Kisah pararasul 14

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 14. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 14


 


ur – jika rakyat mau tertipu, biar-

kan saja mereka. Dengan demikian sungguh lebih buruk 

bagi Herodes sebagai seorang Yahudi dan mengaku percaya 

kepada satu Tuhan  saja dibandingkan  para penguasa kafir yang 

memiliki banyak Tuhan  dan banyak tuhan. 

2.  Bagaimana kejahatan Herodes ini dihukum: Se saat  itu juga 

(ay. 23), ia ditampar malaikat Tuhan (oleh perintah Kristus, se-

bab kepada-Nya diberikan semua kuasa penghakiman), sebab  

ia tidak memberi hormat kepada Tuhan  (sebab Tuhan  cemburu 

atas kehormatan-Nya sendiri, dan akan dimuliakan di atas 

orang yang tidak memuliakan Dia). Ia dimakan cacing-cacing di 

atas tanah, dan ia mati. Sekarang ia dihukum sebab  meng-

aniaya jemaat Kristus, membunuh Yakobus, memenjarakan 

Petrus, serta semua kejahatan lain yang telah ia lakukan. 

Amatilah kehancuran Herodes ini,  

(1) Seorang malaikat yang menjadi pelaksananya, yaitu malai-

kat Tuhan. Malaikat yang diperintahkan dan diberi tugas 

untuk melaksanakan hukuman itu, atau malaikat yang 

biasanya ditugaskan untuk melakukan pekerjaan seperti 

itu, malaikat pembinasa. Atau mungkin juga malaikat itu, 

yakni malaikat yang membebaskan Petrus seperti yang di-

ceritakan di bagian sebelumnya dari pasal ini, malaikat itu-

lah yang menampar Herodes. Sebab, makhluk-makhluk roh 

yang melayani itu merupakan pelayan-pelayan yang menja-

lankan pengadilan Tuhan  atau belas kasihan Tuhan , sesuai de-

ngan kehendak Tuhan  dalam menugaskan mereka. Malaikat 

itu menampar dia dengan penyakit yang mendatangkan 

rasa nyeri yang luar biasa, tepat  saat  ia sedang berjalan 

dengan sikap yang angkuh menanggapi sorak-sorai orang 


 514

banyak itu dan memuja bayangan dirinya sendiri. Begitu-

lah raja Tirus berkata dalam kecongkakannya, Aku yaitu  

Tuhan , aku duduk di takhta Tuhan . Dan hatinya menempat-

kan diri sama dengan Tuhan , padahal di hadapan penikam-

nya ia yaitu  manusia bukan Tuhan , seorang manusia le-

mah yang dapat mati (Yeh. 28:2-9). Demikian jugalah yang 

dilakukan oleh Herodes di sini. Raja-raja yang berkuasa 

harus tahu bahwa selain Tuhan  itu mahakuasa, malaikat-

malaikat-Nya juga memiliki kekuatan dan kuasa yang lebih 

besar dibandingkan  mereka. Malaikat itu menamparnya sebab  

ia tidak memberi hormat kepada Tuhan . Malaikat-malaikat 

merasa cemburu bila kehormatan Tuhan  diganggu, sehingga 

segera setelah menerima perintah dan tugas, mereka siap 

menampar orang-orang yang merampas hak-hak istimewa 

Tuhan  dan merampok kehormatan-Nya.  

(2) Hanya cacing saja yang menjadi alat kehancuran Herodes. 

Ia dimakan cacing-cacing, genomenos skōlēkobrōtos – ia 

menjadi makanan cacing, begitulah yang seharusnya dipa-

hami. Ia membusuk, dan menjadi seperti sepotong kayu 

yang membusuk. Tubuh yang berada di dalam kubur di-

hancurkan oleh cacing-cacing,namun  tubuh Herodes men-

jadi busuk sementara ia masih hidup dan membiakkan 

cacing-cacing yang mulai memakan tubuhnya sebelum 

waktunya tiba. Begitulah Antiochum, si penganiaya besar 

itu, mati. Perhatikanlah di sini, 

[1] Betapa busuknya tubuh-tubuh jasmani yang kita bawa 

ke mana-mana ini. Tubuh kita ini membawa benih-benih 

penghancurannya sendiri. Olehnya tubuh ini akan se-

gera dihancurkan, kapan saja Tuhan  memperkatakan-

nya. Penemuan-penemuan yang mengejutkan melalui 

mikroskop belakangan ini menunjukkan banyaknya ca-

cing yang berada di dalam tubuh manusia serta besar-

nya sumbangan jasad-jasad renik ini dalam menim-

bulkan berbagai jenis penyakit. Kenyataan ini menjadi 

alasan yang baik mengapa kita tidak boleh menyom-

bongkan tubuh jasmani kita, atau pencapaian apa pun 

yang telah dilakukannya. Ini alasan mengapa kita tidak 

boleh memanjakan tubuh jasmani kita, sebab itu ha-

Kitab Kisah Para Rasul 12:20-25 

 515 

nyalah memberi  makanan kepada cacing-cacing, 

dan memberi makan tubuh untuk cacing-cacing.  

[2] Lihatlah bagaimana  saat  Tuhan  berkenan, makhluk 

ciptaan-Nya yang lemah dan hina ini dapat menjadi sa-

saran alat keadilan-Nya. Firaun diserang dengan tulah 

berupa nyamuk dan lalat pikat, Efraim dihabiskan oleh 

sesuatu yang seperti ngengat, dan Herodes dimakan 

oleh cacing-cacing.  

[3] Lihatlah bagaimana Tuhan  tidak hanya suka menjatuh-

kan orang yang congkak,namun  menurunkan mereka 

dengan cara paling mematikan dan mencurahkan peng-

hinaan yang paling buruk ke atas mereka. Herodes 

tidak saja dihancurkan,namun  dihancurkan oleh cacing-

cacing, supaya kebanggaan atas kemuliaannya benar-

benar ternodai. Kisah kematian Herodes ini secara khu-

sus dituturkan oleh Yosefus, seorang sejarawan Yahudi 

(Antiq. 19.343-350):  Bahwa Herodes turun ke Kaisarea 

untuk merayakan suatu perayaan yang dimaksudkan 

untuk menghormati Kaisar. Pada hari kedua perayaan 

itu, ia pergi mengunjungi sebuah tempat pertunjukan 

pada pagi harinya dengan mengenakan pakaian yang 

dilengkapi jubah indah yang telah disebutkan sebelum-

nya. Para penjilatnya menyalaminya sebagai Tuhan , me-

mohon supaya ia bersikap baik terhadap mereka. Sampai 

saat itu mereka menghormatinya sebagai seorang ma-

nusia,namun  sekarang mereka hendak mengakui ada-

nya sesuatu di dalam dirinya yang lebih luar biasa dari-

pada sesuatu yang bersifat fana. Ia tidak menolak dan 

juga tidak menegur mereka atas pujian yang berlebih-

lebihan itu (begitulah yang diungkapkan oleh sejarawan 

itu). Namun, tidak lama kemudian ia memandang ke 

atas dan melihat seekor burung hantu hinggap di atas 

kepalanya. Dan pada saat itulah ia merasakan sakit 

yang teramat sangat di dalam ususnya dan kemudian 

rasa perih di dalam perutnya, lebih hebat dibandingkan  yang 

pertama. Ia menoleh ke arah teman-temannya dan 

mengucapkan kata-kata yang kira-kira seperti ini: ‘Nah, 

saya yang kamu sebut sebagai Tuhan , dan yang sebab  

itu tidak dapat mati, terbukti hanyalah manusia biasa 


 516

dan dapat mati.’ Siksaannya itu terus berlanjut tanpa 

berhenti, atau tanpa berkurang sedikit pun, dan matilah 

ia pada usia lima puluh empat tahun, setelah menjadi 

raja selama tujuh tahun.” 

II. Kemajuan Injil sesudah peristiwa ini.  

1. Firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar 

orang. Seperti benih yang ditanam, berbuah secara luar biasa, 

tiga puluh, enam puluh, dan seratus kali lipat. Di mana pun 

Injil diberitakan, banyak orang yang menerimanya, dan ditam-

bahkan kepada jemaat (ay. 24). Setelah kematian Yakobus, fir-

man Tuhan  semakin bertumbuh, sebab jemaat itu, semakin di-

aniaya, semakin berlipat ganda, seperti bangsa Israel di Mesir. 

Keberanian dan penghiburan dari saksi-saksi Kristus yang 

dibunuh serta pengakuan Tuhan  atas mereka, lebih mengun-

dang orang kepada Kekristenan, dan bukan sebaliknya pen-

deritaan saksi-saksi itu mencegah mereka untuk menjadi Kris-

ten. Sesudah kematian Herodes, firman Tuhan  menjadi lebih di-

terima.  saat  seorang penganiaya seperti itu dibunuh dengan 

cepat oleh penghakiman yang mengerikan, banyak orang akan 

diyakinkan bahwa sesungguhnya masalah Kekristenan yaitu  

masalah Kristus sendiri. sebab  itulah mereka mau menerima-

nya.  

2. Barnabas dan Saulus segera kembali ke Antiokhia sesudah 

mereka menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka: 

setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Se-

telah menyerahkan uang sumbangan kepada orang-orang yang 

tepat dan memastikan bahwa uang itu dibagikan kepada 

orang-orang yang layak sesuai tujuan pengumpulan sumbangan 

itu, mereka kembali dari Yerusalem. Walaupun mereka mem-

punyai banyak sahabat di sana, namun pada saat itu pekerjaan 

utama mereka ada di Antiokhia. Di mana pekerjaan kita ber-

ada, di sanalah seharusnya kita berada, dan kita hanya boleh 

meninggalkannya dalam waktu yang memang diperlukan un-

tuk melaksanakan tugas yang dibebankan.  saat  seorang pe-

layan Tuhan terpanggil untuk melayani di negeri lain dan 

 saat  ia telah menyelesaikan tugas pelayanannya, ia harus 

ingat bahwa ada pekerjaan yang harus ia lakukan di negerinya 

sendiri, yang membutuhkan dia dan memanggilnya ke sana. 

Kitab Kisah Para Rasul 12:20-25 

 517 

 saat  Barnabas dan Saulus kembali ke Antiokhia, mereka 

membawa serta Yohanes, yang disebut juga Markus, yang di 

rumah ibunya itulah orang banyak berkumpul untuk berdoa 

seperti yang telah kita baca dalam ayat 12. Ibunya yaitu  sau-

dara perempuan Barnabas. Besar kemungkinan bahwa Bar-

nabas menginap di sana dan boleh jadi Saulus juga menyer-

tainya  saat  mereka ada di Yerusalem.  saat  mereka berada 

di sana itulah orang-orang mengadakan pertemuan (sebab di 

mana pun Paulus berada, selalu ada saja pekerjaan baik yang 

dilakukannya). Keakraban mereka dalam keluarga itu selama 

mereka berada di Yerusalem menjadi alasan mereka membawa 

seorang anak laki-laki dari keluarga itu  saat  mereka kembali. 

Mereka ingin melatih anak ini di bawah bimbingan mereka serta 

mempekerjakannya dalam pelayanan pekabaran Injil. Mendidik 

orang-orang muda untuk pelayanan serta melibatkan mereka di 

dalamnya, merupakan pekerjaan yang baik untuk ditangani para 

pelayan Tuhan yang lebih tua, dan ini merupakan pelayanan 

yang baik bagi angkatan yang sedang muncul itu. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 3  

ampai saat ini kita belum mendapati peristiwa apa pun yang ber-

kaitan dengan penyebaran Injil secara luas kepada orang-orang 

bukan-Yahudi seperti yang diperintahkan dalam tugas agung itu, 

 Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Pintu telah terbuka 

melalui pembaptisan Kornelius dan sahabat-sahabatnya. Namun, se-

jak itu Injil hanya diberitakan kepada orang-orang Yahudi saja 

(11:19). Seolah-olah, cahaya yang mulai bersinar menerangi dunia 

bangsa-bangsa lain telah memudar. Namun, di sini, dalam pasal ini, 

pekerjaan itu, pekerjaan yang agung dan baik itu, dihidupkan kem-

bali di tengah-tengah tahun-tahun yang memudar itu. Meskipun 

orang-orang Yahudi masih mendapatkan tawaran pertama untuk 

menerima Injil, namun mereka telah menolaknya dan oleh sebab  itu 

bangsa-bangsa lain akan mendapat bagian di dalamnya juga. Di sini 

terdapat, 

I. Penahbisan khidmat Barnabas dan Saul melalui pimpinan 

Tuhan  untuk masuk ke dalam pelayanan, ke dalam tugas 

agung menyebarkan Injil di antara bangsa-bangsa lain dan 

ada kemungkinan juga ada beberapa rasul lain atau orang-

orang yang berjiwa rasuli yang menyebar atas perintah Kris-

tus untuk melakukan tugas yang sama, (ay 1-3). 

