Kisah pararasul 14
ur jika rakyat mau tertipu, biar-
kan saja mereka. Dengan demikian sungguh lebih buruk
bagi Herodes sebagai seorang Yahudi dan mengaku percaya
kepada satu Tuhan saja dibandingkan para penguasa kafir yang
memiliki banyak Tuhan dan banyak tuhan.
2. Bagaimana kejahatan Herodes ini dihukum: Se saat itu juga
(ay. 23), ia ditampar malaikat Tuhan (oleh perintah Kristus, se-
bab kepada-Nya diberikan semua kuasa penghakiman), sebab
ia tidak memberi hormat kepada Tuhan (sebab Tuhan cemburu
atas kehormatan-Nya sendiri, dan akan dimuliakan di atas
orang yang tidak memuliakan Dia). Ia dimakan cacing-cacing di
atas tanah, dan ia mati. Sekarang ia dihukum sebab meng-
aniaya jemaat Kristus, membunuh Yakobus, memenjarakan
Petrus, serta semua kejahatan lain yang telah ia lakukan.
Amatilah kehancuran Herodes ini,
(1) Seorang malaikat yang menjadi pelaksananya, yaitu malai-
kat Tuhan. Malaikat yang diperintahkan dan diberi tugas
untuk melaksanakan hukuman itu, atau malaikat yang
biasanya ditugaskan untuk melakukan pekerjaan seperti
itu, malaikat pembinasa. Atau mungkin juga malaikat itu,
yakni malaikat yang membebaskan Petrus seperti yang di-
ceritakan di bagian sebelumnya dari pasal ini, malaikat itu-
lah yang menampar Herodes. Sebab, makhluk-makhluk roh
yang melayani itu merupakan pelayan-pelayan yang menja-
lankan pengadilan Tuhan atau belas kasihan Tuhan , sesuai de-
ngan kehendak Tuhan dalam menugaskan mereka. Malaikat
itu menampar dia dengan penyakit yang mendatangkan
rasa nyeri yang luar biasa, tepat saat ia sedang berjalan
dengan sikap yang angkuh menanggapi sorak-sorai orang
514
banyak itu dan memuja bayangan dirinya sendiri. Begitu-
lah raja Tirus berkata dalam kecongkakannya, Aku yaitu
Tuhan , aku duduk di takhta Tuhan . Dan hatinya menempat-
kan diri sama dengan Tuhan , padahal di hadapan penikam-
nya ia yaitu manusia bukan Tuhan , seorang manusia le-
mah yang dapat mati (Yeh. 28:2-9). Demikian jugalah yang
dilakukan oleh Herodes di sini. Raja-raja yang berkuasa
harus tahu bahwa selain Tuhan itu mahakuasa, malaikat-
malaikat-Nya juga memiliki kekuatan dan kuasa yang lebih
besar dibandingkan mereka. Malaikat itu menamparnya sebab
ia tidak memberi hormat kepada Tuhan . Malaikat-malaikat
merasa cemburu bila kehormatan Tuhan diganggu, sehingga
segera setelah menerima perintah dan tugas, mereka siap
menampar orang-orang yang merampas hak-hak istimewa
Tuhan dan merampok kehormatan-Nya.
(2) Hanya cacing saja yang menjadi alat kehancuran Herodes.
Ia dimakan cacing-cacing, genomenos skōlēkobrōtos ia
menjadi makanan cacing, begitulah yang seharusnya dipa-
hami. Ia membusuk, dan menjadi seperti sepotong kayu
yang membusuk. Tubuh yang berada di dalam kubur di-
hancurkan oleh cacing-cacing,namun tubuh Herodes men-
jadi busuk sementara ia masih hidup dan membiakkan
cacing-cacing yang mulai memakan tubuhnya sebelum
waktunya tiba. Begitulah Antiochum, si penganiaya besar
itu, mati. Perhatikanlah di sini,
[1] Betapa busuknya tubuh-tubuh jasmani yang kita bawa
ke mana-mana ini. Tubuh kita ini membawa benih-benih
penghancurannya sendiri. Olehnya tubuh ini akan se-
gera dihancurkan, kapan saja Tuhan memperkatakan-
nya. Penemuan-penemuan yang mengejutkan melalui
mikroskop belakangan ini menunjukkan banyaknya ca-
cing yang berada di dalam tubuh manusia serta besar-
nya sumbangan jasad-jasad renik ini dalam menim-
bulkan berbagai jenis penyakit. Kenyataan ini menjadi
alasan yang baik mengapa kita tidak boleh menyom-
bongkan tubuh jasmani kita, atau pencapaian apa pun
yang telah dilakukannya. Ini alasan mengapa kita tidak
boleh memanjakan tubuh jasmani kita, sebab itu ha-
Kitab Kisah Para Rasul 12:20-25
515
nyalah memberi makanan kepada cacing-cacing,
dan memberi makan tubuh untuk cacing-cacing.
[2] Lihatlah bagaimana saat Tuhan berkenan, makhluk
ciptaan-Nya yang lemah dan hina ini dapat menjadi sa-
saran alat keadilan-Nya. Firaun diserang dengan tulah
berupa nyamuk dan lalat pikat, Efraim dihabiskan oleh
sesuatu yang seperti ngengat, dan Herodes dimakan
oleh cacing-cacing.
[3] Lihatlah bagaimana Tuhan tidak hanya suka menjatuh-
kan orang yang congkak,namun menurunkan mereka
dengan cara paling mematikan dan mencurahkan peng-
hinaan yang paling buruk ke atas mereka. Herodes
tidak saja dihancurkan,namun dihancurkan oleh cacing-
cacing, supaya kebanggaan atas kemuliaannya benar-
benar ternodai. Kisah kematian Herodes ini secara khu-
sus dituturkan oleh Yosefus, seorang sejarawan Yahudi
(Antiq. 19.343-350): Bahwa Herodes turun ke Kaisarea
untuk merayakan suatu perayaan yang dimaksudkan
untuk menghormati Kaisar. Pada hari kedua perayaan
itu, ia pergi mengunjungi sebuah tempat pertunjukan
pada pagi harinya dengan mengenakan pakaian yang
dilengkapi jubah indah yang telah disebutkan sebelum-
nya. Para penjilatnya menyalaminya sebagai Tuhan , me-
mohon supaya ia bersikap baik terhadap mereka. Sampai
saat itu mereka menghormatinya sebagai seorang ma-
nusia,namun sekarang mereka hendak mengakui ada-
nya sesuatu di dalam dirinya yang lebih luar biasa dari-
pada sesuatu yang bersifat fana. Ia tidak menolak dan
juga tidak menegur mereka atas pujian yang berlebih-
lebihan itu (begitulah yang diungkapkan oleh sejarawan
itu). Namun, tidak lama kemudian ia memandang ke
atas dan melihat seekor burung hantu hinggap di atas
kepalanya. Dan pada saat itulah ia merasakan sakit
yang teramat sangat di dalam ususnya dan kemudian
rasa perih di dalam perutnya, lebih hebat dibandingkan yang
pertama. Ia menoleh ke arah teman-temannya dan
mengucapkan kata-kata yang kira-kira seperti ini: Nah,
saya yang kamu sebut sebagai Tuhan , dan yang sebab
itu tidak dapat mati, terbukti hanyalah manusia biasa
516
dan dapat mati. Siksaannya itu terus berlanjut tanpa
berhenti, atau tanpa berkurang sedikit pun, dan matilah
ia pada usia lima puluh empat tahun, setelah menjadi
raja selama tujuh tahun.
II. Kemajuan Injil sesudah peristiwa ini.
1. Firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar
orang. Seperti benih yang ditanam, berbuah secara luar biasa,
tiga puluh, enam puluh, dan seratus kali lipat. Di mana pun
Injil diberitakan, banyak orang yang menerimanya, dan ditam-
bahkan kepada jemaat (ay. 24). Setelah kematian Yakobus, fir-
man Tuhan semakin bertumbuh, sebab jemaat itu, semakin di-
aniaya, semakin berlipat ganda, seperti bangsa Israel di Mesir.
Keberanian dan penghiburan dari saksi-saksi Kristus yang
dibunuh serta pengakuan Tuhan atas mereka, lebih mengun-
dang orang kepada Kekristenan, dan bukan sebaliknya pen-
deritaan saksi-saksi itu mencegah mereka untuk menjadi Kris-
ten. Sesudah kematian Herodes, firman Tuhan menjadi lebih di-
terima. saat seorang penganiaya seperti itu dibunuh dengan
cepat oleh penghakiman yang mengerikan, banyak orang akan
diyakinkan bahwa sesungguhnya masalah Kekristenan yaitu
masalah Kristus sendiri. sebab itulah mereka mau menerima-
nya.
2. Barnabas dan Saulus segera kembali ke Antiokhia sesudah
mereka menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka:
setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Se-
telah menyerahkan uang sumbangan kepada orang-orang yang
tepat dan memastikan bahwa uang itu dibagikan kepada
orang-orang yang layak sesuai tujuan pengumpulan sumbangan
itu, mereka kembali dari Yerusalem. Walaupun mereka mem-
punyai banyak sahabat di sana, namun pada saat itu pekerjaan
utama mereka ada di Antiokhia. Di mana pekerjaan kita ber-
ada, di sanalah seharusnya kita berada, dan kita hanya boleh
meninggalkannya dalam waktu yang memang diperlukan un-
tuk melaksanakan tugas yang dibebankan. saat seorang pe-
layan Tuhan terpanggil untuk melayani di negeri lain dan
saat ia telah menyelesaikan tugas pelayanannya, ia harus
ingat bahwa ada pekerjaan yang harus ia lakukan di negerinya
sendiri, yang membutuhkan dia dan memanggilnya ke sana.
Kitab Kisah Para Rasul 12:20-25
517
saat Barnabas dan Saulus kembali ke Antiokhia, mereka
membawa serta Yohanes, yang disebut juga Markus, yang di
rumah ibunya itulah orang banyak berkumpul untuk berdoa
seperti yang telah kita baca dalam ayat 12. Ibunya yaitu sau-
dara perempuan Barnabas. Besar kemungkinan bahwa Bar-
nabas menginap di sana dan boleh jadi Saulus juga menyer-
tainya saat mereka ada di Yerusalem. saat mereka berada
di sana itulah orang-orang mengadakan pertemuan (sebab di
mana pun Paulus berada, selalu ada saja pekerjaan baik yang
dilakukannya). Keakraban mereka dalam keluarga itu selama
mereka berada di Yerusalem menjadi alasan mereka membawa
seorang anak laki-laki dari keluarga itu saat mereka kembali.
Mereka ingin melatih anak ini di bawah bimbingan mereka serta
mempekerjakannya dalam pelayanan pekabaran Injil. Mendidik
orang-orang muda untuk pelayanan serta melibatkan mereka di
dalamnya, merupakan pekerjaan yang baik untuk ditangani para
pelayan Tuhan yang lebih tua, dan ini merupakan pelayanan
yang baik bagi angkatan yang sedang muncul itu.
PASAL 1 3
ampai saat ini kita belum mendapati peristiwa apa pun yang ber-
kaitan dengan penyebaran Injil secara luas kepada orang-orang
bukan-Yahudi seperti yang diperintahkan dalam tugas agung itu,
Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Pintu telah terbuka
melalui pembaptisan Kornelius dan sahabat-sahabatnya. Namun, se-
jak itu Injil hanya diberitakan kepada orang-orang Yahudi saja
(11:19). Seolah-olah, cahaya yang mulai bersinar menerangi dunia
bangsa-bangsa lain telah memudar. Namun, di sini, dalam pasal ini,
pekerjaan itu, pekerjaan yang agung dan baik itu, dihidupkan kem-
bali di tengah-tengah tahun-tahun yang memudar itu. Meskipun
orang-orang Yahudi masih mendapatkan tawaran pertama untuk
menerima Injil, namun mereka telah menolaknya dan oleh sebab itu
bangsa-bangsa lain akan mendapat bagian di dalamnya juga. Di sini
terdapat,
I. Penahbisan khidmat Barnabas dan Saul melalui pimpinan
Tuhan untuk masuk ke dalam pelayanan, ke dalam tugas
agung menyebarkan Injil di antara bangsa-bangsa lain dan
ada kemungkinan juga ada beberapa rasul lain atau orang-
orang yang berjiwa rasuli yang menyebar atas perintah Kris-
tus untuk melakukan tugas yang sama, (ay 1-3).
