Kisah pararasul 20

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 20. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 20. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 20



 , maka 

pantas saja kalau ia mengatakan sesuatu tentang agama di 

tempat itu. Dan amatilah betapa dengan bijaksana dan cer-

dik ia memanfaatkan kesempatan ini untuk memulai per-

cakapannya tentang Tuhan  yang benar.  

[1] Ia memberi tahu mereka bahwa Tuhan  yang diberitakan-

nya kepada mereka yaitu  Tuhan  yang sudah mereka 

sembah. Dan sebab  itu, ia sama sekali tidak menyodor-

kan dewa-dewa yang baru atau asing:  sebab  kalian 

bergantung pada-Nya, maka Dia sudah mendapat sema-

cam penghormatan dari kalian.”  

[2]  Dia yaitu  Tuhan  yang mereka sembah tanpa mereka ke-

tahui, yang merupakan cela bagi mereka, sebab  di selu-

ruh dunia mereka terkenal dengan pengetahuan mereka. 

 Sekarang,” kata Paulus,  Aku datang untuk meng-

hapuskan cela itu, supaya kamu bisa menyembah secara 

sadar Dia yang sudah kamu sembah tanpa kamu sadari. 

Dan pasti kamu senang jika ibadahmu yang buta diubah 

menjadi penyembahan yang masuk akal, sehingga kamu 

tidak menyembah apa yang tidak kamu kenal.” 

II. Ia meneguhkan ajarannya tentang satu Tuhan  yang hidup dan be-

nar, dengan menunjuk pada karya-karya ciptaan dan pemelihara-

an-Nya:  Tuhan  yang kunyatakan kepadamu yaitu  satu-satunya 

Tuhan  yang pantas kamu sembah, yang memanggilmu untuk me-

nyembah Dia. Dia yaitu  Tuhan  yang telah menjadikan bumi dan 

mengaturnya. Dan, dengan bukti-bukti yang kasat mata dari se-

muanya ini, kamu bisa dituntun pada Hakikat yang tak kasat 

mata ini, dan diyakinkan akan kekuatan-Nya yang kekal dan ke-

Tuhan an-Nya.” Bangsa-bangsa bukan-Yahudi pada umumnya, dan 

orang-orang Atena pada khususnya, dalam ibadah-ibadah mereka 

tidak mengikuti ajaran para filsuf mereka, yang banyak di antara-

nya berbicara secara jelas dan sangat baik tentang satu Numen 

(roh atau kuasa yang Tuhan  yang berkuasa – pen.) tertinggi, tentang 

kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang tak terbatas, dan kuasa 

serta pemerintahan-Nya di mana-mana (lihat tulisan-tulisan Plato, 

dan lama sesudah itu tulisan-tulisan Cicero). Sebaliknya, mereka 

mengikuti para pujangga mereka dan cerita-cerita mereka yang 

kosong. Karya-karya Homer menjadi semacam kitab suci bagi 


 758

ilmu ketuhanan orang kafir, atau lebih tepatnya ilmu mengenai 

setan-setan, bukan karya-karya Plato. Dan para filsuf menerima-

nya begitu saja tanpa perlawanan. Mereka menduga-duga tentang 

Tuhan, memperdebatkannya di antara mereka sendiri, dan meng-

ajarkannya kepada murid-murid mereka,namun  tidak pernah me-

manfaatkannya untuk menentang penyembahan berhala seperti 

yang sudah seharusnya mereka lakukan. Betapa mereka tidak 

tahu apa-apa mengenai hal-hal ini, dan tidak terpengaruh apa-

apa dengannya. Bahkan, mereka membiarkan diri jatuh ke dalam 

takhayul bangsa mereka sendiri, dan berpikir bahwa memang su-

dah begitu seharusnya. Eamus ad communem errorem – Mari kita 

mengikuti kesalahan orang banyak. Nah, Paulus di sini bertekad, 

pertama-tama, untuk memperbaharui filsafat orang-orang Atena 

(ia meluruskan kesalahan-kesalahannya), dan memberi mereka 

pengertian yang benar tentang satu-satunya Tuhan  yang benar dan 

hidup. Lalu ia membawa perkara itu lebih jauh dari yang pernah 

mereka usahakan demi memperbaharui ibadah mereka, dan mem-

bawa mereka keluar dari penyembahan pada banyak dewa dan ber-

hala. Cermatilah betapa mulianya hal-hal yang dikatakan Paulus 

di sini tentang Tuhan  yang disembahnya, dan yang diiginkannya 

agar juga disembah oleh mereka.  

1. Dia yaitu  Tuhan  yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, 

Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. Ini diakui 

oleh banyak filsuf mereka.namun  para pengikut aliran Aristo-

teles menyangkalnya, dan bersikeras  bahwa dunia sudah ada 

sejak dari kekekalan, dan segala sesuatu selalu ada sejak dari 

kekekalan, dan semuanya memang sudah begitu sejak dari 

dulu sampai sekarang.” Para pengikut aliran Epikuros ber-

khayal  bahwa dunia dijadikan oleh sekumpulan atom yang 

bertemu secara kebetulan, yang setelah terus-menerus berge-

rak, pada akhirnya tanpa sengaja membentuk kerangka dunia 

ini.” Melawan kedua pikiran ini , Paulus di sini menegas-

kan bahwa Tuhan  melalui pekerjaan-pekerjaan kuasa-Nya yang 

tak terbatas, sesuai dengan rancangan akal budi yang tak ter-

batas, pada permulaan waktu menjadikan dunia dan segala 

isinya. Dunia itu tidak berasal dari materi kekal seperti yang 

mereka khayalkan, melainkan dari Akal Budi kekal. 

2.  Oleh sebab  itu, Dia yaitu  Tuhan atas langit dan bumi, mak-

sudnya, Dia yaitu  Pemilik sah, dan Tuan atas segala makh-

Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 759 

luk, kuasa, dan kekayaan dunia atas dan dunia bawah, yang 

jasmani dan rohani, yang kelihatan dan tidak kelihatan. Ini 

disimpulkan dari kenyataan bahwa Dia menjadikan langit dan 

bumi. Jika Dia menciptakan semua, tanpa ragu lagi Dia juga-

lah yang mengatur semuanya. Dan, jika  Dia memberi  

keberadaan, maka tanpa bisa diganggu gugat Ia juga berhak 

memberi  hukum.  

3.  Dia, secara khusus, yaitu  Pencipta manusia, semua manusia 

(ay. 26): Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bang-

sa dan umat manusia. Ia menjadikan manusia pertama, Ia 

menjadikan semua orang, Ia membentuk setiap tubuh manu-

sia, dan Ia yaitu  Bapa dari semua roh manusia. Ia telah men-

jadikan semua bangsa manusia, bukan hanya semua orang di 

dalam bangsa-bangsa itu, melainkan juga bangsa-bangsa da-

lam kemampuan mereka untuk membentuk bangsa. Dialah 

Pendiri mereka, dan Dia mengatur mereka untuk membentuk 

komunitas-komunitas supaya mereka saling menjaga dan 

bermanfaat bagi satu sama lain. Ia menjadikan mereka semua 

dari satu darah, dari hakikat yang satu dan sama. Dia yang 

membentuk hati mereka sekalian. sebab  berasal dari satu 

nenek moyang yang sama, maka di dalam Adam mereka se-

mua bersaudara, dan demikian pula mereka bersaudara di da-

lam Nuh, sehingga dengan begitu mereka bisa tergerak untuk 

saling mengasihi dan membantu, sebagai sesama makhluk 

ciptaan dan saudara. Bukankah kita sekalian memiliki  satu 

Bapa? Bukankah satu Tuhan  menciptakan kita? (Mal. 2:10). Dia 

telah menjadikan mereka untuk mendiami seluruh muka bumi 

yang, sebagai Tuhan  pemurah, telah diberikan-Nya, dengan se-

penuhnya, kepada anak-anak manusia. Dia tidak menjadikan 

mereka untuk tinggal di satu tempat, melainkan untuk menye-

bar ke seluruh bumi. Oleh sebab itu, satu bangsa tidak boleh 

memandang rendah bangsa lain, seperti orang Yunani meman-

dang rendah semua bangsa lain. Sebab semua orang di selu-

ruh muka bumi berasal dari darah yang sama. Orang-orang 

Atena sesumbar bahwa mereka lahir dari tanah air mereka 

sendiri, orang-orang asli, dan tidak memiliki  hubungan da-

rah dengan bangsa lain mana pun. Kesombongan dan keang-

kuhan diri inilah yang direndahkan Rasul Paulus di sini.  


 760

4.  Bahwa Ia pemurah terhadap seluruh ciptaan (ay. 25): Dialah 

yang memberi  hidup dan nafas dan segala sesuatu. Ia tidak 

hanya mengembuskan nafas hidup kepada manusia pertama, 

tetapi juga terus mengembuskannya kepada setiap orang. Ia 

memberi kita jiwa ini, Ia membentuk roh manusia di dalam 

dirinya. Ia tidak hanya memberi kita hidup dan nafas  saat  

menjadikan kita,namun  juga terus-menerus memberi nya 

kepada kita. Pemeliharaan-Nya yaitu  suatu penciptaan yang 

terus-menerus. Ia menggenggam jiwa kita dalam kehidupan. 

Setiap saat kita mengembuskan nafas, dengan penuh rahmat 

Dia memberi nya lagi kepada kita. Tidak hanya udara-Nya 

yang kita hirup,namun  juga dalam genggaman-Nya kita ber-

nafas (Dan. 5:23). Dia memberi  hidup dan nafas dan segala 

sesuatu kepada semua orang. Sebab, seperti halnya yang pa-

ling hina dari anak-anak manusia hidup dengan bergantung 

pada-Nya, dan menerima segala sesuatu dari Dia, demikian 

pula yang terbesar, para filsuf yang paling bijak dan penguasa 

yang terkuat, tidak bisa hidup tanpa Dia. Dia memberi kepada 

semua, bukan hanya kepada semua anak manusia, melainkan 

juga kepada makhluk-makhluk yang lebih rendah, kepada se-

mua binatang, segala yang hidup dan bernyawa (Kej. 6:17). 

Hidup dan nafas mereka berasal dari Dia, dan jika  mem-

beri hidup dan nafas, maka itu berarti Dia memberi segala se-

suatu, segala sesuatu yang diperlukan untuk menopang kehi-

dupan. Bumi penuh dengan kebaikan-Nya (Mzm. 104:24, 27). 

5. Bahwa Dia yaitu  Pemerintah yang berdaulat atas segala per-

kara anak manusia, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya (ay. 

26): Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-

batas kediaman mereka. Lihatlah di sini,  

(1) Kedaulatan pemerintahan Tuhan  atas diri kita: Ia telah me-

nentukan setiap peristiwa, horisas, perkaranya sudah dipu-

tuskan. Keputusan-keputusan Tuhan  Sang Pemelihara tidak 

dapat diganggu gugat dan tidak bisa dibantah, tidak dapat 

diubah dan tidak bisa diganti.  

(2) Kearifan keputusan-keputusan-Nya. Ia sudah menentukan 

segala sesuatunya. Ketentuan-ketentuan Sang Akal Budi 

Kekal bukanlah keputusan yang dibuat secara tiba-tiba, te-

tapi ketentuan yang sudah bersanding dengan kebijaksanaan 

kekal, dan merupakan salinan dari titah-titah Tuhan . Ia akan 

Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 761 

menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku (Ayb. 23:14). 

Apa pun yang berasal dari Tuhan , tersembunyi di dalam 

Tuhan  sebelum adanya seluruh sekalian alam.  

(3) Perkara-perkara yang diperhatikan oleh pemeliharaan-Nya. 

Perkara itu yaitu  waktu dan tempat: waktu dan tempat 

hidup kita di dunia ini ditentukan dan ditetapkan oleh 

Tuhan  yang menjadikan kita.  

[1] Ia telah menentukan waktu-waktu yang berkaitan dengan 

kita. Bagi kita waktu tampak berubah-ubah,namun  se-

benarnya Tuhan  telah menetapkannya. Masa hidup kita 

ada dalam tangan-Nya, yang memperpanjang atau mem-

perpendek, membuat pahit atau manis, sesuai kehendak-

Nya. Ia telah menetapkan dan menentukan waktu kita 

datang ke dunia, dan waktu kelanjutan hidup kita di 

dunia. Waktu kita lahir, dan waktu kita mati (Pkh. 3:1-

2), dan semua perkara kecil yang ada di antaranya, yak-

ni waktu untuk semua urusan kita di dunia ini. Entah 

waktu kelimpahan atau musibah, Dialah yang telah 

menentukannya. Dan kepada Dialah kita harus bergan-

tung, untuk waktu-waktu yang masih ada di depan kita.  

