Kisah pararasul 16

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 16. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 16. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 16


 


ah-

tengah orang banyak, seperti hamba, menunjukkan bahwa 

mereka sama sekali tidak memandang diri sebagai Tuhan , 

Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18 

 

 597 

atau merasa diri sebagai orang terhormat. Mereka tidak 

berdiri diam, mengharapkan orang datang memberi peng-

hormatan,namun  jelas-jelas menolaknya dengan terjun sen-

diri ke tengah-tengah orang ramai. Mereka terjun, seperti 

orang yang bersungguh-sungguh, dengan perhatian yang tak 

kalah besar dengan Harun, yang menengahi antara yang 

hidup dan yang mati,  saat  tulah Mesir mulai berdatangan.  

(2) Mereka berbantah dengan orang banyak itu, sambil ber-

seru, supaya semua orang mendengar,  Hai kamu sekalian, 

mengapa kamu berbuat demikian?” Mengapa kamu ingin 

menjadikan kami Tuhan ? Sungguh tidak masuk akal apa 

yang kalian lakukan ini. sebab , 

[1]  Kodrat kami sebagai manusia tidak memperbolehkan-

nya: Kami ini yaitu  manusia biasa sama seperti kamu” 

homoiopatheis. Ini kata yang sama yang dipakai tentang 

Elias, (Yak. 5:17), yang dalam KJV diartikan, kami tun-

duk pada hawa nafsu sama seperti kamu.  Kami ini 

manusia, dan oleh sebab itu kamu salah jika  meng-

harapkan dari kami apa yang hanya bisa didapat dari 

Tuhan . Dan kamu berbuat dosa terhadap Tuhan  jika  

kamu memberi  kepada kami, atau kepada siapa 

saja, penghormatan yang hanya boleh diberikan kepada 

Tuhan  saja. Kami tidak saja memiliki tubuh seperti yang 

kamu lihat,namun  juga memiliki  hawa nafsu yang 

sama seperti kamu, memiliki  hati yang dibentuk 

sama seperti orang lain (Mzm. 33:15). Sebab, seperti air 

mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencer-

minkan manusia itu (Ams. 27:19). Secara alami kami 

tunduk pada kelemahan-kelemahan kodrat manusia, 

dan rentan terhadap malapetaka yang bisa mencelaka-

kan manusia. Kami bukan saja manusia, melainkan 

juga manusia yang berdosa dan menderita, dan sebab  

itu kami tidak mau didewakan.”  

[2]  Ajaran yang kami beritakan langsung bertentangan de-

ngannya. Haruskah kami ditambahkan lagi ke dalam 

sejumlah dewa yang sudah kalian miliki, padahal tugas 

kami justru meniadakan dewa-dewa itu? Kami ada di 

sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya 

kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik 


 598

kepada Tuhan  yang hidup. Jika kami memperbolehkan 

kalian melakukan ini, itu berarti kami meneguhkan ka-

lian dalam perbuatan yang justru ingin kami hapuskan 

dari kalian.” Demikianlah, mereka memanfaatkan ke-

sempatan ini untuk menunjukkan kepada orang banyak 

itu betapa wajar dan perlunya mereka berbalik dari 

berhala-berhala kepada Tuhan  (1Tes. 1:9).  saat  mereka 

memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi, yang 

membenci penyembahan berhala, mereka tidak harus 

melakukan apa-apa selain memberitakan anugerah 

Tuhan  di dalam Kristus. Dan mereka tidak perlu, seperti 

yang dilakukan para nabi dalam berurusan dengan 

nenek moyang mereka, memberitakan larangan terhadap 

penyembahan berhala.namun ,  saat  mereka harus ber-

urusan dengan bangsa-bangsa lain, mereka harus me-

luruskan kesalahan-kesalahan mereka dalam agama 

alamiah, dan mengangkat mereka dari kerusakan-keru-

sakannya yang mencolok. Lihatlah di sini apa yang 

mereka beritakan kepada bangsa-bangsa lain. 

Pertama, bahwa dewa-dewa yang disembah oleh me-

reka dan nenek moyang mereka, dan semua upacara 

ibadah yang mereka lakukan hanyalah perbuatan sia-

sia, mengada-ada, tidak masuk akal, tidak berguna, 

tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan juga tidak men-

datangkan manfaat apa-apa. Dalam Perjanjian Lama 

berhala sering disebut sebagai kesia-siaan (Ul. 32:21; 

1Raj. 16:13; Yer. 14:22). Tidak ada berhala di dunia 

(1Kor. 8:4). Berhala bukanlah seperti apa yang dikira 

orang. Berhala itu penipu, palsu. Berhala menyesatkan 

orang-orang yang percaya padanya dan mengharapkan 

pertolongan darinya. Oleh sebab itu, tinggalkanlah per-

buatan yang sia-sia ini, berpalinglah dari berhala-ber-

hala itu dengan rasa benci dan jijik, sebagaimana 

Efraim melakukannya (Hos. 14:9):  Apakah lagi sangkut 

pautku dengan berhala-berhala? Aku tidak mau lagi 

ditipu seperti itu.” 

 Kedua, bahwa Tuhan  yang memanggil mereka untuk 

berbalik yaitu  Tuhan  yang hidup. Sampai saat itu mere-

ka menyembah patung-patung mati, yang sama sekali 

Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18 

 

 599 

tidak mampu menolong mereka (Yes. 64:9). Atau (seperti 

yang hendak mereka lakukan sekarang), mereka me-

nyembah manusia yang fana, yang sebentar saja tidak 

bisa lagi menolong mereka.namun  sekarang mereka di-

ajak untuk menyembah Tuhan  yang hidup, yang mem-

punyai hidup dalam diri-Nya, dan memiliki  hidup 

bagi kita, hidup untuk selama-lamanya. 

Ketiga, bahwa Tuhan  ini yaitu  pencipta dunia, sum-

ber dari segala keberadaan dan kuasa:  Dia telah men-

jadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, bahkan 

apa yang kalian sembah sebagai dewa-dewa, sehingga 

Dia juga yaitu  Tuhan  dari segala dewamu. Kamu me-

nyembah dewa-dewa yang kamu jadikan, makhluk-

makhluk khayalanmu sendiri, dan pekerjaan tanganmu 

sendiri.namun  kami memanggil kamu untuk menyem-

bah Tuhan  yang benar, dan tidak membiarkan dirimu di-

perdaya oleh penipu. Sembahlah Tuhan Yang Berdaulat 

atas semuanya, dan janganlah rendahkan dirimu sen-

diri dengan bersujud kepada makhluk-makhluk dan 

bawahan-bawahan-Nya.” 

 Keempat, bahwa hanya sebab  kesabaran-Nyalah du-

nia dan mereka tidak Dia hancurkan sedari dulu sebab  

penyembahan berhala mereka (ay. 16): Dalam zaman 

yang lampau, selama berabad-abad, sampai hari ini, Dia 

membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-

masing. Para penyembah berhala ini, yang dipanggil un-

tuk tidak lagi menyembah ilah-ilah lain, mungkin berpi-

kir,  Bukankah kami sudah melayani dewa-dewa ini sam-

pai sekarang, dan nenek moyang kami sebelum kami, dan 

begitu seterusnya sampai ke zaman purbakala. Lalu 

mengapa kami tidak boleh terus melayani mereka?” – 

Tidak, pelayananmu terhadap mereka itu mencobai kesa-

baran Tuhan , dan hanya sebab  mujizat belas kasihan-

Nyalah kamu tidak dibinasakan untuk itu.namun , meski-

pun Ia tidak membinasakan kamu untuk itu dalam keti-

daktahuanmu, dan waktu kamu belum mengetahui yang 

lebih baik (17:30), namun sebab  sekarang Ia sudah me-

ngirimkan Injil-Nya ke dalam dunia, dan melalui Injil itu 

Ia secara jelas mengungkapkan diri-Nya dan kehendak-


 600

Nya kepada semua bangsa, dan bukan hanya kepada 

bangsa Yahudi, maka jika kamu terus menyembah ber-

hala, Ia tidak akan segan-segan lagi menghukum kamu. 

Semua bangsa yang tidak mendapat keuntungan pewah-

yuan Tuhan , yaitu semua bangsa kecuali bangsa Yahudi, di-

biarkan-Nya menuruti jalannya masing-masing, sebab 

tidak ada yang menegur mereka, atau mengawasi mereka, 

selain suara hati mereka sendiri, pikiran mereka sendiri 

(Rm. 2:15), tanpa kitab suci, tanpa nabi-nabi. Maka bisa 

dimaafkan kalau mereka mengambil jalan yang salah. 

Tetapi sebab  sekarang Tuhan  sudah mengirimkan pe-

wahyuan ke dalam dunia yang harus diberitakan kepada 

semua bangsa, keadaannya sudah berubah. Kita dapat 

memahaminya sebagai penghakiman atas semua bangsa 

yang dibiarkan Tuhan  menuruti jalannya masing-masing, 

diserahkan menurut hawa nafsunya sendiri.namun  

sekarang sudah tiba waktunya tudung yang ditudungkan 

kepada segala bangsa-bangsa dikoyakkan (Yes. 25:7), dan 

perbuatan kalian yang sia-sia ini tidak akan dimaafkan 

lagi,namun  harus kalian tinggalkan. Perhatikanlah,  

1. Kesabaran Tuhan  terhadap kita sampai saat ini ha-

ruslah menuntun kita kepada pertobatan, dan bukan 

justru mendorong kita untuk berani meneruskan-

nya, sebab jika demikian, kita justru terus mem-

buat-Nya murka.  

2. Kejahatan yang telah kita lakukan sebab  tidak tahu 

tidak bisa dijadikan alasan untuk berbuat jahat se-

telah kita tahu apa yang baik. 

Kelima, bahwa bahkan  saat  mereka tidak berada di 

bawah bimbingan dan teguran firman Tuhan  sekalipun, me-

reka bisa saja tahu, dan seharusnya tahu, bagaimana ber-

buat lebih baik dengan melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan  

(ay. 17). Walaupun bangsa-bangsa bukan-Yahudi tidak 

memiliki  ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan 

yang dimiliki bangsa Yahudi untuk bersaksi bagi Tuhan  

melawan semua pendusta, tidak ada loh hukum Tuhan  atau 

Kemah Suci, Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan 

berbagai-bagai kebajikan (KJV: Tuhan  bukan tidak menya-

Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18 

 

 601 

takan diri-Nya tanpa saksi – pen.). Selain ada saksi bagi 

Tuhan  di dalam diri mereka (suara hati nurani), ada juga 

saksi-saksi bagi Tuhan  di sekeliling mereka, yaitu pemeliha-

raan Tuhan  secara umum yang berlimpah. Tidak adanya 

kitab suci pada mereka memang sebagian bisa dijadikan 

alasan, dan oleh sebab itu Tuhan  tidak membinasakan 

mereka sebab  penyembahan berhala mereka, seperti yang 

dilakukan-Nya terhadap bangsa Yahudi. Namun, ini tidak 

bisa sepenuhnya dijadikan alasan. Sebaliknya, kendati 

demikian, mereka melakukan kejahatan dan kesalahan 

yang amat besar di hadapan Tuhan . Sebab ada saksi-saksi 

lain bagi Tuhan , yang cukup membuat mereka tahu bahwa 

hanya Dia saja yang harus disembah, dan bahwa kepada 

Dialah mereka berutang budi atas segala kebaikan yang 

mereka terima, dan yang membawa segala penghiburan 

bagi mereka. Dan sebab  itu, mereka bersalah atas per-

buatan yang sangat tidak adil dan tidak tahu bersyukur, 

jika  tidak memandang semuanya itu berasal dari Dia. 

Tuhan , sebab  bukan tidak menyatakan diri-Nya tanpa 

saksi, tidak meninggalkan kita tanpa petunjuk, dan sebab  

itu kita tidak bisa berdalih apa-apa. Sebab apa saja yang 

menjadi saksi bagi Tuhan  akan menjadi saksi melawan kita, 

jika kita memberi  kepada yang lain kemuliaan yang 

layak diberikan kepada Dia saja.  

1. Berlimpahnya pemeliharaan Tuhan  secara umum bersaksi 

kepada kita bahwa Tuhan  itu ada, sebab semuanya itu 

diberikan dengan bijak dan untuk suatu tujuan. Hujan 

dan musim-musim subur tidak mungkin datang secara 

kebetulan, dan juga tidak ada yang dapat menurunkan 

hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu, 

tidak dapat juga langit sendiri memberi hujan lebat (Yer. 

