peristiwa 1

Kamis, 22 Februari 2024

peristiwa 1


 






pertamanya. Peristiwa yang berpengaruh dalam 

kehidupan dan tonggak peradaban modern kini 

mengandung banyak fakta-fakta tersembunyi yang 

tersimpan selama puluhan bahkan ratusan tahun. Publik 

dunia disengaja agar tidak mengetahui dan amnesia 

sejarah dari apa yang sesungguhnya terjadi saat itu.

Fakta-fakta sejarah resmi yang dijejalkan pada 

generasi-generasi penerusnya tidak memotret peristiwa 

dengan apa adanya. Salah satu momen besar dan penuh 

dengan fakta-fakta yang disembunyikan adalah Revolusi 

17 Oktober 1917, atau yang dikenal dengan Revolusi 

Bolshevijk.

Leon Trotsky : Komunis  Kapitalis Cemerlang

Tahun 1916, situasi pra Revolusi semakin 

memanas. Leon Trotsky alias Leon Bornstein seorang 

internasionalis diusir dari Prancis, karena partisipasinya 

dalam konferensi kaum komunis di Zimmerwald dan 

artikelnya yang membakar di koran Paris berbahasa 

Rusia, Nashe Slovo. Pada September 1916, dikawal polisi 

Prancis Trotsky menyebrangi perbatasan Spanyol dan 

sempat ditahan dalam sel kelas satu yang mewah. 

Akhirnya Trotsky dan keluarga mendarat di New York 

pada 13 Januari 1917.

Di negeri Kapitalis itu, Trotsky menulis artikel 

untuk Novy Mir  jurnal sosialis Rusia di New York, selain 

memberikan kuliah di beberapa kampus. Menurut 

biografinya, My Life,  Trotsky dan keluarga tinggal di 

sebuah apartemen mewah di New York. Disebutkan pula 

keluarga sosialis ini biasa berkendara dengan Limousine, 

sangat kontras jika melihat ideologi Trotsky yang anti 

kemapanan dan gaya hidup borjuis.

Selama tinggal di New York dengan memiliki 

passport Negara Paman Sam, Trotsky berusaha 

mengunjungi kediaman Jacob Schiff, seorang Yahudi 

yang terpilih sebagai ketua pergerakan revolusioner  

Zionist di Rusia dalam pertemuan B'NAI B'RITH di New 

York tahun 1916, sekaligus Presiden Kuhn Loeb & Co. 

Bank New York. Dalam pertemuan kedua tokoh itu  

dibicarakan masalah kerusuhan politik di Rusia termasuk 

pemberontakan kaum Zionis-Yahudi. Dibicarakan pula 

kesalahan-kesalahan yang dipelajari dari kegagalan 

pertama menggulingkan Tsar. 

Jacob membiayai pelatihan pemberontak Yahudi 

pimpinan Leon Trotsky yang sebagian besar berasal dari 

ujung timur New York. Mereka dilatih di sebuah lahan 

milik Standard Oil Company  milik konglomerat 

Rockefeller, sampai menguasai teknik perang gerilya.

Begitu pelatihan selesai, Trotsky dan pasukannya 

meninggalkan Amerika berikut dana sebesar US$ 20 juta 

dari Jacob Schiff. Dengan pasukan terlatih dan dana besar 

Trotsky bersama rekannya Lenin memulai revolusi 

Rusia.

Peran Presiden Woodrow Wilson dalam usaha 

mengembalikan Trotsky ke Rusia sangat signifikan. 

Dengan pasport Amerika plus ijin masuk (entry permit) 

Rusia dan visa transit dari Inggris, Trostky mulai 

mendekati Rusia.

Trotsky meninggalkan New York dengan kapal 

S.S. Kristianiafjord pada 26 Maret 1917, bersama kaum 

Bolshevik revolusioner lainnya, pemberi modal Wall 

Street, komunis Amerika, dan orang-orang lain yang 

berkepentingan di Rusia. 

     

Pada April 1917 Lenin dan sekitar 32 aktivis 

Revolusioner Bolshevik, melakukan perjalanan trans 

Swiss-Jerman-Swedia menuju Petrograd, Rusia. Mereka 

hendak bergabung dengan Trotsky yang telah bertolak 

dari New York untuk mensempurnakan revolusi. 

Perjalanan Lenin dan kawan-kawan ini direstui, 

difasilitasi dan didanai oleh petinggi-petinggi Jerman. 

Sebuah bagian rencana yang disetujui German Supreme 

Command, untuk berperan dalam disintegrasi militer 

Rusia sekaligus mengalahkannya pada Perang Dunia I.

Surat pengusiran Trotsky dari Perancis

Lenin dan Bantuan Jerman untuk Revolusi

Dari kiri ke kanan : Alexander Israel Helphand (Parvus), 

Leon Trotsky, dan Lev Deutsch

D. Thacher, seorang pemilik firma hukum mitra Wall 

Street : Simpson, Thacher & Bartlett Law Firm yang 

berkantor di Broadway no 120 (sekarang Battery Plaza).

Memorandum itu berisi rangkuman niat dan 

rencana Revolusi Beolshevik, termasuk bantuan dana, 

senjata, amunisi dan dukungan diplomatik London-

Washington. Berikut bagian penting dari memorandum 

itu  :

“Pertama-tama, Sekutu harus mendorong Jepang 

menjauh dari Siberia. Kedua, bantuan penuh harus 

diberikan kepada pemerintahan baru Soviet dalam ranga 

mengorganisir relawan dan membentuk angkatan 

bersenjata. Ketiga, negara-negara Sekutu harus 

memberikan dukungan moral kepada rakyat Rusia untuk 

membangun sistem politiknya sendiri yang bebas dari 

dominasi pengaruh asing. Keempat, hingga saatnya tiba, 

saat  konflik terbuka tercipta antara pemerintahan 

Jerman dengan pemerintahan Soviet Rusia, terdapat 

kebebasan melakukan penetrasi komersial oleh agensi 

Jerman di Rusia. Selama tidak ada celah, tidak mungkin 

mencegah penetrasi yang dilakukan. Langkah-langkah 

   

Selain memberikan ijin transit, diketahui bahwa 

Jerman memberikan beberapa  dana bagi Lenin dan 

pergerakkannya. Berikut adalah kutipan surat dari Von 

Kuhlmann, menteri luar negeri Jerman kepada Kaiser 

tanggal 3 Desember 1917,

Pejabat-pejabat dan agen Jerman yang terlibat 

dalam memberikan ijin transit bagi Lenin :

Bethmann-Hollweg  (Kanselir)

Arthur Zimmermann (Sekretaris Negara)

Brockdorff-Rantzau  (Duta Besar Jerman di Kopenhagen)

Alexander Israel Helphand alias Parvus

Jacob Furstenberg alias Ganetsky

Dari Berlin, Zimmermann dan Hollweg 

berkomunikasi dengan Rantzau di Kopenhagen. Pada 

gilirannya, Rantzau berkordinasi dengan Parvus di 

Kopenhagen, dimana Parvus berhubungan dengan 

Ganetsky. Dan Ganetsky adalah kontak langsung Jerman 

dengan Lenin.

Kepentingan Jerman untuk membantu kaum 

Bolshevik menggulingkan rejim Tsar adalah akses utama 

pasar Rusia paska perang, sementara Lenin bernafsu 

mendirikan rejim Marxist.

Gagasan memanfaatkan kaum Bolshevik dapat 

dilacak dari tahun 1915. Pada 14 Agustus, Rantzau 

mengirim surat untuk Sekretaris Negara Jerman tentang 

pembicaraan dengan Helphand (Parvus), dan 

memberikan rekomendasi kuat untuk memanfaatkan 

Helphand, “orang penting yang luar biasa dan memiliki 

kekuasaan yang besar. Saya fikir kita harus 

memanfaatkannya selama perang..”Dalam surat itu pun 

disebutkan sebuah peringatan, “Mungkin beresiko 

memanfaatkan kekuatan dibelakang Helphand, tetapi 

sangat diyakini adalah kelemahan kita jika menolak 

pengabdian mereka dan gagal mengarahkannya.”

Ide Rantzau untuk mengarahkan atau 

mengendalikan revolusi Bolshevik paralel dengan 

kepentingan pemodal di Wall Street. Salah satunya J.P. 

Morgan dan The American International Corporation 

yang berusaha mengendalikan kaum revolusioner di 

dalam negeri untuk tujuan tertentu.

Dari ulasan sekilas itu  terdapat sebuah pola 

teratur sebelum Revolusi Oktober di Rusia, pola yang 

dirancang dengan tekun oleh sebuah persengkokolan 

rahasia. Dalam sebuah rapat The Banker's Club di lantai 

teratas Broadway 120, para bankir Wall Street dipimpin 

oleh William Boyce Thompson menekankan pentingnya 

Wall Street berpartisipasi dalam Revolusi Bolshevik. 

Terdapat sebuah memorandum yang ditulis oleh Thomas 

 “Setidaknya sampai kaum 

Bolshevik menerima dari kita beberapa  aliran dana 

melalui berbagai saluran dan label, mereka berada 

dalam posisi siap untuk membangun organ utama 

pergerakan Pravda, untuk melakukan propaganda 

berapi-api dan menyebarluaskan basis awal partai 

mereka.”

