kematian menurut islam 13

Rabu, 13 September 2023

kematian menurut islam 13


 mereka, "Mengapa kamu menjadi
salui terhadap lwmi? " (QS.Fushshilat: 2l)
Anggota Tubuh yang Pertama Kali Bersaksi adalah Paha dan Telapak
Tangan
Abu Bakar ibn Abu Sayibah mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Pada hari kiamat, manusia datang dalam keadaan bisu, dan yang
pertama sekali berbicara adalah paha dan telapak tangannya."
Sabda Beliau saw mengandung dua makna:Pertama: Anggota tubuh dapat berbicara ditujukan untuk
mempermalukan orang yang berbuat jahat di hadapan semua makhluk di
akhirat. Dimana, walaupun telah tertulis di dalam kitab amal (buku catatan
amal), namun anggota tubuhnya tetap berbicara untuk mengatakan
kejahatan-kejahatannya. Sebab, di dunia ia berbuat keji dengan terang￾terangan; hatinya terpaut kepada perbuatan keji dan tidak mengingat Allah
sedikitpun. Ia tidak takut melakukan perbuatan itu, bahkan senang ketika
melakukannya. Jadi Allah SWT juga terang-terangan membuka
kejahatannya kepada semua makhluk melalui kesaksian anggota tubuh
sendiri.
Allah SWT mengatakan hal tersebut dan firman-Nya yang berbunyi:
[Allah berfirnnn:J "lnilah kitab [cototanJ Kami yang menuturkan
terhadapntu dengan benar. Sesungguhnya Kami teluh menyuruh mencatal
apa yang telah kamu kerjakan." (QS. al-Jatsiah:29)
Kedua: Boleh jadi ia membaca kitab amal (buku catatan amal)nya tapi
tidak paham dengan apa yang dibacanya, bahkan ia mengingkarinya.
Sehingga Allah menutup mulutnya ketika itu dan digantikan oleh anggota
badannya untuk berbicara. Anggota badan yang ketika di dunia tidak bisa
berbicara menjadi saksi kejahatan yang diperbuatnya.
Diriwayatkan dari Anas ibn Malik ra, ia berkata:
Suatu saat kami berada di dekat Rasulullah saw, dan tiba-tiba Beliau
tertawa. Beliau berkata. "Tahukah kalian apa yang aku tertawakan?" Kami
menjawab, "Allah dan rasul-Nya yang mengetahuinya." Beliau saw lalu
bersabda, "Yang membuatku tertawa adalah dialog antara seorang hamba
dengan Tuhannya di akhirat. Hamba itu berkata, 'Wahai Tuhanku, bukankah
tidak ada kezhaliman dari Engkau pada hari ini?' Allah menjawab, 'Benar'.
Hamba itu berkata lagi, 'Kalau begitu, periksalah diriku. Niscaya tidak ada
kejahatan padanya. Aku tidak membolehkan diriku menjadi saksi, melainkan
terhadap yang baik-baik saja'. Allah menjawab, 'Cukup anggota tubuhmu
yang lain yang menjadi saksinya, bersama dengan malaikat pencatat amal'.
Lalu ditutuplah mulut hamba itu sehingga ia tidak dapat berkata-kata lagi,
dan anggota tubuhnya diperintahkan untuk menjadi saksi dari amalan yang
diperbuatnya. Anggota-anggota tubuhnya lalu berbicara tentang kej ahatan￾kejahatannya, sehingga hamba itu mencaci tubuhnya sendiri dengan
perkataan, "Menjauhlah dariku; kamu sekarang menjadi musuhku." (HR.
Muslim)
Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba didatangkan pada hari
kiamat lalu dikatakan kepadanya, 'Bukankah telah Aku berikan
pendengaran, penglihatan, harta, dan anak kepadamu? Bukankah telah Aku
mudahkan bagimu akan binatang ternak dan ladang pertanian? Bukankah
telah Aku jadikan kamu menjadi penguasa terhadap suatu kaum danbukankah telah kamu ambil seperempat dari usaha dan hasil perkebunan
mereka dengan kekuasaan yang ada pada kamu itu? (Biasanyapara penguasa
kaum mengambil seperempat hasil usaha kaum itu). Apakah kamu tidak
mengira bahwa kamu akan menemui-Ku pada hari ini?' Orang itu
menjawab, 'Tidak, wahai Tuhanku'. Allah lalu berkata, "Jadi Aku lupakan
kamu pada hari ini sebagaimana dulu kamu melupakan-Ku. (Aku tinggalkan
kamu di dalam azab api neraka sebagaimana kamu meninggalkan
mengenali-Ku dan beribadah kepada-Ku)'." (HR. at-Tirmidzi dari Abu
Hurairah)
Jika dikatakan, "Apakah orang-orang kafir dihadapkan ke hadapan
Allah di akhirat dan diminta pertanggungiawabannya?" maka kami
menjawab, "Benar, dengan daliI sebagai berikut:
Allah SWT berfirman:
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah
diulus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
pula rasul-rasul Kami. (QS. al-A'raf: 6)
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada
Tuhannya [tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukanJ. Berfirman
Allah, "Bukankah fkebangkitanJ ini benar?" Mereka menjawab, "Sungguh
benar, demi Tuhan kami." Berfirman Allah, "Karena itu rasakanlah azab
ini, disebabkan kamu mengingkari fnyaJ. " (QS.al-An'am: 30)
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat
dusta terhadap Allah? Mereka itu al<an dihadaplcan kepada Tuhan mereka
dan para sal<si akan berkata, "Orang-orang inilah yang telah berdusta
terhadap Tuhan mereka." Ingotlah, httukan Allah [ditimpakanJ atas orang￾orangyangzalim. (QS. Hud: l8)
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tulwnmu dengan berbaris.
Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan
kamu pada kali yang pertama; bahkan komu mengatakan bahwa Komi
sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu [memenuhiJ perjanjian.
(QS. al-Kahfi:48)
Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian
sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (QS. al-Ghasyiah:
25-26\
Don berkatalah orang-orang kafir kepado orang-orangyang beriman,
"Ilrutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu," dan
mereka [sendiriJ sedikitpun tidak [sanggupJ, memikul dosa-dosa mereka.
Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orcmg pendusta. Dan
sesungguhnya mereka akan memihrl beban [dosal mereka, dan beban￾beban [dosa yang lainJ disamping beban-beban mereka sendiri, dansesungguhnya mereka akun dilanya padu huri kiamol tentang apu yang
selalu mereka ada-odakan (QS. al-'Ankabut: I2-l3)
Banyak lagi ayat lain yang menyatakan bahwa orang-orang kafir
dihadapkan ke hadapan Allah dan dimintai pertanggungiawabannya.
Firman Allah SWT yang berbunyi: Orang-orong yang berdosa dikenal
dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. (QS. ar￾Rahman: 4l) dan sabda Rasulullah saw, "sekelompok orang keluar dari
neraka lalu mereka berkata, "Kami diazab bersama tiga kelompok manusia;
yaitu para penguasa yang zalim, orang-orang musyrik, dan para pelukis."
Mungkin terjadi setelah kebaikan dan kejahatan mereka ditimbang dan kitab￾kitab telah dibagikan kepada masing-masing mereka' Hal tersebut
ditunjukkan oleh kata-kata terakhir dari hadits tersebut, yaitu kata-kata "Dan
para pelukis." Jika para pelukis adalah orang-orang Islam, maka mereka
pasti ditanya dan dihisab, bahkan mereka orang yang paling berat
siksaannya.
Mengenai hisab ini, sebagian ulama berkata, "Allah SWT hanya
menyebutkannya secara global, lalu hadits-hadits yang menerangkannya.
Dalam beberapa hadits diterangkan bahwa kebanyakan orang Mukmin akan
masuk surga tanpa dihisab, sehingga manusia secara umum terbagi kepada
tiga kelompok; yaitu orang yang tidak dihisab sama sekali, yang dihisab
secara ringan (kedua kelompok ini dari kalangan orang Mukmin), dan yang
dihisab hisab yang berat (dari kalangan orang Islam dan orang-orang kafir).
Sebagaimana di antara orang-orang Mukmin, ada orang-orang yang
lebih dekat kepada rahmat Allah sehingga dimasukkan ke dalam surga tanpa
dihisab, maka diantara orang-orang kafir ada orang-orang yang lebih dekat
kepada murka Allah sehingga mereka masuk neraka tanpa dihisab sama
sekali.
Abdullah ibn al-Mubarak menyebutkan dari lbn 'Abbas ra, bahwa
setelah mereka dimasukkan ke neraka, baru disebarkan kitab-kitab dan
ditegakkan timbangan-timbangan pahala dan dosa, kemudian seluruh
makhluk didatangkan untuk dihisab.
Jika dikatakan: Allah SWT berfirman:
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereko pada hari itu benar-benar
terhalangdari [melihatJ Tuhan mereka. (QS. al-Muthaffifin: l5)
Korun berkata, "sestmgguhnya aku hanya diberi harto itu, karena
ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, balwasanya
Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidakloh perlu
ditanya kepada orong-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereko.
(QS. al-Qashash: 78)Sesungguhnya orqng-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit
[murahJ, mereka itu sebenarnyo tidak memakan ftidak menelanJ ke dalam
perutnya melainkan api, dan Allah tidok akan berbicara kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa
yqng omat pedih. (QS. al-Baqarah: 174)
maka kami menjawab, "Kiamat mempunyai banyak tempat
pelaksanaan perkara; ada tempat yang ada tanyajawab, dan ada yang tidak
ada tanyajawabnya sama sekali. Jadi, sebenarnya tidak ada pertentangan di
antara ayat sedikitpun."
'lkrimah ra berkata, "Kiamat mempunyai banyak tempat pelaksanaan
perkara; ada tempat yang ada tanya jawab dan ada yang tidak ada tanya
jawabnya sama sekali."
Ibn 'Abbas ra berkata, "Pertanyaan yang dihadapkan kepada mereka
bukan pertanyaan yang berisi pujian terhadap perbuatan baik. melainkan
pertanyaan yang bersifat menyudutkan dan celaan terhadap perbuatan dosa
mereka. Hal tersebut berdasarkan firman-Nya: Maka demi Tuhanmu, Kami
pasti akan menanyai mereka semuo. (QS. al-Hijr: 92)
Ahli takwil berkata, "Telah dikatakan bahwa orang-orang kafir dihisab
di hari kiamat karena kekafiran dan kebangkangan mereka terhadap Allah
SWT sepanjang hidup mereka. Mereka mendapat celaan yang keras di
akhirat dan akan dimintai pertanggungiawaban dari perbuatan mereka karena
mendustakan para rasul, padahal telah jelas kebenaran yang dibawa oleh
