Yohanes-1-16 17

Tampilkan postingan dengan label Yohanes-1-16 17. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yohanes-1-16 17. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Yohanes-1-16 17



  

seperti Ishak. Mereka akan memperoleh tempat menetap di 

tempat yang kudus di bumi (Ezr. 9:8) dan tempat tinggal di 

tempat yang kudus di sorga (14:2).   

3. Dia menunjukkan kepada mereka jalan kelepasan dari perbu-

dakan menuju kemerdekaan kemuliaan anak-anak Tuhan   (Rm. 

8:21). Keadaan orang-orang yang menjadi hamba dosa sung-

guh menyedihkan, namun   syukur kepada Tuhan   mereka tidak 

dibiarkan tanpa penolong, tanpa harapan. Sama semua anak 

memiliki hak istimewa dalam keluarga dan memiliki martabat 

yang melebihi semua hamba, yakni untuk tetap tinggal dalam 

rumah selamanya, demikian pula Dia yang yaitu  Anak, yang 

sulung dari semua saudara dan ahli waris segala sesuatu, 

memiliki  kuasa untuk membebaskan orang dari perbudak-

an maupun untuk mengangkatnya sebagai anak (ay. 36): Jadi 

apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar 

merdeka.  

Perhatikanlah:  

(1) Dalam Injil, Yesus Kristus menawarkan kemerdekaan ke-

pada kita. Dia memiliki  wewenang dan kuasa untuk me-

merdekakan.  

[1]  Untuk membebaskan para tawanan. Hal ini dilakukan-

Nya melalui tindakan pembenaran, dengan membayar 

lunas tuntutan yang timbul akibat kesalahan kita (yang 

berdasarkannya tawaran Injil dibuat, yang bagi semua 

orang merupakan tindakan ganti rugi yang bersyarat, 

dan bagi semua orang percaya yang sejati, pada saat 


 564

mereka percaya, merupakan kontrak pengampunan 

yang mutlak), dan akibat utang-utang dosa kita. sebab  

kesalahan dan utang ini, menurut hukum, kita harus 

ditangkap dan dihukum. Kristus, sebagai jaminan kita, 

atau lebih tepatnya sebagai tanggungan kita (sebab Dia 

pada mulanya tidak terikat dengan kita, namun   sebab  

ketidakmampuan kita untuk membayar utang, Dia 

menjadi terikat untuk kita), mengadakan persetujuan 

dengan pemberi piutang, memenuhi segala tuntutan ke-

adilan yang telah dirusakkan dengan membayar harga 

yang melebihi apa yang sepadan, mengenakan ikatan 

dan penghakiman pada tangan-Nya sendiri, lalu mele-

paskan dan membatalkan utang-utang semua orang 

yang dengan iman dan pertobatan memberi-Nya (jika 

saya boleh mengatakannya) sebuah jaminan balasan 

untuk menjaga kehormatan-Nya, dan dengan cara dem-

ikian mereka dimerdekakan. Mereka dibebaskan serta 

dilepaskan selama-lamanya dari utang-utang itu, sam-

pai ke bagian-bagiannya yang terkecil, dan secara 

umum mereka dibebaskan dari segala tindakan dan 

tuntutan. Sementara terhadap mereka yang menolak 

untuk memenuhi semua persyaratan ini, jaminan itu 

tetap berada dalam genggaman Sang Penebus, dan ma-

sih berlaku sepenuhnya.  

[2] Dia berkuasa untuk menyelamatkan hamba-hamba 

yang terikat, dan ini dilakukan-Nya dengan mengudus-

kan mereka. Dengan pernyataan-pernyataan Injil-Nya 

yang penuh kuasa dan dengan pekerjaan-pekerjaan 

Roh-Nya yang penuh kuasa, Dia menghancurkan kuasa 

kejahatan di dalam jiwa, mengumpulkan kekuatan akal 

budi dan kebaikan yang tercerai-berai dan mengukuh-

kan kepentingan Tuhan   dalam akal budi itu untuk mela-

wan dosa dan Iblis. Dengan demikian jiwa itu dimerde-

kakan. 

[3] Dia berkuasa untuk mengangkat orang-orang asing se-

bagai warga negara, dan hal ini dilakukan-Nya melalui 

pengangkatan sebagai anak (adopsi). Ini merupakan 

kelanjutan dari tindakan anugerah. Kita tidak hanya di-

ampuni dan disembuhkan, namun   juga dipilih atau disu-

Injil Yohanes 8:31-37 

 565 

kai. Ada kontrak untuk memberi hak istimewa dan juga 

kontrak pengampunan. Dengan demikian, Anak men-

jadikan kita sebagai warga negara yang bebas di dalam 

kerajaan imamat, bangsa yang kudus, Yerusalem yang 

baru.    

(2) Orang-orang yang dimerdekakan Kristus benar-benar mer-

deka. Kata yang digunakan di sini bukanlah alēthōs yang 

digunakan untuk para murid dengan arti benar-benar (ay. 

31), melainkan ontōs – sungguh-sungguh.  

Kata ini menunjukkan:  

[1] Kebenaran dan kepastian janji itu. Kebebasan yang di-

bangga-banggakan oleh orang-orang Yahudi hanyalah 

kebebasan yang semu. Mereka membangga-banggakan 

pemberian yang palsu. namun   kebebasan yang diberikan 

Kristus yaitu  suatu hal yang pasti, yang nyata, dan 

memiliki  dampak-dampak yang nyata. Hamba-ham-

ba dosa menjanjikan kemerdekaan bagi diri mereka 

sendiri dan mengkhayalkan diri sudah merdeka saat  

mereka memutuskan ikatan-ikatan agama. Akan namun  , 

sesungguhnya mereka menipu diri sendiri. Tidak ada 

yang benar-benar merdeka kecuali mereka yang dimer-

dekakan oleh Kristus.  

[2] Kata itu menunjukkan keunggulan dari kemerdekaan 

yang dijanjikan. Kemerdekaan ini layak disebut sebagai 

kemerdekaan, sebab  bila dibandingkan dengan semua 

bentuk kemerdekaan lainnya, maka semua kemerdeka-

an ini tidak lebih baik dibandingkan  perbudakan. Sungguh 

kemerdekaan itu memberikan banyak kehormatan dan 

keuntungan bagi mereka yang dimerdekakan. Kemer-

dekaan itu yaitu  kemerdekaan yang mulia. Kemerde-

kaan ini merupakan hal yang sungguh-sungguh demi-

kian (begitulah yang diartikan oleh kata ontōs). Kemer-

dekaan tersebut yaitu  harta yang sejati (Ams. 8:21, 

terjemahan KJV – pen.), sedangkan hal-hal yang berasal 

dari dunia hanyalah bayangan, bukan hal-hal yang 

sungguh-sungguh ada.   

4.  Dia menujukan perkataan berikut kepada orang-orang Yahudi 

ini yang tidak percaya dan yang suka mencari gara-gara, un-


 566

tuk menanggapi kesombongan mereka bahwa mereka memiliki 

hubungan dengan Abraham (ay. 37): “Aku tahu, bahwa kamu 

yaitu  keturunan Abraham, namun   kamu berusaha untuk mem-

bunuh Aku, dan sebab  itu kamu telah kehilangan kehormatan 

yang kamu miliki sebab  hubunganmu dengan Abraham itu, 

sebab firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.”  

Perhatikanlah di sini: 

(1)  Martabat asal usul mereka diakui: “Aku tahu, bahwa kamu 

yaitu  keturunan Abraham, semua orang tahu itu, dan itu 

yaitu  kehormatanmu.” Dia mengakui apa yang benar 

pada diri mereka, dan tidak menentang mereka atas per-

kataan mereka yang salah (bahwa mereka tidak pernah 

menjadi hamba siapa pun), sebab Dia berusaha melakukan 

apa yang bermanfaat bagi mereka dan tidak mau memanas-

manasi mereka. sebab  itu Dia mengatakan apa yang akan 

menyenangkan hati mereka: “Aku tahu, bahwa kamu ada-

lah keturunan Abraham.” Mereka bangga akan kenyataan 

bahwa mereka yaitu  keturunan Abraham, sebagai sesua-

tu yang membesarkan nama mereka, dan membuat mereka 

sangat terhormat. Padahal, sebenarnya hal itu hanya mem-

perbesar kejahatan mereka dan membuat mereka sangat 

berdosa. Dari mulut mereka sendiri Dia akan menghakimi 

orang-orang munafik yang congkak dan suka membangga-

banggakan asal-usul dan pendidikan mereka: “Apakah 

kamu keturunan Abraham? Kalau begitu mengapa kamu 

tidak mengikuti jejak-jejak iman dan ketaatannya?” 

(2) Ketidaksesuaian perbuatan mereka dengan martabat mere-

ka itu: namun   kamu berusaha untuk membunuh Aku. Mereka 

telah berusaha melakukannya beberapa kali, dan sekarang 

sedang merencanakannya lagi, yang langsung bisa dilihat 

(ay. 59), saat  mereka mengambil batu untuk melempari 

Dia. Kristus mengetahui semua kejahatan, bukan hanya 

yang dilakukan manusia melainkan juga yang direncana-

kan dan diusahakan untuk mereka lakukan. Berusaha 

membunuh orang yang tidak bersalah saja sudah merupa-

kan kejahatan besar, apalagi sampai mengusahakan dan 

membayangkan kematian Dia yang yaitu  Raja segala raja. 

Injil Yohanes 8:31-37 

 567 

Ini sungguh kejahatan yang kebiadabannya tidak bisa di-

ungkapkan dengan kata-kata lagi. 

(3) Alasan mengapa terjadi ketidaksesuaian antara perbuatan 

dan martabat mereka. Mengapa mereka yang yaitu  ketu-

runan Abraham begitu membenci keturunan Abraham 

yang dijanji-janjikan, yang di dalam Dia mereka serta se-

mua kaum di muka bumi akan mendapat berkat? Jurusela-

mat kita di sini memberi tahu mereka alasannya, “sebab  

firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu,” ou chōrei en 

hymin, Non capit in vobis, demikian yang tertulis dalam 

Vulgata (Alkitab terjemahan bahasa Latin – pen.). “Firman-

Ku tidak bisa meresap di dalam kamu, tidak ada kecon-

dongan hatimu untuk firman-Ku itu, tidak ada hasrat ka-

lian untuk itu, hal-hal lain lebih menarik, lebih menye-

nangkan bagimu.” Atau, “Firman itu tidak mencengkeram-

mu, tidak berkuasa atasmu, tidak meninggalkan kesan-ke-

san apa pun padamu.” Sebagian ahli tafsir mengartikannya 

sebagai berikut, firman-Ku tidak menembus ke dalam 

dirimu. Firman itu turun seperti hujan, namun   turun ke atas 

mereka seperti air hujan turun ke atas batu, terus mengalir 

ke bawah dan tidak meresap ke dalam hati, seperti air hu-

jan di atas tanah yang sudah dibajak. Dalam bahasa Aram, 

perkataan itu berbunyi demikian, “sebab  kamu tidak se-

tuju dengan firman-Ku, tidak tersentuh dengan kebenaran-

nya ataupun senang dengan kebaikannya.” Terjemahan 

yang kita miliki sangatlah penting: firman-Ku tidak beroleh 

tempat di dalam kamu. Mereka berusaha membunuh-Nya, 

supaya dapat membungkam-Nya selama-lamanya, bukan 

sebab  Dia telah melukai mereka, melainkan sebab  me-

reka tidak tahan terhadap kekuatan firman-Nya yang me-

merintah dan meyakinkan mereka akan kesalahan mereka.  

