Kisah pararasul 2
harus diajukan, melainkan keseratus dua puluh
orang itu, sebab kepada merekalah Petrus berbicara, dan bu-
kan kepada kesebelas rasul. Kedua orang yang mereka calon-
kan yaitu Yusuf dan Matias, yang kedua-duanya tidak per-
nah kita baca di bagian Kitab Suci mana pun, kecuali kalau
Yusuf ini yaitu orang yang sama dengan Yesus yang di-
panggil Yustus itu, yang dibicarakan Paulus (Kol. 4:11), dan
yang dikatakan berasal dari antara mereka yang bersunat, se-
orang Yahudi asli, seperti Yustus ini, dan yang menjadi teman
sekerja Paulus untuk Kerajaan Tuhan dan membawa penghibur-
an bagi dia. Maka dapat diamati bahwa, meskipun tidak men-
jadi rasul, ia tidak berhenti melayani oleh sebab itu,namun
sangat berguna menjalankan pelayanan di tempat yang lebih
rendah. Sebab adakah mereka semua rasul, atau nabi? Sebagi-
Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26
35
an orang berpikir bahwa Yusuf ini yaitu dia yang dipanggil
Yoses (Mrk. 6:3), saudara Yakobus Muda (Mrk. 15:40), dan di-
sebut Yoses yang adil, sama seperit Yakobus disebut Yakobus
yang adil. Sebagian yang lain salah mengira orang ini sebagai
Yusuf yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 4:36. Akan
tetapi, Yusuf yang itu berasal dari Siprus, sedang Yusuf
yang ini berasal dari Galilea. Dan, tampaknya, untuk membe-
dakan mereka, Yusuf yang itu disebut Barnabas anak peng-
hiburan, sedang Yusuf yang ini disebut Barsabas anak
sumpah. Kedua-duanya yaitu orang-orang yang layak, dan
sangat memenuhi syarat untuk menduduki jabatan itu, se-
hingga mereka tidak bisa mengatakan mana yang lebih pan-
tas,namun semua sepakat bahwa yang harus dipilih yaitu
salah satu dari keduanya. Mereka tidak mengusulkan diri me-
reka sendiri atau saling memperebutkan tempat itu,namun
dengan rendah hati duduk diam, dan ditunjuk untuk me-
mangku jabatan itu.
2. Mereka datang kepada Tuhan dengan doa meminta bimbingan
untuk mengetahui, bukan siapa dari ketujuh puluh murid itu,
sebab tak seorang pun dari yang lain yang bisa menyaingi dua
orang ini menurut pendapat semua orang yang hadir, melain-
kan siapa yang dipilih dari kedua orang ini? (ay. 24-25).
(1) Mereka berseru kepada Tuhan sebagai Sang Penyelidik hati:
Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang,
sementara kami tidak, dan lebih baik dibandingkan mereka me-
ngenal hati mereka sendiri. Amatilah, saat seorang rasul
dipilih, ia harus dipilih berdasarkan hatinya, serta sikap
dan kecenderungan hatinya itu. Namun Yesus, yang me-
ngenal semua hati orang, untuk tujuan-tujuan yang bijak
dan kudus, memilih Yudas sebagai salah seorang dari ke-
dua belas rasul. Sungguh menghibur bagi kita, dalam doa-
doa kita bagi kesejahteraan jemaat dan hamba-hamba Tu-
han, bahwa Tuhan yang kepada-Nya kita berdoa mengenal
hati semua orang, dan tidak saja mengawasi mereka de-
ngan mata-Nya,namun juga menggenggam mereka dalam
tangan-Nya, dan mengarahkan mereka ke mana pun yang
dikehendaki-Nya. Ia bisa membuat mereka pantas untuk
memenuhi tujuan-Nya, jika pada mulanya Ia tidak menda-
pati mereka pantas, dengan memberi mereka roh yang lain.
36
(2) Mereka ingin tahu yang mana dari kedua orang ini yang
sudah dipilih Tuhan : Tuhan, tunjukkanlah ini kepada kami,
maka kami akan puas. Memang pantas bagi Tuhan untuk
memilih hamba-hamba-Nya sendiri. Dan sejauh Tuhan de-
ngan cara apa saja, melalui pengaturan pemeliharan-Nya
atau karunia-karunia Roh-Nya, menunjukkan siapa yang
telah dipilih-Nya, atau apa yang telah dipilih-Nya, bagi kita,
maka kita harus mengikuti keputusan-Nya.
(3) Mereka siap menerimanya sebagai saudara yang sudah di-
pilih Tuhan . Sebab mereka tidak berusaha untuk mendapat-
kan kehormatan itu bagi diri mereka sendiri, dengan me-
nyingkirkan orang lain darinya,namun terlebih ingin me-
milih orang untuk menerima jabatan pelayanan ini, untuk
bergabung dengan mereka di dalam pekerjaan itu dan
berbagi dengan mereka dalam kehormatannya. Jabatan itu
ditinggalkan Yudas yang telah jatuh, yang telah mencam-
pakkan dirinya sendiri, sebab meninggalkan dan meng-
khianati Gurunya, dari tempatnya sebagai rasul, yang tidak
layak baginya, supaya ia bisa pergi ke tempat yang wajar
baginya, tempat bagi pengkhianat, tempat yang paling pan-
tas bagi dia, bukan hanya ke tiang gantungan,namun juga
ke neraka. Itulah tempatnya sendiri. Perhatikanlah, ba-
rangsiapa mengkhianati Kristus, ia jatuh dari martabatnya
sebagai saudara-Nya, dan pada saat yang sama pula ia
akan jatuh ke dalam segala kesengsaraan. Dikatakan ten-
tang Bileam (Bil. 24:25) bahwa ia pulang ke tempat kediam-
annya, maksudnya, ujar salah seorang rabi, ia pergi ke ne-
raka. Dr. Whitby mengutip Ignasius yang berkata, bagi
setiap orang sudah ditetapkan idios topos tempat yang
pantas, yang artinya sama saja bahwa Tuhan membalas se-
tiap orang sesuai dengan perbuatannya. Dan Juruselamat
kita sudah berkata bahwa tempat Yudas itu haruslah sede-
mikian rupa sehingga lebih baik bagi orang itu sekiranya ia
tidak dTuhan rkan (Mat. 26:24). Kesengsaraannya begitu rupa
sehingga ia lebih baik bila ia tidak pernah ada sama sekali.
Yudas sudah menjadi orang munafik, dan neraka yaitu
tempat yang pantas bagi orang-orang seperti itu. Para pen-
dosa lain, sebagai teman berbuat dosa, akan mendapatkan
bagian bersama-sama dengan mereka (Mat. 24:51).
Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26
37
(4) Keraguan itu dipastikan dengan undi (ay. 26), yang meru-
pakan seruan permohonan kepada Tuhan , dan boleh dipakai
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak bisa di-
selesaikan dengan cara lain, asalkan itu dilakukan dengan
cara yang khidmat dan saleh, dan disertai doa, doa iman.
Sebab undi dibuang di pangkuan,namun setiap keputusan-
nya berasal dari pada TUHAN (Ams. 16:33). Matias tidak
ditahbiskan dengan penumpangan tangan, seperti halnya
dengan para penatua, sebab ia dipilih dengan undi, yang me-
rupakan perbuatan Tuhan . Dan oleh sebab itu, sama seperti
ia harus dibaptis, begitu pula ia harus ditahbiskan, oleh Roh
Kudus, seperti yang terjadi pada mereka semuanya tidak
lama setelah itu. Dengan demikian jumlah para rasul men-
jadi genap, seperti sesudahnya, saat Yakobus, satu lagi
dari kedua belas rasul itu, mati syahid, dan Paulus dijadikan
sebagai rasul.
PASAL 2
i antara janji tentang Mesias (bahkan yang paling belakangan
dari janji-janji itu) dan kedatangan-Nya, terselingi masa yang
lama. Namun, di antara janji tentang Roh dan kedatangan-Nya,
hanya berselang beberapa hari. Dan selama hari-hari itu para rasul,
meskipun sudah menerima perintah untuk memberitakan Injil kepada
setiap makhluk, dan untuk memulainya dari Yerusalem, masih tetap
tinggal di tempat, incognito secara tersembunyi, dan tidak menawar-
kan diri untuk berkhotbah.namun dalam pasal ini angin utara dan
angin selatan bangun, dan kemudian mereka pun bangun, dan seka-
rang kita mendapati mereka sedang berkhotbah. Inilah,
I. Turunnya Roh ke atas para rasul, dan orang-orang yang ber-
sama mereka, pada hari Pentakosta (ay. 1-4).
II. Berbagai macam dugaan yang muncul akibat peristiwa ini di
antara orang-orang yang sekarang bertemu di Yerusalem dari
segala penjuru (ay. 5-13).
III. Khotbah yang disampaikan Petrus kepada mereka dalam ke-
sempatan ini, yang di dalamnya ia menunjukkan bahwa pen-
curahan Roh ini merupakan penggenapan dari janji dalam
Perjanjian Lama (ay. 14-21), bahwa itu merupakan peneguhan
terhadap Kristus sebagai Mesias, yang sudah dibuktikan de-
ngan kebangkitan-Nya (ay. 22-32), dan bahwa itu merupakan
buah serta bukti dari kenaikan-Nya ke sorga (ay. 33-36).
IV. Dampak baik dari khotbah ini pada pertobatan banyak orang
yang membuat mereka beriman kepada Kristus, dan ditam-
bahkan ke dalam jemaat (ay. 37-41).
V. Kesalehan dan kasih yang terkenal dari orang-orang Kristen
mula-mula, dan pertanda-pertanda nyata dari kehadiran
D
40
Tuhan bersama mereka, serta kuasa-Nya di dalam mereka (ay.
42-47).
Hari Pentakosta
(2:1-4)
1 saat tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tem-
pat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras
yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah
kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap
pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus,
lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang dibe-
rikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Di sini kita mendapati cerita tentang turunnya Roh Kudus ke atas
murid-murid Kristus. Amatilah,
I. Kapan, dan di mana, peristiwa ini terjadi, yang dicatat secara
khusus, supaya kepastiannya menjadi lebih kuat.
1. Terjadinya saat tiba hari Pentakosta, yang di dalamnya tam-
pak ada rujukan pada bagaimana ketetapan perayaan ini dulu
diungkapkan, di mana dikatakan (Im. 23:15), kamu harus
menghitung, harus ada genap tujuh minggu, mulai dari hari
korban sajian hulu hasil, yaitu hanya satu hari sesudah pas-
kah, hari keenam belas pada bulan Abib, dan ini tepat pada
hari saat Kristus bangkit. Hari ini tiba dengan genap, mak-
sudnya, malam sebelumnya, yang terhitung sebagai bagian
dari hari itu, sudah benar-benar berlalu.
(1) Roh Kudus turun pada hari raya yang khidmat, sebab
pada waktu itu banyak orang berbondong-bondong datang
ke Yerusalem dari segala penjuru negeri, dan banyak peng-
anut agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain, yang mem-
buat kejadian itu lebih umum diketahui, dan ketenarannya
tersebar dengan lebih cepat dan lebih jauh, yang akan ber-
peran besar dalam menyebarkan Injil ke semua bangsa.
Demikianlah pada hari ini, seperti sebelumnya pada hari
paskah, hari-hari raya orang Yahudi berperan untuk mena-
buh genderang bagi ibadah-ibadah dan penghiburan-peng-
hiburan Injil.
(2) Hari raya Pentekosta ini dipelihara untuk memperingati di-
berikannya hukum Taurat di Gunung Sinai, yang dari situ
Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4
41
mulai terhitung pembentukan jemaat Yahudi, yang menu-
rut perhitungan Dr. Lightfoot terjadi tepat seribu empat ra-
tus empat puluh tujuh tahun sebelum ini. Tepatlah, oleh
sebab itu, Roh Kudus diberikan pada hari raya itu, di da-
lam api dan lidah-lidah, untuk menyatakan hukum Injil,
bukan hanya kepada satu bangsa seperti hukum Taurat,
melainkan kepada segala makhluk.