para rasul itu.
Allah SWT berfirman, *Ikatilah jalan komi, dan nanti kami akan
memilai dosa-dosamu," dan mereka [sendiriJ sedikitpun tidak [sanggupJ,
memihtl dosa-dosa merelra. Sesmgguhnya mereka adalah benar-benar
orang pendusta. Dan sestmgguhnya merelu akan memikul beban [dosaJ
mereka, dan beban-beban [dosa yang lainJ disamping beban-beban mereka
sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang
apa yang selalu mereka ada-adakon (QS. al-'Ankabut: 12-13)
Ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah itu sangat banyak.
Barangsiapa memperhatikan akhir surah al-Mukminun: Apabila
sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka
pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (QS. al￾Mu'minun: l0l) sampai akhir dari surah ini, maka akan jelas kebenaran
masalah ini.
Ibn al-Mubarak mengatakan dari Ibn 'Abbas, ia berkata, "setelah
ketiga kelompok manusia dimasukkan ke neraka, baru disebarkan kitab-kitab dan ditegakkan timbangan-timbangan pahala dan dosa, kemudian seluruh
makh luk didatangkan untuk dihisab."
Pertanyaan: Ada hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh
'Aisyah bahwa Beliau saw bersabda, "Tidak dihisab seorang hamba di hari
akhirat, melainkan ia masuk surga." Hal ini dikarenakan hisab hanya untuk
menghitung pahala dan memberikan balasan amal kebaikan' Sedangkan
orang-orang kafir tidak mempunyai kebaikan sedikitpun, sehingga tidak ada
yang dihisab dari mereka. Disamping itu, yang menghisab adalah Allah
SWT, sementara Allah telah mengatakan (bahwa): Sesungguhnya orang'
orang yang menyembunyikan apq yong telah diturunkan Allah, yaitu al'
Kitab dan menjualnyo dengan harga yang sedikit [murah], mereko itu
sebenarnya tidak memakan ftidak menelan] ke dalam perutnya melainkan
api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan
tidak akan mensucikan mereka dan bagi merekq siksa yang amat pedih. (QS.
al-Baqarah:174)
Jawab: Hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah bertentangan dengan
hadits-hadits dan ayat-ayat yang berbicara tentang masalah ini. Sedangkan
makna perkataan Allah tersebut adalah: Dia tidak berbicara kepada mereka
tentang yang baik-baik yang mereka inginkan.
Allah SWT berfirman: Tinggallah dengan hina di dalamnyo dan
janganlah kamu berbicara dengan l/ru. (QS. al-Mu'minun: 108)
Menurut pendapat lainnya, bahwa pertanyaan di dalam firman Allah
SWT yang berbunyi: Kartm berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta
itu, kqrena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui,
bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umot-umat sebelumnya
yang lebih htat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan
tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa￾dosa mereka. (QS. al-Qashash: 78) Pada waktu itu monusia dan iin tidak
ditanya tentang dosanya. (QS. ar-Rahman: 39) adalah pertanyaan yang
berfungsi membedakan wajah orang-orang beriman dari wajah orang-orang
kafir, karena jika saat itu yang mendapat pertanyaan tersebut wajah orang￾orang beriman maka menjadi berseri-seri dan menjawabnya dengan hati
yang lapang, tetapijika yang mendapat pertanyaan wajah orang-orang kafir
maka menjadi hitam legam. Dari wajah mereka, dapat diketahui orang yang
akan dimasukkan ke surga atau neraka. Sebab, malaikat tidak butuh jawaban
mereka untuk mengetahui perbuatan mereka di dunia karena malaikat sudah
mengetahuinya.
Orang-orang yang mengatakan seperti itu berpendapat bahwa
pertanyaan di hari kiamat berbeda dari pertanyaan yang ada sebelumnya,
yaitu pertanyaan dua orang malaikat kepada si mayat setelah ia dimasukkan
ke dalam kubur dan orang-orang yang menguburkannya kembali kerumahnya masing-masing, sebagaimana yang diterangkan di dalam hadits
Rasulullah saw. Di dalam kubur itu mereka ditanya tentang Tuhan, agama,
dan nabi mereka. Maksudnya, ketika di akhirat, malaikat tidak menanyakan
hal itu lagi kepada mereka untuk menentukan Islam atau kafirnya, karena
sudah ditanyakan sebelumnya.
Dalil mereka adalah firman Allah SWT yang berbunyi: Maka demi
Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua. (QS. al-Hijr: 92)
dimana Allah SWT mengkhabarkan kepada kita bahwa pertanyaan yang
akan diajukan kepada orang-orang kafir adalah tentang amalan-amalan
mereka. Sedangkan pertanyaan tentang kekafiran dan pembangkangan
mereka terhadap ayat-ayat Allah telah ditanyakan sebelumnya ketika berada
di dalam kubur.
Alam Menjadi Saksi di Akhirat
Suatu kali, setelah Rasulullah saw membacakan firman Allah SWT
yang berbunyi: Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. (QS. az￾Zalzalah: 4) Beliau bertanya, "Tahukah kalian tentang berita yang
disampaikan oleh bumi itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan rasul-Nya
yang mengetahuinya." Beliau berkata, "Berita itu berupa kesaksian bumi
terhadap amal perbuatan hamba atau umat yang dilakukannya. Bumi berkata,
'Pada hari itu ia melakukan hal ini di permukaanku'." (HR. at-Tirmidzi dari
Abu Hurairah)
Rasulullah saw bersabda, "Setiap datang siang kepada anak Adam itu
ia akan berkata kepadanya, 'Wahai anak Adam, aku makhluk yang baru, dan
aku akan menjadi saksi di hari akhirat terhadap perbuatan yang kamu
lakukan. Jadi lakukan amal kebaikan pada siangku ini supaya aku saksikan
kebaikan itu nanti di akhirat. Sebab kalau aku sudah pergi maka aku tidak
kembali lagi." Malam juga berkata demikian kepadanya." (HR. Abu Nu'aim
dari Ibn Yasar)
Ibn al-Mubarak dari Abdullah ibn 'Amru ibn al-'Ash berkata, '.Siapa
yang sujud di suatu tempat, seperti di dekat pohon atau batu, maka pohon
atau batu itu menjadi saksi baginya di hari kiamat."
Ibn Abu Khalid berkata, "Aku mendengar Utsman ibn 'Affan
membacakan firman Allah SWT:
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah menculrupkan bagi mereka [batasanJ
pekerjaan-pekerjaan mereka sedangkan mereka tidak dirugikan. Dan orang￾orang yang beriman berkata, "Mengapa tiada diturunkan suatu surah?"
Maka apabila diturunkan suatu surah yang jelas maksudnya dan disebutkan
di dalamnya [perintahJ perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakitdi dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orong, yang
pingsan karena takut mali, dan kecelakaanlah bagi mereka. Taal dan
mengucapkan perkatoan yang baik [adalah lebih baik bagi merekaJ.
Apabila telah tetap perintah perang [mereka tidak menyukainyaJ. Tetapi
jikalau mereka benar [imannyal terhadap Allah, niscaya yang demikian ilu
lebih baik bagi mereko. (QS. Qaf: 19 dan2l),
Lalu ia berkata, "Seseorang menggiringnya ke hadapan Allah SWT
dan seorang saksi menjadi saksi atas perbuatannya di dunia." Rasulullah saw
bersabda, "Harta itu hijau (sangat memikat); pemilik harta yang paling baik
adalah yang memberikan sebagiannya kepada orang miskin, anak yatim, dan
orang yang sedang dalam perjalanan. Barangsiapa mendapatkan harta
dengan cara yang tidak benar, maka ia seperti orang yang makan tapi tidak
akan kenyang, dan harta itu menjadi saksi baginya di hari kiamat. (HR.
Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri)
Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah jin, manusia, pohon, batu, dan
tanah mendengar suara adzan, melainkan ia menjadi saksi di hari kiamat."
(HR. Abu Sa'id al-Khudri)
Jadi renungkanlah oleh Anda wahai saudaraku. Sekalipun Anda
seorang yang adil dalam memberi kesaksian, namun alam tetap menjadi
saksi atas segala amal perbuatan yang Anda lakukan; tidak sedikitpun yang
luput dari laporannya.
Allah SWT berfirman:
Kamu tidak berada dalam suatu kcadoan dan tidak membaca suatu
ayat dari Al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekeriaon,
melainkan Kami menjadi salcsi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak
luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah [atomJ di bumi
ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak [pulal yang lebih
besar dari itu, melainkan [semua tercatatJ dalam kitab yang nyato [Lauh
MahfuzhJ. (QS. Yunus: 6l)
Oleh karena itu, berbuatlah amal kebaikan seperti orang yang benar￾benar sadar bahwa perbuatannya dipersaksikan di hari akhirat. Mahasuci
Allah dan tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Sulaiman ibn Rasyid berkata, "Telah sampai kepadanya berita yang
mengatakan bahwa tidak ada sesuatupun yang menyaksikan perbuatan di
dunia ini, melainkan menjadi saksi di akhirat bersama saksi-saksi yang lain.
Tidak ada sesuatupun yang memuji seorang hamba di dunia, melainkan akan
memujinya di akhirat bersama saksi-saksi yang lain. Perkataan tersebut
benar, karena didukung oleh firman Allah SWT:
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah
hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orcmg perempuan.Apakah mereka menyaksikan penciptaon malaikat-malaikal itu? Kelak akan
itt lttl-n persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pert anggStngi awaDan. (QS. az-Ztkhtuf: 19)
Mereka itulah orang-orang yang telah pasti keletopan [azabJ atas
mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dariiin dan
manusia. sesungguhnya mereko adalah orang-orang yang merugi. (QS. al￾Ahqaf: 18) Allahu a'lam."
Para Rasul Dimintai Pertanggungiawaban di Akhirat
Allah SWT berfirman:
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umal-umat yang telah
diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
pula rasul-rasul Kami. (QS. al-A'raf: 6)
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semza. (QS.
