sirah nabi muhammad 4

Tampilkan postingan dengan label sirah nabi muhammad 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sirah nabi muhammad 4. Tampilkan semua postingan

Kamis, 30 Januari 2025

sirah nabi muhammad 4



 ngusun gnya di atas keledai, sementara para Sahab atnya dari

suku Aus [mengelilinginya),266 seraya berseru: "Hai Abu'Amr, berlaku

baiklah terhadap bekas sekutumu!" Karena mereka terlalu banyak

bicara, Sa'ad menanggapi: "Sudah tiba saatnyabagi Sa'ad untuk tidak

lagi takut terhadap cacian orang demi menegakkan agamaAllah."

Beberapa orang laki-laki dari kaumnya sempat pula pergi menemui

Bani'Abdul Asyhal untuk mengeluhkan nasib Bani Quraizhahkepada

mereka. Ketika Sa'ad sudah berada di dekat Rasulullah ffi, beliau

memerintahkan para Sahabatiya: "Berdirilah dan tolonglah pemimpin

kalian!

Kaum Muslimin berdiri untuk menolong Sa'ad. Mereka berkata:

"'Wahai Sa'ad, Rasulullah Mi telah memilihmu untuk mengambil

keputusan terhadap Bani Quraizhah." Sa'ad .!y, berkata: "Akankah

kalian menaati perjanjianAllah apabila hukum yangakan diputuskan

nanti adalah keputusanku?"

Mereka berkata: "Ya.'Ia melanjutkan: "Begitu juga atas orang

yangada di sini?" Ia menunjuk ke arah tempat Rasulullah ffi berada,

namun ia tidak menoleh kepada beliau sebagai penghormatan terhadap

beliau. Rasulullah M; menjawab: "Ya!" Maka Sa'ad # berkata:

"Keputusanku atas mereka adalah hukuman mati terhadap mereka

yangterlibat perang dan menawan kaum wanita merekaf "267

Rasulullah ffi bersabda:


"Sungguh, kamu telah menetapkan keputusan terhadap mereka sesuai

dengan hukum Allah dari atas tujuh lapis langit."'u'

Rasulullah ffi pun memerintahkan kaum Muslimin agar

menghukum mati setiap lakiJaki yangtelah tumbuh bulu kemaluannya

dan membiarkan yang belum tumbuh.'ue Leher mereka dipenggal di

dalam parit-parit yangdigali di pasar Madinah sekarang. Jumlah mereka

berkisar antaraenam ratus hingga tujuh ratus orxng, bahkan adayang

mengatakan tujuh ratus sampai delapan ratus orang.270 Di kalangan

wanita tidak seorang pun yang dibunuh, kecuali seorang saja, yakni

Bananah, isteri al-Hakam al-Qurazhi. Sebab, ia telah melemparkan

batu gilingan ke kepala Khallad bin Suwai&?l hinggameninggal dunia.

Semoga Allah melaknatnya."'

Setelah eksekusi tersebut, Rasulullah membagi-bagikan harta

(gbanimab) Bani Quraizhah kepada kaum Muslimin. Untuk pasukan

pejalankaki satu bagian dan untuk pasukan berkuda tiga bagian. Pada

saat itu, bersama kaum Muslimin terdapat 36 pasukan berkuda.Selepas peristiwa itu, Allah W mengabulkan do'a hamba yang

shalih, Sa'ad bin Mu'adz *!b, yakni saat ia terluka: "Ya Allah, kalau

Engkau masih menyisakan peperangan dengan Quraisy, berikanlah

kesempatan kepadaku untuk terlibat lagi di dalamnya. Kalau Engkau

sudah menghabiskan peperangan afltara kami dengan mereka, maka

kobarkanlah kembali perang tersebut. Namun, janganlah Engkau

mengambil nyawaku sebelum aku menyelesaikan perkara dengan Bani

Quraizhah."

Pada waktu itu, Nabi ffi sudah berusaha mengobatilukanya,2Ta

namun luka itu kembali pecah (benambah parah), hingga akhirnya

Sahabat ini pun meninggal W.275 Rasulullah ffi dan kaum Muslimin

pun mengusung jenazah Sa'ad (dan memakamkannya). Kematian Sa'ad

inilah yang telah menggoncangkan'Arsy ar-Rahma n,27 6 kar efla gembira

menyambut kedatangan ruhnya "!Y, .

Dalam Perang Khandaq dan Perang Bani Quraizhah, kaum

Muslimin yangmati syahid berjumlah sepuluh orang. Semoga Allah

meridhai mereka. Amin.


Terbunuhnya Abu Rafi' Salam Bin Abil Haqiq]

Allah W telah membinasakan Ka'ab bin al-Asyraf seorang

Yahudi [musuh Allahf,'7'segala puji bagi-Nya atas hal itu, melalui tangan

beberapa orang kaum Aus, seperti y*g diutarakan pada penjelasan pasca

Perang Badar.

Akan tetapi, Abu Rafi' Salam bin Abil Haqiq, termasuk salah

seorang yarrt memprovokasi bala tentara Ahzab untuk menyerang

Rasulullah ffi berhasil meloloskan diri dan tidak terbunuh bersama

Bani Quraizhah seperti nasib temannya, Huyayy bin Akhthab.

Maka dari itu, kaum Khazral berkeinginan membunuhnya untuk

mendapatkan pahala yangsama dengan kaum Aus. Allah \g memang

mentakdirkan bahwa kedua suku ini akan saling bersaing (berlomba￾lomba) dalam kebaikan di hadapan Rasulullah ffi. Kaum Y:hazrq lantas

meminta izin kepada Rasulull ah M, untuk membunuhnya. Nabi pun

ffi mengizinkan mereka.

Maka, berangkatlah beberap a oranglaki-laki, semuanya berasal

dari Bani Salamah. Pasukan kaum Y:hazraj itu terdiri dari 'Abdullah bin

'Atik (y^ngmenjadi pemimpin pasukan itu berdasarkan perintah Rasul

M_), 'Abdullah bin Unais, Abu Qatadah al-Harits bin Rib'i, Mas'ud

bin Sinan, dan Khuza'i bin Aswad, salah seorang sekutu mereka. Para

Sahabat itu pun berangkat hingga akhirnya sampai di Khaibar, di

sebuah perkampungan besar. Mereka lalu mendatangirumah Abu Rafi'

pada malam harinya dan langsung membunuhnya. LJtusan itu segera

kembali kepada Rasulullah ffi setelah itu. Tiap-tiap mereka mengaku

telah membunuh Salam,

Oleh karena itu, beliau ffi berseru: "Perlihatkan kepadaku

pedang-pedang kalian!"

Ketika para Sahabat memperlihatkan pedang masing-masing,

beliau berkata sambil memandangpedang'Abdullah bin Unais: "Pedang

ini yang telah membunuhnya. Aku melihat ada bekas makanan pada

pedang ini."

Memang, 'Abdullah bin Unaislah yang telah menebas Abu

Rafi' bin Salam dengan pedangnya. Bahkan, ia mendengar suara

tulang punggungnyayangpatah, semenrara musuh Allah itu merintih:

"Ampun, ampun." Artinya, sudah cukup.


Perang Bani Lihyan]

Enam bulan usai menyelesaikan urusan Bani Quraizhah,

Rasulullah ffi berangk at lagikeluar Madinah, yaitn bertepatan dengan

bulanJumadil Ula tahun 6 H, menurut pendapatyangbenar, menuju

Bani Lihyan untuk membalas kematian para Sahabat ,N* yangdikirim

dalam delegasi ar-Raji', sebagaimana telah diterangkan sebelumnya.

Beliau tenrs berjalan hingga sampai di wilayah mereka, yakni di sebuah

lembah yargbernama Ghuran.2'e \Tilayah itu terletak di antara daerah

Amaj280 dan Usfan. Namun, beliau mendapati kaum Bani Lihyan telah

melarikan diri ke puncak-puncak gunung. Rasulullah ffi membiarkan

mereka, kemudian beliau pergi dengan membawa dua ratus tentara

berkuda hingga singgah di Usfan. Beliau pun mengirim dua orarLg

pasukan berkuda ke Kura'al Ghamimztt ldu menunggu keduanya

kembali. Kemudian, Rasulullah M- pulang ke Madinah.


Perang Dzi Quru&"]

Sepulangnya Nabi ffi k. Madinah, Uyainah bin Hishn bersama

Bani 'Abdullah bin Ghathafan menyerangliqaallu (unta-unta bunting)

beliau M, y^ng digembalakan di al-Ghabah,285 lalu mencuri hewan

tersebut dan membunuh penggembalanya,yakni seorang laki-laki dari

Ghifar. Bahkan, mereka juga menculik isterinya. Orang pertama yang

mengetahui286 perbuatan biadab mereka adalah Salamah bin'Amr bin

a1-Akwa'al-Aslami *!b.Ia segera mengejar mereka dengan berjalan

kaki, sementara ia adalah orang yangtidak tertandingi dalam berlari.