(3) Hari raya Pentekosta terjadi pada hari pertama dalam minggu
itu, yang merupakan kehormatan tambahan yang diberikan
kepada hari itu, dan peneguhannya sebagai hari Sabat
Kristen, inilah hari yang dijadikan TUHAN, sebagai per-
ingatan yang abadi dalam jemaat-Nya akan dua berkat
agung itu, yakni kebangkitan Kristus dan pencurahan Roh,
yang kedua-duanya terjadi pada hari pertama dalam ming-
gu itu. Hal ini tidak hanya bisa membenarkan kita untuk
beribadah pada hari itu dan menyebutnya hari Tuhan, te-
tapi juga untuk membimbing kita dalam menguduskannya
bagi pujian kepada Tuhan , khususnya atas dua berkat
agung itu. Pada setiap hari Tuhan sepanjang tahun, saya
pikir, kita harus memberi perhatian penuh dan khusus
di dalam doa-doa dan puji-pujian kita terhadap kedua pe-
ristiwa ini. Seperti yang dijalankan oleh sebagian jemaat
dalam memperingati kebangkitan Kristus setahun sekali,
pada hari raya Paskah, dan memperingati pencurahan Roh
Kudus setahun sekali, pada hari raya Pentakosta. Oh, se-
moga saja kita bisa melakukannya dengan hati yang layak!
2. Peristiwa itu terjadi saat mereka semua berkumpul di satu
tempat. Tempat apa itu kita tidak diberi tahu secara khusus,
entah di dalam Bait Tuhan , di mana mereka hadir pada hari-
hari biasa (Luk. 24:53), ataukah itu di ruang atas kepunyaan
mereka sendiri, di mana mereka bertemu pada waktu-waktu
lain.namun tempatnya di Yerusalem, sebab kota ini sudah
menjadi tempat yang dipilih Tuhan , untuk menempatkan nama-
Nya di sana, dan apa yang sudah dinubuatkan yaitu bahwa
dari sana firman Tuhan akan keluar ke segala bangsa (Yes.
2:3). Sekarang kota itu menjadi tempat perkumpulan umum
bagi semua orang saleh: di sini Tuhan sudah berjanji untuk
menjumpai mereka dan memberkati mereka. Di sinilah, oleh
sebab itu, Ia menjumpai mereka dengan berkat dari segala ber-
42
kat ini. Meskipun Yerusalem sudah memberi penghinaan
luar biasa tak terbayangkan terhadap Kristus, namun Ia mem-
berikan kehormatan ini kepada Yerusalem, untuk mengajar
sisa-Nya di semua tempat. Ia memiliki umat sisa-Nya di Yeru-
salem. Di sini murid-murid ada di satu tempat, dan mereka
belum berjumlah begitu banyak sehingga satu tempat, yang ti-
dak luas, bisa menampung mereka semua. Dan di sini berkum-
pullah mereka. Kita tidak bisa lupa betapa sering, saat Guru
mereka masih ada bersama-sama dengan mereka, terjadi per-
tengkaran di antara mereka, tentang siapa yang terbesar. Te-
tapi sekarang semua pertengkaran ini berakhir, kita tidak
mendengar apa-apa lagi tentangnya. Apa yang sudah mereka
terima dari Roh Kudus, saat Kristus mengembusi mereka,
sudah cukup meluruskan kesalahan-kesalahan yang menda-
sari pertentangan-pertentangan itu, dan sudah mencondong-
kan hati mereka pada kasih suci. Belakangan ini mereka lebih
sering berdoa bersama-sama dibandingkan biasanya (1:14), dan ini
membuat mereka mengasihi satu sama lain dengan lebih baik.
Dengan anugerah-Nya Ia sudah mempersiapkan mereka se-
perti itu untuk menerima karunia Roh Kudus. Sebab burung
merpati yang terberkati itu tidak datang di mana ada bunyi
dan kegemparan,namun melayang-layang di atas permukaan
air yang tenang, bukan yang bergolak. Maukah kita agar Roh
dicurahkan kepada kita dari atas? Hendaklah kita semua se-
hati, dan, kendati dengan adanya berbagai macam perasaan
dan kepentingan, seperti yang tidak diragukan lagi memang
ada di antara murid-murid itu, marilah kita sepakat untuk
mengasihi satu sama lain. Sebab, di mana saudara-saudara
diam bersama dengan rukun, ke sanalah TUHAN memerintah-
kan berkat.
II. Bagaimana, dan dengan cara apa, Roh Kudus turun ke atas me-
reka. Kita sering kali membaca dalam Perjanjian Lama tentang tu-
runnya Tuhan di dalam awan. Seperti saat Ia pertama-tama me-
lawat kemah suci, dan sesudah itu Bait Tuhan , yang menunjukkan
kegelapan dari tata aturan pada zaman itu. Dan Kristus naik ke
sorga di dalam awan, untuk menunjukkan betapa kita tetap ber-
ada dalam kegelapan mengenai dunia atas.namun Roh Kudus ti-
dak turun di dalam awan. Sebab, Ia harus menghalau dan menye-
Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4
43
rakkan awan-awan yang menggelapkan pikiran manusia, dan
membawa terang ke dalam dunia.
1. Di sini ada panggilan-panggilan yang bisa didengar, yang dibe-
rikan kepada mereka untuk menggugah pengharapan-pengha-
rapan mereka akan sesuatu yang besar (ay. 2). Di sini dikata-
kan,
(1) Bahwa terjadinya tiba-tiba, tidak timbul secara perlahan,
seperti angin biasanya berembus,namun langsung kencang
se saat . Datangnya lebih cepat dibandingkan yang mereka ha-
rapkan, dan bahkan membingungkan orang-orang yang
sedang berkumpul bersama-sama untuk menunggu, dan
mungkin untuk melakukan suatu ibadah.
(2) Itu yaitu suatu bunyi dari langit, seperti bunyi guruh
(Why. 6:1). Tuhan dikatakan mengeluarkan angin dari da-
lam perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), dan mengumpul-
kan angin dalam genggam-Nya (Ams. 30:4). Dari Dialah
bunyi ini datang, seperti suara orang yang berseru-seru,
persiapkanlah jalan untuk Tuhan.
(3) Itu yaitu bunyi angin, sebab jalan Roh yaitu seperti ja-
lan angin (Yoh. 3:8), engkau mendengar bunyinya,namun
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia
pergi. saat Roh hidup hendak memasuki tulang-tulang
yang kering, sang nabi disuruh untuk bernubuat kepada
nafas hidup (KJV: bernubuat kepada angin): Hai nafas hi-
dup, datanglah dari keempat penjuru angin (Yeh. 37:9).
Dan meskipun bukan di dalam angin Tuhan datang kepa-
da Elia, namun angin mempersiapkan dia untuk menerima
penyataan Tuhan akan diri-Nya sendiri dalam bunyi angin
sepoi-sepoi basa (1Raj. 19:11-12, KJV: dalam suara yang
tenang dan lirih pen.). Tuhan berjalan dalam puting beliung
dan badai (Nah. 1:3), dan dari angin puting beliung Ia ber-
bicara kepada Ayub.
(4) Itu yaitu tiupan angin keras. Suara itu keras dan ken-
cang, dan datang tidak hanya dengan bunyi yang keras,
tetapi juga dengan kekuatan yang dahsyat, seolah-olah
hendak merubuhkan semua yang ada di hadapannya. Hal
ini untuk menandakan pengaruh-pengaruh dan pekerjaan-
pekerjaan yang penuh kuasa dari Roh Tuhan atas pikiran
44
manusia, dan dengan demikian atas dunia, bahwa mereka,
melalui kuasa Tuhan , sanggup untuk meruntuhkan pikiran-
pikiran.
(5) Tiupan angin itu memenuhi bukan hanya ruangan itu, me-
lainkan juga seluruh rumah, di mana mereka duduk.
Mungkin tiupan itu membuat takut seluruh kota,namun ,
untuk menunjukkan bahwa peristiwa itu bersifat adiko-
drati, tiupan angin itu hanya berembus pada rumah itu:
seperti sebagian orang berpikir bahwa angin yang dikirim
untuk menangkap Yunus hanya berembus pada kapal
yang ditumpanginya (Yun. 1:4), dan seperti bintang orang-
orang bijak berhenti menaungi rumah di mana Sang Anak
berada. Hal ini akan memberi arah bagi orang-orang
yang mengamatinya ke mana mereka harus pergi untuk
mencari tahu maksud dari itu semua. Angin yang meme-
nuhi rumah ini akan membuat murid-murid terkagum-
kagum, dan membantu mereka bersikap sangat sungguh-
sungguh, hormat, dan tenang, untuk menerima Roh Ku-
dus. Demikianlah, bila Roh menginsafkan orang, maka itu
membuka jalan bagi datangnya penghiburan-penghibur-
an-Nya. Dan embusan-embusan yang keras dari angin
yang penuh berkat itu mempersiapkan jiwa bagi tiupannya
yang lembut dan halus.
2. Di sini ada tanda yang bisa terlihat oleh mata dari karunia
yang akan mereka terima. Mereka melihat lidah-lidah seperti
nyala api (ay. 3), dan ia hinggap ekathise. Bukan mereka,
lidah-lidah itu, yang hinggap,namun Ia, yakni Roh itu, hinggap
pada setiap orang dari mereka, seperti Ia dikatakan hinggap
pada nabi-nabi di zaman dulu. Atau, sebagaimana Dr. Ham-
mond menggambarkannya, Tampak ada sesuatu seperti nyala
api yang menerangi pada setiap orang dari mereka, nyala api
yang terbagi-bagi, dan dengan demikian berbentuk mirip se-
perti lidah-lidah, dari bagian ujungnya yang terbagi-bagi atau
terbelah-belah. Nyala lilin tampak seperti lidah. Dan ada
meteor yang oleh para ahli ilmu alam disebut ignis lambens
nyala api yang lembut, bukan api yang menghanguskan. Se-
perti itulah nyala api ini. Amatilah,
Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4
45
(1) Ada tanda yang jelas bisa dirasakan oleh indra, untuk me-
neguhkan iman para murid itu sendiri, dan untuk meya-
kinkan orang lain. Demikianlah, misi yang pertama dari
nabi-nabi pada zaman dulu sering kali diteguhkan oleh
tanda-tanda, agar seluruh Israel tahu bahwa mereka ada-
lah nabi-nabi yang sudah ditentukan.
(2) Tanda yang diberikan yaitu api, agar perkataan Yohanes
Pembaptis tentang Kristus bisa dipenuhi, Ia akan mem-
baptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Dengan
Roh Kudus seperti dengan api. Sekarang mereka, pada hari
raya Pentekosta, sedang merayakan diberikannya hukum
Taurat di Gunung Sinai. Dan sama seperti hukum Taurat
diberikan di dalam api, dan oleh sebab itu disebut sebagai
hukum berapi, demikian pula pula dengan Injil. Misi Yehez-
kiel diteguhkan dengan penglihatan bara api yang menyala
(Yeh. 1:13), dan misi Yesaya dengan bara api yang menyen-
tuh bibirnya (Yes. 6:7). Roh, seperti api, meluluhkan hati,
memisahkan dan membakar sekam, dan menyalakan kesa-
lehan serta ketaatan di dalam jiwa, yang di dalamnya, se-
perti di dalam api di atas mezbah, korban-korban rohani
dipersembahkan. Inilah api yang hendak dilemparkan Kris-
tus ke bumi dengan kedatangan-Nya (Luk. 12:49).
(3) Api ini tampak dalam lidah-lidah yang terbelah. Pekerjaan-
pekerjaan Roh itu banyak. Salah satunya yaitu berbicara
dalam berbagai lidah, dan dikhususkan sebagai petunjuk
pertama dari karunia Roh Kudus, dan pekerjaan itulah
yang dirujuk oleh tanda ini.
[1] Yang tampak itu yaitu lidah-lidah. Sebab dari Roh kita
mendapat firman Tuhan , dan dengan-Nya Kristus akan
berbicara kepada dunia. Dan Ia memberi Roh ke-
pada murid-murid bukan hanya untuk memperlengkapi
mereka dengan pengetahuan, melainkan juga untuk
memperlengkapi mereka dengan kuasa untuk memberi-
takan dan menyatakan kepada dunia apa yang mereka
ketahui. Sebab kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pe-
nyataan Roh untuk kepentingan bersama.
[2] Lidah-lidah ini terbelah, untuk menandakan bahwa
Tuhan dengan cara ini akan membagi-bagikan kepada
semua bangsa pengetahuan tentang anugerah-Nya, se-
46
perti Dia dikatakan sudah membagikan kepada mereka,
melalui pemeliharaan-Nya, terang benda-benda langit
(Ul. 4:19). Lidah-lidah itu terbagi, namun mereka tetap
berkumpul dengan sehati. Sebab bisa saja ada kesatuan
hati yang tulus sekalipun ungkapannya beragam. Dr.
