Kisah pararasul 27

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 27. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 27. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 27



 -Nya, sehingga orang yang meragukannya 

berarti memperlihatkan ketidaktahuan mereka akan Ki-

tab Suci maupun kuasa Tuhan  (Mat. 22:29). 

Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21 

 

 1033 

[4] Kebangkitan orang mati yaitu  sebuah pernyataan da-

sar dalam pengakuan iman kita, seperti juga halnya da-

lam jemaat Yahudi dulunya. Itulah yang mereka perbo-

lehkan. Bahkan, kebangkitan orang mati merupakan 

pengharapan dari para bapa leluhur. Lihat saja pengaku-

an iman Ayub.namun  kebangkitan orang mati diungkap-

kan dengan lebih jelas dan dikukuhkan dengan lebih pe-

nuh oleh Injil, dan sebab  itu mereka yang mempercayai-

nya harus berterima kasih kepada para pekabar Injil 

yang sudah menjelaskannya dan memperlihatkan bukti-

nya, dan bukannya melawan mereka.  

[5] Dalam seluruh hidup beragama, kita harus mengarah-

kan pandangan pada dunia lain, dan melayani Tuhan  da-

lam segala hal dengan keyakinan kepada Dia bahwa 

akan ada kebangkitan semua orang mati, sambil mem-

persiapkan diri untuk itu, dan menantikan imbalan kita 

di dalamnya. 

(4) Perilakunya selaras dengan ibadahnya (ay. 16): Sebab itu 

aku selalu  berusaha untuk hidup dengan hati nurani 

yang murni di hadapan Tuhan  dan manusia. Para nabi be-

serta ajaran-ajaran mereka harus diuji melalui buah-buah 

mereka. Paulus sama sekali tidak mau mengacaukan hati 

nurani yang murni, dan oleh sebab itu tidak mungkin ia 

mengacaukan iman, yang rahasianya tersimpan amat rapih 

dalam hati nurani yang murni. Pernyataan Paulus ini mem-

punyai tujuan yang sama dengan apa yang sudah dibuat-

nya di hadapan imam besar (23:1): sampai kepada hari ini 

aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni. Dan inilah 

yang membuatnya bersukacita. Amatilah,  

[1] Apa niat dan keinginan Paulus: Hidup dengan hati nurani 

yang murni. Maksudnya, entah, pertama,  Hati nurani 

yang tidak membuat pelanggaran, tidak mengatakan 

aku bersalah ataupun menjilat-jilat bahwa aku benar, 

atau menipuku, atau menyesatkan aku dalam hal apa 

saja. Atau, kedua, hati nurani yang tidak dilanggar. Se-

perti tekad Ayub,  Hatiku tidak mencela, maksudnya, 

aku tidak akan memberinya kesempatan untuk berbuat 

demikian. Inilah yang sangat ingin aku lakukan, tetap 


 1034

berdamai dengan hati nuraniku, supaya ia tidak mem-

punyai alasan untuk mempertanyakan baik atau tidaknya 

keadaan rohaniku maupun berselisih denganku sebab  

aku telah melakukan suatu perbuatan. Aku berhati-hati 

untuk tidak menyinggung hati nuraniku, sama seperti 

aku tidak akan menyinggung teman yang sehari-hari 

bergaul denganku. Bahkan, sama seperti aku tidak me-

nyinggung hakim yang berwenang atas diriku, dan ke-

padanya aku bertanggung jawab. Sebab hati nurani 

yaitu  wakil Tuhan  di dalam jiwaku.”  

[2] Apa yang diperhatikan dan diusahakannya, untuk men-

capai tujuan ini:  Aku melatih diriku – askō. Aku senan-

tiasa menjadikannya sebagai urusanku, dan mengatur 

diriku dengan maksud ini. Aku melatih diriku, dan hi-

dup menurut aturan” (mereka yang melakukannya dise-

but askese, diambil dari kata yang digunakan di sini), 

 Aku berpantang dari banyak hal yang cenderung ku-

sukai, dan tekun menjalankan segala ibadah, dengan 

mengarahkan pandangan pada hal ini, yaitu supaya 

aku tetap berdamai dengan hati nuraniku.”  

[3] Bagaimana dalamnya kepeduliannya ini: Pertama, un-

tuk sepanjang waktu: hidup dengan hati nurani yang 

murni, selalu murni dari pelanggaran. Sebab meskipun 

Paulus sadar diri bahwa ia belum mencapai kesempur-

naan, dan bahwa kejahatan yang tidak mau dilakukan-

nya tetap dilakukannya, ia bebas dari pelanggaran be-

sar. Dosa-dosa sebab  kelemahan membuat hati nurani 

tidak tenang,namun  tidak melukainya, atau menggero-

gotinya, seperti dosa-dosa sebab  keangkuhan. Dan, 

walaupun hati nurani dilanggar, harus diperhatikan su-

paya pelanggaran itu tidak terus menetap,namun  supaya 

dengan tindakan iman dan pertobatan, permasalahan-

nya cepat diselesaikan. Namun, kita harus tetap melatih 

ini, dan, walaupun kita belum sanggup, kita harus te-

rus berusaha mencapainya. Kedua, untuk segala se-

suatu: di hadapan Tuhan  dan manusia. Kepedulian hati 

nuraninya meluas sampai ke seluruh kewajibannya, dan 

ia takut melanggar hukum kasih baik terhadap Tuhan  

maupun sesamanya. Hati nurani, seperti hakim, yaitu  

Kitab Kisah Para Rasul 24:10-21 

 

 1035 

custos utriusque tabulæ – penjaga setiap meja. Kita harus 

sangat berhati-hati agar tidak berpikir, atau berbicara, 

atau melakukan kesalahan apa saja, entah melawan 

Tuhan  atau manusia (2Kor. 8:21).  

[4] Apa yang mendorongnya berbuat demikian: sebab itu, 

en toutō, sebab  alasan ini, bisa juga dibaca seperti itu. 

 sebab  aku menantikan kebangkitan orang mati dan 

hidup di akhirat, aku selalu  melatih diriku seperti 

itu.” Pertimbangan tentang masa depan haruslah men-

dorong kita untuk selalu  sadar akan keadaan kita 

sekarang. 

IV. Setelah membuat pengakuan iman, ia memberi  penjelasan 

yang terang dan benar tentang duduk perkaranya, dan tentang 

kesalahan yang diperbuat terhadapnya oleh para penganiayanya. 

Dua kali ia diselamatkan oleh kepala pasukan dari tangan orang-

orang Yahudi,  saat  mereka siap mencabik-cabiknya, dan ia me-

nantang mereka untuk membuktikan bahwa dia bersalah atas 

kejahatan apa saja dan kapan saja.  

1.  Di Bait Tuhan . Di sini mereka memperlakukannya dengan geram 

sebagai musuh bagi bangsa mereka dan Bait Tuhan  (21:28). Te-

tapi apakah tuduhan itu beralasan? Tidak, justru sebaliknya, 

ada cukup bukti untuk melawannya, 

(1) Sangat sulit menuduh dia sebagai musuh bangsa mereka, 

sebab setelah lama tidak berkunjung ke Yerusalem ia da-

tang untuk membawa sedekah kepada bangsanya, uang 

yang (meskipun ia sendiri membutuhkannya) dikumpul-

kannya dari antara teman-temannya, untuk membantu 

kaum miskin di Yerusalem. Ia bukan saja tidak membenci 

orang-orang itu,namun  juga sangat ingin berbagi dengan 

mereka di dalam kasih, dan siap melakukan kebaikan apa 

saja kepada mereka. Namun, sebagai balasan terhadap ka-

sihnya, mereka malah menuduh dia (Mzm. 109:4).  

(2) Sangat sulit menuduh dia melanggar kekudusan Bait Tuhan , 

sebab ia membawa persembahan ke Bait Tuhan , bahkan me-

nanggung biaya persembahan di sana (21:24), dan didapati 

mentahirkan dirinya di Bait Tuhan , menurut hukum (ay. 18), 

dan bahwa ia berperilaku amat tenang dan sopan, tanpa 


 1036

orang banyak dan tanpa keributan. Meskipun begitu sering 

diperbincangkan banyak orang, ia sama sekali tidak ingin 

menunjukkan dirinya  saat  datang ke Yerusalem, atau su-

paya dikerumuni orang. Sebaliknya, ia pergi ke Bait Tuhan , 

sebisa mungkin, incognito (tanpa diketahui orang). Ada orang-

orang Yahudi dari Asia, musuh-musuhnya, yang membuat 

dia diperhatikan. Mereka tidak berpura-pura membuat ke-

ributan dan mengumpulkan banyak orang untuk melawan 

Paulus, sebab tidak ada orang banyak atau keributan un-

tuk melawan dia. Dan mengenai apa yang mungkin dibisik-

kan kepada Feliks, bahwa ia membawa orang-orang Yunani 

ke dalam Bait Tuhan , bertentangan dengan hukum mereka, 

dan sang wali negeri harus mengadakan perhitungan de-

ngannya sebab  itu, sebab bangsa Romawi sudah mengikat 

perjanjian dengan bangsa-bangsa yang tunduk padanya 

untuk menjaga mereka dalam menjalankan agama mereka, 

ia menantang mereka untuk membuktikannya (ay. 19): 

 Orang-orang Yahudi dari Asia itulah yang seharusnya 

menghadap engkau di sini, untuk diperiksa apakah mereka 

mereka memiliki  sesuatu terhadap aku, yang mau mere-

ka dakwakan dengan sumpah.” Sebab ada sebagian orang 

yang tidak segan-segan berbohong merasa terbeban oleh 

hati nurani mereka jika mereka harus menegaskan kebo-

hongan mereka dengan sumpah.       

2. Di Mahkamah Agama:  sebab  orang-orang Yahudi dari Asia 

tidak ada sekarang di sini untuk membuktikan kesalahan apa 

saja yang telah kulakukan di dalam Bait Tuhan , maka biarlah 

orang-orang yang hadir di sini, imam besar dan para penatua, 

mengatakan apakah mereka bisa menyatakan kejahatan apa-

kah yang mereka dapati pada diriku, atau apakah aku bersa-

lah atas kejahatan apa saja  saat  aku dihadapkan di Mahka-

mah Agama, sementara mereka juga siap mencabik-cabik aku 

(ay. 20).  saat  aku berada di sana, mereka tidak bisa menu-

duhku melanggar peraturan berdasarkan apa saja yang kuka-

takan. Sebab yang kukatakan hanyalah, sebab  hal kebang-

kitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu 

(ay. 21). Dan ini tidak menyakiti siapa-siapa selain orang-

orang Saduki. Aku harap ini bukanlah kejahatan, bahwa aku

Kitab Kisah Para Rasul 24:22-27 

 

 1037 

 tetap berpegang pada iman seluruh jemaat Yahudi, kecuali 

yang menyebut diri pengikut bidah.” 

Feliks Dibuat Gemetar Ketakutan 

(24:22-27) 

22namun  Feliks yang tahu benar-benar akan Jalan Tuhan, menangguhkan 

perkara mereka, katanya:  Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan 

mengambil keputusan dalam perkaramu.” 23 Lalu ia menyuruh perwira itu 

tetap menahan Paulus,namun  dengan tahanan ringan, dan tidak boleh men-

cegah sahabat-sahabatnya melayani dia. 24 Dan setelah beberapa hari da-

tanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia 

menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang keperca-

yaan kepada Yesus Kristus. 25namun   saat  Paulus berbicara tentang kebe-

naran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi 

takut dan berkata:  Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; jika  ada ke-

sempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.” 26 Sementara itu ia 

berharap, bahwa Paulus akan memberi  uang kepadanya. sebab  itu ia 

sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia. 27namun  sesudah 

genap dua tahun, Feliks digantikan oleh Perkius Festus, dan untuk meng-

ambil hati orang Yahudi, ia membiarkan Paulus tetap dalam penjara. 

Di sini kita mendapati hasil dari sidang Paulus di hadapan Feliks, 

dan apa akibatnya.  

I. Feliks menangguhkan perkaranya, dan meminta waktu lebih lan-

jut untuk mempertimbangkannya (ay. 22): Ia tahu benar-benar 

akan Jalan Tuhan yang disebut orang-orang Yahudi sebagai sekte 

lebih dibandingkan  yang disangkakan oleh Imam Besar dan para pe-

natua. Ia memahami sesuatu tentang agama Kristen. Sebab, de-

ngan tinggal di Kaisarea, di mana Kornelius berada, yaitu seorang 

perwira Romawi yang beragama Kristen, ia belajar sedikit banyak 

dari dia dan orang lain tentang Kekristenan, bahwa Kekristenan 

itu bukanlah sesuatu yang jahat seperti yang digambarkan orang. 