Salamah pun memanahi mereka, seraya berkata:

e\\i;iats *

(Rasakanlah itu!)2" Aku adalah putra a1-Akwa',

hari ini adalah hari Rudhdba'

Yang dimaksud dengan hari Rudbdba'adalah hari kehancuran.

Akhirnya, Salamah berhasil merebut kembali sebagian besar harta

yangmereka rampas.

Tatkala berita tersebut tersebar di Madinah, Rasulullah M

segera keluar membawa satuan pasukan berkuda. Mereka menyusul

Salamah bin al-Akwa' ^gb dan berhasil mengambil kembali unta-unta

tersebut. Ketika tiba di sebuah sumber mata air bernamaDzi Qard,

Nabi ffi menyembelih salah satu unta yang berhasil dibawa pulang.

Beliau bermukim di sana selama satu hari satu malam kemudian pulang

ke Madinrf,.


Pada perang ini, al-Akhram, yang nama lengkapnyaMuharriz

bin Nadhlah eE gugur. Ia dibunuh oleh'Abdurrahman bin Uyainah,

yang kemudian merebut kudanya dan melarikan diri. Akan tetapi, Abu

Qatadah qb berhasil mengejar dan membunuhnya serta membawa

kembali kuda tersebut. Kuda itu adalah milik Mahmud bin Salamah.

'\U7anita yang diculik tadi telah dibebaskan dan pulang dengan

menunggangi unta Rasulullah ffi. Ternyata, ia bernadzar, akan

menyembelih unta tersebut apabila Allah menyelamatkan dirinya.

Rasulullah ffi bersabda:


"Amatlah buruk balasan yang diberikan kepada unta itu. Sungguh,

Bani Adam tidak bolehbernadzar atas barang yangbukan miliknya,

juga atas perbuatan maksiat."

Maka dari itu, Nabi ffi mengambil kembali unta tersebut.2se

Diriwayatkan oleh Muslim dalam S b ah iih-ny a, dari S alamah bin

al-Akwa' 95, berkenaan dengan kisah ini: "Maka kami pun pulang

ke Madinah. Tiga malam sesudah itu, kami kembali berangkat ke

Khaibar.'2eo

Barangkali inilah yangbenar. lYallaabu a'lam.


6Perang Bani Musthaliq Atau Al-Murai5i'zer]

[Setelah itt,f2ez Rasulullah ffi memerangi Bani al-Musthaliq

dari suku Khuza'ah pada bulan Sya'ban tahun 6 H. Ada riwayatyang

menyebutkan pada bulan Sya'ban tahun 5 H. Namun, riwayat pertama

lebih benar. Demikianlah pendapat Ibnu Ishat'e3 danparaulama sejarah

lainnya.

Nabi menunjuk Abu Dzarr *!M sebagai amir sementaradi kota

Madinah. Ada yang menyebutkan Numailah bin 'Abdullah al-Laitsi.2eo

Beliau dan pasukan kaum Muslimin menyerang Bani al-Musthaliq saat

mereka sedang lengah"t di sumber mata airyangbernama al-Muraisi'.

Mata air ini membentang mulai dari Qadid sampai ke as-Sahil. Sebagian

di antara kaum musyrikin itu mati terbunuh, sedangkan sebagian besar

kaum wanita dan anak-anak ditawan.2e6

Syi'ar kaum Muslimin kala itu adalah "Hancurkan rno$ub."'n'

Di antara wanita yang tertawan adalah Juwairiyyah binti al￾Harits bin Abi Dhirar, pemimpin2e8 Bani Musthaliq. Juwairiyyah masuk

dalam bagian (saham) Tsabit bin Qais bin Syammas. Namun, Tsabit

membebaskannya dengan cara mukaatabab (angsuran dalam penebusan

diri). Rasulullah ffi melunasi angsuran tersebut kemudian menikahi

Juwairiyyah sehingga menjadi salah seorang Ummul Mukminin. Setelah

peristiwa itu, kaum Muslimin membebaskan seratus keluarga dari Bani

Musthaliq bahkan mereka semua masuk Islam karenanya.2ee

Dalam perjalanan pulang, al-Khabits'Abdullah bin Ubay bin

Salul berkata: "Kalau kita pulang ke Madinah, pasti yangberkuasa di

sana akan mengusir orang-orangyanglemah." Ia sengaja menyindir

Rasulullah ffi.TJcapan itu disampaikan oleh ZaidbinArqam kepada

Rasulullah ffi. Maka 'Abdullah bin Ubay pun datang memberikan

dalih (alasan-alasan).300 Bahkan, ia bersumpah atas alasan-alasan yang

dikemukakannya itu. Beliau membiarkannya sehingga Allah Mi"

menurunkan surat al-Munaafiquun untuk membenarkan ucap an Zaid

bin Arqam.3ot

Dalam peperangan ini (Perang Bani Musthaliq), terjadi beberapa

peristiwa sebagai berikut:

[Kisah (Fitnah) Al-Ifki,,]

Peristiwa ini bermula dari kisah yangdikarang oleh'Abdullah

bin Ubay al-Khabits dan sahabat-sahabatnya. Suatu hari, Ummu1

Mukminin, 'Aisyah binti [Abu Bakar]303 ash-Shiddiq ikut bersama

Rasulullah M dalam Perang Bani al-Musthaliq. Ia dibawa di atas

sekedup (tandu).'* Kaum Muslimin pun singgah di beberapa tempat.

Kemudian, mereka berencana untuk melanjutkan perjalanan3,5 pada

awal siangharinya. Sementara itu, 'Aisyah uS;., pergi ke suatu

tempat untuk buang hajat. Setelah kembali, ternyata ia menyadari

akan hilangnyakalung3,6 milik saudarinya, Asma'. 'Aisyah meminjam

kalung itu darinya. OIeh sebab itu, ia segera kembali ke tempat buang

hqat danmencari kalung tersebut. Pada saat yang bersamaan, datanglah

p raj urit y ang memb awa sekedupny a dan lan gsung mengusun g temp ar

duduk dari kayu yanghanya seberat satu orang dewasa itu. Padahal,

dalam sekedup itu tidak ada seorang pun. Prajurit tadi lantas meletakkan

sekedup itu di atas unta, tanpa merasakan sesuatu yangtidak beres

meskipun benda yangdiangkat mereka ringan sekali. Memang, badan

'Aisyah W. pada saat itu belum besar karena masih remaja yang

berumur 14 tahun.

Sesudah mendapatkan lagi kalungnya, 'Aisyah segera kembali.

Namun, ia tidak melihat seorang pun di tempat kaum Muslimin

singgah sebelumnya.Iapun terduduk lemas di tempat tersebut sambil

berharap dalam hati: "Mereka pasti akan menyadariketidakhadiranku

dan akan kembali lagi."

Akan tetapi, Allah IH berkuasa untuk menentukan segala

sesuatunya. Allah pasti memberikan hikmah,,, atas seriap kejadian

yangDia kehendaki. 'Aisyah pun mengantuk sehingga tertidur. Ia

baru bangun ketika mendengar ungkapan istiljaa"" yrrg diucapkan

Shafwan bin al-Muaththal as-Sulami adz-Dzakwani.3,e Sahabat ini

memang bermalam3t0 di akhir rombongan, karena ia orang yang

sangat nyenyak tidurnya, seperti yangdisebutkan dalam riwayat Abu

Da'rilud.3" Tatkala melihat sosok Ummul Mukminin, Shafwan berseru:

"Innaalillaabi an inna ilaibi raaji'uun, isteri Rasulullah?" Kemudian,

ia melepaskan tali tambatan untanya lalu mendekatkannya kepada

'Aisyah. 'Aisyah pun menaikinya. Shafwan tidak berbicara sepatah kata

pun kepada'Aisyah. Demikian pula, 'Aisyah tidak mendengar kalimat

apa pun darinya, kecuali ucapan istirjaa' tadi. Shafwan terus berjalan

menuntun unta yang dinaiki 'Aisyah hingga keduanya bergabung

kembali dengan rombongan.3t2 Pada waktu itu, bala terttar^ kaum

Muslimin sudah tiba di Nahr azh-Zhahirah.

Saat orang-orang melihat keduanya, kaum munafik mulai

menggunjingkan perkara yangAllah \g pasti memberi balasan

kepada mereka karenanya itu. Sementara 'Abdullah bin Ubay al￾Khabits-dengan perbuatan hina yang dia lakukan selama peperangan

berlangsung-juga mulai angkat bicara, mengumbar cerita ke sana ke

mari, mengeksposnya, serta menyebarkan dan menyiarkannya ke

khalayak ramai.

