Kisah pararasul 5

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 5. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 5



 an perbuatan tangan manusia. Pencipta 

segala sesuatu, dan bukan ciptaan menurut angan-angan ma-

nusia. Engkaulah Tuhan  yang menjadikan langit dan bumi, laut, 

dunia atas dan bawah, serta segala isinya.” Demikianlah kita 

orang-orang Kristen membedakan diri dengan orang-orang 

yang tidak mengenal Tuhan , yang menyembah ilah-ilah buatan 

tangan mereka sendiri, sementara kita menyembah Tuhan  yang 

menciptakan kita dan dunia beserta segenap isinya. Sungguh 

sangat pantas untuk mengawali doa-doa dan juga pengakuan 

iman kita dengan menyatakan bahwa Tuhan  yaitu  Bapa Yang 

Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, serta segala sesuatu 

yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Walaupun  saat  itu 

hati para rasul meluap-luap dengan rahasia penebusan dunia, 

mereka tidak melupakan atau mengabaikan sejarah penciptaan 

dunia. Sebab agama Kristen dimaksudkan untuk menegaskan 

dan meningkatkan, bukan mengurangi makna atau mendesak 


 156

kebenaran serta perintah-perintah agama yang berdasarkan 

akal manusia. Ini merupakan hal yang sangat menguatkan 

hati para hamba Tuhan , baik dalam melakukan pekerjaan mau-

pun menderita dalam pekerjaan, sebab  mereka melayani 

Tuhan  yang menciptakan segala sesuatu, dan oleh sebab  itu 

berkuasa atas waktu mereka serta segala kejadian yang ber-

kaitan dengan mereka. Ia juga mampu menguatkan mereka 

dalam semua kesukaran mereka. Dan, jika kita memberi  

kemuliaan kepada-Nya atas hal ini, kita juga boleh ikut menik-

mati penghiburannya. 

2.  Murid-murid memperdamaikan diri dengan pemeliharaan 

Tuhan   saat  itu dengan merenungkan ayat-ayat dalam Perjan-

jian Lama yang menubuatkan bahwa kerajaan Sang Mesias 

akan menghadapi perlawanan seperti ini sejak awal kerajaan 

itu ditetapkan di dunia (ay. 25-26). Tuhan , yang menjadikan 

langit dan bumi, tidak dapat kalah dari perlawanan apa pun 

yang melawan rancangan-rancangan-Nya, sebab  tidak ada 

yang berani (setidaknya bertahan) membantah atau bersaing 

dengan-Nya. Bahkan, demikianlah yang tertulis, Ia telah berfir-

man atau menuliskan dengan perantaraan hamba-Nya Daud, 

yang tampaknya yaitu  penulis Mazmur pasal dua, dan oleh 

sebab  itu besar kemungkinan juga penulis pasal pertama dan 

mazmur-mazmur lain yang tidak saling berkaitan, meskipun 

namanya tidak tercantum di dalam judulnya. Oleh sebab itu, 

hendaknya hal ini tidak mengejutkan mereka ataupun menge-

cilkan hati siapa pun yang menerima ajaran mereka, sebab ha-

ruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci. Sudah dinu-

buatkan di dalam Mazmur 2:1-2, 

(1) Bahwa orang-orang kafir akan murka terhadap Kristus dan 

kerajaan-Nya dan marah jika  orang berusaha menegak-

kannya, sebab itu berarti bahwa berhala-berhala mereka 

harus dihancurkan dan kejahatan mereka dikendalikan. 

(2) Bahwa orang-orang itu akan mereka-reka semua hal yang 

dapat melawan pengajaran itu, untuk membungkam mereka 

yang mengajarkannya, mempermalukan para penganutnya, 

dan menghancurkan semua kepentingannya. Seandainya 

mereka membuktikan bahwa ada hal yang sia-sia di 

dalam Kristus dan kerajaan-Nya, itu salah mereka sendiri 

Kitab Kisah Para Rasul 4:23-31 

 157 

yang mereka-reka atau mengkhayalkan hal-hal yang sia-sia 

itu.  

(3) Bahwa raja-raja dunia khususnya, akan bangkit melawan 

kerajaan Kristus, seakan-akan mereka merasa dengki (wa-

laupun tidak ada alasan untuk bersikap demikian) kalau-

kalau kerajaan-Nya itu akan mengusik kekuasaan mereka 

dan mengganggu hak istimewa mereka. Padahal, raja-raja 

di dunia ini sebenarnya paling diperkenan dan dihargai 

oleh Sang Pemelihara Tuhan , jadi mereka seharusnya mela-

kukan yang terbaik bagi Tuhan . Namun ternyata, mereka 

justru menjadi orang-orang asing yang memusuhi kasih 

karunia Tuhan  dan berusaha sekeras mungkin untuk memu-

suhi Tuhan . 

(4) Bahwa para penguasa itu akan bersatu melawan Tuhan  dan 

Kristus. Bukan saja para raja yang memiliki kekuasaan 

tunggal di tangan mereka, melainkan juga di tempat di 

mana ada kekuasaan dalam diri banyak penguasa, 

lembaga-lembaga pemerintahan, dan wakil-wakil rakyat. 

Mereka ini berkumpul untuk berunding dan memutuskan 

hendak melawan Tuhan dan Yang diurapi-Nya, melawan 

agama yang berdasarkan akal manusia maupun agama 

yang diwahyukan oleh Tuhan . Apa yang telah diperbuat un-

tuk melawan Kristus, dipandang Tuhan  sebagai diperbuat 

untuk melawan diri-Nya sendiri. Kekristenan bukan saja 

nyaris tidak memperoleh manfaat perkenan dan dukungan 

para raja dan penguasa (baik melalui kekuatan maupun 

uang mereka),namun  juga ditentang dan dilawan oleh mere-

ka yang bergabung untuk melindasnya. Walaupun demiki-

an, Kekristenan tetap jaya.  

3. Apa yang dialami para murid itu saat itu menggenapi nubuat-

nubuat tentang permusuhan dan kejahatan para penguasa 

melawan Kristus. Apa yang telah dinubuatkan sebelumnya se-

karang telah digenapi (ay. 27-28). Sebab sesungguhnya – 

memang demikianlah halnya, sungguh terlampau nyata untuk 

disangkali, bahwa nubuat itu benar. sebab , Herodes dan Pon-

tius Pilatus, kedua wali negeri Romawi itu, bersama orang-

orang bukan-Yahudi (para serdadu Romawi yang berada di ba-

wah perintah mereka) dan suku-suku bangsa Israel (para pe-

mimpin orang Yahudi dan orang banyak yang berada di bawah 


 158

pengaruh mereka), berkumpul serta berkomplot melawan Ye-

sus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi. Ada beberapa 

terjemahan lain yang menambahkan keterangan lain, en tē 

polei sou tautē – di kota suci ini, melebihi kota mana pun, 

tempat Ia seharusnya disambut dengan baik. Namun, dengan 

berbuat demikian, mereka justru melaksanakan segala se-

suatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan 

kehendak-Mu. Lihatlah di sini, 

(1) Rencana-rencana Tuhan  yang bijaksana dan kudus me-

nyangkut Kristus. Di sini Ia disebut Yesus, Anak-Mu (KJV), 

sama dengan sebutan  saat  Ia masih kecil (Luk. 2:27), un-

tuk menyiratkan bahwa bahkan dalam kedudukan-Nya 

yang dimuliakan pun Ia tidak malu merendahkan diri bagi 

kita, bahwa Ia tetap lemah-lembut dan rendah hati. Di 

puncak kemuliaan-Nya, Dia yaitu  Anak Domba Tuhan  dan 

juga Yesus, Anak Tuhan . Dia yaitu  Yesus, anak yang kudus 

(demikianlah Ia disebut dalam Lukas 1:35, anak yang dise-

but kudus), dan Anak-Mu yang kudus. Istilah ini berarti 

putra sekaligus hamba, paida sou. Dia yaitu  Anak Tuhan . 

Meskipun demikian, dalam karya penebusan Ia bertindak 

sebagai hamba Bapa-Nya (Yes. 42:1), hamba-Ku yang Kupe-

gang. Dialah yang diurapi oleh Tuhan , memenuhi syarat se-

kaligus terpanggil untuk karya penebusan. Itulah sebabnya 

Ia disebut Tuhan Yang Diurapi-Nya (ay. 26). Inilah yang 

menjadi alasan mengapa mereka melawan Dia dengan ama-

rah dan kekerasan sehebat itu, sebab Tuhan  telah mengurapi 

Dia. Mereka bertekad untuk tidak berhenti melawan Dia, 

apalagi tunduk kepada-Nya. Saul dengki terhadap Daud 

sebab  ia diurapi oleh Tuhan. Dan juga, orang-orang Filis-

tin datang mencari Daud  saat  mendengar bahwa ia diurapi 

(2Sam. 5:17). Sekarang, Tuhan  yang mengurapi Kristus me-

mutuskan apa yang harus terjadi pada-Nya sesudah peng-

urapan itu. Ia diurapi untuk menjadi Juruselamat, dan 

oleh sebab  itu diputuskan bahwa Ia harus menjadi korban 

persembahan bagi penebusan dosa. Dia harus mati, dan 

oleh sebab  itu Ia harus dibunuh.namun , bukan oleh 

tangan Tuhan  sendiri. sebab  itulah, dengan bijak Tuhan  telah 

menentukan sebelumnya, oleh tangan-tangan siapa hal itu 

harus terjadi. Yakni melalui tangan-tangan mereka yang 

Kitab Kisah Para Rasul 4:23-31 

 159 

akan memperlakukan Dia seperti penjahat dan pelanggar 

hukum. Oleh sebab itu, hal ini tidak dapat terjadi melalui 

tangan-tangan malaikat atau orang-orang yang baik. Ia ha-

rus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa, seperti 

Ayub (Ayb. 16:11), dan seperti Daud  saat  ia dihadapkan 

dengan Simei yang mengutuk dia (2Sam. 16:11), TUHAN 

yang telah berfirman kepadanya demikian. Tangan dan ke-

bijaksanaan Tuhan  telah menentukan hal itu. Itu yaitu  

kehendak-Nya dan hikmat-Nya. Di sini, tangan Tuhan , yang 

menunjuk kuasa-Nya yang mampu melaksanakan apa pun, 

dimaksudkan sebagai tujuan dan perintah-Nya, sebab bagi 

Dia, perkataan dan perbuatan bukanlah dua hal yang ber-

beda, seperti halnya dengan kita. Tangan dan kebijaksana-

an-Nya selalu  sejalan, sebab TUHAN melakukan apa 

yang dikehendaki-Nya. Dr. Hammond berpendapat bahwa 

kalimat tangan Tuhan  yang menentukannya menunjuk pada 

peristiwa imam besar yang membuang undi atas dua kam-

bing pada hari raya Pendamaian (Im. 16:8). Dalam pengun-

dian ini ia mengangkat tangan yang menggenggam undian 

bagi Tuhan. Kambing yang terkena undi bagi Tuhan kemu-

dian langsung dipersembahkan sebagai korban, dan upa-

cara membuang undi ini berasal dari Tuhan (Ams. 16:33). 

Demikianlah tangan Tuhan  menentukan apa yang harus di-

lakukan, yakni supaya Kristus harus menjadi persembahan 

korban yang dibunuh. Atau, jika saya boleh menawarkan 

tafsiran,  saat  di sini dikatakan bahwa tangan Tuhan  me-

nentukan, ini bisa saja bukan berarti tangan Tuhan  yang 

bertindak, melainkan yang menuliskan, seperti yang bisa 

kita lihat di dalam Ayub 13:26, Engkau menulis hal-hal 

yang pahit terhadap aku. Dikatakan bahwa perintah Tuhan  

yaitu  apa yang tercantum dalam Kitab Kebenaran (Dan. 

10:21), dan dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Kris-

tus (Mzm. 40:8). Tangan Tuhan  sendirilah yang menuliskan-

nya, tangan-Nya sesuai dengan rencana kehendak-Nya. Pe-

rintah itu diberikan melalui tangan-Nya. 

(2) Sarana-sarana jahat dan tidak suci yang dipakai dalam pe-

laksanaan rencana ini, meskipun sarana-sarana itu sendiri 

tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan 

hatinya. Herodes dan Pilatus, serta orang-orang Yahudi 


 160

dan bukan-Yahudi yang tadinya saling berbeda pendapat, 

sekarang bersatu melawan Kristus. Pelaksanaan tujuan 

Tuhan  melalui perbuatan mereka sama sekali tidak dapat di-

jadikan alasan bagi mereka untuk berbuat jahat dan kejam 

dalam melakukannya, sama seperti kehendak Tuhan  mem-

buat darah para martir menjadi benih gereja tidak dapat 

memperingan kesalahan mereka yang menumpahkan da-

rah itu. Dosa tidak berkurang jahatnya meskipun Tuhan  

mendatangkan kebaikan darinya. Namun, melalui hal ini Ia 

semakin dipermuliakan, dan hal ini akan tampak  saat  ra-

hasia Tuhan  diungkapkan seluruhnya. 

