tawarikh ester 17
up seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. 3 Pada
tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari
Tuhan Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda
dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung
pahatan dan patung-patung tuangan. 4 Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di
S
564
hadapannya; ia menghancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia
meremukkan dan menghancurluluhkan tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan
patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang
mempersembahkan korban kepada berhala-berhala itu. 5 Tulang-tulang para imam
dibakarnya di atas mezbah-mezbah mereka. Demikianlah ia mentahirkan Yehuda dan
Yerusalem. 6 Juga di kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali,
yang di mana-mana telah menjadi reruntuhan, 7 ia merobohkan segala mezbah dan tiang
berhala, meremukkan segala patung pahatan serta menghancurluluhkannya, dan
menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel. Sesudah itu ia kembali ke
Yerusalem.
Mengenai Yosia, di dalam perikop ini diberitahukan kepada kita,
1. Bahwa ia menjadi raja pada usia yang sangat muda, yaitu baru delapan
tahun. Walaupun begitu, usia belianya itu tidak menghalanginya untuk
memperoleh haknya. Ia memerintah tiga puluh satu tahun lamanya (ay. 1),
waktu yang sangat panjang. Namun, patut dikhawatirkan bahwa pada
permulaan masa pemerintahannya, keadaan segala sesuatu masih sangat
mirip dengan masa pemerintahan ayahnya, sebab sebab ia masih kecil, ia
harus menyerahkan pengelolaan pemerintahan kepada orang-orang lain.
sebab itu, baru setelah tahun kedua belas, yang cukup lama bila
dibandingkan usianya, pembaharuan itu dimulai (ay. 3). Ia tidak dapat
langsung melakukannya seperti halnya Hizkia.
2. Bahwa ia memerintah dengan sangat baik (ay. 2), membuktikan diri
berkenan di mata Tuhan , hidup menurut jalan-jalan Daud, dan tidak
menyimpang ke kanan atau ke kiri, sebab kedua tangan ini bisa saja
melakukan kesalahan.
3. Bahwa sementara masih muda, yaitu sekitar enam belas tahun, ia mulai
mencari Tuhan (ay. 3). Kita memiliki alasan untuk berpikir bahwa ia tidak
menerima pendidikan sebaik yang diterima Manasye, namun sudah cukup
bagus apabila orang-orang di sekitarnya tidak berusaha keras mencemarkan
dan merusakkan moralnya. Bagaimanapun, ia mencari Tuhan ketika ia masih
muda. Sudah merupakan kewajiban dan kepentingan kaum muda, dan ter-
utama menjadi kehormatan bagi pria-pria muda terhormat begitu mereka
sudah memasuki cukup usia untuk mengerti, untuk mulai mencari Tuhan .
Sebab, orang-orang yang mencari Dia sejak dini akan mendapatkan-Nya.
4. Bahwa di dalam tahun kedua belas pemerintahan Yosia, ketika ia mungkin
mengambil alih pengelolaan pemerintahan sepenuhnya, ia mulai
mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan,
tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan. Ia
menghancurkan bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-
patung, mezbah-mezbah, dan semua perkakas penyembahan berhala (ay. 3-
4). Ia tidak saja menyingkirkannya seperti yang dilakukan Manasye, namun
Kitab 2 Tawarikh 34:8-13
565
juga menghancurkannya sampai berkeping-keping, dan bahkan meremuk-
kannya menjadi debu. Di sini disebutkan bahwa penghancuran
penyembahan berhala terjadi pada tahun pemerintahannya yang kedua
belas, sedang di dalam 2 Raja-raja 23:23, dikatakan bahwa hal itu terjadi
pada tahun kedelapan belas. Mungkin saja sesuatu yang mengarah ke situ
dilakukan pada tahun kedua belas. Pada tahun kedua belas
pemerintahannya ini ia mulai mentahirkan negerinya dari penyembahan
berhala, namun pekerjaan yang baik ini menghadapi perlawanan, sehingga
tidak terlaksana secara menyeluruh sampai mereka menemukan kitab
Taurat enam tahun sesudah itu. Namun, di sini seluruh pekerjaan itu dicatat
dengan singkat, dan sebagian besar diceritakan dengan lebih terperinci di
dalam Kitab Raja-raja. Semangatnya yang tinggi itulah yang membuat Yosia
melaksanakan hal ini, tidak saja di Yehuda dan Yerusalem, namun juga di
kota-kota Israel sejauh yang berada di bawah pengaruhnya.
Pemerintahan Yosia
(34:8-13)
8 Pada tahun kedelapan belas dari pemerintahannya, setelah selesai mentahirkan negeri
dan rumah TUHAN, ia menyuruh Safan bin Azalya, dan Maaseya, penguasa kota, serta
Yoah bin Yoahas, bendahara negara, untuk memperbaiki rumah TUHAN, Tuhan nya. 9 Maka
datanglah mereka kepada imam besar Hilkia dan menyerahkan kepadanya uang yang
telah dibawa ke rumah Tuhan dan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Lewi, yaitu
oleh para penjaga pintu, dari orang-orang Manasye dan Efraim, dan dari semua orang
yang masih tinggal dari Israel, pula dari seluruh orang Yehuda dan Benyamin, dan dari
penduduk Yerusalem. 10 Uang itu diberikan mereka ke tangan para pekerja yang diangkat
untuk mengawasi rumah TUHAN; dan mereka itu, yang bekerja dalam rumah TUHAN,
mengeluarkannya untuk membetulkan dan memperbaiki rumah itu. 11 Mereka
memberikannya kepada tukang-tukang kayu dan tukang-tukang bangunan, supaya
tukang-tukang itu membeli batu pahat dan kayu untuk tupai-tupai dan untuk memasang
balok-balok pada gedung-gedung, yang oleh raja-raja Yehuda dibiarkan roboh. 12 Orang-
orang itu melakukan pekerjaan itu dengan setia. Orang-orang yang diangkat menjadi
pengawas mereka ialah: Yahat dan Obaja, orang-orang Lewi dari bani Merari, sedang
Zakharia dan Mesulam dari bani Kehat mengepalai semua. Dan semua orang Lewi yang
pandai memainkan alat-alat musik, 13 mengepalai kuli-kuli dan mengiringi semua tukang
dalam pekerjaan apapun. Dari antara orang-orang Lewi itu ada yang menjadi panitera,
pengatur atau penunggu pintu gerbang.
Di dalam perikop ini,
1. Perintah diberikan raja untuk memperbaiki rumah TUHAN (ay. 8). Sesudah
mentahirkan rumah TUHAN dari kecemaran, Yosia mulai
mempersiapkannya bagi ibadah yang akan dilaksanakan di dalamnya.
Demikian jugalah yang harus kita lakukan dengan rumah rohani hati kita,
yaitu membersihkannya dari pencemaran dosa, kemudian memperbaruinya
supaya dapat diubahkan sesuai gambar Tuhan . Di dalam perintah ini, Yosia
566
menyebut Tuhan sebagai TUHAN, Tuhan nya. Orang-orang yang mengasihi Tuhan
dengan sungguh akan sangat suka diam di rumah TUHAN.
2. Perintah raja ini diperhatikan dengan sungguh-sungguh supaya terlaksana
dengan baik. Orang-orang Lewi berkeliling negeri dan mengumpulkan
sejumlah besar uang untuk keperluan itu, yang kemudian diberikan kepada
ketiga bendahara yang telah disebutkan (ay. 8). Mereka membawa uang itu
ke imam besar Hilkia (ay. 9). Kemudian bersama mereka, Hilkia
menyerahkannya kepada para pekerja, yaitu baik pengawas maupun
pekerja, yang menjamin akan mengerjakan seluruh pekerjaan itu sampai
selesai (ay. 10-11). Dapat kita amati, para pekerja itu rajin dan jujur: mereka
melakukan pekerjaan itu dengan setia (ay. 12). Pekerja belumlah sepenuhnya
setia apabila mereka tidak bekerja dengan hati-hati dan rajin, sebab mereka
dipercaya untuk bekerja demikian. Kita juga dapat amati bahwa para
pengawas sungguh ahli. Sebab, disebutkan bahwa semua orang yang
dipekerjakan untuk memeriksa pekerjaan ini sangat terampil dalam
memainkan alat-alat musik. Tidaklah berarti bahwa keterampilan bermain
musik dapat dimanfaatkan dalam bidang merancang bangunan, namun hal ini
merupakan bukti bahwa mereka yaitu orang-orang yang memiliki
kepekaan dan keahlian. Terutama bahwa mereka pintar dalam bidang
matematika, yang membuat mereka memenuhi syarat bagi kepercayaan
semacam ini. Pada masa itu, orang-orang yang berpengetahuan sungguh
bijaksana apabila mereka menggunakan akal mereka untuk berbuat baik,
membantu teman, dan bila mereka mempunyai kesempatan, melayani orang
banyak. Amatilah di dalam pekerjaan ini, betapa Tuhan membagikan macam-
macam karunia-Nya. Di sini orang yang mengepalai kuli-kuli, yang cocok
untuk bekerja keras secara jasmani dan layak untuk bekerja. Kemudian ada
juga orang-orang (dari meliori luto – pekerjaan yang lebih halus), yang
memiliki keterampilan memainkan alat-alat musik. Mereka ini yaitu para
pengawas yang mengiringi semua tukang dalam pekerjaan apa pun, dan yang
menjadi panitera (juru tulis) serta pengatur. Golongan yang disebut pertama
tadi merupakan tangan, sedang yang disebut belakangan ini merupakan
kepala. Mereka saling membutuhkan, dan pekerjaan ini memang
membutuhkan kedua golongan ini. Janganlah sampai para pengawas
pekerjaan itu memandang rendah para kuli, atau mereka yang bekerja dalam
pelayanan merasa iri terhadap orang-orang yang tugasnya yaitu
memimpin. Sebaliknya, biarlah masing-masing menghargai dan melayani
yang lain dengan kasih, dan biarlah Tuhan menerima kemuliaan sedang
jemaat mendapatkan keuntungan dari berbagai karunia yang berbeda-beda
itu serta pengaturan tugasnya.
