Kisah pararasul 25
rasul-rasul atau orang-orang Kristen lain mana pun, yang bisa
saja dikira membujuk dia dengan cerdik dan licik supaya
merubah agamanya. Tidak, itu yaitu hasil perbuatan Tuhan,
dan keadaan yang melingkupinya cukup untuk membenarkan
perubahan yang dia lakukan, bagi semua orang yang percaya
padanya ada kekuatan supernatural. Dan tidak ada yang dapat
mengutuk dia sebab berubah, kalau memikirkan bagaimana he-
batnya kekuatan Tuhan itu, yang kuasanya tidak dapat dia tolak.
Dia menceritakan kisah pertobatannya di sini dengan sangat ter-
perinci, seperti yang kita baca sebelumnya (pasal 9), dengan mak-
sud untuk menunjukkan bahwa itu yaitu tindakan Tuhan semata-
mata.
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
955
1. Dia benar-benar berusaha keras menganiaya orang-orang Kris-
ten tepat sebelum Kristus menangkap dia. Dia dalam perjalan-
an ke sana, saat sudah dekat Damsyik (ay. 6), dan tidak
memiliki pikiran lain selain untuk melaksanakan rencana ke-
jam yang untuknya dia diutus. Dia tidak merasa kasihan se-
dikit pun terhadap orang-orang Kristen yang malang itu, me-
lainkan tetap menggambarkan mereka sebagai orang-orang
sesat, penyebab perpecahan, dan musuh-musuh yang berba-
haya bagi jemaat dan bangsa.
2. Ada cahaya dari langit yang pertama-tama mengejutkan dia,
cahaya yang menyilaukan, yang tiba-tiba memancar menge-
lilingi dia. Dan orang-orang Yahudi tahu bahwa Tuhan yaitu
terang, dan malaikat-malaikat-Nya yaitu malaikat-malaikat
terang, dan jika cahaya seperti ini memancar di siang hari, dan
mengalahkan cahaya matahari, maka pastilah cahaya itu
berasal dari Tuhan . Kalau saja cahaya itu memancar ke atasnya
di dalam suatu ruang tertutup, mungkin saja ada tipuan di
dalamnya, namun cahaya itu memancar ke atasnya di sebuah
jalan terbuka, pada tengah hari, dan begitu kuat memancar
sehingga dia rebah ke tanah (ay. 7), dan juga semua orang
yang bersama-sama dengan dia (26:14). Mereka tidak dapat
menyangkal bahwa pasti Tuhan ada di dalam cahaya ini.
3. Ada suara dari langit yang pada awalnya memunculkan pikiran-
pikiran ngeri tentang Yesus Kristus, yang sebelumnya hanya
dia pikirkan dengan rasa benci dan dengki. Suara itu memang-
gil namanya, untuk membedakan dia dari teman-temannya se-
perjalanan. Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya
Aku? Dan saat dia bertanya, Siapakah Engkau, Tuhan?
jawabannya yaitu , Akulah Yesus, orang Nazaret, yang
kauaniaya itu (ay. 8). Maka jelaslah bahwa Yesus dari Nazaret,
yang juga mereka aniaya saat itu, yaitu Dia yang berbicara
dari sorga, dan mereka tahu bahwa berbahaya jika menolak
Dia yang berbicara dari sorga itu (Ibr. 12:25).
4. Supaya tidak ada keberatan, Bagaimana mungkin cahaya dan
suara ini menghasilkan perubahan seperti itu pada dirinya,
namun tidak pada teman-temannya seperjalanan? (walaupun,
sangatlah mungkin, cahaya dan suara itu berpengaruh juga
pada mereka, dan sebab nya mereka menjadi orang-orang
Kristen), dia mengatakan bahwa teman-temannya seperjalanan
956
memang melihat cahaya itu, dan takut (KJV) mereka akan ter-
bakar oleh api dari sorga. Mungkin hati nurani mereka sendiri
saat itu memberitahukan bahwa jalan yang mereka tempuh
tidak baik, melainkan seperti jalan Bileam saat akan mengu-
tuk Israel, dan sebab nya mereka mengira akan bertemu se-
orang malaikat dengan pedang yang menyala-nyala dan ber-
kilat-kilat. Namun, walaupun cahaya itu membuat mereka
takut, mereka tidak mendengar suara Dia yang berbicara ke-
pada Paulus, artinya mereka tidak mendengar dengan jelas
kata-kata-Nya. Nah, iman timbul dari pendengaran, dan kare-
nanya untuk saat itu perubahan bekerja pada Paulus yang
mendengarkan kata-kata-Nya, dan mendengar kata-kata itu
ditujukan kepadanya, namun tidak pada orang-orang yang
hanya melihat cahaya itu, namun bisa saja sesudah itu beker-
ja pada mereka juga.
5. Dia meyakinkan mereka bahwa saat dikejutkan oleh cahaya
dan suara itu, dia menyerahkan diri sepenuhnya kepada tun-
tunan Tuhan . Tidak dengan se saat itu juga dia berseru, Baik-
lah, aku akan menjadi orang Kristen, melainkan, Tuhan, apa-
kah yang harus kuperbuat? Biarlah suara dari langit yang
menghentikanku di jalan yang salah menuntunku ke jalan
yang benar (ay. 10). Tuhan, beri tahu aku apa yang harus ku-
lakukan, dan aku akan melakukannya. Dan dia segera men-
dapat perintah untuk pergi ke Damsyik, dan di sana dia akan
mendengar lebih lanjut dari Dia yang saat itu berbicara kepa-
danya: Tidak perlu lagi dikatakan dari sorga, di sana akan di-
beritahukan kepadamu, oleh seorang manusia seperti dirimu,
dalam nama Dia yang sekarang berbicara kepadamu, segala
sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Cara-cara luar biasa pe-
wahyuan Tuhan , dengan penglihatan-penglihatan, suara-suara,
dan penampakan malaikat-malaikat, baik dalam Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru, dimaksudkan hanya untuk
memperkenalkan dan meneguhkan cara-cara biasa, yaitu
Kitab Suci dan pelayanan. saat cara-cara yang memakai
Kitab Suci dan pelayanan sudah mapan, maka cara-cara luar
biasa tadi tergantikan oleh cara-cara biasa tadi. Malaikat tidak
mengkhotbahi Kornelius sendiri, melainkan memerintahkan-
nya menyuruh seseorang menjemput Petrus. Demikian pula
suara di sini tidak memberi tahu Paulus apa yang harus dia
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
957
lakukan, melainkan memerintahkan dia pergi ke Damsyik, dan
di sana dia akan diberi tahu.
6. Untuk menunjukkan kehebatan cahaya yang menahan dia itu,
dia memberi tahu mereka tentang akibat langsungnya pada
penglihatan matanya (ay. 11): Aku tidak dapat melihat oleh
sebab cahaya yang menyilaukan mata itu. Cahaya itu seke-
tika membutakannya pada saat itu. Nimium sensibile lædit
sensum Cahayanya menyilaukan dia. Orang-orang berdosa
terkutuk diserang kebutaan, seperti orang-orang Sodom dan
orang-orang Mesir, oleh kuasa kegelapan, dan itu yaitu
kebutaan untuk selamanya, seperti kebutaan orang-orang Ya-
hudi yang tidak percaya.namun orang-orang berdosa yang
menjadi percaya diserang kebutaan, seperti Paulus di sini, bu-
kan oleh kegelapan, melainkan oleh cahaya. Mereka untuk
saat itu dibuat kebingungan, namun tujuannya yaitu supaya
mereka mendapat pencerahan, seperti menaruh tanah di mata
orang buta yaitu cara yang dimaksudkan untuk menyem-
buhkan orang itu. Orang-orang yang bersama Paulus tidak be-
gitu terkena cahaya langsung di wajah mereka seperti Paulus,
dan sebab nya mereka tidak menjadi buta seperti dia. Namun,
dengan mempertimbangkan persoalannya, siapa yang tidak
mau memilih nasib Paulus dibandingkan nasib mereka? Mereka
yang dapat melihat memegang tangan Paulus dan menuntun-
nya ke Damsyik. Paulus, sebab dia seorang Farisi, tadinya
bangga dengan penglihatan rohaninya. Orang-orang Farisi ber-
kata, Apakah itu berarti bahwa kami juga buta? (Yoh. 9:40).
Bahkan, mereka sangat yakin bahwa mereka yaitu penuntun
orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan
(Rm. 2:19). Sekarang Paulus mengalami kebutaan jasmani su-
paya dia menyadari kebutaan rohaninya dan kesalahannya
mengenai dirinya sendiri, saat dia hidup tanpa hukum Taurat
(Rm. 7:9).
IV. Bagaimana dia diyakinkan tentang perubahan yang dia buat, dan
diberi tahu lebih lanjut tentang apa yang harus dia lakukan, oleh
Ananias yang tinggal di Damsyik. Perhatikanlah,
1. Sifat Ananias yang digambarkan di sini. Dia bukan seorang
pria yang berprasangka apa pun terhadap bangsa atau agama
Yahudi, melainkan seorang saleh yang menurut hukum Taurat.
958
Jika bukan dTuhan rkan sebagai seorang Yahudi, dia yaitu se-
orang yang beralih memeluk agama Yahudi, dan sebab itu
disebut seorang saleh, dan kemudian maju lebih jauh menuju
iman kepada Kristus. Dan dia berperilaku sangat baik se-
hingga terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di
Damsyik. Ini yaitu orang Kristen pertama yang pernah ber-
cakap-cakap dengan ramah dengan Paulus, dan tidak mung-
kin jika dia menanamkan gagasan-gagasan pada diri Paulus,
yang mereka curigai didukung oleh Paulus, yang berbahaya
bagi hukum Taurat atau tempat kudus ini.
2. Kesembuhan yang dikerjakan Ananias pada mata Paulus.
Mujizat ini meneguhkan tugas yang harus dikerjakan Ananias
terhadap Paulus, dan mengesahkan semua yang akan dia ka-
takan kepadanya sesudah itu. Dia datang kepadanya (ay. 13),
dan untuk menyakinkan Paulus bahwa dia datang diutus Kris-
tus (Kristus yang sama yang telah mencabik dan mau me-
nyembuhkannya, telah mendera dan mau membalutnya, telah
mengambil penglihatannya namun mau memberi nya kem-
bali, dalam keadaan lebih baik), dia berdiri di dekatnya dan
berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah!
Kuasa menyertai perkataan ini, dan se saat itu juga Paulus
memperoleh kembali penglihatannya, dan menatap dia, siap
untuk menerima darinya petunjuk yang dikirimkan oleh-Nya.
3. Pernyataan yang disampaikan Ananias tentang anugerah, anu-
gerah khusus, yang Tuhan Yesus rencanakan untuk Paulus
melebihi orang lain.
(1) Dalam penyataan-Nya ini kepadanya (ay. 14): Tuhan nenek
moyang kita telah menetapkan engkau. Panggilan yang pe-
nuh kuasa ini yaitu hasil sebuah pemilihan khusus. De-
ngan menyebut Tuhan sebagai Tuhan nenek moyang kita, ter-
sirat bahwa Ananias itu seorang Yahudi asli oleh kelahiran,
yang mematuhi hukum nenek moyang, dan hidup berda-
sarkan janji yang diberikan kepada nenek moyang. Dan dia
memberi alasan mengapa dia mengatakan Saulus, sau-
daraku, saat dia mengatakan Tuhan sebagai Tuhan nenek
moyang kita: Tuhan nenek moyang kita telah menetapkan
engkau untuk,
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
959
[1] Mengetahui kehendak-Nya, kehendak perintah-Nya yang
harus engkau lakukan, kehendak pemeliharaan-Nya
yang akan dilakukan untukmu. Dia telah memilihmu
supaya engkau mengetahui kehendak-Nya secara lebih
khusus. Bukan dari manusia atau oleh manusia, me-
lainkan langsung oleh penyataan Yesus Kristus (Gal.
1:1, 12). Orang-orang yang telah Tuhan pilih dipilih-Nya
untuk mengetahui kehendak-Nya, dan untuk melaku-
kannya.
