ilmu tarekat mistik 9

Tampilkan postingan dengan label ilmu tarekat mistik 9. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilmu tarekat mistik 9. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

ilmu tarekat mistik 9




 



ng dibaca pada malam ha­

ri . Isi dibandingkan  kedua amalan itu terutama ditujukan untuk menguat-

270 

kan jiwa dan akal, mempertebal keyakinan dan keimanan. Biasanya hizb 

itu dimulai dengan pembacaan auzubillah, bismillah, dan beberapa ayat 

Qur'an sebagai yang kita dapati pada Hizbul Bar, ciptaan Abu Hasan 

Syazili, dan kemudian barulah disusul dengan do'a-do'a menyatakan 

kelemahan kepada Allah , menyatakan kekuasaan Allah  yang terbe­

sar, menyatakan ketakutan terhadap Allah , menyatakan diri sangat 

ketakutan terhadap fitnah-fitnah dunia, menyatakan sesalan terhadap 

perbuatan ma'siat dan oleh sebab  itu mengharapkan taubat, mengha­

rapkan kelimpahan ampunan Allah , dll . 

8. BEBERAPA SIFAT DO'A YANG MUSTAJAB. 

Selain dibandingkan  memperhatikan adab-adab do'a sebagai yang telah 

diuraikan dalam salah satu pasal yang telah lalu, perlu.. kita bicarakan 

di sini beberapa sifat yang perlu diperhatikan, agar do'a itu segera di­

kabulkan Allah , di antara lain-lain mendasarkan do'a itu kepada 

amal-amal saleh, sebagaimana yang pernah diriwayatkan oleh Bukhari 

dan Muslim dalam kedua kitab, sahihnya mengenai ceritera tiga orang 

kawan yang dalam perjalanannya terkurung dalam sebuah gua, kisah 

mana pernah didengar oleh Ibn Umar dari Rasulullah saw, demikian 

bunyinya : 

Pada suatu ketika yaitu tiga orang laki-laki yang sedang berper-

gian kemalaman di tengah jalan. Lalu mereka masuk ke dalam sebuah 

gua batu di tebing sebuah gunung untuk bermalam di sana. Kebetulan 

malam itu turun hujan sangat lebat dan banjir yang turun dari gunung 

menghanyutkan batu-batu besar dan menutupi pintu gua itu. Ketiga 

mereka itu terkurunglah di dalamnya sebab  tak dapat rnenolak batu 

besar yang telah menyumbat pintu gua itu. 

Kata seorang di antara mereka itu, kita tidak akan terlepas dari 

bahaya ini j ika tidak kita berdo'a kepada Allah  dan do'a kita itü hen­

daklah berdasar pada amal saleh dan apa yang sudah kita kerjakan 

mengenai amal saleh itu masing-masing. 

Kata seorang : "Saya pernah berbuat amal saleh terhadap ibu 

bapak saya. Pada suatu hari saya pulang dari pekerjaan berat dan perut 

saya sangat merasa lapar. Saya menyangka bahwa ibu saya sudah me-

271 

nanak nasi untuk saya. namun  sesudah saya sampai di rumah saya da­

pati ibu saya belum masak apa-apa, sebab  tidak ada persediaan beras. 

Saya pergi membeli beras. namun  sesudah saya bawa pulang beras itu, 

saya dapati ibu saya tertidur. Saya tidak berani membangunkannya, 

sehingga saya terpaksa menahan lapar sekian lamanya sampai ia terjaga 

kembali dari tidurnya. Ya , Allah ku! Jika perbuatanku ini suatu amal 

kebaikan terhadap ibuku dan mendapat kerelaan-Mu, berikanlah kami 

kelimpahan bantuan dalam rnenolak batu i n i " . 

Batu yang menutup gua itu terbuka sedikit dengan kurnia Allah . 

Kemudian yang seorang lagi berkata : " A k u pun memiliki  amal 

saleh. A k u memiliki  suatu perusahaan dan berlaku adil terhadap 

orang-orang yang bekerja padaku. Gajinya kubayar pada waktunya 

dan kuperhatikan segala keperluannya. A k u memelihara segala janji 

dan amanah sebagai yang disuruh oleh agama kepadaku. Belum pernah 

aku tidak jujur dalam segala pekerjaanku. Pada suatu hari pekerja ti­

dak datang mengambil gajinya untuk sebulan. Setelah beberapa lama, 

maka ia tidak juga datang, lalu gajinya kubelikan kepada barang-

barang dan kuperdagangkan. Dengan ini beruntung demikian rupa se­

hingga gajinya sudah lipat sepuluh. Setelah beberapa bulan kemudian 

ia datang kembali, maka seluruh hartanya itu, seluruh gajinya dan ke-

untungannya kukembalikan dengan jujur. Ia kelihatan sangat gembira 

dan aku pun merasa puas atas kejujuranku sebab  aku telah berbuat 

baik terhadap manusia. 

Y a , Allah ku! Jika perbuatanku ini yaitu suatu amal saleh yang 

mendapat kerelaan-Mu, bantulah kami dalam kesusahan i n i " . 

Maka batu gunung itu pun bergerak pula sedikit terbuka dari pintu 

gua itu. 

Maka berkatalah kawannya yang ketiga : " A k u ini sebenarnya ti­

dak memiliki  sesuatu kebajikan yang dapat kunamakan penting. Se-

panjang ingatanku hanya satu kali aku berbuat baik, sebab  aku malu 

kepada Allah . Kejadian itu demikian. 

A k u diserahi membagi gandum kepada orang-orang miskin yang 

sedang kelaparan. Seorang demi seorang kuberikan bagiannya. Akhir­

nya datang kepadaku seorang anak gadis yang cantik rupanya. Kepada 

gadis ini tidak kuberikan dengan segera bagiannya. Dia kusuruh tunggu 

272 

sampai pembagian kepada orang la in selesai. Sesudah semua orang pu­

lang dan tempat pembahagian i tu sepi, gadis i tu kupanggi l dan kunya-

takan maksud j aha tku kepadanya. Gad i s i tu menampik dengan air ma­

ta yang bercucuran sambi l katanya : B ia r l ah a k u mat i kelaparan dar i ­

pada a k u berbuat dosa kepada T u h a n , sudah beberapa har i aku tidak 

makan , namun  a k u masih suci murn i terhadap T u h a n . B i a r l a h kutunggu 

aja lku sampai beberapa detik lagi dar ipada berbuat dosa besar, yang 

siksanya tak terhingga. 

Ta tka l a a k u melihat m u k a anak perempuan i t u , seakan-akan da-

tanglah suara kepadaku : A l a n g k a h kejamnya aku in i terhadap sesama 

manusia dengan menyalahgunakan kekayaan yang dipersinggahkan T u ­

han kepadaku . 

A k u merasa sangat m a l u kepada T u h a n atas n ia tku yang jahat i tu . 

A k u ber ikan bagiannya dan anak i tu kusuruh pulang . H a n y a in i lah 

satu-satunya amal baik dar ipadaku . 

Y a , T u h a n k u ! J i k a penyesalanku in i E n g k a u ter ima dan taubatku 

i tu mendapat ke re l aan -Mu, ber ikanlah k a m i b a n t u a n - M u da lam kesu-

karan k a m i sekarang i n i " . 

B a r u perkataan i tu d iucapkan , seketika tu juga , batu gunung yang 

menutup gua i tu terpelanting ke luar , dan icetiga musafir yang terku-

rung i tu pun keluar lah dengan selamat. 

D a r i ceritera i n i beberapa u lama menari c kes impulan , d i antaranya 

Imam N a w a w i dan Q a d i H u s e i n , da lam ki tabnya " A l - A z k a r " , bahwa 

amal-amal yang baik sebelumnya memiliki  pengaruh juga terhadap 

dosanya seseorang. 

K e m u d i a n ada pu la ceritera yang menunjukkan bahwa pengakuan 

sesuatu dosa sebelumnya p u n mempengaruhi sesuatu d o ' a . Sebuah di 

antara ceritera i tu ia lah yang diceri terakan oleh I m a m A u z a ' i dar ipada 

segolongan Salaf, demik ian ceriteranya. 

P a d a suatu har i da lam mus im kemarsu keluar lah segolongan ma­

nusia meminta hujan. L a l u berdi r i lah d i antara mereka B i l a l b in Sa ' ad 

yang memula i p idatonya dengan puj i-puj ian kepada A l l a h . K e m u d i a n 

ia memal ingkan mukanya kepada orang banyak sambi l berkata : " W a ­

hai sekalian manusia yang hadir! A p a k a h k a m u sekalian akan tetap da­

lam berbuat salah? Semua yang hadir menjawab : " T i d a k ! " M a k a la lu 

273 

ia berdo'a : " Y a , Allah  kami! Kami sudah memperdengarkan kepada-

M u pengakuan kesalahan kami. Apakah Engkau tidak akan melimpah-

kan ampunan-Mu kepada kami semua? Y a , Allah ku! Ampunilah ka­

mi semua, belas kasihanilah kami semua dan turunkanlah hujan seba­

gai rahmat untuk kami!" 

Maka ia pun menampung tangannya ke langit dan semua yang ha­

dir pun mengangkat kedua belah tangannya dan tidak lama kemudian 

hujan pun turunlah. 

Mengenai pengangkatan tangan pada waktu berdo'a dan meng-

usapkannya ke muka pada waktu berdo'a Tarmizi menceriterakan bah­

wa Umar ibn Khattab pernah menceriterakan bahwa Rasulullah saw 

apabila ia mengangkat kedua belah tangannya pada waktu berdo'a ti­

dak diturunkannya sebelum kedua telapak tangan itu diusapkannya ke 

muka. 

Bahwa Rasulullah senang mengulang do'anya sampai tiga kali pa­

da bahagian-bahagian yang penting, ternyata dari Hadis yang diriwa­

yatkan oleh Abu Daud dibandingkan  Ibn Mas'ud, bahwa Rasulullah saw 

kelihatan senang ia berdo'a tiga kali beristighfar tiga kali . 

Acapkali dilupakan orang mengikuti do'a itu dengan seluruh hati 

pikiran, sehingga ucap-ucapannya itu menjadi perkataan-perkataan 

yang tidak berjiwa. 

Mengikuti seluruh do'a yang diucapkan dengan hati dan pikiran 

itu penting. Dalam ilmu do'a hal ini disebut hudur al-qalbi, yang ber­

arti menghadirkan hati, mengikuti dengan seluruh hati, berdo'a sampai 

ke hati, atau do'a yang keluar dari hati yang harap. 

Keterangan-keterangan mengenai hal ini banyak sekali, tidak ter-

hitung, di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh Tarmizi dibandingkan  

Abu Hurairah, yang menyatakan bahwa Rasulullah pernah berkata : 

"Berdo'alah kepada Allah , sedang kamu berkeyakinan sungguh-sung­

guh akan diterimanya. Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala tidak menerima 

do'a yang keluar dari hati yang lengah". Ada yang mengatakan sanad 

Hadis ini dhaif. Meskipun demikian dapat kita fahami maksudnya, 

bahwa bukanlah permintaan jika ia hanya dihamburkan oleh seseorang 

melalui mulutnya, sedang hatinya memikirkan hal-hal yang lain. 