4. Permohonan mereka berkaitan dengan keadaan  saat  itu. 

Musuh berkumpul melawan Yesus, jadi tidak mengherankan 

jika  mereka begitu menentang para pelayan-Nya juga. Se-

orang murid tidak lebih dari pada gurunya, dan ia tidak boleh 

mengharapkan perlakuan yang lebih baik. Sebaliknya,  saat  

dihina seperti itu, mereka berdoa, 

(1) Supaya Tuhan  memperhatikan kejahatan musuh-musuh me-

reka, Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka 

mengancam kami (ay. 29). Lihatlah mereka, sama seperti 

dikatakan bagaimana Engkau melihat mereka di dalam 

Mazmur yang dikutip tadi (Mzm. 2:4),  saat  mereka me-

nyangka dapat memutuskan belenggu-belenggu mereka dan 

membuang tali-tali mereka dari pada mereka. Dia, yang 

bersemayam di sorga tertawa, Tuhan, mengolok-olok mereka. 

Dan anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina bahkan 

raja agung, raja Asyur (Yes. 37:22). Dan sekarang, ya Tu-

han, ta nyn, ada penekanan pada kata sekarang untuk 

menyiratkan bahwa  saat  itulah tiba saatnya Tuhan  tampil 

bagi umat-Nya,  saat  kekuatan lawan-lawan mereka pa-

ling berani dan mengancam. Mereka tidak mengatur Tuhan  

apa yang harus dilakukan-Nya,namun  berserah kepada Dia, 

seperti Hizkia (Yes. 37:17), Bukalah mata-Mu, ya TUHAN, 

dan lihatlah. Engkau tahu apa yang mereka katakan, Eng-

kaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati (Mzm. 10:14). 

Kepada-Mulah kami berseru, lihatlah bagaimana mereka 

mengancam kami, dan belenggulah tangan-tangan mereka 

atau ubahlah hati mereka. Jadikanlah panas hati mereka, 

Kitab Kisah Para Rasul 4:23-31 

 161 

sejauh yang bisa dilepaskan, untuk menjadi pujian bagi-

Mu, dan kendalikanlah selebihnya” (Mzm. 76:11). Betapa 

menenteramkan hati jika waktu kita diancam dengan se-

mena-mena, kita menanggungnya dengan sabar, dan mem-

beberkan masalah itu di hadapan Tuhan dan memercayakan-

nya kepada Dia. Dengan cara ini hati kita menjadi tenang.  

(2) Bahwa Tuhan , melalui kasih karunia-Nya, mengangkat se-

mangat mereka dan menggerakkan mereka untuk melan-

jutkan pekerjaan mereka dengan sukacita, Berikanlah ke-

pada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan 

firman-Mu, sekalipun para imam dan penguasa bersatu un-

tuk membungkam mereka. Perhatikanlah, di masa-masa 

penuh ancaman, janganlah kita terlampau menyibukkan 

diri untuk mencegah terjadinya kesukaran, sebab  kita 

akan dimampukan untuk melanjutkan pekerjaan dan tu-

gas kita dengan sukacita dan ketetapan hati, apa pun ma-

salah yang akan kita temui. Doa mereka bukanlah,  Tuhan, 

lihatlah bagaimana mereka mengancam kami, dan buatlah 

supaya mereka ketakutan, bungkamlah mulut mereka, dan 

permalukanlah mereka,” melainkan,  Lihatlah bagaimana 

mereka mengancam kami, dan gerakkanlah kami, bukalah 

mulut kami, dan penuhilah hati kami dengan keberanian.” 

Mereka tidak berdoa,  Tuhan, berilah kami kesempatan 

untuk berhenti dari pekerjaan kami sebab  keadaan seka-

rang sudah menjadi berbahaya,”namun ,  Tuhan, berilah kami 

kasih karunia untuk dapat melanjutkan pekerjaan kami 

dan tidak takut kepada manusia.” Amatilah, 

[1] Orang-orang yang diutus untuk melaksanakan pekerjaan 

Tuhan  sudah seharusnya menyampaikan pesan mereka 

dengan berani, dengan seluruh keberanian mereka, de-

ngan kebebasan berbicara, tidak lalai memberitakan se-

luruh maksud Tuhan , tidak peduli siapa pun yang dibuat 

sakit hati. Juga, tidak meragukan apa yang mereka ka-

takan meskipun tidak mendapatkan dukungan saat 

memberitakannya. 

[2]  Pada Tuhan  sendirilah orang harus mencari kemampuan 

untuk memberitakan firman-Nya dengan berani, dan 

mereka yang menginginkan dukungan serta dorongan 

Tuhan  boleh mengandalkan kedua hal ini, dan hendaknya 


 162

maju terus serta melanjutkan dengan keperkasaan-ke-

perkasaan Tuhan Tuhan . 

[3] Ancaman musuh-musuh kita yang dimaksudkan untuk 

melemahkan tangan kita dan mengusir kita dari peker-

jaan kita, seharusnya justru semakin mengobarkan ke-

beranian dan tekad kita dalam pekerjaan kita. Berani-

kah mereka melawan Kristus? sebab  itu, kita yang be-

kerja bagi Dia, janganlah kita membuat malu dengan 

menyelinap melarikan diri.  

(3) Bahwa Tuhan  masih akan memberi mereka kuasa untuk 

melakukan mujizat demi meneguhkan pengajaran yang me-

reka beritakan, yang melalui penyembuhan orang lumpuh 

itu mereka dapati sangat mendukung keberhasilan mereka 

dan masih akan terus mendukung kemajuan mereka selan-

jutnya. Tuhan, berikanlah kepada kami keberanian dan 

ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang. Perhati-

kanlah, tidak ada yang lebih dapat membuat berani pela-

yan-pelayan Tuhan dalam pekerjaan mereka selain tanda-

tanda kehadiran Tuhan  bersama mereka dan kuasa Tuhan  

yang menyertai mereka. Mereka berdoa, 

[1] Supaya Tuhan  mengulurkan tangan-Nya untuk menyem-

buhkan baik tubuh maupun jiwa manusia. Jika tidak, 

sia-sialah mereka mengulurkan tangan mereka, baik da-

lam khotbah (Yes. 65:2), maupun penyembuhan (Kis. 

9:17). 

[2] Supaya Ia mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat 

oleh nama Yesus, Hamba (Anak [KJV])-Nya yang kudus, 

yang akan menginsafkan orang banyak dan memperma-

lukan lawan. Kristus telah menjanjikan kuasa kepada 

mereka untuk mengadakan mujizat-mujizat, sebagai 

bukti atas pengutusan mereka (Mrk. 16:17-18). Namun, 

mereka tetap harus berdoa untuk memperolehnya, dan 

walaupun sudah menerimanya, mereka tetap harus 

mendoakan kelangsungannya. Kristus sendiri harus 

meminta, dan itu akan diberikan kepada-Nya. Amatilah, 

kehormatan Kristus-lah yang ingin mereka dapatkan 

melalui permohonan ini, supaya mujizat-mujizat ini di-

adakan oleh nama Yesus, Yesus Anak yang kudus itu, 

Kitab Kisah Para Rasul 4:23-31 

 163 

dan nama-Nyalah yang harus memperoleh segala kemu-

liaan. 

IV. Jawaban penuh rahmat yang diberikan Tuhan  atas seruan ini, bu-

kan dalam bentuk kata-kata, melainkan kuasa. 

1. Tuhan  memberi mereka sebuah tanda sebagai pengabulan doa-

doa mereka (ay. 31),  saat  mereka sedang berdoa. Mungkin 

banyak dari antara mereka yang berdoa silih berganti, satu per 

satu, sesuai aturan (1Kor. 14:31), dan setelah mereka meram-

pungkan pekerjaan pada hari itu, goyanglah tempat mereka 

berkumpul itu. Tiba-tiba turunlah tiupan angin keras, seperti 

yang terjadi  saat  Roh dicurahkan ke atas mereka (2:1-2), 

yang memenuhi seluruh rumah, yang sekarang menjadi rumah 

doa mereka. Berguncangnya tempat ini memang direncanakan 

Tuhan  untuk membuat mereka takjub, untuk membangunkan 

dan membangkitkan pengharapan mereka, dan untuk mem-

beri mereka tanda yang dapat dilihat bahwa benarlah Tuhan  

menyertai mereka. Mungkin juga tanda ini dimaksudkan supa-

ya mereka teringat akan nubuat itu, Aku akan menggoncang-

kan segala bangsa, dan memenuhi Rumah ini dengan kemegah-

an (Hag. 2:8). Hal ini untuk menunjukkan kepada mereka 

alasan yang mereka miliki untuk lebih takut akan Tuhan , se-

hingga mereka akan kurang takut kepada manusia. Dia yang 

mengguncang tempat ini juga mampu membuat gemetar hati 

mereka yang mengancam pelayan-pelayan-Nya, sebab Ia me-

matahkan semangat para pemimpin, dan dahsyat bagi raja-raja 

di bumi. Tempat itu diguncang, supaya iman mereka dikukuh-

kan dan tidak tergoyahkan. 

2.  Tuhan  memberi mereka Roh dalam kadar yang lebih besar, se-

perti yang mereka minta dalam doa. Tidak diragukan lagi 

bahwa doa mereka diterima, sebab doa itu dikabulkan. Mereka 

semua penuh dengan Roh Kudus, lebih dari sebelumnya. De-

ngan demikian hati mereka tidak saja dikuatkan,namun  me-

reka juga dimampukan untuk memberitakan firman Tuhan  de-

ngan berani, dan tidak takut lagi dengan tampang manusia 

yang sombong dan tinggi hati. Roh Kudus mengajar mereka 

bukan saja apa yang harus dikatakan, melainkan juga bagai-

mana mengatakannya. Orang-orang yang sudah terbiasa di-

anugerahi dengan kuasa Roh Kudus masih berkesempatan 


 164

menerima perbekalan baru dari Roh itu, sesuai dengan keper-

luan dalam pelayanan mereka. Mereka penuh dengan Roh 

Kudus  saat  berada dalam persidangan (ay. 8), dan sekarang 

penuh dengan Roh Kudus di mimbar. Hal ini mengajar kita un-

tuk menjalani hidup dengan benar-benar mengandalkan kasih 

karunia Tuhan , sesuai dengan yang kita perlukan dalam menja-

lankan tugas sehari-hari. Kita perlu dituangi dengan minyak 

baru untuk setiap kejadian baru. Sama seperti dalam pemeli-

haraan Tuhan , begitu pula dalam kasih karunia Tuhan , kita ti-

dak sekadar hidup dan ada begitu saja,namun  juga bergerak 

dalam setiap kegiatan tertentu (17:28). Di sini kita temui con-

toh pelaksanaan janji itu, bahwa Tuhan  akan memberi  Roh 

Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya (Luk. 11:13), 

sebab ini merupakan jawaban atas doa supaya mereka penuh 

dengan Roh Kudus. Kita juga melihat contoh mengenai peman-

faatan pemberian itu, yang diharapkan dari semua orang yang 

dianugerahkan dengan pemberian itu. Terimalah dan guna-

kanlah, maka akan diberikan lebih banyak lagi.  saat  mereka 

penuh dengan Roh Kudus, mereka memberitakan firman Tuhan  

dengan berani. Sebab kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pe-

nyataan Roh untuk kepentingan bersama. Talenta harus dija-

lankan, bukan dikubur. Waktu mereka mendapati bahwa Tu-

han Tuhan  menolong mereka melalui Roh-Nya, mereka tahu 

bahwa mereka tidak akan mendapat noda (Yes. 50:7). 

Kesejahteraan Gereja; Kebebasan Murid-murid  

(4:32-37) 

32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, 

dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya ada-

lah miliknya sendiri,namun  segala sesuatu yaitu  kepunyaan mereka bersa-

ma. 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang 

kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia 

yang melimpah-limpah. 34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan 

di antara mereka; sebab  semua orang yang memiliki  tanah atau rumah, 

menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35 dan me-

reka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap 

orang sesuai dengan keperluannya. 36 Demikian pula dengan Yusuf, yang 

oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi 

dari Siprus. 37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan 

meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 

Kitab Kisah Para Rasul 4:32-37 

 165 

Di dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran umum yang sangat 

indah mengenai semangat dan keadaan jemaat mula-mula yang ma-

sih sangat bersahaja ini. Inilah conspectus sæculi – suatu gambaran 

suatu masa kanak-kanak tanpa dosa. 