Kitab 2 Tawarikh 34:8-13
567
Pemerintahan Yosia
(34:14-28)
14 Ketika mereka mengeluarkan uang yang telah dibawa ke rumah TUHAN, imam Hilkia
menemukan kitab Taurat TUHAN, yang diberikan dengan perantaraan Musa. 15 Maka
berkatalah Hilkia kepada Safan, panitera negara itu: “Aku telah menemukan kitab Taurat
di rumah TUHAN!” Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, 16 dan Safan membawa
kitab itu kepada raja. Ia juga menyampaikan kabar kepada raja: “Segala sesuatu yang di-
tugaskan kepada hamba-hambamu, telah mereka laksanakan. 17 Mereka telah mengambil
seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para
pengawas dan para pekerja.” 18 Safan, panitera negara itu, memberitahukan juga kepada
raja: “Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku,” lalu Safan membacakan sebagian
di depan raja. 19 Segera sesudah raja mendengar perkataan Taurat itu, dikoyakkannyalah
pakaiannya. 20 Kemudian raja memberi perintah kepada Hilkia, kepada Ahikam bin Safan,
kepada Abdon bin Mikha, kepada Safan, panitera negara itu, dan kepada Asaya, hamba
raja, katanya: 21 “Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi yang masih tinggal di
Israel dan di Yehuda tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan
murka TUHAN yang dicurahkan kepada kita, oleh sebab nenek moyang kita tidak
memelihara firman TUHAN dengan berbuat tepat seperti yang tertulis dalam kitab ini!” 22
Maka pergilah Hilkia dengan orang-orang yang disuruh raja kepada nabiah Hulda, isteri
seorang yang mengurus pakaian-pakaian, yaitu Salum bin Tokhat bin Hasra, penunggu
pakaian-pakaian; nabiah itu tinggal di Yerusalem, di perkampungan baru. Mereka
berbicara kepadanya sebagaimana yang diperintahkan.
23 wanita itu menjawab mereka: “Beginilah firman TUHAN, Tuhan Israel! Katakanlah
kepada orang yang menyuruh kamu kepada-Ku! 24 Beginilah firman TUHAN:
Sesungguhnya Aku akan mendatangkan malapetaka atas tempat ini dan atas
penduduknya, yaitu segala kutuk yang tertulis dalam kitab yang telah dibacakan di depan
raja Yehuda, 25 sebab mereka meninggalkan Aku dan membakar korban kepada Tuhan
lain dengan maksud menimbulkan sakit hati-Ku dengan segala pekerjaan tangan mereka;
sebab itu nyala murka-Ku akan dicurahkan ke tempat ini dengan tidak padam-padam. 26
namun kepada raja Yehuda yang telah menyuruh kamu untuk meminta petunjuk TUHAN,
harus kamu katakan demikian: Beginilah firman TUHAN, Tuhan Israel: Mengenai
perkataan yang telah kaudengar itu, 27 oleh sebab engkau sudah menyesal dan engkau
merendahkan diri di hadapan Tuhan pada waktu engkau mendengar firman-Nya terhadap
tempat ini dan terhadap penduduknya, oleh sebab engkau merendahkan diri di
hadapan-Ku, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, Akupun telah men-
dengarnya, demikianlah firman TUHAN, 28 maka sesungguhnya Aku akan mengumpulkan
engkau kepada nenek moyangmu, dan engkau akan dikebumikan ke dalam kuburmu
dengan damai, dan matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan
Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya.” Lalu mereka menyampaikan jawab
itu kepada raja.
Seluruh perikop yang diceritakan di sini sama persis seperti dalam 2 Raja-raja
22:8-20, dan tidak ada yang perlu ditambahkan kepada apa yang telah kita amati
di dalam Kitab Raja-raja itu. Namun demikian,
1. Dengan membaca perikop ini, baiklah kita memuji Tuhan sebab kita
memiliki banyak Alkitab, dan semua orang, mudah-mudahan, sudah
memilikinya. Dengan demikian, Kitab Taurat dan Injil tidak lenyap ataupun
langka. Dalam hal ini, firman TUHAN tidaklah sangat mahal. Alkitab itu batu
permata indah, namun puji syukur kepada Tuhan , kitab itu bukan merupakan
benda langka. Mata air kehidupan bukanlah sumber atau mata air yang
568
ditutup. Sebaliknya, di segala tempat, kota Tuhan , kediaman Yang Mahatinggi,
disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Usus communis aquarum –
sungai-sungai ini mengalir untuk digunakan semua orang. sebab itu, betapa
besar kita harus pertanggungjawabkan apabila hal-hal agung dari hukum
Tuhan yang telah disediakan untuk umum itu, kita anggap sebagai hal-hal
asing!
2. Belajar dari Raja Yosia, setiap kali membaca atau mendengar firman Tuhan ,
hati kita harus peka dan menerimanya dengan penuh rasa takut kudus akan
murka Tuhan terhadap semua kedurhakaan dan ketidakbenaran manusia.
Saat ia mendengar perkataan Taurat, dikoyakkannyalah pakaiannya (ay. 19),
dan Tuhan senang melihat perbuatannya itu (ay. 27). Seandainya hal-hal yang
tercatat di dalam Kitab Suci masih baru bagi kita, sama seperti bagi Yosia di
sini, maka hal-hal itu tentu akan sangat dalam berpengaruh atas diri kita
dibandingkan kalau hal-hal itu sudah biasa bagi kita. Namun demikian,
walaupun sudah sangat dikenal, perkataan Kitab Suci tidak berarti kurang
penting, dan oleh sebab itu tidak boleh kita pandang remeh. Sebab itu,
koyakkanlah hati dan bukan pakaian.
3. Di sini kita diarahkan bagaimana harus berbuat ketika diinsafkan dari dosa
dan menjadi sadar akan murka ilahi, yaitu agar kita mencari TUHAN dan
bertanya kepada-Nya. Itulah yang dilakukan Yosia (ay. 21). Sungguh penting
bagi kita untuk bertanya, seperti yang mereka lakukan dalam Kisah Para
Rasul 2:37, Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara? dan lebih
khusus lagi, seperti yang ditanyakan kepala penjara, Apakah yang harus aku
perbuat, supaya aku selamat? (Kis. 16:30). Jika kamu mau bertanya,
datanglah bertanya (Yes. 21:12). Dan terpujilah Tuhan , sebab kita memiliki
orang-orang hidup yang menyampaikan sabda Tuhan sehingga kita dapat
mengajukan pertanyaan kepada mereka.
4. Di sini kita diperingatkan perihal kehancuran yang dapat ditimbulkan dosa
atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan. Orang–orang yang meninggalkan
Tuhan akan mendatangkan celaka atas diri mereka sendiri (ay. 24-25), dan
menyalakan api yang tidak padam-padam. Seperti itulah api murka Tuhan
ketika keputusan telah dijatuhkan menimpa orang-orang yang dengan keras
kepala dan tidak mau bertobat tetap hidup menurut jalan-jalan mereka yang
jahat.
5. Di sini kita didorong untuk merendahkan hati di hadapan Tuhan dan mencari
Dia seperti yang dilakukan Yosia. Apabila dengan cara itu kita tidak berhasil
menjauhkan murka Tuhan dari negeri kita, kita masih bisa menyelamatkan
jiwa kita (ay. 27-28). Di sini orang-orang yang baik diajar agar tidak takut
pada kematian dan justru menyambutnya ketika sebab merajalelanya
Kitab 2 Tawarikh 34:8-13
569
kejahatan, tercabutlah nyawa orang benar, dan ia masuk ke tempat damai.
Lihatlah bagaimana sifat maut diubah dengan menjadikannya sebagai janji:
engkau akan dikebumikan ke dalam kuburmu dengan damai, berdiam di
dalam bahtera, seperti Nuh, saat air bah datang.
Pemerintahan Yosia
(34:29-33)
29 Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan
Yerusalem. 30 Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN bersama-sama semua orang
Yehuda dan penduduk Yerusalem, para imam, orang-orang Lewi, dan seluruh orang
awam, baik yang besar maupun yang masih kecil. Dengan didengar mereka ia
membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu.
31 Sesudah itu berdirilah raja pada tempatnya dan diikatnyalah perjanjian di hadapan
TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-
Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hatinya dan
dengan segenap jiwanya dan untuk melakukan perkataan perjanjian yang tertulis dalam
kitab itu. 32 Ia menyuruh semua orang yang berada di Yerusalem dan Benyamin ikut serta
dalam perjanjian itu. Dan penduduk Yerusalem berbuat menurut perjanjian Tuhan , yaitu
Tuhan nenek moyang mereka. 33 Yosia menjauhkan segala dewa kekejian dari semua
daerah orang Israel dan menyuruh semua orang yang ada di Israel beribadah kepada
TUHAN, Tuhan mereka. Maka sepanjang hidup Yosia mereka tidak menyimpang mengikuti
TUHAN, Tuhan nenek moyang mereka.
Di dalam perikop ini diceritakan tentang kemajuan-kemajuan selanjutnya yang
dilakukan Yosia menuju pembaharuan kerajaannya, setelah mendengar hukum
Taurat dibacakan dan menerima pesan Tuhan yang dikirimkan kepadanya
melalui seorang nabiah. Berbahagialah rakyat yang memiliki raja seperti itu.
Sebab di sini kita mendapati bahwa,
1. Rakyat diajar dengan baik. Yosia tidak ke sana kemari memaksa mereka
melakukan kewajiban masing-masing, sebelum ia terlebih dahulu
mengajarkan cara melakukannya kepada mereka. Ia mengumpulkan seluruh
rakyat, baik besar maupun kecil, tua maupun muda, kaya maupun miskin,
berkedudukan tinggi maupun rendah. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar perkataan dari kitab perjanjian itu, sebab mereka semua punya
kepentingan dengan perkataan itu. Untuk menaruh hormat terhadap ibadah
dan lebih menarik perhatian jemaat, walaupun sudah hadir juga para imam
dan orang Lewi, raja sendiri membacakan dari kitab itu kepada rakyat (ay.
30). Tidak perlu diragukan lagi bahwa ia membacanya dengan sikap
sedemikian rupa sehingga tampak hatinya sangat tergugah dengan isinya,
yang bisa menjadi sarana untuk menggugah hati para pendengarnya juga.