Kasus ini seperti yang diceritakan secara panjang lebar dalam

kitab asb-Sbahiibdin3t3 dari hadits az-Zthri, dari Sa'id al-Musayyib,

' IJrwah bin az-Zubair, Alqamah bin \fl aqqash al-Laitsi, dan' Ubaidillah

bin'Abdullah bin'Utbah. Semuanya berasal dari riwayat'Aisyah rdF,

ash-Shiddiqah binti ash-Shiddiq, yang mendapat pembelaan langsung

dari atas tujuh langit terhadap segala hal yang dituduhkan3'o kepadanya

oleh ahli ifki (orang-orang yangterlibat dalam tuduhan dusta tersebut)

pada perang ini:Sesunggubnyd. orang-ordng yang membaua berita bohong itu adalah dari

golongan kamu juga. langanlab kamu mengira berita bobong itu buruk

bagi kamu, bahkan ia adalab baik bagi kamu ...." (QS. An-Nuur: 11)

Allah menurunkan firman-Nya itu satu bulan lebih setelah

kepulangan kaum Muslimin dari Perang Bani al-Musthaliq. Orang￾orang yang menyebarkan berita bohong itu dihukum cambuk , di antara

mereka terdapat Misthah bin Utsatsah dan Hamnah binti Jahsy.

Sebelum turunnya ayat itu, Rasulullah ffi naik ke atas mimbar

dan berkhutbah di hadapan kaum Muslimin dan meminta pembelaan

atas tuduhan 'Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya. Beliau

bertanya: "siapakah yang dapat memberikan pembelaan3l5 terhadap

orang yang telah mengganggu rumah tanggaku? Demi Allah, aku

tidak mengetahui dari keluargaku melainkan hal yangbaik-baik saja.

Mereka juga menyebut-nyebut nama laki-laki yang kukenal sebagai

orang yangbaik. Orang itu tidak pernah masuk menemui keluargaku,

kecuali bersamaku."

Sa'ad bin Mu'adz, saudara Bani 'Abdil Asyhal, bangkit dan

berkata: "'Wahai Rasulullah, aku akan membelamu aras tuduhan

tersebut. Kalau dia (orang yang memfitnah) berasal dari suku Aus,

maka akan kupenggal kepalanya. Apabila dia berasal dari teman-reman

kami dari suku Khazraj, maka silakan engkau memerintahkan apa

saja kepada kami. Perintahkanlah, niscaya kami akan melaksanakan

perintahmu terhadap ny al

Sa'ad bin 'Ubadah pun langsung berdiri dan berseru: "Anda

bohong! Demi Allah, Anda ddak akan membunuhnya atau Anda tidak

akan pernah bisa membunuhnya. Seandainya orang itu ternyata berasal

dari kaummu, niscaya Anda tidak akan senang jika ia dibunuh!"

Usaid bin Khudair ikut angkat bicara: "Demi Allah, kami pasti

akan membunuhnya (meskipun berasal dari suku kami). Anda memang

seorang munafik dan suka membela orang munafik."

Akibatnya, dua suku itu pun terlibat pertengkaran, hampir saja

mereka saling membunuh. Sampai-sampai Rasulullah ffi berusaha fmeredakan]"u dan menenangkan mereka hingga akhirnya semua

orang terdiam.

Demikianlah yang disebutkan dalam kitab asb-Shabiihain,3'7

yaitu bahwa yangbertengkar dengan Sa'ad bin'Ubadah adalah Sa'ad

bin Mu'adz.

Riwayat tersebut sangat kontroversial sehingga membingungkan

para ahli sejarah. Sebab, tidak seorang pun yang berbeda pendapat

bahwa Sa'ad binMu'adz meninggal dunia seusai PerangBani Quraizhah,

yakni setelah Perang Khandaq pada tahun 5 H, menunrt pendapat yang

benar. Adapun Peristiwa al-Ifki ini tidak diragukan lagi terjadi pada

Perang Bani al-Musthaliq atau pada Perang al-Muraisi'.

Az-Zuhri menegaskan: "Yakni, pada Perang a1-Muraisi'."

Para ulama berbeda pendapat dalam memberi jawaban terhadap

persoalan yarrg rumit ini.3r8

Musa bin'Uqbah menyatakan, berdasarkan riway at al-Bukhari:

"sesungguhnya Perang al-Muraisi' terjadipada tahun 4 H."

Pendapatnya itu bertentangan dengan pendapat jumhur

ulama.3re

Dalam hadits itu sendiri terdapat indikasi yang menolak

pendapat tersebut, yakni perkataan 'Aisyah Sts, : "Hal itu terjadi

setelah diturunka rrny a ay at hljab ."

Tidak ada perbedaan pendapat bahwa ayat tersebut diturunkan

pada pagi hari sesudah malam pertama Rasulullah ffi bersamaZainab

binti Jahsy €9, . Rasulullah M, sempat bertanya kepada Zainab

binti Jahsy €y, tentang 'Aisyah #r-, saat terjadi Peristiwa al-Ifki

tersebut. Zainab menjawab: "Aku selalu menjaga pendengaran dan

pengelihatanku."'Aisyah gr, pun memujinya: "Dialah satu-satunya

isteri Nabi M yangmenyaingi'0 kedudukanku di sisi beliau."

Para ahli sejarah juga menyebutkan bahwa pernikahan beliau

ffi denganZainab €y, terjadipada bulan Dzul Qa'dah tahun 5 H.

Dengan demikian, pendapat Musa bin 'Uqbah itu tertolak dengan

sendirinya,32r namun persoalannya belum selesai sampai di sini.Imam Muhammad bin Ishaq bin Yasar mengat akan:322

"Sesungguhnya Perang Bani al-Musthaliq rcrjadi pada tahun 6 H."

Ia pun menyebutkan di dalamnya mengenai Peristiwa al-Ifki. Hanya

sqa, ia menceritakannya dari riwayat az-Zuhri, dari 'ubaidillah bin

'Abdullah bin'Utbah, dari'Aisyah g;-, 

, sebagaimana perkataannya:

"Maka berdirilah Usaid bin Khudair *!y lalu berkata:'Saya akan

membelamu atas tuduhannya.'"

Muhammad bin Ishaq tidak menyebutkan Sa'ad bin Mu(ad2.323

Abu Muhammad bin Hazm3za menyatakan: "Pendapat inilah yang

benar dan tidak perlu diragukan lagi. Adapun pendapat sebelumnya,

menurut kami, adalah keliru."

Ibnu Hazm berbicara panjang lebar dalam masalah ini. Ia juga

mengakui kebenaran penyebutan Sa'ad dalam berbagai riwayat yang

shahih.

Aku (Ibnu Katsir) menegaskan: "Memang benar apayangbeliau

katakan, insya Allab."

Terkadang memang terdapat semacam ini dalam hadits yang

secara hukum tidak bisa mengubah (dikompromikan dengan) hadits

lain yang banyak jumlahnya. Sejumlah ulama telah mengisyaratkan

sebagian besar di antaranya. Sebagian di antara mereka yangtelah

berusaha memberikan alasan-alasan, rerapi semua itu terlalu dipaksakan.

lVallaabu o'lo*



Perang Hudaibiyah]

Padabulan Dzul Qa'dah tahun 6 H, Rasulullah ffi berangkat

untuk melaksanakan umrah bersama 1000 [sekian]"u orang iamaah.

Ada yang mengatakan bersama 500 orang jamaah. Ada juga yang

berpendapat bahwa jumlahnya 400 orang jamaah. Riwayat lain

menyebut kan 3 00 o ran g j amaah."' Te rdap at j u ga riway at lainny a y aurLg

menyebutkan jumlah yang berbeda-beda. Adapun yang menerangkan

bahwa beliau keluar dengan membawa 700 orangiamaah, pendapat

ini jelas-jelas keliru.328

Ketika mengetahui hal itu, kaum musyrikin mengumPulkan

sekutu-sekutu mereka dan keluar dari Makkah untuk menghalangi

beliau melakukan umrah pada tahun itu. Orang-orang kafir mengirim

pasukan berkuda mereka yarLg dipimpin oleh Khalid bin al-\7alid

menuju Kura' al-Ghamim. Namun, Rasulullah ffi kemudian mengambil

jalan lain hingga sampai juga di Hudaibiy^lr.tzo

Nabi dan kaum musyrikin saling mengirimkan utusan, hingga

datanglah Suhail bin'Amr yang mengajak berdamai, dengan syarat

mereka ftaum Muslimin) harus kembali pulang pada tahun ini dan

baru boleh melakukan umrah pada tahun berikutnya. Rasulullah

ffi menyetujui syaratyangdiajukan mereka, tidak lain karena Allah

Mj memang hendak memberikan berkah dan kemaslahatan melalui

perjanjian tersebut.

Kesepakatan itu tidak disukai oleh sebagian Sahabat , di antaranya

'IJmar bin al-Khaththab *!b .Ia pun bertukar pikiran dengan Abu

Bakar ash-Shiddiq gg tentang masalah itu, lalu kembali berdialog

dengan Rasulullah ffi. Ternyata, jawaban Rasulullah ffi sama persis

dengan jawaban Abu Bakar Qp, yakni bahwasanya beliau hanyalah

hamba dan utusan Allah, yangtidak mungkin mendurhakai perintah￾Nyr,"o dan Dia pasti akan memberi pertolongan kepada NabiNya.

