Kisah pararasul 13

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 13. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 13



 ristus (2Kor. 1:21). 

[5] Dengan begitu mereka meletakkan pada diri mereka 

sendiri, dan pada semua orang yang mengakui nama 

itu, suatu kewajiban yang kuat dan kekal untuk tunduk 

pada hukum-hukum Kristus, untuk mengikuti teladan 

Kristus, dan untuk mengabdikan diri sepenuhnya bagi 

kehormatan Kristus, supaya menjadi kenamaan dan ke-

pujian bagi Dia. Apakah kita yaitu  orang Kristen? Jika 

demikian, maka kita harus berpikir, berbicara, dan ber-

tindak dalam segala hal sebagaimana mestinya sebagai 

orang Kristen, dan tidak melakukan perbuatan apa pun 

yang mencela nama yang mulia itu, yang dengannya 

kita disebut. Begitulah, supaya tidak dikatakan kepada 

kita apa yang dikatakan oleh Aleksander kepada se-

orang prajurit, yang memiliki nama yang sama dengan 

dirinyanamun  pengecut: Aut nomen, aut mores muta – 

Gantilah namamu atau ubahlah perilakumu. Kita harus 

memandang diri kita sebagai orang Kristen, dan ber-

sikap sepantasnya, supaya kita juga bisa memandang 

orang lain sebagai orang Kristen, dan bersikap pantas 

terhadap mereka sebagai orang Kristen. Seorang Kris-

ten, meskipun tidak dalam segala hal, harus kita kasihi 

dan kita hormati oleh sebab  nama yang melekat pada-

nya, sebab dia yaitu  milik Kristus.  

[6] Dengan demikian genaplah nas, sebab  ada tertulis 

(Yes. 62:2) mengenai jemaat injili, orang akan menyebut 

engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh

Kitab Kisah Para Rasul 11:27-30 

 475 

Tuhan sendiri. Dan dikatakan kepada jemaat Yahudi 

yang bejat dan merosot, Tuhan Tuhan  kiranya membina-

sakan engkau,namun  hamba-hamba-Ku akan disebut de-

ngan nama lain (Yes. 65:15).    

Sumbangan Gereja Mula-mula 

(11:27-30) 

27 Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. 28 

Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia 

mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang 

besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius. 29 Lalu murid-murid memu-

tuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan 

mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang 

diam di Yudea. 30 Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya 

kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus. 

Tatkala Tuhan Yesus naik ke tempat tinggi, Ia memberi  pemberian-

pemberian kepada manusia, tidak hanya rasul dan penginjilnamun  

juga nabi, yang dimampukan oleh Roh untuk melihat dan menubuat-

kan hal-hal yang akan datang. Nubuatan yang diberikan itu tidak 

hanya berguna untuk meneguhkan kebenaran Kekristenan (sebab  

semua perkataan para nabi ini tergenapi, sehingga terbukti bahwa 

mereka diutus oleh Tuhan  [Ul. 18:22; Yer. 28:9]),namun  juga sangat 

bermanfaat bagi jemaat, dan sangat menolong dalam memberi  

tuntunan bagi mereka. Nah, di sini diceritakan,  

I. Kunjungan yang dilakukan oleh beberapa orang dari para nabi ini 

ke Antiokhia (ay. 27): Pada waktu itu, selama tahun  saat  Bar-

nabas dan Saulus menetap di Antiokhia, datanglah beberapa nabi 

dari Yerusalem ke Antiokhia. Kita tidak diberi tahu berapakah 

jumlah nabi yang datang, atau adakah dari mereka ini yang ter-

masuk di antara para nabi yang nantinya kita dapati di dalam 

jemaat di Antiokhia (13:1). 

1. Mereka datang dari Yerusalem, mungkin sebab  sekarang me-

reka tidak begitu dihargai lagi di sana seperti sebelumnya. Me-

reka melihat pekerjaan mereka sudah selesai di sana, sehingga 

beranggapan bahwa sudah tiba waktunya untuk pergi. Yeru-

salem sudah terkenal buruk sebab  membunuh nabi-nabi dan 

menyiksa mereka, sehingga dengan sendirinya para nabi pergi 

dari sana. 


 476

2. Mereka datang ke Antiokhia, sebab  mendengar tentang ber-

tumbuhnya jemaat di sana, dan berharap bisa melayani di 

Antiokhia. Begitulah setiap orang harus saling melayani, sesuai 

dengan karunia yang telah diperolehnya. Barnabas datang 

untuk menasihati jemaat Antiokhia, dan sebab  mereka mene-

rima nasihat itu dengan baik, maka sekarang para nabi diutus 

untuk memberitakan kepada mereka hal-hal yang akan da-

tang, seperti yang telah dijanjikan oleh Kristus (Yoh. 16:13). 

Barangsiapa setia dalam perkara kecil, kepadanya akan diper-

cayakan perkara yang lebih besar. Orang yang paling mema-

hami nubuatan firman kemungkinan besar akan taat pada pe-

tunjuk firman. 

II. Suatu nubuatan khusus mengenai kelaparan yang akan datang, di-

sampaikan oleh salah satu dari para nabi itu, yaitu Agabus. Kita 

membaca lagi tentang dirinya yang sedang menubuatkan bahwa 

Paulus akan dipenjara (21:10-11). Di sini, ia berdiri, mungkin dalam 

salah satu pertemuan jemaat, dan bernubuat (ay. 28). Perhatikan,  

1. Dari mana Agabus mendapatkan nubuatan itu. Apa yang di-

sampaikannya tidak berasal dari dirinya sendiri, bukan reka-

annya sendiri, tidak ditentukan berdasarkan ilmu perbinta-

ngan, dan juga tidak ditafsirkan melalui pemahaman sebab 

akibat dari keadaan yang terjadi sekarang. Namun oleh kuasa 

Roh, yaitu Roh nubuat, ia mengatakan bahwa akan ada ke-

laparan. Seperti Yusuf, yang dimampukan oleh Roh, mema-

hami mimpi Firaun, dan meramalkan datangnya kelaparan di 

Mesir. Juga seperti Elia meramalkan datangnya kelaparan di 

Israel pada zaman Ahab. Demikianlah Tuhan  menyingkapkan 

rahasia-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. 

2. Hal apakah yang dinubuatkan. Seluruh dunia akan ditimpa ba-

haya kelaparan yang besar, oleh sebab  cuaca yang tidak 

wajar. Jagung akan menjadi langka dan mahal, sehingga ba-

nyak orang miskin yang akan mati kelaparan. Ini tidak hanya 

akan terjadi di satu wilayah tertentu,namun  di seluruh dunia, 

maksudnya, seluruh kekaisaran Romawi. Begitu bangganya 

orang Roma terhadap kekaisaran mereka, seperti halnya Alek-

sander, sehingga mereka menyebutnya sebagai dunia. Kristus 

telah bernubuat secara umum bahwa akan ada kelaparan 

(Mat. 24:7; Mrk. 13:8; Luk. 21:11),namun  Agabus menubuat-

Kitab Kisah Para Rasul 11:27-30 

 477 

kan satu peristiwa kelaparan yang sangat besar, yang akan se-

gera tiba. 

3. Digenapinya nubuatan itu: Hal itu terjadi juga pada zaman 

Klaudius. Peristiwa itu terjadi pada tahun kedua pemerintahan-

nya, dan berlanjut sampai tahun keempat, kalau bukan lebih 

lama. Beberapa ahli sejarah Roma menyebutkan peristiwa itu, 

begitu pula Yosefus. Tuhan  mengutus bagi mereka roti hidup, 

tetapi mereka menolaknya, dan membuang manna yang me-

limpah itu. sebab  itu, Tuhan  dengan adil melepaskan topangan-

Nya akan roti itu, dan menghukum mereka dengan kelaparan. 

Dan di dalam hal ini Dia bertindak adil. Mereka mandul, dan 

tidak menghasilkan bagi Tuhan , dan sebab  itu Tuhan  membuat 

tanah menjadi mandul bagi mereka. 

III. Tanggapan baik dari jemaat atas nubuatan ini.  saat  mereka di-

beri tahu bahwa akan datang kelaparan, mereka tidak berbuat 

seperti orang Mesir, yang menimbun makanan untuk diri mereka 

sendiri.namun , sebagai orang Kristen, mereka berencana me-

ngumpulkan sumbangan untuk menolong orang lain. Perbuatan 

yang demikian merupakan persiapan terbaik bagi kekurangan 

dan penderitaan kita sendiri. Telah dijanjikan kepada orang yang 

memperhatikan orang lemah, bahwa Tuhan akan melindungi dia 

dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di 

bumi (Mzm. 41:2-3). Dan mereka yang pengasih dan pemurah, 

tidak akan mendapat malu pada waktu kecelakaan, dan akan 

menjadi kenyang pada hari-hari kelaparan (Mzm. 37:19, 21). Per-

siapan terbaik yang bisa kita lakukan pada masa sukar yaitu  

berpegang pada janji-janji ini, dengan berbuat baik dan berbagi 

(Luk. 12:33). Banyak orang memberi alasan mengapa kita harus 

menabung,namun  Alkitab memberi  alasan mengapa kita harus 

bermurah hati, kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, ka-

rena kita tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas 

bumi (Pkh. 11:2). Perhatikan, 

1. Keputusan apa yang mereka buat. Setiap orang harus mengum-

pulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka 

masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara 

yang diam di Yudea (ay. 29). 


 478

(1) Kepada siapa mereka diminta untuk memberi  sum-

bangan, yaitu saudara-saudara yang diam di Yudea. Meski-

pun selama masih ada kesempatan, kita harus berbuat 

baik kepada semua orang,namun  kita harus menaruh per-

hatian khusus kepada kawan-kawan kita seiman (Gal. 

6:10). Tidak ada orang miskin yang boleh diabaikan,namun  

orang miskin yang menjadi kepunyaan Tuhan  harus dihargai 

secara khusus. Bahwa setiap gereja harus mengurus orang 

miskin yang ada pada mereka, itu dicontohkan melalui te-

ladan mula-mula dalam jemaat di Yerusalem, di mana pela-

yanan yang ada begitu teratur sehingga tidak ada seorang 

pun yang berkekurangan (4:34). Namun persekutuan orang 

kudus dalam hal itu di sini diperluas lebih jauh, dan per-

sediaan makanan dikumpulkan oleh jemaat di Antiokhia 

demi menolong jemaat miskin yang ada di wilayah Yudea, 

yang mereka sebut sebagai saudara mereka. Tampaknya 

sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi yang terserak un-

tuk mengirimkan uang kepada orang Yahudi yang tinggal 

di Yudea, untuk membantu orang miskin yang ada di sana, 

dan mengumpulkan uang untuk tujuan ini  (Tully me-

nyebutkan hal semacam itu di zamannya, Orat. pro Flacco). 

Hal ini memunculkan dugaan bahwa ada banyak orang 

miskin di Yudea, lebih dibandingkan  di daerah lain, sehingga 

orang kaya di sana tidak sanggup menanggung beban untuk 

memelihara mereka agar tidak kelaparan. Entah sebab  

tanah mereka telah menjadi mandul, meskipun tadinya 

subur, disebab kan kejahatan mereka yang diam di dalam-

nya, atau sebab  mereka tidak memiliki jalur perdagangan 

dengan daerah lain. Kita bisa menduga sekarang bahwa 

sebagian besar dari orang yang berbalik menjadi Kristen di 

daerah itu yaitu  orang miskin (Mat. 11:5, orang-orang 

miskin mendengar Injil), dan juga bahwa  saat  orang-orang 

miskin itu telah menjadi Kristen, mereka dikeluarkan dari 

daftar orang-orang miskin, dan tidak boleh menerima sum-

bangan dari masyarakat. sebab  itu, mudah diduga bahwa 

jika kelaparan tiba, maka masa ini  akan sangat me-

nyulitkan bagi mereka. Dan jika ada di antara mereka yang 

terpaksa mati kelaparan, itu akan menjadi celaan besar 

bagi iman Kristen. sebab  itu, direncanakanlah suatu per-

Kitab Kisah Para Rasul 11:27-30 

 479 

siapan sejak awal, berdasarkan nubuat akan datangnya ke-

laparan, untuk mengirimkan kepada mereka persediaan 

makanan jauh-jauh hari. Jika tidak demikian, jika  hal 

itu ditunda sampai kelaparan tiba, maka sudah terlambat. 

(2) Kesepakatan yang ada di antara para murid mengenai hal 

itu, bahwa masing-masing harus turut menyumbang, me-

nurut kemampuannya, untuk perbuatan baik ini. Orang Ya-

hudi yang ada di daerah-daerah lain menjadi kaya sebab  

berdagang, dan banyak di antara orang kaya Yahudi itu 

yang menjadi Kristen, yang kekayaannya bisa mencukupi 

kebutuhan saudara-saudara mereka yang miskin di tempat 

yang jauh. Mereka yang jauh itu juga harus dipertimbang-

kan, tidak hanya orang miskin yang ada di antara kita saja. 