I. Para murid itu saling mengasihi dengan sungguh. Tengoklah be-

tapa menyenangkan melihat kumpulan orang yang telah percaya 

itu sehati dan sejiwa (ay. 32), dan di antara mereka tidak ada 

perselisihan ataupun perpecahan. Amatilah di sini, 

1. ada banyak orang yang percaya, bahkan di Yerusalem, 

tempat pengaruh jahat para imam kepala terasa paling kuat. 

Dalam sehari saja ada tiga ribu jiwa yang bertobat, dan 

pada hari lain lima ribu orang, dan selain itu, tiap-tiap hari Tu-

han menambah jumlah mereka. Tidak perlu diragukan lagi 

bahwa mereka semua dibaptis dan membuat pengakuan iman. 

sebab  Roh yang sama, yang memberi para rasul itu keberanian 

untuk memberitakan iman kepada Kristus, juga memberi me-

reka keberanian untuk mengakuinya. Perhatikanlah, pertum-

buhan gereja merupakan kemuliaan bagi jemaat dan banyak-

nya orang yang percaya menggambarkan sifatnya. Sekarang 

gereja bersinar, dan terangnya telah datang  saat  jiwa-jiwa 

datang berbondong-bondong seperti awan ke dalam pelukannya, 

bagaikan burung merpati ke pintu kandangnya (Yes. 60:1, 8). 

2.  Mereka sehati dan sejiwa. Walaupun jumlah mereka banyak, 

sangat banyak, dari berbagai usia, tabiat, dan kedudukan da-

lam dunia, mereka yang sebelum percaya boleh jadi sama 

sekali tidak saling kenal, saat berjumpa di dalam Kristus, me-

reka langsung akrab seakan-akan sudah saling mengenal se-

lama bertahun-tahun. Sebelum bertobat, mereka mungkin 

berasal dari berbagai golongan di antara orang Yahudi, atau 

berselisih paham tentang kepentingan warga negara. Namun, 

sekarang semua hal itu telah dilupakan serta diabaikan. Me-

reka bersepakat di dalam iman kepada Kristus dan sebab  

menggabungkan diri kepada TUHAN, mereka juga saling meng-

gabungkan diri dalam kasih yang kudus. Inilah buah berkat 

yang dihasilkan dari perintah Kristus menjelang kematian-Nya, 

supaya mereka saling mengasihi, dan hasil dari doa-Nya untuk 

mereka sebelum Ia mati, supaya mereka menjadi satu. Kita 

memiliki  alasan untuk berpikir bahwa mereka terbagi men-


 166

jadi beberapa jemaat atau perhimpunan ibadah, sesuai tempat 

tinggal mereka, di bawah pimpinan gembala masing-masing. 

Meskipun demikian, hal ini tidak menimbulkan iri hati atau 

perasaan tidak enak, sebab mereka sehati dan sejiwa. Mereka 

mengasihi jemaat-jemaat lain sama seperti mereka mengasihi 

jemaat sendiri. Seperti itulah keadaannya waktu itu, dan kita 

tidak perlu kehilangan harapan bisa melihat keadaan sema-

cam itu lagi, sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas. 

II. Para pelayan Tuhan itu pun melanjutkan pekerjaan mereka de-

ngan penuh semangat dan keberhasilan (ay. 33), Dan dengan 

kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebang-

kitan Tuhan Yesus. Pengajaran yang mereka beritakan yaitu  ten-

tang kebangkitan Kristus, yang merupakan suatu kenyataan yang 

tidak saja berperan untuk meneguhkan kebenaran agama suci 

Kristus,namun  sebab  dijelaskan dan digambarkan dengan kesim-

pulan yang tepat, juga meringkaskan semua kewajiban, hak isti-

mewa, dan penghiburan orang-orang Kristen. Kebangkitan Kristus, 

jika  dipahami dan dimanfaatkan dengan tepat, akan memba-

wa kita masuk ke dalam rahasia-rahasia agung agama ini. Yang 

dimaksudkan dengan kuasa besar yang digunakan para rasul un-

tuk membuktikan kebenaran kebangkitan itu yaitu  

1. Tenaga, semangat, dan keberanian luar biasa yang mereka mi-

liki untuk memberitakan dan mengakui pengajaran ini di de-

pan umum. Mereka tidak melakukannya dengan lemah lembut 

dan malu-malu,namun  dengan semangat dan tekad kuat, se-

perti mereka yang sangat puas dengan kebenarannya, serta 

sangat ingin agar orang lain juga mengalaminya. 

2.  Mujizat-mujizat yang mereka adakan untuk meneguhkan peng-

ajaran mereka. Dengan perbuatan penuh kuasa itu, mereka 

memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dan Tuhan  

sendiri yang berada di dalam diri mereka, turut bersaksi juga.  

III. Keindahan Tuhan Tuhan  kita bersinar ke atas mereka dan seluruh 

tindakan mereka, Mereka semua hidup dalam kasih karunia yang 

melimpah-limpah. Bukan hanya para rasul, melainkan semua 

orang percaya, charis megalē – kasih karunia yang mengandung 

sesuatu yang agung di dalamnya (yang hebat dan sangat luar 

biasa) ada atas mereka semua. 

Kitab Kisah Para Rasul 4:32-37 

 167 

1. Kristus mencurahkan anugerah bagi mereka semua dengan 

berlimpah-limpah, yang melayakkan mereka melakukan ber-

bagai pelayanan yang besar, dengan cara memberi mereka ku-

asa besar. Anugerah itu datang bagi mereka dari tempat tinggi, 

dari atas. 

2.  Ada buah-buah yang menjadi bukti dari anugerah itu dalam 

semua yang mereka katakan dan lakukan, hingga mendatang-

kan kehormatan bagi mereka dan melayakkan mereka menda-

pat perkenanan Tuhan . Dengan begitu dalam pandangan-Nya, 

mereka itu sangat berharga. 

3.  Ada yang beranggapan bahwa ini mencakup perkenanan orang 

banyak terhadap mereka juga. Semua orang melihat keindahan 

dan keunggulan di dalam diri mereka, serta menghormati me-

reka. 

IV. Mereka sangat bermurah hati kepada orang miskin, dan mati ter-

hadap dunia ini. Ini juga merupakan salah satu bukti luar biasa 

dari pekerjaan kasih karunia Tuhan  di dalam diri mereka, seperti 

bukti-bukti lainnya, sehingga mendatangkan rasa hormat orang 

banyak kepada mereka.   

1. Mereka tidak mementingkan harta benda, yang bahkan oleh 

anak-anak sekalipun digila-gilai dan dicemburui, dan dibangga-

banggakan oleh orang duniawi, seperti Laban (Kej. 31:43), se-

gala yang kaulihat di sini yaitu  milikku. Juga seperti Nabal 

(1Sam. 25:11), rotiku, air minumku. Orang-orang percaya ini 

begitu penuh dengan pengharapan mewarisi harta di dunia 

lain hingga kekayaan duniawi tidak ada artinya bagi mereka. 

Tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunya-

annya yaitu  miliknya sendiri (ay. 32). Mereka memang tidak 

menyingkirkan harta benda,namun  juga tidak terlalu merisau-

kannya. Mereka tidak menyebut apa yang mereka miliki itu se-

bagai kepunyaan sendiri dengan sikap angkuh dan kemegahan 

yang sia-sia, menyombongkannya, atau mengandalkannya. 

Mereka tidak menyebutnya sebagai milik sendiri, sebab mereka 

telah mencampakkan semuanya bagi Kristus dengan penuh rasa 

kasih sayang. Mereka selalu  siap kehilangan semuanya 

demi ketaatan mereka kepada-Nya. Mereka tidak berkata bah-

wa semuanya itu yaitu  milik mereka, sebab kita memang ti-

dak dapat menyebut apa pun selain dosa sendiri sebagai milik 


 168

kita. Apa yang kita punyai di dunia ini lebih menjadi milik 

Tuhan  dibandingkan  milik kita. Kita menerimanya dari Dia, harus 

menggunakannya bagi Dia, dan harus memberi  pertang-

gungjawaban atas kekayaan itu kepada-Nya. Tidak seorang 

pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya yaitu  

miliknya sendiri, idion – miliknya seorang. Sebab setiap orang 

dari mereka suka memberi dan membagi, serta tidak ingin 

menghabiskan makanannya sendiri. Sebaliknya, apa yang 

masih dipunyainya bagi diri sendiri dan keluarganya juga bo-

leh dinikmati oleh sesamanya yang miskin. Mereka yang me-

miliki harta tidak ingin menyimpannya untuk diri sendiri, 

tetapi bersedia berbagi dan bahkan mengekang diri supaya da-

pat membantu sesama mereka. Tidak mengherankan bahwa 

mereka sehati dan sejiwa, sebab  mereka begitu tidak terikat 

dengan kekayaan dunia ini. Sebab meum – kepunyaanku, dan 

tuum – kepunyaanmu, merupakan hal-hal yang dapat memicu 

pertarungan dan pertengkaran. Sikap manusia yang memper-

tahankan milik sendiri dan merebut lebih dari yang menjadi 

hak mereka, merupakan pemicu peperangan dan pertempuran. 

2.  Mereka melimpah dalam perbuatan amal, sehingga yang ter-

jadi yaitu  segala sesuatu yaitu  kepunyaan mereka bersama. 

Sebab (ay. 34), tidak ada seorang pun yang berkekurangan di 

antara mereka. Sebaliknya, semua yang mereka butuhkan 

telah diatur. Orang-orang yang tadinya disokong badan amal 

masyarakat, boleh jadi dikeluarkan dari keanggotaan  saat  

mereka menjadi orang Kristen. Oleh sebab itu sudah sepatut-

nya jemaat kemudian mengurus mereka. Sama seperti terda-

pat banyak orang miskin yang menerima Injil, demikian pula 

ada beberapa orang kaya yang mampu memelihara kese-

jahteraan mereka, dan anugerah Tuhan  sajalah yang membuat 

orang-orang kaya itu bersedia melakukannya. Mereka yang 

mengumpulkan banyak, tidak kelebihan, sebab kelebihan yang 

mereka punyai itu telah mereka berikan kepada orang-orang 

yang hanya mampu mengumpulkan sedikit, supaya mereka ini 

tidak kekurangan (2Kor. 8:14-15). Injil telah membuat segala 

sesuatu menjadi kepunyaan bersama, bukan supaya orang 

miskin diperbolehkan merampok orang kaya, melainkan supa-

ya orang kaya ditunjuk untuk membantu orang miskin. 

Kitab Kisah Para Rasul 4:32-37 

 169 

3. Banyak dari antara mereka yang menjual tanah atau mengum-

pulkan dana untuk perbuatan amal, Semua orang yang mem-

punyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu (ay. 34). 

Menurut perhitungan Dr. Lightfoot, tahun terjadinya peristiwa 

ini yaitu  dalam tahun Yobel bangsa Yahudi, yakni tahun ke-

lima puluh (tahun kedua puluh delapan sejak mereka menetap 

di Kanaan seribu empat ratus tahun sebelumnya). Jadi, kare-

na apa yang terjual tahun itu dan tidak dapat terulang sampai 

tahun Yobel berikutnya, maka harga tanah pun meningkat. 

sebab  itu penjualan tanah-tanah tadi menghasilkan lebih ba-

nyak uang lagi. Sekarang, 

(1) Diceritakan di sini tentang apa yang mereka lakukan de-

ngan uang hasil penjualan itu. Mereka meletakkannya di 

depan kaki rasul-rasul. Mereka meninggalkan uang itu un-

tuk dipergunakan dengan sepatutnya menurut penilaian 

para rasul itu. Mungkin rasul-rasul itu juga menerima se-

bagian dari situ untuk penghidupan sehari-hari mereka, 

sebab jika tidak, dari mana lagi mereka memperolehnya? 

Amatilah, para rasul membiarkan uang itu diletakkan di 

depan kaki mereka sebagai tanda betapa mereka menolak 

kekayaan dunia dengan rasa jijik yang kudus. Bagi mereka, 

lebih baik uang itu diletakkan di kaki mereka dibandingkan  di 

tangan atau pangkuan mereka. Dengan meletakkannya di 

depan kaki, uang itu tidak ditimbun,namun  dibagi-bagikan, 

oleh orang-orang yang tepat, kepada setiap orang sesuai de-

ngan keperluannya. Orang harus sangat hati-hati dalam 

membagi-bagikan amal, 

[1] Supaya diberikan kepada orang yang memerlukannya, 

misalnya mereka yang tidak mampu menghasilkan pen-

dapatan cukup bagi diri sendiri, sebab  usia lanjut, ma-

sih terlampau kecil, memiliki  penyakit, cacat tubuh, 

cacat mental, kekurangan kepintaran atau pekerjaan, 

tiadanya dukungan, dan mengalami kehilangan, penin-

dasan, atau biaya hidup yang tinggi. Orang-orang yang 

sebab  berbagai hal tadi atau sebab  hal lain benar-be-

nar memiliki  kebutuhan mendesak, dan tidak memi-

liki sanak keluarga sendiri untuk membantu mereka, 

namun, di atas segalanya, orang-orang yang berkeku-


 170

rangan sebab  berbuat baik dan demi kesaksian yang 

diberikan suara hati, patut diurus, dipelihara, dengan 

menggunakan pemberian itu dengan bijaksana sehingga 

bermanfaat bagi mereka. 