Imam al-Bukhari menukil kisah ini secara lengkap dalam kitab Sbabiih￾nya.tt'

Suhail bin 'Amr memberi syarat agar kaum Muslimin pulang

pada tahun ini. Mereka baru boleh berumrah tahun depan. Selain itu,

orang-orang Muslim hanyaboleh masuk Makkah dengan pedang atau

senjata yangtersarung,"' |uga tidak boleh tinggal di negeri tersebut

lebih dari tiga hari,333 serta bersedia memberikan jaminan keamanan

kepada manusia (antarakaum musyrikin dan kaum Muslimin)33. dalam

jangka waktu sepuluh tahun.335

Perdamaian itu seben arnyamenjadi sebab terbesar terealisasinya

berbagai penaklukan (wilayah) bagi kaum Muslimin, sebagaimana

dikatakan oleh'Abdullah bin Mas'ud g .zt'

Berdasarkan perjanjian, tersebut setiap orang bebas memilih:

boleh bergabung bersama Rasulullah ffi dan boleh juga ikut bersama

kaum Quraisy. Di samping itu, setiap orang dari mereka yang datang

kepada Rasulullah ffi, walaupun seorangMuslim, harus dikembalikan

kepada kaum Quraisy. Sebaliknya, siapa saja orang Muslim yangdatang

kepada mereka tidak perlu dikembalikan.

Allah iW membenarkan isi perjanjian itu, kecuali terhadap

kaum wanita Mukmin yangberhijrah, mereka tidak boleh dipulangkan

kepada kaum musyrikin karena pada saat itu, kaum wanita Muslimah

sudah tidak dihalalkan lagi bagi orang-orang kafir.337

Ini termasuk perkara mulia yangterjadi dalam masalah ushul,

yaiut mengkhususkan as-Sunnah dengan al-Qur-an.338

Sebagian ulama mengangga;pnya sebagai penghapus hukum,

seperti madzhab Abu Hanifah dan sebagian kalangan ahli ushul.

Namun, itu bukanlah pendapat yang dipilih oleh mayoritas ulama

Mutaakhirin. Perbedaan pendapat dalam masalah ini termasuk ringan

karena pokok masalahnya kembali kepada makna tekstual.

Sebelum terjadinya perdamaian ini, 'IJtsman bin Affan 4r

diutus oleh Rasulullah ffi k. Makkah untuk memberitahukan bahwa

mereka datang bukan untuk berperang, namun untuk melaksanakan

umrah. Karena kedudukan 'lJtsman yang terhormat, maka kaum

musyrikin Quraisy menawari 'LItsman untuk melakukan thawaf.

Namun, 'LItsman menolak dan berkata: "Aku tidak akan berthawaf

sebelum Rasulullah ffi melakukannya."

Sebelum 'LJtsman kembali, tersebar kabar bahwa ia dibunuh.

Tentu saja hal itu membuat Rasulullahffisedih. Oleh sebab itu, Nabi

memanggil para Sahabatnya M untuk melakukan bai'at perang.

Mereka pun berbai'at kepada beliau di bawah pohon di tempat itu,

yaitu pohon samurah.'3e Jumlah Sahabat yang berbai'at di bawah

pohon tersebut sama dengan jumlah mereka yangberangkat bersama

Rasulullah ke Hudaibiyah,kecuali al-Judd bin Qais yangbersembunyi

di balik untanya karena kemunafikan dan keciutan nyalinya.3a}

Demikian juga Abu Suraihah, yang nama aslinya Hudzaifah bin Usaid.

Hudzalf.ah memang menyaksikan Perj anj ian Hudaibiyah, namun ada

y^ng menyebutkan bahwa ia tidak sempat berbai'at. Sementara itu,

riwayat lain menyebutkan bahwa ia telah berbai'at.

Yang pertama kali berbai'at pada saat itu adalah Abu Sinan,

\Wahab bin Mihshan, saudara'I-Ikasyah bin Mihshan. Ada juga yang

berpendapat bahwa yang pertama kali berbai'at adalah puteranya,

yakni Sinan bin Abi Sinan. Pada kesempatan itu, Salamah bin al-Akwa'

berbai'at sebanyak tiga kali atas perintah Rasulullah ffi, sebagaimana

diriwayatkan oleh Muslim darinya.3o'

Rasulullah ffi meletakkan [tangannya]t+z O' atas diri beliau yang

mulia seraya berkata: "Ini untuk'IJtsman."343 Hal itu tentu saja lebih

mulia bagi 'Utsman daripada langsung hadir dalam bai'at tersebut.

Setelah itu, Allah wi menrtrunkan firman-Nya:

.


Sesunggubnya Allab telab ridba terbadap ordng-ord.ng Mukmin ketika

mereka berjanji setia kepadamu di bawah pobon...." (QS. Al-Fat-h: 18)

Rasulullah ffi bersabda:

"Tidak akan masuk Neraka siapa saja yang ikut dalam bai'at di bawah

pohon rersebur."3* Itulah bai'at ar-Ridhwan.

Seusai mengadakan kesepakatan dengan kaum musyrikin,

sebagaimana yang disebutkan di atas, Nabi ffi langsung melakukan

tahalul (mencukur rambut kepala) dari umr ahnya, kemudian

memerintahkan kaum Muslimin untuk melakukan hal yang sama.

Namun, mereka merasa keberatan untuk mengerjakannya. Para

Sahabat tidak melakukan tindakan apa pun, menunggu barangkali ada

penghapusan hukum tersebut. Nabi ffi marah karena sikap mereka

itu sehingga beliau ffi masuk kemah menemui LJmmu Salamah ,i{9,.

Beliau menceritakan tentang sikap para Sahabat tersebut kepada isteri￾nya. I-Immu Salamah W., menyarankan: "Keluarlah engkau, wahai

Rasulullah. Sembelihlah hewanmu lalu cukurlah rambutmu, niscaya

kaum Muslimin akan mengikutimu, wahai Rasul Allah."

Rasulullah M pun keluar dan melakukan saran isterinya

tersebut. Maka kaum Muslimin segera mengikuti perbuatan beliau.3as

Mereka semua mencukur rambut, kecuali 'LJtsman bin Affan dan

Abu Qatadah al-Harits bin ar-Rib'i. Keduanya hanyamemendekkan

rambut saja. Demikianlah yangdisebutkan oleh as-Suhaili dalam kitab

ar-Raudbul Unuf.tou

Para Sahabat nyaris saling membunuh karena kesedihan yang

amat mendalam ketika itu. Menurut mereka, kaum musyrikin telah

mengikat kaum Muslimin dengan berbagai persyaratan sesukanya,

sedangkan Rasulullah ffi menuruti saja kemauan orang-orang kafir

itu.

Semua perbuatan itu didorong oleh keberanian mereka yang

luar biasa-semoga Allah meridhai mereka-dan karena kemauan

mereka yangkuat dalam membela Islam. Akan tetapi, Allah wj lebih

mengetahui hakikat segala perkara dan mengetahui kemaslahatantya

daripadamereka.3aT Oleh karena itu, ketika Rasulullah ffi kembali ke

Madinah, Allah Mi menurunkan surat al-Fath secara lengkap tentang

peristiwa tersebut.

'Abdullah bin Mas'ud 4b berkata: "Kalian menganggap

bahwa kemenang an y 

^ngdimaksud 

adalah Fat-bu Makkab (ptenaklukan

kota Makkah), sedangkan menurut kami adalah Perjanjtan

Hudaibiyah.D348

Memang benar ap;- yang diucapkan oleh Ibnu Mas'ud qb .

Sesungguhnya Allah W menjadikan Perjanjian Hudaibiyah sebagai

sebab terjadinya penaklukan Makk ah,'o' sebagaimana akan kami

jelaskan nanti, insya Allab W.

Allah \H pun menggantikannya (kerugian kaum Muslimin

karena perjanjian Hudaibiyah) dengan (kemenangan di) Khaibar

sebagai pendahuluan dan balasan langsung. Pada saat itu, kaum

Muslimin bermukim di Hudaibiyah lebih kurang dua puluh har


Perang Khaibar]

Setelah kembali ke Madinah, Rasulullah ffi menetap di sana

hingga bulan Muharram pada tahunT H. Pada akhir bulan Muharram,

beliau benolak ke Khaibar. Dinukil dari Malik bin Anas 'iu5 bahwa

penaklukan Khaibar terjadi pada tahun 6 H, sedangkan menurut

jumhur ulama, penaklukan itu terjadi pada tahun 7 H.

Ibnu Hazm menegaskan bahwaperistiwa ituterjadipadatahun 6 H,

tanpa diragukan lagi. Itu didasari oleh istilah beliau, yaitu permulaan

tahun dihitung mulai dari bulan Rabi'ulAwwal, yaitusaat Rasulullah

ffi datangpeftama kali ke Madinah untuk berhijrah. Namun, tidak

seorang pun ulama yang mengikuti pendapatnya. Sebab, mayoritas

ulama berpendapat bahwa permulaan tahun dihitung dari bulan

Muharram pada tahun tersebut.

