Kisah pararasul 26

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 26. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 26. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 26



  akan pernah 

melihat Roma lagi. Namun bahkan di dalam hal itu Kristus 

berkata kepadanya bahwa ia mesti mendapat upah, sebab  

ia ingin melakukannya demi kehormatan Kristus dan un-

tuk berbuat baik.  

Persekongkolan terhadap Paulus;  

Paulus Dihadapkan kepada Feliks  

(23:12-35) 

12 Dan setelah hari siang orang-orang Yahudi mengadakan komplotan dan 

bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau mi-

num, sebelum mereka membunuh Paulus. 13 Jumlah mereka yang mengada-

kan komplotan itu lebih dari pada empat puluh orang. 14 Mereka pergi kepa-

da imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata:  Kami telah 

bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa kami tidak akan makan atau 

minum, sebelum kami membunuh Paulus. 15 sebab  itu hendaklah kamu 

bersama-sama dengan Mahkamah Agama menganjurkan kepada kepala pa-

sukan, supaya ia menghadapkan Paulus lagi kepada kamu, seolah-olah 

kamu hendak memeriksa perkaranya lebih teliti, dan sementara itu kami su-

dah siap sedia untuk membunuh dia sebelum ia sampai kepada kamu.” 16 

namun   kemenakan Paulus, anak saudaranya perempuan, mendengar 

tentang penghadangan itu. Ia datang ke markas dan setelah diizinkan ma-

suk, ia memberitahukannya kepada Paulus. 17 Lalu Paulus memanggil salah 

seorang perwira dan berkata kepadanya:  Bawalah anak ini kepada kepala 

pasukan, sebab  ada sesuatu yang perlu diberitahukannya kepadanya.” 18 

Perwira itu membawanya kepada kepala pasukan dan berkata:  Paulus orang 

tahanan itu, memanggil aku dan meminta, supaya aku membawa anak muda 

ini kepadamu, sebab ada yang perlu diberitahukannya kepadamu.” 19 Maka 

kepala pasukan itu memegang tangan anak muda itu, lalu membawanya ke 

samping dan bertanya:  Apakah yang perlu kauberitahukan kepadaku?” 20 

Jawabnya:  Orang-orang Yahudi telah bersepakat untuk meminta kepadamu, 

supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi ke Mahkamah Agama, 

seolah-olah Mahkamah itu mau memperoleh keterangan yang lebih teliti dari

padanya. 21 namun   janganlah engkau mendengarkan mereka, sebab le-

bih dari pada empat puluh orang dari mereka telah siap untuk menghadang 

dia. Mereka telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak 

akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh dia; sekarang mereka 

telah siap sedia dan hanya menantikan keputusanmu.” 22 Lalu kepala pasu-

kan menyuruh anak muda itu pulang dan memerintahkan kepadanya:  Ja-

ngan katakan kepada siapa pun juga, bahwa engkau telah memberitahukan 

hal ini kepadaku.” 23 Kemudian kepala pasukan memanggil dua perwira dan 

berkata:  Siapkan dua ratus orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea 

beserta tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang bersenjata lembing, 

kira-kira pada jam sembilan malam ini. 24 Sediakan juga beberapa keledai 

tunggang untuk Paulus dan bawalah dia dengan selamat kepada wali negeri

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 995 

Feliks.” 25 Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut: 26  Salam dari 

Klaudius Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia. 27 Orang ini ditangkap 

oleh orang-orang Yahudi dan  saat  mereka hendak membunuhnya, aku 

datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, sebab  aku 

dengar, bahwa ia yaitu  warganegara Roma. 28 Untuk mengetahui apa alas-

annya mereka mendakwa dia, aku menghadapkannya ke Mahkamah Agama 

mereka. 29 Ternyatalah bagiku, bahwa ia didakwa sebab  soal-soal hukum 

Taurat mereka,namun  tidak ada tuduhan, atas mana ia patut dihukum mati 

atau dipenjarakan. 30 Kepadaku telah diberitahukan, bahwa ada komplotan 

merencanakan membunuh dia. sebab  itu aku segera menyuruh membawa 

dia kepadamu, sedang kepada para pendakwa telah kuberitahukan, bahwa 

mereka harus mengajukan perkara itu kepadamu.”  31 Lalu prajurit-prajurit

itu mengambil Paulus sesuai dengan yang diperintahkan kepada mereka dan 

membawanya pada waktu malam ke Antipatris. 32 Pada keesokan harinya 

mereka membiarkan orang-orang berkuda dan Paulus meneruskan perjalan-

an, dan mereka sendiri pulang ke markas. 33 Setibanya di Kaisarea orang-

orang berkuda itu menyampaikan surat itu kepada wali negeri serta menye-

rahkan Paulus kepadanya. 34 Dan setelah membaca surat itu, wali negeri itu 

menanyakan Paulus dari propinsi manakah asalnya. Dan  saat  ia men-

dengar, bahwa Paulus dari Kilikia, 35 ia berkata:  Aku akan memeriksa perka-

ramu, bila para pendakwamu juga telah tiba di sini.” Lalu ia menyuruh 

menahan Paulus di istana Herodes.  

Di sini diceritakan kisah mengenai rencana untuk membunuh Pau-

lus. Bagaimana rencana itu dijabarkan, bagaimana diketahui, dan 

bagaimana sampai digagalkan.  

I. Bagaimana rencana itu dijabarkan. Orang-orang Yahudi menda-

pati bahwa mereka tidak memperoleh apa-apa dengan membuat 

keributan atau menempuh jalur hukum. Oleh sebab  itu, mereka 

beralih pada cara yang biadab yaitu dengan membunuh. Mereka 

hendak menghadang Paulus secara tiba-tiba, dan menikamnya 

begitu mereka bisa mendekati dia. Begitu tak henti-hentinya me-

reka berbuat jahat terhadap orang yang baik ini,  saat  satu ren-

cana gagal, mereka akan beralih pada rencana yang lain. Perhati-

kan di sini,  

1. Siapakah orang-orang yang membentuk komplotan ini. Mereka 

yaitu  orang-orang Yahudi yang paling membenci Paulus sam-

pai puncaknya sebab  ia yaitu  rasul bagi orang-orang bukan 

Yahudi (ay. 12). Jumlah orang yang mengadakan persekong-

kolan itu lebih dari pada empat puluh orang (ay. 13). Ya Tuhan, 

betapa banyaknya lawanku! 

2. Kapan persekongkolan ini diadakan, yaitu setelah hari siang. 

Iblis telah menguasai hati mereka pada malam sebelumnya un-

tuk merencanakan hal itu, dan segera setelah hari siang, me-


 996

reka berkumpul untuk melaksanakannya. Ini menggenapi per-

kataan nabi tentang orang-orang yang merencanakan kejahatan 

di tempat tidurnya, dan yang melakukannya di waktu fajar, 

dan mendapat celaka sebab nya (Mi. 2:1). Pada malam hari 

Kristus muncul di hadapan Paulus untuk melindunginya, dan 

 saat  hari siang, ada empat puluh orang yang muncul untuk 

untuk membinasakannya. Mereka tidak bangkit segera, dan 

Kristus bergerak sebelum mereka. Tuhan  akan menolongnya 

menjelang pagi (Mzm. 46:6).  

3.  Seperti apa komplotan itu. Orang-orang ini mengadakan kom-

plotan dalam satu perkumpulan, mungkin mereka menyebut-

nya suatu perkumpulan kudus. Mereka berkumpul untuk sa-

ling mendukung, dan setiap orang, menurut kekuatannya, 

akan membantu membunuh Paulus. Sungguh aneh begitu ba-

nyak orang bisa berkumpul dengan segera, apalagi terjadi di 

Yerusalem, yang sama sekali sudah kehilangan rasa kemanu-

siaan dan rasa hormat sehingga mau terlibat di dalam perse-

kongkolan berdarah semacam itu. Mungkin tepat jika keluhan 

Nabi Yesaya mengenai Yerusalem dinyatakan lagi (Yes. 1:21): 

tadinya di situ selalu diam kebenaran,namun  sekarang penuh 

pembunuh. Tentunya sungguh mengerikan pemikiran orang-

orang ini mengenai Paulus, sehingga mereka bisa menyusun 

suatu rencana yang begitu mengerikan terhadapnya. Tentu 

mereka telah dibuat percaya bahwa Paulus yaitu  orang yang 

paling jahat, musuh bagi Tuhan  dan agama, dan merupakan 

kutuk serta wabah bagi orang-orang seangkatannya. Padahal 

sesungguhnya sifat Paulus sangat bertentangan dengan semua 

ini! Namun, hukum kebenaran dan keadilan itu sungguh begitu 

kudus, begitu kuat sehingga kejahatan dan pembenaran diri 

sendiri pun tidak bisa menerobosnya!  

4. Seberapa teguh tekad mereka, sebab  mereka berpikir bahwa 

tidak seorang pun dari mereka yang akan kabur, gara-gara 

menyadari betapa mengerikannya hal itu  saat  berpikir-pikir 

lagi. Mereka bersumpah dengan mengutuk diri, menimpakan 

kutuk yang paling berat terhadap diri mereka sendiri, jiwa, tu-

buh, dan keluarga mereka, jika mereka tidak membunuh Pau-

lus. Dan begitu sudah tidak sabar lagi untuk melakukannya 

sampai mereka tidak akan makan atau minum sebelum mereka 

melakukannya. Sungguh rumit kejahatan yang terjadi di sini! 

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 997 

Mereka berencana membunuh seorang yang tidak bersalah, 

seorang yang baik, seorang yang berguna, seorang yang tidak 

berbuat jahat terhadap mereka, dan malah justru ingin mela-

kukan segala kebaikan yang dapat dilakukannya terhadap 

mereka. Sampai-sampai, mereka mengikuti jalan yang ditem-

puh Kain, dan membuktikan bahwa Iblislah yang menjadi bapa 

mereka, yang yaitu  pembunuh manusia sejak semula. Na-

mun, seolah-olah ini hanyalah masalah kecil, 

(1) Mereka mengikatkan diri pada sumpah. Ingin berbuat jahat 

dan bermaksud melakukannya saja sudah jahat,namun  ber-

sumpah hendak melakukannya, itu lebih jahat lagi. Ini ber-

arti mengadakan perjanjian dengan iblis. Ini berarti meng-

ikat sumpah dengan raja kegelapan. Tidak ada ruang bagi 

pertobatan dalam hal ini. Bukan itu saja, ini berarti peno-

lakan terhadap pertobatan. 

(2) Mereka saling mengikat satu sama lain, dan berusaha sebi-

sanya, bukan hanya untuk memastikan kutuk atas jiwa 

mereka sendiri, melainkan juga atas jiwa orang-orang yang 

mereka libatkan di dalam perikatan ini . 

(3) Mereka menunjukkan penghinaan besar terhadap pemeli-

haraan Tuhan , dan bersikap congkak terhadapnya, dengan 

bersumpah untuk melakukan hal semacam itu di dalam 

jangka waktu yang begitu pendek sehingga mereka bisa te-

rus berpuasa, tanpa memerlukan pemeliharaan dari sang 

Pemelihara Tuhan  yang penuh kuasa. Jika kita berkata, be-

sok kami akan melakukan ini atau itu, hendaklah itu yaitu  

sesuatu yang pantas atau baik. Dan sebab  kita tidak tahu 

apa yang akan terjadi besok, kita harus menambahkan, 

jika Tuhan menghendakinya. Namun, bagaimana mereka 

berani menjamin bahwa Tuhan  akan mengizinkan, sementara 

mereka tahu bahwa apa yang sedang mereka rencanakan 

jelas-jelas menentang apa yang sudah dilarang oleh Tuhan ? 

(4) Mereka menunjukkan penghinaan besar terhadap jiwa dan 

tubuh mereka. Mereka meremehkan jiwa mereka dengan 

menimpakan kutuk ke atas diri mereka, jika mereka tidak 

berhasil melaksanakan rencana mereka yang mengerikan 

(mereka benar-benar melemparkan diri ke dalam keadaan 

yang serba salah dan penuh celaka, sebab  Tuhan  jelas 

akan menimpakan kutuk pada mereka jika mereka berhasil 


 998

melaksanakannya, dan mereka ingin agar Dia juga melaku-

kannya jika mereka tidak berhasil melaksanakannya!). Me-

reka juga meremehkan tubuh mereka (sebab  pendosa 

yang melakukannya dengan sengaja akan menghancurkan 

keduanya) dengan melepaskan diri dari pendukung kehi-

dupan sampai mereka melaksanakan sesuatu yang tidak 

akan pernah boleh mereka lakukan, dan mungkin juga ti-

dak mungkin berhasil mereka lakukan. Begitulah bahasa 

neraka, bila orang sampai berharap supaya Tuhan  mengu-

tuki mereka, dan supaya iblis menguasai mereka jika me-

reka tidak berbuat ini atau itu. Mereka cinta kepada kutuk, 

maka biarlah itu datang kepada mereka. Ada orang berang-

gapan bahwa maksud dari kutuk ini yaitu , mereka akan 

membunuh Paulus, seperti Akhan, sebagai seorang yang 

terkutuk, yang mencelakakan perkemahan bangsa Israel. 