Perhatikanlah:  

[1]  Firman Kristus harus beroleh tempat di dalam kita, di 

tempat yang paling dalam dan paling atas, – sebagai 

tempat tinggal, seperti orang yang tinggal di rumahnya, 

dan bukan seperti orang asing atau pengembara. Seba-

gai tempat bekerja, firman itu harus memiliki  ruang 

untuk bekerja, untuk mengeluarkan dosa dari dalam 


 568

diri kita, dan untuk mengerjakan anugerah di dalam 

diri kita. Firman itu harus memiliki  tempat memerin-

tah, tempatnya harus di atas takhta, harus tinggal di 

dalam kita dengan berkelimpahan.  

[2]  Ada banyak orang yang mengaku beragama, namun di 

dalam diri mereka firman Kristus tidak beroleh tempat. 

Mereka tidak mau memberinya tempat, sebab  mereka 

tidak menyukainya. Iblis berbuat semampunya untuk 

menggantikannya, dan hal-hal lain menduduki tempat 

yang seharusnya didudukinya dalam diri kita.  

[3]  Apabila firman Tuhan   tidak beroleh tempat, maka tidak 

ada kebaikan apa pun yang dapat diharapkan, sebab 

ruang yang ada disediakan bagi segala kejahatan. Jika 

roh najis mendapatkan hati yang kosong tanpa firman 

Kristus, maka ia masuk dan berdiam di situ. 

Anak-anak Abraham dan Anak-anak Iblis  

(8:38-47) 

38 Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga 

kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.” 39 Jawab 

mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: 

“Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan 

pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 40 namun   yang kamu kerjakan ialah 

berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepa-

damu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Tuhan  ; pekerjaan yang demikian 

tidak dikerjakan oleh Abraham. 41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu 

sendiri.” Jawab mereka: “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, 

yaitu Tuhan  .” 42 Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Tuhan   yaitu  Bapamu, 

kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Tuhan  . Dan 

Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang meng-

utus Aku. 43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu 

tidak dapat menangkap firman-Ku. 44 Iblislah yang menjadi bapamu dan 

kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia yaitu  pembunuh 

manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia 

tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya 

sendiri, sebab ia yaitu  pendusta dan bapa segala dusta. 45 namun   sebab  

Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku. 46 

Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila 

Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? 47 

Barangsiapa berasal dari Tuhan  , ia mendengarkan firman Tuhan  ; itulah sebab-

nya kamu tidak mendengarkannya, sebab  kamu tidak berasal dari Tuhan  .” 

Di sini Kristus dan orang-orang Yahudi masih berdebat mengenai 

perkara mereka. Dia bertekad untuk meyakinkan dan mempertobat-

Injil Yohanes 8:38-47 

 569 

kan mereka, sementara mereka masih juga bertekad untuk menen-

tang dan melawan-Nya. 

I.   Di sini Dia melacak perbedaan antara sikap-sikap-Nya dan sikap-

sikap mereka berdasarkan asal usul yang berbeda (ay. 38): Apa 

yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian 

juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu. Di 

sini ada dua bapa yang dibicarakan, sesuai dengan dua keluarga 

yang ke dalamnya anak-anak manusia terbagi – Tuhan   dan Iblis, 

dan tanpa perlu diperbantahkan lagi, keduanya memang berten-

tangan satu sama lain.  

1.  Ajaran Kristus berasal dari sorga, ajaran itu disalin dari kebi-

jaksanaan-kebijaksanaan Hikmat yang tidak terbatas dan dari 

maksud-maksud yang baik dari Kasih yang kekal.  

(1) Apa yang Kulihat, itulah yang Kukatakan. Pengungkapan-

pengungkapan yang telah ditunjukkan Kristus kepada kita 

tentang Tuhan   dan alam baka tidak didasarkan pada tebak-

tebakan atau kata orang, namun   pada kesaksian mata. 

Itulah sebabnya Dia benar-benar tahu akan sifat, dan yakin 

akan kebenaran dari semua yang dikatakan-Nya. Dia yang 

diberikan sebagai saksi bagi umat manusia yaitu  saksi 

mata, dan sebab  itu tidak dapat dibantah.  

(2)  Ajaran-Ku yaitu  apa yang Kulihat pada Bapa-Ku. Ajaran 

Kristus bukanlah dugaan yang masuk akal, yang didukung 

oleh alasan-alasan yang memungkinkan, melainkan rekan 

sejajar dari kebenaran-kebenaran yang tidak dapat disang-

kal, yang tersimpan di dalam pikiran kekal. Ajaran-Nya 

bukan hanya apa yang sudah didengar-Nya dari Bapa-Nya, 

melainkan juga apa yang telah dilihat-Nya dengan-Nya ke-

tika permufakatan tentang damai ada di antara mereka ber-

dua. Musa mengatakan apa yang didengarnya dari Tuhan  , 

namun   ia tidak boleh melihat wajah Tuhan  . Paulus sudah 

pernah ke sorga tingkat tiga, namun   apa yang dilihatnya di 

sana tidak dapat, dan tidak boleh, diutarakannya, sebab 

hal itu merupakan hak istimewa Kristus untuk melihat apa 

yang dikatakan-Nya dan mengatakan apa yang telah dili-

hat-Nya. 


 570

2.  Perbuatan-perbuatan mereka berasal dari neraka: “Kamu mela-

kukan apa yang kamu dengar dari bapamu. Tampak oleh 

pekerjaan-pekerjaanmu sendiri, kamu melakukan apa yang di-

perbuat oleh bapamu sendiri, sebab sudah jelas kamu mirip 

siapa, dan sebab  itu mudah saja untuk mengetahui dari 

mana asal usulmu.” Sama seperti seorang anak yang dididik 

oleh bapaknya mempelajari perkataan-perkataan dan kebiasa-

an-kebiasaan bapaknya, dan tumbuh seperti dia dengan cara 

meniru dan juga sebab  secara alami dia mencerminkan gam-

baran bapaknya, demikian pula orang-orang Yahudi ini, per-

tentangan mereka yang keji terhadap Kristus dan Injil mem-

buat diri mereka sendiri seperti Iblis, seolah-olah mereka be-

gitu bernafsu menempatkannya di hadapan mereka sebagai 

teladan mereka. 

II.  Dia maju dan menjawab bualan besar mereka yang sia-sia bahwa 

Abraham dan Tuhan   itu bapa mereka. Ia menunjukkan kesia-siaan 

dan kesalahan pengakuan mereka itu.  

1.  Mereka menyerukan hubungan mereka dengan Abraham, dan 

Dia menanggapi seruan mereka ini. Jawab mereka kepada-

Nya: “Bapa kami ialah Abraham” (ay. 39).  

Dalam hal ini mereka bermaksud: 

(1) Menghormati diri sendiri dan membuat mereka tampak he-

bat. Mereka sudah lupa akan aib yang ditimpakan kepada 

mereka melalui pengakuan yang harus mereka nyatakan 

(Ul. 26:5), bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengem-

bara. Mereka juga lupa akan dakwaan yang ditujukan 

kepada nenek moyang mereka yang sudah bobrok (yang 

jejaknya mereka ikuti, dan bukan jejak bapak leluhur yang 

pertama), ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti 

(Yeh. 16:3). Seperti halnya biasa bagi keluarga-keluarga 

yang sudah mulai kehilangan kemasyhuran untuk mem-

bangga-banggakan nenek moyang mereka, demikian pula 

biasa bagi gereja-gereja yang sudah melenceng dan rusak 

untuk menghargai diri sendiri berdasarkan kejayaan masa 

lalu dan keunggulan para pendiri mereka. Fuimus Troes, 

fuit Ilium – Kami ini dari dulu yaitu  orang-orang Troy, dan 

dulu pernah ada tempat yang bernama Troy.  

Injil Yohanes 8:38-47 

 571 

(2) Mereka bermaksud membangkitkan kebencian orang terha-

dap Kristus seolah-olah Dia merendahkan bapa leluhur 

Abraham, saat  Dia berbicara tentang bapa mereka seba-

gai seseorang yang darinya mereka mempelajari kejahatan. 

Lihatlah bagaimana mereka mencari-cari kesempatan un-

tuk berselisih dengan-Nya. Sekarang Kristus mengenyah-

kan seruan mereka ini, dan memperlihatkan kesia-siaan 

seruan mereka itu dengan bantahan yang langsung dan 

jelas serta meyakinkan: “Anak-anak Abraham akan me-

ngerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham, namun   

kamu tidak mengerjakan pekerjaan Abraham, oleh sebab  

itu kamu bukanlah anak-anak Abraham.”       

[1] Pernyataan andaiannya langsung dan jelas: “Jikalau se-

kiranya kamu anak-anak Abraham, yakni anak-anak 

Abraham yang dapat mengaku memiliki  kepentingan 

dalam kovenan yang dibuat dengannya dan dengan ke-

turunannya, yang memang akan memberikan kehor-

matan kepadamu. Anak-anak Abraham yang demikian 

akan mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abra-

ham, sebab yang termasuk dalam keluarga Abraham 

hanyalah orang-orang yang hidup menurut jalan yang 

ditunjukkan TUHAN, seperti yang diperbuat Abraham, 

supaya TUHAN memenuhi apa yang dijanjikan-Nya” 

(Kej. 18:19). Yang dipandang sebagai keturunan Abra-

ham hanyalah orang-orang yang diberi janji, yang meng-

ikuti jejak iman dan ketaatannya (Rm. 4:12). Walaupun 

orang-orang Yahudi memiliki  silsilah, dan menjaga-

nya dengan tepat, mereka tidak dapat memakai silsilah 

itu untuk menarik hubungan mereka dengan Abraham, 

supaya dapat mengambil keuntungan dari warisan dulu 

(performam doni – sesuai dengan bentuk pemberian), ke-

cuali mereka berjalan dalam roh yang sama. Hubungan 

baik antara kaum wanita  dan Sara hanya dibuk-

tikan dengan ini: kamu yaitu  anak-anaknya, jika kamu 

berbuat baik, dan jika tidak, maka kamu bukan anak-

anaknya (1Ptr. 3:6). Perhatikanlah, orang-orang yang 

ingin membuktikan bahwa mereka yaitu  keturunan 

Abraham bukan hanya harus memiliki  iman seperti 

Abraham namun   juga harus mengerjakan pekerjaan yang 


 572

dikerjakan oleh Abraham (Yak. 2:21-22), – harus segera 

datang saat  Tuhan   memanggil, seperti yang diperbuat 

Abraham, – harus menyerahkan segala milik yang pa-

ling mereka sayangi kepada-Nya, – harus menjadi orang 

asing dan pengembara di dunia ini, – harus terus beri-

badah kepada Tuhan   di dalam keluarga mereka, dan 

harus selalu lurus hati dalam mengikuti Tuhan  , sebab 

semua ini merupakan pekerjaan-pekerjaan Abraham.  

