Kisah pararasul 6

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 6. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 6. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 6



  (4:21).namun  sekarang, setelah mengetahui bahwa 

cara itu tidak berhasil, mereka memenjarakan rasul-rasul, 

supaya takut kepada mereka. 

(3) Untuk mempermalukan mereka. Oleh sebab  itu mereka 

memilih memasukkan rasul-rasul itu ke penjara umum, 

supaya, setelah direndahkan seperti itu, masyarakat tidak 

lagi menyanjung mereka seperti biasa. Iblis sudah sering 

sekali menjalankan rancangannya melawan Injil dengan 

membuat para pekabar Injil dan orang-orang yang meng-

aku percaya tampak tercela. 

II. Tuhan  mengirimkan malaikat-Nya untuk membebaskan mereka 

dari penjara, dan untuk memperbarui penugasan mereka untuk 

mengabarkan Injil. Kuasa kegelapan berperang melawan mereka, 

namun Bapa segala terang berperang untuk mereka, dan mengi-

rimkan seorang malaikat terang untuk membela mereka. Tuhan 

tidak akan pernah meninggalkan saksi-saksi-Nya, pembela-pem-

bela-Nya, melainkan pasti akan membela dan membebaskan me-

reka. 


 196

1. Rasul-rasul dibebaskan, secara sah, dari penjara (ay. 19). 

Waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu 

penjara itu, walaupun pintu-pintu itu dikunci dan dipalang. 

Dan walaupun dengan waspada dan teguh semua pengawal 

ada di tempatnya di muka pintu (lihat ay. 23), malaikat itu 

memberi kuasa rasul-rasul untuk keluar tanpa melakukan ke-

jahatan, dan memimpin mereka melewati semua lawan. Pem-

bebasan ini tidak terlalu diceritakan secara rinci seperti pem-

bebasan Petrus (12:7 dst.), namun mujizat di sini sangat mirip. 

Perhatikanlah, tidak ada penjara yang begitu gelap, begitu ko-

koh, sampai Tuhan  tidak dapat melawat umat-Nya yang ada di 

dalamnya, dan, jika Dia berkenan, membawa mereka ke luar 

dari situ. Pembebasan para rasul dari penjara oleh seorang 

malaikat merupakan sebuah gambaran kebangkitan Kristus, 

dan pembebasan-Nya dari penjara kubur, dan akan membantu 

memperkuat pemberitaan para rasul tentang kebangkitan-Nya 

itu. 

2. Mereka diperintahkan, secara sah, untuk meneruskan peker-

jaan mereka, sehingga dengan demikian mereka dibebaskan 

dari larangan yang diberikan Imam Besar kepada mereka. Ma-

laikat itu menyuruh mereka,  Pergilah, berdirilah di Bait Tuhan  

dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang ba-

nyak” (ay. 20).  saat  mereka dibebaskan secara ajaib, mereka 

tidak boleh berpikir bahwa hal itu yaitu  untuk menyelamat-

kan nyawa mereka dari tangan-tangan musuh mereka. Tidak. 

Mereka dibebaskan untuk meneruskan pekerjaan mereka de-

ngan jauh lebih berani lagi. Kesembuhan dari penyakit, pele-

pasan dari masalah, diberikan kepada kita, dan harus kita 

pandang sebagai pemberian, bukan supaya kita dapat menik-

mati kenyamanan hidup kita, melainkan supaya Tuhan  dapat 

dimuliakan dengan pelayanan hidup kita. Biarlah jiwaku hi-

dup, supaya memuji-muji Engkau (Mzm. 119:175). Keluarkan-

lah aku dari dalam penjara (seperti para rasul di sini) untuk 

memuji nama-Mu (Mzm. 142:8). Lihatlah Yesaya 38:22. Nah, 

dalam perintah yang diberikan kepada mereka, perhatikanlah, 

(1) Di mana mereka harus memberitakan Injil: berdirilah di 

Bait Tuhan  dan beritakanlah. Orang akan berpikir, walaupun 

mereka tidak meninggalkan pekerjaan mereka, namun se-

baiknya mereka meneruskannya di tempat yang lebih ter-

Kitab Kisah Para Rasul 5:17-25 

 197 

sembunyi, supaya tidak terlalu mengusik perasaan imam-

imam, jangan di Bait Suci, supaya tidak terlalu berbahaya 

bagi mereka. Tidak.  Berdirilah di Bait Tuhan  dan beritakan-

lah, sebab  ini yaitu  tempat orang berkumpul, rumah 

Bapa-mu, dan tempat ini tidak boleh dibiarkan sunyi.” Para 

pemberita Injil Kristus tidak boleh mundur ke pojok-pojok, 

selama mereka dapat memperoleh kesempatan berkhotbah 

di tengah-tengah sekumpulan besar orang. 

(2) Kepada siapa mereka harus berkhotbah:  Beritakanlah ke-

pada orang banyak. Bukan kepada para raja dan penguasa, 

sebab  mereka tidak akan mendengarkan, melainkan ke-

pada orang banyak, yang mau dan ingin diajar, dan yang 

jiwanya sama berharganya bagi Kristus, dan harus demi-

kian juga bagimu, seperti jiwa orang-orang besar. Berita-

kanlah kepada orang banyak, kepada semua orang pada 

umumnya, kepada semua orang yang tertarik.” 

(3) Bagaimana mereka harus berkhotbah. Pergilah, berdirilah 

dan beritakanlah, yang menyiratkan, bukan hanya mereka 

harus berbicara di depan umum, berdiri dan berbicara, su-

paya semua orang mendengar, melainkan juga harus berbi-

cara dengan berani dan tegas. Berdirilah dan beritakanlah, 

artinya  Beritakanlah itu sebagai orang-orang yang memu-

tuskan untuk berdiri bagi berita itu, untuk hidup dan mati 

sebab nya.” 

(4) Apa yang harus mereka beritakan: Seluruh firman hidup itu. 

Hidup itu, yakni yang kalian bicarakan di antara kalian se-

lama ini, yang mungkin menunjuk pada bahan pembicara-

an tentang sorga yang mereka perbincangkan di antara me-

reka selama berada di penjara untuk memberi semangat 

diri sendiri dan satu sama lain.  Pergilah dan sampaikan-

lah berita yang sama kepada dunia, supaya orang lain da-

pat dihibur dengan penghiburan yang sama dengan yang 

Tuhan  berikan kepadamu.” Atau,  tentang hidup itu, yang 

disangkal oleh orang-orang Saduki, dan sebab nya mereka 

menganiaya kamu. Beritakanlah ini, walaupun kamu tahu 

itulah yang membuat mereka marah.” Atau,  tentang hidup 

itu, yang sebenar-benarnya, yaitu hidup sorgawi dan Tuhan  

itu, yang jika dibandingkan dengannya, hidup di dunia se-

karang ini tidak pantas disebut hidup.” Atau,  firman hidup 


 198

itu, yang sama persis dengan yang sudah kamu beritakan, 

yaitu firman yang ditaruh Roh Kudus ke dalam mulutmu.” 

Perhatikanlah, firman dari Injil yaitu  firman hidup, fir-

man yang memberi hidup. Firman itu yaitu  roh dan hi-

dup. Suatu berita, yang akan mendatangkan keselamatan 

bagi kita. Itu sama dengan berita di sini (11:14). Injil yaitu  

firman hidup itu, sebab  Injil menjamin hak-hak istimewa 

kita baik di perjalanan maupun di tempat tujuan, dan 

janji-janji tentang hidup baik yang sekarang maupun yang 

akan datang. Namun kehidupan rohani dan kehidupan 

kekal pun sangat diterangkan dengan jelas dalam Injil se-

hingga dapat disebut hidup ini (KJV). sebab , firman itu 

dekat denganmu. Perhatikanlah, Injil berbicara tentang per-

soalan-persoalan hidup dan mati, dan hamba-hamba Tuhan 

harus memberitakannya supaya orang banyak mendengar-

kannya. Mereka harus memberitakan seluruh firman hidup 

itu, dan tidak boleh menutupi apa pun sebab  takut meng-

ganggu perasaan para penguasa atau sebab  ingin meng-

ambil muka terhadap mereka. Saksi-saksi Kristus bersum-

pah untuk memberitakan seluruh kebenaran. 

III. Para rasul meneruskan pekerjaan mereka (ay. 21):  Mereka men-

taati pesan itu (KJV:  saat  mereka mendengar hal ini – pen.). 

 saat  mereka mendengar bahwa itu yaitu  kehendak Tuhan , bah-

wa mereka harus terus berkhotbah di Bait Tuhan , mereka kembali 

ke Serambi Salomo (ay. 12). 

1. Mereka menjadi sangat yakin sebab  mendapatkan perintah-

perintah baru ini. Mungkin tadinya mereka mulai bertanya-

tanya, apakah jika mereka memperoleh kebebasan, mereka 

harus berkhotbah secara terbuka di Bait Tuhan  seperti yang su-

dah mereka lakukan, sedang  mereka juga sudah diberi 

tahu supaya jika  mereka menganiaya kamu dalam kota 

yang satu, larilah ke kota yang lain. Namun, sebab  sekarang 

malaikat itu menyuruh mereka pergi berkhotbah di Bait Tuhan , 

jalan mereka jelas, dan mereka tidak keberatan mengambil 

risiko, masuk ke dalam Bait Tuhan  dan tidak takut menghadapi 

manusia. Perhatikanlah, jika kita tidak yakin mengenai tugas 

kita, kita harus berusaha tetap menyelesaikannya, dan ke-

Kitab Kisah Para Rasul 5:17-25 

 199 

mudian kita dapat mempercayakan keselamatan kita kepada 

Tuhan  dengan sukacita. 

2. Mereka segera mempersiapkan diri untuk melaksanakan perin-

tah-perintah itu, tanpa membantah atau menunda-nunda. Men-

jelang pagi (begitu gerbang dibuka, dan orang banyak mulai 

berkumpul di sana) masuklah mereka ke dalam Bait Tuhan , dan 

mengajar orang banyak tentang Injil Kerajaan. Mereka sama 

sekali tidak takut tentang apa yang dapat manusia lakukan 

terhadap mereka. Keadaan di sini luar biasa: seluruh kekaya-

an Injil diletakkan ke dalam tangan para rasul. Jika mereka 

berdiam diri sekarang, sumber-sumber tertutup, dan seluruh 

pekerjaan gagal dan terhenti. Berbeda halnya dengan pelayan-

pelayan biasa, yang sebab nya tidak harus mengikuti teladan 

ini untuk menempatkan diri mereka ke dalam bahaya. Namun, 

 saat  Tuhan  memberi kesempatan melakukan kebaikan, walau-

pun kita berada di bawah belenggu dan ancaman kekuasaan-

kekuasaan manusia, kita harus mengambil resiko dibandingkan  

membiarkan kesempatan seperti itu hilang. 

IV. Imam Besar dan kelompoknya meneruskan tuntutan mereka (ay. 

21). Dengan merasa cukup yakin sudah menahan para rasul, 

mereka menyuruh Mahkamah Agama berkumpul. Ini yaitu  se-

buah mahkamah yang besar dan luar biasa, sebab  mereka me-

manggil seluruh majelis tua-tua bangsa Israel. Lihatlah di sini, 

1. Bagaimana mereka bersiap-siap, dan betapa besar harapan 

mereka, untuk menghancurkan Injil Kristus dan pengkhotbah-

pengkhotbahnya, dengan cara mengumpulkan seluruh anggota 

majelis. Terakhir kali mereka menahan para rasul, mereka ha-

nya mengadakan rapat dengan sebuah komisi yang terdiri dari 

kerabat Imam Besar, yang harus bertindak hati-hati. Namun 

sekarang, supaya mereka bisa membuat kemajuan lebih jauh 

dan lebih pasti, mereka mengumpulkan pasan tēn gerousian – 

seluruh tua-tua, yaitu (menurut Dr. Lightfoot), ketiga pengadil-

an atau mahkamah hakim-hakim di Yerusalem. Bukan hanya 

Mahkamah Agama, yang terdiri dari tujuh puluh tua-tua, na-

mun juga dua pengadilan lainnya, yang didirikan di gerbang 

pelataran luar Bait Tuhan  dan yang di gerbang pelataran dalam 

atau Gerbang Indah, masing-masing terdiri dari dua puluh tiga 

hakim. Supaya, jika semuanya datang, di sini ada seratus 


 200

enam belas hakim. Dengan cara ini Tuhan  mengatur supaya ke-

bingungan para musuh dan kesaksian para rasul lebih diketa-

hui masyarakat, dan supaya orang-orang yang hanya dapat 

mendengar Injil dari pengadilan dapat mendengarnya.namun  

Imam Besar tidak demikian maksudnya dan tidak demikian 

rancangan hatinya. Niat hatinya ialah mengerahkan seluruh 

kekuatannya melawan para rasul, dan dengan persetujuan se-

mua orang membinasakan mereka semua sekaligus. 

