tawarikh ester 16

Kamis, 30 Januari 2025

tawarikh ester 16


 


2). Pelayanan Bait Tuhan  dikembalikan lagi sesuai 

dengan tata cara yang benar, dijalankan menurut saluran yang semula. 

Setiap orang diberi tahu pekerjaannya, tempatnya, jadwalnya, dan tugas 

yang harus dilakukannya. Perhatikanlah, pengaturan yang baik berpengaruh 

sangat besar pada terlaksananya pekerjaan yang baik. Para imam ditunjuk 

sesuai rombongannya untuk mempersembahkan korban bakaran dan 

korban keselamatan. Orang Lewi sesuai rombongannya sebagian melayani 

para imam, sebagian lagi mengucap syukur dan menyanyikan puji-pujian (lih. 


 

530 

1Taw. 23:4-5). Semua ini dilakukan di pintu-pintu gerbang atau di pelataran 

tempat perkemahan Tuhan. Bait Tuhan  di sini disebut sebagai kemah sebab 

keistimewaan kemah yaitu  dapat dipindahkan dan Bait Tuhan  ini tidak lama 

lagi akan dipindahkan. 

III. Hizkia menyisihkan sebagian pendapatan kerajaannya untuk memelihara 

dan menyokong mezbah Tuhan . Walaupun umat sebenarnya yang harus 

menanggung korban setiap hari, serta korban pada hari-hari Sabat, bulan-

bulan baru, dan hari-hari raya, namun, supaya tidak membebani rakyat, 

Hizkia menanggungnya dari harta miliknya sendiri, atau dari tabungannya, 

untuk semua korban tersebut (ay. 3). Tindakan ini begitu murah hati dan 

saleh. Hizkia memikirkan kemuliaan Tuhan  dan kenyamanan rakyatnya, 

sebagai hamba yang setia kepada-Nya dan bapa yang baik bagi rakyatnya. 

Biarlah para pemimpin dan orang besar menganggap pemberiannya tepat, 

dan diberikan untuk tujuan terbaik jika pemberian itu untuk mendukung 

dan mendorong ibadah agama di negerinya. 

IV. Hizkia mengeluarkan perintah, mulanya, kepada penduduk Yerusalem (ay. 

4), agar orang yang paling dekat dengan Bait Tuhan , dan orang yang 

diselamatkan dan dijadikan milik sebab  dekat dengan Bait Tuhan , dapat 

menjadi teladan yang baik bagi yang lain. namun  kemudian diperluas untuk, 

atau setidaknya dilakukan oleh, kota-kota Yehuda, bahwa mereka harus 

dengan setia membawa sumbangan mereka, menurut ketentuan hukum 

Taurat, yang menjadi bagian para imam dan orang Lewi. Hal ini sudah lama 

tidak dilakukan lagi sebelum ini, sehingga pelayanan Bait Tuhan  terlantar 

sebab  masalah dalam pemeliharaan akan menyebabkan masalah dalam 

pelayanan. Namun, sebab  Hizkia sendiri murah hati, maka dengan rahmat, 

dia dapat mengharuskan rakyatnya bertindak adil terhadap pelayanan bait 

Tuhan . Dan amatilah tujuan Hizkia dalam mengembalikan dan memulihkan 

bagian para imam dan orang Lewi, supaya mereka dapat mencurahkan 

tenaganya untuk melaksanakan Taurat Tuhan, untuk mempelajarinya, dan 

untuk melakukan tugasnya sesuai dengan Taurat itu. Amatilah di sini, 

1. Para pelayan Tuhan bukan hanya harus diperhatikan penghidupan 

mereka, namun  juga didorong, supaya mereka bukan hanya terus 

mengerjakan tugasnya, namun  juga hidup nyaman dengan pekerjaan itu, 

dan supaya mereka melakukan tugasnya dengan sukacita. 

2. Meski demikian, penghidupan mereka diperhatikan bukan supaya mereka 

hidup dalam kemalasan, kesombongan, dan kemewahan, namun  dalam 

Kitab 2 Tawarikh 31:1-10 

 

531 

Taurat Tuhan, dengan menjalaninya dalam kehidupan sendiri dan 

mengajar orang lain akan pengenalan yang benar akan Taurat Tuhan. 

V. Mendengar perintah itu, rakyat segera membawa persepuluhan mereka. 

Mereka hanya perlu diajak, dan sebab  itu, segera setelah perintah ini tersiar, 

maka segala hasil pertama dan semua persembahan kudus langsung dibawa 

sesuai kewajiban mereka (ay. 5-6). Bagian yang menjadi jatah para imam, 

baik untuk mereka sendiri maupun untuk keluarganya, diambil para imam, 

dan sisanya diletakkan bertimbun-timbun (ay. 6). Sepanjang masa panen 

mereka menambah timbunan ini, seiring hasil bumi dikumpulkan, sebab 

Tuhan  harus memungut hak-Nya dari mereka semua. Meski permohonan 

dapat diajukan untuk modus decimandi – bagian kesepuluh, namun tidak 

dapat diajukan untuk pro non decminado – penghapusan persepuluhan. 