Para pemurah yaitu  orang-orang yang membagikan apa 

yang diberikan Tuhan kepada mereka, dan mengirimkan 

barang milik mereka ke daerah lain yang sangat jauh letak-

nya. Begitu juga kita seharusnya dalam memberi  sede-

kah kepada orang yang membutuhkannya, yang ada di 

tempat yang jauh. sebab  itu, kita harus rela melakukan-

nya  saat  dipanggil. Setiap orang harus mengumpulkan 

suatu sumbangan, kurang atau lebih, menurut kemampuan 

mereka masing-masing, sebanyak yang bisa mereka sisih-

kan dari kebutuhan dirinya dan keluarganya, dan menurut 

kelimpahan yang diberikan Tuhan  kepadanya. Yang di-

maksud dengan menurut kemampuan kita, kita sendirilah 

yang harus mengukurnya,namun  harus berhati-hati supaya 

kita mengukur dengan adil. 

2.  Apa yang mereka perbuat. Mereka bertindak sesuai dengan ke-

sepakatan mereka (ay. 30). Hal itu mereka lakukan juga. Mere-

ka tidak hanya membicarakannya,namun  mereka juga men-

jalankannya. Banyak rencana yang baik semacam itu dibuat 

dan diusulkan,namun  tidak dilaksanakan, sehingga tidak ada 

hasilnya. Namun yang ini dilaksanakan, sumbangan dikum-

pulkan, dan jumlahnya cukup banyak sehingga mereka ber-

anggapan bahwa pantaslah jika mereka mengutus Barnabas 

dan Saulus ke Yerusalem untuk membawanya kepada para 

penatua di sana, meskipun mereka masih ingin bekerja di 

Antiokhia. Mereka mengirimkannya,  


 480

(1) Kepada para penatua, para pemimpin, pelayan dan gem-

bala, dari jemaat di Yudea, supaya oleh mereka dibagikan 

menurut kebutuhan para penerimanya, sebagaimana sum-

bangan itu telah dikumpulkan menurut kemampuan para 

pemberinya. 

(2) Sumbangan itu disampaikan oleh Barnabas dan Saulus, 

yang mungkin juga sedang mencari kesempatan untuk 

pergi ke Yerusalem, sehingga mau melakukannya. Yosefus 

berkata kepada kita bahwa pada zaman itu raja Irates me-

ngirimkan sumbangannya kepada para penguasa di Yeru-

salem, untuk orang miskin di daerah itu. sedang  He-

lena, ratu bangsa Adiabeni, yang saat itu berada di Yeru-

salem, dan mendengar bahwa banyak orang mati sebab  

kelaparan di sana dan di wilayah sekitarnya, mengirimkan 

persediaan makanan dari Siprus dan Aleksandria, dan mem-

bagikannya kepada orang-orang. Begitulah menurut Dr. 

Lightfoot, yang juga memperkirakan, berdasarkan waktu ke-

tika Paulus mengalami pengangkatan, yaitu  empat belas ta-

hun sebelum ia menulis surat kedua kepada orang Korintus” 

(2Kor. 12:1-2), bahwa dalam perjalanannya ke Yerusalem 

inilah, dengan membawa semua sumbangan dan persem-

bahan itu, ia diliputi kuasa Tuhan  di bait Tuhan  (seperti yang 

diceritakan olehnya [22:17]). Di dalam penglihatan itu ia 

diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, dan  saat  

itulah Kristus memberitahunya bahwa Ia akan mengutus-

nya dari sana kepada bangsa-bangsa lain, yang segera dila-

kukannya sesudah ia kembali ke Antiokhia. Bukanlah sua-

tu penghinaan jika dalam keadaan tertentu, seorang pe-

layan Injil mengantarkan sedekah bagi jemaat. Meskipun 

jika harus mengurus hal itu secara tetap, biasanya mereka 

yang telah memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan 

firman dapat terpecah perhatiannya. 

PASAL 12  

Dalam pasal ini kita mendapati cerita tentang,  

I. Kematian Rasul Yakobus sebagai saksi Kristus, dan pena-

hanan Rasul Petrus atas perintah Herodes Agripa yang saat 

itu memerintah sebagai raja di wilayah Yudea (ay. 1-4). 

II. Pembebasan Petrus dari penjara secara ajaib oleh pelayanan 

seorang malaikat, sebagai jawaban atas doa-doa jemaat bagi-

nya (ay. 6-19). 

III. Kematian mendadak Herodes di puncak kesombongannya ka-

rena tamparan seorang malaikat, pelayan keadilan Tuhan  (ay. 

20-23). Peristiwa ini terjadi sementara Barnabas dan Saulus 

sedang berada di Yerusalem, sebagai utusan jemaat di Antio-

khia untuk mengantarkan sumbangan mereka. Itulah se-

babnya pada bagian penutup pasal ini kita mendapati catat-

an perjalanan mereka kembali ke Antiokhia (ay. 24-25).  

Kematian Yakobus sebagai Saksi Kristus;  

Penahanan Petrus  

(12:1-4)  

1 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terha-

dap beberapa orang dari jemaat. 2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara 

Yohanes, dengan pedang. 3  saat  ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan 

hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan 

Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. 4 Setelah Petrus ditangkap, He-

rodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-

masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah 

ia menghadapkannya ke depan orang banyak. 

Semenjak pertobatan Paulus, kita tidak pernah mendengar lagi ten-

tang peran imam-imam dalam menganiaya orang-orang kudus di 

Yerusalem. Mungkin perubahan menakjubkan yang terjadi pada diri 


 482

Paulus serta kekecewaan mereka atas kegagalan rancangan mereka 

terhadap orang-orang Kristen di Damaskus, telah sedikit meredakan 

kegiatan mereka serta membuat mereka mau menerima nasihat Ga-

maliel, yakni biarkanlah mereka, dan lihatlah apa yang akan terjadi 

nanti. Namun, sekarang badai malah muncul dari penjuru yang lain. 

Kekuatan rakyat biasa yang tampaknya selama ini digerakkan oleh 

kaum rohaniwan, sekarang tidak lagi bertindak sendiri dalam mela-

kukan penganiayaan. Walaupun Herodes berasal dari keluarga bang-

sa Edom, tampaknya ia telah berpindah agama menjadi pemeluk 

agama Yahudi. Sebab Yosefus (sejarawan Yahudi abad pertama – 

pen.) mencatat bahwa ia sangat bersemangat dalam mengikuti upa-

cara-upacara agama menurut hukum Musa, dan menjadi orang yang 

sangat fanatik dalam hal upacara keagamaan. Ia tidak saja menjadi 

penguasa wilayah Galilea (seperti halnya Herodes Antipas),namun  

juga memegang pemerintahan di Yudea yang diserahkan kepadanya 

oleh Kaisar Klaudius. Ia lebih sering tinggal di Yerusalem, tempat ia 

berada pada saat itu. Ada tiga hal yang ia lakukan dan dapat kita 

baca di sini: 

I. Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang 

dari jemaat (ay. 1). Tindakannya yang mulai keras itu menun-

jukkan bahwa sebelumnya ia telah menahan diri. Mungkin hati 

nuraninya mencegah dia bertindak keras selama ini. namun   

sekarang ia lepas kendali dan mulai bertindak keras dengan 

sengaja dan terencana. Herodes mulai bertindak keras terhadap 

beberapa orang dari jemaat untuk membuat mereka menderita, 

begitulah tafsiran beberapa orang. Ia memerintahkan prajurit-pra-

juritnya menangkap dan menahan mereka, dengan maksud supaya 

dapat mendakwa mereka. Perhatikanlah bagaimana ia bertindak 

secara perlahan-lahan. 

1. Ia mulai dengan beberapa anggota jemaat, yang kurang dike-

nal. Ia mulai dengan permainan kecil-kecilan,namun  setelah itu 

meningkat sampai kepada penangkapan para rasul sendiri. 

Kebenciannya tertuju kepada jemaat. Kepada merekalah ia 

melancarkan dendamnya. Ia tidak memiliki alasan apa pun, 

selain hanya sebab  mereka itu yaitu  anggota jemaat, yang 

berarti menjadi milik Kristus.  

2. Ia mengawalinya dengan menjengkelkan mereka saja, atau 

membuat mereka menderita, dengan jalan memenjarakan me-


 483 

reka, menjatuhkan denda kepada mereka, merusak rumah-

rumah dan harta benda mereka, serta menyusahkan mereka 

dengan berbagai cara.  Namun, sesudah itu ia melanjutkannya 

dengan perbuatan jahat yang lebih kejam. Dengan demikian 

hamba-hamba Kristus dilatih dengan cara menghadapi masalah-

masalah kecil sampai pada yang lebih besar, supaya keseng-

saraan itu menimbulkan ketekunan serta memberi  penga-

laman dalam bertekun.  

II. Herodes menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan 

pedang (ay. 2). Di sini kita dapat mengamati, 

1. Siapakah saksi Kristus yang mati ini. Ia yaitu  Yakobus, sau-

dara Yohanes. Ia disebut seperti itu untuk membedakannya 

dari Yakobus yang lain, saudara Yoses. Yakobus yang ini dise-

but Yakobus Besar – Yakobus Tua, sedang  Yakobus yang 

itu disebut Yakobus Kecil – Yakobus Muda. Orang yang di sini 

dimahkotai sebagai seorang saksi yang terbunuh itu yaitu  

salah seorang dari tiga murid pertama Kristus. Salah seorang 

yang menjadi saksi dari pemuliaan dan penderitaan-Nya yang 

sangat dalam, yang dengan semua itu telah dipersiapkan un-

tuk mati sebagai seorang saksi Kristus. Ia yaitu  salah satu 

dari beberapa murid yang dijuluki Kristus dengan Boanerges –

anak-anak guruh. Kemungkinan besar sebab  khotbahnya 

yang kuat dan membangun, ia telah menjengkelkan hati Herodes 

atau orang-orang yang ada di sekitarnya. Sama seperti yang 

dilakukan oleh Yohanes Pembaptis terhadap Herodes yang 

lain. Itulah kejadiannya bagaimana ia masuk dalam kesulitan 

ini. Ia yaitu  salah satu dari anak-anak Zebedeus, yang diberi 

tahu oleh Kristus bahwa mereka akan minum dari cawan yang 

harus diminum-Nya (Mat. 20:23) dan dibaptis dengan baptisan 

yang harus Ia terima. Sekarang, kata-kata Kristus itu digenapi 

di dalam diri Yakobus. Namun hal itu terjadi supaya ia boleh 

duduk di sebelah kanan Kristus. Sebab, jika kita menderita 

bersama-sama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan ber-

sama-sama dengan Dia. Ia yaitu  salah seorang dari kedua 

belas rasul yang secara langsung menerima Amanat Agung un-

tuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus. Seka-

rang ia malah dibunuh sebelum sempat beranjak dari Yeru-

salem, sama seperti Habil yang dibunuh oleh Kain  saat  bumi 


 484

ini belum sempat dipenuhi oleh manusia. Dengan membunuh 

satu orang sekarang berarti Herodes sudah membunuh ba-

nyak orang di kemudian hari. Ia tidak tahu berapa banyak 

orang yang telah dibunuhnya dengan membunuh seorang ra-

sul sekarang.namun  mengapa Tuhan  mengizinkan hal ini ter-

jadi? Jika darah orang-orang kudus-Nya, berharga di peman-

dangan-Nya, terlebih lagi darah rasul-rasul-Nya. sebab  itu 

kita boleh yakin bahwa penumpahan darah itu memiliki tujuan 

yang lebih berharga. Mungkin dengan mengizinkan hal ini 

Tuhan  ingin membangkitkan semangat rasul-rasul lainnya un-

tuk segera menyebar di antara bangsa-bangsa lain dan tidak 

tinggal lagi dengan nyaman di Yerusalem. Atau dapat juga 

untuk menunjukkan bahwa meskipun para rasul ditunjuk 

untuk menanamkan Injil di dunia ini, namun jika mereka di-

ambil dari dunia ini, Tuhan  sanggup melakukan pekerjaan-Nya 

tanpa mereka, dan Ia pasti akan melakukannya. Rasul itu 

mati sebagai seorang saksi Kristus, untuk menunjukkan ke-

pada rasul-rasul selebihnya tentang apa yang harus mereka 

hadapi, supaya oleh sebab nya mereka dapat mempersiapkan 

diri. Kisah turun-temurun yang ada di kalangan gereja Roma 

mengatakan bahwa sebelum kejadian ini, Yakobus pernah 

berada di Spanyol untuk menanamkan Injil di sana, sama 

sekali tidak berdasar. Juga, tidak ada kepastian mengenai hal 

itu, atau dukungan yang dapat membenarkannya.  