al-Hijr:92)
Didalam ayat ini Allah lebih mendahulukan para rasul dibanding
umatnya: ...Maka Allah SW bertanya [kcpada para rasul ituJ, "Apa
jav'aban kaummu itu terhadap [seruanJ mu? (QS- al-Maidah: 109)
Tentang tafsir dari ayat ini, "Ketika para rasul ditanya Allah SWT di
akhirat tentang amanah yang dipikulkan kepada mereka, mereka sebenarnya
mengetahui jawabannya, namun karena ketika itu mereka kehilangan akal
lantaian beratnya pertanyaan dan sulitnya situasi saat itu, karena hari kiamat
sangat mengerikan, maka mereka lupa menjawab pertanyaan itu. Mereka
hanya menjawab dengan berkata: sesungguhnya Engkaulah yang
meigetahui perftara yang gaib. (QS. al-Maidah: 109) Kemudian Allah
mernanggil masing-masing mereka dan yang pertama sekali dipanggil adalah
NabiAdam as.
Menurut pendapat lainnya, dahsyatnya hari kiamat menghantui hati
mereka sehingga pikiran kusut dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
Kemudian meneguhkan dan mengembalikan ingatan serta kesadaran mereka
sehingga mereka mampu menyampaikan sikap kaum mereka terhadap
rn"."ku. Mereka menjawab (seperti ayat tersebut) sebagai tanda penyerahan
diri pada Allah swT sebagaimana yang dilakukan Nabi Isa al-Masih as:
Engiau lebih mengetahui apa yang ada dalam diriku, sedangkan aku sendiri
tidik tahu apa yang ada pada Diri-Mu, sesungguhnya Engkau Maha
Mengetohui iegala hal gaib." (QS. al-Maidah: l16) Menurut Abu Hamid
pendapat pertama lebih kuat.
Rasulullah saw bersabda, "setiap nabi datang pada hari kiamat ke
hadapan Allah SWT bersama satu orang atau dua orang atau tiga orang atau lebih dari itu dari kaumnya. Kemudian dikatakan kepada mereka, 'Apakah
kalian telah menyampaikan risalah kepada umat?' Mereka menjawab,
'Sudah, wahai Tuhan kami'. Lalu dikatakan kepada umatnya, .Apakah
mereka telah menyampaikannya kepada kalian?' Mereka menjawab, 'Berum,
wahai ruhanku'. Maka dikatakan lagi kepada para nabi itu, 'siapakah yang
menjadi saksi bahwa kalian telah menyampaikannya?' Mereka menjawab,
'Nabi Muhammad dan umatnya'. Maka dipanggillah Nabi Muhammad
berserta umatnya lalu dikatakan, 'Apakah orang-orang ini terah
menyampaikan seruan kepada kaumnya?' Mereka menjawab, .Sudah, wahai
Tuhan kami'. Allah bertanya lagi. 'Mengapa kalian tahu bahwa mereka telah
menyampaikannya?' Mereka menjawab, .Nabi kami mengatakan hal
demikian, maka kami memperc,ayainya'." (HR. Ibn Majah)
Rasulullah saw bersaMa" "oleh sebab itu Allah SWT berfirman: Dan
demikian [pulal Kami telah menjadikan kamu [umat IslamJ, umat yong adil
dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas [perbuatanJ manusia (eS. ar￾Baqarah: 143)
Rasulullah saw bersaMa, "Di akhirat, Nabi Nuh dipanggir oreh Allah
SWT, lalu ia berkata kepada-Nya, 'Aku penuhi panggilan-Mu, wahai
Tuhanku'. Allah berkata, 'sudahkah kamu sampaikan seruan itu wahai
Nuh?' Ia menjawab, 'Sudah, wahai ruhanku'. Lalu dikatakan kepada
umatnya, 'Apakah ia telah menyampaikan itu kepadamu?, Mereka
menjawab, 'Tidak ada seorang nabi pun yang datang kepada kami'. Lalu
dikatakan lagi kepada Nabi Nuh, 'siapakah yang menjadi saksi bahwa kamu
telah menyampaikan seruannya?' Ia menjawab, 'Nabi Muhammad dan
umatnya'. I-^alu Nabi Muhammad dan umatnya menjadi saksi." (HR. al￾Bukhari dari Abu Sa'id al-Khudri)
Itulah makna firman Allah swr yang berbunyi: Dan demikian [pulaJ
Kami telah menjadikan kamu ftmat IslamJ, umat yang adil dan pilihai agir
kamu menjadi saksi atas [perbtutanJ mantuia (eS. ar-Baqarah:- t43;." 1HR.
al-Bukhari dari Abu Sa'id al-Khudri)
Rasulullah saw bersaMa:
"Tatkala Allah swr telah mengumpulkan seluruh hamba-Nya pada
hari kiamat, orang yang dipanggil-Nya pertama kali adalah Mataikat Isiafil.
Lalu Ia bertanya kepadany4 'Apakah sudah kamu sampaikan tentang hari
yang dijanjikan ini wahai Malaikat Israfil?' [a menjawab, 'Sudah wahai
Tuhanku; sudah aku sampaikan kepada Jibril'. Jibril lalu dipanggil Allah dan
ditanyakan kepadany4 'Benakah telah disampaikan oleh Iirafil kepadamu?'
Jibril menjawab, 'Sudah wahai ruhanku; sudah disampaikannya klpadaku,.
Maka Malaikat Israfil dipersilahkan pergi.
Kemudian Allah swr berkata kepada Jibril, 'Apakah sudah kamu
sampaikan tentang hari yang dijanjikan ini wahai Malaikat Jibril?, Ia menjawab, .Sudah wahai Tuhanku; sudah aku sampaikan kepada para rasul￾Mu'. Maka para rasul dipanggil oleh Allah dan ditanyakan kepada mereka,
.Benarkah telah disampaikan oleh Jibril kepada kalian?' Para rasul
menjawab, 'Sudah wahai Tuhanku; sudah disampaikannya kepada kami'.
Maka Malaikat Jibril dipersilahkan pergi.
Kemudian Allah SWT berkata kepada rasul, 'Apakah sudah kalian
sampaikan tentang hari yang dijanjikan ini wahai para rasul?' Mereka
menjawab, 'Sudah wahai Tuhanku; sudah aku sampaikan kepada umat-umat
kami,. Umat-umat lalu dipanggil Allah dan ditanyakan kepada mereka,
.Benarkah telah disampaikan oleh para rasul kepada kalian?' Ketika
sebagian mengatakan sudah dalam sebagian mengatakan belum. Maka para
rasul berkata, 'Kami mempunyai saksi bahwa kami telah
menyampaikannya'. Allah berkata, 'siapakah saksi kalian?' Mereka berkata,
.Nabi Muhammad beserta umatnya'. Maka Nabi Muhammad beserta
umatnya dipanggil."
Setelah Nabi Muhammad dan umatnya berada di hadapan Allah SWT,
Ia bertanya, "Benarkah telah kalian saksikan bahwa para rasul telah
menyampaikan tentang. hari yang dijanjikan ini kepada umatnya masing￾masing?' Mereka menjawab, 'Benar wahai Tuhan kami; telah kami
saksikan'.
Ketika itu umat-umat lain berkata, 'Bagaimana mereka bisa
menyaksikannya, padahal mereka tidak berjumpa dengan kami?' Allah SWT
lalu menanyakan hal itu kepada mereka (umat Nabi Muhammad) dan
mereka menjawab dengan perkataan, 'Wahai Tuhan kami, bukankah Engkau
telah mengutus seorang rasul (Nabi Muhammad) kepada kami dan Engkau
telah menurunkan Al-Qur'an kepada kami yang di dalamnya diceritakan
tentang hari ini dan tentang cerita-cerita umat terdahulu dimana para rasul
mereka telah melaksanakan amanah yang Engkau berikan? Dari situ kami
dapat mengetahuinya'. Maka Allah SWT berkata kepada umat yang lain itu,
"Mereka (umat Nabi Muhammad) benar." Itulah makna firman Allah SWT
yang berkata: Dan demikian [pulal Kami telah menjadikan kamu [umat
IslamJ, umat yang adil dan pilihan agar kamu meniadi saksi atas
[perbuatanJ monusia (QS. al-Baqarah: 143)'." (HR. Ibn al-Mubarak dari
Hibban ibn Abu Jabalah).
Abu Hamid (dalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-Akhirah) berkata:
"Di akhirat Allah SWT memanggil Lauh Mahfuzh dan berkata
kepadanya, "Manakah Kitab Taurat, Zabur, Inj il, dan al-Furqan (Al-Qur' an)
yang dituliskan di tempatmu?" Lauh Mahfuzh menjawab, "Wahai Tuhanku,
Kitab yang empat itu telah dipindahkan oleh Malaikat Jibril." Lalu Jibril
dipanggil dan Allah berkata kepadanya, "Wahai Jibril, Lauh Mahfuzh
mengatakan bahwa kamu memindahkan kalam dan wahyu-Ku, benarkah demikian?" Jibril menjawab, "Benar, wahai Tuhanku." "Lalu, apakah yang
kamu lakukan terhadapnya?" tanya Allah. Jibril menjawab, "Semuanya aku
serahkan kepada rasul Engkau; Taurat telah aku serahkan kepada Musa,
Zabur kepada Daud, lnjil kepada 'lsa, dan al-Furqan aku serahkan kepada
Muhammad. Semua risalah aku serahkan kepada rasul-rasul Engkau.
Shuhuf-shuhuf telah aku serahkan kepada yang berhak menerimanya."
Kemudian, Nabi Nuh as dipanggil, lalu Allah SWT bertanya
kepadanya, "Wahai Nuh, Jibril mengatakan kepada-Ku bahwa engkau salah
seorang utusan Allah." Nuh menjawab, *Benar, wahai Tuhanku." "Lalu,
apakah yang kamu perbuat terhadap kaummu?" tanya Allah. Nuh menjawab,
"Aku berdakwah kepada mereka siang dan malam, namun yang demikian itu
justru menambah keingkaran mereka."
Dipanggil kaum Nabi Nuh ke hadapan Allah SWT dan dikatakan
kepada mereka, "Saudara kalian, Nuh menyampaikan bahwa ia telah
berdakwah kepada kalian; benarkah itu?" Mereka menjawab, "la berdusta;
dia tidak pernah berdakwah kepada kami." Allah lalu bertanya kepada Nuh,
"Adakah kamu mempunyai saksi bahwa kamu telah menyampaikannya?"
Nuh menjawab, "Ada, wahai Tuhanku, saksiku adalah Muhammad dan
umatnya." Umat Nuh berkata, "Bagaimanakah mereka bisa
menyaksikannya, padahal mereka tidak berjumpa dengan kami?"
Dipanggillah Nabi Muhammad dan umatnya, lalu Allah SWT bertanya
kepada mereka, "Wahai Muhammad, Nuh minta kesaksian darimu?"
Muhammad lalu membacakan firman Allah SWT: Sesungguhnya Kami telah
mengutus Nuh kepada kaumnya [deng(m memerintahlcanJ, "Berilah lcaummu
peringatan sebelun datong kepadanya azab yang pedih." (QS. Nuh: l)
Akhirnya Allah berkata, "Kamu benar, dan telah tetap azab bagi orang-orang
yang kafir kepada-Ku." Kemudian orang-orang kafir itu digiring ke neraka
(tanpa dihisab dan ditimbang terlebih dahulu).
Hal yang serupa juga dilakukan terhadap nabi (seperti Nabi Hud,
Shaleh, Tsamud, dan lain) yang semuanya disaksikan kebenarannya oleh
NabiMuhammad saw."
Seseorang berkata kepada al-Ashmu'i, "Kaum mendakwakan bahwa
kamu orang yang paling hapal tentang Kitab Allah, maka sampaikan sesuatu
kepada kami." Ia berkata:
"Wahai anak saudaraku, suatu hari aku mendengar dari Rasulullah saw
mengatakan bahwa setelah kitab-kitab (catatan+atatan amal) para hamba itu
dibacakan, terdengar seruan dari sisi Allah SWT: Dan [dikatakan kepada
orang-orong kaful, "Berpisahlah kamu [dari or(mg-orang muloninJ pada
hari ini, hai orory-orang yag berbuat jahat. (QS. Yasin: 59)Kepada seluruh anak Adam yang jahat dikatakan, "wahai anak Adam.