[2] Anggapan yang mengikuti pernyataan andaian di atas 

sama langsung dan jelasnya: namun   kamu tidak menger-

jakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham, sebab  

kamu berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang me-

ngatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang 

Kudengar dari Tuhan  ; pekerjaan yang demikian tidak di-

kerjakan oleh Abraham (ay. 40).  

Pertama, Dia menunjukkan kepada mereka apa pe-

kerjaan mereka, pekerjaan mereka yang sekarang ini, 

yang hendak mereka kerjakan sekarang. Mereka berusa-

ha membunuh-Nya. Dan, ada tiga hal yang di sini ditun-

jukkan sebagai sesuatu yang menambah kejahatan niat 

mereka:  

1.  Begitu tidak wajarnya sampai mereka menginginkan 

nyawa orang, seorang yang seperti mereka sendiri, 

tulang dari tulang mereka dan daging dari daging 

mereka, yang tidak menyakiti mereka atau mema-

nas-manasi mereka sama sekali. Kamu hendak me-

nyerbu seseorang (Mzm. 62:4).  

2.  Begitu tidak tahu berterima kasih sampai mereka 

mengejar nyawa orang yang sudah mengatakan ke-

benaran kepada mereka, yang bukan hanya tidak 

pernah menyakiti mereka melainkan juga yang telah 

berbuat kebajikan terbesar yang dapat mereka te-

rima kapan pun. Orang yang bukan hanya tidak per-

nah memperdayai mereka dengan dusta, namun   yang 

justru telah mengajarkan kepada mereka kebenar-

an-kebenaran yang paling penting dan perlu. Apa-

kah sebab  itu Dia berubah menjadi musuh mereka? 

Injil Yohanes 8:38-47 

 573 

3. Begitu fasiknya sampai mereka mengejar nyawa 

orang yang telah mengatakan kepada mereka kebe-

naran yang didengar-Nya dari Tuhan  , orang yang ada-

lah utusan Tuhan   bagi mereka. sebab  itu, usaha me-

reka untuk menentang-Nya merupakan quasi deici-

dium – tindak kejahatan melawan Tuhan  . Inilah pe-

kerjaan mereka, dan mereka tetap bersikeras di da-

lamnya. 

Kedua, Dia menunjukkan kepada mereka bahwa 

perbuatan seperti itu bukanlah perilaku anak-anak 

Abraham, sebab pekerjaan yang demikian tidak dikerja-

kan oleh Abraham.  

1.  “Ia tidak penah berbuat seperti ini.” Ia terkenal akan 

rasa kemanusiaannya. Lihat saja penyelamatan yang 

dilakukannya terhadap para tawanan. Ia terkenal 

akan kesalehannya. Lihat saja ketaatannya pada 

panggilan sorgawi dalam banyak contoh, yang se-

bagiannya menunjukkan kelembutan hatinya. Abra-

ham percaya kepada Tuhan  , sedangkan mereka ber-

sikeras dalam ketidakpercayaan mereka. Abraham 

mengikuti Tuhan  , sedangkan mereka melawan-Nya. 

sebab  itu Abraham tidak akan mengenal mereka, 

dan tidak akan mengakui mereka, sebab  mereka 

begitu tidak serupa dengannya (Yes. 63:16). Lihat 

Yeremia 22:15-17.  

2.  “Abraham tidak akan berbuat seperti itu seandainya 

ia hidup sekarang, atau jika Aku hidup di dunia ini 

pada waktu itu.” Hoc Abraham non fecisse – Abra-

ham tidak akan melakukan ini, begitu sebagian 

orang mengartikannya. Demikian juga kita harus 

berusaha keluar dari jalan-jalan kejahatan dengan 

bertanya kepada diri kita sendiri, apakah Abraham, 

Ishak, dan Yakub akan melakukannya? Kita tidak 

bisa berharap akan pernah bisa bersama-sama mere-

ka, jika kita tidak pernah seperti mereka.  

[3] Kesimpulan yang dihasilkan (ay. 41): “Apa pun yang 

kamu bangga-banggakan dan kamu aku-akukan, kamu 

bukanlah anak-anak Abraham, melainkan anak-anak 


 574

dari keluarga lain (ay. 41). Ada bapa lain yang pekerja-

annya kamu kerjakan, yang dari rohnya kamu berasal, 

dan yang serupa denganmu.” Dia belum berkata secara 

terang-terangan bahwa yang dimaksudkan-Nya yaitu  

Iblis, sampai mereka, dengan terus-menerus mencari-

cari kesalahan pada-Nya, membuat-Nya terpaksa mela-

kukan ini untuk menjelaskan diri-Nya sendiri. Ini meng-

ajar kita untuk memperlakukan orang yang jahat se-

kalipun dengan adab dan hormat, dan untuk tidak 

gegabah mengatakan apa pun tentang mereka, atau ke-

pada mereka, yang meskipun benar namun terdengar 

kasar. Dia menguji mereka apakah mereka mau mem-

biarkan suara hati mereka sendiri menyimpulkan dari 

apa yang dikatakan-Nya bahwa mereka yaitu  anak-

anak Iblis. Dan lebih baik bagi kita untuk mendengar-

nya dari suara hati kita sekarang bahwa kita dipanggil 

untuk bertobat, yang artinya, untuk mengubah bapa 

dan keluarga kita, dengan mengubah roh dan jalan kita, 

dibandingkan  mendengarnya dari Kristus nanti pada hari 

penghakiman.  

2. Bukannya mengakui ketidaklayakan mereka untuk berhu-

bungan dengan Abraham, mereka malah menyerukan hubung-

an mereka dengan Tuhan   sendiri sebagai Bapa mereka: “Kami 

tidak dilahirkan dari zinah, kami bukan anak-anak haram, 

melainkan anak-anak yang sah. Bapa kami satu, yaitu Tuhan  .” 

(1)  Sebagian orang mengartikan perkataan ini secara harfiah. 

Mereka bukan anak-anak hamba wanita , seperti ketu-

runan Ismael. Mereka juga tidak dilahirkan sebagai akibat 

dari hubungan sedarah, seperti orang-orang Moab dan 

Amon (Ul. 23:3). Mereka pun bukan keturunan palsu da-

lam keluarga Abraham, melainkan orang Ibrani asli. Dan, 

sebab  dilahirkan dari ikatan perkawinan yang sah, mere-

ka boleh memanggil Tuhan   Bapa, yang mendirikan tatanan 

yang terhormat itu di dalam kemurnian. Sebab keturunan 

yang sah, yang tidak tercemar dengan perceraian atau 

banyaknya istri, disebut keturunan ilahi (Mal. 2:15). 

(2)  Sebagian yang lain mengartikannya secara kiasan. Mereka 

mulai sadar sekarang bahwa Kristus sedang berbicara ten-

Injil Yohanes 8:38-47 

 575 

tang bapa rohani dan bukan bapa jasmani, tentang bapa 

dari agama mereka.  

Dan dengan demikian:  

[1]  Mereka menyangkal sebagai keturunan para penyem-

bah berhala: “Kami tidak dilahirkan dari zinah, bukan 

anak-anak dari para orangtua penyembah berhala, juga 

tidak pernah dibesarkan dalam penyembahan-penyem-

bahan berhala.” Penyembahan berhala sering kali dika-

takan sebagai perzinahan rohani, dan para penyembah 

berhala disebut anak-anak wanita  sundal (Hos. 2:4; 

Yes. 57:3). Nah, jika yang mereka maksudkan yaitu  

bahwa mereka bukan keturunan para penyembah ber-

hala, maka pernyataan itu salah, sebab tidak ada bang-

sa lain yang lebih kecanduan dengan penyembahan ber-

hala selain bangsa Yahudi sebelum masa pembuangan. 

Jika yang mereka maksudkan tidak lebih dibandingkan  bah-

wa mereka sendiri bukan penyembah berhala, lantas 

apa? Orang bisa saja bebas dari penyembahan berhala, 

namun dia binasa sebab  kejahatan lain, dan dikeluar-

kan dari kovenan dengan Abraham. Meskipun kamu 

tidak melakukan penyembahan berhala (dengan meng-

artikan ini sebagai perzinahan rohani), namun jika 

kamu membunuh maka kamu menjadi pelanggar kove-

nan. Anak hilang yang memberontak akan kehilangan 

warisan, meskipun dia tidak dilahirkan dari zinah.  

[2] Mereka membangga-banggakan diri sebagai para pe-

nyembah yang benar dari Tuhan   yang benar. Kami tidak 

memiliki  banyak bapa, seperti yang dimiliki orang-

orang kafir, banyak “Tuhan  ” dan banyak “tuhan,” namun 

tanpa Tuhan  , sama seperti filius populi – putera rakyat, 

yang memiliki  banyak bapa, namun   tidak ada satu 

pun yang pasti. Tidak, TUHAN Tuhan   kita yaitu  TUHAN 

yang esa dan Bapa yang esa, dan sebab  itu kami ini 

baik-baik saja. Perhatikanlah, orang hanya akan me-

muji diri sendiri dan menipu diri untuk binasa, bila me-

reka mengira bahwa dengan mengaku memeluk agama 

yang benar dan menyembah Tuhan   yang benar maka ini 

akan menyelamatkan mereka, meskipun tidak menyem-


 576

bah Tuhan   di dalam roh dan kebenaran, dan juga tidak 

hidup sesuai dengan pengakuan mereka. Sekarang 

Juruselamat kita memberikan tanggapan yang sepe-

nuhnya terhadap seruan yang keliru ini (ay. 42-43), dan 

membuktikan, dengan dua alasan, bahwa mereka tidak 

berhak untuk memanggil Tuhan   Bapa.      