Setengah dibandingkan  fadilat do'a ialah bahwa ia juga dikemukakan 

274 

untuk mereka yang tidak turut serta. Jika kita minta ampun kepada 

Allah , maka sebaiknya tidak hanya untuk dosa kita sendiri, namun  ju­

ga untuk dosa orang-orang lain, untuk ibu bapak kita dan untuk sau-

dara-saudara kita yang seagama. Dalam Al-Qur 'an Allah  berfirman 

menerangkan bahwa orang-orang yang datang sesudah mereka itu ber­

kata : " Y a , Allah ku! Berilah ampunan bagi kami dan bagi saudara-

saudara kami yang sudah terdahulu dibandingkan  kami dalam imannya". 

Dan lagi firman Allah  : "Mintalah ampun untuk dosamu dan untuk 

dosa orang-orang Mu 'min laki-laki dan orang Mu 'min perempuan". 

Di dalam Qur'an juga disebutkan do'a nabi Ibrahim yang berbunyi 

demikian : " Y a , Allah ku! Berilah ampun bagiku, dan bagi kedua 

orang tuaku dan bagi semua orang Mu 'min pada hari kebangkitan". 

Do'a Nabi Nuh tidak berbeda dengan itu : "Allah ku! Berilah ampun­

an bagiku dan bagi kedua orang tuaku dan bagi orang yang masuk ahli 

rumahku, bagi orang yang Mu 'min laki-laki dan bagi orang Mu'min 

perempuan". 

Sebuah Hadis Muslim menerangkan bahwa A b u Darda' pernah 

mendengar Rasulullah berkata : "Tiap orang Muslim berdo'a untuk 

saudaranya yang lain, di kala itu Malaikat berkata : Hendaklah engkau 

pun demikian". Dalam Hadis Muslim yang lain, tiap do'a yang demiki­

an dibantu oleh Malaikat, sedang dalam salah satu Hadis Abu Daud 

dari Ibn Umar ada diterangkan bahwa do'a yang demikian itu segera 

diperkenankan. 

Kemudian dapat kita terangkan di sini bahwa do'a itu dapat juga 

dipergunakan sebagai balasan orang berbuat baik terhadap kita dan ini 

sangat dipujikan dalam Islam. Tarmizi menyampaikan sebuah Hadis 

dari Usamah bin Zaid yang menerangkan Rasulullah ada berkata : " B a ­

rang siapa menerima sesuatu perbuatan baik dari orang lain, maka hen­

daklah ia mengucapkan : Mudah-mudahan Allah  membalas jasamu 

dengan kebaikan, maka cara yang seperti ini sangat terpuji". Dalam 

sebuah Hadis sahih yang lain Nabi berkata : " J i k a ada seseorang ber­

buat baik kepadamu, maka hendaklah kamu balas. Jika tak ada yang 

dapat kamu berikan sebagai balasan, berdo'alah untuknya sedemikian 

ikhlasnya, sehingga kamu merasa pada dirimu sendiri bahwa kamu su­

dah membalas kebaikannya". 

Baik juga kita minta kepada orang lain mendo'akan kita, meski-

275 

pun orang yang meminta itu dalam kedudukannya lebih tinggi dibandingkan  

orang yang diminta do'anya itu. Pada suatu kali Sayyidina Umar me­

minta izin kepada Nabi hendak melakukan ibadah umrah. Nabi meng-

izinkan dan menambah : "Wahai saudaraku jangan engkau lupa ber­

do'a untukku juga". Perkataan ini sangat menggembirakan Umar bin 

Khattab sebab  Nabi yang patut mendo'akan dia meminta agar ia di-

do'akan. 

Sesudah uraian di atas perlu kita tegaskan di sini bahwa di dalam 

Islam terlarang berdo'a untuk kecelakaan atau mengutuk diri sendiri, 

anak isteri atau orang lain, mengutuk harta benda dan kekayaan diri 

atau mengutuk pekerja dan pelayan. Hal ini tidak sesuai dengan sifat-

sifat yang baik dari seorang yang hendak berdo'a. 

Bahwa do'a itu akan diperkenankan Allah  harus yakin, meskipun 

tidak segera namun  pasti, sebab  ini yaitu kembali kepada kekuasaan 

dan kehendak Allah . 

Jika sesuatu do'a tidak diperkenankan Allah , janganlah lekas di-

sangka bahwa Allah  tidak sayang kepada orang yang berdo'a itu. Ter-

kadang memang Allah  tidak memperkenankan do'anya, untuk meng-

hindarkan orang yang berdo'a itu dibandingkan  akibat-akibat yang dapat 

membawakan dia kepada sesuatu kesesatan atau sesuatu dosa yang ti­

dak diingini. 

9. Z I K I R . 

Yang dimaksudkan dengan zikir ialah ucapan yang dilakukan de­

ngan lidah atau mengingat akan Allah  dengan hati, dengan ucapan 

atau ingatan yang mempersucikan Allah  dan membersihkannya dari­

pada sifat-sifat yang tidak layak untuknya, selanjutnya memuji dengan 

puji-pujian dan sanjungan-sanjungan dengan sifat-sifat yang sempurna, 

sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurnian. 

Sesungguhnya Allah telah menyuruh manusia untuk memperbanyak 

zikir kepada-Nya dengan firman-Nya di dalam Qur'an yang berbunyi : 

"Wahai segala mereka yang beriman, ingatlah kepada Allah sebanyak-

banyaknya dan bertasbihlah kepadanya pagi dan petang". Memang 

Allah  akan ingat kepada orang yang ingat kepada-Nya, sebagaimana 

276 

katanya dalam Al-Qur'an : 'Tngatlah akan Daku, niscaya Aku akan 

ingat pula akan dikau". 

Allah  berkata dalam sebuah Hadis Qudsi, yang diriwayatkan oleh 

Bukhari dan Muslim: "Aku berada di dalam hamba-Ku dan Aku ada ber­

sama dia manakala ia kepada-Ku, tatkala ia teringat kepada-Ku pada diri­

nya, Aku pun ingat kepadanya pada diri-Ku, apabila ia ingat kepada-Ku 

pada suatu ketika, Aku pun ingat kepadanya ketika yang baik itu, apabila 

ia mendekati Aku sejengkal, Aku mendekatinya sehasta, dan apabila ia 

akan mendekati Aku sehasta, Aku mendekatinya dengan berlari". 

Abu Musa menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw mempei-

bandingkan orang yang zikir kepada Allah  seperti seorang yang hidup 

bergerak. Katanya : "Adapun perbandingan orang yang mengingat Tu­

hannya dengan orang yang tidak mengingat Allah nya yaitu seperti 

perbandingan orang yang hidup dengan yang mati". Hadis ini diriwa­

yatkan oleh Bukhari. 

Kemudian diceriterakan orang dalam kitab-kitab yang mu'tamad, 

bahwa zikir itu yaitu pokok dibandingkan  amal-amal yang saleh dan oleh 

sebab  itu Junjungan kita Muhammad saw selalu berzikir kepada Tu­

han dan setiap waktu ingat kepada-Nya. 

Pada suatu kali datang seorang Arab mengeluh kepada Nabi, kata­

nya : "Ya , Rasulullah! Syari'at-syari'at Islam itu telah terlalu banyak 

bagiku untuk sesuatu amal yang dapat kupegang teguh". Maka kata 

Rasulullah : "Jagalah supaya mulutmu selalu basah dibandingkan  zikir ke­

pada Allah ". Dan kemudian ia berpaling muka kepada sahabat-saha­

batnya yang lain sambil berkata : "Belumkah pernah aku khabarkan 

kepadamu apa amalmu yang baik, dan apa hartamu yang bersih dan 

apa derajatmu yang tertinggi dan apa yang lebih baik bagimu dibandingkan  

memberi sedekah emas dan perak dan apa yang lebih baik dibandingkan  me-

musnahkan musuhmu di kala engkau bertemu dengan mereka dan ber-

kelahi mati-matian, berperang-perangan dan tebas-menebas batang le-

her?" Jawab sahabat-sahabat itu : "Belum ya Rasulullah". Maka ujar-

nya : "Ialah berzikir menyebut Allah". Hadis yang sahih sanadnya ini 

diriwayatkan oleh Tarmizi, Ahmad dan Hakim. 

Bahwa sesungguhnya berzikir itu suatu jalan untuk mencapai ke-

menangan, dapat kita ketahui dari sebuah Hadis yang diriwayatkan 

oleh Mu'az, bahwa Nabi saw berkata : "Tak ada sebuah pun amal anak 

. 277 

Adam yang mujur dapat meiepaskan dirinya dibandingkan  azab Allah , me­

lainkan zikrullah, mengingat Allah ". Diriwayatkan oleh Ahmad. 

Maksud yang lebih jauh dibandingkan  zikir itu ialah membersihkan diri 

dan membersihkan hati dan membersihkan segala keinginan dibandingkan  

segala yang cemar. Maksud inilah yang diperingatkan oleh Allah ber-

ulang-ulang dalam Al-Qur 'an dengan ayat-ayat-Nya yang mulia, di an­

taranya firman-Nya : "Dir ikan olehmu akan sembahyang sebab  sem­

bahyang itu dapat mencegah engkau dibandingkan  perbuatan yang keji dan 

munkar dan zikir mengingat Allah itu yaitu suatu amal yang lebih be­

sar lag i" . 

Ulama menafsirkan, bahwa zikrullah ingat kepada Allah  dalam 

menjauhkan diri dibandingkan  pekerjaan yang munkar, sesungguhnya lebih 

besar artinya dibandingkan  sembahyang yang dikerjakan sunyi dibandingkan  me­

ngingat Allah . sebab  orang yang ingat Allah  itu, tatkala hatinya ter-

getar dan lidahnya bergerak, Allah  menganugerahi cahayanya, Allah  

menambah imannya dan keyakinannya kepadanya, maka bergeraklah 

hatinya itu menuju kebenaran dan menetap dengan tenang di sana, se­

bagaimana firmannya di dalam Qur'an i "Orang-orang Mu'min itu 

ialah orang-orang yang tetap hatinya ingat kepada Allah . Ketahuilah 

bahwa ingat kepada Allah  itu meneguhkan ketetapan di dalam hati". 

10. ZIKIR D A L A M TAREKAT. 

Salah satu bahagian yang terpenting dalam tarekat, yang hampir 

selalu kelihatan dikerjakan, ialah zikir. Zikir artinya mengingat kepada 

Allah , namun  di dalam tarekat mengingat kepada Allah  itu dibantu 

dengan bermacam-macam ucapan, yang menyebut nama Allah atau 

sifatnya, atau kata-kata yang mengingatkan mereka kepada Allah . 

Ahli-ahli tarekat berkeyakinan, jika seorang manusia atau hamba 

Allah telah yakin, bahwa lahir dan bathinnya dilihat Allah dan segala 

pekerjaannya diawasinya, segala perkataannya didengarnya dan segala 

cita-cita dan niatnya diketahui Al lah , maka hamba Allah itu akan men­

jadi seorang manusia yang benar, sebab  ia selalu ada dalam keadaan 

memperhambakan dirinya kepada Allah , dawamul ubudiyah, berke-

278 

kallah dengan ibadat, dalam memperhambakan dirinya kepada yang 

menjadikannya, Khalik. 