Peran Rahasia Wall Street

 


Berkedok Missi Palang Merah

Proyek rahasia Wall  Street di  Rusia 

menggunakan Palang Merah sebagai salah satu 

kendaraannya. Baik Guaranty Trust maupun National 

City Bank telah memiliki perwakilan di Rusia pada saat 

revolusi. Frederick M. Corse (National City Bank cabang 

Petrograd) adalah anggota dari missi Palang Merah, 

sementara perwakilan dari Guaranty Trust di Palang 

Merah adalah Henry Crosby Emery.

Hingga tahun 1915 donatur terbesar Palang 

Merah berasal dari keluarga kaya Wall Street seperti J.P. 

Morgan, nyonya E.H. Harriman, Cleveland H. Dodge, 

dan nyonya Russell Sage. Kampanye penggalangan dana 

tahun 1910 berhasil meraih dana $20 juta, salah satunya 

berkat dukungan keluarga-keluarga kaya New York.

Pada Perang Dunia I, sebagai kompensasi 

pemberian dana, Wall Street meminta posisi Dewan 

Perang Palang Merah dan atas rekomendasi Cleveland H. 

Dodge (salah satu pensokong dana Woodrow Wilson), 

menempatkan Henry P. Davison sebagai pimpinan. 

Henry P. Davison adalah salah satu mitra dalam J.P 

Morgan Company.

Sejak itu daftar pengurus Palang Merah banyak 

berubah, John D. Ryan (Presiden Anaconda Copper 

Company); George W. Hill (Presiden American Tobacco 

Company); Grayson M.P. Murphy (Wakil Presiden 

Guaranty Trust Company); dan Ivy Lee (Humas 

Rockefeller).

Pada tahun 1917, Thacher berada di Rusia 

bersama William Boyce Thompson dalam sebuah missi 

Palang Merah. Setelah konsultasi di New York, Thacher 

dikirim ke London untuk berembuk dengan  Lord 

Northcliffe soal revolusi Bolshevik dan di Paris bersama 

pemerintahan Perancis dengan pembicaraan yang sama.

Salah satu fakta yang mencengangkan dibalik 

missi Palang Merah yaitu, W.B. Thompson menyumbang 

$1 juta bagi kaum Bolshevik, kemudian setelah 4 

Desember 1917 donasi diberikan oleh Raymond Robins.

Sumbangan Thompson itu  dimuat dalam The 

Washington Post, 2 Februari 1918 bertajuk :

Menyumbang Bolshevik 1 Juta Dollar

W.B. Thompson donatur Palang Merah yang 

berada di Petrograd dari Juli hingga November 1917 

lalu, telah menyumbang secara pribadi beberapa  

$1.000.000 kepada kaum Bolshevik dengan tujuan 

penyebarluasan doktrin mereka di Jerman dan Austria.

Tuan Thompson memiliki  kesempatan 

mempelajari kondisi Rusia dengan menjadi Ketua 

Palang Merah Amerika, dan semua pengeluaran Palang 

Merah yang mayoritas dibiayai oleh dirinya. Dia 

meyakini bahwa kaum Bolshevik memiliki kekuatan besar 

kontra kubu Pro Jerman di Rusia, dan propaganda kaum 

buruh itu  telah menggerus kekuatan rejim militer di 

seluruh negeri.

Tuan Thompson memprotes sikap kritis bangsa 

Amerika terhadap kaum Bolshevik. Dia meyakini bahwa 

mereka telah salah pengertian, dan dana besar telah 

dihabiskan bagi masa depan Rusia sebagaimana halnya

   

harus dilakukan sebisa mungkin untuk menghambat 

pengangkutan bahan baku dan mentah dari Jerman ke 

Rusia.” (Memorandum adalah dokumen resmi sekte 

rahasia The Order Skull and Bones, berisi rencana dan 

program aksi organisasi itu . Dokumen lengkapnya 

ada di U.S. State Department Decimal File Microcopy 

316, Roll 13, Frame 698).

Keterlibatan bankir Wall Street dalam 

mendukung Revolusi Komunis dikecam media-media 

Moskow paska revolusi pecah.  Sebuah kecaman terhadap 

missi Palang Merah pimpinan Kolonel Raymond Robins 

dan William Boyce Thompson (Federal Reserve Bank) 

tanggal 17 desember 1917, “...Mengapa mereka begitu 

tertarik dengan pencerahan ? Mengapa uang diberikan 

kepada sosialis revolusioner,  bukan kepada 

konstitusional demokrat ?

Artikel itu menyatakan bahwa kapitalis Amerika 

melihat Rusia sebagai pasar masa depan dan 

menginginkan kedudukan bagi korporasi mereka. 

Dimana saat  uang telah diberikan pada kaum 

revolusioner yang berkuasa, kapitalis Amerika tetap 

dalam posisi mengendalikan Rusia.

Pada 24 Mei 1916, duta besar Amerika untuk 

Rusia, Francis mengirimkan pesan dari Rolph Marsh 

(Guaranty Trust cabang Petrograd) kepada kantor pusat 

Guaranty Trust New York : “...Olof dan saya 

mempertimbangkan suatu alasan untuk mempertahankan 

kedudukan anda. Peristiwa besar sedang terjadi disini, 

dan jika itu terjadi kerjasama sangat diperlukan disini. 

Kami sangat mendesak anda mengatur dengan City 

(National City Bank  pen), untuk mempertimbangkan dan 

bertindak bersama-sama mengantisipasi situasi di sini. 

Memastikan manfaat dari kedua fihak dan mencegah satu 

sama lain saling berlawanan. Perwakilan City di sini 

menghendaki kerjasama itu . Alasan yang sedang 

dipertimbangkan untuk mengurangi kredit termasuk 

salah satu pilihan , tetapi kita lebih mempertimbangkan 

kredit dalam bentuk obligasi. Paragrap kedua 

mengajukan kesempatan meraih keuntungan besar, 

sangat mendesak anda untuk menerima. Tolong telegram 

saya kewenangan penuh untuk berhubungan dengan City 

dan menentukan manfaat spekulatif....”

“Olof” dalam kabel di atas adalah Olof Aschberg, 

bankir swedia dan Kepala Nya Banken di Stockholm. 

Aschberg ada di New York pada tahun 1915 berembuk  

dengan firma Morgan tentang pinjaman untuk Rusia. 

Tahun 1916, Olof berada di Petrograd bersama Rolph 

Marsh dan Samuel MacRoberts (National City Bank) 

menyusun rencana pinjaman bagi konsorsium Morgan-

Rockefeller. Tahun berikutnya, Aschberg dikenal dengan 

“Bolshevik Banker”, memoar dirinya memuat banyak 

bukti keterlibatan firma-firma Wall Street dalam revolusi.

Morgan-Rockefeller mengabaikan hukum 

internasional yang melarang bantuan bagi negara-negara 

yang berperang, dimana saat itu berkecamuk Perang 

Dunia I. Konsorsium itu  tanpa ragu memanfaatkan 

fasilitas Departemen Luar Negeri untuk melakukan 

negosiasi. 


Personalia yang terlibat dalam misi Palang Merah di Rusia tahun 1917


 C. Sutton  

Konspirasi Yahudi dibalik Revolusi Bolshevik

Terdapat banyak literatur berbahasa Inggris, 

Prancis dan Jerman yang menggambarkan argumentasi 

bahwa Revolusi Bolshevik adalah sebuah hasil dari 

konspirasi Yahudi (Jewish Conspiracy); atau lebih 

spesifiknya : konspirasi oleh bankir-bankir dunia Yahudi 

yang bertujuan mengendalikan dunia. Revolusi 

Bolshevik bulan Oktober 1917 hanya satu fase dari 

program global pertarungan antara kebenaran dengan 

kekuatan kegelapan.

Winston Churchill pada Februari 1920 menulis 

sebuah artikel untuk London Illustrated Sunday Herald, 

dengan judul “Zionism Versus Bolshevism.” Churchill 

menyatakan bahwa Yahudi memiliki peran besar dalam 

revolusi Bolshevik. Selanjutnya Churchill menjelaskan, 

kecuali Lenin, rata-rata pemimpin pergerakan Bolshevik 

adalah Yahudi.

Salah satu penulis yang dikenal pada era 1920, 

Henry Wickham Steed mendeskripsikan pada jilid kedua 

buku Through 30 Years 1892-1922, halaman 302, 

 dengan negara-negara Sekutu..

Dalam buku The Magnate : William Boyce 

Thompson and His Time (1869-1930) memuat cuplikan 

kabel dari J.P. Morgan di New York kepada W.B. 

Thompson, “Care American Red Cross, Hotel Europe, 

Petrograd.” Kabel itu  diterima di Petrograd 8 

Desember 1917, berisi : 

New York Y757/5 24W5 Nil  kabel kedua anda telah 

diterima. Kami telah membayar National City Bank satu 

juta dollar sebagaimana yang diperintahkan  Morgan.

Cabang National City Bank di Petrograd telah 

dibebaskan dari program nasionalisasi kaum Bolshevik, 

satu-satunya bank asing yang masih beroperasi di Rusia 

setelah kejatuhan Tsar. Jelas ini bukti adanya sebuah 

konsensi politik antara Thompson (Wall Street) dan rejim 

Komunis Bolshevik.


Menurut data yang dikeluarkan oleh departemen 

penerangan Uni Soviet, dari 556 pejabat negara rejim 

Komunis Bolshevik periode 1918-1919 terdapat 17 etnis 

Rusia, 2 Ukraina, 11 Armenia, 35 Latvia, 15 Jerman, 1 

Hungaria, 10 Georgia, 3 Polandia, 3 Finlandia, 1 

Chechnya, 1 Karaim dan 457 Yahudi ! Lihat Tabel pada 

halaman 9.

