yang tidak mengenal Tuhan , yang Kusebut milik-Ku. Ber-

abad-abad lamanya bangsa Yahudi diperlakukan dengan 

begitu khusus, sehingga bangsa-bangsa lain selebihnya 

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 641 

tampak diabaikan. Namun sekarang Tuhan  menaruh per-

hatian kepada bangsa-bangsa lain itu, dan nama-Nya akan 

dipanggil oleh bangsa-bangsa lain. Nama-Nya akan dinya-

takan dan disebarluaskan di antara mereka. Mereka akan 

dibawa untuk mengenal nama-Nya dan memanggil nama 

itu. Mereka akan menyebut diri mereka sebagai umat Tuhan , 

dan Tuhan  akan menyebut mereka seperti itu. Demikianlah, 

dengan kesepakatan kedua belah pihak, Nama-Nya akan 

disebutkan di atas mereka. Penggenapan janji ini dapat kita 

pastikan akan terjadi pada waktunya. Dan sekarang janji 

itu sudah mulai digenapi, sebab ditambahkan kalimat, de-

mikianlah firman Tuhan, yang melakukan ini, yang melaku-

kan semuanya ini (begitulah yang ditulis di dalam Septua-

ginta). Yakobus di sini berkata: firman Tuhan yang melakukan 

itu. Itulah sebabnya Ia berfirman sebab  Ia telah me-

mutuskan dengan tegas untuk melakukannya. Itulah se-

babnya Ia melakukannya, sebab  Ia telah berfirman. Wa-

laupun bagi kita, mengatakan sesuatu dan melakukan se-

suatu merupakan dua hal yang berbeda, tidak demikian 

halnya bagi Tuhan . Penyatuan bangsa Yahudi dan bangsa-

bangsa lain di dalam satu tubuh serta semua hal yang dila-

kukan sesuai dengan itu, dan yang di sini telah dinubuat-

kan sejak semula, yaitu , 

[1] Apa yang dilakukan Tuhan : Hal itu terjadi dari pihak Tu-

han, dengan menggunakan cara dan alat apa pun juga. 

Dan, 

[2] Itulah yang disukai Tuhan , dan Dia sangat berkenan 

dengan itu. Sebab Ia yaitu  Tuhan  bangsa-bangsa lain 

dan juga bangsa Yahudi. Dan, merupakan suatu kehor-

matan bagi-Nya untuk menjadi Tuhan  yang kaya dengan 

rahmat bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.  

4. Yakobus menyelesaikan perbantahan itu sesuai tujuan dan 

kehendak Tuhan  (ay. 18), Sebab Tuhan  mengetahui semua peker-

jaan-Nya dari sejak semula. Tuhan  tidak saja sudah menyata-

kan pemanggilan bangsa-bangsa lain melalui mulut para nabi 

beratus-ratus tahun sebelumnya (dan sebab  itu, seharusnya 

hal ini tidak perlu menjadi sesuatu yang mengejutkan atau 

menjadi batu sandungan bagi kita), melainkan juga telah me-


 642

lihat dan menetapkan hal ini jauh sebelumnya di dalam tujuan-

tujuan-Nya yang kekal, yang tidak dapat disanggah lagi sangat 

bijaksana dan tidak dapat diubah. Itu yaitu  sebuah ungkapan 

luar biasa yang dinyatakan untuk semua pekerjaan Tuhan , baik 

pengaturan penyelenggaraan-Nya maupun kasih karunia-Nya 

di dalam dunia alam ini dan di dalam dunia rohani, bahwa se-

muanya telah diketahui dari sejak semula. Sejak saat pertama 

kali Ia mulai bekerja, Ia telah mengetahui semuanya itu (se-

perti yang dikatakan oleh ayat-ayat yang lain) sebelum dunia 

dijadikan, dan sebab  itu berarti sejak kekekalan. Perhatikan-

lah, apa pun yang diperbuat Tuhan , Ia lakukan menurut ran-

cangan dan memutuskan untuk melakukan. Sebab ia mela-

kukan semuanya, tidak saja sesuai kehendak-Nya,namun  me-

nurut keputusan kehendak-Nya. Ia tidak saja melakukan apa 

yang dikehendaki-Nya (Mzm. 135:6), yang melebihi kemam-

puan kita (sering kali rancangan kita dan cara-cara kita gagal), 

tetapi juga Ia menghendaki apa yang akan Ia lakukan. Apa pun 

yang akan Ia katakan, dan untuk membuktikannya kepada 

kita, Ia sendiri tahu apa yang akan Ia lakukan. Kita tidak me-

ngetahui sebelumnya pekerjaan-pekerjaan kita, dan hanya me-

lakukan apa saja yang didapat oleh tangan kita (1Sam. 10:7). 

Apa yang akan kita lakukan, kita tidak tahu sampai waktunya 

tiba untuk melakukannya. Namun sebaliknya, Tuhan  mengeta-

hui dari sejak semula semua pekerjaan-Nya. Di dalam kitab-

Nya (disebut Kitab Kebenaran dalam Daniel 10:21) semua ter-

cantum secara teratur, tanpa ada yang dihapus atau disisip-

kan (Mzm. 40:8). Dan pada hari penghakiman nanti, semua 

pekerjaan Tuhan  akan didapati tepat sesuai dengan keputusan-

Nya, tanpa sedikit pun kesalahan atau penyimpangan. Kita ada-

lah makhluk yang tidak mampu memandang jauh ke depan. 

Orang-orang yang paling bijaksana memang dapat melihat se-

dikit apa yang ada di hadapan mereka, namun sama sekali ti-

dak mengandung suatu kepastian.namun , inilah yang menjadi 

penghiburan kita, yaitu bahwa betapapun kita ada di dalam 

ketidakpastian, namun ada kepastian yang sempurna di dalam 

kemahatahuan Tuhan : Semua pekerjaan-Nya telah diketahui-Nya 

dari sejak semula.  

5. Yakobus memberi  nasihatnya perihal apa yang harus dila-

kukan untuk menyelesaikan persoalan yang sedang terjadi ini 

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 643 

dalam kaitan dengan bangsa-bangsa lain (ay. 19): Sebab itu, 

egō krinō – aku berpendapat, atau sebagai penilaianku sendiri, 

bukan sebagai orang yang berkuasa di atas saudara-saudara 

yang lain, melainkan sebagai seorang penasihat bagi mereka. 

Nah, inilah nasihatnya, 

(1) Bahwa penyunatan dan pelaksanaan hukum Taurat sama 

sekali tidak boleh dibebankan kepada bangsa-bangsa lain 

yang telah bertobat. Tidak, bahkan tidak boleh dianjurkan 

atau disebut-sebut kepada mereka.  Ada banyak orang dari 

antara bangsa-bangsa lain yang berpaling kepada Tuhan  di 

dalam Kristus, dan kita berharap akan menjadi lebih ba-

nyak lagi. Sekarang dengan jelas aku akan memperlakukan 

mereka dengan penuh kelembutan dan tidak membebani 

mereka dengan hal-hal yang berat untuk dilakukan atau 

yang dapat mendatangkan keputusasaan atas mereka,” mē 

parenochlein –  tidak boleh mendatangkan gangguan atau 

kekacauan kepada mereka. Juga tidak boleh menganjurkan 

segala sesuatu yang mungkin dapat menggelisahkan atau 

membangkitkan rasa ragu-ragu di dalam pikiran mereka, 

atau yang dapat membingungkan mereka.” Perhatikanlah, 

jemaat harus sangat berhati-hati supaya jangan mematah-

kan semangat atau menggelisahkan orang-orang yang baru 

bertobat dan percaya, dengan perkara-perkara yang dapat 

mendatangkan perbantahan dan penuh keraguan,namun  

terimalah mereka tanpa mempercakapkan pendapatnya. 

Biarlah hakikat keagamaan yang mendasar dan siap dite-

rima oleh hati nurani yang telah dibangkitkan, diresapkan 

dalam-dalam di dalam hati mereka terlebih dahulu se-

hingga hal ini akan memuaskan dan membuat mereka me-

rasa nyaman. Dan janganlah hal-hal asing dan hal-hal 

kecil yang terperinci didesakkan kepada mereka, supaya 

tidak menyusahkan mereka. Sebab kerajaan Tuhan , tempat 

mereka dididik dan dilatih, bukanlah soal makanan dan mi-

numan, juga bukan soal perbantahan dan pemaksaan un-

tuk menerima hal-hal yang tidak pada tempatnya,namun  

soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Ku-

dus, yang dapat kita pastikan tidak akan menyusahkan 

siapa pun juga.  


 644

(2) Bahwa akan sangat baik jika dalam beberapa hal yang sa-

ngat menyinggung hati orang Yahudi, bangsa-bangsa lain 

itu perlu menyesuaikan diri dengan hal-hal itu. Sebab, bila 

bangsa-bangsa lain tidak perlu disunat dan menjalani selu-

ruh hukum Taurat, itu tidak berarti mereka boleh bertin-

dak sesuka hati yang bertentangan dengan orang Yahudi 

dan membuat mereka marah. Hati orang-orang Yahudi 

akan senang (dan, jika ada hal kecil yang dapat membuat 

mereka merasa senang, lebih baik dilakukan demikian da-

ripada membuat mereka jengkel), jika orang-orang bukan-

Yahudi yang bertobat itu menjauhi diri,  

[1] Dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala 

dan dari percabulan. Dua hal ini sangat buruk dan ha-

rus selalu mereka jauhi. Bahkan secara khusus dan je-

las harus diberitahukan secara tertulis kepada mereka 

supaya menjauhi hal-hal seperti ini (sebab di dalam hal-

hal seperti inilah orang Yahudi ingin berjaga-jaga terha-

dap bangsa-bangsa lain yang baru bertobat, jangan 

sampai mereka melanggarnya), dan hal ini akan sangat 

menyenangkan hati orang-orang Yahudi. Selain itu, di 

dalam pemberitaan dan tulisan para rasul kepada bangsa-

bangsa lain, dengan sangat berhati-hati mereka diperi-

ngatkan mengenai,  

Pertama, pencemaran berhala-berhala, supaya mereka 

tidak bersekutu dengan penyembah-penyembah berhala 

di dalam penyembahan-penyembahan mereka, terutama 

di dalam perayaan-perayaan pengorbanan berhala mereka 

(lihat 1Kor. 10:14 dst.; 2Kor. 6:14 dst.).  

Kedua, percabulan dan rupa-rupa kecemaran. Betapa 

gencar dan mendesaknya Rasul Paulus dalam peringatan-

peringatannya terhadap dosa ini! (1Kor. 6:9-15; Ef. 5:3 

dst.). Namun orang-orang Yahudi, yang berprasangka 

buruk mengenai orang-orang yang tidak mereka sukai, 

menunjukkan bahwa hal inilah yang dilakukan oleh 

bangsa-bangsa lain itu, bahkan sesudah bertobat pun, 

mereka tetap melakukannya, sementara rasul untuk 

bangsa-bangsa lain membiarkannya. Nah, untuk men-

cegah kesan ini dan untuk tidak menyisakan ruang bagi 

fitnahan ini, Yakobus menasihatkan bahwa di samping 

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 645 

nasihat-nasihat pribadi yang telah diberikan oleh pela-

yan-pelayan rohani mereka, secara luas mereka harus 

diperingatkan supaya menjauhkan diri dari makanan 

yang telah dicemarkan berhala-berhala dan dari percabu-

lan. Juga bahwa di dalam hal ini mereka harus sangat 

berhati-hati serta harus menjauhkan diri dari semua 

hal-hal buruk dari kedua kejahatan ini, yang sungguh 

dapat menyinggung hati orang-orang.  

