Kisah pararasul 21
muridnya lebih dahulu
ke setiap tempat di mana dia sendiri akan datang, yaitu untuk
mempersiapkan jalan baginya. Akwila dan Priskila bisa saja,
lewat percakapan pribadi, sebagai orang-orang Kristen yang
sangat pandai dan bijaksana, mencondongkan pikiran banyak
orang supaya mereka senang menerima Paulus pada waktu
dia datang nanti, dan supaya mereka memahami khotbahnya.
Itulah sebabnya Paulus menyebut mereka teman-teman seker-
jaku dalam Kristus Yesus (Rm. 16:3).
796
2. Di sana dia berkhotbah kepada orang-orang Yahudi di dalam
rumah ibadat mereka. Walaupun di sana dia hanya singgah
dalam perjalanannya, namun dia tidak mau pergi tanpa ber-
khotbah kepada mereka. Walaupun dia telah meninggalkan
orang-orang Yahudi di Korintus, yang suka menentang dan
menghujat, namun dia tidak mau, sebab mereka, menjauhi
rumah ibadat orang Yahudi di tempat-tempat lain. Dia tetap
menawarkan Injil kepada mereka terlebih dahulu. Kita tidak
boleh menyalahkan seluruh kelompok atau golongan orang ka-
rena sikap buruk sebagian dari mereka.
3. Orang-orang Yahudi di Efesus sama sekali tidak mengusir
Paulus. Mereka bahkan ingin dia tinggal bersama mereka (ay.
20): Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ,
untuk mengajar mereka tentang Injil Kristus. Mereka yaitu
keturunan yang lebih luhur budinya dan lebih baik dibandingkan
orang-orang Yahudi di Korintus, dan di tempat-tempat lain,
dan ini yaitu tanda bahwa Tuhan tidak benar-benar menolak
umat-Nya, melainkan memiliki sisa di antara mereka.
4. Paulus tidak mau tinggal dengan mereka untuk saat itu: Ia
tidak mengabulkannya. Ia minta diri. Dia harus pergi lebih
jauh. Dia harus dengan segala cara memelihara hari raya di
Yerusalem (KJV), bukan sebab merasa terikat dengan tugas
itu. Dia tahu bahwa hukum mengenai hari-hari raya tidak lagi
mengikat. Namun dia memiliki urusan di Yerusalem (apa pun
itu) yang sebaiknya dikerjakan pada waktu hari raya, saat
semua orang Yahudi dari semua daerah bertemu di situ. Kita
tidak diberi tahu hari raya yang mana, mungkin hari raya Pas-
kah, yang merupakan hari raya paling terkenal.
5. Dia mengisyaratkan bahwa setelah perjalanan ini dia bermak-
sud untuk datang dan melewatkan beberapa waktu di Efesus.
Undangan mereka yang ramah membuat dia berharap dapat
melakukan kebaikan di antara mereka. Sungguh baik jika se-
telah satu perbuatan baik selesai kita masih memiliki kesem-
patan lain untuk mengerahkan tenaga untuk berbuat baik:
Aku akan kembali kepada kamu. Namun dia menyisipkan sya-
rat yang penting itu, jika Tuhan menghendakinya. Waktu kita
ada di tangan Tuhan . Kita berencana, namun Dialah yang me-
nentukan. Oleh sebab itu kita harus membuat semua janji-
janji kita dengan tunduk kepada kehendak Tuhan . Jika Tuhan
Kitab Kisah Para Rasul 18:18-23
797
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu. Aku
akan kembali kepada kamu, jika Roh Yesus mengizinkan aku
(16:7). Inilah yang terjadi pada diri Paulus. Bukan hanya jika
Pemelihara mengizinkan, namun jika Tuhan tidak memerintah-
kan aku pergi ke arah yang berlawanan.
III. Kunjungan Paulus ke Yerusalem. Ini yaitu kunjungan yang sing-
kat, namun merupakan tanda penghargaan bagi jemaat induk yang
sejati itu.
1. Dia datang melalui laut ke pelabuhan yang berdekatan dengan
Yerusalem. Bertolaklah ia dari Efesus (ay. 21), dan ia sampai di
Kaisarea (ay. 22). Dia memilih pergi melalui laut demi kecepatan
dan keamanan, dan supaya dia dapat melihat pekerjaan-peker-
jaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tem-
pat yang dalam. Yope pernah menjadi pelabuhan bagi Yeru-
salem, namun Herodes memperbaiki Kaisarea, dan pelabuhan
Yope tidak aman, sehingga Kaisarealah yang umumnya digu-
nakan.
2. Dia naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, yang me-
nurut saya jelas berarti jemaat di Yerusalem, yang secara khu-
sus disebut jemaat, sebab di sanalah jemaat Kristen dimulai
(15:4). Paulus menganggap perlu menampakkan diri di antara
mereka, supaya mereka tidak berpikir bahwa kesuksesannya
di antara mereka, dan di antara orang-orang Yunani, membuat
dia merasa lebih tinggi dibandingkan mereka, atau menjauhkan diri
dari mereka, atau bahwa kehormatan yang diberikan Tuhan
kepadanya membuat dia tidak menganggap perlu menghormati
mereka. Kepergiannya untuk memberi salam kepada jemaat di
Yerusalem mengisyaratkan,
(1) Bahwa itu yaitu kunjungan yang sangat bersahabat,
benar-benar dari maksud hati yang baik, untuk menanya-
kan keadaan mereka, dan untuk menyatakan bahwa dia
sungguh-sungguh berniat baik terhadap mereka. Perhati-
kanlah, bertambahnya teman baru seharusnya tidak mem-
buat kita melupakan teman-teman lama. Sebaliknya,
orang-orang baik, dan hamba-hamba Tuhan yang baik, se-
harusnya senang menghidupkan kembali pertemanan sebe-
lumnya. Hamba-hamba Tuhan di Yerusalem yaitu pendu-
798
duk tetap, sedang Paulus terus berkeliling, namun dia
tetap berhubungan baik dengan mereka. Dengan demikian
mereka dapat ikut bersukacita dengan perjalanannya, dan
dia juga dapat turut bersuka saat mereka terus tinggal di
Yerusalem, dan mereka dapat saling memberi selamat dan
mendoakan agar selamat dan berhasil.
(2) Bahwa itu hanyalah kunjungan singkat. Dia naik ke darat
dan memberi salam kepada mereka, mungkin dengan cium
kudus, dan tidak tinggal dengan mereka. Kunjungan itu ha-
nya dimaksudkan untuk pertemuan singkat, namun Paulus
menempuh perjalanan panjang untuk itu. Ini bukanlah du-
nia di mana kita harus bersama-sama. Umat Tuhan yaitu
dunia, disebarkan dan ditaburkan. Namun bagus juga ber-
temu satu sama lain sesekali, kalaupun hanya untuk
bertemu satu sama lain. Dengan begitu kita bisa menguat-
kan rasa saling mengasihi, menjaga persekutuan rohani kita
satu sama lain dengan lebih baik walaupun berjauhan, dan
semakin merindukan Yerusalem sorgawi yang di dalamnya
kita berharap bisa bersama-sama untuk selamanya.
IV. Paulus kembali melalui daerah-daerah di mana sebelumnya dia
sudah memberitakan Injil.
1. Ia berangkat ke Antiokhia dan beberapa hari lamanya ia tinggal
di situ, bersama dengan teman-teman lamanya di situ. Dari
situlah dia pertama kali diutus untuk berkhotbah di antara
orang-orang bukan-Yahudi (13:1). Dia pergi ke Antiokhia, un-
tuk menyegarkan dirinya dengan bertemu dan bercakap-cakap
dengan hamba-hamba Tuhan di sana. Sungguh suatu penye-
garan yang sangat baik bagi seorang hamba Tuhan yang setia,
jika sejenak dapat berkumpul dengan saudara-saudaranya.
sebab , seperti besi menajamkan besi, demikian pula orang
menajamkan sesamanya. Kedatangan Paulus ke Antiokhia
membangkitkan kenangan hari-hari sebelumnya, yang akan
memperlengkapi dia dengan bahan ucapan syukur yang baru.
2. Kemudian dia menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia, di
mana dia sudah memberitakan Injil, dan menanam gereja-ge-
reja, yang walaupun hanya disebut sepintas lalu (16:6), namun
merupakan pekerjaan yang gemilang. Ini tampak dalam Gala-
tia 4:14-15, saat Paulus membicarakan tentang dia mem-
Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28
799
beritakan Injil kepada orang-orang Galatia untuk pertama
kalinya, dan mereka menyambut dia sama seperti menyambut
seorang malaikat Tuhan . Jemaat-jemaat pedesaan ini (sebab
memang demikianlah mereka adanya [Gal. 1:2], dan kita tidak
membaca adanya sebuah jemaat yang berasal dari kota mana
pun di Galatia) Paulus kunjungi secara berurutan (KJV) menu-
rut letak mereka, menyirami apa yang telah ditanam melalui
tangannya, dan meneguhkan hati semua murid. Kedatangan-
nya di antara mereka, dan pengakuannya atas mereka, sangat
meneguhkan hati mereka dan hamba-hamba Tuhan yang me-
layani mereka. Dukungan Paulus memberi mereka semangat,
namun bukan hanya itu saja. Dia juga mengkhotbahkan
kepada mereka hal-hal yang meneguhkan hati mereka, yang
menguatkan iman mereka kepada Kristus, ketetapan hati me-
reka bagi Kristus, dan kasih mereka yang saleh kepada-Nya.
Murid-murid perlu diteguhkan hatinya, sebab mereka diling-
kupi dengan kelemahan. Hamba-hamba Tuhan harus ber-
usaha sedapat mungkin meneguhkan hati mereka semua, de-
ngan mengarahkan mereka kepada Kristus, dan memimpin
mereka supaya hidup bergantung kepada Dia, yang kuasa-Nya
menjadi sempurna dalam kelemahan, dan yang yaitu kekuatan
dan mazmur mereka.
Peran Apolos
(18:24-28)
24 Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang
berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir
dalam soal-soal Kitab Suci. 25 Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan
Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar ten-
tang Yesus,namun ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. 26 Ia mulai mengajar
dengan berani di rumah ibadat.namun setelah Priskila dan Akwila mende-
ngarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti men-
jelaskan kepadanya Jalan Tuhan . 27 sebab Apolos ingin menyeberang ke
Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di
situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh
kasih karunia Tuhan , menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang
yang percaya. 28 Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang
Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus
yaitu Mesias.
Sejarah suci meninggalkan Paulus dalam perjalanan-perjalanannya
dan berlanjut di sini untuk menemui Apolos di Efesus, dan untuk
800
memberi kita gambaran tentang dia, yang kita perlukan untuk me-
mahami beberapa bagian dalam surat-surat Paulus.
I. Di sini diceritakan mengenai dirinya, saat dia datang ke Efesus.
1. Dia yaitu seorang Yahudi, berasal dari Aleksandria di Mesir,
namun lahir dari orangtua Yahudi. Ada banyak sekali orang
Yahudi di kota itu, sejak tersebarnya bangsa itu, seperti yang
dinubuatkan dalam Ulangan 28:68, TUHAN akan membawa
engkau kembali ke Mesir. Namanya bukanlah Apolo, nama
salah satu dewa penyembah berhala, melainkan Apolos, yang
menurut sebagian orang sama dengan Apeles (Rm. 16:10).
2. Dia memiliki talenta-talenta yang luar biasa, dan sangat cocok
untuk melayani orang banyak. Dia seorang yang fasih ber-
bicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci Perjanjian
Lama, yang dengannya ia dibesarkan sebagai orang Yahudi.
(1) Dia sangat mahir berbahasa: seorang yang fasih berbicara.
Dia yaitu anēr logios seorang yang bijaksana, menurut
sebagian orang, atau seorang yang terpelajar, menurut se-
bagian lainnya. Dia yaitu historiarum peritus seorang
ahli sejarah yang pandai, yang sangat memenuhi syarat
untuk melayani. Dia yaitu seorang yang dapat menga-
takan hal-hal yang baik, demikianlah artinya yang sesuai.
Ia seorang yang menyampaikan hal-hal bijaksana. Dia ter-
kenal sebab berbicara dengan tepat dan sesuai dengan
permasalahannya, lengkap dan fasih, mengenai apa pun.