Perhatikan data ditulis dalam buku Les Derniers 

Jours de Romanofs karya Robert Wilton tahun 1920. 

Mengungkapkan latar belakang etnis dari pejabat-pejabat 

negara Soviet, data di bawah ini tidak dicantumkan dalam 

buku yang sama versi bahasa Inggris berjudul “The Last 

Days of the Romanovs”.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan 

bahwa rejim Komunis Uni Soviet sebenarnya adalah 

negara Yahudi terselubung !

Komite Sentral Partai Bolshevik

Lihat juga tabel Daftar fungsionaris Komite 

Eksekutif Pusat Partai Boslhevijk, Anggota 

Kehormatan Komite Moskow pada halaman 9 hingga 

11 berikut.

Empat orang penjaga Gulag, semuanya Yahudi. 

Perhatikan tangan kanan mereka, symbol khas 

Freemasonry.

   

konsepnya tentang konspirasi Yahudi mendapat perhatian 

dari Kolonel Edward M. House dan Presiden Woodrow 

Wilson. Satu hari pada bulan Maret 1919, Wickham Steed 

dipanggil Kolonel House dan melihat bahwa Kolonel 

sangat terganggu dengan daya kritis dari Steed tentang 

pengetahuan Amerika tentang Bolshevik. Steed menuduh 

House berusaha mendiskreditkan Presiden Wilson, dan 

“..meminta dengan tegas untuk tidak menyinggung 

mereka serta hanya menyebut Jacob Schiff, Warburg dan 

donatur lain yang mendukung Yahudi Bolshevik demi 

mengamankan ladang-ladang eksploitasi Jerman dan 

Yahudi di Rusia.” Berdasarkan buku Steed, Kolonel 

House membantah peran Amerika dalam revolusi untuk 

memapankan hubungan ekonomi dengan Uni Soviet.

Dokumen resmi lain yang nyata-nyata 

mengungkapkan adanya konspirasi Yahudi adalah 

dokumen Departemen Luar Negeri Amerika : State 

Decimal File (861.00/5339) yang berjudul “Bolshevism 

and Judaism,” tertanggal 13 November 1918. Dokumen 

ini adalah laporan yang menyatakan bahwa revolusi di 

Rusia dirancang pada Februari 1916, dan diketahui bahwa 

personalia berikut dan perusahaannya terlibat dalam 

proyek destruktif itu  :

Tahanan politik dalam Gulag (camp konsentrasi). Rata-

rata mereka mati karena menderita malnutrisi. Lenin 

menjebloskan lebih dari 66 juta rakyat Soviet kedalam 

penjara.

 

 

 

  

  

  

 

 

 

 

(1) Jacob Schiff  Yahudi

(2) Kuhn, Loeb & Company  Firma Yahudi

Manajemen :   Jacob Schiff  Yahudi

 Felix Warburg  Yahudi

 Otto H. Kahn  Yahudi

 Mortimer L. Schiff Yahudi

 Jerome J. Hanauer Yahudi

(3) Guggenheim   Yahudi

(4) Max Breitung  Yahudi

(5) Isaac Seligman  Yahudi

 

 

Nama  Kebangsaan  

Bronstein (Trotsky)  Yahudi  

Apfelbaum (Zinovief)  Yahudi  

Lourie (Larine)  Yahudi  

Ouritski  Yahudi  

Volodarski  Yahudi  

Rosenfeldt (Kamanef)  Yahudi  

Smidovitch  Yahudi  

Sverdlof (Yankel)  Yahudi  

Nakhamkes (Steklof)  Yahudi  

Ulyanov (Lenin)  Yahudi  

Krylenko  Russian  

Lounatcharski  Russian  

 


* * * * *

Oct. 17 Great Britain TEL. 6084, noon r c-h 

5399 Very secret. Wright from Winslow. 

Financial aid to Bolshevik revolution in 

Russia from prominent Am. Jews. No proof re- 

but investigating. Asks to urge Brit. 

Authorities to suspend publication at least 

until receipt of document by Dept. 

* * * *

Mereka setuju untuk mengubur dokumen-

dokumen dan file-file itu , “Saya kira  kita semua 

menyimpan semua ini dalam peti es.” 

Dokumen lain yang berlabel Most Secret  yang 

asalnya tidak diketahui (mungkin FBI atau intelijen 

militer), berisi review translasi pertemuan antara Wise 

Men of Zion yang berisi : 

“Dalam konteks ini, sebuah surat telah dikirim 

kepada Tuan W berikut sebuah memorandum dari kami 

yang memastikan informasi dari Atase Militer Amerika 

bahwa fihak Inggris telah memiliki surat yang disabot 

dari berbagai kelompok Yahudi internasional sedang 

mengatur skema untuk mendominasi dunia. Copy dari 

dokumen-dokumen itu akan sangat berharga bagi kita.”

   

Laporan itu  berlanjut dengan penegasan 

bahwa Revolusi Rusia diprakarsai dan dikendalikan oleh 

grup di atas, dan bahkan pada April 1917 Jacob Schiff  

membuat pernyataan publik bahwa revolusi Rusia telah 

rampung. Di musim semi 1917, Jacob Schiff mulai 

mensokong dana bagi Trostsky  seorang Yahudi, untuk 

menyempurnakan revolusi sosial di Rusia.

Laporan di atas juga berisi data Max Warburg 

memberikan dana bagi Trotsky, peran Rheinish-

Westphalian sindikat dan Olof Aschberg (Nya Banken 

Stockholm) bersama Jivotovsky. Menjelaskan bahwa 

jaringan donatur Wall Street terhadap kaum Bolshevik 

menunjukkan keterpaduan antara Milyuner Yahudi 

dengan Yahudi Proletar. Dimuat pula beberapa  besar 

daftar nama-nama aktifis Bolshevik yang juga Yahudi, 

dan peran dari Paul Warburg, Judus Magnes, Kuhn, Loeb 

& Company, dan Speyer & Company.

Dokumen itu diakhiri dengan informasi Yahudi 

Internasional khususnya dalam konteks konflik Kristen-

Yahudi, dilengkapi cuplikan Protokolat Zions (Protocols 

of Zion- ). Beserta 

laporan itu , beberapa kabel antara Departemen Luar 

Negeri di Washington dengan kedutaan Amerika di 

London membahas langkah-langkah yang harus diambil 

atas dokumen itu .


   

Selain keempat penjaga Gulag sebelumnya, Karl Marx – Bapak Komunisme, 

Lenin, dan Jenderal Paul Von Hindenburg – perwira Jerman yang banyak 

memenangkan perang dengan Rusia pada PD I, mereka sama-sama 

memperlihatkan simbol rahasia, tangan kanan mereka adalah bentuk 

penyembahan pada tuhan Jahbuhlun. 

(


Salinan dari surat di atas adalah seperti di bawah ini :

Professor Evan Clark dalam surat di atas adalah 

Mr X-nya Presiden Woodrow Wilson. Diduga Evan Clark 

adalah agen yang turut bekerja dalam gerakan 

mensokong Boslhevik.

Salinannya adalah :

Surat diatas dari Amos Pinchot (The Order), 

pendiri American Civil Liberties Union dan aktif 

membantu Soviet pada permulaan revolusi Bolshevik. 

Surat di atas dikirimkan kepada Santeri Nourteva tanggal 

22 November 1918, hanya satu tahun setelah Revolusi 

1917. Pinchot sepenuh hati bersimpati atas pandangan 

Nuorteva terhadap situasi terkini di Soviet dan apa yang 

dilakukannya.

Siapa Nourteva ? Nama ini adalah alias dari 

Alexander Nyberg, representasi Soviet di Amerika. 

Nyberg bekerja untuk Biro Soviet (pertama disebut 

Intelijen Inggris pun kemudian memuat sebuah 

dokumen yang sama-sama menuduh konspirasi Yahudi 

dibelakang Bolshevik :

SUMMARY : Sekarang bukti-bukti telah jelas bahwa 

Boslhevisme merupakan sebuah pergerakan 

internasional yang dikendalikan oleh Yahudi; komunikasi 

terjadi diantara pemimpin-pemimpin (Yahudi) di 

Amerika, Prancis, Rusia dan Inggris yang memberikan 

persetujuan aksi..

Dokumen lain yang menunjukkan adanya 

konspirasi rahasia bankir-bankir Wall Street dengan 

aktifis Boslhevik, ditunjukkan dalam buku America's 

Secret Establisment. Introduction to The Order. Buku itu 

menyebutkan konglomerat-konglomerat seperti 

Rockefeller (Standard Oil), William Averell Harriman 

(Brown Brother, Guaranty Trust), Davison (J.P. Morgan), 

dan Thomas D. Thacher (Simpson, Thacher & Bartlett 

Law Firm), turut memberikan sumbangsih bagi 

perkembangan Bolshevik. Mereka adalah anggota dari 

perkumpulan rahasia Skull and Bones  dikenal dengan 

The Order, yang mana memiliki tujuan : 

 atau . Tujuan yang 

paralel dengan cita-cita Yahudi Internasional : 

Berikut beberapa surat antara agen Rusia dengan 

anggota The Order di Amerika, setelah rejim Bolshevik 

berdiri.

New World 

Order One World Government

World 

Domination.


 

   


 

militer Ameria untuk melatih angkatan bersenjata Soveit 

yang baru.

