Kisah pararasul 3

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 3. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 3



 i janji tentang kedatangan Mesias sebelumnya, 

dan inilah janji yang mencakup semua janji lain. Dari 

sini kita bisa melihat bahwa Tuhan  yang memberi  Roh 

Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya (Luk. 

11:13) berarti bahwa Dia memberi mereka semua 

pemberian yang baik (Mat. 7:11). Kristus menerima Roh 


 76

Kudus yang dijanjikan, maksudnya, karunia Roh Kudus 

yang dijanjikan, dan telah memberi nya kepada kita. 

Sebab semua janji Tuhan  yaitu   Ya” dan  Amin” di 

dalam Dia. Kedua, karunia itu merupakan tanda jamin-

an dari segala kebaikan Tuhan  yang dimaksudkan untuk 

waktu-waktu berikutnya. Apa yang sekarang kamu lihat 

dan dengar hanyalah merupakan pertanda dari per-

kara-perkara yang lebih besar. 

[2] Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ini mem-

buktikan apa yang kamu semua harus percayai, bahwa 

Kristus Yesus yaitu  Mesias dan Juruselamat dunia 

yang sesungguhnya. Dengan inilah Petrus menutup 

khotbahnya, sebagai akhir kata dari segalanya, quod 

erat demonstrandum – kebenaran yang harus ditunjuk-

kan (ay. 36): Jadi seluruh kaum Israel harus tahu de-

ngan pasti bahwa kebenaran ini sekarang sudah men-

dapat penggenapannya yang penuh, dan kita mendapat 

amanat penuh untuk memberitakannya, bahwa Tuhan  

telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi 

Tuhan dan Kristus. Mereka dilarang memberitahukan ke-

pada siapa pun bahwa Ia Mesias sampai sesudah ke-

bangkitan-Nya (Mat. 16:20; 17:9).namun  sekarang hal 

itu harus diberitakan dari atas atap rumah, kepada selu-

ruh kaum Israel. Siapa bertelinga, hendaklah ia mende-

ngar! Pernyataan itu tidak diajukan sebagai suatu ke-

mungkinan,namun  ditegaskan sebagai hal yang pasti: 

Mereka harus tahu dengan pasti, dan tahu bahwa sudah 

menjadi kewajiban bagi mereka untuk menerimanya se-

bagai perkataan yang benar, pertama, bahwa Tuhan  su-

dah memuliakan Dia yang mereka salibkan. Hal ini 

memperberat kefasikan mereka, bahwa mereka menya-

libkan Dia yang dirancang Tuhan  untuk dipermuliakan, 

dan menghukum mati sebagai penipu Dia yang sudah 

sedemikian memberi  bukti-bukti kuat tentang misi 

Tuhan -Nya. Dan hal ini semakin memperbesar hikmat 

dan kuasa Tuhan , bahwa meskipun mereka menyalibkan 

Dia, dan berpikir dengan berbuat demikian memberi  

kepada Dia tanda aib yang tidak bisa dihapus, namun 

Tuhan  sudah memuliakan Dia, dan penghinaan-penghi-

Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41 

 77

naan yang sudah mereka perbuat terhadap-Nya justru 

mendatangkan kemilau terang-Nya. Kedua, bahwa Tuhan  

sudah memuliakan Dia sedemikian rupa sehingga men-

jadikan-Nya Tuhan dan Kristus. Kedua pernyataan ini 

sama saja artinya. Dia yaitu   Tuhan dari semua orang, 

dan bukan seorang perebut kekuasaan, melainkan Kris-

tus, yang diurapi untuk menjadi Kristus. Dia yaitu  

satu Tuhan bagi orang-orang bukan-Yahudi, yang sebe-

lum ini memiliki  banyak Tuhan. Dan bagi orang-

orang Yahudi Ia yaitu  Mesias, yang mencakup semua 

kedudukan-Nya. Dia yaitu  Mesias Sang Raja, sebagai-

mana Alkitab bahasa Aram menyebut-Nya. Atau, seperti 

malaikat yang berkata kepada Daniel, seorang yang di-

urapi (Dan. 9:25, KJV: Mesias Sang Penguasa – pen.). 

Inilah kebenaran agung dari Injil yang harus kita perca-

yai, bahwa Yesus yang sama itu, yang disalibkan di Ye-

rusalem, yaitu  Dia yang kepada-Nya kita harus setia, 

dan yang dari Dia kita harus mengharapkan perlin-

dungan, sebagai Tuhan dan Kristus. 

Khotbah Petrus di Yerusalem  

(2:37-41) 

37  saat  mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka 

bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain:  Apakah yang harus kami 

perbuat, saudara-saudara?” 38 Jawab Petrus kepada mereka:  Bertobatlah 

dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama 

Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima ka-

runia Roh Kudus. 39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan 

bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan 

Tuhan  kita.” 40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu ke-

saksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, 

katanya:  Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” 41 

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan 

pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 

Kita sudah melihat dampak yang menakjubkan dari pencurahan Roh, 

dan kuasanya yang mengagumkan atas para pengabar Injil. Petrus, 

dalam seluruh hidupnya, belum pernah berbicara sebaik seperti yang 

baru dilakukannya sekarang, dengan begitu sepenuh hati, jelas, dan 

penuh kuasa. Kita sekarang akan melihat buah lain yang penuh ber-

kat dari pencurahan Roh ini dalam kuasanya terhadap mereka yang 

mendengarkan Injil. Sejak pertama kali pesan Tuhan  itu disampaikan, 


 78

tampak bahwa ada kuasa Tuhan  yang menyertainya, dan penyampaian 

pesan itu diperlengkapi dengan kuasa Tuhan , yang sanggup melaku-

kan keajaiban-keajaiban: beribu-ribu orang langsung dibawa olehnya 

kepada ketaatan iman. Itulah tongkat kekuatan Tuhan  yang diulurkan 

dari Sion (Mzm. 110:2-3). Kita mendapati di sini buah-buah pertama 

dari tuaian jiwa yang besar itu, yang dengan kuasa Tuhan  dikumpul-

kan kepada Yesus Kristus. Mari datang dan lihatlah, dalam ayat-ayat 

ini, bagaimana Sang Penebus yang sudah ditinggikan maju, dalam 

kereta keselamatan ini, sebagai pemenang untuk merebut kemenang-

an (Why. 6:2). 

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati firman Tuhan  sebagai sarana 

untuk memulai dan melanjutkan pekerjaan anugerah yang baik da-

lam hati banyak orang, sebab Roh Tuhan bekerja dengannya. Marilah 

kita lihat cara kerjanya.  

I.  Mereka tersentak, dan diyakinkan oleh kebenaran Injil, lalu terdo-

rong untuk bertanya dengan sungguh-sungguh (ay. 37).  saat  

mereka mendengar, atau setelah mendengar, setelah mendengar-

kan Petrus dengan sabar, dan tidak memotong pembicaraannya 

seperti selama ini mereka terbiasa memotong pembicaraan Kristus 

(ini suatu kemajuan yang baik, bahwa mereka sekarang memper-

hatikan firman), hati mereka sangat terharu, atau mereka terharu 

di dalam hati, dan, dalam kekhawatiran dan kebingungan yang 

dalam, mereka datang kepada para pengkhotbah itu sambil ber-

tanya, apakah yang harus kami perbuat? Sangat aneh bahwa ke-

san-kesan seperti itu sampai ditimbulkan secara tiba-tiba dalam 

hati yang begitu keras. Mereka yaitu  orang-orang Yahudi, yang 

dididik untuk mempercayai bahwa agama mereka sudah cukup 

untuk menyelamatkan mereka, dan yang dalam waktu belakangan 

ini sudah melihat bahwa Yesus ini disalibkan dalam kelemahan 

dan kehinaan, dan diberi tahu oleh para pemimpin agama mereka 

bahwa Ia yaitu  seorang penipu. Petrus sudah mendakwa mereka 

sebab  tangan mereka, tangan bangsa-bangsa durhaka, turut ber-

peran dalam kematian-Nya, yang bisa jadi membuat mereka ge-

ram terhadapnya. Namun,  saat  mereka mendengar khotbah 

yang jelas dan alkitabiah ini, mereka sangat tersentuh olehnya. 

1. Khotbah itu membuat mereka menderita: Hati mereka sangat 

terharu. Kita membaca tentang orang-orang yang sangat tertu-

suk hatinya dengan kemarahan terhadap seorang pengkhotbah 

Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41 

 79

(7:54),namun  hati orang-orang ini sangat terharu dengan ke-

marahan terhadap diri mereka sendiri, sebab  sudah berperan 

dalam kematian Kristus. Petrus, dengan mendakwakan keja-

hatan ini kepada mereka, menggugah hati nurani mereka, 

menjamah hati sanubari mereka. Mereka merenungkan semua 

peristiwa itu seperti pedang di tulang-tulang mereka, pedang 

itu menusuk mereka seperti mereka sudah menusuk Kristus. 

Perhatikanlah, orang-orang berdosa,  saat  mata mereka ter-

buka, tidak bisa tidak pasti hati mereka tertusuk sebab  dosa, 

dan tidak bisa tidak pasti mengalami kegelisahan di dalam ba-

tin. Inilah yang dinamakan hati yang koyak itu (Yl. 2:13), hati 

yang patah dan remuk (Mzm. 51:19). jika  orang sungguh-

sungguh menyesali dosa-dosa mereka, dan malu dengannya, 

dan takut akan akibat-akibatnya, hati mereka tertusuk. Tusuk-

an di dalam hati itu mematikan, dan di dalam kegundahan-ke-

gundahan itu (ujar Paulus) aku mati (Rm. 7:9).  Semua pan-

dangan baikku tentang diriku sendiri dan keyakinanku pada 

diriku sendiri mengecewakan aku.” 

2. Khotbah itu membuat mereka bertanya-tanya. sebab  yang 

meluap dari hati, hati yang tertusuk seperti itu, diucapkan mu-

lut. Amatilah, 

(1) Kepada siapa mereka bertanya seperti itu: Kepada Petrus 

dan rasul-rasul yang lain, sebagian kepada yang satu, dan 

sebagian kepada yang lain. Kepada rasul-rasul itu mereka 

membeberkan perkara mereka. Oleh rasul-rasul itu mereka 

sudah diinsafkan, dan sebab  itu oleh rasul-rasul itu mereka 

berharap akan diberi nasihat dan dihibur. Mereka tidak da-

tang kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, untuk 

membenarkan mereka dari dakwaan para rasul,namun  da-

tang kepada rasul-rasul itu, dengan mengakui dakwaan 

itu, dan menyerahkan perkaranya kepada mereka. Mereka 

menyebut rasul-rasul itu saudara-saudara (KJV: sesama 

manusia dan saudara – pen.), sama seperti Petrus sudah 

menyebut mereka (ay. 29): sebutan ini mengandung rasa 

persahabatan dan kasih, dan bukan gelar kehormatan: 

 Kalian yaitu  manusia, jadi lihatlah kami sebagai manu-

sia juga. Kalian yaitu  saudara, pandanglah kami dengan 

kasih persaudaraan.” Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan 

yaitu  tabib-tabib rohani. Mereka harus dimintai nasihat 


 80

oleh orang-orang yang hati nuraninya terluka. Dan baiklah 

bila orang bersikap bebas dan akrab dengan hamba-hamba 

Tuhan itu, sebagai sesama manusia dan saudara, yang 

memperlakukan jiwa mereka seperti jiwa sendiri. 

(2) Apa yang mereka tanyakan: Apakah yang harus kami per-

buat?  

[1] Mereka berbicara dalam keadaan terpaku, tidak tahu 

apa yang harus diperbuat. Sepenuhnya terkejut:  Apa-

kah Yesus yang sudah kami salibkan itu yaitu  Tuhan 

dan Kristus? Lalu apa yang akan terjadi dengan kami 

yang sudah menyalibkan Dia? Celaka, kami semua bi-

nasa!” Perhatikanlah, tidak ada jalan lain untuk berba-

hagia kecuali dengan melihat diri kita sendiri sengsara. 

jika  kita mendapati diri kita sendiri terancam baha-

ya akan tersesat untuk selama-lamanya, ada harapan 

bahwa kita akan diselamatkan untuk selama-lamanya. 

Dan ini tidak akan terjadi sebelum kita mendapati diri 

kita seperti itu. 

[2] Mereka berbicara dalam kebulatan hati, bertekad untuk 

segera melakukan apa saja yang diperintahkan kepada 

mereka. Mereka tidak mau ambil waktu lagi untuk me-

nimbang-nimbang, atau menunda melakukan apa yang 

sudah mereka insafi itu sampai tiba waktu yang lebih 

nyaman. Sebaliknya, mereka ingin diberi tahu sekarang 

juga apa yang harus mereka lakukan untuk terhindar 

dari kesengsaraan yang akan menimpa mereka. Perhati-

kanlah, orang-orang yang menjadi insaf akan dosa me-

reka dengan gembira ingin mengetahui jalan untuk 

mendapatkan damai sejahtera dan pengampunan (9:6; 

16:30). 

