Kisah pararasul 12
ihal inti khotbahnya. Ia menguta-
rakan apa yang ada di hatinya dengan penuh khidmat dan wibawa,
namun juga dengan bebas dan berlimpah, seperti kelihatan melalui
kalimat, Lalu mulailah Petrus berbicara (ay. 34). Paulus berkata, Hai
orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu (2Kor.
6:11). Kamu akan mendapati kami mudah dimengerti, asalkan kami
mendapati dirimu ingin tahu. Sampai saat itu, mulut para rasul ter-
tutup bagi orang-orang bukan-Yahudi yang tidak disunat. Tidak ada
yang hendak mereka katakan kepada orang-orang itu. Namun, seka-
rang Tuhan membuat mereka dapat berbicara lagi, Seperti yang di-
perbuat-Nya terhadap Yehezkiel. Khotbah Petrus yang luar biasa ini
sangat sesuai bagi keadaan mereka, sebab ini yaitu khotbah yang
baru.
I. sebab mereka yaitu orang-orang bukan-Yahudi, yang memerlu-
kan khotbahnya. Meskipun kabar Injil masih baru bagi mereka, ia
menjelaskan bahwa sebab mereka tertarik kepada Injil Kristus
yang hendak diberitakannya, maka mereka berhak menerima
manfaat dari Injil itu, setara dengan orang-orang Yahudi. Hal ini
perlu dijernihkan, sebab bila tidak, bagaimana ia dapat berkhot-
bah atau mereka dapat mendengar dengan tenang? sebab itu, ia
menetapkan hal ini sebagai asas yang tidak dapat diragukan,
bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan orang. Ia tidak memandang
bulu dalam menjalankan penghakiman, demikianlah ungkapan
Ibrani, suatu hal yang tidak boleh dilakukan para hakim (Ul. 1:17;
16:19; Ams. 24:23), dan yang membuat mereka dipersalahkan
jika melakukannya (Mzm. 82:2). Sering dikatakan perihal
Tuhan bahwa Ia tidak membeda-bedakan orang (Ul. 10:17; 2Taw.
9:7; Ayb. 34:19; Rm. 2:11; Kol. 3:25; 1Ptr. 1:17). Ia tidak meng-
adili dengan berpihak kepada seseorang demi keuntungan la-
hiriah yang tidak ada hubungannya dengan perkara itu. Tuhan
tidak pernah membelokkan penghakiman berdasarkan pendapat
atau penilaian pribadi, ataupun membiarkan orang fasik melaku-
kan kejahatan hanya sebab penampilannya baik. Tidak juga ka-
rena pencapaian, kebangsaan, silsilah, hubungan, kekayaan, atau
kehormatannya di dunia ini. Tuhan , sebagai pelindung, menyata-
kan perkenan-Nya melalui wewenang dan kedaulatan-Nya (Ul.
7:7-8; 9:5-6; Mat. 20:10). Sebagai hakim, Ia tidak mengadili me-
lalui semua hal pribadi tadi. Sebaliknya, setiap orang dari bangsa
mana pun, dan di bawah kelompok gereja apa pun, yang takut
akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-
Nya (ay. 35). Jelasnya, artinya yaitu ini,
1. Tuhan tidak pernah dan tidak akan pernah membenarkan serta
menyelamatkan orang Yahudi yang hidup dan mati dalam ke-
adaan tidak mau bertobat, walau dia keturunan Abraham dan
orang Ibrani asli sekalipun, serta memiliki kehormatan dan
manfaat yang berkaitan dengan penyunatan. Dia membalas
dan akan membalas mereka yang taat kepada kelaliman. Pen-
deritaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang ber-
buat jahat, pertama-tama orang Yahudi, yang dengan hak-hak
istimewa dan pengakuan mereka bukannya terhindar dari
penghukuman Tuhan ,namun justru memperparah kesalahan
dan penghukuman mereka (Rm. 2:3, 8-9, 17). Tuhan telah me-
milih bangsa Yahudi melebihi bangsa-bangsa lain dengan
memberi kehormatan menjadi anggota umat-Nya di bumi
ini. Namun ini tidaklah berarti bahwa Ia lalu akan menerima
436
setiap orang yang memiliki kehormatan ini , jika mereka
membiarkan diri melakukan tindakan tidak berakhlak yang
bertolak belakang dengan pengakuan mereka. Terutama tin-
dakan penganiayaan yang sekarang merupakan dosa bangsa
Yahudi secara menyeluruh, melebihi dosa-dosa lainnya.
2. Tuhan tidak pernah dan tidak akan pernah membuang atau
menolak orang bukan-Yahudi yang tulus, yang meskipun tidak
memiliki hak istimewa dan manfaat yang dimiliki orang Ya-
hudi, namun, seperti Kornelius, takut akan Tuhan dan me-
nyembah Dia, serta mengamalkan kebenaran, yaitu bersikap
adil dan murah hati kepada semua orang. Juga, yang menja-
lani hidup sesuai dengan terang yang dimilikinya, baik dalam
beribadah secara tulus maupun dalam perilaku sehari-hari.
Apa pun kebangsaannya, sejauh apa pun hubungan silsilah-
nya dengan keturunan Abraham, sehina apa pun dia, bahkan
seburuk apa pun namanya, hal itu tidak akan membuat Dia
berprasangka terhadap orang itu. Tuhan menilai orang dari hati
mereka, bukan dari kebangsaan atau silsilah mereka. Selain
itu, di mana pun Ia mendapatkan orang yang tulus, orang itu
akan mendapati Tuhan yang tulus pula (Mzm. 18:26). Amatilah,
takut akan Tuhan dan mengamalkan kebenaran harus berjalan
seiring. sebab sama seperti kebenaran terhadap manusia me-
rupakan suatu perbuatan dari agama yang benar, demikian
pula agama atau ibadah terhadap Tuhan merupakan perbuatan
dari kebenaran yang berlaku di mana saja. Kesalehan dan ke-
tulusan harus berjalan bersama-sama, dan masing-masing
tidak dapat dijadikan dalih atas tiadanya yang lain. Namun,
hal-hal ini sangatlah penting, sehingga tidak perlu diragukan
lagi bahwa Tuhan akan menerimanya. Ini tidak berarti bahwa
sejak kejatuhannya, manusia dapat memperoleh perkenan
Tuhan selain melalui pengantaraan Yesus Kristus dan kasih ka-
runia Tuhan melalui Dia. Sebaliknya, orang-orang yang tidak
mengenal Dia dan oleh sebab itu tidak dapat mengormati Dia
dengan jelas, masih bisa menerima anugerah Tuhan demi ke-
pentingannya, dengan takut akan Tuhan dan mengamalkan ke-
benaran. Di mana pun Tuhan memberi anugerah-Nya kepada
manusia untuk dapat melakukannya, seperti yang dilakukan-
Nya terhadap Kornelius, Ia akan menerima karya tangan-Nya
sendiri itu melalui Kristus. Sekarang,
(1) Sebelum Petrus memahaminya pun, hal ini benar sejak
dulu, bahwa Tuhan tidak membedakan orang. Ini merupa-
kan aturan penghakiman yang telah ditetapkan sejak awal:
apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat
baik?namun jika engkau tidak bebuat baik, dosa dan hu-
kuman atasnya sudah mengintip di depan pintu (Kej. 4:7).
Pada hari penghakiman yang agung itu Tuhan tidak akan
menanyakan kebangsaan orang,namun siapa mereka, apa
yang telah mereka lakukan, dan bagaimana mereka mem-
perlakukan Dia dan sesama mereka. Dan, jika tabiat pri-
badi orang tidak mendapatkan manfaat ataupun kerugian
berdasarkan perbedaan besar yang ada di antara orang
Yahudi dan orang bukan-Yahudi, terlebih lagi tabiat mereka
juga tidak akan membuat mereka beruntung atau rugi ka-
lau hanya berdasarkan apakah mereka melakukan suatu
upacara tertentu yang ada di kalangan orang Kristen, se-
perti misalnya mengenai hal makanan dan hari (Rm. 14).
Yang pasti, Kerajaan Tuhan bukanlah soal makanan dan mi-
numan,namun soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus. Orang yang melayani Kristus di dalam hal-
hal ini disambut dengan baik oleh Tuhan dan sudah seha-
rusnya diterima oleh manusia. Sebab beranikah kita me-
nolak orang-orang yang tidak ditolak oleh Tuhan ?
(2) Bagaimanapun, sekarang hal itu sudah menjadi lebih jelas
dibandingkan sebelumnya. Kebenaran yang agung ini telah ter-
samar oleh kovenan yang khusus dibuat hanya dengan
orang Israel, dan oleh perbedaan-perbedaan yang dikhu-
suskan bagi mereka. Hukum Taurat menjadi tembok pemi-
sah di antara orang Yahudi dengan bangsa-bangsa lain.
Memang benar bahwa Tuhan memilih bangsa itu (Rm. 3:1-2;
9:4), namun orang-orang tertentu di antara mereka lalu
menyimpulkan bahwa mereka pasti akan selalu diterima
oleh Tuhan meskipun mereka hidup sesuka hati. Juga,
mereka yakin tidak satu pun orang bukan-Yahudi akan di-
sambut oleh Tuhan . Tuhan telah banyak berfirman melalui
para nabi guna mencegah dan memperbaiki anggapan yang
salah ini. Namun, sekarang Ia akhirnya melakukan hal itu
hingga membuahkan hasil, dengan cara mengakhiri kove-
nan yang khusus dibuat bagi orang Israel itu, dengan
membatalkan hukum Taurat, sehingga dengan demikian
membebaskan masalah itu dan menempatkan baik orang
Yahudi dan orang bukan-Yahudi pada tingkatan yang sama
di hadapan Tuhan . Di sini Petrus memahaminya dengan
membandingkan kedua penglihatan yang diterima olehnya
dan oleh Kornelius. Sekarang di dalam Kristus Yesus, jelaslah
bahwa hal bersunat atau tidak bersunat tidak memiliki
sesuatu arti (Gal. 5:6; Kol. 3:11).
II. Mereka yaitu orang-orang bukan-Yahudi yang bermukim di
kawasan yang masih termasuk wilayah Israel. Oleh sebab itu
Petrus mengarahkan mereka kepada hal yang tidak bisa tidak su-
dah mereka ketahui perihal kehidupan, pengajaran, khotbah, mu-
jizat, kematian, dan penderitaan Yesus Tuhan kita. Sebab inilah
bahan-bahan pembicaraan yang tersebar sampai ke setiap sudut
negeri itu (ay. 37 dst.). Pekerjaan para hamba Tuhan sungguh
dapat terbantu jika mereka menangani orang-orang yang su-
dah mengenal hal-hal tentang Tuhan . Hal-hal yang sudah dike-
tahui itu dapat mereka gunakan untuk menarik pikiran orang-
orang itu dan membangun pekerjaan mereka di atasnya.
1. Mereka mengenal firman secara umum saja, yakni Injil, yang
Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman
yang kamu tahu (ay. 36-37). Walaupun orang-orang bukan-
Yahudi tidak diperbolehkan mendengarnya (Kristus dan murid-
murid-Nya diutus hanya kepada domba-domba yang hilang
dari umat Israel), mereka tidak bisa tidak sudah mendengar-
nya. Semua hal itu ramai diperbincangkan orang baik di kota
maupun di pedesaan. Di keempat Injil kerap diberitahukan ke-
pada kita bagaimana saat Kristus masih hidup di bumi, ke-
tenaran-Nya tersebar sampai ke seluruh kawasan di Kanaan.
Sama halnya dengan ketenaran Injil-Nya yang sampai ke selu-
ruh muka bumi (Rm. 10:18). Firman itu, firman Tuhan , firman
yang penuh kuasa dan kasih karunia itu, sudah kamu tahu.
(1) Apa yang menjadi inti firman ini. Dengan firman ini, Tuhan
memberitakan kabar baik melalui Yesus Kristus, begitulah
yang seharusnya diartikan euangelizomenos eirēnēv. Tuhan
sendirilah yang mempermaklumkan damai sejahtera, yang
sesungguhnya pantas mempermaklumkan perang. Ia mem-
439
biarkan umat manusia tahu bahwa Ia bersedia berdamai
dengan mereka melalui Yesus Kristus. Di dalam Kristus Ia
mendamaikan dunia dengan diri-Nya.