[2] Ia juga telah menentukan dan menetapkan batas-batas 

kediaman kita. Dia yang sudah menentukan bumi se-

bagai tempat kediaman anak-anak manusia telah mene-

tapkan bagi anak-anak manusia tempat kediamannya 

masing-masing di bumi, telah menegakkan hak milik 

bagi tiap orang. Untuk itu Ia telah menentukan batas-

batas supaya kita tidak saling melanggar. Tempat di 

mana kita dibuang, tempat kelahiran dan tempat tinggal 

kita, semuanya sudah ditentukan dan ditetapkan Tuhan . 

Itulah sebabnya mengapa kita harus menyesuaikan diri 

dengan tempat kediaman kita, dan memanfaatkannya 

dengan sebaik-baiknya.  

6. Bahwa Ia tidak jauh dari kita masing-masing (ay. 27). Ia ada di 

mana-mana, bukan hanya di sebelah kanan kita,namun  juga 

membentuk buah pinggang kita (Mzm. 139:13). Mata-Nya ter-

tuju pada kita sepanjang waktu, dan mengenal kita dengan 

lebih baik dibandingkan  kita mengenal diri kita sendiri. Para pe-

nyembah berhala membuat patung-patung Tuhan , supaya Tuhan  


 762

ada bersama-sama dengan mereka dalam patung-patung itu. 

Hal yang tidak masuk akal ini ditunjukkan oleh Rasul Paulus 

di sini. Sebab Tuhan  yaitu  Roh yang tak terbatas, yang tidak 

jauh dari kita masing-masing, dan tidak akan lebih dekat, 

tetapi malah semakin jauh dari kita dalam arti tertentu, apa-

bila kita berpura-pura mewujudkan atau menggambarkan Dia 

dengan gambaran apa pun. Dia dekat dengan kita, baik untuk 

menerima penghormatan yang kita berikan kepada-Nya mau-

pun memberi  kemurahan-kemurahan yang kita minta dari 

Dia, di mana saja kita berada, meskipun tidak dekat dengan 

mezbah, patung, atau kuil. Tuhan atas segala sesuatu, sama 

seperti Ia kaya (Rm. 10:12), demikian pula Dia dekat (Ul. 4:7) 

kepada semua yang memanggil kepada-Nya. Dia yang meng-

hendaki kita untuk berdoa di setiap tempat, meyakinkan kita 

bahwa Dia tidak pernah jauh dari kita. Dari negeri atau bangsa 

mana saja kita berasal, dan apa saja pekerjaan, pangkat, dan 

kedudukan kita di dunia ini, entah kita tinggal di istana atau 

di pondok bambu, di tengah keramaian atau di tempat ter-

pencil, di kota atau di padang gurun, di kedalaman laut atau 

di jauh di atas laut, hal ini pasti, bahwa Tuhan  tidak jauh dari 

kita masing-masing. 

7.  Bahwa di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada (ay. 28). 

Kita selalu  bergantung pada pemeliharaan-Nya, dan itu 

penting bagi kelanjutan hidup kita, seperti sungai bergantung 

pada mata air, dan cahaya bergantung pada matahari.  

(1) Di dalam Dia kita hidup, maksudnya, kelanjutan hidup kita 

terjadi berkat Dia dan kuasa pemeliharaan-Nya sehari-hari. 

Ia yaitu  hidup kita dan lanjut umur kita. Bukan hanya ka-

rena kesabaran dan belas kasihan-Nya maka hidup kita 

yang hilang tidak sepenuhnya binasa, melainkan juga ka-

rena kuasa, kebaikan, dan perhatian-Nya sebagai Bapa 

maka hidup kita yang rapuh diperpanjang. Tidak perlu Ia 

murka untuk menghancurkan kita. Jika saja Ia menahan 

perbuatan-perbuatan baik-Nya, kita akan mati dengan sen-

dirinya.  

(2) Di dalam Dia kita bergerak. Oleh sebab  pemeliharaan-Nya 

sehari-hari yang tak putus-putusnyalah jiwa kita bergerak, 

pikiran kita mengembara ke sana kemari memikirkan se-

ribu satu macam hal, dan perasaan kita tertuju pada sa-

Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 763 

saran yang tepat. Juga melalui Dialah jiwa kita menggerak-

kan tubuh kita. Kita tidak bisa menggerakkan tangan, atau 

kaki, kecuali melalui Dia, sebab sama seperti Dia Penyebab 

Pertama, demikian pula Dia Penggerak Pertama.  

(3) Di dalam Dia kita ada. Bukan saja kita menerima keberadaan 

kita pertama-tama dari Dia, melainkan juga di dalam Dia 

kita masih memilikinya. Berkat perhatian dan kebaikan-

Nya yang tak putus-putuslah maka bukan saja kita ada 

dan tidak tertelan dalam kehampaan, melainkan juga bahwa 

kita menerima keberadaan kita, menerima keberadaan ini, 

masih ada sebagai salah satu makhluk yang mulia, yang 

mampu mengenal dan menikmati Tuhan . Dan kita tidak ter-

buang di tengah-tengah kejamnya binatang-binatang, atau 

jatuh ke dalam kesengsaraan roh-roh jahat. 

8. Bahwa dalam segala hal kita ini keturunan Tuhan . Dia yaitu  

Bapa kita yang melahirkan kita (Ul. 32:6, 18), dan Dia sudah 

membesarkan dan mengasuh kita seperti anak-anak (Yes. 1:2). 

Bila seorang musuh menyatakan hal ini, maka itu bermanfaat 

sebagai argumentum ad hominem – bantahan melawan orang-

nya. Dan sebab  itu, Rasul Paulus di sini mengutip ucapan 

salah seorang pujangga Yunani, Aratus, yang berasal dari 

Kilikia, saudara sebangsa Paulus, yang dalam karyanya Pheno-

mena, pada halaman-halaman pertama, berbicara tentang 

dewa kafir Yupiter. Yupiter dalam bahasa puitis berarti Tuhan  

tertinggi. Dan Aratus mengatakan ini tentang dia, tou gar kai 

genos semen – sebab kita ini dari keturunannya juga. Dan Pau-

lus bisa saja mengutip pujangga-pujangga lain untuk meme-

nuhi maksud dari perkataannya, bahwa dalam Tuhan  kita hidup 

dan bergerak, contohnya: 

 Spiritus intus alit, totamque infusa per artus  

Mens agitat molem.  

Roh yang selalu bekerja ini, yang meresap di segenap penjuru,   

Menyatu dan berpadu dengan kumpulan materi yang amat besar 

– Virgil, Æneid 6.  

Est Deus in nobis, agitante calescimus illo.  

Inilah Sang Tuhan  yang menghangatkan hati kita. 

– Ovid, Fast. 6.  


 764

Jupiter est quodeunque vides,  

Quocunque moveris.  

Ke mana pun engkau memandang, ke mana pun engkau 

mengembara, Yupiter memenuhi pemandangan alam ini  

– Lucan, lib. 2. 

Tetapi ia memilih mengutip dari Aratus, sebab  dalam sedikit 

kata, Aratus berbicara banyak. Dengan ini tampak bahwa bu-

kan saja Paulus sendiri yaitu  seorang cendekiawan, melainkan 

juga bahwa pengetahuan manusia itu bisa membantu memper-

lengkapi pewarta Injil dan juga berguna baginya, terutama un-

tuk meyakinkan orang-orang luar. Sebab pengetahuan manu-

sia memampukan dia untuk mengalahkan mereka dengan sen-

jata mereka sendiri, dan untuk menebas kepala Goliat dengan 

pedangnya sendiri. Bagaimana bisa musuh-musuh kebenaran 

dikalahkan di kubu-kubu pertahanan mereka sendiri oleh 

orang-orang yang tidak mengenal mereka? Demikian pula hal-

nya, orang yang mengaku sebagai umat Tuhan  harus merasa 

malu jika  mereka melupakan hubungan mereka dengan 

Tuhan , dan hidup bertentangan dengan pengakuan mereka itu, 

sampai ada seorang pujangga kafir dapat berkata tentang 

Tuhan , kita ini dari keturunan-Nya, dibentuk oleh-Nya, dibentuk 

untuk-Nya, lebih diperhatikan dan dipelihara oleh-Nya dari-

pada anak-anak oleh orangtua. Dan oleh sebab  itu, mereka 

wajib mematuhi perintah-perintah-Nya, menuruti aturan-aturan-

Nya, dan menjadi umat yang ternama dan terpuji bagi kehor-

matan-Nya. sebab  di dalam Dia dan dengan bergantung 

pada-Nya kita hidup, kita harus hidup untuk Dia. sebab  di 

dalam Dia kita bergerak, kita harus bergerak menuju pada-

Nya. Dan sebab  di dalam Dia kita ada, dan dari Dia kita me-

nerima segala penopang dan penghiburan dari keberadaan 

kita, kita harus menguduskan keberadaan kita untuk Dia, dan 

datang kepada-Nya untuk meminta keberadaan yang baru, 

keberadaan yang lebih baik, keberadaan yang abadi. 

III. Dari semua kebenaran agung tentang Tuhan  ini, ia menyimpulkan 

betapa ganjil penyembahan berhala mereka, seperti yang sudah 

dilakukan para nabi pada zaman dulu. Jika memang demikian, 

Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 765 

1. Maka Tuhan  tidak dapat digambarkan dengan patung. Jika kita 

berasal dari keturunan Tuhan , sebab  kita roh di dalam daging, 

maka tentunya Dia yang yaitu  Bapa dari roh kita yaitu  Roh 

sendiri. Sebab roh yaitu  bagian utama dari diri kita, dan me-

rupakan bagian dari diri kita yang dengannya kita disebut se-

bagai keturunan Tuhan . Dan kita tidak boleh berpikir bahwa 

ke-Tuhan -an itu sama seperti emas atau perak atau batu, cipta-

an kesenian dan keahlian manusia (ay. 29). Kita melanggar 

Tuhan , dan menghina Dia, jika berpikiran begitu. Tuhan  meng-

hormati manusia dalam menjadikan jiwanya menurut rupa-

Nya sendiri.namun  manusia tidak menghormati Tuhan  jika ia 

menjadikan Tuhan  menurut rupa tubuhnya. Ke-Tuhan -an itu 

rohani, tidak terbatas, tidak jasmani, dan tidak terpahami. 

Oleh sebab itu, sangat keliru dan tidak tepatlah pengertian 

kita tentang Tuhan  yang didapat melalui patung, sekalipun ba-

han untuk membuat patung itu begitu mahal, emas atau 

perak. Sekalipun bentuknya begitu ajaib, diciptakan dengan 

begitu indah oleh kesenian dan keahlian manusia, dan sekali-

pun wajahnya, tubuhnya, atau pakaiannya begitu memesona, 

patung itu pengajar kebohongan.  

2. Maka Ia tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia (ay. 

24). Ia tidak tertarik untuk datang ke rumah ibadah mana saja 

yang dibangun manusia untuk Dia, tidak pula Dia terbatas 

pada rumah ibadah itu. Rumah ibadah tidak akan pernah 

lebih mendekatkan Dia kepada kita, atau menahan-Nya lebih 

lama di tengah-tengah kita. Rumah ibadah itu hanya untuk 

memudahkan kita untuk berkumpul bersama-sama menyem-

bah Tuhan .namun  Tuhan  tidak memerlukan tempat istirahat 

ataupun tempat tinggal, atau semarak dan kemegahan ba-

ngunan apa pun, untuk memperbesar kemuliaan penampakan-

Nya. Hati yang saleh dan lurus, rumah ibadah yang tidak 

dibuat oleh tangan manusia, melainkan dengan Roh Tuhan , di 

situlah Dia tinggal, dan di situ Dia suka tinggal. Lihat 1 Raja-

raja 8:27; Yesaya 66:1-2.  

3.  Maka Ia tidak disembah, therapeuetai, Ia tidak diabdi, atau 

tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan 

apa-apa (ay. 25). Dia yang menjadikan semuanya, dan memeli-

hara semuanya, tidak bisa diuntungkan oleh pelayanan-pela-

yanan apa saja dari kita, dan tidak juga Dia memerlukannya. 


 766

Jika kita menerima dan mendapat semuanya dari Dia, maka 

Dia itu maha-mencukupi adanya, dan sebab  itu tidak bisa ti-

dak mencukupi diri-Nya sendiri, dan tidak bergantung pada 

siapa pun juga. Apa yang diperlukan Tuhan  dari pelayanan-pe-

layanan kita, atau apa keuntungan yang bisa diperoleh-Nya 

dari pelayanan-pelayanan kita itu, bila Ia sudah memiliki se-

gala kesempurnaan pada diri-Nya sendiri, dan kita tidak mem-

punyai apa-apa yang baik, kecuali kita mendapatkannya dari 

Dia? Memang para filsuf mengerti kebenaran ini, bahwa Tuhan  

tidak membutuhkan kita ataupun pelayanan-pelayanan kita. 