[2] Dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah, 

yang walaupun tidak mengandung unsur kejahatan di 

dalamnya seperti kedua larangan sebelumnya, dan juga 

tidak dirancang untuk selalu dijauhi seperti halnya ke-

dua larangan tadi, namun telah dilarang oleh titah-titah 

Tuhan  kepada Nuh (Kej. 9:4), sebelum hukum Musa di-

berikan. Itu sebabnya orang Yahudi sangat tidak me-

nyukai bangsa-bangsa lain dan semua orang yang se-

cara bebas memakan daging semacam demikian. Oleh 

sebab  itu, supaya jangan menyakiti hati orang Yahudi, 

biarlah bangsa-bangsa lain yang sudah bertobat itu 

membatasi sendiri kebebasan mereka dalam masalah 

ini (1Kor. 8:9, 13). Dengan demikian kita harus menjadi 

segala-galanya bagi semua orang.  

6. Yakobus memberi  alasan atas nasihatnya, yaitu bahwa jika 

orang Yahudi masih belum dapat melepaskan kebiasaan-

kebiasaan mereka, haruslah ditunjukkan rasa hormat yang 

besar kepada mereka, sebab mereka sudah begitu lama ter-

biasa dengan perintah-perintah hukum Taurat yang resmi dan 

agung yang harus mereka pikul (ay. 21). Sebab sejak zaman 

dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan tulisan-

tulisannya (bagian penting dari hukum Taurat) dibacakan tiap-

tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.  Kamu tidak dapat me-

nyalahkan mereka jika mereka begitu menghormati hukum 

Musa. Sebab di samping mereka begitu yakin bahwa Tuhan  ber-

bicara kepada Musa,”  

(1)  Hukum itu terus-menerus diberitakan kepada mereka, 

dan mereka diminta untuk mengingat hukum Taurat yang 

diperintahkan Tuhan  kepada Musa” (Mal. 4:4). Perhatikan-

lah, walaupun firman Tuhan  yang tertulis bagi kita harus di-


 646

beritakan, orang-orang yang menerima firman itu masih te-

tap membutuhkan hamba-hamba Tuhan untuk membantu 

mereka memahami dan menerapkan firman itu. 

(2)  Tulisan-tulisan Musa dibacakan dengan penuh kekhid-

matan yang saleh, di rumah-rumah ibadat mereka dan pada 

tiap-tiap hari Sabat, di tempat dan pada saat pertemuan-

pertemuan ibadah mereka kepada Tuhan . Jadi sejak masa 

kanak-kanak mereka sudah dilatih untuk menghargai hu-

kum Musa. Ketaatan mereka terhadap hukum itu merupa-

kan bagian dari hidup keagamaan mereka.” 

(3)  Hal ini sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu. Mereka 

telah menerima perintah ini dari nenek moyang mereka se-

bagai suatu kehormatan bagi Musa. Mereka sudah melak-

sanakan perintah ini selama berabad-abad lamanya.” 

(4)  Hal ini sudah dilaksanakan di tiap-tiap kota mereka, di 

mana saja ada orang-orang Yahudi. Sehingga tidak seorang 

pun di antara mereka dapat mengabaikan penekanan hu-

kum Taurat atas hal-hal ini  di atas tadi. Itulah sebab-

nya, walaupun Injil telah membebaskan kita dari beban ini, 

namun mereka tidak dapat disalahkan begitu saja jika me-

reka begitu enggan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan itu. 

Mereka tidak bisa dibujuk untuk segera memandang hal-

hal itu sebagai hal yang tidak berguna dan buruk. Mereka 

dan nenek moyang mereka sudah begitu lama diajar dan 

mengajar tentang Tuhan  untuk memberi tempat yang layak 

bagi hidup keagamaan. Oleh sebab  itu, kita harus mem-

berikan waktu kepada orang-orang Yahudi itu, dan harus 

mencari jalan tengah. Mereka harus diindahkan selama be-

berapa waktu dan secara perlahan-lahan dituntun menuju 

kebenaran. Sedapat mungkin kita juga harus mematuhi be-

berapa hal itu bersama mereka, tanpa mengkhianati kebe-

basan Injil kita.” Dengan demikian Yakobus menunjukkan 

jiwa seorang penengah, yakni jiwa yang berpandangan luas 

dan mampu menengahi perbedaan, yang dengan berhati-

hati berusaha tidak menyakiti hati orang Yahudi maupun 

bangsa-bangsa lain, dan sedapat mungkin memuaskan 

kedua belah pihak serta tidak menjengkelkan mereka. Per-

hatikanlah, kita tidak boleh menganggap aneh jika ada 

orang yang amat setia kepada kebiasaan-kebiasaan yang

Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35 

 

 647 

 telah mereka terima dari nenek moyang mereka secara turun-

temurun, di mana mereka dididik di dalam suatu pandang-

an yang mengatakan bahwa kebiasaan itu yaitu  sesuatu 

yang kudus. Itulah sebabnya kepada mereka harus diberi-

kan sedikit kelonggaran dalam hal-hal semacam itu, dan 

jangan menggunakan cara-cara yang kaku.  

Keputusan Sidang di Yerusalem  

(15:22-35) 

22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati 

mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa un-

tuk masuk ke dalam Kerajaan Tuhan  kita harus mengalami banyak sengsara. 

23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat 

itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua 

itu kepada Tuhan, yang yaitu  sumber kepercayaan mereka. 24 Mereka men-

jelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25 Di situ mereka memberitakan 

firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. 26 Dari situ berlayarlah mereka 

ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karu-

nia Tuhan  untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 27 Setiba-

nya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritera-

kan segala sesuatu yang Tuhan  lakukan dengan perantaraan mereka, dan 

bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 28 Di 

situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu. 22 Maka 

rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil 

keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan 

diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yu-

das yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya yaitu  orang terpandang di 

antara saudara-saudara itu. 23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyi-

nya:  Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu 

kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari 

bangsa-bangsa lain. 24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di 

antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan 

dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. 25 Sebab itu dengan bulat 

hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang 

kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, 

26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya sebab  nama Tu-

han kita Yesus Kristus. 27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang 

dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 

28 Sebab yaitu  keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada 

kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: 29 

kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada 

berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari perca-

bulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik.

Sekianlah, selamat.” 30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke 

Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menye-

rahkan surat itu kepada mereka. 31 Setelah membaca surat itu, jemaat ber-

sukacita sebab  isinya yang menghiburkan. 32 Yudas dan Silas, yang yaitu  

juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mere-

ka. 33 Dan sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara 

itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang meng-

utusnya. 34 (Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.) 35 Paulus dan 


 648

Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan 

banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan. 

Di sini kita mendapati hasil perundingan yang diselenggarakan di 

Yerusalem perihal pemberlakuan hukum Taurat terhadap bangsa-

bangsa lain yang bertobat. Tampaknya masih banyak lagi yang dibi-

carakan mengenai masalah itu dibandingkan dengan yang telah di-

catat di sini. Namun akhirnya masalah itu mencapai puncaknya, dan 

nasihat yang disampaikan oleh Yakobus disetujui dan disepakati oleh 

semua orang nemine contradicente – sepenuhnya. Sesuai dengan itu 

kemudian dikirimkanlah surat-surat melalui utusan pembawa pesan 

dari antara mereka sendiri kepada bangsa-bangsa lain yang bertobat, 

untuk memberitahukan kepada mereka bagaimana pandangan rasul-

rasul mengenai persoalan ini, yang dapat dijadikan sebagai penegas-

an yang kuat dalam menghadapi pengajar-pengajar palsu. Nah, seka-

rang amatilah di sini,  

I. Pemilihan utusan-utusan pembawa pesan yang akan pergi ber-

sama Paulus dan Barnabas untuk memenuhi maksud ini. Bukan 

sebab  seolah-olah mereka mencurigai kesetiaan dan kejujuran 

orang-orang besar ini sehingga tidak dapat mempercayakan surat-

surat ini kepada mereka. Juga bukan seolah-olah mereka meminta 

utusan-utusan ini menjaga supaya kedua orang ini tidak dapat 

mengubah isi surat mereka. Tidak, sama sekali tidak, kemurahan 

hati mereka membuat mereka tidak memikirkan yang jahat me-

ngenai orang-orang yang kejujurannya sudah teruji ini. Namun,  

1. Mereka memandang baik untuk memilih dari antara mereka 

beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama 

Paulus dan Barnabas (ay. 22). Keputusan itu disetujui oleh 

rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu, 

yang tampaknya merasa bertanggung jawab untuk melaksana-

kan perintah-perintah yang mereka keluarkan (1Kor. 9:7). 

Mereka mengutus para pembawa pesan ini, 

(1) Untuk menunjukkan rasa hormat mereka kepada jemaat di 

Antiokhia sebagai jemaat yang bersaudara dengan mereka. 

Walaupun jemaat Antiokhia jauh lebih muda, mereka me-

mandangnya sebagai jemaat yang setara dengan mereka. 

Selain itu mereka juga ingin mengenal keadaan mereka 

lebih jauh.  

Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35 

 

 649 

(2) Untuk membesarkan hati Paulus dan Barnabas serta mem-

buat perjalanan pulang mereka lebih menyenangkan (sebab 

besar kemungkinan mereka menempuh perjalanan itu de-

ngan berjalan kaki), maka diutuslah orang-orang istimewa 

itu untuk menemani kedua orang itu. Amicus pro vehiculo – 

seorang sahabat dan bukan sebuah kereta. 

(3) Untuk memberi  nilai tambah yang besar kepada surat 

yang mereka bawa, supaya tampak sebagai suatu tugas 

perwakilan yang resmi. Dengan begitu, pesan ini bisa lebih 

diperhatikan, sebab  mungkin akan ada pertentangan dari 

beberapa orang.  

(4) Untuk memelihara persekutuan orang-orang kudus, dan 

memupuk pengenalan yang lebih baik di antara jemaat dan 

pelayan-pelayan Tuhan yang dipisahkan satu sama lain 

oleh jarak, serta untuk menunjukkan bahwa, walaupun 

mereka banyak, namun mereka satu.  

2. Orang-orang yang mereka utus bukanlah orang-orang semba-

rangan yang hanya sekadar mengantar surat-surat dan me-

minta bukti tanda terima dari rasul-rasul. Sebaliknya, mereka

itu orang-orang pilihan yang terpandang di antara saudara-sau-

dara itu. Mereka memiliki karunia-karunia yang hebat, penuh 

kasih karunia, dan berdaya guna. Sebab orang-orang yang me-

miliki ciri-ciri seperti inilah yang membuat orang jadi terpan-

dang di antara jemaat dan membuat mereka memenuhi syarat 

menjadi pembawa pesan dari jemaat. Mereka bernama Yudas, 

yang disebut juga Barsabas (mungkin saudara dari Yusuf yang 

disebut Barsabas, yaitu orang yang pernah menjadi calon 

rasul pengganti Yudas, Kis. 1:23), dan Silas. Di dalam jemaat 

Yerusalem, sifat dan watak kedua orang ini sangat berpe-

ngaruh terhadap orang-orang yang berasal dari wilayah Yudea, 

seperti halnya pengajar-pengajar palsu ini , sehingga da-

pat mengajak jemaat itu untuk lebih memperhatikan pesan 

yang dikirim melalui mereka.  