Jika mereka tidak melakukannya, maka mereka akan men-

jadikan diri mereka terkutuk di hadapan Tuhan  sebagai gan-

tinya.  

(5) Mereka memperlihatkan suatu keinginan yang sangat besar 

untuk melaksanakan perkara ini, dan tidak sabar menunggu 

sampai itu terlaksana. Mereka tidak saja seperti musuh-

musuh Daud, yang mempermainkan dia, dan menyumpah 

dengan menyebut namanya (Mzm. 102:9),namun  juga se-

perti perkataan hamba-hamba Ayub terhadap musuhnya: 

Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya? (KJV: Kami su-

dah memakan dagingnya,namun  tidak kenyang – pen.) (Ayb. 

31:31). Para penganiaya dikatakan memakan habis umat 

Tuhan  seperti memakan roti. Itu sama memuaskannya bagi 

mereka seperti halnya daging bagi orang yang lapar (Mzm. 

14:4).   

5. Cara apa yang mereka tempuh untuk melaksanakannya. Tidak 

ada cara untuk mendekati Paulus di dalam markas. Dia ber-

ada di situ dalam perlindungan khusus dari pemerintah, dan 

dipenjarakan, bukan seperti orang lain, yang jika tidak demi-

kian maka akan melakukan kejahatan,namun  sebab  jika tidak 

demikian, maka orang akan berbuat jahat kepadanya. Oleh se-

bab itu, disusunlah rencana supaya imam kepala dan para 

tua-tua harus meminta pemimpin markas itu menyuruh Pau-

lus menghadap mereka di ruang pengadilan Mahkamah Agama, 

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 999 

untuk diperiksa lebih lanjut (sebab  ada beberapa pertanyaan 

yang harus diajukan kepadanya, atau ada sesuatu yang harus 

dikatakan kepadanya). Kemudian, dalam perjalanan dari mar-

kas menuju Mahkamah Agama, mereka akan mengakhiri se-

mua perdebatan tentang Paulus dengan membunuhnya. Demi-

kianlah jalannya rencana itu (ay. 14-15). Setelah sepanjang 

hari sibuk merancang kejahatan ini, menjelang sore mereka 

mendatangi anggota-anggota penting dari Mahkamah Agama 

yang agung itu. Meskipun sebenarnya mereka dapat menutup-

nutupi rencana busuk mereka dan mungkin mempengaruhi 

anggota Mahkamah Agama dengan alasan palsu yang lain un-

tuk memanggil Paulus, mereka sangat yakin bahwa orang-

orang itu akan menyetujui rencana busuk ini, sehingga me-

reka tidak malu atau takut mengakui bahwa mereka telah ber-

sumpah dengan mengutuk diri, tanpa meminta nasihat para 

imam terlebih dahulu apakah mereka boleh melakukan itu, 

bahwa mereka tidak akan makan atau minum keesokan hari-

nya sebelum mereka membunuh Paulus. Mereka bermaksud 

untuk makan pada pagi berikutnya, setelah menumpahkan 

darah Paulus. Mereka tidak meragukan bahwa Imam Besar 

tidak hanya akan setuju dengan mereka tentang rencana ini, te-

tapi juga akan membantu mereka, dan menjadi alat bagi mereka 

untuk memperoleh kesempatan membunuh Paulus. Bukan ha-

nya itu, ia juga akan berdusta bagi mereka juga, dengan ber-

pura-pura terhadap kepala pasukan seolah-olah mereka hen-

dak memeriksa perkaranya lebih teliti, padahal sesungguhnya 

tidak bermaksud begitu. Sungguh busuk pemikiran mereka ter-

hadap para imam mereka, kalau mereka bisa melibatkan 

imam-imam ini  dalam perkara semacam itu! Walau be-

gitu, sejahat rencana yang telah dibuat bagi mereka (sebab  

begitulah tampaknya), para imam dan tua-tua itu menyetujui-

nya, dan sejak semula, tanpa keraguan sedikit pun, berjanji 

untuk membantu mereka. Bukannya menegur orang-orang Ya-

hudi itu atas persekongkolan mereka yang jahat, seperti seha-

rusnya, mereka justru memberi  dukungan, sebab  rencana 

itu ditujukan kepada Paulus yang mereka benci. Dengan demi-

kian, mereka mengambil bagian dalam kejahatan itu, seolah-

olah sama seperti mereka sendiri yang merencanakan perse-

kongkolan itu sejak awal. 


 1000

II. Bagaimana rencana itu diketahui. Kita tidak mendapati bahwa 

para pesekongkol itu, meskipun bersumpah setia, juga bersum-

pah untuk merahasiakannya, baik sebab  mereka menganggap 

bahwa hal itu tidak perlu (masing-masing dari mereka akan me-

nyimpannya sendiri), ataupun sebab  mereka beranggapan bahwa 

mereka pasti akan dapat melaksanakannya, meskipun berita itu 

akan terbawa angin dan diketahui orang. Namun sang Pemelihara 

Tuhan  memang sudah mengatur supaya rencana itu diketahui, se-

hingga pada akhirnya berhasil digagalkan. Lihat di sini,  

1.  Bagaimana rencana itu diberitahukan kepada Paulus (ay. 16). 

Ada seorang pemuda yang memiliki hubungan darah dengan 

Paulus, yaitu anak saudaranya perempuan, yang ibunya 

mungkin tinggal di Yerusalem. Entah bagaimana, kita tidak di-

beri tahu, ia mendengar tentang penghadangan itu, baik ka-

rena tidak sengaja mendengar mereka membicarakannya satu 

sama lain, atau sebab  diberi tahu seseorang yang turut serta 

di dalam persekongkolan itu. Maka ia datang ke markas, mung-

kin untuk mengunjungi pamannya, seperti yang biasa dilaku-

kannya, dan membawakan apa yang diminta Paulus. Begitulah 

ia bebas menjumpai Paulus dan memberitahukan kepadanya 

apa yang didengarnya. Perhatikan, Tuhan  memiliki banyak cara 

untuk menerangi pekerjaan yang tersembunyi dalam kegelap-

an. Meskipun para pesekongkol itu menggali dalam-dalam un-

tuk menyembunyikannya dari Tuhan, Ia dapat membuat burung 

di udara untuk menyampaikan ucapan itu (Pkh. 10:20), atau 

membuat lidah para pesekongkol itu sendiri mengkhianati 

mereka. 

2. Bagaimana rencana itu diberitahukan kepada kepala pasukan, 

oleh anak muda yang memberitahukannya kepada Paulus ter-

sebut. Bagian kisah ini diceritakan dengan sangat terperinci, 

mungkin sebab  penulisnya menyaksikan sendiri bagaimana 

masalah ini dijalankan dengan hati-hati dan berhasil, dan 

mengingatnya dengan sangat bersenang hati. 

(1) Paulus diistimewakan oleh para pengawal yang menjaganya, 

disebab kan perilakunya yang sopan dan mau bekerja 

sama. Paulus bisa memanggil salah satu perwira datang 

kepadanya, meskipun seorang perwira yaitu  orang yang 

berkuasa, yang memiliki prajurit bawahan, dan biasa me-

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 1001 

manggil, bukan dipanggil. Namun perwira itu segera datang 

 saat  dipanggil (ay. 17). Paulus mau supaya perwira itu 

memperkenalkan anak muda ini kepada kepala pasukan, 

untuk memberitahukan sesuatu yang berhubungan dengan 

kehormatan pemerintah. 

(2) Perwira itu siap sedia memenuhi keinginan Paulus (ay. 18). 

Ia tidak menyuruh seorang prajurit biasa,namun  datang 

sendiri untuk menemui anak muda ini dan mengantarkan-

nya kepada kepala pasukan, dan menunjukkan sikap hor-

matnya terhadap Paulus.  Paulus orang tahanan itu (itulah 

sebutan bagi Paulus sekarang), memanggil aku dan meminta, 

supaya aku membawa anak muda ini kepadamu. Apa urus-

annya aku tidak tahu,namun  ada yang perlu diberitahukan-

nya kepadamu.” Perhatikan, bertindak bagi para tawanan 

yang malang sama seperti memberi kepada mereka, dan itu 

sungguh merupakan perbuatan amal yang sejati bagi me-

reka.   saat  Aku sakit dan di dalam penjara, kamu pergi 

untuk melakukan sesuatu bagi-Ku,” juga dapat dibenarkan 

sama seperti,   saat  Aku sakit dan di dalam penjara, kamu 

mengunjungi Aku, mendatangi Aku, atau mengirimkan se-

suatu untuk-Ku.” Barangsiapa memiliki kenalan dan kepe-

dulian harus siap menggunakannya untuk menolong orang-

orang yang sedang menderita. Perwira ini membantu menye-

lamatkan hidup Paulus dengan secuil kebaikan ini, yang se-

harusnya menggugah kita untuk berbuat serupa bila ada 

kesempatan. Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu (Ams. 

31:8). Siapa yang tidak bisa memberi  sesuatu yang baik 

bagi hamba Tuhan  yang sedang dipenjara, boleh juga me-

ngatakan sesuatu yang baik bagi mereka. 

(3) Kepala pasukan menerima kabar ini  dengan rendah 

hati dan penuh perhatian (ay. 19). Ia memegang tangan 

anak muda itu, seperti seorang teman atau ayah, untuk 

membesarkan hatinya, supaya ia tidak merasa disepelekan, 

tetapi yakin bahwa perkataannya akan didengar. Pelajaran 

dari peristiwa ini semestinya mendorong orang-orang besar 

bersikap ramah kepada orang-orang hina dalam hal apa 

saja, yang siapa tahu memberi mereka kesempatan untuk 

berbuat baik. Mereka perlu mengarahkan diri kepada per-

kara-perkara yang sederhana (KJV: merendahkan diri 


 1002

kepada orang-orang yang rendah – pen.). Sikap ramah yang 

ditunjukkan perwira Romawi ini terhadap kemenakan 

Paulus dicatat di sini sebagai pujian dan hormat baginya. 

Janganlah orang mengira dirinya terhina dengan meren-

dahkan diri atau berbaik hati. Kepala pasukan itu mem-

bawanya ke samping, supaya tidak ada yang mendengar 

pembicaraannya, dan bertanya,  Apakah yang perlu kaube-

ritahukan kepadaku? Katakan bagaimana aku dapat mem-

bantu Paulus.” Mungkin kepala pasukan itu merasa lebih 

terlibat dalam peristiwa ini sebab  menyadari bahwa ia 

telah membahayakan dirinya sendiri dengan menahan Pau-

lus, yang memiliki hak istimewa sebagai warga negara 

Roma. Oleh sebab  itu, sekarang ia bersedia menebus ke-

salahannya ini .  

(4) Pemuda itu menyampaikan pesannya kepada kepala pa-

sukan dengan lancar dan tanpa ragu (ay. 20-21).  Orang-

orang Yahudi” (tidak disebutkannya siapa, supaya ia tidak 

mengakibatkan imam kepala dan tua-tua dibenci. Kepen-

tingannya yaitu  menyelamatkan pamannya, bukan men-

dakwa musuhnya)  telah bersepakat untuk meminta kepa-

damu, supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi ke 

Mahkamah Agama, dengan memperkirakan bahwa sebab  

jaraknya dekat, maka engkau akan mengirim dia tanpa 

penjaga. namun   janganlah engkau mendengarkan me-

reka. Kami yakin engkau tidak akan melakukannya jika 

engkau mengetahui apa yang sebenarnya akan terjadi, se-

bab lebih dari pada empat puluh orang dari mereka telah 

siap untuk menghadang dia, yaitu mereka yang telah ber-

sumpah untuk membunuhnya, dan sekarang mereka telah 

siap sedia dan hanya menantikan keputusanmu.namun  aku 

senang sebab  sudah mendahului mereka.” 

(5) Kepala pasukan itu menyuruhnya pulang dan merahasia-

kan hal ini ,  Jangan katakan kepada siapa pun juga, 

bahwa engkau telah memberitahukan hal ini kepadaku” (ay. 

22). Kebaikan yang diterima dari orang-orang besar tidak 

harus selalu dipamer-pamerkan, dan tidak pantas diman-

faatkan untuk kepentingan suatu urusan. Jika terdengar 

kabar bahwa kepala pasukan itu sudah diberi tahu tentang 

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 1003 

hal ini, mungkin mereka akan memikirkan cara lain untuk 

membunuh Paulus.  sebab  itu rahasiakanlah hal ini.” 

