Kisah pararasul 20
, maka
pantas saja kalau ia mengatakan sesuatu tentang agama di
tempat itu. Dan amatilah betapa dengan bijaksana dan cer-
dik ia memanfaatkan kesempatan ini untuk memulai per-
cakapannya tentang Tuhan yang benar.
[1] Ia memberi tahu mereka bahwa Tuhan yang diberitakan-
nya kepada mereka yaitu Tuhan yang sudah mereka
sembah. Dan sebab itu, ia sama sekali tidak menyodor-
kan dewa-dewa yang baru atau asing: sebab kalian
bergantung pada-Nya, maka Dia sudah mendapat sema-
cam penghormatan dari kalian.
[2] Dia yaitu Tuhan yang mereka sembah tanpa mereka ke-
tahui, yang merupakan cela bagi mereka, sebab di selu-
ruh dunia mereka terkenal dengan pengetahuan mereka.
Sekarang, kata Paulus, Aku datang untuk meng-
hapuskan cela itu, supaya kamu bisa menyembah secara
sadar Dia yang sudah kamu sembah tanpa kamu sadari.
Dan pasti kamu senang jika ibadahmu yang buta diubah
menjadi penyembahan yang masuk akal, sehingga kamu
tidak menyembah apa yang tidak kamu kenal.
II. Ia meneguhkan ajarannya tentang satu Tuhan yang hidup dan be-
nar, dengan menunjuk pada karya-karya ciptaan dan pemelihara-
an-Nya: Tuhan yang kunyatakan kepadamu yaitu satu-satunya
Tuhan yang pantas kamu sembah, yang memanggilmu untuk me-
nyembah Dia. Dia yaitu Tuhan yang telah menjadikan bumi dan
mengaturnya. Dan, dengan bukti-bukti yang kasat mata dari se-
muanya ini, kamu bisa dituntun pada Hakikat yang tak kasat
mata ini, dan diyakinkan akan kekuatan-Nya yang kekal dan ke-
Tuhan an-Nya. Bangsa-bangsa bukan-Yahudi pada umumnya, dan
orang-orang Atena pada khususnya, dalam ibadah-ibadah mereka
tidak mengikuti ajaran para filsuf mereka, yang banyak di antara-
nya berbicara secara jelas dan sangat baik tentang satu Numen
(roh atau kuasa yang Tuhan yang berkuasa pen.) tertinggi, tentang
kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang tak terbatas, dan kuasa
serta pemerintahan-Nya di mana-mana (lihat tulisan-tulisan Plato,
dan lama sesudah itu tulisan-tulisan Cicero). Sebaliknya, mereka
mengikuti para pujangga mereka dan cerita-cerita mereka yang
kosong. Karya-karya Homer menjadi semacam kitab suci bagi
758
ilmu ketuhanan orang kafir, atau lebih tepatnya ilmu mengenai
setan-setan, bukan karya-karya Plato. Dan para filsuf menerima-
nya begitu saja tanpa perlawanan. Mereka menduga-duga tentang
Tuhan, memperdebatkannya di antara mereka sendiri, dan meng-
ajarkannya kepada murid-murid mereka,namun tidak pernah me-
manfaatkannya untuk menentang penyembahan berhala seperti
yang sudah seharusnya mereka lakukan. Betapa mereka tidak
tahu apa-apa mengenai hal-hal ini, dan tidak terpengaruh apa-
apa dengannya. Bahkan, mereka membiarkan diri jatuh ke dalam
takhayul bangsa mereka sendiri, dan berpikir bahwa memang su-
dah begitu seharusnya. Eamus ad communem errorem Mari kita
mengikuti kesalahan orang banyak. Nah, Paulus di sini bertekad,
pertama-tama, untuk memperbaharui filsafat orang-orang Atena
(ia meluruskan kesalahan-kesalahannya), dan memberi mereka
pengertian yang benar tentang satu-satunya Tuhan yang benar dan
hidup. Lalu ia membawa perkara itu lebih jauh dari yang pernah
mereka usahakan demi memperbaharui ibadah mereka, dan mem-
bawa mereka keluar dari penyembahan pada banyak dewa dan ber-
hala. Cermatilah betapa mulianya hal-hal yang dikatakan Paulus
di sini tentang Tuhan yang disembahnya, dan yang diiginkannya
agar juga disembah oleh mereka.
1. Dia yaitu Tuhan yang telah menjadikan bumi dan segala isinya,
Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. Ini diakui
oleh banyak filsuf mereka.namun para pengikut aliran Aristo-
teles menyangkalnya, dan bersikeras bahwa dunia sudah ada
sejak dari kekekalan, dan segala sesuatu selalu ada sejak dari
kekekalan, dan semuanya memang sudah begitu sejak dari
dulu sampai sekarang. Para pengikut aliran Epikuros ber-
khayal bahwa dunia dijadikan oleh sekumpulan atom yang
bertemu secara kebetulan, yang setelah terus-menerus berge-
rak, pada akhirnya tanpa sengaja membentuk kerangka dunia
ini. Melawan kedua pikiran ini , Paulus di sini menegas-
kan bahwa Tuhan melalui pekerjaan-pekerjaan kuasa-Nya yang
tak terbatas, sesuai dengan rancangan akal budi yang tak ter-
batas, pada permulaan waktu menjadikan dunia dan segala
isinya. Dunia itu tidak berasal dari materi kekal seperti yang
mereka khayalkan, melainkan dari Akal Budi kekal.
2. Oleh sebab itu, Dia yaitu Tuhan atas langit dan bumi, mak-
sudnya, Dia yaitu Pemilik sah, dan Tuan atas segala makh-
Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31
759
luk, kuasa, dan kekayaan dunia atas dan dunia bawah, yang
jasmani dan rohani, yang kelihatan dan tidak kelihatan. Ini
disimpulkan dari kenyataan bahwa Dia menjadikan langit dan
bumi. Jika Dia menciptakan semua, tanpa ragu lagi Dia juga-
lah yang mengatur semuanya. Dan, jika Dia memberi
keberadaan, maka tanpa bisa diganggu gugat Ia juga berhak
memberi hukum.
3. Dia, secara khusus, yaitu Pencipta manusia, semua manusia
(ay. 26): Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bang-
sa dan umat manusia. Ia menjadikan manusia pertama, Ia
menjadikan semua orang, Ia membentuk setiap tubuh manu-
sia, dan Ia yaitu Bapa dari semua roh manusia. Ia telah men-
jadikan semua bangsa manusia, bukan hanya semua orang di
dalam bangsa-bangsa itu, melainkan juga bangsa-bangsa da-
lam kemampuan mereka untuk membentuk bangsa. Dialah
Pendiri mereka, dan Dia mengatur mereka untuk membentuk
komunitas-komunitas supaya mereka saling menjaga dan
bermanfaat bagi satu sama lain. Ia menjadikan mereka semua
dari satu darah, dari hakikat yang satu dan sama. Dia yang
membentuk hati mereka sekalian. sebab berasal dari satu
nenek moyang yang sama, maka di dalam Adam mereka se-
mua bersaudara, dan demikian pula mereka bersaudara di da-
lam Nuh, sehingga dengan begitu mereka bisa tergerak untuk
saling mengasihi dan membantu, sebagai sesama makhluk
ciptaan dan saudara. Bukankah kita sekalian memiliki satu
Bapa? Bukankah satu Tuhan menciptakan kita? (Mal. 2:10). Dia
telah menjadikan mereka untuk mendiami seluruh muka bumi
yang, sebagai Tuhan pemurah, telah diberikan-Nya, dengan se-
penuhnya, kepada anak-anak manusia. Dia tidak menjadikan
mereka untuk tinggal di satu tempat, melainkan untuk menye-
bar ke seluruh bumi. Oleh sebab itu, satu bangsa tidak boleh
memandang rendah bangsa lain, seperti orang Yunani meman-
dang rendah semua bangsa lain. Sebab semua orang di selu-
ruh muka bumi berasal dari darah yang sama. Orang-orang
Atena sesumbar bahwa mereka lahir dari tanah air mereka
sendiri, orang-orang asli, dan tidak memiliki hubungan da-
rah dengan bangsa lain mana pun. Kesombongan dan keang-
kuhan diri inilah yang direndahkan Rasul Paulus di sini.
760
4. Bahwa Ia pemurah terhadap seluruh ciptaan (ay. 25): Dialah
yang memberi hidup dan nafas dan segala sesuatu. Ia tidak
hanya mengembuskan nafas hidup kepada manusia pertama,
tetapi juga terus mengembuskannya kepada setiap orang. Ia
memberi kita jiwa ini, Ia membentuk roh manusia di dalam
dirinya. Ia tidak hanya memberi kita hidup dan nafas saat
menjadikan kita,namun juga terus-menerus memberi nya
kepada kita. Pemeliharaan-Nya yaitu suatu penciptaan yang
terus-menerus. Ia menggenggam jiwa kita dalam kehidupan.
Setiap saat kita mengembuskan nafas, dengan penuh rahmat
Dia memberi nya lagi kepada kita. Tidak hanya udara-Nya
yang kita hirup,namun juga dalam genggaman-Nya kita ber-
nafas (Dan. 5:23). Dia memberi hidup dan nafas dan segala
sesuatu kepada semua orang. Sebab, seperti halnya yang pa-
ling hina dari anak-anak manusia hidup dengan bergantung
pada-Nya, dan menerima segala sesuatu dari Dia, demikian
pula yang terbesar, para filsuf yang paling bijak dan penguasa
yang terkuat, tidak bisa hidup tanpa Dia. Dia memberi kepada
semua, bukan hanya kepada semua anak manusia, melainkan
juga kepada makhluk-makhluk yang lebih rendah, kepada se-
mua binatang, segala yang hidup dan bernyawa (Kej. 6:17).
Hidup dan nafas mereka berasal dari Dia, dan jika mem-
beri hidup dan nafas, maka itu berarti Dia memberi segala se-
suatu, segala sesuatu yang diperlukan untuk menopang kehi-
dupan. Bumi penuh dengan kebaikan-Nya (Mzm. 104:24, 27).
5. Bahwa Dia yaitu Pemerintah yang berdaulat atas segala per-
kara anak manusia, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya (ay.
26): Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-
batas kediaman mereka. Lihatlah di sini,
(1) Kedaulatan pemerintahan Tuhan atas diri kita: Ia telah me-
nentukan setiap peristiwa, horisas, perkaranya sudah dipu-
tuskan. Keputusan-keputusan Tuhan Sang Pemelihara tidak
dapat diganggu gugat dan tidak bisa dibantah, tidak dapat
diubah dan tidak bisa diganti.
(2) Kearifan keputusan-keputusan-Nya. Ia sudah menentukan
segala sesuatunya. Ketentuan-ketentuan Sang Akal Budi
Kekal bukanlah keputusan yang dibuat secara tiba-tiba, te-
tapi ketentuan yang sudah bersanding dengan kebijaksanaan
kekal, dan merupakan salinan dari titah-titah Tuhan . Ia akan
Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31
761
menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku (Ayb. 23:14).
Apa pun yang berasal dari Tuhan , tersembunyi di dalam
Tuhan sebelum adanya seluruh sekalian alam.
(3) Perkara-perkara yang diperhatikan oleh pemeliharaan-Nya.
Perkara itu yaitu waktu dan tempat: waktu dan tempat
hidup kita di dunia ini ditentukan dan ditetapkan oleh
Tuhan yang menjadikan kita.
[1] Ia telah menentukan waktu-waktu yang berkaitan dengan
kita. Bagi kita waktu tampak berubah-ubah,namun se-
benarnya Tuhan telah menetapkannya. Masa hidup kita
ada dalam tangan-Nya, yang memperpanjang atau mem-
perpendek, membuat pahit atau manis, sesuai kehendak-
Nya. Ia telah menetapkan dan menentukan waktu kita
datang ke dunia, dan waktu kelanjutan hidup kita di
dunia. Waktu kita lahir, dan waktu kita mati (Pkh. 3:1-
2), dan semua perkara kecil yang ada di antaranya, yak-
ni waktu untuk semua urusan kita di dunia ini. Entah
waktu kelimpahan atau musibah, Dialah yang telah
menentukannya. Dan kepada Dialah kita harus bergan-
tung, untuk waktu-waktu yang masih ada di depan kita.
