Kisah pararasul 3
i janji tentang kedatangan Mesias sebelumnya,
dan inilah janji yang mencakup semua janji lain. Dari
sini kita bisa melihat bahwa Tuhan yang memberi Roh
Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya (Luk.
11:13) berarti bahwa Dia memberi mereka semua
pemberian yang baik (Mat. 7:11). Kristus menerima Roh
76
Kudus yang dijanjikan, maksudnya, karunia Roh Kudus
yang dijanjikan, dan telah memberi nya kepada kita.
Sebab semua janji Tuhan yaitu Ya dan Amin di
dalam Dia. Kedua, karunia itu merupakan tanda jamin-
an dari segala kebaikan Tuhan yang dimaksudkan untuk
waktu-waktu berikutnya. Apa yang sekarang kamu lihat
dan dengar hanyalah merupakan pertanda dari per-
kara-perkara yang lebih besar.
[2] Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ini mem-
buktikan apa yang kamu semua harus percayai, bahwa
Kristus Yesus yaitu Mesias dan Juruselamat dunia
yang sesungguhnya. Dengan inilah Petrus menutup
khotbahnya, sebagai akhir kata dari segalanya, quod
erat demonstrandum kebenaran yang harus ditunjuk-
kan (ay. 36): Jadi seluruh kaum Israel harus tahu de-
ngan pasti bahwa kebenaran ini sekarang sudah men-
dapat penggenapannya yang penuh, dan kita mendapat
amanat penuh untuk memberitakannya, bahwa Tuhan
telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi
Tuhan dan Kristus. Mereka dilarang memberitahukan ke-
pada siapa pun bahwa Ia Mesias sampai sesudah ke-
bangkitan-Nya (Mat. 16:20; 17:9).namun sekarang hal
itu harus diberitakan dari atas atap rumah, kepada selu-
ruh kaum Israel. Siapa bertelinga, hendaklah ia mende-
ngar! Pernyataan itu tidak diajukan sebagai suatu ke-
mungkinan,namun ditegaskan sebagai hal yang pasti:
Mereka harus tahu dengan pasti, dan tahu bahwa sudah
menjadi kewajiban bagi mereka untuk menerimanya se-
bagai perkataan yang benar, pertama, bahwa Tuhan su-
dah memuliakan Dia yang mereka salibkan. Hal ini
memperberat kefasikan mereka, bahwa mereka menya-
libkan Dia yang dirancang Tuhan untuk dipermuliakan,
dan menghukum mati sebagai penipu Dia yang sudah
sedemikian memberi bukti-bukti kuat tentang misi
Tuhan -Nya. Dan hal ini semakin memperbesar hikmat
dan kuasa Tuhan , bahwa meskipun mereka menyalibkan
Dia, dan berpikir dengan berbuat demikian memberi
kepada Dia tanda aib yang tidak bisa dihapus, namun
Tuhan sudah memuliakan Dia, dan penghinaan-penghi-
Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41
77
naan yang sudah mereka perbuat terhadap-Nya justru
mendatangkan kemilau terang-Nya. Kedua, bahwa Tuhan
sudah memuliakan Dia sedemikian rupa sehingga men-
jadikan-Nya Tuhan dan Kristus. Kedua pernyataan ini
sama saja artinya. Dia yaitu Tuhan dari semua orang,
dan bukan seorang perebut kekuasaan, melainkan Kris-
tus, yang diurapi untuk menjadi Kristus. Dia yaitu
satu Tuhan bagi orang-orang bukan-Yahudi, yang sebe-
lum ini memiliki banyak Tuhan. Dan bagi orang-
orang Yahudi Ia yaitu Mesias, yang mencakup semua
kedudukan-Nya. Dia yaitu Mesias Sang Raja, sebagai-
mana Alkitab bahasa Aram menyebut-Nya. Atau, seperti
malaikat yang berkata kepada Daniel, seorang yang di-
urapi (Dan. 9:25, KJV: Mesias Sang Penguasa pen.).
Inilah kebenaran agung dari Injil yang harus kita perca-
yai, bahwa Yesus yang sama itu, yang disalibkan di Ye-
rusalem, yaitu Dia yang kepada-Nya kita harus setia,
dan yang dari Dia kita harus mengharapkan perlin-
dungan, sebagai Tuhan dan Kristus.
Khotbah Petrus di Yerusalem
(2:37-41)
37 saat mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka
bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: Apakah yang harus kami
perbuat, saudara-saudara? 38 Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah
dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama
Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima ka-
runia Roh Kudus. 39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan
bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan
Tuhan kita. 40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu ke-
saksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka,
katanya: Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. 41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Kita sudah melihat dampak yang menakjubkan dari pencurahan Roh,
dan kuasanya yang mengagumkan atas para pengabar Injil. Petrus,
dalam seluruh hidupnya, belum pernah berbicara sebaik seperti yang
baru dilakukannya sekarang, dengan begitu sepenuh hati, jelas, dan
penuh kuasa. Kita sekarang akan melihat buah lain yang penuh ber-
kat dari pencurahan Roh ini dalam kuasanya terhadap mereka yang
mendengarkan Injil. Sejak pertama kali pesan Tuhan itu disampaikan,
78
tampak bahwa ada kuasa Tuhan yang menyertainya, dan penyampaian
pesan itu diperlengkapi dengan kuasa Tuhan , yang sanggup melaku-
kan keajaiban-keajaiban: beribu-ribu orang langsung dibawa olehnya
kepada ketaatan iman. Itulah tongkat kekuatan Tuhan yang diulurkan
dari Sion (Mzm. 110:2-3). Kita mendapati di sini buah-buah pertama
dari tuaian jiwa yang besar itu, yang dengan kuasa Tuhan dikumpul-
kan kepada Yesus Kristus. Mari datang dan lihatlah, dalam ayat-ayat
ini, bagaimana Sang Penebus yang sudah ditinggikan maju, dalam
kereta keselamatan ini, sebagai pemenang untuk merebut kemenang-
an (Why. 6:2).
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati firman Tuhan sebagai sarana
untuk memulai dan melanjutkan pekerjaan anugerah yang baik da-
lam hati banyak orang, sebab Roh Tuhan bekerja dengannya. Marilah
kita lihat cara kerjanya.
I. Mereka tersentak, dan diyakinkan oleh kebenaran Injil, lalu terdo-
rong untuk bertanya dengan sungguh-sungguh (ay. 37). saat
mereka mendengar, atau setelah mendengar, setelah mendengar-
kan Petrus dengan sabar, dan tidak memotong pembicaraannya
seperti selama ini mereka terbiasa memotong pembicaraan Kristus
(ini suatu kemajuan yang baik, bahwa mereka sekarang memper-
hatikan firman), hati mereka sangat terharu, atau mereka terharu
di dalam hati, dan, dalam kekhawatiran dan kebingungan yang
dalam, mereka datang kepada para pengkhotbah itu sambil ber-
tanya, apakah yang harus kami perbuat? Sangat aneh bahwa ke-
san-kesan seperti itu sampai ditimbulkan secara tiba-tiba dalam
hati yang begitu keras. Mereka yaitu orang-orang Yahudi, yang
dididik untuk mempercayai bahwa agama mereka sudah cukup
untuk menyelamatkan mereka, dan yang dalam waktu belakangan
ini sudah melihat bahwa Yesus ini disalibkan dalam kelemahan
dan kehinaan, dan diberi tahu oleh para pemimpin agama mereka
bahwa Ia yaitu seorang penipu. Petrus sudah mendakwa mereka
sebab tangan mereka, tangan bangsa-bangsa durhaka, turut ber-
peran dalam kematian-Nya, yang bisa jadi membuat mereka ge-
ram terhadapnya. Namun, saat mereka mendengar khotbah
yang jelas dan alkitabiah ini, mereka sangat tersentuh olehnya.
1. Khotbah itu membuat mereka menderita: Hati mereka sangat
terharu. Kita membaca tentang orang-orang yang sangat tertu-
suk hatinya dengan kemarahan terhadap seorang pengkhotbah
Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41
79
(7:54),namun hati orang-orang ini sangat terharu dengan ke-
marahan terhadap diri mereka sendiri, sebab sudah berperan
dalam kematian Kristus. Petrus, dengan mendakwakan keja-
hatan ini kepada mereka, menggugah hati nurani mereka,
menjamah hati sanubari mereka. Mereka merenungkan semua
peristiwa itu seperti pedang di tulang-tulang mereka, pedang
itu menusuk mereka seperti mereka sudah menusuk Kristus.
Perhatikanlah, orang-orang berdosa, saat mata mereka ter-
buka, tidak bisa tidak pasti hati mereka tertusuk sebab dosa,
dan tidak bisa tidak pasti mengalami kegelisahan di dalam ba-
tin. Inilah yang dinamakan hati yang koyak itu (Yl. 2:13), hati
yang patah dan remuk (Mzm. 51:19). jika orang sungguh-
sungguh menyesali dosa-dosa mereka, dan malu dengannya,
dan takut akan akibat-akibatnya, hati mereka tertusuk. Tusuk-
an di dalam hati itu mematikan, dan di dalam kegundahan-ke-
gundahan itu (ujar Paulus) aku mati (Rm. 7:9). Semua pan-
dangan baikku tentang diriku sendiri dan keyakinanku pada
diriku sendiri mengecewakan aku.
2. Khotbah itu membuat mereka bertanya-tanya. sebab yang
meluap dari hati, hati yang tertusuk seperti itu, diucapkan mu-
lut. Amatilah,
(1) Kepada siapa mereka bertanya seperti itu: Kepada Petrus
dan rasul-rasul yang lain, sebagian kepada yang satu, dan
sebagian kepada yang lain. Kepada rasul-rasul itu mereka
membeberkan perkara mereka. Oleh rasul-rasul itu mereka
sudah diinsafkan, dan sebab itu oleh rasul-rasul itu mereka
berharap akan diberi nasihat dan dihibur. Mereka tidak da-
tang kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, untuk
membenarkan mereka dari dakwaan para rasul,namun da-
tang kepada rasul-rasul itu, dengan mengakui dakwaan
itu, dan menyerahkan perkaranya kepada mereka. Mereka
menyebut rasul-rasul itu saudara-saudara (KJV: sesama
manusia dan saudara pen.), sama seperti Petrus sudah
menyebut mereka (ay. 29): sebutan ini mengandung rasa
persahabatan dan kasih, dan bukan gelar kehormatan:
Kalian yaitu manusia, jadi lihatlah kami sebagai manu-
sia juga. Kalian yaitu saudara, pandanglah kami dengan
kasih persaudaraan. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan
yaitu tabib-tabib rohani. Mereka harus dimintai nasihat
80
oleh orang-orang yang hati nuraninya terluka. Dan baiklah
bila orang bersikap bebas dan akrab dengan hamba-hamba
Tuhan itu, sebagai sesama manusia dan saudara, yang
memperlakukan jiwa mereka seperti jiwa sendiri.
(2) Apa yang mereka tanyakan: Apakah yang harus kami per-
buat?
[1] Mereka berbicara dalam keadaan terpaku, tidak tahu
apa yang harus diperbuat. Sepenuhnya terkejut: Apa-
kah Yesus yang sudah kami salibkan itu yaitu Tuhan
dan Kristus? Lalu apa yang akan terjadi dengan kami
yang sudah menyalibkan Dia? Celaka, kami semua bi-
nasa! Perhatikanlah, tidak ada jalan lain untuk berba-
hagia kecuali dengan melihat diri kita sendiri sengsara.
jika kita mendapati diri kita sendiri terancam baha-
ya akan tersesat untuk selama-lamanya, ada harapan
bahwa kita akan diselamatkan untuk selama-lamanya.
Dan ini tidak akan terjadi sebelum kita mendapati diri
kita seperti itu.
[2] Mereka berbicara dalam kebulatan hati, bertekad untuk
segera melakukan apa saja yang diperintahkan kepada
mereka. Mereka tidak mau ambil waktu lagi untuk me-
nimbang-nimbang, atau menunda melakukan apa yang
sudah mereka insafi itu sampai tiba waktu yang lebih
nyaman. Sebaliknya, mereka ingin diberi tahu sekarang
juga apa yang harus mereka lakukan untuk terhindar
dari kesengsaraan yang akan menimpa mereka. Perhati-
kanlah, orang-orang yang menjadi insaf akan dosa me-
reka dengan gembira ingin mengetahui jalan untuk
mendapatkan damai sejahtera dan pengampunan (9:6;
16:30).