(2) Dia sangat menguasai bahasa kitab suci, dan inilah kefa-
sihan yang membuatnya luar biasa. Dia datang ke Efesus,
sebagai orang yang sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci,
demikianlah kata-katanya. sebab memiliki kecakapan meng-
uraikan kitab suci, dia datang ke Efesus, sebuah tempat yang
dikunjungi banyak orang, untuk menawarkan talentanya,
bagi kehormatan Tuhan dan kebaikan untuk orang banyak.
Dia tidak hanya cakap dalam hal Kitab Suci, dapat
mengutip ayat-ayat di luar kepala, dan mengulanginya, dan
memberi tahu Anda di mana ayat-ayat itu bisa ditemukan
(banyak orang Yahudi duniawi yang seperti itu, yang oleh
sebab itu disebut memiliki kegenapan segala kepandaian
dan ketepatan menurut hukum). Namun dia bukan hanya
Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28
801
seperti itu, melainkan juga sangat mahir dalam soal-soal
Kitab Suci. Dia memahami maksud dan artinya, bagaimana
menggunakan dan menerapkannya, bagaimana memberi
penjelasan berdasarkan Kitab Suci, dan memberi penjelas-
an yang kuat. Kuasa yang meyakinkan, berwibawa, dan
tegas menyertai seluruh penjelasannya yang terperinci dan
penerapan-penerapannya dari Kitab Suci. Mungkin saja dia
telah membuktikan pengetahuannya tentang Kitab Suci
dan kemampuannya di bidang itu di banyak rumah ibadat
orang Yahudi.
3. Dia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Artinya,
dia sudah sedikit mengenal ajaran Kristus, sudah mendapat-
kan gagasan umum tentang Injil dan dasar-dasar agama Kris-
ten, bahwa Yesus yaitu Kristus dan yaitu benar-benar Nabi
yang akan datang ke dalam dunia. Pemberitahuan awal ten-
tang hal ini pastilah sudah diterima oleh seseorang yang sa-
ngat mahir dalam soal-soal Kitab Suci seperti Apolos, dan oleh
sebab itu memahami tanda-tanda zaman. Dia menerima peng-
ajaran, katēchēmenos dia diajari tentang iman (demikianlah
arti kata ini ), oleh orangtuanya atau oleh hamba-hamba
Tuhan. Dia diajari sedikit tentang Kristus dan jalan keselamatan
melalui Dia. Barangsiapa mau mengajar orang lain haruslah
diajar terlebih dulu firman Tuhan, bukan hanya supaya bisa
berbicara mengenainya, melainkan juga supaya menjalaninya.
Tidak cukup jika lidah kita mengucapkan firman Tuhan, kaki
kita pun harus mengikuti jalan Tuhan.
4. Namun dia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Dia menerima
pengajaran tentang Injil Kristus sejauh yang dibawakan oleh
pelayanan Yohanes, dan tidak lebih jauh dari itu. Dia lebih
mengenal persiapan jalan untuk Tuhan oleh suara orang yang
berseru-seru di padang gurun, dibandingkan jalan Tuhan itu sen-
diri. Kita tidak bisa tidak berpikir bahwa dia sudah mendengar
tentang kematian dan kebangkitan Kristus, namun dia tidak
dituntun untuk mengetahui misteri hal-hal ini . Dia be-
lum mendapatkan kesempatan untuk bercakap-cakap dengan
satu pun dari rasul-rasul itu sejak pencurahan Roh Kudus.
Atau, dia sendiri sudah dibaptis hanya dengan baptisan Yoha-
nes, namun belum dibaptis dengan Roh Kudus, seperti rasul-
rasul pada hari Pentakosta.
802
II. Di sini ada kegunaan dan kemajuan karunia-karunia Apolos di
Efesus. Dia datang ke sana mencari kesempatan untuk melakukan
dan mendapatkan kebaikan, dan dia menemukan keduanya.
1. Di sana dia menggunakan karunia-karunianya dengan sangat
baik di tengah masyarakat. Dia datang, mungkin, sebab dian-
jurkan kepada rumah ibadat orang Yahudi sebagai orang yang
pantas menjadi guru di sana. Dan sesuai dengan pengetahuan
yang dia miliki dan kasih karunia menurut ukuran pemberian
Kristus, dia bersedia dipekerjakan (ay. 25): Dengan bersema-
ngat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus.
Walaupun tidak memiliki karunia-karunia mujizat dari Roh
Kudus seperti para rasul, Apolos menggunakan karunia yang
dia miliki, sebab pembagian karunia Roh, apa pun ukurannya,
dikaruniakan kepada tiap-tiap orang untuk kepentingan ber-
sama. Dan Juruselamat kita, melalui sebuah perumpamaan,
bermaksud mengajar hamba-hamba-Nya bahwa walaupun me-
reka hanya memiliki satu talenta, mereka tidak boleh mengu-
burkannya. Kita sudah melihat bagaimana Apolos memenuhi
syarat dengan pikiran yang pandai dan lidah yang fasih: dia
seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal
Kitab Suci. Dia sudah menyimpan persediaan yang baik beru-
pa pengetahuan yang berguna, dan memiliki kecakapan yang
sangat baik untuk menyampaikannya. Marilah sekarang kita
melihat apa lagi yang membuatnya pantas dipuji sebagai se-
orang pengkhotbah. Teladannya pantas diketahui semua peng-
khotbah.
(1) Dia yaitu seorang pengkhotbah yang bersemangat dan
bersungguh-sungguh. Selain memiliki kepala yang baik, dia
juga memiliki hati yang baik. Dia bersemangat (KJV: menyala-
nyala di dalam Roh). Di dalam dirinya dia memiliki nyala
api Tuhan dan sinar Tuhan yang sangat besar, yang berkobar-
kobar dan cemerlang. Dia penuh semangat bagi kemuliaan
Tuhan , dan bagi keselamatan jiwa-jiwa yang berharga. Ini
tampak, baik dalam keberaniannya berkhotbah saat di-
panggil untuk itu oleh pejabat-pejabat rumah ibadat, mau-
pun dalam semangatnya saat berkhotbah. Dia berkhot-
bah dengan segala kesungguhan hati, dan sepenuh hati
dalam bekerja. Alangkah bagusnya perpaduan yang ada di
Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28
803
sini! Ada banyak orang yang bersemangat, namun lemah
dalam hal pengetahuan, dalam memahami Kitab Suci
tidak bisa mencari kata-kata yang sesuai dan banyak
menggunakan kata-kata yang tidak sesuai. Dan di sisi lain,
banyak yang cukup fasih, sangat mahir dalam soal-soal
Kitab Suci, terpelajar, dan bijaksana, namun tidak memiliki
gairah atau semangat. Di sini ada manusia kepunyaan
Tuhan yang lengkap, diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik. Fasih dan juga bersemangat, penuh dengan penge-
tahuan Tuhan dan juga kesungguhan hati yang Tuhan .
(2) Dia yaitu seorang pengkhotbah yang rajin dan tekun. Dia
berbicara dan dengan teliti ia mengajar. Dia berjerih payah
dalam berkhotbah, apa yang dia sampaikan disusun de-
ngan teliti. Dan dia tidak mempersembahkan kepada Tuhan ,
atau kepada rumah ibadat, apa yang tidak berharga atau
tidak membutuhkan pengorbanannya. Pertama dia menyu-
sunnya dalam hatinya sendiri, barulah kemudian berusaha
memengaruhi orang-orang yang mendengarkan khotbah-
nya. Dengan teliti ia mengajar, akribōs teliti atau saksama,
tepat. Semua yang dia katakan sudah dipertimbangkan
baik-baik.
(3) Dia yaitu seorang pengkhotbah Injili. Walaupun dia ha-
nya mengetahui baptisan Yohanes, namun itu yaitu awal
dari Injil Kristus, dan dia tetap berpegang dengan itu. Se-
bab, ia mengajarkan tentang Tuhan, tentang Kristus Tu-
han, hal-hal yang cenderung membuka jalan bagi-Nya, dan
memuliakan Dia. Hal-hal yang menyinggung kerajaan Me-
sias yaitu pokok-pokok yang dia pilih untuk dia tekan-
kan. Bukan tentang hukum upacara keagamaan, walaupun
itu akan menyenangkan orang-orang Yahudi yang mende-
ngarkan dia. Bukan juga tentang filosofi bangsa bukan-
Yahudi, walaupun dia dapat membicarakannya dengan sa-
ngat baik, melainkan tentang Yesus.
(4) Dia yaitu seorang pengkhotbah yang berani. Ia mulai meng-
ajar dengan berani di rumah ibadat, sebagai seorang yang,
sebab sudah memiliki keyakinan di dalam Tuhan , tidak
takut kepada manusia. Dia berbicara sebagai seorang yang
mengetahui kebenaran kata-katanya dan tidak ragu-ragu
mengenainya. Dia mengetahui betapa berharganya apa
804
yang dia katakan dan tidak takut menderita untuk itu. Di
rumah ibadat, di mana orang-orang Yahudi bukan hanya
hadir melainkan juga memiliki kuasa, di sanalah dia ber-
khotbah tentang Tuhan , walaupun mengetahui bahwa me-
reka berprasangka buruk tentang khotbah seperti itu.
2. Di sana Apolos mengalami banyak peningkatan dengan karu-
nia-karunianya secara pribadi, bukan melalui pendidikan,
melainkan melalui percakapannya dengan Priskila dan Akwila.
Kalau Paulus atau rasul atau penginjil lainnya ada di Efesus,
mereka pasti akan mengajar dia. Namun, sebab tidak ada
bantuan yang lebih baik, Priskila dan Akwila (yang yaitu
pembuat tenda) dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan
Tuhan . Perhatikanlah,
(1) Akwila dan Priskila mendengarkan dia berkhotbah di ru-
mah ibadat. Walaupun pengetahuannya jauh lebih sedikit
dibandingkan mereka, namun, sebab dia memiliki karunia
yang sangat baik untuk melayani orang banyak, mereka
mendukung pelayanannya, dengan rajin menghadirinya se-
cara tetap. Demikianlah hamba-hamba muda yang penuh
harapan seharusnya didukung oleh orang-orang Kristen
dewasa, sebab sudah sepatutnya mereka menggenapkan
seluruh kebenaran.
(2) Mereka menemukan bahwa pengetahuan Apolos tentang
agama Kristen tidak sempurna. sebab nya mereka mem-
bawa dia ke rumah mereka, untuk menginap di rumah
yang sama dengan mereka, dan dengan teliti menjelaskan
kepadanya Jalan Tuhan , jalan keselamatan melalui Yesus
Kristus, dengan lebih sempurna (KJV). Mereka tidak meman-
faatkan kekurangan yang mereka temukan untuk meren-
dahkan dia, atau menjatuhkan dia di hadapan orang lain.
Mereka tidak menyebut dia sebagai seorang pengkhotbah
muda yang mentah, tidak pantas untuk naik ke atas mim-
bar, melainkan menganggap kekurangannya itu sebagai ke-
rugian bagi pekerjaannya itu sebab hanya mengetahui
baptisan Yohanes. Dan, sebab mereka sendiri mendapat-
kan banyak pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran
Injil melalui percakapan mereka yang panjang dan akrab
dengan Paulus, mereka menyampaikan apa yang mereka
Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28
805
ketahui kepadanya, dan memberi dia uraian yang terang,
jelas, dan teratur tentang hal-hal yang sebelumnya mem-
buat dia bingung.
[1] Lihatlah di sini sebuah contoh dari apa yang sudah Kris-
tus janjikan, bahwa setiap orang yang memiliki , kepa-
danya akan diberi. Orang yang memiliki , dan meng-
gunakan apa yang dia punyai, akan memiliki lebih
banyak lagi. Orang yang dengan rajin mempergunakan
talentanya menggandakannya dengan cepat.