II. Pemberitaan Injil di Siprus, dan perlawanan yang mereka ha-

dapi di sana dari Elimas, seorang tukang sihir (ay. 4-13). 

III. Pokok-pokok khotbah yang disampaikan Paulus kepada 

orang-orang Yahudi di Antiokhia di Pisidia, di rumah ibadat 

mereka, yang memberi kita contoh tentang apa yang biasa-

nya mereka khotbahkan kepada orang-orang Yahudi, berikut 

caranya (ay. 14-41). 


 520

IV. Pemberitaan Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi atas 

permintaan mereka, saat orang-orang Yahudi menolaknya. 

Para rasul membenarkan diri atas tindakan mereka itu dalam 

menghadapi rasa tidak senang orang-orang Yahudi, dan Tuhan  

berkenan kepada mereka (ay. 42-49). 

V. Kesulitan yang ditimbulkan orang-orang Yahudi yang tidak 

percaya ke atas rasul-rasul, yang membuat mereka terpaksa 

pindah ke tempat lain (ay. 50-52).  

Dengan demikian tujuan pasal ini yaitu  untuk menunjukkan 

betapa hati-hati, betapa berangsur-angsur, dan dengan alasan baik 

apa para rasul membawa Injil ke dalam dunia orang bukan-Yahudi 

dan mengajak mereka masuk ke dalam jemaat. Hal ini begitu me-

nyinggung perasaan orang Yahudi, dan begitu giat dibenarkan oleh 

Paulus dalam surat-suratnya. 

Pengutusan Saulus dan Barnabas  

(13:1-3) 

1 Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, 

yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, 

dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan 

Saulus. 2 Pada suatu hari  saat  mereka beribadah kepada Tuhan dan ber-

puasa, berkatalah Roh Kudus:  Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku 

untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” 3 Maka berpuasa dan ber-

doalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, 

mereka membiarkan keduanya pergi.  

Di sini kita melihat penugasan dan pengutusan Tuhan  kepada Bar-

nabas dan Saulus untuk pergi dan memberitakan Injil di antara 

bangsa-bangsa lain, serta penahbisan mereka melalui penumpangan 

tangan, puasa, dan doa. 

I. Di sini tercatat keadaan jemaat yang telah didirikan di Antiokhia 

(11:20). 

1. Betapa jemaat itu diperlengkapi dengan pelayan-pelayan Tu-

han yang andal. Di situ ada beberapa nabi dan pengajar (ay. 1), 

orang-orang yang unggul dalam berbagai karunia, anugerah, 

dan pelayanan. Kristus, saat Ia telah naik jauh lebih tinggi, 

memberi  baik nabi-nabi maupun pengajar-pengajar (Ef. 

4:10-11). Kedua pemberian ini ada di sini. Agabus sepertinya 

seorang nabi dan bukan pengajar. Banyak yang menjadi peng-

Kitab Kisah Para Rasul 13:1-3 

 

 521 

ajarnamun  bukan nabi. Namun, mereka yang disebutkan di 

sini adakalanya mendapat ilham Tuhan  dan menerima petunjuk 

langsung dari sorga pada kesempatan-kesempatan khusus, 

yang membuat mereka disebut nabi. Pada saat yang sama, 

mereka juga disebut pengajar jemaat dalam pertemuan-per-

temuan ibadah. Mereka menjelaskan Alkitab dan menguraikan 

ajaran Kristus dengan penerapannya yang sesuai. Mereka 

inilah para nabi dan ahli Taurat atau para pengajar yang telah 

dijanjikan Kristus (Mat. 23:34), yang dalam semua hal meme-

nuhi syarat untuk melayani jemaat Kristen. Antiokhia sebuah 

kota yang besar, dan jumlah orang Kristen di sana banyak se-

hingga tidak dapat berhimpun bersama di satu tempat. Oleh 

sebab itu, mereka memerlukan banyak pengajar yang tinggal 

di tengah kumpulan-kumpulan jemaat masing-masing dan 

menyampaikan pesan Tuhan  kepada mereka. Nama Barnabas 

disebutkan pertama, boleh jadi sebab  dialah yang tertua, 

sedang  nama Saulus disebutkan terakhir, mungkin sebab  

dia yang termuda. Namun, setelah itu yang terkemudian men-

jadi yang terdahulu, dan Saulus lebih menonjol dalam jemaat. 

Selain itu, masih ada tiga nama lagi yang disebutkan. 

(1) Simeon atau Simon, yang untuk membedakan disebut 

Niger, atau Simon si Hitam sebab  warna rambutnya. Di ka-

langan kita, orang seperti dia disebut juga Raja Hitam. 

(2) Lukius orang Kirene, yang menurut pendapat beberapa 

orang (termasuk Dr. Lightfoot), sama dengan Lukas yang 

menulis Kisah Para Rasul dan berasal dari Kirene serta be-

lajar di rumah ibadat Kirene di Yerusalem, dan di sana ia  

pertama kali menerima Injil. 

(3) Menahem, yang sepertinya cukup berkelas, sebab  diasuh 

bersama dengan raja wilayah Herodes. Boleh jadi ia minum 

susu yang sama, dididik di sekolah yang sama, menjadi 

murid dari guru yang sama, atau lebih tepat dia mungkin 

menjadi seorang pendamping dan rekan Herodes, yang 

dalam setiap bagian pendidikannya merupakan kawan dan 

sahabat bagi Herodes. Hal ini membuat dirinya memiliki 

kesempatan yang cerah untuk memperoleh kedudukan di 

istana. Namun, demi kepentingan Kristus ia meninggalkan 

semua harapan itu. Sama seperti Musa yang setelah de-

wasa, menolak disebut anak puteri Firaun. Seandainya 


 522

Menahem bergabung dengan Herodes yang dibesarkan ber-

sama-sama, mungkin saja ia menempati kedudukan Blas-

tus dan menjadi bendaharanya. Namun, lebih baik sama-

sama menderita dengan orang kudus dibandingkan  menjadi 

penganiaya bersama raja wilayah. 

2. Betapa baiknya pekerjaan mereka (ay. 2): Mereka beribadah 

kepada Tuhan dan berpuasa. Amatilah, 

(1) Para pengajar yang rajin dan setia benar-benar melayani 

Tuhan. Orang-orang yang mengajar orang Kristen berarti 

melayani Kristus. Mereka benar-benar membawa kehormat-

an bagi Dia dan menjalankan kepentingan kerajaan-Nya. 

Orang-orang yang melayani gereja dalam doa dan mengajar 

(keduanya dicantumkan di sini), juga melayani Tuhan, 

sebab mereka yaitu  pelayan-pelayan jemaat demi kepen-

tingan Kristus. Kepada Dialah mata mereka harus tertuju 

 saat  menjalankan pelayanan mereka, dan dari Dialah me-

reka akan menerima imbalan. 

(2) Melayani Tuhan, dengan satu atau lain cara, seharusnya 

menjadi tugas jemaat dan para pengajarnya. Bagi pekerja-

an inilah harus disisihkan, bahkan disisihkan waktu, dan 

dalam pekerjaan inilah kita patut menghabiskan sebagian 

waktu kita setiap hari. Apakah yang harus kita lakukan 

sebagai orang Kristen dan pelayan Tuhan selain untuk me-

layani Kristus? (Kol. 3:24; Rm. 14:18). 

(3) Berpuasa dalam agama berguna untuk melayani Tuhan, 

baik sebagai tanda kerendahan hati kita maupun sebagai 

sarana untuk mengendalikan nafsu kita. Walaupun hal ini 

tidak begitu sering dijalankan oleh murid-murid Kristus, 

sedang mempelai itu bersama mereka, seperti yang dijalan-

kan murid-murid Yohanes Pembaptis dan orang Farisi, na-

mun, setelah sang mempelai pergi, mereka sering men-

jalankannya sebagaimana orang-orang yang telah belajar 

menyangkal diri dan bertahan dalam kesesakan. 

II. Perintah-perintah yang diberikan Roh Kudus untuk mengkhusus-

kan Barnabas dan Saulus sementara keduanya masih terlibat da-

lam melayani jemaat.  saat  itu para pelayan sejumlah jemaat di 

kota bergabung dalam satu hari puasa atau doa. Maka berkatalah 

Kitab Kisah Para Rasul 13:1-3 

 

 523 

Roh Kudus, entah melalui suara dari langit atau melalui dorongan 

kuat dalam pikiran mereka yang yaitu  nabi, Khususkanlah Bar-

nabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi 

mereka. Ia tidak menentukan jenis pekerjaannya,namun  merujuk 

kepada panggilan sebelumnya yang mereka berdua ketahui mak-

nanya dan belum tentu diketahui artinya oleh orang lain. Menge-

nai Saulus, ia diberi tahu dengan khusus supaya memberitakan 

nama Kristus kepada bangsa-bangsa lain (9:15), bahwa dia harus 

diutus kepada bangsa-bangsa lain (22:21). Hal itu telah mereka 

sepakati sebelum ini di Yerusalem, bahwa sama seperti Petrus, 

Yakobus, dan Yohanes bertugas di antara orang-orang yang ber-

sunat, begitu pula Paulus dan Barnabas harus pergi kepada 

orang-orang yang tidak bersunat (Gal. 2:7-9). Ada kemungkinan 

Barnabas tahu bahwa dirinya ditentukan bagi pelayanan ini se-

perti halnya Paulus. Namun, mereka tidak mau menceburkan diri 

ke dalam tuaian ini meskipun tampaknya berlimpah, sampai me-

reka menerima perintah dari Tuan yang empunya tuaian itu: 

Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, sebab  sudah tiba saatnya 

untuk menuai (Why. 14:15). Perintah itu berbunyi, Khususkanlah 

Barnabas dan Saulus bagi-Ku. Amatilah di sini, 

1. Melalui Roh-Nya, Kristus mengangkat para pelayan-Nya. Sebab 

oleh Roh Kristus-lah mereka dibuat memenuhi persyaratan bagi 

pelayanan-pelayanan-Nya, terpanggil untuk melakukannya, 

dan ditarik keluar dari hal-hal lain yang tidak selaras dengan 

pelayanan itu. Ada beberapa orang yang dikhususkan oleh 

Roh Kudus bagi pelayanan Kristus. Mereka ini dibedakan dari 

orang-orang lain sebagai orang-orang yang dipersembahkan 

dan dengan sukarela mempersembahkan diri untuk melayani 

tempat ibadah. Mengenai mereka ini, telah diberikan petunjuk 

kepada orang-orang yang cakap untuk menilai kemampuan 

dan ketulusan dalam memenuhi panggilan itu: khususkanlah 

mereka. 

2.  Para pelayan Kristus dipisahkan bagi-Nya dan bagi Roh Ku-

dus, Khususkanlah mereka bagi-Ku. Mereka akan dipekerjakan 

dalam pekerjaan Kristus di bawah bimbingan Roh Kudus, 

demi kemuliaan Tuhan  Bapa. 

3.  Semua orang yang dipisahkan bagi Kristus sebagai pelayan-

pelayan-Nya, telah dipisahkan untuk bekerja. Kristus tidak 

akan mempertahankan pelayan-pelayan yang malas. Jika sese-


 524

orang menginginkan jabatan sebagai penilik, ia menginginkan 

pekerjaan yang baik. Untuk itulah ia dipisahkan, yakni untuk 

bekerja keras dalam perkataan serta pengajaran. Mereka dipi-

sahkan untuk bersusah payah, tidak untuk berdiam diri. 

4. Pekerjaan para pelayan Kristus, yang membuat mereka dipi-

sahkan, yaitu  pekerjaan yang telah ditetapkan, dan untuk 

pekerjaan itulah semua pelayan Kristus telah terpanggil sam-

pai sekarang. Melalui panggilan dari luarlah mereka pertama 

kalinya dipimpin dan dipilih untuk mengerjakannya. 

III. Penahbisan mereka, sesuai perintah-perintah ini: tidak menyang-

kut pelayanan secara umum (Barnabas dan Saulus sudah men-

jadi pelayan Tuhan jauh sebelumnya),namun  pelayanan tertentu 

yang khusus dan memerlukan pengutusan baru. Pengutusan ini 

pada masa itu dipandang Tuhan  sangat sesuai untuk dilaksanakan 

oleh tangan-tangan beberapa nabi dan pengajar ini, guna mem-

berikan arahan kepada jemaat, bahwa para pengajar harus me-

nahbiskan pengajar-pengajar (sebab  sekarang kita tidak lagi 

perlu mengharapkan nabi), dan juga bahwa mereka yang mene-

rima sabda Kristus, demi kepentingan anak cucu, harus memer-

cayakan itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga 

cakap mengajar orang lain (2Tim. 2:2). Jadi di sini, Simeon, 

Lukius, dan Menahem, pengajar-pengajar yang dapat dipercaya di 

jemaat Antiokhia di masa itu, berpuasa dan berdoa, dan setelah 

meletakkan tangan ke atas Barnabas dan Saulus, mereka mem-

biarkan keduanya pergi (ay. 3), sesuai petunjuk yang telah mereka 

terima. Amatilah,  

1. Mereka berdoa bagi kedua orang itu. jika  orang-orang baik 

maju hendak mengerjakan tugas yang baik, mereka patut di-

doakan secara khusus dengan sungguh-sungguh, terutama 

oleh saudara-saudara mereka yang yaitu  rekan sekerja dan 

sesama pejuang. 