(2) Kepada siapa firman itu diberikan. Yaitu, pertama-tama ke-
pada orang Israel. Penawaran pertama diberikan kepada
mereka. Hanya inilah yang didengar bangsa-bangsa lain,
yang bisa saja merasa iri sebab semua manfaat yang me-
reka peroleh dari Injil. Rasa iri mereka bisa lebih dibandingkan
rasa iri akan hukum Taurat. Pada waktu itu berkatalah
orang di antara bangsa-bangsa: TUHAN telah melakukan
perkara besar kepada orang-orang ini! (Mzm. 126:2).
2. Orang-orang bukan-Yahudi itu mengetahui beberapa hal ber-
kaitan dengan firman Injil yang diberikan kepada orang Israel.
(1) Mereka tahu tentang baptisan pertobatan yang dikhotbah-
kan Yohanes sebagai pendahuluan bagi Injil, dan di dalam-
nyalah Injil pertama diberitakan (Mrk. 1:1). Mereka tahu
betapa luar biasanya Yohanes Pembaptis, dan pengaruh
langsung yang ditimbulkan khotbahnya dalam mempersiap-
kan jalan di hadapan Tuhan. Mereka tahu betapa banyak-
nya orang yang datang berbondong-bondong menerima
baptisannya. Mereka tahu apa tujuan pekerjaannya, dan
apa yang dilakukannya.
(2) Orang-orang bukan-Yahudi itu tahu bahwa segera sesudah
baptisan Yohanes, Injil Kristus, firman perihal damai sejah-
tera itu diberitakan di seluruh tanah Yudea, dan bahwa se-
mua itu dimulai dari Galilea. Kedua belas rasul, ketujuh
puluh murid, dan Kristus, Guru kita sendiri, memberitakan
kabar baik itu ke seluruh pelosok negeri. Dengan demikian
kita dapat menduga bahwa tidak ada kota atau desa di se-
luruh tanah Kanaan yang belum pernah mendengar Injil
diberitakan.
(3) Mereka tahu bahwa Yesus dari Nazaret berjalan berkeliling
sambil berbuat baik saat Ia masih hidup di bumi. Mereka
juga tahu betapa Ia sangat berguna bagi bangsa itu, baik
bagi jiwa maupun tubuh manusia. Bagaimana Ia giat ber-
buat baik bagi semua orang dan tidak pernah menyakiti
siapa pun. Ia tidak bermalas-malas saja,namun terus bekerja.
Tidak mementingkan diri sendiri,namun berbuat baik. Ia ti-
440
dak membatasi diri pada satu tempat saja atau menunggu
sampai orang datang kepada-Nya meminta pertolongan. Se-
baliknya, Ia mendatangi mereka, berjalan dari satu tempat
ke tempat lain dan ke mana pun Ia pergi, Ia selalu berbuat
baik. Dengan ini Ia menunjukkan bahwa Dia diutus oleh
Tuhan yang baik dan berbuat baik, berbuat baik sebab Dia
memang baik, dan yang dengan demikian bukan tidak me-
nyatakan diri-Nya kepada dunia dengan berbagai-bagai ke-
bajikan (14:17). Di dalam hal inilah Ia menjadi teladan bagi
kita perihal ketekunan yang tidak kenal lelah dalam mela-
yani Tuhan dan angkatan kita. Kita datang ke dunia ini su-
paya dapat berbuat baik semampu kita, dan di dalamnya,
seperti Kristus, kita harus selalu berada dan melaku-
kan banyak perbuatan baik.
(4) Mereka terutama lebih tahu bahwa Ia menyembuhkan se-
mua orang yang dikuasai Iblis, dan melepaskan mereka
dari kekuatannya yang menindih mereka. Melalui hal ini
tampaklah bahwa Ia tidak saja diutus oleh Tuhan sebagai
bentuk kebaikan terhadap manusia,namun diutus untuk
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis, sebab begitulah,
Ia meraih banyak kemenangan atas Iblis itu.
(5) Mereka tahu bahwa orang-orang Yahudi telah membunuh
Dia. Mereka telah membunuh Dia dengan menggantung Dia
pada kayu salib. saat berkhotbah kepada orang-orang
Yahudi, Petrus mengatakan yang kamu gantungkan. Na-
mun, sekarang saat ia berkhotbah kepada orang-orang
bukan-Yahudi, ia berkata bahwa mereka membunuh Dia.
Mereka, yang kepadanya Ia telah berbuat dan merancang
begitu banyak hal baik. Semua ini sudah mereka ketahui.
Namun, supaya mereka jangan menyangka bahwa ini ha-
nya sekadar laporan yang seperti biasa sering dibesar-be-
sarkan melebihi kenyataan, Petrus atas nama diri sendiri
dan juga rasul-rasul lainnya, menegaskannya (ay. 39), Kami
yaitu saksi, saksi mata, dari segala sesuatu yang diperbuat-
Nya. Juga saksi telinga dari pengajaran yang disampaikan-
Nya, baik di tanah Yudea maupun di Yerusalem, baik di
kota maupun di desa.
3. Mereka memang tahu, atau boleh jadi tahu melalui semua hal
ini, bahwa Petrus mendapat penugasan dari sorga untuk ber-
khotbah dan bertindak seperti yang diperbuatnya itu. Hal ini
tetap dikumandangkannya dalam semua tutur katanya dan ia
mengambil setiap kesempatan untuk mengisyaratkannya ke-
pada mereka. Ia memberi tahu mereka,
(1) Bahwa Yesus ini yaitu Tuhan dari semua orang. Bukan
sekadar sebagai Tuhan di atas segala sesuatu, yang terpuji
sampai selama-lamanya, melainkan juga sebagai Pengan-
tara. Segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan ke-
pada-Nya dan semua penghakiman diserahkan kepada-
Nya. Dialah Tuhan para malaikat. Mereka semua yaitu
hamba-hamba-Nya yang rendah hati. Dia yaitu Tuhan
atas semua kuasa kegelapan, sebab Ia telah menang atas
mereka. Dialah raja atas semua bangsa dan berkuasa atas
segala makhluk. Dia yaitu raja atas semua orang kudus.
Semua anak Tuhan yaitu murid, umat, dan prajurit-Nya.
(2) Bahwa Tuhan mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat
kuasa. Ia diberi wewenang dan kemampuan untuk melaku-
kan apa yang dilakukan-Nya itu melalui pengurapan Tuhan .
sebab itulah Ia disebut Kristus Mesias, Yang diurapi.
Roh Kudus turun ke atas-Nya saat Ia dibaptis, dan Ia pun
penuh dengan kuat kuasa, baik dalam memberitakan ka-
bar baik maupun dalam mengadakan mujizat, yang meru-
pakan meterai dari suatu pengutusan Tuhan .
(3) Bahwa Tuhan menyertai Dia (ay. 38). Semua pekerjaan-Nya
dikerjakan di dalam Tuhan . Tuhan tidak saja mengutus Dia,
tetapi juga selalu menyertai, mengakui, mendampingi,
dan mendukung-Nya dalam seluruh pelayanan dan pende-
ritaan-Nya. Perhatikanlah, Tuhan akan menyertai orang-
orang yang diurapi-Nya. Ia sendirilah yang akan menyertai
mereka yang kepadanya Ia telah memberi Roh-Nya.
III. sebab mereka tidak mendapatkan penjelasan yang pasti tentang
Yesus, Petrus menceritakan kepada mereka perihal kebangkitan-
Nya dari antara orang mati berikut bukti-buktinya, supaya mereka
tidak menyangka bahwa saat Ia dibunuh, itulah akhir riwayat-
Nya. Boleh jadi mereka mendengar ada orang-orang di Kaisarea
yang membicarakan perihal kebangkitan-Nya dari antara orang
mati. Namun, berita itu langsung dibungkam dengan fitnah yang
disebarkan orang Yahudi, bahwa murid-murid-Nya datang malam-
malam dan mencuri-Nya. Oleh sebab itu Petrus menegaskan hal-
hal berikut ini sebagai dukungan utama atas perkataan damai se-
jahtera yang diberitakan oleh Yesus Kristus.
1. Tidak terbantahkan lagi bahwa kuasa yang membuat-Nya
bangkit dari antara orang mati bersifat Tuhan (ay. 40). Yesus itu
telah dibangkitkan Tuhan pada hari yang ketiga, yang tidak saja
menumbangkan semua fitnah dan tuduhan yang ditimpakan
kepada-Nya oleh manusia,namun juga membuktikan bahwa
Tuhan menerima penebusan-Nya atas dosa manusia melalui
darah-Nya di atas salib. Ia tidak melarikan diri dari penjara,
tetapi dibebaskan dengan sah. Ia dibangkitkan Tuhan .
2. Bukti-bukti kebangkitan-Nya tidak terbantahkan dan tampak
jelas, sebab Tuhan berkenan, bahwa Ia menampakkan diri. Ia
membuat-Nya terlihat edōken auton emphanē genesthai, su-
paya terlihat dengan mata. Jadi, Ia pun menampakkan diri se-
demikian rupa hingga orang tidak dapat membantah bahwa
Dia memang Kristus, bukan orang lain. Penampakan diri-Nya
itu menunjukkan bahwa Ia benar-benar telah bangkit. Ia me-
mang tidak menampakkan diri di depan umum (penampakan-
Nya tidak dalam arti ini),namun jelas-jelas terbukti. Bukan ke-
pada seluruh bangsa, yang menjadi saksi atas kematian-Nya.
Melalui mujizat-mujizat, Ia memberi bukti bahwa Ia diutus
oleh Tuhan . Namun, mereka menolak bukti-bukti itu. Dengan
menolak semua bukti itu, mereka telah kehilangan perkenan
untuk menjadi saksi mata atas bukti yang agung tentang ke-
bangkitan-Nya itu. Orang-orang yang memalsukan kenyataan
dan mereka-reka dusta bahwa Ia telah dicuri, dibiarkan tertipu
hingga mempercayainya dan tidak dibiarkan percaya bahwa
Dia telah menampakkan diri kepada semua orang. Alangkah
berbahagianya orang-orang yang tidak melihat, namun percaya
Nee ille se in vulgus edixit, ne impii errore, liberarentur: ut et
fides non præmio mediocri destinato difficultate constaret Ia ti-
dak menampakkan diri kepada banyak orang, supaya orang-
orang yang tidak saleh di antara mereka tidak dengan segera
terbebas dari kesalahan mereka, dan supaya iman, yakni pa-
hala yang begitu berlimpah, harus didapatkan dengan susah
payah (Tertullian Apologetic 11). Namun, meskipun tidak se-
mua orang melihat Dia, cukup banyak yang melihat-Nya hingga
dapat membuktikan kebenaran kebangkitan-Nya. Pernyataan
443
pembuat surat wasiat mengenai keinginan terakhirnya tidak
perlu dilakukan di hadapan semua orang. Sudah cukup apa-
bila hal itu dilakukan di hadapan sejumlah saksi yang dapat
dipercaya. Demikianlah kebangkitan Kristus telah dibuktikan
di hadapan cukup banyak saksi.
(1) Orang-orang itu tidak kebetulan saja menjadi saksi,namun
yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Tuhan untuk menyaksi-
kan sendiri hal itu, supaya dengan pembelajaran yang me-
reka dapatkan dari Tuhan Yesus dan pergaulan mereka yang
akrab dengan-Nya sebelum itu, mereka dapat lebih diya-
kinkan bahwa yang mereka lihat itu yaitu benar-benar Dia.
(2) Mereka tidak sekadar tiba-tiba dan sebentar saja melihat
Dia,namun sangat lama bergaul dengan-Nya: mereka telah
makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia
bangkit dari antara orang mati. Ini mengandung maksud
juga bahwa mereka sungguh melihat Dia makan dan mi-
num, menyaksikan mereka sendiri makan bersama Dia di
Danau Tiberias, dan juga kedua murid yang makan malam
dengan Dia di Emaus. Semua ini membuktikan bahwa Dia
punya tubuh jasmani yang asli dan benar-benar nyata. Te-
tapi, ini belumlah semuanya. Mereka bisa melihat Dia tanpa
rasa takut dan terkaget-kaget, sebab kalau ini terjadi, itu
berarti mereka bukanlah saksi yang memenuhi syarat. Se-
baliknya, ini menandakan bahwa mereka melihat Dia begitu
seringnya dan bercakap-cakap dengan Dia dengan akrab,
sehingga mereka makan dan minum bersama Dia. Hal ini
disampaikan sebagai bukti tentang pemandangan jelas
yang dialami para pemuka Israel perihal kemuliaan Tuhan
(Kel. 24:11), bahwa mereka memandang Tuhan , lalu makan
dan minum.