2. Kematian seperti apa yang ia alami. Ia dibunuh dengan pe-

dang, yaitu, kepalanya dipenggal dengan pedang. Cara kema-

tian seperti ini dipandang oleh orang-orang Romawi lebih me-

malukan dibandingkan  dipenggal dengan kapak. Demikianlah me-

nurut pendapat Lorinus (theolog Jesuit abad keenam belas – 

pen). Pemenggalan kepala merupakan hal yang tidak lazim 

dilakukan di kalangan orang-orang Yahudi. Namun,  saat  

raja-raja mengeluarkan sebuah perintah lisan untuk pelaksa-

naan hukuman yang bersifat pribadi dan mendadak, diguna-

kanlah cara pembunuhan seperti ini, sebagai cara yang sangat 

cepat dan hemat. Besar kemungkinan bahwa Herodes ini mem-

bunuh Yakobus dengan cara yang sama seperti  saat  Herodes 

yang lain membunuh Yohanes Pembaptis secara diam-diam di 

penjara. Merupakan hal yang aneh kalau kita tidak memiliki 

catatan yang lebih lengkap dan khusus tentang kematian rasul 


besar ini seperti halnya catatan tentang kematian Stefanus. 

Namun, catatan yang singkat ini sudah cukup untuk memberi 

tahu kita bahwa para pemberita Injil yang pertama ini begitu 

yakin akan kebenaran Injil itu, sehingga mereka bersedia me-

meteraikannya dengan darah mereka sendiri. Hal ini juga 

dapat mendorong dan menguatkan hati kita, seandainya se-

waktu-waktu kita terpanggil untuk melawan sampai mencucur-

kan darah juga. Para saksi Tuhan  dalam Perjanjian Lama juga 

dibunuh dengan pedang (Ibr. 11:37). Selain itu dikatakan juga 

bahwa Kristus datang bukan untuk membawa damai, melain-

kan membawa pedang (Mat. 10:34). sebab  itu, untuk mem-

persiapkan diri, haruslah kita mempersenjatai diri dengan pe-

dang Roh, yaitu firman Tuhan . Setelah itu kita tidak perlu takut 

apakah yang dapat dilakukan pedang manusia terhadap kita.   

III. Herodes memenjarakan Petrus, yang paling sering ia dengar dice-

ritakan orang sebagai tokoh terbesar di antara para rasul. Oleh 

sebab  itu ia akan merasa sangat bangga memperoleh kehormatan 

dapat membunuh Petrus. Amatilah di sini, 

1. Setelah Herodes memenggal kepala Yakobus, ia melanjutkan 

perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus juga. Perhati-

kanlah, darah bagi orang yang haus darah, hanya membuat 

mereka menjadi lebih haus lagi. Jadi, penganiayaan, seperti 

halnya dosa-dosa lainnya merupakan jalan licin yang landai. 

 saat  orang berada di jalan itu, mereka tidak akan dapat 

menghentikan diri dengan mudah.  saat  mereka berada di 

dalamnya, mereka merasa harus melanjutkan perbuatan me-

reka. Male facta male factis tegere ne perpluant – sebuah per-

buatan jahat akan ditutupi oleh kejahatan lainnya, sehingga 

tidak ada jalan keluar di dalamnya. Orang-orang yang meng-

ambil satu langkah berani di jalan dosa memberi kesempatan 

besar kepada Iblis untuk menggoda mereka supaya mengambil 

langkah lain lagi, serta membuat Tuhan  murka sehingga akhir-

nya Ia membiarkan mereka berjalan sendiri, dari yang buruk 

menjadi lebih buruk lagi. Itulah sebabnya, sungguh bijaksana 

jika  kita mewaspadai permulaan timbulnya dosa.  

2. Herodes melakukan perbuatan ini sebab  ia melihat bahwa hal 

itu menyenangkan hati orang Yahudi. Amatilah, walaupun 

orang-orang Yahudi tidak pernah menghasut Herodes, mereka 


 486

membuat diri mereka bersalah atas darah Yakobus yang ter-

curah dengan menunjukkan bahwa mereka bersenang hati 

atas perbuatan itu. Di dalamnya terkandung unsur melanggar 

hukum secara bersama-sama, ex post facto – sesudah fakta. 

Orang-orang yang merasa senang atas penganiayaan terhadap 

orang lain itu akan dianggap sebagai penganiaya juga. Mereka 

itulah yang bersukacita  saat  melihat orang-orang benar di-

perlakukan dengan buruk dan berseru, syukur, itulah keinginan 

kami, atau setidaknya dengan diam-diam menyetujui perbuatan 

itu di dalam hati mereka. Sebab  saat  para penganiaya yang 

haus darah merasa dipuji atas perbuatan mereka yang mema-

lukan dan yang seharusnya dicela, mereka terdorong untuk 

melanjutkan kejahatan mereka. Tangan mereka dikuatkan dan 

hati mereka menjadi lebih keras, serta katup hati nurani me-

reka tertutup. Hal itu bahkan menjadi godaan yang kuat bagi 

mereka untuk berbuat seperti yang dilakukan oleh Herodes di 

sini, sebab hal itu menyenangkan hati orang Yahudi. Meskipun 

Herodes tidak memiliki  alasan untuk merasa takut kalau 

tidak menyenangkan hati mereka jika tidak melakukan keja-

hatan itu, seperti halnya Pilatus  saat  menghukum Kristus, ia 

berharap dapat menyenangkan hati mereka dengan melaku-

kan kejahatan itu. Dengan demikian ia berharap dapat me-

narik hati mereka serta memperbaiki perbuatan yang tidak 

menyenangkan hati mereka dalam hal yang lain. Perhatikan-

lah, orang-orang yang berusaha menyenangkan hati orang ba-

nyak akan menjadikan diri mereka sebagai mangsa yang mu-

dah ditangkap Iblis.  

3. Perhatian diberikan atas waktu yang digunakan Herodes 

untuk memenjarakan Petrus. Waktu itu yaitu  hari raya Roti 

Tidak Beragi. Hari raya itu merupakan rangkaian perayaan 

Paskah orang Yahudi sebagai peringatan pembebasan mereka 

dari perbudakan yang seharusnya dapat membawa mereka 

lebih lanjut kepada penerimaan pembebasan secara rohaniah. 

Bukannya menerima kebenaran ini, mereka malah menentang 

keras pembebasan ini, dengan berpura-pura penuh semangat 

mempertahankan hukum Taurat. Mereka telah mencemari 

hari raya Roti Tidak Beragi ini dengan membubuhkan ragi ke 

burukan dan kejahatan yang berasal dari ragi yang lama. Pada 

perayaan Paskah,  saat  orang-orang Yahudi datang dari ber-

bagai penjuru ke Yerusalem untuk merayakan hari raya itu, 

mereka malah saling menghasut untuk melawan orang-orang 

Kristen dan Kekristenan, dan kemudian menjadi lebih kejam 

dibandingkan  biasanya.  

4. Inilah sebuah catatan perihal penahanan Petrus (ay. 4). Sete-

lah Petrus ditangkap, dan kemungkinan besar setelah itu dipe-

riksa, kemudian ia dipenjarakan. Ia dimasukkan ke dalam 

penjara yang paling dalam. Beberapa orang menduga ia dipen-

jarakan di penjara yang sama, tempat ia dan beberapa rasul 

lainnya pernah dipenjarakan beberapa tahun sebelumnya, 

kemudian dibebaskan oleh seorang malaikat (5:18). Ia dipenja-

rakan di bawah penjagaan empat regu, masing-masing regu ter-

diri atas empat prajurit, sehingga semuanya berjumlah enam 

belas orang. Maksudnya supaya ia tidak dapat melarikan diri, 

atau dibebaskan oleh teman-temannya. Dengan demikian mere-

ka mengira sudah dapat mengurungnya rapat-rapat.  

5. Maksud Herodes yaitu  menghadapkannya ke depan orang 

banyak sehabis Paskah.  

 (1) Ia hendak menjadikan Petrus sebagai tontonan. Mungkin ia 

telah membunuh Yakobus secara diam-diam sehingga ia di-

kecam oleh banyak orang. Bukan sebab  perbuatan meng-

hukum mati Yakobus tanpa melalui pemeriksaan perkara itu 

dianggap tidak adil, melainkan sebab  perbuatannya itu 

telah melenyapkan kepuasan mereka untuk melihat Yako-

bus dihukum mati. Itulah sebabnya Herodes, yang seka-

rang dapat membaca pikiran mereka, ingin menyenangkan 

hati mereka dengan menunjukkan bagaimana Petrus di-

belenggu dan direndahkan. Dengan demikian mereka dapat 

menyukakan mata mereka dengan melihat pemandangan 

yang menyenangkan dan menarik hati ini. Pasti sangat 

besar keinginan hatinya untuk menyenangkan hati orang-

orang Yahudi ini sehingga ia mau bersusah payah seperti 

itu untuk menyenangkan mereka!   

(2) Herodes bermaksud melaksanakan rancangannya sesudah 

Paskah, meta to pascha – sehabis Paskah, pasti seperti itu-

lah seharusnya ayat ini dibaca, sebab kata yang sama ini 

selalu diartikan demikian. Untuk menyindir perayaan Injil, 

dan bukannya perayaan Paskah itu sendiri, bila di dalam 

Perjanjian Baru tidak dijumpai adanya perayaan seperti 


 488

itu, orang akan mencampuradukkan Yudaisme dengan Ke-

kristenan kita. Herodes tidak mau menghukum Petrus se-

belum perayaan Paskah berakhir, sebab , menurut seba-

gian orang, ia takut kalau-kalau Petrus memiliki pengaruh 

besar di antara orang banyak sehingga mereka menuntut 

untuk melepaskan dia sesuai kebiasaan pada waktu peraya-

an Paskah. Atau alasan lain lagi, sesudah kesibukan pera-

yaan itu berakhir dan kota mulai lengang, ia akan meng-

hibur mereka dengan pengadilan Petrus berikut pelaksanaan 

hukumannya secara terbuka di depan umum. Demikianlah 

rancangan itu ditetapkan, dan Herodes dan orang banyak itu 

menanti-nantikan Paskah berakhir, supaya mereka dapat 

menyenangkan diri dengan hiburan yang biadab ini.  

Penahanan dan Pembebasan Petrus  

(12:5-19)  

5 Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara.namun  jemaat dengan tekun 

mendoakannya kepada Tuhan . 6 Pada malam sebelum Herodes hendak meng-

hadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang praju-

rit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal se-

dang berkawal di muka pintu. 7 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan 

dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk 

Petrus untuk membangunkannya, katanya:  Bangunlah segera!” Maka gugur-

lah rantai itu dari tangan Petrus. 8 Lalu kata malaikat itu kepadanya:  Ikatlah 

pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Ia pun berbuat demikian. Lalu 

malaikat itu berkata kepadanya:  Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” 9 

Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang di-

lakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu 

penglihatan. 10 Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat ka-

wal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. 

Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mere-

ka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan 

dia. 11 Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata:  Sekarang tahulah aku 

benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamat-

kan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang 

Yahudi.” 12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu 

Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan 

berdoa. 13 Dan  saat  ia mengetuk pintu gerbang, datanglah seorang hamba 

perempuan bernama Rode untuk mengetahui siapa yang mengetuk itu. 14 Ia 

terus mengenal suara Petrus,namun  sebab  girangnya ia tidak membuka 

pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk memberitahukan, 

bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang. 15 Kata mereka kepada perempuan 

itu:  Engkau mengigau.” namun   ia tetap mengatakan, bahwa benar-

benar demikian. Kata mereka:  Itu malaikatnya.” 16namun  Petrus terus-mene-

rus mengetuk dan  saat  mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka 

tercengang-cengang. 17namun  Petrus memberi isyarat dengan tangannya, su-

paya mereka diam, lalu ia menceriterakan bagaimana Tuhan menuntunnya 

ke luar dari penjara. Katanya:  Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan


 489 

saudara-saudara kita.” Lalu ia keluar dan pergi ke tempat lain. 18 Pada ke-

esokan harinya gemparlah prajurit-prajurit itu. Mereka bertanya-tanya apa-

kah yang telah terjadi dengan Petrus. 19 Herodes menyuruh mencari Petrus, 

tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-

pengawal itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke 

Kaisarea dan tinggal di situ. 

Di sini kita membaca catatan perihal pembebasan Petrus dari penjara 

yang membuat rancangan Herodes terhadap dirinya menjadi beran-

takan, dan  hidup Petrus pun terpelihara untuk pelayanan selanjutnya, 

dan penumpahan darah yang dahsyat ini dihentikan. Nah, 

I. Satu hal yang memuliakan pembebasan Petrus yaitu  bahwa 

pembebasan itu merupakan jawaban terhadap doa (ay. 5). Petrus 

ditahan di dalam penjara dengan penjagaan yang sangat ketat, se-

hingga sama sekali mustahil untuk dapat membebaskan dia, baik 

dengan kekerasan maupun dengan diam-diam.namun  jemaat de-

ngan tekun mendoakannya kepada Tuhan , sebab doa dan air mata 

merupakan senjata jemaat. Dengan senjata itulah jemaat bukan 

saja bertempur melawan musuh-musuh mereka,namun  juga bagi 

sahabat-sahabat mereka. Kepada senjata inilah mereka berpaling 

mencari sumber pertolongan.  