bangkitlah (keluarlah) kalian sebagaimana bangkitnya api. Mereka berkata,
..BJrapa orangkah wairai Tuhankuf' Dijawab oleh Allah, "Dari setiap seribu
o*ng, sembilan ratus sembilan putuh sembilan diantaranya harus keluar
."niju neraka" sedangkan yang satu lagi keluar menuju surga. [akan datang
penjelasannyal
Lalu sekalian orang-orang kafir, orang-orang yang lalai, dan orang￾orang yang fasik senantiasa di[eluarkan dari tempat itu dan yang tinggal
hany-a ieke-lompok orang yang dinamakan dengan golongan Tuhan.
Abu Bakar ra berkata" "Kami golongan-golongan Tuhan'"
Para Syuhada'Dihisab di Akhirat
Para ulama berkata, "orang yang mati syahid (baik nabi maupun
tidak), dihisab di akhirat."
Allah SWT berfirman:
Dan didatugkonlah para nabi dan saksi-saksi [asy-syuhada'] dan
diberi tri antam mereko dengan adil, sedang mereka tidak
dirugikor. (QS. az-Zumar: 69)
MakL bagaimanakah [halnya orang-orang kafir nantiJ, apabila Kami
mendatutgkor seseorang salcsi [rasulJ dari tiapliap umat dan Kami
mendatanlgtran kamu [MihammadJ sebagai sal<si atas mereka itu [sebagai
umatmul. (QS. an-Nisa' : 4 I )
Saksi [syalrld] setiap umat adalah rasul mereka' Namun, ada
mengatakan bahwa syahid di sini maksudnya para malaikat pencatat
perbuatan; inilah yang lebihjelas dari teks ayat.
Di akhirat (setelah seluruh umat beserta Nabi mereka didatangkan ke
hadirat Allah SWT) dikatakan kepada umat, "Apakah jawaban kalian
terhadap seruan Nabi kalian?" sedangkan kepada para rasul dikatakan,
..Apakaii jawaban mereka terhadap seruan yang kalian sampaikan'" Para
.^ul itu menjawab, "Engkau yang mengetahui perkara gaib'"
Maka dipanggillah saksi dari masing-masing umat untuk bersaksi dari
seluruh amal yangmereka kerjakan. Mereka diberitahukan (di dunia) bahwa
ada dua malaikat yang selalu memantau segala gerak gerik mereka.
Abu Hamid al-Ghazali (di dalam bukunya yang berjudul Kasyful
,ulum al-'Atrhirah) berkata, "Di akhirat ada seruan dari Allah yang
berbunyi, "Pada hari ini tidak ada lagi kezaliman. Penghisaban Allah sangat
cepat."-Maka dikeluarkanlah sebuah kitab yang sangat besar untuk mereka
lsetringga menutupi antara timur dengan barat) yang berisi semua amalan hamba (baik kecil maupun besar), dan mereka menemukan apa-apa yang
mereka temukan. Segala amal perbuatan makhluk dilaporkan kepada Ailah
setiap hari, lalu malaikat pencatat amal diperintahkan untuk mencatatnya.
Allah SWT berfirman: [Allah berfirmon:J -Inilah kitab [cotatsnJ
Kami yang menulurkan terhodapmu dengan benar. sesungguhnya Kami
telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (eS. ar-Jatsiah:
2e)
Kemudian dipanggil manusia satu persatu untuk dihisab (amar baik
dan amal buruk), dimana saat itu seluruh anggota badannya berbicara
sebagai saksi.
Allah SWT berfirman: ...Pado hari ketika lidah, tangan dan kaki
mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yory dahulu mereka
kerjakan. (QS. an-Nur: 24)
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa ketika dikatakan kepada
salah seorang dari mereka, "wahai hamba yang jahat kamu berbuat jahat
dan durhaka kepada-Ku," orang itu berkat4 "Apakah yang terah aku lakukan
wahai ruhanku." Allah menjawab, "Rupanya kamu ingin buktinya." Lalu
malaikat-malaikat pencatat seluruh amal perbuatannya selama di dunia
didatangkan. orang itu berkata, "Malaikat-malaikat itu berbohong wahai
Tuhanku." Dengan seketika anggota badannya berbicara dan menjaii saksi
perbuatannya, sehingga ia tidak bisa lagi menghindar dari kejahatan￾kejahatan yang dilakukannya, dan akhirnya ia diperintahkan ke neraka. Ia
mencaci anggota badannya sendiri lalu dibatas oleh anggota badannya itu
dengan perkataan, "lni bukan kehendakku; Allah yang membuatku dapat
berbicara seperti ini." Allah SWT berfirman: Mereka berkata kepada kulit
mereka, "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?', Allah telah
membuat kami berbicara dimoru Dia-lah yang membuat segala sesuatu
dapat berbicara (QS. Fushshilat: 2 I )
Masalah ini telah kami terangkan maknanya dengan sejelas-jelasnya
dalam pembahasan terdahulu. Juga kami terangkan bahwa-bumi siang,
malam, dan harta, menjadi saksi di akhirat. Jika orang kafir itu berkata, *Akii
tidak membolehkan diriku menjadi saksi di akhirat, melainkan terhadap yang
baik-baik saja," maka seluruh anggota badannya menjadi saksi t;h;dap
semua amal perbuatannya.
Nabi Muhammad saw Menjadi saksi terhadap umatnya di Hari
Kiamat
Ibn al-Mubarak mengatakan bahwa Sa'id ibn al-Musayyib berkata,
"Tidak ada satu haripun di akhira! melainkan didatangkan umat Nabi
Muhammad kepada Beliau pagi dan petang,memberitahukan amalan-amalan mereka. Oleh karena itu, Nabi Muhammad
menjadisaksi umatnya.
Allah SWT berfirman: Makn bagaimanakoh [halnya orong-orong
kafir nantiJ, apabila Kami mendatangkan seseorang saksi [rasulJ dari tiap￾tiap umat dan Kami mendatangkan kamu fMuhammadJ sebagai sal<si atas
mereks itu [sebagai umatmuJ. (QS. an-Nisa':41)
Siksaan untuk Orang yang Tidak MenunaikanZakat
Rasulullah saw bersabda, "Pada hari Kiamat orang yang memiliki
emas dan perak tetapi tidak mengeluarkan zakatnya akan disetrika tubuh,
kening, dan punggungnya dengan lempengan besi yang dibakar di atas api
neraka Jahannam. Setiap kali lempengan itu dingin, maka dibakar lagi
selama satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun hingga
dating pengadilan semua umat manusia, kemudian mereka melihat jalan
mereka (menuju surga atau neraka)." (HR. Muslim)
Ditanyakan: "Bagaimana dengan orang yang mempunyai unta ya
Rasulullah." Beliau menjawab, "Begitu juga dengan pemilik unta itu. Di hari
kiamat kalau ia tidak membayarkan hak unta itu, maka akan dibentangkan
untuknya rawa yang sangat luas dan ia disuruh berjalan di atas rawa tersebut.
Setiap ia menginjakkan kakinya di rawa itu, kakinya tenggelam ke dalamnya
sampai ke seluruh badannya sehingga tanah rawa itu masuk ke dalam
mulutnya. Kemudian ia dinaikkan kembali dan tenggelam kembali, dan
begitulah seterusnya pada hari kiamat lamanya lima puluh ribu tahun,
sebelum Altah SWT menetapkan golongan penghuni surga dan golongan
penghuni neraka." Ditanyakan, "Bagaimana dengan pemilik sapi atau
kambing yang tidak menunaikan zakatnya?" Beliau menjawab, "Begitu juga
dengan orang-orang itu." Rasulullah saw bersabda, "Tiga kelompok pertama
yang memasuki neraka adalah penguasa yang zalim, orang kaya yang tidak
menunaikan hak Allah pada hartanya, dan orang fakir yang sombong." (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Shahih Muslim, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu hari
Rasulullah saw berdiri di hadapan kami dan menyebutkan tentang khianat
dan bahaya-bahayanya. Lalu Beliau saw bersabda, "Nanti aku dapati salah
seorang di antaramu datang di hari kiamat dengan menjunjung seekor unta
yang meraung di pundaknya, Ialu ia berkata kepadaku, "Ya Rasulullah,
tolonglah aku." Maka aku menjawabnya dengan berkata, "Aku tidak berdaya
sama sekali untuk menolong engkau; aku telah menyampaikan risalah Tuhan
kepadamu." Aku dapati salah seorang di antaramu datang di hari kiamat
dengan menjunjung seekor kuda yang meringkik di pundaknya, lalu ia
berkata kepadaku, "Ya Rasulullah, tolonglah aku." Maka aku menjawabnya
dengan berkata, "Aku tidak berdaya sama sekali untuk menolong engkau; sungguh aku telah menyampaikan risalah Tuhan kepadamu." Aku dapati
salah seorang di antaramu datang di hari kiamat dengan menjunjung seekor
kambing yang mengembek di pundaknya, lalu ia berkata kepadaku, "Ya
Rasulullah, tolonglah aku." Maka aku menjawabnya dengan berkata, "Aku
tidak berdaya sama sekali untuk menolong engkau; sungguh aku telah
menyampaikan risalah Tuhan kepadamu."
Juga aku dapati salah seorang di antaramu datang di hari kiamat
dengan menjunjung tumpukan pakaian dan kain tenun di pundaknya, lalu ia
berkata kepadaku, "Ya Rasulullah, tolonglah aku." Maka aku menjawabnya
dengan mengatakan, "Aku tidak berdaya sama sekali untuk menolong
engkau; aku telah menyampaikan risalah Tuhan kepadamu." Akan aku
dapati salah seorang di antaramu datang di hari kiamat dengan menjunjung
emas dan perak di pundaknya, lalu ia berkata kepadaku, "Ya Rasulullah,
tolonglah aku." Maka aku menjawabnya dengan berkata, "Aku tidak berdaya
sama sekali untuk menolong engkau; aku telah menyampaikan risalah Tuhan
kepadamu." (HR. Muslim)
Rasulullah saw bersabda, "Setelah Allah SWT mengumpulkan semua
makhluk pada hari kiamat, semua pengkhianat dipasangkan sebuah panji lalu
dikatakan, "Ini adalah fulan ibn fulan yang pengkhianat."'(HR. Ibn Umar)
Sabda Beliau tersebut menunjukkan bahwa ada panji-panji bagi
manusia di akhirat, baik panji kehormatan maupun panji kehinaan, sehingga
mereka dikenal ketika itu.
Rasulullah saw bersabda, "Setiap pengkhianat ada panji khianat di
pantatnya di hari kiamat." (HR. Abu Sa'id al-Khudri)
Dalam hadits yang lain Rasulullah saw bersabda, "Apabila seseorang
mempertaruhkan nyawanya kepada orang lain lalu orang itu membunuhnya,
maka diangkat panji khianat bagi orang itu di hari kiamat." (HR. Abu Daud
ath-Thayalisi)
Tentang firman Allah SWT: Barangsiapa yang berkhianat dalam
urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu. (QS. Ali 'lmran: l6l) para ulama
berkata, "lni bukan perumpamaan, tetapi benar-benar terjadi di akhirat,
sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah saw. Orang yang berkhianat pada
