Kisah pararasul 16
ah-
tengah orang banyak, seperti hamba, menunjukkan bahwa
mereka sama sekali tidak memandang diri sebagai Tuhan ,
Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18
597
atau merasa diri sebagai orang terhormat. Mereka tidak
berdiri diam, mengharapkan orang datang memberi peng-
hormatan,namun jelas-jelas menolaknya dengan terjun sen-
diri ke tengah-tengah orang ramai. Mereka terjun, seperti
orang yang bersungguh-sungguh, dengan perhatian yang tak
kalah besar dengan Harun, yang menengahi antara yang
hidup dan yang mati, saat tulah Mesir mulai berdatangan.
(2) Mereka berbantah dengan orang banyak itu, sambil ber-
seru, supaya semua orang mendengar, Hai kamu sekalian,
mengapa kamu berbuat demikian? Mengapa kamu ingin
menjadikan kami Tuhan ? Sungguh tidak masuk akal apa
yang kalian lakukan ini. sebab ,
[1] Kodrat kami sebagai manusia tidak memperbolehkan-
nya: Kami ini yaitu manusia biasa sama seperti kamu
homoiopatheis. Ini kata yang sama yang dipakai tentang
Elias, (Yak. 5:17), yang dalam KJV diartikan, kami tun-
duk pada hawa nafsu sama seperti kamu. Kami ini
manusia, dan oleh sebab itu kamu salah jika meng-
harapkan dari kami apa yang hanya bisa didapat dari
Tuhan . Dan kamu berbuat dosa terhadap Tuhan jika
kamu memberi kepada kami, atau kepada siapa
saja, penghormatan yang hanya boleh diberikan kepada
Tuhan saja. Kami tidak saja memiliki tubuh seperti yang
kamu lihat,namun juga memiliki hawa nafsu yang
sama seperti kamu, memiliki hati yang dibentuk
sama seperti orang lain (Mzm. 33:15). Sebab, seperti air
mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencer-
minkan manusia itu (Ams. 27:19). Secara alami kami
tunduk pada kelemahan-kelemahan kodrat manusia,
dan rentan terhadap malapetaka yang bisa mencelaka-
kan manusia. Kami bukan saja manusia, melainkan
juga manusia yang berdosa dan menderita, dan sebab
itu kami tidak mau didewakan.
[2] Ajaran yang kami beritakan langsung bertentangan de-
ngannya. Haruskah kami ditambahkan lagi ke dalam
sejumlah dewa yang sudah kalian miliki, padahal tugas
kami justru meniadakan dewa-dewa itu? Kami ada di
sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya
kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik
598
kepada Tuhan yang hidup. Jika kami memperbolehkan
kalian melakukan ini, itu berarti kami meneguhkan ka-
lian dalam perbuatan yang justru ingin kami hapuskan
dari kalian. Demikianlah, mereka memanfaatkan ke-
sempatan ini untuk menunjukkan kepada orang banyak
itu betapa wajar dan perlunya mereka berbalik dari
berhala-berhala kepada Tuhan (1Tes. 1:9). saat mereka
memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi, yang
membenci penyembahan berhala, mereka tidak harus
melakukan apa-apa selain memberitakan anugerah
Tuhan di dalam Kristus. Dan mereka tidak perlu, seperti
yang dilakukan para nabi dalam berurusan dengan
nenek moyang mereka, memberitakan larangan terhadap
penyembahan berhala.namun , saat mereka harus ber-
urusan dengan bangsa-bangsa lain, mereka harus me-
luruskan kesalahan-kesalahan mereka dalam agama
alamiah, dan mengangkat mereka dari kerusakan-keru-
sakannya yang mencolok. Lihatlah di sini apa yang
mereka beritakan kepada bangsa-bangsa lain.
Pertama, bahwa dewa-dewa yang disembah oleh me-
reka dan nenek moyang mereka, dan semua upacara
ibadah yang mereka lakukan hanyalah perbuatan sia-
sia, mengada-ada, tidak masuk akal, tidak berguna,
tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan juga tidak men-
datangkan manfaat apa-apa. Dalam Perjanjian Lama
berhala sering disebut sebagai kesia-siaan (Ul. 32:21;
1Raj. 16:13; Yer. 14:22). Tidak ada berhala di dunia
(1Kor. 8:4). Berhala bukanlah seperti apa yang dikira
orang. Berhala itu penipu, palsu. Berhala menyesatkan
orang-orang yang percaya padanya dan mengharapkan
pertolongan darinya. Oleh sebab itu, tinggalkanlah per-
buatan yang sia-sia ini, berpalinglah dari berhala-ber-
hala itu dengan rasa benci dan jijik, sebagaimana
Efraim melakukannya (Hos. 14:9): Apakah lagi sangkut
pautku dengan berhala-berhala? Aku tidak mau lagi
ditipu seperti itu.
Kedua, bahwa Tuhan yang memanggil mereka untuk
berbalik yaitu Tuhan yang hidup. Sampai saat itu mere-
ka menyembah patung-patung mati, yang sama sekali
Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18
599
tidak mampu menolong mereka (Yes. 64:9). Atau (seperti
yang hendak mereka lakukan sekarang), mereka me-
nyembah manusia yang fana, yang sebentar saja tidak
bisa lagi menolong mereka.namun sekarang mereka di-
ajak untuk menyembah Tuhan yang hidup, yang mem-
punyai hidup dalam diri-Nya, dan memiliki hidup
bagi kita, hidup untuk selama-lamanya.
Ketiga, bahwa Tuhan ini yaitu pencipta dunia, sum-
ber dari segala keberadaan dan kuasa: Dia telah men-
jadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, bahkan
apa yang kalian sembah sebagai dewa-dewa, sehingga
Dia juga yaitu Tuhan dari segala dewamu. Kamu me-
nyembah dewa-dewa yang kamu jadikan, makhluk-
makhluk khayalanmu sendiri, dan pekerjaan tanganmu
sendiri.namun kami memanggil kamu untuk menyem-
bah Tuhan yang benar, dan tidak membiarkan dirimu di-
perdaya oleh penipu. Sembahlah Tuhan Yang Berdaulat
atas semuanya, dan janganlah rendahkan dirimu sen-
diri dengan bersujud kepada makhluk-makhluk dan
bawahan-bawahan-Nya.
Keempat, bahwa hanya sebab kesabaran-Nyalah du-
nia dan mereka tidak Dia hancurkan sedari dulu sebab
penyembahan berhala mereka (ay. 16): Dalam zaman
yang lampau, selama berabad-abad, sampai hari ini, Dia
membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-
masing. Para penyembah berhala ini, yang dipanggil un-
tuk tidak lagi menyembah ilah-ilah lain, mungkin berpi-
kir, Bukankah kami sudah melayani dewa-dewa ini sam-
pai sekarang, dan nenek moyang kami sebelum kami, dan
begitu seterusnya sampai ke zaman purbakala. Lalu
mengapa kami tidak boleh terus melayani mereka?
Tidak, pelayananmu terhadap mereka itu mencobai kesa-
baran Tuhan , dan hanya sebab mujizat belas kasihan-
Nyalah kamu tidak dibinasakan untuk itu.namun , meski-
pun Ia tidak membinasakan kamu untuk itu dalam keti-
daktahuanmu, dan waktu kamu belum mengetahui yang
lebih baik (17:30), namun sebab sekarang Ia sudah me-
ngirimkan Injil-Nya ke dalam dunia, dan melalui Injil itu
Ia secara jelas mengungkapkan diri-Nya dan kehendak-
600
Nya kepada semua bangsa, dan bukan hanya kepada
bangsa Yahudi, maka jika kamu terus menyembah ber-
hala, Ia tidak akan segan-segan lagi menghukum kamu.
Semua bangsa yang tidak mendapat keuntungan pewah-
yuan Tuhan , yaitu semua bangsa kecuali bangsa Yahudi, di-
biarkan-Nya menuruti jalannya masing-masing, sebab
tidak ada yang menegur mereka, atau mengawasi mereka,
selain suara hati mereka sendiri, pikiran mereka sendiri
(Rm. 2:15), tanpa kitab suci, tanpa nabi-nabi. Maka bisa
dimaafkan kalau mereka mengambil jalan yang salah.
Tetapi sebab sekarang Tuhan sudah mengirimkan pe-
wahyuan ke dalam dunia yang harus diberitakan kepada
semua bangsa, keadaannya sudah berubah. Kita dapat
memahaminya sebagai penghakiman atas semua bangsa
yang dibiarkan Tuhan menuruti jalannya masing-masing,
diserahkan menurut hawa nafsunya sendiri.namun
sekarang sudah tiba waktunya tudung yang ditudungkan
kepada segala bangsa-bangsa dikoyakkan (Yes. 25:7), dan
perbuatan kalian yang sia-sia ini tidak akan dimaafkan
lagi,namun harus kalian tinggalkan. Perhatikanlah,
1. Kesabaran Tuhan terhadap kita sampai saat ini ha-
ruslah menuntun kita kepada pertobatan, dan bukan
justru mendorong kita untuk berani meneruskan-
nya, sebab jika demikian, kita justru terus mem-
buat-Nya murka.
2. Kejahatan yang telah kita lakukan sebab tidak tahu
tidak bisa dijadikan alasan untuk berbuat jahat se-
telah kita tahu apa yang baik.
Kelima, bahwa bahkan saat mereka tidak berada di
bawah bimbingan dan teguran firman Tuhan sekalipun, me-
reka bisa saja tahu, dan seharusnya tahu, bagaimana ber-
buat lebih baik dengan melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan
(ay. 17). Walaupun bangsa-bangsa bukan-Yahudi tidak
memiliki ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan
yang dimiliki bangsa Yahudi untuk bersaksi bagi Tuhan
melawan semua pendusta, tidak ada loh hukum Tuhan atau
Kemah Suci, Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan
berbagai-bagai kebajikan (KJV: Tuhan bukan tidak menya-
Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18
601
takan diri-Nya tanpa saksi pen.). Selain ada saksi bagi
Tuhan di dalam diri mereka (suara hati nurani), ada juga
saksi-saksi bagi Tuhan di sekeliling mereka, yaitu pemeliha-
raan Tuhan secara umum yang berlimpah. Tidak adanya
kitab suci pada mereka memang sebagian bisa dijadikan
alasan, dan oleh sebab itu Tuhan tidak membinasakan
mereka sebab penyembahan berhala mereka, seperti yang
dilakukan-Nya terhadap bangsa Yahudi. Namun, ini tidak
bisa sepenuhnya dijadikan alasan. Sebaliknya, kendati
demikian, mereka melakukan kejahatan dan kesalahan
yang amat besar di hadapan Tuhan . Sebab ada saksi-saksi
lain bagi Tuhan , yang cukup membuat mereka tahu bahwa
hanya Dia saja yang harus disembah, dan bahwa kepada
Dialah mereka berutang budi atas segala kebaikan yang
mereka terima, dan yang membawa segala penghiburan
bagi mereka. Dan sebab itu, mereka bersalah atas per-
buatan yang sangat tidak adil dan tidak tahu bersyukur,
jika tidak memandang semuanya itu berasal dari Dia.
Tuhan , sebab bukan tidak menyatakan diri-Nya tanpa
saksi, tidak meninggalkan kita tanpa petunjuk, dan sebab
itu kita tidak bisa berdalih apa-apa. Sebab apa saja yang
menjadi saksi bagi Tuhan akan menjadi saksi melawan kita,
jika kita memberi kepada yang lain kemuliaan yang
layak diberikan kepada Dia saja.
1. Berlimpahnya pemeliharaan Tuhan secara umum bersaksi
kepada kita bahwa Tuhan itu ada, sebab semuanya itu
diberikan dengan bijak dan untuk suatu tujuan. Hujan
dan musim-musim subur tidak mungkin datang secara
kebetulan, dan juga tidak ada yang dapat menurunkan
hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu,
tidak dapat juga langit sendiri memberi hujan lebat (Yer.
14:22). Semua kekuatan alam bersaksi kepada kita
akan kuasa Tuhan yang berdaulat atas alam, yang se-
muanya berasal dari Dia, dan kepada-Nya mereka ber-
gantung. Bukan langit yang memberi kita hujan, Tuhan -
lah yang memberi kita hujan dari langit. Dia Bapa dari
hujan (Ayb. 38:28).