II. Petrus dan rasul-rasul lain mengarahkan kepada mereka secara
ringkas apa yang harus mereka perbuat, dan apa yang bisa me-
reka harapkan dengan berbuat demikian (ay. 38-39). Para pen-
dosa yang telah insaf harus diberi dorongan. Yang terluka harus
dibalut (Yeh. 34:16). Mereka harus diberi tahu bahwa walaupun
perkara mereka menyedihkan, itu bukannya tanpa harapan, jus-
tru sebaliknya, masih ada harapan bagi mereka.
Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41
81
1. Di sini ia menunjukkan kepada mereka jalan yang harus me-
reka tempuh.
(1) Bertobatlah. Inilah papan yang harus kamu pegang setelah
kapal karam. Biarlah perasaan bersalah yang menjijikkan
ini, yang kamu datangkan atas dirimu sendiri dengan
menghukum mati Kristus, menggugah kamu untuk mere-
nung, dengan penuh pertobatan, atas semua dosamu yang
lain (seperti tuntutan atas satu utang yang banyak meng-
ungkapkan semua utang orang malang yang sudah bang-
krut) dan membuatmu sungguh-sungguh menyesal dan
sedih sebab nya. Pertobatan ini yaitu kewajiban yang
sama yang sudah diberitakan Yohanes Pembaptis dan
Kristus, dan sebab sekarang Roh dicurahkan, maka perto-
batan ini tetap ditegaskan: Bertobatlah, bertobatlah. Ubah-
lah pikiranmu, ubahlah jalanmu. Pikirkan baik-baik.
(2) Hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus. Maksudnya, percayailah ajaran
Kristus dengan teguh, dan berserahlah kepada anugerah
dan pemerintahan-Nya. Dan akuilah ini secara terang-te-
rangan dan sungguh-sungguh, dan berjanjilah untuk tetap
berpegang teguh padanya, dengan memberi dirimu dibaptis
seperti yang sudah ditetapkan. Jadilah pengikut Kristus
dan agama-Nya yang kudus, dan tanggalkanlah ketidakse-
tiaanmu. Mereka harus dibaptis dalam nama Yesus Kris-
tus. Mereka memang percaya kepada Bapa dan Roh Kudus
yang berbicara melalui para nabi.namun mereka juga harus
percaya kepada nama Yesus, bahwa Dia yaitu Kristus,
Mesias yang dijanjikan kepada para bapa leluhur. Angkat-
lah Yesus sebagai Rajamu, dan melalui baptisan bersum-
pah setialah kepada-Nya. Terimalah Dia sebagai Nabimu,
dan dengarkanlah Dia. Akuilah Dia sebagai Imammu, un-
tuk mengadakan pendamaian dosa bagimu, yang tampaknya
dimaksudkan secara khusus di sini. Sebab mereka harus
dibaptis dalam nama-Nya demi pengampunan dosa berda-
sarkan kebenaran-Nya.
(3) Pertobatan ini ditekankan kepada setiap orang: Kamu ma-
sing-masing. Bahkan di antara kalian yang paling berdosa,
jika bertobat dan percaya, diundang untuk dibaptis. Dan
mereka yang menganggap diri sendiri sebagai orang yang
82
paling kudus masih perlu bertobat, dan percaya, dan di-
baptis. Di dalam Kristus ada anugerah yang cukup bagi
kamu masing-masing, sekalipun kalian begitu banyak. Dan
anugerah-Nya itu sesuai dengan kebutuhan masing-masing
orang. Israel pada zaman dulu dibaptis oleh Musa di dalam
kemah, seluruh umat Israel secara bersama-sama, saat
mereka melintas dalam awan dan dalam laut (1Kor. 10:1-
2), sebab kovenan yang khusus itu hanya bagi bangsa itu
saja. Namun, sekarang kamu masing-masing secara sendiri-
sendiri harus dibaptis dalam nama Tuhan Yesus, dan meng-
urus sendiri perkara yang besar ini bagi dirinya sendiri.
Lihat Kolose 1:28.
2. Ia mendorong mereka untuk menempuh jalan ini:
(1) Pertobatan ini demi pengampunan dosa. Bertobatlah dari
dosamu, maka dosamu tidak akan menghancurkanmu.
Beri dirimu dibaptis dalam iman kepada Kristus, maka di
dalam kebenaran engkau akan dibenarkan, yang tidak da-
pat engkau peroleh dengan hukum Musa. Berusahalah un-
tuk dibenarkan dengan cara ini , dan bergantunglah
kepada Kristus untuk mendapatkannya, maka pembenaran
itu akan engkau peroleh. Sama seperti piala dalam perja-
muan Tuhan yaitu Perjanjian Baru di dalam darah Kris-
tus demi pengampunan dosa, demikian pula baptisan dila-
kukan di dalam nama Kristus demi pengampunan dosa.
Berilah dirimu dibasuh, maka engkau akan dibasuh.
(2) Kamu akan menerima karunia Roh Kudus sama seperti ka-
mi. Sebab karunia itu dimaksudkan sebagai berkat untuk
umum: sebagian dari antara kamu akan menerima karu-
nia-karunia lahiriah ini, dan kamu masing-masing, jika
tulus dalam iman dan pertobatanmu, akan menerima anu-
gerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan di dalam
batin, akan dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanji-
kan. Perhatikanlah, semua orang yang menerima pengam-
punan dosa berarti menerima karunia Roh Kudus. Semua
orang yang dibenarkan berarti dikuduskan.
(3) Anak-anakmu akan tetap memiliki , seperti selama ini
mereka sudah memiliki , kepentingan di dalam kovenan
itu, dan hak atas meterai lahiriahnya. Datanglah kepada
Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41
83
Kristus, untuk menerima keuntungan-keuntungan yang
tiada terkira itu. Sebab janji pengampunan dosa dan ka-
runia Roh Kudus yaitu bagi kamu dan bagi anak-anakmu
(ay. 39). Dengan sangat jelas dikatakan (Yes. 44:3): Aku
akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu. Dan (Yes.
59:21) Roh-Ku dan firman-Ku tidak akan meninggalkan mu-
lutmu dan mulut keturunanmu. saat Tuhan mengikat Abra-
ham ke dalam kovenan, Ia berkata, Aku akan menjadi
Tuhan mu dan Tuhan keturunanmu (Kej. 17:7). Dan, sesuai de-
ngan itu, setiap orang Israel harus menyunat anak laki-laki
mereka saat berumur delapan hari. Nah, pantas bagi se-
orang Israel, saat melalui baptisan mengikat diri pada
tata aturan yang baru dari kovenan ini, untuk bertanya,
Apa yang harus kulakukan dengan anak-anakku? Harus-
kah mereka dikeluarkan, ataukah diikutsertakan dalam ko-
venan ini? Diikutsertakan (jawab Petrus) sudah pasti.
Sebab janji itu, janji agung tentang Tuhan yang menjadi
Tuhan mu itu, sama-sama diperuntukkan bagimu dan bagi
anak-anakmu, sekarang sama seperti sebelum-sebelumnya.
(4) Walaupun janji-janji itu tetap diperluas bagi anak-anakmu
sama seperti sebelumnya, namun, tidak seperti sebelum-
sebelumnya, janji-janji itu tidak dibatasi hanya bagimu dan
bagi mereka, justru sebaliknya, keuntungannya dimaksud-
kan bagi orang yang masih jauh. Kita bisa menambahkan,
dan bagi anak-anak mereka, sebab berkat Abraham sampai
kepada bangsa-bangsa lain melalui Yesus Kristus (Gal.
3:14). Janji itu sudah lama menjadi milik orang-orang
Israel (Rm. 9:4).namun sekarang janji itu disampaikan ke-
pada orang yang masih jauh, kepada bangsa-bangsa bu-
kan-Yahudi di tempat-tempat paling terpencil, dan kepada
masing-masing dari mereka juga, kepada semua orang yang
masih jauh. Kepada orang-orang secara umumlah pemba-
tasan berikut ini harus merujuk, sebanyak dari mereka, se-
banyak dari masing-masing orang dalam setiap bangsa,
yang akan dipanggil oleh Tuhan Tuhan kita untuk menjalin
persekutuan dengan Yesus Kristus. Perhatikanlah, Tuhan
bisa membuat panggilan-Nya menjangkau orang-orang
yang masih begitu jauh, dan tak seorang pun datang kecu-
ali mereka yang dipanggil-Nya.
84
III. Petunjuk-petunjuk ini diikuti dengan peringatan yang penting (ay.
40): Dan dengan banyak perkataan lain lagi, untuk mencapai
maksud yang sama, ia memberi suatu kesaksian tentang kebenar-
an-kebenaran Injil, dan menganjurkan kewajiban-kewajiban Injil.
sebab sekarang firman itu sudah mulai bekerja, maka Petrus
mengikutinya. Ia sudah menyampaikan apa yang banyak dalam
sedikit perkataan (ay. 38-39), dan apa yang, sangka orang, sudah
mencakup semuanya,namun masih ada lagi yang hendak dikata-
kannya. jika kita sudah mendengar kata-kata yang membawa
kebaikan bagi jiwa kita, tidak bisa tidak kita pasti berharap untuk
mendengar lebih, mendengar lebih banyak lagi kata-kata seperti
itu. Di antara hal-hal lain yang dikatakannya (dan tampaknya
yang ingin ditekankannya), yaitu berilah dirimu diselamatkan
dari angkatan yang jahat ini. Bebaskanlah dirimu dari mereka.
Orang-orang Yahudi yang tidak percaya yaitu angkatan yang
jahat, suka membangkang dan keras hati. Mereka berjalan me-
nentang Tuhan dan manusia (1Tes. 2:15), menyatu dengan dosa
dan ditandai untuk binasa. Nah, berkenaan dengan mereka,
1. Bertekunlah dalam memberi dirimu diselamatkan dari kehan-
curan mereka, supaya kamu tidak terlibat di dalamnya, dan
bisa luput dari semua yang akan terjadi itu (sebagaimana de-
mikian dengan orang-orang Kristen): Bertobatlah, dan berilah
dirimu dibaptis. Maka kamu tidak akan berbagi dalam kehan-
curan orang-orang yang dengannya kamu sudah berbagi di da-
lam dosa. Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang
berdosa.
2. Untuk mencapai hal ini, janganlah terus berdiam bersama-
sama dengan mereka di dalam dosa mereka, janganlah bersi-
keras bersama-sama mereka dalam ketidaksetiaan. Berilah di-
rimu diselamatkan, maksudnya, pisahkanlah dirimu, bedakan-
lah dirimu sendiri, dari angkatan yang jahat ini. Janganlah
memberontak seperti kaum pemberontak ini. Janganlah ambil
bagian bersama mereka di dalam dosa-dosa mereka, supaya
engkau tidak berbagi bersama mereka di dalam tulah-tulah
mereka. Perhatikanlah, memisahkan diri dari orang-orang fa-
sik yaitu satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri kita
dari mereka. Meskipun kita dengan berbuat demikian memu-
dahkan diri kita untuk menjadi sasaran kegeraman dan per-
musuhan mereka, kita sebenarnya menyelamatkan diri dari
Kitab Kisah Para Rasul 2:37-41
85
mereka. Sebab, jika kita mempertimbangkan ke arah mana
mereka menuju, kita akan melihat bahwa lebih baik menang-
gung susah berenang melawan arus mereka dibandingkan teran-
cam bahaya dihanyutkan oleh arus mereka. Orang-orang yang
bertobat dari dosa-dosa mereka dan memberi diri kepada Ye-
sus Kristus, harus membuktikan ketulusan mereka dengan
menjauhkan diri dari semua pergaulan akrab dengan orang-
orang fasik. Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat
yaitu bahasa orang yang bertekad untuk memegang perintah-
perintah Tuhan nya (Mzm. 119:115). Kita harus menyelamatkan
diri dari mereka, yang berarti menghindari mereka dengan rasa
ngeri dan ketakutan yang kudus, sama seperti kita ingin me-
nyelamatkan diri dari seorang musuh yang berusaha menghan-
curkan kita, atau dari sebuah rumah yang terjangkiti wabah.