II. Penulisan rancangan surat itu dalam bentuk surat edaran yang 

akan dikirimkan kepada jemaat-jemaat, untuk memberitahukan 

secara resmi sikap jemaat Yerusalem mengenai persoalan ini.  


 650

1.  Di sini kita membaca bagian pendahuluan yang ditulis dengan 

penuh kerendahan hati disertai permohonan untuk memper-

hatikan keputusan ini (ay. 23). Tidak ada nada keangkuhan 

atau kepura-puraan di dalamnya, melainkan,  

(1) Isi pesan yang menunjukkan kerendahan hati para rasul, 

bahwa mereka turut mengadakan pertemuan dengan pena-

tua-penatua dan saudara-saudara serta juga hamba-hamba 

Tuhan, anggota jemaat Kristen biasa, untuk membahas 

perkara ini, dengan memberi nasihat kepada mereka se-

perti yang biasa mereka lakukan dengan perkara-perkara 

lainnya. Walaupun tidak ada orang lain lebih memenuhi 

syarat dari pada mereka dalam hal memiliki kuasa dan we-

wenang dalam pengaturan jemaat, atau memiliki tugas 

pengutusan seperti mereka, namun keputusan mereka 

tidaklah menyatakan seperti ini,  Kami, rasul-rasul, wakil-

wakil Kristus di bumi ini, dan gembala dari semua gembala-

gembala jemaat, dan satu-satunya hakim dalam semua 

urusan iman.” Sebaliknya, di sini mereka menyatakan bah-

wa rasul-rasul, penatua-penatua, dan saudara-saudara, se-

muanya sepakat dalam keputusan-keputusan dan perintah 

mereka. Dalam hal ini mereka ingat akan perintah yang di-

berikan oleh Guru mereka (Mat. 23:8):namun  kamu, jangan-

lah kamu disebut Rabi, sebab  hanya satu Rabimu dan 

kamu semua yaitu  saudara.  

(2) Hal yang membuktikan rasa hormat mereka kepada jemaat-

jemaat yang akan menerima surat itu. Mereka menyampai-

kan salam kepada mereka, mengharapkan mereka ada da-

lam keadaan sehat, bahagia, dan sukacita, serta menyebut 

mereka sebagai saudara-saudara yang berasal dari bangsa-

bangsa lain. Itu berarti mereka mengakui penerimaan 

bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat, dan mengulurkan 

tangan persekutuan dengan mereka:  Meskipun kamu ber-

asal dari bangsa-bangsa lain, kamu yaitu  saudara-sauda-

ra kami. sebab  kita semua dipertemukan di dalam Kris-

tus, yang sulung di antara banyak saudara, di dalam Tuhan , 

Bapa kita bersama.” Nah, kalau sekarang orang-orang 

bukan-Yahudi itu turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-

anggota tubuh yang sama, mereka harus dapat diterima 

dan didukung, serta disebut sebagai saudara-saudara.  

Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35 

 

 651 

2. Di sini kita membaca perihal teguran keras yang pantas di-

sampaikan kepada pengajar-pengajar Yahudi yang telah men-

desak bangsa-bangsa lain mengikuti adat istiadat dan tata 

cara agama Yahudi (ay. 24):  Kami telah mendengar, bahwa 

ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pe-

san dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hati-

mu dengan ajaran mereka, dan kami sangat merasa prihatin 

mendengar hal itu. Nah, dengan surat ini biarlah mereka tahu 

bahwa mereka yang mengajarkan pengajaran ini yaitu  peng-

ajar-pengajar palsu, sebab mereka telah memalsukan perintah 

dan mengajarkan ajaran palsu.” 

(1) Mereka telah membuat kesalahan besar terhadap rasul-ra-

sul dan hamba-hamba Tuhan di Yerusalem, dengan meng-

aku-ngaku telah menerima perintah dari para rasul itu 

untuk memberlakukan hukum Taurat kepada bangsa-

bangsa lain, padahal tidak ada alasan sama sekali bagi me-

reka untuk mengaku-ngaku demikian.  Mereka memang 

beberapa orang di antara kami. Mereka memang berasal 

dari jemaat kami, dan  saat  mereka ingin bepergian, kami 

bisa memberi  sekadar sepucuk surat keterangan bagi 

mereka. Namun, untuk membebankan hukum Musa ke 

atas saudara-saudara yang berasal dari bangsa lain, kami 

sama sekali tidak pernah memberi  perintah semacam itu 

kepada mereka. Sama sekali tidak pernah terpikir bagi 

kami mengenai hal semacam itu, maupun memberi  se-

dikit kesempatan kepada mereka untuk menggunakan 

nama kami dalam upaya itu.” Bukanlah hal baru bagi para 

pemimpin rohani untuk diminta mempertahankan penga-

jaran-pengajaran dan pelaksanaannya yang belum diperin-

tahkan atau belum dianjurkan oleh para rasul. 

(2) Mereka melakukan kesalahan besar kepada bangsa-bangsa 

lain yang bertobat dengan berkata, Kamu harus disunat 

dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.  

[1] Kata-kata itu membingungkan bangsa-bangsa lain:  Me-

reka telah mengacaukan kamu dengan ajaran mereka, 

mendatangkan gangguan dan kegelisahan kepadamu. 

Kamu dapat mengandalkan mereka yang berkata ke-

padamu, Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan 


 652

engkau akan selamat. Dan sekarang kamu dikejutkan 

oleh orang-orang yang berkata kepadamu, Jika kamu ti-

dak menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, 

kamu tidak dapat diselamatkan, Oleh perkataan ini 

kamu terjerat dalam perangkap. Kamu dikacaukan de-

ngan kata-kata, dengan kata-kata, bukan sesuatu yang 

lain. Hanya kata-kata, bunyi, namun tidak ada isinya.” 

Betapa jemaat telah dikacaukan oleh kata-kata yang di-

ucapkan oleh orang-orang angkuh yang hanya suka 

mendengarkan mereka sendiri berbicara!  

[2] Ajaran itu membahayakan jiwa orang-orang dari bangsa 

lain itu. Jiwa mereka hancur lebur, keadaan mereka 

menjadi kacau, dan semua yang telah dibangun men-

jadi runtuh. Pencarian mereka akan iman Kekristenan 

yang murni terganggu, dan orang-orang Yahudi itu te-

rus-menerus mengganggu mereka dengan mengisi be-

nak mereka dengan perlunya penyunatan dan hukum 

Musa yang tidak ada gunanya untuk keselamatan. 

3. Di sini kita membaca perihal kesaksian yang penuh rasa hor-

mat yang diberikan mengenai para pembawa surat keputusan 

itu. 

(1) Mengenai Paulus dan Barnabas, yang ditentang dan dike-

cam dengan keras oleh guru-guru Yahudi bahwa mereka 

hanya bekerja setengah-setengah, sebab  mereka hanya 

membawa bangsa-bangsa lain beralih kepada Kekristenan 

saja, dan tidak kepada agama Yahudi juga. Biarlah mereka 

sendiri mengatakan apa yang ingin mereka katakan menge-

nai orang-orang ini,namun  

[1]  Mereka yaitu  orang-orang yang kami kasihi. Mereka 

yaitu  Barnabas dan Paulus yang kami kasihi. Orang-

orang yang kami hormati, kami sayangi, kami peduli-

kan.” Sangat baik jika kadang-kadang orang-orang pen-

ting menyatakan rasa hormat mereka tidak saja terhadap 

kebenaran Kristus yang dipandang rendah,namun  juga 

untuk pemberita-pemberita firman dan para pembela 

kebenaran itu, untuk membesarkan hati mereka dan 

melemahkan tangan-tangan para penentang mereka.  

Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35 

 

 653 

[2]  Mereka telah membuktikan diri berhasil dalam pela-

yanan Kristus, sehingga layak mendapat penghormatan 

dari semua jemaat. Mereka yaitu  orang-orang yang 

telah mempertaruhkan nyawanya sebab  nama Tuhan 

kita Yesus Kristus (ay. 26). Dan oleh sebab  itu mereka 

layak menerima penghormatan dua kali lipat, dan tidak 

boleh dicurigai sebagai orang-orang yang mencari keun-

tungan duniawi bagi diri sendiri. Sebab mereka telah 

menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus, telah 

melibatkan diri dalam segala pelayanan yang paling ber-

bahaya, sebagai prajurit-prajurit Kristus yang baik, dan 

tidak di dalam pelayanan-pelayanan yang melelahkan 

saja.” Tidak mungkin kalau orang-orang percaya yang 

begitu setia akan menjadi pemberita-pemberita firman 

yang tidak setia. Orang-orang yang telah menganjurkan 

penyunatan itu melakukan hal demikan untuk meng-

hindari penganiayaan (Gal. 6:12-13). sedang  orang-

orang yang menentang penyunatan itu sadar bahwa 

dengan perlawanan itu mereka sendiri terancam akan 

dianiaya. Jadi siapa dari antara mereka yang benar?  

(2) Mengenai Yudas dan Silas:  Mereka yaitu  orang-orang 

yang terpilih (ay. 25). Mereka yaitu  orang-orang yang telah 

mendengar semua pembicaraan kami, dan sangat menge-

tahui persoalan itu, dan akan menyampaikan pesan yang 

tertulis ini juga kepada kamu” (ay. 27). Sangat baik jika kita 

memiliki firman yang berguna itu dalam bentuk tertulis 

dan lisan, sehingga kita dapat memperoleh manfaat dengan 

membaca dan mendengarkannya. Para rasul menyerahkan 

surat-surat itu kepada para utusan untuk menjelaskan 

lebih lanjut penilaian dan alasan-alasan mereka, dan se-

lanjutnya para utusan itu akan merujuk kepada surat-

surat para rasul itu untuk menunjukkan kepastian dari ke-

putusan itu.  

4. Berikut yaitu  pengarahan yang diberikan mengenai apa saja 

yang diminta dari bangsa-bangsa lain yang telah bertobat dan 

percaya. Kita amati di situ,   


 654

(1) Isi keputusan yang dibuat sesuai dengan nasihat Yakobus 

untuk mencegah timbulnya rasa marah dalam hati orang-

orang Yahudi, 

[1] Mereka sama sekali tidak boleh makan segala sesuatu 

yang mereka tahu telah dipersembahkan kepada ber-

hala. Mereka harus memandang makanan itu sebagai 

najis sebab  telah dipersembahkan kepada berhala, wa-

laupun makanan itu sebenarnya baik adanya. Di kemu-

dian hari sebagian dari larangan ini dicabut, sebab ke-

mudian mereka boleh makan segala sesuatu yang dijual 

di pasar daging, atau makan apa saja yang dihidangkan 

oleh teman-teman mereka, walaupun makanan itu telah 

dipersembahkan kepada berhala. Kecuali jika  ada 

bahaya dapat menimbulkan masalah dalam hati nurani 

orang Kristen yang masih lemah yang akan berprasang-

ka buruk mengenai hidup Kekristenan kita, atau dalam 

hati nurani orang kafir yang belum mengenal Tuhan  yang 

akan menyangka bahwa berhala mereka itu memang 

baik. Dalam hal ini lebih baik menjauhkan diri, (1Kor. 

10:25 dst.). Bagi kita hal ini yaitu  masalah yang sudah 

kuno.  

[2] Bahwa mereka tidak boleh makan darah atau memi-

numnya. Mereka harus menjauhkan segala sesuatu 

yang tampak kejam dan biadab di dalam upacara yang 

sudah begitu lama ada.  

