Kisah pararasul 24
n
nyawa sendiri akan diberikan Paulus demi melayani dan
menghormati nama Kristus.
V. Bagaimana teman-temannya bersabar menerima tekadnya (ay. 14).
1. Mereka tunduk pada hikmat seorang yang baik. Mereka sudah
membawa masalah itu sejauh dalam batas kesopanan.namun ,
sebab ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah
dan tidak lagi bersikeras menuntut. Pauluslah yang paling
baik mengenal pikirannya sendiri, dan apa yang harus dilaku-
kannya. Jadi, sudah sepantasnyalah kami menyerahkan ma-
salah itu kepada dia sendiri, dan tidak mencela dia atas apa
yang dilakukannya, atau mengatakan dia gegabah, keras ke-
pala, tidak mau mendengar nasihat orang lain, dan suka mela-
wan, seperti yang dilakukan sebagian orang yang cenderung
menghakimi orang yang tidak mau melakukan apa yang me-
reka perintahkan. Tidak diragukan lagi bahwa Paulus mem-
punyai alasan yang baik untuk tekadnya itu, meskipun ia juga
melihat alasan untuk menyimpannya sendiri, dan Tuhan mem-
punyai tujuan-tujuan penuh rahmat yang harus dipenuhi da-
lam meneguhkan Paulus dalam tekadnya itu. Kita berperilaku
baik jika tidak terlalu mendesakkan pendapat kita tentang ma-
salah orang lain jika mereka tidak mau mendengar.
2. Mereka berserah pada kehendak Tuhan yang baik: Kami menye-
rah, dan berkata: Jadilah kehendak Tuhan! Mereka tidak me-
mandang tekad Paulus sebagai sifat keras kepala, melainkan
sebagai kerelaannya untuk menderita, dan sudah menjadi ke-
hendak Tuhan bahwa ia harus menderita. Bapa di sorga, jadilah
kehendak-Mu, pernyataan ini harus menjadi pedoman bagi
Kitab Kisah Para Rasul 21:8-14
917
doa-doa dan perbuatan kita, dan juga bagi kesabaran kita.
Pernyataan ini bisa merujuk,
(1) Pada keteguhan Paulus saat itu. Ia kukuh, dan tidak bisa
dibujuk, dan dalam hal ini mereka melihat kehendak Tu-
han terlaksana. Dialah yang telah mengerjakan tekad bulat
ini dalam dirinya, dan oleh sebab itu kami menerimanya.
Perhatikanlah, jika hati teman-teman kita atau hamba-
hamba Tuhan berbalik ke sini atau ke sana (dan mungkin
ke arah yang berlawanan dengan yang kita harapkan), kita
harus melihat campur tangan Tuhan di dalamnya, dan tun-
duk pada jalan yang mereka ambil itu.
(2) Pernyataan ini bisa merujuk pada penderitaan-penderita-
annya yang semakin dekat: Jika tidak ada jalan lain selain
Paulus harus menyerahkan diri untuk dibelenggu, maka
jadilah kehendak Tuhan Yesus. Kami telah berbuat semam-
pu kami untuk mencegahnya, dan sekarang kami menye-
rahkannya kepada Tuhan , kami menyerahkannya kepada
Kristus, yang kepada-Nya Bapa telah menyerahkan segala
penghakiman. Dan sebab itu kami tidak akan melakukan
apa yang kami kehendaki, melainkan apa yang Dia kehen-
daki. Perhatikanlah, jika kita melihat masalah datang,
dan khususnya jika hamba-hamba Tuhan dibungkam
atau dijauhkan dari kita, sudah sepatutnyalah kita ber-
kata, jadilah kehendak Tuhan. Tuhan itu bijaksana, dan
tahu bagaimana membuat segala sesuatunya bekerja demi
kebaikan, dan oleh sebab itu terimalah kehendak-Nya
yang kudus. Kita tidak saja harus berkata, Kehendak Tu-
han harus terjadi, dan tidak bisa ditawar-tawar, melain-
kan juga, Biarlah kehendak Tuhan terjadi, sebab kehen-
dak-Nya yaitu kebijaksanaan-Nya, dan Ia melakukan se-
muanya menurut keputusan kebijaksanaan-Nya itu. Oleh
sebab itu, biarlah Dia berbuat menurut apa yang dipan-
dang-Nya baik terhadap kita maupun milik kita. jika
masalah datang, pemikiran ini haruslah menenangkan hati
kita yang sedih, bahwa kehendak Tuhanlah yang terjadi.
Dan jika kita melihat masalah semakin mendekat, pe-
mikiran ini haruslah membungkam ketakutan kita, bahwa
kehendak Tuhanlah yang terjadi. Untuk itu kita harus
berkata, Amin, biarlah itu terjadi.
918
Kunjungan Paulus ke Yerusalem;
Paulus Menjalankan Hukum Yahudi
(21:15-26)
15 Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaisarea, berkemaslah kami,
lalu berangkat ke Yerusalem. 16 Bersama-sama dengan kami turut juga bebe-
rapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang
bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan
menumpang di rumahnya. 17 saat kami tiba di Yerusalem, semua saudara
menyambut kami dengan suka hati. 18 Pada keesokan harinya pergilah Pau-
lus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah
hadir di situ. 19 Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan
dengan terperinci apa yang dilakukan Tuhan di antara bangsa-bangsa lain
oleh pelayanannya. 20 Mendengar itu mereka memuliakan Tuhan . Lalu mereka
berkata kepada Paulus: Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah
menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. 21 Te-
tapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua
orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan
hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunat-
kan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita. 22 Jadi
bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar, bahwa engkau telah
datang ke mari. 23 Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di anta-
ra kami ada empat orang yang bernazar. 24 Bawalah mereka bersama-sama
dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mere-
ka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan
rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka
dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau te-
tap memelihara hukum Taurat. 25namun mengenai bangsa-bangsa lain, yang
telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami,
yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan ke-
pada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari
percabulan. 26 Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta
dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu ma-
suk ke Bait Tuhan untuk memberitahukan, bilamana pentahiran akan selesai
dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing.
Dalam perikop di atas diceritakan tentang,
I. Perjalanan Paulus ke Yerusalem dari Kaisarea, dan kawan-kawan
yang ikut pergi menyertai dia.
1. Mereka berkemas, dengan hanya mengambil tas dan barang-
barang bawaan mereka, dan tampaknya, seperti para pelan-
cong atau prajurit yang miskin, mereka membawa-bawa sendiri
semuanya itu, sebab begitu sedikitnya pakaian yang mereka
bawa. Omnia mea mecum porto Semua milikku ada di sekitar-
ku. Sebagian orang berpikir bahwa mereka membawa serta
uang yang terkumpul dari jemaat-jemaat di Makedonia dan
Akhaya, yang diperuntukkan bagi orang-orang kudus yang
Kitab Kisah Para Rasul 21:15-26
919
miskin di Yerusalem. Seandainya mereka bisa membujuk
Paulus pergi ke suatu tempat lain, maka dengan senang hati
mereka akan pergi menyertai dia.namun jika, kendati dengan
bujukan mereka, ia tetap pergi ke Yerusalem, mereka tidak
akan berkata, Kalau begitu biarkan dia pergi sendiri. Sebalik-
nya, seperti Tomas, dalam keadaan yang serupa, saat Kris-
tus hendak pergi ke Yerusalem menghadapi bahaya, mereka
akan berkata, Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama
dengan Dia (Yoh. 11:16). Tekad mereka untuk melekat kepada
Paulus itu seperti tekad Itai untuk melekat kepada Daud
(2Sam. 15:21): Di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati,
di situ hambamu juga ada. Demikianlah, keberanian Paulus
membuat mereka berani.
2. Beberapa murid dari Kaisarea pergi menyertai mereka. Namun,
apakah mereka memang berencana pergi, dan mengambil
kesempatan itu untuk pergi dengan teman yang begitu baik
ini, ataukah mereka pergi dengan tujuan untuk melihat apakah
mereka bisa membantu Paulus, dan jika mungkin mencegah
masalahnya, atau setidak-tidaknya membantu dia di dalam-
nya, tidaklah tampak. Semakin sedikit kemungkinan Paulus
menikmati kebebasannya, semakin giat mereka memanfaatkan
setiap kesempatan yang ada untuk bersama-sama dengan dia.
Elisa terus dekat dengan Elia setelah tahu bahwa sudah dekat
waktunya Elia harus diambil.
3. Mereka membawa seorang laki-laki tua yang jujur, yang me-
miliki rumah di Yerusalem, di mana ia dengan senang hati
akan menjamu Paulus dan kawan-kawannya. Seorang yang
bernama Manason dari Siprus (ay. 16), yang di rumahnya kami
akan menumpang. Begitu ramainya orang berkumpul di sana
untuk mengikuti hari perayaan itu, sehingga sulit untuk men-
dapat tempat penginapan. Rumah-rumah penginapan umum
akan disewa oleh orang-orang yang lebih mampu, dan diang-
gap memalukan jika orang menyewakan kamar-kamar ru-
mah pribadinya pada saat-saat itu, sebab mereka dituntut
untuk menampung orang asing secara cuma-cuma. Pada saat-
saat itu, semua orang akan memilih menjamu teman-teman
mereka sendiri, dan Manason memilih Paulus dan kawan-ka-
wannya untuk menginap di rumahnya. Meskipun sudah men-
dengar masalah apa yang akan dihadapi Paulus, yang mung-
920
kin akan ikut menyeret orang-orang yang menjamunya, tetap
saja ia mau menyambutnya, apa pun akibatnya. Manason ini
disebut sudah lama menjadi murid seorang murid sejak dari
awal. Menurut sebagian orang, ia yaitu salah seorang dari
tujuh puluh murid Kristus, atau salah satu dari para petobat
setelah Roh dicurahkan, atau salah seorang dari mereka yang
pertama bertobat oleh pemberitaan Injil di Siprus (13:4). Siapa
pun dia, tampaknya sudah lama ia menjadi orang Kristen, dan
sekarang ia sudah berumur lanjut. Perhatikanlah, sungguh
suatu kehormatan jika kita sudah lama menjadi murid Yesus
Kristus, sudah dimampukan oleh anugerah Tuhan untuk terus
berjalan di jalan kewajiban yang panjang, teguh dalam iman,
dan semakin bijak dan berpengalaman sampai lanjut umur.
Dan dengan mereka yang sudah lama menjadi muridlah orang
akan memilih untuk tinggal, sebab pengalaman hidup mereka
bertahun-tahun akan mengajarkan kebijaksanaan.
II. Bagaimana Paulus disambut di Yerusalem.
1. Banyak dari saudara-saudara di sana menyambutnya dengan
suka hati (ay. 17). Segera setelah mereka tahu bahwa ia ada di
kota, mereka mendatangi tempat menginapnya di rumah Ma-
nason, mengucap selamat kepadanya sebab sudah tiba de-
ngan aman, memberi tahu dia bahwa mereka senang melihatnya,
dan mengundang dia ke rumah mereka. Ini semua mereka la-
kukan sebagai suatu kehormatan untuk dikenal oleh seorang
hamba Kristus yang begitu terkemuka. Streso mengamati
bahwa kata yang dipakai mengenai sambutan mereka ter-
hadap para rasul ini, yaitu asmenōs apodechein, merujuk pada
sambutan mereka terhadap ajaran para rasul itu (2:41). Mere-
ka menerima perkataannya dengan suka hati. Kita berpikir
bahwa seandainya Paulus ada di tengah-tengah kita, kita akan
menerimanya dengan suka hati.namun yang menjadi perta-
nyaan yaitu , setelah mendapat pengajarannya, apakah kita
akan menerimanya dengan suka hati?