IV. Inilah keberhasilan yang membahagiakan dan akhir dari semua-
nya (ay. 41). Roh bekerja bersama firman, dan mengerjakan ke-
ajaiban-keajaiban dengannya. Orang-orang yang sama ini, yang
banyak dari antara mereka sudah menjadi saksi-saksi mata dari
kematian Kristus, beserta keajaiban-keajaiban yang menyertainya,
dan tidak disadarkan olehnya, sekarang disadarkan oleh pemberita-
an firman, sebab inilah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan itu.
1. Mereka menerima firman. Dan firman baru akan membawa ke-
baikan bagi kita jika kita menerimanya, memeluknya, dan
menyambutnya. Mereka mengakui kebersalahan mereka atas
dasar firman itu, dan menerima tawaran-tawarannya.
2. Mereka menerimanya dengan gembira. Herodes mendengar ka-
bar dengan gembira,namun orang-orang ini menerimanya dengan
gembira. Mereka bukan hanya gembira sebab menerimanya,
melainkan juga sebab dengan anugerah Tuhan mereka dimam-
pukan untuk menerimanya, meskipun itu firman yang meren-
dahkan diri mereka dan mengubah mereka, dan akan membuat
mereka dimusuhi orang-orang bangsa mereka sendiri.
3. Mereka dibaptis. Mereka percaya di dalam hati dan mengaku
dengan mulut, dan menggabungkan diri di antara murid-mu-
rid Kristus melalui tata upacara suci yang sudah ditetapkan-
Nya itu. Dan walaupun Petrus hanya berkata, Berilah dirimu
dibaptis dalam nama Tuhan Yesus (sebab ajaran Kristus
yaitu kebenaran yang sedang dibicarakan di sini), namun
86
kita memiliki alasan untuk berpikir bahwa dalam membap-
tis mereka, seluruh rumusan yang ditentukan Kristus diguna-
kan, dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Perhati-
kanlah, orang-orang yang menerima kovenan kristiani harus
menerima baptisan lristiani.
4. Dengan demikian ditambahkan kepada murid-murid orang-
orang sebanyak tiga ribu jiwa pada hari itu. Semua orang yang
sudah menerima Roh Kudus menggunakan lidah mereka un-
tuk berkhotbah, dan tangan mereka untuk membaptis. Sebab
sudah waktunya untuk sibuk, bila tuaian sebanyak itu harus
dikumpulkan. Pertobatan ketiga ribu orang ini melalui kata-
kata itu merupakan pekerjaan yang lebih besar dibandingkan mem-
beri makan empat atau lima ribu orang dengan beberapa potong
roti. Sekarang Israel mulai berlipat ganda setelah kematian Yu-
suf kita. Dikatakan ada tiga ribu jiwa (kata yang pada umumya
digunakan untuk menghitung orang termasuk wanita dan
anak-anak, seperti dalam Kejadian 14:21, dalam keterangan,
berikanlah kepadaku jiwa-jiwa itu; dalam Kejadian 46:27, tujuh
puluh jiwa). Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang dibap-
tis di sini bukanlah laki-laki semuanya, melainkan kepala ke-
luarga yang sedemikian banyak, beserta anak-anak dan hamba-
hamba mereka yang ikut dibaptis, yang jumlahnya mungkin
mencapai tiga ribu jiwa. Semuanya ini ditambahkan kepada
mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menggabungkan diri
bersama Kristus berarti ditambahkan ke dalam murid-murid
Kristus, dan bergabung bersama-sama dengan mereka. Apa-
bila kita mengangkat Tuhan sebagai Tuhan kita, kita harus
mengangkat umat-Nya menjadi umat kita.
Persekutuan Murid-murid
(2:42-47)
42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43Maka
ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak
mujizat dan tanda. 44Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap ber-
satu, dan segala kepunyaan mereka yaitu kepunyaan bersama, 45dan selalu
ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya ke-
pada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46Dengan ber-
tekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Tuhan .
Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan
bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47sambil memuji
Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47
87
Tuhan . Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menam-
bah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Kita sering kali berbicara tentang jemaat mula-mula, dan memakai-
nya sebagai patokan, serta merujuk pada sejarahnya. Dalam ayat-
ayat ini kita mendapati sejarah jemaat mula-mula yang sebenarnya,
atau jemaat itu pada hari-hari pertamanya, dalam keadaannya pada
waktu ia benar-benar masih kecil,namun , seperti pada masa kecil,
dalam keadaannya yang paling murni.
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati firman Tuhan sebagai sarana
untuk memulai dan melanjutkan pekerjaan anugerah yang baik da-
lam hati banyak orang, sebab Roh Tuhan bekerja dengannya. Marilah
kita lihat cara kerjanya.
I. Mereka tetap menjaga dengan baik ketetapan-ketetapan yang ku-
dus, dan memberi segala contoh kesalehan dan ibadah secara
berlimpah, sebab Kekristenan, jika kuasanya diakui, akan men-
condongkan jiwa untuk bersekutu dengan Tuhan dalam segala cara
yang sudah ditunjuk-Nya bagi kita untuk menemui-Nya, dan yang
di dalamnya Ia berjanji untuk menemui kita.
1. Mereka tekun dan setia mengikuti pemberitaan firman. Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dan tidak pernah meng-
ingkari atau meninggalkannya. Atau, seperti yang bisa dibaca,
mereka bertekun dalam ajaran atau perintah rasul-rasul. De-
ngan baptisan mereka dimuridkan untuk diajar, dan mereka
bersedia diajar. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah menye-
rahkan nama mereka kepada Kristus harus dengan kesadaran
hati nurani mendengarkan firman-Nya. Sebab dengan berbuat
demikian kita memberi kehormatan kepada Dia, dan
membangun diri kita di atas dasar iman kita yang paling suci.
2. Mereka menjaga persekutuan orang-orang kudus. Mereka ber-
tekun dalam persekutuan (ay. 42), dan dengan sehati berkum-
pul tiap-tiap hari dalam Bait Tuhan (ay. 46). Mereka tidak saja
mengasihi satu sama lain,namun juga banyak bergaul satu
sama lain. Mereka sering bersama-sama. saat mereka me-
narik diri dari angkatan yang jahat itu, mereka tidak lantas
menjadi para pertapa,namun sangat akrab satu dengan yang
lain, dan memanfaatkan segala kesempatan untuk saling ber-
temu. Di mana kita melihat satu murid, kita akan melihat le-
bih banyak murid lain, seperti sekawanan burung. Lihatlah
88
bagaimana orang-orang Kristen ini saling mengasihi. Mereka
saling peduli, saling berbela rasa, dan dengan sepenuh hati
mendukung kepentingan satu sama lain. Mereka bersekutu
dalam ibadah. Mereka bertemu dalam Bait Tuhan : di sanalah
tempat mereka bertemu. Sebab persekutuan bersama Tuhan
yaitu persekutuan terbaik yang dapat kita miliki satu sama
lain (1Yoh. 1:3). Amatilah,
(1) Mereka setiap hari ada di Bait Tuhan , bukan hanya pada
hari-hari Sabat dan hari-hari raya, melainkan juga pada
hari-hari lain, setiap hari. Menyembah Tuhan haruslah men-
jadi pekerjaan kita sehari-hari, dan, bila ada kesempatan,
semakin sering dilakukan secara umum, semakin baik.
Tuhan mengasihi pintu-pintu gerbang Sion, begitu pula se-
harusnya kita.
(2) Mereka sehati. Bukan hanya tidak ada pertengkaran atau
perselisihan, melainkan justru ada kasih suci yang melim-
pah di antara mereka. Dan mereka dengan sepenuh hati
bergabung dalam ibadah-ibadah bersama. Meskipun me-
reka bertemu dengan orang-orang Yahudi di pelataran Bait
Tuhan , orang-orang Kristen membentuk kumpulan sendiri,
dan sehati sejiwa dalam melakukan ibadah mereka sendiri.
3. Mereka sering kali berkumpul untuk melaksanakan ketetapan
perjamuan Tuhan. Mereka terus memecahkan roti, untuk me-
rayakan kenangan akan kematian Guru mereka itu, seperti
orang-orang yang tidak malu mengakui hubungan mereka de-
ngan, dan kebergantungan mereka kepada, Kristus dan Dia
yang disalibkan. Mereka tidak bisa melupakan kematian Kris-
tus,namun sebaliknya, mereka tetap menjaga kenangan akan
kematian-Nya itu, dan menjadikannya sebagai kegiatan mereka
yang tetap, sebab hal itu sudah ditetapkan Kristus, untuk di-
teruskan kepada angkatan-angkatan jemaat yang berikutnya.
Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing, kat oikon
dari rumah ke rumah. Mereka memandangnya tidak pantas
merayakan perjamuan Tuhan di Bait Tuhan , sebab ini yaitu
ketetapan khas Kristen, dan oleh sebab itu mereka menjalan-
kan ketetapan itu di rumah-rumah pribadi, memilih rumah-
rumah milik orang yang sudah menjadi Kristen, yang dianggap
nyaman, dan yang menjadi pangkalan utama di lingkungan se-
Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47
89
tempat. Dan mereka pergi dari tempat-tempat ibadah kecil
atau kapel-kapel keluarga ini, yakni rumah-rumah yang ber-
fungsi sebagai tempat ibadah, dan di sana mereka merayakan
perjamuan Tuhan dengan orang-orang yang biasa bertemu un-
tuk menyembah Tuhan .
4. Mereka terus berdoa. Setelah Roh dicurahkan, seperti juga se-
belumnya, sewaktu mereka menantikan Dia, mereka tak putus-
putus berdoa. Sebab doa tidak akan pernah tergantikan sam-
pai nanti tertelan dalam puji-pujian yang kekal. Memecahkan
roti dilakukan di antara bekerja dan berdoa, sebab memecah-
kan roti ini merujuk pada keduanya, dan membantu kedua-
duanya. Perjamuan Tuhan yaitu khotbah bagi mata, dan pe-
neguhan firman Tuhan bagi kita. Dan perjamuan Tuhan yaitu
dorongan bagi doa-doa kita, serta ungkapan yang khidmat
akan pengangkatan jiwa kita ke hadirat Tuhan .
5. Mereka berlimpah dalam mengucap syukur, terus memuji Tuhan
(ay. 47). Memuji Tuhan harus mendapat bagian dalam setiap
doa, dan tidak boleh dikesampingkan. Orang-orang yang sudah
menerima karunia Roh Kudus akan banyak memuji-muji Tuhan .
II. Mereka mengasihi dan sangat berbaik hati satu terhadap yang
lain. Kasih mereka sama terkenalnya seperti kesalehan mereka.
Juga, bersatunya mereka dalam upacara-upacara ketetapan suci
membuat hati mereka terajut satu sama lain, dan membuat mere-
ka saling mengasihi.
1. Mereka sering mengadakan pertemuan-pertemuan kristiani
(ay. 44): Semua orang yang telah menjadi percaya tetap ber-
satu. Bukan beribu-ribu orang yang ada di satu tempat (ini
tidak mungkin dilakukan), melainkan, sebagaimana Dr. Light-
foot menjelaskannya, mereka tetap bersama-sama dalam be-
berapa kumpulan atau jemaat, sesuai dengan bahasa, bangsa,
atau ikatan-ikatan lain, yang membawa dan menjaga mereka
tetap bersama-sama. Dan dengan bergabung seperti itu, kare-
na dipisahkan dari orang-orang yang tidak percaya, dan sebab
berdasarkan pengakuan iman dan kewajiban-kewajiban agama
yang sama, mereka dikatakan bersama-sama, epi to auto. Me-
reka berkumpul bersama-sama, dan dengan begitu mengung-
kapkan serta meningkatkan kasih mereka satu terhadap yang
lain.
90
2. Segala kepunyaan mereka yaitu kepunyaan bersama. Mung-
kin mereka makan di meja makan yang sama (seperti orang-
orang Sparta pada zaman dulu), supaya bisa akrab, tenang,
dan bebas berbincang-bincang. Mereka makan bersama-sama,
sehingga orang-orang yang memiliki banyak bisa mendapat
lebih sedikit, dan dengan demikian dijauhkan dari godaan ke-
limpahan. Dan orang-orang yang memiliki sedikit bisa men-
dapat lebih banyak, dan dengan demikian dijauhkan dari go-
daan kelaparan dan kemiskinan. Atau, ada perhatian yang se-
demikian rupa satu terhadap yang lain, dan kesiapan yang be-
gitu rupa untuk membantu satu sama lain bila dibutuhkan,
sehingga dapat dikatakan, segala kepunyaan mereka yaitu
kepunyaan bersama, sesuai dengan hukum persahabatan.