2. Keuntungan-keuntungan yang kita dapatkan melalui
kelimpahan ini bersaksi kepada kita bahwa kita harus
602
bersyukur, bukan kepada makhluk ciptaan yang ber-
guna bagi kita, melainkan kepada Sang Pencipta yang
membuat mereka berguna. Ia bukan tidak menyatakan
diri-Nya tanpa saksi, dan di dalam hal itu Ia berbuat
kebajikan (KJV). Tuhan tampak melihat contoh-contoh
kebaikan-Nya sebagai bukti yang lebih bermakna dan
lebih meyakinkan dari hak-Nya untuk kita sembah dan
puja dibandingkan bukti-bukti kebesaran-Nya. Sebab ke-
baikan-Nya yaitu kemuliaan-Nya. Bumi penuh dengan
kasih setia TUHAN. Ia penuh rahmat terhadap segala
yang dijadikan-Nya, dan sebab itu mereka memuji Dia
(Mzm. 145:9-10). Tuhan berbuat baik kepada kita, dalam
menyediakan udara untuk kita hirup, tanah tempat kita
berpijak, cahaya matahari yang dengannya kita bisa
melihat.namun , sebab contoh yang jelas dari kebaikan
Sang Pemelihara kepada setiap dari kita secara khusus
yaitu persediaan makanan dan minuman sehari-hari
bagi kita, maka Rasul Paulus memilih untuk menegas-
kan hal ini, dan menunjukkan bagaimana Tuhan berbuat
baik kepada kita,
(1) Dalam menyediakan makanan dan minuman itu bagi
kita, melalui rantaian sebab akibat yang bergantung
pada Dia sebagai penyebab utamanya: Langit akan
mendengarkan bumi. Bumi akan mendengarkan gan-
dum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan men-
dengarkan Yizreel (Hos. 2:20-21). Dia berbuat baik
kepada kita dengan memberi kita hujan dari langit,
yaitu hujan untuk air minum kita, sebab jika tidak
ada hujan, maka tidak akan ada mata air, dan kita
akan segera mati kehausan. Itu juga hujan untuk
minum bagi tanah kita, sebab baik makanan mau-
pun minuman untuk kita datang dari hujan. Dalam
menyediakan semuanya ini kepada kita, Ia memberi-
kan musim-musim subur bagi kita. Jika langit di atas
menjadi seperti besi, maka tanah akan segera men-
jadi seperti tembaga (Im. 26:19). Inilah batang air
Tuhan yang mengaruniai tanah dengan kelimpahan,
dan dengannya Tuhan menyediakan gandum (Mzm.
65:10-14). Dari semua peristiwa yang terjadi dalam
Kitab Kisah Para Rasul 14:8-18
603
pemeliharaan Tuhan secara umum, orang kafir memi-
lih membentuk gagasan mereka tentang Tuhan yang
mahatinggi melalui hal-hal yang mengerikan, yang
sudah sewajarnya membuat kita ngeri akan Dia. Hal
yang dimaksud yaitu guntur. Oleh sebab itulah
mereka menyebut Zeus Sang Guntur, dan melam-
bangkannya dengan guntur di tangan, seperti yang
tampak dalam Mazmur 29:3, sehingga orang tidak
bisa mengabaikannya.namun sang rasul di sini, un-
tuk mendorong kita menyembah Tuhan , menunjukkan
kepada kita kemurahan-Nya, supaya kita berpikiran
baik tentang Dia dalam segala hal di mana kita
harus berurusan dengan Dia. Juga, supaya kita
mengasihi Dia dan bersuka di dalam Dia, sebagai
Tuhan yang berbuat baik, berbuat baik kepada kita,
berbuat baik kepada kita sekalian, dalam menurun-
kan hujan dari langit dan memberi musim-musim
subur. Dan jika sewaktu-waktu hujan ditahan,
atau musim-musim tidak berbuah, itu sebab salah
kita sendiri. Dosa kitalah yang menghalangi semua
yang baik yang datang kepada kita ini, dan meng-
hentikan aliran perkenanan-perkenanan Tuhan .
(2) Dalam memberi kita penghiburan dari semuanya itu.
Dialah yang memuaskan hati kita dengan makanan
dan kegembiraan. Tuhan itu kaya akan rahmat bagi
semua orang (Rm. 10:12): Tuhan dalam kekayaan-Nya
memberi kepada kita segala sesuatu untuk dinik-
mati (1Tim. 6:17). Dia tidak sekadar memberi,namun
juga memberi dengan berlimpah. Tidak hanya mem-
beri kita apa yang kita perlukan,namun juga memam-
pukan kita untuk menikmatinya. Ia memuaskan hati
kita dengan makanan (Pkh. 2:24), yakni, Ia memberi
kita makanan sampai kita puas, atau sesuai dengan
keinginan kita. Bukan sekadar makanan pokok, me-
lainkan juga aneka santapan yang berlimpah dan
lezat. Bahkan untuk bangsa-bangsa yang telah ke-
hilangan pengetahuan tentang Dia, dan menyembah
ilah-ilah lain, tetap saja dipenuhi-Nya rumah mereka,
mulut mereka, dan dikenyangkan-Nya perut mereka
604
(Ayb. 22:18; Mzm. 17:14) dengan segala yang baik.
Bangsa-bangsa bukan-Yahudi yang hidup tanpa
Tuhan di dalam dunia, tetap hidup bergantung pada
Tuhan . Hal ini ditegaskan Kristus sebagai alasan
mengapa kita harus berbuat baik kepada orang yang
membenci kita (Mat. 5:44-45). Hati orang kafir puas
dengan makanan. Memang ini yang membuat me-
reka bahagia dan puas, mereka tidak menginginkan
hal-hal lain.namun semua ini tidak akan menge-
nyangkan jiwa (Yeh. 7:19), dan tidak pula orang
yang tahu bagaimana menghargai jiwanya akan di-
kenyangkan olehnya.namun para rasul juga menem-
patkan diri sebagai orang yang mendapat bagian
dalam kemurahan Tuhan . Kita semua harus mengakui
bahwa Tuhan memuaskan hati kita dengan makanan
dan kegembiraan. Bukan hanya makanan supaya
kita hidup, melainkan juga kegembiraan supaya kita
hidup dengan ceria. Oleh sebab kebaikan-Nyalah
kita tidak mencari rezeki dengan bersusah payah se-
umur hidup kita. Perhatikanlah, kita harus bersyu-
kur kepada Tuhan bukan hanya atas makanan kita,
melainkan juga atas kegembiraan kita, yaitu bahwa
Ia memberi kita izin untuk bergembira, memberi
alasan untuk bergembira, dan memberi hati untuk
bergembira. Dan, jika hati kita dipuaskan dengan
makanan dan kegembiraan, maka hati kita juga
harus dipenuhi dengan kasih dan rasa syukur, dan
semakin taat dalam menjalankan kewajiban dan
perintah (Ul. 8:10; 28:47).
Terakhir, keberhasilan kedua rasul itu dalam melarang
orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka (ay.
18): Dengan berkata demikian, melalui upaya keras, mereka
mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada
mereka. Begitu teguhnya para penyembah berhala ini me-
megang penyembahan berhala mereka. Tidak cukup bila ke-
dua rasul itu menolak didewakan (penolakan ini hanya akan
ditafsirkan sebagai sikap merendah),namun juga mereka harus
membencinya. Mereka menunjukkan kepada orang banyak itu
kejahatan dari perbuatan mereka. Namun itu pun belum cu-
Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28
605
kup, sebab kedua rasul itu hampir-hampir tidak dapat men-
cegah mereka melakukannya, dan sebagian dari mereka siap-
siap mempersalahkan imam sebab tidak terus menjalankan
tugasnya kendati dengan penolakan itu. Kita dapat melihat di
sini apa yang menyebabkan penyembahan berhala pada orang
kafir. Mereka mendewa-dewakan apa yang menjadi sarana
bagi penghiburan mereka, dan bukannya menyembah Sang
Sumber penghiburan itu sendiri. Paulus dan Barnabas sudah
menyembuhkan orang lumpuh, dan oleh sebab itu orang ba-
nyak mendewa-dewakan mereka, bukannya memuliakan Tuhan
yang sudah memberi mereka kuasa seperti itu. Hal ini sudah
seharusnya membuat kita sangat berhati-hati untuk tidak
memberi kepada orang lain, atau kepada diri kita sendiri,
suatu penghormatan yang selayaknya diberikan kepada Tuhan
saja.
Paulus Dirajam di Listra;
Paulus dan Barnabas Mengunjungi Jemaat
(14:19-28)
19namun datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan
mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melem-
pari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, sebab mereka me-
nyangka, bahwa ia telah mati. 20 namun saat murid-murid itu berdiri
mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya
berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. 21 Paulus dan
Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu
kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. 22 Di tempat itu mereka
menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka
bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam
Kerajaan Tuhan kita harus mengalami banyak sengsara. 23 Di tiap-tiap jemaat
rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah ber-
doa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan,
yang yaitu sumber kepercayaan mereka. 24 Mereka menjelajah seluruh
Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga,
lalu pergi ke Atalia, di pantai. 26 Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di
tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Tuhan untuk
memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 27 Setibanya di situ mereka
memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu
yang Tuhan lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membu-
ka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 28 Di situ mereka lama
tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.
Di sini kita mendapati lanjutan cerita tentang berbagai pelayanan
dan penderitaan Paulus dan Barnabas.
606
I. Bagaimana Paulus dirajam lalu ditinggalkan sebab disangka
mati,namun secara ajaib bangkit kembali (ay. 19-20). Mereka lebih
ingin menyerang Paulus dibandingkan Barnabas, sebab Paulus, seba-
gai pembicara utama, lebih membuat mereka kesal dan jengkel
dibandingkan Barnabas. Sekarang amatilah di sini,
1. Bagaimana orang banyak menjadi marah kepada Paulus.
Bukan sebab mereka terluka oleh Paulus (jika mereka merasa
terhina sebab Paulus menolak didewakan, maka sesudah me-
reka tenang, mereka pasti dengan mudah akan memaafkan dia
atas kesalahan itu).namun sebab datang orang-orang Yahudi
dari Antiokhia, yang ada kemungkinan mendengar bagaimana
Paulus dan Barnabas dihormati sedemikian rupa di Listra, dan
mereka kesal mendengar itu. Mereka memanas-manasi orang
banyak untuk melawan keduanya, dengan menuduh mereka
sebagai orang yang suka memecah belah, penghasut, berba-
haya, dan tidak pantas dilindungi. Lihatlah betapa kegeraman
orang-orang Yahudi melawan Injil Kristus tidak pernah ber-
henti. Mereka tidak tahan kalau Injil mendapat tempat ber-
pijak di mana saja.
2. Bagaimana orang banyak dibuat marah oleh orang-orang Ya-
hudi yang biadab ini: mereka menjadi sedemikian geram se-
hingga bangkit dan melempari Paulus dengan batu, bukan atas
dasar keputusan hukum, melainkan sebab terdorong oleh
huru-hara orang banyak. Mereka merajami dia untuk menja-
tuhkannya, dan kemudian menyeretnya ke luar kota, seperti
orang yang tidak pantas tinggal di dalamnya, atau menyeret-
nya di atas tandu atau peti, untuk menguburkan dia, sebab
mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Begitu kuatnya ke-
cenderungan hati manusia yang rusak dan penuh hawa nafsu
kedagingan terhadap apa yang jahat, bahkan terhadap apa
yang sangat berlawanan, sehingga, sama seperti sangat sulit
mencegah orang berbuat jahat pada satu sisi, demikian pula
sangat mudah mereka terbujuk berbuat jahat pada sisi lain.