[2] Ia juga telah menentukan dan menetapkan batas-batas
kediaman kita. Dia yang sudah menentukan bumi se-
bagai tempat kediaman anak-anak manusia telah mene-
tapkan bagi anak-anak manusia tempat kediamannya
masing-masing di bumi, telah menegakkan hak milik
bagi tiap orang. Untuk itu Ia telah menentukan batas-
batas supaya kita tidak saling melanggar. Tempat di
mana kita dibuang, tempat kelahiran dan tempat tinggal
kita, semuanya sudah ditentukan dan ditetapkan Tuhan .
Itulah sebabnya mengapa kita harus menyesuaikan diri
dengan tempat kediaman kita, dan memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya.
6. Bahwa Ia tidak jauh dari kita masing-masing (ay. 27). Ia ada di
mana-mana, bukan hanya di sebelah kanan kita,namun juga
membentuk buah pinggang kita (Mzm. 139:13). Mata-Nya ter-
tuju pada kita sepanjang waktu, dan mengenal kita dengan
lebih baik dibandingkan kita mengenal diri kita sendiri. Para pe-
nyembah berhala membuat patung-patung Tuhan , supaya Tuhan
762
ada bersama-sama dengan mereka dalam patung-patung itu.
Hal yang tidak masuk akal ini ditunjukkan oleh Rasul Paulus
di sini. Sebab Tuhan yaitu Roh yang tak terbatas, yang tidak
jauh dari kita masing-masing, dan tidak akan lebih dekat,
tetapi malah semakin jauh dari kita dalam arti tertentu, apa-
bila kita berpura-pura mewujudkan atau menggambarkan Dia
dengan gambaran apa pun. Dia dekat dengan kita, baik untuk
menerima penghormatan yang kita berikan kepada-Nya mau-
pun memberi kemurahan-kemurahan yang kita minta dari
Dia, di mana saja kita berada, meskipun tidak dekat dengan
mezbah, patung, atau kuil. Tuhan atas segala sesuatu, sama
seperti Ia kaya (Rm. 10:12), demikian pula Dia dekat (Ul. 4:7)
kepada semua yang memanggil kepada-Nya. Dia yang meng-
hendaki kita untuk berdoa di setiap tempat, meyakinkan kita
bahwa Dia tidak pernah jauh dari kita. Dari negeri atau bangsa
mana saja kita berasal, dan apa saja pekerjaan, pangkat, dan
kedudukan kita di dunia ini, entah kita tinggal di istana atau
di pondok bambu, di tengah keramaian atau di tempat ter-
pencil, di kota atau di padang gurun, di kedalaman laut atau
di jauh di atas laut, hal ini pasti, bahwa Tuhan tidak jauh dari
kita masing-masing.
7. Bahwa di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada (ay. 28).
Kita selalu bergantung pada pemeliharaan-Nya, dan itu
penting bagi kelanjutan hidup kita, seperti sungai bergantung
pada mata air, dan cahaya bergantung pada matahari.
(1) Di dalam Dia kita hidup, maksudnya, kelanjutan hidup kita
terjadi berkat Dia dan kuasa pemeliharaan-Nya sehari-hari.
Ia yaitu hidup kita dan lanjut umur kita. Bukan hanya ka-
rena kesabaran dan belas kasihan-Nya maka hidup kita
yang hilang tidak sepenuhnya binasa, melainkan juga ka-
rena kuasa, kebaikan, dan perhatian-Nya sebagai Bapa
maka hidup kita yang rapuh diperpanjang. Tidak perlu Ia
murka untuk menghancurkan kita. Jika saja Ia menahan
perbuatan-perbuatan baik-Nya, kita akan mati dengan sen-
dirinya.
(2) Di dalam Dia kita bergerak. Oleh sebab pemeliharaan-Nya
sehari-hari yang tak putus-putusnyalah jiwa kita bergerak,
pikiran kita mengembara ke sana kemari memikirkan se-
ribu satu macam hal, dan perasaan kita tertuju pada sa-
Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31
763
saran yang tepat. Juga melalui Dialah jiwa kita menggerak-
kan tubuh kita. Kita tidak bisa menggerakkan tangan, atau
kaki, kecuali melalui Dia, sebab sama seperti Dia Penyebab
Pertama, demikian pula Dia Penggerak Pertama.
(3) Di dalam Dia kita ada. Bukan saja kita menerima keberadaan
kita pertama-tama dari Dia, melainkan juga di dalam Dia
kita masih memilikinya. Berkat perhatian dan kebaikan-
Nya yang tak putus-putuslah maka bukan saja kita ada
dan tidak tertelan dalam kehampaan, melainkan juga bahwa
kita menerima keberadaan kita, menerima keberadaan ini,
masih ada sebagai salah satu makhluk yang mulia, yang
mampu mengenal dan menikmati Tuhan . Dan kita tidak ter-
buang di tengah-tengah kejamnya binatang-binatang, atau
jatuh ke dalam kesengsaraan roh-roh jahat.
8. Bahwa dalam segala hal kita ini keturunan Tuhan . Dia yaitu
Bapa kita yang melahirkan kita (Ul. 32:6, 18), dan Dia sudah
membesarkan dan mengasuh kita seperti anak-anak (Yes. 1:2).
Bila seorang musuh menyatakan hal ini, maka itu bermanfaat
sebagai argumentum ad hominem bantahan melawan orang-
nya. Dan sebab itu, Rasul Paulus di sini mengutip ucapan
salah seorang pujangga Yunani, Aratus, yang berasal dari
Kilikia, saudara sebangsa Paulus, yang dalam karyanya Pheno-
mena, pada halaman-halaman pertama, berbicara tentang
dewa kafir Yupiter. Yupiter dalam bahasa puitis berarti Tuhan
tertinggi. Dan Aratus mengatakan ini tentang dia, tou gar kai
genos semen sebab kita ini dari keturunannya juga. Dan Pau-
lus bisa saja mengutip pujangga-pujangga lain untuk meme-
nuhi maksud dari perkataannya, bahwa dalam Tuhan kita hidup
dan bergerak, contohnya:
Spiritus intus alit, totamque infusa per artus
Mens agitat molem.
Roh yang selalu bekerja ini, yang meresap di segenap penjuru,
Menyatu dan berpadu dengan kumpulan materi yang amat besar
Virgil, Æneid 6.
Est Deus in nobis, agitante calescimus illo.
Inilah Sang Tuhan yang menghangatkan hati kita.
Ovid, Fast. 6.
764
Jupiter est quodeunque vides,
Quocunque moveris.
Ke mana pun engkau memandang, ke mana pun engkau
mengembara, Yupiter memenuhi pemandangan alam ini
Lucan, lib. 2.
Tetapi ia memilih mengutip dari Aratus, sebab dalam sedikit
kata, Aratus berbicara banyak. Dengan ini tampak bahwa bu-
kan saja Paulus sendiri yaitu seorang cendekiawan, melainkan
juga bahwa pengetahuan manusia itu bisa membantu memper-
lengkapi pewarta Injil dan juga berguna baginya, terutama un-
tuk meyakinkan orang-orang luar. Sebab pengetahuan manu-
sia memampukan dia untuk mengalahkan mereka dengan sen-
jata mereka sendiri, dan untuk menebas kepala Goliat dengan
pedangnya sendiri. Bagaimana bisa musuh-musuh kebenaran
dikalahkan di kubu-kubu pertahanan mereka sendiri oleh
orang-orang yang tidak mengenal mereka? Demikian pula hal-
nya, orang yang mengaku sebagai umat Tuhan harus merasa
malu jika mereka melupakan hubungan mereka dengan
Tuhan , dan hidup bertentangan dengan pengakuan mereka itu,
sampai ada seorang pujangga kafir dapat berkata tentang
Tuhan , kita ini dari keturunan-Nya, dibentuk oleh-Nya, dibentuk
untuk-Nya, lebih diperhatikan dan dipelihara oleh-Nya dari-
pada anak-anak oleh orangtua. Dan oleh sebab itu, mereka
wajib mematuhi perintah-perintah-Nya, menuruti aturan-aturan-
Nya, dan menjadi umat yang ternama dan terpuji bagi kehor-
matan-Nya. sebab di dalam Dia dan dengan bergantung
pada-Nya kita hidup, kita harus hidup untuk Dia. sebab di
dalam Dia kita bergerak, kita harus bergerak menuju pada-
Nya. Dan sebab di dalam Dia kita ada, dan dari Dia kita me-
nerima segala penopang dan penghiburan dari keberadaan
kita, kita harus menguduskan keberadaan kita untuk Dia, dan
datang kepada-Nya untuk meminta keberadaan yang baru,
keberadaan yang lebih baik, keberadaan yang abadi.
III. Dari semua kebenaran agung tentang Tuhan ini, ia menyimpulkan
betapa ganjil penyembahan berhala mereka, seperti yang sudah
dilakukan para nabi pada zaman dulu. Jika memang demikian,
Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31
765
1. Maka Tuhan tidak dapat digambarkan dengan patung. Jika kita
berasal dari keturunan Tuhan , sebab kita roh di dalam daging,
maka tentunya Dia yang yaitu Bapa dari roh kita yaitu Roh
sendiri. Sebab roh yaitu bagian utama dari diri kita, dan me-
rupakan bagian dari diri kita yang dengannya kita disebut se-
bagai keturunan Tuhan . Dan kita tidak boleh berpikir bahwa
ke-Tuhan -an itu sama seperti emas atau perak atau batu, cipta-
an kesenian dan keahlian manusia (ay. 29). Kita melanggar
Tuhan , dan menghina Dia, jika berpikiran begitu. Tuhan meng-
hormati manusia dalam menjadikan jiwanya menurut rupa-
Nya sendiri.namun manusia tidak menghormati Tuhan jika ia
menjadikan Tuhan menurut rupa tubuhnya. Ke-Tuhan -an itu
rohani, tidak terbatas, tidak jasmani, dan tidak terpahami.
Oleh sebab itu, sangat keliru dan tidak tepatlah pengertian
kita tentang Tuhan yang didapat melalui patung, sekalipun ba-
han untuk membuat patung itu begitu mahal, emas atau
perak. Sekalipun bentuknya begitu ajaib, diciptakan dengan
begitu indah oleh kesenian dan keahlian manusia, dan sekali-
pun wajahnya, tubuhnya, atau pakaiannya begitu memesona,
patung itu pengajar kebohongan.
2. Maka Ia tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia (ay.
24). Ia tidak tertarik untuk datang ke rumah ibadah mana saja
yang dibangun manusia untuk Dia, tidak pula Dia terbatas
pada rumah ibadah itu. Rumah ibadah tidak akan pernah
lebih mendekatkan Dia kepada kita, atau menahan-Nya lebih
lama di tengah-tengah kita. Rumah ibadah itu hanya untuk
memudahkan kita untuk berkumpul bersama-sama menyem-
bah Tuhan .namun Tuhan tidak memerlukan tempat istirahat
ataupun tempat tinggal, atau semarak dan kemegahan ba-
ngunan apa pun, untuk memperbesar kemuliaan penampakan-
Nya. Hati yang saleh dan lurus, rumah ibadah yang tidak
dibuat oleh tangan manusia, melainkan dengan Roh Tuhan , di
situlah Dia tinggal, dan di situ Dia suka tinggal. Lihat 1 Raja-
raja 8:27; Yesaya 66:1-2.
3. Maka Ia tidak disembah, therapeuetai, Ia tidak diabdi, atau
tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan
apa-apa (ay. 25). Dia yang menjadikan semuanya, dan memeli-
hara semuanya, tidak bisa diuntungkan oleh pelayanan-pela-
yanan apa saja dari kita, dan tidak juga Dia memerlukannya.
766
Jika kita menerima dan mendapat semuanya dari Dia, maka
Dia itu maha-mencukupi adanya, dan sebab itu tidak bisa ti-
dak mencukupi diri-Nya sendiri, dan tidak bergantung pada
siapa pun juga. Apa yang diperlukan Tuhan dari pelayanan-pe-
layanan kita, atau apa keuntungan yang bisa diperoleh-Nya
dari pelayanan-pelayanan kita itu, bila Ia sudah memiliki se-
gala kesempurnaan pada diri-Nya sendiri, dan kita tidak mem-
punyai apa-apa yang baik, kecuali kita mendapatkannya dari
Dia? Memang para filsuf mengerti kebenaran ini, bahwa Tuhan
tidak membutuhkan kita ataupun pelayanan-pelayanan kita.
