Kisah pararasul 2

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 2. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 2



  harus diajukan, melainkan keseratus dua puluh 

orang itu, sebab kepada merekalah Petrus berbicara, dan bu-

kan kepada kesebelas rasul. Kedua orang yang mereka calon-

kan yaitu  Yusuf dan Matias, yang kedua-duanya tidak per-

nah kita baca di bagian Kitab Suci mana pun, kecuali kalau 

Yusuf ini yaitu  orang yang sama dengan Yesus yang di-

panggil Yustus itu, yang dibicarakan Paulus (Kol. 4:11), dan 

yang dikatakan berasal dari antara mereka yang bersunat, se-

orang Yahudi asli, seperti Yustus ini, dan yang menjadi teman 

sekerja Paulus untuk Kerajaan Tuhan  dan membawa penghibur-

an bagi dia. Maka dapat diamati bahwa, meskipun tidak men-

jadi rasul, ia tidak berhenti melayani oleh sebab  itu,namun  

sangat berguna menjalankan pelayanan di tempat yang lebih 

rendah. Sebab adakah mereka semua rasul, atau nabi? Sebagi-

Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26 

 35

an orang berpikir bahwa Yusuf ini yaitu  dia yang dipanggil 

Yoses (Mrk. 6:3), saudara Yakobus Muda (Mrk. 15:40), dan di-

sebut Yoses yang adil, sama seperit Yakobus disebut Yakobus 

yang adil. Sebagian yang lain salah mengira orang ini sebagai 

Yusuf yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 4:36. Akan 

tetapi, Yusuf yang itu berasal dari Siprus, sedang  Yusuf 

yang ini berasal dari Galilea. Dan, tampaknya, untuk membe-

dakan mereka, Yusuf yang itu disebut Barnabas – anak peng-

hiburan, sedang  Yusuf yang ini disebut Barsabas – anak 

sumpah. Kedua-duanya yaitu  orang-orang yang layak, dan 

sangat memenuhi syarat untuk menduduki jabatan itu, se-

hingga mereka tidak bisa mengatakan mana yang lebih pan-

tas,namun  semua sepakat bahwa yang harus dipilih yaitu  

salah satu dari keduanya. Mereka tidak mengusulkan diri me-

reka sendiri atau saling memperebutkan tempat itu,namun  

dengan rendah hati duduk diam, dan ditunjuk untuk me-

mangku jabatan itu.  

2. Mereka datang kepada Tuhan  dengan doa meminta bimbingan 

untuk mengetahui, bukan siapa dari ketujuh puluh murid itu, 

sebab tak seorang pun dari yang lain yang bisa menyaingi dua 

orang ini menurut pendapat semua orang yang hadir, melain-

kan siapa yang dipilih dari kedua orang ini? (ay. 24-25).  

(1)  Mereka berseru kepada Tuhan  sebagai Sang Penyelidik hati: 

 Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, 

sementara kami tidak, dan lebih baik dibandingkan  mereka me-

ngenal hati mereka sendiri.” Amatilah,  saat  seorang rasul 

dipilih, ia harus dipilih berdasarkan hatinya, serta sikap 

dan kecenderungan hatinya itu. Namun Yesus, yang me-

ngenal semua hati orang, untuk tujuan-tujuan yang bijak 

dan kudus, memilih Yudas sebagai salah seorang dari ke-

dua belas rasul. Sungguh menghibur bagi kita, dalam doa-

doa kita bagi kesejahteraan jemaat dan hamba-hamba Tu-

han, bahwa Tuhan  yang kepada-Nya kita berdoa mengenal 

hati semua orang, dan tidak saja mengawasi mereka de-

ngan mata-Nya,namun  juga menggenggam mereka dalam 

tangan-Nya, dan mengarahkan mereka ke mana pun yang 

dikehendaki-Nya. Ia bisa membuat mereka pantas untuk 

memenuhi tujuan-Nya, jika pada mulanya Ia tidak menda-

pati mereka pantas, dengan memberi mereka roh yang lain. 


 36

(2) Mereka ingin tahu yang mana dari kedua orang ini yang 

sudah dipilih Tuhan : Tuhan, tunjukkanlah ini kepada kami, 

maka kami akan puas. Memang pantas bagi Tuhan  untuk 

memilih hamba-hamba-Nya sendiri. Dan sejauh Tuhan  de-

ngan cara apa saja, melalui pengaturan pemeliharan-Nya 

atau karunia-karunia Roh-Nya, menunjukkan siapa yang 

telah dipilih-Nya, atau apa yang telah dipilih-Nya, bagi kita, 

maka kita harus mengikuti keputusan-Nya. 

(3) Mereka siap menerimanya sebagai saudara yang sudah di-

pilih Tuhan . Sebab mereka tidak berusaha untuk mendapat-

kan kehormatan itu bagi diri mereka sendiri, dengan me-

nyingkirkan orang lain darinya,namun  terlebih ingin me-

milih orang untuk menerima jabatan pelayanan ini, untuk 

bergabung dengan mereka di dalam pekerjaan itu dan 

berbagi dengan mereka dalam kehormatannya. Jabatan itu 

ditinggalkan Yudas yang telah jatuh, yang telah mencam-

pakkan dirinya sendiri, sebab  meninggalkan dan meng-

khianati Gurunya, dari tempatnya sebagai rasul, yang tidak 

layak baginya, supaya ia bisa pergi ke tempat yang wajar 

baginya, tempat bagi pengkhianat, tempat yang paling pan-

tas bagi dia, bukan hanya ke tiang gantungan,namun  juga 

ke neraka. Itulah tempatnya sendiri. Perhatikanlah, ba-

rangsiapa mengkhianati Kristus, ia jatuh dari martabatnya 

sebagai saudara-Nya, dan pada saat yang sama pula ia 

akan jatuh ke dalam segala kesengsaraan. Dikatakan ten-

tang Bileam (Bil. 24:25) bahwa ia pulang ke tempat kediam-

annya, maksudnya, ujar salah seorang rabi, ia pergi ke ne-

raka. Dr. Whitby mengutip Ignasius yang berkata, bagi 

setiap orang sudah ditetapkan idios topos – tempat yang 

pantas, yang artinya sama saja bahwa Tuhan  membalas se-

tiap orang sesuai dengan perbuatannya. Dan Juruselamat 

kita sudah berkata bahwa tempat Yudas itu haruslah sede-

mikian rupa sehingga lebih baik bagi orang itu sekiranya ia 

tidak dTuhan rkan (Mat. 26:24). Kesengsaraannya begitu rupa 

sehingga ia lebih baik bila ia tidak pernah ada sama sekali. 

Yudas sudah menjadi orang munafik, dan neraka yaitu  

tempat yang pantas bagi orang-orang seperti itu. Para pen-

dosa lain, sebagai teman berbuat dosa, akan mendapatkan 

bagian bersama-sama dengan mereka (Mat. 24:51).  

Kitab Kisah Para Rasul 1:15-26 

 37

(4) Keraguan itu dipastikan dengan undi (ay. 26), yang meru-

pakan seruan permohonan kepada Tuhan , dan boleh dipakai 

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak bisa di-

selesaikan dengan cara lain, asalkan itu dilakukan dengan 

cara yang khidmat dan saleh, dan disertai doa, doa iman. 

Sebab undi dibuang di pangkuan,namun  setiap keputusan-

nya berasal dari pada TUHAN (Ams. 16:33). Matias tidak 

ditahbiskan dengan penumpangan tangan, seperti halnya 

dengan para penatua, sebab ia dipilih dengan undi, yang me-

rupakan perbuatan Tuhan . Dan oleh sebab itu, sama seperti 

ia harus dibaptis, begitu pula ia harus ditahbiskan, oleh Roh 

Kudus, seperti yang terjadi pada mereka semuanya tidak 

lama setelah itu. Dengan demikian jumlah para rasul men-

jadi genap, seperti sesudahnya,  saat  Yakobus, satu lagi 

dari kedua belas rasul itu, mati syahid, dan Paulus dijadikan 

sebagai rasul.     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL  2  

i antara janji tentang Mesias (bahkan yang paling belakangan 

dari janji-janji itu) dan kedatangan-Nya, terselingi masa yang 

lama. Namun, di antara janji tentang Roh dan kedatangan-Nya, 

hanya berselang beberapa hari. Dan selama hari-hari itu para rasul, 

meskipun sudah menerima perintah untuk memberitakan Injil kepada 

setiap makhluk, dan untuk memulainya dari Yerusalem, masih tetap 

tinggal di tempat, incognito – secara tersembunyi, dan tidak menawar-

kan diri untuk berkhotbah.namun  dalam pasal ini angin utara dan 

angin selatan bangun, dan kemudian mereka pun bangun, dan seka-

rang kita mendapati mereka sedang berkhotbah. Inilah,  

I. Turunnya Roh ke atas para rasul, dan orang-orang yang ber-

sama mereka, pada hari Pentakosta (ay. 1-4).  

II. Berbagai macam dugaan yang muncul akibat peristiwa ini di 

antara orang-orang yang sekarang bertemu di Yerusalem dari 

segala penjuru (ay. 5-13). 

III. Khotbah yang disampaikan Petrus kepada mereka dalam ke-

sempatan ini, yang di dalamnya ia menunjukkan bahwa pen-

curahan Roh ini merupakan penggenapan dari janji dalam 

Perjanjian Lama (ay. 14-21), bahwa itu merupakan peneguhan 

terhadap Kristus sebagai Mesias, yang sudah dibuktikan de-

ngan kebangkitan-Nya (ay. 22-32), dan bahwa itu merupakan 

buah serta bukti dari kenaikan-Nya ke sorga (ay. 33-36).  

IV. Dampak baik dari khotbah ini pada pertobatan banyak orang 

yang membuat mereka beriman kepada Kristus, dan ditam-

bahkan ke dalam jemaat (ay. 37-41). 

V. Kesalehan dan kasih yang terkenal dari orang-orang Kristen 

mula-mula, dan pertanda-pertanda nyata dari kehadiran 


 40

Tuhan  bersama mereka, serta kuasa-Nya di dalam mereka (ay. 

42-47). 

Hari Pentakosta  

(2:1-4) 

1  saat  tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tem-

pat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras 

yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah 

kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap 

pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, 

lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang dibe-

rikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 

Di sini kita mendapati cerita tentang turunnya Roh Kudus ke atas 

murid-murid Kristus. Amatilah, 

I. Kapan, dan di mana, peristiwa ini terjadi, yang dicatat secara 

khusus, supaya kepastiannya menjadi lebih kuat. 

1. Terjadinya  saat  tiba hari Pentakosta, yang di dalamnya tam-

pak ada rujukan pada bagaimana ketetapan perayaan ini dulu 

diungkapkan, di mana dikatakan (Im. 23:15), kamu harus 

menghitung, harus ada genap tujuh minggu, mulai dari hari 

korban sajian hulu hasil, yaitu hanya satu hari sesudah pas-

kah, hari keenam belas pada bulan Abib, dan ini tepat pada 

hari  saat  Kristus bangkit. Hari ini tiba dengan genap, mak-

sudnya, malam sebelumnya, yang terhitung sebagai bagian 

dari hari itu, sudah benar-benar berlalu.  

(1) Roh Kudus turun pada hari raya yang khidmat, sebab  

pada waktu itu banyak orang berbondong-bondong datang 

ke Yerusalem dari segala penjuru negeri, dan banyak peng-

anut agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain, yang mem-

buat kejadian itu lebih umum diketahui, dan ketenarannya 

tersebar dengan lebih cepat dan lebih jauh, yang akan ber-

peran besar dalam menyebarkan Injil ke semua bangsa. 

Demikianlah pada hari ini, seperti sebelumnya pada hari 

paskah, hari-hari raya orang Yahudi berperan untuk mena-

buh genderang bagi ibadah-ibadah dan penghiburan-peng-

hiburan Injil. 

(2) Hari raya Pentekosta ini dipelihara untuk memperingati di-

berikannya hukum Taurat di Gunung Sinai, yang dari situ

Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4 

 41

mulai terhitung pembentukan jemaat Yahudi, yang menu-

rut perhitungan Dr. Lightfoot terjadi tepat seribu empat ra-

tus empat puluh tujuh tahun sebelum ini. Tepatlah, oleh 

sebab itu, Roh Kudus diberikan pada hari raya itu, di da-

lam api dan lidah-lidah, untuk menyatakan hukum Injil, 

bukan hanya kepada satu bangsa seperti hukum Taurat, 

melainkan kepada segala makhluk.  