Yang satu tidak kekurangan apa yang dimiliki yang lain, sebab
ia sendiri bisa memilikinya jika ia minta.
3. Mereka sangat bergembira, dan sangat murah hati dalam
menggunakan apa yang mereka miliki. Selain hari-hari raya
mereka yang sakral (dengan memecahkan roti di rumah masing-
masing) agama mereka banyak terlihat dalam perjamuan ma-
kan bersama-sama. Mereka makan bersama-sama dengan
gembira dan dengan tulus hati. Mereka membawa serta peng-
hiburan-penghiburan dari meja Tuhan ke meja mereka sendiri,
yang memiliki dua dampak baik atas mereka:
(1) Kebersamaan itu membuat hati mereka merasa sangat se-
nang, dan membesarkan hati mereka dengan sukacita yang
kudus. Mereka makan roti dengan sukaria, dan minum ang-
gur mereka dengan hati yang senang, sebab tahu bahwa
Tuhan berkenan akan perbuatan mereka. Orang lain tidak
akan memiliki alasan untuk bergembira seperti yang dimi-
liki orang-orang Kristen yang baik. Sungguh sayang me-
mang,namun hanya orang-orang Kristen yang bisa memiliki
hati yang bergembira demikian.
(2) Kebersamaan itu membuat mereka sangat murah hati ke-
pada saudara-saudara mereka yang miskin, dan membe-
sarkan hati mereka di dalam perbuatan amal. Mereka ma-
kan bersama-sama dengan tulus hati, en aphelotēti kardias
dengan murah hati. Menurut sebagian orang: mereka
tidak makan makanan mereka sendiri,namun sebaliknya,
mengundang orang miskin untuk makan di meja mereka,
Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47
91
tidak dengan menggerutu,namun dengan hati yang begitu
bebas lepas. Perhatikanlah, sudah selayaknya orang-orang
Kristen membuka hati dan tangan mereka, dan dalam se-
tiap pekerjaan baik menabur dengan berlimpah. Tuhan su-
dah menabur kepada kita secara berlimpah, jadi Dia juga
berharap untuk menuai dengan berlimpah dari kita.
4. Mereka menggalang dana untuk amal (ay. 45): Mereka menjual
harta milik mereka. Sebagian orang menjual tanah dan rumah
mereka, sebagian yang lain menjual hewan ternak dan per-
lengkapan rumah mereka, dan menyumbangkan uang kepada
saudara-saudara mereka, sesuai dengan keperluan masing-
masing. Ini bukan untuk menghancurkan harta milik (seperti
yang dikatakan Tuan Baxter), melainkan untuk menghancur-
kan sifat mementingkan diri sendiri. Dalam hal ini, ada ke-
mungkinan, mereka memiliki pandangan pada perintah
yang diberikan Kristus kepada si orang kaya itu, sebagai ujian
bagi ketulusannya, juTuhan segala milikmu dan berikanlah itu
kepada orang-orang miskin. Bukan berarti bahwa ini dimak-
sudkan sebagai contoh untuk dijadikan aturan yang tetap dan
mengikat, seolah-olah semua orang Kristen di segala tempat
dan masa harus menjual harta benda mereka dan menyerah-
kan semua uangnya untuk berderma. Sebab surat-surat Rasul
Paulus, setelah ini, sering kali berbicara tentang pembedaan
antara yang kaya dan yang miskin, dan Kristus sudah berkata
bahwa orang-orang miskin selalu ada pada kita, dan akan se-
lalu ada, dan orang kaya harus selalu berbuat baik kepada
mereka dengan memberi sebagian dari hasil-hasil serta ke-
untungan-keuntungan mereka. Hal ini tidak bisa mereka laku-
kan, seandainya mereka harus menjualnya, dan memberi
semuanya sekaligus.namun perkara yang ada di sini yaitu
perkara yang luar biasa,
(1) Mereka tidak terikat kewajiban apa pun dari perintah Tuhan
untuk melakukan ini, seperti yang tampak dari apa yang
dikatakan Petrus kepada Ananias (5:4): Bukankah itu tetap
dalam kuasamu?namun perbuatan ini merupakan contoh
yang patut dipuji tentang bagaimana mereka sudah diang-
kat mengatasi dunia, sudah memandang rendah dunia,
memiliki keyakinan akan dunia lain, mengasihi saudara-
92
saudara mereka, berbelas kasihan terhadap kaum miskin,
dan memiliki semangat yang besar untuk menyebarkan Ke-
kristenan, serta memupuknya dalam masa pertumbuhan-
nya. Para rasul meninggalkan semuanya untuk mengikuti
Kristus, dan harus memberi diri mereka sepenuhnya pada
firman dan doa, dan sesuatu harus dilakukan untuk me-
meliharanya. Jadi, tindakan murah hati yang luar biasa ini
harus dicegah supaya tidak menjadi perbuatan royal seper-
ti yang dilakukan bangsa Israel di padang gurun untuk
membangun kemah suci (Kel. 36:5-6). Pedoman kita ada-
lah, memberi sebagaimana Tuhan sudah memberkati kita.
Namun, dalam keadaan luar biasa seperti ini, yang harus
mendapat pujian yaitu orang-orang yang memberi melam-
paui kemampuan mereka (2Kor. 8:3).
(2) Yang melakukan perbuatan murah hati ini yaitu orang-
orang Yahudi, dan orang-orang yang percaya Kristus harus
percaya bahwa bangsa Yahudi saat itu tidak lama lagi akan
dihancurkan dan mereka tidak akan lagi memiliki harta
benda apa-apa, dan sebab keyakinan akan hal ini, mereka
menjual harta benda mereka untuk melayani Kristus dan
jemaat-Nya saat itu.
III. Tuhan mengakui mereka, dan memberi mereka tanda-tanda hadi-
rat-Nya bersama mereka (ay. 43): Rasul-rasul itu mengadakan ba-
nyak mujizat dan tanda yang beragam, yang meneguhkan ajaran
mereka, dan secara tak terbantahkan membuktikan bahwa semua
itu berasal dari Tuhan . Orang-orang yang dapat mengerjakan muji-
zat-mujizat bisa saja memelihara diri sendiri dan kaum miskin
yang ada bersama mereka dengan mujizat, seperti Kristus mem-
beri makan ribuan orang dengan makanan yang sedikit. Pemeli-
haraan itu bisa terjadi melalui mujizat anugerah (dengan mengge-
rakkan orang-orang untuk menjual harta benda mereka), atau
melalui suatu karya mujizat, dan cara mana yang terjadi, kedua-
duanya sama-sama membawa kemuliaan bagi Tuhan .
Tetapi Tuhan tidak hanya memberi mereka kuasa untuk me-
ngerjakan mujizat-mujizat. Itu bukanlah satu-satunya perbuatan
yang dilakukan-Nya bagi mereka: Ia juga tiap-tiap hari menambah
jumlah mereka. Firman di dalam mulut mereka melakukan keajaib-
an-keajaiban, dan Tuhan memberkati usaha-usaha mereka untuk
Kitab Kisah Para Rasul 2:42-47
93
menambahkan jumlah orang-orang percaya. Perhatikanlah, yaitu
pekerjaan Tuhan untuk menambahkan jiwa-jiwa ke dalam jemaat.
Dan yaitu suatu penghiburan besar bagi hamba-hamba Tuhan
dan juga orang-orang Kristen untuk melihatnya.
IV. Orang banyak tersentuh olehnya. Orang-orang yang berada di
luar, yaitu mereka yang berdiri dan menonton.
1. Mereka takut pada rasul-rasul itu, dan menaruh hormat terha-
dap mereka (ay. 43): Ketakutanlah mereka semua, maksudnya,
orang banyak yang melihat mujizat-mujizat dan tanda-tanda
yang diperbuat oleh para rasul itu. Mereka takut jika para ra-
sul tidak dihormati sebagaimana mestinya maka mereka akan
membawa kehancuran ke atas bangsa mereka. Orang keba-
nyakan menaruh hormat kepada mereka, seperti Herodes
takut kepada Yohanes. Meskipun mereka tidak memiliki se-
marak lahiriah untuk membuat orang menghormati mereka
secara lahiriah, seperti jubah panjang ahli-ahli Taurat mem-
buat mereka menerima penghormatan di pasar, namun mereka
memiliki karunia-karunia rohani yang berlimpah yang be-
nar-benar terhormat, yang menggerakkan orang untuk mena-
ruh hormat terhadap mereka di dalam batin. Ketakutan me-
landa setiap jiwa (KJV). Jiwa orang-orang yang secara menak-
jubkan tersentuh oleh khotbah dan kehidupan mereka yang
menakjubkan.
2. Mereka menyukai rasul-rasul itu. Meskipun kita memiliki
alasan untuk berpikir bahwa ada orang-orang yang merendah-
kan mereka dan membenci mereka (kita yakin bahwa orang-
orang Farisi dan imam-imam kepala berbuat begitu), namun
bagian yang jauh lebih besar dari rakyat biasa bersikap baik
terhadap mereka. Mereka disukai semua orang. Kristus de-
ngan begitu kejam diperhadapkan kepada, dan diinjak-injak
oleh, gerombolan massa, yang berseru, salibkanlah Dia, salib-
kanlah Dia, sehingga orang akan menyangka bahwa ajaran-
Nya dan para pengikut-Nya tidak akan pernah mungkin diper-
hatikan oleh orang banyak lagi. Namun, di sini kita mendapati
mereka disukai semua orang, yang dengannya tampak bahwa
saat mereka ingin menghukum mati Kristus, mereka seperti
dihasut oleh para imam yang licik itu. Namun sekarang me-
reka sudah sadar, sudah kembali berpikir waras. Perhatikan-
94
lah, kesalehan dan kasih yang tidak disembunyi-sembunyikan
akan mengundang hormat. Dan kegembiraan dalam melayani
Tuhan akan membuat agama menjadi menarik bagi orang-orang
yang tidak memeluknya. Sebagian orang membacanya seperti
ini, mereka mengasihi semua orang charin echontes pros
holon ton laon. Mereka tidak membatasi kasih mereka hanya
kepada orang-orang dari kalangan mereka sendiri,namun kasih
mereka itu umum dan luas. Inilah yang membuat mereka sa-
ngat dipuji.
3. Orang banyak menggabungkan diri dengan jemaat itu. Ada saja
orang yang setiap hari masuk, meskipun tidak sebanyak se-
perti hari pertama. Dan orang-orang yang masuk itu memang
merupakan orang-orang yang harus diselamatkan. Perhatikan-
lah, orang-orang yang dimaksudkan Tuhan untuk menerima ke-
selamatan kekal akan berhasil dibawa kepada Kristus pada satu
atau lain waktu. Dan, orang-orang yang dibawa kepada Kristus
berarti ditambahkan kepada jemaat dalam kovenan yang ku-
dus melalui baptisan, dan dalam persekutuan orang kudus
melalui upacara-upacara ketetapan yang lain.
PASAL 3
alam pasal ini kita dapati sebuah mujizat dan sebuah khotbah.
Mujizatnya dikerjakan untuk membuka jalan bagi khotbah, un-
tuk meneguhkan kebenaran ajaran yang akan disampaikan, dan un-
tuk membuka jalan masuk bagi ajaran itu ke dalam pikiran orang ba-
nyak. Setelah itu khotbah disampaikan untuk memberi penjelasan
tentang mujizat itu, dan untuk ditaburkan di atas tanah yang telah
dibajak oleh mujizat tadi.
I. Mujizat ini yaitu mengenai penyembuhan seorang
laki-laki yang lumpuh sejak lahir, dengan sepatah kata yang
diucapkan (ay. 1-8), dan kesan yang ditimbulkan oleh peris-
tiwa ini terhadap banyak orang (ay. 9-11).
II. Tujuan khotbah yang disampaikan di sini ialah untuk mem-
bawa orang-orang kepada Kristus, supaya bertobat dari dosa
mereka sebab menyalibkan Dia (ay. 12-19), supaya mereka
percaya kepada-Nya, sebab sekarang Ia telah dimuliakan,
dan untuk menggenapi rencana Tuhan dalam memuliakan Dia
(ay. 20-26).
Bagian pertama dari khotbah ini membuka luka, sedang ba-
gian selanjutnya mengobati luka ini .
