Kisah pararasul 21

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 21. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 21. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 21


 


muridnya lebih dahulu 

ke setiap tempat di mana dia sendiri akan datang, yaitu untuk 

mempersiapkan jalan baginya. Akwila dan Priskila bisa saja, 

lewat percakapan pribadi, sebagai orang-orang Kristen yang 

sangat pandai dan bijaksana, mencondongkan pikiran banyak 

orang supaya mereka senang menerima Paulus pada waktu 

dia datang nanti, dan supaya mereka memahami khotbahnya. 

Itulah sebabnya Paulus menyebut mereka teman-teman seker-

jaku dalam Kristus Yesus (Rm. 16:3). 


 796

2. Di sana dia berkhotbah kepada orang-orang Yahudi di dalam 

rumah ibadat mereka. Walaupun di sana dia hanya singgah 

dalam perjalanannya, namun dia tidak mau pergi tanpa ber-

khotbah kepada mereka. Walaupun dia telah meninggalkan 

orang-orang Yahudi di Korintus, yang suka menentang dan 

menghujat, namun dia tidak mau, sebab  mereka, menjauhi 

rumah ibadat orang Yahudi di tempat-tempat lain. Dia tetap 

menawarkan Injil kepada mereka terlebih dahulu. Kita tidak 

boleh menyalahkan seluruh kelompok atau golongan orang ka-

rena sikap buruk sebagian dari mereka. 

3. Orang-orang Yahudi di Efesus sama sekali tidak mengusir 

Paulus. Mereka bahkan ingin dia tinggal bersama mereka (ay. 

20): Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, 

untuk mengajar mereka tentang Injil Kristus. Mereka yaitu  

keturunan yang lebih luhur budinya dan lebih baik dibandingkan  

orang-orang Yahudi di Korintus, dan di tempat-tempat lain, 

dan ini yaitu  tanda bahwa Tuhan  tidak benar-benar menolak 

umat-Nya, melainkan memiliki sisa di antara mereka. 

4. Paulus tidak mau tinggal dengan mereka untuk saat itu: Ia 

tidak mengabulkannya. Ia minta diri. Dia harus pergi lebih 

jauh. Dia harus dengan segala cara memelihara hari raya di 

Yerusalem (KJV), bukan sebab  merasa terikat dengan tugas 

itu. Dia tahu bahwa hukum mengenai hari-hari raya tidak lagi 

mengikat. Namun dia memiliki urusan di Yerusalem (apa pun 

itu) yang sebaiknya dikerjakan pada waktu hari raya,  saat  

semua orang Yahudi dari semua daerah bertemu di situ. Kita 

tidak diberi tahu hari raya yang mana, mungkin hari raya Pas-

kah, yang merupakan hari raya paling terkenal. 

5. Dia mengisyaratkan bahwa setelah perjalanan ini dia bermak-

sud untuk datang dan melewatkan beberapa waktu di Efesus. 

Undangan mereka yang ramah membuat dia berharap dapat 

melakukan kebaikan di antara mereka. Sungguh baik jika se-

telah satu perbuatan baik selesai kita masih memiliki kesem-

patan lain untuk mengerahkan tenaga untuk berbuat baik: 

Aku akan kembali kepada kamu. Namun dia menyisipkan sya-

rat yang penting itu, jika Tuhan  menghendakinya. Waktu kita 

ada di tangan Tuhan . Kita berencana, namun Dialah yang me-

nentukan. Oleh sebab  itu kita harus membuat semua janji-

janji kita dengan tunduk kepada kehendak Tuhan . Jika Tuhan 

Kitab Kisah Para Rasul 18:18-23 

 

 797 

menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu. Aku 

akan kembali kepada kamu, jika Roh Yesus mengizinkan aku 

(16:7). Inilah yang terjadi pada diri Paulus. Bukan hanya jika 

Pemelihara mengizinkan, namun jika Tuhan  tidak memerintah-

kan aku pergi ke arah yang berlawanan. 

III. Kunjungan Paulus ke Yerusalem. Ini yaitu  kunjungan yang sing-

kat, namun merupakan tanda penghargaan bagi jemaat induk yang 

sejati itu. 

1. Dia datang melalui laut ke pelabuhan yang berdekatan dengan 

Yerusalem. Bertolaklah ia dari Efesus (ay. 21), dan ia sampai di 

Kaisarea (ay. 22). Dia memilih pergi melalui laut demi kecepatan 

dan keamanan, dan supaya dia dapat melihat pekerjaan-peker-

jaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tem-

pat yang dalam. Yope pernah menjadi pelabuhan bagi Yeru-

salem, namun Herodes memperbaiki Kaisarea, dan pelabuhan 

Yope tidak aman, sehingga Kaisarealah yang umumnya digu-

nakan. 

2. Dia naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, yang me-

nurut saya jelas berarti jemaat di Yerusalem, yang secara khu-

sus disebut jemaat, sebab  di sanalah jemaat Kristen dimulai 

(15:4). Paulus menganggap perlu menampakkan diri di antara 

mereka, supaya mereka tidak berpikir bahwa kesuksesannya 

di antara mereka, dan di antara orang-orang Yunani, membuat 

dia merasa lebih tinggi dibandingkan  mereka, atau menjauhkan diri 

dari mereka, atau bahwa kehormatan yang diberikan Tuhan  

kepadanya membuat dia tidak menganggap perlu menghormati 

mereka. Kepergiannya untuk memberi salam kepada jemaat di 

Yerusalem mengisyaratkan, 

(1) Bahwa itu yaitu  kunjungan yang sangat bersahabat, 

benar-benar dari maksud hati yang baik, untuk menanya-

kan keadaan mereka, dan untuk menyatakan bahwa dia 

sungguh-sungguh berniat baik terhadap mereka. Perhati-

kanlah, bertambahnya teman baru seharusnya tidak mem-

buat kita melupakan teman-teman lama. Sebaliknya, 

orang-orang baik, dan hamba-hamba Tuhan yang baik, se-

harusnya senang menghidupkan kembali pertemanan sebe-

lumnya. Hamba-hamba Tuhan di Yerusalem yaitu  pendu-


 798

duk tetap, sedang  Paulus terus berkeliling, namun dia 

tetap berhubungan baik dengan mereka. Dengan demikian 

mereka dapat ikut bersukacita dengan perjalanannya, dan 

dia juga dapat turut bersuka  saat  mereka terus tinggal di 

Yerusalem, dan mereka dapat saling memberi selamat dan 

mendoakan agar selamat dan berhasil. 

(2) Bahwa itu hanyalah kunjungan singkat. Dia naik ke darat 

dan memberi salam kepada mereka, mungkin dengan cium 

kudus, dan tidak tinggal dengan mereka. Kunjungan itu ha-

nya dimaksudkan untuk pertemuan singkat, namun Paulus 

menempuh perjalanan panjang untuk itu. Ini bukanlah du-

nia di mana kita harus bersama-sama. Umat Tuhan  yaitu   

dunia, disebarkan dan ditaburkan. Namun bagus juga ber-

temu satu sama lain sesekali, kalaupun hanya untuk 

bertemu satu sama lain. Dengan begitu kita bisa menguat-

kan rasa saling mengasihi, menjaga persekutuan rohani kita 

satu sama lain dengan lebih baik walaupun berjauhan, dan 

semakin merindukan Yerusalem sorgawi yang di dalamnya 

kita berharap bisa bersama-sama untuk selamanya. 

IV. Paulus kembali melalui daerah-daerah di mana sebelumnya dia 

sudah memberitakan Injil. 

1. Ia berangkat ke Antiokhia dan beberapa hari lamanya ia tinggal 

di situ, bersama dengan teman-teman lamanya di situ. Dari 

situlah dia pertama kali diutus untuk berkhotbah di antara 

orang-orang bukan-Yahudi (13:1). Dia pergi ke Antiokhia, un-

tuk menyegarkan dirinya dengan bertemu dan bercakap-cakap 

dengan hamba-hamba Tuhan di sana. Sungguh suatu penye-

garan yang sangat baik bagi seorang hamba Tuhan yang setia, 

jika sejenak dapat berkumpul dengan saudara-saudaranya. 

sebab , seperti besi menajamkan besi, demikian pula orang 

menajamkan sesamanya. Kedatangan Paulus ke Antiokhia 

membangkitkan kenangan hari-hari sebelumnya, yang akan 

memperlengkapi dia dengan bahan ucapan syukur yang baru. 

2. Kemudian dia menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia, di 

mana dia sudah memberitakan Injil, dan menanam gereja-ge-

reja, yang walaupun hanya disebut sepintas lalu (16:6), namun  

merupakan pekerjaan yang gemilang. Ini tampak dalam Gala-

tia 4:14-15,  saat  Paulus membicarakan tentang dia mem-

Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28 

 

 799 

beritakan Injil kepada orang-orang Galatia untuk pertama 

kalinya, dan mereka menyambut dia sama seperti menyambut 

seorang malaikat Tuhan . Jemaat-jemaat pedesaan ini (sebab  

memang demikianlah mereka adanya [Gal. 1:2], dan kita tidak 

membaca adanya sebuah jemaat yang berasal dari kota mana 

pun di Galatia) Paulus kunjungi secara berurutan (KJV) menu-

rut letak mereka, menyirami apa yang telah ditanam melalui 

tangannya, dan meneguhkan hati semua murid. Kedatangan-

nya di antara mereka, dan pengakuannya atas mereka, sangat 

meneguhkan hati mereka dan hamba-hamba Tuhan yang me-

layani mereka. Dukungan Paulus memberi mereka semangat, 

namun bukan hanya itu saja. Dia juga mengkhotbahkan 

kepada mereka hal-hal yang meneguhkan hati mereka, yang 

menguatkan iman mereka kepada Kristus, ketetapan hati me-

reka bagi Kristus, dan kasih mereka yang saleh kepada-Nya. 

Murid-murid perlu diteguhkan hatinya, sebab  mereka diling-

kupi dengan kelemahan. Hamba-hamba Tuhan harus ber-

usaha sedapat mungkin meneguhkan hati mereka semua, de-

ngan mengarahkan mereka kepada Kristus, dan memimpin 

mereka supaya hidup bergantung kepada Dia, yang kuasa-Nya 

menjadi sempurna dalam kelemahan, dan yang yaitu  kekuatan 

dan mazmur mereka.

Peran Apolos 

(18:24-28) 

24 Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang 

berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir 

dalam soal-soal Kitab Suci. 25 Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan 

Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar ten-

tang Yesus,namun  ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. 26 Ia mulai mengajar 

dengan berani di rumah ibadat.namun  setelah Priskila dan Akwila mende-

ngarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti men-

jelaskan kepadanya Jalan Tuhan . 27 sebab  Apolos ingin menyeberang ke 

Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di 

situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh 

kasih karunia Tuhan , menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang 

yang percaya. 28 Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang 

Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus 

yaitu  Mesias. 

Sejarah suci meninggalkan Paulus dalam perjalanan-perjalanannya 

dan berlanjut di sini untuk menemui Apolos di Efesus, dan untuk 


 800

memberi kita gambaran tentang dia, yang kita perlukan untuk me-

mahami beberapa bagian dalam surat-surat Paulus. 

I. Di sini diceritakan mengenai dirinya,  saat  dia datang ke Efesus. 

1. Dia yaitu  seorang Yahudi, berasal dari Aleksandria di Mesir, 

namun lahir dari orangtua Yahudi. Ada banyak sekali orang 

Yahudi di kota itu, sejak tersebarnya bangsa itu, seperti yang 

dinubuatkan dalam Ulangan 28:68, TUHAN akan membawa 

engkau kembali ke Mesir. Namanya bukanlah Apolo, nama 

salah satu dewa penyembah berhala, melainkan Apolos, yang 

menurut sebagian orang sama dengan Apeles (Rm. 16:10). 

2. Dia memiliki talenta-talenta yang luar biasa, dan sangat cocok 

untuk melayani orang banyak. Dia seorang yang fasih ber-

bicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci Perjanjian 

Lama, yang dengannya ia dibesarkan sebagai orang Yahudi. 

(1) Dia sangat mahir berbahasa: seorang yang fasih berbicara. 

Dia yaitu  anēr logios – seorang yang bijaksana, menurut 

sebagian orang, atau seorang yang terpelajar, menurut se-

bagian lainnya. Dia yaitu  historiarum peritus – seorang 

ahli sejarah yang pandai, yang sangat memenuhi syarat 

untuk melayani. Dia yaitu  seorang yang dapat menga-

takan hal-hal yang baik, demikianlah artinya yang sesuai. 