2. Mereka semua menjadi mantap hatinya. Sesudah butir-butir kesepakatan
antara Tuhan dan Israel dibacakan supaya mereka sungguh memahami
570
kovenan mereka dengan Tuhan , maka dengan penuh khidmat baik raja
maupun rakyat melakukan seperti yang tertulis di dalam butir-butir
kovenan itu. Di pihaknya sendiri, raja memiliki kovenan untuk memelihara
perintah-perintah Tuhan dengan segenap hati dan jiwanya, sesuai dengan
yang tertulis dalam kitab itu (ay. 31). Kemudian ia mendorong rakyatnya
untuk menyatakan persetujuan mereka terhadap kovenan ini dengan cara
sama, dan berjanji dengan sepenuh hati bahwa mereka akan melaksanakan,
memenuhi, dan memelihara dengan setia segala sesuatu yang menjadi
bagian mereka untuk dikerjakan, sesuai dengan kovenan ini. Dan mereka
pun melakukannya. sebab merasa malu, mereka tidak bisa berbuat lain.
Yosia menyebabkan semua orang yang berada di sana ikut serta dalam
perjanjian itu (ay. 32), dan membuat mereka semua beribadah kepada
TUHAN, Tuhan mereka (ay. 33), untuk melaksanakannya dan menjadikannya
sebagai kewajiban mereka. Yosia melakukan apa pun untuk mengajak
mereka melakukannya, yaitu beribadah, dan beribadah (KJV). Pengulangan
kata ini menunjukkan bahwa inilah satu-satunya hal yang menjadi pusat
perhatian hatinya. Tidak ada hal lain yang ditujukannya dalam apa yang
dilakukannya, selain mengajak rakyat kepada Tuhan dan kewajiban mereka.
3. Mereka berperilaku baik, dan bersikap jujur. Sepanjang hidup Yosia mereka
tidak menyimpang mengikuti TUHAN. Ia mencegah mereka dengan susah
payah agar tidak terjatuh ke dalam penyembahan berhala kembali.
Sepanjang hidup Yosia merupakan hari-hari penuh pengendalian atas
perilaku mereka. Namun, hal ini juga menyiratkan bahwa di dalam hati,
mereka masih betah dalam membelakangi Tuhan , cenderung kembali kepada
penyembahan berhala. Banyak dari antara mereka yang tidak menginginkan
apa pun selain menyingkirkan Yosia, supaya mereka dapat kembali kepada
bukit-bukit pengorbanan dan patung-patung mereka lagi. Itulah sebabnya
kita mendapati bahwa sepanjang hidup Yosia (Yer. 3:6), Tuhan mendakwa
Yehuda atas perbuatan tidak setia, tidak kembali kepada-Nya dengan tulus
hatinya, namun dengan pura-pura (Yer. 3:10). Bahkan lebih dari itu, mereka
telah pergi bersundal (Yer. 3:8), dan dengan demikian bahkan Israel,
wanita murtad itu, hendak membuktikan dirinya lebih benar (Yer. 3:11).
Pada tahun kedua puluh tiga masa pemerintahan ini, yaitu empat atau lima
tahun sesudah ini, mereka terus-menerus menimbulkan sakit hati Tuhan
dengan buatan tangan mereka (Yer. 25:3-7). Sangatlah mudah dilihat bahwa
hal ini terjadi sejak awal pembaharuan yang diadakan Yosia, yaitu pada
tahun kedua belas atau ketiga belas, bahwa kesalahan kaum Yehuda yang
membawa kehancuran atas mereka, dan yang harus ditanggung sang nabi
sambil berbaring pada sisi kanannya (Yeh. 4:6). Dari saat itu sampai kepada
Kitab 2 Tawarikh 34:8-13
571
kehancuran Yerusalem hanya memakan waktu empat puluh tahun lamanya.
Yosia bersungguh-sungguh dalam apa yang dilakukannya, namun sebagian
besar rakyatnya menentang hal itu. Mereka masih saja sangat mendambakan
berhala-berhala mereka, sehingga pembaharuan yang telah dirancang dan
dijalankan dengan baik oleh raja nyaris tidak berpengaruh terhadap
rakyatnya. Dengan rasa enggan mereka berpisah dengan berhala-berhala
mereka. Di dalam hati mereka masih terhubung dengan berhala-berhala itu,
dan menginginkannya lagi. Hal ini dilihat Tuhan , dan oleh sebab itu, ketika
orang bisa saja berpikir bahwa dasar telah diletakkan untuk memperoleh
keamanan dan damai tanpa henti, justru sejak saat itulah dikeluarkan
keputusan untuk kehancuran mereka. Tidak yang dapat mempercepat
kehancuran suatu umat atau lebih mematangkan mereka terhadap
kehancuran itu dibanding perbuatan memadamkan upaya pembaharuan
yang penuh harapan, dan sikap munafik berpura-pura kembali kepada Tuhan .
Jangan sesat! Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
PASAL 35
Di sini kita mengikuti Yosia,
I. Ke rumah TUHAN, di mana kita menyaksikan bagaimana ia mengawasi
agar peraturan dan ketetapan perayaan paskah berjalan sesuai dengan
hukum Taurat (ay. 1-19).
II. Ke medan perang, di mana kita menyaksikan bagaimana ia tergesa-
gesa menceburkan diri melawan raja Mesir, dan bagaimana ia
membayar harga yang sangat mahal sebab nya (ay. 20-23).
III. Ke kuburan, di mana kita menyaksikan ia diratapi dengan pedih (ay.
24-27). Dengan demikian kita mengucapkan selama jalan kepada Yosia.
Masa Pemerintahan Yosia
(35:1-19)
1 Kemudian Yosia merayakan Paskah bagi TUHAN di Yerusalem. Domba Paskah
disembelih pada tanggal empat belas bulan yang pertama. 2 Ia menetapkan tugas para
imam, dan mendorong mereka menunaikan tugas jabatannya dalam rumah TUHAN. 3
Berkatalah ia kepada orang-orang Lewi yang yaitu pengajar seluruh Israel dan orang-
orang kudus TUHAN: “Tempatkanlah tabut kudus itu di dalam rumah yang telah didirikan
Salomo bin Daud, raja Israel. Tidak usah lagi kamu mengusungnya. Sekarang layanilah
TUHAN, Tuhan mu, dan Israel, umat-Nya! 4 Bersiaplah menurut puak-puakmu dan menurut
rombonganmu sebagaimana yang dituliskan Daud, raja Israel, dan Salomo, anaknya. 5
Berdirilah di halaman tempat kudus menurut golongan puak saudara-saudaramu yang
lain, yaitu kaum awam, dengan satu rombongan puak orang Lewi untuk tiap golongan
saudara-saudaramu itu.
6 Sembelihlah domba Paskah, kuduskanlah dirimu, dan adakanlah persiapan bagi
saudara-saudaramu, supaya dilakukan apa yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan
Musa.” 7 Yosia menyumbangkan kepada kaum awam sejumlah tiga puluh ribu ekor
kambing domba, yaitu domba-domba dan kambing-kambing jantan yang muda,
semuanya sebagai korban Paskah bagi semua orang yang hadir. Selain itu
disumbangkannya tiga ribu ekor lembu. Semuanya itu dari harta milik raja. 8 Juga para
panglimanya memberi sumbangan sukarela kepada rakyat, para imam, dan orang-orang
Lewi. Kemudian Hilkia, Zakharia dan Yehiel, para pemuka rumah Tuhan , memberi kepada
para imam dua ribu enam ratus ekor kambing domba sebagai korban Paskah dan selain
itu tiga ratus ekor lembu. 9 Lalu Konanya dan kedua saudaranya, Semaya dan Netaneel,
serta Hasabya, Yeiel dan Yozabad, para pemimpin orang-orang Lewi, menyumbangkan
574
kepada orang-orang Lewi lima ribu ekor kambing domba sebagai korban Paskah dan
selain itu lima ratus ekor lembu. 10 Setelah upacara ibadah disiapkan, berdirilah para
imam pada tempatnya dan orang-orang Lewi menurut rombongannya sesuai dengan
perintah raja. 11 Maka disembelihlah domba Paskah, dan para imam menyiramkan darah
yang mereka terima dari orang-orang Lewi, sedang orang-orang Lewi menguliti domba
itu. 12 namun mereka memisahkan korban bakaran untuk diserahkan kepada kaum awam
menurut golongan puak mereka, supaya dipersembahkan kepada TUHAN sebagaimana
tertulis dalam kitab Musa. Demikian pula dilakukan mereka dengan lembu-lembu. 13
Kemudian mereka memasak domba Paskah di atas api sesuai dengan peraturan, sedang
persembahan-persembahan kudus mereka masak dalam kuali, belanga dan pinggan, lalu
membawanya cepat-cepat kepada segenap kaum awam. 14 Kemudian mereka
menyediakannya bagi dirinya dan bagi para imam, sebab para imam, yaitu anak-anak
Harun, sampai malam hari sibuk mempersembahkan korban bakaran dan segala lemak.
Oleh sebab itu orang-orang Lewi menyediakannya bagi dirinya dan bagi para imam, yaitu
anak-anak Harun. 15 Para penyanyi, yaitu bani Asaf, ada pada tempat mereka sesuai
dengan perintah Daud, Asaf, Heman dan Yedutun, pelihat raja itu; juga para penunggu
pintu gerbang ada pada tiap-tiap pintu gerbang. Mereka tidak usah meninggalkan tugas
mereka, sebab saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, menyediakannya untuk
mereka. 16 Demikianlah seluruh upacara ibadah bagi TUHAN disiapkan pada hari itu
untuk merayakan Paskah dan untuk mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah
TUHAN sesuai dengan perintah raja Yosia. 17 Pada waktu itu orang Israel yang hadir di
situ merayakan Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi selama tujuh hari. 18 Paskah
semacam itu tidak pernah lagi dirayakan di Israel sejak nabi Samuel. Seorang pun di
antara raja-raja orang Israel tidak pernah merayakan Paskah seperti yang dirayakan
Yosia dengan para imam dan orang-orang Lewi, dengan seluruh orang Yehuda dan Israel
yang dapat hadir, dan dengan penduduk Yerusalem. 19 Paskah itu dirayakan pada tahun
kedelapan belas pemerintahan Yosia.