(3) Hari raya Pentekosta terjadi pada hari pertama dalam minggu 

itu, yang merupakan kehormatan tambahan yang diberikan 

kepada hari itu, dan peneguhannya sebagai hari Sabat 

Kristen, inilah hari yang dijadikan TUHAN, sebagai per-

ingatan yang abadi dalam jemaat-Nya akan dua berkat 

agung itu, yakni kebangkitan Kristus dan pencurahan Roh, 

yang kedua-duanya terjadi pada hari pertama dalam ming-

gu itu. Hal ini tidak hanya bisa membenarkan kita untuk 

beribadah pada hari itu dan menyebutnya hari Tuhan, te-

tapi juga untuk membimbing kita dalam menguduskannya 

bagi pujian kepada Tuhan , khususnya atas dua berkat 

agung itu. Pada setiap hari Tuhan sepanjang tahun, saya 

pikir, kita harus memberi  perhatian penuh dan khusus 

di dalam doa-doa dan puji-pujian kita terhadap kedua pe-

ristiwa ini. Seperti yang dijalankan oleh sebagian jemaat 

dalam memperingati kebangkitan Kristus setahun sekali, 

pada hari raya Paskah, dan memperingati pencurahan Roh 

Kudus setahun sekali, pada hari raya Pentakosta. Oh, se-

moga saja kita bisa melakukannya dengan hati yang layak!      

2. Peristiwa itu terjadi  saat  mereka semua berkumpul di satu 

tempat. Tempat apa itu kita tidak diberi tahu secara khusus, 

entah di dalam Bait Tuhan , di mana mereka hadir pada hari-

hari biasa (Luk. 24:53), ataukah itu di ruang atas kepunyaan 

mereka sendiri, di mana mereka bertemu pada waktu-waktu 

lain.namun  tempatnya di Yerusalem, sebab  kota ini sudah 

menjadi tempat yang dipilih Tuhan , untuk menempatkan nama-

Nya di sana, dan apa yang sudah dinubuatkan yaitu  bahwa 

dari sana firman Tuhan akan keluar ke segala bangsa (Yes. 

2:3). Sekarang kota itu menjadi tempat perkumpulan umum 

bagi semua orang saleh: di sini Tuhan  sudah berjanji untuk 

menjumpai mereka dan memberkati mereka. Di sinilah, oleh 

sebab itu, Ia menjumpai mereka dengan berkat dari segala ber-


 42

kat ini. Meskipun Yerusalem sudah memberi  penghinaan 

luar biasa tak terbayangkan terhadap Kristus, namun Ia mem-

berikan kehormatan ini kepada Yerusalem, untuk mengajar 

sisa-Nya di semua tempat. Ia memiliki umat sisa-Nya di Yeru-

salem. Di sini murid-murid ada di satu tempat, dan mereka 

belum berjumlah begitu banyak sehingga satu tempat, yang ti-

dak luas, bisa menampung mereka semua. Dan di sini berkum-

pullah mereka. Kita tidak bisa lupa betapa sering,  saat  Guru 

mereka masih ada bersama-sama dengan mereka, terjadi per-

tengkaran di antara mereka, tentang siapa yang terbesar. Te-

tapi sekarang semua pertengkaran ini berakhir, kita tidak 

mendengar apa-apa lagi tentangnya. Apa yang sudah mereka 

terima dari Roh Kudus,  saat  Kristus mengembusi mereka, 

sudah cukup meluruskan kesalahan-kesalahan yang menda-

sari pertentangan-pertentangan itu, dan sudah mencondong-

kan hati mereka pada kasih suci. Belakangan ini mereka lebih 

sering berdoa bersama-sama dibandingkan  biasanya (1:14), dan ini 

membuat mereka mengasihi satu sama lain dengan lebih baik. 

Dengan anugerah-Nya Ia sudah mempersiapkan mereka se-

perti itu untuk menerima karunia Roh Kudus. Sebab burung 

merpati yang terberkati itu tidak datang di mana ada bunyi 

dan kegemparan,namun  melayang-layang di atas permukaan 

air yang tenang, bukan yang bergolak. Maukah kita agar Roh 

dicurahkan kepada kita dari atas? Hendaklah kita semua se-

hati, dan, kendati dengan adanya berbagai macam perasaan 

dan kepentingan, seperti yang tidak diragukan lagi memang 

ada di antara murid-murid itu, marilah kita sepakat untuk 

mengasihi satu sama lain. Sebab, di mana saudara-saudara 

diam bersama dengan rukun, ke sanalah TUHAN memerintah-

kan berkat. 

II. Bagaimana, dan dengan cara apa, Roh Kudus turun ke atas me-

reka. Kita sering kali membaca dalam Perjanjian Lama tentang tu-

runnya Tuhan  di dalam awan. Seperti  saat  Ia pertama-tama me-

lawat kemah suci, dan sesudah itu Bait Tuhan , yang menunjukkan 

kegelapan dari tata aturan pada zaman itu. Dan Kristus naik ke 

sorga di dalam awan, untuk menunjukkan betapa kita tetap ber-

ada dalam kegelapan mengenai dunia atas.namun  Roh Kudus ti-

dak turun di dalam awan. Sebab, Ia harus menghalau dan menye-

Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4 

 43

rakkan awan-awan yang menggelapkan pikiran manusia, dan 

membawa terang ke dalam dunia.      

1.  Di sini ada panggilan-panggilan yang bisa didengar, yang dibe-

rikan kepada mereka untuk menggugah pengharapan-pengha-

rapan mereka akan sesuatu yang besar (ay. 2). Di sini dikata-

kan, 

(1) Bahwa terjadinya tiba-tiba, tidak timbul secara perlahan, 

seperti angin biasanya berembus,namun  langsung kencang 

se saat . Datangnya lebih cepat dibandingkan  yang mereka ha-

rapkan, dan bahkan membingungkan orang-orang yang 

sedang berkumpul bersama-sama untuk menunggu, dan 

mungkin untuk melakukan suatu ibadah. 

(2) Itu yaitu  suatu bunyi dari langit, seperti bunyi guruh 

(Why. 6:1). Tuhan  dikatakan mengeluarkan angin dari da-

lam perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), dan mengumpul-

kan angin dalam genggam-Nya (Ams. 30:4). Dari Dialah 

bunyi ini datang, seperti suara orang yang berseru-seru, 

persiapkanlah jalan untuk Tuhan.  

(3) Itu yaitu  bunyi angin, sebab jalan Roh yaitu  seperti ja-

lan angin (Yoh. 3:8), engkau mendengar bunyinya,namun  

engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia 

pergi.  saat  Roh hidup hendak memasuki tulang-tulang 

yang kering, sang nabi disuruh untuk bernubuat kepada 

nafas hidup (KJV:  bernubuat kepada angin”): Hai nafas hi-

dup, datanglah dari keempat penjuru angin (Yeh. 37:9). 

Dan meskipun bukan di dalam angin Tuhan datang kepa-

da Elia, namun angin mempersiapkan dia untuk menerima 

penyataan Tuhan  akan diri-Nya sendiri dalam bunyi angin 

sepoi-sepoi basa (1Raj. 19:11-12, KJV: dalam suara yang 

tenang dan lirih – pen.). Tuhan  berjalan dalam puting beliung 

dan badai (Nah. 1:3), dan dari angin puting beliung Ia ber-

bicara kepada Ayub.  

(4) Itu yaitu  tiupan angin keras. Suara itu keras dan ken-

cang, dan datang tidak hanya dengan bunyi yang keras, 

tetapi juga dengan kekuatan yang dahsyat, seolah-olah 

hendak merubuhkan semua yang ada di hadapannya. Hal 

ini untuk menandakan pengaruh-pengaruh dan pekerjaan-

pekerjaan yang penuh kuasa dari Roh Tuhan  atas pikiran 


 44

manusia, dan dengan demikian atas dunia, bahwa mereka, 

melalui kuasa Tuhan , sanggup untuk meruntuhkan pikiran-

pikiran.  

(5) Tiupan angin itu memenuhi bukan hanya ruangan itu, me-

lainkan juga seluruh rumah, di mana mereka duduk. 

Mungkin tiupan itu membuat takut seluruh kota,namun , 

untuk menunjukkan bahwa peristiwa itu bersifat adiko-

drati, tiupan angin itu hanya berembus pada rumah itu: 

seperti sebagian orang berpikir bahwa angin yang dikirim 

untuk menangkap Yunus hanya berembus pada kapal 

yang ditumpanginya (Yun. 1:4), dan seperti bintang orang-

orang bijak berhenti menaungi rumah di mana Sang Anak 

berada. Hal ini akan memberi  arah bagi orang-orang 

yang mengamatinya ke mana mereka harus pergi untuk 

mencari tahu maksud dari itu semua. Angin yang meme-

nuhi rumah ini akan membuat murid-murid terkagum-

kagum, dan membantu mereka bersikap sangat sungguh-

sungguh, hormat, dan tenang, untuk menerima Roh Ku-

dus. Demikianlah, bila Roh menginsafkan orang, maka itu 

membuka jalan bagi datangnya penghiburan-penghibur-

an-Nya. Dan embusan-embusan yang keras dari angin 

yang penuh berkat itu mempersiapkan jiwa bagi tiupannya 

yang lembut dan halus.   

2.  Di sini ada tanda yang bisa terlihat oleh mata dari karunia 

yang akan mereka terima. Mereka melihat lidah-lidah seperti 

nyala api (ay. 3), dan ia hinggap – ekathise. Bukan mereka, 

lidah-lidah itu, yang hinggap,namun  Ia, yakni Roh itu, hinggap 

pada setiap orang dari mereka, seperti Ia dikatakan hinggap 

pada nabi-nabi di zaman dulu. Atau, sebagaimana Dr. Ham-

mond menggambarkannya,  Tampak ada sesuatu seperti nyala 

api yang menerangi pada setiap orang dari mereka, nyala api 

yang terbagi-bagi, dan dengan demikian berbentuk mirip se-

perti lidah-lidah, dari bagian ujungnya yang terbagi-bagi atau 

terbelah-belah.” Nyala lilin tampak seperti lidah. Dan ada 

meteor yang oleh para ahli ilmu alam disebut ignis lambens – 

nyala api yang lembut, bukan api yang menghanguskan. Se-

perti itulah nyala api ini. Amatilah,  

Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4 

 45

(1) Ada tanda yang jelas bisa dirasakan oleh indra, untuk me-

neguhkan iman para murid itu sendiri, dan untuk meya-

kinkan orang lain. Demikianlah, misi yang pertama dari 

nabi-nabi pada zaman dulu sering kali diteguhkan oleh 

tanda-tanda, agar seluruh Israel tahu bahwa mereka ada-

lah nabi-nabi yang sudah ditentukan. 

(2) Tanda yang diberikan yaitu  api, agar perkataan Yohanes 

Pembaptis tentang Kristus bisa dipenuhi, Ia akan mem-

baptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Dengan 

Roh Kudus seperti dengan api. Sekarang mereka, pada hari 

raya Pentekosta, sedang merayakan diberikannya hukum 

Taurat di Gunung Sinai. Dan sama seperti hukum Taurat 

diberikan di dalam api, dan oleh sebab itu disebut sebagai 

hukum berapi, demikian pula pula dengan Injil. Misi Yehez-

kiel diteguhkan dengan penglihatan bara api yang menyala 

(Yeh. 1:13), dan misi Yesaya dengan bara api yang menyen-

tuh bibirnya (Yes. 6:7). Roh, seperti api, meluluhkan hati, 

memisahkan dan membakar sekam, dan menyalakan kesa-

lehan serta ketaatan di dalam jiwa, yang di dalamnya, se-

perti di dalam api di atas mezbah, korban-korban rohani 

dipersembahkan. Inilah api yang hendak dilemparkan Kris-

tus ke bumi dengan kedatangan-Nya (Luk. 12:49). 

(3) Api ini tampak dalam lidah-lidah yang terbelah. Pekerjaan-

pekerjaan Roh itu banyak. Salah satunya yaitu  berbicara 

dalam berbagai lidah, dan dikhususkan sebagai petunjuk 

pertama dari karunia Roh Kudus, dan pekerjaan itulah 

yang dirujuk oleh tanda ini. 

[1] Yang tampak itu yaitu  lidah-lidah. Sebab dari Roh kita 

mendapat firman Tuhan , dan dengan-Nya Kristus akan 

berbicara kepada dunia. Dan Ia memberi  Roh ke-

pada murid-murid bukan hanya untuk memperlengkapi 

mereka dengan pengetahuan, melainkan juga untuk 

memperlengkapi mereka dengan kuasa untuk memberi-

takan dan menyatakan kepada dunia apa yang mereka 

ketahui. Sebab kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pe-

nyataan Roh untuk kepentingan bersama.  

[2] Lidah-lidah ini terbelah, untuk menandakan bahwa 

Tuhan  dengan cara ini akan membagi-bagikan kepada 

semua bangsa pengetahuan tentang anugerah-Nya, se-


 46

perti Dia dikatakan sudah membagikan kepada mereka, 

melalui pemeliharaan-Nya, terang benda-benda langit 

(Ul. 4:19). Lidah-lidah itu terbagi, namun mereka tetap 

berkumpul dengan sehati. Sebab bisa saja ada kesatuan 

hati yang tulus sekalipun ungkapannya beragam. Dr. 