Ia seorang yang menyampaikan hal-hal bijaksana. Dia ter-

kenal sebab  berbicara dengan tepat dan sesuai dengan 

permasalahannya, lengkap dan fasih, mengenai apa pun. 

(2) Dia sangat menguasai bahasa kitab suci, dan inilah kefa-

sihan yang membuatnya luar biasa. Dia datang ke Efesus, 

sebagai orang yang sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci, 

demikianlah kata-katanya. sebab  memiliki kecakapan meng-

uraikan kitab suci, dia datang ke Efesus, sebuah tempat yang 

dikunjungi banyak orang, untuk menawarkan talentanya, 

bagi kehormatan Tuhan  dan kebaikan untuk orang banyak. 

Dia tidak hanya cakap dalam hal Kitab Suci, dapat 

mengutip ayat-ayat di luar kepala, dan mengulanginya, dan 

memberi tahu Anda di mana ayat-ayat itu bisa ditemukan 

(banyak orang Yahudi duniawi yang seperti itu, yang oleh 

sebab  itu disebut memiliki kegenapan segala kepandaian 

dan ketepatan menurut hukum). Namun dia bukan hanya 

Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28 

 

 801 

seperti itu, melainkan juga sangat mahir dalam soal-soal 

Kitab Suci. Dia memahami maksud dan artinya, bagaimana 

menggunakan dan menerapkannya, bagaimana memberi 

penjelasan berdasarkan Kitab Suci, dan memberi penjelas-

an yang kuat. Kuasa yang meyakinkan, berwibawa, dan 

tegas menyertai seluruh penjelasannya yang terperinci dan 

penerapan-penerapannya dari Kitab Suci. Mungkin saja dia 

telah membuktikan pengetahuannya tentang Kitab Suci 

dan kemampuannya di bidang itu di banyak rumah ibadat 

orang Yahudi. 

3.  Dia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Artinya, 

dia sudah sedikit mengenal ajaran Kristus, sudah mendapat-

kan gagasan umum tentang Injil dan dasar-dasar agama Kris-

ten, bahwa Yesus yaitu  Kristus dan yaitu  benar-benar Nabi 

yang akan datang ke dalam dunia. Pemberitahuan awal ten-

tang hal ini pastilah sudah diterima oleh seseorang yang sa-

ngat mahir dalam soal-soal Kitab Suci seperti Apolos, dan oleh 

sebab  itu memahami tanda-tanda zaman. Dia menerima peng-

ajaran, katēchēmenos – dia diajari tentang iman (demikianlah 

arti kata ini ), oleh orangtuanya atau oleh hamba-hamba 

Tuhan. Dia diajari sedikit tentang Kristus dan jalan keselamatan 

melalui Dia. Barangsiapa mau mengajar orang lain haruslah 

diajar terlebih dulu firman Tuhan, bukan hanya supaya bisa 

berbicara mengenainya, melainkan juga supaya menjalaninya. 

Tidak cukup jika lidah kita mengucapkan firman Tuhan, kaki 

kita pun harus mengikuti jalan Tuhan. 

4. Namun dia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Dia menerima 

pengajaran tentang Injil Kristus sejauh yang dibawakan oleh 

pelayanan Yohanes, dan tidak lebih jauh dari itu. Dia lebih 

mengenal persiapan jalan untuk Tuhan oleh suara orang yang 

berseru-seru di padang gurun, dibandingkan  jalan Tuhan itu sen-

diri. Kita tidak bisa tidak berpikir bahwa dia sudah mendengar 

tentang kematian dan kebangkitan Kristus, namun dia tidak 

dituntun untuk mengetahui misteri hal-hal ini . Dia be-

lum mendapatkan kesempatan untuk bercakap-cakap dengan 

satu pun dari rasul-rasul itu sejak pencurahan Roh Kudus. 

Atau, dia sendiri sudah dibaptis hanya dengan baptisan Yoha-

nes, namun belum dibaptis dengan Roh Kudus, seperti rasul-

rasul pada hari Pentakosta. 


 802

II. Di sini ada kegunaan dan kemajuan karunia-karunia Apolos di 

Efesus. Dia datang ke sana mencari kesempatan untuk melakukan 

dan mendapatkan kebaikan, dan dia menemukan keduanya. 

1. Di sana dia menggunakan karunia-karunianya dengan sangat 

baik di tengah masyarakat. Dia datang, mungkin, sebab  dian-

jurkan kepada rumah ibadat orang Yahudi sebagai orang yang 

pantas menjadi guru di sana. Dan sesuai dengan pengetahuan 

yang dia miliki dan kasih karunia menurut ukuran pemberian 

Kristus, dia bersedia dipekerjakan (ay. 25): Dengan bersema-

ngat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus. 

Walaupun tidak memiliki karunia-karunia mujizat dari Roh 

Kudus seperti para rasul, Apolos menggunakan karunia yang 

dia miliki, sebab  pembagian karunia Roh, apa pun ukurannya, 

dikaruniakan kepada tiap-tiap orang untuk kepentingan ber-

sama. Dan Juruselamat kita, melalui sebuah perumpamaan, 

bermaksud mengajar hamba-hamba-Nya bahwa walaupun me-

reka hanya memiliki satu talenta, mereka tidak boleh mengu-

burkannya. Kita sudah melihat bagaimana Apolos memenuhi 

syarat dengan pikiran yang pandai dan lidah yang fasih: dia 

seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal 

Kitab Suci. Dia sudah menyimpan persediaan yang baik beru-

pa pengetahuan yang berguna, dan memiliki kecakapan yang 

sangat baik untuk menyampaikannya. Marilah sekarang kita 

melihat apa lagi yang membuatnya pantas dipuji sebagai se-

orang pengkhotbah. Teladannya pantas diketahui semua peng-

khotbah. 

(1) Dia yaitu  seorang pengkhotbah yang bersemangat dan 

bersungguh-sungguh. Selain memiliki kepala yang baik, dia 

juga memiliki hati yang baik. Dia bersemangat (KJV: menyala-

nyala di dalam Roh). Di dalam dirinya dia memiliki nyala 

api Tuhan  dan sinar Tuhan  yang sangat besar, yang berkobar-

kobar dan cemerlang. Dia penuh semangat bagi kemuliaan 

Tuhan , dan bagi keselamatan jiwa-jiwa yang berharga. Ini 

tampak, baik dalam keberaniannya berkhotbah  saat  di-

panggil untuk itu oleh pejabat-pejabat rumah ibadat, mau-

pun dalam semangatnya  saat  berkhotbah. Dia berkhot-

bah dengan segala kesungguhan hati, dan sepenuh hati 

dalam bekerja. Alangkah bagusnya perpaduan yang ada di 

Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28 

 

 803 

sini! Ada banyak orang yang bersemangat, namun lemah 

dalam hal pengetahuan, dalam memahami Kitab Suci – 

tidak bisa mencari kata-kata yang sesuai dan banyak 

menggunakan kata-kata yang tidak sesuai. Dan di sisi lain, 

banyak yang cukup fasih, sangat mahir dalam soal-soal 

Kitab Suci, terpelajar, dan bijaksana, namun tidak memiliki 

gairah atau semangat. Di sini ada manusia kepunyaan 

Tuhan  yang lengkap, diperlengkapi untuk setiap perbuatan 

baik. Fasih dan juga bersemangat, penuh dengan penge-

tahuan Tuhan  dan juga kesungguhan hati yang Tuhan . 

(2) Dia yaitu  seorang pengkhotbah yang rajin dan tekun. Dia 

berbicara dan dengan teliti ia mengajar. Dia berjerih payah 

dalam berkhotbah, apa yang dia sampaikan disusun de-

ngan teliti. Dan dia tidak mempersembahkan kepada Tuhan , 

atau kepada rumah ibadat, apa yang tidak berharga atau 

tidak membutuhkan pengorbanannya. Pertama dia menyu-

sunnya dalam hatinya sendiri, barulah kemudian berusaha 

memengaruhi orang-orang yang mendengarkan khotbah-

nya. Dengan teliti ia mengajar, akribōs – teliti atau saksama, 

tepat. Semua yang dia katakan sudah dipertimbangkan 

baik-baik. 

(3) Dia yaitu  seorang pengkhotbah Injili. Walaupun dia ha-

nya mengetahui baptisan Yohanes, namun itu yaitu  awal 

dari Injil Kristus, dan dia tetap berpegang dengan itu. Se-

bab, ia mengajarkan tentang Tuhan, tentang Kristus Tu-

han, hal-hal yang cenderung membuka jalan bagi-Nya, dan 

memuliakan Dia. Hal-hal yang menyinggung kerajaan Me-

sias yaitu  pokok-pokok yang dia pilih untuk dia tekan-

kan. Bukan tentang hukum upacara keagamaan, walaupun 

itu akan menyenangkan orang-orang Yahudi yang mende-

ngarkan dia. Bukan juga tentang filosofi bangsa bukan-

Yahudi, walaupun dia dapat membicarakannya dengan sa-

ngat baik, melainkan tentang Yesus. 

(4) Dia yaitu  seorang pengkhotbah yang berani. Ia mulai meng-

ajar dengan berani di rumah ibadat, sebagai seorang yang, 

sebab  sudah memiliki keyakinan di dalam Tuhan , tidak 

takut kepada manusia. Dia berbicara sebagai seorang yang 

mengetahui kebenaran kata-katanya dan tidak ragu-ragu 

mengenainya. Dia mengetahui betapa berharganya apa 


 804

yang dia katakan dan tidak takut menderita untuk itu. Di 

rumah ibadat, di mana orang-orang Yahudi bukan hanya 

hadir melainkan juga memiliki kuasa, di sanalah dia ber-

khotbah tentang Tuhan , walaupun mengetahui bahwa me-

reka berprasangka buruk tentang khotbah seperti itu. 

2. Di sana Apolos mengalami banyak peningkatan dengan karu-

nia-karunianya secara pribadi, bukan melalui pendidikan, 

melainkan melalui percakapannya dengan Priskila dan Akwila. 

Kalau Paulus atau rasul atau penginjil lainnya ada di Efesus, 

mereka pasti akan mengajar dia. Namun, sebab  tidak ada 

bantuan yang lebih baik, Priskila dan Akwila (yang yaitu  

pembuat tenda) dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan 

Tuhan . Perhatikanlah,  

(1) Akwila dan Priskila mendengarkan dia berkhotbah di ru-

mah ibadat. Walaupun pengetahuannya jauh lebih sedikit 

dibandingkan  mereka, namun, sebab  dia memiliki karunia 

yang sangat baik untuk melayani orang banyak, mereka 

mendukung pelayanannya, dengan rajin menghadirinya se-

cara tetap. Demikianlah hamba-hamba muda yang penuh 

harapan seharusnya didukung oleh orang-orang Kristen 

dewasa, sebab  sudah sepatutnya mereka menggenapkan 

seluruh kebenaran. 

(2) Mereka menemukan bahwa pengetahuan Apolos tentang 

agama Kristen tidak sempurna. sebab nya mereka mem-

bawa dia ke rumah mereka, untuk menginap di rumah 

yang sama dengan mereka, dan dengan teliti menjelaskan 

kepadanya Jalan Tuhan , jalan keselamatan melalui Yesus 

Kristus, dengan lebih sempurna (KJV). Mereka tidak meman-

faatkan kekurangan yang mereka temukan untuk meren-

dahkan dia, atau menjatuhkan dia di hadapan orang lain. 

Mereka tidak menyebut dia sebagai seorang pengkhotbah 

muda yang mentah, tidak pantas untuk naik ke atas mim-

bar, melainkan menganggap kekurangannya itu sebagai ke-

rugian bagi pekerjaannya itu sebab  hanya mengetahui 

baptisan Yohanes. Dan, sebab  mereka sendiri mendapat-

kan banyak pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran 

Injil melalui percakapan mereka yang panjang dan akrab 

dengan Paulus, mereka menyampaikan apa yang mereka 

Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28 

 

 805 

ketahui kepadanya, dan memberi dia uraian yang terang, 

jelas, dan teratur tentang hal-hal yang sebelumnya mem-

buat dia bingung. 

[1] Lihatlah di sini sebuah contoh dari apa yang sudah Kris-

tus janjikan, bahwa setiap orang yang memiliki , kepa-

danya akan diberi. Orang yang memiliki , dan meng-

gunakan apa yang dia punyai, akan memiliki  lebih 

banyak lagi. Orang yang dengan rajin mempergunakan 

talentanya menggandakannya dengan cepat. 