2. Mereka mengunjungi Yakobus dan para penatua jemaat, di se-
buah pertemuan jemaat (ay. 18): Pada keesokan harinya, per-
gilah Paulus mengunjungi Yakobus bersama-sama dengan
kami, kawan-kawannya, untuk memperkenalkan kami kepada
jemaat di Yerusalem. Tampak bahwa Yakobus pada saat itu
Kitab Kisah Para Rasul 21:15-26
921
yaitu satu-satunya rasul yang berdiam di Yerusalem, semen-
tara yang lain sudah tersebar untuk memberitakan Injil di
tempat-tempat lain.namun mereka tetap memperkirakan ada
seorang rasul di Yerusalem, mungkin pada satu atau lain
waktu, sebab banyak orang dari berbagai penjuru datang ke
tempat itu. Yakobus ada di tempat pada saat itu, dan hadir
pula semua penatua jemaat yang merupakan para penggem-
bala jemaat biasa, yang bertugas baik untuk mengajar mau-
pun mengatur. Paulus memberi salam kepada mereka semua,
memberi hormat kepada mereka, bertanya tentang keadaan
mereka, dan mengulurkan tangan tanda persekutuan. Ia mem-
beri salam kepada mereka, maksudnya, ia berharap agar me-
reka semua sehat dan bahagia, dan berdoa kepada Tuhan
untuk memberkati mereka. Makna yang sesuai untuk memberi
salam yaitu berarti mengharapkan keselamatan bagi orang
lain: salve, atau salus tibi sit, seperti damai sejahtera bagimu.
Dan saling mengucapkan salam atau selamat seperti itu sudah
sepatutnya dilakukan orang-orang Kristen, sebagai pertanda
kasih mereka satu terhadap yang lain dan kepedulian mereka
bersama akan Tuhan .
III. Cerita yang mereka dengar darinya tentang pelayanannya di an-
tara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, dan bagaimana mereka puas
mendengarnya.
1. Ia bercerita kepada mereka tentang keberhasilan Injil di tengah-
tengah bangsa-bangsa di mana ia dikaryakan, sebab ia tahu
bahwa mereka akan sangat senang mendengar kerajaan Kris-
tus diperluas: Ia menceriterakan dengan terperinci apa yang di-
lakukan Tuhan di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya
(ay. 19). Amatilah bagaimana dengan rendah hati ia membica-
rakan bukan apa yang sudah dilakukannya (ia sekadar alat),
melainkan apa yang sudah dilakukan Tuhan melalui pelayanan-
nya.namun bukannya aku, melainkan kasih karunia Tuhan yang
menyertai aku. Paulus menanam dan menyiram,namun Tuhan -
lah yang menumbuhkan. Ia menyatakannya secara khusus,
supaya anugerah Tuhan tampak lebih nyata dalam segala se-
suatu yang mendukung keberhasilannya. Demikian pulalah
Daud ingin menceritakan kepada orang lain apa yang telah di-
perbuat Tuhan bagi jiwanya (Mzm. 66:16), seperti yang dilaku-
922
kan Paulus di sini tentang apa yang sudah diperbuat Tuhan me-
lalui tangannya. Baik Daud maupun Paulus, kedua-duanya
melakukan itu supaya teman-teman mereka membantu me-
reka untuk bersyukur kepada Tuhan .
2. Dari sini mereka mengambil kesempatan untuk memuji Tuhan
(ay. 20): Mendengar itu mereka memuliakan Tuhan . Paulus me-
lihat itu semua terjadi berkat Tuhan , dan kepada Tuhan mereka
memberi pujian untuk itu. Mereka tidak serta merta me-
muji-muji Paulus dengan muluk-muluk,namun membiarkan
Tuannya untuk berkata kepadanya, Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia. Sebaliknya, mereka
memberi kemuliaan kepada anugerah Tuhan , yang dicurahkan
juga kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Perhatikanlah,
pertobatan orang-orang berdosa haruslah menjadi pokok su-
kacita dan pujian kita sama seperti menjadi pokok sukacita
dan pujian para malaikat. Tuhan telah memberi kehormatan ke-
pada Paulus lebih dibandingkan kepada siapa saja dari antara
mereka, dengan menjadikannya jauh lebih berguna.namun
mereka tidak iri kepadanya, tidak pula cemburu dengan nama
baiknya yang semakin harum, justru sebaliknya, mereka me-
muliakan Tuhan . Dan yang terbaik yang bisa mereka lakukan
untuk menyemangati Paulus agar terus bekerja dengan riang
hati yaitu memuliakan Tuhan atas keberhasilannya dalam pe-
kerjaannya. Sebab, jika Tuhan dipuji, Paulus pun senang.
IV. Permintaan Yakobus dan para penatua jemaat di Yerusalem
kepada Paulus, atau lebih tepatnya nasihat mereka, bahwa ia
akan membuat puas orang-orang Yahudi yang percaya jika ia
mau menunjukkan kesesuaian dengan hukum keupacaraan me-
reka, dan tampil di depan umum di dalam Bait Tuhan untuk mem-
persembahkan korban, yang pada dasarnya bukanlah suatu hal
yang berdosa. Sebab hukum keupacaraan, meskipun sama sekali
tidak harus dikenakan pada orang-orang bukan-Yahudi yang ber-
tobat (seperti yang diajarkan guru-guru palsu, dan dengan cara
demikian berusaha menumbangkan Injil), namun pada waktu itu
belum menjadi sesuatu yang dilarang bagi orang-orang yang didi-
dik menjalankan hukum itu, dan juga tidak diharapkan untuk
mendapat pembenaran diri darinya. Hukum itu sudah mati,namun
belum dikuburkan. Mati,namun belum mematikan. Dan, sebab ti-
Kitab Kisah Para Rasul 21:15-26
923
dak berdosa, mereka berpikir bahwa Paulus bertindak bijaksana
jika ia menurutinya sejauh itu. Amatilah nasihat yang mereka be-
rikan kepada Paulus dalam hal ini, bukan sebagai orang yang ber-
wenang atas dia, melainkan sebagai orang yang sayang kepadanya.
1. Mereka ingin agar dia memperhatikan banyaknya orang Ya-
hudi yang bertobat: Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi
telah menjadi percaya. Mereka memanggilnya saudara, sebab
mereka memandang dia sebagai rekan sekerja dalam memberi-
takan Injil. Meskipun mereka bukan dari golongan orang ber-
sunat dan dia yaitu rasul bagi orang-orang bukan-Yahudi,
meskipun mereka menuruti hukum Taurat dan dia tidak, me-
reka yaitu sesama saudara, dan mereka mengakui hubungan
itu. Engkau sudah ikut dalam sidang-sidang jemaat kami, dan
melihat betapa banyaknya mereka: betapa amat banyak orang
Yahudi yang percaya. Kata amat banyak di sini bukan berarti
beribu-ribu, melainkan berpuluh-puluh ribu. Bahkan di antara
orang-orang Yahudi, yang paling berprasangka buruk terhadap
Injil, ada banyak sekali orang yang menerimanya. Sebab anu-
gerah Tuhan dapat menghancurkan cengkeraman-cengkeraman
Iblis yang paling kuat sekalipun. Jumlah mereka pada mula-
nya hanyalah seratus dua puluh orang,namun sekarang sudah
berpuluh-puluh ribu orang. Oleh sebab itu, janganlah orang
memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, sebab ,
meskipun pada awalnya kecil, Tuhan bisa menjadikan akhirnya
amat besar. Dengan ini tampak bahwa Tuhan tidak sepenuhnya
membuang umat-Nya orang-orang Yahudi, sebab di antara
mereka ada umat sisa, umat pilihan (lihat Rm. 11:1, 5, 7),
beribu-ribu orang yang menjadi percaya. Dan cerita yang mereka
sampaikan kepada Paulus tentang keberhasilan Injil di antara
orang-orang Yahudi, tidak diragukan lagi, terjadi berkat Pau-
lus, sama seperti cerita yang disampaikannya kepada mereka
tentang orang-orang bukan-Yahudi yang bertobat terjadi ber-
kat mereka. Sebab sudah menjadi keinginan hati dan doanya
kepada Tuhan bagi orang-orang Yahudi supaya mereka disela-
matkan.
2. Mereka memberi tahu dia tentang kelemahan besar pada
orang-orang Yahudi yang percaya ini, yang sampai saat itu be-
lum bisa disembuhkan: Mereka semua rajin memelihara hukum
Taurat. Mereka percaya kepada Kristus sebagai Mesias yang
924
benar, mereka mengandalkan kebenaran-Nya dan tunduk pada
pemerintahan-Nya.namun mereka tahu bahwa hukum Musa
berasal dari Tuhan , mereka sudah mendapat keuntungan rohani
dalam mengikuti ketetapan-ketetapannya, dan oleh sebab itu
mereka sama sekali tidak dapat berpikir untuk berpisah da-
rinya, bahkan untuk menjadi dingin terhadapnya. Dan mung-
kin mereka mengajukan kenyataan juga bahwa Kristus dibuat
takluk kepada hukum Taurat dan menjalaninya (yang sebenar-
nya dirancang untuk membebaskan kita dari hukum), sebagai
alasan bagi mereka untuk terus menjalankannya. Ini merupa-
kan kelemahan dan kesalahan besar. Mereka begitu menyukai
bayang-bayang padahal yang nyata sudah datang, membiar-
kan leher mereka memikul kuk perbudakan padahal Kristus
sudah datang untuk membebaskan mereka.namun lihatlah,
(1) Kuasa pendidikan dan adat kebiasaan yang lama, terutama
hukum keupacaraan.
(2) Izin yang harus diberikan dengan murah hati dengan me-
nimbang semuanya ini. Orang-orang Yahudi yang percaya
ini tidak boleh diabaikan dan ditolak sebagai bukan orang
Kristen sebab tetap menjalankan hukum Taurat, bahkan,
giat menjalankannya, sebab mereka melakukannya di ka-
langan sendiri dan tidak membebankannya pada orang
lain. Giatnya mereka menjalankan hukum Taurat patutlah
dipandang baik dengan kemurahan hati. Dan juga hal itu
bisa dimengerti, mengingat mereka memang dibesarkan di
dalamnya dan hidup di tengah-tengahnya.
3. Mereka membuatnya mengerti bahwa orang-orang Yahudi ini,
yang begitu bersemangat menjalankan hukum Taurat, tidak
suka kepadanya (ay. 21). Paulus sendiri, meskipun seorang
hamba yang setia sama seperti Kristus, tidak bisa mendapat
pujian dari semua orang yang termasuk dalam keluarga Kris-
tus: Tetapi mereka mendengar tentang engkau (dan berpikiran
tentang engkau sesuai dengan apa yang mereka dengar) bah-
wa engkau bukan saja tidak mengajar bangsa-bangsa lain un-
tuk menjalankan hukum Taurat, seperti yang disangkakan
beberapa orang (kami sudah berhasil membuat mereka mele-
paskan tuduhan itu),namun juga bahwa engkau mengajar se-
mua orang Yahudi yang tersebar di antara bangsa-bangsa lain
Kitab Kisah Para Rasul 21:15-26
925
untuk melepaskan hukum Musa, supaya mereka jangan menyu-
natkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat
bangsa kita, yang merupakan ketetapan Tuhan , sejauh yang da-
pat dijalankan bahkan di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi,
yang jauh dari Bait Tuhan . Juga bahwa engkau mengajar me-
reka untuk tidak menjalankan puasa dan mengikuti perayaan-
perayaan jemaat, untuk tidak mengenakan tali-tali sembah-
yang, atau untuk berpantang makanan yang tidak halal. Nah,
(1) Memang benar bahwa Paulus mengajarkan pembatalan hu-
kum Musa, mengajar mereka bahwa tidak mungkin orang
dibenarkan olehnya, dan sebab itu kita tidak lagi terikat
untuk menjalankannya.namun ,
(2) Keliru bahwa ia mengajar mereka untuk meninggalkan hu-
kum Musa. Sebab agama yang diberitakannya tidak dimak-
sudkan untuk menghancurkan hukum Taurat, melainkan
untuk menggenapinya. Ia memberitakan Kristus (kegenapan
hukum Taurat), pertobatan, dan iman, yang dalam pelaksa-
naannya kita harus memanfaatkan banyak hukum Taurat.
Orang-orang Yahudi di antara bangsa-bangsa lain yang di-
ajar Paulus sama sekali tidak meninggalkan Musa, justru
sebaliknya, mereka memahami Musa dengan lebih baik.