Lightfoot mengamati bahwa terbaginya lidah-lidah di
Babel merupakan suatu pengusiran terhadap orang-
orang kafir. Sebab saat mereka sudah kehilangan
satu-satunya bahasa yang hanya dengannya Tuhan dibi-
carakan dan diberitakan, mereka benar-benar kehilangan
pengetahuan akan Tuhan dan agama, dan jatuh ke da-
lam penyembahan berhala.namun sekarang, setelah
lebih dari dua ribu tahun, Tuhan , dengan membagi-bagi
lidah juga, memulihkan pengetahuan akan diri-Nya ke-
pada bangsa-bangsa.
(4) Api ini hinggap pada mereka selama beberapa waktu, un-
tuk menunjukkan bahwa Roh Kudus tetap diam bersama-
sama dengan mereka. Karunia-karunia nubuatan pada za-
man dulu jarang diberikan dan hanya sekali-sekali,namun
murid-murid Kristus selalu memiliki karunia-karunia
Roh bersama-sama dengan mereka, meskipun tandanya,
bisa kita duga, segera menghilang. Entah nyala-nyala api
ini hinggap dari satu orang ke orang lain, atau ada nyala
api pada tiap-tiap orang, tidaklah pasti.namun nyala-nyala
api itu tentulah kuat dan terang, sehingga tampak pada
siang hari, seperti yang kita lihat sekarang, sebab hari su-
dah betul-betul siang.
III. Apa dampak langsung dari peristiwa ini?
1. Penuhlah mereka dengan Roh Kudus, dengan lebih berlimpah
dan berkuasa dibandingkan sebelum-sebelumnya. Mereka dipenuhi
oleh anugerah-anugerah Roh, dan lebih dibandingkan sebelumnya
berada di bawah kuasa-kuasa-Nya yang menguduskan seka-
rang mereka kudus, sorgawi, dan rohani, lebih disapih lagi
dari dunia ini dan mengenal dunia lain dengan lebih baik. Me-
reka lebih dipenuhi dengan penghiburan-penghiburan Roh, le-
bih bersukacita dibandingkan sebelum-sebelumnya dalam kasih
Kristus dan pengharapan akan sorga, dan di dalam itu semua
Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4
47
kesedihan-kesedihan serta ketakutan-ketakutan mereka ter-
telan sudah. Mereka juga, sebagai bukti dari hal ini, dipenuhi
dengan karunia-karunia Roh Kudus, yang terutama dimak-
sudkan di sini. Mereka dikaruniai kuasa-kuasa mujizat untuk
mengabarkan Injil dengan lebih lagi. Tampak jelas bagi saya
bahwa bukan hanya kedua belas rasul, melainkan juga kese-
ratus dua puluh murid sama-sama dipenuhi dengan Roh Ku-
dus pada waktu ini, yakni ketujuh puluh murid, yang terma-
suk sebagai rasul-rasul, dan melakukan pekerjaan yang sama,
dan semua orang lain yang juga harus memberitakan Injil.
Sebab dikatakan dengan jelas (Ef. 4:8, 11), tatkala Kristus naik
ke tempat tinggi (yang merujuk pada peristiwa ini, ay. 33), Ia
memberi pemberian-pemberian kepada manusia, bukan
hanya rasul-rasul (seperti kedua belas rasul), melainkan juga
nabi-nabi dan pemberita-pemberita Injil (begitu banyaknya ke-
tujuh puluh murid ini, yang yaitu pemberita-pemberita Injil
keliling), serta gembala-gembala dan pengajar-pengajar yang
menetap di jemaat-jemaat tertentu, seperti yang dapat kita
duga dilakukan sebagian dari orang-orang ini sesudahnya. Se-
mua orang di sini pasti merujuk pada semua orang yang ber-
kumpul bersama-sama (ay. 1; 1:14-15).
2. Mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, selain
bahasa asli mereka, meskipun mereka belum pernah mempe-
lajari bahasa lain mana pun. Mereka tidak berbicara tentang
percakapan sehari-hari, melainkan tentang firman Tuhan , dan
puji-pujian bagi nama-Nya, seperti yang diberikan oleh Roh itu
kepada mereka untuk mengatakannya, atau memampukan
mereka untuk mengatakan apophthengesthai wejangan, per-
kataan-perkataan yang penting dan berbobot, yang layak
untuk diingat. Ada kemungkinan bahwa yang terjadi di sini
bukan hanya satu orang dimampukan berbicara satu bahasa,
dan orang lain bahasa lain (seperti pada beberapa keluarga
yang diserakkan dari Babel), melainkan bahwa setiap orang di-
mampukan untuk berbicara berbagai macam bahasa, bila ada
keperluan untuk menggunakannya. Dan kita bisa menduga
bahwa mereka tidak saja mengerti perkataan mereka sendiri
tetapi juga apa yang dikatakan orang lain, yang tidak demikian
halnya dengan orang-orang yang membangun menara Babel
(Kej. 11:7). Mereka tidak berbicara sedikit-sedikit dalam ba-
48
hasa lain, atau dengan gagap mengatakan kalimat yang terpu-
tus-putus,namun mengatakannya dengan siap, dengan tepat,
dan dengan indah, seolah-olah bahasa itu sudah menjadi ba-
hasa ibu mereka sendiri. Sebab apa saja yang terlahir dari mu-
jizat merupakan hal terbaik dari jenisnya masing-masing.
Mereka tidak berbicara berdasarkan pemikiran atau perme-
nungan sebelumnya, melainkan seperti yang diberikan oleh
Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Ia memperleng-
kapi mereka dengan pokok pembicaraan dan juga dengan ba-
hasa. Nah, ini merupakan,
(1) Mujizat yang sangat besar. Itu yaitu mujizat pada pikiran
(begitu pula halnya dengan sebagian besar dari sifat mu-
jizat dalam Injil), sebab di dalam pikiran kata-kata disusun.
Mereka bukan saja belum pernah mempelajari bahasa-ba-
hasa ini,namun juga tidak pernah mempelajari bahasa asing
mana pun, yang bisa saja memudahkan mereka dalam
menggunakannya. Bahkan, berdasarkan semua yang tam-
pak, mereka malah tidak pernah mendengarkan bahasa-
bahasa ini diucapkan atau mengetahui sesuatu mengenai-
nya. Mereka bukan cendekiawan ataupun pelancong, dan
juga mereka tidak memiliki kesempatan apa pun untuk
mempelajari bahasa-bahasa entah melalui buku atau per-
cakapan. Petrus memang cukup berani untuk berbicara
dalam bahasanya sendiri,namun yang lainnya bukanlah
juru-juru bicara, dan mereka juga tidak cepat memahami.
Namun, sekarang bukan saja hati orang-orang yang terburu
nafsu akan tahu menimbang-nimbang, melainkan juga lidah
orang-orang yang gagap akan dapat berbicara jelas (Yes.
32:4). saat Musa mengeluh, aku berat mulut, Tuhan berkata,
Aku akan menyertai lidahmu, dan Harun akan berbicara ba-
gimu.namun Ia berbuat lebih lagi bagi pembawa-pembawa
pesan ini. Ia yang membuat mulut orang, menjadikan mu-
lut mereka baru.
(2) Mujizat yang sangat tepat, yang dibutuhkan, dan berman-
faat. Bahasa yang dipakai murid-murid yaitu bahasa
Aram, sebuah dialek dari bahasa Ibrani, sehingga penting
bagi mereka untuk diperlengkapi dengan karunia lidah itu,
untuk mengerti baik bahasa asli Perjanjian Lama, yang di-
tulis dalam bahasa Ibrani, maupun bahasa asli Perjanjian
Kitab Kisah Para Rasul 2:5-13
49
Baru, yang kemudian ditulis dalam bahasa Yunani. Namun
ini belum seberapa. Mereka diberi mandat untuk memberi-
takan Injil kepada segala makhluk, memuridkan semua
bangsa.namun di ambang pintu sudah ada kesulitan yang
tidak bisa diatasi. Bagaimana mereka bisa menguasai bebe-
rapa bahasa sehingga bisa menggunakannya dengan jelas
kepada semua bangsa? Butuh waktu seumur hidup untuk
mempelajari bahasa-bahasa orang lain. Dan oleh sebab itu,
untuk membuktikan bahwa Kristus dapat memberi wewe-
nang untuk mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa, Ia
memberi kemampuan untuk mengabarkannya kepada
bangsa-bangsa di dalam bahasa mereka sendiri-sendiri.
Dan tampak bahwa hal ini merupakan penggenapan dari
janji yang dibuat Kristus kepada murid-murid-Nya itu (Yoh.
14:12), pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada ini
akan engkau lakukan. Sebab pekerjaan ini bisa dipandang
dengan baik, dengan melihat segala segi, sebagai pekerjaan
yang lebih besar dibandingkan mujizat-mujizat kesembuhan
yang dikerjakan Kristus. Kristus sendiri tidak berbicara da-
lam bahasa-bahasa lain, tidak pula Ia memampukan mu-
rid-murid-Nya untuk berbuat demikian selama Ia berada
bersama mereka. Jadi, berbicara dalam bahasa-bahasa lain
yaitu dampak pertama dari dicurahkannya Roh ke atas
mereka. Dan Uskup Agung Tillotson berpendapat bahwa
mungkin saja jika pertobatan orang-orang kafir diusahakan
dengan tulus dan gigih sekarang ini, oleh orang-orang Kris-
ten yang berpikiran jujur, maka Tuhan akan meneguhkan
usaha seperti itu secara luar biasa dengan segala bantuan
yang sesuai, seperti yang dilakukan-Nya saat Injil diberi-
takan untuk pertama kalinya.
Hari Pentakosta
(2:5-13)
5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala
bangsa di bawah kolong langit. 6 saat turun bunyi itu, berkerumunlah
orang banyak. Mereka bingung sebab mereka masing-masing mendengar
rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua
tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: Bukankah mereka semua yang
berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita masing-masing
mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa
yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, pendu-
50
duk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan
Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene,
pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut
agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-
kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dila-
kukan Tuhan . 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat terma-
ngu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: Apakah artinya ini? 13
Tetapi orang lain menyindir: Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.
Di sini kita mendapati gambaran tentang perhatian orang banyak ter-
hadap karunia yang luar biasa ini, yang dikaruniakan kepada murid-
murid secara tiba-tiba. Amatilah,
I. Kumpulan orang banyak yang ada di Yerusalem pada saat ini,
tampaknya lebih banyak dibandingkan pada hari raya Pentekosta
biasa. Waktu itu di Yerusalem diam atau menetap orang-orang Ya-
hudi yang saleh, yang hatinya tertuju pada agama, dan yang
memiliki rasa takut akan Tuhan di mata mereka (begitulah te-
patnya arti kata saleh itu). Sebagian dari mereka yaitu penganut-
penganut agama Yahudi yang saleh, yang disunat, dan diakui
sebagai anggota-anggota jemaat Yahudi, sebagian yang lain hanya
penganut-penganut agama Yahudi di pintu gerbang, yang sudah
meninggalkan penyembahan berhala, dan memberi diri untuk me-
nyembah Tuhan yang benar,namun tidak mempraktikkan hukum
Taurat. Sebagian dari orang-orang yang ada di Yerusalem pada
saat ini yaitu dari segala bangsa di bawah kolong langit, yang ke
sana orang-orang Yahudi terserak, atau yang dari sana penganut-
penganut agama Yahudi datang. Ini ungkapan hiperbola (berlebih-
an), yang menunjukkan bahwa ada sebagian orang Yahudi
dari sebagian besar tempat di dunia yang diketahui pada waktu
itu. Sama seperti Tirus dahulu atau London sekarang merupakan
tempat berkumpulnya orang-orang yang berdagang dari segala
penjuru dunia, demikian pula Yerusalem pada waktu itu menjadi
tempat berkumpul orang-orang beragama dari segala penjuru du-
nia. Sekarang,
1. Di sini kita bisa melihat dari bangsa-bangsa mana saja orang-
orang asing itu datang (ay. 9-11), sebagian dari bangsa-bangsa
timur, seperti orang Partia, Media, Elam, dan penduduk Meso-
potamia, keturunan Sem. Dari sana mereka datang ke Yudea,
yang harus disebutkan sebab , meskipun bahasa orang-orang
di Yudea sama dengan bahasa yang digunakan murid-murid,
Kitab Kisah Para Rasul 2:5-13
51
namun, sebelumnya, mereka menuturkannya dengan logat
dan dialek pedesaan di utara (engkau pasti orang Galilea, itu
terlihat dari cara bicaramu),namun sekarang mereka menutur-
kannya dengan benar sebagaimana para penduduk Yudea sen-
diri menuturkannya. Berikutnya yaitu para penduduk Kapa-
dokia, Pontus, dan suatu negeri di sekitar Propontis (laut Mar-
mara yang ada Turki sekarang ini pen.) yang secara khusus
disebut Asia, dan inilah negeri-negeri di mana orang-orang
asing itu tersebar, yang kepada mereka Rasul Petrus menulis
(1Ptr. 1:1). Berikutnya yaitu orang-orang yang berdiam di
Frigia dan Pamfilia, yang terletak di sebelah barat, keturunan
Yafet, seperti juga pendatang-pendatang dari Roma. Ada juga
sebagian orang yang diam di bagian-bagian selatan dari Mesir
dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene. Ada
juga sebagian dari pulau Kreta, dan sebagian dari padang
gurun Arabia.namun mereka semua entah orang-orang Yahudi
asli, yang tersebar ke negeri-negeri itu, atau penganut-peng-
anut agama Yahudinamun merupakan penduduk asli negeri-
negeri itu. Dr. Whitby mengamati bahwa para penulis Yahudi
di sekitar waktu ini, seperti Filo dan Yosefus, berbicara tentang
orang-orang Yahudi sebagai orang yang berdiam di segala
tempat di seluruh penjuru dunia. Juga, bahwa tidak ada suatu
kaum di muka bumi, yang di antara mereka tidak tinggal seba-
gian orang Yahudi.