Lihatlah betapa terombang-ambingnya dan cepat berubah-
ubahnya suasana hati orang duniawi dan penuh hawa nafsu
kedagingan itu, yang tidak mengetahui dan mempertimbang-
kan segala sesuatunya. Orang yang baru kemarin ingin mem-
perlakukan kedua rasul itu lebih dibandingkan manusia, sekarang
memperlakukan mereka lebih buruk dibandingkan binatang, seper-
Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28
607
ti orang-orang bejat, penjahat terjahat. Hari ini hosana, besok
salibkan Dia. Hari ini diberi korban, besok dikorbankan.namun
perubahan yang sebaliknya juga terjadi (28). Orang ini sudah
pasti seorang pembunuh (28:4).namun kemudian, tidak diragu-
kan lagi bahwa ia seorang dewa (28:6). Sikap orang banyak itu
angin-anginan. Seandainya Paulus yaitu Hermes, ia bisa saja
dimahkotai, atau bahkan dipuja-puja.namun , jika ia ingin
menjadi hamba Kristus yang setia, ia akan dirajam, dan
diseret ke luar kota. Demikianlah, siapa yang dengan mudah
membiarkan diri dikuasai khayalan-khayalan liar tidak suka
menerima kebenaran sebab rasa cinta kepadanya.
3. Bagaimana ia dilepaskan oleh kuasa Tuhan : saat ia diseret ke
luar dari kota, murid-murid itu berdiri mengelilingi dia (ay. 20).
Tampaknya ada sebagian orang di Listra ini yang menjadi mu-
rid, yang menemukan jalan tengah antara mendewakan kedua
rasul itu dan menolak mereka. Dan bahkan orang-orang yang
baru bertobat ini berani berpihak pada Paulus saat ia
dijatuhkan seperti itu, padahal wajar saja jika mereka ketakut-
an kalau-kalau orang yang sama yang merajami Paulus akan
merajami mereka juga sebab berpihak padanya. Mereka ber-
diri mengelilingi dia, seperti pengawal yang hendak menjaga-
nya dari murka lebih jauh dari orang banyak itu. Mereka ber-
diri mengelilingi dia untuk melihat apakah ia masih hidup
atau sudah mati.namun tiba-tiba bangkitlah ia. Meskipun ti-
dak mati, tidak diragukan lagi bahwa ia terluka sangat parah,
dan pingsan. Ia dalam keadaan deliquium (tak sadarkan diri
sebab kehabisan darah di otak pen.), sehingga kalau bukan
tanpa mujizat ia tidak akan bisa sadar kembali dengan begitu
cepat dan sehat sehingga bisa pergi memasuki kota. Per-
hatikanlah, sekalipun hamba-hamba Tuhan yang setia tinggal
selangkah lagi masuk ke dalam lobang maut, dan disangka
mati baik oleh kawan maupun lawan, mereka tidak akan mati
selama Tuhan masih memiliki pekerjaan untuk mereka laku-
kan. Mereka dihempaskan, namun tidak binasa (2Kor. 4:9).
II. Bagaimana mereka terus melanjutkan pekerjaan mereka, kendati
dengan perlawanan yang mereka hadapi. Semua batu yang
mereka lemparkan kepada Paulus tidak dapat membuatnya mun-
dur dari pekerjaannya: Mereka menyeretnya ke luar kota (ay. 19),
608
tetapi, seperti ingin menantang mereka, ia masuk ke dalam kota
lagi, untuk menunjukkan bahwa ia tidak takut pada mereka. Ia
bahkan tidak menghiraukannya sedikit pun. Apa pun, kedua rasul
itu tahu bahwa penganiayaan terhadap mereka di sini merupakan
isyarat bagi mereka untuk mencari kesempatan berbuat baik di
tempat lain, dan oleh sebab itu untuk saat ini mereka meninggal-
kan Listra.
1. Mereka pergi untuk mengolah dan menabur benih di tanah
yang baru di Derbe. Ke sanalah pada keesokan harinya Paulus
dan Barnabas berangkat, ke sebuah kota yang letaknya tidak
jauh dari situ. Di sana mereka memberitakan Injil, di sana
mereka memperoleh banyak murid (14:21). Dan tampaknya Ti-
motius berasal dari kota itu, dan merupakan salah satu dari
murid-murid yang sekarang ikut pergi menyertai Paulus. Ia
bertemu dengan Paulus di Antiokhia dan menemaninya dalam
seluruh perjalanannya ini. Sebab, sambil menyinggung cerita
ini, Paulus memberi tahu Timotius betapa Timotius ikut men-
derita penganiayaan dan sengsara yang dideritanya di Antio-
khia dan di Ikonium dan di Listra (2Tim. 3:10-11). Tidak ada
kejadian apa-apa yang dicatat di Derbe.
2. Mereka kembali, dan melakukan pekerjaan mereka lagi, me-
nyirami benih yang sudah mereka tabur. Dan, setelah tinggal
di Derbe dalam waktu yang mereka anggap pantas, mereka
kembali ke Listra, ke Ikonium, dan ke Antiokhia, kota-kota
yang sudah mereka kunjungi untuk memberitakan Injil (ay.
21). Sekarang, setelah kita diberi tahu tentang cerita yang
sangat membangun mengenai cara-cara yang mereka pakai
untuk meletakkan dasar, dan memulai pekerjaan yang baik, di
sini kita mendapati cerita serupa tentang bagaimana mereka
membangun di atas dasar itu, dan melanjutkan pekerjaan baik
itu. Marilah kita lihat apa yang mereka lakukan,
(1) Mereka menguatkan hati murid-murid, yakni, mereka mena-
namkan pada diri murid-murid apa yang pantas untuk me-
neguhkan mereka (ay. 22). Orang yang baru bertobat mu-
dah goyah, dan mudah digoncangkan oleh perkara-perkara
kecil. Teman-teman lama mereka memohon untuk tidak
meninggalkan mereka. Orang yang mereka hormati sebagai
orang yang lebih bijak dibandingkan mereka sendiri menunjuk-
Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28
609
kan kepada mereka betapa ganjil, keji, dan berbahayanya
perubahan itu. Mereka tergoda, sebab membayangkan
akan mendapat kedudukan, untuk berpegang teguh pada
adat istiadat nenek-moyang mereka. Mereka takut akan ba-
haya berenang melawan arus. Semuanya ini menggoda me-
reka untuk berpikir bahwa mereka akan mundur pada
waktunya.namun kedua rasul itu datang dan memberi tahu
mereka bahwa mereka berdiri di atas anugerah Tuhan yang
benar. Dan oleh sebab itu mereka harus tetap berdiri di
atasnya, dan yakin bahwa tidak ada yang lebih berbahaya
dibandingkan kehilangan bagian di dalam Kristus, tidak ada
yang lebih menguntungkan dibandingkan tetap berpegang pada-
Nya. Bahwa, apa pun pencobaan yang akan mereka alami,
mereka akan mendapat kekuatan dari Kristus untuk
melewatinya. Dan, apa pun yang akan hilang dari mereka,
mereka akan mendapat gantinya secara berlimpah-limpah.
Dan hal ini menguatkan hati murid-murid. Ini menguatkan
tekad hati mereka yang saleh, dalam kekuatan Kristus, un-
tuk setia pada Kristus apa pun harga yang harus mereka
bayar. Perhatikanlah,
[1] Orang yang bertobat perlu dikuatkan. Yang sudah di-
tanam harus berakar. Sudah menjadi tugas hamba-
hamba Tuhan untuk meneguhkan orang-orang kudus
dan juga menginsafkan orang-orang berdosa. Non minor
est virtus quam quoerere parta tueri Adakalanya mem-
pertahankan sama sulitnya seperti mendapatkan. Siapa
yang diajari kebenaran harus tahu bahwa perkara-per-
kara yang diajarkan kepada mereka itu yaitu perkara
yang pasti. Dan siapa yang sudah bertekad harus teguh
di dalam tekad itu.
[2] Peneguhan yang benar yaitu peneguhan di dalam hati.
Ini bukanlah menghukum orang murtad dengan meng-
ikat tubuhnya,namun mencegahnya dengan mengikat
hatinya. Cara terbaik untuk melakukan ini bagi hamba-
hamba Tuhan hanyalah dengan menekankan perkara-
perkara yang pantas untuk mengikat hati. Anugerah
Tuhan -lah, dan bukan yang kurang dari itu, yang akan
610
berhasil menguatkan hati murid-murid, dan mencegah
mereka dari kemurtadan.
(2) Paulus dan Barnabas menasihati mereka supaya mereka
bertekun di dalam iman. Atau, seperti yang bisa juga di-
baca, Paulus dan Barnabas menguatkan mereka. Kedua
rasul itu memberi tahu mereka bahwa sudah menjadi baik
kewajiban maupun kepentingan mereka untuk bertekun,
untuk tetap percaya bahwa Kristus yaitu Anak Tuhan , dan
Juruselamat dunia. Perhatikanlah, siapa beriman perlu
bertekun di dalam iman, kendati dengan segala cobaan
yang menggoda mereka untuk meninggalkannya, oleh ka-
rena cibiran atau kernyit dahi dunia ini. Dan penting bagi
mereka untuk sering-sering dinasihati agar bertekun di da-
lam iman. Siapa yang selalu dikelilingi dengan godaan-
godaan untuk murtad perlu selalu ditekankan untuk
bertekun.
(3) Yang paling mereka tekankan yaitu bahwa untuk masuk
ke dalam Kerajaan Tuhan kita harus mengalami banyak
sengsara. Bukan hanya mereka, melainkan juga kita. Siapa
yang mau masuk sorga harus bersiap-siap menghadapi
banyak sengsara dan penganiayaan di jalan mereka me-
nuju ke sana.namun inikah cara untuk menguatkan hati
murid-murid, dan menggugah mereka untuk bertekun di da-
lam iman? Orang akan menyangka bahwa ini justru akan
membuat mereka terkejut, dan patah semangat. Tidak, oleh
sebab perkaranya sudah dinyatakan dengan jelas dan di-
terima sepenuhnya, maka cara itu akan membantu me-
nguatkan mereka, dan meneguhkan iman mereka kepada
Kristus. Benar bahwa mereka akan mengalami sengsara, ba-
nyak sengsara. Itu hal terburuk yang bisa terjadi. Namun,
[1] Sudah ditentukan begitu. Mereka harus menjalaninya,
tidak bisa ditawar-tawar lagi, perkaranya sudah dipu-
tuskan, dan tidak dapat diubah. Dia yang mengatur
hati kita secara berdaulat sudah menentukan bahwa
setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus
Yesus akan menderita aniaya. Dia yang memerintah
kita secara berdaulat sudah menentukan bahwa setiap
orang yang ingin menjadi murid Kristus wajib memikul
Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28
611
salibnya. saat kita memberi diri kepada Yesus Kris-
tus, kita melakukannya dengan sukarela. saat kita
duduk dan menghitung-hitung biayanya, jika perhi-
tungannya benar, itu sudah kita persiapkan. Jadi, apa-
bila datang penindasan atau penganiayaan sebab fir-
man, kita memang sudah diberi tahu sebelumnya,
bahwa memang harus terjadi begitu: Ia akan menyele-
saikan apa yang ditetapkan atas kita. Perkaranya sudah
ditetapkan tanpa bisa diubah. Jadi, akankah gunung
batu digeser dari tempatnya untuk kita?
[2] Ini sudah menjadi bagian dari pemimpin bala tentara
Kristus, serta juga para prajurit-Nya. Bukan hanya
kamu, melainkan juga kami, yang akan terkena (jika itu
dianggap sebagai kesusahan). Oleh sebab itu, sama se-
perti penderitaan-penderitaanmu sendiri tidak boleh
menjadi batu sandungan bagimu, demikian pula halnya
dengan penderitaan-penderitaan kami. Lihat 1 Tesalo-
nika 3:3. Jangan ada orang yang goyang imannya ka-
rena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa
kita ditentukan untuk itu. Sama seperti Kristus tidak
mengharuskan para rasul untuk melayani dengan lebih
keras dibandingkan Dia melayani sebelum mereka, demikian
pula mereka tidak boleh berbuat begitu kepada orang-
orang Kristen biasa.
[3] Benar bahwa kita harus bersiap-siap menghadapi ba-
nyak sengsara.namun ini membesarkan hati kita, yaitu
bahwa kita akan melewatinya. Kita tidak akan terhilang
dan binasa di dalamnya. Di hadapan kita terbentang
Laut Merah,namun Tuhan sudah membuka jalan untuk
melewatinya, untuk dilewati oleh orang-orang yang di-
tebus TUHAN. Kita harus turun menghadapi masalah,
tetapi kita akan naik kembali.