2. Bagaimana mereka dikecewakan, dan muka mereka merah ka-

rena malu: Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa, dan kita 

juga, melihat bagaimana sungguh-sungguhnya pengadilan itu 

diadakan. Kita dapat membayangkan Imam Besar menyampai-

kan pidato yang khidmat kepada mereka, menyatakan alasan 

mereka berkumpul. Alasan itu yaitu  bahwa sebuah kelompok 

yang sangat berbahaya baru-baru ini bangkit di Yerusalem 

dengan memberitakan ajaran Yesus, yang, demi kelestarian 

jemaat mereka (yang tidak pernah mengalami bahaya seperti 

saat itu), perlu diberangus dengan cepat dan menyeluruh. Saat 

itu mereka memiliki kekuasaan untuk melakukannya, sebab  

para pemimpin kelompok ini  sedang ada di dalam penjara 

kota, dan akan ditindak dengan sekeras-kerasnya, jika mereka 

menyetujuinya. Untuk itu seorang pejabat segera dikirim untuk 

membawa para tawanan ke pengadilan. Namun lihatlah bagai-

mana mereka dibuat tercengang. 

(1) Pejabat ini  datang dan memberi tahu mereka bahwa 

para rasul itu tidak dapat ditemukan di dalam penjara (ay. 

22-23). Sebelumnya mereka datang  saat  dipanggil (4:7). 

Namun sekarang mereka sudah pergi, dan laporan yang di-

buat para pejabat yaitu ,  Kami mendapati penjara terkun-

ci dengan sangat rapinya,” (tidak ada yang mendobraknya). 

 Semua pengawal tidak melalaikan tugas mereka. Kami 

menemukan mereka ada di tempatnya di muka pintu, dan 

tidak tahu apa-apa kecuali bahwa semua tahanan aman. 

Namun  saat  kami masuk tidak seorang pun yang kami 

temukan di dalamnya, tidak seorang pun dari orang-orang 

yang harus kami bawa.” Mungkin mereka menemukan ta-

hanan-tahanan biasa di situ. Lewat mana malaikat memba-

wa para rasul, apakah lewat semacam jalan belakang atau 

dengan membuka pintu lalu menutupnya kembali (semen-

Kitab Kisah Para Rasul 5:17-25 

 201 

tara para pengawal tertidur), kita tidak diberi tahu. Bagai-

mana pun caranya, mereka sudah pergi. Tuhan mengetahui, 

walaupun kita tidak, bagaimana membawa orang-orang sa-

leh keluar dari pencobaan, dan bagaimana melepaskan 

orang-orang yang terbelenggu oleh sebab  nama-Nya, dan 

Dia akan melakukannya, seperti di sini, jika memiliki alasan 

untuk itu. Sekarang bayangkan betapa tampak bingungnya 

pengadilan,  saat  para pejabat kembali (ay. 24):  saat  

(KJV: imam besar,) kepala pengawal Bait Tuhan  dan imam-

imam kepala mendengar laporan itu, mereka semua sangat 

terperanjat, dan berpandangan satu sama lain, bertanya 

apa yang telah terjadi. Mereka sangat bingung, kehilangan 

akal, sebab  dalam hidup mereka belum pernah mereka 

begitu kecewa sebab  sesuatu yang begitu mereka yakini. 

Kejadian ini menimbulkan berbagai macam dugaan. Bebe-

rapa orang menduga bahwa para rasul disulap keluar dari 

penjara, dan melarikan diri dengan keahlian sihir. Yang 

lain menduga bahwa para pengawal memperdayai mereka, 

sebab  para tahanan ini memiliki banyak teman, dan disu-

kai banyak orang. Beberapa orang mengkhawatirkan bah-

wa, sebab  mereka berhasil melarikan diri seperti itu, me-

reka akan mendapat lebih banyak pengikut. Yang lain 

mengkhawatirkan bahwa, walaupun mungkin rasul-rasul 

itu telah dihalau dari Yerusalem, mereka akan mendengar 

tentang orang-orang itu lagi di bagian lain negeri ini, di 

mana rasul-rasul itu masih akan melakukan lebih banyak 

kejahatan, dan mereka akan semakin tidak berdaya untuk 

menghentikan penyebaran infeksi ini . Dan sekarang 

mereka mulai khawatir bahwa bukannya menghilangkan 

penyakit, mereka justru membuatnya lebih parah. Perhati-

kanlah, orang-orang yang sering membuat diri mereka ter-

tekan dan malu yaitu  yang bermaksud menekan dan 

mempermalukan kepentingan Kristus. 

(2) Sebagian keraguan mereka terjawab, namun kekesalan me-

reka meningkat,  saat  seorang pembawa pesan lainnya 

membawa berita bahwa tahanan-tahanan mereka berkhot-

bah di Bait Suci (ay. 25):  Lihat, orang-orang yang telah 

kamu masukkan ke dalam penjara, dan telah kamu suruh 

supaya dibawa ke pengadilan, ada di dalam Bait Tuhan , se-


 202

karang ini dekat denganmu di sini, tepat di bawah hidung-

mu, dan mereka mengajar orang banyak.” Para tahanan 

yang telah lolos dari penjara biasanya lari sejauh mungkin 

dan menyembunyikan diri, sebab  takut tertangkap. Na-

mun para tahanan ini, yang sudah berhasil melarikan diri, 

berani menampakkan wajah mereka, bahkan di tempat 

para penganiaya mereka memiliki pengaruh terbesar. Inilah 

yang  mempermalukan mereka lebih dari apa pun. Tawanan-

tawanan biasa mungkin memiliki cukup keahlian untuk 

lolos dari penjara, namun mereka yaitu  tawanan luar bi-

asa yang punya cukup keberanian untuk mengakuinya se-

telah mereka melakukannya. 

Penangkapan dan Pemeriksaan Para Rasul;  

Nasihat Gamaliel  

(5:26-42) 

26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Tuhan , lalu 

mengambil kedua rasul itu,namun  tidak dengan kekerasan, sebab  mereka 

takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. 27 Mereka membawa 

keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Be-

sar mulai menanyai mereka, 28 katanya:  Dengan keras kami melarang kamu 

mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusa-

lem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu 

kepada kami.” 29namun  Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya:  Kita 

harus lebih taat kepada Tuhan  dari pada kepada manusia. 30 Tuhan  nenek 

moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu 

salib dan kamu bunuh. 31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Tuhan  sendiri 

dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel 

dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 32 Dan kami yaitu  saksi 

dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Tuhan  ke-

pada semua orang yang mentaati Dia.” 33 Mendengar perkataan itu sangatlah 

tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu. 34 

Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, 

seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit 

dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar. 35 Sesudah 

itu ia berkata kepada sidang:  Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah 

baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! 36 Sebab 

dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan 

ia memiliki  kira-kira empat ratus orang pengikut;namun  ia dibunuh dan 

cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. 37 Sesudah dia, pada waktu 

pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret 

banyak orang dalam pemberontakannya,namun  ia juga tewas dan cerai-berai-

lah seluruh pengikutnya. 38 sebab  itu aku berkata kepadamu: Janganlah 

bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud 

dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, 39namun  ka-

lau berasal dari Tuhan , kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; 

mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Tuhan .” 40 Mereka me-

manggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka meng-

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 203 

ajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. 41 Rasul-rasul itu 

meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, sebab  mereka te-

lah dianggap layak menderita penghinaan oleh sebab  Nama Yesus. 42 Dan 

setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Tuhan  dan di ru-

mah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang yaitu  Mesias. 

Kita tidak diberi tahu apa yang dikhotbahkan para rasul kepada 

orang banyak. Sudah pasti khotbah mereka itu sesuai dengan bim-

bingan malaikat, yaitu tentang firman hidup. Namun apa yang terjadi 

antara mereka dan Mahkamah Agama tercatat di sini, sebab  dalam 

penderitaan mereka, kekuasaan dan kekuatan Tuhan  lebih tampak 

dibandingkan  dalam khotbah mereka sekalipun. Di sini kita menjumpai, 

I. Penangkapan para rasul untuk kedua kalinya. Mungkin kita ber-

pikir, jika Tuhan  merencanakan hal ini,  Mengapa mereka disela-

matkan dari penahanan mereka yang pertama?” Namun penahan-

an pertama dimaksudkan untuk merendahkan para penganiaya 

yang sombong dan menahan kemarahan mereka. Dan sekarang 

Tuhan  ingin menunjukkan bahwa para rasul dibebaskan bukan ka-

rena mereka takut diadili, sebab  mereka siap menyerahkan diri 

dan tampil di hadapan musuh-musuh mereka yang terbesar. 

1. Pengawal-pengawal membawa mereka tanpa kekerasan, de-

ngan sikap hormat dan lunak. Mereka tidak menarik para 

rasul turun dari mimbar, mengikat mereka, atau menyeret me-

reka pergi, melainkan mendatangi mereka dengan hormat. 

Orang mungkin berpikir bahwa mereka berbuat demikian ka-

rena menghormati Bait Suci, tempat yang suci itu. Atau mung-

kin juga sebab  takut kepada para rasul, jangan sampai para 

rasul menghajar mereka seperti yang mereka lakukan terha-

dap Ananias, atau memanggil api dari sorga ke atas mereka, 

seperti yang dilakukan Elias. Namun  sesungguhnya, yang 

menghalangi mereka menggunakan kekerasan yaitu  rasa 

takut terhadap orang banyak, yang begitu menghormati para 

rasul sehingga pasti akan melempari mereka dengan batu jika 

mereka menganiaya para rasul. 

2. Walaupun begitu, mereka membawa para rasul itu kepada 

orang-orang yang, mereka ketahui, kejam terhadap mereka, 

dan telah memutuskan untuk menggunakan kekerasan ter-

hadap mereka (ay. 27): mereka membawa keduanya dan meng-

hadapkan mereka kepada Mahkamah Agama sebagai penjahat. 


 204

Dengan demikian, kekuasaan yang seharusnya menjadi an-

caman bagi perbuatan-perbuatan jahat dan para pelaku keja-

hatan justru menjadi ancaman bagi perbuatan-perbuatan baik 

dan para pelaku kebaikan. 

II. Pemeriksaan mereka. Setelah mereka dibawa ke hadapan majelis 

terhormat, Imam Besar, sebagai pembicara sidang, menyampai-

kan apa yang menjadi tuduhan mereka (ay. 28). 

1. Bahwa mereka melanggar perintah penguasa, dan tidak mau 

tunduk pada peraturan dan larangan yang diberikan kepada 

mereka (ay. 28).  Bukankah dengan keras kami, sebagai pihak 

berwenang, melarang kamu mengajar dalam Nama itu, sebab  

kami sangat tidak menyukainya? Namun kamu telah melanggar 

perintah kami, dan terus saja berkhotbah, bukan hanya tanpa 

seizin kami, namun juga melawan perintah langsung dari 

kami.” Seperti itulah orang-orang yang melanggar perintah 

Tuhan  biasanya sangat keras memberlakukan perintah-perintah 

mereka sendiri, dan memaksakan kekuasaan mereka sendiri. 

Dengan keras kami melarang kamu. Ya, memang,namun  bu-

kankah pada saat yang sama Petrus sudah memberi tahu me-

reka bahwa wewenang Tuhan  lebih tinggi dibandingkan  wewenang 

mereka, dan perintah-Nya harus menggantikan perintah mere-

ka? Dan mereka sudah melupakan ini. 

2. Bahwa mereka sudah menyebarkan ajaran sesat di antara 

orang banyak, atau setidaknya satu ajaran khusus, yang tidak 

diperbolehkan oleh umat Yahudi, dan tidak sesuai dengan 

yang disampaikan dari kursi Musa.  Kamu telah memenuhi Ye-

rusalem dengan ajaranmu, dan dengan demikian telah meng-

ganggu ketenangan masyarakat, dan membuat orang-orang 

mundur dari apa yang selama ini berlaku di antara umat Ya-

hudi.” Beberapa orang menganggap ini sebagai perkataan yang 

sombong dan menghina:  Ajaranmu yang tolol dan bodoh ini 

tidak pantas untuk diperhatikan,namun  kamu membuat ba-

nyak keributan dengannya, sehingga Yerusalem, kota yang 

besar dan kudus itu pun penuh dengan ajaranmu, dan itu 

saja yang dibicarakan di kota itu.” Mereka marah sebab  

orang-orang yang mereka pandang hina telah menjadi orang 

penting. 

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 205 

3. Bahwa mereka bermaksud jahat terhadap pemerintah, dan 

bertujuan menghasut orang banyak, dengan menggambarkan-

nya sebagai pemerintah yang jahat dan bengis, dan pantas 

dibenci Tuhan  dan manusia:  Kamu hendak menanggungkan 

darah Orang itu, kesalahan di hadapan Tuhan , dan aib di ha-

dapan manusia, kepada kami.” Dengan cara ini mereka menu-

duh para rasul bukan hanya memberontak dan menghina 

pengadilan, melainkan juga menghasut dan memecah-belah. 