Lightfoot mengamati bahwa terbaginya lidah-lidah di 

Babel merupakan suatu pengusiran terhadap orang-

orang kafir. Sebab  saat  mereka sudah kehilangan 

satu-satunya bahasa yang hanya dengannya Tuhan  dibi-

carakan dan diberitakan, mereka benar-benar kehilangan 

pengetahuan akan Tuhan  dan agama, dan jatuh ke da-

lam penyembahan berhala.namun  sekarang, setelah 

lebih dari dua ribu tahun, Tuhan , dengan membagi-bagi 

lidah juga, memulihkan pengetahuan akan diri-Nya ke-

pada bangsa-bangsa.   

(4) Api ini hinggap pada mereka selama beberapa waktu, un-

tuk menunjukkan bahwa Roh Kudus tetap diam bersama-

sama dengan mereka. Karunia-karunia nubuatan pada za-

man dulu jarang diberikan dan hanya sekali-sekali,namun  

murid-murid Kristus selalu memiliki  karunia-karunia 

Roh bersama-sama dengan mereka, meskipun tandanya, 

bisa kita duga, segera menghilang. Entah nyala-nyala api 

ini hinggap dari satu orang ke orang lain, atau ada nyala 

api pada tiap-tiap orang, tidaklah pasti.namun  nyala-nyala 

api itu tentulah kuat dan terang, sehingga tampak pada 

siang hari, seperti yang kita lihat sekarang, sebab hari su-

dah betul-betul siang.   

III. Apa dampak langsung dari peristiwa ini? 

1. Penuhlah mereka dengan Roh Kudus, dengan lebih berlimpah 

dan berkuasa dibandingkan  sebelum-sebelumnya. Mereka dipenuhi 

oleh anugerah-anugerah Roh, dan lebih dibandingkan  sebelumnya 

berada di bawah kuasa-kuasa-Nya yang menguduskan – seka-

rang mereka kudus, sorgawi, dan rohani, lebih disapih lagi 

dari dunia ini dan mengenal dunia lain dengan lebih baik. Me-

reka lebih dipenuhi dengan penghiburan-penghiburan Roh, le-

bih bersukacita dibandingkan  sebelum-sebelumnya dalam kasih 

Kristus dan pengharapan akan sorga, dan di dalam itu semua 

Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4 

 47

kesedihan-kesedihan serta ketakutan-ketakutan mereka ter-

telan sudah. Mereka juga, sebagai bukti dari hal ini, dipenuhi 

dengan karunia-karunia Roh Kudus, yang terutama dimak-

sudkan di sini. Mereka dikaruniai kuasa-kuasa mujizat untuk 

mengabarkan Injil dengan lebih lagi. Tampak jelas bagi saya 

bahwa bukan hanya kedua belas rasul, melainkan juga kese-

ratus dua puluh murid sama-sama dipenuhi dengan Roh Ku-

dus pada waktu ini, yakni ketujuh puluh murid, yang terma-

suk sebagai rasul-rasul, dan melakukan pekerjaan yang sama, 

dan semua orang lain yang juga harus memberitakan Injil. 

Sebab dikatakan dengan jelas (Ef. 4:8, 11), tatkala Kristus naik 

ke tempat tinggi (yang merujuk pada peristiwa ini, ay. 33), Ia 

memberi  pemberian-pemberian kepada manusia, bukan 

hanya rasul-rasul (seperti kedua belas rasul), melainkan juga 

nabi-nabi dan pemberita-pemberita Injil (begitu banyaknya ke-

tujuh puluh murid ini, yang yaitu  pemberita-pemberita Injil 

keliling), serta gembala-gembala dan pengajar-pengajar yang 

menetap di jemaat-jemaat tertentu, seperti yang dapat kita 

duga dilakukan sebagian dari orang-orang ini sesudahnya. Se-

mua orang di sini pasti merujuk pada semua orang yang ber-

kumpul bersama-sama (ay. 1; 1:14-15).  

2.  Mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, selain 

bahasa asli mereka, meskipun mereka belum pernah mempe-

lajari bahasa lain mana pun. Mereka tidak berbicara tentang 

percakapan sehari-hari, melainkan tentang firman Tuhan , dan 

puji-pujian bagi nama-Nya, seperti yang diberikan oleh Roh itu 

kepada mereka untuk mengatakannya, atau memampukan 

mereka untuk mengatakan apophthengesthai – wejangan, per-

kataan-perkataan yang penting dan berbobot, yang layak 

untuk diingat. Ada kemungkinan bahwa yang terjadi di sini 

bukan hanya satu orang dimampukan berbicara satu bahasa, 

dan orang lain bahasa lain (seperti pada beberapa keluarga 

yang diserakkan dari Babel), melainkan bahwa setiap orang di-

mampukan untuk berbicara berbagai macam bahasa, bila ada 

keperluan untuk menggunakannya. Dan kita bisa menduga 

bahwa mereka tidak saja mengerti perkataan mereka sendiri 

tetapi juga apa yang dikatakan orang lain, yang tidak demikian 

halnya dengan orang-orang yang membangun menara Babel 

(Kej. 11:7). Mereka tidak berbicara sedikit-sedikit dalam ba-


 48

hasa lain, atau dengan gagap mengatakan kalimat yang terpu-

tus-putus,namun  mengatakannya dengan siap, dengan tepat, 

dan dengan indah, seolah-olah bahasa itu sudah menjadi ba-

hasa ibu mereka sendiri. Sebab apa saja yang terlahir dari mu-

jizat merupakan hal terbaik dari jenisnya masing-masing. 

Mereka tidak berbicara berdasarkan pemikiran atau perme-

nungan sebelumnya, melainkan seperti yang diberikan oleh 

Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Ia memperleng-

kapi mereka dengan pokok pembicaraan dan juga dengan ba-

hasa. Nah, ini merupakan, 

(1) Mujizat yang sangat besar. Itu yaitu  mujizat pada pikiran 

(begitu pula halnya dengan sebagian besar dari sifat mu-

jizat dalam Injil), sebab di dalam pikiran kata-kata disusun. 

Mereka bukan saja belum pernah mempelajari bahasa-ba-

hasa ini,namun  juga tidak pernah mempelajari bahasa asing 

mana pun, yang bisa saja memudahkan mereka dalam 

menggunakannya. Bahkan, berdasarkan semua yang tam-

pak, mereka malah tidak pernah mendengarkan bahasa-

bahasa ini diucapkan atau mengetahui sesuatu mengenai-

nya. Mereka bukan cendekiawan ataupun pelancong, dan 

juga mereka tidak memiliki  kesempatan apa pun untuk 

mempelajari bahasa-bahasa entah melalui buku atau per-

cakapan. Petrus memang cukup berani untuk berbicara 

dalam bahasanya sendiri,namun  yang lainnya bukanlah 

juru-juru bicara, dan mereka juga tidak cepat memahami. 

Namun, sekarang bukan saja hati orang-orang yang terburu 

nafsu akan tahu menimbang-nimbang, melainkan juga lidah 

orang-orang yang gagap akan dapat berbicara jelas (Yes. 

32:4).  saat  Musa mengeluh, aku berat mulut, Tuhan  berkata, 

Aku akan menyertai lidahmu, dan Harun akan berbicara ba-

gimu.namun  Ia berbuat lebih lagi bagi pembawa-pembawa 

pesan ini. Ia yang membuat mulut orang, menjadikan mu-

lut mereka baru.  

(2) Mujizat yang sangat tepat, yang dibutuhkan, dan berman-

faat. Bahasa yang dipakai murid-murid yaitu  bahasa 

Aram, sebuah dialek dari bahasa Ibrani, sehingga penting 

bagi mereka untuk diperlengkapi dengan karunia lidah itu, 

untuk mengerti baik bahasa asli Perjanjian Lama, yang di-

tulis dalam bahasa Ibrani, maupun bahasa asli Perjanjian

Kitab Kisah Para Rasul 2:5-13 

 49

 Baru, yang kemudian ditulis dalam bahasa Yunani. Namun 

ini belum seberapa. Mereka diberi mandat untuk memberi-

takan Injil kepada segala makhluk, memuridkan semua 

bangsa.namun  di ambang pintu sudah ada kesulitan yang 

tidak bisa diatasi. Bagaimana mereka bisa menguasai bebe-

rapa bahasa sehingga bisa menggunakannya dengan jelas 

kepada semua bangsa? Butuh waktu seumur hidup untuk 

mempelajari bahasa-bahasa orang lain. Dan oleh sebab itu, 

untuk membuktikan bahwa Kristus dapat memberi wewe-

nang untuk mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa, Ia 

memberi  kemampuan untuk mengabarkannya kepada 

bangsa-bangsa di dalam bahasa mereka sendiri-sendiri. 

Dan tampak bahwa hal ini merupakan penggenapan dari 

janji yang dibuat Kristus kepada murid-murid-Nya itu (Yoh. 

14:12), pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada ini 

akan engkau lakukan. Sebab pekerjaan ini bisa dipandang 

dengan baik, dengan melihat segala segi, sebagai pekerjaan 

yang lebih besar dibandingkan  mujizat-mujizat kesembuhan 

yang dikerjakan Kristus. Kristus sendiri tidak berbicara da-

lam bahasa-bahasa lain, tidak pula Ia memampukan mu-

rid-murid-Nya untuk berbuat demikian selama Ia berada 

bersama mereka. Jadi, berbicara dalam bahasa-bahasa lain 

yaitu  dampak pertama dari dicurahkannya Roh ke atas 

mereka. Dan Uskup Agung Tillotson berpendapat bahwa 

mungkin saja jika pertobatan orang-orang kafir diusahakan 

dengan tulus dan gigih sekarang ini, oleh orang-orang Kris-

ten yang berpikiran jujur, maka Tuhan  akan meneguhkan 

usaha seperti itu secara luar biasa dengan segala bantuan 

yang sesuai, seperti yang dilakukan-Nya  saat  Injil diberi-

takan untuk pertama kalinya.   

Hari Pentakosta  

(2:5-13) 

5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala 

bangsa di bawah kolong langit. 6  saat  turun bunyi itu, berkerumunlah 

orang banyak. Mereka bingung sebab  mereka masing-masing mendengar 

rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua 

tercengang-cengang dan heran, lalu berkata:  Bukankah mereka semua yang 

berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita masing-masing 

mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa 

yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, pendu-


 50

duk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan 

Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, 

pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut 

agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-

kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dila-

kukan Tuhan .” 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat terma-

ngu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain:  Apakah artinya ini?” 13 

Tetapi orang lain menyindir:  Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” 

Di sini kita mendapati gambaran tentang perhatian orang banyak ter-

hadap karunia yang luar biasa ini, yang dikaruniakan kepada murid-

murid secara tiba-tiba. Amatilah,  

I. Kumpulan orang banyak yang ada di Yerusalem pada saat ini, 

tampaknya lebih banyak dibandingkan pada hari raya Pentekosta 

biasa. Waktu itu di Yerusalem diam atau menetap orang-orang Ya-

hudi yang saleh, yang hatinya tertuju pada agama, dan yang 

memiliki  rasa takut akan Tuhan  di mata mereka (begitulah te-

patnya arti kata saleh itu). Sebagian dari mereka yaitu  penganut-

penganut agama Yahudi yang saleh, yang disunat, dan diakui 

sebagai anggota-anggota jemaat Yahudi, sebagian yang lain hanya 

penganut-penganut agama Yahudi di pintu gerbang, yang sudah 

meninggalkan penyembahan berhala, dan memberi diri untuk me-

nyembah Tuhan  yang benar,namun  tidak mempraktikkan hukum 

Taurat. Sebagian dari orang-orang yang ada di Yerusalem pada 

saat ini yaitu  dari segala bangsa di bawah kolong langit, yang ke 

sana orang-orang Yahudi terserak, atau yang dari sana penganut-

penganut agama Yahudi datang. Ini ungkapan hiperbola (berlebih-

an), yang menunjukkan bahwa ada sebagian orang Yahudi 

dari sebagian besar tempat di dunia yang diketahui pada waktu 

itu. Sama seperti Tirus dahulu atau London sekarang merupakan 

tempat berkumpulnya orang-orang yang berdagang dari segala 

penjuru dunia, demikian pula Yerusalem pada waktu itu menjadi 

tempat berkumpul orang-orang beragama dari segala penjuru du-

nia. Sekarang, 

1. Di sini kita bisa melihat dari bangsa-bangsa mana saja orang-

orang asing itu datang (ay. 9-11), sebagian dari bangsa-bangsa 

timur, seperti orang Partia, Media, Elam, dan penduduk Meso-

potamia, keturunan Sem. Dari sana mereka datang ke Yudea, 

yang harus disebutkan sebab , meskipun bahasa orang-orang 

di Yudea sama dengan bahasa yang digunakan murid-murid, 

Kitab Kisah Para Rasul 2:5-13 

 51

namun, sebelumnya, mereka menuturkannya dengan logat 

dan dialek pedesaan di utara (engkau pasti orang Galilea, itu 

terlihat dari cara bicaramu),namun  sekarang mereka menutur-

kannya dengan benar sebagaimana para penduduk Yudea sen-

diri menuturkannya. Berikutnya yaitu  para penduduk Kapa-

dokia, Pontus, dan suatu negeri di sekitar Propontis (laut Mar-

mara yang ada Turki sekarang ini – pen.) yang secara khusus 

disebut Asia, dan inilah negeri-negeri di mana orang-orang 

asing itu tersebar, yang kepada mereka Rasul Petrus menulis 

(1Ptr. 1:1). Berikutnya yaitu  orang-orang yang berdiam di 

Frigia dan Pamfilia, yang terletak di sebelah barat, keturunan 

Yafet, seperti juga pendatang-pendatang dari Roma. Ada juga 

sebagian orang yang diam di bagian-bagian selatan dari Mesir 

dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene. Ada 

juga sebagian dari pulau Kreta, dan sebagian dari padang 

gurun Arabia.namun  mereka semua entah orang-orang Yahudi 

asli, yang tersebar ke negeri-negeri itu, atau penganut-peng-

anut agama Yahudinamun  merupakan penduduk asli negeri-

negeri itu. Dr. Whitby mengamati bahwa para penulis Yahudi 

di sekitar waktu ini, seperti Filo dan Yosefus, berbicara tentang 

orang-orang Yahudi sebagai orang yang berdiam di segala 

tempat di seluruh penjuru dunia. Juga, bahwa tidak ada suatu 

kaum di muka bumi, yang di antara mereka tidak tinggal seba-

gian orang Yahudi.  