IV. Petrus mengakhiri dengan kesimpulan atas semua yang dikata-
kannya tadi, yakni bahwa oleh sebab itu hal yang harus mereka
semua lakukan yaitu percaya kepada Yesus. Ia telah diutus
kemari untuk mengatakan kepada Kornelius apa yang harus dila-
kukannya, dan itulah maksudnya. Ia berkata bahwa doa-doa dan
sedekah yang diberikannya itu yaitu perbuatan yang sangat
baik,namun ia masih kekurangan satu hal, yakni ia harus percaya
kepada Kristus. Amatilah,
444
1. Mengapa Kornelius harus percaya kepada-Nya. Iman punya
kaitan dengan kesaksian, dan iman orang Kristen dibangun di
atas dasar para rasul dan para nabi, dibangun di atas dasar
kesaksian yang diberikan oleh mereka.
(1) Oleh para rasul. Sebagai kepala rombongan, Petrus berbi-
cara atas nama yang lain, bahwa Tuhan menugaskan mereka
dan menyuruh mereka memberitakan kepada seluruh bangsa
dan bersaksi tentang Kristus. Jadi kesaksian mereka tidak
saja dapat dipercaya,namun juga sah dan boleh kita andal-
kan. Kesaksian mereka yaitu kesaksian Tuhan , dan mere-
ka yaitu saksi-saksi-Nya bagi dunia ini. Mereka tidak se-
kadar menyampaikannya sebagai berita biasa,namun juga
menyaksikannya sebagai suatu catatan yang dengannya
manusia akan dihakimi.
(2) Oleh para nabi dari Perjanjian Lama yang jauh sebelum itu
telah bersaksi, bukan saja perihal penderitaan-Nya, melain-
kan juga tentang maksud dan tujuannya yang sangat me-
nguatkan kesaksian para rasul tentang hal-hal itu (ay. 43):
Tentang Dialah semua nabi bersaksi. Kita memiliki alas-
an untuk berpikir bahwa Kornelius dan teman-temannya
tidaklah asing tentang tulisan-tulisan para nabi. Dari mu-
lut kedua kelompok saksi yang sangat saling bersesuaian
inilah perkataan itu diteguhkan.
2. Apa yang harus mereka percayai menyangkut diri-Nya.
(1) Bahwa kita semua bertanggung jawab kepada Kristus se-
bagai Hakim kita. Hal inilah yang harus disaksikan para
rasul kepada dunia, bahwa Yesus ini ditentukan Tuhan men-
jadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati
(ay. 42). Ia diberi kuasa untuk menentukan syarat-syarat
keselamatan, dan dengan peraturan itulah kita harus diha-
kimi. Ia diberi kuasa untuk memberi hukum kepada
orang-orang hidup dan orang-orang mati, baik orang Yahudi
maupun bukan-Yahudi. Ia juga ditunjuk untuk menentu-
kan kekekalan semua anak manusia pada hari penghakim-
an yang agung itu, semua orang yang didapati masih hidup
dan yang akan dibangkitkan dari antara orang mati. Tuhan
telah meyakinkan kita mengenai hal ini, dengan mem-
bangkitkan Dia dari antara orang mati (17:31). Jadi sangat-
Kitab Kisah Para Rasul 10:44-48
445
lah penting bagi setiap kita untuk mempercayai hal ini dan
mencari perkenan-Nya serta menjadikan Dia sahabat kita.
(2) Bahwa jika kita percaya kepada-Nya, kita semua akan dibe-
narkan oleh Dia sebagai kebenaran kita (ay. 43). Saat ber-
bicara tentang kematian Kristus, para nabi menyaksikan
bahwa oleh sebab nama-Nya, demi kepentingan-Nya, dan
atas tanggungan-Nya, barangsiapa percaya kepada-Nya,
baik orang Yahudi maupun orang bukan-Yahudi, akan
mendapat pengampunan dosa. Inilah hal teramat besar
yang kita butuhkan, sebab tanpa itu kita akan binasa. Hal
inilah yang sangat dirindukan hati nurani yang sudah
insaf. Hal inilah yang dijanjikan orang-orang Yahudi duniawi
kepada diri sendiri dengan menjalankan upacara persem-
bahan korban dan penyucian, bahkan yang dijanjikan
orang-orang kafir dengan upacara pendamaian mereka, te-
tapi yang semuanya hanyalah upaya yang sia-sia belaka.
Pengampunan dosa hanya bisa diperoleh melalui nama
Kristus, dan hanya bagi mereka yang percaya dalam nama-
Nya. Mereka yang berbuat demikian boleh meyakininya.
Dosa-dosa mereka akan diampuni, dan tidak akan ada lagi
penghukuman sebab nya. Pengampunan dosa meletakkan
dasar bagi semua perkenan dan berkat yang lain, sebab ia
menyingkirkan hal-hal yang menjadi penghalangnya. Jika
dosa diampuni, semuanya akan baik-baik saja dan ber-
akhir dengan baik sampai selama-lamanya.
Pengaruh Khotbah Petrus
(10:44-48)
44 saat Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas se-
mua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. 45 Dan semua orang percaya
dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, sebab
melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain
juga, 46 sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa
roh dan memuliakan Tuhan . Lalu kata Petrus: 47 Bolehkah orang mencegah
untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedang mereka telah mene-
rima Roh Kudus sama seperti kita? 48 Lalu ia menyuruh mereka dibaptis da-
lam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia ting-
gal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.
Di sini diceritakan tentang akhir dan pengaruh khotbah Petrus ter-
hadap Kornelius serta teman-temannya. Tidak percuma ia bersusah
446
payah di antara mereka, sebab mereka semua berhasil dibawa ke-
pada Kristus. Di sini kita mendapati,
I. Tuhan membenarkan pernyataan Petrus dengan segera mencurah-
kan Roh Kudus ke atas mereka yang mendengarkan khotbahnya
(ay. 44): saat Petrus sedang berkata demikian dan boleh jadi
hendak mengatakan lebih banyak, ia digantikan oleh tanda kasat
mata bahwa Roh Kudus, juga melalui karunia-karunia dan kuasa-
Nya yang ajaib itu, turun ke atas semua orang yang mendengarkan
pemberitaan itu. Sama seperti yang terjadi atas para rasul dahulu.
Demikian yang dikatakan Petrus (11:15). Oleh sebab itu, ada
yang berpendapat hal itu terjadi dengan tiupan angin kencang
dengan lidah-lidah api seperti dahulu. Amatilah,
1. Kapan Roh Kudus turun ke atas mereka. Yakni, sementara
Petrus sedang berkhotbah. Dengan cara itulah Tuhan memberi-
kan kesaksian atas apa yang dikatakannya dan menyertainya
dengan kuasa Tuhan . Begitulah segala sesuatu yang membukti-
kan, bahwa ia seorang rasul (2Kor. 12:12). Meskipun Petrus
tidak bisa memberi Roh Kudus, Roh Kudus turun bersa-
maan dengan perkataan Petrus. Melalui hal ini tampaklah
bahwa ia diutus oleh Tuhan . Roh Kudus turun ke atas orang
lain sesudah mereka dibaptis, sebagai penegasan. Namun,
pada orang-orang bukan-Yahudi ini, Ia turun sebelum mereka
dibaptis. Sama halnya dengan Abraham yang dibenarkan oleh
iman saat ia belum disunat, untuk menunjukkan bahwa
Tuhan tidak terikat pada satu cara atau membatasi diri dengan
tanda-tanda lahiriah. Roh Kudus turun ke atas orang-orang
yang belum disunat dan dibaptis ini, sebab Rohlah yang mem-
beri hidup, daging sama sekali tidak berguna.
2. Bagaimana Roh Kudus turun ke atas mereka (ay. 46): orang-
orang itu berkata-kata dalam bahasa roh yang belum pernah
mereka pelajari. Boleh jadi bahasa Ibrani, bahasa yang kudus
itu. Mengingat bahwa para pengkhotbah berbicara dalam ba-
hasa yang umum digunakan, supaya mereka dapat menyam-
paikan pengajaran Kristus kepada para pendengar, ada ke-
mungkinan para pendengar itu langsung diajar menggunakan
bahasa yang kudus itu. Ini yaitu supaya mereka dapat
memeriksa bukti-bukti yang diambil para pengkhotbah itu dari
Perjanjian Lama dalam bahasa aslinya. Atau, mungkin juga
Kitab Kisah Para Rasul 10:44-48
447
kemampuan mereka berbicara dalam bahasa lidah menyirat-
kan bahwa mereka semua dirancang untuk menjadi hamba-
hamba Tuhan. Dengan turunnya Roh Kudus untuk pertama
kalinya ke atas mereka, mereka memenuhi syarat untuk mem-
beritakan Injil kepada orang-orang lain, sesuatu yang sudah
mereka lakukan sekaligus mereka terima sekarang. Namun,
amatilah juga, saat mereka berbicara dalam bahasa lidah, me-
reka memuliakan Tuhan . Mereka berkata-kata tentang Kristus
dan manfaat penebusan yang telah disampaikan Petrus demi
kemuliaan Tuhan . Itulah yang juga dilakukan orang-orang yang
ke atasnya Roh Kudus turun untuk pertama kalinya (2:11).
Perhatikanlah, apa pun karunia yang diberikan kepada kita,
kita sudah seharusnya mengormati Tuhan dengan karunia itu,
terutama karunia berbicara, termasuk semua kegunaannya.
3. Kesan apa yang dirasakan orang-orang percaya keturunan Ya-
hudi yang saat itu juga hadir (ay. 45): Semua orang percaya
dari golongan bersunat, tercengang-cengang. Mereka itu yaitu
keenam orang yang datang bersama Petrus. Mereka sangat ter-
heran-heran dan boleh jadi juga merasa sedikit kurang nya-
man, sebab karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-
bangsa lain juga. Padahal, mereka menyangka bahwa Roh Ku-
dus hanya disediakan bagi bangsa mereka sendiri. Kalau saja
mereka memahami Perjanjian Lama yang berbicara mengenai
hal ini, mereka tidak akan begitu terkejut. sebab pengertian
kita yang keliru tentang berbagai hal, kita telah menciptakan
masalah bagi diri sendiri dalam memahami cara-cara pemeli-
haraan dan kasih karunia Tuhan .
II. Petrus mengakui karya Tuhan dengan membaptis orang-orang yang
mengalami pencurahan Roh Kudus itu. Amatilah,
1. Meskipun mereka telah menerima Roh Kudus, mereka tetap
perlu dibaptis. Meskipun Tuhan tidak terikat pada segala kete-
tapan, kita masih perlu menjalankannya. Tidak ada karunia
luar biasa yang bisa menempatkan kita lebih tinggi dibandingkan
ketetapan itu, sebaliknya semua karunia itu justru mewajib-
kan kita untuk lebih lagi menyesuaikan dirinya. Sebagian
orang dari zaman kita mungkin akan membantah, Orang-
orang ini dibaptis dengan Roh Kudus, dan oleh sebab itu un-
tuk apa lagi mereka dibaptis dengan air? Baptisan ini kurang
448
penting bagi mereka. Tidak. Tidak demikian halnya, selama
baptisan air masih menjadi ketetapan Kristus dan pintu ma-
suk ke dalam gereja di bumi ini, serta menjadi meterai Perjan-
jian Baru.
2. Meskipun mereka orang-orang bukan-Yahudi, namun sebab
sudah menerima Roh Kudus, mereka boleh dibaptis (ay. 47):
Bolehkah orang, bahkan orang Yahudi yang paling ketat sekali-
pun, mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air,
sedang mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti
kita? Pernyataan ini sudah jelas. Bolehkah kita mencegah tan-
da yang sudah diterima oleh orang yang ditandai oleh tanda
itu sendiri? Bukankah mereka yang telah dilimpahkan Tuhan
anugerah kovenan-Nya itu berhak menerima meterai dari
kovenan itu? Tentu saja mereka yang telah menerima Roh Ku-
dus sama seperti kita juga boleh menerima baptisan seperti
kita. Sungguh patut bagi kita untuk mengikuti petunjuk Tuhan
dan menyambut mereka yang telah disambut oleh-Nya ke da-
lam persekutuan kita. Tuhan sudah berjanji untuk mencurah-
kan Roh-Nya ke atas keturunan mereka yang setia. Jika demi-
kian, siapa yang dapat mencegah mereka yang telah menerima
janji Roh Kudus sama seperti kita untuk dibaptis dengan air?