II. Pemberitaan Injil di Siprus, dan perlawanan yang mereka ha-
dapi di sana dari Elimas, seorang tukang sihir (ay. 4-13).
III. Pokok-pokok khotbah yang disampaikan Paulus kepada
orang-orang Yahudi di Antiokhia di Pisidia, di rumah ibadat
mereka, yang memberi kita contoh tentang apa yang biasa-
nya mereka khotbahkan kepada orang-orang Yahudi, berikut
caranya (ay. 14-41).
S
520
IV. Pemberitaan Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi atas
permintaan mereka, saat orang-orang Yahudi menolaknya.
Para rasul membenarkan diri atas tindakan mereka itu dalam
menghadapi rasa tidak senang orang-orang Yahudi, dan Tuhan
berkenan kepada mereka (ay. 42-49).
V. Kesulitan yang ditimbulkan orang-orang Yahudi yang tidak
percaya ke atas rasul-rasul, yang membuat mereka terpaksa
pindah ke tempat lain (ay. 50-52).
Dengan demikian tujuan pasal ini yaitu untuk menunjukkan
betapa hati-hati, betapa berangsur-angsur, dan dengan alasan baik
apa para rasul membawa Injil ke dalam dunia orang bukan-Yahudi
dan mengajak mereka masuk ke dalam jemaat. Hal ini begitu me-
nyinggung perasaan orang Yahudi, dan begitu giat dibenarkan oleh
Paulus dalam surat-suratnya.
Pengutusan Saulus dan Barnabas
(13:1-3)
1 Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar,
yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene,
dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan
Saulus. 2 Pada suatu hari saat mereka beribadah kepada Tuhan dan ber-
puasa, berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku
untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka. 3 Maka berpuasa dan ber-
doalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu,
mereka membiarkan keduanya pergi.
Di sini kita melihat penugasan dan pengutusan Tuhan kepada Bar-
nabas dan Saulus untuk pergi dan memberitakan Injil di antara
bangsa-bangsa lain, serta penahbisan mereka melalui penumpangan
tangan, puasa, dan doa.
I. Di sini tercatat keadaan jemaat yang telah didirikan di Antiokhia
(11:20).
1. Betapa jemaat itu diperlengkapi dengan pelayan-pelayan Tu-
han yang andal. Di situ ada beberapa nabi dan pengajar (ay. 1),
orang-orang yang unggul dalam berbagai karunia, anugerah,
dan pelayanan. Kristus, saat Ia telah naik jauh lebih tinggi,
memberi baik nabi-nabi maupun pengajar-pengajar (Ef.
4:10-11). Kedua pemberian ini ada di sini. Agabus sepertinya
seorang nabi dan bukan pengajar. Banyak yang menjadi peng-
Kitab Kisah Para Rasul 13:1-3
521
ajarnamun bukan nabi. Namun, mereka yang disebutkan di
sini adakalanya mendapat ilham Tuhan dan menerima petunjuk
langsung dari sorga pada kesempatan-kesempatan khusus,
yang membuat mereka disebut nabi. Pada saat yang sama,
mereka juga disebut pengajar jemaat dalam pertemuan-per-
temuan ibadah. Mereka menjelaskan Alkitab dan menguraikan
ajaran Kristus dengan penerapannya yang sesuai. Mereka
inilah para nabi dan ahli Taurat atau para pengajar yang telah
dijanjikan Kristus (Mat. 23:34), yang dalam semua hal meme-
nuhi syarat untuk melayani jemaat Kristen. Antiokhia sebuah
kota yang besar, dan jumlah orang Kristen di sana banyak se-
hingga tidak dapat berhimpun bersama di satu tempat. Oleh
sebab itu, mereka memerlukan banyak pengajar yang tinggal
di tengah kumpulan-kumpulan jemaat masing-masing dan
menyampaikan pesan Tuhan kepada mereka. Nama Barnabas
disebutkan pertama, boleh jadi sebab dialah yang tertua,
sedang nama Saulus disebutkan terakhir, mungkin sebab
dia yang termuda. Namun, setelah itu yang terkemudian men-
jadi yang terdahulu, dan Saulus lebih menonjol dalam jemaat.
Selain itu, masih ada tiga nama lagi yang disebutkan.
(1) Simeon atau Simon, yang untuk membedakan disebut
Niger, atau Simon si Hitam sebab warna rambutnya. Di ka-
langan kita, orang seperti dia disebut juga Raja Hitam.
(2) Lukius orang Kirene, yang menurut pendapat beberapa
orang (termasuk Dr. Lightfoot), sama dengan Lukas yang
menulis Kisah Para Rasul dan berasal dari Kirene serta be-
lajar di rumah ibadat Kirene di Yerusalem, dan di sana ia
pertama kali menerima Injil.
(3) Menahem, yang sepertinya cukup berkelas, sebab diasuh
bersama dengan raja wilayah Herodes. Boleh jadi ia minum
susu yang sama, dididik di sekolah yang sama, menjadi
murid dari guru yang sama, atau lebih tepat dia mungkin
menjadi seorang pendamping dan rekan Herodes, yang
dalam setiap bagian pendidikannya merupakan kawan dan
sahabat bagi Herodes. Hal ini membuat dirinya memiliki
kesempatan yang cerah untuk memperoleh kedudukan di
istana. Namun, demi kepentingan Kristus ia meninggalkan
semua harapan itu. Sama seperti Musa yang setelah de-
wasa, menolak disebut anak puteri Firaun. Seandainya
522
Menahem bergabung dengan Herodes yang dibesarkan ber-
sama-sama, mungkin saja ia menempati kedudukan Blas-
tus dan menjadi bendaharanya. Namun, lebih baik sama-
sama menderita dengan orang kudus dibandingkan menjadi
penganiaya bersama raja wilayah.
2. Betapa baiknya pekerjaan mereka (ay. 2): Mereka beribadah
kepada Tuhan dan berpuasa. Amatilah,
(1) Para pengajar yang rajin dan setia benar-benar melayani
Tuhan. Orang-orang yang mengajar orang Kristen berarti
melayani Kristus. Mereka benar-benar membawa kehormat-
an bagi Dia dan menjalankan kepentingan kerajaan-Nya.
Orang-orang yang melayani gereja dalam doa dan mengajar
(keduanya dicantumkan di sini), juga melayani Tuhan,
sebab mereka yaitu pelayan-pelayan jemaat demi kepen-
tingan Kristus. Kepada Dialah mata mereka harus tertuju
saat menjalankan pelayanan mereka, dan dari Dialah me-
reka akan menerima imbalan.
(2) Melayani Tuhan, dengan satu atau lain cara, seharusnya
menjadi tugas jemaat dan para pengajarnya. Bagi pekerja-
an inilah harus disisihkan, bahkan disisihkan waktu, dan
dalam pekerjaan inilah kita patut menghabiskan sebagian
waktu kita setiap hari. Apakah yang harus kita lakukan
sebagai orang Kristen dan pelayan Tuhan selain untuk me-
layani Kristus? (Kol. 3:24; Rm. 14:18).
(3) Berpuasa dalam agama berguna untuk melayani Tuhan,
baik sebagai tanda kerendahan hati kita maupun sebagai
sarana untuk mengendalikan nafsu kita. Walaupun hal ini
tidak begitu sering dijalankan oleh murid-murid Kristus,
sedang mempelai itu bersama mereka, seperti yang dijalan-
kan murid-murid Yohanes Pembaptis dan orang Farisi, na-
mun, setelah sang mempelai pergi, mereka sering men-
jalankannya sebagaimana orang-orang yang telah belajar
menyangkal diri dan bertahan dalam kesesakan.
II. Perintah-perintah yang diberikan Roh Kudus untuk mengkhusus-
kan Barnabas dan Saulus sementara keduanya masih terlibat da-
lam melayani jemaat. saat itu para pelayan sejumlah jemaat di
kota bergabung dalam satu hari puasa atau doa. Maka berkatalah
Kitab Kisah Para Rasul 13:1-3
523
Roh Kudus, entah melalui suara dari langit atau melalui dorongan
kuat dalam pikiran mereka yang yaitu nabi, Khususkanlah Bar-
nabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi
mereka. Ia tidak menentukan jenis pekerjaannya,namun merujuk
kepada panggilan sebelumnya yang mereka berdua ketahui mak-
nanya dan belum tentu diketahui artinya oleh orang lain. Menge-
nai Saulus, ia diberi tahu dengan khusus supaya memberitakan
nama Kristus kepada bangsa-bangsa lain (9:15), bahwa dia harus
diutus kepada bangsa-bangsa lain (22:21). Hal itu telah mereka
sepakati sebelum ini di Yerusalem, bahwa sama seperti Petrus,
Yakobus, dan Yohanes bertugas di antara orang-orang yang ber-
sunat, begitu pula Paulus dan Barnabas harus pergi kepada
orang-orang yang tidak bersunat (Gal. 2:7-9). Ada kemungkinan
Barnabas tahu bahwa dirinya ditentukan bagi pelayanan ini se-
perti halnya Paulus. Namun, mereka tidak mau menceburkan diri
ke dalam tuaian ini meskipun tampaknya berlimpah, sampai me-
reka menerima perintah dari Tuan yang empunya tuaian itu:
Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, sebab sudah tiba saatnya
untuk menuai (Why. 14:15). Perintah itu berbunyi, Khususkanlah
Barnabas dan Saulus bagi-Ku. Amatilah di sini,
1. Melalui Roh-Nya, Kristus mengangkat para pelayan-Nya. Sebab
oleh Roh Kristus-lah mereka dibuat memenuhi persyaratan bagi
pelayanan-pelayanan-Nya, terpanggil untuk melakukannya,
dan ditarik keluar dari hal-hal lain yang tidak selaras dengan
pelayanan itu. Ada beberapa orang yang dikhususkan oleh
Roh Kudus bagi pelayanan Kristus. Mereka ini dibedakan dari
orang-orang lain sebagai orang-orang yang dipersembahkan
dan dengan sukarela mempersembahkan diri untuk melayani
tempat ibadah. Mengenai mereka ini, telah diberikan petunjuk
kepada orang-orang yang cakap untuk menilai kemampuan
dan ketulusan dalam memenuhi panggilan itu: khususkanlah
mereka.
2. Para pelayan Kristus dipisahkan bagi-Nya dan bagi Roh Ku-
dus, Khususkanlah mereka bagi-Ku. Mereka akan dipekerjakan
dalam pekerjaan Kristus di bawah bimbingan Roh Kudus,
demi kemuliaan Tuhan Bapa.
3. Semua orang yang dipisahkan bagi Kristus sebagai pelayan-
pelayan-Nya, telah dipisahkan untuk bekerja. Kristus tidak
akan mempertahankan pelayan-pelayan yang malas. Jika sese-
524
orang menginginkan jabatan sebagai penilik, ia menginginkan
pekerjaan yang baik. Untuk itulah ia dipisahkan, yakni untuk
bekerja keras dalam perkataan serta pengajaran. Mereka dipi-
sahkan untuk bersusah payah, tidak untuk berdiam diri.
4. Pekerjaan para pelayan Kristus, yang membuat mereka dipi-
sahkan, yaitu pekerjaan yang telah ditetapkan, dan untuk
pekerjaan itulah semua pelayan Kristus telah terpanggil sam-
pai sekarang. Melalui panggilan dari luarlah mereka pertama
kalinya dipimpin dan dipilih untuk mengerjakannya.
III. Penahbisan mereka, sesuai perintah-perintah ini: tidak menyang-
kut pelayanan secara umum (Barnabas dan Saulus sudah men-
jadi pelayan Tuhan jauh sebelumnya),namun pelayanan tertentu
yang khusus dan memerlukan pengutusan baru. Pengutusan ini
pada masa itu dipandang Tuhan sangat sesuai untuk dilaksanakan
oleh tangan-tangan beberapa nabi dan pengajar ini, guna mem-
berikan arahan kepada jemaat, bahwa para pengajar harus me-
nahbiskan pengajar-pengajar (sebab sekarang kita tidak lagi
perlu mengharapkan nabi), dan juga bahwa mereka yang mene-
rima sabda Kristus, demi kepentingan anak cucu, harus memer-
cayakan itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga
cakap mengajar orang lain (2Tim. 2:2). Jadi di sini, Simeon,
Lukius, dan Menahem, pengajar-pengajar yang dapat dipercaya di
jemaat Antiokhia di masa itu, berpuasa dan berdoa, dan setelah
meletakkan tangan ke atas Barnabas dan Saulus, mereka mem-
biarkan keduanya pergi (ay. 3), sesuai petunjuk yang telah mereka
terima. Amatilah,
1. Mereka berdoa bagi kedua orang itu. jika orang-orang baik
maju hendak mengerjakan tugas yang baik, mereka patut di-
doakan secara khusus dengan sungguh-sungguh, terutama
oleh saudara-saudara mereka yang yaitu rekan sekerja dan
sesama pejuang.