Orang pertama yangmencatat penanggalan tersebut adalah Ya'la

bin 'Umayyah di Yaman, sebagaimaiayangdiriwayatkan oleh Imam

Ahmad bin Hanbal,"o dengan sanad shahih yang sampai kepadanya.

(Ada juga yarg mengatakan 'IJmar bin al-Khaththab gE . Peristiwa

itu terjadi pada tahun 16 H, sebagaimana akan diuraikan di tempat

lain)."'

Rasulullah ffi pun berangkat ke Khaibar. Beliau sempat

menunjuk Numailah bin'Abdullah al-Laitsi352 sebagai amir sementara

di Madinah. Ketika tiba di Khaibar, beliau mengepung satu per satu

benteng-benteng Khaibar. Allah $,$1. pun memberikan kemenangan

untuk Nabi-Nya dan menjadikan harta mereka sebagai ghanimahbagi

beliau. Rasulullah ffi berhasil menyelesaikan misi dakwahnyadengan

sempurna. Beliau lalu mengambil seperlima bagian harca rampasan

perang miliknya dan membagi-bagikan separuhnya kepada kaum

Muslimin. Jumlah mereka yangmendapatkan bagian adalah sebanyak

orang-orang yang hadir padaPerjanjian Hudaibiyah saja. Sementara

separuh hartalainnyadigunakan unruk kemaslahatan beliau dan untuk

orang yatgmewakilinya dalam mengarur urusan kaum Muslimin.

Kemudian, Rasulullah M mempekerjakan kaum Yahudi yang

dahulunyaberada di Khaibar setelah mereka meminta hal itu sebagai

ganti dari perdamaian yangdisepakati, yakni diusir keluar Khaibar.

Sebagai gantinya, mereka harus menggarap tanah pertaniannya dan

Rasulullah ffi mendapatkan separuh dari hasilnya, baik berupa buah￾buahan maupun tanaman lainnya. Dari seluruh tawanan kaum Muslimin,

Rasulullah memilih Shafiyah binti Huyayy bin Akhthab untuknya.

Akhirnya, Shafiyah masuk Islam sehingga beliau pun memerdekakan

dan menikahinya. Nabi berbulan madu dalam perjalanan pulang ke

Madinah, yakni setelah wanita itu halal bagi beliau.r'3

Pada waktu itu pula, Rasulullah mendapat hadiah dari seorang

wanita Yahudi Bani Khaibar yang bernama Zainab binti al-Harits,

isteri Salam bin Misykam, berupa daging kambing bakar yang dibubuhi

racun. Ketika beliau akan menggigit bagian paha kambing tersebur,

daging di tangannya tersebut berbicaradanmemberitahukan bahwa ia

berisi racun. Oleh sebab itu, beliau tidak jadi memakannya dan segera

memanggil wanita Yahudi tadi untuk memeriksanya: "Apakah kamu

benar telah membubuhi racun pada daging kambing ini?"

\Wanita tersebut menjawab: "Ya, benar."

Nabi M, bertanyalagi: "Mengapa kamu melakukan hal itu?"

\Wanita itu menjawab: "Tujuanku (adalah memastikan

kebenaran); kalau engkau betul-betul Nabi, tentu racun itu tidak akan

membahayakanmu; sedangkan kalau engkau bukan Nabi sungguhan,

maka kami akan terbebas darimu.'354

Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah ffi pun memaafkan

kesalahannya.

Terdapat riwayat yangmenyebutkan bahwa Bisyr bin al-Barra'

bin Ma'rur termasuk di antara yarLg ikut memakan daging beracun

itu sehingga meninggal dunia. Oleh karena itu, Nabi menghukum

mati (sebagai qishash) wanita itu karena perbuatannya. Abu Dawud355

meriwayatkan hadits tersebut secara mursal dari Abu Salamah bin

'Abdurrahman bin'Auf.

Setelah peristiwa itu, Ja'far bin Abi Thalib g, dan Sahabat￾Sahabatnya,ym1sudah sejak lama berhijrah ke negeri Habasyah, datang

menemuiNabi ffisepulangnya beliau dari Khaibar, yakni seusaiperang.

Mereka ditemani oleh Abu Musa al-Asy'ari qE, bersama rombongannya

dari suku Asy'ari yangberjumlah lebih dari tujuh puluh orang.3s6 Abu

Hurairah g dandelegasidelegasi lainnya jugadatmgmenemui beliau

ffi. Rasulullah ffi memberikan bagian darihana rampasan perang357

kepada mereka, sebagaimanayangtelah diperintahkan Allah Wj .

Nabi ffi berkata kepada Ja'far:'Aku tidak tahu, manakah

peristiwa yang lebih membuatku bahagia, penaklukan kota Khaibar

ataukah kedatangan Ja'{ar?" Sebab, ketikaJa'far <!F, datang, Rasulullah

langsung bangkit dan mencium keningnya."t

Dalam Perang Khaibar ini, kaum Muslimin yang mari

syahid berjumlah sekitar dua puluh orang. Semoga Allah meridhai

mereka.Pembebasan Fadak,,]

Tatkala penduduk Fadak mendengar apa yang dilakukan

Rasulullah ffi terhadap penduduk Khaibar, mereka pun mengirim

opsi perdamaian kepada beliau. Beliau pun menerima opsi tersebut.

Semua peristiwa itu terjadi tanpa sedikit pun pengerahan pasukan

berkuda dan peralatan perang lainnya dari kaum Muslimin. Nabi

ffi pm menempatkan harta rampasan perang tersebut sesuai dengan

perintah Allah W, yaitu beliau tidak membagi-bagikannya.'u


Pembebasan \fladil Qura,u,]

Rasulullah M kembali ke Madinah melewati \7adi1 Qura

(singgah di daerah ini), dan berhasil menaklukkannya. Ada riwayat

yangmenyebutkan bahwa beliau sempat berperang di sana, wallaahu

a'lam.

Dalam kitab ash-Shabiihain disebutkan bahwa ketika seorang

budak Rasulullah My*gbernama Mid'am menurunkan pelana hewan

tunggangan Rasulullah ffi, tiba-tiba sebilah anak panah yang tidak

diketahui arah datangnya(sahmgarbn) melesat cepat dan mengenainya

sehingga ia meninggal karenanya. Orang-orang berkata: "Berbahagialah

ia karena telah memperoleh mati syahid, ya Rasulullah." Beliau ffi

menanggapi: "Tidak, sama sekali tidak! Demi Allah yangjiwaku berada

di tangan-Nyr, sesungguhnya kain tebal'* yangdia ambil dari hana

rampasan-sementara ia tidak berhak memperoleh bagian dari hana

tersebut-akan menjadi api yang menyala-nyala dan membakarnya

kelak.'


Umratul Qadha'),uu

Tatkala kembali ke Madinah, Rasulullah g tinggal di sana hingga

bulan DzuJ Qa'dah. Kemudian, beliau keluar lagi untuk menunaikan

umrah, yang disebut 'LImratul Qadha', sesuai dengan kesepakatan

yang dibuat bersama kaum Quraisy sebelumnya. Ada |uga yang

menjadikannya sebagai qadha' atas tertundanya pelaksanaan umrah

Hudaibiyah yang terhalang. Ada juga pendapat yang menyebutkan

bahwa disebut demikian karena ibadah itu adalah umrah qishash, yaitu

pembalasan. Semua pendapat itu benar.

Nabi ffi dan kaum Muslimin pun berangkat hingga sampai

di kota Makkah, lalu melaksanakan umrah dan thawaf di Ka'bah,

kemudian bertahallul setelah mengerjakan ibadah tersebut. Seusai

bertahallul, beliau ffi menikahi Maimunah binti al-Harits, Ummul

Mukminin €F, . Tiga hari kemudian, kaum Quraisy mengirimkan

utusan (untuk bertemu dengan) 'Ali gf . LJtusan tersebut menegaskan:

"Sekarang, keluarlah dari negeri kamil":oz

Rasulullah ffi bertanya: " Apasalahnya apabila, aku berbulan

madu dahulu dengan Maimunah di sini?"

Akan tetapi, kaum Musyrikin menolak permintaan Rasulullah

ffi tersebut. Bahkan, mereka bergegas meninggalkan Makkah begitu

melihat kedatangan Nabi ffi, dikarenakan kebencian dan permusuhan

mereka terhadap beliau.

Maka dari itu, Rasulullah M pun keluar dari Makkah dan

berbulan madu dengan Maimunah di Sarif,'68lalu kembali ke Madinah

dengan mendapat kemenangan dan pertolongan.