Ia sendiri mengenal sebagian orang yang mengikuti jalan itu seba-

gai orang-orang yang jujur dan baik, dan hidup menurut hati nu-

rani, dan oleh sebab itu ia membubarkan para pendakwa dengan 

alasan,  Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan meng-

ambil keputusan dalam perkaramu, atau aku akan mengetahui 

apa yang benar, apakah Paulus ini berusaha menimbulkan pem-

berontakan atau tidak. Kalian berkelompok, sementara dia tidak 

berpihak pada siapa-siapa. Ada kemungkinan Paulus yang pantas 

dihukum sebab  menimbulkan keributan itu, atau kalian sendiri 


 1038

yang melakukannya, lalu menuduhkannya kepada dia. Dan aku 

ingin mendengar apa yang akan dikatakan kepala pasukan, dan 

membuat keputusan sebagaimana mestinya.” Sekarang,  

1. Imam besar dan para penatua kecewa sebab  Paulus tidak di-

hukum, atau diserahkan ke pengadilan mereka, yang mereka 

harap-harapkan dan nanti-nantikan.namun  begitulah, adakala-

nya Tuhan  menahan amarah musuh-musuh umat-Nya melalui 

tangan orang lain, bukan oleh teman-teman mereka, melain-

kan oleh orang yang sangat asing bagi mereka. Dan meskipun 

orang asing, kalau saja mereka sedikit banyak tahu akan Jalan 

Tuhan, mereka mau tak mau pasti tampil sebagai pelindung 

bagi umat-Nya.  

2.  Paulus dirugikan sebab  ia tidak dilepas. Feliks seharusnya 

melakukan pembalasan kepada para lawannya, sebab  ia 

dengan begitu jelas tidak melihat apa-apa dalam tuntutan itu 

selain kebencian, dan seharusnya melepaskan dia dari tangan 

orang fasik, sesuai dengan kewajiban seorang hakim (Mzm. 

82:4).namun  ia yaitu  seorang hakim yang tidak takut akan 

Tuhan  dan tidak menghormati seorang pun, dan kalau sudah 

begitu, kebaikan apa yang bisa diharapkan dari dia? Menolak 

berbuat adil itu salah,namun  menangguhkannya juga salah. 

II. Ia tetap menahan Paulus dalam penjara, dan tidak mau menerima 

tebusan untuk dia, sebab kalau tidak, di sini di Kaisarea Paulus 

memiliki  cukup banyak teman yang dengan senang hati akan 

menyelamatkan dia. Feliks berpikir bahwa seorang tokoh masya-

rakat seperti Paulus memiliki  banyak teman, dan juga musuh, 

dan mungkin ini kesempatan bagi dia untuk membuat mereka 

berutang budi, atau mengulurkan tangan untuknya, jika ia tidak 

segera membebaskan Paulus,namun  memperbolehkan orang un-

tuk menebusnya. Dan sebab  itu,  

1. Ia tetap memenjarakan Paulus, dengan memerintahkan se-

orang perwira atau kepala pasukan untuk menjaganya (ay. 23). 

Ia tidak membawanya ke penjara biasa,namun , dengan per-

tama-tama dijadikan sebagai tahanan perwira, ia masih akan 

tetap dipenjara. 

2. Namun, ia berusaha supaya Paulus tetap menjadi tahanan 

ringan – in libera custodia. Penjaganya harus memberi  ke-

Kitab Kisah Para Rasul 24:22-27 

 

 1039 

bebasan kepadanya, tidak boleh mengikat atau menguncinya, 

tetapi membuat kurungan terasa senyaman mungkin bagi dia. 

Biarlah dia mendapat kebebasan di sekitar istana, dan, mung-

kin, maksudnya bebas menghirup udara segar, atau pergi ke 

luar dengan jaminan. Paulus yaitu  orang yang sedemikian 

jujur sehingga ia bisa dipercaya jika ia berkata bahwa ia akan 

kembali. Imam Besar dan para penatua mengincar nyawanya, 

tetapi Feliks dengan murah hati memberinya semacam kebe-

basan. Sebab ia tidak berprasangka buruk seperti mereka ter-

hadap Paulus dan jalan yang diikutinya. Ia juga memberi  

perintah supaya tak seorang pun dari teman-temannya dice-

gah menemuinya. Perwira itu tidak boleh melarang sahabat-

sahabatnya melayani dia. Penjara akan terasa seperti rumah 

sendiri jika teman-temannya berada di sekelilingnya.  

III. Ia sering bercakap-cakap dengan Paulus setelah itu secara pribadi, 

terutama satu kali, tidak lama setelah sidang umumnya (ay. 24-

25). Amatilah, 

1. Dengan maksud apa Feliks menyuruh memanggil Paulus. Ia 

berniat ingin berbincang-bincang dengan dia tentang keperca-

yaan kepada Yesus Kristus, tentang agama Kristen. Ia sedikit 

mengetahui tentang jalan itu,namun  ia ingin mendapat penje-

lasan tentangnya dari Paulus, yang begitu terkenal sebagai 

pemberita iman itu, melebihi yang lain. Orang yang mau mem-

perbanyak pengetahuan haruslah berbincang-bincang dengan 

orang-orang yang ahli dalam pengetahuan itu, dan orang yang 

ingin menguasai pekerjaan apa saja harus meminta nasihat 

dari mereka yang unggul dalam pengetahuan tentang pekerjaan 

itu. Oleh sebab itu, Feliks berniat berbicara dengan Paulus se-

cara lebih bebas dibandingkan  yang bisa dilakukannya di pengadil-

an terbuka,  saat  ia mengamati Paulus saat bertugas meng-

adilinya, tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. Dan ini 

hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya, atau lebih te-

patnya rasa ingin tahu isterinya Drusila, seorang Yahudi, anak 

perempuan Herodes Agripa, yang mati dimakan cacing. sebab  

dididik dalam agama Yahudi, ia lebih ingin tahu tentang agama 

Kristen, yang dinyatakan sebagai penyempurnaan dari agama 

Yahudi, dan ingin mendengar Paulus berbicara tentangnya. 

Tetapi tidak menjadi masalah apa agamanya. Sebab, apa pun 


 1040

itu, ia menjadi cela dan aib bagi agamanya. Ia seorang Yahudi, 

tetapi pezinah. Ia istri orang lain  saat  Feliks mengambilnya 

sebagai istrinya. Ia hidup dengan Feliks dalam persundalan 

dan terkenal sebagai wanita asusila. Namun ia ingin mende-

ngar tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. Banyak orang 

suka dengan gagasan-gagasan dan rekaan-rekaan baru dalam 

hal agama, dan bisa mendengar serta berbicara tentangnya de-

ngan senang hati, namun mereka tidak mau dikuasai dan 

diubahkan oleh agama. Mereka puas membekali diri dengan 

pengetahuan,namun  tidak mau memperbarui hidup mereka de-

ngannya.  

2. Apa penjelasan yang diberikan Paulus kepada dia tentang aga-

ma Kristen. Dengan gagasan yang dimilikinya tentang Kekris-

tenan, ia berharap akan dihibur dengan cerita tentang ilah 

dari alam khayangan. namun  ,  saat  Paulus menjelaskan-

nya kepada dia, ia dikejutkan oleh ilah yang dekat dengan ke-

hidupan sehari-hari. Paulus, sebab  ditanya tentang keperca-

yaan kepada Yesus Kristus, bertukar pendapat (sebab Paulus 

yaitu  pengkhotbah yang selalu menggunakan akal budi) ten-

tang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan 

datang. Ada kemungkinan bahwa ia menyebutkan ajaran-ajar-

an khas Kekristenan tentang kematian dan kebangkitan Tu-

han Yesus, dan peran-Nya sebagai Pengantara antara Tuhan  

dan manusia.namun  ia cepat-cepat menunjukkan penerapan-

nya, di mana ia bermaksud menyentuh hati nurani para pen-

dengarnya. 

(1) Ia berbicara dengan jelas dan hangat tentang kebenaran, 

penguasaan diri, dan penghakiman yang akan datang. Dan 

di sini ia menunjukkan, 

[1] Bahwa iman di dalam Kristus dirancang untuk mene-

gakkan di antara anak-anak manusia hukum agung ke-

adilan dan kesabaran. Anugerah Tuhan  mendidik kita su-

paya kita hidup bijaksana dan adil (Tit. 2:12). Keadilan 

dan kesabaran yaitu  kebajikan yang dipuji di antara 

para pengajar moral kafir. Jika ajaran yang diberitakan 

Paulus, yang sudah didengar Feliks sebagai ajaran yang 

menyatakan kebebasan, akan membebaskan dia dari 

kewajiban-kewajiban ini, maka ia siap menerimanya: 

Kitab Kisah Para Rasul 24:22-27 

 

 1041 

 Tidak,” tegas Paulus,  sama sekali bukan begitu, justru 

iman Kristen memperkuat kewajiban-kewajiban dari hu-

kum suci itu. Iman Kristen mengikat semua orang 

dengan ancaman akan hukuman tertinggi untuk berpe-

rilaku jujur dalam segala hal, dan untuk membayar ke-

pada semua orang apa yang harus dibayarkan. Juga, 

untuk melatih tubuh mereka dan menguasainya seluruh-

nya.” sebab  dunia dan kedagingan ditolak dalam bap-

tisan kita, maka semua usaha untuk mengejar kepen-

tingan duniawi dan untuk memuaskan keinginan daging 

harus diatur oleh agama. Paulus berbicara tentang kebe-

naran, penguasaan diri, dan penghakiman yang akan 

datang untuk meyakinkan Feliks akan perilakunya 

yang tidak benar dan tidak sabar, yang sudah diketahui 

banyak orang, sehingga, melihat betapa semua itu tidak 

berkenan dan mendatangkan murka Tuhan  (Ef. 5:6), ia 

harus mencari tahu tentang iman kepada Kristus, de-

ngan tekad untuk memeluknya. 

[2] Bahwa oleh ajaran Kristus, disingkapkan kepada kita 

tentang penghakiman yang akan datang, di mana nasib 

kekal semua anak manusia akan ditentukan untuk se-

lama-lamanya. Sekarang inilah waktu bagi manusia, 

dan Feliks memilikinya.namun  akan datang hari Tuhan , 

di mana setiap orang akan memberi pertanggungan ja-

wab tentang dirinya sendiri kepada Tuhan , Sang Hakim 

atas semua orang. Paulus bertukar pendapat tentang 

masalah ini, maksudnya, ia menunjukkan mengapa kita 

harus percaya bahwa ada penghakiman yang akan da-

tang, dan mengapa kita, dengan menimbang itu semua, 

harus beriman. 

(2) Dari penjelasan tentang isi utama pembicaraan Paulus ini 

kita dapat menyimpulkan,  

[1] Bahwa dalam berkhotbah, Paulus tidak membeda-beda-

kan orang, sebab firman Tuhan  yang diberitakannya ti-

dak membeda-bedakan orang. Ia menegaskan keyakinan-

keyakinan dan ajaran-ajaran yang sama kepada wali 

negeri sama seperti kepada orang lain.  


 1042

[2] Bahwa Paulus dalam pemberitaannya ingin mengetuk 

hati nurani manusia, dan mendekatinya. Ia tidak ber-

usaha menyenangkan keinginan mereka atau memuas-

kan keingintahuan mereka,namun  menuntun mereka me-

lihat dosa-dosa mereka dan menyadari kewajiban serta 

kepentingan mereka.  

[3] Bahwa Paulus lebih memilih melayani Kristus, dan me-

nyelamatkan jiwa-jiwa, dibandingkan  memikirkan kesela-

matannya sendiri. Nasibnya ada di tangan Feliks, yang 

berkuasa (seperti kata Pilatus) untuk menyalibkan dia 

(atau, yang sama buruknya, untuk menyerahkan dia 

kembali kepada orang-orang Yahudi), dan berkuasa juga 

untuk membebaskan dia. Sekarang setelah Paulus di-

dengar Feliks, dan mendengarnya dalam suasana yang 

baik, ia memiliki  kesempatan baik untuk mengambil 

hatinya, dan untuk mendapat kebebasan, bahkan, un-

tuk memanas-manasi dia melawan para pendakwanya. 

Dan, sebaliknya, jika ia mengecewakan Feliks, dan mem-

buat dia tidak senang, ia bisa saja mendapat perlakuan 

yang sangat tidak baik sebab nya.namun  ia betul-betul 

tidak mempertimbangkan ini, dan berniat untuk berbuat 

baik, setidak-tidaknya untuk menunaikan kewajibannya.  

[4] Bahwa Paulus mau bersusah-susah, dan menghadapi 

bahaya, dalam menggeluti pekerjaannya, sekalipun ha-

nya ada sedikit saja kemungkinan untuk berbuat baik. 

Feliks dan Drusila yaitu  orang-orang berdosa yang su-

dah sedemikian mengeras sehingga sama sekali tidak 

mungkin mau bertobat melalui khotbah Paulus, terutama 

dalam suasana yang tidak menguntungkan seperti itu. 

