Kontradiksi Alkitab Perjanjian Lama 3

Tampilkan postingan dengan label Kontradiksi Alkitab Perjanjian Lama 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kontradiksi Alkitab Perjanjian Lama 3. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kontradiksi Alkitab Perjanjian Lama 3



 u menyesal} 

KÏ {karena} 'ASÏTIM {Aku menjadikan mereka}"  

KJV, "And the LORD said, I will destroy man whom I have created 

from the face of the earth; both man, and beast, and the creeping thing, 

and the fowls of the air; for it repenteth me that I have made them."  

NIV, "So the LORD said, 'I will wipe mankind, whom I have created, 

from the face of the earth -- men and animals, and creatures that move 

 

 120 

along the ground, and birds of the air -- for I am grieved that I have 

made them.'"  

 

KJV menerjemahkannya 'it repenteth me' dan NIV 

menerjemahkannya 'I am grieved'. Kata "menyesal" yang 

diterjemahkan dari kata Ibrani 'NÂKHAM' mengandung banyak 

makna misalnya "Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan 

('nakham')" (Kejadian 5:29); "Ishak mencintainya dan demikian ia 

dihiburkan {'nakham') setelah ibunya meninggal." (Kejadian 24:67); 

"Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan 

('NÂKHAM') dia, tetapi ia menolak dihiburkan ('NÂKHAM')" 

(Kejadian 37:35).  

Kata 'repent' dalam bahasa Inggris berarti 'think with regret or 

sorrow of; be full of regret (about); wish one had not done. Sedangkan 

'grieve' dari 'grief' yaitu  'deep or violent sorrow'.  

Jadi dari beberapa contoh di atas, barangkali kata "menyesal" 

itu dapat diterjemahkan dengan pengertian yang lebih tepat, ―apa 

yang dikehendaki oleh Allah ternyata tidak terlaksana, hal itu 

tidak menyenangkan dan menghibur-NYA.‖ Allah tidak 

menghendaki siapa pun berbuat dosa, namun tatkala manusia berbuat 

dosa maka DIA menjadi "NÂKHAM".  

Jadi tidak ada pertentangan jika kita memahami makna 

"NÂKHAM" dan konteks yang sedang dibicarakan. 

Pertanyaannya yaitu  "Apakah Allah menyesal?" Jawabannya "Tidak, 

Allah tidak pernah menyesal (dalam artian berubah pikiran-Nya 

karena kecewa)". Demikianlah Allah bukanlah Allah yang dingin, 

yang tidak pernah tergerak hati-Nya. Allah bukan 'seonggok batu' 

 

 121 

yang tidak pernah tersentuh hati-Nya. Namun ia selalu menanggapi 

situasi dan perilaku setiap anak-anak-Nya dengan penuh kasih atau 

dengan murka, sehingga Ia akan menjadi sedih dan geram ketika 

manusia berbuat jahat, atau berpaling dari-Nya. 

 

52) [YOHANES 1:18; 1 TIMOTIUS 6:16; KELUARAN 33:20] VS 

[KELUARAN 33:11; KELUARAN 24:10; KEJADIAN 32:30; 

KELUARAN 33:23].  

Dalam kelompok yang pertama TERTULIS, "tidak seorang pun yang 

pernah dan mampu melihat Tuhan", TETAPI dalam kelompok yang 

kedua--berturut-turut--, "Musa berhadapan muka dengan Tuhan", 

"Musa, Harun, dan 70 orang lainnya melihat Tuhan", "Yakub 

berhadapan muka dengan Tuhan", dan sebagai hadiah khusus, "Musa 

diperkenankan melihat punggung Tuhan".  

 

JAWAB: (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

Selengkapnya Lihat jawaban no. 53 dan 54. Manusia hanya mampu 

melihat Allah dalam bentuk Theofani (Allah menyatakan diri dalam 

bentuk Malaikat atau Manusia).  

 

53) Tuhan bisa dilihat atau tidak?  

a. Tuhan tidak bisa dilihat dan didengar (Yohanes 5:37; 1 Timotius 

1:17; 6:16, Keluaran 33:20; 1 Yohanes 4:12).  

b. Tuhan bisa dilihat dengan mata kepala (Keluaran 33:11,20; 

Kejadian 18:1; 26:24; Yohanes 5:37; I Timotius 6:16; 1:17; 1 Yohanes 

4:12).  

c. Tuhan kelihatan kaki-Nya (Keluaran 24:9-10).  

 

 122 

d. Tuhan kelihatan sedang duduk (Yesaya 6:1).  

e. Tuhan bisa dilihat dari jauh (Yeremia 31:3). 

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

Yohanes 1 : 18  

Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal 

Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.  

Yohanes 5:37,  

"Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu 

tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu 

lihat," 

Keluaran 33:11,  

"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka 

seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia 

ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih 

muda, tidaklah meninggalkan kemah itu."  

 

"Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: 'Aku telah melihat 

Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!'" (Kejadian 

32:30) 

"jika  Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan 

berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di 

sana." (Keluaran 33:9) 

"'Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan 

dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah 

kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?'" (Bilangan 12:8) 

 

 123 

"TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di 

gunung dan di tengah-tengah api-" (Ulangan 5:4) 

"Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak 

ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel," (Ulangan 34:10) 

 

Penulis kontradiksi ini tidak memperhatikan konteks ayat ini. 

Orang-orang Yahudi yang berdialog dengan Yesus Kristus pada saat 

itu memang tidak pernah mendengar suara Allah apalagi melihat 

wajah-Nya. Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan 

ayat di atas berkaitan dengan ungkapan autoV memarturhken peri 

emou, autos memarturêken peri emou, Dia yang bersaksi tentang 

Aku. 

Ayat ini menunjuk kepada saksi Allah yang tidak kelihatan 

yang ada  di dalam hati manusia. Orang Yahudi tentu akan 

menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. 

Bahkan pada saat Dasa Firman diberikan, "suara kata-kata kamu 

dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara" (Ulangan 

4:12).  

Jadi perkataan Yesus Kristus bermakna bahwa "Memang benar 

Allah itu tidak kelihatan, demikian juga kesaksian-Nya, karena 

kesaksian-Nya itu yaitu  jawaban yang keluar dari hati manusia 

ketika manusia itu berhadapan dengan Aku." Jika kita diperhadapkan 

dengan Kristus, maka kita melihat di dalam Dia semua yang indah dan 

bijaksana; keyakinan seperti itu yaitu  kesaksian Allah di dalam hati 

kita.  

Ungkapan wajah kepada wajah yaitu  ungkapan khas Ibrani 

yang dimengerti dengan jelas dengan kata-kata berikutnya seperti 

 

 124 

seseorang berbicara kepada temannya. Itulah persekutuan yang tidak 

berhingga, di mana tidak ada sesuatu yang disembunyikan dan tidak 

ada sesuatu yang terselubung.  

Jadi, wajah Allah dalam Alkitab Ibrani yaitu  ungkapan 

khusus untuk kehadiran atau hadiran Allah. Melihat Allah hanya 

mungkin melalui penyingkapan diri-Nya sendiri. Kehadiran Allah 

tidak pernah merupakan perasaan belaka akan sesuatu yang 

menakutkan, melainkan selalu merupakan kehadiran suatu Allah yang 

dikenal, yang pribadi dan yang tersendiri.  

Selanjutnya Keluaran 24:10, "Lalu mereka melihat Allah 

Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai 

dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah."  

Ini dikenal dengan istilah theofani, kehadiran kemuliaan Allah, 

penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah keagungan Allah 

yang tertinggi dan yang tiada taranya. Penampakan Allah atau 

theofani yang terjadi di era PL senantiasa terjadi dalam bentuk 

manusiawi atau malaikat atau juga dalam wujud gejala-gejala kosmis.  

 

"Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas 

takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi 

Bait Suci." (Yesaya 6:1) 

Nabi Yesaya mendapat penglihatan, bandingkan dengan 

penglihatan Yohanes di pulau Patmos yang ditulis di dalam kitab 

Wahyu. Demikian pula dengan : Yeremia 31:3,  

"Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi 

engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih 

setia-Ku kepadamu."  

 

 125 

 

Jika kita membaca Yeremia 31:1-40 maka kita akan mengetahui 

konteks ayat 3 yang mengandung makna alegoris di atas. Israel Utara 

(Efraim) akan dibina kembali, dibangun kembali dan digarap ulang. 

Diutarakan pula mengenai akhir dari perpecahan antara utara dan 

selatan dalam pengakuan bersama akan TUHAN, Allah dari seluruh 

bangsa itu.  

"Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang 

gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan 

mencari istirahat bagi dirinya!" (Yeremia 31:2) 

 

Tuhan melepaskan Israel dari pedang Firaun dan memberikan 

kasih karunia kepada mereka pada hari-hari mereka di padang gurun. 

Ini hanyalah selaku tanda dari kasih yang kekal (ayat 3) yang telah 

diteruskan dalam kesetiaan ilahi hingga saat Yeremia menulis ayat di 

atas. Sebenarnya ungkapan kepadanya dari "Dari jauh TUHAN 

menampakkan diri kepadanya" yaitu  kepadaku menurut naskah 

Ibrani yaitu kepada nabi Yeremia, bandingkan dengan penglihatan 

Yesaya di atas.  

 

Dalam PL TUHAN saat menampakkan diri-Nya mengambil 

perwujudan tertentu. Misalkan dalam Kel 3 : 11 dimana 

menampakkan dalam bentuk tiang awan atau Kej 32 : 30 dalam wujud 

manusia. Penampakan inilah yang dapat dilihat oleh manusia. Tetapi 

wujud Allah yang sesungguhnya dalam ROH tidak pernah dilihat 

manusia.  

 

 126 

Sebagai perbandingan Al-Qur’an pun mencatat penampakan 

TUHAN dalam perwujudan kayu:  

QS 28 : 30 Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, 

DISERULAH DIA dari (arah) pinggir lembah yang sebelah 

kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, DARI SEBATANG POHON 

KAYU, yaitu : ―Ya Musa, sesungguhnya Aku yaitu  Allah, Tuhan 

semesta alam‖ 

 

54) YOHANES 1:18 VS KEJADIAN 18:1 & 32:30.  

Dalam Yohanes TERTULIS: "hanya Yesus yang melihat Allah", 

TETAPI dalam Kejadian 18 & 32: "Abraham dan Yakub pun pernah 

melihat Allah". (bertentangan literatur).  

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

WAJAH ALLAH :  

"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka 

seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia 

ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih 

muda, tidaklah meninggalkan kemah itu." (Keluaran 33:11) 

Bahasa Ibrani : VEDIBER {dan Dia berbicara} YEHOVÂH {baca: 

'adonay, TUHAN} 'EL-MOSYEH {kepada Musa} PÂNÏM {wajah} 

'EL-PÂNÏM {kepada wajah} KA'ASYER {seperti yang} YEDABÊR 

{ia berbicara} 'ÏSY {seseorang} 'EL-RÊ'ÊHU {kepada temannya} 

 

Ungkapan "PÂNÏM 'EL-PÂNÏM" atau "wajah kepada 

wajah" yaitu  ungkapan khas Ibrani yang dimengerti dengan jelas 

dengan kata-kata berikutnya "KA'ASYER YEDABÊR 'ÏSY 'EL 

 

 127 

RÊ'ÊHU, seperti seseorang berbicara kepada temannya" Itulah 

persekutuan yang tidak berhingga, di mana tidak ada sesuatu yang 

disembunyikan dan tidak ada sesuatu yang terselubung.  

