Kisah pararasul 11

Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 11. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah pararasul 11. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2025

Kisah pararasul 11


 


kas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi 

sedekah. 37namun  pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah diman-

dikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. 38 Lida dekat dengan Yope. Keti-

ka murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh 

dua orang kepadanya dengan permintaan:  Segeralah datang ke tempat ka-

mi.” 39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mere-

ka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang 

berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya 

semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. 40namun  

Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudi-

an ia berpaling ke mayat itu dan berkata:  Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita 

membuka matanya dan  saat  melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. 41 

Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia me-

manggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada 

mereka, bahwa perempuan itu hidup. 42 Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope 

dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. 43 Kemudian dari pada itu 

Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, 

seorang penyamak kulit. 

Di sini kita mendapati satu lagi mujizat yang dikerjakan Petrus, 

untuk meneguhkan Injil, dan yang melampaui mujizat sebelumnya – 

yaitu menghidupkan Tabita kembali setelah mati selama beberapa 

waktu. Inilah, 

I. Kehidupan, kematian, dan sifat Tabita, yang atas dirinya mujizat 

ini dikerjakan (ay. 36-37). 

1. Ia hidup di Yope, sebuah kota pelabuhan suku Dan, di mana 

Yunus berlayar untuk pergi ke Tarsis, yang sekarang disebut 

Yapo.  

2.  Namanya Tabita, sebuah nama Ibrani, yang dalam bahasa Yu-

nani Dorkas, kedua-duanya berarti kijang atau rusa betina, 

makhluk yang menyenangkan. Naftali dibandingkan dengan 

rusa betina yang terlepas, yang melahirkan anak-anak indah. 

Dan istri bagi suami yang baik dan lemah lembut yaitu  se-

perti rusa yang manis, dan kijang yang jelita (Ams. 5:19).  

3.  Dia yaitu  seorang murid, orang yang sudah memeluk iman 

kepada Kristus dan dibaptis. Dan bukan hanya demikian, ia 

juga melebihi banyak orang dalam berbuat amal. Dia menun-

Kitab Kisah Para Rasul 9:36-43 

 397 

jukkan imannya dengan perbuatan-perbuatannya, perbuatan-

perbuatan baiknya, yang dilakukannya secara berlimpah, 

maksudnya sangat banyak. Kepalanya selalu  memikirkan 

dan merancangkan perbuatan baik apa yang harus dia laku-

kan. Ia merancang hal-hal yang luhur (Yes. 32:8). Tangannya 

penuh dengan pekerjaan baik. Ia menjadikan perbuatan baik 

sebagai pekerjaannya. Ia tidak pernah bermalas-malasan, ka-

rena ia sudah belajar untuk melakukan pekerjaan yang baik 

(Tit. 3:8), untuk selalu  mengikuti jalan dan cara-cara yang 

baik. Ia banyak sekali berbuat baik, seperti pohon yang ber-

buah lebat. Banyak orang penuh dengan kata-kata baik,namun  

kosong dan tandus dalam perbuatan baik.namun  Tabita ada-

lah seorang pekerja yang giat, bukan seorang pembual besar: 

Non magna loquimur, sed vivimus – Perkara-perkara besar bu-

kan untuk dibicarakan, melainkan untuk dihidupi. Di antara 

perbuatan-perbuatan baik yang lain, ia menonjol dalam ber-

buat amal, bukan hanya perbuatan saleh, yang merupakan 

pekerjaan baik dan buah-buah dari iman, melainkan juga 

amal sedekah, yang mengalir dari cinta kasih kepada sesama 

dan dari hati kudus yang memandang rendah dunia. Amatilah, 

ia dipuji bukan hanya untuk amal yang diberikannya, melain-

kan juga untuk perbuatan yang dilakukannya. Orang-orang 

yang tidak memiliki  harta untuk disumbangkan tetap bisa 

berbuat amal, jika mereka bekerja dengan tangan mereka, 

atau berjalan dengan kaki mereka, demi kepentingan orang 

miskin. Dan orang yang tidak mau berbuat baik, apa pun ke-

pura-puraan mereka, jika kaya tidak akan mau beramal. 

Hidupnya penuh dengan amal, yaitu perbuatan baik, hōn 

epoiei – yang dibuatnya. Ada penekanan atas tindakan yang 

dilakukannya, sebab  pekerjaan apa saja yang ditemukan 

tangannya, itu dilakukannya dengan sekuat tenaga, dan terus 

ditekuninya. Amal dan perbuatan baik itu bukanlah amal dan 

perbuatan yang diniatkan dan direncanakan akan dilakukan-

nya, melainkan yang betul-betul dilakukannya. Bukan amal 

dan perbuatan yang mulai dilakukannya, melainkan yang su-

dah dilakukannya, yang sudah dilewatinya, yang sudah dilak-

sanakannya (2Kor. 8:11; 9:7). Ini memang merupakan kehi-

dupan dan sifat dari seorang murid tertentu,namun  juga harus 

menjadi kehidupan dan sifat dari semua murid Kristus. Ka-


 398

rena, jika kita menghasilkan buah yang banyak seperti itu, 

maka kita sungguh-sungguh menjadi murid-murid-Nya (Yoh. 

15:8).  

4. Dia dipanggil Tuhan di tengah-tengah pelayanannya yang ber-

manfaat (ay. 37): Pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dijan-

jikan kepada orang-orang yang memperhatikan kaum miskin, 

bukan bahwa mereka tidak akan pernah sakit, melainkan bah-

wa Tuhan akan membantu mereka di ranjang mereka waktu 

sakit. Setidak-tidaknya dengan menguatkan jiwa mereka, dan 

dengan demikian akan memulihkan mereka sama sekali dari 

sakit mereka, akan membuat sakit itu terasa mudah (Mzm. 

41:2, 4). Mereka tidak bisa berharap bahwa mereka tidak akan 

pernah mati (orang-orang saleh, dan begitu pula dengan pe-

rempuan-perempuan saleh, tercabut nyawanya, lihat saja 

Tabita),namun  mereka bisa berharap bahwa mereka akan men-

dapat rahmat Tuhan pada hari-Nya (2Tim. 1:18).  

5.  Teman-temannya dan orang-orang di sekitarnya belum me-

nguburkan dia, seperti biasanya, sebab  mereka berharap agar 

Petrus datang untuk menghidupkan dia lagi.namun  mereka 

memandikan mayatnya, sesuai dengan adat kebiasaan. Kata 

orang, mereka memandikan mayat dengan air hangat, supaya, 

jika masih tersisa kehidupan dalam tubuh itu, maka ia akan 

hidup kembali. Jadi ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa 

ia telah sungguh-sungguh mati. Mereka mencoba segala ma-

cam cara biasa untuk menghidupkannya kembali,namun  tidak 

bisa. Conclamatum est – Seruan terakhir sudah diucapkan. Me-

reka membaringkan mayatnya yang sudah ditutupi kain kafan 

di ruang atas, yang menurut Dr. Lightfoot mungkin yaitu  

ruang pertemuan bagi orang-orang percaya di kota itu. Dan 

mereka membaringkan mayatnya di sana, supaya Petrus, 

kalau datang, bisa menghidupkannya kembali dengan cara 

yang lebih khidmat di tempat itu. 

II. Permintaan yang dikirimkan teman-teman seimannya kepada 

Petrus untuk datang menemui mereka dengan segera, bukan 

untuk menghadiri pemakaman, melainkan, sekiranya mungkin, 

untuk mencegahnya (ay. 38). Lida, di mana Petrus berada waktu 

itu, terletak dekat dengan Yope, dan murid-murid di Yope sudah 

mendengar bahwa Petrus ada di sana, dan bahwa ia sudah mem-

Kitab Kisah Para Rasul 9:36-43 

 399 

bangunkan Eneas dari tempat tidur pesakitannya. Oleh sebab itu, 

mereka menyuruh dua orang kepadanya, untuk membuat pesan 

itu tampak lebih sungguh-sungguh dan lebih hormat, dengan per-

mintaan:  Segeralah datang ke tempat kami,” tanpa memberitahu-

kan untuk apa, supaya jangan dalam kerendahan hatinya ia me-

nolak untuk datang melakukan pekerjaan yang begitu besar, 

yaitu untuk menghidupkan orang mati. Yang penting mereka bisa 

membuatnya datang, setelah itu terserah dia mau berbuat apa. 

Teman mereka sudah mati, dan sudah terlambat untuk memang-

gil tabib,namun  belum begitu terlambat untuk memanggil Petrus. 

Post mortem medicus – Tabib setelah kematian, yaitu  suatu hal 

yang ganjil,namun  tidak bagi Post mortem apostolus – Rasul setelah 

kematian. 

III. Apa yang sedang dilakukan tetangga-tetangganya  saat  ia men-

datangi mereka (ay. 30): Maka berkemaslah Petrus dan berangkat 

bersama-sama dengan mereka. Meskipun mereka tidak memberi 

tahu dia apa yang mereka ingin dia lakukan, ia bersedia pergi ber-

sama-sama mereka, sebab  percaya bahwa ia dipanggil untuk 

suatu alasan yang baik. Janganlah hamba-hamba Tuhan yang 

setia menggerutu untuk menuruti permintaan semua orang, se-

jauh mereka mampu, sebab  sang rasul besar sendiri menjadikan 

dirinya hamba dari semua orang (1Kor. 9:19). Ia mendapati mayat 

itu terbaring di ruang atas, dengan ditemani oleh para janda, yang 

mungkin tergolong sebagai anggota jemaat, janda-janda miskin. 

Di sana mereka, 

1. Memuji sang almarhumah. Ini pekerjaan yang baik, jika  

dalam diri almarhumah memang ada sesuatu yang benar-

benar patut dipuji, dan pantas ditiru, dan jika  itu dilakukan 

dengan rendah hati dan tenang, tanpa sanjungan dari orang-

orang yang ditinggalkan atau tanpa maksud untuk menyindir, 

tetapi murni demi kemuliaan Tuhan  dan untuk mendorong 

orang lain agar melakukan apa yang bajik dan terpuji. Pujian 

terhadap Tabita haruslah seperti kebajikan-kebajikannya, bu-

kan dengan kata-kata, melainkan dengan perbuatan. Di sini 

tidak ada sanjungan-sanjungan yang disampaikan dalam pi-

dato, tidak juga ditulis puisi untuk mengenangnya.namun  

janda-janda itu menunjukkan kepadanya semua baju dan pa-

kaian, yang dibuatnya untuk mereka, dan yang diberikannya 


 400

kepada mereka waktu ia masih hidup. yaitu  penghiburan 

Ayub, selama ia hidup, bahwa tubuh orang miskin memberkati 

dia, sebab  tubuh mereka dihangatkan dengan kulit bulu 

dombanya (Ayb. 31:20). Dan di sini menjadi pujian bagi Tabita, 

setelah ia mati, bahwa tubuh para janda memuji dia sebab  ia 

sudah membuatkan pakaian untuk tubuh mereka. Dan orang 

yang paling baik dipuji pastilah orang yang perbuatannya 

memuji dia di pintu-pintu gerbang, tidak peduli apakah per-

kataan orang memuji dia atau tidak. Jauh lebih terhormat 

memberi  pakaian yang diperlukan siang malam kepada se-

kumpulan janda jompo, yang akan berdoa bagi pemberinya 

jika mereka tidak melihatnya, dibandingkan  memberi  pakaian 

kepada sekumpulan pelayan yang malas dengan upah besar, 

yang mungkin di belakang mereka akan mengutuki orang yang 

memberi mereka (Pkh. 7:21). Dan inilah yang akan lebih dise-

nangi oleh semua orang bijak dan baik, sebab kebaikan yaitu  

kebesaran yang sesungguhnya, dan akan mendatangkan hal 

yang lebih baik tidak lama lagi. Amatilah,  

(1) Ke mana Tabita menyalurkan sebagian besar amalnya. Tidak 

diragukan lagi bahwa ada contoh-contoh lain dari amalnya, 

yaitu perbuatan baik yang dilakukannya,namun  baru ditun-

jukkan saat itu. Yang dia lakukan, sebab  tampaknya itu 

dilakukan dengan tangannya sendiri, yaitu  membuat baju 

dan pakaian untuk janda-janda miskin, yang mungkin bisa 

bekerja dengan tangan mereka sendiri untuk mencari ma-

kannamun  tidak cukup untuk membeli pakaian. Dan ini 

merupakan perbuatan amal yang sangat baik, jika  eng-

kau melihat orang telanjang, berilah dia pakaian (Yes. 58:7), 

dan jangan cuma berkata, kenakanlah kain panas (Yak. 

2:15-16).  