2. Kita dapat bertanya apa yang membawa semua orang Yahudi 

dan penganut agama Yahudi itu bersama-sama ke Yerusalem 

pada waktu itu: bukan untuk berkunjung sebentar ke sana un-

tuk merayakan hari raya Pentekosta, sebab dikatakan mereka 

juga tinggal di sana. Mereka menginap di sana, sebab  pada 

waktu itu ada pengharapan di kalangan orang banyak akan 

kemunculan Mesias. Sebab minggu-minggu yang dinubuatkan 

Daniel baru saja lewat, tongkat kerajaan sudah beranjak dari 

Yehuda, dan pada saat itulah pada umumnya orang berpikir 

bahwa Kerajaan Tuhan  akan segera kelihatan (Luk. 19:11). Hal 

inilah yang membawa orang-orang yang paling bersemangat dan 

taat dalam beragama datang ke Yerusalem, untuk tinggal se-

mentara di sana, supaya mereka mendapat bagian awal dalam 

kerajaan Mesias dan berkat-berkat dari kerajaan itu.  


 52

II. Rasa takjub yang mencekam orang-orang asing ini  saat  mereka 

mendengar murid-murid berbicara dalam bahasa mereka sendiri. 

Tampaknya, murid-murid berbicara dalam berbagai bahasa sebe-

lum para penutur asli dari bahasa-bahasa itu datang kepada me-

reka. Sebab ditunjukkan (ay. 6) bahwa menyebarnya kabar ini ke 

luar negeri merupakan suatu hal yang memanggil seluruh jemaat 

berkumpul, terutama orang-orang dari berbagai bangsa, yang tam-

pak lebih disentuh hatinya oleh perbuatan ajaib ini dibandingkan  para 

penduduk Yerusalem sendiri. 

1. Mereka mengamati bahwa orang-orang yang berbicara itu ada-

lah orang-orang Galilea, yang tidak menguasai bahasa lain se-

lain bahasa ibu mereka sendiri (ay. 7). Mereka yaitu  orang-

orang yang hina, yang dari mereka tidak bisa diharapkan akan 

muncul sesuatu yang terpelajar atau santun. Tuhan  memilih 

yang dianggap lemah dan bodoh bagi dunia untuk memperma-

lukan apa yang dianggap bijak dan kuat. Kristus dianggap se-

bagai orang Galilea, dan murid-murid-Nya yaitu  orang-orang 

Galilea asli, yang tidak terpelajar dan tidak tahu apa-apa. 

2. Mereka mengakui bahwa murid-murid itu berbicara dengan 

jelas dan mudah dimengerti dalam bahasa mereka sendiri (dan 

merekalah yang paling mampu untuk bisa menilai hal ini), 

dengan begitu tepat dan fasih sampai orang dari bangsa mere-

ka pun tidak ada yang bisa menuturkannya dengan lebih baik. 

Kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam ba-

hasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal 

kita (ay. 8), maksudnya, kita mendengar salah satu dari antara 

mereka menggunakan bahasa asli kita. Orang-orang Partia 

mendengar salah satu dari murid-murid itu mengguna-kan ba-

hasa mereka, orang-orang Media mendengar yang lain dari 

murid-murid itu menggunakan bahasa mereka. Dan demikian 

pula dengan yang lain (ay. 11). Kita mendengar mereka ber-

kata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-per-

buatan besar yang dilakukan Tuhan . Bahasa mereka masing-

masing bukan saja tidak diketahui di Yerusalem,namun  juga 

mungkin dipandang rendah dan diremehkan, dan oleh sebab 

itu mereka bukan hanya terkejut,namun  juga terkaget-kaget 

sekaligus senang mendengar bahasa negeri mereka sendiri di-

tuturkan. Yang mereka rasakan itu persis seperti yang dirasa-

Kitab Kisah Para Rasul 2:5-13 

 53

kan orang asing di negeri asing  saat  mendengar bahasanya 

sendiri dituturkan.  

(1) Hal-hal yang mereka dengar dari pembicaraan para rasul 

yaitu  perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan , 

megaleia tou Theou – Magnalia Dei, perkara-perkara besar 

dari Tuhan . Ada kemungkinan bahwa para rasul berbicara 

mengenai Kristus dan penebusan dosa oleh-Nya, serta anu-

gerah Injil. Dan semuanya ini memang merupakan perbuatan-

perbuatan besar yang dilakukan Tuhan , yang untuk selama-

lamanya akan menjadi suatu perbuatan ajaib di mata kita.  

(2) Mereka mendengar murid-murid memuji Tuhan  atas perkara-

perkara besar ini dan juga mengajar orang banyak menge-

nai perkara-perkara itu, dalam bahasa mereka sendiri, 

sesuai dengan apa yang murid-murid itu tahu sebagai ba-

hasa dari pendengar-pendengar mereka, atau bahasa dari 

orang-orang yang bertanya kepada mereka.namun  mungkin 

pada saat itu, sebab  sudah tinggal selama beberapa waktu 

di Yerusalem, mereka sudah terbiasa dan bahkan mengu-

asai bahasa orang Yahudi sehingga mereka bisa saja me-

mahami apa yang dimaksudkan oleh murid-murid seandai-

nya mereka menggunakan bahasa mereka, namun,  

[1] Peristiwa ini lebih aneh, dan membantu meyakinkan pe-

nilaian mereka, bahwa ajaran ini berasal dari Tuhan . Se-

bab bahasa roh yaitu  tanda bagi orang yang tidak ber-

iman (1Kor. 14:22).  

[2] Peristiwa ini lebih baik lagi, dan membantu menggugah 

perasaan mereka, sebab  memberi tanda jelas tentang 

karunia yang dimaksudkan bagi orang-orang bukan-Ya-

hudi, bahwa pengenalan akan Tuhan  dan penyembahan 

terhadap-Nya tidak lagi terbatas hanya pada orang-

orang Yahudi, melainkan bahwa tembok pemisah itu 

harus dirobohkan. Dan bagi kita hal ini merupakan se-

buah petunjuk yang jelas tentang pikiran dan kehendak 

Tuhan , bahwa catatan-catatan suci tentang perbuatan-

perbuatan Tuhan  yang ajaib harus dipelihara oleh segala 

bangsa dalam bahasa mereka sendiri. Juga bahwa Kitab 

Suci harus dibaca dan ibadah umum harus dijalankan 

dalam bahasa-bahasa rakyat dari berbagai bangsa.  


 54

3. Mereka bertanya-tanya akan hal itu, dan melihatnya sebagai 

suatu hal yang menakjubkan (ay. 12): Mereka semuanya ter-

cengang-cengang, mereka merasakan kegembiraan yang me-

luap-luap, begitulah kata yang digunakan di sini. Dan mereka 

ragu apa artinya itu, dan apakah itu untuk memperkenalkan 

kerajaan Mesias, yang begitu mereka harap-harapkan. Mereka 

bertanya kepada diri mereka sendiri dan satu sama lain ti an 

theloi touto einai; – Quid hoc sibi vult? – Apa maksudnya ini? 

Tentu saja peristiwa itu untuk menaikkan martabat, dan de-

ngan demikian untuk membedakan, orang-orang ini sebagai 

para pembawa pesan dari sorga. Dan oleh sebab itu, seperti 

Musa di semak duri, mereka akan menyimpang ke sana untuk 

memeriksa penglihatan yang hebat itu.  

III. Ejekan sebagian orang terhadap kejadian itu, dan mereka yaitu  

penduduk asli Yudea dan Yerusalem, mungkin ahli-ahli Taurat 

dan orang-orang Farisi, dan imam-imam kepala, yang selalu me-

nolak Roh Kudus. Kata orang-orang ini, mereka sedang mabuk 

oleh anggur baru, atau anggur manis. Mereka sudah minum ba-

nyak pada perayaan ini (ay. 13). Ini bukan berarti orang-orang itu 

berpikir yang bukan-bukan bahwa anggur telah membuat murid-

murid itu bisa menuturkan bahasa-bahasa yang tidak pernah 

mereka pelajari. Yang benar yaitu  bahwa, orang-orang Yahudi 

asli ini tidak mengerti, seperti halnya orang-orang lainnya, bahwa 

apa yang dikatakan oleh murid-murid itu yaitu  sungguh-sung-

guh bahasa dari bangsa-bangsa lain, dan oleh sebab itu mereka 

hanya melihatnya sebagai racauan dan omong kosong, seperti 

kadang-kadang orang mabuk, orang bebal di Israel itu, berbicara 

tidak keruan. Sebelumnya mereka sudah bertekad untuk tidak 

percaya bahwa tangan Roh Tuhan  bekerja dalam mujizat-mujizat 

Kristus, sehingga mereka menepis mujizat-mujizat itu dengan per-

kataan ini,  Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” 

Dan sekarang mereka bertekad pula untuk tidak percaya bahwa 

ada suara Roh Tuhan  dalam khotbah para rasul itu, sehingga me-

reka menepisnya dengan perkataan ini, mereka sedang mabuk 

oleh anggur baru. Dan, jika Tuan rumah saja mereka sebut pema-

buk, tidak heran jika anggota-anggota keluarga-Nya mereka sebut 

juga demikian. 

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 55

Khotbah Petrus di Yerusalem  

(2:14-36) 

14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan 

suara nyaring ia berkata kepada mereka:  Hai kamu orang Yahudi dan kamu 

semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku 

ini. 15 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, sebab  hari 

baru pukul sembilan, 16namun  itulah yang difirmankan Tuhan  dengan peranta-

raan nabi Yoël: 17 Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman 

Tuhan  – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; 

maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-

terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang 

tua akan mendapat mimpi. 18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan 

perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan 

bernubuat. 19 Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit 

dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan 

asap. 20 Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi da-

rah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. 21 Dan ba-

rangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. 22 Hai 

orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Ye-

sus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Tuhan  dan yang dinyatakan 

kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda

yang dilakukan oleh Tuhan  dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, 

seperti yang kamu tahu. 23 Dia yang diserahkan Tuhan  menurut maksud dan 

rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-

bangsa durhaka. 24namun  Tuhan  membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia 

dari sengsara maut, sebab  tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut 

itu. 25 Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku selalu  memandang kepada 

Tuhan, sebab  Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. 26 Sebab itu 

hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam 

dengan tenteram, 27 sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia 

orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 28 

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melim-

pahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. 29 Saudara-saudara, aku boleh 

berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa 

kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai 

hari ini. 30namun  ia yaitu  seorang nabi dan ia tahu, bahwa Tuhan  telah ber-

janji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan 

seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. 31 sebab  itu ia telah 

melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias,  saat  ia 

mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan 

bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. 32 Yesus inilah yang dibang-

kitkan Tuhan , dan tentang hal itu kami semua yaitu  saksi. 33 Dan sesudah Ia 

ditinggikan oleh tangan kanan Tuhan  dan menerima Roh Kudus yang dijanji-

kan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. 34 Se-

bab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan 

telah berfirman kepada Tuanku: 35 Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai 

Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. 36 Jadi seluruh kaum 

Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Tuhan  telah membuat Yesus, yang ka-

mu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. 