hari kiamat datang dengan memikul barang yang dikhianatinya di pundaknya
dalam keadaan menderita karena beratnya barang tersebut serta kerasnya
suaranya yang mengerikan sambil mencela perbuatannya sehingga orang￾orang mengetahuinya. Demikian pula dengan mereka yang tidak
membayarkan zakat hartanya (sebagaimana diterangkan oleh hadits-hadits
shahih).Abu Hamid berkata, "Di akhirat orang yang tidak membayarkan zakat
unta memikul unta di atas pundaknya. Unta itu menjadi berat laksana
gunung besar serta bersuara keras seperti suara petir. Orang yang tidak
membayarkanzakatsapidi akhirat memikul sapi di atas pundaknya. Sapi itu
menjadi berat laksana gunung besar serta bersuara keras seperti suara petir.
Orang yang tidak membayarkan zakat kambing di akhirat memikul kambing
di atas pundaknya. Kambing itu menjadi berat laksana gunung besar serta
bersuara keras seperti suara petir. Orang yang tidak membayarkan zakat
tanaman maka akan memikul tanaman di atas pundaknya. Sedangkan orang
yang tidak membayarkan z*at hartanya di akhirat, maka harta itu datang
l.puA"nyu dalam bentuk ular Syuja' Aqra',38 yaitu seekor ular yang
kepalanya tidak mempunyai bulu, maksudnya kulit kepalanya terkelupas
kaiena iu"unnya terlalu banyak. Ular tersebut mempunyai dua bintik di
matanya. Ular itu membelit lehernya dengan sekuat-kuatnya dan
menyiksanya dengan siksaan yang pedih. Semua berteriak kesakitan dan
malaikat berkata kepada mereka, "ltulah yang kalian bakhilkan ketika di
dunia karena terlalu cinta kepadanya dan tidak mau memberikan sebagian
kepada orang lain. Allah SWT berfirman: sekali-kaliianganlah orang-orang
yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia'
Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu
akan dikalungkan kelak di lehernya di hori kiamat. Dan kepunyaan Allah￾lah segala warisan [yang adal di langit dqn di bumi. Dan Allah mengetahui
apa yang lamu kerjalcon (QS.'Ali'Imran: 1 80)
Siksaan bagi orang-orang yang tidak membayarkan zakat ini juga
ditimpakan kepada orang-orang yang berkhianat. Allah SWT menjadikan
hukuman ini menurut hukuman yang berlaku di kalangan manusia dunia.
Rasulullah saw bersabda" "Umrul Qais (seorang penyair terkemuka dizaman Jahiliah)
pemegang panji
neraka."
Melalui hadits ini jelas bahwa orang yang menguasai sesuatu (yang
baik dan buruk) dan terkenal dalam bidang itu memegang panji sesuatu di
hari kiamat sehingga ia dikenal oleh semua makhluk.
Abu Hamid (didalam bukunya, Kasyful 'Ulum al-Akhirah), berkata:Perkara pertama yang diproses Allah SWT di akhirat adalah perkara
pembunuhan; dan orang yang pertama sekali yang ditanya Allah adalah
orang buta. Kepada orang{nang buta itu dikatakan, "Kalian lebih berhak
memandang Kami." Lalu Allah menjadi malu terhadap mereka sehingga Ia
berkata kepada mereka, *Pergilah kalian ke surga." Mereka dipasangkan
sebuah panji yang diserahkan kepada Nabi Syu'aib untuk memegangnya,
sehingga Nabi Syu'ai b menuntun mereka ke surga yang tidak mengetahui
jumlahnya kecuali Allah SWT, diiringi oleh para malaikat cahaya. Mereka
berjalan ke surga dengan berpesta seperti pengantin, dan ketika melewati
titian Shiratal Mustaqim mereka melewatinya dengan cepat seperti kilat yang
menyambar. Mereka bersifat sabar dan ramah.
Kemudian dipanggil orang{rang yang menderita dan dihinakan di
dunia, lalu Allah SWT menyambut mereka dengan kasih sayang dan
memerintahkan mereka pergi ke surga. Mereka diberi panji berwarna hijau
yang diserahkan kepada Nabi Alyub untuk memegangnya, sehingga Nabi
Ayyub berjalan menuntun mereka ke surga.
Kemudian dipanggil anak-anak muda yang taat, lalu Allah SWT
menyambut mereka dengan kasih sayang dan memerintahkan mereka ke
surga. Mereka dipasangkan sebuah panji berwarna hijau yang diserahkan
kepada Nabi Yusuf untuk memegangnya, sehingga Nabi Yusuf berjalan
menuntun mereka ke surga- Mereka bersifat sabar, ramah, dan berilmu.
Kemudian dipanggil orang{rang yang berkasih sayang karena Allah,
lalu Allah SWT menyambut mereka dengan kasih sayang dan
memerintahkan mereka pergi ke surga. Mereka bersifat sabar, ramah,
berilmu, serta tidak marah dan tidak berbuat tidak baik karena menurutkan
hawa nafsu dunia.
Kemudian dipanggil orang{rang yang menangis di dunia, lalu darah
mereka ditimbang oleh Allah beserta darahdarah para syuhada' dan tinta
para ulama. Darah mereka ternyata lebih berat timbangannya sehingga
mereka diperintahkan pergi ke surga. Mereka dipasangkan sebuah panji
berwarna-warni yang bertuliskan "Orang yang menangis karena takut
kepada Allah, mengharap ridha-Nya, serta menyesali kesalahan￾kesalahannya." Panji itu diserahkan kepada Nabi Nuh untuk memegangnya,
sehingga Nabi Nuh berjalan menuntun mereka ke surga.
Akan tetapi ketika para ulama yang melihatnya ingin mendahului
mereka dan berkata, "Karni yang mengajarkan mereka sehingga dapat
menangis seperti itu." [^alu diperintahkan kepada Nuh untuk berhenti dan
ditimbanglah darah para ulama itu dengan darah para syuhada' yang
dimenangkan oleh darah para syuhada' sehingga mereka diperintahkan pergi
ke surga dengan sebuah panji yang diserahkan kepada Nabi Yahya untuk
memegangnya" sehinggaNabi Yahya berjalan menuntun mereka ke surga.Rupanya para ulama masih ingin mendahului mereka sehingga mereka
berkata lagi, ..Kamilah yang mengajarkan mereka sehingga mereka
berperang di jalan Allah. Oleh karena itu, kami lebih berhak berjalan di
depan mereka." Allah SWT tertawa ketika itu dan berkata, "Kalian di sisi￾Ku sama seperti nabi-nabi-Ku. oleh karena itu, berilah syafaat kepada
siapapun yang kalian kehendaki." Mendengar itu mereka langsung
memberikan syafaat kepada tetangga dan kerabat mereka. Lalu dikatakan,
..Si futan yang alim ini tetah mendapat kesempatan untuk memberikan
syafaat, maka pergilah kepadanya karena syafaatnya."
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah saw bersabda, "Orang-orang
yang pertama sekali mendapatkan syafaat di akhirat adalah para rasul,
kemudian nabi-nabi, dan setelah itu para ulama. Mereka semua dipasangkan
panji berwarna putih yang diserahkan kepada Nabi Ibrahim untuk
memegangnya, karena Beliau adalah rasul yang paling menonjol'
Kemudian dipanggil orang-orang yang fakir dan miskin ketika di
dunia, lalu Allah SWT berkata kepada mereka, "selamat datang wahai
orang{rang yang dunia ibarat menjadi penjara bagi mereka." Orang-orang
itu diperintahkan pergi ke surga dan mereka dipasangkan panji berwarna
kuning. Panji itu dipegang oleh Nabi Isa yang langsung menggiring mereka
ke tempat I shhabul Yamin.
Kemudian dipanggil orang-orang yang kaya di dunia, lalu Allah SWT
menghisab mereka selama 500 tahun, lalu diperintahkan ke arah kanan ke
surga dan mereka dipasangkan sebuah panji yang berwarna-warni. Panji itu
dipegang oleh Nabi Sulaiman yang juga langsung menggiring mereka ke
tempat Ashhabul Yamin."
Rasulullah saw bersabda: Empat golongan manusia disaksikan oleh
empat golongan manusia yang lain yaitu:
Pertama, orang-orang kaya yang taat kepada Allah, yang disaksikan
oleh golongan orang-orang kaya juga tapi lalai dari beribadah kepada-Nya.
Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah yang menyebabkan kalian
lalai beribadah kepada Allah?" Mereka menjawab, "Kami lalai karena
mendapat kekuasaan dan kesenangan di dunia." Lalu dijawab, "Siapakah
sebenarnya yang lebih besar kekuasaannya ketika di dunia; kaliankah atau
Sulaiman?" Mereka menjawab, "Tentunya Nabi Sulaiman." Maka dikatakan
kepada mereka, "Kekuasaan yang dimiliki Sulaiman tidak membuat dia
lengah beribadah kepada-Ku."
Kedua, orang-orang yang menderita di dunia tapi tetap beribadah
kepada Allah, yang disaksikan oleh orang-orang yang juga menderita tapi
lalai beribadah kepada Allah. Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah
yang menyebabkan kalian lalai beribadah kepada Allah?" Mereka
menjawab, "Kami lalai karena menderita dan dihadapkan kepada berbagai musibah dan kemalangan." Lalu dijawab, "Siapakah sebenarnya yang lebih
besar penderitaannya ketika di dunia dulu; kalian atau Ayyub?" Mereka
menjawab, "Tentu Nabi Ayyub." Lalu dikatakan kepada mereka,
"Penderitaan yang dialami Ayyub tidak membuatnya lengah beribadah
kepada-Ku."
Ketiga, orang-orang muda yang tampan dan orang-orang yang
berpengaruh serta taat kepada Allah, yang disaksikan oleh golongan orang￾orang tampan dan berpengaruh juga tapi lalai beribadah kepada-Nya.
Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah yang menyebabkan kalian
lalai beribadah kepada Allah?" Mereka menjawab, "Kami lalai karena
diberikan wajah yang tampan di dunia." Lalu dijawab, "Siapakah sebenarnya
yang lebih tampan; kalian atau Yusuf?" Mereka menjawab, "Tentu Nabi
Yusuf." Lalu dikatakan kepada mereka, "Ketampanan yang dimiliki Yusuf
tidak membuatnya lengah beribadah kepada-Ku."
Keempat, orang-orang fakir yang taat kepada Allah yang disaksikan
oleh golongan orang-orang fakir juga tapi lalai beribadah kepada-Nya.
Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah yang menyebabkan kalian
lalai beribadah kepada Allah?" Mereka menjawab, "Kami lalai karena kami
diuji oleh Allah dengan kefakiran di dunia." Lalu dijawab, "siapakah
sebenarnya yang lebih fakir; kalian atau 'lsa?" Mereka menjawab, "Tentu
Nabi 'Isa." Lalu dikatakan kepada mereka, "Kefakiran yang diderita 'lsa
tidak membuatnya lengah beribadah kepada-Ku." Jadi barangsiapa diuji oleh