Berikut bagan yang menggambarkan bagaimana 

taipan-taipan Wall Street yang juga anggota The Order 

mengendalikan rejim Uni Soviet.

Finnish Information Bureau  ini pun nama palsu), 

bersama Ludwig C.A.K Martens, duta besar pertama 

Soviet dan mantan wakil presiden Weinberg & Posner. 

Kantor perusahaan di New York beralamat di Broadway 

120.

Yang jelas, Amerika khususnya Wall Street 

mengambil keuntungan dari kerja-kerja rahasianya. Ini 

pun membuktikan bahwa revolusi Bolshevik bukanlah 

revolusi sosial murni dan mendapat sokongan dari kaum 

Borjuis  kelas sosial yang seharusnya menjadi lawan 

ideologis.

Perhatikan dokumen Departemen Luar Negeri 

Amerika di bawah ini :

“ Stalin membayar upeti kepada bantuan yang 

disumbangkan oleh Amerika  Serikat (Wall Street  pen) 

untuk Industri Soviet sebelum dan sepanjang  

peperangan. Ia berkata dua pertiga dari semua 

perusahaan  industri besar di Soviet telah dibangun atas 

bantuan  Amerika Serikat maupun bantuan teknis.” 

Original in U.S. State Department Decimal File 033.1161 

Johnston Eric/6-3044 Telegram June 30. 1944.

Begitu dekatnya rejim Bolshevik dengan 

Amerika, saat  pasukan Amerika ditarik dari 

Vladivostok, kaum Bolshevik melepas dengan hangat. 

Perhatikan cuplikan koran New York Times, 15 Februari 

1920 di bawah ini :

Dalam surat kabar itu , Bolshevik menyebut 

Amerika dengan “teman sejati yang membantu disaat-saat 

kritis.”

Bahkan Amerika mengambil alih dan 

mengendalikan jalur kereta api Siberia  atas perintah 

Presiden Woodrow Wilson, hingga pemerintahan 

Bolshevik mampu mengendalikannya sendiri. Fihak 

militer Inggris dan Perancis mencatat kegiatan tidak biasa 

dari angkatan bersenjata Amerika di Siberia. Dalam 

sebuah catatan resmi pemerintah Amerika, disebutkan 

bahwa senjata dan amunisi banyak dikirim ke 

pemerintahan Bolshevik. Pada tahun 1919, selagi Trotsky 

mengkampanyekan sikap anti-Amerika dalam pidato-

pidatonya, dibalik itu secara rahasia dia meminta duta 

besar Perancis agar memohon bantuan tim inspeksi 

   

Revolusi besar Rusia yang melahirkan rejim Komunis Uni Soviet, banyak menyembunyikan fakta-fakta penting. 

Selain keterlibatan jaringan bankir Yahudi di Wall Street, dugaan adanya identitas ganda dari para pemimpin Soviet pun 

sangat kuat. Lenin, Stalin, Kruschev dan Brezhnev diyakini sebagai Yahudi.

Karl Marx merupakan keturunan dari ahli-ahli Talmud Jerman. Dalam berbagai tesisnya, 

Marx memberikan pernyataan-pernyataan yang menunjukkan kebenciannya pada Yahudi dan 

negro. Dalam Tesis Tentang Feurbach, Marx menyebut “manifesto Yahudi kotor,” selain itu 

dalam suratnya pada Sophie Sonstev, “Saya tidak suka Yahudi sama sekali....”

Pernyataannya yang anti semit, tetap tidak menghapus garis darahnya yang keturunan Yahudi.

Karl Marx

V.I. Lenin

Peneliti dari Universitas Harvard, Wayne McGuire menyatakan, “Lenin seorang Yahudi, dia 

memiliki seorang kakek Yahudi bernama Israel Bank.” Lenin memiliki nama asli Vladimir 

Ilich Ulyanov, Lenin dikenal sangat menghargai ras Yahudi dan membangga-banggakannya. 

Salah satu pernyataannya yang terkenal, “Orang cerdas di Rusia rata-rata Yahudi atau 

memiliki darah Yahudi.”

Peter Myer, penulis Hiding Behind Auschwitz mewawancarai salah satu korban selamat yang 

sudah uzur, orang tua itu Yahudi, dan dia berkata, “Mereka semua Yahudi. Marx orang Yahudi, 

Lenin itu Yahudi…..”

Leon Trotsky

Memiliki nama asli Lev Davidovich Bornstein, dialah yang menggalang ratusan relawan 

Yahudi dari Amerika dalam barisan Bolshevik dan meletuskan Revolusi.

Joseph Nedava  penulis Yahudi, menjelaskan dalam buku Trotsky and the Jews bahwa 

Trotsky fasih berbahasa Yiddish (salah satu bahasa Yahudi). “Dia (Trotsky) pura-pura tidak 

mengetahui apapun tentang Yahudi dan Judaisme.”

Selain itu, Trotzky pernah menghadiri Kongres Zionis ke-6 di Basle  Swiss tahun 1903.

Stalin

Stalin menghabiskan masa kecilnya di Georgia, keturunan yahudi dari bani Khazar. Memiliki 

nama kecil Djugashvili, yang dalam bahasa Georgia “shvili” berarti anak (son)  seperti 

Johnson : anak John. “Djuga” berarti yahudi, maka Djugashvili berarti “Anak Yahudi 

(Jewison).” Nama asli Stalin adalah Joe Jewison sebelum menggantinya dengan Joseph David 

Djugashvili, nama tipikal Yahudi.

Stalin memiliki tiga istri : Ekaterina Svanidze, Kadya Allevijah, dan Rosa Kaganovich, 

semuanya Yahudi.

Selama pergerakan revolusi, dia memiliki nana sandi “Kochba,” pimpinan Yahudi menentang 

Tsar Romanov. Itulah Yahudi, selalu berganti-ganti nama dan identitas, orang Rusia dan 

Georgia asli tidak pernah berganti nama. Hebatnya, saat  Stalin berkuasa, dia banyak 

memburu kaum Bolshevik (Yahudi). Politik muka dua ini yang berhasil menyembunyikan 

identitas dirinya sebagai Yahudi.


   

Dalam buku Richard Nixon yang berjudul “Leaders,” diceritakan sebuah kisah tentang Pinya 

Yahudi kecil (Little Jew Pinya). Menurut Nixon, Kruschev berkata padanya “Sayalah Pinya si 

Yahudi kecil itu.”

Kruschev melanjutkan, ada empat sahabat dalam sebuah penjara anarkis Ukraina, dan terdapat 

seorang sosial-demokrat cerdas dan komunis berdedikasi, dialah Pinya si Yahudi bertubuh 

pendek dan dijuluki Pinya si Yahudi kecil. Pinya dipilih sebagai pimpinan dari empat bersahabat 

itu  yang kerap berselisih faham. 

Suatu saat keempatnya sepakat untuk kabur dari penjara. Mereka menggali terowongan, dan 

saat  sampai diujung terowongan, keempatnya saling bertanya “Siapa yang harus keluar 

duluan?”. Tersadar akan resiko ditembaki penjaga, begitu ada yang keluar.

Disaat itulah, Pinya berkata “Akulah pimpinan kalian, yang telah dipilih secara demokratis. Jadi 

aku keluar duluan.”

Menutup kisahnya, Kruschev bertanya pada Nixon, “Anda tahu siapa Yahudi kecil itu? …..Pinya 

itu adalah aku.”

Nikita Solomon Kruschev

Tentang Professor Antony C. Sutton

ANTONY C. SUTTON lahir di London tahun 1925 dan kuliah di Universitas 

London, Gottingen, dan California. Menjadi warga negara Amerika Serikat 

sejak tahun 1962, beliau adalah peneliti senior di  Hoover Institution for 

War Revolution and Peace di Stanford, California tahun 1968- 1973, 

dimana beliau menghasilkan tiga volume studi monumental :  Western 

Technology and Soviet Economic Development. Pada tahun  1974, 

Professor Sutton menyelesaikan buku berjudul National Suicide: Military 

Aid to the Soviet Union, yang termasuk best seller di Barat, terutama 

Amerika, Technological and Financial Assistance to the U.S.S.R. Wall 

Street and the Rise of Hitler adalah buku keempatnya yang mengekspos 

peran korporasi Amerika dalam mendanai sosialisme internasional. Dua 

seri buku lainnya adalah : Wall Street and the Bolshevik Revolution dan 

Wall Street and FDR.

Professor Sutton selalu mempublikasikan beberapa  artikel pada jurnal  

Human Events, The Review of the News, Triumph, Ordnance, National 

Review, dan banyak lagi jurnal-jurnal lain. Kini beliau sedang mengerjakan 

dua bagian studi tentang sistem Bank Sentral (Federal Reserve) dan 

manipulasi sistem ekonomi AS. Beliau menikah dan memiliki dua orang 

putri, kini tinggal di  California.

Buku-buku karya Antony C. Sutton

Western Technology and Soviet Economic Development, 1917-1930.

Western Technology and Soviet Economic Development, 1930-1945

Western Technology and Soviet Economic Development, 1945-1965.

National Suicide: Military Aid to the Soviet Union.

Wall Street and the Bolshevik Revolution

Wall Street and the Rise of Hitler

Wall Street and FDR.

The War on Gold

How the Order Controls Education. (Yale University's Skull and Bones unmasked). 

America’s Secret Establishment an Introduction to The Order of Skull & Bones

beberapa  pinjaman asing total $800 juta bagi Jerman. 