Di sini kita mendapati buah-buah Roh yang pertama dalam khotbah 

yang ditujukan Petrus secara langsung, bukan kepada orang-orang 


 56

dari bangsa-bangsa lain dalam suatu bahasa yang asing (kita tidak 

diberi tahu jawaban apa yang diberikannya kepada mereka yang ter-

heran-heran dan berkata apakah artinya ini?), melainkan kepada 

orang-orang Yahudi sendiri dalam bahasa mereka sendiri, bahkan 

kepada mereka yang mengejek. Sebab ia memulai dengan menang-

gapi ejekan itu (ay. 15) saat menyampaikan khotbahnya (ay. 14): ke-

pada orang-orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem.namun  kita mem-

punyai cukup alasan untuk berpikir bahwa murid-murid yang lain 

terus berbicara kepada orang-orang yang memahami mereka (dan 

oleh sebab itu orang-orang itu berkerumun di sekeliling mereka) da-

lam bahasa mereka masing-masing, tentang perbuatan-perbuatan be-

sar yang dilakukan Tuhan . Dan bukan hanya melalui pemberitaan 

Petrus saja, melainkan juga melalui pemberitaan semua atau sebagi-

an besar dari keseratus dua puluh orang murid itu sehingga tiga ribu 

jiwa bertobat pada hari itu, dan ditambahkan ke dalam jemaat itu. 

Walaupun begitu, hanya khotbah Petrus yang dicatat, untuk menjadi 

bukti bagi dia bahwa ia sudah sepenuhnya dipulihkan dari kejatuh-

annya, dan sepenuhnya dikembalikan pada perkenanan Tuhan . Dia 

yang secara pengecut sudah menyangkal Kristus sekarang mengakui 

Dia dengan berani. Amatilah,   

I. Kata-kata pembuka atau pengantarnya, yang di dalamnya ia ingin 

menarik perhatian para pendengar, atau lebih tepatnya menuntut 

perhatian mereka: Petrus bangkit berdiri (ay. 14), untuk menun-

jukkan bahwa ia tidak mabuk, dengan kesebelas rasul itu, yang 

sepakat dengan apa yang dikatakannya, dan yang mungkin pada 

gilirannya berbicara juga untuk maksud yang sama. Murid-murid 

yang memiliki  wewenang paling besar berdiri untuk berbicara 

kepada orang-orang Yahudi yang mengolok-olok, dan untuk 

menghadapi orang-orang yang menentang dan menghujat,namun  

membiarkan ketujuh puluh murid berbicara kepada para penga-

nut agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain yang mau mendengar, 

yang tidak berprasangka begitu buruk seperti itu, dalam bahasa 

mereka sendiri. Demikianlah di antara hamba-hamba Kristus, se-

bagian orang yang memiliki karunia-karunia yang lebih besar di-

panggil untuk mengajar orang-orang yang menentang mereka, un-

tuk mengangkat pedang dan tombak. Sebagian yang lain yang 

memiliki  kemampuan-kemampuan lebih kecil dipekerjakan 

untuk mengajar orang-orang yang berserah diri, dan untuk men-

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 57

jadi tukang-tukang kebun dan peladang-peladang. Petrus berkata 

dengan suara nyaring, sebagai orang yang benar-benar yakin 

maupun bersemangat dengan apa yang dikatakannya, dan yang 

tidak takut ataupun malu untuk mengakuinya. Ia mengarahkan 

perkataannya kepada orang-orang Yudea, andres Ioudaioi – orang-

orang Yahudi (demikianlah perkataan itu seharusnya dibaca)  dan 

terutama kalian yang tinggal di Yerusalem, yang berperan dalam 

kematian Yesus, ketahuilah, apa yang tidak kamu ketahui sebe-

lumnya, dan yang penting untuk kamu ketahui sekarang, dan 

camkanlah perkataanku ini, yang akan mendekatkanmu kepada 

Kristus, dan bukan kepada perkataan ahli-ahli Taurat dan orang-

orang Farisi, yang akan menjauhkanmu dari-Nya. Guruku, yang 

perkataan-Nya acap kali kamu dengar dengan sia-sia, telah pergi, 

dan tidak akan kamu dengar lagi seperti dulu,namun  Ia berbicara 

kepada kamu sekarang melalui kami. Camkanlah sekarang per-

kataan kami ini.”  

II. Jawabannya terhadap fitnah mereka yang menghujat (ay. 15): 

 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka. Murid-

murid Kristus ini, yang sekarang berbicara dalam bahasa-bahasa 

lain, berbicara dengan akal sehat. Mereka tahu apa yang mereka 

katakan, dan begitu pula dengan orang-orang yang mereka ajak 

bicara, yang dibimbing melalui perkataan-perkataan mereka un-

tuk mengetahui perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan . 

Jangan pikir mereka mabuk, sebab  hari baru pukul sembilan.” 

Dan, sebelum pukul sembilan, pada hari-hari Sabat dan hari-hari 

raya, orang-orang Yahudi tidak makan atau minum. Bahkan, bia-

sanya, orang-orang yang mabuk, mabuk pada malam hari, dan bu-

kan pada pagi hari. Lagi pula, mereka yang sungguh-sungguh su-

dah kecanduan mabuk, biasanya bila siuman, langsung mencari 

anggur lagi (Ams. 23:35). 

III. Penjelasannya tentang pencurahan Roh secara ajaib, yang diran-

cang untuk menggugah mereka semua agar beriman kepada Kris-

tus dan menggabungkan diri kepada jemaat-Nya. Dua hal yang 

disimpulkannya dari situ: bahwa peristiwa itu merupakan peng-

genapan Kitab Suci dan buah dari kebangkitan serta kenaikan 

Kristus, dan sebab  itu bukti dari kedua-duanya.    


 58

1. Bahwa itu merupakan penggenapan dari nubuatan-nubuatan 

Perjanjian Lama yang berhubungan dengan kerajaan Mesias, 

dan oleh sebab itu merupakan bukti bahwa kerajaan-Nya su-

dah datang, dan ramalan-ramalan lain tentangnya sedang di-

penuhi. Ia menunjuk satu nubuatan secara khusus, yaitu nu-

buatan nabi Yoël (Yl. 2:28). Dapat diamati bahwa walaupun 

Petrus penuh dengan Roh Kudus, lalu berkata-kata dalam ba-

hasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada-

nya untuk mengatakannya, ia tidak mengesampingkan Kitab 

Suci, atau menganggap dirinya sudah lebih tahu dari Kitab 

Suci. Malahan, banyak dari perkataannya yaitu  kutipan dari 

Perjanjian Lama, yang diserukannya, dan yang dengannya ia 

membuktikan apa yang dikatakannya. Murid-murid Kristus 

tidak pernah belajar di luar Alkitab mereka. Juga, Roh diberi-

kan bukan untuk menggantikan Kitab Suci, melainkan untuk 

membuat kita mampu memahami dan mengembangkannya. 

Amatilah,  

(1) Nas yang dikutip Petrus itu (ay. 17-21). Nas itu merujuk 

pada hari-hari terakhir, masa-masa Injil, yang disebut hari-

hari terakhir sebab  pembabakan waktu (dispensasi) dalam 

kerajaan Tuhan  di tengah-tengah manusia, yang didirikan 

oleh Injil, merupakan pembabakan terakhir dari anugerah 

Tuhan , dan kita tidak perlu menantikan yang lain selain dari 

kelanjutan pembabakan ini sampai akhir zaman. Atau, hari-

hari terakhir, maksudnya, dalam waktu yang sangat lama 

setelah berhentinya nubuatan dalam jemaat Perjanjian La-

ma. Atau, pada hari-hari tepat sebelum kehancuran bangsa 

Yahudi, pada hari-hari terakhir bangsa itu, tepat sebelum 

hari Tuhan, hari yang besar dan mulia yang dibicarakan itu 

(ay. 20).  Peristiwa ini sudah dinubuatkan dan dijanjikan, 

dan oleh sebab itu kamu harus mengharapkannya, dan ti-

dak terkejut olehnya. Kamu harus menginginkannya dan 

menyambutnya, dan tidak memperbantahkannya, sebagai 

sesuatu yang tidak layak diperhatikan.” Rasul Petrus me-

ngutip seluruh paragraf, sebab sungguh baik melihat Kitab 

Suci secara keseluruhan. Nah, sudah dinubuatkan, 

[1] Bahwa akan ada pencurahan Roh anugerah dari atas 

yang lebih berlimpah dan lebih luas dibandingkan  sebelum-

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 59

sebelumnya. Nabi-nabi Perjanjian Lama sudah penuh 

dengan Roh Kudus, dan dikatakan tentang bangsa Israel 

bahwa Tuhan  memberi  kepada mereka Roh-Nya yang 

baik untuk mengajar mereka (Neh. 9:20).namun  seka-

rang Roh akan dicurahkan, bukan hanya ke atas orang-

orang Yahudi, melainkan juga ke atas semua manusia, 

baik orang-orang bukan-Yahudi maupun orang-orang 

Yahudi, meskipun pada waktu itu Petrus sendiri tidak 

memahaminya demikian, seperti yang tampak dalam 

pasal 11:17. Atau, ke atas semua manusia, maksudnya, 

ke atas semua manusia dari segala jenis kedudukan 

dan keadaan. Cendekiawan-cendekiawan Yahudi meng-

ajarkan bahwa Roh hanya datang ke atas orang-orang 

bijak dan kaya, dan mereka itu yaitu  keturunan Is-

rael.namun  Tuhan  tidak mau mengikat diri-Nya pada per-

aturan-peraturan mereka. 

[2] Bahwa Roh yang ada pada mereka yaitu  Roh nubuat-

an. Oleh bantuan Roh itu mereka akan dimampukan 

untuk menubuatkan hal-hal yang akan datang, dan un-

tuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Kuasa 

ini akan diberikan tanpa peduli laki-laki atau perempu-

an. Sekarang bukan hanya anak-anakmu laki-laki, me-

lainkan juga anak-anakmu perempuan akan bernubuat. 

Tanpa pembedaan usia, baik teruna-terunamu maupun 

orang-orangmu yang tua akan mendapat penglihatan-

penglihatan, dan akan mendapat mimpi, dan melalui se-

muanya itu mereka menerima pewahyuan-pewahyuan 

Tuhan , untuk disampaikan kepada jemaat. Juga, tanpa 

membedakan keadaan lahiriah, bahkan hamba-hamba 

laki-laki dan hamba-hamba perempuan akan menerima 

Roh, dan akan bernubuat (ay. 18). Atau, secara umum, 

laki-laki dan perempuan, yang disebut Tuhan  sebagai 

hamba-hamba-Nya laki-laki dan hamba-hamba-Nya pe-

rempuan. Pada permulaan masa nubuatan dalam Per-

janjian Lama, ada sekolah-sekolah para nabi, dan, sebe-

lum itu, Roh nubuat datang ke atas tua-tua Israel yang 

ditunjuk untuk memerintah.namun  sekarang Roh akan 

dicurahkan ke atas orang-orang yang berkedudukan le-

bih rendah, dan orang-orang demikian tidak terdidik di 


 60

sekolah-sekolah para nabi, sebab kerajaan Mesias ha-

rus murni bersifat rohani. Disebutkannya anak-anak 

perempuan (ay. 17) dan hamba-hamba perempuan (ay. 

18) di sini akan membuat orang berpikir bahwa bebera-

pa perempuan yang disebutkan di sini (1:14) menerima 

karunia-karunia Roh Kudus yang luar biasa, seperti 

juga kaum laki-lakinya. Filipus, sang penginjil, mempu-

nyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernu-

buat (21:9), dan Rasul Paulus, setelah mendapatkan ka-

runia-karunia yang berlimpah baik dalam hal bahasa 

roh maupun nubuatan di jemaat Korintus, memandang 

perlu untuk melarang kaum perempuan menggunakan 

karunia-karunia itu di depan umum (1Kor. 14:26, 34). 