14:22). Semua kekuatan alam bersaksi kepada kita 

akan kuasa Tuhan  yang berdaulat atas alam, yang se-

muanya berasal dari Dia, dan kepada-Nya mereka ber-

gantung. Bukan langit yang memberi kita hujan, Tuhan -

lah yang memberi kita hujan dari langit. Dia Bapa dari 

hujan (Ayb. 38:28).  

2. Keuntungan-keuntungan yang kita dapatkan melalui 

kelimpahan ini bersaksi kepada kita bahwa kita harus 


 602

bersyukur, bukan kepada makhluk ciptaan yang ber-

guna bagi kita, melainkan kepada Sang Pencipta yang 

membuat mereka berguna. Ia bukan tidak menyatakan 

diri-Nya tanpa saksi, dan di dalam hal itu Ia berbuat 

kebajikan (KJV). Tuhan  tampak melihat contoh-contoh 

kebaikan-Nya sebagai bukti yang lebih bermakna dan 

lebih meyakinkan dari hak-Nya untuk kita sembah dan 

puja dibandingkan  bukti-bukti kebesaran-Nya. Sebab ke-

baikan-Nya yaitu  kemuliaan-Nya. Bumi penuh dengan 

kasih setia TUHAN. Ia penuh rahmat terhadap segala 

yang dijadikan-Nya, dan sebab  itu mereka memuji Dia 

(Mzm. 145:9-10). Tuhan  berbuat baik kepada kita, dalam 

menyediakan udara untuk kita hirup, tanah tempat kita 

berpijak, cahaya matahari yang dengannya kita bisa 

melihat.namun , sebab  contoh yang jelas dari kebaikan 

Sang Pemelihara kepada setiap dari kita secara khusus 

yaitu  persediaan makanan dan minuman sehari-hari 

bagi kita, maka Rasul Paulus memilih untuk menegas-

kan hal ini, dan menunjukkan bagaimana Tuhan  berbuat 

baik kepada kita,  

(1) Dalam menyediakan makanan dan minuman itu bagi 

kita, melalui rantaian sebab akibat yang bergantung 

pada Dia sebagai penyebab utamanya: Langit akan 

mendengarkan bumi. Bumi akan mendengarkan gan-

dum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan men-

dengarkan Yizreel (Hos. 2:20-21). Dia berbuat baik 

kepada kita dengan memberi kita hujan dari langit, 

yaitu hujan untuk air minum kita, sebab jika tidak 

ada hujan, maka tidak akan ada mata air, dan kita 

akan segera mati kehausan. Itu juga hujan untuk 

minum bagi tanah kita, sebab baik makanan mau-

pun minuman untuk kita datang dari hujan. Dalam 

menyediakan semuanya ini kepada kita, Ia memberi-

kan musim-musim subur bagi kita. Jika langit di atas 

menjadi seperti besi, maka tanah akan segera men-

jadi seperti tembaga (Im. 26:19). Inilah batang air 

Tuhan  yang mengaruniai tanah dengan kelimpahan, 

dan dengannya Tuhan  menyediakan gandum (Mzm. 

65:10-14). Dari semua peristiwa yang terjadi dalam 

Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18 

 

 603 

pemeliharaan Tuhan  secara umum, orang kafir memi-

lih membentuk gagasan mereka tentang Tuhan  yang 

mahatinggi melalui hal-hal yang mengerikan, yang 

sudah sewajarnya membuat kita ngeri akan Dia. Hal 

yang dimaksud yaitu  guntur. Oleh sebab  itulah 

mereka menyebut Zeus Sang Guntur, dan melam-

bangkannya dengan guntur di tangan, seperti yang 

tampak dalam Mazmur 29:3, sehingga orang tidak 

bisa mengabaikannya.namun  sang rasul di sini, un-

tuk mendorong kita menyembah Tuhan , menunjukkan 

kepada kita kemurahan-Nya, supaya kita berpikiran 

baik tentang Dia dalam segala hal di mana kita 

harus berurusan dengan Dia. Juga, supaya kita 

mengasihi Dia dan bersuka di dalam Dia, sebagai 

Tuhan  yang berbuat baik, berbuat baik kepada kita, 

berbuat baik kepada kita sekalian, dalam menurun-

kan hujan dari langit dan memberi  musim-musim 

subur. Dan jika  sewaktu-waktu hujan ditahan, 

atau musim-musim tidak berbuah, itu sebab  salah 

kita sendiri. Dosa kitalah yang menghalangi semua 

yang baik yang datang kepada kita ini, dan meng-

hentikan aliran perkenanan-perkenanan Tuhan .  

(2) Dalam memberi kita penghiburan dari semuanya itu. 

Dialah yang memuaskan hati kita dengan makanan 

dan kegembiraan. Tuhan  itu kaya akan rahmat bagi 

semua orang (Rm. 10:12): Tuhan  dalam kekayaan-Nya 

memberi  kepada kita segala sesuatu untuk dinik-

mati (1Tim. 6:17). Dia tidak sekadar memberi,namun  

juga memberi dengan berlimpah. Tidak hanya mem-

beri kita apa yang kita perlukan,namun  juga memam-

pukan kita untuk menikmatinya. Ia memuaskan hati 

kita dengan makanan (Pkh. 2:24), yakni, Ia memberi 

kita makanan sampai kita puas, atau sesuai dengan 

keinginan kita. Bukan sekadar makanan pokok, me-

lainkan juga aneka santapan yang berlimpah dan 

lezat. Bahkan untuk bangsa-bangsa yang telah ke-

hilangan pengetahuan tentang Dia, dan menyembah 

ilah-ilah lain, tetap saja dipenuhi-Nya rumah mereka, 

mulut mereka, dan dikenyangkan-Nya perut mereka 


 604

(Ayb. 22:18; Mzm. 17:14) dengan segala yang baik. 

Bangsa-bangsa bukan-Yahudi yang hidup tanpa 

Tuhan  di dalam dunia, tetap hidup bergantung pada 

Tuhan . Hal ini ditegaskan Kristus sebagai alasan 

mengapa kita harus berbuat baik kepada orang yang 

membenci kita (Mat. 5:44-45). Hati orang kafir puas 

dengan makanan. Memang ini yang membuat me-

reka bahagia dan puas, mereka tidak menginginkan 

hal-hal lain.namun  semua ini tidak akan menge-

nyangkan jiwa (Yeh. 7:19), dan tidak pula orang 

yang tahu bagaimana menghargai jiwanya akan di-

kenyangkan olehnya.namun  para rasul juga menem-

patkan diri sebagai orang yang mendapat bagian 

dalam kemurahan Tuhan . Kita semua harus mengakui 

bahwa Tuhan  memuaskan hati kita dengan makanan 

dan kegembiraan. Bukan hanya makanan supaya 

kita hidup, melainkan juga kegembiraan supaya kita 

hidup dengan ceria. Oleh sebab  kebaikan-Nyalah 

kita tidak mencari rezeki dengan bersusah payah se-

umur hidup kita. Perhatikanlah, kita harus bersyu-

kur kepada Tuhan  bukan hanya atas makanan kita, 

melainkan juga atas kegembiraan kita, yaitu bahwa 

Ia memberi kita izin untuk bergembira, memberi 

alasan untuk bergembira, dan memberi hati untuk 

bergembira. Dan, jika  hati kita dipuaskan dengan 

makanan dan kegembiraan, maka hati kita juga 

harus dipenuhi dengan kasih dan rasa syukur, dan 

semakin taat dalam menjalankan kewajiban dan 

perintah (Ul. 8:10; 28:47). 

Terakhir, keberhasilan kedua rasul itu dalam melarang 

orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka (ay. 

18): Dengan berkata demikian, melalui upaya keras, mereka 

mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada 

mereka. Begitu teguhnya para penyembah berhala ini me-

megang penyembahan berhala mereka. Tidak cukup bila ke-

dua rasul itu menolak didewakan (penolakan ini hanya akan 

ditafsirkan sebagai sikap merendah),namun  juga mereka harus 

membencinya. Mereka menunjukkan kepada orang banyak itu 

kejahatan dari perbuatan mereka. Namun itu pun belum cu-

Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28 

 

 605 

kup, sebab kedua rasul itu hampir-hampir tidak dapat men-

cegah mereka melakukannya, dan sebagian dari mereka siap-

siap mempersalahkan imam sebab  tidak terus menjalankan 

tugasnya kendati dengan penolakan itu. Kita dapat melihat di 

sini apa yang menyebabkan penyembahan berhala pada orang 

kafir. Mereka mendewa-dewakan apa yang menjadi sarana 

bagi penghiburan mereka, dan bukannya menyembah Sang 

Sumber penghiburan itu sendiri. Paulus dan Barnabas sudah 

menyembuhkan orang lumpuh, dan oleh sebab itu orang ba-

nyak mendewa-dewakan mereka, bukannya memuliakan Tuhan  

yang sudah memberi mereka kuasa seperti itu. Hal ini sudah 

seharusnya membuat kita sangat berhati-hati untuk tidak 

memberi  kepada orang lain, atau kepada diri kita sendiri, 

suatu penghormatan yang selayaknya diberikan kepada Tuhan  

saja. 

Paulus Dirajam di Listra;  

Paulus dan Barnabas Mengunjungi Jemaat  

(14:19-28) 

19namun  datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan 

mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melem-

pari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, sebab  mereka me-

nyangka, bahwa ia telah mati. 20 namun    saat  murid-murid itu berdiri 

mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya 

berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. 21 Paulus dan 

Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu 

kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. 22 Di tempat itu mereka 

menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka 

bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam 

Kerajaan Tuhan  kita harus mengalami banyak sengsara. 23 Di tiap-tiap jemaat 

rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah ber-

doa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, 

yang yaitu  sumber kepercayaan mereka. 24 Mereka menjelajah seluruh 

Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga, 

lalu pergi ke Atalia, di pantai. 26 Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di 

tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Tuhan  untuk 

memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 27 Setibanya di situ mereka 

memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu 

yang Tuhan  lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membu-

ka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 28 Di situ mereka lama 

tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu. 

Di sini kita mendapati lanjutan cerita tentang berbagai pelayanan 

dan penderitaan Paulus dan Barnabas.  


 606

I. Bagaimana Paulus dirajam lalu ditinggalkan sebab  disangka 

mati,namun  secara ajaib bangkit kembali (ay. 19-20). Mereka lebih 

ingin menyerang Paulus dibandingkan  Barnabas, sebab  Paulus, seba-

gai pembicara utama, lebih membuat mereka kesal dan jengkel 

dibandingkan  Barnabas. Sekarang amatilah di sini, 

1. Bagaimana orang banyak menjadi marah kepada Paulus. 

Bukan sebab  mereka terluka oleh Paulus (jika mereka merasa 

terhina sebab  Paulus menolak didewakan, maka sesudah me-

reka tenang, mereka pasti dengan mudah akan memaafkan dia 

atas kesalahan itu).namun  sebab  datang orang-orang Yahudi 

dari Antiokhia, yang ada kemungkinan mendengar bagaimana 

Paulus dan Barnabas dihormati sedemikian rupa di Listra, dan 

mereka kesal mendengar itu. Mereka memanas-manasi orang 

banyak untuk melawan keduanya, dengan menuduh mereka 

sebagai orang yang suka memecah belah, penghasut, berba-

haya, dan tidak pantas dilindungi. Lihatlah betapa kegeraman 

orang-orang Yahudi melawan Injil Kristus tidak pernah ber-

henti. Mereka tidak tahan kalau Injil mendapat tempat ber-

pijak di mana saja.  

2. Bagaimana orang banyak dibuat marah oleh orang-orang Ya-

hudi yang biadab ini: mereka menjadi sedemikian geram se-

hingga bangkit dan melempari Paulus dengan batu, bukan atas 

dasar keputusan hukum, melainkan sebab  terdorong oleh 

huru-hara orang banyak. Mereka merajami dia untuk menja-

tuhkannya, dan kemudian menyeretnya ke luar kota, seperti 

orang yang tidak pantas tinggal di dalamnya, atau menyeret-

nya di atas tandu atau peti, untuk menguburkan dia, sebab  

mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Begitu kuatnya ke-

cenderungan hati manusia yang rusak dan penuh hawa nafsu 

kedagingan terhadap apa yang jahat, bahkan terhadap apa 

yang sangat berlawanan, sehingga, sama seperti sangat sulit 

mencegah orang berbuat jahat pada satu sisi, demikian pula 

sangat mudah mereka terbujuk berbuat jahat pada sisi lain. 