Lalu zikir berarti menyebut-nyebut nama Allah atau ma'rifat 

Al lah , yang pada keyakinan mereka itu akan melahirkan dua sifat pada 

manusia, pertama seorang hamba Allah dan kedua kasih kepada Allah. 

Jika seorang hamba Allah takut kepada Al lah , maka segala suruhnya 

akan dikerjakannya dan segala larangannya akan dihentikannya. Se­

orang yang kasih kepada Allah tentu'akan memilih pekerjaan-pekerjaan 

yang disukai Al lah dan menggiatkan dia menjauhkan diri pada pekerja­

an-pekerjaan yang tidak disukai Allah . 

Pada keyakinan golongan tarekat-tarekat tiap-tiap manusia tidak 

terlepas dari empat perkara. Pertama manusia itu kedatangan nikmat, 

kedua kedatangan bala, ketiga berbuat ta'at, dan keempat berbuat do­

sa. Selama manusia itu memiliki  nafsu yang turun naik, mestilah ia 

mengerjakan salah satu pekerjaan dari empat macam tersebut. Jika pa­

da waktu itu lupa kepada Allah , maka nikmat itu akan membawa 

sombong, tekebur dan tinggi hati padanya. namun  j ika ia teringat kepa­

da Allah  pada waktu ia menerima nikmat itu, sifatnya berlainan seka­

l i , ia syukur kepada Allah , yang akan membawa lebih baik kelakuan-

nya. 

Maka dengan alasan-alasan itulah golongan tarekat mempertahan­

kan zikir, tidak saja arti mengingat Al lah dalam hati, namun  menyebut 

Allah senantiasa kala dengan lidahnya untuk melatih segala anggota-

nya. Menurut anggapan mereka segala ibadat yang dikerjakan tidak di-

sertai dengan mengingat Al lah atau tidak sebab  Al lah , maka ibadat itu 

akan kosong, akan hampa dari pahala yang sebenarnya. 

Maka selalulah zikir itu diucapkan dan mengingat Allah itu dike-

kalkan untuk memperoleh pengaruhnya. 

Di antara dalil-dalil yang mereka kemukakan yaitu sebagai ber-

ikut : 

Pertama. sebab  mengerjakan zikir itu mengingatkan kepada 

Allah , dan semata-mata menjunjung suruh Al lah . Firman Allah : " H a i 

segala mereka yang percaya kepada Allah sebut olehmu akan Allah de­

ngan sebutan yang banyak dan ucapan tasbih pada pagi-pagi dan pe-

tang-petang" (Qur'an X X X I I I : 4). 

279 

Kedua. Orang yang zikir Allah itu mengingat akan Allah dan Allah 

mengingat pula akan orang itu. Firman Allah : "Sebut olehmu akan 

Daku, niscaya A k u menyebut pula akan dikau" (Qur'an 11 : 152). 

Ketiga. Dalam zikir Allah itu nyata benar kebesaran Al lah , bahkan 

untuk selama hidup. Firman Allah : " Z i k i r Allah itu terlebih besar dari­

pada ibadat-ibadat yang la in" (Qur'an X I X : 45). 

Keempat. Orang yang zikir Allah mendapat kebahagiaan dunia 

dan akhirat. Firman Al lah : "Sebutlah olehmu akan Allah sebanyak-

banyaknya agar mudah-mudahan kamu mendapat pemenangan" (Qur­

'an VIII : 49, L X I I : 10). 

Kelima. Zikir Al lah itu menyembuhkan segala penyakit di dalam 

hati. Dalam kitab-kitab tasawwuf jumlah penyakit di dalam hati itu ada 

kira-kira 60 macam. Maka untuk menyembuhkan segala penyakit itu 

ialah dengan zikir Al lah . Sabda Nabi : "Menyebut Allah itu ialah me­

nyembuhkan penyakit hati artinya memperbaiki hati" (Hadis dari Anas 

bin Malik) . 

Keenam. Zikir Allah itu menetapkan hati dan jikalau hati sudah 

tetap maka segala anggota yang tujuh pun akan tetap pula mengerjakan 

suruhan Al lah , demikian sebaliknya. Firman Allah : "Adapun segala 

mereka yang iman, yang percaya kepada Allah dan yang tetap hatinya 

dengan zikir Al lah , ketahuilah olehmu bahwa dengan berzikir itu segala 

hati akan tetap" (Qur'an XIII : 28). 

Ketujuh. Zikir Al lah itu mensucikan manusia dan melepaskannya 

dari siksaan kubur dan zikir Al lah itu lebih besar pahalanya dibandingkan  

perang sabil. Sabda Nabi : "Bahwasanya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada 

alat untuk mensucikan, dan alat untuk mensucikan hati itu ialah zikir 

Allah. Tiyaitu sesuatu yang dapat meiepaskan manusia dari azab se­

lain dibandingkan  zikir A l l a h " . Seorang Sahabat bertanya : "Apakah jihad 

di atas jalan Allah itu tidak dapat meiepaskan manusia dari azab kubur 

juga?" "Meskipun jihad di atas jalan A l l a h " jawab Nabi. 

Selanjutnya banyak sekali alasan-alasan yang dikemukakan untuk 

memperlihatkan fadilat zikir, seperti ayat Qur'an L X X : 23, yang me-

nyamakan zikir itu dengan bersembahyang yang berkekalan, Hadis 

Muslim yang mengatakan bahwa umur dunia itu akan lebih panjang 

dengan menyebutnya nama Allah itu. Hadis Bukhari dan Muslim yang 

280 

menerangkan bahwa perkataan yang afdal diucapkan oleh Nabi Mu­

hammad dan Nabi lain sebelumnya ialah : "Laila ha illallah", ayat 

Qur'an yang menyuruh Nabi Muhammad selalu mengingat kepada Tu­

han (Qur'an XVIII : 28), ayat Qur'an yang menerangkan bahwa ba­

nyak menyebutkan nama Allah itu tidak akan disempitkan hidupnya 

(Qur'an X X : 124), dan banyak sekali yang lain-lain, yang menyatakan 

pengucapan zikir itu menjauhkan kufur, memperoleh pahala yang sama 

dengan zakat dan haji, membaharui iman, meiepaskan manusia dari 

azab neraka Wail, menjadi zakat badan, menambah pahala sembah­

yang, menjadi bukti kasih kepada Allah, mendekatkan diri kepada 

Allah, memudahkan pengakuan tubuh terhadap kebesaran Allah, mem-

bikin rupa bercahaya-cahaya, membawa perdamaian di bumi, menjauh­

kan peperangan, yaitu  sebuah benteng, menjauhkan diri dari si­

fat munafik, melenyapkan sifat merendahkan budi, membersihkan hati 

dibandingkan  kasih yang berlebih-lebihan kepada dunia, membukakan yang 

ajaib-ajaib dalam hati, menyamakan orang yang berzikir sekedudukan 

dengan wali, menjadi obat suka cita, menambah khusu', dan lain-lain 

faedah dan kebesaran yang diperoleh dibandingkan  memperbanyak zikir itu. 

Demikianlah beberapa keterangan dari golongan tarekat, terutama 

tarekat Naksyabandiyah, mengenai zikir. Saya petik dari kitab "Per-

tahanan Tarekat Naksyabandiyah" jilid I halaman 106 — 127, karang­

an Dr. H . Jalaluddin, Bukit Tinggi. 

11. ADAB ZIKIR. 

Sudah kita terangkan bahwa kebesaran zikir itu tidak terhingga 

dalam rnenolak segala kejahatan dan kemungkaran. Seorang yang ingat 

kepada Allah  dengan sebenar-benarnya ingat tidaklah ia akan menger­

jakan sesuatu dosa atau ma'siat. Orang ingat kepada Allah  itu pada 

waktu mengucapkan namanya terbukalah hatinya dan bergeraklah l i ­

dahnya menyebut nama Allah nya, imannya pun bertambah-tambah, 

keyakinannya pun bertambah-tambah, semuanya itu memutarkan hati­

nya kepada yang hak dan memberi ketetapan dalam hatinya. Allah  

berfirman : "Segala mereka yang beriman dan yang tetap hatinya de-

281 

ngan mengingat Allah , sesungguhnya dengan mengingat Allah  itulah 

hatinya kembali tetap dan teguh". (Qur'an). 

Apabila seseorang sudah tetap hatinya kepada kebenaran, maka 

tak dapat tiada orang itu akan terangkat kepada kedudukan yang lebih 

mulia dan tinggi. Orang yang demikian itu akan mengarahkan segala 

perjalanan dan perjuangannya kepada yang benar, kepada segala pe­

kerjaan yang hak dan diridhai Allah . Manusia yang sudah sampai ke­

pada tingkatan martabat yang demikian itu, tak dapatlah lagi ia digoda 

dan dibelokkan oleh pengaruh hawa nafsunya dan oleh dorongan syah-

watnya ke kiri dan ke kanan lagi dibandingkan  jalan yang lurus dan lem-

peng. 

Dari sini kita ketahuilah kebenarannya amal zikir dalam kehidupan 

manusia. Dan dari sini kita ketahui pula adanya amal zikir yang besar 

itu, jika ia tidak hanya diucapkan dengan lidah, namun  diikuti dengan 

kekuatan hati kepada Allah . Ucapan dengan lidah bukan tidak ada 

faedahnya, namun  jika ia diamalkan dan diikuti dengan hati, maka ia 

menjadi zikir yang sesungguh-sungguhnya, tidak hanya sebagai bunga 

dan buah kata-kata yang kadang-kadang terloncat dari lidah, kata-kata 

yang tidak mengandung arti dan makna. 

Maka oleh sebab  itu Allah  memberi pertunjuk dan menerangkan 

cara-caranya zikir kepadanya itu sebagai yang ini di dalam Qur­

'an, firmannya : "Ingatlah Allah mu itu dalam dirimu dengan penuh 

rasa kehormatan, dan takut, tidak dengan berkeras suara, ingatkan dia 

pagi sore jangan sampai kamu terlupa". Ayat Qur'an ini menunjukkan 

bahwa zikir itu disunnatkan perlahan-lahan, dengan merendahkan, ti­

dak dengan mengangkat suara yang gegap gempita. 

Ada sebuah ceritera yang meriwayatkan bahwa Rasulullah pada 

suatu hari berpergian dengan segolongan manusia. Tiba-tiba ia mende­

ngar orang menjerit, berteriak-teriak dengan do'anya. Lalu ia berkata : 

"Hai , manusia! Berlemah-lembutlah engkau terhadap dirimu, ketahui­

lah, bahwa engkau tidak berdo'a meminta kepada orang pekak atau ke­

pada orang yang jauh, engkau berdo'a kepada Allah  yang sangat pen­

dengar dan sangat dekat, Allah  yang lebih dekat kepada tiap-tiap diri­

mu, dibandingkan  kuduk unta kendaraanmu". 