Tetapi orang-orang yang tidak tahu apa-apa membangun kuil-
kuil dan mempersembahkan korban-korban kepada dewa-
dewa mereka, dengan menganggap bahwa dewa-dewa itu perlu
rumah dan makanan. Lihat Ayub 35:5-8; Mzm. 50:8, dst.
4. Maka sudah menjadi kepentingan kita semua untuk mencari
Tuhan (ay. 27): Supaya mereka mencari Tuhan, maksudnya, su-
paya mereka takut dan menyembah Dia dengan benar. Oleh
sebab itu, Tuhan membuat anak-anak manusia tetap bergan-
tung pada-Nya supaya hidup dan memperoleh segala penghi-
burannya, supaya Dia bisa menjaga mereka untuk terus mela-
kukan kewajiban-kewajiban mereka terhadap-Nya. Kita diberi
petunjuk-petunjuk yang jelas tentang hadirat Tuhan bersama
kita, pemerintahan-Nya atas kita, pemeliharaan-Nya yang pe-
nuh perhatian terhadap kita, dan kemurahan-Nya terhadap
kita. Ini supaya kita selalu mencari-cari, di mana Tuhan ,
yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di
waktu malam, yang memberi kita akal budi melebihi binatang
di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara? (Ayb. 35:10-11).
Orang berpikir bahwa tidak ada hal lain yang lebih berkuasa
untuk meyakinkan kita bahwa Tuhan itu ada, mendorong kita
untuk mencari kehormatan dan kemuliaan-Nya dalam pela-
yanan-pelayanan kita, dan mengusahakan kebahagiaan kita
untuk dikenan dan dikasihi-Nya, selain dengan memikirkan
tentang hakikat kita sendiri, terutama tentang segala kekuatan
dan kemampuan mulia yang ada pada jiwa kita sendiri. Jika
kita memikirkan hal ini, dan merenungkannya, kita dapat me-
lihat baik hubungan maupun kewajiban kita terhadap Tuhan
yang di atas kita. Namun, begitu gelapnya penyingkapan ini,
dibandingkan dengan penyingkapan oleh wahyu Tuhan , dan
Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31
767
begitu tidak pantas kita menerimanya, sehingga orang yang
tidak mendapat wahyu Tuhan hanya bisa berharap mudah-mu-
dahan dapat menjamah dan menemukan Dia.
(1) Sangat tidak pasti apakah dengan cara ini mereka bisa
mencari tahu Tuhan . Itu hanya sebuah permulaan pencarian:
mudah-mudahan saja mereka bisa.
(2) Jika mereka benar-benar menemukan sesuatu tentang
Tuhan , itu hanya pengertian-pengertian yang kabur tentang
Dia. Mereka hanya bisa menjamah-Nya, seperti orang me-
raba-raba dalam kegelapan, atau seperti orang buta, yang
memegang sesuatu yang dijumpainya di jalan,namun tidak
tahu apakah itu yang mereka cari atau bukan. Sangat ka-
bur gagasan pujangga mereka ini tentang hubungan antara
Tuhan dan manusia, dan sangat umum, bahwa kita ini dari
keturunan-Nya: sama seperti gagasan para filsuf mereka.
Pitagoras berkata, Theion genos esti brotoios Manusia me-
miliki semacam sifat Tuhan . Dan Heraklitos (apud Lucian)
saat ditanya, apa itu manusia? menjawab, Theoi thnētoi
Dewa yang fana. Juga, saat ditanya apa itu dewa?, ia
menjawab, athanatoi anthropoi manusia yang kekal. Dan
Pindar berkata (Nemean, Ode 6), En andron hen theōn genos
Tuhan dan manusia itu berkerabat dekat. Memang benar
bahwa dengan pengetahuan tentang diri kita sendiri, kita
bisa dituntun pada pengetahuan tentang Tuhan ,namun itu
pengetahuan yang sangat kabur. Dengannya kita hanya
bisa merasakan Dia. Oleh sebab itu, kita memiliki alas-
an untuk bersyukur bahwa dengan Injil Kristus kita diberi
tahu secara jauh lebih jelas dibandingkan yang bisa kita da-
patkan dengan terang alam. Sekarang kita tidak lagi mera-
sakan Dia,namun dengan muka yang tidak berselubung, kita
semua melihat kemuliaan Tuhan, seperti dalam cermin.
IV. Paulus kemudian mengundang mereka semua untuk bertobat
dari penyembahan berhala mereka, dan berbalik darinya (ay. 30-
31). Ini bagian penerapan dari khotbah Paulus di perguruan itu.
Setelah menyatakan Tuhan kepada mereka (ay. 23), sebagaimana
mestinya ia menekankan kepada mereka untuk bertobat kepada
Tuhan , dan juga mengajar mereka untuk percaya kepada Tuhan
kita, Yesus Kristus, jika mereka mau bersabar mendengarnya. Se-
768
telah menunjukkan kepada mereka betapa tidak beralasannya
mereka menyembah ilah-ilah lain, ia membujuk mereka untuk ti-
dak lagi meneruskan ibadah mereka yang bodoh itu,namun untuk
berbalik darinya kepada Tuhan yang hidup dan benar. Amatilah,
1. Bagaimana Tuhan memperlakukan bangsa-bangsa bukan-Ya-
hudi sebelum Injil datang di antara mereka: Tuhan seolah tidak
peduli dengan zaman kebodohan ini.
(1) Zaman itu yaitu zaman kebodohan besar. Pengetahuan
manusia bertumbuh subur lebih dibandingkan sebelum-sebe-
lumnya di dunia bangsa bukan-Yahudi sebelum kedatangan
Kristus.namun dalam perkara-perkara mengenai Tuhan , me-
reka jelas-jelas bodoh. Sungguh bodoh orang yang tidak
mengenal Tuhan atau menyembah Dia tanpa diketahuinya.
Penyembahan berhala terjadi sebab kebodohan.
(2) Zaman-zaman kebodohan ini seolah tidak mendapat per-
hatian Tuhan . Kita bisa memahaminya,
[1] Sebagai tindakan Tuhan yang adil. Tuhan membenci atau
mengabaikan zaman-zaman kebodohan ini, dan tidak
mengirimkan Injil-Nya kepada orang-orang pada zaman
itu, seperti yang dilakukan-Nya sekarang. Dia sangat mur-
ka melihat kemuliaan-Nya diberikan kepada yang lain
seperti itu. Dan Ia tidak suka dan benci zaman-zaman ini.
Begitu sebagian orang memahaminya. Atau lebih tepatnya,
[2] Sebagai tindakan Tuhan yang sabar dan menahan diri.
Dia seolah tidak peduli dengan zaman-zaman ini. Ia ti-
dak berusaha mencegah mereka dari penyembahan ber-
hala ini dengan mengutus nabi-nabi kepada mereka,
seperti yang dilakukan-Nya kepada Israel. Ia tidak
menghukum mereka dalam penyembahan berhala me-
reka, seperti yang dilakukan-Nya terhadap Israel,namun
memberi mereka karunia-karunia pemeliharaan-Nya
(14:16-17). Itulah yang engkau lakukan,namun Aku ber-
diam diri (Mzm. 50:21). Ia tidak memanggil mereka atau
membuat mereka ingin bertobat seperti yang dilakukan-
Nya sekarang. Dia membiarkan mereka sendiri. sebab
mereka tidak memanfaatkan terang yang mereka miliki,
tetapi sengaja tak acuh, Ia tidak mengirimkan kepada
mereka terang-terang yang lebih besar. Atau, Ia tidak
Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31
769
segera menghukum mereka dengan berat,namun ber-
sabar terhadap mereka, sebab mereka melakukannya
tanpa mereka ketahui (1Tim. 1:13).
2. Perintah Tuhan kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi melalui
Injil, yang sekarang dikirimkan-Nya ke tengah-tengah mereka:
Maka sekarang Tuhan memberitakan kepada manusia, bahwa di
mana-mana semua mereka harus bertobat, yakni bahwa mereka
harus mengubah pikiran dan perilaku mereka, malu akan ke-
bodohan mereka, bertindak dengan lebih bijaksana, mening-
galkan penyembahan berhala, dan mengikat diri untuk me-
nyembah Tuhan yang benar. Bahkan, itu berarti berbalik dari
segala dosa dengan rasa sedih dan malu, dan dengan riang
hati bertekad untuk menjalankan setiap kewajiban.
(1) Ini yaitu perintah Tuhan . Dengan hanya memberi tahu kita
bahwa masih ada ruang untuk bertobat, itu sudah merupa-
kan perkenanan-Nya yang besar.namun Tuhan melangkah
lebih jauh lagi, Ia memperlihatkan wewenang-Nya sendiri
untuk kebaikan kita, dan menetapkan sebagai kewajiban
kita apa yang sebenarnya merupakan hak istimewa kita.
(2) Itu yaitu perintah-Nya kepada semua orang, di mana-
mana, kepada manusia, dan bukan kepada malaikat, yang
tidak memerlukannya, kepada manusia, dan bukan kepada
setan, yang tidak mendapat keuntungan darinya, kepada
semua orang di segala tempat. Semua orang sudah mela-
kukan sesuatu yang darinya mereka harus bertobat, dan
mereka punya cukup banyak alasan untuk bertobat. Se-
mua orang diundang untuk bertobat, dan akan mendapat
keuntungan darinya. Para rasul diperintahkan untuk mem-
beritakan pertobatan ini di mana-mana. Para nabi diutus
untuk menyuruh orang-orang Yahudi supaya bertobat. Te-
tapi para rasul diutus untuk mewartakan pertobatan dan
pengampunan dosa kepada segala bangsa.
(3) Sekarang dalam zaman Injil, pertobatan ini diperintahkan
dengan lebih sungguh-sungguh, sebab orang lebih dide-
sak untuk bertobat dibandingkan sebelumnya-sebelumnya. Se-
karang, jalan pengampunan dosa itu dibuka lebih lebar da-
ripada sebelumnya, dan janji-janjinya digenapi secara lebih
penuh. Oleh sebab itu, sekarang Ia mengharapkan kita
770
semua untuk bertobat. Sekarang bertobatlah. Sekarang
pada akhirnya, sekarang pada waktunya, bertobatlah. Ka-
rena sudah terlalu lama kamu berbuat dosa. Sekarang, se-
lagi masih ada waktu, bertobatlah, sebelum semuanya ter-
lambat.
3. Alasan kuat untuk mempertegas perintah ini, yaitu sebab
penghakiman yang akan datang. Tuhan menyuruh kita untuk
bertobat, sebab Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu
mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia (ay. 31). Dan se-
karang di dalam Injil Ia sudah menyingkapkan pembalasan di
dunia lain secara lebih jelas dibandingkan sebelum-sebelumnya.
Amatilah,
(1) Tuhan yang menjadikan dunia akan menghakimi dunia itu.
Dia yang memberi kepada anak-anak manusia segenap
keberadaan dan kemampuan mereka akan memanggil me-
reka untuk mempertanggungjawabkan bagaimana mereka
menggunakannya, dan membalas mereka sesuai dengan
perbuatan mereka. Apakah tubuh mereka mengikuti jiwa
yang melayani Tuhan , ataukah jiwa membebani tubuh de-
ngan hanya melayani keinginan daging. Dan setiap orang
memperoleh apa yang patut diterimanya (2Kor. 5:10). Tuhan
yang sekarang mengatur dunia akan menghakiminya, akan
membalas sahabat-sahabat yang setia pada pemerintahan-
Nya dan menghukum para pemberontak.
(2) Ada suatu hari yang ditetapkan untuk melihat apa yang
sudah diperbuat oleh semua orang sepanjang sejarah waktu,
dan untuk menentukan terakhir kali bagaimana keadaan
kekal mereka. Harinya sudah ditetapkan menurut kebijak-
sanaan Tuhan , dan tidak bisa diubah.namun hari itu yaitu
hari-Nya, tidak bisa diketahui siapa-siapa. Hari keputusan,
hari pembalasan, hari yang akan mengakhiri semua hari
sepanjang sejarah waktu.
(3) Dunia akan dihakimi dengan benar. Sebab Tuhan bukannya
tidak benar dengan mengadakan pembalasan. Jauhlah Ia
untuk berbuat kesalahan. Apa yang diketahui-Nya tentang
semua sifat dan perbuatan manusia benar adanya, tidak
bisa keliru. Oleh sebab itu, hukuman-Nya atas mereka
Kitab Kisah Para Rasul 17:22-31
771
adil tanpa bisa disanggah. Dan, sebab tidak bisa disanggah,
hukuman-Nya tidak mengenal kekecualian.