[4] Kita tidak hanya akan melewatinya begitu saja,namun
juga akan melewatinya untuk masuk ke dalam Kerajaan
Tuhan . Dan kegembiraan serta kemuliaan di akhir perja-
lanan akan menggantikan secara berlimpah segala ke-
susahan dan penderitaan yang kita jumpai di tengah
jalan. Benar bahwa kita harus melewati jalan salib, te-
612
tapi juga benar bahwa jika kita tetap berjalan di jalan
yang lurus, dan tidak menyimpang atau berbalik, kita
akan menerima mahkota. Dan pengharapan yang dilan-
dasi iman akan janji ini dapat membuat kita melewati
kesengsaraan dengan mudah dan menyenangkan.
(4) Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-
penatua, atau majelis-majelis. Sekarang pada kunjungan
kedua ini, kedua rasul itu mengatur mereka, mengelom-
pokkan mereka ke dalam kumpulan-kumpulan ibadah di
bawah bimbingan seorang hamba Tuhan yang tetap, dan
membedakan antara mereka yang diajar dalam firman Tu-
han dan mereka yang mengajar.
[1] Setiap jemaat memiliki pemimpin atau ketuanya,
yang bertugas untuk berdoa bersama anggota-anggota
jemaat. Ia juga harus berkhotbah kepada mereka dalam
kumpulan-kumpulan ibadah, untuk menyampaikan se-
mua ketetapan Injil kepada mereka, dan mengawasi me-
reka, untuk mengajar yang tidak tahu, menegor yang
hidup dengan tidak tertib, menghibur yang tawar hati,
dan meyakinkan penentang-penentangnya. Setiap jema-
at perlu memiliki satu atau lebih pemimpin seperti itu.
[2] Pemimpin-pemimpin itulah yang menjadi para penatua-
nya pada waktu itu. Mereka memiliki kebijaksanaan
dan kesungguhan orang tua, dan memerintah dengan
wewenang dan kuasa orang tua. Mereka tidak bertugas
untuk membuat hukum baru (ini hak istimewa Sang
Raja, Sang Pemberi hukum yang agung. Pemerintahan
jemaat yaitu pemerintahan oleh seorang Raja secara
mutlak, dan kuasa hukum sepenuhnya berada di ta-
ngan Kristus). Mereka bertugas untuk mengawasi ba-
gaimana hukum-hukum yang sudah dibuat Kristus di-
patuhi dan dijalankan. Dan hanya sejauh itulah mereka
harus ditaati dan dituruti.
[3] Penatua-penatua ini ditahbiskan. Kemampuan dari me-
reka yang diajukan atau mengajukan diri (entah itu
para rasul atau umat yang mengajukan mereka) dinilai
oleh para rasul, sebagai pihak yang paling pantas untuk
menilai. Dan mereka, setelah mengabdikan diri sendiri,
Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28
613
dikhususkan dengan sungguh-sungguh untuk menja-
lankan pelayanan, dan terikat pada kewajibannya.
[4] Para penatua ini ditahbiskan bagi mereka, bagi para
murid, untuk melayani mereka, demi kebaikan mereka.
Siapa yang beriman perlu dibangun di dalam iman itu,
dan perlu bantuan dari para penatua untuk itu, yaitu
gembala-gembala dan pengajar-pengajar, yang bertugas
untuk membangun tubuh Kristus.
(5) Dengan berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan pena-
tua-penatua itu kepada Tuhan, kepada Tuhan Yesus, yang
yaitu sumber kepercayaan mereka. Perhatikanlah,
[1] Sekalipun orang sudah menjadi percaya, dan dilakukan
dengan tulus hati, namun tugas hamba-hamba Tuhan
terhadap mereka belumlah selesai. Mereka masih perlu
diperhatikan, diajar dan diperingatkan. Ada sesuatu
yang kurang dalam iman mereka, yang perlu disempur-
nakan.
[2] Hamba Tuhan yang tugas utamanya menjaga orang-
orang percaya harus menyerahkan mereka kepada Tu-
han pada akhirnya, dan membawa mereka ke dalam
perlindungan dan bimbingan anugerah-Nya: Tuhan, pe-
liharalah mereka dalam nama-Mu. Mereka harus menye-
rahkan diri di bawah pengawasan-Nya, dan hamba-
hamba Tuhan yang melayani mereka harus menyerah-
kan mereka ke dalam pengawasan-Nya itu.
[3] Dengan doalah mereka harus diserahkan kepada Tuhan.
Kristus, dalam doa-Nya (Yoh. 17), menyerahkan murid-
murid-Nya kepada Bapa-Nya: Mereka itu milik-Mu dan
Engkau telah memberi mereka kepada-Ku. Bapa, pe-
liharalah mereka.
[4] Sungguh membesarkan hati kita, saat menyerahkan
murid-murid kepada Tuhan, bahwa kita bisa berkata,
Dialah yang mereka percayai. Kita menyerahkan kepa-
da Dia orang-orang yang sudah menyerahkan diri mere-
ka kepada Dia, dan yang yakin kepada Dia yang ber-
kuasa memeliharakan apa yang telah mereka dan kita
percayakan kepada-Nya hingga pada hari Tuhan (2Tim.
1:12).
614
[5] Sungguh baik jika kita menggabungkan puasa dan doa,
sebagai tanda kita merendah diri sebab dosa, dan un-
tuk lebih menguatkan lagi doa-doa kita.
[6] jika kita berpisah dengan teman-teman kita, ucapan
selamat tinggal terbaik yaitu menyerahkan mereka ke-
pada Tuhan, dan mempercayakan mereka kepada Dia.
3. Mereka terus memberitakan Injil di tempat-tempat lain se-
belum ini,namun tampaknya tidak membawa banyak hasil
seperti saat ini, sampai-sampai saat mereka kembali, me-
reka bisa membentuk beberapa jemaat. Oleh sebab itu, ke
sanalah mereka pergi untuk melanjutkan dan meneruskan
pekerjaan mempertobatkan orang. Dari Antiokhia mereka
menjelajah seluruh Pisidia, wilayah tempat Antiokhia ber-
ada. Dari situ mereka tiba di wilayah Pamfilia, yang kota
utamanya yaitu Perga, yang sudah mereka kunjungi se-
belumnya (13:13). Dan mereka kembali ke sana untuk
memberitakan firman (ay. 25), menawarkan tawaran kedua,
untuk melihat apakah mereka sekarang lebih bersedia me-
nerima Injil dibandingkan sebelumnya. Apakah di sana mereka
berhasil kita tidak diberi tahu,namun kita tahu bahwa dari
situ mereka pergi ke Atalia, sebuah kota Pamfilia, di pinggir
pantai. Mereka tidak tinggal lama-lama di suatu tempat,
tetapi ke mana saja mereka pergi, mereka berupaya me-
letakkan fondasi untuk bangunan nanti, dan menabur
benih-benih yang pada waktunya akan membawa banyak
hasil. Sekarang menjadi jelaslah perumpamaan-perumpa-
maan Kristus itu, saat Ia membandingkan Kerajaan
Sorga dengan sedikit ragi, yang pada waktunya akan mem-
buat khamir seluruh adonan. Atau perumpamaan menge-
nai biji sesawi, yang meskipun pada awalnya sangat kecil,
tumbuh menjadi pohon yang besar. Dan juga yang me-
ngenai benih yang ditaburkan seseorang di ladangnya, lalu
tumbuh tanpa diketahuinya.
Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28
615
III. Bagaimana mereka pada akhirnya kembali ke Antiokhia di Siria,
tempat mereka semula diutus untuk melakukan perjalanan ini.
Dari Atalia mereka berlayar dan tiba di Antiokhia (ay. 26). Dan di
sini kita diberi tahu,
1. Mengapa mereka datang ke sana: sebab di tempat itulah
mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Tuhan . Dan
begitu berharganya mereka memandang peristiwa itu, walau-
pun mereka sendiri sudah beroleh bagian yang besar di sorga,
sampai-sampai mereka merasa tidak akan bisa memberi
penghormatan yang cukup kepada orang-orang yang sudah
menyerahkan mereka kepada kasih karunia Tuhan . Saudara-
saudara seiman sudah menyerahkan mereka kepada kasih
karunia Tuhan , untuk melakukan pekerjaan yang telah mereka
selesaikan. Dan sebab sekarang mereka sudah menyelesaikan-
nya, mereka merasa harus menceritakannya kepada saudara-
saudara seiman itu, supaya saudara-saudara itu bisa memban-
tu mereka dengan puji-pujian, seperti halnya mereka sudah
dibantu oleh saudara-saudara itu dengan doa-doa mereka.
2. Apa yang mereka ceritakan kepada saudara-saudara seiman
tentang perjalanan mereka (ay. 27): Mereka memanggil jemaat
berkumpul. Ada kemungkinan bahwa ada lebih banyak orang
Kristen di Antiokhia dibandingkan yang biasanya dijumpai, atau
bisa dijumpai, di satu tempat.namun pada kesempatan ini me-
reka memanggil para pemimpin untuk berkumpul. Sama se-
perti kepala-kepala suku Israel sering disebut sebagai jemaat
Israel, demikian pula hamba-hamba Tuhan dan orang-orang
terkemuka di dalam gereja di Antiokhia disebut sebagai je-
maat. Atau bisa jadi banyak orang yang datang ke tempat itu
dalam kesempatan ini sebanyak yang bisa ditampung tempat
pertemuan itu. Atau sebagian bertemu pada satu waktu atau
tempat, dan sebagian lain pada waktu atau tempat lain.namun
setelah memanggil jemaat untuk berkumpul, mereka men-
ceritakan dua hal kepada jemaat itu:
(1) Cerita tentang pertanda-pertanda hadirat Tuhan yang me-
nyertai mereka dalam pekerjaan-pekerjaan mereka: Mereka
menceriterakan segala sesuatu yang Tuhan lakukan dengan
perantaraan mereka. Mereka tidak memberi tahu apa yang
sudah mereka kerjakan (dalam hal ini akan tercium bau
616
kesombongan), melainkan apa yang telah dikerjakan Tuhan
dengan dan melalui mereka. Perhatikanlah, pujian terha-
dap segala hal kecil yang kita lakukan kapan saja haruslah
dikembalikan kepada Tuhan . Sebab Dialah yang tidak hanya
mengerjakan di dalam diri kita baik kemauan maupun pe-
kerjaan,namun juga yang bekerja bersama kita untuk mem-
buat pekerjaan kita berhasil. Anugerah Tuhan dapat mela-
kukan apa saja tanpa pemberitaan Injil oleh hamba-hamba
Tuhan.namun pemberitaan Injil oleh hamba-hamba Tuhan,
bahkan oleh Paulus sekalipun, tidak dapat menghasilkan
apa-apa tanpa anugerah Tuhan . Dan bekerjanya anugerah
itu harus diakui dalam firman yang berkuasa.
(2) Tentang buah-buah dari pekerjaan mereka di antara bangsa-
bangsa kafir. Mereka menceritakan bagaimana Tuhan telah
membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Tuhan
tidak hanya mengundang mereka ke pesta Injil,namun juga
mencondongkan hati banyak orang dari mereka untuk me-
nerima undangan itu. Perhatikanlah,
[1] Tak seorang pun masuk ke dalam Kerajaan Kristus ke-
cuali melalui pintu iman. Kita harus percaya kepada
Kristus dengan teguh, sebab kalau tidak, kita tidak
akan mendapat bagian di dalam Dia.
[2] Tuhan -lah yang membuka pintu iman, membukakan ke-
pada kita kebenaran-kebenaran yang harus kita per-
cayai, membuka hati kita untuk menerima kebenaran-
kebenaran itu, dan membukakan pintu ini lebar-lebar,
sehingga orang banyak bisa masuk ke dalam jemaat
Kristus.