2. Mereka menggabungkan puasa dengan doa, seperti yang per-

nah mereka lakukan dalam berbagai pelayanan sebelum itu 

(ay. 3). Melalui hal ini, Kristus telah mengajarkan kepada kita 

melalui tindakan-Nya untuk tidak tidur (semacam puasa se-

malaman, kalau boleh saya sebut demikian) pada malam se-

belum Ia mengutus rasul-rasul-Nya, supaya bisa melewati ma-

lam itu dalam doa. 

Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13 

 

 525 

3. Mereka meletakkan tangan ke atas Barnabas dan Saulus. 

Melalui ini, 

(1) Mereka melepaskan, memberi izin dari pekerjaan, membe-

baskan mereka dari tugas pelayanan yang  saat  itu me-

reka jalani di jemaat Antiokhia. Mereka mengakui bahwa 

keberangkatan mereka itu tidak saja adil dan dengan per-

setujuan,namun  juga terhormat dan disertai pujian. 

(2) Mereka memohonkan berkat ke atas keduanya dalam pe-

kerjaan mereka yang baru itu, dan meminta dengan sangat 

supaya Tuhan  menyertai dan memberi mereka keberhasilan. 

Juga, supaya dengan demikian kiranya mereka penuh de-

ngan Roh Kudus dalam pekerjaan mereka. Hal ini dijelas-

kan dalam pasal 14:26, yang mengatakan perihal Paulus 

dan Barnabas, bahwa di Antiokhia mereka dahulu diserah-

kan kepada kasih karunia Tuhan  untuk memulai pekerjaan, 

yang telah mereka selesaikan. Hal ini merupakan contoh 

kerendahan hati Barnabas dan Saulus yang tunduk pada 

penumpangan tangan orang-orang yang sederajat atau ma-

lah lebih rendah dibandingkan  mereka. Selain itu, penumpang-

an ini juga menunjukkan hati yang baik dari para pengajar 

lain bahwa mereka tidak merasa iri terhadap Barnabas dan 

Saulus yang menerima kehormatan seperti ini yang mung-

kin saja mereka harap-harapkan. Bukan itu saja, dengan 

hati gembira mereka mempercayakan kehormatan itu ke-

pada keduanya, diiringi doa restu yang tulus. Mereka mem-

biarkan keduanya pergi tanpa menghambat sedikit pun, 

sebab  rasa peduli terhadap negeri-negeri tempat mereka 

harus mengolah tanah yang tandus. 

Elimas Menjadi Buta  

(13:4-13)  

4 Oleh sebab  disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleu-

kia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. 5 Setiba di Salamis mereka 

memberitakan firman Tuhan  di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan 

Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka. 6 Mereka mengelilingi 

seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang 

Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. 7 Ia ada-

lah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang yaitu  orang cerdas. 

Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, sebab  ia ingin mendengar 

firman Tuhan . 8namun  Elimas – demikianlah namanya dalam bahasa Yunani – 

tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan 


 526

gubernur itu dari imannya. 9namun  Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh 

dengan Roh Kudus, menatap dia, 10 dan berkata:  Hai anak Iblis, engkau pe-

nuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala 

kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang 

lurus itu? 11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan 

engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat 

matahari.” Dan se saat  itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, 

dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. 12 

Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh 

ajaran Tuhan. 13 Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan 

berlayar ke Perga di Pamfilia;namun  Yohanes meninggalkan mereka lalu 

kembali ke Yerusalem.  

Di dalam ayat-ayat ini kita mendapati, 

I. Catatan umum perihal kedatangan Barnabas dan Saulus ke 

pulau Siprus yang terkenal itu. Boleh jadi, mereka menuju ke 

sana sebab Barnabas memang berasal dari sana (4:36). Ia ingin 

agar penduduknya menerima buah pertama dari jerih payahnya, 

yakni penugasannya yang baru itu. Amatilah, 

1. Pengutusan mereka oleh Roh Kudus merupakan alasan utama 

yang mendorong mereka mengerjakan tugas ini (ay. 4). Bila 

Roh Kudus yang mengutus mereka, Ia tentu akan menyertai, 

menguatkan, menopang dalam pekerjaan mereka, dan mem-

beri mereka keberhasilan. Dengan demikian mereka tidak per-

lu mengkhawatirkan keadaan apa pun. Mereka dapat dengan 

sukacita mengarungi laut di tengah badai dari Antiokhia, yang 

sekarang merupakan pelabuhan yang tenang bagi mereka. 

2. Mereka tiba di Seleukia, kota pelabuhan yang berhadapan de-

ngan Siprus, dan dari sana mereka menyeberangi laut ke 

Siprus. Kota pertama yang mereka kunjungi di pulau itu yaitu  

Salamis yang terletak di sisi timur pulau (ay. 5). Setelah mena-

burkan benih baik di situ, mereka terus maju mengelilingi selu-

ruh pulau itu (ay. 6) sampai ke Pafos yang terletak di pantai 

barat. 

3.  Mereka memberitakan firman Tuhan  ke mana pun mereka pergi, 

di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Tak terpikirkan 

sedikit pun oleh mereka untuk mengabaikan orang-orang Ya-

hudi, hingga mereka pun menjadi pilihan utama. Dengan de-

mikian keduanya meninggalkan di antara mereka orang-orang 

yang tidak mau percaya yang tidak memiliki alasan bahwa me-

reka belum mendengar firman. Keduanya rindu mengumpulkan 

Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13 

 

 527 

mereka,namun  mereka tidak mau. Barnabas dan Saulus tidak 

bertindak secara sembunyi-sembunyi dan tidak memberitakan 

perihal Mesias kepada orang-orang yang tidak mereka kenal. 

Sebaliknya, mereka menyampaikan pengajaran dengan ter-

buka hingga bisa dikecam oleh para pemimpin rumah ibadat, 

yang boleh saja menyampaikan keberatan jika ada. Keduanya 

juga tidak bertindak secara terpisahnamun  bersama-sama, 

jika  orang-orang Yahudi itu tidak mengusir mereka dari 

dalam rumah ibadat. 

4.  Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka, bukan 

sebagai pelayan dalam segala hal biasa, melainkan sebagai pem-

bantu dalam perkara-perkara Tuhan . Tugasnya yaitu  memper-

siapkan jalan di tempat-tempat yang hendak mereka kunjungi, 

atau untuk melanjutkan pekerjaan yang telah mereka mulai di 

tempat-tempat itu, atau untuk berbincang-bincang secara pri-

badi dengan orang-orang yang telah mendengar khotbah mere-

ka, dan memberi penjelasan kepada mereka. Orang seperti ini 

akan sangat berguna dalam berbagai hal, terutama di tempat 

asing. 

II. Catatan khusus perihal perjumpaan mereka dengan Elimas, tu-

kang sihir yang bertemu dengan mereka di Pafos, tempat gubernur 

tinggal. Tempat itu terkenal sebab  adanya kuil yang dibangun 

bagi Dewi Venus yang di masa itu disebut Venus dari Pafos. Oleh 

sebab itu, semakin penting bagi Anak Tuhan  berada di sana supaya 

Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. 

1. Gubernur pulau itu, seorang bukan-Yahudi bernama Sergius 

Paulus, membesarkan hati Barnabas dan Saulus, serta ber-

sedia mendengarkan pesan yang mereka beritakan. Sebagai 

bawahan kaisar Romawi, kita dapat menyebut dia gubernur 

pulau itu. Dia yaitu  orang cerdas, sangat hati-hati dan penuh 

pertimbangan, yang bertindak berdasarkan akal sehat, bukan 

berdasarkan nafsu atau prasangka semata. Hal ini tampak 

dari tindakannya, setelah mengetahui tabiat Barnabas dan 

Saulus, untuk mengundang keduanya datang, sebab  ia ingin 

mendengar firman Tuhan . Perhatikanlah, jika  apa yang kita 

dengar cenderung memimpin kita kepada Tuhan , maka sung-

guh bijaksana untuk ingin mendengarnya lebih banyak lagi. 

Tidak peduli kedudukannya di antara orang-orang bodoh di 


 528

dunia ini, orang yang bijaksana yaitu  orang yang ingin tahu 

tentang pikiran dan kehendak Tuhan . Meskipun Sergius Paulus 

berkedudukan tinggi dan berwenang, sedang  para pem-

berita Injil itu bukanlah siapa-siapa, namun jika mereka pu-

nya pesan dari Tuhan , biarlah mereka memberitahukan kepa-

danya isi pesan itu, dan jika memang pesan itu dari Tuhan , 

maka ia siap menerimanya. 

2. Di sana, Elimas, seorang Yahudi, seorang tukang sihir, menen-

tang mereka dan melakukan apa saja untuk menghalang-

halangi pekerjaan mereka. Hal ini justru membenarkan tindakan 

Barnabas dan Saulus untuk berpaling kepada bangsa-bangsa 

lain, sebab  orang Yahudi ini begitu jahat terhadap mereka. 

(1) Elimas berpura-pura memiliki karunia untuk bernubuat, se-

orang nabi palsu dan tukang sihir. Orang seperti ini bisa 

dianggap berasal dari Tuhan  sebab  ia mampu dalam hal-hal 

meramal atau supranatural. Ia seorang tukang sihir yang 

pekerjaannya meramal nasib orang, menemukan benda-ben-

da yang hilang, dan boleh jadi bersekutu dengan Iblis untuk 

tujuan ini. Namanya yaitu  Baryesus, artinya anak Yosua. 

Nama ini berarti anak keselamatan,namun  orang Siria me-

nyebutnya Bar-shoma – anak keangkuhan, filius inflationis – 

anak besar kepala. 

(2)  saat  itu dia sedang berkeliaran di istana sebab  dia ada-

lah kawan gubernur pulau itu. Sepertinya sang gubernur 

tidak mengundang dia seperti ia mengundang Barnabas 

dan Saulus. Sebaliknya, Elimas datang sendiri, tidak dira-

gukan lagi, dengan tujuan memanfaatkan dan mendapat-

kan uang dari temannya itu. 

(3) Ia bertekad menentang Barnabas dan Saulus seperti para 

tukang sihir Mesir di istana Firaun menentang Musa dan 

Harun (2Tim. 3:8). Ia menyebut diri seorang utusan dari 

sorga dan membantah bahwa kedua orang itulah utusan 

yang sebenarnya. Maka ia pun berusaha membelokkan gu-

bernur itu dari imannya (ay. 8) untuk mencegah dia me-

nerima Injil, yang dilihatnya hendak dilakukan oleh sang 

gubernur. Perhatikanlah, dengan cara khusus, Iblis menyi-

bukkan diri dengan para pembesar dan penguasa untuk 

mencegah mereka menjalani hidup saleh. Ia tahu bahwa 

teladan yang mereka berikan, entah baik ataupun buruk, 

Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13 

 

 529 

akan berpengaruh atas banyak orang. Orang-orang yang 

melalui cara apa pun menjadi alat untuk membuat orang 

berprasangka buruk terhadap kebenaran dan jalan Kristus, 

sesungguhnya sedang melakukan pekerjaan Iblis. 

(4)  Saulus (yang di sini untuk pertama kalinya disebut Pau-

lus), menyerang orang itu dengan kemarahan yang kudus. 

Saulus, yang juga disebut Paulus (ay. 9). Saulus yaitu  

namanya sebagai orang Ibrani dari suku Benyamin, se-

dangkan Paulus yaitu  namanya sebagai warga Roma. 

Sampai saat ini kita lebih banyak melihat dia bergaul di an-

tara orang Yahudi, dan oleh sebab itu dia disebut dengan 

nama Yahudi. Namun, sekarang  saat  ia diutus ke tengah 

bangsa-bangsa lain, ia disebut dengan nama Romawinya. 