[2] Lihatlah teladan kebaikan Kristen sejati pada diri Akwila 

dan Priskila. Mereka melakukan kebaikan sesuai de-

ngan kemampuan mereka. Akwila, walaupun memiliki 

pengetahuan yang banyak, namun tidak berusaha ber-

bicara di rumah ibadat, sebab  dia tidak memiliki ka-

runia untuk melayani orang banyak seperti Apolos. Na-

mun dia memperlengkapi Apolos dengan bahan-bahan 

yang dibutuhkan, dan lalu membiarkan dia mengung-

kapkannya dengan kata-kata yang dapat diterima. Meng-

ajar orang-orang Kristen muda dan hamba-hamba Tuhan 

muda, yang memiliki niat baik dan bekerja dengan baik, 

secara pribadi melalui percakapan, yaitu  sebuah pela-

yanan yang sangat baik, bagi mereka dan bagi jemaat. 

[3] Lihatlah teladan kerendahan hati Apolos. Dia yaitu  

seorang pemuda yang sangat cerdas, memiliki bakat 

dan pengetahuan yang hebat, baru saja lulus dari uni-

versitas, seorang pengkhotbah terkenal, dan mendapat-

kan banyak sekali pujian dan pengikut. Namun dia me-

nyadari bahwa Akwila dan Priskila yaitu  orang-orang 

Kristen yang bijaksana dan sungguh-sungguh, yang 

dapat berbicara dengan cerdas dan berdasarkan penga-

laman tentang Tuhan . Walaupun mereka hanyalah tu-

kang, tukang kemah yang miskin, dia senang menerima 

pengajaran dari mereka, diberi tahu tentang kekurang-

an dan kesalahannya, kesalahan-kesalahannya diper-

baiki, dan kekurangan-kekurangannya dibereskan. Mu-

rid-murid muda bisa memperoleh banyak hal melalui 

percakapan dengan orang-orang Kristen tua, seperti pela-

jar-pelajar muda hukum Taurat dengan orang-orang tua 

yang telah berpengalaman dalam menjalankannya. Wa-


 806

laupun telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan, 

Apolos tidak berhenti pada pengetahuan yang telah dite-

rimanya saja, atau menganggap dirinya memahami aga-

ma Kristen sebaik orang lain (yang merupakan kecende-

rungan pemuda yang angkuh dan sombong). Dia ingin 

supaya Jalan Tuhan dijelaskan secara terperinci kepa-

danya dengan lebih sempurna. Orang yang tahu banyak 

seharusnya benar-benar ingin mengetahui lebih banyak 

lagi, dan mengetahui apa yang mereka ketahui dengan 

lebih baik, berusaha terus maju menuju kesempurnaan. 

[4] Di sini ada teladan seorang perempuan baik, yang 

walaupun tidak diizinkan berbicara di dalam jemaat 

atau di dalam rumah ibadat, namun melakukan kebaikan 

dengan pengetahuan yang Tuhan  berikan kepadanya da-

lam percakapan pribadi. Paulus menghendaki perempuan-

perempuan yang tua cakap mengajarkan hal-hal yang 

baik (Tit. 2:3).  

III. Di sini Apolos mendapatkan kehormatan yang lebih tinggi untuk 

melayani jemaat Korintus, di mana dia bisa mengerjakan lebih 

banyak hal berguna dibandingkan  di Efesus saat itu. Paulus sudah 

memulai pekerjaan di Akhaya dan terutama di kota Korintus. 

Banyak yang tergerak oleh khotbahnya untuk menerima Injil, dan 

mereka perlu diteguhkan. Demikian pula banyak yang tersing-

gung lalu menentang Injil, dan mereka perlu dikalahkan dalam 

perdebatan. Paulus sudah pergi, dan dipanggil untuk mengerja-

kan pekerjaan lain, dan sekarang ada kesempatan baik bagi 

Apolos untuk mengisi lowongan ini. Dia lebih cocok menyirami 

dibandingkan  menanam, membangun orang-orang yang sudah ada di 

dalam dibandingkan  membawa masuk orang-orang yang ada di luar. 

Nah di sini terdapat, 

1. Panggilannya untuk pelayanan ini, bukan melalui sebuah peng-

lihatan, sebagaimana Paulus dipanggil ke Makedonia, bukan 

juga melalui undangan orang-orang yang akan dia kunjungi, me-

lainkan, 

(1) Dia sendiri ingin pergi: Apolos ingin menyeberang ke Akhaya. 

sebab  mendengar tentang keadaan jemaat-jemaat di sana, 

dia berpikir hendak mencoba kebaikan apa yang bisa dia 

Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28 

 

 807 

lakukan di antara mereka. Walaupun di sana ada orang-

orang yang terkenal sebab  karunia-karunia roh, namun 

Apolos berpikir ada sesuatu yang bisa dia kerjakan, dan 

Tuhan  mencondongkan pikirannya ke situ. 

(2) Teman-temannya mendorong dia untuk pergi dan menye-

tujui maksudnya. Dan sebab  dia benar-benar asing di 

sana, mereka memberinya sepucuk surat keterangan atau 

surat pengantar bagi dia, yang mengimbau murid-murid di 

Akhaya untuk menjamu dan mempekerjakan dia. Dengan 

cara ini, dan cara-cara lainnya, persekutuan jemaat-jemaat 

dipelihara, yaitu dengan memuji anggota-anggota dan 

hamba-hamba Tuhan agar mereka saling menerima,  saat  

hamba-hamba Tuhan, seperti Apolos di sini, ingin pindah. 

Walaupun orang-orang di Efesus sangat kehilangan karya-

karyanya, mereka tidak iri dengan manfaat yang dida-

patkan orang-orang di Akhaya. Sebaliknya, mereka menggu-

nakan hubungan baik mereka dengan jemaat di Akhaya 

untuk memperkenalkan Apolos. sebab  jemaat-jemaat Kris-

tus, walaupun banyak, namun merupakan satu kesatuan.  

2. Keberhasilannya dalam pelayanan ini, yang memenuhi mak-

sud dan harapannya. sebab , 

(1) Orang-orang percaya sangat dibangun, dan orang-orang 

yang telah menerima Injil sangat diteguhkan: Ia, oleh kasih 

karunia Tuhan , menjadi seorang yang sangat berguna bagi 

orang-orang yang percaya. Perhatikanlah, 

[1] Orang-orang yang percaya kepada Kristus menjadi per-

caya sebab  anugerah. Itu bukan hasil usaha mereka, te-

tapi pemberian Tuhan . Itu yaitu  pekerjaan-Nya di dalam 

mereka. 

[2] Orang-orang yang menerima anugerah memang per-

caya, namun masih membutuhkan bantuan. Selama 

mereka ada di sini di dunia ini, ada sisa-sisa ketidak-

percayaan, dan sesuatu yang kurang dalam iman mereka 

yang harus disempurnakan, dan pekerjaan iman yang 

harus diselesaikan. 

[3] Hamba-hamba Tuhan yang setia dapat dengan banyak 

cara membantu orang-orang yang sebab  anugerah be-

nar-benar percaya. Sudah menjadi tugas mereka untuk 


 808

membantu mereka, banyak-banyak membantu mereka. 

Dan,  saat  kuasa Tuhan  menyertai mereka, mereka akan 

berguna bagi orang-orang itu. 

(2) Orang-orang yang tidak percaya sangat dipermalukan. Ke-

beratan-keberatan mereka sepenuhnya terjawab, kebodohan 

dan kesesatan alasan-alasan mereka terungkap, sehingga 

mereka tidak bisa mengatakan apa-apa untuk tetap me-

nentang Injil. Mulut mereka dibungkam, dan mereka men-

jadi malu (ay. 28): Dengan tak jemu-jemunya ia membantah 

orang-orang Yahudi di muka umum, di hadapan banyak 

orang. Dia melakukannya eutonōs – dengan sungguh-sung-

guh, dan dengan sangat berapi-api. Dia berusaha keras me-

lakukannya, dengan sepenuh hati, sebagai seorang yang 

benar-benar ingin melayani kepentingan Kristus dan me-

nyelamatkan jiwa-jiwa manusia. Dia melakukannya dengan 

berhasil dan benar-benar memuaskan. Dia melakukannya 

levi negotio – dengan keahlian. Perkaranya begitu jelas, dan 

penjelasan-penjelasan dari pihak Kristus sangat kuat, 

sehingga mudah untuk mematahkan semua yang dikata-

kan orang-orang Yahudi untuk menentang Injil. Walaupun 

mereka sangat sengit, namun alasan-alasan mereka sangat 

lemah sehingga tidak membantu perlawanan mereka. Nah, 

tujuan Apolos yaitu  meyakinkan mereka bahwa Yesus 

yaitu  Mesias, bahwa Dia yaitu  Mesias yang telah dijanji-

kan kepada para nenek moyang, yang akan datang itu, dan 

supaya mereka jangan mencari yang lain. Jika saja orang-

orang Yahudi insaf akan hal ini, bahwa Yesus yaitu  Kris-

tus, maka hukum mereka sendiri pun akan mengajar mereka 

untuk mendengarkan dia. Perhatikanlah, tugas hamba-

hamba Tuhan yaitu  memberitakan Kristus: Bukan diri 

kami yang kami beritakan,namun  Yesus Kristus sebagai 

Tuhan. Cara yang dia pakai untuk meyakinkan mereka 

yaitu  dari Kitab Suci. Dari sanalah dia mendapatkan alasan-

alasannya, sebab  orang-orang Yahudi mengakui bahwa 

Kitab Suci memiliki wewenang Tuhan , dan mudah saja bagi 

dia, yang sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci, untuk 

menunjukkan dari Kitab Suci bahwa Yesus yaitu  Kristus. 

Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan harus mampu bukan 

hanya memberitakan kebenaran, namun juga membuktikan 

Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28 

 

 809 

dan mempertahankannya, dan meyakinkan para penyangkal 

dengan lemah lembut namun juga dengan kekuatan, dengan 

menuntun orang yang suka melawan. Dan inilah pelayanan 

sesungguhnya bagi jemaat.               

    

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 19  

alam pasal sebelumnya kita meninggalkan Paulus yang sedang 

berkeliling mengunjungi jemaat-jemaat (18:23).namun  kita tidak 

lupa, tidak pula dia, akan janji yang diucapkannya kepada sahabat-

sahabatnya di Efesus, untuk kembali kepada mereka, dan tinggal se-

lama beberapa waktu di sana. Sekarang, pasal ini menunjukkan ke-

pada kita bagaimana ia menggenapi janji itu, datang ke Efesus, dan 

tinggal di sana selama dua tahun. Di sini kita diberi tahu,  

I. Bagaimana ia bekerja keras di sana memberitakan firman dan 

mengajar. Bagaimana ia mengajar beberapa saudara yang le-

mah yang belum beranjak lebih jauh dari baptisan Yohanes 

(ay. 1-7). Bagaimana ia mengajar selama tiga bulan di rumah 

ibadat orang Yahudi (ay. 8). Dan,  saat  terusir dari rumah 

ibadat, bagaimana ia mengajar bangsa-bangsa bukan-Yahudi 

dalam waktu yang lama di sebuah tempat pengajaran umum 

(ay. 9-10), serta bagaimana ia meneguhkan ajarannya dengan 

mujizat-mujizat (ay. 11-12). 

II. Apa buah jerih payahnya, khususnya di antara tukang-tu-

kang sihir, orang-orang berdosa yang terburuk. Sebagian 

orang menjadi terpukau dan memanfaatkan namanya (ay. 

13-17),namun  sebagian lain bertobat dan menerima serta me-

meluk ajarannya (ay. 18-20). 

III. Apa rencana-rencana dia selanjutnya (ay. 21-22), dan apa 

masalah yang akhirnya menimpa dia di Efesus sebab  para 

tukang perak, yang memaksanya pergi dari situ dan meng-

hentikan rencana-rencana yang sudah dibuatnya. Bagaimana 

orang banyak dipanas-panasi oleh Demetrius untuk menye-

rukan nama dewi Artemis (ay. 23-34), dan bagaimana mereka 


 812

ditenangkan dan dibubarkan oleh seorang panitera kota (ay. 

35-40). 

Paulus di Efesus  

(19:1-7) 

1  saat  Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah 

pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. 2 

Katanya kepada mereka:  Sudahkah kamu menerima Roh Kudus,  saat  

kamu menjadi percaya?” namun   mereka menjawab dia:  Belum, bahkan 

kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.” 3 Lalu kata Paulus 

kepada mereka:  Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah di-

baptis?” Jawab mereka:  Dengan baptisan Yohanes.” 4 Kata Paulus:  Baptisan 

Yohanes yaitu  pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepa-

da orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang ke-

mudian dari padanya, yaitu Yesus.” 5  saat  mereka mendengar hal itu, me-

reka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 6 Dan  saat  

Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas 

mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubu-

at. 7 Jumlah mereka yaitu  kira-kira dua belas orang. 