Ayat-ayat ini juga menunjukkan agar ada manusia itu kegemaran-

nya berzikir dan ketakutan meninggalkan serta memperhatikannya ca-

282 

ra-caranya berzikir itu. Adab-adab zikir itu banyak yang perlu diperha­

tikan. D i antara lain-lain hendaklah orang yang berzikir itu berpakaian 

bersih, berbadan suci, berbau yang menyedapkan, yang dapat menye-

garkan diri dalam beramal, memilih tempat yang bersih, dan hendaklah 

sedapat mungkin menghadap kiblat, menujukan seluruh fïkirannya ke­

pada berzikir, khusyu' dan beradab, mengikuti ma'na kata-kata yang 

diucapkannya, menjaga agar sebutan-sebutan yang dikeluarkan tidak 

melampaui batas, sehingga mengganggu orang-orang lain yang beriba­

dat di sekitarnya dl l . sifat yang baik, yang diperlukan oleh seorang 

hamba yang sedang menyembah dan mengingat akan Allah nya. 

Imam Nawawi menerangkan dalam kitabnya Al-Azkar (eet. H l , 

1952/1371 H.) bahwa menurut ijma' ulama orang berhadas kecil dan 

besar, seperti junub, haid dan nifas dibolehkan berzikir dengan hati 

atau dengan lidah, begitu juga ia dibolehkan bertasbih, bertahlil, ber-

tahmid, bertakbir, berselawat kepada Nabi, berdo'a d l l . , semuanya ha­

rus atau jaiz, namun  orang yang sedang junub, haid dan nifas haram 

baginya membaca Qur'an, baik sedikit atau banyak. 

Adab-adab yang ini di atas ialah untuk zikir yang sudah ter­

tentu waktu dan cara-caranya, yang biasanya mengiringi sembahyang 

dan ibadat-ibadat lain yang tertentu. namun  zikir dalam arti kata ingat 

kepada Allah  dalam hati dianjurkan setiap waktu dengan tak tentu 

tempat dan caranya. 

Di dalam Qur'an Allah  berkata : "Bahwa kejadian petala langit 

dan bumi dan pertukaran malam dengan siang itu, sesungguhnya ada­

lah tanda-tanda bagi orang yang memiliki  pikiran dan orang yang 

memiliki  pikiran itu ialah orang yang ingat kepada Allah , baik wak­

tu ia sedang berdiri atau duduk maupun ketika ia sedang junub, selalu 

mereka memikirkan tentang kejadian langit dan bumi" (Qur'an). 

12. ISTIGHFAR. 

Istighfar artinya meminta ampun kepada Allah  atas sesuatu dosa 

dan kesalahan. Do'a-do'a yang berisi permintaan seperti ini memiliki  

283 

bentuk yang tertentu di antaranya ada kata-kata meminta ampun dan 

taubat. 

Manusia tidak sunyi dibandingkan  berbuat salah, baik yang disengaja 

maupun yang tidak disengaja, baik ia sadar atau tidak sadar akan dosa 

dan kejahatan yang diperbuatnya itu. Sebagai manusia ia harus mem-

bayar akan perbuatannya yang zalim itu, menebus dosa namanya. Jika 

ia ingin insyaf akan kesalahannya ia lalu meminta ma'af kepada orang 

yang dizaliminya, namun  j ika ia tidak insyaf atau tidak ada lagi kesem­

patan untuk minta ma'af, maka perbuatannya itu akan meninggalkan 

bekas dalam jiwanya, yang yaitu  suatu penyakit, yang kadang-

kadang akan membawa kegagalan dalam seluruh hidupnya. 

Untuk membersihkan dirinya kembali, Allah  membuka pintu 

ma'af baginya, yang dalam ilmu do'a terkenal dengan nama atau istilah 

meminta ampun atau taubat kepada Allah , sebab  Ialah yang sangat 

pengampun dan yang dapat memberi taubat atas sesalan diri manusia 

dengan seluas-luasnya. 

Banyak ayat-ayat Qur'an dan Hadis yang menyuruh manusia itu 

memperbanyak istighfar, di antaranya sebagai yang ini di bawah 

ini. 

Firman Allah Ta'ala : " D a n mita ampunlah engkau untuk dosamu 

serta bertasbihlah dengan memuji Allah mu pagi dan petang". Kata 

Allah Ta'ala : "Min ta ampunlah untuk dosamu dan untuk dosa orang 

yang Mu'min laki-laki dan perempuan". Firman Allah  pula : " M i n t a 

ampunlah kamu semua kepada Al lah , sebab  Allah itu pengampun dan 

penyayang". 

D i lain tempat dalam Al-Qur 'an Allah  berfirman : "Bagi mereka 

yang taqwa kepada Allah , disediakan surga yang di bawahnya menga-

lir sungai-sungai yang bening airnya dan yang di dalamnya ada 

isteri-isteri yang suci dan rahmat Allah  yang berlimpah-limpah, sebab  

Allah  akan membalas amal ibadahnya. Persediaan itu ialah untuk me­

reka yang berkata : " O Allah  kami, semua kami percaya akan Dikau, 

ampunilah segala dosa kami dan hindarkanlah kami dibandingkan  azab-

azab neraka. Mereka itulah orang-orang yang sabar, orang-orang yang 

benar, orang-orang yang takwa, orang-orang yang suka bersedekah dan 

orang-orang yang meminta ampunan Allah  pada malam hari" Jamin-

an Allah  bahwa orang-orang yang minta ampun itu tidak akan disiksa 

284 

kelak kemudiannya, ternyata dari firman-Nya, yang artinya demikian : 

"Tidaklah Allah  akan mengazab mereka yang selalu ada di samping-

mu (ya Muhammad) begitu juga Allah  tidak akan mengazab mereka 

yang meminta ampun kepada-Nya". 

"Mereka yang telah terlanjur berbuat jahat atau berbuat zalim ke­

pada dirinya, kemudian akan teringat kepada Allah  lalu minta ampun 

kepada-Nya atas segala dosanya. Siapakah yang dapat lebih mengam-

puni kecuali Al lah , dan dengan demikian mereka tidak akan berbuat 

kejahatan lagi, sebab  mereka takut". "Dan barang siapa berbuat se-

suatunya, kemudian ia meminta ampun kepada Allah , ia akan mem­

peroleh dibandingkan  Allah  itu ampunan dan kasih sayang". 

Dalam sejarah Nabi-Nabi pun kita dapati anjuran kepada Allah . 

Nabi Nuh berkata : " H a i , kaumku! Minta ampunlah kamu kepada Tu­

hanmu dan bertaubatlah engkau kepada-Nya". 

Tidak terbilang banyak Hadis yang menunjukkan fadilat istighfar. 

Di antaranya yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah, kata­

nya : "Saya dengar Rasulullah berkata : Demi Allah saya selalu minta 

ampun dan bertaubat kepada Allah  pada tiap-tiap hari lebih banyak 

dari tujuh puluh k a l i " . 

Sebuah Hadis, yang diriwayatkan dari Ibn Abbas oleh Abu Daud 

dan Ibn Majah berbunyi : "Barang siapa yang membiasakan istighfar, 

niscaya Allah selalu menunjukkan kepadanya jalan keluar dari tiap-

tiap kepicikan dan kelapangan dari tiap-tiap kesusahan dan memberi­

kan dia rezeki yang tidak terbatas". 

Apa adakah macamnya dosa yang tidak diampuni Allah ? Allah  

tidak mengampuni dosa mereka yang berbuat syirk kepada-Nya, namun  

mengampuni semua dosa yang lain dibandingkan  itu. 

Sebuah Hadis Qudsi yang diriwayatkan dari Anas oleh Tarmizi 

berbunyi : "Telah berkata Allah Ta'ala : Hai anak Adam ketahuilah 

bahwa apa yang kau pinta dan kau harapkan Adam pada-Ku K u -

ampuni semuanya. Hai anak Adam, jika dosamu memenuhi langit se-

kalipun, kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku, pun K u -

ampuni semuanya. Hai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku 

dengan dosa dan kesalahan, namun  engkau tidak mempersekutukan A k u 

dengan sesuatu, A k u akan menyongsong Dikau dengan ampunan se-

besar bumi pula ." 

285 

13. TAHLIL DAN H A I H A L A H . 

Tahlil yaitu mengucapkan kata-kata yang tertentu, yang berbunyi 

la ilaba illallah, artinya tidak ada Allah  melainkan Allah. 

Kalimat ini penting sekali artinya dalam agama Islam, sebab  men­

jadi salah satu rukunnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa rukun Islam 

itu terdiri dari lima kewajiban, yaitu : pertama mengucap kalimah sya­

hadat, kedua mengerjakan sembahyang, ketiga berpuasa dalam bulan 

Ramadhan, keempat memberi zakat dibandingkan  harta bendanya yang su­

dah sampai jumlah penaksiran yang ditentukan (nisab) dan kelima per­

gi mengerjakan ibadah haji ke Mekkah jika ada kesanggupan. 

Jadi mengucapkan kalimat syahadat ini termasuk kewajiban yang 

pertama, jika seseorang hendak memeluk agama Islam atau hendak di­

akui sebagai orang Islam. Pengakuan untuk memeluk agama Islam itu 

sebenarnya terdiri dari dua kalimat, yang biasa disebut syahadat tauhid 

dan syahadat Rasul, pertama berbunyi : asyhadu an la Uaha illallah, 

artinya saya mengaku tidak ada Allah  melainkan Al lah , yang kedua 

berbunyi : asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, artinya saya meng­

aku bahwa Muhammad itu pesuruh Allah. 

Jika la ilaha illallah itu disebut sendiri, maka biasanya ia dinama­

kan kalimah tauhid, kalimah ikhlas, kalimah taqwa atau kalimah thai-

bah, dan menjadi suatu amalan yang terpuji di dalam Islam. 

Mengucapkan kalimah itu dengan niat hendak beramal kepada Tu­

han disebutkan bertahlil, yang artinya mengakui bahwa Allah SWT ber-

kuasa sendiri dan tidak menghendaki kepada pertolongan dari siapa 

pun, Ia suci dan terkaya. Biasanya orang mengartikan la ilaha illah itu : 

tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah sendiri. Ternyatalah 

bahwa pada kalimat yang penting inilah berputar keimanan dan ke-

Islaman seseorang dan oleh sebab  itu sangat penting kedudukannya 

dalam keyakinan kaum Muslimin. Kalimat ini ada dalam Al-Qur­

'an, kalimat ini ada dalam Hadis-Hadis, kalimat ini ada da­

lam segala ibadat pada waktu mengerjakan haji, pada waktu mengerja­

kan sembahyang dalam semua macamnya, pada waktu mengerjakan 

puasa dan dalam segala macam do'a dalam azan dan qamat, ia tertulis 

dengan indah dan megahnya di sekitar kiswah Ka'bah, di atas bendera 

dan panji-panji kaum Muslimin, pada mihrab mesjid-mesjid dan lang-

gar, di depan pintu atau di dalam rumah orang Islam berupa pigura 

286 

yang digemari dsb. 