Lihatlah betapa terombang-ambingnya dan cepat berubah-

ubahnya suasana hati orang duniawi dan penuh hawa nafsu 

kedagingan itu, yang tidak mengetahui dan mempertimbang-

kan segala sesuatunya. Orang yang baru kemarin ingin mem-

perlakukan kedua rasul itu lebih dibandingkan  manusia, sekarang 

memperlakukan mereka lebih buruk dibandingkan  binatang, seper-

Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28 

 

 607 

ti orang-orang bejat, penjahat terjahat. Hari ini hosana, besok 

salibkan Dia. Hari ini diberi korban, besok dikorbankan.namun  

perubahan yang sebaliknya juga terjadi (28). Orang ini sudah 

pasti seorang pembunuh (28:4).namun  kemudian, tidak diragu-

kan lagi bahwa ia seorang dewa (28:6). Sikap orang banyak itu 

angin-anginan. Seandainya Paulus yaitu  Hermes, ia bisa saja 

dimahkotai, atau bahkan dipuja-puja.namun , jika ia ingin 

menjadi hamba Kristus yang setia, ia akan dirajam, dan 

diseret ke luar kota. Demikianlah, siapa yang dengan mudah 

membiarkan diri dikuasai khayalan-khayalan liar tidak suka 

menerima kebenaran sebab  rasa cinta kepadanya. 

3.  Bagaimana ia dilepaskan oleh kuasa Tuhan :  saat  ia diseret ke 

luar dari kota, murid-murid itu berdiri mengelilingi dia (ay. 20). 

Tampaknya ada sebagian orang di Listra ini yang menjadi mu-

rid, yang menemukan jalan tengah antara mendewakan kedua 

rasul itu dan menolak mereka. Dan bahkan orang-orang yang 

baru bertobat ini berani berpihak pada Paulus  saat  ia 

dijatuhkan seperti itu, padahal wajar saja jika mereka ketakut-

an kalau-kalau orang yang sama yang merajami Paulus akan 

merajami mereka juga sebab  berpihak padanya. Mereka ber-

diri mengelilingi dia, seperti pengawal yang hendak menjaga-

nya dari murka lebih jauh dari orang banyak itu. Mereka ber-

diri mengelilingi dia untuk melihat apakah ia masih hidup 

atau sudah mati.namun  tiba-tiba bangkitlah ia. Meskipun ti-

dak mati, tidak diragukan lagi bahwa ia terluka sangat parah, 

dan pingsan. Ia dalam keadaan deliquium (tak sadarkan diri 

sebab  kehabisan darah di otak – pen.), sehingga kalau bukan 

tanpa mujizat ia tidak akan bisa sadar kembali dengan begitu 

cepat dan sehat sehingga bisa pergi memasuki kota. Per-

hatikanlah, sekalipun hamba-hamba Tuhan  yang setia tinggal 

selangkah lagi masuk ke dalam lobang maut, dan disangka 

mati baik oleh kawan maupun lawan, mereka tidak akan mati 

selama Tuhan  masih memiliki  pekerjaan untuk mereka laku-

kan. Mereka dihempaskan, namun tidak binasa (2Kor. 4:9). 

II. Bagaimana mereka terus melanjutkan pekerjaan mereka, kendati 

dengan perlawanan yang mereka hadapi. Semua batu yang 

mereka lemparkan kepada Paulus tidak dapat membuatnya mun-

dur dari pekerjaannya: Mereka menyeretnya ke luar kota (ay. 19), 


 608

tetapi, seperti ingin menantang mereka, ia masuk ke dalam kota 

lagi, untuk menunjukkan bahwa ia tidak takut pada mereka. Ia 

bahkan tidak menghiraukannya sedikit pun. Apa pun, kedua rasul 

itu tahu bahwa penganiayaan terhadap mereka di sini merupakan 

isyarat bagi mereka untuk mencari kesempatan berbuat baik di 

tempat lain, dan oleh sebab itu untuk saat ini mereka meninggal-

kan Listra. 

1. Mereka pergi untuk mengolah dan menabur benih di tanah 

yang baru di Derbe. Ke sanalah pada keesokan harinya Paulus 

dan Barnabas berangkat, ke sebuah kota yang letaknya tidak 

jauh dari situ. Di sana mereka memberitakan Injil, di sana 

mereka memperoleh banyak murid (14:21). Dan tampaknya Ti-

motius berasal dari kota itu, dan merupakan salah satu dari 

murid-murid yang sekarang ikut pergi menyertai Paulus. Ia 

bertemu dengan Paulus di Antiokhia dan menemaninya dalam 

seluruh perjalanannya ini. Sebab, sambil menyinggung cerita 

ini, Paulus memberi tahu Timotius betapa Timotius ikut men-

derita penganiayaan dan sengsara yang dideritanya di Antio-

khia dan di Ikonium dan di Listra (2Tim. 3:10-11). Tidak ada 

kejadian apa-apa yang dicatat di Derbe. 

2. Mereka kembali, dan melakukan pekerjaan mereka lagi, me-

nyirami benih yang sudah mereka tabur. Dan, setelah tinggal 

di Derbe dalam waktu yang mereka anggap pantas, mereka 

kembali ke Listra, ke Ikonium, dan ke Antiokhia, kota-kota 

yang sudah mereka kunjungi untuk memberitakan Injil (ay. 

21). Sekarang, setelah kita diberi tahu tentang cerita yang 

sangat membangun mengenai cara-cara yang mereka pakai 

untuk meletakkan dasar, dan memulai pekerjaan yang baik, di 

sini kita mendapati cerita serupa tentang bagaimana mereka 

membangun di atas dasar itu, dan melanjutkan pekerjaan baik 

itu. Marilah kita lihat apa yang mereka lakukan,  

(1) Mereka menguatkan hati murid-murid, yakni, mereka mena-

namkan pada diri murid-murid apa yang pantas untuk me-

neguhkan mereka (ay. 22). Orang yang baru bertobat mu-

dah goyah, dan mudah digoncangkan oleh perkara-perkara 

kecil. Teman-teman lama mereka memohon untuk tidak 

meninggalkan mereka. Orang yang mereka hormati sebagai 

orang yang lebih bijak dibandingkan  mereka sendiri menunjuk-

Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28 

 

 609 

kan kepada mereka betapa ganjil, keji, dan berbahayanya 

perubahan itu. Mereka tergoda, sebab  membayangkan 

akan mendapat kedudukan, untuk berpegang teguh pada 

adat istiadat nenek-moyang mereka. Mereka takut akan ba-

haya berenang melawan arus. Semuanya ini menggoda me-

reka untuk berpikir bahwa mereka akan mundur pada 

waktunya.namun  kedua rasul itu datang dan memberi tahu 

mereka bahwa mereka berdiri di atas anugerah Tuhan  yang 

benar. Dan oleh sebab itu mereka harus tetap berdiri di 

atasnya, dan yakin bahwa tidak ada yang lebih berbahaya 

dibandingkan  kehilangan bagian di dalam Kristus, tidak ada 

yang lebih menguntungkan dibandingkan  tetap berpegang pada-

Nya. Bahwa, apa pun pencobaan yang akan mereka alami, 

mereka akan mendapat kekuatan dari Kristus untuk 

melewatinya. Dan, apa pun yang akan hilang dari mereka, 

mereka akan mendapat gantinya secara berlimpah-limpah. 

Dan hal ini menguatkan hati murid-murid. Ini menguatkan 

tekad hati mereka yang saleh, dalam kekuatan Kristus, un-

tuk setia pada Kristus apa pun harga yang harus mereka 

bayar. Perhatikanlah, 

[1] Orang yang bertobat perlu dikuatkan. Yang sudah di-

tanam harus berakar. Sudah menjadi tugas hamba-

hamba Tuhan untuk meneguhkan orang-orang kudus 

dan juga menginsafkan orang-orang berdosa. Non minor 

est virtus quam quoerere parta tueri – Adakalanya mem-

pertahankan sama sulitnya seperti mendapatkan. Siapa 

yang diajari kebenaran harus tahu bahwa perkara-per-

kara yang diajarkan kepada mereka itu yaitu  perkara 

yang pasti. Dan siapa yang sudah bertekad harus teguh 

di dalam tekad itu.  

[2]  Peneguhan yang benar yaitu  peneguhan di dalam hati. 

Ini bukanlah menghukum orang murtad dengan meng-

ikat tubuhnya,namun  mencegahnya dengan mengikat 

hatinya. Cara terbaik untuk melakukan ini bagi hamba-

hamba Tuhan hanyalah dengan menekankan perkara-

perkara yang pantas untuk mengikat hati. Anugerah 

Tuhan -lah, dan bukan yang kurang dari itu, yang akan 


 610

berhasil menguatkan hati murid-murid, dan mencegah 

mereka dari kemurtadan. 

(2) Paulus dan Barnabas menasihati mereka supaya mereka 

bertekun di dalam iman. Atau, seperti yang bisa juga di-

baca, Paulus dan Barnabas menguatkan mereka. Kedua 

rasul itu memberi tahu mereka bahwa sudah menjadi baik 

kewajiban maupun kepentingan mereka untuk bertekun, 

untuk tetap percaya bahwa Kristus yaitu  Anak Tuhan , dan 

Juruselamat dunia. Perhatikanlah, siapa beriman perlu 

bertekun di dalam iman, kendati dengan segala cobaan 

yang menggoda mereka untuk meninggalkannya, oleh ka-

rena cibiran atau kernyit dahi dunia ini. Dan penting bagi 

mereka untuk sering-sering dinasihati agar bertekun di da-

lam iman. Siapa yang selalu  dikelilingi dengan godaan-

godaan untuk murtad perlu selalu  ditekankan untuk 

bertekun.  

(3) Yang paling mereka tekankan yaitu  bahwa untuk masuk 

ke dalam Kerajaan Tuhan  kita harus mengalami banyak 

sengsara. Bukan hanya mereka, melainkan juga kita. Siapa 

yang mau masuk sorga harus bersiap-siap menghadapi 

banyak sengsara dan penganiayaan di jalan mereka me-

nuju ke sana.namun  inikah cara untuk menguatkan hati 

murid-murid, dan menggugah mereka untuk bertekun di da-

lam iman? Orang akan menyangka bahwa ini justru akan 

membuat mereka terkejut, dan patah semangat. Tidak, oleh 

sebab  perkaranya sudah dinyatakan dengan jelas dan di-

terima sepenuhnya, maka cara itu akan membantu me-

nguatkan mereka, dan meneguhkan iman mereka kepada 

Kristus. Benar bahwa mereka akan mengalami sengsara, ba-

nyak sengsara. Itu hal terburuk yang bisa terjadi. Namun,  

[1] Sudah ditentukan begitu. Mereka harus menjalaninya, 

tidak bisa ditawar-tawar lagi, perkaranya sudah dipu-

tuskan, dan tidak dapat diubah. Dia yang mengatur 

hati kita secara berdaulat sudah menentukan bahwa 

setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus 

Yesus akan menderita aniaya. Dia yang memerintah 

kita secara berdaulat sudah menentukan bahwa setiap 

orang yang ingin menjadi murid Kristus wajib memikul 

Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28 

 

 611 

salibnya.  saat  kita memberi diri kepada Yesus Kris-

tus, kita melakukannya dengan sukarela.  saat  kita 

duduk dan menghitung-hitung biayanya, jika perhi-

tungannya benar, itu sudah kita persiapkan. Jadi, apa-

bila datang penindasan atau penganiayaan sebab  fir-

man, kita memang sudah diberi tahu sebelumnya, 

bahwa memang harus terjadi begitu: Ia akan menyele-

saikan apa yang ditetapkan atas kita. Perkaranya sudah 

ditetapkan tanpa bisa diubah. Jadi, akankah gunung 

batu digeser dari tempatnya  untuk kita? 

[2] Ini sudah menjadi bagian dari pemimpin bala tentara 

Kristus, serta juga para prajurit-Nya. Bukan hanya 

kamu, melainkan juga kami, yang akan terkena (jika itu 

dianggap sebagai kesusahan). Oleh sebab itu, sama se-

perti penderitaan-penderitaanmu sendiri tidak boleh 

menjadi batu sandungan bagimu, demikian pula halnya 

dengan penderitaan-penderitaan kami. Lihat 1 Tesalo-

nika 3:3. Jangan ada orang yang goyang imannya ka-

rena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa 

kita ditentukan untuk itu. Sama seperti Kristus tidak 

mengharuskan para rasul untuk melayani dengan lebih 

keras dibandingkan  Dia melayani sebelum mereka, demikian 

pula mereka tidak boleh berbuat begitu kepada orang-

orang Kristen biasa.  