Orang Lumpuh Disembuhkan
(3:1-11)
1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang,
naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Tuhan . 2 Di situ ada seorang laki-laki,
yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang
itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Tuhan , yang bernama Gerbang Indah,
untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Tuhan . 3 Ke-
tika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait
Tuhan , ia meminta sedekah. 4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: Lihat-
D
96
lah kepada kami. 5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan
mendapat sesuatu dari mereka. 6namun Petrus berkata: Emas dan perak ti-
dak ada padaku,namun apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama
Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah! 7 Lalu ia memegang tangan
kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Se saat itu juga kuatlah kaki
dan mata kaki orang itu. 8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan
mengikuti mereka ke dalam Bait Tuhan , berjalan dan melompat-lompat serta
memuji Tuhan . 9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Tuhan ,
10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta se-
dekah di Gerbang Indah Bait Tuhan , sehingga mereka takjub dan tercengang
tentang apa yang telah terjadi padanya. 11 sebab orang itu tetap mengikuti
Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu
datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo.
Sebelumnya, secara umum kita diberitahu bahwa rasul-rasul itu
mengadakan banyak mujizat dan tanda (2:43), yang tidak ditulis da-
lam kitab ini. Namun, di sini kita diberikan salah satu contohnya.
Bukan kepada setiap orang mereka mengadakan mujizat, sebab
tidak setiap orang membutuhkannya, melainkan berdasarkan tun-
tunan Roh Kudus, sesuai dengan tujuan amanat mereka. Demikian
pula tidak semua mujizat yang mereka kerjakan ditulis dalam kitab
ini,namun hanya beberapa saja yang dicatat, menurut yang dipan-
dang pantas oleh Roh Kudus, supaya sesuai dengan tujuan sejarah
yang suci ini.
I. Orang-orang yang pelayanannya mengerjakan mujizat ini yaitu
Petrus dan Yohanes, dua rasul utama di antara para rasul itu.
Mereka juga merupakan murid-murid utama semasa Kristus,
yang seorang hampir selalu menjadi juru bicara bagi mereka, se-
dangkan yang satunya lagi yaitu murid yang paling dikasihi oleh
sang Guru, dan mereka terus demikian. Setelah ribuan orang itu
bertobat dan jemaat pun dibagi dalam beberapa kelompok, mung-
kin Petrus dan Yohanes memimpin salah satu jemaat di tempat
Lukas bergabung. sebab itulah Lukas mencatat perkataan dan
perbuatan mereka dengan lebih rinci, sebagaimana kemudian ia
mencatat apa yang dikatakan dan dilakukan Paulus saat ia me-
nyertainya. Kedua catatan itu dimaksudkan sebagai contoh ten-
tang apa yang dikerjakan oleh para rasul yang lain.
Petrus dan Yohanes masing-masing memiliki seorang sau-
dara laki-laki yang termasuk di antara kedua belas rasul. Dengan
saudara mereka itu sendiri mereka dipasangkan saat diutus.
Namun, kelihatannya sekarang hubungan di antara mereka ber-
dua ini terjalin lebih akrab dibandingkan dengan saudara mereka sen-
Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11
97
diri, sebab hubungan pertemanan kadang-kadang lebih erat dari-
pada hubungan saudara: ada juga sahabat yang lebih karib dari
pada seorang saudara. Tampaknya Petrus dan Yohanes memiliki
kedekatan khusus setelah Kristus bangkit, bila dibandingkan de-
ngan sebelumnya (Yoh. 20:2). Mungkin alasannya (jika saya boleh
menafsirkan sendiri) yaitu ini, yaitu bahwa Yohanes, seorang
murid yang penuh kasih, dibandingkan murid-murid yang lain,
menunjukkan belas kasihan yang lebih besar kepada Petrus sete-
lah ia jatuh, dan bersikap lebih lembut terhadapnya saat ia me-
nangis dengan sedihnya akibat dosanya. Ia menunjukkan kepedu-
lian lebih besar untuk memimpin Petrus ke jalan yang benar
dalam roh lemah lembut, yang membuat Petrus sangat mengasihi-
nya sesudah itu. sebab murid yang paling dikasihi Kristus men-
jadi teman baiknya, itu menjadi bukti yang nyata bahwa Petrus
diterima oleh Tuhan setelah ia bertobat. Setelah jatuh, Daud ber-
doa, biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu
(Mzm. 119:79).
II. Waktu dan tempat terjadinya peristiwa itu diceritakan di sini.
1. Peristiwa itu terjadi di Bait Tuhan , ke mana Petrus dan Yohanes
naik, sebab Bait Tuhan merupakan tempat berkumpulnya
orang banyak. Di sanalah ada gerombolan ikan-ikan di
mana jala Injil harus ditebarkan, khususnya pada masa Penta-
kosta, sesuai perkiraan kita tentang waktu terjadinya peristiwa
ini. Perhatikan, yaitu baik jika kita naik ke Bait Tuhan untuk
beribadah bersama. Dan yaitu baik untuk pergi ke sana ber-
sama-sama. Aku bersukacita, saat dikatakan orang kepada-
ku: Mari kita pergi. Kumpulan yang terbaik yaitu kumpulan
orang yang menyembah Tuhan .
2. Peristiwa itu terjadi menjelang waktu sembahyang, salah satu
waktu ibadah umum yang biasa ditetapkan dan dijalankan di
antara orang Yahudi. Waktu dan tempat merupakan dua syarat
yang diperlukan dalam setiap tindakan, yang harus ditentukan
berdasarkan persetujuan, yang cocok untuk membangun. Da-
lam hal bersembahyang bersama, harus ada rumah doa dan
waktu doa. Pukul tiga petang merupakan salah satu jam sem-
bahyang bagi orang Yahudi. Waktu lainnya lagi yaitu jam
sembilan pagi dan dua belas siang (Mzm. 55:18; Dan. 6:11).
Sangat berguna jika orang Kristen secara pribadi memiliki jam-
98
jam doanya sendiri, bukan untuk mengikat, melainkan untuk
mengingatkan dirinya sendiri. Segala sesuatu indah pada
masanya.
III. Di sini digambarkan atas siapa mujizat kesembuhan ini dikerja-
kan (ay. 2). Ia yaitu seorang pengemis yang miskin dan lumpuh
di gerbang Bait Tuhan .
1. Ia yaitu seorang lumpuh, bukan oleh sebab kecelakaan, me-
lainkan terlahir demikian. Dia lumpuh sejak lahirnya, sebagai-
mana yang terlihat, oleh sebab suatu kelainan yang melum-
puhkan, yang melemahkan kakinya, seperti yang digambarkan
mengenai kesembuhannya (ay. 7), bahwa kuatlah kaki dan
mata kaki orang itu. Kejadian-kejadian yang menyedihkan se-
perti itu kadang-kadang terjadi, sebab itu hati kita harus ter-
gugah oleh rasa kasihan. Kejadian-kejadian demikian dimak-
sudkan untuk menunjukkan kepada kita semua, siapakah
kita sesungguhnya secara rohani: lemah, tanpa kekuatan,
lumpuh sejak lahir, tidak mampu bekerja atau berjalan untuk
melayani Tuhan .
2. Ia yaitu seorang pengemis. sebab tidak mampu bekerja un-
tuk menghidupi dirinya sendiri, ia terpaksa hidup dari sede-
kah. Demikianlah nasib umat Tuhan yang miskin. Tiap-tiap hari
orang itu diletakkan oleh teman-temannya di dekat salah satu
gerbang Bait Tuhan , menjadi tontonan yang malang, tidak sang-
gup berbuat apa-apa bagi dirinya sendiri selain meminta sede-
kah kepada orang yang masuk-keluar Bait Tuhan . Di sana ada
suatu kerumunan, kerumunan yang terdiri dari orang-orang
baik yang saleh, yang dari mereka sedekah bisa diharapkan.
Siapa tahu orang-orang dalam kerumunan itu sedang berbaik
hati. Di sanalah ia dibaringkan. Barangsiapa berkekurangan
tetapi tidak mampu bekerja, tidak boleh malu untuk menge-
mis. Orang itu tidak akan dibaringkan di sana, dan dibaring-
kan di sana setiap hari, jika kebutuhan sehari-harinya tidak
terpenuhi di sana. Perhatikan, doa dan sedekah kita harus
berjalan beriringan. Itulah yang dilakukan Kornelius (10:4).
Orang yang membutuhkan sedekah harus kita sambut saat
kita naik ke Bait Tuhan untuk berdoa. Sangat disayangkan bah-
wa di antara para pengemis yang biasa ada di pintu gereja, ada
yang membuat orang jadi tidak mau bersedekah. Namun me-
Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11
99
reka tidak selalu harus diacuhkan. Beberapa dari mereka pasti
ada yang layak mendapatkan perhatian, dan lebih baik mem-
beri makan lima lebah jantan dan beberapa ekor tabuhan dari-
pada membiarkan seekor lebah kelaparan. Di sini disebutkan
nama gerbang Bait Tuhan di mana ia dibaringkan. Gerbang itu
disebut Gerbang Indah, oleh sebab kemegahan dan kebesar-
annya yang luar biasa. Dr. Lightfoot berpendapat bahwa ini
yaitu gerbang yang mengarah keluar dari pelataran untuk
orang bukan-Yahudi menuju ke pelataran untuk orang Yahudi.
Menurutnya lagi, orang lumpuh itu hanya meminta-minta ke-
pada orang Yahudi, sebab meminta sesuatu dari orang bu-
kan-Yahudi dianggap tidak pantas. Namun, Dr. Whitby meng-
anggapnya sebagai jalan masuk utama ke dalam Bait Suci,
dan dihias dengan sangat indah, sebab merupakan bagian
muka dari sebuah tempat di mana Kemuliaan Tuhan itu ber-
diam. Adanya orang miskin yang berbaring untuk mengemis di
sana tidak mengurangi keindahan gerbang ini.
3. Dia mengemis kepada Petrus dan Yohanes (ay. 3), meminta
sedekah. Ini merupakan hal yang paling diharapkannya dari
mereka, yang terkenal sebagai orang-orang yang suka mem-
beri, dan yang meskipun tidak punya banyak harta, berbuat
baik dengan apa yang mereka miliki. Baru beberapa minggu
sebelumnya, orang buta dan orang timpang mendatangi Kris-
tus di bait ini , dan disembuhkan di situ (Mat. 21:14).
Jadi, mengapa ia tidak meminta lebih dibandingkan sedekah, apa-
bila ia tahu bahwa Petrus dan Yohanes yaitu utusan Kristus,
dan berkhotbah serta mengadakan mujizat di dalam nama-
Nya? Namun ia telah menerima apa yang tidak dicarinya. Ia
meminta sedekah,namun menerima kesembuhan.
IV. Di sini diceritakan cara penyembuhannya.
1. Harapannya dibangkitkan. Petrus tidak mengalihkan pandang-
annya dari orang itu, seperti yang sering dilakukan orang ter-
hadap mereka yang meminta sedekah,namun justru mengarah-
kan matanya kepada orang itu, bahkan menatap dia, supaya
matanya bisa membangkitkan belas kasihan di dalam hatinya
terhadap orang itu (ay. 4). Yohanes juga melakukan hal terse-
but, sebab mereka berdua dituntun oleh satu Roh yang sama,
yang turut bekerja dalam mujizat ini. Mereka berkata, Lihat-
100
lah kepada kami. Mata kita harus selalu tertuju kepada Kris-
tus (yaitu mata pikiran kita), supaya dengan demikian, mata
tubuh kita bisa diatur dengan benar sebagai orang-orang yang
dipakai-Nya menjadi para pelayan kasih karunia-Nya. Orang
ini tidak perlu disuruh dua kali untuk melihat kepada kedua
rasul itu, sebab ia tahu dengan melihat mereka ia berharap
akan mendapat sesuatu dari mereka. sebab itu ia menatap
mereka (ay. 5). Perhatikan, kita harus menghampiri Tuhan baik
untuk menantikan firman-Nya maupun untuk membawa diri
kita kepada-Nya dalam doa, dengan hati yang teguh dan peng-
harapan yang tinggi. Kita harus menengadah ke sorga dan ber-
harap menerima manfaat dari apa yang difirmankan Tuhan dari
tempat itu dan suatu jawaban penuh damai atas doa yang di-
panjatkan ke sana. Aku akan mengatur persembahan bagi-Mu,
dan aku menunggu-nunggu (KJV: Aku akan mengarahkan doaku
kepada-Mu, dan aku menengadah pen.).