[2] Untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara
yang keluar dari mulut-Nya, dan juga untuk mengetahui
kehendak-Nya langsung dari Dia sendiri. Inilah bagai-
mana Paulus, dengan cara yang khusus, dipilih mele-
bihi yang lain. Itu yaitu anugerah istimewa, bahwa dia
melihat Kristus di sini di atas bumi setelah kenaikan-Nya
ke sorga. Stefanus melihat Dia berdiri di sebelah kanan
Tuhan , namun Paulus melihat Dia berdiri di sebelah ka-
nannya. Kehormatan ini tidak didapatkan oleh siapa
pun kecuali Paulus. Stefanus melihat Dia, namun kita
tidak menemukan dia mendengar suara dari mulut-Nya,
seperti Paulus, yang mengatakan, dan yang paling akhir
dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku,
sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya
(1Kor. 15:8). Kristus di sini disebut sebagai Yang Benar,
sebab Dia yaitu Yesus Kristus yang benar, dan men-
derita secara tidak adil. Perhatikanlah, orang-orang
yang dipilih oleh Tuhan untuk mengetahui kehendak-Nya
harus mengarahkan pandangannya kepada Kristus, dan
harus melihat Dia, dan mendengarkan suara dari mu-
lut-Nya. sebab , oleh Dia-lah Tuhan membuat kehendak-
Nya diketahui, kehendak-Nya yang baik untuk kita, dan
Dia telah berkata, Dengarkanlah Dia.
(2) Dalam apa yang harus dia lakukan kepada yang lain se-
telah penyataan-Nya (ay. 15): Engkau harus menjadi saksi-
Nya, bukan hanya tugu kemuliaan-Nya, sebagai sebuah
tiang penyangga mungkin, melainkan seorang saksi viva
voce secara lisan. Engkau harus memberitakan Injil-Nya,
sebab kuasanyalah yang telah engkau alami, dan engkau
telah diselamatkan dan dibentuk olehnya. Engkau harus
960
menjadi saksi-Nya kepada semua orang, orang-orang
bukan-Yahudi dan juga orang-orang Yahudi, tentang apa
yang kaulihat dan yang kaudengar, sekarang juga sebagai
hal pertama yang harus engkau lakukan. Dan sebab
Paulus sangat terperinci menceritakan jalannya percakap-
an itu untuk membela dirinya, di sini dan dalam pasal 26,
kita pantas berpikir bahwa dia sering menceritakan cerita
yang sama dalam khotbahnya untuk membuat orang lain
bertobat. Dia memberi tahu mereka apa yang Tuhan lakukan
bagi jiwanya, untuk mendorong mereka berharap bahwa
Dia akan melakukan sesuatu untuk jiwa mereka.
4. Nasihat dan dorongan yang diberikan Ananias kepada Paulus
supaya menyatukan dirinya dengan Tuhan Yesus melalui pem-
baptisan (ay. 16): Bangunlah, berilah dirimu dibaptis. Dia su-
dah diserahkan kepada Tuhan saat disunat, namun sekarang
dia harus diserahkan kepada Tuhan di dalam Kristus dengan
cara dibaptis. Dia harus menyambut agama Kristen dan hak-
hak istimewanya dengan tunduk kepada peraturan-peraturan-
nya. Ini harus dilakukan segera setelah pertobatannya, dan
dengan demikian ditambahkan pada penyunatannya. Namun,
bagi keturunan orang percaya pembaptisan itu menggantikan
penyunatan, sebab pembaptisan, sama seperti penyunatan
bagi Abraham dan keturunannya yang percaya, yaitu meterai
kebenaran berdasarkan iman.
(1) Hak istimewa yang agung dari Injil, yang dengan baptisan
telah dimeteraikan kepada kita, yaitu pengampunan
dosa-dosa: Berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disuci-
kan. Artinya, Terimalah penghiburan sebab pengampunan
dosa-dosamu melalui Kristus dan dapatkanlah kebenaran-
Nya untuk tujuan itu, dan terimalah kuasa melawan dosa
untuk mematikan sifat-sifat rusakmu. sebab , saat di-
sucikan, kita juga dibenarkan dan dikuduskan (1Kor.
6:11). Berilah dirimu dibaptis, dan janganlah berhenti pada
tanda baptisan itu saja,namun pastikanlah bahwa kamu
juga memperoleh yang sebenarnya yang ditandai oleh bap-
tisan itu, yaitu dihapusnya noda-noda dosa.
(2) Kewajiban besar Injil, yang melalui baptisan kita diikat pa-
danya, yaitu berseru kepada nama Tuhan, Tuhan Yesus,
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
961
mengakui-Nya sebagai Tuhan kita dan Tuhan kita, dan ber-
serah kepada-Nya sebab nya. Kita harus memuliakan Dia,
dan menyerahkan segala permohonan kita ke dalam ta-
ngan-Nya. Berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus
(Anak Daud, kasihanilah kami) yaitu ungkapan dari se-
orang Kristen (1Kor. 1:2). Haruslah dosa-dosa kita disuci-
kan sambil berseru kepada nama Tuhan, artinya kita harus
mencari pengampunan atas dosa-dosa kita di dalam nama
Kristus, dan bergantung kepada Dia dan kebenaran-Nya.
saat berdoa, kita tidak boleh lagi memanggil Tuhan seba-
gai Tuhan Abraham, melainkan Bapa Tuhan kita Yesus Kris-
tus, dan di dalam Dia Bapa kita. Dalam tiap doa, pandang-
an kita harus ditujukan kepada Kristus.
(3) Kita harus melakukan ini dengan cepat. Mengapa engkau
masih ragu-ragu? Mengadakan kovenan dengan Tuhan di da-
lam Kristus yaitu tindakan yang diperlukan, yang tidak
boleh ditunda-tunda. Perkaranya begitu jelas sehingga tidak
perlu ditimbang-timbang lagi, dan bahayanya begitu besar
sehingga bodoh jika menundanya. Mengapa tidak melaku-
kan sekarang apa yang memang harus dilakukan pada
suatu saat, atau jika tidak maka kita binasa?
V. Bagaimana dia diutus untuk pergi dan memberitakan Injil kepada
orang-orang bukan-Yahudi. Ini yaitu hal besar yang justru men-
jadi masalah bagi orang-orang Yahudi itu sehingga mereka sangat
marah kepadanya, dan sebab itu secara khusus dia harus mem-
berikan bukti mengenai perintah Tuhan ini. Dan itulah yang dia la-
kukan sekarang. Tugas pengutusan ini tidak dia terima segera se-
sudah pertobatannya, melainkan di Yerusalem, yang tidak dia
kunjungi sampai tiga tahun kemudian atau lebih (Gal. 1:18). Dan
apakah saat itu, atau sesudah itu, dia menerima penglihatan yang
dibicarakan di sini, kita tidak bisa memastikan. Namun, sebisa
mungkin untuk membuat mereka bisa menerima tugas pemberita-
an Injil-nya kepada bangsa-bangsa lain, dia memberi tahu mereka,
1. Bahwa dia menerima perintah-perintah untuk melakukannya
saat sedang berdoa, memohon supaya Tuhan menetapkan pe-
kerjaan yang harus dikerjakannya dan menunjukkan arah
yang harus dia ambil. Dan yang memberi bukti penting bagi
lawan bicaranya saat itu, saat memohon semuanya ini, dia
962
sedang berdoa di dalam Bait Tuhan , yang akan disebut rumah
doa bagi segala bangsa. Bukan hanya segala bangsa akan ber-
doa di dalamnya, namun juga segala bangsa akan didoakan.
Nah, sebagaimana Paulus berdoa di Bait Tuhan yaitu bukti
bahwa dia sangat menghormati Bait Tuhan , bertentangan de-
ngan tuduhan jahat mereka, walaupun dia tidak menjadikan-
nya berhala seperti mereka, demikian pula Tuhan memberi
pengutusan ini di dalam Bait Tuhan yaitu bukti bahwa peng-
utusannya kepada bangsa-bangsa lain tidak akan merugikan
Bait Tuhan , kecuali jika orang-orang Yahudi sebab tidak setia
menjadikannya demikian. Maka sangatlah memuaskan bagi
Paulus jika sesudah itu, dalam melaksanakan pengutusan ini,
dia merenungkan bahwa dia menerima pengutusannya saat
sedang berdoa.
2. Dia menerimanya dalam suatu penglihatan. Rohnya diliputi
oleh kuasa Tuhan (ay. 17). Indra luarnya pada saat itu tidak ber-
fungsi. Dia mengalami kegembiraan yang meluap-luap, seperti
saat dia tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga,
dan pada saat itu tidak sadar apakah dia di dalam tubuh atau
di luar tubuh. Dalam keadaan diliputi kuasa Tuhan ini dia meli-
hat Yesus Kristus, bukan dengan mata jasmaninya, seperti pada
waktu pertobatannya, melainkan tergambar oleh mata pikiran-
nya (ay. 18): Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku. Mata kita
harus tertuju kepada Kristus saat menerima hukum dari mu-
lut-Nya, dan kita tidak boleh hanya mendengar Dia berbicara,
namun juga melihat dia berbicara kepada kita.
3. Sebelum memberi dia pengutusan supaya pergi kepada bangsa-
bangsa lain, Kristus memberi tahu dia bahwa tidak ada guna-
nya dia berpikir untuk melakukan suatu kebaikan di Yeru-
salem. Jadi mereka tidak boleh menyalahkan dia, melainkan
diri mereka sendiri, jika dia diutus kepada bangsa-bangsa lain.
Paulus datang ke Yerusalem dengan penuh harapan bahwa,
dengan anugerah Tuhan , dia bisa menjadi alat untuk membawa
orang-orang itu beriman kepada Kristus, yaitu orang-orang
yang telah menentang pelayanan rasul-rasul lain. Dan mung-
kin hal inilah yang dia doakan, supaya dia, sebab pendidik-
annya di Yerusalem dan dikenal di situ, bisa bekerja mengum-
pulkan anak-anak Yerusalem yang belum dikumpulkan kepada
Kristus. Dia pikir dia memiliki kelebihan-kelebihan tertentu
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
963
untuk melakukan itu.namun Kristus menentang langkah-
langkah yang telah dia persiapkan: Lekaslah, kata-Nya, se-
geralah tinggalkan Yerusalem. sebab , walaupun menurut pe-
mikiranmu engkau lebih mungkin berhasil dengan mereka
dibandingkan yang lain, engkau akan mendapati mereka lebih ber-
prasangka buruk terhadap engkau dibandingkan yang lain, dan ka-
rena itu mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang
Aku. Seperti halnya Tuhan lebih dulu mengetahui siapa yang
akan menerima Injil, demikian pula Dia mengetahui siapa
yang akan menolaknya.
4. Meskipun demikian Paulus mengulangi permintaannya supaya
boleh bekerja di Yerusalem, sebab mereka mengetahui, lebih
dibandingkan yang lain, seperti apa dia sebelum pertobatannya,
dan sebab itu harus menganggap perubahannya yang begitu
besar itu berasal dari kuasa anugerah Tuhan , dan sebagai aki-
batnya lebih menghargai kesaksiannya. Demikianlah dia ber-
silang pendapat, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan
Tuhan, dan berpikir wajar bagi dia untuk berbuat demikian
(ay. 19-20): Tuhan, katanya, mereka tahu bahwa aku pernah
sependapat dengan mereka, bahwa aku dahulu seorang mu-
suh yang sama sengitnya seperti mereka terhadap orang-orang
yang percaya kepada-Mu. Mereka tahu bahwa aku membang-
kitkan amarah penguasa sipil terhadap orang-orang percaya
itu, dan memasukkan mereka ke dalam penjara, dan membuat
penguasa rohani menentang mereka juga, dan menyesah me-
reka dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain.
Dan sebab itu mereka tidak akan menyalahkan pemberitaanku
tentang Kristus (seperti yang mereka lakukan kepada hamba-
hamba Tuhan lainnya). Mereka akan lebih menerima apa yang
aku katakan sebab mengetahui aku pernah menjadi salah
satu dari mereka. Khususnya dalam perkara Stefanus, mereka
mengetahui bahwa saat dia dilempari batu aku ada di situ,
aku membantu dan bersekongkol dan menyetujui perbuatan
itu, dan sebagai tandanya aku menjaga pakaian mereka yang
membunuhnya. Nah, Tuhan, katanya, jika aku hadir di an-
tara mereka, memberitakan ajaran yang diberitakan Stefanus
dan yang sudah membuatnya menderita, mereka pasti akan
menerima kesaksianku. Tidak, kata Kristus kepadanya,
mereka tidak akan menerimanya, melainkan justru akan gu-
964
sar terhadapmu sebab membelot dari hukum mereka, lebih
dibandingkan terhadap orang lain yang hanya mereka anggap tidak
mengenal hukum mereka.