Allah dengan salah satu dari yang empat ini, akan disebutkan salah satu dari
nabiyang empat itu."
Sabda Beliau saw yang berbunyi "lni adalah pengkhianatan fulan ibn
fulan," menjadi dalil bahwa di akhiarat manusia dipanggil sesuai nama
mereka dan nama ayah mereka, bukan dengan nama ibu mereka, karena hal
tersebut menjaga kehormatan ayah mereka.
Dalil wajibnya z,akat emas dan perak yang hanya digunakan sebagai
perhiasan adalah keumuman sabda Nabi saw, o'Orang yang memiliki emas
dan perak tetapi tidak mengeluarkan zakatny4 maka pada hari kiamat akan
disetrika tubuh, kening, dan punggungnya dengan lempengan besi yang
dibakar di atas api neraka Jahannam. Setiap kali lempengan itu dingin, maka
dibakar lagi selama satu hari yang lamanya sama dengan 50.000 tahun,
hingga tiba saat pengadilan semua umat manusia" kemudian mereka melihat
jalan mereka (menuju surga atau neraka). (HR. Muslim)3e
Allah SWT berfirman: Malaiknt-malaikat dan Jibril naik
[menghadapJ kepada Tuhan dalam sehori yang kadarnya lima puluh ribu lahun. (QS. al-Ma'arij: 4) Maksudnya adalah: Masa lima puluh ribu tahun
adalah perhitungan bagi setain Allah SWT, sedangkan bagi Allah sendiri
satu hari itu hanya setengah hari di dunia.
Disebutkan oleh lbn 'l)zair (di dalam bukunya yang berjudul Gharib
Al-Qur'an) bahwa Rasuluttah saw bersabda, "Tidak sampai waktu tengah
hari metainkan penduduk surga berada di dalam surga dan penduduk neraka
berada di dalam neraka."
Nasib Para Pemimpin
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada
seorangpun pemimpin didunia ini melainkan akan ditahan di akhirat sampai
Allah melepaskannya karena keadilannya dalam memimpin atau tetap
ditahan karena kezalimannya." (HR. Abu al-Farj al-Jauzi)
'Umar berkata kepada Abu Dzar al-Ghiffari, "Terangkan kepadaku
tentang hadits yang engkau dengar dari Rasulullah." Abu Dzar menjawab,
"Aku dengar Rasulullah saw bersabda,"Pada hari kiamat pemimpin disuruh
berjalan di atas titian neraka. Ketika ia melewatinya, tiba-tiba titian itu
bergoyang keras dan semua yang ada di atas titian jatuh ke bawah. Jadi
barangsiapa yang taat kepada Allah dalam pekerjaannya, berlalulah ia
dengan selamat sampai ke seberang. Sedangkan orang yang durhaka kepada
Allah dalam pekerjaannya jatuh ke bawah (ke dalam neraka Jahannam)
selama lima puluh tahun."
'Umar bertanya, "siapakah yang mencarinya wahai Abu Dzar?" la
menjawab, "Orang yang menyerahkan hidungnya kepada Allah dan
menempelkan pipinya dengan tanah."
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa melakukan penipuan terhadap
kami, maka ia tidak termasuk kelompok kami." (HR. Muslim, Ibn Majah,
dan at-Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mendapat kepercayaan untuk
memimpin suatu kaum tapi ia tidak mendengarkan nasihat-nasihat kaum
tersebut, maka Allah mengharamkan surga untuknya." Tidak ada seorang
pemimpin suatu kaum melainkan malaikat akan menahan dan memegang
tengkuknya di hari kiamat. Jika dikatakan, 'Lemparkanlah dia!' maka
malaikat melemparkannya ke dalam neraka sehingga dia berada di neraka
selama empat puluh tahun." (HR. Imam Ahmad)
Rasulullah saw bersabda, "Akan datang suatu saat kepada hakim yang
adil di hari kiamat dimana pada saat itu ia berangan-angan jika dulu ia tidak
menjadi hakim dalam perkara kecil sekalipun. Tidak ada seorangpun
penguasa melainkan didatangkan di hari kiamat dalam keadaan tangan terbelenggu sampai ke tengkuknya. Bisa jadi ia dilepaskan karena adilnya,
dan boleh jadi ia tetap seperti itu karena kejahatannya. Barangsiapa
diamanahkan oleh Allah untuk mengurus urusan kaum Muslim lalu ia tidak
memperhatikan hajat mereka, bahkan membiarkan mereka dengan kefakiran,
maka Allah SWT tidak memperhatikan hajatnya dan membiarkannya dengan
kefakirannya. Ada dua kelompok umatku yang tidak mendapatkan
syafaatku, yaitu para penguasa zalim penipu, serta orang yang berlebih￾lebihan dalam agama, dimana ia menyaksikan pemimpin zalim, namun ia
berlepas diri dari mereka. Orang yang paling berat siksaannya di hari kiamat
adalah pemimpin yang zalim ;'
Ketika Rasulullah saw mengutus Mu'adz ibn Jabal ke Yaman, Beliau
berpesan kepadanya, "Hati-hatilah terhadap harta yang melimpah di sana
dan waspadalah dari doa orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang
sedikitpun antara doa orang yang teraniaya dengan Allah." (HR. al-Bukhari)
Rasulullah saw bersabda. "Tiga golongan yang tidak ditegur sapa oleh
Allah SWT di hari kiamat, [beliau sebutkan di antaranya adalah] penguasa
yang pendusta." Kemudian Beliau bersabda, "Kalian semua pada hari kiamat
akan menyesal jika sekarang engkau sangat berharap menjadi pemimpin."
(HR. al-Bukhari).
Rasulullah saw berkata kepada Ka'ab ibn 'Ajrah, "Wahai Ka'ab ibn
'Ajrah, semoga Allah menjauhkan engkau dari menjadi pemimpin bagi
orang-orang bodoh, karena pemimpin setelahku tidak mengikuti petunjukku
dan tidak bersunnah dengan sunnahku."
Diriwayatkan dari Abu Hamid as-Sa'idi, bahwa ada seorang Bani
Asad yang dipekerjakan Rasulullah saw (bernama Ibn al-Lutabiah). Suatu
kali ia datang dan berkata, "lni untuk kalian semua, sedangkan yang ini
hadiah untukku." Melihat sikap seperti itu Rasulullah saw langsung naik
mimbar dan setelah bertahmid dan memuji Allah SWT, ia berkata,
"Bagaimanakah dengan orang yang kita percayakan sebuah amanah
kepadanya lalu ia berkata, "lni untuk kalian semua, sedangkan yang ini
hadiah untukku." Mengapa ia tidak menanti saja di rumah ayah atau ibunya
akan jatah yang akan diberikan kepadanya? (Jika ia tidak memangku jabatan
tersebut maka tidak mungkin ada orang yang memberinya hadiah!) Tidak
seorangpun di antara kalian yang melakukan demikian, melainkan datang di
hari kiamat dengan membawa barang yang diambilnya. Jika barang yang
diambilnya berupa unta, maka ia datang dengan unt4 jika barang itu berupa
sapi maka ia datang dengan sapi, dan jika barang itu berupa kambing maka
ia datang dengan kambing."
Kemudian Beliau saw mengangkat tangannya sehingga kelihatan
ketiaknya yang putih, lalu ia berkata "Ya Atlah, bukankah telah aku
sampaikan?"
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa kami angkat untuk menjadi
pegawai kami dan kami berikan gajinya namun ia masih mengambil selain
dari itu, maka itu sebuah pengkhianatan-"
Telega Nebi Muhemmad saw
Penulis at-Quut dan lainnya berpendapat bahwa telaga (al-haudh)
Nabi Muhammad saw ada pada hari kiamat, yaitu di padang Mahsyar,
menjelang melewati titian Shiratal Mustaqim. lni berdasarkan sebuah hadits
shaithyang mengatakan bahwa Rasulullah saw mempunyaidua buah telaga;
pertami minjelang melewati titian Shiratal Mustaqim,dan kedua di dalam
lurga (setelah melewati titian). Kedua telaga itu dinamakan telaga al￾Kautsar. Sedangkan kata-kata al-Kautsar menurut bahasa Arab berarti
"kenikmatan yang banyak."
Para ulama berbeda pendapat mengenai al-mizan (timbangan) dan al￾haudh (telaga); mana yang lebih dahulu diciptakan.
Abu at-Hasan al-Qasi berkata, *Al-haudh lebih dahulu ada daripada al￾mizan." Ini berarti bahwa setelah manusia dibangkitkan dari kubur mereka
dalam keadaan sangat haus (sebagaimana telah diterangkan sebelumnya),
baru ketika itu titian Shiratal Mustaqim dan al-mizan diciptakan Tuhan,
wallalru a'lam.
Abu Hamid (di dalam bukunya, Kaq,ful 'Uum al-Akhirat),
menyebutkan, "sebagian ulama salaf mengatakan bahwa al-haudh (telaga)
ada setelah titian Shiratal Mustaqim diciptakan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Ketika aku berada di samping telagaku, tiba-tiba datang sekelompok orang,
lalu ada salah seorang di antara mereka yang berkata kepadaku, "Mari ikut
bersamaku." Aku bertanya, "Pergi ke mana?" Ia menjawab, "Demi Allah, ke
neraka." Aku bertanya kepada Jibril, "siapakah orang-orang itu, wahai
Jibril?" Ia menjawab, "Orang-orang murtad." Tak lama kemudian, datang
kelompok lain yang keadaannya juga seperti demikian. Mereka semua
digiring seperti binatang ternak."
Hadits tersebut menunjukkan bahwa telaga Nabi ada menjelang titian
Shiratal Mustaqim, sebab, proses terakhir untuk masuk surga adalah
melewati titian Shiratal Mustaqim yang terbentang di atas neraka Jahannam,
orang yang berhasil metewatinya dapat masuk surga dan yang tidak berhasil
jatuh ke neraka Jahannam.
Diriwayatkan dari Ibn 'Abbas, ia berkata" "Rasulullah saw ditanya
orang tentang keberadaan air ketika kita berdiri di hadapan Allah SWT di
padang Mahsyar. Beliau menjawab, "Demi Yang nyawaku di Tangan-Nya, di sana ada air dan para wali Allah mendatangi telaga-telaga para nabi.
Ketika itu, Allah SWT mengutus tujuh puluh ribu malaikat yang masing￾masing memegang tongkat dari neraka untuk menghalau orang-orang kafir
dari mendekat ke telaga Nabi tersebut.'"
Diriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata, "Aku bertanya kepada
Rasulullah saw tentang cangkir telagga itu, maka Beliau menjawab, "Demi
Allah Yang diri Muhammad di Tangan-Ny4 cangkir telaga jumlahnya lebih
banyak dari jumlah bintang di langit- Jika satu cangkir air itu diminum
seseorang, maka ia tidak haus selamanya. Di ujung telaga itu memancar air
yang deras dua buah pipa air surga yang membuat orang yang meminumnya
tidak haus lagi. Lebar telaga itu sama dengan panjangnya, yaitu jarak antara
negeri 'Amman ke negeri Aylah- Airnya lebih putih daripada salju dan lebih
manis dari madu." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Tsauban, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku
berada di telagaku untuk mengusir orangoranEyangtidak berhak mendekat
ke sana dengan cara memukul orangorang itu dengan tongkatku." Sahabat
bertanya, "Berapakah lebar telaga itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,
"Lebarnya adalah dari tempatku berdiri sekarang sampai ke negeri
'Amman." Sahabat bertanya lagi rcntang air yang ada di dalamnya, maka
Beliau menjawab, "Airnya itu lebih putih daripada salju dan lebih manis
daripada madu; mengalir dari dua pipa dari surga, pipa yang satu dari emas
dan pipa yang lain dari daun."
Anas menceritakan bahwa ketika Rasulullah saw berada di tengah￾tengah kami, tiba-tiba kepalanya terhrnduk ke bawah. Tak lama kemudian ia
mengangkat kepalany4 lalu tersenyum gembira sehingga kami bertanya
kepada Beliau, "Apakah yang membuat engkau tersenyum, wahai
Rasulullah?" Beliau menjawafBaru saja turun sebuah surah kepadaku."
Lalu ia membacakan surah ihr: &stotggulmya Kami telah memberikan
kepadamu al-kautsar (nilonat yorg bory,ak} Mako dirilcanlah shalat karena
Tuhanmu dan berkorboilah Sesugulnya or@tgor(mg yang membenci
kamu dialahyang terpau* (QS. al-Kautsar: I-3)
Kemudian Beliau saw beranya, *Tahukah kalian akan al-Kautsar?"
Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang mengetahuinya." Beliau lalu
berkata, "al-Kautsor adalah telaga yang berisi kenikmatan yang banyak,
yang dijanjikan Allah untukku. Telaga; yang cangkirnya sebanyak bintang di
langit untuk umatku, sehingga ketika seorang hamba menjadi gelisah melihat
mereka aku berkata, 'Ya Allah dia termasuk umalku." Allah menjawab,
"Engkau tidak tahu apa yang t€"jadi setelah ini." (HR- Muslim)
Rasulullah saw bersabda, 'Panjang telagaku sejauh perjalanan unta
satu bulan; lebarnya sama dcngan panjangnya- Airnya sangat putih dan
baunya lebih harum dari minyak misk- Cangkirnya amat banyak sepertbintang di tangit. Barangsiapa datang ke tempat itu dan- meminum airnya
maka iidak haus untuk selamanya." (HR. at-Bukhari dari Abdullah ibn
'Amru ibn al-'Ash)
Diriwayatkan dari lbn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Di
akhirat disediakan sebuah telaga untuk kalian yang panjangnya dari Jarba ke
Adzrah dan yang di dalamnya tersedia cangkir-cangkir yang jumlahnya
seperti bintang di langit. Barangsiapa datang ke tempat itu dan meminum
aiinya maka tidak haus setelah itu buat selamanya'"
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda,
..Telagaku tibitr panlang dari jarak negeri Aylah.. dan negeri Yaman,
sedan[kan airnya lebih putih dari salju serta lebih manis dari madu.
Timbinya lebih banyak daiijumlah bintang di langit. Aku orang yang paling
teliti rnengusir orang lain dari telagaku itu, sebagaimana orang-orang
mengusir unta-unta dari telaganya."
Rasulullah saw bersabda, "Aku mempunyai sebuah telaga yang
panjangnya antara Makkah dengan Baitul Maqdis. Airnya lebih putih dari
rutiu aln'""ngkirnya lebih banyik darijumlah bintang di langit- Aku adalah
n"6i yung teibunyat pengikuinya.' (HR. Ibn Majah dari Abu Sa'id al￾Khudri)
Sebagian orang beranggapan bahwa hadits-hadits tentang telaga
Rasututlah saw berlain-lainan, sehingga ada semacam pertentangan antara
hadits yang satu dengan yang lainnya, padahal tidak demikian. Sebab,
pendengar atau orang-o.ung tempat Rasulullah saw menyampaikan
iraditsnla berlain-lainan, sehingga redaksi yang Beliau pakai-juga berlainan'
Jadi kepada penduduk negeri Syam, Beliau mengatakan bahwa panjang
telaga dari laiba ke Adzrah. Kepada penduduk Yaman Beliau mengatakan
bahwa panjangnya adalah dari Shan'a' ke 'Aden.
Begitu juga dari segi lama perjalanan, dimana Beliau mengatakan
bahwa p-an;ang-telaga r"la.a sebulan perjalanan dengan unta. Maksud
sebenarnya-di sini adalah, telaga itu amat luas sehingga perkataan Rasulullah
saw mentakup semua orang dari penjuru mana saja karena jaraknya dapat
mereka perkirakan menurut arah tempat tinggalnya masing-masing wallahu
a'lam.
Tidak terpikir oleh Anda sama sekali bahwa telaga tersebut berada di
bumi ini, sebab telaga yang luasnya seperti yang disebutkan hadits tersebut
dapat berada di bumi ini jika tersedia tanah yang luas yan-g berlantai putih
seperti perak di bumi ini. Tidak ada pertumpahan darah di sana dan tidak
seorangpun yang berbuat zalim di atasnya.
Menurut pendapat lainnya, bahwa Abu Bakar, umar, utsman dan'Ali
ra, berdiri di s6iap sudut telaga itu. Abu Bakar di sudut pertama, Umar disudut kedua, Utsman di sudut ketiga, dan 'Ali di sudut keempat. Ini
berdasarkan hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Anas, bahwa
Rasul
ullah saw bersabda, "Telagaku mempunyai empat tiang; tiang pertama
Abu Bakar, tiang kedua Umar, tiang ketiga Utsman, sedangkan tiang
keempat' Al i. Mudah-mudahan AI lah merahmati mereka semua.,,
Jadi barangsiapa mencintai Abu Bakar tapi membenci Umar ia tidak
diberi minum oleh Abu Bakar. Begitu juga dengan orang yang mencintai
Umar tapi membenci Abu Bakar, ia tidak diberi minum oleh Umar.
Barangsiapa mencintai utsman tapi membenci 'Ali, ia tidak diberi minum
oleh utsman dan orang yang mencintai 'Ali tapi membenci utsman ia tidak
diberi minum oleh Ali.
Rasulullah saw bersabda (kepada sekelompok orang yang berjumlah
sembilan ratus orang), "Kalian tidak termasuk bagian saja dari kelompok
yang berjumlah seratus ribu atau tujuh puluh ribu orang yang masuk ke
lokasitelagaku itu. (HR. Abu Daud)
Fuqara'Muhajirin L€bih Dulu Memasuki Telaga Nabi
Rasulullah saw bersabda" "Aku menyediakan telagaku bagi karian dan
aku bangga dengan banyaknya umatku dari kalian. oleh karena itu, kalian
jangan saling membunuh. (HR. Ibn Majah)
Diriwayatkan dari rsauban (mantan hamba sahaya Rasuru[ah saw),
bahwa Rasulullah saw bersaM4 "Telagaku itu tebarnya sejauh jarak dari
negeri 'Aden (Yaman) ke negeri Aylah. Airnya lebih putih dari salju serta
lebih manis dari madu. orang yang meminum airnya tidak akan haussetelah
itu buat selamanya dan orang yang pertama sekali datang ke tempat itu
adalah orang-orang Muhajirin yang fakir, yang pakaiannya rusuh dan
rambutnya tidak rapi. Yaitu orang-orang yang tidak menikahi perempuan￾perempuan kaya sehingga kehidupan mereka tidak berkecukupan.,,
Mendengar perkataan Rasulullah saw, Umar menangis hingga basah jenggotny4 lalu ia berkata, "Aku menikahi perempuan kaya 
-sehingga
hidupku berkecukupan. sekarang aku tidak lagi mencuci bajuku rampul
bajuku menjadi lusuh dan tidak meminyaki rambutku supaya tidak kelihaLn
rapi." (HR. at-Tirmidzi)
Abu Sallam al-Habsyi berkata, "seseorang diutus umar ibn 'Abdul
'Aziz untuk memanggiku, maka aku datang menemuinya daram keadaan
kedinginan. setelah sampai di hadapannya, aku berkata kepadanya,
'Dinginnya malam telah merusak kendaraanku'. Umar berkata, 'wahai Abu
Sallam, Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Akan tetapi, aku mendengar
hadits Rasulullah saw yang engkau terima dari Tsauban, maka aku ingin
menanyakan langsung hadits itu dari engkau'." Abu Saltam berkata,"Tsauban menyampaikan kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda.
'Telagaku terbentang dari negeri 'Aden (Yaman) sampai ke negeri 'Amman
(Yordania); airnya sangat putih."'
Anas ibn Malik ra berkata. "Orang yang pertama sekali mendatangi
telagaku adalah orang{rang yang lemah dan kurus, serta selalu menahan diri
dengan berpuasa dan menetap di mesjid. yaitu orang-orang yang apabila
malam datang mereka menghadapinya dengan duka cita."
Orang-orang yang Diusir dari Sumur Nabi saw
Rasulullah saw bersabda: Beberapa orang di antara sahabatku pasti ada
yang akan di usir dari sumurku pada hari kiamat. Ketika aku melihat mereka,
menuju ke arahku, aku berucap, "Mereka sahabat-sahabatku," maka
dikatakan kepadaku, "Engkau tidak mengetahui perbuatan mereka
sepeninggalmu." (HR. al-Bukhari dari Anas ibn Malik ra).
Rasulullah saw bersabda: Kelak sebagian sahabatku ada yang diusir
dari sumurku, di dorong dari sumurku. Aku berkata, "Ya Tuhanku,
bukankah mereka sahabatku." Tuhanku menjawab, "Engkau tidak
mengetahui perbuatan mereka sepeninggalmu. Mereka orang yang kembali
kepada kekafiran (murtad)." (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Rasulullah saw bersabda: Ketika aku sedang berada di dekat sumurku,
aku melihat ada di antara kamu diusir dari sumurku itu, maka aku bertanya,
"Ya Tuhanku. bukankah sumur ini untuk aku dan umatku?," Allah
menjawab, "Tahukah kamu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu?
Mereka benar-benar kembali kepada kekafiran (murtad)." (HR. Muslim dari
Asma binti Abu Bakar).
Dalam sebuah hadits dari Anas ibn Malik ra di sebutkan, "Di antara
mereka ada yang didorong dari sumurku, maka aku bertanya, 'Bukankah
sumurku diperuntukkan buat umatku?' Allah menjawab, 'Engkau tidak
mengetatrui perbuatan mereka sepeninggalmu'." Tentang hadits ini sudah di
jelaskan sebelumnya, begitu juga yang diriwayatkan Imam al-Bukhari.
Dalam Kitab Mnryattha' dan kitab-kitab lain (dari hadits Abu
Hurairah), para malaikat bertanya, "Bagaimana engkau mengetahui yang
terjadi terhadap umatmu setelah sepeninggalmu wahai Rasulullah.
Sepeninggalmu mereka benar-benar tidak ada bekas wudhu pada wajah
mereka."
Seluruh ulama berpendapat "Setiap orang yang murtad dari agama
Allah dan mengerjakan hal yang tidak diridhai Allah diusir dari sumur Nabi
saw, termasuk orang yang memisahkan diri dari kesatuan jamaah kaum
Muslim seperti Khawarij,ao Syi'ah,ar Mu'tazilah,4' karena mereka merubah