[2] Supaya uang itu diberikan kepada setiap orang, untuk 

siapa pemberian itu dimaksudkan, sesuai dengan keper-

luannya, tanpa sikap memihak atau memberi  per-

hatian khusus kepada orang-orang tertentu. Hal ini me-

rupakan aturan dalam membagi-bagikan amal dan juga 

dalam menjalankan keadilan, ut parium par sit ratio – 

supaya mereka yang berkekurangan dan layak meneri-

manya, mendapatkan bantuan, dan supaya pemberian 

amal itu disesuaikan dengan keperluannya, seperti yang 

tertulis tadi. 

(2) Di sini disebutkan nama orang tertentu yang dikenal sebab  

kemurahan hatinya. Orang itu yaitu  Barnabas, yang di 

kemudian hari menjadi rekan sekerja Paulus. Amatilah, 

[1] Gambaran yang diberikan di sini mengenai dirinya (ay. 

36). Dulu, namanya yaitu  Yusuf. Ia berasal dari suku 

Lewi, sebab di antara orang-orang Yahudi yang terse-

bar-sebar ada orang-orang Lewi, yang boleh jadi 

memimpin di rumah ibadat mereka – beribadah, dan se-

suai dengan kewajiban suku itu, menunjukkan akal 

budi yang baik dalam melayani TUHAN. Dia lahir di 

Siprus, sangat jauh dari Yerusalem, sebab  meskipun 

orangtuanya orang Yahudi, mereka bertempat tinggal di 

sana. Disebutkan bahwa para rasul mengubah nama-

nya setelah ia bergabung dengan mereka. Ada kemung-

kinan dia yaitu  salah seorang dari ketujuh puluh mu-

rid, dan sementara ia makin bertambah dalam karunia 

dan anugerah, menjadi semakin terkenal, dan dihormati 

oleh para rasul, yang sebagai tanda bahwa mereka 

menghargai dia, memberinya nama Barnabas, yang arti-

nya anak nubuat (begitulah arti yang seharusnya), kare-

na ia diberi karunia bernubuat yang luar biasa. Namun, 

orang-orang Yahudi yang mendukung Helenisme (me-

nurut Grotius) menyebutnya paraklēsis yang pendoa, 

dan oleh sebab itu, di sini istilah itu (oleh beberapa 

Kitab Kisah Para Rasul 4:32-37 

 171 

orang) diterjemahkan dengan anak nasihat, yaitu orang 

yang memiliki kemampuan menyembuhkan dan mem-

berikan dorongan. Kita bisa melihat contoh kemampu-

annya ini di pasal 11:22-24. Di sini kita membaca 

bahwa namanya berarti anak penghiburan, seseorang 

yang banyak berjalan dalam penghiburan Roh Kudus, 

yakni orang Kristen yang penuh keriangan. Hal ini se-

makin meluaskan hatinya untuk melakukan perbuatan 

amal bagi orang miskin. Atau, ini artinya ia seorang 

yang terkenal suka menghibur umat Tuhan dan menen-

teramkan hati nurani yang gelisah. Kemampuannya di bi-

dang itu sungguh mengagumkan. Di antara para rasul 

ada dua orang yang disebut Boanerges – anak-anak 

guruh (Mrk. 3:17).namun  di sini ada seorang anak 

penghiburan di tengah mereka. Masing-masing memiliki 

karunianya sendiri. Janganlah yang seorang mencela 

yang lain,namun  justru saling melengkapi. Biarlah yang 

seorang mencari lukanya, dan yang lainnya mengobati 

dan membebatnya. 

[2] Di sini dicatat perihal perbuatan amalnya dan juga ke-

murahan hatinya menyangkut dana bagi kepentingan 

umum. Hal ini terutama disebutkan sebab  kemasyhuran 

pelayanannya di kemudian hari di tengah jemaat Tuhan , 

terutama dalam hal memberitakan Injil kepada orang-

orang bukan-Yahudi. Dan supaya hal ini tidak tampak 

seakan-akan timbul dari kedengkian terhadap bangsa-

nya sendiri, di sini diceritakan tentang kebajikannya 

terhadap orang-orang Yahudi yang sudah bertobat. 

Atau, mungkin juga hal ini disebutkan sebagai teladan 

bagi orang lain. Ladang miliknya, entah itu berada di Si-

prus tempat ia dTuhan rkan, atau di Yudea, tempat ia se-

karang tinggal, ataupun di tempat lain, tidaklah jelas, 

tetapi ia menjualnya tidak untuk membeli lagi di tempat 

lain guna mencari keuntungan. Sebaliknya, sebagai 

orang Lewi yang tahu bahwa ia memiliki Tuhan Tuhan  

orang Israel sebagai warisannya, ia membenci warisan 

duniawi dan tidak mau dibebani lagi dengannya. sebab  

itu, ia membawa uangnya itu dan meletakkannya di de-

pan kaki rasul-rasul, untuk diberikan bagi perbuatan 


 172

amal. Demikianlah, sebagai orang yang telah ditentukan 

untuk menjadi pemberita Injil, ia melepaskan diri dari 

kekusutan urusan-urusan hidup ini, dan ia tidak men-

derita kerugian apa pun dengan meletakkan uang hasil 

penjualan tanah itu di depan kaki rasul-rasul, sebab  

setelah itu ia akhirnya terhitung di antara rasul-rasul 

juga, sesuai dengan perkataan Roh Kudus, Khususkan-

lah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah 

kutentukan bagi mereka (13:2). Jadi, sebab  rasa hor-

mat yang ditunjukkannya kepada rasul-rasul sebagai 

rasul, ia menerima pahala seorang rasul. 

  

 

 

PASAL  5  

Dalam pasal ini terdapat, 

I. Dosa dan penghukuman Ananias dan Safira, yang, sebab  

berdusta kepada Roh Kudus, tewas se saat  oleh perkataan 

Petrus (ay. 1-11). 

II. Keadaan gereja yang berkembang, dalam kuasa yang me-

nyertai pemberitaan Injil (ay. 12-16). 

III. Pemenjaraan para rasul, dan pembebasan mereka yang ajaib 

dari penjara, dengan perintah-perintah baru supaya terus 

memberitakan Injil, dan hal itu mereka lakukan, sehingga 

menjengkelkan penganiaya-penganiaya mereka (ay. 17-26). 

IV. Tuduhan kepada mereka di hadapan Mahkamah Agama, dan 

pembelaan mereka atas perbuatan mereka (ay. 27-33). 

V. Nasihat Gamaliel mengenai para rasul, bahwa sebaiknya Mah-

kamah Agama tidak menganiaya mereka, melainkan membiar-

kan mereka, dan melihat apa yang akan terjadi. Mahkamah 

Agama menyetujui nasihat itu, untuk saat itu, dan membebas-

kan para rasul dengan penyesahan saja (ay. 34-40). 

VI. Kemajuan menggembirakan yang dialami para rasul dalam 

pekerjaan mereka, walaupun ada larangan untuk mereka 

dan penghinaan terhadap mereka (ay. 41-42). 

Perkara Ananias dan Safira  

(5:1-11) 

1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual 

sebidang tanah. 2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil 

penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki 

rasul-rasul. 3namun  Petrus berkata:  Ananias, mengapa hatimu dikuasai 

Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari ha-

sil penjualan tanah itu? 4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap 


 174

kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasa-

mu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau 

bukan mendustai manusia,namun  mendustai Tuhan .” 5  saat  mendengar per-

kataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah keta-

kutan semua orang yang mendengar hal itu. 6 Lalu datanglah beberapa orang 

muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi me-

nguburnya. 7 Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias,namun  ia 

tidak tahu apa yang telah terjadi. 8 Kata Petrus kepadanya:  Katakanlah ke-

padaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” Jawab perempuan 

itu:  Betul sekian.” 9 Kata Petrus:  Mengapa kamu berdua bersepakat untuk 

mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu 

berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.” 10 

Lalu rebahlah perempuan itu se saat  itu juga di depan kaki Petrus dan 

putuslah nyawanya.  saat  orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati 

dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di 

samping suaminya. 11 Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua 

orang yang mendengar hal itu. 

Pasal ini dimulai dengan sebuahnamun  yang murung (menurut versi 

KJV), yang menghentikan gambaran menggembirakan dan menye-

nangkan tentang hal-hal yang kita temui dalam pasal-pasal sebelum-

nya. Seperti setiap manusia, demikian pula setiap jemaat, memiliki 

tetapi dalam keadaannya yang terbaik. 

1. Murid-murid sangat kudus, sorgawi, dan semua tampak benar-

benar luar biasa baik.namun  ada orang-orang munafik di antara 

mereka, yang  hatinya tidak lurus di hadapan Tuhan , yang,  saat  

dibaptis dan mengenakan rupa kesalehan, justru memungkiri ke-

kuatan kesalehan itu, dan tidak mendapatkan apa-apa darinya. 

Ada campuran keburukan dengan kebaikan dalam perkumpulan 

orang yang terbaik yang terletak di seberang sorga ini. Lalang 

akan tumbuh di antara gandum sampai waktu panen. 

2. Sungguh terpuji bahwa murid-murid mencapai tingkat kesempur-

naan yang dianjurkan Kristus kepada orang muda yang kaya itu. 

Mereka menjual segala milik mereka dan memberi kepada orang-

orang miskin.namun  itu pun terbukti merupakan selubung dan 

penutup kemunafikan, yang sebelumnya disangka sebagai tanda 

dan bukti ketulusan yang mendalam. 

3. Pertanda dan keajaiban yang diadakan rasul-rasul sampai saat 

itu yaitu  mujizat-mujizat belas kasihan,namun  saat itu terjadilah 

mujizat penghakiman. Inilah sebuah tindakan tegas yang menyu-

sul tindakan kebaikan, supaya Tuhan  dikasihi dan juga ditakuti. 

Perhatikanlah di sini, 

Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 

 175 

I. Dosa Ananias dan Safira istrinya. Alangkah indahnya jika suami 

istri bekerja sama dalam suatu perbuatan baik,namun  bersekong-

kol dalam kejahatan berarti menjadi seperti Adam dan Hawa ke-

tika mereka sepakat untuk memakan buah terlarang, dan bersatu 

dalam ketidaktaatan. Nah, dosa mereka yaitu , 

1. Bahwa mereka sangat ingin dianggap sebagai murid-murid 

yang unggul, dan paling utama, padahal sesungguhnya mereka 

bukan murid-murid sejati. Mereka ingin dipandang sebagai 

pohon-pohon yang paling banyak berbuah di kebun anggur 

Kristus, padahal sesungguhnya mereka tidak memiliki akar. 

Mereka menjual sebidang tanah, dan membawa uangnya (se-

perti yang dilakukan Barnabas) ke depan kaki rasul-rasul, su-

paya mereka tidak kelihatan ketinggalan dengan orang-orang 

percaya yang paling utama, dan mendapatkan tepuk tangan 

dan sorak-sorai. Mereka juga ingin menjadi calon yang sangat 

pantas untuk mendapat kenaikan jabatan di gereja, yang 

mungkin mereka pikir akan segera tampak bersinar dalam ke-

megahan dan kebesaran duniawi. Perhatikanlah, mungkin saja 

orang-orang munafik menyangkal diri dalam satu hal,namun  

kemudian itu untuk kepentingan mereka dalam hal lain. Me-

reka bisa saja melepaskan keuntungan duniawi mereka dalam 

satu hal, dengan harapan menemukan keuntungan dalam hal 

lainnya. Ananias dan Safira mau menerima pengakuan iman 

agama Kristen, dan secara lahiriah suka menonjolkan diri, pa-

dahal mereka tahu tidak dapat melaksanakan sepenuhnya 

pengakuan iman orang Kristen ini . Dengan demikian me-

reka menghina Tuhan  dan menipu orang lain. Orang muda yang 

kaya itu patut dihargai, dan sikapnya benar sampai di situ, 

bahwa dia tidak mau berpura-pura mengikuti Kristus. Dia tahu 

bahwa, jika sampai harus jatuh miskin, dia tidak akan dapat 

memenuhi persyaratan-Nya, sehingga pergilah ia dengan se-

dih. Ananias dan Safira berpura-pura mampu memenuhi per-

syaratan, supaya dapat memperoleh penghargaan sebagai mu-

rid, padahal sebenarnya mereka tidak mampu, dan dengan 

demikian mencemarkan kemuridan. Perhatikanlah, sering kali 

akibatnya sangat buruk, jika orang membuat pengakuan lebih 

jauh dibandingkan  yang dapat diterima oleh batin mereka. 