III. Bagaimana rencana itu digagalkan. Kepala pasukan mengetahui 

betapa teguh dan kokohnya nafsu orang Yahudi untuk membu-

nuh Paulus, dan betapa tidak kenal lelahnya mereka mencari cara 

untuk mencelakakan Paulus. Ia juga tahu, bahwa sedikit lagi saja, 

bisa-bisa ia akan turut membantu dalam kejahatan mereka. Ka-

rena itu ia memutuskan untuk secepat mungkin menjauhkan 

Paulus dari jangkauan mereka. Dia menerima pesan ini  de-

ngan rasa ngeri dan jijik terhadap kekejian dan nafsu membunuh 

pada diri orang-orang Yahudi ini. Sepertinya dia juga takut jika ia 

tetap menahan Paulus di markas ini, sekalipun di dalam penga-

wasan seorang penjaga yang kuat, mereka akan menemukan 

suatu cara untuk mencapai tujuan mereka, entah dengan memu-

kul para penjaga atau membakar markas itu. Namun apa pun 

yang akan terjadi, sedapat mungkin ia akan melindungi Paulus, 

sebab  ia berpendapat bahwa Paulus tidak layak mendapat per-

lakuan semacam itu. Sungguh menyedihkan, bahwa imam-imam 

kepala Yahudi,  saat  mengetahui rencana pembunuhan ini, ma-

lah mendukungnya serta membantunya. Sementara di lain pihak, 

 saat  seorang kepala pasukan Romawi mengetahuinya, yang 

murni hanya sebab  rasa keadilan dan kemanusiaan, memutus-

kan untuk mencegahnya, dan rela menempatkan diri dalam ma-

salah besar demi melakukan hal itu!  

1. Kepala pasukan itu memerintahkan sejumlah besar pasukan 

khusus tentara Romawi bawahannya untuk bersiap-siap be-

rangkat ke Kaisarea secepat mungkin dan membawa Paulus ke 

sana, ke hadapan wali negeri Feliks. Ia berharap di sana Pau-

lus dapat diadili lebih cepat dibandingkan  di hadapan Mahkamah 

Agama di Yerusalem. Saya tidak tahu,namun  mungkin kepala 

pasukan itu, tanpa sedikit pun berkhianat terhadap tugasnya, 

mau membebaskan Paulus dan membiarkannya pergi menye-

lamatkan diri, sebab  Paulus tidak pernah dinyatakan secara 

hukum sebagai penjahat  saat  ditahan. Kepala pasukan itu 

sendiri mengakui bahwa tidak ada tuduhan, atas mana ia 

patut dihukum mati atau dipenjarakan (ay. 29). Dan mestinya 

ia sama pedulinya terhadap kebebasan Paulus, sebagaimana 

ia peduli terhadap nyawa Paulus. Namun juga, ia takut ini 


 1004

akan sangat membangkitkan amarah orang Yahudi terhadap-

nya. Atau, mungkin sebab  mendapati Paulus yaitu  seorang 

yang begitu luar biasa, ia merasa sangat bangga Paulus men-

jadi tawanannya dan berada di bawah penjagaannya. Besarnya 

pasukan yang diutusnya untuk membawa Paulus sudah sa-

ngat jelas menyiratkan hal itu. Dua perwira, atau kepala pa-

sukan seratus, ditugaskan dalam perjalanan ini (ay. 23-24). 

Keduanya harus menyiapkan dua ratus orang prajurit, mung-

kin bawahan mereka, untuk berangkat ke Kaisarea. Dan ber-

sama mereka tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang 

bersenjata lembing, yang menurut anggapan beberapa orang 

yaitu  para pengawal kepala pasukan. Tidak jelas apakah me-

reka ini menunggang kuda atau berjalan kaki,namun  kemung-

kinan besar berjalan kaki, sebab  prajurit bersenjata lembing 

bertugas melindungi kuda. Lihat bagaimana Tuhan  begitu adil 

meletakkan bangsa Yahudi di bawah kuk kekuasaan Romawi, 

 saat  dibutuhkan pasukan Romawi sebesar itu untuk men-

jauhkan mereka dari melakukan segala kejahatan yang paling 

keji! Sesungguhnya pasukan sebesar itu tidak diperlukan, 

bahkan seorang pun tidak, untuk mencegah Paulus diselamat-

kan oleh teman-temannya. sebab  pasukan yang besarnya se-

puluh kali lipat dari mereka pun tidak akan dapat mengha-

langi seorang malaikat untuk melepaskan Paulus, seandainya 

Tuhan  memang berkehendak melepaskan dia dengan cara ter-

sebut, seperti yang terkadang dilakukan-Nya. Namun,  

(1) Dengan begini, kepala pasukan bertujuan untuk menun-

jukkan kepada orang Yahudi, bangsa yang suka buat keri-

butan dan tegar tengkuk, yang tidak dapat tunduk dan di-

atur oleh pihak berwenang yang biasa,namun  harus ditakut-

takuti dengan iring-iringan seperti ini. Selain itu, sebab  

mendengar begitu banyak orang yang terlibat dalam perse-

kongkolan untuk membunuh Paulus, maka ia beranggapan 

bahwa pasukan yang jumlahnya kurang dari itu tidak akan 

dapat menggagalkan usaha mereka. 

(2) Dengan begini, Tuhan  bertujuan untuk membesarkan hati 

Paulus. Sebab, dengan dikawal seperti ini, Paulus tidak ha-

nya aman di dalam tangan teman-temannya,namun  juga 

dari tangan musuh-musuhnya. Walau begitu Paulus tidak 

menginginkan penjagaan seperti itu, lebih dibandingkan  yang 

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 1005 

diinginkan Ezra (Ezr. 8:22), serta juga sebab  alasan yang 

sama, yaitu sebab  percaya kepada pemeliharaan Tuhan  

yang mencukupi. Namun itu semua yaitu  sebab  kepala 

pasukan itu sendiri yang begitu peduli terhadap Paulus. 

Namun Paulus juga menganggapnya penting, supaya jelas 

bagi seluruh negeri, bahwa dia dipenjarakan sebab  Kristus 

(Fil. 1:13). sebab  sebelum itu pemenjaraannya telah di-

anggap begitu terhormat, sebab  sudah dinubuatkan terle-

bih dahulu, maka dapat dimengerti jika  ia disertai sede-

mikian rupa sebagai tawanan, supaya para saudara dalam 

Tuhan dapat beroleh kepercayaan sebab  pemenjaraannya, 

 saat  mereka melihat penjagaannya lebih sebab  ia yaitu  

pahlawan dan bukannya pejahat negara. Juga bahwa se-

orang pemberita Injil yang luar biasa itu menjadi tawanan 

yang begitu luar biasa.  saat  musuhnya membenci Pau-

lus, dan saya menduga bahwa teman-temannya mengabai-

kannya, maka seorang perwira Romawi menolongnya, dan 

mengatur dengan saksama, 

[1] Kenyamanan Paulus: Sediakan juga beberapa keledai 

tunggang untuk Paulus. Seandainya orang-orang Yahudi 

yang hendak membunuhnya yang memerintahkan su-

paya Paulus dipindahkan dengan surat panggilan ke 

Kaisarea, tentu mereka akan menyuruhnya berlari, atau 

membawanya ke sana dengan kereta. Atau, menyeret-

nya dengan gerobak atau seekor kuda di belakang salah 

seorang prajurit. Namun, kepala pasukan memperlaku-

kan Paulus seperti orang terhormat, meskipun ia yaitu  

tawanan, dan memberi  kepadanya kuda yang baik 

untuk ditunggangi, tanpa rasa takut sedikit pun bahwa 

Paulus akan melarikan diri. Tidak hanya itu, bahkan 

perintah itu mengatakan bahwa mereka harus menye-

diakan, bukan seekor keledai, melainkan beberapa ke-

ledai, untuk ditunggangi oleh Paulus. Kita dapat men-

duga bahwa Paulus juga mendapat kehormatan untuk 

mendapatkan seekor kuda tunggangan, atau malah le-

bih lagi, supaya jika ia tidak menyukai yang satu, ia boleh 

memilih yang lain. Atau (seperti ditafsirkan beberapa 

orang) ia mendapat beberapa keledai untuk menemani-


 1006

nya, sebanyak yang dia inginkan, untuk menghibur 

serta menemaninya dalam perjalanan. 

[2] Keamanan Paulus. Pasukan itu diperintahkan dengan 

tegas oleh komandan mereka supaya membawa dia de-

ngan selamat kepada wali negeri Feliks, kepada siapa 

Paulus harus diserahkan. Wali negeri Feliks mengepalai 

seluruh urusan warga negara bangsa Yahudi, seperti 

halnya si kepala pasukan itu mengepalai urusan militer 

di antara mereka. Para sejarawan Roma banyak membi-

carakan Feliks ini, sebagai seorang dari kalangan hina, 

tetapi berhasil mengangkat posisinya menjadi gubernur 

wilayah Yudea. Dalam melaksanakan jabatannya, Tacitus 

berkata dalam Hist. 5 tentang dirinya: Per omnem 

sævitiam ac libidinem jus regium servili ingenio exercuit – 

Ia menggunakan kekuasaannya dengan cara luar biasa 

pintar untuk menyenangkan hati orang, dan yang ber-

kaitan dengan segala macam kekejaman dan hawa nafsu. 

Ke tangan orang semacam inilah Paulus yang malang 

diserahkan untuk diadili.namun  itu masih lebih baik 

dibandingkan  di tangan Imam besar Ananias! Nah, seorang 

tawanan, yang hendak diadili secara hukum, harus di-

lindungi seperti seorang bangsawan. 

2.  Untuk memperketat keamanan Paulus, kepala pasukan meme-

rintahkan supaya ia dibawa pergi pada jam sembilan malam ini 

(KJV: jam ketiga pada malam hari – pen.), yang menurut be-

berapa orang artinya yaitu  tiga jam setelah matahari terbe-

nam. Maksudnya, sebab  peristiwa itu terjadi setelah ber-

akhirnya perayaan Pentakosta (yaitu pada pertengahan musim 

panas), mereka bisa berangkat di malam yang sejuk. Yang lain 

menafsirkannya sebagai tiga jam setelah tengah malam, pada 

jam yang ketiga, yaitu sekitar pukul tiga pagi, supaya mereka 

berangkat sebelum fajar tiba, dan sudah bisa keluar dari Yeru-

salem sebelum musuh Paulus bergerak. Dengan begitu, mereka 

dapat menghindari terjadinya keributan orang banyak dan 

membiarkan musuh-musuh Paulus mengamuk  saat  bangun, 

seperti singa yang kehilangan mangsanya.   

3. Dan ia menulis surat kepada Feliks wali negeri di provinsi itu. 

Dengan surat itu, kepala pasukan menyatakan pengunduran 

diri dari kewajibannya terhadap Paulus, dan menyerahkan se-

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 1007 

luruh perkara itu kepada Feliks. Di sini, surat itu dicatat 

totidem verbis – kata demi kata (ay. 25). Mungkin Lukas, penu-

lis kisah sejarah ini, memiliki salinannya, sebab  ikut menyer-

tai Paulus dalam perjalanan ini . Dalam surat ini kita bisa 

mengamati, 

(1) Pujian yang ditujukan oleh kepala pasukan kepada wali 

negeri (ay. 26). Ia yaitu  wali negeri Feliks yang mulia. Ge-

lar ini diberikan kepadanya sesuai prosedur, atas kebesar-

annya dan lain-lain. Kepala pasukan mengirimkan salam, 

memohon segala kesehatan dan kesejahteraan baginya. Ki-

ranya ia berbahagia, kiranya ia berbahagia selalu.  

(2) Penjelasannya yang adil dan apa adanya mengenai perkara 

Paulus: 

[1] Bahwa Paulus menjadi sasaran orang Yahudi. Mereka 

menangkapnya dan hendak membunuhnya. Mungkin 

Feliks sudah sangat mengenal watak orang Yahudi, se-

hingga tidak berpikir yang buruk-buruk mengenai Pau-

lus gara-gara itu (ay. 27).  

[2] Bahwa kepala pasukan itu telah melindungi Paulus kare-

na ia yaitu  warga negara Roma.   saat  mereka hendak 

membunuhnya, aku datang dengan pasukan, sejumlah 

tentara yang besar, dan melepaskannya.” Tindakan se-

macam itu yang dilakukan bagi seorang warga negara 

Roma akan mengharumkan namanya di hadapan wali 

negeri ini . 

[3] Bahwa kepala pasukan itu tidak bisa memahami per-

kara Paulus, begitu pula apa yang membuat orang Ya-

hudi begitu membencinya dan hendak mencelakainya. 