Tidak heran bahwa hal yang demikian terjadi sebab  kalimat inilah 

pangkal perjuangan yang pertama dari Islam dan tugas yang pertama 

dari Junjungan kita Nabi Muhammad saw datang di Mekah. 

Dengan kalimat ini Islam sudah mengadakan revolusi, mengada­

kan suatu susunan dan kehidupan baru bagi ummat Arab khususnya 

dan bagi ummat manusia umumnya. Dengan kalimat ini mereka me-

nyusun ummat dan membangun negara. Dengan kalimat ini Islam 

membasmi berhala dan kemusyrikan, menghilangkan rasa ta'assub ber-

suku-suku dan berpartai. Dengan kalimat ini pula ia menggerakkan 

amal ibadat yang tidak terhingga. 

Banyak sekali firman Allah  dalam Al-Qur 'an dan sabda-sabda 

Nabi dalam Hadis-Hadis, yang menunjukkan kelebihan mengucapkan 

kalimat ini, dengan rasa hati yang tunduk pada pengakuan di dalam­

nya. Di antara lain-lain yang diriwayatkan oleh Ibn Majah sabda Nabi 

sebagai berikut : "Perbaharuilah iman kamu dengan ucapan la ilaha 

i l lal lah". Dalam sebuah Hadis yang lain dari Ibn Majah diterangkan 

bahwa Nabi pernah berkata : "Sebaik-baik zikir yaitu mengucapkan 

la ilaha illallah dan sebaik-baik do'a mengucapkan alhamdu l i l l ah" . 

Muslim menerangkan bahwa Rasulullah berkata : "Ucapan yang paling 

disukai Allah ada empat macam : subhanallah, alhamdu lillah, la ilaha 

illallah dan allahu Akba r " . Ibn Abid Dunya menyampaikan sebuah 

Hadis Nabi sebagai berikut : "Barang siapa bertahlil seratus kali, ber-

tasbih seratus kali dan bertakbir seratus kali pula, ia akan beroleh ke­

bajikan sebagai memerdekakan sepuluh orang budak dan menyembelih 

enam ekor unta untuk disedekahkan kepada fakir miskin". 

14. SELAWAT DAN S A L A M . 

Yang dimaksud dengan selawat ialah membaca selawat dan salam 

kepada Rasulullah, yang tersimpan dalam lafad-lafad tertentu, sebab  

berselawat kepada Nabi itu termasuk amal ibadat yang diberi pahala 

dan ganjaran oleh Allah  kepada mereka yang mengerjakannya. 

Allah  berfirman di dalam Al-Qur 'an : "Bahwasanya Allah dan 

Malaikatnya mengucapkan selawat atas Nabi. Wahai orang yang ber­

iman berselawatlah dan salamlah kamu sebanyak-banyaknya". 

287 

Ibn Kasir berkata, bahwa maksud ayat-ayat Qur'an ini ialah mene­

rangkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan tempat 

hamba-Nya dan Nabi-Nya ada di tingkat yang tertinggi (malail a'la) 

dan bahwa ia dipuji oleh Malaikat dan Malaikat berselawat kepadanya, 

kemudian Allah menyuruh isi alam dunia ini berbuat demikian pula 

dengan memperbanyak selawat dan salam atasnya, agar terkumpullah 

puji dan sanjungan itu atasnya dibandingkan  isi kedua alam, alam di atas 

dan alam di bawah. 

Menurut yang diriwayatkan oleh Tarmizi, dibandingkan  As-Sufyan As-

Sauri, arti selawat Allah  itu ialah pemberian rahmat dan arti selawat 

Malaikat itu ialah permintaan ampun. 

Banyak sekali Hadis-Hadis yang menerangkan kelebihan-kelebihan 

orang yang berselawat kepada Nabi itu dan ganjaran-ganjaran yang 

diperolehnya. 

Sebuah dibandingkan nya, ialah Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim 

dari Abu Hurairah, berbunyi: "Barang siapa berselawat barang sekali, 

Allah  akan menuiisi baginya sepuluh kebajikan dan Hadis yang di­

riwayatkan oleh Ahmad dan Hakim dibandingkan  Abdurrahman bin Auf 

menerangkan bahwa pada suatu kali Jibrail datang kepada Nabi berka­

ta : "Bukankah sudah kusampaikan kepadamu bahwa Allah  Allah 

berkata : barang siapa berselawat kepadamu niscaya Aku berselawat 

pula kepadanya dan barang siapa bersalam kepadamu, niscaya Aku 

bersalam pula kepadanya". Hadis-hadis yang semacam ini sangat ba­

nyak, di antaranya disebutkan dalam kitab Tuhfatuz Zakirim, karang­

an Imam Syaukani (Mesir, 1350 H.), yang tidak perlu semuanya di-

ulang di sini. namun  sekedar untuk menerangkan fadhilatnya kami 

ulang beberapa buah di sini. 

1. Hadis Abu Daud, Tarmizi dan Ibn Hibban dari Ibn Mas'ud. 

Nabi berkata : "Sebaik-baik manusia beserta aku di hari kiamat ialah 

mereka yang memperbanyak selawat kepadaku". 

2. Kata Nabi : "Jangan kamu jadikan kuburanku tempat berhari 

raya, berselawatlah engkau kepadaku, sebab  selawatmu itu akan sam­

pai kepadaku, di manapun saja engkau berada (Abu Daud — Abu 

Hurairah). 

288 

3. Sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tarmizi dan 

Ibn Hibban dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah pernah 

berkata : "Tiap kumpulan manusia yang tidak menyebut Allah  dan 

berselawat kepada Nabinya akan mengalami kekurangan di hari kemu­

dian meskipun mereka dengan amal-amal yang lain akan masuk surga 

juga". 

4. Nasai dan Tabrani meriwayatkan dari Anas, bahwa Rasulullah 

be.kata : "Barang siapa mendengar disebut namaku maka hendaklah ia 

berselawat kepadaku". 

Taslimah artinya mengucapkan selamat, mengucapkan salam ba-

hagia. Oleh sebab  itu Taslimah itu yaitu  perlambang yang pen­

ting bagi orang Islam. Perkataan Islam sendiri terambil dari kata-kata 

salima, yang artinya selamat, dan aslama, yang artinya menyerahkan 

diri kepada Allah  dalam segala keadaan. Oleh sebab  itu Rasulullah 

mengatakan, bahwa Muslim itu ialah orang yang menyelamatkan orang 

lain dari lidah dan tangannya. Ucapan salam orang Islam, yang berbu­

nyi : "Assalamu'alaikum!" "Sejahteralah atasmu" menunjukkan, bah­

wa orang Islam itu berniat damai dan cinta damai dengan siapa pun 

juga. Rasulullah berkata, bahwa di antara kewajiban orang Islam ialah 

mengucap salam kepada teman seagama, memperkenankan undangan 

apabila ia diminta datang, bertahmid apabila ia bersin, menziarahi ke­

pada orang sakit, melawat apabila ia mati, jujur apabila ia melakukan 

pembahagian, memberi nasehat apabila ia diminta, menjaga rumah dan 

keluarganya apabila saudara seagama bepergian, mencintai apa yang 

dicintainya, membenci apabila yang dibencinya. 

Oleh sebab  itu kita dapati Taslim ini diucapkan orang Islam pada 

segala tempat, pada waktu pertemuan, pada waktu memulai khutbah, 

pada waktu masuk rumah, pada waktu menyudahi sembahyang, pada 

waktu berselawat kepada Nabi, dan pada waktu berdo'a lain-lain. 

Yang dimaksud dengan Taslim ialah membaca asalamu alaikum 

atau asalamu alaikum, yang artinya sejahteralah atas engkau atau sela­

mat sejahteralah kepadamu sekalian. Dalam Tasyahhud diucapkan un­

tuk Nabi-Nabi" , moga-moga rahmat dan berkat Allah  melimpah atas­

mu, selamat sejahteralah atas kami semua dan atas semua hamba Allah 

yang salih-salih". Sebagaimana kita ketahui sembahyang pun ditutup 

dengan salam, pertemuan antara orang Islam dengan orang Islam di-

289 

mulai dengan salam dan disudahi dengan salam, yang datang memberi 

salam kepada yang duduk, anak-anak dibiasakan memberi salam ke­

pada orang tua. 

Di antara do'a sesudah sembahyang, yang sangat dianjurkan oleh 

Rasulullah sesudah istighfar dan sebelum tasbih, tahmid, dan takbir, 

ialah : "Allahuma antas salam, wa minkas salam, tabaraksa ya zal ja-

lali wal ikram", yang artinya : "Wahai Allah , Engkaulah pangkal ke-

selamatan, dibandingkan -Mulah datang keselamatan, turunkanlah berkat-

M u , wahai Allah  yang kuasa dan pemurah" (Muslim-Sauban). 

Selawat kepada Nabi biasanya diiringi dengan Taslim. Misalnya : 

Allahuma Salli wasallim alla Muhammad, artinya, ya Allah ku turun­

kanlah rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad. 

Dalam Qur'an disebutkan : "Apabi la seseorang memberi salam 

kepadamu, maka hendaklah engkau membalas salam itu dengan kehor­

matan yang lebih baik atau dengan yang sama!" Dalam sebuah Hadis 

yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Umamah, Rasulullah me­

nerangkan : "Orang yang lebih dahulu memulai dengan ucapan salam, 

dialah yang baik dalam pandangan Allah ". Disunatkan memberi sa­

lam juga kepada orang-orang yang sudah mati, apabila kita melalui 

kuburan orang-orang Islam itu. 

Kemudian Rasulullah menerangkan, bahwa orang yang membalas 

salam orang lain, mendapat pahala, orang yang tidak menjawab salam 

orang Islam yang lain, maka ia tidak termasuk pengikut Nabi Muham­

mad (Ibn Sunni) dan Nabi pernah berkata : "Kewajiban seorang Islam 

terhadap orang Islam yang lain ada lima, pertama membalas salam, 

kedua menziarahi orang sakit, ketiga turut mengantarkan jenazah, ke­

empat memenuhi undangan, dan kelima mengucapkan tahmid pada 

waktu orang bersin". (Abu Hurairah). 

15. T A S B I H . 

Yang dimaksudkan dengan membaca tasbih ialah mengucapkan 

kata-kata subhanalah, artinya maha suci Allah  dan mengingat serta 

menujukan seluruh keyakinan kepada mempersucikan Allah  itu. Ba­

nyak macam kalimat-kalimat tasbih yang dipergunakan untuk itu dan 

290 

kalimat-kalimat ini diucapkan, baik di dalam sembahyang maupun di 

luarnya. 

Banyak ayat-ayat Qur'an dan Hadis yang menunjukkan kebesaran 

nama ucapan tasbih itu. 

Di antara lain-lain dalam Al-Qur'an kita dapati bahwa semua yang 

ada di cakrawala bertasbih kepada Allah  (Yasin, 40, Anbia, 21), se 

mua yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah (Kasyar, 

1) dsb. 