Pertama, mereka tidak mengasihi Kristus: Jikalau 

Tuhan   yaitu  Bapamu, kamu akan mengasihi Aku. Sebe-

lumnya Dia telah menyangkal hubungan mereka de-

ngan Abraham sebab  mereka berencana untuk mem-

bunuh-Nya (ay. 40), dan di sini Dia menyangkal hu-

bungan mereka dengan Tuhan   sebab  mereka tidak 

mengasihi dan mengakui Dia. Orang mungkin bisa di-

anggap sebagai anak Abraham jika dia tidak tampak 

memusuhi Kristus dengan dosa yang terang-terangan, 

namun   dia tidak bisa membuktikan bahwa dirinya ada-

lah anak Tuhan   kecuali dia yaitu  teman dan pengikut 

Kristus yang setia. Perhatikanlah, semua orang yang 

memiliki  Tuhan   sebagai Bapa mereka pasti mempu-

nyai kasih yang sejati terhadap Yesus Kristus, penghar-

gaan terhadap pribadi-Nya, perasaan bersyukur atas 

kasih-Nya, kepedulian yang tulus terhadap kepentingan 

kerajaan-Nya, kepuasan dalam keselamatan yang diker-

jakan oleh-Nya dan dalam cara serta segala persyarat-

annya, dan perhatian untuk menjalankan perintah-

perintah-Nya, yang merupakan bukti paling meyakin-

kan akan kasih kita terhadap-Nya. Kita di dunia sini 

sedang berada dalam masa percobaan, sedang diawasi 

bagaimana kita bersikap terhadap Pencipta kita, dan 

kita akan diperlakukan sesuai dengan kelakuan itu da-

lam masa pembalasan. Tuhan   telah menggunakan berba-

gai cara untuk menguji kita, dan inilah salah satunya: 

Dia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia, dengan bukti-

bukti yang cukup akan kedudukan-Nya sebagai Anak 

dan akan misi-Nya, dengan memutuskan bahwa semua 

orang yang memanggil-Nya Bapa akan mencium Anak-

Nya, dan akan menyambut Dia yang yaitu  anak su-

lung dari semua saudara (1Yoh. 5:1). Dengan jalan ini-

lah pengangkatan kita sebagai anak (adopsi) akan 

Injil Yohanes 8:38-47 

 577 

dibuktikan atau disangkal – Apakah kita mengasihi 

Kristus atau tidak? Jika orang tidak mengasihi-Nya, dia 

sama sekali bukan anak Tuhan   sehingga dia akan 

anathema, terkutuk (1Kor. 16:22). Sekarang Jurusela-

mat kita membuktikan bahwa jika mereka yaitu  anak-

anak Tuhan  , mereka akan mengasihi-Nya, sebab, kata-

Nya, Aku keluar dan datang dari Tuhan  .  

Mereka akan mengasihi-Nya, sebab :  

1.  Dia yaitu  Anak Tuhan  : Aku keluar dari Tuhan  . Exēl-

thon, ini berarti exeleusis ilahi-Nya, atau asal-usul-

Nya dari Bapa, melalui penyaluran hakikat ilahi, dan 

juga penyatuan logos ilahi ke dalam sifat manusiawi-

Nya, demikian menurut Dr. Whitby. Nah, hal ini 

tidak bisa tidak membuat-Nya disayangi oleh semua 

orang yang dilahirkan dari Tuhan  . Kristus disebut 

Yang Dikasihi, sebab , sebagai yang dikasihi Bapa, 

Dia pasti dikasihi oleh semua orang kudus (Ef. 1:6).   

2.  Dia diutus Tuhan  , datang dari-Nya sebagai duta bagi 

dunia umat manusia. Dia tidak datang atas nama-

Nya sendiri, seperti nabi-nabi palsu, yang tidak di-

utus ataupun disuruh bernubuat oleh Tuhan   (Yer. 

23:21). Amatilah penekanan yang diberikan-Nya 

pada perkataan ini: Aku datang dari Tuhan  . Dan Aku 

datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan 

Dialah yang mengutus Aku. Dia memiliki  baik 

mandat maupun perintah dari Tuhan  . Dia datang un-

tuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak 

Tuhan   (11:52), untuk membawa banyak orang kepada 

kemuliaan (Ibr. 2:10). Dan bukankah semua anak 

Tuhan   akan menyambut dengan tangan terbuka se-

orang utusan yang dikirim dari Bapa mereka untuk 

melakukan tugas-tugas seperti itu? Akan namun  , 

orang-orang Yahudi ini menunjukkan bahwa mereka 

sama sekali tidak memiliki  hubungan dengan 

Tuhan  , sebab mereka tidak mengasihi Yesus Kristus.  

Kedua, mereka tidak memahami Dia. Ini merupakan 

pertanda bahwa mereka tidak termasuk dalam keluarga 

Tuhan  , sebab mereka tidak mengerti bahasa dan logat 


 578

keluarga: kamu tidak mengerti bahasa-Ku (ay. 43), tēn 

lalian tēn emēn. Bahasa Kristus bersifat ilahi dan sor-

gawi, namun   cukup dapat dimengerti oleh mereka yang 

mengenal suara Kristus dalam Perjanjian Lama. Orang-

orang yang telah membuat firman Pencipta akrab di teli-

nga mereka tidak perlu memiliki kunci lain untuk me-

mahami bahasa Sang Penebus. Namun, orang-orang 

Yahudi ini mengartikan ajaran Kristus secara aneh, dan 

menemukan tali-tali ikatan yang rumit di dalamnya, 

dan saya tidak tahu batu-batu sandungan apa yang ada 

di sana. Dapatkah orang Galilea dikenal melalui logat 

bicaranya? Dan orang Efraim dengan siboletnya? Dan 

akan yakinkah orang untuk memanggil Tuhan   Bapa se-

mentara baginya Anak Tuhan   yaitu  orang asing, sekali-

pun Dia menyatakan kehendak Tuhan   dalam firman-fir-

man dari Roh Tuhan  ? Perhatikanlah, beralasanlah bila 

orang yang tidak mengenal bahasa ilahi merasa takut 

kalau-kalau mereka yaitu  orang asing bagi sifat ilahi. 

Kristus menyampaikan firman Tuhan   (3:34) dalam baha-

sa Kerajaan Tuhan  , namun mereka, yang mengaku ter-

masuk dalam Kerajaan itu, tidak mengerti ungkapan-

ungkapan dan ciri-cirinya. Mereka seperti orang asing, 

berlaku kasar dan mencemoohnya. Dan alasan meng-

apa mereka tidak mengerti bahasa Kristus membuat 

persoalannya jauh lebih buruk: Sebab kamu tidak dapat 

menangkap firman-Ku, yang artinya, “Kamu tidak dapat 

membujuk dirimu mendengarkannya dengan penuh 

perhatian, tanpa memihak, dengan tidak berprasangka, 

sebagaimana seharusnya firman itu didengarkan.” Ti-

dak dapat di sini berarti keras kepala tidak mau, seperti 

orang-orang Yahudi yang tidak dapat mendengarkan 

Stefanus (Kis. 7:57) atau Paulus (Kis. 23:22). Perhati-

kanlah, kebencian yang mengakar dalam hati manusia 

yang sudah rusak terhadap ajaran Kristus merupakan 

alasan yang sebenarnya bagi ketidaktahuan mereka 

akan ajaran itu, dan bagi kesalahan-kesalahan serta ke-

keliruan-kekeliruan mereka mengenainya. Mereka tidak 

menyukainya atau mencintainya, dan sebab  itu mere-

ka tidak akan memahaminya. Seperti Petrus, yang ber-

Injil Yohanes 8:38-47 

 579 

pura-pura tidak tahu apa yang dimaksud oleh seorang 

hamba wanita  (Mat. 26:70), padahal sebenarnya dia 

tidak tahu apa yang harus dikatakan untuk menang-

gapinya. Kamu tidak dapat menangkap firman-Ku, ka-

rena kamu sudah menutup telingamu (Mzm. 58:5-6), 

dan Tuhan  , dalam penghakiman yang adil, telah mem-

buat telingamu berat mendengar (Yes. 6:10).   

III. sesudah  menyangkal hubungan mereka baik dengan Abraham 

maupun dengan Tuhan  , Dia kemudian memberi tahu dengan 

terang-terangan anak-anak siapa mereka sebenarnya: Iblislah 

yang menjadi bapamu (ay. 44). Jika mereka bukan anak-anak 

Tuhan  , maka mereka anak-anak Iblis, sebab Tuhan   dan Iblis mem-

bagi dunia umat manusia ini menjadi dua. Oleh sebab  itulah Iblis 

dikatakan bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef. 2:2). Semua 

orang jahat yaitu  anak-anak Iblis, anak-anak Belial (2Kor. 6:15), 

keturunan ular (Kej. 3:15), anak-anak si jahat (Mat. 13:38). Mere-

ka turut berbagi dalam sifatnya, memakai citranya, mematuhi 

perintah-perintahnya, dan mengikuti teladannya. Para penyem-

bah berhala berkata kepada sepotong kayu: Engkaulah bapaku 

(Yer. 2:27).  

Ini merupakan tuduhan yang berat, dan terdengar sangat ka-

sar dan mengerikan, bahwa anak-anak manusia, terutama anak-

anak gereja, sampai bisa disebut anak-anak Iblis, dan sebab  itu 

Juruselamat kita membuktikannya dengan sepenuhnya: 

1.  Dengan pernyataan umum: kamu ingin melakukan keinginan-

keinginan bapamu, thelete poiein.  

(1) “Kamu melakukan keinginan-keinginan Iblis, keinginan-

keinginan yang dia perintahkan agar kamu memenuhinya. 

Kamu memuaskan dan menyenangkannya, menyerah pada 

godaannya, dan ditawan olehnya sesuka hatinya: bahkan, 

kamu melakukan keinginan-keinginan yang dipenuhi sen-

diri oleh Iblis.” Dengan keinginan daging dan hawa nafsu 

duniawi Iblis menggoda manusia, namun, sebab  dia ada-

lah makhluk roh, dia sendiri tidak dapat memenuhinya. 

Keinginan-keinginan Iblis yang khas yaitu  kejahatan ro-

hani. Keinginan-keinginan akan kekuatan pikiran dan ber-

bagai penalarannya yang rusak, keangkuhan dan iri hati, 


 580

amarah dan kebencian, permusuhan terhadap apa yang 

baik, dan menggoda orang lain untuk melakukan apa yang 

jahat. Inilah keinginan-keinginan yang dipenuhi Iblis, dan 

orang-orang yang dikuasai oleh semua keinginan ini me-

nyerupai Iblis, sebagaimana anak menyerupai bapanya. Se-

makin banyak permenungan, rencana, dan kepuasan seca-

ra diam-diam di dalam dosa, semakin besarlah kemiripan-

nya dengan keinginan-keinginan Iblis.  