Pengiriman Pasukan Perang Mu'tah1*,

Pada bulan Jumadil Akhir tahun 8 H, Rasulullah ffi mengirimkan

panglima-panglima perang (beserta bala tentaranya) ke Mu'tah, yakni

sebuah perkampungan di negeri Syam, untuk menuntur balas atas

kematian orang-orang Islam di sana. Beliau mengangkat Zaid bin al￾Haritsah gE 

, seorang budak yangbeliau bebaskan, sebagai pemimpin

mereka. Beliau ffi berpesan kepada mereka: "Apabila Zaidgagor, maka

posisinya digantikan oleh Ja'far bin Abi Thalib gE . Jika Ja'far gugur

juga, maka rcmpatnya diambil alih oleh 'Abdullah bin Rawah ah gi., ."'ro

Pasukan kaum Muslimin berangkat dengan membawa lebih

kurang 3000 personel. Rasulullah M ikut keluar untuk melepas

kepergian mereka hingga pertengahan jalan. Setelah itu, pasukan ini

kembali melanjutkan perjalanan. Ketika sudah sampai di Ma'an,37r

kaum Muslimin mendengar kabar bahwa Heraclius, nrj, Romawi,

telah bersiap-siap untuk menghadang mereka dengan 1o0.ooo personel.

Bersamanya ikut pula Malik bin Zafilah dengan membawa 10O.OOO

personel lainnya dari kalangan Nashrani Arab, yaitu dari wilayah

Lakhm, Jtdzam, dan berbagai suku Qudha'ah, sepefti Bahra', Baliy,

dan Balqin.

Kaum Muslimin berkumpul372 di tempat itu. Sebagian

mengusulkan: "Kita menulis surat kepada Rasulullah ffi dan menunggu

perintah beliau selanjutnya. Mungkin saja beliau akan mengirimkan

bala bantuan kepada kita."

Namun, 'Abdullah bin Rawahah €g berseru: "FIai kaum!

Demi Allah, apayangselama ini kalian cari sudah ada di depan mata

(mati syahid). Kalian memerangi ummat manusia bukan hanyadengan

jumlah personel atau dengan kekuatan, melainkan juga karena membela

agama y ang karenanyalah Allah telah memuliakan kita. Berjuanglah,

sesungguhrryayangadahanyalah salah satu dari dua kebaikan: menang

atau mati syahid."

Orang-orang menyetujui perkataan beliau itu, maka mereka

pun bergerak.t"

Setelah tiba di Thukhum al-Balqa',3'o pasukan kaum Muslimin

bertemu dengan pasukan Romawi. Tentara kaum Muslimin singgah

dan bermukim di pinggiran kampung Mu-tah, sedangkan tentara

Romawi berada di kampungyangbernama Masyarif. Kemudian, kedua

pasukan berhadapan langsung dan pecahlah pertempuran dahsyat."t

Pada pertempuran itu, panglima kaum Muslimin, Zaid bin

Haritsah gE 

, gugur. Panji perang yang dipegangnya langsung di

ambil alih oleh Ja'far bin Abi Thalib *!b .Iaturun dari kudanyayang

berwarna pirang dan langsung menggoroknya.'rc 1a'far lalu bertempur

hingga tangan kanannya putus. Oleh sebab itu, panji tadi dipindahkan

ke tangan kirinya. Namun, tidak lama kemudian tangan kirinya juga

putus sehingga ia pun memeluk panji tersebut. Barulah sesudah itu,

panglima yanggigih ini terbunuh sebagai syahid. Pada saat itu, Ja'far

berumur 33 tahun, menurut pendapat yartgbenar.3TT

Setelah Ja'far SBur, panji perang itu dipegang oleh 'Abdullah

bin Rawahah al-Anshari <W., .Iamenahan diri sejenak, baru kemudian

maju dan berperang hingga terbunuh. Ada riwayaty^ngmenyebutkan

bahwa Tsabit bin Aqramlah yang seharusnya mengambil alih panji

perang tersebut sebab kaum Muslimin ingin menjadikanny^ sebagai

panglima, tetapi ia menolak."t

Akhirnya, panji itu berada di tangan Khalid bin a1-N7a1id gf . Ia

mengarahkan kaum Muslimin dan bergerak dengan sembunyi-sembunyi

sehingga berhasil menyelamatkan mereka dari sergapan musuh.

Allah pun memberikan kemenangan melalui tangan Khalid .!b .

Kisah di atas, sebagaimanayang disampaikan sendiri oleh

Rasulullah ffi kepada par^ Sahabatnya di atas mimbar di Madinah.

Beliau menyampaikan kabar duka atas kematianparapanglima Perang

itu satu per satu sambil berlinangan air mata. Hadits ini disebutkan

dalam kitab asb-Sbabiib j7e

Ketika malam tiba, orang-orang kafir menghentikan perang

tersebut. Meskipun jumlah musuh sangat banyak dan jumlah kaum

Muslimin sangat sedikit jika dibandingkan jumlah mereka, ternyata tidak

terlalu banyak yangmati syahid di pihak ummat Islam, sebagaimana

disebutkan para ahli sejarah. Tidaklah mereka menyebutkan nama￾nama Sahabat yang terbunuh dalam perang ini melainkan sekitar

sepuluh orang saja.38o

Kaum Muslimin pun segera kembali pulang. Allah \t,€ telah

melindungi mereka dari kejahatan musuh. Segala puji bagi Allah dan

segala karunia hanyadari-Nya. Di samping itu, pertempuran ini menjadi

motivasi bagi kaum Muslimin dalam menghadapi perang selanjutnya

melawan Romawi serta menjadi peristiw a yangmenggentarkan musuh￾musuh Allah dan Rasul-Nya.



Penaklukan Kota Makkah]

Pada pasal ini, kami akan menyebutkan secara ringkas peristiwa

penaklukan kota Makkah yang dengannya Allah memberikan kemuliaan

bagi Rasul-Nya, menenteramkan jiwa beliau, serta menjadikanrLya

sebagai bukti nyata tingginya kalimat Allah, sempurnanya agama￾Ny., dan perhatian Allah dalam memberikan pertolongan kepada

Rasul-Nya.

Kejadiannya [ialah]382 berawal dari Perjanjian Hudaibiyah,

sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.Pada waktu itu, suku

Khuza'ah masuk dalam perjaqian bersama Rasulullah ffi, sedangkan

Bani Bakar masuk dalam perjanjian bersama kaum Quraisy. Maka

ditetapkanlah waktu sepuluh tahun sebagai masa gencaran senjata.

Kedua belah pihak pun merasakan suasana damai. Satu tahun berlalu

sejak saat itu.

Namun, pada tahun kedua, tepatnya sembilan bulan sesudahnya

dan belum lagi genap dua tahun, datanglah Naufal bin Muawiyah

ad-Daili bersama beberapa pengikutnya dari Bani Bakar bin 'Abdi

Manat (ke wilayah Khuza'ah). Mereka menyerang kaum Khuza'ah

pada malam harinya, yakni di sebuah mara air milik suku itu yang

bernama al-\Vatir. Kedua suku tersebut pun berperang di tempat iru

karena memang sudah melekat unsur dzubul (dendam)383 antara Bani

Bakar dan kaum Khuza'ah sejak masa Jahiliyyah.

Kaum Quraisy tentu saja memihak Bani Bakar dan turut

menyerang Khuza'ah dengan pasukan bersenjata, bahkan sebagian dari

mereka memberikan bantuan secara sembunyi-sembunyi. Akhirnya,

kaum Khuza'ah melarikan diri ke Tanah Flaram, namun mereka berhasil

dikejar oleh Bani Bakar. Kaum Naufal (Bani Bakr) mengingatkan

Naufal (salah seorang pemimpin Bani Bakr) akan tanah suci tersebut,

seraya berkata: "Takutlah kepada Rabbmu!" Naufal menjawab: "Tidak

ada Rabb pada hari ini. Demi Allah, wahai Bani Bakar, sesungguhnya

kalian pernah melakukan pencurian di Tanah Haram ini. (|ika kalian

mau melakukan itu), maka apakah kalian tidak ingin menuntut balas

(atas musuh kalian) di sana)":s+

Aku (Ibnu Katsir) berkomentar: "Mekipun demikian, Naufal

akhirnya masuk Islam dan Allah mengampuni perbuatannya.

Haditsnya ini diriwayatkan dalam kitab asb-Shahiibain.3ss Semoga

Allah meridhainya."

Bani Bakar membunuh beberapa orang dari kaum Khuza'ah,

di antaranya seorang lakilaki bernama Munabbih. Kaum Khuza'ah

berlarian menyelamatkan diri ke rumah-rumah di kota Makkah.

Mereka memasuki rumah Budail bin \flarqa dan rumah budak y^ng

mereka bebaskan, yakni Rafi'.386 Secara otomatis, perjanjian dengan

kaum Quraisy dinyatakan batal dengan adanya kejadian tersebut.