Efesus yaitu  sebuah kota terpenting di Asia, terkenal dengan se-

buah kuil yang dibangun untuk dewi Artemis, yang merupakan salah 

satu keajaiban dunia: ke sanalah Paulus datang untuk memberitakan 

Injil,  saat  Apolos masih di Korintus (ay. 1). Sewaktu Apolos sedang 

menyirami jemaat di Korintus, Paulus menanam jemaat di Efesus. 

Paulus tidak kesal terhadap Apolos sebab  mengambil alih peker-

jaannya dan membangun di atas dasar yang sudah dia letakkan. Se-

baliknya, ia bersukacita atas pekerjaan Apolos itu, dan melanjutkan 

pekerjaan baru yang sudah dipersiapkan untuk dia di Efesus dengan 

hati yang semakin ceria dan puas. Ini sebab  dia tahu bahwa seorang 

hamba Perjanjian Baru yang begitu cakap seperti Apolos tengah ber-

ada di Korintus, untuk meneruskan pekerjaan baik di sana. Meski-

pun ada orang-orang yang menjadikan Apolos sebagai ketua dari 

suatu golongan melawan dia (1Kor. 1:12), dia tidak iri hati terhadap-

nya, tidak pula ia membenci kenyataan bahwa orang-orang suka ke-

padanya. Setelah melalui daerah Galatia dan Frigia, menjelajah 

daerah-daerah pedalaman, Pontus dan Bitinia, yang terletak di utara, 

akhirnya Paulus tiba di Efesus. Di sana sebelumnya ia meninggalkan 

Akwila dan Priskila, dan di sana juga ia menemukan mereka kembali. 

Pada kedatangannya yang pertama, ia bertemu dengan beberapa mu-

rid di sana, yang menyatakan iman kepada Kristus sebagai Mesias 

yang benar.namun  mereka masih memahami ajaran Kristus pada 

tingkat yang paling dasar dan rendah, dengan mengikuti ajaran pelo-

Kitab Kisah Para Rasul 19:1-7 

 

 813 

por-Nya, Yohanes Pembaptis. Jumlah mereka kira-kira dua belas 

orang (ay. 7). Pemahamam mereka masih sama seperti  saat  Apolos 

tiba di Efesus (sebab waktu itu Apolos hanya mengetahui baptisan Yo-

hanes, 18:25).namun  mereka belum sempat mengenal Akwila dan 

Priskila, atau belum begitu lama tinggal di Efesus, atau tidak begitu 

rela diajar seperti Apolos. Sebab kalau tidak, bisa jadi Jalan Tuhan 

sudah diterangkan kepada mereka dengan lebih sempurna, sebagai-

mana yang diterangkan kepada Apolos. Amatilah di sini, 

I. Bagaimana Paulus mengajar mereka. Ia diberi tahu, mungkin oleh 

Akwila dan Priskila, bahwa mereka orang percaya, bahwa mereka 

benar-benar mengakui Kristus, dan telah menyerahkan diri kepada-

Nya. Maka dari itu, sekarang Paulus menguji mereka. 

1. Mereka benar-benar percaya kepada Anak Tuhan .namun  Paulus 

mencari tahu apakah mereka sudah menerima Roh Kudus. 

Apakah mereka percaya kepada Roh, yang bekerja atas pikiran 

manusia, untuk menginsafkan, mempertobatkan, dan menghi-

bur, seperti yang diwahyukan beberapa saat setelah ditetapkan 

ajaran bahwa Yesus yaitu  Kristus. Apakah mereka sudah 

mengenal dan mengakui pewahyuan ini? Ini belum semua. 

Karunia-karunia yang luar biasa dari Roh Kudus kini dianuge-

rahkan kepada para rasul dan murid-murid lain setelah 

kenaikan Kristus. Dan segala karunia ini sering kali dianuge-

rahkan kembali pada kesempatan-kesempatan tertentu. Su-

dahkah mereka menerima karunia-karunia ini?  Sudahkah 

kamu menerima Roh Kudus,  saat  kamu menjadi percaya? 

Sudahkah dirimu dimeteraikan dengan kebenaran ajaran Kris-

tus?” Sekarang kita tidak perlu mengharapkan karunia-karu-

nia luar biasa seperti yang mereka dapatkan waktu itu. Kanon 

Perjanjian Baru sudah lama lengkap dan disahkan sejak saat 

itu, dan kita bergantung padanya sebagai firman nubuatan 

yang paling teguh. Semuanya ini merupakan anugerah-anu-

gerah Roh yang diberikan kepada semua orang percaya,namun  

bagi mereka, hal itu seperti pertanda (2Kor. 1:22; 5:5; Ef. 1:13-

14). Sekarang, kita semua yang memeluk iman Kristen ber-

kepentingan untuk mencari tahu dengan sungguh-sungguh 

apakah kita sudah menerima Roh Kudus atau belum. Roh Ku-

dus dijanjikan kepada semua orang percaya, kepada semua 

orang yang meminta-Nya (Luk. 11:13). namun  , banyak 


 814

orang tertipu dalam hal ini. Mereka menyangka sudah me-

nerima Roh Kudus, padahal belum. Sama seperti ada orang 

yang mengaku-ngaku sudah menerima karunia-karunia Roh 

Kudus, demikian pula ada orang yang mengaku sudah me-

nerima anugerah dan penghiburan-Nya. Oleh sebab itu, kita 

harus menguji diri kita sendiri secara ketat, sudahkah kita 

menerima Roh Kudus  saat  kita menjadi percaya? Pohon 

akan dikenal dari buahnya. Apakah kita menghasilkan buah-

buah Roh? Apakah kita dipimpin oleh Roh? Apakah kita ber-

jalan di dalam Roh? Apakah kita diperintah oleh Roh?  

2. Mereka mengakui ketidaktahuan mereka akan perkara ini: 

 Bahwa ada Roh Kudus kami belum tahu. Bahwa ada janji 

tentang Roh Kudus kami sudah tahu dari Kitab Suci Perjanjian 

Lama, dan bahwa janji itu akan digenapi pada waktunya tidak 

kami ragukan.namun  sungguh kami tidak tahu-menahu ten-

tang perkara ini sehingga kami bahkan belum mendengar 

bahwa Roh Kudus sudah dicurahkan sekarang sebagai roh 

nubuatan.” Mereka tahu (seperti yang diamati Dr. Lightfoot) 

bahwa, menurut ajaran tradisi bangsa mereka, setelah ke-

matian Ezra, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi, Roh Kudus telah 

lenyap dari Israel, dan naik. Dan mereka mengaku bahwa 

mereka belum pernah mendengar tentang kembalinya Roh itu. 

Mereka berbicara seolah-olah mereka mengharapkan keda-

tangan-Nya kembali, dan bertanya-tanya mengapa sampai 

sekarang mereka belum mendengar tentang-Nya, dan mereka 

siap menerima tanda-tanda kedatangan-Nya. Terang Injil, se-

perti terang pagi, bersinar semakin cerah, secara perlahan-

lahan. Bukan saja ia bersinar semakin terang dalam diung-

kapkannya kebenaran-kebenaran yang belum pernah dide-

ngar, melainkan juga ia bersinar semakin luas dalam diung-

kapkannya kebenaran-kebenaran itu kepada orang-orang yang 

belum pernah mendengarnya. 

3. Paulus bertanya bagaimana mungkin mereka dibaptis,namun  

tidak tahu apa-apa tentang Roh Kudus. Sebab, jika mereka 

dibaptis oleh salah seorang hamba Kristus, mereka pasti diajar 

mengenai Roh Kudus, dan dibaptis dalam nama-Nya.  Tahukah 

kamu bahwa sebab  Yesus sudah dimuliakan, maka Roh Ku-

dus diberikan? Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu 

telah dibaptis? Ini sungguh mengherankan dan tidak bisa 

Kitab Kisah Para Rasul 19:1-7 

 

 815 

dijelaskan. Bagaimana mungkin! Dibaptis,namun  belum tahu 

apa-apa tentang Roh Kudus? Pasti baptisanmu tidak sah, 

kalau kamu tidak tahu apa-apa tentang Roh Kudus. Sebab 

menerima Roh Kudus yaitu  hal yang ditandakan dan dimete-

raikan oleh upacara pembasuhan yang memperbaharui hidup 

itu. Tidak sepantasnya orang yang mengaku tulus beriman 

Kristen tidak tahu Roh Kudus. Itu sama saja berarti ia tidak 

tahu Kristus.” Jika kita menerapkannya pada diri kita sendiri, 

percumalah baptisan kita, dan sia-sialah kita meminta anuge-

rah Tuhan , jika kita tidak menerima dan tunduk kepada Roh 

Kudus. Ini juga merupakan pertanyaan yang harus sering-

sering kita ajukan, yaitu bukan saja untuk kehormatan siapa 

kita dTuhan rkan, melainkan juga untuk melayani siapa kita 

dibaptis, supaya kita berusaha memenuhi tujuan-tujuan kita 

dTuhan rkan dan dibaptis. Marilah kita sering-sering merenung-

kan untuk apa kita dibaptis, supaya kita dapat hidup sesuai 

dengan tujuan baptisan kita.  

4. Mereka mengakui bahwa mereka dibaptis dengan baptisan 

Yohanes – eis to Iōannou baptisma, maksudnya, sebagaimana 

yang saya pahami, mereka dibaptis dalam nama Yohanes. Bu-

kan dibaptis oleh Yohanes sendiri (dia tidak akan berani ber-

pikiran seperti itu), melainkan oleh sebagian muridnya yang 

lemah imannamun  bermaksud baik. Mereka ini tanpa sadar 

terus mengusung namanya sebagai ketua golongan, sambil 

mempertahankan semangat dan gagasan murid-muridnya 

yang iri hati terhadap kemajuan kepentingan Kristus, dan 

mengeluhkannya kepada Yohanes (Yoh. 3:26). Salah seorang 

atau lebih dari mereka, yang mendapati diri mereka banyak 

dibangun oleh baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa 

dari Yohanes ini, tanpa berpikir bahwa Kerajaan Sorga, yang 

diberitakan Yohanes sudah dekat, ternyata sudah amat sangat 

dekat, membawa diri dengan gagasan itu. Mereka mencukup-

kan diri dengan apa yang sudah mereka punya, dan berpikir 

bahwa mereka tidak bisa berbuat lebih baik selain membujuk 

orang lain untuk memberitakan kerajaan itu juga. Dan dengan 

demikian, tanpa mereka ketahui, dalam semangat buta mem-

beritakan ajaran Yohanes, mereka membaptis orang di sana 

sini dalam nama Yohanes. Atau, seperti yang diungkapkan di 

sini, mereka membaptis dengan baptisan Yohanes, tanpa me-


 816

reka sendiri melihat lebih jauh, atau mengarahkan lebih jauh, 

orang-orang yang sudah mereka baptis.  

5. Paulus menjelaskan kepada mereka maksud dan arti sebenar-

nya dari baptisan Yohanes, sebagai baptisan yang terutama 

merujuk kepada Yesus Kristus. Dengan demikian, ia melurus-

kan kesalahan mereka yang sudah membaptis banyak orang 

dengan baptisan Yohanes tanpa mengarahkan mereka untuk 

mencari tahu lebih jauh lagi,namun  hanya mencukupkan diri 

dengan baptisan itu. Mereka yang sudah dibiarkan dalam 

ketidaktahuan, atau dituntun di dalam kesalahan, oleh sebab  

pendidikan yang kurang baik, tidak boleh direndahkan atau 

ditolak oleh orang yang lebih berpengetahuan dan mengerti 

ajaran yang benar. Sebaliknya, mereka harus diajar dengan 

penuh belas kasihan dan diberi tahu apa yang benar, seperti 

yang dilakukan Paulus terhadap murid-murid ini.  

(1) Ia mengakui bahwa baptisan Yohanes itu sangat baik, se-

jauh itu sesuai dengan tujuannya: Baptisan Yohanes ada-

lah pembaptisan orang yang telah bertobat. Dengan baptisan 

ini Yohanes meminta orang menyesali dosa-dosa mereka, 

mengakuinya, dan berbalik darinya. Membawa orang ber-

tobat seperti ini merupakan suatu hasil yang sangat besar. 

namun  ,  

(2) Ia menunjukkan kepada mereka bahwa baptisan Yohanes 

menunjuk pada sesuatu yang lebih jauh, dan Yohanes 

tidak pernah bermaksud agar orang-orang yang dibaptisnya 

berhenti di situ saja. Sebaliknya, ia memberi tahu bahwa 

mereka harus percaya kepada Dia yang akan datang se-

sudah Yohanes, yaitu Kristus Yesus. Bahwa baptisan perto-

batan dari Yohanes hanya dirancang untuk mempersiap-

kan jalan bagi Tuhan, dan mencondongkan hati orang un-

tuk menerima dan menyambut Kristus. Dengan harapan 

besar akan Kristus itulah Yohanes meninggalkan mereka. 