2. Harapannya akan sedekah tidak terpenuhi. Petrus berkata:
Emas dan perak tidak ada padaku, sebab itu tidak ada yang
dapat kuberikan kepadamu. Namun, ia menyiratkan bahwa
andaikata memilikinya, ia akan memberi orang itu suatu sede-
kah, bukan tembaga, melainkan perak atau emas. Perhatikan,
(1) Tidak sering para sahabat dan orang-orang kesayangan
Kristus memiliki kelimpahan dalam kekayaan dunia ini.
Para rasul sangat miskin, harta mereka hanya sekadar cu-
kup bagi diri mereka sendiri, dan tidak ada kelebihan.
Petrus dan Yohanes mendapatkan banyak uang yang diper-
sembahkan di hadapan mereka,namun persembahan itu di-
gunakan untuk memelihara jemaat yang miskin, dan me-
reka tidak mau mengambilnya sedikit pun bagi kepentingan
mereka sendiri, atau menggunakannya untuk hal-hal yang
tidak sesuai dengan tujuan para pemberinya. Kepercayaan
orang banyak harus dijaga dengan ketat dan setia.
(2) Banyak orang ingin berderma,namun tidak memiliki ke-
mampuan untuk melakukan sesuatu yang besar. Semen-
tara yang lain, yang memiliki cukup harta untuk berbuat
banyak, tidak memiliki hati untuk berbuat apa-apa.
Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11
101
3. Meskipun demikian, bukan berarti pengharapannya sama se-
kali tidak terpenuhi. Petrus tidak memiliki uang untuk di-
berikan kepadanya. Namun,
(1) Petrus memiliki yang lebih baik, yaitu harta besar dari sorga,
kuasa yang sedemikian hebat dari sorga, yang mampu me-
nyembuhkan penyakitnya. Perhatikan, barangsiapa miskin
di dunia bisa saja kaya, sangat kaya, dalam karunia-karu-
nia, dan berkat-berkat serta penghiburan-penghiburan ro-
hani. Pastilah ada sesuatu yang bisa kita miliki yang amat
jauh lebih baik dibandingkan perak dan emas. Hasil dan keun-
tungannya lebih baik (Ayb. 28:12, dst.; Ams. 3:14, dst.)
(2) Petrus memberinya sesuatu yang lebih baik, yaitu kesem-
buhan dari penyakitnya, yang dengan senang hati akan
ditukarkannya dengan emas dan perak yang melimpah se-
andainya ia memilikinya, supaya ia bisa sembuh. Kesem-
buhannya akan memampukan dia untuk bekerja mencari
nafkah, supaya tidak perlu lagi mengemis. Bahkan ia dapat
membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan,
dan lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Kesem-
buhan yang diperoleh melalui mujizat akan menjadi contoh
yang lebih dahsyat akan pertolongan Tuhan , serta akan
memberi penghormatan yang lebih besar kepada-Nya,
dibandingkan apa yang bisa dilakukan dengan ribuan emas dan
perak. Perhatikanlah, saat Petrus tidak memiliki perak
atau emas untuk diberikan, namun, katanya, apa yang ku-
punyai, kuberikan kepadamu. Perhatikanlah, siapa yang ti-
dak punya apa-apa untuk diberikan sebagai sedekah, bisa
saja, dan sudah semestinya, bersikap murah hati dan me-
nolong orang miskin. Mereka yang tidak memiliki perak
dan emas masih memiliki kaki dan indra, dan dengan itu
semua mereka bisa menolong orang yang buta, lumpuh
dan sakit. Jika mereka tidak melakukan itu, maka seperti
halnya saat ada kesempatan, mereka juga tidak akan
memberi perak dan emas andaikata memilikinya. Layanilah
seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang. Mari kita lihat sekarang bagai-
mana kesembuhan itu dikerjakan.
102
[1] Kristus menyampaikan firman-Nya dan menyembuhkan
dia (Mzm. 107:20). Sebab, karunia kesembuhan diberikan
melalui firman Kristus. Ini yaitu sarana kesembuhan
yang diturunkan dari Kristus. Kristus menyatakan ke-
sembuhan oleh diri-Nya sendiri. Para rasul menyatakan
kesembuhan dalam nama-Nya. Petrus menyuruh se-
orang lumpuh bangkit dan berjalan, yang akan membu-
at dirinya ditertawai jika tidak mendukungnya dengan
pernyataan demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu:
Aku mengatakannya dengan jaminan dari-Nya, dan
mujizat itu akan terjadi dengan kuasa dari-Nya, dan se-
mua kemuliaan dan pujian atas hal ini harus diberikan
kepada-Nya. Petrus menyebut Kristus Yesus dari Naza-
ret, yang merupakan suatu ejekan, untuk menyiratkan
bahwa penghinaan yang diberikan kepada Dia di dunia
sekarang justru mendatangkan kemuliaan bagi-Nya,
yang telah berada di sorga. Panggillah Dia dengan
nama apa saja semaumu, celalah Dia dengan sebutan
Yesus orang Nazaret. Namun, di dalam nama itu kamu
akan melihat mujizat terjadi. sebab , Ia merendahkan
diri-Nya, sehingga Ia disanjung tinggi. Petrus menyu-
ruh orang lumpuh bangkit dan berjalan, bukan berarti
bahwa orang itu memiliki kuasa di dalam dirinya sendiri
untuk melakukan hal itu, melainkan berarti jika ia ber-
usaha bangkit dan berjalan, dan dengan mengingat ke-
tidakmampuannya, bergantung pada kuasa Tuhan untuk
memampukan dia melakukan itu, maka ia akan dimam-
pukan. Selain itu, dengan bangkit dan berjalan, akan
terlihat kuasa apa yang bekerja di dalam dirinya, dan
setelah itu biarlah ia memperoleh penghiburannya, dan
biarlah Tuhan mendapatkan pujian-Nya. Demikian pula
jadinya dengan penyembuhan jiwa kita, yang lumpuh
secara rohani.
[2] Petrus mengulurkan tangannya, dan menolongnya (ay.
7): Lalu ia memegang tangan kanan orang itu, dalam
Nama yang sama yang dipakainya untuk menyuruh
orang itu bangkit dan berjalan, dan membantu dia ber-
diri. Tidak berarti bahwa hal ini turut berperan dalam
kesembuhan orang itu,namun itu merupakan suatu tan-
Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11
103
da, sekadar menyiratkan bahwa pengemis itu harus me-
nerima pertolongan seperti itu dari Tuhan jika ia menge-
rahkan kekuatannya sendiri saat berdiri. saat Tuhan
dengan firman-Nya memerintahkan kepada kita untuk
bangkit dan berjalan menurut perintah-perintah-Nya,
maka jika kita menambahkan iman pada firman itu,
dan menaruh jiwa kita di bawah kuasa firman-Nya, maka
Ia akan memberi Roh-Nya untuk memegang tangan
kita dan membantu kita berdiri. Jika kita berusaha me-
lakukan apa yang bisa kita lakukan, maka Tuhan telah
menjanjikan anugerah-Nya untuk memampukan kita
mengerjakan apa yang tidak bisa kita kerjakan. Dan
oleh sebab janji itu, kita diperbarui, dan anugerah itu
tidak akan menjadi sia-sia. Dalam peristiwa ini pun de-
mikian: kuatlah kaki dan mata kaki orang itu, yang tidak
akan terjadi jika ia tidak berusaha berdiri, serta dito-
long. Dia mengerjakan bagiannya, sedang Petrus me-
lakukan bagiannya, namun demikian Kristuslah yang
mengerjakan semuanya. Dialah yang menaruh kekuatan
di dalam diri orang itu. Sebagaimana roti menjadi berlipat
ganda saat dipecah-pecahkan, dan air menjadi anggur
saat dituangkan, demikian pula kekuatan diberikan
kepada kaki orang lumpuh itu saat ia menggerakkan
dan menggunakannya.
V. Di sini diceritakan kesan yang ditimbulkan oleh kesembuhan itu
terhadap si sakit itu sendiri, yang bisa kita pahami dengan baik
jika kita menempatkan jiwa kita dalam jiwanya.
1. Dia melompat, untuk menaati perintah yang diberikan, bang-
kitlah. Ia menemukan di dalam dirinya suatu kekuatan yang
sedemikian dahsyat pada kaki dan mata kakinya sehingga dia
tidak berdiri perlahan-lahan dengan takut dan gemetar, seperti
yang dilakukan orang sakit saat kekuatan mereka mulai
pulih.namun ia bangun, seperti orang yang merasa segar se-
habis tidur, dengan yakin dan sangat sigap, seperti orang yang
tidak ragu akan kekuatannya sendiri. Kekuatan itu masuk se-
cara tiba-tiba, dan tidak kalah cepat pula ia menunjukkannya.
Dia melompat, seperti orang yang dengan senang hati turun
104
dari ranjang atau tikar di mana ia telah terbaring lumpuh be-
gitu lama.
2. Ia berdiri, dan berjalan. Dia berdiri tanpa bersandar ataupun
gemetar, berdiri tegak, dan berjalan tanpa tongkat. Dia me-
langkah dengan kuat, dan berjalan dengan tegap. Ini tanda
nyata dari kesembuhan itu, dan kesembuhannya menyeluruh,
tidak setengah-setengah. Perhatikan, barangsiapa mengalami
karya anugerah Tuhan atas diri mereka harus menunjukkan apa
yang mereka alami. Sudahkah Tuhan menaruh kekuatan di
dalam diri kita? Biarlah kita berdiri dengan melakukan ibadah-
ibadah kita di hadapan-Nya. Biarlah kita berjalan di hadapan-
Nya dalam perilaku hidup yang saleh. Biarlah kita berdiri te-
gak bagi Dia, dan berjalan dengan sukacita bersama-Nya, da-
lam kekuatan yang kita ambil dan terima dari-Nya.
3. Dia mengikuti Petrus dan Yohanes (ay. 11, KJV: Dia memegangi
Petrus dan Yohanes pen.). Kita tidak perlu bertanya mengapa
ia memegangi mereka. Saya yakin dia sendiri juga tidak tahu.
Namun hatinya begitu melimpah oleh sukacita sehingga ia me-
rangkul mereka sebab mereka yaitu penolong terbaik yang
pernah ditemuinya. Ia menggelayuti mereka dengan begitu kuat-
nya. Dia tidak mau membiarkan mereka pergi, dan ingin agar
mereka tetap bersama dengan dia, sementara ia menceritakan
kepada semua orang tentang dirinya, tentang apa yang telah
dilakukan Tuhan baginya lewat mereka. Demikianlah, ia menya-
takan perasaannya kepada mereka. Ia memegang mereka, dan
tidak mau membiarkan mereka pergi. Ada orang berpendapat
bahwa ia memegangi mereka sebab takut jika ia tidak melaku-
kannya, jika mereka meninggalkan dia, jangan-jangan ia kembali
lumpuh. Mereka yang telah disembuhkan Tuhan , biasanya menga-
sihi orang-orang yang dipakai-Nya sebagai alat untuk menyem-
buhkan mereka. Mereka masih memerlukan pertolongan.
4. Dia mengikuti mereka ke dalam Bait Tuhan . Perasaannya yang
kuat terhadap mereka menahan mereka.namun perasaan itu
tidak cukup kuat untuk menahan mereka tetap berada di luar
Bait Tuhan , tempat mereka memberitakan Kristus. Kita tidak
boleh membiarkan perhatian kita teralih oleh besarnya perasa-
an kasih yang ditunjukkan oleh teman-teman kita sehingga
kita keluar dari jalan tugas kita. Namun demikian, jika Petrus
dan Yohanes tidak mau tinggal bersamanya, maka ia memu-
Kitab Kisah Para Rasul 3:1-11
105
tuskan untuk pergi bersama mereka, dan terlebih lagi sebab
mereka hendak masuk ke Bait Tuhan , di mana selama ini ia ti-
dak bisa masuk sebab lumpuh dan sebab ia yaitu seorang
pengemis. Seperti orang sakit yang disembuhkan Kristus, ia
didapati ada di dalam Bait Tuhan (Yoh. 5:14). Dia masuk ke
Bait Tuhan , tidak saja untuk menaikkan puji-pujian dan ucap-
an syukurnya kepada Tuhan ,namun juga untuk mendengar le-
bih banyak dari para rasul tentang Yesus, yang di dalam na-
ma-Nya ia telah disembuhkan. Mereka yang telah mengalami
kuasa Kristus harus sungguh-sungguh ingin bertumbuh di da-
lam pengenalan akan Kristus.