Namun, Paulus berurusan dengan mereka tanpa kenal 

rasa putus asa sedikit pun. Biarlah sang penjaga mem-

beri peringatan yang semestinya, dan dengan begitu me-

reka sudah menyelamatkan jiwa mereka sendiri, meski-

pun tidak berhasil menyelamatkan jiwa-jiwa yang mereka 

jaga. 

3. Apa kesan-kesan yang ditimbulkan oleh perkataan Paulus pada 

orang besarnamun  fasik ini: Feliks gemetar, emphobos geno-

menos – menjadi takut, atau menjadi ngeri sendiri, mengalami 

kegentaran-dari-segala-jurusan, seperti yang terjadi pada 

Kitab Kisah Para Rasul 24:22-27 

 

 1043 

Pasyhur (Yer. 20:3-4). Paulus tidak pernah gemetar di hadapan 

Feliks,namun  Feliks dibuat gemetar di hadapan Paulus. Jika 

demikian, jika apa yang dikatakan Paulus itu benar, apa yang 

akan terjadi padaku di dunia lain? Jika orang tidak benar dan 

tidak sabar akan dihukum dalam penghakiman yang akan da-

tang, binasalah aku, selama-lamanya binasa, kecuali aku me-

mulai hidup baru.” Kita tidak mendapati Drusila gemetar, 

meskipun ia sama-sama bersalah, sebab ia orang Yahudi, dan 

bergantung pada hukum upacara, yang dipercayainya harus ia 

jalankan, untuk membenarkan dirinya.namun  Feliks untuk 

saat ini tidak bisa berpegang pada apa-apa untuk menenang-

kan hati nuraninya, dan oleh sebab  itu ia gemetar. Lihatlah di 

sini,  

(1) Kuasa firman Tuhan ,  saat  bekerja menunaikan tugasnya. 

Firman itu menyelidiki, mengejutkan. Firman itu bisa mem-

buat ngeri hati orang berdosa yang paling sombong dan 

congkak, dengan membeberkan dosa-dosanya di hadapan 

dia, dan menunjukkan kepadanya kengerian-kengerian peng-

hakiman Tuhan. 

(2) Bagaimana hati nurani alamiah bekerja. jika  dikejutkan 

dan dibangunkan, hati nurani memenuhi jiwa dengan ke-

ngerian dan keheranan akan keburukannya sendiri dan ba-

haya yang akan menimpanya. Mereka yang menjadi pem-

besar yang membawa kengerian di dunia orang-orang hidup 

dengan ini dibuat menjadi kengerian bagi diri mereka sen-

diri. Pemikiran tentang penghakiman yang akan datang su-

dah cukup untuk membuat hati yang paling congkak geme-

tar, sebab  penghakiman itu tampak benar-benar seperti 

sudah datang dan membuat orang-orang berkuasa dan per-

wira-perwira dengan sia-sia memanggil kepada batu-batu 

karang dan gunung-gunung untuk menutupi mereka. 

4. Bagaimana Feliks berusaha menghindar dari kesan-kesan ini, 

dan mengusir kengerian yang timbul dari perasaan bersalah-

nya. Ia menanganinya seperti menangani orang-orang yang 

mendakwa Paulus (ay. 25), ia menangguhkannya. Ia berkata, 

cukuplah dahulu dan pergilah sekarang. jika  ada kesempat-

an baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.  


 1044

(1) Ia gemetar, itu saja. Gemetarnya Paulus (9:6) dan kepala 

penjara (16:29) berakhir dengan pertobatan,namun  tidak 

demikian dengan Feliks. Banyak orang dikejutkan oleh fir-

man Tuhan , namun mereka tidak betul-betul diubahkan 

olehnya. Banyak orang takut akan akibat-akibat dosa, na-

mun mereka terus suka dan bersekutu dengannya.  

(2) Ia tidak berusaha melawan perasaan bersalahnya, atau me-

nantang firman dan orang yang memberitakannya, untuk 

membalas dendam kepada mereka sebab  sudah membuat 

hati nuraninya mengusik dia. Ia tidak berkata kepada Pau-

lus, seperti yang dikatakan Amazia kepada seorang nabi, 

Diamlah! Apakah engkau mau dibunuh? Ia tidak mengan-

cam Paulus dengan penjara yang lebih ketat, atau dengan 

hukuman mati sebab  Paulus telah menyentuh bagian tu-

buhnya yang sakit (seperti yang dilakukan Herodes kepada 

Yohanes Pembaptis).namun ,  

(3) Dengan lihai ia menyingkirkan perasaan bersalahnya de-

ngan menunda untuk menindaklanjutinya di lain waktu. Ia 

tidak keberatan terhadap apa yang dikatakan Paulus. Per-

kataannya berbobot dan layak dipertimbangkan.namun , se-

perti orang berutang yang tidak punya uang, ia memohon 

diberi waktu sehari lagi. Paulus sendiri sudah berbicara, 

dan sudah membuat dia dan istrinya kelelahan, dan sebab  

itu,  pergilah sekarang – berhentilah dulu, aku punya urus-

an.namun  jika  ada kesempatan baik, dan tidak ada pe-

kerjaan lain untuk dilakukan, aku akan menyuruh me-

manggil engkau, dan mendengar lebih jauh apa yang ingin 

kaukatakan.” Perhatikanlah,  

[1] Banyak orang kehilangan segala manfaat dari perasaan 

bersalah sebab  mereka tidak segera menindaklanjuti-

nya. Jika saja Feliks, sebab  gemetar, bertanya, seperti 

yang dilakukan Paulus dan kepala penjara  saat  mereka 

gemetar, apa yang harus kulakukan?, ia bisa saja pada 

akhirnya beriman kepada Kristus, dan akan benar-benar 

menjadi Feliks yang berbahagia, untuk selama-lamanya. 

Tetapi, dengan menyingkirkan perasaan bersalahnya se-

karang, ia kehilangan perasaan itu untuk selama-lama-

nya, dan juga kehilangan dirinya bersama itu.  

Kitab Kisah Para Rasul 24:22-27 

 

 1045 

[2] Dalam perkara-perkara yang menyangkut jiwa kita, me-

nunda-nunda waktu itu berbahaya. Tidak ada yang ber-

akibat lebih mematikan dibandingkan  terus menunda-nunda 

pertobatan dari waktu ke waktu. Mereka mau saja ber-

tobat, dan berbalik kepada Tuhan ,namun  nanti. Perkara 

itu ditunda sampai ada kesempatan yang lebih baik, 

jika  urusan ini dan itu sudah selesai, jika  mere-

ka sudah jauh lebih tua.namun , pada saat itu, perasaan 

bersalah mendingin dan menghilang, tujuan yang baik 

terbukti sia-sia, dan mereka pun lebih mengeras dari-

pada sebelumnya dalam jalan-jalan mereka yang jahat. 

Feliks menunda-nunda masalah ini sampai ada kesem-

patan yang lebih baik,namun  kita tidak mendapati ke-

sempatan yang lebih baik itu datang. Sebab setan me-

rampas semua waktu kita dengan merampas waktu kita 

sekarang ini. Sekarang inilah, tanpa diragukan lagi, ke-

sempatan yang paling baik. Sesungguhnya, waktu ini 

yaitu  waktu perkenanan itu. Pada hari ini, sekiranya 

kamu mendengar suara-Nya. 

IV. Namun, Feliks tetap menahan Paulus dalam penjara, dan terus 

membiarkannya di situ, sampai ia tidak lagi menjabat di pemerin-

tahan dua tahun kemudian (ay. 26-27). Dalam hati nuraninya, 

Feliks yakin bahwa Paulus tidak melakukan sesuatu yang setimpal 

dengan hukuman mati atau hukuman penjara, namun ia tidak 

memiliki  kejujuran untuk membebaskannya. Percuma saja 

Paulus berbicara dengan dia tentang kebenaran, meskipun pada 

waktu itu ia gemetar memikirkan kesalahannya sendiri, sebab Fe-

liks bersikeras melakukan hal yang jelas-jelas tidak adil seperti 

itu.namun  di sini kita diberi tahu apa asas-asas yang mengatur 

perbuatannya. Dan asas-asas itu membuat permasalahannya jauh 

lebih buruk.  

1. Cinta uang. Ia tidak akan membebaskan Paulus sebab  berha-

rap akan mendapat uang darinya, dan bahwa pada akhirnya 

teman-teman Paulus akan membayar uang untuk membebas-

kannya. Jadi dengan melepaskan dia, hati nuraninya akan te-

nang, dan pada saat yang sama ketamakannya terpuaskan. 

Tetapi ia tidak dapat menemukan ruang di dalam hatinya un-

tuk melakukan kewajibannya sebagai hakim, kecuali ia men-


 1046

dapat uang dengannya: ia berharap, bahwa Paulus akan mem-

berikan uang kepadanya, atau orang lain atas nama Paulus, 

maka ia akan melepaskan dan membebaskan Paulus. Dalam 

harapannya itu, ia menahan Paulus sebagai seorang tahanan, 

dan sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia, 

bukan lagi tentang iman kepada Kristus (sudah cukup ia men-

dengarnya, dan tentang penghakiman yang akan datang. Paulus 

tidak boleh membicarakan hal-hal itu lagi, atau meneruskan-

nya),namun  tentang pelepasannya, atau lebih tepatnya tentang 

penebusannya, dari penjaranya sekarang. sebab  malu, ia ti-

dak bertanya kepada Paulus apa yang akan diberikan Paulus 

kepadanya untuk membebaskan dia,namun  ia menyuruh me-

manggil dia untuk merasakan kebutuhannya, dan memberinya 

kesempatan untuk bertanya mengapa ia ingin membebaskan-

nya. Dan sekarang kita lihat apa yang terjadi dengan janjinya 

baik terhadap Paulus maupun terhadap dirinya sendiri, bahwa 

ia akan mendengar lebih banyak lagi tentang Kristus pada ke-

sempatan yang lebih baik. Di sini ada cukup banyak kesem-

patan baik untuk membicarakan masalah itu,namun  ia tidak 

berbuat apa-apa. Yang dipikirkannya sekarang hanyalah men-

dapatkan uang dari Paulus, bukan untuk mendapatkan pe-

ngetahuan tentang Kristus dari dia. Perhatikanlah, bagi orang-

orang yang sudah diinsafkannamun  masih bermain-main dengan 

hal itu dan menyangka bisa mendapatkan anugerah Tuhan  ka-

pan saja mereka mau, adillah jika Tuhan  berkata kepada mere-

ka bahwa Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam 

manusia. jika  orang tidak mau mendengar suara Tuhan  

pada hari ini, selama masih dapat dikatakan  hari ini,” biasa-

nya hatinya menjadi tegar sebab  tipu daya dosa. Paulus sen-

diri hanyalah orang miskin, emas dan perak tidak ada pada-

nya, untuk membeli kebebasannya.namun  Feliks tahu ada 

orang-orang yang menginginkan keselamatan Paulus dan mam-

pu membantunya. sebab  baru saja ia mengumpulkan banyak 

uang untuk orang-orang kudus yang miskin demi meringan-

kan beban mereka, maka bisa juga diharapkan bahwa orang-

orang kudus yang kaya menyumbangkan uang untuk membe-

baskan dia, dan saya heran mengapa mereka tidak melaku-

kannya. Meskipun Paulus harus dipuji sebab  tidak menawar-

kan uang kepada Feliks, atau meminta uang dari gereja-gereja 

Kitab Kisah Para Rasul 24:22-27 

 

 1047 

(jiwanya yang besar dan murah hati tidak sudi melakukan ke-

dua-duanya), namun, saya tidak tahu apakah teman-teman-

nya harus dipuji, bahkan, apakah mereka dapat dibenarkan, 

sebab  tidak melakukannya untuk dia. Mereka seharusnya 

memohon pembebasannya dari wali negeri, dengan mendesak 

dia sebisa-bisanya, seperti halnya musuh-musuhnya men-

desak-desak melawan dia. Sebab, jika hadiah memberi keluas-

an kepada orang (seperti yang dikatakan Salomo) dan mem-

bawanya menghadap orang-orang besar, maka sah-sah saja 

jika mereka melakukannya. Aku tidak boleh menyuap orang 

untuk melakukan hal yang tidak adil,namun , jika ia tidak mau 

berbuat adil kepadaku tanpa meminta uang, maka aku tidak 

berbuat adil terhadap diriku sendiri bila memberi uang itu 

kepadanya. Dan, jika mereka bisa melakukannya, sungguh 

memalukan bahwa mereka tidak melakukannya. Saya malu 

melihat mereka, bahwa mereka sampai membiarkan orang 

yang begitu terkemuka dan berguna seperti Paulus mendekam 

di penjara, padahal sedikit uang saja sudah cukup untuk 

mengeluarkannya, dan mengembalikan dia ke tempat di mana 

ia bisa berbuat sesuatu yang berguna lagi. Orang-orang Kris-

ten di Kaisarea di sini, di mana ia sekarang berada, sudah 

melepas dia dengan air mata untuk mencegah dia dipenjara 

(21:13),namun  tidak bisakah mereka menemukan tempat di da-

lam hati mereka untuk melepas uang mereka untuk mengelu-

arkan dia dari penjara? Namun, bisa jadi ada pemeliharaan 

Tuhan  di dalam peristiwa ini. Belenggu Paulus harus menjadi 

alat untuk menyebarkan Injil Kristus, dan oleh sebab itu ia ha-

rus terus dibelenggu. Namun, ini tidak bisa dijadikan alasan 

untuk memaafkan kesalahan Feliks, yang seharusnya mele-

paskan orang yang tidak bersalah, tanpa menuntut atau me-

nerima sesuatu pun untuk itu. Hakim yang tidak mau berbuat 

benar tanpa suap tidak diragukan lagi akan berbuat salah 

demi suap.  