'Amr bin Salim al-Khtza'i dan Budail bin \Varqa' al-Khuza'i

[serta beberapa orang dari suku Khuza'ah]387 segera keluar dari Makkah

untuk menemui Rasulullah ffi. Delegasi tersebut memberitahukan

tentang apayangtelah diperbuat kaum Quraisy dan meminta bantuan

kepada Rasulullah M- untuk menghadapi mereka. Beliau M pu,

menyetujui dan memberikan kabar gambira kepada mereka berupa

kemenangan.3ss Nabi M j"g memberitahukan bahwa Abu Sufyan

pasti akan datang untuk memperbarui perjanjian, namun beliau akan

menolak permintaannya karena sudah tidak lagi membutuhkannya.

Memang begitulah fakta y arrgterj adi selanjutnya.

Karena menyesali tindakan mereka, kaum Quraisy segera

mengutus Abu Sufyan untuk memperbarui perjanjian damai antara

mereka dan Muhammad M,, glnamemperp anjangkembali waktunya.

Maka Abu Sufyan pun berangkat. Sesampainya di I-Isfan, ia bertemu

dengan Budail bin \flarqa' yang baru pulang dari Madinah. Budail

sengaja menyembunyikan apa yangdiucapkan Rasulullah ffi ini

Abu Sufyan melanjutkan perjalanan hingga tiba di Madinah. Ia

menemui puterinya, LJmmu Habibah @t, , yang telah menjadi isteri

Rasulullah ffi. Abu Sufyan hendak duduk di atas bantal Rasulullah

4#, namun lJmmu Habibah €9-, melarangnya seraya berseru: "Anda

adalah laki-laki musyrik yang najis." Abu Sufyan menjawab: "Demi

Allah, wahai puteriku, kamu telah berubah menjadi seorang yargjahat

semenjak meninggalkanku."

Kemudian, Rasulullah M pulang. Abu Sufyan langsung

mengutarakan maksud kedatangannya, namun Nabi M tidak

menjawab sepatah kata pun. Maka dari itu, ia pergi menemui Abu

Bakar €E dan memintanya agar mau berbicara kepada Rasulullah

ffi, namun Abu Bakar *!y juga menolak. Ia pun menjumpai'LImar

"Anda memintaku melakukan itu? Demi Allah, seandainya aku hanya

memiliki sebutir biji gandum, niscaya biji itu akan kugunakan untuk

memerangi kalian!"

Setelah itu, Abu Sufyan mendatangi 'Ali 95, namun Sahabat

ini juga tidak mau melakukannya. Ia pun meminta Fathimah binti

Rasulullah M supaya menyuruh anaknya, al-Hasan 45 , untuk

memberikan perlindungan kepadanya. Fathimah menj awab: "Anakku

tidak akan mampu melakukannya. Tidak ada seorang pun yangdapat

memberikan perlindungan dari Rasulullah ffi."

'Ali bin Abi Thalib +g memberi isyarat kepadanya bahwa ia

akan melindunginya di hadapan (dari amukan) orang banyak. Ia pun

benar-benar melakukannya.

Abu Sufyan segera pulang ke Makkah dan mengabarkan kejadian

itu kepada kaum Quraisy, tetapi mereka malah berkomentar: "Demi

Allah, ia (yakni'Ali) hanya mempermainkanmu saja!":rr

Tidak lama kemudian, Rasulullah ffi bersiap-siap untuk berangkat

ke Makkah. Beliau memohon kepada Allah lW agar merahasiakan

kepergiannya itu atas kaum Quraisy. Allah W pun mengabulkan

permintaan beliau. Oleh karena itu, ketika Hathib bin Abi Balta'ah3eo

menulis surat rahasia untuk penduduk Makkah yang berisi kabar

tentang kebulatan tekad Rasulullah ffi untuk memerangi mereka, di

mana Hathib mengirimkan surat itu melalui seorang wanita dengan

anggapan bahwa pemberitahuan itu merupakan hal yartgmenurutnya

baik dan membawa maslahat baginya, lalu Rasulullah ffi menerima

alasan Hathib, bahkan membenarkannya, karena ia termasuk salah

seorang peserta Perang Badar dan bai'at Hudaibiyah, maka Rasulullah

ffi mengirim'Ali bin Abi Thalib, az-Zubair, dan al-Miqdad ,&, untuk

menangkap wanita itu di Raudhah ([2[.[rrrt dan mengambil surat

tersebut darinya.Ini merupakan pemberitahuan dari A[lah \!M kepada

Nabi-Nya ffi dantermasuk salah satu tanda kenabian beliau *5."'

Rasulullah ffi berangkat pada tanggal10 Ramadhan dengan

membawa sepuluh ribu orang dari kalangan Muhajirin dan Anshar

serta berbagai kabilah-kabilah Arab. Termasuk juga kabilah Muzainah

dan Bani Sulaim yarlg menambahkannya menjadi seribu3e3 oring,

menurut riwayat yang masyhur. Semoga Allah meridhai mereka

semua.

Nabi ffi telah menunjuk Abu Rahm Kaltsum bin Hushain3e4

gF sebagai amir sementara di Madinah.'et

(Paman Rasulullah, al-'Abbas qip,, menjumpai beliau di Dzul

Hulaifah. Ada riwayat yangmenyebutkan di a1-Juhfah).3e6 Al-(Abbas

,r,+y, langsung memeluk Islam ketika itu. Ia pun pulang bersama

Rasulullah ffi dengan membawa serta kerabat dan harta bendanya3eT

ke Madinah.

Setelah Rasulullah ffi tiba di Niqul'Iqab,3es datanglah keponakan

beliau yangbernama Abu Sufyan bin al-Harits bin'Abdul Muththalib

dan'Abdullah bin Abi'Umayyah, saudara llmmu Salamah, untuk

masuk Islam. Namun, beliau langsung mengusir keduanya. ummu

Salamah €9, memberikan jaminan kepada Rasulullah untuk keduanya.

I-Jmmu Salamah W-, menyampaikan banyak hal ftebaikan) tentang

kedua orang tersebut yangmenyebabkan hati Rasulullah ffi melunak.

Akhirnya, beliau mau menerima keduanya, hingga akhirnya mereka

memeluk Islam dan menjadi Muslim yangbaik, padahal sebelumnya

sangat keras permusuhannyaterhadap Rasulullah Rasulullah ffi terus berpuasa sampai tiba di mata air bernama

al-Kadid, yangterletak antaraUsfan dan Amaj di jalur Makkah. Beliau

baru membatalkan puasa sesudah Ashar, di atas kendaraanlya, agar

kaum Muslimin dapat mengambil pelajaran darinya. Nabi hendak

menjelaskan mengenai keringanan membatalkan puasa, bahkan

kemudian beliau menekankan hal itu kepada mereka.a,,

Rasulullah pun melanjutkan perjalanan hingga sampai di Marru

azh-Zhahran,4or kemudian bermalam di sana. Sementara itu, kaum

Quraisy sengaja dibutakan Allah sehingga tidak mengetahui kabar

kedatangan kaum Muslimin, meskipun sebenarnya mereka sangat

takut dan sudah menduga-duga peristiwa tersebut. Pada malam itu,

keluarlah Ibnu Harb, Budail bin'Warqa', dan Hakim bin Hizam untuk

memantau keadaan. Saat melihat cahayaapi di kejauhan, mereka tidak

mempercayainya. Budail berseru: "Itu api kaum Khuza'ah." Abu

Sufyan membantah: "Kaum Khuza'ah tidak sebanyak itu."

Al-'Abbas mengendarai bighal Rasulullah ffi pada malam itu

lalu menyelinap keluar dari sela-sela pasukan, dengan harapan dapat

bertemu seseorang di Makkah. Ketika mendengar suara orang-orang

Quraisy, al-'Abbas langsung mengenali orang yangdicarinya. Ia lantas

beneriak "Abu Hanzhalah!" Abu Sufyan yangmerasa mengenali suara

al-'Abbas pun bertanya: "Abul Fadhal?" Al-'Abbas menjawab: "Benar."

Abu Sufyan bertanya lagi: "Berita apayangengkau bawa?" Al-'Abbas

menjawab: "Celakalah kamu, itu adalah Rasulullah ffi bersama kaum

Muslimin! Duhai, malangnya nasib kaum Quraisy."

Abu Sufyan bertanya: "Kalau begitu apa y^tg harus kita

lakukan?"

Al-'Abbas berkata: "Kalau Muhammad berhasil memenangkan

peperangan, pasti ia akan membunuhmu. Ikutlah denganku dan masuk

Islamlah!*2 Abu Sufyan pun mengikuti al-'Abbas. Kemudian, ia kembali

dan melewati pasukan kaum Muslimin. Setiap kali al-'Abbas lewat di

hadapan sebagian orxrig, mereka berkata: "Orang ini adalah paman

Rasulullah yargsedang mengendarai bighal milik beliau M." I^terus

berjalan hingga lewat di depan kemah 'IJmar bin al-Khaththab gf .

Tatkala'LJmar melihat Abu Sufyan,ialangsung berkata: "Hai musuh

Allah! Segala puji bagi Allah yalgtelah memberiku kesempatan untuk

dapatmenangkapmu tanpa ada perjanlian dan kesepakatan sebelumnya."