Ini yaitu  untuk memberi  kesan baik atas dirinya di 

kota-kota Romawi, mengingat bahwa Paulus yaitu  nama 

yang sangat umum di antara warga Romawi. Namun, ada 

yang berpendapat bahwa ia tidak pernah disebut dengan 

nama Paulus kecuali baru pada saat ini, saat ia berperan 

dalam pertobatan Sergius Paulus yang beriman kepada Kris-

tus. Ia menggunakan nama Paulus sebagai kenangan atas 

kemenangan yang diperoleh melalui Injil Kristus ini, sama 

seperti di kalangan Romawi, orang yang berhasil menakluk-

kan sebuah negeri akan menyebut dirinya dengan nama 

negeri itu, seperti contohnya, Germanikus, Britannikus, dan 

Afrikanus. Atau, bisa juga sebab  Sergius Paulus sendirilah 

yang memberi dia nama Paulus sebagai tanda rasa syukur 

dan hormatnya, sama seperti Vespasian memberi  na-

manya sendiri yakni Flavinus kepada Josefus yang yaitu  

orang Yahudi. Nah, sekarang kita lihat mengenai Paulus, 

dikatakan bahwa, 

[1] Pada peristiwa ini ia penuh dengan Roh Kudus, penuh 

dengan roh atau semangat menyala-nyala yang kudus 

melawan seorang musuh yang terang-terangan menen-

tang Kristus. Ini merupakan salah satu anugerah Roh 

Kudus, yaitu roh yang membakar. Ia dipenuhi kuasa 

untuk menjatuhkan murka Tuhan  ke atas musuh itu, 

yang merupakan salah satu karunia Roh Kudus, yakni 

roh yang mengadili. Paulus merasakan semangat mem-

bara yang tidak biasa dalam dirinya, seperti yang di-


 530

rasakan sang nabi  saat  ia penuh dengan kekuatan, de-

ngan Roh TUHAN (Mi. 3:8), dan seorang nabi lain lagi 

 saat  wajahnya dibuat lebih keras dari pada batu (Yeh. 

3:9). Dan ada juga nabi lain lagi,  saat  mulutnya dibuat 

sebagai pedang yang tajam (Yes. 49:2). Apa yang dikata-

kan Paulus tidak keluar sebab  kebencian pribadi, te-

tapi dari kesan-kesan kuat yang ditaruh Roh Kudus di 

dalam rohnya.  

[2] Paulus menatap dia, untuk menundukkannya dan me-

nunjukkan keberanian yang kudus dalam melawan ke-

lancangannya yang jahat itu. Paulus menatap dia, se-

bagai tanda bahwa mata Tuhan  yang menyelidiki hati 

manusia itu sedang tertuju kepadanya dan melihat ke 

dalam menembus hatinya. Bahkan lebih dari itu, bahwa 

wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat 

jahat (Mzm. 34:17). Paulus memusatkan pandangan 

kepadanya untuk melihat apakah di wajahnya ada 

tanda-tanda penyesalan atas apa yang telah dilakukan-

nya itu. Sebab seandainya ia melihat tanda penyesalan 

sekecil apa pun, hal ini akan mampu mencegah hukuman 

yang sedang menantinya. 

[3] Paulus mengungkapkan tabiat Elimas yang sebenarnya, 

bukan dalam amarah, melainkan oleh Roh Kudus yang 

mengenal hati manusia lebih dari mereka mengenal diri 

sendiri (ay. 10). Ia melukiskan Elimas sebagai,    

Pertama, kaki tangan neraka. Orang-orang seperti 

ini memang sudah ada di bumi ini (permusuhan di an-

tara keturunan perempuan dan keturunan ular) sejak 

Kain yang berasal dari si jahat, penjelmaan Iblis, yang 

membunuh adiknya hanya sebab  segala perbuatannya 

jahat dan perbuatan adiknya benar. Elimas ini, yang 

meskipun disebut Baryesus – atau anak Yesus, sungguh-

sungguh seorang anak Iblis, yang mengambil rupanya, 

melampiaskan hawa nafsunya, dan melaksanakan ke-

inginannya (Yoh. 8:44). Ia mirip dengan Iblis dalam dua 

hal sebagaimana seorang anak mirip dengan ayahnya. 

1. Dalam hal kelicikan. Ular ialah yang paling cerdik 

dari segala binatang di darat (Kej. 3:1). Elimas, mes-

kipun tidak memiliki hikmat apa pun, penuh dengan 

Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13 

 

 531 

rupa-rupa tipu muslihat. Ia benar-benar ahli dalam 

semua seni menipu dan memperdaya manusia. 

2. Dalam hal kejahatan. Ia penuh dengan kejahatan,  

seorang yang penuh dengan kebencian, dan musuh 

bebuyutan bagi Tuhan  dan kebaikan. Perhatikanlah, 

sifat penuh dengan kelicikan dan kejahatan benar-

benar membuat orang jadi anak Iblis.

Kedua, musuh sorga. Jika ia seorang anak Iblis, su-

dah dengan sendirinya ia juga musuh segala kebenaran, 

sebab Iblis juga seperti itu. Perhatikanlah, orang-orang 

yang memusuhi ajaran Kristus yaitu  musuh segala 

kebenaran, sebab di dalam ajaran itu seluruh kebenar-

an dirangkum dan digenapi. 

[4] Paulus mendakwa dia dengan kejahatan yang baru saja 

dilakukannya, dan memperingatkan dia akan hal itu. 

 Tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tu-

han yang lurus itu, berhenti memfitnah dan mengatakan 

yang tidak benar mengenai ajaran itu, supaya orang 

jangan masuk dan berjalan di jalan itu?” Perhatikanlah, 

Pertama, jalan Tuhan selalu  lurus dan benar, se-

mua jalan-Nya pasti sempurna. Jalan Tuhan Yesus benar 

adanya, dan satu-satunya jalan menuju sorga dan keba-

hagiaan. 

Kedua, ada orang yang gemar membelokkan jalan-

jalan yang lurus ini. Mereka tidak saja keluar dari jalan-

jalan ini (seperti penyesalan Elihu yang mengaku, Yang 

lurus telah kubengkokkan,namun  hal itu tidak dibalaskan 

kepadaku),namun  juga menyesatkan orang lain dan me-

nyarankan mereka untuk menaruh prasangka keliru 

terhadap jalan-jalan ini, seakan-akan ajaran Kristus 

meragukan dan berbahaya. Mereka mengatakan bahwa 

hukum-hukum Kristus tidak masuk akal dan tidak bisa 

diterapkan, bahwa melayani Kristus tidak menyenang-

kan dan tidak menguntungkan. Perbuatan ini merupa-

kan pembelokan jalan-jalan lurus Tuhan dan membuat-

nya tampak seperti jalan yang bengkok.  

Ketiga, Orang-orang yang gemar membelokkan jalan-

jalan lurus Tuhan biasanya begitu bersikukuh dengan 

kebiasaan itu. Meskipun keadilan jalan-jalan itu diha-


 532

dapkan di depan mereka dengan bukti yang paling kuat 

dan meyakinkan sekalipun, mereka tetap tidak mau 

menghentikan perbuatan mereka itu. Etsi suaseris, non 

persuaseris – Engkau boleh memberi saran,namun  tidak 

akan pernah berhasil membujuk. Mereka hanya mau 

menuruti keinginan sendiri. Mereka cinta kepada orang-

orang asing, jadi mau mengikuti mereka. 

[5] Paulus menjatuhkan hukuman Tuhan  ke atas tukang 

sihir itu, berupa kebutaan segera (ay. 11).  Sekarang, 

lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, tangan 

yang adil itu. Sekarang Tuhan  akan menangkap engkau 

dan membuat engkau menjadi tawanan-Nya sebab eng-

kau telah melawan Dia. Engkau akan menjadi buta, be-

berapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat mata-

hari.” Hal ini dirancang sebagai bukti atas kejahatan-

nya, sebab  mujizat ini diadakan untuk meneguhkan 

jalan-jalan Tuhan, untuk menunjukkan kejahatan 

orang yang tidak mau berhenti membelokkannya, dan 

juga sebagai hukuman atas kejahatannya. Ini yaitu  

hukuman yang sepadan. Elimas telah menutup mata, 

mata hatinya, terhadap cahaya Injil, dan oleh sebab  itu 

sudah sepantasnya mata jasmaninya juga ditutup ter-

hadap cahaya matahari. Ia berusaha membutakan gu-

bernur (sebagai kaki tangan ilah zaman ini, yang mem-

butakan pikiran orang-orang yang tidak percaya, sehing-

ga mereka tidak melihat cahaya Injil, 2Kor. 4:4). Oleh 

sebab itu ia sendiri juga dihantam menjadi buta. Walau-

pun begitu, ini hanyalah hukuman yang tidak terlam-

pau berat. Dia hanya menjadi buta, padahal sudah se-

pantasnya ia dihukum mati. Lagi pula, kebutaannya itu 

hanya akan berlangsung beberapa hari lamanya. Kalau 

ia mau bertobat dan memberi  kemuliaan bagi Tuhan  

dengan membuat pengakuan, penglihatannya akan 

dipulihkan kembali. Bahkan lebih dari itu, meskipun 

tampaknya ia tetap tidak mau bertobat, penglihatannya 

tetap akan dipulihkan, untuk melihat apakah ia ber-

sedia dibawa kepada pertobatan, baik melalui peng-

hukuman Tuhan  atau melalui belas kasihan-Nya. 

Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13 

 

 533 

[6] Hukuman itu langsung terlaksana: Se saat  itu juga 

orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, seperti yang 

dialami orang-orang Aram  saat  mereka mengejar-

ngejar Elisa. Peristiwa ini se saat  itu membungkam 

mulutnya, memenuhinya dengan kebingungan, dan 

menjadi sanggahan yang jitu terhadap semua perkata-

annya yang menentang ajaran Kristus. Biarlah orang 

yang dirinya sendiri pun dibutakan itu tidak lagi ber-

pura-pura menjadi penuntun hati nurani sang guber-

nur. Jika ia tidak bertobat, hukuman yang akan diteri-

manya akan lebih berat lagi, sebab dia salah satu dari 

bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di 

dunia kekelaman untuk selama-lamanya (Yud. 13). 

Elimas sendiri menyatakan kebenaran mujizat itu saat 

sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk me-

nuntun dia. Di manakah sekarang keahliannya dalam 

sihir-menyihir yang begitu dibangga-banggakannya itu, 

 saat  ia tidak dapat menemukan jalan ataupun kawan 

yang berbaik hati untuk menuntunnya saat ini? 

3. Tidak peduli sekeras apa pun upaya Elimas untuk membelok-

kan gubernur itu dari imannya, pembesar itu akhirnya dibawa 

menjadi percaya kepada Kristus, dan mujizat ini, yang diada-

kan sebagai hukuman atas tukang sihir itu (seperti barah di 

Mesir yang memecah sebagai gelembung pada manusia, se-

hingga ahli-ahli itu tidak dapat tetap berdiri di depan Musa, Kel. 

9:11), juga turut berperan dalam hal ini. Gubernur itu seorang 

yang sangat bijaksana, dan ia merasakan sesuatu yang tidak 

biasa dan menyiratkan bahwa hal itu berasal dari Tuhan , 

(1) Melalui khotbah Paulus: ia takjub oleh ajaran Tuhan, 

Tuhan Yesus Kristus, bahwa ajaran itu datang dari Dia. Tu-

han telah menyingkapkan tentang Bapa. Ajaran itu sung-

guh menyangkut diri-Nya, pribadi-Nya, kodrat, tugas, dan 

karya-Nya. Perhatikanlah, ada banyak hal dalam ajaran 

Kristus yang menakjubkan. Semakin banyak kita mengeta-

huinya, semakin bertambah alasan yang kita lihat untuk 

merasa heran dan takjub terhadapnya. 

(2) Melalui mujizat ini: Melihat apa yang telah terjadi itu, 

betapa kuasa Paulus melebihi kuasa tukang sihir itu, dan 


 534

betapa mudahnya Elimas dibuat kebingungan dan kecewa, 

gubernur itu pun percaya. Tidak dikatakan apakah ia lalu 

dibaptis sehingga pertobatannya menjadi sempurna,namun  

ada kemungkinan bahwa ia memang dibaptis. Paulus tidak 

akan melakukan tugasnya dengan setengah-setengah. Ada-

pun Tuhan , jalan-Nya sempurna. Pada saat ia menjadi orang 

Kristen, gubernur itu tidak meletakkan jabatannya atau-

pun diberhentikan. Sebaliknya, kita bisa menduga bahwa 

sebagai seorang pejabat tinggi Kristen, pengaruhnya sangat 

membantu dalam memperkenalkan Kekristenan di pulau 

itu. Tradisi gereja Roma, yang telah mengatur untuk mem-

berikan jabatan uskup bagi semua petobat penting yang 

bisa kita temui dalam Kisah Para Rasul, telah mengangkat 

Sergius Paulus sebagai uskup Narbon di Prancis, yang di-

tinggalkan Paulus di situ dalam perjalanannya menuju 

Spanyol.  