2. Kita dapat bertanya apa yang membawa semua orang Yahudi
dan penganut agama Yahudi itu bersama-sama ke Yerusalem
pada waktu itu: bukan untuk berkunjung sebentar ke sana un-
tuk merayakan hari raya Pentekosta, sebab dikatakan mereka
juga tinggal di sana. Mereka menginap di sana, sebab pada
waktu itu ada pengharapan di kalangan orang banyak akan
kemunculan Mesias. Sebab minggu-minggu yang dinubuatkan
Daniel baru saja lewat, tongkat kerajaan sudah beranjak dari
Yehuda, dan pada saat itulah pada umumnya orang berpikir
bahwa Kerajaan Tuhan akan segera kelihatan (Luk. 19:11). Hal
inilah yang membawa orang-orang yang paling bersemangat dan
taat dalam beragama datang ke Yerusalem, untuk tinggal se-
mentara di sana, supaya mereka mendapat bagian awal dalam
kerajaan Mesias dan berkat-berkat dari kerajaan itu.
52
II. Rasa takjub yang mencekam orang-orang asing ini saat mereka
mendengar murid-murid berbicara dalam bahasa mereka sendiri.
Tampaknya, murid-murid berbicara dalam berbagai bahasa sebe-
lum para penutur asli dari bahasa-bahasa itu datang kepada me-
reka. Sebab ditunjukkan (ay. 6) bahwa menyebarnya kabar ini ke
luar negeri merupakan suatu hal yang memanggil seluruh jemaat
berkumpul, terutama orang-orang dari berbagai bangsa, yang tam-
pak lebih disentuh hatinya oleh perbuatan ajaib ini dibandingkan para
penduduk Yerusalem sendiri.
1. Mereka mengamati bahwa orang-orang yang berbicara itu ada-
lah orang-orang Galilea, yang tidak menguasai bahasa lain se-
lain bahasa ibu mereka sendiri (ay. 7). Mereka yaitu orang-
orang yang hina, yang dari mereka tidak bisa diharapkan akan
muncul sesuatu yang terpelajar atau santun. Tuhan memilih
yang dianggap lemah dan bodoh bagi dunia untuk memperma-
lukan apa yang dianggap bijak dan kuat. Kristus dianggap se-
bagai orang Galilea, dan murid-murid-Nya yaitu orang-orang
Galilea asli, yang tidak terpelajar dan tidak tahu apa-apa.
2. Mereka mengakui bahwa murid-murid itu berbicara dengan
jelas dan mudah dimengerti dalam bahasa mereka sendiri (dan
merekalah yang paling mampu untuk bisa menilai hal ini),
dengan begitu tepat dan fasih sampai orang dari bangsa mere-
ka pun tidak ada yang bisa menuturkannya dengan lebih baik.
Kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam ba-
hasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal
kita (ay. 8), maksudnya, kita mendengar salah satu dari antara
mereka menggunakan bahasa asli kita. Orang-orang Partia
mendengar salah satu dari murid-murid itu mengguna-kan ba-
hasa mereka, orang-orang Media mendengar yang lain dari
murid-murid itu menggunakan bahasa mereka. Dan demikian
pula dengan yang lain (ay. 11). Kita mendengar mereka ber-
kata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-per-
buatan besar yang dilakukan Tuhan . Bahasa mereka masing-
masing bukan saja tidak diketahui di Yerusalem,namun juga
mungkin dipandang rendah dan diremehkan, dan oleh sebab
itu mereka bukan hanya terkejut,namun juga terkaget-kaget
sekaligus senang mendengar bahasa negeri mereka sendiri di-
tuturkan. Yang mereka rasakan itu persis seperti yang dirasa-
Kitab Kisah Para Rasul 2:5-13
53
kan orang asing di negeri asing saat mendengar bahasanya
sendiri dituturkan.
(1) Hal-hal yang mereka dengar dari pembicaraan para rasul
yaitu perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan ,
megaleia tou Theou Magnalia Dei, perkara-perkara besar
dari Tuhan . Ada kemungkinan bahwa para rasul berbicara
mengenai Kristus dan penebusan dosa oleh-Nya, serta anu-
gerah Injil. Dan semuanya ini memang merupakan perbuatan-
perbuatan besar yang dilakukan Tuhan , yang untuk selama-
lamanya akan menjadi suatu perbuatan ajaib di mata kita.
(2) Mereka mendengar murid-murid memuji Tuhan atas perkara-
perkara besar ini dan juga mengajar orang banyak menge-
nai perkara-perkara itu, dalam bahasa mereka sendiri,
sesuai dengan apa yang murid-murid itu tahu sebagai ba-
hasa dari pendengar-pendengar mereka, atau bahasa dari
orang-orang yang bertanya kepada mereka.namun mungkin
pada saat itu, sebab sudah tinggal selama beberapa waktu
di Yerusalem, mereka sudah terbiasa dan bahkan mengu-
asai bahasa orang Yahudi sehingga mereka bisa saja me-
mahami apa yang dimaksudkan oleh murid-murid seandai-
nya mereka menggunakan bahasa mereka, namun,
[1] Peristiwa ini lebih aneh, dan membantu meyakinkan pe-
nilaian mereka, bahwa ajaran ini berasal dari Tuhan . Se-
bab bahasa roh yaitu tanda bagi orang yang tidak ber-
iman (1Kor. 14:22).
[2] Peristiwa ini lebih baik lagi, dan membantu menggugah
perasaan mereka, sebab memberi tanda jelas tentang
karunia yang dimaksudkan bagi orang-orang bukan-Ya-
hudi, bahwa pengenalan akan Tuhan dan penyembahan
terhadap-Nya tidak lagi terbatas hanya pada orang-
orang Yahudi, melainkan bahwa tembok pemisah itu
harus dirobohkan. Dan bagi kita hal ini merupakan se-
buah petunjuk yang jelas tentang pikiran dan kehendak
Tuhan , bahwa catatan-catatan suci tentang perbuatan-
perbuatan Tuhan yang ajaib harus dipelihara oleh segala
bangsa dalam bahasa mereka sendiri. Juga bahwa Kitab
Suci harus dibaca dan ibadah umum harus dijalankan
dalam bahasa-bahasa rakyat dari berbagai bangsa.
54
3. Mereka bertanya-tanya akan hal itu, dan melihatnya sebagai
suatu hal yang menakjubkan (ay. 12): Mereka semuanya ter-
cengang-cengang, mereka merasakan kegembiraan yang me-
luap-luap, begitulah kata yang digunakan di sini. Dan mereka
ragu apa artinya itu, dan apakah itu untuk memperkenalkan
kerajaan Mesias, yang begitu mereka harap-harapkan. Mereka
bertanya kepada diri mereka sendiri dan satu sama lain ti an
theloi touto einai; Quid hoc sibi vult? Apa maksudnya ini?
Tentu saja peristiwa itu untuk menaikkan martabat, dan de-
ngan demikian untuk membedakan, orang-orang ini sebagai
para pembawa pesan dari sorga. Dan oleh sebab itu, seperti
Musa di semak duri, mereka akan menyimpang ke sana untuk
memeriksa penglihatan yang hebat itu.
III. Ejekan sebagian orang terhadap kejadian itu, dan mereka yaitu
penduduk asli Yudea dan Yerusalem, mungkin ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, dan imam-imam kepala, yang selalu me-
nolak Roh Kudus. Kata orang-orang ini, mereka sedang mabuk
oleh anggur baru, atau anggur manis. Mereka sudah minum ba-
nyak pada perayaan ini (ay. 13). Ini bukan berarti orang-orang itu
berpikir yang bukan-bukan bahwa anggur telah membuat murid-
murid itu bisa menuturkan bahasa-bahasa yang tidak pernah
mereka pelajari. Yang benar yaitu bahwa, orang-orang Yahudi
asli ini tidak mengerti, seperti halnya orang-orang lainnya, bahwa
apa yang dikatakan oleh murid-murid itu yaitu sungguh-sung-
guh bahasa dari bangsa-bangsa lain, dan oleh sebab itu mereka
hanya melihatnya sebagai racauan dan omong kosong, seperti
kadang-kadang orang mabuk, orang bebal di Israel itu, berbicara
tidak keruan. Sebelumnya mereka sudah bertekad untuk tidak
percaya bahwa tangan Roh Tuhan bekerja dalam mujizat-mujizat
Kristus, sehingga mereka menepis mujizat-mujizat itu dengan per-
kataan ini, Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.
Dan sekarang mereka bertekad pula untuk tidak percaya bahwa
ada suara Roh Tuhan dalam khotbah para rasul itu, sehingga me-
reka menepisnya dengan perkataan ini, mereka sedang mabuk
oleh anggur baru. Dan, jika Tuan rumah saja mereka sebut pema-
buk, tidak heran jika anggota-anggota keluarga-Nya mereka sebut
juga demikian.
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
55
Khotbah Petrus di Yerusalem
(2:14-36)
14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan
suara nyaring ia berkata kepada mereka: Hai kamu orang Yahudi dan kamu
semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku
ini. 15 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, sebab hari
baru pukul sembilan, 16namun itulah yang difirmankan Tuhan dengan peranta-
raan nabi Yoël: 17 Akan terjadi pada hari-hari terakhir demikianlah firman
Tuhan bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia;
maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-
terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang
tua akan mendapat mimpi. 18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan
perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan
bernubuat. 19 Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit
dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan
asap. 20 Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi da-
rah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. 21 Dan ba-
rangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. 22 Hai
orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Ye-
sus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Tuhan dan yang dinyatakan
kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda
yang dilakukan oleh Tuhan dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu,
seperti yang kamu tahu. 23 Dia yang diserahkan Tuhan menurut maksud dan
rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-
bangsa durhaka. 24namun Tuhan membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia
dari sengsara maut, sebab tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut
itu. 25 Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku selalu memandang kepada
Tuhan, sebab Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. 26 Sebab itu
hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam
dengan tenteram, 27 sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia
orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 28
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melim-
pahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. 29 Saudara-saudara, aku boleh
berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa
kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai
hari ini. 30namun ia yaitu seorang nabi dan ia tahu, bahwa Tuhan telah ber-
janji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan
seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. 31 sebab itu ia telah
melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, saat ia
mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan
bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. 32 Yesus inilah yang dibang-
kitkan Tuhan , dan tentang hal itu kami semua yaitu saksi. 33 Dan sesudah Ia
ditinggikan oleh tangan kanan Tuhan dan menerima Roh Kudus yang dijanji-
kan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. 34 Se-
bab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan
telah berfirman kepada Tuanku: 35 Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai
Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. 36 Jadi seluruh kaum
Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Tuhan telah membuat Yesus, yang ka-
mu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.