2. Mereka menggabungkan puasa dengan doa, seperti yang per-
nah mereka lakukan dalam berbagai pelayanan sebelum itu
(ay. 3). Melalui hal ini, Kristus telah mengajarkan kepada kita
melalui tindakan-Nya untuk tidak tidur (semacam puasa se-
malaman, kalau boleh saya sebut demikian) pada malam se-
belum Ia mengutus rasul-rasul-Nya, supaya bisa melewati ma-
lam itu dalam doa.
Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13
525
3. Mereka meletakkan tangan ke atas Barnabas dan Saulus.
Melalui ini,
(1) Mereka melepaskan, memberi izin dari pekerjaan, membe-
baskan mereka dari tugas pelayanan yang saat itu me-
reka jalani di jemaat Antiokhia. Mereka mengakui bahwa
keberangkatan mereka itu tidak saja adil dan dengan per-
setujuan,namun juga terhormat dan disertai pujian.
(2) Mereka memohonkan berkat ke atas keduanya dalam pe-
kerjaan mereka yang baru itu, dan meminta dengan sangat
supaya Tuhan menyertai dan memberi mereka keberhasilan.
Juga, supaya dengan demikian kiranya mereka penuh de-
ngan Roh Kudus dalam pekerjaan mereka. Hal ini dijelas-
kan dalam pasal 14:26, yang mengatakan perihal Paulus
dan Barnabas, bahwa di Antiokhia mereka dahulu diserah-
kan kepada kasih karunia Tuhan untuk memulai pekerjaan,
yang telah mereka selesaikan. Hal ini merupakan contoh
kerendahan hati Barnabas dan Saulus yang tunduk pada
penumpangan tangan orang-orang yang sederajat atau ma-
lah lebih rendah dibandingkan mereka. Selain itu, penumpang-
an ini juga menunjukkan hati yang baik dari para pengajar
lain bahwa mereka tidak merasa iri terhadap Barnabas dan
Saulus yang menerima kehormatan seperti ini yang mung-
kin saja mereka harap-harapkan. Bukan itu saja, dengan
hati gembira mereka mempercayakan kehormatan itu ke-
pada keduanya, diiringi doa restu yang tulus. Mereka mem-
biarkan keduanya pergi tanpa menghambat sedikit pun,
sebab rasa peduli terhadap negeri-negeri tempat mereka
harus mengolah tanah yang tandus.
Elimas Menjadi Buta
(13:4-13)
4 Oleh sebab disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleu-
kia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. 5 Setiba di Salamis mereka
memberitakan firman Tuhan di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan
Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka. 6 Mereka mengelilingi
seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang
Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. 7 Ia ada-
lah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang yaitu orang cerdas.
Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, sebab ia ingin mendengar
firman Tuhan . 8namun Elimas demikianlah namanya dalam bahasa Yunani
tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan
526
gubernur itu dari imannya. 9namun Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh
dengan Roh Kudus, menatap dia, 10 dan berkata: Hai anak Iblis, engkau pe-
nuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala
kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang
lurus itu? 11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan
engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat
matahari. Dan se saat itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap,
dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. 12
Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh
ajaran Tuhan. 13 Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan
berlayar ke Perga di Pamfilia;namun Yohanes meninggalkan mereka lalu
kembali ke Yerusalem.
Di dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
I. Catatan umum perihal kedatangan Barnabas dan Saulus ke
pulau Siprus yang terkenal itu. Boleh jadi, mereka menuju ke
sana sebab Barnabas memang berasal dari sana (4:36). Ia ingin
agar penduduknya menerima buah pertama dari jerih payahnya,
yakni penugasannya yang baru itu. Amatilah,
1. Pengutusan mereka oleh Roh Kudus merupakan alasan utama
yang mendorong mereka mengerjakan tugas ini (ay. 4). Bila
Roh Kudus yang mengutus mereka, Ia tentu akan menyertai,
menguatkan, menopang dalam pekerjaan mereka, dan mem-
beri mereka keberhasilan. Dengan demikian mereka tidak per-
lu mengkhawatirkan keadaan apa pun. Mereka dapat dengan
sukacita mengarungi laut di tengah badai dari Antiokhia, yang
sekarang merupakan pelabuhan yang tenang bagi mereka.
2. Mereka tiba di Seleukia, kota pelabuhan yang berhadapan de-
ngan Siprus, dan dari sana mereka menyeberangi laut ke
Siprus. Kota pertama yang mereka kunjungi di pulau itu yaitu
Salamis yang terletak di sisi timur pulau (ay. 5). Setelah mena-
burkan benih baik di situ, mereka terus maju mengelilingi selu-
ruh pulau itu (ay. 6) sampai ke Pafos yang terletak di pantai
barat.
3. Mereka memberitakan firman Tuhan ke mana pun mereka pergi,
di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Tak terpikirkan
sedikit pun oleh mereka untuk mengabaikan orang-orang Ya-
hudi, hingga mereka pun menjadi pilihan utama. Dengan de-
mikian keduanya meninggalkan di antara mereka orang-orang
yang tidak mau percaya yang tidak memiliki alasan bahwa me-
reka belum mendengar firman. Keduanya rindu mengumpulkan
Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13
527
mereka,namun mereka tidak mau. Barnabas dan Saulus tidak
bertindak secara sembunyi-sembunyi dan tidak memberitakan
perihal Mesias kepada orang-orang yang tidak mereka kenal.
Sebaliknya, mereka menyampaikan pengajaran dengan ter-
buka hingga bisa dikecam oleh para pemimpin rumah ibadat,
yang boleh saja menyampaikan keberatan jika ada. Keduanya
juga tidak bertindak secara terpisahnamun bersama-sama,
jika orang-orang Yahudi itu tidak mengusir mereka dari
dalam rumah ibadat.
4. Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka, bukan
sebagai pelayan dalam segala hal biasa, melainkan sebagai pem-
bantu dalam perkara-perkara Tuhan . Tugasnya yaitu memper-
siapkan jalan di tempat-tempat yang hendak mereka kunjungi,
atau untuk melanjutkan pekerjaan yang telah mereka mulai di
tempat-tempat itu, atau untuk berbincang-bincang secara pri-
badi dengan orang-orang yang telah mendengar khotbah mere-
ka, dan memberi penjelasan kepada mereka. Orang seperti ini
akan sangat berguna dalam berbagai hal, terutama di tempat
asing.
II. Catatan khusus perihal perjumpaan mereka dengan Elimas, tu-
kang sihir yang bertemu dengan mereka di Pafos, tempat gubernur
tinggal. Tempat itu terkenal sebab adanya kuil yang dibangun
bagi Dewi Venus yang di masa itu disebut Venus dari Pafos. Oleh
sebab itu, semakin penting bagi Anak Tuhan berada di sana supaya
Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis.
1. Gubernur pulau itu, seorang bukan-Yahudi bernama Sergius
Paulus, membesarkan hati Barnabas dan Saulus, serta ber-
sedia mendengarkan pesan yang mereka beritakan. Sebagai
bawahan kaisar Romawi, kita dapat menyebut dia gubernur
pulau itu. Dia yaitu orang cerdas, sangat hati-hati dan penuh
pertimbangan, yang bertindak berdasarkan akal sehat, bukan
berdasarkan nafsu atau prasangka semata. Hal ini tampak
dari tindakannya, setelah mengetahui tabiat Barnabas dan
Saulus, untuk mengundang keduanya datang, sebab ia ingin
mendengar firman Tuhan . Perhatikanlah, jika apa yang kita
dengar cenderung memimpin kita kepada Tuhan , maka sung-
guh bijaksana untuk ingin mendengarnya lebih banyak lagi.
Tidak peduli kedudukannya di antara orang-orang bodoh di
528
dunia ini, orang yang bijaksana yaitu orang yang ingin tahu
tentang pikiran dan kehendak Tuhan . Meskipun Sergius Paulus
berkedudukan tinggi dan berwenang, sedang para pem-
berita Injil itu bukanlah siapa-siapa, namun jika mereka pu-
nya pesan dari Tuhan , biarlah mereka memberitahukan kepa-
danya isi pesan itu, dan jika memang pesan itu dari Tuhan ,
maka ia siap menerimanya.
2. Di sana, Elimas, seorang Yahudi, seorang tukang sihir, menen-
tang mereka dan melakukan apa saja untuk menghalang-
halangi pekerjaan mereka. Hal ini justru membenarkan tindakan
Barnabas dan Saulus untuk berpaling kepada bangsa-bangsa
lain, sebab orang Yahudi ini begitu jahat terhadap mereka.
(1) Elimas berpura-pura memiliki karunia untuk bernubuat, se-
orang nabi palsu dan tukang sihir. Orang seperti ini bisa
dianggap berasal dari Tuhan sebab ia mampu dalam hal-hal
meramal atau supranatural. Ia seorang tukang sihir yang
pekerjaannya meramal nasib orang, menemukan benda-ben-
da yang hilang, dan boleh jadi bersekutu dengan Iblis untuk
tujuan ini. Namanya yaitu Baryesus, artinya anak Yosua.
Nama ini berarti anak keselamatan,namun orang Siria me-
nyebutnya Bar-shoma anak keangkuhan, filius inflationis
anak besar kepala.
(2) saat itu dia sedang berkeliaran di istana sebab dia ada-
lah kawan gubernur pulau itu. Sepertinya sang gubernur
tidak mengundang dia seperti ia mengundang Barnabas
dan Saulus. Sebaliknya, Elimas datang sendiri, tidak dira-
gukan lagi, dengan tujuan memanfaatkan dan mendapat-
kan uang dari temannya itu.
(3) Ia bertekad menentang Barnabas dan Saulus seperti para
tukang sihir Mesir di istana Firaun menentang Musa dan
Harun (2Tim. 3:8). Ia menyebut diri seorang utusan dari
sorga dan membantah bahwa kedua orang itulah utusan
yang sebenarnya. Maka ia pun berusaha membelokkan gu-
bernur itu dari imannya (ay. 8) untuk mencegah dia me-
nerima Injil, yang dilihatnya hendak dilakukan oleh sang
gubernur. Perhatikanlah, dengan cara khusus, Iblis menyi-
bukkan diri dengan para pembesar dan penguasa untuk
mencegah mereka menjalani hidup saleh. Ia tahu bahwa
teladan yang mereka berikan, entah baik ataupun buruk,
Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13
529
akan berpengaruh atas banyak orang. Orang-orang yang
melalui cara apa pun menjadi alat untuk membuat orang
berprasangka buruk terhadap kebenaran dan jalan Kristus,
sesungguhnya sedang melakukan pekerjaan Iblis.
(4) Saulus (yang di sini untuk pertama kalinya disebut Pau-
lus), menyerang orang itu dengan kemarahan yang kudus.
Saulus, yang juga disebut Paulus (ay. 9). Saulus yaitu
namanya sebagai orang Ibrani dari suku Benyamin, se-
dangkan Paulus yaitu namanya sebagai warga Roma.
Sampai saat ini kita lebih banyak melihat dia bergaul di an-
tara orang Yahudi, dan oleh sebab itu dia disebut dengan
nama Yahudi. Namun, sekarang saat ia diutus ke tengah
bangsa-bangsa lain, ia disebut dengan nama Romawinya.