[3] Sudah sepatutnya kita bersyukur bahwa Tuhan telah
membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman,
telah mengirimkan Injil-Nya kepada mereka, yang diberi-
takan kepada segala bangsa untuk membimbing mereka
kepada ketaatan iman (Rm. 16:26), dan juga telah mem-
beri mereka hati untuk menyambut Injil itu. Demikian-
lah Injil tersebar, dan bersinar semakin terang, dan tak
seorang pun mampu menutup pintu yang telah dibuka
Tuhan ini, bahkan kekuatan neraka dan bumi sekalipun.
Kitab Kisah Para Rasul 14:19-28
617
3. Apa yang mereka lakukan setelah itu: Di situ mereka lama
tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu (ay. 28),
mungkin lebih lama dibandingkan yang mereka niatkan. Ini bu-
kan sebab mereka takut pada musuh-musuh mereka, me-
lainkan sebab mereka mengasihi sahabat-sahabat mereka,
dan enggan berpisah dari mereka.
PASAL 1 5
ingga kini, dengan penuh sukacita kita telah mengikuti per-
jalanan para rasul yang gemilang itu untuk memberitakan Injil
di kawasan-kawasan asing di luar Yudea. Kita telah melihat bagai-
mana batas-batas jemaat semakin meluas sebab penambahan jum-
lah orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain yang bergabung ke
dalam jemaat. Puji syukur kepada Tuhan yang selalu membuat mereka
menang. Di bagian penutup pasal sebelumnya, kita meninggalkan
mereka beristirahat di Antiokhia. Mereka menguatkan hati jemaat di
sana dengan menceritakan pengalaman-pengalaman mereka, dan sa-
yang sekali di sana mereka harus melakukan pekerjaan lain. Namun,
di dalam pasal ini kita mendapati tugas lain (tidak begitu menyenang-
kan) yang cocok bagi mereka. Orang-orang Kristen dan para pemim-
pin mereka sekarang sedang terlibat perselisihan. Dan mereka yang
seharusnya sibuk memperluas cakupan wilayah jemaat, malah sama
sibuknya membuatnya terpecah-pecah. saat seharusnya sibuk ber-
perang melawan kerajaan Iblis, mereka malah disibukkan dengan
upaya menjaga perdamaian di dalam kerajaan Kristus. Bagaimana-
pun juga, kejadian ini dan catatan mengenai hal ini sangat besar
manfaatnya bagi jemaat, baik untuk mengingatkan kita bahwa per-
pecahan yang tidak menyenangkan seperti itu dapat saja terjadi di
antara orang-orang Kristen, dan juga untuk mengajar kita menentu-
kan langkah-langkah yang patut diambil untuk menyelesaikan per-
selisihan itu. Di sini kita membaca perihal:
I. Sebuah perselisihan terjadi di Antiokhia yang ditimbulkan
oleh pengajar-pengajar yang ingin memaksakan adat istiadat
orang Yahudi kepada jemaat di sana. Mereka menghendaki
orang-orang percaya yang berasal dari bangsa bukan-Yahudi
H
620
dibawa masuk ke dalam kuk penyunatan dan hukum Taurat
(ay. 1-2).
II. Sebuah sidang mengenai hal ini diselenggarakan bersama
jemaat di Yerusalem, dan pengiriman utusan-utusan ke sana
untuk maksud ini , yang menyebabkan pertanyaan yang
sama muncul di Yerusalem (ay. 3-5).
III. Sebuah catatan mengenai hal-hal yang terjadi di dalam si-
dang yang membahas penyelesaian masalah ini (ay. 6). Apa
yang dikatakan Petrus (ay. 7-11). Apa yang diceritakan oleh
Paulus dan Barnabas (ay. 12). Dan terakhir, usulan yang di-
ajukan oleh Yakobus untuk menyelesaikan persoalan ini (ay.
13-21).
IV. Hasil perdebatan di dalam sidang itu serta surat edaran yang
ditulis kepada orang-orang percaya yang berasal dari bangsa-
bangsa lain, yang isinya mengarahkan mereka bagaimana
mengatur jemaat mereka sendiri dalam hubungannya dengan
orang-orang Yahudi (ay. 22-29)
V. Pengiriman surat keputusan ini kepada jemaat di Antiokhia
dan penghiburan yang mereka dapatkan dari surat itu (ay.
30-35).
VI. Perjalanan kedua yang direncanakan oleh Paulus dan Bar-
nabas untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bu-
kan-Yahudi. Sementara membuat perencanaan ini terjadi
perselisihan di antara mereka mengenai pembantu mereka.
Perselisihan ini menimbulkan perpisahan, yang satu menuju
ke satu arah tertentu, dan yang lain menuju ke arah lainnya
(ay. 36-41).
Perselisihan di Antiokhia
(15:1-5)
1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada
saudara-saudara di situ: Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat
yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan. 2namun Paulus
dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu.
Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain
dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem
untuk membicarakan soal itu. 3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke
luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-
tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang ti-
dak mengenal Tuhan . Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di
situ. 4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-
rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang
Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5
621
Tuhan lakukan dengan perantaraan mereka. 5namun beberapa orang dari go-
longan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: Orang-orang
bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.
Bahkan saat semua berjalan lancar dan menyenangkan di dalam
suatu negara atau suatu jemaat, sangatlah bodoh untuk merasa dan
menyangka bahwa gunung akan tetap kokoh berdiri dan tidak dapat
dipindahkan. Akan datang suatu ketidaknyamanan atau sejenisnya
yang tidak dapat diduga dan dicegah sebelumnya, namun yang harus
diperhitungkan. Bilamana ada sorga di bumi ini, pastilah sorga itu
ada di dalam jemaat Antiokhia pada masa itu. Ada begitu banyak
hamba Tuhan yang hebat di sana, dan Rasul Paulus yang terberkati
yaitu salah seorang di antara mereka. Mereka telah membangun je-
maat itu bersama-sama di dalam imannya yang paling kudus. Namun
di sini kita membaca bagaimana ketenteraman mereka terusik dan
muncullah perbedaan-perbedaan di antara mereka. Inilah yang terjadi,
I. Sebuah pengajaran baru mulai beredar di antara mereka. Suatu
pengajaran yang mengakibatkan timbulnya perpecahan ini, yang
mewajibkan orang-orang percaya yang berasal dari bangsa-bangsa
lain untuk disunat dan mengikuti hukum Taurat (ay. 1). Banyak
orang dari bangsa-bangsa lain telah menjadi pemeluk agama Ya-
hudi sekarang beralih menjadi orang Kristen. Dan mereka ingin
supaya orang-orang yang sekarang memeluk agama Kristen itu
menjadi seperti orang Yahudi.
1. Orang-orang yang menganjurkan pengajaran ini yaitu be-
berapa orang yang datang dari Yudea. Beberapa orang men-
duga bahwa mereka yaitu orang-orang yang berasal dari go-
longan Farisi (ay. 5), atau mungkin juga imam-imam yang te-
lah menyerahkan diri dan percaya (6:7). Mereka datang dari
Yudea dan mungkin berpura-pura menjadi utusan rasul-rasul
yang ada di Yerusalem, setidaknya berpura-pura memperoleh
persetujuan mereka. Setelah merancang untuk menyebarkan
pemikiran itu, datanglah mereka ke Antiokhia, sebab kota itu
menjadi markas besar bagi orang-orang yang mengabarkan
Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi serta menjadi tempat
pertemuan orang-orang percaya yang berasal dari bangsa-
bangsa lain. Jika mereka berhasil menanamkan pengaruh di
sana, ragi ini dengan cepat akan menyebar ke semua jemaat
bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Mereka menyusup masuk ke
622
dalam kumpulan anggota jemaat dan berpura-pura merasa sa-
ngat senang bahwa anggota-anggota jemaat itu telah memeluk
iman Kristen, serta mengucapkan selamat atas pertobatan me-
reka. Hanya saja, mereka menambahkan, masih ada satu ke-
kurangan mereka, yaitu bahwa mereka harus disunat. Perhati-
kanlah, orang-orang yang sudah diajar dengan begitu baik,
perlu berjaga-jaga supaya mereka tidak menjadi bodoh lagi
atau jangan sampai memperoleh pengajaran yang salah.
2. Pandangan yang mereka kemukakan dan alasan yang mereka
berikan yaitu seperti ini, bahwa jikalau bangsa-bangsa lain
yang telah menjadi orang Kristen itu tidak disunat menurut
adat istiadat yang diwariskan Musa, mereka tidak dapat dise-
lamatkan. Sehubungan dengan itu,
(1) Banyak orang Yahudi yang telah menjadi percaya kepada
Kristus, masih rajin memelihara hukum Taurat (21:20). Me-
reka tahu bahwa hukum Taurat itu berasal dari Tuhan dan
kuasanya dihormati, dihargai sebab telah berabad-abad
umurnya. Mereka dibesarkan di dalam ketaatan terhadap
hukum itu, dan mungkin dengan penuh ketulusan sering
tersentuh dalam ibadah-ibadah mereka. Oleh sebab itu
mereka tetap memelihara adat istiadat itu setelah dibaptis
dan diterima di dalam jemaat Kristen. Mereka tetap tidak
makan makanan tertentu, melakukan upacara pentahiran
dari pencemaran-pencemaran yang bersifat simbolis, meng-
hadiri ibadah-ibadah di bait suci, dan turut merayakan
perayaan-perayaan orang Yahudi. Di dalam hal ini mereka
bersikap membiarkan saja adat istiadat semacam ini, kare-
na pendapat-pendapat yang terbentuk melalui pendidikan
tidak akan dapat dihapuskan dalam sekejap. Dalam waktu
beberapa tahun kemudian barulah kesalahan ini dapat
benar-benar diralat dengan penghancuran bait suci serta
pembubaran sepenuhnya jemaat orang Yahudi, yang oleh-
nya upacara-upacara simbolis adat istiadat Musa sama se-
kali tidak dapat dilaksanakan lagi. Namun penghancuran
ini masih belum cukup bagi mereka sehingga mereka mem-
perturutkan hati mereka dengan mengharuskan bangsa-
bangsa lain yang telah menjadi percaya melakukan kewa-
jiban yang sama. Perhatikanlah, ada suatu kecende-
rungan aneh di dalam diri kita untuk menjadikan pendapat
Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5
623
dan kebiasaan kita sebagai aturan dan hukum bagi orang
lain, untuk menilai segala sesuatu yang ada di sekitar kita
dengan ukuran kita, dan menyimpulkan bahwa sebab kita
melakukan sesuatu yang baik, maka semua orang yang
tidak melakukan sesuatu seperti kita yaitu salah.
(2) sebab orang-orang Yahudi yang percaya bahwa Kristus
yaitu Mesias tidak memiliki pemahaman yang jelas me-
ngenai kesukaan mereka terhadap hukum Taurat, maka
mereka pun tidak memiliki pemahaman yang jelas menge-
nai Sang Mesias. Mereka beranggapan bahwa Sang Mesias
harus membangun sebuah kerajaan duniawi yang bersifat
sementara untuk mendukung bangsa Yahudi, dan harus
membuat kerajaan ini menjadi agung dan berjaya. Anggapan
yang salah ini menimbulkan kekecewaan besar bagi me-
reka saat ternyata tidak ada hal yang terwujud sesuai ha-
rapan mereka ini.namun sekarang, saat mereka men-
dengar pengajaran Kristus diterima di antara bangsa-bangsa
lain, dan kerajaan-Nya dibangun di tengah-tengah bangsa-
bangsa itu, mereka berusaha membujuk orang-orang yang
telah menerima Kristus itu menerima hukum Musa juga.
Dengan cara ini mereka berharap tujuan mereka dapat ter-
capai. Bangsa Yahudi akan menjadi sangat besar seperti
yang mereka harapkan, walaupun kebesaran itu dicapai
dengan cara yang lain. Mereka berkata, Oleh sebab itu
dengan segala macam cara biarlah saudara-saudara itu di-
desak untuk disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum
Musa, supaya kemudian kekuasaan kita menjadi semakin
besar oleh agama kita. Dan kemudian dalam waktu singkat
kita akan dapat mengenyahkan kuk orang Romawi itu. Ti-
dak hanya itu, kita akan memasang kuk itu pada tengkuk
bangsa-bangsa lain di sekitar kita, dan dengan demikian
kita akan memiliki kerajaan Mesias seperti yang kita janji-
kan sendiri. Perhatikanlah, tidak heran jika orang-orang
yang memiliki pemahaman yang salah mengenai kerajaan
Kristus juga memiliki ukuran yang salah mengenai kema-
juan kerajaan itu. Dan pemahaman semacam itu benar-
benar cenderung membawa kehancuran bagi kerajaan itu,
seperti yang terjadi di sini.