(2) Betapa berterima-kasihnya orang-orang miskin itu atas ke-

baikannya: Mereka menunjukkan baju, tidak malu meng-

akui bahwa mereka berutang budi kepadanya untuk pakai-

an yang melekat pada tubuh mereka. Sungguh keterlaluan 

dan tidak tahu berterima kasih jika  orang yang sudah 

diberi kebaikannamun  tidak mau setidak-tidaknya meng-

akui kebaikan itu, dengan memperlihatkan kebaikan yang 

dilakukan terhadap mereka, seperti yang dilakukan oleh 

para janda ini di sini. Orang-orang yang menerima amal 

Kitab Kisah Para Rasul 9:36-43 

 401 

tidak perlu menyembunyikannya sedemikian rupa, seperti 

yang dikehendaki untuk dilakukan oleh mereka yang mem-

beri amal. jika  orang-orang miskin mencela orang kaya 

sebagai orang kikir dan tidak berbelas kasihan, mereka 

harus mencela diri mereka sendiri, dan bercermin apakah 

mereka tidak tahu berterima kasih dan bersyukur.  saat  

mereka menunjukkan baju dan pakaian yang dibuat Dor-

kas, hal itu akan membawa pujian bukan hanya bagi amal-

nya, melainkan juga bagi kerajinannya, yang sesuai dengan 

sifat wanita yang cakap, bahwa tangannya ditaruh pada 

jentera, atau setidak-tidaknya memegang jarum, lalu mem-

berikan tangannya kepada yang tertindas, dan mengulur-

kan tangannya kepada yang miskin, dari hasil pekerjaan-

nya. Dan, jika  Tuhan  dan kaum miskin sudah mendapat-

kan bagian mereka seperti itu, maka ia membuat bagi diri-

nya permadani serta lenan halus dan kain ungu bagi 

pakaiannya sendiri (Ams. 31:19-22). 

2. Mereka di sini meratapi kepergiannya. Para janda itu berdiri di 

dekat Petrus, sambil menangis. jika  orang yang berbelas 

kasihan dipanggil Tuhan, haruslah kita meratapinya, terutama 

mereka yang secara khusus sudah mendapatkan belas kasih-

annya. Mereka tidak perlu menangis untuk dia. Ia diambil dari 

kejahatan yang akan datang, ia beristirahat dari pekerjaannya, 

dan perbuatan-perbuatannya mengikuti dia, selain orang-orang 

yang dia tinggalkan. Sebaliknya, mereka harus menangisi diri 

mereka sendiri dan anak-anak mereka, yang akan kehilangan 

perempuan sebaik itu, yang tidak pernah meninggalkan te-

mannya. Amatilah, mereka memperhatikan apa yang dilaku-

kan oleh Dorkas yang baik hati waktu ia masih hidup,namun  

sekarang ia sudah pergi dari mereka, maka mereka menjadi 

sedih. Orang yang murah hati akan mendapati bahwa orang-

orang miskin selalu ada pada mereka.namun  sungguh baik jika 

orang-orang miskin mendapati bahwa pada mereka selalu ada 

orang yang bermurah hati. Kita harus memanfaatkan dengan 

baik segala terang yang masih ada pada kita, sekecil apa pun 

itu, sebab  mereka tidak akan selalu ada bersama-sama kita, 

tidak akan lama-lama bersama kita. Dan jika  mereka pergi, 

kita akan mengingat apa yang mereka lakukan sewaktu me-

reka masih bersama-sama dengan kita. Tampaknya, janda-


 402

janda itu menangis di depan Petrus untuk mendorong dia, jika 

ia bisa berbuat sesuatu, agar berbelas kasihan terhadap me-

reka dan membantu mereka, dan mengembalikan kepada me-

reka seseorang yang sudah berbelas kasihan terhadap mereka 

sebelum ini. jika  orang yang murah hati meninggal, kita 

tidak bisa lagi berdoa supaya mereka hidup kembali.namun , 

jika  mereka sakit, kita harus membalas utang budi kita ke-

pada mereka dengan cara berdoa bagi kesembuhan mereka, 

sehingga, bila memang menjadi kehendak Tuhan , mereka yang 

sakit itu bisa selamat dan terhindar dari kematian.  

IV. Cara dia dihidupkan kembali. 

1. Secara pribadi. Ia dibaringkan di ruang atas di mana mereka 

biasa mengadakan pertemuan-pertemuan umum. Dan, tam-

paknya, orang banyak berkumpul di sekitar mayat itu untuk 

menantikan apa yang akan dilakukan.namun  Petrus menyuruh 

mereka semua keluar, semua janda yang menangis itu, semua 

kecuali beberapa sanak kerabat, atau mungkin kepala-kepala 

jemaat, untuk berdoa bersama dia. Ini sama seperti yang dila-

kukan Kristus (Mat. 9:25). Demikianlah Petrus menolak segala 

sesuatu yang tampak seperti memegahkan dan memamerkan 

diri. Mereka datang untuk melihat,namun  ia tidak datang un-

tuk dilihat. Ia menyuruh mereka semua keluar, supaya ia bisa 

lebih bebas lagi mencurahkan jiwanya di hadapan Tuhan  di 

dalam doa untuk kesempatan ini, dan tidak diganggu oleh 

ratapan-ratapan mereka yang ribut dan gaduh.  

2. Dengan doa. Dalam menyembuhkan Eneas, ada doa yang ter-

sirat,namun  dalam pekerjaan yang lebih besar ini, Petrus ber-

serah diri kepada Tuhan  dengan doa yang khidmat, seperti ke-

tika Kristus membangkitkan Lazarus.namun  doa Kristus 

diucapkan dengan wewenang sebagai Anak, yang menghidup-

kan barangsiapa yang dikehendaki-Nya, sementara doa Petrus 

diucapkan dengan penyerahan diri seorang hamba, yang 

sedang menjalankan perintah, dan oleh sebab itu ia berlutut 

dan berdoa. 

3.  Dengan firman, firman yang menghidupkan, firman yang ada-

lah roh dan kehidupan: Ia berpaling ke mayat itu, yang menun-

jukkan bahwa  saat  berdoa, ia memalingkan diri darinya. 

Supaya jangan penglihatan matanya mengecilkan imannya, ia 

Kitab Kisah Para Rasul 9:36-43 

 403 

melihat ke arah lain, untuk mengajar kita, seperti Abraham, 

bahwa sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun kita 

harus berharap juga dan percaya, dan mengabaikan kesulitan-

kesulitan yang menghadang di tengah jalan, tanpa melihat 

bahwa tubuh itu sudah sangat lemah, supaya jangan kita bim-

bang terhadap janji Tuhan  (Rm. 4:19-20).namun , setelah berdoa, 

ia berpaling ke mayat itu, dan berbicara dalam nama Tuannya, 

dengan mengikuti teladan-Nya:  Tabita, bangkitlah. Kembalilah 

hidup.” Ada kuasa yang menyertai perkataan ini, dan Tabita 

pun hidup, membuka matanya yang oleh kematian sudah 

ditutup. Demikianlah, dalam membangkitkan jiwa-jiwa yang 

mati kepada kehidupan rohani, tanda kehidupan yang per-

tama yaitu  membuka mata pikiran (26:18).  saat  melihat 

Petrus, ia bangun lulu duduk, untuk menunjukkan bahwa ia 

sungguh-sungguh hidup, dan (ay. 41) Petrus memegang ta-

ngannya dan membantu dia berdiri. Bukan seolah-olah berarti 

bahwa Tabita bersusah payah dalam kelemahannya yang 

masih tersisa,namun  demikianlah yang diperbuat Petrus untuk 

menyambut dia kembali dalam kehidupan, dan mengulurkan 

kepadanya tangan persekutuan orang-orang hidup, yang dari-

nya ia sudah terputus. Dan, terakhir, ia memanggil orang-orang 

kudus beserta janda-janda itu, yang semuanya berduka sebab  

kematiannya, dan menunjukkan kepada mereka, bahwa perem-

puan itu hidup, bagi penghiburan mereka yang besar, khusus-

nya bagi para janda itu, yang sangat meratapi kematiannya 

(ay. 41). Kepada mereka Petrus menyerahkan Tabita, seperti 

Elia (1Raj. 17:23), Elisa (2Raj. 4:36), dan Kristus (Luk. 7:15) 

menyerahkan anak-anak yang sebelumnya mati kepada ibu 

mereka masing-masing. Sukacita dan kepuasan terbesar diung-

kapkan dengan hidup dari antara orang mati.  

V. Dampak baik dari mujizat ini.  

1. Banyak orang diinsafkan akan kebenaran Injil melalui peris-

tiwa itu, bahwa Injil berasal dari sorga, dan bukan dari ma-

nusia, dan mereka percaya kepada Tuhan (ay. 42). Peristiwa 

itu tersiar di seluruh Yope. Peristiwa itu cepat menjadi bahan 

perbincangan semua orang, dan, sebab  Yope yaitu  kota 

pelabuhan, berita ini lebih cepat tersiar ke negeri-negeri lain. 

Dan sekalipun sebagian orang tidak mengacuhkannya sama 


 404

sekali, banyak orang dijamah olehnya. Inilah maksud dari 

mujizat-mujizat, untuk meneguhkan sebuah pewahyuan Tuhan . 

2. Petrus kemudian terdorong untuk terus tinggal selama be-

berapa waktu di kota ini (ay. 43). sebab  mendapati bahwa 

pintu kesempatan terbuka bagi dia di sana, maka ia tinggal di 

situ selama beberapa hari, sampai kemudian ia dikirim dari 

sana, dan diutus untuk pergi ke tempat lain untuk suatu 

urusan. Ia tidak tinggal di rumah Tabita, meskipun Tabita 

orang kaya, supaya jangan ia tampak mencari kemuliaannya 

sendiri.namun  ia menginap di rumah Simon, seorang penya-

mak kulit, seorang pedagang biasa, yang merupakan contoh 

dari sikap hatinya yang mau merendah. Dan dengan berbuat 

demikian ia sudah mengajar kita untuk tidak memikirkan per-

kara-perkara yang tinggi,namun  mengarahkan diri kita kepada 

perkara-perkara yang sederhana (Rm. 12:16). Dan, meskipun 

Petrus mungkin tampak terkubur dalam kelupaan di sini di 

rumah seorang penyamak kulit yang miskin di pinggir laut, 

namun dari sini Tuhan  menjemput dia untuk melakukan suatu 

pelayanan yang mulia, yang dicatat dalam pasal selanjutnya. 

Sebab, barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. 

 

  

PASAL 10  

asal ini berisi perubahan yang sangat baru dan luar biasa dalam 

Kisah Para Rasul. Sampai saat ini, baik di Yerusalem maupun di 

mana saja pelayan-pelayan Kristus itu datang, mereka memberitakan 

Injil hanya kepada orang Yahudi, atau kepada orang-orang Yunani 

yang telah disunat dan memeluk agama Yahudi. Namun sekarang, 

 Lihatlah, kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.” Bagi mereka 

pintu menuju iman kini telah dibukakan. Ini benar-benar kabar baik 

bagi kita, orang-orang berdosa dari bangsa lain. Rasul Petrus orang 

pertama yang dipakai untuk menerima orang-orang bukan-Yahudi 

tak bersunat ke dalam jemaat Kristen. Kornelius, seorang kepala sub-

divisi pasukan Romawi atau yang pangkatnya setara dengan kolonel, 

merupakan yang pertama diterima seperti itu bersama keluarga dan 

teman-temannya. Di sini diceritakan tentang, 

I. Bagaimana Kornelius dipimpin melalui penglihatan untuk 

menemui Petrus dan berbuat sesuai yang diperintahkan ke-

padanya (ay. 1-8). 

II. Bagaimana Petrus dipimpin melalui penglihatan untuk tanpa 

segan-segan menjumpai Kornelius meskipun dia bukan orang 

Yahudi, dan berangkat sesuai yang diperintahkan itu (ay. 9-

23). 

III. Percakapan menyenangkan di antara Petrus dan Kornelius di 

Kaisarea (ay. 24-33). 

IV. Khotbah yang disampaikan Petrus di rumah Kornelius kepa-

da dia dan teman-temannya (ay. 34-43). 

V. Pembaptisan Kornelius dan teman-temannya, mula-mula de-

ngan Roh Kudus, kemudian dengan air (ay. 44-48). 