Al-'Abbas pun langsung memacu hewan tunggangannya, sementara

'lJmar mengejarnya. Karena'I-Jmar 4b lamban mengejarnya, maka

al-'Abbas lolos dan berhasil memasukkan Abu Sufyan ke kemah

Rasulullah ffi terlebih dahulu. Tidak lama kemudian, 'LJmar masuk

dan memintaizinkepada Rasulullah ffi untuk memenggal kepala Abu

Sufyan. Namun, al-'Abbas segera melindunginya. Akibatnya, 'LJmar

dan a1-'Abbas r49, terlibat pertengkaran mu1ut.a03

Akhirnya, Rasulullah M memerintahkan agar membawa Abu

Sufyan besok. Pada pagi hainya, al-'Abbas datang menemui beliau ffi

bersama dengan Abu Sufyan. Rasulullah ffi menawarkan Abu Sufyan

masuk Islam, namun ia tampak sedikit ragu-ragu. Melihat gelagatnya,

al-'Abbas pun menghardiknya. Sehingga akhirnya Abu Sufyan bersedia

masuk Islam. Al-'Abbas berkata: "'Wahai Rasulullah, Abu Sufyan

adalah orang yang menyukai kehormatan." Maka, Rasulullah M

bersabda:

(.c\'*it?t3,'r;]\

"Barang siapa yangmasuk ke rumah Abu Sufyan maka ia aman, barang

siapa yangmenutup pintu rumahnya maka ia aman, dan barang siapa

yalgmasuk ke Masjidil Haram maka ia aman."a*

Ibnu Hazmaos menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan dalil

yang sangat jelas bahwa kota Makkah ditaklukkan secara damai, bukan

dengan kekerasan (pertumpahan darah).

Aku (Ibnu Katsir) berkomentari "Demikianlah salah satu

pendapat para ulama,a06 |uga merupakan pendapat terbaru (al-qaulul

jadiid) Imam asy-Syafi'i. Peristiwa itu juga merupakan dalil bahwa

hartarampasan perang pada penaklukan kota Makkah tidak disisihkan

seperlimanya dan tidak juga dibagibagikan.

Adapun orang-ora ng yang berpendapat bahwa penaklukan

itu dilakukan dengan kekerasan, mereka beralasan bahwa kaum

Muslimin telah membunuh dua puluh orang kaum Quraisy di Bukit

Khandam^1.+ot Mereka juga beralasan dengan sabda beliau ffi: "...

maka dia aman ...."

Masalah ini akan sangat paryangapabila dibahas dalam kitab ini.

Di samping itu, dua tokoh ulama besar telah berdialog seputar masalah

ini, yaitu Tajuddin al-Fazaridan Abu Zakariyya an-Nawawi, tentang

pembagian harta rampasan perang pada Penaklukan Makkah.

Maksudnya, Rasulullah M padapagihari itu berjalan ke Makkah

dan memerintahkan al-'Abbas untuk menghentikan Abu Sufyan di

kbatmul jabal (tepi bukit),." tidak lain agar ia dapat menyaksikan bala

tentara ummat Islam yarrgakan melewati daerah itu.aoe

Rasulullah ffi menempatkan Abu'Ubaidah bin al-Jarrah +b

di posisi depan danaz-Zubair bin al-Awwam di posisi kiri. Rasulullah

ffi sendiriberada di posisi belakang. Beliau ffi memberikan panji

perang kepada Sa'ad bin 'Ubadah €5 . Rasulullah ffi mendengar

Sa'ad berkata kepada Abu Sufyan ketika lewat di depannya: "Hai Abu

Sufyan, hari ini adalah hari pembantaian. Hari ini akan dihalalkan

Tanah Haram!" Yang dimaksud adalah "Ka'bah."

Tatkala Abu Sufyan mengadukan hal itu kepada Rasulullah ffi,

beliau ffi p.m bersabda: 'Justru hari ini Ka'bah akan dimuliakan."

Oleh karena itu, beliau memerintahkan agar panji perang itu

diambil dari Sa'ad dan diberikan kepada'Ali bin Abi Thalib ai5 . Dalam

riwayat lain disebutkan bahwa panji itu diserahkan kepada az-Zubair.

Demikianlah riwayat yang benar. Rasulullah ffi memerintahkan

az-Zttbair untuk masuk dari arah Kada' di bagian atas (utara) kota

Makkah, lalu menancapkan paqi tersebut di al-Hajun.ar, Kemudian,

beliau memerintahkan Khalid bin al-\7alid supaya masuk dari arah

Kuday, bagian bawah (selatan) kota Makkah, dan memerintahkannya

agar memerangi siapa saja yang melawan mereka.arr

Di pihak lain, Ikrimah bin Abu Jahl, Shafwan bin 'UmaWah,

dan Suhail bin 'Amr menggalang pasukan di Bukit Khandamah.IGalid bin al-rUflalid yang melintas di tempat tersebut lantas berperang

melawan orang-orang kafir itu. Dari kaum Muslimin terbunuh tiga

orang, yaitu Kurz binJabir dari Bani Muharib bin Fihr, Hubaisy bin

IGalid bin Rabi'ah bin Ashram a1-Khuza'i,+rz dan Salamah bin al-Maila'

al-Juhani &,. Sementaraitu, dari kalangan kaum musyrikin terbunuh

tiga belas orang, sedangkan selebihnya melarikan diri.

Kemudian, Rasulullah ffi masuk ke Makkah dengan mengendarai

untanya. Beliau mengenakan al-migbfafB padakepalanya. Kepala Nabi

saat itu nyaris menyentuh bagian atas pelana karena ketawadhu'an

beliau kepada Rabbnya wij. .o'o

Rasulullah ffi memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat

Makkah, kecuali'Abdul lJzza bin Khathal, 'Abdullah bin Sa'ad bin

Abi Sarh,Ikrimah bin AbuJahal, Miqyas bin Shababah, al-Huwairits

bin Naqi dz, serta dua orang biduanita milik Ibnu Khathal. Dua

biduanita itu adalah Fartana dan seorang teman wanitanya, Sarah,

yakni budak yangdibebaskan oleh Bani'Abdul Muththalib. Rasulullah

M menghalalkan darah orang-orang itu bahkan memerintahkan

membunuh mereka di mana pun mereka berada, meskipun mereka

bergelayutan di kelambu Ka'bah. Terbukti benar bahwasanya Ibnu

Khathal dibunuh ketika ia sedang bergelayut di kelambu Ka'bah.

Berhasil dibunuh juga Miqyas bin Shababah, al-Huwairits bin Naqidz,

dan salah seorang dari dua biduanita tersebut,art sedangkan selebihnya

mendapat jaminan keamanan.

Rasulullah ffi singgah di Makkah dan mandi di rumah lJmmu

Hani' W-, ,o'u lalu shalat delapan rakaat.atT Beliau mengucapkan salam

pada setiap dua rakaat. Ada yang mengatakan bahwa shalat itu adalah

shalat Dhuha.o'8 Ada juga yang berpendapat shalat Fat-h (shalat

penaklukan).0''

As-Suhaily'20 berkata: 'Sa'ad bin Abi \flaqqash pernah mengerja￾kan shalat delapan rakaat di istana Kisra. Hanya saja, ia mengerjakarLnya

dengan sekali salam."

Akan tetapi, kenyataannya ddak sebagaiman aymgdikatakannya,

yaiat sebenarnya beliau mengucapkan salam pada setiap dua rakaat.

Demikianlah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.,


Setelah itu, Rasulullah M keluar menuju Baitullah lalu

mengerjakan thawaf Qudum.a22 Namun, beliau tidak melakukan

sa'i karena memang tidak mengerjakan umrah ketika itu. Beliau pun

meminjam kunci Ka'bah lalu masuk ke dalamnya.a23 Selanjutnya,

Nabi memerintahkan para Sahabatnya membuang gambar-gambar di

dalamnya dan menghapus sebagian darinya.aa Pada hari itulah, Bilal

mengumandangkan adzan (untuk pertama kalinya) di atas Ka'bah.425

Kemudian, Rasulullah M mengembalikan kunci yangdipinjam tadi

kepada'IJtsman bin Thalhah bin Abi Thalhah dan menetapkan mereka

(keluarga'Lltsman bin Thalhah) sebagai juru kunci Ka'bah.426

Penaklukan Makkah ini terjadi pada saat Ramadhan tinggal

10 hari lagi (diperkirakan tanggal 19 Ramadhan).0" Pada waktu

itu, Rasulullah ffi tidak berpuasa hingga akhir bulan Ramadhan.

Beliau mengerjakan shalat dua rakaat, secara qashar,a2s dan meminta

penduduk Makkah untuk menyempurnakan shalat mereka, seperti

yangdiriwayatkan oleh an-Nasa-i dengan sanad yanghasan dari'Imran

bin Hushain * .+2e

Keesokan harinya, sehari setelah penaklukan rcrsebut, Rasulullah

ffi berkhutbah dan menjelaskan tentang kesucian kota Makkah. S