 

Bandingkan dengan ayat-ayat berikut ini:  

"Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: 'Aku telah melihat 

Allah berhadapan muka (Bahasa Ibrani: KÏ-RÂ'ÏTÏ 'ELOHÏM 

PÂNÏM 'EL-PÂNÏM), tetapi nyawaku tertolong!'" (Kejadian 32:30) 

 

"jika  Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan 

berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa 

(VEDIBER 'IM-MOSYEH) di sana." (Keluaran 33:9) 

 

'Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia (PEH 'EL-PEH 

'ADABER-BO), terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia 

memandang rupa TUHAN (UTEMUNAT YEHOVÂH YABÏT). 

Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?' (Bilangan 

12:8) 

 

"TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di 

gunung dan di tengah-tengah api-" (Ulangan 5:4)  

Bahasa Ibrani: PÂNÏM BEFÂNÏM DIBER YEHOVÂH 'IMÂKHEM  

 

"Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak 

ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel," (Ulangan 34:10) 

Bahasa Ibrani: YEDÂ'O YEHOVÂH PÂNÏM 'EL-PÂNÏM  

 

 

 128 

Jadi wajah Allah dalam Alkitab Ibrani yaitu  ungkapan 

khusus untuk kehadiran atau hadiran Allah. Melihat Allah hanya 

mungkin melalui penyingkapan diri-Nya sendiri. Kehadiran Allah 

tidak pernah merupakan perasaan belaka akan sesuatu yang 

menakutkan, melainkan selalu merupakan kehadiran suatu Allah yang 

dikenal, yang pribadi dan yang tersendiri.  

 

PENAMPAKAN ALLAH - THEOFANI :  

Keluaran 33: 17-23  

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan 

ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di 

hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: 

"Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."  Tetapi firman-

Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu 

dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih 

karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani 

siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan 

memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang 

Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-

Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; jika  

kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam 

lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, 

sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku 

dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan 

kelihatan."  

 

 

 129 

Musa mendapat kesempatan memandang belakang Allah 

merupakan bukti keterbatasan dan sekaligus bukti keakraban Musa 

dengan Allah. Namun dengan jelas Allah menyatakan bahwa Musa 

tidak akan tahan melihat wajah-Nya, sebab Musa akan mati jika 

melihat wajah-Nya (ayat 20).  

Selanjutnya kita kaji ayat dalam Keluaran 24:10, "Lalu mereka 

melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya 

seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang 

cerah."  

Hal di atas Ini dikenal dengan istilah theofani, kehadiran 

kemuliaan Allah, penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah 

keagungan Allah yang tertinggi dan yang tiada taranya.  

Penampakan Allah atau theofani yang terjadi di era PL 

senantiasa terjadi dalam bentuk manusiawi atau malaikat atau juga 

dalam wujud gejala-gejala kosmis :  

"Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas 

takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi 

Bait Suci." (Yesaya 6:1)  

Bahasa Ibrani: VÂ'ER'EH 'ET-'ADONÂY YOSYÊV 'AL-KISÊ' 

RÂM  

 

Nabi Yesaya mendapat penglihatan, bandingkan dengan 

penglihatan Yohanes di pulau Patmos yang ditulis di dalam kitab 

Wahyu. Demikian pula dengan Yeremia 31:3, "Dari jauh TUHAN 

menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih 

yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu."  

 

 130 

Jika kita membaca Yeremia 31:1-40 maka kita akan 

mengetahui konteks ayat 3 yang mengandung makna alegoris di atas. 

Israel Utara (Efraim) akan dibina kembali, dibangun kembali dan 

digarap ulang. Diutarakan pula mengenai akhir dari perpecahan antara 

utara dan selatan dalam pengakuan bersama akan TUHAN, Allah dari 

seluruh bangsa itu.  

 

"Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang 

gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan 

mencari istirahat bagi dirinya!" (Yeremia 31:2) 

 

Tuhan melepaskan Israel dari pedang Firaun dan memberikan 

kasih karunia kepada mereka pada hari-hari mereka di padang gurun. 

Ini hanyalah selaku tanda dari kasih yang kekal (ayat 3) yang telah 

diteruskan dalam kesetiaan ilahi hingga saat Yeremia menulis ayat di 

atas. Sebenarnya ungkapan kepadanya dari "Dari jauh TUHAN 

menampakkan diri kepadanya" yaitu  kepadaku menurut naskah 

Ibrani yaitu kepada nabi Yeremia, bandingkan dengan penglihatan 

Yesaya di atas.  

 

PENAMPAKAN DENGAN PERWUJUDAN  

Dalam PL TUHAN saat menampakkan diri-Nya mengambil 

perwujudan tertentu. Misal dalam Keluaran pasal 3 dengan 

perwujudan api dalam semak duri, Ulangan 31:15 dalam bentuk tiang 

awan & tiang api atau Kejadian 32 : 30 dalam wujud manusia dan 

lain-lain. Penampakan inilah yang dapat dilihat oleh manusia. Tetapi 

 

 131 

wujud Allah yang sesungguhnya dalam ROH tidak pernah dilihat 

manusia.  

 

TIDAK ADA SEORANGPUN PERNAH MELIHAT ALLAH  

Yohanes 1 : 18  

Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal 

Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.  

KJV : No man hath seen God at any time, the only begotten Son, 

which is in the bosom of the Father, he hath declared him.  

 

Dalam kitab PL sering diungkapkan orang penah melihat Allah 

(contoh-contoh perwujudan & penjelasannya yang saya sampaikan di 

atas). Dengan pengertian Allah bisa menampakkan wujud-Nya dengan 

pelbagai cara dan kadar pengelihatan menurut keperluannya. Bisa 

ditampakkan lewat semak duri yang terbakar, atau seperti dalam 

awan, menampakkan bagian-bagian "tubuh"Nya, atau wujud diri yang 

dikenakan-Nya sementara waktu saja dalam penampakan itu, atau 

lewat mimpi, penglihatan dan lain-lain. Namun tidak satupun yang 

betul-betul melihat sebagaimana hakekat/Dzat diri-Nya yang 

sesungguhnya. Sebab tidak ada orang yang tahan memandang wajah 

Allah (dalam hakekat-Nya) dan tetap hidup, kecuali Yesus (Keluaran 

33: 20, Yohanes 6:46). Kini Yesus sendiri telah menyatakan "rupa" 

Allah kepada setiap manusia. Walau demikian, banyak orang tetap 

tidak mampu melihat "rupa" yang satu ini!  

 

"Yang ada dipangkuan Bapa", dalam bahasa Inggris diterjemahkan 

dengan " in the bosom of the Father" maksudnya yang ada bersama-

 

 132 

sama Bapa, ini merupakan penggambaran/ ilustrasi untuk menyatakan 

kedekatan, keintiman pribadi yang tak terpisahkan dalam kesamaan 

hakekat Bapa, seperti yang dinyatakan dalam Injil Yohanes 1:1.  

 

"Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu 

tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu 

lihat," (Yohanes 5:37) 

Naskah Yunani  Textus Receptus Transliterasi: kai {dan} ho 

{yang} pempsas {mengutus} me {Aku} patêr {Bapa} autos {Dia} 

memarturêken {Dia sudah memberikan kesaksian} peri {tentang} 

emou {Aku} oute {tidak pula} phônên {suara} autou {-Nya} 

akêkoate {kalian mendengar} pôphote {pada suatu ketika} oute {tidak 

pula} eidos {rupa} autou {-Nya} heôrakate {kalian sudah melihat}  

 

Ayat di atas diambil dengan latar belakang orang-orang 

Yahudi yang berdialog dengan Yesus Kristus pada saat itu memang 

tidak pernah mendengar suara Allah apalagi melihat wajah-Nya. 

Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan ayat di atas 

berkaitan dengan ungkapan "autos memarturêken peri emou", Dia 

yang bersaksi tentang Aku.  

Ayat ini menunjuk kepada saksi Allah yang tidak kelihatan 

yang ada  di dalam hati manusia. Orang Yahudi tentu akan 

menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. 

Bahkan pada saat Dasa Firman (10 hukum) diberikan, "suara kata-

kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada 

suara" (Ulangan 4:12).  

 

 133 

Jadi perkataan Yesus Kristus bermakna bahwa "Memang benar 

Allah itu tidak kelihatan, demikian juga kesaksian-Nya, karena 

kesaksian-Nya itu yaitu  jawaban yang keluar dari hati manusia 

ketika manusia itu berhadapan dengan Aku." Jika kita diperhadapkan 

dengan Kristus, maka kita melihat di dalam Dia semua yang indah dan 

bijaksana; keyakinan seperti itu yaitu  kesaksian Allah di dalam hati 

kita. 

Konsep ini jelas bahwa tidak seorangpun pernah melihat 

Tuhan. Hal ini ditekankan pula oleh Paulus kepada Timotius :  

‖Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam 

dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia 

dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat 

dan kuasa yang kekal! Amin‖ (1 Timotius 6: 16) 

 

"Tidak ada seorangpun dapat melihat Allah dan terus hidup" 

(Keluaran 33:20). Karena Hakekat Allah yaitu  Roh dan kita manusia 

di bumi ini ada dalam tubuh fana, inilah yang membuat kita tidak bisa 

melihat-Nya. Konsep ini melanjutkan konsep yang sudah diajarkan 

Musa bahwa ia tidak mampu memandang wajah Allah, dan itulah 

sebabnya Allah memberikan pengalaman kepada Musa ia hanya bisa 

memandangnya dari belakang sementara kemuliaan Allah itu 

menerangi tempat dimana dia ada, dan menyebabkan wajah Musa 

bercahaya (Keluaran 34:29, 30, 35).  

 

Yohanes juga memberikan konsep yang sama bahwa tidak ada 

satupun yang pernah melihat Allah :  

1 Yohanes 4:12-13  

 

 134 

4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita 

saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna 

di dalam kita.  

4:13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah 

dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian 

dalam Roh-Nya.  

Ayat 12 mengajarkan hanya jika kita mengasihi sesama yang 

kelihatan, kita dapat mengasihi Allah yang tidak kelihatan 

(bandingkan ayat 20). Penyebutan Roh dalam ayat 13 menyatakan 

bahwa Allah telah mengaruniakan kita bagian dalam Roh Kudus-Nya. 

Allah hingga kini tetap bekerja dalam diri setiap orang melalui Roh 

Kudus yang memberi ilham atau menampakkan diri-Nya secara 

khusus (teofani). 