(2) Kamu mau melakukan keinginan-keinginan Iblis. Semakin 

banyak kemauan akan keinginan-keinginan nafsu ini, se-

makin besarlah keterlibatan Iblis di dalamnya. Apabila 

dosa diperbuat berdasarkan pilihan dan bukan secara tidak 

disangka-sangka, dengan kesenangan dan bukan dengan 

keengganan, apabila dosa dipertahankan dengan kepo-

ngahan yang lancang dan tekad bulat, seperti mereka yang 

berkata, “Kami cinta kepada orang-orang asing, jadi kami 

mau mengikuti mereka,” maka pendosa mau melakukan ke-

inginan-keinginan Iblis. “Keinginan-keinginan bapakmu se-

nang kamu lakukan,” begitu menurut Dr. Hammond. Ke-

inginan-keinginan itu disimpan di bawah lidah seperti se-

butir permen yang manis.  

2.  Dengan dua contoh khusus, yang di dalamnya mereka benar-

benar menyerupai Iblis – membunuh dan berdusta. Injil yaitu  

musuh kehidupan, sebab  Tuhan   yaitu  Tuhan   kehidupan, dan 

kehidupan yaitu  kebahagiaan manusia. Dan Iblis yaitu  

musuh kebenaran, sebab  Tuhan   yaitu  Tuhan   kebenaran, dan 

kebenaran yaitu  tali pengikat masyarakat manusia.  

(1) Iblis itu yaitu  pembunuh manusia sejak semula, bukan 

sejak permulaannya sendiri, sebab ia diciptakan sebagai 

malaikat terang, dan keadaannya yang semula yaitu  mur-

ni dan baik. Namun, mulai dari permulaan pemberontak-

annya, yang terjadi segera sesudah  penciptaan manusia, ia 

menjadi anthrōpoktonos – homicida, pembantai manusia.  

[1] Ia pembenci manusia, dan sebab  itu dalam perasaan 

ataupun kecenderungan, dia yaitu  pembunuh manu-

sia. Dia bernama Setan, yang berasal dari kata sitnah – 

kebencian. Dia merusak citra Tuhan   dalam diri manusia, 

iri terhadap kebahagiaan manusia, dan sungguh-sung-

Injil Yohanes 8:38-47 

 581 

guh menginginkan kehancurannya. Dia yaitu  musuh 

bebuyutan bagi seluruh umat manusia.  

[2] Ia yaitu  penggoda manusia untuk melakukan dosa 

yang membawa kematian kepada dunia, dan dengan de-

mikian ia benar-benar pembunuh seluruh umat manu-

sia, yang semuanya berasal dari Adam. Ia yaitu  pem-

bunuh jiwa-jiwa, menipu mereka ke dalam dosa, dan 

dengan itu membunuh mereka (Rm. 7:11), meracuni ma-

nusia dengan buah terlarang, dan, untuk memperberat 

masalahnya, menjadikan manusia sebagai pembunuh 

bagi dirinya sendiri. Dengan demikian, ia bukan hanya 

pada permulaan melainkan juga sejak dari semula, 

yang menunjukkan bahwa dia sudah menjadi demikian 

sejak saat itu. Sama seperti ia memulai, demikian pula 

ia terus menjadi pembunuh manusia dengan godaan-

godaannya. Penggoda yang ulung yaitu  juga pem-

binasa yang ulung. Orang-orang Yahudi menyebut Iblis 

sebagai malaikat kematian. 

[3] Ia yaitu  roda pertama yang menggerakkan pembunuh-

an pertama yang dilakukan oleh Kain, yang berasal dari 

si jahat, dan yang membunuh adiknya (1Yoh. 3:12). Se-

andainya Iblis tidak begitu kuat menguasai Kain, maka 

tidak mungkin Kain dapat melakukan perbuatan yang 

begitu tidak wajar sampai membunuh adiknya sendiri. 

Kain membunuh adiknya atas hasutan Iblis, dan Iblis 

yaitu  pembunuh yang sebenarnya, namun hal ini tidak 

mengurangi kebersalahan Kain secara pribadi, melain-

kan menambah kebersalahan Iblis, dan kita memiliki  

alasan untuk berpikir bahwa saat  waktunya tiba, dia 

akan menanggung siksaan yang lebih berat atas segala 

kejahatan yang ke dalamnya dia telah menarik umat 

manusia. Lihatlah betapa kita memiliki  alasan untuk 

berjaga-jaga dan bertahan melawan tipu muslihat Iblis, 

untuk tidak pernah mendengarkannya (sebab ia yaitu  

pembunuh, dan pasti mau membahayakan kita, sekali-

pun dia berkata-kata dengan manis). Kita juga harus 

bertanya-tanya mengapa dia yang yaitu  pembunuh 

anak-anak manusia sampai bisa, atas persetujuan me-

reka sendiri, menjadi tuan yang begitu mereka taati. 


 582

Nah, dalam hal inilah orang-orang Yahudi ini yaitu  

para pengikutnya, dan juga menjadi para pembunuh se-

perti dia. Mereka yaitu  pembunuh jiwa-jiwa, yang me-

reka tuntun dengan buta ke dalam lobang dan mereka 

jadikan anak-anak neraka. Mereka yaitu  musuh-mu-

suh bebuyutan Kristus, dan sekarang akan segera men-

jadi pengkhianat dan pembunuh-Nya, untuk alasan 

yang sama seperti Kain membunuh Habel. Orang-orang 

Yahudi ini yaitu  keturunan ular beludak itu, yang akan 

meremukkan tumit keturunan wanita itu. Sekarang 

kamu berusaha membunuh Aku. 

(2) Ia yaitu  pendusta. Dusta berlawanan dengan kebenaran 

(1Yoh. 2:21), dan dengan demikian Iblis di sini digambar-

kan sebagai:  

[1] Musuh kebenaran, dan sebab  itu musuh Kristus. 

Pertama, ia yaitu  pembelot dari kebenaran. Ia tidak 

hidup dalam kebenaran, tidak terus dalam kemurnian 

dan kejujuran sifatnya saat  dia diciptakan, namun   me-

ninggalkan keadaannya yang mula-mula. saat  dia me-

rosot dari kebaikan, dia meninggalkan kebenaran, se-

bab pemberontakannya didasarkan pada dusta. Para 

malaikat yaitu  pasukan Tuhan. Malaikat-malaikat 

yang jatuh sudah berlaku tidak setia terhadap Pemim-

pin dan Penguasa mereka. Mereka tidak bisa dipercayai, 

sebab  mereka didakwa melakukan kebodohan dan ke-

sesatan (Ayb. 4:18). Kebenaran di sini dapat kita meng-

erti sebagai kehendak Tuhan   yang terungkap mengenai 

keselamatan manusia oleh Yesus Kristus, yang yaitu  

kebenaran yang sedang diberitakan Kristus sekarang 

dan yang ditentang oleh orang-orang Yahudi. Dalam hal 

inilah mereka menyerupai Iblis, bapa mereka, yang kare-

na melihat kehormatan yang diberikan kepada sifat ma-

nusia dalam Adam yang pertama, dan sudah menduga 

adanya kehormatan yang jauh lebih besar yang diniat-

kan dalam Adam yang kedua, tidak mau didamaikan 

dengan keputusan kehendak Tuhan   itu, atau menerima 

kebenaran mengenai hal itu, namun   dengan roh kesom-

bongan dan iri hati, justru bertekad melawannya, untuk 

Injil Yohanes 8:38-47 

 583 

menggagalkan rancangan-rancangan itu. Demikian pula 

yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi di sini, sebagai 

anak-anak dan antek-anteknya.  

Kedua, dia miskin akan kebenaran: di dalam dia 

tidak ada kebenaran. Kepentingannya di dunia didu-

kung oleh dusta dan kepalsuan, dan tidak ada kebenar-

an, tidak ada yang dapat kita percayai, di dalam dia, 

atau dalam apa pun yang dikatakan dan diperbuatnya. 

Gagasan-gagasan yang dimasyhurkannya mengenai ke-

baikan dan kejahatan yaitu  salah dan keliru. Bukti-

buktinya yaitu  mujizat-mujizat palsu, dan semua go-

daannya yaitu  tipuan. Ia banyak tahu akan kebenar-

an, namun   tidak memiliki  perasaan apa-apa terha-

dapnya. Sebaliknya, ia yaitu  musuh bebuyutan bagi 

kebenaran itu, dan mengenai dia dikatakan, bahwa di 

dalam dia tidak ada kebenaran. 

[2] Ia yaitu  teman dan pelindung dusta: Apabila ia ber-

kata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri. Ada 

tiga hal yang dikatakan di sini tentang Iblis, yang meru-

juk pada dosa berdusta:  

Pertama, bahwa dia yaitu  pendusta. Titah-titahnya 

yaitu  titah dusta, nabi-nabinya yaitu  nabi-nabi yang 

berdusta, dan citra-citra dirinya, yang dipercayai orang 

saat  menyembah dia, yaitu  pengajar-pengajar dusta. 

Ia menggoda orangtua pertama kita dengan dusta yang 

sejelas-jelasnya. Semua godaannya dijalankan dengan 

dusta, menyebut yang jahat baik dan yang baik jahat, 

dan menjanjikan orang untuk berbuat dosa tanpa men-

dapatkan hukuman. Ia tahu bahwa semua itu dusta, 

dan ia menganjurkannya dengan niat untuk menipu, 

dan dengan demikian untuk membinasakan. saat  se-

karang ia menentang Injil, melalui ahli-ahli Taurat dan 

orang-orang Farisi, dia melakukannya dengan dusta. 

Dan saat  sesudah  itu dia merusakkan Injil itu, melalui 

manusia durhaka, dia melakukannya dengan tipuan 

yang dahsyat, dan dusta besar yang sangat pelik.  

Kedua, bahwa apabila ia berkata dusta, ia berkata 

atas kehendaknya sendiri, ek tōn idiōn. Dusta sudah 

menjadi ungkapan yang biasa dalam bahasanya, ba-


 584

hasanya sendiri, bukan bahasa Tuhan  . Penciptanya tidak 

pernah memberikan bahasa itu kepadanya. saat  ma-

nusia berkata dusta, mereka meminjamnya dari Iblis, 

hati mereka dikuasai Iblis, sehingga mereka berdusta 

(Kis. 5:3). namun   saat  Iblis berkata dusta, panutannya 

yaitu  rancangannya sendiri, alasan-alasan untuk me-

lakukannya datang dari dirinya sendiri, yang menun-

jukkan betapa dalamnya roh-roh yang memberontak itu 

sudah tenggelam ke dalam kejahatan. Sama seperti da-

lam kerusakan mereka yang pertama mereka tidak di-

goda oleh siapa pun, demikian pula keberdosaan mere-

ka merupakan kehendak mereka sendiri.  

Ketiga, bahwa ia yaitu  bapa dusta, autou.  

1.  Ia yaitu  bapa segala dusta. Bukan hanya dusta-

dusta yang dianjurkannya sendiri, namun   juga dusta-

dusta yang dikatakan orang lain. Ia yaitu  pencipta 

dan penemu segala dusta. saat  manusia berkata 

dusta, mereka berkata-kata dari dia, dan menjadi 

juru bicaranya. Dusta-dusta itu berasal dari dia dan 

menampakkan citranya.  