II. Petrus dan rasul-rasul lain mengarahkan kepada mereka secara 

ringkas apa yang harus mereka perbuat, dan apa yang bisa me-

reka harapkan dengan berbuat demikian (ay. 38-39). Para pen-

dosa yang telah insaf harus diberi dorongan. Yang terluka harus 

dibalut (Yeh. 34:16). Mereka harus diberi tahu bahwa walaupun 

perkara mereka menyedihkan, itu bukannya tanpa harapan, jus-

tru sebaliknya, masih ada harapan bagi mereka. 

Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41 

 81

1. Di sini ia menunjukkan kepada mereka jalan yang harus me-

reka tempuh. 

(1) Bertobatlah. Inilah papan yang harus kamu pegang setelah 

kapal karam.  Biarlah perasaan bersalah yang menjijikkan 

ini, yang kamu datangkan atas dirimu sendiri dengan 

menghukum mati Kristus, menggugah kamu untuk mere-

nung, dengan penuh pertobatan, atas semua dosamu yang 

lain (seperti tuntutan atas satu utang yang banyak meng-

ungkapkan semua utang orang malang yang sudah bang-

krut) dan membuatmu sungguh-sungguh menyesal dan 

sedih sebab nya.” Pertobatan ini yaitu  kewajiban yang 

sama yang sudah diberitakan Yohanes Pembaptis dan 

Kristus, dan sebab  sekarang Roh dicurahkan, maka perto-

batan ini tetap ditegaskan:  Bertobatlah, bertobatlah. Ubah-

lah pikiranmu, ubahlah jalanmu. Pikirkan baik-baik.”  

(2) Hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis 

dalam nama Yesus Kristus. Maksudnya,  percayailah ajaran 

Kristus dengan teguh, dan berserahlah kepada anugerah 

dan pemerintahan-Nya. Dan akuilah ini secara terang-te-

rangan dan sungguh-sungguh, dan berjanjilah untuk tetap 

berpegang teguh padanya, dengan memberi dirimu dibaptis 

seperti yang sudah ditetapkan. Jadilah pengikut Kristus 

dan agama-Nya yang kudus, dan tanggalkanlah ketidakse-

tiaanmu.” Mereka harus dibaptis dalam nama Yesus Kris-

tus. Mereka memang percaya kepada Bapa dan Roh Kudus 

yang berbicara melalui para nabi.namun  mereka juga harus 

percaya kepada nama Yesus, bahwa Dia yaitu  Kristus, 

Mesias yang dijanjikan kepada para bapa leluhur.  Angkat-

lah Yesus sebagai Rajamu, dan melalui baptisan bersum-

pah setialah kepada-Nya. Terimalah Dia sebagai Nabimu, 

dan dengarkanlah Dia. Akuilah Dia sebagai Imammu, un-

tuk mengadakan pendamaian dosa bagimu,” yang tampaknya 

dimaksudkan secara khusus di sini. Sebab mereka harus 

dibaptis dalam nama-Nya demi pengampunan dosa berda-

sarkan kebenaran-Nya.  

(3) Pertobatan ini ditekankan kepada setiap orang: Kamu ma-

sing-masing.  Bahkan di antara kalian yang paling berdosa, 

jika bertobat dan percaya, diundang untuk dibaptis. Dan 

mereka yang menganggap diri sendiri sebagai orang yang 


 82

paling kudus masih perlu bertobat, dan percaya, dan di-

baptis. Di dalam Kristus ada anugerah yang cukup bagi 

kamu masing-masing, sekalipun kalian begitu banyak. Dan 

anugerah-Nya itu sesuai dengan kebutuhan masing-masing 

orang. Israel pada zaman dulu dibaptis oleh Musa di dalam 

kemah, seluruh umat Israel secara bersama-sama,  saat  

mereka melintas dalam awan dan dalam laut (1Kor. 10:1-

2), sebab kovenan yang khusus itu hanya bagi bangsa itu 

saja. Namun, sekarang kamu masing-masing secara sendiri-

sendiri harus dibaptis dalam nama Tuhan Yesus, dan meng-

urus sendiri perkara yang besar ini bagi dirinya sendiri.” 

Lihat Kolose 1:28.  

2. Ia mendorong mereka untuk menempuh jalan ini: 

(1)  Pertobatan ini demi pengampunan dosa. Bertobatlah dari 

dosamu, maka dosamu tidak akan menghancurkanmu. 

Beri dirimu dibaptis dalam iman kepada Kristus, maka di 

dalam kebenaran engkau akan dibenarkan, yang tidak da-

pat engkau peroleh dengan hukum Musa. Berusahalah un-

tuk dibenarkan dengan cara ini , dan bergantunglah 

kepada Kristus untuk mendapatkannya, maka pembenaran 

itu akan engkau peroleh. Sama seperti piala dalam perja-

muan Tuhan yaitu  Perjanjian Baru di dalam darah Kris-

tus demi pengampunan dosa, demikian pula baptisan dila-

kukan di dalam nama Kristus demi pengampunan dosa. 

Berilah dirimu dibasuh, maka engkau akan dibasuh.”  

(2)  Kamu akan menerima karunia Roh Kudus sama seperti ka-

mi. Sebab karunia itu dimaksudkan sebagai berkat untuk 

umum: sebagian dari antara kamu akan menerima karu-

nia-karunia lahiriah ini, dan kamu masing-masing, jika 

tulus dalam iman dan pertobatanmu, akan menerima anu-

gerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan di dalam 

batin, akan dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanji-

kan.” Perhatikanlah, semua orang yang menerima pengam-

punan dosa berarti menerima karunia Roh Kudus. Semua 

orang yang dibenarkan berarti dikuduskan.  

(3)  Anak-anakmu akan tetap memiliki , seperti selama ini 

mereka sudah memiliki , kepentingan di dalam kovenan 

itu, dan hak atas meterai lahiriahnya. Datanglah kepada 

Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41 

 83

Kristus, untuk menerima keuntungan-keuntungan yang 

tiada terkira itu. Sebab janji pengampunan dosa dan ka-

runia Roh Kudus yaitu  bagi kamu dan bagi anak-anakmu” 

(ay. 39). Dengan sangat jelas dikatakan (Yes. 44:3): Aku 

akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu. Dan (Yes. 

59:21) Roh-Ku dan firman-Ku tidak akan meninggalkan mu-

lutmu dan mulut keturunanmu.  saat  Tuhan  mengikat Abra-

ham ke dalam kovenan, Ia berkata, Aku akan menjadi 

Tuhan mu dan Tuhan  keturunanmu (Kej. 17:7). Dan, sesuai de-

ngan itu, setiap orang Israel harus menyunat anak laki-laki 

mereka  saat  berumur delapan hari. Nah, pantas bagi se-

orang Israel,  saat  melalui baptisan mengikat diri pada 

tata aturan yang baru dari kovenan ini, untuk bertanya, 

 Apa yang harus kulakukan dengan anak-anakku? Harus-

kah mereka dikeluarkan, ataukah diikutsertakan dalam ko-

venan ini?”  Diikutsertakan” (jawab Petrus)  sudah pasti. 

Sebab janji itu, janji agung tentang Tuhan  yang menjadi 

Tuhan mu itu, sama-sama diperuntukkan bagimu dan bagi 

anak-anakmu, sekarang sama seperti sebelum-sebelumnya.”  

(4)  Walaupun janji-janji itu tetap diperluas bagi anak-anakmu 

sama seperti sebelumnya, namun, tidak seperti sebelum-

sebelumnya, janji-janji itu tidak dibatasi hanya bagimu dan 

bagi mereka, justru sebaliknya, keuntungannya dimaksud-

kan bagi orang yang masih jauh.” Kita bisa menambahkan, 

dan bagi anak-anak mereka, sebab berkat Abraham sampai 

kepada bangsa-bangsa lain melalui Yesus Kristus (Gal. 

3:14). Janji itu sudah lama menjadi milik orang-orang 

Israel (Rm. 9:4).namun  sekarang janji itu disampaikan ke-

pada orang yang masih jauh, kepada bangsa-bangsa bu-

kan-Yahudi di tempat-tempat paling terpencil, dan kepada 

masing-masing dari mereka juga, kepada semua orang yang 

masih jauh. Kepada orang-orang secara umumlah pemba-

tasan berikut ini harus merujuk, sebanyak dari mereka, se-

banyak dari masing-masing orang dalam setiap bangsa, 

yang akan dipanggil oleh Tuhan Tuhan  kita untuk menjalin 

persekutuan dengan Yesus Kristus. Perhatikanlah, Tuhan  

bisa membuat panggilan-Nya menjangkau orang-orang 

yang masih begitu jauh, dan tak seorang pun datang kecu-

ali mereka yang dipanggil-Nya. 


 84

III. Petunjuk-petunjuk ini diikuti dengan peringatan yang penting (ay. 

40): Dan dengan banyak perkataan lain lagi, untuk mencapai 

maksud yang sama, ia memberi suatu kesaksian tentang kebenar-

an-kebenaran Injil, dan menganjurkan kewajiban-kewajiban Injil. 

sebab  sekarang firman itu sudah mulai bekerja, maka Petrus 

mengikutinya. Ia sudah menyampaikan apa yang banyak dalam 

sedikit perkataan (ay. 38-39), dan apa yang, sangka orang, sudah 

mencakup semuanya,namun  masih ada lagi yang hendak dikata-

kannya. jika  kita sudah mendengar kata-kata yang membawa 

kebaikan bagi jiwa kita, tidak bisa tidak kita pasti berharap untuk 

mendengar lebih, mendengar lebih banyak lagi kata-kata seperti 

itu. Di antara hal-hal lain yang dikatakannya (dan tampaknya 

yang ingin ditekankannya), yaitu  berilah dirimu diselamatkan 

dari angkatan yang jahat ini. Bebaskanlah dirimu dari mereka. 

Orang-orang Yahudi yang tidak percaya yaitu  angkatan yang 

jahat, suka membangkang dan keras hati. Mereka berjalan me-

nentang Tuhan  dan manusia (1Tes. 2:15), menyatu dengan dosa 

dan ditandai untuk binasa. Nah, berkenaan dengan mereka,  

1.  Bertekunlah dalam memberi dirimu diselamatkan dari kehan-

curan mereka, supaya kamu tidak terlibat di dalamnya, dan 

bisa luput dari semua yang akan terjadi itu  (sebagaimana de-

mikian dengan orang-orang Kristen):  Bertobatlah, dan berilah 

dirimu dibaptis. Maka kamu tidak akan berbagi dalam kehan-

curan orang-orang yang dengannya kamu sudah berbagi di da-

lam dosa.” Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang 

berdosa.  

2.   Untuk mencapai hal ini, janganlah terus berdiam bersama-

sama dengan mereka di dalam dosa mereka, janganlah bersi-

keras bersama-sama mereka dalam ketidaksetiaan. Berilah di-

rimu diselamatkan, maksudnya, pisahkanlah dirimu, bedakan-

lah dirimu sendiri, dari angkatan yang jahat ini. Janganlah 

memberontak seperti kaum pemberontak ini. Janganlah ambil 

bagian bersama mereka di dalam dosa-dosa mereka, supaya 

engkau tidak berbagi bersama mereka di dalam tulah-tulah 

mereka.” Perhatikanlah, memisahkan diri dari orang-orang fa-

sik yaitu  satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri kita 

dari mereka. Meskipun kita dengan berbuat demikian memu-

dahkan diri kita untuk menjadi sasaran kegeraman dan per-

musuhan mereka, kita sebenarnya menyelamatkan diri dari 

Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41 

 85

mereka. Sebab, jika kita mempertimbangkan ke arah mana 

mereka menuju, kita akan melihat bahwa lebih baik menang-

gung susah berenang melawan arus mereka dibandingkan  teran-

cam bahaya dihanyutkan oleh arus mereka. Orang-orang yang 

bertobat dari dosa-dosa mereka dan memberi diri kepada Ye-

sus Kristus, harus membuktikan ketulusan mereka dengan 

menjauhkan diri dari semua pergaulan akrab dengan orang-

orang fasik. Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat 

yaitu  bahasa orang yang bertekad untuk memegang perintah-

perintah Tuhan nya (Mzm. 119:115). Kita harus menyelamatkan 

diri dari mereka, yang berarti menghindari mereka dengan rasa 

ngeri dan ketakutan yang kudus, sama seperti kita ingin me-

nyelamatkan diri dari seorang musuh yang berusaha menghan-

curkan kita, atau dari sebuah rumah yang terjangkiti wabah.    