[2] Lihatlah teladan kebaikan Kristen sejati pada diri Akwila
dan Priskila. Mereka melakukan kebaikan sesuai de-
ngan kemampuan mereka. Akwila, walaupun memiliki
pengetahuan yang banyak, namun tidak berusaha ber-
bicara di rumah ibadat, sebab dia tidak memiliki ka-
runia untuk melayani orang banyak seperti Apolos. Na-
mun dia memperlengkapi Apolos dengan bahan-bahan
yang dibutuhkan, dan lalu membiarkan dia mengung-
kapkannya dengan kata-kata yang dapat diterima. Meng-
ajar orang-orang Kristen muda dan hamba-hamba Tuhan
muda, yang memiliki niat baik dan bekerja dengan baik,
secara pribadi melalui percakapan, yaitu sebuah pela-
yanan yang sangat baik, bagi mereka dan bagi jemaat.
[3] Lihatlah teladan kerendahan hati Apolos. Dia yaitu
seorang pemuda yang sangat cerdas, memiliki bakat
dan pengetahuan yang hebat, baru saja lulus dari uni-
versitas, seorang pengkhotbah terkenal, dan mendapat-
kan banyak sekali pujian dan pengikut. Namun dia me-
nyadari bahwa Akwila dan Priskila yaitu orang-orang
Kristen yang bijaksana dan sungguh-sungguh, yang
dapat berbicara dengan cerdas dan berdasarkan penga-
laman tentang Tuhan . Walaupun mereka hanyalah tu-
kang, tukang kemah yang miskin, dia senang menerima
pengajaran dari mereka, diberi tahu tentang kekurang-
an dan kesalahannya, kesalahan-kesalahannya diper-
baiki, dan kekurangan-kekurangannya dibereskan. Mu-
rid-murid muda bisa memperoleh banyak hal melalui
percakapan dengan orang-orang Kristen tua, seperti pela-
jar-pelajar muda hukum Taurat dengan orang-orang tua
yang telah berpengalaman dalam menjalankannya. Wa-
806
laupun telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan,
Apolos tidak berhenti pada pengetahuan yang telah dite-
rimanya saja, atau menganggap dirinya memahami aga-
ma Kristen sebaik orang lain (yang merupakan kecende-
rungan pemuda yang angkuh dan sombong). Dia ingin
supaya Jalan Tuhan dijelaskan secara terperinci kepa-
danya dengan lebih sempurna. Orang yang tahu banyak
seharusnya benar-benar ingin mengetahui lebih banyak
lagi, dan mengetahui apa yang mereka ketahui dengan
lebih baik, berusaha terus maju menuju kesempurnaan.
[4] Di sini ada teladan seorang perempuan baik, yang
walaupun tidak diizinkan berbicara di dalam jemaat
atau di dalam rumah ibadat, namun melakukan kebaikan
dengan pengetahuan yang Tuhan berikan kepadanya da-
lam percakapan pribadi. Paulus menghendaki perempuan-
perempuan yang tua cakap mengajarkan hal-hal yang
baik (Tit. 2:3).
III. Di sini Apolos mendapatkan kehormatan yang lebih tinggi untuk
melayani jemaat Korintus, di mana dia bisa mengerjakan lebih
banyak hal berguna dibandingkan di Efesus saat itu. Paulus sudah
memulai pekerjaan di Akhaya dan terutama di kota Korintus.
Banyak yang tergerak oleh khotbahnya untuk menerima Injil, dan
mereka perlu diteguhkan. Demikian pula banyak yang tersing-
gung lalu menentang Injil, dan mereka perlu dikalahkan dalam
perdebatan. Paulus sudah pergi, dan dipanggil untuk mengerja-
kan pekerjaan lain, dan sekarang ada kesempatan baik bagi
Apolos untuk mengisi lowongan ini. Dia lebih cocok menyirami
dibandingkan menanam, membangun orang-orang yang sudah ada di
dalam dibandingkan membawa masuk orang-orang yang ada di luar.
Nah di sini terdapat,
1. Panggilannya untuk pelayanan ini, bukan melalui sebuah peng-
lihatan, sebagaimana Paulus dipanggil ke Makedonia, bukan
juga melalui undangan orang-orang yang akan dia kunjungi, me-
lainkan,
(1) Dia sendiri ingin pergi: Apolos ingin menyeberang ke Akhaya.
sebab mendengar tentang keadaan jemaat-jemaat di sana,
dia berpikir hendak mencoba kebaikan apa yang bisa dia
Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28
807
lakukan di antara mereka. Walaupun di sana ada orang-
orang yang terkenal sebab karunia-karunia roh, namun
Apolos berpikir ada sesuatu yang bisa dia kerjakan, dan
Tuhan mencondongkan pikirannya ke situ.
(2) Teman-temannya mendorong dia untuk pergi dan menye-
tujui maksudnya. Dan sebab dia benar-benar asing di
sana, mereka memberinya sepucuk surat keterangan atau
surat pengantar bagi dia, yang mengimbau murid-murid di
Akhaya untuk menjamu dan mempekerjakan dia. Dengan
cara ini, dan cara-cara lainnya, persekutuan jemaat-jemaat
dipelihara, yaitu dengan memuji anggota-anggota dan
hamba-hamba Tuhan agar mereka saling menerima, saat
hamba-hamba Tuhan, seperti Apolos di sini, ingin pindah.
Walaupun orang-orang di Efesus sangat kehilangan karya-
karyanya, mereka tidak iri dengan manfaat yang dida-
patkan orang-orang di Akhaya. Sebaliknya, mereka menggu-
nakan hubungan baik mereka dengan jemaat di Akhaya
untuk memperkenalkan Apolos. sebab jemaat-jemaat Kris-
tus, walaupun banyak, namun merupakan satu kesatuan.
2. Keberhasilannya dalam pelayanan ini, yang memenuhi mak-
sud dan harapannya. sebab ,
(1) Orang-orang percaya sangat dibangun, dan orang-orang
yang telah menerima Injil sangat diteguhkan: Ia, oleh kasih
karunia Tuhan , menjadi seorang yang sangat berguna bagi
orang-orang yang percaya. Perhatikanlah,
[1] Orang-orang yang percaya kepada Kristus menjadi per-
caya sebab anugerah. Itu bukan hasil usaha mereka, te-
tapi pemberian Tuhan . Itu yaitu pekerjaan-Nya di dalam
mereka.
[2] Orang-orang yang menerima anugerah memang per-
caya, namun masih membutuhkan bantuan. Selama
mereka ada di sini di dunia ini, ada sisa-sisa ketidak-
percayaan, dan sesuatu yang kurang dalam iman mereka
yang harus disempurnakan, dan pekerjaan iman yang
harus diselesaikan.
[3] Hamba-hamba Tuhan yang setia dapat dengan banyak
cara membantu orang-orang yang sebab anugerah be-
nar-benar percaya. Sudah menjadi tugas mereka untuk
808
membantu mereka, banyak-banyak membantu mereka.
Dan, saat kuasa Tuhan menyertai mereka, mereka akan
berguna bagi orang-orang itu.
(2) Orang-orang yang tidak percaya sangat dipermalukan. Ke-
beratan-keberatan mereka sepenuhnya terjawab, kebodohan
dan kesesatan alasan-alasan mereka terungkap, sehingga
mereka tidak bisa mengatakan apa-apa untuk tetap me-
nentang Injil. Mulut mereka dibungkam, dan mereka men-
jadi malu (ay. 28): Dengan tak jemu-jemunya ia membantah
orang-orang Yahudi di muka umum, di hadapan banyak
orang. Dia melakukannya eutonōs dengan sungguh-sung-
guh, dan dengan sangat berapi-api. Dia berusaha keras me-
lakukannya, dengan sepenuh hati, sebagai seorang yang
benar-benar ingin melayani kepentingan Kristus dan me-
nyelamatkan jiwa-jiwa manusia. Dia melakukannya dengan
berhasil dan benar-benar memuaskan. Dia melakukannya
levi negotio dengan keahlian. Perkaranya begitu jelas, dan
penjelasan-penjelasan dari pihak Kristus sangat kuat,
sehingga mudah untuk mematahkan semua yang dikata-
kan orang-orang Yahudi untuk menentang Injil. Walaupun
mereka sangat sengit, namun alasan-alasan mereka sangat
lemah sehingga tidak membantu perlawanan mereka. Nah,
tujuan Apolos yaitu meyakinkan mereka bahwa Yesus
yaitu Mesias, bahwa Dia yaitu Mesias yang telah dijanji-
kan kepada para nenek moyang, yang akan datang itu, dan
supaya mereka jangan mencari yang lain. Jika saja orang-
orang Yahudi insaf akan hal ini, bahwa Yesus yaitu Kris-
tus, maka hukum mereka sendiri pun akan mengajar mereka
untuk mendengarkan dia. Perhatikanlah, tugas hamba-
hamba Tuhan yaitu memberitakan Kristus: Bukan diri
kami yang kami beritakan,namun Yesus Kristus sebagai
Tuhan. Cara yang dia pakai untuk meyakinkan mereka
yaitu dari Kitab Suci. Dari sanalah dia mendapatkan alasan-
alasannya, sebab orang-orang Yahudi mengakui bahwa
Kitab Suci memiliki wewenang Tuhan , dan mudah saja bagi
dia, yang sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci, untuk
menunjukkan dari Kitab Suci bahwa Yesus yaitu Kristus.
Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan harus mampu bukan
hanya memberitakan kebenaran, namun juga membuktikan
Kitab Kisah Para Rasul 18:24-28
809
dan mempertahankannya, dan meyakinkan para penyangkal
dengan lemah lembut namun juga dengan kekuatan, dengan
menuntun orang yang suka melawan. Dan inilah pelayanan
sesungguhnya bagi jemaat.
PASAL 19
alam pasal sebelumnya kita meninggalkan Paulus yang sedang
berkeliling mengunjungi jemaat-jemaat (18:23).namun kita tidak
lupa, tidak pula dia, akan janji yang diucapkannya kepada sahabat-
sahabatnya di Efesus, untuk kembali kepada mereka, dan tinggal se-
lama beberapa waktu di sana. Sekarang, pasal ini menunjukkan ke-
pada kita bagaimana ia menggenapi janji itu, datang ke Efesus, dan
tinggal di sana selama dua tahun. Di sini kita diberi tahu,
I. Bagaimana ia bekerja keras di sana memberitakan firman dan
mengajar. Bagaimana ia mengajar beberapa saudara yang le-
mah yang belum beranjak lebih jauh dari baptisan Yohanes
(ay. 1-7). Bagaimana ia mengajar selama tiga bulan di rumah
ibadat orang Yahudi (ay. 8). Dan, saat terusir dari rumah
ibadat, bagaimana ia mengajar bangsa-bangsa bukan-Yahudi
dalam waktu yang lama di sebuah tempat pengajaran umum
(ay. 9-10), serta bagaimana ia meneguhkan ajarannya dengan
mujizat-mujizat (ay. 11-12).
II. Apa buah jerih payahnya, khususnya di antara tukang-tu-
kang sihir, orang-orang berdosa yang terburuk. Sebagian
orang menjadi terpukau dan memanfaatkan namanya (ay.
13-17),namun sebagian lain bertobat dan menerima serta me-
meluk ajarannya (ay. 18-20).
III. Apa rencana-rencana dia selanjutnya (ay. 21-22), dan apa
masalah yang akhirnya menimpa dia di Efesus sebab para
tukang perak, yang memaksanya pergi dari situ dan meng-
hentikan rencana-rencana yang sudah dibuatnya. Bagaimana
orang banyak dipanas-panasi oleh Demetrius untuk menye-
rukan nama dewi Artemis (ay. 23-34), dan bagaimana mereka
D
812
ditenangkan dan dibubarkan oleh seorang panitera kota (ay.
35-40).
Paulus di Efesus
(19:1-7)
1 saat Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah
pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. 2
Katanya kepada mereka: Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, saat
kamu menjadi percaya? namun mereka menjawab dia: Belum, bahkan
kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus. 3 Lalu kata Paulus
kepada mereka: Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah di-
baptis? Jawab mereka: Dengan baptisan Yohanes. 4 Kata Paulus: Baptisan
Yohanes yaitu pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepa-
da orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang ke-
mudian dari padanya, yaitu Yesus. 5 saat mereka mendengar hal itu, me-
reka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 6 Dan saat
Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas
mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubu-
at. 7 Jumlah mereka yaitu kira-kira dua belas orang.