 406

Perihal Kornelius  

(10:1-8) 

1 Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan 

yang disebut pasukan Italia. 2 Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan 

Tuhan  dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan selalu  

berdoa kepada Tuhan . 3 Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, 

jelas tampak kepadanya seorang malaikat Tuhan  masuk ke rumahnya dan 

berkata kepadanya:  Kornelius!” 4 Ia menatap malaikat itu dan dengan takut 

ia berkata:  Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu:  Semua doamu dan sede-

kahmu telah naik ke hadirat Tuhan  dan Tuhan  mengingat engkau. 5 Dan seka-

rang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang ber-

nama Simon dan yang disebut Petrus. 6 Ia menumpang di rumah seorang pe-

nyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut.” 7 Setelah malai-

kat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang 

hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu 

bersama-sama dengan dia. 8 Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu ke-

pada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope.  

Pemberitaan Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi, dan ajakan 

kepada orang-orang asing untuk sama-sama menjadi orang kudus 

dan anggota keluarga Tuhan , masih begitu penuh rahasia bagi para 

rasul sekaligus mengejutkan (Ef. 3:3, 6), hingga kita perlu mengamati 

dengan hati-hati seluruh keadaan di awal pekerjaan agung ini. Ini 

yaitu  bagian dari rahasia ibadah – yang diberitakan Kristus kepada 

bangsa-bangsa, dan dipercayai di dalam dunia (1Tim. 3:16). Tidak 

mustahil bahwa sebelum itu beberapa orang dari bangsa asing telah 

masuk ke rumah ibadah orang Yahudi dan mendengar Injil diberita-

kan. Namun, sampai saat itu Injil belum pernah sengaja diberitakan 

kepada orang bukan-Yahudi.  saat  itu belum ada seorang pun dari 

antara mereka yang telah dibaptis. Korneliuslah yang pertama. Di 

sini kita melihat, 

I. Cerita yang diberikan kepada kita perihal Kornelius, siapa dia dan 

apa kedudukannya, sebab dialah orang bukan-Yahudi pertama 

yang menjadi pengikut Kristus. Di sini diceritakan kepada kita 

bahwa ia seorang yang memiliki  kedudukan tinggi dan baik 

hati. Ini dua sifat yang jarang berjalan seiring. Namun, di sini hal 

itu benar-benar terjadi. Jika kedua sifat itu dipersatukan, masing-

masing akan memperjelas yang lain: kebaikan membuat kedudukan 

tinggi benar-benar berharga, sedang  kedudukan tinggi mem-

buat kebaikan semakin berguna.  

1. Kornelius seorang perwira pasukan (ay. 1).  saat  itu ia ber-

markas di Kaisarea, sebuah kota yang kokoh yang belum lama

Kitab Kisah Para Rasul 10:1-8 

 407 

 diperkuat dan dibentengi oleh Herodes Agung, dan dinamai 

Kaisarea sebagai penghormatan kepada Kaisar Agustus. Kota 

itu terletak di tepi laut dan sangat cocok dipakai untuk mem-

pertahankan hubungan antara Roma dan daerah-daerah 

taklukan di sekitarnya. Biasanya wali negeri atau gubernur 

Romawi bertempat tinggal di kota ini (23:23-24; 25:6). Di sini 

ada pasukan, atau divisi, atau resimen tentara Romawi 

yang boleh jadi merupakan pengawal sang wali negeri. Di sini 

mereka disebut pasukan Italia, supaya mereka semakin setia. 

Mereka semua yaitu  orang Romawi asli atau orang Italia. 

Kornelius menjadi komandan di salah satu bagian dalam pa-

sukan ini. Nama Kornelius banyak dipakai di antara orang Ro-

mawi, juga di antara beberapa keluarga bangsawan zaman 

dulu. Ia seorang pejabat tinggi dan tokoh dengan pangkat yang 

penting, seorang perwira pasukan. Kita juga membaca tentang 

seseorang dengan pangkat seperti itu di masa Juruselamat 

kita hidup di bumi, yang mendapat pujian tinggi oleh-Nya 

(Mat. 8:10).  saat  orang bukan-Yahudi diundang untuk men-

erima Injil, bukan seorang ahli filsafat yang dipanggil pertama-

tama, apa lagi seorang imam agama kafir (yang berkeras me-

megang pendirian dan ibadahnya serta berprasangka terhadap 

Injil Kristus), melainkan seorang prajurit yang memiliki  

pikiran lebih bebas. Dan orang yang benar-benar berpikiran 

terbuka seperti ini pastilah akan menerima dan menyambut 

pengajaran Kristen yang ditawarkan kepadanya. Nelayan, 

orang-orang yang tidak terpelajar dan tidak berpengetahuan, 

merupakan orang-orang Yahudi pertama yang bertobat. Na-

mun, tidak demikian halnya dengan orang bukan-Yahudi. De-

mikianlah, supaya dunia akan tahu bahwa di dalam Injil ter-

dapat sesuatu yang terpuji yang dapat dianjurkan kepada 

orang-orang berbudi dan terpelajar dan berpendidikan luas. 

Dan kita bisa yakin perwira ini yaitu  salah satunya. Jangan-

lah prajurit-prajurit dan perwira-perwira beralasan bahwa pe-

kerjaan mereka membebaskan mereka dari batasan-batasan 

yang dikenakan kepada orang-orang lain. Dan janganlah sam-

pai mereka berpikir bahwa hal ini memberi mereka kesempatan 

untuk hidup lebih bebas, sehingga mereka tidak perlu hidup 

beribadah. Sebab di sini kita lihat seorang perwira tentara 

yang memeluk Kekristenan dan tidak dikeluarkan ataupun ke-


 408

luar sendiri dari pekerjaannya. Dan terakhir, sungguh merupa-

kan aib bagi orang Yahudi bahwa orang-orang bukan-Yahudi 

itu tidak saja diterima masuk dalam jemaat,namun  bahwa yang 

pertama disambut itu yaitu  seorang perwira tentara Romawi, 

yang bagi mereka merupakan pembinasa keji. 

2.  Sesuai dengan terang yang diperolehnya, dia orang yang saleh. 

Sifat yang digambarkan ada padanya sungguh baik (ay. 2). Dia 

bukan seorang pemuja berhala, bukan penyembah dewa-dewa 

palsu atau patung-patung. Ia juga tidak membiarkan diri me-

lakukan perbuatan-perbuatan asusila seperti kebanyakan 

orang bukan-Yahudi yang dibiarkan melakukannya, sebagai 

hukuman atas mereka sebab  menyembah berhala. 

(1) Hatinya penuh dengan asas menghormati Tuhan  yang benar 

dan hidup. Ia orang yang saleh dan takut akan Tuhan . Ia 

percaya kepada satu Tuhan , Pencipta langit dan bumi, 

menghormati kemuliaan dan kuasa-Nya, serta takut me-

nyakiti hati-Nya dengan berbuat dosa. Meskipun ia seorang 

tentara, ia tidak merasa terhina dengan sikap gemetarnya 

di hadapan Tuhan .  

(2) Ia memelihara agama dalam keluarganya. Ia serta seisi ru-

mahnya takut akan Tuhan . Ia tidak membiarkan seorang pun 

pemuja berhala tinggal di rumahnya. Sebaliknya, ia me-

mastikan supaya bukan hanya dia sendiri, melainkan seisi 

rumahnya juga beribadah kepada Tuhan. Tiap orang baik 

akan berusaha sedapat mungkin supaya orang-orang di se-

kelilingnya juga baik. 

(3) Ia orang yang sangat bermurah hati: ia memberi banyak se-

dekah kepada orang-orang, yakni umat Yahudi, sekalipun 

agama mereka itu memiliki banyak kekhususan. Walaupun 

ia bukan orang Yahudi, ia bersedia menolong siapa pun 

yang memang layak menerima derma, tanpa menanyakan 

agama apa yang dipeluk orang itu. 

(4) Ia banyak berdoa: ia selalu  berdoa kepada Tuhan . Ia 

memelihara waktu-waktu berdoa yang telah ditetapkan dan 

melakukannya dengan setia. Perhatikanlah, di mana pun 

rasa takut akan Tuhan  memerintah di hati, hal itu akan 

tampak, baik dalam perbuatan amal maupun tindakan ke-

salehan, dan yang satu tidak menjadi alasan bagi kita un-

tuk tidak melakukan yang lain. 

Kitab Kisah Para Rasul 10:1-8 

 409 

II. Perintah yang diberikan dari sorga kepada Kornelius, melalui pe-

layanan seorang malaikat, untuk menyuruh Petrus datang kepa-

danya, sesuatu yang tidak akan pernah dilakukannya jika ia tidak 

disuruh. Amatilah, 

1. Bagaimana dan dengan cara apa perintah ini diberikan kepa-

danya. Ia mendapatkan sebuah penglihatan, dan di dalamnya 

seorang malaikat menyampaikan perintah itu kepadanya.  saat  

itu kira-kira jam tiga petang, waktu saat orang-orang di zaman 

kita ini biasanya melakukan pekerjaan dan bercakap-cakap. 

Namun, di masa itu, ini yaitu  saat mempersembahkan kor-

ban sore hari di Bait Tuhan , yang oleh orang-orang saleh dijadi-

kan waktu sembahyang, untuk menyiratkan bahwa semua doa 

kita harus dinaikkan oleh sebab  ada persembahan yang 

agung. Saat itu Kornelius sedang berdoa, seperti yang dika-

takannya sendiri (ay. 30). Nah, di sini diceritakan, 

(1) Bahwa seorang malaikat Tuhan  tampak kepadanya. Dari ke-

cemerlangan wajahnya dan cara ia masuk, Kornelius tahu 

bahwa ini bukan sekadar manusia biasa, dan sebab  itu 

pastilah seorang malaikat, utusan khusus dari sorga. 

(2) Bahwa malaikat itu jelas tampak kepada Kornelius dengan 

mata jasmaninya. Bukan dalam mimpi yang disampaikan 

dalam khayalannya, melainkan dalam penampakan yang 

disampaikan ke indra penglihatannya. Untuk lebih meya-

kinkan dia, malaikat itu menampakkan dirinya. 

(3) Bahwa malaikat itu memanggil namanya, Kornelius, untuk 

menyiratkan betapa Tuhan  memperhatikan dia dengan khu-

sus. 

(4) Bahwa hal ini membuat Kornelius kebingungan sejenak (ay. 

4):  saat  ia menatap malaikat itu ia menjadi takut. Bahkan 

orang-orang yang paling bijak dan baik sekalipun merasa 

takut saat melihat utusan khusus yang luar biasa dari 

sorga. Hal ini sudah sepantasnya, sebab  manusia berdosa 

tahu bahwa tidak ada alasan baginya untuk mengharapkan 

kabar baik. sebab  itu Kornelius berseru,  Ada apa, Tuhan? 

Ada persoalan apa?” Ia mengucapkannya seperti orang 

yang takut kalau-kalau ada yang salah, dan ingin terlepas 

dari rasa takut itu dengan mengetahui apa yang sebenar-

nya terjadi. Atau, seperti seseorang yang rindu mengenal 


 410

pikiran Tuhan  dan siap menyesuaikan diri dengannya, se-

perti yang dilakukan Josua, Apakah yang akan dikatakan 

tuanku kepada hambanya ini? Juga seperti Samuel: Ber-

bicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar. 

2. Pesan yang disampaikan kepada Kornelius. 

(1) Ia diyakinkan bahwa Tuhan  menerima cara dia hidup menu-

rut terang yang diperolehnya (ay. 4): Semua doamu dan se-

dekahmu telah naik ke hadirat Tuhan  dan Tuhan  mengingat 

engkau. Amatilah, doa dan sedekah harus berjalan seiring. 

Kita harus melengkapi doa kita dengan sedekah, sebab  

puasa yang dikehendaki Tuhan  yaitu  supaya kita menye-

rahkan kepada orang lapar apa yang kita inginkan sendiri 

(Yes. 58:6, 10). Tidaklah cukup untuk sekadar berdoa su-

paya apa yang kita miliki dikuduskan bagi kita. Kita harus 

memberi  sedekah dari milik kita, dan barulah sesung-

guhnya semuanya akan menjadi bersih bagi kita (Luk. 

11:41). Kita juga harus menyertai sedekah kita dengan doa-

doa supaya Tuhan  akan menerima semuanya dengan penuh 

rahmat dan supaya dapat menjadi berkat bagi mereka yang 

menerimanya. Kornelius berdoa dan memberi  sedekah 

tidak seperti orang Farisi, supaya dilihat orang,namun  de-

ngan tulus seperti kepada Tuhan . Di sini dikatakan bahwa 

doa-doa dan sedekahnya telah naik ke hadirat Tuhan  dan 

Tuhan  mengingat dia. Semuanya dicatat di sorga dalam buku 

yang khusus ditulis untuk semua orang yang takut akan 

Tuhan , dan akan diingat demi kebaikannya,  Doa-doamu akan 

dikabulkan, dan sedekahmu akan memperoleh imbalan.” 