III. Keberangkatan mereka dari pulau Siprus. Ada kemungkinan 

bahwa mereka telah melakukan jauh lebih banyak dibandingkan  yang 

tercatat. Dalam Kisah Para Rasul ini, yang dicatat hanyalah peris-

tiwa luar biasa saja, yaitu pertobatan sang gubernur. Setelah me-

lakukan apa yang harus mereka kerjakan, 

1. Mereka meninggalkan negeri itu dan berlayar ke Perga. Mereka 

yang pergi itu yaitu  Paulus dan kawan-kawannya, yang 

boleh jadi bertambah banyak selama mereka berada di Siprus, 

sebab  banyak juga yang ingin menyertai dia. Anachthentes hoi 

peri ton Paulon – Mereka yang menyertai Paulus berasal dari 

Pafos, yang menandakan bahwa ia juga ikut berangkat. Rasa 

sayang kawan-kawan baru ini terhadap dirinya sedemikian be-

sar hingga mereka selalu berada di dekatnya. Atas kemauan 

sendiri, mereka tidak pernah ingin jauh-jauh darinya. 

2.  Kemudian Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yeru-

salem, tanpa persetujuan Paulus dan Barnabas. Entah ia tidak 

menyukai pekerjaan ini, atau ingin pergi mengunjungi ibunya. 

Tindakannya ini keliru, dan kita akan mendengar kisahnya 

lebih lanjut.  

 

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 535 

Paulus di Antiokhia di Pisidia  

(13:14-41) 

14 Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia 

di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. 

15 Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, peja-

bat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka:  Saudara-sau-

dara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur

umat ini, silakanlah!” 16 Maka bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan 

tangannya, lalu berkata:  Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan 

Tuhan , dengarkanlah! 17 Tuhan  umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita 

dan membuat umat itu menjadi besar,  saat  mereka tinggal di Mesir sebagai 

orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka 

keluar dari negeri itu. 18 Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap ting-

kah laku mereka di padang gurun. 19 Dan setelah membinasakan tujuh 

bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka 

untuk menjadi warisan mereka 20 selama kira-kira empat ratus lima puluh 

tahun. Sesudah itu Ia memberi  mereka hakim-hakim sampai pada zaman 

nabi Samuel. 21 Kemudian mereka meminta seorang raja dan Tuhan  memberi-

kan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun 

lamanya. 22 Setelah Saul disingkirkan, Tuhan  mengangkat Daud menjadi raja 

mereka. Tentang Daud Tuhan  telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud 

bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala 

kehendak-Ku. 23 Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanji-

kan-Nya, Tuhan  telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu 

Yesus. 24 Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada selu-

ruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. 25 Dan 

 saat  Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukan-

lah Dia yang kamu sangka,namun  Ia akan datang kemudian dari padaku. 

Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak. 26 Hai saudara-saudara-

ku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Tuhan , 

kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita. 27 Sebab penduduk 

Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan men-

jatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi 

yang dibacakan setiap hari Sabat. 28 Dan meskipun mereka tidak menemu-

kan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun 

mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. 29 Dan setelah me-

reka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menu-

runkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. 30 

Tetapi Tuhan  membangkitkan Dia dari antara orang mati. 31 Dan selama bebe-

rapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari 

Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi 

umat ini. 32 Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada 

kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, 33 telah 

digenapi Tuhan  kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan 

Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku 

telah memperanakkan Engkau pada hari ini. 34 Tuhan  telah membangkitkan 

Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada 

kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan 

menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang 

telah Kuberikan kepada Daud. 35 Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur 

yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebina-

saan. 36 Sebab Daud melakukan kehendak Tuhan  pada zamannya, lalu ia 

mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang 

diserahkan kepada kebinasaan. 37namun  Yesus, yang dibangkitkan Tuhan , 


 536

tidak demikian. 38 Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh sebab  Dialah 

maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. 39 Dan di dalam Dialah 

setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang ti-

dak dapat kamu peroleh dari hukum Musa. 40 sebab  itu, waspyaitu , supa-

ya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-

nabi: 41 Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, 

sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, 

yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan kepadamu.”  

Perga di Pamfilia yaitu  sebuah tempat yang terkenal, terutama kare-

na kuil yang didirikan di sana bagi dewi Diana. Namun, tak ada suatu 

pun yang diceritakan tentang apa yang dikerjakan Paulus dan Barna-

bas di situ, kecuali bahwa mereka berlayar ke Perga (ay. 13) dan dari 

Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka (ay. 14). Walaupun demi-

kian, sejarah perjalanan para rasul, seperti halnya perjalanan Kris-

tus, melewatkan banyak hal yang berharga untuk dicatat, sebab 

jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya 

dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. 

Tempat berikutnya di mana kita dapat menemui mereka yaitu  di 

kota lain yang juga dinamai Antiokhia, yang dikatakan berada di 

daerah Pisidia, untuk membedakannya dengan Antiokhia di Siria, 

dari mana mereka diutus. Pisidia yaitu  provinsi di Asia Kecil yang 

berbatasan dengan Pamfilia. Kota Antiokhia yang ini boleh jadi 

yaitu  ibukotanya. Banyak sekali orang Yahudi yang tinggal di sini, 

dan kepada merekalah Injil harus diberitakan dahulu. Khotbah Paulus 

kepada merekalah yang kita baca dalam ayat-ayat ini, yang kemung-

kinan merupakan inti khotbah para rasul secara umum kepada 

orang Yahudi di semua tempat. Sebab cara tepat untuk mendekati 

mereka yaitu  dengan menunjukkan bagaimana Perjanjian Baru 

yang ditawarkan kepada mereka itu sangat bersesuaian dengan Per-

janjian Lama, yang tidak saja mereka terima,namun  juga mereka 

agung-agungkan. Di sini kita mendapati, 

I. Kehadiran Paulus dan Barnabas di sebuah pertemuan ibadah 

orang Yahudi di Antiokhia (ay. 14). Meskipun mereka baru saja 

meraih keberhasilan dengan gubernur Romawi itu, saat tiba di 

Antiokhia, mereka tidak mencari pejabat tinggi kota itu atau da-

tang berkunjung ke tempatnya. Mereka malah bergabung dengan 

orang-orang Yahudi, yang merupakan bukti selanjutnya perihal 

kasih sayang mereka terhadap orang-orang itu dan kerinduan 

untuk kesejahteraan mereka. 

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 537 

1. Keduanya ikut merayakan waktu kebaktian mereka, yakni 

pada hari Sabat, hari Sabat orang Yahudi. Bagi mereka, hari 

pertama dalam minggu disebut sebagai hari Sabat Kristen. 

Namun, jika ingin bertemu dengan orang Yahudi, ini harus 

dilakukan pada Sabat hari ketujuh. Oleh sebab  itu mereka 

hadir dalam kesempatan-kesempatan seperti itu, seperti yang 

kadang-kadang bisa kita amati. Meskipun hukum adat istiadat 

itu telah mati bersamaan dengan kematian Kristus, namun di 

dalam reruntuhan Yerusalemlah kebiasaan itu harus ter-

kubur. Oleh sebab itu, meskipun nilai perintah keempat sepe-

nuhnya dialihkan ke hari Sabat Kristen, tidaklah dianggap 

kurang pantas untuk bergabung dengan orang Yahudi dalam 

menyucikan hari Sabat mereka. 

2.  Paulus dan Barnabas menemui mereka di tempat mereka ber-

ibadah, yakni di rumah ibadat. Perhatikanlah, hari-hari Sabat 

harus tetap dijaga kesuciannya dalam pertemuan-pertemuan 

ibadah yang khidmat. Hari-hari itu disediakan terutama untuk 

ibadah bersama. Pada hari Sabat haruslah diadakan pertemu-

an kudus, dan untuk itu tidak boleh dilakukan sesuatu peker-

jaan berat. Paulus dan Barnabas yaitu  orang-orang asing di 

situ. Namun, ke mana pun kita pergi, kita harus mencari tahu 

tentang para penyembah Tuhan  yang setia dan bergabung 

dengan mereka (seperti yang dilakukan kedua rasul di sini), 

sebagai orang-orang yang rindu bersekutu dengan orang-orang 

kudus. Walaupun mereka orang asing, mereka tetap diterima 

di rumah ibadat dan duduk di dalamnya. Di tempat-tempat 

ibadah umum, orang harus memperhatikan agar tamu asing 

diterima dengan baik, bahkan yang termiskin sekalipun. Se-

bab tentang mereka yang tidak kita kenal, kita mengetahui 

bahwa mereka memiliki jiwa yang sangat berharga, dan 

menjadi kepedulian kita untuk melakukan amal bagi jiwa yang 

berharga ini.  

II. Undangan bagi mereka untuk berkhotbah. 

1. Acara kebaktian di rumah ibadat dijalankan seperti biasa (ay. 

15): Pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, ma-

sing-masing satu bagian, yaitu  pelajaran untuk hari itu. Per-

hatikanlah, bila kita berhimpun untuk menyembah Tuhan , kita 

harus melakukannya tidak saja dengan mengangkat doa dan 


 538

pujian,namun  juga dengan membaca serta mendengarkan fir-

man Tuhan . Dengan demikian kita memberi kepada TUHAN ke-

muliaan nama-Nya, sebagai Tuhan dan Pemberi hukum kita. 

2.  Selesai pembacaan, Paulus dan Barnabas diminta oleh pejabat-

pejabat rumah ibadat untuk menyampaikan khotbah kepada 

mereka (ay. 15). Mereka menyuruh seseorang menyampaikan 

pesan dengan hormat, Saudara-saudara, jikalau saudara-sau-

dara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, 

silakanlah! Ada kemungkinan bahwa para pejabat rumah iba-

dat itu sudah pernah berjumpa dan berbincang dengan kedua-

nya. Kalaupun mereka tidak tertarik kepada Injil, mereka seti-

daknya ingin mendengar Paulus berkhotbah. Oleh sebab itu, 

mereka tidak saja memberi dia izin,namun  memohon kesedi-

aannya agar menyampaikan pesan untuk membangun dan 

menghibur umat ini. Perhatikanlah,  

(1) Sekadar membacakan Kitab Suci dalam ibadah-ibadah ber-

sama umat belumlah cukup,namun  harus juga dijelaskan, 

dan umat diberi nasihat darinya. Ini bagaikan menebar jala 

dan membimbing umat untuk melakukan apa yang perlu 

sehingga firman Tuhan itu berfaedah bagi mereka, yakni, 

untuk menerapkannya pada diri sendiri. 

(2) Orang-orang yang mengatur dan berwenang dalam perte-

muan ibadah seharusnya menyediakan pesan untuk mena-

sihati umat setiap kali mereka berhimpun. 

(3)  Adakalanya nasihat yang disampaikan hamba Tuhan asing 

sangat berguna bagi umat, asalkan ia diterima dengan 

baik. Ada kemungkinan Paulus memang sering berkhotbah 

di rumah ibadat meskipun tidak diundang oleh para pe-

jabat rumah ibadat, sebab ia sering berkhotbah dalam per-

juangan yang berat (1Tes. 2:2). Namun, para pejabat ini 

lebih berbudi dan bermurah hati dibandingkan  para pejabat ru-

mah ibadat pada umumnya. 

III. Khotbah yang disampaikan Paulus di rumah ibadat orang Yahudi 

atas undangan para pejabatnya. Dengan senang hati ia menerima 

peluang yang diberikan kepadanya untuk memberitakan Kristus 

kepada orang-orang Yahudi yang sebangsa dengannya itu. Dia 

tidak menampik undangan itu dengan alasan bahwa dia orang 

asing dan bahwa bukanlah urusannya untuk berkhotbah. Dia 

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 539 

juga tidak merasa berat hati sebab  takut kalau-kalau dibenci 

sebab  memberitakan Kristus di antara orang Yahudi. Sebaliknya, 

ia bangkit, sebagai orang yang telah siap dan bertekad untuk 

berbicara. Ia lalu memberi isyarat dengan tangannya untuk mem-

bangkitkan semangat umat supaya mempersiapkan diri untuk 

menyimak. Ia melambaikan tangan sebagai seorang ahli pidato, 

tidak saja sebab  menginginkan supaya mereka tenang dan mem-

perhatikan,namun  juga sebab  berusaha menarik rasa suka me-

reka, dan untuk menunjukkan bahwa ia bersungguh-sungguh. 