Dalam Hadis kita bertemu dengan sebuah riwayat dari Bukhari, 

Muslim dan Tarmizi yang menerangkan bahwa Abu Hurairah pernah 

menceriterakan Rasulullah ada berkata sebagai berikut. Sabdanya : 

"Ada dua buah kalimat yang ringan sekali diucapkan oleh lidah, namun  

berat sekali nilainya dalam timbangan, sebab  ia menimbulkan dua 

ruas cinta kepada Allah  yang maha pengasih, yaitu lafad subhanallah 

wa bihamdhihi, subhanallah al-azim". 

Sebuah lagi ceritera dibandingkan  Abu Hurairah yang menerangkan 

bahwa Nabi saw berkata, bahwa subhanallah, alhamdulillah dan la ilahi 

ilallah wal lahu akbar lebih aku cintai dan gemari dibandingkan  terbitnya 

matahari (riwayat Bukhari, Muslim dan Tarmizi). 

Dalam pada itu Abu Zar menceriterakan bahwa Rasululah pernah 

berkata : "Tidak pernahkah aku mencerite akan kepadamu perkataan 

apa yang dicintai dan digemari Allah?" Abu Zar menjawab : " Y a , Ra­

sulullah. Ceriterakanlah itu kepadaku!" Maka katanya : "Adapun per­

kataan yang dicintai dan digemari Allah ita ialah subhanallah wa bi-

hamdihi", Diriwayatkan oleh Muslim dan Tarmizi, yang dimaksud de­

ngan perkataan yang disukai dan digemari Allah itu ialah perkataan 

yang telah dipilih Allah  untuk Malaikat-Malaikat-Nya untuk dipergu­

nakan dalam mengucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah , ya­

itu : subhana rabbi wa bihamdihi. 

Sebuah Hadis lagi dari Jabir r.a. menerangkan bahwa Nabi saw 

pernah berkata, barang siapa mengucapkan subhanallah al-azim wa 

bihamdihi, untuknya akan ditanam pohon kurma dalam surga", yang 

meriwayatkan Hadis itu dan menyatakan baiknya ialah Tarmizi. 

Abu Said menerangkan bahwa Nabi pernah menyuruh memper­

banyak amal-amal saleh yang lain. Tatkala ditanya kepadanya, apakah 

291 

yang dimaksud dengan amal-amal saleh yang lairi itu, maka Rasulullah 

menjawab : "Memperbanyak takbir, tahlil, tasbih, tahmid, dan lahaula 

wala quwata illa bi l lah". Diriwayatkan oleh Nisai dan Hakim. 

Sebuah Hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw berbunyi se­

bagai berikut. Nabi menceriterakan : " A k u bertemu dengan Nabi Ibra­

him pada malam Isra' ." Ia berkata kepada : " Y a , Muhammad! Sam-

paikanlah salamku kepada ummatmu dan ceriterakanlah kepadanya 

bahwa surga itu yaitu suatu tempat yang subur sekali tanahnya, air­

nya nyaman dan tanahnya sangat luas. Sebagai alat untuk menanami-

nya ialah bacaan subhanallah, walhamdu lillah, wala ilaha illallah wal-

lahu akbar". Diriwayatkan oleh Tarmizi dan Tabrani yang dalam riwa-

yatnya menambah wala haula wala quwata illa billah. 

Imam Muslim pun ada menceriterakan bahwa Nabi saw ada ber­

kata : " A d a empat macam perkataan yang amat digemari dan dicintai 

Allah dan dapat mencegah segala macam malapetaka, yaitu perkataan : 

subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar". 

Demikian beberapa Hadis yang menunjukkan kebesaran amal 

mengucapkan tasbih kepada Allah . 

Maka oleh sebab  itu orang-orang yang saleh tidak pernah melupa-

kan sebagai wirid sesudah sembahyang lima waktu serta menghitung 

banyaknya dengan jari-jari tangan, sebab  jari-jari itu pun kelak akan 

ditanya sebagai saksi dan berbicara sebagai saksi. 

Sebuah Hadis dari wanita Busairah r.a. berkata bahwa Rasulullah 

pernah menganjurkan kepada wanita-wanita, katanya : "Hendaklah 

kamu memperbanyak tasbih, tahlil dan takbir, dan jangan kamu melu-

pakan akan sekaliannya itu sebab  sama keadaanmu dengan melupa-

kan rahmat Allah . Hitunglah bacaanmu itu dengan anak jarimu, kare­

na anak jarimu itu kelak akan ditanya dan berbicara di hadapan Allah  

mengenai amalanmu". Hadis yang sahih sanadnya ini diriwayatkan 

oleh pengarang Sunan dan Hakim. 

16. TAHMID, H A M D A L A H DAN TAKBIR. 

Mengucapkan alhamdu lillah dalam segala bentuk dan susunan 

kalimatnya biasa disebut dengan istilah hamdalah atau tahmid. 

292 

Banyak macam do'a yang dimulai dengan hamdalah, dengan me­

ngucapkan lebih dahulu puji-pujian dan sanjungan kepada Allah. Ti­

dak saja do'a namun  banyak pekerjaan agama yang lain, yang sebaiknya 

dimulai dengan hamdalah atau tahmid itu, seperti khutbah, berpidato, 

mengarang, sesudah makan dan minum, sesudah meminang perempuan 

dan akad nikah, mengajar dan sesudah bersin, sesudah keluar dari ka-

mar kecil, apalagi berdo'a, mengemukakan sesuatu permohonan kepa­

da Allah , sesuai dengan Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, 

bahwa Nabi saw pernah berkata : "Tiap urusan penting jika tidak di­

mulai dengan alhamdulilah, maka urusan itu akan tidak sempurna". 

Banyak ayat Qur'an yang menunjukkan kepentingan bertahmid 

ini, yang biasa diucapkan orang bersama dengan syukur (tasyakkur). 

Di antara lain-lain firman-Nya : "Katakanlah segala puji itu bagi Allah 

dan kesejahteraan untuk hamba-Nya yang terpilih" (Qur'an). 

"Dan katakanlah segala puji itu bagi Allah, yang tidak beranak 

dan tidak ada tandingan baginya dalam kekuasaan dan bertakbirlah 

baginya sebanyak-banyaknya takbir" (Qur'an). 

Oleh sebab  itu banyaklah ada lafad tahmid ini dalam berba-

gai bentuk do'a, baik ia didahului dengan mengucapkan bismillah hir-

rahman nirrahim (basmalah), maupun tidak, baik disusul lafad tasyak­

kur atau selawat dan salam kepada Nabi dan kepada keluarganya. 

Jika khutbah Jum'at biasa dimulai dengan hamdalah maka khut­

bah kedua hari raya puasa dan haji biasa dimulai dengan takbir. Takbir 

ialah mengucapkan Allahu Akbar. 

17. TILAWAT. 

Tilawat artinya membaca Qur'an atau beberapa ayat dari Qur'an, 

sebab  Qur'an itu pun yaitu  do'a, bahkan di dalam Qur'an ba­

nyak ada ayat-ayatnya yang tersusun dibandingkan  do'a Nabi-Nabi, 

yang penting dan dalam arti yang tak dapat ditiru susunannya. 

Hampir segala macam do'a untuk segala macam keperluannya ter­

dapat di dalam Qur'an, untuk meneguhkan iman, untuk meminta am­

pun dosa, untuk memohon kemudahan rezeki dan terlepas dari sesuatu 

293 

kesukaran, meminta keamanan dan kesejahteraan, meminta sembuh 

dari penyakit dsb. 

Oleh sebab  itu tilawat Qur'an dinamakan seadfal-adfal zikir, do'a 

yang lebih utama dari segala do'a. 

Allah  sendiri berkata dalam Al-Qur 'an : "Mereka yang membaca 

Qur'an, mengerjakan sembahyang dan memberi sedekah, baik secara 

diam-diam, yaitu perniagaan yang tak habis-habisnya, akan diberikan 

kepada mereka itu pahala serta ditambah dengan kerelaan Al lah , serta 

ditambah lagi dengan kelebihan rahmat Al lah , bahkan Allah maha pe­

ngampun dan maha penyayang" (Qur'an X X X V : 29). 

Pada lain kesempatan Allah  berfirman : "Mereka itu membaca 

ayat-ayat Qur'an pada waktu tengah malam, mereka itu sujud terhadap 

Allah , mereka itu percaya adanya Allah dan hari kesudahan, mereka 

itu menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat dan mereka itu 

berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Mereka yang berbuat demi­

kian itu yaitu orang-orang yang beramal saleh" (Qur'an III : 114). 

Di antara Hadis-Hadis yang banyak, kita sebutkan sebuah yang 

diriwayatkan oleh Abu Nu'aim, sebagai yang ini dalam Syarah 

Ihya, sebagai berikut : "Sebaik-baik ibadat ummatku ialah membaca 

Qur 'an" . 

Memang tilawat Qur'an itu melebihi segala do'a dan ibadat yang 

lain. Bukankah hampir dalam segala macam do'a dan ibadat ada 

petikan dari ayat-ayat Qur'an. Mempelajari Al-Qur 'an dan mengajar­

kan kepada orang lain mendapat pahala, dan kelebihan Qur'an dari se­

gala macam ucapan yaitu laksana kelebihan Allah atas segala makh-

luk-Nya (Hadis Tarmizi). 

Qur'an diturunkan sebagai obat dan rahmat bagi orang yang ber­

iman, ayat-ayatnya pun berisi ilmu dan hikmat, yang jika diperhatikan 

dengan teliti dan dijalankan dengan seksama akan membawa manusia 

ini kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Maka tidak heran j ika Nabi sangat menganjurkan membaca Qur­

'an itu pada semua kesempatan. Ia berkata : "Qur 'an itu lebih kucintai 

dibandingkan  langit dan bumi dan manusia-manusia yang ada di dalamnya" 

(Hadits A b u Nu'aim). Dan ia menasehatkan : "Bacalah Al-Qur 'an itu 

sebab  ia akan datang kepadamu di hari kiamat memberi syafa'at bagi 

294 

yang membacanya". 

Sahabat-Sahabat Nabi pada masa dahulu banyak sekali yang 

menghafal Al-Qur'an itu sampai tiga puluh juz dan begitu lancar hafal-

nya sehingga ada yang dapat menamatkannya dalam sehari semalam, 

bahkan dalam waktu yang lebih singkat lagi. Di antara orang Sufi yang 

dapat menamatkan delapan kali sehari semalam, empat kali pada wak­

tu malam dan empat kali pada waktu siang ialah Ibn Al-Katib As-Sufi, 

dalam pada itu Imam Nawawi menceriterakan bahwa Ahmad Addau-

raqi menamatkan bacaan Qur'an tiga puluh juz antara Lohor dan Asar 

dan antara Maghrib dan Isya. 

Diceriterakan orang bahwa Sayyidina Usman bin Affan menamat­

kan seluruh Al-Qur'an dalam satu raka'at sembahyang, begitu juga Ta-

mim Addari, Said bin Juber, mungkin bukan dibacanya seluruh Qur'an 

dalam sa'at yang pendek itu, namun  demikian lancar hafalnya, sehingga 

mungkin seluruh gambaran isinya kembali dalam pikirannya pada wak­

tu ia sembahyang itu. 