2. Ia yaitu  bapa segala pendusta, demikian perkataan 

ini bisa dimengerti. Tuhan   menciptakan manusia 

dengan kecondongan pada kebenaran. Sudah sesuai 

dengan akal budi dan terang alam, dengan tatanan 

indra-indra kita dan dengan hukum-hukum masya-

rakat, bahwa kita harus mengatakan kebenaran. Te-

tapi Iblis, si pencipta dosa, roh yang bekerja di an-

tara orang-orang durhaka, telah merusakkan sifat 

manusia sedemikian rupa sehingga orang fasik dika-

takan telah menyimpang sejak dari kandungan, ber-

kata-kata dusta (Mzm. 58:4). Ia telah mengajar mere-

ka untuk merayu-rayu dengan lidah mereka (Rm. 

3:13). Ia yaitu  bapa segala pendusta, yang melahir-

kan mereka, yang melatih mereka dalam jalan dusta, 

yang diserupai dan dipatuhi mereka, dan yang 

dengannya semua pendusta akan mendapat bagian 

mereka untuk selama-lamanya.  

Injil Yohanes 8:38-47 

 585 

IV. Kristus, sesudah  membuktikan bahwa semua pembunuh dan se-

mua pendusta yaitu  anak-anak Iblis, menyerahkanya pada 

suara hati para pendengarnya untuk berkata kepada diri mereka 

masing-masing, “Engkaulah orang itu.” Namun dalam ayat-ayat 

berikut ini Dia membantu mereka untuk menerapkannya pada 

diri mereka. Dia tidak menyebut mereka pendusta, namun   menun-

jukkan kepada mereka bahwa mereka bukanlah teman-teman ke-

benaran, dan dalam hal itu mereka menyerupai dia yang tidak 

hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. 

Ada dua hal yang didakwakan-Nya kepada mereka: 

1.  Bahwa mereka tidak mau percaya pada firman kebenaran (ay. 

45), hoti tēn alētheian legō, ou pisteuete moi. 

(1)  Perkataan itu dapat dipandang dengan dua cara:  

[1] “Meskipun Aku mengatakan kebenaran kepada kamu, 

kamu tidak mau percaya kepada-Ku (hoti), bahwa Aku 

berbuat demikian.” Sekalipun Dia telah memberikan 

begitu banyak bukti akan amanat yang diterima-Nya 

dari Tuhan   dan kasih sayang-Nya terhadap anak-anak 

manusia, mereka tidak mau percaya bahwa Dia menga-

takan kebenaran kepada mereka. Sekaranglah saatnya 

saat  kebenaran tersandung di tempat umum (Yes. 

59:14-15). Kebenaran-kebenaran terbesar tidak menda-

patkan penghargaan sedikit pun dari sebagian orang, 

sebab mereka memusuhi terang (Ayb. 24:13). Atau,  

[2] sebab  Aku mengatakan kebenaran kepada kamu (demi-

kian kita dapat mengartikannya), maka kamu tidak per-

caya kepada-Ku. Mereka tidak mau menerima-Nya 

ataupun menyambut-Nya sebagai Nabi, sebab  Dia me-

ngatakan kepada mereka kebenaran-kebenaran tertentu 

yang tidak menyenangkan, yang tidak mau mereka de-

ngarkan, sebab  Dia mengatakan kepada mereka kebe-

naran mengenai diri mereka dan keadaan mereka sen-

diri, sebab  Dia menunjukkan wajah mereka di dalam 

cermin yang tidak membuat mereka tersanjung. Oleh 

sebab itu, mereka tidak mau percaya satu kata pun 

yang diucapkan-Nya. Sungguh menyedihkan keadaan 

orang-orang yang bagi mereka terang kebenaran ilahi 

telah menjadi suatu siksaan.  


 586

(2) Sekarang, untuk menunjukkan kepada mereka betapa ti-

dak masuk akalnya ketidaksetiaan mereka, Dia merendah 

dan menerapkan persoalan itu pada masalah keadilan (ay. 

46). sebab  Dia dan mereka sangat berlawanan, entah Dia 

atau mereka yang salah. Nah, mari kita lihat jika salah 

satu dari keduanya yang salah.  

[1] Jika Dia salah, mengapa mereka tidak berusaha meya-

kinkan Dia? Kesalahan orang-orang yang mengaku se-

bagai nabi terungkap entah oleh kecenderungan yang 

jahat dalam ajaran mereka (Ul. 13:2), atau oleh arah 

yang tidak benar dalam pembicaraan mereka: Dari 

buahnyalah kamu akan mengenal mereka. namun   (kata 

Kristus) siapakah di antaramu, kamu dari Mahkamah 

Agama, yang menghakimi nabi-nabi, siapakah di anta-

ramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Me-

reka sudah menuduh-Nya dengan sejumlah kejahatan 

yang paling buruk: kerakusan, kemabukan, penghujat-

an, pelanggaran hari Sabat, persepakatan dengan Iblis, 

dan entah apa lagi. Akan namun  , tuduhan-tuduhan me-

reka yaitu  fitnah keji yang tidak berdasar, dan semua 

orang yang mengenal-Nya tahu bahwa semua tuduhan 

itu sama sekali tidak benar. sesudah  mereka berbuat se-

mampu mereka dengan tipu dan muslihat, dengan 

mengajukan saksi palsu dan memberikan sumpah pal-

su, untuk menuduhkan suatu kejahatan kepada-Nya, 

hakim yang menghukum-Nya justru mengakui bahwa 

dia tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Dosa 

yang di sini ditantang-Nya untuk mereka tunjukkan 

yaitu ,  

Pertama, ajaran yang tidak bersesuaian. Mereka te-

lah mendengar kesaksian-Nya. Dapatkah mereka me-

nunjukkan yang mana saja dalam kesaksian itu yang 

begitu ganjil atau tidak layak untuk dipercayai, perten-

tangan apa saja yang ada di dalamnya entah dengan 

diri-Nya sendiri atau dengan Kitab Suci, atau penyesat-

an apa saja yang dilakukan terhadap kebenaran, atau 

kelakuan-kelakukan apa saja yang jahat yang dipicu 

oleh ajaran-Nya? (18:20). Atau,  

Injil Yohanes 8:38-47 

 587 

Kedua, perkataan atau tingkah laku yang tidak pan-

tas: “Siapakah di antaramu yang secara adil dapat men-

dakwa-Ku dengan apa saja, entah dalam perkataan 

ataupun perbuatan, yang tidak layak dilakukan oleh 

seorang nabi?” Lihatlah betapa menakjubkannya Yesus 

Tuhan kita merendahkan diri-Nya, bahwa Dia tidak me-

nuntut pujian apa pun, selain meminta mereka untuk 

melihat alasan-alasan yang bisa diterima yang mem-

buat-Nya layak dipercayai (Yer. 2:5, 31; Mi. 6:3).  

Dari sini, hamba-hamba Tuhan dapat belajar:  

1.  Untuk berjalan dengan sangat berhati-hati supaya 

bahkan orang-orang yang paling ketat mengawasi 

mereka sekalipun tidak dapat mempersalahkan me-

reka atas dosa apa pun, supaya pelayanan mereka 

jangan sampai dipersalahkan. Satu-satunya cara 

agar kita jangan dipersalahkan atas dosa yaitu  

jangan berbuat dosa.  

2.  Untuk rela membiarkan diri diselidiki. Meskipun kita 

yakin bahwa dalam banyak hal kita berada di pihak 

yang benar, kita harus rela membiarkan diri kita 

diuji apakah kita memang tidak berada di pihak 

yang salah (Ayb. 6:24). 

[2]  Jika mereka yang bersalah, mengapa mereka tidak mau 

diyakinkan oleh-Nya? “Apabila Aku mengatakan kebe-

naran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? 

Apabila kamu tidak dapat meyakinkan Aku akan suatu 

kesalahan, maka kamu harus mengakui bahwa Aku me-

ngatakan kebenaran, dan kalau begitu mengapakah 

kamu tidak memberi-Ku penghargaan untuk itu? Meng-

apa kamu tidak mau berhubungan dengan-Ku atas 

dasar kepercayaan?” Perhatikanlah, jika saja orang mau 

menyelidiki alasan ketidaksalehan mereka, dan meme-

riksa mengapa mereka tidak percaya terhadap apa yang 

tidak dapat mereka sangkal, maka mereka akan men-

dapati diri sendiri di dalam keganjilan-keganjilan yang 

begitu rupa sehingga mereka pasti dibuat malu sebab -

nya. Sebab nanti akan terungkap bahwa alasan meng-

apa kita tidak percaya kepada Yesus Kristus yaitu  


 588

sebab  kita tidak mau berpisah dengan dosa-dosa kita, 

tidak mau menyangkal diri, dan tidak mau melayani 

Tuhan   dengan setia. Bahwa kita tidak memeluk agama 

Kristen sebab  memang kita tidak mau memeluk agama 

apa pun, dan ketidakpercayaan terhadap Penebus kita 

berubah dengan sendirinya menjadi pemberontakan 

yang terang-terangan terhadap Pencipta kita. 

2. Hal lain yang didakwakan kepada mereka yaitu  bahwa mere-

ka tidak mau mendengarkan firman Tuhan   (ay. 47), yang lebih 

jauh menunjukkan betapa tidak berdasarnya pengakuan me-

reka bahwa mereka memiliki  hubungan dengan Tuhan  .  

Di sini:   

(1)  Suatu ajaran diletakkan: Barangsiapa berasal dari Tuhan  , ia 

mendengarkan firman Tuhan  , yang artinya:  

[1] Ia mau dan bersedia mendengarkan firman Tuhan  , ia tu-

lus ingin mengetahui pikiran Tuhan  , dan dengan senang 

hati memeluk apa pun yang diketahui-Nya sebagai fir-

man Tuhan  . Firman Tuhan   memiliki kuasa atas, dan per-

setujuan dengan, semua orang yang dilahirkan dari 

Tuhan  , sehingga mereka pasti akan menyambutnya, se-

perti yang dilakukan si Samuel kecil, dengan berkata, 

“Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” 

Biarlah firman Tuhan datang.  

[2] Ia memahami dan mencerna firman Tuhan  , ia mende-

ngarkannya dengan sedemikian rupa sehingga menge-

nali suara Tuhan   di dalamnya, yang tidak bisa diperbuat 

oleh manusia duniawi (1Kor. 2:14). Ia yang berasal dari 

Tuhan   akan segera sadar dengan pengungkapan-peng-

ungkapan yang diberikan Tuhan   tentang diri-Nya sendiri, 

tentang betapa dekatnya nama-Nya (Mzm. 75:2, terje-

mahan KJV – pen.), seperti orang-orang yang yaitu  

bagian dari keluarga mengenali langkah tuan rumah 

mereka dan ketukan pintunya, dan membukakan pintu 

baginya dengan segera (Luk. 12:36), seperti domba yang 

mengenali suara gembalanya dan membedakannya dari 

suara orang asing (10:4-5; Kid. 2:8).   