Begitu panen selesai, selesai pula mereka menimbun (ay. 7). Nah, di sini 

diceritakan,  

1. Catatan mengenai Hizkia berkaitan dengan timbunan itu. Hizkia 

menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu, 

mengapa mereka tidak menggunakan sumbangan yang diberikan itu, 

namun  malah menumpuknya (ay. 9). Jawaban atas pertanyaan itu yaitu  

bahwa mereka telah mengambil semua yang menjadi bagian mereka, 

untuk penghidupan mereka sendiri dan keluarga mereka dan untuk 

simpanan musim dingin, dan bahwa timbunan itu yaitu  sisa dan kele-

bihannya (ay. 10). Mereka tidak menumpuk timbunan itu sebab  

ketamakan, namun  untuk memperlihatkan betapa melimpah 

pemeliharaan yang dibuat Tuhan  bagi mereka melalui hukum-Nya, jika 

mereka mau mengumpulkan dan membawanya. Selain itu, mereka yang 

dengan kesadaran membawa kewajibannya kepada Tuhan  dari harta 

miliknya akan mendatangkan berkat ke atas segala yang dimilikinya: 

Sejak persembahan khusus mulai dibawa, Tuhan telah memberkati umat-

Nya (lih. Hag. 2:19). “Ujilah Aku,” kata Tuhan , “jika engkau tidak mau mem-

percayai-Ku, apakah, setelah membawa persembahan persepuluhanmu ke 

rumah perbendaharaan, engkau tidak mengalami berkat tercurah atasmu” 

(Mal. 3:10-11; Yeh. 44:30). 

2. Pengakuan yang dibuat raja dan para pemimpin atas hal itu (ay. 8). 

Mereka mengucap syukur kepada Tuhan  atas penyelenggaraan-Nya yang 

baik, yang memberi mereka sesuatu untuk dibawa, dan atas kasih 

karunia-Nya yang baik, yang memberi mereka hati untuk membawanya. 

Mereka juga memuji orang Israel, menyanjung mereka atas kebaikan yang 

mereka buat saat ini, tanpa menegur mereka atas kelalaian mereka sebe-


 

532 

lumnya. Kelihatan sekali bahwa setelah mereka mengecap manisnya 

ketetapan Tuhan , selama perayaan Paskah terakhir yang sangat indah itu, 

mereka menjadi murah hati dalam memelihara pelayanan Bait Tuhan . 

Mereka yang mengalami keuntungan pelayanan yang baik, tidak akan 

mengeluhkan biayanya. 

Pemeliharaan Penghidupan Para Imam 

(31:11-21) 

11 Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka 

menyediakannya. 12 Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, 

persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana. Konanya, 

seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, yaitu  orang kedua, 13 

sedang Yehiel, Azazya, Nahat, Asael, Yerimot, Yozabad, Eliel, Yismakhya, Mahat dan 

Benanya yaitu  penilik di bawah Konanya dan Simei, saudaranya itu, sesuai dengan 

petunjuk raja Hizkia dan Azarya, kepala rumah Tuhan . 14 Dan Kore bin Yimna, seorang 

Lewi, penunggu pintu gerbang di sebelah timur, mengawasi pemberian-pemberian 

sukarela untuk Tuhan , serta membagi-bagikan persembahan khusus yang untuk TUHAN 

dan persembahan-persembahan maha kudus. 15 Di kota-kota imam ia dibantu dengan 

setia oleh Eden, Minyamin, Yesua, Semaya, Amarya dan Sekhanya dalam pembagian itu 

kepada saudara-saudara mereka menurut rombongan, kepada orang dewasa dan anak-

anak, 16 kecuali kepada setiap orang yang masuk ke rumah TUHAN, menurut hari-hari 

yang ditetapkan, menurut tugas jabatan yang ditugaskan kepadanya, dan menurut rom-

bongannya, yaitu  mereka yang tercatat dalam daftar sebagai laki-laki yang berumur tiga 

tahun ke atas. 17 Para imam dicatat dalam daftar menurut puak-puak mereka, sedang 

orang-orang Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas dicatat menurut tugas dan 

rombongan mereka. 18 Para imam terdaftar dengan seluruh keluarga mereka, yaitu  isteri, 

anak laki-laki dan wanita , seluruh kaum itu, sebab  dengan setia mereka 

menguduskan diri untuk persembahan kudus. 19 Bagi keturunan Harun, yaitu  imam-

imam, yang tinggal di padang-padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka, di setiap 

kota ada orang-orang yang ditunjuk dengan disebut namanya, untuk mengadakan 

pembagian kepada setiap orang laki-laki dari keluarga imam dan kepada setiap orang 

Lewi yang terdaftar. 20 Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan 

apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Tuhan nya. 21 Dalam 

setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Tuhan , dan untuk 

pelaksanaan Taurat dan perintah Tuhan , ia mencari Tuhan nya. Semuanya dilakukannya 

dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil. 

