Kisah pararasul 26
akan pernah
melihat Roma lagi. Namun bahkan di dalam hal itu Kristus
berkata kepadanya bahwa ia mesti mendapat upah, sebab
ia ingin melakukannya demi kehormatan Kristus dan un-
tuk berbuat baik.
Persekongkolan terhadap Paulus;
Paulus Dihadapkan kepada Feliks
(23:12-35)
12 Dan setelah hari siang orang-orang Yahudi mengadakan komplotan dan
bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau mi-
num, sebelum mereka membunuh Paulus. 13 Jumlah mereka yang mengada-
kan komplotan itu lebih dari pada empat puluh orang. 14 Mereka pergi kepa-
da imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata: Kami telah
bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa kami tidak akan makan atau
minum, sebelum kami membunuh Paulus. 15 sebab itu hendaklah kamu
bersama-sama dengan Mahkamah Agama menganjurkan kepada kepala pa-
sukan, supaya ia menghadapkan Paulus lagi kepada kamu, seolah-olah
kamu hendak memeriksa perkaranya lebih teliti, dan sementara itu kami su-
dah siap sedia untuk membunuh dia sebelum ia sampai kepada kamu. 16
namun kemenakan Paulus, anak saudaranya perempuan, mendengar
tentang penghadangan itu. Ia datang ke markas dan setelah diizinkan ma-
suk, ia memberitahukannya kepada Paulus. 17 Lalu Paulus memanggil salah
seorang perwira dan berkata kepadanya: Bawalah anak ini kepada kepala
pasukan, sebab ada sesuatu yang perlu diberitahukannya kepadanya. 18
Perwira itu membawanya kepada kepala pasukan dan berkata: Paulus orang
tahanan itu, memanggil aku dan meminta, supaya aku membawa anak muda
ini kepadamu, sebab ada yang perlu diberitahukannya kepadamu. 19 Maka
kepala pasukan itu memegang tangan anak muda itu, lalu membawanya ke
samping dan bertanya: Apakah yang perlu kauberitahukan kepadaku? 20
Jawabnya: Orang-orang Yahudi telah bersepakat untuk meminta kepadamu,
supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi ke Mahkamah Agama,
seolah-olah Mahkamah itu mau memperoleh keterangan yang lebih teliti dari
padanya. 21 namun janganlah engkau mendengarkan mereka, sebab le-
bih dari pada empat puluh orang dari mereka telah siap untuk menghadang
dia. Mereka telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak
akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh dia; sekarang mereka
telah siap sedia dan hanya menantikan keputusanmu. 22 Lalu kepala pasu-
kan menyuruh anak muda itu pulang dan memerintahkan kepadanya: Ja-
ngan katakan kepada siapa pun juga, bahwa engkau telah memberitahukan
hal ini kepadaku. 23 Kemudian kepala pasukan memanggil dua perwira dan
berkata: Siapkan dua ratus orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea
beserta tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang bersenjata lembing,
kira-kira pada jam sembilan malam ini. 24 Sediakan juga beberapa keledai
tunggang untuk Paulus dan bawalah dia dengan selamat kepada wali negeri
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
995
Feliks. 25 Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut: 26 Salam dari
Klaudius Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia. 27 Orang ini ditangkap
oleh orang-orang Yahudi dan saat mereka hendak membunuhnya, aku
datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, sebab aku
dengar, bahwa ia yaitu warganegara Roma. 28 Untuk mengetahui apa alas-
annya mereka mendakwa dia, aku menghadapkannya ke Mahkamah Agama
mereka. 29 Ternyatalah bagiku, bahwa ia didakwa sebab soal-soal hukum
Taurat mereka,namun tidak ada tuduhan, atas mana ia patut dihukum mati
atau dipenjarakan. 30 Kepadaku telah diberitahukan, bahwa ada komplotan
merencanakan membunuh dia. sebab itu aku segera menyuruh membawa
dia kepadamu, sedang kepada para pendakwa telah kuberitahukan, bahwa
mereka harus mengajukan perkara itu kepadamu. 31 Lalu prajurit-prajurit
itu mengambil Paulus sesuai dengan yang diperintahkan kepada mereka dan
membawanya pada waktu malam ke Antipatris. 32 Pada keesokan harinya
mereka membiarkan orang-orang berkuda dan Paulus meneruskan perjalan-
an, dan mereka sendiri pulang ke markas. 33 Setibanya di Kaisarea orang-
orang berkuda itu menyampaikan surat itu kepada wali negeri serta menye-
rahkan Paulus kepadanya. 34 Dan setelah membaca surat itu, wali negeri itu
menanyakan Paulus dari propinsi manakah asalnya. Dan saat ia men-
dengar, bahwa Paulus dari Kilikia, 35 ia berkata: Aku akan memeriksa perka-
ramu, bila para pendakwamu juga telah tiba di sini. Lalu ia menyuruh
menahan Paulus di istana Herodes.
Di sini diceritakan kisah mengenai rencana untuk membunuh Pau-
lus. Bagaimana rencana itu dijabarkan, bagaimana diketahui, dan
bagaimana sampai digagalkan.
I. Bagaimana rencana itu dijabarkan. Orang-orang Yahudi menda-
pati bahwa mereka tidak memperoleh apa-apa dengan membuat
keributan atau menempuh jalur hukum. Oleh sebab itu, mereka
beralih pada cara yang biadab yaitu dengan membunuh. Mereka
hendak menghadang Paulus secara tiba-tiba, dan menikamnya
begitu mereka bisa mendekati dia. Begitu tak henti-hentinya me-
reka berbuat jahat terhadap orang yang baik ini, saat satu ren-
cana gagal, mereka akan beralih pada rencana yang lain. Perhati-
kan di sini,
1. Siapakah orang-orang yang membentuk komplotan ini. Mereka
yaitu orang-orang Yahudi yang paling membenci Paulus sam-
pai puncaknya sebab ia yaitu rasul bagi orang-orang bukan
Yahudi (ay. 12). Jumlah orang yang mengadakan persekong-
kolan itu lebih dari pada empat puluh orang (ay. 13). Ya Tuhan,
betapa banyaknya lawanku!
2. Kapan persekongkolan ini diadakan, yaitu setelah hari siang.
Iblis telah menguasai hati mereka pada malam sebelumnya un-
tuk merencanakan hal itu, dan segera setelah hari siang, me-
996
reka berkumpul untuk melaksanakannya. Ini menggenapi per-
kataan nabi tentang orang-orang yang merencanakan kejahatan
di tempat tidurnya, dan yang melakukannya di waktu fajar,
dan mendapat celaka sebab nya (Mi. 2:1). Pada malam hari
Kristus muncul di hadapan Paulus untuk melindunginya, dan
saat hari siang, ada empat puluh orang yang muncul untuk
untuk membinasakannya. Mereka tidak bangkit segera, dan
Kristus bergerak sebelum mereka. Tuhan akan menolongnya
menjelang pagi (Mzm. 46:6).
3. Seperti apa komplotan itu. Orang-orang ini mengadakan kom-
plotan dalam satu perkumpulan, mungkin mereka menyebut-
nya suatu perkumpulan kudus. Mereka berkumpul untuk sa-
ling mendukung, dan setiap orang, menurut kekuatannya,
akan membantu membunuh Paulus. Sungguh aneh begitu ba-
nyak orang bisa berkumpul dengan segera, apalagi terjadi di
Yerusalem, yang sama sekali sudah kehilangan rasa kemanu-
siaan dan rasa hormat sehingga mau terlibat di dalam perse-
kongkolan berdarah semacam itu. Mungkin tepat jika keluhan
Nabi Yesaya mengenai Yerusalem dinyatakan lagi (Yes. 1:21):
tadinya di situ selalu diam kebenaran,namun sekarang penuh
pembunuh. Tentunya sungguh mengerikan pemikiran orang-
orang ini mengenai Paulus, sehingga mereka bisa menyusun
suatu rencana yang begitu mengerikan terhadapnya. Tentu
mereka telah dibuat percaya bahwa Paulus yaitu orang yang
paling jahat, musuh bagi Tuhan dan agama, dan merupakan
kutuk serta wabah bagi orang-orang seangkatannya. Padahal
sesungguhnya sifat Paulus sangat bertentangan dengan semua
ini! Namun, hukum kebenaran dan keadilan itu sungguh begitu
kudus, begitu kuat sehingga kejahatan dan pembenaran diri
sendiri pun tidak bisa menerobosnya!
4. Seberapa teguh tekad mereka, sebab mereka berpikir bahwa
tidak seorang pun dari mereka yang akan kabur, gara-gara
menyadari betapa mengerikannya hal itu saat berpikir-pikir
lagi. Mereka bersumpah dengan mengutuk diri, menimpakan
kutuk yang paling berat terhadap diri mereka sendiri, jiwa, tu-
buh, dan keluarga mereka, jika mereka tidak membunuh Pau-
lus. Dan begitu sudah tidak sabar lagi untuk melakukannya
sampai mereka tidak akan makan atau minum sebelum mereka
melakukannya. Sungguh rumit kejahatan yang terjadi di sini!
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
997
Mereka berencana membunuh seorang yang tidak bersalah,
seorang yang baik, seorang yang berguna, seorang yang tidak
berbuat jahat terhadap mereka, dan malah justru ingin mela-
kukan segala kebaikan yang dapat dilakukannya terhadap
mereka. Sampai-sampai, mereka mengikuti jalan yang ditem-
puh Kain, dan membuktikan bahwa Iblislah yang menjadi bapa
mereka, yang yaitu pembunuh manusia sejak semula. Na-
mun, seolah-olah ini hanyalah masalah kecil,
(1) Mereka mengikatkan diri pada sumpah. Ingin berbuat jahat
dan bermaksud melakukannya saja sudah jahat,namun ber-
sumpah hendak melakukannya, itu lebih jahat lagi. Ini ber-
arti mengadakan perjanjian dengan iblis. Ini berarti meng-
ikat sumpah dengan raja kegelapan. Tidak ada ruang bagi
pertobatan dalam hal ini. Bukan itu saja, ini berarti peno-
lakan terhadap pertobatan.
(2) Mereka saling mengikat satu sama lain, dan berusaha sebi-
sanya, bukan hanya untuk memastikan kutuk atas jiwa
mereka sendiri, melainkan juga atas jiwa orang-orang yang
mereka libatkan di dalam perikatan ini .
(3) Mereka menunjukkan penghinaan besar terhadap pemeli-
haraan Tuhan , dan bersikap congkak terhadapnya, dengan
bersumpah untuk melakukan hal semacam itu di dalam
jangka waktu yang begitu pendek sehingga mereka bisa te-
rus berpuasa, tanpa memerlukan pemeliharaan dari sang
Pemelihara Tuhan yang penuh kuasa. Jika kita berkata, be-
sok kami akan melakukan ini atau itu, hendaklah itu yaitu
sesuatu yang pantas atau baik. Dan sebab kita tidak tahu
apa yang akan terjadi besok, kita harus menambahkan,
jika Tuhan menghendakinya. Namun, bagaimana mereka
berani menjamin bahwa Tuhan akan mengizinkan, sementara
mereka tahu bahwa apa yang sedang mereka rencanakan
jelas-jelas menentang apa yang sudah dilarang oleh Tuhan ?
(4) Mereka menunjukkan penghinaan besar terhadap jiwa dan
tubuh mereka. Mereka meremehkan jiwa mereka dengan
menimpakan kutuk ke atas diri mereka, jika mereka tidak
berhasil melaksanakan rencana mereka yang mengerikan
(mereka benar-benar melemparkan diri ke dalam keadaan
yang serba salah dan penuh celaka, sebab Tuhan jelas
akan menimpakan kutuk pada mereka jika mereka berhasil
998
melaksanakannya, dan mereka ingin agar Dia juga melaku-
kannya jika mereka tidak berhasil melaksanakannya!). Me-
reka juga meremehkan tubuh mereka (sebab pendosa
yang melakukannya dengan sengaja akan menghancurkan
keduanya) dengan melepaskan diri dari pendukung kehi-
dupan sampai mereka melaksanakan sesuatu yang tidak
akan pernah boleh mereka lakukan, dan mungkin juga ti-
dak mungkin berhasil mereka lakukan. Begitulah bahasa
neraka, bila orang sampai berharap supaya Tuhan mengu-
tuki mereka, dan supaya iblis menguasai mereka jika me-
reka tidak berbuat ini atau itu. Mereka cinta kepada kutuk,
maka biarlah itu datang kepada mereka. Ada orang berang-
gapan bahwa maksud dari kutuk ini yaitu , mereka akan
membunuh Paulus, seperti Akhan, sebagai seorang yang
terkutuk, yang mencelakakan perkemahan bangsa Israel.