Di sini kita mendapati buah-buah Roh yang pertama dalam khotbah
yang ditujukan Petrus secara langsung, bukan kepada orang-orang
56
dari bangsa-bangsa lain dalam suatu bahasa yang asing (kita tidak
diberi tahu jawaban apa yang diberikannya kepada mereka yang ter-
heran-heran dan berkata apakah artinya ini?), melainkan kepada
orang-orang Yahudi sendiri dalam bahasa mereka sendiri, bahkan
kepada mereka yang mengejek. Sebab ia memulai dengan menang-
gapi ejekan itu (ay. 15) saat menyampaikan khotbahnya (ay. 14): ke-
pada orang-orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem.namun kita mem-
punyai cukup alasan untuk berpikir bahwa murid-murid yang lain
terus berbicara kepada orang-orang yang memahami mereka (dan
oleh sebab itu orang-orang itu berkerumun di sekeliling mereka) da-
lam bahasa mereka masing-masing, tentang perbuatan-perbuatan be-
sar yang dilakukan Tuhan . Dan bukan hanya melalui pemberitaan
Petrus saja, melainkan juga melalui pemberitaan semua atau sebagi-
an besar dari keseratus dua puluh orang murid itu sehingga tiga ribu
jiwa bertobat pada hari itu, dan ditambahkan ke dalam jemaat itu.
Walaupun begitu, hanya khotbah Petrus yang dicatat, untuk menjadi
bukti bagi dia bahwa ia sudah sepenuhnya dipulihkan dari kejatuh-
annya, dan sepenuhnya dikembalikan pada perkenanan Tuhan . Dia
yang secara pengecut sudah menyangkal Kristus sekarang mengakui
Dia dengan berani. Amatilah,
I. Kata-kata pembuka atau pengantarnya, yang di dalamnya ia ingin
menarik perhatian para pendengar, atau lebih tepatnya menuntut
perhatian mereka: Petrus bangkit berdiri (ay. 14), untuk menun-
jukkan bahwa ia tidak mabuk, dengan kesebelas rasul itu, yang
sepakat dengan apa yang dikatakannya, dan yang mungkin pada
gilirannya berbicara juga untuk maksud yang sama. Murid-murid
yang memiliki wewenang paling besar berdiri untuk berbicara
kepada orang-orang Yahudi yang mengolok-olok, dan untuk
menghadapi orang-orang yang menentang dan menghujat,namun
membiarkan ketujuh puluh murid berbicara kepada para penga-
nut agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain yang mau mendengar,
yang tidak berprasangka begitu buruk seperti itu, dalam bahasa
mereka sendiri. Demikianlah di antara hamba-hamba Kristus, se-
bagian orang yang memiliki karunia-karunia yang lebih besar di-
panggil untuk mengajar orang-orang yang menentang mereka, un-
tuk mengangkat pedang dan tombak. Sebagian yang lain yang
memiliki kemampuan-kemampuan lebih kecil dipekerjakan
untuk mengajar orang-orang yang berserah diri, dan untuk men-
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
57
jadi tukang-tukang kebun dan peladang-peladang. Petrus berkata
dengan suara nyaring, sebagai orang yang benar-benar yakin
maupun bersemangat dengan apa yang dikatakannya, dan yang
tidak takut ataupun malu untuk mengakuinya. Ia mengarahkan
perkataannya kepada orang-orang Yudea, andres Ioudaioi orang-
orang Yahudi (demikianlah perkataan itu seharusnya dibaca) dan
terutama kalian yang tinggal di Yerusalem, yang berperan dalam
kematian Yesus, ketahuilah, apa yang tidak kamu ketahui sebe-
lumnya, dan yang penting untuk kamu ketahui sekarang, dan
camkanlah perkataanku ini, yang akan mendekatkanmu kepada
Kristus, dan bukan kepada perkataan ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, yang akan menjauhkanmu dari-Nya. Guruku, yang
perkataan-Nya acap kali kamu dengar dengan sia-sia, telah pergi,
dan tidak akan kamu dengar lagi seperti dulu,namun Ia berbicara
kepada kamu sekarang melalui kami. Camkanlah sekarang per-
kataan kami ini.
II. Jawabannya terhadap fitnah mereka yang menghujat (ay. 15):
Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka. Murid-
murid Kristus ini, yang sekarang berbicara dalam bahasa-bahasa
lain, berbicara dengan akal sehat. Mereka tahu apa yang mereka
katakan, dan begitu pula dengan orang-orang yang mereka ajak
bicara, yang dibimbing melalui perkataan-perkataan mereka un-
tuk mengetahui perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan .
Jangan pikir mereka mabuk, sebab hari baru pukul sembilan.
Dan, sebelum pukul sembilan, pada hari-hari Sabat dan hari-hari
raya, orang-orang Yahudi tidak makan atau minum. Bahkan, bia-
sanya, orang-orang yang mabuk, mabuk pada malam hari, dan bu-
kan pada pagi hari. Lagi pula, mereka yang sungguh-sungguh su-
dah kecanduan mabuk, biasanya bila siuman, langsung mencari
anggur lagi (Ams. 23:35).
III. Penjelasannya tentang pencurahan Roh secara ajaib, yang diran-
cang untuk menggugah mereka semua agar beriman kepada Kris-
tus dan menggabungkan diri kepada jemaat-Nya. Dua hal yang
disimpulkannya dari situ: bahwa peristiwa itu merupakan peng-
genapan Kitab Suci dan buah dari kebangkitan serta kenaikan
Kristus, dan sebab itu bukti dari kedua-duanya.
58
1. Bahwa itu merupakan penggenapan dari nubuatan-nubuatan
Perjanjian Lama yang berhubungan dengan kerajaan Mesias,
dan oleh sebab itu merupakan bukti bahwa kerajaan-Nya su-
dah datang, dan ramalan-ramalan lain tentangnya sedang di-
penuhi. Ia menunjuk satu nubuatan secara khusus, yaitu nu-
buatan nabi Yoël (Yl. 2:28). Dapat diamati bahwa walaupun
Petrus penuh dengan Roh Kudus, lalu berkata-kata dalam ba-
hasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada-
nya untuk mengatakannya, ia tidak mengesampingkan Kitab
Suci, atau menganggap dirinya sudah lebih tahu dari Kitab
Suci. Malahan, banyak dari perkataannya yaitu kutipan dari
Perjanjian Lama, yang diserukannya, dan yang dengannya ia
membuktikan apa yang dikatakannya. Murid-murid Kristus
tidak pernah belajar di luar Alkitab mereka. Juga, Roh diberi-
kan bukan untuk menggantikan Kitab Suci, melainkan untuk
membuat kita mampu memahami dan mengembangkannya.
Amatilah,
(1) Nas yang dikutip Petrus itu (ay. 17-21). Nas itu merujuk
pada hari-hari terakhir, masa-masa Injil, yang disebut hari-
hari terakhir sebab pembabakan waktu (dispensasi) dalam
kerajaan Tuhan di tengah-tengah manusia, yang didirikan
oleh Injil, merupakan pembabakan terakhir dari anugerah
Tuhan , dan kita tidak perlu menantikan yang lain selain dari
kelanjutan pembabakan ini sampai akhir zaman. Atau, hari-
hari terakhir, maksudnya, dalam waktu yang sangat lama
setelah berhentinya nubuatan dalam jemaat Perjanjian La-
ma. Atau, pada hari-hari tepat sebelum kehancuran bangsa
Yahudi, pada hari-hari terakhir bangsa itu, tepat sebelum
hari Tuhan, hari yang besar dan mulia yang dibicarakan itu
(ay. 20). Peristiwa ini sudah dinubuatkan dan dijanjikan,
dan oleh sebab itu kamu harus mengharapkannya, dan ti-
dak terkejut olehnya. Kamu harus menginginkannya dan
menyambutnya, dan tidak memperbantahkannya, sebagai
sesuatu yang tidak layak diperhatikan. Rasul Petrus me-
ngutip seluruh paragraf, sebab sungguh baik melihat Kitab
Suci secara keseluruhan. Nah, sudah dinubuatkan,
[1] Bahwa akan ada pencurahan Roh anugerah dari atas
yang lebih berlimpah dan lebih luas dibandingkan sebelum-
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
59
sebelumnya. Nabi-nabi Perjanjian Lama sudah penuh
dengan Roh Kudus, dan dikatakan tentang bangsa Israel
bahwa Tuhan memberi kepada mereka Roh-Nya yang
baik untuk mengajar mereka (Neh. 9:20).namun seka-
rang Roh akan dicurahkan, bukan hanya ke atas orang-
orang Yahudi, melainkan juga ke atas semua manusia,
baik orang-orang bukan-Yahudi maupun orang-orang
Yahudi, meskipun pada waktu itu Petrus sendiri tidak
memahaminya demikian, seperti yang tampak dalam
pasal 11:17. Atau, ke atas semua manusia, maksudnya,
ke atas semua manusia dari segala jenis kedudukan
dan keadaan. Cendekiawan-cendekiawan Yahudi meng-
ajarkan bahwa Roh hanya datang ke atas orang-orang
bijak dan kaya, dan mereka itu yaitu keturunan Is-
rael.namun Tuhan tidak mau mengikat diri-Nya pada per-
aturan-peraturan mereka.
[2] Bahwa Roh yang ada pada mereka yaitu Roh nubuat-
an. Oleh bantuan Roh itu mereka akan dimampukan
untuk menubuatkan hal-hal yang akan datang, dan un-
tuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Kuasa
ini akan diberikan tanpa peduli laki-laki atau perempu-
an. Sekarang bukan hanya anak-anakmu laki-laki, me-
lainkan juga anak-anakmu perempuan akan bernubuat.
Tanpa pembedaan usia, baik teruna-terunamu maupun
orang-orangmu yang tua akan mendapat penglihatan-
penglihatan, dan akan mendapat mimpi, dan melalui se-
muanya itu mereka menerima pewahyuan-pewahyuan
Tuhan , untuk disampaikan kepada jemaat. Juga, tanpa
membedakan keadaan lahiriah, bahkan hamba-hamba
laki-laki dan hamba-hamba perempuan akan menerima
Roh, dan akan bernubuat (ay. 18). Atau, secara umum,
laki-laki dan perempuan, yang disebut Tuhan sebagai
hamba-hamba-Nya laki-laki dan hamba-hamba-Nya pe-
rempuan. Pada permulaan masa nubuatan dalam Per-
janjian Lama, ada sekolah-sekolah para nabi, dan, sebe-
lum itu, Roh nubuat datang ke atas tua-tua Israel yang
ditunjuk untuk memerintah.namun sekarang Roh akan
dicurahkan ke atas orang-orang yang berkedudukan le-
bih rendah, dan orang-orang demikian tidak terdidik di
60
sekolah-sekolah para nabi, sebab kerajaan Mesias ha-
rus murni bersifat rohani. Disebutkannya anak-anak
perempuan (ay. 17) dan hamba-hamba perempuan (ay.
18) di sini akan membuat orang berpikir bahwa bebera-
pa perempuan yang disebutkan di sini (1:14) menerima
karunia-karunia Roh Kudus yang luar biasa, seperti
juga kaum laki-lakinya. Filipus, sang penginjil, mempu-
nyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernu-
buat (21:9), dan Rasul Paulus, setelah mendapatkan ka-
runia-karunia yang berlimpah baik dalam hal bahasa
roh maupun nubuatan di jemaat Korintus, memandang
perlu untuk melarang kaum perempuan menggunakan
karunia-karunia itu di depan umum (1Kor. 14:26, 34).