Efesus yaitu sebuah kota terpenting di Asia, terkenal dengan se-
buah kuil yang dibangun untuk dewi Artemis, yang merupakan salah
satu keajaiban dunia: ke sanalah Paulus datang untuk memberitakan
Injil, saat Apolos masih di Korintus (ay. 1). Sewaktu Apolos sedang
menyirami jemaat di Korintus, Paulus menanam jemaat di Efesus.
Paulus tidak kesal terhadap Apolos sebab mengambil alih peker-
jaannya dan membangun di atas dasar yang sudah dia letakkan. Se-
baliknya, ia bersukacita atas pekerjaan Apolos itu, dan melanjutkan
pekerjaan baru yang sudah dipersiapkan untuk dia di Efesus dengan
hati yang semakin ceria dan puas. Ini sebab dia tahu bahwa seorang
hamba Perjanjian Baru yang begitu cakap seperti Apolos tengah ber-
ada di Korintus, untuk meneruskan pekerjaan baik di sana. Meski-
pun ada orang-orang yang menjadikan Apolos sebagai ketua dari
suatu golongan melawan dia (1Kor. 1:12), dia tidak iri hati terhadap-
nya, tidak pula ia membenci kenyataan bahwa orang-orang suka ke-
padanya. Setelah melalui daerah Galatia dan Frigia, menjelajah
daerah-daerah pedalaman, Pontus dan Bitinia, yang terletak di utara,
akhirnya Paulus tiba di Efesus. Di sana sebelumnya ia meninggalkan
Akwila dan Priskila, dan di sana juga ia menemukan mereka kembali.
Pada kedatangannya yang pertama, ia bertemu dengan beberapa mu-
rid di sana, yang menyatakan iman kepada Kristus sebagai Mesias
yang benar.namun mereka masih memahami ajaran Kristus pada
tingkat yang paling dasar dan rendah, dengan mengikuti ajaran pelo-
Kitab Kisah Para Rasul 19:1-7
813
por-Nya, Yohanes Pembaptis. Jumlah mereka kira-kira dua belas
orang (ay. 7). Pemahamam mereka masih sama seperti saat Apolos
tiba di Efesus (sebab waktu itu Apolos hanya mengetahui baptisan Yo-
hanes, 18:25).namun mereka belum sempat mengenal Akwila dan
Priskila, atau belum begitu lama tinggal di Efesus, atau tidak begitu
rela diajar seperti Apolos. Sebab kalau tidak, bisa jadi Jalan Tuhan
sudah diterangkan kepada mereka dengan lebih sempurna, sebagai-
mana yang diterangkan kepada Apolos. Amatilah di sini,
I. Bagaimana Paulus mengajar mereka. Ia diberi tahu, mungkin oleh
Akwila dan Priskila, bahwa mereka orang percaya, bahwa mereka
benar-benar mengakui Kristus, dan telah menyerahkan diri kepada-
Nya. Maka dari itu, sekarang Paulus menguji mereka.
1. Mereka benar-benar percaya kepada Anak Tuhan .namun Paulus
mencari tahu apakah mereka sudah menerima Roh Kudus.
Apakah mereka percaya kepada Roh, yang bekerja atas pikiran
manusia, untuk menginsafkan, mempertobatkan, dan menghi-
bur, seperti yang diwahyukan beberapa saat setelah ditetapkan
ajaran bahwa Yesus yaitu Kristus. Apakah mereka sudah
mengenal dan mengakui pewahyuan ini? Ini belum semua.
Karunia-karunia yang luar biasa dari Roh Kudus kini dianuge-
rahkan kepada para rasul dan murid-murid lain setelah
kenaikan Kristus. Dan segala karunia ini sering kali dianuge-
rahkan kembali pada kesempatan-kesempatan tertentu. Su-
dahkah mereka menerima karunia-karunia ini? Sudahkah
kamu menerima Roh Kudus, saat kamu menjadi percaya?
Sudahkah dirimu dimeteraikan dengan kebenaran ajaran Kris-
tus? Sekarang kita tidak perlu mengharapkan karunia-karu-
nia luar biasa seperti yang mereka dapatkan waktu itu. Kanon
Perjanjian Baru sudah lama lengkap dan disahkan sejak saat
itu, dan kita bergantung padanya sebagai firman nubuatan
yang paling teguh. Semuanya ini merupakan anugerah-anu-
gerah Roh yang diberikan kepada semua orang percaya,namun
bagi mereka, hal itu seperti pertanda (2Kor. 1:22; 5:5; Ef. 1:13-
14). Sekarang, kita semua yang memeluk iman Kristen ber-
kepentingan untuk mencari tahu dengan sungguh-sungguh
apakah kita sudah menerima Roh Kudus atau belum. Roh Ku-
dus dijanjikan kepada semua orang percaya, kepada semua
orang yang meminta-Nya (Luk. 11:13). namun , banyak
814
orang tertipu dalam hal ini. Mereka menyangka sudah me-
nerima Roh Kudus, padahal belum. Sama seperti ada orang
yang mengaku-ngaku sudah menerima karunia-karunia Roh
Kudus, demikian pula ada orang yang mengaku sudah me-
nerima anugerah dan penghiburan-Nya. Oleh sebab itu, kita
harus menguji diri kita sendiri secara ketat, sudahkah kita
menerima Roh Kudus saat kita menjadi percaya? Pohon
akan dikenal dari buahnya. Apakah kita menghasilkan buah-
buah Roh? Apakah kita dipimpin oleh Roh? Apakah kita ber-
jalan di dalam Roh? Apakah kita diperintah oleh Roh?
2. Mereka mengakui ketidaktahuan mereka akan perkara ini:
Bahwa ada Roh Kudus kami belum tahu. Bahwa ada janji
tentang Roh Kudus kami sudah tahu dari Kitab Suci Perjanjian
Lama, dan bahwa janji itu akan digenapi pada waktunya tidak
kami ragukan.namun sungguh kami tidak tahu-menahu ten-
tang perkara ini sehingga kami bahkan belum mendengar
bahwa Roh Kudus sudah dicurahkan sekarang sebagai roh
nubuatan. Mereka tahu (seperti yang diamati Dr. Lightfoot)
bahwa, menurut ajaran tradisi bangsa mereka, setelah ke-
matian Ezra, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi, Roh Kudus telah
lenyap dari Israel, dan naik. Dan mereka mengaku bahwa
mereka belum pernah mendengar tentang kembalinya Roh itu.
Mereka berbicara seolah-olah mereka mengharapkan keda-
tangan-Nya kembali, dan bertanya-tanya mengapa sampai
sekarang mereka belum mendengar tentang-Nya, dan mereka
siap menerima tanda-tanda kedatangan-Nya. Terang Injil, se-
perti terang pagi, bersinar semakin cerah, secara perlahan-
lahan. Bukan saja ia bersinar semakin terang dalam diung-
kapkannya kebenaran-kebenaran yang belum pernah dide-
ngar, melainkan juga ia bersinar semakin luas dalam diung-
kapkannya kebenaran-kebenaran itu kepada orang-orang yang
belum pernah mendengarnya.
3. Paulus bertanya bagaimana mungkin mereka dibaptis,namun
tidak tahu apa-apa tentang Roh Kudus. Sebab, jika mereka
dibaptis oleh salah seorang hamba Kristus, mereka pasti diajar
mengenai Roh Kudus, dan dibaptis dalam nama-Nya. Tahukah
kamu bahwa sebab Yesus sudah dimuliakan, maka Roh Ku-
dus diberikan? Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu
telah dibaptis? Ini sungguh mengherankan dan tidak bisa
Kitab Kisah Para Rasul 19:1-7
815
dijelaskan. Bagaimana mungkin! Dibaptis,namun belum tahu
apa-apa tentang Roh Kudus? Pasti baptisanmu tidak sah,
kalau kamu tidak tahu apa-apa tentang Roh Kudus. Sebab
menerima Roh Kudus yaitu hal yang ditandakan dan dimete-
raikan oleh upacara pembasuhan yang memperbaharui hidup
itu. Tidak sepantasnya orang yang mengaku tulus beriman
Kristen tidak tahu Roh Kudus. Itu sama saja berarti ia tidak
tahu Kristus. Jika kita menerapkannya pada diri kita sendiri,
percumalah baptisan kita, dan sia-sialah kita meminta anuge-
rah Tuhan , jika kita tidak menerima dan tunduk kepada Roh
Kudus. Ini juga merupakan pertanyaan yang harus sering-
sering kita ajukan, yaitu bukan saja untuk kehormatan siapa
kita dTuhan rkan, melainkan juga untuk melayani siapa kita
dibaptis, supaya kita berusaha memenuhi tujuan-tujuan kita
dTuhan rkan dan dibaptis. Marilah kita sering-sering merenung-
kan untuk apa kita dibaptis, supaya kita dapat hidup sesuai
dengan tujuan baptisan kita.
4. Mereka mengakui bahwa mereka dibaptis dengan baptisan
Yohanes eis to Iōannou baptisma, maksudnya, sebagaimana
yang saya pahami, mereka dibaptis dalam nama Yohanes. Bu-
kan dibaptis oleh Yohanes sendiri (dia tidak akan berani ber-
pikiran seperti itu), melainkan oleh sebagian muridnya yang
lemah imannamun bermaksud baik. Mereka ini tanpa sadar
terus mengusung namanya sebagai ketua golongan, sambil
mempertahankan semangat dan gagasan murid-muridnya
yang iri hati terhadap kemajuan kepentingan Kristus, dan
mengeluhkannya kepada Yohanes (Yoh. 3:26). Salah seorang
atau lebih dari mereka, yang mendapati diri mereka banyak
dibangun oleh baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa
dari Yohanes ini, tanpa berpikir bahwa Kerajaan Sorga, yang
diberitakan Yohanes sudah dekat, ternyata sudah amat sangat
dekat, membawa diri dengan gagasan itu. Mereka mencukup-
kan diri dengan apa yang sudah mereka punya, dan berpikir
bahwa mereka tidak bisa berbuat lebih baik selain membujuk
orang lain untuk memberitakan kerajaan itu juga. Dan dengan
demikian, tanpa mereka ketahui, dalam semangat buta mem-
beritakan ajaran Yohanes, mereka membaptis orang di sana
sini dalam nama Yohanes. Atau, seperti yang diungkapkan di
sini, mereka membaptis dengan baptisan Yohanes, tanpa me-
816
reka sendiri melihat lebih jauh, atau mengarahkan lebih jauh,
orang-orang yang sudah mereka baptis.
5. Paulus menjelaskan kepada mereka maksud dan arti sebenar-
nya dari baptisan Yohanes, sebagai baptisan yang terutama
merujuk kepada Yesus Kristus. Dengan demikian, ia melurus-
kan kesalahan mereka yang sudah membaptis banyak orang
dengan baptisan Yohanes tanpa mengarahkan mereka untuk
mencari tahu lebih jauh lagi,namun hanya mencukupkan diri
dengan baptisan itu. Mereka yang sudah dibiarkan dalam
ketidaktahuan, atau dituntun di dalam kesalahan, oleh sebab
pendidikan yang kurang baik, tidak boleh direndahkan atau
ditolak oleh orang yang lebih berpengetahuan dan mengerti
ajaran yang benar. Sebaliknya, mereka harus diajar dengan
penuh belas kasihan dan diberi tahu apa yang benar, seperti
yang dilakukan Paulus terhadap murid-murid ini.
(1) Ia mengakui bahwa baptisan Yohanes itu sangat baik, se-
jauh itu sesuai dengan tujuannya: Baptisan Yohanes ada-
lah pembaptisan orang yang telah bertobat. Dengan baptisan
ini Yohanes meminta orang menyesali dosa-dosa mereka,
mengakuinya, dan berbalik darinya. Membawa orang ber-
tobat seperti ini merupakan suatu hasil yang sangat besar.
namun ,
(2) Ia menunjukkan kepada mereka bahwa baptisan Yohanes
menunjuk pada sesuatu yang lebih jauh, dan Yohanes
tidak pernah bermaksud agar orang-orang yang dibaptisnya
berhenti di situ saja. Sebaliknya, ia memberi tahu bahwa
mereka harus percaya kepada Dia yang akan datang se-
sudah Yohanes, yaitu Kristus Yesus. Bahwa baptisan perto-
batan dari Yohanes hanya dirancang untuk mempersiap-
kan jalan bagi Tuhan, dan mencondongkan hati orang un-
tuk menerima dan menyambut Kristus. Dengan harapan
besar akan Kristus itulah Yohanes meninggalkan mereka.