IV. Inilah keberhasilan yang membahagiakan dan akhir dari semua-

nya (ay. 41). Roh bekerja bersama firman, dan mengerjakan ke-

ajaiban-keajaiban dengannya. Orang-orang yang sama ini, yang 

banyak dari antara mereka sudah menjadi saksi-saksi mata dari 

kematian Kristus, beserta keajaiban-keajaiban yang menyertainya, 

dan tidak disadarkan olehnya, sekarang disadarkan oleh pemberita-

an firman, sebab inilah kekuatan Tuhan  yang menyelamatkan itu.  

1. Mereka menerima firman. Dan firman baru akan membawa ke-

baikan bagi kita jika  kita menerimanya, memeluknya, dan 

menyambutnya. Mereka mengakui kebersalahan mereka atas 

dasar firman itu, dan menerima tawaran-tawarannya.  

2. Mereka menerimanya dengan gembira. Herodes mendengar ka-

bar dengan gembira,namun  orang-orang ini menerimanya dengan 

gembira. Mereka bukan hanya gembira sebab  menerimanya, 

melainkan juga sebab  dengan anugerah Tuhan  mereka dimam-

pukan untuk menerimanya, meskipun itu firman yang meren-

dahkan diri mereka dan mengubah mereka, dan akan membuat 

mereka dimusuhi orang-orang bangsa mereka sendiri.  

3. Mereka dibaptis. Mereka percaya di dalam hati dan mengaku 

dengan mulut, dan menggabungkan diri di antara murid-mu-

rid Kristus melalui tata upacara suci yang sudah ditetapkan-

Nya itu. Dan walaupun Petrus hanya berkata,  Berilah dirimu 

dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (sebab  ajaran Kristus 

yaitu  kebenaran yang sedang dibicarakan di sini), namun 


 86

kita memiliki  alasan untuk berpikir bahwa dalam membap-

tis mereka, seluruh rumusan yang ditentukan Kristus diguna-

kan, dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Perhati-

kanlah, orang-orang yang menerima kovenan kristiani harus 

menerima baptisan lristiani. 

4. Dengan demikian ditambahkan kepada murid-murid orang-

orang sebanyak tiga ribu jiwa pada hari itu. Semua orang yang 

sudah menerima Roh Kudus menggunakan lidah mereka un-

tuk berkhotbah, dan tangan mereka untuk membaptis. Sebab 

sudah waktunya untuk sibuk, bila tuaian sebanyak itu harus 

dikumpulkan. Pertobatan ketiga ribu orang ini melalui kata-

kata itu merupakan pekerjaan yang lebih besar dibandingkan  mem-

beri makan empat atau lima ribu orang dengan beberapa potong 

roti. Sekarang Israel mulai berlipat ganda setelah kematian Yu-

suf kita. Dikatakan ada tiga ribu jiwa (kata yang pada umumya 

digunakan untuk menghitung orang termasuk wanita dan 

anak-anak, seperti dalam Kejadian 14:21, dalam keterangan, 

berikanlah kepadaku jiwa-jiwa itu; dalam Kejadian 46:27, tujuh 

puluh jiwa). Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang dibap-

tis di sini bukanlah laki-laki semuanya, melainkan kepala ke-

luarga yang sedemikian banyak, beserta anak-anak dan hamba-

hamba mereka yang ikut dibaptis, yang jumlahnya mungkin 

mencapai tiga ribu jiwa. Semuanya ini ditambahkan kepada 

mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menggabungkan diri 

bersama Kristus berarti ditambahkan ke dalam murid-murid 

Kristus, dan bergabung bersama-sama dengan mereka. Apa-

bila kita mengangkat Tuhan  sebagai Tuhan  kita, kita harus 

mengangkat umat-Nya menjadi umat kita. 

Persekutuan Murid-murid  

(2:42-47) 

42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. 

Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43Maka 

ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak 

mujizat dan tanda. 44Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap ber-

satu, dan segala kepunyaan mereka yaitu  kepunyaan bersama, 45dan selalu 

ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya ke-

pada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46Dengan ber-

tekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Tuhan . 

Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan 

bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47sambil memuji

Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47 

 87

Tuhan . Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menam-

bah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. 

Kita sering kali berbicara tentang jemaat mula-mula, dan memakai-

nya sebagai patokan, serta merujuk pada sejarahnya. Dalam ayat-

ayat ini kita mendapati sejarah jemaat mula-mula yang sebenarnya, 

atau jemaat itu pada hari-hari pertamanya, dalam keadaannya pada 

waktu ia benar-benar masih kecil,namun , seperti pada masa kecil, 

dalam keadaannya yang paling murni.  

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati firman Tuhan  sebagai sarana 

untuk memulai dan melanjutkan pekerjaan anugerah yang baik da-

lam hati banyak orang, sebab Roh Tuhan bekerja dengannya. Marilah 

kita lihat cara kerjanya.  

I.  Mereka tetap menjaga dengan baik ketetapan-ketetapan yang ku-

dus, dan memberi  segala contoh kesalehan dan ibadah secara 

berlimpah, sebab Kekristenan, jika kuasanya diakui, akan men-

condongkan jiwa untuk bersekutu dengan Tuhan  dalam segala cara 

yang sudah ditunjuk-Nya bagi kita untuk menemui-Nya, dan yang 

di dalamnya Ia berjanji untuk menemui kita. 

1. Mereka tekun dan setia mengikuti pemberitaan firman. Mereka 

bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dan tidak pernah meng-

ingkari atau meninggalkannya. Atau, seperti yang bisa dibaca, 

mereka bertekun dalam ajaran atau perintah rasul-rasul. De-

ngan baptisan mereka dimuridkan untuk diajar, dan mereka 

bersedia diajar. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah menye-

rahkan nama mereka kepada Kristus harus dengan kesadaran 

hati nurani mendengarkan firman-Nya. Sebab dengan berbuat 

demikian kita memberi  kehormatan kepada Dia, dan 

membangun diri kita di atas dasar iman kita yang paling suci.  

2. Mereka menjaga persekutuan orang-orang kudus. Mereka ber-

tekun dalam persekutuan (ay. 42), dan dengan sehati berkum-

pul tiap-tiap hari dalam Bait Tuhan  (ay. 46). Mereka tidak saja 

mengasihi satu sama lain,namun  juga banyak bergaul satu 

sama lain. Mereka sering bersama-sama.  saat  mereka me-

narik diri dari angkatan yang jahat itu, mereka tidak lantas 

menjadi para pertapa,namun  sangat akrab satu dengan yang 

lain, dan memanfaatkan segala kesempatan untuk saling ber-

temu. Di mana kita melihat satu murid, kita akan melihat le-

bih banyak murid lain, seperti sekawanan burung. Lihatlah 


 88

bagaimana orang-orang Kristen ini saling mengasihi. Mereka 

saling peduli, saling berbela rasa, dan dengan sepenuh hati 

mendukung kepentingan satu sama lain. Mereka bersekutu 

dalam ibadah. Mereka bertemu dalam Bait Tuhan : di sanalah 

tempat mereka bertemu. Sebab persekutuan bersama Tuhan  

yaitu  persekutuan terbaik yang dapat kita miliki satu sama 

lain (1Yoh. 1:3). Amatilah,  

(1) Mereka setiap hari ada di Bait Tuhan , bukan hanya pada 

hari-hari Sabat dan hari-hari raya, melainkan juga pada 

hari-hari lain, setiap hari. Menyembah Tuhan  haruslah men-

jadi pekerjaan kita sehari-hari, dan, bila ada kesempatan, 

semakin sering dilakukan secara umum, semakin baik. 

Tuhan  mengasihi pintu-pintu gerbang Sion, begitu pula se-

harusnya kita. 

(2) Mereka sehati. Bukan hanya tidak ada pertengkaran atau 

perselisihan, melainkan justru ada kasih suci yang melim-

pah di antara mereka. Dan mereka dengan sepenuh hati 

bergabung dalam ibadah-ibadah bersama. Meskipun me-

reka bertemu dengan orang-orang Yahudi di pelataran Bait 

Tuhan , orang-orang Kristen membentuk kumpulan sendiri, 

dan sehati sejiwa dalam melakukan ibadah mereka sendiri. 

3. Mereka sering kali berkumpul untuk melaksanakan ketetapan 

perjamuan Tuhan. Mereka terus memecahkan roti, untuk me-

rayakan kenangan akan kematian Guru mereka itu, seperti 

orang-orang yang tidak malu mengakui hubungan mereka de-

ngan, dan kebergantungan mereka kepada, Kristus dan Dia 

yang disalibkan. Mereka tidak bisa melupakan kematian Kris-

tus,namun  sebaliknya, mereka tetap menjaga kenangan akan 

kematian-Nya itu, dan menjadikannya sebagai kegiatan mereka 

yang tetap, sebab  hal itu sudah ditetapkan Kristus, untuk di-

teruskan kepada angkatan-angkatan jemaat yang berikutnya. 

Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing, kat’ oikon – 

dari rumah ke rumah. Mereka memandangnya tidak pantas 

merayakan perjamuan Tuhan di Bait Tuhan , sebab ini yaitu  

ketetapan khas Kristen, dan oleh sebab itu mereka menjalan-

kan ketetapan itu di rumah-rumah pribadi, memilih rumah-

rumah milik orang yang sudah menjadi Kristen, yang dianggap 

nyaman, dan yang menjadi pangkalan utama di lingkungan se-

Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47 

 89

tempat. Dan mereka pergi dari tempat-tempat ibadah kecil 

atau kapel-kapel keluarga ini, yakni rumah-rumah yang ber-

fungsi sebagai tempat ibadah, dan di sana mereka merayakan 

perjamuan Tuhan dengan orang-orang yang biasa bertemu un-

tuk menyembah Tuhan . 

4. Mereka terus berdoa. Setelah Roh dicurahkan, seperti juga se-

belumnya, sewaktu mereka menantikan Dia, mereka tak putus-

putus berdoa. Sebab doa tidak akan pernah tergantikan sam-

pai nanti tertelan dalam puji-pujian yang kekal. Memecahkan 

roti dilakukan di antara bekerja dan berdoa, sebab memecah-

kan roti ini merujuk pada keduanya, dan membantu kedua-

duanya. Perjamuan Tuhan yaitu  khotbah bagi mata, dan pe-

neguhan firman Tuhan  bagi kita. Dan perjamuan Tuhan yaitu  

dorongan bagi doa-doa kita, serta ungkapan yang khidmat 

akan pengangkatan jiwa kita ke hadirat Tuhan .  

5. Mereka berlimpah dalam mengucap syukur, terus memuji Tuhan  

(ay. 47). Memuji Tuhan  harus mendapat bagian dalam setiap 

doa, dan tidak boleh dikesampingkan. Orang-orang yang sudah 

menerima karunia Roh Kudus akan banyak memuji-muji Tuhan . 

II. Mereka mengasihi dan sangat berbaik hati satu terhadap yang 

lain. Kasih mereka sama terkenalnya seperti kesalehan mereka. 

Juga, bersatunya mereka dalam upacara-upacara ketetapan suci 

membuat hati mereka terajut satu sama lain, dan membuat mere-

ka saling mengasihi.    

1. Mereka sering mengadakan pertemuan-pertemuan kristiani 

(ay. 44): Semua orang yang telah menjadi percaya tetap ber-

satu. Bukan beribu-ribu orang yang ada di satu tempat (ini 

tidak mungkin dilakukan), melainkan, sebagaimana Dr. Light-

foot menjelaskannya, mereka tetap bersama-sama dalam be-

berapa kumpulan atau jemaat, sesuai dengan bahasa, bangsa, 

atau ikatan-ikatan lain, yang membawa dan menjaga mereka 

tetap bersama-sama. Dan dengan bergabung seperti itu, kare-

na dipisahkan dari orang-orang yang tidak percaya, dan sebab  

berdasarkan pengakuan iman dan kewajiban-kewajiban agama 

yang sama, mereka dikatakan bersama-sama, epi to auto. Me-

reka berkumpul bersama-sama, dan dengan begitu mengung-

kapkan serta meningkatkan kasih mereka satu terhadap yang 

lain.  


 90

2. Segala kepunyaan mereka yaitu  kepunyaan bersama. Mung-

kin mereka makan di meja makan yang sama (seperti orang-

orang Sparta pada zaman dulu), supaya bisa akrab, tenang, 

dan bebas berbincang-bincang. Mereka makan bersama-sama, 

sehingga orang-orang yang memiliki  banyak bisa mendapat 

lebih sedikit, dan dengan demikian dijauhkan dari godaan ke-

limpahan. Dan orang-orang yang memiliki  sedikit bisa men-

dapat lebih banyak, dan dengan demikian dijauhkan dari go-

daan kelaparan dan kemiskinan. Atau, ada perhatian yang se-

demikian rupa satu terhadap yang lain, dan kesiapan yang be-

gitu rupa untuk membantu satu sama lain bila dibutuhkan, 

sehingga dapat dikatakan, segala kepunyaan mereka yaitu  

kepunyaan bersama, sesuai dengan hukum persahabatan. 