Qur'an itu hendaklah dibacakan dengan bacaan yang baik, dengan 

penuh perhatian, dengan memperhatikan adab-adab pada waktu mem­

bacanya, hendaklah, sedapat-dapatnya memperhatikan isi ayat yang 

dibacakan. 

Mengenai waktu, Qur'an itu boleh dibaca pada sembahyang ketika 

pada malam hari atau pada siang hari, waktu berada di tempat atau di 

perantauan, dalam sesuatu ibadat atau di luar ibadat, dalam bulan Ra-

madhan atau di luarnya, begitu juga memulainya dan menamatkannya 

tidak ditentukan harinya. Segala ini yaitu kelebihan dari Al-Qur'an. 

Ada diceriterakan orang bahwa Sayyidina Usman memulai mem­

bacanya pada malam Jum'at dan menyudahinya pada malam Kamis. 

Ghazali menceriterakan bahwa yang baik bacaan Qur'an itu disudahi 

pada siang hari, yang sebaik-baiknya pada waktu sembahyang Subuh. 

Selanjutnya meskipun tidak terikat, ada disebutkan orang bebera­

pa waktu yang terpilih untuk membaca Al-Qur'an dan memperguna-

kannya sebagai do'a yaitu dalam sembahyang, terutama dalam sembah­

yang Maghrib dan Isya dan jika hendak dipilih hari-harinya, maka hari 

yang baik untuk membaca Al-Qur'an itu ialah hari Jum'at, hari Senin, 

hari Kamis, hari Arafad dan tiap-tiap tanggal sepuluh awal Zul-Hijjah 

295 

dan sepuluh akhir Ramadhan. Adapun bulan yang baik untuk memba­

ca Qur'an satu-satunya ialah bulan Ramadhan. 

Jika Qur'an itu dibaca seterusnya, maka ia memiliki  cara yang 

tersendiri, yang kadang-kadang begitu indah diperbuatnya, sehingga 

yaitu  suatu upacara, yang biasa disebut di Indonesia dengan kha-

taman. 

Yang penting dicatat di sini bahwa do'a yang dikemukakan kepada 

Allah  itu mustajab. Ada riwayat menerangkan bahwa Allah  menu-

runkan rahmat-Nya kepada hamba-Nya pada tiap-tiap khatam Al-Qur­

'an. 

Hal ini diceriterakan oleh Hamid Al-A'raj, bahwa barang siapa 

membaca Qur'an, kemudian ia berdo'a maka do'anya itu akan diamin­

kan oleh empat ribu Malaikat, maka hendaklah ia berdo'a dengan baik 

untuk kepentingan umum, untuk pekerjaan yang penting, untuk kepen­

tingan akhirat, untuk masyarakat, untuk kesejahteraan negara dan pe-

mimpinnya, untuk bertolong-tolongan dan taqwa dan untuk segala pe­

kerjaan yang baik. Mengenai surat-surat dan ayat-ayat yang mempu­

nyai keistimewaan tertentu akan kita terangkan pada waktunya. 

Sebagaimana memperhatikan adab-adab pada waktu berdo'a, hen­

daklah diperhatikan dengan sebaik-baiknya pada waktu membaca A l -

Qur'an, sebab  memelihara jangan sampai kita berdosa. 

Di antara adab membaca Qur'an ialah berwudhu', membacanya 

pada tempat yang terhormat, seperti dalam mesjid, menghadap kiblat, 

menundukkan kepala, duduk dalam keadaan tenang dan sopan-santun, 

membersihkan mulut dan bersiwak, membaca dengan suara yang seder­

hana, namun  dengan suara yang baik dengan lagu yang indah, memper­

hatikan aturan tajwid, jangan bersifat ria, membaca dengan memenuhi 

segala bunyi huruf, jangan terlalu cepat dan jangan pula terlalu perla-

han, jangan tertawa, jangan berlengah-lengah dan bermain-main, me­

nurut tartil yang baik, memulai dengan ta'awuz, membaca bismilah pa­

da tiap-tiap surat, berniat jika bacaan kita itu untuk meiepaskan se­

suatu nazar, membaca do'a pada ayat-ayat yang tertentu dan bersujud 

tilawah pada tiap-tiap akhir ayat Assajdadah, dan yang lebih penting 

lagi ialah bahwa membaca Qur'an itu hendaklah disertai dengan rasa 

sungguh-sungguh menta'ati perintah yang ada di dalamnya, begitu juga 

hendaknya kita berjanji pada diri kita bahwa segala peraturan yang ter-

296 

sebut dalam Qur'an akan kita kerjakan dengan ta'at. Jika kita memba-

canya dengan penuh khusyu' dan tawadhu' dan dengan penuh ikhlas 

dan berharap, akan datanglah sesuatu kepuasan dalam hati kita, ke-

puasan yang mendekatkan diri kita kepada Allah , yang telah pernah 

menumpahkan air mata kebanyakan sahabat-sahabat Nabi pada waktu 

mengaji Qur'an atau berdo'a dengan ayat-ayat Qur'an itu. 

18. FADILAT DAN ADAB MEMBACA AL-QUR'AN. 

Bagi kita kaum Muslimin tidak sukar mengetahui, betapa tertarik-

nya jiwa orang Islam kepada Al-Qur 'an dan betapa besar kehormatan 

mereka itu terhadap Kitab Suci itu. Dalam pergaulan sehari-hari pun 

dapat dilihat penghargaan itu. Hampir tiap-tiap rumah orang Islam ada 

menyimpan sebuah atau beberapa buah kitab Qur'an, baik untuk diba-

canya pada waktu-waktu yang terpenting, maupun untuk sesuatu ke-

perluan yang ada perhubungannya dengan Al-Qur 'an . 

Sudah dikatakan, bahwa Qur'an itu tidak saja dipelajari oleh anak-

anak di madrasah dan di sekolah-sekolah, oleh ulama-ulama untuk di-

selami hukumnya, namun  juga oleh tiap Muslimin dibaca di mana-mana 

tempat, di rumah, di masjid, dalam pertemuan, di makam-makam dan 

di tempat-tempat suci yang lain. Tidak kecuali tempat-tempat yang me­

ngutamakan adat-istiadat dan sebagainya. Demikian umpamanya da­

lam Kraton Surakarta, pada waktu matahari terbenam, kita dengar 

juga bacaan Al-Qur 'an yang dibacakan selalu oleh seorang abdi dalam 

kaji isteri yang diwajibkan untuk itu 1). 

Keyakinan mendapat pahala dari bacaan Kitab Suci itu mendorong 

tiap anak Islam tidak dapat meninggalkan pengajian Al-Qur 'an . Bebe­

rapa banyak Hadits yang menerangkan fadilat-fadilat, kelebihan mem­

baca Al-Qur 'an , dan pahala-pahala yang akan diperoleh kelak oleh se­

seorang Islam sebab  membaca Al-Qur 'an itu. 

Tidak heran! sebab  membaca Al-Qur 'an itu yaitu satu-satunya 

amal yang sangat mulia, satu-satunya ibadat dan perbuatan yang di-

1) Dr. CF. Pijper, Fragmenia Islamica, Leiden, 1934. 

297 

ridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yang demikian itu sebab  Al-Qur­

'an yaitu firman suci yang mengandung banyak petunjuk, memuat 

banyak penghibur bagi pendidikan jiwa. Orang Islam yang sesungguh-

nya, merasa pada waktu ia membaca Al-Qur 'an seolah-olah jiwanya 

menghadap ke ha'dirat Allah  yang Maha Kuasa, menerima amanat dan 

hikmat suci, mempersembahkan puji dan bakti kepadanya, ibarat se­

orang hamba yang datang menghadap raja, memohonkan Hmpah di-

kurniai, meminta rakhmat dan pertolongan untuk bekal perjuangan 

menempuh gelombang hidup. 

Oleh sebab  itu Imam Ahmad bin Hanbal pernah memperingati : 

"Barang siapa hendak bercakap-cakap dengan Allah , hendaklah ia 

membaca Qur 'an" . 

Sungguh besar buah dan hasil yang akan dipetik diperoleh, di-

kenyam dirasai, manakala Qur'an itu benar-benar dikenyam direnung-

kan isi kandungannya, dengan hati yang suci, dengan fikiran yang te­

nang, bening dan jiwa yang tenang, serta diikuti oleh semangat beramal 

melaksanakannya apa yang dianjurkan diperintahkan di dalamnya. 

Memang kata seorang ahli Qur'an di waktu kita membaca Al-Qur­

'an itu, semangat dan jiwa kita terbang membubung ke angkasa, pikir­

an melayang ke alam gaib, melayang bersama-sama ke alam suci itu. 

Al-Qur 'an yaitu laksana cahaya yang terang-cemerlang dan barang 

siapa yang akan mendapat cahaya yang cemerlang itu, tentu merasa 

dirinya berhadap-hadapan dengan Allah  dalam pembacaan Al-Qur 'an 

itu. Alangkah luhur dan tingginya perasaan manusia di saat itu ! 

sebab  penting membaca Al-Qur 'an, maka umat Islam dalam tiap-

tiap sembahyangnya, diperintahkan membaca ayat-ayat Qur'an yang 

mudah baginya, sebagaimana ini dalam Qur'an sendiri : "Bacalah 

olehmu apa-apa yang mudah dari Qur 'an" (Qur'an I X X I I : 20). 

Agaknya dorongan itulah yang menggemarkan umat Islam sejak 

dahulu kala membaca Kitab Suci itu. Banyak contoh yang sudah kita 

sebutkan, banyak riwayat hidup yang sudah kita bentangkan dari ula­

ma-ulama salaf di masa yang lampau, yang di dalamnya kita dapat se­

bahagian besar mempergunakan tiap detik hidupnya itu untuk mengha-

fal, membaca dan memahamkan isi Al-Qur 'an. 

Sungguh tidak mengherankan kita, kalau kita perhatikan kesung-

298 

guhan hati, terutama kegiatan dari ulama-ulama salaf menghafal dan 

mendengar Al-Qur 'an. Imam Syafi'i menceriterakan, bahwa beliau 

pada suatu hari bertemu dengan Sufyan ibn Uyaynah, yang sedang ber­

diri dengan tenang di depan pintu sebuah rumah perguruan. Syafi'i ber­

tanya : "Apakah yang menyebabkan tuan berdiri di sini?" Maka Su­

fyan menjawab : "Hanya tertarik sebab  aku ingin benar mendengar 

pembacaan Al-Qur 'an dari mulut pemuda yang sedang mengaji di da­

lam perguruan i tu" . 

Pada suatu hari Abu Zar bertanya kepada Nabi Muhammad saw 

"Dengan nama ayah dan bundamu, berilah akan daku nasehat, ya Ra­

sulullah! Nabi menjawab : "Saya wasiati engkau supaya taqwa kepada 

Allah , sebab  itulah pokok segala pekerjaanmu". 

Katanya pula : "Tambahlah dengan yang lain lagi!" 

Sabda Nabi : "Hendaklah engkau membaca Al-Qur 'an dan meng­

ingat sebanyak-banyaknya akan Al lah , supaya engkau tidak dilupa-

kan" . 