5. Permintaan Paulus supaya mendapat izin untuk memberita-
kan Injil di Yerusalem ditolak, dan dia mendapatkan perintah-
perintah yang tidak dapat diganggu-gugat untuk pergi kepada
bangsa-bangsa lain (ay. 21): Pergilah, sebab Aku akan meng-
utus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain. Perhati-
kanlah, Tuhan sering kali memberi jawaban yang murah
hati bagi doa-doa umatnya, bukan dengan memberi apa
yang mereka doakan, melainkan dengan memberi sesuatu
yang lebih baik. Abraham berdoa, Ah, sekiranya Ismael diper-
kenankan hidup di hadapan-Mu! dan Tuhan memberi yang
didoakannya itu kepada Ishak. Demikian pula di sini Paulus
berdoa supaya dia boleh menjadi alat untuk pertobatan jiwa-
jiwa di Yerusalem. Tidak, kata Kristus, tetapi engkau akan
dipekerjakan di antara bangsa-bangsa lain, dan yang ditinggal-
kan suaminya akan memiliki lebih banyak anak dari pada
yang bersuami. Tuhan -lah yang menentukan pekerja-pekerja-
Nya, baik hari maupun tempat mereka, dan sepantasnya me-
reka menyetujui tugas yang diberikan-Nya tanpa membantah
sedikit pun, walaupun mungkin tugas itu bertentangan de-
ngan keinginan hati mereka. Paulus sangat menginginkan Ye-
rusalem, dan menjadi pengkhotbah di sana yaitu cita-citanya
yang terbesar, namun Kristus bermaksud memberinya kedu-
dukan yang lebih tinggi. Dia tidak akan memasuki pekerjaan
orang lain (seperti yang dilakukan rasul-rasul lain, Yoh. 4:38),
melainkan akan membuka lahan baru, dan memberitakan Injil
di tempat-tempat di mana nama Kristus belum dikenal (Rm.
15:20). Sering kali Sang Pemelihara merencanakan yang lebih
baik untuk kita dibandingkan yang kita rencanakan untuk diri sen-
diri. Oleh sebab itu kita harus menyerahkan diri kita kepada
tuntunan rencana-Nya. Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita.
Perhatikanlah, Paulus tidak boleh pergi memberitakan Injil di
antara bangsa-bangsa lain tanpa pengutusan: Aku akan meng-
utus engkau. Dan, jika Kristus mengutus dia, Roh-Nya akan
menyertai dia, membela dia, membawa dia, dan mendukung
dia, dan membuat dia melihat buah pekerjaannya. Janganlah
Paulus mengarahkan hatinya kepada Yerusalem, sebab dia
Kitab Kisah Para Rasul 22:22-30
965
harus diutus ke tempat yang jauh dari sini. Panggilannya meng-
haruskan dia pergi ke arah lain, dan mengerjakan pekerjaan
yang berbeda. Dan ini bisa mengurangi kemarahan orang-orang
Yahudi, bahwa dia tidak membangun jemaat bukan-Yahudi di
antara bangsa-bangsa di sekitar mereka. Yang lain melakukan-
nya tepat di sekitar mereka. Dia diutus ke tempat-tempat yang
jauh, benar-benar jauh, di mana apa yang dia lakukan tidak
dapat dianggap sebagai gangguan bagi mereka.
Nah, jika saja mereka mau menyatukan semua ini, pasti mereka
akan mengerti bahwa mereka tidak perlu marah terhadap Paulus
sebab memberitakan Injil di antara bangsa-bangsa lain, atau meng-
anggapnya bermaksud buruk terhadap bangsanya sendiri, sebab dia
dipaksa melakukannya, bertentangan dengan pikirannya sendiri, oleh
perintah yang berkuasa dari sorga.
Pembelaan Paulus yang Pertama
(22:22-30)
22 Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu;namun sesu-
dah itu, mereka mulai berteriak, katanya: Enyahkan orang ini dari muka
bumi! Ia tidak layak hidup! 23 Mereka terus berteriak sambil melemparkan
jubah mereka dan menghamburkan debu ke udara. 24 sebab itu kepala pa-
sukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh
memeriksa dan menyesah dia, supaya dapat diketahui apa sebabnya orang
banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. 25namun saat Paulus
ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas:
Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?
26 Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasuk-
an, katanya: Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara
Rum. 27 Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata:
Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum? Jawab Paulus: Benar.
28 Lalu kata kepala pasukan itu: Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga
yang mahal. Jawab Paulus: Tetapi aku memiliki hak itu sebab kelahir-
anku. 29 Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan ke-
pala pasukan itu juga takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh
ikat itu, yaitu orang Rum. 30 Namun kepala pasukan itu ingin mengetahui
dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Ka-
rena itu pada keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara
dan memerintahkan, supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah
Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadap-
kannya kepada mereka.
Paulus meneruskan penjelasan tentang dirinya, setelah menunjuk-
kan kepada mereka tugas perutusannya untuk memberitakan Injil di
antara bangsa-bangsa lain tanpa sedikit pun mencela orang-orang
Yahudi dengan kesal. Dan dapat diduga selanjutnya dia bermaksud
966
menunjukkan bagaimana dia setelah itu, dengan bimbingan khusus
dari Roh Kudus di Antiokhia, dikhususkan untuk pelayanan ini. Dia
akan menunjukkan betapa lunaknya dia terhadap orang Yahudi, be-
tapa hormatnya dia terhadap mereka, dan betapa hati-hatinya dia
mengutamakan mereka di semua tempat yang dia datangi, dan mem-
persatukan orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain ke dalam
satu tubuh. Lalu dia akan menunjukkan betapa mengagumkannya
Tuhan telah mengakui dia, dan pelayanan baik apa yang telah di-
kerjakan untuk kepentingan kerajaan Tuhan di antara manusia pada
umumnya, tanpa sedikit pun merugikan kepentingan sesungguhnya
jemaat Yahudi pada khususnya.namun , apa pun yang hendak dia ka-
takan, mereka memutuskan dia tidak boleh mengatakan apa pun lagi
terhadap mereka. Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada per-
kataan itu. Sampai saat itu mereka sudah mendengarkan dia dengan
sabar dan cukup perhatian. Namun saat dia berbicara tentang di-
utus kepada bangsa-bangsa lain, walaupun itulah yang dikatakan
Kristus sendiri kepadanya, mereka tidak dapat menerimanya. Untuk
mendengar bangsa-bangsa lain disebut saja pun mereka benar-benar
tidak sanggup. Mereka benar-benar benci terhadap orang-orang itu,
dan benar-benar iri terhadap mereka. Begitu mendengar bangsa-
bangsa lain disebut, mereka kehilangan kesabaran, dan melupakan
segala sopan santun dan tata krama. Demikianlah mereka menjadi
cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat (Rm. 10:19).
Nah, di sini kita diberi tahu betapa marah dan mengamuknya
orang-orang itu terhadap Paulus, sebab menyebutkan bahwa bangsa-
bangsa lain juga diakui untuk mendapatkan anugerah Tuhan , dan ka-
renanya membenarkan pemberitaan Injil-nya di antara mereka.
I. Mereka menyela perkataannya dengan mengeraskan suara me-
reka, untuk membingungkan dia, dan supaya tidak ada yang
bisa mendengar sepatah kata pun yang dia katakan. Hati nurani
yang terluka memberontak walau hanya sedikit saja disentuh,
dan orang-orang yang bertekad tidak mau menuruti akal sehat
biasanya bertekad tidak mau mendengarkannya sebisa mung-
kin. Dan roh yang memusuhi Injil Kristus biasanya menampak-
kan diri untuk membungkam hamba-hamba Kristus dan Injil-
Nya, dan menghentikan mulut mereka, seperti yang dilakukan
orang-orang Yahudi terhadap Paulus di sini. Nenek moyang
mereka telah berkata kepada pelihat-pelihat terbaik, Jangan me-
Kitab Kisah Para Rasul 22:22-30
967
nilik (Yes. 30:10). Dan mereka pun berkata kepada pembicara-
pembicara terbaik, Jangan bicara. Diamlah! Apakah engkau mau
dibunuh? (2Taw. 25:16).
II. Mereka meneriaki dia sebagai orang yang tidak pantas untuk
hidup, apalagi untuk bebas. Tanpa mempertimbangkan penjelasan-
penjelasan yang sudah dia kemukakan untuk membela dirinya,
atau tawarannya untuk menjawab pertanyaan apa pun bagi me-
reka, mereka berteriak dengan gaduh, Enyahkan orang yang se-
perti ini dari muka bumi, yang berpura-pura diutus untuk mem-
beritakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Bah, ia tidak layak
hidup! Jadi orang-orang yang telah menjadi berkat terbesar di
zaman mereka telah digambarkan bukan hanya sebagai beban
bagi dunia ini, namun juga wabah penyakit bagi generasi me-
reka. Dia yang pantas diberi kehormatan terbesar dalam hidup
dikutuki sebagai orang yang tidak pantas hidup. Lihatlah alang-
kah berbedanya perasaan Tuhan dan manusia terhadap orang-
orang baik, namun keduanya sependapat bahwa orang-orang
baik ini kemungkinan besar tidak akan hidup lama di dunia ini.
Paulus mengatakan tentang orang-orang Yahudi yang saleh bahwa
dunia ini tidak layak bagi mereka (Ibr. 11:38). Dan oleh sebab
itu mereka harus disingkirkan, supaya dunia dapat dihukum de-
ngan adil saat kehilangan mereka. Orang-orang Yahudi yang
fasik itu mengatakan bahwa Paulus tidak layak untuk hidup,
dan sebab itu dia harus disingkirkan, supaya meringankan be-
ban yang dirasakan dunia sebab dia, seperti beban sebab ke-
dua orang saksi itu (Why. 11:10).
III. Mereka sangat marah terhadap Paulus, dan terhadap kepala
pasukan sebab tidak segera membunuh dia atas permintaan
mereka, atau melemparkan dia sebagai mangsa kepada mereka,
supaya mereka bisa mengganyang dia (ay. 23). sebab telah ke-
hilangan akal sehat akibat hawa nafsu, mereka berteriak-teriak
seperti singa yang mengaum-aum atau beruang yang menga-
muk, dan melolong seperti serigala-serigala malam. Mereka me-
lemparkan jubah mereka dengan marah dan mengamuk, seperti
ingin mengatakan bahwa mereka ingin mengoyak-oyak dia se-
perti itu seandainya mereka bisa mendatangi dia. Atau, lebih
tepatnya, mereka menunjukkan betapa mereka siap melempari
968
dia dengan batu, seperti orang-orang yang melempari Stefanus
dengan batu melempar pakaian mereka (ay. 20). Atau, mereka
mengoyakkan pakaian mereka, seolah-olah dia telah menghujat,
dan menghamburkan debu ke udara sebab membenci hal itu.
Atau juga, untuk mengisyaratkan betapa mereka siap melempari
Paulus dengan batu, jika kepala pasukan mau mengizinkan
mereka. Namun mengapa kita harus berusaha memberi alasan
untuk perbuatan-perbuatan yang penuh amarah ini, padahal
mereka sendiri tidak bisa menjelaskannya? Niat mereka hanya-
lah membuat kepala pasukan tahu betapa marah dan gusarnya
mereka terhadap Paulus, sehingga tidak ada yang bisa dia laku-
kan untuk memuaskan mereka selain membiarkan saja mereka
berbuat semaunya terhadap Paulus.
IV. Kepala pasukan menjaga keselamatannya, dengan menyuruh
supaya dia dibawa ke dalam markas (ay. 24). Terkadang penjara
melindungi orang-orang baik dari amukan orang banyak. Saat
bagi Paulus belumlah tiba, dia belum menyelesaikan kesaksian-
nya, dan oleh sebab itu Tuhan mengangkat seseorang untuk
menjaga dia, saat tidak ada seorang pun temannya muncul
untuk membela dia. Ya TUHAN, jangan penuhi keinginan orang
fasik.