Juga tidak pernah mereka memeluknya dengan begitu se-
penuh hati seperti sekarang sesudah mereka diajar untuk
memandangnya sebagai guru yang membawa mereka ke-
pada Kristus.namun bahkan orang-orang Yahudi yang per-
caya, setelah mendapat gagasan ini tentang Paulus, bahwa
ia yaitu musuh Musa, dan mungkin terlalu perhatian
pada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, jauh menjadi
lebih geram terhadapnya. Hamba-hamba Tuhan dan para
penatua yang hadir di sini, mengasihi dan menghormati
dia, menyetujui apa yang dilakukannya, dan menyebutnya
saudara.namun orang banyak hampir tidak bisa dibuat ber-
pikiran baik tentang dia. Sebab sudah pasti bahwa orang
yang paling tidak bijak yaitu orang yang paling suka
menghakimi. Orang yang pikirannya lemah, mudah men-
jadi panas. Mereka tidak bisa membedakan ajaran Paulus
sebagaimana mestinya, dan oleh sebab itu menghakimi-
nya begitu saja, sebab tidak tahu.
926
4. Oleh sebab itu, mereka ingin agar Paulus, yang sekarang su-
dah ada di Yerusalem, menyatakan secara terbuka bahwa tu-
duhan terhadap dirinya itu salah, dan bahwa ia tidak meng-
ajar orang untuk meninggalkan Musa dan melanggar adat
kebiasaan jemaat Yahudi, sebab ia sendiri tetap menjaga agar
adat kebiasaan itu dipakai.
(1) Mereka menyimpulkan bahwa sesuatu harus dilakukan:
Jadi bagaimana sekarang? Apa yang harus dilakukan?
Orang banyak akan mendengar, bahwa engkau telah da-
tang ke kota. Hal ini selalu membuat tidak nyaman orang-
orang terkenal, bahwa kedatangan dan kepergian mereka
diperhatikan lebih dibandingkan orang lain, dan akan dibicara-
kan, oleh sebagian dengan maksud baik dan oleh sebagian
yang lain dengan maksud buruk. jika mereka mende-
ngar bahwa engkau ada di sini, mereka pasti datang ber-
kumpul (ay. 22, KJV). Mereka akan berharap bahwa kami
akan memanggil mereka untuk berkumpul, merundingkan
apakah kami harus membolehkan engkau berkhotbah di
antara kami sebagai seorang saudara atau tidak. Atau, me-
reka akan berkumpul dengan berharap akan mendengar
engkau. Sekarang, sesuatu harus dilakukan untuk memu-
askan mereka bahwa Paulus tidak mengajar orang untuk
meninggalkan Musa, dan mereka memandang ini penting,
[1] Demi Paulus, supaya nama baiknya dibersihkan, dan
supaya orang baik tidak menyandang cela apa pun, ti-
dak pula orang yang begitu berguna bekerja di bawah
tekanan yang dapat menghambat pekerjaannya.
[2] Demi orang banyak, supaya mereka tidak terus berpra-
sangka buruk terhadap orang yang begitu baik, atau ke-
hilangan keuntungan dari pelayanannya sebab pra-
sangka-prasangka buruk itu.
[3] Demi diri mereka sendiri, supaya, sebab tahu bahwa
sudah menjadi kewajiban mereka untuk mengakui Pau-
lus, perbuatan mereka tidak berbalik menjadi cela bagi
mereka sendiri di antara orang-orang yang harus me-
reka jaga.
(2) Mereka memberi satu kesempatan baik yang bisa di-
manfaatkan Paulus untuk membersihkan namanya: Laku-
Kitab Kisah Para Rasul 21:15-26
927
kanlah apa yang kami katakan ini, dengarkanlah nasihat
kami dalam hal ini. Di antara kami ada empat orang, orang-
orang Yahudi yang percaya, dari jemaat kita sendiri, dan
mereka bernazar, untuk menjadi orang nazir selama bebe-
rapa waktu. Waktu mereka sekarang sudah habis (ay. 23),
dan mereka harus mempersembahkan korban sesuai de-
ngan hukum Taurat, yaitu mencukur rambut kenaziran,
mempersembahkan seekor domba jantan sebagai korban
bakaran, seekor domba betina untuk korban penghapus
dosa, dan seekor domba jantan untuk korban keselamatan,
beserta korban-korban lain yang harus mereka penuhi (Bil.
6:13-20). Banyak orang dulu melakukan ini secara ber-
sama-sama, saat nazar mereka berakhir pada waktu yang
hampir bersamaan, dengan tujuan baik supaya lebih cepat
maupun lebih khidmat. Nah, sebab Paulus bahkan hingga
saat itu mematuhi hukum Taurat sampai-sampai ia ber-
nazar seorang nazir, dan menandakan berakhirnya nazar
itu dengan mencukur kepalanya di Kengkrea (18:18), se-
suai dengan kebiasaan orang-orang yang tinggal jauh dari
Bait Tuhan , maka mereka ingin agar dia berbuat sedikit le-
bih jauh, dan bergabung dengan keempat orang ini dalam
mempersembahkan korban-korban orang nazir: Lakukan-
lah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka sesuai
hukum. Dan janganlah sungkan bukan hanya untuk mela-
kukan itu, melainkan juga untuk menjaga mereka, dengan
membeli korban-korban untuk kesempatan yang khidmat
ini, dan bergabung bersama-sama mereka dalam memper-
sembahkan korban-korban itu. Hal ini, menurut mereka,
akan berhasil menghentikan mulut para pemfitnah, dan se-
mua orang akan diyakinkan bahwa cerita itu bohong, bah-
wa Paulus bukanlah seorang yang mereka sangkakan, tidak
mengajar orang-orang Yahudi untuk melepaskan hukum
Musa,namun bahwa ia sendiri, sebagai orang Yahudi asli,
hidup sesuai peraturan, dan taat hukum. Maka semuanya
akan beres.
5. Mereka memberi sanggahan bahwa perbuatan ini sama
sekali tidak melanggar keputusan yang baru-baru ini dibuat,
yang mendukung bangsa-bangsa bukan-Yahudi yang bertobat.
Tidak pula mereka bermaksud sedikit pun dengan jalan ini
928
untuk merampas kebebasan yang sudah diberikan kepada
orang-orang itu (ay. 25): Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain,
yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-ke-
putusan kami, dan kami bertekad memegangnya dengan teguh,
yaitu mereka harus menjauhkan diri dari hal-hal yang demi-
kian. Kami tidak ingin mereka terikat sedikit pun oleh hukum
keupacaraan,namun hanya supaya mereka menjauhkan diri
dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari da-
rah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan.
Tetapi janganlah mereka terikat pada korban-korban dan pen-
tahiran orang-orang Yahudi, atau ibadah dan upacara-upacara
mereka. Mereka tahu betapa dengan giat Paulus mempertahan-
kan kebebasan orang-orang bukan-Yahudi yang bertobat, dan
sebab itu dengan tegas membuat perjanjian untuk tetap meme-
gangnya dengan teguh. Sejauh inilah yang mereka usulkan.
V. Inilah bagaimana Paulus menuruti nasihat mereka. Ia bersedia
memuaskan hati mereka dalam hal ini. Meskipun tidak bisa di-
bujuk untuk tidak pergi ke Yerusalem, namun, saat ada di
sana, ia mau melakukan apa yang mereka lakukan di sana (ay.
26). Paulus membawa orang-orang itu, seperti yang mereka saran-
kan, dan pada hari berikutnya, mentahirkan diri bersama-sama
dengan mereka, dan bukan dengan orang banyak atau orang ra-
mai, seperti yang dimintanya sendiri (24:18). Ia lalu masuk ke Bait
Tuhan , seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi lain yang saleh,
yang datang ke sana untuk maksud serupa, untuk menandakan
genapnya hari-hari pentahiran dengan menghadap para imam.
Dalam berbuat demikian, mereka ingin agar sang imam menetap-
kan suatu waktu untuk mempersembahkan korban bagi setiap
orang dari mereka, satu korban untuk satu orang. Ainsworth,
dalam menafsirkan Bilangan 6:18, mengutip penjelasan Maimo-
nides (seorang filsuf Yahudi pen.) mengenai hal ini: Jika orang
berkata, padaku ada sebagian dari persembahan korban orang
nazir, atau, padaku ada sebagian dari cukur rambut orang nazir,
maka ia membawa setengah dari korban persembahan orang nazir
yang dipilihnya, dan orang nazir itu membayar korbannya dari apa
yang dimiliki oleh orang itu. Demikian pula yang dilakukan Paulus
di sini. Ia menyumbangkan apa yang menjadi nazarnya kepada
korban-korban persembahan orang-orang nazir ini, dan menurut
Kitab Kisah Para Rasul 21:15-26
929
sebagian orang ia mengikat diri pada hukum orang nazir, dan
pada kewajiban untuk mengikuti ibadah di Bait Tuhan dengan
puasa dan doa selama tujuh hari, tanpa mempersembahkan kor-
ban itu sebelumnya, seperti yang ditunjukkannya kepada imam.
Nah, sering dipertanyakan apakah Yakobus dan para penatua
berbuat baik dalam menasihati Paulus seperti ini, dan apakah ia
berbuat baik dalam mengikutinya.
1. Ada orang mempersalahkan kepatuhan Paulus dalam kesem-
patan ini, sebagai perbuatan yang terlalu memanjakan orang-
orang Yahudi dalam kesetiaan mereka terhadap hukum ke-
upacaraan, dan mematahkan semangat orang-orang yang ber-
diri teguh dalam kebebasan yang telah dianugerahkan Kristus
kepada mereka. Tidak cukupkah Yakobus dan para penatua di
Yerusalem membiarkan kesalahan ini pada orang-orang Yahudi
sendiri yang sudah bertobat? Haruskah mereka juga membu-
juk Paulus untuk membolehkan mereka melakukannya? Sete-
lah memberi tahu Paulus betapa giatnya orang-orang Yahudi
yang percaya menjalankan hukum Taurat, jika mereka meng-
inginkannya, mereka yang oleh Tuhan sudah dianugerahi karu-
nia-karunia yang amat baik seperti itu, tidakkah lebih baik
Yakobus dan para penatua di Yerusalem itu bersusah payah
meyakinkan orang-orang sebangsa mereka sendiri akan kesa-
lahan mereka, dan menunjukkan kepada mereka bahwa mere-
ka dibebaskan dari hukum Taurat melalui pernikahan mereka
dengan Kristus? (Rm. 7:4). Mendesak Paulus untuk men-
dorong mereka melakukannnya melalui teladannya tampak
lebih mengandalkan hikmat duniawi dibandingkan anugerah Tuhan .
Tentu saja Paulus tahu apa yang harus ia lakukan lebih baik
dibandingkan yang bisa mereka ajarkan kepadanya. Namun,
2. Sebagian yang lain berpikir bahwa nasihat itu bijaksana dan
baik, dan dengan mengikuti nasihat itu, Paulus bisa dibenar-
kan, melihat keadaannya. Sudah menjadi pedoman hidup Pau-
lus, bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, su-
paya aku memenangkan orang-orang Yahudi (1Kor. 9:20). Ia
sudah menyunat Timotius, untuk menyenangkan orang-orang
Yahudi. Meskipun tidak mau terus-menerus menjalankan hu-
kum keupacaraan, namun, untuk mendapat kesempatan ber-
buat baik, dan untuk menunjukkan seberapa jauh ia bisa me-
nurut, adakalanya ia mau pergi ke Bait Tuhan dan ikut mem-
930
persembahkan korban-korban di sana. Mereka yang lemah
iman harus ditopang, sedang mereka yang merendahkan
iman harus ditentang. Memang benar, kepatuhan Paulus ini
berakibat buruk padanya, sebab apa yang diharapkan bisa
menenangkan orang-orang Yahudi justru membuat mereka ge-
ram, dan menyeretnya ke dalam masalah. Namun, ini saja ti-
dak cukup kita jadikan alasan untuk terus mengutuk perbuatan
itu. Bisa saja Paulus berbuat baik, namun menderita sebab -
nya.namun mungkin Tuhan yang bijaksana mengesampingkan
baik nasihat mereka maupun kepatuhan Paulus terhadapnya
demi memenuhi suatu tujuan yang lebih baik dibandingkan yang
dimaksudkan. Sebab kita memiliki alasan untuk berpikir
bahwa jika orang-orang Yahudi yang percaya, yang telah
berusaha dengan semangat mereka untuk menjalankan hu-
kum Taurat supaya mereka dipandang baik oleh orang-orang
Yahudi yang tidak percaya, melihat betapa biadabnya mereka
memperlakukan Paulus (yang berusaha berbuat baik kepada
mereka), maka dengan jalan ini mereka lebih diasingkan dari
hukum keupacaraan dibandingkan yang bisa terjadi melalui ban-
tahan-bantahan yang paling tajam atau kata-kata yang paling
menyentuh perasaan. Mereka melihatnya sia-sia mencoba me-
nyenangkan orang yang tidak akan senang dengan apa-apa se-
lain dengan membasmi Kekristenan. Dengan berhati jujur dan
lurus, hidup kita lebih terlindungi dibandingkan dengan menye-
suaikan diri secara sembunyi-sembunyi. Dan jika kita
mempertimbangkan betapa Yakobus dan para penatua harus
bersusah payah sebab nya, maka setelah merenungkannya
kembali, bahwa dengan nasihat mereka, mereka sudah mem-
bawa masalah bagi Paulus, seharusnya ini menjadi peringatan
bagi kita untuk tidak mendesak orang lain untuk membantu
kita dengan menyuruh mereka melakukan apa saja yang ber-
tentangan dengan pikiran mereka sendiri.