Dikatakan bahwa korban-korban sajian di bawah hukum 

Taurat yaitu  untuk bagian ingat-ingatannya (Im. 2:9; 

5:12; 6:15). Doa serta sedekah merupakan korban persem-

bahan rohani kita dan Tuhan  berkenan mengakui serta 

menghormatinya. Kornelius memercayai dan tunduk kepada 

pewahyuan Tuhan  yang disampaikan kepada orang Yahudi 

dan menyangkut orang-orang bukan-Yahudi. Tidak saja 

sebab  hal itu mempertegas dan menuntun kepada terang 

serta hukum alam,namun  juga sebab  menjanjikan Mesias 

yang akan datang. Ia melakukan segala sesuatu dalam 

iman itu dan perbuatannya diterima Tuhan . Sebab orang-

Kitab Kisah Para Rasul 10:1-8 

 411 

orang bukan-Yahudi, kepada siapa hukum Taurat Musa di-

berikan, tidak diwajibkan untuk disunat seperti orang Ya-

hudi. Sama seperti orang-orang yang kepadanya Injil Kris-

tus disampaikan akan menjadi orang Kristen yang dibaptis. 

(2) Kornelius ditugaskan mencari tahu tentang kasih karunia 

Tuhan  yang baru diungkapkan kepada dunia (ay. 5-6). Ia ha-

rus segera menyuruh beberapa orang ke Yope untuk men-

jemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut 

Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit 

yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut. Dan, jika  

diminta, orang itu akan datang. jika  ia datang, ia akan 

mengatakan kepadamu apa yang harus kamu lakukan, se-

bagai jawaban atas pertanyaanmu, Ada apa, Tuhan? Di sini 

ada dua hal yang sangat mengherankan dan patut kita 

renungkan. 

[1] Kornelius berdoa dan memberi  sedekah sebab  ta-

kut akan Tuhan , selain sebab  ia sendiri memang saleh 

dan memelihara agama dalam keluarganya. Semua ini 

diterima oleh Tuhan . Namun, masih ada sesuatu yang se-

lanjutnya harus dikerjakan olehnya, yaitu ia harus me-

meluk agama Kristen, setelah kini Tuhan  telah menegak-

kan Kekristenan di antara umat manusia. Ia tidak boleh 

melaksanakannya hanya bila ia suka. Itu bukanlah alat 

penghiburan bagi dia. Sebaliknya, ia harus segera mela-

kukan hal itu, sebab  itu sangat penting baginya untuk 

diterima oleh Tuhan  di masa depan, meskipun sampai 

saat itu semua ibadahnya sudah diterima oleh-Nya. 

Orang yang percaya akan janji kedatangan Sang Mesias, 

sekarang harus percaya bahwa janji itu telah digenapi. 

Setelah Tuhan  sekarang memberi catatan lebih lengkap 

perihal Anak-Nya dibanding yang ada di dalam nu-

buat-nubuat Perjanjian Lama, Ia meminta supaya kita 

menerimanya saat berita itu disampaikan kepada kita. 

Sekarang, baik doa maupun sedekah kita tidak akan 

dapat naik sebagai korban sajian yang akan diingat di 

hadapan Tuhan , kecuali kita percaya kepada Yesus Kris-

tus, sebab  hal inilah yang harus kita lakukan selanjut-

nya. Inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya. Doa 

dan sedekah diterima dari mereka yang percaya bahwa 


 412

Tuhan yaitu  Tuhan  dan yang tidak memiliki kesempatan 

untuk mengetahui lebih banyak. Namun, bagi mereka 

yang telah diberitakan bahwa Yesus yaitu  Kristus, 

sungguh penting bahwa mereka memercayai ini dan se-

mata-mata bersandar kepada-Nya agar diri, doa, dan 

sedekah mereka bisa diterima. 

[2] Sekarang seorang malaikat dari sorga berbicara kepada 

Kornelius. Namun, ini tidak berarti bahwa ia harus me-

nerima Injil Kristus dari malaikat ini, atau diberi tahu 

olehnya tentang apa yang harus dilakukannya. Sebalik-

nya, satu-satunya yang dikatakan malaikat itu yaitu , 

 Suruhlah orang menjemput Petrus, dan ia akan menga-

takan kepadamu apa yang harus kaulakukan.” Seperti 

yang telah disebutkan sebelumnya, penghormatan yang 

tinggi diberikan kepada Injil, sekarang kita amati juga 

hal yang sama terhadap pelayanan Injil. Bukan kepada 

para malaikat tertinggi, melainkan kepada orang-orang 

terhina dari antara orang-orang kuduslah kasih karunia 

ini dianugerahkan, untuk memberitakan kekayaan Kris-

tus yang tidak terduga itu (Ef. 3:8). Ini yaitu  supaya 

kemuliaan kuasa itu berasal dari Tuhan , dan kehormat-

an penetapan Kristus didukung. Sebab bukan kepada 

malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang 

(Ibr. 2:5), melainkan kepada Anak manusia sebagai 

kuasa tertinggi, serta kepada anak-anak manusia seba-

gai pengikut dan duta. Kita tak usah ditimpa kegentaran 

terhadap mereka, tekanan mereka terhadap kita tidak 

akan berat, sama seperti sikap malaikat itu terhadap 

Kornelius sekarang ini. Sungguh merupakan kehormat-

an bagi sang rasul bila ia harus menyampaikan berita 

yang tidak boleh disampaikan seorang malaikat. Selain 

itu, merupakan kehormatan juga bahwa seorang malai-

kat sengaja diutus dari sorga untuk menyuruh orang 

menjemput dia. Mempersatukan pelayan Tuhan yang 

setia dengan umat yang bersedia mendengarkannya me-

rupakan tugas yang memang pantas dilakukan seorang 

malaikat, dan orang-orang dengan kedudukan paling 

mulia pun harus bersukacita bila dilibatkan di dalamnya.  

Kitab Kisah Para Rasul 10:1-8 

 413 

III. Ketaatan Kornelius yang serta merta terhadap perintah itu (ay. 7-

8). Ia langsung menyuruh orang pergi ke Yope untuk menjemput 

Petrus. Seandainya hanya berkaitan dengan dirinya semata, ia 

pasti akan berangkat sendiri ke Yope untuk menemui Petrus. Na-

mun, ia memiliki keluarga, sanak saudara, dan sahabat-sahabat 

(ay. 24), sekelompok jemaat kecil yang tidak dapat pergi bersama-

nya ke Yope. Oleh sebab itu ia menyuruh beberapa orang menjem-

put Petrus. Amatilah, 

1. Kapan ia mengutus mereka: segera sesudah malaikat yang ber-

bicara kepadanya itu meninggalkan dia, tanpa membantah 

atau menunda-nunda, ia menaati penampakan sorgawi itu. 

Melalui perkataan malaikat itu, ia merasa bahwa masih ada 

tugas selanjutnya yang harus dikerjakan olehnya, dan ia rindu 

mendengar hal itu disampaikan kepadanya. Ia bergegas dan ti-

dak menunda-nunda melaksanakan perintah ini. Dalam setiap 

perkara yang menyangkut jiwa kita, ada baiknya bagi kita un-

tuk tidak kehilangan waktu. 

2.  Siapa saja yang diutusnya: dua orang hambanya yang takut 

akan Tuhan , beserta seorang prajurit yang saleh, salah satu dari 

orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. Amatilah, 

seorang perwira pasukan memiliki  prajurit-prajurit yang 

juga saleh. Umumnya, bila ada sedikit saja kesalehan dalam 

diri perwira, maka itu sungguh akan berarti bagi para prajurit. 

Namun, akan lebih berpengaruh lagi bagi para prajurit bila 

perwira memiliki kesalehan yang lebih tinggi. Para perwira ten-

tara yang sedemikian berkuasa atas para prajurit seperti yang 

bisa kita temui dalam diri perwira pasukan dalam Matius 8:9, 

juga berpeluang besar untuk memajukan agama, atau setidak-

nya mengendalikan sifat buruk dan ketidaksenonohan orang-

orang bawahan mereka, kalau saja mereka bersedia hidup ber-

ibadah. Amatilah,  saat  perwira pasukan ini harus memilih 

sejumlah prajurit untuk melayani dirinya dan selalu berada 

bersamanya, ia menjatuhkan pilihan kepada mereka yang sa-

leh. Mereka ini akan lebih disukai dan diterima, agar dapat 

mendorong orang lain untuk menjadi saleh juga. Ia bertindak 

sesuai peraturan Daud (Mzm. 101:6), Mataku tertuju kepada 

orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam ber-

sama-sama dengan aku. 


 414

3. Perintah yang diberikan Kornelius kepada mereka (ay. 8), Ia 

menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, termasuk penam-

pakan yang dilihatnya dan perintah-perintah yang disampai-

kan kepadanya untuk menjemput Petrus, sebab kedatangan 

Petrus juga menyangkut diri mereka. Jiwa mereka juga perlu 

diselamatkan seperti halnya jiwanya sendiri. Oleh sebab itu, 

Kornelius tidak saja mengatakan kepada mereka di mana me-

reka bisa menemukan Petrus (yang mungkin dianggapnya su-

dah cukup – sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh 

tuannya),namun  juga mengatakan kepada mereka untuk tugas 

apa Petrus akan datang, supaya mereka bisa mendesak dia 

untuk datang.  

Penglihatan Petrus  

(10:9-18) 

9 Keesokan harinya  saat  ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan su-

dah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus 

ke atas rumah untuk berdoa. 10 Ia merasa lapar dan ingin makan,namun  se-

mentara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa Tuhan . 11 Tam-

pak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar 

yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. 12 Di 

dalamnya ada pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar 

dan burung. 13 Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata:  Bangun-

lah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” 14namun  Petrus menjawab: 

 Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram 

dan yang tidak tahir.” 15 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang 

berkata kepadanya:  Apa yang dinyatakan halal oleh Tuhan , tidak boleh eng-

kau nyatakan haram.” 16 Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah 

itu terangkatlah benda itu ke langit. 17 Petrus bertanya-tanya di dalam hati-

nya, apa kiranya arti penampakan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu 

telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan 

yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus. 18 Mereka memanggil se-

orang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di 

rumah itu.  

Kornelius telah menerima perintah yang pasti dari sorga untuk men-

jemput Petrus yang belum pernah didengarnya atau paling tidak be-

lum pernah diperhatikannya. Namun, sebuah kesulitan lain mengha-

dang perjumpaan mereka, yaitu maukah Petrus datang kepada Kor-

nelius saat ia dijemput. Bukan seolah-olah Petrus merasa direndah-

kan untuk datang atas perintahnya, atau seakan-akan takut me-

nyampaikan pengajaran kepada orang bermartabat seperti Kornelius, 

melainkan sebab  ini berkaitan dengan hati nurani. Kornelius 

memang seorang yang sangat berjasa dan memiliki banyak sifat yang

Kitab Kisah Para Rasul 10:9-18 

 415 

baik. Namun, dia juga bukan orang Yahudi, ia belum disunat. Selain 

itu, sebab  dalam hukum Taurat Tuhan  melarang umat-Nya bergaul 

dengan bangsa-bangsa penyembah berhala. Mereka tidak boleh ber-

ada bersama siapa pun kecuali yang menganut agama mereka sendi-

ri, meskipun orang-orang itu sangat berjasa sekalipun. Orang-orang 

Yahudi mempersoalkan hal itu sedemikian jauh hingga bersentuhan 

dengan orang bukan-Yahudi secara tidak disengaja pun meng-

akibatkan mereka harus menjalani upacara penyucian (Yoh. 18:28). 

Petrus belum berhasil mengatasi anggapan fanatik bangsanya ini, 

dan oleh sebab itu mungkin enggan menemui Kornelius. Nah, untuk 

menyingkirkan kesulitan ini, di sini ia mendapatkan sebuah peng-

lihatan untuk mempersiapkan dia menerima pesan yang dikirimkan 

Kornelius kepadanya, seperti Ananias harus mempersiapkan dirinya 

menemui Paulus. Ayat-ayat dalam Perjanjian Lama jelas-jelas ber-

bicara tentang dibawa masuknya orang-orang bukan-Yahudi ke da-

lam jemaat. Kristus telah menyiratkan hal itu dengan jelas saat Ia 

memberi  perintah kepada mereka untuk menjadikan semua bang-

sa murid-Nya. Meskipun begitu, bahkan Petrus yang begitu mengenal 

pikiran Gurunya, tidak dapat memahami hal itu, sampai hal itu di-

ungkapkan di sini melalui penglihatan, yaitu bahwa orang-orang 

bukan-Yahudi, sebab  Berita Injil, turut menjadi ahli waris (Ef. 3:6). 