Kepala pasukan itu memilih cara yang benar untuk 

mencari tahu: Ia menghadapkannya ke Mahkamah Agama 

mereka (ay. 28), agar diperiksa di sana. Ia berharap da-

pat mengetahui sesuatu yang menjadi sebab dari semua 

keributan ini, baik melalui tuntutan mereka atau me-

lalui pengakuan Paulus sendiri. Namun ia mendapati 

bahwa ternyata Paulus didakwa sebab  soal-soal hukum 

Taurat mereka (ay. 29), mengenai pengharapan akan ke-

bangkitan orang mati (ay. 6). Kepala pasukan ini yaitu  

seorang yang bijak dan terhormat, serta memiliki prin-


 1008

sip yang baik tentang keadilan dan kemanusiaan. Wa-

lau begitu, lihat betapa dengan sepelenya ia berbicara 

tentang dunia lain dan hal-hal yang luar biasa menge-

nai dunia ini  seolah-olah itu yaitu  suatu yang 

meragukan, padahal itu yaitu  sesuatu yang pasti dan 

tidak perlu diragukan lagi, yang sama-sama disetujui 

Paulus maupun anggota Mahkamah Agama, kecuali 

orang Saduki. Seolah-olah itu hanyalah soal-soal hukum 

Taurat mereka, padahal itu merupakan persoalan yang 

paling penting bagi seluruh umat manusia! Atau, mung-

kin ia lebih merujuk pada soal-soal mengenai tata iba-

dah mereka dibandingkan  tentang ajaran mereka, dan per-

selisihan yang dilihatnya antara orang Yahudi dengan 

Paulus yaitu  tentang merendahkan nilai dan kewajib-

an hukum dari tata ibadah mereka, yang dipandangnya 

sebagai sesuatu yang tidak perlu dibicarakan. Bangsa 

Romawi memperbolehkan bangsa-bangsa jajahannya 

untuk menjalankan ibadah agamanya sendiri, dan tidak 

pernah memaksakan agama mereka kepada bangsa-

bangsa jajahan mereka itu. Namun untuk menjaga ke-

tertiban umum, mereka tidak mau membiarkan bangsa-

bangsa itu menyiksa sesamanya di balik topeng agama.   

[4] Bahwa sejauh ini kepala pasukan itu mengerti bahwa 

tidak ada tuduhan, atas mana ia patut dihukum mati 

atau dipenjarakan, apalagi yang bisa dibuktikan mela-

wan dia. sebab  kejahatan mereka, orang Yahudi telah 

membuat diri mereka dibenci oleh dunia, telah mence-

mari kehormatan mereka dan mengotori mahkota mereka 

sendiri, mempermalukan jemaat mereka, hukum mereka, 

dan tempat kudus mereka. Namun, mereka sendiri ber-

seru-seru menentang Paulus, sebab  telah merendahkan 

kehormatan mereka. Apakah ini suatu kejahatan yang 

layak mendapat hukuman mati atau penjara? 

(3) Bagaimana ia menyerahkan kasus Paulus kepada Feliks 

(ay. 30),   saat  kepadaku telah diberitahukan, bahwa ada 

komplotan merencanakan membunuh dia, tanpa adanya 

proses peradilan terhadapnya, maka aku segera menyuruh 

membawa dia kepadamu, yang merupakan orang yang 

paling tepat untuk mengurus masalah ini, dan mengambil 

Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35 

 

 1009 

keputusan tentang hal ini, serta membiarkan para pendakwa 

Paulus mengejarnya jika mau, dan mengajukan perkara itu 

kepadamu. Sebagai seorang prajurit, aku tidak akan ber-

lagak menjadi seorang hakim. Salam.” 

4. Dengan begitu, Paulus dibawa ke Kaisarea. Para prajurit mem-

bawa dia keluar dari Yerusalem dengan selamat pada malam 

hari, dan meninggalkan orang-orang yang bersekongkol itu un-

tuk berpikir apakah mereka harus makan dan minum atau ti-

dak sebelum membunuh Paulus. Jika mereka tidak mau ber-

tobat dari kejahatan akan sumpah mereka terhadap Paulus, 

sekarang terserah mereka untuk bertobat dari ketergesa-gesa-

an sumpah mereka sebab  itu akan berakibat buruk bagi diri 

mereka sendiri. Jika di antara mereka ada yang mati kelaparan 

gara-gara sumpah mereka dan tertekan sebab  kecewa, maka 

biarlah mereka menanggunggnya sendiri. Paulus dibawa ke 

Antipatris, yang berjarak sekitar dua puluh tujuh kilometer 

dari Yerusalem, dan kira-kira berada di tengah-tengah perja-

lanan menuju Kaisarea (ay. 31). Dari sana, dua ratus orang 

prajurit dan dua ratus orang bersenjata lembing pulang kembali 

ke Yerusalem, dan kembali ke markas. sebab  Paulus sudah 

terlepas dari bahaya, maka tidak diperlukan lagi penjagaan 

yang kuat.namun  orang-orang berkuda dapat mengantarkan-

nya ke Kaisarea, dan dapat melakukannya lebih cepat. Mereka 

melakukan hal ini tidak hanya demi menghemat tenaga me-

reka sendiri,namun  juga untuk mengamankan perintah tuan 

mereka. Ini merupakan teladan bagi para hamba, supaya tidak 

hanya menaati perintah tuan mereka,namun  juga bertindak 

dengan bijaksana, supaya mendatangkan keuntungan paling 

besar bagi tuan mereka. 

5. Paulus diserahkan ke tangan Feliks, sebagai tawanannya (ay. 

33). Para prajurit menyampaikan surat itu serta menyerahkan 

Paulus kepada Feliks, dan dengan begitu selesailah tugas me-

reka. Ke mana pun Paulus pergi, ia belum pernah bertemu 

atau bergaul dengan orang-orang penting, selain dengan para 

murid, namun Tuhan  mengatur penderitaannya sedemikian rupa, 

sehingga melalui penderitaannya itu Paulus mendapat kesem-

patan untuk bersaksi tentang Kristus di hadapan orang-orang 

penting. Begitulah yang Kristus telah nubuatkan tentang mu-

rid-murid-Nya, bahwa mereka akan dihadapkan ke muka 


 1010

penguasa-penguasa dan raja-raja sebab  Aku, sebagai kesaksi-

an bagi mereka (Mrk. 13:9). Wali negeri itu menanyakan dari 

propinsi manakah asalnya Paulus, dan diberitahu bahwa ia 

dari Kilikia (ay. 34). Selain itu, 

(1) Ia berjanji untuk mempercepat persidangan (ay. 35).  Aku 

akan memeriksa perkaramu, bila para pendakwamu juga 

telah tiba di sini, dan aku akan mendengar perkara ini dari 

kedua belah pihak, sebagai seorang hakim.” 

(2) Ia memerintahkan supaya Paulus ditahan sebagai tawanan 

di istana Herodes, di salah suatu ruangan di dalam istana 

itu yang dinamai menurut nama Herodes Agung, yang men-

dirikannya. Di sana Paulus mendapat kesempatan untuk 

memperkenalkan diri kepada orang-orang besar yang ber-

ada di ruangan wali negeri itu, dan tidak diragukan lagi, ia 

memanfaatkan kesempatan untuk berkenalan itu untuk 

tujuan-tujuan terbaik. 

PASAL  24  

alam pasal sebelumnya kita meninggalkan Paulus sebagai ta-

hanan di Kaisarea, di ruang pengadilan Herodes. Dia berharap 

agar perkaranya cepat-cepat selesai. Sebab pada saat pertama dia di-

tahan, perkaranya berlangsung sangat cepat,namun  setelah itu sangat 

lamban. Dalam pasal ini, kita mendapati Paulus disidang di hadapan 

Feliks, wali negeri Kaisarea. Inilah, 

I.  Tampilnya para pendakwa melawan dia, dan dihadapkannya 

si tahanan ke hadapan sidang (ay. 1-2).  

II.  Dibukanya dakwaan melawan Paulus oleh Tertulus, seorang 

pengacara yang membela para pendakwa, dan diperberatnya 

dakwaan itu, dengan pujian yang muluk-muluk kepada sang 

hakim, dan kebencian terhadap si tahanan (ay. 2-8). 

III. Disokongnya dakwaan itu oleh kesaksian para saksi, atau 

lebih tepatnya oleh para pendakwa itu sendiri (ay. 9). 

IV. Pembelaan si tahanan, yang di dalamnya, dengan segala hor-

mat kepada sang wali negeri (ay. 10), ia menyangkal dakwaan 

itu, dan menantang mereka untuk membuktikannya (ay. 11-

13). Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, dan meng-

akui imannya secara terang-terangan, yang dia nyatakan 

sebagai alasan mengapa mereka membenci dia (ay. 14-16). 

Lalu ia memberi  penjelasan yang lebih rinci tentang apa 

yang sudah terjadi sejak pertama kali mereka menangkap 

dia, dengan menantang mereka untuk menyebutkan keja-

hatan apa saja yang mereka dapati di dalam dia. (ay. 17-21) 

V. Ditangguhkannya perkara itu, dan tetap dipenjaranya si 

tahanan (ay. 22-23).  

VI. Percakapan pribadi antara si tahanan dan sang hakim, yang 

melaluinya si tahanan berharap untuk berbuat baik kepada 


 1012

sang hakim, dan sang hakim menyangka akan mendapat 

uang dari si tahanan,namun  keduanya sia-sia (ay. 24-26).  

VII. Diperpanjangnya masa tahanan Paulus selama dua tahun, 

sampai datang wali negeri lain menggantikan Feliks (ay. 27). 

Selama itu, Paulus tampak sangat diabaikan, padahal sebe-

lumnya sangat banyak keributan yang dibuat orang terha-

dap dia. 

Pidato Tertulus  

(24:1-9) 

1 Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan 

beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka 

menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Pau-

lus. 2 Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, kata-

nya:  Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kese-

jahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah ter-

laksana untuk bangsa kami. 3 Semuanya itu selalu  dan di mana-mana 

kami sambut dengan sangat berterima kasih. 4 namun   supaya jangan 

terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mende-

ngarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu. 5 Telah 

nyata kepada kami, bahwa orang ini yaitu  penyakit sampar, seorang yang 

menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia 

yang beradab, dan bahwa ia yaitu  seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. 6 

Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Tuhan . Oleh sebab  itu kami 

menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. 7 

Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan 

kekerasan dari tangan kami, 8 lalu menyuruh para pendakwa datang meng-

hadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau menge-

tahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya.” 9 Dan juga orang-

orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara 

itu sungguh demikian. 

Tepat bila kita menduga bahwa kepala pasukan Lisias, setelah mengi-

rimkan Paulus ke Kaisarea, memberi tahu imam-imam kepala, dan 

orang lain yang sudah tampil melawan Paulus, bahwa jika mereka 

ingin menuduhkan sesuatu kepada Paulus, mereka harus mengikuti 

dia ke Kaisarea. Di sana mereka akan mendapati Paulus, dan mung-

kin mendapati hakim yang siap mendengar mereka. Mungkin juga 

kepala pasukan berpikir bahwa mereka tidak akan mau repot-repot 

melakukan apa yang diusulkannya itu.namun  kalau orang sudah 

benci, apa yang tidak akan dilakukannya?   

I. Di sini kita mendapati kelanjutan dari perkara yang diajukan me-

lawan Paulus, dan perkara itu dilanjutkan dengan sengit.

Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9 

 

 1013 

1. Terlihat bahwa mereka tidak mau membuang-buang waktu se-

dikit pun, sebab mereka siap mengikuti persidangan lima hari 

kemudian. Semua urusan lain dikesampingkan dengan segera, 

untuk mendakwa Paulus. Betapa gigihnya orang-orang jahat 

dalam melakukan kejahatan! Sebagian orang menghitung lima 

hari ini dari saat Paulus pertama kali ditangkap. Kemungkinan 

besar itu benar, sebab di sini ia berkata (ay. 11) bahwa tidak 

lebih dari dua belas hari yang lalu ia datang ke Yerusalem, se-

mentara ia sudah menghabiskan tujuh hari untuk pentahiran di 

Bait Tuhan , sehingga kelima hari ini harus dihitung mulai dari 

hari terakhir pentahirannya itu.  

2. Orang-orang yang dulu duduk sebagai hakimnya, sekarang 

tampil sebagai pendakwanya. Ananias sendiri, sang imam be-

sar, yang sebelumnya duduk menghakimi dia, sekarang berdiri 

untuk menentang dia. Orang akan bertanya-tanya,  

(1) Bagaimana bisa Ananias merendahkan dirinya sendiri seperti 

itu, dan melupakan martabat jabatannya. Bagaimana mung-

kin imam besar berubah menjadi saksi perkara, dan mening-

galkan segala urusannya di Bait Tuhan  di Yerusalem, untuk 

dipanggil sebagai pendakwa di pengadilan Herodes? Wajar 

saja jika Tuhan  membuat para imam hina dan rendah, sebab 

mereka membuat diri mereka sendiri demikian (Mal. 2:9).  