Pemusnahan yang dilakukan Yosia terhadap semua berhala dan penyembahan
berhala lebih banyak diceritakan dalam Kitab Raja-raja, namun hanya
disebutkan dalam Kitab Tawarikh ini pada pasal sebelumnya (ps. 33). Namun
perayaan Paskah yang ia peringati, yang hanya disinggung sedikit di Kitab Raja-
raja (2Raj. 23:21), diceritakan dalam Kitab Tawarikh pasal ini dengan terperinci.
Ada banyak hari raya TUHAN yang ditetapkan oleh hukum Taurat yang penuh
tata upacara itu, namun Paskah yaitu yang paling utama. Paskah memulai semua
perayaan pada malam ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, dan Paskah pula
yang mengakhiri semua perayaan itu pada malam ketika Kristus dikhianati. Dan
dengan perayaan paskah pula, Hizkia dan Yosia, kedua tokoh pembaharuan yang
agung itu, membangkitkan agama pada masa pemerintahan mereka. Ketetapan
perjamuan kudus lebih mirip perjamuan Paskah dibanding perayaan Yahudi
mana pun. Dan ketaatan dalam merayakan Paskah dengan semestinya sesuai
hukum ibadah, merupakan tanda dan ungkapan dari kemurnian dan kecantikan
jemaat yang bertumbuh dan juga akan kesalehan dan ibadah yang bertumbuh
dari orang Kristen secara pribadi. Agama tidak dapat berkembang di tempat di
mana Paskah diabaikan sepenuhnya atau tidak dirayakan dengan sebagaimana
mestinya. Kembalilah kepada ketetapan itu, hidupkanlah ia kembali, jadikan
kewajibanmu untuk merayakan ketetapan yang mengikat hati itu, maka dengan
Kitab 2 Tawarikh 35
575
demikian, dapat diharapkan, akan terjadi pembaharuan dalam hal-hal lainnya
juga.
Dalam catatan yang kita dapati tentang perayaan Paskah Hizkia, kita
menemukan semangat yang berapi-api dari rakyat, dan betapa hati mereka larut
dalam ibadah itu. Namun sangat sedikit suasana hati seperti ini muncul dalam
perayaan Paskah Yosia ini. Rakyat menjalankan Paskah lebih disebab kan
ketaatan mereka kepada raja (ay. 17-18) ketimbang sebab hasrat yang mereka
miliki. Kebanggaan mereka dalam menjalankan ibadah ini begitu besar, hati
mereka tidak larut dalam kuasanya. Namun demikian, apa pun kekurangan
mereka dalam semangat melakukan kewajiban ini, baik pemimpin-pemimpin
maupun imam-imam melakukan bagian mereka dan memperhatikan agar
tampak lahiriah dari perayaan ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
sebagaimana seharusnya.
I. Sang raja mendorong dan mengarahkan, menyemangati dan menopang para
imam dan orang Lewi untuk melaksanakan tugas mereka dengan sungguh-
sungguh. Mungkin ia melihat mereka lalai dan acuh tak acuh, tidak berniat
untuk berusaha atau beranjak. Apabila para pelayan Tuhan demikian, maka
tidak ada salahnya bagi siapa pun, terutama paling tepat bagi para imam,
untuk menyemangati mereka melakukan pekerjaan mereka. Sampaikanlah
kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam
Tuhan kaujalankan sepenuhnya (Kol. 4:17). Mari lihat bagaimana raja yang
baik ini mengatur pelayan-pelayannya pada perayaan ini.
1. Ia mengingatkan mereka akan jabatan yang ditetapkan atas mereka oleh
hukum Musa (ay. 6), dan kelompok yang ditetapkan atas mereka oleh
Daud dan Salomo (ay. 4). Ia menetapkan tugas mereka (ay. 2). Ia tidak
memerintahkan mereka untuk melakukan pekerjaan baru, atau
menyuruh mereka melakukan cara yang baru, namun memanggil
mereka kembali kepada kewajiban yang sudah ditetapkan bagi mereka.
Rombongan mereka telah dituliskan, jadi biarkan mereka kembali
kepada tulisan itu, dan mengatur diri menurut golongan saudara-
saudara mereka (ay. 5). Peraturan kita ditetapkan secara tertulis. Biarlah
para pejabat memperhatikan agar para pelayan berjalan sesuai dengan
aturan dan melaksanakan tugas mereka.
2. Ia memerintahkan supaya tabut kudus diletakkan pada tempatnya.
Sepertinya tabut itu selama ini dipindahkan, mungkin oleh raja-raja yang
jahat, untuk memberi ruang bagi berhala-berhala mereka di ruang maha
kudus, atau oleh Hizkia, untuk memberi ruang bagi para pekerja yang
memperbaiki rumah TUHAN. Apa pun itu, Yosia memerintahkan orang-
576
orang Lewi untuk menempatkan tabut kudus itu di dalam rumah (ay. 3),
dan tidak mengusungnya ke sana kemari, sebagaimana yang sepertinya
mereka lakukan selama ini dengan membenarkan diri bahwa mereka
melakukannya mengikuti kebiasaan sebelum rumah TUHAN dibangun.
Sekarang, setelah para imam dilepaskan dari tugas mengusung tabut
kudus, maka mereka harus lebih berhati-hati dalam menjalankan
pelayanan lainnya.
3. Ia memerintahkan mereka untuk melayani Tuhan dan umat-Nya Israel (ay.
3). Para pelayan TUHAN harus memandang dirinya sebagai pelayan, baik
bagi Kristus maupun bagi jemaat-Nya sebab kehendak-Nya (2Kor. 4:5).
Mereka harus memperhatikan, dan bersusah payah, dan menyediakan
diri untuk melayani sepenuhnya,
(1) Demi kemuliaan dan kehormatan Tuhan , dan demi memajukan semua
kepentingan kerajaan-Nya di tengah-tengah manusia. Paulus, hamba
Tuhan (Tit. 1:1)
(2) Demi kesejahteraan dan kebaikan kaumnya. Bukan sebagai penguasa
atas iman mereka, melainkan sebagai penolong dalam kesucian dan
sukacita mereka. Dan tidak akan ada kesulitan, dengan kekuatan dari
Tuhan , dalam pelayanan yang jujur kepada kedua tuan ini.
4. Ia memerintahkan mereka untuk menguduskan diri, dan mengadakan
persiapan bagi saudara-saudara mereka (ay. 6). Pekerjaan para pelayan
harus dimulai dari rumah, dan mereka harus terlebih dahulu
menguduskan diri, menyucikan diri dari dosa, memisahkan diri dari
dunia, dan mengkhususkan diri bagi Tuhan . Namun tidak berakhir sampai
di sana saja, mereka harus melakukan apa yang dapat mereka lakukan
untuk mengadakan persiapan bagi saudara-saudara mereka (ay. 6)
dengan menegur, mengajar, menasihati, menyemangati dan menghibur
mereka. Persiapan dalam hati memang berasal dari pada TUHAN, namun
para pelayan harus menjadi alat di tangan-Nya.
5. Ia mendorong mereka menunaikan tugas jabatannya (ay. 2) Ia
mengucapkan kata-kata pujian kepada mereka, sebagaimana yang
dilakukan Hizkia (30:22). Ia menjanjikan dukungannya kepada mereka.
Perhatikanlah, mereka yang kita perintahkan perlu kita semangati.
Kebanyakan orang senang dipuji, dan akan dibentuk oleh pujian lebih
dari oleh ancaman.
II. Raja dan para panglima, dipengaruhi oleh teladan yang ia berikan, memberi
sumbangan dengan sukarela untuk perayaan Paskah ini. Perayaan-perayaan
Kitab 2 Tawarikh 35
577
upacara sangat mahal, yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa
mereka diabaikan. Orang tidak memiliki gairah yang cukup untuk
membayarnya, mereka juga tidak menyukainya. Oleh semua alasan ini, maka
1. Yosia, dengan harta miliknya, menyumbangkan kepada jemaat domba-
domba Paskah dan persembahan lainnya, untuk dikorbankan selama
tujuh hari perayaan. Ia menyumbangkan dari harta miliknya tiga puluh
ribu ekor domba sebagai korban Paskah, untuk jamuan bagi pemberi
korban, dan tiga ribu ekor lembu (ay. 7) untuk dikorbankan selama tujuh
hari berikutnya. Perhatikan, mereka yang bersungguh-sungguh dalam
hal rohani seharusnya, ketika mengajak orang lain untuk melakukan hal
yang baik, membuatnya semurah dan semudah mungkin bagi mereka. Di
mana Tuhan menabur dengan limpah, di sana Ia berharap untuk menuai
yang demikian juga. Ditakutkan bahwa kebanyakan umat datang tanpa
membawa bekal, sehingga jika Yosia tidak menyediakan perbekalan bagi
mereka, maka pekerjaan Tuhan tidak dapat dijalankan.
2. Para pemuka, yaitu orang-orang yang kaya, memberi sumbangan untuk
menanggung korban yang menjadi bagian para imam, seperti yang
dilakukan Yosia bagi rakyat. Para panglima (ay. 8), yaitu para pemuka
dari suku yang kudus itu, pemuka rumah Tuhan , menanggung bagian para
imam. Beberapa orang kaya dan pemimpin orang-orang Lewi juga
menyumbangkan bagi mereka kambing domba, yang besar dan kecil,
untuk korban (ay. 9). Sebab, bagi mereka yang dengan tulus ingin
melakukan kewajiban mereka, Sang Penyelenggara terkadang
membangkitkan kawan-kawan untuk menanggung mereka, lebih dari
yang dapat mereka harapkan.