1. Penangguhan pengadilan Petrus memberi  waktu bagi me-

reka untuk berdoa. Boleh jadi sebab  Yakobus dengan cara 

tergesa-gesa dan diam-diam maka mereka tidak memiliki  

waktu untuk berdoa bagi dia. Namun, Tuhan  merancang sede-

mikian rupa supaya mereka tidak punya kesempatan untuk 

berdoa bila Dia telah menetapkan bahwa tidak ada yang perlu 

mereka doakan. Yakobus harus dipersembahkan sebagai kor-

ban dan pelayanan bagi iman mereka, dan itulah sebabnya 

doa baginya dicegah dan dihalangi. Sebaliknya, Petrus harus 

terus melayani mereka. Itulah sebabnya doa baginya harus di-

naikkan dan waktu pun disediakan bagi mereka untuk berdoa, 

melalui penangguhan pemeriksaan perkara oleh Herodes. 

Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demi-

kian rancangan hatinya.  

2. Mereka mendoakan Petrus secara khusus, supaya Tuhan  berke-

nan, dan dengan berbagai cara dapat menggagalkan rancangan 

Herodes serta merampas anak domba itu dari rahang singa. 

Kematian Yakobus memberi peringatan kepada mereka untuk 


 490

lebih bersungguh-sungguh dalam doa bagi Petrus, sebab jika 

mereka berhasil dipatahkan satu demi satu, mereka khawatir 

musuh pada akhirnya akan berhasil menguasai sepenuhnya. 

Stefanus telah tiada dan begitu juga halnya dengan Yakobus, 

dan akankah mereka mengambil Petrus juga? Semua hal ini 

memberatkan hati mereka, dukacita silih berganti (Flp. 2:27). 

Perhatikanlah, walaupun kematian dan penderitaan hamba-ham-

ba Kristus dapat sangat membangun dan berguna bagi kepen-

tingan kerajaan Kristus, tetaplah merupakan kewajiban dan per-

hatian jemaat untuk berdoa dengan sungguh-sungguh bagi kehi-

dupan, kebebasan, dan ketenangan hidup mereka. Adakalanya 

pengaturan Tuhan  membawa mereka ke dalam bahaya besar, su-

paya jemaat tergerak menaikkan doa bagi mereka.  

3. Doa dinaikkan dengan tekun, artinya, proseuchē ektenēs – doa 

yang sungguh-sungguh dan menyala-nyala. Itulah kata yang 

digunakan untuk menggambarkan keadaan  saat  Kristus se-

dang berada dalam keadaan sangat ketakutan dan makin ber-

sungguh-sungguh Ia berdoa. Itulah kata yang digunakan dalam 

doa orang benar yang didoakan dengan yakin dan sangat be-

sar kuasanya. Beberapa orang menafsirkan bahwa hal itu me-

nunjukkan keteguhan dan ketekunan doa mereka. Jadi kita 

mengartikannya, mereka mendoakannya dengan tekun. Itu 

yaitu  suatu jenis doa yang dinaikkan dengan terus-menerus 

tanpa terputus. Mereka berdoa di dalam pertemuan jemaat 

untuk pembebasannya (mungkin dilakukan secara tertutup 

sebab  takut terhadap orang-orang Yahudi). Sesudah itu mere-

ka pulang ke rumah dan menaikkan doa di tengah keluarga 

mereka masing-masing. Kemudian mereka beristirahat di ka-

mar tidur mereka dan melanjutkan doanya di sana. Dengan 

demikian mereka mendoakannya dengan tekun. Atau mungkin 

juga mereka berdoa baginya dalam satu kelompok kecil. Lalu 

dilanjutkan oleh kelompok yang lain, kemudian oleh kelompok 

ketiga dan seterusnya sepanjang hari atau lebih tepatnya se-

panjang malam (ay. 12). Perhatikanlah, saat-saat kesukaran 

dan bahaya haruslah menjadi saat bagi jemaat untuk berdoa 

bersama-sama. Kita harus selalu  berdoa, dan untuk hal-

hal yang khusus.  


 491 

II. Hal lain yang memuliakan pembebasan Petrus yaitu  bahwa pem-

bebasannya itu terwujud  saat  titah serta ketetapan raja akan 

dilaksanakan, seperti yang terjadi pada Ester (Est. 9:1-2). Marilah 

kita mengamati saat  saat  pembebasannya datang.  

1. Pembebasan itu terjadi tepat pada malam hari sebelum Herodes 

hendak menghadapkannya kepada orang banyak keesokan 

harinya. Dengan demikian, hal ini sungguh mendatangkan 

penghiburan besar bagi sahabat-sahabatnya dan menimbulkan 

kepanikan di antara musuh-musuhnya. Mungkin beberapa 

orang yang memiliki hubungan dekat dengan Herodes atau 

orang-orang disekitarnya telah berusaha membujuk dia supaya 

membebaskan Petrus,namun  semuanya tidak ada gunanya. 

Herodes telah memutuskan bahwa Petrus harus mati. Dan 

sekarang mereka berputus asa untuk menggunakan cara ini, 

sebab esok hari yaitu  hari yang telah ditetapkan untuk meng-

hadapkannya. Tampaknya mereka akan segera membunuhnya 

seperti yang terjadi pada Gurunya. Sekarang Tuhan  sendiri 

membuka pintu baginya untuk melarikan diri. Perhatikanlah, 

waktu Tuhan  untuk menolong yaitu   saat  hal-hal yang me-

nyulitkan telah mencapai puncaknya,  saat  baik hamba mau-

pun orang merdeka telah tiada (Ul. 32:36). Untuk alasan seperti 

ini dikatakan,  Semakin buruk, semakin baik.”  saat  Ishak ter-

ikat di atas mezbah dan pisau telah terhunus dalam genggaman 

tangan serta tangan telah terulur untuk menyembelihnya, pada 

saat itulah Jehovah-jireh, TUHAN akan menyediakan.  

2. Pembebasan itu terjadi  saat  ia dalam keadaan terbelenggu 

dengan dua rantai di antara dua orang prajurit. Jika ia ber-

usaha bergerak dalam keadaan seperti itu, ia pasti akan mem-

bangunkan mereka. Di samping itu, walaupun tidak diragukan 

bahwa pintu-pintu penjara itu sudah terkunci rapat dan di-

palang, untuk lebih memastikan segala sesuatu, masih ada 

lagi prajurit-prajurit pengawal yang sedang berkawal di muka 

pintu, supaya tidak ada orang yang datang dan berusaha me-

nyelamatkan dia. Tidak pernah terbayangkan ada usaha yang 

demikian besar dan cermat untuk lebih mengamankan se-

orang tahanan. Tidak diragukan lagi bahwa Herodes berusaha 

melakukan segala sesuatu seperti yang pernah dinasihatkan 

oleh Pilatus, jagalah sebaik-baiknya (Mat. 27:65).  saat  ma-

nusia mengira bahwa mereka terlalu sulit dikalahkan Tuhan , 


 492

maka Tuhan  akan memperlihatkan bahwa Ia terlampau sulit di-

kalahkan mereka.  

3. Pembebasan itu terjadi  saat  Petrus tengah tidur di antara 

dua orang prajurit,  saat  ia tidur sangat nyenyak.   

(1) Ia tidak merasa takut dengan bahaya yang sedang mengan-

camnya, walaupun bahaya itu sudah sangat dekat dan 

tidak tampak ada jalan untuk melarikan diri. Hanya ada 

satu langkah antara dirinya dengan maut, namun ia dapat 

dengan tenteram membaringkan diri, lalu segera tidur – 

tidur di tengah musuh-musuhnya – tidur  saat  musuh-

musuhnya mungkin sedang terjaga. Ia memiliki alasan 

yang baik bahwa ia sedang dipersiapkan Tuhan  untuk me-

nanggung penderitaan ini. Dan dengan satu hati nurani 

yang baik ia menanggung penderitaan ini sebab  suatu ke-

adaan, serta diyakinkan bahwa Tuhan  akan membela per-

karanya sedemikian rupa bagi kemuliaan-Nya. Sesudah 

menyerahkan perkaranya kepada Dia, yang menghakimi de-

ngan adil, dan jiwanya akan bermalam dalam kebajikan, ia 

pun tertidur. Meskipun ia berada di dalam penjara, di an-

tara dua prajurit, Tuhan  memberinya kesempatan untuk ti-

dur, seperti yang Ia lakukan kepada orang-orang yang 

dikasihi-Nya.  

(2) Ia sama sekali tidak menduga akan penyelamatannya. Ia 

tidak terus terjaga, memandang ke kanan atau ke kiri untuk 

mendapatkan pertolongan. Sebaliknya, ia terbaring tidur dan 

sangat terkejut dengan penyelamatannya. Demikianlah ke-

adaan jemaat seperti yang digambarkan di dalam Mazmur 

126:1, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.  

III. Pembebasan Petrus juga sangat luar biasa sebab  seorang malai-

kat diutus dari sorga dengan maksud untuk menyelamatkan dia, 

yang memungkinkan pelariannya dapat terjadi dengan aman. Ma-

laikat ini membawa pembebasan yang sah bagi dia dan memung-

kinkan dia untuk menggunakannya. 

1. Malaikat Tuhan datang kepadanya, epestē – berdiri di dekat-

nya. Tampaknya Petrus seperti orang yang ditinggalkan sesa-

manya, namun ia tidak dilupakan oleh Tuhan nya. Tuhan mem-

perhatikan dia. Pintu-pintu gerbang dan pengawal-pengawal 


 493 

menjauhkan sahabat-sahabatnya dari dia, namun tidak dapat 

menjauhkan malaikat-malaikat Tuhan  dari dirinya. Malaikat-

malaikat itu berkemah di sekeliling orang-orang yang takut 

akan Dia, untuk meluputkan mereka (Mzm. 34:8), itulah sebab-

nya mereka tidak perlu takut, sekalipun tentara musuh berke-

mah mengepung mereka (Mzm. 27:3). Di mana pun umat Tuhan  

berada dan bagaimanapun ketatnya mereka terkepung, jalan 

menuju sorga masih terbuka lebar bagi mereka, serta tidak 

ada yang dapat menghalangi hubungan mereka dengan Tuhan .  

2. Cahaya bersinar dalam ruang penjara itu. Walaupun ruang itu 

gelap, dan masih ditambah lagi dengan kegelapan malam, 

Petrus dapat melihat jalannya dengan jelas. Beberapa penafsir 

mengamati bahwa dalam Perjanjian Lama kita tidak menjum-

pai malaikat-malaikat yang muncul dengan cahaya bersinar 

meliputi mereka. Sebab masa itu yaitu  masa yang masih 

gelap, dan kemuliaan malaikat-malaikat masih diliputi tabir. 

Namun di dalam Perjanjian Baru,  saat  kemunculan malai-

kat-malaikat disebut, ada perhatian tentang cahaya yang meli-

puti  saat  mereka muncul. Oleh sebab  Injil itulah dunia atas 

itu diperlihatkan dengan jelas. Prajurit-prajurit yang dirantai-

kan kepada Petrus dibuat tertidur lelap pada saat itu (sama 

seperti Raja Saul dan prajurit-prajuritnya yang tertidur nye-

nyak  saat  Daud mengambil tombak dan kendi airnya). Atau, 

seandainya mereka terjaga, penampilan malaikat itu membuat 

mereka gentar ketakutan dan menjadi seperti orang mati, lak-

sana para penjaga yang ditugaskan menjaga kuburan Kristus.  

3. Malaikat itu membangunkan Petrus dengan menepuk rusuknya, 

dengan sebuah sentuhan lembut yang cukup untuk mem-

bangunkan dia dari tidurnya. Kejadian ini begitu cepat hingga 

walaupun ia telah tertidur begitu lelap, cahaya yang bersinar di 

atasnya tidak membangunkan dia.  saat  orang-orang benar 

tertidur pada saat bahaya datang dan tidak dapat dibangun-

kan dengan terang firman Tuhan  serta kebenaran yang ditemu-

kan di dalamnya, biarlah mereka bersiap-siap didera pada ba-

gian rusuk dengan sejumlah penderitaan yang menyakitkan. 

Lebih baik dibangunkan dengan cara seperti itu dibandingkan  tetap 

tertidur nyenyak. Makna isyarat tepukan itu yaitu ,  Bangun-

lah segera!” Bukan sebab  malaikat itu takut kekurangan wak-

tu akibat Petrus berlambat-lambat, melainkan supaya Petrus 


 494

tidak menjadi terlena.  saat  Daud mendengar bunyi derap lang-

kah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka ia harus bertindak 

cepat.  