Mereka menuduh para rasul berencana menghasut orang 

banyak supaya melawan mereka, sebab  telah menganiaya 

sampai mati orang yang, bukan hanya benar-benar tidak ber-

salah, namun juga sangat baik dan hebat, yaitu Yesus. Juga 

menghasut orang-orang Romawi, sebab  mereka telah menye-

ret orang-orang Romawi ke dalam masalah itu. Lihatlah di sini 

bagaimana orang-orang yang sangat pongah mau melakukan 

kejahatan namun tidak tahan mendengar tentang kejahatan 

mereka itu sesudahnya, atau jika dituduh atas perbuatan itu. 

 saat  mereka sedang bersemangat melakukan penganiayaan 

itu, mereka dapat berteriak dengan cukup berani,  Biarlah da-

rah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami! 

Biarlah kami memikul kesalahan selamanya.”namun  sekarang, 

saat mereka memiliki  waktu untuk berpikir dengan tenang, 

mereka merasa sangat terhina jika darah-Nya ditanggungkan 

ke atas mereka. Demikianlah mereka dituduh dan dihukum 

oleh hati nurani mereka sendiri, dan takut menanggung kesa-

lahan, padahal tadinya tidak takut melibatkan diri. 

III. Jawaban para rasul atas tuduhan yang disampaikan kepada me-

reka: Petrus dan rasul-rasul itu semuanya membicarakan pokok 

yang sama. Apakah diperiksa secara terpisah, atau menjawab ber-

sama-sama, mereka berbicara sesuai perkataan yang diberikan 

Roh yang satu dan sama, dengan mengandalkan janji Tuan mere-

ka, bahwa, kalau mereka dibawa ke hadapan mahkamah-mahka-

mah, apa yang harus mereka katakan, akan dikaruniakan kepada 

mereka pada saat itu juga.  

1. Mereka membenarkan ketidaktaatan mereka pada perintah 

Mahkamah Agama, betapapun tingginya mahkamah itu (ay. 

29): Kita harus lebih taat kepada Tuhan  dari pada kepada ma-

nusia. Mereka tidak membuat pembelaan dengan kuasa yang 


 206

mereka miliki untuk membuat mujizat. Kuasa ini sudah cukup 

membela mereka, oleh sebab  itu dengan rendah hati mereka 

tidak mau menyebutnya sendiri. Namun mereka menggunakan 

kebenaran umum yang diakui semua orang, yang bahkan hati 

nurani alami pun menganutnya, dan yang membenarkan per-

kara mereka. Tuhan  telah memerintahkan mereka untuk meng-

ajar dalam nama Kristus, dan oleh sebab  itu mereka harus 

melakukannya, walaupun imam-imam kepala melarang me-

reka. Perhatikanlah, penguasa-penguasa itu giat menentang 

Tuhan , dan memiliki  banyak hal yang harus dipertanggung-

jawabkan,namun  menghukum manusia sebab  tidak taat ke-

pada mereka dalam melaksanakan tugas bagi Tuhan . 

2.  Mereka membenarkan diri dalam melakukan apa yang mereka 

mampu untuk memenuhi Yerusalem dengan ajaran Kristus. 

Walaupun, dalam memberitakan Dia, mereka memang benar-

benar mencela orang-orang yang membunuh Dia dengan pe-

nuh kebencian. Jika dengan demikian mereka menanggung-

kan darah-Nya ke atas mereka, itu sebab  kesalahan mereka 

sendiri. Bahwa mereka mengabarkan Kristus dan Injil-Nya, itu 

dituduhkan kepada mereka sebagai sebuah kejahatan.  Seka-

rang,” kata mereka,  kami akan memberi tahu kalian siapa 

Kristus ini, dan apa Injil-Nya, dan kemudian silakan kalian 

menilai apakah kami tidak boleh mengabarkannya. Dan kami 

akan memakai kesempatan ini untuk memberitakannya kepa-

damu, baik kamu mau mendengar atau tidak.” 

(1) Imam-imam kepala diberi tahu secara terang-terangan 

penghinaan yang mereka lakukan terhadap Yesus:  Dia 

kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Kamu 

tidak bisa menyangkalnya.” Para rasul, bukannya mem-

buat alasan, atau meminta ampun kepada mereka sebab  

menanggungkan darah-Nya ke atas mereka, malah meng-

ulangi tuduhan itu dan mempertahankannya:  Kamulah 

yang membunuh Dia. Itu yaitu  tindakan dan perbuatan 

kamu.” Perhatikanlah, jika orang tidak mau mendengar 

tentang kesalahan mereka, itu bukanlah alasan yang tepat 

mengapa mereka sebaiknya tidak terus diberi tahu. Alasan 

yang sering dibuat untuk tidak menegur dosa yaitu  kare-

na zaman ini tidak tahan ditegur. Namun orang yang me-

miliki tugas menegur tidak boleh terpengaruh oleh hal ini. 

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 207 

Zaman ini harus terus bertahan dan akan terus bertahan. 

Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Serukanlah 

kuat-kuat, janganlah takut-takut! 

(2) Mereka juga diberi tahu kehormatan apa yang Tuhan  beri-

kan kepada Yesus, dan lalu membiarkan mereka menilai 

siapa yang benar, para penganiaya ajaran-Nya atau para 

pemberitanya. Dia menyebut Tuhan  sebagai Tuhan  nenek mo-

yang kita, bukan hanya kaminamun  juga kalian, untuk me-

nunjukkan bahwa dalam memberitakan Kristus mereka 

bukan memberitakan Tuhan  baru, atau mengajak orang ba-

nyak untuk datang dan menyembah Tuhan -Tuhan  lain. Mere-

ka juga tidak membuat penetapan yang bertentangan de-

ngan penetapan dari Musa dan nabi-nabi, melainkan taat 

dan setia kepada Tuhan  nenek moyang bangsa Yahudi. Dan 

nama Kristus yang mereka beritakan menggenapi janji-janji 

yang diberikan kepada para nenek moyang dan kovenan 

yang Tuhan  adakan dengan mereka, serta juga pelambang 

dan bayang-bayang hukum yang Dia berikan kepada mere-

ka. Tuhan  Abraham, Ishak, dan Yakub, yaitu  Tuhan  dan Bapa 

Tuhan kita Yesus Kristus. Lihatlah penghormatan yang 

Tuhan  berikan kepada-Nya.  

[1] Dia telah membangkitkan Yesus. Tuhan  melayakkan Dia, 

dan memanggil Dia untuk tugas-Nya yang mulia. Keli-

hatannya ini berkenaan dengan janji yang Tuhan  berikan 

melalui Musa, Tuhan Tuhan  akan membangkitkan bagimu 

seorang nabi. Tuhan  membangkitkan Dia dari ketidak-

jelasan dan memuliakan Dia. Atau, ini mungkin berarti 

Tuhan  membangkitkan-Nya dari kubur:  Engkau mem-

bunuh Dia,namun  Tuhan  telah menghidupkan Dia kem-

bali, sehingga Tuhan  dan kamu jelas-jelas bertentangan 

mengenai Yesus ini. Dan kepada siapakah kami harus 

memihak?”  

[2] Dialah yang telah ditinggikan oleh Tuhan  sendiri dengan 

tangan kanan-Nya, hypsose – telah mengangkat dia. 

 Engkau membebani Dia dengan penghinaan,namun  

Tuhan  telah memahkotai Dia dengan kehormatan. Jadi, 

bukankah kita harus menghormati Dia yang telah diberi 

Tuhan  kehormatan di atas segala kehormatan?” Dia telah 

ditinggikan oleh Tuhan  sendiri, tē dexia autou – dengan ta-


 208

ngan kanan-Nya, yakni dengan kuasa yang dikeluar-

kan-Nya. Kristus dikatakan hidup sebab  kuasa Tuhan . 

Atau, ke sebelah kanan-Nya, untuk duduk, berdiam, 

dan memerintah di situ.  Tuhan  telah memberi Dia keku-

asaan tertinggi, dan oleh sebab  itu kita harus mengajar 

dalam nama-Nya, sebab  Tuhan  telah mengaruniakan ke-

pada-Nya nama di atas segala nama.” 

[3]  Tuhan  menetapkan Dia menjadi Pemimpin dan Jurusela-

mat, dan oleh sebab  itu kami harus berkhotbah dalam 

nama-Nya, dan memberitakan hukum-hukum pemerin-

tahan-Nya sebab  Dia yaitu  Pemimpin, dan memberi-

tahukan tawaran-tawaran anugerah-Nya sebab  Dia 

yaitu  Juruselamat.” Perhatikanlah, kita tidak dapat 

menjadikan Kristus sebagai Juruselamat kita, kecuali 

kita bersedia menerima Dia sebagai Pemimpin kita. Kita 

tidak dapat berharap ditebus dan disembuhkan oleh 

Dia, kecuali kita menyerahkan diri untuk diperintah 

oleh-Nya. Hakim-hakim di masa lalu yaitu  jurusela-

mat-juruselamat. Kristus memerintah supaya Dia dapat 

menyelamatkan. sedang  iman yang sepenuhnya me-

nerima Kristus maksudnya bukan untuk menyelamat-

kan kita dalam dosa-dosa kita, melainkan untuk me-

nyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. 

[4] Kristus ditetapkan sebagai Pemimpin dan Juruselamat, 

supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan 

dosa. Oleh sebab  itu mereka harus berkhotbah dalam 

nama-Nya kepada bangsa Israel, sebab  anugerah-anu-

gerah-Nya dimaksudkan terutama dan teristimewa un-

tuk mereka. Dan tidak ada orang yang sungguh-sung-

guh mencintai tanah airnya yang dapat menentang ini. 

Mengapa para penguasa dan tua-tua Israel harus me-

nentang seseorang yang datang untuk memberkati 

Israel dengan pertobatan dan pengampunan? Seandai-

nya Dia ditinggikan untuk memberi kebebasan bagi Is-

rael dari kuk Romawi, dan memberi kekuasaan atas 

bangsa-bangsa di sekitar mereka, imam-imam kepala 

pasti sudah menyambut-Nya dengan sepenuh hati. Na-

mun pertobatan dan pengampunan dosa yaitu  berkat-

berkat yang tidak mereka hargai dan tidak mereka pan-

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 209 

dang perlu bagi diri mereka, dan sebab  itu mereka 

sama sekali tidak dapat menerima ajaran-Nya. Perhati-

kanlah di sini, pertama, pertobatan dan pengampunan 

berjalan beriringan. Di mana pun ada pertobatan, peng-

ampunan pasti diberikan, dan anugerah ini diberikan 

kepada semua orang yang dilayakkan untuk itu. Di lain 

pihak, tidak ada pengampunan tanpa pertobatan. Tidak 

ada seorang pun yang dibebaskan dari kesalahan dan 

hukuman dosa kecuali orang-orang yang dibebaskan 

dari kekuasaan dan penjajahan dosa, yang berbalik dari 

dosa dan melawannya. Kedua, Yesus Kristus-lah yang 

memberi , dan diberi kekuasaan untuk memberi , 

pertobatan dan sekaligus pengampunan. Apa saja yang 

diperlukan dalam kovenan Injil dijanjikan. Apakah kita 

ditetapkan untuk bertobat? Kristus ditetapkan untuk 

memberi  pertobatan, dengan cara Roh-Nya bekerja 

dengan firman, menyadarkan hati nurani, menimbulkan 

penyesalan yang sungguh-sungguh akan dosa, dan 

mengubah hati dan hidup. Hati yang baru yaitu  hasil 

pekerjaan-Nya, dan jiwa yang hancur yaitu  korban 

sembelihan yang Dia sediakan. Seandainya Dia membe-

rikan pertobatannamun  tidak memberi  pengampun-

an, berarti Dia meninggalkan perbuatan tangan-Nya. 

Lihatlah betapa pentingnya kita bertobat, dan menye-

rahkan diri kita kepada Kristus dengan iman supaya 

anugerah-Nya mengerjakan pertobatan dalam diri kita. 

[5] Semua ini benar-benar dibuktikan, pertama, oleh para 

rasul sendiri. Mereka siap bersaksi di bawah sumpah 

jika perlu, bahwa mereka telah melihat Dia hidup sete-

lah kebangkitan-Nya, dan melihat Dia naik ke sorga. 