2.  Menyenangkan manusia. Feliks ditarik dari pemerintahannya 

sekitar dua tahun setelah ini, dan Perkius Festus ditempatkan 

untuk menggantikannya, dan orang akan menyangka bahwa 

setidak-tidaknya ia akan mengakhiri pemerintahannya dengan 

melakukan keadilan ini, yaitu membebaskan Paulus.namun  

itu tidak dilakukannya. Ia membiarkan Paulus tetap dalam 


 1048

penjara, dan alasan yang diberikan di sini yaitu  sebab  untuk 

mengambil hati orang Yahudi. Meskipun tidak mau meng-

hukum mati Paulus, untuk mengambil hati mereka, ia lebih me-

milih tetap membiarkan dia dalam penjara dibandingkan  menying-

gung perasaan mereka. Dan ia melakukannya dengan harapan 

untuk menebus banyaknya pelanggaran yang sudah dilaku-

kannya terhadap mereka. Ia pikir, Paulus tidak berkeinginan 

atau punya rencana untuk mengeluhkan dia di depan peng-

adilan, sebab  sudah menahannya begitu lama di penjara, ber-

tentangan dengan semua hukum dan keadilan.namun  ia perlu 

berhati-hati terhadap imam besar dan para penatua, sebab  

mereka bisa menjadi pendakwa Paulus di hadapan kaisar atas 

kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya terhadap me-

reka. Oleh sebab itu, Feliks berharap agar dengan memuaskan 

mereka dalam perkara ini, ia bisa menyumbat mulut mereka. 

Demikianlah, orang-orang yang melakukan sesuatu yang hina 

tergoda untuk berbuat hal yang lebih hina lagi untuk member-

sihkan diri dan membela diri. Seandainya Feliks tidak melukai 

hati orang-orang Yahudi, ia tidak perlu melakukan hal ini un-

tuk mengambil hati mereka. namun  , setelah mengambil 

hati mereka, tampaknya ia tidak berhasil mencapai tujuannya. 

Orang-orang Yahudi, kendati dengan semua ini, mendakwa dia 

di hadapan kaisar, dan sebagian ahli sejarah mengatakan bah-

wa ia dibawa ke Roma oleh Festus dengan dibelenggu. Jika itu 

benar, maka pastilah bila ia mengingat-ingat betapa dulu ia 

menganggap ringan belenggu Paulus, maka sekarang rantai-

nya sendiri terasa berat. Orang yang berusaha menyenangkan 

Tuhan  dengan berbuat baik akan berhasil mencapai tujuannya. 

Tetapi tidak demikian dengan orang yang berusaha menye-

nangkan manusia dengan berbuat jahat. 

PASAL  25  

eberapa orang beranggapan bahwa Feliks diturunkan dari jabat-

annya dan Festus menggantikan dia, tidak lama setelah Paulus 

dipenjara. Juga bahwa dua tahun yang disebutkan pada bagian akhir 

dari pasal sebelumnya dihitung sejak Kaisar Nero mulai berkuasa. 

Namun, sepertinya lebih wajar jika masa dua tahun itu dihitung se-

jak Paulus diserahkan kepada Feliks. Walau begitu, di sini dicerita-

kan bagaimana perkara Paulus ditangani dengan cara yang sama se-

perti yang ada pada pasal sebelumnya. Di sini, yang menangani 

perkara Paulus yaitu , 

I. Festus, yaitu wali negeri. Perkara itu dihadapkan kepadanya 

oleh orang-orang Yahudi (ay. 1-3). Pemeriksaan terhadap per-

kara Paulus itu ditetapkan supaya dilaksanakan, bukan di 

Yerusalem, seperti yang dikehendaki orang-orang Yahudi, 

melainkan di Kaisarea (ay. 4-6). Orang-orang Yahudi hadir di 

pengadilan dan mendakwa Paulus (ay. 7),namun  Paulus ber-

sikukuh bahwa dirinya tidak bersalah (ay. 8). Paulus didesak 

supaya setuju perkaranya dialihkan ke Yerusalem. Namun, 

agar itu tidak terjadi, Paulus naik banding kepada Kaisar (ay. 

9-12). 

II. Raja Agripa, yaitu kepada siapa Festus memberitahukan per-

kara Paulus (ay. 13-21). Agripa ingin melakukan sendiri pe-

meriksaan terhadap Paulus (ay. 22). Dan persidangan pun di-

adakan, dan Paulus dibawa menghadap (ay. 23). Dan Festus 

menyampaikan pidato pembukaan (ay. 24-27) sebagai pen-

dahuluan bagi pembelaan Paulus, yang diceritakan di pasal 

berikutnya. 


 1050

Pembelaan Paulus yang Keempat;  

Paulus Naik Banding kepada Kaisar 

 (25:1-12) 

1 Tiga hari sesudah tiba di propinsi itu berangkatlah Festus dari Kaisarea ke 

Yerusalem. 2 Di situ imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terke-

muka datang menghadap dia dan menyampaikan dakwaan terhadap Paulus. 

3 Kepadanya mereka meminta suatu anugerah, yang merugikan Paulus, yaitu 

untuk menyuruh Paulus datang ke Yerusalem. Sebab mereka sedang mem-

buat rencana untuk membunuh dia di tengah jalan. 4namun  Festus men-

jawab, bahwa Paulus tetap ditahan di Kaisarea dan bahwa ia sendiri bermak-

sud untuk segera kembali ke sana. 5 Katanya:  sebab  itu baiklah orang-

orang yang berwewenang di antara kamu turut ke sana bersama-sama de-

ngan aku dan mengajukan dakwaan terhadap dia, jika ada kesalahannya.” 6 

Festus tinggal tidak lebih dari pada delapan atau sepuluh hari di Yerusalem. 

Sesudah itu ia pulang ke Kaisarea. Pada keesokan harinya ia mengadakan 

sidang pengadilan, dan menyuruh menghadapkan Paulus. 7 Sesudah Paulus 

tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri menge-

lilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia 

yang tidak dapat mereka buktikan. 8 Sebaliknya Paulus membela diri, kata-

nya:  Aku sedikit pun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang 

Yahudi maupun terhadap Bait Tuhan  atau terhadap Kaisar.” 9namun  Festus 

yang hendak mengambil hati orang Yahudi, menjawab Paulus, katanya:  Apa-

kah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau dihakimi di sana di 

hadapanku tentang perkara ini?” 10namun  kata Paulus:  Aku sekarang berdiri 

di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di sinilah aku harus dihakimi. Se-

perti engkau sendiri tahu benar-benar, sedikit pun aku tidak berbuat salah 

terhadap orang Yahudi. 11 Jadi, jika aku benar-benar bersalah dan berbuat 

sesuatu kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, te-

tapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, 

tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan aku sebagai suatu anuge-

rah kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!” 12 Setelah berunding 

dengan anggota-anggota pengadilan, Festus menjawab:  Engkau telah naik 

banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar.” 

Ada ungkapan yang biasa diucapkan,  Ada penguasa baru, ada hu-

kum baru, ada kebiasaan baru.” Namun sekalipun di sini ada wali 

negeri yang baru, Paulus mendapat perlakuan yang sama dari orang 

itu seperti yang diterimanya dari penguasa sebelumnya, dan tidak 

lebih baik. Festus, seperti halnya Feliks, bersikap tidak terlalu adil 

kepada Paulus sebagaimana mestinya, sebab  ia tidak membebaskan 

Paulus. Walau begitu, dia juga tidak memperlakukan Paulus dengan 

sangat tidak adil seperti yang hendak diperbuat oleh orang-orang Ya-

hudi, sebab  ia tidak mau menghukum mati Paulus, atau menyerah-

kannya kepada amukan orang Yahudi. Di sini diceritakan,    

I. Bagaimana Imam Besar dan orang Yahudi lainnya mendesak wali 

negeri, membujuk dia supaya meletakkan perkara Paulus. Sebab, 

mengirimnya ke Yerusalem sama dengan melepaskan perkaranya.


 

 1051 

1. Lihat betapa cepatnya mereka mengadukan Paulus kepada 

Festus. Segera sesudah Festus tiba di propinsi itu dan meng-

ambil alih pemerintahan, sebab  mungkin untuk itulah ia di-

tempatkan di Kaisarea, tiga hari kemudian berangkatlah ia ke 

Yerusalem, untuk menunjukkan dirinya di sana. Para imam 

langsung mendesaknya supaya menindaklanjuti perkara Pau-

lus. Festus berada di Kaisarea selama tiga hari, di mana Pau-

lus dipenjarakan. Kita tidak mendapati bahwa pada masa itu 

Paulus mengajukan permohonan kepada Festus supaya dibe-

baskan, meskipun tidak diragukan lagi bahwa Paulus bisa saja 

telah berteman baik dengan Festus, sehingga dapat berharap 

supaya permintaannya dikabulkan. Namun, begitu Festus tiba 

di Yerusalem, para imam cepat-cepat menyampaikan tuntutan 

mereka terhadap Paulus. Lihat bagaimana kejahatan tidak 

pernah berhenti bekerja. Paulus lebih sabar dalam menang-

gung perpanjangan masa tahanannya dibandingkan  musuhnya ke-

tika menghadapi penangguhan hukuman mati terhadap Paulus. 

2.  Lihat betapa jahatnya para imam dalam menyampaikan gugat-

an mereka. Mereka menghadap wali negeri itu dan menyampai-

kan dakwaan terhadap Paulus (ay. 2) sebelum Paulus dihakimi 

secara adil, kalau-kalau mereka bisa memutuskan perkara itu 

bersama wali negeri sebelumnya, dan menjadikan wali negeri 

itu, yang akan menjadi hakim dalam pengadilan Paulus, se-

bagai sekongkol mereka. Namun meskipun siasat ini cukup 

keji, mereka tidak berhasil melaksanakannya. Sebab wali ne-

geri itu ingin memastikan bahwa ia mendengar sendiri dari 

Paulus, sehingga semua dakwaan mereka terhadap Paulus 

pasti akan gugur. sebab  itu, mereka menyusun suatu rencana 

lain yang lebih keji, yaitu membunuh Paulus sebelum ia di-

adili. Cara yang tidak manusiawi dan mengerikan ini, yang 

bahkan dunia pun setidaknya akan merasa muak terhadap-

nya, telah dipilih oleh para penganiaya itu, untuk memuaskan 

nafsu jahat mereka terhadap Injil Kristus. Dan juga dengan 

alasan semangat yang berkobar-kobar bagi Musa. Tantum 

religio potuit suadere malorum – Demikianlah semangat agama-

wi mereka yang kejam. 

3. Lihat betapa menonjolnya kepura-puraan para imam itu. Keti-

ka wali negeri itu datang ke Yerusalem, mereka ingin supaya ia 

bersedia menyuruh Paulus datang dan mengadilinya di situ, 


 1052

sehingga para penganiaya itu tidak perlu bersusah payah. 

Usulan ini juga tampak sangat masuk akal, sebab  Paulus di-

tuduh mencemari Bait Suci di Yerusalem, sedang  sudah 

biasa para penjahat diadili di tempat terjadinya perkara. Na-

mun sesungguhnya mereka berencana untuk mencegat Paulus 

 saat  sedang dibawa ke Yerusalem, dan membunuhnya di te-

ngah jalan. Mereka memperkirakan bahwa Paulus tidak akan 

dijaga seketat  saat  ia dikirim dari Yerusalem. Atau, mereka 

berpikir bahwa para petugas yang akan mengantar Paulus ke 

sana dapat disuap supaya memberi mereka kesempatan untuk 

melaksanakan kejahatan mereka. Dikatakan bahwa mereka me-

minta suatu anugerah, yang merugikan Paulus. Tugas pendak-

wa yaitu  menuntut keadilan terhadap seseorang yang mere-

ka anggap seorang penjahat, dan jika itu tidak terbukti, maka 

sama adilnya untuk membebaskan dia seperti halnya menghu-

kum dia bila bersalah. Namun, meminta anugerah yang meru-

gikan seorang tahanan, terlebih dari seorang hakim, yang 

seharusnya membela tahanan itu, merupakan perbuatan yang 

benar-benar tidak tahu diri. Anugerah itu mestinya diberikan 

kepada si tahanan, in favorem vitæ – untuk menyayangkan 

hidupnya.namun  di sini mereka justru meminta anugerah yang 

merugikan tahanan itu. Mereka menganggapnya sebagai anu-

gerah jika wali negeri itu mau menjatuhkan hukuman terha-

dap Paulus, meskipun mereka tidak bisa membuktikan keja-

hatan apa pun atas dirinya. 