Jika mereka tidak melakukannya, maka mereka akan men-
jadikan diri mereka terkutuk di hadapan Tuhan sebagai gan-
tinya.
(5) Mereka memperlihatkan suatu keinginan yang sangat besar
untuk melaksanakan perkara ini, dan tidak sabar menunggu
sampai itu terlaksana. Mereka tidak saja seperti musuh-
musuh Daud, yang mempermainkan dia, dan menyumpah
dengan menyebut namanya (Mzm. 102:9),namun juga se-
perti perkataan hamba-hamba Ayub terhadap musuhnya:
Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya? (KJV: Kami su-
dah memakan dagingnya,namun tidak kenyang pen.) (Ayb.
31:31). Para penganiaya dikatakan memakan habis umat
Tuhan seperti memakan roti. Itu sama memuaskannya bagi
mereka seperti halnya daging bagi orang yang lapar (Mzm.
14:4).
5. Cara apa yang mereka tempuh untuk melaksanakannya. Tidak
ada cara untuk mendekati Paulus di dalam markas. Dia ber-
ada di situ dalam perlindungan khusus dari pemerintah, dan
dipenjarakan, bukan seperti orang lain, yang jika tidak demi-
kian maka akan melakukan kejahatan,namun sebab jika tidak
demikian, maka orang akan berbuat jahat kepadanya. Oleh se-
bab itu, disusunlah rencana supaya imam kepala dan para
tua-tua harus meminta pemimpin markas itu menyuruh Pau-
lus menghadap mereka di ruang pengadilan Mahkamah Agama,
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
999
untuk diperiksa lebih lanjut (sebab ada beberapa pertanyaan
yang harus diajukan kepadanya, atau ada sesuatu yang harus
dikatakan kepadanya). Kemudian, dalam perjalanan dari mar-
kas menuju Mahkamah Agama, mereka akan mengakhiri se-
mua perdebatan tentang Paulus dengan membunuhnya. Demi-
kianlah jalannya rencana itu (ay. 14-15). Setelah sepanjang
hari sibuk merancang kejahatan ini, menjelang sore mereka
mendatangi anggota-anggota penting dari Mahkamah Agama
yang agung itu. Meskipun sebenarnya mereka dapat menutup-
nutupi rencana busuk mereka dan mungkin mempengaruhi
anggota Mahkamah Agama dengan alasan palsu yang lain un-
tuk memanggil Paulus, mereka sangat yakin bahwa orang-
orang itu akan menyetujui rencana busuk ini, sehingga me-
reka tidak malu atau takut mengakui bahwa mereka telah ber-
sumpah dengan mengutuk diri, tanpa meminta nasihat para
imam terlebih dahulu apakah mereka boleh melakukan itu,
bahwa mereka tidak akan makan atau minum keesokan hari-
nya sebelum mereka membunuh Paulus. Mereka bermaksud
untuk makan pada pagi berikutnya, setelah menumpahkan
darah Paulus. Mereka tidak meragukan bahwa Imam Besar
tidak hanya akan setuju dengan mereka tentang rencana ini, te-
tapi juga akan membantu mereka, dan menjadi alat bagi mereka
untuk memperoleh kesempatan membunuh Paulus. Bukan ha-
nya itu, ia juga akan berdusta bagi mereka juga, dengan ber-
pura-pura terhadap kepala pasukan seolah-olah mereka hen-
dak memeriksa perkaranya lebih teliti, padahal sesungguhnya
tidak bermaksud begitu. Sungguh busuk pemikiran mereka ter-
hadap para imam mereka, kalau mereka bisa melibatkan
imam-imam ini dalam perkara semacam itu! Walau be-
gitu, sejahat rencana yang telah dibuat bagi mereka (sebab
begitulah tampaknya), para imam dan tua-tua itu menyetujui-
nya, dan sejak semula, tanpa keraguan sedikit pun, berjanji
untuk membantu mereka. Bukannya menegur orang-orang Ya-
hudi itu atas persekongkolan mereka yang jahat, seperti seha-
rusnya, mereka justru memberi dukungan, sebab rencana
itu ditujukan kepada Paulus yang mereka benci. Dengan demi-
kian, mereka mengambil bagian dalam kejahatan itu, seolah-
olah sama seperti mereka sendiri yang merencanakan perse-
kongkolan itu sejak awal.
1000
II. Bagaimana rencana itu diketahui. Kita tidak mendapati bahwa
para pesekongkol itu, meskipun bersumpah setia, juga bersum-
pah untuk merahasiakannya, baik sebab mereka menganggap
bahwa hal itu tidak perlu (masing-masing dari mereka akan me-
nyimpannya sendiri), ataupun sebab mereka beranggapan bahwa
mereka pasti akan dapat melaksanakannya, meskipun berita itu
akan terbawa angin dan diketahui orang. Namun sang Pemelihara
Tuhan memang sudah mengatur supaya rencana itu diketahui, se-
hingga pada akhirnya berhasil digagalkan. Lihat di sini,
1. Bagaimana rencana itu diberitahukan kepada Paulus (ay. 16).
Ada seorang pemuda yang memiliki hubungan darah dengan
Paulus, yaitu anak saudaranya perempuan, yang ibunya
mungkin tinggal di Yerusalem. Entah bagaimana, kita tidak di-
beri tahu, ia mendengar tentang penghadangan itu, baik ka-
rena tidak sengaja mendengar mereka membicarakannya satu
sama lain, atau sebab diberi tahu seseorang yang turut serta
di dalam persekongkolan itu. Maka ia datang ke markas, mung-
kin untuk mengunjungi pamannya, seperti yang biasa dilaku-
kannya, dan membawakan apa yang diminta Paulus. Begitulah
ia bebas menjumpai Paulus dan memberitahukan kepadanya
apa yang didengarnya. Perhatikan, Tuhan memiliki banyak cara
untuk menerangi pekerjaan yang tersembunyi dalam kegelap-
an. Meskipun para pesekongkol itu menggali dalam-dalam un-
tuk menyembunyikannya dari Tuhan, Ia dapat membuat burung
di udara untuk menyampaikan ucapan itu (Pkh. 10:20), atau
membuat lidah para pesekongkol itu sendiri mengkhianati
mereka.
2. Bagaimana rencana itu diberitahukan kepada kepala pasukan,
oleh anak muda yang memberitahukannya kepada Paulus ter-
sebut. Bagian kisah ini diceritakan dengan sangat terperinci,
mungkin sebab penulisnya menyaksikan sendiri bagaimana
masalah ini dijalankan dengan hati-hati dan berhasil, dan
mengingatnya dengan sangat bersenang hati.
(1) Paulus diistimewakan oleh para pengawal yang menjaganya,
disebab kan perilakunya yang sopan dan mau bekerja
sama. Paulus bisa memanggil salah satu perwira datang
kepadanya, meskipun seorang perwira yaitu orang yang
berkuasa, yang memiliki prajurit bawahan, dan biasa me-
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
1001
manggil, bukan dipanggil. Namun perwira itu segera datang
saat dipanggil (ay. 17). Paulus mau supaya perwira itu
memperkenalkan anak muda ini kepada kepala pasukan,
untuk memberitahukan sesuatu yang berhubungan dengan
kehormatan pemerintah.
(2) Perwira itu siap sedia memenuhi keinginan Paulus (ay. 18).
Ia tidak menyuruh seorang prajurit biasa,namun datang
sendiri untuk menemui anak muda ini dan mengantarkan-
nya kepada kepala pasukan, dan menunjukkan sikap hor-
matnya terhadap Paulus. Paulus orang tahanan itu (itulah
sebutan bagi Paulus sekarang), memanggil aku dan meminta,
supaya aku membawa anak muda ini kepadamu. Apa urus-
annya aku tidak tahu,namun ada yang perlu diberitahukan-
nya kepadamu. Perhatikan, bertindak bagi para tawanan
yang malang sama seperti memberi kepada mereka, dan itu
sungguh merupakan perbuatan amal yang sejati bagi me-
reka. saat Aku sakit dan di dalam penjara, kamu pergi
untuk melakukan sesuatu bagi-Ku, juga dapat dibenarkan
sama seperti, saat Aku sakit dan di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku, mendatangi Aku, atau mengirimkan se-
suatu untuk-Ku. Barangsiapa memiliki kenalan dan kepe-
dulian harus siap menggunakannya untuk menolong orang-
orang yang sedang menderita. Perwira ini membantu menye-
lamatkan hidup Paulus dengan secuil kebaikan ini, yang se-
harusnya menggugah kita untuk berbuat serupa bila ada
kesempatan. Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu (Ams.
31:8). Siapa yang tidak bisa memberi sesuatu yang baik
bagi hamba Tuhan yang sedang dipenjara, boleh juga me-
ngatakan sesuatu yang baik bagi mereka.
(3) Kepala pasukan menerima kabar ini dengan rendah
hati dan penuh perhatian (ay. 19). Ia memegang tangan
anak muda itu, seperti seorang teman atau ayah, untuk
membesarkan hatinya, supaya ia tidak merasa disepelekan,
tetapi yakin bahwa perkataannya akan didengar. Pelajaran
dari peristiwa ini semestinya mendorong orang-orang besar
bersikap ramah kepada orang-orang hina dalam hal apa
saja, yang siapa tahu memberi mereka kesempatan untuk
berbuat baik. Mereka perlu mengarahkan diri kepada per-
kara-perkara yang sederhana (KJV: merendahkan diri
1002
kepada orang-orang yang rendah pen.). Sikap ramah yang
ditunjukkan perwira Romawi ini terhadap kemenakan
Paulus dicatat di sini sebagai pujian dan hormat baginya.
Janganlah orang mengira dirinya terhina dengan meren-
dahkan diri atau berbaik hati. Kepala pasukan itu mem-
bawanya ke samping, supaya tidak ada yang mendengar
pembicaraannya, dan bertanya, Apakah yang perlu kaube-
ritahukan kepadaku? Katakan bagaimana aku dapat mem-
bantu Paulus. Mungkin kepala pasukan itu merasa lebih
terlibat dalam peristiwa ini sebab menyadari bahwa ia
telah membahayakan dirinya sendiri dengan menahan Pau-
lus, yang memiliki hak istimewa sebagai warga negara
Roma. Oleh sebab itu, sekarang ia bersedia menebus ke-
salahannya ini .
(4) Pemuda itu menyampaikan pesannya kepada kepala pa-
sukan dengan lancar dan tanpa ragu (ay. 20-21). Orang-
orang Yahudi (tidak disebutkannya siapa, supaya ia tidak
mengakibatkan imam kepala dan tua-tua dibenci. Kepen-
tingannya yaitu menyelamatkan pamannya, bukan men-
dakwa musuhnya) telah bersepakat untuk meminta kepa-
damu, supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi ke
Mahkamah Agama, dengan memperkirakan bahwa sebab
jaraknya dekat, maka engkau akan mengirim dia tanpa
penjaga. namun janganlah engkau mendengarkan me-
reka. Kami yakin engkau tidak akan melakukannya jika
engkau mengetahui apa yang sebenarnya akan terjadi, se-
bab lebih dari pada empat puluh orang dari mereka telah
siap untuk menghadang dia, yaitu mereka yang telah ber-
sumpah untuk membunuhnya, dan sekarang mereka telah
siap sedia dan hanya menantikan keputusanmu.namun aku
senang sebab sudah mendahului mereka.
(5) Kepala pasukan itu menyuruhnya pulang dan merahasia-
kan hal ini , Jangan katakan kepada siapa pun juga,
bahwa engkau telah memberitahukan hal ini kepadaku (ay.
22). Kebaikan yang diterima dari orang-orang besar tidak
harus selalu dipamer-pamerkan, dan tidak pantas diman-
faatkan untuk kepentingan suatu urusan. Jika terdengar
kabar bahwa kepala pasukan itu sudah diberi tahu tentang
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
1003
hal ini, mungkin mereka akan memikirkan cara lain untuk
membunuh Paulus. sebab itu rahasiakanlah hal ini.