Paulus Ditangkap di Bait Tuhan ;
Kegemparan di Yerusalem
(21:27-40)
27 saat masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi
yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Tuhan , lalu mereka meng-
hasut rakyat dan menangkap dia, 28 sambil berteriak: Hai orang-orang
Kitab Kisah Para Rasul 21:27-40
931
Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk
menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan
sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Tuhan dan me-
najiskan tempat suci ini! 29 Sebab mereka telah melihat Trofimus dari Efesus
sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka,
bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Tuhan . 30 Maka gemparlah se-
luruh kota, dan rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan me-
nyeretnya keluar dari Bait Tuhan dan se saat itu juga semua pintu gerbang
Bait Tuhan itu ditutup. 31 Sementara mereka merencanakan untuk membu-
nuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem
gempar. 32 Kepala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan
perwira-perwira dan maju mendapatkan orang banyak itu. saat mereka
melihat dia dan prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus. 33
Kepala pasukan itu mendekati Paulus, menangkapnya dan menyuruh meng-
ikat dia dengan dua rantai, lalu bertanya siapakah dia dan apakah yang telah
diperbuatnya. 34namun dari antara orang banyak itu ada yang meneriakkan
kepadanya ini, ada pula yang meneriakkan itu. Dan oleh sebab keributan
itu ia tidak dapat mengetahui apakah yang sebenarnya terjadi. Sebab itu ia
menyuruh membawa Paulus ke markas. 35 saat sampai ke tangga Paulus
terpaksa didukung prajurit-prajurit sebab berdesak-desaknya orang banyak,
36 yang berbondong-bondong mengikuti dia, sambil berteriak: Enyahkanlah
dia! 37 saat Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada
kepala pasukan itu: Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu? Jawab-
nya: Tahukah engkau bahasa Yunani? 38 Jadi engkau bukan orang Mesir
itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat
ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun? 39 Paulus menjawab: Aku
yaitu orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia;
aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu. 40
Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di
tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu; saat sua-
sana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa
Ibrani, katanya:
Di sini kita mendapati Paulus ditawan, yang kesudahannya tidak
akan pernah kita lihat. Sebab setelah ini dia entah diseret dari satu
penjara ke penjara lain, atau diabaikan begitu saja, pertama-tama di
satu penjara, kemudian di penjara lain, dan tidak bisa dipersidang-
kan atau ditebus. jika kita baru mulai melihat masalah, kita tidak
tahu entah berapa lama masalah itu akan berlanjut atau bagaimana
itu akan berakhir.
I. Di sini kita mendapati Paulus ditangkap, dan dibelenggu.
1. Ia ditangkap di Bait Tuhan , saat sedang mengikuti ibadah
pada hari-hari pentahiran, dan ibadah-ibadah lain pada hari-
hari itu (ay. 27). Sebelumnya ia amat dikenal di Bait Tuhan , te-
tapi sebab sekarang ia sudah begitu lama bepergian ke negeri-
negeri jauh, maka ia menjadi orang asing di sana, sehingga
baru saat masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir ia diper-
932
hatikan oleh orang-orang yang berniat jahat padanya. Di Bait
Tuhan , di mana seharusnya ia terlindungi, seperti di dalam tem-
pat kudus, ia dengan cara yang teramat kasar dikepung oleh
orang-orang yang berbuat sekuat tenaga untuk mencampur-
kan darahnya dengan korban-korban persembahannya. Dan
ini terjadi di Bait Tuhan , di mana ia seharusnya disambut se-
bagai salah satu hiasan termegah yang pernah ada di sana se-
jak Tuhan atas Bait itu meninggalkannya. Bait Tuhan , yang
pura-pura mereka bela dengan mati-matian, mereka cemarkan
sendiri seperti itu. Demikianlah, lebih dibandingkan yang lain, je-
maat dicemarkan oleh para pengikut gereja tertentu yang suka
menganiaya, dengan mengatasnamakan gereja dan kepenting-
annya.
2. Orang yang memata-matai dia yaitu orang-orang Yahudi dari
Asia, bukan dari Yerusalem. Mereka ini yaitu orang-orang
Yahudi perantauan, yang paling baik mengenalnya, dan paling
kesal terhadapnya. Mereka yang dengan sendirinya jarang da-
tang beribadah di Bait Tuhan di Yerusalem,namun puas tinggal
di tempat yang jauh dari situ, demi mengejar keuntungan-
keuntungan pribadi, justru tampak paling bersemangat mem-
bela Bait Tuhan , seolah-olah dengan berbuat demikian mereka
bisa menebus pengabaian mereka selama ini terhadapnya,
yang sudah tumbuh menjadi kebiasaan.
3. Cara yang mereka pakai yaitu menggalang kumpulan orang
banyak, dan memanas-manasi mereka untuk melawannya.
Mereka tidak pergi menghadap imam besar, atau hakim-hakim
kota, dengan membawa tuduhan mereka (mungkin sebab
tahu bahwa mereka tidak akan mendapat izin dari orang-
orang itu).namun mereka menghasut rakyat, yang pada saat itu
sudah pada puncaknya ingin berbuat kegemparan dan pem-
berontakan, kerusuhan dan keberingasan. Yang paling cocok
dipakai untuk melawan Kristus dan Kekristenan yaitu me-
reka yang paling sedikit dikendalikan oleh akal budi dan paling
banyak dikendalikan oleh hawa nafsu. Oleh sebab itulah Pau-
lus menggambarkan para penganiaya Yahudi sebagai orang-
orang yang bukan hanya jahat, melainkan juga membabi buta
dan tidak masuk akal.
4. Alasan-alasan yang mereka pakai untuk memanas-manasi
orang banyak melawan Paulus dipercayai begitu saja, walau-
Kitab Kisah Para Rasul 21:27-40
933
pun sangat keliru dan tidak adil. Mereka berteriak, Hai orang-
orang Israel, tolong! Jika kalian memang orang Israel, orang
Yahudi sejati, yang peduli terhadap Bait Tuhan dan bangsa
kalian, sekaranglah waktunya kalian menunjukkan itu, de-
ngan membantu menangkap musuh bagi keduanya. Demi-
kianlah mereka berteriak-teriak terhadap dia seperti terhadap
pencuri (Ayb. 30:5), atau seperti terhadap anjing gila. Perhati-
kanlah, musuh-musuh Kekristenan, sebab tidak pernah bisa
membuktikan Kekristenan itu sebagai sesuatu yang jahat,
selalu amat giat, entah secara benar atau salah, mencemarkan
namanya, dan dengan demikian melindasnya dengan kema-
rahan dan teriakan. Sudah sepantasnya orang-orang Israel
menolong Paulus, yang sudah memberitakan Dia yang meru-
pakan kemuliaan begitu besar bagi umat-Nya Israel. Namun,
kemarahan rakyat membuat orang-orang sudah tidak menjadi
orang Israel lagi, selain membantu melawan Paulus. Ini seperti
orang yang teriak maling, atau seperti Atalya yang berseru,
khianat, khianat. Kosongnya kebenaran diisi dengan teriakan.
5. Mereka menuduh Paulus baik atas ajaran maupun perbuat-
annya yang buruk, dan kedua-duanya melawan upacara iba-
dah Musa.
(1) Mereka menuduh dia mengajarkan ajaran yang buruk. Bu-
kan saja bahwa ia sendiri memiliki pendapat-pendapat
yang rusak, melainkan juga bahwa ia mengutarakan dan
menyebarkannya, meskipun bukan di sini di Yerusalem,
melainkan di tempat-tempat lain, bahkan di semua tempat
lain, ia mengajar semua orang, di mana-mana. Begitu de-
ngan lihai kejahatan itu dibesar-besarkan, seolah-olah, ka-
rena seorang pengkhotbah keliling, ia selalu ada di mana-
mana: Dengan segenap kemampuannya ia menyebarkan
pemikiran-pemikiran yang terkutuk dan sesat,
[1] Menentang orang-orang Yahudi. Ia mengajar bahwa orang-
orang Yahudi dan bukan-Yahudi berdiri sama tinggi di
hadapan Tuhan , dan hal bersunat atau tidak bersunat tidak
memiliki sesuatu arti. Bahkan, ia mengajar melawan
orang-orang Yahudi yang tidak percaya bahwa mereka
ditolak (dan sebab itu telah memisahkan diri dari me-
reka dan rumah ibadah mereka). Ini ditafsirkan sebagai
934
berbicara melawan seluruh bangsa itu, seolah-olah tidak
ada keraguan bahwa merekalah orang-orang itu, dan ber-
sama-sama mereka hikmat akan mati (Ayb. 12:2), sedang-
kan Tuhan , meskipun sudah membuang mereka, tidak me-
nolak umat-Nya (Rm. 11:1). Mereka yaitu Lo-Ami, bukan
umat-Ku (Hos. 1:9), namun berpura-pura sebagai satu-
satunya umat. Yang biasanya tampak paling gigih mem-
bela nama jemaat yaitu mereka yang menjadi anggota
jemaat dengan sekadar mencantumkan nama.
[2] Menentang hukum Taurat. Dengan mengajar orang un-
tuk percaya kepada Injil sebagai tujuan akhir dari hu-
kum Taurat, dan kesempurnaannya, ia dianggap mem-
beritakan ajaran melawan hukum Taurat. Padahal ia
sama sekali tidak membuat hukum Taurat tidak berlaku,
melainkan justru menegakkannya (Rm. 3:31).
[3] Menentang tempat ini, Bait Tuhan ini. sebab mengajar
orang untuk berdoa di mana-mana, ia dicela sebagai mu-
suh Bait Tuhan , dan mungkin sebab ia sewaktu-waktu
menyebut tentang kehancuran Yerusalem dan Bait Tuhan ,
dan bangsa Yahudi, yang sudah dinubuatkan oleh Tuan-
nya. Paulus sendiri sebelumnya giat menganiaya Stefa-
nus, dan menghukum mati dia atas perkataannya yang
menajiskan tempat suci ini, dan sekarang tuduhan yang
sama diarahkan kepadanya. Dia yang dulu dimanfaatkan
sebagai alat, sekarang ditetapkan sebagai sasaran kema-
rahan dan kebencian orang-orang Yahudi.
(2) Mereka menuduh dia melakukan perbuatan-perbuatan ja-
hat. Untuk menegaskan tuduhan mereka melawan dia, ka-
rena mengajar orang menajiskan tempat suci ini, mereka
menuduh dia bahwa dia sendiri sudah menajiskannya, dan
jelas-jelas menunjukkan penghinaannya terhadap tempat
itu, serta niatnya untuk menjadikan Bait Tuhan sebagai
tempat umum. Dan sekarang ia membawa orang-orang Yu-
nani pula ke dalam Bait Tuhan , ke bagian dalam pelataran
Bait Tuhan , yang tidak diperbolehkan bagi orang tidak ber-
sunat, dengan alasan apa pun. Ada tertulis di tembok yang
menutupi pelataran dalam ini, dalam bahasa Yunani dan
Latin, orang asing yang masuk diancam hukuman mati
(Yosefus Antiq. 15.417). Paulus sendiri yaitu seorang Ya-
Kitab Kisah Para Rasul 21:27-40
935
hudi, dan berhak masuk ke pelataran orang-orang Yahudi.