Dana pinjaman ini yang kemudian digunakan pada medio 

dekade 1920 untuk membangun dan mengkonsolidasikan 

industri kimia dan baja Jerman, terutama I.G. Farben dan 

Vereignite Stahlwerke. Dua raksasa industri Jerman yang 

turut membantu Hitler ke puncak kekuasaan, selain 

banyak memproduksi bahan baku penting untuk PD II.

Antara 1924-1931, dibawah Dawes Plan dan 

Young Plan, Jerman harus membayar Sekutu 86 Juta 

marks. Pada saat yang sama Jerman meminjam dana luar 

negeri, terutama Amerika, sekitar 138 trilyun marks. 

Konsekuensinya, beban hutang luar negeri Jerman 

kepada Sekutu sesungguhnya ditanggung oleh lembaga-

lembaga finansial Wall Street, tentunya dengan imbal 

balik yang menguntungkan. 

Pantas dicatat bahwa sistem pinjaman dan 

bantuan dana dibuat oleh bankir-bankir internasional dan 

bahwa pinjaman berikutnya bagi Jerman sangat 

menguntungkan bagi bankir-bankir itu .

Anggota Dawes Plan terdiri dari Charles Dawes 

dan perwakilan Morgan Co., Owen Young (Presiden 

General Electric). Dawes adalah pimpinan Komite Ahli 

Sekutu (Allied Committee of Experts), yang didukung 

J.P. Morgan sendiri, T.W. Lamont (Morgan Partners), dan 

T. N. Perkins. Dari Jerman sendiri terdapat Hjalmar 

Schacht (Presiden Reichsbank), Carl Melchior, dan A. 

Voegler (Stahlweke Vereignete). Schacht dan Voegler 

memiliki peran penting dalam kebangkitan Hitler.

Pengganti dari Dawes Plan yang dipimpin oleh 

Owen D. Young (Morgan Co.), terlibat juga Hjamlar 

Schacht, dan industrialis NAZI, Fritz Thyssen. Young 

Plan sebuah alat menguasai Jerman melalui kapital 

Amerika dan menggadaikan aset-aset ril Jerman dalam 

mega hipotik yang berada di Amerika. Banyak 

perusahaan-perusahaan Jerman memiliki afiliasi dengan 

perusahaan-perusahaan dari Amerika, seperti A.E.G. 

(German General Electric) berafiliasi dengan General 

Electric Amerika.

Besarnya peran bankir-bankir Amerika dalam 

program perbaikan Jerman dan berafiliasinya banyak 

1928 : Young Plan

B. Perkembangan Industri Jerman


   

Siapa Tim Sukses Kebangkitan Hitler ?

Kontribusi kapitalis Amerika 

terhadap industri Jerman 

demi persiapan perang 

s e b e l u m  1 9 4 0  s a n g a t  

fenomenal. Bantuan itu  

s a n g a t  k r u s i a l  b a g i  

kapabilitas militer Jerman.

Bagian ini masih membahas keterkaitan elit-elit 

keuangan Wall Street dengan peristiwa-peristiwa penting 

dunia, jika sebelumnya terungkap bahwa Bolshevik 

mendapat sokongan dana dan politik dari kapitalis Wall 

Street, bagian ini pun membuka fakta tak terungkap 

bagaimana taipan-taipan Broadway bermain di sisi lain : 

membantu Hitler ke tampuk kekuasaan.

Pasca perang dunia II, Komite Kilgore senat 

Amerika memperhatikan bukti-bukti detil dari pejabat 

pemerintah bahwa : “...saat Nazi memegang tampuk 

kekuasaan di tahun 1933, Kami menemukan alur 

perencanaan yang panjang sejak 1918 dalam 

mempersiapkan Jerman menghadapi perang dimulai dari 

sudut pandang industrialisasi ekonomi...”

Pembangunan menuju perang Eropa sebelum dan 

sesudah tahun 1933 terkait erat dengan donasi keuangan 

Wall Street di tahun 1920 untuk menciptakan sistem 

ekonomi kartel Jerman, berikut bantuan teknis dari 

perusahaan-perusahaan terkemuka Amerika yang 

kemudian diketahui untuk membangun German 

Wehrmacht (angkatan bersenjata Jerman).

Kontribusi kapitalis Amerika terhadap industri 

Jerman demi persiapan perang sebelum 1940 sangat 

fenomenal. Bantuan itu  sangat krusial bagi 

kapabilitas militer Jerman. Sebagai contoh, tahun 1934 

industri domestik Jerman hanya menghasilkan 300.000 

ton minyak bumi, kurang dari 800.000 bensin, sisanya 

impor. Sepuluh tahun kemudian dalam Perang Dunia II, 

setelah alih teknologi hidrogenisasi dari Standard Oil 

New Jersey ke I.G. Farben untuk memproduksi bahan 

bakar dari batu bara; produksi Jerman mencapai 6 ½ juta 

ton minyak  85% (5 ½ juta tons) adalah bahan bakar hasil 

alih teknologi itu . I.G Farben sendiri berdiri tahun 

1926 dengan modal dari Wall Street.

Setelah kalah dalam Perang Dunia I, kehancuran 

ekonomi Jerman dan ketidakpuasan terhadap perjanjian 

Versailles dimanfaatkan dengan baik oleh bankir-bankir 

internasional untuk keuntungan mereka sendiri. 

Kesempatan untuk meraih keuntungan dari pinjaman 

untuk kartel Jerman diajukan dalam Dawes Plan 

kemudian Young Plan. Kedua program itu dirancang oleh 

bankir-bankir kaya New York yang tergabung dalam 

komite tidak resmi yang didukung diam-diam oleh 

pemerintah.

Tahun 1924, Sekutu menunjuk sebuah komite 

finansial yang dipimpin oleh bankir Amerika Charles G. 

Dawes untuk melaksanakan program persiapan 

pembayaran hutang Jerman.  Dawes Plan mengatur 

A. Jerman Pasca Perang

1924 : The Dawes Plan

Dirangkum dari buku  : Wall Street and The Rise

of Hitler

Penulis : Professor Antony C. Sutton

yang penting untuk membuat peledak, seperti tar batubara 

dan nitrogen. I.G. Farben menerima suplai benzol, toluol 

dan tar  batubara  dar i  Stahlwerke,  sebagai  

kompensasinya, Stahlwerke menerima pasokan nitrat 

dari Farben. 

Dengan kerjasama ini, I.G. Farben dan Vereinigte 

Stahlwerke memproduksi 95 persen bahan peledak 

Jerman. Peningkatan produksi ini berkat bantuan dana 

dari Wall Street dan beberapa  alih teknologi dari Amerika.

I.G. Farben dan Standard Oil bekerja sama 

memproduksi minyak sintetik dari batu bara. 

Kemampuan baru ini, mengembangkan sistem monopoli 

produksi minyak Jerman selama PD II oleh I.G. Farben. 

Setengah dari BBM ber-oktan tinggi tahun 1945 

diproduksi oleh I.G. Farben dan afiliasinya : Standard Oil 

New Jersey milik Rockefeller.

Bahkan, dua industri tank di Jerman era Hitler 

adalah cabang yang dimiliki perusahaan-perusahaan 

Amerika. Contohnya Opel yang bagian dari General 

Motors (dibawah kendali firma J.P. Morgan), kemudian 

Ford A. G adalah cabang Ford Motor Company Detroit. 

Hitler menjamin status bebas pajak untuk Opel ditahun 

1936, agar General Motors dapat mengembangkan 

produksinya. General Motors dengan berani 

menginvestasikan kembali laba yang diperoleh 

seluruhnya ke Opel. Henry Ford turut membantu 

berkembangnya industri otomotif yang melayani Hitler, 

perusahaan kimia Alcoa and Dow Chemical memiliki 

kerjasama erat dengan industri NAZI dan melakukan alih 

teknologi ke Jerman. Bendix Aviation, memiliki 

mayoritas saham Siemens & Halske A. G dan 

memberikan bantuan-bantuan teknis, serta suplai data 

sistem kendali otomatis maupun instrumen pesawat. 


   

perusahaan dan industri Jerman dengan korporasi 

Amerika, telah membangun dan memanipulasi sistem 

politik ekonomi dalam sitem kartel Jerman. Tiga 

pinjaman terbesar Wall Street bagi Jerman pada 1920-an, 

telah menghidupkan kembali korporasi-korporasi Jerman 

yang sangat pro Hitler. Kepentingan finansial Amerika 

secara direpresentasikan dalam dua perusahaan Jerman 

(A.E.G dan Stahlweke Vereignete).

Bantuan dana dari Amerika untuk Jerman adalah 

sebuah kendaraan yang lebih berperan sebagai persiapan 

Perang Dunia II daripada menciptakan perdamaian pasca 

Perang Dunia I.

Tiga kartel terbesar Jerman bersama kongsi dari 

Wall Street berikut jumlah pinjaman tergambar dalam 

tabel berikut :

Dari tabel di bawah terlihat bahwa tiga lembaga 

finansial Wall Street : New York  Dillon, Read & Co, 

Harris Forbes & Co, dan National City Co.  mengeluarkan 

dana hampir tiga perempat dari total pinjaman yang 

diberikan bagi Jerman.

Setelah pertengahan 1920-an, dua korporasi 

terbesar Jerman, I.G. Farben dan Vereinigte Stahlwerke 

mendominasi industri kimia dan baja setelah menerima 

bantuan itu .  I.G. Farben adalah produsen terbesar 

bahan-bahan kimia dasar yang digunakan oleh 

perusahaan-perusahaan petrokimia lainnya, yang dengan 

itu I.G. Farben mampu mengendalikan seluruh industri 

kimia Jerman. Sama halnya dengan Vereinigte 

Stahlwerke yang memproduksi baja muda yang 

diperlukan banyak industri dan manufaktur di Jerman. 