4. Rantai-rantai yang mengikat tangannya berguguran. Tampak-

nya mereka telah membelenggu Petrus untuk mencegah dia 

melawan mereka. Namun, Tuhan  melepaskan belenggunya. Jika 

rantai itu berguguran dari tangan Petrus, tampaknya ia seperti 

memiliki kekuatan layaknya Simson yang mampu memutus-

kan rantai seperti tali rami. Cerita turun-temurun mengenai 

rantai-rantai ini telah menimbulkan kekacauan besar. Cerita 

ini mengatakan bahwa salah seorang prajurit itu menyimpan 

rantai-rantai itu sebagai barang peninggalan yang keramat dan 

kemudian dipersembahkan kepada Eudoxia, sang Maharani 

(istri Kaisar Valentinian III, kaisar Romawi abad kelima – pen.). 

Tidak tahu ada mujizat-mujizat apa lagi yang dikatakan orang 

terjadi sebab  rantai-rantai itu. Sampai sekarang ada gereja 

yang merayakan tanggal 1 Agustus untuk memperingati ran-

tai-rantai Petrus ini, yang dinamakan festum vinculorum Petri – 

Perayaan rantai-rantai Petrus, padahal sebenarnya peristiwa 

ini terjadi pada masa perayaan Paskah.  

5. Petrus diperintahkan untuk mengenakan pakaiannya dengan 

segera dan mengikuti malaikat itu, dan ia pun melakukannya 

(ay. 8-9).  saat  Petrus terbangun, ia tidak tahu harus berbuat 

apa, selain yang diperintahkan oleh malaikat itu.  

(1) Ia harus mengikat pinggangnya. Sebab orang yang tidur de-

ngan tetap memakai pakaian akan melepas ikatan di ping-

gangnya, sehingga  saat  terbangun mereka hanya perlu 

mengikat pinggangnya saja.  

(2) Ia harus mengenakan dan mengikat sandalnya, supaya ia 

dapat berjalan dengan baik. Orang-orang yang ikatan ka-

sutnya dilepaskan oleh kuasa kasih karunia Tuhan  kakinya 

harus berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai 

sejahtera.  

(3) Ia harus mengenakan jubahnya, dan pergi sebagaimana 

adanya dia, serta mengikuti malaikat itu. Ia dapat pergi de-

ngan keberanian dan sukacita besar, sebab ia memiliki se-

orang utusan dari sorga sebagai pemandu dan pengawalnya. 

Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar. Orang-orang yang 

diselamatkan dari penjara rohani harus mengikuti penye-


 495 

lamat mereka, sama seperti yang dilakukan oleh bangsa 

Israel  saat  keluar dari tempat perbudakan. Mereka be-

rangkat dengan tidak mengetahui tempat yang mereka tuju, 

selain orang yang mereka ikuti. Sekarang dikatakan di sini, 

bahwa  saat  Petrus ke luar mengikuti malaikat itu, ia 

tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-

sungguh terjadi, bahwa yang terjadi yaitu  kenyataan yang 

sebenarnya. Ia menyangka telah melihat suatu penglihatan. 

Seandainya ia melihat suatu penglihatan, penglihatan itu 

bukanlah yang pertama dilihatnya. Namun penglihatan 

yang ini tampaknya yaitu  penglihatan sorgawi yang demi-

kian nyata serta membawa begitu banyak pembuktian 

sendiri, sehingga sulit dibedakan antara apa yang dilaku-

kan dalam kenyataan dan apa yang terjadi di dalam peng-

lihatan.  saat  TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya, ke-

adaan kita seperti orang-orang yang bermimpi (Mzm. 126:1). 

Petrus juga demikian, ia menyangka bahwa berita ini  

terlalu indah untuk dipercayai sebagai suatu kenyataan.  

6. Petrus dibimbing dengan selamat oleh malaikat itu keluar dari 

bahaya (ay. 10). Pengawal-pengawal ditempatkan pada satu ja-

lan keluar dan jalan keluar lainnya. Namun mereka berhasil 

melaluinya  saat  keluar dari penjara, tanpa halangan sedikit 

pun. Mereka bahkan sama sekali tidak terlihat, tidak ditemu-

kan. Mungkin mata para pengawal itu ditutupi, atau tangan 

mereka terikat, atau hati mereka mencegah mereka, sehingga 

malaikat itu dan Petrus dapat melalui tempat kawal pertama 

dan tempat kawal kedua dengan selamat. Para pengawal ini 

menggambarkan para pengawal jemaat orang Yahudi. Menge-

nai mereka telah tertulis, Tuhan  membuat mereka tidur nyenyak, 

memberi  mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak 

mendengar (Rm. 11:8). Pengawal-pengawalnya yaitu  orang-

orang buta, berbaring melamun dan suka tidur saja. Namun de-

mikian, di hadapan malaikat dan Petrus masih ada pintu 

gerbang besi yang akan menghentikan mereka. jika  penga-

wal-pengawal itu menjadi sadar, mereka akan dapat menang-

kap kembali tahanan mereka, seperti Firaun yang berharap 

dapat menyusul orang Israel di Laut Teberau. Walaupun demi-

kian, begitu mereka sampai di depan pintu gerbang besi itu, 

seperti Laut Teberau di hadapan bangsa Israel, pintu itu ter-


 496

buka bagi mereka. Mereka tidak menyentuh pintu itu sedikit 

pun,namun  pintu itu terbuka dengan sendirinya, oleh suatu 

kuasa yang tidak terlihat. Dengan demikian digenapilah apa 

yang dijanjikan secara kiasan kepada Koresy (Yes. 45:1-2), Aku 

akan membuka pintu-pintu di depannya, hendak memecahkan 

pintu-pintu tembaga, dan hendak mematahkan palang-palang 

besi. Kemungkinan besar pintu-pintu itu tertutup kembali de-

ngan sendirinya, supaya tidak seorang pengawal pun dapat 

mengejar Petrus. Perhatikanlah,  saat  Tuhan  mengerjakan ke-

selamatan bagi umat-Nya, tidak ada kesulitan yang mengha-

dang jalan mereka yang tidak dapat diatasi, bahkan pintu-

pintu gerbang besi pun akan terbuka dengan sendirinya. Pintu 

gerbang besi ini mengarah menuju ke kota, jauh dari istana 

atau menara jaga itu. Tidak jelas apakah pintu gerbang besi 

itu ada di dalam gerbang kota atau di luarnya, sehingga  saat  

mereka melaluinya, mereka langsung masuk ke jalanan. Pem-

bebasan Petrus menggambarkan penebusan kita oleh Kristus, 

yang sering dikatakan sebagai membebaskan tawanan. Bukan 

saja menyatakan pembebasan bagi orang-orang yang tertawan, 

melainkan juga mengeluarkan orang hukuman dari tempat ta-

hanan. Penebusan terhadap pertobatan jiwa-jiwa yaitu  se-

perti dilepaskannya orang-orang tahanan dari lobang yang ti-

dak berair sebab  darah perjanjian (Za. 9:11). Sama seperti 

malaikat Tuhan ini, pertama-tama kasih karunia Tuhan  mem-

bawa terang ke dalam ruang penjara dengan cara membuka 

pengertian seseorang. Kemudian memukul rusuk orang ber-

dosa yang sedang tertidur itu dengan cara membangunkan 

hati nuraninya, yang mengakibatkan rantai-rantai belenggu 

gugur dari tangannya dengan cara memperbarui kehendaknya, 

lalu memberi  perintah, Ikatlah pinggangmu dan ikutlah 

aku. Kesulitan harus dilalui, begitu juga perlawanan Iblis dan 

segala peralatannya, tempat kawal pertama dan tempat kawal 

kedua, suatu angkatan jahat, yang mendorong kita untuk 

peduli dengan keselamatan diri kita. Dan kita akan diselamat-

kan oleh kasih karunia Tuhan , jika kita mau menyerahkan diri 

di bawah pimpinan Tuhan . Pada akhirnya pintu gerbang besi itu 

akan dibukakan bagi kita supaya kita dapat memasuki Yeru-

salem Baru, di mana kita akan dibebaskan dengan sempurna 


 497 

dari semua tanda perbudakan, dan dibawa masuk ke dalam 

kemerdekaan kemuliaan anak-anak Tuhan .  

7.  saat  semua ini telah selesai dilaksanakan, malaikat itu me-

ninggalkan Petrus, dan meninggalkannya seorang diri. Ia lepas 

dari bahaya musuh-musuhnya dan tidak memerlukan penga-

walan lagi. Sekarang ia telah tahu di mana ia berada dan ba-

gaimana cara mendapatkan teman-temannya. Ia tidak memer-

lukan pemandu lagi. Itulah sebabnya pengawal dan pemandu 

sorgawinya mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Perhati-

kanlah,  saat  cara-cara yang biasa masih dapat digunakan, 

kita tidak boleh mengharapkan cara-cara mujizat.  saat  se-

karang Petrus tidak lagi menghadapi tempat-tempat kawal 

yang harus dilewati, dan tidak ada lagi pintu-pintu gerbang 

besi yang harus dilalui, ia hanya membutuhkan pelayanan 

yang tidak kelihatan dari malaikat-malaikat yang berkemah di 

sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, yang meluputkan 

mereka.  

IV. Setelah melihat bagaimana pembebasannya begitu hebat, berikut-

nya kita akan melihat bagaimana pembebasan itu dinyatakan un-

tuk dirinya sendiri serta orang lain, dan bagaimana setelah di-

agungkan, pembebasan itu diberitahukan. Di sini kita diceritakan,  

1. Bagaimana Petrus akhirnya sadar akan dirinya dan sampai 

pada tahap mengetahui hal yang telah ia alami (ay. 11). Begitu 

banyak hal aneh dan mengejutkan datang bersama-sama ke 

atas seorang manusia yang baru bangun dari tidurnya dan 

yang menjadi bingung akan keadaan di sekitarnya pada saat 

itu. Sampai-sampai ia tidak mengetahui lagi di mana ia sedang 

berada, apa yang ia lakukan, atau apakah kejadian itu hanya-

lah khayalan belaka atau memang suatu kenyataan. Namun, 

pada akhirnya Petrus sadar akan dirinya, sepenuhnya terjaga, 

dan menyadari bahwa apa yang dialaminya bukanlah sebuah 

mimpi,namun  sesuatu yang sungguh-sungguh nyata:  Seka-

rang benar-benar aku tahu, sekarang aku tahu alēthōs – sungguh-

sungguh, sekarang aku tahu bahwa yang terjadi itu sungguh 

benar, bukan khayalan belaka. Sekarang aku sangat yakin 

akan hal itu, bahwa Tuhan Yesus telah menyuruh malaikat-

Nya, sebab malaikat-malaikat berada di bawah kuasa-Nya dan 

pergi sesuai dengan perintah-Nya, dan berkat pertolongannya-


 498

lah aku diselamatkan dari tangan Herodes, yang menyangka 

telah berhasil mengurungku rapat-rapat. Dan dengan demikian 

peristiwa ini mengecewakan segala sesuatu yang diharapkan 

orang Yahudi, yang tanpa ragu-ragu lagi ingin segera melihat 

aku dipenggal pada hari berikutnya, serta berharap penghu-

kuman itu dapat mewakili penghancuran seluruh Kekristenan, 

dengan hanya satu ayunan pedang saja.” sebab  alasan inilah 

muncul pengharapan yang begitu besar, bukan saja di antara 

orang-orang kebanyakan, melainkan juga di antara para pe-

mimpin bangsa Yahudi. Petrus,  saat  menjadi tersadar kem-

bali, mengetahui suatu kebenaran mengenai betapa besarnya 

hal-hal yang telah dibuat Tuhan  baginya ini, yang pada mula-

nya begitu sulit dapat ia percayai sebab  kegirangan yang ter-

lampau besar. Dengan demikian, jiwa-jiwa yang dibebaskan 

dari perhambaan rohaniah, pada mulanya tidak menyadari 

bahwa Tuhan  telah bekerja di dalam diri mereka. Banyak orang 

yang telah memiliki kebenaran kasih karunia masih meng-

ingini bukti dari hal itu. Mereka mempertanyakan apakah 

benar-benar ada perubahan yang terjadi di dalam diri mereka, 

atau apakah mereka sama sekali tidak berubah dan hanya 

sekadar bermimpi. Namun,  saat  Penghibur yang diutus Bapa 

itu datang, cepat atau lambat Ia akan memberitahukan sebuah 

jaminan kepada mereka betapa suatu perubahan yang menye-

nangkan telah terjadi di dalam diri mereka, dan betapa baha-

gianya keadaan yang sedang mereka tuju.  