(4) Tuhan akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah di-
tentukan-Nya, yang tidak lain dan tidak bukan yaitu
Tuhan Yesus sendiri, yang kepada-Nya segala penghakiman
diserahkan. Oleh Dia Tuhan menjadikan dunia, oleh Dia
Tuhan menebusnya, oleh Dia Tuhan mengaturnya, dan oleh
Dia Tuhan akan menghakiminya.
(5) Dibangkitkannya Kristus oleh Tuhan dari antara orang mati
merupakan bukti besar bahwa Kristus ditetapkan dan di-
tahbiskan sebagai Hakim atas yang hidup dan yang mati.
Diberikannya kehormatan itu kepada Kristus membuktikan
bahwa Tuhan merancangkan kehormatan ini bagi Kristus.
Dibangkitkannya Kristus oleh Tuhan dari antara orang mati
merupakan permulaan dari pengangkatan-Nya, pengha-
kiman-Nya atas dunia akan menyempurnakan pengangkat-
an-Nya itu. Dan Dia yang memulai pasti akan mengakhiri.
Tuhan sudah memberi kepada semua orang suatu bukti,
suatu dasar yang memadai bagi mereka supaya mereka da-
pat membangun iman mereka, bahwa akan ada pengha-
kiman di masa depan dan bahwa Kristus akan menjadi
Hakim mereka. Perkaranya tidak bisa disangsikan, sudah
pasti dan tidak dapat dipertanyakan. Hendaklah semua
musuh-Nya yakin akan hal ini, dan gemetar di hadapan
Dia. Hendaklah semua sahabat-Nya yakin akan hal ini, dan
bersorak-sorai di dalam Dia.
(6) Dengan menimbang bahwa penghakiman akan datang, dan
Kristus akan berkuasa untuk melakukan penghakiman itu,
maka hendaklah kita terdorong untuk bertobat dari dosa-
dosa kita, dan berpaling kepada Tuhan . Ini satu-satunya
cara untuk menjadi sahabat Sang Hakim pada hari itu,
yang akan menjadi hari yang mengerikan bagi semua orang
yang hidup dan mati tanpa bertobat.namun pada hari itu,
mereka yang sungguh-sungguh bertobat akan mengangkat
muka mereka dengan sukacita, sebab mereka tahu bahwa
penyelamatan mereka sudah dekat.
772
Paulus di Atena
(17:32-34)
32 saat mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang
mengejek, dan yang lain berkata: Lain kali saja kami mendengar engkau ber-
bicara tentang hal itu. 33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. 34namun
beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi per-
caya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang
perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama
dengan mereka.
Di sini kita mendapati gambaran singkat tentang hasil dari pemberi-
taan Paulus di Atena.
I. Yang lebih baik itu sedikit saja adanya: Injil cuma sedikit berhasil
di Atena sama seperti di tempat-tempat lain. Kesombongan para
filsuf di sana, sama seperti kesombongan orang-orang Farisi di Ye-
rusalem, membuat mereka berprasangka buruk terhadap Injil
Kristus.
1. Sebagian orang mengolok-olok Paulus dan apa yang disampai-
kannya. Sebelumnya mereka mendengar Paulus dengan sabar,
sampai ia berbicara tentang kebangkitan orang mati (ay. 32),
dan sebagian dari mereka pun mulai mencemooh dia: mereka
mengejek. Apa yang sudah dikatakan Paulus sebelumnya agak
mirip dengan apa yang sudah mereka dengar selama beberapa
waktu di perguruan-perguruan mereka sendiri, dan agak mirip
dengan suatu gagasan mereka tentang kebangkitan, sebab itu
menandakan adanya kehidupan di masa depan.namun , saat
ia berbicara tentang kebangkitan orang mati, meskipun itu ke-
bangkitan Kristus sendiri, maka hal itu sama sekali tidak ma-
suk akal bagi mereka. Mereka bahkan tidak tahan mendengar-
nya, sebab berlawanan dengan asas filsafat mereka: A
privatione ad habitum non datur regressus jika hidup
sudah lenyap, tidak bisa didapatkan kembali. Mereka men-
dewa-dewakan pahlawan-pahlawan mereka setelah mati,namun
tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa pahlawan-pahlawan
itu bangkit dari antara orang mati. Oleh sebab itu, mereka
sama sekali tidak bisa menerima ajaran ini, bahwa Kristus di-
bangkitkan dari antara orang mati. Bagaimana bisa begitu?
Ajaran agung ini, yang menjadi sukacita orang-orang kudus,
menjadi bahan olok-olok bagi mereka. saat ajaran itu baru
saja disampaikan kepada mereka, mereka mengejek, dan me-
Kitab Kisah Para Rasul 17:32-34
773
nertawakannya. Janganlah kita heran jika kebenaran-kebe-
naran suci yang kepastian dan kepentingannya teramat sangat
terjamin dijadikan bahan cemoohan oleh akal budi yang cemar.
2. Sebagian lain mau mengambil waktu untuk mempertimbang-
kan hal itu. Mereka berkata, Lain kali saja kami mendengar
engkau berbicara tentang hal itu. Pada saat itu mereka tidak
setuju dengan apa yang dikatakan Paulus, tidak pula menen-
tangnya.namun lain kali saja kami mendengar engkau ber-
bicara tentang hal itu, tentang kebangkitan orang mati itu.
Tampaknya, mereka mengabaikan apa yang sudah jelas dan
tidak bisa ditentang, dan tidak mau mengakui dan menerima
kebenarannya. Sebaliknya, mereka justru mulai mengajukan
keberatan-keberatan melawan apa yang bisa mereka tentang
dan perdebatkan. Demikianlah, banyak orang kehilangan
manfaat dari ajaran Kekristenan yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, dengan memasuki kawasan perdebatan
yang melampaui kedalaman pikiran mereka. Atau, lebih tepat-
nya, dengan mengajukan keberatan melawan apa yang sulit
untuk dipikirkan. Sementara, jika siapa saja mau dan ber-
tekad untuk melakukan kehendak Tuhan , sejauh yang diberita-
hukan kepadanya, maka pasti ia akan tahu ajaran Kristus itu,
bahwa itu ajaran dari Tuhan , dan bukan ajaran manusia (Yoh.
7:17). Orang yang tidak mau segera mendengar suara hati un-
tuk menerima firman Tuhan, menyangka dapat menghilang-
kan suara itu, seperti Feliks, dengan menunda-nunda waktu.
Mereka pikir akan mendengarnya lagi lain kali,namun tidak
tahu kapan. Dan dengan demikian, dengan mencuri waktu
mereka sekarang, Iblis mencuri semua waktu mereka.
3. Oleh sebab itu, Paulus untuk sementara waktu meninggalkan
mereka supaya mereka dapat mempertimbangkan hal itu (ay.
33): Paulus pergi meninggalkan mereka, sebab melihat kecil
kemungkinan bagi dia untuk berbuat kebaikan terhadap me-
reka untuk saat ini.namun , ada kemungkinan, ia berjanji ke-
pada orang yang mau mendengarnya lagi bahwa ia akan mene-
mui mereka kapan saja mereka mau.
II. Namun, ada beberapa di antara mereka yang terjamah hatinya
(ay. 34). Walaupun sebagian tidak terjamah, sebagian yang lain
terjamah.
774
1. Ada orang-orang tertentu yang mau mendengar dia, dan men-
jadi percaya. saat ia hendak pergi dari antara mereka, mereka
sangat tidak mau berpisah dengannya. Ke mana saja ia pergi,
mereka selalu mengikutinya, dengan tekad untuk taat pada
ajaran yang diberitakannya, yang mereka percayai.
2. Dua orang disebutkan secara khusus. Yang satu seorang ter-
kemuka, Dionisius, anggota majelis Areopagus, salah satu ang-
gota pengadilan tinggi atau mahkamah agung yang duduk di
sidang Areopagus, atau Bukit Mars. Ia seorang hakim, seorang
majelis, salah seorang yang kepadanya Paulus harus datang
menghadap. Hakimnya menjadi orang yang dipertobatkannya.
Menurut para penulis kuno, Dionisius ini dibesarkan di Atena,
pernah belajar ilmu perbintangan di Mesir, di mana ia melihat
mujizat gerhana matahari pada saat-saat penderitaan Juru-
selamat kita. Kemudian, setelah kembali ke Atena, ia menjadi
seorang majelis, berdebat dengan Paulus, dan oleh Paulus, dia
dipertobatkan dari kesalahan dan penyembahan berhalanya.
Dan, sebab diajari oleh Paulus secara penuh, ia diangkat
sebagai uskup pertama di Atena. Demikian menurut Eusebius,
lib. 5, cap. 4; lib. 4, cap. 22. sedang yang lain, seorang
perempuan bernama Damaris, menurut sebagian orang yaitu
istri Dionisius.namun lebih besar kemungkinan ia seorang lain
yang terkemuka. Dan, meskipun tidak begitu banyak panen
yang terkumpul di Atena seperti di tempat-tempat lain, na-
mun, sebab ada sedikit orang ini yang menerima pemberita-
annya di sana, tidak ada alasan bagi Paulus untuk berkata
bahwa ia bersusah-susah dengan percuma.
PASAL 18
Dalam pasal ini kita temukan,
I. Kedatangan Paulus ke Korintus, percakapan pribadinya de-
ngan Akwila dan Priskila, dan perdebatannya dengan orang-
orang Yahudi di depan umum. saat orang-orang Yahudi
menolak dia, dia berbalik kepada orang-orang bukan-Yahudi
(ay. 1-6).
II. Kesuksesan besar pelayanan Paulus di sana. Dan dalam se-
buah penglihatan Kristus mendorong dia untuk meneruskan
usahanya di sana, dengan harapan akan keberhasilan lebih
lanjut (ay. 7-11).
III. Penganiayaan dari orang-orang Yahudi yang dia alami setelah
beberapa lama di sana. Dia melewati penganiayaan itu de-
ngan cukup baik sebab sikap dingin Galio, gubernur Romawi,
dalam perkara itu (ay. 12-17).
IV. Kemajuan yang dibuat Paulus di banyak daerah, setelah lama
tinggal di Korintus, untuk membina dan mengairi jemaat-je-
maat yang telah dia dirikan dan dia tanam. Dalam perjalanan
kelilingnya itu dia mengadakan kunjungan singkat di Yerusa-
lem (ay. 18-23).
V. Uraian tentang Apolos yang mengalami kemajuan dalam hal
pengetahuan, dan bagaimana dia banyak berguna bagi je-
maat (ay. 24-28).
Paulus Mengunjungi Korintus
(18:1-6)
1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. 2 Di Korintus
ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari
Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, sebab kaisar
776
Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan
Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. 3 Dan sebab mereka melakukan
pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka be-
kerja bersama-sama, sebab mereka sama-sama tukang kemah. 4 Dan setiap
hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan
orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. 5 saat Silas dan Timotius
datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan fir-
man, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Ye-
sus yaitu Mesias. 6namun saat orang-orang itu memusuhi dia dan meng-
hujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka:
Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak
bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.
Kita tidak menjumpai Paulus mengalami banyak aniaya di Atena,
atau dihalau dari sana dengan perlakuan buruk, seperti yang di-
alaminya di tempat-tempat yang sudah atau dapat mendatangkan ke-
untungan bagi orang-orang Yahudi. Namun sebab disambut dengan
dingin di Atena, dan tidak banyak peluang untuk melakukan kebaikan
di sana, maka dia meninggalkan Atena, dan menyerahkan pengurus-
an orang-orang percaya di sana pada Dionisius. Dari sana dia datang
ke Korintus, di mana dia merupakan alat dalam menanamkan se-
buah jemaat yang dalam banyak hal menjadi sangat penting. Korin-
tus yaitu kota terpenting di Akhaya, sebuah provinsi kekaisaran
saat itu. Itu yaitu sebuah kota yang kaya dan megah. Non cuivis
homini contingit adire Corinthum Tidak semua orang boleh melihat
Korintus. Wilayah di sekitarnya sekarang disebut sebagai Morea. Nah,
di sini kita menjumpai,
I. Paulus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (ay. 2-3).
1. Walaupun dia dididik sebagai seorang terpelajar, namun dia
memiliki usaha dagang kerajinan tangan. Dia yaitu seorang
pembuat kemah, tukang mebel. Dia membuat kemah untuk
digunakan oleh serdadu-serdadu dan gembala-gembala, dari
kain atau bahan tekstil, atau (seperti kata beberapa orang ten-
tang kemah umumnya pada masa itu) dari kulit, seperti penu-
tup luar kemah. sebab itu, tinggal di dalam kemah berarti
tinggal sub pellibus di bawah kulit. Dr. Lightfoot menunjuk-
kan bahwa sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi untuk
mengajar anak-anak mereka berdagang. Ya, walaupun mereka
memberi pendidikan dan tanah milik kepada anak-anak
mereka. Rabi Yehuda berkata, Orang yang tidak mengajari
anaknya berdagang seolah-olah mengajari dia menjadi pen-
curi. Dan yang lain berkata, Orang yang memiliki suatu
Kitab Kisah Para Rasul 18:1-6
777
usaha dagang yaitu seperti sebuah kebun anggur yang ber-
pagar. Usaha dagang yang jujur, yang dengannya seseorang
bisa mendapatkan makanan, tidak boleh dipandang hina oleh
siapa pun. Walaupun Paulus yaitu seorang Farisi dan dibe-
sarkan di kaki Gamaliel, namun sejak muda dia belajar mem-
buat kemah dan tidak kehilangan keterampilannya sebab
tidak dipakai.