V. Kepala pasukan memerintahkan supaya Paulus disiksa, untuk
memaksa dia mengakui beberapa kejahatan menyolok yang telah
mendorong orang banyak melakukan kekerasan yang tidak biasa
terhadap dia. Dia menyuruh memeriksa dan menyesah dia (se-
perti yang sekarang dilakukan di beberapa negara dengan alat
penyiksa), supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak
itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. Dalam hal ini kepala
pasukan itu tidak bersikap adil. Dia seharusnya memisahkan
beberapa pengadu yang berteriak-teriak membuat keributan,
dan membawa mereka ke markas sebab mengganggu ketenangan.
Dan dia seharusnya memeriksa mereka, dengan menyesah me-
reka juga, untuk mengetahui alasan mereka menuntut orang
yang dapat menjelaskan tentang dirinya dengan sangat baik, dan
tidak tampak melakukan apa pun yang pantas dihukum mati
atau dipenjara. Sudah sepantasnya menanyai mereka, namun
sama sekali tidak pantas menanyai Paulus, apa sebabnya orang
Kitab Kisah Para Rasul 22:22-30
969
banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. Dia bisa
memberi tahu bahwa mereka tidak memiliki alasan yang adil un-
tuk melakukannya. Kalau ada alasan, biarlah mereka beri tahu-
kan. Tidak ada orang yang diwajibkan mendakwa dirinya sendiri,
walaupun bersalah, apalagi dipaksa mendakwa dirinya sendiri
saat tidak bersalah. Pastilah kepala pasukan itu tidak mema-
hami bangsa Yahudi sehingga dia menyimpulkan bahwa Paulus
pasti telah melakukan sesuatu yang sangat buruk yang mem-
buat mereka berteriak-teriak menentang dia. Bukankah mereka
baru saja berteriak-teriak menentang Tuhan Yesus kita, Salib-
kanlah Dia! Salibkanlah Dia! padahal mereka tidak bisa menga-
takan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan hakim,
Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Apa-
kah ini alasan yang pantas atau adil untuk menyesah Paulus,
bahwa orang banyak yang kasar dan ricuh berteriak-teriak me-
nentang dia, namun tidak bisa memberitahukan mengapa atau
apa sebabnya, dan oleh sebab itu dia harus dipaksa memberi
tahu?
VI. Paulus meminta hak istimewanya sebagai warga kota Roma (TB:
warganegara Rum), yang olehnya dia dikecualikan dari semua
pengadilan dan hukuman seperti ini (ay. 25). saat Paulus dite-
lentangkan untuk disesah, atau diikat dengan tali kulit ke tempat
penyambukan, seperti yang mereka pakai untuk mengikat penja-
hat-penjahat paling keji di penjara untuk memaksa mereka
mengaku, dia tidak berteriak menentang tidak adilnya tindakan
mereka terhadap seseorang yang tidak bersalah. Dengan sangat
tenang dia memberi tahu mereka bahwa tindakan mereka ter-
hadap dia sebagai seorang warga Roma tidak sah. Ini pernah dia
lakukan sekali sebelumnya di Filipi setelah dia didera (16:37),
namun di sini dia menggunakannya untuk mencegah mereka.
Berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: Engkau mengenal
hukum. Bolehkah kamu, yang yaitu orang Roma, menyesah se-
orang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili? Cara dia bicara
jelas menandakan betapa kudusnya keyakinan dan ketenangan
pikiran yang dinikmati orang baik ini, tanpa terganggu kemarahan
ataupun ketakutan di tengah segala penghinaan yang diterima-
nya, dan bahaya yang sedang dihadapinya. Orang-orang Romawi
memiliki suatu hukum (disebut sebagai lex Sempronia), bah-
970
wa jika hakim menghukum atau menyalahkan seorang merdeka
dari Roma, indicta causa tanpa mendengarkan pembelaan diri-
nya, dan mempertimbangkan dengan hati-hati seluruh perkara-
nya, dia dapat dikenai hukuman orang banyak, yang sangat iri
dengan kebebasan mereka. Setiap orang memang memiliki hak
istimewa supaya tidak diperlakukan dengan buruk, kecuali jika
terbukti dia telah berbuat salah. Sama seperti setiap orang Ing-
gris sebab Magna Charta tidak boleh dicabut haknya atas hidup
atau atas tanah, kecuali jika diputuskan oleh dua belas orang
temannya.
VII. Kepala pasukan terkejut sebab hal ini, dan menjadi takut. Dia
telah menganggap Paulus sebagai seorang pengembara Mesir,
dan merasa heran dia dapat berbicara dalam bahasa Yunani
(21:37). Namun dia lebih terkejut lagi saat mendapati Paulus
seorang terhormat seperti dirinya. Alangkah banyaknya orang-
orang yang sangat berguna dan berjasa direndahkan sebab tidak
dikenal, dipandang dan diperlakukan sebagai sampah masyara-
kat, padahal jika mereka tahu siapa sebenarnya orang-orang itu,
mereka akan mengakui betapa unggulnya orang-orang itu di
bumi ini! Kepala pasukan didatangi oleh perwira-perwira, prajurit-
prajurit bawahan (21:32). Salah seorang dari mereka melaporkan
hal ini kepada kepala pasukan (ay. 26): Apakah yang hendak
engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum, dan penghinaan
apa pun yang dilakukan terhadapnya akan dianggap penghinaan
terhadap keagungan bangsa Romawi, seperti yang mereka se-
nang bicarakan. Mereka semua mengetahui betapa berharganya
hak istimewa ini bagi warga Roma. Tully memuji hal ini dalam
salah satu pidatonya melawan Verres, O nomen dulce libertatis, O
jus eximium nostræ civitatis! O lex Porcia! O leges Semproniæ;
facinus est vincere Romanum civem, scelus verberare Oh,
Kebebasan! Aku mencintai namamu yang memesona; dan undang-
undang Porcian dan Sempronian kami ini, alangkah mengagum-
kannya! Sungguh sebuah kejahatan jika membelenggu seorang
warga Roma, namun tidaklah termaafkan orang yang memukul-
nya. Oleh sebab itu, kata perwira itu, marilah kita memper-
hatikan diri kita sendiri. Jika orang ini yaitu seorang Roma,
dan kita melakukan penghinaan apa pun terhadapnya, paling
sedikit kita akan kehilangan pekerjaan kita. Nah,
Kitab Kisah Para Rasul 22:22-30
971
1. Kepala pasukan mau mempercayai kebenaran hal ini dari
mulut Paulus sendiri (ay. 27): Katakanlah, benarkah engkau
warganegara Rum? Apakah engkau berhak menerima segala
hak istimewa sebagai warga Roma? Ya, kata Paulus, Be-
nar, dan mungkin dia memberi suatu kartu atau alat
lain yang membuktikan hal itu, sebab kalau tidak mereka
mungkin tidak mempercayai perkataannya.
2. Kepala pasukan dengan sangat terbuka membandingkan de-
ngan dia menyangkut hal ini. Dan tampaknya hak istimewa
yang dimiliki Paulus sebagai warga Roma lebih terhormat da-
ripada kolonel itu, sebab kolonel itu mengakui bahwa dia
membeli hak istimewanya. Aku warga Roma dengan hak ke-
bebasan penuh, namun kewarganegaraan (KJV: kebebasan)
itu kubeli dengan harga yang mahal, aku harus mengeluar-
kan banyak uang. Bagaimana engkau mendapatkannya?
Sesungguhnya, kata Paulus, aku memiliki hak itu ka-
rena kelahiranku. Sebagian orang beranggapan bahwa dia
berhak mendapat kebebasan ini sebab tempat kelahirannya,
sebagai seorang penduduk asli Tarsus, sebuah kota yang
oleh kaisar diberi hak istimewa yang sama dengan hak isti-
mewa yang dinikmati Roma sendiri. Yang lainnya lebih ber-
anggapan bahwa itu sebab ayahnya atau kakeknya ikut ber-
juang dalam perang antara Kaisar dan Antonius, atau perang
sipil Romawi lainnya, dan sebab jasanya yang gemilang
diberi penghargaan berupa kebebasan atau kewarganegaraan
dari kota itu, sehingga Paulus mendapat kebebasannya sejak
lahir. Dan di sini dia meminta haknya supaya bisa menyela-
matkan dirinya sendiri. Untuk tujuan itu kita bukan hanya
boleh namun juga harus menggunakan semua cara yang sah
menurut hukum.
3. Ini langsung menyelesaikan persoalan Paulus. Orang-orang
yang ditunjuk untuk memeriksa dengan menyesah dia lang-
sung berhenti. Mereka segera mundur (ay. 29), supaya mere-
ka sendiri jangan sampai terjebak. Bahkan, kepala pasukan
itu sendiri, walaupun kita bisa menduga dia sangat ingin ter-
libat dalam persoalan itu, merasa takut saat mendengar
bahwa Paulus yaitu seorang warga Roma, sebab , walau-
pun dia tidak pernah memukulinya, namun dia telah membe-
lenggunya supaya bisa dipukuli. Demikianlah banyak orang
972
mau menahan diri dari perbuatan jahat sebab takut kepada
manusia,namun tidak menahan diri sebab takut kepada
Tuhan . Lihatlah di sini manfaat hukum dan hakim manusia.
Kita pantas bersyukur kepada Tuhan sebab nya, sebab bah-
kan saat keduanya tidak memberi persetujuan atau
perlindungan khusus kepada umat dan hamba-hamba Tuhan ,
namun, sebab mendukung kesetaraan dan keadilan antar-
manusia secara umum, keduanya telah membantu menghen-
tikan amukan orang-orang yang jahat, tidak berakal sehat,
dan melanggar hukum. Tanpa hukum, mereka tidak akan
terkendali. Kepada mereka hukum dan hakim manusia ber-
kata, Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di
sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihenti-
kan! Dan sebab itulah kita berutang atas pelayanan ini ke-
pada semua pihak berwenang, supaya kita berdoa bagi mere-
ka, sebab ada manfaat yang pantas kita harapkan dari me-
reka, tidak peduli kita mendapatkannya atau tidak, asalkan
kita tenang dan tenteram agar kita dapat hidup tenang dan
tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan (1Tim. 2:1-2).
4. Gubernur, pada keesokan harinya, membawa Paulus ke ha-
dapan Mahkamah Agama (ay. 30). Dia melepaskan ikatannya
(KJV) terlebih dahulu, supaya Paulus tidak dihakimi sebelum
perkaranya diperiksa, dan supaya dia tidak dituntut sebab
mengikat seorang warga Roma. Lalu dia memanggil imam-
imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama supaya datang
berkumpul untuk meneliti perkara Paulus, sebab dia me-
ngetahui bahwa itu yaitu masalah agama, dan menganggap
mereka sebagai hakim-hakim yang paling pantas untuk per-
kara itu. Dalam perkara serupa Galio melepaskan Paulus.
sebab mengetahui bahwa masalah itu berkaitan dengan hu-
kum orang Yahudi, Galio mengusir para penuntut dari ruang
pengadilan (18:16), dan tidak mau melibatkan diri sama se-
kali di dalamnya. Namun, dalam perkara yang satu ini orang
Romawi ini, yang yaitu seorang tentara, menahan Paulus
dalam penjara, dan membawa perkaranya dari para perusuh
kepada sidang umum. Nah,
(1) Kita boleh berharap bahwa dengan melakukan ini dia ber-
maksud menyelamatkan Paulus, sebab dia berpikir, jika
Paulus yaitu orang yang tidak bersalah dan tidak berba-
Kitab Kisah Para Rasul 22:22-30
973
haya, walaupun orang banyak marah terhadapnya, namun
imam-imam kepala dan penatua-penatua akan bersikap
adil kepadanya, dan membebaskan dia. sebab , mereka
yaitu , atau seharusnya yaitu , orang-orang yang terpe-
lajar dan penuh pertimbangan, dan pengadilan mereka di-
atur dengan peraturan-peraturan yang adil. saat nabi
tidak dapat menemukan kebaikan di antara orang-orang
yang lebih kecil, dia menyimpulkan bahwa hal itu yaitu
sebab mereka yaitu orang-orang bodoh, sebab mereka
tidak mengetahui jalan TUHAN, hukum Tuhan mereka, dan
yakin bahwa dia akan lebih berhasil di antara orang-orang
besar, seperti imam-imam kepala di sini. Namun tidak
lama kemudian dia merasa kecewa, sebab mereka pun
semuanya telah mematahkan kuk, telah memutuskan tali-
tali pengikat (Yer. 5:4-5). Namun,
(2) Apa yang gubernur itu katakan di sini dimaksudkan un-
tuk memuaskan rasa ingin tahunya sendiri: Dia ingin me-
ngetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang
Yahudi kepada Paulus. Kalau saja dia menyuruh supaya
Paulus dibawa ke ruangannya sendiri, dan berbicara be-
bas dengannya, dia bisa saja segera mengetahui darinya
lebih banyak dari yang dia tanyakan, dan yang bisa saja
meyakinkan dia untuk menjadi seorang Kristen. Namun
terlalu sering orang-orang besar lebih suka menjaga jarak
dari apa yang bisa menyadarkan hati nurani mereka, dan
tidak ingin mengetahui jalan-jalan Tuhan lebih banyak dari
yang bisa membantu mereka untuk membicarakannya.