III. Bagaimana rencana itu digagalkan. Kepala pasukan mengetahui
betapa teguh dan kokohnya nafsu orang Yahudi untuk membu-
nuh Paulus, dan betapa tidak kenal lelahnya mereka mencari cara
untuk mencelakakan Paulus. Ia juga tahu, bahwa sedikit lagi saja,
bisa-bisa ia akan turut membantu dalam kejahatan mereka. Ka-
rena itu ia memutuskan untuk secepat mungkin menjauhkan
Paulus dari jangkauan mereka. Dia menerima pesan ini de-
ngan rasa ngeri dan jijik terhadap kekejian dan nafsu membunuh
pada diri orang-orang Yahudi ini. Sepertinya dia juga takut jika ia
tetap menahan Paulus di markas ini, sekalipun di dalam penga-
wasan seorang penjaga yang kuat, mereka akan menemukan
suatu cara untuk mencapai tujuan mereka, entah dengan memu-
kul para penjaga atau membakar markas itu. Namun apa pun
yang akan terjadi, sedapat mungkin ia akan melindungi Paulus,
sebab ia berpendapat bahwa Paulus tidak layak mendapat per-
lakuan semacam itu. Sungguh menyedihkan, bahwa imam-imam
kepala Yahudi, saat mengetahui rencana pembunuhan ini, ma-
lah mendukungnya serta membantunya. Sementara di lain pihak,
saat seorang kepala pasukan Romawi mengetahuinya, yang
murni hanya sebab rasa keadilan dan kemanusiaan, memutus-
kan untuk mencegahnya, dan rela menempatkan diri dalam ma-
salah besar demi melakukan hal itu!
1. Kepala pasukan itu memerintahkan sejumlah besar pasukan
khusus tentara Romawi bawahannya untuk bersiap-siap be-
rangkat ke Kaisarea secepat mungkin dan membawa Paulus ke
sana, ke hadapan wali negeri Feliks. Ia berharap di sana Pau-
lus dapat diadili lebih cepat dibandingkan di hadapan Mahkamah
Agama di Yerusalem. Saya tidak tahu,namun mungkin kepala
pasukan itu, tanpa sedikit pun berkhianat terhadap tugasnya,
mau membebaskan Paulus dan membiarkannya pergi menye-
lamatkan diri, sebab Paulus tidak pernah dinyatakan secara
hukum sebagai penjahat saat ditahan. Kepala pasukan itu
sendiri mengakui bahwa tidak ada tuduhan, atas mana ia
patut dihukum mati atau dipenjarakan (ay. 29). Dan mestinya
ia sama pedulinya terhadap kebebasan Paulus, sebagaimana
ia peduli terhadap nyawa Paulus. Namun juga, ia takut ini
1004
akan sangat membangkitkan amarah orang Yahudi terhadap-
nya. Atau, mungkin sebab mendapati Paulus yaitu seorang
yang begitu luar biasa, ia merasa sangat bangga Paulus men-
jadi tawanannya dan berada di bawah penjagaannya. Besarnya
pasukan yang diutusnya untuk membawa Paulus sudah sa-
ngat jelas menyiratkan hal itu. Dua perwira, atau kepala pa-
sukan seratus, ditugaskan dalam perjalanan ini (ay. 23-24).
Keduanya harus menyiapkan dua ratus orang prajurit, mung-
kin bawahan mereka, untuk berangkat ke Kaisarea. Dan ber-
sama mereka tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang
bersenjata lembing, yang menurut anggapan beberapa orang
yaitu para pengawal kepala pasukan. Tidak jelas apakah me-
reka ini menunggang kuda atau berjalan kaki,namun kemung-
kinan besar berjalan kaki, sebab prajurit bersenjata lembing
bertugas melindungi kuda. Lihat bagaimana Tuhan begitu adil
meletakkan bangsa Yahudi di bawah kuk kekuasaan Romawi,
saat dibutuhkan pasukan Romawi sebesar itu untuk men-
jauhkan mereka dari melakukan segala kejahatan yang paling
keji! Sesungguhnya pasukan sebesar itu tidak diperlukan,
bahkan seorang pun tidak, untuk mencegah Paulus diselamat-
kan oleh teman-temannya. sebab pasukan yang besarnya se-
puluh kali lipat dari mereka pun tidak akan dapat mengha-
langi seorang malaikat untuk melepaskan Paulus, seandainya
Tuhan memang berkehendak melepaskan dia dengan cara ter-
sebut, seperti yang terkadang dilakukan-Nya. Namun,
(1) Dengan begini, kepala pasukan bertujuan untuk menun-
jukkan kepada orang Yahudi, bangsa yang suka buat keri-
butan dan tegar tengkuk, yang tidak dapat tunduk dan di-
atur oleh pihak berwenang yang biasa,namun harus ditakut-
takuti dengan iring-iringan seperti ini. Selain itu, sebab
mendengar begitu banyak orang yang terlibat dalam perse-
kongkolan untuk membunuh Paulus, maka ia beranggapan
bahwa pasukan yang jumlahnya kurang dari itu tidak akan
dapat menggagalkan usaha mereka.
(2) Dengan begini, Tuhan bertujuan untuk membesarkan hati
Paulus. Sebab, dengan dikawal seperti ini, Paulus tidak ha-
nya aman di dalam tangan teman-temannya,namun juga
dari tangan musuh-musuhnya. Walau begitu Paulus tidak
menginginkan penjagaan seperti itu, lebih dibandingkan yang
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
1005
diinginkan Ezra (Ezr. 8:22), serta juga sebab alasan yang
sama, yaitu sebab percaya kepada pemeliharaan Tuhan
yang mencukupi. Namun itu semua yaitu sebab kepala
pasukan itu sendiri yang begitu peduli terhadap Paulus.
Namun Paulus juga menganggapnya penting, supaya jelas
bagi seluruh negeri, bahwa dia dipenjarakan sebab Kristus
(Fil. 1:13). sebab sebelum itu pemenjaraannya telah di-
anggap begitu terhormat, sebab sudah dinubuatkan terle-
bih dahulu, maka dapat dimengerti jika ia disertai sede-
mikian rupa sebagai tawanan, supaya para saudara dalam
Tuhan dapat beroleh kepercayaan sebab pemenjaraannya,
saat mereka melihat penjagaannya lebih sebab ia yaitu
pahlawan dan bukannya pejahat negara. Juga bahwa se-
orang pemberita Injil yang luar biasa itu menjadi tawanan
yang begitu luar biasa. saat musuhnya membenci Pau-
lus, dan saya menduga bahwa teman-temannya mengabai-
kannya, maka seorang perwira Romawi menolongnya, dan
mengatur dengan saksama,
[1] Kenyamanan Paulus: Sediakan juga beberapa keledai
tunggang untuk Paulus. Seandainya orang-orang Yahudi
yang hendak membunuhnya yang memerintahkan su-
paya Paulus dipindahkan dengan surat panggilan ke
Kaisarea, tentu mereka akan menyuruhnya berlari, atau
membawanya ke sana dengan kereta. Atau, menyeret-
nya dengan gerobak atau seekor kuda di belakang salah
seorang prajurit. Namun, kepala pasukan memperlaku-
kan Paulus seperti orang terhormat, meskipun ia yaitu
tawanan, dan memberi kepadanya kuda yang baik
untuk ditunggangi, tanpa rasa takut sedikit pun bahwa
Paulus akan melarikan diri. Tidak hanya itu, bahkan
perintah itu mengatakan bahwa mereka harus menye-
diakan, bukan seekor keledai, melainkan beberapa ke-
ledai, untuk ditunggangi oleh Paulus. Kita dapat men-
duga bahwa Paulus juga mendapat kehormatan untuk
mendapatkan seekor kuda tunggangan, atau malah le-
bih lagi, supaya jika ia tidak menyukai yang satu, ia boleh
memilih yang lain. Atau (seperti ditafsirkan beberapa
orang) ia mendapat beberapa keledai untuk menemani-
1006
nya, sebanyak yang dia inginkan, untuk menghibur
serta menemaninya dalam perjalanan.
[2] Keamanan Paulus. Pasukan itu diperintahkan dengan
tegas oleh komandan mereka supaya membawa dia de-
ngan selamat kepada wali negeri Feliks, kepada siapa
Paulus harus diserahkan. Wali negeri Feliks mengepalai
seluruh urusan warga negara bangsa Yahudi, seperti
halnya si kepala pasukan itu mengepalai urusan militer
di antara mereka. Para sejarawan Roma banyak membi-
carakan Feliks ini, sebagai seorang dari kalangan hina,
tetapi berhasil mengangkat posisinya menjadi gubernur
wilayah Yudea. Dalam melaksanakan jabatannya, Tacitus
berkata dalam Hist. 5 tentang dirinya: Per omnem
sævitiam ac libidinem jus regium servili ingenio exercuit
Ia menggunakan kekuasaannya dengan cara luar biasa
pintar untuk menyenangkan hati orang, dan yang ber-
kaitan dengan segala macam kekejaman dan hawa nafsu.
Ke tangan orang semacam inilah Paulus yang malang
diserahkan untuk diadili.namun itu masih lebih baik
dibandingkan di tangan Imam besar Ananias! Nah, seorang
tawanan, yang hendak diadili secara hukum, harus di-
lindungi seperti seorang bangsawan.
2. Untuk memperketat keamanan Paulus, kepala pasukan meme-
rintahkan supaya ia dibawa pergi pada jam sembilan malam ini
(KJV: jam ketiga pada malam hari pen.), yang menurut be-
berapa orang artinya yaitu tiga jam setelah matahari terbe-
nam. Maksudnya, sebab peristiwa itu terjadi setelah ber-
akhirnya perayaan Pentakosta (yaitu pada pertengahan musim
panas), mereka bisa berangkat di malam yang sejuk. Yang lain
menafsirkannya sebagai tiga jam setelah tengah malam, pada
jam yang ketiga, yaitu sekitar pukul tiga pagi, supaya mereka
berangkat sebelum fajar tiba, dan sudah bisa keluar dari Yeru-
salem sebelum musuh Paulus bergerak. Dengan begitu, mereka
dapat menghindari terjadinya keributan orang banyak dan
membiarkan musuh-musuh Paulus mengamuk saat bangun,
seperti singa yang kehilangan mangsanya.
3. Dan ia menulis surat kepada Feliks wali negeri di provinsi itu.
Dengan surat itu, kepala pasukan menyatakan pengunduran
diri dari kewajibannya terhadap Paulus, dan menyerahkan se-
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
1007
luruh perkara itu kepada Feliks. Di sini, surat itu dicatat
totidem verbis kata demi kata (ay. 25). Mungkin Lukas, penu-
lis kisah sejarah ini, memiliki salinannya, sebab ikut menyer-
tai Paulus dalam perjalanan ini . Dalam surat ini kita bisa
mengamati,
(1) Pujian yang ditujukan oleh kepala pasukan kepada wali
negeri (ay. 26). Ia yaitu wali negeri Feliks yang mulia. Ge-
lar ini diberikan kepadanya sesuai prosedur, atas kebesar-
annya dan lain-lain. Kepala pasukan mengirimkan salam,
memohon segala kesehatan dan kesejahteraan baginya. Ki-
ranya ia berbahagia, kiranya ia berbahagia selalu.
(2) Penjelasannya yang adil dan apa adanya mengenai perkara
Paulus:
[1] Bahwa Paulus menjadi sasaran orang Yahudi. Mereka
menangkapnya dan hendak membunuhnya. Mungkin
Feliks sudah sangat mengenal watak orang Yahudi, se-
hingga tidak berpikir yang buruk-buruk mengenai Pau-
lus gara-gara itu (ay. 27).
[2] Bahwa kepala pasukan itu telah melindungi Paulus kare-
na ia yaitu warga negara Roma. saat mereka hendak
membunuhnya, aku datang dengan pasukan, sejumlah
tentara yang besar, dan melepaskannya. Tindakan se-
macam itu yang dilakukan bagi seorang warga negara
Roma akan mengharumkan namanya di hadapan wali
negeri ini .
[3] Bahwa kepala pasukan itu tidak bisa memahami per-
kara Paulus, begitu pula apa yang membuat orang Ya-
hudi begitu membencinya dan hendak mencelakainya.