Sekarang amatilah di sini, 

I. Keadaan  saat  penglihatan itu tampak. 

1. Kejadiannya saat orang-orang yang diutus Kornelius sudah 

dekat kota (ay. 9). Petrus tidak tahu sama sekali tentang keda-

tangan mereka dan mereka tidak tahu sama sekali bahwa ia 

sedang berdoa. Namun, Ia yang mengenal Petrus dan orang-

orang itu, sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk 

pertemuan itu dan juga hasil perbincangan mereka. Bagi se-

mua rencana Tuhan  ada waktunya, waktu yang tepat. Ia berke-

nan mengingatkan para hamba-Nya akan berbagai hal yang 

tadinya tidak mereka pikirkan, tepat saat mereka beroleh ke-

sempatan untuk menggunakan hal-hal itu. 

2. Kejadiannya  saat  Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa, 

sekitar tengah hari. 

(1) Petrus sering kali berdoa, berdoa secara pribadi, meskipun 

ia sangat sibuk melayani orang banyak. 


 416

(2) Ia berdoa kira-kira pukul dua belas tengah hari, sesuai tela-

dan Daud yang tidak saja berdoa dan berseru kepada Tuhan  

pada pagi dan petang harinamun  juga di tengah hari (Mzm. 

55:18). Dari pagi sampai petang kita mungkin akan berpi-

kir alangkah lamanya waktu terasa tanpa makanan,namun  

siapa yang merasa terlalu lama jika  tidak berdoa? 

(3) Ia berdoa di atas rumah. Ke situlah ia menarik diri, tempat 

ia tidak dapat mendengar ataupun didengar, sehingga de-

ngan demikian dapat terhindar dari gangguan dan tindak-

an memamerkan diri. Di sana, di atas atap rumah, ia dapat 

memandang penuh ke langit, sehingga bisa membantu dia 

menaikkan puji-pujian yang saleh kepada Tuhan  yang men-

jadi tujuan doanya. Di tempat itu ia juga dapat memandang 

lepas ke kota dan daerah pedesaan di sekitarnya, sehingga 

bisa membantu dia mencurahkan rasa belas kasih saleh 

kepada umat yang didoakannya. 

(4) Ia mendapatkan penglihatan itu segera setelah ia selesai 

berdoa, sebagai jawaban atas doanya untuk pekabaran 

Injil, dan juga sebab  hati yang naik kepada Tuhan  dalam 

doa merupakan persiapan yang sangat baik guna meneri-

ma pengungkapan anugerah dan perkenan Tuhan . 

3. Kejadiannya saat ia merasa lapar dan menunggu makan ma-

lam (ay. 10). Boleh jadi sepanjang hari itu ia belum makan, 

meskipun tidak diragukan lagi bahwa sebelum itu ia telah 

berdoa. Sekarang ia ingin makan, ēthele geusasthai – yang 

ingin dikecapnya, yang menyiratkan sikap tidak berlebih-lebih-

an dan kesederhanaannya dalam hal makan. Meskipun sangat 

lapar, ia cukup puas dengan sekadar makan sedikit, mencicipi 

saja, dan tidak akan mengambil jarahan. Nah, rasa lapar se-

perti ini merupakan jalan masuk yang patut bagi penglihatan 

tentang makanan, seperti rasa lapar Kristus di padang gurun 

yang membuat Iblis mencobai Dia supaya mengubah batu 

menjadi roti. 

II. Penglihatan itu sendiri, yang tidak begitu nyata seperti yang dili-

hat Kornelius,namun  lebih bersifat kiasan dan mengandung teka-

teki, untuk memberi  kesan yang lebih mendalam. 

Kitab Kisah Para Rasul 10:9-18 

 417 

1. Rohnya diliputi kuasa Tuhan , bukan dengan ketakutan, melain-

kan dengan perenungan, yang melingkupinya sedemikian rupa 

hingga tidak saja membuatnya tidak menghiraukan,namun  

juga tidak sadar akan hal-hal jasmani, sama seperti yang di-

alami Adam  saat  belum jatuh dalam dosa,  saat  ia tertidur 

nyenyak. Semakin kita menjauh dari dunia, semakin dekat 

kita dengan sorga. Entah Petrus sekarang di dalam tubuh en-

tah di luar tubuh, dia sendiri tidak dapat mengatakannya, apa-

lagi kita (2Kor. 12:2-3; Kej. 15:12; Kis. 22:17). 

2. Tampak olehnya langit terbuka, supaya ia yakin bahwa we-

wenang yang diberikan kepadanya untuk pergi menemui Kor-

nelius memang berasal dari sorga – bahwa terang Tuhan lah yang 

mengubah perasaannya, dan kuasa Tuhan lah yang memberi dia 

pengutusan ini. Terbukanya langit menandakan terungkapnya 

rahasia yang selama ini tersembunyi (Rm. 16:25). 

3. Ia melihat langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk 

kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang ditu-

runkan ke tanah, yakni ke atas rumah tempat ia sekarang ber-

ada. Di sini tidak saja ada binatang-binatang darat,namun  

juga burung-burung di udara yang bisa saja terbang pergi, 

yang diletakkan di kakinya. Bukan saja binatang-binatang ji-

nak, melainkan yang buas juga. Di atas kain itu tidak ada 

ikan laut, sebab  di antaranya tidak ada jenis yang najis. 

Hewan apa pun yang memiliki sirip dan sisik boleh dimakan. 

Beberapa orang beranggapan bahwa kain yang terisi berbagai 

hewan itu melambangkan jemaat Kristus. Datangnya dari 

langit, langit yang terbuka. Tidak sekadar untuk diturunkan 

(Why. 21:2),namun  juga untuk menyambut jiwa-jiwa yang di-

bawa naik. Keempat sudut kain itu diikat untuk menyambut 

orang-orang dari berbagai bagian dunia yang bersedia ditam-

bahkan ke dalamnya. Juga untuk memelihara dan mengaman-

kan mereka yang dibawa masuk ke dalamnya, supaya mereka 

tidak terjatuh ke luar. Di dalamnya kita bisa menemui orang-

orang dari semua negeri, bangsa, dan bahasa, tanpa membe-

dakan orang Yunani atau Yahudi, tanpa merugikan orang Bar-

bar atau Skit (Kol. 3:11). Jala Injil mencakup semua orang, 

baik yang jahat maupun yang baik, mereka yang tadinya tahir 

ataupun najis. Atau, kain itu juga bisa digambarkan sebagai 

kelimpahan pemeliharaan Tuhan , yang sebelum ditetapkannya 


 418

larangan dalam hukum upacara, memberi manusia kebebasan 

untuk memanfaatkan semua makhluk, yang dengan dibatal-

kannya hukum itu kita semua telah dipulihkan. Melalui peng-

lihatan ini kita diajar untuk memandang semua keuntungan 

dan manfaat yang bisa kita peroleh dari makhluk-makhluk 

yang lebih rendah dari manusia yang turun dari sorga kepada 

kita. Ini yaitu  pemberian dari Tuhan  yang menciptakan se-

muanya, membuatnya sesuai untuk kita, kemudian memberi 

manusia hak atasnya, dan berkuasa atasnya. Tuhan, apakah 

manusia hingga ia dimuliakan seperti itu? (Mzm. 8:5-9). De-

ngan melihat mereka diturunkan dari sorga bagi kita, betapa 

berlipat gandanya perasaan tenteram diberikan bagi kita da-

lam memanfaatkan makhluk-makhluk itu dan kewajiban kita 

untuk melayani Tuhan  dengan menggunakan semua makhluk 

itu! 

4.  Petrus diperintahkan melalui sebuah suara dari sorga supaya 

memanfaatkan berbagai jenis makhluk yang dikirimkan Tuhan  

kepadanya ini (ay. 13),  Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah 

dan makanlah, jangan bedakan di antara yang halal dan ha-

ram, ambillah apa yang paling kau inginkan.” Perbedaan ma-

kanan yang ditentukan oleh hukum Taurat dimaksudkan untuk 

membedakan orang Yahudi dari bukan-Yahudi, supaya sulit 

bagi mereka untuk makan bersama orang bukan-Yahudi yang 

tentunya akan menghidangkan makanan yang tidak boleh di-

makan orang Yahudi. Dengan menghapus larangan itu seka-

rang, maka jelas diperbolehkan untuk bergaul bersama orang 

bukan-Yahudi dengan bebas dan akrab. Sekarang mereka bo-

leh makan dengan kenyang sepuas hati, dan oleh sebab  itu, 

juga boleh makan bersama orang bukan-Yahudi seperti de-

ngan sesamanya. 

5.  Petrus berpegang teguh pada landasan pikirannya dan sama 

sekali tidak mau mengindahkan ajakan itu meskipun ia me-

rasa lapar (ay. 14), Tidak, Tuhan, tidak. Meskipun rasa lapar 

mampu meruntuhkan tembok batu, hukum-hukum Tuhan  su-

dah seharusnya menjadi pagar yang lebih kuat dibandingkan  tem-

bok batu dan tidak mudah diterobos. Petrus ingin tetap menaati 

hukum Tuhan  meskipun ia telah mendengar suara dari sorga 

yang membatalkan hukum itu. Awalnya ia tidak tahu bahwa 

perintah sembelihlah dan makanlah itu merupakan ujian apa-

Kitab Kisah Para Rasul 10:9-18 

 419 

kah ia akan tetap taat kepada firman yang lebih pasti, yakni hu-

kum Taurat yang tertulis. Jika memang demikian halnya, ja-

wabannya tadi sangatlah baik, Tidak, Tuhan, tidak. Godaan 

untuk makan buah terlarang tidak boleh ditimbang-timbang, 

tetapi harus langsung ditolak. Kita harus tercengang saat me-

mikirkan godaan itu, Tidak, Tuhan, tidak. Alasan penolakan 

yang diberikannya yaitu ,  Sebab aku belum pernah makan se-

suatu yang haram dan yang tidak tahir. Sampai sekarang aku 

tetap menjaga kesetiaan dan kelurusan hatiku dalam hal ini, 

dan aku akan tetap mempertahankannya.” Jika Tuhan  melalui 

kasih karunia-Nya telah memelihara kita dari dosa sampai 

hari ini, maka sudah seharusnya kita menggunakan hal terse-

but sebagai alasan untuk menjauhkan diri dari segala jenis ke-

jahatan. Orang-orang Yahudi yang saleh begitu ketat menjaga 

hal ini hingga ketujuh kakak-beradik, yang mati syahid di ba-

wah pemerintahan Antiokhus, memilih disiksa sampai mati 

dengan cara teramat keji dibandingkan  harus memakan daging 

babi, sebab  hal ini dilarang oleh hukum Taurat. sebab  itu, 

tidaklah mengherankan jika  Petrus mengucapkannya de-

ngan begitu tegas. Hati nuraninya bisa menjadi saksi baginya 

bahwa ia tidak pernah memuaskan nafsu makannya dengan 

makanan apa pun yang terlarang. 

6.  Melalui suara kedua dari sorga, Tuhan  menyatakan pencabutan 

hukum Taurat yang berkaitan dengan hal ini (ay. 15): Apa 

yang dinyatakan halal oleh Tuhan , tidak boleh engkau nyatakan 

haram. Dia yang membuat hukum itu boleh mengubahnya se-

suka hati dan mengembalikannya seperti semula. Untuk alasan-

alasan yang sesuai dengan masa Perjanjian Lama, Tuhan  telah 

melarang orang Yahudi agar tidak memakan jenis ini dan itu, 

yang selama pengaturan itu berlaku, harus mereka taati de-

ngan tulus. Namun, sekarang, sebab  alasan-alasan yang se-

suai dengan masa Perjanjian Baru, Tuhan  telah mencabut la-

rangan itu, dan memberi  kebebasan menyangkut perkara 

itu. Ia telah menyucikan hal yang tadinya dianggap najis bagi 

kita. sebab  itu, kita harus memanfaatkannya, berdiri teguh 

sebab  Kristus telah memerdekakan kita, dan tidak menyebut 

haram atau najis sesuatu yang sekarang telah dinyatakan 

halal oleh Tuhan . Perhatikanlah, kita harus menerimanya seba-

gai rahmat yang luar biasa bahwa melalui Injil Kristus kita 


 420

dimerdekakan dari perbedaan makanan yang dibuat oleh hu-

kum Musa, dan bahwa sekarang semua yang diciptakan Tuhan  

itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram. Bukan semata-

mata sebab  dengan demikian kita bisa memanfaatkan daging 

babi, kelinci, dan makanan sehat serta lezat bagi tubuh kita, 

melainkan terutama sebab  dengan demikian hati nurani kita 

dibebaskan dari kuk perhambaan menyangkut hal-hal sema-

cam ini, supaya kita dapat beribadah kepada Tuhan  tanpa ta-

kut. Meskipun Injil telah menetapkan kewajiban yang tidak 

sesuai dengan hukum alam, tidak seperti hukum Musa yang 

membuat sesuatu menjadi dosa, Injil tidak menganggap dosa 

hal-hal yang memang bukan dosa. Mereka yang memerintah-

kan supaya orang menjauhkan diri dari beberapa jenis makan-

an pada waktu-waktu tertentu dan mengatasnamakan agama, 

menyebut haram apa yang telah disucikan Tuhan .  