Dan juga bahwa mereka mengalami kuasa anugerah-

Nya atas hati mereka, dan mengangkat mereka sampai 

jauh melampaui kemampuan alamiah mereka.  Kami 

yaitu  saksi, ditetapkan oleh-Nya untuk memberitakan 

ini kepada dunia. Jika kami diam saja, seperti yang kamu 

perintahkan kepada kami, maka kami akan meng-

khianati dan melanggar kepercayaan.”  saat  suatu per-

kara sedang diadili, saksi-saksi, di antara semua orang, 

tidak boleh dibungkam, sebab  hasil perkara itu tergan-


 210

tung dari kesaksian mereka. Kedua, oleh Roh Tuhan : 

 Kami yaitu  saksi-saksi, yaitu saksi-saksi yang mema-

dai, dan yang kesaksiannya layak di hadapan pengadil-

an manusia mana pun.” Namun ini belum semuanya: 

 Roh Kudus yaitu  saksi, yaitu saksi dari sorga, sebab  

Tuhan  memberi  karunia-karunia dan anugerah-anu-

gerah-Nya kepada orang-orang yang taat kepada Kris-

tus. Kami harus berkhotbah dalam nama ini, sebab  

untuk tujuan inilah Roh Kudus diberikan kepada kami, 

dan kami tidak dapat menahan pekerjaan-pekerjaan-

Nya. Perhatikanlah, diberikannya Roh Kudus kepada 

orang-orang percaya yang taat, bukan hanya untuk 

membawa mereka kepada ketaatan dalam iman, me-

lainkan juga supaya mereka benar-benar berguna da-

lam iman mereka itu. Inilah bukti yang sangat kuat me-

ngenai kebenaran Kekristenan. Tuhan  memberi  Roh 

Kudus melalui Anak-Nya dan dalam nama-Nya (Yoh. 

14:26), dan untuk menjawab doa-Nya (Yoh. 14:16). Bah-

kan, Kristus-lah yang mengutus Dia dari Bapa (Yoh. 

15:26; 16:7), dan ini membuktikan kemuliaan yang Bapa 

berikan sewaktu meninggikan Dia. Karya besar Roh Ku-

dus bukan hanya membenarkan Kristus (1Tim. 3:16), 

melainkan juga memuliakan dia. Dan semua karunia-

Nya bertujuan langsung untuk memuliakan nama-Nya, 

yang membuktikan bahwa ajaran-Nya berasal dari 

Tuhan , sebab  jika tidak berasal dari Tuhan , itu tidak 

akan disertai dengan kuasa Tuhan . Dan yang terakhir, di-

berikannya Roh Kudus kepada mereka yang taat kepada 

Kristus, yaitu  untuk menolong mereka dalam ketaatan 

maupun sebagai imbalan saat ini atas ketaatan mereka. 

Ini yaitu  bukti yang nyata bahwa Tuhan  menghendaki 

supaya Kristus ditaati.  Jadi, putuskanlah apakah kami 

harus menaati kalian dan melawan Dia.” 

IV. Kesan yang ditimbulkan dari pembelaan diri rasul-rasul di hadapan 

pengadilan. Apa yang terjadi sama sekali bertentangan dengan 

yang diharapkan oleh orang-orang yang mengaku-ngaku berakal 

budi, terpelajar, dan kudus. Pastilah pernyataan para rasul yang 

begitu masuk akal itu seharusnya dapat membersihkan kebersa-

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 211 

lahan si tahanan, dan mengubah pandangan para hakim.namun  

bukannya mengalah, para imam dan tua-tua Yahudi justru me-

ngamuk sebab nya, dan penuh dengan, 

1. Murka terhadap apa yang dikatakan oleh para rasul. Sangat-

lah tertusuk hati mereka, gusar melihat dosa mereka sendiri di-

bentangkan di hadapan mereka. Mereka sangat marah melihat 

Injil Kristus memiliki pembelaan diri yang begitu kuat dan ka-

renanya mungkin mendapat dukungan.  saat  sebuah khot-

bah disampaikan kepada orang banyak mengenai pokok ini, 

hati mereka sangat terharu, sangat menyesal dan sedih (2:37). 

Tetapi di sini sangatlah tertusuk hati mereka dengan kegusaran 

dan kemarahan. Begitulah, Injil itu bagi sebagian orang yaitu  

bau kehidupan yang menghidupkan, sedang  bagi yang 

lainnya bau kematian yang mematikan. Musuh-musuh Injil 

bukan hanya dicabut dari kenikmatan-kenikmatannya,namun  

juga memenuhi diri mereka dengan ketakutan-ketakutan, dan 

menyiksa diri mereka sendiri. 

2. Dengan kebencian terhadap para rasul. sebab  mereka me-

nyadari tidak ada cara lain untuk menghentikan kata-kata me-

reka selain dengan menghentikan nafas mereka, mereka ber-

maksud membunuh rasul-rasul itu, dengan harapan supaya 

mereka dapat menghentikan pekerjaan itu. Sementara rasul-ra-

sul meneruskan pelayanan mereka bagi Kristus, dengan rasa 

aman yang kudus dan pikiran yang teduh, benar-benar tenang, 

dan kegembiraan yang manis di antara mereka sendiri, peng-

aniaya-penganiaya mereka meneruskan perlawanan terhadap 

Kristus dengan pikiran yang selalu bingung dan gelisah, dan 

jengkel pada diri mereka sendiri. 

V. Nasihat penting yang diberikan Gamaliel, seorang anggota Mahka-

mah Agama yang terkemuka, pada kesempatan ini, yang dimak-

sudkan untuk meredakan kemarahan orang-orang fanatik ini, 

dan menghalangi tindakan kekerasan. Gamaliel ini di sini disebut 

sebagai seorang Farisi sebab  pekerjaan dan aliran agamanya, 

dan sebab  jabatannya seorang ahli Taurat, orang yang mempela-

jari kitab-kitab Perjanjian Lama, memberi kuliah mengenai tulisan-

tulisan para penulis kudus, dan mendidik murid-murid dalam pe-

ngetahuan tentang hal-hal ini . Paulus dibesarkan di bawah 

pimpinan Gamaliel (22:3), dan menurut tradisi, demikian pula 


 212

Stefanus dan Barnabas. Ada yang mengatakan bahwa Gamaliel 

yaitu  anak Simeon yang menggendong Kristus  saat  Dia dise-

rahkan di dalam Bait Tuhan , dan cucu Hilel yang terkenal. Di sini 

dikatakan dia sangat dihormati seluruh orang banyak sebab  kebi-

jaksanaan dan perilakunya. Jadi tampaknya dia yaitu  orang 

yang lunak, dan tidak suka bertindak beringas. Orang yang te-

nang dan penuh kemurahan hati kepada sesama pantas dihor-

mati sebab  menghalangi para penghasut, yang jika tidak diha-

langi akan menghasut seluruh dunia. Nah, perhatikanlah di sini, 

1. Peringatan yang dia berikan kepada Mahkamah Agama ber-

kaitan dengan perkara di hadapan mereka: Dia meminta, su-

paya orang-orang itu disuruh keluar sebentar, supaya dia dapat 

berbicara dengan lebih terbuka, dan mendapatkan jawaban 

yang lebih terbuka pula. Sudah sepantasnya jika para tahanan 

disuruh mundur  saat  perkara mereka diperdebatkan. Lalu 

dia mengingatkan sidang tentang pentingnya masalah ini, 

yang dalam keadaan marah tidak dapat mereka pertimbang-

kan dengan sebagaimana mestinya: Hai orang-orang Israel, ka-

tanya, pertimbangkanlah baik-baik, pikirkanlah dahulu apa 

yang kamu lakukan, atau hendak kamu perbuat, terhadap 

orang-orang ini (ay. 35). Ini bukanlah perkara biasa, dan sebab  

itu tidak boleh diputuskan dengan terburu-buru. Dia memang-

gil mereka orang-orang Israel untuk menekankan peringatan 

ini: Kalian yaitu  orang-orang yang harus dikendalikan oleh 

akal budi, janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak ber-

akal. Kamu yaitu  orang-orang Israel, yang harus dikendali-

kan oleh pewahyuan, janganlah seperti orang-orang asing dan 

orang-orang tidak percaya yang tidak menghormati Tuhan  dan 

firman-Nya. Pertimbangkanlah baik-baik sekarang kemarahan-

mu terhadap orang-orang ini, supaya tidak menantang malape-

taka. Perhatikanlah, penganiaya-penganiaya umat Tuhan  se-

baiknya berhati-hati, supaya tidak jatuh ke dalam lubang yang 

mereka gali. Kita harus berhati-hati mengenai siapa yang kita 

persulit, supaya jangan sampai membuat hati orang-orang 

benar sedih. 

2. Perkara-perkara yang dia kutip untuk membuka jalan bagi 

pendapatnya. Dua contoh yang dia berikan yaitu  mengenai 

orang-orang yang suka memecah-belah dan menghasut (se-

perti anggapan mereka tentang para rasul), yang usaha-usaha-

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 213 

nya tidak berhasil. Dia menyimpulkan bahwa, jika orang-orang 

ini memang seperti yang mereka gambarkan, akibatnya akan 

gagal dengan sendirinya, dan Tuhan  Sang Pemelihara akan me-

ngecoh dan mengalahkan orang-orang ini, sehingga mereka ti-

dak perlu dianiaya sekarang. 

(1) Ada seorang Teudas, yang membuat banyak kegaduhan se-

lama beberapa waktu, sebagai orang yang diutus oleh 

Tuhan . Dia mengaku dirinya seorang istimewa, seorang yang 

sangat penting, seorang guru atau raja, dengan tugas dari 

Tuhan  untuk melakukan perubahan besar-besaran di dalam 

gereja atau pemerintahan. Di sini Gamaliel mempelajari be-

berapa hal (ay. 36) tentang dia, 

[1] Seberapa jauh dia berhasil:  Secara keseluruhan ia mem-

punyai kira-kira empat ratus orang pengikut. Mereka ber-

gabung dengan dia, sebab  tidak tahu apa yang harus 

mereka lakukan sendiri, atau berharap dapat memper-

baiki diri mereka. Dan pada waktu itu tampaknya mere-

ka merupakan suatu perkumpulan yang hebat. 

[2] Seberapa cepat semua keinginannya hancur:   saat  ia 

dibunuh” (mungkin dalam perang)  tidak ada lagi yang 

harus dilakukan, sebab  cerai-berailah seluruh pengikut-

nya, dan mereka lenyap seperti salju yang meleleh di 

bawah panas matahari. Sekarang bandingkanlah perka-

ra itu dengan yang ini. Kamu sudah membunuh Yesus, 

pemimpin kelompok ini. Kamu sudah menyingkirkan Dia. 

Nah, jika Dia, seperti yang kamu katakan, yaitu  se-

orang penipu dan suka mengada-ada, maka kematian-

Nya, seperti kematian Teudas, akan mematikan perju-

angan-Nya, dan membubarkan seluruh pengikut-Nya.” 

Dari apa yang sudah terjadi, kita bisa menduga apa 

yang akan terjadi dalam perkara sejenis. Dengan mem-

bunuh si gembala, kawanan domba akan tercerai-berai. 

Dan, jika Tuhan  damai sejahtera tidak membawa kembali 

dari antara orang mati Gembala Agung, maka saat Dia 

mati seluruh kawanan domba akan tercerai-berai dan 

tidak akan bangkit kembali. 

(2) Perkara ini sama dengan Yudas, seorang Galilea (ay. 37). 

Perhatikanlah, 


 214

[1] Usaha yang dia lakukan. Dikatakan sesudah dia, menu-

rut beberapa orang selain dia, atau biarlah saya katakan 

sesudah dia. Orang menduga bahwa pemberontakan Yu-

das terjadi jauh sebelum pemberontakan Teudas, sebab  

pemberontakan Yudas terjadi pada waktu pendaftaran 

penduduk, yaitu pada waktu kelahiran Juruselamat kita 

(Luk. 2:1), dan Teudas yaitu  yang dibicarakan oleh 

Yosefus, yang memberontak pada masa Cuspius Fadus 

(seorang prokurator atau wakil Kaisar yang mengurus 

masalah keuangan dan administrasi – pen.).namun  

Cuspius Fadus menjabat pada masa pemerintahan Ka-

isar Claudius, beberapa tahun setelah Gamaliel membi-

carakan ini, dan oleh sebab  itu tidak mungkin Teudas 

yang sama. Tidak mudah menentukan kapan tepatnya 

peristiwa-peristiwa ini terjadi, atau apakah pendaftaran 

penduduk ini sama dengan yang terjadi pada waktu 

kelahiran Juruselamat kita atau yang terjadi kemudian. 

Beberapa orang berpikir Yudas orang Galilea ini sama 

dengan Yudas orang Gauloni yang dibicarakan oleh 

Yosefus. Mungkin saja kasus-kasus ini yaitu  yang be-

lum lama terjadi dan masih segar dalam ingatan. Yudas 

yang ini menyeret banyak orang dalam pemberontakan-

nya, yaitu orang-orang yang mempercayai segala per-

nyataannya. Namun, 

[2] Usahanya itu digagalkan, dan itu terjadi tanpa campur 

tangan apa pun dari Mahkamah Agung, atau larangan 

apa pun dari mereka. Hal itu tidak perlu, sebab  ia juga 

tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya, orang-

orang yang terhasut oleh dia. Sudah banyak yang de-

ngan bodohnya menyia-nyiakan hidup mereka, dan 

membawa orang lain ke dalam jerat yang sama, sebab  

iri pada kebebasan mereka, pada waktu pendaftaran 

penduduk. Seharusnya mereka merasa puas  saat  pe-

meliharaan Tuhan  sudah menetapkan, takluklah kepada 

raja Babel. 