Kepala pasukan itu memilih cara yang benar untuk
mencari tahu: Ia menghadapkannya ke Mahkamah Agama
mereka (ay. 28), agar diperiksa di sana. Ia berharap da-
pat mengetahui sesuatu yang menjadi sebab dari semua
keributan ini, baik melalui tuntutan mereka atau me-
lalui pengakuan Paulus sendiri. Namun ia mendapati
bahwa ternyata Paulus didakwa sebab soal-soal hukum
Taurat mereka (ay. 29), mengenai pengharapan akan ke-
bangkitan orang mati (ay. 6). Kepala pasukan ini yaitu
seorang yang bijak dan terhormat, serta memiliki prin-
1008
sip yang baik tentang keadilan dan kemanusiaan. Wa-
lau begitu, lihat betapa dengan sepelenya ia berbicara
tentang dunia lain dan hal-hal yang luar biasa menge-
nai dunia ini seolah-olah itu yaitu suatu yang
meragukan, padahal itu yaitu sesuatu yang pasti dan
tidak perlu diragukan lagi, yang sama-sama disetujui
Paulus maupun anggota Mahkamah Agama, kecuali
orang Saduki. Seolah-olah itu hanyalah soal-soal hukum
Taurat mereka, padahal itu merupakan persoalan yang
paling penting bagi seluruh umat manusia! Atau, mung-
kin ia lebih merujuk pada soal-soal mengenai tata iba-
dah mereka dibandingkan tentang ajaran mereka, dan per-
selisihan yang dilihatnya antara orang Yahudi dengan
Paulus yaitu tentang merendahkan nilai dan kewajib-
an hukum dari tata ibadah mereka, yang dipandangnya
sebagai sesuatu yang tidak perlu dibicarakan. Bangsa
Romawi memperbolehkan bangsa-bangsa jajahannya
untuk menjalankan ibadah agamanya sendiri, dan tidak
pernah memaksakan agama mereka kepada bangsa-
bangsa jajahan mereka itu. Namun untuk menjaga ke-
tertiban umum, mereka tidak mau membiarkan bangsa-
bangsa itu menyiksa sesamanya di balik topeng agama.
[4] Bahwa sejauh ini kepala pasukan itu mengerti bahwa
tidak ada tuduhan, atas mana ia patut dihukum mati
atau dipenjarakan, apalagi yang bisa dibuktikan mela-
wan dia. sebab kejahatan mereka, orang Yahudi telah
membuat diri mereka dibenci oleh dunia, telah mence-
mari kehormatan mereka dan mengotori mahkota mereka
sendiri, mempermalukan jemaat mereka, hukum mereka,
dan tempat kudus mereka. Namun, mereka sendiri ber-
seru-seru menentang Paulus, sebab telah merendahkan
kehormatan mereka. Apakah ini suatu kejahatan yang
layak mendapat hukuman mati atau penjara?
(3) Bagaimana ia menyerahkan kasus Paulus kepada Feliks
(ay. 30), saat kepadaku telah diberitahukan, bahwa ada
komplotan merencanakan membunuh dia, tanpa adanya
proses peradilan terhadapnya, maka aku segera menyuruh
membawa dia kepadamu, yang merupakan orang yang
paling tepat untuk mengurus masalah ini, dan mengambil
Kitab Kisah Para Rasul 23:12-35
1009
keputusan tentang hal ini, serta membiarkan para pendakwa
Paulus mengejarnya jika mau, dan mengajukan perkara itu
kepadamu. Sebagai seorang prajurit, aku tidak akan ber-
lagak menjadi seorang hakim. Salam.
4. Dengan begitu, Paulus dibawa ke Kaisarea. Para prajurit mem-
bawa dia keluar dari Yerusalem dengan selamat pada malam
hari, dan meninggalkan orang-orang yang bersekongkol itu un-
tuk berpikir apakah mereka harus makan dan minum atau ti-
dak sebelum membunuh Paulus. Jika mereka tidak mau ber-
tobat dari kejahatan akan sumpah mereka terhadap Paulus,
sekarang terserah mereka untuk bertobat dari ketergesa-gesa-
an sumpah mereka sebab itu akan berakibat buruk bagi diri
mereka sendiri. Jika di antara mereka ada yang mati kelaparan
gara-gara sumpah mereka dan tertekan sebab kecewa, maka
biarlah mereka menanggunggnya sendiri. Paulus dibawa ke
Antipatris, yang berjarak sekitar dua puluh tujuh kilometer
dari Yerusalem, dan kira-kira berada di tengah-tengah perja-
lanan menuju Kaisarea (ay. 31). Dari sana, dua ratus orang
prajurit dan dua ratus orang bersenjata lembing pulang kembali
ke Yerusalem, dan kembali ke markas. sebab Paulus sudah
terlepas dari bahaya, maka tidak diperlukan lagi penjagaan
yang kuat.namun orang-orang berkuda dapat mengantarkan-
nya ke Kaisarea, dan dapat melakukannya lebih cepat. Mereka
melakukan hal ini tidak hanya demi menghemat tenaga me-
reka sendiri,namun juga untuk mengamankan perintah tuan
mereka. Ini merupakan teladan bagi para hamba, supaya tidak
hanya menaati perintah tuan mereka,namun juga bertindak
dengan bijaksana, supaya mendatangkan keuntungan paling
besar bagi tuan mereka.
5. Paulus diserahkan ke tangan Feliks, sebagai tawanannya (ay.
33). Para prajurit menyampaikan surat itu serta menyerahkan
Paulus kepada Feliks, dan dengan begitu selesailah tugas me-
reka. Ke mana pun Paulus pergi, ia belum pernah bertemu
atau bergaul dengan orang-orang penting, selain dengan para
murid, namun Tuhan mengatur penderitaannya sedemikian rupa,
sehingga melalui penderitaannya itu Paulus mendapat kesem-
patan untuk bersaksi tentang Kristus di hadapan orang-orang
penting. Begitulah yang Kristus telah nubuatkan tentang mu-
rid-murid-Nya, bahwa mereka akan dihadapkan ke muka
1010
penguasa-penguasa dan raja-raja sebab Aku, sebagai kesaksi-
an bagi mereka (Mrk. 13:9). Wali negeri itu menanyakan dari
propinsi manakah asalnya Paulus, dan diberitahu bahwa ia
dari Kilikia (ay. 34). Selain itu,
(1) Ia berjanji untuk mempercepat persidangan (ay. 35). Aku
akan memeriksa perkaramu, bila para pendakwamu juga
telah tiba di sini, dan aku akan mendengar perkara ini dari
kedua belah pihak, sebagai seorang hakim.
(2) Ia memerintahkan supaya Paulus ditahan sebagai tawanan
di istana Herodes, di salah suatu ruangan di dalam istana
itu yang dinamai menurut nama Herodes Agung, yang men-
dirikannya. Di sana Paulus mendapat kesempatan untuk
memperkenalkan diri kepada orang-orang besar yang ber-
ada di ruangan wali negeri itu, dan tidak diragukan lagi, ia
memanfaatkan kesempatan untuk berkenalan itu untuk
tujuan-tujuan terbaik.
PASAL 24
alam pasal sebelumnya kita meninggalkan Paulus sebagai ta-
hanan di Kaisarea, di ruang pengadilan Herodes. Dia berharap
agar perkaranya cepat-cepat selesai. Sebab pada saat pertama dia di-
tahan, perkaranya berlangsung sangat cepat,namun setelah itu sangat
lamban. Dalam pasal ini, kita mendapati Paulus disidang di hadapan
Feliks, wali negeri Kaisarea. Inilah,
I. Tampilnya para pendakwa melawan dia, dan dihadapkannya
si tahanan ke hadapan sidang (ay. 1-2).
II. Dibukanya dakwaan melawan Paulus oleh Tertulus, seorang
pengacara yang membela para pendakwa, dan diperberatnya
dakwaan itu, dengan pujian yang muluk-muluk kepada sang
hakim, dan kebencian terhadap si tahanan (ay. 2-8).
III. Disokongnya dakwaan itu oleh kesaksian para saksi, atau
lebih tepatnya oleh para pendakwa itu sendiri (ay. 9).
IV. Pembelaan si tahanan, yang di dalamnya, dengan segala hor-
mat kepada sang wali negeri (ay. 10), ia menyangkal dakwaan
itu, dan menantang mereka untuk membuktikannya (ay. 11-
13). Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, dan meng-
akui imannya secara terang-terangan, yang dia nyatakan
sebagai alasan mengapa mereka membenci dia (ay. 14-16).
Lalu ia memberi penjelasan yang lebih rinci tentang apa
yang sudah terjadi sejak pertama kali mereka menangkap
dia, dengan menantang mereka untuk menyebutkan keja-
hatan apa saja yang mereka dapati di dalam dia. (ay. 17-21)
V. Ditangguhkannya perkara itu, dan tetap dipenjaranya si
tahanan (ay. 22-23).
VI. Percakapan pribadi antara si tahanan dan sang hakim, yang
melaluinya si tahanan berharap untuk berbuat baik kepada
D
1012
sang hakim, dan sang hakim menyangka akan mendapat
uang dari si tahanan,namun keduanya sia-sia (ay. 24-26).
VII. Diperpanjangnya masa tahanan Paulus selama dua tahun,
sampai datang wali negeri lain menggantikan Feliks (ay. 27).
Selama itu, Paulus tampak sangat diabaikan, padahal sebe-
lumnya sangat banyak keributan yang dibuat orang terha-
dap dia.
Pidato Tertulus
(24:1-9)
1 Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan
beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka
menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Pau-
lus. 2 Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, kata-
nya: Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kese-
jahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah ter-
laksana untuk bangsa kami. 3 Semuanya itu selalu dan di mana-mana
kami sambut dengan sangat berterima kasih. 4 namun supaya jangan
terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mende-
ngarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu. 5 Telah
nyata kepada kami, bahwa orang ini yaitu penyakit sampar, seorang yang
menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia
yang beradab, dan bahwa ia yaitu seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. 6
Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Tuhan . Oleh sebab itu kami
menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. 7
Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan
kekerasan dari tangan kami, 8 lalu menyuruh para pendakwa datang meng-
hadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau menge-
tahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya. 9 Dan juga orang-
orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara
itu sungguh demikian.
Tepat bila kita menduga bahwa kepala pasukan Lisias, setelah mengi-
rimkan Paulus ke Kaisarea, memberi tahu imam-imam kepala, dan
orang lain yang sudah tampil melawan Paulus, bahwa jika mereka
ingin menuduhkan sesuatu kepada Paulus, mereka harus mengikuti
dia ke Kaisarea. Di sana mereka akan mendapati Paulus, dan mung-
kin mendapati hakim yang siap mendengar mereka. Mungkin juga
kepala pasukan berpikir bahwa mereka tidak akan mau repot-repot
melakukan apa yang diusulkannya itu.namun kalau orang sudah
benci, apa yang tidak akan dilakukannya?
I. Di sini kita mendapati kelanjutan dari perkara yang diajukan me-
lawan Paulus, dan perkara itu dilanjutkan dengan sengit.
Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9
1013
1. Terlihat bahwa mereka tidak mau membuang-buang waktu se-
dikit pun, sebab mereka siap mengikuti persidangan lima hari
kemudian. Semua urusan lain dikesampingkan dengan segera,
untuk mendakwa Paulus. Betapa gigihnya orang-orang jahat
dalam melakukan kejahatan! Sebagian orang menghitung lima
hari ini dari saat Paulus pertama kali ditangkap. Kemungkinan
besar itu benar, sebab di sini ia berkata (ay. 11) bahwa tidak
lebih dari dua belas hari yang lalu ia datang ke Yerusalem, se-
mentara ia sudah menghabiskan tujuh hari untuk pentahiran di
Bait Tuhan , sehingga kelima hari ini harus dihitung mulai dari
hari terakhir pentahirannya itu.
2. Orang-orang yang dulu duduk sebagai hakimnya, sekarang
tampil sebagai pendakwanya. Ananias sendiri, sang imam be-
sar, yang sebelumnya duduk menghakimi dia, sekarang berdiri
untuk menentang dia. Orang akan bertanya-tanya,
(1) Bagaimana bisa Ananias merendahkan dirinya sendiri seperti
itu, dan melupakan martabat jabatannya. Bagaimana mung-
kin imam besar berubah menjadi saksi perkara, dan mening-
galkan segala urusannya di Bait Tuhan di Yerusalem, untuk
dipanggil sebagai pendakwa di pengadilan Herodes? Wajar
saja jika Tuhan membuat para imam hina dan rendah, sebab
mereka membuat diri mereka sendiri demikian (Mal. 2:9).