Boleh jadi Paulus dan Barnabas diminta membangun dan meng-

hibur umat sebab  di antara mereka yang hadir ada orang-

orang yang siap memberontak terhadap para pejabat rumah 

ibadat dan menentang sikap mereka yang memperbolehkan 

Paulus berkhotbah. Hal ini kemudian menimbulkan keributan 

yang berusaha ditenangkan Paulus dengan gerakan tangan yang 

sopan itu. Ia juga menyampaikan keinginannya agar mereka mau 

mendengarkan dengan sabar dan tidak memihak,  Hai orang-

orang Israel, yang yaitu  orang Yahudi sejak lahir, dan kamu 

yang takut akan Tuhan , yang berpaling memeluk agama Yahudi, 

dengarkanlah! Izinkan aku meminta perhatianmu sejenak, sebab 

ada yang hendak kusampaikan kepadamu, yang menyangkut da-

mai sejahteramu yang kekal. Aku tidak akan menyampaikannya 

dengan sia-sia.” Khotbah yang luar biasa ini dicatat untuk me-

nunjukkan bahwa mereka yang memberitakan Injil kepada bangsa-

bangsa lain baru melakukannya setelah mereka lebih dahulu ber-

usaha keras mendekati orang Yahudi dan membujuk mereka 

untuk datang dan menarik manfaat darinya. Juga untuk memper-

lihatkan bahwa mereka sama sekali tidak berprasangka terhadap 

bangsa Yahudi ataupun ingin supaya mereka binasa, melainkan 

supaya semua orang berbalik dan bertobat. Dalam khotbah ini, se-

gala sesuatu yang sesuai disinggung untuk meyakinkan penilaian 

mereka atau untuk membangkitkan rasa suka orang Yahudi. 

Tujuannya yaitu  untuk berhasil mengajak mereka menerima 

Kristus sebagai Mesias yang telah dijanjikan itu.  

1. Ia mengakui bahwa mereka yaitu  umat kesayangan Tuhan , 

yang telah Ia ambil untuk menjalin hubungan istimewa de-

ngan-Nya, dan bagi mereka Ia telah melakukan banyak hal 

yang luar biasa. Ada kemungkinan orang-orang Yahudi yang 

terserak dan hidup di antara bangsa-bangsa lain, yang lebih 


 540

menghadapi bahaya berbaur dengan mereka, merasa lebih 

waspada dalam menjaga keistimewaan mereka dibanding me-

reka yang hidup di negeri sendiri. Oleh sebab itu, di sini Pau-

lus memastikan untuk memperhatikan hal itu guna meng-

hormati mereka. 

(1) Bahwa TUHAN semesta alam, dalam hal tertentu, yaitu  

Tuhan  umat Israel, Tuhan  yang telah mengadakan perjanjian 

dengan mereka. Ia telah memberi mereka pewahyuan me-

ngenai pikiran dan kehendak-Nya secara khusus yang ti-

dak diberikan-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Dengan cara 

inilah mereka dibedakan dan ditinggikan di atas tetangga-

tetangga mereka, sebab  memiliki titah khusus yang me-

merintah mereka, dan janji-janji khusus yang dapat me-

reka andalkan. 

(2) Bahwa Ia telah memilih nenek moyang mereka untuk men-

jadi sahabat-sahabat-Nya: Abraham disebut sahabat Tuhan . 

Juga untuk menjadi nabi-nabi-Nya, yang melalui mereka Ia 

dapat mengungkapkan pikiran-Nya kepada jemaat-Nya, 

dan menjadi pemelihara perjanjian-Nya dengan jemaat. Pa-

ulus mengingatkan mereka akan hal ini untuk memberi 

tahu kepada mereka bahwa alasan mengapa Tuhan  berke-

nan kepada mereka, meskipun sebenarnya mereka tidak 

pantas dan tidak layak menerimanya, yaitu  sebab  Ia se-

tia kepada pilihan-Nya atas nenek moyang mereka (Ul. 7:8). 

Mereka yaitu  kekasih Tuhan  oleh sebab  nenek moyang 

(Rm. 11:28). 

(3) Bahwa Ia telah membuat umat itu menjadi besar, dan mena-

ruh kehormatan ke atas mereka. Ia membuat mereka men-

jadi sebuah bangsa, membesarkan mereka dari keadaan 

belum menjadi apa-apa,  saat  mereka tinggal di Mesir se-

bagai orang asing dan tidak memiliki apa pun dalam diri 

mereka sehingga pantas menerima perkenan Tuhan  itu. Me-

reka patut mengingat ini, dan sadar bahwa Tuhan  tidak ber-

utang kepada mereka. Ini yaitu  ex mero motu – semata-

mata sebab  kesenangan-Nya, dan bukan sebab  penilaian 

yang bagus, yang membuat mereka memperoleh perkenan 

Tuhan  itu. Oleh sebab itu, hal ini dapat dicabut kembali se-

suka hati. Tuhan  tidak berbuat salah terhadap mereka apa-

bila Ia akhirnya mengangkat keistimewaan mereka. Seba-

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 541 

liknya, merekalah yang berutang kepada-Nya dan wajib 

menerima pernyataan-pernyataan selanjutnya dari Dia ter-

hadap jemaat-Nya. 

(4) Bahwa dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin 

mereka keluar dari Mesir, tempat mereka bukan saja men-

jadi orang asing,namun  juga tawanan. Ia telah membebaskan 

mereka melalui banyak mujizat luar biasa, baik sebagai 

wujud belas kasihan-Nya kepada mereka maupun sebagai 

hukuman atas para penindas mereka (berupa tanda-tanda 

serta mujizat-mujizat, Ul. 4:34). Ia juga membebaskan mere-

ka dengan menelan banyak korban jiwa, yakni semua anak 

sulung di tanah Mesir, serta Firaun dan seluruh pasukannya 

di dalam Laut Teberau. Aku menebus engkau dengan Mesir, 

dan memberi  manusia sebagai gantimu (Yes. 43:3-4). 

(5) Bahwa empat puluh tahun Ia sabar terhadap tingkah laku 

mereka di padang gurun (ay. 18), Etropophorēsen. Ada yang 

berpendapat bahwa seharusnya ayat ini dibaca etropho-

phorēsen – Ia mendidik mereka, sebab inilah istilah yang 

digunakan dalam Septuaginta (terj. PL dalam bahasa Yu-

nani – pen.) perihal pemeliharaan Tuhan  sebagai seorang 

Bapa atas umat itu (Ul. 1:31). Kedua-duanya boleh diguna-

kan, sebab,  

[1] Tuhan  memelihara mereka dengan luar biasa selama 

empat puluh tahun di padang gurun. Mujizat-mujizat 

menjadi makanan mereka setiap hari, dan menjauhkan 

mereka dari kelaparan. Mereka tidak berkekurangan. 

[2] Ia sangat bersabar terhadap mereka. Mereka yaitu  

bangsa yang sering membuat gusar, bersungut-sungut, 

dan tidak percaya. Namun, Ia tetap bersabar dan tidak 

berurusan dengan mereka seperti yang pantas mereka 

terima. Sebaliknya, Ia sering kali membiarkan murka-

Nya dialihkan berkat doa dan pengantaraan Musa. Se-

panjang umur kita di dunia ini, kita harus mengakui 

bahwa Tuhan  telah menjadi bapa yang lembut bagi kita 

dan memenuhi semua kebutuhan kita. Ia telah memberi 

kita makan selama hidup kita sampai sekarang dan me-

manjakan kita. Dia yaitu  Tuhan  yang mengampuni (se-

perti yang dilakukan-Nya terhadap Israel, Neh. 9:17), 

dan tidak selalu  mengingat-ingat kesalahan kita. 


 542

Kita telah mencobai kesabaran-Nya,namun  kesabaran-

Nya tidak kunjung habis. Sebaiknya orang Yahudi tidak 

terlampau menuntut hak istimewa mereka, sebab  me-

reka telah sering kali mengabaikan hak mereka itu. 

(6) Bahwa Ia telah membuat mereka memiliki tanah Kanaan 

(ay. 19): Setelah membinasakan tujuh bangsa di Kanaan 

yang telah ditentukan untuk dicabut supaya memberi tem-

pat bagi mereka. Ia membagi-bagikan tanah itu kepada me-

reka untuk menjadi warisan mereka, dan memilikinya. Ini 

merupakan tanda perkenan Tuhan  kepada mereka, dan de-

ngan demikian Ia mengakui bahwa suatu kehormatan yang 

tinggi telah diletakkan di atas mereka, dan Ia sekali-kali 

tidak akan menyimpang dari hal itu. 

(7) Bahwa Ia telah membangkitkan orang-orang, yang memper-

oleh ilham dari sorga, untuk membebaskan mereka dari 

tangan orang-orang yang merampas hak mereka dan menin-

das mereka setelah mereka menetap di Kanaan (ay. 20-21). 

[1] Ia memberi mereka hakim-hakim, orang-orang yang me-

menuhi syarat untuk melayani masyarakat, dan melalui 

dorongan atas roh mereka, terpanggil untuk jabatan itu. 

Pro re nata – sesuai dengan kebutuhan. Meskipun me-

reka umat yang menjengkelkan dan seharusnya tidak 

pernah mengalami perbudakan jika bukan sebab  dosa-

dosa mereka, namun atas permohonan mereka, seorang 

pembebas dibangkitkan dari antara mereka. Para peng-

ulas menemui kesulitan dalam menjabarkan empat ra-

tus lima puluh tahun ini. Sejak mereka diselamatkan 

dari tangan orang Mesir sampai Daud merebut kubu per-

tahanan Sion yang melengkapi pengusiran terhadap 

bangsa-bangsa kafir, ada rentang waktu empat ra-

tus lima puluh tahun. Selama sebagian besar dari waktu 

itu mereka diperintah oleh para hakim. Ada pula yang 

menjabarkannya sebagai berikut: Pemerintahan para 

hakim, mulai dari kematian Yosua sampai kematian 

Elia, hanya ada rentang waktu tiga ratus tiga puluh 

sembilan tahun, namun jangka waktunya dikatakan [ōs] 

seakan-akan empat ratus lima puluh tahun, sebab  itu 

masa perhambaan mereka di antara bangsa-bangsa 

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 543 

yang menindas mereka. Meskipun tahun-tahun per-

hambaan ini ikut dimasukkan dalam masa pemerintahan 

para hakim, dalam sejarah disebutkan bahwa tahun-

tahun itu seakan-akan dibedakan dari masa itu. Jika 

digabungkan, tahun-tahun perhambaan selama seratus 

sebelas tahun ditambah tiga ratus tiga puluh sembilan 

tahun akan berjumlah empat ratus lima puluh tahun, 

walaupun sebenarnya tidak selama itu. 

[2]  Tuhan  memerintah mereka melalui nabi Samuel, seorang 

yang mendapat ilham Tuhan  untuk mengendalikan per-

kara-perkara mereka. 

[3] Kemudian, atas permintaan mereka, Ia memberi  ke-

pada mereka seorang raja (ay. 21), yakni Saul bin Kish. 

Pemerintahan Samuel dan Saul berlangsung selama 

empat puluh tahun, yang merupakan semacam peralih-

an dari pemerintahan Tuhan  kepada pemerintahan raja. 

[4] Akhirnya, Ia mengangkat Daud menjadi raja mereka (ay. 

22). Setelah Saul disingkirkan sebab  pengelolaan peme-

rintahannya yang salah, Tuhan  mengangkat Daud men-

jadi raja mereka. Ia mengadakan perjanjian kekal de-

ngan dia dan keturunannya. Setelah menyingkirkan se-

orang raja, Ia tidak membiarkan mereka seperti domba 

tanpa gembala,namun  segera mengangkat seorang raja 

lain. Ia mengangkat Daud dari keadaan yang sederhana 

dan rendah, menjadikan dia sebagai orang yang di-

angkat tinggi (2Sam. 23:1). Paulus mengutip kesaksian 

Tuhan  mengenai Daud, 

Pertama, bahwa itu merupakan pilihan Tuhan : Aku 

telah mendapat Daud (Mzm. 89:21). Tuhan  sendirilah 

yang menjatuhkan pilihan atasnya. Mendapat menyirat-

kan mencari. Ia seakan-akan mengaduk-aduk semua ke-

luarga orang Israel untuk menemukan seseorang yang 

sesuai bagi rencana-Nya, dan akhirnya inilah orang itu. 

Kedua, bahwa watak Daud sungguh saleh: seorang 

yang berkenan di hati-Nya, orang demikian yang Ku-

inginkan, yang pada dirinya ada tercetak rupa Tuhan , 

dan oleh sebab  itu dikenan oleh Tuhan  dan diakui-Nya. 

Watak Daud ini sudah ada padanya sebelum ia diurapi 


 544

(1Sam. 13:14). TUHAN telah memilih seorang yang ber-

kenan di hati-Nya, orang yang Ia inginkan. 