7.  Hal ini terjadi sampai tiga kali (ay. 16). Kain lebar itu terangkat 

sedikit, kemudian diturunkan lagi untuk kedua kalinya. Be-

gitu pula ketiga kalinya, dengan perintah yang sama kepada 

Petrus supaya ia menyembelih dan makan dengan alasan 

sama, bahwa apa yang telah disucikan Tuhan  janganlah kita se-

but haram. Namun, apakah penolakan Petrus diulang kedua 

dan ketiga kalinya, tidaklah jelas. Yang pasti, penolakan perta-

manya tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan baginya. 

Pengulangan penglihatan Petrus sampai tiga kali, seperti peng-

ulangan mimpi Firaun sampai dua kali, yaitu  untuk menun-

jukkan bahwa hal itu telah ditetapkan, dan membuat dia sema-

kin memperhatikannya. Perintah-perintah yang diberikan 

kepada kita perihal perkara-perkara Tuhan , entah dengan men-

dengarkan pemberitaan firman Tuhan atau dengan melihat 

upacara-upacara yang dilaksanakan, perlu sering diulang. 

Sebab harus ini harus itu, tambah ini tambah itu. Namun, 

akhirnya terangkatlah benda itu ke langit. Hal-hal yang melam-

bangkan benda ini sebagai gereja, termasuk orang Yahudi dan 

bukan-Yahudi, sama seperti makhluk-makhluk ini melam-

bangkan halal dan haram, dengan sangat tepat menandai ma-

suknya orang bukan-Yahudi yang percaya ke dalam jemaat 

dan juga sorga, ke dalam Yerusalem yang di atas. Kristus telah 

membuka kerajaan sorga bagi semua orang percaya, dan di 

sanalah kita akan mendapati di samping mereka yang dipilih


 421 

 dari antara segala suku Israel, suatu kumpulan besar orang ba-

nyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa 

(Why. 7:9). Mereka semua itu sama-sama telah disucikan 

Tuhan . 

III. Pengaturan Tuhan  yang dengan tepat menjelaskan arti penglihatan 

ini dan membuat Petrus memahami maksud tujuannya (ay. 17-18). 

1. Apa yang dilakukan Kristus,  saat  itu belum diketahui Petrus 

(Yoh. 13:7). Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kira-

nya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Ia tidak mem-

punyai alasan untuk tidak mempercayai kebenarannya, bahwa 

penglihatan itu dari sorga. Seluruh keraguannya berkisar se-

putar maknanya. Perhatikanlah, Kristus menyatakan diri ke-

pada umat-Nya secara bertahap dan tidak sekaligus. Ia mem-

biarkan mereka ragu sesaat dan merenung tentang suatu hal, 

mempertanyakannya dalam pikiran, sebelum semuanya men-

jadi jelas bagi mereka. 

2. Walaupun demikian, ia dibuat mengetahuinya segera setelah 

itu, sebab orang-orang yang disuruh oleh Kornelius baru saja 

tiba di rumah Petrus. Mereka berada di muka pintu dan berusa-

ha mengetahui apakah Simon yang disebut Petrus ada menum-

pang di rumah itu. Melalui pengutusan mereka, akan jelas apa 

makna penglihatan ini. Perhatikanlah, Tuhan  tahu tugas pela-

yanan apa yang menanti kita dan oleh sebab itu Ia juga tahu 

cara mempersiapkan kita. Kita akan tahu dengan lebih baik 

apa maksud ajaran-Nya  saat  kita beroleh kesempatan untuk 

memanfaatkannya. 

Petrus Menemui Kornelius  

(10:19-33) 

19 Dan  saat  Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: 

 Ada tiga orang mencari engkau. 20 Bangunlah, turunlah ke bawah dan be-

rangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang 

menyuruh mereka ke mari.” 21 Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata 

kepada orang-orang itu:  Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatang-

an kamu?” 22 Jawab mereka:  Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan 

takut akan Tuhan , dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, 

telah menerima penyataan Tuhan  dengan perantaraan seorang malaikat ku-

dus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang 

akan kaukatakan.” 23 Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Ke-

esokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan 

beberapa saudara dari Yope menyertai dia. 24 Dan pada hari berikutnya 


 422

sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia 

telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul. 25 

 saat  Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil ter-

sungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. 26namun  Petrus menegak-

kan dia, katanya:  Bangunlah, aku hanya manusia saja.” 27 Dan sambil ber-

cakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang 

berkumpul. 28 Ia berkata kepada mereka:  Kamu tahu, betapa kerasnya la-

rangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan 

Yahudi atau masuk ke rumah mereka.namun  Tuhan  telah menunjukkan kepa-

daku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir. 29 Itulah 

sebabnya aku tidak berkeberatan  saat  aku dipanggil, lalu datang ke mari. 

Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku.” 30 Jawab 

Kornelius:  Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti se-

karang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada se-

orang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan 31 dan ia berkata: Kor-

nelius, doamu telah didengarkan Tuhan  dan sedekahmu telah diingatkan di 

hadapan-Nya. 32 Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang dise-

but Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, 

yang tinggal di tepi laut. 33 sebab  itu segera kusuruh orang kepadamu, dan 

dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir 

di sini di hadapan Tuhan  untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Tuhan  

kepadamu.”  

Di sini diceritakan tentang perjumpaan Petrus sang rasul dengan 

Kornelius sang perwira pasukan. Paulus memang direncanakan 

untuk menjadi rasul bagi orang-orang bukan-Yahudi dan mengum-

pulkan tuaian di antara mereka, sedang  Petrus bagi orang-orang 

bersunat. Meskipun demikian, sudah ditetapkan bahwa Petruslah 

yang harus memulainya dan memetik buah sulung orang bukan-

Yahudi. Tujuannya yaitu  supaya orang-orang Yahudi yang percaya 

dan menyimpan terlalu banyak ragi kedengkian terhadap orang 

bukan-Yahudi, akan lebih mampu menyambut masuknya mereka ke 

tengah jemaat,  saat  mereka pertama kalinya dibawa masuk oleh 

rasul mereka sendiri. Hal ini ditegaskan Petrus kepada mereka yang 

bersikeras supaya orang-orang bukan-Yahudi yang bertobat itu di-

sunat (15:7), Kamu tahu bahwa sejak semula Tuhan  memilih aku dari 

antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa 

lain mendengar berita Injil. Nah, di sini, 

I. Petrus dipimpin Roh untuk ikut bersama orang-orang utusan Kor-

nelius (ay. 19-20), dan inilah uraian tentang penglihatan itu. 

Sekarang teka-teki itu sudah terpecahkan:  saat  Petrus sedang 

berpikir tentang penglihatan itu, ia merenungkannya, dan setelah 

itu maknanya dibukakan baginya. Perhatikanlah, orang-orang 

yang ingin diajar tentang perkara-perkara Tuhan  haruslah memi-


 423 

kirkan hal-hal itu. Orang-orang yang ingin memahami firman 

Tuhan  harus merenungkannya siang malam. Tadinya Petrus hilang 

akal mengenai perkara itu,namun  kemudian hal itu menjadi jelas 

baginya. Di saat kita tidak tahu harus berbuat apa, hati kita di-

kuatkan jika  memandang Tuhan  untuk meminta pimpinan-Nya. 

Amatilah, 

1. Kapan ia memperoleh pimpinan itu. Roh mengatakan kepada-

nya apa yang harus diperbuatnya. Hal ini tidak disampaikan 

kepadanya melalui seorang malaikat,namun  melalui Roh yang

seolah-olah berbisik di telinganya, seperti  saat  Tuhan  ber-

bicara kepada Samuel (1Sam. 9:15). Atau dengan menanam-

kannya dengan kuat dalam pikirannya, sehingga ia tahu bahwa 

pesan itu merupakan pemberitahuan Tuhan  atau ilham sesuai 

janji di dalam Yohanes 16:13. 

2.  Apa isi pimpinan itu. 

(1) Sebelum ada pelayan yang naik ke atas untuk memberita-

hukan kepadanya, ia diberi tahu bahwa ada tiga orang 

yang ingin berbicara dengannya (ay. 19). Ia harus bangkit 

dari perenungannya, berhenti memikirkan penglihatan itu, 

dan turun untuk menjumpai mereka (ay. 20). Orang-orang 

yang sedang mencari arti perkataan Yang Mahakuasa, ja-

nganlah selalu  hanya merenung atau terus-menerus 

berdoa semata,namun  sesekali menebarkan pandangan, me-

lihat sekeliling mereka. Dengan demikian mereka mungkin 

akan menemui hal yang berguna bagi mereka dalam pen-

carian itu, sebab firman Tuhan digenapi setiap hari. 

(2) Ia diperintahkan untuk berangkat bersama-sama dengan 

orang-orang suruhan itu dan menemui Kornelius, dan 

harus tanpa bimbang, meskipun ia bukan orang Yahudi. 

Dia bukan saja harus berangkat, melainkan berangkat de-

ngan senang hati, tanpa merasa terpaksa, ragu, atau segan 

apakah itu melanggar hukum Taurat atau tidak. Tanpa 

meragukan apakah ia boleh pergi atau apakah ia harus 

pergi. Sebab sudah menjadi kewajibannya untuk  Berang-

kat bersama-sama dengan mereka, sebab Aku yang menyu-

ruh mereka ke mari. Aku akan mendukungmu sementara 

engkau pergi bersama mereka, tidak peduli sekeras apa 

pun orang mungkin mengecammu sebab  hal itu.” Perhati-


 424

kanlah,  saat  melihat panggilan kita untuk melayani su-

dah jelas, janganlah kita membiarkan diri dibingungkan 

oleh rasa bimbang dan segan mengenai hal itu sebab  ada-

nya prasangka, pikiran-pikiran yang sudah lama berkem-

bang, atau rasa takut dikecam orang. Hendaklah setiap 

orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri, dan menguji 

pekerjaannya sendiri. 

II. Petrus menyambut mereka dan menerima pesan yang mereka 

bawa: Lalu turunlah Petrus ke bawah (ay. 21). Ia sama sekali tidak 

menghindar atau menolak berbicara dengan mereka. Ia jauh dari 

rasa malu bertemu dengan mereka atau membuat mereka me-

nanti seperti sedang menunggu seorang terhormat. Sebaliknya, ia 

langsung menemui mereka sendiri dan mengatakan kepada me-

reka bahwa dialah orang yang mereka cari. Dan, 

1. Dengan senang hati ia menyambut pesan mereka. Dengan hati 

terbuka dan sikap merendah ia menanyakan maksud tujuan 

mereka, dan apa yang hendak mereka katakan kepadanya: 

Apakah maksud kedatangan kamu? Maka mereka pun men-

ceritakan tentang pesan yang dipercayakan kepada mereka itu 

(ay. 22),  Kornelius, seorang perwira pasukan Romawi, seorang 

bapak yang sangat jujur dan saleh melebihi kebanyakan se-

samanya. Ia seorang yang takut akan Tuhan  lebih dari pada 

orang-orang lain (Neh. 7:2), dan meskipun bukan orang Ya-

hudi, ia telah menjalankan ibadah dengan begitu rupa hingga 

terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi. Semua orang 

memuji-muji dia sebagai orang baik, bijaksana, dan murah 

hati. Sungguh tidak akan memalukan bagimu untuk terlihat 

bersamanya. Ia telah menerima penyataan Tuhan ,” echrēmatisthē 

–  ia menerima firman Tuhan , yang disampaikan kepadanya oleh 

seorang malaikat” (firman-firman hidup hukum Musa disam-

paikan melalui pelayanan malaikat).  Melalui penyataan itu ia 

diperintahkan untuk mengundang engkau ke rumahnya (di 

mana ia menanti dan siap menyambut engkau), dan mende-

ngar apa yang akan kaukatakan. Entah kata-kata apa yang 

hendak kausampaikan,namun  kata-kata itu harus didengarnya 

darimu dan bukan dari orang lain.” Iman timbul dari pende-

ngaran.  saat  Petrus mengulangi kejadian ini, ia mencerita-

kannya dengan lebih lengkap, yang hendak disampaikannya 


 425 

itu yaitu  berita yang akan mendatangkan keselamatan bagi-

mu dan bagi seluruh isi rumahmu (11:14).  Temuilah dia, sebab 

seorang malaikat telah menyuruhnya mengundang engkau. Da-

tangilah dia, sebab ia siap mendengar dan menerima kata-kata 

yang mendatangkan keselamatan yang harus kausampaikan 

kepadanya.” 