(2) Bagaimana bisa ia mengungkapkan siapa dirinya yang se-
benarnya dan menyatakan permusuhannya terhadap Pau-
lus! jika para pembesar membenci seseorang, mereka
biasanya mempekerjakan orang lain untuk melawan orang
itu, dan berusaha untuk tidak terlihat di muka umum bahwa
mereka membencinya, sebab bisa-bisa orang banyak ber-
balik membenci mereka.namun Ananias tidak malu meng-
akui dirinya sebagai musuh bebuyutan Paulus. Para pena-
tua menyertai dia, untuk menandakan persetujuan mereka
terhadapnya, dan untuk menghidupkan dakwaan melawan
Paulus. Sebab mereka tidak dapat menemukan satu pun
pengacara atau penghasut yang mau menindaklanjuti per-
kara Paulus dengan banyak kekerasan sebanyak yang me-
reka inginkan. Susah payah orang-orang jahat dalam mela-
kukan kejahatan, rancangan-rancangan yang mereka su-
sun, kerelaan mereka untuk dipandang rendah, dan kete-
kunan mereka yang tanpa mengenal lelah, haruslah mem-
1014
permalukan kita akan sikap dingin dan ketertinggalan kita,
dan ketidakacuhan kita terhadap apa yang baik.
II. Di sini kita mendapati perkara yang diajukan melawan Paulus.
Para pendakwa datang bersama-sama dengan seorang pengacara
bernama Tertulus, seorang Romawi, yang ahli dalam hukum dan
bahasa Romawi, dan sebab itu paling tepat menangani perkara
di hadapan wali negeri Romawi, dan kemungkinan besar bisa
mengambil hatinya. Imam besar dan para penatua, meskipun hati
mereka cukup penuh dengan kebencian, namun menganggap li-
dah mereka tidak cukup tajam. sebab itu, mereka menyewa Ter-
tulus, yang mungkin terkenal pandai bersilat lidah, untuk men-
jadi pengacara mereka. Dan, tidak diragukan lagi, mereka mem-
bayar dia mahal, mungkin dari uang perbendaharaan Bait Tuhan ,
yang ada dalam kekuasaan mereka, sebab perkara itu menyang-
kut jemaat dan oleh sebab itu tidak boleh segan-segan dipakai.
Paulus disidang di hadapan Feliks, sang wali negeri: ia dipanggil
menghadap (ay. 2). Pekerjaan Tertulus yaitu , atas nama para
pendakwa, membuka dakwaan melawan Paulus, dan Tertulus
yaitu orang yang mau mengatakan apa saja demi uang. Yang
berlidah tamak pasti akan melakukannya. Betapapun tidak adil-
nya suatu perkara, pasti ada saja pengacara yang mau membela-
nya. Namun, kita berharap supaya banyak pengacara bertindak
demikian adil sehingga tidak dengan sengaja mendukung perkara
yang tidak adil.namun Tertulus bukanlah pengacara seperti itu. Pi-
datonya (atau paling tidak ringkasannya, sebab, dari pidato Tully,
tampak bahwa para pengacara Romawi, pada kesempatan-kesem-
patan seperti itu, biasa membuat pidato yang panjang-panjang) di-
sampaikan di sini. Di dalamnya ada sanjungan dan kebohong-
an. Yang buruk dikatakan baik, yang baik dikatakan buruk.
1. Salah seorang yang terburuk di sini dipuji sebagai salah se-
orang yang terbaik, hanya sebab ia seorang hakim. Feliks di-
gambarkan oleh ahli-ahli sejarah dari bangsanya sendiri, dan
juga oleh Yosefus ahli sejarah bangsa Yahudi, sebagai orang
yang sangat jahat. Untuk menyokong kepentingannya di istana,
ia tidak segan-segan berbuat segala macam kejahatan yang bisa
diperbuatnya. Ia seorang penindas besar, sangat kejam dan
tamak. Ia memelihara dan melindungi para pembunuh (Yosefus.
Antiq. 20. 162-165.) Walaupun begitu, Tertulus di sini, atas
Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9
1015
nama imam besar dan para penatua, dan mungkin dengan
petunjuk-petunjuk khusus dari mereka dan menurut pedom-
an-pedoman kerjanya sendiri, memuji dia, menyanjung-nyan-
jungnya setinggi langit, seolah-olah ia hakim yang begitu baik
yang belum pernah ada. Dan lebih parah lagi, sanjungan ini
datang dari imam besar dan para penatua, padahal Feliks
baru saja menunjukkan permusuhannya terhadap golongan
mereka. Sebab Yonatan sang imam besar, atau salah seorang
imam kepala, setelah menyinggung Feliks dengan sindiran
yang terlalu pedas melawan pemerintahannya yang lalim, di-
bunuh oleh beberapa penjahat yang disewanya. Dan setelah
itu, ia melakukan hal serupa terhadap orang-orang lain, juga
dengan menyewa orang suruhan: Cujus facinoris quia nemo
ultor extitit, invitati hac licentia sicarii multos confodiebant, alios
propter privatas inimicitias, alios conducti pecunia, etiam in ipso
templo sebab tak seorang pun bersedia menghukum kefasik-
an yang begitu besar, maka para pembunuh, geram melihat
pengabaian ini, mulai menikam beberapa orang. Sebagian orang
menikam sebab kebencian pribadi, dan sebagian yang lain
sebab disewa, dan itu terjadi bahkan di dalam Bait Tuhan . Na-
mun, untuk melibatkan Feliks agar memuaskan kebencian
orang-orang Yahudi terhadap Paulus, dan agar membalas ke-
baikan mereka yang sudah mengabaikan kefasikannya yang
besar ini, mereka meninggi-ninggikan dia sebagai berkat terbe-
sar bagi jemaat dan bangsa mereka, yang pernah diberikan di
antara mereka.
(1) Mereka sangat siap mengakui sanjungan ini (ay. 2): Oleh
usahamu kami, dari jemaat Yahudi, menikmati kesejahteraan,
dan kami memandangmu sebagai pemelihara dan pelin-
dung kami, dan banyak sekali perbuatan baik yang telah
terlaksana, dari waktu ke waktu, untuk bangsa Yahudi oleh
kebijaksanaanmu oleh hikmat, perhatian, dan kewaspa-
daanmu. Memang pantas untuk menghargai dia, sebab ia
memang sangat berperan dalam menekan pemberontakan
orang Mesir yang pernah dibicarakan oleh si kepala pa-
sukan (21:38).namun adilkah bila pujian itu meluputkan-
nya dari celaan atas kelaliman dan penindasan yang dila-
kukannya setelah itu? Lihatlah di sini,
1016
[1] Betapa tidak bahagianya hidup para pembesar, dan
sungguh besar ketidakbahagiaan mereka itu, sebab pe-
layanan yang mereka berikan terlampau dibesar-besar-
kan, dan mereka tidak pernah diberi tahu dengan benar
apa kesalahan-kesalahan mereka. Dan sebab itu, hati
mereka mengeras dan terdorong dalam berbuat kejahatan.
[2] Cara yang dipakai orang jahat, dengan menyanjung-
nyanjung para pembesar dalam kesalahan yang mereka
perbuat untuk mendorong mereka agar berbuat lebih ja-
hat. Suatu waktu tertentu ada juga para petinggi gereja,
sebab merasa diri diperkuat oleh kuasa gerejawi yang
terlalu berlebihan diberikan kepada mereka, lalu diban-
tu dalam menganiaya hamba-hamba Kristus. Mereka me-
nyanjung-nyanjung dan memuji para perebut kekuasaan
dan penguasa lalim, dan dengan demikian menjadikan
diri sebagai alat bagi kebencian mereka, seperti yang di-
rancang imam besar di sini, dengan pujian-pujiannya
terhadap Feliks.
(2) Mereka berjanji untuk selalu berterima kasih atas per-
buatannya itu (ay. 3): Semuanya itu selalu dan di
mana-mana kami sambut. Di mana-mana dan di sepanjang
waktu kami mengingatnya, kami mengaguminya, Feliks
yang mulia, dengan sangat berterima kasih. Kami akan
siap, dalam kesempatan apa saja, untuk bersaksi bagimu,
bahwa engkau yaitu penguasa yang bijak dan baik, dan
sangat berguna bagi negeri ini. Jika memang benar bahwa
ia yaitu penguasa seperti itu, maka wajar bila mereka me-
nyambut pekerjaan-pekerjaannya yang baik dengan penuh
syukur seperti ini. Kepuasan-kepuasan yang kita dapatkan
dari pekerjaan pemerintah, terutama dari pelayanan para
penguasa yang baik dan bijak, haruslah kita syukuri, baik
kepada Tuhan maupun manusia. Ini merupakan bagian dari
kehormatan yang harus diberikan kepada para hakim,
yaitu mengakui pekerjaan mereka dalam membuat kita me-
nikmati ketenteraman di bawah perlindungan mereka, dan
perbuatan-perbuatan baik yang terlaksana melalui kebijak-
sanaan mereka.
(3) Oleh sebab itu, mereka mengharapkan perkenanannya da-
lam perkara ini (ay. 4). Mereka berpura-pura sangat enggan
Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9
1017
mengganggu waktunya: namun supaya jangan terlalu
banyak menghabiskan waktumu.namun juga mereka sangat
yakin bahwa ia akan bersabar: aku minta, supaya engkau
mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu
yang terkenal itu. Semua pernyataan ini hanyalah ad
captandam benefolentiam untuk membuat dia berpihak
pada perkara mereka. Dan mereka sungguh sadar bahwa
akan segera terlihat bahwa perkara itu lebih banyak me-
ngandung kebencian dibandingkan inti perkara yang sebenar-
nya, sehingga mereka menganggap penting untuk secara
licin membuat diri mereka mendapat perkenanannya. Se-
tiap orang tahu bahwa imam besar dan para penatua ada-
lah musuh-musuh pemerintahan Romawi, dan tidak te-
nang hidup di bawah segala tanda kuk perbudakan itu.
Oleh sebab itu, mereka membenci Feliks di dalam hati. Na-
mun, untuk memenuhi maksud-maksud mereka melawan
Paulus, mereka, melalui pengacara mereka, menunjukkan
kepada Feliks segala penghormatan ini, seperti yang mereka
tunjukkan kepada Pilatus dan Kaisar saat mereka meng-
hukum Juruselamat kita. Para penguasa tidak selalu bisa
menghakimi apa sebenarnya perasaan rakyat melalui puji-
an-pujian yang mereka berikan. Menyanjung dan berlaku
setia itu dua hal yang berbeda.
2. Salah seorang yang terbaik di sini dituduh sebagai salah se-
orang penjahat yang terburuk, hanya sebab ia seorang tahanan.
Setelah hujan sanjungan, yang di dalamnya kita tidak bisa
melihat inti masalah oleh sebab muluknya kata-kata, ia me-
nyampaikan maksud dan keperluannya, yaitu memberitahu-
kan kepada yang mulia tentang si tahanan yang sedang disi-
dang. Perkataan Tertulus di sini memuakkan sebab cemoohnya,
sama seperti perkataannya sebelumnya memuakkan sebab
sanjungannya. Kasihan orang ini. Saya percaya bahwa ia tidak
membenci Paulus, tidak pula ia percaya pada apa yang dikata-
kannya dalam memfitnah dia, sama seperti dalam menjilat
Feliks. namun , sama seperti saya hanya bisa kasihan me-
lihat orang yang cerdas dan pandai mau menjual lidah seperti
itu (seperti yang dikatakan orang), begitu pula saya hanya bisa
marah terhadap orang-orang bermartabat yang hatinya begitu
penuh kebencian sehingga memasukkan kata-kata ini ke da-
1018
lam mulutnya. Dua hal yang di sini dikeluhkan Tertulus ke-
pada Feliks, atas nama imam besar dan para penatua:
(1) Bahwa kedamaian bangsa mereka terusik oleh Paulus. Me-
reka tidak akan bisa menjadikan murid-murid Kristus se-
bagai umpan seandainya mereka tidak terlebih dahulu me-
ngenakan pakaian binatang buas kepada mereka. Tidak
pula mereka akan memperlakukan murid-murid Kristus
secara teramat keji seperti itu seandainya mereka tidak ter-
lebih dahulu menggambarkan murid-murid sebagai orang
yang paling keji, meskipun gambaran mereka tentang
murid-murid Kristus itu betul-betul keliru dan tidak ber-
dasar sama sekali. Ketidakbersalahan, sama seperti sikap
terpuji dan perbuatan yang berguna, tidak bisa memagari
kita dari fitnah, bahkan dari kesan-kesan yang ditanamkan
fitnah itu ke dalam pikiran para hakim maupun orang ba-
nyak, yang akan menyulut amarah dan iri hati mereka.