2. Bagaimana Petrus datang menjumpai sahabat-sahabatnya dan 

menceritakan peristiwa yang baru dialaminya. Berikut ini se-

buah catatan khusus mengenai hal ini, sebuah catatan yang 

sangat menarik.  

(1) Ia berpikir sebentar (ay. 12), mempertimbangkan betapa de-

kat bahaya yang telah ia hadapi, dan betapa dahsyat pem-

bebasan yang dialaminya. Sekarang, apa yang harus ia la-

kukan? Apa lagi yang harus ia lakukan dengan pembebas-

annya ini? Apa yang harus ia lakukan sesudah itu? Peme-

liharaan dan pengaturan Tuhan  menyisakan ruang untuk 

penggunaan akal sehat dan kebijaksanaan kita. Walaupun 

Tuhan  telah berusaha menyelenggarakan dan menyempur-

nakan apa yang telah dimulai-Nya, Ia juga mengharapkan 

kita memikirkan hal itu.  


 499 

(2) Ia langsung menuju rumah seorang sahabat yang kemung-

kinan besar terletak tidak jauh dari tempat ia berada  saat  

itu. Rumah itu yaitu  rumah Maria, saudara perempuan 

Barnabas, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Tampak-

nya rumah itu sering digunakan untuk pertemuan pribadi 

oleh para rasul, sebab letaknya tersembunyi, atau mungkin 

juga sebab  Maria lebih berani dibanding orang-orang lain 

dalam hal membuka pintu bagi mereka. Tidak diragukan 

bahwa keadaan rumah itu mirip dengan keadaan rumah 

Obed-Edom, yang diberkati sebab  keberadaan Tabut Per-

janjian. Adanya sebuah jemaat di situ membuat rumah itu 

menjadi sebuah tempat kudus kecil.  

(3) Di sana ia menemukan banyak orang sedang berkumpul 

dan berdoa, di tengah malam yang telah larut. Mereka ber-

doa untuk Petrus yang pada keesokan harinya akan meng-

hadapi pengadilannya. Mereka berdoa supaya Tuhan  mem-

berikan jalan bagi pembebasannya. Amatilah,  

[1] Mereka terus berdoa sebagai bukti dari kesungguhan me-

reka. Mereka merasa tidak cukup hanya sekali menguta-

rakan masalah itu kepada Tuhan . Jadi, mereka melaku-

kannya berkali-kali. Dengan demikian memang orang 

harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Selama 

kita masih terus menunggu belas kasihan Tuhan , kita 

harus terus mendoakan hal itu.  

[2] Tampaknya sekarang masalah Petrus itu sudah men-

dekati puncak yang gawat. Hari berikutnya sudah dite-

tapkan untuk menentukan hukuman itu, itulah sebab-

nya mereka lebih bersungguh-sungguh berdoa dibandingkan  

sebelumnya. Itu yaitu  suatu pertanda yang baik bah-

wa Tuhan  bermaksud menyelamatkan Petrus,  saat  

dengan peristiwa itu Ia membangkitkan semangat doa 

jemaat untuk mencari penyelamatan dari-Nya, sebab Ia 

tidak pernah berkata kepada keturunan Yakub, carilah 

Aku dengan sia-sia.  

[3] Mereka berkumpul bersama-sama untuk mendoakan 

masalah ini. Walaupun mereka akan dibenci habis-

habisan oleh pemerintah seandainya kegiatan ini sam-

pai ketahuan, mereka tetap yakin betapa Kristus mem-

besarkan hati mereka untuk berkumpul dan berdoa 


 500

(Mat. 18:19-20). Memang sudah merupakan kebiasaan 

bagi umat Tuhan  yang berdoa untuk menyatukan ke-

kuatan mereka di dalam doa, seperti yang dicatat di 

dalam 2 Tawarikh 20:4 dan Ester 4:16.   

[4] Ada banyak orang berkumpul untuk melakukan kegiatan 

ini, sebanyak yang dapat ditampung dalam ruangan itu. 

Mula-mula satu orang berdoa, kemudian disusul oleh 

yang lain dari antara orang-orang itu, yang memper-

sembahkan diri bagi firman Tuhan  dan doa. Yang tidak 

punya giliran berdoa turut serta bersama yang sedang 

memanjatkan doa. Atau, jika tidak ada hamba-hamba 

Tuhan di antara mereka, tidak diragukan cukup banyak 

orang-orang Kristen yang tahu bagaimana berdoa, yaitu 

berdoa dengan benar sesuai dengan tujuannya. Mereka 

akan terus bertahan di dalam doa  saat  keinginan ber-

doa orang-orang yang sedang berkumpul itu dibangkit-

kan untuk tetap maju bersama-sama dalam keadaan 

seperti itu.  saat  itu hari sudah malam, sementara 

orang-orang lain sedang tidur dengan nyenyak. Ini me-

rupakan contoh tentang kebijaksanaan dan semangat 

mereka. Perhatikanlah, sangat baik bagi orang-orang 

Kristen untuk mengadakan pertemuan doa pribadi, 

khususnya pada masa kesesakan, dan jangan sampai 

melalaikan atau meninggalkan perhimpunan seperti itu.  

[5] Petrus datang kepada mereka  saat  mereka sedang 

tekun berdoa, sebagai jawaban langsung atas doa mereka. 

Tuhan  seolah-olah berkata,  Kamu meminta supaya 

Petrus dikembalikan kepadamu. Nah, inilah dia.”  saat  

mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya 

(Yes. 65:24). Demikianlah malaikat itu diutus membawa 

jawaban damai sejahtera atas doa Daniel, sementara ia 

berbicara di dalam doa (Dan. 9:20-21). Mintalah, maka 

akan diberikan kepadamu.  

(4) Ia mengetuk pintu gerbang, dan mendapatkan kesulitan 

untuk membuat mereka mau membukakan pintu baginya 

(ay. 13-16). Petrus mengetuk pintu gerbang, bermaksud mem-

bangunkan mereka dari tidur,namun  ternyata ia tidak tahu 

bahwa ia sebenarnya sudah mengganggu mereka yang se-

dang beribadah. Seandainya sahabat-sahabatnya diizinkan 


 501 

berbicara secara pribadi dengannya di dalam penjara, 

mungkin ia mengetahui tentang pertemuan ini, dan inilah 

yang akan ia ingat kembali dan pertimbangkan  saat  me-

mutuskan untuk menuju ke rumah itu, di mana ia akan 

berjumpa dengan banyak sahabatnya di sana. Nah,  saat  

ia mengetuk di sana,  

[1] Datanglah seorang hamba perempuan. Ia tidak mau 

membuka pintu sampai ia mengetahui siapa sebenarnya 

yang sedang berdiri di sana, seorang sahabatkah atau 

seorang musuh, dan apa urusannya. Ia takut kalau-

kalau orang itu yaitu  seorang mata-mata. Tidak jelas 

apakah hamba perempuan itu salah seorang anggota 

keluarga pemilik rumah ini atau salah seorang anggota 

jemaat, seorang pelayan atau seorang anak perempuan 

dari keluarga ini. Namun, sebab  namanya disebut di 

sini, tampaknya ia cukup dikenal di antara orang-orang 

Kristen itu, dan tampaknya sangat bersemangat.  

[2] Hamba perempuan ini mengenali suara Petrus, sebab ia 

sering mendengar dengan penuh sukacita  saat  Petrus 

berdoa, berkhotbah, dan berbicara. Namun, bukannya 

mempersilakan Petrus masuk dengan segera supaya 

terlindung dari udara dingin di luar rumah, sebab  gi-

rangnya ia malah tidak membuka pintu gerbang itu. De-

mikian pulalah dalam mengungkapkan kasih sayang 

kepada sahabat-sahabat kita, terkadang kita malah me-

lakukan sesuatu yang tidak menyenangkan mereka. Da-

lam kegembiraannya yang meluap-luap, ia menjadi lupa 

diri, dan tidak membuka pintu gerbang itu.  

[3] Ia segera berlari masuk ke dalam. Mungkin ia naik ke 

ruang atas tempat mereka berkumpul dan memberi 

tahu mereka bahwa Petrus sungguh-sungguh ada di de-

pan pintu gerbang. Saat itu ia tidak cukup punya kebe-

ranian untuk membuka pintu gerbang, takut kalau-

kalau ia ditipu dan ternyata itu yaitu  musuh. Namun, 

 saat  ia mengatakan Petrus ada di sana, mereka malah 

berkata kepadanya,  Engkau mengigau. Tidak mungkin 

itu Petrus, sebab ia sedang di penjara.” Adakalanya apa 

yang sungguh-sungguh kita harapkan, sangat sulit kita 

percayai pengabulannya. Sebab kita takut mengesan-

kan diri sendiri seperti halnya murid-murid itu, yang 

belum mau percaya sebab  girangnya  saat  Kristus te-

lah bangkit. Namun, gadis itu tetap yakin bahwa itu 

yaitu  Petrus. Kemudian mereka berkata, Itu yaitu  

malaikatnya (ay. 15).  

Pertama,  Itu yaitu  seorang utusan darinya, yang 

menggunakan namanya,” begitulah beberapa orang meng-

artikannya. Sering kali kata angelos menunjukkan sesua-

tu yang tidak lebih dibandingkan  seorang utusan. Kata yang 

sama digunakan untuk menyatakan orang-orang yang 

disuruh Yohanes (Luk. 7:24, 27), dan oleh Kristus (Luk. 

9:52).  saat  hamba perempuan itu yakin bahwa orang 

itu yaitu  Petrus, sebab  ia mengenal suaranya, me-

reka mengira orang yang berdiri di depan pintu gerbang 

itu menyebut dirinya sebagai Petrus. Itulah sebabnya 

mereka mencoba menjelaskan kesimpangsiuran itu de-

ngan berkata,  Itu yaitu  orang yang datang sebab  

disuruh oleh Petrus, dan engkau salah mengira seolah-

olah itu yaitu  Petrus sendiri.” Dr. Hammond (theolog 

Inggris abad ketujuh belas – pen.) pikir penjelasan ini 

merupakan cara yang termudah untuk memahami 

kejadian ini.  

Kedua,  Itu yaitu  malaikat pelindungnya, atau ma-

laikat lain yang muncul dalam wujud seperti Petrus dan 

suaranya, serta berdiri di depan pintu gerbang dalam 

rupa dia.” Beberapa orang menafsirkan bahwa mereka 

mengira itu yaitu  malaikatnya yang muncul sebagai 

pertanda dari kematiannya yang akan segera datang. 

Hal ini sesuai dengan kepercayaan orang banyak bahwa 

kadang-kadang sebelum seseorang meninggal dunia, 

pelindungnya akan datang dan dapat dilihat. Artinya, 

roh tertentu yang sangat mirip dengan wajah dan pakai-

annya akan muncul pada saat yang sama di tempat-

tempat lain. Mereka menamakan pertanda yang muncul 

itu sebagai pelindung mereka, yaitu malaikat mereka 

yang selama ini melindungi mereka. Jika demikian, me-

reka menyimpulkan bahwa yang datang ini yaitu  per-

tanda buruk, bahwa doa-doa mereka tidak dikabulkan 

Tuhan . Ini dapat diartikan dengan perkataan lain,  Cu-

kuplah itu, Petrus pasti mati, jangan berkata apa-apa 

lagi mengenai hal itu.” jika  kita memahaminya se-

perti itu, maka hal itu hanya membuktikan bahwa me-

reka percaya akan kemunculan pelindung seseorang 

sebelum kematiannya, namun hal itu tidak membukti-

kan bahwa memang ada hal-hal semacam itu. Yang lain 

lagi pikir bahwa malaikat ini yaitu  seorang malaikat 

yang datang dari sorga. Malaikat yang diutus untuk 

membawa jawaban atas doa-doa mereka. Namun, meng-

apa mereka membayangkan bahwa malaikat itu harus 

meminjam suara dan sosok Petrus, padahal kita tidak 

pernah menemukan hal-hal semacam itu dalam berbagai 

penampakan malaikat? Mungkin di sini mereka membi-

carakan tentang kepercayaan orang Yahudi yang per-

caya bahwa setiap orang baik memiliki seorang malaikat 

pelindung, yang bertanggung jawab atas orang itu dan 

kadang-kadang muncul dalam sosok seperti orang itu. 

Bangsa kafir menyebut hal semacam itu sebagai roh 

baik yang menyertai seseorang. Namun, sebab  tidak 

ada satu pun ayat Kitab Suci yang menunjukkan ada-

nya hal-hal seperti itu, alasan ini tampaknya terlampau 

lemah untuk menunjang pengajaran seperti itu. Dengan 

yakin kita percaya bahwa malaikat-malaikat yaitu  roh-

roh yang melayani, yang diutus untuk melayani demi ke-

baikan mereka yang harus memperoleh keselamatan, 

bahwa mereka bertanggung jawab atas mereka, dan 

mereka telah memasang kemah-kemahnya sekelilingnya. 