Dan mereka, melihat ada beberapa orang bersamanya yang
ikut beribadah bersama dia di sana, menyimpulkan bahwa
Trofimus dari Efesus, orang bukan-Yahudi, yaitu salah
satu dari mereka. Mengapa? Apakah mereka melihatnya di
sana? Sebenarnya tidak.namun mereka pernah melihatnya
bersama Paulus di jalan, yang bukan suatu kejahatan
sama sekali, dan oleh sebab itu mereka menegaskan bahwa
ia ada bersama Paulus di pelataran dalam Bait Tuhan , yang
merupakan suatu kejahatan keji. Mereka pernah melihatnya
bersama dia di kota, dan oleh sebab itu mereka menyangka
bahwa Paulus membawanya bersama dia ke dalam Bait
Tuhan ,namun ini benar-benar keliru. Lihatlah di sini,
[1] Ketidakbersalahan tidak bisa dijadikan tameng mela-
wan fitnah dan tuduhan palsu. Bukan hal baru bahwa
orang yang berniat jujur dan bertindak sesuai aturan
dituduh melakukan sesuatu yang tidak mereka ketahui
atau pikirkan.
[2] Orang fasik menggali kejahatan, dan pergi jauh untuk
mencari bukti-bukti dari tuduhan-tuduhan mereka
yang palsu, seperti yang dilakukan orang-orang ini di
sini. sebab melihat seorang bukan-Yahudi bersama
Paulus di kota, mereka begitu saja menyimpulkan bahwa
ia ada bersama dia di dalam Bait Tuhan . Ini memang pe-
tunjuk yang diada-adakan, namun dengan petunjuk-pe-
tunjuk yang tidak adil dan tidak berdasar seperti itulah
orang-orang fasik berpikir dapat membenarkan diri da-
lam kegeraman-kegeraman mereka yang paling biadab
melawan orang-orang mulia di bumi.
[3] Biasa bagi orang yang penuh kebencian untuk meng-
ada-ada sesuatu melawan orang bijak dan baik. Mereka
menyangka bahwa dengan berbuat demikian orang yang
bijak dan baik berutang budi pada mereka dan mereka
pun bisa mengambil muka di hadapan orang itu. Paulus
menyangka bahwa ia akan dipandang baik oleh mereka
dengan pergi ke Bait Tuhan , sebab ia belum pernah difit-
nah seperti itu oleh mereka. Begitulah cerdiknya orang
jahat. Sebagai balasan terhadap kasihku mereka me-
nuduh aku (Mzm. 109:4; 69:11).
936
II. Kita mendapati Paulus terancam bahaya akan dihajar habis-ha-
bisan oleh gerombolan orang banyak. Mereka tidak mau bersusah
payah menghadapkannya kepada imam besar atau Mahkamah
Agama. Cara ini berputar-putar: penjatuhan hukuman pasti akan
sesuai dengan tuntutannya, semuanya sudah berjalan dengan ti-
dak adil dan tidak teratur. Mereka tidak bisa membuktikan keja-
hatan yang diperbuatnya, dan sebab itu tidak berani memperka-
rakan dia dengan adil. Bahkan, begitu hausnya mereka akan da-
rah Paulus sehingga mereka tidak bisa bersabar menunggu mem-
perkarakan dia sesuai jalur hukum, meskipun mereka sangat ya-
kin akan menang. Dan sebab itu, seperti orang yang tidak takut
akan Tuhan dan tidak pula memperhatikan manusia, mereka ber-
tekad untuk menghajarnya dengan segera.
1. Seluruh kota menjadi gempar (ay. 30). Meskipun orang banyak
tidak menunjukkan hidup kudus, mereka sangat menghormati
tempat suci itu. Dan saat mendengar teriakan-teriakan dari
Bait Tuhan , mereka segera bersiap-siap, bertekad untuk berdiri
membelanya dengan harta dan nyawa. Maka gemparlah selu-
ruh kota, saat mereka dipanggil dari Bait Tuhan , Hai orang-
orang Israel, tolong! Mereka berbuat banyak kekerasan seolah-
olah keluhan yang dulu terdengar itu disuarakan kembali
(Mzm. 79:1), Ya Tuhan , bangsa-bangsa lain telah masuk ke da-
lam tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu. Semangat yang
ditunjukkan orang-orang Yahudi untuk Bait Tuhan ini persis
seperti semangat yang ditunjukkan orang-orang Efesus untuk
kuil dewi Artemis, saat Paulus dinyatakan sebagai musuh-
nya (19:29): Seluruh kota menjadi kacau.namun Tuhan sama
sekali tidak menganggap diri-Nya dihormati oleh orang-orang
yang mau berbuat kacau dengan dalih membela Dia, dan
yang, walaupun berpura-pura berbuat untuk Dia, sebenarnya
bertindak dengan begitu biadab dan kasar.
2. Mereka menyeret Paulus keluar dari Bait Tuhan , dan menutup
pintu di antara pelataran luar dan pelataran dalam Bait Tuhan ,
atau mungkin pintu-pintu gerbang di pelataran luar. Dalam
menyeret dia dengan marah dari Bait Tuhan ,
(1) Mereka menunjukkan kebencian sejadi-jadinya terhadap
Paulus sebagai orang yang tidak pantas menderita di Bait
Tuhan , atau menyembah di sana, atau dipandang sebagai
Kitab Kisah Para Rasul 21:27-40
937
anggota bangsa Yahudi. Korban persembahannya seolah-
olah dianggap sebagai suatu kekejian.
(2) Mereka berpura-pura menghormati Bait Tuhan , seperti Yo-
yada yang baik, yang tidak mau Atalya dibunuh di rumah
TUHAN (2Raj. 11:15). Lihatlah betapa ganjilnya orang-orang
fasik ini. Mereka mengutuk Paulus sebab menarik orang
keluar dari Bait Tuhan , namun, saat ia sendiri sedang
khusyuk beribadah di Bait Tuhan , mereka menariknya ke-
luar dari sana. Para petugas Bait Tuhan menutup pintu-pintu
itu,
[1] Supaya Paulus tidak menemukan cara untuk kembali
dan memegang tanduk-tanduk mezbah, dan dengan de-
mikian berlindung di balik tempat suci itu dari kema-
rahan mereka. Atau lebih tepatnya,
[2] Supaya orang banyak, dengan masuk berbondong-bon-
dong, tidak terkumpul semuanya di dalam Bait Tuhan ,
dan melampiaskan kemarahan mereka di sana, yang
akan menajiskan tempat suci itu. Orang yang tidak
menghiraukan hati nurani dalam melakukan perbuatan
yang begitu jahat seperti membunuh orang baik sebab
ia berbuat baik, ingin dianggap tidak mau melakukannya
di tempat suci, atau pada perayaan suci: Jangan di Bait
Tuhan , seperti mereka yang berkata, jangan pada waktu
perayaan.
3. Mereka berusaha untuk membunuhnya (ay. 31), sebab mereka
memukuli dia (ay. 32), dengan niat untuk memukulinya secara
bertubi-tubi sampai mati, suatu hukuman yang diperbolehkan
oleh para ulama Yahudi dalam beberapa kasus (yang sama
sekali tidak membuat bangsa mereka terpuji), dan disebut
memukul pemberontak. Sekarang Paulus, seperti seekor domba,
dilemparkan ke dalam kandang singa, dan menjadi mangsa
empuk bagi mereka. Namun, tidak diragukan lagi, ia tetap
pada pendiriannya sama seperti saat ia berkata, sebab aku
ini rela bukan saja untuk diikat,namun juga untuk mati di Yeru-
salem, mati dengan cara yang begitu mengerikan.
938
III. Di sini kita mendapati Paulus diselamatkan dari tangan musuh-
musuhnya yang yaitu orang-orang Yahudi oleh seorang musuh-
nya yang yaitu seorang Romawi.
1. Kegemparan yang terjadi, dan orang banyak yang mengamuk,
dikabarkan kepada kepala pasukan, kepala gubernur istana,
atau, siapa pun dia yang pada saat itu menjabat sebagai ko-
mandan pasukan Romawi yang bermarkas di Yerusalem. Sese-
orang yang tidak begitu peduli pada Paulus, melainkan terlebih
pada ketenteraman dan keamanan warga, memberitahukan
masalah ini kepada sang komandan, yang selalu mengawasi
dengan cemburu dan jeli orang-orang Yahudi yang suka me-
ngacau ini. Dan dialah orang yang akan dipakai sebagai alat
untuk menyelamatkan nyawa Paulus, saat tak seorang pun
temannya bisa membantu dia.
2. Sang tribun, atau kepala pasukan itu, mengerahkan pasukan-
nya secepat mungkin, dan pergi menghalau orang banyak: Ke-
pala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan
perwira-perwira, dan maju mendapatkan orang banyak itu.
Pada saat perayaan sekarang ini, seperti pada saat-saat yang
khidmat, para penjaga berjaga-jaga, dan pasukan lebih siap
sedia dibandingkan pada waktu-waktu lain, dan dengan demi-
kian ia bisa memanggil mereka kapan saja. Dan ia segera maju
mendapatkan orang banyak itu, sebab pada saat-saat seperti
itu, menunda waktu akan mengundang bahaya. Pemberontakan
harus dihancurkan sejak awal, supaya jangan sampai menjadi
tidak terkendali.
3. Dengan melihat panglima Romawi saja, orang banyak itu su-
dah ketakutan memukuli Paulus. Sebab mereka tahu bahwa
mereka melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka benarkan,
dan terancam akan dituntut pertanggungjawaban atas kegem-
paran pada hari ini, seperti yang dikatakan seorang panitera
kota kepada orang-orang Efesus sebelum kejadian ini. Per-
buatan mereka ini terhalang oleh kekuatan Romawi, padahal
seharusnya perbuatan mereka itu dicegah oleh keadilan Tuhan
dan kengerian terhadap murka-Nya. Perhatikanlah, Tuhan se-
ring kali membuat bumi membantu sang perempuan (Why.
12:16), dan mereka yang tidak menyayangi umat-Nya justru
dijadikan sebagai pelindung umat-Nya. Mereka hanya merasa
kasihan pada orang-orang yang menderita, dan hanya peduli
Kitab Kisah Para Rasul 21:27-40
939
pada ketenteraman umum. Sang gembala bahkan memakai
anjing-anjingnya untuk melindungi domba-dombanya. Ini per-
bandingan yang dibuat Streso. Lihatlah di sini bagaimana
orang-orang fasik ini menjadi ketakutan melihat kepala pasukan
itu. Sebab raja yang bersemayam di atas kursi pengadilan da-
pat mengetahui segala yang jahat dengan matanya. Kepala
pasukan membawa Paulus ke dalam tahanan. Kepala pasukan
itu menyelamatkan Paulus bukan sebab ia peduli padanya,
dengan menganggapnya tidak bersalah, melainkan sebab ia
peduli pada keadilan, sebab Paulus tidak boleh dihukum mati
tanpa disidangkan. Itu juga sebab ia tidak tahu betapa peme-
rintahan Romawi berada dalam bahaya jika main hakim sen-
diri seperti itu tidak segera ditekan, atau apa yang bisa dilaku-
kan orang banyak yang marah setelah mereka menyadari ke-
kuatan mereka sendiri. Oleh sebab itulah si kepala pasukan
mengambil Paulus dari tangan orang banyak dan menyerah-
kannya ke tangan hukum (ay. 33): Kepala pasukan menang-
kapnya dan menyuruh mengikat dia dengan dua rantai, supaya
orang banyak puas bahwa ia tidak bermaksud untuk melepas-
kannya, melainkan untuk memeriksanya. Sebab ia lalu berta-
nya kepada mereka yang begitu ingin menghajarnya siapakah
dia dan apakah yang telah diperbuatnya. Diambilnya Paulus
dengan paksa dari tangan orang banyak ini, meskipun ada
banyak alasan untuk itu, dituduh mereka sebagai kejahatan
yang diperbuat oleh si kepala pasukan itu (24:7):namun kepala
pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan
kekerasan dari tangan kami, yang menyinggung penyelamatan
ini, seperti yang tampak dengan membandingkannya dengan
pasal 23:27-28, di mana si kepala pasukan memberi pen-
jelasan mengenai peristiwa itu kepada Feliks.