[3] Bahwa satu perkara besar yang harus mereka nubuat-
kan yaitu penghakiman yang akan segera menimpa
bangsa Yahudi, sebab ini merupakan hal utama yang
sudah dinubuatkan Kristus sendiri (Mat. 24) pada saat
Dia memasuki Yerusalem (Luk. 19:41), dan saat Ia
akan mati (Luk. 23:29). Dan penghakiman-penghakiman
ini akan dijatuhkan ke atas mereka untuk menghukum
mereka sebab penghinaan mereka terhadap Injil, dan
perlawanan mereka terhadapnya, sementara Injil telah
datang kepada mereka dengan membawa bukti yang se-
demikian kuatnya. Orang-orang yang tidak mau tunduk
pada kuasa anugerah Tuhan , saat terjadi pencurahan
Roh-Nya yang menakjubkan ini, harus jatuh terkapar di
bawah pencurahan-pencurahan bejana murka-Nya. Yang
tidak mau membengkok pasti akan patah. Pertama, ke-
hancuran Yerusalem, yang terjadi kira-kira empat pu-
luh tahun sesudah kematian Kristus di sini disebut se-
bagai hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu, sebab
peristiwa itu mengakhiri masa tata aturan Musa. Ke-
imaman suku Lewi dan hukum upacara keagamaan de-
ngan demikian sudah dihapus dan ditinggalkan untuk
selama-lamanya. Penghancuran itu sendiri terjadi sede-
mikian rupa seperti yang belum pernah terjadi atas
tempat atau bangsa mana pun, entah sebelum atau se-
sudahnya. Itu yaitu hari Tuhan, sebab hari itu yaitu
hari pembalasan-Nya terhadap bangsa itu sebab sudah
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
61
menyalibkan Kristus, dan menganiaya hamba-hamba-
Nya. Itu yaitu tahun pengganjaran sebab perkara Sion
itu. Bahkan, atas seluruh darah orang-orang kudus dan
para martir, mulai dari darah Habel, orang benar itu
(Mat. 23:35). Itu yaitu hari penghakiman yang seben-
tar. Hari itu yaitu hari yang mulia. Dalam Kitab Yoël,
hari itu disebut sebagai hari yang dahsyat, sebab begi-
tulah hari itu bagi orang-orang di bumi.namun di sini
disebut epiphane (menurut Septuaginta), hari yang mu-
lia dan gemerlap, sebab begitulah hari itu bagi Kristus
di sorga. Hari itu yaitu epifani, penampakan-Nya, begi-
tulah Dia sendiri berbicara tentangnya (Mat. 24:30). Ke-
hancuran orang-orang Yahudi merupakan pembebasan
bagi orang-orang Kristen, yang dibenci dan dianiaya
oleh mereka. Dan sebab itu, hari itu sering kali dibica-
rakan oleh nabi-nabi pada waktu itu, untuk membesar-
kan hati orang-orang Kristen yang menderita, bahwa
Tuhan sudah dekat, kedatangan Tuhan sudah dekat,
Hakim telah berdiri di ambang pintu (Yak. 5:8-9). Kedua,
pertanda-pertanda yang mengerikan dari kehancuran
itu dinubuatkan di sini: Aku akan mengadakan mujizat-
mujizat di atas, di langit, matahari akan berubah menjadi
gelap gulita dan bulan menjadi darah; dan tanda-tanda
di bawah juga, di bumi: darah dan api. Yosefus, dalam
kata pengantar untuk buku sejarahnya tentang pepe-
rangan orang Yahudi, berbicara tentang tanda-tanda
dan keajaiban-keajaiban yang mendahului peperangan
itu, guruh, petir, dan gempa bumi yang dahsyat. Ada
komet berapi yang menggantung di atas kota selama
setahun, dan pedang menyala-nyala terlihat menunjuk
dari atas ke arah kota itu. Terang bersinar di Bait Tuhan
dan di mezbah pada tengah malam, seolah-olah hari
masih siang. Dr. Lightfoot memberi pengertian lain
terhadap tanda-tanda ini: darah Anak Tuhan , api Roh
Kudus yang sekarang tampak, kabut dari awan yang di
dalamnya Kristus naik, matahari menjadi gelap, dan bu-
lan menjadi darah pada saat penderitaan Kristus, se-
mua itu merupakan peringatan-peringatan keras terha-
dap bangsa yang tidak percaya itu untuk bersiap diri
62
menghadapi penghakiman-penghakiman yang akan da-
tang ke atas mereka. Atau, pernyataan itu dapat dite-
rapkan, dan dengan sangat sesuai, kepada penghakiman-
penghakiman sebelumnya, yang melaluinya kehancuran
itu ditimpakan. Darah menunjuk pada peperangan
orang-orang Yahudi dengan bangsa-bangsa di sekitar-
nya, dengan orang-orang Samaria, orang-orang Aram,
orang-orang Yunani, yang di dalamnya darah tercurah
dengan berlimpah-limpah, seperti juga pada peperangan
mereka melawan sesama saudara, dan pemberontakan-
pemberontakan kaum penghasut (sebagaimana mereka
sendiri menyebutnya), yang sangat berdarah. Tidak ada
damai bagi orang yang keluar atau yang masuk. Api dan
gumpalan-gumpalan asap, yang di sini dinubuatkan, di-
genapi secara harfiah saat kota-kota, jalan-jalan, dan
tempat-tempat ibadah, dan terakhir Bait Tuhan mereka,
dibakar. Dan berubahnya matahari menjadi gelap, dan
bulan menjadi darah ini bercerita tentang hancur beran-
takannya pemerintahan mereka, baik yang duniawi
maupun rohani, dan padamnya semua terang mereka.
Ketiga, pertanda pemeliharaan terhadap umat Tuhan di-
janjikan di sini (ay. 21): Barangsiapa yang berseru kepa-
da nama Tuhan Yesus (dan ini gambaran yang benar
dari seorang Kristen sejati, 1Kor. 1:2) akan diselamat-
kan, akan terhindar dari penghakiman itu. Keselamatan
dari penghakiman ini menjadi pelambang dan pertanda
dari keselamatan kekal. Dalam penghancuran Yerusa-
lem oleh orang-orang Kasdim, ada umat sisa yang
dimeteraikan untuk disembunyikan pada hari kemurkaan
TUHAN. Dan dalam penghancuran Yerusalem oleh orang-
orang Romawi, tak seorang Kristen pun binasa. Orang-
orang yang membedakan diri dengan tetap berlaku saleh
akan dibedakan dengan pemeliharaan yang istimewa.
Dan amatilah, umat sisa yang selamat digambarkan de-
ngan hal ini, yaitu bahwa mereka yaitu umat pendoa:
mereka berseru kepada nama Tuhan, yang menunjuk-
kan bahwa mereka tidak diselamatkan oleh jasa atau
kebenaran mereka sendiri, melainkan murni oleh anu-
gerah Tuhan , yang harus dimintakan melalui doa. Nama
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
63
Tuhanlah yang mereka serukan, yang menjadi menara
kekuatan bagi mereka.
(2) Penerapan dari nubuatan ini kepada peristiwa sekarang
(ay. 16): Itulah yang difirmankan Tuhan dengan perantaraan
nabi Yoël: inilah penggenapan dari nubuatan itu, pengge-
napannya yang penuh. Inilah pencurahan Roh kepada se-
mua orang yang harus datang itu, dan kita tidak perlu me-
nantikan yang lain, sama seperti kita tidak perlu menan-
tikan Mesias lain. Sebab seperti halnya Mesias kita senan-
tiasa hidup di sorga, bertakhta dan menjadi Pengantara
bagi jemaat-Nya di bumi, demikian pula Roh anugerah ini,
Sang Pembela, atau Penghibur, yang diberikan sekarang,
sesuai dengan janji, akan terus ada, sesuai dengan janji
yang sama, bersama-sama dengan jemaat di bumi sampai
pada akhir zaman, dan akan mengerjakan semua pekerjaan-
Nya di dalam dan untuk jemaat itu, dan untuk setiap ang-
gotanya, baik yang awam maupun yang menjadi hamba-
hamba Tuhan, melalui sarana Kitab Suci dan pelayanan.
2. Bahwa karunia itu yaitu karunia Kristus, dan hasil serta
bukti dari kebangkitan dan kenaikan-Nya. Melalui peristiwa
karunia Roh Kudus ini, Petrus mengambil kesempatan untuk
memberitakan Yesus kepada mereka. Dan bagian khotbahnya
ini ia sampaikan dengan kata pengantar lain yang khidmat (ay.
22): Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini. sebab
belas kasihanlah kamu bisa mendengar perkataan ini, dan su-
dah menjadi kewajibanmulah untuk memperhatikannya. Per-
kataan-perkataan mengenai Kristus harus bisa diterima oleh
orang-orang Israel. Inilah,
(1) Ringkasan sejarah kehidupan Kristus (ay. 22). Petrus me-
nyebut-Nya Yesus dari Nazaret, sebab dengan nama itulah
Ia dikenal secara umum,namun (yang sudah cukup untuk
menyingkirkan celaan itu) Ia yaitu seorang yang telah di-
tentukan Tuhan dan yang dinyatakan kepadamu, yang dicela
dan dikutuk oleh manusia,namun diteguhkan oleh Tuhan .
Tuhan memberi kesaksian akan peneguhan-Nya terha-
dap ajaran Kristus melalui kuasa yang diberikan-Nya kepada
Dia untuk mengerjakan mujizat-mujizat: seorang yang te-
lah ditandai oleh Tuhan , begitulah Dr. Hammond membaca-
64
nya. Ia telah dijadikan tanda dan keajaiban di tengah-
tengah kalian yang sekarang sedang mendengarkan aku. Ia
diutus kepadamu, Ia menegakkan terang yang mulia di ne-
gerimu. Kamu sendiri yaitu saksi bagaimana Ia menjadi
terkenal melalui kekuatan-kekuatan, mujizat-mujizat, dan
tanda-tanda, pekerjaan-pekerjaan yang di luar kuasa alam,
di luar jalur biasa, dan yang bertentangan dengannya, yang
dilakukan oleh Tuhan dengan perantaraan Dia. Maksudnya,
yang dilakukan-Nya dengan kuasa Tuhan yang menyelu-
bungi-Nya, dan yang di dalamnya Tuhan jelas-jelas menyertai
Dia. Sebab tidak ada seorang pun yang dapat melakukan
perbuatan-perbuatan itu, jika Tuhan tidak menyertai-Nya.
Lihatlah betapa Petrus menekankan mujizat-mujizat Kristus.
[1] Kenyataan itu tidak bisa disangkal: Mujizat-mujizat itu
dilakukan di tengah-tengah kamu, di tengah-tengah ne-
gerimu, kotamu, perkumpulan-perkumpulan ibadahmu,
seperti yang kamu sendiri tahu. Kamu sudah menjadi
saksi-saksi mata dari mujizat-mujizat-Nya. Biarkan aku
bertanya kepadamu, adakah bukti yang kamu punya
sebagai keberatan untuk melawannya, atau ada yang
bisa kamu katakan untuk menyangkalnya?
[2] Kesimpulan yang bisa ditarik dari semua kenyataan itu
tidak bisa disanggah. Pembuktiannya sama kuat de-
ngan buktinya. Jika Ia melakukan mujizat-mujizat itu,
sudah pasti Tuhan berkenan pada-Nya. Tuhan menyata-
kan bahwa Dia memang demikian adanya, seperti yang
dinyatakan-Nya sendiri, bahwa Dialah Anak Tuhan dan
Juruselamat dunia. Sebab Tuhan segala kebenaran tidak
akan membuat meterai-Nya berdusta.
(2) Pernyataan tentang kematian dan penderitaan-penderitaan-
Nya, yang juga mereka saksikan hanya beberapa minggu
lalu. Dan ini yaitu mujizat terbesar dari semuanya, bahwa
orang yang diakui Tuhan sendiri tampaknya sampai diting-
galkan begitu saja oleh-Nya. Juga, bahwa orang yang sede-
mikian mendapat perkenanan di hati masyarakat, dan di
tengah-tengah mereka, sampai dicampakkan oleh mereka
sendiri seperti itu.namun kedua rahasia ini dijelaskan di
sini (ay. 23), dan kematian-Nya dipandang,
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
65
[1] Sebagai perbuatan Tuhan . Dan di dalam Dia kematian-
Nya itu yaitu suatu perbuatan anugerah dan hikmat
yang menakjubkan. Tuhan menyerahkan-Nya kepada
maut. Tidak hanya mengizinkan Dia dihukum mati, te-
tapi juga menyerahkan Dia, mempersembahkan Dia.
Hal ini dijelaskan dalam Roma 8:32, Ia menyerahkan-
Nya bagi kita semua. Sekalipun demikian, Ia diakui oleh
Tuhan , dan tidak ada suatu apa pun di dalamnya yang
menandakan bahwa Tuhan tidak berkenan kepada-Nya.
Sebab hal itu terlaksana menurut maksud dan rencana-
Nya, dalam hikmat yang tak terbatas, dan untuk tujuan-
tujuan suci, yang disetujui oleh Kristus sendiri, ter-
masuk cara dan sarana yang dipakai untuk mencapai
tujuan-tujuan itu. Demikianlah keadilan Tuhan harus di-
puaskan, orang-orang berdosa diselamatkan, Tuhan dan
manusia dipersatukan kembali, dan Kristus sendiri di-
permuliakan. Bukan hanya menurut kehendak Tuhan , me-
lainkan juga menurut keputusan kehendak-Nya, bahwa Ia
harus menderita dan mati, sesuai dengan keputusan
yang kekal, yang tidak bisa diubah. Hal ini mendamai-
kan Kristus dengan salib: Bapa, jadilah kehendak-Mu,
dan Bapa, muliakanlah nama-Mu. Biarlah maksud-Mu
terlaksana, dan biarlah tujuan agung-Mu tercapai.