Bahkan, ia mengarahkan mereka kepada-Nya: Lihatlah
Anak Domba Tuhan . Yohanes yaitu seorang yang besar
dan baik.namun ia hanyalah seorang perintis jalan,namun
Kristuslah Sang Raja. Baptisan Yohanes yaitu teras un-
tuk kamu lewati, bukan rumah untuk kamu tinggali. Dan
sebab itu, salah jika kamu hanya dibaptis dengan baptis-
an Yohanes.
Kitab Kisah Para Rasul 19:1-7
817
6. saat diberi tahu kesalahan yang sudah menjerumuskan itu,
mereka amat berterima kasih atas pemberitahuan itu, dan ke-
mudian dibaptis dalam nama Tuhan Yesus (ay. 5). sedang
Apolos, yang tentang dia dikatakan (18:25) bahwa ia hanya
mengetahui baptisan Yohanes bahwa ia memahami artinya
dengan benar saat dibaptis dengan baptisan itu, meskipun
hanya itu saja yang diketahuinya namun, setelah memahami
Jalan Tuhan dengan lebih sempurna, ia tidak dibaptis lagi. Ini
sama seperti murid-murid Kristus yang pertama. Mereka su-
dah dibaptis dengan baptisan Yohanes dan tahu bahwa baptis-
an itu merujuk kepada Mesias yang sudah dekat (dan, dengan
mata yang mengarah pada kedatangan-Nya ini, mereka mem-
beri diri dibaptis). Oleh sebab itu, mereka tidak dibaptis lagi.
Tetapi bagi murid-murid ini, yang menerimanya dengan mata
yang hanya tertuju pada Yohanes dan tidak melihat lebih jauh,
seolah-olah ia yaitu juruselamat mereka, itu merupakan ke-
salahan yang amat mendasar dan penting, sama seperti kalau
ada orang yang dibaptis dalam nama Paulus (1Kor. 1:13). Dan
sebab itu, setelah mereka memahami segala sesuatunya
dengan lebih baik, mereka ingin dibaptis dalam nama Tuhan
Yesus, dan demikianlah yang terjadi. Mereka tidak dibaptis
oleh Paulus sendiri, seperti yang kita tahu, melainkan oleh
beberapa orang yang menyertai dia. Oleh sebab itu, tidak bisa
disimpulkan dari sini bahwa ada pertentangan antara baptisan
Yohanes dan baptisan Kristus, atau bahwa inti dari keduanya
tidak sama. Apalagi sampai menyimpulkan bahwa orang yang
dulu dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (yang
merupakan rumusan tetap baptisan Kristus), bisa dibaptis lagi
dalam nama yang sama. Sebab mereka yang dibaptis dalam
nama Tuhan Yesus tidak pernah dibaptis dalam rumusan tetap
itu sebelumnya.
II. Bagaimana Paulus meneruskan karunia-karunia Roh Kudus yang
luar biasa kepada mereka (ay. 6).
1. Paulus dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan supaya
memberi mereka karunia-karunia itu, yang ditandai dengan
menumpangkan tangan di atas mereka. Para bapa leluhur Ya-
hudi mengambil postur tubuh ini saat memberi berkat,
terutama saat mempercayakan janji agung itu, seperti dalam
818
Kejadian 48:14. sebab Roh merupakan janji agung dari Per-
janjian Baru, para rasul menyampaikannya dengan menum-
pangkan tangan: Tuhan memberkati engkau dengan berkat
itu, dengan berkat dari segala berkat itu (Yes. 44:3).
2. Tuhan mengaruniakan apa yang didoakan Paulus: Turunlah Roh
Kudus ke atas mereka dengan cara yang mengejutkan dan pe-
nuh kuasa, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh
dan bernubuat, seperti yang dilakukan para rasul dan orang-
orang bukan-Yahudi pertama yang bertobat (10:44). Pengaru-
niaan Roh dimaksudkan untuk memperkenalkan Injil di Efesus,
dan untuk membangkitkan dalam pikiran orang suatu harap-
an akan perkara-perkara besar dari Injil. Sebagian orang ber-
pikir bahwa pengaruniaan Roh itu dimaksudkan lebih jauh
untuk melayakkan kedua belas orang ini untuk menjalankan
pekerjaan pelayanan, dan bahwa kedua belas orang ini yaitu
para penatua di Efesus, yang diserahi tugas oleh Paulus untuk
menjaga dan mengurus jemaat di sana. Mereka mendapatkan
Roh nubuat supaya mengerti sendiri rahasia-rahasia Kerajaan
Tuhan , dan diberi karunia-karunia bahasa roh supaya mem-
beritakan rahasia-rahasia itu ke segala bangsa dan bahasa.
Oh, betapa menakjubkannya perubahan yang terjadi secara
tiba-tiba di sini dalam diri orang-orang ini! Mereka yang hanya
beberapa saat lalu belum pernah mendengar bahwa ada Roh
Kudus, sekarang dipenuhi sendiri dengan Roh Kudus. Sebab
Roh, seperti angin, bertiup ke mana dan bilamana ia mau.
Paulus di Efesus
(19:8-12)
8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar
dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka ten-
tang Kerajaan Tuhan . 9namun ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka
tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang
banyak. sebab itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-
muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. 10
Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. 11 Oleh
Paulus Tuhan mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, 12 bahkan orang
membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan mele-
takkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan
keluarlah roh-roh jahat.
Di Efesus, Paulus sangat sibuk melakukan perbuatan baik.
Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12
819
I. Ia memulai, seperti biasa, dari rumah ibadat orang Yahudi, dan
menawarkan Injil pertama-tama kepada mereka, supaya bisa me-
ngumpulkan domba-domba yang hilang dari umat Israel, yang
sekarang terpencar di pegunungan. Amatilah,
1. Di mana ia berkhotbah kepada orang-orang Yahudi: di rumah
ibadat mereka (ay. 8), seperti yang biasa dilakukan Kristus
dulu. Ia datang dan beribadah bersama mereka di rumah iba-
dat, untuk menghapuskan prasangka-prasangka buruk me-
reka terhadap dia, dan untuk membuat dirinya diterima oleh
mereka, selama masih ada harapan untuk memenangkan me-
reka. Demikianlah ia mau memberi kesaksiannya dalam
ibadah umum pada hari-hari Sabat. Sebelum perkumpulan-
perkumpulan Kristen terbentuk, ia mengunjungi perkumpulan-
perkumpulan Yahudi, selama orang-orang Yahudi belum sepe-
nuhnya dicampakkan. Paulus masuk ke rumah ibadat, sebab
di sana dia bisa menjumpai mereka sedang berkumpul ber-
sama, dan, semoga saja, mendapati mereka dalam suasana
hati yang baik.
2. Apa yang dikhotbahkannya kepada mereka: Perkara-perkara
tentang Kerajaan Tuhan di tengah-tengah manusia, perkara-
perkara besar yang menyangkut pemerintahan Tuhan atas se-
mua orang dan perkenanan-Nya kepada mereka, serta tunduk-
nya manusia kepada Tuhan dan kebahagiaan mereka di dalam
Dia. Ia menunjukkan kewajiban-kewajiban mereka terhadap
Tuhan dan kepentingan mereka di dalam Dia, sebagai Sang
Pencipta, dan melalui semua kewajiban dan kepentingan inilah
Kerajaan Tuhan didirikan. Bahwa pelanggaran terhadap kewa-
jiban-kewajiban itu, dan hilangnya kepentingan mereka, oleh
dosa, Kerajaan Tuhan pun diruntuhkan. Dan juga bahwa diper-
baharuinya kewajiban-kewajiban itu serta dipulihkannya ma-
nusia kepada kepentingan mereka lagi, oleh Sang Penebus,
maka Kerajaan Tuhan itu pun ditegakkan kembali. Atau, lebih
khusus lagi, ia berkhotbah tentang perkara-perkara tentang
Kerajaan Mesias, yang diharap-harapkan oleh orang-orang
Yahudi, yang di dalamnya mereka menghibur diri dengan janji-
janji besar. Ia membuka ayat-ayat Kitab Suci yang berbicara
tentang hal ini, memberi mereka pengertian yang benar ten-
tang kerajaan ini, dan menunjukkan kepada mereka kesalahan-
kesalahan mereka tentangnya.
820
3. Bagaimana ia berkhotbah kepada mereka.
(1) Ia berkhotbah dengan cara memberi alasan dan penjelasan.
Ia bersoal jawab. Ia memberi alasan-alasan, alasan-
alasan berdasarkan Kitab Suci, atas apa yang dikhotbah-
kannya, dan menjawab keberatan-keberatan, untuk meya-
kinkan penilaian dan hati nurani mereka, supaya mereka
tidak hanya percaya,namun juga melihat alasan untuk per-
caya. Ia berkhotbah dialegomenos dengan cara bertukar
pendapat. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
mereka dan menerima jawaban-jawaban mereka, membiar-
kan mereka menanyai dia, dan menjawab pertanyaan-per-
tanyaan mereka.
(2) Ia berkhotbah dengan penuh perasaan. Ia berusaha mem-
bujuk orang. Ia tidak hanya memberi alasan-alasan
yang masuk akal, untuk menegaskan apa yang dikatakannya
supaya dimengerti oleh mereka, melainkan juga alasan-
alasan yang menyentuh perasaan untuk membuat perkata-
annya berkesan dalam hati mereka. Untuk itu ia menunjuk-
kan kepada mereka bahwa perkara-perkara yang dikhotbah-
kannya mengenai Kerajaan Tuhan yaitu perkara-perkara
mengenai diri mereka sendiri, yang teramat menyangkut ke-
pentingan mereka. Dan sebab itu, mereka harus memikir-
kannya baik-baik (2Kor. 5:11), kami berusaha meyakinkan
orang. Paulus yaitu seorang pengkhotbah yang mampu
menggerakkan hati orang, dan seorang pembicara yang
ulung dalam meyakinkan orang.
(3) Dia berkhotbah tanpa gentar, dan dengan tekad kudus. Ia
berbicara dengan berani, sebagai orang yang sedikit pun
tidak ragu akan hal-hal yang dibicarakannya, tidak pula se-
dikit pun menyangsikan Dia yang dibicarakannya, atau pun
takut kepada orang-orang yang kepada mereka ia berbicara.
4. Berapa lama ia berkhotbah kepada mereka: Selama tiga bulan,
waktu yang cukup lama bagi mereka untuk mempertimbang-
kannya. Selama waktu itu, mereka yang sudah dipilih oleh
anugerah Tuhan terpanggil, sementara sisanya dibiarkan tidak
dapat berdalih. Selama itulah Paulus memberitakan Injil de-
ngan perjuangan yang berat (1Tes. 2:2), namun ia tidak gagal,
tidak pula berkecil hati.
Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12
821
5. Bagaimana keberhasilan khotbahnya di antara mereka.
(1) Ada beberapa orang yang berhasil diyakinkan untuk per-
caya kepada Kristus. Menurut sebagian orang, hal ini ter-
sirat dalam kata meyakinkan, yaitu ia memenangkan me-
reka.namun ,
(2) Banyak dari antara mereka tetap tidak percaya dan sema-
kin mengeras dalam prasangka-prasangka mereka terha-
dap Kekristenan. saat Paulus memanggil mereka sebe-
lumnya, dan hanya mengajarkan hal-hal umum kepada
mereka, mereka ingin agar ia tinggal bersama-sama dengan
mereka (18:20).namun sekarang, setelah ia menetap di an-
tara mereka, dan perkataannya semakin lebih dekat ke hati
nurani mereka, mereka segera muak dengannya.
[1] Mereka sendiri sudah tidak suka dengan Injil Kristus,
dan perasaan tidak suka ini tidak bisa diubah. Mereka
tegar hati, dan tidak mau diyakinkan. Mereka bertekad
untuk tidak mau percaya, meskipun kebenaran bersi-
nar di hadapan wajah mereka dengan terang dan bukti
yang begitu meyakinkan. Mereka tidak percaya, sebab
mereka tegar hati.