Tetapi orang-orang yang tidak tahu apa-apa membangun kuil-

kuil dan mempersembahkan korban-korban kepada dewa-

dewa mereka, dengan menganggap bahwa dewa-dewa itu perlu 

rumah dan makanan. Lihat Ayub 35:5-8; Mzm. 50:8, dst.  

4. Maka sudah menjadi kepentingan kita semua untuk mencari 

Tuhan  (ay. 27): Supaya mereka mencari Tuhan, maksudnya, su-

paya mereka takut dan menyembah Dia dengan benar. Oleh 

sebab itu, Tuhan  membuat anak-anak manusia tetap bergan-

tung pada-Nya supaya hidup dan memperoleh segala penghi-

burannya, supaya Dia bisa menjaga mereka untuk terus mela-

kukan kewajiban-kewajiban mereka terhadap-Nya. Kita diberi 

petunjuk-petunjuk yang jelas tentang hadirat Tuhan  bersama 

kita, pemerintahan-Nya atas kita, pemeliharaan-Nya yang pe-

nuh perhatian terhadap kita, dan kemurahan-Nya terhadap 

kita. Ini supaya kita selalu  mencari-cari, di mana Tuhan , 

yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di 

waktu malam, yang memberi kita akal budi melebihi binatang 

di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara? (Ayb. 35:10-11). 

Orang berpikir bahwa tidak ada hal lain yang lebih berkuasa 

untuk meyakinkan kita bahwa Tuhan  itu ada, mendorong kita 

untuk mencari kehormatan dan kemuliaan-Nya dalam pela-

yanan-pelayanan kita, dan mengusahakan kebahagiaan kita 

untuk dikenan dan dikasihi-Nya, selain dengan memikirkan 

tentang hakikat kita sendiri, terutama tentang segala kekuatan 

dan kemampuan mulia yang ada pada jiwa kita sendiri. Jika 

kita memikirkan hal ini, dan merenungkannya, kita dapat me-

lihat baik hubungan maupun kewajiban kita terhadap Tuhan  

yang di atas kita. Namun, begitu gelapnya penyingkapan ini, 

dibandingkan dengan penyingkapan oleh wahyu Tuhan , dan 

Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 767 

begitu tidak pantas kita menerimanya, sehingga orang yang 

tidak mendapat wahyu Tuhan  hanya bisa berharap mudah-mu-

dahan dapat menjamah dan menemukan Dia.  

(1) Sangat tidak pasti apakah dengan cara ini mereka bisa 

mencari tahu Tuhan . Itu hanya sebuah permulaan pencarian: 

mudah-mudahan saja mereka bisa.  

(2) Jika mereka benar-benar menemukan sesuatu tentang 

Tuhan , itu hanya pengertian-pengertian yang kabur tentang 

Dia. Mereka hanya bisa menjamah-Nya, seperti orang me-

raba-raba dalam kegelapan, atau seperti orang buta, yang 

memegang sesuatu yang dijumpainya di jalan,namun  tidak 

tahu apakah itu yang mereka cari atau bukan. Sangat ka-

bur gagasan pujangga mereka ini tentang hubungan antara 

Tuhan  dan manusia, dan sangat umum, bahwa kita ini dari 

keturunan-Nya: sama seperti gagasan para filsuf mereka. 

Pitagoras berkata, Theion genos esti brotoios – Manusia me-

miliki semacam sifat Tuhan . Dan Heraklitos (apud Lucian) 

 saat  ditanya, apa itu manusia? menjawab, Theoi thnētoi – 

Dewa yang fana. Juga,  saat  ditanya apa itu dewa?, ia 

menjawab, athanatoi anthropoi – manusia yang kekal. Dan 

Pindar berkata (Nemean, Ode 6), En andron hen theōn genos 

– Tuhan  dan manusia itu berkerabat dekat. Memang benar 

bahwa dengan pengetahuan tentang diri kita sendiri, kita 

bisa dituntun pada pengetahuan tentang Tuhan ,namun  itu 

pengetahuan yang sangat kabur. Dengannya kita hanya 

bisa merasakan Dia. Oleh sebab itu, kita memiliki  alas-

an untuk bersyukur bahwa dengan Injil Kristus kita diberi 

tahu secara jauh lebih jelas dibandingkan  yang bisa kita da-

patkan dengan terang alam. Sekarang kita tidak lagi mera-

sakan Dia,namun  dengan muka yang tidak berselubung, kita 

semua melihat kemuliaan Tuhan, seperti dalam cermin.  

IV. Paulus kemudian mengundang mereka semua untuk bertobat 

dari penyembahan berhala mereka, dan berbalik darinya (ay. 30-

31). Ini bagian penerapan dari khotbah Paulus di perguruan itu. 

Setelah menyatakan Tuhan  kepada mereka (ay. 23), sebagaimana 

mestinya ia menekankan kepada mereka untuk bertobat kepada 

Tuhan , dan juga mengajar mereka untuk percaya kepada Tuhan 

kita, Yesus Kristus, jika mereka mau bersabar mendengarnya. Se-


 768

telah menunjukkan kepada mereka betapa tidak beralasannya 

mereka menyembah ilah-ilah lain, ia membujuk mereka untuk ti-

dak lagi meneruskan ibadah mereka yang bodoh itu,namun  untuk 

berbalik darinya kepada Tuhan  yang hidup dan benar. Amatilah, 

1. Bagaimana Tuhan  memperlakukan bangsa-bangsa bukan-Ya-

hudi sebelum Injil datang di antara mereka: Tuhan  seolah tidak 

peduli dengan zaman kebodohan ini.  

(1) Zaman itu yaitu  zaman kebodohan besar. Pengetahuan 

manusia bertumbuh subur lebih dibandingkan  sebelum-sebe-

lumnya di dunia bangsa bukan-Yahudi sebelum kedatangan 

Kristus.namun  dalam perkara-perkara mengenai Tuhan , me-

reka jelas-jelas bodoh. Sungguh bodoh orang yang tidak 

mengenal Tuhan  atau menyembah Dia tanpa diketahuinya. 

Penyembahan berhala terjadi sebab  kebodohan.  

(2) Zaman-zaman kebodohan ini seolah tidak mendapat per-

hatian Tuhan . Kita bisa memahaminya,  

[1] Sebagai tindakan Tuhan  yang adil. Tuhan  membenci atau 

mengabaikan zaman-zaman kebodohan ini, dan tidak 

mengirimkan Injil-Nya kepada orang-orang pada zaman 

itu, seperti yang dilakukan-Nya sekarang. Dia sangat mur-

ka melihat kemuliaan-Nya diberikan kepada yang lain 

seperti itu. Dan Ia tidak suka dan benci zaman-zaman ini. 

Begitu sebagian orang memahaminya. Atau lebih tepatnya,  

[2] Sebagai tindakan Tuhan  yang sabar dan menahan diri. 

Dia seolah tidak peduli dengan zaman-zaman ini. Ia ti-

dak berusaha mencegah mereka dari penyembahan ber-

hala ini dengan mengutus nabi-nabi kepada mereka, 

seperti yang dilakukan-Nya kepada Israel. Ia tidak 

menghukum mereka dalam penyembahan berhala me-

reka, seperti yang dilakukan-Nya terhadap Israel,namun  

memberi mereka karunia-karunia pemeliharaan-Nya 

(14:16-17). Itulah yang engkau lakukan,namun  Aku ber-

diam diri (Mzm. 50:21). Ia tidak memanggil mereka atau 

membuat mereka ingin bertobat seperti yang dilakukan-

Nya sekarang. Dia membiarkan mereka sendiri. sebab  

mereka tidak memanfaatkan terang yang mereka miliki, 

tetapi sengaja tak acuh, Ia tidak mengirimkan kepada 

mereka terang-terang yang lebih besar. Atau, Ia tidak 

Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 769 

segera menghukum mereka dengan berat,namun  ber-

sabar terhadap mereka, sebab  mereka melakukannya 

tanpa mereka ketahui (1Tim. 1:13). 

2. Perintah Tuhan  kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi melalui 

Injil, yang sekarang dikirimkan-Nya ke tengah-tengah mereka: 

Maka sekarang Tuhan  memberitakan kepada manusia, bahwa di 

mana-mana semua mereka harus bertobat, yakni bahwa mereka 

harus mengubah pikiran dan perilaku mereka, malu akan ke-

bodohan mereka, bertindak dengan lebih bijaksana, mening-

galkan penyembahan berhala, dan mengikat diri untuk me-

nyembah Tuhan  yang benar. Bahkan, itu berarti berbalik dari 

segala dosa dengan rasa sedih dan malu, dan dengan riang 

hati bertekad untuk menjalankan setiap kewajiban.  

(1) Ini yaitu  perintah Tuhan . Dengan hanya memberi tahu kita 

bahwa masih ada ruang untuk bertobat, itu sudah merupa-

kan perkenanan-Nya yang besar.namun  Tuhan  melangkah 

lebih jauh lagi, Ia memperlihatkan wewenang-Nya sendiri 

untuk kebaikan kita, dan menetapkan sebagai kewajiban 

kita apa yang sebenarnya merupakan hak istimewa kita.  

(2) Itu yaitu  perintah-Nya kepada semua orang, di mana-

mana, kepada manusia, dan bukan kepada malaikat, yang 

tidak memerlukannya, kepada manusia, dan bukan kepada 

setan, yang tidak mendapat keuntungan darinya, kepada 

semua orang di segala tempat. Semua orang sudah mela-

kukan sesuatu yang darinya mereka harus bertobat, dan 

mereka punya cukup banyak alasan untuk bertobat. Se-

mua orang diundang untuk bertobat, dan akan mendapat 

keuntungan darinya. Para rasul diperintahkan untuk mem-

beritakan pertobatan ini di mana-mana. Para nabi diutus 

untuk menyuruh orang-orang Yahudi supaya bertobat. Te-

tapi para rasul diutus untuk mewartakan pertobatan dan 

pengampunan dosa kepada segala bangsa.  

(3) Sekarang dalam zaman Injil, pertobatan ini diperintahkan 

dengan lebih sungguh-sungguh, sebab  orang lebih dide-

sak untuk bertobat dibandingkan  sebelumnya-sebelumnya. Se-

karang, jalan pengampunan dosa itu dibuka lebih lebar da-

ripada sebelumnya, dan janji-janjinya digenapi secara lebih 

penuh. Oleh sebab  itu, sekarang Ia mengharapkan kita 


 770

semua untuk bertobat.  Sekarang bertobatlah. Sekarang 

pada akhirnya, sekarang pada waktunya, bertobatlah. Ka-

rena sudah terlalu lama kamu berbuat dosa. Sekarang, se-

lagi masih ada waktu, bertobatlah, sebelum semuanya ter-

lambat.” 

3. Alasan kuat untuk mempertegas perintah ini, yaitu sebab  

penghakiman yang akan datang. Tuhan  menyuruh kita untuk 

bertobat, sebab  Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu 

mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia (ay. 31). Dan se-

karang di dalam Injil Ia sudah menyingkapkan pembalasan di 

dunia lain secara lebih jelas dibandingkan  sebelum-sebelumnya. 

Amatilah, 

(1) Tuhan  yang menjadikan dunia akan menghakimi dunia itu. 

Dia yang memberi  kepada anak-anak manusia segenap 

keberadaan dan kemampuan mereka akan memanggil me-

reka untuk mempertanggungjawabkan bagaimana mereka 

menggunakannya, dan membalas mereka sesuai dengan 

perbuatan mereka. Apakah tubuh mereka mengikuti jiwa 

yang melayani Tuhan , ataukah jiwa membebani tubuh de-

ngan hanya melayani keinginan daging. Dan setiap orang 

memperoleh apa yang patut diterimanya (2Kor. 5:10). Tuhan  

yang sekarang mengatur dunia akan menghakiminya, akan 

membalas sahabat-sahabat yang setia pada pemerintahan-

Nya dan menghukum para pemberontak.  

(2) Ada suatu hari yang ditetapkan untuk melihat apa yang 

sudah diperbuat oleh semua orang sepanjang sejarah waktu, 

dan untuk menentukan terakhir kali bagaimana keadaan 

kekal mereka. Harinya sudah ditetapkan menurut kebijak-

sanaan Tuhan , dan tidak bisa diubah.namun  hari itu yaitu  

hari-Nya, tidak bisa diketahui siapa-siapa. Hari keputusan, 

hari pembalasan, hari yang akan mengakhiri semua hari 

sepanjang sejarah waktu.  

(3) Dunia akan dihakimi dengan benar. Sebab Tuhan  bukannya 

tidak benar dengan mengadakan pembalasan. Jauhlah Ia 

untuk berbuat kesalahan. Apa yang diketahui-Nya tentang 

semua sifat dan perbuatan manusia benar adanya, tidak 

bisa keliru. Oleh sebab  itu, hukuman-Nya atas mereka 

Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 771 

adil tanpa bisa disanggah. Dan, sebab  tidak bisa disanggah, 

hukuman-Nya tidak mengenal kekecualian.  