Sekarang tampaklah mengapa Roh itu diberikan kepada me-
reka sebelum mereka dibaptis, yakni sebab jika tidak,
Petrus tidak akan dapat meyakinkan dirinya untuk membaptis
mereka. Ini sama saja dengan kenyataan bahwa ia tidak akan
mau berkhotbah kepada mereka seandainya ia tidak diperin-
tahkan sebelumnya untuk melakukan hal itu melalui suatu
penglihatan. Setidaknya, ia tidak akan dapat menghindar dari
celaan orang percaya dari golongan bersunat itu. Demikianlah
anugerah Tuhan yang tidak umum dijalankan langkah demi
langkah untuk membawa orang-orang bukan-Yahudi ke dalam
jemaat. Betapa beruntungnya kita sebab anugerah Tuhan yang
baik jauh lebih luas dibandingkan kebaikan hati beberapa orang!
3. Petrus tidak membaptis mereka sendirinamun menyuruh me-
reka dibaptis (ay. 48). Ada kemungkinan bahwa beberapa sau-
dara yang menyertainya itulah yang melaksanakannya atas
perintahnya, dan bahwa ia tidak melakukan sendiri hal itu
sebab alasan yang sama dengan Paulus, yakni supaya orang-
orang yang dibaptis itu tidak merasa lebih baik sebab di-
Kitab Kisah Para Rasul 10:44-48
449
baptis olehnya, atau supaya tidak tampak seolah-olah mereka
dibaptis dalam nama Petrus (1Kor. 1:15). Para rasul diutus un-
tuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya dan mem-
baptis mereka. Namun, orang-orang ini harus memberi diri
untuk tunduk pada doa dan pelayanan firman, bukan kepada
para rasul itu. Rasul Paulus berkata bahwa ia diutus bukan
untuk membaptis,namun untuk memberitakan Injil, tugas yang
lebih mulia dan baik sekali. Oleh sebab itu, tugas membaptis
biasanya diberikan kepada para hamba Tuhan bawahan. Me-
reka ini melakukannya berdasarkan perintah para rasul, yang
sebab itu bisa juga dikatakan bahwa para rasul itu sendiri
yang melakukannya. Qui per alterum facit, per seipsum facere
dicitur Apa yang dilakukan seseorang melalui orang lain, bisa
dikatakan telah dilakukan olehnya sendiri.
III. Mereka mengakui dan menyambut perkataan Petrus dan juga
pekerjaan Tuhan sehingga rindu mendapatkan pelayanan Petrus
lebih lama lagi. Mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal bebe-
rapa hari lagi bersama-sama dengan mereka. Mereka tidak dapat
memaksanya tinggal untuk seterusnya bersama mereka, sebab
mereka tahu bahwa ia masih harus melakukan pekerjaan di
tempat-tempat lain dan bahwa ia sedang dinantikan di Yerusalem.
Namun, mereka juga tidak ingin ia langsung pergi. Mereka me-
mohon dengan sangat agar ia bersedia tinggal beberapa waktu
bersama mereka, supaya mereka dapat diajar lebih lanjut lagi ten-
tang segala sesuatu yang berkaitan dengan kerajaan Tuhan . Per-
hatikanlah,
1. Orang-orang yang sudah mengenal Kristus tidak bisa tidak
pasti menginginkan lebih banyak lagi.
2. Bahkan mereka yang telah menerima Roh Kudus pun perlu
menyadari kebutuhan mereka akan pelayanan firman Tuhan .
PASAL 1 1
Dalam pasal ini kita temui,
I. Pembelaan yang harus disampaikan Petrus sebab tindakan-
nya menerima Kornelius dan teman-temannya sebagai ang-
gota jemaat. Saudara-saudara mengecam dia, dan akhirnya
menyetujui tindakannya (ay. 1-18).
II. Keberhasilan pemberitaan Injil di Antiokhia dan wilayah
sekitarnya (ay. 19-21).
III. Pekerjaan baik yang bermula di Antiokhia dilanjutkan, per-
tama-tama melalui pelayanan Barnabas, dan setelah itu oleh
Paulus bersama-sama dengan dia. Untuk pertama kalinya se-
butan Kristen diberikan kepada murid-murid di sana, dan
kemudian terus dipakai (ay. 22-26).
IV. Nubuatan mengenai datangnya masa kelaparan, dan sum-
bangan orang-orang bukan-Yahudi yang telah dipertobatkan
untuk menolong orang-orang kudus yang miskin di Yudea
pada masa kelaparan itu (ay. 27-30).
Pembelaan Petrus
(11:1-18)
1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-
bangsa lain juga menerima firman Tuhan . 2 saat Petrus tiba di Yerusalem,
orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 3
Kata mereka: Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersu-
nat dan makan bersama-sama dengan mereka. 4namun Petrus menjelaskan
segala sesuatu berturut-turut, katanya: 5 Aku sedang berdoa di kota Yope,
tiba-tiba rohku diliputi kuasa Tuhan dan aku melihat suatu penglihatan: suatu
benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya ditu-
runkan dari langit sampai di depanku. 6 Aku menatapnya dan di dalamnya
aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang
menjalar dan burung-burung. 7 Lalu aku mendengar suara berkata kepada-
ku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 8namun aku berkata:
452
Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang ti-
dak tahir masuk ke dalam mulutku. 9 namun untuk kedua kalinya suara
dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Tuhan , tidak bo-
leh engkau nyatakan haram! 10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya
ditarik kembali ke langit. 11 Dan se saat itu juga tiga orang berdiri di depan
rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea.
12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang!
Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang
itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang
malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang
ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. 14 Ia akan menyampai-
kan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagi-
mu dan bagi seluruh isi rumahmu. 15 Dan saat aku mulai berbicara, turun-
lah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 16 Maka
teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, teta-
pi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 17 Jadi jika Tuhan memberi ka-
runia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai
percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?
18 saat mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memulia-
kan Tuhan , katanya: Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Tuhan mengarunia-
kan pertobatan yang memimpin kepada hidup.
Pemberitaan Injil kepada Kornelius merupakan suatu hal yang kita,
para pendosa yang hina dan bukan orang Yahudi ini, patut renung-
kan dengan sukacita dan rasa syukur yang sangat besar, sebab pe-
ristiwa itu menyangkut terang yang dibawa kepada kita yang berdiam
di dalam kegelapan. sebab peristiwa itu sangat mengejutkan bagi
orang Yahudi, baik yang percaya maupun yang tidak percaya, pan-
taslah untuk mengetahui bagaimana peristiwa itu bisa diterima orang
Yahudi dan apa komentar mereka tentang hal itu. Di sini kita
melihat,
I. Kabar itu segera tersiar sampai kepada jemaat di Yerusalem dan
daerah sekitarnya. Kaisarea tidak begitu jauh dari Yerusalem, se-
hingga mungkin mereka langsung mendengar berita itu. Orang
menyiarkan kabar itu, sebagian dengan maksud baik, sedang
yang lain dengan maksud jahat. Dengan begitu, sebelum Petrus
sendiri kembali ke Yerusalem, rasul-rasul dan saudara-saudara
yang ada di sana serta yang di Yudea mendengar, bahwa bangsa-
bangsa lain juga menerima firman Tuhan . Firman Tuhan di sini
maksudnya ialah Injil Kristus, yang bukan hanya salah satu dari
firman yang diucapkan Tuhan , melainkan firman Tuhan itu sendiri.
sebab Injil Kristus yaitu rangkuman dan pusat seluruh pewah-
yuan Tuhan . Mereka menerima Kristus, sebab nama-Nya ialah:
Firman Tuhan (Why. 19:13). Tidak hanya orang Yahudi yang ter-
sebar ke daerah-daerah orang bukan-Yahudi, dan orang-orang
Kitab Kisah Para Rasul 11:1-18
453
bukan-Yahudi yang telah menganut agama Yahudi,namun juga
orang-orang bukan-Yahudi itu sendiri dibawa ke dalam perseku-
tuan jemaat, sebab mereka telah menerima firman Tuhan . Padahal,
sampai saat itu, bercakap-cakap dengan orang bukan-Yahudi ma-
sih dianggap sebagai pelanggaran hukum. Ini artinya,
1. Firman Tuhan telah diberitakan kepada orang-orang bukan-
Yahudi, yang merupakan suatu kehormatan bagi mereka mele-
bihi yang diperkirakan oleh orang-orang Yahudi. Namun saya
heran mengapa ini harus menjadi hal yang aneh bagi orang-
orang yang mendapatkan sendiri amanat untuk memberitakan
Injil kepada segala makhluk. Walau begitu, memang sering
orang berprasangka gara-gara sombong dan menganggap diri
sendiri paling benar, sehingga menentang berbagai pengung-
kapan yang sangat jelas akan kebenaran Tuhan .
2. Firman Tuhan diterima dan diakui oleh orang-orang bukan-Ya-
hudi dan menimbulkan pengaruh bagi mereka, yang lebih besar
dibandingkan yang diperkirakan oleh orang-orang Yahudi. Agaknya
selama ini orang-orang Yahudi itu berpendapat bahwa tidak ada
gunanya Injil diberitakan kepada orang-orang bukan-Yahudi. Ini
sebab begitu banyak bukti-bukti Injil yang digenapi dari Per-
janjian Lama, sedang orang-orang bukan-Yahudi itu tidak
menerima Perjanjian Lama. Orang Yahudi menganggap orang
bukan-Yahudi tidak peduli pada agama, dan kemungkinan
besar mereka juga tidak akan bisa dipengaruhi oleh agama.
Oleh sebab itu, mereka terkejut saat mendengar bahwa
orang bukan-Yahudi telah menerima firman Tuhan . Perhatikan,
kita terlalu mudah berputus asa sebelum mencoba berbuat
baik kepada orang-orang yang ternyata mudah diajar saat
kita melakukannya.
II. Bahwa orang-orang Yahudi yang percaya menentang hal itu (ay.
2-3). saat Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan
yang bersunat, yaitu orang-orang Yahudi yang telah dipertobatkan
dan masih memelihara pentingnya sunat, berselisih pendapat de-
ngan dia. Mereka mengecam perbuatan Petrus yang telah masuk
ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-
sama dengan mereka sebagai suatu kejahatan. Mereka beranggapan
bahwa dengan berbuat demikian berarti Petrus telah menodai, jika
bukan mengkhianati, kehormatan akan jabatan kerasulannya,
454
sehingga harus dibawa ke hadapan jemaat. Begitu jauh mereka
dari memandang Petrus sebagai orang yang tidak dapat berbuat
salah, atau sebagai pemimpin tertinggi dari jemaat, di mana se-
mua harus memberi pertanggungjawaban kepada dia semen-
tara ia tidak perlu bertangggung jawab kepada siapa pun. Perhati-
kanlah,
1. Betapa celaka dan rusaknya gereja jika ia hanya menguasai
gereja itu sendiri dan mengucilkan orang lain yang tidak sama
dengan mereka dalam segala hal dari gereja dan manfaat sara-
na anugerah Tuhan . Ada jiwa-jiwa yang dangkal yang mengejar
kekayaan gereja, seperti halnya ada orang-orang yang ingin me-
ngumpulkan kekayaan dunia, dan ingin tinggal sendiri di dalam
negeri. Orang-orang ini berpikir seperti Yunus, yang dalam rasa
iri, merasa marah sebab orang Niniwe menerima firman Tuhan ,
dan masih juga membenarkan diri dengan tindakan ini .
2. Para pelayan Kristus tidak boleh menganggap aneh jika mereka
dihakimi dan didebat, bukan hanya oleh musuh yang terang-
terangan menyatakan diri, melainkan juga oleh orang-orang
yang menyatakan diri sebagai teman mereka. Mereka dihakimi
dan didebat bukan hanya sebab kebodohan dan kejahatan
mereka,namun sebab perbuatan baik yang mereka lakukan
dengan sempurna dan tepat pada waktunya. Walau begitu,
jika kita telah membuktikan bahwa pekerjaan kita benar,
maka kita dapat bersukacita seperti Petrus, tak peduli apa pun
yang dikatakan oleh saudara-saudara kita. Barang siapa mela-
yani Kristus dengan menyala-nyala dan berani harus siap diri
bahwa ia akan dihakimi oleh mereka yang, dengan pura-pura
beralasan waspada, bersikap dingin dan tidak peduli. Orang
yang penuh simpati, murah hati, dan suka memberi sedekah,
harus sudah menduga bahwa ia akan dihakimi oleh mereka
yang congkak dan ketat dalam hal peraturan, yang berkata,
Menjauhlah, nanti engkau menjadi kudus olehku (KJV: sebab
aku lebih kudus dibandingkan mu pen.)