2.  Dengan ramah Petrus menjamu para utusan itu (ay. 23): Ia 

mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Ia tidak me-

nyuruh mereka pergi untuk menyegarkan badan dan beristi-

rahat di penginapan atas biaya sendiri,namun  bertanggung ja-

wab untuk memberi  tumpangan kepada mereka di kamar-

nya. Makanan yang disediakan baginya (ay. 10) juga tersedia 

bagi mereka. Sama sekali tidak terpikirkan olehnya siapa 

tamu-tamunya saat ia menyediakan makan malamnya,namun  

Tuhan  sudah mengetahuinya terlebih dahulu. Perhatikanlah, 

sungguh baik jika  orang Kristen dan hamba-hamba Tuhan 

bersikap ramah dan siap, sesuai kemampuan dan kesempat-

an, untuk menjamu orang asing. Walaupun mereka bukan 

orang Yahudi, Petrus mengajak mereka menginap, untuk me-

nunjukkan betapa siapnya ia menyesuaikan diri dengan mak-

sud tujuan penglihatan itu perihal makan bersama orang 

bukan-Yahudi. Ia segera mengajak mereka makan bersama-

nya. Meskipun dua di antara mereka yaitu  hamba dan yang 

seorang lagi hanyalah prajurit biasa, Petrus tidak segan-segan 

mengajak mereka masuk ke dalam rumah. Boleh jadi ia mela-

kukan hal itu supaya dapat berbincang dengan mereka ten-

tang Kornelius dan keluarganya. Sebab, meskipun mendapat-

kan pimpinan dari Roh, para rasul juga menggunakan penje-

lasan lain setiap kali beroleh kesempatan. 

III. Ia berangkat bersama-sama dengan mereka untuk menjumpai Kor-

nelius yang ternyata sudah siap menyambut dan menjamu dia. 

1. Petrus pergi bersama mereka dan beberapa saudara dari Yope 

menyertai dia (ay. 23). Enam orang pergi bersamanya (11:12). 

Boleh jadi Petrus ingin mereka menyertai dia supaya mereka 

bisa menjadi saksi bagaimana ia selanjutnya bertindak dengan 

hati-hati menyangkut orang-orang bukan-Yahudi, dan mema-

hami kebenaran yang mendasari keberangkatannya itu. Jadi 

itulah sebabnya ia mengajak mereka turut serta (11:12). Atau 


 426

mungkin juga merekalah yang menawarkan jasa untuk mene-

maninya dan ingin turut merasakan kehormatan dan sukacita 

menjadi teman seperjalanannya. Inilah salah satu cara orang 

Kristen mula-mula menunjukkan rasa hormat mereka kepada 

para hamba Tuhan, yakni dengan menemani dalam perjalanan 

mereka. Dengan demikian mereka bisa mengurus keperluan 

mereka, menjadi pengawal mereka, dan bila perlu melayani 

mereka. Hal ini dilakukan tidak saja dengan harapan supaya 

bisa melayani mereka,namun  juga agar bisa belajar melalui pe-

rilaku hidup mereka. Sungguh disayangkan jika  orang-

orang yang memiliki keterampilan dan kesediaan berbuat baik 

kepada orang lain melalui tutur kata mereka, terpaksa kehi-

langan kesempatan itu sebab  harus melakukan perjalanan 

seorang diri. 

2.  Kornelius yang sudah siap menyambut Petrus, telah memang-

gil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul di 

Kaisarea. Sepertinya dibutuhkan waktu lebih dari satu hari, 

bahkan hampir dua hari untuk berjalan dari Yope ke Kaisarea. 

Sebab baru pada hari berikutnya setelah keberangkatan, sam-

pailah mereka di Kaisarea (ay. 24), yakni pada sore hari (ay. 

30). Ada kemungkinan mereka berjalan kaki, sebab itulah 

yang biasa dilakukan para rasul. Waktu mereka tiba di rumah 

Kornelius, Petrus mendapati,  

(1) Bahwa ia sudah dinantikan, dan ini membesarkan hatinya. 

Kornelius sedang menantikan mereka, dan tamu seperti 

Petrus memang layak dinantikan. Sungguh tidak dapat di-

persalahkan jika  Kornelius menunggu dengan tidak sa-

bar seperti itu, sebab  ia ingin mengetahui hal luar biasa 

yang disuruh malaikat untuk didengarnya dari Petrus. 

(2) Bahwa ia dinantikan oleh banyak orang, dan hal ini lebih 

membesarkan hatinya lagi. Sama seperti Petrus mengajak 

beberapa orang untuk turut mengambil bagian dalam karu-

nia rohani yang sekarang harus dibagikannya itu, demikian 

juga halnya Kornelius telah memanggil bukan saja keluar-

ganya sendiri, melainkan juga sanak saudaranya dan saha-

bat-sahabatnya untuk turut mengambil bagian bersamanya 

dalam menerima pengajaran sorgawi yang diharapkannya 

dari Petrus. Hal ini memberi Petrus peluang yang lebih be-

sar untuk berbuat baik. Perhatikanlah, janganlah kita ber-


 427 

sikap tamak dengan menikmati sendiri makanan rohani 

kita (Ayb. 31:17). Kita harus memberi sepenggal kebaikan 

hati dan rasa hormat kepada sanak keluarga dan sahabat-

sahabat kita dengan mengajak mereka ikut dalam ibadah-

ibadah bersama, dan pergi bersama kita untuk mendengar-

kan pemberitaan firman. Demikian juga, mereka yang kita 

undang itu seharusnya menerima ajakan kita itu sebagai 

sepenggal kebaikan hati dan hormat dari mereka kepada 

kita. Menurut Kornelius, apa yang perlu dilakukannya juga 

perlu dilakukan oleh sanak keluarga dan sahabat-sahabat-

nya. Oleh sebab itu, biarlah mereka datang dan mende-

ngarnya langsung sendiri, supaya tidak terkejut melihat dia 

mengalami perubahan sebab nya. 

IV. Di sini diceritakan tentang perbincangan pertama antara Petrus 

dan Kornelius. Di dalamnya kita mendapati, 

1. Penghargaan dan kehormatan yang tulus sekaligus tidak se-

mestinya yang diberikan Kornelius kepada Petrus (ay. 25): 

Datanglah Kornelius menyambutnya, dan bukannya menyalami 

dan memeluknya sebagai sahabat, yang akan lebih disukai 

oleh Petrus, ia malah tersungkur di depan kakinya, ia menyem-

bah Petrus. Ada yang berpendapat bahwa Kornelius menyem-

bah Petrus sebagai seorang bangsawan dan orang besar, se-

suai kebiasaan di negeri-negeri Timur. Ada pula yang berpen-

dapat bahwa ia memandang Petrus sebagai seorang jelmaan 

dewa, atau seolah-olah Sang Mesias itu sendiri. Tindakan me-

nyembah manusia itu memang patut dicela,namun  mengingat 

ketidaktahuannya saat itu, hal ini dapat dimaafkan. Bahkan, 

ini merupakan bukti bahwa di dalam dirinya ada sesuatu 

yang sangat terpuji, yakni rasa hormat yang luar biasa akan 

hal-hal yang Tuhan  dan sorgawi. Tidaklah mengherankan apa-

bila sebelum mendapatkan penjelasan yang lebih baik, ia 

menganggap Petrus sebagai Mesias dan sebab nya menyem-

bah dia, yang oleh perintah seorang malaikat dari sorga harus 

dijemput olehnya. Namun, menyembah orang yang disangka 

penerus-Nya, yang bukan saja manusia biasa melainkan orang 

berdosa juga, sama sekali tidak dapat dimaafkan dan begitu 

bodoh bahkan tidak masuk akal, jika  kita belum diberi 


 428

tahu sebelumnya bahwa seluruh dunia akan mengikut dan me-

nyembah binatang itu (Why. 13:4). 

2.  Penolakan Petrus yang sopan sekaligus benar dan saleh atas 

kehormatan yang diberikan kepadanya ini (ay. 26). Petrus 

membangunkan dia dan merangkulnya, dengan tangannya 

sendiri (meskipun ia tidak pernah menduga akan menerima 

kehormatan sebesar itu atau menunjukkan perhatian sebesar 

itu kepada seorang bukan-Yahudi yang tidak bersunat). Kata-

nya,  Bangunlah, aku hanya manusia saja, dan sebab  itu 

tidak boleh disembah seperti ini.” Para malaikat jemaat yang 

baik seperti halnya para malaikat sorga yang baik, tidak dapat 

membiarkan diri menerima kehormatan yang hanya menjadi 

hak Tuhan  saja. Janganlah berbuat demikian, kata malaikat ke-

pada Yohanes (Why. 19:10; 22:9), dan sang rasul mengatakan 

hal yang sama kepada Kornelius. Betapa berhati-hatinya 

Paulus supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepada-

nya lebih dari pada yang mereka lihat padanya! (2Kor. 12:6). 

Hamba-hamba Kristus yang setia lebih mampu menanggung 

penghinaan dibandingkan  pemujaan. Petrus sama sekali tidak mau 

berpikir bahwa kehormatan besar yang ditunjukkan kepa-

danya itu, meskipun berlebihan, akan membantu pemberitaan 

firmannya lebih berhasil dan sebab  itu, jika Kornelius mau 

terkecoh, biarlah ia terkecoh. Tidak, biarlah ia tahu bahwa 

Petrus hanyalah manusia biasa, bahwa harta ini ia punyai 

dalam bejana tanah liat, supaya Kornelius dapat menghargai 

harta itu saja dan bukan bejananya. 

V. Petrus dan Kornelius saling menjelaskan, dan juga kepada mereka 

yang hadir, tentang tangan dari Sorga yang mempertemukan me-

reka: Sambil bercakap-cakap dengan dia – synomilōn autō, ia 

masuk (ay. 27). Petrus berjalan masuk sambil berbincang akrab 

dengan Kornelius dan melalui keakraban itu ia berusaha keras 

menyingkirkan rasa takut yang sepertinya hinggap di hatinya. 

Saat ia masuk, ia mendapati banyak orang sedang berkumpul, le-

bih banyak dibandingkan  yang diduganya. Hal ini menambah kekhid-

matan dan juga peluang untuk berbuat baik dalam pelayanannya. 

Sekarang, 

1. Petrus menyampaikan arahan yang diberikan Tuhan  kepadanya 

untuk datang menemui orang-orang bukan-Yahudi itu (ay. 28-


 429 

29). Mereka tahu bahwa sebelumnya, hal itu tidak pernah 

diizinkan oleh orang Yahudi. Hal ini dianggap sebagai larangan 

keras, athemiton – suatu kekejian, bagi seorang Yahudi, orang 

Yahudi asli seperti aku, untuk bergaul dengan orang-orang 

yang bukan-Yahudi, yakni orang asing, atau orang bukan-

Yahudi yang tidak bersunat. Peraturan ini tidak dibuat oleh 

hukum Tuhan ,namun  oleh keputusan orang-orang bijak mereka, 

yang mereka anggap mengikat. Mereka memang tidak mela-

rang orang Yahudi untuk berbincang atau berdagang dengan 

orang bukan-Yahudi di jalanan atau kedai dan saling mem-

beri,namun  melarang mereka makan bersama. Bahkan di 

zaman Yusuf pun orang Mesir dan Ibrani tidak dapat makan 

bersama-sama (Kej. 43:32). Ketiga orang Yehuda, yakni Daniel 

dan kedua temannya, tidak menajiskan dirinya dengan santap-

an raja (Dan. 1:8). Orang Yahudi tidak dapat masuk ke rumah 

orang bukan-Yahudi, sebab  secara hukum mereka dianggap 

tercemar. Sedemikian rendahnya pandangan orang Yahudi ter-

hadap orang-orang bukan-Yahudi yang juga tidak kalah benci-

nya dengan mereka, seperti yang tampak dalam banyak karya 

para penyair Latin.  Tetapi sekarang,” kata Petrus,  Tuhan  telah 

menunjukkan kepadaku melalui sebuah penglihatan, bahwa 

aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir, atau 

menolak bergaul dengan siapa pun berdasarkan asal usulnya.” 