[3] Bahwa satu perkara besar yang harus mereka nubuat-

kan yaitu  penghakiman yang akan segera menimpa 

bangsa Yahudi, sebab ini merupakan hal utama yang 

sudah dinubuatkan Kristus sendiri (Mat. 24) pada saat 

Dia memasuki Yerusalem (Luk. 19:41), dan  saat  Ia 

akan mati (Luk. 23:29). Dan penghakiman-penghakiman 

ini akan dijatuhkan ke atas mereka untuk menghukum 

mereka sebab  penghinaan mereka terhadap Injil, dan 

perlawanan mereka terhadapnya, sementara Injil telah 

datang kepada mereka dengan membawa bukti yang se-

demikian kuatnya. Orang-orang yang tidak mau tunduk 

pada kuasa anugerah Tuhan , saat terjadi pencurahan 

Roh-Nya yang menakjubkan ini, harus jatuh terkapar di 

bawah pencurahan-pencurahan bejana murka-Nya. Yang 

tidak mau membengkok pasti akan patah. Pertama, ke-

hancuran Yerusalem, yang terjadi kira-kira empat pu-

luh tahun sesudah kematian Kristus di sini disebut se-

bagai hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu, sebab 

peristiwa itu mengakhiri masa tata aturan Musa. Ke-

imaman suku Lewi dan hukum upacara keagamaan de-

ngan demikian sudah dihapus dan ditinggalkan untuk 

selama-lamanya. Penghancuran itu sendiri terjadi sede-

mikian rupa seperti yang belum pernah terjadi atas 

tempat atau bangsa mana pun, entah sebelum atau se-

sudahnya. Itu yaitu  hari Tuhan, sebab hari itu yaitu  

hari pembalasan-Nya terhadap bangsa itu sebab  sudah 

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 61

menyalibkan Kristus, dan menganiaya hamba-hamba-

Nya. Itu yaitu  tahun pengganjaran sebab  perkara Sion 

itu. Bahkan, atas seluruh darah orang-orang kudus dan 

para martir, mulai dari darah Habel, orang benar itu 

(Mat. 23:35). Itu yaitu  hari penghakiman yang seben-

tar. Hari itu yaitu  hari yang mulia. Dalam Kitab Yoël, 

hari itu disebut sebagai hari yang dahsyat, sebab begi-

tulah hari itu bagi orang-orang di bumi.namun  di sini 

disebut epiphane (menurut Septuaginta), hari yang mu-

lia dan gemerlap, sebab begitulah hari itu bagi Kristus 

di sorga. Hari itu yaitu  epifani, penampakan-Nya, begi-

tulah Dia sendiri berbicara tentangnya (Mat. 24:30). Ke-

hancuran orang-orang Yahudi merupakan pembebasan 

bagi orang-orang Kristen, yang dibenci dan dianiaya 

oleh mereka. Dan sebab  itu, hari itu sering kali dibica-

rakan oleh nabi-nabi pada waktu itu, untuk membesar-

kan hati orang-orang Kristen yang menderita, bahwa 

Tuhan sudah dekat, kedatangan Tuhan sudah dekat, 

Hakim telah berdiri di ambang pintu (Yak. 5:8-9). Kedua, 

pertanda-pertanda yang mengerikan dari kehancuran 

itu dinubuatkan di sini: Aku akan mengadakan mujizat-

mujizat di atas, di langit, matahari akan berubah menjadi 

gelap gulita dan bulan menjadi darah; dan tanda-tanda 

di bawah juga, di bumi: darah dan api. Yosefus, dalam 

kata pengantar untuk buku sejarahnya tentang pepe-

rangan orang Yahudi, berbicara tentang tanda-tanda 

dan keajaiban-keajaiban yang mendahului peperangan 

itu, guruh, petir, dan gempa bumi yang dahsyat. Ada 

komet berapi yang menggantung di atas kota selama 

setahun, dan pedang menyala-nyala terlihat menunjuk 

dari atas ke arah kota itu. Terang bersinar di Bait Tuhan  

dan di mezbah pada tengah malam, seolah-olah hari 

masih siang. Dr. Lightfoot memberi  pengertian lain 

terhadap tanda-tanda ini: darah Anak Tuhan , api Roh 

Kudus yang sekarang tampak, kabut dari awan yang di 

dalamnya Kristus naik, matahari menjadi gelap, dan bu-

lan menjadi darah pada saat penderitaan Kristus, se-

mua itu merupakan peringatan-peringatan keras terha-

dap bangsa yang tidak percaya itu untuk bersiap diri 


 62

menghadapi penghakiman-penghakiman yang akan da-

tang ke atas mereka. Atau, pernyataan itu dapat dite-

rapkan, dan dengan sangat sesuai, kepada penghakiman-

penghakiman sebelumnya, yang melaluinya kehancuran 

itu ditimpakan. Darah menunjuk pada peperangan 

orang-orang Yahudi dengan bangsa-bangsa di sekitar-

nya, dengan orang-orang Samaria, orang-orang Aram, 

orang-orang Yunani, yang di dalamnya darah tercurah 

dengan berlimpah-limpah, seperti juga pada peperangan 

mereka melawan sesama saudara, dan pemberontakan-

pemberontakan kaum penghasut (sebagaimana mereka 

sendiri menyebutnya), yang sangat berdarah. Tidak ada 

damai bagi orang yang keluar atau yang masuk. Api dan 

gumpalan-gumpalan asap, yang di sini dinubuatkan, di-

genapi secara harfiah  saat  kota-kota, jalan-jalan, dan 

tempat-tempat ibadah, dan terakhir Bait Tuhan  mereka, 

dibakar. Dan berubahnya matahari menjadi gelap, dan 

bulan menjadi darah ini bercerita tentang hancur beran-

takannya pemerintahan mereka, baik yang duniawi 

maupun rohani, dan padamnya semua terang mereka. 

Ketiga, pertanda pemeliharaan terhadap umat Tuhan  di-

janjikan di sini (ay. 21): Barangsiapa yang berseru kepa-

da nama Tuhan Yesus (dan ini gambaran yang benar 

dari seorang Kristen sejati, 1Kor. 1:2) akan diselamat-

kan, akan terhindar dari penghakiman itu. Keselamatan 

dari penghakiman ini menjadi pelambang dan pertanda 

dari keselamatan kekal. Dalam penghancuran Yerusa-

lem oleh orang-orang Kasdim, ada umat sisa yang 

dimeteraikan untuk disembunyikan pada hari kemurkaan 

TUHAN. Dan dalam penghancuran Yerusalem oleh orang-

orang Romawi, tak seorang Kristen pun binasa. Orang-

orang yang membedakan diri dengan tetap berlaku saleh 

akan dibedakan dengan pemeliharaan yang istimewa. 

Dan amatilah, umat sisa yang selamat digambarkan de-

ngan hal ini, yaitu bahwa mereka yaitu  umat pendoa: 

mereka berseru kepada nama Tuhan, yang menunjuk-

kan bahwa mereka tidak diselamatkan oleh jasa atau 

kebenaran mereka sendiri, melainkan murni oleh anu-

gerah Tuhan , yang harus dimintakan melalui doa. Nama 

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 63

Tuhanlah yang mereka serukan, yang menjadi menara 

kekuatan bagi mereka. 

(2) Penerapan dari nubuatan ini kepada peristiwa sekarang 

(ay. 16): Itulah yang difirmankan Tuhan  dengan perantaraan 

nabi Yoël: inilah penggenapan dari nubuatan itu, pengge-

napannya yang penuh. Inilah pencurahan Roh kepada se-

mua orang yang harus datang itu, dan kita tidak perlu me-

nantikan yang lain, sama seperti kita tidak perlu menan-

tikan Mesias lain. Sebab seperti halnya Mesias kita senan-

tiasa hidup di sorga, bertakhta dan menjadi Pengantara 

bagi jemaat-Nya di bumi, demikian pula Roh anugerah ini, 

Sang Pembela, atau Penghibur, yang diberikan sekarang, 

sesuai dengan janji, akan terus ada, sesuai dengan janji 

yang sama, bersama-sama dengan jemaat di bumi sampai 

pada akhir zaman, dan akan mengerjakan semua pekerjaan-

Nya di dalam dan untuk jemaat itu, dan untuk setiap ang-

gotanya, baik yang awam maupun yang menjadi hamba-

hamba Tuhan, melalui sarana Kitab Suci dan pelayanan.   

2. Bahwa karunia itu yaitu  karunia Kristus, dan hasil serta 

bukti dari kebangkitan dan kenaikan-Nya. Melalui peristiwa 

karunia Roh Kudus ini, Petrus mengambil kesempatan untuk 

memberitakan Yesus kepada mereka. Dan bagian khotbahnya 

ini ia sampaikan dengan kata pengantar lain yang khidmat (ay. 

22):  Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini. sebab  

belas kasihanlah kamu bisa mendengar perkataan ini, dan su-

dah menjadi kewajibanmulah untuk memperhatikannya.” Per-

kataan-perkataan mengenai Kristus harus bisa diterima oleh 

orang-orang Israel. Inilah,   

(1) Ringkasan sejarah kehidupan Kristus (ay. 22). Petrus me-

nyebut-Nya Yesus dari Nazaret, sebab  dengan nama itulah 

Ia dikenal secara umum,namun  (yang sudah cukup untuk 

menyingkirkan celaan itu) Ia yaitu  seorang yang telah di-

tentukan Tuhan  dan yang dinyatakan kepadamu, yang dicela 

dan dikutuk oleh manusia,namun  diteguhkan oleh Tuhan . 

Tuhan  memberi  kesaksian akan peneguhan-Nya terha-

dap ajaran Kristus melalui kuasa yang diberikan-Nya kepada 

Dia untuk mengerjakan mujizat-mujizat: seorang yang te-

lah ditandai oleh Tuhan , begitulah Dr. Hammond membaca-


 64

nya.  Ia telah dijadikan tanda dan keajaiban di tengah-

tengah kalian yang sekarang sedang mendengarkan aku. Ia 

diutus kepadamu, Ia menegakkan terang yang mulia di ne-

gerimu. Kamu sendiri yaitu  saksi bagaimana Ia menjadi 

terkenal melalui kekuatan-kekuatan, mujizat-mujizat, dan 

tanda-tanda, pekerjaan-pekerjaan yang di luar kuasa alam, 

di luar jalur biasa, dan yang bertentangan dengannya, yang 

dilakukan oleh Tuhan  dengan perantaraan Dia. Maksudnya, 

yang dilakukan-Nya dengan kuasa Tuhan  yang menyelu-

bungi-Nya, dan yang di dalamnya Tuhan  jelas-jelas menyertai 

Dia. Sebab tidak ada seorang pun yang dapat melakukan 

perbuatan-perbuatan itu, jika Tuhan  tidak menyertai-Nya.” 

Lihatlah betapa Petrus menekankan mujizat-mujizat Kristus.  

[1] Kenyataan itu tidak bisa disangkal:  Mujizat-mujizat itu 

dilakukan di tengah-tengah kamu, di tengah-tengah ne-

gerimu, kotamu, perkumpulan-perkumpulan ibadahmu, 

seperti yang kamu sendiri tahu. Kamu sudah menjadi 

saksi-saksi mata dari mujizat-mujizat-Nya. Biarkan aku 

bertanya kepadamu, adakah bukti yang kamu punya 

sebagai keberatan untuk melawannya, atau ada yang 

bisa kamu katakan untuk menyangkalnya?” 

[2] Kesimpulan yang bisa ditarik dari semua kenyataan itu 

tidak bisa disanggah. Pembuktiannya sama kuat de-

ngan buktinya. Jika Ia melakukan mujizat-mujizat itu, 

sudah pasti Tuhan  berkenan pada-Nya. Tuhan  menyata-

kan bahwa Dia memang demikian adanya, seperti yang 

dinyatakan-Nya sendiri, bahwa Dialah Anak Tuhan  dan 

Juruselamat dunia. Sebab Tuhan  segala kebenaran tidak 

akan membuat meterai-Nya berdusta.  

(2) Pernyataan tentang kematian dan penderitaan-penderitaan-

Nya, yang juga mereka saksikan hanya beberapa minggu 

lalu. Dan ini yaitu  mujizat terbesar dari semuanya, bahwa 

orang yang diakui Tuhan  sendiri tampaknya sampai diting-

galkan begitu saja oleh-Nya. Juga, bahwa orang yang sede-

mikian mendapat perkenanan di hati masyarakat, dan di 

tengah-tengah mereka, sampai dicampakkan oleh mereka 

sendiri seperti itu.namun  kedua rahasia ini dijelaskan di 

sini (ay. 23), dan kematian-Nya dipandang,  

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 65

[1] Sebagai perbuatan Tuhan . Dan di dalam Dia kematian-

Nya itu yaitu  suatu perbuatan anugerah dan hikmat 

yang menakjubkan. Tuhan  menyerahkan-Nya kepada 

maut. Tidak hanya mengizinkan Dia dihukum mati, te-

tapi juga menyerahkan Dia, mempersembahkan Dia. 

Hal ini dijelaskan dalam Roma 8:32, Ia menyerahkan-

Nya bagi kita semua. Sekalipun demikian, Ia diakui oleh 

Tuhan , dan tidak ada suatu apa pun di dalamnya yang 

menandakan bahwa Tuhan  tidak berkenan kepada-Nya. 

Sebab hal itu terlaksana menurut maksud dan rencana-

Nya, dalam hikmat yang tak terbatas, dan untuk tujuan-

tujuan suci, yang disetujui oleh Kristus sendiri, ter-

masuk cara dan sarana yang dipakai untuk mencapai 

tujuan-tujuan itu. Demikianlah keadilan Tuhan  harus di-

puaskan, orang-orang berdosa diselamatkan, Tuhan  dan 

manusia dipersatukan kembali, dan Kristus sendiri di-

permuliakan. Bukan hanya menurut kehendak Tuhan , me-

lainkan juga menurut keputusan kehendak-Nya, bahwa Ia 

harus menderita dan mati, sesuai dengan keputusan 

yang kekal, yang tidak bisa diubah. Hal ini mendamai-

kan Kristus dengan salib: Bapa, jadilah kehendak-Mu, 

dan Bapa, muliakanlah nama-Mu. Biarlah maksud-Mu 

terlaksana, dan biarlah tujuan agung-Mu tercapai. 