[3] Benar bahwa kita harus bersiap-siap menghadapi ba-

nyak sengsara.namun  ini membesarkan hati kita, yaitu 

bahwa kita akan melewatinya. Kita tidak akan terhilang 

dan binasa di dalamnya. Di hadapan kita terbentang 

Laut Merah,namun  Tuhan sudah membuka jalan untuk 

melewatinya, untuk dilewati oleh orang-orang yang di-

tebus TUHAN. Kita harus turun menghadapi masalah, 

tetapi kita akan naik kembali.  

[4] Kita tidak hanya akan melewatinya begitu saja,namun  

juga akan melewatinya untuk masuk ke dalam Kerajaan 

Tuhan . Dan kegembiraan serta kemuliaan di akhir perja-

lanan akan menggantikan secara berlimpah segala ke-

susahan dan penderitaan yang kita jumpai di tengah 

jalan. Benar bahwa kita harus melewati jalan salib, te-


 612

tapi juga benar bahwa jika kita tetap berjalan di jalan 

yang lurus, dan tidak menyimpang atau berbalik, kita 

akan menerima mahkota. Dan pengharapan yang dilan-

dasi iman akan janji ini dapat membuat kita melewati 

kesengsaraan dengan mudah dan menyenangkan. 

(4) Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-

penatua, atau majelis-majelis. Sekarang pada kunjungan 

kedua ini, kedua rasul itu mengatur mereka, mengelom-

pokkan mereka ke dalam kumpulan-kumpulan ibadah di 

bawah bimbingan seorang hamba Tuhan yang tetap, dan 

membedakan antara mereka yang diajar dalam firman Tu-

han dan mereka yang mengajar.  

[1] Setiap jemaat memiliki  pemimpin atau ketuanya, 

yang bertugas untuk berdoa bersama anggota-anggota 

jemaat. Ia juga harus berkhotbah kepada mereka dalam 

kumpulan-kumpulan ibadah, untuk menyampaikan se-

mua ketetapan Injil kepada mereka, dan mengawasi me-

reka, untuk mengajar yang tidak tahu, menegor yang 

hidup dengan tidak tertib, menghibur yang tawar hati, 

dan meyakinkan penentang-penentangnya. Setiap jema-

at perlu memiliki satu atau lebih pemimpin seperti itu.  

[2] Pemimpin-pemimpin itulah yang menjadi para penatua-

nya pada waktu itu. Mereka memiliki kebijaksanaan 

dan kesungguhan orang tua, dan memerintah dengan 

wewenang dan kuasa orang tua. Mereka tidak bertugas 

untuk membuat hukum baru (ini hak istimewa Sang 

Raja, Sang Pemberi hukum yang agung. Pemerintahan 

jemaat yaitu  pemerintahan oleh seorang Raja secara 

mutlak, dan kuasa hukum sepenuhnya berada di ta-

ngan Kristus). Mereka bertugas untuk mengawasi ba-

gaimana hukum-hukum yang sudah dibuat Kristus di-

patuhi dan dijalankan. Dan hanya sejauh itulah mereka 

harus ditaati dan dituruti.  

[3] Penatua-penatua ini ditahbiskan. Kemampuan dari me-

reka yang diajukan atau mengajukan diri (entah itu 

para rasul atau umat yang mengajukan mereka) dinilai 

oleh para rasul, sebagai pihak yang paling pantas untuk 

menilai. Dan mereka, setelah mengabdikan diri sendiri, 

Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28 

 

 613 

dikhususkan dengan sungguh-sungguh untuk menja-

lankan pelayanan, dan terikat pada kewajibannya.  

[4] Para penatua ini ditahbiskan bagi mereka, bagi para 

murid, untuk melayani mereka, demi kebaikan mereka. 

Siapa yang beriman perlu dibangun di dalam iman itu, 

dan perlu bantuan dari para penatua untuk itu, yaitu 

gembala-gembala dan pengajar-pengajar, yang bertugas 

untuk membangun tubuh Kristus. 

(5) Dengan berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan pena-

tua-penatua itu kepada Tuhan, kepada Tuhan Yesus, yang 

yaitu  sumber kepercayaan mereka. Perhatikanlah, 

[1] Sekalipun orang sudah menjadi percaya, dan dilakukan 

dengan tulus hati, namun tugas hamba-hamba Tuhan 

terhadap mereka belumlah selesai. Mereka masih perlu 

diperhatikan, diajar dan diperingatkan. Ada sesuatu 

yang kurang dalam iman mereka, yang perlu disempur-

nakan.  

[2] Hamba Tuhan yang tugas utamanya menjaga orang-

orang percaya harus menyerahkan mereka kepada Tu-

han pada akhirnya, dan membawa mereka ke dalam 

perlindungan dan bimbingan anugerah-Nya: Tuhan, pe-

liharalah mereka dalam nama-Mu. Mereka harus menye-

rahkan diri di bawah pengawasan-Nya, dan hamba-

hamba Tuhan yang melayani mereka harus menyerah-

kan mereka ke dalam pengawasan-Nya itu.  

[3] Dengan doalah mereka harus diserahkan kepada Tuhan. 

Kristus, dalam doa-Nya (Yoh. 17), menyerahkan murid-

murid-Nya kepada Bapa-Nya: Mereka itu milik-Mu dan 

Engkau telah memberi  mereka kepada-Ku. Bapa, pe-

liharalah mereka.  

[4] Sungguh membesarkan hati kita,  saat  menyerahkan 

murid-murid kepada Tuhan, bahwa kita bisa berkata, 

 Dialah yang mereka percayai. Kita menyerahkan kepa-

da Dia orang-orang yang sudah menyerahkan diri mere-

ka kepada Dia, dan yang yakin kepada Dia yang ber-

kuasa memeliharakan apa yang telah mereka dan kita 

percayakan kepada-Nya hingga pada hari Tuhan” (2Tim. 

1:12).  


 614

[5]  Sungguh baik jika kita menggabungkan puasa dan doa, 

sebagai tanda kita merendah diri sebab  dosa, dan un-

tuk lebih menguatkan lagi doa-doa kita.  

[6]  jika  kita berpisah dengan teman-teman kita, ucapan 

selamat tinggal terbaik yaitu  menyerahkan mereka ke-

pada Tuhan, dan mempercayakan mereka kepada Dia. 

3. Mereka terus memberitakan Injil di tempat-tempat lain se-

belum ini,namun  tampaknya tidak membawa banyak hasil 

seperti saat ini, sampai-sampai  saat  mereka kembali, me-

reka bisa membentuk beberapa jemaat. Oleh sebab itu, ke 

sanalah mereka pergi untuk melanjutkan dan meneruskan 

pekerjaan mempertobatkan orang. Dari Antiokhia mereka 

menjelajah seluruh Pisidia, wilayah tempat Antiokhia ber-

ada. Dari situ mereka tiba di wilayah Pamfilia, yang kota 

utamanya yaitu  Perga, yang sudah mereka kunjungi se-

belumnya (13:13). Dan mereka kembali ke sana untuk 

memberitakan firman (ay. 25), menawarkan tawaran kedua, 

untuk melihat apakah mereka sekarang lebih bersedia me-

nerima Injil dibandingkan  sebelumnya. Apakah di sana mereka 

berhasil kita tidak diberi tahu,namun  kita tahu bahwa dari 

situ mereka pergi ke Atalia, sebuah kota Pamfilia, di pinggir 

pantai. Mereka tidak tinggal lama-lama di suatu tempat, 

tetapi ke mana saja mereka pergi, mereka berupaya me-

letakkan fondasi untuk bangunan nanti, dan menabur 

benih-benih yang pada waktunya akan membawa banyak 

hasil. Sekarang menjadi jelaslah perumpamaan-perumpa-

maan Kristus itu,  saat  Ia membandingkan Kerajaan 

Sorga dengan sedikit ragi, yang pada waktunya akan mem-

buat khamir seluruh adonan. Atau perumpamaan menge-

nai biji sesawi, yang meskipun pada awalnya sangat kecil, 

tumbuh menjadi pohon yang besar. Dan juga yang me-

ngenai benih yang ditaburkan seseorang di ladangnya, lalu 

tumbuh tanpa diketahuinya.   

Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28 

 

 615 

III. Bagaimana mereka pada akhirnya kembali ke Antiokhia di Siria, 

tempat mereka semula diutus untuk melakukan perjalanan ini. 

Dari Atalia mereka berlayar dan tiba di Antiokhia (ay. 26). Dan di 

sini kita diberi tahu, 

1. Mengapa mereka datang ke sana: sebab  di tempat itulah 

mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Tuhan . Dan 

begitu berharganya mereka memandang peristiwa itu, walau-

pun mereka sendiri sudah beroleh bagian yang besar di sorga, 

sampai-sampai mereka merasa tidak akan bisa memberi  

penghormatan yang cukup kepada orang-orang yang sudah 

menyerahkan mereka kepada kasih karunia Tuhan . Saudara-

saudara seiman sudah menyerahkan mereka kepada kasih 

karunia Tuhan , untuk melakukan pekerjaan yang telah mereka 

selesaikan. Dan sebab  sekarang mereka sudah menyelesaikan-

nya, mereka merasa harus menceritakannya kepada saudara-

saudara seiman itu, supaya saudara-saudara itu bisa memban-

tu mereka dengan puji-pujian, seperti halnya mereka sudah 

dibantu oleh saudara-saudara itu dengan doa-doa mereka.  

2. Apa yang mereka ceritakan kepada saudara-saudara seiman 

tentang perjalanan mereka (ay. 27): Mereka memanggil jemaat 

berkumpul. Ada kemungkinan bahwa ada lebih banyak orang 

Kristen di Antiokhia dibandingkan  yang biasanya dijumpai, atau 

bisa dijumpai, di satu tempat.namun  pada kesempatan ini me-

reka memanggil para pemimpin untuk berkumpul. Sama se-

perti kepala-kepala suku Israel sering disebut sebagai jemaat 

Israel, demikian pula hamba-hamba Tuhan dan orang-orang 

terkemuka di dalam gereja di Antiokhia disebut sebagai je-

maat. Atau bisa jadi banyak orang yang datang ke tempat itu 

dalam kesempatan ini sebanyak yang bisa ditampung tempat 

pertemuan itu. Atau sebagian bertemu pada satu waktu atau 

tempat, dan sebagian lain pada waktu atau tempat lain.namun  

setelah memanggil jemaat untuk berkumpul, mereka men-

ceritakan dua hal kepada jemaat itu:  

 (1) Cerita tentang pertanda-pertanda hadirat Tuhan  yang me-

nyertai mereka dalam pekerjaan-pekerjaan mereka: Mereka 

menceriterakan segala sesuatu yang Tuhan  lakukan dengan 

perantaraan mereka. Mereka tidak memberi tahu apa yang 

sudah mereka kerjakan (dalam hal ini akan tercium bau 


 616

kesombongan), melainkan apa yang telah dikerjakan Tuhan  

dengan dan melalui mereka. Perhatikanlah, pujian terha-

dap segala hal kecil yang kita lakukan kapan saja haruslah 

dikembalikan kepada Tuhan . Sebab Dialah yang tidak hanya 

mengerjakan di dalam diri kita baik kemauan maupun pe-

kerjaan,namun  juga yang bekerja bersama kita untuk mem-

buat pekerjaan kita berhasil. Anugerah Tuhan  dapat mela-

kukan apa saja tanpa pemberitaan Injil oleh hamba-hamba 

Tuhan.namun  pemberitaan Injil oleh hamba-hamba Tuhan, 

bahkan oleh Paulus sekalipun, tidak dapat menghasilkan 

apa-apa tanpa anugerah Tuhan . Dan bekerjanya anugerah 

itu harus diakui dalam firman yang berkuasa.  

(2) Tentang buah-buah dari pekerjaan mereka di antara bangsa-

bangsa kafir. Mereka menceritakan bagaimana Tuhan  telah 

membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Tuhan  

tidak hanya mengundang mereka ke pesta Injil,namun  juga 

mencondongkan hati banyak orang dari mereka untuk me-

nerima undangan itu. Perhatikanlah,  

[1] Tak seorang pun masuk ke dalam Kerajaan Kristus ke-

cuali melalui pintu iman. Kita harus percaya kepada 

Kristus dengan teguh, sebab kalau tidak, kita tidak 

akan mendapat bagian di dalam Dia.  

[2] Tuhan -lah yang membuka pintu iman, membukakan ke-

pada kita kebenaran-kebenaran yang harus kita per-

cayai, membuka hati kita untuk menerima kebenaran-

kebenaran itu, dan membukakan pintu ini lebar-lebar, 

sehingga orang banyak bisa masuk ke dalam jemaat 

Kristus.  