III. Para imam dan orang-orang Lewi melaksanakan tugas mereka dengan
segera (ay. 10). Mereka menyembelih domba Paskah di pelataran rumah
TUHAN, para imam memercikkan darah ke atas mezbah, dan orang-orang
Lewi menguliti domba-domba itu, dan kemudian menyerahkan dagingnya
kepada kaum awam menurut golongan puak mereka (ay. 11-12), tidak
kurang dari sepuluh, tidak lebih dari dua puluh, seekor domba. Mereka
membawanya ke tempat tinggal mereka, memasak dan memakannya sesuai
dengan peraturan (ay. 13). Untuk persembahan lainnya yang kudus,
dagingnya dimasak menurut aturan korban keselamatan dan dibawa cepat-
cepat kepada segenap kaum awam, sehingga mereka dapat memakannya
sebagai tanda sukacita atas pendamaian dosa dan perdamaian mereka
dengan Tuhan . Terakhir, para imam dan orang-orang Lewi menghormati Tuhan
dengan menyediakannya bagi dirinya sendiri (ay. 14). Janganlah para
578
pelayan TUHAN berpikir bahwa dengan memperhatikan jiwa orang lain
maka mereka dapat mengabaikan jiwa mereka sendiri, atau bahwa
kesibukan melayani ibadah umum dapat menggantikan kegiatan rohani
pribadi dan keluarga mereka. Orang-orang Lewi menyediakan daging Paskah
bagi dirinya dan bagi para imam, sebab para imam disibukkan sepanjang
hari dalam pelayanan mezbah. Oleh sebab itu, supaya jangan sampai para
imam tidak sempat menyiapkan domba untuk mereka makan, maka orang-
orang Lewi menyiapkannya bagi mereka pada waktu makan malam. Kiranya
para pelayan TUHAN belajar untuk saling melayani, serta mendukung
pekerjaan satu sama lain, sebagai saudara, dan rekan sepelayanan bagi Tuan
yang sama.
IV. Para penyanyi dan penunggu pintu ada pada tempat mereka, dan melakukan
tugas mereka (ay. 15). Para penyanyi dengan kidung pujian dan musik
mereka menyuarakan dan membangkitkan sukacita jemaah, dan menjadikan
perayaan menyukakan bagi mereka. Para penunggu pintu memastikan tidak
ada penyusup atau yang semacamnya yang akan mencemari atau
mengacaukan jemaah, juga memastikan tidak ada yang keluar, supaya tidak
ada yang menyelinap kabur sampai perayaan usai. Selama mereka
disibukkan seperti itu, maka saudara mereka, orang-orang Lewi menyiapkan
domba Paskah bagi mereka.
V. Seluruh ibadah perayaan dilakukan tepat sesuai dengan hukum Taurat (ay.
16-17), dan sebagaimana dicatat, Paskah semacam itu tidak pernah lagi
dirayakan di Israel sejak nabi Samuel (ay. 18), sebab pada Paskah yang
diadakan Hizkia terdapat beberapa pengecualian. Uskup Patrick mengamati
bahwa perayaan Paskah ini mengungguli perayaan-perayaan Paskah lainnya
yang diadakan raja-raja terdahulu, sebab meskipun Yosia tidak sekaya Daud,
Salomo, dan Yosafat, namun ia menyediakan hewan korban untuk seluruh
jemaah, baik korban Paskah maupun pendamaian, dengan menanggung
biayanya sendiri, yang lebih dari raja mana pun sebelumnnya.
Kematian Yosia
(35:20-27)
20 Kemudian dari pada semua ini, setelah Yosia memperbaiki rumah TUHAN, majulah
Nekho, raja Mesir, hendak berperang di Karkemis di tepi sungai Efrat. Yosia keluar
menghadapinya. 21 Ia mengirim utusan kepada Yosia, dengan pesan: “Apakah urusanmu
dengan aku, raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan engkau, namun melawan
keluarga raja yang sedang kuperangi. Tuhan memerintahkan aku supaya segera bertindak.
Kitab 2 Tawarikh 35
579
Hentikanlah niatmu menentang Tuhan yang menyertai aku, supaya engkau jangan
dimusnahkan-Nya!” 22 namun Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar
untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan
pesan Tuhan , lalu berperang di lembah Megido.
23 Maka pemanah-pemanah menembaki raja Yosia, dan raja berseru kepada orang-
orangnya: “Bawa aku dari sini, sebab aku luka parah!” 24 Orang-orangnya
mengangkatnya dari keretanya, lalu mengangkutnya dengan kereta cadangannya lalu
membawanya ke Yerusalem. Kemudian matilah ia, lalu dikuburkan di pekuburan nenek
moyangnya. Seluruh Yehuda dan Yerusalem berkabung sebab Yosia. 25 Yeremia
membuat suatu syair ratapan mengenai Yosia. Dan sampai sekarang ini semua penyanyi
laki-laki dan penyanyi wanita menyanyikan syair-syair ratapan mengenai Yosia, dan
mereka jadikan itu suatu kebiasaan di Israel. Semuanya itu tertulis dalam Syair-syair
Ratapan. 26 Selebihnya dari riwayat Yosia dan perbuatan-perbuatannya yang saleh yang
sesuai dengan yang ada tertulis dalam Taurat TUHAN, 27 yaitu , riwayatnya dari awal
sampai akhir, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan
Yehuda.
Tiga belas tahun jaraknya dari Paskah Yosia yang terkenal sampai kematiannya.
Selama masa ini, dapat kita harapkan, segala sesuatu dalam kerajaannya
berjalan dengan baik, bahwa ia makmur dan agama berkembang. Namun, kita
tidak dihiburkan dengan catatan yang menyenangkan akan tahun-tahun
tersebut. Sebaliknya, tahun-tahun itu berlalu dalam sunyi, sebab rakyat tidak
berbalik dari cinta mereka akan dosa, dan Tuhan juga tidak berbalik dari
keganasan murka-Nya. sebab itu, kabar selanjutnya yang kita dengar mengenai
Yosia yaitu bahwa ia diputuskan hidupnya di puncak hari hidupnya dan
kegunaannya sebelum usianya genap empat puluh tahun. Kita menemukan
cerita sedih ini dalam 2 Raja-raja 23:29-30. Dalam pasal ini kisah ini lebih
banyak diceritakan. Tampak jelas di sini, lebih dibandingkan di Kitab 2 Raja-raja,
kematiannya digambarkan sebagai akibat dari kesalahannya sendiri Yosia, dan
pujian diberikan kepada rakyatnya, di luar dugaan kita.
I. Yosia yaitu seorang raja yang sangat baik, namun ia sungguh dipersalahkan
atas tindakannya yang gegabah dan kesombongannya untuk berperang
melawan raja Mesir tanpa alasan atau tantangan untuk berperang. Sudah
cukup buruk, sebagaimana yang dicatat pada Kitab Raja-raja, bahwa ia ikut
campur dalam perselisihan yang bukan miliknya. namun dalam pasal ini
terlihat lebih buruk lagi, sebab kelihatannya, raja Mesir mengirim utusan
kepadanya untuk memperingatkannya akan rencananya itu (ay. 21).
1. Raja Mesir berdebat dengan Yosia,
(1) Berdasarkan asas keadilan. Ia mengakui bahwa ia tidak memiliki niat
untuk melukainya, dan sebab itu tidak adil, bertentangan dengan
keadilan yang lazim dan hukum bangsa-bangsa, bagi Yosia untuk
membawa pasukan melawannya. Apabila seorang benar berperkara
580
dalam hal yang tidak benar, janganlah ia mengharapkan kemenang-
an. Tuhan tidak membedakan orang (lih. Ams. 3:30, 25:8).
(2) Berdasarkan asas keagamaan: “Tuhan beserta aku, bahkan, Ia
memerintahkan aku supaya segera bertindak, oleh sebab itu, jika
engkau menghambat langkahku, maka engkau menentang Tuhan .”
Tidak mungkin raja Mesir hanya berpura-pura seperti yang
dilakukan Sanherib pada kejadian serupa (2Raj. 18:25), berharap
untuk menghentikan Yosia, sebab ia tahu bahwa Yosia menghormati
perkataan Tuhan . Sebab di katakan di sini (ay. 22), bahwa kata-kata
Nekho merupakan pesan Tuhan . Oleh sebab itu kita menduga bahwa
baik melalui sebuah mimpi atau melalui sebuah dorongan yang kuat
dalam jiwanya yang membuat ia memiliki alasan untuk berpikir
bahwa hal itu berasal dari Tuhan , atau melalui Yeremia atau nabi
lainnya, Ia telah memerintahkan Nekho untuk berperang melawan
raja Asyur.
(3) Berdasarkan asas kebijakan: “Supaya engkau jangan dimusnah-
kannya. Berbahaya bagimu untuk melawan orang yang tidak hanya
memiliki pasukan yang lebih baik dan tujuan yang lebih baik, namun
yang juga ada Tuhan di pihaknya.”
2. Bukanlah sebab murka kepada Yosia, yang hatinya lurus kepada Tuhan
Tuhan nya, melainkan murka kepada sebuah bangsa yang munafik, yang
tidak layak mendapatkan seorang raja yang sedemikian baik, sehingga
Yosia menjadi begitu bernafsu sampai tidak mau mendengarkan
penjelasan yang adil dan menghentikan upayanya. Ia tidak berpaling dari
pada Nekho, lalu pergi sendiri dan berperang melawan pasukan Mesir di
lembah Megido (ay. 22). Seandainyapun ia tidak dapat percaya bahwa
raja Mesir mendapat perintah dari Tuhan untuk melakukan apa yang ia
lakukan, namun, atas penjelasan Nekho itu, seharusnya Yosia meminta
petunjuk nabi Tuhan sebelum melawannya. Dengan tidak meminta
petunjuk nabi, ia melakukan kekalahan besar dan mendatangkan akibat
yang mematikan. Dalam hal ini ia tidak hidup seperti Daud, bapa
leluhurnya. Sebab, jika ia berlaku seperti Daud, maka ia akan terlebih
dahulu bertanya kepada Tuhan, Apakah aku harus maju? Akankah
Kauserahkan mereka ke dalam tanganku? Bagaimanakah kita berpikir
dapat berhasil dalam jalan-jalan kita jika kita tidak mengakui Tuhan di
dalamnya?