Yang satu tidak kekurangan apa yang dimiliki yang lain, sebab 

ia sendiri bisa memilikinya jika ia minta. 

3. Mereka sangat bergembira, dan sangat murah hati dalam 

menggunakan apa yang mereka miliki. Selain hari-hari raya 

mereka yang sakral (dengan memecahkan roti di rumah masing-

masing) agama mereka banyak terlihat dalam perjamuan ma-

kan bersama-sama. Mereka makan bersama-sama dengan 

gembira dan dengan tulus hati. Mereka membawa serta peng-

hiburan-penghiburan dari meja Tuhan  ke meja mereka sendiri, 

yang memiliki  dua dampak baik atas mereka:  

(1) Kebersamaan itu membuat hati mereka merasa sangat se-

nang, dan membesarkan hati mereka dengan sukacita yang 

kudus. Mereka makan roti dengan sukaria, dan minum ang-

gur mereka dengan hati yang senang, sebab  tahu bahwa 

Tuhan  berkenan akan perbuatan mereka. Orang lain tidak 

akan memiliki alasan untuk bergembira seperti yang dimi-

liki orang-orang Kristen yang baik. Sungguh sayang me-

mang,namun  hanya orang-orang Kristen yang bisa memiliki 

hati yang bergembira demikian. 

(2) Kebersamaan itu membuat mereka sangat murah hati ke-

pada saudara-saudara mereka yang miskin, dan membe-

sarkan hati mereka di dalam perbuatan amal. Mereka ma-

kan bersama-sama dengan tulus hati, en aphelotēti kardias 

– dengan murah hati. Menurut sebagian orang: mereka 

tidak makan makanan mereka sendiri,namun  sebaliknya, 

mengundang orang miskin untuk makan di meja mereka, 

Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47 

 91

tidak dengan menggerutu,namun  dengan hati yang begitu 

bebas lepas. Perhatikanlah, sudah selayaknya orang-orang 

Kristen membuka hati dan tangan mereka, dan dalam se-

tiap pekerjaan baik menabur dengan berlimpah. Tuhan  su-

dah menabur kepada kita secara berlimpah, jadi Dia juga 

berharap untuk menuai dengan berlimpah dari kita.  

4. Mereka menggalang dana untuk amal (ay. 45): Mereka menjual 

harta milik mereka. Sebagian orang menjual tanah dan rumah 

mereka, sebagian yang lain menjual hewan ternak dan per-

lengkapan rumah mereka, dan menyumbangkan uang kepada 

saudara-saudara mereka, sesuai dengan keperluan masing-

masing. Ini bukan untuk menghancurkan harta milik (seperti 

yang dikatakan Tuan Baxter), melainkan untuk menghancur-

kan sifat mementingkan diri sendiri. Dalam hal ini, ada ke-

mungkinan, mereka memiliki  pandangan pada perintah 

yang diberikan Kristus kepada si orang kaya itu, sebagai ujian 

bagi ketulusannya, juTuhan  segala milikmu dan berikanlah itu 

kepada orang-orang miskin. Bukan berarti bahwa ini dimak-

sudkan sebagai contoh untuk dijadikan aturan yang tetap dan 

mengikat, seolah-olah semua orang Kristen di segala tempat 

dan masa harus menjual harta benda mereka dan menyerah-

kan semua uangnya untuk berderma. Sebab surat-surat Rasul 

Paulus, setelah ini, sering kali berbicara tentang pembedaan 

antara yang kaya dan yang miskin, dan Kristus sudah berkata 

bahwa orang-orang miskin selalu ada pada kita, dan akan se-

lalu ada, dan orang kaya harus selalu berbuat baik kepada 

mereka dengan memberi  sebagian dari hasil-hasil serta ke-

untungan-keuntungan mereka. Hal ini tidak bisa mereka laku-

kan, seandainya mereka harus menjualnya, dan memberi  

semuanya sekaligus.namun  perkara yang ada di sini yaitu  

perkara yang luar biasa,  

(1) Mereka tidak terikat kewajiban apa pun dari perintah Tuhan  

untuk melakukan ini, seperti yang tampak dari apa yang 

dikatakan Petrus kepada Ananias (5:4): Bukankah itu tetap 

dalam kuasamu?namun  perbuatan ini merupakan contoh 

yang patut dipuji tentang bagaimana mereka sudah diang-

kat mengatasi dunia, sudah memandang rendah dunia, 

memiliki keyakinan akan dunia lain, mengasihi saudara-


 92

saudara mereka, berbelas kasihan terhadap kaum miskin, 

dan memiliki semangat yang besar untuk menyebarkan Ke-

kristenan, serta memupuknya dalam masa pertumbuhan-

nya. Para rasul meninggalkan semuanya untuk mengikuti 

Kristus, dan harus memberi diri mereka sepenuhnya pada 

firman dan doa, dan sesuatu harus dilakukan untuk me-

meliharanya. Jadi, tindakan murah hati yang luar biasa ini 

harus dicegah supaya tidak menjadi perbuatan royal seper-

ti yang dilakukan bangsa Israel di padang gurun untuk 

membangun kemah suci (Kel. 36:5-6). Pedoman kita ada-

lah, memberi sebagaimana Tuhan  sudah memberkati kita. 

Namun, dalam keadaan luar biasa seperti ini, yang harus 

mendapat pujian yaitu  orang-orang yang memberi melam-

paui kemampuan mereka (2Kor. 8:3). 

(2) Yang melakukan perbuatan murah hati ini yaitu  orang-

orang Yahudi, dan orang-orang yang percaya Kristus harus 

percaya bahwa bangsa Yahudi saat itu tidak lama lagi akan 

dihancurkan dan mereka tidak akan lagi memiliki harta 

benda apa-apa, dan sebab  keyakinan akan hal ini, mereka 

menjual harta benda mereka untuk melayani Kristus dan 

jemaat-Nya saat itu. 

III. Tuhan  mengakui mereka, dan memberi mereka tanda-tanda hadi-

rat-Nya bersama mereka (ay. 43): Rasul-rasul itu mengadakan ba-

nyak mujizat dan tanda yang beragam, yang meneguhkan ajaran 

mereka, dan secara tak terbantahkan membuktikan bahwa semua 

itu berasal dari Tuhan . Orang-orang yang dapat mengerjakan muji-

zat-mujizat bisa saja memelihara diri sendiri dan kaum miskin 

yang ada bersama mereka dengan mujizat, seperti Kristus mem-

beri makan ribuan orang dengan makanan yang sedikit. Pemeli-

haraan itu bisa terjadi melalui mujizat anugerah (dengan mengge-

rakkan orang-orang untuk menjual harta benda mereka), atau 

melalui suatu karya mujizat, dan cara mana yang terjadi, kedua-

duanya sama-sama membawa kemuliaan bagi Tuhan .  

Tetapi Tuhan tidak hanya memberi mereka kuasa untuk me-

ngerjakan mujizat-mujizat. Itu bukanlah satu-satunya perbuatan 

yang dilakukan-Nya bagi mereka: Ia juga tiap-tiap hari menambah 

jumlah mereka. Firman di dalam mulut mereka melakukan keajaib-

an-keajaiban, dan Tuhan  memberkati usaha-usaha mereka untuk 

Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47 

 93

menambahkan jumlah orang-orang percaya. Perhatikanlah, yaitu  

pekerjaan Tuhan  untuk menambahkan jiwa-jiwa ke dalam jemaat. 

Dan yaitu  suatu penghiburan besar bagi hamba-hamba Tuhan 

dan juga orang-orang Kristen untuk melihatnya. 

IV. Orang banyak tersentuh olehnya. Orang-orang yang berada di 

luar, yaitu mereka yang berdiri dan menonton. 

1. Mereka takut pada rasul-rasul itu, dan menaruh hormat terha-

dap mereka (ay. 43): Ketakutanlah mereka semua, maksudnya, 

orang banyak yang melihat mujizat-mujizat dan tanda-tanda 

yang diperbuat oleh para rasul itu. Mereka takut jika para ra-

sul tidak dihormati sebagaimana mestinya maka mereka akan 

membawa kehancuran ke atas bangsa mereka. Orang keba-

nyakan menaruh hormat kepada mereka, seperti Herodes 

takut kepada Yohanes. Meskipun mereka tidak memiliki  se-

marak lahiriah untuk membuat orang menghormati mereka 

secara lahiriah, seperti jubah panjang ahli-ahli Taurat mem-

buat mereka menerima penghormatan di pasar, namun mereka 

memiliki  karunia-karunia rohani yang berlimpah yang be-

nar-benar terhormat, yang menggerakkan orang untuk mena-

ruh hormat terhadap mereka di dalam batin. Ketakutan me-

landa setiap jiwa (KJV). Jiwa orang-orang yang secara menak-

jubkan tersentuh oleh khotbah dan kehidupan mereka yang 

menakjubkan.  

2. Mereka menyukai rasul-rasul itu. Meskipun kita memiliki  

alasan untuk berpikir bahwa ada orang-orang yang merendah-

kan mereka dan membenci mereka (kita yakin bahwa orang-

orang Farisi dan imam-imam kepala berbuat begitu), namun 

bagian yang jauh lebih besar dari rakyat biasa bersikap baik 

terhadap mereka. Mereka disukai semua orang. Kristus de-

ngan begitu kejam diperhadapkan kepada, dan diinjak-injak 

oleh, gerombolan massa, yang berseru, salibkanlah Dia, salib-

kanlah Dia, sehingga orang akan menyangka bahwa ajaran-

Nya dan para pengikut-Nya tidak akan pernah mungkin diper-

hatikan oleh orang banyak lagi. Namun, di sini kita mendapati 

mereka disukai semua orang, yang dengannya tampak bahwa 

 saat  mereka ingin menghukum mati Kristus, mereka seperti 

dihasut oleh para imam yang licik itu. Namun sekarang me-

reka sudah sadar, sudah kembali berpikir waras. Perhatikan-


 94

lah, kesalehan dan kasih yang tidak disembunyi-sembunyikan 

akan mengundang hormat. Dan kegembiraan dalam melayani 

Tuhan  akan membuat agama menjadi menarik bagi orang-orang 

yang tidak memeluknya. Sebagian orang membacanya seperti 

ini, mereka mengasihi semua orang – charin echontes pros 

holon ton laon. Mereka tidak membatasi kasih mereka hanya 

kepada orang-orang dari kalangan mereka sendiri,namun  kasih 

mereka itu umum dan luas. Inilah yang membuat mereka sa-

ngat dipuji.  

3. Orang banyak menggabungkan diri dengan jemaat itu. Ada saja 

orang yang setiap hari masuk, meskipun tidak sebanyak se-

perti hari pertama. Dan orang-orang yang masuk itu memang 

merupakan orang-orang yang harus diselamatkan. Perhatikan-

lah, orang-orang yang dimaksudkan Tuhan  untuk menerima ke-

selamatan kekal akan berhasil dibawa kepada Kristus pada satu 

atau lain waktu. Dan, orang-orang yang dibawa kepada Kristus 

berarti ditambahkan kepada jemaat dalam kovenan yang ku-

dus melalui baptisan, dan dalam persekutuan orang kudus 

melalui upacara-upacara ketetapan yang lain. 

 

 

PASAL  3  

alam pasal ini kita dapati sebuah mujizat dan sebuah khotbah. 

Mujizatnya dikerjakan untuk membuka jalan bagi khotbah, un-

tuk meneguhkan kebenaran ajaran yang akan disampaikan, dan un-

tuk membuka jalan masuk bagi ajaran itu ke dalam pikiran orang ba-

nyak. Setelah itu khotbah disampaikan untuk memberi penjelasan 

tentang mujizat itu, dan untuk ditaburkan di atas tanah yang telah 

dibajak oleh mujizat tadi.  

I. Mujizat ini  yaitu  mengenai penyembuhan seorang 

laki-laki yang lumpuh sejak lahir, dengan sepatah kata yang 

diucapkan (ay. 1-8), dan kesan yang ditimbulkan oleh peris-

tiwa ini terhadap banyak orang (ay. 9-11). 

II. Tujuan khotbah yang disampaikan di sini ialah untuk mem-

bawa orang-orang kepada Kristus, supaya bertobat dari dosa 

mereka sebab  menyalibkan Dia (ay. 12-19), supaya mereka 

percaya kepada-Nya, sebab  sekarang Ia telah dimuliakan, 

dan untuk menggenapi rencana Tuhan  dalam memuliakan Dia 

(ay. 20-26).  

Bagian pertama dari khotbah ini membuka luka, sedang  ba-

gian selanjutnya mengobati luka ini . 