2. Bahwa mereka tamak terhadap kekayaan dunia, dan tidak 

percaya pada Tuhan  dan pemeliharaan-Nya. Mereka menjual se-


 176

bidang tanah mereka, dan mungkin kemudian, sebab  sema-

ngat yang tiba-tiba muncul, tidak bermaksud apa-apa selain 

mempersembahkan seluruh uang hasil penjualan untuk peng-

gunaan-penggunaan saleh. Mungkin mereka bernazar atau se-

tidaknya benar-benar bertujuan hendak melakukannya. Na-

mun  saat  uang penjualan diterima, hati mereka menjadi 

lemah, lalu menahan sebagian dari hasil penjualan itu (ay. 2), 

sebab  mereka mencintai uang. Mereka berpikir uang itu ter-

lalu banyak untuk dilepaskan sekaligus dan dipercayakan ke 

tangan para rasul. Lagi pula siapa tahu, mungkin mereka sen-

diri membutuhkannya. Walaupun saat itu segala sesuatu ada-

lah milik bersama, namun tidak akan berlangsung lama, lalu 

apa yang harus mereka lakukan pada waktu kekurangan, jika 

tidak ada yang mereka sisakan untuk mereka pakai sendiri? 

Mereka tidak dapat mempercayai firman Tuhan  bahwa mereka 

akan dipelihara. Sebaliknya, mereka berpikir akan memainkan 

peranan yang lebih bijak dibandingkan  yang dilakukan orang lain, 

dan menyimpan untuk saat darurat. Demikianlah mereka ber-

pikir hendak melayani Tuhan  dan juga Mamon. Melayani Tuhan , 

dengan membawa sebagian uang ke kaki para rasul, dan Ma-

mon, dengan menyimpan sisanya di kantong mereka sendiri. 

Seakan-akan Tuhan  tidak maha-mencukupi, dan segala kebu-

tuhan mereka tidak akan terpenuhi jika mereka tidak mena-

han sebagian uang di tangan mereka sendiri untuk berjaga-

jaga. Hati mereka bercabang, oleh sebab itu mereka harus me-

nanggung akibat kesalahannya (Hos. 10:2). Mereka bercabang 

hati. Jika mereka sepenuhnya orang yang duniawi, mereka 

tidak akan menjual tanah mereka. Dan, jika mereka sepenuh-

nya orang Kristen, mereka tidak akan menahan sebagian uang 

hasil penjualan. 

3. Bahwa mereka bermaksud menipu para rasul, dan membuat 

mereka percaya bahwa mereka membawa seluruh uang hasil 

penjualan, padahal sesungguhnya hanya sebagian. Mereka da-

tang dengan tenang, dan menunjukkan kesalehan dan peng-

abdian yang hebat, sama seperti orang-orang lain, lalu diletak-

kannya uang itu di depan kaki rasul-rasul, seakan-akan itu 

yaitu  seluruh milik mereka. Mereka berpura-pura di depan 

Tuhan  dan Roh-Nya, di depan Kristus, gereja, dan pelayan-pela-

yan-Nya, dan inilah yang menjadi dosa mereka. 

Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 

 177 

II. Tuduhan kepada Ananias, yang menyatakan hukumannya dan 

pelaksanaan hukumannya untuk dosa ini.  saat  membawa uang 

itu, dia berharap akan dipuji dan disemangati seperti yang lain, 

tetapi Petrus justru menegur dia. Tanpa menanyai atau memeriksa 

saksi-saksi yang berkaitan dengan uang itu, Petrus memberi dia 

tuduhan yang tidak terbantahkan atas kejahatan itu. Petrus juga 

memperberat tuduhannya, dan menambah bebannya, dengan me-

nunjukkan sifat yang sesungguhnya dari kejahatan itu (ay. 3-4). 

Roh Tuhan  di dalam Petrus tidak hanya mengetahui kenyataan 

tanpa keterangan apa pun (walaupun mungkin tidak ada seorang 

manusia pun di dunia ini yang mengetahuinya kecuali orang itu 

dan istrinya sendiri), namun juga mengenali akar ketidaksetiaan 

yang menguasai hati Ananias, yang mendasari perbuatannya. 

Oleh sebab  itu dia segera mengambil tindakan terhadap Ananias. 

Kalau saja itu yaitu  dosa kelemahan, sebab  dikejutkan oleh 

pencobaan, Petrus pasti akan mengajak dia berbicara secara pri-

badi. Dia akan meminta Ananias pulang ke rumah, mengambil 

sisa uangnya, dan bertobat dari kebodohannya yang berusaha 

melakukan penipuan ini terhadap mereka.namun  Petrus menge-

tahui bahwa hatinya penuh niat untuk berbuat jahat, dan oleh ka-

rena itu tidak memberi dia waktu untuk bertobat. Di sini Petrus 

menunjukkan kepadanya,  

1. Sumber dosanya. Hatinya dikuasai Iblis. Iblis bukan hanya 

menganjurkan perbuatan itu kepadanya, dan memasukkannya 

ke dalam pikirannya, melainkan menyuruh dia segera memu-

tuskan untuk melakukannya. Apa pun yang bertentangan de-

ngan Roh yang baik berasal dari roh yang jahat, dan hati yang 

dikuasai Iblis diperintah dan dikuasai oleh keduniawian. Ada 

yang berpikir bahwa Ananias yaitu  salah satu dari orang-

orang yang telah menerima Roh Kudus dan dipenuhi dengan 

karunia-karunia-Nya. Namun, setelah dia membuat Roh Ku-

dus mundur darinya, sekarang hatinya dikuasai Iblis, seperti 

 saat  Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang 

ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN. Iblis yaitu  

roh pendusta. Seperti itulah dia di mulut nabi-nabi Ahab, dan 

seperti itu pula dia di mulut Ananias. Dan melalui perbuatan 

ini tampaklah bahwa Iblis menguasai hati Ananias. 


 178

2. Dosa itu sendiri. Ananias mendustai Roh Kudus. Suatu dosa 

dengan sifat yang sangat mengerikan sehingga tidak mungkin 

dia lakukan jika Iblis tidak menguasai hatinya. 

(1) Perkataan yang kita terjemahkan sebagai mendustai Roh 

Kudus, pseusasthai se to pneuma to hagion, ditafsirkan oleh 

beberapa orang sebagai mengingkari Roh Kudus, yang dapat 

dipahami dengan dua cara: 

[1] Bahwa dia mengingkari Roh Kudus yang ada di dalam 

dirinya sendiri. Dr. Lightfoot memahaminya seperti itu. 

Dia juga menduga bahwa Ananias bukanlah seorang 

percaya biasa, melainkan seorang hamba Tuhan, dan 

salah satu dari seratus dua puluh orang yang telah me-

nerima karunia Roh Kudus (sebab  dia disebutkan se-

gera setelah Barnabas). Namun dia berani mengingkari 

dan mempermalukan karunia itu, dengan menyamar-

kan dirinya. Atau seperti ini. Orang-orang yang menjual 

harta mereka, dan meletakkan uangnya di kaki para 

rasul, melakukannya sebab  dorongan khusus dari Roh 

Kudus, yang memampukan mereka untuk melakukan 

tindakan yang sangat hebat dan murah hati seperti itu. 

namun  , Ananias berpura-pura bahwa dia digerakkan 

oleh Roh Kudus untuk melakukan apa yang dia lakukan, 

seperti yang lain, padahal tampak dari kerendahan mo-

ralnya bahwa dia sama sekali tidak berada di bawah pe-

ngaruh roh yang baik. sebab , kalau itu yaitu  pekerja-

an Roh Kudus, pastilah sempurna. 

[2] Bahwa dia mengingkari Roh Kudus yang ada di dalam 

diri para rasul yang menerima uangnya itu. Dia mem-

buat gambaran yang salah tentang Roh yang mengge-

rakkan para rasul, dengan kecurigaannya bahwa mereka 

tidak akan membagikan dengan setia apa yang diperca-

yakan kepada mereka. Itu yaitu  pemikiran yang bu-

ruk, seakan-akan mereka menyalahgunakan kepercayaan 

yang ada pada mereka. Atau dengan keyakinannya bah-

wa mereka tidak dapat mengungkap penipuan ini . 

Dia mengingkari Roh Kudus  saat  dengan perbuatan-

nya dia berpikir bahwa orang-orang yang diberi karunia 

Roh Kudus dapat dengan mudah diperdayai seperti 

Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 

 179 

orang lain. Dia seperti Gehazi, yang dihukum tuannya 

sebab  kesalahannya, dengan perkataan itu,  Bukankah 

hatiku ikut pergi?” (2Raj. 5:26). Kaum Israel dan Yehuda 

didakwa memungkiri TUHAN  saat , seperti Ananias di 

sini, mereka benar-benar berlaku tidak setia dengan 

berkata  Dia tidak berbuat apa-apa!” (Yer. 5:11-12). 

Demikianlah Ananias berpikir bahwa para rasul secara 

keseluruhan sama seperti dirinya, dan ini berarti meng-

ingkari Roh Kudus yang ada di dalam mereka. Seakan-

akan Dia yang ada di dalam mereka tidak dapat membe-

dakan rupa-rupa roh, sedang  mereka memiliki se-

mua karunia Roh di dalam mereka, yang kepada orang 

lain hanya dibagikan beberapa saja. Lihat 1 Korintus 

12:8-11. Orang yang berpura-pura diilhami Roh Kudus, 

dengan cara memperdayai jemaat dengan khayalan-kha-

yalan mereka, baik melalui pendapat maupun perbuatan, 

bahwa mereka digerakkan dari atas, padahal sebenarnya 

mereka didorong oleh keangkuhan, ketamakan, atau cinta 

kekuasaan, mereka ini mengingkari Roh Kudus. 

(2) Namun kita menafsirkannya mendustai Roh Kudus, yang 

didukung oleh ayat 4, Engkau bukan mendustai manusia, 

tetapi mendustai Tuhan . 

[1] Ananias berdusta, dengan sengaja, dan dengan maksud 

memperdayai. Dia memberi tahu Petrus bahwa dia telah 

menjual miliknya (rumah atau tanah), dan ini yaitu  

uang hasil penjualannya. Mungkin dia menyampaikan-

nya dengan kata-kata yang dapat bermakna ganda, me-

makai beberapa kata yang samar-samar. Dia berpikir 

itu dapat meringankan persoalan sedikit, dan menyela-

matkan dia dari kesalahan kalau terang-terangan ber-

bohong. Atau mungkin dia tidak mengatakan apa-apa. 

Semua orang melakukan hal yang sama, dan dia ber-

sikap sama seperti yang lain yang membawa seluruh 

hasil penjualan, sehingga dia akan dikira melakukan itu 

juga. Dan dia mengharapkan pujian yang diperoleh 

orang-orang yang melakukan itu, serta hak istimewa 

dan kebebasan menggunakan persediaan umum seperti 

mereka. Oleh sebab  itu, perbuatannya itu merupakan 


 180

pernyataan tidak langsung bahwa dia membawa selu-

ruh hasil penjualan seperti mereka, dan ini yaitu  ke-

bohongan, sebab  dia menyimpan sebagian. Perhatikan-

lah, banyak orang terdorong membuat kebohongan be-

sar sebab  dikuasai keangkuhan dan mencintai tepuk 

tangan manusia, terutama dalam berbuat amal kepada 

orang miskin. Oleh sebab  itu janganlah sampai kita ke-

dapatan menyombongkan diri dengan pemberian palsu 

yang diberikan kepada kita, atau yang diberikan oleh 

kita (Ams. 25:14). Kita bahkan tidak boleh menyom-

bongkan diri bila memberi  pemberian yang sepenuh 

hati. Inilah arti peringatan Juruselamat kita mengenai 

perbuatan amal, janganlah diketahui tangan kirimu apa 

yang diperbuat tangan kananmu. Barangsiapa mem-

banggakan perbuatan baik yang tidak pernah mereka 

lakukan, atau berjanji melakukan perbuatan baiknamun  

tidak pernah melakukannya, atau membuat kesan per-

buatan baiknya lebih banyak atau lebih baik dibandingkan  

sesungguhnya, melakukan dosa kebohongan yang sama 

dengan Ananias itu. Ini seharusnya membuat kita se-

mua takut memikirkannya. 

[2] Dia menyampaikan kebohongan ini kepada Roh Kudus. 