Di sini diceritakan, 

I. Dua kejadian khusus yang memperlihatkan kepedulian Hizkia terhadap 

perkara ibadah, setelah berhasil membuat ibadah berjalan sebagaimana 

mestinya, dia berupaya agar tetap seperti itu. Setelah persepuluhan dan 

persembahan kudus lain dibawa ke Bait Tuhan , Hizkia memerintahkan, 

1. Agar pemberian itu disimpan dengan baik, tidak dibiarkan dalam 

timbunan begitu saja, sehingga mudah sekali terbuang atau digelapkan. 

Dia menyuruh agar dibangun bilik-bilik di sebagian pelataran Bait Tuhan  

sebagai gudang penyimpanan (ay. 11). Ke dalam bilik-bilik itu 

Kitab 2 Tawarikh 31:1-10 

 

533 

persembahan dibawa dan disimpan dengan dikunci rapat (ay. 12-13). 

Para bendahara atau penjaga gudang ditunjuk, yang harus mengawasi 

persembahan ini, dan memastikan bahwa ngengat dan karat tidak me-

rusakkannya dan pencuri tidak membongkar dan mencurinya. Hikmat 

untuk menimbun kelebihan di masa kelimpahan ini dapat kita pelajari 

dari semut, yang menyediakan rotinya di musim panas. Penimbunan 

persembahan yang dibawa ke Bait Tuhan  menjadi dorongan bagi rakyat 

untuk memberikan sumbangan mereka. Rakyat akan memberi dengan 

sukacita jika pemberian mereka dikelola dengan baik.  

2. Bahwa timbunan itu harus dikeluarkan dengan benar, sesuai dengan 

kegunaan yang dimaksudkan. Harta jemaat tidak boleh disimpan lebih 

lama dari ketika ada kebutuhan untuk dipakai, jangan sampai karat 

menjadi saksi terhadap mereka yang menimbunnya. Para petugas 

ditunjuk, orang-orang yang tidak diragukan lagi sudah terbukti 

berhikmat dan setia, untuk membagi-bagikan persembahan khusus yang 

untuk Tuhan dan persembahan-persembahan maha kudus (ay. 14), dan 

untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan bagian yang memadai 

untuk penghidupan mereka sendiri maupun keluarganya. Hukum Taurat 

menyediakan cukup untuk mereka semua, dan sebab  itu, jika beberapa 

orang ada yang kekurangan, maka itu pasti sebab  yang lain ada yang 

berlebihan. Untuk mencegah ketidakadilan seperti ini, para petugas ini 

akan menerapkan peraturan pembagian tertentu tentang pemakaian 

pemasukan Bait Tuhan . Dikatakan mengenai para imam itu di sini (ay. 

18), bahwa dengan setia mereka menguduskan diri. Dalam iman mereka 

menguduskan dirinya (demikianlah makna perkataan ini), artinya, 

menurut penjelasan Uskup Patrick, mereka melakukan pelayanan 

mereka di rumah Tuhan , tanpa meragukan bahwa mereka pasti dicukupi 

dalam segala yang mereka butuhkan. Nah, sebab  mereka melayani Tuhan  

dengan keyakinan itu, maka upaya dilakukan untuk memastikan bahwa 

mereka tidak dipermalukan dalam pengharapan mereka. Perhatikanlah, 

mereka yang menguduskan dirinya bagi Tuhan  dan pelayanan-Nya dalam 

iman, dengan percaya bahwa Dia akan memastikan mereka tidak 

kekurangan apa pun yang baik, pasti akan dikenyangkan. Dari persem-

bahan kepada Tuhan itu dibuat pembagian, 

(1) Untuk para imam di kota-kota (ay. 15), yang tinggal di rumah ketika 

saudara-saudaranya pergi ke Yerusalem, dan melakukan tugasnya di 

sana, yaitu mengajar pengetahuan yang benar tentang Tuhan. Para 

imam yang berkhotbah juga diperhatikan penghidupannya sama 

seperti para imam yang mempersembahkan korban, dan orang yang 


 

534 

tinggal di dekat barang-barang memiliki hak yang sama seperti 

orang yang pergi berperang. 