III. Petrus memberi penjelasan yang lengkap dan memadai ten-
tang persoalan itu. Ia tidak menambah-nambah lagi pernyataan
untuk membela diri atau meminta maaf untuk memuaskan hati
mereka (ay. 4), sebaliknya, Petrus menjelaskan segala sesuatu ber-
turut-turut (KJV: dari awal pen.) dan membiarkan mereka sendiri
Kitab Kisah Para Rasul 11:1-18
455
yang menilai apakah ia telah berbuat keliru. Sebab, semua itu jelas
tampak sebagai pekerjaan Tuhan sendiri, bukan pekerjaannya.
1. Petrus beranggapan bahwa sudah semestinya jika mereka me-
mahami persoalan sebenarnya, maka mereka tidak akan me-
nentang dia, dan justru memuji dia. Itu yaitu suatu alasan
yang bagus mengapa kita harus bersikap tenang dan menahan
diri saat sedang dihakimi. Sebab, jika kita mengerti benar
apa yang begitu giat kita kerjakan, maka kita juga sudah bisa
melihat akibat apa yang akan muncul. saat kita melihat
orang lain melakukan sesuatu yang tampak mencurigakan,
maka alih-alih menentang mereka, sebaiknya kita bertanya ke-
pada mereka apa alasannya mereka berbuat demikian. jika
kita tidak sempat bertanya, maka kita harus menduga-duga
alasan yang terbaik mengenai hal itu, dan tidak menghakimi
sebelum waktunya.
2. Petrus sangat bersedia mendengarkan pendapat mereka, dan
berusaha menjawab mereka. Dia tidak berkeras bahwa dialah
yang menjadi pemimpin di antara para rasul. Pikirannya jauh
dari anggapan bahwa ia memiliki kekuasaan semacam itu, se-
perti yang dikatakan oleh mereka yang mengaku-ngaku sebagai
penerusnya. Ia juga tidak beranggapan bahwa sudah cukup ha-
nya dengan mengatakan kepada mereka bahwa ia sudah puas
dengan dasar yang dipakainya, sehingga mereka tidak perlu
mempersoalkan hal itu. Namun, ia siap memberi pertanggung-
an jawab tentang pengharapan yang ada padanya mengenai
orang-orang bukan-Yahudi itu, dan mengapa ia telah berbalik
dari pendiriannya yang sebelumnya sebagai orang bersunat,
yang tadinya sama dengan pendirian mereka. Kita memiliki
kewajiban baik terhadap diri sendiri maupun terhadap saudara-
saudara kita untuk menjelaskan tindakan kita di dalam terang
yang benar, yang pada mulanya kelihatan jahat dan menying-
gung hati orang lain, supaya kita bisa menyingkirkan batu
sandungan dari jalan saudara-saudara kita itu. Mari sekarang
kita melihat apa yang disampaikan Petrus untuk membela diri.
(1) Bahwa ia telah mendapat perintah melalui sebuah pengli-
hatan supaya tidak lagi membeda-bedakan seperti yang
telah dibuat oleh hukum Taurat yang sifatnya upacara atau
lahiriah saja. Ia menceritakan penglihatan itu (ay. 5-6) se-
456
perti yang telah kita ketahui sebelumnya (10:9 dst.). Se-
mentara di dalam pasal 10 dikatakan bahwa kain itu ditu-
runkan ke tanah, di sini ia mengatakan bahwa kain itu
sampai di depannya. Hal ini menyiratkan bahwa penglihat-
an ini merupakan petunjuk yang secara khusus ditu-
jukan kepadanya. Maka dari itu, kita harus melihat semua
pewahyuan diri Tuhan , yang ditunjukkan-Nya di hadapan
anak-anak manusia, dan sampai kepada kita perlu selan-
jutnya diterapkan dengan iman pada diri kita sendiri. Hal
lain yang ditambahkan di sini ialah saat kain itu sampai
di depannya, Petrus menatapnya dan memperhatikannya
(ay. 6). Jika kita diberi tahu tentang perkara-perkara Tuhan ,
maka kita harus mengarahkan pikiran kepada hal-hal itu
dan memperhatikannya. Petrus memberi tahu orang-orang
Yahudi itu tentang perintah yang telah diterimanya supaya
memakan segala macam daging tanpa membeda-bedakan,
dan tidak mempertanyakan hati nuraninya (ay. 7). Tam-
paknya, sesudah datangnya air bah, barulah manusia di-
perbolehkan makan daging (Kej. 9:3). Kemudian, izin itu
dibatasi oleh hukum Taurat. Namun sekarang semua pem-
batasan itu sudah dicabut, dan manusia dibebaskan untuk
makan segala daging. Bukanlah kehendak Kristus untuk
mencegah kita menggunakan segala penghiburan yang
dapat diperoleh dari segala makhluk ciptaan dengan hu-
kum apa pun selain dengan hukum penguasaan diri. Juga,
Ia menghendaki kita untuk lebih mengutamakan makanan
yang membawa kita kepada kehidupan kekal dibandingkan ma-
kanan yang membinasakan hidup. Petrus berkata bahwa
tadinya ia juga sama seperti mereka dalam sikap antipati-
nya bergaul dengan orang-orang bukan-Yahudi atau me-
makan makanan mereka, dan sebab itu, ia tidak mau
saat diberi kebebasan untuk bertindak sebaliknya. Tidak,
Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan
yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku (ay. 8). Namun,
dari sorga ia diberi tahu bahwa peraturan mengenai hal itu
sudah diubah, dan Tuhan sudah menahirkan orang-orang
bukan-Yahudi serta berbagai hal yang tadinya tercemar itu.
Dan sebab itu ia tidak boleh lagi menyebut mereka haram,
atau menganggap mereka tidak layak untuk berbaur de-
Kitab Kisah Para Rasul 11:1-18
457
ngan orang-orang bersunat yang istimewa ini (ay. 9). De-
ngan demikian, ia tidak bisa dipersalahkan sebab berubah
pikiran, sebab Tuhan lah yang telah mengubah pokok perma-
salahannya. Dalam perkara-perkara semacam ini, kita ha-
rus bertindak sesuai dengan terang yang kita miliki seka-
rang ini. Namun, kita tidak boleh berpegang terlalu kuat
pada pandangan kita tentang hal itu sehingga menjadi ber-
prasangka terhadap pengungkapan-pengungkapan baru,
sebab mungkin persoalan itu bisa berubah menjadi seba-
liknya atau tampak sebaliknya. Mungkin Tuhan juga akan
menyatakannya kepada kita (Fil. 3:15). Selain itu, supaya
mereka yakin bahwa ia tidak tertipu, Petrus memberi tahu
mereka bahwa penglihatan itu terjadi sampai tiga kali (ay.
10). Perintah yang sama, yaitu untuk menyembelih dan
memakan, dan alasan yang sama, yaitu bahwa apa yang
telah dinyatakan tahir oleh Tuhan tidak boleh disebut ha-
ram, diulangi untuk kedua dan ketiga kalinya. Dan, untuk
menegaskan lebih jauh kepadanya bahwa itu yaitu peng-
lihatan Tuhan , hal-hal yang dilihatnya itu tidak hilang begitu
saja,namun semuanya ditarik kembali ke langit, yaitu dari
mana mereka turun.
(2) Bahwa ia mendapat tuntunan khusus dari Roh Kudus un-
tuk ikut dengan para utusan yang disuruh oleh Kornelius.
Supaya jelas bahwa penglihatan itu dimaksudkan untuk
meyakinkannya tentang hal ini, Petrus menjelaskan kepada
mereka kapan para utusan itu datang, yaitu segera sesudah
ia mendapat penglihatan itu. Juga, supaya jangan sampai
hal ini pun tidak cukup untuk meyakinkan dia, Roh Kudus
menyuruh dia pergi bersama mereka yang diutus dari Kai-
sarea itu, dengan tidak bimbang (ay. 11-12). Meskipun
orang-orang yang hendak didatanginya dan yang berangkat
bersamanya itu bukan orang Yahudi, ia tidak boleh ragu
pergi bersama mereka.
(3) Bahwa ia mengajak beberapa orang saudara seiman untuk
pergi bersamanya, yaitu dari golongan bersunat, supaya
mereka bisa diyakinkan seperti dirinya. Orang-orang ini di-
bawanya dari Yope, supaya bersaksi baginya terhadap ke-
caman yang akan diterimanya, sebab ia sudah memper-
kirakan bahwa ia akan mendapatkan kecaman mengenai
458
hal itu. Petrus tidak bertindak secara sembarangan,namun
dengan cermat. Ia tidak bertindak secara gegabah,namun
dengan tujuan yang jelas.
(4) Bahwa Kornelius juga mendapat penglihatan, dan berdasar-
kan penglihatan itu ia dituntun untuk menyuruh orang pergi
kepada Petrus (ay. 13). Ia menceriterakan kepada kami, ba-
gaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumah-
nya, yang berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk
menjemput Simon yang disebut Petrus. Perhatikan, alangkah
baiknya jika orang-orang yang memiliki persekutuan de-
ngan Tuhan dan terus berhubungan dengan sorga, saling
membandingkan pengalaman mereka, serta membicarakan-
nya satu sama lain. Dengan demikian, mereka dapat saling
menguatkan iman. Melalui penglihatan Kornelius, Petrus
menjadi lebih yakin bahwa penglihatannya memang benar.
sedang Kornelius diteguhkan oleh penglihatan Petrus.
Dalam pasal ini ada tambahan mengenai apa yang dikata-
kan malaikat kepada Kornelius. Sebelumnya disebutkan
bahwa Suruhlah orang untuk menjemput Petrus (Dalam
KJV ditambahkan, dan ia akan memberi tahu kamu menge-
nai apa yang harus kamu lakukan pen.) (10:6, 32),namun
di sini dikatakan, Ia akan menyampaikan suatu berita
kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagi-
mu dan bagi seluruh isi rumahmu (ay. 14), dan sebab itu
sangatlah penting bagimu, dan sangat besar manfaatnya
untukmu, jika kamu menyuruh orang pergi kepadanya.
Perhatikan,
[1] Perkataan Injil yaitu perkataan yang sanggup menye-
lamatkan kita secara kekal. Bukan hanya dengan men-
dengar dan membacanya, melainkan dengan percaya
dan menaatinya. Perkataan Injil membentangkan kese-
lamatan di hadapan kita, dan menunjukkan kepada
kita apa keselamatan itu. Perkataan Injil membuka ja-
lan keselamatan bagi kita. jika kita mengikuti cara
yang digambarkannya kepada kita, maka kita pasti
akan selamat dari murka Tuhan dan kutuk, serta akan
berbahagia selama-lamanya.
[2] Barangsiapa menerima Injil Kristus, keluarganya juga
akan mendapatkan keselamatan yang dibawa oleh Injil
Kitab Kisah Para Rasul 11:1-18
459
itu. Keselamatan akan datang bagimu dan bagi seluruh
isi rumahmu. Engkau dan anak-anakmu akan menjadi
bagian dalam kovenan, dan memperoleh sarana kesela-
matan. Rumahmu juga akan terbuka untuk memper-
oleh manfaat keselamatan, oleh sebab percaya mereka,
seperti halnya dirimu sendiri. Bahkan termasuk hamba-
mu yang paling hina. Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini (Luk. 19:9). Sampai saat itu, kese-
lamatan menjadi milik orang Yahudi (Yoh. 4:22),namun
sekarang keselamatan juga diberikan kepada orang-
orang bukan-Yahudi seperti yang dahulu dilakukan ke-
pada orang Yahudi. Janji, hak istimewa, dan sarana ke-
selamatan itu disampaikan kepada semua bangsa
dengan limpahnya dan seutuhnya, sesuai dengan selu-
ruh tujuan dan maksudnya, seperti yang selama ini di-
tujukan bagi bangsa Yahudi.
(5) Bahwa apa yang menjadikan persoalan ini tidak perlu diragu-
kan lagi yaitu turunnya Roh Kudus ke atas orang-orang bu-
kan-Yahudi yang mendengar Injil. Peristiwa ini melengkapi bukti
bahwa Tuhan memang berkehendak supaya Petrus membawa
orang-orang bukan-Yahudi itu ke dalam persekutuan jemaat.