Uang itu, dan kata-kata yang diucapkan, bukan hanya 

disampaikan kepada para rasul, melainkan lebih kepa-

da Roh Kudus yang ada di dalam mereka (ay. 4). Eng-

kau bukan mendustai manusia (bukan kepada manusia 

saja, bukan terutama kepada manusia, walaupun para 

rasul hanyalah manusia),namun  mendustai Tuhan . Dari 

sini pantas disimpulkan bahwa Roh Kudus yaitu  

Tuhan , sebab  orang yang mendustai Roh Kudus men-

dustai Tuhan .  Orang-orang yang mendustai para rasul, 

yang digerakkan dan bertindak oleh Roh Tuhan , dikata-

kan mendustai Tuhan , sebab  para rasul bertindak de-

ngan kuasa dan wewenang dari Tuhan . Selanjutnya (se-

perti yang diamati dengan baik oleh Dr. Whitby), kuasa 

dan wewenang Roh Kudus pastilah kuasa dan wewe-

nang Tuhan .” Lebih jauh dia menunjukkan,  Ananias di-

katakan mendustai Tuhan , sebab  dia mendustai Roh 

yang ada di dalam diri para rasul, yang memampukan 

Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 

 181 

mereka mengenali rahasia-rahasia hati dan tindakan 

manusia, yang yaitu  ciri khas Tuhan  sendiri. Orang 

yang mendustai Roh pastilah mendustai Tuhan , sebab  

dia mendustai Dia yang memiliki ciri khas Tuhan  yang ti-

dak dapat dialihkan kepada siapa pun, dan sebab nya 

merupakan hakikat Tuhan .” 

3. Hal-hal yang memberatkan dosa ini  (ay. 4). Selama tanah 

itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah 

dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Ini dapat 

dipahami dengan dua cara: 

(1)  Engkau tidak berada di bawah pencobaan untuk menahan 

sebagian dari hasil penjualan. Sebelum tanah itu dijual, itu 

yaitu  kepunyaanmu, dan tidak digadaikan atau dijadikan 

jaminan pinjaman.  saat  tanah itu dijual, engkau berkua-

sa untuk memberi  uangnya sesukamu, jadi engkau bisa 

saja memberi  seluruhnya. Engkau tidak memiliki utang 

yang harus dibayar, mungkin tidak memiliki anak yang ha-

rus dibiayai, jadi tidak berada di bawah pengaruh dorongan 

khusus apa pun untuk menahan sebagian uang hasil pen-

jualan. Engkau melakukan pelanggaran tanpa alasan.” Atau, 

(2)  Engkau sama sekali tidak perlu menjual tanahmu, atau 

membawa sedikit pun dari uang itu ke kaki para rasul. 

Engkau bisa saja menyimpan uang itu, jika engkau mau, 

dan tanah itu juga, dan tidak perlu berpura-pura melakukan 

tindakan sempurna ini.” Para rasul menetapkan peraturan 

amal, supaya orang-orang jangan ditekan, dan supaya 

amal itu tidak dituntut sebagai suatu keharusan, sebab  

Tuhan menyukai orang yang memberi dengan sukacita 

(2Kor. 9:7). Filemon pun harus melakukan perbuatan baik, 

jangan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan suka-

rela (Flm. 1:14). Seperti halnya lebih baik tidak bersumpah 

dibandingkan  bersumpah lalu tidak menepatinya, demikian 

pula lebih baik dia tidak menjual tanahnya sama sekali da-

ripada menjual untuk menahan sebagian uang hasil penju-

alannya. Lebih baik tidak berpura-pura melakukan perbu-

atan baik dibandingkan  berpura-pura melakukannya padahal 

hanya setengah-setengah.  Setelah dijual, bukankah hasil-

nya itu tetap dalam kuasamu?namun  tidak demikian hal-


 182

nya jika engkau bersumpah atasnya. Engkau sudah berbi-

cara kepada Tuhan dan tidak dapat mundur lagi.” Jadi, ke-

tika memberi  hati kita kepada Tuhan , kita tidak boleh 

memberi nya sebagian. Iblis, seperti ibu yang mengakui 

anak yang bukan miliknya, mau menerima separuh, na-

mun Tuhan  menghendaki seluruh hati kita atau tidak sama 

sekali. 

4. Semua kesalahan ini, dengan hal-hal tadi yang memberatkan, 

dituduhkan kepadanya: Mengapa engkau merencanakan per-

buatan itu dalam hatimu? Perhatikanlah, walaupun Iblis mem-

bisiki hatinya supaya melakukan itu, namun dia dikatakan 

merencanakan perbuatan itu dalam hatinya, yang menunjuk-

kan bahwa kita tidak dapat memperingan dosa-dosa kita de-

ngan meletakkan kesalahan pada iblis. Iblis mencobai, namun 

tidak dapat memaksa. Oleh keinginan kita sendirilah, kita dise-

ret dan dipikat. Kejahatan apa pun yang dikatakan atau di-

lakukan orang berdosa, dia membuahinya di dalam hatinya 

sendiri. Oleh sebab  itu, jikalau engkau mencemooh, engkau 

sendirilah orang yang akan menanggungnya. Penutup dakwa-

an itu sangat berat, namun sangat adil: Engkau bukan men-

dustai manusia,namun  mendustai Tuhan . Betapa kuat penegas-

an yang diberikan sang nabi terhadap kejahatan Ahas, Belum 

cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan 

Tuhan ku juga? (Yes. 7:13). Dan juga Musa terhadap kejahatan 

Israel, Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu,namun  kepada 

TUHAN (Kel. 16:8). Jadi di sini, engkau bisa saja memperdayai 

kami, yang yaitu  manusia seperti dirimu sendiri, namun ja-

ngan sesat! Tuhan  tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Ji-

ka kita berpikir hendak mencurangi Tuhan , pada akhirnya kita 

akan terbukti membuat kecurangan yang mencelakakan jiwa 

kita sendiri. 

III. Kematian dan penguburan Ananias (ay. 5-6). 

1. Dia tewas di tempat.  saat  mendengar perkataan itu Ananias 

diam saja, sama seperti orang yang dituduh menyusup masuk 

pesta perjamuan kawin tanpa berpakaian pesta. Dia tidak da-

pat mengatakan apa-apa untuk membela dirinya. Namun bu-

kan hanya itu saja, dia se saat  terdiam, sebab  tewas seketi-

Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 

 183 

ka: rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Tidak jelas apa-

kah Petrus memaksudkan dan mengharapkan hal ini akan 

terjadi setelah apa yang dia katakan kepadanya. Mungkin ya, 

sebab  kepada Safira istrinya Petrus secara khusus membica-

rakan kematian (ay. 9). Ada yang berpikir bahwa seorang ma-

laikat memukul dia, sehingga dia mati, seperti Herodes (12:23). 

Atau, hati nuraninya sendiri menampar dia dengan kengerian 

dan keterkejutan yang amat sangat sebab  memahami kesa-

lahannya, sehingga dia jatuh dan mati di bawah beban kesa-

lahan itu. Dan mungkin,  saat  dia diyakinkan telah mendustai 

Roh Kudus, dia ingat bahwa hujat terhadap Roh Kudus tidak 

akan diampuni, dan ini menusuk dia seperti sebilah pisau ke 

jantungnya. Lihatlah kuasa firman Tuhan  di mulut para rasul. 

Seperti halnya bagi sebagian orang kuasa firman itu yaitu  

bau kehidupan yang menghidupkan, demikian pula bagi yang 

lain itu yaitu  bau kematian yang mematikan. Seperti halnya 

ada yang dibenarkan oleh Injil, demikian pula ada yang 

dihukum olehnya. Hukuman terhadap Ananias ini mungkin 

tampak keras, namun kita yakin ini adil. 

(1) Hukuman ini dimaksudkan untuk memelihara kehormatan

Roh Kudus yang saat itu belum lama dicurahkan ke atas 

para rasul, untuk menegakkan kerajaan Injil. Yang dilaku-

kan Ananias terhadap Roh Kudus yaitu  penghinaan be-

sar, seolah-olah Dia dapat diperdayai, dan ini sungguh 

akan menyangkali kebenaran kesaksian para rasul. sebab , 

jika dengan Roh Kudus mereka tidak dapat mengungkap 

penipuan ini , bagaimana mungkin dengan Roh itu 

mereka bisa mengungkapkan hal-hal mendalam tentang 

Tuhan , yang harus mereka nyatakan kepada anak-anak ma-

nusia? Oleh sebab  itu kepercayaan kepada karunia dan 

kuasa para rasul penting untuk didukung, walaupun de-

ngan harga yang mahal ini. 

(2) Hukuman ini dimaksudkan untuk mencegah orang lain 

melakukan kesombongan yang sama, pada saat sekarang 

ini di awal masa bekerjanya Roh Kudus. Simon si penyihir 

itu sesudah itu tidak dihukum dengan cara yang sama, 

juga Elimas. Namun Ananias dijadikan contoh saat pertama 

itu, supaya, bersama bukti layak yang menunjukkan beta-

pa menyenangkannya menerima Roh Kudus, ada juga 


 184

bukti layak yang menunjukkan betapa berbahayanya me-

nolak Roh Kudus dan menghina-Nya. Alangkah kerasnya 

hukuman atas penyembahan anak lembu emas, dan pe-

ngumpulan kayu api pada hari Sabat,  saat  hukum kedua 

dan keempat dari sepuluh perintah Tuhan  baru saja diberi-

kan saat itu! Demikian pula persembahan api yang asing 

oleh Nadab dan Abihu, dan pemberontakan Korah dan kum-

pulannya,  saat  api dari sorga baru saja diberikan saat itu, 

dan wewenang Musa dan Harun saat itu baru saja ditegak-

kan. Selain itu, hukuman Ananias ini dilaksanakan melalui 

pelayanan Petrus, yang padahal juga telah menyangkal 

Tuan-Nya dengan berbohong hanya beberapa waktu lalu. 

Hal ini mengisyaratkan bahwa hukuman itu bukanlah ka-

rena Petrus membenci kesalahan yang dilakukan terhadap 

dirinya. Dia yang telah bersalah akan bermurah hati terha-

dap orang-orang yang melakukan kesalahan, dan dia yang 

pernah bertobat dan diampuni akan mengampuni penghina-

an ini, dan berusaha keras membawa orang yang bersalah 

ini kepada pertobatan.namun  hukuman ini yaitu  tindakan 

Roh Tuhan  dalam diri Petrus: kepada Dia-lah penghinaan 

dilakukan, dan oleh Dia-lah hukuman diberikan. 

2. Ananias segera dikuburkan, sebab  ini yaitu  tata cara orang 

Yahudi (ay. 6). Beberapa orang muda, yang mungkin diberi tu-

gas di gereja untuk mengubur orang mati, seperti libitinarii dan 

polinctores di antara orang Romawi. Atau mungkin mereka 

yaitu  orang-orang muda yang menyertai dan melayani para 

rasul. Mereka mengapani mayat itu dengan kain kafan, meng-

usungnya ke luar kota, dan menguburnya dengan layak, wa-

laupun dia mati dalam dosa dan sebab  pukulan pembalasan 

Tuhan  yang tiba-tiba. 

IV. Perhitungan dengan Safira, istri Ananias, yang mungkin lebih 

dulu melakukan pelanggaran, dan mendorong suaminya supaya 

memakan buah terlarang ini. Masuklah dia ke tempat di mana 

para rasul berada, yang tampaknya yaitu  Serambi Salomo, kare-

na di sanalah kita biasa menemukan mereka (ay. 12), yaitu bagian 

Bait Tuhan  di mana Kristus dahulu berjalan-jalan (Yoh. 10:23). Kira-

kira tiga jam kemudian masuklah dia, berharap ikut mendapatkan 

ucapan terima kasih dari semua orang atas kedatangannya, dan 

Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 

 185 

atas persetujuannya untuk menjual tanah ini . Dari situ 

mungkin dia berhak mendapatkan sebagian atau sepertiga. Ia ti-

dak tahu apa yang telah terjadi. Aneh, tidak ada yang bergegas 

memberi tahu dia tentang kematian mendadak suaminya, supaya 

dia dapat menghindar. Mungkin seseorang sudah melakukannya, 

namun dia tidak ada di rumah. sebab  itu dia datang untuk 

memperkenalkan dirinya di hadapan para rasul, sebagai seorang 

dermawan, dengan dana yang dia dapatkan dengan pelanggaran, 

bukan berkat.  

1. Dia terbukti bersalah ikut melakukan dosa yang sama dengan 

suaminya, melalui pertanyaan yang diajukan Petrus kepada-

nya (ay. 8).  Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah 

tanah itu kamu jual?” dengan menyebutkan jumlah yang di-

bawa dan diletakkan Ananias di kaki para rasul.  Inikah se-

mua yang engkau terima dari penjualan tanah itu, dan tidak 

lebih dari itu?”  Ya,” kata Safira,  kami tidak memperoleh lebih 

dari itu. Itulah setiap sen yang kami terima.” Ananias dan 

istrinya sepakat menyampaikan cerita yang sama. sebab  ta-

war-menawar dilakukan secara pribadi, dan ada persetujuan 

untuk merahasiakannya di antara mereka, tidak ada orang 

yang dapat menyanggah mereka, dan mereka mengira dapat 

mempertahankan kebohongan mereka dengan aman, lalu 

memperoleh keuntungan sebab nya. Menyedihkan jika kita 

melihat hubungan-hubungan yang seharusnya saling mendo-

rong untuk melakukan hal yang baik malah saling mengeras-

kan dalam melakukan hal yang jahat. 