 

55) KEJADIAN 15:13 & KISAH PARA RASUL 7:6  VS 

KELUARAN 12:40-41 bahwa keturunan Abraham akan diperbudak 

selama 400 tahun. Tetapi dalam keluaran 12:40-41 dikatakan Israel 

diam di Mesir 430 tahun.  

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

Keluaran 12:40-41  

12:40 Lamanya orang Israel diam di Mesir yaitu  empat ratus tiga 

puluh tahun. SHELOSHIM SHANAH {tiga puluh tahun} 

VE'ARBA ME'OT SHANAH {dan empat ratus tahun}  

12:41 Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu 

juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir.  

 

 135 

Bahasa Ibrani: VAYEHI MIKETS SHELOSHIM SHANAH 

VE'ARBA ME'OT SHANAH  

versus  

Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya 

bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, 

yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak 

dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. (Kejadian 15:13) 

Ibrani: ARBA ME'OT SHANAH {empat ratus tahun}  

 

Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi 

pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan 

dianiaya empat ratus tahun lamanya. (Kisah 7:6) 

Yunani: etê tetrakosia {empat ratus tahun}  

 

Tidak ada pertentangan karena bangsa Israel menetap di Mesir 

pada zaman Yusuf masih hidup. Yusuf memerintah sebagai orang 

kedua dibawah Firaun. Pada waktu Yusuf masih hidup, Bangsa 

Israel hidup nyaman di Tanah Gosyen di Mesir dan belum 

diperbudak. Jadi mereka baru diperbudak setelah Firaun yang lain 

(raja baru) memerintah, yang tidak mengenal tentang Yusuf (Keluaran 

1:8-11) sebagai berikut: 

1:8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah 

Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. 

1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat 

banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. 

1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya 

mereka jangan bertambah banyak lagi dan -- jika terjadi peperangan -- 

 

 136 

jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu 

pergi dari negeri ini." 

1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka 

untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus 

mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan 

Raamses. 

 

Jadi, bangsa Israel berada/diam/tinggal di Mesir selama 430 

tahun namun mereka diperbudak 400 tahun di Mesir karena selama 

Yusuf memerintah di Mesir, bangsa Israel tidak diperbudak Firaun.  

 

56) Berapa Daud membayar barang peternakan ?  

a. 50 syikal perak (II Samuel 24: 24)  

b. 600 syikal emas (I Tawarikh 21: 22-25)  

 

JAWAB : (Kategori: salah memahami konteks sejarah atau maksud 

penulis) 

 

2 Samuel 24:24  

Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: "Bukan begitu, melainkan aku 

mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku 

tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban 

bakaran dengan tidak membayar apa-apa." Sesudah itu Daud membeli 

tempat pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh 

syikal perak. 

KJV, for fifty shekels of silver.  

 

 137 

Bahasa Ibrani, DAVID ET-HAGOREN VE'ET-HABAKAR 

BEKHESEF SHEKALIM KHAMISHIM  

versus  

1 Tawarikh 21:25  

Maka Daud memberikan kepada Ornan sebagai bayaran tempat itu 

emas seberat enam ratus syikal.  

KJV, six hundred shekels of gold by weight.  

Bahasa Ibrani, VAYITEN DAVID LE'ARNAN BAMAKOM 

SHIKLEI ZAHAV MISHKAL SHESH ME'OT  

 

Catatan dalam 2 Samuel 24:24 menunjuk kepada pembayaran 

harga secara langsung yang dilakukan Raja Daud kepada Arauna (atau 

disebut juga "Ornan") untuk 2 ekor lembu dan eretan-eretan pengirik 

serta perkakas lembu milik orang Yebusi yang menggunakannya saat 

Daud mengungjunginya. Persisnya ucapan Daud dalam ayat 21 

sebagai berikut "Untuk membeli tempat pengirikan ini dari padamu 

dengan maksud mendirikan mezbah bagi TUHAN". tempat pengirikan 

umumnya yaitu  suatu lokasi dengan luas yang sedang-sedang, 

biasanya lebarnya tidak lebih dari 30 atau 40 kaki. Harga pasar dari 

2 ekor lembu dan perkakas (eretannya) jarang sekali melebihi 

nilai 50 syikal perak berdasarkan nilai pasar yang berlaku waktu 

itu.  

Tetapi dalam 1 Tawarikh 21:25 kita diberitahu bahwa Daud 

membayar harga yang jauh lebih tinggi, yaitu 600 syikal emas yang 

kemungkinan nilainya yaitu  180 kali 50 syikal perak. Tetapi rupanya 

angka dalam kitab Tawarikh ini mencakup bukan hanya harga lembu 

dan eretannya, melainkan juga seluruh tempat tersebut. Kata-kata 

 

 138 

dalam bahasa Ibraninya yaitu  "VAYITEN....BAMAKOM" ("maka 

Daud memberikan… sebagai pembayaran tempat itu") tampaknya 

jauh lebih inklusif ketimbang sekadar tempat pengirikan. Dalam 

sejarah kuno, baik pada abad ke-5 SM maupun pada zaman lain, 

mustahil sebuah tempat pengirikan berharga 600 syikal emas. Karena 

itu, lebih tepat jika kita menyimpulkan bahwa Ornan ini memiliki 

seluruh wilayah Gunung Moria.  

Lahan seperti Gunung Moria yang membentang 1.600 kaki 

pada ketinggian yang dari sana dengan nyaman bisa melihat ke bawah 

tersebut merupakan lahan yang sangat bernilai, yaitu dengan mudah 

kita bisa mengerti jika harganya yaitu  600 syikal emas. Keuntungan 

memperoleh lahan yang cukup luas bagi lokasi Bait Suci pasti 

menarik bagi Raja Daud, yaitu setelah dia melihat kawasan tenpat 

pengirikan itu dan menyadari betapa untungnya jika mengkhususkan 

seluruh puncak bukit itu untuk tujuan-tujuan keagamaan dan 

pemerintahan.  

Kemungkinan dalam transaksi yang agak belakangan dengan 

Ornan barulah Daud membayarnya dengan harga yang jauh lebih 

tinggi untuk seluruh lahan tersebut, dan penulis kitab Tawarikh 

merasa cocok untuk mencatat seluruh transaksi ini dipandang dari 

sudut hasil akhirnya. Jadi, tidak ada kontradiksi. 

 

57) Kenalkah Saul dengan Daud ketika Daud melawan Goliat ?  

a. Sangat kenal (I Samuel 16: 19-23)  

b. Tidak kenal sama sekali (I Samuel 17: 55-58)  

 

 139 

 

JAWAB : (Kategori: salah memahami konteks sejarah atau maksud 

penulis) 

  

1 Samuel 16:19-23  

16:19 Kemudian Saul mengirim suruhan kepada Isai dengan pesan: 

"Suruhlah kepadaku anakmu Daud, yang ada pada kambing domba 

itu."  

16:20 Lalu Isai mengambil seekor keledai yang dimuati roti, sekirbat 

anggur dan seekor anak kambing, maka dikirimkannyalah itu kepada 

Saul dengan perantaraan Daud, anaknya.  

16:21 Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi 

pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa 

senjatanya.  

16:22 Sebab itu Saul menyuruh orang kepada Isai mengatakan: 

"Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku, sebab aku suka 

kepadanya."  

16:23 Dan setiap kali jika  roh yang dari pada Allah itu hinggap 

pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul 

merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.  

versus  

1 Samuel 17:55-58  

17:55 Ketika Saul melihat Daud pergi menemui orang Filistin itu, 

berkatalah ia kepada Abner, panglima tentaranya: "Anak siapakah 

orang muda itu, Abner?" Jawab Abner: "Demi tuanku hidup, ya raja, 

sesungguhnya aku tidak tahu."  

 

 140 

17:56 Kemudian raja berkata: "Tanyakanlah, anak siapakah orang 

muda itu."  

17:57 Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, 

maka Abner memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, 

sedang kepala orang Filistin itu masih ada di tangannya.  

17:58 Kata Saul kepadanya: "Anak siapakah engkau, ya orang 

muda?" Jawab Daud: "Anak hamba tuanku, Isai, orang 

Betlehem itu."  

 

Memang benar bahwa Daud telah diperkenalkan kepada Saul 

(1 Samuel 16:18) sebagai "salah seorang anak laki-laki dari Isai, orang 

Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang 

gagah perkasa, seorang prajurit yang pandai bicara, elok 

perawakannya". Tetapi harus diperhatikan pula bahwa sebelum 

perangnya dengan Goliat, Daud hanya mempertunjukkan kecakapan 

seninya kepada Raja Saul, kemudian Daud diperkenankan pulang ke 

Betlehem. Jadi Saul hanya tahu kalau Daud yaitu  gembala domba 

dan pemain kecapi. 

yaitu  sangat realistis jika Raja Saul melihat Daud dari sudut 

yang sama sekali baru dan menunjukkan perhatian besar kepada latar 

belakang Daud. Tampak bahwa Panglima Abner sebelumnya tidak 

mengenal Daud kecuali sebagai seorang pemain kecapi, karena itu dia 

bahkan tidak mengenal nama Isai (1 Samuel 17:55).  

 

Ketika mula-mula Daud diperkenalkan ke istana sebagai pemusik 

yang bisa menghibur, Abner tidak terlibat di sana (1 Samuel 16:18 ); 

 

 141 

sebaliknya "salah seorang hamba" Saul (yakni seorang bujang dari 

pegawai istana) yang telah menyebut nama Isai untuk Saul.  

Tetapi perhatian Saul menyala kembali ini bukan hanya 

terhadap nama ayah Daud – meskipun itu yaitu  pertanyaan awalnya. 

Sangat jelas bahwa Saul ingin mengetahui apakah di rumah Daud 

masih ada pemuda yang seperti dia; ini sejalan dengan kebijaksanaan 

baku yang dikemukakan dalam 1 Samuel 14:52 "Dan semua 

pahlawan dan orang gagah perkasa, yang dilihat Saul, 

dikumpulkannya kepadanya". Artinya, Saul berniat membentuk suatu 

regu pengawal pilihan dari antara prajurit yang tangguh, dan dia 

melihat dalam diri Daud jalan yang menjanjikan untuk mendapatkan 

lebih banyak lagi tentara yang seperti dia. Dari 1 Samuel 18:1 kita 

diberitahu bahwa Daud kemudian melakukan pembicaraan yang 

cukup panjang dengan Saul, lebih daripada sekadar menunjukkan 

nama ayahnya.  

Jadi, kita melihat bahwa jika kita memandang 2 episode itu 

menurut konteks dan situasinya masing-masing, ternyata episode-

episode itu sangat sesuai dengan kenyataan dan sebenarnya tidak 

ada  kontradiksi diantara mereka. 

 

58) Anak siapakah Zakharia ?  

a. Anak Berekhya (Matius 23: 35)  

b. Anak imam Yoyada (II Tawarikh 24: 20)  

 

JAWAB : (Kategori : salah mengaitkan cerita yang satu dengan yang 

lainnya) 

 

 

 142 

Matius 23:35  

supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak 

bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia 

anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan 

mezbah.  