[3] Bahwa mereka tidak boleh makan daging binatang yang 

mati dicekik, atau binatang yang mati sendiri, atau yang 

darahnya tidak mengalir keluar.  

[4] Mereka harus mencela dengan keras orang-orang yang 

melakukan dosa percabulan, atau melakukan pernikahan 

dalam batas-batas yang dilarang oleh hukum Musa. 

Banyak orang menduga bahwa hal inilah yang terutama 

ditekankan dalam surat keputusan ini (lihat 1Kor. 5:1). 

Dr. Hammond (seorang theolog abad ketujuh belas dari 

Inggris – pen.) menyatakan masalah ini  sebagai 

berikut: Guru-guru agama Yahudi itu mengharuskan 

bangsa-bangsa lain yang telah bertobat supaya tunduk 

kepada semua ketentuan yang mereka sebut sebagai 

ketentuan bagi penganut-penganut agama Yahudi yang 

Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35 

 

 655 

benar, yaitu harus disunat dan diwajibkan untuk me-

nuruti seluruh hukum Musa. Namun para rasul meminta 

mereka cukup mengikuti ketentuan bagi penganut-

penganut agama Yahudi Pintu Gerbang, yang hanya 

perlu menaati tujuh titah anak-anak Nuh. Itulah yang 

menurut Dr. Hammond yang dirujuk di sini. Namun 

satu-satunya alasan bagi keputusan ini sebenarnya 

yaitu  untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi 

berhaluan keras yang baru memeluk iman Kristen. Se-

gera setelah alasan bagi keputusan ini tidak ada lagi, 

kecuali dalam masalah percabulan, orang Kristen diper-

bolehkan makan semua makanan. Paling lambat ke-

wajiban ini berhenti sesudah penghancuran Yerusalem 

terjadi.  Khususnya hal-hal inilah yang dapat menda-

tangkan rasa marah bagi orang-orang Yahudi. Oleh ka-

rena itu, janganlah menentang mereka sekarang ini. Ti-

dak lama lagi orang-orang Yahudi akan bergabung juga 

dengan bangsa-bangsa lain, dan saat itu bahaya itu 

akan berlalu.” 

(2) Cara keputusan ini ditulis. 

[1] Supaya keputusan yang ditulis diterima dengan rasa 

hormat dan pantas, para rasul mengaitkan diri mereka 

dengan kekuasaan tertentu: Sebab yaitu  keputusan 

Roh Kudus dan keputusan kami, artinya, di bawah pim-

pinan Roh Kudus dan oleh petunjuk-Nya, kami melaku-

kan hal ini. Bukan saja para rasul, melainkan orang-

orang lain juga dilengkapi dengan karunia rohani yang 

luar biasa, dan dapat lebih mengenal pikiran Tuhan  di-

bandingkan dengan siapa pun yang berpura-pura masih 

memiliki karunia itu  saat  karunia itu sudah dihenti-

kan. Kesempurnaan rasul-rasul itu mendatangkan kuasa 

yang tidak terbantahkan terhadap keputusan-keputus-

an mereka. Mereka juga tidak akan memerintahkan se-

suatu sebab  itu tampak baik bagi mereka, namun kare-

na sejak semula itu tampak baik bagi Roh Kudus. Atau 

keputusan itu dibuat dengan merujuk kepada sesuatu 

yang sebelumnya telah diputuskan oleh Roh Kudus me-

ngenai persoalan ini.  saat  Roh Kudus turun ke atas 


 656

para rasul, Ia melengkapi mereka dengan karunia lidah, 

supaya mereka dapat memberitakan Injil kepada bang-

sa-bangsa lain, yang merupakan petunjuk jelas menge-

nai maksud Tuhan  untuk membawa bangsa-bangsa lain 

itu masuk ke dalam jemaat.  saat  Roh Kudus turun ke 

atas Kornelius dan sahabat-sahabatnya sementara 

Petrus sedang berkhotbah, jelaslah bahwa Kristus me-

rancang untuk membongkar tapal batas orang Yahudi, 

yang di antaranya termasuk khayalan mereka bahwa 

Roh Kudus pun terkurung hanya dalam tapal batas me-

reka itu.  

[2] Mereka menyatakan diri dengan penuh kelemahlembut-

an dan perhatian seperti seorang ayah.  

Pertama, Mereka takut membebani orang-orang bang-

sa-bangsa lain itu. Supaya kepada kamu jangan ditang-

gungkan lebih banyak beban. Jauh dari pikiran mereka 

untuk dengan senang hati memberi  tanggungan le-

bih ke atas bangsa-bangsa lain itu, sehingga mereka 

tidak berani membebani lebih banyak lagi demi membe-

sarkan hati orang-orang yang masih berada pada tahap 

awal iman itu. 

Kedua, Kepada orang-orang itu ditanggungkan be-

ban yang perlu saja.  Menjauhi percabulan perlu dilaku-

kan oleh semua orang Kristen di sepanjang waktu. Te-

tapi, menjauhi binatang yang mati tercekik, minum 

darah, dan tidak makan makanan berhala, diperlukan 

saat ini, untuk menjaga saling pengertian yang baik an-

tara kamu dan orang-orang Yahudi, dan untuk men-

cegah timbulnya rasa marah orang Yahudi.” Dan selama 

ketentuan itu masih diperlukan untuk mencapai tujuan 

itu, dan kemudian tidak diperlukan lagi, maka dihenti-

kan. Perhatikanlah, pemimpin-pemimpin jemaat harus 

membebankan hal-hal yang perlu saja, hanya hal-hal 

yang telah ditetapkan Kristus sebagai kewajiban kita, 

yang dapat mendatangkan kemajuan bagi jemaat, dan 

seperti di sini untuk menyatukan umat Kristen yang 

baik. Jika para pemimpin itu membebankan hal-hal ha-

nya demi menunjukkan kekuasaan mereka dan menguji 

ketaatan umat, sebenarnya mereka lupa bahwa mereka 

Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35 

 

 657 

tidak berwenang menciptakan hukum yang baru. Me-

reka hanya boleh memastikan apakah hukum-hukum 

Kristus telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, serta 

memperkuat pelaksanaan hukum-hukum itu.  

Ketiga, Mereka memperkuat keputusan mereka de-

ngan memberi  pujian bagi orang-orang yang akan 

menaatinya, dan bukannya mengutuk orang-orang yang 

akan melanggarnya. Mereka tidak mengakhiri surat itu 

dengan,  Jikalau kamu tidak memelihara diri dari hal-

hal ini, terkutuklah kamu, kamu akan dikeluarkan dari 

jemaat dan dikutuk,” sesuai dengan gaya pascakonsili. 

Sebaliknya mereka menulis,  Jikalau kamu memelihara 

diri dari hal-hal ini, tanpa kami meragukan hal itu, te-

tapi kamu akan melakukannya, kamu akan berbuat 

baik. Hal itu akan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan , 

membawa kemajuan bagi Injil, menguatkan saudara-

saudara yang lain, serta demi nama baik dan penghi-

buranmu sendiri.” Itulah kemanisan, kasih, dan suasa-

na hati yang baik, yang seharusnya demikian bagi peng-

ikut-pengikut Dia, yang  saat  mengajak kita untuk 

memikul kuk-Nya yang dipasang ke atas kita, memberi 

jaminan kepada kita bahwa kita akan mendapati Dia 

sebagai orang yang lemah lembut dan rendah hati. Per-

bedaan gaya dari rasul-rasul yang sejati dan rasul-rasul 

palsu sudah sangat jelas. Mereka yang membebankan 

hukum Musa dengan sangat tegas dan angkuh berkata, 

Jikalau kamu tidak menurutinya, kamu tidak dapat dise-

lamatkan (ay. 1), kamu akan dikucilkan ipso facto – 

dengan segera, dan diserahkan kepada Iblis. Rasul-rasul 

Kristus yang hanya menanggungkan hal-hal yang perlu 

saja, merupakan orang-orang yang lemah lembut dan 

ramah:  Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, 

kamu berbuat baik, dan menjadi seperti itulah kamu. Se-

kianlah, selamat. Dengan segenap hati kami mengharap-

kan yang baik untuk kehormatan dan kedamaianmu.” 

        

III. Penyampaian surat-surat itu, dan bagaimana para pembawa surat 

itu mengatur sendiri penyampaiannya. 


 658

1. Setelah mereka berpamitan, untuk mengucapkan selamat ting-

gal kepada para rasul (sangat mungkin mereka berpisah de-

ngan diiringi doa serta berkat yang khidmat di dalam nama 

Tuhan, dan dengan berbagai petunjuk serta dorongan dalam 

pelayanan mereka). Kemudian berangkatlah mereka ke Anthio-

kia. Mereka tidak tinggal lebih lama lagi di Yerusalem begitu 

urusan mereka selesai. Kemudian mereka kembali dan mung-

kin dalam perjalanan pulang inilah mereka bertemu dengan 

orang-orang yang telah mengantar mereka pada permulaan 

perjalanan mereka. sebab  orang-orang yang sudah menderita 

dalam melayani orang banyak patut memperoleh dukungan 

dan dibesarkan hatinya.  

2. Begitu mereka tiba di Antiokhia, mereka memanggil seluruh 

jemaat, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka (ay. 30-31). 

Dengan demikian, jemaat itu bisa mengetahui apa saja yang 

tidak boleh mereka lakukan dan dapat menaati perintah-perin-

tah ini, yang tentunya tidak sulit bagi mereka untuk melalu-

kannya. Sebab sebelum mereka bertobat dan percaya kepada 

Kristus, mereka yaitu  penganut-penganut agama Yahudi 

Pintu Gerbang, yang sudah biasa menundukkan diri kepada 

larangan-larangan ini. Namun ini belum semuanya. Ini supaya 

mereka juga tahu bahwa kepada mereka tidak ditanggungkan 

lebih banyak beban dari pada hal-hal yang dilarang itu. Jadi, 

tidaklah berdosa untuk memakan daging babi, tidaklah najis 

untuk menyentuh kuburan atau mayat.  

3. Orang-orang itu merasa sangat senang dengan surat keputus-

an yang datang dari Yerusalem itu (ay. 31): Jemaat bersukacita 

sebab  isinya yang menghiburkan. Orang banyak itu merasa 

terhibur, 

(1) Bahwa mereka dipastikan untuk bebas dari kuk hukum 

Musa, dan tidak dibebankan dengan beban itu lagi, seperti 

yang dipaksakan oleh guru-guru Yahudi yang sombong itu. 

Suatu penghiburan bagi mereka  saat  mendengar bahwa 

ketentuan-ketentuan ibadah simbolis yang bersifat jas-

maniah itu tidak lagi ditanggungkan atas mereka. Keten-

tuan itu telah membingungkan hati nurani mereka, dan 

tidak dapat menyucikan atau mendamaikan hati.  

(2) Bahwa dengan surat itu orang-orang yang telah mengacau-

kan pikiran mereka dengan upaya penyunatan paksa ter-

Kitab Kisah Para Rasul 15:22-35 

 

 659 

hadap mereka, sekarang tidak dapat berbicara lagi dan 

menjadi bingung. Kecurangan mereka yang mengaku men-

dapat kuasa dari rasul-rasul sekarang telah terungkap.  

(3) Bahwa dengan surat itu bangsa-bangsa lain didorong un-

tuk menerima Injil dan mereka yang telah menerima akan 

menaatinya.  