(4) Tuhan  akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah di-

tentukan-Nya, yang tidak lain dan tidak bukan yaitu  

Tuhan Yesus sendiri, yang kepada-Nya segala penghakiman 

diserahkan. Oleh Dia Tuhan  menjadikan dunia, oleh Dia 

Tuhan  menebusnya, oleh Dia Tuhan  mengaturnya, dan oleh 

Dia Tuhan  akan menghakiminya.  

(5) Dibangkitkannya Kristus oleh Tuhan  dari antara orang mati 

merupakan bukti besar bahwa Kristus ditetapkan dan di-

tahbiskan sebagai Hakim atas yang hidup dan yang mati. 

Diberikannya kehormatan itu kepada Kristus membuktikan 

bahwa Tuhan  merancangkan kehormatan ini bagi Kristus. 

Dibangkitkannya Kristus oleh Tuhan  dari antara orang mati 

merupakan permulaan dari pengangkatan-Nya, pengha-

kiman-Nya atas dunia akan menyempurnakan pengangkat-

an-Nya itu. Dan Dia yang memulai pasti akan mengakhiri. 

Tuhan  sudah memberi  kepada semua orang suatu bukti, 

suatu dasar yang memadai bagi mereka supaya mereka da-

pat membangun iman mereka, bahwa akan ada pengha-

kiman di masa depan dan bahwa Kristus akan menjadi 

Hakim mereka. Perkaranya tidak bisa disangsikan, sudah 

pasti dan tidak dapat dipertanyakan. Hendaklah semua 

musuh-Nya yakin akan hal ini, dan gemetar di hadapan 

Dia. Hendaklah semua sahabat-Nya yakin akan hal ini, dan 

bersorak-sorai di dalam Dia.  

(6) Dengan menimbang bahwa penghakiman akan datang, dan 

Kristus akan berkuasa untuk melakukan penghakiman itu, 

maka hendaklah kita terdorong untuk bertobat dari dosa-

dosa kita, dan berpaling kepada Tuhan . Ini satu-satunya 

cara untuk menjadi sahabat Sang Hakim pada hari itu, 

yang akan menjadi hari yang mengerikan bagi semua orang 

yang hidup dan mati tanpa bertobat.namun  pada hari itu, 

mereka yang sungguh-sungguh bertobat akan mengangkat 

muka mereka dengan sukacita, sebab mereka tahu bahwa 

penyelamatan mereka sudah dekat. 


 772

Paulus di Atena  

(17:32-34) 

32  saat  mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang 

mengejek, dan yang lain berkata:  Lain kali saja kami mendengar engkau ber-

bicara tentang hal itu.” 33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. 34namun  

beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi per-

caya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang 

perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama 

dengan mereka. 

Di sini kita mendapati gambaran singkat tentang hasil dari pemberi-

taan Paulus di Atena. 

I. Yang lebih baik itu sedikit saja adanya: Injil cuma sedikit berhasil 

di Atena sama seperti di tempat-tempat lain. Kesombongan para 

filsuf di sana, sama seperti kesombongan orang-orang Farisi di Ye-

rusalem, membuat mereka berprasangka buruk terhadap Injil 

Kristus.  

1. Sebagian orang mengolok-olok Paulus dan apa yang disampai-

kannya. Sebelumnya mereka mendengar Paulus dengan sabar, 

sampai ia berbicara tentang kebangkitan orang mati (ay. 32), 

dan sebagian dari mereka pun mulai mencemooh dia: mereka 

mengejek. Apa yang sudah dikatakan Paulus sebelumnya agak 

mirip dengan apa yang sudah mereka dengar selama beberapa 

waktu di perguruan-perguruan mereka sendiri, dan agak mirip 

dengan suatu gagasan mereka tentang kebangkitan, sebab  itu 

menandakan adanya kehidupan di masa depan.namun ,  saat  

ia berbicara tentang kebangkitan orang mati, meskipun itu ke-

bangkitan Kristus sendiri, maka hal itu sama sekali tidak ma-

suk akal bagi mereka. Mereka bahkan tidak tahan mendengar-

nya, sebab  berlawanan dengan asas filsafat mereka: A 

privatione ad habitum non datur regressus – jika  hidup 

sudah lenyap, tidak bisa didapatkan kembali. Mereka men-

dewa-dewakan pahlawan-pahlawan mereka setelah mati,namun  

tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa pahlawan-pahlawan 

itu bangkit dari antara orang mati. Oleh sebab  itu, mereka 

sama sekali tidak bisa menerima ajaran ini, bahwa Kristus di-

bangkitkan dari antara orang mati. Bagaimana bisa begitu? 

Ajaran agung ini, yang menjadi sukacita orang-orang kudus, 

menjadi bahan olok-olok bagi mereka.  saat  ajaran itu baru 

saja disampaikan kepada mereka, mereka mengejek, dan me-

Kitab Kisah Para Rasul 17:32-34 

 

 773 

nertawakannya. Janganlah kita heran jika  kebenaran-kebe-

naran suci yang kepastian dan kepentingannya teramat sangat 

terjamin dijadikan bahan cemoohan oleh akal budi yang cemar.  

2. Sebagian lain mau mengambil waktu untuk mempertimbang-

kan hal itu. Mereka berkata,  Lain kali saja kami mendengar 

engkau berbicara tentang hal itu. Pada saat itu mereka tidak 

setuju dengan apa yang dikatakan Paulus, tidak pula menen-

tangnya.namun  lain kali saja kami mendengar engkau ber-

bicara tentang hal itu, tentang kebangkitan orang mati itu. 

Tampaknya, mereka mengabaikan apa yang sudah jelas dan 

tidak bisa ditentang, dan tidak mau mengakui dan menerima 

kebenarannya. Sebaliknya, mereka justru mulai mengajukan 

keberatan-keberatan melawan apa yang bisa mereka tentang 

dan perdebatkan. Demikianlah, banyak orang kehilangan 

manfaat dari ajaran Kekristenan yang bisa diterapkan dalam 

kehidupan sehari-hari, dengan memasuki kawasan perdebatan 

yang melampaui kedalaman pikiran mereka. Atau, lebih tepat-

nya, dengan mengajukan keberatan melawan apa yang sulit 

untuk dipikirkan. Sementara, jika siapa saja mau dan ber-

tekad untuk melakukan kehendak Tuhan , sejauh yang diberita-

hukan kepadanya, maka pasti ia akan tahu ajaran Kristus itu, 

bahwa itu ajaran dari Tuhan , dan bukan ajaran manusia (Yoh. 

7:17). Orang yang tidak mau segera mendengar suara hati un-

tuk menerima firman Tuhan, menyangka dapat menghilang-

kan suara itu, seperti Feliks, dengan menunda-nunda waktu. 

Mereka pikir akan mendengarnya lagi lain kali,namun  tidak 

tahu kapan. Dan dengan demikian, dengan mencuri waktu 

mereka sekarang, Iblis mencuri semua waktu mereka.  

3.  Oleh sebab itu, Paulus untuk sementara waktu meninggalkan 

mereka supaya mereka dapat mempertimbangkan hal itu (ay. 

33): Paulus pergi meninggalkan mereka, sebab  melihat kecil 

kemungkinan bagi dia untuk berbuat kebaikan terhadap me-

reka untuk saat ini.namun , ada kemungkinan, ia berjanji ke-

pada orang yang mau mendengarnya lagi bahwa ia akan mene-

mui mereka kapan saja mereka mau. 

II. Namun, ada beberapa di antara mereka yang terjamah hatinya 

(ay. 34). Walaupun sebagian tidak terjamah, sebagian yang lain 

terjamah.  


 774

1. Ada orang-orang tertentu yang mau mendengar dia, dan men-

jadi percaya.  saat  ia hendak pergi dari antara mereka, mereka 

sangat tidak mau berpisah dengannya. Ke mana saja ia pergi, 

mereka selalu mengikutinya, dengan tekad untuk taat pada 

ajaran yang diberitakannya, yang mereka percayai.  

2. Dua orang disebutkan secara khusus. Yang satu seorang ter-

kemuka, Dionisius, anggota majelis Areopagus, salah satu ang-

gota pengadilan tinggi atau mahkamah agung yang duduk di 

sidang Areopagus, atau Bukit Mars. Ia seorang hakim, seorang 

majelis, salah seorang yang kepadanya Paulus harus datang 

menghadap. Hakimnya menjadi orang yang dipertobatkannya. 

Menurut para penulis kuno, Dionisius ini dibesarkan di Atena, 

pernah belajar ilmu perbintangan di Mesir, di mana ia melihat 

mujizat gerhana matahari pada saat-saat penderitaan Juru-

selamat kita. Kemudian, setelah kembali ke Atena, ia menjadi 

seorang majelis, berdebat dengan Paulus, dan oleh Paulus, dia 

dipertobatkan dari kesalahan dan penyembahan berhalanya. 

Dan, sebab  diajari oleh Paulus secara penuh, ia diangkat 

sebagai uskup pertama di Atena. Demikian menurut Eusebius, 

lib. 5, cap. 4; lib. 4, cap. 22. sedang  yang lain, seorang 

perempuan bernama Damaris, menurut sebagian orang yaitu  

istri Dionisius.namun  lebih besar kemungkinan ia seorang lain 

yang terkemuka. Dan, meskipun tidak begitu banyak panen 

yang terkumpul di Atena seperti di tempat-tempat lain, na-

mun, sebab  ada sedikit orang ini yang menerima pemberita-

annya di sana, tidak ada alasan bagi Paulus untuk berkata 

bahwa ia bersusah-susah dengan percuma. 

 

PASAL 18  

Dalam pasal ini kita temukan, 

I. Kedatangan Paulus ke Korintus, percakapan pribadinya de-

ngan Akwila dan Priskila, dan perdebatannya dengan orang-

orang Yahudi di depan umum.  saat  orang-orang Yahudi 

menolak dia, dia berbalik kepada orang-orang bukan-Yahudi 

(ay. 1-6). 

II. Kesuksesan besar pelayanan Paulus di sana. Dan dalam se-

buah penglihatan Kristus mendorong dia untuk meneruskan 

usahanya di sana, dengan harapan akan keberhasilan lebih 

lanjut (ay. 7-11). 

III. Penganiayaan dari orang-orang Yahudi yang dia alami setelah 

beberapa lama di sana. Dia melewati penganiayaan itu de-

ngan cukup baik sebab  sikap dingin Galio, gubernur Romawi, 

dalam perkara itu (ay. 12-17).  

IV. Kemajuan yang dibuat Paulus di banyak daerah, setelah lama 

tinggal di Korintus, untuk membina dan mengairi jemaat-je-

maat yang telah dia dirikan dan dia tanam. Dalam perjalanan 

kelilingnya itu dia mengadakan kunjungan singkat di Yerusa-

lem (ay. 18-23). 

V. Uraian tentang Apolos yang mengalami kemajuan dalam hal 

pengetahuan, dan bagaimana dia banyak berguna bagi je-

maat (ay. 24-28). 

Paulus Mengunjungi Korintus 

(18:1-6) 

1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. 2 Di Korintus 

ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari 

Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, sebab  kaisar 


 776

Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan 

Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. 3 Dan sebab  mereka melakukan 

pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka be-

kerja bersama-sama, sebab  mereka sama-sama tukang kemah. 4 Dan setiap 

hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan 

orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. 5  saat  Silas dan Timotius 

datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan fir-

man, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Ye-

sus yaitu  Mesias. 6namun   saat  orang-orang itu memusuhi dia dan meng-

hujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: 

 Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak 

bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.” 

Kita tidak menjumpai Paulus mengalami banyak aniaya di Atena, 

atau dihalau dari sana dengan perlakuan buruk, seperti yang di-

alaminya di tempat-tempat yang sudah atau dapat mendatangkan ke-

untungan bagi orang-orang Yahudi. Namun sebab  disambut dengan 

dingin di Atena, dan tidak banyak peluang untuk melakukan kebaikan 

di sana, maka dia meninggalkan Atena, dan menyerahkan pengurus-

an orang-orang percaya di sana pada Dionisius. Dari sana dia datang 

ke Korintus, di mana dia merupakan alat dalam menanamkan se-

buah jemaat yang dalam banyak hal menjadi sangat penting. Korin-

tus yaitu  kota terpenting di Akhaya, sebuah provinsi kekaisaran 

saat itu. Itu yaitu  sebuah kota yang kaya dan megah. Non cuivis 

homini contingit adire Corinthum – Tidak semua orang boleh melihat 

Korintus. Wilayah di sekitarnya sekarang disebut sebagai Morea. Nah, 

di sini kita menjumpai, 

I. Paulus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (ay. 2-3). 

1. Walaupun dia dididik sebagai seorang terpelajar, namun dia 

memiliki usaha dagang kerajinan tangan. Dia yaitu  seorang 

pembuat kemah, tukang mebel. Dia membuat kemah untuk 

digunakan oleh serdadu-serdadu dan gembala-gembala, dari 

kain atau bahan tekstil, atau (seperti kata beberapa orang ten-

tang kemah umumnya pada masa itu) dari kulit, seperti penu-

tup luar kemah. sebab  itu, tinggal di dalam kemah berarti 

tinggal sub pellibus – di bawah kulit. Dr. Lightfoot menunjuk-

kan bahwa sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi untuk 

mengajar anak-anak mereka berdagang. Ya, walaupun mereka 

memberi  pendidikan dan tanah milik kepada anak-anak 

mereka. Rabi Yehuda berkata,  Orang yang tidak mengajari 

anaknya berdagang seolah-olah mengajari dia menjadi pen-

curi.” Dan yang lain berkata,  Orang yang memiliki suatu

Kitab Kisah Para Rasul 18:1-6 

 

 777 

 usaha dagang yaitu  seperti sebuah kebun anggur yang ber-

pagar.” Usaha dagang yang jujur, yang dengannya seseorang 

bisa mendapatkan makanan, tidak boleh dipandang hina oleh 

siapa pun. Walaupun Paulus yaitu  seorang Farisi dan dibe-

sarkan di kaki Gamaliel, namun sejak muda dia belajar mem-

buat kemah dan tidak kehilangan keterampilannya sebab  

tidak dipakai. 