[2] Mereka berusaha sekuat tenaga untuk memanas-ma-
nasi orang lain supaya tidak suka dengan Injil dan men-
jaganya demikian. Mereka sendiri bukan saja tidak
masuk ke dalam Kerajaan Tuhan ,namun juga tidak mem-
biarkan orang lain masuk ke dalamnya. Sebab mereka
mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak, untuk
membuat mereka berprasangka buruk terhadap Jalan
itu. Meskipun mereka tidak bisa menunjukkan apa
yang jahat di dalam Jalan itu, mereka mengatakan se-
gala macam hal yang jahat tentangnya. Pendosa-pen-
dosa ini, seperti malaikat-malaikat yang berdosa, sudah
menjadi iblis-iblis, musuh-musuh dan setan-setan, pen-
dakwa-pendakwa palsu.
II. Setelah membawa perkara itu sejauh yang dia bisa di rumah
ibadat orang Yahudi, dan mendapati bahwa perlawanan mereka
semakin mengeras, Paulus meninggalkan rumah ibadat, sebab ia
tidak bisa dengan aman, atau lebih tepatnya dengan nyaman dan
822
berhasil, tetap bersekutu dengan mereka. Meskipun ibadah mereka
merupakan ibadah yang bisa diikutinya, dan mereka belum sepe-
nuhnya membungkam dia, tidak juga melarangnya untuk ber-
khotbah kepada mereka, namun mereka mengusirnya dengan
jalan mencemooh perkara-perkara yang dibicarakannya tentang
Kerajaan Tuhan . Mereka benci diperbarui, benci diajar, dan sebab
itu Paulus meninggalkan mereka. Di sinilah kita yakin terjadi pemi-
sahan,namun bukan perpecahan. Sebab ada alasan yang baik dan
panggilan yang jelas untuk pemisahan itu. Sekarang amatilah,
1. saat Paulus meninggalkan orang-orang Yahudi, ia membawa
serta murid-muridnya bersama dia, dan memisahkan murid-
muridnya dari mereka, untuk menyelamatkan mereka dari ang-
katan yang jahat ini (sesuai perintah Petrus kepada orang-
orang yang baru dipertobatkannya, 2:40). Supaya jangan me-
reka tertular oleh lidah-lidah beracun dari para penghujat itu,
ia memisahkan orang-orang percaya, yang akan menjadi fon-
dasi jemaat Kristen, sebab sekarang jumlah mereka sudah
mencukupi. Juga supaya orang lain mengikuti mereka untuk
mendengar pemberitaan Injil, dan, jika orang-orang itu
percaya, ditambahkan lagi ke dalam bilangan mereka. saat
Paulus pergi, tidak perlu lagi memisahkan murid-murid. Sebab
ke mana saja ia pergi, mereka akan mengikutinya.
2. Setelah memisahkan diri dari rumah ibadat, Paulus mengada-
kan pertemuan sendiri, ia setiap hari berbicara di ruang kuliah
Tiranus. Ia meninggalkan rumah ibadat orang Yahudi, supaya
bisa melanjutkan pekerjaannya dengan lebih leluasa lagi. Ia
masih bersoal jawab bagi Kristus dan Kekristenan, dan siap
menjawab semua lawan dari mana saja demi membela kedua-
nya. Dan dengan mengadakan pemisahan ini, ia mendapat ke-
untungan berlipat ganda.
(1) Bahwa sekarang ia mendapat lebih banyak kesempatan. Di
rumah ibadat, ia hanya bisa berkhotbah setiap hari Sabat
(13:42),namun sekarang setiap hari ia berbicara. Ia meng-
adakan kuliah setiap hari, dan dengan demikian menebus
waktu yang sudah terhilang. Kalau orang harus bekerja
dan tidak bisa datang hari ini, ia bisa datang besok. Dan
orang yang setiap hari menunggu pada pintu hikmat ini,
yang menjaga tiang pintu gerbangnya, diundang masuk.
Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12
823
(2) Bahwa sekarang mereka lebih terbuka. Mungkin tidak ada
orang yang mau datang, atau bisa datang, ke rumah ibadat
orang Yahudi kecuali orang-orang Yahudi sendiri atau me-
reka yang masuk agama Yahudi. Bangsa-bangsa bukan-
Yahudi dikucilkan.namun , saat ia mengadakan pertemuan
di sekolah Tiranus, baik orang-orang Yahudi maupun
orang-orang Yunani menghadiri pelayanannya (ay. 10).
Dengan demikian, sebagaimana ia menggambarkan ger-
bang kesempatan di Efesus ini (1Kor. 16:8-9), banyak ke-
sempatan terbuka untuk dia, sekalipun ada banyak penen-
tang. Menurut sebagian orang, sekolah Tiranus ini yaitu
sekolah ilmu ketuhanan untuk orang-orang Yahudi, yang
biasanya mereka dirikan di kota-kota besar, selain rumah
ibadat. Mereka menyebutnya Bethmidrash, rumah belajar,
atau rumah mengulang pelajaran. Mereka pergi ke situ pada
hari Sabat, setelah pulang dari rumah ibadat. Mereka
berjalan makin lama makin kuat, dari rumah ibadat ke ru-
mah pengajaran. Jika memang demikian, maka itu menun-
jukkan bahwa meskipun meninggalkan rumah ibadat,
Paulus melakukannya secara perlahan-lahan, dan tetap
berusaha berada sedekat mungkin dengan rumah ibadat
itu, seperti yang sudah dilakukannya (18:7).namun sebagian
orang lagi berpendapat bahwa itu yaitu sekolah filsafat
bangsa-bangsa bukan-Yahudi milik seorang yang bernama
Tiranus, atau sebuah tempat peristirahatan (sebab itulah
yang kadang-kadang diartikan dari kata scholē), milik se-
orang pembesar atau wali kota. Sungguh nyaman tempat
yang digunakan oleh Paulus dan murid-muridnya itu, dari
segi keuntungan rohani atau penghematan.
3. Di sini ia melanjutkan kerja kerasnya selama dua tahun, me-
nyampaikan kuliahnya dan bersoal jawab setiap hari. Dua ta-
hun ini dihitung setelah tiga bulan ia menghabiskan waktu di
rumah ibadat (ay. 8). Setelah tiga bulan itu berakhir, ia tetap
tinggal selama beberapa waktu di daerah sekitarnya, mengabar-
kan Injil. Oleh sebab itu, bisa dibenarkan jika ia menghitung
seluruhnya tiga tahun, seperti yang dikatakannya (20:31).
4. Dengan cara ini Injil tersebar di tempat-tempat yang dekat
maupun jauh (ay. 10): Semua penduduk Asia mendengar fir-
man Tuhan Yesus, bukan saja semua orang yang tinggal di
824
Efesus, melainkan juga mereka yang tinggal di wilayah luas
yang bernama Asia itu, yang kota terpentingnya yaitu Efesus
Asia Kecil sebutannya. Ada banyak sekali orang yang ber-
kunjung ke Efesus dari seluruh penjuru negeri, untuk keper-
luan hukum, jual beli, agama, dan pendidikan. Ini memberi
Paulus kesempatan untuk menyebarkan Injil ke semua kota
dan desa di wilayah itu. Mereka semua mendengar firman Tu-
han Yesus. Injil yaitu firman Kristus, firman tentang Kristus.
Firman ini mereka dengar, atau setidak-tidaknya tentang
firman itu mereka dengar. Sebagian orang dari semua aliran
keagamaan, sebagian dari seluruh penjuru baik kota maupun
desa, memeluk Injil ini, menyambutnya, dan oleh mereka Injil
itu disampaikan kepada orang lain. Dengan demikian, mereka
semua mendengar firman Tuhan Yesus, atau mungkin sudah
mendengarnya. Mungkin Paulus kadang-kadang mengadakan
perjalanan sendiri ke daerah pedesaan, untuk memberitakan
Injil, atau mengirim utusan-utusan atau orang-orang yang me-
nyertai dia, dan dengan begitu firman Tuhan terdengar di se-
luruh wilayah itu. Sekarang mereka yang diam dalam kegelap-
an, telah melihat Terang yang besar.
III. Tuhan meneguhkan ajaran Paulus dengan mujizat-mujizat, yang
menggugah rasa ingin tahu orang banyak tentang ajaran itu,
membuat hati mereka terpatri padanya, dan menuntun mereka
untuk mempercayainya (ay. 11-12). Heran mengapa kita belum
membaca tentang satu mujizat pun yang diadakan Paulus sejak ia
mengusir roh jahat dari seorang anak perempuan di Filipi. Meng-
apa ia tidak mengadakan mujizat di Tesalonika, Berea, dan Atena?
Atau, jika ia mengadakannya, mengapa mujizat-mujizat itu tidak
dicatat? Apakah keberhasilan Injil, tanpa mujizat-mujizat di kera-
jaan alam, dengan sendirinya merupakan suatu mujizat di kerajaan
anugerah, dan kuasa Tuhan yang menyertainya merupakan bukti
bahwa ajaran ini berasal dari Tuhan , sehingga tidak diperlukan
mujizat-mujizat lain? Sudah pasti bahwa di Korintus ia meng-
adakan banyak mujizat, meskipun Lukas tidak mencatat satu pun
dari antaranya, sebab ia memberi tahu mereka (2Kor. 12:12)
bahwa di antara tanda-tanda kerasulannya yaitu mujizat-mujizat
dan kuasa-kuasa.namun di Efesus ini kita mendapati laporan
Kitab Kisah Para Rasul 19:8-12
825
umum tentang bukti-bukti semacam itu, yang diberikannya un-
tuk menyatakan bahwa ia mengemban tugas Tuhan .
1. Bukti itu yaitu mujizat-mujizat khusus Dynameis ou tychousas.
Tuhan mengerahkan kekuatan-kekuatan yang tidak bekerja menu-
rut peredaran alam seperti biasa: Virtutes non vulgares. Terjadi
perkara-perkara yang sama sekali tidak mungkin terjadi sebab
kebetulan atau penyebab-penyebab yang bukan Tuhan . Atau,
mujizat-mujizat itu tidak saja (sebagaimana halnya dengan
semua mujizat) di luar jalan umum, melainkan juga bahkan
tidak biasa, mujizat-mujizat yang tidak akan pernah diadakan
oleh tangan seorang rasul lain mana pun. Penentang-penentang
Injil begitu berprasangka buruk sehingga mujizat-mujizat apa
saja tidak akan meyakinkan mereka. Oleh sebab itu, Tuhan me-
ngerahkan virtutes non quaslibet (demikianlah mereka mengarti-
kannya), sesuatu yang mengatasi jalan mujizat pada umumnya.
2. Bukan Paulus yang mengadakannya (Siapa itu Paulus, dan
siapa itu Apolos?) melainkan Tuhan -lah yang mengadakan muji-
zat-mujizat itu oleh tangan Paulus. Paulus hanyalah alat, Tuhan -
lah Pelaku utamanya.
3. Ia tidak hanya menyembuhkan orang sakit yang dibawa kepa-
danya, atau yang kepada mereka ia dibawa,namun juga bahkan
orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai
oleh Paulus. Mereka mengambil saputangan Paulus, atau cele-
meknya, yang menurut sebagian orang dipakai Paulus pada
waktu berdagang, dan dengan dipakaikan kepada orang sakit,
orang sakit itu sembuh se saat . Atau, mereka membawa sa-
putangan si sakit, atau celemek mereka, atau topi mereka,
atau penutup kepala mereka, dan meletakkannya selama be-
berapa saat di tubuh Paulus, lalu membawanya kepada si
sakit itu. Pengertian pertama lebih mungkin. Sekarang digena-
pilah firman Kristus kepada murid-murid-Nya itu, pekerjaan-
pekerjaan yang lebih besar dari pada itu akan engkau lakukan.
Kita pernah membaca tentang seseorang yang disembuhkan
dengan menjamah jumbai jubah Kristus yang sedang Dia ke-
nakan, dan Ia merasa bahwa kuasa keluar dari pada-Nya.