Orang Lumpuh Disembuhkan  

(3:1-11) 

1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, 

naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Tuhan . 2 Di situ ada seorang laki-laki, 

yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang 

itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Tuhan , yang bernama Gerbang Indah, 

untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Tuhan . 3 Ke-

tika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait 

Tuhan , ia meminta sedekah. 4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata:  Lihat-


 96

lah kepada kami.” 5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan 

mendapat sesuatu dari mereka. 6namun  Petrus berkata:  Emas dan perak ti-

dak ada padaku,namun  apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama 

Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” 7 Lalu ia memegang tangan 

kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Se saat  itu juga kuatlah kaki 

dan mata kaki orang itu. 8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan 

mengikuti mereka ke dalam Bait Tuhan , berjalan dan melompat-lompat serta 

memuji Tuhan . 9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Tuhan , 

10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta se-

dekah di Gerbang Indah Bait Tuhan , sehingga mereka takjub dan tercengang 

tentang apa yang telah terjadi padanya. 11 sebab  orang itu tetap mengikuti 

Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu 

datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. 

Sebelumnya, secara umum kita diberitahu bahwa rasul-rasul itu 

mengadakan banyak mujizat dan tanda (2:43), yang tidak ditulis da-

lam kitab ini. Namun, di sini kita diberikan salah satu contohnya. 

Bukan kepada setiap orang mereka mengadakan mujizat, sebab  

tidak setiap orang membutuhkannya, melainkan berdasarkan tun-

tunan Roh Kudus, sesuai dengan tujuan amanat mereka. Demikian 

pula tidak semua mujizat yang mereka kerjakan ditulis dalam kitab 

ini,namun  hanya beberapa saja yang dicatat, menurut yang dipan-

dang pantas oleh Roh Kudus, supaya sesuai dengan tujuan sejarah 

yang suci ini.  

I. Orang-orang yang pelayanannya mengerjakan mujizat ini yaitu  

Petrus dan Yohanes, dua rasul utama di antara para rasul itu. 

Mereka juga merupakan murid-murid utama semasa Kristus, 

yang seorang hampir selalu menjadi juru bicara bagi mereka, se-

dangkan yang satunya lagi yaitu  murid yang paling dikasihi oleh 

sang Guru, dan mereka terus demikian. Setelah ribuan orang itu 

bertobat dan jemaat pun dibagi dalam beberapa kelompok, mung-

kin Petrus dan Yohanes memimpin salah satu jemaat di tempat 

Lukas bergabung. sebab  itulah Lukas mencatat perkataan dan 

perbuatan mereka dengan lebih rinci, sebagaimana kemudian ia 

mencatat apa yang dikatakan dan dilakukan Paulus  saat  ia me-

nyertainya. Kedua catatan itu dimaksudkan sebagai contoh ten-

tang apa yang dikerjakan oleh para rasul yang lain.  

Petrus dan Yohanes masing-masing memiliki seorang sau-

dara laki-laki yang termasuk di antara kedua belas rasul. Dengan 

saudara mereka itu sendiri mereka dipasangkan  saat  diutus. 

Namun, kelihatannya sekarang hubungan di antara mereka ber-

dua ini terjalin lebih akrab dibandingkan  dengan saudara mereka sen-

Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11 

 97

diri, sebab  hubungan pertemanan kadang-kadang lebih erat dari-

pada hubungan saudara: ada juga sahabat yang lebih karib dari 

pada seorang saudara. Tampaknya Petrus dan Yohanes memiliki 

kedekatan khusus setelah Kristus bangkit, bila dibandingkan de-

ngan sebelumnya (Yoh. 20:2). Mungkin alasannya (jika saya boleh 

menafsirkan sendiri) yaitu  ini, yaitu bahwa Yohanes, seorang 

murid yang penuh kasih, dibandingkan murid-murid yang lain, 

menunjukkan belas kasihan yang lebih besar kepada Petrus sete-

lah ia jatuh, dan bersikap lebih lembut terhadapnya saat ia me-

nangis dengan sedihnya akibat dosanya. Ia menunjukkan kepedu-

lian lebih besar untuk memimpin Petrus ke jalan yang benar 

dalam roh lemah lembut, yang membuat Petrus sangat mengasihi-

nya sesudah itu. sebab  murid yang paling dikasihi Kristus men-

jadi teman baiknya, itu menjadi bukti yang nyata bahwa Petrus 

diterima oleh Tuhan  setelah ia bertobat. Setelah jatuh, Daud ber-

doa, biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu 

(Mzm. 119:79). 

II. Waktu dan tempat terjadinya peristiwa itu diceritakan di sini. 

1. Peristiwa itu terjadi di Bait Tuhan , ke mana Petrus dan Yohanes 

naik, sebab  Bait Tuhan  merupakan tempat berkumpulnya 

orang banyak. Di sanalah ada gerombolan ikan-ikan di 

mana jala Injil harus ditebarkan, khususnya pada masa Penta-

kosta, sesuai perkiraan kita tentang waktu terjadinya peristiwa 

ini. Perhatikan, yaitu  baik jika kita naik ke Bait Tuhan  untuk 

beribadah bersama. Dan yaitu  baik untuk pergi ke sana ber-

sama-sama. Aku bersukacita,  saat  dikatakan orang kepada-

ku:  Mari kita pergi.” Kumpulan yang terbaik yaitu  kumpulan 

orang yang menyembah Tuhan .  

2. Peristiwa itu terjadi menjelang waktu sembahyang, salah satu 

waktu ibadah umum yang biasa ditetapkan dan dijalankan di 

antara orang Yahudi. Waktu dan tempat merupakan dua syarat 

yang diperlukan dalam setiap tindakan, yang harus ditentukan 

berdasarkan persetujuan, yang cocok untuk membangun. Da-

lam hal bersembahyang bersama, harus ada rumah doa dan 

waktu doa. Pukul tiga petang merupakan salah satu jam sem-

bahyang bagi orang Yahudi. Waktu lainnya lagi yaitu  jam 

sembilan pagi dan dua belas siang (Mzm. 55:18; Dan. 6:11). 

Sangat berguna jika orang Kristen secara pribadi memiliki jam-


 98

jam doanya sendiri, bukan untuk mengikat, melainkan untuk 

mengingatkan dirinya sendiri. Segala sesuatu indah pada 

masanya. 

III. Di sini digambarkan atas siapa mujizat kesembuhan ini dikerja-

kan (ay. 2). Ia yaitu  seorang pengemis yang miskin dan lumpuh 

di gerbang Bait Tuhan .    

1. Ia yaitu  seorang lumpuh, bukan oleh sebab  kecelakaan, me-

lainkan terlahir demikian. Dia lumpuh sejak lahirnya, sebagai-

mana yang terlihat, oleh sebab  suatu kelainan yang melum-

puhkan, yang melemahkan kakinya, seperti yang digambarkan 

mengenai kesembuhannya (ay. 7), bahwa kuatlah kaki dan 

mata kaki orang itu. Kejadian-kejadian yang menyedihkan se-

perti itu kadang-kadang terjadi, sebab  itu hati kita harus ter-

gugah oleh rasa kasihan. Kejadian-kejadian demikian dimak-

sudkan untuk menunjukkan kepada kita semua, siapakah 

kita sesungguhnya secara rohani: lemah, tanpa kekuatan, 

lumpuh sejak lahir, tidak mampu bekerja atau berjalan untuk 

melayani Tuhan .   

2. Ia yaitu  seorang pengemis. sebab  tidak mampu bekerja un-

tuk menghidupi dirinya sendiri, ia terpaksa hidup dari sede-

kah. Demikianlah nasib umat Tuhan  yang miskin. Tiap-tiap hari 

orang itu diletakkan oleh teman-temannya di dekat salah satu 

gerbang Bait Tuhan , menjadi tontonan yang malang, tidak sang-

gup berbuat apa-apa bagi dirinya sendiri selain meminta sede-

kah kepada orang yang masuk-keluar Bait Tuhan . Di sana ada 

suatu kerumunan, kerumunan yang terdiri dari orang-orang 

baik yang saleh, yang dari mereka sedekah bisa diharapkan. 

Siapa tahu orang-orang dalam kerumunan itu sedang berbaik 

hati. Di sanalah ia dibaringkan. Barangsiapa berkekurangan 

tetapi tidak mampu bekerja, tidak boleh malu untuk menge-

mis. Orang itu tidak akan dibaringkan di sana, dan dibaring-

kan di sana setiap hari, jika kebutuhan sehari-harinya tidak 

terpenuhi di sana. Perhatikan, doa dan sedekah kita harus 

berjalan beriringan. Itulah yang dilakukan Kornelius (10:4). 

Orang yang membutuhkan sedekah harus kita sambut  saat  

kita naik ke Bait Tuhan  untuk berdoa. Sangat disayangkan bah-

wa di antara para pengemis yang biasa ada di pintu gereja, ada 

yang membuat orang jadi tidak mau bersedekah. Namun me-

Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11 

 99

reka tidak selalu harus diacuhkan. Beberapa dari mereka pasti 

ada yang layak mendapatkan perhatian, dan lebih baik mem-

beri makan lima lebah jantan dan beberapa ekor tabuhan dari-

pada membiarkan seekor lebah kelaparan. Di sini disebutkan 

nama gerbang Bait Tuhan  di mana ia dibaringkan. Gerbang itu 

disebut Gerbang Indah, oleh sebab  kemegahan dan kebesar-

annya yang luar biasa. Dr. Lightfoot berpendapat bahwa ini 

yaitu  gerbang yang mengarah keluar dari pelataran untuk 

orang bukan-Yahudi menuju ke pelataran untuk orang Yahudi. 

Menurutnya lagi, orang lumpuh itu hanya meminta-minta ke-

pada orang Yahudi, sebab  meminta sesuatu dari orang bu-

kan-Yahudi dianggap tidak pantas. Namun, Dr. Whitby meng-

anggapnya sebagai jalan masuk utama ke dalam Bait Suci, 

dan dihias dengan sangat indah, sebab  merupakan bagian 

muka dari sebuah tempat di mana Kemuliaan Tuhan  itu ber-

diam. Adanya orang miskin yang berbaring untuk mengemis di 

sana tidak mengurangi keindahan gerbang ini.   

3. Dia mengemis kepada Petrus dan Yohanes (ay. 3), meminta 

sedekah. Ini merupakan hal yang paling diharapkannya dari 

mereka, yang terkenal sebagai orang-orang yang suka mem-

beri, dan yang meskipun tidak punya banyak harta, berbuat 

baik dengan apa yang mereka miliki. Baru beberapa minggu 

sebelumnya, orang buta dan orang timpang mendatangi Kris-

tus di bait ini , dan disembuhkan di situ (Mat. 21:14). 

Jadi, mengapa ia tidak meminta lebih dibandingkan  sedekah, apa-

bila ia tahu bahwa Petrus dan Yohanes yaitu  utusan Kristus, 

dan berkhotbah serta mengadakan mujizat di dalam nama-

Nya? Namun ia telah menerima apa yang tidak dicarinya. Ia 

meminta sedekah,namun  menerima kesembuhan. 

IV. Di sini diceritakan cara penyembuhannya. 

1. Harapannya dibangkitkan. Petrus tidak mengalihkan pandang-

annya dari orang itu, seperti yang sering dilakukan orang ter-

hadap mereka yang meminta sedekah,namun  justru mengarah-

kan matanya kepada orang itu, bahkan menatap dia, supaya 

matanya bisa membangkitkan belas kasihan di dalam hatinya 

terhadap orang itu (ay. 4). Yohanes juga melakukan hal terse-

but, sebab  mereka berdua dituntun oleh satu Roh yang sama, 

yang turut bekerja dalam mujizat ini. Mereka berkata,  Lihat-


 100

lah kepada kami.” Mata kita harus selalu tertuju kepada Kris-

tus (yaitu mata pikiran kita), supaya dengan demikian, mata 

tubuh kita bisa diatur dengan benar sebagai orang-orang yang 

dipakai-Nya menjadi para pelayan kasih karunia-Nya. Orang 

ini tidak perlu disuruh dua kali untuk melihat kepada kedua 

rasul itu, sebab ia tahu dengan melihat mereka ia berharap 

akan mendapat sesuatu dari mereka. sebab  itu ia menatap 

mereka (ay. 5). Perhatikan, kita harus menghampiri Tuhan  baik 

untuk menantikan firman-Nya maupun untuk membawa diri 

kita kepada-Nya dalam doa, dengan hati yang teguh dan peng-

harapan yang tinggi. Kita harus menengadah ke sorga dan ber-

harap menerima manfaat dari apa yang difirmankan Tuhan  dari 

tempat itu dan suatu jawaban penuh damai atas doa yang di-

panjatkan ke sana. Aku akan mengatur persembahan bagi-Mu, 

dan aku menunggu-nunggu (KJV: Aku akan mengarahkan doaku 

kepada-Mu, dan aku menengadah – pen.).     