PASAL 23
alam bagian penutup dari pasal sebelumnya, dikisahkan bahwa
Paulus sedang dihadapkan kepada Imam Besar. Kepala pasukan
(entah demi kepentingannya sendiri atau bukan, saya tidak tahu)
mengalihkan perkaranya ke sana, setelah Paulus hendak dihakimi
orang banyak. Dan, seandainya pun di situ musuh-musuh Paulus
menentang dia dengan sikap yang lebih tenang, itu lebih banyak me-
ngandung tipu muslihat. Sekarang dalam pasal ini terdapat,
I. Pembelaan Paulus bahwa dirinya tidak bersalah, dan sikap
hormatnya terhadap Imam Besar, yang diperlihatkannya se-
telah menukas Imam Besar ini , yang memang sudah
sepantasnya (ay. 1-5).
II. Rencana cerdik Paulus untuk menyingkir dari mereka, de-
ngan membuat orang-orang Farisi dan Saduki berselisih
pendapat satu sama lain (ay. 6-9).
III. Campur tangan gubernur yang dilakukan tepat pada waktu-
nya, untuk menyelamatkan Paulus dari tangan mereka juga
(ay. 10).
IV. Penampakan Kristus kepada Paulus, yang semakin meng-
hibur dirinya, untuk menguatkan dia dalam menghadapi
kesukaran yang terbentang di depannya, dan untuk mem-
beri tahu dia apa yang mesti dinantikan olehnya (ay. 11).
V. Persekongkolan berdarah yang dirancang oleh orang-orang
Yahudi yang keji untuk membunuh Paulus, dan bagaimana
mereka mengajak serta imam-imam kepala dan tua-tua
bangsa Yahudi untuk turut membantu dan mendukung me-
reka di dalam persekongkolan itu (ay. 12-15).
VI. Bagaimana persekongkolan itu diberitahukan kepada Pau-
lus, dan melalui dia disampaikan juga kepada kepala pa-
D
976
sukan. Kepala pasukan itu sudah sangat paham betapa
orang Yahudi luar biasa ingin berbuat jahat terhadap Pau-
lus, sehingga ia memiliki cukup alasan untuk mempercayai
kebenaran laporan ini (ay. 16-22).
VII. Bagaimana kepala pasukan itu peduli terhadap keselamat-
an Paulus, sehingga mencegah terlaksananya rencana ter-
sebut. Ia segera memberangkatkan Paulus di bawah penja-
gaan yang ketat dari Yerusalem ke Kaisarea, yang saat itu
menjadi kediaman Feliks, wali negeri Roma, dan di sana
Paulus tiba dengan selamat (ay. 23-35).
Pembelaan Paulus yang Kedua
(23:1-5)
1 Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: Hai
saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati
nurani yang murni di hadapan Tuhan . 2namun Imam Besar Ananias menyu-
ruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus. 3 Mem-
balas itu Paulus berkata kepadanya: Tuhan akan menampar engkau, hai tem-
bok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku
menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh pe-
rintahmu untuk menampar aku. 4 Dan orang-orang yang hadir di situ ber-
kata: Engkau mengejek Imam Besar Tuhan ? 5 Jawab Paulus: Hai saudara-
saudara, aku tidak tahu, bahwa ia yaitu Imam Besar. Memang ada tertulis:
Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!
saat Paulus dihadapkan kepada para pembesar dan mahkamah
orang kafir, seperti yang sudah sering dialaminya (corpus cum causa
orang sekaligus perkaranya), baik dirinya maupun perkaranya diang-
gap tidak penting, sebab mereka tidak dapat memahaminya sama
sekali. Mungkin sebab itu, Paulus berpikir jika dirinya dihadapkan
kepada Mahkamah Agama di Yerusalem, maka mestinya ia dapat
mencapai kesepakatan yang baik dengan mereka. Namun kita sama
sekali tidak mendapati bahwa ia berhasil melakukan hal itu. Dalam
ayat-ayat di atas kita dapati,
I. Pembelaan Paulus mengenai kemurnian hidupnya. Apakah Imam
Besar mengajukan pertanyaan kepadanya, ataukah kepala pasuk-
an menjelaskan perkaranya di hadapan pengadilan, kita tidak di-
beritahu.namun di sini Paulus hadir dengan,
1. Sangat berani. Ia sama sekali tidak merasa tertekan saat di-
perhadapkan pada sidang jemaat yang begitu megah, sebab
di masa mudanya dia sudah sangat menghormati sidang itu.
Kitab Kisah Para Rasul 23:1-5
977
Paulus juga tidak takut mereka menyuruhnya mempertang-
gungjawabkan surat perintah yang mereka berikan kepadanya
untuk pergi ke Damaskus dan menganiaya orang-orang Kris-
ten di sana, meskipun (sejauh yang kita ketahui) ini pertama
kalinya ia bertemu dengan mereka sejak itu. Paulus justru me-
natap anggota-anggota mahkamah itu. saat Stefanus dibawa
ke hadapan mereka, mereka mengira bisa membuatnya tertun-
duk,namun ternyata tidak, sebab ia memiliki keyakinan yang
kudus. Mereka memandang Stefanus, dan pada waktu itu
muka Stefanus kelihatan seperti muka malaikat (6:15). Seka-
rang saat Paulus dibawa ke hadapan mereka, ia mengira
bisa membuat mereka tertunduk.namun ternyata tidak, sekali-
pun mereka begitu congkak dan jahat. Namun demikian, seka-
rang melalui dia telah tergenapi apa yang dijanjikan Tuhan
kepada Yehezkiel (Yeh. 3:8-9), engkau akan Kubuat keras ke-
pala seperti mereka juga, janganlah takut (Dalam KJV dikata-
kan, Aku telah membuat mukamu tebal terhadap muka mereka.
Jangan takut dan jangan gentar terhadap muka mereka
pen.).
2. Hati nurani yang murni, dan yang memberinya keberanian.
Hic murus aheneus esto,
nil conscire sibi
Biarlah ini menjadi tembok pertahananmu yang kuat,
kokoh untuk mempertahankan ketidakbersalahan
hati nuranimu.
Paulus berkata, Hai saudara-saudaraku, sampai kepada
hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di ha-
dapan Tuhan . Seperti apa pun kecaman yang kuterima, hatiku
tidak mengecam aku,namun justru bersaksi bagiku.
(1) Paulus selalu taat beribadah. Ia tidak pernah hidup sem-
barangan,namun selalu membedakan antara kebaikan de-
ngan keburukan moral. Bahkan sebelum bertobat, tentang
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, ia tidak bercacat.
Dia bukan orang yang gegabah, yang tidak pernah mem-
pertimbangkan apa yang diperbuatnya. Dia juga bukan
orang licik yang tidak peduli dengan apa yang dilakukan-
nya, hanya supaya dapat mencapai tujuannya.
978
(2) Bahkan saat menganiaya jemaat Tuhan , ia mengira me-
mang harus melakukannya, dan bahwa dengan berbuat de-
mikian ia melayani Tuhan . Meskipun nuraninya memiliki
pengertian yang keliru,namun ia bertindak berdasarkan apa
yang dikatakan oleh nuraninya. Lihat pasal 26:9.
(3) Agaknya Paulus memilih berbicara tentang masa sejak ia
dimenangkan, sejak ia meninggalkan tugas melayani imam
besar, dan menjadi tidak disukai oleh mereka gara-gara
berbuat demikian. Dia tidak berkata, Sejak permulaan
sampai hari ini,namun setiap saat sejak kalian mengang-
gap diriku sebagai seorang pembelot, orang murtad, dan
musuh bagi jemaatmu, bahkan sampai kepada hari ini, aku
tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan
Tuhan . Apa pun pendapat kalian tentang diriku, dalam se-
gala sesuatu aku hidup berkenan di hadapan Tuhan , dan hi-
dup dengan jujur (Ibr. 13:18). Paulus tidak memiliki tujuan
apa-apa selain menyenangkan Tuhan dan melakukan tugas-
nya, yaitu hal-hal yang membuat mereka sangat benci ter-
hadapnya. Dalam segala sesuatu yang dilakukannya untuk
menegakkan kerajaan Kristus, dan mendirikannya di antara
orang-orang bukan Yahudi, Paulus bertindak dengan sadar.
Perhatikan di sini sifat-sifat seorang yang jujur hatinya.
[1] Ia menempatkan Tuhan di hadapannya. Ia hidup di da-
lam pengawasan-Nya, di bawah tatapan mata-Nya, dan
dengan mata tertuju kepada-Nya. Hiduplah di hadapan-
Ku dengan tidak bercela.
[2] Paulus sadar tentang apa yang dikatakan dan diperbu-
atnya. Meskipun pernah melakukan beberapa kesalahan,
namun sejauh yang diketahuinya, ia menjauhkan diri
dari apa yang jahat dan melekat pada apa yang baik.
[3] Paulus sepenuhnya hidup dengan hati nurani, dan
orang yang tidak demikian berarti sama sekali tidak
sungguh-sungguh hidup dengan hati nurani. Demikian-
lah Paulus di dalam seluruh hidupnya, dalam segala hal.
Aku telah hidup dengan hati nurani yang murni sepe-
nuhnya, dan membiarkan perilaku hidupku diarahkan
dan dikuasai oleh hati nurani.
Kitab Kisah Para Rasul 23:1-5
979
[4] Dia terus hidup secara demikian, dan bertekun di da-
lamnya. Aku telah hidup demikian sampai kepada hari
ini. Perubahan apa pun yang melalui dirinya, ia masih
tetap sama, tetap hidup sepenuhnya dengan hati nurani.
Dan seperti Paulus di sini, orang-orang yang hidup de-
ngan hati nurani yang murni di hadapan Tuhan dapat
mengangkat mukanya tanpa cela. Dan jika hati me-
reka tidak mencela mereka, maka mereka bisa memiliki
keyakinan baik terhadap Tuhan maupun manusia, seper-
ti halnya Ayub saat ia tetap tekun dalam kesalehan-
nya, dan Paulus sendiri, yang bersukacita di dalam ke-
saksian hati nuraninya.
II. Amarah yang menjadi kesalahan Imam Besar Ananias. Ia menyu-
ruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus, yaitu para algojo yang
hadir dalam persidangan itu, untuk menampar mulut Paulus (ay.
2). Mereka memukul giginya, dengan tangan ataupun dengan
tongkat. Tuhan kita Yesus pernah diperlakukan seperti itu dengan
penuh kebencian di pengadilan ini, oleh salah seorang penjaga
(Yoh. 18:22), seperti yang telah dinubuatkan (Mi. 4:14). Dengan
tongkat mereka memukul pipi orang yang memerintah Israel. Na-
mun di sini, tindakan itu diperintahkan oleh hakim, dan tampak-
nya memang dilaksanakan.
1. Imam Besar sangat membenci Paulus. Beberapa orang berang-
gapan bahwa itu sebab Paulus menatap dengan begitu tajam
dan sungguh-sungguh kepada anggota-anggota mahkamah
itu, seolah-olah hendak menentang mereka. Yang lain berang-
gapan bahwa itu sebab Paulus tidak bersikap hormat ter-
hadap Imam Besar sebagai pemimpin, dengan menyapa dia se-
cara hormat, melainkan berbicara dengan bebas dan biasa
kepada mereka semua, seperti kepada orang biasa dan saudara.