3. Pendapatnya tentang seluruh persoalan itu. 

(1) Bahwa mereka sebaiknya tidak menganiaya rasul-rasul (ay. 

38): sebab  itu aku berkata kepadamu, ta nyn – untuk saat 

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 215 

ini, nasihatku yaitu ,  Janganlah bertindak terhadap 

orang-orang ini. Jangan menghukum mereka atas apa yang 

telah mereka lakukan, atau menahan mereka untuk tidak 

melanjutkan usaha mereka. Abaikan saja mereka, biarkan 

mereka mengambil jalan mereka sendiri, janganlah kita 

apa-apakan mereka.” Tidak pasti apakah dia mengatakan 

ini untuk kepentingan politik, sebab  takut membuat ma-

rah rakyat atau orang-orang Romawi dan menimbulkan ke-

rusakan lebih lanjut. Rasul-rasul tidak berusaha melaku-

kan apa pun dengan memakai kekuatan lahiriah. Senjata 

perang mereka bukanlah senjata lahiriah, jadi mengapa ha-

rus menggunakan kekuatan lahiriah untuk melawan mere-

ka? Mungkin juga dia menyadari, setidaknya ada ke-mung-

kinan ajaran Kristen benar, dan sebab nya berhak diper-

lakukan dengan lebih baik, setidaknya diperiksa dengan 

adil. Atau mungkin itu hanya bahasa orang yang jiwanya 

lembut dan tenang, yang menentang penganiayaan sebab  

hati nurani. Atau barangkali Tuhan  menaruh perkataan itu 

ke dalam mulutnya di luar keinginannya sendiri, untuk 

membebaskan rasul-rasul saat itu. Kita yakin ada pemeli-

haraan Tuhan  yang berkuasa di dalamnya, sehingga hamba-

hamba Kristus bukan hanya bebas, melainkan bebas se-

cara terhormat. 

(2) Bahwa mereka harus menyerahkan persoalan ini  ke-

pada pemeliharaan Tuhan :  Tunggu saja hasilnya, dan lihat 

apa yang akan terjadi. Jika maksud dan perbuatan mereka 

berasal dari manusia, tentu akan lenyap,namun  kalau ber-

asal dari Tuhan , tentu akan bertahan, walaupun kamu me-

ngerahkan seluruh kekuatan dan kekuasaanmu.” Hal yang 

ternyata jahat dan tidak bermoral harus ditekan. Kalau 

tidak, percuma saja hakim memiliki wewenang.namun  jika 

hal itu kelihatan baik, dan ada keraguan apakah itu ber-

asal dari Tuhan  atau manusia, maka yang terbaik yaitu  

membiarkannya saja, dan membiarkannya mengalami na-

sibnya sendiri, jangan menggunakan kekuatan lahiriah un-

tuk menekannya. Kristus memerintah dengan kekuatan ke-

benaran, bukan dengan pedang. Apa yang ditanyakan oleh 

Kristus mengenai baptisan Yohanes, Dari sorga atau dari 

manusia? yaitu  pertanyaan yang pantas ditanyakan ber-


 216

kaitan dengan ajaran dan baptisan rasul-rasul, yang meng-

ikuti Kristus, sama seperti Yohanes Pembaptis sebelum dia. 

sebab  sebelumnya mereka sudah mengakui bahwa mere-

ka tidak bisa membedakan, apakah itu berasal dari sorga 

atau dari manusia, maka mereka tidak boleh terlalu yakin 

bahwa ajaran para rasul itu berasal dari manusia. Lakukan 

apa pun yang ingin kamu lakukan,namun  inilah alasannya 

mengapa mereka sebaiknya jangan dianiaya. 

[1] Jika maksud dan perbuatan mereka, yang membentuk 

suatu perkumpulan dan mempersatukannya dalam na-

ma Yesus, berasal dari manusia, tentu akan lenyap. Jika 

maksud dan perbuatan mereka itu berasal dari kebo-

dohan pikiran cacat manusia yang tidak menyadari per-

buatan mereka, biarkanlah mereka sebentar, maka me-

reka pasti akan semakin lemah, dan kebodohan mereka 

pun akan nyata bagi semua orang, dan mereka akan 

menjadikan diri mereka bahan tertawaan. Jika itu ada-

lah maksud dan perbuatan hasil siasat dan rancangan 

manusia, yang di balik penampilan agamawinya sedang 

mendirikan suatu kepentingan duniawi, biarkanlah me-

reka sebentar, mereka pasti akan menanggalkan to-

pengnya, dan kebejatan mereka akan nyata bagi semua 

orang, dan mereka akan dibenci. Tuhan  Sang Pemelihara 

tidak akan pernah mengizinkannya. Tentu akan lenyap 

sebentar lagi, dan jika demikian, kamu benar-benar ti-

dak perlu menganiaya atau melawannya. Tidak ada 

alasan untuk menyulitkan dirimu sendiri, dan menda-

tangkan kebencian bagi dirimu sendiri, dengan mem-

bunuh apa yang, jika kamu beri waktu sedikit, akan 

mati dengan sendirinya. Menggunakan kekuasaan ke-

tika tidak diperlukan berarti menyalahgunakan kekua-

saan itu.namun , 

[2]  Jika ternyata terbukti (dan sebagai orang-orang yang 

bijaksana kamu pun pernah membuat kesalahan) bah-

wa maksud dan perbuatan mereka berasal dari Tuhan , 

bahwa para pengkhotbah ini mendapatkan tugas dan 

perintah dari-Nya, bahwa mereka benar-benar utusan-

utusan-Nya bagi dunia seperti nabi-nabi Perjanjian 

Lama, maka bagaimana pendapatmu tentang menganiaya 

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 217 

mereka, tentang usahamu untuk membunuh mereka? 

Kamu haruslah menyimpulkannya sebagai,” Pertama, 

 Usaha yang sia-sia melawan mereka. Kalau berasal 

dari Tuhan , kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-

orang ini, sebab  tidak ada hikmat dan pertimbangan 

yang dapat menandingi TUHAN. Dia, yang bersemayam 

di sorga, tertawa.” Inilah yang bisa menghibur semua 

orang yang memihak Tuhan  dengan sungguh-sungguh, 

yang matanya hanya tertuju kepada kehendak-Nya se-

bagai hukum mereka, dan kemuliaan-Nya sebagai tujuan 

mereka. Bahwa, apa pun yang berasal dari Tuhan  tidak 

dapat disingkirkan seluruhnya dan selamanya, walau-

pun mungkin mendapat lawan yang sangat dahsyat. 

Mungkin saja ditindas, namun tidak akan dapat dile-

nyapkan. Kedua,  Usaha yang membahayakan dirimu 

sendiri. Biarkanlah, sebab  kalau tidak, mungkin ter-

nyata juga nanti, bahwa kamu melawan Tuhan . Dan aku 

tidak perlu memberitahumu siapa yang akan kalah da-

lam perseteruan itu.” Celakalah orang yang berbantah 

dengan Pembentuknya, sebab  dia bukan hanya akan 

takluk sebagai musuh yang tidak berdaya, namun juga 

dihukum berat sebagai pemberontak dan pengkhianat 

melawan rajanya yang adil. Orang yang membenci dan 

menganiaya umat Tuhan  yang setia, yang menahan dan 

membungkam pelayan-pelayan-Nya yang setia, berpe-

rang melawan Tuhan , sebab  Dia menganggap apa yang 

diperbuat terhadap mereka sebagai perbuatan terhadap 

diri-Nya sendiri. Siapa yang menjamah mereka, berarti 

menjamah biji mata-Nya. Ya, inilah nasihat Gamaliel. 

Semoga saja nasihat ini dipertimbangkan dengan seba-

gaimana mestinya oleh mereka yang menganiaya, kare-

na hati nurani, sebab  itu yaitu  pemikiran yang baik, 

dan cukup wajar, walaupun kita tidak yakin orang se-

perti apa Gamaliel itu. Menurut tradisi penulis-penulis 

bangsa Yahudi, walaupun sudah melakukan semua ini, 

dia hidup dan mati sebagai musuh besar Kristus dan 

Injil-Nya. Dan walaupun (setidaknya pada saat itu) dia 

tidak mau menganiaya para pengikut Kristus, namun 

dia yaitu  orang yang menyusun doa yang dipakai 


 218

orang-orang Yahudi sampai hari ini untuk melenyapkan 

orang-orang Kristen dan agama Kristen. Sebaliknya, me-

nurut tradisi gereja Katolik dia berbalik menjadi orang 

Kristen, dan menjadi pelindung agama Kristen yang ter-

kenal dan pengikut Paulus, yang sebelumnya menjadi 

muridnya. Jika benar demikian, kemungkinan besar kita 

akan mendengar tentang dia dalam Kisah Para Rasul 

atau Surat-surat. 

VI. Keputusan Mahkamah Agama mengenai seluruh masalah terse-

but (ay. 40). 

1. Sejauh ini mereka setuju dengan Gamaliel untuk membatal-

kan rencana membunuh rasul-rasul. Mereka melihat banyak-

nya alasan dalam perkataan Gamaliel, dan, untuk saat ini, hal 

itu sedikit menghalangi kemarahan mereka, dan mengingat-

kan mereka supaya menahan amukan mereka. 

2. Namun mereka tidak dapat menahan diri untuk melepaskan 

sebagian amarah mereka (alangkah tidak pantasnya!), berten-

tangan dengan keyakinan pertimbangan dan hati nurani mereka. 

Meskipun mereka dinasihati supaya membiarkan rasul-rasul, 

namun, 

(1) Mereka menyesah mereka. Mereka menghukum rasul-rasul 

itu sebagai penjahat, menelanjangi mereka, dan mencam-

buk mereka, seperti yang biasa mereka lakukan di dalam 

sinagoge, dan hal itu dicatat sebagai penghinaan (ay. 41). 

Dengan cara itu mereka bermaksud membuat rasul-rasul 

itu malu berkhotbah, dan orang malu mendengarkan mere-

ka. Sama seperti Pilatus menyesah Juruselamat kita untuk 

mempermalukan Dia di depan umum, walaupun dia sudah 

mengumumkan tidak menemukan kesalahan apa pun 

pada-Nya. 

(2) Mereka melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Su-

paya, jika mereka tidak dapat menemukan kesalahan lain 

dalam khotbah para rasul, mereka bisa menggunakan ini 

sebagai alasan untuk mencela, sebab  hal itu bertentangan 

dengan hukum, dan bukan hanya tanpa izin, namun juga 

melawan perintah langsung dari para penguasa. 

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 219 

VII. Keberanian dan keteguhan yang mengagumkan dari para rasul di 

tengah semua luka dan penghinaan yang mereka alami.  saat  

dilepaskan, rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Aga-

ma, dan kita tidak mendapati mereka mengatakan sepatah kata 

pun untuk mencela Mahkamah Agama dan perlakuan tidak adil 

mereka.  saat  mereka dicaci maki, mereka tidak membalas de-

ngan mencaci maki, dan  saat  mereka menderita, mereka tidak 

mengancam,namun  mereka menyerahkannya kepada Dia, yang ke-

pada-Nya Gamaliel menyerahkan perkara itu, kepada Tuhan  yang 

menghakimi dengan adil. Urusan mereka hanyalah memelihara 

jiwa mereka sendiri, dan memberi bukti lengkap bagi pelayanan 

mereka, sekalipun mendapatkan perlawanan, dan keduanya me-

reka lakukan dengan mengagumkan. 

1. Mereka menanggung penderitaan mereka dengan keceriaan 

yang tidak tertandingi (ay. 41):  saat  mereka keluar, mungkin 

dengan luka-luka cambuk yang tampak di lengan dan tangan 

mereka, dan mungkin mereka dicemooh oleh hamba-hamba 

dan orang banyak, atau mungkin masyarakat menonton hu-

kuman kejam yang mereka alami. Namun, bukannya malu 

sebab  Kristus, dan sebab  hubungan mereka dengan-Nya, 

mereka justru gembira, sebab  mereka telah dianggap layak 

menderita penghinaan oleh sebab  Nama Yesus. Mereka ada-

lah orang-orang yang dikenal tidak pernah melakukan apa 

pun yang tidak bermoral, dan oleh sebab nya tidak merasa-

kan penghinaan yang mereka terima. Penghinaan bagi mereka 

itu mungkin lebih menyedihkan dibandingkan  penghinaan bagi 

orang sombong, seperti biasanya penghinaan terhadap orang-

orang jujur. Namun mereka menganggap bahwa demi nama 

Kristus-lah mereka dianiaya seperti itu, sebab  mereka yaitu  

milik-Nya dan melayani kepentingan-Nya, dan penderitaan me-

reka itu akan lebih memperluas penyebaran nama-Nya. Dan 

oleh sebab  itu, 

(1) Mereka menganggapnya sebagai kehormatan, sebab  mere-

ka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh sebab  

Nama Yesus, katēxiōthēsan atimasthēnai – mereka merasa 

terhormat sebab  dihina bagi Kristus. Celaan sebab  Kris-

tus yaitu  kenaikan pangkat yang sesungguhnya, sebab  


 220

hal itu membuat kita sesuai dengan teladan-Nya dan ber-

manfaat bagi kepentingan-Nya. 