(2) Penerapan ajaran ini, untuk meyakinkan orang-orang Ya-

hudi yang tidak percaya ini bahwa mereka bersalah: itulah

Injil Yohanes 8:48-50 

 589 

 sebabnya kamu tidak mendengarkannya, yang artinya, 

“Kamu tidak memperhatikan, tidak mengerti, dan tidak 

mempercayai firman Tuhan  . Kamu juga tidak peduli untuk 

mendengarkannya, sebab  kamu tidak berasal dari Tuhan  . 

Kamu sudah begitu tuli dan mati terhadap firman Tuhan  , 

dan ini merupakan bukti yang jelas bahwa kamu tidak ber-

asal dari Tuhan  .” Di dalam firman-Nya-lah Tuhan   menyata-

kan diri-Nya dan hadir di tengah-tengah kita. Oleh sebab  

itu, kita dipandang baik atau buruk sesuai dengan tang-

gapan hati kita terhadap firman-Nya (2Kor. 4:4; 1Yoh. 4:6). 

Atau, kenyataan bahwa mereka tidak berasal dari Tuhan   

merupakan alasan mengapa mereka tidak mendengarkan 

firman Tuhan  , yang disampaikan Kristus, dan tidak menda-

patkan manfaat darinya. Mereka tidak mengerti dan per-

caya kepada-Nya, bukan sebab  apa yang dikatakan-Nya 

itu memang samar-samar atau tidak memiliki  bukti, 

melainkan sebab  para pendengar-Nya tidak berasal dari 

Tuhan  , tidak dilahirkan kembali. Apabila firman dari keraja-

an itu tidak menghasilkan buah, maka kesalahannya harus 

ditimpakan kepada tanahnya, bukan kepada benihnya, 

seperti yang tampak pada perumpamaan tentang seorang 

penabur (Mat. 13:3).        

Kristus Menghormati Bapa  

(8:48-50) 

48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: “Bukankah benar kalau kami kata-

kan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?” 49 Jawab Yesus: 

“Aku tidak kerasukan setan, namun   Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu 

tidak menghormati Aku. 50 namun   Aku tidak mencari hormat bagi-Ku: ada 

Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi.” 

Inilah:  

I.  Kebencian neraka yang terlepas dalam bahasa rendah yang di-

ucapkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada 

Yesus Tuhan kita. Sebelumnya mereka mencari-cari kesalahan 

dalam ajaran-Nya, dan mengatakan ucapan-ucapan yang menya-

kitkan tentangnya. namun  , sesudah  merasa gerah dengan keluhan-

Nya (ay. 43, 47) bahwa mereka tidak mau mendengarkan-Nya, 

kini akhirnya mereka mencerca-Nya habis-habisan (ay. 48). Mere-


 590

ka bukanlah rakyat biasa, namun   tampaknya ahli-ahli Taurat dan 

orang-orang Farisi, tokoh-tokoh terkemuka. saat  menyadari 

bahwa mereka sungguh telah terbukti bersalah atas ketidaksetia-

an yang sudah mengeras, dengan nada menghina mereka meng-

abaikan rasa bersalah itu dan berkata: “Bukankah benar kalau 

kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan 

setan?”  

Lihatlah di sini, lihat dan heranlah, lihat dan gemetarlah: 

1.  Sifat apa yang biasa dihujatkan dan dirujukkan kepada Yesus 

Tuhan kita oleh orang-orang Yahudi yang jahat itu.  

(1)  Bahwa Dia orang Samaria, yang artinya, bahwa Dia yaitu  

musuh bagi jemaat dan bangsa mereka, seseorang yang 

mereka benci dan yang tidak dapat mereka tahan. Demi-

kianlah mereka membuat-Nya dibenci orang banyak, de-

ngan memberi-Nya sebuah julukan yang paling buruk dari-

pada semua julukan yang dapat diberikan, yaitu dengan 

menyebut-Nya orang Samaria. Seandainya Dia orang Sama-

ria, Dia pasti layak dihukum, dengan hukuman memukuli 

para pemberontak (seperti yang biasa mereka sebutkan), 

sebab  Dia telah masuk ke dalam Bait Tuhan  . Mereka sudah 

cukup sering menyebut-Nya orang Galilea – orang yang 

hina. namun   seolah-olah itu belum cukup juga, meskipun 

julukan yang ini bertentangan dengan julukan yang lain 

itu, mereka kini memanggil-Nya orang Samaria – orang 

yang jahat. Orang-orang Yahudi sampai saat ini menyebut 

orang-orang Kristen, dengan nada menghina, Cuthæi – 

Orang-orang Samaria. Perhatikanlah, sudah banyak usaha 

besar yang dilakukan sepanjang masa untuk membuat 

orang-orang baik dibenci dengan menggambarkan mereka 

dengan ciri-ciri yang buruk, dan sekali saja orang sudah 

dicap dengan nama buruk, maka mudah saja untuk me-

nyebarkannya kepada orang banyak. Mungkin sebab  ke-

sombongan dan kelaliman imam-imam dan tua-tua bangsa 

Yahudi dengan tepatnya dikecam oleh Kristus, mereka lalu 

menghasut bahwa Dia berencana menghancurkan jemaat 

mereka, berusaha merombaknya, dan bahwa Dia sudah 

berpihak kepada orang-orang Samaria.  

Injil Yohanes 8:48-50 

 591 

(2)  Bahwa Dia kerasukan setan, yaitu:  

[1] Bahwa Dia bersekutu dengan Iblis. sesudah  mencela 

ajaran-Nya sebagai ajaran yang condong kepada paham 

Samaria, di sini mereka memandang mujizat-mujizat-

Nya sebagai perbuatan yang dilakukan dalam perseku-

tuan dengan Beelzebul. Atau mungkin lebih tepatnya, 

[2] Bahwa Dia dirasuki setan, bahwa Dia orang yang mu-

rung hati, yang otaknya menjadi gelap, atau orang gila, 

yang otaknya panas, dan bahwa apa yang dikatakan-

Nya tidak perlu dipercayai sebab  tidak ada bedanya 

dengan ocehan-ocehan tidak karuan dari orang yang 

kacau pikirannya atau orang yang sedang mengigau. 

Demikianlah pewahyuan ilahi mengenai perkara-per-

kara yang melampaui jangkauan akal budi sering kali 

dicap sebagai luapan emosi semata-mata, dan nabi di-

sebut sebagai orang gila (2Raj. 9:11; Hos. 9:7). Pewah-

yuan dari sabda-sabda dan nabi-nabi kafir memang me-

rupakan suatu kegilaan, dan mereka yang mendapat 

pewahyuan itu untuk sementara waktu tidak sadarkan 

diri, namun pewahyuan yang benar-benar ilahi tidaklah 

demikian. Hikmat Tuhan   dibenarkan oleh perbuatannya, 

yaitu  hikmat yang sesungguhnya.         

2. Bagaimana mereka berusaha membenarkan sifat yang dihujat-

kan kepada Dia ini, dan menerapkannya pada kesempatan 

sekarang: Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau 

demikian? Kita mungkin berpikir bahwa perkataan-perkataan-

Nya yang sungguh baik akan mengubah pendapat mereka ten-

tang Dia, dan membuat mereka menarik kembali ucapan me-

reka. Namun, justru sebaliknya, hati mereka lebih mengeras 

dan prasangka-prasangka mereka semakin dikuatkan. Mereka 

bangga bahwa mereka bermusuhan dengan Kristus, seolah-

olah mereka belum berbicara dengan lebih baik apabila mereka 

belum mengatakan yang paling buruk yang dapat mereka ka-

takan tentang Yesus Kristus. Orang sudah mencapai puncak 

kejahatan apabila mereka mengakui dengan terang-terangan 

ketidaksalehan mereka, mengulangi apa yang seharusnya me-

reka tarik kembali, dan membenarkan diri sendiri dalam suatu 

perbuatan yang seharusnya mereka kutuki dalam diri mereka. 


 592

Memang tidak baik untuk berkata dan berbuat jahat, namun   

lebih buruk lagi jika orang berdiri teguh dan mempertahankan-

nya: aku berbuat baik kalau aku marah. saat  dengan bera-

ninya Kristus berbicara melawan dosa-dosa para pembesar, 

dan dengan begitu membuat mereka geram terhadap-Nya, 

orang-orang yang hanya memperhatikan kepentingan duniawi 

dan kedagingan menyimpulkan bahwa Dia lupa diri, sebab 

mereka berpikir hanya orang gila sajalah yang mau kehilangan 

kedudukannya dan membahayakan hidupnya demi agama dan 

suara hati nuraninya.      

II.  Kelemahlembutan dan belas kasihan Sorga yang bersinar dalam 

tanggapan Kristus terhadap fitnah yang keji ini (ay. 49-50).      

1.  Dia menyangkal tuduhan mereka terhadap-Nya: “Aku tidak ke-

rasukan setan.” Seperti yang dilakukan Paulus (Kis. 26:25), 

“Aku tidak gila.” Tuduhan itu tidak adil, “Aku tidak diperalat 

oleh Iblis ataupun bersekutu dengannya.” Dan hal ini dibukti-

kan-Nya dengan apa yang diperbuat-Nya melawan kerajaan 

Iblis. Dia tidak menghiraukan sebutan mereka bahwa Dia 

orang Samaria, sebab  fitnah itu dengan sendirinya tidak ter-

bukti benar. Itu celaan pribadi, jadi tidak layak diperhatikan. 

namun   dengan berkata bahwa Dia kerasukan setan, maka itu 

merendahkan amanat-Nya, dan sebab  itu Dia menanggapi-

nya. Mengenai tidak ditanggapinya oleh Dia sebutan mereka 

terhadap Dia sebagai seorang Samaria, Augustinus membe-

rikan tafsiran ini – bahwa Dia memang orang Samaria yang 

baik yang digambarkan dalam perumpamaan itu (Luk. 10:33). 

2. Dia menegaskan ketulusan segala niat-Nya: namun   Aku meng-

hormati Bapa-Ku. Mereka mengatakan bahwa Dia mengambil 

bagi diri-Nya sendiri kehormatan-kehormatan yang tidak layak 

didapatkan-Nya, dan merampas kehormatan yang hanya layak 

dimiliki Tuhan  , yang keduanya disangkal-Nya di sini, dengan 

berkata bahwa pekerjaan-Nya yaitu  memuliakan Bapa-Nya, 

dan hanya Dia. Itu juga membuktikan bahwa Dia tidak kera-

sukan setan, sebab , jika Dia kerasukan, Dia tidak akan me-

muliakan Tuhan  . Perhatikanlah, orang yang benar-benar dapat 

menunjukkan bahwa mereka senantiasa berusaha memulia-

kan Tuhan   sudah cukup mempersenjatai diri mereka melawan 

berbagai celaan dan teguran dari manusia.      