Sebab, sekalipun yang dikatakan sedemikian tidak adil, na-
mun jika itu diperkuat, seperti yang terjadi di sini, de-
ngan khidmat dan kekudusan palsu, dan dengan keyakin-
an serta keributan, maka pasti akan ada yang melekat.
Pada masa lalu, tuduhan terhadap nabi-nabi Tuhan yaitu
bahwa mereka mengacaukan negeri, dan melawan Yeru-
salem kepunyaan Tuhan . Bahwa mereka menyebutnya seba-
gai kota pemberontak, merugikan para raja dan negeri-ne-
geri (Ezr. 4:15, 19). Demikian pula tuduhan melawan Yesus
Tuhan kita, bahwa Ia menyesatkan bangsa, dan melarang
memberi upeti kepada Kaisar. Sekarang tuduhan yang
sama juga dilancarkan terhadap Paulus di sini. Dan, meski-
pun betul-betul salah, tuduhan itu ditegaskan dengan begi-
tu penuh keyakinan. Mereka tidak berkata, Kami mencuri-
gai dia sebagai orang yang berbahaya, dan sebab kecuri-
gaan itu membawa dia kemari. Sebaliknya, seolah-olah
perkara itu tidak disangsikan lagi, telah nyata kepada kami
bahwa orang ini demikian. Sudah sering kali dan sudah
lama kami mendapatinya demikian, seolah-olah ia sudah
terbukti sebagai pengkhianat dan pemberontak. Namun,
bagaimanapun juga, tidak ada kebenaran sedikit pun da-
lam perkataan mereka ini. Sebaliknya, jika perilaku Paulus
Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9
1019
yang benar diselidiki, maka akan segera ditemukan keba-
likan dari apa yang mereka katakan ini.
[1] Paulus yaitu orang yang berguna, dan membawa ber-
kat besar bagi bangsanya, orang yang patut diteladani
dalam kejujuran dan kebaikannya, berkat bagi semua,
dan tidak berniat membuat marah siapa saja. Namun,
di sini ia disebut penyakit sampar (ay. 5): Telah nyata
kepada kami, bahwa dia yaitu loimon pestem tulah
bangsa, penyakit sampar berjalan, yang artinya ia ada-
lah orang yang suka menimbulkan kegemparan, penuh
kebencian, condong berbuat jahat, dan akan membuat
kekacauan di mana saja dia datang. Mereka ingin agar
orang berpikir bahwa ia sudah berbuat kejahatan yang
lebih besar pada masanya dibandingkan yang bisa ditimbul-
kan oleh sebuah tulah. Bahwa kejahatan yang dilaku-
kannya itu menyebar dan menular, dan bahwa ia mem-
buat orang lain jahat seperti dirinya. Bahwa perbuatan-
nya itu akan mematikan sama seperti tulah, membunuh
dan menghancurkan, dan memorak-porandakan semua-
nya. Bahwa perbuatannya harus sangat ditakuti dan di-
waspadai seperti tulah. Banyak khotbah baik yang su-
dah disampaikannya, dan banyak perbuatan baik yang
sudah dilakukannya. Namun, untuk semuanya ini ia di-
sebut penyakit sampar.
[2] Paulus yaitu seorang pembawa damai, pekabar Injil,
Injil yang berkuasa langsung melenyapkan segala perse-
teruan, dan menetapkan damai yang sejati dan kekal. Ia
sendiri hidup dengan damai dan tenang, dan mengajar
orang lain untuk berbuat demikian juga. Namun, di sini
ia digambarkan sebagai seorang yang menimbulkan ke-
kacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia
yang beradab. Orang-orang Yahudi tidak suka dengan
pemerintahan Romawi. Yang paling tidak suka dari an-
tara mereka yaitu yang paling fanatik. Hal ini diketa-
hui Feliks, dan oleh sebab itu ia mewaspadai mereka.
Nah, mereka akan senang untuk membuat dia percaya
bahwa Paulus inilah orang yang membuat mereka di-
perlakukan seperti itu, padahal sebenarnya mereka sen-
dirilah yang menebarkan benih perpecahan dan pembe-
1020
rontakan di antara mereka, dan mereka tahu itu. Dan
alasan mereka membenci Kristus dan agama-Nya ada-
lah sebab Ia tidak berbuat sesuatu untuk memimpin
perlawanan terhadap bangsa Romawi. Di mana-mana
orang-orang Yahudi siap melawan Paulus, dan mengge-
rakkan orang banyak untuk berteriak menentangnya.
Mereka membawa-bawa pemberontakan di mana saja ia
berada, lalu secara tidak adil mempersalahkan dia se-
olah-olah dialah yang menimbulkannya. Seperti Nero,
yang tidak lama setelah membakar kota Roma, berkata
bahwa orang-orang Kristenlah yang melakukannya.
[3] Paulus yaitu seorang yang penuh kasih terhadap se-
mua orang, tidak mau menjadi istimewa,namun menja-
dikan dirinya sebagai hamba bagi semua demi kebaikan
mereka. Namun, di sini dia dituduh sebagai seorang to-
koh dari sekte orang Nasrani, seorang pengusung sekte
itu, demikianlah arti dari kata itu. saat Siprianus di-
hukum mati sebab menjadi orang Kristen, tuduhan ini
termasuk dalam hukumannya, bahwa ia auctor iniqui
nominis et signifer pengusung dan pemimpin sebuah
perkara kejahatan. Nah, benar bahwa Paulus yaitu se-
orang pemimpin yang giat memberitakan Kekristenan.
namun , pertama, betul-betul keliru kalau Kekris-
tenan disebut sekte. Ia tidak menarik orang untuk
mengikuti suatu golongan atau pendapat pribadi, tidak
pula ia menjadikan pendapat-pendapatnya sendiri seba-
gai pedoman hidup mereka. Kekristenan yang benar
menegakkan apa yang merupakan kepedulian bersama
seluruh umat manusia, memberitakan kehendak baik
kepada manusia, dan menunjukkan kepada kita Tuhan
di dalam Kristus yang mendamaikan dunia dengan diri-
Nya. Oleh sebab itu, Kekristenan tidak bisa dianggap
berasal dari pendapat-pendapat sempit dan kepentingan-
kepentingan pribadi sebagaimana demikian halnya de-
ngan asal-usul sekte. Kekristenan yang sejati berkuasa
langsung mempersatukan anak-anak manusia, dan me-
nyatu-padukan mereka bersama-sama. Dan, bila ia men-
dapat tempat dalam pikiran manusia, kuasa dan penga-
ruhnya akan membuat mereka lemah lembut dan
Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9
1021
tenang, cinta damai dan mengasihi, tidak merepotkan,
menerima, dan membantu satu sama lain. Oleh sebab
itu, Kekristenan sama sekali bukan sekte. Sekte biasa
dianggap mengarah pada perpecahan dan menebarkan
perselisihan. Kekristenan yang sejati tidak mencari ke-
untungan atau manfaat duniawi, dan oleh sebab itu
sama sekali tidak bisa disebut sekte. Orang-orang yang
memajukan sekte didorong oleh kepentingan duniawi,
mereka ingin meraih kekayaan dan kehormatan.namun
orang-orang yang mengakui Kekristenan sama sekali
tidak berpikiran begitu. Justru sebaliknya, dengan ber-
iman Kristen mereka terancam akan kehilangan segala
sesuatu yang mereka sayangi di dunia ini. Kedua, de-
ngan rasa benci Kekristenan disebut sekte orang Nasrani,
yang menggambarkan Kristus sebagai orang dari Naza-
ret, di mana tidak ada satu kebaikan yang bisa diharap-
kan. sedang sebenarnya Ia dari Betlehem, di mana
Mesias akan dTuhan rkan. Namun, Ia memang senang me-
nyebut diri-Nya Yesus, orang Nazaret (22:8). Dan Kitab
Suci memberi kehormatan kepada nama itu (Mat.
2:23). Oleh sebab itu, meskipun dimaksudkan sebagai
cela, orang-orang Kristen tidak melihat alasan untuk
malu berbagi dengan Tuannya dalam hal ini . Ke-
tiga, tidak benar bahwa Paulus yaitu pencipta dan
pengusung sekte ini. Sebab ia tidak menarik orang ke-
pada dirinya sendiri, melainkan kepada Kristus. Ia tidak
memberitakan dirinya sendiri, melainkan Kristus Yesus.
[4] Paulus menghormati Bait Tuhan , sebab itu yaitu tempat
yang telah dipilih Tuhan untuk menempatkan nama-Nya,
dan ia sendiri baru saja beribadah di sana dengan khu-
syuk belum lama ini. Namun, di sini dia dituduh ber-
usaha melanggar kekudusan Bait Tuhan , dengan sengaja
menghinanya, dan melanggar hukum-hukumnya (ay. 6).
Tuduhan itu tidak terbukti, sebab apa yang mereka
ajukan sebagai kenyataan betul-betul dusta, dan mere-
ka tahu itu (21:29).
(2) Bahwa jalan keadilan untuk melawan Paulus terhalang
oleh si kepala pasukan.
1022
[1] Mereka berseru bahwa mereka sudah menangkapnya,
dan akan menghukum dia menurut hukum mereka. Teta-
pi ini tidak benar. Mereka tidak berusaha menghukum
dia menurut hukum mereka. Sebaliknya, bertentangan
dengan semua hukum dan keadilan, mereka berusaha
memukulnya sampai mati atau menghajarnya habis-
habisan, tanpa mau mendengar apa yang ingin dikata-
kannya untuk membela diri. Mereka berusaha, dengan
berpura-pura membawa dia ke pengadilan mereka, me-
lemparkan dia ke tangan para bajingan yang sedang
menunggu untuk menghabisinya. Apakah ini yang dina-
makan menghukum menurut hukum mereka? Mudah
bagi orang, setelah tahu apa yang seharusnya mereka
lakukan, untuk berkata, bahwa mereka akan melaku-
kan ini dan itu, padahal yang mereka maksudkan sama
sekali bukan itu.
[2] Mereka mencela kepala pasukan sebab dianggap telah
merugikan mereka dengan menyelamatkan Paulus dari
tangan mereka, padahal dengan begitu, kepala pasukan
tidak saja berbuat adil kepadanya, melainkan juga me-
lakukan kebaikan terbesar yang bisa diperbuat terha-
dap mereka, dengan mencegah kesalahan yang akan
mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri: Kepala
pasukan Lisias datang mencegahnya, dan dengan keke-
rasan (tetapi sebenarnya kekerasan yang seperlunya
saja, tidak lebih) merebut dia dari tangan kami (ay. 7).
Lihatlah bagaimana para penganiaya geram sebab di-
kecewakan, padahal mereka seharusnya bersyukur un-
tuk itu. saat Daud dalam panas amarahnya hendak
melakukan perbuatan berdarah, ia berterima kasih ke-
pada Abigail sebab menghentikannya, dan bersyukur
kepada Tuhan sebab mengirimkan dia untuk mencegah-
nya. Begitu cepat dia memperbaiki diri dan bertobat. Te-
tapi orang-orang kejam ini membenarkan diri mereka
sendiri, dan memusuhi orang yang mencegah mereka
(seperti yang dikatakan Daud di sana) untuk tidak me-
numpahkan darah dengan tangan mereka sendiri.
[3] Mereka menyerahkan masalah itu kepada Feliks dan
penghakimannya, namun tampak merasa tidak nyaman
Kitab Kisah Para Rasul 24:1-9
1023
sebab harus melakukannya, sebab kepala pasukan su-
dah membuat mereka terpaksa melakukannya (ay. 8):
Dialah yang memaksa kami untuk mengusik yang
mulia, dan diri kami sendiri juga, dengan masalah ini.
Sebab, dalam masalah ini, Pertama, ia menyuruh para
pendakwa datang menghadap engkau, supaya engkau
bisa mendengar tuduhannya, padahal itu bisa saja dise-
lesaikan di pengadilan yang lebih rendah. Kedua, ia me-
nyerahkan kepadamu untuk memeriksa Paulus, dan ber-
usaha semampumu untuk mendapat informasi dari dia,
dan melihat apakah engkau, melalui pengakuannya, tahu
akan hal-hal yang kami ajukan untuk mendakwanya.