[1] Kebenaran itu jelas dan tidak dapat disangkal (ay. 15). Ke-
tika aku mulai berbicara (dan mungkin diam-diam Petrus
merasakan keengganan di dalam hatinya sendiri, sebab
ragu apakah ia bertindak benar dengan memberitakan Injil
kepada golongan tidak bersunat) langsung turunlah Roh
Kudus ke atas mereka dalam rupa tanda-tanda yang keli-
hatan, sama seperti dahulu ke atas kita, dan tidak mungkin
ada kekeliruan dalam peristiwa itu. Melalui hal ini, Tuhan
meneguhkan apa yang terjadi, dan menyatakan persetuju-
an-Nya akan hal ini . Jelas bahwa pemberitaan Injil itu
dibenarkan saat Roh Kudus diberikan. Rasul Paulus
meyakini hal ini, saat kemudian ia berbicara dengan
tegas kepada jemaat Galatia: Adakah kamu telah menerima
Roh sebab melakukan hukum Taurat atau sebab percaya
kepada pemberitaan Injil? (Gal. 3:2)
[2] Dalam peristiwa ini Petrus mengingat perkataan Gurunya,
saat Dia meninggalkan mereka (1:5): Yohanes membaptis
460
dengan air,namun kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus
(ay. 16). Ini dengan jelas menyatakan bahwa,
Pertama, Roh Kudus yaitu pemberian Kristus, dan me-
rupakan hasil dan wujud dari janji-Nya, janji yang besar
itu, yang ditinggalkan-Nya saat Ia naik ke sorga. Jadi,
tidak diragukan lagi bahwa dari Dialah pemberian itu ber-
asal, dan bahwa Dialah yang memenuhi mereka dengan
Roh Kudus. Sebagaimana Roh Kudus dijanjikan melalui
mulut-Nya, demikian pula Roh Kudus dinyatakan melalui
tangan-Nya, dan menjadi tanda dari perkenanan-Nya.
Kedua, karunia Roh Kudus itu yaitu semacam baptis-
an. Mereka yang menerimanya dibaptis dengan Roh Kudus
dalam cara yang lebih sempurna dibandingkan baptisan mana
pun, bahkan termasuk baptisan air yang dilakukan oleh
Yohanes Pembaptis sendiri.
[3] Dengan membandingkan janji itu, demikian yang tertulis,
dengan karunia yang baru saja dicurahkan ini, saat mu-
lai timbul pertanyaan apakah orang-orang ini seharusnya
dibaptis atau tidak, Petrus menyimpulkan bahwa pertanya-
an itu telah dijawab oleh Kristus sendiri (ay. 17): Jadi jika
Tuhan memberi karunia-Nya kepada mereka sama seperti
kepada kita memberi nya kepada kita pada waktu kita
mulai percaya kepada Yesus Kristus, dan kepada mereka
pada waktu mereka mulai percaya kepada-Nya Bagaima-
nakah mungkin aku mencegah Dia? Bisakah aku menolak
untuk membaptis mereka dengan air, padahal Tuhan telah
membaptis mereka dengan Roh Kudus? Bisakah aku me-
nyangkal tanda yang ada pada mereka, sedang Ia telah
mencurahkan hal yang ditandai oleh tanda itu kepada me-
reka?namun aku, siapakah aku? Sanggupkah aku melarang
Tuhan ? Pantaskah aku mengendalikan kehendak Tuhan , atau
menentang kebijakan sorga? Perhatikan, barangsiapa men-
jadi penghalang untuk memenangkan jiwa berarti menentang
Tuhan , dan mereka yang berusaha menyingkirkan orang-orang
yang telah dipersekutukan Tuhan dengan diri-Nya sendiri dari
persekutuan mereka, sudah terlalu berani dalam berbuat.
IV. Penjelasan yang diberikan Petrus mengenai persoalan ini memuas-
kan mereka, dan semuanya berakhir dengan baik. Demikianlah,
Kitab Kisah Para Rasul 11:1-18
461
saat kedua suku dan suku yang setengah itu (suku Ruben, Gad,
dan Manasye pen.) memberi penjelasan kepada imam Pine-
has dan para pemimpin umat Israel mengenai tujuan dan arti
sesungguhnya mengapa mereka membangun sebuah mezbah di
tepi sungai Yordan, pertentangan pun berhenti, dan Pinehas serta
para pemimpin umat Israel menganggap hal itu baik (Yos. 22:30).
Ada orang yang, jika sudah menuduh seseorang, akan berpegang
pada tuduhan itu, meskipun kemudian nyata bahwa tuduhan itu
keliru dan tidak berdasar. Namun tidak demikian halnya yang
terjadi di sini. sebab saudara-saudara ini, meskipun mereka dari
golongan bersunat, dan sangkaan mereka keliru, saat men-
dengar hal ini,
1. Mereka membatalkan tuduhan mereka. Mereka diam saja, dan
tidak berkata apa-apa lagi untuk mendebat apa yang telah di-
lakukan Petrus. Mereka mengatupkan tangan pada mulut
mereka, sebab sekarang mereka mengerti bahwa Tuhan lah
yang melakukan hal itu. Sekarang, orang-orang yang meme-
gahkan diri dalam kebanggaan mereka sebagai orang Yahudi
itu mulai melihat bahwa Tuhan menodai kebanggaan mereka,
dengan membiarkan orang bukan-Yahudi mendapat bagian,
dan mendapatkan bagian yang sama besar dengan mereka.
Dan sekarang nubuatan itu telah digenapi, Engkau tidak akan
lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus (Zef. 3:11).
2. Mereka mengubah kecaman mereka menjadi puji-pujian. Me-
reka tidak hanya menahan diri supaya tidak berselisih dengan
Petrus,namun juga membuka mulut mereka untuk memulia-
kan Tuhan atas apa yang telah diperbuat-Nya dengan dan mela-
lui pelayanan Petrus. Mereka bersyukur sebab kekeliruan
mereka telah dibetulkan. Mereka juga bersyukur sebab Tuhan
telah menunjukkan rahmat yang besar bagi orang-orang bu-
kan-Yahudi yang malang itu lebih dibandingkan yang mau mereka
tunjukkan kepada bangsa-bangsa ini . Mereka berkata,
Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Tuhan mengaruniakan
pertobatan yang memimpin kepada hidup. Tuhan tidak hanya
telah mengaruniakan sarana pertobatan kepada orang bukan-
Yahudi, dengan membukakan pintu bagi para pelayan-Nya
untuk masuk ke tengah-tengah mereka,namun Ia juga menga-
runiakan pertobatan, dengan memberi Roh Kudus kepada
mereka. Ke mana pun Roh Kudus pergi, Dia menjadi Peng-
462
hibur, yang mula-mula menginsafkan dan menyingkapkan
dosa serta akibatnya, dan setelah itu Ia menunjukkan Kristus
dan sukacita yang ada di dalam Dia. Perhatikan,
(1) Pertobatan, jika dilakukan sungguh-sungguh, mendatang-
kan kehidupan. Ia membawa kepada kehidupan rohani.
Barangsiapa sungguh-sungguh bertobat dari dosa mereka
membuktikan pertobatan itu dengan menjalani hidup yang
baru, yang kudus, sorgawi dan Tuhan . Mereka yang oleh ka-
rena pertobatannya mati terhadap dosa, hidup bagi Tuhan
sejak saat itu. Pada saat itu, dan tidak akan terjadi sebe-
lum saat itu, kita mulai benar-benar hidup, dan itu akan
terus berlangsung sampai kehidupan kekal. Semua petobat
yang sejati akan hidup, yakni, mereka akan dipulihkan
untuk kembali mendapatkan anugerah Tuhan , yang yaitu
hidup, dan lebih baik dibandingkan hidup. Mereka akan dihibur
dengan jaminan bahwa dosa mereka telah diampuni, dan
akan mendapatkan tanda jaminan bahwa mereka pasti
akan memperoleh kehidupan kekal, dan pada akhirnya
akan menikmatinya.
(2) Pertobatan yaitu pemberian Tuhan . Tidak saja Dia mem-
berikan anugerah-Nya secara cuma-cuma sehingga Dia me-
nerima pertobatan kita,namun anugerah-Nya yang perkasa
jugalah yang mengerjakan di dalam kita untuk bertobat,
yang menjauhkan dari kita hati yang keras dan memberi
kita hati yang taat. Korban sembelihan kepada Tuhan ialah
jiwa yang hancur. Dia sendirilah yang menyediakan anak
domba ini.
(3) Di mana pun Tuhan bermaksud memberi kehidupan, di
situ Ia mempertobatkan. Sebab, hal ini merupakan persiap-
an yang diperlukan supaya kita bisa menikmati pengam-
punan yang dimeteraikan dan kedamaian sejati di dunia
ini, serta melihat dan menikmati Tuhan di dunia yang lain.
(4) Merupakan penghiburan besar bagi kita bahwa Tuhan telah
meninggikan Anak-Nya Yesus, tidak hanya supaya Israel
dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa (5:31),
tetapi juga bagi orang-orang bukan-Yahudi.
Kitab Kisah Para Rasul 11:19-26
463
Injil Diberitakan di Antiokhia; Barnabas di Antiokhia
(11:19-26)
19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar sebab penganiaya-
an yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke
Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada
orang Yahudi saja. 20 namun di antara mereka ada beberapa orang Si-
prus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada
orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus yaitu Tuhan. 21
Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi per-
caya dan berbalik kepada Tuhan. 22 Maka sampailah kabar tentang mereka
itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antio-
khia. 23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Tuhan , bersukaci-
talah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tu-
han, 24 sebab Barnabas yaitu orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan
iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 25 Lalu pergilah Barnabas ke
Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawa-
nya ke Antiokhia. 26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu
tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid
itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Di sini diceritakan bagaimana ditanam dan disiraminya sebuah
jemaat di kota Antiokhia, ibukota Siria. Kota ini dikenal sebagai kota
terbesar ketiga di kekaisaran Romawi, setelah Roma dan Aleksandria,
dan gereja dibangun di Antiokhia setelah kedua kota ini . Kota
ini berdiri di mana tadinya Hamat atau Ribla berada, seperti yang
kita baca dalam Perjanjian Lama. Ada pendapat bahwa Lukas, yang
menulis kisah sejarah ini, seperti halnya Teofilus yang kepadanya
Lukas mempersembahkan kitab ini, berasal dari Antiokhia. sebab -
nya, mungkin inilah alasan mengapa ia menaruh perhatian khusus
mengenai keberhasilan pemberitaan Injil di Antiokhia. Selain itu,
mungkin juga sebab di sanalah Paulus mulai dikenal, yang cerita
mengenainya segera menjadi pokok bahasan dalam kisah yang ditu-
lisnya ini. Sekarang mengenai gereja di Antiokhia, perhatikanlah,
I. Para pemberita Injil pertama di sana tampaknya terserak dari
Yerusalem oleh sebab penganiayaan. Ini penganiayaan yang tim-
bul sejak lima atau enam tahun sebelumnya (menurut perhitungan
beberapa orang), pada waktu Stefanus mati (ay. 19). Mereka ter-
sebar sampai ke Fenisia dan tempat-tempat yang lain untuk mem-
beritakan Injil. Tuhan membiarkan mereka dianiaya, supaya me-
reka bisa tersebar ke seluruh dunia, ditabur sebagai benih bagi
Tuhan , supaya mereka menghasilkan lebih banyak buah. Dengan
begitu, apa yang tadinya dimaksudkan untuk menghancurkan
464
jemaat dipakai untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka. Ini
seperti halnya kutuk Yakub terhadap suku Lewi (Aku akan mem-
bagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerak-
kan mereka di antara anak-anak Israel) berbalik menjadi berkat.
Musuh hendak menyerakkan dan mengalahkan mereka,namun
Kristus hendak menyerakkan dan memakai mereka. Demikianlah
murka manusia dipakai untuk memuliakan Tuhan . Perhatikan,
1. Mereka yang melarikan diri sebab penganiayaan tidak melari-
kan diri dari pekerjaan mereka. Meskipun pada saat itu mere-
ka menghindari penderitaan,namun mereka tidak menghindari
pelayanan. Bahkan, justru mereka terjun ke ladang di mana
ada kesempatan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Orang-
orang yang menganiaya para pemberita Injil berharap supaya
dengan itu mereka bisa dicegah untuk mengabarkan Injil ke-
pada bangsa-bangsa lain. Namun ternyata terbukti bahwa para
penganiaya itu hanya mempercepat penyebaran Injil.namun
mereka sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian
rancangan hati mereka. Orang-orang yang dianiaya di satu kota
melarikan diri ke kota lain. Namun mereka membawa serta
agama mereka, bukan hanya supaya terhibur olehnya, melain-
kan juga supaya bisa memberitakannya kepada orang lain.
Dengan demikian mereka menunjukkan bahwa saat mereka
pergi, itu bukan sebab takut terhadap penderitaan,namun
sebab ingin melindungi diri supaya bisa melayani lagi.