5. Di sana dia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Tuhan .
Perhatikan, kekuatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita,
baik dalam pikiran maupun tubuh, harus membuat kita men-
jadi puji-pujian bagi Dia, dan kita harus belajar bagaimana
meninggikan Dia dengan kekuatan ini . Barangsiapa di-
sembuhkan di dalam nama-Nya harus bermegah di dalam
nama TUHAN dan kekuatan-Nya (Za. 10:12, KJV: berjalan kian
kemari di dalam nama dan kekuatan-Nya pen.). Orang ini,
segera sesudah ia bisa melompat, melompat penuh sukacita di
dalam Tuhan , dan memuji-muji Dia. Di sinilah firman digenapi
(Yes. 35:6): Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat se-
perti rusa. sebab baru saja disembuhkan, orang ini penuh de-
ngan sukacita dan ucapan syukur. Semua petobat yang sejati
berjalan dan memuji Tuhan. Namun mungkin para petobat
yang masih muda melompat-lompat lebih lagi dalam puji-puji-
annya.
VI. Berikutnya diceritakan bagaimana orang-orang yang menyaksikan
mujizat ini dipengaruhi oleh kejadian itu.
1. Mereka sangat yakin akan kebenaran mujizat itu, dan tidak
bisa menyangkalnya. Mereka mengenal dia sebagai orang
yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait
Tuhan (ay. 10). Dia sudah duduk di sana begitu lama sehingga
mereka semua mengenalnya. Dan sebab inilah dia dipilih se-
bagai wadah untuk menerima kasih karunia ini. Mereka tidak
sedemikian bebal sehingga meragukan bahwa ia yaitu orang
yang sama, sebagaimana orang Farisi meragukan orang buta
yang disembuhkan Kristus (Yoh. 9:9, 18). Sekarang mereka
106
melihatnya berjalan melompat-lompat serta memuji Tuhan (ay.
9), dan mungkin melihat perubahan di dalam pikirannya. Ka-
rena sekarang ia memuji Tuhan keras-keras, padahal sebe-
lumnya ia meminta-minta sedekah. Bukti yang paling kuat
bahwa ia telah sembuh sepenuhnya yaitu bahwa sekarang
ia memuji Tuhan atas kesembuhannya. Belas kasihan disem-
purnakan saat dikuduskan.
2. Mereka terkejut melihatnya: mereka takjub dan tercengang
(ay. 10), sangat keheranan (ay. 11). Mereka sampai menjadi
lupa diri. Tampaknya, akibat pencurahan Roh Kudus, orang-
orang itu, setidaknya yang ada di Yerusalem, lebih terkesan
oleh mujizat yang dikerjakan para rasul dibandingkan yang dilaku-
kan Kristus sendiri. Dan ini dimaksudkan supaya sesuai de-
ngan tujuan mujizat-mujizat ini .
3. Mereka berkumpul mengitari Petrus dan Yohanes: seluruh
orang banyak itu datang mengerumuni mereka di Serambi Sa-
lomo. Sebagian hanya mau memuaskan rasa ingin tahu mere-
ka untuk melihat orang-orang yang memiliki kuasa yang be-
gitu besar. Yang lainnya ingin mendengar mereka berkhotbah,
sebab menyimpulkan bahwa ajaran mereka pasti berasal
dari Tuhan , sehingga pasti disahkan oleh Tuhan . Orang-orang
itu mengikuti mereka hingga ke Serambi Salomo, salah satu
bagian dari pelataran untuk orang bukan-Yahudi, di mana
Salomo membangun halaman luar Bait Tuhan . Atau, mungkin
itu suatu ruangan terbuka yang didirikan Herodes di atas
pondasi yang sama di mana di atasnya Salomo telah mem-
bangun serambi yang dipanggil mengikuti namanya. Herodes
membangunnya sebab berambisi untuk menjadi Salomo
yang kedua. Di sinilah orang-orang itu berkumpul, untuk me-
lihat pemandangan yang luar biasa ini.
Khotbah Petrus setelah
Menyembuhkan Orang Lumpuh
(3:12-26)
12 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: Hai orang Israel, mengapa
kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-
olah kami membuat orang ini berjalan sebab kuasa atau kesalehan kami
sendiri? 13 Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub, Tuhan nenek moyang kita telah
memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di de-
pan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. 14 Te-
Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26
107
tapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang
pembunuh sebagai hadiahmu. 15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup,
telah kamu bunuh,namun Tuhan telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati; dan tentang hal itu kami yaitu saksi. 16 Dan sebab kepercayaan da-
lam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat
dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada
orang ini di depan kamu semua. 17 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu
telah berbuat demikian sebab ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin
kamu. 18namun dengan jalan demikian Tuhan telah menggenapi apa yang te-
lah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa
Mesias yang diutus-Nya harus menderita. 19 sebab itu sadarlah dan berto-
batlah, supaya dosamu dihapuskan, 20 agar Tuhan mendatangkan waktu ke-
legaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai
Kristus. 21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala
sesuatu, seperti yang difirmankan Tuhan dengan perantaraan nabi-nabi-Nya
yang kudus di zaman dahulu. 22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan
Tuhan akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-sauda-
ramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan
dikatakannya kepadamu. 23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak
mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. 24 Dan semua nabi
yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat
tentang zaman ini. 25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan men-
dapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Tuhan dengan nenek mo-
yang kita, saat Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua
bangsa di muka bumi akan diberkati. 26 Dan bagi kamulah pertama-tama
Tuhan membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya
Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari
segala kejahatanmu.
Kita dapati di sini khotbah yang disampaikan Petrus setelah ia me-
nyembuhkan orang lumpuh itu. Petrus melihat orang banyak itu.
1. saat melihat orang banyak berkerumun, ia menggunakan ke-
sempatan itu untuk memberitakan Kristus kepada mereka, khu-
susnya sebab Bait Tuhan itu menjadi tempat mereka berkumpul,
dan di situ yaitu serambi Salomo. Biarlah mereka datang dan
mendengar hikmat yang lebih indah dibandingkan hikmat Salomo, ka-
rena sesungguhnya yang lebih besar dibandingkan Salomo sedang di-
beritakan di situ.
2. saat melihat orang-orang itu terkesan oleh mujizat itu dan di-
penuhi dengan rasa takjub, ia menaburkan benih Injil di tanah
yang sudah gembur dan siap menerimanya.
3. saat melihat orang-orang bersiap-siap memuja dirinya dan Yo-
hanes, Petrus langsung menengahi, dan mengalihkan rasa hormat
orang banyak dari diri mereka, supaya rasa hormat itu hanya di-
tujukan kepada Kristus seorang. Terhadap hal ini ia langsung ber-
bicara, seperti halnya Paulus dan Barnabas di Listra (lihat 14:14-15).
108
Dalam khotbah ini,
I. Dengan rendah hati Petrus menyatakan bahwa mereka tidak la-
yak menerima penghormatan atas mujizat ini , dan bahwa
penghormatan itu bukan milik mereka, yang hanyalah para pe-
layan Kristus, atau alat di tangan-Nya untuk mengadakan mujizat
itu. Ajaran yang mereka beritakan bukan ciptaan mereka sendiri.
Bukan mereka juga yang menjaminnya, melainkan Dia yang me-
miliki ajaran itulah yang melakukannya. Petrus menyebut mereka
sebagai orang Israel, kepada siapa tidak saja hukum dan janji, te-
tapi juga Injil dan tanda-tanda ajaib itu ditujukan, dan yang cu-
kup tertarik pada apa yang sedang terjadi. Dua hal ditanyakan
Petrus kepada mereka:
1. Mengapa mereka terkejut melihat mujizat itu: Mengapa kamu
heran tentang kejadian itu? Kejadian ini memang luar biasa,
dan mereka pantas heran melihatnya.namun mujizat ini tidak
lebih dari apa yang pernah dilakukan Kristus berkali-kali, dan
mereka tidak menghargainya ataupun terkesan olehnya. Tak
lama sebelum itu Kristus baru saja membangkitkan Lazarus
dari antara orang mati. Jadi mengapa peristiwa kali ini malah
kelihatan begitu aneh? Perhatikan, kalau sampai orang bodoh
menganggap aneh hal-hal yang sekarang mestinya merupakan
hal yang biasa saja, itu yaitu sebab kesalahan mereka sen-
diri. Belum lama ini Kristus sendiri telah bangkit dari kemati-
an, jadi mengapa mereka tidak heran dengan kejadian itu?
Mengapa mereka tidak percaya oleh kebangkitan-Nya itu?
2. Mengapa mereka memberi pujian sedemikian rupa atas pe-
ristiwa itu kepada Petrus dan Yohanes, yang hanyalah alat un-
tuk melakukannya: Mengapa kamu menatap kami?
(1) Jelas bahwa Petrus dan Yohanes telah membuat orang ini
berjalan, sehingga tampak bahwa rasul-rasul ini tidak saja
diutus oleh Tuhan ,namun juga diutus untuk menjadi berkat
bagi dunia, pembuat kebajikan bagi umat manusia, dan di-
utus untuk menyembuhkan jiwa-jiwa yang sakit dan gelisah,
yang secara rohani lumpuh dan mandul, untuk memulih-
kan tulang-tulang yang patah, dan membuatnya bersuka-
cita.
Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26
109
(2) Meskipun demikian, mereka tidak melakukan itu sebab
kuasa atau kesalehan mereka sendiri. Mujizat itu tidak di-
adakan dengan kekuatan mereka sendiri, dengan keahlian
apa pun yang mereka miliki dalam bidang kedokteran atau-
pun pembedahan, ataupun kuasa dalam perkataan mere-
ka. Kuasa yang mereka gunakan sepenuhnya berasal dari
Kristus. Bukan berarti juga bahwa kuasa itu mereka per-
oleh sebab mereka layak untuk itu. Mereka tidak layak
menerima kuasa yang diberikan Kristus kepada mereka
untuk melakukan mujizat itu. Itu semua bukan sebab ke-
salehan mereka sendiri, sebab sebagaimana mereka ada-
lah makhluk yang lemah, mereka juga makhluk yang bo-
doh, yang dipilih Kristus untuk dipakai oleh-Nya. Petrus
yaitu orang berdosa. Kesalehan macam apa yang ada
pada Yudas? Namun, toh ia mengerjakan mujizat di dalam
nama Kristus. Kesalehan yang ada di dalam diri setiap me-
reka dikerjakan oleh Kristus di dalam diri mereka, dan me-
reka tidak bisa mengaku-ngaku layak menerimanya sebab
mereka berjasa untuk itu.
(3) Salahlah orang-orang itu menganggap mujizat itu dikerja-
kan dengan kuasa dan kesalehan Petrus dan Yohanes, se-
hingga mereka menatap kedua orang itu dengan takjub.
Perhatikan, alat yang dipakai Tuhan untuk memberkati kita,
meskipun harus dihormati, tidak boleh disembah sebagai
dewa. Kita harus berhati-hati dan sadar bahwa berkat itu
diadakan oleh alat yang diciptakan oleh Tuhan .
(4) Pujian kepada diri merekalah yang tidak mau diterima
Petrus dan Yohanes atas mujizat itu. Dengan hati-hati mere-
ka mengembalikannya kepada Kristus. Orang yang berguna
harus mempertimbangkan apakah mereka sudah bersikap
sedemikian rendah hati. Bukan kepada kami, ya TUHAN,
bukan kepada kami,namun kepada nama-Mulah beri ke-
muliaan. Setiap mahkota harus dilemparkan ke kaki Kristus.
Bukannya aku, melainkan kasih karunia Tuhan yang me-
nyertai aku.
II. Petrus memberitakan Kristus kepada mereka. Ini yaitu pekerja-
annya, supaya ia bisa menuntun mereka taat kepada Kristus.
110
1. Ia memberitakan Kristus, sebagai Mesias sejati yang dijanjikan
kepada nenek moyang mereka (ay. 13). sebab ,
(1) Dia yaitu Yesus, Anak Tuhan . Meskipun baru-baru ini me-
reka mengecam Kristus sebagai penghujat sebab menga-
takan diri-Nya yaitu Anak Tuhan , namun Petrus menyata-
kan hal itu secara terbuka: Dia yaitu Hamba-Nya, Yesus
(KJV: Anak-Nya, Yesus pen.). Bagi Tuhan , Dia yaitu Anak-
Nya yang terkasih. Bagi kita, Dia seorang Juruselamat.