2. Walaupun dia berhak dihidupi oleh gereja-gereja yang dia 

tanam, dan oleh orang-orang yang mendengarkan khotbahnya, 

namun dia tetap mengerjakan pekerjaannya sehari-hari untuk 

mendapatkan makanan. Dia yang tidak meminta supaya 

kebutuhannya dipenuhi, lebih terpuji dibandingkan  mereka yang ti-

dak memenuhi kebutuhannya tanpa diminta, padahal mereka 

mengetahui bahwa dia mengalami kesulitan. Lihatlah betapa 

rendah hatinya Paulus, dan sungguh menakjubkan bahwa 

orang yang begitu hebat itu dapat merendahkan dirinya sam-

pai sebegitu rupa. Namun dia sudah belajar merendahkan diri 

dari Tuan-nya, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan 

untuk melayani. Lihatlah betapa rajinnya dia, betapa dia ber-

sedia bersusah payah. Dia memiliki  banyak pekerjaan he-

bat yang harus dikerjakan dengan pikirannya, namun,  saat  

ada kesempatan, dia tidak menganggap dirinya terlalu tinggi 

untuk bekerja dengan tangannya. Orang yang sudah ditebus 

dari kutuk hukum Taurat pun tidak bebas dari hukuman itu, 

dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu. Lihatlah 

betapa hati-hatinya Paulus supaya pelayanannya diterima, 

dan untuk mencegah prasangka buruk terhadap pelayanan-

nya, bahkan prasangka yang paling tidak adil dan tidak masuk 

akal sekalipun. Oleh sebab  itulah dia menghidupi dirinya de-

ngan pekerjaannya sendiri, supaya dia tidak menjadikan Injil 

Kristus beban (2Kor. 11:7, dst.; 2Tes. 3:8-9).  

3. Walaupun kita bisa menduga bahwa dia memiliki usaha da-

gang sendiri, namun dia tidak sungkan mengerjakan pekerja-

an sementara melakukan perjalanannya: Dia bekerja bersama 

Akwila dan Priskila, yang yaitu  sama-sama tukang kemah, 

dan mendapatkan tidak lebih dari upah harian, cukup untuk 

memenuhi kebutuhan hidup yang paling sederhana saja. Pe-

dagang yang miskin harus bersyukur jika usaha mereka dapat 

membiayai hidup mereka sendiri dan keluarga mereka, walau-


 778

pun mereka tidak bisa seperti saudagar kaya yang mengum-

pulkan harta benda dengan usaha mereka. 

4. Walaupun dia sendiri yaitu  seorang rasul besar, namun dia 

memilih untuk bekerja bersama Akwila dan Priskila, sebab   

mendapati mereka sangat pandai dalam hal-hal tentang Tuhan , 

seperti yang tampak kemudian (ay. 26). Dan dia mengakui 

bahwa mereka telah menjadi teman-teman sekerjaku dalam 

Kristus Yesus (Rm. 16:3). Ini yaitu  teladan bagi orang-orang 

yang pergi melayani, supaya mereka mencari pelayanan yang 

di dalamnya mereka bisa mendapatkan bantuan terbaik bagi 

jiwa mereka. Pilihlah untuk bekerja sama dengan orang-orang 

yang bisa menjadi penolong di dalam Kristus Yesus. Sungguh 

baik jika kita berteman dan bergaul dengan orang-orang yang 

akan menambah pemahaman kita tentang Kristus, dan mene-

rima pengaruh dari orang-orang seperti mereka yang berkete-

tapan hati akan melayani Tuhan. Mengenai Akwila ini kita di-

beri tahu di sini, 

(1) Bahwa dia yaitu  seorang Yahudi,namun  lahir di Pontus 

(ay. 2). Banyak orang Yahudi yang setelah menyebar tinggal 

di daerah itu, seperti yang tampak dalam 1 Petrus 1:1. 

(2) Bahwa dia baru saja datang dari Italia ke Korintus. Tampak-

nya dia sering berpindah tempat tinggal. Ini bukanlah dunia 

di mana kita bisa merencanakan untuk terus menetap. 

(3) Bahwa alasan dia meninggalkan Italia yaitu  sebab  ada-

nya perintah baru-baru ini dari Kaisar Klaudius, untuk 

mengusir semua orang Yahudi keluar dari Roma. Orang Ya-

hudi pada umumnya dibenci, dan setiap kesempatan di-

gunakan untuk menyulitkan dan mempermalukan mereka. 

Warisan milik Tuhan  yaitu  seperti burung belang bagi-Nya, 

burung-burung buas mengerumuninya (Yer. 12:9). Walau-

pun seorang Kristen, Akwila dibuang sebab  dia seorang 

Yahudi, dan orang-orang bukan-Yahudi tidak memahami 

persoalan ini sehingga tidak dapat membedakan antara 

orang Yahudi dengan orang Kristen. Suetonius, berbicara 

mengenai hidup Klaudius, menyebut bahwa perintah Kai-

sar ini dikeluarkan pada tahun kesembilan dari pemerin-

tahan Klaudius. Dia mengatakan bahwa, alasannya yaitu  

sebab  bangsa Yahudi yaitu  bangsa yang suka bikin 

rusuh – assiduo tumultuantes, dan bahwa itu yaitu  

Kitab Kisah Para Rasul 18:1-6 

 

 779 

impulsore Christo – demi kepentingan Kristus. Sebagian 

orang bersemangat untuk Dia, yang lainnya benci terhadap 

Dia, yang menyebabkan situasi sangat panas. Hal ini me-

nyinggung pemerintah, dan membangkitkan amarah kai-

sar, yang yaitu  seorang yang cepat merasa panik dan 

pencemburu, sehingga dia memerintahkan supaya mereka 

semua pergi. Jika orang Yahudi menganiaya orang-orang 

Kristen, tidak aneh jika orang-orang kafir pun menganiaya 

keduanya. 

II. Di sini kita menjumpai Paulus berkhotbah kepada orang-orang 

Yahudi, dan berhadapan dengan mereka untuk membawa mereka  

beriman kepada Kristus. Mereka yaitu  orang-orang Yahudi asli 

dan orang-orang Yunani, yaitu, orang-orang yang bisa dikatakan 

yaitu  para pemeluk baru agama Yahudi dan sering mengunjungi 

pertemuan-pertemuan mereka. 

1. Setiap hari Sabat dia berbicara terang-terangan dengan mereka 

dalam rumah ibadat. Lihatlah cara rasul-rasul menyebarkan 

Injil, bukan dengan kekuatan dan kekerasan, dengan api dan 

pedang, tidak menuntut orang untuk sepenuhnya setuju, me-

lainkan dengan berdebat secara adil. Mereka menarik dengan 

ikatan-ikatan manusia, memberi alasan atas apa yang mereka 

katakan, dan memberi kebebasan untuk mengajukan keberatan 

terhadapnya, sementara jawaban yang memuaskan sudah 

mereka persiapkan. Tuhan  mengundang kita datang dan ber-

perkara dengan Dia (Yes. 1:18), dan menantang para pendosa 

untuk mengajukan perkara mereka, dan mengemukakan alasan-

alasan mereka (Yes. 41:21). Paulus yaitu  seorang pengkhot-

bah yang memakai daya akalnya,namun  juga alkitabiah. 

2. Dia berusaha meyakinkan mereka – epeithe. Ini menunjukkan, 

(1) Khotbahnya sangat penting dan mendesak untuk didengar-

kan. Dia bukan hanya berselisih pendapat saja dengan me-

reka, namun juga menyertai alasan-alasannya dengan bu-

jukan-bujukan penuh kasih. Dia memohon kepada mereka 

demi Tuhan , demi jiwa mereka sendiri, dan demi anak-anak 

mereka, supaya jangan menolak tawaran keselamatan yang 

diberikan kepada mereka. Atau, 


 780

(2) Khotbahnya punya pengaruh baik. Dia membujuk mereka, 

yaitu memengaruhi mereka. Demikianlah sebagian orang 

memahaminya. In sententiam suam adducebat – Dia meme-

ngaruhi mereka sehingga menerima pandangannya. Bebe-

rapa di antara mereka diyakinkan oleh pertimbangan-

pertimbangannya, dan menyerahkan diri kepada Kristus. 

3.  Dia bahkan lebih bersungguh-sungguh dalam hal ini  saat  

rekan-rekan kerjanya, pembantu-pembantunya, datang me-

nyertai dia (ay. 5):  saat  Silas dan Timotius datang dari Make-

donia, mereka membawa kabar baik dari gereja-gereja di sana, 

dan siap membantu dia di sini, dan menambah kekuatannya. 

Lalu Paulus merasakan desakan di dalam roh lebih dibandingkan  

sebelumnya, yang membuat dia lebih mendesak dalam ber-

khotbah, lebih dari yang sudah-sudah. Dia merasa sedih ka-

rena ketegaran dan ketidaksetiaan orang-orang sebangsanya, 

orang-orang Yahudi, sehingga semakin sungguh-sungguh ber-

usaha supaya mereka bertobat. Kasih Kristus yang menguasai 

dia mendesak dia untuk melakukannya (2Kor. 5:14). Itulah 

kata yang dipakai di sini (KJV), dia merasakan desakan di da-

lam roh untuk melakukannya. Dan, sebab  desakan itu, dia 

memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi dengan sekhid-

mat dan segala kesungguhan hati, sebagai sesuatu yang dia 

percayai sendiri sepenuh hatinya, dan membuktikan kepada 

mereka bahwa perkataan ini benar dan patut diterima sepenuh-

nya, bahwa Yesus yaitu  Mesias, sang Mesias yang dijanjikan 

kepada bapa-bapa leluhur dan yang mereka nanti-nantikan 

selama ini. 

III. Kita mendapati Paulus di sini meninggalkan orang-orang Yahudi 

yang tidak percaya, dan berbalik dari mereka kepada orang-orang 

bukan-Yahudi, seperti yang dia lakukan di tempat-tempat lain (ay. 6). 

1. Banyak di antara orang-orang Yahudi, dan sungguh kebanyakan 

dari antara mereka, bersikeras menentang Injil Kristus. Mere-

ka tidak mau menyerah kepada pertimbangan-pertimbangan 

yang paling kuat ataupun bujukan-bujukan yang paling meya-

kinkan. Mereka memusuhi diri sendiri dan menghujat, meng-

atur barisan untuk berperang (demikianlah arti kata ini ) 

melawan Injil. Mereka bergandengan tangan untuk menghenti-

Kitab Kisah Para Rasul 18:1-6 

 

 781 

kan kemajuannya. Mereka bertekad tidak akan mempercayai 

Injil, dan mau melakukan apa saja yang dapat mereka laku-

kan untuk mencegah orang lain mempercayainya. Mereka ti-

dak dapat berdebat melawannya, dan untuk menutupi keku-

rangan mereka dalam menjawab, mereka memakai bahasa 

yang jahat, yakni mereka menghujat, berbicara jelek mengenai 

Kristus, dan dengan demikian menghina Tuhan  sendiri, seperti 

dalam Wahyu 13:5-6. Untuk membenarkan tindakan ketidak-

setiaan mereka itu, mereka sampai benar-benar menghujat. 

2. Pada kesempatan itu Paulus menyatakan dirinya bebas dari 

tanggung jawab terhadap mereka, dan membiarkan mereka 

binasa dalam ketidakpercayaan mereka. Dia tadinya merasa-

kan desakan di dalam roh (KJV) untuk memberi kesaksian ke-

pada mereka (ay. 5). Namun  saat  mereka menentang kesak-

sian itu, dan berkeras menentang, dia merasakan desakan di 

dalam roh untuk bersaksi melawan mereka (ay. 6). Semangat-

nya dalam hal ini ditunjukkannya juga dengan sebuah tanda: 

dia mengebaskan debu dari pakaiannya (seperti sebelumnya 

Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka, 13:51), 

sebagai kesaksian melawan mereka. Dengan demikian dia me-

nyatakan diri bersih dan tidak bersalah terhadap mereka, na-

mun mengancam adanya penghakiman Tuhan  atas mereka. 