Ini yaitu untuk memberi kesan baik atas dirinya di
kota-kota Romawi, mengingat bahwa Paulus yaitu nama
yang sangat umum di antara warga Romawi. Namun, ada
yang berpendapat bahwa ia tidak pernah disebut dengan
nama Paulus kecuali baru pada saat ini, saat ia berperan
dalam pertobatan Sergius Paulus yang beriman kepada Kris-
tus. Ia menggunakan nama Paulus sebagai kenangan atas
kemenangan yang diperoleh melalui Injil Kristus ini, sama
seperti di kalangan Romawi, orang yang berhasil menakluk-
kan sebuah negeri akan menyebut dirinya dengan nama
negeri itu, seperti contohnya, Germanikus, Britannikus, dan
Afrikanus. Atau, bisa juga sebab Sergius Paulus sendirilah
yang memberi dia nama Paulus sebagai tanda rasa syukur
dan hormatnya, sama seperti Vespasian memberi na-
manya sendiri yakni Flavinus kepada Josefus yang yaitu
orang Yahudi. Nah, sekarang kita lihat mengenai Paulus,
dikatakan bahwa,
[1] Pada peristiwa ini ia penuh dengan Roh Kudus, penuh
dengan roh atau semangat menyala-nyala yang kudus
melawan seorang musuh yang terang-terangan menen-
tang Kristus. Ini merupakan salah satu anugerah Roh
Kudus, yaitu roh yang membakar. Ia dipenuhi kuasa
untuk menjatuhkan murka Tuhan ke atas musuh itu,
yang merupakan salah satu karunia Roh Kudus, yakni
roh yang mengadili. Paulus merasakan semangat mem-
bara yang tidak biasa dalam dirinya, seperti yang di-
530
rasakan sang nabi saat ia penuh dengan kekuatan, de-
ngan Roh TUHAN (Mi. 3:8), dan seorang nabi lain lagi
saat wajahnya dibuat lebih keras dari pada batu (Yeh.
3:9). Dan ada juga nabi lain lagi, saat mulutnya dibuat
sebagai pedang yang tajam (Yes. 49:2). Apa yang dikata-
kan Paulus tidak keluar sebab kebencian pribadi, te-
tapi dari kesan-kesan kuat yang ditaruh Roh Kudus di
dalam rohnya.
[2] Paulus menatap dia, untuk menundukkannya dan me-
nunjukkan keberanian yang kudus dalam melawan ke-
lancangannya yang jahat itu. Paulus menatap dia, se-
bagai tanda bahwa mata Tuhan yang menyelidiki hati
manusia itu sedang tertuju kepadanya dan melihat ke
dalam menembus hatinya. Bahkan lebih dari itu, bahwa
wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat
jahat (Mzm. 34:17). Paulus memusatkan pandangan
kepadanya untuk melihat apakah di wajahnya ada
tanda-tanda penyesalan atas apa yang telah dilakukan-
nya itu. Sebab seandainya ia melihat tanda penyesalan
sekecil apa pun, hal ini akan mampu mencegah hukuman
yang sedang menantinya.
[3] Paulus mengungkapkan tabiat Elimas yang sebenarnya,
bukan dalam amarah, melainkan oleh Roh Kudus yang
mengenal hati manusia lebih dari mereka mengenal diri
sendiri (ay. 10). Ia melukiskan Elimas sebagai,
Pertama, kaki tangan neraka. Orang-orang seperti
ini memang sudah ada di bumi ini (permusuhan di an-
tara keturunan perempuan dan keturunan ular) sejak
Kain yang berasal dari si jahat, penjelmaan Iblis, yang
membunuh adiknya hanya sebab segala perbuatannya
jahat dan perbuatan adiknya benar. Elimas ini, yang
meskipun disebut Baryesus atau anak Yesus, sungguh-
sungguh seorang anak Iblis, yang mengambil rupanya,
melampiaskan hawa nafsunya, dan melaksanakan ke-
inginannya (Yoh. 8:44). Ia mirip dengan Iblis dalam dua
hal sebagaimana seorang anak mirip dengan ayahnya.
1. Dalam hal kelicikan. Ular ialah yang paling cerdik
dari segala binatang di darat (Kej. 3:1). Elimas, mes-
kipun tidak memiliki hikmat apa pun, penuh dengan
Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13
531
rupa-rupa tipu muslihat. Ia benar-benar ahli dalam
semua seni menipu dan memperdaya manusia.
2. Dalam hal kejahatan. Ia penuh dengan kejahatan,
seorang yang penuh dengan kebencian, dan musuh
bebuyutan bagi Tuhan dan kebaikan. Perhatikanlah,
sifat penuh dengan kelicikan dan kejahatan benar-
benar membuat orang jadi anak Iblis.
Kedua, musuh sorga. Jika ia seorang anak Iblis, su-
dah dengan sendirinya ia juga musuh segala kebenaran,
sebab Iblis juga seperti itu. Perhatikanlah, orang-orang
yang memusuhi ajaran Kristus yaitu musuh segala
kebenaran, sebab di dalam ajaran itu seluruh kebenar-
an dirangkum dan digenapi.
[4] Paulus mendakwa dia dengan kejahatan yang baru saja
dilakukannya, dan memperingatkan dia akan hal itu.
Tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tu-
han yang lurus itu, berhenti memfitnah dan mengatakan
yang tidak benar mengenai ajaran itu, supaya orang
jangan masuk dan berjalan di jalan itu? Perhatikanlah,
Pertama, jalan Tuhan selalu lurus dan benar, se-
mua jalan-Nya pasti sempurna. Jalan Tuhan Yesus benar
adanya, dan satu-satunya jalan menuju sorga dan keba-
hagiaan.
Kedua, ada orang yang gemar membelokkan jalan-
jalan yang lurus ini. Mereka tidak saja keluar dari jalan-
jalan ini (seperti penyesalan Elihu yang mengaku, Yang
lurus telah kubengkokkan,namun hal itu tidak dibalaskan
kepadaku),namun juga menyesatkan orang lain dan me-
nyarankan mereka untuk menaruh prasangka keliru
terhadap jalan-jalan ini, seakan-akan ajaran Kristus
meragukan dan berbahaya. Mereka mengatakan bahwa
hukum-hukum Kristus tidak masuk akal dan tidak bisa
diterapkan, bahwa melayani Kristus tidak menyenang-
kan dan tidak menguntungkan. Perbuatan ini merupa-
kan pembelokan jalan-jalan lurus Tuhan dan membuat-
nya tampak seperti jalan yang bengkok.
Ketiga, Orang-orang yang gemar membelokkan jalan-
jalan lurus Tuhan biasanya begitu bersikukuh dengan
kebiasaan itu. Meskipun keadilan jalan-jalan itu diha-
532
dapkan di depan mereka dengan bukti yang paling kuat
dan meyakinkan sekalipun, mereka tetap tidak mau
menghentikan perbuatan mereka itu. Etsi suaseris, non
persuaseris Engkau boleh memberi saran,namun tidak
akan pernah berhasil membujuk. Mereka hanya mau
menuruti keinginan sendiri. Mereka cinta kepada orang-
orang asing, jadi mau mengikuti mereka.
[5] Paulus menjatuhkan hukuman Tuhan ke atas tukang
sihir itu, berupa kebutaan segera (ay. 11). Sekarang,
lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, tangan
yang adil itu. Sekarang Tuhan akan menangkap engkau
dan membuat engkau menjadi tawanan-Nya sebab eng-
kau telah melawan Dia. Engkau akan menjadi buta, be-
berapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat mata-
hari. Hal ini dirancang sebagai bukti atas kejahatan-
nya, sebab mujizat ini diadakan untuk meneguhkan
jalan-jalan Tuhan, untuk menunjukkan kejahatan
orang yang tidak mau berhenti membelokkannya, dan
juga sebagai hukuman atas kejahatannya. Ini yaitu
hukuman yang sepadan. Elimas telah menutup mata,
mata hatinya, terhadap cahaya Injil, dan oleh sebab itu
sudah sepantasnya mata jasmaninya juga ditutup ter-
hadap cahaya matahari. Ia berusaha membutakan gu-
bernur (sebagai kaki tangan ilah zaman ini, yang mem-
butakan pikiran orang-orang yang tidak percaya, sehing-
ga mereka tidak melihat cahaya Injil, 2Kor. 4:4). Oleh
sebab itu ia sendiri juga dihantam menjadi buta. Walau-
pun begitu, ini hanyalah hukuman yang tidak terlam-
pau berat. Dia hanya menjadi buta, padahal sudah se-
pantasnya ia dihukum mati. Lagi pula, kebutaannya itu
hanya akan berlangsung beberapa hari lamanya. Kalau
ia mau bertobat dan memberi kemuliaan bagi Tuhan
dengan membuat pengakuan, penglihatannya akan
dipulihkan kembali. Bahkan lebih dari itu, meskipun
tampaknya ia tetap tidak mau bertobat, penglihatannya
tetap akan dipulihkan, untuk melihat apakah ia ber-
sedia dibawa kepada pertobatan, baik melalui peng-
hukuman Tuhan atau melalui belas kasihan-Nya.
Kitab Kisah Para Rasul 13:4-13
533
[6] Hukuman itu langsung terlaksana: Se saat itu juga
orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, seperti yang
dialami orang-orang Aram saat mereka mengejar-
ngejar Elisa. Peristiwa ini se saat itu membungkam
mulutnya, memenuhinya dengan kebingungan, dan
menjadi sanggahan yang jitu terhadap semua perkata-
annya yang menentang ajaran Kristus. Biarlah orang
yang dirinya sendiri pun dibutakan itu tidak lagi ber-
pura-pura menjadi penuntun hati nurani sang guber-
nur. Jika ia tidak bertobat, hukuman yang akan diteri-
manya akan lebih berat lagi, sebab dia salah satu dari
bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di
dunia kekelaman untuk selama-lamanya (Yud. 13).
Elimas sendiri menyatakan kebenaran mujizat itu saat
sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk me-
nuntun dia. Di manakah sekarang keahliannya dalam
sihir-menyihir yang begitu dibangga-banggakannya itu,
saat ia tidak dapat menemukan jalan ataupun kawan
yang berbaik hati untuk menuntunnya saat ini?
3. Tidak peduli sekeras apa pun upaya Elimas untuk membelok-
kan gubernur itu dari imannya, pembesar itu akhirnya dibawa
menjadi percaya kepada Kristus, dan mujizat ini, yang diada-
kan sebagai hukuman atas tukang sihir itu (seperti barah di
Mesir yang memecah sebagai gelembung pada manusia, se-
hingga ahli-ahli itu tidak dapat tetap berdiri di depan Musa, Kel.
9:11), juga turut berperan dalam hal ini. Gubernur itu seorang
yang sangat bijaksana, dan ia merasakan sesuatu yang tidak
biasa dan menyiratkan bahwa hal itu berasal dari Tuhan ,
(1) Melalui khotbah Paulus: ia takjub oleh ajaran Tuhan,
Tuhan Yesus Kristus, bahwa ajaran itu datang dari Dia. Tu-
han telah menyingkapkan tentang Bapa. Ajaran itu sung-
guh menyangkut diri-Nya, pribadi-Nya, kodrat, tugas, dan
karya-Nya. Perhatikanlah, ada banyak hal dalam ajaran
Kristus yang menakjubkan. Semakin banyak kita mengeta-
huinya, semakin bertambah alasan yang kita lihat untuk
merasa heran dan takjub terhadapnya.
(2) Melalui mujizat ini: Melihat apa yang telah terjadi itu,
betapa kuasa Paulus melebihi kuasa tukang sihir itu, dan
534
betapa mudahnya Elimas dibuat kebingungan dan kecewa,
gubernur itu pun percaya. Tidak dikatakan apakah ia lalu
dibaptis sehingga pertobatannya menjadi sempurna,namun
ada kemungkinan bahwa ia memang dibaptis. Paulus tidak
akan melakukan tugasnya dengan setengah-setengah. Ada-
pun Tuhan , jalan-Nya sempurna. Pada saat ia menjadi orang
Kristen, gubernur itu tidak meletakkan jabatannya atau-
pun diberhentikan. Sebaliknya, kita bisa menduga bahwa
sebagai seorang pejabat tinggi Kristen, pengaruhnya sangat
membantu dalam memperkenalkan Kekristenan di pulau
itu. Tradisi gereja Roma, yang telah mengatur untuk mem-
berikan jabatan uskup bagi semua petobat penting yang
bisa kita temui dalam Kisah Para Rasul, telah mengangkat
Sergius Paulus sebagai uskup Narbon di Prancis, yang di-
tinggalkan Paulus di situ dalam perjalanannya menuju
Spanyol.