II. Rakyat Yehuda yaitu orang-orang yang sangat jahat, namun demikian
mereka begitu dipuji sebab meratapi kematian Yosia. Bahwa Yeremia
Kitab 2 Tawarikh 35
581
meratapi Yosia, saya tidak heran. Yeremia yaitu nabi peratap, dan telah
terlebih dahulu melihat dengan jelas kehancuran bangsa ini yang akan
terjadi setelah kematian raja yang baik ini. Namun, sungguh aneh bahwa
seluruh Yehuda dan Yerusalem, orang-orang yang bodoh dan tidak
berperasaan itu, berkabung sebab Yosia (ay. 24). Mereka berusaha
membuat perkabungan mereka heboh dengan dinyanyikan penyanyi laki-
laki dan penyanyi wanita . Mereka menyebarkan perkabungan itu di
seluruh kerajaan. Mereka membuat peraturan di Israel supaya syair-syair
ratapan yang ditulis pada peristiwa yang menyedihkan ini harus dipelajari
dan dinyanyikan oleh semua orang. Mereka berusaha agar ratapan ini
dikenang untuk selamanya, dengan memasukkan syair-syair ini dalam
kumpulan syair kerajaan dan ditulis dalam Kitab Ratapan. Dengan ini
tampaklah,
1. Mereka memiliki rasa hormat kepada raja mereka yang baik itu, dan
bahwa, meskipun mereka tidak sepenuhnya menaati rancangan-
rancangannya yang baik, mereka tidak bisa tidak menghormatinya.
Orang-orang saleh yang berguna akan tercatat dalam hati nurani, bahkan
dari orang-orang yang tidak terpengaruh dengan teladan mereka.
Banyak orang yang tidak mau tunduk pada aturan kesalehan, tidak bisa
tidak memuji dan menghargai aturan itu pada diri orang lain. Barangkali
orang-orang yang meratapi Yosia ketika ia mati yaitu orang-orang yang
tidak bersyukur kepada Tuhan atas dirinya selama ia hidup. Bangsa
Israel mengeluh kepada Musa dan Harun dan terkadang mengancam
akan melempari mereka dengan batu, namun ketika keduanya mati,
mereka meratap selama berhari-hari. Kita sering kali diajari untuk
menghargai belas kasihan ketika kita kehilangan belas kasihan, padahal
ketika kita menerimanya, kita tidak menghargainya sebagaimana
mestinya.
2. Bahwa mereka agak menyadari bahaya setelah Yosia pergi. Yeremia
memberitahu mereka, sepertinya, akan bahaya yang pasti akan datang
menimpa mereka, bahaya yang dari padanya Yosia telah diluputkan
dengan kematiannya. Dan mereka percaya pada perkataan Yeremia itu,
sehingga mereka meratapi kematian Yosia yang selama ini telah menjadi
pembela mereka. Perhatikan, banyak orang lebih mudah dibujuk untuk
meratapi penderitaan yang akan menimpa mereka ketimbang dibujuk
untuk mengambil langkah pembaharuan yang menyeluruh untuk
mencegahnya. Mereka mau mencucurkan air mata atas kesulitan
mereka, namun tidak bersedia dibujuk untuk meninggalkan dosa-dosa
582
mereka. Akan namun , dukacita yang saleh menghasilkan pertobatan, dan
pertobatan akan mendatangkan keselamatan.
PASAL 36
Dalam pasal ini kita melihat,
I. Catatan pendek yang menyedihkan tentang kehancuran Yehuda dan
Yerusalem sehabis-habisnya dalam beberapa tahun setelah kematian
Yosia.
1. Sejarah selama kurun waktu setelah kematian Yosia diisi dengan
pemerintahan Yoahas yang mengecewakan selama tiga bulan
lamanya (ay. 1-4), Yoyakim selama sebelas tahun (ay. 5-8),
Yoyakhin tiga bulan (ay. 9-10), dan Zedekia sebelas tahun (ay. 11).
Pada setiap pemerintahan itu, ada saja kesalahan bangsa yang
ditambahkan pada negeri itu dan memacu negeri itu kepada
kehancuran. Kehancuran itu pada akhirnya diselesaikan dengan
pembunuhan banyak orang (ay. 17), penjarahan dan pembakaran
rumah Tuhan dan segala puri, pemusnahan kota Yerusalem (ay. 18-
19), dan orang-orang yang masih tertinggal diangkut ke Babel
sebagai tawanan (ay. 20).
2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kehancuran ini.
Yaitu, bahwa dosa dihukum, kejahatan Zedekia (ay. 12-13),
penyembahan berhala yang menjadikan rakyat itu bersalah (ay.
14), dan perlakuan jahat mereka terhadap nabi-nabi Tuhan (ay. 15-
16). Demikian firman Tuhan digenapi (ay. 21).
II. Fajar pembebasan mereka merekah ketika raja Koresh mengeluarkan
pengumuman (ay. 22-23).
Kehancuran Yerusalem
(36:1-10)
1 Rakyat negeri menjemput Yoahas anak Yosia, dan mengangkat dia menjadi raja di
Yerusalem menggantikan ayahnya. 2 Yoahas berumur dua puluh tiga tahun pada waktu ia
586
menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. 3 Raja Mesir
memecatnya dari pemerintahannya di Yerusalem dan mendenda negeri itu seratus
talenta perak dan satu talenta emas. 4 Kemudian raja Mesir itu mengangkat Elyakim,
saudara Yoahas, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem, dan menukar namanya dengan
Yoyakim. namun Yoahas, saudaranya itu, ditawan oleh Nekho, dan dibawa ke Mesir. 5
Yoyakim berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun
lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN,
Tuhan nya. 6 Nebukadnezar, raja Babel, maju melawan dia, membelenggunya dengan rantai
tembaga untuk membawanya ke Babel.
7 Juga beberapa perkakas rumah TUHAN dibawa Nebukadnezar ke Babel dan
ditempatkan di istananya di Babel. 8 Selebihnya dari riwayat Yoyakim, segala kekejian
yang dilakukannya dan kesalahan yang ada padanya, sesungguhnya semuanya itu tertulis
dalam kitab raja-raja Israel dan Yehuda. Maka Yoyakhin, anaknya, menjadi raja
menggantikan dia. 9 Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja
dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang
jahat di mata TUHAN.
10 Pada pergantian tahun raja Nebukadnezar menyuruh membawa dia ke Babel beserta
perkakas-perkakas yang indah-indah dari rumah TUHAN dan Zedekia, saudara ayah
Yoyakhin, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem.
Kehancuran Yuhuda dan Yerusalem di sini datang secara bertahap. Tuhan
mengaturnya untuk menunjukkan bahwa Ia tidak senang dengan kehancuran
orang-orang berdosa, namun lebih menginginkan mereka bertobat dan hidup.
Oleh sebab itu Ia memberikan mereka waktu dan kesempatan untuk bertobat. Ia
menunggu untuk menaruh belas kasihan. Sejarah pemerintahan raja-raja
terakhir ini lebih banyak dicatat pada tiga bab terakhir dari Kitab 2Raja-raja.
1. Yoahas diangkat menjadi raja oleh rakyat (ay. 1), namun dalam waktu 3
bulan ia dipecat oleh Firaun Nekho, dan dibawa sebagai tawanan ke Mesir,
lalu negeri itu dibebankan dengan denda sebab menjadikannya raja (ay. 2-
4). Kita tidak mendengar apa pun lagi mengenai raja muda ini. Seandainya ia
mengikuti jejak kesalehan ayahnya, ia mungkin dapat memerintah lebih
lama dan makmur. Namun dalam Kitab Raja-raja, kita diberitahu bahwa ia
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan oleh sebab itu sorak-sorai
kepadanya hanya sebentar saja, dan sukacitanya hanya sekejap mata.
2. Yoyakim diangkat menjadi raja oleh raja Mesir, musuh lama negeri mereka.
Raja Mesir memberikan raja yang dipandangnya baik kepada kerajaan itu
dan menamai raja itu dengan nama yang ia sukai! (ay. 4). Ia menjadikan
Elyakim raja, dan menyebutnya Yoyakim, sebagai tanda kekuasaannya atas
Elyakim. Yoyakim melakukan apa yang jahat (ay. 5), bahkan kita membaca
tentang kekejian yang dilakukannya (ay. 8). Ia sangat liar dan keji. Penyem-
bahan berhala pada umumnya menggunakan nama kekejian. Kita tidak lagi
mendengar tentang raja Mesir, namun raja Babel maju melawan Yoyakim
(ay. 6), menangkapnya, dan membelenggunya dengan rantai untuk
membawanya ke Babel. Namun, kelihatannya, raja Babel berubah pikiran
dan membiarkan Yoyakim memerintah sebagai jajahannya, atau mungkin
Kitab 2 Tawarikh 36:1-10
587
kematian membebaskan dia sebagai tawanan sebelum ia dibawa pergi.
Namun semua perkakas rumah TUHAN yang terbaik dan berharga dibawa
pergi dan dipakai di istana Nebukadnezar di Babel (ay. 7). Sebab dapat kita
duga, tidak ada rumah Tuhan di dunia yang dilengkapi dengan begitu
mewahnya seperti di Yerusalem. Dosa orang Yehuda yaitu mereka telah
membawa berhala-berhala bangsa-bangsa lain ke dalam rumah TUHAN, dan
sekarang hukuman kepada mereka yaitu perkakas-perkakas berharga dari
rumah TUHAN dibawa pergi untuk dipakai dalam ibadah kepada Tuhan -Tuhan
bangsa-bangsa lain itu. Jika orang mencemari ketetapan-ketetapan Tuhan
dengan dosa-dosa mereka, maka adillah bagi Tuhan untuk membuat mereka
dihina oleh musuh-musuh mereka. Ini yaitu perkakas-perkakas yang
digunakan oleh para nabi palsu untuk merayu rakyat dengan harapan-
harapan bahwa mereka akan dibawa kembali (Yer. 27:16). Namun Yeremia
memberitahu mereka bahwa perkakas-perkakas yang masih tertinggal pun
akan diangkut setelahnya (Yer. 27:21-22), dan memang demikian yang
terjadi. Namun, seperti halnya pengangkutan perkakas-perkakas ini ke Babel
memulai bencana atas Yerusalem, demikian juga penghinaan Belsyazar atas
perkakas-perkakas itu memenuhi takaran kedurjanaan Babel. Sebab, ketika
ia meminum anggur dengan perkakas-perkakas itu untuk menghormati
dewa-dewanya, tulisan tangan di dinding menunjukkan kepadanya malape-
takanya (Dan. 5:3). Dengan merujuk kepada Kitab Raja-raja mengenai
Yoyakim, disinggung mengenai kesalahan yang ada padanya (ay. 8). Tam-
paknya kesalahan ini yaitu pengkhiatannya terhadap raja Babel. Namun
beberapa penulis Yahudi memahami kesalahan Yoyakim yang dimaksudkan
di sini yaitu tanda-tanda tertentu pada tubuhnya, yang ditemukan pada
mayatnya, yaitu tanda-tanda pada tubuh untuk menghormati berhalanya,
seperti torehan-torehan yang dilarang Tuhan (Im. 19:28).