Bahkan, ia mengarahkan mereka kepada-Nya: Lihatlah 

Anak Domba Tuhan .  Yohanes yaitu  seorang yang besar 

dan baik.namun  ia hanyalah seorang perintis jalan,namun  

Kristuslah Sang Raja. Baptisan Yohanes yaitu  teras un-

tuk kamu lewati, bukan rumah untuk kamu tinggali. Dan 

sebab  itu, salah jika kamu hanya dibaptis dengan baptis-

an Yohanes.” 

Kitab Kisah Para Rasul 19:1-7 

 

 817 

6.  saat  diberi tahu kesalahan yang sudah menjerumuskan itu, 

mereka amat berterima kasih atas pemberitahuan itu, dan ke-

mudian dibaptis dalam nama Tuhan Yesus (ay. 5). sedang  

Apolos, yang tentang dia dikatakan (18:25) bahwa ia hanya 

mengetahui baptisan Yohanes bahwa ia memahami artinya 

dengan benar  saat  dibaptis dengan baptisan itu, meskipun 

hanya itu saja yang diketahuinya namun, setelah memahami 

Jalan Tuhan dengan lebih sempurna, ia tidak dibaptis lagi. Ini 

sama seperti murid-murid Kristus yang pertama. Mereka su-

dah dibaptis dengan baptisan Yohanes dan tahu bahwa baptis-

an itu merujuk kepada Mesias yang sudah dekat (dan, dengan 

mata yang mengarah pada kedatangan-Nya ini, mereka mem-

beri diri dibaptis). Oleh sebab  itu, mereka tidak dibaptis lagi. 

Tetapi bagi murid-murid ini, yang menerimanya dengan mata 

yang hanya tertuju pada Yohanes dan tidak melihat lebih jauh, 

seolah-olah ia yaitu  juruselamat mereka, itu merupakan ke-

salahan yang amat mendasar dan penting, sama seperti kalau 

ada orang yang dibaptis dalam nama Paulus (1Kor. 1:13). Dan 

sebab  itu, setelah mereka memahami segala sesuatunya 

dengan lebih baik, mereka ingin dibaptis dalam nama Tuhan 

Yesus, dan demikianlah yang terjadi. Mereka tidak dibaptis 

oleh Paulus sendiri, seperti yang kita tahu, melainkan oleh 

beberapa orang yang menyertai dia. Oleh sebab  itu, tidak bisa 

disimpulkan dari sini bahwa ada pertentangan antara baptisan 

Yohanes dan baptisan Kristus, atau bahwa inti dari keduanya 

tidak sama. Apalagi sampai menyimpulkan bahwa orang yang 

dulu dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (yang 

merupakan rumusan tetap baptisan Kristus), bisa dibaptis lagi 

dalam nama yang sama. Sebab mereka yang dibaptis dalam 

nama Tuhan Yesus tidak pernah dibaptis dalam rumusan tetap 

itu sebelumnya. 

II. Bagaimana Paulus meneruskan karunia-karunia Roh Kudus yang 

luar biasa kepada mereka (ay. 6). 

1. Paulus dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan  supaya 

memberi mereka karunia-karunia itu, yang ditandai dengan 

menumpangkan tangan di atas mereka. Para bapa leluhur Ya-

hudi mengambil postur tubuh ini  saat  memberi  berkat, 

terutama  saat  mempercayakan janji agung itu, seperti dalam 


 818

Kejadian 48:14. sebab  Roh merupakan janji agung dari Per-

janjian Baru, para rasul menyampaikannya dengan menum-

pangkan tangan:  Tuhan memberkati engkau dengan berkat 

itu, dengan berkat dari segala berkat itu” (Yes. 44:3).  

2.  Tuhan  mengaruniakan apa yang didoakan Paulus: Turunlah Roh 

Kudus ke atas mereka dengan cara yang mengejutkan dan pe-

nuh kuasa, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh 

dan bernubuat, seperti yang dilakukan para rasul dan orang-

orang bukan-Yahudi pertama yang bertobat (10:44). Pengaru-

niaan Roh dimaksudkan untuk memperkenalkan Injil di Efesus, 

dan untuk membangkitkan dalam pikiran orang suatu harap-

an akan perkara-perkara besar dari Injil. Sebagian orang ber-

pikir bahwa pengaruniaan Roh itu dimaksudkan lebih jauh 

untuk melayakkan kedua belas orang ini untuk menjalankan 

pekerjaan pelayanan, dan bahwa kedua belas orang ini yaitu  

para penatua di Efesus, yang diserahi tugas oleh Paulus untuk 

menjaga dan mengurus jemaat di sana. Mereka mendapatkan 

Roh nubuat supaya mengerti sendiri rahasia-rahasia Kerajaan 

Tuhan , dan diberi karunia-karunia bahasa roh supaya mem-

beritakan rahasia-rahasia itu ke segala bangsa dan bahasa. 

Oh, betapa menakjubkannya perubahan yang terjadi secara 

tiba-tiba di sini dalam diri orang-orang ini! Mereka yang hanya 

beberapa saat lalu belum pernah mendengar bahwa ada Roh 

Kudus, sekarang dipenuhi sendiri dengan Roh Kudus. Sebab 

Roh, seperti angin, bertiup ke mana dan bilamana ia mau. 

Paulus di Efesus  

(19:8-12) 

8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar 

dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka ten-

tang Kerajaan Tuhan . 9namun  ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka 

tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang 

banyak. sebab  itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-

muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. 10 

Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia 

mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. 11 Oleh 

Paulus Tuhan  mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, 12 bahkan orang 

membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan mele-

takkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan 

keluarlah roh-roh jahat. 

Di Efesus, Paulus sangat sibuk melakukan perbuatan baik. 

Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12 

 

 819 

I. Ia memulai, seperti biasa, dari rumah ibadat orang Yahudi, dan 

menawarkan Injil pertama-tama kepada mereka, supaya bisa me-

ngumpulkan domba-domba yang hilang dari umat Israel, yang 

sekarang terpencar di pegunungan. Amatilah, 

1. Di mana ia berkhotbah kepada orang-orang Yahudi: di rumah 

ibadat mereka (ay. 8), seperti yang biasa dilakukan Kristus 

dulu. Ia datang dan beribadah bersama mereka di rumah iba-

dat, untuk menghapuskan prasangka-prasangka buruk me-

reka terhadap dia, dan untuk membuat dirinya diterima oleh 

mereka, selama masih ada harapan untuk memenangkan me-

reka. Demikianlah ia mau memberi  kesaksiannya dalam 

ibadah umum pada hari-hari Sabat. Sebelum perkumpulan-

perkumpulan Kristen terbentuk, ia mengunjungi perkumpulan-

perkumpulan Yahudi, selama orang-orang Yahudi belum sepe-

nuhnya dicampakkan. Paulus masuk ke rumah ibadat, sebab  

di sana dia bisa menjumpai mereka sedang berkumpul ber-

sama, dan, semoga saja, mendapati mereka dalam suasana 

hati yang baik. 

2.  Apa yang dikhotbahkannya kepada mereka: Perkara-perkara 

tentang Kerajaan Tuhan  di tengah-tengah manusia, perkara-

perkara besar yang menyangkut pemerintahan Tuhan  atas se-

mua orang dan perkenanan-Nya kepada mereka, serta tunduk-

nya manusia kepada Tuhan  dan kebahagiaan mereka di dalam 

Dia. Ia menunjukkan kewajiban-kewajiban mereka terhadap 

Tuhan  dan kepentingan mereka di dalam Dia, sebagai Sang 

Pencipta, dan melalui semua kewajiban dan kepentingan inilah 

Kerajaan Tuhan  didirikan. Bahwa pelanggaran terhadap kewa-

jiban-kewajiban itu, dan hilangnya kepentingan mereka, oleh 

dosa, Kerajaan Tuhan  pun diruntuhkan. Dan juga bahwa diper-

baharuinya kewajiban-kewajiban itu serta dipulihkannya ma-

nusia kepada kepentingan mereka lagi, oleh Sang Penebus, 

maka Kerajaan Tuhan  itu pun ditegakkan kembali. Atau, lebih 

khusus lagi, ia berkhotbah tentang perkara-perkara tentang 

Kerajaan Mesias, yang diharap-harapkan oleh orang-orang 

Yahudi, yang di dalamnya mereka menghibur diri dengan janji-

janji besar. Ia membuka ayat-ayat Kitab Suci yang berbicara 

tentang hal ini, memberi mereka pengertian yang benar ten-

tang kerajaan ini, dan menunjukkan kepada mereka kesalahan-

kesalahan mereka tentangnya. 


 820

3.  Bagaimana ia berkhotbah kepada mereka.  

(1) Ia berkhotbah dengan cara memberi alasan dan penjelasan. 

Ia bersoal jawab. Ia memberi  alasan-alasan, alasan-

alasan berdasarkan Kitab Suci, atas apa yang dikhotbah-

kannya, dan menjawab keberatan-keberatan, untuk meya-

kinkan penilaian dan hati nurani mereka, supaya mereka 

tidak hanya percaya,namun  juga melihat alasan untuk per-

caya. Ia berkhotbah dialegomenos – dengan cara bertukar 

pendapat. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada 

mereka dan menerima jawaban-jawaban mereka, membiar-

kan mereka menanyai dia, dan menjawab pertanyaan-per-

tanyaan mereka.  

(2) Ia berkhotbah dengan penuh perasaan. Ia berusaha mem-

bujuk orang. Ia tidak hanya memberi  alasan-alasan 

yang masuk akal, untuk menegaskan apa yang dikatakannya 

supaya dimengerti oleh mereka, melainkan juga alasan-

alasan yang menyentuh perasaan untuk membuat perkata-

annya berkesan dalam hati mereka. Untuk itu ia menunjuk-

kan kepada mereka bahwa perkara-perkara yang dikhotbah-

kannya mengenai Kerajaan Tuhan  yaitu  perkara-perkara 

mengenai diri mereka sendiri, yang teramat menyangkut ke-

pentingan mereka. Dan sebab  itu, mereka harus memikir-

kannya baik-baik (2Kor. 5:11), kami berusaha meyakinkan 

orang. Paulus yaitu  seorang pengkhotbah yang mampu 

menggerakkan hati orang, dan seorang pembicara yang 

ulung dalam meyakinkan orang.  

(3) Dia berkhotbah tanpa gentar, dan dengan tekad kudus. Ia 

berbicara dengan berani, sebagai orang yang sedikit pun 

tidak ragu akan hal-hal yang dibicarakannya, tidak pula se-

dikit pun menyangsikan Dia yang dibicarakannya, atau pun 

takut kepada orang-orang yang kepada mereka ia berbicara. 

4. Berapa lama ia berkhotbah kepada mereka: Selama tiga bulan, 

waktu yang cukup lama bagi mereka untuk mempertimbang-

kannya. Selama waktu itu, mereka yang sudah dipilih oleh 

anugerah Tuhan  terpanggil, sementara sisanya dibiarkan tidak 

dapat berdalih. Selama itulah Paulus memberitakan Injil de-

ngan perjuangan yang berat (1Tes. 2:2), namun ia tidak gagal, 

tidak pula berkecil hati. 

Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12 

 

 821 

5. Bagaimana keberhasilan khotbahnya di antara mereka. 

(1) Ada beberapa orang yang berhasil diyakinkan untuk per-

caya kepada Kristus. Menurut sebagian orang, hal ini ter-

sirat dalam kata meyakinkan, yaitu ia memenangkan me-

reka.namun ,  

(2) Banyak dari antara mereka tetap tidak percaya dan sema-

kin mengeras dalam prasangka-prasangka mereka terha-

dap Kekristenan.  saat  Paulus memanggil mereka sebe-

lumnya, dan hanya mengajarkan hal-hal umum kepada 

mereka, mereka ingin agar ia tinggal bersama-sama dengan 

mereka (18:20).namun  sekarang, setelah ia menetap di an-

tara mereka, dan perkataannya semakin lebih dekat ke hati 

nurani mereka, mereka segera muak dengannya.  

[1] Mereka sendiri sudah tidak suka dengan Injil Kristus, 

dan perasaan tidak suka ini tidak bisa diubah. Mereka 

tegar hati, dan tidak mau diyakinkan. Mereka bertekad 

untuk tidak mau percaya, meskipun kebenaran bersi-

nar di hadapan wajah mereka dengan terang dan bukti 

yang begitu meyakinkan. Mereka tidak percaya, sebab  

mereka tegar hati.  