II. Keputusan wali negeri bahwa Paulus akan diadili di Kaisarea, di 

mana ia berada sekarang (ay. 4-5). Lihat bagaimana Festus meng-

hadapi para pendakwa itu.   

1. Festus tidak mau menuruti keinginan mereka untuk mengirim 

Paulus ke Yerusalem. Ia menetapkan supaya Paulus tetap dita-

han di Kaisarea. Sepertinya ia berbuat demikian bukan sebab  

curiga, apalagi mengetahui dengan pasti, tentang rencana ber-

darah para imam untuk membunuh Paulus di tengah jalan, 

seperti yang diketahui oleh kepala pasukan  saat  ia mengirim 

Paulus ke Kaisarea (23:30). Mungkin ia hanya tidak mau ter-

lalu jauh mengabulkan keinginan Imam Besar beserta antek-

anteknya, atau ingin menjaga kehormatan kedudukannya di 

Kaisarea dan mengharuskan supaya mereka hadir di sana. 


 

 1053 

Mungkin juga ia hanya tidak mau repot-repot mengirim Pau-

lus. Apa pun alasannya menolak permintaan itu, Tuhan  mema-

kainya sebagai cara untuk melindungi Paulus dari tangan para 

musuhnya. Mungkin sekarang musuh-musuh Paulus lebih 

berhati-hati dibandingkan  dulu dalam merahasiakan persekongkolan 

mereka, sehingga rencana itu tidak bocor sekarang, seperti 

yang terjadi sebelumnya, dan gagal. Namun meskipun Tuhan  

tidak menyingkapkannya, sebagaimana dulu, Ia memiliki cara 

lain yang sama baiknya untuk menggagalkan rencana itu, 

dengan mencondongkan hati sang wali negeri, untuk alasan-

alasan tertentu, untuk tidak memindahkan Paulus ke Yerusa-

lem. Dalam mengerjakan keselamatan bagi umat-Nya, Tuhan  

tidak terikat pada satu cara. Ia bisa membiarkan rencana 

jahat terhadap umat-Nya tetap tersembunyi,namun  tidak mem-

biarkan rencana itu terlaksana. Ia juga bahkan sanggup meng-

gunakan kebijakan-kebijakan duniawi yang dibuat oleh orang-

orang besar untuk menggenapi tujuan-tujuan  mulia-Nya.   

2. Namun Festus mau bersikap adil kepada mereka dengan men-

dengarkan apa yang hendak mereka tuduhkan terhadap Pau-

lus, jika mereka bersedia pergi ke Kaisarea, dan menyampai-

kan tuntutan mereka terhadap Paulus di sana:  Baiklah orang-

orang yang berwewenang di antara kamu, yang sanggup secara 

jasmani dan memiliki dana untuk melakukan perjalanan seperti 

itu, atau terampil dalam berpikir dan berbicara untuk mengaju-

kan tuntutan – baiklah orang-orang di antara kamu yang pandai 

mengatur, turut ke sana bersama-sama dengan aku dan meng-

ajukan dakwaan terhadap dia. Atau, mereka yang pantas men-

jadi saksi, yang dapat membuktikan kejahatan yang telah dila-

kukannya, baiklah mereka pergi dan mengajukan buktinya, 

jika memang ada kesalahan semacam itu padanya, seperti 

yang telah kamu tuduhkan kepada dia.” Festus tidak mau per-

caya begitu saja, seperti yang mereka inginkan, bahwa Paulus 

melakukan suatu kejahatan sebelum itu terbukti, dan pem-

belaan Paulus didengar. Namun, apakah dia memang bersalah 

atau tidak, terserah pada mereka untuk membuktikannya. 

III. Paulus diadili di hadapan Festus. Festus tinggal selama delapan 

atau sepuluh hari di Yerusalem, dan sesudah itu ia pulang ke Kai-

sarea. sedang  para pendakwa itu, kemungkinan besar me-

nyertainya, sebab  ia telah berkata supaya mereka turut ke sana 

bersama-sama dengan dia. Dan sebab  mereka begitu bersema-

ngat  saat  mengajukan tuntutan, maka Festus ingin perkara ini 

didahulukan. Dan juga supaya mereka bisa cepat pulang, ia akan 

mengadakan sidang pada keesokan harinya. Bergegas untuk me-

negakkan keadilan merupakan perbuatan yang sangat terpuji, 

asalkan tidak tergesa-gesa. Sekarang di sini diceritakan bahwa,  

1. Persidangan diadakan, dan sang tahanan pun dihadapkan. Fes-

tus mengadakan sidang pengadilan (KJV: duduk di kursi hakim – 

pen.), seperti yang biasa dilakukannya setiap ada perkara yang 

perlu diselesaikan, yang dihadapkan kepadanya, dan ia me-

nyuruh menghadapkan Paulus, supaya tampil di persidangan 

(ay. 6). Kristus, untuk menguatkan hati para murid-Nya dan 

memelihara semangat mereka dalam menghadapi pencobaan 

yang sangat besar atas keberanian mereka, seperti yang di-

alami oleh Paulus ini, berjanji kepada para murid bahwa akan 

tiba masanya  saat  mereka akan duduk di atas takhta untuk 

menghakimi kedua belas suku Israel. 

2. Para pendakwa menyampaikan dakwaan mereka terhadap 

sang tawanan (ay. 7): Semua orang Yahudi berdiri mengelilingi-

nya, yang menunjukkan bahwa jumlah mereka banyak. Ya Tu-

han, betapa banyaknya lawanku! Ini juga menyiratkan bahwa 

mereka sehati sepikir, saling mendukung, dan bertekad untuk 

bergandengan. Juga bahwa mereka bersungguh-sungguh de-

ngan dakwaan itu, serta sangat ingin menuntut Paulus. Mereka 

berdiri mengelilinginya, sedapat mungkin untuk menakut-

nakuti hakim supaya menuruti rencana jahat mereka. Atau se-

tidaknya, untuk menakut-nakuti sang tawanan, dan membu-

atnya kehilangan akal. Namun itu sia-sia belaka. Paulus me-

miliki keyakinan yang sangat kuat dan teguh sehingga mereka 

tidak mampu menakut-nakutinya. Mereka mengelilingi aku 

seperti lebah, mereka menyala-nyala seperti api duri (Mzm. 

118:2) (KJV: Mereka mengelilingi aku seperti lebah,namun  mere-

ka dipadamkan seperti api duri – pen.).  saat  mereka berdiri 

mengelilinginya, mereka mengemukakan banyak dakwaan be-

rat terhadap Paulus, begitulah yang seharusnya ditafsirkan. 

Mereka menuduh Paulus telah melakukan kejahatan dan pe-

langgaran yang sangat besar. Tuduhan yang dijatuhkan sangat 

banyak, dan sangat kejam. Mereka menggambarkan dia di ha-


 

 1055 

dapan sidang sekeji dan sejahat mungkin. Namun  saat  me-

reka sudah membentangkan perkaranya sebaik yang mereka 

pikirkan, dan tiba giliran untuk memperlihatkan buktinya, di 

situ mereka gagal. Apa yang mereka tuduhkan kepada Paulus 

tidak dapat mereka buktikan, sebab  itu semua keliru, sedang-

kan keluhan mereka tidak berdasar dan tidak adil. Kenya-

taannya tidak seperti apa yang mereka kemukakan, dan tidak 

ada kesalahan di dalamnya. Apa yang tidak Paulus ketahui, 

itulah yang mereka tuntut dari padanya, sedang  mereka 

sendiri juga tidak mengetahuinya. Bukan hal baru lagi bagi 

orang-orang yang paling baik di muka bumi jika mereka di-

fitnah dengan segala macam kejahatan, tidak hanya di dalam 

nyanyian kecapi peminum-peminum, dan di dalam kumpulan 

pencemooh,namun  juga di hadapan pengadilan sekalipun.  

3. Tawanan itu tetap teguh pada pembelaannya (ay. 8). Tidak jadi 

soal siapa pun yang mengecam dia, hatinya sendiri tidak mela-

kukannya, dan sebab  itu lidahnya juga tidak akan mengecam 

dirinya sendiri. Sampai binasa ia tetap mempertahankan bah-

wa dirinya tidak bersalah.  saat  tiba gilirannya berbicara, 

Paulus mempertahankan pembelaannya bahwa ia tidak bersa-

lah: Aku sedikit pun tidak bersalah, baik terhadap hukum Tau-

rat orang Yahudi maupun terhadap Bait Tuhan  atau terhadap 

Kaisar. 

(1) Dia tidak melanggar hukum Taurat orang Yahudi, ataupun 

mengajarkan suatu ajaran yang merusakkan ajaran Ya-

hudi. Adakah ia membatalkan hukum Taurat sebab  iman? 

Tidak, ia meneguhkannya. Memberitakan Kristus, yaitu ke-

genapan hukum Taurat, bukanlah suatu pelanggaran ter-

hadap hukum Taurat itu. 

(2) Dia tidak menodai Bait Tuhan , dan tidak sedikit pun meng-

hina ibadah Bait Tuhan . Tindakannya membantu pemba-

ngunan bait bagi Injil sama sekali bukan perlawanan terha-

dap Bait Tuhan , yang merupakan pelambang dari bait Injil.  

(3) Dia tidak menentang Kaisar, ataupun pemerintahannya. 

Dengan ini tampak bahwa sebab  perkaranya telah dibawa 

kepada pemerintah, maka supaya wali negeri berkenan ke-

pada mereka, dan supaya mereka tampak bersahabat de-

ngan Kaisar, para imam mendakwanya dengan tuduhan-tu-

duhan bahwa ia tidak senang terhadap penguasa yang ada. 

Hal ini membuat dia terpaksa menjernihkan persoalannya, 

dan menyatakan bahwa dirinya bukanlah musuh Kaisar, 

tidak seperti orang-orang yang menuduhnya demikian. 

IV. Paulus naik banding kepada Kaisar, dan bagaimana itu terjadi. 

Peristiwa ini membawa perkara itu ke tahap baru. Entah memang 

Paulus sudah merencanakannya, ataukah ini yaitu  keputusan 

yang dibuat mendadak gara-gara terdesak, tidak jelas. Yang jelas, 

Tuhan  menggerakkan hati Paulus untuk berbuat demikian, untuk 

menggenapi apa yang sudah dikatakan-Nya kepadanya, yaitu 

bahwa ia harus bersaksi tentang Kristus di Roma, sebab  di sana-

lah Kaisar bertakhta (23:11). Di sini diceritakan,  

1. Tawaran yang diajukan Festus kepada Paulus untuk pergi ke 

Yerusalem dan diadili di sana (ay. 9). Festus hendak meng-

ambil hati orang Yahudi. Ia cenderung lebih ingin menyenang-

kan hati para pendakwa itu dibandingkan  sang tawanan, selama 

tindakannya terhadap Paulus yang merupakan warganegara 

Roma itu masih dapat dibenarkan. sebab  itu, ia bertanya 

apakah Paulus bersedia dibawa ke Yerusalem, dan mengaju-

kan pembelaannya di sana, di mana dia dituduh. Selain itu, 

mungkin di sana ada saksi yang siap membela Paulus dan me-

neguhkan apa yang dikatakannya. Festus tidak mau menawar-

kan supaya Paulus diserahkan kepada Imam Besar dan Mah-

kamah Agama, seperti yang dikehendaki orang Yahudi.namun , 

 Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau 

dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?” Festus, 

jika Paulus mau, akan menyuruh dia diadili di Yerusalem. Te-

tapi Paulus tidak akan pergi jika  bukan sebab  kemauan-

nya sendiri. Jika Festus bisa membujuk Paulus supaya setuju, 

maka tentu ia tidak akan keberatan. Di masa-masa sukar, se-

lain kesabaran mereka, kebijaksanaan umat Tuhan  juga diuji. 

sebab  mereka diutus seperti domba di tengah-tengah seri-

gala, maka mereka harus menjadi cerdik seperti ular. 