[3] Sudah sepatutnya kita bersyukur bahwa Tuhan  telah 

membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman, 

telah mengirimkan Injil-Nya kepada mereka, yang diberi-

takan kepada segala bangsa untuk membimbing mereka 

kepada ketaatan iman (Rm. 16:26), dan juga telah mem-

beri mereka hati untuk menyambut Injil itu. Demikian-

lah Injil tersebar, dan bersinar semakin terang, dan tak 

seorang pun mampu menutup pintu yang telah dibuka 

Tuhan  ini, bahkan kekuatan neraka dan bumi sekalipun. 

Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28 

 

 617 

3. Apa yang mereka lakukan setelah itu: Di situ mereka lama 

tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu (ay. 28), 

mungkin lebih lama dibandingkan  yang mereka niatkan. Ini bu-

kan sebab  mereka takut pada musuh-musuh mereka, me-

lainkan sebab  mereka mengasihi sahabat-sahabat mereka, 

dan enggan berpisah dari mereka. 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 5  

ingga kini, dengan penuh sukacita kita telah mengikuti per-

jalanan para rasul yang gemilang itu untuk memberitakan Injil 

di kawasan-kawasan asing di luar Yudea. Kita telah melihat bagai-

mana batas-batas jemaat semakin meluas sebab  penambahan jum-

lah orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain yang bergabung ke 

dalam jemaat. Puji syukur kepada Tuhan  yang selalu membuat mereka 

menang. Di bagian penutup pasal sebelumnya, kita meninggalkan 

mereka beristirahat di Antiokhia. Mereka menguatkan hati jemaat di 

sana dengan menceritakan pengalaman-pengalaman mereka, dan sa-

yang sekali di sana mereka harus melakukan pekerjaan lain. Namun, 

di dalam pasal ini kita mendapati tugas lain (tidak begitu menyenang-

kan) yang cocok bagi mereka. Orang-orang Kristen dan para pemim-

pin mereka sekarang sedang terlibat perselisihan. Dan mereka yang 

seharusnya sibuk memperluas cakupan wilayah jemaat, malah sama 

sibuknya membuatnya terpecah-pecah.  saat  seharusnya sibuk ber-

perang melawan kerajaan Iblis, mereka malah disibukkan dengan 

upaya menjaga perdamaian di dalam kerajaan Kristus. Bagaimana-

pun juga, kejadian ini dan catatan mengenai hal ini sangat besar 

manfaatnya bagi jemaat, baik untuk mengingatkan kita bahwa per-

pecahan yang tidak menyenangkan seperti itu dapat saja terjadi di 

antara orang-orang Kristen, dan juga untuk mengajar kita menentu-

kan langkah-langkah yang patut diambil untuk menyelesaikan per-

selisihan itu. Di sini kita membaca perihal: 

I. Sebuah perselisihan terjadi di Antiokhia yang ditimbulkan 

oleh pengajar-pengajar yang ingin memaksakan adat istiadat 

orang Yahudi kepada jemaat di sana. Mereka menghendaki 

orang-orang percaya yang berasal dari bangsa bukan-Yahudi 


 620

dibawa masuk ke dalam kuk penyunatan dan hukum Taurat 

(ay. 1-2). 

II. Sebuah sidang mengenai hal ini diselenggarakan bersama 

jemaat di Yerusalem, dan pengiriman utusan-utusan ke sana 

untuk maksud ini , yang menyebabkan pertanyaan yang 

sama muncul di Yerusalem (ay. 3-5). 

III. Sebuah catatan mengenai hal-hal yang terjadi di dalam si-

dang yang membahas penyelesaian masalah ini (ay. 6). Apa 

yang dikatakan Petrus (ay. 7-11). Apa yang diceritakan oleh 

Paulus dan Barnabas (ay. 12). Dan terakhir, usulan yang di-

ajukan oleh Yakobus untuk menyelesaikan persoalan ini (ay. 

13-21).  

IV. Hasil perdebatan di dalam sidang itu serta surat edaran yang 

ditulis kepada orang-orang percaya yang berasal dari bangsa-

bangsa lain, yang isinya mengarahkan mereka bagaimana 

mengatur jemaat mereka sendiri dalam hubungannya dengan 

orang-orang Yahudi (ay. 22-29) 

V. Pengiriman surat keputusan ini kepada jemaat di Antiokhia 

dan penghiburan yang mereka dapatkan dari surat itu (ay. 

30-35). 

VI. Perjalanan kedua yang direncanakan oleh Paulus dan Bar-

nabas untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bu-

kan-Yahudi. Sementara membuat perencanaan ini terjadi 

perselisihan di antara mereka mengenai pembantu mereka. 

Perselisihan ini menimbulkan perpisahan, yang satu menuju 

ke satu arah tertentu, dan yang lain menuju ke arah lainnya 

(ay. 36-41).  

Perselisihan di Antiokhia  

(15:1-5)  

1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada 

saudara-saudara di situ:  Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat 

yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” 2namun  Paulus 

dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. 

Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain 

dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem 

untuk membicarakan soal itu. 3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke 

luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-

tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang ti-

dak mengenal Tuhan . Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di 

situ. 4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-

rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang

Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5 

 

 621 

Tuhan  lakukan dengan perantaraan mereka. 5namun  beberapa orang dari go-

longan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata:  Orang-orang 

bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” 

Bahkan  saat  semua berjalan lancar dan menyenangkan di dalam 

suatu negara atau suatu jemaat, sangatlah bodoh untuk merasa dan 

menyangka bahwa gunung akan tetap kokoh berdiri dan tidak dapat 

dipindahkan. Akan datang suatu ketidaknyamanan atau sejenisnya 

yang tidak dapat diduga dan dicegah sebelumnya, namun yang harus 

diperhitungkan. Bilamana ada sorga di bumi ini, pastilah sorga itu 

ada di dalam jemaat Antiokhia pada masa itu. Ada begitu banyak 

hamba Tuhan yang hebat di sana, dan Rasul Paulus yang terberkati 

yaitu  salah seorang di antara mereka. Mereka telah membangun je-

maat itu bersama-sama di dalam imannya yang paling kudus. Namun 

di sini kita membaca bagaimana ketenteraman mereka terusik dan 

muncullah perbedaan-perbedaan di antara mereka. Inilah yang terjadi, 

I. Sebuah pengajaran baru mulai beredar di antara mereka. Suatu 

pengajaran yang mengakibatkan timbulnya perpecahan ini, yang 

mewajibkan orang-orang percaya yang berasal dari bangsa-bangsa 

lain untuk disunat dan mengikuti hukum Taurat (ay. 1). Banyak 

orang dari bangsa-bangsa lain telah menjadi pemeluk agama Ya-

hudi sekarang beralih menjadi orang Kristen. Dan mereka ingin 

supaya orang-orang yang sekarang memeluk agama Kristen itu 

menjadi seperti orang Yahudi. 

1. Orang-orang yang menganjurkan pengajaran ini yaitu  be-

berapa orang yang datang dari Yudea. Beberapa orang men-

duga bahwa mereka yaitu  orang-orang yang berasal dari go-

longan Farisi (ay. 5), atau mungkin juga imam-imam yang te-

lah menyerahkan diri dan percaya (6:7). Mereka datang dari 

Yudea dan mungkin berpura-pura menjadi utusan rasul-rasul 

yang ada di Yerusalem, setidaknya berpura-pura memperoleh 

persetujuan mereka. Setelah merancang untuk menyebarkan 

pemikiran itu, datanglah mereka ke Antiokhia, sebab kota itu 

menjadi markas besar bagi orang-orang yang mengabarkan 

Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi serta menjadi tempat 

pertemuan orang-orang percaya yang berasal dari bangsa-

bangsa lain. Jika mereka berhasil menanamkan pengaruh di 

sana, ragi ini dengan cepat akan menyebar ke semua jemaat 

bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Mereka menyusup masuk ke 


 622

dalam kumpulan anggota jemaat dan berpura-pura merasa sa-

ngat senang bahwa anggota-anggota jemaat itu telah memeluk 

iman Kristen, serta mengucapkan selamat atas pertobatan me-

reka. Hanya saja, mereka menambahkan, masih ada satu ke-

kurangan mereka, yaitu bahwa mereka harus disunat. Perhati-

kanlah, orang-orang yang sudah diajar dengan begitu baik, 

perlu berjaga-jaga supaya mereka tidak menjadi bodoh lagi 

atau jangan sampai memperoleh pengajaran yang salah.  

2. Pandangan yang mereka kemukakan dan alasan yang mereka 

berikan yaitu  seperti ini, bahwa jikalau bangsa-bangsa lain 

yang telah menjadi orang Kristen itu tidak disunat menurut 

adat istiadat yang diwariskan Musa, mereka tidak dapat dise-

lamatkan. Sehubungan dengan itu,  

(1) Banyak orang Yahudi yang telah menjadi percaya kepada 

Kristus, masih rajin memelihara hukum Taurat (21:20). Me-

reka tahu bahwa hukum Taurat itu berasal dari Tuhan  dan 

kuasanya dihormati, dihargai sebab  telah berabad-abad 

umurnya. Mereka dibesarkan di dalam ketaatan terhadap 

hukum itu, dan mungkin dengan penuh ketulusan sering 

tersentuh dalam ibadah-ibadah mereka. Oleh sebab  itu 

mereka tetap memelihara adat istiadat itu setelah dibaptis 

dan diterima di dalam jemaat Kristen. Mereka tetap tidak 

makan makanan tertentu, melakukan upacara pentahiran 

dari pencemaran-pencemaran yang bersifat simbolis, meng-

hadiri ibadah-ibadah di bait suci, dan turut merayakan 

perayaan-perayaan orang Yahudi. Di dalam hal ini mereka 

bersikap membiarkan saja adat istiadat semacam ini, kare-

na pendapat-pendapat yang terbentuk melalui pendidikan 

tidak akan dapat dihapuskan dalam sekejap. Dalam waktu 

beberapa tahun kemudian barulah kesalahan ini dapat 

benar-benar diralat dengan penghancuran bait suci serta 

pembubaran sepenuhnya jemaat orang Yahudi, yang oleh-

nya upacara-upacara simbolis adat istiadat Musa sama se-

kali tidak dapat dilaksanakan lagi. Namun penghancuran 

ini masih belum cukup bagi mereka sehingga mereka mem-

perturutkan hati mereka dengan mengharuskan bangsa-

bangsa lain yang telah menjadi percaya melakukan kewa-

jiban yang sama. Perhatikanlah, ada suatu kecende-

rungan aneh di dalam diri kita untuk menjadikan pendapat 

Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5 

 

 623 

dan kebiasaan kita sebagai aturan dan hukum bagi orang 

lain, untuk menilai segala sesuatu yang ada di sekitar kita 

dengan ukuran kita, dan menyimpulkan bahwa sebab  kita 

melakukan sesuatu yang baik, maka semua orang yang 

tidak melakukan sesuatu seperti kita yaitu  salah.  

(2) sebab  orang-orang Yahudi yang percaya bahwa Kristus 

yaitu  Mesias tidak memiliki pemahaman yang jelas me-

ngenai kesukaan mereka terhadap hukum Taurat, maka 

mereka pun tidak memiliki pemahaman yang jelas menge-

nai Sang Mesias. Mereka beranggapan bahwa Sang Mesias 

harus membangun sebuah kerajaan duniawi yang bersifat 

sementara untuk mendukung bangsa Yahudi, dan harus 

membuat kerajaan ini menjadi agung dan berjaya. Anggapan 

yang salah ini menimbulkan kekecewaan besar bagi me-

reka  saat  ternyata tidak ada hal yang terwujud sesuai ha-

rapan mereka ini.namun  sekarang,  saat  mereka men-

dengar pengajaran Kristus diterima di antara bangsa-bangsa 

lain, dan kerajaan-Nya dibangun di tengah-tengah bangsa-

bangsa itu, mereka berusaha membujuk orang-orang yang 

telah menerima Kristus itu menerima hukum Musa juga. 

Dengan cara ini mereka berharap tujuan mereka dapat ter-

capai. Bangsa Yahudi akan menjadi sangat besar seperti 

yang mereka harapkan, walaupun kebesaran itu dicapai 

dengan cara yang lain. Mereka berkata,  Oleh sebab  itu 

dengan segala macam cara biarlah saudara-saudara itu di-

desak untuk disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum 

Musa, supaya kemudian kekuasaan kita menjadi semakin 

besar oleh agama kita. Dan kemudian dalam waktu singkat 

kita akan dapat mengenyahkan kuk orang Romawi itu. Ti-

dak hanya itu, kita akan memasang kuk itu pada tengkuk 

bangsa-bangsa lain di sekitar kita, dan dengan demikian 

kita akan memiliki kerajaan Mesias seperti yang kita janji-

kan sendiri.” Perhatikanlah, tidak heran jika orang-orang 

yang memiliki pemahaman yang salah mengenai kerajaan 

Kristus juga memiliki ukuran yang salah mengenai kema-

juan kerajaan itu. Dan pemahaman semacam itu benar-

benar cenderung membawa kehancuran bagi kerajaan itu, 

seperti yang terjadi di sini.  