Tetapi di sini orang-orang disembuhkan oleh kain Paulus se-
sudah kain itu diambil dibandingkan nya. Kristus memberi ke-
kuatan kepada para rasul-Nya untuk mengusir roh-roh jahat
dan melenyapkan segala penyakit (Mat. 10:1). Maka kita pun
826
mendapati di sini bahwa orang-orang yang sudah disembuh-
kan Paulus memiliki dua masalah ini: sebab lenyaplah
penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. Keduanya me-
nandakan rancangan agung Injil dan keberhasilannya yang
penuh berkat, yaitu kesembuhan penyakit rohani dan pembe-
basan jiwa-jiwa manusia dari kuasa dan pemerintahan Iblis.
Cela bagi Tukang-tukang Jampi
(19:13-20)
13 Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu,
mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh ja-
hat dengan berseru, katanya: Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus
yang diberitakan oleh Paulus. 14 Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh
orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. 15namun
roh jahat itu menjawab: Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui,namun
kamu, siapakah kamu? 16 Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa
mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga me-
reka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. 17 Hal itu di-
ketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang
Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama
Tuhan Yesus. 18 Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang
dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan per-
buatan-perbuatan seperti itu. 19 Banyak juga di antara mereka, yang pernah
melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan
mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.
20 Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.
Para pewarta Injil diutus untuk meneruskan peperangan melawan
Iblis, dan dalam peperangan itu Kristus maju sebagai pemenang
untuk merebut kemenangan. Pengusiran roh-roh jahat dari orang
yang kerasukan merupakan satu contoh dari kemenangan Kristus
atas Iblis itu.namun , untuk menunjukkan betapa ada banyak cara
yang dipakai Kristus dalam kemenangan-Nya atas si musuh besar
itu, kita mendapati dalam perikop di atas dua contoh yang luar
biasa dari penaklukan-Nya terhadap Iblis, yaitu yang tidak hanya
terjadi atas orang-orang yang dirasukinya dengan paksa,namun
juga yang dengan sukarela mengabdi kepadanya.
I. Di sini terjadi kebingungan pada beberapa pengikut Iblis, bebe-
rapa tukang jampi Yahudi yang berjalan keliling di negeri itu, yang
memanfaatkan nama Kristus dengan sembarangan dan cemar
dalam jampi-jampi mereka.namun mereka harus membayar mahal
atas kelancangan mereka itu. Amatilah,
Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20
827
1. Ciri-ciri umum dari orang yang bersalah atas kelancangan ini.
Mereka yaitu orang-orang Yahudi,namun mereka ini tukang
jampi yang suka berjalan keliling. Mereka berasal dari bangsa
dan agama Yahudi,namun berkeliling dari kota ke kota untuk
mencari uang dengan ilmu sihir. Mereka berkeliling sambil me-
ramal peruntungan, dan berpura-pura menyembuhkan penya-
kit dengan mantra dan jampi-jampi. Mereka menyedot perhatian
orang-orang yang sedang dirundung rasa sedih dan kalut.
Mereka menyebut diri sebagai pengusir setan, sebab dalam
tipu daya mereka, mereka memakai jampi-jampi, dengan me-
nyebut nama si ini dan si itu yang punya kuasa. Orang-orang
Yahudi yang percaya takhayul, untuk memberi nama baik
pada ilmu sihir ini, dengan jahat menganggap bahwa ilmu
sihir itu ditemukan oleh Salomo. Demikianlah Yosefus (Antiq.
8. 45-46) berkata bahwa Salomo menyusun mantra-mantra
yang dengannya berbagai penyakit disembuhkan, dan setan-
setan diusir supaya tidak pernah kembali lagi. Pekerjaan ini
tetap berjalan dan biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi
pada zaman Yosefus. Dan Kristus tampak merujuk pada pe-
kerjaan ini saat berkata (Mat. 12:27), dengan kuasa siapa-
kah pengikut-pengikutmu mengusirnya?
2. Sebuah laporan khusus tentang beberapa orang di Efesus
yang menjalani hidup seperti ini dan waktu itu sedang singgah
di sana dalam perjalanan mereka. Mereka yaitu tujuh orang
anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa
(ay. 14). Sungguh menyedihkan melihat keturunan Yakub
menjadi sedemikian merosot, terlebih jauh lagi keturunan
Harun, keluarga yang secara khusus ditahbiskan bagi Tuhan .
Benar-benar menyedihkan melihat siapa saja dari bangsa itu
yang bersekutu dengan Iblis. Ayah mereka yaitu imam ke-
pala, kepala dari salah satu dari dua puluh empat golongan
imam. Orang akan berpikir bahwa anak-anak imam kepala ti-
dak akan kekurangan pekerjaan maupun dorongan, sekalipun
jumlah mereka dua kali lipat.namun mungkin kegilaan yang
sia-sia, ngawur, dan nakal yang menjadikan mereka dukun-
dukun palsu, dan menjelajah ke seluruh dunia untuk me-
nyembuhkan rakyat jelata yang tidak berpikiran waras.
3. Mereka bersalah atas kecemaran ini: Mereka mencoba menye-
but nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat.
828
Bukan seperti orang yang menghormati Kristus dan yakin
pada nama-Nya, seperti yang kita baca tentang beberapa orang
yang bukan murid-murid Kristus yang mengusir setan dalam
nama-Nya (Luk. 9:49). Kristus memerintahkan murid-murid-
Nya untuk tidak membuat orang-orang seperti itu berkecil
hati. Sebaliknya, anak-anak Skewa ini memakai nama Kristus
sebagai orang yang suka mencoba-coba segala macam cara
untuk meneruskan pekerjaan mereka yang jahat, dan, tam-
paknya, mereka memiliki niat ini: Jika roh-roh jahat tun-
duk pada mantra yang diucapkan dalam nama Yesus oleh
orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya, maka mereka
akan berkata bahwa dengan demikian ajaran-Nya tidak benar,
sebab percaya atau tidak percaya kepada-Nya tidak ada
bedanya. Sebab hasilnya sama saja, entah mereka percaya
atau tidak. Dan sebaliknya, jika setan-setan tidak tunduk
pada nama itu, mereka akan berkata bahwa nama Kristus
tidak begitu berkuasa seperti nama-nama lain yang mereka
gunakan, yang kepadanya setan-setan sering kali tunduk me-
lalui suatu kesepakatan. Mereka berkata, kami menyumpahi
kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus. Bukan,
yang kami percayai, atau yang kepada-Nya kami bergantung,
atau yang oleh-Nya kami diberi wewenang, melainkan, yang
diberitakan oleh Paulus. Seolah-olah mereka berkata, Coba
lihat apa yang bisa dilakukan oleh nama itu. Ada para pengu-
sir setan dari gereja tertentu yang berpura-pura mengusir se-
tan dari orang yang kerasukan dengan mantra-mantra dan
jimat-jimat yang tidak mereka mengerti, dan, sebab tidak
adanya perintah Tuhan , tidak dapat digunakan dengan iman.
Mereka ini para pengikut tukang-tukang sihir Yahudi yang
suka berkeliling ini.
4. Kekacauan yang menimpa mereka sebagai akibat dari peker-
jaan mereka yang fasik itu. Janganlah mereka sesat, Tuhan
tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan, tidak pula nama
Yesus yang mulia dibiarkan dilacurkan untuk memenuhi tu-
juan yang keji seperti ini. Persamaan apakah yang ada
antara Kristus dan Belial?
(1) Roh jahat itu memberi mereka jawaban yang tajam (ay. 15):
Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui,namun kamu,
siapakah kamu? Aku tahu bahwa Yesus telah menakluk-
Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20
829
kan pemerintah-pemerintah dan kuasa-kuasa, dan bahwa
Paulus memiliki wewenang dalam nama-Nya untuk
mengusir setan.namun kuasa apakah yang engkau miliki
untuk memerintah kami dalam nama-Nya, atau siapakah
yang memberimu kuasa seperti itu? Apa urusanmu menya-
takan kuasa Yesus, atau menyebut-nyebut kovenan dan
perintah-Nya dengan mulutmu, padahal engkau membenci
teguran-teguran-Nya (Mzm. 50:16-17). Perkataan ini dita-
rik keluar dari mulut roh jahat oleh kuasa Tuhan , untuk
memberi kehormatan kepada Injil, dan untuk memper-
malukan orang-orang yang menggunakan nama Kristus
dengan seenaknya. Para penguasa dan golongan anti-Kristen
berpura-pura membela Yesus dan Paulus dengan begitu
bersemangat, dan mendapat wewenang dari mereka. Te-
tapi, saat dilihat masalahnya, kepentingan duniawi sema-
talah yang mereka dukung. Bahkan, yang mereka dukung
itu yaitu musuh bagi agama yang benar: Yesus aku kenal,
dan Paulus aku ketahui,namun kamu, siapakah kamu?
(2) Orang yang dirasuk roh jahat itu memberi mereka sambut-
an yang tidak terduga. Ia menyerang mereka, dan menerpa
mereka dengan begitu gila dan murkanya. Ia menggagahi
mereka dan semua mantra mereka. Ia mengalahkan mereka,
dan terlalu tangguh bagi mereka. Akibatnya mereka lari
dari rumah orang itu bukan saja dengan telanjang melain-
kan juga luka-luka. Pakaian mereka robek, dan kepala mere-
ka hancur. Ini ditulis sebagai peringatan bagi semua orang
yang menyebut nama Kristus,namun tidak meninggalkan ke-
jahatan. Musuh yang sama yang mengalahkan mereka
dengan godaan-godaannya akan mengalahkan mereka de-
ngan kengerian-kengeriannya. Dan percuma mereka meng-
usirnya jauh-jauh dalam nama Kristus, itu tidak akan
menolong. Jika kita melawan Iblis dengan iman yang benar
dan hidup dalam Kristus, maka Iblis akan lari dari kita.
Tetapi jika kita berniat melawannya dengan hanya menggu-
nakan nama Kristus, atau mengutip salah satu firman-Nya,
seperti kita mengutip mantra atau jimat, maka Iblis akan
menang atas kita.
5. Perhatian orang banyak terhadap peristiwa ini, dan kesan baik
yang mereka dapatkan (ay. 17): Hal itu diketahui oleh seluruh
830
penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Peristiwa itu menjadi bahan pembicaraan seluruh kota. Dan
sebagai akibatnya,
(1) Orang banyak menjadi ketakutan: maka ketakutanlah me-
reka semua. Dalam peristiwa ini mereka melihat kejahatan
setan yang mereka layani, dan kuasa Kristus yang mereka
lawan. Dan kedua-duanya sungguh mengerikan. Mereka
melihat bahwa nama Kristus tidak boleh dipermainkan, ti-
dak pula agama-Nya boleh dicampuradukkan dengan ke-
percayaan-kepercayaan takhayul dari agama kafir.
(2) Tuhan dimuliakan. Nama Tuhan Yesus, yang dengannya ham-
ba-hamba-Nya yang setia mengusir setan dan menyembuh-
kan penyakit, tanpa menemui perlawanan, menjadi makin
masyhur. sebab tampaklah sekarang bahwa nama-Nya
mengatasi segala nama.
II. Terjadi pertobatan pada hamba-hamba Iblis yang lain, disertai
bukti-bukti dari pertobatan mereka.
1. Orang yang sudah bersalah atas perbuatan-perbuatan jahat
mengakuinya (ay. 18). Banyak orang yang sudah percaya dan
dibaptis,namun belum mengaku dosa secara terperinci, men-
jadi begitu ketakutan dengan peristiwa-peristiwa yang mema-
syhurkan nama Yesus Kristus ini. Sampai-sampai mereka da-
tang kepada Paulus, atau beberapa hamba Tuhan lain yang
ada bersamanya, dan mengakui seperti apa jahatnya kehidup-
an mereka dulu, dan betapa banyaknya kefasikan yang telah
mereka perbuat secara sembunyi-sembunyi, tanpa diketahui
dunia tipu muslihat rahasia dan kecemaran rahasia. Oleh
sebab semuanya ini, hati nurani mereka mendakwa mereka.