Kita tidak perlu tertarik pada pengajaran bahwa setiap 

orang kudus tertentu harus memiliki malaikat pelin-

dungnya, sementara kita telah memiliki jaminan bahwa 

setiap orang kudus memiliki sepasukan malaikat.  

(5) Pada akhirnya mereka membiarkan Petrus masuk (ay. 16). 

Ia terus-menerus mengetuk walaupun mereka tidak segera 

membukakan pintu baginya, dan akhirnya mereka menge-

nali dia. Pintu gerbang besi yang menghalanginya terbuka 

dengan sendirinya tanpa harus diketuk satu kali pun. Na-

mun, pintu rumah sahabatnya yang seharusnya menyam-

but kedatangannya, justru tidak terbuka dengan sendiri-

nya. Pintu itu harus diketuk, diketuk berkali-kali dalam 

waktu yang cukup lama. Supaya Petrus tidak menjadi ter-

lampau sombong sebab  kehormatan yang baru diberikan 

malaikat kepadanya, sekarang ia diizinkan menjumpai ke-

jadian yang tidak menyenangkan ini, di mana ia dianggap 

remeh oleh sahabat-sahabatnya. Namun,  saat  mereka 

melihat dia, mereka tercengang-cengang. Mereka dipenuhi 

rasa heran dan sukacita melihat dia, walaupun baru saja 

mereka dipenuhi dengan kesedihan dan ketakutan menge-

nai dirinya. Ini sungguh kejutan dan sukacita yang sangat 

besar bagi mereka.  

(6) Petrus memberitahukan mereka mengenai pembebasannya. 

 saat  ia datang, sahabat-sahabatnya yang berkumpul ber-

sama-sama itu tengah berdoa dengan penuh semangat ba-

ginya. Sekarang mereka berkumpul di sekelilingnya dengan 

tetap bersemangat untuk mengucapkan selamat kepadanya 

atas pembebasannya ini. Mereka begitu gaduh sehingga 

Petrus sendiri harus meminta mereka untuk menyadari 

bahaya yang masih mengancamnya, jika ada orang yang 

mendengar suara gaduh ini. Namun, suaranya tidak dapat 

mereka dengar, sehingga ia terpaksa memberi isyarat de-

ngan tangannya supaya mereka diam. Sementara berusaha 

menenangkan mereka, ia menceritakan kepada mereka ba-

gaimana Tuhan Yesus menuntunnya ke luar dari penjara 

melalui seorang malaikat. Sangat mungkin sebab  men-

dapati mereka sedang berdoa bagi pembebasannya, ia tidak 

segera berpisah dengan mereka sampai ia bersama mereka 

berkumpul dengan khidmat memberi ucapan syukur ke-

pada Tuhan  atas pembebasan yang diberikan itu. Atau, 

mungkin juga seandainya ia tidak dapat tinggal lebih lama 

lagi untuk berdoa dengan mereka, maka mereka akan tetap 

tinggal dengan tenang dan dengan sungguh-sungguh da-

lam doa. Sebab apa yang dimenangkan sebab  doa harus-

lah diterima dan digunakan dengan pujian. Dan Tuhan  harus 

selalu mendapat kemuliaan atas apa yang telah menye-

nangkan hidup kita.  saat  Daud menceritakan apa yang 

dilakukan Tuhan  terhadap dirinya, ia memuji Tuhan  yang ti-

dak menolak doanya (Mzm. 66:16, 20).  

(7) Petrus mengirimkan berita ini kepada sahabat-sahabatnya 

yang lain. Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan sau-

dara-saudara kita yang ada bersamanya, yang mungkin 

berkumpul bersama di tempat lain pada saat yang sama, 

yang juga dengan tujuan yang sama menghadap takhta ka-

sih karunia, sebagai cara untuk menjaga persekutuan 

orang-orang kudus dan bergumul dengan Tuhan  di dalam 

doa – bertindak bersama-sama, walaupun dipisahkan oleh 

jarak, seperti Ester dan Mordekhai. Ia ingin supaya Yakobus 

dan kawan-kawannya tahu tentang pembebasannya ini. 

Tidak saja supaya mereka dilegakan dari kepedihan mereka 

dan dilepaskan dari kekhawatiran mereka mengenai Petrus, 

tetapi juga supaya mereka dapat mengucap syukur kepada 

Tuhan  bersama dia dan untuk dia. Perhatikan baik-baik, wa-

laupun Herodes telah membunuh seorang Yakobus dengan 

pedang, sekarang masih ada satu Yakobus lain lagi yang 

juga tinggal di Yerusalem, yang sedang berdiri di dalam ka-

marnya untuk memimpin doa bersama-sama saudara-sau-

dara seiman yang ada di sana. Sebab  saat  Tuhan  mem-

punyai pekerjaan yang harus dilakukan, Ia tidak pernah 

kekurangan alat untuk mengerjakan hal itu.  

(8) Pada saat ini tidak ada hal lain yang dapat dilakukan 

Petrus selain mengupayakan keselamatan dirinya sendiri, 

yang segera dilakukannya. Lalu ia keluar dan pergi ke tem-

pat lain yang lebih tersembunyi, sehingga ia benar-benar 

lebih aman. Ia mengenal kota ini dengan sangat baik, dan 

tahu di mana harus mencari tempat yang dapat menjadi 

tempat perlindungannya. Perhatikanlah, bahkan hukum 

Kekristenan tentang penyangkalan diri dan menderita bagi 

Kristus pun tidak membatalkan dan tidak mencabut hukum 

alam tentang penjagaan diri serta kepedulian atas kesela-

matan kita sendiri, sepanjang Tuhan  memberi  kesem-

patan untuk menyediakannya melalui cara-cara yang sah.  

V. Setelah melihat sorak kegembiraan sahabat-sahabat Petrus atas 

pembebasannya, berikutnya marilah kita mengamati kepanikan 

musuh-musuhnya mengenai hal itu, yang semakin besar sebab  

keinginan orang banyak yang begitu luar biasa untuk menyaksi-

kan dia dihukum mati. 

1. Para pengawTuhan  yang paling dilanda ketakutan besar. Me-

reka tahu betapa beratnya hukuman yang akan dijatuhkan 

sebab  membiarkan seorang tahanan yang menjadi tanggung 

jawab mereka melarikan diri (ay. 18). Pada keesokan harinya, 

mereka mendapati bahwa tahanan itu telah pergi. Beberapa 

orang menafsirkan bahwa ada kegemparan atau perselisihan 

besar di antara para prajurit mengenai apa yang telah terjadi 

dengan Petrus. Ia telah pergi dan tidak seorang pun tahu ba-

gaimana caranya atau ke mana ia pergi. Tadi malam mereka 

begitu yakin atas ketatnya penjagaan mereka. Namun, seka-

rang burung itu telah lepas dan mereka tidak mendengar 

cerita atau kabar tentang dia. Hal ini kemudian menimbulkan 

kegemparan besar dan membuat mereka saling menyalahkan. 

Seorang berkata,  Itu salahmu,” yang lain berkata,  Tidak, itu 

salahmu.” Tidak ada lagi cara lain membebaskan diri, selain 

saling tuduh. Di Inggris, jika seorang tahanan yang berutang 

melarikan diri, maka kepala polisi harus bertanggung jawab 

atas utang ini . Demikianlah para penganiaya Injil Kristus 

sering dipenuhi oleh kejengkelan  saat  perkaranya dikalah-

kan, tak peduli sebesar apa pun upaya perlawanan yang me-

reka lancarkan.  

2. Rumah-rumah digeledah dengan sia-sia untuk mencari tahan-

an yang telah diselamatkan itu (ay. 19), Herodes menyuruh 

mencari Petrus,namun  ia tidak ditemukan. Siapa yang dapat me-

nemukan orang yang telah disembunyikan Tuhan ? Barukh dan 

Yeremia tetap aman, walaupun dicari ke mana-mana, sebab  

TUHAN menyembunyikan mereka (Yer. 36:26). Pada masa-

masa bahaya yang melanda masyarakat luas, semua orang 

percaya memiliki Tuhan  sebagai tempat persembunyian mereka. 

Tuhan  akan menjadi sebuah tempat yang sangat rahasia se-

hingga dunia yang bebal tidak dapat menemukan mereka. 

Tuhan  menjadi suatu kekuatan yang begitu besar, sehingga 

dunia yang tidak berdaya tidak dapat menjangkau mereka.  

3. Para penjaga penjara itu dianggap membiarkan tahanan itu 

melarikan diri. Herodes menyuruh memeriksa pengawal-penga-

wal itu, dan mendapati bahwa mereka tidak dapat menjelas-

kan dengan memuaskan bagaimana Petrus sampai dapat me-

larikan diri. Ia lalu memerintahkan supaya mereka dibunuh, 

sesuai dengan hukum Romawi dan sesuai dengan Kitab 1 

Raja-raja 20:39, jika orang yang kamu jaga itu hilang dengan 

cara bagaimanapun juga, maka nyawamu yaitu  ganti nyawa-


 507 

nya. Mungkin para penjaga penjara ini telah bersikap lebih 

keras terhadap Petrus dibandingkan  yang seharusnya (sama seperti 

kepala penjara di dalam 16:24). Mereka juga bersikap kejam 

terhadap orang-orang lain yang pernah menjadi tahanan me-

reka dengan perkara yang serupa. Sekarang dengan adil me-

reka dijatuhi hukuman mati atas tuduhan yang sebenarnya 

bukan salah mereka. Hukuman itu justru dijatuhkan oleh 

orang yang telah menyuruh mereka mengganggu jemaat. De-

ngan demikian,  saat  orang-orang jahat terperangkap dalam 

pekerjaan yang mereka lakukan sendiri, maka Tuhan akan 

dikenal sebab  penghakiman yang Ia laksanakan. Mungkin 

kita berpendapat bahwa bukan para penjaga itu yang sebenar-

nya mengganggu keadilan Tuhan , dan bahwa orang yang tidak 

bersalah seharusnya tidak menderita akibat tindakan Tuhan  

seperti itu. Bila demikian adanya, maka kita bisa menerima 

dugaan sementara orang bahwa walaupun Herodes menyuruh 

untuk membunuh mereka demi menyenangkan hati orang-

orang Yahudi yang sangat dikecewakan sebab  pelarian 

Petrus, sesungguhnya mereka tidak langsung dihukum. Kema-

tian Herodes yang segera terjadi sesudah itu mencegah pelak-

sanaan hukuman mati itu.   

4. Herodes sendiri menghentikan upayanya. Ia berangkat dari 

Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ. Ia sangat kecewa seperti 

singa yang gagal menerkam mangsanya. Terlebih lagi sebab  

dia sudah begitu tinggi menaikkan harapan orang-orang Yahudi 

mengenai Petrus, sudah memberi tahu mereka bahwa segera 

ia akan memuaskan hati mereka dengan kepala Petrus, akan 

menyenangkan mereka seperti yang dilakukan Herodias de-

ngan kepala Yohanes Pembabtis. Jadi ia merasa dipermalukan 

dengan mulut besarnya itu dan merasa diri tidak mampu me-

menuhi janjinya, walaupun ia sendiri seorang yang percaya 

diri. Ini sungguh mematikan rohnya yang sombong itu sampai 

ia tidak tahan lagi untuk menetap di Yudea dan menjauhkan 

diri ke Kaisarea. Yosefus mencatat bahwa kedatangan Herodes 

ke Kaisarea terjadi pada akhir tahun ketiga pemerintahannya 

atas seluruh Yudea (Antiq. 19.343 – Antiquities of the Jews 

[Antiquitates Judaecae] yang ditulis Yosefus sekitar tahun 94 M 

– pen.). Menurut Yosefus, Herodes datang ke sana untuk 

mengadakan upacara pembukaan pertunjukan drama yang 


 508

diselenggarakan di tempat itu, di hadapan kumpulan besar 

kaum bangsawan dan orang-orang terhormat dari kerajaan 

itu, demi kesehatan Kaisar serta untuk menghormati dia.  

Kematian Herodes  

(12:20-25)  

20 Herodes sangat marah terhadap orang Tirus dan Sidon. Atas persetujuan 

bersama mereka pergi menghadap dia. Mereka berhasil membujuk Blastus, 

pegawai istana raja, ke pihak mereka, lalu mereka memohonkan perdamaian, 

sebab  negeri mereka beroleh bahan makanan dari wilayah raja. 21 Dan pada 

suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu 

duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. 22 Dan rakyatnya ber-

sorak membalasnya:  Ini suara Tuhan  dan bukan suara manusia!” 23 Dan 

se saat  itu juga ia ditampar malaikat Tuhan sebab  ia tidak memberi 

hormat kepada Tuhan ; ia mati dimakan cacing-cacing. 24 Maka firman Tuhan 

makin tersebar dan makin banyak didengar orang. 25 Barnabas dan Saulus 

kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan 

mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. 