Ketiga, bahwa perilakunya saleh dan di bawah pim-

pinan Tuhan : ia akan melakukan segala kehendak-Ku. Ia 

akan rindu dan berusaha keras melakukan kehendak 

Tuhan . Ia akan diberi kemampuan untuk melakukannya, 

dipakai Tuhan  dalam melakukannya, dan berhasil. Nah, 

semua ini sepertinya tidak saja menunjukkan perkenan 

khusus Tuhan  atas umat Israel (yang sugguh-sungguh 

ingin diakui sang rasul),namun  juga perkenan lain yang 

direncanakan-Nya bagi mereka, yang sekarang ini, me-

lalui pemberitaan Injil, ditawarkan kepada mereka. 

Pembebasan mereka dari Mesir dan menetapnya mereka 

di Kanaan, merupakan bayangan saja dari keselamatan 

yang akan datang. Semua perubahan dalam pemerin-

tahan mereka menunjukkan bahwa hal itu sama sekali 

tidak membawa kesempurnaan. Oleh sebab  itu, per-

ubahan-perubahan pemerintahan itu pastilah bertujuan 

untuk memberi jalan bagi kerajaan rohani Sang Mesias, 

yang sejak masa itu sedang ditegakkan. jika  mereka 

bersedia menerimanya dan tunduk kepadanya, hal ini 

akan menjadi kemuliaan bagi umat Israel. Oleh sebab 

itu, mereka sama sekali tidak perlu merasa iri pada 

pemberitaan Injil, seakan-akan Injil dapat merusak ke-

unggulan jemaat Yahudi. 

2. Paulus memberi mereka uraian lengkap perihal Yesus Tuhan 

kita, diawali dari Daud sampai kepada Anak Daud, dan me-

nunjukkan bahwa Yesus inilah yang yaitu  Keturunan yang 

dijanjikan itu (ay. 23): Dari keturunannyalah, dari taruk pang-

kal Isai, dari seorang yang berkenan di hati-Nya, sesuai dengan 

yang dijanjikan-Nya, Tuhan  telah membangkitkan Juruselamat 

bagi orang Israel, yaitu Yesus, yang membawa keselamatan 

dalam nama-Nya. 

(1) Betapa orang Yahudi seharusnya menyambut pemberitaan 

Injil Kristus, dan betapa mereka seharusnya menerimanya, 

sebagai perkataan yang benar dan patut diterima sepenuh-

nya,  saat  kabar itu diberitakan kepada mereka, 

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 545 

[1] Perihal seorang Juruselamat, untuk menyelamatkan 

mereka dari tangan lawan mereka, seperti yang dilaku-

kan hakim-hakim pada zaman dahulu, yang sebab  itu 

disebut penolong atau penyelamat. Namun, di sini se-

orang Juruselamat-lah yang akan melakukan hal itu 

bagi mereka, yang jelas-jelas bisa dilihat sepanjang se-

jarah, tidak mampu dilakukan oleh para penyelamat 

tadi, yakni menyelamatkan mereka dari dosa mereka, la-

wan mereka yang paling jahat. 

[2] Tentang seorang Juruselamat yang dibangkitkan Tuhan  

sendiri, yang diutus dari sorga. 

[3] Tentang Dia yang dibangkitkan untuk menjadi Juru-

selamat bagi orang Israel, yakni pertama-tama bagi me-

reka: Ia diutus supaya memberkati mereka. Namun, ter-

nyata mereka begitu sulit dihimpun. 

[4] Bahwa Ia dibangkitkan dari keturunan Daud, keluarga 

kerajaan di zaman dahulu yang begitu dibangga-bang-

gakan umat Israel,namun  yang  saat  itu sudah terku-

bur dan  membawa aib besar bagi seluruh bangsa itu. 

Seharusnya menjadi kepuasan tersendiri bagi mereka, 

bahwa Tuhan  menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan 

bagi mereka di dalam keturunan Daud (Luk. 1:69). 

[5] Bahwa Ia dibangkitkan sesuai dengan yang telah dijanji-

kan-Nya, janji kepada Daud (Mzm. 132:11), janji kepada 

umat Perjanjian Lama di masa itu: Aku akan menum-

buhkan Tunas adil bagi Daud (Yer. 23:5). Inilah janji 

yang dinantikan oleh kedua belas suku (26:7). Namun, 

mengapa mereka menanggapinya dengan begitu dingin 

 saat  sekarang Injil dibawa kepada mereka? Sekarang, 

(2) Mengenai Yesus ini, Paulus berkata kepada mereka, 

[1] Bahwa Yohanes Pembaptis, seorang yang hebat dan di-

akui sebagai nabi, yaitu  pendahulu dan perintis jalan-

Nya. Janganlah mereka mengatakan bahwa kedatangan 

Mesias merupakan kejutan bagi mereka, sehingga me-

reka boleh memakai ini sebagai alasan untuk menim-

bang-nimbang dulu apakah mau menyambut Dia atau 

tidak. sebab , mereka sudah mendengar cukup banyak 

peringatan dari Yohanes, yang menjelang kedatangan-


 546

Nya telah berseru-seru kepada mereka (ay. 24). Dua hal 

telah dilakukannya, 

Pertama, ia mempersiapkan jalan bagi kedatangan-

Nya, dengan berseru supaya mereka bertobat dan mem-

beri diri dibaptis, bukan hanya kepada beberapa murid 

terpilih, melainkan kepada seluruh bangsa Israel. Ia me-

nyatakan dosa-dosa mereka, memperingatkan mereka 

tentang murka yang akan datang, memanggil orang su-

paya mereka bertobat dan menghasilkan buah yang se-

suai dengan pertobatan. Ia mengajak mereka untuk ber-

sedia memberi diri dibaptis sebagai upacara atau tanda 

yang khidmat. Melalui hal ini ia menyiapkan bagi Tuhan 

suatu umat yang layak bagi-Nya. Kasih karunia-Nya 

akan bisa diterima jika  mereka telah dibawa kepada 

pengenalan akan diri sendiri. 

Kedua, ia memberitahukan mereka tentang keda-

tangan-Nya (ay. 25):  saat  Yohanes hampir selesai me-

nunaikan tugasnya, saat ia bekerja dengan giat, ia 

sangat berhasil dalam pekerjaan dan menarik perhatian 

orang.  Nah,” katanya kepada mereka yang hadir dalam 

pelayanannya,  Menurutmu, siapa aku ini? Apa yang 

kamu pikirkan tentang diriku, apa yang kamu harapkan 

dariku? Kamu mungkin menyangka bahwa akulah Me-

sias yang kamu nanti-nantikan itu.namun  kamu keliru, 

aku bukan Mesias (Yoh. 1:20). Namun, Ia sudah dekat, 

Ia akan datang kemudian dari padaku. Ia begitu jauh 

melebihi aku dalam segala perkara, hingga membuka 

kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Kamu mung-

kin bisa menebak siapa Dia.” 

[2] Bahwa para pejabat rumah ibadat dan orang-orang Ya-

hudi yang seharusnya menyambut Dia dan bersedia men-

jadi umat-Nya yang siap sedia dan setia, justru menjadi 

penganiaya dan pembunuh-Nya.  saat  para rasul mem-

beritakan Kristus sebagai Juruselamat, mereka sama se-

kali tidak menutup-nutupi kematian-Nya yang memalu-

kan itu. Sebaliknya, mereka selalu  memberitakan 

Kristus yang disalibkan. Bahkan juga (meskipun ini 

memperkuat celaan menyangkut penderitaan-Nya) di-

salibkan oleh kaum-Nya sendiri, oleh penduduk Yeru-

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 547 

salem, kota suci itu, kota raja, dan pemimpin-pemimpin-

nya (ay. 27). 

Pertama, inilah dosa mereka. Meskipun mereka tidak 

menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk 

hukuman mati itu, mereka tidak mampu membuktikan 

atau bahkan tidak memiliki  alasan sedikit pun untuk 

mencurigai bahwa Dia bersalah melakukan kejahatan 

apa pun (hakim yang mengadili Dia, setelah mendengar-

kan segala sesuatu yang mereka katakan melawan Dia, 

menyatakan bahwa ia tidak menemukan sesuatu pada 

diri-Nya). Namun mereka telah meminta kepada Pilatus 

supaya Ia dibunuh (ay. 28). Mereka berbicara menen-

tang Kristus dengan kemarahan yang begitu berapi-api 

hingga berhasil memaksa Pilatus untuk menyalibkan 

Dia, sesuatu yang tidak saja berlawanan dengan kehen-

daknya,namun  juga dengan hati nuraninya. Mereka 

menjatuhkan hukuman mati yang begitu ngeri, meski-

pun mereka tidak mampu menuduh Dia dengan dosa 

terkecil sekalipun. Paulus tidak dapat mendakwa para 

pendengarnya dengan hal ini, seperti yang dilakukan 

Petrus (2:23): Kamu salibkan dan kamu bunuh Dia oleh 

tangan bangsa-bangsa durhaka. Sebab meskipun me-

reka ini yaitu  orang Yahudi, mereka berada cukup 

jauh dari tempat kejadian. Paulus menuduhkan hal itu 

kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem dan para pe-

mimpinnya, untuk menunjukkan betapa kecilnya alas-

an orang-orang Yahudi yang terserak ini untuk merasa 

iri terhadap kehormatan kebangsaan mereka,  saat  

bangsa mereka menanggung beban dosa dan kesalahan 

sebesar ini. Betapa sudah sepantasnya mereka dijauh-

kan dari semua manfaat Injil oleh Sang Mesias, yakni 

mereka yang telah menyiksa-Nya seperti itu. Namun, 

mereka tidak dijauhkan dari Injil. Bagaimanapun juga, 

pemberitaan Injil ini harus diawali di Yerusalem. 

Kedua, alasan mereka melakukan semuanya ini 

yaitu  sebab  mereka tidak mengenal Dia (ay. 27, KJV). 

Mereka tidak tahu siapa Dia, atau dengan tujuan apa Ia 

datang ke dunia. Sebab kalau sekiranya mereka menge-

nalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. 


 548

Kristus mengakui hal ini untuk memaafkan kejahatan 

mereka: Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. 

Begitu pula halnya dengan Petrus: Aku tahu bahwa 

kamu telah berbuat demikian sebab  ketidaktahuan 

(3:17). Ini juga disebabkan sebab  mereka tidak menge-

nal suara nabi-nabi meskipun mendengar perkataan 

mereka dibacakan tiap hari Sabat. Mereka tidak mema-

hami ataupun memikirkan bahwa sudah dinubuatkan 

sebelumnya, bahwa Sang Mesias harus menderita. Jika 

tidak, mereka tidak akan pernah menjadi alat yang me-

nyebabkan penderitaan-Nya itu. Perhatikanlah, banyak 

dari antara mereka yang membaca kitab-kitab para nabi 

tidak mengenal suara para nabi dan tidak memahami 

arti firman Tuhan  dalam Kitab Suci. Mereka telah men-

dengar berita Injil,namun  tidak memahami artinya atau-

pun merasakannya di dalam hati mereka. Itulah sebab-

nya orang tidak mengenal Kristus ataupun mengetahui 

bagaimana harus bersikap terhadap-Nya, sebab mereka 

tidak mengenal suara para nabi, yang sebelumnya mem-

beri kesaksian tentang segala penderitaan yang akan 

menimpa Kristus. 

Ketiga, Tuhan  menolak mereka untuk menggenapi 

nubuat-nubuat di dalam Perjanjian Lama: sebab  mere-

ka tidak mengenal suara nabi-nabi yang memperingat-

kan mereka untuk tidak mengusik orang yang diurapi 

Tuhan , mereka menggenapi perkataan nabi-nabi dengan 

menjatuhkan hukuman mati atas Dia. sebab  telah ter-

tulis bahwa Seorang yang diurapi, seorang raja, akan di-

singkirkan, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Per-

hatikanlah, orang mungkin saja menggenapi nubuatan 

dalam Kitab Suci bahkan  saat  mereka melanggar fir-

man Tuhan, terutama dalam menganiaya jemaat, se-

perti dalam penganiayaan terhadap Kristus. Hal ini 

membenarkan alasan yang adakalanya diberikan untuk 

mengaburkan nubuat-nubuat Kitab Suci. Sebab, jikalau 

nubuat-nubuat itu terlampau nyata dan jelas, peng-

genapannya akan bisa dicegah. Jadi di sini Paulus ber-

kata, sebab  mereka tidak mengenal suara nabi-nabi, 

mereka menggenapi perkataan nabi-nabi, yang menyata-

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 549 

kan secara tidak langsung bahwa seandainya mereka 

memahaminya, mereka tentu tidak akan mau meng-

genapinya. 