Pembelaan Paulus bahwa dirinya tidak bersalah sudah cukup
membangkitkan amarah seseorang yang memang sudah berte-
kad untuk menjatuhkannya dan membuat dia supaya dibenci.
saat tidak bisa menemukan kejahatan yang dilakukan Pau-
lus, maka Imam Besar menganggap bahwa pernyataan tidak
bersalah yang diungkapkan Paulus itu pun sudah merupakan
kejahatan.
980
2. Di dalam kemarahannya, Imam Besar memerintahkan supaya
Paulus ditampar, untuk menghinanya. Ia menyuruh Paulus di-
tampar mulutnya, sebab telah berbuat jahat dengan bibirnya,
sekaligus sebagai tanda untuk menyuruhnya diam. Cara ke-
jam dan biadab inilah yang dipakai Imam Besar saat tidak
dapat menjawab hikmat dan roh yang ada pada diri Paulus ke-
tika ia berbicara. Begitu pula Zedekia menampar Mikha (1Raj.
22:24) dan Pasyhur memukul Yeremia (Yer. 20:2), saat me-
reka berbicara atas nama Tuhan. Oleh sebab itu, jika kita
melihat orang-orang baik dihina secara demikian, atau bahkan
jika itu dilakukan terhadap kita gara-gara perbuatan atau per-
kataan kita yang baik, maka kita tidak boleh menganggapnya
aneh. Kristus akan memberi kecupan bibir-Nya (Kid. 1:2)
bagi mereka yang menerima pukulan pada mulut demi Dia.
Meskipun sudah seharusnya seperti yang dikatakan Salomo,
siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir (Ams. 24:26)
(KJV: Setiap orang harus mengecup bibir orang yang memberi-
kan jawaban yang tepat pen.), namun sering kali yang kita
lihat justru sebaliknya.
III. Pernyataan murka Tuhan ke atas Imam Besar, sebab ketidakadil-
an yang ada di tempat pengadilan ini (Pkh. 3:16). Ini sesuai de-
ngan ayat berikutnya (Pkh. 3:17), yang dipakai Salomo untuk
menghibur diri (Berkatalah aku dalam hati, Tuhan akan mengadili
baik orang yang benar maupun yang tidak adil). Tuhan akan me-
nampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih (ay. 3). Pau-
lus mengatakan ini bukan sebab panas atau nafsu dosa, melain-
kan sebab semangat kudus yang menyala-nyala melihat Imam
Besar menyalahgunakan kekuasaannya. Paulus juga mengucap-
kannya dengan disertai roh nubuat, dan sama sekali bukan de-
ngan roh balas dendam.
1. Paulus memberinya sifat yang tepat, hai tembok yang dikapur
putih-putih, artinya, hai munafik, tembok yang terbuat dari
lumpur. Di baliknya ada kotoran, debu, dan sampah,namun
permukaannya dilabur atau dicat putih. Itu seperti perban-
dingan yang diungkapkan Kristus, saat membandingkan
orang Farisi dengan kuburan yang dilabur putih (Mat. 23:27).
Barangsiapa yang dilabur dengan semen murni pastilah mela-
Kitab Kisah Para Rasul 23:1-5
981
bur diri mereka dengan sesuatu yang membuat mereka tidak
saja kelihatan bersih,namun juga cerah.
2. Paulus menyatakan kepada Ananias mengenai takdirnya, yang
sudah selayaknya: Tuhan akan menampar engkau, akan me-
numpahkan ke atasmu murka pengadilan-Nya, khususnya
pengadilan rohani. Menurut Grotius hal ini segera digenapi,
yaitu saat Ananias turun dari jabatan imam besar, entah ka-
rena mati atau diturunkan, sebab ada orang lain menjabat
kedudukan itu tidak lama setelah kejadian ini . Mungkin
Ananias telah dihantam secara tiba-tiba oleh pembalasan Tuhan .
Tangan Yerobeam menjadi kejang saat ia mengulurkannya
terhadap seorang nabi.
3. Paulus menyebutkan alasan yang tepat bagi kutuk ini .
sebab , apakah pantas engkau duduk di situ sebagai pemimpin
atas pengadilan tertinggi jemaat? Engkau berpura-pura meng-
hakimi aku menurut hukum Taurat, menuduh dan mempersa-
lahkan aku dengan hukum Taurat, padahal engkau memerin-
tahkan untuk menampar aku sebelum aku terbukti melakukan
kejahatan. Tindakanmu itu saja sudah melanggar hukum Tau-
rat. Tidak ada orang yang boleh dipukul kecuali ia layak
dipukul (Ul. 25:2). Menghalangi seseorang membela diri dan
tidak mau mendengarkan pembelaannya merupakan pelang-
garan terhadap semua hukum, baik hukum manusia maupun
hukum Tuhan , hukum yang ditentukan oleh alam maupun hu-
kum yang dibuat oleh pemerintah. saat Paulus dipukuli
orang banyak, ia dapat berkata, Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Namun ke-
tika ini dilakukan oleh seorang imam besar yang telah ditun-
juk supaya menghakimi menurut hukum Taurat, maka per-
buatan itu tidak dapat dimaafkan.
IV. Tentangan orang-orang terhadap perkataan Paulus yang berani
(ay. 4). Dan orang-orang yang hadir di situ berkata: Engkau meng-
ejek Imam Besar Tuhan ? Ada kemungkinan bahwa orang-orang
yang mempersalahkan Paulus atas apa yang telah dikatakannya
yaitu orang Yahudi yang percaya, yang bersemangat membela
hukum Taurat, dan dengan begitu juga membela kehormatan
imam besar, sehingga mereka menganggap jahat bahwa Paulus
982
mengecam Imam Besar, dan menegurnya sebab itu. Maka perha-
tikanlah,
1. Betapa sulitnya keadaan yang harus dihadapi Paulus, saat
para musuhnya hendak mencelakainya, sedang teman-te-
mannya sama sekali tidak berpihak kepadanya dan tampil un-
tuk membela dia, sebab mereka cenderung mempersalahkan
cara yang dipakainya.
2. Bahkan para murid Kristus sendiri cenderung terlalu meng-
hargai kebesaran dan kuasa lahiriah. Seperti halnya sebab
bait itu yaitu bait Tuhan , dan dibangun dengan megah, ada di
antara para pengikut Kristus yang tidak bisa menerima perka-
taan yang berisi ancaman bahwa bait ini akan dihancur-
kan. Demikian pula, sebab selama ini imam besar itu menjadi
imam besar Tuhan , dan merupakan sosok yang terhormat, maka
meskipun ia memusuhi Kekristenan, mereka marah kepada
Paulus sebab mengecam Imam Besar.
V. Alasan yang dikemukakan Paulus tentang apa yang diucapkan-
nya, sebab ia mendapati bahwa perkataan itu telah menjadi batu
sandungan bagi saudara-saudaranya yang lemah, dan bisa mem-
buat mereka berprasangka terhadapnya mengenai hal-hal lain.
Orang-orang Kristen Yahudi ini, meskipun lemah, tetap merupa-
kan saudara, seperti yang disapanya di sini. Dan mempertimbang-
kan hal itu, ia sudah hampir siap menarik kata-katanya, sebab
jika ada orang tersandung, katanya, tidakkah hatiku hancur oleh
dukacita? (2Kor. 11:29) Paulus memiliki tekad yang teguh bahwa
lebih baik ia membatasi kemerdekaan Kristennya dibandingkan harus
membuat saudara yang lemah tersandung. dibandingkan membuat
orang tersandung, lebih baik untuk selama-lamanya ia tidak akan
mau makan daging lagi (1Kor. 8:13). Begitu pula di sini, meskipun
Paulus telah menggunakan kebebasannya untuk berbicara sendiri
kepada Imam Besar, namun saat mendapati bahwa ternyata hal
itu membuat orang marah, maka ia berseru Peccavi Aku telah
berbuat keliru. Paulus berharap tidak berbuat demikian. Dan mes-
kipun tidak meminta maaf kepada Imam Besar, namun ia meminta
maaf kepada orang-orang yang menjadi marah gara-gara perkata-
annya, sebab ini bukan saat yang tepat untuk menjelaskan ke-
pada mereka, atau mengatakan sesuatu untuk membenarkan
dirinya.
Kitab Kisah Para Rasul 23:1-5
983
1. Paulus memberi alasan bahwa ia tidak mempertimbangkan ke-
pada siapa ia berbicara saat mengatakan hal itu (ay. 5). Hai
saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia yaitu Imam Besar
ouk ēdein. Waktu itu aku tidak berpikir tentang tingginya
kedudukannya. Jika tidak, tentu aku akan berbicara dengan
lebih hormat kepadanya. Saya tidak melihat kemungkinan ba-
gaimana kita bisa beranggapan Paulus tidak tahu bahwa Ana-
nias yaitu Imam Besar, sebab ia sudah berada di Bait Tuhan
selama tujuh hari pada waktu hari raya, dan tidak mungkin
dia tidak melihat Imam Besar di sana. Selain itu, dengan me-
ngatakan kepada Imam Besar bahwa dia duduk untuk mengha-
kiminya menurut hukum Taurat, tampak bahwa Paulus tahu
siapa Ananias. Namun ia berkata, aku tidak tahu. Dr. Whitby
memberi penjelasan tentang hal ini, bahwa dorongan nu-
buatan ada pada Paulus, dan diam-diam menggerakkan Pau-
lus untuk mengatakan hal itu, dan tidak mengizinkannya un-
tuk memperhatikan bahwa orang ini yaitu Imam Besar,
supaya hukum Taurat tidak mencegahnya mengikuti dorongan
itu. Namun orang Yahudi mengakui bahwa para nabi boleh
menggunakan kebebasan untuk mengatakan kepada para pe-
mimpin hal-hal yang tidak boleh dikatakan oleh orang lain, se-
perti pada Yesaya 1:10, 23. Atau (seperti penjelasan yang
dikutip Whitby dari Grotius dan Lightfoot), Paulus sedikit pun
bukan bermaksud membela diri mengenai apa yang dikata-
kannya, melainkan cenderung membenarkannya, Aku meng-
akui bahwa Imam Besar Tuhan tidak boleh dicela,namun aku
tidak mengakui Ananias ini sebagai Imam Besar. Ia yaitu
seorang pelanggar hukum. Ia memperoleh jabatan ini dengan
menyuap dan melakukan kejahatan, dan para rabi Yahudi me-
ngatakan bahwa orang yang berbuat demikian bukan hakim
dan tidak pantas dihormati sebagai hakim. Walau begitu,
2. Paulus menjaga supaya apa yang dikatakannya tidak boleh di-
anggap sebagai contoh kasus, untuk melemahkan kewajiban
terhadap hukum Taurat. Memang ada tertulis, dan itu tetap
menjadi hukum yang berkuasa penuh, janganlah engkau ber-
kata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu. Kehormatan
lembaga penegak hukum harus didukung demi kebaikan ber-
sama, dan mereka tidak boleh sampai dirugikan gara-gara ke-
keliruan orang-orang yang dipercayakan untuk mengelolanya.
984
sebab itu, kesopanan harus diperhatikan saat berbicara ke-
pada para pembesar dan hakim, atau saat sedang berbicara
tentang mereka. Bahkan di zaman Ayub tidaklah pantas bagi
orang untuk berkata kepada raja: Hai, orang dursila, kepada
para bangsawan: Hai, orang fasik (Ayb. 34:18). Bahkan saat
kita berbuat baik dan menderita sebab nya, kita harus meneri-
manya dengan sabar (1Ptr. 2:20). Bukan berarti orang besar
tidak perlu mendengar tentang kesalahan mereka, dan kesu-
sahan orang banyak disampaikan oleh orang yang tepat dan
dengan cara yang benar.namun pada intinya, kita harus mem-
berikan perhatian lebih terhadap kehormatan dan nama baik
orang-orang yang berkuasa dibandingkan terhadap orang lain,
sebab hukum Tuhan mengharuskan kita menghormati mereka,
sebagai wakil Tuhan . Akibatnya sangat berbahaya bagi mereka
yang menghina kekuasaan Tuhan serta menghujat semua yang
mulia di sorga (Yud. 8). Dalam pikiran pun janganlah engkau
mengutuki raja (Pkh. 10:20).