III. Persetujuan orang Yahudi mengenai kebenaran dakwaan yang
dibeberkan oleh Tertulus (ay. 9): Dan juga orang-orang Yahudi
menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu
sungguh demikian.
1. Sebagian orang berpikir bahwa sokongan ini menunjuk pada
bukti dari tuduhan mereka oleh saksi-saksi yang disumpah,
yang diperiksa untuk mengetahui duduk perkaranya secara
rinci, dan menegaskannya. Tidak heran jika, setelah mene-
mukan pengacara yang mau mengatakannya, mereka juga
menemukan saksi-saksi yang mau bersumpah untuk itu,
demi uang.
2.namun , sokongan itu lebih tepatnya menunjuk pada persetu-
juan yang diberikan oleh imam besar dan para penatua ter-
hadap apa yang dikatakan Tertulus. Feliks bertanya kepada
mereka, Inikah pemahaman kalian akan masalah ini, dan
itu sajakah yang ingin kalian sampaikan? Dan mereka men-
jawab, Ya, itu saja. Dengan demikian, mereka membuat diri
mereka bersalah atas segala kepalsuan yang ada dalam per-
kataan Tertulus. Orang yang tidak memiliki keahlian dan
tidak ambil bagian dalam kejahatan-kejahatan yang diperbu-
at orang lain, yang tidak bisa berbicara di depan umum dan
berdebat melawan agama, mereka ini tetap bisa menjadikan
diri mereka sendiri bersalah atas kejahatan-kejahatan yang
diperbuat orang lain, bila mereka menyetujui apa yang diper-
buat orang-orang lain itu dengan berkata bahwa perkara
yang diperbuat orang lain itu sungguh benar adanya. Mereka
1024
mengulangi dan membela apa yang dikatakan, untuk mem-
belokkan Jalan Tuhan yang lurus. Ada banyak orang yang
tidak cukup pandai untuk memohon kepada Baal,namun
cukup jahat untuk berpihak kepadanya.
Pembelaan Paulus yang Ketiga
(24:10-21)
10 Lalu wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbi-
cara. Maka berkatalah Paulus: Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun
lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. sebab itu tanpa ragu-ragu
aku membela perkaraku ini di hadapanmu: 11 Engkau dapat memastikan,
bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem
untuk beribadah. 12 Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang berteng-
kar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Tuhan ,
maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota. 13 Dan mereka
tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka
kepada diriku. 14namun aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti ke-
pada Tuhan nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan
yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertu-
lis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi. 15 Aku menaruh pengha-
rapan kepada Tuhan , sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan
semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang
tidak benar. 16 Sebab itu aku selalu berusaha untuk hidup dengan hati
nurani yang murni di hadapan Tuhan dan manusia. 17 Dan setelah beberapa
tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberi-
an bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan.
18 Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia
mendapati aku di dalam Bait Tuhan , sesudah aku selesai mentahirkan diriku,
tanpa orang banyak dan tanpa keributan. 19 Merekalah yang sebenarnya ha-
rus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mere-
ka memiliki sesuatu terhadap aku. 20 Namun biarlah orang-orang yang
hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati,
saat aku dihadapkan di Mahkamah Agama. 21 Atau mungkinkah sebab
satu-satunya perkataan yang aku serukan, saat aku berdiri di tengah-
tengah mereka, yakni: sebab hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini
dihadapkan kepada kamu.
Di sini kita mendapati Paulus membela diri, menanggapi dakwaan
Tertulus. Di dalam pembelaannya tampak roh hikmat dan kekudusan
yang besar, dan penggenapan janji Kristus kepada para pengikut-
Nya, bahwa saat mereka dihadapkan kepada para wali negeri dan
raja, oleh sebab nama-Nya, maka semuanya itu akan dikaruniakan
kepada mereka pada saat itu juga saat mereka harus berbicara.
Meskipun Tertulus sudah mengucapkan banyak hal yang memancing
amarah, Paulus tidak menyela ucapannya,namun membiarkan dia
menyelesaikan perkataannya, sesuai tata krama dan tata cara peng-
adilan, bahwa penggugat diperkenankan menyelesaikan keterangannya
Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21
1025
sebelum terdakwa memulai pembelaannya. Dan sesudah selesai, ia
tidak serta-merta berteriak mengutuki kejahatan zaman dan angkatan
di mana dia hidup (O tempora! O mores! Oh, betapa bobroknya za-
man ini!).namun dia menunggu sang hakim memperbolehkan dia
mengambil giliran untuk berbicara, dan begitulah yang dilakukan-
nya. Wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh
berbicara (ay. 10). Sekarang ia mendapat izin untuk berbicara, di
bawah perlindungan wali negeri, dan ini lebih dibandingkan yang bisa di-
dapatkannya sampai saat itu. saat berbicara, ia sama sekali tidak
mencela Tertulus, yang diketahuinya berbicara demi uang, dan oleh
sebab itu ia tidak menganggap sepele apa yang dikatakannya. Seba-
liknya, ia mengemukakan pembelaannya melawan orang-orang yang
mempekerjakan Tertulus. Dan di sini,
I. Ia berbicara dengan sangat hormat kepada wali negeri, dengan ke-
yakinan bahwa sang wali negeri akan berbuat adil terhadapnya.
Di sini tidak ada pujian yang muluk-muluk seperti yang diucap-
kan Tertulus untuk menenangkan wali negeri,namun , yang betul-
betul lebih terhormat, ia menyatakan bahwa tanpa ragu-ragu ia
membela perkaranya, dan itu dilakukan dengan yakin di hadapan-
nya, dengan memandang dia, meskipun bukan sebagai salah se-
orang teman, melainkan sebagai orang yang akan berlaku adil dan
tidak memihak. Demikianlah ia mengungkapkan pengharapannya
agar sang hakim berlaku demikian, untuk mendorongnya berlaku
demikian. Itu juga merupakan salah satu bahasa orang yang sa-
dar akan kelurusan hatinya sendiri, dan yang hatinya tidak men-
cela dia, sekalipun orang lain mencelanya. Ia tidak berdiri gemetar
di hadapan sidang. Sebaliknya, ia sangat gembira saat tahu
bahwa hakimnya tidak memihak siapa-siapa. Bahkan, saat tahu
siapa yang menjadi hakimnya, tanpa ragu-ragu ia membela perka-
ranya. Dan mengapa demikian? Ia tidak berkata, sebab aku
tahu bahwa engkau yaitu hakim yang selalu berlaku adil dan
lurus, yang membenci suap, dan dalam menghakimi takut akan
Tuhan , dan tidak memikirkan manusia. Sebab tidaklah adil bagi
dia untuk berkata demikian tentang sang wali negeri, dan sebab
itu tidak mau mengatakannya, sekalipun untuk mendapatkan
perkenanannya.namun , tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku
ini di hadapanmu, sebab aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun
1026
lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini, dan ini sungguh
benar. Dan oleh sebab itu,
1. Ia bisa tahu sendiri bahwa sebelumnya tidak pernah ada ke-
luhan terhadap Paulus. Keributan-keribuatan seperti yang me-
reka teriakkan itu pada umumnya ditujukan melawan orang-
orang yang biasa melanggar hukum.namun , meskipun sudah
lama menjadi hakim di sana, tidak pernah Paulus dibawa ke
hadapannya sampai sekarang. Dan sebab itu, ia bukanlah
penjahat yang sedemikian berbahaya seperti yang dikatakan
orang tentang dia.
2. Ia mengenal baik bangsa Yahudi, dan perilaku serta jiwa mereka.
Ia tahu betapa fanatiknya mereka dengan jalan mereka sen-
diri, betapa dengan gigih mereka menentang semua orang
yang tidak menuruti hukum mereka, betapa pada umumnya
mereka cepat kesal dan suka melawan. sebab itu, ia memberi
tempat pada tuduhan mereka melawan Paulus, dan tidak am-
bil peduli bahwa mungkin saja tuduhan mereka itu sebagian
sebab kebencian. Meskipun tidak mengenal Paulus, sang ha-
kim mengenal para pendakwanya, dan melalui itu ia bisa men-
duga orang seperti apa dia.
II. Ia menolak fakta-fakta yang dituduhkan kepadanya, yang mereka
pakai untuk menggambarkan orang seperti apa dia. Menimbulkan
kekacauan dan melanggar kekudusan Bait Tuhan yaitu kejahatan
yang dituduhkan kepadanya, kejahatan yang mereka tahu tidak
biasa diselidiki oleh wali-wali negeri Romawi, dan sebab itu me-
reka berharap agar sang wali negeri mau mengembalikan Paulus
kepada mereka untuk dihakimi menurut hukum mereka. Dan ha-
nya ini saja yang mereka harapkan.namun Paulus ingin supaya
meskipun sang hakim tidak akan menyelidiki kejahatan-kejahatan
itu, ia mau melindungi orang yang secara tidak adil didakwa me-
lakukannya dari orang-orang yang diketahuinya berhati keji dan
jahat. Nah, Paulus ingin agar wali negeri itu mengerti (dan jika di-
minta, ia siap menyokong penyataannya dengan saksi-saksi),
1. Bahwa ia datang ke Yerusalem dengan tujuan untuk beribadah
kepada Tuhan dalam damai dan kekudusan, dan sama sekali
tidak berniat untuk menimbulkan kekacauan atau melanggar
kekudusan Bait Tuhan . Ia datang untuk menjaga persekutuan-
Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21
1027
nya dengan orang-orang Yahudi, bukan untuk menghina mere-
ka sedikit pun.
2. Bahwa baru dua belas hari sejak ia datang ke Yerusalem, dan
bahwa ia sudah menjadi tahanan selama enam hari. Ia datang
sendirian, dan orang tidak bisa berpikir bahwa dalam waktu
yang begitu singkat ia bisa melakukan kejahatan seperti yang
mereka tuduhkan kepadanya. Dan, mengenai hal-hal apa yang
sudah dilakukannya di negeri-negeri lain, orang-orang Yahudi
itu tidak tahu apa-apa kecuali melalui laporan yang tidak me-
nentu. Laporan itu secara sangat tidak adil menggambarkan
apa yang telah dikerjakannya.
3. Bahwa di Yerusalem ia merendahkan diri supaya berlaku te-
nang dan damai, dan tidak membuat kekacauan apa pun. Se-
andainya benar (seperti yang mereka tuduhkan) bahwa ia
seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang
Yahudi, tentulah ia akan giat membentuk kelompok di Yerusa-
lem.namun itu tidak dilakukannya. Ia ada di dalam Bait Tuhan ,
mengikuti ibadah umum di sana. Ia ada di rumah-rumah ibadat
di mana Kitab Taurat dibacakan dan dibuka. Ia pergi berkeli-
ling kota menemui saudara-saudara dan teman-temannya,
dan berbincang-bincang dengan bebas di tempat-tempat ra-
mai. Ia seorang yang sangat pintar dan giat, namun mereka ti-
dak bisa menuduh dia melakukan sesuatu yang melawan baik
iman maupun ketenteraman jemaat Yahudi.
(1) Ia tidak berjiwa menentang, seperti umumnya para pembuat
kekacauan. Ia tidak suka bertengkar atau melawan. Mereka
tidak pernah mendapati dia bertengkar dengan seseorang,
entah untuk mencari gara-gara dengan orang terpelajar
atau membingungkan orang yang lemah dan sederhana de-
ngan hal-hal yang rumit. Ia siap, jika diminta, memberi
alasan dari pengharapan yang ada pada dirinya, dan meng-
ajar orang lain.namun ia tidak pernah memulai pertengkar-
an dengan siapa saja tentang agamanya, tidak pula ia
memperdebatkan, memperselisihkan, dan mempersengke-
takan secara tak pantas apa yang seharusnya dibicarakan
dengan rendah hati dan hormat, dengan kelemahlembutan
dan kasih.