Versus  

2 Tawarikh 24:20  

Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil 

di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: "Beginilah firman Allah: 

Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu 

tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Ia pun 

meninggalkan kamu!"  

 

Dalam Alkitab, ada 28 orang menyandang nama Zakharia. 

Kebanyakan dari mereka disebut hanya satu atau dua kali, termasuk 

raja terakhir dari garis keturunan Yehu yang juga bernama Zakharia :  

 

2 Raja 14:29; 15:8 

14:29 Kemudian Yerobeam mendapat perhentian bersama-sama 

dengan nenek moyangnya, raja-raja Israel. Maka Zakharia, anaknya, 

menjadi raja menggantikan dia.  

15:8 Dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Azarya, raja Yehuda, 

Zakharia, anak Yerobeam, menjadi raja atas Israel di Samaria. Ia 

memerintah enam bulan lamanya.  

 

Yang paling dikenal memang Nabi Zakharia yang menulis Kitab 

Zakharia yang disebut dalam ayat Matius 23:35 di atas:  

 

 143 

Zakharia 1:1 

1:1 Dalam bulan yang kedelapan pada tahun kedua zaman Darius 

datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin 

Ido, bunyinya:  

 

Ada lagi Zakharia yang lain,yaitu anak imam Yoyada yang diceritakan 

dalam : 

2 Tawarikh 24:20  

24:20 Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia 

tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: "Beginilah firman 

Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, 

sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan 

TUHAN, Ia pun meninggalkan kamu!"  

 

Dalam Kitab Perjanjian Baru ada juga Zakharia lain yang seorang 

imam bernama Zakharia, ayah dari Yohanes pembaptis.  

"Pada zaman Herodes, raja Yudea, yaitu  seorang imam yang 

bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari 

keturunan Harun, namanya Elisabet." (Lukas 1:5) 

 

Dengan demikian Nabi Zakharia bin Berekhya yaitu  orang yang 

berbeda dengan Zakharia anak imam Yoyada.  

 

Masih ada lagi Zakharia yang lain, ditulis di : Yesaya 8:2  

Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam 

Uria dan Zakharia bin Yeberekhya.  

 

 144 

 

Dan masih ada Zakharia-Zakharia yang lain.  

Jadi, dalam Alkitab ada banyak orang bernama Zakharia, orangnya 

berbeda meski tokoh-tokoh Alkitab itu bernama sama. Jadi, Zakharia 

yang disebut dalam kitab Matius 23:35 dan Zakharia 1:1 yaitu  anak 

dari Berekhya, sedangkan Zakharia yang disebut dalam 2 Tawarikh 

24:20 yaitu  anak Imam Yoyada. Maka, tidak ada kontradiksi.  

  

59) Dalam  1 Tawarikh 8:30 tertulis anak sulungnya yaitu  Abdon, 

Zur, Kish, Ball dan Nadab. Tetapi dalam 9:36 telah muncul 1 nama 

lagi yaitu Ner. Kenapa Ner baru disebut di 9:36? Lalu kemana Ner di 

8:30? Diculik?  

1 Tawarikh  

8:29 Tetapi di Gibeon diam bapa Gibeon, yakni Yeiel, dan nama 

isterinya ialah Maakha.  

8:30 Anak sulungnya ialah Abdon, lalu Zur, Kish, Baal, Nadab,  

versus  

9:35. Di Gibeon diam bapa Gibeon, yakni Yeiel, dan nama isterinya 

ialah Maakha.  

9:36 Anak sulungnya ialah Abdon, lalu Zur, Kish, Baal, Ner, Nadab,  

 

JAWAB : (Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis) 

 

Sebenarnya tidak ada masalah pada kedua pasal tersebut. Untuk 

membantu memahami perhatikan ayat berikutnya ayat 33 pada pasal 

yang ke-8 ini. 

  

Supaya jelas kita baca ayat-ayatnya secara urut dengan lebih lengkap :  

 

 145 

1 Tawarikh 8:29-33  

8:29 Tetapi di Gibeon diam bapa Gibeon, yakni Yeiel, dan nama 

isterinya ialah Maakha.  

8:30 Anak sulungnya ialah Abdon (1), lalu Zur (2), Kish (3), Baal (4),  

Nadab (5),  

8:31 Gedor (6), Ahyo (7), Zekher (8)  

8:32 dan Miklot (9) yang memperanakkan Simea. Juga mereka ini 

pergi diam berdekatan dengan saudara-saudara mereka di Yerusalem 

bersama-sama saudara mereka yang lain.  

8:33 Ner (10) memperanakkan Kish; Kish memperanakkan Saul; 

Saul memperanakkan Yonatan, Malkisua, Abinadab dan Esybaal.  

 

Bandingkan dengan :  

1 Tawarikh 9:35-39  

9:35 Di Gibeon diam bapa Gibeon, yakni Yeiel, dan nama isterinya 

ialah Maakha.  

9:36 Anak sulungnya ialah Abdon (1), lalu Zur (2), Kish (3), Baal 

(4), Ner (5), Nadab (6),  

9:37 Gedor (7), Ahyo (8), Zakharia (9) dan Miklot (10).  

9:38 Miklot memperanakkan Simeam. Juga mereka ini pergi diam 

berdekatan dengan saudara-saudara mereka di Yerusalem bersama-

sama saudara mereka yang lain.  

9:39 Ner (5) memperanakkan Kish; Kish memperanakkan Saul; 

Saul memperanakkan Yonatan, Malkisua, Abinadab dan Esybaal. 

 

 

 146 

Nama Ner ada dalam 1 Tawarikh 8 sebagaimana juga dicatat 

dalam pasal 9. Ayat-ayat di atas menulis garis silsilah Saul, Raja 

pertama Israel dari suku Benyamin (1050-1010 sM).  

Pada pasal 8 ayat 29-32 menulis nama-nama saudara-saudara 

dari Ner. Sehingga nama Ner ditaruh pada urutan yang terakhir 

(urutan ke-10, ayat 33). Ini bukan berarti Ner yaitu  anak yang 

bungsu, tetapi hal ini dimaksudkan bahwa dari keturunan Ner inilah 

Saul, Raja pertama Israel ini dilahirkan.  

Kemudian pada pasal 9 silsilah tersebut diulang kembali sesuai 

urutannya, nama Ner ditaruh pada urutan ke-5, dan ini untuk 

menunjukkan bahwa Ner sebenarnya yaitu  anak yang ke-5 dari Yeiel 

(alias Abiel, 1 Samuel 9:1; 14:51). Maka, dalam pasal 9 ini nama 

anak-anak dari Yeiel ditulis sesuai sesuai urutan kelahirannya.  

Tidak ada yang perlu dipermasalahkan untuk menuruti 

kemauan penuduh tentang bagaimana orang Israel menulis silsilahnya.  

Kedua pasal tersebut sepakat menunjukkan bahwa Ner yaitu  kakek 

dari Saul, maka tidak ada kontradiksi. 

 

60) Kejadian 10:5, 20, 31 menulis sudah ada bahasa-bahasa tetapi 

dalam Kejadian 11:1 ditulis hanya ada 1 bahasa?  

 

JAWAB : (Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis) 

 

Kejadian 10:5, 20, 31  

10:5 Dari mereka inilah berpencar bangsa-bangsa daerah pesisir. 

Itulah keturunan Yafet, masing-masing di tanahnya, dengan 

bahasanya sendiri, menurut kaum dan bangsa mereka.  

 

 147 

10:20 Itulah keturunan Ham menurut kaum mereka, menurut bahasa 

mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka.  

10:31 Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, menurut bahasa 

mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka.  

 

Apakah kontradiksi dengan :  

Kejadian 11:1  

Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.  

Kalau dilihat sekilas, sepertinya ada  kontradiksi, namun kita akan 

segera mengerti bahwa sebenarnya tidak ada kontradiksi jika kita juga 

membaca ayat dalam Kejadian 11:6.  

Kejadian 11:6  

dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk 

semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang 

apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan 

dapat terlaksana.  

 

Jelas bahwa apa yang ditulis dalam pasal 11 ini belum 

terbentuk bangsa-bangsa, karena semuanya masih satu bangsa dan 

datu bahasa. Sedangkan Kitab Kejadian pasal 10 mencatat bangsa-

bangsa yang diturunkan oleh ketiga anak-anak Nuh (Yafet, Ham dan 

Sem). Dalam pasal ini Keluarga Sem disebutkan paling akhir, karena 

dari keturunan Sem ini mereka akan menjadi bangsa-bangsa yang 

akan diceritakan dalam perkembangan kisah selanjutnya (Abraham 

yaitu  keturunan Sem, sehingga juga ada dikenal istilah Semit, 

Semitik, Samawi).  

 

 148 

Maka penulisan peristiwa antara Kejadian pasal 10 dan 

Kejadian pasal 11, yaitu  bukan kejadian yang sifatnya kronologis 

(berurutan). Kejadian pasal 10 yaitu  penulisan umum yang 

menggambarkan perkembangan kemajemukan bangsa-bangsa dan 

penyebarannya yang berlangsung terus sesudah peristiwa air bah, juga 

tentang bagaimana keturunan Nuh mulai mendiami bumi kembali dan 

beranak-cucu. Anak-anak dari Nuh (Yafet, Ham dan Sem) 

menurunkan berbagai macam ras, ini meliputi seluruh proses sampai 

pada zaman Abraham. Keturunan-keturunan yang diturunkan dari 

anak-anak Nuh, yaitu Ham, Sem dan Yafet tentu saja awalnya mereka 

semua berbicara dalam bahasa yang sama. Namun ada suatu saat 

manusia menjadi angkuh, mereka ingin meninggikan diri dan 

melupakan Allah.  

Sesudah penulisan umum pada pasal 10 ini, penulis Kitab 

Kejadian melihat kembali ke belakang episode penting yang terjadi 

pada awal-awal zaman pasca air bah, yaitu peristiwa kekacauan 

bahasa sesudah usaha sia-sia untuk mendirikan menara Babel 

(Kejadian 11:1-9). Peristiwa ini pasti terjadi dalam abad-abad tidak 

lama sesudah peristiwa air bah.  

Ayat 1&2, melukiskan Nuh dan keluarganya turun dari bahtera 

dengan memiliki satu bahasa dan satu perangkat istilah (yaitu bahasa 

yang dipakai oleh Nuh sendiri). Ketika keturunan Nuh bertambah, 

dengan sendirinya mereka melanjutkan bahasa yang sama karena 

bahasa itu sudah memadai dan mereka kenal. Mereka hidup di lembah 

Efrat dan sekitarnya, wilayah yang umumnya dipandang sebagai 

cikal-bakal peradaban. Sinear dikenal oleh orang Ibrani sebahai nama 

wilayah di Mesopotamia Utara, untuk mengacu pada seluruh wilayah 

 

 149 

Mesopotamia. Suku-suku yang mengembara bergerak dari wilayah 

pegunungan Ararat menuju ke tanah datar Babel yang subur.  