Di sini kita membaca perihal:  

I. Kematian Herodes. Tuhan  membuat perhitungan dengan dia. Tidak 

saja sebab  ia telah membunuh Yakobus,namun  juga sebab  ran-

cangan dan upayanya untuk membunuh Petrus. Sebab setiap 

orang berdosa akan diminta pertanggungjawabannya, bukan saja 

atas kejahatan perbuatan mereka, melainkan juga atas segala 

rencana mereka yang jahat (Mzm. 28:4), atas kejahatan yang telah 

mereka lakukan dan kejahatan yang akan mereka lakukan. Se-

sudah kejadian ini Herodes dibiarkan hidup dalam waktu yang 

tidak terlalu lama. Sejumlah orang berdosa mengalami hukuman 

yang cepat dari Tuhan . Amatilah,   

1. Bagaimana kejahatan Herodes memenuhi takarannya. Kesom-

bongannya membuat takarannya menjadi penuh. Kecongkakan 

seperti ini biasanya lebih cepat mendahului kehancuran, dan 

tinggi hati mendahului sebuah kejatuhan. Nebukadnezar yaitu  

seorang yang sangat kejam dan seorang penganiaya besar. 

Namun, perkataan yang keluar dari mulut raja itulah yang 

menjatuhkan penghakiman Tuhan , yaitu perkataannya yang 

sombong, Bukankah ini Babel yang besar itu yang telah ku-

bangun? (Dan. 4:30-31). Kemuliaan Tuhan  itulah yang meng-

amat-amati setiap orang yang congkak dan merendahkan dia 

(Ayb. 40:7). Contoh yang disajikan mengenai hal itu di sini

Kitab Kisah Para Rasul 12:20-25 

 509 

 sangatlah luar biasa dan menunjukkan bagaimana Tuhan  sa-

ngat menentang orang yang congkak.  

(1) Tampaknya orang-orang Tirus dan Sidon telah membuat 

Herodes menjadi sangat marah. Pada masa itu kedua kota 

ini  sedang berada di bawah kuk Romawi. Mereka 

telah melakukan suatu kesalahan kecil yang sangat me-

nyinggung perasaan Herodes, dan membuatnya bertekad 

bahwa mereka harus merasakan akibat dari kemarahan-

nya. Suatu urusan kecil saja dapat mengusik hati orang 

yang congkak dan berkuasa seperti Herodes, yang menye-

babkan dia ingin membuat keributan. Ia merasa sangat ti-

dak senang dengan orang-orang ini, dan mereka harus di-

buat supaya tahu betapa kemarahannya yaitu  laksana 

raung singa muda dan seperti bentara maut.  

(2) Setelah diyakinkan, orang-orang yang bersalah itu akhirnya 

menyerah dan mengakui bahwa mereka telah melakukan 

kesalahan. Namun, sia-sia saja berhadapan dengan lawan 

yang kuat seperti itu. Baik benar maupun salah, kesulitan 

besar akan tetap datang kepada mereka. Mereka menyerah 

tanpa syarat dan ingin memohon perdamaian dengan dia. 

Amatilah,  

[1] Alasan mengapa mereka begitu ingin segera memberes-

kan perkara itu, yaitu  sebab  negeri mereka beroleh 

bahan makanan dari wilayah raja. Tirus dan Sidon ada-

lah kota-kota perdagangan, dan hanya memiliki sedikit 

lahan, sehingga selalu memperoleh pasokan pangan 

dari tanah Kanaan. Tentang hal itu dikatakan bahwa 

Yuda dan tanah Israel berdagang dengan engkau, me-

reka menukarkan gandum, madu, dan minyak (Yeh. 

27:17). Nah, jika Herodes sampai mengeluarkan per-

aturan yang melarang perdagangan bahan pangan ke 

Tirus dan Sidon (yang mereka tahu orang yang begitu 

pendendam seperti dia pasti akan segera melaksanakan 

niatnya, tanpa menghiraukan berapa banyak orang 

yang akan menderita kelaparan akibat peraturan itu), 

maka negeri mereka akan binasa. sebab  itu, mereka 

harus berusaha keras untuk tetap menjalin hubungan 

baik dengannya. Kalau begitu keadaannya, bukankah 


 510

bijaksana bagi kita untuk berdamai dengan Tuhan  dan 

merendahkan hati kita di hadapan-Nya? Bukankah kita 

lebih banyak memiliki ketergantungan yang bersifat 

terus-menerus dengan Dia, lebih dari ketergantungan 

sebuah negeri dengan negeri lainnya? Sebab di dalam 

Dia kita hidup, kita bergerak, dan kita ada.  

[2] Cara yang mereka pilih untuk mencegah putusnya hu-

bungan yang baik. Mereka berhasil membujuk Blastus, 

pegawai istana raja, ke pihak mereka, mungkin dengan 

menyuap dan hadiah yang indah-indah. Itulah yang 

biasanya dilakukan orang untuk menjilat para pem-

besar menjadi sahabat mereka. Dan inilah nasib sulit 

yang harus ditanggung oleh raja-raja. Bukan saja urus-

an mereka dikuasai oleh orang-orang yang gila harta se-

perti ini, melainkan juga seluruh keberadaan mereka. 

Namun, bagi orang seperti Herodes yang tidak mungkin 

mau diatur oleh akal sehat, akan lebih baik jika ia di-

atur oleh kecongkakan dan hawa nafsunya. Sebagai pe-

nasihat raja, perkataan Blastus sangat didengar oleh 

Herodes dan ia memiliki kemampuan untuk meredakan 

amarah dan dendamnya. Saat yang tepat telah ditetapkan 

bagi utusan-utusan Tirus dan Sidon untuk menyatakan 

kepatuhan mereka di depan umum, memohon pengam-

punan dari yang mulia, menyerahkan diri kepada peng-

ampunannya, dan berjanji tidak akan pernah menyakiti 

hati raja dengan cara yang serupa. Diharapkan dengan 

demikian kecongkakan Herodes bisa dipuaskan dan 

amarahnya diredakan.  

(3) Herodes tampil dalam segenap kemegahan dan kemuliaan-

nya. Ia mengenakan pakaian kerajaan (ay. 21), lalu duduk 

di atas takhtanya. Yosefus membuat catatan mengenai pe-

nampilan yang agung dan menakjubkan dari Herodes pada 

peristiwa ini (Antiq. 19.344). Ia menyebutkan bahwa pada 

waktu itu Herodes mengenakan jubah kain berwarna perak 

yang ditenun dengan sangat indah serta dirancang sedemi-

kian rupa hingga  saat  matahari bersinar akan memantul-

kan cahaya berkilau yang akan menyilaukan mata yang 

melihat, serta membuat mereka terpesona. Orang-orang 

bodoh menilai orang lain menurut penampilan luar mereka. 

Kitab Kisah Para Rasul 12:20-25 

 511 

Sama bodohnya juga orang yang menilai diri sendiri dengan 

harga diri seperti itu, yang berusaha menarik perhatian 

dengan membesarkan diri, serta memuji diri sendiri seperti 

yang dilakukan oleh Herodes. Orang-orang seperti ini me-

ngira dapat menutupi kebusukan hati mereka dengan me-

ngenakan pakaian kerajaannya dan duduk di atas takhta-

nya. Seolah-olah dengan mengenakan semua itu mereka 

sudah memiliki hak istimewa untuk menginjak-injak semua 

orang yang ada di sekitarnya sebagai tumpuan kakinya.  

(4) Herodes mengucapkan pidato yang ditujukan kepada 

orang-orang Tirus dan Sidon itu. Sebuah pidato yang in-

dah, yang mungkin diucapkan dengan membesar-besarkan 

kesalahan mereka dan memuji kepatuhan mereka. Pidato 

itu kemudian ditutup dengan jaminan bahwa ia akan melu-

pakan kesalahan mereka dan menerima mereka kembali di 

dalam kemurahannya. Ia cukup congkak untuk menyata-

kan bahwa di dalam tangannya ia memiliki kuasa untuk 

menentukan siapa yang akan dibiarkannya hidup, dan juga 

siapa yang akan dibunuhnya. Mungkin juga ia membiarkan 

mereka tetap berada dalam kebimbangan tentang bagai-

mana nasib mereka selanjutnya sampai ia mengakhiri pida-

tonya. Tindakan kemurahannya akan disampaikan kepada 

mereka dengan sebuah kejutan yang lebih menyenangkan.  

(5) Orang-orang bertepuk tangan dan bersorak-sorai. Yakni 

orang-orang yang bergantung kepadanya dan akan diun-

tungkan oleh kemurahan hatinya. Mereka bersorak memba-

lasnya. Dan inilah yang mereka sorakkan, Ini suara Tuhan  

dan bukan suara manusia (ay. 22). Tuhan  itu besar dan baik, 

dan mereka mengira seperti itulah kebesaran Herodes da-

lam pakaian kerajaan dan takhtanya. Seperti itu jugalah 

kebaikannya dalam hal memberi  pengampunan kepada 

mereka. sebab  itu mereka merasa bahwa setidaknya ia 

layak disebut seperti Tuhan . Mungkin pidatonya disampaikan 

dengan semacam nada keagungan bercampur dengan nada 

pengampunan. Dengan demikian pidatonya dapat meme-

ngaruhi orang-orang yang mendengarkannya. Atau, mung-

kin juga sama sekali bukan sebab  kesan yang tertanam di 

dalam benak mereka atau pikiran-pikiran baik yang benar-

benar mereka pikirkan tentang dia. Namun, betapapun je-


 512

leknya pikiran mereka terhadap dia, mereka memutuskan 

untuk lebih baik berpura-pura merasa senang dengannya, 

dan memperkuat perdamaian yang baru dibuat antara dia 

dengan mereka. Seperti itulah orang-orang besar akan men-

jadi sasaran empuk bagi orang-orang yang suka menyanjung 

secara berlebihan jika orang-orang besar itu sendiri gila 

sanjungan dan menghendaki mereka berbuat demikian. 

Grotius (cendekiawan Belanda abad ketujuh belas – pen.) 

mengamati di sini bahwa walaupun para pejabat negara di-

sebut sebagai para Tuhan  (Mzm. 82:1), namun sebutan itu 

bukanlah berarti bahwa raja-raja atau kepala negara secara 

perorangan harus diberi penghormatan Tuhan  hidup dan mati 

seperti yang terjadi dengan kasus Herodes di sini. Sebalik-

nya, yang mendapat penghormatan demikian yaitu  lem-

baga para wakil rakyat atau hakim secara keseluruhan – In 

collegio toto senatorum non idem erat periculi; itaque eos, non 

autem reges, invenimus dictos elohim. Orang-orang yang hi-

dup mengandalkan indra saja berarti menghina Tuhan , se-

akan-akan Dia itu juga salah seorang dari kalangan mereka 

sendiri. Pada saat yang sama orang-orang demikian itu 

mendewakan manusia, seolah-olah mereka yaitu  Tuhan -

Tuhan , dengan menyanjung orang-orang yang memberi  

keuntungan kepada mereka. memberi  kemuliaan kepa-

da pihak lain, yang seharusnya hanya layak diberikan ke-

pada Tuhan , bukan saja merupakan penghinaan besar ter-

hadap Tuhan , melainkan juga mendatangkan penderitaan 

bagi orang-orang yang disanjung itu. Sebab perlakuan itu 

dapat membuat mereka menjadi lupa diri dan dengan de-

mikian menjadi congkak, sehingga mereka ada dalam ba-

haya besar untuk masuk dalam penghukuman yang dise-

diakan bagi Iblis. 

(6) Pujian yang sebenarnya tidak layak diberikan kepada ma-

nusia ini dirampas oleh Herodes bagi dirinya sendiri. Ia me-

nyenangkan diri dengan pujian-pujian itu, dan menyom-

bongkan diri dengannya. Dan inilah dosanya. Kita tidak 

menemukan adanya perintah-perintah pribadi yang diberi-

kan kepada orang-orang kepercayaannya untuk memicu 

seruan sorak sorai atau menyuruh orang-orang menye-

rukan kata-kata itu. Ia juga tidak berterima kasih kepada 

Kitab Kisah Para Rasul 12:20-25 

 513 

mereka atas pujian itu dan berusaha menanggapi pendapat 

mereka tentang dirinya. Kesalahannya yaitu , ia tidak me-

ngatakan apa-apa, tidak menegur pujian mereka yang ber-

lebihan, tidak menolak gelar yang mereka berikan kepada-

nya, dan juga tidak memberi hormat kepada Tuhan  (ay. 23). 

Sebaliknya, ia bahkan mengambil kehormatan itu bagi 

dirinya sendiri. Ia sangat mengingini kehormatan ini hanya 

ada di dalam dirinya, dan supaya ia dianggap sebagai se-

orang Tuhan  atau dewa dan diberi penghormatan Tuhan . Si 

populus vult decipi, decipiat