Bagaimana Nabi tidak menegaskan demikian kalau beliau sendiri 

berkeyakinan begitu. Qur'an itu pedoman hidupnya, perjuangan dan 

akhlaknya. Qur'an itu diajarkan kepadanya dan Qur'an itu pula yang 

diajarkan olehnya kepada orang lain. Dengan Qur'an itu beliau hidup 

dan dengan Qur'an itu pula beliau wafat. Adakah nasehat lain yang 

berfaedah dibandingkan  itu akan disampaikannya ? 

Kepada A b u Zar dikatakan begitu, kepada Abu Hurairah pun de­

mikian : " H a i , Abu Hurairah! Hendaklah engkau belajar Al-Qur 'an 

dan mengajarkan dia kepada manusia, dan hendaklah pekerjaan itu 

engkau teruskan sampai waktu engkau kelak meiepaskan nafas yang 

penghabisan. Dengan demikian pada waktu engkau mati, Malaikat akan 

mengunjungi kuburanmu, secara berduyun-duyun seperti orang-orang 

Islam berduyun-duyun pergi naik H a j i " . Memang Qur'an itu yaitu 

jiwa kaum Muslimin, pokok perjuangan dalam arti kata yang seluas-

luasnya, dan keadaan orang Islam yang berpegang teguh kepada Qur­

'an dan membaca pada tiap waktu, dikatakan " L i w a ' u l Islam", yaitu 

panji-panji Islam, dan Hadits mengatakan, bahwa barang siapa yang 

memuliakan orang yang demikian itu, akan dimuliakan Al lah , dan ba­

rang siapa yang menghinakan kepadanya, akan dihinakan pula ia. 

299 

Dalam kitab-kitab agama kita dapati fasal-fasal yang khusus mem-

bicarakan ayat-ayat Qur'an dan Hadits-Hadits yang berkenaan dengan 

fadilat-fadilat, pahala-pahala dan adab-adab membaca Al-Qur 'an. Pa­

da waktu-waktu yang akhir ini , terutama dalam mashaf-mashaf pener-

bitan India dan Mesir, ditulis orang keringkasan dari uraian itu. Di an­

tara adab-adab itu misalnya dikatakan, bahwa pada waktu membawa 

Qur'an itu hendaklah diletakkan di atas kepala atau dipegang dengan 

tangan kanan dan diletakkan pada dada. Selanjutnya dianjurkan, supa­

ya pembacaan Al-Qur 'an itu didahului dengan do'a, seperti : " O , Tu­

hanku! Bukakan apalah kiranya hikmat-Mu dan taburkanlah rahmat 

dari khazanah-Mu itu kepada kami, o, Allah  yang Maha Pengasih lagi 

Penyayang". Kemudian dijunjung Al-Qur 'an itu lalu dicium dan baru-

lah dibaca, didahului hendaknya pembacaan Al-Qur 'an itu dengan ta'-

awwuz 1) dan bismillah 2). 

Begitu juga dianjurkan dalam keringkasan itu kepada guru-guru 

kaji, supaya menjaga murid-muridnya mengambil sikap yang tenang, 

tidak bermain-main, penuh rasa ta'zim dan takrim waktu membaca A l -

Qur'an. Tidak lupa guru-guru itu memerintahkan kepada murid-murid­

nya yang sudah berumur lebih dari tujuh tahun mengambil air sembah­

yang lebih dahulu ketika hendak memegang Al-Qur 'an. Begitu juga gu­

ru-guru itu selalu menyuruh kepada murid-muridnya, tiap-tiap habis 

mengaji, menyimpan Kitab Suci itu pada tempat yang tinggi lagi bersih. 

Dalam petunjuk itu dibicarakan di antara lain-lain pahala-pahala 

yang diperoleh orang membaca Al-Qur 'an. Sayyidina ' A l i mengatakan, 

bahwa tiap-tiap orang membaca Qur'an dalam sembahyangnya, ia akan 

mendapat pahala bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya lima puluh 

kebajikan, sedang bacaan Qur'an di luar sembahyang dengan berair 

sembahyang pahalanya hanya dua puluh lima kebajikan. Dalam pada 

itu orang yang membaca Al-Qur 'an dengan tidak berair sembahyang 

hanya mendapat pahala sepuluh kebajikan saja. Demikian diperjelas 

beberapa Hadits di antara lain-lain, yang maksudnya, barang siapa 

yang ingin hidup dalam bahagia dan mati sebagai syuhada', selamat 

1) Yaitu : A 'uzu billahi minassy-syaithanir-rajim = saya berlindung dengan Allah dari­

pada setan-setan yang dirajam. 

2) Yaitu : Bismillahir-rahmani-rahim = Dengan nama Allah yang Pengasih dan Penya­

yang. 

300 

di padang Mashyar dan mendapat perlindungan pada hari Qiyamat, 

ingin mendapat petunjuk pada waktu sesat, hendaklah ia membaca A l -

Qur'an, sebab  Al-Qur 'an itu pendinding mereka dari godaan setan. 

Ada Hadits yang menggambarkan hidup kemudian hari dari orang-

orang yang gemar membaca Al-Qur 'an dengan bermacam-macam ke­

megahan, namun  sebaliknya pun banyak pula Hadits-Hadits yang mem­

beri gambaran yang sangat suram menyeramkan bulu roma kekecewa-

an yang amat sangat bagi mereka, yang tidak atau yang tidak suka 

membaca Al-Qur 'an. Digambarkan kemewahan hidup dalam sorga, 

dengan kesenangan yang berlimpah-limpah, kebesaran yang tidak ter-

hingga, dengan tempat tinggal dan pemandangan yang indah-indah, 

dengan taman seloka yang elok permai, dikeliling handai-tolan yang 

penuh cinta dan kasih sayang, semuanya disediakan bagi mereka yang 

gemar membaca ayat-ayat suci Allah  itu dan mengambil ibarat dari 

padanya untuk tuntutan hidup. 

Sungguh tidak heran, sebab  Qur'an menceriterakan, bagaimana 

keadaan orang-orang yang mu'min itu tatkala mendengar bacaan A l -

Qur'an itu. "Orang-orang yang sebenarnya mu'min ialah mereka yang 

gemetar hatinya, apabila disebut di depannya nama Allah , dan ber­

tambah teguh imannya, apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Tu­

han" (Qur'an VIII : 2). 

Inilah agaknya yang menyebabkan Nabi mengatakan : "Barang 

siapa yang dalam hatinya tidak ada sedikit dari Al-Qur 'an yaitu 

orang itu seperti perumahan yang runtuh" (Hadits Tarmizi). Hadits ini 

menegaskan bahwa ketenteraman dan kesempurnaan sesuatu perkara 

itu ditimbang dan diukur dengan neraca Al-Qur 'an. 

Hampir empat belas abad Al-Qur 'an itu terpelihara kesuciannya, 

tidak dirusakkan tidak disinggung, tidak dicampuri tangan manusia. 

D i antara kandungan isinya yang sangat penting dan berharga ialah 

gambaran sejarah dan riwayat umat-umat purbakala, bahkan umat-

umat yang akan datang. Sejarah yang digambarkan itu bukan dongeng, 

namun  keputusan Allah , menjadi petunjuk dan tuntunan suci bagi ma­

nusia, supaya dapat mengambil pelajaran dan ibarat. 

Ketahuilah demikianlah nasehat seorang alim 1) bahwa Al-Qur 'an 

1) K.H.M. Matuur dalam Siaran Majelis Tabdigh P.B. Muhammadiyah, Wigatos Saha 

utamaning maos Al-Qur'an. 

301 

itu yaitu tali Al lah , tempat umat Islam berpegang dan Qur'an itu pu-

lalah sumber ilmu pengetahuan yang tak habis dan tak kering-kering. 

Dengan neraca Al-Qur'anlah kita akan dapat mengukur sampai ke ma­

na dalamnya ilmu seseorang A l i m . Dan kita umat Islam hendaklah se­

nantiasa berbudikan Al-Qur 'an. Hendaklah Al-Qur 'an itu kita jadikan 

pengukur kelakuan kita bersama. 

Rasulullah telah menyatakan dalam sebuah Hadits martabat orang 

yang membaca Qur'an. Demikian maksudnya : "Orang mu'min yang 

membaca Qur'an itu yaitu seperti bunga utrujah, baunya harum dan 

rasa lezat, akan namun  orang mu'min yang tidak suka membaca Qur'an 

yaitu seperti buah kurma, manis rasanya namun  tidak semarak baunya. 

Orang munafiq yang suka membaca Qur'an yaitu sepantun bunga 

saja, baunya harum rasanya pahit, akan namun  orang munafiq yang ti­

dak suka membaca Qur'an yaitu seperti buah peris, tidak berbau dan 

rasanya pun pahit pula" (Hadits Muttafaq'alaih). 

Demikian gambar martabat pembaca Al-Qur 'an yang diberikan 

oleh Rasulullah. Memang Qur'an itu yaitu mu'jizat, yaitu wahyu 

yang besar kekuasaannya. Makin banyak diulang membacanya bukan 

makin menjemu membosankan, akan namun  makin meresap menyerap 

ke dalam jiwa. Terutama kalau dibacakan oleh qari' yang fasih dan 

mahir, dengan suaranya yang beralun berirama, membuai mengayun 

kan sumsum, pasti akan dapat menarik semangat dan jiwa ke alam 

gaib, mencahari teratak ketenangan, mencari suluh penglipur lara. 

Akhirnya sebagai gambaran, betapa kecintaan Junjungan kita, Nabi 

Muhammad saw sendiri kepada Qur'an, ternyata dari sebuah Hadits 

Ibn Mas'ud : " H a i , Ibn Mas'ud, bacakanlah kepadaku Qur 'an" . Kata 

Ibn Mas'ud : " A k a n kubacakan bagimu Qur'an, ya Rasulullah? Bu­

kankah Qur'an itu diturunkan kepadamu?" Ujar Nabi : " A k u rindu 

mendengarkan bacaan Qur'an itu dari orang l a in" . Kemudian lalu di­

bacakan oleh Ibn Mas'ud sampai kepada akhir ayat dari Surat Nisa ' . 

Tatkala bacaan Ibn Mas'ud sampai kepada akhir ayat rupanya detik 

yang sangat mengharukan jiwa Nabi, lalu beliau berkata : "Hasbukal-

lah!" "Cukuplah sekian". Ibn Mas'ud melihat Rasulullah menunduk-

kan kepalanya dan menumpahkan air matanya (Hadits Bukhari dan 

Muslim). 

302 

XI 

MA CA M-MA CA M TAREKAT 

DAN TOKOHNYA 

f. T A R E K A T - T A R E K A T YANG DIAKUI KEBENARANNYA. 

Tarekat-tarekat itu banyak sekali, ada tarekat-tarekat yang meru­

pakan induk, diciptakan oleh tokoh-tokoh tasawwuf 'Aqidah, dan ada 

tarekat-tarekat yang yaitu  perpecahan dibandingkan  tarekat induk itu, 

sudah dipengaruhi oleh pendapat Syeikh-Syeikh tarekat yang meng­

amalkan di belakangnya atau oleh keadaan setempat, keadaan bangsa 

yang menganut tarekat-tarekat itu. Bany