2. Walaupun dia berhak dihidupi oleh gereja-gereja yang dia
tanam, dan oleh orang-orang yang mendengarkan khotbahnya,
namun dia tetap mengerjakan pekerjaannya sehari-hari untuk
mendapatkan makanan. Dia yang tidak meminta supaya
kebutuhannya dipenuhi, lebih terpuji dibandingkan mereka yang ti-
dak memenuhi kebutuhannya tanpa diminta, padahal mereka
mengetahui bahwa dia mengalami kesulitan. Lihatlah betapa
rendah hatinya Paulus, dan sungguh menakjubkan bahwa
orang yang begitu hebat itu dapat merendahkan dirinya sam-
pai sebegitu rupa. Namun dia sudah belajar merendahkan diri
dari Tuan-nya, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani. Lihatlah betapa rajinnya dia, betapa dia ber-
sedia bersusah payah. Dia memiliki banyak pekerjaan he-
bat yang harus dikerjakan dengan pikirannya, namun, saat
ada kesempatan, dia tidak menganggap dirinya terlalu tinggi
untuk bekerja dengan tangannya. Orang yang sudah ditebus
dari kutuk hukum Taurat pun tidak bebas dari hukuman itu,
dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu. Lihatlah
betapa hati-hatinya Paulus supaya pelayanannya diterima,
dan untuk mencegah prasangka buruk terhadap pelayanan-
nya, bahkan prasangka yang paling tidak adil dan tidak masuk
akal sekalipun. Oleh sebab itulah dia menghidupi dirinya de-
ngan pekerjaannya sendiri, supaya dia tidak menjadikan Injil
Kristus beban (2Kor. 11:7, dst.; 2Tes. 3:8-9).
3. Walaupun kita bisa menduga bahwa dia memiliki usaha da-
gang sendiri, namun dia tidak sungkan mengerjakan pekerja-
an sementara melakukan perjalanannya: Dia bekerja bersama
Akwila dan Priskila, yang yaitu sama-sama tukang kemah,
dan mendapatkan tidak lebih dari upah harian, cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang paling sederhana saja. Pe-
dagang yang miskin harus bersyukur jika usaha mereka dapat
membiayai hidup mereka sendiri dan keluarga mereka, walau-
778
pun mereka tidak bisa seperti saudagar kaya yang mengum-
pulkan harta benda dengan usaha mereka.
4. Walaupun dia sendiri yaitu seorang rasul besar, namun dia
memilih untuk bekerja bersama Akwila dan Priskila, sebab
mendapati mereka sangat pandai dalam hal-hal tentang Tuhan ,
seperti yang tampak kemudian (ay. 26). Dan dia mengakui
bahwa mereka telah menjadi teman-teman sekerjaku dalam
Kristus Yesus (Rm. 16:3). Ini yaitu teladan bagi orang-orang
yang pergi melayani, supaya mereka mencari pelayanan yang
di dalamnya mereka bisa mendapatkan bantuan terbaik bagi
jiwa mereka. Pilihlah untuk bekerja sama dengan orang-orang
yang bisa menjadi penolong di dalam Kristus Yesus. Sungguh
baik jika kita berteman dan bergaul dengan orang-orang yang
akan menambah pemahaman kita tentang Kristus, dan mene-
rima pengaruh dari orang-orang seperti mereka yang berkete-
tapan hati akan melayani Tuhan. Mengenai Akwila ini kita di-
beri tahu di sini,
(1) Bahwa dia yaitu seorang Yahudi,namun lahir di Pontus
(ay. 2). Banyak orang Yahudi yang setelah menyebar tinggal
di daerah itu, seperti yang tampak dalam 1 Petrus 1:1.
(2) Bahwa dia baru saja datang dari Italia ke Korintus. Tampak-
nya dia sering berpindah tempat tinggal. Ini bukanlah dunia
di mana kita bisa merencanakan untuk terus menetap.
(3) Bahwa alasan dia meninggalkan Italia yaitu sebab ada-
nya perintah baru-baru ini dari Kaisar Klaudius, untuk
mengusir semua orang Yahudi keluar dari Roma. Orang Ya-
hudi pada umumnya dibenci, dan setiap kesempatan di-
gunakan untuk menyulitkan dan mempermalukan mereka.
Warisan milik Tuhan yaitu seperti burung belang bagi-Nya,
burung-burung buas mengerumuninya (Yer. 12:9). Walau-
pun seorang Kristen, Akwila dibuang sebab dia seorang
Yahudi, dan orang-orang bukan-Yahudi tidak memahami
persoalan ini sehingga tidak dapat membedakan antara
orang Yahudi dengan orang Kristen. Suetonius, berbicara
mengenai hidup Klaudius, menyebut bahwa perintah Kai-
sar ini dikeluarkan pada tahun kesembilan dari pemerin-
tahan Klaudius. Dia mengatakan bahwa, alasannya yaitu
sebab bangsa Yahudi yaitu bangsa yang suka bikin
rusuh assiduo tumultuantes, dan bahwa itu yaitu
Kitab Kisah Para Rasul 18:1-6
779
impulsore Christo demi kepentingan Kristus. Sebagian
orang bersemangat untuk Dia, yang lainnya benci terhadap
Dia, yang menyebabkan situasi sangat panas. Hal ini me-
nyinggung pemerintah, dan membangkitkan amarah kai-
sar, yang yaitu seorang yang cepat merasa panik dan
pencemburu, sehingga dia memerintahkan supaya mereka
semua pergi. Jika orang Yahudi menganiaya orang-orang
Kristen, tidak aneh jika orang-orang kafir pun menganiaya
keduanya.
II. Di sini kita menjumpai Paulus berkhotbah kepada orang-orang
Yahudi, dan berhadapan dengan mereka untuk membawa mereka
beriman kepada Kristus. Mereka yaitu orang-orang Yahudi asli
dan orang-orang Yunani, yaitu, orang-orang yang bisa dikatakan
yaitu para pemeluk baru agama Yahudi dan sering mengunjungi
pertemuan-pertemuan mereka.
1. Setiap hari Sabat dia berbicara terang-terangan dengan mereka
dalam rumah ibadat. Lihatlah cara rasul-rasul menyebarkan
Injil, bukan dengan kekuatan dan kekerasan, dengan api dan
pedang, tidak menuntut orang untuk sepenuhnya setuju, me-
lainkan dengan berdebat secara adil. Mereka menarik dengan
ikatan-ikatan manusia, memberi alasan atas apa yang mereka
katakan, dan memberi kebebasan untuk mengajukan keberatan
terhadapnya, sementara jawaban yang memuaskan sudah
mereka persiapkan. Tuhan mengundang kita datang dan ber-
perkara dengan Dia (Yes. 1:18), dan menantang para pendosa
untuk mengajukan perkara mereka, dan mengemukakan alasan-
alasan mereka (Yes. 41:21). Paulus yaitu seorang pengkhot-
bah yang memakai daya akalnya,namun juga alkitabiah.
2. Dia berusaha meyakinkan mereka epeithe. Ini menunjukkan,
(1) Khotbahnya sangat penting dan mendesak untuk didengar-
kan. Dia bukan hanya berselisih pendapat saja dengan me-
reka, namun juga menyertai alasan-alasannya dengan bu-
jukan-bujukan penuh kasih. Dia memohon kepada mereka
demi Tuhan , demi jiwa mereka sendiri, dan demi anak-anak
mereka, supaya jangan menolak tawaran keselamatan yang
diberikan kepada mereka. Atau,
780
(2) Khotbahnya punya pengaruh baik. Dia membujuk mereka,
yaitu memengaruhi mereka. Demikianlah sebagian orang
memahaminya. In sententiam suam adducebat Dia meme-
ngaruhi mereka sehingga menerima pandangannya. Bebe-
rapa di antara mereka diyakinkan oleh pertimbangan-
pertimbangannya, dan menyerahkan diri kepada Kristus.
3. Dia bahkan lebih bersungguh-sungguh dalam hal ini saat
rekan-rekan kerjanya, pembantu-pembantunya, datang me-
nyertai dia (ay. 5): saat Silas dan Timotius datang dari Make-
donia, mereka membawa kabar baik dari gereja-gereja di sana,
dan siap membantu dia di sini, dan menambah kekuatannya.
Lalu Paulus merasakan desakan di dalam roh lebih dibandingkan
sebelumnya, yang membuat dia lebih mendesak dalam ber-
khotbah, lebih dari yang sudah-sudah. Dia merasa sedih ka-
rena ketegaran dan ketidaksetiaan orang-orang sebangsanya,
orang-orang Yahudi, sehingga semakin sungguh-sungguh ber-
usaha supaya mereka bertobat. Kasih Kristus yang menguasai
dia mendesak dia untuk melakukannya (2Kor. 5:14). Itulah
kata yang dipakai di sini (KJV), dia merasakan desakan di da-
lam roh untuk melakukannya. Dan, sebab desakan itu, dia
memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi dengan sekhid-
mat dan segala kesungguhan hati, sebagai sesuatu yang dia
percayai sendiri sepenuh hatinya, dan membuktikan kepada
mereka bahwa perkataan ini benar dan patut diterima sepenuh-
nya, bahwa Yesus yaitu Mesias, sang Mesias yang dijanjikan
kepada bapa-bapa leluhur dan yang mereka nanti-nantikan
selama ini.
III. Kita mendapati Paulus di sini meninggalkan orang-orang Yahudi
yang tidak percaya, dan berbalik dari mereka kepada orang-orang
bukan-Yahudi, seperti yang dia lakukan di tempat-tempat lain (ay. 6).
1. Banyak di antara orang-orang Yahudi, dan sungguh kebanyakan
dari antara mereka, bersikeras menentang Injil Kristus. Mere-
ka tidak mau menyerah kepada pertimbangan-pertimbangan
yang paling kuat ataupun bujukan-bujukan yang paling meya-
kinkan. Mereka memusuhi diri sendiri dan menghujat, meng-
atur barisan untuk berperang (demikianlah arti kata ini )
melawan Injil. Mereka bergandengan tangan untuk menghenti-
Kitab Kisah Para Rasul 18:1-6
781
kan kemajuannya. Mereka bertekad tidak akan mempercayai
Injil, dan mau melakukan apa saja yang dapat mereka laku-
kan untuk mencegah orang lain mempercayainya. Mereka ti-
dak dapat berdebat melawannya, dan untuk menutupi keku-
rangan mereka dalam menjawab, mereka memakai bahasa
yang jahat, yakni mereka menghujat, berbicara jelek mengenai
Kristus, dan dengan demikian menghina Tuhan sendiri, seperti
dalam Wahyu 13:5-6. Untuk membenarkan tindakan ketidak-
setiaan mereka itu, mereka sampai benar-benar menghujat.
2. Pada kesempatan itu Paulus menyatakan dirinya bebas dari
tanggung jawab terhadap mereka, dan membiarkan mereka
binasa dalam ketidakpercayaan mereka. Dia tadinya merasa-
kan desakan di dalam roh (KJV) untuk memberi kesaksian ke-
pada mereka (ay. 5). Namun saat mereka menentang kesak-
sian itu, dan berkeras menentang, dia merasakan desakan di
dalam roh untuk bersaksi melawan mereka (ay. 6). Semangat-
nya dalam hal ini ditunjukkannya juga dengan sebuah tanda:
dia mengebaskan debu dari pakaiannya (seperti sebelumnya
Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka, 13:51),
sebagai kesaksian melawan mereka. Dengan demikian dia me-
nyatakan diri bersih dan tidak bersalah terhadap mereka, na-
mun mengancam adanya penghakiman Tuhan atas mereka.