(4) Bahwa dengan surat itu kedamaian di dalam jemaat dipu-

lihkan dan sirnalah ancaman perpecahan yang membayang 

atas jemaat itu. Semua ini menghiburkan, yang membuat 

mereka bersukacita dan memuji Tuhan  untuk itu.  

4. Orang-orang itu meminta para pelayan pendatang itu masing-

masing memberi  satu khotbah dan bahkan lebih banyak 

lagi (ay. 32). Yudas dan Silas, yang yaitu  juga nabi, yang di-

penuhi dengan Roh Kudus, dan yang sekarang diminta me-

layani, juga dipercaya oleh para rasul untuk menyampaikan 

sesuatu yang berkaitan dengan persoalan ini secara lisan. Me-

reka menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati 

mereka. Bahkan anggota jemaat yang selama ini selalu mende-

ngar pemberitaan Paulus dan Barnabas, juga merasa senang 

dengan bantuan dari Yudas dan Silas. Keragaman karunia pe-

layanan sangat berguna bagi jemaat. Amatilah apa saja pela-

yanan para hamba Tuhan  yang ada di dalam Kristus,  

(1) Untuk meyakinkan jemaat dengan menuntun mereka meli-

hat lebih banyak alasan lagi untuk iman mereka di dalam 

Kristus dan ketaatan mereka kepada-Nya. Untuk menegas-

kan pilihan mereka terhadap Kristus dan ketetapan hati 

mereka untuk Kristus.  

(2) Untuk menasihati mereka supaya tetap teguh, dan tekun 

dalam memenuhi kewajiban-kewajiban khusus yang dike-

hendaki dari mereka. Untuk menggairahkan mereka kepa-

da hal-hal yang baik dan mengarahkan mereka di dalam 

perkara baik itu. Mereka menghibur saudara-saudara itu 

(demikianlah kita bisa memahaminya), dan ini bisa mem-

bantu meneguhkan hati mereka. Sebab sukacita sebab  

Tuhan itulah kekuatan kita. Mereka menasihati jemaat de-

ngan banyak perkataan. Mereka menggunakan banyak 

ungkapan yang beragam. Satu kata memengaruhi kata 

lain, kemudian yang lain dan yang lain lagi. Itulah sebabnya 


 660

walaupun yang hendak mereka katakan itu sebenarnya 

bisa dirangkum dalam sedikit kata-kata saja, namun demi 

mendidik jemaat, mereka menggunakan banyak perkataan, 

dia logou pollou – dengan banyak berbicara, banyak alasan; 

harus ini harus itu.  

5. Perpisahan dengan para pelayan dari Yerusalem (ay. 33). Dan 

sesudah mereka selama beberapa waktu ada di antara jemaat 

(begitulah seharusnya dibaca), poiēsantes chronon – beberapa 

waktu tinggal di situ, menggunakan waktu untuk maksud yang 

baik, tidak untuk membuang-buang waktu, namun meman-

faatkan sepenuhnya, saudara-saudara di Antiokhia melepas 

mereka dalam damai untuk kembali kepada para rasul di Ye-

rusalem dengan semua ungkapan kebaikan dan rasa hormat 

sebisa-bisanya. Jemaat berterima kasih untuk kedatangan dan 

jerih payah mereka, serta untuk pelayanan baik yang telah 

mereka lakukan, mengharapkan mereka tetap dalam keadaan 

sehat dan selamat dalam perjalanan pulang, serta menyerah-

kan mereka kepada pemeliharaan damai Tuhan .  

6. Namun, Silas tetap tinggal bersama Paulus dan Barnabas di 

Antiokhia.  

(1)  saat  semua sudah selesai, Silas tidak mau kembali ber-

sama Yudas ke Yerusalem,namun  membiarkan dia pulang 

sendiri, dan lebih memilih untuk tetap tinggal di Antiokhia 

(ay. 34). Kita tidak memiliki alasan sama sekali untuk me-

nyalahkan dia dengan keputusannya ini, walaupun kita 

tidak tahu apa alasan yang membuat ia mengambil kepu-

tusan itu. Saya cenderung berpikir bahwa ia memandang 

jemaat di Antiokhia itu lebih besar dan lebih hidup diban-

dingkan dengan jemaat di Yerusalem. Inilah yang menggo-

danya untuk tetap tinggal di sana, dan kemudian ia memu-

tuskan. Begitu juga Yudas, yang walaupun melihat semua 

itu, ia memutuskan untuk kembali ke tempat pelayanan-

nya di Yerusalem.  

(2) Walaupun pelayanan utama Paulus dan Barnabas ada di 

antara bangsa-bangsa lain,namun  mereka memilih untuk 

tetap tinggal selama beberapa waktu dengan orang-orang di 

Antiokhia. Mereka merasa senang dengan pergaulan ber-

sama para pelayan Tuhan dan anggota-anggota jemaat di

Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41 

 

 661 

 sana, yang dari berbagai ayat tampaknya sangat meng-

undang. Mereka tetap tinggal di sana, tidak untuk berse-

nang-senang,namun  mengajar dan memberitakan firman 

Tuhan. Antiokhia merupakan ibu kota negeri Siria, jadi 

mungkin ada banyak bangsa-bangsa lain yang pergi ke 

sana dari berbagai penjuru dengan satu alasan atau lain-

nya, sama seperti orang-orang Yahudi yang datang dan 

pergi ke Yerusalem. Jadi pemberitaan firman di sana benar-

benar diberitakan kepada banyak bangsa. Sebab, mereka 

memberitakan firman itu kepada orang-orang yang akan 

menceritakan kembali apa yang mereka dengar kepada ba-

nyak bangsa lain. Jadi sebenarnya orang-orang itu mem-

persiapkan diri bagi kedatangan rasul itu secara pribadi 

untuk memberitakan firman kepada mereka. Dengan demi-

kian para rasul itu sama sekali tidak menganggur di Antio-

khia, namun mereka mengerjakan maksud utama mereka.  

(3) Ada banyak orang lain di sana yang juga bekerja di bidang 

yang sama. Banyaknya pekerja di dalam kebun anggur 

Kristus tidak membuat kita beristirahat. Walaupun ada ba-

nyak yang melayani firman dan pengajaran, namun selalu 

ada kesempatan bagi kita. Semangat dan kegunaan orang 

lain harus dapat menggairahkan kita dan jangan malah 

membuat kita tertidur.   

Perselisihan antara Paulus dan Barnabas  

(15:36-41) 

36namun  beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: 

 Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana 

kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan 

mereka.” 37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; 38 

tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang 

yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja ber-

sama-sama dengan mereka. 39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, 

sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya 

berlayar ke Siprus. 40namun  Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan 

oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan 41 berangkatlah ia 

mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ. 

Kita telah menyaksikan perselisihan tidak menyenangkan terjadi di 

antara para saudara seiman, yang umum terjadi, dan dapat diselesai-

kan dengan baik. Namun, di sini kita membaca perihal perselisihan 

pribadi yang terjadi di antara dua pelayan Tuhan. Tidak kurang dari 


 662

Paulus dan Barnabas sendiri yang berselisih. Memang tidak tercapai 

kata sepakat di antara mereka, namun perselisihan itu berakhir 

dengan baik.  

I. Berikut yaitu  usulan baik yang disampaikan Paulus kepada Bar-

nabas untuk pergi dan meninjau kembali hasil pelayanan mereka 

di antara bangsa-bangsa lain dan memperbaruinya. Ia mengusul-

kan untuk melakukan perjalanan keliling di antara jemaat-jemaat 

yang telah mereka dirikan serta melihat kemajuan apa yang telah 

dilakukan Injil di antara mereka. Sekarang Antiokhia merupakan 

pelabuhan yang aman dan tenang bagi mereka. Di sana mereka 

tidak memiliki  musuh dan sudah tidak ada lagi kejadian yang 

tidak menyenangkan. Namun Paulus ingat bahwa keberadaan 

mereka di sana hanyalah untuk menyehatkan dan menyegarkan 

diri mereka kembali. Itulah sebabnya sekarang ia mempertim-

bangkan untuk kembali berlayar. Setelah mengalami musim 

dingin yang cukup panjang, sekarang ia ingin kembali ke medan 

perang dan merencanakan serangan lainnya, melanjutkan perang 

sucinya dengan penuh semangat melawan kerajaan Iblis. Paulus 

ingat bahwa pelayanan yang ditanggungkan kepadanya jauh dari 

antara bangsa-bangsa lain. Itulah sebabnya di sini ia mempertim-

bangkan perjalanan kedua bagi mereka berdua untuk melakukan 

pelayanan yang sama, walaupun ia tahu bahwa ia akan meng-

hadapi kesulitan yang sama. Dan ia melaksanakannya dalam be-

berapa waktu kemudian, sebab semangatnya yang kuat tidak 

dapat menahannya lebih lama lagi dari pekerjaan pelayanannya. 

Tidak, bahkan semangatnya yang tegas dan berani tidak dapat 

menahannya untuk terlampau lama menjauhi bahaya. Amatilah, 

1. Kepada siapa Paulus menyampaikan usulan ini – kepada Bar-

nabas, sahabat lamanya dan teman sekerjanya. Ia meminta 

Barnabas untuk menyertai dan menolongnya dalam pelayanan 

ini. Kita saling membutuhkan satu sama lain, dan dalam ba-

nyak hal dapat saling melayani. Itulah sebabnya kita harus 

selalu siap untuk memberi dan menerima bantuan. Berdua le-

bih baik dibandingkan  seorang diri. Setiap prajurit memiliki teman 

seperjuangan masing-masing.  

2. Kepada siapa kunjungan ini direncanakan.  Janganlah kita 

memulai suatu pelayanan baru saat ini, atau jangan mengolah 

tanah baru. Marilah kita melihat-lihat ladang yang telah kita 

Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41 

 

 663 

tanami. Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat 

apakah pohon anggur sudah berkuncup (Kid. 7:12). Baiklah 

kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di 

mana kita memberitakan firman Tuhan.” Amatilah, ia menyebut 

semua orang Kristen sebagai saudara, bukan hanya para pe-

layan Tuhan saja, sebab Bukankah kita sama-sama mempu-

nyai satu Bapa? Ia menaruh peduli pada mereka yang ada di 

setiap kota, bahkan di tempat-tempat yang jumlah orang per-

cayanya paling sedikit dan paling miskin, serta paling terania-

ya dan paling tidak disukai. Jadi marilah kita pergi mengun-

jungi mereka. Di mana pun kita telah memberitakan firman 

Tuhan, marilah kita pergi ke sana untuk menyiram benih yang 

telah ditanam. Perhatikanlah, orang-orang yang telah membe-

ritakan Injil harus kembali mengunjungi mereka yang telah 

mendengar Injil yang pernah mereka beritakan. Sama seperti 

kita harus menjaga doa-doa kita dan mendengarkan apa ja-

waban yang diberikan Tuhan  atas doa-doa itu, begitu jugalah 

kita harus menjaga pemberitaan firman kita, dan melihat se-

jauh mana keberhasilan yang dicapai. Para pelayan Tuhan 

yang setia punya perhatian khusus kepada orang-orang yang 

pernah mendengarkan pemberitaan Injil mereka, supaya usa-

ha mereka tidak menjadi sia-sia (lihat 1Tes. 3:5-6).  