2. Harapannya akan sedekah tidak terpenuhi. Petrus berkata: 

 Emas dan perak tidak ada padaku, sebab  itu tidak ada yang 

dapat kuberikan kepadamu.” Namun, ia menyiratkan bahwa 

andaikata memilikinya, ia akan memberi orang itu suatu sede-

kah, bukan tembaga, melainkan perak atau emas. Perhatikan,   

(1) Tidak sering para sahabat dan orang-orang kesayangan 

Kristus memiliki kelimpahan dalam kekayaan dunia ini. 

Para rasul sangat miskin, harta mereka hanya sekadar cu-

kup bagi diri mereka sendiri, dan tidak ada kelebihan. 

Petrus dan Yohanes mendapatkan banyak uang yang diper-

sembahkan di hadapan mereka,namun  persembahan itu di-

gunakan untuk memelihara jemaat yang miskin, dan me-

reka tidak mau mengambilnya sedikit pun bagi kepentingan 

mereka sendiri, atau menggunakannya untuk hal-hal yang 

tidak sesuai dengan tujuan para pemberinya. Kepercayaan 

orang banyak harus dijaga dengan ketat dan setia. 

(2) Banyak orang ingin berderma,namun  tidak memiliki ke-

mampuan untuk melakukan sesuatu yang besar. Semen-

tara yang lain, yang memiliki cukup harta untuk berbuat 

banyak, tidak memiliki hati untuk berbuat apa-apa. 

Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11 

 101 

3. Meskipun demikian, bukan berarti pengharapannya sama se-

kali tidak terpenuhi. Petrus tidak memiliki  uang untuk di-

berikan kepadanya. Namun,  

(1) Petrus memiliki yang lebih baik, yaitu harta besar dari sorga, 

kuasa yang sedemikian hebat dari sorga, yang mampu me-

nyembuhkan penyakitnya. Perhatikan, barangsiapa miskin 

di dunia bisa saja kaya, sangat kaya, dalam karunia-karu-

nia, dan berkat-berkat serta penghiburan-penghiburan ro-

hani. Pastilah ada sesuatu yang bisa kita miliki yang amat 

jauh lebih baik dibandingkan  perak dan emas. Hasil dan keun-

tungannya lebih baik (Ayb. 28:12, dst.; Ams. 3:14, dst.) 

(2) Petrus memberinya sesuatu yang lebih baik, yaitu kesem-

buhan dari penyakitnya, yang dengan senang hati akan 

ditukarkannya dengan emas dan perak yang melimpah se-

andainya ia memilikinya, supaya ia bisa sembuh. Kesem-

buhannya akan memampukan dia untuk bekerja mencari 

nafkah, supaya tidak perlu lagi mengemis. Bahkan ia dapat 

membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan, 

dan lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Kesem-

buhan yang diperoleh melalui mujizat akan menjadi contoh 

yang lebih dahsyat akan pertolongan Tuhan , serta akan 

memberi  penghormatan yang lebih besar kepada-Nya, 

dibandingkan  apa yang bisa dilakukan dengan ribuan emas dan 

perak. Perhatikanlah,  saat  Petrus tidak memiliki perak 

atau emas untuk diberikan, namun, katanya, apa yang ku-

punyai, kuberikan kepadamu. Perhatikanlah, siapa yang ti-

dak punya apa-apa untuk diberikan sebagai sedekah, bisa 

saja, dan sudah semestinya, bersikap murah hati dan me-

nolong orang miskin. Mereka yang tidak memiliki perak 

dan emas masih memiliki kaki dan indra, dan dengan itu 

semua mereka bisa menolong orang yang buta, lumpuh 

dan sakit. Jika mereka tidak melakukan itu, maka seperti 

halnya  saat  ada kesempatan, mereka juga tidak akan 

memberi perak dan emas andaikata memilikinya. Layanilah 

seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah 

diperoleh tiap-tiap orang. Mari kita lihat sekarang bagai-

mana kesembuhan itu dikerjakan. 


 102

[1] Kristus menyampaikan firman-Nya dan menyembuhkan 

dia (Mzm. 107:20). Sebab, karunia kesembuhan diberikan 

melalui firman Kristus. Ini yaitu  sarana kesembuhan 

yang diturunkan dari Kristus. Kristus menyatakan ke-

sembuhan oleh diri-Nya sendiri. Para rasul menyatakan 

kesembuhan dalam nama-Nya. Petrus menyuruh se-

orang lumpuh bangkit dan berjalan, yang akan membu-

at dirinya ditertawai jika tidak mendukungnya dengan 

pernyataan demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu: 

 Aku mengatakannya dengan jaminan dari-Nya, dan 

mujizat itu akan terjadi dengan kuasa dari-Nya, dan se-

mua kemuliaan dan pujian atas hal ini harus diberikan 

kepada-Nya.” Petrus menyebut Kristus Yesus dari Naza-

ret, yang merupakan suatu ejekan, untuk menyiratkan 

bahwa penghinaan yang diberikan kepada Dia di dunia 

sekarang justru mendatangkan kemuliaan bagi-Nya, 

yang telah berada di sorga.  Panggillah Dia dengan 

nama apa saja semaumu, celalah Dia dengan sebutan 

Yesus orang Nazaret. Namun, di dalam nama itu kamu 

akan melihat mujizat terjadi. sebab , Ia merendahkan 

diri-Nya, sehingga Ia disanjung tinggi.” Petrus menyu-

ruh orang lumpuh bangkit dan berjalan, bukan berarti 

bahwa orang itu memiliki kuasa di dalam dirinya sendiri 

untuk melakukan hal itu, melainkan berarti jika ia ber-

usaha bangkit dan berjalan, dan dengan mengingat ke-

tidakmampuannya, bergantung pada kuasa Tuhan  untuk 

memampukan dia melakukan itu, maka ia akan dimam-

pukan. Selain itu, dengan bangkit dan berjalan, akan 

terlihat kuasa apa yang bekerja di dalam dirinya, dan 

setelah itu biarlah ia memperoleh penghiburannya, dan 

biarlah Tuhan  mendapatkan pujian-Nya. Demikian pula 

jadinya dengan penyembuhan jiwa kita, yang lumpuh 

secara rohani. 

[2] Petrus mengulurkan tangannya, dan menolongnya (ay. 

7): Lalu ia memegang tangan kanan orang itu, dalam 

Nama yang sama yang dipakainya untuk menyuruh 

orang itu bangkit dan berjalan, dan membantu dia ber-

diri. Tidak berarti bahwa hal ini turut berperan dalam 

kesembuhan orang itu,namun  itu merupakan suatu tan-

Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11 

 103 

da, sekadar menyiratkan bahwa pengemis itu harus me-

nerima pertolongan seperti itu dari Tuhan  jika ia menge-

rahkan kekuatannya sendiri saat berdiri.  saat  Tuhan  

dengan firman-Nya memerintahkan kepada kita untuk 

bangkit dan berjalan menurut perintah-perintah-Nya, 

maka jika kita menambahkan iman pada firman itu, 

dan menaruh jiwa kita di bawah kuasa firman-Nya, maka 

Ia akan memberi  Roh-Nya untuk memegang tangan 

kita dan membantu kita berdiri. Jika kita berusaha me-

lakukan apa yang bisa kita lakukan, maka Tuhan  telah 

menjanjikan anugerah-Nya untuk memampukan kita 

mengerjakan apa yang tidak bisa kita kerjakan. Dan 

oleh sebab  janji itu, kita diperbarui, dan anugerah itu 

tidak akan menjadi sia-sia. Dalam peristiwa ini pun de-

mikian: kuatlah kaki dan mata kaki orang itu, yang tidak 

akan terjadi jika ia tidak berusaha berdiri, serta dito-

long. Dia mengerjakan bagiannya, sedang  Petrus me-

lakukan bagiannya, namun demikian Kristuslah yang 

mengerjakan semuanya. Dialah yang menaruh kekuatan 

di dalam diri orang itu. Sebagaimana roti menjadi berlipat 

ganda  saat  dipecah-pecahkan, dan air menjadi anggur 

 saat  dituangkan, demikian pula kekuatan diberikan 

kepada kaki orang lumpuh itu  saat  ia menggerakkan 

dan menggunakannya. 

V. Di sini diceritakan kesan yang ditimbulkan oleh kesembuhan itu 

terhadap si sakit itu sendiri, yang bisa kita pahami dengan baik 

jika kita menempatkan jiwa kita dalam jiwanya. 

1. Dia melompat, untuk menaati perintah yang diberikan, bang-

kitlah. Ia menemukan di dalam dirinya suatu kekuatan yang 

sedemikian dahsyat pada kaki dan mata kakinya sehingga dia 

tidak berdiri perlahan-lahan dengan takut dan gemetar, seperti 

yang dilakukan orang sakit  saat  kekuatan mereka mulai 

pulih.namun  ia bangun, seperti orang yang merasa segar se-

habis tidur, dengan yakin dan sangat sigap, seperti orang yang 

tidak ragu akan kekuatannya sendiri. Kekuatan itu masuk se-

cara tiba-tiba, dan tidak kalah cepat pula ia menunjukkannya. 

Dia melompat, seperti orang yang dengan senang hati turun 


 104

dari ranjang atau tikar di mana ia telah terbaring lumpuh be-

gitu lama. 

2. Ia berdiri, dan berjalan. Dia berdiri tanpa bersandar ataupun 

gemetar, berdiri tegak, dan berjalan tanpa tongkat. Dia me-

langkah dengan kuat, dan berjalan dengan tegap. Ini tanda 

nyata dari kesembuhan itu, dan kesembuhannya menyeluruh, 

tidak setengah-setengah. Perhatikan, barangsiapa mengalami 

karya anugerah Tuhan  atas diri mereka harus menunjukkan apa 

yang mereka alami. Sudahkah Tuhan  menaruh kekuatan di 

dalam diri kita? Biarlah kita berdiri dengan melakukan ibadah-

ibadah kita di hadapan-Nya. Biarlah kita berjalan di hadapan-

Nya dalam perilaku hidup yang saleh. Biarlah kita berdiri te-

gak bagi Dia, dan berjalan dengan sukacita bersama-Nya, da-

lam kekuatan yang kita ambil dan terima dari-Nya.  

3. Dia mengikuti Petrus dan Yohanes (ay. 11, KJV: Dia memegangi 

Petrus dan Yohanes – pen.). Kita tidak perlu bertanya mengapa 

ia memegangi mereka. Saya yakin dia sendiri juga tidak tahu. 

Namun hatinya begitu melimpah oleh sukacita sehingga ia me-

rangkul mereka sebab  mereka yaitu  penolong terbaik yang 

pernah ditemuinya. Ia menggelayuti mereka dengan begitu kuat-

nya. Dia tidak mau membiarkan mereka pergi, dan ingin agar 

mereka tetap bersama dengan dia, sementara ia menceritakan 

kepada semua orang tentang dirinya, tentang apa yang telah 

dilakukan Tuhan  baginya lewat mereka. Demikianlah, ia menya-

takan perasaannya kepada mereka. Ia memegang mereka, dan 

tidak mau membiarkan mereka pergi. Ada orang berpendapat 

bahwa ia memegangi mereka sebab  takut jika ia tidak melaku-

kannya, jika mereka meninggalkan dia, jangan-jangan ia kembali 

lumpuh. Mereka yang telah disembuhkan Tuhan , biasanya menga-

sihi orang-orang yang dipakai-Nya sebagai alat untuk menyem-

buhkan mereka. Mereka masih memerlukan pertolongan.  

4. Dia mengikuti mereka ke dalam Bait Tuhan . Perasaannya yang 

kuat terhadap mereka menahan mereka.namun  perasaan itu 

tidak cukup kuat untuk menahan mereka tetap berada di luar 

Bait Tuhan , tempat mereka memberitakan Kristus. Kita tidak 

boleh membiarkan perhatian kita teralih oleh besarnya perasa-

an kasih yang ditunjukkan oleh teman-teman kita sehingga 

kita keluar dari jalan tugas kita. Namun demikian, jika Petrus 

dan Yohanes tidak mau tinggal bersamanya, maka ia memu-

Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11 

 105 

tuskan untuk pergi bersama mereka, dan terlebih lagi sebab  

mereka hendak masuk ke Bait Tuhan , di mana selama ini ia ti-

dak bisa masuk sebab  lumpuh dan sebab  ia yaitu  seorang 

pengemis. Seperti orang sakit yang disembuhkan Kristus, ia 

didapati ada di dalam Bait Tuhan  (Yoh. 5:14). Dia masuk ke 

Bait Tuhan , tidak saja untuk menaikkan puji-pujian dan ucap-

an syukurnya kepada Tuhan ,namun  juga untuk mendengar le-

bih banyak dari para rasul tentang Yesus, yang di dalam na-

ma-Nya ia telah disembuhkan. Mereka yang telah mengalami 

kuasa Kristus harus sungguh-sungguh ingin bertumbuh di da-

lam pengenalan akan Kristus.  