 624

(3) Pertentangan mengenai penyunatan bangsa-bangsa lain 

yang baru percaya sudah lama ada di antara orang-orang 

Yahudi sebelum ini. Mengenai hal ini pernah diamati oleh 

Dr. Whitby (theolog Inggris abad ketujuh belas – pen.) 

berdasarkan catatan sejarawan Yahudi abad pertama, 

Yosefus dalam Antiq. 20.38-45, yang menyebutkan:   saat  

Izatez, anak laki-laki Ratu Helen, ratu di Adiabene (sebuah 

kerajaan merdeka di tanah Asyur pada abad pertama – 

pen), memeluk agama Yahudi, Ananias menyatakan bahwa 

ia dapat memeluk agama Yahudi tanpa harus disunat. Na-

mun Eleazar bersikeras bahwa merupakan hal yang sangat 

tidak saleh jika  tetap tidak disunat.” Dan  saat  ada 

dua orang bukan-Yahudi yang terkenal melarikan diri ke-

pada Yosefus ( saat  ia menghubungkan hal ini dengan ri-

wayat hidupnya sendiri),  Orang-orang yang sangat fanatik 

di kalangan orang-orang Yahudi sangat mendesak supaya 

mereka disunat, namun Yosefus mencegah mereka supaya 

tidak memaksakan hal itu.” Demikianlah telah menjadi per-

bantahan di segala zaman antara sikap fanatik dan yang 

wajar-wajar saja.  

(4) Tampak jelas betapa hebatnya tekanan yang mereka beri-

kan mengenai hal itu. Mereka berkata,  Kamu harus disu-

nat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, dan 

jika hal itu kamu lakukan, akan mendatangkan kebaikan 

bagi kerajaan Mesias. Hal itu juga akan menjadi cara ter-

baik untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada 

di antara kamu dan orang-orang percaya dari bangsa Ya-

hudi. Kami akan sangat bersukacita jika kamu bersedia, 

dan kami akan dapat lebih akrab berhubungan dengan 

kamu.” Dan bukan itu saja, mereka bahkan menambah-

kan,  Jikalau kamu tidak disunat, kamu tidak dapat disela-

matkan. Jika kamu tidak menerima pandangan dan cara 

kami, kamu tidak akan pernah masuk sorga, dan sebab  

itu sudah barang tentu kamu akan masuk neraka.” Perha-

tikanlah, sudah merupakan hal yang lazim bagi para penipu 

besar untuk memaksakan pandangan mereka dengan ke-

pedihan kutukan. Mereka akan berkata kepada banyak 

orang bahwa jikalau orang-orang itu tidak percaya seperti 

yang mereka percayai, dan tidak melakukan seperti yang 

Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5 

 

 625 

mereka lakukan, mereka tidak dapat diselamatkan, bahkan 

tidak mungkin dapat diselamatkan. Pemikiran mereka ini 

tidak saja berbahaya,namun  juga membuat orang putus 

asa. Dengan perkataan lain orang-orang Yahudi ini berkata 

kepada saudara-saudara seiman mereka bahwa jikalau me-

reka tidak menjadi anggota jemaat orang Yahudi, dan tidak 

masuk dalam persekutuan dengan mereka, serta menyesu-

aikan diri dengan tata ibadah mereka, betapa pun baiknya 

mereka dan betapapun besarnya iman mereka di dalam 

Kristus, mereka tidak dapat diselamatkan. Bahkan kesela-

matan itu sendiri tidak dapat menyelamatkan mereka. Ti-

dak ada di antara mereka yang akan ada di dalam Kristus, 

selain mereka yang mengikuti ketentuan orang-orang Ya-

hudi. Kita harus menguji diri kita sendiri apakah kita su-

dah benar-benar memiliki jaminan firman Tuhan  sebelum 

kita berkata,  Jikalau kamu tidak melakukan ini dan itu, 

kamu tidak dapat diselamatkan.” 

 II. Perlawanan yang dilakukan Paulus dan Barnabas terhadap pen-

dapat yang bersifat memecah belah ini, yang menyatakan kesela-

matan itu hanya ada pada orang Yahudi, padahal sekarang Kris-

tus telah membuka pintu keselamatan kepada bangsa-bangsa bu-

kan-Yahudi (ay. 2). Mereka dengan keras melawan dan mem-

bantah pendapat mereka itu. Mereka tidak mau menyerah kepada 

pengajaran ini. Mereka tampil dan membantah secara terbuka pe-

nyesatan itu. 

1. Sebagai hamba-hamba Kristus yang setia, mereka tidak ingin 

melihat kebenaran-Nya dikhianati. Mereka tahu bahwa Kristus 

datang untuk memerdekakan kita dari kuk hukum Taurat, 

dan merobohkan tembok pemisah antara bangsa Yahudi dan 

bangsa-bangsa bukan-Yahudi, serta menyatukan mereka se-

mua di dalam diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya mereka tidak 

sanggup mendengar pengajaran tentang penyunatan terhadap 

bangsa-bangsa lain yang telah bertobat dan percaya, semen-

tara perintah yang mereka terima hanyalah untuk membaptis-

kan orang-orang itu. Orang-orang Yahudi ingin bersatu de-

ngan orang-orang bukan-Yahudi, artinya mereka ingin meng-

haruskan orang-orang itu menyesuaikan segala sesuatu de-

ngan upacara-upacara ibadah mereka, dan kemudian, sesu-


 626

dah itu mereka akan memandang orang-orang itu sebagai sau-

dara-saudara mereka. Dan tanpa imbalan apa pun. Namun, 

cara seperti ini bukanlah cara Kristus untuk menyatukan 

orang-orang bukan-Yahudi. Cara demikian tidak dapat diterima.  

2. Sebagai bapa-bapa rohani bagi orang-orang percaya yang ber-

asal dari bangsa-bangsa lain, mereka tidak mau melihat kebe-

basan mereka diganggu. Mereka telah memberi tahu bangsa-

bangsa lain itu bahwa jika mereka percaya di dalam Yesus 

Kristus, mereka akan diselamatkan. Dan sekarang ada yang 

memberi tahu bahwa percaya saja tidak cukup untuk menye-

lamatkan mereka, kecuali mereka mau disunat dan meme-

lihara hukum Musa. Hal ini mengecilkan hati mereka pada 

saat mulai percaya, dan akan menjadi seperti batu sandungan 

dalam perjalanan mereka, sehingga membuat mereka nyaris 

tergoda untuk berpikir kembali ke Mesir lagi. Itulah sebabnya 

rasul-rasul bangkit melawan pengajaran itu.  

III. Cara yang dipakai guna mencegah masalah yang timbul dari 

gagasan yang berbahaya ini dan untuk membungkam orang-

orang yang menyebarluaskannya, serta untuk meneduhkan pikir-

an orang-orang yang berkaitan dengan gagasan itu. Maka Paulus 

dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu ditentu-

kan untuk pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yeru-

salem untuk membicarakan keraguan ini. Ini tidak berarti jemaat 

di Antiokhia mengalami keraguan mengenai hal ini. Mereka tahu 

bahwa dengan kemerdekaan yang telah ditebus oleh Kristus mere-

ka telah dibebaskan. Walaupun begitu, mereka tetap merasa perlu 

membawa perkara ini ke Yerusalem,  

1. sebab  orang-orang yang datang membawa pengajaran ini ber-

asal dari Yerusalem. Mereka berpura-pura menerima perintah 

dari rasul-rasul yang ada di sana untuk mendesak agar orang-

orang bukan-Yahudi yang menjadi percaya disunat. Oleh kare-

na itu sangat tepat untuk mengirim perkara itu ke Yerusalem, 

untuk mengetahui apakah benar orang-orang itu mendapat 

pengarahan dari jemaat di sana. Segera terungkap bahwa yang 

semula tampaknya benar secara kerasulan itu semuanya sa-

lah. Ternyata benar bahwa beberapa orang itu berasal dari an-

tara jemaat di sana (ay. 24), namun mereka tidak pernah men-

dapat perintah dari rasul-rasul itu.  

Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5 

 

 627 

2. sebab  orang-orang yang mendengar pengajaran ini akan lebih 

diyakinkan untuk menentang pengajaran ini . Mereka 

juga tidak akan terlampau terkejut dan terganggu oleh hal itu, 

jika mereka merasa yakin bahwa rasul-rasul dan penatua-pe-

natua di Yerusalem (yang yaitu  jemaat Kristen yang paling 

menyukai hukum Musa di antara jemaat-jemaat Kristen lain-

nya) juga menentang pengajaran itu. Dan jika  mereka telah 

memiliki kepastian tentang duduk perkara ini, kepastian ini 

akan menjadi alat paling baik untuk membungkam dan mem-

permalukan para penyulut masalah itu, yaitu orang-orang 

yang berpura-pura menerima perintah dari para rasul di Yeru-

salem.  

3. sebab  rasul-rasul yang ada di Yerusalem yaitu  pihak yang 

paling tepat untuk diajak membicarakan hal-hal yang belum 

sepenuhnya mapan. Mereka yaitu  orang-orang yang paling 

terkenal jarang berbuat salah, sebagai ciri khas kerasulan me-

reka. Besar kemungkinan keputusan mereka akan dapat 

mengakhiri perbantahan ini. sebab  kelicikan dan kedengkian 

musuh-musuh besar kedamaian jemaat inilah (tampaknya Ra-

sul Paulus sering mengeluhkan pengajar-pengajar hukum Tau-

rat, rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, dan musuh-mu-

suh salib Kristus), masalah seperti ini tidak pernah terselesai-

kan dengan baik.  

IV. Perjalanan ke Yerusalem untuk membicarakan soal itu (ay. 3). 

Dalam perjalanan itu kita mendapati, 

1. Bahwa mereka diberi penghormatan saat perpisahan. Sebagai 

bukti rasa hormat jemaat kepada orang-orang yang berjasa, 

mereka diantarkan oleh jemaat. Kebiasaan seperti ini dapat te-

rus dipakai dan dianjurkan untuk dilakukan sebagai suatu cara 

yang berkenan kepada Tuhan  (3Yoh. 6). Demikianlah jemaat me-

nunjukkan kemurnian hati mereka kepada orang-orang yang 

bersaksi melawan segala gangguan yang mengacau kemer-

dekaan bangsa-bangsa lain yang telah bertobat dan percaya. 

Juga, sebab  orang-orang ini berdiri mendukung mereka.  

2. Bahwa mereka melakukan banyak perbuatan baik di sepan-

jang perjalanan mereka. Mereka yaitu  orang-orang yang ti-

dak mau kehilangan waktu. Itulah sebabnya mereka mengun-

jungi jemaat-jemaat yang mereka lewati. Mereka berjalan mela-


 628

lui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka 

menceritakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak me-

ngenal Tuhan , serta keberhasilan Injil yang luar biasa di antara 

mereka, yang sangat menggembirakan hati saudara-saudara di 

situ. Perhatikanlah, kemajuan Injil haruslah menjadi sesuatu 

yang sangat menggembirakan hati. Semua saudara-saudara, 

yaitu saudara-saudara yang setia di dalam keluarga Kristus 

akan bersukacita  saat  lebih banyak orang dTuhan rkan di da-

lam keluarga itu. Sebab keluarga itu tidak akan menjadi lebih 

miskin dengan banyaknya anak-anak yang dimiliki. Di dalam 

Kristus dan di dalam sorga tersedia cukup banyak bagian dan 

warisan yang cukup bagi mereka semua.  

V. Sambutan hangat yang mereka alami di Yerusalem (ay. 4). 

1. Penyambutan baik yang diberikan oleh sahabat-sahabat me-

reka di Yerusalem. Mereka disambut oleh jemaat, oleh rasul-

rasul, dan oleh penatua-penatua. Mereka dipeluk sebagai sau-

dara, serta secara resmi diterima sebagai utusan-utusan jemaat 

Antiokhia. Mereka diterima dengan ungkapan kasih dan per-

sahabatan yang sedalam-dalamnya.  