[2] Sebagai perbuatan orang banyak. Dan di dalam diri me-

reka perbuatan itu yaitu  perbuatan yang luar biasa 

berdosa dan bodoh. Perbuatan itu yaitu  pergulatan 

melawan Tuhan  untuk menganiaya orang yang diakui-

Nya sebagai kesayangan sorga. Dan itu juga yaitu  per-

lawanan menentang belas kasihan yang diperuntukkan 

bagi mereka sendiri, sebab mereka menganiaya orang 

yang menjadi berkat terbesar bagi bumi ini. Rancangan 

Tuhan  sejak dari kekekalan, ataupun tindakan-Nya yang 

membawa kebaikan dari rancangan itu sampai pada ke-

kekalan, tidak akan mengampuni dosa mereka sedikit 

pun. Sebab itu yaitu  pekerjaan dan perbuatan mereka 

secara sukarela, yang lahir dari sebuah asas yang jahat 

secara moral, dan oleh sebab itu  mereka yaitu  tangan 

bangsa-bangsa durhaka yang menyalibkan dan membu-

nuh Dia.” Ada kemungkinan bahwa sebagian dari me-


 66

reka yang hadir di sini yaitu  orang-orang yang sebe-

lumnya berseru, salibkanlah Dia, salibkanlah Dia, atau 

yang jika tidak demikian halnya sudah membantu dan 

bersekongkol dalam pembunuhan itu, dan Petrus tahu 

ini. Namun, bagaimanapun juga, sudah sewajarnya hal 

itu dipandang sebagai perbuatan seluruh bangsa, sebab  

dilakukan dengan pemungutan suara majelis agung dan 

dengan suara kerumunan orang banyak. Sudah men-

jadi aturan, Refertur ad universos quod publice fit per 

majorem partem – Apa yang dilakukan secara umum oleh 

sebagian besar orang, dipandang sebagai sesuatu yang 

dilakukan oleh semua. Petrus mendakwakan dosa itu 

kepada mereka secara khusus sebagai bagian dari selu-

ruh bangsa itu, supaya dakwaan itu bisa lebih mem-

bawa mereka pada iman dan pertobatan, sebab  itulah 

satu-satunya cara untuk membedakan diri mereka dari 

orang-orang yang bersalah, dan melepaskan mereka 

dari kesalahan itu.   

(3) Peneguhan terhadap kebangkitan-Nya, yang dengan berha-

sil menghapus bersih celaan atas kematian-Nya (ay. 24): 

Tuhan  membangkitkan Dia. Tuhan  yang sama yang menyerah-

kan Dia pada maut melepaskan-Nya juga dari maut, dan 

dengan demikian memberi  pengakuan yang lebih tinggi 

dibandingkan  yang sudah diberikan-Nya melalui tanda-tanda 

dan mujizat-mujizat apa pun yang telah Dia lakukan, atau 

melalui gabungan dari semuanya itu. Oleh sebab itu, ke-

bangkitan inilah yang paling banyak ditekankannya. 

[1] Petrus menggambarkan kebangkitan-Nya: Tuhan  mele-

paskan Dia dari sengsara maut, sebab  tidak mungkin Ia 

tetap berada dalam kuasa maut itu, ōdinas – dukacita 

kematian. Kata ini digunakan untuk mengartikan pen-

deritaan yang mendalam, dan sebagian orang berpikir 

bahwa kata ini  menunjuk pada kesedihan dan ke-

kalutan jiwa-Nya, yang di dalamnya Ia merasa sangat 

sedih, seperti mau mati rasanya. Dari kesedihan dan du-

kacita jiwa ini, penderitaan jiwa ini, Bapa melepaskan 

Dia  saat  pada saat kematian-Nya Ia berkata, sudah 

selesai. Beginilah Dr. Godwin memahaminya:  Kengerian-

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 67

kengerian yang membuat jiwa Heman terhampar seperti 

orang-orang yang mati dibunuh (Mzm. 88:6, 16) telah 

mencengkeram Kristus.namun  Ia terlalu kuat untuk itu, 

lalu menerobos melewatinya. Inilah kebangkitan jiwa-

Nya (dan sungguh suatu perkara besar untuk mem-

bawa jiwa keluar dari jurang kesengsaraan rohani yang 

dalam). Kematian ini tidak meninggalkan jiwa-Nya di 

neraka, seperti yang tampak dalam perkataan selanjut-

nya, supaya Ia tidak melihat kebinasaan, yang berbicara 

tentang kebangkitan tubuh-Nya. Dan kebangkitan roha-

ni dan tubuh ini secara bersama-sama menghasilkan 

kebangkitan agung.” Dr. Lightfoot memberi  pengerti-

an yang lain untuk ini:  Setelah meluruhkan sengsara 

maut, dengan melakukannya untuk semua orang yang 

percaya kepada-Nya, Tuhan  membangkitkan Kristus, dan 

dengan kebangkitan-Nya menghancurkan semua kuasa 

maut, dan membinasakan sengat maut yang menghan-

tam umat-Nya. Ia sudah menghapuskan kematian, su-

dah mengubah sifatnya, dan, sebab  tidak mungkin Ia 

tetap berada dalam kuasa maut itu untuk waktu yang 

lama, tidak mungkin pula mereka tetap berada dalam 

kuasa maut itu untuk selama-lamanya.”namun  keba-

nyakan orang merujuk hal ini pada kebangkitan tubuh 

Kristus. Dan kematian (ujar Tuan Baxter) yaitu  hu-

kuman dengan menghilangkan apa yang ada, meskipun 

tidak ditandai dengan kejahatan yang nyata.namun  Dr. 

Hammond menunjukkan bahwa Alkitab Septuaginta, 

dan dari situ sang rasul di sini, menggunakan kata tali-

tali maut (Mzm. 18:5), yang paling sesuai dengan kiasan 

 melepaskan” dan  menahan” yang digunakan di sini. 

Kristus dipenjara sebab  utang kita, Ia dicampakkan ke 

dalam tali-tali maut.namun , sebab  keadilan Tuhan  sudah 

dipuaskan, tidak mungkin Ia terus ditahan di sana, 

entah dari segi hak atau kekuatan. Sebab Ia memiliki  

hidup pada diri-Nya sendiri, dan yang ada dalam kuasa-

Nya sendiri, dan telah menaklukkan penguasa maut. 

[2] Petrus menegaskan kebenaran dari kebangkitan-Nya 

(ay. 32): Yesus inilah yang dibangkitkan Tuhan , dan ten-

tang hal itu kami semua yaitu  saksi, yakni kami para 


 68

rasul dan teman-teman yang bersama kami, yang me-

ngenal Dia secara dekat sebelum kematian-Nya, dan 

bergaul secara akrab dengan Dia setelah kebangkitan-

Nya, makan dan minum bersama-sama dengan Dia. Me-

reka menerima kuasa, dengan turunnya Roh Kudus ke 

atas mereka, dengan tujuan agar mereka menjadi saksi-

saksi yang cakap, setia, dan berani mengabarkan ke-

bangkitan ini, kendati dituduh oleh musuh-musuh te-

lah mencuri jasad-Nya. 

[3] Petrus menunjukkan kebangkitan-Nya itu sebagai peng-

genapan Kitab Suci, dan, sebab  Kitab Suci sudah ber-

kata bahwa Ia harus bangkit kembali sebelum melihat 

kebinasaan, maka tidak mungkin Ia tetap berada dalam 

kuasa maut dan alam kubur. Sebab Daud berkata ten-

tang Dia dibangkitkan, maka begitulah kebangkitan-

Nya dibicarakan (ay. 25). Bagian Kitab Suci yang diru-

juknya yaitu  Mazmur Daud (Mzm. 16:8-11), yang, wa-

laupun sebagian dapat diterapkan kepada Daud sebagai 

orang kudus, namun terutama merujuk pada Yesus 

Kristus, yang diperlambangkan oleh diri Daud. Di sini,   

Pertama, nas itu dikutip secara panjang lebar (ay. 

25-28), sebab hal itu digenapi di dalam Dia, dan me-

nunjukkan kepada kita,  

1. Perhatian yang selalu  diberikan Yesus Tuhan 

kita terhadap Bapa-Nya dalam seluruh pekerjaan-

Nya: Aku selalu  memandang kepada Tuhan. Ia 

menempatkan di hadapan-Nya kemuliaan Bapa-Nya 

sebagai tujuan-Nya dalam segala sesuatu. Sebab Ia 

melihat bahwa penderitaan-penderitaan-Nya akan 

membawa kehormatan yang berlimpah bagi Tuhan , 

dan akan berakhir dalam sukacita-Nya sendiri. Se-

mua ini disediakan bagi-Nya, dan inilah yang dituju-

Nya, dalam segala pekerjaan dan penderitaan-Nya. 

Dan dengan pengharapan akan semuanya ini Ia di-

topang dan didorong untuk terus maju (Yoh. 13:31-

32; 17:4-5).  

2. Keyakinan yang dimiliki-Nya akan hadirat dan kuasa 

Bapa-Nya yang menyertai Dia:  Ia berdiri di sebelah 

kananku, di sebelah tangan yang bekerja, yang me-

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 69

nguatkan, membimbing, dan menopang, sehingga 

Aku tidak goyah atau melepaskan diri dari pekerjaan-

Ku, kendati dengan kesusahan-kesusahan yang ha-

rus Kujalani.” Ini merupakan butir dari kovenan pe-

nebusan (Mzm. 89:22), tangan-Ku tetap dengan dia, 

bahkan lengan-Ku meneguhkan dia. Dan oleh sebab 

itu Ia yakin bahwa pekerjaan itu tidak akan gagal di 

tangan-Nya. Jika Tuhan  ada di sebelah kanan kita, 

kita tidak akan goyah.  

3. Kegembiraan yang menyertai Yesus Tuhan kita da-

lam melanjutkan pekerjaan-Nya, kendati dengan ke-

sedihan-kesedihan yang harus dilalui-Nya:  sebab  

yakin bahwa Aku tidak goyah,namun  bahwa kese-

nangan Tuhan akan terlaksana di tangan-Ku, maka 

hati-Ku bersukacita dan jiwa-Ku bersorak-sorak, dan 

pikiran tentang kesedihan-Ku tidak berarti apa-apa 

bagi-Ku.” Perhatikanlah, yaitu  kesenangan Yesus 

Tuhan kita untuk melihat akhir dari pekerjaan-Nya, 

dan untuk menjadi yakin bahwa kesudahannya 

akan mulia. Begitu senangnya Dia dengan pekerjaan-

Nya sehingga hati-Nya bergembira memikirkan ba-

gaimana kesudahannya akan memenuhi rancangan 

pekerjaan-Nya itu. Yesus bergembira dalam Roh Ku-

dus (Luk. 10:21). Jiwa-Ku bersorak-sorak (KJV: lidah-

Ku bergembira). Dalam Mazmur dikatakan kemuliaan-

Ku bersorak-sorak (KJV); yang menunjukkan bahwa 

lidah kita yaitu  kemuliaan kita, indra pengucap 

yaitu  suatu kehormatan bagi kita, dan tidak per-

nah lebih menjadi kehormatan bagi kita selain apa-

bila digunakan untuk memuji Tuhan . Lidah Kristus 

bersorak-sorak, sebab  saat  Ia baru memulai pen-

deritaan-penderitaan-Nya, pada penutup perjamuan 

terakhir-Nya, Ia menyanyikan nyanyian pujian.  

4. Pengharapan menyenangkan yang dimiliki-Nya me-

ngenai akhir yang membahagiakan dari kematian 

dan penderitaan-penderitaan-Nya. Inilah yang terus 

mendorong-Nya, bukan hanya dengan keberanian, 

melainkan juga dengan kegembiraan, untuk melewati 

penderitaan dan kematian-Nya. Ia menanggalkan tu-


 70

buh,namun  tubuh-Ku akan diam (KJV: tubuh-Ku akan 

beristirahat – pen.). Kubur akan menjadi tempat bagi 

tubuh, selama tubuh itu terbaring di sana, sebagai 

ranjang peristirahatan, dan harapan akan membuat-

nya beristirahat dengan tenang. Tubuh-Ku akan di-

am dengan tenteram (KJV: tubuh-Ku akan beristirahat 

dalam pengharapan – pen.), hoti, Engkau tidak me-

nyerahkan Aku kepada dunia orang mati. Dan untuk 

selanjutnya, tinggal masalah pengharapan-Nya, atau 

lebih tepatnya keyakinan-Nya,  

(1) Bahwa jiwa tidak akan terus ada dalam keadaan 

terpisah dari tubuh. Sebab, selain bahwa hal ini 

akan membawa kegelisahan bagi jiwa manusia 

yang dibuat untuk tubuh, itu juga akan menjadi 

kelanjutan dari kemenangan maut atas Dia yang 

sesungguhnya sudah menaklukkan maut:  Eng-

kau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang 

mati” (kepada hades, dalam keadaan yang tak 

terlihat, itulah yang secara tepat diartikan dari 

kata hades),  tetapi, meskipun Engkau membiar-

kannya untuk sementara waktu berpindah ke 

sana, dan tinggal di sana, namun Engkau akan 

menariknya kembali. Engkau tidak akan mem-

biarkannya di sana, seperti yang Engkau lakukan 

terhadap jiwa-jiwa orang lain.”  