3. Yoyakhin, atau Yekhonya, anak laki-laki Yoyakim, berusaha memerintah
menggantikannya, dan ia memerintah cukup lama untuk menunjukkan
kecenderungan hatinya yang jahat. Namun, setelah tiga bulan sepuluh hari
lamanya, raja Babel menyuruh utusan menggiringnya ke Babel sebagai
tawanan beserta perkakas-perkakas yang indah-indah dari rumah TUHAN.
Dalam Kitab Tawarikh ini Yoyakhin dikatakan berumur delapan tahun, na-
mun di Kitab Raja-raja ia dikatakan berumur delapan belas tahun saat mulai
memerintah, sehingga sepertinya ini sebuah kesalahan dari penyalin Kitab
Tawarikh ini, kecuali jika kita menganggap bahwa ayahnya mengajaknya
memerintah bersamanya ketika ia berumur delapan tahun, seperti yang
dipikirkan oleh beberapa penafsir.
588
Kehancuran Yerusalem
(36:11-21)
11 Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun
lamanya ia memerintah di Yerusalem. 12 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN,
Tuhan nya, dan tidak merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa
pesan TUHAN. 13 Lagipula ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah
menyuruhnya bersumpah demi Tuhan . Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan
hatinya dan tidak berbalik kepada TUHAN, Tuhan Israel. 14 Juga semua pemimpin di antara
para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian
bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka.
15 Namun TUHAN, Tuhan nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui
utusan-utusan-Nya, sebab Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. 16
namun mereka mengolok-olok utusan-utusan Tuhan itu, menghina segala firman-Nya, dan
mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, se-
hingga tidak mungkin lagi pemulihan. 17 TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim mela-
wan mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus
mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan –
semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya. 18 Seluruh perkakas rumah Tuhan , yang
besar dan yang kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta
benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel. 19 Mereka membakar rumah
Tuhan , merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu dengan
api, sehingga musnahlah segala perabotannya yang indah-indah. 20 Mereka yang masih
tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya
dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa. 21 Dengan demikian genaplah
firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu pulih dari akibat dilalaikannya
tahun-tahun sabatnya, sebab tanah itu tandus selama menjalani sabat, hingga genaplah
tujuh puluh tahun.
Kita dapati pada perikop di atas ini catatan mengenai penghancuran kerajaan
Yehuda dan kota Yerusalem oleh orang Kasdim. Abraham, sahabat Tuhan ,
dipanggil keluar dari negeri itu, Ur-Kasdim, ketika Tuhan mengambilnya ke dalam
kovenan dan bersekutu dengan-Nya. Namun sekarang keturunannya yang busuk
dibawa kembali ke negeri itu lagi, untuk menunjukkan bahwa mereka telah
kehilangan segala kebaikan yang telah mereka terima sebab Abraham bapa
mereka, termasuk kehilangan segala kebaikan dari kovenan yang ke dalamnya
Abraham dipanggil Tuhan itu. Sekarang semuanya terputus. Dalam perikop di
atas ini kita dapati,
I. Dosa-dosa yang membawa kehancuran ini.
1. Zedekia, raja yang dalam hari-hari pemerintahannya kehancuran itu tiba,
mendatangkannya sebab kebodohannya sendiri. Sebab, ia berbuat sangat
jahat kepada Tuhan maupun kepada raja Babel.
(1) Seandainya ia menjadikan Tuhan temannya, maka kehancuran itu
dapat dicegah. Yeremia membawakan dia pesan dari Tuhan , dan
seandainya ia memperhatikan pesan itu sebagaimana mestinya,
maka ia dapat mengamankan ketenteramannya berlanjut. Namun di
Kitab 2 Tawarikh 36:1-10
589
sini dituliskan bahwa ia tidak merendahkan diri di hadapan nabi
Yeremia (ay. 12). Diharapkan, bahwa raja yang berkuasa ini,
seberapa tinggipun dia, harus merendahkan diri di hadapan seorang
nabi yang rendah, ketika ia datang membawa pesan TUHAN. Ia harus
tunduk pada peringatan-peringatan nabi itu dan memperbaiki diri
seturut pesan itu. Ia harus mendengar nasihat-nasihatnya dan diatur
oleh nasihat-nasihatnya. Ia harus merendahkan dirinya di bawah
kuasa firman Tuhan yang memerintah melalui mulut sang nabi. Akan
namun , oleh sebab ia tidak mau menjadikan dirinya hamba bagi
Tuhan , maka ia pun dijadikan budak bagi musuh-musuhnya. Tuhan
akan menemukan cara untuk merendahkan mereka yang tidak mau
merendahkan diri mereka. Yeremia, sebagai seorang nabi, diangkat
atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan (Yer. 1:10), dan, serendah
apa pun penampilannya, siapa pun yang tidak merendahkan diri di
hadapannya akan menanggung bahayanya sendiri.
(2) Seandainya Zedekia tetap setia pada kovenannya dengan raja Babel,
hal ini dapat mencegah kehancurannya. namun , ia memberontak
terhadap raja Nebukadnezar, padahal ia telah bersumpah untuk setia
sebagai jajahan. Ia berkhianat dengan mengingkari hubungannya
dengan Nebukadnezar (ay. 13). Perbuatannya ini yang menimbulkan
amarah raja Babel, sehingga raja menindaknya dengan kejam. Semua
bangsa memandang sumpah sebagai hal yang suci, dan sebab itu
mereka yang berani melanggar kewajiban sumpah itu dianggap
sebagai orang yang paling hina, ditinggalkan Tuhan dan dibenci
seluruh umat manusia. Jika Zedekia melanggar sumpahnya, sungguh,
walaupun ia menyungguhkan hal itu dengan berjabat tangan, namun
ia melanggar semuanya itu, maka ia tidak dapat luput (Yeh. 17:18).
Walaupun Nebukadnezar itu seorang kafir, seorang musuh, namun
jika Zedekia telah bersumpah kepadanya, lalu melanggarnya, maka
Zedekia berlaku curang kepadanya, ia pasti akan merasakan betapa
ada Tuhan yang pembalas. Hal yang menghancurkan Zedekia bukan
hanya bahwa ia tidak berbalik kepada TUHAN, Tuhan Israel, namun juga
bahwa ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan
tidak berbalik. Artinya, dengan keras kepala ia menetapkan hati
untuk tidak kembali kepada Tuhan , tidak akan menyerahkan
tengkuknya ke bawah kuk Tuhan . Tidak juga ia mau membuka hatinya
terhadap pengaruh firman Tuhan. Oleh sebab itu, ia memang tidak
dapat disembuhkan, ia tidak dapat hidup.
590
2. Dosa besar yang membawa kehancuran ini yaitu penyembahan berhala.
Para imam dan rakyat mengikuti kekejian bangsa-bangsa lain,
meninggalkan ibadah yang suci kepada Tuhan dan menggantikannya
dengan upacara-upacara para penyembah berhala kafir yang takhayul,
bejat dan najis. Dengan berbuat begitu, rumah yang dikuduskan TUHAN
dinajiskan mereka (ay. 14). Para imam, para pemuka rumah TUHAN, yang
seharusnya menentang penyembahan berhala, justru menjadi pemim-
pinnya, biang keladinya. Suatu tempat tidak jauh dari kehancuran jika
agama di tempat itu telah hancur.
3. Yang membuat dosa mereka semakin parah, dan yang memenuhi
takaran dosa mereka, yaitu perlakuan buruk mereka terhadap nabi-
nabi Tuhan , yang dikirim untuk memanggil mereka supaya bertobat (ay.
15-16). Di sini kita dapati,
(1) Rasa sayang dan belas kasihan Tuhan kepada mereka dalam
mengirimkan nabi-nabi kepada mereka. sebab Ia yaitu Tuhan nenek
moyang mereka, yang terikat kovenan dengan mereka, dan yang
mereka sembah (walau keturunan yang busuk ini meninggalkan
Dia), Maka Ia mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, untuk
menyadarkan mereka akan dosa mereka dan memperingatkan
mereka akan kehancuran yang mereka datangkan bagi mereka
sendiri melalui dosa. Berulang-ulang, yang menunjukkan bahwa
Tuhan tidak hanya melakukannya dengan kepedulian dan perhatian
yang terbesar yang dapat kita bayangkan, seperti orang yang pagi-
pagi bangun untuk mengatur hamba-hambanya untuk bekerja ketika
hati mereka masih belum siap. Jika mereka mengambil satu langkah
saja ke jalan yang menyimpang dari Tuhan menuju berhala-berhala,
segera saja Ia mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya untuk
menegur mereka. Ia memberikan mereka peringatan dini akan
kewajiban mereka dan bahaya. Biarlah hal ini mendorong kita untuk
mencari Tuhan sedini mungkin, supaya Ia bangkit pada waktu pagi
untuk mengirim pesan kepada kita. Para nabi yang dikirimkan
berulang kali untuk berbicara kepada mereka, rajin dan setia pada
pekerjaan mereka, tidak menyia-nyiakan waktu, tidak membuang
kesempatan dalam berurusan dengan mereka. Oleh sebab itu Tuhan
dikatakan bangkit pagi-pagi dan berulang-ulang. Semakin berjerih
payah para pelayan Tuhan dalam pekerjaan mereka, semakin besar
pertanggungjawaban diminta dari umat, jika semua usaha mereka
itu sia-sia. Alasan yang diberikan mengapa Tuhan melalui nabi-nabi-
Nya berusaha keras menyadarkan mereka yaitu sebab Ia sayang
Kitab 2 Tawarikh 36:1-10
591
kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya, dan melalui cara-cara
ini hendak mencegah kehancuran mereka. Perhatikan, cara yang
Tuhan pakai untuk mengambil kembali orang-orang berdosa yaitu
melalui firman-Nya, melalui pelayan-pelayan-Nya, melalui hati
nurani, melalui tindakan penyelenggaraan, dan segala bentuk belas
kasih-Nya kepada mereka, dan Ia menghendaki supaya jangan ada
yang binasa.