2. Penghiburan yang mereka berikan kepada sahabat-sahabat 

mereka di Yerusalem. Mereka menceritakan segala sesuatu 

yang Tuhan  lakukan dengan perantaraan mereka. Mereka mela-

porkan keberhasilan pelayanan mereka di antara orang-orang 

bukan-Yahudi. Bukan apa yang telah mereka lakukan, melain-

kan segala sesuatu yang telah Tuhan  lakukan dengan peranta-

raan mereka. Oleh kasih karunia-Nya di dalam mereka, Ia me-

mungkinkan mereka melakukan sesuatu, dan oleh kasih 

karunia-Nya di dalam orang-orang yang mendengarkan, Ia me-

mungkinkan mereka menerima Injil itu.  saat  berangkat me-

reka menanam,  saat  kembali mereka menyiram,namun  dalam 

keduanya mereka siap mengakui bahwa Tuhan  yang memberi 

pertumbuhan. Perhatikanlah, sungguh merupakan satu ke-

hormatan besar bila kita dipakai untuk bekerja bagi Tuhan , un-

tuk menjadi pekerja-pekerja-Nya. Sebab orang-orang yang me-

lakukan pekerjaan seperti itu menjadi kawan sekerja Tuhan , 

dan Ia-lah yang harus memperoleh semua kemuliaan.  

Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5 

 

 629 

VI. Perlawanan yang mereka hadapi dari pihak yang sama di Yeru-

salem (ay. 5).  saat  Barnabas dan Paulus melaporkan banyaknya 

orang-orang bukan-Yahudi yang menjadi percaya serta besarnya 

tuaian jiwa-jiwa yang dikumpulkan bagi Kristus di sana, semua 

orang di antara mereka memberi  selamat atas keberhasilan 

itu.namun  beberapa orang dari golongan Farisi, menyambut kabar 

itu dengan sikap sangat dingin. Dan walaupun orang-orang itu 

telah percaya kepada Kristus, namun mereka merasa tidak puas 

atas penerimaan bangsa-bangsa lain yang baru bertobat dan per-

caya ini. Mereka berpendapat bahwa orang-orang itu masih perlu 

disunat. Amatilah di sini,  

1. Bahwa orang-orang yang awalnya sangat berprasangka terha-

dap Injil, akhirnya ditawan juga oleh Injil. Betapa perkasanya 

Tuhan  yang sanggup meruntuhkan benteng-benteng prasangka 

yang telah begitu kuat itu.  saat  Kristus masih berada di atas 

muka bumi ini, sangat sedikit atau bahkan hampir tidak ada 

orang-orang dari golongan Farisi itu yang mau percaya kepada-

Nya. Namun sekarang, datanglah orang-orang percaya dari go-

longan Farisi. Kita berharap semoga banyak di antara mereka 

datang dengan tulus.  

2. Bahwa sangat sulit bagi orang untuk menyingkirkan prasang-

ka mereka dengan segera. Orang-orang dari golongan Farisi 

itu, bahkan setelah menjadi orang Kristen, masih saja me-

nyimpan sejumlah ragi yang lama. Menurut kesaksian Paulus, 

tidak semua seperti itu, namun masih ada beberapa yang 

berbuat seperti itu. Mereka masih sangat kuat memegang hu-

kum Taurat dan tidak senang bila hukum itu dilanggar, dan 

mereka masih menyimpan rasa tidak senang terhadap orang-

orang bukan-Yahudi. sebab  itu mereka tidak dapat menerima 

bangsa-bangsa lain itu ke dalam persekutuan mereka, kecuali 

mereka mau disunat dan sebab nya mewajibkan mereka me-

nuruti hukum Musa. Inilah yang diperlukan menurut pan-

dangan mereka. Dan mereka tidak akan pernah mau bergaul 

dengan mereka kecuali mereka mau tunduk pada hukum 

Taurat.  


 630

Sidang di Yerusalem  

(15:6-21) 

6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan 

soal itu. 7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran 

mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka:  Hai sauda-

ra-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Tuhan  memilih aku dari 

antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain men-

dengar berita Injil dan menjadi percaya. 8 Dan Tuhan , yang mengenal hati ma-

nusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia 

mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 9 

dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, 

sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. 10 Kalau demikian, mengapa 

kamu mau mencobai Tuhan  dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid 

itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita mau-

pun oleh kita sendiri? 11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia 

Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka 

juga.” 12 Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus 

dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Tuhan  

dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. 13 Setelah 

Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus:  Hai saudara-

saudara, dengarkanlah aku: 14 Simon telah menceriterakan, bahwa sejak se-

mula Tuhan  menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu 

dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. 15 Hal itu 

sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: 16 Kemudian 

Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah ro-

boh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, 17 

supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak me-

ngenal Tuhan , yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang mela-

kukan semuanya ini, 18 yang telah diketahui dari sejak semula. 19 Sebab itu 

aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi me-

reka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Tuhan , 20namun  kita harus 

menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makan-

an yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging bina-

tang yang mati dicekik dan dari darah. 21 Sebab sejak zaman dahulu hukum 

Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibaca-

kan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.” 

Di sini kita membaca perihal sebuah sidang yang diselenggarakan, 

bukan atas dasar perintah tertulis, melainkan berdasarkan kesepa-

katan pada waktu itu (ay. 6): bersidanglah rasul-rasul dan penatua-

penatua untuk membicarakan soal itu. Mereka tidak memberi  pe-

nilaian secara terpisah,namun  mereka datang bersama-sama, supaya 

dapat saling mendengarkan pendapat masing-masing mengenai per-

soalan ini. Sebab pada penasihat yang banyak ada kemenangan dan 

kepuasan. Mereka tidak memberi  penilaian secara tergesa-gesa, 

namun mempertimbangkan persoalan ini secara mendalam. Walau-

pun sebenarnya semua sudah jelas di dalam pikiran mereka, namun 

mereka mau meluangkan waktu untuk mempertimbangkan persoal-

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 631 

an ini, dan mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh pihak yang 

berseberangan mengenai masalah ini. Para rasul juga tidak memberi-

kan penilaian tanpa melibatkan penatua-penatua. Walaupun para 

penatua ini tingkatnya lebih rendah dibandingkan  mereka, namun para 

rasul itu menunjukkan sikap rendah hati dan memberi  peng-

hormatan kepada mereka. Orang-orang paling menonjol di dalam 

berbagai karunia dan anugerah, serta menduduki kedudukan paling 

mulia di dalam jemaat, harus menunjukkan rasa hormat kepada ang-

gota-anggota yang lebih muda dan yang lebih rendah kedudukannya. 

Sebab, walaupun yang sudah lanjut usianya berbicara,namun  ada roh 

di dalam manusia (Ayb. 32:7-8). Di sini kita temukan pelajaran bagi 

para gembala jemaat, yaitu  saat  datang kesulitan, mereka perlu 

berkumpul bersama-sama dengan khidmat untuk saling menasihati 

dan mendorong, supaya mereka dapat saling mengenal isi pikiran 

masing-masing, saling menguatkan, dan bertindak seia sekata. Nah, 

sekarang kita membaca di sini, 

I. Pidato Petrus di hadapan sidang ini. Ia tidak berbuat seolah-olah 

menjadi yang tertinggi atau pemimpin di dalam sidang ini. Ia juga 

bukan pemimpin dari perhimpunan ini, setidaknya ia bukanlah 

sebagai ketua atau penengah, pro hac vice – pada kesempatan ini. 

Sebab kita tidak mendapati ia yang pertama-tama berbicara un-

tuk membuka sidang ini (ada banyak perbantahan sebelum ia ber-

diri), dan juga tidak pada akhir sidang untuk menyimpulkan per-

kara ini dan mengumpulkan suara dari yang memiliki hak suara. 

Tetapi ia menjadi anggota yang setia, giat, dan berhati-hati di 

dalam sidang ini. Ia menawarkan usulan yang sangat memenuhi 

tujuan sidang ini. Sebuah usulan yang lebih baik dibandingkan 

usulan yang datang dari orang lain, sebab ia sendiri yaitu  orang 

pertama yang memberitakan Injil kepada orang-orang bukan-

Yahudi. Beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran, 

setuju dan tidak setuju, mengenai soal itu. Sebagaimana seharus-

nya dalam menilai perkara semacam itu, diperbolehkan adanya 

kebebasan berbicara di dalam sidang itu. Beberapa orang dari go-

longan Farisi juga hadir di situ. Mereka diperbolehkan berbicara 

untuk mempertahankan pandangan seperti yang telah mereka 

sampaikan di Antiokhia, yang mungkin telah dijawab oleh be-

berapa penatua. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu harus dibi-

carakan secara adil sebelum diputuskan. Setelah pandangan dan 


 632

alasan dari kedua belah pihak didengar, berdirilah Petrus, dan 

berbicara mengemukakan pendapatnya kepada sidang ini , 

Hai saudara-saudara, seperti yang diperbuat oleh Yakobus se-

sudah itu (ay. 13). Dan di sini kita membaca,  

1. Petrus mengingatkan mereka akan panggilan dan tugas yang 

diembannya beberapa waktu sebelumnya untuk memberitakan 

Injil kepada bangsa-bangsa lain. Ia merasa heran dengan mun-

culnya kesulitan dari hal yang sebenarnya telah diatur dan 

ditetapkan: Kamu tahu bahwa aph’ hēmerōn archaiōn – telah 

sejak semula  saat  Injil dimulai, bertahun-tahun yang lalu, 

Tuhan  telah memilih satu orang dari antara kami sebagai rasul-

rasul, untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, 

dan akulah orang yang dipilih-Nya itu, supaya dengan peran-

taraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan 

menjadi percaya (ay. 7). Kamu tahu bahwa aku harus mengha-

dapi pertanyaan mengenai hal itu dan aku telah mempertang-

gungjawabkannya di hadapan mereka sampai semua pihak 

merasa puas dan setiap orang bersukacita bahwa kepada 

bangsa-bangsa lain juga Tuhan  telah mengaruniakan pertobatan 

yang memimpin kepada hidup. Dan tidak ada seorang pun 

yang mengucapkan sepatah kata tentang penyunatan bagi me-

reka, bahkan sama sekali tidak ada pemikiran semacam itu 

(lihat 11:18).  Sekarang mengapa bangsa-bangsa lain yang 

telah mendengar berita Injil dengan perantaraan mulut Paulus 

dipaksa untuk menyunatkan diri, padahal itu tidak terjadi 

pada orang-orang yang telah mendengar Injil dengan peranta-

raan mulutku? Atau mengapa persyaratan untuk menerima 

mereka di dalam jemaat sekarang diperberat dibandingkan 

dengan orang-orang sebelumnya?” 

2. Petrus mengingatkan mereka betapa Tuhan  sangat mengakui 

dia dalam hal memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. 

Dan ia memberi  kesaksian tentang ketulusan hati mereka 

dalam menerima iman Kristen (ay. 8),  Tuhan , yang mengenal 

hati manusia, dan sebab  itu Ia dapat menilai manusia dengan 

sempurna, menyaksikan bagi mereka bahwa mereka yaitu  

benar-benar milik-Nya, dengan mengaruniakan Roh Kudus ke-

pada mereka. Tidak saja Tuhan  memberi  kasih karunia dan 

penghiburan kepada mereka,namun  juga karunia-karunia ajaib 

yang luar biasa dari Roh Kudus, sama seperti yang diberikan 

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 633 

kepada kita, rasul-rasul (lihat 11:15-17). Perhatikanlah, Tuhan 

mengenal siapa kepunyaan-Nya, sebab Ia mengenal hati ma-

nusia, dan demikianlah hati kita mencerminkan diri kita. Ke-

pada orang-orang yang telah dikaruniakan Roh Kudus, Tuhan  

turut bersaksi bahwa mereka yaitu  milik-Nya. Sebab itu dika-

takan bahwa kita dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijan-

jikan-Nya itu, yakni ditandai bagi Tuhan . Tuhan  telah menerima 

bangsa-bangsa lain untuk memperoleh hak istimewa berse-

kutu dengan Dia, tanpa meminta mereka disunat dan me-

nuruti hukum Musa. Oleh sebab  itu, akankah kita menolak 

menerima mereka dalam persekutuan kita berdasarkan syarat-

syarat itu?  Tuhan  sama sekali tidak mengadakan perbedaan 

antara kita dengan mereka (ay. 9). Walaupun mereka berasal 

dari bangsa-bangsa lain, mereka juga diterima di dalam kasih 

karunia Kristus dan takhta kasih karunia seperti halnya kita 

sebagai bangsa Yahudi. Jadi mengapa kita harus menjauhi 

mereka, seolah-olah kita lebih kudus dibandingkan  mereka?” (Yes. 