2. Penolakan Paulus, dan alasan yang dikemukakannya. Paulus 

tahu jika  ia dipindahkan ke Yerusalem, maka sekalipun dia 

dilindungi dengan begitu ketat oleh penguasa, orang Yahudi 

akan dapat menemukan cara untuk membunuhnya. sebab  

itu, Paulus ingin supaya hal ini jangan sampai terjadi, dan 

mengajukan pembelaannya, 

(1) Bahwa sebagai warganegara Roma, lebih tepat jika dirinya 

diadili, tidak hanya oleh penguasa Roma,namun  juga di 

tempat mana Kaisar berdiam, yaitu di Kaisarea. Aku seka-

rang berdiri di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di si-

nilah aku harus dihakimi, di kota yang paling penting di 

provinsi ini. sebab  pengadilan dilaksanakan atas nama 

Kaisar, dan oleh pemerintah serta perwakilannya, di hadap-

an seseorang yang diberi kekuasaan olehnya, maka peng-

adilan ini boleh disebut sebagai pengadilan Kaisar. sebab  

bagi kita, semua perintah tertulis dijalankan atas nama pi-

hak yang berkuasa, dan atas namanya semua pengadilan 

dilaksanakan. Pernyataan Paulus bahwa dirinya harus di-

adili di pengadilan Kaisar jelas membuktikan bahwa para 

pelayan Kristus tidak bisa mengelak dari pemerintah, me-

lainkan harus tunduk kepadanya, sejauh mereka bisa me-

lakukannya dengan hati nurani yang murni. Jika mereka 

bersalah atas kejahatan yang memang mereka lakukan, 

maka mereka harus mau menerima hukumannya. Sedang-

kan jika  tidak bersalah, maka mereka harus tetap tun-

duk  saat  diperiksa, dan memberi  pembelaan di ha-

dapan pengadilan. 

(2) Bahwa sebagai anggota bangsa Yahudi, ia tidak berbuat apa 

pun sehingga membuat orang Yahudi membencinya: Seperti 

engkau sendiri tahu benar-benar, sedikit pun aku tidak ber-

buat salah terhadap orang Yahudi. Sangat layak jika  

orang yang tidak bersalah menyatakan bahwa dirinya me-

mang tidak bersalah, dan mempertahankan pendapatnya 

itu. Itu merupakan suatu utang yang harus kita lunasi ter-

hadap nama baik kita sendiri, bukan hanya supaya kita 

tidak menganggung kesaksian palsu terhadap diri kita 

sendiri,namun  juga untuk mempertahankan kejujuran kita 

di hadapan orang-orang yang bersaksi dusta tentang kita. 

(3) Bahwa dirinya bersedia menaati semua peraturan hukum 

Taurat, dan membiarkan hukum itu dilaksanakan (ay. 11). 

Jika dia memang bersalah atas suatu kejahatan yang layak 

dijatuhi hukuman mati, maka ia tidak akan berusaha 

membela diri ataupun melarikan diri, dan juga tidak akan 

mengelak ataupun melawan keadilan:  Aku tidak menolak 

untuk mati, melainkan bersedia menerima hukuman atas 

kesalahanku.” Bukan berarti semua orang yang telah mela-

kukan perbuatan apa pun yang pantas dijatuhi hukuman 

mati harus menyalahkan diri sendiri serta menyerahkan 

diri untuk diadili. Melainkan,  saat  mereka dituduh dan 

dibawa ke hadapan pengadilan, maka mereka harus meng-

aku, dan menyatakan bahwa baik Tuhan  maupun pemerin-

tah yaitu  benar. sebab  beberapa orang memang perlu 

menjadi teladan. Namun jika  ia tidak bersalah, seperti 

yang dikatakannya untuk membela diri,  Jika apa yang me-

reka tuduhkan itu terhadap aku ternyata tidak benar, – jika 

tuduhan itu ternyata mengandung maksud jahat dan mere-

ka sudah bertekad untuk menumpahkan darahku, entah 

aku benar atau salah, – maka tidak ada seorang pun yang 

berhak menyerahkan aku sebagai suatu anugerah kepada 

mereka, bahkan pemerintah sekalipun, dengan jelas-jelas 

berlaku tidak adil. sebab  sudah merupakan tugas pe-

merintah untuk melindungi orang tidak bersalah, seperti 

halnya juga menghukum yang bersalah,” demikianlah Pau-

lus menyatakan perlindungan bagi dirinya. 

3. Banding yang diajukan Paulus ke pengadilan Kaisar. sebab  

selalu dibayangi ancaman dari orang Yahudi, dan mereka se-

lalu mencari cara untuk mendapatkan dia, yaitu mereka yang 

belas kasihannya itu kejam, maka Paulus berlari menyelamat-

kan diri menuju perlindungan terakhir bagi orang benar yang 

tertindas, serta mencari tempat berlindung di sana, sebab  ti-

dak ada cara lain baginya untuk memperoleh keadilan.  Aku 

naik banding kepada Kaisar. dibandingkan  harus diserahkan ke ta-

ngan orang Yahudi” (yang agaknya lebih dikehendaki oleh Fes-

tus)  lebih baik aku diserahkan kepada Nero.”  saat  beberapa 

kali Daud nyaris tidak berhasil meloloskan diri dari murka 

Saul, ia menyimpulkan bahwa Saul sungguh seorang musuh 

yang tidak kenal lelah, sehingga bagaimanapun juga pada 

suatu hari dirinya akan binasa oleh tangan Saul. sebab  mera-

sa sangat tertekan, Daud mengambil suatu keputusan,  Tidak 

ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera 

ke negeri orang Filistin” (1Sam. 27:1). Begitu juga dengan Pau-

lus di sini. Namun benar-benar parah jika seorang anak Abra-

ham terpaksa mencari pertolongan kepada seorang Filistin, 

atau Nero, demi menyelamatkan diri dari orang-orang yang 


menyebut diri mereka sebagai keturunan Abraham, dan mera-

sa lebih aman berada di Gat atau Roma dibandingkan  di Yerusa-

lem. Bagaimana ini, kota yang dahulu setia sekarang sudah 

menjadi sundal! 

V. Keputusan yang diambil mengenai seluruh perkara itu. Paulus 

tidak dilepaskan,namun  juga tidak dihukum. Musuh-musuhnya 

berharap perkara itu akan berakhir dengan kematiannya. Sedang-

kan teman-temannya berharap perkara itu berakhir dengan pem-

bebasannya. Namun terbukti bahwa kedua hal itu tidak terjadi. 

Kedua pihak sama-sama dibuat kecewa, sebab  persoalan itu di-

biarkan begitu saja. Ini merupakan contoh bahwa terkadang Sang 

Pemelihara Tuhan  mengambil langkah perlahan, tidak menjelaskan 

segala sesuatu secepat yang kita harapkan, sehingga kita sering 

menjadi malu baik oleh pengharapan maupun rasa takut kita, 

dan dibuat supaya terus menantikan Tuhan . Perkara Paulus ditunda 

hingga lain waktu, bahkan ke tempat yang lain, di pengadilan 

yang lain, supaya kesengsaraan Paulus menimbulkan ketekunan.   

1. Sang hakim meminta nasihat tentang masalah ini . Ia berun-

ding dengan anggota-anggota pengadilan – meta tou symbouliou, 

bukan dengan mahkamah orang Yahudi (yang disebut synedrion), 

melainkan dengan anggota mahkamahnya sendiri, yang selalu 

siap mendampingi sang wali negeri dengan nasihat mereka. Jika-

lau penasihat banyak, keselamatan ada. Begitulah, para hakim 

harus meminta pertimbangan baik di dalam hatinya sendiri 

maupun kepada orang lain, sebelum menjatuhkan keputusan.   

2. Festus menetapkan supaya Paulus dikirim ke Roma. Beberapa 

orang beranggapan bahwa Paulus tidak bermaksud naik ban-

ding kepada Kaisar secara pribadi,namun  hanya kepada peng-

adilannya. Ia lebih rela menaati keputusan yang diambil oleh 

pengadilan Kaisar, dibandingkan  diserahkan kepada mahkamah 

Yahudi. Juga bahwa mungkin Festus sudah memutuskan apa-

kah ia akan mengirim Paulus ke Roma atau tidak, atau seti-

daknya, apakah ia sudah mencapai kesepakatan dengan Pau-

lus mengenai pengajuan banding ini . Namun berdasar-

kan apa yang dikatakan oleh Agripa (26:32), bahwa Paulus se-

benarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik 

banding kepada Kaisar. Sepertinya hukum Roma menetapkan 

bahwa seorang warganegara Roma bisa naik banding kapan 

saja kepada pengadilan yang lebih tinggi, bahkan kepada 

pengadilan tertinggi. Ini sepertinya mirip dengan hukum di 

Inggris, di mana suatu perkara bisa dialihkan melalui certiorari 

(peninjauan kembali – pen.), atau perkara seorang pelaku keja-

hatan dialihkan melalui habeas corpus (peninjauan kembali 

sebab  salah tuduh – pen.), dan sering kali banding diajukan 

kepada dewan yang terdiri dari para bangsawan. Jadi, baik 

sebab  keputusannya sendiri maupun disebab kan hukum 

yang berlaku, Festus mengambil keputusan berikut: Engkau 

telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi 

menghadap Kaisar. Ia mendapati bahwa ada sesuatu yang 

sangat luar biasa di dalam perkara ini, sehingga takut menja-

tuhkan putusan, yang mana pun itu. Ia juga pikir bahwa ini 

bisa menjadi suatu acara hiburan bagi Kaisar, dan sebab  itu 

ia mengalihkan perkara ini ke dalam tanggung jawabnya. Ke-

tika kita diadili di hadapan Tuhan , orang-orang yang membe-

narkan diri berdasarkan hukum Taurat akan dihakimi sesuai 

hukum Taurat, dan hukum itu akan menghakimi mereka. Te-

tapi mereka yang dengan pertobatan dan iman berharap pada 

Injil, akan dihakimi oleh Injil, dan Injil akan menyelamatkan 

mereka.  

Agripa Meminta Paulus Dihadapkan kepadanya  

(25:13-27) 

13 Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea 

untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus. 14 sebab  mereka 

beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus 

kepada raja itu, katanya:  Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan 

Feliks pada waktu ia pergi. 15  saat  aku berada di Yerusalem, imam-imam 

kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu 

dan meminta supaya ia dihukum. 16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah 

kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa se-

bagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang me-

nuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu. 

17 sebab  itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesok-

an harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh meng-

hadapkan orang itu. 18namun   saat  para pendakwa berdiri di sekelilingnya, 

mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat se-

perti yang telah aku duga. 19namun  mereka hanya berselisih paham dengan 

dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, 

yang sudah mati, sedang  Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. 

20 sebab  aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara 

seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya 

perkaranya dihakimi di situ. 21namun  Paulus naik banding. Ia minta, supaya 

ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan

oleh Kaisar. sebab  itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat me-

ngirim dia kepada Kaisar.” 22 Kata Agripa kepada Festus:  Aku ingin men-

dengar orang itu sendiri.” Jawab Festus:  Besok engkau akan mendengar 

dia.” 23 Pada keesokan harinya datanglah Agripa dan Bernike dengan segala 

kebesaran dan sesudah mereka masuk ruang pengadilan bersama-sama 

dengan kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota 

itu, Festus memberi perintah, supaya Paulus dihadapkan. 24 Festus berkata: 

 Ya raja Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan kami. 

Lihatlah orang ini, yang dituduh oleh semua orang Yahudi, baik yang di Ye-

rusalem, maupun yang di sini. Mereka telah datang kepadaku dan sambil 

berteriak-teriak mereka mengatakan, bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama. 

25namun  ternyata kepadaku, bahwa ia tidak berbuat sesuatu pun yang 

setimpal dengan hukuman mati dan sebab  ia naik banding kepada Kaisar, 

aku memutuskan untuk mengirim dia menghadap Kaisar. 26namun  tidak ada 

apa-apa yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah se-

babnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepa-

damu, raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menu-

liskan sesuatu. 27 Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim 

seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan 

terhadap dia.” 

Di sini diceritakan tentang persiapan yang dilakukan untuk meng-

adakan pengadilan lain terhadap Paulus di hadapan Raja Agripa. Bu-

kan supaya Paulus diadili olehnya,namun  supaya ia dapat mem-

berikan pendapat mengenai Paulus, atau sekadar untuk memuaskan 

rasa ingin tahunya. Mengenai para pengikut-Nya, Kristus telah ber-

kata, bahwa mereka akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan 

raja-raja. Pada permulaan pasal ini, Paulus dihadapkan kepada wali 

negeri Festus, sedang  di sini di hadapan raja Agripa, sebagai 

suatu kesaksian bagi keduanya. Di sini diceritakan, 

I. Raja Agripa mengadakan kunjungan yang simpatik dan penuh 

persahabatan kepada Festus, setelah Festus menjabat di provinsi 

itu (ay. 13). Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa ke 

Kaisarea. Kunjungan ini merupakan kunjungan kekaisaran. Bia-

sanya seorang raja merasa sudah cukup dengan mengutus duta 

besarnya untuk memberi selamat kepada para sahabat.namun  di 

sini raja sendiri yang datang. Dengan demikian, kebesaran se-

orang raja harus mengalah kepada kepuasan hati seorang saha-

bat. Sebab, hal yang paling menyenangkan di antara sahabat ada-

lah jika  mereka dapat bercakap-cakap secara pribadi. Perhati-

kanlah, 

1. Siapa yang berkunjung. 

(1) Raja Agripa, putra Herodes (yang nama belakangnya yaitu  

Agripa) yang telah membunuh rasul Yakobus. Dan Herodes 

inilah yang mati dimakan cacing-cacing. Raja Agripa yaitu  

cicit Herodes Agung, yang berkuasa  saat  Kristus lahir. 