(2) Sikap mereka yang menghina dan tidak jujur terhadap Tuhan (ay. 16):
Mereka mengolok-olok utusan-utusan Tuhan (yang sungguh menghina
Dia yang mengutus mereka), menghina segala firman-Nya dengan
mulut mereka. Dan tidak hanya itu, mereka juga mengejek nabi-nabi-
Nya, memperlakukan mereka seperti musuh mereka. Perlakuan
buruk mereka kepada Yeremia yang hidup di waktu ini, dan yang
banyak kita baca dalam kitab nubuatannya, merupakan contoh
perlakuan jahat mereka ini. Ini yaitu bukti permusuhan yang tidak
dapat diperdamaikan dengan Tuhan , dan merupakan kebulatan hati
mereka untuk terus hidup dalam dosa-dosa mereka. Hal ini
membawa murka ke atas mereka tanpa ada obatnya, sebab ini
yaitu dosa yang melawan obat itu. Tidak ada yang lebih membang-
kitkan murka Tuhan dibandingkan memperlakukan pelayan-pelayan setia-
Nya dengan semena-mena, sebab melawan mereka berarti melawan
Dia sendiri, dalam pandangan-Nya. Saulus, Saulus, mengapakah
engkau menganiaya Aku? Penganiayaan yaitu dosa yang membawa
kehancuran atas Yerusalem oleh orang-orang Roma. (lih. Mat. 23:34-
37). Mereka yang mengolok-olok pelayan-pelayan Tuhan , dan
berusaha sebisa mungkin menjadikan mereka terlihat hina atau
tidak disukai, menindas dan mempermainkan mereka, untuk
membuat mereka tawar hati dan menjaga supaya orang lain tidak
mendengarkan mereka, harus diingatkan bahwa perlakuan yang
salah terhadap seorang utusan sama seperti melakukan hal itu
kepada raja yang mengirimnya. Mereka harus diperingatkan bahwa
harinya akan tiba ketika mereka menyadari lebih baik bagi mereka
jika mereka dibuang ke dalam laut dengan batu kilangan yang
diikatkan pada leher mereka, sebab neraka lebih dalam dan lebih
menakutkan.
II. Kehancuran itu sendiri, dan beberapa rinciannya dapat kita temui lebih
banyak di 2 Raja-raja 25.
592
1. Banyak orang dibunuh dengan pedang, bahkan di dalam rumah kudus
mereka (ay. 17), tempat mereka melarikan diri untuk berlindung,
berharap kekudusan tempat itu dapat menjadi perlindungan mereka.
Namun, bagaimana mungkin mereka mengharapkan hal demikian,
sementara mereka sendiri telah menajiskannya dengan segala perbuatan
keji mereka? (ay. 14). Mereka yang membuang kekuasaan agama,
kehilangan segala kebaikan dan penghiburannya. Orang-orang Kasdim
tidak hanya tidak menghormati rumah kudus itu, namun juga tidak
menunjukkan belas kasihan sedikitpun baik terhadap kaum wanita
atau orang lanjut usia. Orang Yehuda telah meninggalkan Tuhan , yang
menyayangi mereka (ay. 15), dan tidak menghendaki apa pun dibandingkan -
Nya. Oleh sebab itu, adillah jika mereka diserahkan ke dalam tangan orang-
orang yang bengis, sebab orang-orang Babel itu tidak menyayangkan
teruna atau gadis.
2. Seluruh perkakas rumah Tuhan yang masih tersisa, besar dan kecil, serta
semua harta benda, suci maupun tidak, harta benda dari rumah Tuhan
serta harta benda raja dan para panglimanya, dirampas, dan dibawa ke
Babel (ay. 18).
3. Rumah Tuhan dibakar, tembok-tembok Yerusalem dirobohkan, rumah-
rumah yang disebutkan di sini segala puri, seperti dalam Mazmur 48:4,
yang megah, kaya, dan mewah maka menjadi abu, dan segala
perabotannya, disebutkan di sini perabotannya yang indah-indah,
dihancurkan (ay. 19). Mari kita lihat ke mana dan apa yang dapat
diperbuat dosa yang membinasakan ini, dan, sebagaimana kita menghargai
kenyamanan dan kelangsungan harta benda kita, jauhkan ulat itu dari
akarnya.
4. Yang tersisa dari rakyat itu yang luput dari pedang diangkut menjadi
tawanan ke Babel (ay. 20), menjadi melarat, diperbudak, dihina, dan
mengalami segala macam penderitaan, tidak hanya di negeri yang asing
dan kejam, namun juga merupakan negeri musuh, di mana orang-orang
yang membenci mereka berkuasa atas mereka. Mereka menjadi pelayan-
pelayan bagi kerajaan itu, dan pasti diperintah dengan kejam selama
kerajaan itu masih berdiri. Sekarang mereka duduk di tepi sungai-sungai
Babel, dengan aliran sungai yang bercampur dengan air mata mereka
(Mzm. 137:1). Dan walaupun di sana, kelihatannya, mereka
disembuhkan dari penyembahan berhala, namun, Nabi Yehezkiel melihat
bahwa mereka tidak sembuh dari mengolok-olok nabi-nabi.
5. Tanah mereka sendiri menjadi tandus selama mereka ditawan di Babel
(ay. 21). Tanah yang subur itu, tanah yang permai di antara semua
Kitab 2 Tawarikh 36:1-10
593
negeri, sekarang berubah menjadi padang gurun, tidak dikerjakan, dan
tidak juga dijadikan lahan pertanian. Padang-padang rumput tidak
seperti biasanya berpakaian kawanan kambing domba, dan juga lembah-
lembah tidak berselimutkan gandum. Semuanya menjadi terlantar. Nah,
semua ini terjadi,
(1) Sebagai hukuman yang adil atas perlakuan mereka dahulu yang
semena-mena terhadap tanah itu. Mereka melayani Baal dengan
buah-buahnya, maka terkutuklah tanah sebab mereka. Sekarang
tanah itu menikmati hari-hari sabatnya, pulih dari dilalaikannya
tahun-tahun sabatnya (ay. 21). Tuhan telah mengancam mereka
melalui Musa (Im. 26:34), dan alasannya (Im. 26:35), yaitu “Sebab
sabat yang belum dijalaninya pada tiap-tiap tahun sabatmu. Engkau
mencemari hari sabat, tidak merayakan tahun sabat.” Mereka sering
kali membajak dan menuai di tanah mereka pada tahun yang
ketujuh, padahal tanah itu seharusnya diberi istirahat. sebab itu,
sekarang tanah itu dibiarkan tidak dibajak dan tidak ditaburi benih
selama sepuluh kali tujuh tahun. Perhatikan, Tuhan tidak akan
kehilangan kemuliaannya sebab ketidaktaatan manusia: jika upeti
tidak dibayarkan, Ia akan mengambilnya kembali, seperti yang di-
ucapkan-Nya (Hos. 2:9). Jika mereka tidak membiarkan tanah itu
menjalankan sabatnya atau beristirahat, Tuhan akan membuat tanah
itu menjalankan sabatnya, tidak peduli mereka mau ataupun tidak.
Beberapa penafsir berpikir bahwa mereka mengabaikan perayaan
tahun sabat selama tujuh puluh tahun, dan sebab itu tanah itu seka-
rang menikmati sabatnya sebanyak tahun-tahun itu pula. Atau, jika
tahun-tahun sabat yang terabaikan itu lebih sedikit, maka pantas bagi
tanah itu untuk dibayar dengan bunganya sesuai dengan tuntutan
hukum. Kita dapat membaca juga bahwa salah satu sebab Tuhan ber-
tengkar dengan mereka saat itu yaitu sebab mereka tidak menjalani
hukum lainnya yang terkait dengan tahun ketujuh, yaitu untuk
membebaskan para hamba (lih. Yer. 34:13 dst.).
(2) Namun demikian, tanah mereka yang kini menikmati sabatnya dapat
juga memberi mereka semangat untuk berharap, bahwa pada
waktunya nanti mereka akan kembali kepada tanah itu. sebab ,
seandainya bangsa-bangsa lain datang dan merebutnya, mereka bisa
merasa putus asa tidak akan dapat merebutnya kembali. Namun,
selama tanah ini tandus, ia seperti duduk menanti mereka kembali,
dan menolak untuk dimiliki oleh orang lain.
594
Kehancuran Yerusalem
(36:22-23)
22 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati
Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia,
sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:
23 “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan
kepadaku oleh TUHAN, Tuhan semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah
bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-
Nya, TUHAN, Tuhan nya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!”
Dua ayat terakhir dalam kitab ini memiliki dua hal.
1. Mereka merujuk kembali kepada nubuatan Yeremia, dan menunjukkan
bagaimana nubuatan itu digenapi (ay. 22). Melalui Yeremia, Tuhan telah
berjanji mengembalikan para tawanan dan membangun kembali Yerusalem,
pada akhir tujuh puluh tahun. Dan waktu untuk memberikan kasih karunia
kepada Sion, waktu yang ditentukan itu, akhirnya memang tiba. Setelah
malam gelap yang begitu panjang, surya pagi dari tempat yang tinggi
melawat mereka. Tuhan selalu menepati setiap firman yang Ia katakan.
2. Mereka menantikan sejarah Ezra, yang dimulai dengan pengulangan pada
dua ayat terakhir ini. Dua ayat ini menjadi pembuka dari sebuah cerita yang
menyenangkan hati, namun dalam kitab ini, dua ayat ini menjadi akhir dari
cerita yang sangat muram. Dari dua ayat ini kita da