(2) Mereka gembira, sebab  mengingat perkataan Tuan mere-

ka  saat  pertama kali melayani (Mat. 5:11-12): Jika sebab  

Aku kamu dicela dan dianiaya, bersukacita dan bergem-

biralah. Mereka bukan hanya gembira walaupun mende-

rita penghinaan (kesulitan mereka tidak mengurangi suka-

cita mereka), namun mereka gembira sebab  menderita 

penghinaan. Kesulitan mereka meningkatkan dan menam-

bah sukacita mereka. Jika kita mengalami penderitaan ka-

rena melakukan kebaikan, dan ternyata kita dapat me-

nanggungnya, sebagaimana yang seharusnya, maka kita 

harus bergembira dalam anugerah yang memampukan 

kita untuk melakukan itu. 

2. Mereka meneruskan pekerjaan mereka dengan rajin tanpa 

mengenal lelah (ay. 41): Mereka dihukum sebab  memberi-

takan Injil, dan dilarang memberitakan Injil, namun mereka 

melanjutkan pengajaran mereka dan memberitakan Injil. Mere-

ka tidak melewatkan kesempatan, atau mengurangi kegairahan 

atau keberanian mereka bicara. Perhatikanlah, 

(1) Kapan mereka memberitakan Injil. Mereka melakukannya 

setiap hari, bukan hanya pada hari sabat atau hari-hari 

raya Tuhan, melainkan setiap hari, begitu hari baru dimulai, 

tanpa berhenti satu hari pun, seperti yang Tuan mereka 

lakukan (Mat. 26:55; Luk. 19:47). Mereka tidak takut akan 

terbunuh atau khawatir membuat bosan pendengar mereka. 

(2) Di mana mereka memberitakan Injil. Mereka melakukan-

nya di depan umum di Bait Tuhan  dan secara pribadi di 

rumah-rumah orang, dalam perkumpulan umum yang di-

datangi semua orang, dan dalam perkumpulan khusus 

orang-orang Kristen dengan ketentuan-ketentuan khusus. 

Mereka tidak berpikir cara yang satu lebih baik dibandingkan  

yang lainnya, sebab   firman harus diberitakan baik atau 

tidak baik waktunya. Walaupun di Bait Tuhan  mereka lebih 

terancam bahaya, dan dilihat oleh musuh-musuh mereka, 

namun mereka tidak membatasi diri pada ruang doa kecil 

di rumah-rumah mereka sendiri, melainkan mengambil 

risiko pergi ke tempat yang berbahaya. Dan walaupun me-

Kitab Kisah Para Rasul 5:26-42 

 221 

reka leluasa di Bait Tuhan , sebuah tempat yang suci, na-

mun mereka tidak keberatan memberitakan Injil di rumah-

rumah, di setiap rumah, bahkan di pondok yang miskin. 

Mereka mengunjungi keluarga orang-orang yang ada di 

bawah tanggung jawab mereka, dan memberi perintah 

khusus sesuai kebutuhan mereka, bahkan kepada anak-

anak dan hamba-hamba. 

(3) Apa pokok khotbah mereka: Mereka memberitakan Injil 

tentang Yesus yang yaitu  Mesias. Mereka berkhotbah 

tentang Dia. Dan bukan hanya itu saja, mereka berkhot-

bah kepada orang-orang yang mendengarkan mereka su-

paya mau menerima Dia, untuk menjadi Pemimpin dan 

Juruselamat mereka. Bukan diri mereka yang mereka beri-

takan,namun  Yesus Kristus. Sebagai sahabat-sahabat setia 

Mempelai Pria, mereka berusaha memajukan kepentingan-

Nya. Khotbah seperti inilah yang paling membangkitkan 

amarah imam-imam, yang mau mengkhotbahkan apa pun 

selain Kristus. Walaupun begitu, mereka tidak mau meng-

ubah pokok khotbah mereka untuk menyenangkan imam-

imam itu. Pelayan-pelayan Injil harus selalu  memberi-

takan Kristus. Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Kristus, 

yaitu Dia yang dimuliakan. Bukan hal-hal lain kecuali 

yang ikut memuliakan Dia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL  6  

Di dalam pasal ini diceritakan tentang, 

I. Rasa tidak puas di antara para murid menyangkut pemba-

gian jatah santunan (ay. 1). 

II. Pemilihan dan pentahbisan tujuh laki-laki yang akan meng-

urus persoalan itu, serta pembebasan tugas ini  dari 

pundak para rasul (ay. 2-6). 

III. Pertambahan jumlah jemaat yang semakin banyak (ay. 7). 

IV. Catatan khusus tentang Stefanus, salah seorang dari ketujuh 

orang tadi. 

1. Kegiatannya yang luar biasa bagi Kristus (ay. 8). 

2. Tentangan yang dihadapinya dari para lawan Kekristenan, 

dan perdebatannya dengan mereka (ay. 9-10). 

3.  Persidangan yang digelar baginya di hadapan Mahkamah 

Agama, dan kejahatan yang dituduhkan kepadanya (ay. 11-

14). 

4.  Pengakuan Tuhan  akan Stefanus di tengah persidangan (ay. 

15). 

Penetapan Diaken  

(6:1-7) 

1 Pada masa itu,  saat  jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-

sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap 

orang-orang Ibrani, sebab  pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan 

dalam pelayanan sehari-hari. 2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu 

memanggil semua murid berkumpul dan berkata:  Kami tidak merasa puas, 

sebab  kami melalaikan Firman Tuhan  untuk melayani meja. 3 sebab  itu, 

saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, 

dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk 

tugas itu, 4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa 

dan pelayanan Firman.” 5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu 


 224

mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan 

Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penga-

nut agama Yahudi dari Antiokhia. 6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-ra-

sul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. 7 

Firman Tuhan  makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin ber-

tambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.  

Setelah melihat perjuangan jemaat melawan musuh-musuhnya dan 

kemenangannya, sekarang kita mengamati pengelolaan urusan di da-

lam jemaat. Di sini kita mendapati, 

I. Perselisihan memprihatinkan di antara beberapa anggota jemaat, 

yang boleh jadi berakibat buruknamun  pada akhirnya diselesaikan 

juga secara bijak (ay. 1).  saat  jumlah murid (demikianlah orang 

Kristen mula-mula disebut) makin bertambah hingga ribuan orang 

di Yerusalem, timbullah sungut-sungut. 

1. Sungguh membahagiakan hati kita saat mendapati bahwa jum-

lah murid makin bertambah. Sebaliknya, tidak diragukan lagi 

bahwa imam-imam dan orang-orang Saduki merasa sangat sa-

kit hati melihat hal ini. Perlawanan yang dihadapi pemberitaan 

Injil tidak menghambat kemajuannyanamun  justru semakin 

membuatnya maju. Sama seperti jemaat mula-mula Yahudi di 

Mesir, jemaat Kristen mula-mula ini makin ditindas, makin ber-

tambah banyak dan berkembang. Para pemberitanya dipukuli, 

diancam, dan dianiaya,namun  orang banyak tetap menerima 

pengajaran mereka. Tidak diragukan lagi bahwa mereka mera-

sa tertarik melihat kesabaran dan sukacita para pemberita itu 

meskipun berada di bawah pencobaan. Sikap ini meyakinkan 

orang-orang bahwa hamba-hamba Tuhan itu ditopang dan di-

dukung oleh roh yang lebih baik dibandingkan  roh mereka sendiri.  

2. Bagaimanapun, cukup memprihatinkan juga bagi kita untuk 

mendapati bahwa bertambah banyaknya jumlah murid justru 

menimbulkan pertikaian. Sampai saat itu, semua orang per-

caya selalu berkumpul dalam persekutuan yang erat. Hal ini cu-

kup sering disebut-sebut sebagai bentuk penghormatan kepada 

mereka. Namun, setelah jumlah mereka sekarang bertambah 

banyak, mereka mulai bersungut-sungut. Sama seperti pada 

dunia zaman dahulu,  saat  manusia itu mulai bertambah ba-

nyak, kelakuan mereka telah rusak. Bahwa Engkau sudah 

memperbanyakkan bangsa ini,namun  tiada Engkau membesar-

kan kesukaannya (Yes. 9:2, TL).  saat  anggota keluarga Abra-

Kitab Kisah Para Rasul 6:1-7 

 225 

ham dan Lot bertambah banyak, terjadilah perkelahian antara 

para gembala mereka. Demikian juga yang terjadi di sini. Tim-

bullah sungut-sungut yang tidak diutarakan dengan terang-

terangannamun  yang diam-diam memanas di dalam hati. 

(1) Mereka yang bersungut-sungut itu yaitu  orang-orang Ya-

hudi yang berbahasa Yunani, atau disebut juga kaum Hele-

nis, terhadap orang-orang Ibrani. Orang-orang Yahudi yang 

berbahasa Yunani ini menyebar ke Yunani dan kawasan-

kawasan lain, yang sehari-hari berbicara dalam bahasa Yu-

nani dan membaca Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, 

bukan dalam bahasa asli Ibrani. Banyak dari antara me-

reka yang datang ke Yerusalem untuk mengikuti perayaan, 

kemudian menjadi pengikut Kristus, bergabung dengan 

jemaat, dan terus tinggal di situ. Orang-orang ini mengeluh 

kepada orang Ibrani, yakni keturunan asli Yahudi yang 

menggunakan kitab Perjanjian Lama dalam bahasa asli 

Ibrani. Beberapa dari mereka ini menjadi orang Kristen, 

dan sepertinya mereka tidak menjalankan iman Kekristen-

an mereka dengan sungguh sebagaimana seharusnya un-

tuk dapat melenyapkan rasa iri terhadap satu sama lain 

yang pernah ada di hati mereka sebelum bertobat. Tampak-

nya masih tersisa ragi lama dalam diri mereka, sebab  me-

reka ini tidak mengerti atau lupa bahwa di dalam Kristus 

tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, tidak ada perbe-

daan antara orang Ibrani dan Helenis. Semua orang disam-

but di dalam Kristus, dan demi kepentingan-Nya, mereka 

harus saling mengasihi. 

(2) Orang-orang yang berbahasa Yunani ini mengeluh bahwa 

pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam 

pelayanan sehari-hari, yakni dalam membagi-bagikan jatah 

santunan, dan bahwa para janda Ibrani lebih diperhatikan. 

Amatilah, pertikaian pertama yang terjadi di jemaat Kristen 

ini yaitu  seputar masalah keuangan. Alangkah sayangnya 

jika  hal-hal kecil dunia ini menimbulkan pertengkaran 

di antara orang-orang yang mengaku hanya memikirkan 

hal-hal penting dari dunia lain. Jumlah uang yang dikum-

pulkan untuk membantu orang miskin memang banyak, 

tetapi seperti yang sering kali terjadi dengan urusan seperti 

ini, sungguh mustahil untuk menyenangkan semua pihak 


 226

dalam pembagiannya. Para rasul, di depan kaki siapa me-

reka meletakkan uang itu, berusaha sebaik mungkin mem-

bagi-bagikan uang itu sesuai keperluan dan tujuan para 

pemberinya, dan tidak diragukan lagi pasti ingin melaku-

kannya tanpa sikap memihak atau lebih menghargai orang 

Ibrani dibandingkan  Yunani. Namun, mereka ini tetap saja me-

nerima keluhan, sungut-sungut di dalam hati, bahwa pem-

bagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Meskipun 

mereka ini sama berhaknya menerima santunan, mereka 

hanya menerima jatah sedikit, atau pembagian hanya dibe-

rikan kepada lebih sedikit janda, tidak seperti kepada para 

janda Ibrani. Nah, 

[1] Boleh jadi keluhan ini tidak berdasar, tidak benar, dan 

tanpa alasan. Namun, orang-orang yang sebab  alasan 

apa pun merasa dirugikan (seperti yang dirasakan 

orang Yahudi dari Yunani saat membandingkan diri de-

ngan orang Ibrani), memang cenderung merasa iri hati 

sebab  menyangka disepelekan padahal tidak. Ini juga 

merupakan kesalahan umum di antara kaum miskin 

yang bukannya bersyukur atas pemberian yang mereka 

terima,namun  malah suka bertengkar dan menuntut, 

serta cenderung mempersalahkan orang lain dengan 

alasan hanya mendapat sedikit, atau bahwa orang lain 

diberi lebih banyak dibandingkan  mereka. Rasa iri dan ta-

mak, yang menjadi akar kepahitan, memang sering dite-

mukan baik di antara orang miskin maupun kaya. 