IV. Kesempatan yang diberikan oleh si kepala pasukan itu, dengan
susah payah, supaya Paulus dapat membela diri. Melawan gerom-
bolan orang banyak di sini sebenarnya sama saja dengan melawan
deru angin dan ombak. Namun, Paulus langsung memanfaatkan
kebebasan berbicara yang diberikan kepadanya untuk membela
diri di hadapan mereka.
1. Kita tidak pernah tahu apa yang akan dilakukan orang ba-
nyak, sebab saat kepala pasukan bertanya mengenai Paulus,
940
sebab mungkin belum pernah mendengar namanya sebelum-
nya (betapa orang besar yaitu orang asing bagi para pemuka
di bumi, dan bagi orang yang ingin menjadi seperti itu), ada
yang meneriakkan kepadanya ini, ada pula yang meneriakkan
itu. Dengan demikian, mustahil bagi kepala pasukan untuk
mengetahui pikiran mereka, sebab sebenarnya mereka tidak
tahu apa yang dipikirkan orang lain atau bahkan yang mereka
pikirkan sendiri, sebab setiap orang berlagak berbicara me-
wakili semua yang lainnya. Orang yang mau mendengar fitnah
rakyat banyak tidak akan tahu sesuatu dengan pasti, sama
seperti pembangun-pembangun menara Babel, saat bahasa
mereka dikacaukan.
2. Tidak ada yang bisa meredam kemarahan dan kegeraman orang
banyak, sebab saat kepala pasukan menyuruh membawa Pau-
lus ke markas, menara Antonia, markas para prajurit Romawi,
dekat Bait Tuhan , para prajurit itu sendiri harus bersusah payah
menyelamatkannya dari keributan rakyat, sebab orang banyak
begitu beringas (ay. 35): saat sampai ke tangga, menuju ke
istana, para prajurit terpaksa mengangkat dan menggotong dia
(yang dengan mudah bisa mereka lakukan, sebab Paulus
bertubuh kecil dan lemah), untuk menjauhkan dia dari orang
banyak, yang akan segera menghajarnya habis-habisan jika
bisa. sebab tidak bisa menangkapnya dengan tangan kejam,
mereka mengikuti dia dengan membidikkan kata yang pahit
seperti panah: Mereka berbondong-bondong mengikuti dia, sam-
bil berteriak: Enyahkanlah dia! (ay. 36). Lihatlah bagaimana
orang-orang dan perkara-perkara yang paling baik sering kali
dikalahkan oleh keributan rakyat. Demikian pula yang terjadi
dengan Kristus, saat orang banyak berteriak, Salibkan Dia,
salibkan Dia, meskipun mereka tidak bisa mengatakan keja-
hatan apa yang telah dilakukan-Nya. Keluarkanlah Dia dari
negeri orang hidup! (begitu para penulis kuno menguraikan
seruan mereka itu), usirlah Dia dari dunia!
3. Paulus pada akhirnya meminta izin dari kepala pasukan un-
tuk berbicara dengannya (ay. 37): saat Paulus hendak dibawa
masuk ke markas, dengan ketenangan dan kesabaran yang
besar dalam dirinya, serta kelembutan dan hormat yang besar
kepada orang-orang di sekitarnya, ia berkata kepada kepala
pasukan itu: Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?
Kitab Kisah Para Rasul 21:27-40
941
Tidakkah kurang ajar, atau melanggar hukum, jika aku mem-
berikan penjelasan kepadamu tentang diriku sendiri, sebab
para penuntutku tidak dapat memberi penjelasan tentang
aku? Sungguh pertanyaan yang sederhana dan penuh keren-
dahan hati! Paulus tahu bagaimana berbicara kepada para pem-
besar, dan sudah berkali-kali ia berbicara kepada para atasan-
nya. Namun, dengan rendah hati ia meminta izin untuk ber-
bicara kepada kepala pasukan ini, dan tidak mau berbicara
sampai ia diperbolehkan: Bolehkah aku mengatakan sesuatu
kepadamu?
4. Kepala pasukan memberi tahu Paulus apa yang dipikirkannya
tentang dia: Tahukah engkau bahasa Yunani? Aku terkejut
mendengar engkau berbicara bahasa orang terpelajar. Jadi
engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan
pemberontakan? Orang-orang Yahudilah yang menimbulkan
pemberontakan,namun kemudian mengatur supaya orang me-
nyangka bahwa Pauluslah yang memberi mereka kesempatan
untuk melakukan itu, dengan memulainya terlebih dahulu.
Sebab mungkin sebagian dari mereka membisik-bisikkan hal
ini ke telinga kepala pasukan itu. Lihatlah betapa orang ba-
nyak mendengar tuduhan-tuduhan yang salah dan jahat me-
ngenai orang-orang dan hamba-hamba Tuhan yang baik,namun
mereka tidak mau repot-repot meluruskan kesalahan itu.
Tampaknya, pada waktu itu baru saja timbul pemberontakan
di suatu tempat di negeri itu, yang dipimpin oleh seorang
Mesir, yang menganggap diri sebagai nabi. Yosefus menyebut-
kan cerita ini, bahwa seorang Mesir membentuk sebuah go-
longan pemberontak, dan berjanji kepada orang banyak bahwa
mereka akan menyaksikan runtuhnya tembok Yerusalem dari
Bukit Zaitun, dan bahwa mereka harus memasuki kota itu
setelah tembok runtuh. Kepala pasukan itu berkata di sini
bahwa orang Mesir itu melarikan empat ribu orang pengacau
bersenjata ke padang gurun yang terdiri dari para bajingan,
bandit, perampok, dan pembunuh. Betapa merosotnya bangsa
Yahudi, sehingga ditemukan begitu banyak orang seperti itu di
antara mereka, dan sehingga mereka sampai tertarik berbuat
hal-hal demikian untuk menggangu ketenteraman umum! Te-
tapi Yosefus berkata bahwa Feliks kepala pasukan Romawi
keluar menyerang mereka, menewaskan empat ratus orang,
942
dan menahan dua ratus orang, dan sisanya diserakkan (Antiq.
20.171; Wars 2.263). Dan Eusebius juga berbicara tentang itu
dalam Hist. 2.20. Itu terjadi pada tahun ketiga belas pemerin-
tahan Klaudius, belum begitu lama berselang, sekitar tiga ta-
hun sebelum kejadian dengan Paulus ini. Pemimpin dari pem-
berontakan ini, kelihatannya, sudah melarikan diri, dan si
kepala pasukan menyimpulkan bahwa orang yang begitu di-
benci rakyat seperti Paulus, dan yang ditentang mereka de-
ngan teriakan-teriakan yang begitu keras, pastilah seorang to-
koh yang tidak kalah dari orang Mesir ini. Lihatlah bagaimana
orang baik rentan terhadap prasangka jahat yang disebabkan
oleh kekeliruan.
5. Paulus meluruskan kesalahan kepala pasukan itu tentang dia,
dengan memberitahukan secara khusus kepadanya siapa dia.
Dia bukan seorang gelandangan, bajingan, atau orang yang
berbuat semaunya, seperti orang Mesir itu, yang tidak bisa
mempertanggungjawabkan diri sendiri. Bukan, Aku yaitu
orang Yahudi asli, dan bukan orang Mesir. Aku orang Yahudi,
berdasarkan bangsa maupun agama. Aku dari Tarsus, kota di
Kilikia, dari orangtua yang jujur dan berpendidikan tinggi (Tar-
sus yaitu sebuah perguruan tinggi), dan selain itu, seorang
warga dari kota yang terkenal. Apakah yang dimaksudkannya
Tarsus atau Roma tidaklah pasti. Kedua-duanya bukanlah
kota yang tidak ternama, dan dia yaitu orang merdeka di
kedua-duanya. Walaupun kepala pasukan sudah mencurigai-
nya yang bukan-bukan, bahwa ia yaitu orang Mesir itu, ia
tetap tenang, tidak lantas marah dan mengutuk zaman di
mana ia hidup atau orang-orang yang harus dihadapinya. Ia
tidak membalas celaan dengan celaan,namun dengan lembut
menyangkal tuduhan itu, dan mengakui siapa dia sebenarnya.
6. Dengan rendah hati ia meminta izin dari kepala pasukan itu,
yang sedang menahan dia, untuk berbicara kepada orang
banyak. Ia tidak menuntutnya sebagai utang, meskipun itu
bisa saja dilakukannya,namun meminta sebagai suatu kebaik-
an hati, yang untuk itu ia akan berterima kasih: Aku minta, su-
paya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu.
Kepala pasukan itu menyelamatkan dia bukan dengan maksud
lain selain untuk memberi dia kesempatan berbicara untuk
membela diri. Sekarang, untuk menunjukkan bahwa kepen-
Kitab Kisah Para Rasul 21:27-40
943
tingannya tidak perlu dibela dengan kata yang muluk-muluk,
ia ingin langsung diberi izin untuk membela diri. Sebab yang
perlu dilakukan hanyalah menempatkan duduk perkaranya di
dalam terang. Tidak pula ia hanya bergantung pada baiknya
kepentingan perkaranya, melainkan juga pada baik dan setia-
nya Pelindung dia, dan pada janji-Nya kepada semua pembela-
Nya, bahwa semuanya itu akan dikaruniakan kepada mereka
pada saat itu juga.
7. Ia diperbolehkan membela perkaranya sendiri, sebab ia tidak
perlu pembela, sebab Roh Bapa siap mendiktekan pembelaan
kepadanya (Mat. 10:20). Paulus diperbolehkan oleh kepala
pasukan (ay. 40), sehingga sekarang ia bisa berbicara dengan
tenang, dan dengan lebih berani. Ia mendapat, saya tidak mau
katakan kebaikan hati, melainkan terlebih keadilan, dari ke-
pala pasukan itu, yang tidak bisa diperolehnya dari orang-
orang sebangsanya sendiri, orang-orang Yahudi. Sebab mereka
tidak mau mendengar dia,namun kepala pasukan itu mau,
meskipun hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Ka-
rena sudah diperbolehkan,
(1) Orang banyak mendengar dengan penuh perhatian: Paulus
berdiri di tangga, yang memberi keuntungan bagi orang
kerdil seperti Zakheus, dan dengan demikian memberinya
keberanian untuk menyampaikan apa yang ingin dikata-
kannya. Mimbar itu memang seadanya,namun lebih baik
dibandingkan tidak ada sama sekali. Mimbar itu berguna, mes-
kipun kegunaan aslinya bukan untuk itu, tidak seperti
mimbar kayu yang dipakai Ezra. Di situ ia memberi isyarat
dengan tangannya kepada rakyat itu, memberi tanda
kepada mereka supaya tenang dan sedikit sabar, sebab ada
yang ingin dikatakannya kepada mereka. Dan sejauh ini ia
berhasil sehingga setiap orang menyuruh yang lain untuk
diam, keadaan pun menjadi hening. Mungkin si kepala pa-
sukan juga memberi isyarat kepada semua orang untuk
diam. Jika orang tidak diminta mendengar, maka tidak ada
gunanya sama sekali Paulus diperbolehkan berbicara. Apa-
bila kepentingan Kristus dan Injil-Nya harus dibela, maka
suasana harus hening, supaya kita lebih bisa mendengar
dengan penuh perhatian, dan itu sudah cukup.