Ayat 3&4, Ketika keturunan Nuh bergerak ke arah timur 

mereka telah menemukan sebuah tempat untuk dijadikan tempat 

tinggal. Mereka mengambil keputusan untuk mendirikan sebuah kota. 

Mereka akan mendirikan sebuah menara yang sedemikian tingginya 

sehingga puncaknya diharapkan dapat menyeentuh "busur langit" 

diatas mereka. Bangunan raksasa ini akan memberikan keuntungan 

bagi mereka dengan mana mereka bisa memperoleh kedudukan 

terhormat di mata manusia dan mungkin juga di mata Allah.  

Tujuan proyek tersebut ada dua. Pertama, mereka ingin 

memastikan tentang kekuatan yang bisa timbul dari kesatuan. Kota 

dan menara itu akan mengikat mereka menjadi kelompok yang kokoh 

– bahkan tanpa pertolongan Allah sekalipun. Mereka mengatakan : 

Supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. Disisi yang lain, mereka 

berniat untuk menjadikan diri mereka terkenal – "marilah kita cari 

nama". Dosa karena menganggap diri mampu berdiri sendiri dan 

karena angkuh menguasai pikiran mereka. Mereka ingin memastikan 

bahwa mereka tidak akan dilupakan orang. Menara itu akan 

mempersatukan dan memastikan nama mereka diabadikan. Bangunan 

yang menjulang itu akan merupakan monumen tentang tenaga, 

keberanian, kepandaian dan kekayaan mereka. Banyak kota yang 

megah seperti Babel, Sodom, Gomora, Sidon, Tirus yang mempunyai 

banyak bangunan-bangunan megah dan dianggap suci. Namun pada 

saat manusia menolak hukum dan kasih karunia Allah serta 

meninggikan diri, malapetaka pasti menimpa mereka.  

 

 150 

Ayat 5-6, Firman Allah "Mereka ini satu bangsa dengan satu 

bahasa untuk semuanya", sebagai penunjuk utama bahwa apa yang 

diceritakan dalam pasal 11 ini pada masa itu belum terbentuk bangsa-

bangsa. Ini beda dengan apa yang ditulis pada Kitab Kejadian pasal 10 

dimana dalam pasal ini diperincikan bangsa-bangsa yang diturunkan 

oleh ketiga anak-anak Nuh. Dengan demikian jelas bagi kita bahwa 

apa yang tertulis dalam pasal 11 ini bukanlah kelanjutan kronologi 

peristiwa setelah apa yang tertulis dalam pasal 10. Yang terjadi justru 

sebaliknya, penulis Kitab Kejadian dalam pasal 11 ini menulis flash-

back peristiwa sebelum terjadinya bangsa-bangsa.  

Ayat 7-9, TUHAN (bahasa Ibraninya: YHWH dibaca 

YAHWEH) memahami keinginan dan rencana mementingkan diri 

dari orang-orang yang memberontak tsb. Segera Dia bertindak dan 

mengacaukan rencana mereka yang bodoh itu. Justru terhadap hal 

yang ingin mereka hindari itulah yang menimpa mereka. Allah turun 

tangan langsung untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi saling 

mengerti. Kemudian Dia menyebarkan mereka. Menurut beberapa 

penafsir, Kata BABEL berasal dari kata Ibrani "BALAL" artinya 

'mengacaukan', dalam bahasa Aram dikenal dengan kata "BALBEL" 

dengan arti yang sama yaitu "kekacauan", menunjukkan adanya 

gangguan khusus yang membuat orang-orang itu sangat kebingungan. 

Namun ada pendapat beberapa ahli bahasa Ibrani, bahwa kata 

BABEL, itu artinya yaitu  "pintu gerbang Allah".  

Siapakah yang membangun Menara Babel ini? Kira-kira dari 

keturunan Nuh dari anak yang mana yang memimpin proyek ini?. Kita 

bisa melihatnya dari Kejadian 10:6-10. Yosefus, sejarahwan Yahudi 

(dalam bukunya Antiquities, Buku I, bab 4), mengatakan bahwa 

 

 151 

mereka ini yaitu  sejumlah orang yang mengikuti ajakan Nimrod, 

keturunan Ham untuk membangun menara.  

Dari peristiwa Menara babel yang diceritakan dalam Kejadian 

11 mengakibatkan tercerai-berainya manusia menjadi bangsa-bangsa 

dan bahasa-bahasa. Kitab Kejadian pasal 10 memerincikan bangsa-

bangsa yang diturunkan dari anak-anak Nuh (Yafet, Ham dan Sem). 

 

61) Apakah Saul sendiri yang menghunus pedangnya untuk 

membunuh dirinya (1 Samuel 31:4-6), atau orang Amalek yang 

melakukannya? (2 Samuel 1:1-16)  

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)   

1 Samuel 31:4-6  

31:4 Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah 

pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang 

tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai 

permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat 

segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan 

dirinya ke atasnya.  

31:5 Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah mati, ia 

pun menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati bersama-sama 

dengan Saul.  

31:6 Jadi Saul, ketiga anaknya dan pembawa senjatanya, dan seluruh 

tentaranya sama-sama mati pada hari itu.  

 

2 Samuel 1:1-16  

 

 152 

1:1 Setelah Saul mati, dan ketika Daud kembali sesudah memukul 

kalah orang Amalek dan tinggal dua hari di Ziklag,  

1:2 maka datanglah pada hari ketiga seorang dari tentara, dari pihak 

Saul, dengan pakaian terkoyak-koyak dan tanah di atas kepala. Ketika 

ia sampai kepada Daud, sujudlah ia ke tanah dan menyembah.  

1:3 Bertanyalah Daud kepadanya: "Dari manakah engkau?" Jawabnya 

kepadanya: "Aku lolos dari tentara Israel."  

1:4 Bertanyalah pula Daud kepadanya: "Apakah yang terjadi? Coba 

ceriterakan kepadaku." Jawabnya: "Rakyat telah melarikan diri dari 

pertempuran; bukan saja banyak dari rakyat yang gugur dan mati, 

tetapi Saul dan Yonatan, anaknya, juga sudah mati."  

1:5 Lalu Daud berkata kepada orang muda yang membawa kabar 

kepadanya itu: "Bagaimana kauketahui, bahwa Saul dan Yonatan, 

anaknya, sudah mati?"  

1:6 Orang muda yang membawa kabar kepadanya itu berkata: 

"Kebetulan aku ada di pegunungan Gilboa; maka tampaklah Saul 

bertelekan pada tombaknya, sedang kereta-kereta dan orang-orang 

berkuda mengejarnya.  

1:7 Ketika menoleh ke belakang, ia melihat aku, lalu memanggil aku; 

dan aku berkata: Ya tuanku.  

1:8 Ia bertanya kepadaku: Siapakah engkau? Jawabku kepadanya: 

Aku seorang Amalek.  

1:9 Lalu katanya kepadaku: Datanglah ke mari dan bunuhlah aku, 

sebab kekejangan telah menyerang aku, tetapi aku masih bernyawa.  

1:10 Aku datang ke dekatnya dan membunuh dia, sebab aku tahu, ia 

tidak dapat hidup terus setelah jatuh. Aku mengambil jejamang yang 

 

 153 

ada di kepalanya, dan gelang yang ada pada lengannya, dan inilah dia 

kubawa kepada tuanku."  

1:11 Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan 

semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga.  

1:12 Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari 

terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat 

TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh 

pedang.  

1:13 Kemudian bertanyalah Daud kepada orang muda yang membawa 

kabar itu kepadanya: "Asalmu dari mana?" Jawabnya: "Aku ini anak 

perantau, orang Amalek."  

1:14 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Bagaimana? Tidakkah 

engkau segan mengangkat tanganmu memusnahkan orang yang 

diurapi TUHAN?"  

1:15 Lalu Daud memanggil salah seorang dari anak buahnya dan 

berkata: "Ke mari, paranglah dia." Orang itu memarangnya, sehingga 

mati.  

1:16 Dan Daud berkata kepadanya: "Kautanggung sendiri darahmu, 

sebab mulutmulah yang menjadi saksi menentang engkau, karena 

berkata: Aku telah membunuh orang yang diurapi TUHAN."  

 

Perlu diketahui bahwa penulis 1 dan 2 Samuel tidak 

memusatkan ceriteranya pada orang Amalek. Jadi, dalam 

kenyataannya Saul sendirilah yang membunuh diri, walau 

kemudian orang Amalek mencari pujian dengan mengaku seolah 

dialah yang membunuh Saul. Penulis menuliskan bagaimana Saul 

 

 154 

mati dan bagaimana orang Amalek menceriterakan kematian 

Saul.  

Kisah orang Amalek bahwa ia sedang di Gunung Gilboa (2 

Samuel 1:6) agaknya kurang benar. Ia mungkin datang untuk 

menjarah barang-barang dari tubuh orang yang sudah mati. 

Bagaimanapun ia telah ada disana sebelum tentara Filistin tiba dan 

tidak menemukan mayat Saul sampai keesokan harinya (1 Samuel 

31:8). Kita tahu bagaimana kesaksian Daud bahwa orang Amalek 

beranggapan bahwa ia memberitahukan kabar baik tentang kematian 

Saul (2 Samuel 1:10). Tampaknya ia mendatangi mayat Saul, 

mengambil mahkota dan kalungnya kemudian mengarang cerita 

tentang kematian Saul supaya ia mendapat hadiah dari Daud karena 

telah menewaskan musuhnya. Tetapi rencana jahat orang Amalek ini 

justru menimbulkan dampak dramatis balik bagi dirinya sendiri. 

Jadi, yang benar yaitu Saul bunuh diri, namun orang 

Amalek mengarang cerita bahwa dialah yang membunuh Saul. 

 

62) Apakah Daud (1 Samuel 17:23,50) ataukah Elhanan (2 Samuel 

21:19) yang membunuh Goliat?  

 

JAWAB : (Kategori : kesalahan melihat konteks)  

1 Samuel 17:23,50  

17:23 Sedang ia berbicara dengan mereka, tampillah maju pendekar 

itu. Namanya Goliat, orang Filistin dari Gat, dari barisan orang 

Filistin. Ia mengucapkan kata-kata yang tadi juga, dan Daud 

mendengarnya.  

17:50 Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan 

 

 155 

umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, 

tanpa pedang di tangan.  

 

2 Samuel 21:19  

Dan terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin, di Gob; Elhanan 

bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan Goliat, orang 

Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.  

KJV, And there was again a battle in Gob with the Philistines, where 

Elhanan the son of Jaareoregim, a Bethlehemite, slew the brother of 

Goliath the Gittite, the staff of whose spear was like a weaver's beam.  

bandingkan dengan :  

1 Tawarikh 20:5 

Maka terjadilah lagi pertempuran melawan orang Filistin, lalu 

Elhanan bin Yair menewaskan Lahmi, saudara Goliat, orang Gat 

itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.  

NIV, In another battle with the Philistines, Elhanan son of Jair killed 

Lahmi the brother of Goliath the Gittite, who had a spear with a shaft 

like a weaver's rod.  