III. Keberangkatan mereka dari pulau Siprus. Ada kemungkinan
bahwa mereka telah melakukan jauh lebih banyak dibandingkan yang
tercatat. Dalam Kisah Para Rasul ini, yang dicatat hanyalah peris-
tiwa luar biasa saja, yaitu pertobatan sang gubernur. Setelah me-
lakukan apa yang harus mereka kerjakan,
1. Mereka meninggalkan negeri itu dan berlayar ke Perga. Mereka
yang pergi itu yaitu Paulus dan kawan-kawannya, yang
boleh jadi bertambah banyak selama mereka berada di Siprus,
sebab banyak juga yang ingin menyertai dia. Anachthentes hoi
peri ton Paulon Mereka yang menyertai Paulus berasal dari
Pafos, yang menandakan bahwa ia juga ikut berangkat. Rasa
sayang kawan-kawan baru ini terhadap dirinya sedemikian be-
sar hingga mereka selalu berada di dekatnya. Atas kemauan
sendiri, mereka tidak pernah ingin jauh-jauh darinya.
2. Kemudian Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yeru-
salem, tanpa persetujuan Paulus dan Barnabas. Entah ia tidak
menyukai pekerjaan ini, atau ingin pergi mengunjungi ibunya.
Tindakannya ini keliru, dan kita akan mendengar kisahnya
lebih lanjut.
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
535
Paulus di Antiokhia di Pisidia
(13:14-41)
14 Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia
di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.
15 Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, peja-
bat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka: Saudara-sau-
dara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur
umat ini, silakanlah! 16 Maka bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan
tangannya, lalu berkata: Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan
Tuhan , dengarkanlah! 17 Tuhan umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita
dan membuat umat itu menjadi besar, saat mereka tinggal di Mesir sebagai
orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka
keluar dari negeri itu. 18 Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap ting-
kah laku mereka di padang gurun. 19 Dan setelah membinasakan tujuh
bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka
untuk menjadi warisan mereka 20 selama kira-kira empat ratus lima puluh
tahun. Sesudah itu Ia memberi mereka hakim-hakim sampai pada zaman
nabi Samuel. 21 Kemudian mereka meminta seorang raja dan Tuhan memberi-
kan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun
lamanya. 22 Setelah Saul disingkirkan, Tuhan mengangkat Daud menjadi raja
mereka. Tentang Daud Tuhan telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud
bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala
kehendak-Ku. 23 Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanji-
kan-Nya, Tuhan telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu
Yesus. 24 Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada selu-
ruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. 25 Dan
saat Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukan-
lah Dia yang kamu sangka,namun Ia akan datang kemudian dari padaku.
Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak. 26 Hai saudara-saudara-
ku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Tuhan ,
kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita. 27 Sebab penduduk
Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan men-
jatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi
yang dibacakan setiap hari Sabat. 28 Dan meskipun mereka tidak menemu-
kan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun
mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. 29 Dan setelah me-
reka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menu-
runkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. 30
Tetapi Tuhan membangkitkan Dia dari antara orang mati. 31 Dan selama bebe-
rapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari
Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi
umat ini. 32 Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada
kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, 33 telah
digenapi Tuhan kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan
Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku
telah memperanakkan Engkau pada hari ini. 34 Tuhan telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada
kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan
menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang
telah Kuberikan kepada Daud. 35 Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur
yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebina-
saan. 36 Sebab Daud melakukan kehendak Tuhan pada zamannya, lalu ia
mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang
diserahkan kepada kebinasaan. 37namun Yesus, yang dibangkitkan Tuhan ,
536
tidak demikian. 38 Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh sebab Dialah
maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. 39 Dan di dalam Dialah
setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang ti-
dak dapat kamu peroleh dari hukum Musa. 40 sebab itu, waspyaitu , supa-
ya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-
nabi: 41 Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah,
sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan,
yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan kepadamu.
Perga di Pamfilia yaitu sebuah tempat yang terkenal, terutama kare-
na kuil yang didirikan di sana bagi dewi Diana. Namun, tak ada suatu
pun yang diceritakan tentang apa yang dikerjakan Paulus dan Barna-
bas di situ, kecuali bahwa mereka berlayar ke Perga (ay. 13) dan dari
Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka (ay. 14). Walaupun demi-
kian, sejarah perjalanan para rasul, seperti halnya perjalanan Kris-
tus, melewatkan banyak hal yang berharga untuk dicatat, sebab
jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya
dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Tempat berikutnya di mana kita dapat menemui mereka yaitu di
kota lain yang juga dinamai Antiokhia, yang dikatakan berada di
daerah Pisidia, untuk membedakannya dengan Antiokhia di Siria,
dari mana mereka diutus. Pisidia yaitu provinsi di Asia Kecil yang
berbatasan dengan Pamfilia. Kota Antiokhia yang ini boleh jadi
yaitu ibukotanya. Banyak sekali orang Yahudi yang tinggal di sini,
dan kepada merekalah Injil harus diberitakan dahulu. Khotbah Paulus
kepada merekalah yang kita baca dalam ayat-ayat ini, yang kemung-
kinan merupakan inti khotbah para rasul secara umum kepada
orang Yahudi di semua tempat. Sebab cara tepat untuk mendekati
mereka yaitu dengan menunjukkan bagaimana Perjanjian Baru
yang ditawarkan kepada mereka itu sangat bersesuaian dengan Per-
janjian Lama, yang tidak saja mereka terima,namun juga mereka
agung-agungkan. Di sini kita mendapati,
I. Kehadiran Paulus dan Barnabas di sebuah pertemuan ibadah
orang Yahudi di Antiokhia (ay. 14). Meskipun mereka baru saja
meraih keberhasilan dengan gubernur Romawi itu, saat tiba di
Antiokhia, mereka tidak mencari pejabat tinggi kota itu atau da-
tang berkunjung ke tempatnya. Mereka malah bergabung dengan
orang-orang Yahudi, yang merupakan bukti selanjutnya perihal
kasih sayang mereka terhadap orang-orang itu dan kerinduan
untuk kesejahteraan mereka.
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
537
1. Keduanya ikut merayakan waktu kebaktian mereka, yakni
pada hari Sabat, hari Sabat orang Yahudi. Bagi mereka, hari
pertama dalam minggu disebut sebagai hari Sabat Kristen.
Namun, jika ingin bertemu dengan orang Yahudi, ini harus
dilakukan pada Sabat hari ketujuh. Oleh sebab itu mereka
hadir dalam kesempatan-kesempatan seperti itu, seperti yang
kadang-kadang bisa kita amati. Meskipun hukum adat istiadat
itu telah mati bersamaan dengan kematian Kristus, namun di
dalam reruntuhan Yerusalemlah kebiasaan itu harus ter-
kubur. Oleh sebab itu, meskipun nilai perintah keempat sepe-
nuhnya dialihkan ke hari Sabat Kristen, tidaklah dianggap
kurang pantas untuk bergabung dengan orang Yahudi dalam
menyucikan hari Sabat mereka.
2. Paulus dan Barnabas menemui mereka di tempat mereka ber-
ibadah, yakni di rumah ibadat. Perhatikanlah, hari-hari Sabat
harus tetap dijaga kesuciannya dalam pertemuan-pertemuan
ibadah yang khidmat. Hari-hari itu disediakan terutama untuk
ibadah bersama. Pada hari Sabat haruslah diadakan pertemu-
an kudus, dan untuk itu tidak boleh dilakukan sesuatu peker-
jaan berat. Paulus dan Barnabas yaitu orang-orang asing di
situ. Namun, ke mana pun kita pergi, kita harus mencari tahu
tentang para penyembah Tuhan yang setia dan bergabung
dengan mereka (seperti yang dilakukan kedua rasul di sini),
sebagai orang-orang yang rindu bersekutu dengan orang-orang
kudus. Walaupun mereka orang asing, mereka tetap diterima
di rumah ibadat dan duduk di dalamnya. Di tempat-tempat
ibadah umum, orang harus memperhatikan agar tamu asing
diterima dengan baik, bahkan yang termiskin sekalipun. Se-
bab tentang mereka yang tidak kita kenal, kita mengetahui
bahwa mereka memiliki jiwa yang sangat berharga, dan
menjadi kepedulian kita untuk melakukan amal bagi jiwa yang
berharga ini.
II. Undangan bagi mereka untuk berkhotbah.
1. Acara kebaktian di rumah ibadat dijalankan seperti biasa (ay.
15): Pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, ma-
sing-masing satu bagian, yaitu pelajaran untuk hari itu. Per-
hatikanlah, bila kita berhimpun untuk menyembah Tuhan , kita
harus melakukannya tidak saja dengan mengangkat doa dan
538
pujian,namun juga dengan membaca serta mendengarkan fir-
man Tuhan . Dengan demikian kita memberi kepada TUHAN ke-
muliaan nama-Nya, sebagai Tuhan dan Pemberi hukum kita.
2. Selesai pembacaan, Paulus dan Barnabas diminta oleh pejabat-
pejabat rumah ibadat untuk menyampaikan khotbah kepada
mereka (ay. 15). Mereka menyuruh seseorang menyampaikan
pesan dengan hormat, Saudara-saudara, jikalau saudara-sau-
dara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini,
silakanlah! Ada kemungkinan bahwa para pejabat rumah iba-
dat itu sudah pernah berjumpa dan berbincang dengan kedua-
nya. Kalaupun mereka tidak tertarik kepada Injil, mereka seti-
daknya ingin mendengar Paulus berkhotbah. Oleh sebab itu,
mereka tidak saja memberi dia izin,namun memohon kesedi-
aannya agar menyampaikan pesan untuk membangun dan
menghibur umat ini. Perhatikanlah,
(1) Sekadar membacakan Kitab Suci dalam ibadah-ibadah ber-
sama umat belumlah cukup,namun harus juga dijelaskan,
dan umat diberi nasihat darinya. Ini bagaikan menebar jala
dan membimbing umat untuk melakukan apa yang perlu
sehingga firman Tuhan itu berfaedah bagi mereka, yakni,
untuk menerapkannya pada diri sendiri.
(2) Orang-orang yang mengatur dan berwenang dalam perte-
muan ibadah seharusnya menyediakan pesan untuk mena-
sihati umat setiap kali mereka berhimpun.
(3) Adakalanya nasihat yang disampaikan hamba Tuhan asing
sangat berguna bagi umat, asalkan ia diterima dengan
baik. Ada kemungkinan Paulus memang sering berkhotbah
di rumah ibadat meskipun tidak diundang oleh para pe-
jabat rumah ibadat, sebab ia sering berkhotbah dalam per-
juangan yang berat (1Tes. 2:2). Namun, para pejabat ini
lebih berbudi dan bermurah hati dibandingkan para pejabat ru-
mah ibadat pada umumnya.
III. Khotbah yang disampaikan Paulus di rumah ibadat orang Yahudi
atas undangan para pejabatnya. Dengan senang hati ia menerima
peluang yang diberikan kepadanya untuk memberitakan Kristus
kepada orang-orang Yahudi yang sebangsa dengannya itu. Dia
tidak menampik undangan itu dengan alasan bahwa dia orang
asing dan bahwa bukanlah urusannya untuk berkhotbah. Dia
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
539
juga tidak merasa berat hati sebab takut kalau-kalau dibenci
sebab memberitakan Kristus di antara orang Yahudi. Sebaliknya,
ia bangkit, sebagai orang yang telah siap dan bertekad untuk
berbicara. Ia lalu memberi isyarat dengan tangannya untuk mem-
bangkitkan semangat umat supaya mempersiapkan diri untuk
menyimak. Ia melambaikan tangan sebagai seorang ahli pidato,
tidak saja sebab menginginkan supaya mereka tenang dan mem-
perhatikan,namun juga sebab berusaha menarik rasa suka me-
reka, dan untuk menunjukkan bahwa ia bersungguh-sungguh.