Seperti Pilatus dengan mencuci tangannya menandakan bahwa
dia mengalihkan kesalahan atas kematian Kristus dari dirinya
kepada orang-orang Yahudi, demikian pula Paulus dengan me-
ngebaskan pakaiannya menandakan apa yang dia katakan.
Jika mungkin, dia ingin memengaruhi hati mereka dengan
tanda itu.
(1) Dia sudah mengerjakan bagiannya, dan bersih dari darah
jiwa-jiwa mereka. Dia sudah, seperti seorang penjaga yang
setia, memberi mereka peringatan, dan dengan demikian
telah menyelamatkan nyawanya, walaupun dia tidak ber-
hasil membujuk untuk menyelamatkan nyawa mereka. Dia
sudah mencoba semua cara untuk memengaruhi mereka,
namun semuanya sia-sia. Jadi jika mereka binasa dalam
ketidakpercayaan mereka, dia tidak akan dituntut bertang-
gung jawab atas nyawa mereka. Di sini, dan dalam pasal
20:26, dia jelas-jelas merujuk pada Yehezkiel 33:8-9. Sung-
guh menenangkan bagi seorang hamba Tuhan jika hati nu-
782
raninya bersaksi membenarkan dia, bahwa dia telah me-
laksanakan tanggung jawabnya dengan setia, dengan mem-
peringatkan orang-orang berdosa.
(2) Mereka pasti akan binasa jika tetap tidak percaya, dan ke-
salahan sepenuhnya ada pada diri mereka sendiri: Biarlah
darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri, engkau akan
menghancurkan dirimu sendiri, bangsamu akan hancur di
dunia ini, dan sebagian orang akan hancur di dunia lain,
dan engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.
Jika ada yang dapat membuat mereka takut sehingga pada
akhirnya tunduk kepada Injil, pastilah ancaman ini.
3. Walaupun sudah menyerah dengan mereka, namun dia tidak
menyerah dengan pekerjaannya. Walaupun Israel tidak ter-
kumpulkan, Kristus dan Injil-Nya akan dimuliakan: Mulai dari
sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain. Dan
orang-orang Yahudi tidak dapat mengeluh, sebab mereka
sudah diberikan tawaran pertama, dan itu tawaran yang adil.
Tamu-tamu yang pertama diundang tidak mau datang, dan
persediaan tidak boleh terbuang, maka tamu-tamu harus di-
kumpulkan dari jalan dan lintasan. Kami rindu mengumpul-
kan bangsa Yahudi (Mat. 23:37), mau menyembuhkan mereka
(Yer. 51:9), dan mereka tidak mau.namun Kristus tidak boleh
menjadi kepala tanpa tubuh, atau fondasi tanpa bangunan.
Oleh sebab itu, jika mereka tidak mau, kami harus mencoba
apakah yang lain mau. Demikianlah kejatuhan dan kemun-
duran bangsa Yahudi menjadi kekayaan bangsa-bangsa
bukan-Yahudi. Dan Paulus mengatakan ini secara terus-
terang, bukan hanya sebab itulah yang dapat dia benarkan,
namun juga untuk membangkitkan cemburu di dalam hati
mereka (Rm. 11:12,14).
Paulus Mengunjungi Korintus
(18:7-11)
7 Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius
Yustus, yang beribadah kepada Tuhan , dan yang rumahnya berdampingan
dengan rumah ibadat. 8namun Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi
percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak
dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi
percaya dan memberi diri mereka dibaptis. 9 Pada suatu malam berfirmanlah
Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: Jangan takut! Teruslah
Kitab Kisah Para Rasul 18:7-11
783
memberitakan firman dan jangan diam! 10 Sebab Aku menyertai engkau dan
tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab
banyak umat-Ku di kota ini. 11 Maka tinggTuhan Paulus di situ selama satu
tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Tuhan di tengah-tengah mereka.
Di sini kita diceritakan,
I. Bahwa Paulus berpindah tempat menginap. Kristus memerintah-
kan murid-murid-Nya, saat Dia mengutus mereka, supaya tidak
berpindah-pindah rumah (Luk. 10:7), namun bisa saja ada saat
yang tepat untuk itu, seperti yang dialami Paulus di sini. Dia pergi
dari rumah ibadat, terusir sebab kedegilan orang-orang Yahudi
yang tidak percaya, dan datang ke rumah seorang bernama Titius
Yustus (ay. 7). Sepertinya pada awalnya dia datang ke rumah
orang ini bukan untuk menginap, sebab dia terus bersama-sama
dengan Akwila dan Priskila, melainkan untuk berkhotbah. saat
orang-orang Yahudi tidak mau membiarkan dia meneruskan pe-
kerjaannya dengan tenang dalam pertemuan mereka, orang jujur
ini membuka pintunya untuk dia, dan memberi tahu bahwa pintu
terbuka bagi dia untuk berkhotbah di situ. Dan Paulus pun mene-
rima tawaran ini . Ini bukan pertama kalinya tabut Tuhan di-
simpan di sebuah rumah pribadi. saat Paulus tidak leluasa ber-
khotbah di rumah ibadat, dia berkhotbah di sebuah rumah, tanpa
menghina ajaran-Nya. Namun perhatikanlah uraian tentang orang
ini dan rumahnya.
1. Orang ini hampir sama seperti orang Yahudi. Dia yaitu orang
yang beribadah kepada Tuhan . Dia bukan seorang penyembah
berhala, walaupun dia bukan seorang Yahudi, melainkan se-
orang yang beribadah kepada Tuhan Israel, dan hanya kepada
Dia saja, seperti Kornelius. Paulus mengadakan pertemuannya
di rumah orang ini supaya tidak terlalu membangkitkan ama-
rah orang-orang Yahudi, walaupun dia sudah meninggalkan
mereka. Di saat dia terpaksa memisahkan diri dari mereka
untuk berbalik kepada orang-orang bukan-Yahudi, dia masih
mau mencoba melakukan sesuatu untuk mereka.
2. Rumahnya bersebelahan dengan rumah ibadat, berdampingan
dengan bangunan itu. Sebagian orang bisa saja menafsirkan
bahwa Paulus sengaja bermaksud menarik orang banyak dari
rumah ibadat ke pertemuan ini . Namun saya cenderung
berpikir bahwa itu dilakukan sebab kemurahan hati, untuk
784
menunjukkan bahwa dia mau datang sedekat mungkin dengan
mereka, dan siap kembali kepada mereka jika mereka bersedia
menerima pesannya, dan tidak menyangkal dan menghujat se-
perti yang telah mereka lakukan.
II. Bahwa Paulus saat itu melihat buah yang baik dari jerih payahnya,
baik di antara orang-orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain.
1. Krispus orang Yahudi, seorang yang terkemuka, kepala rumah
ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama de-
ngan seisi rumahnya (ay. 8). Suatu kehormatan bagi Injil bahwa
ada pejabat-pejabat dan orang-orang terkemuka dari kalangan
gereja dan pemerintah yang menyambutnya. Ini membuat
orang-orang Yahudi tidak dapat dimaafkan, bahwa pejabat
rumah ibadat mereka, yang tampaknya memiliki pengetahuan
kitab suci dan semangat untuk agama mereka yang melebihi
mereka semua, percaya kepada Injil, sedang mereka me-
nentang dan menghujatnya. Bukan hanya Krispus, melainkan
juga seluruh isi rumahnya, percaya, dan mungkin dibaptis
bersama dia oleh Paulus (1Kor. 1:14).
2. Banyak orang Korintus, yang bukan orang Yahudi (dan bebe-
rapa di antara mereka memiliki sifat buruk, seperti yang tam-
pak dalam 1Kor. 6:11, beberapa orang di antara kamu demi-
kianlah dahulu), mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi
percaya dan memberi diri mereka dibaptis. Pertama, mereka
mendengarkan, sebab iman timbul dari pendengaran. Bebe-
rapa orang mungkin datang untuk mendengarkan Paulus ka-
rena kesadaran hati nurani mereka bahwa jalan yang mereka
tempuh selama ini tidak benar. Namun mungkin juga keba-
nyakan mereka datang hanya sebab rasa ingin tahu, sebab
yang dikhotbahkan yaitu sebuah ajaran baru,namun sebab
mendengarkan, mereka menjadi percaya, oleh kuasa Tuhan
yang bekerja atas mereka. Setelah menjadi percaya mereka
dibaptis, dan dengan demikian ditentukan bagi Kristus, me-
ngenakan pada diri mereka pengakuan iman Kristen, dan ber-
hak menerima hak-hak istimewa orang Kristen.
III. Bahwa Paulus didorong oleh sebuah penglihatan untuk menerus-
kan pekerjaannya di Korintus (ay. 9): Pada suatu malam berfir-
manlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan. Saat itu
Kitab Kisah Para Rasul 18:7-11
785
dia sedang merenungkan dalam-dalam tentang pekerjaannya, ber-
kata-kata dalam hati di tempat tidurnya, dan mempertimbangkan
apakah sebaiknya dia meneruskan di sana atau tidak, cara apa
yang harus dia pakai di sana, dan apakah ada kemungkinan ber-
hasil. Lalu Kristus datang kepadanya, pada waktu yang sangat
tepat. saat bertambah banyak pikiran dalam batinnya, penghi-
buran-Nya menyenangkan jiwanya.
1. Kristus memperbarui penugasan dan perintah-Nya untuk
memberitakan Injil: Jangan takut kepada orang-orang Yahudi,
walaupun mereka sangat kasar, dan mungkin mereka semakin
marah sebab pertobatan kepala rumah ibadat mereka. Ja-
ngan takut kepada hakim-hakim kota, sebab mereka tidak
memiliki kekuasaan apa pun atas kamu kecuali yang diberi-
kan kepada mereka dari atas. Kamu membela kepentingan
sorga, lakukanlah dengan berani. Janganlah takut mendengar-
kan kata-kata mereka dan janganlah gentar melihat mukanya,
melainkan teruslah memberitakan firman dan jangan diam!
Jangan lewatkan kesempatan untuk berbicara dengan mereka.
Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Jangan diam
saja sebab takut kepada mereka, atau menahan diri dalam
berbicara (jika boleh saya katakan demikian). Jangan ber-
bicara dengan malu-malu dan takut-takut, melainkan bicara-
lah dengan terus-terang, katakan semuanya dengan berani.
Berbicaralah. Gunakanlah segala kebebasan roh sebagai se-
orang duta Kristus.
2. Kristus meyakinkan Paulus tentang kehadiran-Nya yang me-
nyertai dia, yang cukup untuk menggerakkan dia dan meng-
hidupkan semangatnya: Jangan takut, sebab Aku menyertai
engkau, untuk melindungimu, menopangmu, dan membebas-
kanmu dari segala ketakutanmu. Teruslah memberitakan fir-
man dan jangan diam, sebab Aku menyertai engkau, untuk
mengakui apa yang engkau katakan, bekerja bersama engkau,
dan meneguhkan firman dengan tanda-tanda yang menyertai.
Janji yang sama yang mengesahkan penugasan umum (Mat.
28:19-20), Ketahuilah, Aku menyertai kamu selalu , di-
ulangi di sini. Orang yang disertai oleh Kristus tidak perlu me-
rasa takut, dan tidak boleh segan-segan.
3. Kristus memberi dia jaminan perlindungan untuk menjaganya
tetap aman: Tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan
786
menganiaya engkau. Engkau akan diselamatkan dari tangan
orang-orang yang jahat dan tidak berakal sehat, dan tidak
akan terusir dari tempat ini, seperti yang engkau alami dari
tempat lain sebab penganiayaan. Kristus tidak menjanjikan
bahwa tidak ada seorang pun yang akan menyerang dia (ka-
rena kabar berikutnya yang kita dengar yaitu orang-orang
menyerang dia, dan membawa dia ke depan pengadilan, ay.
12). Namun, Tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan
menganiaya engkau. Sisa kemarahan mereka akan tertahan.