Teks dalam bahasa Ibrani: 

VATEHI-OD MILKHAMA ET-PELISHTIM VAYAKH 

ELKHANAN BEN-YAIVR YA'IR ET-LAKHMI AKHI GALYAT 

HAGITI VE'ETS KHANITO KIMNOR ORGIM  

 

Jadi Daud membunuh Goliat sedangkan Elhanan bin Yair, 

seorang dari tentara perang Daud, membunuh saudaranya 

Goliat. Jadi Daud dan Elhanan yaitu  orang yang berbeda dan 

membunuh Raksasa yang berbeda.  

 

 156 

Perlu diketahui ada 4 orang Raksasa dalam 2 Samuel 21:15-22 

selain dari Goliat yang sudah dibunuh Daud. Itulah mengapa sebabnya 

Daud mengambil 5 batu licin dalam  1 Samuel 17:40 ―Lalu Daud 

mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima 

batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang 

dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di 

tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.‖ Yaitu untuk 

bersiap-siap menghadapi Goliat dan keempat Raksasa lainnya. Namun 

kisah selanjutnya kita ketahui bahwa keempat raksasa lainnya dibunuh 

oleh para pahlawan tentara Daud.  

 

63) Bagaimana mungkin ahli sihir di Mesir dapat mengubah air 

menjadi darah (Keluaran 7:22) jika semua air di Mesir telah diubah 

oleh Musa dan Harun ? (Keluaran 7:20-21)  

 

JAWAB : (Kategori : tidak membaca seluruh ayat dan memaksakan 

pemikiran sendiri)  

Keluaran 7:20-25  

7:20 Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan 

TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang 

di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka 

seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah;  

7:21 matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk 

dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di 

seluruh tanah Mesir ada darah.  

7:22 Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan 

ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak 

 

 157 

mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan 

TUHAN. 7:23 Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak 

mau memperhatikan hal itu juga.  

7:24 Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil 

mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air 

sungai Nil.  

7:25 Demikianlah genap tujuh hari berlalu setelah TUHAN menulahi 

sungai Nil.  

 

Pertanyaan ini agak lucu. Tentu saja Musa dan Harun tidak 

mengubah seluruh air, melainkan hanya air di sungai Nil (perhatikan 

ayat 20). Jadi masih tersedia banyak air yang dapat digunakan oleh 

ahli sihir Firaun. Kita dapat mengetahui hal ini pada ayat berikutnya 

(ayat 24) yang menyebutkan "Tetapi semua orang Mesir menggali-gali 

di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak 

dapat meminum air sungai Nil".  

Jadi, dimanakah sulitnya untuk para ahli sihir melakukan hal 

yang mirip dengan Musa dan Harun? Dalam hal ini kita perlu 

membaca seluruh ayat, sehingga dapat mengartikan ayat ini dengan 

semestinya. 

 

64) Apakah Yosua dan orang-orang Israel menaklukkan Yerusalem 

(Yosua 10:23,40) atau tidak? (Yosua 15:63)  

 

JAWAB : (Kategori : salah mengartikan ayat)  

Yosua 10:23,40  

 

 158 

10:23 Dilakukan oranglah demikian, kelima raja itu dikeluarkan dari 

gua itu dan dibawa kepadanya: raja Yerusalem, raja Hebron, raja 

Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon.  

10:40 Demikianlah Yosua mengalahkan seluruh negeri itu, 

Pegunungan, Tanah Negeb, Daerah Bukit dan Lereng Gunung, beserta 

semua raja mereka. Tidak seorang pun yang dibiarkannya lolos, tetapi 

ditumpasnya semua yang bernafas, seperti yang diperintahkan 

TUHAN, Allah Israel.  

 

Yosua 15:63  

Tetapi orang Yebus, penduduk kota Yerusalem, tidak dapat dihalau 

oleh bani Yehuda. Jadi orang Yebus itu masih tetap diam bersama-

sama dengan bani Yehuda di Yerusalem sampai sekarang.  

 

Kedua ayat di atas sesungguhnya memaparkan cerita yang 

saling melengkapi dan serasi. Kebingungan justru timbul karena 

kesalahan dalam mengartikan ayat ini.  

Dalam Yosua 10, disebutkan bahwa raja Yerusalem-lah yang 

dibunuh. Sedangkan kotanya tidak ditaklukkan (ayat 16-18 dan 22-

26). Kelima raja amorit dan tentaranya keluar dari kota-kotanya untuk 

menyerang Gibeon. Yosua dan orang-orang Israel kemudian 

mengurung mereka dan kelima raja tersebut melarikan diri ke gua 

Makeda. Dimana tentara Yosua menangkap mereka dan membawanya 

kepada Yosua, serta membunuh mereka semua. Ayat 20 menerangkan 

keberadaan tentaranya, "beberapa orang dari mereka dapat lolos dan 

masuk ke kota-kota (mereka) yang diperkuat", dengan demikian jelas 

 

 159 

bahwa kota-kota tersebut tidak ditaklukkan. Jadi hanya rajanya saja 

yang ditawan sdangkan kotanya tidak.  

Yosua 10:28-42 yang mencatat kelanjutan kisah dari perang 

ini, menyatakan bahwa sebagian kota diduduki dan dihancurkan 

seperti : Makeda, Libna, Lakhis, Eglon, Hebron dan Debir. Dan semua 

kota ini terletak sebelah barat daya Yerusalem. Raja Gezer dan 

tentaranya dikalahkan di Lakhis (ayat 33) demikian pula kota Yerikho 

(ayat 30), tetapi kedua kota ini tidak diduduki pada waktu itu. Dalam 

ayat 40&41 digambarkan batas-batas wilayah peperangan ini, serta 

apa yang terjadi di daerah selatan dan barat kota Yerusalem. Dan 

Gibeon, yang menjadi batas sebelah timur daerah ini, masih terletak 

jauh, yaitu kurang lebih 10 mil dari barat laut Yerusalem. Maka dalam 

Yosua 10 tidak diceritakan bahwa kota Yerusalem diduduki. Hal ini 

diperkuat dalam Yosua 15:63 yang menyatakan bahwa Yosua tidak 

menghalau penduduk setempat di Yerusalem. 

 

65) Siapakah nama ibu dari Raja Abia? Mikhaya, anak Uriel dari 

Gibea (2 Tawarikh 13:2), atau Maakha, putri Absalom? (2 Tawarikh 

11:20 & 2 Samuel 13:27)  

 

JAWAB : (Kategori: salah memahami penggunaan bahasa Ibrani)  

2 Tawarikh 13:2  

Tiga tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah 

Mikhaya, anak Uriel dari Gibea. Dan ada perang antara Abia dan 

Yerobeam. MIKHAYAHU VAT-URI'EL  

 

2 Tawarikh 11:20  

 

 160 

Sesudah Mahalat ia mengambil Maakha, anak Absalom, menjadi 

isterinya, yang melahirkan baginya Abia, Atai, Ziza dan Selomit.  

VE'AKHAREIHA LAKAKH ET-MA'AKHA BAT-AVSHALOM 

VATELED LO ET-AVIYA VE'ET-ATAI VEET-ZIZA VE'ET-

SHELOMIT  

1 Raja 15:2  

Tiga tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah 

Maakha, anak Abisalom. IMO MA'AKHA BAT-AVISHALOM  

 

Kontradiksi di atas muncul sebagai akibat dari penggunaan 

kata Ibrani BAT, yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti "anak 

perempuan dari". walaupun sering digunakan untuk menunjuk 

keturunan pertama dari anak perempuan, ini juga dapat digunakan 

untuk menunjuk keturunan/kerabat yang jauh. Misalnya saja dalam 2 

Samuel 1:24, yang berbunyi " Hai anak-anak perempuan Israel, 

menangislah karena Saul…". Kata ini digunakan sejak 900 tahun 

setelah Israel hidup (yang dipanggil Yakub), yang menunjuk kepada 

kaum wanita di Israel, keturunan serta kerabat perempuannya.  

Jika kita mengerti hal ini, maka "pertentangan" di atas tidak 

akan ada. 2 tawarikh 13:2 dengan jelas mengatakan bahwa Mikhaya 

yaitu  anak perempuan dari Uriel. Dapat diperkirakan bahwa Uriel 

menikah dengan Tamar, satu-satunya anak perempuan Absalom. 

Kemudia lahirlah Mikhaya yang kemudian menikah dengan Raja 

Rehobeam dan menjadi ibu dari Abia. Sedangkand alam 2 Tawarikh 

11:20 dan 1 Raja 15:2, dikatakan bahwa Maakha yaitu  putri 

Absalom, hal ini dilakukan karena lebih mudah untuk menyebut nama 

kakeknya yang lebih terkenal dibandingkan dengan nama ayahnya. 

 

 161 

Abisalom yaitu  nama lain dari Absalom, dan Mikhaya yaitu  nama 

lain dari Maakha. Untuk lebih jelasnya perhatikan silsilah keluarga 

dibawah ini :  

 

Absalom/Abisalom  

|  

Tamar & Uriel  

|  

Maakha/Mikhaya & Rehobeam  

|  

Abia 

 

66) Menurut penulis, apakah Raja Israel, Baesa, meninggal pada tahun 

26 pemerintahan Raja Asa (1 Raja 16:6,8) atau ia masih hidup sampai 

tahun ke-36 pemerintahan Raja Asa? (2 Tawarikh 16:1)  

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks sejarah)  

1 Raja-raja 16:6,8  

16:6 Kemudian Baesa mendapat perhentian bersama-sama dengan 

nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di Tirza. Maka Ela, anaknya, 

menjadi raja menggantikan dia.  

Naskah Ibrani Teks Masoretik: VAYISHKAV BASHA IM-AVOTAV 

VAYIKAVER BETIRTSA VAYIMLOKH ELA VENO TAKHTAV  

16:8 Dalam tahun kedua puluh enam zaman Asa, raja Yehuda, Ela, 

anak Baesa, menjadi raja atas Israel di Tirza. Ia memerintah dua tahun 

lamanya.  

Naskah Ibrani Teks Masoretik: BISHNAT ESRIM VASHESH 

 

 162 

SHANA LE'ASA MELEKH YEHUDA MALAKH ELA VEN-

BASHA AL-YISRA'EL BETIRTSA SHENATAYIM  

 

2 Tawarikh 16:1  

Pada tahun ketiga puluh enam pemerintahan Asa majulah Baesa, 

raja Israel, hendak berperang melawan Yehuda. Ia memperkuat Rama 

dengan maksud mencegah lalu lintas kepada Asa, raja Yehuda.  