(2) Bagaimana bisa ia mengungkapkan siapa dirinya yang se-

benarnya dan menyatakan permusuhannya terhadap Pau-

lus! jika  para pembesar membenci seseorang, mereka 

biasanya mempekerjakan orang lain untuk melawan orang 

itu, dan berusaha untuk tidak terlihat di muka umum bahwa 

mereka membencinya, sebab  bisa-bisa orang banyak ber-

balik membenci mereka.namun  Ananias tidak malu meng-

akui dirinya sebagai musuh bebuyutan Paulus. Para pena-

tua menyertai dia, untuk menandakan persetujuan mereka 

terhadapnya, dan untuk menghidupkan dakwaan melawan 

Paulus. Sebab mereka tidak dapat menemukan satu pun 

pengacara atau penghasut yang mau menindaklanjuti per-

kara Paulus dengan banyak kekerasan sebanyak yang me-

reka inginkan. Susah payah orang-orang jahat dalam mela-

kukan kejahatan, rancangan-rancangan yang mereka su-

sun, kerelaan mereka untuk dipandang rendah, dan kete-

kunan mereka yang tanpa mengenal lelah, haruslah mem-


 1014

permalukan kita akan sikap dingin dan ketertinggalan kita, 

dan ketidakacuhan kita terhadap apa yang baik.  

II. Di sini kita mendapati perkara yang diajukan melawan Paulus. 

Para pendakwa datang bersama-sama dengan seorang pengacara 

bernama Tertulus, seorang Romawi, yang ahli dalam hukum dan 

bahasa Romawi, dan sebab  itu paling tepat menangani perkara 

di hadapan wali negeri Romawi, dan kemungkinan besar bisa 

mengambil hatinya. Imam besar dan para penatua, meskipun hati 

mereka cukup penuh dengan kebencian, namun menganggap li-

dah mereka tidak cukup tajam. sebab  itu, mereka menyewa Ter-

tulus, yang mungkin terkenal pandai bersilat lidah, untuk men-

jadi pengacara mereka. Dan, tidak diragukan lagi, mereka mem-

bayar dia mahal, mungkin dari uang perbendaharaan Bait Tuhan , 

yang ada dalam kekuasaan mereka, sebab  perkara itu menyang-

kut jemaat dan oleh sebab  itu tidak boleh segan-segan dipakai. 

Paulus disidang di hadapan Feliks, sang wali negeri: ia dipanggil 

menghadap (ay. 2). Pekerjaan Tertulus yaitu , atas nama para 

pendakwa, membuka dakwaan melawan Paulus, dan Tertulus 

yaitu  orang yang mau mengatakan apa saja demi uang. Yang 

berlidah tamak pasti akan melakukannya. Betapapun tidak adil-

nya suatu perkara, pasti ada saja pengacara yang mau membela-

nya. Namun, kita berharap supaya banyak pengacara bertindak 

demikian adil sehingga tidak dengan sengaja mendukung perkara 

yang tidak adil.namun  Tertulus bukanlah pengacara seperti itu. Pi-

datonya (atau paling tidak ringkasannya, sebab, dari pidato Tully, 

tampak bahwa para pengacara Romawi, pada kesempatan-kesem-

patan seperti itu, biasa membuat pidato yang panjang-panjang) di-

sampaikan di sini. Di dalamnya ada sanjungan dan kebohong-

an. Yang buruk dikatakan baik, yang baik dikatakan buruk. 

1. Salah seorang yang terburuk di sini dipuji sebagai salah se-

orang yang terbaik, hanya sebab  ia seorang hakim. Feliks di-

gambarkan oleh ahli-ahli sejarah dari bangsanya sendiri, dan 

juga oleh Yosefus ahli sejarah bangsa Yahudi, sebagai orang 

yang sangat jahat. Untuk menyokong kepentingannya di istana, 

ia tidak segan-segan berbuat segala macam kejahatan yang bisa 

diperbuatnya. Ia seorang penindas besar, sangat kejam dan 

tamak. Ia memelihara dan melindungi para pembunuh (Yosefus. 

Antiq. 20. 162-165.) Walaupun begitu, Tertulus di sini, atas 

Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9 

 

 1015 

nama imam besar dan para penatua, dan mungkin dengan 

petunjuk-petunjuk khusus dari mereka dan menurut pedom-

an-pedoman kerjanya sendiri, memuji dia, menyanjung-nyan-

jungnya setinggi langit, seolah-olah ia hakim yang begitu baik 

yang belum pernah ada. Dan lebih parah lagi, sanjungan ini 

datang dari imam besar dan para penatua, padahal Feliks 

baru saja menunjukkan permusuhannya terhadap golongan 

mereka. Sebab Yonatan sang imam besar, atau salah seorang 

imam kepala, setelah menyinggung Feliks dengan sindiran 

yang terlalu pedas melawan pemerintahannya yang lalim, di-

bunuh oleh beberapa penjahat yang disewanya. Dan setelah 

itu, ia melakukan hal serupa terhadap orang-orang lain, juga 

dengan menyewa orang suruhan: Cujus facinoris quia nemo 

ultor extitit, invitati hac licentia sicarii multos confodiebant, alios 

propter privatas inimicitias, alios conducti pecunia, etiam in ipso 

templo – sebab  tak seorang pun bersedia menghukum kefasik-

an yang begitu besar, maka para pembunuh, geram melihat 

pengabaian ini, mulai menikam beberapa orang. Sebagian orang 

menikam sebab  kebencian pribadi, dan sebagian yang lain 

sebab  disewa, dan itu terjadi bahkan di dalam Bait Tuhan . Na-

mun, untuk melibatkan Feliks agar memuaskan kebencian 

orang-orang Yahudi terhadap Paulus, dan agar membalas ke-

baikan mereka yang sudah mengabaikan kefasikannya yang 

besar ini, mereka meninggi-ninggikan dia sebagai berkat terbe-

sar bagi jemaat dan bangsa mereka, yang pernah diberikan di 

antara mereka.    

(1) Mereka sangat siap mengakui sanjungan ini (ay. 2):  Oleh 

usahamu kami, dari jemaat Yahudi, menikmati kesejahteraan, 

dan kami memandangmu sebagai pemelihara dan pelin-

dung kami, dan banyak sekali perbuatan baik yang telah 

terlaksana, dari waktu ke waktu, untuk bangsa Yahudi oleh 

kebijaksanaanmu – oleh hikmat, perhatian, dan kewaspa-

daanmu.” Memang pantas untuk menghargai dia, sebab  ia 

memang sangat berperan dalam menekan pemberontakan 

orang Mesir yang pernah dibicarakan oleh si kepala pa-

sukan (21:38).namun  adilkah bila pujian itu meluputkan-

nya dari celaan atas kelaliman dan penindasan yang dila-

kukannya setelah itu? Lihatlah di sini,  


 1016

[1] Betapa tidak bahagianya hidup para pembesar, dan 

sungguh besar ketidakbahagiaan mereka itu, sebab pe-

layanan yang mereka berikan terlampau dibesar-besar-

kan, dan mereka tidak pernah diberi tahu dengan benar 

apa kesalahan-kesalahan mereka. Dan sebab  itu, hati 

mereka mengeras dan terdorong dalam berbuat kejahatan.  

[2] Cara yang dipakai orang jahat, dengan menyanjung-

nyanjung para pembesar dalam kesalahan yang mereka 

perbuat untuk mendorong mereka agar berbuat lebih ja-

hat. Suatu waktu tertentu ada juga para petinggi gereja, 

sebab  merasa diri diperkuat oleh kuasa gerejawi yang 

terlalu berlebihan diberikan kepada mereka, lalu diban-

tu dalam menganiaya hamba-hamba Kristus. Mereka me-

nyanjung-nyanjung dan memuji para perebut kekuasaan 

dan penguasa lalim, dan dengan demikian menjadikan 

diri sebagai alat bagi kebencian mereka, seperti yang di-

rancang imam besar di sini, dengan pujian-pujiannya 

terhadap Feliks.       

(2) Mereka berjanji untuk selalu  berterima kasih atas per-

buatannya itu (ay. 3):  Semuanya itu selalu  dan di 

mana-mana kami sambut. Di mana-mana dan di sepanjang 

waktu kami mengingatnya, kami mengaguminya, Feliks 

yang mulia, dengan sangat berterima kasih. Kami akan 

siap, dalam kesempatan apa saja, untuk bersaksi bagimu, 

bahwa engkau yaitu  penguasa yang bijak dan baik, dan 

sangat berguna bagi negeri ini.” Jika memang benar bahwa 

ia yaitu  penguasa seperti itu, maka wajar bila mereka me-

nyambut pekerjaan-pekerjaannya yang baik dengan penuh 

syukur seperti ini. Kepuasan-kepuasan yang kita dapatkan 

dari pekerjaan pemerintah, terutama dari pelayanan para 

penguasa yang baik dan bijak, haruslah kita syukuri, baik 

kepada Tuhan  maupun manusia. Ini merupakan bagian dari 

kehormatan yang harus diberikan kepada para hakim, 

yaitu mengakui pekerjaan mereka dalam membuat kita me-

nikmati ketenteraman di bawah perlindungan mereka, dan 

perbuatan-perbuatan baik yang terlaksana melalui kebijak-

sanaan mereka. 

(3) Oleh sebab itu, mereka mengharapkan perkenanannya da-

lam perkara ini (ay. 4). Mereka berpura-pura sangat enggan 

Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9 

 

 1017 

mengganggu waktunya: namun   supaya jangan terlalu 

banyak menghabiskan waktumu.namun  juga mereka sangat 

yakin bahwa ia akan bersabar: aku minta, supaya engkau 

mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu 

yang terkenal itu. Semua pernyataan ini hanyalah ad 

captandam benefolentiam – untuk membuat dia berpihak 

pada perkara mereka. Dan mereka sungguh sadar bahwa 

akan segera terlihat bahwa perkara itu lebih banyak me-

ngandung kebencian dibandingkan  inti perkara yang sebenar-

nya, sehingga mereka menganggap penting untuk secara 

licin membuat diri mereka mendapat perkenanannya. Se-

tiap orang tahu bahwa imam besar dan para penatua ada-

lah musuh-musuh pemerintahan Romawi, dan tidak te-

nang hidup di bawah segala tanda kuk perbudakan itu. 

Oleh sebab itu, mereka membenci Feliks di dalam hati. Na-

mun, untuk memenuhi maksud-maksud mereka melawan 

Paulus, mereka, melalui pengacara mereka, menunjukkan 

kepada Feliks segala penghormatan ini, seperti yang mereka 

tunjukkan kepada Pilatus dan Kaisar  saat  mereka meng-

hukum Juruselamat kita. Para penguasa tidak selalu bisa 

menghakimi apa sebenarnya perasaan rakyat melalui puji-

an-pujian yang mereka berikan. Menyanjung dan berlaku 

setia itu dua hal yang berbeda.   

2. Salah seorang yang terbaik di sini dituduh sebagai salah se-

orang penjahat yang terburuk, hanya sebab  ia seorang tahanan. 

Setelah hujan sanjungan, yang di dalamnya kita tidak bisa 

melihat inti masalah oleh sebab  muluknya kata-kata, ia me-

nyampaikan maksud dan keperluannya, yaitu memberitahu-

kan kepada yang mulia tentang si tahanan yang sedang disi-

dang. Perkataan Tertulus di sini memuakkan sebab  cemoohnya, 

sama seperti perkataannya sebelumnya memuakkan sebab  

sanjungannya. Kasihan orang ini. Saya percaya bahwa ia tidak 

membenci Paulus, tidak pula ia percaya pada apa yang dikata-

kannya dalam memfitnah dia, sama seperti dalam menjilat 

Feliks. namun  , sama seperti saya hanya bisa kasihan me-

lihat orang yang cerdas dan pandai mau menjual lidah seperti 

itu (seperti yang dikatakan orang), begitu pula saya hanya bisa 

marah terhadap orang-orang bermartabat yang hatinya begitu 

penuh kebencian sehingga memasukkan kata-kata ini ke da-


 1018

lam mulutnya. Dua hal yang di sini dikeluhkan Tertulus ke-

pada Feliks, atas nama imam besar dan para penatua:    

(1) Bahwa kedamaian bangsa mereka terusik oleh Paulus. Me-

reka tidak akan bisa menjadikan murid-murid Kristus se-

bagai umpan seandainya mereka tidak terlebih dahulu me-

ngenakan pakaian binatang buas kepada mereka. Tidak 

pula mereka akan memperlakukan murid-murid Kristus 

secara teramat keji seperti itu seandainya mereka tidak ter-

lebih dahulu menggambarkan murid-murid sebagai orang 

yang paling keji, meskipun gambaran mereka tentang 

murid-murid Kristus itu betul-betul keliru dan tidak ber-

dasar sama sekali. Ketidakbersalahan, sama seperti sikap 

terpuji dan perbuatan yang berguna, tidak bisa memagari 

kita dari fitnah, bahkan dari kesan-kesan yang ditanamkan 

fitnah itu ke dalam pikiran para hakim maupun orang ba-

nyak, yang akan menyulut amarah dan iri hati mereka. 