3. Apa tujuan kunjungan ini:  Marilah kita melihat bagaimana ke-

adaan mereka,” pōs echousi – bagaimana dengan mereka. Ia 

tidak merancang sebuah kunjungan basa-basi, ia juga tidak 

ingin melakukan perjalanan dengan sekadar mengucapkan ka-

limat hampa apa kabar? Tidak, ia ingin mengunjungi mereka 

supaya ia sendiri dapat mengetahui perkara mereka, dan ke-

mudian meneruskan sejumlah karunia rohani yang cocok 

dengan perkara itu. Seperti seorang dokter mengunjungi pa-

siennya yang sedang dalam masa penyembuhan dan pemulih-

an, supaya ia dapat memberi  resep yang tepat untuk me-

nyempurnakan penyembuhannya, serta mencegah penyakit itu

kambuh kembali. Marilah kita melihat bagaimana keadaan 

mereka, yaitu,  

(1) Bagaimana semangat mereka, bagaimana keteguhan hati 

mereka, dan bagaimana mereka berperilaku. Mungkin ke-

dua orang itu sudah sering mendengar tentang mereka, 

 Tetapi baiklah kita pergi dan melihat mereka. Marilah kita 


 664

pergi dan melihat apakah mereka masih memegang teguh 

apa yang pernah kita beritakan kepada mereka, dan apa-

kah mereka menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Supaya kita dapat berusaha mengembalikan mereka jika 

ternyata mereka tersesat, untuk meyakinkan mereka jika 

ternyata mereka bimbang, dan menghibur mereka jika ter-

nyata mereka tetap teguh.” 

(2) Bagaimana keadan mereka, apakah jemaat itu tenang dan 

memiliki kebebasan, apakah mereka tidak berada dalam 

kesulitan atau penderitaan. Supaya kita dapat bersukacita 

bersama mereka jika mereka bersukacita, dan memper-

ingatkan mereka supaya berhati-hati, dan dapat menangis 

bersama mereka jika mereka menangis, dan menghibur 

mereka yang harus memikul salib, dan supaya dapat men-

doakan mereka dengan lebih baik.   

II. Perselisihan antara Paulus dan Barnabas mengenai seorang pem-

bantu yang akan diajak serta. Akan sangat menyenangkan jika 

ada seorang pemuda ikut bersama mereka, untuk menemani dan 

melayani mereka. Selain itu, ia dapat menjadi saksi atas ajaran, 

cara hidup dan kesabaran mereka, supaya pantas dan dapat di-

latih untuk pelayanan selanjutnya dengan sekali-sekali menugas-

kannya dalam pelayanan yang ada. Nah, sekarang, 

1. Barnabas menghendaki kemenakannya, Yohanes, yang juga 

disebut Markus, dibawa bersama mereka (ay. 37). Ia memu-

tuskan untuk membawa dia, sebab  dia yaitu  sanak keluar-

ganya, dan tampaknya dibesarkan olehnya. Ia sangat mengasi-

hinya dan sangat memperhatikan kesejahteraannya. Kita harus 

memeriksa diri dari pertimbangan yang berat sebelah dan 

menjaga diri dari sikap lebih menyukai sanak saudara kita.  

2. Paulus menentang rencana itu (ay. 38), ia menganggap tidak 

baik membawa serta Yohanes Markus bersama mereka, ouk 

ēxiou – ia memandang dia tidak layak mendapat kehormatan 

itu, juga tidak cocok ikut dalam pelayanan. Sebab, menurut 

Paulus, Yohanes dulunya pergi meninggalkan mereka dari 

Pamfilia, secara diam-diam tampaknya, tanpa sepegetahuan 

atau izin mereka (13:13), dan tidak mau turut bekerja bersama-

sama dengan mereka. Mungkin sebab  ia malas dan tidak mau 

mengalami kesulitan yang harus dihadapi, atau secara penge-

Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41 

 

 665 

cut tidak mau menempuh bahaya. Ia kehilangan semangatnya 

tepat  saat  mereka sudah siap terlibat dalam pertempuran. 

Ada kemungkinan bahwa ia sekarang telah berjanji dengan 

sungguh-sungguh untuk tidak berbuat seperti itu lagi. Namun 

Paulus berpendapat bahwa tidak pantas ia harus dihormati 

lagi sedemikian rupa sebab  ia telah mencemari nama baiknya 

sendiri, dan juga tidak pantas dipekerjakan lagi sebab  sudah 

mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya. Seti-

daknya sampai orang itu diuji lebih lama lagi. Jika orang me-

nipuku satu kali, itu yaitu  salahnya,namun  jika dua kali, itu 

salahku sendiri, sebab  telah mempercayainya. Salomo ber-

kata, Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan 

yaitu  seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah, yang sulit 

untuk digunakan kembali (Ams. 25:19).  

III. Akibat perselisihan itu. Perselisihan itu meningkat sedemikian 

rupa sampai membuat mereka harus berpisah sebab nya. Perti-

kaian itu, ledakan emosi itu (begitulah tepatnya kata yang diguna-

kan), amarah yang menghantam kedua orang itu begitu tajam, 

sehingga mereka berpisah satu sama lain. Barnabas bersikeras 

bahwa ia tidak akan pergi bersama Paulus jika mereka tidak 

membawa serta Yohanes Markus. Paulus juga berketetapan hati 

bahwa ia tidak akan pergi jika Yohanes pergi bersama mereka. 

Tidak ada yang mau mengalah, sebab  itu tidak ada jalan keluar 

lagi selain mereka harus berpisah. Nah, inilah kejadian yang se-

benarnya sangat hina dan yang hanya menimbulkan penyesalan, 

namun sarat dengan pengajaran. sebab  di sini kita melihat,  

1. Bahwa orang yang terbaik pun hanyalah manusia biasa saja, 

yang tunduk pada segala nafsu sama seperti kita, seperti yang 

diakui oleh kedua orang ini sebelumnya mengenai diri mereka 

(14:15). Dan, sekarang tampaknya hal itu benar. Saya meragu-

kan ada kesalahan di kedua belah pihak (yang biasa terjadi di 

dalam sebuah pertengkaran). Mungkin Paulus bersikap ter-

lampau keras terhadap pemuda itu, dan tidak sanggup mem-

peringan kesalahannya, dan tidak mempertimbangkan ibu 

pemuda itu yang yaitu  seorang perempuan yang banyak 

jasanya bagi jemaat di Yerusalem (12:12), atau tidak mau 

memperhitungkan bagaimana perasaan sayang Barnabas ter-

hadap pemuda itu.namun , jika dilihat dari sudut kepentingan 


 666

kerajaan Kristus, sebenarnya kesalahan itu terletak di pihak 

Barnabas bahwa ia mengusulkan hal ini untuk dipertimbang-

kan, dan bagaimana ia terlampau memperturutkan kehendak 

hatinya. Kedua orang itu pasti bersalah sebab  sama-sama 

menjadi panas hati sehingga membuat pertikaian itu merun-

cing (dikhawatirkan mereka saling melontarkan kata-kata 

keras), masing-masing menjadi begitu kaku berpegang pada 

pendirian sendiri, dan tidak ada yang mau mengalah. Patut di-

sayangkan mereka berdua tidak merujuk masalah ini kepada 

pihak ketiga, atau tidak ada sahabat yang mau menengahi 

untuk mencegah persoalan ini menjadi perpecahan terbuka. 

Tidak adakah seorang bijaksana di antara mereka yang dapat 

menengahi para pekerja-Nya yang baik, dan dapat mendamai-

kan persoalan ini, sehingga dapat dikenang oleh orang Kanaan 

dan orang Feris yang sekarang tinggal di negeri itu? Sebab bu-

kan saja orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain, melain-

kan juga saudara-saudara palsu di antara mereka sendiri 

akan bersenang-senang di seputar pertikaian antara Paulus 

dan Barnabas. Kita harus mengakui bahwa ini yaitu  kele-

mahan mereka, dan semuanya dicatat untuk menjadi per-

ingatan bagi kita. Tidak untuk menyalahgunakannya sebagai 

alasan untuk memaafkan kemarahan dan hawa nafsu kita 

yang melampaui batas, atau untuk mengurangi rasa duka dan 

malu kita setelah berbuat demikian. Kita tidak boleh berkata, 

 Mengapa saya tidak boleh murka, bukankah Paulus dan Bar-

nabas juga begitu?” Tidak, sebaliknya kita harus memeriksa 

celaan kita terhadap orang lain, agar tidak berlebih-lebih. Jika 

orang-orang baik sampai menjadi begitu panas hati, kita harus 

dapat memetik pelajaran yang baik dari peristiwa itu. Cukup-

lah kelemahan yang sekali dilakukan oleh dua orang terbaik 

yang pernah dimiliki oleh dunia ini. Pertobatan mengajarkan 

kita untuk lebih ketat dalam mencela diri sendiri, namun ke-

murahan hati mengajarkan kita untuk lebih adil dalam men-

cela orang lain. Hanya Kristus yang dapat dijadikan contoh 

tanpa cela.  

2. Bahwa kita tidak boleh menganggap aneh jika terjadi perseli-

sihan di antara orang-orang yang bijaksana dan baik. Kita 

sudah diberi tahu sebelumnya bahwa sesuatu yang menjeng-

kelkan dapat saja terjadi, dan inilah salah satu contohnya. 

Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41 

 

 667 

Bahkan orang-orang yang dipersatukan kepada satu Yesus 

yang sama, dikuduskan oleh satu Roh yang sama, memiliki pe-

mahaman yang berbeda, pendapat yang berbeda, pandangan 

yang berbeda, serta perasaan yang berbeda dalam menilai se-

suatu. Hal demikian akan terjadi selama kita masih ada dalam 

keadaan kegelapan dan ketidaksempurnaan. Kita tidak akan 

sehati-sepikir sampai kita masuk ke dalam sorga, di mana 

terang dan kasih itu sempurna. Itulah kasih yang tidak ber-

kesudahan.  

3. Bahwa perselisihan seperti ini sering berkembang jauh sampai 

menimbulkan perpecahan. Paulus dan Barnabas yang tidak 

terpisahkan oleh penganiayaan yang dilakukan oleh orang-

orang Yahudi yang belum percaya kepada Injil, dan juga oleh 

pemaksaan oleh orang-orang Yahudi yang sudah beriman ke-

pada Kristus, namun sekarang harus berpisah sebab  perseli-

sihan yang tidak menyenangkan di antara mereka sendiri. Oh, 

sifat jahat yang ditimbulkan oleh sisa-sisa kecil kesombongan 

dan hawa nafsu lemah yang bahkan ada di dalam diri orang 

baik, masih tetap ada di dunia ini, masih tetap ada di dalam 

jemaat! Lihat sekarang, betapa akibatnya sangat mematikan 

begitu kesombongan dan hawa nafsu ini berkuasa.  

IV. Kebaikan yang dikeluarkan dari makanan busuk yang keluar dari 

yang makan, dan manisan yang keluar dari yang kuat. Aneh bahwa 

penderitaan para rasul (seperti Flp. 1:12), dan bahkan lebih aneh 

lagi jika perselisihan para rasul justru telah menyebabkan kemaju-

an Injil Kristus. Dan hal itu terbukti di sini. Tuhan  tidak akan 

mengizinkan hal-hal seperti itu terjadi, jika Ia tidak melihat ba-

gaimana hal-hal itu dapat berguna bagi rancangan-Nya sendiri.  