65:5). Perhatikanlah, seharusnya kita tidak boleh membuat 

persyaratan apa pun mengenai penerimaan saudara-saudara 

itu bersama kita. Kita hanya boleh menggunakan persyaratan 

seperti yang telah dibuat Tuhan  untuk menerima mereka ber-

sama Dia (Rm. 14:3). Sekarang bangsa-bangsa lain itu telah 

dilayakkan untuk bersekutu dengan Tuhan , sesudah Ia menyu-

cikan hati mereka oleh iman, dan iman itu sendiri yaitu  pe-

kerjaan Tuhan  di dalam mereka. sebab  itu, mengapa pula kita 

harus berpendapat bahwa mereka tidak layak bersekutu 

dengan kita kecuali mereka mau melakukan penyucian sesuai 

hukum Taurat di hadapan kita? Perhatikanlah,  

(1) Dengan iman hati itu disucikan. Tidak saja kita dibenarkan 

dan hati nurani kita disucikan,namun  pekerjaan pengudus-

an itu sudah dimulai dan terus berlanjut.  

(2) Orang-orang yang telah menyucikan hati mereka oleh 

iman, dibuat sedemikian rupa sehingga hati mereka mirip 

satu sama lain. Dengan demikian perbedaan apa pun yang 

terjadi di antara mereka, tidak akan menjadi persoalan. 

Sebab iman semua orang kudus sama mulianya, serta me-

miliki akibat-akibat yang juga sama mulianya (2Ptr. 1:1). 

Dan juga, orang-orang yang oleh iman telah dipersatukan 

dengan Kristus juga harus memandang diri mereka sebagai 


 634

telah terjalin satu sama lain dengan semua perbedaannya, 

bahkan antara orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain 

semuanya telah dipersatukan dan dilebur di dalamnya.  

3. Petrus menegur dengan keras pengajar-pengajar (kemungkinan 

beberapa di antaranya hadir di sana) yang ingin membawa 

bangsa-bangsa lain itu di bawah kewajiban hukum Musa (ay. 

10). Persoalannya sudah begitu jelas, sehingga ia tidak tahan 

lagi untuk berbicara dengan agak tajam:  Kalau demikian, jika 

Tuhan  sendiri mengakui mereka sebagai milik-Nya, mengapa 

kamu mau mencobai Tuhan  dengan meletakkan pada tengkuk 

murid-murid itu suatu kuk, yaitu bangsa-bangsa lain itu serta 

anak-anak mereka” (sebab penyunatan merupakan kuk bagi 

keturunan mereka yang masih bayi, yang di sini dianggap ada 

di antara murid-murid),  suatu kuk yang tidak dapat dipikul, 

baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?” Di sini 

Petrus ingin menunjukkan bahwa di dalam upaya mereka ini,  

(1) Mereka telah melakukan penghinaan yang sangat besar 

terhadap Tuhan :  Kamu mencobai Tuhan , dengan memper-

tanyakan apa yang sudah ditetapkan Tuhan  dan ditunjuk-

kan dengan sangat jelas melalui karunia Roh Kudus itu 

sendiri. Sebenarnya yang kamu tanyakan yaitu ,  Apakah 

Tuhan  tahu apa yang Ia lakukan? Apakah Ia bersungguh-

sungguh di dalam hal itu? Atau, apakah Ia akan mematuhi 

tindakan-Nya sendiri?” Apakah kamu mau mencobai Tuhan , 

kalau-kalau Dia, yang hanya merancang hukum Taurat itu 

bagi orang-orang Yahudi saja, sekarang di zaman akhir ini 

mau membawa bangsa-bangsa lain itu juga di bawah kewa-

jiban ini untuk menyenangkan hatimu?” Orang-orang itu 

mencobai Tuhan  dengan berkata bahwa manusia tidak da-

pat diselamatkan selain dengan persyaratan ini dan itu, 

yang tidak pernah ditetapkan Tuhan . Seolah-olah keselamat-

an dari Tuhan  harus mengikuti ketentuan-ketentuan mereka.  

(2) Mereka menawarkan sesuatu yang sangat salah kepada 

murid-murid itu. Kristus datang untuk memberitakan pem-

bebasan kepada orang-orang tawanan, sebaliknya mereka 

datang untuk memperbudak orang-orang yang sudah dibe-

baskan-Nya (lihat Neh. 5:8). Hukum Taurat itu merupakan 

kuk yang berat. Mereka dan nenek moyang mereka sendiri 

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 635 

tidak sanggup memikulnya. Jumlah norma dan peraturan-

nya begitu banyak, begitu beragam, dan begitu muluk. 

Perbedaan makanan yang boleh dimakan dan yang haram 

merupakan kuk yang berat. Tidak saja dapat membuat per-

gaulan menjadi kurang menyenangkan,namun  juga mem-

bingungkan hati nurani dengan keragu-raguan  yang tidak 

berkesudahan. Hal-hal yang dipersoalkan bahkan juga ter-

masuk soal menyentuh kuburan atau mayat yang tidak 

mungkin dapat dihindari, serta kenajisan yang ditimbulkan 

akibat sentuhan itu, diikuti dengan banyaknya aturan un-

tuk mentahirkan diri dari kenajisan itu. Semuanya meru-

pakan beban yang berat. Untuk kuk inilah Kristus datang 

meringankan kita, dan Ia memanggil orang-orang yang letih 

lesu dan berbeban berat di bawah kuk itu untuk datang 

dan memikul kuk-Nya yang enak dan ringan. Nah, sebab 

pengajar-pengajar ini datang untuk meletakkan kuk ini ke 

atas tengkuk bangsa-bangsa lain dan bahkan juga bangsa 

Yahudi yang sebenarnya sudah dibebaskan-Nya, maka per-

buatan ini mendatangkan kerugian paling besar yang tak 

terbayangkan.  

4. Sementara pengajar-pengajar Yahudi ini menekankan perlu-

nya penyunatan untuk memperoleh keselamatan, Petrus me-

nunjukkan bahwa hal itu jauh dari yang seharusnya, sehingga 

baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain diselamatkan 

hanya oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita, dan tidak 

dengan cara yang lain (ay. 11). Kita percaya bahwa kita dise-

lamatkan hanya oleh kasih karunia, pisteuomen sōthēnai – Kita 

berharap dapat diselamatkan, atau, Kita percaya akan beroleh 

keselamatan dengan cara yang sama seperti mereka juga – 

kath’ hontropon kakeinoi.  Kami yang bersunat percaya bahwa 

kami beroleh keselamatan, dan begitu jugalah orang-orang 

yang tidak bersunat. Dan sebab  penyunatan kami tidak men-

datangkan keuntungan apa pun kepada kami, begitu jugalah 

keadaan mereka yang tidak bersunat tidak akan mendatang-

kan kerugian kepada mereka. Sebab kami harus bergantung 

kepada kasih karunia Kristus untuk beroleh keselamatan itu, 

dan harus memohon kasih karunia itu dengan iman, dan de-

mikian pula halnya dengan mereka. Tidak ada jalan kesela-

matan khusus bagi orang Yahudi dan jalan yang berbeda bagi 


 636

bangsa-bangsa lain. Sebab hal bersunat atau tidak bersunat 

tidak memiliki  sesuatu arti (di manapun itu adanya), hanya 

iman yang bekerja oleh kasih (Gal. 5:6). Mengapa kita harus 

membebani mereka dengan hukum Musa, sebagai hal yang 

perlu untuk keselamatan mereka, padahal tidak demikian hal-

nya? Bukankah hanya Injil Kristus yang diperlukan untuk ke-

selamatan kita dan mereka?”  

II. Sebuah catatan mengenai apa yang dikatakan oleh Paulus dan 

Barnabas di dalam sidang ini, yang tidak perlu dikaitkan di sini, 

sebab mereka hanya menceritakan kembali apa yang telah dicatat 

dalam pasal-pasal sebelumnya, tentang segala tanda dan mujizat 

yang dilakukan Tuhan  dengan perantaraan mereka di tengah-te-

ngah bangsa-bangsa lain (ay. 12). Hal ini juga sudah pernah me-

reka ceritakan kepada jemaat di Antiokhia (14:27), kepada saudara-

saudara yang mereka jumpai dalam perjalanan (15:3), dan seka-

rang disampaikan lagi di dalam sidang itu. Hal itu sangat tepat 

untuk disampaikan di sini. Yang dinyatakan yaitu  pandangan 

bahwa bangsa-bangsa lain harus tunduk kepada hukum Musa. 

sebab  itu, sekarang bangkitlah Paulus dan Barnabas untuk ber-

juang melawan pandangan ini. Dengan menunjukkan berbagai 

kenyataan yang berkaitan dengan itu, kedua orang itu membukti-

kan bahwa Tuhan  mengakui dan mengizinkan pemberitaan Injil yang 

sejati kepada bangsa-bangsa lain tanpa hukum Taurat. Itulah se-

babnya membebankan hukum Taurat ke atas mereka sekarang 

berarti membatalkan apa yang telah dilakukan Tuhan  sendiri. 

Amatilah, 

1. Laporan apa yang mereka sampaikan: Kedua orang ini menya-

takan atau menjelaskan dengan runtut dan menunjukkan se-

mua hal yang membesarkan dan memengaruhi keadaan itu, 

yaitu betapa banyaknya mujizat dan tanda heran yang dilaku-

kan Tuhan  dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-

bangsa lain. Sungguh suatu penegasan luar biasa yang Tuhan  

berikan atas pemberitaan mereka dengan mujizat-mujizat yang 

dibuat di dalam kerajaan dunia ini, dan sungguh suatu keber-

hasilan luar biasa yang Tuhan  berikan atas pemberitaan itu de-

ngan mujizat-mujizat yang dibuat di dalam kerajaan kasih ka-

runia. Dengan demikian Tuhan  telah meninggikan rasul-rasul 

yang dipersalahkan oleh pengajar-pengajar bangsa Yahudi, 

Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21 

 

 637 

dan dengan begitu pula Dia meninggikan bangsa-bangsa lain 

yang mereka pandang rendah. Apa gunanya mereka mencari 

pembela yang lain  saat  Tuhan  sendiri yang membela perkara 

mereka? Pertobatan bangsa-bangsa bukan-Yahudi itu sendiri 

merupakan suatu keajaiban, dan dipandang dari berbagai 

segi, itu sungguh suatu mujizat. Sekarang jika mereka telah 

menerima Roh Kudus sebab  percaya kepada pemberitaan Injil 

mengapa mereka harus dibingungkan dengan melakukan hu-

kum Taurat? (Lihat Gal. 3:2).  

2. Perhatian seperti apa yang diberikan kepada mereka. Seluruh 

umat itu (yang walaupun tidak turut memberi  suara, na-

mun mereka datang bersama-sama untuk mendengarkan dan 

menyaksikan apa yang terjadi di sana) terdiam, lalu mereka 

mendengarkan Paulus dan Barnabas. Tampaknya orang-orang 

itu lebih tertarik untuk memperhatikan cerita Paulus dan Bar-

nabas dibandingkan  mendengarkan berbagai pendapat dan pemi-

kiran yang mereka sampaikan. Di dalam dunia filsafat alam 

dan kedokteran dikatakan bahwa tidak ada hal yang begitu 

memuaskan seperti halnya pengalaman. Di dalam dunia hu-

kum, tidak ada yang lebih memuaskan selain perkara yang di-

nyatakan benar dan terbukti. Begitu pula mengenai perkara-

perkara Tuhan , penguraian firman kasih karunia yang terbaik 

yaitu  catatan-catatan yang menyatakan pekerjaan Roh kasih 

karunia. Terhadap laporan seperti inilah seluruh umat itu ber-

diam diri dan mendengarkan. Orang-orang yang takut akan 

Tuhan  akan sangat siap mendengarkan mereka yang dapat men-

ceritakan apa yang telah dilakukan Tuhan  bagi jiwa mereka, atau 

yang dilakukan dengan perantaraan mereka (Mzm. 66:16). 

III. Pidato yang disampaikan Yakobus di hadapan sidang ini. Walau-

pun besar kemungkinan ia sudah pernah mendengar cerita 

Paulus dan Barnabas ini, ia tidak memotong pembicaraan mereka 

berdua. Ia tetap membiarkan mereka melanjutkan cerita mereka 

demi pendidikan iman jemaat, dan supaya jemaat dapat mende-

ngarnya dari sumber tangan pertama yang terbaik. Namun, se-

telah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, bangkitlah Yakobus. 

Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang (1Kor. 

14:31). Tuhan  yaitu  Tuhan  keteraturan. Yakobu