Yosefus menyebut dia ini sebagai Agripa Muda. Kaisar 

Klaudius menjadikannya raja Khalkis, dan sebagai raja wi-

layah Trakhonitis dan Abilene, yang disebutkan dalam 

Lukas 3:1. Para penulis Yahudi menyebutkan tentang diri-

nya, dan (seperti yang dijelaskan oleh Dr. Lightfoot) di antara 

hal-hal yang lain, juga bercerita begini tentang dirinya,  Se-

waktu membacakan hukum Taurat di muka umum, setelah 

sebelumnya dilarang, pada akhir tahun terjadinya penca-

butan larangan, sang raja,  saat  sampai pada perkataan 

ini (Ul. 17:5), Seorang raja asing yang bukan saudaramu ti-

daklah boleh kauangkat atasmu, maka air mata pun mem-

basahi pipinya, sebab  dia tidak berasal dari keturunan 

Israel.  saat  rakyat melihatnya, mereka berseru, ‘Tenang-

kanlah hatimu, Raja Agripa, engkau yaitu  saudara kami,’ 

sebab  ia tidak sedarah dengan mereka, meskipun meme-

luk agama mereka.”   

(2) Bernike datang bersamanya. Wanita ini yaitu  saudari 

Agripa sendiri. Tadinya dia seorang janda, yaitu janda dari 

pamannya, Herodes, raja Khalkis. Setelah Herodes mati, 

Bernike hidup bersama saudaranya ini. Diduga, Agripa 

menjalin hubungan yang terlalu akrab dengan saudarinya 

ini. Setelah Bernike menikah untuk kedua kalinya dengan 

Polemon, raja Kilikia, ia diceraikan oleh suaminya dan 

kembali kepada saudaranya, Raja Agripa. Juvenal, seorang 

penyair bangsa Romawi, (Sat. 6) berbicara tentang cincin 

berlian yang diberikan Agripa kepada Bernike, saudarinya 

sendiri yang dinikahinya:  

– Berenices 

In digito factus pretiosior; hunc dedit olim  

Barbarus incestæ, dedit hunc Agrippa sorori  

Permata yang amat berharga  

berkilauan di jemari Bernike  

(dan di situ tampak lebih indah) 

dianugerahkan oleh  

seorang suami yang sedarah. – Gifford.  


Dan baik Tacitus maupun Suetonius, keduanya sejarawan 

Roma, menyebutkan tentang hubungan tidak senonoh yang 

terjadi setelah itu, antara dirinya dan Titus Vespasian. Dru-

sila, istri Feliks, yaitu  saudarinya yang lain. Orang-orang 

tidak bermoral seperti itulah yang biasanya menjadi orang 

penting pada zaman itu! Janganlah mengatakan zaman 

dulu lebih baik. 

2. Tujuan dari kunjungan ini , yaitu untuk mengadakan 

kunjungan kehormatan kepada Festus. Mereka datang untuk 

menunjukkan kegembiraan atas kenaikan pangkat yang diteri-

manya, dan untuk mendoakan supaya dia berbahagia. Mereka 

datang untuk memberi  pujian kepada Festus setelah ia 

naik pangkat, dan untuk menjaga hubungan baik dengannya, 

supaya Agripa, yang menguasai wilayah Galilea, dapat berse-

kutu dengan Festus, yang menguasai wilayah Yudea. Namun, 

mungkin selain untuk menunjukkan penghormatan kepada 

Festus, mereka datang untuk bersenang-senang dan turut me-

nikmati hiburan di istana Festus, dan juga untuk memamer-

kan pakaian mereka yang indah-indah, yang tidak akan ada 

gunanya bagi orang-orang congkak jika mereka tidak be-

pergian. 

II. Laporan yang disampaikan Festus kepada raja Agripa mengenai 

Paulus dan perkaranya, yang diucapkannya, 

1. Untuk menghibur Agripa, dan mengalihkan perhatiannya. Ki-

sah itu sangat luar biasa, dan sangat pantas didengar oleh 

siapa saja. Tidak hanya sebab  kisahnya mencengangkan dan 

menghibur,namun  juga jika  diceritakan dengan benar dan 

lengkap, akan sangat mendidik dan membangun. Selain itu, 

kisah ini  akan dapat dimengerti oleh Agripa, bukan ha-

nya sebab  dia yaitu  seorang hakim, dan ada beberapa per-

soalan dan praktik hukum di dalamnya yang pantas mendapat 

perhatiannya, melainkan terlebih lagi juga sebab  ia yaitu  se-

orang Yahudi, dan ada beberapa persoalan agama di dalamnya 

yang lebih pantas lagi untuk mendapat perhatiannya. 

2.  Untuk memperoleh nasihat Agripa. Festus baru saja diangkat 

menjadi hakim, setidaknya di wilayah itu. sebab  itu, ia tidak 

yakin pada dirinya sendiri serta kemampuannya, dan ingin 

meminta nasihat orang-orang yang lebih tua dan berpengalam-

an, khususnya mengenai persoalan yang sangat sulit, seperti 

perkara Paulus. Jadi ia menceritakannya kepada sang raja. 

Mari kita lihat laporan terperinci yang disampaikannya kepada 

raja Agripa mengenai Paulus (14-21). 

(1) Festus mendapati Paulus sudah menjadi tahanan  saat  ia 

mulai menjabat di propinsi ini. Sebab itu ia tidak bisa men-

jelaskan perkara Paulus dari awal berdasarkan pengetahu-

annya sendiri. Di sini ada seorang tahanan yang ditinggal-

kan Feliks pada waktu ia pergi. Oleh sebab itu, jika ada 

kekeliruan yang terjadi  saat  Paulus pertama kali ditahan, 

maka Festus tidak dapat menjawabnya, sebab  ia men-

dapati bahwa Paulus telah ditahan.  saat  Feliks, untuk 

mengambil hati orang Yahudi, membiarkan Paulus tetap da-

lam penjara, sekalipun ia tahu bahwa Paulus tidak bersa-

lah, ia tidak tahu apa yang diperbuatnya. Ia tidak tahu 

bahwa Paulus bisa jatuh ke tangan orang yang lebih jahat 

dibandingkan  yang sedang mencengkeramnya saat itu, meski-

pun keduanya bukan yang terbaik. 

(2) Bahwa Mahkamah Agama Yahudi sangat menentang Pau-

lus.  Imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengaju-

kan dakwaan terhadap orang itu, bahwa ia yaitu  orang 

yang berbahaya, dan tidak layak hidup, dan ingin supaya 

ia dihukum mati.” sebab  orang-orang Yahudi ini sangat 

pandai berpura-pura dalam hal agama, sehingga dianggap 

sebagai orang-orang yang terhormat dan jujur, maka Fes-

tus mengira bahwa ia harus berpihak kepada mereka. Na-

mun Agripa mengenal orang-orang Yahudi ini lebih baik 

dibandingkan  Festus, sehingga Festus menghendaki nasihatnya 

dalam hal ini. 

(3) Bahwa ia telah bersikukuh untuk memberi  anugerah 

kepada tawanan ini berdasarkan hukum Roma, dan tidak 

akan menghukumnya sebelum mendengarkan pembelaan-

nya (ay. 16):  Bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma, 

yang dalam hal ini mengatur kehidupan mereka sendiri 

berdasarkan hukum alam serta peraturan-peraturan dasar 

mengenai keadilan, untuk menyerahkan seorang terdakwa 

sebagai suatu anugerah, supaya ia binasa” (demikianlah 

arti kata itu),  untuk menyenangkan musuh-musuhnya de-

ngan kehancurannya, sebelum ia dihadapkan dengan orang-

orang yang menuduhnya, untuk membantah kesaksian me-

reka, dan diberi kesempatan serta waktu untuk membela 

diri.” Agaknya Festus mengecam para imam Yahudi, sebab  

seakan-akan mereka telah menghina bangsa Romawi dan 

pemerintahannya dengan meminta hal seperti itu, atau 

mengharapkan orang Romawi mau menghukum seseorang 

tanpa mengadilinya.  Tidak,” katanya,  aku mau supaya 

kalian tahu, entah apa pun yang kalian perbolehkan terjadi 

di antara kalian, yang jelas orang Roma tidak mengizinkan 

suatu ketidakadilan terjadi di antara mereka.” Audi et 

alteram partem – Dengarkan sisi yang lain. Ini telah menjadi 

suatu peribahasa di antara orang-orang Roma. Peraturan 

ini harus kita terapkan dalam berperilaku sehari-hari. Kita 

tidak boleh menuduh yang jelek-jelek terhadap orang lain, 

ataupun mengecam perkataan atau tindakan mereka, sebe-

lum kita mendengar pembelaan dari mereka. Lihat Yohanes 

7:51. 

(4) Bahwa Festus telah mengadili Paulus, sesuai dengan tang-

gung jawabnya (ay. 17). Ia telah bertindak dengan cepat 

dalam perkara itu, dan para pendakwa tidak punya alasan 

untuk menuduhnya berlambat-lambat, sebab  begitu mereka 

datang (dan pastilah mereka tidak membuang-buang wak-

tu), pada keesokan harinya dia segera menyidangkan per-

kara ini . Festus juga sudah mengadili Paulus dengan 

sangat bersungguh-sungguh: Ia mengadakan sidang peng-

adilan (KJV: duduk di atas kursi penghakiman – pen.), 

seperti yang biasa mereka lakukan pada perkara-perkara 

yang lebih berat, sedang  untuk urusan kecil, mereka 

mengadilinya secara de plano – pada tingkatan yang sama. 

Festus mengadakan persidangan besar untuk mengadili 

Paulus, supaya keputusan yang dijatuhkan bisa tepat, 

sehingga perkara itu ditutup.  

(5) Bahwa Festus sangat kecewa mendengar tuduhan yang di-

lemparkan imam-imam kepada Paulus (ay. 18-19).namun  

 saat  para pendakwa berdiri di sekelilingnya, dan me-

nyampaikan pernyataan mereka, mereka tidak mengajukan 

suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat seperti yang te-

lah aku duga.  

[1] sebab  para pendakwa itu begitu bernafsu, serta terus 

mendesak para wali negeri Roma seorang demi seorang, 

Festus mengira,  

  Pertama, bahwa mereka memiliki tuduhan terhadap 

Paulus mengenai suatu hal yang berbahaya, atau dapat 

mengganggu kepentingan atau keamanan masyarakat. 

Bahwa mereka hendak berusaha membuktikan Paulus 

yaitu  seorang perampok, atau pembunuh, atau pem-

berontak terhadap pemerintah Roma. Bahwa ia me-

miliki persenjataan untuk memimpin pemberontakan. 

Bahwa kalau Paulus bukanlah orang Mesir yang bela-

kangan ini mengadakan keributan, dan memimpin sege-

rombolan penjahat, seperti yang diduga oleh kepala pa-

sukan itu, maka dia yaitu  orang yang semacam itu 

pula. Begitulah tuduhan-tuduhan yang diserukan ter-

hadap orang Kristen mula-mula. Begitu nyaring dan 

buas, sehingga orang luar yang menilai berdasarkan tu-

duhan-tuduhan itu, mau tidak mau akan menyimpul-

kan bahwa mereka yaitu  orang yang sangat jahat. Dan 

memang itulah tujuan dari unjuk rasa ini , yaitu 

untuk menunjukkan bahwa mereka seperti itu. Begitu-

lah yang dituduhkan kepada Juruselamat kita.  

  Kedua, bahwa mereka memiliki tuduhan yang dapat 

diterima oleh pengadilan Roma, sehingga perkara itu la-

yak ditangani oleh wali negeri, seperti yang diharapkan 

oleh Galio (18:14). Jika tidak begitu, maka sangat aneh 

dan menggelikan bahwa mereka merepotkan dia dengan 

urusan ini , dan sungguh akan merupakan suatu 

penghinaan bagi dia. 

[2] Namun Festus sangat terkejut, sebab  ternyata persoal-

annya tidak demikian.namun  mereka hanya berselisih 

paham dengan dia, dan bukannya memberi  bukti 

dan petunjuk yang menentang dia. Tuduhan mereka 

yang terberat masih diperdebatkan, apakah itu memang 

tindak kejahatan atau hanya omong kosong, yang akan 

menghasilkan perdebatan yang tidak ada akhirnya. Tu-

duhan itu tidak dapat dipakai untuk menimpakan kesa-

lahan kepadanya. Itu hanya persoalan-persoalan yang 

lebih pantas dibicarakan di sekolah dibandingkan  di peng-

adilan. Dan mereka mempermasalahkan soal-soal aga-

ma mereka (KJV: tentang takhayul mereka – pen.). Demi-

kianlah Festus menyebut agama orang Yahudi. Atau 

lebih tepatnya, begitulah ia menyebut tentang bagian 

agama Yahudi yang dianggap telah dinodai oleh Paulus. 