(2) Tuhan telah memuliakan-Nya, dengan meninggikan Dia men-
jadi raja, imam, dan nabi bagi umat-Nya. Tuhan mening-
gikan-Nya dalam hidup dan kematian-Nya, serta juga dalam
kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga.
(3) Petrus memuliakan Dia sebagai Tuhan nenek moyang kita,
yang disebutkannya dengan hormat (sebab nama itu ada-
lah nama yang agung bagi orang Israel, dan sudah sepan-
tasnya demikian), Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub. Tuhan
mengutus Dia ke dunia, setelah berjanji kepada para bapa
leluhur ini, bahwa oleh keturunan mereka semua kaum di
muka bumi akan mendapat berkat, dan setelah membuat
suatu perjanjian dengan mereka, bahwa Tuhan akan men-
jadi Tuhan mereka, dan keturunan mereka. Para rasul itu
menyebut bapa-bapa leluhur sebagai nenek moyang me-
reka, dan Tuhan sebagai Tuhan nenek moyang yang darinya
orang Yahudi diturunkan, dengan maksud untuk menyirat-
kan kepada orang-orang Yahudi itu bahwa mereka tidak
berniat buruk terhadap bangsa Yahudi (sehingga merasa
tidak senang),namun justru menghargai dan peduli terha-
dap bangsa Yahudi, dan melalui hal ini berniat baik bagi
mereka. sebab itu, Injil yang mereka beritakan merupa-
kan pewahyuan dari pikiran dan kehendak Tuhan Abraham
(lihat 26:7, 22; Luk. 1:72-73).
2. Dia mendakwa mereka secara langsung dan terang-terangan
atas pembunuhan Yesus ini, seperti yang dilakukannya sebe-
lumnya.
(1) Kamu menyerahkan Dia kepada para imam dan tua-tua
bangsamu, para wakil rakyat di negerimu. Kalian rakyat
biasa telah dipengaruhi oleh mereka untuk menentang-
Nya, seakan-akan Dia itu seorang penjahat.
Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26
111
(2) Kamu menolak Dia, dan kamu tidak mengakui Dia, tidak
menginginkan Dia menjadi raja-Mu, dan tidak dapat me-
mandang Dia sebagai Mesias, sebab Dia tidak datang da-
lam kemegahan dan kuasa yang lahiriah. Kamu menolak
Dia di depan Pilatus, menolak semua pengharapan jemaat-
mu di hadapan gubernur Roma, yang pantas saja menerta-
wai kamu sebab hal itu. Kamu menolak Dia di muka Pila-
tus (demikian menurut Dr. Hammond), sebab kamu mau
membela diri akibat tidak tahan dengan dengan segala per-
nyataan-Nya terhadap kamu (Pilatus berpendapat, bahwa
Ia harus dilepaskan,namun orang-orang menentangnya, dan
mengabaikan dia). Kamu lebih jahat dibandingkan Pilatus, ka-
rena ia mau melepaskan-Nya seandainya kamu membiar-
kannya mengikuti keputusannya sendiri. Kamu telah meno-
lak Yang Kudus dan Benar, yang telah menyatakan diri-Nya
demikian, dan segala kejahatan orang yang membunuh-
Nya tidak bisa membuktikan sebaliknya. Kekudusan dan
kebenaran Tuhan Yesus, yang lebih dari sekadar bahwa Ia
tidak bersalah, memberatkan dosa orang-orang yang mem-
bunuh-Nya.
(3) Kamu menghendaki seorang pembunuh untuk dilepaskan,
dan Kristus disalibkan. Seolah Barabas lebih pantas untuk
kamu terima dibandingkan Tuhan Yesus. Tidak ada hinaan
yang lebih besar bisa ditimpakan ke atas-Nya dibandingkan itu.
(4) Kamu membunuh Pemimpin kepada hidup. Perhatikan per-
nyataan yang bertolak belakang ini: Kamu membiarkan se-
orang pembunuh tetap hidup, seorang pembinasa kehidupan,
tetapi membunuh Sang Juruselamat, Sang Pencipta kehi-
dupan. Kamu membunuh Dia yang diutus untuk menjadi
Pemimpin bagimu kepada hidup, dan dengan demikian
berarti tidak saja mencampakkan,namun juga memberontak
terhadap belas kasihan untuk dirimu sendiri. Kamu mela-
kukan hal yang tidak kenal balas budi, dengan mengambil
kehidupan Dia yang akan menjadi hidupmu. Kamu mela-
kukan sebuah tindakan bodoh dengan berpikir bahwa ka-
mu bisa mengalahkan Pemimpin kepada hidup, yang me-
miliki hidup di dalam diri-Nya sendiri, dan akan segera
memperoleh kembali hidup yang telah diserahkan-Nya.
112
3. Petrus bersaksi tentang kebangkitan-Nya, sebagaimana sebe-
lumnya (2:32). Kamu kira Pemimpin kepada hidup bisa kehi-
langan hidup-Nya, seperti pemimpin lain kehilangan kemuliaan
dan kekuasaannya? Kamu keliru, sebab Tuhan telah membang-
kitkan Dia dari antara orang mati. Dengan demikian, dengan
membunuh-Nya kamu melawan Tuhan , dan kamu kalah. Tuhan
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dengan be-
gitu mengesahkan permintaan-Nya, meneguhkan ajaran-Nya,
dan mengenyahkan semua celaan dari semua penderitaan-Nya.
Dan, tentang kebenaran dari kebangkitan-Nya itu kami semua
yaitu saksi-saksinya.
4. Dia menyatakan bahwa orang lumpuh itu sembuh sebab kuasa
Kristus (ay. 16): Dan sebab kepercayaan dalam Nama Yesus,
berdasarkan apa yang dialaminya sendiri, maka Nama itu, te-
lah menguatkan orang ini. Dia mengulanginya lagi, Kepercaya-
an itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini. Di sini,
(1) Dia menyatakan kepada mereka bahwa mujizat ini benar
adanya. Orang yang mengalami mujizat ini yaitu dia yang
kamu lihat dan kamu kenal ini. Dia tidak saling kenal de-
ngan Petrus dan Yohanes sebelumnya, sehingga tidak ada
alasan untuk curiga akan adanya persekongkolan di antara
mereka. Kamu mengenalnya sebagai orang lumpuh sejak
kecil. Mujizat ini dilakukan di muka umum, di depan kamu
semua. Bukan di sudut jalan, melainkan di gerbang Bait
Tuhan . Kamu melihat bagaimana mujizat itu dilakukan, se-
hingga tidak mungkin ada permainan di dalamnya. Kamu
boleh memeriksanya segera, dan mungkin akan melaku-
kannya. Orang ini sembuh total, kesembuhan itu sempurna.
Kamu melihat orang ini berjalan dan melompat, tanpa me-
rasa lemah atau sakit apa pun.
(2) Dia memberitahu mereka dengan kuasa apa mujizat itu di-
kerjakan.
[1] Mujizat itu dilakukan dalam nama Kristus, bukan ha-
nya dengan mengucapkannya seperti mantra atau jampi-
jampi,namun kami melakukannya sebagai orang yang
mengakui dan mengajarkan nama-Nya, oleh kuasa
amanat dan petunjuk yang kami terima dari-Nya. Juga,
dengan suatu kuasa yang telah ditanamkan-Nya di da-
Kitab Kisah Para Rasul 3:12-26
113
lam diri kami, yaitu nama yang dimiliki Kristus di atas
segala nama. Kuasa-Nya, perintah-Nya, yang telah me-
lakukan mujizat itu. Seperti surat yang dilaksanakan
atas nama raja, sekalipun pegawai bawahannya yang
melaksanakannya.
[2] Kuasa Kristus diperoleh melalui kepercayaan dalam
Nama-Nya, melalui keyakinan di dalam Dia, dengan ber-
gantung kepada-Nya, mempercayai-Nya, dan berharap
kepada-Nya. Bahkan, kepercayaan di autou yang ber-
asal dari-Nya, yang dikerjakan oleh-Nya. Kepercayaan
kepada-Nya itu bukan berasal dari diri kami sendiri,
melainkan pemberian dari Kristus. Mujizat itu dilaku-
kan bagi Dia, supaya Ia mendapatkan kemuliaan dari
mujizat itu. sebab Ia yang memimpin kita dalam iman,
dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.
Dr. Lightfoot berpendapat bahwa kata kepercayaan dise-
butkan dua kali di dalam ayat ini (ay. 16), disebab kan
kepercayaan para rasul dalam melakukan mujizat ini
dan kepercayaan orang lumpuh itu dalam menerima-
nya.namun menurut saya, kalau bukan sebab iman
para rasul semata, paling kurang itu terutama sebab
iman para rasul. Mereka yang mengerjakan mujizat ini
dengan iman mendapatkan kuasa dari Kristus untuk
melakukannya, dan sebab itu mereka mengembalikan
semua kemuliaan kepada-Nya. Berdasarkan mujizat
yang sungguh-sungguh dan benar ini, Petrus menegas-
kan kebenaran Injil yang agung yang mereka beritakan
kepada dunia, yaitu bahwa Yesus Kristus yaitu sum-
ber segala kuasa dan karunia, dan tabib serta Jurusela-
mat yang luar biasa. Juga, sekaligus mereka menawarkan
bahwa iman Injili di dalam Dia sajalah yang merupakan
satu-satunya jalan luar biasa untuk menerima berkat
dari-Nya. Hal ini juga menjelaskan misteri Injil yang
luar biasa akan keselamatan kita oleh Kristus. Nama-
Nyalah yang membenarkan kita, nama-Nya yang mulia,
Tuhan keadilan kita. Namun, secara khusus, kita dibe-
narkan oleh nama itu, jika kita beriman di dalamnya.
Demikianlah Petrus berkhotbah kepada mereka tentang
Yesus dan penyaliban-Nya, sebagai seorang sahabat
114
yang setia dari sang mempelai pria, yang bagi pekerjaan
dan kehormatan-Nya ia membaktikan dirinya.
III. Petrus membesarkan hati mereka untuk berharap bahwa, meski-
pun telah bersalah sebab membunuh Kristus, mereka masih bisa
memperoleh pengampunan. Ia berbuat semampunya untuk me-
nyadarkan mereka,namun tetap berhati-hati supaya jangan sam-
pai ia membuat mereka putus asa. Kesalahan mereka sangat be-
sar,namun ,
1. Dia memperlembut kejahatan mereka dengan menyatakan se-
cara tulus bahwa itu semua disebabkan oleh ketidaktahuan
mereka. Mungkin ia menyadari hal itu dari raut wajah pende-
ngarnya yang dihantam rasa ngeri saat ia mengatakan ke-
pada mereka bahwa mereka telah membunuh Pemimpin kepada
hidup. Ia melihat mereka sudah lemah lesu. Oleh sebab itu, ia
merasa perlu memperhalus dakwaan itu dengan memanggil
mereka saudara-saudara. Selain itu, mungkin ia bisa menye-
but mereka demikian, sebab ia sendiri telah menjadi saudara
mereka di dalam kejahatan ini: ia telah menolak Yang Kudus
dan Benar, dan bersumpah bahwa ia tidak mengenal Dia.
Secara mengejutkan ia melakukan itu. Dan mengenai kamu,
aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian sebab ketidak-
tahuan, sama seperti semua pemimpin kamu (ay. 17). Ini ada-
lah bahasa Petrus yang penuh kemurahan hati, dan mengajar
kita supaya menemukan yang terbaik dalam diri orang lain
bila kita ingin membantu mereka menjadi lebih baik. Petrus
telah menyelidiki luka itu hingga sampai ke dasar, dan seka-
rang ia mulai berpikir untuk menyembuhkan luka itu. Untuk
itulah perlu melahirkan suatu cara pandang yang baik tentang
tabib mereka di dalam pikiran mereka. Adakah cara lain yang
lebih baik untuk memenangkan mereka dibandingkan ini? Ia
melakukan hal ini sebab telah belajar dari teladan sang Guru
yang berdoa bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya, dan me-
mohon atas nama mereka sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka lakukan. Selain itu, dikatakan tentang para pemimpin
bahwa kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak me-
nyalibkan Tuhan yang mulia (lihat 1Kor. 2:8). Mungkin bebe-
rapa dari para pemimpin ini, dan da