1. Lebih banyak tempat lagi yang dikunjungi. Barnabas menuju 

ke satu arah lain, ia berlayar ke Siprus (ay. 39), pulau terkenal 

di mana mereka dahulu memulai pelayanan mereka (13:4), 

dan yang juga merupakan negerinya sendiri (4:36). Paulus me-

nuju arah lainnya, Kilikia, yang yaitu  negerinya sendiri 

(21:39). Tampaknya mereka dipengaruhi oleh rasa cinta kepa-

da tanah asal mereka masing-masing. Seperti biasa (Nescio 

quâ natale solum dulcedine cuntos ducit – Ada sesuatu yang 

menyentuh hati kita semua kepada tanah kelahiran kita),namun  


 668

dengan itu Tuhan  melaksanakan maksudnya untuk menyebar-

kan terang Injil.  

2. Lebih banyak pekerja lagi yang dipekerjakan dalam pelayanan 

Injil di antara bangsa-bangsa lain, sebab,  

(1) Yohanes Markus, yang tadinya pernah menjadi pekerja ti-

dak setia, tidak ditolak,namun  dipakai lagi dalam pelayanan 

ini, bertentangan dengan pikiran Paulus sebelumnya. Kita 

semua tahu, bahwa ternyata kemudian ia menjadi pekerja 

yang berguna dan berhasil, walaupun banyak orang ber-

pendapat bahwa Markus ini tidaklah sama dengan Markus 

yang menulis Injil, yang mendirikan jemaat di Aleksandria, 

dan disebut-sebut oleh Petrus sebagai anakku (1Ptr. 5:13).  

(2) Silas yang yaitu  pekerja baru yang sebelumnya belum 

pernah bekerja dalam pelayanan seperti itu. Seandainya 

Tuhan  tidak mengubah pikirannya, ia pun tidak pernah ber-

maksud menjadi seorang pekerja di sana, selain kembali 

kepada pelayanan jemaat di Yerusalem (ay. 33-34). Ia di-

bawa serta dan terlibat dalam pelayanan mulia itu.  

V. Selanjutnya kita dapat mengamati, 

1. Bahwa tampaknya jemaat di Antiokhia menyetujui rencana 

Paulus. Sementara Barnabas bersama kemenakannya berlayar 

ke Siprus, dan tidak ada perhatian yang diberikan kepadanya, 

juga tidak ada bene discessit – pujian yang diberikan kepada-

nya. Perhatikanlah, orang-orang yang dalam pelayanan jema-

atnya dipengaruhi oleh kasih sayang dan kehormatan pribadi 

akan kehilangan penghormatan dan rasa hormat dari masya-

rakat. Namun,  saat  Paulus berangkat, ia diserahkan oleh 

saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan. Mereka ber-

pendapat bahwa ia benar dengan keputusannya menolak 

membawa Yohanes Markus. Sebaliknya, mau tidak mau mere-

ka menyalahkan Barnabas yang memaksakan kehendaknya, 

walaupun ia yaitu  orang yang terpandang di dalam jemaat 

(11:22), sebelum mereka mengenal Paulus. Itulah sebabnya 

mereka berdoa bersama-sama bagi Paulus dan bagi keberha-

silan pelayanannya, menyemangati dia untuk melanjutkan pe-

layanannya. Walaupun lebih lanjut mereka tidak dapat ber-

buat apa-apa untuknya, mereka menyerahkan hal itu kepada 

Kitab Kisah Para Rasul 15:36-41 

 

 669 

kasih karunia Tuhan, menyerahkan kepada kasih karunia un-

tuk bekerja atas dia dan bekerja bersamanya. Perhatikanlah, 

orang-orang yang selalu  bersukacita sepanjang waktu, 

khususnya di saat-saat perselisihan dan pertikaian, yaitu  

mereka yang mampu membawa diri sehingga tidak sampai ke-

hilangan rasa kasih dan dorongan untuk berdoa bagi orang-

orang baik.  

2. Bahwa setelah beberapa waktu kemudian tampaknya Paulus 

memiliki pandangan yang lebih baik dibandingkan  pandangannya 

semula mengenai Yohanes Markus, walaupun pandangan ini 

tidak datang segera saat ia mempertimbangkannya dulu, te-

tapi melalui masa uji lebih lanjut. Sebab kemudian ia menulis 

surat kepada Timotius (2Tim. 4:11) sebagai berikut, Jemputlah 

Markus dan bawalah ia ke mari, sebab  pelayanannya penting 

bagiku. Ia juga menulis kepada jemaat di Kolose mengenai Mar-

kus, kemenakan Barnabas, supaya jika ia datang kepada me-

reka, mereka harus menerima dia, menyambutnya, dan mem-

pekerjakan dia (Kol. 4:10). Hal ini mengajarkan kepada kita, 

(1) Bahwa orang yang pantas kita hukum, janganlah kita hu-

kum dengan berlebih-lebihan dan disertai dengan banyak 

amarah. sebab , kita tidak tahu mungkin saja sesudah itu 

kita akan melihat alasan lain untuk berpikir yang lebih 

baik mengenai orang itu. Saat itu kita malah bisa menggu-

nakannya untuk sesuatu yang baik dan menjalin persaha-

batan dengannya. Jadi, kita harus dapat mengendalikan 

kekesalan kita, supaya jika sesudahnya terbukti bahwa 

orang itu tidak seperti yang kita pikirkan, maka kita tidak 

merasa malu oleh sebab nya.  

(2) Bahwa orang yang pantas kita hukum, jika di kemudian 

hari terbukti mereka menjadi lebih setia, kita harus dengan 

senang hati menerima, mengampuni, dan melupakan kesa-

lahan mereka. Dan juga, memberi  kepercayaan, dan 

jika ada kesempatan berikan pujian kepadanya.  

3. Bahwa Paulus, walaupun ia mengingini sahabat lama dan pen-

dampingnya di dalam kerajaan dan kesabaran Yesus Kristus, 

namun ia tetap melanjutkan pelayanannya dengan penuh 

sukacita (ay. 41). Berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia, 

negeri-negeri yang bersebelahan dengan Antiokhia, sambil me-


 670

neguhkan jemaat-jemaat di situ. Walaupun kita bertukar teman 

pendamping, kita tidak mengubah pemimpin utama kita. Per-

hatikan baik-baik, para pelayan Tuhan itu sudah bekerja de-

ngan baik, dan pantas berpikir bahwa mereka memang demi-

kian, dan merasa puas, yaitu jika  mereka dipakai untuk 

meneguhkan orang-orang yang sudah percaya, dan juga mem-

pertobatkan orang-orang yang belum percaya. 

      

 

PASAL 16  

erupakan suatu teguran bagi Barnabas, bahwa setelah mening-

galkan Paulus, kita tidak mendengar lagi tentang dirinya, ten-

tang apa yang diperbuat atau dideritanya bagi Kristus. Namun Pau-

lus, sebab  oleh saudara-saudara seiman ia dipercayakan kepada 

anugerah Tuhan , maka setelah itu pelayanannya bagi Kristus banyak 

dicatat. Dalam pasal ini kita akan mengikuti Paulus dari satu tempat 

ke tempat lain. Ke mana pun perginya, ia berbuat baik, entah mena-

nam atau menyiram, memulai pekerjaan baru atau memajukan apa 

yang sudah dilakukan. Dalam pasal ini diceritakan,  

I.  Awal mula perkenalan Paulus dengan Timotius, dan bagai-

mana Paulus menjadikan Timotius sebagai pembantunya 

(ay. 1-3), 

II.  Kunjungan yang dilakukan Paulus kepada jemaat-jemaat 

untuk membangun mereka (ay. 4-5), 

III. Panggilannya ke Makedonia (setelah ia ditahan untuk pergi ke 

tempat yang lain), dan kedatangannya ke Filipi, ibukota Ma-

kedonia, dan sambutan yang diterimanya di sana (ay. 6-13), 

IV. Bagaimana Lidia dimenangkan di sana (ay. 14-15), 

V. Pengusiran roh jahat dari seorang hamba perempuan (ay. 

16-18). 

VI. Bagaimana Paulus dan Silas dituduh dan disiksa atas kejadi-

an ini , dan dipenjarakan, serta dihina (ay. 19-24). 

VII. Bagaimana kepala penjara di Filipi dimenangkan secara 

ajaib pada iman kepada Kristus (ay. 25-34), 

VIII. Bagaimana Paulus dan Silas dibebaskan secara terhormat 

oleh para pembesar kota (ay. 35-40). 


 672

Timotius Menjadi Anak Rohani Paulus  

(16:1-5) 

1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid ber-

nama Timotius; ibunya yaitu  seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, 

sedang  ayahnya seorang Yunani. 2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-

saudara di Listra dan di Ikonium, 3 dan Paulus mau, supaya dia menyertai-

nya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia sebab  orang-

orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya yaitu  

orang Yunani. 4 Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas 

menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para pe-

natua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. 5 

Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin 

bertambah besar jumlahnya.    

Paulus yaitu  seorang bapak rohani. sebab  itu, di sini kita men-

dapati bahwa ia mengangkat Timotius sebagai anak, dan peduli un-

tuk mengajar banyak orang lain yang telah dimenangkan bagi Kristus 

melalui pelayanannya. Di dalam semuanya itu, Paulus tampil sebagai 

seorang bapak yang bijaksana dan lembut hati. Di sini diceritakan,  

I. Bagaimana ia mengenal Timotius dan menjadikannya sebagai 

murid. Salah satu tujuan ditulisnya kitab Kisah Para Rasul ada-

lah untuk membantu kita memahami surat-surat Paulus, dua di 

antaranya ditujukan kepada Timotius. sebab  itu, penting bagi 

kita untuk mengetahui tentang Timotius dalam kisah mengenai 

Paulus ini. Sesuai dengan itu, di sini kita diberi tahu, 

1. Bahwa Timotius yaitu  seorang murid, milik Kristus. Ia dibap-

tis, mungkin sewaktu bayi,  saat  ibunya menjadi seorang per-

caya. Ini seperti halnya keluarga Lidia yang dibaptis sesudah 

ia menjadi percaya (ay. 15). Timotius yang merupakan seorang 

murid Kristus, dijadikan Paulus sebagai muridnya, supaya 

dapat dilatihnya lebih jauh dalam pengetahuan dan iman akan 

Kristus. Paulus mengambil Timotius untuk dibesarkan bagi 

Kristus.   

2. Bahwa ibu Timotius aslinya yaitu  seorang Yahudi,namun  per-

caya kepada Kristus. Namanya yaitu  Eunike, sedang  

nenek Timotius bernama Lois. Paulus berbicara mengenai me-

reka dengan rasa hormat yang besar, sebagai wanita-wanita 

yang luar biasa saleh dan baik. Ia juga memuji mereka khu-

susnya atas iman mereka yang tulus ikhlas (2Tim. 1:5), bagai-

mana dengan sungguh-sungguh mereka menerima dan me-

naati ajaran Kristus. 

Kitab Kisah Para Rasul 16:1-5 

 

 673 

3. Bahwa ayah Timotius yaitu  seorang Yunani, bukan-Yahudi. 

Perkawinan seorang perempuan Yahudi dengan seorang pria 

bukan-Yahudi (meskipun ada orang yang membuat perkecuali-

an) tidak diperbolehkan, seperti halnya pria Yahudi dilarang 

menikahi perempuan bukan-Yahudi (Ul. 7:3). Anakmu perem-

puan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, 

ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anak-

mu laki-laki. Namun, sepertinya larangan ini hanya dibatasi 

untuk bangsa-bangsa yang berdiam di antara bangsa Israel di 

Kanaan, sebab  merekalah yang paling berisiko untuk mem-

berikan pengaruh buruk terhadap bangsa Israel. Ayah Timo-

tius yaitu  orang Yunani, sehingga Timotius tidak disunat. Ini 

sebab  kewajiban yang berasal dari kovenan antara Tuhan  dan 

bangsa Israel beserta meterainya, sebagaimana kewajiban lain 

dalam bangsa Israel, diturunkan melalui pihak ayah, bukan 

ibu. Dengan demikian, sebab  ayahnya bukan-Yahudi, maka 

Timotius tidak diwajibkan melakukan sunat, atau ditetapkan 

untuk itu, kecuali dia sendiri yang menghendakinya setelah 

dewasa. Namun perhatikan, meskipun sang ibu tidak bisa 

menyunatkan Timotius pada waktu bayi, disebab kan ayahnya 

memiliki cara berpikir dan keyakinan yang lain,namun  ia men-

didik Timotius dalam takut akan Tuhan , sehingga meskipun 

Timotius tidak memperoleh tanda dari kovenan itu, ia tidak 

kehilangan apa yang ditandai oleh kovenan itu. 