944
(2) Paulus mulai berbicara, dengan amat yakin bahwa ia me-
layani kepentingan Kerajaan Kristus dengan benar dan
penuh daya seolah-olah ia sedang berkhotbah di rumah
ibadah: ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani,
yaitu dalam bahasa ibu mereka sendiri, yang merupakan ba-
hasa bangsa mereka. Dengan berbuat demikian, ia mengakui
bukan hanya bahwa ia selalu memiliki hubungan
dengan orang-orang sebangsanya, melainkan juga bahwa ia
selalu menaruh hormat kepada mereka.
PASAL 22
ada bagian akhir pasal sebelumnya kita menjumpai Paulus dibe-
lenggu, sesuai nubuat Agabus tentang perlakuan keras yang
akan dia terima dari orang-orang Yahudi di Yerusalem. Namun dia
memperoleh kebebasan bicara, sebab kepala pasukan mengizinkan-
nya membela diri. Alangkah bersemangatnya dia menggunakan kebe-
basan bicara itu untuk memuliakan Kristus dan melayani kepenting-
an-Nya, sehingga lupa bahwa dia sedang dibelenggu, dan sama sekali
tidak peduli dengan itu. Dia hanya membicarakan hal-hal besar yang
Kristus kerjakan untuknya, dengan sangat tenang dan gembira, se-
olah-olah tidak ada yang telah mengganggu atau mengusik dia. Di
sini kita menjumpai,
I. Paulus berbicara kepada orang banyak, dan mereka memper-
hatikan dia (ay. 1-2).
II. Dia memberi penjelasan tentang dirinya.
1. Alangkah fanatiknya dia sebagai seorang Yahudi pada
permulaan hidupnya (ay. 3-5).
2. Bagaimana dia secara ajaib dibuat bertobat dan percaya
kepada Kristus (ay. 6-11).
3. Bagaimana dia diteguhkan dan dibaptis melalui pelayan-
an Ananias (ay. 12-16).
4. Bagaimana sesudah itu dia dipanggil, dengan penugasan
langsung dari sorga, untuk menjadi rasul bagi bangsa-
bangsa lain (ay. 17-21).
III. Paulus disela oleh para perusuh, yang tidak sanggup men-
dengar perkataan apa pun yang mendukung bangsa-bangsa
lain, dan se saat menjadi sangat marah sebab nya (ay.22-
23).
P
946
IV. Paulus diselamatkan untuk kedua kalinya dari tangan para
perusuh, dan kepala pasukan mengambil tindakan lebih lan-
jut untuk mengetahui alasan sesungguhnya keributan besar
melawan Paulus ini (ay. 24-25).
V. Paulus meminta hak istimewanya sebagai seorang warga kota
Roma (TB: warganegara Rum). sebab hak itu dia dibebaskan
dari cara pemeriksaan yang biadab ini (ay. 26-29).
VI. Kepala pasukan mengalihkan perkara itu ke pengadilan Mah-
kamah Agama, dan Paulus hadir di sana (ay. 30).
Pembelaan Paulus yang Pertama
(22:1-2)
1 Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang hendak ku-
katakan kepadamu sebagai pembelaan diri. 2 saat orang banyak itu men-
dengar ia berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah mereka. Ia
berkata:
Pada ayat terakhir dalam pasal sebelumnya, Paulus berhasil menyu-
ruh orang banyak benar-benar hening setelah keributan yang sangat
memekakkan telinga. Nah, perhatikanlah di sini,
I. Dengan ketenangan yang mengagumkan dan kepala dingin dia
memusatkan perhatian untuk berbicara. Tidak pernah ada orang
malang yang diserang dengan cara yang lebih rusuh, atau dengan
kemarahan dan amukan yang lebih besar dibandingkan ini. Walaupun
demikian, dalam perkataannya,
1. Tidak tampak ada rasa takut. Pikirannya tenang dan tenteram.
Dengan demikian dia menerapkan kata-katanya sendiri, Tidak
ada satu pun dari hal-hal ini yang mempengaruhiku, dan kata-
kata Daud (Mzm. 3:7), Aku tidak takut kepada puluhan ribu
orang yang siap mengepung aku.
2. Tidak tampak rasa gusar. Walaupun tuduhan-tuduhan terha-
dap dia semuanya tidak berdasar dan tidak adil, walaupun se-
tiap orang pasti akan jengkel jika dituduh mencemarkan Bait
Suci sedang pada kenyataannya dia berencana dan ber-
maksud menunjukkan rasa hormatnya terhadap Bait Suci,
namun Paulus sama sekali tidak menunjukkan kemarahan,
melainkan seperti seekor domba ia dibawa ke pembantaian.
Kitab Kisah Para Rasul 22:1-2
947
II. Alangkah terhormatnya sapaan yang dia berikan kepada orang-
orang yang telah menganiaya dia sedemikian rupa, dan alangkah
rendah hatinya cara dia memohon perhatian mereka: Hai sau-
dara-saudara dan bapa-bapa (ay. 1, KJV: Para pria, saudara-sau-
dara, dan bapa-bapa). Hai para pria, kepadamulah aku berseru.
Para pria, yang seharusnya mendengarkan pertimbangan akal se-
hat, dan diatur olehnya. Para pria, yang diharapkan memiliki rasa
perikemanusiaan. Kalian, saudara-saudara dari kalangan orang-
orang biasa, dan kalian, bapa-bapa dari kalangan pendeta. De-
ngan cara ini dia memberi tahu mereka bahwa dia yaitu salah
seorang dari antara mereka, dan tidak meninggalkan hubungan-
nya dengan bangsa Yahudi, melainkan masih bersikap baik dan
peduli kepada mereka. Perhatikanlah, walaupun kita tidak boleh
menyapa orang dengan menjilat, kita tetap harus memberi sapaan
yang menghargai semua orang. Dan jika kita ingin berbuat baik
kepada orang, kita harus berusaha untuk tidak membuat mereka
marah. Walaupun dia diselamatkan dari tangan mereka, dan di-
lindungi oleh kepala pasukan, namun dia tidak menyalahkan me-
reka dengan: Sekarang dengarkanlah, kalian para pemberontak,
melainkan memuji mereka dengan: Hai saudara-saudara dan bapa-
bapa. Dan perhatikanlah, dia tidak mengajukan tuntutan terha-
dap mereka, tidak balas menuduh, Dengarkanlah sekarang apa
yang harus saya katakan melawan kamu, melainkan Dengar-
kanlah sekarang apa yang harus saya katakan untuk membela
diri: Dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu se-
bagai pembelaan diri. Itu yaitu permintaan yang adil dan masuk
akal, sebab setiap orang yang dituduh memiliki hak untuk men-
jawab dengan pembelaan diri, dan tidaklah adil jika jawabannya
tidak didengarkan dengan sabar dan tanpa memihak.
III. Bahasa yang dia gunakan, yang membuat perkataannya dapat
diterima oleh para pendengar. Ia berbicara dalam bahasa Ibrani,
yaitu bahasa sehari-hari orang Yahudi, yang pada masa ini bu-
kanlah bahasa Yahudi Perjanjian Lama murni, melainkan bahasa
Siria, sebuah dialek bahasa Ibrani, atau lebih tepatnya bahasa
Ibrani yang telah mengalami perubahan, seperti halnya bahasa
Italia yaitu perubahan dari bahasa Latin. Bagaimanapun,
1. Hal ini menunjukkan bahwa dia tetap menghormati teman-
teman sebangsanya, orang-orang Yahudi. Walaupun dia sudah
948
banyak berbaur dengan bangsa-bangsa lain, namun dia tetap
memelihara bahasa orang Yahudi, dan dapat menggunakan-
nya dengan fasih. Dengan demikian tampaklah bahwa dia ada-
lah seorang Yahudi, sebab itu nyata dari bahasanya.
2. Apa yang dia katakan lebih dimengerti semua orang, sebab
bahasa itu yaitu bahasa yang digunakan oleh semua orang,
dan sebab nya dengan menggunakan bahasa itu dia benar-be-
nar menarik orang banyak, dan bisa saja menyentuh perasaan
mereka. Dan oleh sebab itu, saat orang banyak itu men-
dengar dia berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah
mereka. Bagaimana mungkin orang banyak memperhatikan
apa yang dikatakan kepada mereka dalam bahasa yang tidak
mereka pahami? Kepala pasukan terkejut mendengar dia ber-
bicara dalam bahasa Yunani (21:37), orang-orang Yahudi
terkejut mendengar dia berbicara dalam bahasa Ibrani, dan
mereka semua punya pikiran yang lebih baik tentang dia kare-
nanya. Namun betapa akan terkejutnya mereka jika saja mereka
bertanya, seperti yang seharusnya mereka lakukan, dan me-
ngetahui betapa beragamnya bahasa yang diberikan oleh Roh
itu kepada dia untuk mengatakannya! 1 Korintus 14:18, Aku
berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.
Namun kenyataannya yaitu , banyak orang yang bijaksana
dan baik dianggap remeh hanya sebab mereka tidak dikenal.
Pembelaan Paulus yang Pertama
(22:3-21)
3 Aku yaitu orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia,namun dibesar-
kan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hu-
kum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja
bagi Tuhan sama seperti kamu semua pada waktu ini. 4 Dan aku telah meng-
aniaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan pe-
rempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. 5 Tentang hal itu
baik Imam Besar maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari
mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik
dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan
Tuhan, yang ada juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk
dihukum. 6namun dalam perjalananku ke sana, saat aku sudah dekat
Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang
menyilaukan dari langit mengelilingi aku. 7 Maka rebahlah aku ke tanah dan
aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, meng-
apakah engkau menganiaya Aku? 8 Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan?
Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. 9 Dan mereka
yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu,namun suara Dia, yang ber-
kata kepadaku, tidak mereka dengar. 10 Maka kataku: Tuhan, apakah yang
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
949
harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Dam-
syik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan
kepadamu. 11 Dan sebab aku tidak dapat melihat oleh sebab cahaya yang
menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang
tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. 12 Di situ ada seorang bernama
Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di
antara semua orang Yahudi yang ada di situ. 13 Ia datang berdiri di dekatku
dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan
se saat itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. 14 Lalu katanya:
Tuhan nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehen-
dak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar
dari mulut-Nya. 15 Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua
orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. 16 Dan sekarang,
mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan
dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan! 17 Sesudah aku
kembali di Yerusalem dan saat aku sedang berdoa di dalam Bait Tuhan , roh-
ku diliputi oleh kuasa Tuhan . 18 Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku:
Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan meneri-
ma kesaksianmu tentang Aku. 19 Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa aku-
lah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan
yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan
menyesah mereka. 20 Dan saat darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan,
aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian me-
reka yang membunuhnya. 21namun kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab
Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.
Di sini Paulus memberi penjelasan tentang dirinya, yang berguna
bukan hanya untuk meyakinkan kepala pasukan bahwa dia bukan
orang Mesir seperti anggapannya, namun juga meyakinkan orang-
orang Yahudi bahwa dia bukan musuh jemaat dan bangsa mereka,
hukum Taurat dan Bait Suci mereka, seperti anggapan mereka, dan
bahwa apa yang dia lakukan dalam memberitakan Kristus, dan teru-
tama dalam memberitakan-Nya kepada bangsa-bangsa lain, dia laku-
kan sebab ditugaskan oleh Tuhan . Di sini dia memberi tahu mereka,
I. Apa asal-usul dan pendidikannya.
1. Bahwa dia yaitu seorang dari bangsa mereka sendiri, dari
bangsa Israel, dari keturunan Abraham, orang Ibrani asli, bu-
kan dari keluarga yang tidak jelas asal-usulnya, atau seorang
pembelot dari bangsa lain. Tidak, aku yaitu orang Yahudi,
anēr Ioudaios seorang pria Yahudi. Aku yaitu seorang ma-
nusia, dan oleh sebab itu tidak boleh diperlakukan seperti bi-
natang. Seorang manusia yang yaitu orang Yahudi, bukan
orang biadab. Aku yaitu teman yang tulus bagi bangsamu,
sebab aku yaitu bagian dari bangsamu. Dan jika aku men-
950
cemari kehormatan hukum Tauratmu dan Bait Sucimu, ber-
arti aku mencemari rumahku sendiri.