Keributan dalam Mahkamah Agama
(23:6-11)
6 Dan sebab ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan
orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam
Mahkamah Agama itu, katanya: Hai saudara-saudaraku, aku yaitu orang
Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, sebab
aku mengharap akan kebangkitan orang mati. 7 saat ia berkata demikian,
timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan
terbagi-bagilah orang banyak itu. 8 Sebab orang-orang Saduki mengatakan,
bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh,namun orang-
orang Farisi mengakui kedua-duanya. 9 Maka terjadilah keributan besar. Be-
berapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah
dengan keras, katanya: Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang
salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara
kepadanya. 10 Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan
takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. sebab itu ia me-
merintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari
tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas. 11 Pada malam berikut-
nya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: Kuatkanlah
hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang
Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.
Kesukaran orang benar banyak,namun dengan suatu cara Tuhan mele-
paskan mereka dari semuanya itu. Paulus mengakui bahwa ia telah
mengalami kebenaran tentang hal ini di dalam penganiayaan yang di-
alaminya di antara orang-orang bukan Yahudi (lihat 2Tim. 3:11). Tu-
Kitab Kisah Para Rasul 23:6-11
985
han telah melepaskan aku dari padanya. Dan sekarang Paulus men-
dapati bahwa Dia yang telah membebaskan, sekarang masih melaku-
kannya dan akan terus melakukannya. Dia yang telah membebaskan
Paulus pada pasal sebelumnya dari keributan orang banyak, dalam
pasal ini membebaskannya dari keributan para tua-tua.
I. Penguasaan diri dan kecerdikan Paulus memberi keuntungan
baginya, dan sangat membantu dia dalam melepaskan diri. Kehor-
matan Paulus yang terbesar, dan yang paling membuat dia ber-
bangga diri, yaitu bahwa ia yaitu seorang Kristen, dan seorang
rasul Kristus. Segala kehormatannya yang lain dianggapnya re-
meh dan tidak berharga, jika dibandingkan dengan ini. Paulus
menganggapnya sampah, supaya ia memperoleh Kristus. Namun
terkadang adakalanya ia memanfaatkan kehormatannya yang lain
itu, yang memang berguna baginya. Pada pasal sebelumnya, ke-
warganegaraan Roma yang dimiliki Paulus telah mencegah supaya
ia tidak disesah oleh kepala pasukan seperti penjahat. Di sini,
kedudukan Paulus sebagai orang Farisi menyelamatkannya dari
tuduhan Mahkamah Agama sebagai orang yang murtad dari iman
dan penyembahan terhadap Tuhan Israel. Dalam kesediaan kita
untuk menderita bagi Kristus, bolehlah kita memakai segala cara
yang diperbolehkan menurut hukum, bahkan kecerdikan, untuk
menghindari penderitaan dan meloloskan diri dari penderitaan
itu. Di sini, taktik yang dipakai Paulus untuk menyelamatkan diri
dengan bersikap jujur bertujuan untuk memecah-belah orang-
orang yang menghakiminya, dan supaya mereka memiliki pen-
dapat yang berbeda-beda mengenai dirinya. Selain itu, dengan
membuat salah satu pihak semakin membencinya, ia bermaksud
membuat yang lain memihak kepadanya.
1. Mahkamah Agama itu terdiri dari orang Saduki dan Farisi, dan
Paulus memahami hal itu. Ia tahu sifat banyak orang di antara
mereka sebab pernah hidup di antara mereka. Ia juga melihat
bahwa di antara orang-orang yang dikenalnya ada yang orang
Saduki dan ada yang orang Farisi (ay. 6). Sebagian dari mereka
itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk go-
longan orang Farisi, dan mungkin jumlahnya hampir sama be-
sar. Mereka sangat berbeda satu sama lain,namun biasanya
dapat bersepakat untuk melakukan urusan mahkamah ber-
sama-sama.
986
(1) Orang Farisi menganggap diri mereka sendiri paling benar.
Mereka sangat peduli dengan berbagai upacara, bukan ha-
nya upacara yang telah ditetapkan Tuhan , melainkan juga
upacara yang diturunkan dari tradisi tua-tua. Mereka sa-
ngat memuja kekuasaan jemaat dan sangat menekankan
ketaatan pada semua peraturan jemaat, yang mengakibat-
kan timbulnya banyak perselisihan antara mereka dan Tu-
han kita Yesus. Namun pada saat yang sama, mereka sa-
ngat kolot dalam hal iman agama Yahudi mengenai dunia
roh, kebangkitan orang mati, dan kehidupan yang akan da-
tang.
(2) Orang Saduki menganut agama dewa. Mereka tidak menge-
nal firman ataupun pewahyuan Tuhan . Mereka mengakui
bahwa Kitab-kitab Musa berisi kisah sejarah yang baik dan
mengandung hukum yang baik,namun tidak menghargai
kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain. (Lihat Matius 22:23.)
Keterangan yang diberikan di sini tentang orang-orang Sa-
duki ini yaitu ,
[1] Bahwa mereka menyangkal ada kebangkitan. Tidak saja
tentang tubuh yang hidup kembali,namun juga tentang
adanya upah dan hukuman di masa depan. Mereka
juga tidak memiliki pengharapan akan kebahagiaan ke-
kal, rasa takut akan penderitaan kekal, atau mengha-
rapkan apa pun setelah kematian. Berdasarkan prinsip
inilah mereka berkata, sia-sia beribadah kepada Tuhan ,
dan menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah
(Mal. 3:14-15).
[2] Bahwa mereka menyangkal keberadaan para malaikat
dan roh-roh, dan tidak mengakui keberadaan apa pun
selain yang berwujud. Mereka beranggapan bahwa Tuhan
sendiri berwujud, dan memiliki bagian-bagian tubuh se-
perti kita. saat membaca tentang malaikat di dalam
Perjanjian Lama, mereka menganggap para malaikat itu
yaitu utusan yang diciptakan Tuhan dan diutus untuk
melakukan pekerjaan-Nya jika diperlukan, atau bahwa
mereka yaitu bayangan dari angan-angan orang-orang
yang didatangi itu, dan bahwa mereka tidak nyata ada.
Orang Saduki mengatakan bahwa malaikat yaitu ini,
atau itu, atau apa pun yang pokoknya tidak benar. Se-
Kitab Kisah Para Rasul 23:6-11
987
dangkan mengenai jiwa manusia, mereka menganggap
jiwa hanyalah kecenderungan keadaan emosi tubuh,
atau roh binatang. Mereka menyangkal keberadaan jiwa
terpisah dari tubuh, dan tidak membedakan jiwa ma-
nusia dengan jiwa binatang. Orang-orang ini, tidak dira-
gukan lagi, menganggap diri mereka menganut kebebasan
berpikir, namun sesungguhnya mereka berpikiran ren-
dah, tidak masuk akal, dan ikut-ikutan saja. Sungguh
aneh orang-orang yang memiliki pandangan yang sede-
mikian bejat dan rusak dapat menduduki jabatan dan
memiliki kedudukan di dalam Mahkamah Agama yang
terhormat. Namun banyak di antara mereka yang memi-
liki status sosial yang tinggi dan harta kekayaan, dan
mereka bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat
umum, sehingga mendapatkan posisi ini dan ber-
tahan di situ. Namun pada umumnya mereka dianggap
sebagai penganut bidat, sama dengan golongan Epi-
kuros, didoakan supaya tidak memperoleh kehidupan
kekal dan dijauhkan darinya. Menurut Witsius, doa
yang dipakai orang Yahudi modern untuk melawan
orang Kristen disusun oleh Gamaliel, yang memaksud-
kannya untuk orang Saduki. Dan doa itu dimaksudkan
untuk mengucapkan kutukan yang biasa mereka ucap-
kan, biarlah nama orang fasik menjadi busuk. Namun,
betapa rusaknya dan malangnya jemaat Yahudi itu, bila
orang-orang yang begitu bejat seperti orang-orang ini
ada di antara para pemimpin mereka!
2. Dalam persoalan mengenai perbedaan antara orang Farisi dan
Saduki, Paulus terang-terangan menyatakan bahwa dirinya
berpihak kepada orang Farisi dan menentang orang Saduki
(ay. 6). Ia berseru, supaya dapat didengar oleh mereka semua,
Aku yaitu orang Farisi, lahir sebagai orang Farisi. Tidak
hanya, aku juga dTuhan rkan sebagai orang Farisi sebab aku
yaitu keturunan orang Farisi. Ayahku telah menjadi orang
Farisi sebelum aku. Hingga sekarang aku masih menjadi orang
Farisi, sebab aku mengharap akan kebangkitan orang mati.
Aku dapat berkata dengan sungguh-sungguh, seandainya per-
kara ini mau dipahami benar-benar, maka akan ketahuan
bahwa itulah sebabnya sekarang aku dihadapkan ke Mahka-
988
mah ini. saat Kristus masih hidup di dunia ini, orang Farisi-
lah yang paling menentang Dia, sebab Dia menentang tradisi
dan kemunafikan mereka terhadap hukum Taurat. Namun
setelah kenaikan Yesus ke sorga, orang Sadukilah yang paling
menentang rasul-rasul-Nya, sebab mereka memberitakan bahwa
dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati (4:1-2).
Dan dikatakan (5:17) bahwa orang-orang dari mazhab Saduki-
lah yang sangat iri hati kepada mereka, sebab mereka mem-
beritakan hidup yang tidak dapat binasa, yang didatangkan
oleh Injil. Sekarang di sini,
(1) Paulus mengakui dirinya yaitu orang Farisi, sejauh orang
Farisi berada di pihak yang benar. Paulus tidak setuju de-
ngan ajaran dan praktik Farisi yang bertentangan dengan
Kekristenan, dan ia menentang semua tradisi orang Farisi
yang dianggap sama penting dengan hukum Taurat Tuhan
atau yang bertentangan dengan Injil Kristus. Namun ka-
rena ajaran Farisi bertentangan dengan paham Saduki,
Paulus berpihak kepada golongan Farisi. Kita tidak boleh
berpikir buruk tentang kebenaran yang berasal dari Tuhan ,
apalagi malu mengakuinya, hanya sebab kebenaran itu
juga dipegang oleh orang yang tidak benar. Jika orang Fa-
risi memiliki pengharapan akan kebangkitan orang mati,
maka Paulus bersedia sepakat dengan mereka di dalam
pengharapan itu, dan menjadi salah satu dari mereka, en-
tah mereka bersedia atau tidak.
(2) Paulus bisa saja mengatakan bahwa ia dihadapkan kepada
Mahkamah Agama sebab dianiaya sebagai orang Kristen.
Mungkin ia tahu bahwa orang Saduki, meskipun mereka ti-
dak peduli kepada orang-orang biasa seperti halnya orang
Farisi,namun mereka diam-diam telah menggerakkan orang
banyak untuk menentang Paulus, dengan berpura-pura
beralasan bahwa ia telah berkhotbah kepada orang bukan
Yahudi, padahal sebenarnya sebab ia telah memberitakan
pengharapan tentang kebangkitan. Namun demikian, saat
dihadapkan pada Mahkamah Agama gara-gara menjadi
orang Kristen, ia benar-benar dapat berkata bahwa ia disi-
dang sebab pengharapannya akan kebangkitan orang mati,
seperti alasan yang diajukannya kemudian (24:15, 26:6-7).
Meskipun Paulus dalam pemberitaan Injilnya menentang
Kitab Kisah Para Rasul 23:6-11
989
tradisi tua-tua (seperti yang telah dilakukan Gurunya), dan
dengan begitu menentang orang Farisi, namun ia lebih ber-
bangga sebab memberitakan kebangkitan orang mati dan
kehidupan setelah kematian, yang sejalan dengan paham
Farisi.
3. Ini mengakibatkan perpecahan di antara anggota-anggota
Mahkamah. Mungkin Imam Besar berpihak kepada orang Sa-
duki (seperti yang telah dilakukannya [5:17]), dan memperli-
hatkannya melalui amarahnya terhadap Paulus (ay. 2), yang
membuat orang Farisi semakin tidak senang lagi. Namun begi-
tulah, timbul perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-
orang Saduki (ay. 7), sebab perkataan Paulus ini membuat
orang Saduki semakin memanas, sedang orang Farisi men-
jadi semakin lunak terhadapnya, sehingga terbagi-bagilah
orang banyak itu. Eschisthē timbullah perpecahan, suatu per-
tengkaran di antara mereka, dan kekuatan semangat mereka
yang berkobar mulai beralih dari Paulus kepada mereka sen-
diri satu sama lain. Mereka juga tidak dapat melanjutkan si-
dang terhadap Paulus jika mereka sendiri tidak bisa mencapai
kata sepakat, atau menghukum dia gara-gara memecah-belah
kesatuan jemaat jika di antara mereka sendiri hampir tidak
ada kesatuan roh. Tadinya semua keributan diarahkan ter-
hadap Paulus,namun sekarang timbul keributan antara mereka
satu dengan yang lain (ay. 9). Segala aspek kehidupan orang
Yahudi pada saat itu begitu dipengaruhi oleh roh amarah yang
ganas, sehingga segala sesuatu dilakukan dengan teriakan dan
keributan. Dalam cara yang sedemikian kacau itulah mereka
menjalankan prinsip-prinsip agama mereka yang luar biasa.