Keempat, semua yang dinubuatkan perihal pen-

deritaan Sang Mesias digenapi di dalam Kristus (ay. 29): 

Setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada 

tertulis tentang Dia, bahkan juga tentang bagaimana 

orang memberi Dia anggur asam saat Ia kehausan, me-

reka pun menggenapi apa yang telah dinubuatkan ten-

tang penguburan-Nya. Mereka menurunkan Dia dari 

kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Ke-

jadian ini dituliskan di sini hingga membuat kebangkit-

an-Nya semakin gemilang. Kristus telah dipisahkan dari 

dunia ini, sama seperti orang-orang yang dikuburkan 

tidak lagi berurusan dengan dunia ini, begitu pula se-

baliknya. Oleh sebab  itu, keterpisahan mutlak kita 

dengan dosa dilambangkan dengan dikuburkan bersama-

sama dengan Kristus. Seorang Kristen yang baik akan 

bersedia dikuburkan bersama Kristus selagi ia hidup. 

Mereka membaringkan-Nya di dalam kubur dan me-

nyangka telah berhasil mengalahkan Dia.  

[3] Bahwa Ia bangkit dari antara orang mati, dan tidak me-

lihat kebinasaan. Inilah kebenaran agung yang hendak 

diberitakan. Sebab inilah tiang penopang utama yang 

menunjang seluruh bangunan Injil. Oleh sebab itu, 

Paulus terutama menekankan hal ini dan menunjukkan, 

Pertama, bahwa Ia bangkit atas kesepakatan.  saat  

Ia dipenjarakan di dalam kubur sebab  utang kita, Ia 

tidak mendobraknya dan melarikan diri,namun  dibebas-

kan dengan adil dan sah dari penawanan itu (ay. 30): 

Tuhan  membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ia 

mengutus seorang malaikat dengan sengaja untuk meng-

gulingkan batu dari pintu penjara itu, mengembalikan 

nyawa yang pada saat kematian-Nya telah diserahkan-

Nya ke tangan Bapa-Nya, lalu menghidupkan Dia kem-

bali melalui Roh Kudus. Lawan-lawan-Nya membaring-

kan Dia di dalam kubur dengan tujuan supaya Ia terba-

ring di situ selamanya.namun  Tuhan  berkata, Tidak. Da-


 550

lam waktu singkat segera terlihat tujuan siapa yang 

akan tercapai, tujuan-Nya atau tujuan mereka. 

Kedua, bahwa ada cukup bukti mengenai ke-

bangkitan-Nya itu (ay. 31): Selama beberapa waktu Ia 

menampakkan diri di berbagai tempat pada kesempatan 

berbeda-beda, yakni kepada mereka yang bergaul paling 

akrab dengan-Nya. Kepada mereka yang mengikuti Dia 

dari Galilea ke Yerusalem, dan yang sekarang menjadi 

saksi-Nya bagi umat ini. Mereka telah ditentukan untuk 

itu, telah sering kali membuktikan hal itu, dan siap un-

tuk memberi kesaksian tentang itu meskipun mereka ha-

rus mati sekalipun. Paulus tidak mengatakan apa-apa 

tentang bagaimana ia juga melihat Dia, suatu hal yang 

lebih meyakinkan dirinya sendiri dibandingkan  orang lain. 

Ketiga, bahwa kebangkitan Kristus merupakan 

penggenapan janji yang telah diberikan kepada para 

bapa leluhur. Ini bukan sekadar berita yang benar, te-

tapi juga kabar yang baik.  Dalam menyampaikan hal 

ini, kami memberitakan kabar kesukaan kepada kamu 

(ay. 32-33), yang seharusnya dapat diterima secara khu-

sus oleh kalian orang Yahudi. Kami sama sekali tidak 

bermaksud menghinamu atau memperlakukanmu de-

ngan tidak benar. Ajaran yang kami beritakan, bila kamu 

terima dan pahami dengan baik, akan memberimu ke-

hormatan dan kepuasan besar tak terkirakan. Sebab di 

dalam kebangkitan Kristus-lah janji yang diberikan ke-

pada nenek moyangmu telah digenapi bagi kamu.” Ia 

mengakui bahwa merupakan kehormatan bagi bangsa 

Yahudi, bahwa mereka telah menerima janji-janji itu 

(Rm. 9:4), bahwa mereka yaitu  ahli waris janji itu, 

sebab  mereka yaitu  keturunan bapa-bapa leluhur 

yang kepadanya janji-janji itu pertama diberikan. Janji 

terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu  tentang Mesias, 

yang oleh-Nya semua kaum di muka bumi akan men-

dapat berkat, bukan kaum Abraham saja. Walaupun 

menjadi kehormatan khusus bagi kaum itu bahwa Ia 

akan dibangkitkan dari antara mereka, ini juga akan 

bermanfaat bagi seluruh kaum bahwa Ia akan dibang-

kitkan bagi mereka. Perhatikanlah,  

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 551 

1. Tuhan  telah membangkitkan Yesus, mengangkat Dia, 

dan meninggikan Dia. Tuhan  membangkitkan Dia lagi, 

yakni dari antara orang mati. Kita bisa memahami-

nya dalam kedua arti tadi. Tuhan  membangkitkan Ye-

sus untuk menjadi nabi pada saat Ia dibaptis, untuk 

menjadi imam guna mengadakan pendamaian me-

lalui kematian-Nya, dan untuk menjadi raja atas se-

luruh dunia pada saat Ia naik ke sorga. Tindakan 

membangkitkan Dia dari antara orang mati merupa-

kan penegasan dan pengesahan seluruh pengutusan 

itu, dan membuktikan bahwa Ia dibangkitkan Tuhan  

untuk tugas-tugas itu.  

2.  Ini merupakan penggenapan janji-janji yang telah di-

berikan kepada nenek moyang mereka, janji akan di-

kirimnya Sang Mesias berikut semua manfaat dan 

berkat yang bisa diperoleh dengan dan melalui Dia: 

 Inilah Dia yang harus datang, dan di dalam Dia 

kamu mendapatkan segala sesuatu yang telah dijan-

jikan Tuhan  dalam diri Mesias itu, meskipun tidak 

semua dari antara kamu yang menjanjikannya ke-

pada diri sendiri.” Paul menempatkan dirinya di da-

lam golongan orang Yahudi kepada siapa janji itu 

digenapi: Kepada kita, keturunan mereka. Nah, apa-

bila orang-orang yang memberitakan Injil membawa 

kabar kesukaan ini kepada mereka, maka bukannya 

menganggap mereka sebagai musuh bangsa mereka, 

sudah sepantasnya mereka menyambut orang-orang 

ini sebagai sahabat baik dan menerima ajaran mere-

ka dengan tangan terbuka. Sebab jika mereka begitu 

menghargai janji itu dan menghargai diri sendiri me-

lalui janji itu, terlebih lagi penggenapannya. Selain

itu, pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa lain, 

yang sering dipermasalahkan oleh orang Yahudi, 

sama sekali tidak melanggar janji yang diberikan ke-

pada mereka, hingga janji itu sendiri, bahwa semua 

kaum di muka bumi akan mendapat berkat, akan 

diberkati di dalam Sang Mesias, dan ini tidak dapat 

diselesaikan dengan cara lain. 


 552

Keempat, bahwa kebangkitan Kristus merupakan 

bukti agung bahwa Dia yaitu  Anak Tuhan , dan mene-

guhkan apa yang telah ditulis dalam Kitab Mazmur 

pasal kedua (sudah begitu tuanya urutan Kitab Mazmur 

yang sekarang digunakan), Anak-Ku engkau! Aku telah 

memperanakkan Engkau pada hari ini. Bahwa kebang-

kitan Kristus dari antara orang mati dimaksudkan un-

tuk membuktikan dan menunjukkan hal ini dengan 

jelas seperti dikatakan oleh Rasul Paulus (Rm. 1:4): Di-

nyatakan bahwa Ia yaitu  Anak Tuhan  yang berkuasa, 

melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Waktu 

Ia pertama kalinya diangkat dari dalam ketidakjelasan, 

Tuhan  menyatakan perihal diri-Nya melalui suara dari 

langit, Inilah Anak-Ku yang Kukasihi (Mat. 3:17), yang 

dengan jelas mengacu kepada ayat di dalam Mazmur 

pasal 2, Anak-Ku engkau. Kata-kata itu sarat dengan 

kebenaran, bahwa Yesus yaitu  Anak Tunggal Bapa se-

belum dunia dijadikan, bahwa Dia yaitu  cahaya kemu-

liaan Tuhan  dan gambar wujud Tuhan , sama seperti anak 

yang serupa dengan ayahnya. Bahwa Dia yaitu  Logos, 

sang Pikiran yang kekal dari Akal Budi yang kekal. 

Bahwa Ia dikandung di dalam rahim seorang anak dara 

melalui kuasa Roh Kudus. sebab  itu pula, anak yang 

akan dTuhan rkan itu akan disebut kudus, Anak Tuhan  

(Luk. 1:35). Bahwa Dia yaitu  sang pelaku dari Tuhan  

dalam menciptakan dan mengatur dunia, dalam mene-

bus dan memperdamaikannya dengan diri-Nya sendiri. 

Ia setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya, se-

bagai yang berhak menerima segala yang ada. Semua 

hal ini, yang dinyatakan pada saat Kristus dibaptis dan 

kemudian sekali lagi saat Ia berubah rupa dan dimulia-

kan di atas gunung, tidak dapat disangkali lagi telah di-

buktikan melalui kebangkitan-Nya. Ketetapan yang su-

dah dinyatakan jauh sebelumnya itu kemudian diteguh-

kan. Alasan mengapa Ia mustahil dapat dibelenggu oleh 

maut yaitu  sebab  Ia Anak Tuhan , dan dengan sendiri-

nya memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri, yang tidak 

dapat diserahkan-Nya kecuali dengan tujuan mendapat-

kannya kembali. Saat membicarakan asal-usul-Nya 

Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41 

 

 553 

yang kekal, tidaklah keliru bila dikatakan, Engkau telah 

Kuperanakkan pada hari ini. Sebab bagi Tuhan , selama-

lamanya sampai selama-lamanya sama dengan satu 

hari dalam kekekalan. Namun, hal ini juga dapat dite-

rapkan kepada kebangkitan-Nya dalam arti bawahan, 

 Pada hari ini Aku menyatakan bahwa Engkau telah 

Kuperanakkan, dan hari ini Aku telah memperanakkan 

semua yang diberikan kepada-Mu.” Sebab telah dikata-

kan (1Ptr.1:3) bahwa Tuhan  dan Bapa Tuhan kita Yesus 

Kristus, sebagai Tuhan  dan Bapa kita, telah melahirkan 

kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara 

orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. 

Kelima, bahwa dibangkitkannya Dia pada hari ketiga 

sehingga tidak melihat kebinasaan, menuju kehidupan 

sorgawi sehingga tidak akan kembali kepada kebinasaan, 

yaitu ke dunia orang mati seperti yang dialami orang-

orang lain yang pernah dihidupkan kembali, selanjutnya 

meneguhkan bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan itu. 

a. Ia bangkit untuk tidak mati kembali. Demikianlah 

yang diungkapkan dalam Roma 6:9. Tuhan  telah 

membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia 

tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan, 

yaitu ke liang kubur, yang disebut kebinasaan (Ayb. 

17:14). Lazarus keluar dari kubur masih terikat de-

ngan kain kafan, sebab kelak ia akan mengenakannya 

lagi. Sebaliknya, Kristus meninggalkan kain kafan-

Nya sebab tidak akan memerlukannya lagi. Nah, 

inilah penggenapan firman Tuhan itu (Yes. 55:3), 

Aku akan mengikat perjanjian abadi menurut kasih 

setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Ta 

hosia Dabid ta pista – persembahan-persembahan ku-

dus Daud, hal-hal setia. Sebab dalam perjanjian yang 

dibuat dengan Daud, dan melalui dia dengan Kris-

tus, kesetiaan Tuhan  sangat ditekankan (Mzm. 89:2-

3, 6, 25, 34). Tuhan  telah bersumpah atas perjanjian 

itu demi kekudusan-Nya (Mzm. 89:36). Kasih setia-Nya 

itu sungguh-sungguh benar bahwa Dia yang diberi 

kepercayaan untuk melaksanakannya, telah bangkit 

dan tidak akan mati lagi. Dengan demikian Ia hidup 


 554

selamanya untuk melihat kehendak-Nya dijalankan, 

dan berkat-berkat yang telah ditebus-Nya itu sampai 

kepada kita. Sama seperti seandainya Kristus mati 

dan tidak bangkit kembali, begitu pula seandainya Ia 

telah bangkit dan mati kembali, maka kita akan ke-

hilangan kasih setia yang teguh itu. Atau, setidak-

nya kita tidak akan bisa merasa pasti tentang kasih 

setia-Nya itu. 

b. Ia bangkit begitu cepat sesudah kematian-Nya se-

hingga tubuh-Nya tidak mengalami kerusakan atau 

kebinasaan. Sebab baru sesudah hari ketigalah 

jasad akan mulai berub