Kedua kartel Jerman itu saling bekerja sama yang 

menguntungkan, keduanya saling mensuplai bahan baku 


 

 Amerika dalam kebangkitan Hitler.

Bankir Jerman di Farben Aufsichsrat (Dewan 

Pengawas) pada akhir 1920 salah satunya adalah Max 

Warburg dari Hamburg. Max adalah saudara dari Paul 

Warburg seorang pendiri Federal Reserve System (Bank 

Sentral) Amerika. Bukan kebetulan jika nama Paul 

Warburg pun terdaftar dalam jajaran pimpinan I.G. 

Farben. Tetapi, Warburg bersaudara ini lolos dari jeratan 

pengadilan perang setelah PD II.

Tahun 1928, I.G Farben membentuk perusahaan 

induk sejenis di Swiss, I.G. Chemic (Inter-nationale 

Gesellschaft fur Chemisehe Unternehmungen A.G) yang 

dikendalikan I.G. Farben Jerman. Tahun berikutnya, 

perusahaan Jerman bentukan Amerika ini berubah jadi 

American I.G. Chemical Corporation, kemudian berganti 

nama jadi General Aniline & Film. Hermann Schmitz, 

organisator I.G. Farben ditahun 1925, menjadi 

pendukung Hitler dan aktifis NAZI terkemuka sekaligus 

chairman Swiss I.G. Chemic dan Presiden American I.G 

di atas. Kompleks industri Farben baik di Jerman maupun 

Amerika kemudian menjadi bagian dari proyek-proyek 

industri yang banyak mensokong mesin-mesin perang 

Wehrmacht dan S.S.

   

Tulisan ini tidak bermaksud 

mendakwa, tetapi kenyataannya 

perusahaan-perusahaan yang 

dikendalikan oleh lembaga-lembaga 

finansial raksasa dan Bank Sentral 

( F e d e r a l  R e s e r v e  S y s t e m ) ,  

m e l a k u k a n  p r o y e k - p r o y e k  

internasional dan membangun kartel 

untuk mengontrol sistem ekonomi 

dan politik dunia, khususnya Jerman 

waktu itu.

Sampai akhir 1940, Bendix Aviation memasok data-data 

teknis lengkap ke Robert Bosch untuk pesawat dan mesin 

diesel dan menerima royalti sebagai imbalannya.

Sangat Jelas, perusahaan-perusahaan Amerika 

yang berasosiasi dengan bankir-bankir Morgan-

Rockefeller New York, secara intim berperan dalam 

mengembangkan industri NAZI. Penting dicatat, 

perusahaan seperti General Motors, General Electric, 

DuPont dan lainnya, dikendalikan oleh elit-elit keuangan 

di Wall Street : J.P. Morgan Firm, Rockefeller Chase 

Bank, dan Warburg Manhattan Bank. Tulisan ini tidak 

bermaksud mendakwa, tetapi kenyataannya perusahaan-

perusahaan yang dikendalikan oleh lembaga-lembaga 

finansial raksasa dan Bank Sentral (Federal Reserve 

System), melakukan proyek-proyek internasioanl dan 

membangun kartel untuk mengontrol sistem ekonomi dan 

politik dunia, khususnya Jerman waktu itu.

Berikut akan diurai peran masing-masing 

korporasi Amerika dalam mengembangkan kemampuan 

industri dan manufaktur Jerman menjadi raksasa yang 

menakutkan dalam Perang Dunia II.

Seperti telah disebutkan di awal, I.G. Farben 

adalah manufaktur kimia terbesar di dunia, dengan 

pengaruh politik dan ekonomi yang kuat dalam rejim 

Hitler. Boleh dikatakan, I.G. Farben adalah “negara dalam 

negara.”

I.G. Farben didirikan sejak 1925, dikembangkan 

oleh pria jenius Hermann Schmitz membangun kartel 

manufaktur kimia yang terdiri dari enam raksasa kimia 

Jerman : Badische Anilin, Bayer, Agfa, Hoechst, Weiler-

ter-Meer, dan Griesheim Elektron. Keenamnya 

bergabung membentuk Internationale Gesellschaft 

Farben Industrie A.G, disingkat I.G. Farben. Tetapi tanpa 

bantuan kuat Wall Street, Hermann tidak mungkin mampu 

menggabungkan enam perusahaan besar Jerman, atau 

dengan kata lain : tanpa Wall Street tidak mungkin ada 

I.G. Farben.

Dua puluh tahun kemudian Hermann Schmitz 

diadili di Nuremburg atas tuduhan kejahatan perang yang 

dilakukan kartel I.G. Farben. Seluruh direktur I.G. Farben 

pun turut diadili dengan tuduhan yang sama, sementara 

jaringan I.G Farben yang berafiliasi dengan Amerika, 

termasuk beberapa direktur berkebangsaan Amerika, 

tidak turut diadili.

Direktur American I.G. tidak saja terkemuka di 

Wall Street dan industri Amerika, lebih dari itu secara 

signifikan berpengaruh dalam institusi-institusi 

berpengaruh. Perhatikan diagram di bawah ini.

Sebagai direktur, tentunya mereka dalam tabel di 

atas turut bertanggung jawab dengan aktifitas Farben 

keseluruhan. Seharusnya, direktur-direktur Farben asal 

Amerika pun turut diadili di pengadilan Nuremburg. 

Kecuali jika pengadilan itu justru untuk mengalihkan 

perhatian dunia dari keterlibatan elit-elit finansial 

I.G. Farben



   

Direktur American I.G. Kewarganegaraan Asosiasi 

Carl Bosch Jerman Ford Motor Co. A-G 

Edsel B. Ford Amerika Ford Motor Co. Detorit 

Max Ilgner Jerman Pengendali operasi intelijen Farben 

N.W.7 

Diadili atas kejahatan perang 

F.Ter Meer Jerman  

H.A. Metz Amerika Direktur I.G. Farben Jerman 

Direktur Bank of Manhattan 

Amerika 

C.E. Mitchell Amerika Direktur Federal Reserve Bank New 

York 

Direktur National City Bank 

Herman Schmitz Jerman Presiden I.G. Farben Jerman 

Presiden Deutsche Bank Jerman 

Presiden Bank for International 

Settlement 

Walter Teagle Amerika Direktur Federal Reserve Bank New 

York 

Direktur Standard Oil New Jersey 

W.H. von Rath Naturalisasi Direktur German General U.S. 

Electric (A.E.G) 

Paul M. Warburg Amerika Anggota utama Federal Reserve 

Bank New York 

Bank of Manhattan 

W.E. Weiss Amerika Sterling Products 

 

Daftar Direktur American I.G tahun 1930. Direktur Berkebangsaan Amerika tidak turut 

diadili pada pengadilan kejahatan Perang, Wina. 

Sumber : Moody's Manual of Investments; 1930, h.2149

Catatan : Seluruh jajaran direktur berkebangsaan Jerman diadili dalam pengadilan 

Perang : Walter Duiesberg, W.Grief, dan Adolf Kuttroff termasuk jajaran Direktur American I.G. Farben pada 

tahun itu.

lebih dari 500 perusahaan asing. Farben memiliki 

tambang batubara, pembangkit listrik, manufaktur besi 

baja, bank, litbang dan beberapa  anak perusahaan 

komersil. Terdapat lebih dari 2000 kesepakatan antara 

I.G. Farben dengan lembaga asing seperti Standard Oil 

New Jersey, DuPont, Alcoa, Dow Chemical dan banyak 

lagi dari Amerika. 

P e r a n  p e r u s a h a a n  A m e r i k a  d a l a m  

mengembangkan kartel Jerman, termasuk alih teknologi 

disebutkan dalam laporan Departemen Peperangan 

Amerika yang melakukan penyelidikan paska PD II. 

Misalnya proses pengolahan iso-oktan, bahan penting 

untuk bahan bakar pesawat, diperoleh dari Amerika.

Tahun 1939, 28 dari 43 produk utama Farben 

digunakan dalam militer Jerman. Farben mengendalikan 

sepenuhnya ekonomi perang Jerman yang dirintis sejak 

1920-1930 dengan dukungan Wall Street. Farben 

I.G. Farben secara material turut membantu 

Hitler dan partai NAZI meraih kekuasaan di Jerman tahun 

1933, I.G. Farben menyumbang 400.000 RM  ke Hitler. 

Tahun 1925, Farben menerima dana dari Wall Street untuk 

mengembangkan kartel Farben, dan $30 juta untuk 

American I.G tahun 1929. Tercantumnya beberapa  nama-

nama direktur asal Amerika (Warburg bersaudara) dalam 

I.G. Farben memastikan adanya persetujuan para 

pemegang saham Farben di Wall Street atas pemberian 

dana bagi Hitler.

beberapa  pengamat meragukan Jerman mampu 

berperang ditahun 1939 tanpa I.G. Farben. Antara 1927 

dan awal PD II, Farben telah melipatgandakan 

kemampuannya berkat bantuan teknis dan pinjaman dana 

dari Amerika, termasuk $30 juta yang ditawarkan 

National City Bank. Tahun 1939, Farben berpengaruh 

secara manajerial di hampir 380 perusahaan Jerman dan 

bahwa perusahaan swasta dapat meraih keuntungan 

melalui kekuasaan negara. 