Seperti Pilatus dengan mencuci tangannya menandakan bahwa 

dia mengalihkan kesalahan atas kematian Kristus dari dirinya 

kepada orang-orang Yahudi, demikian pula Paulus dengan me-

ngebaskan pakaiannya menandakan apa yang dia katakan. 

Jika mungkin, dia ingin memengaruhi hati mereka dengan 

tanda itu. 

(1) Dia sudah mengerjakan bagiannya, dan bersih dari darah 

jiwa-jiwa mereka. Dia sudah, seperti seorang penjaga yang 

setia, memberi mereka peringatan, dan dengan demikian 

telah menyelamatkan nyawanya, walaupun dia tidak ber-

hasil membujuk untuk menyelamatkan nyawa mereka. Dia 

sudah mencoba semua cara untuk memengaruhi mereka, 

namun semuanya sia-sia. Jadi jika mereka binasa dalam 

ketidakpercayaan mereka, dia tidak akan dituntut bertang-

gung jawab atas nyawa mereka. Di sini, dan dalam pasal 

20:26, dia jelas-jelas merujuk pada Yehezkiel 33:8-9. Sung-

guh menenangkan bagi seorang hamba Tuhan jika hati nu-


 782

raninya bersaksi membenarkan dia, bahwa dia telah me-

laksanakan tanggung jawabnya dengan setia, dengan mem-

peringatkan orang-orang berdosa. 

(2) Mereka pasti akan binasa jika tetap tidak percaya, dan ke-

salahan sepenuhnya ada pada diri mereka sendiri:  Biarlah 

darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri, engkau akan 

menghancurkan dirimu sendiri, bangsamu akan hancur di 

dunia ini, dan sebagian orang akan hancur di dunia lain, 

dan engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.” 

Jika ada yang dapat membuat mereka takut sehingga pada 

akhirnya tunduk kepada Injil, pastilah ancaman ini.  

3.  Walaupun sudah menyerah dengan mereka, namun dia tidak 

menyerah dengan pekerjaannya. Walaupun Israel tidak ter-

kumpulkan, Kristus dan Injil-Nya akan dimuliakan: Mulai dari 

sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain. Dan 

orang-orang Yahudi tidak dapat mengeluh, sebab  mereka 

sudah diberikan tawaran pertama, dan itu tawaran yang adil. 

Tamu-tamu yang pertama diundang tidak mau datang, dan 

persediaan tidak boleh terbuang, maka tamu-tamu harus di-

kumpulkan dari jalan dan lintasan.  Kami rindu mengumpul-

kan bangsa Yahudi (Mat. 23:37), mau menyembuhkan mereka 

(Yer. 51:9), dan mereka tidak mau.namun  Kristus tidak boleh 

menjadi kepala tanpa tubuh, atau fondasi tanpa bangunan. 

Oleh sebab  itu, jika mereka tidak mau, kami harus mencoba 

apakah yang lain mau.” Demikianlah kejatuhan dan kemun-

duran bangsa Yahudi menjadi kekayaan bangsa-bangsa 

bukan-Yahudi. Dan Paulus mengatakan ini secara terus-

terang, bukan hanya sebab  itulah yang dapat dia benarkan, 

namun juga untuk membangkitkan cemburu di dalam hati 

mereka (Rm. 11:12,14). 

Paulus Mengunjungi Korintus 

(18:7-11) 

7 Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius 

Yustus, yang beribadah kepada Tuhan , dan yang rumahnya berdampingan 

dengan rumah ibadat. 8namun  Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi 

percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak 

dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi 

percaya dan memberi diri mereka dibaptis. 9 Pada suatu malam berfirmanlah 

Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan:  Jangan takut! Teruslah

Kitab Kisah Para Rasul 18:7-11 

 

 783 

memberitakan firman dan jangan diam! 10 Sebab Aku menyertai engkau dan 

tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab 

banyak umat-Ku di kota ini.” 11 Maka tinggTuhan  Paulus di situ selama satu

tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Tuhan  di tengah-tengah mereka. 

Di sini kita diceritakan, 

I. Bahwa Paulus berpindah tempat menginap. Kristus memerintah-

kan murid-murid-Nya,  saat  Dia mengutus mereka, supaya tidak 

berpindah-pindah rumah (Luk. 10:7), namun bisa saja ada saat 

yang tepat untuk itu, seperti yang dialami Paulus di sini. Dia pergi 

dari rumah ibadat, terusir sebab  kedegilan orang-orang Yahudi 

yang tidak percaya, dan datang ke rumah seorang bernama Titius 

Yustus (ay. 7). Sepertinya pada awalnya dia datang ke rumah 

orang ini bukan untuk menginap, sebab  dia terus bersama-sama 

dengan Akwila dan Priskila, melainkan untuk berkhotbah.  saat 

orang-orang Yahudi tidak mau membiarkan dia meneruskan pe-

kerjaannya dengan tenang dalam pertemuan mereka, orang jujur 

ini membuka pintunya untuk dia, dan memberi tahu bahwa pintu 

terbuka bagi dia untuk berkhotbah di situ. Dan Paulus pun mene-

rima tawaran ini . Ini bukan pertama kalinya tabut Tuhan  di-

simpan di sebuah rumah pribadi.  saat  Paulus tidak leluasa ber-

khotbah di rumah ibadat, dia berkhotbah di sebuah rumah, tanpa 

menghina ajaran-Nya. Namun perhatikanlah uraian tentang orang 

ini dan rumahnya. 

1. Orang ini hampir sama seperti orang Yahudi. Dia yaitu  orang 

yang beribadah kepada Tuhan . Dia bukan seorang penyembah 

berhala, walaupun dia bukan seorang Yahudi, melainkan se-

orang yang beribadah kepada Tuhan  Israel, dan hanya kepada 

Dia saja, seperti Kornelius. Paulus mengadakan pertemuannya 

di rumah orang ini supaya tidak terlalu membangkitkan ama-

rah orang-orang Yahudi, walaupun dia sudah meninggalkan 

mereka. Di saat dia terpaksa memisahkan diri dari mereka 

untuk berbalik kepada orang-orang bukan-Yahudi, dia masih 

mau mencoba melakukan sesuatu untuk mereka. 

2. Rumahnya bersebelahan dengan rumah ibadat, berdampingan 

dengan bangunan itu. Sebagian orang bisa saja menafsirkan 

bahwa Paulus sengaja bermaksud menarik orang banyak dari 

rumah ibadat ke pertemuan ini . Namun saya cenderung 

berpikir bahwa itu dilakukan sebab  kemurahan hati, untuk 


 784

menunjukkan bahwa dia mau datang sedekat mungkin dengan 

mereka, dan siap kembali kepada mereka jika mereka bersedia 

menerima pesannya, dan tidak menyangkal dan menghujat se-

perti yang telah mereka lakukan.  

II. Bahwa Paulus saat itu melihat buah yang baik dari jerih payahnya, 

baik di antara orang-orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain. 

1. Krispus orang Yahudi, seorang yang terkemuka, kepala rumah 

ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama de-

ngan seisi rumahnya (ay. 8). Suatu kehormatan bagi Injil bahwa 

ada pejabat-pejabat dan orang-orang terkemuka dari kalangan 

gereja dan pemerintah yang menyambutnya. Ini membuat 

orang-orang Yahudi tidak dapat dimaafkan, bahwa pejabat 

rumah ibadat mereka, yang tampaknya memiliki pengetahuan 

kitab suci dan semangat untuk agama mereka yang melebihi 

mereka semua, percaya kepada Injil, sedang  mereka me-

nentang dan menghujatnya. Bukan hanya Krispus, melainkan 

juga seluruh isi rumahnya, percaya, dan mungkin dibaptis 

bersama dia oleh Paulus (1Kor. 1:14).  

2. Banyak orang Korintus, yang bukan orang Yahudi (dan bebe-

rapa di antara mereka memiliki sifat buruk, seperti yang tam-

pak dalam 1Kor. 6:11, beberapa orang di antara kamu demi-

kianlah dahulu), mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi 

percaya dan memberi diri mereka dibaptis. Pertama, mereka 

mendengarkan, sebab  iman timbul dari pendengaran. Bebe-

rapa orang mungkin datang untuk mendengarkan Paulus ka-

rena kesadaran hati nurani mereka bahwa jalan yang mereka 

tempuh selama ini tidak benar. Namun mungkin juga keba-

nyakan mereka datang hanya sebab  rasa ingin tahu, sebab  

yang dikhotbahkan yaitu  sebuah ajaran baru,namun  sebab  

mendengarkan, mereka menjadi percaya, oleh kuasa Tuhan  

yang bekerja atas mereka. Setelah menjadi percaya mereka 

dibaptis, dan dengan demikian ditentukan bagi Kristus, me-

ngenakan pada diri mereka pengakuan iman Kristen, dan ber-

hak menerima hak-hak istimewa orang Kristen. 

III. Bahwa Paulus didorong oleh sebuah penglihatan untuk menerus-

kan pekerjaannya di Korintus (ay. 9): Pada suatu malam berfir-

manlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan. Saat itu 

Kitab Kisah Para Rasul 18:7-11 

 

 785 

dia sedang merenungkan dalam-dalam tentang pekerjaannya, ber-

kata-kata dalam hati di tempat tidurnya, dan mempertimbangkan 

apakah sebaiknya dia meneruskan di sana atau tidak, cara apa 

yang harus dia pakai di sana, dan apakah ada kemungkinan ber-

hasil. Lalu Kristus datang kepadanya, pada waktu yang sangat 

tepat.  saat  bertambah banyak pikiran dalam batinnya, penghi-

buran-Nya menyenangkan jiwanya. 

1. Kristus memperbarui penugasan dan perintah-Nya untuk 

memberitakan Injil:  Jangan takut kepada orang-orang Yahudi, 

walaupun mereka sangat kasar, dan mungkin mereka semakin 

marah sebab  pertobatan kepala rumah ibadat mereka. Ja-

ngan takut kepada hakim-hakim kota, sebab  mereka tidak 

memiliki kekuasaan apa pun atas kamu kecuali yang diberi-

kan kepada mereka dari atas. Kamu membela kepentingan 

sorga, lakukanlah dengan berani. Janganlah takut mendengar-

kan kata-kata mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, 

melainkan teruslah memberitakan firman dan jangan diam! 

Jangan lewatkan kesempatan untuk berbicara dengan mereka. 

Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Jangan diam 

saja sebab  takut kepada mereka, atau menahan diri dalam 

berbicara” (jika boleh saya katakan demikian).  Jangan ber-

bicara dengan malu-malu dan takut-takut, melainkan bicara-

lah dengan terus-terang, katakan semuanya dengan berani. 

Berbicaralah. Gunakanlah segala kebebasan roh sebagai se-

orang duta Kristus.” 

2. Kristus meyakinkan Paulus tentang kehadiran-Nya yang me-

nyertai dia, yang cukup untuk menggerakkan dia dan meng-

hidupkan semangatnya:  Jangan takut, sebab Aku menyertai 

engkau, untuk melindungimu, menopangmu, dan membebas-

kanmu dari segala ketakutanmu. Teruslah memberitakan fir-

man dan jangan diam, sebab Aku menyertai engkau, untuk 

mengakui apa yang engkau katakan, bekerja bersama engkau, 

dan meneguhkan firman dengan tanda-tanda yang menyertai.” 

Janji yang sama yang mengesahkan penugasan umum (Mat. 

28:19-20), Ketahuilah, Aku menyertai kamu selalu , di-

ulangi di sini. Orang yang disertai oleh Kristus tidak perlu me-

rasa takut, dan tidak boleh segan-segan. 

3. Kristus memberi dia jaminan perlindungan untuk menjaganya 

tetap aman:  Tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan 


 786

menganiaya engkau. Engkau akan diselamatkan dari tangan 

orang-orang yang jahat dan tidak berakal sehat, dan tidak 

akan terusir dari tempat ini, seperti yang engkau alami dari 

tempat lain sebab  penganiayaan.” Kristus tidak menjanjikan 

bahwa tidak ada seorang pun yang akan menyerang dia (ka-

rena kabar berikutnya yang kita dengar yaitu  orang-orang 

menyerang dia, dan membawa dia ke depan pengadilan, ay. 

12). Namun,  Tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan 

menganiaya engkau. Sisa kemarahan mereka akan tertahan. 