[2] Mereka berusaha sekuat tenaga untuk memanas-ma-

nasi orang lain supaya tidak suka dengan Injil dan men-

jaganya demikian. Mereka sendiri bukan saja tidak 

masuk ke dalam Kerajaan Tuhan ,namun  juga tidak mem-

biarkan orang lain masuk ke dalamnya. Sebab mereka 

mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak, untuk 

membuat mereka berprasangka buruk terhadap Jalan 

itu. Meskipun mereka tidak bisa menunjukkan apa 

yang jahat di dalam Jalan itu, mereka mengatakan se-

gala macam hal yang jahat tentangnya. Pendosa-pen-

dosa ini, seperti malaikat-malaikat yang berdosa, sudah 

menjadi iblis-iblis, musuh-musuh dan setan-setan, pen-

dakwa-pendakwa palsu. 

II. Setelah membawa perkara itu sejauh yang dia bisa di rumah 

ibadat orang Yahudi, dan mendapati bahwa perlawanan mereka 

semakin mengeras, Paulus meninggalkan rumah ibadat, sebab  ia 

tidak bisa dengan aman, atau lebih tepatnya dengan nyaman dan 


 822

berhasil, tetap bersekutu dengan mereka. Meskipun ibadah mereka 

merupakan ibadah yang bisa diikutinya, dan mereka belum sepe-

nuhnya membungkam dia, tidak juga melarangnya untuk ber-

khotbah kepada mereka, namun mereka mengusirnya dengan 

jalan mencemooh perkara-perkara yang dibicarakannya tentang 

Kerajaan Tuhan . Mereka benci diperbarui, benci diajar, dan sebab  

itu Paulus meninggalkan mereka. Di sinilah kita yakin terjadi pemi-

sahan,namun  bukan perpecahan. Sebab ada alasan yang baik dan 

panggilan yang jelas untuk pemisahan itu. Sekarang amatilah, 

1.  saat  Paulus meninggalkan orang-orang Yahudi, ia membawa 

serta murid-muridnya bersama dia, dan memisahkan murid-

muridnya dari mereka, untuk menyelamatkan mereka dari ang-

katan yang jahat ini (sesuai perintah Petrus kepada orang-

orang yang baru dipertobatkannya, 2:40). Supaya jangan me-

reka tertular oleh lidah-lidah beracun dari para penghujat itu, 

ia memisahkan orang-orang percaya, yang akan menjadi fon-

dasi jemaat Kristen, sebab sekarang jumlah mereka sudah 

mencukupi. Juga supaya orang lain mengikuti mereka untuk 

mendengar pemberitaan Injil, dan, jika  orang-orang itu 

percaya, ditambahkan lagi ke dalam bilangan mereka.  saat  

Paulus pergi, tidak perlu lagi memisahkan murid-murid. Sebab 

ke mana saja ia pergi, mereka akan mengikutinya. 

2. Setelah memisahkan diri dari rumah ibadat, Paulus mengada-

kan pertemuan sendiri, ia setiap hari berbicara di ruang kuliah 

Tiranus. Ia meninggalkan rumah ibadat orang Yahudi, supaya 

bisa melanjutkan pekerjaannya dengan lebih leluasa lagi. Ia 

masih bersoal jawab bagi Kristus dan Kekristenan, dan siap 

menjawab semua lawan dari mana saja demi membela kedua-

nya. Dan dengan mengadakan pemisahan ini, ia mendapat ke-

untungan berlipat ganda.  

(1) Bahwa sekarang ia mendapat lebih banyak kesempatan. Di 

rumah ibadat, ia hanya bisa berkhotbah setiap hari Sabat 

(13:42),namun  sekarang setiap hari ia berbicara. Ia meng-

adakan kuliah setiap hari, dan dengan demikian menebus 

waktu yang sudah terhilang. Kalau orang harus bekerja 

dan tidak bisa datang hari ini, ia bisa datang besok. Dan 

orang yang setiap hari menunggu pada pintu hikmat ini, 

yang menjaga tiang pintu gerbangnya, diundang masuk.  

Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12 

 

 823 

(2) Bahwa sekarang mereka lebih terbuka. Mungkin tidak ada 

orang yang mau datang, atau bisa datang, ke rumah ibadat 

orang Yahudi kecuali orang-orang Yahudi sendiri atau me-

reka yang masuk agama Yahudi. Bangsa-bangsa bukan-

Yahudi dikucilkan.namun ,  saat  ia mengadakan pertemuan 

di sekolah Tiranus, baik orang-orang Yahudi maupun 

orang-orang Yunani menghadiri pelayanannya (ay. 10). 

Dengan demikian, sebagaimana ia menggambarkan ger-

bang kesempatan di Efesus ini (1Kor. 16:8-9), banyak ke-

sempatan terbuka untuk dia, sekalipun ada banyak penen-

tang. Menurut sebagian orang, sekolah Tiranus ini yaitu  

sekolah ilmu ketuhanan untuk orang-orang Yahudi, yang 

biasanya mereka dirikan di kota-kota besar, selain rumah 

ibadat. Mereka menyebutnya Bethmidrash, rumah belajar, 

atau rumah mengulang pelajaran. Mereka pergi ke situ pada 

hari Sabat, setelah pulang dari rumah ibadat. Mereka 

berjalan makin lama makin kuat, dari rumah ibadat ke ru-

mah pengajaran. Jika memang demikian, maka itu menun-

jukkan bahwa meskipun meninggalkan rumah ibadat, 

Paulus melakukannya secara perlahan-lahan, dan tetap 

berusaha berada sedekat mungkin dengan rumah ibadat 

itu, seperti yang sudah dilakukannya (18:7).namun  sebagian 

orang lagi berpendapat bahwa itu yaitu  sekolah filsafat 

bangsa-bangsa bukan-Yahudi milik seorang yang bernama 

Tiranus, atau sebuah tempat peristirahatan (sebab itulah 

yang kadang-kadang diartikan dari kata scholē), milik se-

orang pembesar atau wali kota. Sungguh nyaman tempat 

yang digunakan oleh Paulus dan murid-muridnya itu, dari 

segi keuntungan rohani atau penghematan.  

3. Di sini ia melanjutkan kerja kerasnya selama dua tahun, me-

nyampaikan kuliahnya dan bersoal jawab setiap hari. Dua ta-

hun ini dihitung setelah tiga bulan ia menghabiskan waktu di 

rumah ibadat (ay. 8). Setelah tiga bulan itu berakhir, ia tetap 

tinggal selama beberapa waktu di daerah sekitarnya, mengabar-

kan Injil. Oleh sebab itu, bisa dibenarkan jika ia menghitung 

seluruhnya tiga tahun, seperti yang dikatakannya (20:31). 

4. Dengan cara ini Injil tersebar di tempat-tempat yang dekat 

maupun jauh (ay. 10): Semua penduduk Asia mendengar fir-

man Tuhan Yesus, bukan saja semua orang yang tinggal di 


 824

Efesus, melainkan juga mereka yang tinggal di wilayah luas 

yang bernama Asia itu, yang kota terpentingnya yaitu  Efesus  

– Asia Kecil sebutannya. Ada banyak sekali orang yang ber-

kunjung ke Efesus dari seluruh penjuru negeri, untuk keper-

luan hukum, jual beli, agama, dan pendidikan. Ini memberi 

Paulus kesempatan untuk menyebarkan Injil ke semua kota 

dan desa di wilayah itu. Mereka semua mendengar firman Tu-

han Yesus. Injil yaitu  firman Kristus, firman tentang Kristus. 

Firman ini mereka dengar, atau setidak-tidaknya tentang 

firman itu mereka dengar. Sebagian orang dari semua aliran 

keagamaan, sebagian dari seluruh penjuru baik kota maupun 

desa, memeluk Injil ini, menyambutnya, dan oleh mereka Injil 

itu disampaikan kepada orang lain. Dengan demikian, mereka 

semua mendengar firman Tuhan Yesus, atau mungkin sudah 

mendengarnya. Mungkin Paulus kadang-kadang mengadakan 

perjalanan sendiri ke daerah pedesaan, untuk memberitakan 

Injil, atau mengirim utusan-utusan atau orang-orang yang me-

nyertai dia, dan dengan begitu firman Tuhan terdengar di se-

luruh wilayah itu. Sekarang mereka yang diam dalam kegelap-

an, telah melihat Terang yang besar. 

III. Tuhan  meneguhkan ajaran Paulus dengan mujizat-mujizat, yang 

menggugah rasa ingin tahu orang banyak tentang ajaran itu, 

membuat hati mereka terpatri padanya, dan menuntun mereka 

untuk mempercayainya (ay. 11-12). Heran mengapa kita belum 

membaca tentang satu mujizat pun yang diadakan Paulus sejak ia 

mengusir roh jahat dari seorang anak perempuan di Filipi. Meng-

apa ia tidak mengadakan mujizat di Tesalonika, Berea, dan Atena? 

Atau, jika ia mengadakannya, mengapa mujizat-mujizat itu tidak 

dicatat? Apakah keberhasilan Injil, tanpa mujizat-mujizat di kera-

jaan alam, dengan sendirinya merupakan suatu mujizat di kerajaan 

anugerah, dan kuasa Tuhan  yang menyertainya merupakan bukti 

bahwa ajaran ini berasal dari Tuhan , sehingga tidak diperlukan 

mujizat-mujizat lain? Sudah pasti bahwa di Korintus ia meng-

adakan banyak mujizat, meskipun Lukas tidak mencatat satu pun 

dari antaranya, sebab ia memberi tahu mereka (2Kor. 12:12) 

bahwa di antara tanda-tanda kerasulannya yaitu  mujizat-mujizat 

dan kuasa-kuasa.namun  di Efesus ini kita mendapati laporan 

Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12 

 

 825 

umum tentang bukti-bukti semacam itu, yang diberikannya un-

tuk menyatakan bahwa ia mengemban tugas Tuhan .  

1. Bukti itu yaitu  mujizat-mujizat khusus – Dynameis ou tychousas. 

Tuhan  mengerahkan kekuatan-kekuatan yang tidak bekerja menu-

rut peredaran alam seperti biasa: Virtutes non vulgares. Terjadi 

perkara-perkara yang sama sekali tidak mungkin terjadi sebab  

kebetulan atau penyebab-penyebab yang bukan Tuhan . Atau, 

mujizat-mujizat itu tidak saja (sebagaimana halnya dengan 

semua mujizat) di luar jalan umum, melainkan juga bahkan 

tidak biasa, mujizat-mujizat yang tidak akan pernah diadakan 

oleh tangan seorang rasul lain mana pun. Penentang-penentang 

Injil begitu berprasangka buruk sehingga mujizat-mujizat apa 

saja tidak akan meyakinkan mereka. Oleh sebab itu, Tuhan  me-

ngerahkan virtutes non quaslibet (demikianlah mereka mengarti-

kannya), sesuatu yang mengatasi jalan mujizat pada umumnya.  

2.  Bukan Paulus yang mengadakannya (Siapa itu Paulus, dan 

siapa itu Apolos?) melainkan Tuhan -lah yang mengadakan muji-

zat-mujizat itu oleh tangan Paulus. Paulus hanyalah alat, Tuhan -

lah Pelaku utamanya. 

3. Ia tidak hanya menyembuhkan orang sakit yang dibawa kepa-

danya, atau yang kepada mereka ia dibawa,namun  juga bahkan 

orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai 

oleh Paulus. Mereka mengambil saputangan Paulus, atau cele-

meknya, yang menurut sebagian orang dipakai Paulus pada 

waktu berdagang, dan dengan dipakaikan kepada orang sakit, 

orang sakit itu sembuh se saat . Atau, mereka membawa sa-

putangan si sakit, atau celemek mereka, atau topi mereka, 

atau penutup kepala mereka, dan meletakkannya selama be-

berapa saat di tubuh Paulus, lalu membawanya kepada si 

sakit itu. Pengertian pertama lebih mungkin. Sekarang digena-

pilah firman Kristus kepada murid-murid-Nya itu, pekerjaan-

pekerjaan yang lebih besar dari pada itu akan engkau lakukan. 

Kita pernah membaca tentang seseorang yang disembuhkan 

dengan menjamah jumbai jubah Kristus yang sedang Dia ke-

nakan, dan Ia merasa bahwa kuasa keluar dari pada-Nya. 