Era 1920-an merupakan saat pengucuran dana 

besar-besaran dari Wall Street ke Jerman melalui kedua 

program reparasi di atas. Dapat dikatakan, bankir 

Amerika-lah sebenarnya yang membiayai Jerman, 

termasuk membangun sistem ekonomi kartel melalui 

Farben, A.E.G (listrik) dan Stahlwerke (besi dan baja). 

Tahun 1928, dalam rapat persiapan Young Plan, 

Presiden G.E Owen D. Young duduk sebagai ketua 

delegasi Amerika. Dia ditunjuk oleh pemerintah Amerika 

untuk menggunakan wewenang resmi pemerintah dalam 

menentukan persoalan pendanaan internasional bagi 

Jerman yang dapat menguntungkan bagi Wall Street dan 

GE. Tahun 1930, Owen D. Young menjadi ketua Board of 

General Electric Company di New York.  Young pun 

menjabat ketua Executive Committee of Radio 

Corporation of America, dan direktur German General 

Electric (A.E.G) maupun Osram di Jerman. Dia pun 

menjabat beberapa posisi penting di berbagai perusahaan 

besar Amerika seperti General Motors dan lain-lain.

Gerard Swope merupakan Presiden direktur GE 

Company dan beberapa perusahaan Jerman maupun 

Prancis, seperti A.E.G dan Osram. Swope pun menjabat 

direktur National City Bank New York. Staf direktur lain 

dari International General Electric waktu itu 

menggambarkan pengaruh Morgan Co., bahkan Young 

dan Swope diketahui merupakan representasi Morgan Co 

dalam jajaran direksi GE, termasuk Thomas Cochran  

salah satu mitra J.P. Morgan. Presiden International 

General Electric periode 1920-an adalah Clark Haynes 

Minor, salah satu direktur lain GE dalah Victor M. Cutter, 

figur penting dalam “Banana Revolutions” di Amerika 

tengah.

Sumber : Antony C. Sutton, Wall Street and The Rise of Hitler

   

Perusahaan multinasional GE 

memiliki peran yang rumit di 

a b a d  d u a p u l u h .  G E  

berkontribusi besar dalam 

membangun jaringan listrik 

nasional Uni Soviet era 1920 dan 

1930, sekaligus mengaplikasikan 

diktum Lenin : “Sosialisme =  

Elektrifikasi.”

memproduksi 100% karet sintetis Jerman, 95% gas 

beracun (termasuk gas Zyklon B yang digunakan dalam 

kamp konsentrasi), 90% plastik, 88% magnesium, 84% 

bahan peledak, 70% bubuk mesiu, 46% bahan bakar 

pesawat, dan 33% bahan bakar sintetis.

Kantor I.G. Farben di Berlin merupakan pusat 

oprasi mata-mata NAZI internasional, (N.W.7). Operasi 

yang dikendalikan direktur Farben Max Ilgner, 

keponakan presiden I.G. Farben Hermann Schmitz. Ilgner 

dan Schmitz tercatat juga sebagai jajaran direktur 

Amerikan I.G, bersama Henry Ford (Ford Motor 

Company), Paul Warburg (Bank of Manhattan), dan 

Charles E. Mitchell (Federal Reserve Bank of New York).

Firma Amerika yang bekerja dalam jaringan 

mata-mata Jerman adalah Chemnyco Inc., dengan wakil 

presiden kantor cabang di New York adalah Rudolph 

Ilgner, warga negara Amerika dan kakak dari Max Ilgner. 

Farben menjalankan operasi intelijen luar negeri sebelum 

PD II dan di dalamnya turut terlibat anggota-anggota 

firma Wall Street melalui American I.G dan Chemnyco.

Tahun 1945, Dr. Oskar Loehr, kepala deputi dari 

I.G mengkonfirmasikan bahwa I.G. Farben dan Standar 

Oil New Jersey menjalankan rencana pendahuluan untuk 

menekan pengembangan industri karet sintetis di 

Amerika, mengembangkan angkatan bersenjata 

(wehrmacht) Jerman, dan melemahkan Amerika dalam 

PD II.

Perusahaan multinasional GE memiliki peran 

yang rumit di abad duapuluh. GE berkontribusi besar 

dalam membangun jaringan listrik nasional Uni Soviet era 

1920 dan 1930, sekaligus mengaplikasikan diktum Lenin 

: “Sosialisme =  Elektrifikasi.” GE memiliki hubungan 

sangat erat dengan Roosevelt, karena keluarga Presiden 

itu merupakan salah satu pemegang saham GE. Selain, 

GE sangat dekat dengan rejim komunis Soviet dan turut 

membangun industri listrik disana.

Dalam menelusuri sejarah Jerman sebelum 

perang dan kebangkitan NAZI-Hitler, ditemukan fakta 

direktur GE Gerard Swope dan Owen D. Young terlibat 

dalam perubahan peta politik Jerman dan tenggelamnya 

demokrasi seiring berkuasanya Hitler. Bahkan kedua 

direktur itu  berada dibalik pembangunan Uni Soviet, 

dan jaringan Roosevelt.

GE memiliki anak perusahaan di Jerman, 

Allgemeine Elektrizitats Gesellschaft (A.E.G) atau 

German General Electric (GGE), dengan direkturnya 

Walter Rathenau. Rathenau adalah seorang sosialis yang 

menentang kebebesahan berusaha dan kompetisi, sama 

seperti koleganya Gerard Swope.  Baik Rathenau maupun 

Swope menginginkan proteksi dan peran negara demi 

keuntungan mereka sendiri.

Owen D. Young (GE) adalah salah satu dari tiga 

delegasi Amerika dalam pertemuan Dawes Plan 1923 

yang merancang program reparasi Jerman. Owen 

kemudian memimpin program reparasi setelah Dawes 

Plan, yaitu Young Plan. Dalam kedua program itu terlihat 

General Electric (GE)

Waktu Peminjam 

Bank Pengelola 

Dana di Amerika 

Jumlah 

Pinjaman 

26 Januari 1925 Allgemeine 

Elektrizitats-

Gesellschaft 

(A.E.G) 

National City Co. $10.000.000 

9 Desember 1925 A.E.G - $10.000.000 

22 Mei 1928 A.E.G National City Co. $10.000.000 

7 Juni 1928 A.E.G National City Co. $5.000.000 

 


Tahun 1915 dan seterusnya International  

General Electric (IGE) yang berlokasi di 120 Broadway 

New York, mengelola investasi asing, manufaktur dan 

penjualan bagi GE. IGE membeli banyak saham di 

berbagai perusahaan manufaktur asing, seperti 25-30% 

saham di A.E.G  dan Osram. Memegang mayoritas saham 

membuat GE dapat menempatkan empat direkturnya di 

A.E.G dan Osram, termasuk berpengaruh besar dalam 

kebijakan internal perusahaan. Kepemilikan signifikan 

dalam A.E.G dan Osram memiliki benang merah dengan 

aliran dana Hitler tahun 1933. Sebuah slip transfer bank 

tanggal 2 Maret 1933 dari A.E.G ke Delbruck Schickler & 

Co di Berlin beberapa  60.000 Reichsmark (RM) 

didepositokan pada rekening “Nationale Treuhand” 

(National Trusteeship) milik Hitler. 

I.G. Farben merupakan donatur domestik 

terpenting bagi Hitler, dan seperti telah dibahas 

sebelumnya, I.G. Farben berada dalam kontrol American 

I.G. Bahkan beberapa direktur A.E.G tercantum juga 

sebagai pejabat Farben, seperti Hermann Bucher, Julius 

Flechtheim, dan walter von Rath. I.G. Farben 

menyumbang 30% tabungan deposito Hitler tahun 1933.

Walter Fahrenhorst dari A.E.G juga menjabat di 

Phoenix A-G, Thyssen A-G dan Demag A-G, semuanya 

lembaga penyumbang dana Hitler. Demag A-G yang 

salah satu direkturnya Friedrich Flick dari A.E.G, 

menyumbang 50.000 RM ke Hitler, Accumulatoren 

Fabrik A-G menyumbang 25.000 RM dan memiliki 

direktur dari A.E.G : August Pfeffer dan Gunther Quandt. 

Quandt secara pribadi memegang 75 persen saham 

Accumulatoren Fabrik.

Osram Gesellschaft dengan 16 2/3 sahamnya 

milik IGE pun memiliki dua direktur dari A.E.G, yaitu 

Paul Mamroth dan Heinrich Pferls. Osram menyumbang 

40.000 RM langsung ke rekening Hitler.

Dengan kata lain, hampir seluruh direktur 

German General Electric (A.E.G) merupakan penyokong 

dana Hitler, dan mereka pun memegang kendali banyak 

perusahaan-perusahaan Jerman lainnya yang turut 

memberikan bantuan dana bagi Fuhrer.

Tahun 1939, industri listrik dan elektronika 

Jerman memiliki afiliasi kuat dengan dua perusahaan 

Amerika : International General Electric (IGE) dan 

International Telephone and Telegraph (ITT). Perusahaan 

   

Dengan kata lain, hampir 

seluruh direktur German 

General  Electr ic  (A.E.G)  

merupakan penyokong dana 

H i t l e r,  d a n  m e re k a  p u n  

memegang kendali banyak 

perusahaan-perusahaan Jerman 

lainnya yang turut memberikan 

bantuan dana bagi Fuhrer.