Naskah Ibrani Teks Masoretik: BISHNAT SHELOSHIM VASHESH 

LEMAKHUT ASA ALA BASHA MELEKH-YISRA'EL AL-

YEHUDA VAYIVEN ET-HARAMA LEVILTI TET YOTSE VAVA 

LE'ASA MELEKH-YEHUDA  

 

Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan 

Asa (2 Tawarikh 15:19) 

Naskah Ibrani Teks Masoretik: UMILKHAMA LO HAYATA AD 

SHENAT-SHELOSHIM VEKHAMESH LEMALKHUT ASA  

 

Para peneliti telah menyimpulkan bahwa 36 tahun 

pemerintahan Raja Asa harus dihitung mulai dari penarikan kesepuluh 

suku terhadap suku Yehuda dan Benyamin yang menjadikan 

negerinya dalam dua bagian, yaitu negeri Yehuda dan Israel. Bila kita 

melihat dari sudut ini, maka 36 tahun masa-masa kerajaan yang 

terpecah dua itu akan menjadi 16 tahun masa pemerintahan Raja Asa. 

Hal ini didukung oleh data-data yang tertulis dalam Buku Raja-raja 

Yehuda dan Israel, maupun catatan-catatan kontemporer yang 

mengikuti kebiasaan-kebiasaan ini (Catatan : untuk penjelasan 

mengenai hal ini, baca buku Encyclopedia of Bible Difficulties, 1994 

 

 163 

Revised Edition, 1982, Zondervan Publishing House, tulisan dari 

Gleason Archer ).  

 

67) Apakah Daud membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem setelah 

mengalahkan orang Filistin (2 Samuel 5 dan 6) atau sebelumnya ? (1 

Tawarikh pasal 13 dan 14)  

 

JAWAB : (Kategori : Tidak membaca teks secara keseluruhan)  

Pertanyaan di atas tidak akan menjadi masalah, seandainya 

kita membaca lebih lanjut sampai ke 1 Tawarikh 15, yang 

menyebutkan bahwa Daud memindahkan Tabut Perjanjian setelah 

mengalahkan orang Filistin. Alasannya yaitu  karena orang Israel 

memindahkan Tabut Perjanjian ini dua kali. Yang pertama, mereka 

memindahkannya dari Baal tempat orang Israel mengalahkan orang 

Filistin, seperti yang kita baca pada 2 Samuel 5 dan 6 dan 1 Tawarikh 

15. Ketika Nabi Samuel menceritakan kemenangan Daud atas Filistin, 

ia menceritakan 2 kali kepindahan Tabut Perjanjian. Namun dalam 1 

Tawarikh disebutkan urutannya sebagai berikut : Pertama-tama Tabut 

perjanjan dipindahkan dari Baal; kemudian Daud mengalahkan orang 

Filistin, dan akhirnya Tabut Perjanjian dipindahkan lagi dari rumah 

Obed-Edom ke Yerusalem.  

Oleh karena itu kedua teks diatas sama sekali tidak ada 

pertentangan apapun. Disatu sisi Nabi Samuel lebih memilih 

menceritakan seluruh Alkitab sebagai suatu kesatuan (daripada 

mengisahkan sejarahnya sebagai susulan) dan di sisi lain Kitab 

Tawarikh mengisahkan sejarahnya dengan cara yang berbeda. Kendati 

 

 164 

demikian, kedua cerita di atas berlangsung pada kurun waktu yang 

sama.  

Kejadian serupa dapat lebih buruk dikenakan kepada 

Al~Qur'an. Dalam Surat 2 kita temukan kisah mengenai kejatuhan 

Adam, kemudian kemurahan Tuhan yang dinyatakan kepada bangsa 

Israel, diikuti dengan tenggelamnya tentara Firaun, kisah tentang 

Musa dan patung lembu yang terbuat dari emas, keluhan bangsa Israel 

mengenai makanan dan minuman dan kemudian dikisahkan kembali 

mengenai patung lembu emas. Menyusul ini, kita membaca mengenai 

Musa dan Yesus, kemudian kita membaca tentang Musa dan patung 

lembu emas, dan kemudian kisah mengenai Salomo dan Abraham. 

Jika kita mau berbicara mengenai kronologis urutan waktu, maka 

apakah hubungannya Musa dengan Yesus atau Salomo dengan 

Abraham disitu? Jika disusun kurun waktu, seharusnya surat tersebut 

memulai tulisannya dengan kisah mengenai kejatuhan Adam, 

kemudian tentang Kain dan Habil, Ibrahim, Lut, Iskak, Yakub dan 

Esau, Yusuf, anak-anak Yakub (Israel) dan Musa. Melihat kronologi 

yang sedemikian semrawutnya dalam kitab tersebut, apakah anda bisa 

menjelaskannya terlebih dahulu sebelum banyak mengkritik sesuatu 

yang dianggap ada kesalahan dalam Alkitab? 

 

 

68) Tuhan salah dalam batasan usia ?  

a. Tuhan membatasi umur manusia hanya 120 tahun saja "Berfirman 

Tuhan: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam 

manusia, karena manusia itu yaitu  daging, tetapi umurnya akan 

seratus dua puluh tahun saja" (Kejadian 6:3).  

 

 165 

b. Batasan usia dari Tuhan itu salah besar, karena banyak orang yang 

usianya melebihi 120 tahun. Adam hidup selama 930 tahun, Set hidup 

selama 912, Enos 905, Kenan 910, Mahalaleel 895, Yared 962, 

Henokh 365, Metusalah 969, Lamekh 777 (Kej. 5:3-32), Nuh 950 

(Kej. 9:29), Sem 600, Arpakhsad 438, Selah 433, Eber hidup selama 

464, Peleg 239, Rehu 239, Serug 230 (Kej. 11: 10-25), Sara 127 (Kej. 

23: 1-2), Ismael 137 (Kej. 25:17), Nahor 148 (Kej. 11: 24-25), Yakub 

147 (Kej. 47: 28), Lewi 137 (Kej. 6:15), Kehat 133 (Kej. 6:19), Harun 

123 (Bil. 33:39), Ayub hidup selama 140 (Ayub. 42: 16-17).  

 

JAWAB : (Kategori : salah membaca ayat)  

 

Penyataan ini dianggap bertentangan dengan usia orang-orang 

yang pada waktu itu yang mencapai usia lebih dari 120 tahun seperti 

yang disebutkan dalam Kejadian 11:12-16. 120 tahun usia yang 

disebutkan Allah dalam Kejadian 6:3 tidak mungkin berbicara batas 

usia manusia sementara orang-orang lebih tua umurnya disebutkan 

dalam Kitab kejadian yang sama (malahan dalam pasal-pasal yang 

berdekatan, termasuk Nuh sendiri). Angka itu lebih ditujukan untuk 

jangka waktu yang diberikan Allah, yaitu selama 120 tahun sebelum 

air bah betul-betul didatangkan. Itulah jangka waktu peringatan 

kepada Nuh, seperti yang kita baca dalam :  

 

1 Petrus 3:20  

yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat 

kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh 

 

 166 

sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu 

delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.  

 

Dengan demikian, ayat dalam Kejadian 6:3 akan selaras 

dengan Kejadian pasal 11. Untuk lebih jelasnya, mari kita teliti ayat 

dalam Kejadian 6:3 sebagai berikut :  

"Berfirmanlah TUHAN: 'Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal 

[?] di dalam manusia, karena manusia itu yaitu  daging, tetapi 

umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.'"  

VAYO'MER YEHOVÂH LO'-YÂDON RUKHÏ VÂ'ÂDÂM 

LE'OLÂM BESYAGAM HU' VÂSÂR VEHÂYU YÂMÂV MÊ'ÂH 

VE'ESRÏM SYÂNÂH  

 

Sengaja saya bubuhkan tanda tanya [?] untuk penerjemahan 

LAI tidak akan selama-lamanya tinggal. Kata Ibrani di sana yaitu  

LO'-YÂDON, LO' artinya tidak sedangkan YÂDON berasal dari kata 

DIN atau DUN yang artinya menghakimi, mengadili, berkelahi, 

bergulat, BUKAN BERARTI TINGGAL ATAU BERDIAM DI DALAM.  

 

Kata ini dalam Alkitab LAI ditemui di Kejadian 6:3 seperti di atas, 

namun dalam ayat lain diterjemahkan menghukum (Kejadian 15:14; 

Mazmur 110:6); mengadili (Kejadian 30:6; 49:16; Ulangan 32:36; 1 

Samuel 2:10; Ayub 36:31; Mazmur 7:8; 9:8; 50:4; 54:1; 72:2; 96:10; 

135:14); berbantah-bantah (2 Samuel 19:9), dan lain-lain, oleh karena 

itulah saya membubuhkan tanda tanya atas terjemahan LAI di atas.  

Kejadian 6:3 ini berbicara tentang penghakiman dan 

pengadilan Allah atas kejahatan manusia, bukan tentang usia manusia. 

 

 167 

Allah memperpanjang hari-hari (Ibrani YÕM) penghakiman dan 

pengadilan-NYA selama 120 tahun menjelang air bah yang 

membinasakan bumi. Perhatikan bahwa Alkitab menulis YÂMÂV 

dari YÕM (hari) dan suffix pronomina -VAV (-nya) yang secara 

harfiah bermakna hari-harinya, bukan umurnya. Kata umur dalam 

bahasa Ibrani biasanya diterjemahkan dari kata BEN yang juga berarti 

anak laki-laki.  

 

Contoh: Keluaran 7:7,  

"Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan 

puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun."  

UMOSYEH BEN-SYEMONÏM SYÂNÂH VE'AHARON BEN-

SYÂLOSY USYEMONÏM SYÂNÂH BEDABERÂM 'EL-PAR'OH  

 

Selanjutnya, bandingkan dengan Kejadian 5:32, Nuh berusia 

500 tahun tatkala memperanakkan Sem, Ham, dan Yafet. Ketiga anak 

ini bukan kembar melainkan dilahirkan beda tahun yang kalo dijumlah 

dapat saja mencapai angka 20 tahun. Kemudian Kejadian 7:6, Nuh 

berusia 600 tahun tatkala air bah datang meliputi bumi, ada selang 

waktu 100 tahun plus selang waktu antara ketiga anak Nuh ini lahir. 

Jadi 120 tahun itu yaitu  selang waktu tindakan Allah 

menghakimi, mengadili (Ibrani 'DIN' atau 'DUN') sejak DIA 

mengucapkan firman-NYA. Jadi, 120 tahun itu bukan berbicara soal 

usia manusia, namun jangka waktu sampai turunnya Banjir Besar atau 

air bah. 

 

 

 168 

69) Berapakah jumlah keturunan Yakub bani Israel yang datang ke 

Mesir? Dalam Kejadian 46:8-15, daftar nama-nama bani Israel yang 

datang ke Mesir berjumlah 35 nama, tetapi pada ayat 15 disebutkan: 

"Jadi seluruhnya, laki-laki dan perempuan, berjumlah 33 jiwa." Tuhan 

tidak pandai berhitung? 

 

JAWAB : (Kesalahan dalam melihat konteks sejarah)  

Kejadian 46:8-15  

46:8 Inilah nama-nama bani Israel yang datang ke Mesir, yakni Yakub 

(1) beserta keturunannya. Anak sulung Yakub ialah Ruben (2).  

46:9 Anak-anak Ruben (2) ialah Henokh (3), Palu (4), Hezron (5) dan 

Karmi (6).  