5. Di sana dia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Tuhan . 

Perhatikan, kekuatan yang telah diberikan Tuhan  kepada kita, 

baik dalam pikiran maupun tubuh, harus membuat kita men-

jadi puji-pujian bagi Dia, dan kita harus belajar bagaimana 

meninggikan Dia dengan kekuatan ini . Barangsiapa di-

sembuhkan di dalam nama-Nya harus bermegah di dalam 

nama TUHAN dan kekuatan-Nya (Za. 10:12, KJV: berjalan kian 

kemari di dalam nama dan kekuatan-Nya” – pen.). Orang ini, 

segera sesudah ia bisa melompat, melompat penuh sukacita di 

dalam Tuhan , dan memuji-muji Dia. Di sinilah firman digenapi 

(Yes. 35:6): Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat se-

perti rusa. sebab  baru saja disembuhkan, orang ini penuh de-

ngan sukacita dan ucapan syukur. Semua petobat yang sejati 

berjalan dan memuji Tuhan. Namun mungkin para petobat 

yang masih muda melompat-lompat lebih lagi dalam puji-puji-

annya. 

VI. Berikutnya diceritakan bagaimana orang-orang yang menyaksikan 

mujizat ini dipengaruhi oleh kejadian itu. 

1. Mereka sangat yakin akan kebenaran mujizat itu, dan tidak 

bisa menyangkalnya. Mereka mengenal dia sebagai orang 

yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait 

Tuhan  (ay. 10). Dia sudah duduk di sana begitu lama sehingga 

mereka semua mengenalnya. Dan sebab  inilah dia dipilih se-

bagai wadah untuk menerima kasih karunia ini. Mereka tidak 

sedemikian bebal sehingga meragukan bahwa ia yaitu  orang 

yang sama, sebagaimana orang Farisi meragukan orang buta 

yang disembuhkan Kristus (Yoh. 9:9, 18). Sekarang mereka 


 106

melihatnya berjalan melompat-lompat serta memuji Tuhan  (ay. 

9), dan mungkin melihat perubahan di dalam pikirannya. Ka-

rena sekarang ia memuji Tuhan keras-keras, padahal sebe-

lumnya ia meminta-minta sedekah. Bukti yang paling kuat 

bahwa ia telah sembuh sepenuhnya yaitu  bahwa sekarang 

ia memuji Tuhan  atas kesembuhannya. Belas kasihan disem-

purnakan  saat  dikuduskan. 

2. Mereka terkejut melihatnya: mereka takjub dan tercengang 

(ay. 10), sangat keheranan (ay. 11). Mereka sampai menjadi 

lupa diri. Tampaknya, akibat pencurahan Roh Kudus, orang-

orang itu, setidaknya yang ada di Yerusalem, lebih terkesan 

oleh mujizat yang dikerjakan para rasul dibandingkan  yang dilaku-

kan Kristus sendiri. Dan ini dimaksudkan supaya sesuai de-

ngan tujuan mujizat-mujizat ini .  

3. Mereka berkumpul mengitari Petrus dan Yohanes: seluruh 

orang banyak itu datang mengerumuni mereka di Serambi Sa-

lomo. Sebagian hanya mau memuaskan rasa ingin tahu mere-

ka untuk melihat orang-orang yang memiliki kuasa yang be-

gitu besar. Yang lainnya ingin mendengar mereka berkhotbah, 

sebab  menyimpulkan bahwa ajaran mereka pasti berasal 

dari Tuhan , sehingga pasti disahkan oleh Tuhan . Orang-orang 

itu mengikuti mereka hingga ke Serambi Salomo, salah satu 

bagian dari pelataran untuk orang bukan-Yahudi, di mana 

Salomo membangun halaman luar Bait Tuhan . Atau, mungkin 

itu suatu ruangan terbuka yang didirikan Herodes di atas 

pondasi yang sama di mana di atasnya Salomo telah mem-

bangun serambi yang dipanggil mengikuti namanya. Herodes 

membangunnya sebab  berambisi untuk menjadi Salomo 

yang kedua. Di sinilah orang-orang itu berkumpul, untuk me-

lihat pemandangan yang luar biasa ini. 

Khotbah Petrus setelah 

Menyembuhkan Orang Lumpuh  

(3:12-26) 

12 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata:  Hai orang Israel, mengapa 

kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-

olah kami membuat orang ini berjalan sebab  kuasa atau kesalehan kami 

sendiri? 13 Tuhan  Abraham, Ishak dan Yakub, Tuhan  nenek moyang kita telah 

memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di de-

pan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. 14 Te-

Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26 

 107 

tapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang 

pembunuh sebagai hadiahmu. 15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, 

telah kamu bunuh,namun  Tuhan  telah membangkitkan Dia dari antara orang 

mati; dan tentang hal itu kami yaitu  saksi. 16 Dan sebab  kepercayaan da-

lam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat 

dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada 

orang ini di depan kamu semua. 17 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu 

telah berbuat demikian sebab  ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin 

kamu. 18namun  dengan jalan demikian Tuhan  telah menggenapi apa yang te-

lah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa 

Mesias yang diutus-Nya harus menderita. 19 sebab  itu sadarlah dan berto-

batlah, supaya dosamu dihapuskan, 20 agar Tuhan mendatangkan waktu ke-

legaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai 

Kristus. 21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala 

sesuatu, seperti yang difirmankan Tuhan  dengan perantaraan nabi-nabi-Nya 

yang kudus di zaman dahulu. 22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan 

Tuhan  akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-sauda-

ramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan 

dikatakannya kepadamu. 23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak 

mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. 24 Dan semua nabi 

yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat 

tentang zaman ini. 25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan men-

dapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Tuhan  dengan nenek mo-

yang kita,  saat  Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua 

bangsa di muka bumi akan diberkati. 26 Dan bagi kamulah pertama-tama 

Tuhan  membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya 

Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari 

segala kejahatanmu.” 

Kita dapati di sini khotbah yang disampaikan Petrus setelah ia me-

nyembuhkan orang lumpuh itu. Petrus melihat orang banyak itu.  

1.  saat  melihat orang banyak berkerumun, ia menggunakan ke-

sempatan itu untuk memberitakan Kristus kepada mereka, khu-

susnya sebab  Bait Tuhan  itu menjadi tempat mereka berkumpul, 

dan di situ yaitu  serambi Salomo. Biarlah mereka datang dan 

mendengar hikmat yang lebih indah dibandingkan  hikmat Salomo, ka-

rena sesungguhnya yang lebih besar dibandingkan  Salomo sedang di-

beritakan di situ.  

2.  saat  melihat orang-orang itu terkesan oleh mujizat itu dan di-

penuhi dengan rasa takjub, ia menaburkan benih Injil di tanah 

yang sudah gembur dan siap menerimanya. 

3.  saat  melihat orang-orang bersiap-siap memuja dirinya dan Yo-

hanes, Petrus langsung menengahi, dan mengalihkan rasa hormat 

orang banyak dari diri mereka, supaya rasa hormat itu hanya di-

tujukan kepada Kristus seorang. Terhadap hal ini ia langsung ber-

bicara, seperti halnya Paulus dan Barnabas di Listra (lihat 14:14-15).  


 108

Dalam khotbah ini, 

I. Dengan rendah hati Petrus menyatakan bahwa mereka tidak la-

yak menerima penghormatan atas mujizat ini , dan bahwa 

penghormatan itu bukan milik mereka, yang hanyalah para pe-

layan Kristus, atau alat di tangan-Nya untuk mengadakan mujizat 

itu. Ajaran yang mereka beritakan bukan ciptaan mereka sendiri. 

Bukan mereka juga yang menjaminnya, melainkan Dia yang me-

miliki ajaran itulah yang melakukannya. Petrus menyebut mereka 

sebagai orang Israel, kepada siapa tidak saja hukum dan janji, te-

tapi juga Injil dan tanda-tanda ajaib itu ditujukan, dan yang cu-

kup tertarik pada apa yang sedang terjadi. Dua hal ditanyakan 

Petrus kepada mereka: 

1. Mengapa mereka terkejut melihat mujizat itu: Mengapa kamu 

heran tentang kejadian itu? Kejadian ini memang luar biasa, 

dan mereka pantas heran melihatnya.namun  mujizat ini tidak 

lebih dari apa yang pernah dilakukan Kristus berkali-kali, dan 

mereka tidak menghargainya ataupun terkesan olehnya. Tak 

lama sebelum itu Kristus baru saja membangkitkan Lazarus 

dari antara orang mati. Jadi mengapa peristiwa kali ini malah 

kelihatan begitu aneh? Perhatikan, kalau sampai orang bodoh 

menganggap aneh hal-hal yang sekarang mestinya merupakan 

hal yang biasa saja, itu yaitu  sebab  kesalahan mereka sen-

diri. Belum lama ini Kristus sendiri telah bangkit dari kemati-

an, jadi mengapa mereka tidak heran dengan kejadian itu? 

Mengapa mereka tidak percaya oleh kebangkitan-Nya itu? 

2. Mengapa mereka memberi  pujian sedemikian rupa atas pe-

ristiwa itu kepada Petrus dan Yohanes, yang hanyalah alat un-

tuk melakukannya: Mengapa kamu menatap kami? 

(1) Jelas bahwa Petrus dan Yohanes telah membuat orang ini 

berjalan, sehingga tampak bahwa rasul-rasul ini tidak saja 

diutus oleh Tuhan ,namun  juga diutus untuk menjadi berkat 

bagi dunia, pembuat kebajikan bagi umat manusia, dan di-

utus untuk menyembuhkan jiwa-jiwa yang sakit dan gelisah, 

yang secara rohani lumpuh dan mandul, untuk memulih-

kan tulang-tulang yang patah, dan membuatnya bersuka-

cita. 

Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26 

 109 

(2) Meskipun demikian, mereka tidak melakukan itu sebab  

kuasa atau kesalehan mereka sendiri. Mujizat itu tidak di-

adakan dengan kekuatan mereka sendiri, dengan keahlian 

apa pun yang mereka miliki dalam bidang kedokteran atau-

pun pembedahan, ataupun kuasa dalam perkataan mere-

ka. Kuasa yang mereka gunakan sepenuhnya berasal dari 

Kristus. Bukan berarti juga bahwa kuasa itu mereka per-

oleh sebab  mereka layak untuk itu. Mereka tidak layak 

menerima kuasa yang diberikan Kristus kepada mereka 

untuk melakukan mujizat itu. Itu semua bukan sebab  ke-

salehan mereka sendiri, sebab  sebagaimana mereka ada-

lah makhluk yang lemah, mereka juga makhluk yang bo-

doh, yang dipilih Kristus untuk dipakai oleh-Nya. Petrus 

yaitu  orang berdosa. Kesalehan macam apa yang ada 

pada Yudas? Namun, toh ia mengerjakan mujizat di dalam 

nama Kristus. Kesalehan yang ada di dalam diri setiap me-

reka dikerjakan oleh Kristus di dalam diri mereka, dan me-

reka tidak bisa mengaku-ngaku layak menerimanya sebab  

mereka berjasa untuk itu. 

(3) Salahlah orang-orang itu menganggap mujizat itu dikerja-

kan dengan kuasa dan kesalehan Petrus dan Yohanes, se-

hingga mereka menatap kedua orang itu dengan takjub. 

Perhatikan, alat yang dipakai Tuhan  untuk memberkati kita, 

meskipun harus dihormati, tidak boleh disembah sebagai 

dewa. Kita harus berhati-hati dan sadar bahwa berkat itu 

diadakan oleh alat yang diciptakan oleh Tuhan . 

(4) Pujian kepada diri merekalah yang tidak mau diterima 

Petrus dan Yohanes atas mujizat itu. Dengan hati-hati mere-

ka mengembalikannya kepada Kristus. Orang yang berguna 

harus mempertimbangkan apakah mereka sudah bersikap 

sedemikian rendah hati. Bukan kepada kami, ya TUHAN, 

bukan kepada kami,namun  kepada nama-Mulah beri ke-

muliaan. Setiap mahkota harus dilemparkan ke kaki Kristus. 

Bukannya aku, melainkan kasih karunia Tuhan  yang me-

nyertai aku. 

II. Petrus memberitakan Kristus kepada mereka. Ini yaitu  pekerja-

annya, supaya ia bisa menuntun mereka taat kepada Kristus. 


 110

1. Ia memberitakan Kristus, sebagai Mesias sejati yang dijanjikan 

kepada nenek moyang mereka (ay. 13). sebab , 

(1) Dia yaitu  Yesus, Anak Tuhan . Meskipun baru-baru ini me-

reka mengecam Kristus sebagai penghujat sebab  menga-

takan diri-Nya yaitu  Anak Tuhan , namun Petrus menyata-

kan hal itu secara terbuka: Dia yaitu  Hamba-Nya, Yesus 

(KJV: Anak-Nya, Yesus – pen.). Bagi Tuhan , Dia yaitu  Anak-

Nya yang terkasih. Bagi kita, Dia seorang Juruselamat. 