2. Mereka merangsek maju dalam pekerjaan mereka, dan men-
dapati bahwa perkenan Tuhan melimpah dalam tangan mereka.
saat mereka telah berhasil memberitakan Injil di Yudea, Sa-
maria, dan Galilea, mereka keluar hingga ke perbatasan tanah
Kanaan, dan pergi ke Fenisia, ke pulau Siprus, dan ke Siria.
Meskipun semakin jauh mereka pergi, semakin terang-terangan
mereka menunjukkan diri, namun mereka terus berkeliling.
Plus ultra semakin jauh, itulah moto yang mereka pegang.
Mereka tidak mengeluhkan penderitaan dan tidak takut akan
bahaya, dalam melakukan suatu pekerjaan yang begitu baik,
dan melayani Tuan yang sedemikian baik.
3. Mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja, yang
tersebar di semua daerah itu. Orang Yahudi di sana memiliki
sinagoge (tempat ibadah) sendiri. Di sana mereka menjumpai
orang-orang Yahudi ini , dan memberitakan Injil kepada
Kitab Kisah Para Rasul 11:19-26
465
orang-orang Yahudi itu. Mereka belum mengerti bahwa orang
bukan-Yahudi juga akan menjadi ahli waris bersama-sama
dengan mereka, dan menjadi anggota tubuh yang sama. Me-
reka mengabaikan orang bukan-Yahudi, dan membiarkan su-
paya mereka berbalik dahulu menjadi Yahudi, baru kemudian
menjadi Kristen, atau membiarkan mereka tetap seperti apa
adanya.
4. Khususnya mereka menginjili orang-orang Yahudi Helenis
(yang hidup dalam kebudayaan Yunani), yang di sini disebut
sebagai orang Yunani, yang ada di Antiokhia. Banyak di antara
para pemberita Injil itu yaitu orang Yudea dan Yerusalem asli.
Namun begitu, beberapa dari mereka lahir di Siprus dan
Kirene, seperti Barnabas (4:36) dan Simon (Mrk. 15:21). Mereka
menempuh pendidikan di Yerusalem. Orang-orang ini, yang
yaitu orang Yahudi Yunani, memiliki kepedulian tersendiri
bagi orang-orang yang sealiran dan sebangsa dengan mereka,
dan banyak menginjil kepada mereka di Antiokhia. Dr. Light-
foot mengatakan bahwa di sana mereka disebut orang Yunani,
sebab mereka yaitu orang Yahudi yang memiliki kekuasaan
atau hak politik di kota itu, sebab Antiokhia yaitu kota Siro-
Yunani. Kepada orang-orang itulah mereka memberitakan Tu-
han Yesus. Inilah yang selalu mereka beritakan. Apa lagi yang
seharusnya diberitakan oleh para pelayan Kristus, selain Kris-
tus yaitu Kristus, dan bahwa Ia disalibkan, Kristus, dan bah-
wa Dia dipermuliakan?
5. Mereka berhasil dengan gemilang dalam pemberitaan mereka
(ay. 21).
(1) Pemberitaan mereka disertai dengan kuasa Tuhan : Tangan
Tuhan menyertai mereka. Ada yang memahaminya sebagai
kuasa yang diberikan kepada mereka untuk melakukan
mujizat demi meneguhkan ajaran mereka. Dalam hal ini
Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan
tanda-tanda yang menyertainya (Mrk. 16:20). Dalam hal ini
Tuhan meneguhkan kesaksian mereka (Ibr. 2:4).namun saya
memahaminya lebih sebagai karunia kuasa Tuhan untuk
menggerakkan hati para pendengar Injil, dan membuka hati
mereka, sebagaimana hati Lidia terbuka. Sebab, banyak
orang melihat mujizat,namun tidak bertobat. Namun saat
Roh hikmat itu menerangi, dan kehendak juga takluk pada
466
Injil Kristus, maka pada waktu itulah kuasa turun, saat
orang-orang secara sukarela berbaris di bawah panji-panji
Tuhan Yesus (Mzm. 110:3). Tangan Tuhan menyertai mere-
ka, untuk menanamkan Injil di dalam hati dan batin manu-
sia, yang hanya bisa mereka injili melalui telinga jasmani.
Dengan demikian firman Tuhan akan mencapai tujuannya,
saat tangan Tuhan menyertainya, untuk menuliskannya
di dalam hati mereka. Setelah itu, orang akan menjadi per-
caya pada pemberitaan Injil, saat tangan kekuasaan Tuhan
dinyatakan sewaktu Injil disampaikan (Yes. 53:1), saat
Tuhan mengajar dengan tangan penuh kuasa (Yes. 8:11). Para
penginjil ini bukan rasul, melainkan pelayan biasa. Namun
tangan Tuhan menyertai mereka, dan mereka melakukan
tanda-tanda ajaib.
(2) Banyak hal yang baik terjadi: Sejumlah besar orang menjadi
percaya dan berbalik kepada Tuhan, lebih banyak dari yang
diharapkan, jika mengingat hambatan lahiriah yang mereka
tanggung. Orang-orang dari berbagai kalangan diinjili dan
dimenangkan bagi Kristus. Perhatikan, perubahan apa yang
terjadi.
[1] Mereka menjadi percaya. Mereka diyakinkan tentang ke-
benaran Injil, dan menerima pemberitaan yang telah di-
berikan Tuhan di dalam Injil itu mengenai Anak-Nya.
[2] Akibat dan bukti dari hal ini yaitu bahwa mereka ber-
balik kepada Tuhan . Mereka tidak bisa dikatakan berbalik
dari berhala mereka, sebab mereka yaitu orang Ya-
hudi, yang menyembah satu-satunya Tuhan yang sejati,
namun mereka berbalik dari keyakinan pada kebenaran
hukum Taurat, dan hanya bersandar pada kebenaran
Kristus, yaitu kebenaran oleh sebab iman. Mereka ber-
balik dari cara hidup yang menuruti kedagingan, lalai,
dan duniawi, untuk menjalani hidup yang kudus, sorga-
wi, rohani, serta Tuhan . Mereka berbalik dari menyembah
Tuhan secara lahiriah dan upacara, untuk menyembah
Dia dalam roh dan kebenaran. Mereka berbalik kepada
Tuhan Yesus, dan Dia menjadi segala-galanya bagi me-
reka. Inilah karya pertobatan yang terjadi pada mereka,
dan yang harus terjadi pada setiap dari kita. Ini yaitu
buah dari iman mereka. Semua orang yang percaya
Kitab Kisah Para Rasul 11:19-26
467
dengan sungguh-sungguh akan berbalik kepada Tuhan.
sebab , apa pun yang kita akui atau pura-pura akui,
kita tidak sungguh-sungguh mempercayai Injil jika kita
tidak benar-benar menerima Kristus yang ditawarkan
kepada kita di dalam Injil.
II. Dengan demikian, pekerjaan baik yang dimulai di Antiokhia itu
dikerjakan dengan sangat sempurna. Gereja pun didirikan, dan
bertumbuh menjadi suatu jemaat yang berkembang, oleh pelayanan
Barnabas dan Saulus, yang membangun di atas dasar yang telah
diletakkan oleh penginjil yang lain, dan datang memetik hasil
usaha mereka (Yoh. 4:37-38).
1. Gereja di Yerusalem mengutus Barnabas dari sana, untuk me-
melihara gereja yang baru lahir ini, dan untuk menguatkan
baik tangan para pemberita Injil maupun jemaat, serta mene-
guhkan kepentingan Kristus di sana.
(1) Mereka mendengar berita baik itu, bahwa Injil telah diterima
di Antiokhia (ay. 22). Para pemberita Injil di sana ingin tahu
bagaimana pekerjaan dilakukan di daerah-daerah sekitar.
Agaknya, mereka terus saling berkirim surat dengan semua
wilayah di mana ada pemberita Injil. Sehingga, kabar tentang
mereka itu, tentang banyaknya orang yang dimenangkan di
Antiokhia, segera sampai kepada jemaat di Yerusalem. Orang-
orang yang berada di tempat paling penting dalam gereja ha-
rus peduli terhadap mereka yang berada di posisi lebih
rendah.
(2) Mereka mengutus Barnabas secepat mungkin kepada jemaat
Antiokhia. Mereka ingin agar ia pergi, dan membantu serta
membesarkan hati awal yang menjanjikan ini. Mereka meng-
utus Barnabas sebagai bantuan dari mereka, dan sebagai
suatu perwakilan dari mereka secara keseluruhan, untuk
memberi ucapan selamat kepada jemaat Antiokhia atas
keberhasilan Injil di antara mereka, sebagai alasan bagi peng-
khotbah dan jemaat di sana untuk bersukacita, sekaligus
bahwa mereka bersukacita bersama jemaat di sana. Barna-
bas harus pergi ke Antiokhia. Perjalanan itu sungguh jauh,
namun meskipun jauh, dia rela menjalaninya demi mela-
kukan suatu pelayanan. Mungkin Barnabas memiliki suatu
468
bakat tersendiri untuk melakukan pekerjaan semacam ini.
Ia giat dan mudah bergaul, senang ke sana kemari, dan
senang berbuat baik di luar rumah sebagaimana orang lain
berbuat baik di dalam rumah. Mungkin ia memiliki roh se-
perti yang dimiliki Zebulon, yang bersukacita dalam per-
jalanannya, sebagaimana orang lain memiliki roh Isakhar,
yang bersukacita di dalam kemahnya. Demikianlah sebab
bakat ini yang dimilikinya, maka dia paling cocok untuk
dipekerjakan dalam tugas ini. Tuhan memberi berma-
cam-macam karunia untuk berbagai-bagai pelayanan.
(3) Barnabas sangat senang saat mendapati bahwa Injil telah
tertanam, dan bahwa beberapa orang sebangsanya, yaitu
orang-orang Siprus (dari mana ia berasal, 4:36) berperan di
dalam penyebaran Injil (ay. 23). Setelah Barnabas datang
dan melihat kasih karunia Tuhan , yaitu tanda akan kebaikan
Tuhan terhadap jemaat di Antiokhia dan bukti akan peker-
jaan-Nya yang baik di antara mereka, bersukacitalah ia. Dia
meluangkan waktu untuk melakukan pengamatan, tidak
hanya di tempat ibadah,namun juga dalam perilaku hidup
sehari-hari dan di antara keluarga mereka. Dia melihat
anugerah Tuhan ada di antara mereka. Di mana anugerah
Tuhan berada, anugerah itu akan terlihat, sebab dari buah-
nya pohon itu dikenal. Dan, di mana anugerah itu tampak,
maka anugerah itu harus diakui. saat melihat apa saja
yang baik, kita harus mengatakan bahwa anugerah Tuhan
ada di dalamnya, dan mengakui kebesaran anugerah terse-
but. Kita juga harus bergembira sebab nya, dan menjadi-
kannya sebagai alasan untuk bersukacita. Kita harus gem-
bira melihat anugerah Tuhan di dalam diri orang lain, dan
semakin gembira lagi sewaktu melihatnya saat kita tidak
menduganya.
(4) Barnabas mengerjakan apa yang bisa diperbuatnya untuk
menguatkan mereka, untuk meneguhkan di dalam iman
orang-orang yang telah dimenangkan pada iman ini .
Ia menasihati mereka parekalei. Kata itu sama dengan arti
yang diberikan pada nama Barnabas (4:36), hyios para-
klēsēos anak nasihat. Ia berbakat dalam hal itu, dan ia
bekerja dengan bakat ini . Biarlah ia yang memiliki ka-
runia untuk menasihati, menasihati (Rm. 12:8). Atau, de-
Kitab Kisah Para Rasul 11:19-26
469
ngan menjadi anak penghiburan (sebab demikianlah kita
mengartikan kata itu), ia menghibur atau menguatkan me-
reka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Se-
makin ia bersukacita di dalam pekerjaan baik yang dimulai
di antara mereka, semakin sungguh-sungguh pula ia ber-
sama mereka untuk melanjutkannya sesuai dengan permu-
laan yang baik itu. Siapa yang kita hibur juga harus kita
nasihati. Barnabas merasa senang atas anugerah Tuhan yang
dilihatnya di antara mereka, dan sebab itu ia semakin ber-
sungguh-sungguh untuk bertekun bersama mereka.