[2] Sebagai perbuatan orang banyak. Dan di dalam diri me-
reka perbuatan itu yaitu perbuatan yang luar biasa
berdosa dan bodoh. Perbuatan itu yaitu pergulatan
melawan Tuhan untuk menganiaya orang yang diakui-
Nya sebagai kesayangan sorga. Dan itu juga yaitu per-
lawanan menentang belas kasihan yang diperuntukkan
bagi mereka sendiri, sebab mereka menganiaya orang
yang menjadi berkat terbesar bagi bumi ini. Rancangan
Tuhan sejak dari kekekalan, ataupun tindakan-Nya yang
membawa kebaikan dari rancangan itu sampai pada ke-
kekalan, tidak akan mengampuni dosa mereka sedikit
pun. Sebab itu yaitu pekerjaan dan perbuatan mereka
secara sukarela, yang lahir dari sebuah asas yang jahat
secara moral, dan oleh sebab itu mereka yaitu tangan
bangsa-bangsa durhaka yang menyalibkan dan membu-
nuh Dia. Ada kemungkinan bahwa sebagian dari me-
66
reka yang hadir di sini yaitu orang-orang yang sebe-
lumnya berseru, salibkanlah Dia, salibkanlah Dia, atau
yang jika tidak demikian halnya sudah membantu dan
bersekongkol dalam pembunuhan itu, dan Petrus tahu
ini. Namun, bagaimanapun juga, sudah sewajarnya hal
itu dipandang sebagai perbuatan seluruh bangsa, sebab
dilakukan dengan pemungutan suara majelis agung dan
dengan suara kerumunan orang banyak. Sudah men-
jadi aturan, Refertur ad universos quod publice fit per
majorem partem Apa yang dilakukan secara umum oleh
sebagian besar orang, dipandang sebagai sesuatu yang
dilakukan oleh semua. Petrus mendakwakan dosa itu
kepada mereka secara khusus sebagai bagian dari selu-
ruh bangsa itu, supaya dakwaan itu bisa lebih mem-
bawa mereka pada iman dan pertobatan, sebab itulah
satu-satunya cara untuk membedakan diri mereka dari
orang-orang yang bersalah, dan melepaskan mereka
dari kesalahan itu.
(3) Peneguhan terhadap kebangkitan-Nya, yang dengan berha-
sil menghapus bersih celaan atas kematian-Nya (ay. 24):
Tuhan membangkitkan Dia. Tuhan yang sama yang menyerah-
kan Dia pada maut melepaskan-Nya juga dari maut, dan
dengan demikian memberi pengakuan yang lebih tinggi
dibandingkan yang sudah diberikan-Nya melalui tanda-tanda
dan mujizat-mujizat apa pun yang telah Dia lakukan, atau
melalui gabungan dari semuanya itu. Oleh sebab itu, ke-
bangkitan inilah yang paling banyak ditekankannya.
[1] Petrus menggambarkan kebangkitan-Nya: Tuhan mele-
paskan Dia dari sengsara maut, sebab tidak mungkin Ia
tetap berada dalam kuasa maut itu, ōdinas dukacita
kematian. Kata ini digunakan untuk mengartikan pen-
deritaan yang mendalam, dan sebagian orang berpikir
bahwa kata ini menunjuk pada kesedihan dan ke-
kalutan jiwa-Nya, yang di dalamnya Ia merasa sangat
sedih, seperti mau mati rasanya. Dari kesedihan dan du-
kacita jiwa ini, penderitaan jiwa ini, Bapa melepaskan
Dia saat pada saat kematian-Nya Ia berkata, sudah
selesai. Beginilah Dr. Godwin memahaminya: Kengerian-
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
67
kengerian yang membuat jiwa Heman terhampar seperti
orang-orang yang mati dibunuh (Mzm. 88:6, 16) telah
mencengkeram Kristus.namun Ia terlalu kuat untuk itu,
lalu menerobos melewatinya. Inilah kebangkitan jiwa-
Nya (dan sungguh suatu perkara besar untuk mem-
bawa jiwa keluar dari jurang kesengsaraan rohani yang
dalam). Kematian ini tidak meninggalkan jiwa-Nya di
neraka, seperti yang tampak dalam perkataan selanjut-
nya, supaya Ia tidak melihat kebinasaan, yang berbicara
tentang kebangkitan tubuh-Nya. Dan kebangkitan roha-
ni dan tubuh ini secara bersama-sama menghasilkan
kebangkitan agung. Dr. Lightfoot memberi pengerti-
an yang lain untuk ini: Setelah meluruhkan sengsara
maut, dengan melakukannya untuk semua orang yang
percaya kepada-Nya, Tuhan membangkitkan Kristus, dan
dengan kebangkitan-Nya menghancurkan semua kuasa
maut, dan membinasakan sengat maut yang menghan-
tam umat-Nya. Ia sudah menghapuskan kematian, su-
dah mengubah sifatnya, dan, sebab tidak mungkin Ia
tetap berada dalam kuasa maut itu untuk waktu yang
lama, tidak mungkin pula mereka tetap berada dalam
kuasa maut itu untuk selama-lamanya.namun keba-
nyakan orang merujuk hal ini pada kebangkitan tubuh
Kristus. Dan kematian (ujar Tuan Baxter) yaitu hu-
kuman dengan menghilangkan apa yang ada, meskipun
tidak ditandai dengan kejahatan yang nyata.namun Dr.
Hammond menunjukkan bahwa Alkitab Septuaginta,
dan dari situ sang rasul di sini, menggunakan kata tali-
tali maut (Mzm. 18:5), yang paling sesuai dengan kiasan
melepaskan dan menahan yang digunakan di sini.
Kristus dipenjara sebab utang kita, Ia dicampakkan ke
dalam tali-tali maut.namun , sebab keadilan Tuhan sudah
dipuaskan, tidak mungkin Ia terus ditahan di sana,
entah dari segi hak atau kekuatan. Sebab Ia memiliki
hidup pada diri-Nya sendiri, dan yang ada dalam kuasa-
Nya sendiri, dan telah menaklukkan penguasa maut.
[2] Petrus menegaskan kebenaran dari kebangkitan-Nya
(ay. 32): Yesus inilah yang dibangkitkan Tuhan , dan ten-
tang hal itu kami semua yaitu saksi, yakni kami para
68
rasul dan teman-teman yang bersama kami, yang me-
ngenal Dia secara dekat sebelum kematian-Nya, dan
bergaul secara akrab dengan Dia setelah kebangkitan-
Nya, makan dan minum bersama-sama dengan Dia. Me-
reka menerima kuasa, dengan turunnya Roh Kudus ke
atas mereka, dengan tujuan agar mereka menjadi saksi-
saksi yang cakap, setia, dan berani mengabarkan ke-
bangkitan ini, kendati dituduh oleh musuh-musuh te-
lah mencuri jasad-Nya.
[3] Petrus menunjukkan kebangkitan-Nya itu sebagai peng-
genapan Kitab Suci, dan, sebab Kitab Suci sudah ber-
kata bahwa Ia harus bangkit kembali sebelum melihat
kebinasaan, maka tidak mungkin Ia tetap berada dalam
kuasa maut dan alam kubur. Sebab Daud berkata ten-
tang Dia dibangkitkan, maka begitulah kebangkitan-
Nya dibicarakan (ay. 25). Bagian Kitab Suci yang diru-
juknya yaitu Mazmur Daud (Mzm. 16:8-11), yang, wa-
laupun sebagian dapat diterapkan kepada Daud sebagai
orang kudus, namun terutama merujuk pada Yesus
Kristus, yang diperlambangkan oleh diri Daud. Di sini,
Pertama, nas itu dikutip secara panjang lebar (ay.
25-28), sebab hal itu digenapi di dalam Dia, dan me-
nunjukkan kepada kita,
1. Perhatian yang selalu diberikan Yesus Tuhan
kita terhadap Bapa-Nya dalam seluruh pekerjaan-
Nya: Aku selalu memandang kepada Tuhan. Ia
menempatkan di hadapan-Nya kemuliaan Bapa-Nya
sebagai tujuan-Nya dalam segala sesuatu. Sebab Ia
melihat bahwa penderitaan-penderitaan-Nya akan
membawa kehormatan yang berlimpah bagi Tuhan ,
dan akan berakhir dalam sukacita-Nya sendiri. Se-
mua ini disediakan bagi-Nya, dan inilah yang dituju-
Nya, dalam segala pekerjaan dan penderitaan-Nya.
Dan dengan pengharapan akan semuanya ini Ia di-
topang dan didorong untuk terus maju (Yoh. 13:31-
32; 17:4-5).
2. Keyakinan yang dimiliki-Nya akan hadirat dan kuasa
Bapa-Nya yang menyertai Dia: Ia berdiri di sebelah
kananku, di sebelah tangan yang bekerja, yang me-
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
69
nguatkan, membimbing, dan menopang, sehingga
Aku tidak goyah atau melepaskan diri dari pekerjaan-
Ku, kendati dengan kesusahan-kesusahan yang ha-
rus Kujalani. Ini merupakan butir dari kovenan pe-
nebusan (Mzm. 89:22), tangan-Ku tetap dengan dia,
bahkan lengan-Ku meneguhkan dia. Dan oleh sebab
itu Ia yakin bahwa pekerjaan itu tidak akan gagal di
tangan-Nya. Jika Tuhan ada di sebelah kanan kita,
kita tidak akan goyah.
3. Kegembiraan yang menyertai Yesus Tuhan kita da-
lam melanjutkan pekerjaan-Nya, kendati dengan ke-
sedihan-kesedihan yang harus dilalui-Nya: sebab
yakin bahwa Aku tidak goyah,namun bahwa kese-
nangan Tuhan akan terlaksana di tangan-Ku, maka
hati-Ku bersukacita dan jiwa-Ku bersorak-sorak, dan
pikiran tentang kesedihan-Ku tidak berarti apa-apa
bagi-Ku. Perhatikanlah, yaitu kesenangan Yesus
Tuhan kita untuk melihat akhir dari pekerjaan-Nya,
dan untuk menjadi yakin bahwa kesudahannya
akan mulia. Begitu senangnya Dia dengan pekerjaan-
Nya sehingga hati-Nya bergembira memikirkan ba-
gaimana kesudahannya akan memenuhi rancangan
pekerjaan-Nya itu. Yesus bergembira dalam Roh Ku-
dus (Luk. 10:21). Jiwa-Ku bersorak-sorak (KJV: lidah-
Ku bergembira). Dalam Mazmur dikatakan kemuliaan-
Ku bersorak-sorak (KJV); yang menunjukkan bahwa
lidah kita yaitu kemuliaan kita, indra pengucap
yaitu suatu kehormatan bagi kita, dan tidak per-
nah lebih menjadi kehormatan bagi kita selain apa-
bila digunakan untuk memuji Tuhan . Lidah Kristus
bersorak-sorak, sebab saat Ia baru memulai pen-
deritaan-penderitaan-Nya, pada penutup perjamuan
terakhir-Nya, Ia menyanyikan nyanyian pujian.
4. Pengharapan menyenangkan yang dimiliki-Nya me-
ngenai akhir yang membahagiakan dari kematian
dan penderitaan-penderitaan-Nya. Inilah yang terus
mendorong-Nya, bukan hanya dengan keberanian,
melainkan juga dengan kegembiraan, untuk melewati
penderitaan dan kematian-Nya. Ia menanggalkan tu-
70
buh,namun tubuh-Ku akan diam (KJV: tubuh-Ku akan
beristirahat pen.). Kubur akan menjadi tempat bagi
tubuh, selama tubuh itu terbaring di sana, sebagai
ranjang peristirahatan, dan harapan akan membuat-
nya beristirahat dengan tenang. Tubuh-Ku akan di-
am dengan tenteram (KJV: tubuh-Ku akan beristirahat
dalam pengharapan pen.), hoti, Engkau tidak me-
nyerahkan Aku kepada dunia orang mati. Dan untuk
selanjutnya, tinggal masalah pengharapan-Nya, atau
lebih tepatnya keyakinan-Nya,
(1) Bahwa jiwa tidak akan terus ada dalam keadaan
terpisah dari tubuh. Sebab, selain bahwa hal ini
akan membawa kegelisahan bagi jiwa manusia
yang dibuat untuk tubuh, itu juga akan menjadi
kelanjutan dari kemenangan maut atas Dia yang
sesungguhnya sudah menaklukkan maut: Eng-
kau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang
mati (kepada hades, dalam keadaan yang tak
terlihat, itulah yang secara tepat diartikan dari
kata hades), tetapi, meskipun Engkau membiar-
kannya untuk sementara waktu berpindah ke
sana, dan tinggal di sana, namun Engkau akan
menariknya kembali. Engkau tidak akan mem-
biarkannya di sana, seperti yang Engkau lakukan
terhadap jiwa-jiwa orang lain.