Engkau tidak akan dipukuli dan dipenjarakan di sini, seperti
yang engkau alami di Filipi. Paulus mengalami perlakuan
yang lebih kasar pada mulanya dibandingkan dengan yang di-
alaminya kemudian, dan sekarang dia dihibur pada waktunya
saat dianiaya. Pencobaan tidak berlangsung selamanya (Mzm.
66:10-12). Atau kita dapat mengartikan ini secara lebih
umum: Tidak ada seorang pun yang akan menjamah engkau,
tou kakōsai se untuk melakukan yang jahat terhadap eng-
kau. Apa pun kesulitan yang mereka lakukan kepadamu, tidak
akan benar-benar membahayakanmu. Mereka ingin membu-
nuhmu, namun mereka tidak dapat melukaimu, sebab Aku
menyertai engkau (Mzm. 23:4; Yes. 41:10).
4. Kristus memberinya harapan akan berhasil: Sebab banyak
umat-Ku di kota ini. Oleh sebab itu tidak ada yang akan ber-
hasil merintangi pekerjaanmu, oleh sebab itu Aku akan me-
nyertaimu untuk mengakui pekerjaanmu, dan oleh sebab itu
pula engkau harus meneruskan pekerjaanmu dengan penuh
semangat dan sukacita. sebab ada banyak orang di kota ini
yang akan berhasil dipanggil melalui pelayananmu, yang pada
diri mereka engkau melihat hasil jerih payah jiwamu. Laos esti
moi polys Ada banyak umat untuk-Ku di sini. Tuhan mengeta-
hui orang-orang milik-Nya, ya, dan orang-orang yang akan
menjadi milik-Nya. Sebab, oleh pekerjaan-Nyalah atas mereka
maka mereka menjadi milik-Nya, dan Ia tahu segala pekerjaan-
Nya. Aku memiliki mereka, walaupun saat ini mereka belum
mengenal aku, walaupun mereka masih dibiarkan dalam jerat
Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya. sebab ,
Bapa telah memberi mereka kepada-Ku, untuk menjadi ke-
turunan yang akan beribadah kepada-Ku. Mereka Kutulis da-
lam kitab kehidupan. Kutuliskan nama mereka, dan dari se-
Kitab Kisah Para Rasul 18:7-11
787
mua yang diberikan kepada-Ku Aku tidak akan kehilangan
seorang pun. Aku memiliki mereka, sebab Aku pasti akan
mendapatkan mereka. Mereka yang ditentukan-Nya dari se-
mula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Di kota ini, walaupun ini
yaitu kota yang sangat duniawi dan jahat, penuh dengan ke-
najisan, dan lebih najis lagi sebab ada kuil Venus di situ,
yang menjadi tempat berkumpul banyak orang. Namun dalam
kumpulan ini, yang tampaknya terdiri dari sekam seluruhnya,
ada gandum. Dalam kumpulan ini, yang tampaknya ter-
diri dari sanga seluruhnya, ada emas. Jadi, janganlah kita
berputus asa mengenai tempat mana pun, sedang di Ko-
rintus pun Kristus memiliki banyak umat.
IV. Bahwa sebab dorongan ini dia tinggal lama di sana (ay. 11):
Maka tinggTuhan Paulus di situ selama satu tahun enam bulan.
Bukan untuk beristirahat, melainkan untuk melanjutkan pekerja-
annya, mengajarkan firman Tuhan di tengah-tengah mereka. Dan
sebab di kota itu orang-orang datang dari semua daerah, di sana
dia memiliki kesempatan untuk memberitakan Injil kepada orang-
orang asing, dan menyebarkan berita itu dari sana ke negeri-ne-
geri lain. Dia tinggal sangat lama,
1. Untuk membawa masuk orang-orang yang ada di luar jemaat.
Kristus memiliki banyak umat di sana, dan dengan kuasa anu-
gerah-Nya dia bisa saja membuat mereka semua bertobat
dalam waktu satu bulan atau satu minggu, seperti saat Injil
pertama kali diberitakan, saat beribu-ribu orang diraih de-
ngan satu lemparan jala.namun Tuhan bekerja dengan cara
yang berbeda-beda. Umat yang Kristus miliki di Korintus harus
dipanggil masuk sedikit demi sedikit, beberapa orang melalui
sebuah khotbah, yang lain melalui khotbah lainnya. Sekarang
ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan ke-
pada-Nya. Biarlah pelayan-pelayan Kristus meneruskan tugas
mereka, walaupun pekerjaan mereka tidak dapat dikerjakan
semuanya sekaligus. Bahkan, walaupun hanya dapat dikerja-
kan sedikit demi sedikit.
2. Untuk membangun orang-orang yang ada di dalam jemaat.
Orang-orang yang sudah bertobat masih perlu diajar firman
Tuhan , dan mereka yang di Korintus perlu diajar secara khusus
oleh Paulus sendiri. Sebab, tidak lama setelah benih yang baik
788
ditaburkan di ladang itu, musuh datang dan menyebarkan be-
nih lalang. Mereka yaitu rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja
yang penuh tipu daya, yang banyak dikeluhkan Paulus dalam
surat-suratnya kepada jemaat di Korintus. saat tangan-
tangan penganiaya Yahudi yang mengaku sebagai lawan Injil
itu terikat, Paulus mendapatkan kesulitan yang lebih menjeng-
kelkan, dan gereja menghadapi kerugian yang lebih buruk. Ini
sebab lidah pengkhotbah-pengkhotbah agama Yahudi, yang
dengan berpura-pura beragama Kristen merusak dasar-dasar
agama Kristen. Tampaknya segera setelah Paulus datang ke
Korintus, dia menulis surat pertama untuk jemaat di Tesalonika.
Berdasarkan urutan waktu, itu merupakan surat pertama dari
semua surat yang dia tulis dengan ilham Tuhan , dan surat ke-
dua untuk jemaat yang sama ditulis tidak lama sesudah itu.
Hamba-hamba Tuhan dapat melayani Kristus, dan memajukan
tujuan-tujuan besar pelayanan mereka, dengan menulis surat-
surat yang baik, selain menyampaikan khotbah-khotbah yang
baik.
Paulus Mengunjungi Korintus
(18:12-17)
12 namun setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-
orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan
pengadilan. 13 Kata mereka: Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk ber-
ibadah kepada Tuhan dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.
14 saat Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-
orang Yahudi itu: Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu me-
ngenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku mene-
rima perkaramu, 15namun kalau hal itu yaitu perselisihan tentang perkataan
atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah
kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang
demikian. 16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. 17 Maka orang
itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di de-
pan pengadilan itu;namun Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.
Di sini diceritakan tentang beberapa gangguan yang dihadapi Paulus
dan teman-temannya di Korintus, namun tidak banyak kerugian yang
ditimbulkan, dan tidak banyak menghalangi pekerjaan Kristus di sana.
I. Paulus dituduh oleh orang-orang Yahudi di hadapan gubernur Ro-
mawi (ay. 12-13). Gubernur itu yaitu Galio, wali negeri di Akhaya,
seorang prokonsul, sebab Akhaya yaitu sebuah provinsi dari
Kitab Kisah Para Rasul 18:12-17
789
wilayah kekaisaran. Galio ini yaitu kakak laki-laki Seneca, filsuf
Romawi yang terkenal itu. Pada masa mudanya dia dipanggil No-
vatus, namun memakai nama Galio sebab diadopsi oleh keluarga
Yulius Galio. Dia digambarkan oleh Seneca, saudara laki-lakinya,
sebagai seorang yang sangat terus terang dan jujur, dan seorang
yang memiliki perangai yang sungguh sangat baik. Dia dipanggil
Dulcis Galio Galio yang Manis, sebab wataknya yang manis,
dan dia dikatakan dikasihi oleh semua orang. Nah, perhatikanlah,
1. Betapa kasarnya cara Paulus ditahan, dan dibawa ke hadapan
Galio. Bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan
Paulus. Mereka inilah yang memimpin semua kejahatan me-
lawan Paulus, dan mereka bersekutu untuk mencelakai dia.
Mereka sepakat mendatangi dia bersama-sama, bekerja sama
melakukan kejahatan ini. Mereka melakukannya dengan keke-
rasan dan kemarahan: Bangkitlah mereka, sehingga meng-
ganggu ketenangan umum, lalu bergegas membawa Paulus ke
depan pengadilan, dan sejauh yang dapat kita lihat, tidak
memberi dia kesempatan untuk bersiap-siap menghadapi per-
sidangannya.
2. Betapa salahnya tuduhan yang ditujukan kepada Paulus di
depan Galio (ay. 13): Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk
beribadah kepada Tuhan dengan jalan yang bertentangan de-
ngan hukum Taurat. Mereka tidak dapat menuduh dia berusaha
meyakinkan orang supaya tidak beribadah kepada Tuhan sama
sekali, atau supaya beribadah kepada Tuhan -Tuhan lain (Ul.
13:2), melainkan hanya beribadah kepada Tuhan dengan jalan
yang bertentangan dengan hukum Taurat. Pemerintahan Ro-
mawi mengizinkan orang-orang Yahudi di provinsi mereka
mengikuti hukum mereka, dan lalu apa? Haruskah sebab itu
orang-orang yang beribadah kepada Tuhan dengan cara lain
dihukum sebagai penjahat? Apakah tenggang rasa mereka ber-
arti juga mereka berkuasa atas tata cara ibadah? Jadi, tuduhan
mereka itu tidak adil, sebab hukum mereka sendiri mengan-
dung janji tentang seorang nabi yang akan Tuhan bangkitkan
untuk mereka, dan Dia-lah yang harus mereka dengarkan.
Nah, Paulus berusaha meyakinkan mereka untuk percaya ke-
pada nabi ini, yang sudah datang, dan untuk mendengarkan
Dia, yang selaras dengan hukum Taurat, sebab Dia datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapi-
790
nya. Hukum yang berkaitan dengan ibadah di Bait Tuhan tidak
dapat dijalankan oleh orang-orang Yahudi di Korintus, sebab
mereka jauh dari Yerusalem, dan tidak ada bagian penyem-
bahan di rumah ibadat mereka yang dilawan oleh Paulus. Ke-
tika orang-orang diajar supaya beribadah kepada Tuhan di da-
lam Kristus, dan beribadah kepada-Nya di dalam Roh, mereka
segera menentang, seakan-akan mereka diajar menyembah
Dia dengan cara yang bertentangan dengan hukum Taurat. Pa-
dahal, ini benar-benar sesuai dengan hukum Taurat.
II. Galio, begitu mendengar perkara itu diajukan dan memeriksanya,
atau lebih tepatnya tanpa pemeriksaan sama sekali, menolak per-
kara ini , dan tidak mau bertanggung jawab atas perkara itu
sama sekali (ay. 14-15). Paulus baru akan membuat pembelaan-
nya, untuk menunjukkan bahwa dia tidak mengajar orang-orang
untuk beribadah kepada Tuhan dengan cara yang bertentangan de-
ngan hukum Taurat. Namun sang hakim, yang sudah memutus-
kan tidak akan memberi hukuman apa pun dalam perkara ini,
tidak mau repot-repot memeriksa pembelaannya itu. Perhatikanlah,
1. Dia menunjukkan dirinya siap menghakimi perkara apa pun
yang pantas dia tangani. Berkatalah Galio kepada orang-orang
Yahudi, yang yaitu para penuntut, Jika sekiranya dakwaanmu
mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, jika kamu dapat
menuntut tahanan dengan tuduhan pencurian atau penipuan,
pembunuhan atau penjarahan, atau tindakan tidak bermoral
apa pun, maka aku wajib menerima perkaramu. Aku akan
mendengarkan keluhan-keluhanmu, walaupun keluhanmu itu
ribut dan gaduh. Walaupun para penuntut tidak sopan, me-
reka harus tetap memperoleh keadilan, jika tuntutan mereka
adil. Sudah menjadi tugas hakim untuk menegakkan keadilan
bagi orang-orang yang dirugikan, dan untuk memeriksa keru-
giannya. Kalaupun keluhan diajukan dengan cara yang tidak
sepantasnya, tetap saja keluhan itu harus didengarkan. Akan
tetapi,
2. Dia sama sekali tidak akan membiarkan mereka mengajukan
keluhan tentang persoalan yang di luar batas wewenangnya
(ay. 15): Kalau hal itu yaitu perselisihan tentang perkataan
atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka
hendaklah kamu sendiri mengurusnya. Selesaikanlah itu di an-
Kitab Kisah Para Rasul 18:12-17
791
tara kalian sendiri semampu kalian, aku tidak rela menjadi ha-
kim atas perkara yang demikian. Jangan mengusik kesabaranku
dengan memintaku mendengar tentang itu, atau mengusik
hati nuraniku dengan memintaku menghakimi perkara itu.