(2) Ia tidak berjiwa pengacau. Mereka tidak pernah mendapati
aku mengadakan huru-hara, dengan memanas-manasi me-
1028
reka melawan para pemimpin jemaat ataupun bangsa me-
reka atau menyebarkan kepada mereka ketakutan dan ke-
cemburuan tentang masalah umum, tidak pula memperten-
tangkan satu sama lain atau menabur benih perselisihan di
antara mereka. Dia berperilaku seperti layaknya seorang
Kristen dan hamba Tuhan, dengan kasih dan ketenangan,
dan tunduk sepantasnya pada pihak yang berwenang seca-
ra sah. Senjata peperangannya bukanlah senjata duniawi,
tidak pernah pula ia menyebutkan atau memikirkan suatu
hal seperti mengangkat senjata untuk menyebarkan Injil
atau membela para pemberitanya. Meskipun bisa saja ia
membentuk kelompok di antara rakyat jelata yang sama
kuatnya dengan musuh-musuhnya, ia tidak pernah men-
cobanya.
4. Bahwa mengenai apa yang mereka tuduhkan kepadanya, yaitu
menimbulkan kekacauan di negeri-negeri lain, ia betul-betul
tidak bersalah atas hal itu, dan mereka tidak dapat menuduh-
kan itu kepadanya (ay. 13): Dan mereka tidak dapat membukti-
kan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada
diriku. Dengan berkata demikian,
(1) Ia mempertahankan ketidakbersalahannya, sebab saat ia
berkata, mereka tidak dapat membuktikannya, yang di-
maksudkannya yaitu , kenyataannya bukan seperti itu. Ia
bukanlah musuh ketenteraman masyarakat. Ia tidak ber-
buat apa-apa yang menimbulkan prasangka buruk, malah
nyata-nyata memberi banyak pelayanan, dan dengan
senang hati akan berbuat lebih banyak lagi, bagi bangsa
Yahudi. Ia sama sekali tidak membenci mereka, malah ter-
amat sayang kepada mereka melebihi apa yang bisa diba-
yangkan, dan sangat ingin melihat mereka sejahtera (Rm.
9:1-3).
(2) Ia mengeluhkan musibah yang menimpanya sendiri, bahwa
ia dituduh melakukan hal-hal yang tidak bisa dibuktikan
melawan dia. Sudah sering kali menjadi nasib orang yang
sangat berharga dan sangat baik untuk dilukai seperti itu,
untuk dituduh melakukan hal-hal yang paling tidak mung-
kin mereka lakukan, yang membayangkannya saja mereka
sudah benci.namun , walaupun mereka meratapi musibah
Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21
1029
ini, bisa jadi ini membawa sukacita bagi mereka, bahwa
suara hati mereka turut bersaksi tentang kejujuran mereka.
(3) Ia menunjukkan kesalahan para pendakwanya, dengan me-
ngatakan bahwa apa yang mereka ketahui tidak bisa mereka
buktikan, dan dengan demikian berlaku tidak benar terha-
dap namanya, kebebasannya, dan hidupnya. Dan mereka
juga berlaku tidak benar terhadap hakim, dengan mende-
saknya, dan memanfaatkan apa yang ada pada mereka un-
tuk membengkokkan penghakimannya.
(4) Ia memohon keadilan kepada hakimnya, dan membangun-
kan dia untuk melihat ke sekelilingnya, supaya ia tidak ter-
makan umpan oleh penghukuman yang dijalankan dengan
kekerasan itu. Hakim harus menjatuhkan hukuman secun-
dum allegata et probate bukan hanya sesuai dengan apa
yang dituduhkan, melainkan juga dengan apa yang terbukti.
Oleh sebab itu, hakim harus memeriksa, menyelidiki, dan
menanyakan baik-baik, apakah itu benar dan sudah pasti
(Ul. 13:14). Kalau tidak begitu, ia tidak bisa memberi
penghakiman yang benar.
III. Ia memberi penjelasan yang wajar dan adil tentang dirinya
sendiri, yang sekaligus membersihkan dirinya dari tuduhan keja-
hatan itu dan juga menunjukkan apa alasan sebenarnya dari
kekerasan mereka dalam mendakwa dia.
1. Ia menggambarkan dirinya sebagai orang yang mereka pan-
dang sesat, dan itulah alasan kepahitan mereka terhadap dia.
Kepala pasukan sudah mengamati, dan wali negeri tidak bisa
tidak pasti sudah mengamati sekarang, kekerasan dan kege-
raman yang tidak biasa pada para pendakwa Paulus, yang ti-
dak tahu harus mereka apakan.namun , dengan menduga-duga
apa kejahatannya melalui teriakan mereka, ia menyimpulkan
bahwa pastilah Paulus orang yang sangat jahat hanya sebab
alasan itu. Sekarang Paulus di sini mengungkapkan apa yang
menjadi masalahnya: aku mengakui bahwa aku berbakti kepa-
da Tuhan nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan,
yaitu Jalan yang mereka sebut sekte atau bidah. Jadi perseli-
sihan itu menyangkut masalah agama, dan perselisihan-perse-
lisihan seperti itu biasanya ditangani dengan kemarahan dan
kekerasan yang luar biasa. Perhatikanlah, bukan hal baru
1030
jika jalan yang benar untuk menyembah Tuhan disebut bi-
dah, dan jika hamba-hamba Tuhan yang terbaik dicap dan
dikejar-kejar sebagai pengikut sekte. Gereja-gereja Reformed
disebut sesat oleh mereka yang dengan sendirinya benci dire-
formasi, dan dengan sendirinya pengikut ajaran sesat. Oleh
sebab itu, janganlah pernah kita keluar dari jalan yang baik
hanya sebab jalan itu disebut dengan nama yang jahat. Se-
bab Kekristenan yang benar dan murni tidak akan menjadi le-
bih buruk, tidak pula dianggap lebih buruk, dengan disebut
sebagai sekte, sekalipun oleh imam besar dan para penatua.
2. Ia membenarkan dirinya dari tuduhan ini. Mereka menyebut
Paulus sesat,namun itu tidak betul, sebab,
(1) Ia berbakti kepada Tuhan nenek moyangnya, dan oleh sebab
itu menyembah apa yang benar. Ia tidak berkata, Mari kita
mengikuti Tuhan lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita ber-
bakti kepadanya, seperti yang akan dilakukan nabi palsu
menurut nubuatan (Ul. 13:2). Seandainya begitu, mereka
bisa dengan benar menyebut jalannya sesat, jalan yang me-
nyimpangkan jalan mereka, dan jalan yang berbahaya. Te-
tapi ia menyembah Tuhan Abraham, Ishak, dan Yakub, bu-
kan hanya Tuhan yang mereka sembah, melainkan juga
Tuhan yang mengikat kovenan dengan mereka, yang menjadi
dan akan disebut sebagai Tuhan mereka. Paulus setia pada
kovenan itu, dan tidak mengikat kovenan dengan yang lain
untuk menentangnya. Janji yang diberikan kepada nenek
moyang, diberitakan Paulus sebagai janji yang telah dige-
napi kepada keturunan (8:32-33), dan dengan demikian
mengarahkan baik ibadah-ibadahnya sendiri maupun iba-
dah orang lain kepada Tuhan , sebagai Tuhan nenek moyang
mereka. Ia juga menyinggung kebiasaan semua nenek mo-
yangnya yang saleh: aku berbakti kepada Tuhan yang sama
yang disembah oleh semua bapa leluhurku. Agamanya
sama sekali tidak bisa dituduh sebagai temuan baru. Justru
sebaliknya, agamanya bermegah dalam asal usulnya yang
sudah dari zaman dulu, diteruskan tanpa putus ke semua
orang yang mengakuinya. Perhatikanlah, sungguh nyaman
jika dalam menyembah Tuhan , kita memandang Dia sebagai
Tuhan nenek moyang kita. Nenek moyang kita percaya kepa-
da-Nya, dan diakui oleh-Nya. Ia mengikat diri menjadi Tuhan
Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21
1031
mereka dan Tuhan keturunan mereka. Ia membuktikan diri-
Nya sebagai Tuhan mereka, dan oleh sebab itu, jika kita me-
layani Dia seperti yang mereka lakukan, Ia akan menjadi
Tuhan kita. Betapa pernyataan ini ditekankan dengan tegas,
Ia Tuhan bapaku, kuluhurkan Dia! (Kel. 15:2).
(2) Ia percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam
hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi, dan oleh sebab
itu benar dalam hal aturan beribadah kepada-Nya. Agama-
nya didasarkan atas, dan diatur oleh, Kitab Suci. Kitab
Suci yaitu sabda dan batu penjuru baginya, dan ia berbi-
cara serta bertindak sesuai dengannya. Ia menerima Kitab
Suci sepenuhnya, dan percaya pada segala sesuatu yang
tertulis di dalamnya. Dan ia menerimanya dengan murni,
sebab apa yang diberitakannya itu tidak lain dibandingkan apa
yang tertulis di situ, seperti yang pernah dijelaskannya sen-
diri (26:22). Ia tidak menetapkan aturan iman atau kebiasa-
an lain apa pun, selain Kitab Suci bukan tradisi, bukan
wewenang gereja, bukan ajaran tentang tidak dapat sesaat-
nya seorang manusia atau sekelompok manusia mana saja
di bumi, bukan pula terang di dalam batin, atau terang akal
budi manusia, melainkan wahyu Tuhan , seperti yang tertulis
dalam Kitab Suci. Atas dasar itulah ia bertekad untuk hidup
dan mati, dan oleh sebab itu ia bukan orang sesat.
(3) Matanya tertuju pada masa yang akan datang, dan dengan
penuh iman ia mengharapkannya. Oleh sebab itu, ia ber-
ibadah dengan tujuan yang benar. Mereka yang menyim-
pang ke ajaran sesat mengejar harta dan kepentingan du-
niawi.namun Paulus bertujuan untuk menjadikan sorga se-
bagai agamanya, tidak lebih tidak kurang (ay. 15): Aku me-
naruh pengharapan kepada Tuhan , pengharapanku hanya
berasal dari Dia, dan oleh sebab itu segala keinginanku ter-
tuju kepada-Nya dan aku selalu bergantung pada-Nya.
Pengharapanku pada Tuhan , dan bukan pada dunia, pada
dunia lain, dan bukan pada dunia ini. Aku bergantung
pada Tuhan dan pada kuasa-Nya, bahwa akan ada kebang-
kitan semua orang mati pada akhir zaman, semua orang,
baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak
benar. Dan hal besar yang ingin kucapai dalam agamaku
yaitu dibangkitkan dengan penuh sukacita dan kebaha-
1032
giaan, dan berbagi dalam kebangkitan orang-orang benar.
Amatilah di sini,
[1] Bahwa akan ada kebangkitan orang mati, jasad-jasad
manusia yang mati, semua orang sejak awal sampai
akhir zaman. Sudah pasti, bukan hanya bahwa jiwa ti-
dak mati bersama tubuh, melainkan bahwa tubuh itu
sendiri akan hidup kembali. Kita tidak saja memiliki
kehidupan lain yang akan kita jalani setelah hidup kita
yang sekarang berakhir, melainkan juga ada dunia lain
yang akan dimulai setelah dunia ini berakhir, yang
akan langsung dimasuki semua anak manusia melalui
kebangkitan orang mati, sama seperti mereka mema-
suki hidup ini, satu per satu, melalui kelahiran.
[2] Kebangkitan itu yaitu kebangkitan baik orang-orang
yang benar maupun orang-orang yang tidak benar,
orang-orang yang dikuduskan dan yang tidak dikudus-
kan, dari mereka yang berbuat baik dan yang dikatakan
oleh Juruselamat kita bahwa mereka akan bangkit un-
tuk hidup, dan juga kepada mereka yang berbuat jahat,
yang akan bangkit untuk dihukum (Yoh. 5:29). Lihat
Daniel 12:2. Di sini tersirat bahwa akan ada kebangkitan
untuk menghadapi penghakiman terakhir, di mana na-
sib semua anak manusia akan ditentukan apakah akan
mendapat kebahagiaan atau kesengsaraan kekal seba-
gai upah mereka, sesuai dengan bagaimana mereka hi-
dup dan apa yang mereka lakukan di alam pencobaan
dan persiapan ini. Orang benar akan bangkit oleh ber-
kat persekutuan mereka dengan Kristus sebagai Kepala
mereka. Orang tidak benar akan bangkit oleh kuasa
Kristus atas mereka sebagai Hakim mereka.
[3] Kepada Tuhan -lah kita bergantung dalam menghadapi
kebangkitan orang mati: aku menaruh pengharapan ke-
pada Tuhan , dan di dalam Tuhan -lah akan ada kebang-
kitan. Kebangkitan akan terlaksana oleh kekuatan Tuhan
yang mahakuasa, untuk menggenapi firman yang sudah
diucapkan