Boleh jadi Paulus dan Barnabas diminta membangun dan meng-
hibur umat sebab di antara mereka yang hadir ada orang-
orang yang siap memberontak terhadap para pejabat rumah
ibadat dan menentang sikap mereka yang memperbolehkan
Paulus berkhotbah. Hal ini kemudian menimbulkan keributan
yang berusaha ditenangkan Paulus dengan gerakan tangan yang
sopan itu. Ia juga menyampaikan keinginannya agar mereka mau
mendengarkan dengan sabar dan tidak memihak, Hai orang-
orang Israel, yang yaitu orang Yahudi sejak lahir, dan kamu
yang takut akan Tuhan , yang berpaling memeluk agama Yahudi,
dengarkanlah! Izinkan aku meminta perhatianmu sejenak, sebab
ada yang hendak kusampaikan kepadamu, yang menyangkut da-
mai sejahteramu yang kekal. Aku tidak akan menyampaikannya
dengan sia-sia. Khotbah yang luar biasa ini dicatat untuk me-
nunjukkan bahwa mereka yang memberitakan Injil kepada bangsa-
bangsa lain baru melakukannya setelah mereka lebih dahulu ber-
usaha keras mendekati orang Yahudi dan membujuk mereka
untuk datang dan menarik manfaat darinya. Juga untuk memper-
lihatkan bahwa mereka sama sekali tidak berprasangka terhadap
bangsa Yahudi ataupun ingin supaya mereka binasa, melainkan
supaya semua orang berbalik dan bertobat. Dalam khotbah ini, se-
gala sesuatu yang sesuai disinggung untuk meyakinkan penilaian
mereka atau untuk membangkitkan rasa suka orang Yahudi.
Tujuannya yaitu untuk berhasil mengajak mereka menerima
Kristus sebagai Mesias yang telah dijanjikan itu.
1. Ia mengakui bahwa mereka yaitu umat kesayangan Tuhan ,
yang telah Ia ambil untuk menjalin hubungan istimewa de-
ngan-Nya, dan bagi mereka Ia telah melakukan banyak hal
yang luar biasa. Ada kemungkinan orang-orang Yahudi yang
terserak dan hidup di antara bangsa-bangsa lain, yang lebih
540
menghadapi bahaya berbaur dengan mereka, merasa lebih
waspada dalam menjaga keistimewaan mereka dibanding me-
reka yang hidup di negeri sendiri. Oleh sebab itu, di sini Pau-
lus memastikan untuk memperhatikan hal itu guna meng-
hormati mereka.
(1) Bahwa TUHAN semesta alam, dalam hal tertentu, yaitu
Tuhan umat Israel, Tuhan yang telah mengadakan perjanjian
dengan mereka. Ia telah memberi mereka pewahyuan me-
ngenai pikiran dan kehendak-Nya secara khusus yang ti-
dak diberikan-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Dengan cara
inilah mereka dibedakan dan ditinggikan di atas tetangga-
tetangga mereka, sebab memiliki titah khusus yang me-
merintah mereka, dan janji-janji khusus yang dapat me-
reka andalkan.
(2) Bahwa Ia telah memilih nenek moyang mereka untuk men-
jadi sahabat-sahabat-Nya: Abraham disebut sahabat Tuhan .
Juga untuk menjadi nabi-nabi-Nya, yang melalui mereka Ia
dapat mengungkapkan pikiran-Nya kepada jemaat-Nya,
dan menjadi pemelihara perjanjian-Nya dengan jemaat. Pa-
ulus mengingatkan mereka akan hal ini untuk memberi
tahu kepada mereka bahwa alasan mengapa Tuhan berke-
nan kepada mereka, meskipun sebenarnya mereka tidak
pantas dan tidak layak menerimanya, yaitu sebab Ia se-
tia kepada pilihan-Nya atas nenek moyang mereka (Ul. 7:8).
Mereka yaitu kekasih Tuhan oleh sebab nenek moyang
(Rm. 11:28).
(3) Bahwa Ia telah membuat umat itu menjadi besar, dan mena-
ruh kehormatan ke atas mereka. Ia membuat mereka men-
jadi sebuah bangsa, membesarkan mereka dari keadaan
belum menjadi apa-apa, saat mereka tinggal di Mesir se-
bagai orang asing dan tidak memiliki apa pun dalam diri
mereka sehingga pantas menerima perkenan Tuhan itu. Me-
reka patut mengingat ini, dan sadar bahwa Tuhan tidak ber-
utang kepada mereka. Ini yaitu ex mero motu semata-
mata sebab kesenangan-Nya, dan bukan sebab penilaian
yang bagus, yang membuat mereka memperoleh perkenan
Tuhan itu. Oleh sebab itu, hal ini dapat dicabut kembali se-
suka hati. Tuhan tidak berbuat salah terhadap mereka apa-
bila Ia akhirnya mengangkat keistimewaan mereka. Seba-
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
541
liknya, merekalah yang berutang kepada-Nya dan wajib
menerima pernyataan-pernyataan selanjutnya dari Dia ter-
hadap jemaat-Nya.
(4) Bahwa dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin
mereka keluar dari Mesir, tempat mereka bukan saja men-
jadi orang asing,namun juga tawanan. Ia telah membebaskan
mereka melalui banyak mujizat luar biasa, baik sebagai
wujud belas kasihan-Nya kepada mereka maupun sebagai
hukuman atas para penindas mereka (berupa tanda-tanda
serta mujizat-mujizat, Ul. 4:34). Ia juga membebaskan mere-
ka dengan menelan banyak korban jiwa, yakni semua anak
sulung di tanah Mesir, serta Firaun dan seluruh pasukannya
di dalam Laut Teberau. Aku menebus engkau dengan Mesir,
dan memberi manusia sebagai gantimu (Yes. 43:3-4).
(5) Bahwa empat puluh tahun Ia sabar terhadap tingkah laku
mereka di padang gurun (ay. 18), Etropophorēsen. Ada yang
berpendapat bahwa seharusnya ayat ini dibaca etropho-
phorēsen Ia mendidik mereka, sebab inilah istilah yang
digunakan dalam Septuaginta (terj. PL dalam bahasa Yu-
nani pen.) perihal pemeliharaan Tuhan sebagai seorang
Bapa atas umat itu (Ul. 1:31). Kedua-duanya boleh diguna-
kan, sebab,
[1] Tuhan memelihara mereka dengan luar biasa selama
empat puluh tahun di padang gurun. Mujizat-mujizat
menjadi makanan mereka setiap hari, dan menjauhkan
mereka dari kelaparan. Mereka tidak berkekurangan.
[2] Ia sangat bersabar terhadap mereka. Mereka yaitu
bangsa yang sering membuat gusar, bersungut-sungut,
dan tidak percaya. Namun, Ia tetap bersabar dan tidak
berurusan dengan mereka seperti yang pantas mereka
terima. Sebaliknya, Ia sering kali membiarkan murka-
Nya dialihkan berkat doa dan pengantaraan Musa. Se-
panjang umur kita di dunia ini, kita harus mengakui
bahwa Tuhan telah menjadi bapa yang lembut bagi kita
dan memenuhi semua kebutuhan kita. Ia telah memberi
kita makan selama hidup kita sampai sekarang dan me-
manjakan kita. Dia yaitu Tuhan yang mengampuni (se-
perti yang dilakukan-Nya terhadap Israel, Neh. 9:17),
dan tidak selalu mengingat-ingat kesalahan kita.
542
Kita telah mencobai kesabaran-Nya,namun kesabaran-
Nya tidak kunjung habis. Sebaiknya orang Yahudi tidak
terlampau menuntut hak istimewa mereka, sebab me-
reka telah sering kali mengabaikan hak mereka itu.
(6) Bahwa Ia telah membuat mereka memiliki tanah Kanaan
(ay. 19): Setelah membinasakan tujuh bangsa di Kanaan
yang telah ditentukan untuk dicabut supaya memberi tem-
pat bagi mereka. Ia membagi-bagikan tanah itu kepada me-
reka untuk menjadi warisan mereka, dan memilikinya. Ini
merupakan tanda perkenan Tuhan kepada mereka, dan de-
ngan demikian Ia mengakui bahwa suatu kehormatan yang
tinggi telah diletakkan di atas mereka, dan Ia sekali-kali
tidak akan menyimpang dari hal itu.
(7) Bahwa Ia telah membangkitkan orang-orang, yang memper-
oleh ilham dari sorga, untuk membebaskan mereka dari
tangan orang-orang yang merampas hak mereka dan menin-
das mereka setelah mereka menetap di Kanaan (ay. 20-21).
[1] Ia memberi mereka hakim-hakim, orang-orang yang me-
menuhi syarat untuk melayani masyarakat, dan melalui
dorongan atas roh mereka, terpanggil untuk jabatan itu.
Pro re nata sesuai dengan kebutuhan. Meskipun me-
reka umat yang menjengkelkan dan seharusnya tidak
pernah mengalami perbudakan jika bukan sebab dosa-
dosa mereka, namun atas permohonan mereka, seorang
pembebas dibangkitkan dari antara mereka. Para peng-
ulas menemui kesulitan dalam menjabarkan empat ra-
tus lima puluh tahun ini. Sejak mereka diselamatkan
dari tangan orang Mesir sampai Daud merebut kubu per-
tahanan Sion yang melengkapi pengusiran terhadap
bangsa-bangsa kafir, ada rentang waktu empat ra-
tus lima puluh tahun. Selama sebagian besar dari waktu
itu mereka diperintah oleh para hakim. Ada pula yang
menjabarkannya sebagai berikut: Pemerintahan para
hakim, mulai dari kematian Yosua sampai kematian
Elia, hanya ada rentang waktu tiga ratus tiga puluh
sembilan tahun, namun jangka waktunya dikatakan [ōs]
seakan-akan empat ratus lima puluh tahun, sebab itu
masa perhambaan mereka di antara bangsa-bangsa
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
543
yang menindas mereka. Meskipun tahun-tahun per-
hambaan ini ikut dimasukkan dalam masa pemerintahan
para hakim, dalam sejarah disebutkan bahwa tahun-
tahun itu seakan-akan dibedakan dari masa itu. Jika
digabungkan, tahun-tahun perhambaan selama seratus
sebelas tahun ditambah tiga ratus tiga puluh sembilan
tahun akan berjumlah empat ratus lima puluh tahun,
walaupun sebenarnya tidak selama itu.
[2] Tuhan memerintah mereka melalui nabi Samuel, seorang
yang mendapat ilham Tuhan untuk mengendalikan per-
kara-perkara mereka.
[3] Kemudian, atas permintaan mereka, Ia memberi ke-
pada mereka seorang raja (ay. 21), yakni Saul bin Kish.
Pemerintahan Samuel dan Saul berlangsung selama
empat puluh tahun, yang merupakan semacam peralih-
an dari pemerintahan Tuhan kepada pemerintahan raja.
[4] Akhirnya, Ia mengangkat Daud menjadi raja mereka (ay.
22). Setelah Saul disingkirkan sebab pengelolaan peme-
rintahannya yang salah, Tuhan mengangkat Daud men-
jadi raja mereka. Ia mengadakan perjanjian kekal de-
ngan dia dan keturunannya. Setelah menyingkirkan se-
orang raja, Ia tidak membiarkan mereka seperti domba
tanpa gembala,namun segera mengangkat seorang raja
lain. Ia mengangkat Daud dari keadaan yang sederhana
dan rendah, menjadikan dia sebagai orang yang di-
angkat tinggi (2Sam. 23:1). Paulus mengutip kesaksian
Tuhan mengenai Daud,
Pertama, bahwa itu merupakan pilihan Tuhan : Aku
telah mendapat Daud (Mzm. 89:21). Tuhan sendirilah
yang menjatuhkan pilihan atasnya. Mendapat menyirat-
kan mencari. Ia seakan-akan mengaduk-aduk semua ke-
luarga orang Israel untuk menemukan seseorang yang
sesuai bagi rencana-Nya, dan akhirnya inilah orang itu.
Kedua, bahwa watak Daud sungguh saleh: seorang
yang berkenan di hati-Nya, orang demikian yang Ku-
inginkan, yang pada dirinya ada tercetak rupa Tuhan ,
dan oleh sebab itu dikenan oleh Tuhan dan diakui-Nya.
Watak Daud ini sudah ada padanya sebelum ia diurapi
544
(1Sam. 13:14). TUHAN telah memilih seorang yang ber-
kenan di hati-Nya, orang yang Ia inginkan.