Oleh sebab itu, saat mereka menuntut dan mendesak untuk
didengarkan, ia mengusir mereka dari ruang pengadilan (ay.
16), dan memerintahkan supaya perkara lain diajukan. Nah,
(1) Di sini sikap Galio ada benarnya, dan patut dipuji. Dia tidak
mau berlagak menghakimi hal-hal yang tidak dia pahami,
dan membiarkan orang-orang Yahudi mengurus sendiri
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan agama mereka.
Dia juga tidak membiarkan mereka main hakim sendiri,
menggiring Paulus dan menganiaya dia, atau, setidaknya,
tidak membiarkan dirinya dijadikan alat kejahatan mereka,
untuk menghakimi Paulus. Dia menganggap masalah ter-
sebut tidak berada dalam batas wewenangnya, dan oleh ka-
rena itu tidak mau ikut campur di dalamnya.namun ,
(2) Galio sudah pasti bersalah sebab sangat meremehkan hu-
kum dan agama, yang bisa saja sudah dia ketahui berasal
dari Tuhan , dan yang seharusnya sudah dia pelajari. Dengan
cara bagaimana Tuhan harus disembah, apakah Yesus ada-
lah Mesias, dan apakah Injil yaitu wahyu Tuhan , bukanlah
perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum, se-
perti yang dia katakan dengan nada mencemooh dan meng-
hina. Itu yaitu soal-soal yang sangat penting, dan jika dia
memahami soal-soal itu dengan benar, dia akan peduli de-
ngannya. Dia berbicara seolah-olah menyombongkan keti-
daktahuannya tentang kitab suci, dan bangga akan hal itu,
seakan-akan terlalu rendah baginya untuk memperhatikan
hukum Tuhan , atau mencari tahu tentang hal itu.
III. Penganiayaan yang dilakukan terhadap Sostenes, dan ketidakpe-
dulian Galio tentang hal itu (ay. 17).
1. Gerombolan itu sangat menghina pengadilan, saat mereka
menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di
depan pengadilan itu. Ada banyak dugaan mengenai hal ini,
sebab tidaklah pasti siapa Sostenes ini, dan siapa orang-
orang Yunani (KJV) yang menganiaya dia. Tampaknya yang pa-
792
ling mungkin yaitu bahwa Sostenes seorang Kristen, dan te-
man istimewa Paulus, yang membela dia pada kesempatan itu.
Dan mungkin dia melindungi keselamatan Paulus, dan mem-
bawanya pergi, saat Galio menolak perkara itu. Jadi, saat
mereka tidak dapat menemukan Paulus, mereka menyalahkan
dia yang melindungi Paulus. Sudah pasti ada seorang Sostenes
yang yaitu teman Paulus, dan terkenal di Korintus. Mungkin
dia seorang hamba Tuhan, sebab Paulus memanggil dia sau-
daranya, dan menghubungkan dia dengan dirinya dalam surat
pertamanya kepada jemaat di Korintus (1Kor. 1:1), seperti yang
dia lakukan dengan Timotius dalam surat keduanya. Dan
mungkin ini yaitu Sostenes yang itu. Dia disebut sebagai
kepala rumah ibadat, mungkin mengepalai rumah ibadat ber-
sama Krispus (ay. 8), atau dia kepala satu rumah ibadat se-
dangkan Krispus kepala rumah ibadat yang lain lagi. Mengenai
orang-orang Yunani (KJV) yang menganiaya dia, mungkin
mereka yaitu orang-orang Yahudi dari Yunani, atau orang-
orang Yunani yang hidup dalam bangsa Yahudi, yang ber-
gabung dengan orang-orang Yahudi dalam melawan Injil (ay. 4,
6). Dan mungkin orang-orang Yahudi asli memperdayai me-
reka supaya memukuli Sostenes, sebab biasanya mereka ku-
rang suka menyerang. Mereka begitu marah terhadap Paulus
sehingga mereka memukuli Sostenes, dan begitu marah ter-
hadap Galio, sebab dia tidak mau menerima tuntutan mereka,
sehingga mereka memukuli Sostenes di depan pengadilan itu.
Dengan cara demikian mereka sebenarnya memberi tahu Galio
bahwa mereka tidak peduli padanya. Jika dia tidak mau men-
jatuhkan hukuman untuk kepentingan mereka, mereka akan
menghakimi sendiri.
2. Pengadilan memandang rendah perkara itu, dan orang-orang-
nya juga. Namun Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.
Jika sikapnya ini berarti dia tidak memedulikan penghinaan
orang-orang jahat, maka itu yaitu sikap yang patut dipuji.
Selama dia tetap taat pada hukum dan peraturan keadilan, dia
bisa saja mengabaikan penghinaan mereka. namun , jika
ini berarti (seperti yang saya pikir) bahwa dia tidak memeduli-
kan penganiayaan yang dilakukan terhadap orang-orang baik,
maka sikap tak acuhnya itu sungguh keterlaluan, dan ini
memperlihatkan kepada kita bahwa wataknya buruk. Di sini
Kitab Kisah Para Rasul 18:18-23
793
ada ketidakadilan yang dilakukan di tempat keadilan
(yang dikeluhkan Salomo dalam Pkh. 3:16), dan tidak ada yang
dilakukan untuk mencegah dan menghentikannya. Galio, se-
bagai seorang hakim, seharusnya melindungi Sostenes, dan
menahan dan menghukum orang-orang Yunani yang menye-
rang dia. Barangkali tidak mudah menolong orang yang diram-
pok di jalan atau di pasar.namun jika terjadi demikian di da-
lam sidangnya, di ruang pengadilan, dan sidang diam saja dan
tidak memedulikan hal itu, maka ini menunjukkan bahwa
kebenaran tersandung di tempat umum dan ketulusan ditolak
orang, sebab siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi kor-
ban rampasan (Yes. 59:14-15). Barangsiapa melihat dan men-
dengar penderitaan umat Tuhan , dan tidak bersimpati ataupun
peduli terhadap mereka, tidak merasa kasihan dan berdoa
bagi mereka, dan menganggap sama saja apakah kepentingan
agama timbul atau tenggelam, memiliki jiwa yang sama de-
ngan Galio di sini, yang, saat orang baik dianiaya di depan-
nya, sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Sama seperti
orang-orang yang merasa aman di Sion, dan tidak berduka
sebab hancurnya keturunan Yusuf (Am. 6:6), seperti raja serta
Haman yang duduk minum-minum saat kota Susan menjadi
gempar (Est. 3:15).
Kunjungan Paulus ke Efesus dan Yerusalem
(18:18-23)
18 Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada
saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur ram-
butnya di Kengkrea, sebab ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai
dia. 19 Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan
Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan
orang-orang Yahudi. 20 Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di
situ,namun ia tidak mengabulkannya. 21 Ia minta diri dan berkata: Aku akan
kembali kepada kamu, jika Tuhan menghendakinya. Lalu bertolaklah ia dari
Efesus. 22 Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi
salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia. 23 Setelah beberapa hari
lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah
Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.
Di sini kita mendapati Paulus berkeliling terus, setelah kita dapati dia
diam di Korintus selama beberapa waktu. Namun, dalam kedua hal
itu dia tetap sibuk, sangat sibuk, dalam melayani Kristus. Jika dia
tinggal diam, jika dia pergi berkeliling, dia melakukannya untuk
mengerjakan kebaikan. Di sini terdapat,
794
I. Keberangkatan Paulus dari Korintus (ay. 18).
1. Dia tidak meninggalkan Korintus hingga beberapa lama kemu-
dian setelah kesulitan yang dia alami di sana. Di tempat-tem-
pat lain dia berangkat saat timbul keributan, namun tidak
demikian halnya di Korintus, sebab di sana keributan segera
surut. Ada yang mengatakan bahwa Galio diam-diam mendu-
kung Paulus, dan membantu dia, dan ini menghasilkan hu-
bungan antara Paulus dan Seneca, saudara laki-laki Galio,
yang disebutkan oleh beberapa penulis kuno. Paulus tinggal
beberapa hari lagi (KJV: beberapa waktu), sebagian orang men-
duga lebih dari satu tahun enam bulan, yang disebutkan dalam
ayat 11. saat menemukan bahwa jerih payahnya tidak sia-
sia, dia terus berjerih payah.
2. Pada waktu pergi, Paulus berpamitan dengan saudara-saudara
di situ dengan sungguh-sungguh, dan dengan penuh kasih,
dengan penghiburan dan nasihat-nasihat yang sesuai, dan
doa-doa perpisahan. Dia memuji yang baik, mencela yang seba-
liknya, dan memberi mereka peringatan-peringatan penting
tentang tipu muslihat rasul-rasul palsu. Dan khotbah per-
pisahannya meninggalkan kesan bagi mereka.
3. Paulus membawa Priskila dan Akwila, sebab mereka bermak-
sud menyertai dia. Mereka tampaknya ingin pergi, dan tidak
ingin tinggal lama di satu tempat. Keinginan ini bisa saja tim-
bul dari sebuah dasar pemikiran yang baik, dan berakibat baik
pula, dan sebab itu sebaiknya tidak dicela jika ada pada diri
orang lain, walaupun sebaiknya dipertanyakan jika ada pada
diri sendiri. Ada ikatan persahabatan yang sangat baik antara
mereka dan Paulus, dan oleh sebab itu, saat dia pergi, me-
reka memohon supaya dapat pergi dengan dia.
4. Di Kengkrea, yang sangat dekat dengan Korintus, pelabuhan
di mana orang-orang yang melaut dari Korintus naik kapal,
Paulus atau Akwila (teks asli tidak memastikan yang mana)
mencukur rambutnya, untuk melepaskan dirinya dari nazar
seorang nazir. Sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea,
sebab ia telah bernazar. Orang-orang yang tinggal di Yehuda
yang bernazar harus mencukur rambutnya di Bait Tuhan ,namun
yang tinggal di daerah-daerah lain boleh melakukannya di
tempat lain. Kepala seorang nazir harus dicukur jika nazarnya
dilanggar, dan harus memulai kembali dari awal. Atau, jika
Kitab Kisah Para Rasul 18:18-23
795
waktu kenazirannya genap (Bil. 6:9, 13, 18) dan sepertinya
inilah yang terjadi di sini. Sebagian orang menganggap Akwila-
lah yang mencukur rambutnya, sebab dia yaitu seorang Ya-
hudi (ay. 2), dan mungkin memelihara agama Yahudinya lebih
dari biasanya. Namun saya pikir tidak berbahaya jika kita
mengakui Pauluslah yang melakukannya, sebab mengenai
dia kita harus mengakui hal yang sama (21:24, 26). Paulus bu-
kan hanya menuruti orang-orang Yahudi untuk sementara
waktu, menjadi seperti orang Yahudi (1Kor. 9:20) bagi mereka,
supaya dia dapat memenangkan mereka. Dia juga melakukan-
nya sebab nazar orang nazir, walaupun sekadar upacara, dan
yang seperti itu akan segera lenyap, masih memiliki nilai moral
dan arti yang sangat saleh, dan sebab nya pantas sebagai yang
terakhir lenyap dari semua upacara agama Yahudi. Orang-
orang nazir dikaitkan dengan nabi-nabi (Am. 2:11), dan benar-
benar merupakan kemuliaan Israel (Rat. 4:7). Oleh sebab itu,
tidak aneh jika Paulus mengikatkan dirinya untuk sementara
waktu dengan nazar orang nazir, dengan tidak meminum
anggur dan minuman yang memabukkan, dan tidak mencukur
rambutnya, untuk membuat dirinya diterima oleh orang-orang
Yahudi. Dan dari nazar inilah sekarang dia melepaskan diri.
II. Paulus singgah di Efesus, yang merupakan kota besar di Asia
Kecil, dan sebuah pelabuhan laut.
1. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Bukan hanya
sebab mereka akan menjadi beban saja bagi dia dalam perja-
lanannya, melainkan sebab mereka mungkin berguna bagi
kepentingan-kepentingan Injil di Efesus. Paulus bermaksud
tinggal di sana sebentar selama beberapa waktu, dan dia me-
ninggalkan Akwila dan Priskila di sana sementara itu. Tujuannya
sama seperti saat Kristus mengirim