Petrus yang telah mengajarkan kepada orang-orang yang baru 

bertobat untuk memberi diri diselamatkan dari angkatan yang 

jahat (2:40), sekarang diajar juga untuk bergabung dengan 

angkatan orang bukan-Yahudi yang saleh ini. Kedudukan me-

nurut adat istiadat ditiadakan supaya orang lebih mementing-

kan hal-hal yang menyangkut akhlak. Petrus menganggap 

penting untuk memberi tahu mereka bagaimana ia sampai 

bisa berubah pikiran dalam perkara ini, yakni melalui pewah-

yuan Tuhan , supaya ia tidak dicela sebab  dianggap meremeh-

kan hal itu. Setelah Tuhan  merobohkan dinding penyekat itu, 

(1) Petrus meyakinkan mereka bahwa ia siap melayani mereka 

sebisanya. Bahwa  saat  menjauhkan diri dari mereka, itu 

bukan dilakukannya sebab  rasa jijiknya secara pribadi 

terhadap mereka, melainkan hanya sebab  ia mengingin-

kan izin dari sorga. Dan sekarang, setelah memperolehnya, 

ia siap melayani mereka.  Itulah sebabnya aku tidak ber-


 430

keberatan  saat  aku dipanggil, lalu datang kemari, siap 

memberitakan Injil yang sama kepadamu seperti yang telah 

kuberitakan kepada orang-orang Yahudi.” Para murid Kris-

tus saat itu pastilah juga punya suatu pemikiran untuk 

memberitakan Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi. 

Namun, mereka menyangka bahwa hal ini hanya harus di-

laksanakan kepada orang-orang bukan-Yahudi yang telah 

memeluk agama Yahudi terlebih dahulu. Petrus mengakui 

bahwa kekeliruan ini belum diperbaiki. 

(2) Ia menanyakan dalam hal apa ia bisa melayani mereka, 

 Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil 

aku? Apa yang kamu harapkan dariku, atau apakah keper-

luanmu denganku?” Perhatikanlah, orang-orang yang meng-

harapkan bantuan dari pelayan-pelayan Tuhan  harus mem-

perhatikan baik-baik supaya mereka punya tujuan dan 

maksud yang baik dengan keperluan mereka itu.  

2. Kornelius menyampaikan pimpinan yang diberikan Tuhan  kepa-

danya supaya ia menyuruh orang menjemput Petrus, dan bah-

wa ia mendatangkan Petrus semata-mata sebab  menaati pim-

pinan itu. Tindakan kita sudah tepat dengan mendatangkan 

serta menghadiri pelayanan Injil, asalkan kita melakukannya 

dengan memperhatikan penunjukan Tuhan  yang mengadakan 

ketetapan itu dan yang menyuruh kita menggunakannya. 

Sekarang, 

(1) Kornelius menceritakan penampakan malaikat itu kepada-

nya, yang menyuruh dia menjemput Petrus. Bukan untuk 

bermegah-megah di dalamnya, melainkan untuk menjamin 

bahwa ia dapat mengharapkan pesan dari sorga yang di-

sampaikan oleh Petrus.  

[1] Ia menceritakan bagaimana penglihatan ini datang ke-

padanya (ay. 30): Empat hari yang lalu sementara aku 

sedang berpuasa (KJV) kira-kira pada waktu yang sama 

seperti sekarang, waktu seperti sekarang saat Petrus 

datang, yakni pada pertengahan sore hari. Melalui kata-

kata ini tampaklah bahwa untuk meningkatkan kesung-

guhan dan kekhidmatan dalam berdoa, berpuasa secara 

agama dijalankan oleh orang-orang bukan-Yahudi yang 

saleh. Raja Ninewe mengumumkan puasa (Yun. 3:5). 


 431 

Ada yang memberi  makna lain pada kata-kata ini: 

Sejak empat hari yang lalu aku berpuasa sampai waktu 

yang sama seperti sekarang, seakan-akan ia tidak ma-

kan daging, atau setidaknya tidak makan sejak saat itu 

sampai sekarang. Namun, hal ini diucapkan sebagai 

kata-kata pendahuluan sebelum kisah tentang peng-

lihatan itu, dan sebab nya, yang disebutkan pertama 

itulah yang dimaksudkan. Ia sedang berdoa di rumah, 

bukan di rumah ibadat, melainkan di rumah. Aku ingin, 

supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa, di mana 

pun mereka tinggal. Dengan berdoa di dalam rumah, 

disiratkan bahwa Kornelius bukan berdoa sendirian di 

dalam kamarnya, melainkan di ruangan yang lebih ter-

buka, bersama anggota keluarganya. Boleh jadi setelah 

berdoa, ia masuk ke kamarnya sendiri, lalu mendapat-

kan penglihatan ini. Amatilah, jam tiga petang,  saat  

kebanyakan orang sedang bepergian atau berdagang, 

bekerja di ladang, mengunjungi sahabat, bersantai, 

atau tidur sejenak setelah makan. Namun, pada saat itu 

Kornelius sedang bersaat teduh, yang menunjukkan 

betapa bersungguh-sungguhnya ia dalam menjalankan 

ibadah. Pada waktu itulah ia menerima pesan ini dari 

sorga. Orang-orang yang ingin mendengar pesan dari 

Tuhan  dengan tenteram haruslah sering berbicara ke-

pada-Nya. 

[2] Kornelius menggambarkan utusan yang menyampaikan 

pesan ini dari sorga: Tiba-tiba ada seorang yang berdiri 

di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan, seperti pakaian 

Kristus saat Ia dipermuliakan, dan juga seperti pakaian 

kedua malaikat yang menampakkan diri pada waktu ke-

bangkitan Kristus (Luk. 24:4) dan kenaikan-Nya ke 

sorga (1:10). Kilauan ini menunjukkan hubungan me-

reka dengan dunia terang. 

[3] Kornelius mengulangi pesan yang disampaikan kepada-

nya (ay. 31-32), tepat seperti yang telah kita baca sebe-

lumnya (ay. 4-6). Hanya saja, di sini dikatakan, doamu 

telah didengarkan Tuhan . Tidak diberitahukan kepada 

kita apa isi doanya. Namun, jika pesan ini merupakan 

jawaban atas doanya, dan sepertinya memang begitu 

halnya, kita boleh menduga bahwa ia berdoa agar Tuhan  

membantu dia menemukan dirinya dan menunjukkan 

jalan keselamatan kepadanya, sebab  terang biasa dari 

alam ini tidak cukup untuk membantu dia sehingga ia 

hilang akal bagaimana mendapatkan pengampunan 

dosa dan kasih karunia Tuhan .  Nah,” kata malaikat itu, 

 suruhlah orang menjemput Petrus, dan ia akan mem-

bantumu menemukannya.” 

(2) Kornelius menyatakan kesiapannya dan juga kesiapan sa-

habat-sahabatnya untuk menerima pesan yang hendak 

disampaikan Petrus (ay. 33). sebab  itu segera kusuruh 

orang kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku, 

dan engkau berbuat baik sebab  dengan senang hati eng-

kau telah datang, meskipun kami ini orang-orang bukan-

Yahudi. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan yang setia di-

katakan berbuat baik bila mereka mau datang kepada 

orang-orang yang bersedia dan bahkan rindu menerima 

pengajaran dari mereka. Bila mereka bersedia datang keti-

ka diminta. Itulah perbuatan sangat baik yang bisa mereka 

lakukan. Nah, Petrus telah datang untuk mengerjakan ba-

giannya,namun  apakah mereka akan mengerjakan bagian 

mereka? Ya.  Engkau sudah ada di sini dan siap berbicara, 

dan kami juga sudah ada di sini dan siap mendengar,” 

(bdk. 1Sam. 3:9-10). Amatilah, 

[1] Kehadiran mereka yang saleh untuk mendengarkan 

pesan dari Petrus,  kami semua sudah hadir di sini di 

hadapan Tuhan . Kami berada di sini dalam sikap ibadah 

sebagai penyembah Tuhan ” (demikianlah mereka menem-

patkan diri dalam suasana roh yang khidmat).  sebab  

itu, sebab  engkau telah datang kepada kami atas pe-

rintah seperti itu untuk menjalankan tugas yang demi-

kian, sebab  kami beroleh kesempatan yang demikian 

berharga, yang tidak pernah kami peroleh sebelumnya 

dan boleh jadi tidak akan pernah kami dapatkan lagi, 

sekarang kami siap di waktu ibadah ini. Di sini, di 

tempat ibadah ini” (meskipun ini hanyalah rumah pri-

badi):  kami semua sudah hadir, paresmen – kami siap 

kerja, dan siap datang begitu dipanggil.” Jika kita meng-

inginkan hadirat Tuhan  yang khusus dalam suatu 

ibadah, kita juga harus hadir secara khusus dalam 

ibadah itu: Di sini aku berdiri. Kami semua sudah hadir 

di sini, semua yang diundang. Kami dan semua sanak 

keluarga kami. Kami dan seisi rumah kami.” Orang 

harus hadir secara utuh. Bukan dengan tubuh di sini, 

sedang  hati di ujung dunia bersama mata orang bo-

doh. Sebaliknya, hal yang membuat kehadiran itu be-

nar-benar merupakan ibadah yaitu , hadir di hadapan 

Tuhan . Di dalam ibadah-ibadah yang kudus, kita mem-

persembahkan diri kepada Tuhan. Kita harus hadir di 

hadapan-Nya seperti orang yang melihat mata-Nya ter-

tuju kepada kita. 

[2] Tujuan kehadiran ini:  Kami semua hadir di sini untuk 

mendengarkan apa yang ditugaskan Tuhan  kepadamu, 

untuk disampaikan kepada kami.” Amatilah, pertama, 

Petrus berada di situ untuk memberitakan semua hal 

yang diperintahkan Tuhan  kepadanya. Sebab, sama se-

perti ia diutus untuk memberitakan Injil, begitu pula ia 

mendapatkan petunjuk lengkap tentang apa yang harus 

diberitakannya. Kedua, mereka siap mendengar, bukan 

tentang apa pun yang ingin dikatakan Petrus, melain-

kan tentang apa yang diperintahkan Tuhan  kepadanya 

untuk dikatakan. Semua kebenaran Kristus bukan di-

sampaikan kepada para rasul untuk diberitakan atau 

ditahan sesuka hati, melainkan dipercayakan kepada 

mereka untuk diberitakan ke seluruh dunia.  Kami siap 

mendengar semuanya, siap untuk datang mulai sejak 

awal kebaktian dan tetap tinggal sampai akhirnya, serta 

menyimak sepanjang waktu. Sebab bila tidak, bagai-

mana mungkin kami bisa mendengar semuanya? Kami 

rindu mendengar semua yang diperintahkan kepadamu 

untuk disampaikan, meskipun tidak mengenakkan bagi 

darah dan daging, serta sangat bertolak belakang de-

ngan pengertian kami sebelum ini atau kepentingan du-

niawi kami saat ini. Kami siap mendengar semuanya, 

dan oleh sebab itu jangan menahan apa pun yang ber-

guna bagi kami.”  


Petrus Berkhotbah di Rumah Kornelius  

(10:34-43) 

34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya:  Sesungguhnya aku telah meng-

erti, bahwa Tuhan  tidak membedakan orang. 35 Setiap orang dari bangsa ma-

napun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan 

kepada-Nya. 36 Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang 

Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, 

yang yaitu  Tuhan dari semua orang. 37 Kamu tahu tentang segala sesuatu 

yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan 

yang diberitakan oleh Yohanes, 38 yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaima-

na Tuhan  mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang ber-

jalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang 

dikuasai Iblis, sebab Tuhan  menyertai Dia. 39 Dan kami yaitu  saksi dari sega-

la sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan 

mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. 40 Yesus 

itu telah dibangkitkan Tuhan  pada hari yang ketiga, dan Tuhan  berkenan, bahwa 

Ia menampakkan diri, 41 bukan kepada seluruh bangsa,namun  kepada saksi-

saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Tuhan , yaitu kepada kami yang 

telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari 

antara orang mati. 42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada 

seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Tuhan  menjadi 

Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. 43 Tentang Dialah se-

mua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan men-

dapat pengampunan dosa oleh sebab  nama-Nya.”  

Di perikop ini kita dapati khotbah Petrus kepada Kornelius dan te-

man-temannya. Maksudnya, ringkasan dari khotbahnya, sebab cu-

kup beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa melalui banyak kata 

lain ia bersaksi dan menasihati per