46:10 Anak-anak Simeon (7) ialah Yemuel (8), Yamin (9), Ohad (10), 

Yakhin (11) dan Zohar (12) serta Saul (13), anak seorang perempuan 

Kanaan.  

46:11 Anak-anak Lewi (14) ialah Gerson (15), Kehat (16) dan Merari 

(17).  

46:12 Anak-anak Yehuda (18) ialah Er (19), Onan (20), Syela (21), 

Peres (22) dan Zerah (23); tetapi Er (19+) dan Onan (20+) mati di 

tanah Kanaan; dan anak-anak Peres (22) ialah Hezron (24) dan Hamul 

(25).  

46:13 Anak-anak Isakhar (26) ialah Tola (27), Pua (28), Ayub (29) 

dan Simron (30).  

46:14 Anak-anak Zebulon (31) ialah Sered (32), Elon (33) dan 

Yahleel (34).  

46:15 Itulah keturunan Lea, yang melahirkan bagi Yakub di Padan-

Aram anak-anak lelaki serta Dina (35) juga, anaknya yang perempuan. 

 

 169 

Jadi seluruhnya, laki-laki dan perempuan, berjumlah tiga puluh tiga 

jiwa.  

 

1. YAKUB 8. YEMUEL  15.GERSON 22. PERES  29. AYUB  

2. RUBEN 9. YAMIN  16. KEHAT  23. ZERAH  30.SIMRON  

3. HENOKH 10. OHAD  17. MERARI  24.HEZRON  31.ZEBULON  

4. PALU 11.YAKHIN  18.YEHUDA  25. HAMUL 32. SERED  

5.HEZRON 12. ZOHAR 19. ER-MATI 

DI KANAAN  

26.ISAKHAR 

 

33. ELON 

 

6. KARMI  13. SAUL 20. ONAN-

MATI DI 

KANAAN  

27. TOLA  

 

34.YAHLEEL  

 

7.SIMEON  14. LEWI 21. SYELA  28. PUA 35. DINA 

 

Yakub dan keturunannya dalam ayat di atas = 35 jiwa DIKURANGI 

ER DAN ONAN YANG MENINGGAL sehingga 

35-2=33 jiwa laki-laki dan perempuan (Yakub dan keturunannya). 

Jadi, tidak ada kontradiksi, karena dari 35 orang, ada 2 orang yaitu Er 

dan Onan yang sudah duluan meninggal, sehingga jumlahnya menjadi 

33 orang.  

 

70) Mana yang lebih dulu diciptakan, siang-malam atau matahari ?  

a. Hari pertama, Tuhan menciptakan cahaya, lalu memisahkan terang 

dan gelap. Dinamai-Nya terang itu siang dan gelap itu malam 

(Kejadian 1:3-5)  

b. Pada hari keempat, matahari baru diciptakan (Kejadian 1: 14-19)  

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

 

 

 170 

Ada pandangan mengenai pengadaan matahari, bulan, dan 

bintang-bintang. Pandangan yang satu menyatakan bahwa matahari, 

bulan, dan bintang-bintang diciptakan pada penciptaan mula-mula 

yang disebut di Kejadian 1:1 dan seterusnya, tetapi bahwa pada hari 

keempat berubah terang benda-benda penerang itu menembus kabut 

dan mencapai bumi. Mungkin ada yang keberatan ketika mendengar 

bahwa Allah telah menjadikan dua penerang yang besar.  

 

Kejadian 1:16  

"Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni 

yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk 

menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang."  

VAYA'AS 'ELOHÏM 'ET-SYENÊY HAME'OROT HAGEDOLÏM 

'ET-HAMÂ'OR HAGÂDOL LEMEMSYELET HAYOM VE'ET-

HAMÂ'OR HAQÂTON LEMEMSYELET HALAYLÂH VE'ÊT 

HAKOKHÂVÏM  

 

Kata yang diterjemahkan menjadikan, Ibrani VAYA'AS (dan 

menjadikan) dari kata hse-'asah, belum tentu menyangkut sebuah 

tindakan penciptaan, karena berbeda dari kata menciptakan, Ibrani 

arb-BÂRÂ' yang digunakan dalam Kejadian 1:1.  

"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."  

BERÊ'SYÏT BÂRÂ' 'ELOHÏM 'ÊT HASYÂMAYIM VE'ÊT 

HÂ'ÂRETS  

 

Perhatikan pula ayat berikutnya: Kejadian 1:17,  

 

 171 

"Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,"  

VAYITÊN 'OTÂM 'ELOHÏM BIRQÏA' HASYÂMÂYIM LEHÂ'ÏR 

'AL-HÂ'ÂRETS  

 

Dikatakan bahwa Allah menaruh semuanya (Ibrani, NATAN) 

itu di cakrawala. Ayat ini menggunakan kata Ibrani yang biasanya 

diterjemahkan memberi (NATAN), yang sering digunakan dalam 

pengertian mengadakan. Bila kata "NATAN" diartikan sebagai 

mengadakan, kita dapat menerjemahkan Kejadian 1:17, "Dan Allah 

mengadakan (yakni mengangkat) semuanya itu di cakrawala untuk 

menerangi bumi." Jadi, ayat ini mungkin menunjuk pada pernyataan 

Allah mengenai fungsi benda-benda penerang dan bukan kepada 

penciptaannya. Kata menciptakan (Ibrani, BÂRÂ') tidak digunakan di 

sini.  

Pandangan selanjutnya berpendapat bahwa sementara terang 

diciptakan pada hari pertama, terang itu dipusatkan pada matahari 

pada hari keempat; yakni, pada waktu Allah berfirman, benda-benda 

angkasa mulai bekerja sebagai penerang alam semesta. 

 

71) Mana yang lebih dulu diciptakan, hewan atau manusia?  

(a) Burung diciptakan sebelum manusia (Kejadian 1: 24-27)  

(b) Manusia diciptakan sebelum hewan (Kejadian 2: 7, 19)  

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

Kejadian 1:24-27  

 

 172 

1:24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis 

makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis 

binatang liar." Dan jadilah demikian.  

1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis 

ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat 

bahwa semuanya itu baik.  

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut 

gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut 

dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan 

atas segala binatang melata yang merayap di bumi."  

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, 

menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan 

diciptakan-Nya mereka.  

 

Burung dijadikan bersamaan dengan binatang laut pada hari 

kelima (Kejadian 1:20-23) sedangkan ayat-ayat di atas menceritakan 

tentang hewan-hewan di darat. Kejadian 2 menguraikan dan 

melengkapi Kejadian 1. Kejadian pasal 1 jelas merupakan bagian 

integral dan penting dari seluruh catatan tentang Penciptaan.  

Pada hari kelima, Allah menyebabkan kumpulan air dipenuhi 

kehidupan dalam air dan angkasa dipenuhi burung-burung. Mengapa 

burung-burung dan ikan-ikan diciptakan pada hari yang sama? Para 

penafsir yang lebih tua menjelaskan atas dasar persamaan kedua 

kelompok tersebut, sirip tampak seperti sayap. Namun, mungkin 

disebabkan karena kenyataan bahwa Penciptaan berlangsung dari 

yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi; ikan dan burung 

 

 173 

menempati tempat yang lebih rendah pada skala kehidupan dibanding 

binatang-binatang darat, khususnya mamalia.  

Pada hari keenam, Allah menciptakan binatang-binatang darat 

dan manusia. Mengapa penciptaan binatang-binatang darat dan 

manusia terjadi pada hari yang sama? Sebagian penafsir menjelaskan 

bahwa wujud manusia, rupa jasmaniahnya, berasal dari bumi sama 

dengan binatang; daratan muncul pada hari ketiga Penciptaan, dan 

sekarang pada hari ketiga dari kelompok yang kedua, yaitu hari 

keenam, makhluk-makhluk yang mendiami bumi dibentuk. Namun 

ada  jurang yang besar antara binatang-binatang dan manusia. 

Salah satu alasan yang utama yaitu  kenyataan bahwa allah 

menciptakan manusia menurut rupa-Nya sendiri, menurut gambar 

rohani-Nya. Gambar ilahi ini rusak oleh Kejatuhan, dihancurkan oleh 

dosa; tetapi bila seseorang menaruh percaya kepada Kristus, ia 

menjadi ciptaan baru dan mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. 

 

72) Jika manusia mempunyai keturunan, berdosa atau tidak?  

(a) Tuhan menyuruh manusia untuk berketurunan (Kejadian 1: 28)  

(b) Tuhan menganggap wanita yang melahirkan berdosa, sehingga 

anak yang lahir harus disucikan (Imamat 12: 1-8)  

 

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

Alkitab mengajarkan bahwa seseorang itu sudah berdosa sejak berada 

di dalam rahim ibunya.  

"Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku 

dikandung ibuku." (Mazmur 51:7) 

 

 

 174 

Meskipun kelahiran merupakan peristiwa yang 

menggembirakan namun kelahiran dibayangi oleh kematian. Raja 

Daud menulis mazmur di atas bukan mengurangi arti kebaikan ibunya. 

Barangkali ibunya dahulu menjadi teladan di antara para ibu, tetapi 

Daud berpikir akan noda yang diwarisi, dosa asali yang telah 

diwariskan kepadanya dan yang menjadi sebab pokok dari dosa yang 

menyedihkan terhadap harkat wanita, yang disadarinya dengan sedih 

pada waktu ia menggubah mazmurnya itu.  

Disucikan dalam Imamat 12:1-8 bukanlah bermakna bahwa 

anak yang dilahirkan itu suci alias bebas dari dosa. Perempuan yang 

melahirkan disebut "TAME", najis. Semua kotoran pada saat 

melahirkan anak dipandang sebagai najis dan melambangkan akibat-

akibat kejatuhan umat manusia. Kenajisan harus disamakan dengan 

segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak dan kekudusan 

Allah. Kenajisan dapat disebabkan oleh proses menjadi orang-tua, 

penyakit atau kematian. Supaya mereka dapat beribadah kepada Allah 

maka kenajisan itu harus TAHER, ditahirkan, inilah yang dimaksud 

dengan disucikan di atas. 

 

73) Tuhan puas atau tidak dengan ciptaan-Nya?  

(a) Puas (Kejadian 1: 31)  

(b) Kecewa (Kejadian 6: 5-6)  

 

JAWAB: (Kategori : salah memahami konteks ayat) 

Kejadian 1:31,  

"Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat 

baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam."  

 

 175 

 

Ayat di atas tidak menulis bahwa Allah itu puas tetapi bahwa 

segala yang diciptakan oleh Allah itu baik adanya. Tapi yang amat 

baik ini dirusakkan oleh manusia karena manusia memberontak 

kepada Allah. Manusia selengkapnya rusak, roh dan badannya. Jadi 

yang menjadikan jahat yaitu  manusia. Manusia diancam hukuman 

Allah sebagai manusia lengkap, badan dan jiwa. Orang percaya 

diselamatkan selengkapnya, badan dan jiwa. Badan yang rusak akan