Tidak peduli sesederhana apa pun pemeliharaan yang 

mereka terima, sudah seharusnya mereka mencukup-

kan diri dengannya. Namun, 

[2]  Kita bisa menduga bahwa mungkin memang ada alasan 

untuk keluhan mereka itu. Pertama, menurut tafsiran 

beberapa orang, meskipun orang-orang miskin yang lain 

dipenuhi kebutuhan mereka, para janda ini diabaikan 

sebab  para pengurusnya mengikuti peraturan lama 

orang Ibrani, jikalau seorang janda memiliki  anak 

atau cucu, hendaknya mereka pertama-tama membalas 

budi orang tua dan nenek mereka (1Tim. 5:4). Namun, 

kedua, saya beranggapan bahwa di sini para janda digo-

longkan bersama orang miskin sebab  banyak dari an-

Kitab Kisah Para Rasul 6:1-7 

 227 

tara mereka yang tercatat di dalam buku jemaat dan 

yang menerima santunan yaitu  para janda yang dulu-

nya hidup berkecukupan berkat ketekunan suami ma-

sing-masing  saat  masih hidup,namun  yang kemudian 

jatuh miskin setelah suami mereka meninggal. Sama se-

perti orang-orang yang menjalankan keadilan bagi 

umum harus melindungi para janda dari bahaya secara 

khusus (Yes. 1:17; Luk. 18:3), demikian pulalah mereka 

yang bertugas mengelola kesejahteraan bagi umum juga 

harus dengan cara khusus memenuhi kebutuhan para 

janda sesuai keperluan (1Tim. 5:3). Amati juga, para 

janda di sini dan juga orang miskin lainnya menerima 

pelayanan sehari-hari. Boleh jadi mereka ingin memikir-

kan masa depannamun  tidak mampu menabung untuk 

itu. Oleh sebab itu, para pengurus dana santunan ber-

buat baik kepada mereka dengan memberi mereka 

makanan sehari-hari. Para janda ini hidup sengsara. 

Sekarang, dibandingkan dengan janda-janda lainnya, 

tampaknya para janda Yunani ini agak telantar. Ada ke-

mungkinan mereka yang bertugas membagikan uang 

beranggapan bahwa dana yang masuk lebih banyak 

berasal dari orang-orang kaya Ibrani dibandingkan  dari 

orang-orang kaya Yunani yang tidak memiliki tanah un-

tuk dijual seperti yang dimiliki orang Ibrani. Oleh sebab 

itu kaum miskin Yunani sudah sepantasnya menerima 

lebih sedikit dari dana ini . Meskipun terdengar cu-

kup beralasan, hal ini dianggap terlampau keras dan ti-

dak adil oleh orang Yahudi dari Yunani. Perhatikanlah, 

di dunia ini, bahkan dalam jemaat yang paling teratur 

sekalipun, pasti ada suatu hal yang kurang sem-

purna seperti misalnya salah pengaturan, dan timbul-

nya beberapa sungut-sungut atau setidaknya keluhan. 

Yang terbaik yaitu  jika  hanya ada sedikit saja sa-

lah atur dan keluhan. 

II. Cara yang menyenangkan untuk memperdamaikan pihak-pihak 

yang terlibat dalam urusan ini dan manfaat yang diperoleh de-

ngan menyingkirkan penyebab sungut-sungut ini. Sampai saat 

itu, para rasullah yang mengurus hal itu. Permohonan dan seruan 


 228

diajukan kepada mereka  saat  timbul keluhan. Mereka harus 

menangani orang-orang yang selama ini bekerja di bawah mereka 

mengurusi masalah ini, yang tidak bekerja sepenuhnya dan ter-

goda untuk bersikap berat sebelah. Oleh sebab  itu harus dipilih 

beberapa orang untuk menangani hal ini, yang memiliki  waktu 

luang lebih banyak dibandingkan  para rasul, dan lebih memenuhi sya-

rat untuk menjalankan tugas itu dibanding orang-orang yang di-

pekerjakan para rasul selama ini. Sekarang amatilah, 

1. Cara apa yang diajukan oleh para rasul untuk memilih orang-

orang itu: mereka memanggil semua murid berkumpul, yakni 

para pemimpin jemaat orang Kristen di Yerusalem, pemimpin-

pemimpin utama. Kedua belas rasul itu tidak mau memutus-

kan apa pun tanpa kehadiran mereka, sebab jikalau penasihat 

banyak, keselamatan ada. Dalam urusan seperti ini, orang-

orang yang paling mampu memberi  nasihat yaitu  mereka 

yang lebih memahami urusan-urusan dalam hidup ini dari-

pada para rasul. 

(1) Para rasul menekankan bahwa mereka tentunya tidak akan 

mengalihkan perhatian dari pekerjaan mulia mereka kare-

na harus mengurus hal-hal seperti ini, Tiada patut kami ini 

melalaikan pemberitaan firman Tuhan  sebab melayani meja 

(ay. 2, TL). Kegiatan menerima dan membelanjakan uang 

sama saja dengan melayani meja, seperti halnya meja-meja 

penukar uang di halaman Bait Tuhan . Hal ini sungguh tidak 

sesuai dengan urusan yang menjadi panggilan para rasul. 

Mereka seharusnya memberitakan firman Tuhan . Meskipun 

mereka tidak beroleh kesempatan untuk mempelajari apa 

yang mereka beritakan seperti yang kita peroleh (sebab  

kemampuan itu dikaruniakan kepada mereka pada saat itu 

juga), mereka beranggapan bahwa tugas itu cukup menyi-

bukkan seseorang dan menyita pikiran, perhatian, dan 

waktu mereka, meskipun salah seorang dari mereka lebih 

berarti dibandingkan  sepuluh dari kita, bahkan sepuluh ribu 

sekalipun. Jika mereka juga harus melayani meja, dalam 

tahap tertentu mereka tentunya terpaksa melalaikan Fir-

man Tuhan . Mereka tidak akan dapat menjalankan tugas 

pemberitaan Injil seperti seharusnya. Pectora nostra duas 

non admittentia curas – Pikiran kami ini tidak memberi  

Kitab Kisah Para Rasul 6:1-7 

 229 

tempat bagi dua pekerjaan penting yang berbeda. Meskipun 

tugas melayani meja ini digunakan untuk keperluan yang 

saleh, menyalurkan santunan dari orang-orang Kristen 

kaya kepada orang-orang Kristen miskin yang membutuh-

kannya, para rasul ini tidak mau mengambil waktu demi-

kian banyak dari kegiatan pemberitaan Injil demi hal ini, 

meskipun pekerjaan itu juga melayani Kristus. Sama seperti 

mereka tidak mau dijauhkan dari tugas memberitakan fir-

man Tuhan  sebab  uang yang diletakkan di depan kaki me-

reka, mereka juga tidak mau dijauhkan dari tugas itu ka-

rena bilur-bilur cemeti di punggung mereka.  saat  jumlah 

murid masih sedikit, para rasul bisa saja mampu mena-

ngani urusan ini tanpa mengganggu tugas utama mereka. 

Namun, sekarang setelah jumlah pengikut Kristus bertam-

bah banyak, mereka tidak sanggup lagi melakukannya sen-

diri. Tiada patut, ouk areston estin – tidak pantas, atau ti-

dak patut dipuji jika  sebab  menyibukkan diri dengan 

urusan menolong orang miskin secara jasmani, kita sampai 

melalaikan tugas memberi makan dengan roti hidup. 

Perhatikanlah, memberitakan Injil yaitu  tugas yang paling 

mulia, pekerjaan paling pantas dan penting yang dapat 

dikerjakan seorang hamba Tuhan, yang harus dikerjakan-

nya dengan sepenuh hati (1Tim. 4:15). jika  hendak men-

jalankannya, ia tidak boleh melibatkan diri dalam urusan-

urusan kehidupan ini (2Tim. 2:4). Bahkan tidak juga saat 

mengawasi pekerjaan di luar rumah Tuhan  (Neh. 11:16).  

(2) Oleh sebab  itu para rasul ingin supaya dipilih tujuh orang 

yang memenuhi syarat untuk tujuan itu, yang bertugas me-

layani meja, diakonein trapezais – menjadi pelayan meja 

(ay. 2). Tugas itu harus diurus, diurus lebih baik dibandingkan  

sebelumnya, dan sesudah itulah para rasul baru bisa 

mengatasinya. sebab  itu, orang-orang yang tepat harus di-

tugaskan sepenuhnya dalam pekerjaan firman Tuhan dan 

doa, dan tidak boleh dipekerjaan untuk melayani meja, se-

perti halnya dengan para rasul itu. Orang-orang yang mela-

yani meja seperti ini harus mengurus bahan persediaan gere-

ja. Mereka harus memeriksa, mengurus pembayaran, dan 

membuat catatan, serta harus membeli apa-apa yang perlu 

untuk perayaan (Yoh. 13:29). Mereka juga mengurus segala 


 230

sesuatu yang perlu in ordine ad spiritualia – untuk latihan 

rohani, supaya segala sesuatu dilakukan dengan patut dan 

tertib, hingga tidak ada seorang atau sesuatu pun yang di-

lalaikan. Sekarang,  

[1] Orang-orang ini  harus benar-benar memenuhi 

syarat. Jemaat harus memilih dan para rasul yang me-

nahbiskan. Namun, jemaat tidak berhak memilih dan 

para rasul tidak dapat menahbiskan orang-orang yang 

sama sekali tidak cocok untuk menjalankan tugas itu: 

Pilihlah tujuh orang. Menurut perkiraan mereka, jumlah 

itu cukup memadai untuk saat itu dan beberapa lagi 

akan ditambahkan sesudahnya jika  memang diper-

lukan. Orang-orang ini harus, pertama, terkenal baik, 

orang-orang yang tidak terlibat skandal, yang dipan-

dang tetangga mereka sebagai orang-orang yang tulus, 

setia, terbukti benar, dapat dipercaya, dan tidak berca-

cat cela. Sebaliknya, mereka harus memiliki tutur kata 

yang baik dalam semua hal yang saleh dan layak dipuji. 

Martyroumenous – orang-orang yang dapat memberi  

kesaksian yang baik melalui perilaku mereka. Perhati-

kanlah, orang-orang yang dipekerjakan dalam tugas apa 

pun di gereja haruslah orang-orang yang jujur, tidak 

bercacat cela, bahkan yang memiliki watak mengagum-

kan, sesuatu yang diwajibkan, tidak saja demi kepen-

tingan tugas merekanamun  juga dalam pelaksanaan tugas 

itu sendiri. Kedua, mereka haruslah penuh Roh, penuh 

dengan karunia serta anugerah Roh Kudus yang diper-

lukan untuk mengelola tugas ini dengan benar. Mereka 

bukan saja harus orang-orang yang jujur,namun  juga 

cakap dan berani. Seperti itulah orang-orang yang di-

angkat menjadi hakim di Israel (Kel. 18:21), orang-orang 

yang cakap dan takut akan Tuhan , orang-orang yang da-

pat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap, 

sehingga dengan demikian terlihat bahwa mereka penuh 

Roh. Ketiga, mereka harus penuh hikmat. Belumlah cu-

kup jika  mereka hanya jujur dan baik. Mereka ha-

ruslah orang-orang yang juga bijaksana, berakal budi, 

tidak mudah diperdaya, serta akan mengatur segala se-

suatu demi kebaikan dengan penuh pertimbangan: pe-

Kitab Kisah Para Rasul 6:1-7 

 231 

nuh Roh dan hikmat. Artinya, penuh dengan Roh Kudus 

yang yaitu  Roh Hikmat. Kita mendapati perkataan 

hikmat yang diberikan Roh Kudus sebagai bentuk nyata 

tentang berkata-kata dengan pengetahuan yang diberi-

kan oleh Roh yang sama (1Kor. 12:8). Orang-orang yang 

dipercayakan mengurus uang itu harus penuh dengan 

hikmat, supaya uang itu dibagikan tidak saja dengan 

cermat,namun  juga dengan hemat. 

[2] Jemaat harus mencalonkan orang-orang ini :  Pilih-

lah tujuh orang dari antaramu. Pertimbangkan di antara 

kalian siapa saja yang pantas diberi kepercayaan seperti 

itu dan yang dapat kalian percayai dengan sungguh.” 

Mereka bisa dianggap tahu lebih baik, atau setidaknya 

lebih mampu menyelidiki watak manusia dibandingkan  para 

rasul, sehingga dengan demikian pantas dipilih. 

[3] Para rasul akan menahbiskan mereka untuk menjalan-

kan pelayanan itu dan memberi mereka tanggung jawab, 

supaya mereka tahu apa yang harus mereka kerjakan 

dengan tulus. Rasul-rasul juga akan memberi mereka 

wewenang, supaya orang-orang yang bersangkutan tahu 

kepada siapa mereka harus mengajukan permohonan 

dan taat dalam urusan-urusan itu: supaya kami meng-

angkat mereka. Di dalam banyak edisi Alkitab berbahasa 

Inggris, ada salah cetak di ayat ini yang berbunyi, 

supaya kamu mengangkat mereka, seakan-akan wewe-

nang itu ada di tangan jemaat, padahal sebenarnya we-

wenang itu jelas berada di tangan para rasul: supaya 

kami mengangkat mereka untuk tugas itu, untuk meng-

urusnya dan memastikan bahwa tidak akan ada yang 

terbuang dengan sia-sia atau kekurangan. 