Sebab, sekalipun yang dikatakan sedemikian tidak adil, na-

mun jika  itu diperkuat, seperti yang terjadi di sini, de-

ngan khidmat dan kekudusan palsu, dan dengan keyakin-

an serta keributan, maka pasti akan ada yang melekat. 

Pada masa lalu, tuduhan terhadap nabi-nabi Tuhan  yaitu  

bahwa mereka mengacaukan negeri, dan melawan Yeru-

salem kepunyaan Tuhan . Bahwa mereka menyebutnya seba-

gai kota pemberontak, merugikan para raja dan negeri-ne-

geri (Ezr. 4:15, 19). Demikian pula tuduhan melawan Yesus 

Tuhan kita, bahwa Ia menyesatkan bangsa, dan melarang 

memberi  upeti kepada Kaisar. Sekarang tuduhan yang 

sama juga dilancarkan terhadap Paulus di sini. Dan, meski-

pun betul-betul salah, tuduhan itu ditegaskan dengan begi-

tu penuh keyakinan. Mereka tidak berkata,  Kami mencuri-

gai dia sebagai orang yang berbahaya, dan sebab  kecuri-

gaan itu membawa dia kemari.” Sebaliknya, seolah-olah 

perkara itu tidak disangsikan lagi, telah nyata kepada kami 

bahwa orang ini demikian. Sudah sering kali dan sudah 

lama kami mendapatinya demikian, seolah-olah ia sudah 

terbukti sebagai pengkhianat dan pemberontak. Namun, 

bagaimanapun juga, tidak ada kebenaran sedikit pun da-

lam perkataan mereka ini. Sebaliknya, jika perilaku Paulus 

Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9 

 

 1019 

yang benar diselidiki, maka akan segera ditemukan keba-

likan dari apa yang mereka katakan ini.  

[1] Paulus yaitu  orang yang berguna, dan membawa ber-

kat besar bagi bangsanya, orang yang patut diteladani 

dalam kejujuran dan kebaikannya, berkat bagi semua, 

dan tidak berniat membuat marah siapa saja. Namun, 

di sini ia disebut penyakit sampar (ay. 5):  Telah nyata 

kepada kami, bahwa dia yaitu  loimon – pestem – tulah 

bangsa, penyakit sampar berjalan, yang artinya ia ada-

lah orang yang suka menimbulkan kegemparan, penuh 

kebencian, condong berbuat jahat, dan akan membuat 

kekacauan di mana saja dia datang.” Mereka ingin agar 

orang berpikir bahwa ia sudah berbuat kejahatan yang 

lebih besar pada masanya dibandingkan  yang bisa ditimbul-

kan oleh sebuah tulah. Bahwa kejahatan yang dilaku-

kannya itu menyebar dan menular, dan bahwa ia mem-

buat orang lain jahat seperti dirinya. Bahwa perbuatan-

nya itu akan mematikan sama seperti tulah, membunuh 

dan menghancurkan, dan memorak-porandakan semua-

nya. Bahwa perbuatannya harus sangat ditakuti dan di-

waspadai seperti tulah. Banyak khotbah baik yang su-

dah disampaikannya, dan banyak perbuatan baik yang 

sudah dilakukannya. Namun, untuk semuanya ini ia di-

sebut penyakit sampar. 

[2] Paulus yaitu  seorang pembawa damai, pekabar Injil, 

Injil yang berkuasa langsung melenyapkan segala perse-

teruan, dan menetapkan damai yang sejati dan kekal. Ia 

sendiri hidup dengan damai dan tenang, dan mengajar 

orang lain untuk berbuat demikian juga. Namun, di sini 

ia digambarkan sebagai seorang yang menimbulkan ke-

kacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia 

yang beradab. Orang-orang Yahudi tidak suka dengan 

pemerintahan Romawi. Yang paling tidak suka dari an-

tara mereka yaitu  yang paling fanatik. Hal ini diketa-

hui Feliks, dan oleh sebab itu ia mewaspadai mereka. 

Nah, mereka akan senang untuk membuat dia percaya 

bahwa Paulus inilah orang yang membuat mereka di-

perlakukan seperti itu, padahal sebenarnya mereka sen-

dirilah yang menebarkan benih perpecahan dan pembe-


 1020

rontakan di antara mereka, dan mereka tahu itu. Dan 

alasan mereka membenci Kristus dan agama-Nya ada-

lah sebab  Ia tidak berbuat sesuatu untuk memimpin 

perlawanan terhadap bangsa Romawi. Di mana-mana 

orang-orang Yahudi siap melawan Paulus, dan mengge-

rakkan orang banyak untuk berteriak menentangnya. 

Mereka membawa-bawa pemberontakan di mana saja ia 

berada, lalu secara tidak adil mempersalahkan dia se-

olah-olah dialah yang menimbulkannya. Seperti Nero, 

yang tidak lama setelah membakar kota Roma, berkata 

bahwa orang-orang Kristenlah yang melakukannya. 

[3] Paulus yaitu  seorang yang penuh kasih terhadap se-

mua orang, tidak mau menjadi istimewa,namun  menja-

dikan dirinya sebagai hamba bagi semua demi kebaikan 

mereka. Namun, di sini dia dituduh sebagai seorang to-

koh dari sekte orang Nasrani, seorang pengusung sekte 

itu, demikianlah arti dari kata itu.  saat  Siprianus di-

hukum mati sebab  menjadi orang Kristen, tuduhan ini 

termasuk dalam hukumannya, bahwa ia auctor iniqui 

nominis et signifer – pengusung dan pemimpin sebuah 

perkara kejahatan. Nah, benar bahwa Paulus yaitu  se-

orang pemimpin yang giat memberitakan Kekristenan. 

namun  , pertama, betul-betul keliru kalau Kekris-

tenan disebut sekte. Ia tidak menarik orang untuk 

mengikuti suatu golongan atau pendapat pribadi, tidak 

pula ia menjadikan pendapat-pendapatnya sendiri seba-

gai pedoman hidup mereka. Kekristenan yang benar 

menegakkan apa yang merupakan kepedulian bersama 

seluruh umat manusia, memberitakan kehendak baik 

kepada manusia, dan menunjukkan kepada kita Tuhan  

di dalam Kristus yang mendamaikan dunia dengan diri-

Nya. Oleh sebab  itu, Kekristenan tidak bisa dianggap 

berasal dari pendapat-pendapat sempit dan kepentingan-

kepentingan pribadi sebagaimana demikian halnya de-

ngan asal-usul sekte. Kekristenan yang sejati berkuasa 

langsung mempersatukan anak-anak manusia, dan me-

nyatu-padukan mereka bersama-sama. Dan, bila ia men-

dapat tempat dalam pikiran manusia, kuasa dan penga-

ruhnya akan membuat mereka lemah lembut dan 

Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9 

 

 1021 

tenang, cinta damai dan mengasihi, tidak merepotkan, 

menerima, dan membantu satu sama lain. Oleh sebab 

itu, Kekristenan sama sekali bukan sekte. Sekte biasa 

dianggap mengarah pada perpecahan dan menebarkan 

perselisihan. Kekristenan yang sejati tidak mencari ke-

untungan atau manfaat duniawi, dan oleh sebab itu 

sama sekali tidak bisa disebut sekte. Orang-orang yang 

memajukan sekte didorong oleh kepentingan duniawi, 

mereka ingin meraih kekayaan dan kehormatan.namun  

orang-orang yang mengakui Kekristenan sama sekali 

tidak berpikiran begitu. Justru sebaliknya, dengan ber-

iman Kristen mereka terancam akan kehilangan segala 

sesuatu yang mereka sayangi di dunia ini. Kedua, de-

ngan rasa benci Kekristenan disebut sekte orang Nasrani, 

yang menggambarkan Kristus sebagai orang dari Naza-

ret, di mana tidak ada satu kebaikan yang bisa diharap-

kan. sedang  sebenarnya Ia dari Betlehem, di mana 

Mesias akan dTuhan rkan. Namun, Ia memang senang me-

nyebut diri-Nya Yesus, orang Nazaret (22:8). Dan Kitab 

Suci memberi  kehormatan kepada nama itu (Mat. 

2:23). Oleh sebab itu, meskipun dimaksudkan sebagai 

cela, orang-orang Kristen tidak melihat alasan untuk 

malu berbagi dengan Tuannya dalam hal ini . Ke-

tiga, tidak benar bahwa Paulus yaitu  pencipta dan 

pengusung sekte ini. Sebab ia tidak menarik orang ke-

pada dirinya sendiri, melainkan kepada Kristus. Ia tidak 

memberitakan dirinya sendiri, melainkan Kristus Yesus. 

[4] Paulus menghormati Bait Tuhan , sebab itu yaitu  tempat 

yang telah dipilih Tuhan  untuk menempatkan nama-Nya, 

dan ia sendiri baru saja beribadah di sana dengan khu-

syuk belum lama ini. Namun, di sini dia dituduh ber-

usaha melanggar kekudusan Bait Tuhan , dengan sengaja 

menghinanya, dan melanggar hukum-hukumnya (ay. 6). 

Tuduhan itu tidak terbukti, sebab apa yang mereka 

ajukan sebagai kenyataan betul-betul dusta, dan mere-

ka tahu itu (21:29). 

(2) Bahwa jalan keadilan untuk melawan Paulus terhalang 

oleh si kepala pasukan. 


 1022

[1] Mereka berseru bahwa mereka sudah menangkapnya, 

dan akan menghukum dia menurut hukum mereka. Teta-

pi ini tidak benar. Mereka tidak berusaha menghukum 

dia menurut hukum mereka. Sebaliknya, bertentangan 

dengan semua hukum dan keadilan, mereka berusaha 

memukulnya sampai mati atau menghajarnya habis-

habisan, tanpa mau mendengar apa yang ingin dikata-

kannya untuk membela diri. Mereka berusaha, dengan 

berpura-pura membawa dia ke pengadilan mereka, me-

lemparkan dia ke tangan para bajingan yang sedang 

menunggu untuk menghabisinya. Apakah ini yang dina-

makan menghukum menurut hukum mereka? Mudah 

bagi orang, setelah tahu apa yang seharusnya mereka 

lakukan, untuk berkata, bahwa mereka akan melaku-

kan ini dan itu, padahal yang mereka maksudkan sama 

sekali bukan itu.  

[2] Mereka mencela kepala pasukan sebab  dianggap telah 

merugikan mereka dengan menyelamatkan Paulus dari 

tangan mereka, padahal dengan begitu, kepala pasukan 

tidak saja berbuat adil kepadanya, melainkan juga me-

lakukan kebaikan terbesar yang bisa diperbuat terha-

dap mereka, dengan mencegah kesalahan yang akan 

mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri: Kepala 

pasukan Lisias datang mencegahnya, dan dengan keke-

rasan (tetapi sebenarnya kekerasan yang seperlunya 

saja, tidak lebih) merebut dia dari tangan kami (ay. 7). 

Lihatlah bagaimana para penganiaya geram sebab  di-

kecewakan, padahal mereka seharusnya bersyukur un-

tuk itu.  saat  Daud dalam panas amarahnya hendak 

melakukan perbuatan berdarah, ia berterima kasih ke-

pada Abigail sebab  menghentikannya, dan bersyukur 

kepada Tuhan  sebab  mengirimkan dia untuk mencegah-

nya. Begitu cepat dia memperbaiki diri dan bertobat. Te-

tapi orang-orang kejam ini membenarkan diri mereka 

sendiri, dan memusuhi orang yang mencegah mereka 

(seperti yang dikatakan Daud di sana) untuk tidak me-

numpahkan darah dengan tangan mereka sendiri.  

[3] Mereka menyerahkan masalah itu kepada Feliks dan 

penghakimannya, namun tampak merasa tidak nyaman 

Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9 

 

 1023 

sebab  harus melakukannya, sebab kepala pasukan su-

dah membuat mereka terpaksa melakukannya (ay. 8): 

 Dialah yang memaksa kami untuk mengusik yang 

mulia, dan diri kami sendiri juga, dengan masalah ini. 

Sebab, dalam masalah ini,” Pertama,  ia menyuruh para 

pendakwa datang menghadap engkau, supaya engkau 

bisa mendengar tuduhannya, padahal itu bisa saja dise-

lesaikan di pengadilan yang lebih rendah.” Kedua,  ia me-

nyerahkan kepadamu untuk memeriksa Paulus, dan ber-

usaha semampumu untuk mendapat informasi dari dia, 

dan melihat apakah engkau, melalui pengakuannya, tahu 

akan hal-hal yang kami ajukan untuk mendakwanya.”  