(2) Bahwa tubuh hanya akan terbaring sebentar di
dalam kubur: Engkau tidak membiarkan Orang
Kudus-Mu melihat kebinasaan. Tubuh-Nya tidak
akan terus mati untuk waktu yang lama sampai
mulai hancur atau membusuk. Oleh sebab itu
tubuh-Nya harus kembali hidup pada hari ketiga
atau sebelum hari ketiga setelah kematian-Nya.
Kristus yaitu Orang Kudus Tuhan , yang dikudus-
kan dan dipisahkan untuk melayani-Nya dalam
pekerjaan penebusan. Ia harus mati, sebab Ia ha-
rus ditahbiskan oleh darah-Nya sendiri.namun Ia
tidak boleh melihat kebinasaan, sebab kematian-
Nya akan menjadi bagi Tuhan persembahan dan
korban yang harum bagi Tuhan . Hal ini diperlam-
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
71
bangkan oleh hukum mengenai korban persem-
bahan, bahwa apa yang masih tinggal dari daging
korban sembelihan sampai hari yang ketiga tidak
boleh dimakan, sebab takut kalau-kalau sudah
hancur dan mulai membusuk (Im. 7:15-18).
(3) Bahwa kematian dan penderitaan-penderitaan-
Nya akan menjadi, bukan hanya bagi Dia, me-
lainkan juga bagi semua kepunyaan-Nya, pintu
masuk bagi kehidupan kekal yang penuh berkat:
Engkau memberitahukan kepada-Ku jalan-jalan
kehidupan, dan melalui Aku memberitahukannya
kepada dunia, dan membentangkannya terbuka.
saat Bapa memberi hidup kepada Anak da-
lam diri-Nya sendiri, kuasa untuk memberi
nyawa-Nya dan mengambilnya kembali, pada
saat itulah Ia memberitahukan kepada-Nya jalan
hidup, baik untuk masuk maupun keluar. Pintu
gerbang maut dan pintu gerbang kelam pekat ter-
singkap bagi-Nya (Ayb. 38:17), untuk Dia lewat
dan kembali lagi, sesuai apa yang dipandang-Nya
perlu, bagi penebusan manusia.
(4) Bahwa semua dukacita dan penderitaan-Nya
akan berakhir dalam kebahagiaan yang sempurna
dan abadi: Engkau akan melimpahi Aku dengan
sukacita di hadapan-Mu. Upah yang disediakan
bagi-Nya yaitu sukacita, sukacita yang penuh,
dan itu dirasakan di hadapan Tuhan (KJV: dalam
perkenanan Tuhan pen.), dalam perkenanan yang
diberikan-Nya kepada Dia dalam pekerjaan-Nya,
dan kepada semua orang yang, demi Dia, akan
percaya kepada-Nya. Senyuman-senyuman yang
dengannya Bapa menerima Dia, saat , pada ke-
naikan-Nya, Ia dibawa ke hadapan Yang Lanjut
Usianya, memenuhi Dia dengan sukacita yang ti-
dak terkatakan, dan itu yaitu sukacita Tuhan
kita, yang ke dalamnya semua kepunyaan-Nya
akan masuk, dan yang di dalamnya mereka akan
berbahagia untuk selama-lamanya.
72
Kedua, tafsiran atas nas ini, terutama yang begitu
banyak berkaitan tentang kebangkitan Kristus. Petrus
berbicara kepada mereka dengan memberi sebutan
hormat, saudara-saudara (ay. 29, KJV: men and brethren
sesama manusia dan saudara pen.). Engkau yaitu
manusia, dan oleh sebab itu harus dipimpin oleh akal
budi. Engkau yaitu saudara, dan oleh sebab itu harus
menerima dengan baik apa yang dikatakan kepadamu
oleh orang yang, sebab berkerabat dekat denganmu,
dengan sepenuh hati memperhatikan kamu, dan meng-
harapkan yang terbaik bagimu. Sekarang, izinkanlah
aku untuk berkata-kata dengan terus terang kepadamu
tentang Daud, bapa bangsa kita, dan janganlah engkau
tersinggung jika aku memberi tahu kamu bahwa di
sini Daud tidak bisa dipahami berbicara tentang dirinya
sendiri, melainkan tentang Kristus yang akan datang.
Daud di sini disebut sebagai bapak bangsa, sebab ia
yaitu bapak dari keluarga raja, dan orang yang sangat
terpandang serta ternama dalam angkatannya, dan
yang namanya serta kenangan akan dia sudah sewajar-
nya dipandang sangat berharga. Nah, saat kita mem-
baca mazmurnya itu, kita harus mempertimbangkan,
1. Bahwa Daud tidak bisa mengatakan itu tentang diri-
nya sendiri, sebab ia telah mati, dan dikubur, dan ku-
burannya masih ada di Yerusalem sampai hari ini,
saat Petrus mengatakan ini, dan tulang-tulang serta
debu-debunya ada di dalamnya. Tak seorang pun
pernah mengaku-ngaku bahwa ia sudah bangkit,
dan oleh sebab itu ia tidak pernah bisa berkata ten-
tang dirinya sendiri bahwa ia tidak melihat kebinasa-
an. Sebab sudah jelas bahwa ia memang melihat ke-
binasaan. Rasul Paulus juga menegaskan hal ini
(13:35-37). Walaupun ia seorang yang berkenan di
hati Tuhan , namun ia menempuh segala jalan yang fana,
seperti yang dikatakannya sendiri (1Raj. 2:2), baik
dengan mati maupun dikuburkan.
2. Oleh sebab itu, pastilah Daud mengatakannya seba-
gai seorang nabi, dengan pandangan yang tertuju
kepada Mesias, yang penderitaan-penderitaan-Nya
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
73
ditegaskan oleh para nabi sebelumnya, dan bersama-
sama dengan penderitaan-penderitaan itu segala ke-
muliaan yang menyusul sesudah itu. Begitu pula
Daud dalam Mazmur itu, seperti yang dengan jelas di-
tunjukkan Petrus di sini.
(1) Daud tahu bahwa Mesias harus diturunkan dari
keturunannya (ay. 30), bahwa Tuhan telah berjanji
kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa
Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan
Daud sendiri di atas takhtanya. Tuhan menjanjikan
dia seorang Anak, yang akan mengokohkan takhta
kerajaannya untuk selama-lamanya (2Sam. 7:12).
Dan dikatakan (Mzm. 132:11), TUHAN telah me-
nyatakan sumpah setia kepada Daud. saat Ye-
sus Tuhan kita dTuhan rkan, dijanjikan bahwa Tuhan
Tuhan akan mengaruniakan kepada-Nya takhta
Daud, bapa leluhur-Nya (Luk. 1:32). Dan seluruh
Israel tahu bahwa Mesias akan menjadi Anak
Daud, maksudnya, bahwa, menurut daging, Ia
yaitu Anak Daud melalui kodrat manusia-Nya.
Ini harus dilihat secara demikian, sebab secara
roh, dan sesuai dengan kodrat Tuhan -Nya, Ia akan
menjadi Tuhan Daud, bukan Anaknya. Oleh ka-
rena Tuhan sudah bersumpah kepada Daud bah-
wa Mesias, yang dijanjikan kepada bapa leluhur-
nya, akan menjadi anak dan penerusnya, buah
dari keturunannya, dan ahli waris bagi takhta-
nya, maka ia selalu memandang pada hal
ini, saat ia menuliskan mazmur-mazmurnya.
(2) sebab Kristus berasal dari keturunannya, dan
oleh sebab itu ada di dalam dirinya saat ia me-
nuliskan mazmur itu (seperti Lewi dikatakan ada
dalam diri Abraham saat ia membayar seper-
sepuluh kepada Melkisedek), dan jika apa yang
dikatakannya, yang seolah-olah tentang dirinya
sendiri, tidak dapat diterapkan kepada dia sen-
diri (seperti yang memang sudah jelas tidak de-
mikian), maka kita harus menyimpulkan bahwa
perkataannya itu menunjuk pada anaknya yang
74
pada waktu itu ada dalam dirinya, yang di dalam
Dia keluarga dan kerajaannya akan mencapai ke-
sempurnaan dan keabadian. Dan oleh sebab itu,
saat ia berkata bahwa Dia tidak ditinggalkan di
dalam dunia orang mati, atau bahwa daging-Nya
tidak mengalami kebinasaan, tanpa diragukan lagi
ia harus dimengerti sedang berbicara tentang ke-
bangkitan Kristus (ay. 31). Dan sama seperti
Kristus mati, demikian pula Ia telah dibangkitkan,
sesuai dengan Kitab Suci, dan bahwa tentang hal
itu kami semua yaitu saksi-saksinya.
(3) Di sini tertulis juga sekilas tentang kenaikan-
Nya. Sama seperti Daud tidak bangkit dari antara
orang mati, demikian pula ia tidak naik ke sorga,
secara jasmani, seperti Kristus (ay. 34). Dan lebih
jauh lagi, untuk membuktikan bahwa saat Daud
berbicara tentang kebangkitan yang dimaksud-
kannya yaitu Kristus, Petrus mengamati bahwa
saat dalam Mazmur lain Daud berbicara ten-
tang apa yang terjadi berikutnya setelah peng-
angkatan-Nya, Daud jelas-jelas menunjukkan
bahwa ia berbicara tentang orang lain, bahkan
seperti tentang seseorang yang yaitu Tuannya
(Mzm. 110:1): Tuhan telah berfirman kepada
Tuanku, setelah Ia membangkitkan Dia dari an-
tara orang mati, Duduklah di sebelah kanan-Ku,
dalam kehormatan dan kekuasaan yang tertinggi
di sini. Kini Engkau dipercayai untuk mengatur
baik kerajaan pemeliharaan Tuhan maupun anuge-
rah. Duduklah di sini sebagai raja, sampai Kubuat
musuh-musuhmu menjadi kawan-kawanmu atau
tumpuan kakimu (ay. 35). Kristus bangkit dari an-
tara orang mati untuk naik lebih tinggi, dan oleh
sebab itu sudah pasti tentang kebangkitan-Nya-
lah Daud berbicara, dan bukan tentang kebang-
kitannya sendiri, dalam Mazmur 16. Sebab tidak
ada alasan bagi dia untuk bangkit dari kubur-
nya, jika ia tidak akan naik ke sorga.
Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36
75
(4) Penerapan dari pembahasan tentang kematian, kebangkit-
an, dan kenaikan Kristus ini.
[1] Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ini men-
jelaskan arti dari pencurahan Roh yang menakjubkan
yang sedang terjadi sekarang, dalam karunia-karunia
yang luar biasa itu. Sebagian dari orang-orang yang ha-
dir itu bertanya (ay. 12), apakah artinya ini? Aku beri
tahu kamu artinya, sahut Petrus. Yesus ini ditinggikan
di sebelah kanan Tuhan , begitu sebagian orang memba-
canya, untuk duduk di sana. Ditinggikan oleh tangan ka-
nan Tuhan , begitu kita membacanya, dengan kuasa dan
wewenang-Nya. Keduanya sama saja artinya. Dan ka-
rena sudah menerima dari Bapa, yang kepada-Nya Ia su-
dah naik, Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka Ia mem-
berikan apa yang sudah diterima-Nya (Mzm. 68:19), dan
dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.
Sebab Roh Kudus akan diberikan saat Yesus dimulia-
kan, dan tidak sebelum itu (Yoh. 7:39). Kamu melihat
dan mendengar kami berbicara dengan bahasa-bahasa
yang tidak pernah kami pelajari. Mungkin ada perubah-
an yang tampak pada wajah mereka, yang dilihat oleh
orang banyak itu, dan juga ada perubahan yang ter-
dengar pada suara dan bahasa mereka. Nah, semua ini
datangnya dari Roh Kudus, yang kedatangan-Nya meru-
pakan bukti bahwa Yesus sudah ditinggikan, dan Ia
sudah menerima karunia ini dari Bapa, untuk disampai-
kan kepada jemaat, yang jelas-jelas menyatakan Dia
sebagai Pengantara, atau Penengah antara Tuhan dan
jemaat. Karunia Roh Kudus yaitu , pertama, pengge-
napan dari janji-janji Tuhan yang sudah dibuat. Di sini
disebut Roh Kudus yang dijanjikan. Sudah banyak janji
yang sangat besar dan berharga yang diberikan kepada
kita oleh kuasa Tuhan ,namun inilah janji yang unggul itu,
sepert