Mereka mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut
melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Mereka memper-
malukan diri sendiri, dan memberi kemuliaan bagi Tuhan
serta peringatan bagi orang lain. Pengakuan ini tidak keluar
dari mulut mereka secara terpaksa, melainkan secara suka-
rela, untuk menenangkan hati nurani mereka, yang merasa
ngeri oleh mujizat-mujizat yang belakangan ini terjadi. Perhati-
kanlah, di mana ada penyesalan dosa yang sungguh-sungguh,
di situ ada pengakuan dosa yang tulus kepada Tuhan dalam se-
Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20
831
tiap doa, dan kepada sesama manusia yang sudah kita sakiti,
jika kita dituntut melakukannya.
2. Orang yang sudah mempelajari buku-buku sesat membakar-
nya (ay. 19): Banyak juga di antara mereka, yang pernah mela-
kukan sihir, ta perierga hal-hal yang tidak pantas. Multa nihil
ad se pertinentia satagentes sibuk dengan hal-hal yang tidak
berguna (itulah kata yang digunakan, 2Tes. 3:11; 1Tim. 5:13).
Mereka menghabiskan waktu mempelajari ilmu sihir dan ra-
malan, membaca buku-buku ramalan bintang, primbon, per-
untungan nasib, pemanggilan roh, tafsir mimpi, ramalan keja-
dian-kejadian masa depan, dan sejenisnya. Menurut sebagian
orang, harus ditambahkan juga sandiwara, drama, kisah cinta,
dan sajak-sajak cabul histrionica, amatoria, saltatoria. Se-
telah hati nurani orang-orang ini lebih tergugah dari sebelum-
nya untuk melihat jahatnya perbuatan-perbuatan yang diajar-
kan oleh buku-buku itu, mereka mengumpulkan kitab-kitabnya
lalu membakarnya di depan mata semua orang. Efesus ter-
kenal dengan penggunaan ilmu-ilmu sihir ini. Itulah sebabnya
mantra dan jampi disebut Literæ Ephesiæ (Kesastraan Efesus
pen.). Di sana orang memenuhi rak buku mereka dengan
buku-buku sejenis itu, dan, ada kemungkinan, mengundang
guru-guru pribadi untuk mengajarkan ilmu-ilmu hitam itu ke-
pada mereka. Oleh sebab itu, kehormatan Kristus dan Injil-
Nyalah yang semakin dijunjung tinggi dengan adanya kesaksian
mulia melawan ilmu-ilmu aneh itu, di tempat di mana ilmu-
ilmu itu amat digemari. Kita bisa pastikan bahwa mereka di-
yakinkan mengenai kejahatan ilmu-ilmu sihir ini, dan bertekad
untuk tidak mau lagi berurusan dengannya.namun mereka me-
rasa tidak cukup jika tidak membakar buku-buku mereka.
(1) Demikianlah mereka menunjukkan kemarahan yang kudus
terhadap dosa-dosa yang sudah mereka perbuat. Seperti
para penyembah berhala, saat bertobat, berkata kepada
berhala-berhala mereka, Keluar! (Yes. 30:22), dan bahkan
melemparkan berhala-berhala perak dan emas kepada
tikus dan kelelawar (Yes. 2:20). Demikianlah, dengan hati
kudus mereka membalas dendam pada hal-hal yang sudah
memperalat mereka untuk berdosa, dan menyatakan keya-
kinan mereka yang kuat akan jahatnya semua itu, dan
832
bahwa apa yang dulunya mereka sukai sekarang mereka
benci, setelah mereka tahu yang sebenarnya.
(2) Demikianlah mereka menunjukkan tekad untuk tidak per-
nah lagi menggunakan ilmu-ilmu sihir itu dan buku-buku
yang berhubungan dengannya. Mereka begitu yakin sepe-
nuhnya akan kejahatan dan bahaya dari buku-buku itu se-
hingga tidak mau membuang buku-buku itu di tempat
yang dekat, yang masih bisa mereka datangi, sebab takut
kalau-kalau mereka berubah pikiran. Sebaliknya, sebab
sudah bertekad teguh untuk tidak pernah menggunakan-
nya lagi, mereka membakarnya.
(3) Demikianlah mereka menjauhkan godaan untuk kembali
kepada buku-buku itu lagi. Seandainya mereka menyim-
pan buku-buku itu di tempat yang dekat, maka ada bahaya
kalau-kalau, saat mereka tidak begitu yakin lagi seperti
sekarang, mereka akan penasaran ingin melihatnya lagi,
dan dengan demikian akan tergoda untuk menyukai dan
menyenanginya lagi. Oleh sebab itu, mereka membakarnya.
Perhatikanlah, orang yang benar-benar bertobat dari dosa
akan menjaga diri sejauh mungkin dari apa yang bisa
menuntun mereka untuk berdosa lagi.
(4) Demikianlah mereka mencegah berbuat kejahatan kepada
orang lain. Seandainya Yudas ada di dekat situ, ia akan
berkata, JuTuhan buku-buku itu, dan sumbangkanlah uang-
nya kepada orang miskin. Atau, Pakailah uangnya untuk
membeli Kitab Suci dan buku-buku bagus.namun siapa
tahu akan jatuh ke tangan siapa buku-buku yang berba-
haya ini, dan kejahatan apa yang akan diperbuat olehnya?
sebab itu, jalan yang paling aman yaitu membakar se-
muanya. Orang yang pulih dari dosa akan berbuat semam-
punya untuk menjaga orang lain supaya tidak jatuh ke
dalam dosa itu, dan akan jauh lebih takut memberi ke-
sempatan untuk berbuat dosa di jalan orang lain.
(5) Demikianlah dengan hati kudus mereka memandang hina
kekayaan dunia ini. Sebab harga buku-buku itu dihitung,
mungkin oleh orang-orang yang membujuk mereka untuk
tidak membakarnya, dan harganya didapati lima puluh ribu
uang perak, jumlah yang sangat banyak waktu itu. Ada
kemungkinan buku-buku itu langka, atau terlarang, dan
Kitab Kisah Para Rasul 19:13-20
833
sebab itu mahal. Mungkin mereka sudah membayar sangat
mahal untuk buku-buku itu. Namun, sebab itu yaitu
buku-buku setan, walaupun mereka sampai begitu bodoh
untuk membelinya, mereka tidak berpikir bahwa mahalnya
buku-buku itu akan membenarkan mereka berlaku sede-
mikian jahat untuk menjualnya lagi.
(6) Demikianlah mereka memberi kesaksian di muka umum
tentang sukacita mereka atas pertobatan mereka dari per-
buatan-perbuatan yang fasik ini, seperti yang dilakukan
Matius dengan mengadakan pesta besar saat Kristus me-
manggilnya dari rumah cukai. Orang-orang yang baru ber-
tobat ini berkumpul bersama-sama dalam membuat api
unggun ini, dan mereka membuatnya di depan semua
orang. Mereka bisa saja membakar buku-buku itu diam-
diam, setiap orang membakarnya di rumah sendiri.namun
mereka memilih melakukannya bersama-sama, atas perse-
tujuan bersama, dan melakukannya di depan mata orang
(seperti yang kita katakan), supaya Kristus dan anugerah-
Nya di dalam mereka menjadi semakin masyhur, dan se-
mua orang yang menyaksikannya semakin dibangun.
III. Sekarang kita akan melihat laporan umum tentang perkembangan
dan keberhasilan Injil di Efesus dan sekitarnya (ay. 20): Dengan
jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.
Sungguh suatu pemandangan yang penuh berkat melihat firman
Tuhan tersiar dan berkuasa, seperti yang kita lihat di sini. Sungguh
senang,
1. Melihat firman Tuhan tersiar luas, dengan bertambah banyaknya
orang yang masuk ke dalam jemaat. jika makin banyak
orang yang dijamah oleh Injil, dan ditundukkan kepadanya,
maka Injil tersiar. jika orang-orang yang paling tampak
tidak mungkin berserah padanya, dan paling keras menen-
tangnya, ditawan dan dibuat taat kepadanya, maka dapat di-
katakan Injil semakin berkembang dan makin berkuasa.
2. Melihat firman Tuhan berkuasa secara luas, dengan bertum-
buhnya pengetahuan dan anugerah pada orang-orang yang di-
tambahkan ke dalam jemaat. jika kebobrokan-kebobrokan
yang kuat dimatikan, kebiasan-kebiasaan keji diubah, adat
istiadat yang jahat dan bertahan lama dipatahkan, dan dosa-
834
dosa yang menyenangkan, menguntungkan, dan digemari di-
tinggalkan, maka Injil makin berkuasa. Dan Kristus di dalam-
nya maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Huru-hara di Efesus
(19:21-40)
21 Kemudian dari pada semuanya itu Paulus bermaksud pergi ke Yerusalem
melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya: Sesudah berkunjung ke situ aku
harus melihat Roma juga. 22 Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya,
yaitu Timotius dan Erastus, mendahuluinya ke Makedonia,namun ia sendiri
tinggal beberapa lama lagi di Asia. 23 Kira-kira pada waktu itu timbul huru-
hara besar mengenai Jalan Tuhan. 24 Sebab ada seorang bernama Demetrius,
seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak.
Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-
tukangnya. 25 Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-
pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata: Saudara-saudara, kamu
tahu, bahwa kemakmuran kita yaitu hasil perusahaan ini! 26 Sekarang ka-
mu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus,
tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak
orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bu-
kanlah dewa. 27 Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada
dalam bahaya untuk dihina orang,namun juga kuil Artemis, dewi besar itu,
berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis
yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan ke-
hilangan kebesarannya. 28 Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu
mereka berteriak-teriak, katanya: Besarlah Artemis dewi orang Efesus! 29
Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung
kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia
dan teman seperjalanan Paulus. 30 Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat
itu,namun murid-muridnya tidak mengizinkannya. 31 Bahkan beberapa pem-
besar yang berasal dari Asia yang bersahabat dengan Paulus, mengirim per-
ingatan kepadanya, supaya ia jangan masuk ke gedung kesenian itu. 32
Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak;
yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan
itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka
berkumpul. 33 Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh
orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak tentang apa
yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan tangannya dan mau memberi
penjelasan sebagai pembelaan di depan rakyat itu. 34namun saat mereka
tahu, bahwa ia yaitu orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama
kira-kira dua jam lamanya: Besarlah Artemis dewi orang Efesus! 35 Akan
tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: Hai orang
Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang
memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya
yang turun dari langit? 36 Hal itu tidak dapat dibantah, sebab itu hendaklah
kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. 37 Sebab kamu telah
membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil
dewi kita dan tidak menghujat namanya. 38 Jadi jika Demetrius dan tukang-
tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-
sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak
mengajukan dakwaannya ke situ. 39 Dan jika ada sesuatu yang lain yang
kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat
Kitab Kisah Para Rasul 19:21-40
835
yang sah. 40 Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita
menimbulkan huru-hara pada hari ini, sebab tidak ada alasan yang dapat
kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini. Dan
dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat itu.
I. Paulus di sini dihadapkan pada suatu masalah di Efesus, persis
saat ia hendak pergi dari sana, dan menyiapkan pekerjaan
untuk dirinya di tempat lain. Lihatlah di sini,
1. Bagaimana ia menyampaikan maksudnya untuk pergi ke tem-
pat-tempat lain (ay. 21-22). Ia seorang yang penuh dengan
rancangan besar untuk Tuhan , dan memanfaatkan pengaruh-
nya seluas mungkin. Setelah menghabiskan waktu selama le-
bih dari dua tahun di Efesus,
(1) Ia berencana mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia
dan Akhaya, terutama di Filipi dan Korintus, dua kota
utama dari masing-masing wilayah itu (ay. 21). Di sana dia
sudah menanam jemaat-jemaat, dan sekarang ia ingin
mengunjungi mereka. Ia bermaksud dalam roh (KJV), entah
dalam rohnya sendiri, tanpa menyampaikan tujuannya ter-
lebih dahulu,namun merahasiakannya sendiri. Atau melalui
arahan Roh Kudus, yang memandu segala gerak-geriknya,
dan yang oleh-Nya ia dipimpin. Ia bermaksud pergi dan me-
lihat bagaimana kelanjutan pekerjaan Tuhan di tempat-tem-
pat itu, supaya bisa meluruskan apa yang salah dan men-
dorong apa yang baik.
(2) Dari sana ia berencana pergi ke Yerusalem, untuk mengun-
jungi saudara-saudara seiman di sana, dan memberi
laporan kepada mereka tentang terlaksananya keh