(2) Bahwa tubuh hanya akan terbaring sebentar di 

dalam kubur: Engkau tidak membiarkan Orang 

Kudus-Mu melihat kebinasaan. Tubuh-Nya tidak 

akan terus mati untuk waktu yang lama sampai 

mulai hancur atau membusuk. Oleh sebab itu 

tubuh-Nya harus kembali hidup pada hari ketiga 

atau sebelum hari ketiga setelah kematian-Nya. 

Kristus yaitu  Orang Kudus Tuhan , yang dikudus-

kan dan dipisahkan untuk melayani-Nya dalam 

pekerjaan penebusan. Ia harus mati, sebab Ia ha-

rus ditahbiskan oleh darah-Nya sendiri.namun  Ia 

tidak boleh melihat kebinasaan, sebab kematian-

Nya akan menjadi bagi Tuhan  persembahan dan 

korban yang harum bagi Tuhan . Hal ini diperlam-

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 71

bangkan oleh hukum mengenai korban persem-

bahan, bahwa apa yang masih tinggal dari daging 

korban sembelihan sampai hari yang ketiga tidak 

boleh dimakan, sebab  takut kalau-kalau sudah 

hancur dan mulai membusuk (Im. 7:15-18). 

(3) Bahwa kematian dan penderitaan-penderitaan-

Nya akan menjadi, bukan hanya bagi Dia, me-

lainkan juga bagi semua kepunyaan-Nya, pintu 

masuk bagi kehidupan kekal yang penuh berkat: 

 Engkau memberitahukan kepada-Ku jalan-jalan 

kehidupan, dan melalui Aku memberitahukannya 

kepada dunia, dan membentangkannya terbuka.” 

 saat  Bapa memberi  hidup kepada Anak da-

lam diri-Nya sendiri, kuasa untuk memberi  

nyawa-Nya dan mengambilnya kembali, pada 

saat itulah Ia memberitahukan kepada-Nya jalan 

hidup, baik untuk masuk maupun keluar. Pintu 

gerbang maut dan pintu gerbang kelam pekat ter-

singkap bagi-Nya (Ayb. 38:17), untuk Dia lewat 

dan kembali lagi, sesuai apa yang dipandang-Nya 

perlu, bagi penebusan manusia.  

(4) Bahwa semua dukacita dan penderitaan-Nya 

akan berakhir dalam kebahagiaan yang sempurna 

dan abadi: Engkau akan melimpahi Aku dengan 

sukacita di hadapan-Mu. Upah yang disediakan 

bagi-Nya yaitu  sukacita, sukacita yang penuh, 

dan itu dirasakan di hadapan Tuhan  (KJV: dalam 

perkenanan Tuhan  – pen.), dalam perkenanan yang 

diberikan-Nya kepada Dia dalam pekerjaan-Nya, 

dan kepada semua orang yang, demi Dia, akan 

percaya kepada-Nya. Senyuman-senyuman yang 

dengannya Bapa menerima Dia,  saat , pada ke-

naikan-Nya, Ia dibawa ke hadapan Yang Lanjut 

Usianya, memenuhi Dia dengan sukacita yang ti-

dak terkatakan, dan itu yaitu  sukacita Tuhan 

kita, yang ke dalamnya semua kepunyaan-Nya 

akan masuk, dan yang di dalamnya mereka akan 

berbahagia untuk selama-lamanya. 


 72

Kedua, tafsiran atas nas ini, terutama yang begitu 

banyak berkaitan tentang kebangkitan Kristus. Petrus 

berbicara kepada mereka dengan memberi  sebutan 

hormat, saudara-saudara (ay. 29, KJV: men and brethren 

– sesama manusia dan saudara – pen.).  Engkau yaitu  

manusia, dan oleh sebab itu harus dipimpin oleh akal 

budi. Engkau yaitu  saudara, dan oleh sebab itu harus 

menerima dengan baik apa yang dikatakan kepadamu 

oleh orang yang, sebab  berkerabat dekat denganmu, 

dengan sepenuh hati memperhatikan kamu, dan meng-

harapkan yang terbaik bagimu. Sekarang, izinkanlah 

aku untuk berkata-kata dengan terus terang kepadamu 

tentang Daud, bapa bangsa kita, dan janganlah engkau 

tersinggung jika  aku memberi tahu kamu bahwa di 

sini Daud tidak bisa dipahami berbicara tentang dirinya 

sendiri, melainkan tentang Kristus yang akan datang.” 

Daud di sini disebut sebagai bapak bangsa, sebab  ia 

yaitu  bapak dari keluarga raja, dan orang yang sangat 

terpandang serta ternama dalam angkatannya, dan 

yang namanya serta kenangan akan dia sudah sewajar-

nya dipandang sangat berharga. Nah,  saat  kita mem-

baca mazmurnya itu, kita harus mempertimbangkan,  

1. Bahwa Daud tidak bisa mengatakan itu tentang diri-

nya sendiri, sebab ia telah mati, dan dikubur, dan ku-

burannya masih ada di Yerusalem sampai hari ini, 

saat Petrus mengatakan ini, dan tulang-tulang serta 

debu-debunya ada di dalamnya. Tak seorang pun 

pernah mengaku-ngaku bahwa ia sudah bangkit, 

dan oleh sebab itu ia tidak pernah bisa berkata ten-

tang dirinya sendiri bahwa ia tidak melihat kebinasa-

an. Sebab sudah jelas bahwa ia memang melihat ke-

binasaan. Rasul Paulus juga menegaskan hal ini 

(13:35-37). Walaupun ia seorang yang berkenan di 

hati Tuhan , namun ia menempuh segala jalan yang fana, 

seperti yang dikatakannya sendiri (1Raj. 2:2), baik 

dengan mati maupun dikuburkan.  

2. Oleh sebab itu, pastilah Daud mengatakannya seba-

gai seorang nabi, dengan pandangan yang tertuju 

kepada Mesias, yang penderitaan-penderitaan-Nya 

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 73

ditegaskan oleh para nabi sebelumnya, dan bersama-

sama dengan penderitaan-penderitaan itu segala ke-

muliaan yang menyusul sesudah itu. Begitu pula 

Daud dalam Mazmur itu, seperti yang dengan jelas di-

tunjukkan Petrus di sini.  

(1) Daud tahu bahwa Mesias harus diturunkan dari 

keturunannya (ay. 30), bahwa Tuhan  telah berjanji 

kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa 

Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan 

Daud sendiri di atas takhtanya. Tuhan  menjanjikan 

dia seorang Anak, yang akan mengokohkan takhta 

kerajaannya untuk selama-lamanya (2Sam. 7:12). 

Dan dikatakan (Mzm. 132:11), TUHAN telah me-

nyatakan sumpah setia kepada Daud.  saat  Ye-

sus Tuhan kita dTuhan rkan, dijanjikan bahwa Tuhan 

Tuhan  akan mengaruniakan kepada-Nya takhta 

Daud, bapa leluhur-Nya (Luk. 1:32). Dan seluruh 

Israel tahu bahwa Mesias akan menjadi Anak 

Daud, maksudnya, bahwa, menurut daging, Ia 

yaitu  Anak Daud melalui kodrat manusia-Nya. 

Ini harus dilihat secara demikian, sebab secara 

roh, dan sesuai dengan kodrat Tuhan -Nya, Ia akan 

menjadi Tuhan Daud, bukan Anaknya. Oleh ka-

rena Tuhan  sudah bersumpah kepada Daud bah-

wa Mesias, yang dijanjikan kepada bapa leluhur-

nya, akan menjadi anak dan penerusnya, buah 

dari keturunannya, dan ahli waris bagi takhta-

nya, maka ia selalu  memandang pada hal 

ini,  saat  ia menuliskan mazmur-mazmurnya.  

(2) sebab  Kristus berasal dari keturunannya, dan 

oleh sebab itu ada di dalam dirinya  saat  ia me-

nuliskan mazmur itu (seperti Lewi dikatakan ada 

dalam diri Abraham  saat  ia membayar seper-

sepuluh kepada Melkisedek), dan jika apa yang 

dikatakannya, yang seolah-olah tentang dirinya 

sendiri, tidak dapat diterapkan kepada dia sen-

diri (seperti yang memang sudah jelas tidak de-

mikian), maka kita harus menyimpulkan bahwa 

perkataannya itu menunjuk pada anaknya yang 


 74

pada waktu itu ada dalam dirinya, yang di dalam 

Dia keluarga dan kerajaannya akan mencapai ke-

sempurnaan dan keabadian. Dan oleh sebab itu, 

 saat  ia berkata bahwa Dia tidak ditinggalkan di 

dalam dunia orang mati, atau bahwa daging-Nya 

tidak mengalami kebinasaan, tanpa diragukan lagi 

ia harus dimengerti sedang berbicara tentang ke-

bangkitan Kristus (ay. 31). Dan sama seperti 

Kristus mati, demikian pula Ia telah dibangkitkan, 

sesuai dengan Kitab Suci, dan bahwa tentang hal 

itu kami semua yaitu  saksi-saksinya. 

(3) Di sini tertulis juga sekilas tentang kenaikan-

Nya. Sama seperti Daud tidak bangkit dari antara 

orang mati, demikian pula ia tidak naik ke sorga, 

secara jasmani, seperti Kristus (ay. 34). Dan lebih 

jauh lagi, untuk membuktikan bahwa  saat  Daud 

berbicara tentang kebangkitan yang dimaksud-

kannya yaitu  Kristus, Petrus mengamati bahwa 

 saat  dalam Mazmur lain Daud berbicara ten-

tang apa yang terjadi berikutnya setelah peng-

angkatan-Nya, Daud jelas-jelas menunjukkan 

bahwa ia berbicara tentang orang lain, bahkan 

seperti tentang seseorang yang yaitu  Tuannya 

(Mzm. 110:1):  Tuhan telah berfirman kepada 

Tuanku, setelah Ia membangkitkan Dia dari an-

tara orang mati,  Duduklah di sebelah kanan-Ku,” 

dalam kehormatan dan kekuasaan yang tertinggi 

di sini. Kini Engkau dipercayai untuk mengatur 

baik kerajaan pemeliharaan Tuhan  maupun anuge-

rah. Duduklah di sini sebagai raja, sampai Kubuat 

musuh-musuhmu menjadi kawan-kawanmu atau 

tumpuan kakimu (ay. 35). Kristus bangkit dari an-

tara orang mati untuk naik lebih tinggi, dan oleh 

sebab itu sudah pasti tentang kebangkitan-Nya-

lah Daud berbicara, dan bukan tentang kebang-

kitannya sendiri, dalam Mazmur 16. Sebab tidak 

ada alasan bagi dia untuk bangkit dari kubur-

nya, jika ia tidak akan naik ke sorga. 

Kitab Kisah Para Rasul 2:14-36 

 75

(4) Penerapan dari pembahasan tentang kematian, kebangkit-

an, dan kenaikan Kristus ini.  

[1] Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ini men-

jelaskan arti dari pencurahan Roh yang menakjubkan 

yang sedang terjadi sekarang, dalam karunia-karunia 

yang luar biasa itu. Sebagian dari orang-orang yang ha-

dir itu bertanya (ay. 12), apakah artinya ini? Aku beri 

tahu kamu artinya, sahut Petrus. Yesus ini ditinggikan 

di sebelah kanan Tuhan , begitu sebagian orang memba-

canya, untuk duduk di sana. Ditinggikan oleh tangan ka-

nan Tuhan , begitu kita membacanya, dengan kuasa dan 

wewenang-Nya. Keduanya sama saja artinya. Dan ka-

rena sudah menerima dari Bapa, yang kepada-Nya Ia su-

dah naik, Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka Ia mem-

berikan apa yang sudah diterima-Nya (Mzm. 68:19), dan 

dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. 

Sebab Roh Kudus akan diberikan  saat  Yesus dimulia-

kan, dan tidak sebelum itu (Yoh. 7:39). Kamu melihat 

dan mendengar kami berbicara dengan bahasa-bahasa 

yang tidak pernah kami pelajari. Mungkin ada perubah-

an yang tampak pada wajah mereka, yang dilihat oleh 

orang banyak itu, dan juga ada perubahan yang ter-

dengar pada suara dan bahasa mereka. Nah, semua ini 

datangnya dari Roh Kudus, yang kedatangan-Nya meru-

pakan bukti bahwa Yesus sudah ditinggikan, dan Ia 

sudah menerima karunia ini dari Bapa, untuk disampai-

kan kepada jemaat, yang jelas-jelas menyatakan Dia 

sebagai Pengantara, atau Penengah antara Tuhan  dan 

jemaat. Karunia Roh Kudus yaitu , pertama, pengge-

napan dari janji-janji Tuhan  yang sudah dibuat. Di sini 

disebut Roh Kudus yang dijanjikan. Sudah banyak janji 

yang sangat besar dan berharga yang diberikan kepada 

kita oleh kuasa Tuhan ,namun  inilah janji yang unggul itu, 

sepert