syari'at dan pengertian al-lslam dari yang semestinya. Orang-orang yang

berbuat zalim, durhaka, memusuhi kebenaran, merendahkan bahkan

membunuh para penegaknya diusir dari sumur Nabi saw dan tidak

diperkenankan walaupun hanya mendekatinya. Begitu pula pelaku-pelaku

bid'ah dan orang yang mempertuhankan hawa nafsunya.

Tetapi ada pula yang mutanya diusir dari sumur Nabi saw tetapi

kemudian diperkenankan mendekatinya, yaitu orang-orang yang

penyelewengannya terhadap syariat sebatas amal (tidak merusak kepada

akidahnya). Mereka dikenal dari bekas wudhu yang bersinar di wajahnya,

maka mereka dipersilakan minum air sumur Nabi saw.

Orang munafik (yaitu orang-orang yang menyatakan keimanan dan

menyembunyikan kekafirannya yang hidup sezaman dengan Nabi saw)

diputuskan menurut hukum zahir sehingga diizinkan meminum air sumur

Nabi saw, sebab neraka hanya kekal bagi orang-orang kafir yang sama sekali

tidak ada iman di dalam hatinya.

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa para pelaku dosa besar yang

di dalam hatinya terdapat keimanan (walaupun hanya sebesar sawi)

diizinkan meminum air telaga mereka nantinya (walaupun diusir dari sumur

Nabi dan tidak boleh mendekatinya), jika Allah menakdirkan mereka masuk

neraka namun tidak diazab dengan rasa haus dan dahaga, wallahu a'lam.

Rasulullah saw berkata kepada Ka'ab ibn Ajrah, "Wahai Ka'ab ibn

Ajrah, aku memohon perlindungan kepada Allah SWT untukmu wahai Ka

'ab dari penguasa-penguasa yang memerintah sepeninggalku (yaitu para

penguasa yang jika setiap orang mendatanginya maka selalu membenarkan

kebohongan dan mensukseskan perbuatan zalimnya) yang bukan golonganku

dan aku bukan golongan mereka. Kelak mereka tidak dibolehkan

menghampiri sumurku, kecuali yang tidak membenarkan kebohongannya

dan tidak membantunya berbuat zalim, mereka golonganku dan aku bagian

mereka, dan kelak dipersilakan mendatangi sumurku. Wahai Ka,ab ibn

'Ajrah, shalat adalah bukti keimanan, kesabaran adalah perisai yang
memhntengi, dan sedekah menghapus dosa seperti air memadamkan api.

Wahai Ka'ab ibn Ajrah, pemerintah yang membiarkan sebatang tanaman

hidup dari pupuk yang haram cukup sebagai tanda bahwa ia penghuni

neraka."

Abu lsa berkata, "Status hadits tersebut hasan gharib. Didalam kitab

al-Fitan juga terdapat hadits ini, tapi dishahihkannya.

Anas ibn Malik ra mendengar Nabi saw bersabda, "Panjang sumurku

antara jarak Aylah ke Mekah, kendinya seperti bintang di langit atau

sebanyak bintang di langit, mempunyai dua buah pancuran dari surga yang

tidak pernah kering. Siapa yang meminum aimya tidak haus buat selamanya,

dan ia dikunjungi oleh satu kaum yang kering bibirnya karena tidak

memperoleh setetes airpun. Barangsiapa mendustakan kebenaran adanya

sumurku, maka ia tidak pernah merasakan airnya pada hari kiamat." (HR.

Anas ibn Malik ra dari al-Auza'i Abu Umar).

Rasulullah saw bersabda, "Wahai Utsman, kamu jangan sampai tidak

suka kepada Sunnahku, karena barangsiapa membenci Sunnahku kemudian

dia mati dalam keadaan demikian dan belum sempat bertaubat, maka

malaikat memukul wajahnya jika ia mendekat sumurku pada hari kiamat."

(HR. Turmizi dari Utsman ibn Marhghun). Hadits ini kami sebutkan secara

rinci pada akhir kitab "qom'ul al-harsh bi az-zuhd wa al-qana'ah,,

(mengekang sifat tamak dengan cara zuhud dan qana'ah).

Masing-masing Nabi Mempunyai Sebuah Sumur

Rasulullah saw bersabda, "Tiap-tiap Nabi memiliki sebuah sumur dan

mereka sangat bangga apabila banyak yang mengunjunginya, Aku berharap

sumurkulah yang paling banyak pengunjungnya." (HR. Tirmizi dari

Samurah).

Abu Isa berkata, "Status hadits tersebut hasan gharib.-

Qatadah meriwayatkan dari Hasan dari Samurah. 'Asy'ats ibn Abdul

Malik meriwayatkan dari Husain ra dari Nabi saw, dan tidak disebutkan

seorangpun dalam riwayat selain itu.

Ibn al-Wasithi berkata, "Tiap Nabi mempunyai sumur kecuali Nabi

Shalih karena sumur Nabi Shalih adalah air susu ontanya," wallahu a'lam.

Rasulullah saw bersabda, "Ketika aku berjalan di dalam surga tiba-tiba

aku berada di pinggiran sebuah sungai dalam surga yang kedua pinggirnya

adalah mutiara yang bertatah. Aku bertanya, "sungai apakah ini wahai

Jibril?" Jibril menjawab, "Ini 'sungai al-Kautsar'yang berlumuran minyak

kesturi sehingga harum semerbak, yang akan diberikan kepadamu oleh

Tuhanmu." (HR. al-Bukhari dari Anas ibn Malik ra)
Imam at-Tirmidzijuga meriwayatkan hadits ini secara maknawi, tetapi

ada tambahannya, yaitu: "Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha

sehingga aku dapat melihat secara jelas, dan ternyata di pinggiran sungai itu

ada cahaya yang sangat berkilau."

Abu lsa at-Tirmidzi berkata, "Hadits tersebut hasan shahih."

Ibn Wahab berkata, "Aku diberi tahu Syubaib dari Aban dari Anas ibn

Malik ra dari Rasulullah saw, ketika ia dinaikkan ke langit dalam peristiwa

lsra' dan Mikraj, Nabi saw bersabda, "Aku melihat sebuah sungai yang

bergelombang dan berombak dengan sangat cepat seperti anak panah yang

lepas dari busurnya sehingga mengeluarkan cahaya yang sangat putih lebih

putih dari susu dan airnya lebih manis dari madu, kedua pinggirnya adalah

mutiara yang bertatah. Aku tanyakan kepada Jibril, "Sungai apakah ini?"

Jibril menjawab, "Sungai al-Kautsar yang akan diberikan kepadamu oleh

Tuhanmu." Rasulullah saw bersaMa, "Lalu aku dekatkan tanganku di tepi

sungai itu, ternyata baunya seharum minyak kesturi. Kemudian Aku

masukkan tanganku ke dalam sungai itu ternyata airnya adalah air susu."

(HR. Ibn Wahab dari Anas ibn Malik ra)

Rasulullah saw bersabda, "Al-Kautsar adalah sungai di surga,

pinggirannya dari emas, dasamya dari intan permata dan batu mulia,

aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, dan airnya lebih manis

daripada madu dan lebih putih daripada salju." (HR. at-Tirmidzi dari Ibn

Umar). Hadits ini hasan.