Akhir 1920, Young, Swope dan Minor pindah ke 

industri listrik Jerman, memperoleh untung dan 

mengendalikan urusan internal A.E.G maupun Osram. 

Juli 1929 sebuah kesepakatan dicapai antara GE dan tiga 

perusahaan Jerman : A.E.G, Siemens & Halske, dan 

Koppel and Company,  yang masing-masing memegang 

saham di Osram.  GE membeli 16% saham Osram 

sekaligus mengendalikan produksi dan marketing lampu 

listrik internasional. Diketahui Clark Minor dan Gerard 

Swope menjadi direktur Osram.

Agustus 1929, 14 juta marks saham A.E.G dibeli 

oleh GE, yang berarti GE memegang 25% saham A.E.G. 

Selain itu dicapai kesepakatan antara kedua perusahaan, 

seperti alih teknologi dari Amerika ke Jerman, termasuk 

pembelian hak paten. A.E.G tidak turut terlibat dalam 

manajemen G.E, sebaliknya G.E akan membiayai seluruh 

ekspansi pasar A.E.G di Jerman. Hal itu terlihat dari tidak 

tercantumnya representasi A.E.G dalam jajaran direksi 

G.E di Amerika, tetapi lima orang Amerika menjadi 

direksi A.E.G Jerman.

Pada 1930, GE secara efektif telah memonopoli 

industri listrik Soviet dan segera melakukan penekanan 

pasar di Jerman, khususnya grup Siemens. Januari 1930, 

tiga direktur G.E dipilih menjadi jajaran direksi A.E.G : 

Clark Minor, Gerard Swope dan E.H. Baldwin, mereka 

memimpin International General Electric (I.G.E) 

melanjutkan rencana merger industri listrik dunia ke 

dalam kartel raksasa dibawah kendali Wall Street.

Bulan Februari GE berusaha menguasai raksasa 

Jerman, Siemens & Halske, namun mengalami hambatan 

besar dari perusahaan-perusahan Jerman seperti Dillon 

dan Read of New York. Akibatnya GE gagal 

menempatkan orang-orangnya dalam jajaran direksi 

Siemens, kejadian ini disebut pers Jerman sebagai 

“peristiwa ekonomi bersejarah dan langkah penting bagi 

masa depan dunia listrik.” Siemens berhasil menjaga 

kemandiriannya dari GE, The New York Times 

melaporkan :

“Seluruh media memperhatikan fakta bahwa Siemens, 

berbeda dengan A.E.G, mampu memelihara 

kemandiriannya bagi masa depan dan memastikan 

bahwa tidak ada perwakilan GE akan duduk dalam 

jajaran direksi Siemens.”

Uniknya, ketiadaan wakil Amerika (GE) dalam 

Siemens mendorong pada fakta tidak terbuktinya grup 

Siemens, baik Siemens & Halske maupun Siemens-

Schukert, berpartisipasi dalam pendanaan Hitler. Siemens 

menyumbang dana ke Hitler hanya sedikit itu pun secara 

tidak langsung melalui sahamnya di Osram. Sebaliknya, 

baik A.E.G dan Osram secara langsung mensuplai dana 

bagi Hitler melalui Nationale Treuhand. Siemens meraih 

kemandiriannya pada awal 1930 saat  A.E.G dan Osram 

berada dalam dominasi Amerika dengan adanya direktur 

dari negeri Paman Sam. A.E.G dan Osram, turut 

mendukung pendanaan Hitler, saat  mereka memiliki 

direktur dari Amerika.

Langkah-langkah pimpinan perusahaan 

multinasional  seperti G.E dengan afiliasinya A.E.G dan 

Osram dalam membiayai Hitler, mengangkat ide radikal 

negara dikendalikan kepentingan konglomerasi swasta.


Luputnya pabrik-pabrik A.E.G dari pemboman 

diketahui oleh United States Strategic Bombing Survey. 

Pada akhir PD II, tim investigasi Sekutu mengirimkan tim 

untuk memeriksa kerusakan akibat pemboman di pabrik-

pabrik Jerman. Tim itu  berisi Alexander G.P.E 

Sanders (ITT New York) Whit-worth Ferguson (Ferguson 

Electric Company New York), dan Erich J. Borgman 

(Westinghouse Electric). Namun dibalik tujuan resmi 

mereka, sejatinya tim itu  berusaha agar industri 

elektornika dan listrik Jerman, khususnya yang berafiliasi 

dengan perusahaan Amerika, secepat mungkin beroperasi 

kembali. Seperti yang dilaporkan Ferguson “Pabrik-

pabrik itu segera dapat berproduksi kembali.”

   

Fakta yang sangat aneh 

dalam Perang Dunia II, 

seluruh komplek industri 

perusahaan Jerman yang 

memiliki afiliasi dengan 

Amerika seperti pada tabel di 

bawah, tidak pernah menjadi 

sasaran pemboman maupun 

serangan tentara Sekutu.

listrik dan elektronika besar Jerman rata-rata memiliki 

afiliasi dengan IGE dan ITT.

Fakta yang sangat aneh dalam Perang Dunia II, 

seluruh komplek industri perusahaan Jerman yang 

memiliki afiliasi dengan Amerika seperti pada tabel di 

bawah, tidak pernah menjadi sasaran pemboman maupun 

serangan tentara Sekutu. Kompleks industri itu pernah 

secara tidak disengaja diserang dari udara, tetapi tidak 

menyebabkan kerusakan besar. Peristiwa itupun hanya 

terjadi sekali. Kontras sekali jika kita merujuk laporan 

U.S. Strategic Bombing Survey, “Pergerakan perang di 

Jerman selalu menghitung kepentingan dan keuntungan 

menjadikan jaringan listrik sebagai sasaran bom.” 

Sebaliknya, pabrik Brown Boveri di Mannheim 

dan Siemensstadt di Berlin, yang tidak berafiliasi dengan 

perusahaan Amerika, hancur porak-poranda.

Salah satu kompleks industri yang luput dari 

sasaran pemboman adalah fabrik A.E.G di 185 

Muggenhofer Strasse, Nuremburg. Sebelum perang, 

kompleks industri Nuremburg menghasilkan oven, 

radiator, water heater, toaster, setrika dan sebagainya. 

Pada era perang, kompleks itu memproduksi banyak 

peralatan perang seperti perlengkapan metal untuk 

komunikasi, amunisi dan ranjau. Kompleks Nuremburg 

tidak mengalami kerusakan serius dalam serangan udara 

Sekutu 20-21 Februari 1945, akhir PD II.

Kompleks German General Electric (A.E.G) 

yang luput dari pemboman adalah kompleks di 

Koppelsdorf yang memproduksi  radar dan antena bom. 

Pusat industri A.E.G lain yang lolos dari serangan 

tergambar dalam tabel di bawah ini :

Daftar Pabrik Miliki A.E.G yang luput dari pemboman di PD II

Kompleks Industri Lokasi Produk 

Werk 

Reiehmannsdoff 

mit 

Unterabteilungen in 

Wallendorf und 

Unterweissbach 

Kries Saalfeld Measuring 

Instruments 

Werk 

Marktschorgast 

Bayreuth Starters 

Werk F18ha Sachsen Short Wave Sending 

Sets 

Werk Reichenbach Vogtland Dry Cell Batteries 

Werk Burglengefeld Sachsen/S.E. 

Chemnitz 

Heavy Starters 

Werk Nuremburg Belringersdorf/ 

Nuremburg 

Small Components 

Werk Zirndorf Nuremburg Heavy Starters 

Werk Mattinghofen Oberdonau 1 KW Senders 250 

Meters & long wave 

for torpedo boats & 

U-boats 

Unterwerk Neustadt Coburg Radar Equipment 

 


terhadap NAZI yaitu mensuplai cairan ethyl. Proyek yang 

bekerja sama dengan General Motors ini mengerjakan 

cairan Ethyl sebagai campuran anti detonasi yang 

digunakan dalam bahan bakar pesawat maupun 

kendaraan darat, dan mampu meningkatkan efisiensi 

mesin.

Tahun 1924, Ethyl Gasoline Corporation 

dibentuk di New York atas kerjasama Standard Oil New 

Jersey dengan General Motors Corporation yang 

memegang paten dan jalur distribusi tetraethyl dan cairan 

ethyl baik domestik maupun luar negeri. Tahun 1935 

Ethyl Gasoline Corporation mentransfer teknik ini ke 

Jerman untuk digunakan dalam program pembangunan 

kembali persenjataan NAZI. Bantuan ini dilakukan 

dibawah protes pemerintah Amerika. Bahkan sebuah 

pabrik tetraethyl segera didirikan dengan kepemilikan 

bersama dua perusahaan itu .

Tahun 1938, German Luftwaffe membutuhkan 

500 ton tetraethyl. Cairan Ethyl ini disarankan oleh 

seorang pejabat DuPont untuk digunakan dalam armada 

militer. Kebutuhan ethyl itu  diperoleh dari pinjaman 

Ethyl Export Corporation New York kepada Ethyl 

G.m.b.H Jerman, dalam transaksi yang diatur oleh Reich 

Air Ministry dan direktur I.G. Farben, Mueller Cunradi. 

Pengamanan bantuan ethyl diatur pula dalam sebuah 

surat tertanggal 21 September 1938 melalui Brown 

Brothers, Harriman & Co. New York.

Selain alih teknologi hidrogenisasi untuk 

menghasilkan minyak sintetis dan proses tetraethyl untuk 

bahan bakar, Standard Oil mentransfer teknologi untuk 

menghasilkan kare