Injil Yohanes 8:48-50 

 593 

3.  Dia mengeluhkan kejahatan yang mereka perbuat terhadap-

Nya dengan fitnah-fitnah mereka: kamu tidak menghormati 

Aku. Dengan ini tampak bahwa, sebagai manusia, Dia cepat 

merasakan aib dan penghinaan yang diberikan kepada-Nya. 

Celaan yaitu  pedang dalam tulang-Nya, namun Dia tetap me-

laluinya demi keselamatan kita. yaitu  kehendak Tuhan   su-

paya semua orang menghormati Anak, namun ada banyak di 

antara mereka yang tidak menghormati-Nya. Begitulah perten-

tangan yang ada dalam pikiran duniawi melawan kehendak 

Tuhan  . Kristus menghormati Bapa-Nya seperti yang tidak per-

nah diperbuat oleh seorang manusia pun, namun Dia sendiri 

tidak dihormati seperti yang tidak pernah diperbuat terhadap 

seorang manusia pun. Sebab, meskipun Tuhan   telah berjanji 

bahwa orang-orang yang menghormati-Nya akan dihormati-

Nya, Dia tidak pernah menjanjikan bahwa manusia akan 

menghormati mereka.  

4.  Dengan berkata tentang diri-Nya sendiri, Dia membersihkan 

diri-Nya dari segala tuduhan bahwa Dia mencari kemuliaan 

duniawi yang sia-sia bagi diri-Nya (ay. 50).  

Perhatikanlah di sini:  

(1) Kejijikan-Nya terhadap kehormatan duniawi: Aku tidak 

mencari hormat bagi-Ku. Dia tidak berusaha mendapatkan 

kehormatan ini dalam apa yang dikatakan-Nya tentang 

diri-Nya sendiri atau dalam melawan para penganiaya-Nya. 

Dia tidak menghendaki pujian manusia, atau berhasrat 

mendapatkan kedudukan di dunia ini. Sebaliknya, dengan 

gigih Ia justru menepiskan keduanya. Dia tidak mencari 

hormat bagi diri-Nya sendiri yang terpisah dari kehormatan 

Bapa-Nya, juga tidak memiliki  kepentingan tersendiri 

yang berbeda dari kepentingan Bapa-Nya. Bagi manusia, 

mencari hormat bagi dirinya sendiri memang bukanlah ke-

hormatan yang sesungguhnya (Ams. 25:27, terjemahan KJV 

– pen.), melainkan lebih merupakan aib bagi mereka jika 

mereka begitu terang-terangan melakukannya. Inilah yang 

menjadi alasan mengapa di sini Kristus menganggap ringan 

saja celaan mereka itu: “Kamu tidak menghormati Aku, 

namun   itu tidak dapat mengganggu Aku, tidak akan mem-

buat-Ku gelisah, sebab Aku tidak mencari hormat bagi-Ku.” 


 594

Perhatikanlah, orang yang mati terhadap pujian manusia 

dapat dengan aman menanggung hinaan dari mereka.  

(2) Penghiburan-Nya di dalam penghinaan duniawi: ada Satu 

yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi. Dalam 

dua hal Kristus menunjukkan bahwa Dia tidak mencari hor-

mat bagi-Nya, dan di sini Dia memberi tahu kita apa itu 

kedua hal yang membuat-Nya merasa puas itu.  

[1] Dia tidak berusaha mendapatkan hormat dari manusia, 

namun   justru mengabaikannya, dan merujuk pada hal 

ini Dia berkata, “Ada Satu yang mencarinya, yang akan 

menjamin dan memajukan kepentingan-Ku sehingga 

Aku dihargai dan disayangi oleh orang banyak, semen-

tara Aku sendiri tidak peduli akan hal itu.” Perhatikan-

lah, Tuhan   akan mencari kehormatan bagi mereka yang 

tidak mencari kehormatan mereka sendiri, sebab keren-

dahan hati mendahului kehormatan.  

[2] Dia tidak membalas penghinaan-penghinaan manusia. 

Sebaliknya, Dia tidak menghiraukannya, dan merujuk 

pada hal ini Dia berkata, “Ada Satu yang menghakimi, 

yang akan membenarkan kehormatan-Ku, dan dengan 

keras akan membalas mereka yang menginjak-injak-

nya.” Mungkin di sini Dia merujuk pada penghakiman-

penghakiman yang akan menimpa bangsa Yahudi oleh 

sebab  segala penghinaan yang mereka berikan kepada 

Tuhan Yesus (Mzm. 37:13-15). Aku tidak mendengar, 

sebab  Engkau yang akan mendengarnya. Jika kita ber-

usaha menghakimi sendiri, apa pun kerusakan yang 

kita derita, maka kita sudah mendapatkan imbalannya 

dengan tangan kita sendiri. namun   jika kita, seperti yang 

seharusnya, menjadi pendakwa yang rendah hati dan 

penunggu yang sabar, maka kita akan mendapati dan 

merasa terhibur olehnya, bahwa ada Satu yang meng-

hakimi. 

Yesus Sudah Ada Sebelum Abraham  

(8:51-59) 

51 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, 

ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” 52 Kata orang-orang

Injil Yohanes 8:51-59 

 595 

Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. 

Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau 

berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut 

sampai selama-lamanya. 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita 

Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah 

Engkau samakan diri-Mu?” 54 Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-

Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-

Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia yaitu  Tuhan   

kami, 55 padahal kamu tidak mengenal Dia, namun   Aku mengenal Dia. Dan 

jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku yaitu  pendusta, sama 

seperti kamu, namun   Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 56 

Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah 

melihatnya dan ia bersukacita.” 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-

Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat 

Abraham?” 58 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesung-

guhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” 59 Lalu mereka mengambil 

batu untuk melempari Dia; namun   Yesus menghilang dan meninggalkan Bait 

Tuhan  . 

Dalam ayat-ayat ini diceritakan mengenai: 

I.   Ajaran tentang kekekalan orang-orang percaya dipaparkan (ay. 

51). Ajaran ini diperkenalkan dengan pendahuluan yang khidmat 

seperti biasanya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, yang me-

nuntut baik itu perhatian maupun persetujuan, dan inilah yang 

dikatakan-Nya, barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan 

mengalami maut sampai selama-lamanya.  

Di sini kita mendapati:  

1. Ciri-ciri orang percaya: ia yaitu  orang yang menuruti firman 

Tuhan Yesus, ton logon ton emon – firman-Ku, firman-Ku yang 

telah Kusampaikan kepadamu. Firman ini bukan hanya harus 

kita terima melainkan juga harus kita turuti, bukan hanya ha-

rus dimiliki melainkan juga harus dipegang. Kita harus men-

jaganya dalam pikiran dan ingatan, menjaganya dalam kasih 

dan sayang, menjaganya sehingga kita tidak melanggarnya 

atau menentangnya, menjaganya dengan tidak bercacat (1Tim. 

6:14), menjaganya sebagai suatu kepercayaan yang diikatkan 

kepada kita, menjaganya sebagai jalan kita, dan menjaganya 

sebagai peraturan hidup kita.  

2. Hak istimewa orang percaya: ia pasti tidak akan mengalami 

maut sampai selama-lamanya, begitu yang dikatakan dalam 

bahasa aslinya. Ini bukan berarti bahwa tubuh jasmani orang-

orang percaya itu seolah-olah aman dari hantaman maut. 

Tidak, bahkan anak-anak Yang Mahatinggi harus mati seperti 

manusia, dan para pengikut Kristus sudah sering kali meng-


 596

alami bahaya kematian, lebih dibandingkan  orang-orang lain. Me-

reka ada dalam bahaya maut sepanjang hari. Jadi, bagaimana 

bisa janji ini bisa terpenuhi, bahwa mereka tidak akan meng-

alami kematian?  

Jawabannya:  

(1) Sifat kematian diubah sedemikian rupa bagi mereka se-

hingga mereka tidak melihatnya sebagai kematian, mereka 

tidak melihat kengerian maut, kengerian itu akan disingkir-

kan dari mereka sama sekali. Penglihatan mereka tidak 

berujung pada kematian, seperti penglihatan orang-orang 

yang hidup menurut indra jasmani. Tidak, mereka melihat 

menembus kematian, melampauinya, dengan begitu jelas 

dan begitu tenang, sampai mereka menjadi begitu terbawa-

bawa oleh keadaan yang menunggu mereka di seberang 

kematian dan tidak memandangnya sama sekali.  

(2) Kuasa maut dihancurkan dengan begitu rupa sehingga 

meskipun tidak ada jalan keluarnya dan mereka harus me-

lihat maut, namun mereka tetap tidak akan melihat maut 

sampai selama-lamanya, tidak akan selalu terkekang di 

dalamnya, dan akan datang harinya saat  maut akan dite-

lan dalam kemenangan. 

(3)  Mereka dengan sempurna dibebaskan dari kematian kekal, 

tidak akan merasakan sakitnya kematian kedua. Itulah ke-

matian yang terutama dimaksudkan di sini, kematian yang 

selama-lamanya, yang berlawanan dengan kehidupan ke-

kal. Kematian ini tidak akan pernah mereka lihat, sebab 

mereka tidak akan pernah menjalani penghukuman. Mereka 

akan mendapatkan bagian mereka yang kekal, di mana 

tidak akan ada lagi kematian, di mana mereka tidak dapat 

mati lagi (Luk. 20:36). Walaupun sekarang mereka mau 

tidak mau harus melihat kematian, dan merasakannya 

juga, tidak lama lagi mereka akan berada di tempat di 

mana kematian tidak akan dilihat lagi untuk selama-lama-

nya (Kel. 14:13).   

II.  Orang-orang Yahudi mencari-cari kesalahan dalam ajaran ini. Bu-

kannya memegang janji kekekalan yang berharga ini, yang secara 

alami sangat didamba-dambakan oleh manusia (coba katakan 

Injil Yohanes 8:51-59 

 597 

siapa yang tidak mencintai kehidupan dan tidak ngeri melihat 

kematian?), mereka malah memanfaatkan kesempatan ini untuk 

mencela Dia yang sudah memberikan tawaran yang begitu baik 

ini kepada mereka: Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasuk-

an setan. Abraham telah mati.  

Perhatikanlah di sini:  

1. Cemoohan mereka: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kera-

sukan setan, bahwa Engkau orang gila. Engkau mengoceh dan 

mengatakan apa yang tidak Kauketahui.” Lihatlah bagaimana 

babi-babi ini menginjak-injak mutiara yang berharga dalam 

janji-janji Injil. Kalau sekarang akhirnya mereka memiliki  

bukti untuk mengatakan Dia gila, mengapa mereka berkata 

(ay. 48), sebelum mereka memiliki  bukti itu, “Engkau