Engkau tidak akan dipukuli dan dipenjarakan di sini, seperti 

yang engkau alami di Filipi.” Paulus mengalami perlakuan 

yang lebih kasar pada mulanya dibandingkan dengan yang di-

alaminya kemudian, dan sekarang dia dihibur pada waktunya 

saat dianiaya. Pencobaan tidak berlangsung selamanya (Mzm. 

66:10-12). Atau kita dapat mengartikan ini secara lebih 

umum:  Tidak ada seorang pun yang akan menjamah engkau, 

tou kakōsai se – untuk melakukan yang jahat terhadap eng-

kau. Apa pun kesulitan yang mereka lakukan kepadamu, tidak 

akan benar-benar membahayakanmu. Mereka ingin membu-

nuhmu, namun mereka tidak dapat melukaimu, sebab Aku 

menyertai engkau (Mzm. 23:4; Yes. 41:10).

4. Kristus memberinya harapan akan berhasil:  Sebab banyak 

umat-Ku di kota ini. Oleh sebab  itu tidak ada yang akan ber-

hasil merintangi pekerjaanmu, oleh sebab  itu Aku akan me-

nyertaimu untuk mengakui pekerjaanmu, dan oleh sebab  itu 

pula engkau harus meneruskan pekerjaanmu dengan penuh 

semangat dan sukacita. sebab  ada banyak orang di kota ini 

yang akan berhasil dipanggil melalui pelayananmu, yang pada 

diri mereka engkau melihat hasil jerih payah jiwamu.” Laos esti 

moi polys – Ada banyak umat untuk-Ku di sini. Tuhan mengeta-

hui orang-orang milik-Nya, ya, dan orang-orang yang akan 

menjadi milik-Nya. Sebab, oleh pekerjaan-Nyalah atas mereka 

maka mereka menjadi milik-Nya, dan Ia tahu segala pekerjaan-

Nya.  Aku memiliki mereka, walaupun saat ini mereka belum 

mengenal aku, walaupun mereka masih dibiarkan dalam jerat 

Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya. sebab , 

Bapa telah memberi  mereka kepada-Ku, untuk menjadi ke-

turunan yang akan beribadah kepada-Ku. Mereka Kutulis da-

lam kitab kehidupan. Kutuliskan nama mereka, dan dari se-

Kitab Kisah Para Rasul 18:7-11 

 

 787 

mua yang diberikan kepada-Ku Aku tidak akan kehilangan 

seorang pun. Aku memiliki mereka, sebab  Aku pasti akan 

mendapatkan mereka.” Mereka yang ditentukan-Nya dari se-

mula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Di kota ini, walaupun ini 

yaitu  kota yang sangat duniawi dan jahat, penuh dengan ke-

najisan, dan lebih najis lagi sebab  ada kuil Venus di situ, 

yang menjadi tempat berkumpul banyak orang. Namun dalam 

kumpulan ini, yang tampaknya terdiri dari sekam seluruhnya, 

ada gandum. Dalam kumpulan ini, yang tampaknya ter-

diri dari sanga seluruhnya, ada emas. Jadi, janganlah kita 

berputus asa mengenai tempat mana pun, sedang  di Ko-

rintus pun Kristus memiliki banyak umat. 

IV. Bahwa sebab  dorongan ini dia tinggal lama di sana (ay. 11): 

Maka tinggTuhan  Paulus di situ selama satu tahun enam bulan. 

Bukan untuk beristirahat, melainkan untuk melanjutkan pekerja-

annya, mengajarkan firman Tuhan  di tengah-tengah mereka. Dan 

sebab  di kota itu orang-orang datang dari semua daerah, di sana 

dia memiliki kesempatan untuk memberitakan Injil kepada orang-

orang asing, dan menyebarkan berita itu dari sana ke negeri-ne-

geri lain. Dia tinggal sangat lama, 

1. Untuk membawa masuk orang-orang yang ada di luar jemaat. 

Kristus memiliki banyak umat di sana, dan dengan kuasa anu-

gerah-Nya dia bisa saja membuat mereka semua bertobat 

dalam waktu satu bulan atau satu minggu, seperti  saat  Injil 

pertama kali diberitakan,  saat  beribu-ribu orang diraih de-

ngan satu lemparan jala.namun  Tuhan  bekerja dengan cara 

yang berbeda-beda. Umat yang Kristus miliki di Korintus harus 

dipanggil masuk sedikit demi sedikit, beberapa orang melalui 

sebuah khotbah, yang lain melalui khotbah lainnya. Sekarang 

ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan ke-

pada-Nya. Biarlah pelayan-pelayan Kristus meneruskan tugas 

mereka, walaupun pekerjaan mereka tidak dapat dikerjakan 

semuanya sekaligus. Bahkan, walaupun hanya dapat dikerja-

kan sedikit demi sedikit. 

2. Untuk membangun orang-orang yang ada di dalam jemaat. 

Orang-orang yang sudah bertobat masih perlu diajar firman 

Tuhan , dan mereka yang di Korintus perlu diajar secara khusus 

oleh Paulus sendiri. Sebab, tidak lama setelah benih yang baik 


 788

ditaburkan di ladang itu, musuh datang dan menyebarkan be-

nih lalang. Mereka yaitu  rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja 

yang penuh tipu daya, yang banyak dikeluhkan Paulus dalam 

surat-suratnya kepada jemaat di Korintus.  saat  tangan-

tangan penganiaya Yahudi yang mengaku sebagai lawan Injil 

itu terikat, Paulus mendapatkan kesulitan yang lebih menjeng-

kelkan, dan gereja menghadapi kerugian yang lebih buruk. Ini 

sebab  lidah pengkhotbah-pengkhotbah agama Yahudi, yang 

dengan berpura-pura beragama Kristen merusak dasar-dasar 

agama Kristen. Tampaknya segera setelah Paulus datang ke 

Korintus, dia menulis surat pertama untuk jemaat di Tesalonika. 

Berdasarkan urutan waktu, itu merupakan surat pertama dari 

semua surat yang dia tulis dengan ilham Tuhan , dan surat ke-

dua untuk jemaat yang sama ditulis tidak lama sesudah itu. 

Hamba-hamba Tuhan dapat melayani Kristus, dan memajukan 

tujuan-tujuan besar pelayanan mereka, dengan menulis surat-

surat yang baik, selain menyampaikan khotbah-khotbah yang 

baik. 

Paulus Mengunjungi Korintus  

(18:12-17) 

12 namun   setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-

orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan 

pengadilan. 13 Kata mereka:  Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk ber-

ibadah kepada Tuhan  dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.” 

14  saat  Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-

orang Yahudi itu:  Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu me-

ngenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku mene-

rima perkaramu, 15namun  kalau hal itu yaitu  perselisihan tentang perkataan 

atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah 

kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang 

demikian.” 16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. 17 Maka orang 

itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di de-

pan pengadilan itu;namun  Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. 

Di sini diceritakan tentang beberapa gangguan yang dihadapi Paulus 

dan teman-temannya di Korintus, namun tidak banyak kerugian yang 

ditimbulkan, dan tidak banyak menghalangi pekerjaan Kristus di sana. 

I. Paulus dituduh oleh orang-orang Yahudi di hadapan gubernur Ro-

mawi (ay. 12-13). Gubernur itu yaitu  Galio, wali negeri di Akhaya, 

seorang prokonsul, sebab  Akhaya yaitu  sebuah provinsi dari

Kitab Kisah Para Rasul 18:12-17 

 

 789 

 wilayah kekaisaran. Galio ini yaitu  kakak laki-laki Seneca, filsuf 

Romawi yang terkenal itu. Pada masa mudanya dia dipanggil No-

vatus, namun memakai nama Galio sebab  diadopsi oleh keluarga 

Yulius Galio. Dia digambarkan oleh Seneca, saudara laki-lakinya, 

sebagai seorang yang sangat terus terang dan jujur, dan seorang 

yang memiliki perangai yang sungguh sangat baik. Dia dipanggil 

Dulcis Galio – Galio yang Manis, sebab  wataknya yang manis, 

dan dia dikatakan dikasihi oleh semua orang. Nah, perhatikanlah, 

1. Betapa kasarnya cara Paulus ditahan, dan dibawa ke hadapan 

Galio. Bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan 

Paulus. Mereka inilah yang memimpin semua kejahatan me-

lawan Paulus, dan mereka bersekutu untuk mencelakai dia. 

Mereka sepakat mendatangi dia bersama-sama, bekerja sama 

melakukan kejahatan ini. Mereka melakukannya dengan keke-

rasan dan kemarahan: Bangkitlah mereka, sehingga meng-

ganggu ketenangan umum, lalu bergegas membawa Paulus ke 

depan pengadilan, dan sejauh yang dapat kita lihat, tidak 

memberi dia kesempatan untuk bersiap-siap menghadapi per-

sidangannya. 

2.  Betapa salahnya tuduhan yang ditujukan kepada Paulus di 

depan Galio (ay. 13): Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk 

beribadah kepada Tuhan  dengan jalan yang bertentangan de-

ngan hukum Taurat. Mereka tidak dapat menuduh dia berusaha 

meyakinkan orang supaya tidak beribadah kepada Tuhan  sama 

sekali, atau supaya beribadah kepada Tuhan -Tuhan  lain (Ul. 

13:2), melainkan hanya beribadah kepada Tuhan  dengan jalan 

yang bertentangan dengan hukum Taurat. Pemerintahan Ro-

mawi mengizinkan orang-orang Yahudi di provinsi mereka 

mengikuti hukum mereka, dan lalu apa? Haruskah sebab  itu 

orang-orang yang beribadah kepada Tuhan  dengan cara lain 

dihukum sebagai penjahat? Apakah tenggang rasa mereka ber-

arti juga mereka berkuasa atas tata cara ibadah? Jadi, tuduhan 

mereka itu tidak adil, sebab  hukum mereka sendiri mengan-

dung janji tentang seorang nabi yang akan Tuhan  bangkitkan 

untuk mereka, dan Dia-lah yang harus mereka dengarkan. 

Nah, Paulus berusaha meyakinkan mereka untuk percaya ke-

pada nabi ini, yang sudah datang, dan untuk mendengarkan 

Dia, yang selaras dengan hukum Taurat, sebab  Dia datang 

bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapi-


 790

nya. Hukum yang berkaitan dengan ibadah di Bait Tuhan  tidak 

dapat dijalankan oleh orang-orang Yahudi di Korintus, sebab  

mereka jauh dari Yerusalem, dan tidak ada bagian penyem-

bahan di rumah ibadat mereka yang dilawan oleh Paulus. Ke-

tika orang-orang diajar supaya beribadah kepada Tuhan  di da-

lam Kristus, dan beribadah kepada-Nya di dalam Roh, mereka 

segera menentang, seakan-akan mereka diajar menyembah 

Dia dengan cara yang bertentangan dengan hukum Taurat. Pa-

dahal, ini benar-benar sesuai dengan hukum Taurat. 

II. Galio, begitu mendengar perkara itu diajukan dan memeriksanya, 

atau lebih tepatnya tanpa pemeriksaan sama sekali, menolak per-

kara ini , dan tidak mau bertanggung jawab atas perkara itu 

sama sekali (ay. 14-15). Paulus baru akan membuat pembelaan-

nya, untuk menunjukkan bahwa dia tidak mengajar orang-orang 

untuk beribadah kepada Tuhan  dengan cara yang bertentangan de-

ngan hukum Taurat. Namun sang hakim, yang sudah memutus-

kan tidak akan memberi  hukuman apa pun dalam perkara ini, 

tidak mau repot-repot memeriksa pembelaannya itu. Perhatikanlah, 

1. Dia menunjukkan dirinya siap menghakimi perkara apa pun 

yang pantas dia tangani. Berkatalah Galio kepada orang-orang 

Yahudi, yang yaitu  para penuntut,  Jika sekiranya dakwaanmu 

mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, jika kamu dapat 

menuntut tahanan dengan tuduhan pencurian atau penipuan, 

pembunuhan atau penjarahan, atau tindakan tidak bermoral 

apa pun, maka aku wajib menerima perkaramu. Aku akan 

mendengarkan keluhan-keluhanmu, walaupun keluhanmu itu 

ribut dan gaduh.” Walaupun para penuntut tidak sopan, me-

reka harus tetap memperoleh keadilan, jika tuntutan mereka 

adil. Sudah menjadi tugas hakim untuk menegakkan keadilan 

bagi orang-orang yang dirugikan, dan untuk memeriksa keru-

giannya. Kalaupun keluhan diajukan dengan cara yang tidak 

sepantasnya, tetap saja keluhan itu harus didengarkan. Akan 

tetapi, 

2. Dia sama sekali tidak akan membiarkan mereka mengajukan 

keluhan tentang persoalan yang di luar batas wewenangnya 

(ay. 15):  Kalau hal itu yaitu  perselisihan tentang perkataan 

atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka 

hendaklah kamu sendiri mengurusnya. Selesaikanlah itu di an-

Kitab Kisah Para Rasul 18:12-17 

 

 791 

tara kalian sendiri semampu kalian, aku tidak rela menjadi ha-

kim atas perkara yang demikian. Jangan mengusik kesabaranku 

dengan memintaku mendengar tentang itu, atau mengusik 

hati nuraniku dengan memintaku menghakimi perkara itu.” 