Dengan cara ini hanya sedikit saja agama mereka itu berman-
faat bagi mereka, sebab amarah manusia tidak mengerjakan
kebenaran di hadapan Tuhan . Orang-orang yang suka menen-
tang mungkin bisa diyakinkan dengan penjelasan yang baik,
tetapi itu tidak akan pernah bisa dilakukan dengan keributan.
4. Segera sesudah itu, orang Farisi (siapa yang mengira demi-
kian?) berpihak kepada Paulus (ay. 9). Mereka membantah de-
ngan keras, diemachonto mereka menentang, katanya: Kami
sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang
ini. Paulus telah menunjukkan sikap rendah hati dan penuh
hormat di dalam bait Tuhan , dan menghadiri ibadah yang dila-
990
kukan jemaat. Dan meskipun itu hanya dilakukan kadang-
kadang,namun itu menunjukkan bahwa ia bukanlah musuh
jemaat seperti kata orang. Ia telah berbicara dengan begitu ca-
kap untuk membela diri, dan memberi pertanggungjawab-
an yang baik mengenai dirinya. Dan sekarang ia menyatakan
diri sangat mematuhi prinsip-prinsip agama mereka yang luar
biasa itu, seperti yang tampak juga dalam perilakunya sehari-
hari. sebab itu mereka tidak bisa melihat bahwa ia melaku-
kan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukum-
an penjara. Bukan hanya itu, lebih jauh lagi mereka berkata,
Jika ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya
mengenai Yesus, dan menyuruhnya berbicara seperti apa yang
telah dikatakannya, meskipun sejauh ini kita tidak senang
mendengarnya apalagi percaya kepadanya, namun kita harus
berhati-hati supaya jangan menentangnya, agar kita tidak di-
dapati menentang Tuhan . Ini seperti alasan yang dikemukakan
Gamaliel, yang yaitu orang Farisi (5:39). Nah, di sini,
(1) Kita bisa melihat, demi kehormatan Injil, bahwa Injil disak-
sikan bahkan oleh musuhnya sendiri, dan pengakuan, ti-
dak hanya bahwa Injil tidak dapat dipersalahkan,namun
juga sempurna, terkadang diberikan melalui kuasa kebe-
naran, bahkan dari orang-orang yang menganiaya Injil. Pi-
latus tidak mendapati kesalahan pada Kristus meskipun ia
menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya. Demikian pula
Festus tidak mendapati kesalahan dalam diri Paulus mes-
kipun ia memenjarakan Paulus. Dan meskipun di sini orang
Farisi menganggap bahwa mungkin saja Paulus menerima
tugas yang disampaikan dari sorga oleh seorang malaikat
untuk dia lakukan, namun tampak di sini, sebagai para tua-
tua, setelah itu mereka bergabung dengan Imam Besar un-
tuk menganiaya Paulus (24:1). Mereka berdosa terhadap pe-
ngetahuan mengenai apa yang tidak hanya mereka miliki,
tetapi juga terkadang mengenai apa yang mereka sendiri
akui seperti yang dikatakan Kristus tentang mereka, Tetapi
sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, na-
mun mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku (Yoh.
15:24). Walaupun begitu,
(2) Kita berharap saja bahwa setelah itu beberapa dari orang-
orang Farisi ini akhirnya memiliki pandangan yang le-
Kitab Kisah Para Rasul 23:6-11
991
bih baik tentang Paulus dibandingkan sebelumnya, dan menjadi
lebih menyukainya, sebab sudah sangat puas mendengar
pertanggungjawabannya mengenai kemurnian nuraninya
dan imannya mengenai dunia lain. Mereka merasa sangat
terhormat bahwa semangat mereka akan tradisi tua-tua,
yang telah ditinggalkan Paulus, ternyata terkandung dalam
dasar-dasar ajaran agama mereka, yang masih ditaati oleh
Paulus. sebab itu bergabungnya Paulus dengan mereka
untuk melawan orang Saduki, dan pengharapannya akan
kebangkitan orang mati, membuat mereka tidak berang-
gapan bahwa tindakan Paulus yang meninggalkan hukum
upacara itu sebagai sebuah kejahatan. Sebaliknya, mereka
sangat mengharapkan agar Paulus berjalan dalam terang
yang diberikan Tuhan melalui roh atau malaikat, dan me-
reka tidak mau menganiaya dia sebab mereka akan ingin
meneladani dan melindunginya. Namun orang Farisi dalam
jemaat Roma yang hendak menganiaya Paulus tidak me-
miliki roh seperti ini. sebab setulus dan sebesar apa pun
semangat seseorang terhadap seluruh kepercayaan dasar
Kristen, jika ia tidak mau tunduk pada kuk otoritas gereja
mereka, maka mereka tetap menganggapnya jahat dan ha-
rus dihukum mati.
II. Kepedulian serta tindakan yang diambil kepala pasukan semakin
menguntungkan Paulus. Sebab, saat Paulus telah melemparkan
benih perdebatan di antara orang Farisi dan Saduki (yang mem-
buat mereka teradu domba, dan membuat dirinya memperoleh ke-
saksian yang baik dari orang Farisi), ia tetap berada di tengah-
tengah, dan terancam akan dikoyak-koyak oleh mereka. Di satu
sisi, orang Farisi menarik Paulus untuk membebaskan dia,namun
orang Saduki menarik Paulus untuk membunuhnya, atau melem-
parkannya kepada orang banyak, seperti Daniel dilemparkan ke
dalam gua singa. sebab itu, kepala pasukan terpaksa datang
bersama pasukannya dan menyelamatkan Paulus, seperti yang di-
lakukannya sebelumnya (21:32; 22:24).
1. Lihat di sini bahaya yang dihadapi Paulus. Di antara teman-
teman dan para musuhnya, sepertinya ia nyaris dikoyak-ko-
yakkan. Yang satu hampir memeluknya sampai mati, sedang
yang lain hampir melumatnya sampai mati. Begitulah kekerasan
992
yang rentan terjadi kepada orang-orang besar dan hebat, se-
perti halnya Paulus, yang oleh beberapa orang sangat dikasihi
sedang oleh yang lain sangat dibenci.
2. Bagaimana ia dilepaskan. Kepala pasukan memerintahkan pa-
sukan untuk turun ke bawah dari ruang atas, dan mengambil
Paulus dari tengah-tengah mereka, keluar dari ruang bait
Tuhan ini , di mana ia telah menyuruh seluruh Mahkamah
Agama berkumpul, dan membawanya ke markas, atau menara
Antonius. Kepala pasukan melihat bahwa ia tidak bisa berbuat
apa-apa untuk membuat mereka memahami perkara Paulus.
III. Penghiburan Tuhan lah yang paling meneguhkan hati Paulus. Kepa-
la pasukan memang telah menyelamatkan dia dari tangan orang-
orang yang kejam,namun masih tetap menahannya, dan apa se-
babnya, Paulus tidak tahu. Markas itu memang menjadi tempat
perlindungan baginya,namun juga sekaligus menjadi penjara. Be-
gitu juga, sebagaimana markas itu melindunginya dari kematian
yang mengerikan, mungkin juga akan mengantarkannya pada ke-
matian yang lebih mengerikan lagi. Kita tidak mendapati adanya
pemberita Injil atau tua-tua di Yerusalem yang mendatanginya.
Mungkin mereka tidak berani atau tidak diperbolehkan untuk itu.
Mungkin, pada malam berikutnya, Paulus sedang dipenuhi de-
ngan pikiran dan kegelisahan mengenai nasib yang akan menim-
panya, dan bagaimana kesusahan yang sedang dialaminya itu
bisa berguna untuk sesuatu yang baik. Kemudian datanglah Tu-
han Yesus melawatnya, dan meskipun terjadi pada malam hari,
namun kunjungan itu dilakukan pada waktu yang tepat (ay. 11).
Tuhan datang berdiri di sisinya, di samping ranjangnya, meskipun
mungkin ranjangnya dari jerami, untuk menunjukkan kepada
Paulus bahwa sepanjang hari Dia benar-benar menyertainya, se-
nyata keberadaan-Nya yang bisa dilihat Paulus pada malam itu.
Perhatikan, siapa pun yang melawan kita, kita tidak perlu takut
jika Tuhan di pihak kita. Jika Dia yang melindungi kita, maka kita
bisa melawan orang-orang yang hendak menghancurkan kita. Tu-
hanlah yang menopang aku, sebab itu tidak ada yang jahat yang
bisa terjadi.
1. Kristus menyuruh Paulus supaya berbesar hati atas kejadian
itu. Kuatkanlah hatimu (KJV: Bergembiralah, Paulus pen.), ja-
ngan tawar hati. Jangan biarkan apa yang terjadi membuat
Kitab Kisah Para Rasul 23:6-11
993
engkau sedih, dan jangan biarkan apa yang ada di hadapanmu
membuatmu takut. Perhatikan, Tuhan ingin supaya hamba-
hamba-Nya yang setia selalu tetap bergembira. Mungkin saat
sedang merenung, Paulus mulai merasa tidak yakin apakah ia
telah bertindak benar dalam perkataannya kepada Mahkamah
Agama hari sebelumnya. Namun Kristus, melalui firman-Nya,
meyakinkan Paulus bahwa Tuhan berkenan dengan perbuatan-
nya. Atau, mungkin Paulus gelisah sebab teman-temannya
tidak mengunjunginya. Namun kunjungan Kristus sendiri te-
lah mengatakannya, seandainya pun Dia tidak berkata, Kuat-
kanlah hatimu.
2. Kata-kata yang dipakai Yesus untuk menguatkan Paulus ter-
dengar aneh, Sebab sebagaimana engkau dengan berani telah
bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendak-
nya engkau pergi bersaksi di Roma. Orang akan beranggapan
bahwa perkataan itu tidak terlalu menghibur, sebab engkau
sudah mengalami persoalan yang berat bagi-Ku, maka engkau
harus menghadapi persoalan yang lebih berat lagi. Namun
perkataan ini bertujuan untuk menghibur Paulus, sebab de-
ngan demikian ia menjadi paham,
(1) Bahwa dia telah melayani Kristus sebagai saksi bagi-Nya
dalam segala hal yang telah dialaminya hingga saat itu.
Paulus menderita bukan sebab kesalahannya, dan bukan
gara-gara sebelumnya ia menganiaya jemaat maka seka-
rang perbuatannya itu dibalaskan kepadanya, walaupun
mungkin ia ingin membalas dirinya sendiri. Sebaliknya, ia
masih terus lanjut dengan pekerjaannya.
(2) Bahwa Paulus masih belum selesai bersaksi, atau dianggap
sudah tidak berguna sebab dipenjara. Ia hanya ditahan
sementara untuk melayani lebih jauh lagi. Tidak ada hal
yang lebih dapat mengecewakan Paulus selain berpikir bah-
wa ia tidak lagi dipakai untuk melayani Kristus dan melaku-
kan kebaikan bagi jiwa-jiwa. Jangan takut, kata Kristus,
Aku belum selesai dengan engkau.
(3) Agaknya Paulus memiliki keinginan khusus, yang tulus,
untuk pergi ke Roma dan memberitakan Injil di sana, mes-
kipun wilayah itu sudah mendengar Injil, dan jemaat sudah
ditanam di sana. Namun sebagai warganegara Roma, dia
rindu pergi ke sana, dan sudah merencanakannya (19:21),
994
Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat Roma juga.
Dia juga sudah menulis kepada jemaat di Roma beberapa
waktu sebelumnya bahwa dia ingin melihat mereka (Rm.
1:11). Saat itu ia sudah hampir yakin bahwa kejadian ini
telah mengacaukan maksudnya, dan ia tidak