Ketiga, bahwa perilakunya saleh dan di bawah pim-
pinan Tuhan : ia akan melakukan segala kehendak-Ku. Ia
akan rindu dan berusaha keras melakukan kehendak
Tuhan . Ia akan diberi kemampuan untuk melakukannya,
dipakai Tuhan dalam melakukannya, dan berhasil. Nah,
semua ini sepertinya tidak saja menunjukkan perkenan
khusus Tuhan atas umat Israel (yang sugguh-sungguh
ingin diakui sang rasul),namun juga perkenan lain yang
direncanakan-Nya bagi mereka, yang sekarang ini, me-
lalui pemberitaan Injil, ditawarkan kepada mereka.
Pembebasan mereka dari Mesir dan menetapnya mereka
di Kanaan, merupakan bayangan saja dari keselamatan
yang akan datang. Semua perubahan dalam pemerin-
tahan mereka menunjukkan bahwa hal itu sama sekali
tidak membawa kesempurnaan. Oleh sebab itu, per-
ubahan-perubahan pemerintahan itu pastilah bertujuan
untuk memberi jalan bagi kerajaan rohani Sang Mesias,
yang sejak masa itu sedang ditegakkan. jika mereka
bersedia menerimanya dan tunduk kepadanya, hal ini
akan menjadi kemuliaan bagi umat Israel. Oleh sebab
itu, mereka sama sekali tidak perlu merasa iri pada
pemberitaan Injil, seakan-akan Injil dapat merusak ke-
unggulan jemaat Yahudi.
2. Paulus memberi mereka uraian lengkap perihal Yesus Tuhan
kita, diawali dari Daud sampai kepada Anak Daud, dan me-
nunjukkan bahwa Yesus inilah yang yaitu Keturunan yang
dijanjikan itu (ay. 23): Dari keturunannyalah, dari taruk pang-
kal Isai, dari seorang yang berkenan di hati-Nya, sesuai dengan
yang dijanjikan-Nya, Tuhan telah membangkitkan Juruselamat
bagi orang Israel, yaitu Yesus, yang membawa keselamatan
dalam nama-Nya.
(1) Betapa orang Yahudi seharusnya menyambut pemberitaan
Injil Kristus, dan betapa mereka seharusnya menerimanya,
sebagai perkataan yang benar dan patut diterima sepenuh-
nya, saat kabar itu diberitakan kepada mereka,
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
545
[1] Perihal seorang Juruselamat, untuk menyelamatkan
mereka dari tangan lawan mereka, seperti yang dilaku-
kan hakim-hakim pada zaman dahulu, yang sebab itu
disebut penolong atau penyelamat. Namun, di sini se-
orang Juruselamat-lah yang akan melakukan hal itu
bagi mereka, yang jelas-jelas bisa dilihat sepanjang se-
jarah, tidak mampu dilakukan oleh para penyelamat
tadi, yakni menyelamatkan mereka dari dosa mereka, la-
wan mereka yang paling jahat.
[2] Tentang seorang Juruselamat yang dibangkitkan Tuhan
sendiri, yang diutus dari sorga.
[3] Tentang Dia yang dibangkitkan untuk menjadi Juru-
selamat bagi orang Israel, yakni pertama-tama bagi me-
reka: Ia diutus supaya memberkati mereka. Namun, ter-
nyata mereka begitu sulit dihimpun.
[4] Bahwa Ia dibangkitkan dari keturunan Daud, keluarga
kerajaan di zaman dahulu yang begitu dibangga-bang-
gakan umat Israel,namun yang saat itu sudah terku-
bur dan membawa aib besar bagi seluruh bangsa itu.
Seharusnya menjadi kepuasan tersendiri bagi mereka,
bahwa Tuhan menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan
bagi mereka di dalam keturunan Daud (Luk. 1:69).
[5] Bahwa Ia dibangkitkan sesuai dengan yang telah dijanji-
kan-Nya, janji kepada Daud (Mzm. 132:11), janji kepada
umat Perjanjian Lama di masa itu: Aku akan menum-
buhkan Tunas adil bagi Daud (Yer. 23:5). Inilah janji
yang dinantikan oleh kedua belas suku (26:7). Namun,
mengapa mereka menanggapinya dengan begitu dingin
saat sekarang Injil dibawa kepada mereka? Sekarang,
(2) Mengenai Yesus ini, Paulus berkata kepada mereka,
[1] Bahwa Yohanes Pembaptis, seorang yang hebat dan di-
akui sebagai nabi, yaitu pendahulu dan perintis jalan-
Nya. Janganlah mereka mengatakan bahwa kedatangan
Mesias merupakan kejutan bagi mereka, sehingga me-
reka boleh memakai ini sebagai alasan untuk menim-
bang-nimbang dulu apakah mau menyambut Dia atau
tidak. sebab , mereka sudah mendengar cukup banyak
peringatan dari Yohanes, yang menjelang kedatangan-
546
Nya telah berseru-seru kepada mereka (ay. 24). Dua hal
telah dilakukannya,
Pertama, ia mempersiapkan jalan bagi kedatangan-
Nya, dengan berseru supaya mereka bertobat dan mem-
beri diri dibaptis, bukan hanya kepada beberapa murid
terpilih, melainkan kepada seluruh bangsa Israel. Ia me-
nyatakan dosa-dosa mereka, memperingatkan mereka
tentang murka yang akan datang, memanggil orang su-
paya mereka bertobat dan menghasilkan buah yang se-
suai dengan pertobatan. Ia mengajak mereka untuk ber-
sedia memberi diri dibaptis sebagai upacara atau tanda
yang khidmat. Melalui hal ini ia menyiapkan bagi Tuhan
suatu umat yang layak bagi-Nya. Kasih karunia-Nya
akan bisa diterima jika mereka telah dibawa kepada
pengenalan akan diri sendiri.
Kedua, ia memberitahukan mereka tentang keda-
tangan-Nya (ay. 25): saat Yohanes hampir selesai me-
nunaikan tugasnya, saat ia bekerja dengan giat, ia
sangat berhasil dalam pekerjaan dan menarik perhatian
orang. Nah, katanya kepada mereka yang hadir dalam
pelayanannya, Menurutmu, siapa aku ini? Apa yang
kamu pikirkan tentang diriku, apa yang kamu harapkan
dariku? Kamu mungkin menyangka bahwa akulah Me-
sias yang kamu nanti-nantikan itu.namun kamu keliru,
aku bukan Mesias (Yoh. 1:20). Namun, Ia sudah dekat,
Ia akan datang kemudian dari padaku. Ia begitu jauh
melebihi aku dalam segala perkara, hingga membuka
kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Kamu mung-
kin bisa menebak siapa Dia.
[2] Bahwa para pejabat rumah ibadat dan orang-orang Ya-
hudi yang seharusnya menyambut Dia dan bersedia men-
jadi umat-Nya yang siap sedia dan setia, justru menjadi
penganiaya dan pembunuh-Nya. saat para rasul mem-
beritakan Kristus sebagai Juruselamat, mereka sama se-
kali tidak menutup-nutupi kematian-Nya yang memalu-
kan itu. Sebaliknya, mereka selalu memberitakan
Kristus yang disalibkan. Bahkan juga (meskipun ini
memperkuat celaan menyangkut penderitaan-Nya) di-
salibkan oleh kaum-Nya sendiri, oleh penduduk Yeru-
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
547
salem, kota suci itu, kota raja, dan pemimpin-pemimpin-
nya (ay. 27).
Pertama, inilah dosa mereka. Meskipun mereka tidak
menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk
hukuman mati itu, mereka tidak mampu membuktikan
atau bahkan tidak memiliki alasan sedikit pun untuk
mencurigai bahwa Dia bersalah melakukan kejahatan
apa pun (hakim yang mengadili Dia, setelah mendengar-
kan segala sesuatu yang mereka katakan melawan Dia,
menyatakan bahwa ia tidak menemukan sesuatu pada
diri-Nya). Namun mereka telah meminta kepada Pilatus
supaya Ia dibunuh (ay. 28). Mereka berbicara menen-
tang Kristus dengan kemarahan yang begitu berapi-api
hingga berhasil memaksa Pilatus untuk menyalibkan
Dia, sesuatu yang tidak saja berlawanan dengan kehen-
daknya,namun juga dengan hati nuraninya. Mereka
menjatuhkan hukuman mati yang begitu ngeri, meski-
pun mereka tidak mampu menuduh Dia dengan dosa
terkecil sekalipun. Paulus tidak dapat mendakwa para
pendengarnya dengan hal ini, seperti yang dilakukan
Petrus (2:23): Kamu salibkan dan kamu bunuh Dia oleh
tangan bangsa-bangsa durhaka. Sebab meskipun me-
reka ini yaitu orang Yahudi, mereka berada cukup
jauh dari tempat kejadian. Paulus menuduhkan hal itu
kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem dan para pe-
mimpinnya, untuk menunjukkan betapa kecilnya alas-
an orang-orang Yahudi yang terserak ini untuk merasa
iri terhadap kehormatan kebangsaan mereka, saat
bangsa mereka menanggung beban dosa dan kesalahan
sebesar ini. Betapa sudah sepantasnya mereka dijauh-
kan dari semua manfaat Injil oleh Sang Mesias, yakni
mereka yang telah menyiksa-Nya seperti itu. Namun,
mereka tidak dijauhkan dari Injil. Bagaimanapun juga,
pemberitaan Injil ini harus diawali di Yerusalem.
Kedua, alasan mereka melakukan semuanya ini
yaitu sebab mereka tidak mengenal Dia (ay. 27, KJV).
Mereka tidak tahu siapa Dia, atau dengan tujuan apa Ia
datang ke dunia. Sebab kalau sekiranya mereka menge-
nalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
548
Kristus mengakui hal ini untuk memaafkan kejahatan
mereka: Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Begitu pula halnya dengan Petrus: Aku tahu bahwa
kamu telah berbuat demikian sebab ketidaktahuan
(3:17). Ini juga disebabkan sebab mereka tidak menge-
nal suara nabi-nabi meskipun mendengar perkataan
mereka dibacakan tiap hari Sabat. Mereka tidak mema-
hami ataupun memikirkan bahwa sudah dinubuatkan
sebelumnya, bahwa Sang Mesias harus menderita. Jika
tidak, mereka tidak akan pernah menjadi alat yang me-
nyebabkan penderitaan-Nya itu. Perhatikanlah, banyak
dari antara mereka yang membaca kitab-kitab para nabi
tidak mengenal suara para nabi dan tidak memahami
arti firman Tuhan dalam Kitab Suci. Mereka telah men-
dengar berita Injil,namun tidak memahami artinya atau-
pun merasakannya di dalam hati mereka. Itulah sebab-
nya orang tidak mengenal Kristus ataupun mengetahui
bagaimana harus bersikap terhadap-Nya, sebab mereka
tidak mengenal suara para nabi, yang sebelumnya mem-
beri kesaksian tentang segala penderitaan yang akan
menimpa Kristus.
Ketiga, Tuhan menolak mereka untuk menggenapi
nubuat-nubuat di dalam Perjanjian Lama: sebab mere-
ka tidak mengenal suara nabi-nabi yang memperingat-
kan mereka untuk tidak mengusik orang yang diurapi
Tuhan , mereka menggenapi perkataan nabi-nabi dengan
menjatuhkan hukuman mati atas Dia. sebab telah ter-
tulis bahwa Seorang yang diurapi, seorang raja, akan di-
singkirkan, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Per-
hatikanlah, orang mungkin saja menggenapi nubuatan
dalam Kitab Suci bahkan saat mereka melanggar fir-
man Tuhan, terutama dalam menganiaya jemaat, se-
perti dalam penganiayaan terhadap Kristus. Hal ini
membenarkan alasan yang adakalanya diberikan untuk
mengaburkan nubuat-nubuat Kitab Suci. Sebab, jikalau
nubuat-nubuat itu terlampau nyata dan jelas, peng-
genapannya akan bisa dicegah. Jadi di sini Paulus ber-
kata, sebab mereka tidak mengenal suara nabi-nabi,
mereka menggenapi perkataan nabi-nabi, yang menyata-
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
549
kan secara tidak langsung bahwa seandainya mereka
memahaminya, mereka tentu tidak akan mau meng-
genapinya.