Tetapi di sini orang-orang disembuhkan oleh kain Paulus se-

sudah kain itu diambil dibandingkan nya. Kristus memberi  ke-

kuatan kepada para rasul-Nya untuk mengusir roh-roh jahat 

dan melenyapkan segala penyakit (Mat. 10:1). Maka kita pun 


 826

mendapati di sini bahwa orang-orang yang sudah disembuh-

kan Paulus memiliki  dua masalah ini: sebab lenyaplah 

penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. Keduanya me-

nandakan rancangan agung Injil dan keberhasilannya yang 

penuh berkat, yaitu kesembuhan penyakit rohani dan pembe-

basan jiwa-jiwa manusia dari kuasa dan pemerintahan Iblis. 

Cela bagi Tukang-tukang Jampi  

(19:13-20)  

13 Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, 

mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh ja-

hat dengan berseru, katanya:  Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus 

yang diberitakan oleh Paulus.” 14 Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh 

orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. 15namun  

roh jahat itu menjawab:  Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui,namun  

kamu, siapakah kamu?” 16 Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa 

mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga me-

reka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. 17 Hal itu di-

ketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang 

Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama 

Tuhan Yesus. 18 Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang 

dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan per-

buatan-perbuatan seperti itu. 19 Banyak juga di antara mereka, yang pernah 

melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan 

mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak. 

20 Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa. 

     Para pewarta Injil diutus untuk meneruskan peperangan melawan 

Iblis, dan dalam peperangan itu Kristus maju sebagai pemenang 

untuk merebut kemenangan. Pengusiran roh-roh jahat dari orang 

yang kerasukan merupakan satu contoh dari kemenangan Kristus 

atas Iblis itu.namun , untuk menunjukkan betapa ada banyak cara 

yang dipakai Kristus dalam kemenangan-Nya atas si musuh besar 

itu, kita mendapati dalam perikop di atas dua contoh yang luar 

biasa dari penaklukan-Nya terhadap Iblis, yaitu yang tidak hanya 

terjadi atas orang-orang yang dirasukinya dengan paksa,namun  

juga yang dengan sukarela mengabdi kepadanya.  

I. Di sini terjadi kebingungan pada beberapa pengikut Iblis, bebe-

rapa tukang jampi Yahudi yang berjalan keliling di negeri itu, yang 

memanfaatkan nama Kristus dengan sembarangan dan cemar 

dalam jampi-jampi mereka.namun  mereka harus membayar mahal 

atas kelancangan mereka itu. Amatilah, 

Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20 

 

 827 

1. Ciri-ciri umum dari orang yang bersalah atas kelancangan ini. 

Mereka yaitu  orang-orang Yahudi,namun  mereka ini tukang 

jampi yang suka berjalan keliling. Mereka berasal dari bangsa 

dan agama Yahudi,namun  berkeliling dari kota ke kota untuk 

mencari uang dengan ilmu sihir. Mereka berkeliling sambil me-

ramal peruntungan, dan berpura-pura menyembuhkan penya-

kit dengan mantra dan jampi-jampi. Mereka menyedot perhatian 

orang-orang yang sedang dirundung rasa sedih dan kalut. 

Mereka menyebut diri sebagai pengusir setan, sebab  dalam 

tipu daya mereka, mereka memakai jampi-jampi, dengan me-

nyebut nama si ini dan si itu yang punya kuasa. Orang-orang 

Yahudi yang percaya takhayul, untuk memberi  nama baik 

pada ilmu sihir ini, dengan jahat menganggap bahwa ilmu 

sihir itu ditemukan oleh Salomo. Demikianlah Yosefus (Antiq. 

8. 45-46) berkata bahwa Salomo menyusun mantra-mantra 

yang dengannya berbagai penyakit disembuhkan, dan setan-

setan diusir supaya tidak pernah kembali lagi. Pekerjaan ini 

tetap berjalan dan biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi 

pada zaman Yosefus. Dan Kristus tampak merujuk pada pe-

kerjaan ini  saat  berkata (Mat. 12:27), dengan kuasa siapa-

kah pengikut-pengikutmu mengusirnya? 

2. Sebuah laporan khusus tentang beberapa orang di Efesus 

yang menjalani hidup seperti ini dan waktu itu sedang singgah 

di sana dalam perjalanan mereka. Mereka yaitu  tujuh orang 

anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa 

(ay. 14). Sungguh menyedihkan melihat keturunan Yakub 

menjadi sedemikian merosot, terlebih jauh lagi keturunan 

Harun, keluarga yang secara khusus ditahbiskan bagi Tuhan . 

Benar-benar menyedihkan melihat siapa saja dari bangsa itu 

yang bersekutu dengan Iblis. Ayah mereka yaitu  imam ke-

pala, kepala dari salah satu dari dua puluh empat golongan 

imam. Orang akan berpikir bahwa anak-anak imam kepala ti-

dak akan kekurangan pekerjaan maupun dorongan, sekalipun 

jumlah mereka dua kali lipat.namun  mungkin kegilaan yang 

sia-sia, ngawur, dan nakal yang menjadikan mereka dukun-

dukun palsu, dan menjelajah ke seluruh dunia untuk me-

nyembuhkan rakyat jelata yang tidak berpikiran waras.  

3. Mereka bersalah atas kecemaran ini: Mereka mencoba menye-

but nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat. 


 828

Bukan seperti orang yang menghormati Kristus dan yakin 

pada nama-Nya, seperti yang kita baca tentang beberapa orang 

yang bukan murid-murid Kristus yang mengusir setan dalam 

nama-Nya (Luk. 9:49). Kristus memerintahkan murid-murid-

Nya untuk tidak membuat orang-orang seperti itu berkecil 

hati. Sebaliknya, anak-anak Skewa ini memakai nama Kristus 

sebagai orang yang suka mencoba-coba segala macam cara 

untuk meneruskan pekerjaan mereka yang jahat, dan, tam-

paknya, mereka memiliki  niat ini: Jika roh-roh jahat tun-

duk pada mantra yang diucapkan dalam nama Yesus oleh 

orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya, maka mereka 

akan berkata bahwa dengan demikian ajaran-Nya tidak benar, 

sebab  percaya atau tidak percaya kepada-Nya tidak ada 

bedanya. Sebab hasilnya sama saja, entah mereka percaya 

atau tidak. Dan sebaliknya, jika setan-setan tidak tunduk 

pada nama itu, mereka akan berkata bahwa nama Kristus 

tidak begitu berkuasa seperti nama-nama lain yang mereka 

gunakan, yang kepadanya setan-setan sering kali tunduk me-

lalui suatu kesepakatan. Mereka berkata, kami menyumpahi 

kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus. Bukan, 

 yang kami percayai, atau yang kepada-Nya kami bergantung, 

atau yang oleh-Nya kami diberi wewenang,” melainkan, yang 

diberitakan oleh Paulus. Seolah-olah mereka berkata,  Coba 

lihat apa yang bisa dilakukan oleh nama itu.” Ada para pengu-

sir setan dari gereja tertentu yang berpura-pura mengusir se-

tan dari orang yang kerasukan dengan mantra-mantra dan 

jimat-jimat yang tidak mereka mengerti, dan, sebab  tidak 

adanya perintah Tuhan , tidak dapat digunakan dengan iman. 

Mereka ini para pengikut tukang-tukang sihir Yahudi yang 

suka berkeliling ini. 

4. Kekacauan yang menimpa mereka sebagai akibat dari peker-

jaan mereka yang fasik itu. Janganlah mereka sesat, Tuhan  

tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan, tidak pula nama 

Yesus yang mulia dibiarkan dilacurkan untuk memenuhi tu-

juan yang keji seperti ini. Persamaan apakah yang ada 

antara Kristus dan Belial?  

(1) Roh jahat itu memberi mereka jawaban yang tajam (ay. 15): 

 Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui,namun  kamu, 

siapakah kamu? Aku tahu bahwa Yesus telah menakluk-

Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20 

 

 829 

kan pemerintah-pemerintah dan kuasa-kuasa, dan bahwa 

Paulus memiliki  wewenang dalam nama-Nya untuk 

mengusir setan.namun  kuasa apakah yang engkau miliki 

untuk memerintah kami dalam nama-Nya, atau siapakah 

yang memberimu kuasa seperti itu? Apa urusanmu menya-

takan kuasa Yesus, atau menyebut-nyebut kovenan dan 

perintah-Nya dengan mulutmu, padahal engkau membenci 

teguran-teguran-Nya” (Mzm. 50:16-17). Perkataan ini dita-

rik keluar dari mulut roh jahat oleh kuasa Tuhan , untuk 

memberi  kehormatan kepada Injil, dan untuk memper-

malukan orang-orang yang menggunakan nama Kristus 

dengan seenaknya. Para penguasa dan golongan anti-Kristen 

berpura-pura membela Yesus dan Paulus dengan begitu 

bersemangat, dan mendapat wewenang dari mereka. Te-

tapi,  saat  dilihat masalahnya, kepentingan duniawi sema-

talah yang mereka dukung. Bahkan, yang mereka dukung 

itu yaitu  musuh bagi agama yang benar: Yesus aku kenal, 

dan Paulus aku ketahui,namun  kamu, siapakah kamu?  

(2)  Orang yang dirasuk roh jahat itu memberi mereka sambut-

an yang tidak terduga. Ia menyerang mereka, dan menerpa 

mereka dengan begitu gila dan murkanya. Ia menggagahi 

mereka dan semua mantra mereka. Ia mengalahkan mereka, 

dan terlalu tangguh bagi mereka. Akibatnya mereka lari 

dari rumah orang itu bukan saja dengan telanjang melain-

kan juga luka-luka. Pakaian mereka robek, dan kepala mere-

ka hancur. Ini ditulis sebagai peringatan bagi semua orang 

yang menyebut nama Kristus,namun  tidak meninggalkan ke-

jahatan. Musuh yang sama yang mengalahkan mereka 

dengan godaan-godaannya akan mengalahkan mereka de-

ngan kengerian-kengeriannya. Dan percuma mereka meng-

usirnya jauh-jauh dalam nama Kristus, itu tidak akan 

menolong. Jika kita melawan Iblis dengan iman yang benar 

dan hidup dalam Kristus, maka Iblis akan lari dari kita. 

Tetapi jika kita berniat melawannya dengan hanya menggu-

nakan nama Kristus, atau mengutip salah satu firman-Nya, 

seperti kita mengutip mantra atau jimat, maka Iblis akan 

menang atas kita. 

5.  Perhatian orang banyak terhadap peristiwa ini, dan kesan baik 

yang mereka dapatkan (ay. 17): Hal itu diketahui oleh seluruh 


 830

penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. 

Peristiwa itu menjadi bahan pembicaraan seluruh kota. Dan 

sebagai akibatnya, 

(1) Orang banyak menjadi ketakutan: maka ketakutanlah me-

reka semua. Dalam peristiwa ini mereka melihat kejahatan 

setan yang mereka layani, dan kuasa Kristus yang mereka 

lawan. Dan kedua-duanya sungguh mengerikan. Mereka 

melihat bahwa nama Kristus tidak boleh dipermainkan, ti-

dak pula agama-Nya boleh dicampuradukkan dengan ke-

percayaan-kepercayaan takhayul dari agama kafir.  

(2) Tuhan  dimuliakan. Nama Tuhan Yesus, yang dengannya ham-

ba-hamba-Nya yang setia mengusir setan dan menyembuh-

kan penyakit, tanpa menemui perlawanan, menjadi makin 

masyhur. sebab  tampaklah sekarang bahwa nama-Nya 

mengatasi segala nama. 

II. Terjadi pertobatan pada hamba-hamba Iblis yang lain, disertai 

bukti-bukti dari pertobatan mereka. 

1. Orang yang sudah bersalah atas perbuatan-perbuatan jahat 

mengakuinya (ay. 18). Banyak orang yang sudah percaya dan 

dibaptis,namun  belum mengaku dosa secara terperinci, men-

jadi begitu ketakutan dengan peristiwa-peristiwa yang mema-

syhurkan nama Yesus Kristus ini. Sampai-sampai mereka da-

tang kepada Paulus, atau beberapa hamba Tuhan lain yang 

ada bersamanya, dan mengakui seperti apa jahatnya kehidup-

an mereka dulu, dan betapa banyaknya kefasikan yang telah 

mereka perbuat secara sembunyi-sembunyi, tanpa diketahui 

dunia – tipu muslihat rahasia dan kecemaran rahasia. Oleh 

sebab  semuanya ini, hati nurani mereka mendakwa mereka. 