624
(3) Pertentangan mengenai penyunatan bangsa-bangsa lain
yang baru percaya sudah lama ada di antara orang-orang
Yahudi sebelum ini. Mengenai hal ini pernah diamati oleh
Dr. Whitby (theolog Inggris abad ketujuh belas pen.)
berdasarkan catatan sejarawan Yahudi abad pertama,
Yosefus dalam Antiq. 20.38-45, yang menyebutkan: saat
Izatez, anak laki-laki Ratu Helen, ratu di Adiabene (sebuah
kerajaan merdeka di tanah Asyur pada abad pertama
pen), memeluk agama Yahudi, Ananias menyatakan bahwa
ia dapat memeluk agama Yahudi tanpa harus disunat. Na-
mun Eleazar bersikeras bahwa merupakan hal yang sangat
tidak saleh jika tetap tidak disunat. Dan saat ada
dua orang bukan-Yahudi yang terkenal melarikan diri ke-
pada Yosefus ( saat ia menghubungkan hal ini dengan ri-
wayat hidupnya sendiri), Orang-orang yang sangat fanatik
di kalangan orang-orang Yahudi sangat mendesak supaya
mereka disunat, namun Yosefus mencegah mereka supaya
tidak memaksakan hal itu. Demikianlah telah menjadi per-
bantahan di segala zaman antara sikap fanatik dan yang
wajar-wajar saja.
(4) Tampak jelas betapa hebatnya tekanan yang mereka beri-
kan mengenai hal itu. Mereka berkata, Kamu harus disu-
nat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, dan
jika hal itu kamu lakukan, akan mendatangkan kebaikan
bagi kerajaan Mesias. Hal itu juga akan menjadi cara ter-
baik untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada
di antara kamu dan orang-orang percaya dari bangsa Ya-
hudi. Kami akan sangat bersukacita jika kamu bersedia,
dan kami akan dapat lebih akrab berhubungan dengan
kamu. Dan bukan itu saja, mereka bahkan menambah-
kan, Jikalau kamu tidak disunat, kamu tidak dapat disela-
matkan. Jika kamu tidak menerima pandangan dan cara
kami, kamu tidak akan pernah masuk sorga, dan sebab
itu sudah barang tentu kamu akan masuk neraka. Perha-
tikanlah, sudah merupakan hal yang lazim bagi para penipu
besar untuk memaksakan pandangan mereka dengan ke-
pedihan kutukan. Mereka akan berkata kepada banyak
orang bahwa jikalau orang-orang itu tidak percaya seperti
yang mereka percayai, dan tidak melakukan seperti yang
Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5
625
mereka lakukan, mereka tidak dapat diselamatkan, bahkan
tidak mungkin dapat diselamatkan. Pemikiran mereka ini
tidak saja berbahaya,namun juga membuat orang putus
asa. Dengan perkataan lain orang-orang Yahudi ini berkata
kepada saudara-saudara seiman mereka bahwa jikalau me-
reka tidak menjadi anggota jemaat orang Yahudi, dan tidak
masuk dalam persekutuan dengan mereka, serta menyesu-
aikan diri dengan tata ibadah mereka, betapa pun baiknya
mereka dan betapapun besarnya iman mereka di dalam
Kristus, mereka tidak dapat diselamatkan. Bahkan kesela-
matan itu sendiri tidak dapat menyelamatkan mereka. Ti-
dak ada di antara mereka yang akan ada di dalam Kristus,
selain mereka yang mengikuti ketentuan orang-orang Ya-
hudi. Kita harus menguji diri kita sendiri apakah kita su-
dah benar-benar memiliki jaminan firman Tuhan sebelum
kita berkata, Jikalau kamu tidak melakukan ini dan itu,
kamu tidak dapat diselamatkan.
II. Perlawanan yang dilakukan Paulus dan Barnabas terhadap pen-
dapat yang bersifat memecah belah ini, yang menyatakan kesela-
matan itu hanya ada pada orang Yahudi, padahal sekarang Kris-
tus telah membuka pintu keselamatan kepada bangsa-bangsa bu-
kan-Yahudi (ay. 2). Mereka dengan keras melawan dan mem-
bantah pendapat mereka itu. Mereka tidak mau menyerah kepada
pengajaran ini. Mereka tampil dan membantah secara terbuka pe-
nyesatan itu.
1. Sebagai hamba-hamba Kristus yang setia, mereka tidak ingin
melihat kebenaran-Nya dikhianati. Mereka tahu bahwa Kristus
datang untuk memerdekakan kita dari kuk hukum Taurat,
dan merobohkan tembok pemisah antara bangsa Yahudi dan
bangsa-bangsa bukan-Yahudi, serta menyatukan mereka se-
mua di dalam diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya mereka tidak
sanggup mendengar pengajaran tentang penyunatan terhadap
bangsa-bangsa lain yang telah bertobat dan percaya, semen-
tara perintah yang mereka terima hanyalah untuk membaptis-
kan orang-orang itu. Orang-orang Yahudi ingin bersatu de-
ngan orang-orang bukan-Yahudi, artinya mereka ingin meng-
haruskan orang-orang itu menyesuaikan segala sesuatu de-
ngan upacara-upacara ibadah mereka, dan kemudian, sesu-
626
dah itu mereka akan memandang orang-orang itu sebagai sau-
dara-saudara mereka. Dan tanpa imbalan apa pun. Namun,
cara seperti ini bukanlah cara Kristus untuk menyatukan
orang-orang bukan-Yahudi. Cara demikian tidak dapat diterima.
2. Sebagai bapa-bapa rohani bagi orang-orang percaya yang ber-
asal dari bangsa-bangsa lain, mereka tidak mau melihat kebe-
basan mereka diganggu. Mereka telah memberi tahu bangsa-
bangsa lain itu bahwa jika mereka percaya di dalam Yesus
Kristus, mereka akan diselamatkan. Dan sekarang ada yang
memberi tahu bahwa percaya saja tidak cukup untuk menye-
lamatkan mereka, kecuali mereka mau disunat dan meme-
lihara hukum Musa. Hal ini mengecilkan hati mereka pada
saat mulai percaya, dan akan menjadi seperti batu sandungan
dalam perjalanan mereka, sehingga membuat mereka nyaris
tergoda untuk berpikir kembali ke Mesir lagi. Itulah sebabnya
rasul-rasul bangkit melawan pengajaran itu.
III. Cara yang dipakai guna mencegah masalah yang timbul dari
gagasan yang berbahaya ini dan untuk membungkam orang-
orang yang menyebarluaskannya, serta untuk meneduhkan pikir-
an orang-orang yang berkaitan dengan gagasan itu. Maka Paulus
dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu ditentu-
kan untuk pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yeru-
salem untuk membicarakan keraguan ini. Ini tidak berarti jemaat
di Antiokhia mengalami keraguan mengenai hal ini. Mereka tahu
bahwa dengan kemerdekaan yang telah ditebus oleh Kristus mere-
ka telah dibebaskan. Walaupun begitu, mereka tetap merasa perlu
membawa perkara ini ke Yerusalem,
1. sebab orang-orang yang datang membawa pengajaran ini ber-
asal dari Yerusalem. Mereka berpura-pura menerima perintah
dari rasul-rasul yang ada di sana untuk mendesak agar orang-
orang bukan-Yahudi yang menjadi percaya disunat. Oleh kare-
na itu sangat tepat untuk mengirim perkara itu ke Yerusalem,
untuk mengetahui apakah benar orang-orang itu mendapat
pengarahan dari jemaat di sana. Segera terungkap bahwa yang
semula tampaknya benar secara kerasulan itu semuanya sa-
lah. Ternyata benar bahwa beberapa orang itu berasal dari an-
tara jemaat di sana (ay. 24), namun mereka tidak pernah men-
dapat perintah dari rasul-rasul itu.
Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5
627
2. sebab orang-orang yang mendengar pengajaran ini akan lebih
diyakinkan untuk menentang pengajaran ini . Mereka
juga tidak akan terlampau terkejut dan terganggu oleh hal itu,
jika mereka merasa yakin bahwa rasul-rasul dan penatua-pe-
natua di Yerusalem (yang yaitu jemaat Kristen yang paling
menyukai hukum Musa di antara jemaat-jemaat Kristen lain-
nya) juga menentang pengajaran itu. Dan jika mereka telah
memiliki kepastian tentang duduk perkara ini, kepastian ini
akan menjadi alat paling baik untuk membungkam dan mem-
permalukan para penyulut masalah itu, yaitu orang-orang
yang berpura-pura menerima perintah dari para rasul di Yeru-
salem.
3. sebab rasul-rasul yang ada di Yerusalem yaitu pihak yang
paling tepat untuk diajak membicarakan hal-hal yang belum
sepenuhnya mapan. Mereka yaitu orang-orang yang paling
terkenal jarang berbuat salah, sebagai ciri khas kerasulan me-
reka. Besar kemungkinan keputusan mereka akan dapat
mengakhiri perbantahan ini. sebab kelicikan dan kedengkian
musuh-musuh besar kedamaian jemaat inilah (tampaknya Ra-
sul Paulus sering mengeluhkan pengajar-pengajar hukum Tau-
rat, rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, dan musuh-mu-
suh salib Kristus), masalah seperti ini tidak pernah terselesai-
kan dengan baik.
IV. Perjalanan ke Yerusalem untuk membicarakan soal itu (ay. 3).
Dalam perjalanan itu kita mendapati,
1. Bahwa mereka diberi penghormatan saat perpisahan. Sebagai
bukti rasa hormat jemaat kepada orang-orang yang berjasa,
mereka diantarkan oleh jemaat. Kebiasaan seperti ini dapat te-
rus dipakai dan dianjurkan untuk dilakukan sebagai suatu cara
yang berkenan kepada Tuhan (3Yoh. 6). Demikianlah jemaat me-
nunjukkan kemurnian hati mereka kepada orang-orang yang
bersaksi melawan segala gangguan yang mengacau kemer-
dekaan bangsa-bangsa lain yang telah bertobat dan percaya.
Juga, sebab orang-orang ini berdiri mendukung mereka.
2. Bahwa mereka melakukan banyak perbuatan baik di sepan-
jang perjalanan mereka. Mereka yaitu orang-orang yang ti-
dak mau kehilangan waktu. Itulah sebabnya mereka mengun-
jungi jemaat-jemaat yang mereka lewati. Mereka berjalan mela-
628
lui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka
menceritakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak me-
ngenal Tuhan , serta keberhasilan Injil yang luar biasa di antara
mereka, yang sangat menggembirakan hati saudara-saudara di
situ. Perhatikanlah, kemajuan Injil haruslah menjadi sesuatu
yang sangat menggembirakan hati. Semua saudara-saudara,
yaitu saudara-saudara yang setia di dalam keluarga Kristus
akan bersukacita saat lebih banyak orang dTuhan rkan di da-
lam keluarga itu. Sebab keluarga itu tidak akan menjadi lebih
miskin dengan banyaknya anak-anak yang dimiliki. Di dalam
Kristus dan di dalam sorga tersedia cukup banyak bagian dan
warisan yang cukup bagi mereka semua.
V. Sambutan hangat yang mereka alami di Yerusalem (ay. 4).
1. Penyambutan baik yang diberikan oleh sahabat-sahabat me-
reka di Yerusalem. Mereka disambut oleh jemaat, oleh rasul-
rasul, dan oleh penatua-penatua. Mereka dipeluk sebagai sau-
dara, serta secara resmi diterima sebagai utusan-utusan jemaat
Antiokhia. Mereka diterima dengan ungkapan kasih dan per-
sahabatan yang sedalam-dalamnya.