III. Persetujuan orang Yahudi mengenai kebenaran dakwaan yang 

dibeberkan oleh Tertulus (ay. 9): Dan juga orang-orang Yahudi 

menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu 

sungguh demikian.  

1. Sebagian orang berpikir bahwa sokongan ini menunjuk pada 

bukti dari tuduhan mereka oleh saksi-saksi yang disumpah, 

yang diperiksa untuk mengetahui duduk perkaranya secara 

rinci, dan menegaskannya. Tidak heran jika, setelah mene-

mukan pengacara yang mau mengatakannya, mereka juga 

menemukan saksi-saksi yang mau bersumpah untuk itu, 

demi uang.  

2.namun , sokongan itu lebih tepatnya menunjuk pada persetu-

juan yang diberikan oleh imam besar dan para penatua ter-

hadap apa yang dikatakan Tertulus. Feliks bertanya kepada 

mereka,  Inikah pemahaman kalian akan masalah ini, dan 

itu sajakah yang ingin kalian sampaikan?” Dan mereka men-

jawab,  Ya, itu saja.” Dengan demikian, mereka membuat diri 

mereka bersalah atas segala kepalsuan yang ada dalam per-

kataan Tertulus. Orang yang tidak memiliki  keahlian dan 

tidak ambil bagian dalam kejahatan-kejahatan yang diperbu-

at orang lain, yang tidak bisa berbicara di depan umum dan 

berdebat melawan agama, mereka ini tetap bisa menjadikan 

diri mereka sendiri bersalah atas kejahatan-kejahatan yang 

diperbuat orang lain, bila mereka menyetujui apa yang diper-

buat orang-orang lain itu dengan berkata bahwa perkara 

yang diperbuat orang lain itu sungguh benar adanya. Mereka 


 1024

mengulangi dan membela apa yang dikatakan, untuk mem-

belokkan Jalan Tuhan yang lurus. Ada banyak orang yang 

tidak cukup pandai untuk memohon kepada Baal,namun  

cukup jahat untuk berpihak kepadanya. 

Pembelaan Paulus yang Ketiga  

(24:10-21) 

10 Lalu wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbi-

cara. Maka berkatalah Paulus:  Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun 

lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. sebab  itu tanpa ragu-ragu 

aku membela perkaraku ini di hadapanmu: 11 Engkau dapat memastikan, 

bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem 

untuk beribadah. 12 Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang berteng-

kar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Tuhan , 

maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota. 13 Dan mereka 

tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka 

kepada diriku. 14namun  aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti ke-

pada Tuhan  nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan 

yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertu-

lis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi. 15 Aku menaruh pengha-

rapan kepada Tuhan , sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan 

semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang 

tidak benar. 16 Sebab itu aku selalu  berusaha untuk hidup dengan hati 

nurani yang murni di hadapan Tuhan  dan manusia. 17 Dan setelah beberapa 

tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberi-

an bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan. 

18 Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia 

mendapati aku di dalam Bait Tuhan , sesudah aku selesai mentahirkan diriku, 

tanpa orang banyak dan tanpa keributan. 19 Merekalah yang sebenarnya ha-

rus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mere-

ka memiliki  sesuatu terhadap aku. 20 Namun biarlah orang-orang yang 

hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati, 

 saat  aku dihadapkan di Mahkamah Agama. 21 Atau mungkinkah sebab  

satu-satunya perkataan yang aku serukan,  saat  aku berdiri di tengah-

tengah mereka, yakni: sebab  hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini 

dihadapkan kepada kamu. 

Di sini kita mendapati Paulus membela diri, menanggapi dakwaan 

Tertulus. Di dalam pembelaannya tampak roh hikmat dan kekudusan 

yang besar, dan penggenapan janji Kristus kepada para pengikut-

Nya, bahwa  saat  mereka dihadapkan kepada para wali negeri dan 

raja, oleh sebab  nama-Nya, maka semuanya itu akan dikaruniakan 

kepada mereka pada saat itu juga  saat  mereka harus berbicara. 

Meskipun Tertulus sudah mengucapkan banyak hal yang memancing 

amarah, Paulus tidak menyela ucapannya,namun  membiarkan dia 

menyelesaikan perkataannya, sesuai tata krama dan tata cara peng-

adilan, bahwa penggugat diperkenankan menyelesaikan keterangannya

Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21 

 

 1025 

sebelum terdakwa memulai pembelaannya. Dan sesudah selesai, ia 

tidak serta-merta berteriak mengutuki kejahatan zaman dan angkatan 

di mana dia hidup (O tempora! O mores! – Oh, betapa bobroknya za-

man ini!).namun  dia menunggu sang hakim memperbolehkan dia 

mengambil giliran untuk berbicara, dan begitulah yang dilakukan-

nya. Wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh 

berbicara (ay. 10). Sekarang ia mendapat izin untuk berbicara, di 

bawah perlindungan wali negeri, dan ini lebih dibandingkan  yang bisa di-

dapatkannya sampai saat itu.  saat  berbicara, ia sama sekali tidak 

mencela Tertulus, yang diketahuinya berbicara demi uang, dan oleh 

sebab itu ia tidak menganggap sepele apa yang dikatakannya. Seba-

liknya, ia mengemukakan pembelaannya melawan orang-orang yang 

mempekerjakan Tertulus. Dan di sini,  

I. Ia berbicara dengan sangat hormat kepada wali negeri, dengan ke-

yakinan bahwa sang wali negeri akan berbuat adil terhadapnya. 

Di sini tidak ada pujian yang muluk-muluk seperti yang diucap-

kan Tertulus untuk menenangkan wali negeri,namun , yang betul-

betul lebih terhormat, ia menyatakan bahwa tanpa ragu-ragu ia 

membela perkaranya, dan itu dilakukan dengan yakin di hadapan-

nya, dengan memandang dia, meskipun bukan sebagai salah se-

orang teman, melainkan sebagai orang yang akan berlaku adil dan 

tidak memihak. Demikianlah ia mengungkapkan pengharapannya 

agar sang hakim berlaku demikian, untuk mendorongnya berlaku 

demikian. Itu juga merupakan salah satu bahasa orang yang sa-

dar akan kelurusan hatinya sendiri, dan yang hatinya tidak men-

cela dia, sekalipun orang lain mencelanya. Ia tidak berdiri gemetar 

di hadapan sidang. Sebaliknya, ia sangat gembira  saat  tahu 

bahwa hakimnya tidak memihak siapa-siapa. Bahkan,  saat  tahu 

siapa yang menjadi hakimnya, tanpa ragu-ragu ia membela perka-

ranya. Dan mengapa demikian? Ia tidak berkata,  sebab  aku 

tahu bahwa engkau yaitu  hakim yang selalu berlaku adil dan 

lurus, yang membenci suap, dan dalam menghakimi takut akan 

Tuhan , dan tidak memikirkan manusia.” Sebab tidaklah adil bagi 

dia untuk berkata demikian tentang sang wali negeri, dan sebab  

itu tidak mau mengatakannya, sekalipun untuk mendapatkan 

perkenanannya.namun , tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku 

ini di hadapanmu, sebab  aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun 


 1026

lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini, dan ini sungguh 

benar. Dan oleh sebab  itu,  

1. Ia bisa tahu sendiri bahwa sebelumnya tidak pernah ada ke-

luhan terhadap Paulus. Keributan-keribuatan seperti yang me-

reka teriakkan itu pada umumnya ditujukan melawan orang-

orang yang biasa melanggar hukum.namun , meskipun sudah 

lama menjadi hakim di sana, tidak pernah Paulus dibawa ke 

hadapannya sampai sekarang. Dan sebab  itu, ia bukanlah 

penjahat yang sedemikian berbahaya seperti yang dikatakan 

orang tentang dia.  

2. Ia mengenal baik bangsa Yahudi, dan perilaku serta jiwa mereka. 

Ia tahu betapa fanatiknya mereka dengan jalan mereka sen-

diri, betapa dengan gigih mereka menentang semua orang 

yang tidak menuruti hukum mereka, betapa pada umumnya 

mereka cepat kesal dan suka melawan. sebab  itu, ia memberi 

tempat pada tuduhan mereka melawan Paulus, dan tidak am-

bil peduli bahwa mungkin saja tuduhan mereka itu sebagian 

sebab  kebencian. Meskipun tidak mengenal Paulus, sang ha-

kim mengenal para pendakwanya, dan melalui itu ia bisa men-

duga orang seperti apa dia. 

II. Ia menolak fakta-fakta yang dituduhkan kepadanya, yang mereka 

pakai untuk menggambarkan orang seperti apa dia. Menimbulkan 

kekacauan dan melanggar kekudusan Bait Tuhan  yaitu  kejahatan 

yang dituduhkan kepadanya, kejahatan yang mereka tahu tidak 

biasa diselidiki oleh wali-wali negeri Romawi, dan sebab  itu me-

reka berharap agar sang wali negeri mau mengembalikan Paulus 

kepada mereka untuk dihakimi menurut hukum mereka. Dan ha-

nya ini saja yang mereka harapkan.namun  Paulus ingin supaya 

meskipun sang hakim tidak akan menyelidiki kejahatan-kejahatan 

itu, ia mau melindungi orang yang secara tidak adil didakwa me-

lakukannya dari orang-orang yang diketahuinya berhati keji dan 

jahat. Nah, Paulus ingin agar wali negeri itu mengerti (dan jika di-

minta, ia siap menyokong penyataannya dengan saksi-saksi), 

1. Bahwa ia datang ke Yerusalem dengan tujuan untuk beribadah 

kepada Tuhan  dalam damai dan kekudusan, dan sama sekali 

tidak berniat untuk menimbulkan kekacauan atau melanggar 

kekudusan Bait Tuhan . Ia datang untuk menjaga persekutuan-

Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21 

 

 1027 

nya dengan orang-orang Yahudi, bukan untuk menghina mere-

ka sedikit pun.  

2.  Bahwa baru dua belas hari sejak ia datang ke Yerusalem, dan 

bahwa ia sudah menjadi tahanan selama enam hari. Ia datang 

sendirian, dan orang tidak bisa berpikir bahwa dalam waktu 

yang begitu singkat ia bisa melakukan kejahatan seperti yang 

mereka tuduhkan kepadanya. Dan, mengenai hal-hal apa yang 

sudah dilakukannya di negeri-negeri lain, orang-orang Yahudi 

itu tidak tahu apa-apa kecuali melalui laporan yang tidak me-

nentu. Laporan itu secara sangat tidak adil menggambarkan 

apa yang telah dikerjakannya.  

3. Bahwa di Yerusalem ia merendahkan diri supaya berlaku te-

nang dan damai, dan tidak membuat kekacauan apa pun. Se-

andainya benar (seperti yang mereka tuduhkan) bahwa ia 

seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang 

Yahudi, tentulah ia akan giat membentuk kelompok di Yerusa-

lem.namun  itu tidak dilakukannya. Ia ada di dalam Bait Tuhan , 

mengikuti ibadah umum di sana. Ia ada di rumah-rumah ibadat 

di mana Kitab Taurat dibacakan dan dibuka. Ia pergi berkeli-

ling kota menemui saudara-saudara dan teman-temannya, 

dan berbincang-bincang dengan bebas di tempat-tempat ra-

mai. Ia seorang yang sangat pintar dan giat, namun mereka ti-

dak bisa menuduh dia melakukan sesuatu yang melawan baik 

iman maupun ketenteraman jemaat Yahudi. 

(1) Ia tidak berjiwa menentang, seperti umumnya para pembuat 

kekacauan. Ia tidak suka bertengkar atau melawan. Mereka 

tidak pernah mendapati dia bertengkar dengan seseorang, 

entah untuk mencari gara-gara dengan orang terpelajar 

atau membingungkan orang yang lemah dan sederhana de-

ngan hal-hal yang rumit. Ia siap, jika diminta, memberi  

alasan dari pengharapan yang ada pada dirinya, dan meng-

ajar orang lain.namun  ia tidak pernah memulai pertengkar-

an dengan siapa saja tentang agamanya, tidak pula ia 

memperdebatkan, memperselisihkan, dan mempersengke-

takan secara tak pantas apa yang seharusnya dibicarakan 

dengan rendah hati dan hormat, dengan kelemahlembutan 

dan kasih.  