Orang Romawi melindungi agama Yahudi berdasarkan 

hukum mereka,namun  tidak melindungi tahayul atau 

tradisi nenek moyang mereka. Namun agaknya per-

soalan yang terpenting yaitu  tentang seorang bernama 

Yesus, yang sudah mati, sedang  Paulus katakan de-

ngan pasti, bahwa Ia hidup. Ada yang beranggapan 

bahwa tahayul yang dibicarakan Festus yaitu  agama 

Kristen, yang diberitakan Paulus, dan bahwa Festus 

memiliki penilaian yang sama dengan orang Atena me-

ngenai pemberitaan Paulus, yaitu bahwa ia memperke-

nalkan dewa baru, sekalipun itu yaitu  Yesus. Lihat 

bagaimana rendahnya orang Romawi ini berbicara ten-

tang Kristus, dan tentang kematian serta kebangkitan-

Nya. Juga tentang perdebatan besar antara orang Yahudi 

dan orang Kristen, bahwa apakah Dia itu Mesias yang 

dijanjikan atau bukan, serta bukti luar biasa bahwa Dia 

itu Mesias oleh sebab  kebangkitan-Nya dari kematian. 

Orang Romawi ini memandang rendah seolah-olah itu 

tidak lebih dibandingkan  hal ini, bahwa ada seorang ber-

nama Yesus, yang sudah mati, sedang  Paulus kata-

kan dengan pasti, bahwa Ia hidup. Banyak perkara disi-

dangkan berdasarkan pertanyaan ini, apakah orang 

yang sudah lama tidak ada itu masih hidup atau sudah 

mati, dan kemudian bukti-bukti dikemukakan oleh ke-

dua belah pihak. Dan Festus menganggap bahwa masa-

lah ini yaitu  persoalan yang tidak penting. Padahal Ye-

sus ini, meskipun Festus membanggakan diri bahwa ia 

tidak mengenal-Nya, seolah-olah Yesus tidak layak men-

dapat perhatiannya, yaitu  Dia yang telah mati, dan se-

karang hidup, sampai selama-lamanya dan memegang 

segala kunci maut dan kerajaan maut (Why. 1:18). Yang 

Paulus katakan dengan pasti mengenai Yesus, bahwa 

Dia hidup, yaitu  suatu persoalan yang amat sangat 


 1068

penting, yang seandainya tidak benar, maka kita semua 

akan binasa. 

(6) Bahwa sebab  itu, Festus telah menawarkan kepada 

Paulus supaya perkaranya dipindahkan ke pengadilan Ya-

hudi, yang paling memahami persoalan semacam ini (ay. 

20):  sebab  aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa 

perkara-perkara seperti itu, dan merasa diriku tidak pantas 

menghakimi persoalan yang tidak kumengerti, maka aku 

menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, dan tampil 

di hadapan Mahkamah Agama, supaya perkaranya diha-

kimi di situ.” Festus tidak mau memaksa Paulus menyetu-

juinya,namun  ia akan merasa senang jika Paulus mau me-

nerimanya, supaya hati nuraninya tidak terbebani oleh 

perkara seperti ini. 

(7) Bahwa Paulus lebih memilih untuk mengalihkan perkara-

nya ke Roma dibandingkan  ke Yerusalem, sebab  mengharap-

kan keadilan yang lebih baik dari Kaisar dibandingkan  imam-

imam Yahudi:  Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan 

dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar 

Agustus (ay. 21), sebab  tidak ada cara lain untuk meng-

hentikan tuntutan itu di pengadilan rendah ini. sebab  itu, 

aku menyuruh menahan dia di penjara sampai aku dapat 

mengirim dia kepada Kaisar, sebab  aku tidak melihat ada-

nya alasan untuk menolak bandingnya, dan justru malah 

senang mendengarnya.” 

III. Bagaimana Paulus dibawa ke hadapan Agripa, supaya Agripa da-

pat mendengar tentang perkara Paulus.  

1. Sang raja menghendakinya (ay. 22),  Aku berterima kasih ka-

rena engkau sudah menceritakannya kepadaku,namun  aku le-

bih suka mendengar dari orang itu sendiri.” Agripa lebih pa-

ham tentang hal ini, mengenai perkara dan si terdakwa, dari-

pada Festus. Ia telah mendengar tentang Paulus, dan tahu 

betapa pentingnya persoalan ini, yang dilecehkan oleh Festus, 

yaitu apakah Yesus hidup atau tidak. Dan tidak ada yang 

akan lebih baik baginya selain mendengar pembelaan Paulus. 

Banyak orang besar menganggap terlalu hina bagi mereka un-

tuk mengurusi masalah agama, kecuali mereka bisa mende-


 

 1069 

ngarnya sendiri seakan-akan mereka yang menjadi hakim. 

Agripa sama sekali tidak akan bersedia datang ke sebuah per-

temuan untuk mendengarkan Paulus memberitakan Injil, se-

perti halnya Herodes tidak mau mendengarkan Yesus. Namun 

mereka berdua bergembira  saat  Yesus dan Paulus dibawa ke 

hadapan mereka, hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu 

mereka. Mungkin Agripa ingin mendengar Paulus sendiri, su-

paya mungkin Paulus melakukan sesuatu yang baik untuk-

nya. Namun ternyata tidak demikian, Paulus hanya sedikit 

memujinya. 

2. Festus menyetujuinya: Besok engkau akan mendengar dia. Ada 

suatu pemeliharaan Tuhan  di dalam hal ini, untuk menguatkan 

Paulus, yang seolah terkubur hidup-hidup dalam penjara, dan 

dijauhkan dari segala kesempatan untuk berbuat baik. Kita 

tidak tahu apakah ada di antara surat-suratnya yang ditulis ke-

tika dia dipenjara di Kaisarea. Kesempatan yang dimiliki Paulus 

untuk berbuat baik kepada teman-teman yang mengunjungi-

nya, dan mungkin kepada jemaat kecil yang mengunjunginya 

pada setiap hari Tuhan, hanya sedikit berguna dan sempit pe-

ngaruhnya, sehingga seolah-olah Paulus telah dibuang seperti 

tembikar yang pecah, yang tidak lagi disukai orang. Namun, 

peristiwa ini memberinya kesempatan untuk memberitakan 

Kristus kepada suatu kumpulan yang besar, dan (lebih tepat-

nya) kepada kumpulan orang-orang besar. Feliks mendengar 

dari Paulus secara pribadi mengenai iman kepada Kristus. 

Namun Agripa dan Festus setuju bahwa Paulus akan didengar 

di muka umum. Dan kita pantas berpikir bahwa khotbah Pau-

lus di pasal berikutnya, meskipun tidak menghasilkan jiwa-jiwa 

sebanyak khotbahnya yang lain, sangat menambahkan kehor-

matan bagi Kristus dan Kekristenan, seperti halnya semua 

khotbah lain yang pernah diberitakannya sepanjang hidupnya.  

3. Persiapan besar dibuat untuk pemeriksaan Paulus (ay. 23): Pada 

keesokan harinya banyak orang muncul di ruang pengadilan, 

sebab  Paulus dan perkaranya banyak dibicarakan orang, dan 

lebih banyak lagi sebab  pembicaraan itu mencela Paulus.  

(1) Agripa dan Bernike menggunakan kesempatan ini untuk 

tampil dan memamerkan diri. Mungkin juga untuk tujuan 

inilah mereka menghendaki acara ini diadakan, supaya me-

reka bisa melihat dan dilihat. Sebab, Agripa dan Bernike 


 1070

datang dengan segala kebesaran, berdandan mewah, de-

ngan emas dan mutiara, dan berpakaian mahal. Mereka 

datang diiringi prajurit yang berjalan kaki, berseragam in-

dah, yang menjadi suatu tontonan yang mengesankan, dan 

menyilaukan mata kerumunan orang yang memandangnya. 

Mereka datang meta pollēs phantasias – dengan atraksi 

yang luar biasa, demikian arti kata itu. Perhatikan, keme-

gahan hanyalah fantasi, atau khayalan. Kemegahan tidak 

menambahkan baik kemuliaan yang sesungguhnya mau-

pun mendatangkan rasa hormat yang nyata, selain hanya 

memuaskan watak yang sia-sia, yang bagi orang bijak lebih 

baik dimatikan dibandingkan  dituruti. Semua itu hanyalah per-

tunjukan, mimpi, sesuatu yang tidak nyata (demikianlah 

artinya), hanya dibuat-buat, dan akan berlalu. Dan keme-

gahan semacam ini akan selalu membuat orang menyom-

bongkan diri dengan kemegahannya. Dan sesungguhnya 

kemegahan yang ditampilkan Agripa dan Bernike, 

[1] Tercemar oleh watak mereka yang jahat, dan semua ke-

indahannya ternoda. Semua orang baik yang mengenal 

mereka tidak bisa tidak akan memandang hina mereka 

di dalam segala kemegahan ini sebagai orang-orang 

yang bermoral busuk (Mzm. 15:4). 

[2] Tertutupi oleh kemuliaan sejati, yang dipancarkan oleh 

tawanan malang yang sedang disidang itu. Apalah nilai 

mereka di dalam pakaian mereka yang indah itu, jika 

dibandingkan dengan nilai hikmat, keelokan, dan keku-

dusan Paulus, serta juga keberanian dan keteguhannya 

dalam menderita bagi Kristus! Paulus dibelenggu sebab  

sebuah alasan yang benar, yang jauh lebih mulia dari-

pada rantai emas mereka, dan penjaganya lebih mulia 

dibandingkan  dayang-dayang yang menyertai mereka. Siapa 

yang akan menyukai kemegahan duniawi jika di sini ia 

melihat wanita yang begitu buruk dilimpahi dengan ke-

mewahan, sedang  orang yang begitu baik dilimpahi 

dengan hal-hal yang bertolak belakang dengan itu? 

(2) Para kepala pasukan dan orang-orang penting di kota itu 

mengambil kesempatan ini untuk memberi  penghor-

matan mereka kepada Festus dan para tamunya. Peristiwa 

ini menjadi semacam puncak acara pada pesta di istana, 

sehingga orang-orang penting berkumpul bersama-sama 

dalam balutan pakaian mereka yang indah-indah, dan 

menjadi semacam hiburan bagi mereka. Mungkin Festus 

mengirimkan pemberitahuan kepada Paulus tentang hal 

ini  pada malam sebelumnya, untuk bersiap-siap men-

jalani pemeriksaan di hadapan Agripa, yang akan diadakan 

keesokan paginya. Dan betapa besar keyakinan yang dimi-

liki Paulus tentang janji Kristus, bahwa mengenai apa yang 

harus dikatakannya, semuanya itu akan dikaruniakan ke-

padanya pada saat itu juga, sehingga ia tidak mengeluh 

sebab  pemberitahuannya mendadak, atau menjadi bi-

ngung sebab nya. Saya cenderung berpikir bahwa orang-

orang yang tampil dalam kemewahan itu lebih banyak me-

mikirkan urusan pakaian mereka dibandingkan  Paulus, yang 

harus tampil sebagai seorang tahanan, memedulikan per-

kara yang menimpanya. Ini sebab  Paulus tahu siapa yang 

dipercayainya, dan siapa yang berada di pihaknya. 

IV. Pidato yang disampaikan Festus untuk membuka persidangan 

itu,  saat  sidang, atau lebih tepatnya para penonton, sudah me-

nempatkan diri, yang isinya kurang lebih sama dengan apa yang 

baru saja dikatakannya kepada Agripa. 

1. Ia berbicara dengan penuh hormat kepada tamunya,  Ya raja 

Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan 

kami.” Festus berbicara kepada semua orang (lelaki) – pantes 

andres, seolah-olah ia bermaksud menyiratkan sesuatu menge-

nai Bernike, yang yaitu  seorang wanita, dengan hadir di da-

lam sebuah pertemuan semacam ini. Festus tidak memandang 

penting penilaian Bernike atau menghendaki nasihat darinya. 

Tetapi,  Semua orang yang hadir di sini, yang yaitu  laki-laki 

(demikianlah susunan kalimatnya), saya menghendaki kalian 

memperhatikan persoalan ini.” Kata yang digunakan yaitu  

kata yang berarti pria, dan bukan wanita, sebab  apa perlunya 

Bernike ada di sini? 

2. Festus memperlihatkan bahwa sang tawanan itu sangat di-

benci oleh orang Yahudi. Bukan hanya para pemimpinnya, 

melainkan juga semua orang Yahudi, baik