2. Hukuman disampaikan kepadanya, bahwa dia harus ambil ba-

gian dalam hukuman suaminya (ay. 9). 

(1) Dosanya dibukakan:  Mengapa kamu berdua bersepakat 

untuk mencobai Roh Tuhan?” Sebelum menyampaikan hu-

kuman, Petrus memberitahukan kekejiannya, dan menun-

jukkan kejahatan dosanya. Perhatikanlah, 

[1] Bahwa mereka mencobai Roh TUHAN. Sama seperti 

Israel mencobai Tuhan  di padang gurun,  saat  mereka 

mengatakan,  Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau 

tidak?” setelah mereka melihat begitu banyak bukti me-

nakjubkan atas kuasa-Nya. Dan bukan hanya kehadiran-

Nya, melainkan juga kekuasaan-Nya,  saat  mereka ber-


 186

kata,  Sanggupkah Tuhan  menyajikan hidangan di pa-

dang gurun?” Demikian pula di sini,  Sanggupkah Roh 

di dalam diri para rasul mengungkapkan penipuan ini? 

Sanggupkah mereka mengetahui bahwa ini hanyalah 

sebagian dari hasil penjualan, saat kita mengatakan ke-

pada mereka bahwa ini yaitu  seluruh hasil penjualan?” 

Dapatkah Ia mengadili dari balik awan-awan yang ge-

lap? (Ayb. 22:13). Mereka melihat bahwa para rasul me-

miliki karunia lidah, namun apakah mereka memiliki 

karunia membedakan rupa-rupa roh? Orang yang me-

ngira dapat berbuat dosa dengan aman dan bebas men-

cobai Roh Tuhan . Mereka mencobai Tuhan  seolah-olah Dia 

sama seperti diri mereka sendiri. 

[2] Bahwa mereka sepakat bersama-sama melakukannya, 

membuat ikatan hubungan mereka satu sama lain 

(yang sebab  penetapan Tuhan  merupakan ikatan yang 

kudus) menjadi ikatan kejahatan. Sulit dikatakan mana 

yang lebih buruk di antara teman satu kuk dan hu-

bungan-hubungan lain: perpecahan dalam berbuat baik 

atau kerukunan dalam berbuat jahat. Sepertinya tersi-

rat bahwa kesepakatan mereka untuk melakukannya 

bersama-sama yaitu  tindakan mencobai Roh Kudus 

lebih jauh. Seakan-akan,  saat  mereka berjanji untuk 

saling mendukung dalam hal ini, bahkan Roh TUHAN 

sendiri pun tidak dapat menyingkap mereka. Dengan 

demikian mereka menyembunyikan dalam-dalam ran-

cangannya terhadap TUHAN, namun dipaksa mengeta-

hui bahwa itu yaitu  sia-sia.  Mengapa kamu sampai 

tergoda seperti itu? Kebodohan aneh apa yang merasuki 

kamu, sehingga mau mengambil risiko mencobai apa 

yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi? Mengapa 

kamu, yang yaitu  orang-orang Kristen yang sudah di-

baptis, tidak memahami dirimu sendiri dengan lebih baik? 

Berani-beraninya kamu mengambil risiko sebesar itu? 

(2) Hukumannya dibacakan: Lihatlah, orang-orang yang baru 

mengubur suamimu berdiri di depan pintu (mungkin Petrus 

mendengar mereka datang, atau tahu bahwa mereka tidak 

mungkin lama pergi) dan mereka akan mengusung engkau 

juga ke luar. Seperti Adam dan Hawa, yang sepakat mema-

Kitab Kisah Para Rasul 5:1-11 

 187 

kan buah terlarang, bersama-sama diusir keluar dari ta-

man Firdaus, demikian pula Ananias dan Safira, yang se-

pakat mencobai Roh TUHAN, bersama-sama dihalau keluar 

dari dunia ini. 

3. Hukuman itu terlaksana dengan sendirinya. Tidak perlu ada 

algojo, sebab  kuasa membunuh menyertai kata-kata Petrus, 

seperti halnya kuasa menyembuhkan kadang-kadang menyer-

tainya. sebab , Tuhan , yang dalam nama-Nya Petrus berbicara, 

mematikan dan menghidupkan, dan dari mulut-Nya (dan Petrus 

saat itu yaitu  mulut-Nya) keluar apa yang buruk dan apa 

yang baik (ay. 10): Lalu rebahlah perempuan itu se saat  itu juga 

di depan kaki Petrus. Terhadap beberapa orang berdosa Tuhan  

segera mengambil tindakan, sedang  terhadap yang lainnya 

Dia lama bersabar. Sudah pasti Tuhan  memiliki alasan-alasan 

yang tepat untuk perbedaan itu, namun Dia tidak harus men-

jelaskannya kepada kita. Safira baru saat itu mendengar bahwa 

suaminya sudah mati. Pemberitahuan itu, dengan pengungkap-

an dosanya, dan hukuman mati yang diberikan kepadanya, me-

nyambar dia bagaikan oleh petir dan menerbangkannya bagai-

kan oleh angin puyuh. Ada banyak peristiwa kematian men-

dadak yang tidak boleh dianggap sebagai hukuman atas suatu 

dosa besar, seperti ini. Kita tidak boleh berpikir bahwa semua 

orang yang mati mendadak yaitu  orang-orang yang lebih 

berdosa dari yang lain. Mungkin hal itu menguntungkan bagi 

mereka, bahwa mereka mengalami perjalanan singkat. Bagai-

manapun, itu yaitu  peringatan bagi semua orang supaya 

selalu siap.namun  di sini sudah jelas bahwa kematian ini  

merupakan penghakiman. Sebagian orang mempertanyakan 

keadaan kekal Ananias dan Safira, dan cenderung berpikir bah-

wa kebinasaan daging yaitu  agar rohnya diselamatkan pada 

hari Tuhan. Dan saya harus mengikuti pendapat yang murah 

hati itu, kalau saja mereka diberi kesempatan untuk bertobat, 

seperti dengan orang Korintus yang melakukan hubungan 

badan dengan sesama anggota keluarganya. Namun, hal-hal 

yang tersembunyi bukanlah untuk kita. Dikatakan, rebahlah 

perempuan itu se saat  itu juga di depan kaki Petrus. Di tempat 

dia seharusnya meletakkan seluruh hasil penjualan, dan tidak 

melakukannya, di situlah dia tergeletak, seperti untuk menu-

tup kekurangannya. Orang-orang muda yang mengurus pe-


 188

nguburan masuk dan mendapati dia sudah mati, dan tidak 

dikatakan mereka mengapani dia, seperti yang dia lakukan 

terhadap Ananias, namun mereka mengusungnya ke luar dan 

menguburnya di samping suaminya. Dan mungkin sebuah 

tulisan dipasang di atas kuburan mereka, yang menyiratkan 

bahwa mereka yaitu  tugu kemurkaan Tuhan  terhadap orang-

orang yang mendustai Roh Kudus. Ada orang yang bertanya 

apakah para rasul menyimpan uang yang mereka bawa, yang 

tentangnya mereka telah berbohong. Saya cenderung berpikir 

mereka menyimpannya. Mereka tidak memiliki takhayul orang-

orang yang mengatakan,  Tidak diperbolehkan memasukkan 

uang ini ke dalam peti persembahan,” sebab  bagi orang suci 

semuanya suci. Apa yang mereka bawa tidak cemar bagi orang-

orang yang menerimanya,namun  apa yang mereka simpan 

cemar bagi mereka yang menyimpannya. Perbaraan pemberon-

tak-pemberontak Korah pun digunakan. 

V. Kesan yang ditimbulkan pada orang banyak. Hal ini dicatat di te-

ngah-tengah cerita (ay. 5): Maka sangatlah ketakutan semua orang 

yang mendengar hal itu, yang mendengar kata-kata Petrus, dan 

melihat apa yang terjadi sesudah itu atau yang mendengar cerita 

tentang itu, sebab  pastilah peristiwa itu menjadi bahan seluruh 

pembicaraan di kota. Dan lagi (ay. 11): Maka sangat ketakutanlah 

seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu. 

1. Orang-orang yang telah menggabungkan diri dengan gereja 

menjadi takut dan kagum terhadap Tuhan  dan penghakimannya, 

dan semakin menghormati pengaturan Roh Kudus yang seka-

rang berlaku atas mereka. Itu bukanlah kabut atau pengha-

lang bagi sukacita kudus mereka, melainkan mengajar mereka 

untuk bersungguh-sungguh dengan Roh Kudus, dan bersuka-

cita dengan gemetar. Semua yang meletakkan uang mereka di 

kaki para rasul setelah itu takut menahan sebagian dari hasil 

penjualan. 

2. Semua yang mendengar hal itu menjadi lumpuh ketakutan ka-

renanya, dan segera mengatakan, Siapakah yang tahan berdiri 

di hadapan TUHAN, Tuhan  yang kudus ini dan Roh-Nya di da-

lam diri para rasul? Seperti dalam 1 Samuel 6:20. 

Kitab Kisah Para Rasul 5:12-16 

 189 

Kemajuan Injil 

(5:12-16) 

12 Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang 

banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam 

persekutuan yang erat. 13 Orang-orang lain tidak ada yang berani mengga-

bungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. 

14 Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada 

Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, 15 bahkan mereka membawa 

orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-

balai dan tilam, supaya, jika  Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya 

mengenai salah seorang dari mereka. 16 Dan juga orang banyak dari kota-

kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-

orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka 

semua disembuhkan. 

Di sini kita menjumpai gambaran tentang kemajuan Injil, meskipun 

penghakiman dahsyat menimpa dua orang munafik. 

I. Di sini diceritakan tentang mujizat-mujizat yang diadakan oleh 

para rasul (ay. 12): Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda 

dan mujizat di antara orang banyak, banyak mujizat belas kasihan 

untuk satu mujizat penghakiman. Sekarang kuasa Injil kembali 

ke jalur yang tepat, yaitu jalur belas kasihan dan anugerah. Tuhan 

telah keluar dari tempat-Nya untuk menghukum, namun seka-

rang kembali ke tempat-Nya, ke tutup pendamaian-Nya kembali, 

memperlihatkan belas kasihan-Nya lagi. Mujizat-mujizat yang 

mereka adakan membuktikan misi Tuhan  mereka. Jumlahnya tidak 

sedikit, melainkan banyak, dari berbagai macam dan sering ter-

ulang, berupa tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban, yang diakui 

sebagai tanda kehadiran dan kekuasaan Tuhan . Mujizat-mujizat itu 

tidak diadakan di tempat tersembunyi, melainkan di antara orang 

banyak, yang bebas menyelidiki mujizat-mujizat itu, sehingga jika 

ada penipuan atau persekongkolan di dalamnya, pasti akan ter-

ungkap. 

II. Di sini kita diberi tahu apa akibat mujizat-mujizat yang diadakan 

para rasul ini. 

1. Jemaat tetap bersama-sama, dan semakin setia baik kepada 

para rasul maupun kepada satu sama lain. Semua orang per-

caya dalam jemaat selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam 

persekutuan yang erat.  


 190

(1) Mereka bertemu di Bait Tuhan , di tempat terbuka yang di-

sebut Serambi Solomo. Memang aneh, jika para pejabat 

Bait Tuhan  membiarkan mereka mengadakan pertemuan 

mereka di sana. Namun Tuhan  mencondongkan hati orang-

orang itu supaya membiarkan mereka di sana sebentar, 

untuk lebih memudahkan penyebaran Injil. Lagi pula 

orang-orang yang mengizinkan pembeli dan penjual malu 

melarang para pengkhotbah dan penyembuh seperti mere-

ka di sana. Mereka semua bertemu dalam ibadah bersama. 

Sejak awal sekali jemaat telah menjalani penetapan per-

kumpulan ibadah bersama, yang sama sekali tidak boleh 

diabaikan atau dibiarkan surut, sebab  di dalamnya peng-

akuan iman agama dipertahankan. 

(2) Mereka berkumpul dalam persekutuan yang erat, sepakat 

dalam ajaran, ibadah, dan tata aturan mereka. Dan tidak 

ada ketidakpuasan ataupun sungut-sungut mengenai ke-

matian Ananias dan Safira, seperti sungut-sungut terhadap 

Musa dan Harun mengenai kematian Korah dan kumpul-

annya:  Kamu telah membunuh umat TUHAN” (Bil. 16:41). 