4. Bahwa Timotius mendapat nama yang sangat baik di kalangan 

Kristen. Dia dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan 

Ikonium. Perilakunya bukan hanya tidak bercela dan tidak 

pernah terlibat masalah besar,namun  juga cemerlang, dan di-

puji luar biasa sebagai seorang anak muda yang hebat. Dari-

nya orang mengharapkan hal-hal yang besar terjadi. Tidak 

saja orang-orang di tempat kelahirannya,namun  juga mereka 

yang ada di kota-kota sekitarnya mengagumi Timotius, dan 

bercerita mengenai dia dengan penuh hormat. Timotius me-

miliki nama baik di antara orang-orang yang baik.  

5. Bahwa Paulus ingin supaya Timotius pergi bersamanya, su-

paya dia menyertainya, menemaninya, menerima pengajaran 

darinya, dan bergabung dengannya dalam pekerjaan Injil. Pau-

lus ingin agar Timotius berkhotbah menggantikannya jika per-

lu, dan supaya Timotius bisa ditinggalkan di tempat di mana 


 674

Paulus sudah menanam benih jemaat. Paulus sangat menga-

sihi Timotius, bukan hanya sebab  dia yaitu  seorang anak 

muda yang pandai dan berbakat, melainkan juga sebab  dia 

bersungguh-sungguh dan saleh. Paulus selalu terkenang akan 

air mata yang dicurahkannya (2Tim. 1:4).  

6. Bahwa Paulus menyunatkannya, atau menyuruh supaya ia 

disunat. Ini aneh. Bukankah dengan segenap kekuatannya 

Paulus menentang mereka yang mengharuskan sunat bagi 

orang-orang bukan-Yahudi yang dimenangkan? Bukankah 

pada waktu itu ia mengetahui keputusan Mahkamah Agama di 

Yerusalem, yang menentang hal ini ? Memang demikian. 

Namun ia tetap menyunatkan Timotius. Tidak seperti tujuan 

para pengajar yang mengharuskan sunat, yaitu untuk menaati 

hukum upacara,namun  Paulus melakukannya hanya supaya 

pemberitaan Injil dan pelayanannya tersampaikan, dan jika 

memungkinkan, bisa diterima oleh orang-orang Yahudi yang 

ada di daerah itu. Dia tahu Timotius yaitu  seorang yang ke-

mungkinan besar akan mendatangkan banyak kebaikan di 

antara mereka, sebab  ia sangat layak untuk melakukan pe-

layanan itu, jika mereka tidak berprasangka buruk terhadap-

nya. Oleh sebab  itu, supaya mereka tidak menjauhi Timotius 

sebab  menganggapnya najis, sebab ia tidak bersunat, maka 

Paulus menyunatkan dia. Maka bagi orang Yahudi ia menjadi 

seperti orang Yahudi, supaya memenangkan orang-orang Ya-

hudi, dan bagi semua orang menjadi segala-galanya, supaya ia 

sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara 

mereka. Paulus menentang orang-orang yang menjadikan su-

nat sebagai syarat bagi keselamatan, namun ia sendiri meng-

gunakannya  saat  hal itu diperlukan untuk membangun. 

Paulus tidak bersikap kaku dalam menentang sunat, seperti 

mereka kaku dalam mewajibkan sunat. Dengan begitu, meski-

pun dalam peristiwa ini ia tidak bertindak menuruti keputus-

an Mahkamah Agama, ia bertindak menuruti semangatnya, 

yaitu semangat kepedulian terhadap orang Yahudi, dan kese-

diaan untuk melepaskan mereka secara bertahap dari pra-

sangka mereka. Paulus tidak keberatan menjadikan Timotius 

sebagai rekan sekerjanya, meskipun ia tidak disunat.namun  

orang-orang Yahudi tidak akan mendengarkannya jika dia ti-

dak disunat. Maka dari itu Paulus hendak menyesuaikan diri 

Kitab Kisah Para Rasul 16:1-5 

 

 675 

dengan mereka dalam hal ini. Mungkin pada masa inilah Pau-

lus menumpangkan tangan ke atas Timotius, untuk melim-

pahkan karunia Roh Kudus atas dirinya (2Tim. 1:6).  

II. Bagaimana Paulus menguatkan jemaat-jemaat yang telah dita-

namnya (ay 4-5). Ia melakukan perjalanan keliling dari kota ke 

kota di mana ia telah memberitakan firman Tuhan, seperti yang di-

rencanakannya (15:36), untuk mencari tahu keadaan mereka. 

Dan di sini diceritakan, 

1. Bahwa mereka menyerahkan kepada jemaat-jemaat itu salinan 

keputusan dari sidang jemaat di Yerusalem, untuk dijadikan 

petunjuk dalam mengatur kehidupan jemaat mereka, dan me-

reka gunakan untuk menjawab para pengajar yang ingin men-

jadikan mereka Yahudi, dan untuk membenarkan keyakinan 

mereka untuk hidup menurut kemerdekaan yang telah diberi-

kan Kristus. Semua jemaat berkepentingan dengan keputusan 

ini , dan sebab  itu mereka semua diminta untuk me-

naatinya. Meskipun Paulus memiliki alasan tersendiri untuk 

menyunatkan Timotius, ia tidak ingin menyebabkan hal itu 

menimbulkan syak. sebab nya, Paulus menyampaikan kepu-

tusan ini  kepada jemaat-jemaat, untuk dijalani dengan 

segala kesalehan. Mereka harus mematuhi peraturan itu, dan 

tidak menyimpang darinya gara-gara suatu teladan tertentu. 

2. Bahwa ini merupakan pelayanan yang sangat baik bagi mereka. 

(1) Dengan ini, jemaat-jemaat itu diteguhkan imannya (ay. 5). 

Secara khusus mereka diteguhkan dalam hal menentang 

pendapat orang-orang yang memaksakan hukum Taurat 

bagi orang bukan-Yahudi. Dengan segala keyakinan dan 

sengitnya para pengajar yang memegang hukum Yahudi 

menekankan pentingnya sunat. Mereka juga menunjukkan 

berbagai alasan untuk itu. Semua tekanan ini sangat me-

ngejutkan jemaat-jemaat itu sehingga mereka mulai goyah. 

Namun  saat  mereka melihat kesaksian yang menentang 

hal itu, yang berasal tidak hanya dari para rasul dan tua-

tua,namun  juga dari Roh Kudus di dalam diri mereka, maka 

mereka tidak lagi meragukannya. Perhatikan, kesaksian-

kesaksian mengenai kebenaran, meskipun tidak berhasil 

meyakinkan orang-orang yang menentangnya, bisa sangat 


 676

berguna untuk meneguhkan orang-orang yang merasa ragu-

ragu terhadapnya dan dengan begitu menguatkan hati me-

reka. Bukan itu saja, keputusan-keputusan sidang di Yeru-

salem itu juga, selain dirancang untuk menyingkirkan hu-

kum yang hanya bersifat upacara dan berbagai aturannya 

yang duniawi, juga diteguhkan dalam iman Kristen secara 

umum. Selain itu, keputusan-keputusan itu semakin dite-

rima dengan keyakinan bahwa itu berasal dari Tuhan , kare-

na ia menetapkan suatu cara yang rohani untuk melayani 

Tuhan, yang lebih sesuai baik bagi Tuhan  maupun manusia. 

Di samping itu, roh lemah lembut dan rendah hati yang 

tampak dalam surat-surat keputusan itu jelas menunjuk-

kan bahwa para rasul dan penatua dalam hal ini dituntun 

oleh Dia yang yaitu  kasih itu sendiri.   

(2) Mereka makin lama makin bertambah besar jumlahnya. 

Hukum-hukum yang bersifat upacara yang dipaksakan  

kepada jiwa-jiwa yang dimenangkan sudah cukup untuk 

membuat orang-orang takut kepada mereka. Jika mereka 

memang mau untuk menjadi seperti orang Yahudi, mereka 

sudah melakukannya jauh sebelum para rasul datang di 

antara mereka. Namun jika mereka sudah tidak tertarik 

memperoleh bagian dalam hak istimewa orang Kristen 

tanpa harus tunduk pada kuk orang Yahudi, mereka tidak 

akan mau jadi orang Kristen. Namun jika mereka men-

dapati bahwa mereka tidak terancam akan diperbudak se-

perti itu, mereka mau menjadi Kristen, dan menjadi ang-

gota jemaat. Oleh sebab  itu, jemaat makin lama makin ber-

tambah besar jumlahnya. Tidak ada satu hari pun berlalu 

tanpa ada satu atau beberapa orang yang memberi  diri 

kepada Kristus. Sungguh suatu sukacita bagi orang-orang 

yang dengan sepenuh hati ingin mempermuliakan Kristus 

dan mengharapkan kesejahteraan jemaat serta jiwa-jiwa 

manusia, melihat pertumbuhan yang sedemikian rupa. 

Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15 

 

 677 

Paulus Diundang ke Makedonia;  

Lidia Dimenangkan  

(16:6-15) 

6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, sebab  Roh Kudus mence-

gah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. 7 Dan setibanya di Misia mere-

ka mencoba masuk ke daerah Bitinia,namun  Roh Yesus tidak mengizinkan 

mereka. 8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. 9 Pada malam 

harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia 

berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya:  Menyeberanglah ke mari 

dan tolonglah kami!” 10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami 

mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, sebab  dari penglihatan 

itu kami menarik kesimpulan, bahwa Tuhan  telah memanggil kami untuk 

memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. 11 Lalu kami bertolak dari 

Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah 

kami di Neapolis; 12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedo-

nia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa 

hari. 13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi 

sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga 

ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan 

yang ada berkumpul di situ. 14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang 

bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota 

Tiatira, yang beribadah kepada Tuhan . Tuhan membuka hatinya, sehingga ia 

memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. 15 Sesudah ia dibaptis ber-

sama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya:  Jika kamu 

berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah 

menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.    

Dalam ayat-ayat ini diceritakan,  

I. Perjalanan Paulus ke berbagai tempat untuk melakukan kebaikan.  

1. Ia dan Silas, rekannya, pergi menyusuri wilayah Frigia dan da-

erah Galatia, di mana sepertinya Injil telah ditanamkan. Na-

mun apakah itu dikerjakan oleh Paulus atau bukan, tidak di-

sebutkan. Agaknya memang demikian, sebab  dalam suratnya 

kepada jemaat Galatia, Paulus menyebutkan pertama kali 

memberitakan Injil kepada mereka, dan mereka sangat mene-

rima dia (Gal. 4:13-15). Selain itu, dalam surat ini  tampak-

nya para pengajar agama Yahudi tel