(2) Tuhan  telah memuliakan-Nya, dengan meninggikan Dia men-

jadi raja, imam, dan nabi bagi umat-Nya. Tuhan  mening-

gikan-Nya dalam hidup dan kematian-Nya, serta juga dalam 

kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga.  

(3) Petrus memuliakan Dia sebagai Tuhan  nenek moyang kita, 

yang disebutkannya dengan hormat (sebab  nama itu ada-

lah nama yang agung bagi orang Israel, dan sudah sepan-

tasnya demikian), Tuhan  Abraham, Ishak dan Yakub. Tuhan  

mengutus Dia ke dunia, setelah berjanji kepada para bapa 

leluhur ini, bahwa oleh keturunan mereka semua kaum di 

muka bumi akan mendapat berkat, dan setelah membuat 

suatu perjanjian dengan mereka, bahwa Tuhan  akan men-

jadi Tuhan  mereka, dan keturunan mereka. Para rasul itu 

menyebut bapa-bapa leluhur sebagai nenek moyang me-

reka, dan Tuhan  sebagai Tuhan  nenek moyang yang darinya 

orang Yahudi diturunkan, dengan maksud untuk menyirat-

kan kepada orang-orang Yahudi itu bahwa mereka tidak 

berniat buruk terhadap bangsa Yahudi (sehingga merasa 

tidak senang),namun  justru menghargai dan peduli terha-

dap bangsa Yahudi, dan melalui hal ini berniat baik bagi 

mereka. sebab  itu, Injil yang mereka beritakan merupa-

kan pewahyuan dari pikiran dan kehendak Tuhan  Abraham 

(lihat 26:7, 22; Luk. 1:72-73). 

2. Dia mendakwa mereka secara langsung dan terang-terangan 

atas pembunuhan Yesus ini, seperti yang dilakukannya sebe-

lumnya. 

(1)  Kamu menyerahkan Dia kepada para imam dan tua-tua 

bangsamu, para wakil rakyat di negerimu. Kalian rakyat 

biasa telah dipengaruhi oleh mereka untuk menentang-

Nya, seakan-akan Dia itu seorang penjahat.”  

Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26 

 111 

(2) Kamu menolak Dia, dan kamu tidak mengakui Dia, tidak 

menginginkan Dia menjadi raja-Mu, dan tidak dapat me-

mandang Dia sebagai Mesias, sebab  Dia tidak datang da-

lam kemegahan dan kuasa yang lahiriah. Kamu menolak 

Dia di depan Pilatus, menolak semua pengharapan jemaat-

mu di hadapan gubernur Roma, yang pantas saja menerta-

wai kamu sebab  hal itu. Kamu menolak Dia di muka Pila-

tus  (demikian menurut Dr. Hammond),  sebab  kamu mau 

membela diri akibat tidak tahan dengan dengan segala per-

nyataan-Nya terhadap kamu” (Pilatus berpendapat, bahwa 

Ia harus dilepaskan,namun  orang-orang menentangnya, dan 

mengabaikan dia).  Kamu lebih jahat dibandingkan  Pilatus, ka-

rena ia mau melepaskan-Nya seandainya kamu membiar-

kannya mengikuti keputusannya sendiri. Kamu telah meno-

lak Yang Kudus dan Benar, yang telah menyatakan diri-Nya 

demikian, dan segala kejahatan orang yang membunuh-

Nya tidak bisa membuktikan sebaliknya.” Kekudusan dan 

kebenaran Tuhan Yesus, yang lebih dari sekadar bahwa Ia 

tidak bersalah, memberatkan dosa orang-orang yang mem-

bunuh-Nya. 

(3)  Kamu menghendaki seorang pembunuh untuk dilepaskan, 

dan Kristus disalibkan. Seolah Barabas lebih pantas untuk 

kamu terima dibandingkan  Tuhan Yesus. Tidak ada hinaan 

yang lebih besar bisa ditimpakan ke atas-Nya dibandingkan  itu.” 

(4) Kamu membunuh Pemimpin kepada hidup. Perhatikan per-

nyataan yang bertolak belakang ini:  Kamu membiarkan se-

orang pembunuh tetap hidup, seorang pembinasa kehidupan, 

tetapi membunuh Sang Juruselamat, Sang Pencipta kehi-

dupan. Kamu membunuh Dia yang diutus untuk menjadi 

Pemimpin bagimu kepada hidup, dan dengan demikian 

berarti tidak saja mencampakkan,namun  juga memberontak 

terhadap belas kasihan untuk dirimu sendiri. Kamu mela-

kukan hal yang tidak kenal balas budi, dengan mengambil 

kehidupan Dia yang akan menjadi hidupmu. Kamu mela-

kukan sebuah tindakan bodoh dengan berpikir bahwa ka-

mu bisa mengalahkan Pemimpin kepada hidup, yang me-

miliki hidup di dalam diri-Nya sendiri, dan akan segera 

memperoleh kembali hidup yang telah diserahkan-Nya.” 


 112

3. Petrus bersaksi tentang kebangkitan-Nya, sebagaimana sebe-

lumnya (2:32).  Kamu kira Pemimpin kepada hidup bisa kehi-

langan hidup-Nya, seperti pemimpin lain kehilangan kemuliaan 

dan kekuasaannya? Kamu keliru, sebab  Tuhan  telah membang-

kitkan Dia dari antara orang mati. Dengan demikian, dengan 

membunuh-Nya kamu melawan Tuhan , dan kamu kalah. Tuhan  

telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dengan be-

gitu mengesahkan permintaan-Nya, meneguhkan ajaran-Nya, 

dan mengenyahkan semua celaan dari semua penderitaan-Nya. 

Dan, tentang kebenaran dari kebangkitan-Nya itu kami semua 

yaitu  saksi-saksinya.”  

4. Dia menyatakan bahwa orang lumpuh itu sembuh sebab  kuasa 

Kristus (ay. 16): Dan sebab  kepercayaan dalam Nama Yesus, 

berdasarkan apa yang dialaminya sendiri, maka Nama itu, te-

lah menguatkan orang ini. Dia mengulanginya lagi,  Kepercaya-

an itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini.” Di sini, 

(1) Dia menyatakan kepada mereka bahwa mujizat ini benar 

adanya. Orang yang mengalami mujizat ini yaitu  dia yang 

kamu lihat dan kamu kenal ini. Dia tidak saling kenal de-

ngan Petrus dan Yohanes sebelumnya, sehingga tidak ada 

alasan untuk curiga akan adanya persekongkolan di antara 

mereka.  Kamu mengenalnya sebagai orang lumpuh sejak 

kecil. Mujizat ini dilakukan di muka umum, di depan kamu 

semua. Bukan di sudut jalan, melainkan di gerbang Bait 

Tuhan . Kamu melihat bagaimana mujizat itu dilakukan, se-

hingga tidak mungkin ada permainan di dalamnya. Kamu 

boleh memeriksanya segera, dan mungkin akan melaku-

kannya. Orang ini sembuh total, kesembuhan itu sempurna. 

Kamu melihat orang ini berjalan dan melompat, tanpa me-

rasa lemah atau sakit apa pun.”  

(2) Dia memberitahu mereka dengan kuasa apa mujizat itu di-

kerjakan. 

[1] Mujizat itu dilakukan dalam nama Kristus, bukan ha-

nya dengan mengucapkannya seperti mantra atau jampi-

jampi,namun  kami melakukannya sebagai orang yang 

mengakui dan mengajarkan nama-Nya, oleh kuasa 

amanat dan petunjuk yang kami terima dari-Nya. Juga, 

dengan suatu kuasa yang telah ditanamkan-Nya di da-

Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26 

 113 

lam diri kami, yaitu nama yang dimiliki Kristus di atas 

segala nama. Kuasa-Nya, perintah-Nya, yang telah me-

lakukan mujizat itu. Seperti surat yang dilaksanakan 

atas nama raja, sekalipun pegawai bawahannya yang 

melaksanakannya.  

[2] Kuasa Kristus diperoleh melalui kepercayaan dalam 

Nama-Nya, melalui keyakinan di dalam Dia, dengan ber-

gantung kepada-Nya, mempercayai-Nya, dan berharap 

kepada-Nya. Bahkan, kepercayaan di’ autou – yang ber-

asal dari-Nya, yang dikerjakan oleh-Nya. Kepercayaan 

kepada-Nya itu bukan berasal dari diri kami sendiri, 

melainkan pemberian dari Kristus. Mujizat itu dilaku-

kan bagi Dia, supaya Ia mendapatkan kemuliaan dari 

mujizat itu. sebab  Ia yang memimpin kita dalam iman, 

dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. 

Dr. Lightfoot berpendapat bahwa kata kepercayaan dise-

butkan dua kali di dalam ayat ini (ay. 16), disebab kan 

kepercayaan para rasul dalam melakukan mujizat ini 

dan kepercayaan orang lumpuh itu dalam menerima-

nya.namun  menurut saya, kalau bukan sebab  iman 

para rasul semata, paling kurang itu terutama sebab  

iman para rasul. Mereka yang mengerjakan mujizat ini 

dengan iman mendapatkan kuasa dari Kristus untuk 

melakukannya, dan sebab  itu mereka mengembalikan 

semua kemuliaan kepada-Nya. Berdasarkan mujizat 

yang sungguh-sungguh dan benar ini, Petrus menegas-

kan kebenaran Injil yang agung yang mereka beritakan 

kepada dunia, yaitu bahwa Yesus Kristus yaitu  sum-

ber segala kuasa dan karunia, dan tabib serta Jurusela-

mat yang luar biasa. Juga, sekaligus mereka menawarkan 

bahwa iman Injili di dalam Dia sajalah yang merupakan 

satu-satunya jalan luar biasa untuk menerima berkat 

dari-Nya. Hal ini juga menjelaskan misteri Injil yang 

luar biasa akan keselamatan kita oleh Kristus. Nama-

Nyalah yang membenarkan kita, nama-Nya yang mulia, 

Tuhan keadilan kita. Namun, secara khusus, kita dibe-

narkan oleh nama itu, jika kita beriman di dalamnya. 

Demikianlah Petrus berkhotbah kepada mereka tentang 

Yesus dan penyaliban-Nya, sebagai seorang sahabat 


 114

yang setia dari sang mempelai pria, yang bagi pekerjaan 

dan kehormatan-Nya ia membaktikan dirinya. 

III. Petrus membesarkan hati mereka untuk berharap bahwa, meski-

pun telah bersalah sebab  membunuh Kristus, mereka masih bisa 

memperoleh pengampunan. Ia berbuat semampunya untuk me-

nyadarkan mereka,namun  tetap berhati-hati supaya jangan sam-

pai ia membuat mereka putus asa. Kesalahan mereka sangat be-

sar,namun , 

1. Dia memperlembut kejahatan mereka dengan menyatakan se-

cara tulus bahwa itu semua disebabkan oleh ketidaktahuan 

mereka. Mungkin ia menyadari hal itu dari raut wajah pende-

ngarnya yang dihantam rasa ngeri  saat  ia mengatakan ke-

pada mereka bahwa mereka telah membunuh Pemimpin kepada 

hidup. Ia melihat mereka sudah lemah lesu. Oleh sebab  itu, ia 

merasa perlu memperhalus dakwaan itu dengan memanggil 

mereka saudara-saudara. Selain itu, mungkin ia bisa menye-

but mereka demikian, sebab  ia sendiri telah menjadi saudara 

mereka di dalam kejahatan ini: ia telah menolak Yang Kudus 

dan Benar, dan bersumpah bahwa ia tidak mengenal Dia. 

Secara mengejutkan ia melakukan itu.  Dan mengenai kamu, 

aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian sebab  ketidak-

tahuan, sama seperti semua pemimpin kamu” (ay. 17). Ini ada-

lah bahasa Petrus yang penuh kemurahan hati, dan mengajar 

kita supaya menemukan yang terbaik dalam diri orang lain 

bila kita ingin membantu mereka menjadi lebih baik. Petrus 

telah menyelidiki luka itu hingga sampai ke dasar, dan seka-

rang ia mulai berpikir untuk menyembuhkan luka itu. Untuk 

itulah perlu melahirkan suatu cara pandang yang baik tentang 

tabib mereka di dalam pikiran mereka. Adakah cara lain yang 

lebih baik untuk memenangkan mereka dibandingkan  ini? Ia 

melakukan hal ini sebab  telah belajar dari teladan sang Guru 

yang berdoa bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya, dan me-

mohon atas nama mereka sebab  mereka tidak tahu apa yang 

mereka lakukan. Selain itu, dikatakan tentang para pemimpin 

bahwa kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak me-

nyalibkan Tuhan yang mulia (lihat 1Kor. 2:8). Mungkin bebe-

rapa dari para pemimpin ini, dan da