Mereka mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut 

melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Mereka memper-

malukan diri sendiri, dan memberi  kemuliaan bagi Tuhan  

serta peringatan bagi orang lain. Pengakuan ini tidak keluar 

dari mulut mereka secara terpaksa, melainkan secara suka-

rela, untuk menenangkan hati nurani mereka, yang merasa 

ngeri oleh mujizat-mujizat yang belakangan ini terjadi. Perhati-

kanlah, di mana ada penyesalan dosa yang sungguh-sungguh, 

di situ ada pengakuan dosa yang tulus kepada Tuhan  dalam se-

Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20 

 

 831 

tiap doa, dan kepada sesama manusia yang sudah kita sakiti, 

jika  kita dituntut melakukannya. 

2. Orang yang sudah mempelajari buku-buku sesat membakar-

nya (ay. 19): Banyak juga di antara mereka, yang pernah mela-

kukan sihir, ta perierga – hal-hal yang tidak pantas. Multa nihil 

ad se pertinentia satagentes – sibuk dengan hal-hal yang tidak 

berguna (itulah kata yang digunakan, 2Tes. 3:11; 1Tim. 5:13). 

Mereka menghabiskan waktu mempelajari ilmu sihir dan ra-

malan, membaca buku-buku ramalan bintang, primbon, per-

untungan nasib, pemanggilan roh, tafsir mimpi, ramalan keja-

dian-kejadian masa depan, dan sejenisnya. Menurut sebagian 

orang, harus ditambahkan juga sandiwara, drama, kisah cinta, 

dan sajak-sajak cabul – histrionica, amatoria, saltatoria. Se-

telah hati nurani orang-orang ini lebih tergugah dari sebelum-

nya untuk melihat jahatnya perbuatan-perbuatan yang diajar-

kan oleh buku-buku itu, mereka mengumpulkan kitab-kitabnya 

lalu membakarnya di depan mata semua orang. Efesus ter-

kenal dengan penggunaan ilmu-ilmu sihir ini. Itulah sebabnya 

mantra dan jampi disebut Literæ Ephesiæ (Kesastraan Efesus – 

pen.). Di sana orang memenuhi rak buku mereka dengan 

buku-buku sejenis itu, dan, ada kemungkinan, mengundang 

guru-guru pribadi untuk mengajarkan ilmu-ilmu hitam itu ke-

pada mereka. Oleh sebab  itu, kehormatan Kristus dan Injil-

Nyalah yang semakin dijunjung tinggi dengan adanya kesaksian 

mulia melawan ilmu-ilmu aneh itu, di tempat di mana ilmu-

ilmu itu amat digemari. Kita bisa pastikan bahwa mereka di-

yakinkan mengenai kejahatan ilmu-ilmu sihir ini, dan bertekad 

untuk tidak mau lagi berurusan dengannya.namun  mereka me-

rasa tidak cukup jika tidak membakar buku-buku mereka.  

(1) Demikianlah mereka menunjukkan kemarahan yang kudus 

terhadap dosa-dosa yang sudah mereka perbuat. Seperti 

para penyembah berhala,  saat  bertobat, berkata kepada 

berhala-berhala mereka,  Keluar!” (Yes. 30:22), dan bahkan 

melemparkan berhala-berhala perak dan emas kepada 

tikus dan kelelawar (Yes. 2:20). Demikianlah, dengan hati 

kudus mereka membalas dendam pada hal-hal yang sudah 

memperalat mereka untuk berdosa, dan menyatakan keya-

kinan mereka yang kuat akan jahatnya semua itu, dan 


 832

bahwa apa yang dulunya mereka sukai sekarang mereka 

benci, setelah mereka tahu yang sebenarnya.  

(2) Demikianlah mereka menunjukkan tekad untuk tidak per-

nah lagi menggunakan ilmu-ilmu sihir itu dan buku-buku 

yang berhubungan dengannya. Mereka begitu yakin sepe-

nuhnya akan kejahatan dan bahaya dari buku-buku itu se-

hingga tidak mau membuang buku-buku itu di tempat 

yang dekat, yang masih bisa mereka datangi, sebab  takut 

kalau-kalau mereka berubah pikiran. Sebaliknya, sebab  

sudah bertekad teguh untuk tidak pernah menggunakan-

nya lagi, mereka membakarnya.  

(3) Demikianlah mereka menjauhkan godaan untuk kembali 

kepada buku-buku itu lagi. Seandainya mereka menyim-

pan buku-buku itu di tempat yang dekat, maka ada bahaya 

kalau-kalau,  saat  mereka tidak begitu yakin lagi seperti 

sekarang, mereka akan penasaran ingin melihatnya lagi, 

dan dengan demikian akan tergoda untuk menyukai dan 

menyenanginya lagi. Oleh sebab itu, mereka membakarnya. 

Perhatikanlah, orang yang benar-benar bertobat dari dosa 

akan menjaga diri sejauh mungkin dari apa yang bisa 

menuntun mereka untuk berdosa lagi.  

(4) Demikianlah mereka mencegah berbuat kejahatan kepada 

orang lain. Seandainya Yudas ada di dekat situ, ia akan 

berkata,  JuTuhan  buku-buku itu, dan sumbangkanlah uang-

nya kepada orang miskin.” Atau,  Pakailah uangnya untuk 

membeli Kitab Suci dan buku-buku bagus.”namun  siapa 

tahu akan jatuh ke tangan siapa buku-buku yang berba-

haya ini, dan kejahatan apa yang akan diperbuat olehnya? 

sebab  itu, jalan yang paling aman yaitu  membakar se-

muanya. Orang yang pulih dari dosa akan berbuat semam-

punya untuk menjaga orang lain supaya tidak jatuh ke 

dalam dosa itu, dan akan jauh lebih takut memberi  ke-

sempatan untuk berbuat dosa di jalan orang lain.  

(5) Demikianlah dengan hati kudus mereka memandang hina 

kekayaan dunia ini. Sebab harga buku-buku itu dihitung, 

mungkin oleh orang-orang yang membujuk mereka untuk 

tidak membakarnya, dan harganya didapati lima puluh ribu 

uang perak, jumlah yang sangat banyak waktu itu. Ada 

kemungkinan buku-buku itu langka, atau terlarang, dan 

Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20 

 

 833 

sebab  itu mahal. Mungkin mereka sudah membayar sangat 

mahal untuk buku-buku itu. Namun, sebab  itu yaitu  

buku-buku setan, walaupun mereka sampai begitu bodoh 

untuk membelinya, mereka tidak berpikir bahwa mahalnya 

buku-buku itu akan membenarkan mereka berlaku sede-

mikian jahat untuk menjualnya lagi. 

(6) Demikianlah mereka memberi kesaksian di muka umum 

tentang sukacita mereka atas pertobatan mereka dari per-

buatan-perbuatan yang fasik ini, seperti yang dilakukan 

Matius dengan mengadakan pesta besar  saat  Kristus me-

manggilnya dari rumah cukai. Orang-orang yang baru ber-

tobat ini berkumpul bersama-sama dalam membuat api 

unggun ini, dan mereka membuatnya di depan semua 

orang. Mereka bisa saja membakar buku-buku itu diam-

diam, setiap orang membakarnya di rumah sendiri.namun  

mereka memilih melakukannya bersama-sama, atas perse-

tujuan bersama, dan melakukannya di depan mata orang 

(seperti yang kita katakan), supaya Kristus dan anugerah-

Nya di dalam mereka menjadi semakin masyhur, dan se-

mua orang yang menyaksikannya semakin dibangun. 

III. Sekarang kita akan melihat laporan umum tentang perkembangan 

dan keberhasilan Injil di Efesus dan sekitarnya (ay. 20): Dengan 

jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa. 

Sungguh suatu pemandangan yang penuh berkat melihat firman 

Tuhan  tersiar dan berkuasa, seperti yang kita lihat di sini. Sungguh 

senang,   

1. Melihat firman Tuhan  tersiar luas, dengan bertambah banyaknya 

orang yang masuk ke dalam jemaat. jika  makin banyak 

orang yang dijamah oleh Injil, dan ditundukkan kepadanya, 

maka Injil tersiar. jika  orang-orang yang paling tampak 

tidak mungkin berserah padanya, dan paling keras menen-

tangnya, ditawan dan dibuat taat kepadanya, maka dapat di-

katakan Injil semakin berkembang dan makin berkuasa. 

2. Melihat firman Tuhan  berkuasa secara luas, dengan bertum-

buhnya pengetahuan dan anugerah pada orang-orang yang di-

tambahkan ke dalam jemaat. jika  kebobrokan-kebobrokan 

yang kuat dimatikan, kebiasan-kebiasaan keji diubah, adat 

istiadat yang jahat dan bertahan lama dipatahkan, dan dosa-


 834

dosa yang menyenangkan, menguntungkan, dan digemari di-

tinggalkan, maka Injil makin berkuasa. Dan Kristus di dalam-

nya maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. 

Huru-hara di Efesus  

(19:21-40) 

21 Kemudian dari pada semuanya itu Paulus bermaksud pergi ke Yerusalem 

melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya:  Sesudah berkunjung ke situ aku 

harus melihat Roma juga.” 22 Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya, 

yaitu Timotius dan Erastus, mendahuluinya ke Makedonia,namun  ia sendiri 

tinggal beberapa lama lagi di Asia. 23 Kira-kira pada waktu itu timbul huru-

hara besar mengenai Jalan Tuhan. 24 Sebab ada seorang bernama Demetrius, 

seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. 

Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-

tukangnya. 25 Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-

pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata:  Saudara-saudara, kamu 

tahu, bahwa kemakmuran kita yaitu  hasil perusahaan ini! 26 Sekarang ka-

mu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, 

tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak 

orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bu-

kanlah dewa. 27 Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada 

dalam bahaya untuk dihina orang,namun  juga kuil Artemis, dewi besar itu, 

berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis 

yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan ke-

hilangan kebesarannya.” 28 Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu 

mereka berteriak-teriak, katanya:  Besarlah Artemis dewi orang Efesus!” 29 

Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung 

kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia 

dan teman seperjalanan Paulus. 30 Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat 

itu,namun  murid-muridnya tidak mengizinkannya. 31 Bahkan beberapa pem-

besar yang berasal dari Asia yang bersahabat dengan Paulus, mengirim per-

ingatan kepadanya, supaya ia jangan masuk ke gedung kesenian itu. 32 

Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; 

yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan 

itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka

berkumpul. 33 Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh 

orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak tentang apa 

yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan tangannya dan mau memberi 

penjelasan sebagai pembelaan di depan rakyat itu. 34namun   saat  mereka 

tahu, bahwa ia yaitu  orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama 

kira-kira dua jam lamanya:  Besarlah Artemis dewi orang Efesus!” 35 Akan 

tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata:  Hai orang 

Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang 

memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya 

yang turun dari langit? 36 Hal itu tidak dapat dibantah, sebab  itu hendaklah 

kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. 37 Sebab kamu telah 

membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil 

dewi kita dan tidak menghujat namanya. 38 Jadi jika Demetrius dan tukang-

tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-

sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak 

mengajukan dakwaannya ke situ. 39 Dan jika ada sesuatu yang lain yang 

kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat

Kitab Kisah Para Rasul 19:21-40 

 

 835 

yang sah. 40 Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita 

menimbulkan huru-hara pada hari ini, sebab  tidak ada alasan yang dapat 

kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini.” Dan 

dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat itu. 

I. Paulus di sini dihadapkan pada suatu masalah di Efesus, persis 

 saat  ia hendak pergi dari sana, dan menyiapkan pekerjaan 

untuk dirinya di tempat lain. Lihatlah di sini, 

1. Bagaimana ia menyampaikan maksudnya untuk pergi ke tem-

pat-tempat lain (ay. 21-22). Ia seorang yang penuh dengan 

rancangan besar untuk Tuhan , dan memanfaatkan pengaruh-

nya seluas mungkin. Setelah menghabiskan waktu selama le-

bih dari dua tahun di Efesus,  

(1) Ia berencana mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia 

dan Akhaya, terutama di Filipi dan Korintus, dua kota 

utama dari masing-masing wilayah itu (ay. 21). Di sana dia 

sudah menanam jemaat-jemaat, dan sekarang ia ingin 

mengunjungi mereka. Ia bermaksud dalam roh (KJV), entah 

dalam rohnya sendiri, tanpa menyampaikan tujuannya ter-

lebih dahulu,namun  merahasiakannya sendiri. Atau melalui 

arahan Roh Kudus, yang memandu segala gerak-geriknya, 

dan yang oleh-Nya ia dipimpin. Ia bermaksud pergi dan me-

lihat bagaimana kelanjutan pekerjaan Tuhan  di tempat-tem-

pat itu, supaya bisa meluruskan apa yang salah dan men-

dorong apa yang baik.  

(2) Dari sana ia berencana pergi ke Yerusalem, untuk mengun-

jungi saudara-saudara seiman di sana, dan memberi  

laporan kepada mereka tentang terlaksananya keh