Pemisahan orang-orang munafik, dengan membedakan 

penghakimannya, seharusnya membuat orang-orang tulus 

jauh lebih dekat kepada satu sama lain dan kepada pela-

yanan Injil. 

2. Para rasul, yang yaitu  pelayan-pelayan utama Kerajaan Kris-

tus, memperoleh penghormatan yang sangat besar. 

(1) Pelayan-pelayan lain menjaga jarak dengan mereka. Orang-

orang lain dari kumpulan mereka tidak ada yang berani 

menggabungkan diri kepada mereka. Walaupun orang-

orang lain dari kumpulan mereka dikaruniai Roh Kudus, 

dan berbicara dengan bahasa lidah, namun pada saat itu 

tidak seorang pun dari mereka mengadakan tanda-tanda 

dan mujizat seperti para rasul, sehingga mereka mengakui 

keunggulan para rasul, dan dalam segala hal tunduk ke-

pada mereka. 

(2) Mereka sangat dihormati orang banyak, dan sangat dise-

gani, dibicarakan dengan penuh penghargaan, dan digam-

barkan sebagai kesayangan Sorga dan berkat yang tidak 

terkatakan bagi dunia ini. Walaupun imam-imam kepala 

Kitab Kisah Para Rasul 5:12-16 

 191 

menjelek-jelekkan mereka, dan mengerahkan segala ke-

mampuan mereka untuk merendahkan rasul-rasul itu, ini 

tidak menghalangi orang banyak untuk menghormati me-

reka. Orang banyak itu melihat semua kejadian itu dalam 

terang yang sejati. Amatilah, para rasul sama sekali tidak 

memegahkan diri mereka. Dengan hati-hati dan setia, me-

reka mempersembahkan kemuliaan dari segala yang mere-

ka lakukan itu kepada Kristus, meskipun tetap saja orang 

banyak meninggikan mereka. sebab  orang yang meren-

dahkan diri akan ditinggikan, dan orang yang menghormati 

itu sama saja dengan menghormati Tuhan  sendiri. 

3. Jumlah jemaat meningkat (ay. 14). Makin lama makin bertam-

bahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, dan sudah 

pasti mereka menggabungkan diri dengan jemaat,  saat  mere-

ka melihat bahwa sesungguhnya Tuhan  ada di tengah jemaat, 

baik laki-laki maupun perempuan. Mereka sama sekali tidak 

terhalang oleh contoh yang dibuat Ananias dan Safira, justru 

mereka lebih tertarik untuk masuk ke dalam perkumpulan 

yang memiliki disiplin tegas seperti itu. Perhatikanlah, 

(1) Orang-orang percaya ditambahkan kepada Tuhan Yesus, 

dipersatukan dengan-Nya, dan dengan demikian disatukan 

dengan tubuh rohani-Nya. Tidak ada yang dapat memisah-

kan dan menjauhkan kita dari tubuh rohani-Nya, kecuali 

apa yang memisahkan dan menjauhkan kita dari Kristus. 

Sudah banyak orang yang dibawa kepada Tuhan, namun 

masih ada tempat bagi yang lain untuk ditambahkan ke-

pada-Nya, menambah jumlah orang-orang yang dipersatu-

kan dengan Dia, dan masih akan terus bertambah sampai 

keputusan rahasia Tuhan  digenapi, dan jumlah orang pilihan 

tercapai. 

(2) Perhatian diberikan kepada pertobatan perempuan seperti 

halnya laki-laki. Hal ini lebih mendapat perhatian dibandingkan  

yang umumnya dilakukan dalam jemaat Yahudi, sebab  

kaum perempuan tidak menerima tanda sunat dan tidak 

diharuskan menghadiri perjamuan-perjamuan hari raya 

yang khidmat. Selain itu, pelataran perempuan yaitu  sa-

lah satu pelataran luar Bait Suci. Namun, seperti halnya 

mereka ada di antara orang-orang yang mengikuti Kristus 


 192

 saat  Dia ada di dunia, demikian pula mereka ada di antara 

orang-orang yang percaya kepada-Nya setelah Dia naik ke 

sorga. Perhatian besar diberikan kepada perempuan-pe-

rempuan yang baik. 

4. Para rasul melayani berlimpah orang sakit, dan memperoleh nama 

baik yang tinggi bagi mereka sendiri dan ajaran mereka dengan 

menyembuhkan semua orang sakit itu (ay. 15-16). Oleh rasul-

rasul diadakan banyak tanda dan mujizat sehingga segala macam 

orang meminta pertolongan mereka, baik di kota maupun daerah, 

dan mereka semua mendapatkannya. 

(1) Di kota: Mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan 

raya, sebab  mungkin imam-imam tidak mau membiarkan 

mereka membawa orang-orang sakit itu ke Serambi Solomo di 

Bait Suci, dan para rasul tidak memiliki waktu untuk pergi ke 

rumah mereka semua. Dan mereka membaringkannya di atas 

balai-balai dan tilam (sebab  mereka sangat lemah sehingga 

tidak dapat berjalan ataupun berdiri), supaya, jika  Petrus 

lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang 

dari mereka, walaupun tidak dapat mengenai mereka semua. 

Dan tampaknya itu memberi hasil yang diharapkan, seperti 

yang pernah dialami perempuan yang menyentuh jumbai ju-

bah Kristus. Dalam hal ini, dan juga hal-hal lain, perkataan 

Kristus digenapi, bahwa kamu akan melakukan juga pekerja-

an-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan 

yang lebih besar dari pada itu. Tuhan  menyatakan pemelihara-

annya kepada umat-Nya dengan menjadi naunganmu di se-

belah tangan kananmu, dan pengaruh kebaikan hati Kristus 

sebagai raja disamakan dengan naungan batu yang besar. Pe-

trus datang ke antara mereka dan matahari, dan menyembuh-

kan mereka, dengan memutuskan ketergantungan mereka dari 

makhluk ciptaan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan 

mereka, supaya mereka hanya mengharapkan pertolongan 

dari Roh anugerah yang memenuhi dirinya. Dan jika mujizat-

mujizat seperti itu diadakan melalui bayangan Petrus, kita pu-

nya alasan untuk berpikir bahwa mujizat-mujizat itu juga di-

adakan melalui bayangan rasul-rasul lain, seperti juga dengan 

sapu tangan yang pernah dipakai Paulus (19:12). Sudah pasti 

keduanya dapat terjadi sebab  maksud yang sungguh-sung-

Kitab Kisah Para Rasul 5:17-25 

 193 

guh dalam pikiran para rasul untuk menyembuhkan. Tidak 

masuk akal jika sebab nya kita menduga ada sifat menyem-

buhkan pada barang peninggalan orang-orang kudus yang su-

dah mati dan tiada. Kita tidak pernah membaca ada orang 

yang sembuh sebab  barang peninggalan Kristus sendiri, sete-

lah Dia pergi, dan kita pasti akan membacanya jika pernah 

ada hal seperti itu. 

(2) Di kota-kota kecil: Banyak orang datang ke Yerusalem dari 

kota-kota di sekitar, membawa orang-orang yang sakit, yang 

menderita pada tubuhnya, dan orang-orang yang diganggu roh 

jahat, yang menderita pada pikirannya, dan mereka semua 

disembuhkan. Tubuh dan pikiran yang sakit disembuhkan. 

Dengan mujizat-mujizat ini para rasul mendapat kesempatan 

untuk meyakinkan orang banyak tentang asal-usul sorgawi 

ajaran yang mereka beritakan, dan membuat orang banyak 

tertarik dan mengikuti mereka dan ajaran itu, dengan memberi 

mereka contoh tentang keuntungan dari ajaran itu bagi kese-

jahteraan dunia bawah ini. 

Malaikat Tuhan Membebaskan Para Rasul dari Penjara  

(5:17-25) 

17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-

orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 18 Mereka 

menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. 

19namun  waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu pen-

jara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: 20  Pergilah, berdirilah di 

Bait Tuhan  dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” 

21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke da-

lam Bait Tuhan , lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan 

pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu selu-

ruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-

rasul itu dari penjara. 22namun   saat  pejabat-pejabat datang ke penjara, me-

reka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan 

memberitahukan, 23 katanya:  Kami mendapati penjara terkunci dengan 

sangat rapinya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu,namun  

setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalam-

nya.” 24  saat  kepala pengawal Bait Tuhan  dan imam-imam kepala mendengar 

laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-

rasul itu. 25namun  datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: 

 Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di 

dalam Bait Tuhan  dan mereka mengajar orang banyak.” 

Tidak pernah ada pekerjaan baik yang memiliki harapan untuk ber-

hasil terus berlangsung tanpa mendapatkan perlawanan. Orang-


 194

orang yang bertekad melakukan kejahatan tidak dapat diperdamai-

kan dengan orang-orang yang membiasakan diri berbuat baik. Iblis, 

si pembunuh umat manusia, selalu dan akan terus menjadi musuh 

orang-orang yang membawa manfaat bagi umat manusia. Dan akan 

aneh jika para rasul terus mengajar dan menyembuhkan seperti itu 

tanpa pernah dihalangi. Dalam ayat-ayat ini kita menjumpai kejahat-

an neraka dan anugerah sorga bergumul di sekitar mereka, yang satu 

untuk menghalau mereka keluar dari pekerjaan baik ini, dan yang 

lainnya untuk menggerakkan mereka di dalamnya. 

I. Imam-imam sangat marah kepada mereka, dan mengurung me-

reka di penjara (ay. 17-18). Perhatikanlah, 

1. Siapa musuh dan penganiaya mereka. Imam Besar yaitu  ke-

tua kelompok, Hanas atau Kayafas, yang melihat kekayaan 

dan martabat mereka, kekuasaan dan kelaliman mereka, yaitu 

seluruh milik mereka, sedang dalam bahaya menjadi lenyap. 

Dan semua itu pasti akan hilang, jika ajaran rohani dan sor-

gawi dari Kristus diterima dan berlaku di tengah masyarakat. 

Orang-orang yang paling cepat bergabung dengan Imam Besar 

dalam hal ini yaitu  orang-orang dari mazhab Saduki, yang 

memiliki rasa permusuhan khusus terhadap Injil Kristus, ka-

rena Injil ini  menegaskan dan menegakkan ajaran ten-

tang dunia yang tidak kelihatan, kebangkitan orang mati, dan 

keadaan masa depan, yang mereka sangkal. Tidak aneh jika 

orang yang tidak beragama bersikeras melawan agama yang 

sejati dan murni. 

2. Bagaimana imam-imam merasa sangat sakit dan marah 

sejadi-jadinya terhadap para rasul.  saat  mereka mendengar 

dan melihat bagaimana orang-orang berbondong-bondong 

mendatangi para rasul, dan betapa banyaknya orang-orang 

itu, mulailah bangkit amarah mereka, sebab  tidak dapat lagi 

menanggung hal itu, dan memutuskan untuk mengambil tin-

dakan. Mereka sangat iri hati (KJV: dipenuhi dengan amarah – 

pen.), terhadap rasul-rasul sebab  memberitakan ajaran Kris-

tus dan menyembuhkan orang-orang sakit, dan kepada orang 

banyak sebab  mendengarkan rasul-rasul dan membawa 

orang-orang sakit kepada mereka untuk disembuhkan. Juga, 

kepada diri mereka dan kelompok mereka sendiri sebab  mem-

biarkan hal ini berlangsung begitu jauh dan tidak memberan-

Kitab Kisah Para Rasul 5:17-25 

 195 

tasnya sejak awal. Demikianlah musuh-musuh Kristus dan 

Injil-Nya, mereka menjadi siksaan bagi diri mereka sendiri. 

Orang bebal dimatikan oleh iri hati. 

3.  Bagaimana mereka mulai bertindak melawan para rasul (ay. 

18): Mereka menangkap rasul-rasul itu. Mungkin mereka mela-

kukannya dengan tangan sendiri (begitu rendahnya kejahatan 

mereka merendahkan mereka), atau tepatnya, petugas-petugas 

mereka, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota, ber-

sama dengan narapidana-narapidana yang paling jahat. De-

ngan cara ini mereka bermaksud, 

(1) Untuk mengekang para rasul. Walaupun mereka tidak 

dapat membuat tuduhan kejahatan apa pun yang pantas 

mendapatkan hukuman mati atau dirantai, namun selama 

mereka bisa memenjarakan para rasul, rasul-rasul itu ti-

dak dapat meneruskan pekerjaan mereka, dan hal ini me-

reka anggap baik. Begitulah awalnya duta-duta Kristus di-

belenggu. 

(2) Untuk menakut-nakuti mereka, supaya meninggalkan pe-

kerjaan mereka. Terakhir kali mereka menyuruh rasul-

rasul itu datang ke hadapan mereka, mereka hanya meng-

ancam