(2) Ia tidak berjiwa pengacau.  Mereka tidak pernah mendapati 

aku mengadakan huru-hara, dengan memanas-manasi me-


 1028

reka melawan para pemimpin jemaat ataupun bangsa me-

reka atau menyebarkan kepada mereka ketakutan dan ke-

cemburuan tentang masalah umum, tidak pula memperten-

tangkan satu sama lain atau menabur benih perselisihan di 

antara mereka.” Dia berperilaku seperti layaknya seorang 

Kristen dan hamba Tuhan, dengan kasih dan ketenangan, 

dan tunduk sepantasnya pada pihak yang berwenang seca-

ra sah. Senjata peperangannya bukanlah senjata duniawi, 

tidak pernah pula ia menyebutkan atau memikirkan suatu 

hal seperti mengangkat senjata untuk menyebarkan Injil 

atau membela para pemberitanya. Meskipun bisa saja ia 

membentuk kelompok di antara rakyat jelata yang sama 

kuatnya dengan musuh-musuhnya, ia tidak pernah men-

cobanya.   

4. Bahwa mengenai apa yang mereka tuduhkan kepadanya, yaitu 

menimbulkan kekacauan di negeri-negeri lain, ia betul-betul 

tidak bersalah atas hal itu, dan mereka tidak dapat menuduh-

kan itu kepadanya (ay. 13): Dan mereka tidak dapat membukti-

kan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada 

diriku. Dengan berkata demikian,  

(1) Ia mempertahankan ketidakbersalahannya, sebab  saat  ia 

berkata, mereka tidak dapat membuktikannya, yang di-

maksudkannya yaitu , kenyataannya bukan seperti itu. Ia 

bukanlah musuh ketenteraman masyarakat. Ia tidak ber-

buat apa-apa yang menimbulkan prasangka buruk, malah 

nyata-nyata memberi  banyak pelayanan, dan dengan 

senang hati akan berbuat lebih banyak lagi, bagi bangsa 

Yahudi. Ia sama sekali tidak membenci mereka, malah ter-

amat sayang kepada mereka melebihi apa yang bisa diba-

yangkan, dan sangat ingin melihat mereka sejahtera (Rm. 

9:1-3).  

(2) Ia mengeluhkan musibah yang menimpanya sendiri, bahwa 

ia dituduh melakukan hal-hal yang tidak bisa dibuktikan 

melawan dia. Sudah sering kali menjadi nasib orang yang 

sangat berharga dan sangat baik untuk dilukai seperti itu, 

untuk dituduh melakukan hal-hal yang paling tidak mung-

kin mereka lakukan, yang membayangkannya saja mereka 

sudah benci.namun , walaupun mereka meratapi musibah 

Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21 

 

 1029 

ini, bisa jadi ini membawa sukacita bagi mereka, bahwa 

suara hati mereka turut bersaksi tentang kejujuran mereka.  

(3) Ia menunjukkan kesalahan para pendakwanya, dengan me-

ngatakan bahwa apa yang mereka ketahui tidak bisa mereka 

buktikan, dan dengan demikian berlaku tidak benar terha-

dap namanya, kebebasannya, dan hidupnya. Dan mereka 

juga berlaku tidak benar terhadap hakim, dengan mende-

saknya, dan memanfaatkan apa yang ada pada mereka un-

tuk membengkokkan penghakimannya.  

(4) Ia memohon keadilan kepada hakimnya, dan membangun-

kan dia untuk melihat ke sekelilingnya, supaya ia tidak ter-

makan umpan oleh penghukuman yang dijalankan dengan 

kekerasan itu. Hakim harus menjatuhkan hukuman secun-

dum allegata et probate – bukan hanya sesuai dengan apa 

yang dituduhkan, melainkan juga dengan apa yang terbukti. 

Oleh sebab itu, hakim harus memeriksa, menyelidiki, dan 

menanyakan baik-baik, apakah itu benar dan sudah pasti 

(Ul. 13:14). Kalau tidak begitu, ia tidak bisa memberi  

penghakiman yang benar. 

III. Ia memberi  penjelasan yang wajar dan adil tentang dirinya 

sendiri, yang sekaligus membersihkan dirinya dari tuduhan keja-

hatan itu dan juga menunjukkan apa alasan sebenarnya dari 

kekerasan mereka dalam mendakwa dia. 

1. Ia menggambarkan dirinya sebagai orang yang mereka pan-

dang sesat, dan itulah alasan kepahitan mereka terhadap dia. 

Kepala pasukan sudah mengamati, dan wali negeri tidak bisa 

tidak pasti sudah mengamati sekarang, kekerasan dan kege-

raman yang tidak biasa pada para pendakwa Paulus, yang ti-

dak tahu harus mereka apakan.namun , dengan menduga-duga 

apa kejahatannya melalui teriakan mereka, ia menyimpulkan 

bahwa pastilah Paulus orang yang sangat jahat hanya sebab  

alasan itu. Sekarang Paulus di sini mengungkapkan apa yang 

menjadi masalahnya: aku mengakui bahwa aku berbakti kepa-

da Tuhan  nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, 

yaitu Jalan yang mereka sebut sekte – atau bidah. Jadi perseli-

sihan itu menyangkut masalah agama, dan perselisihan-perse-

lisihan seperti itu biasanya ditangani dengan kemarahan dan 

kekerasan yang luar biasa. Perhatikanlah, bukan hal baru 


 1030

jika  jalan yang benar untuk menyembah Tuhan  disebut bi-

dah, dan jika  hamba-hamba Tuhan  yang terbaik dicap dan 

dikejar-kejar sebagai pengikut sekte. Gereja-gereja Reformed 

disebut sesat oleh mereka yang dengan sendirinya benci dire-

formasi, dan dengan sendirinya pengikut ajaran sesat. Oleh 

sebab itu, janganlah pernah kita keluar dari jalan yang baik 

hanya sebab  jalan itu disebut dengan nama yang jahat. Se-

bab Kekristenan yang benar dan murni tidak akan menjadi le-

bih buruk, tidak pula dianggap lebih buruk, dengan disebut 

sebagai sekte, sekalipun oleh imam besar dan para penatua. 

2. Ia membenarkan dirinya dari tuduhan ini. Mereka menyebut 

Paulus sesat,namun  itu tidak betul, sebab, 

(1) Ia berbakti kepada Tuhan  nenek moyangnya, dan oleh sebab 

itu menyembah apa yang benar. Ia tidak berkata, Mari kita 

mengikuti Tuhan  lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita ber-

bakti kepadanya, seperti yang akan dilakukan nabi palsu 

menurut nubuatan (Ul. 13:2). Seandainya begitu, mereka 

bisa dengan benar menyebut jalannya sesat, jalan yang me-

nyimpangkan jalan mereka, dan  jalan yang berbahaya. Te-

tapi ia menyembah Tuhan  Abraham, Ishak, dan Yakub, bu-

kan hanya Tuhan  yang mereka sembah, melainkan juga 

Tuhan  yang mengikat kovenan dengan mereka, yang menjadi 

dan akan disebut sebagai Tuhan  mereka. Paulus setia pada 

kovenan itu, dan tidak mengikat kovenan dengan yang lain 

untuk menentangnya. Janji yang diberikan kepada nenek 

moyang, diberitakan Paulus sebagai janji yang telah dige-

napi kepada keturunan (8:32-33), dan dengan demikian 

mengarahkan baik ibadah-ibadahnya sendiri maupun iba-

dah orang lain kepada Tuhan , sebagai Tuhan  nenek moyang 

mereka. Ia juga menyinggung kebiasaan semua nenek mo-

yangnya yang saleh: aku berbakti kepada Tuhan  yang sama 

yang disembah oleh semua bapa leluhurku. Agamanya 

sama sekali tidak bisa dituduh sebagai temuan baru. Justru 

sebaliknya, agamanya bermegah dalam asal usulnya yang 

sudah dari zaman dulu, diteruskan tanpa putus ke semua 

orang yang mengakuinya. Perhatikanlah, sungguh nyaman 

jika dalam menyembah Tuhan , kita memandang Dia sebagai 

Tuhan  nenek moyang kita. Nenek moyang kita percaya kepa-

da-Nya, dan diakui oleh-Nya. Ia mengikat diri menjadi Tuhan  

Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21 

 

 1031 

mereka dan Tuhan  keturunan mereka. Ia membuktikan diri-

Nya sebagai Tuhan  mereka, dan oleh sebab itu, jika kita me-

layani Dia seperti yang mereka lakukan, Ia akan menjadi 

Tuhan  kita. Betapa pernyataan ini ditekankan dengan tegas, 

Ia Tuhan  bapaku, kuluhurkan Dia! (Kel. 15:2).  

(2) Ia percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam 

hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi, dan oleh sebab 

itu benar dalam hal aturan beribadah kepada-Nya. Agama-

nya didasarkan atas, dan diatur oleh, Kitab Suci. Kitab 

Suci yaitu  sabda dan batu penjuru baginya, dan ia berbi-

cara serta bertindak sesuai dengannya. Ia menerima Kitab 

Suci sepenuhnya, dan percaya pada segala sesuatu yang 

tertulis di dalamnya. Dan ia menerimanya dengan murni, 

sebab apa yang diberitakannya itu tidak lain dibandingkan  apa 

yang tertulis di situ, seperti yang pernah dijelaskannya sen-

diri (26:22). Ia tidak menetapkan aturan iman atau kebiasa-

an lain apa pun, selain Kitab Suci – bukan tradisi, bukan 

wewenang gereja, bukan ajaran tentang tidak dapat sesaat-

nya seorang manusia atau sekelompok manusia mana saja 

di bumi, bukan pula terang di dalam batin, atau terang akal 

budi manusia, melainkan wahyu Tuhan , seperti yang tertulis 

dalam Kitab Suci. Atas dasar itulah ia bertekad untuk hidup 

dan mati, dan oleh sebab itu ia bukan orang sesat. 

(3) Matanya tertuju pada masa yang akan datang, dan dengan 

penuh iman ia mengharapkannya. Oleh sebab itu, ia ber-

ibadah dengan tujuan yang benar. Mereka yang menyim-

pang ke ajaran sesat mengejar harta dan kepentingan du-

niawi.namun  Paulus bertujuan untuk menjadikan sorga se-

bagai agamanya, tidak lebih tidak kurang (ay. 15):  Aku me-

naruh pengharapan kepada Tuhan , pengharapanku hanya 

berasal dari Dia, dan oleh sebab itu segala keinginanku ter-

tuju kepada-Nya dan aku selalu  bergantung pada-Nya. 

Pengharapanku pada Tuhan , dan bukan pada dunia, pada 

dunia lain, dan bukan pada dunia ini. Aku bergantung 

pada Tuhan  dan pada kuasa-Nya, bahwa akan ada kebang-

kitan semua orang mati pada akhir zaman, semua orang, 

baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak 

benar. Dan hal besar yang ingin kucapai dalam agamaku 

yaitu  dibangkitkan dengan penuh sukacita dan kebaha-


 1032

giaan, dan berbagi dalam kebangkitan orang-orang benar.” 

Amatilah di sini,  

[1] Bahwa akan ada kebangkitan orang mati, jasad-jasad 

manusia yang mati, semua orang sejak awal sampai 

akhir zaman. Sudah pasti, bukan hanya bahwa jiwa ti-

dak mati bersama tubuh, melainkan bahwa tubuh itu 

sendiri akan hidup kembali. Kita tidak saja memiliki  

kehidupan lain yang akan kita jalani setelah hidup kita 

yang sekarang berakhir, melainkan juga ada dunia lain 

yang akan dimulai setelah dunia ini berakhir, yang 

akan langsung dimasuki semua anak manusia melalui 

kebangkitan orang mati, sama seperti mereka mema-

suki hidup ini, satu per satu, melalui kelahiran.  

[2] Kebangkitan itu yaitu  kebangkitan baik orang-orang 

yang benar maupun orang-orang yang tidak benar, 

orang-orang yang dikuduskan dan yang tidak dikudus-

kan, dari mereka yang berbuat baik dan yang dikatakan 

oleh Juruselamat kita bahwa mereka akan bangkit un-

tuk hidup, dan juga kepada mereka yang berbuat jahat, 

yang akan bangkit untuk dihukum (Yoh. 5:29). Lihat 

Daniel 12:2. Di sini tersirat bahwa akan ada kebangkitan 

untuk menghadapi penghakiman terakhir, di mana na-

sib semua anak manusia akan ditentukan apakah akan 

mendapat kebahagiaan atau kesengsaraan kekal seba-

gai upah mereka, sesuai dengan bagaimana mereka hi-

dup dan apa yang mereka lakukan di alam pencobaan 

dan persiapan ini. Orang benar akan bangkit oleh ber-

kat persekutuan mereka dengan Kristus sebagai Kepala 

mereka. Orang tidak benar akan bangkit oleh kuasa 

Kristus atas mereka sebagai Hakim mereka.  

[3] Kepada Tuhan -lah kita bergantung dalam menghadapi 

kebangkitan orang mati: aku menaruh pengharapan ke-

pada Tuhan , dan di dalam Tuhan -lah akan ada kebang-

kitan. Kebangkitan akan terlaksana oleh kekuatan Tuhan  

yang mahakuasa, untuk menggenapi firman yang sudah 

diucapkan