Keempat, semua yang dinubuatkan perihal pen-
deritaan Sang Mesias digenapi di dalam Kristus (ay. 29):
Setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada
tertulis tentang Dia, bahkan juga tentang bagaimana
orang memberi Dia anggur asam saat Ia kehausan, me-
reka pun menggenapi apa yang telah dinubuatkan ten-
tang penguburan-Nya. Mereka menurunkan Dia dari
kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Ke-
jadian ini dituliskan di sini hingga membuat kebangkit-
an-Nya semakin gemilang. Kristus telah dipisahkan dari
dunia ini, sama seperti orang-orang yang dikuburkan
tidak lagi berurusan dengan dunia ini, begitu pula se-
baliknya. Oleh sebab itu, keterpisahan mutlak kita
dengan dosa dilambangkan dengan dikuburkan bersama-
sama dengan Kristus. Seorang Kristen yang baik akan
bersedia dikuburkan bersama Kristus selagi ia hidup.
Mereka membaringkan-Nya di dalam kubur dan me-
nyangka telah berhasil mengalahkan Dia.
[3] Bahwa Ia bangkit dari antara orang mati, dan tidak me-
lihat kebinasaan. Inilah kebenaran agung yang hendak
diberitakan. Sebab inilah tiang penopang utama yang
menunjang seluruh bangunan Injil. Oleh sebab itu,
Paulus terutama menekankan hal ini dan menunjukkan,
Pertama, bahwa Ia bangkit atas kesepakatan. saat
Ia dipenjarakan di dalam kubur sebab utang kita, Ia
tidak mendobraknya dan melarikan diri,namun dibebas-
kan dengan adil dan sah dari penawanan itu (ay. 30):
Tuhan membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ia
mengutus seorang malaikat dengan sengaja untuk meng-
gulingkan batu dari pintu penjara itu, mengembalikan
nyawa yang pada saat kematian-Nya telah diserahkan-
Nya ke tangan Bapa-Nya, lalu menghidupkan Dia kem-
bali melalui Roh Kudus. Lawan-lawan-Nya membaring-
kan Dia di dalam kubur dengan tujuan supaya Ia terba-
ring di situ selamanya.namun Tuhan berkata, Tidak. Da-
550
lam waktu singkat segera terlihat tujuan siapa yang
akan tercapai, tujuan-Nya atau tujuan mereka.
Kedua, bahwa ada cukup bukti mengenai ke-
bangkitan-Nya itu (ay. 31): Selama beberapa waktu Ia
menampakkan diri di berbagai tempat pada kesempatan
berbeda-beda, yakni kepada mereka yang bergaul paling
akrab dengan-Nya. Kepada mereka yang mengikuti Dia
dari Galilea ke Yerusalem, dan yang sekarang menjadi
saksi-Nya bagi umat ini. Mereka telah ditentukan untuk
itu, telah sering kali membuktikan hal itu, dan siap un-
tuk memberi kesaksian tentang itu meskipun mereka ha-
rus mati sekalipun. Paulus tidak mengatakan apa-apa
tentang bagaimana ia juga melihat Dia, suatu hal yang
lebih meyakinkan dirinya sendiri dibandingkan orang lain.
Ketiga, bahwa kebangkitan Kristus merupakan
penggenapan janji yang telah diberikan kepada para
bapa leluhur. Ini bukan sekadar berita yang benar, te-
tapi juga kabar yang baik. Dalam menyampaikan hal
ini, kami memberitakan kabar kesukaan kepada kamu
(ay. 32-33), yang seharusnya dapat diterima secara khu-
sus oleh kalian orang Yahudi. Kami sama sekali tidak
bermaksud menghinamu atau memperlakukanmu de-
ngan tidak benar. Ajaran yang kami beritakan, bila kamu
terima dan pahami dengan baik, akan memberimu ke-
hormatan dan kepuasan besar tak terkirakan. Sebab di
dalam kebangkitan Kristus-lah janji yang diberikan ke-
pada nenek moyangmu telah digenapi bagi kamu. Ia
mengakui bahwa merupakan kehormatan bagi bangsa
Yahudi, bahwa mereka telah menerima janji-janji itu
(Rm. 9:4), bahwa mereka yaitu ahli waris janji itu,
sebab mereka yaitu keturunan bapa-bapa leluhur
yang kepadanya janji-janji itu pertama diberikan. Janji
terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu tentang Mesias,
yang oleh-Nya semua kaum di muka bumi akan men-
dapat berkat, bukan kaum Abraham saja. Walaupun
menjadi kehormatan khusus bagi kaum itu bahwa Ia
akan dibangkitkan dari antara mereka, ini juga akan
bermanfaat bagi seluruh kaum bahwa Ia akan dibang-
kitkan bagi mereka. Perhatikanlah,
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
551
1. Tuhan telah membangkitkan Yesus, mengangkat Dia,
dan meninggikan Dia. Tuhan membangkitkan Dia lagi,
yakni dari antara orang mati. Kita bisa memahami-
nya dalam kedua arti tadi. Tuhan membangkitkan Ye-
sus untuk menjadi nabi pada saat Ia dibaptis, untuk
menjadi imam guna mengadakan pendamaian me-
lalui kematian-Nya, dan untuk menjadi raja atas se-
luruh dunia pada saat Ia naik ke sorga. Tindakan
membangkitkan Dia dari antara orang mati merupa-
kan penegasan dan pengesahan seluruh pengutusan
itu, dan membuktikan bahwa Ia dibangkitkan Tuhan
untuk tugas-tugas itu.
2. Ini merupakan penggenapan janji-janji yang telah di-
berikan kepada nenek moyang mereka, janji akan di-
kirimnya Sang Mesias berikut semua manfaat dan
berkat yang bisa diperoleh dengan dan melalui Dia:
Inilah Dia yang harus datang, dan di dalam Dia
kamu mendapatkan segala sesuatu yang telah dijan-
jikan Tuhan dalam diri Mesias itu, meskipun tidak
semua dari antara kamu yang menjanjikannya ke-
pada diri sendiri. Paul menempatkan dirinya di da-
lam golongan orang Yahudi kepada siapa janji itu
digenapi: Kepada kita, keturunan mereka. Nah, apa-
bila orang-orang yang memberitakan Injil membawa
kabar kesukaan ini kepada mereka, maka bukannya
menganggap mereka sebagai musuh bangsa mereka,
sudah sepantasnya mereka menyambut orang-orang
ini sebagai sahabat baik dan menerima ajaran mere-
ka dengan tangan terbuka. Sebab jika mereka begitu
menghargai janji itu dan menghargai diri sendiri me-
lalui janji itu, terlebih lagi penggenapannya. Selain
itu, pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa lain,
yang sering dipermasalahkan oleh orang Yahudi,
sama sekali tidak melanggar janji yang diberikan ke-
pada mereka, hingga janji itu sendiri, bahwa semua
kaum di muka bumi akan mendapat berkat, akan
diberkati di dalam Sang Mesias, dan ini tidak dapat
diselesaikan dengan cara lain.
552
Keempat, bahwa kebangkitan Kristus merupakan
bukti agung bahwa Dia yaitu Anak Tuhan , dan mene-
guhkan apa yang telah ditulis dalam Kitab Mazmur
pasal kedua (sudah begitu tuanya urutan Kitab Mazmur
yang sekarang digunakan), Anak-Ku engkau! Aku telah
memperanakkan Engkau pada hari ini. Bahwa kebang-
kitan Kristus dari antara orang mati dimaksudkan un-
tuk membuktikan dan menunjukkan hal ini dengan
jelas seperti dikatakan oleh Rasul Paulus (Rm. 1:4): Di-
nyatakan bahwa Ia yaitu Anak Tuhan yang berkuasa,
melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Waktu
Ia pertama kalinya diangkat dari dalam ketidakjelasan,
Tuhan menyatakan perihal diri-Nya melalui suara dari
langit, Inilah Anak-Ku yang Kukasihi (Mat. 3:17), yang
dengan jelas mengacu kepada ayat di dalam Mazmur
pasal 2, Anak-Ku engkau. Kata-kata itu sarat dengan
kebenaran, bahwa Yesus yaitu Anak Tunggal Bapa se-
belum dunia dijadikan, bahwa Dia yaitu cahaya kemu-
liaan Tuhan dan gambar wujud Tuhan , sama seperti anak
yang serupa dengan ayahnya. Bahwa Dia yaitu Logos,
sang Pikiran yang kekal dari Akal Budi yang kekal.
Bahwa Ia dikandung di dalam rahim seorang anak dara
melalui kuasa Roh Kudus. sebab itu pula, anak yang
akan dTuhan rkan itu akan disebut kudus, Anak Tuhan
(Luk. 1:35). Bahwa Dia yaitu sang pelaku dari Tuhan
dalam menciptakan dan mengatur dunia, dalam mene-
bus dan memperdamaikannya dengan diri-Nya sendiri.
Ia setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya, se-
bagai yang berhak menerima segala yang ada. Semua
hal ini, yang dinyatakan pada saat Kristus dibaptis dan
kemudian sekali lagi saat Ia berubah rupa dan dimulia-
kan di atas gunung, tidak dapat disangkali lagi telah di-
buktikan melalui kebangkitan-Nya. Ketetapan yang su-
dah dinyatakan jauh sebelumnya itu kemudian diteguh-
kan. Alasan mengapa Ia mustahil dapat dibelenggu oleh
maut yaitu sebab Ia Anak Tuhan , dan dengan sendiri-
nya memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri, yang tidak
dapat diserahkan-Nya kecuali dengan tujuan mendapat-
kannya kembali. Saat membicarakan asal-usul-Nya
Kitab Kisah Para Rasul 13:14-41
553
yang kekal, tidaklah keliru bila dikatakan, Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini. Sebab bagi Tuhan , selama-
lamanya sampai selama-lamanya sama dengan satu
hari dalam kekekalan. Namun, hal ini juga dapat dite-
rapkan kepada kebangkitan-Nya dalam arti bawahan,
Pada hari ini Aku menyatakan bahwa Engkau telah
Kuperanakkan, dan hari ini Aku telah memperanakkan
semua yang diberikan kepada-Mu. Sebab telah dikata-
kan (1Ptr.1:3) bahwa Tuhan dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus, sebagai Tuhan dan Bapa kita, telah melahirkan
kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara
orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.
Kelima, bahwa dibangkitkannya Dia pada hari ketiga
sehingga tidak melihat kebinasaan, menuju kehidupan
sorgawi sehingga tidak akan kembali kepada kebinasaan,
yaitu ke dunia orang mati seperti yang dialami orang-
orang lain yang pernah dihidupkan kembali, selanjutnya
meneguhkan bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan itu.
a. Ia bangkit untuk tidak mati kembali. Demikianlah
yang diungkapkan dalam Roma 6:9. Tuhan telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia
tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan,
yaitu ke liang kubur, yang disebut kebinasaan (Ayb.
17:14). Lazarus keluar dari kubur masih terikat de-
ngan kain kafan, sebab kelak ia akan mengenakannya
lagi. Sebaliknya, Kristus meninggalkan kain kafan-
Nya sebab tidak akan memerlukannya lagi. Nah,
inilah penggenapan firman Tuhan itu (Yes. 55:3),
Aku akan mengikat perjanjian abadi menurut kasih
setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Ta
hosia Dabid ta pista persembahan-persembahan ku-
dus Daud, hal-hal setia. Sebab dalam perjanjian yang
dibuat dengan Daud, dan melalui dia dengan Kris-
tus, kesetiaan Tuhan sangat ditekankan (Mzm. 89:2-
3, 6, 25, 34). Tuhan telah bersumpah atas perjanjian
itu demi kekudusan-Nya (Mzm. 89:36). Kasih setia-Nya
itu sungguh-sungguh benar bahwa Dia yang diberi
kepercayaan untuk melaksanakannya, telah bangkit
dan tidak akan mati lagi. Dengan demikian Ia hidup
554
selamanya untuk melihat kehendak-Nya dijalankan,
dan berkat-berkat yang telah ditebus-Nya itu sampai
kepada kita. Sama seperti seandainya Kristus mati
dan tidak bangkit kembali, begitu pula seandainya Ia
telah bangkit dan mati kembali, maka kita akan ke-
hilangan kasih setia yang teguh itu. Atau, setidak-
nya kita tidak akan bisa merasa pasti tentang kasih
setia-Nya itu.
b. Ia bangkit begitu cepat sesudah kematian-Nya se-
hingga tubuh-Nya tidak mengalami kerusakan atau
kebinasaan. Sebab baru sesudah hari ketigalah
jasad akan mulai berub