(3) Para rasul membaktikan diri sepenuhnya kepada tugas me-

reka sebagai pelayan Tuhan, dan mereka akan dapat mela-

kukannya dengan lebih baik jika  terbebas dari tugas 

yang merepotkan ini (ay. 4): Kami ingin dapat memusatkan 

pikiran dalam doa dan pelayanan Firman. Lihatlah di sini, 

[1] Dua ketetapan Injil yang utama – Firman dan doa. Mela-

lui kedua hal ini persekutuan di antara Tuhan  dengan je-

maat dipelihara dan dipertahankan. Melalui Firman-


 232

Nya, Ia berbicara kepada mereka, sedang  melalui doa 

mereka berbicara kepada-Nya, dan kedua hal ini saling 

berkaitan. Melalui kedua hal ini kerajaan Kristus harus 

ditegakkan dan diperluas. Kita harus bernubuat menge-

nai tulang-tulang yang kering, kemudian berdoa supaya 

masuklah roh kehidupan dari Tuhan  ke dalam mereka. Me-

lalui firman dan doa, sejumlah ketetapan lain dikudus-

kan bagi kita dan sakramen memperoleh dayanya. 

[2] Tugas utama para pemberita Injil, yaitu untuk memberi 

diri dalam doa yang tidak berkeputusan dan pelayanan 

firman. Mereka harus tetap menyesuaikan dan meleng-

kapi diri untuk menjalankan pelayanan itu, atau mener-

junkan diri ke dalamnya, baik di depan umum maupun 

secara pribadi. Baik di waktu-waktu yang telah ditentu-

kan, maupun di luarnya. Mereka harus menjadi perpan-

jangan lidah Tuhan  melalui pelayanan firman kepada 

jemaat, dan juga perpanjangan lidah jemaat melalui doa 

kepada Tuhan . Guna mencapai kesadaran dan pertobat-

an orang berdosa, serta pembinaan dan penghiburan 

orang-orang kudus, kita tidak saja harus memanjatkan 

doa bagi mereka,namun  juga memberi  pelayanan fir-

man kepada mereka, menyokong doa kita dengan upaya 

menggunakan sarana yang sudah ditentukan. Kita juga 

tidak saja harus memberi  pelayanan firman kepada 

mereka,namun  juga berdoa bagi mereka supaya pelayan-

an itu memberi  hasil. Sebab kasih karunia Tuhan  da-

pat melakukan segalanya tanpa pemberitaan firman kita, 

tetapi pemberitaan kita tidak dapat melakukan apa pun 

tanpa kasih karunia Tuhan . Para rasul diperlengkapi de-

ngan karunia-karunia Roh Kudus yang luar biasa, ba-

hasa lidah, dan mujizat-mujizat. Walaupun demikian, 

para rasul hanya selalu  memberi diri kepada pem-

beritaan firman dan doa, supaya dapat mendatangkan 

perbaikan kepada gereja. Tidak diragukan lagi bahwa 

para pelayan Tuhan merupakan penerus para rasul (bu-

kan dalam arti kesempurnaan kuasa kerasulan – mere-

ka yang berbuat seolah-olah memilikinya yaitu  peram-

pas kuasa yang nekat, melainkan dalam pekerjaan ke-

rasulan yang paling baik dan unggul) yang terus-mene-

Kitab Kisah Para Rasul 6:1-7 

 233 

rus memberi diri untuk berdoa dan melaksanakan pela-

yanan firman. Orang-orang seperti inilah yang Kristus 

akan selalu sertai, sampai kepada akhir zaman. 

2. Bagaimana usul ini disetujui, kemudian dilaksanakan oleh para 

rasul. Hal ini tidak dibebankan ke atas mereka oleh kuasa 

mutlak, walaupun di dalam Kristus mereka mungkin saja be-

rani melakukannya (Flm. 8),namun  diusulkan sebagai cara pa-

ling sesuai yang kemudian diterima baik oleh seluruh jemaat 

(ay. 5). Mereka senang melihat para rasul bersedia dibebaskan 

dari campur tangan dalam urusan-urusan duniawi dan me-

nyerahkan tugas itu kepada orang lain. Mereka senang men-

dengar para rasul ingin memusatkan diri pada firman dan doa. 

Oleh sebab itu mereka tidak memperdebatkan perkara itu 

ataupun menangguhkan pelaksanaannya. 

(1) Mereka langsung memilih orang-orang itu. Tidak mungkin 

mereka semua menjatuhkan pilihan kepada orang-orang 

yang sama. Setiap orang tentunya memiliki  teman yang 

dianggapnya cukup baik. Namun, sebagian besar pilihan 

jatuh kepada orang-orang yang disebutkan di sini, sedang-

kan sisanya, yakni para calon dan juga pemilih menyetujui-

nya serta tidak mempersoalkannya, sebagaimana yang pa-

tut dilakukan anggota-anggota perkumpulan itu dalam per-

kara-perkara demikian. Seorang rasul yang merupakan 

pejabat luar biasa, dipilih melalui undian yang lebih meru-

pakan tindakan Tuhan . Namun, para pengawas kaum mis-

kin ditentukan melalui hak pilih jemaat, yang masih harus 

melibatkan campur tangan Tuhan , yang memegang hati dan 

lidah manusia di tangan-Nya. Di sini kita melihat daftar 

orang-orang yang terpilih. Ada yang berpendapat bahwa 

orang-orang ini termasuk kelompok tujuh puluh murid se-

belumnya. Namun, hal ini kecil kemungkinannya, sebab 

sejak jauh sebelumnya, mereka ini ditahbiskan Kristus 

sendiri untuk memberitakan Injil. Lagi pula, seperti halnya 

para rasul, tidak ada alasan bagi mereka untuk melalaikan 

firman Tuhan  demi melayani meja. sebab  itu, lebih besar 

kemungkinan ketujuh orang ini termasuk mereka yang 

bertobat sejak pencurahan Roh Kudus. Sebab telah dijanji-

kan kepada semua orang yang memberi diri dibaptis, bah-


 234

wa mereka akan menerima karunia Roh Kudus. Sesuai de-

ngan janji itu, karunia itu yaitu  kepenuhan Roh Kudus 

yang diperlukan orang-orang yang akan dipilih untuk pela-

yanan ini. Selanjutnya kita boleh memperkirakan mengenai 

ketujuh orang ini, 

[1] Bahwa mereka yaitu  orang-orang yang telah menjual 

tanah mereka dan menyerahkan uangnya ke dalam per-

bendaharaan bersama, sebab cæteris paribus – dalam 

hal-hal lain semuanya sama, orang-orang yang paling 

sesuai diberi kepercayaan untuk pembagiannya yaitu  

mereka yang paling banyak memberi  sumbangan.  

[2] Bahwa ketujuh orang ini yaitu  orang-orang Yahudi 

dari Yunani atau kaum Helenis, sebab mereka semua 

memiliki nama Yunani. Hal ini sangat mungkin akan 

membungkam sungut-sungut orang-orang Yahudi yang 

berbahasa Yunani (yang mendirikan lembaga ini), sebab  

tugas ini dipercayakan kepada orang-orang asing seperti 

mereka sendiri, yang tentunya tidak akan melalaikan 

orang-orang mereka. Yang jelas, Nikolaus termasuk sa-

lah seorang dari mereka, sebab ia yaitu  penganut aga-

ma Yahudi dari Antiokhia. Ada yang berpendapat bahwa 

ungkapan ini menyiratkan bahwa mereka semua yaitu  

penganut agama Yahudi dari Yerusalem, sedang  dia 

sendiri yang dari Antiokhia. Nama yang pertama disebut 

yaitu  Stefanus, yang terutama dari septemviri (ketujuh 

orang ini), seorang yang penuh iman dan Roh Kudus. 

Imannya di dalam ajaran Kristus sangatlah kuat, mele-

bihi kebanyakan orang. Ia penuh dengan ketaatan, pe-

nuh dengan keberanian (begitulah menurut beberapa 

orang), sebab ia penuh Roh Kudus, termasuk karunia-

karunia dan berbagai anugerah-Nya. Dia orang yang 

luar biasa, dan unggul dalam segala hal yang baik. Arti 

namanya yaitu  mahkota. Berikutnya, nama Filipus di-

sebut sebab setelah melayani dengan baik, ia beroleh 

kedudukan yang baik. Setelah itu ia ditahbiskan seba-

gai pemberita Injil, seorang teman seperjalanan dan 

pembantu rasul, sebab begitulah ia disebut (21:8; bdk. 

Ef. 4:11). Pekerjaannya sebagai pengkhotbah dan pem-

baptis (yang bisa kita baca dalam 8:12) jelas-jelas tidak 

Kitab Kisah Para Rasul 6:1-7 

 235 

dilakukannya sebagai seorang diaken (sebab sudah jelas 

bahwa tugas seorang diaken yaitu  melayani meja, ber-

lawanan dengan pelayanan Firman),namun  sebagai se-

orang pemberita Injil.  saat  ia ditunjuk untuk men-

duduki jabatan itu, cukup beralasan bagi kita untuk 

berpendapat bahwa ia kemudian meninggalkan jabatan 

sebelumnya yang tidak sesuai dengan yang baru. Me-

ngenai Stefanus, tidak kita lihat apa pun dalam peker-

jaannya yang membuktikan bahwa dia seorang pem-

berita Injil, sebab ia hanya berdebat di sekolah-sekolah 

dan terancam jiwanya di hadapan persidangan (ay. 9; 

7:2). Nama yang disebut terakhir yaitu  Nikolaus, yang 

menurut beberapa orang telah merosot akhlaknya (se-

bagai Yudas di antara ketujuh orang itu) dan sebagai 

pendiri ajaran pengikut Nikolaus yang bisa kita baca da-

lam Wahyu 2:6, 15, dan sekali lagi dikatakan Kristus 

sebagai hal yang dibenci-Nya. Namun, beberapa penulis 

dari zaman dahulu membersihkan namanya dari tuduh-

an ini dan berkata, meskipun sekte yang sesat itu me-

nandakan bahwa mereka berasal dari dia, tuduhan itu 

tidaklah benar. Hanya sebab  ia bersikeras bahwa 

orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah 

mereka tidak beristeri, mereka lalu dengan keji meng-

ambil kesimpulan bahwa orang-orang yang beristeri ha-

rus menjadikan isteri mereka kepunyaan bersama. Oleh 

sebab itu, saat berbicara tentang berbagi harta benda, 

Tertullian mengatakan dengan khusus: Omnia indiscreta 

apud nos, præter uxores – Segala sesuatu yaitu  kepu-

nyaan bersama, kecuali istri kita (kitab Apologeticus 39). 

(2) Untuk sementara waktu, para rasul menunjuk mereka agar 

mengerjakan tugas melayani meja (ay. 6). Jemaat mengaju-

kan ketujuh orang ini kepada rasul-rasul, yang menyetujui 

pilihan mereka, dan mentahbiskan ketujuh orang itu. 

[1] Mereka berdoa bersama dan juga bagi mereka, supaya 

Tuhan  semakin memberi mereka Roh Kudus dan hikmat 

– supaya Ia membuat mereka memenuhi syarat untuk 

melakukan pelayanan yang telah dipercayakan kepada 

mereka itu, mengakui mereka di dalamnya, dan mem-


 236

buat mereka menjadi berkat bagi gereja, terutama ke-

pada kaum miskin dalam perhimpunan itu. Semua 

orang yang bekerja dalam pelayanan gereja harus mem-

percayakan diri kepada bimbingan kasih karunia Tuhan  

melalui doa-doa jemaat. 

[2] Para rasul meletakkan tangan di atas mereka. Artinya, 

memberkati mereka dalam nama Tuhan, sebab penum-

pangan tangan biasa digunakan dalam pemberkatan. 

Demikian jugalah Yakub memberkati kedua anak Yusuf, 

dan tanpa pertentangan, yang lebih rendah diberkati 

oleh yang lebih tinggi (Ibr. 7:7). Para diaken ini diberkati 

oleh rasul-rasul, sedang  para pengawas kaum mis-

kin diberkati oleh gembala jemaat. Setelah memberi  

berkat kepada mereka melalui doa, melalui penumpangan 

tangan itu mereka meyakinkan bahwa berkat itu telah 

dianugerahkan sebagai jawaban atas doa. Hal ini mem-

beri mereka wewenang untuk melaksanakan tugas itu 

dan mewajibkan jemaat untuk menaati mereka dalam 

hal itu. 

III. Kemajuan yang dialami jemaat dengan pengaturan itu.  saat  je-

maat diatur dengan baik (hal-hal yang menyebabkan kelu