[1] Supaya tetap setia kepada Tuhan. Perhatikan, mereka
yang telah berbalik kepada Tuhan harus waspada supa-
ya tetap setia kepada Tuhan, tidak jatuh saat mengikuti
Dia, dan tidak menyerah serta lelah saat mengikuti-
Nya. Tetap setia kepada Tuhan Yesus berarti menjalani
hidup yang bergantung pada-Nya dan mengabdi kepada-
Nya. Tidak hanya berpegang erat pada-Nya,namun juga
dipegang erat-erat oleh-Nya, menjadi kuat di dalam Tu-
han, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
[2] Tetap setia kepada Tuhan dengan sepenuh hati, pikiran,
yakin teguh dan sukarela, berdiri di atas dasar-dasar
yang baik dan terpancang kokoh di atasnya (Mzm.
108:2). Tujuannya yaitu untuk mengikat jiwa kita de-
ngan suatu ikatan supaya menjadi milik Tuhan, dan su-
paya kita dapat berkata seperti Rut, Janganlah desak
aku meninggalkan Dia, atau berbalik dari mengikuti-Nya.
(5) Di sini Barnabas membuktikan bahwa ia memiliki sifat
yang baik (ay. 24). Barnabas yaitu orang baik, penuh de-
ngan Roh Kudus dan iman, dan menunjukkan bahwa me-
mang demikianlah dirinya pada kesempatan ini.
[1] Barnabas menunjukkan dirinya sebagai seorang yang ber-
kepribadian sangat manis, ramah, sopan, yang menguasai
seni menasihati, serta pandai mengajar. Dia bukan hanya
seorang yang benar, melainkan juga orang baik, seorang
penyabar. Para pelayan yang seperti itu membuat diri me-
reka dan ajaran mereka dipandang sangat baik oleh orang
luar. Barnabas yaitu orang baik, yaitu seorang yang pe-
murah. Begitulah ia menunjukkan dirinya saat men-
470
jual ladangnya, dan memberi uangnya untuk orang
miskin (4:37).
[2] Dengan begitu tampak bahwa ia penuh dengan berbagai
karunia dan anugerah dari Roh. Kebaikan sifat alamiah-
nya tidak akan melayakkan dirinya untuk melayani jika
ia tidak penuh dengan Roh Kudus, dan penuh dengan
kekuatan, dengan Roh Tuhan.
[3] Ia penuh dengan iman, penuh dengan iman Kristen itu
sendiri, sehingga dia begitu bersemangat untuk menye-
barkannya kepada orang lain. Ia penuh dengan karunia
iman, dan penuh dengan buah yang berasal dari iman
dan bekerja melalui kasih. Dia sehat dalam iman, dan
oleh sebab nya mendorong orang lain untuk menjadi
seperti itu pula.
(6) Dia berperan besar dalam melakukan perbuatan baik, de-
ngan membawa masuk orang-orang yang ada di luar, seka-
ligus membangun mereka yang ada di dalam. Sejumlah
orang dibawa kepada Tuhan, dan dengan demikian ditam-
bahkan ke dalam jemaat. Sebelumnya sudah banyak orang
yang berbalik kepada Tuhan,namun sekarang lebih banyak
lagi. Apa yang diperintahkan itu sudah dilaksanakan,namun
sekalipun demikian masih ada tempat.
2. Barnabas pergi menemui Saulus, mengajaknya bergabung da-
lam pekerjaan Injil di Antiokhia. Kabar terakhir yang kita de-
ngar tentang Saulus yaitu saat sedang dicari-cari di Yeru-
salem, ia disingkirkan ke Tarsus, kota tempat kelahirannya.
Tampaknya dia terus berada di sana sejak itu, sambil berbuat
baik, tidak perlu diragukan lagi. Namun sekarang Barnabas
melakukan perjalanan ke Tarsus dengan tujuan untuk melihat
bagaimana keadaannya sekarang. Barnabas hendak memberi-
tahunya bahwa kesempatan telah terbuka di Antiokhia, dan
ingin agar Saulus ikut serta meluangkan beberapa waktu ber-
samanya di sana (ay. 25-26). Di sini juga tampak bahwa Bar-
nabas yaitu seorang yang baik dalam dua hal:
(1) Bahwa ia rela bersusah payah untuk mengeluarkan sese-
orang yang sigap dan bermanfaat dari keadaan yang tidak
jelas. Dialah yang memperkenalkan Saulus kepada murid-
murid di Yerusalem, saat mereka takut kepadanya. Bar-
Kitab Kisah Para Rasul 11:19-26
471
nabas pulalah yang membawa Saulus keluar dari tempat
tersembunyi di mana ia dihalau ke situ ke tempat yang
lebih banyak dikenal umum. Sungguh perbuatan yang baik
untuk mengambil sebuah pelita dari bawah gantang, dan
menaruhnya di atas kaki dian.
(2) Bahwa ia mau membawa Saulus ke Antiokhia. Padahal
Sauluslah yang menjadi juru bicara (14:12), dan mungkin
juga lebih terkenal, sehingga kemungkinan besar Saulus
akan meredupkan dia di sana, dan menjadi lebih menonjol
dibandingkan dirinya. Namun Barnabas sangat rela untuk men-
jadi kurang menonjol jika itu berguna bagi pelayanan. Jika
Tuhan dengan kasih karunia-Nya mendorong kita untuk me-
lakukan perbuatan baik yang bisa kita perbuat, sesuai
dengan kemampuan yang kita miliki, maka kita harus ber-
sukacita jika orang lain yang juga memiliki kemampuan
yang lebih besar mendapat kesempatan yang lebih besar,
dan mengerjakan lebih banyak kebaikan dibandingkan yang
bisa kita perbuat. Barnabas membawa Saulus ke Antio-
khia, meskipun itu bisa berarti kedudukannya akan me-
ngecil, untuk mengajar kita lebih mendahulukan kepen-
tingan Kristus dibandingkan kepentingan sendiri.
3. Di sini lebih jauh diceritakan,
(1) Pelayanan apa yang sekarang dilakukan bagi jemaat di Antio-
khia. Paulus dan Barnabas terus berada di sana selama seta-
hun penuh, tinggal di antara jemaat, sambil memberitakan
Injil (ay. 26). Perhatikanlah,
[1] Jemaat itu sering berkumpul. Pertemuan jemaat Kristen
ditetapkan oleh Kristus untuk menghormati-Nya, dan
untuk menghibur serta memberi manfaat bagi murid-
murid-Nya. Jemaat Tuhan pada masa dahulu kala se-
ringkali berkumpul bersama-sama, di depan pintu Ke-
mah Pertemuan di hadapan Tuhan. Tempat pertemuan
yang digunakan sekarang semakin banyak, namun me-
reka tetap harus berkumpul bersama, meskipun diser-
tai dengan kesulitan dan marabahaya.
[2] Para pelayan Tuhan yaitu pemimpin dari jemaat-jemaat
ini, dan mengadakan pertemuan dalam nama Kristus.
Semua orang yang dipegang oleh-Nya, yang berasal
472
dari-Nya, dan berada dalam naungan-Nya, kepada Dia-
lah mereka itu berutang akan penebusan dan harus
melayani.
[3] Mengajar orang-orang yaitu salah satu bagian dari pe-
kerjaan para pelayan, saat mereka menetap di antara
jemaat. Mereka tidak hanya menjadi penyambung lidah
jemaat kepada Tuhan dalam puji-pujian dan doa,namun
juga penyambung lidah Tuhan kepada jemaat dalam pem-
bacaan firman, dan mengajar mereka tentang pengetahu-
an yang baik akan Tuhan berdasarkan firman itu.
[4] Merupakan suatu dorongan yang kuat bagi para pelayan
saat mereka memiliki kesempatan untuk mengajar ba-
nyak orang, untuk menebarkan jala Injil, di mana ada
banyak ikan berkumpul, dengan berharap lebih banyak
lagi yang akan terjaring.
[5] Pemberitaan Injil tidak hanya ditujukan untuk meng-
insafkan dan memenangkan orang-orang luar,namun juga
untuk memberi petunjuk dan membangun mereka yang
ada di dalam jemaat. Jemaat yang sudah terbentuk ha-
rus memiliki para pengajarnya sendiri.
(2) Kehormatan apa yang sekarang diberikan kepada jemaat di
sana. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kali-
nya disebut Kristen. Mungkin mereka sendiri yang menye-
but diri mereka demikian, menyatukan diri mereka dengan
sebutan itu. Entah itu diputuskan secara sengaja oleh je-
maat atau para pelayan, ataukah sebutan itu diperoleh be-
gitu saja sebab sering dipakai dalam doa dan khotbah me-
reka, kita tidak diberi tahu. Namun, agaknya sebab dua
orang yang begitu hebat seperti Paulus dan Barnabas ting-
gal di sana sedemikian lama, memiliki banyak pengikut,
dan mengadakan pertemuan tanpa adanya pertentangan,
nama jemaat Kristen di sana menjadi lebih besar dibandingkan
di mana pun juga, dan menjadi lebih diperhitungkan. Itu
sebabnya mereka disebut Kristen untuk pertama kalinya di
sana. Dengan demikian, seandainya ada sebutan gereja in-
duk yang memimpin gereja-gereja lainnya, maka nama ini
mungkin bisa diberikan sebagai gelar kehormatan kepada
Antiokhia dibandingkan yang diaku-aku oleh Roma. Sampai
saat itu, mereka yang menyerahkan diri kepada Kristus di-
Kitab Kisah Para Rasul 11:19-26
473
sebut murid, yaitu mereka yang diajar oleh Kristus, supaya
dipekerjakan oleh-Nya. Namun mulai saat itu, mereka di-
sebut Kristen.
[1] Dengan begitu, segala julukan atau olok-olok yang oleh
para musuh mereka sampai saat itu dilekatkan pada
mereka, mungkin menjadi tergantikan dan tidak lagi di-
pakai. Mereka menyebut para murid itu sebagai orang
Nasrani (24:5), para pengikut Jalan Tuhan (KJV: jalan itu
pen.), jalan yang menyimpang itu, yang tidak ada se-
butannya, yang menyebabkan orang-orang berprasang-
ka terhadap mereka. Untuk mengenyahkan prasangka
itu, mereka menamai diri mereka sendiri dengan sebut-
an yang mau tidak mau harus dianggap tepat oleh mu-
suh mereka.
[2] Dengan begitu, orang-orang yang sebelum dimenangkan
dikenal sebagai orang Yahudi atau bukan-Yahudi, sete-
lah dimenangkan mereka bisa dipanggil dengan satu se-
butan yang sama, yang akan membantu mereka untuk
melupakan sebutan mereka sebelumnya, yang meme-
cah-belah mereka. Hal itu juga akan mencegah mereka
untuk mengungkit-ungkit kembali ciri-ciri mereka se-
mula yang membedakan itu, yang dapat mengakibatkan
pertikaian di dalam jemaat. Janganlah ada seorang pun
yang berkata, Tadinya aku orang Yahudi, atau yang
lain berkata, Tadinya aku bukan orang Yahudi. Seka-
rang mereka semua harus berkata, Aku yaitu orang
Kristen.
[3] Dengan begitu, mereka belajar untuk menghormati
Guru mereka, dan menunjukkan bahwa mereka tidak
malu sebab memiliki hubungan dengan Dia,namun justru
bermegah di dalamnya. Sama seperti para murid Plato
menyebut diri mereka Platonis, dan juga murid-murid
dari orang-orang besar lainnya. Mereka menciptakan
nama untuk aliran mereka bukan dari nama pribadi-
Nya, yaitu Yesus, melainkan dari jabatan-Nya, yaitu
Kristus, Yang Diurapi. Dengan begitu, mereka mema-
sukkan iman kepercayaan mereka ke dalam sebutan
mereka, bahwa Yesus yaitu Kristus, dan mereka se-
mua ingin supaya seluruh dunia tahu bahwa inilah ke-
474
benaran yang akan mereka hidupi sampai akhir hayat.
Musuh mereka akan menggunakan sebutan ini untuk
mengolok-olok mereka, dan menggunakannya untuk
berbuat jahat kepada mereka, namun mereka akan ber-
megah di dalamnya: Jika ini memang sesuatu yang hina,
maka aku akan menghinakan diriku lebih lagi.
[4] Dengan begitu sekarang mereka mengakui bahwa mere-
ka bergantung pada Kristus, dan bahwa mereka mene-
rima segala sesuatu dari Dia. Mereka tidak hanya per-
caya kepada-Nya, sebagai Yang Diurapi,namun juga per-
caya bahwa melalui Dia, mereka sendiri memiliki peng-
urapan itu (1Yoh. 2:20, 27). Dikatakan bahwa Tuhan telah
mengurapi kita di dalam K