Oleh sebab  itu,  saat  mereka menuntut dan mendesak untuk 

didengarkan, ia mengusir mereka dari ruang pengadilan (ay. 

16), dan memerintahkan supaya perkara lain diajukan. Nah, 

(1) Di sini sikap Galio ada benarnya, dan patut dipuji. Dia tidak 

mau berlagak menghakimi hal-hal yang tidak dia pahami, 

dan membiarkan orang-orang Yahudi mengurus sendiri 

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan agama mereka. 

Dia juga tidak membiarkan mereka main hakim sendiri, 

menggiring Paulus dan menganiaya dia, atau, setidaknya, 

tidak membiarkan dirinya dijadikan alat kejahatan mereka, 

untuk menghakimi Paulus. Dia menganggap masalah ter-

sebut tidak berada dalam batas wewenangnya, dan oleh ka-

rena itu tidak mau ikut campur di dalamnya.namun , 

(2) Galio sudah pasti bersalah sebab  sangat meremehkan hu-

kum dan agama, yang bisa saja sudah dia ketahui berasal 

dari Tuhan , dan yang seharusnya sudah dia pelajari. Dengan 

cara bagaimana Tuhan  harus disembah, apakah Yesus ada-

lah Mesias, dan apakah Injil yaitu  wahyu Tuhan , bukanlah 

perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum, se-

perti yang dia katakan dengan nada mencemooh dan meng-

hina. Itu yaitu  soal-soal yang sangat penting, dan jika dia 

memahami soal-soal itu dengan benar, dia akan peduli de-

ngannya. Dia berbicara seolah-olah menyombongkan keti-

daktahuannya tentang kitab suci, dan bangga akan hal itu, 

seakan-akan terlalu rendah baginya untuk memperhatikan 

hukum Tuhan , atau mencari tahu tentang hal itu. 

III. Penganiayaan yang dilakukan terhadap Sostenes, dan ketidakpe-

dulian Galio tentang hal itu (ay. 17). 

1. Gerombolan itu sangat menghina pengadilan,  saat  mereka 

menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di 

depan pengadilan itu. Ada banyak dugaan mengenai hal ini, 

sebab  tidaklah pasti siapa Sostenes ini, dan siapa orang-

orang Yunani (KJV) yang menganiaya dia. Tampaknya yang pa-


 792

ling mungkin yaitu  bahwa Sostenes seorang Kristen, dan te-

man istimewa Paulus, yang membela dia pada kesempatan itu. 

Dan mungkin dia melindungi keselamatan Paulus, dan mem-

bawanya pergi,  saat  Galio menolak perkara itu. Jadi,  saat  

mereka tidak dapat menemukan Paulus, mereka menyalahkan 

dia yang melindungi Paulus. Sudah pasti ada seorang Sostenes 

yang yaitu  teman Paulus, dan terkenal di Korintus. Mungkin 

dia seorang hamba Tuhan, sebab  Paulus memanggil dia sau-

daranya, dan menghubungkan dia dengan dirinya dalam surat 

pertamanya kepada jemaat di Korintus (1Kor. 1:1), seperti yang 

dia lakukan dengan Timotius dalam surat keduanya. Dan 

mungkin ini yaitu  Sostenes yang itu. Dia disebut sebagai 

kepala rumah ibadat, mungkin mengepalai rumah ibadat ber-

sama Krispus (ay. 8), atau dia kepala satu rumah ibadat se-

dangkan Krispus kepala rumah ibadat yang lain lagi. Mengenai 

orang-orang Yunani (KJV) yang menganiaya dia, mungkin 

mereka yaitu  orang-orang Yahudi dari Yunani, atau orang-

orang Yunani yang hidup dalam bangsa Yahudi, yang ber-

gabung dengan orang-orang Yahudi dalam melawan Injil (ay. 4, 

6). Dan mungkin orang-orang Yahudi asli memperdayai me-

reka supaya memukuli Sostenes, sebab  biasanya mereka ku-

rang suka menyerang. Mereka begitu marah terhadap Paulus 

sehingga mereka memukuli Sostenes, dan begitu marah ter-

hadap Galio, sebab  dia tidak mau menerima tuntutan mereka, 

sehingga mereka memukuli Sostenes di depan pengadilan itu. 

Dengan cara demikian mereka sebenarnya memberi tahu Galio 

bahwa mereka tidak peduli padanya. Jika dia tidak mau men-

jatuhkan hukuman untuk kepentingan mereka, mereka akan 

menghakimi sendiri. 

2. Pengadilan memandang rendah perkara itu, dan orang-orang-

nya juga. Namun Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. 

Jika sikapnya ini berarti dia tidak memedulikan penghinaan 

orang-orang jahat, maka itu yaitu  sikap yang patut dipuji. 

Selama dia tetap taat pada hukum dan peraturan keadilan, dia 

bisa saja mengabaikan penghinaan mereka. namun  , jika 

ini berarti (seperti yang saya pikir) bahwa dia tidak memeduli-

kan penganiayaan yang dilakukan terhadap orang-orang baik, 

maka sikap tak acuhnya itu sungguh keterlaluan, dan ini 

memperlihatkan kepada kita bahwa wataknya buruk. Di sini

Kitab Kisah Para Rasul 18:18-23 

 

 793 

 ada ketidakadilan yang dilakukan di tempat keadilan 

(yang dikeluhkan Salomo dalam Pkh. 3:16), dan tidak ada yang 

dilakukan untuk mencegah dan menghentikannya. Galio, se-

bagai seorang hakim, seharusnya melindungi Sostenes, dan 

menahan dan menghukum orang-orang Yunani yang menye-

rang dia. Barangkali tidak mudah menolong orang yang diram-

pok di jalan atau di pasar.namun  jika terjadi demikian di da-

lam sidangnya, di ruang pengadilan, dan sidang diam saja dan 

tidak memedulikan hal itu, maka ini menunjukkan bahwa 

kebenaran tersandung di tempat umum dan ketulusan ditolak 

orang, sebab  siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi kor-

ban rampasan (Yes. 59:14-15). Barangsiapa melihat dan men-

dengar penderitaan umat Tuhan , dan tidak bersimpati ataupun 

peduli terhadap mereka, tidak merasa kasihan dan berdoa 

bagi mereka, dan menganggap sama saja apakah kepentingan 

agama timbul atau tenggelam, memiliki jiwa yang sama de-

ngan Galio di sini, yang,  saat  orang baik dianiaya di depan-

nya, sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Sama seperti 

orang-orang yang merasa aman di Sion, dan tidak berduka 

sebab  hancurnya keturunan Yusuf (Am. 6:6), seperti raja serta 

Haman yang duduk minum-minum  saat  kota Susan menjadi 

gempar (Est. 3:15). 

Kunjungan Paulus ke Efesus dan Yerusalem 

(18:18-23) 

18 Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada 

saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur ram-

butnya di Kengkrea, sebab  ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai 

dia. 19 Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan 

Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan 

orang-orang Yahudi. 20 Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di 

situ,namun  ia tidak mengabulkannya. 21 Ia minta diri dan berkata:  Aku akan 

kembali kepada kamu, jika Tuhan  menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari 

Efesus. 22 Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi 

salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia. 23 Setelah beberapa hari 

lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah 

Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. 

Di sini kita mendapati Paulus berkeliling terus, setelah kita dapati dia 

diam di Korintus selama beberapa waktu. Namun, dalam kedua hal 

itu dia tetap sibuk, sangat sibuk, dalam melayani Kristus. Jika dia 

tinggal diam, jika dia pergi berkeliling, dia melakukannya untuk 

mengerjakan kebaikan. Di sini terdapat, 


 794

I. Keberangkatan Paulus dari Korintus (ay. 18). 

1. Dia tidak meninggalkan Korintus hingga beberapa lama kemu-

dian setelah kesulitan yang dia alami di sana. Di tempat-tem-

pat lain dia berangkat  saat  timbul keributan, namun tidak 

demikian halnya di Korintus, sebab  di sana keributan segera 

surut. Ada yang mengatakan bahwa Galio diam-diam mendu-

kung Paulus, dan membantu dia, dan ini menghasilkan hu-

bungan antara Paulus dan Seneca, saudara laki-laki Galio, 

yang disebutkan oleh beberapa penulis kuno. Paulus tinggal 

beberapa hari lagi (KJV: beberapa waktu), sebagian orang men-

duga lebih dari satu tahun enam bulan, yang disebutkan dalam 

ayat 11.  saat  menemukan bahwa jerih payahnya tidak sia-

sia, dia terus berjerih payah. 

2.  Pada waktu pergi, Paulus berpamitan dengan saudara-saudara 

di situ dengan sungguh-sungguh, dan dengan penuh kasih, 

dengan penghiburan dan nasihat-nasihat yang sesuai, dan 

doa-doa perpisahan. Dia memuji yang baik, mencela yang seba-

liknya, dan memberi mereka peringatan-peringatan penting 

tentang tipu muslihat rasul-rasul palsu. Dan khotbah per-

pisahannya meninggalkan kesan bagi mereka. 

3. Paulus membawa Priskila dan Akwila, sebab  mereka bermak-

sud menyertai dia. Mereka tampaknya ingin pergi, dan tidak 

ingin tinggal lama di satu tempat. Keinginan ini bisa saja tim-

bul dari sebuah dasar pemikiran yang baik, dan berakibat baik 

pula, dan sebab  itu sebaiknya tidak dicela jika ada pada diri 

orang lain, walaupun sebaiknya dipertanyakan jika ada pada 

diri sendiri. Ada ikatan persahabatan yang sangat baik antara 

mereka dan Paulus, dan oleh sebab  itu,  saat  dia pergi, me-

reka memohon supaya dapat pergi dengan dia. 

4. Di Kengkrea, yang sangat dekat dengan Korintus, pelabuhan 

di mana orang-orang yang melaut dari Korintus naik kapal, 

Paulus atau Akwila (teks asli tidak memastikan yang mana) 

mencukur rambutnya, untuk melepaskan dirinya dari nazar 

seorang nazir. Sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, 

sebab  ia telah bernazar. Orang-orang yang tinggal di Yehuda 

yang bernazar harus mencukur rambutnya di Bait Tuhan ,namun  

yang tinggal di daerah-daerah lain boleh melakukannya di 

tempat lain. Kepala seorang nazir harus dicukur jika nazarnya 

dilanggar, dan harus memulai kembali dari awal. Atau, jika  

Kitab Kisah Para Rasul 18:18-23 

 

 795 

waktu kenazirannya genap (Bil. 6:9, 13, 18) dan sepertinya 

inilah yang terjadi di sini. Sebagian orang menganggap Akwila-

lah yang mencukur rambutnya, sebab  dia yaitu  seorang Ya-

hudi (ay. 2), dan mungkin memelihara agama Yahudinya lebih 

dari biasanya. Namun saya pikir tidak berbahaya jika kita 

mengakui Pauluslah yang melakukannya, sebab  mengenai 

dia kita harus mengakui hal yang sama (21:24, 26). Paulus bu-

kan hanya menuruti orang-orang Yahudi untuk sementara 

waktu, menjadi seperti orang Yahudi (1Kor. 9:20) bagi mereka, 

supaya dia dapat memenangkan mereka. Dia juga melakukan-

nya sebab  nazar orang nazir, walaupun sekadar upacara, dan 

yang seperti itu akan segera lenyap, masih memiliki nilai moral 

dan arti yang sangat saleh, dan sebab nya pantas sebagai yang 

terakhir lenyap dari semua upacara agama Yahudi. Orang-

orang nazir dikaitkan dengan nabi-nabi (Am. 2:11), dan benar-

benar merupakan kemuliaan Israel (Rat. 4:7). Oleh sebab  itu, 

tidak aneh jika Paulus mengikatkan dirinya untuk sementara 

waktu dengan nazar orang nazir, dengan tidak meminum 

anggur dan minuman yang memabukkan, dan tidak mencukur 

rambutnya, untuk membuat dirinya diterima oleh orang-orang 

Yahudi. Dan dari nazar inilah sekarang dia melepaskan diri. 

II. Paulus singgah di Efesus, yang merupakan kota besar di Asia 

Kecil, dan sebuah pelabuhan laut. 

1. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Bukan hanya 

sebab  mereka akan menjadi beban saja bagi dia dalam perja-

lanannya, melainkan sebab  mereka mungkin berguna bagi 

kepentingan-kepentingan Injil di Efesus. Paulus bermaksud 

tinggal di sana sebentar selama beberapa waktu, dan dia me-

ninggalkan Akwila dan Priskila di sana sementara itu. Tujuannya 

sama seperti  saat  Kristus mengirim