2. Penghiburan yang mereka berikan kepada sahabat-sahabat
mereka di Yerusalem. Mereka menceritakan segala sesuatu
yang Tuhan lakukan dengan perantaraan mereka. Mereka mela-
porkan keberhasilan pelayanan mereka di antara orang-orang
bukan-Yahudi. Bukan apa yang telah mereka lakukan, melain-
kan segala sesuatu yang telah Tuhan lakukan dengan peranta-
raan mereka. Oleh kasih karunia-Nya di dalam mereka, Ia me-
mungkinkan mereka melakukan sesuatu, dan oleh kasih
karunia-Nya di dalam orang-orang yang mendengarkan, Ia me-
mungkinkan mereka menerima Injil itu. saat berangkat me-
reka menanam, saat kembali mereka menyiram,namun dalam
keduanya mereka siap mengakui bahwa Tuhan yang memberi
pertumbuhan. Perhatikanlah, sungguh merupakan satu ke-
hormatan besar bila kita dipakai untuk bekerja bagi Tuhan , un-
tuk menjadi pekerja-pekerja-Nya. Sebab orang-orang yang me-
lakukan pekerjaan seperti itu menjadi kawan sekerja Tuhan ,
dan Ia-lah yang harus memperoleh semua kemuliaan.
Kitab Kisah Para Rasul 15:1-5
629
VI. Perlawanan yang mereka hadapi dari pihak yang sama di Yeru-
salem (ay. 5). saat Barnabas dan Paulus melaporkan banyaknya
orang-orang bukan-Yahudi yang menjadi percaya serta besarnya
tuaian jiwa-jiwa yang dikumpulkan bagi Kristus di sana, semua
orang di antara mereka memberi selamat atas keberhasilan
itu.namun beberapa orang dari golongan Farisi, menyambut kabar
itu dengan sikap sangat dingin. Dan walaupun orang-orang itu
telah percaya kepada Kristus, namun mereka merasa tidak puas
atas penerimaan bangsa-bangsa lain yang baru bertobat dan per-
caya ini. Mereka berpendapat bahwa orang-orang itu masih perlu
disunat. Amatilah di sini,
1. Bahwa orang-orang yang awalnya sangat berprasangka terha-
dap Injil, akhirnya ditawan juga oleh Injil. Betapa perkasanya
Tuhan yang sanggup meruntuhkan benteng-benteng prasangka
yang telah begitu kuat itu. saat Kristus masih berada di atas
muka bumi ini, sangat sedikit atau bahkan hampir tidak ada
orang-orang dari golongan Farisi itu yang mau percaya kepada-
Nya. Namun sekarang, datanglah orang-orang percaya dari go-
longan Farisi. Kita berharap semoga banyak di antara mereka
datang dengan tulus.
2. Bahwa sangat sulit bagi orang untuk menyingkirkan prasang-
ka mereka dengan segera. Orang-orang dari golongan Farisi
itu, bahkan setelah menjadi orang Kristen, masih saja me-
nyimpan sejumlah ragi yang lama. Menurut kesaksian Paulus,
tidak semua seperti itu, namun masih ada beberapa yang
berbuat seperti itu. Mereka masih sangat kuat memegang hu-
kum Taurat dan tidak senang bila hukum itu dilanggar, dan
mereka masih menyimpan rasa tidak senang terhadap orang-
orang bukan-Yahudi. sebab itu mereka tidak dapat menerima
bangsa-bangsa lain itu ke dalam persekutuan mereka, kecuali
mereka mau disunat dan sebab nya mewajibkan mereka me-
nuruti hukum Musa. Inilah yang diperlukan menurut pan-
dangan mereka. Dan mereka tidak akan pernah mau bergaul
dengan mereka kecuali mereka mau tunduk pada hukum
Taurat.
630
Sidang di Yerusalem
(15:6-21)
6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan
soal itu. 7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran
mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: Hai sauda-
ra-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Tuhan memilih aku dari
antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain men-
dengar berita Injil dan menjadi percaya. 8 Dan Tuhan , yang mengenal hati ma-
nusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia
mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 9
dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka,
sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. 10 Kalau demikian, mengapa
kamu mau mencobai Tuhan dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid
itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita mau-
pun oleh kita sendiri? 11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia
Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka
juga. 12 Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus
dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Tuhan
dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. 13 Setelah
Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: Hai saudara-
saudara, dengarkanlah aku: 14 Simon telah menceriterakan, bahwa sejak se-
mula Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu
dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. 15 Hal itu
sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: 16 Kemudian
Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah ro-
boh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, 17
supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak me-
ngenal Tuhan , yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang mela-
kukan semuanya ini, 18 yang telah diketahui dari sejak semula. 19 Sebab itu
aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi me-
reka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Tuhan , 20namun kita harus
menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makan-
an yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging bina-
tang yang mati dicekik dan dari darah. 21 Sebab sejak zaman dahulu hukum
Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibaca-
kan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.
Di sini kita membaca perihal sebuah sidang yang diselenggarakan,
bukan atas dasar perintah tertulis, melainkan berdasarkan kesepa-
katan pada waktu itu (ay. 6): bersidanglah rasul-rasul dan penatua-
penatua untuk membicarakan soal itu. Mereka tidak memberi pe-
nilaian secara terpisah,namun mereka datang bersama-sama, supaya
dapat saling mendengarkan pendapat masing-masing mengenai per-
soalan ini. Sebab pada penasihat yang banyak ada kemenangan dan
kepuasan. Mereka tidak memberi penilaian secara tergesa-gesa,
namun mempertimbangkan persoalan ini secara mendalam. Walau-
pun sebenarnya semua sudah jelas di dalam pikiran mereka, namun
mereka mau meluangkan waktu untuk mempertimbangkan persoal-
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
631
an ini, dan mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh pihak yang
berseberangan mengenai masalah ini. Para rasul juga tidak memberi-
kan penilaian tanpa melibatkan penatua-penatua. Walaupun para
penatua ini tingkatnya lebih rendah dibandingkan mereka, namun para
rasul itu menunjukkan sikap rendah hati dan memberi peng-
hormatan kepada mereka. Orang-orang paling menonjol di dalam
berbagai karunia dan anugerah, serta menduduki kedudukan paling
mulia di dalam jemaat, harus menunjukkan rasa hormat kepada ang-
gota-anggota yang lebih muda dan yang lebih rendah kedudukannya.
Sebab, walaupun yang sudah lanjut usianya berbicara,namun ada roh
di dalam manusia (Ayb. 32:7-8). Di sini kita temukan pelajaran bagi
para gembala jemaat, yaitu saat datang kesulitan, mereka perlu
berkumpul bersama-sama dengan khidmat untuk saling menasihati
dan mendorong, supaya mereka dapat saling mengenal isi pikiran
masing-masing, saling menguatkan, dan bertindak seia sekata. Nah,
sekarang kita membaca di sini,
I. Pidato Petrus di hadapan sidang ini. Ia tidak berbuat seolah-olah
menjadi yang tertinggi atau pemimpin di dalam sidang ini. Ia juga
bukan pemimpin dari perhimpunan ini, setidaknya ia bukanlah
sebagai ketua atau penengah, pro hac vice pada kesempatan ini.
Sebab kita tidak mendapati ia yang pertama-tama berbicara un-
tuk membuka sidang ini (ada banyak perbantahan sebelum ia ber-
diri), dan juga tidak pada akhir sidang untuk menyimpulkan per-
kara ini dan mengumpulkan suara dari yang memiliki hak suara.
Tetapi ia menjadi anggota yang setia, giat, dan berhati-hati di
dalam sidang ini. Ia menawarkan usulan yang sangat memenuhi
tujuan sidang ini. Sebuah usulan yang lebih baik dibandingkan
usulan yang datang dari orang lain, sebab ia sendiri yaitu orang
pertama yang memberitakan Injil kepada orang-orang bukan-
Yahudi. Beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran,
setuju dan tidak setuju, mengenai soal itu. Sebagaimana seharus-
nya dalam menilai perkara semacam itu, diperbolehkan adanya
kebebasan berbicara di dalam sidang itu. Beberapa orang dari go-
longan Farisi juga hadir di situ. Mereka diperbolehkan berbicara
untuk mempertahankan pandangan seperti yang telah mereka
sampaikan di Antiokhia, yang mungkin telah dijawab oleh be-
berapa penatua. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu harus dibi-
carakan secara adil sebelum diputuskan. Setelah pandangan dan
632
alasan dari kedua belah pihak didengar, berdirilah Petrus, dan
berbicara mengemukakan pendapatnya kepada sidang ini ,
Hai saudara-saudara, seperti yang diperbuat oleh Yakobus se-
sudah itu (ay. 13). Dan di sini kita membaca,
1. Petrus mengingatkan mereka akan panggilan dan tugas yang
diembannya beberapa waktu sebelumnya untuk memberitakan
Injil kepada bangsa-bangsa lain. Ia merasa heran dengan mun-
culnya kesulitan dari hal yang sebenarnya telah diatur dan
ditetapkan: Kamu tahu bahwa aph hēmerōn archaiōn telah
sejak semula saat Injil dimulai, bertahun-tahun yang lalu,
Tuhan telah memilih satu orang dari antara kami sebagai rasul-
rasul, untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain,
dan akulah orang yang dipilih-Nya itu, supaya dengan peran-
taraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan
menjadi percaya (ay. 7). Kamu tahu bahwa aku harus mengha-
dapi pertanyaan mengenai hal itu dan aku telah mempertang-
gungjawabkannya di hadapan mereka sampai semua pihak
merasa puas dan setiap orang bersukacita bahwa kepada
bangsa-bangsa lain juga Tuhan telah mengaruniakan pertobatan
yang memimpin kepada hidup. Dan tidak ada seorang pun
yang mengucapkan sepatah kata tentang penyunatan bagi me-
reka, bahkan sama sekali tidak ada pemikiran semacam itu
(lihat 11:18). Sekarang mengapa bangsa-bangsa lain yang
telah mendengar berita Injil dengan perantaraan mulut Paulus
dipaksa untuk menyunatkan diri, padahal itu tidak terjadi
pada orang-orang yang telah mendengar Injil dengan peranta-
raan mulutku? Atau mengapa persyaratan untuk menerima
mereka di dalam jemaat sekarang diperberat dibandingkan
dengan orang-orang sebelumnya?
2. Petrus mengingatkan mereka betapa Tuhan sangat mengakui
dia dalam hal memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain.
Dan ia memberi kesaksian tentang ketulusan hati mereka
dalam menerima iman Kristen (ay. 8), Tuhan , yang mengenal
hati manusia, dan sebab itu Ia dapat menilai manusia dengan
sempurna, menyaksikan bagi mereka bahwa mereka yaitu
benar-benar milik-Nya, dengan mengaruniakan Roh Kudus ke-
pada mereka. Tidak saja Tuhan memberi kasih karunia dan
penghiburan kepada mereka,namun juga karunia-karunia ajaib
yang luar biasa dari Roh Kudus, sama seperti yang diberikan
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
633
kepada kita, rasul-rasul (lihat 11:15-17). Perhatikanlah, Tuhan
mengenal siapa kepunyaan-Nya, sebab Ia mengenal hati ma-
nusia, dan demikianlah hati kita mencerminkan diri kita. Ke-
pada orang-orang yang telah dikaruniakan Roh Kudus, Tuhan
turut bersaksi bahwa mereka yaitu milik-Nya. Sebab itu dika-
takan bahwa kita dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijan-
jikan-Nya itu, yakni ditandai bagi Tuhan . Tuhan telah menerima
bangsa-bangsa lain untuk memperoleh hak istimewa berse-
kutu dengan Dia, tanpa meminta mereka disunat dan me-
nuruti hukum Musa. Oleh sebab itu, akankah kita menolak
menerima mereka dalam persekutuan kita berdasarkan syarat-
syarat itu? Tuhan sama sekali tidak mengadakan perbedaan
antara kita dengan mereka (ay. 9). Walaupun mereka berasal
dari bangsa-bangsa lain, mereka juga diterima di dalam kasih
karunia Kristus dan takhta kasih karunia seperti halnya kita
sebagai bangsa Yahudi. Jadi mengapa kita harus menjauhi
mereka, seolah-olah kita lebih kudus dibandingkan mereka? (Yes.