2. Bahwa dia lahir di tempat yang terpuji dan memiliki nama
baik, di Tarsus di tanah Kilikia, dan dTuhan rkan sebagai orang
bebas di kota itu. Dia tidak dTuhan rkan sebagai budak, seperti
sebagian orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa
lain, melainkan dTuhan rkan sebagai seorang terhormat, dan
mungkin bisa menunjukkan surat tanda kebebasannya di kota
kuno yang terhormat itu. Ini memang hal kecil yang tidak
perlu dibangga-banggakan, namun perlu disebutkan pada saat
ini kepada orang-orang yang kurang ajar menginjak-injak dia,
seolah-olah dia itu setara dengan anak-anak bebal, yah anak-
anak orang hina (Ayb. 30:8, KJV).
3. Bahwa dia terpelajar dan berpendidikan tinggi. Dia bukan
hanya seorang Yahudi, dan seorang terhormat, namun juga
seorang terpelajar. Dia dibesarkan di Yerusalem, pusat pendi-
dikan bangsa Yahudi, dan dididik dengan teliti di bawah pim-
pinan Gamaliel, yang mereka semua kenal sebagai seorang ahli
hukum Yahudi terkenal, dan Paulus sendiri dipersiapkan un-
tuk menjadi guru di bidang itu. Dan sebab itu dia tidak
mungkin tidak mengenal hukum mereka, atau dianggap mere-
mehkannya sebab tidak mengerti. Orangtuanya membawa dia
ke kota ini saat dia masih muda sekali, dengan rencana men-
jadikan dia seorang Farisi. Dan sebagian orang berpikir jika
dia dididik di bawah pimpinan Gamaliel berarti bukan saja dia
yaitu salah satu di antara murid-murid, namun dia, melebihi
yang lain, rajin dan selalu menghadiri kuliah-kuliahnya, men-
jadi pengikutnya, dan sangat mengagumi dia, dalam setiap
perkataannya, seperti Maria, yang duduk dekat kaki Tuhan
dan terus mendengarkan perkataan-Nya.
4. Bahwa pada masa mudanya dia yaitu seorang penganut
agama Yahudi yang sangat giat dan unggul. Seluruh pelajaran
dan pendidikannya diarahkan ke sana. Seluruh perasaannya
dalam menjalani agama orang Yahudi begitu hebatnya sehing-
ga bahkan tidak ada seorang anak muda pun di antara mereka
yang kekagumannya terhadap agama Yahudi lebih besar dan
menyeluruh dibandingkan dia. Tidak ada yang menjalaninya sede-
mikian ketat, atau lebih bersemangat dalam memaksakannya
kepada orang lain.
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
951
(1) Dia yaitu penganut agama mereka yang cerdas, dan ber-
pikiran jernih. Dia melakukan tugasnya di bawah pimpinan
Gamaliel, dan dididik dengan teliti dalam hukum nenek mo-
yang. Dia meninggalkan hukum Taurat bukan sebab bi-
ngung atau salah paham mengenai hukum itu, sebab dia
memahaminya secara terperinci dan tepat, kata akribeian
dengan paling tepat dan saksama. Dia tidak dilatih dengan
asas-asas yang longgar, sama sekali bukan seorang Saduki,
melainkan seorang anggota golongan yang paling tekun
mempelajari hukum Taurat, dan mematuhinya dengan sa-
ngat teliti. Dan untuk membuatnya lebih ketat, dia menam-
bahkan tradisi-tradisi nenek moyang, hukum para leluhur,
hukum yang diberikan kepada mereka, dan yang mereka
berikan kepada anak-anak mereka, dan dengan demikian
diturunkan kepada kita. Paulus sangat menghargai zaman
dahulu kala, dan tradisi, dan wewenang jemaat, sama se-
perti mereka. Dan tidak pernah ada seorang Yahudi pun di
antara mereka semua yang memahami agamanya dengan
lebih baik dibandingkan Paulus, atau mampu memberi pen-
jelasan atau alasan yang lebih baik mengenai agama ter-
sebut.
(2) Dia menganut agama mereka dengan giat, dan penuh se-
mangat: Aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Tuhan
sama seperti kamu semua pada waktu ini. Banyak orang
yang sangat menguasai aturan-aturan agama hanya me-
nyerahkan pelaksanaannya pada orang lain, namun Paulus
memiliki semangat dan kesetiaan seperti seorang rabi. Dia
bersemangat menentang apa pun yang dilarang oleh hu-
kum Taurat, dan membela apa pun yang diperintahkan
oleh hukum Taurat. Dan ini yaitu semangat bagi Tuhan ,
sebab dia mengira bahwa itu untuk memuliakan Tuhan
dan melayani kepentingan-kepentingan-Nya. Dan di sini
dia memuji para pendengarnya dengan pendapat yang jujur
dan murah hati tentang mereka, bahwa mereka semua
pada waktu ini giat bekerja bagi Tuhan . Dia memberi kesak-
sian tentang mereka (Rm. 10:2), bahwa mereka sungguh-
sungguh giat untuk Tuhan ,namun tanpa pengertian yang be-
nar. saat membenci dia, dan mengusir dia, mereka ber-
kata, Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya (Yes.
952
66:5, KJV: Biarkan Tuhan dimuliakan). Walaupun ini tidak
membenarkan kemarahan mereka sedikit pun, namun me-
mampukan orang-orang yang berdoa, Ya Bapa, ampunilah
mereka, membuat pembelaan, seperti Kristus, sebab me-
reka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Dan saat
Paulus mengakui bahwa dia giat bekerja bagi Tuhan dalam
hukum Musa, seperti mereka pada waktu ini, dia menyirat-
kan harapannya bahwa mereka dapat giat bekerja bagi
Tuhan dalam Kristus, seperti dia pada waktu ini.
II. Bahwa dia yaitu seorang penganiaya yang sangat berapi-api dan
sangat geram terhadap agama Kristen pada awal hidupnya (ay. 4-
5). Dia menyebutkan hal ini supaya tampak lebih jelas dan nyata
bahwa perubahan yang terjadi atas dirinya, saat dia beralih ke-
pada iman Kristen, yaitu semata-mata disebabkan oleh kuasa
Tuhan . Sebelumnya dia sama sekali tidak berkeinginan untuk itu,
atau berpikir untuk melakukannya. Bahkan tepat sebelum per-
ubahan mendadak itu terjadi atas dirinya, dia sangat membenci
agama Kristen, dan dipenuhi kemarahan yang meluap-luap terha-
dapnya. Dan mungkin dia menyebutkan hal ini untuk membenar-
kan Tuhan dalam kesulitan yang sedang dia alami saat ini. Betapa
pun tidak benarnya orang-orang yang menganiaya dia, Tuhan itu
benar dengan tindakan-Nya yang mengizinkan mereka melaku-
kannya, sebab dia sendiri juga dulu menganiaya orang. Dan dia
mungkin memiliki pandangan lebih jauh dalam hal itu untuk me-
ngundang dan mendorong orang-orang itu untuk bertobat, sebab
dia sendiri pernah menjadi seorang penghujat dan seorang peng-
aniaya, namun memperoleh belas kasihan. Marilah kita melihat
gambaran Paulus tentang dirinya saat dia menjadi seorang
penganiaya.
1. Dia membenci Kekristenan dengan sikap bermusuhan yang
luar biasa: Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tu-
han sampai mereka mati, artinya, Orang-orang yang berjalan
di Jalan Tuhan aku jadikan sasaran, jika mungkin, sampai
mati. Berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan mem-
bunuh murid-murid Tuhan (9:1). Dia setuju, jika mereka dihu-
kum mati (26:10). Bahkan, dia bukan hanya menganiaya
orang-orang yang berjalan di Jalan Tuhan, namun juga jalan
itu sendiri, Kekristenan, yang dicap sebagai sebuah jalan yang
Kitab Kisah Para Rasul 22:3-21
953
menyimpang, sebuah golongan sesat. Dia bertujuan meng-
aniaya sampai mati, sampai agama ini hancur. Dia menganiaya
sampai mati, artinya, dia bersedia mati sebab melawan Ke-
kristenan, demikianlah sebagian orang memahaminya. Dengan
senang hati Dia mau saja kehilangan nyawanya, dan meng-
anggapnya sebagai pengorbanan yang pantas, dalam memper-
tahankan hukum-hukum dan tradisi-tradisi para bapa leluhur.
2. Dia berusaha sebisa mungkin menakut-nakuti orang banyak
supaya pergi dan keluar dari jalan ini. Laki-laki dan perem-
puan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Dia meme-
nuhi penjara dengan orang-orang Kristen. sebab sekarang dia
sendiri ditangkap, maka dia menekankan secara khusus ba-
gian ini bahwa sekarang dia juga mengalami hukuman yang
sama, seperti halnya dulu dia menangkap orang-orang Kristen
dan menjebloskan mereka ke penjara. Dia juga membayang-
kan hal ini dengan rasa penyesalan sejadi-jadinya sebab su-
dah memenjarakan bukan hanya para laki-laki, namun juga
para perempuan, golongan jenis kelamin yang lebih lemah,
yang seharusnya diperlakukan secara khusus dengan lemah
lembut dan belas kasihan.
3. Dia dipekerjakan oleh Mahkamah Agama, Imam Besar, dan se-
luruh majelis tua-tua, sebagai kaki tangan mereka untuk me-
nekan golongan baru ini. Dia sudah menjadi sangat terkenal
sebab semangatnya melawan golongan ini (ay. 5). Imam Besar
dapat bersaksi untuk dia bahwa dia siap dipekerjakan untuk
tugas apa pun melawan orang-orang Kristen. saat mereka
mendengar bahwa banyak orang Yahudi di Damsyik sudah
menyambut iman Kristen, untuk menghalangi orang-orang
lain melakukan hal yang sama, mereka memutuskan untuk te-
rus menentang orang-orang itu dengan kekerasan sejadi-jadi-
nya. Dan mereka tidak dapat memikirkan orang yang lebih co-
cok untuk mengerjakannya, atau yang lebih dapat diandalkan
untuk menyelesaikannya, selain Paulus. Oleh sebab itu mere-
ka mengirim dia, serta surat-surat melalui dia, kepada orang-
orang Yahudi di Damsyik, yang di sini disebut sebagai sau-
dara-saudara, sebab mereka semua berasal dari keturunan
yang sama, dan dari satu rumpun agama pula. Mereka dipe-
rintahkan untuk membantu Paulus menangkap siapa saja di
antara mereka yang telah beralih menjadi Kristen, dan mem-
954
bawa mereka sebagai tahanan ke Yerusalem, untuk meng-
hukum mereka sebagai pembelot dari iman dan ibadah kepada
Tuhan Israel. Dan dengan demikian mereka bisa dipaksa masuk
kembali, atau dibunuh untuk menakut-nakuti yang lain. De-
mikianlah Saulus berusaha membinasakan jemaat itu, dan
akan berhasil, jika dia meneruskan usahanya lebih lama lagi,
untuk menghancurkan, dan menyapu bersih jemaat itu.
Seperti itulah, kata Paulus, aku pada mulanya, sama seperti
kamu sekarang. Aku mengetahui hati seorang penganiaya, dan
oleh sebab itu mengasihani kamu, dan berdoa supaya kamu
mengetahui hati seorang petobat, sebagaimana aku dijadikan
Tuhan dengan segera. Dan bagaimanakah mungkin aku men-
cegah Dia?
III. Dengan cara bagaimana dia bertobat dan menjadi seperti yang se-
karang. Itu bukan sebab sebab-sebab alami atau sebab-sebab
dari luar. Dia tidak mengubah agamanya sebab menyukai hal-
hal baru, sebab waktu itu dia benar-benar dipengaruhi zaman
dulu seperti kebiasaannya. Perubahan itu juga bukan berasal dari
ketidakpuasan sebab tidak mendapatkan kenaikan jabatan, ka-
rena saat itu dia, lebih dari sebelumnya, akan mendapatkan ke-
naikan jabatan dalam jemaat Yahudi. Lebih tidak mungkin lagi
sebab ketamakan, atau ambisi, atau harapan apa pun untuk
memperbaiki keberuntungannya di dunia dengan menjadi orang
Kristen, sebab hal itu justru membuat dirinya mengalami segala
macam aib dan kesulitan. Dia juga tidak pernah bergaul dengan