65:5). Perhatikanlah, seharusnya kita tidak boleh membuat
persyaratan apa pun mengenai penerimaan saudara-saudara
itu bersama kita. Kita hanya boleh menggunakan persyaratan
seperti yang telah dibuat Tuhan untuk menerima mereka ber-
sama Dia (Rm. 14:3). Sekarang bangsa-bangsa lain itu telah
dilayakkan untuk bersekutu dengan Tuhan , sesudah Ia menyu-
cikan hati mereka oleh iman, dan iman itu sendiri yaitu pe-
kerjaan Tuhan di dalam mereka. sebab itu, mengapa pula kita
harus berpendapat bahwa mereka tidak layak bersekutu
dengan kita kecuali mereka mau melakukan penyucian sesuai
hukum Taurat di hadapan kita? Perhatikanlah,
(1) Dengan iman hati itu disucikan. Tidak saja kita dibenarkan
dan hati nurani kita disucikan,namun pekerjaan pengudus-
an itu sudah dimulai dan terus berlanjut.
(2) Orang-orang yang telah menyucikan hati mereka oleh
iman, dibuat sedemikian rupa sehingga hati mereka mirip
satu sama lain. Dengan demikian perbedaan apa pun yang
terjadi di antara mereka, tidak akan menjadi persoalan.
Sebab iman semua orang kudus sama mulianya, serta me-
miliki akibat-akibat yang juga sama mulianya (2Ptr. 1:1).
Dan juga, orang-orang yang oleh iman telah dipersatukan
dengan Kristus juga harus memandang diri mereka sebagai
634
telah terjalin satu sama lain dengan semua perbedaannya,
bahkan antara orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain
semuanya telah dipersatukan dan dilebur di dalamnya.
3. Petrus menegur dengan keras pengajar-pengajar (kemungkinan
beberapa di antaranya hadir di sana) yang ingin membawa
bangsa-bangsa lain itu di bawah kewajiban hukum Musa (ay.
10). Persoalannya sudah begitu jelas, sehingga ia tidak tahan
lagi untuk berbicara dengan agak tajam: Kalau demikian, jika
Tuhan sendiri mengakui mereka sebagai milik-Nya, mengapa
kamu mau mencobai Tuhan dengan meletakkan pada tengkuk
murid-murid itu suatu kuk, yaitu bangsa-bangsa lain itu serta
anak-anak mereka (sebab penyunatan merupakan kuk bagi
keturunan mereka yang masih bayi, yang di sini dianggap ada
di antara murid-murid), suatu kuk yang tidak dapat dipikul,
baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Di sini
Petrus ingin menunjukkan bahwa di dalam upaya mereka ini,
(1) Mereka telah melakukan penghinaan yang sangat besar
terhadap Tuhan : Kamu mencobai Tuhan , dengan memper-
tanyakan apa yang sudah ditetapkan Tuhan dan ditunjuk-
kan dengan sangat jelas melalui karunia Roh Kudus itu
sendiri. Sebenarnya yang kamu tanyakan yaitu , Apakah
Tuhan tahu apa yang Ia lakukan? Apakah Ia bersungguh-
sungguh di dalam hal itu? Atau, apakah Ia akan mematuhi
tindakan-Nya sendiri? Apakah kamu mau mencobai Tuhan ,
kalau-kalau Dia, yang hanya merancang hukum Taurat itu
bagi orang-orang Yahudi saja, sekarang di zaman akhir ini
mau membawa bangsa-bangsa lain itu juga di bawah kewa-
jiban ini untuk menyenangkan hatimu? Orang-orang itu
mencobai Tuhan dengan berkata bahwa manusia tidak da-
pat diselamatkan selain dengan persyaratan ini dan itu,
yang tidak pernah ditetapkan Tuhan . Seolah-olah keselamat-
an dari Tuhan harus mengikuti ketentuan-ketentuan mereka.
(2) Mereka menawarkan sesuatu yang sangat salah kepada
murid-murid itu. Kristus datang untuk memberitakan pem-
bebasan kepada orang-orang tawanan, sebaliknya mereka
datang untuk memperbudak orang-orang yang sudah dibe-
baskan-Nya (lihat Neh. 5:8). Hukum Taurat itu merupakan
kuk yang berat. Mereka dan nenek moyang mereka sendiri
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
635
tidak sanggup memikulnya. Jumlah norma dan peraturan-
nya begitu banyak, begitu beragam, dan begitu muluk.
Perbedaan makanan yang boleh dimakan dan yang haram
merupakan kuk yang berat. Tidak saja dapat membuat per-
gaulan menjadi kurang menyenangkan,namun juga mem-
bingungkan hati nurani dengan keragu-raguan yang tidak
berkesudahan. Hal-hal yang dipersoalkan bahkan juga ter-
masuk soal menyentuh kuburan atau mayat yang tidak
mungkin dapat dihindari, serta kenajisan yang ditimbulkan
akibat sentuhan itu, diikuti dengan banyaknya aturan un-
tuk mentahirkan diri dari kenajisan itu. Semuanya meru-
pakan beban yang berat. Untuk kuk inilah Kristus datang
meringankan kita, dan Ia memanggil orang-orang yang letih
lesu dan berbeban berat di bawah kuk itu untuk datang
dan memikul kuk-Nya yang enak dan ringan. Nah, sebab
pengajar-pengajar ini datang untuk meletakkan kuk ini ke
atas tengkuk bangsa-bangsa lain dan bahkan juga bangsa
Yahudi yang sebenarnya sudah dibebaskan-Nya, maka per-
buatan ini mendatangkan kerugian paling besar yang tak
terbayangkan.
4. Sementara pengajar-pengajar Yahudi ini menekankan perlu-
nya penyunatan untuk memperoleh keselamatan, Petrus me-
nunjukkan bahwa hal itu jauh dari yang seharusnya, sehingga
baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain diselamatkan
hanya oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita, dan tidak
dengan cara yang lain (ay. 11). Kita percaya bahwa kita dise-
lamatkan hanya oleh kasih karunia, pisteuomen sōthēnai Kita
berharap dapat diselamatkan, atau, Kita percaya akan beroleh
keselamatan dengan cara yang sama seperti mereka juga
kath hontropon kakeinoi. Kami yang bersunat percaya bahwa
kami beroleh keselamatan, dan begitu jugalah orang-orang
yang tidak bersunat. Dan sebab penyunatan kami tidak men-
datangkan keuntungan apa pun kepada kami, begitu jugalah
keadaan mereka yang tidak bersunat tidak akan mendatang-
kan kerugian kepada mereka. Sebab kami harus bergantung
kepada kasih karunia Kristus untuk beroleh keselamatan itu,
dan harus memohon kasih karunia itu dengan iman, dan de-
mikian pula halnya dengan mereka. Tidak ada jalan kesela-
matan khusus bagi orang Yahudi dan jalan yang berbeda bagi
636
bangsa-bangsa lain. Sebab hal bersunat atau tidak bersunat
tidak memiliki sesuatu arti (di manapun itu adanya), hanya
iman yang bekerja oleh kasih (Gal. 5:6). Mengapa kita harus
membebani mereka dengan hukum Musa, sebagai hal yang
perlu untuk keselamatan mereka, padahal tidak demikian hal-
nya? Bukankah hanya Injil Kristus yang diperlukan untuk ke-
selamatan kita dan mereka?
II. Sebuah catatan mengenai apa yang dikatakan oleh Paulus dan
Barnabas di dalam sidang ini, yang tidak perlu dikaitkan di sini,
sebab mereka hanya menceritakan kembali apa yang telah dicatat
dalam pasal-pasal sebelumnya, tentang segala tanda dan mujizat
yang dilakukan Tuhan dengan perantaraan mereka di tengah-te-
ngah bangsa-bangsa lain (ay. 12). Hal ini juga sudah pernah me-
reka ceritakan kepada jemaat di Antiokhia (14:27), kepada saudara-
saudara yang mereka jumpai dalam perjalanan (15:3), dan seka-
rang disampaikan lagi di dalam sidang itu. Hal itu sangat tepat
untuk disampaikan di sini. Yang dinyatakan yaitu pandangan
bahwa bangsa-bangsa lain harus tunduk kepada hukum Musa.
sebab itu, sekarang bangkitlah Paulus dan Barnabas untuk ber-
juang melawan pandangan ini. Dengan menunjukkan berbagai
kenyataan yang berkaitan dengan itu, kedua orang itu membukti-
kan bahwa Tuhan mengakui dan mengizinkan pemberitaan Injil yang
sejati kepada bangsa-bangsa lain tanpa hukum Taurat. Itulah se-
babnya membebankan hukum Taurat ke atas mereka sekarang
berarti membatalkan apa yang telah dilakukan Tuhan sendiri.
Amatilah,
1. Laporan apa yang mereka sampaikan: Kedua orang ini menya-
takan atau menjelaskan dengan runtut dan menunjukkan se-
mua hal yang membesarkan dan memengaruhi keadaan itu,
yaitu betapa banyaknya mujizat dan tanda heran yang dilaku-
kan Tuhan dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-
bangsa lain. Sungguh suatu penegasan luar biasa yang Tuhan
berikan atas pemberitaan mereka dengan mujizat-mujizat yang
dibuat di dalam kerajaan dunia ini, dan sungguh suatu keber-
hasilan luar biasa yang Tuhan berikan atas pemberitaan itu de-
ngan mujizat-mujizat yang dibuat di dalam kerajaan kasih ka-
runia. Dengan demikian Tuhan telah meninggikan rasul-rasul
yang dipersalahkan oleh pengajar-pengajar bangsa Yahudi,
Kitab Kisah Para Rasul 15:6-21
637
dan dengan begitu pula Dia meninggikan bangsa-bangsa lain
yang mereka pandang rendah. Apa gunanya mereka mencari
pembela yang lain saat Tuhan sendiri yang membela perkara
mereka? Pertobatan bangsa-bangsa bukan-Yahudi itu sendiri
merupakan suatu keajaiban, dan dipandang dari berbagai
segi, itu sungguh suatu mujizat. Sekarang jika mereka telah
menerima Roh Kudus sebab percaya kepada pemberitaan Injil
mengapa mereka harus dibingungkan dengan melakukan hu-
kum Taurat? (Lihat Gal. 3:2).
2. Perhatian seperti apa yang diberikan kepada mereka. Seluruh
umat itu (yang walaupun tidak turut memberi suara, na-
mun mereka datang bersama-sama untuk mendengarkan dan
menyaksikan apa yang terjadi di sana) terdiam, lalu mereka
mendengarkan Paulus dan Barnabas. Tampaknya orang-orang
itu lebih tertarik untuk memperhatikan cerita Paulus dan Bar-
nabas dibandingkan mendengarkan berbagai pendapat dan pemi-
kiran yang mereka sampaikan. Di dalam dunia filsafat alam
dan kedokteran dikatakan bahwa tidak ada hal yang begitu
memuaskan seperti halnya pengalaman. Di dalam dunia hu-
kum, tidak ada yang lebih memuaskan selain perkara yang di-
nyatakan benar dan terbukti. Begitu pula mengenai perkara-
perkara Tuhan , penguraian firman kasih karunia yang terbaik
yaitu catatan-catatan yang menyatakan pekerjaan Roh kasih
karunia. Terhadap laporan seperti inilah seluruh umat itu ber-
diam diri dan mendengarkan. Orang-orang yang takut akan
Tuhan akan sangat siap mendengarkan mereka yang dapat men-
ceritakan apa yang telah dilakukan Tuhan bagi jiwa mereka, atau
yang dilakukan dengan perantaraan mereka (Mzm. 66:16).
III. Pidato yang disampaikan Yakobus di hadapan sidang ini. Walau-
pun besar kemungkinan ia sudah pernah mendengar cerita
Paulus dan Barnabas ini, ia tidak memotong pembicaraan mereka
berdua. Ia tetap membiarkan mereka melanjutkan cerita mereka
demi pendidikan iman jemaat, dan supaya jemaat dapat mende-
ngarnya dari sumber tangan pertama yang terbaik. Namun, se-
telah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, bangkitlah Yakobus.
Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang (1Kor.
14:31). Tuhan yaitu Tuhan keteraturan. Yakobu