(2) Untuk setiap orang yang masuk ke rumah Tuhan, semua laki-laki yang 

berumur tiga tahun ke atas. Sebab, anak laki-laki, walaupun masih 

berusia semuda itu, tampaknya boleh datang ke dalam Bait Tuhan  

bersama orangtua mereka, dan ikut mendapat jatah dalam 

pembagian ini bersama orangtuanya (ay. 16). 

(3) Bahkan orang Lewi yang berusia dua puluh tahun ke atas pun 

mendapat bagian (ay. 17). 

(4) Istri dan anak para imam dan orang Lewi mendapat tunjangan 

pemeliharaan dari persembahan ini (ay. 18). Dalam menyokong 

penghidupan para pelayan Tuhan, perhatian juga harus diberikan 

kepada keluarganya, supaya bukan hanya mereka, namun  juga 

keluarganya, mendapat cukup makanan. Di beberapa negara yang 

para pelayan Tuhan-nya dibiayai oleh negara, jumlah tunjangan 

ditambahkan ketika anak mereka lahir. 

(5) Para imam di desa, yang tinggal di padang-padang penggembalaan, 

tidak dilewatkan dalam pengaturan ini (ay. 19). Penduduk pedusunan 

pun mendapat bagian, walaupun biaya hidup mereka semestinya 

lebih sedikit. 

II. Ciri khas pelayanan Hizkia untuk mendukung agama (ay. 20-21). 

1. Semangat kesalehannya menjangkau semua pelosok kerajaannya: 

Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Setiap bagian negeri 

itu, bukan hanya yang letaknya berdekatan dengannya, ikut merasakan 

buah-buah yang manis dari pemerintahannya. 

2. Dia benar-benar tulus ingin menyenangkan Tuhan , dan mencari 

perkenan-Nya dalam segala yang dilakukannya: Ia melakukan apa yang 

baik di hadapan Tuhan, Tuhan nya. Yang diinginkannya hanyalah 

melakukan perkara yang berkenan kepada Tuhan , apa yang jujur (artinya, 

sejalan dengan keadilan yang seharusnya), dan apa yang benar (artinya, 

sesuai dengan pewahyuan ilahi dan kovenannya dengan Tuhan ) di 

hadapan Tuhan. Dia ingin melakukan perbuatan yang sesuai dengan 

hukum Taurat yang kudus, benar, dan baik. 

3. Pekerjaan yang telah dimulainya kemudian diteruskannya, dilak-

sanakannya dengan kegigihan, dan dilakukannya dengan segenap hati. 

4. Semua niat baiknya mendatangkan hasil yang baik. Dia berhasil dalam 

semua yang dikerjakannya dalam pelayanan rumah Tuhan , dan dalam 

pemerintahan kerajaannya. Perhatikanlah, setiap upaya yang dilakukan 

Kitab 2 Tawarikh 31:1-10 

 

535 

dengan pertimbangan tulus untuk kemuliaan Tuhan  pasti akan berhasil, 

dan akhirnya membawa kemuliaan dan penghiburan bagi kita sendiri. 

 

 

 

 

PASAL  32  

Pasal ini melanjutkan dan menutup kisah pemerintahan Hizkia. 

I. Serbuan Sanherib terhadap dia, dan usaha Hizkia untuk melindungi 

diri, membentengi kota, dan melindungi pikiran rakyatnya dari musuh 

tersebut (ay. 1-8). 

II. Surat hujatan dan pesan penistaan yang dikirim Sanherib kepadanya 

(ay. 9-19). 

III. Jawaban yang nyata dari Tuhan  atas semua hujatan Sanherib dan atas 

doa Hizkia dalam kehancuran tentara Asyur secara mutlak, yang 

mempermalukan Sanherib dan memuliakan Hizkia (ay. 20-23). 

IV. Penyakit Hizkia dan kesembuhannya, dosa dan pemulihannya dari 

dosa, beserta kehormatan yang menyertai dia hidup dan mati (ay. 24-

33). 

Serbuan Sanherib; Keyakinan Hizkia yang Sabar 

(32:1-8) 

1 Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja 

Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya. 2 

Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem, 3 ia 

berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang 

terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya. 4 Maka berkumpullah 

banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-

tengah negeri itu. Kata mereka: “Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, 

kalau mereka datang?” 5 Dengan sekuat tenaga Hizkia membangun kembali seluruh 

tembok yang telah terbongkar, mendirikan menara-menara di atasnya dan tembok yang 

lain di luarnya. Ia memperkuat juga Milo di kota Daud dan membuat lembing dan perisai 

dalam jumlah yang besar. 6 Ia mengangkat panglima-panglima perang yang mengepalai 

rakyat, menyuruh mereka berkumpul kepadanya di halaman pintu gerbang kota dan me-

nenangkan hati mereka dengan kata-kata: 7 “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! 

Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, 

sebab  yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia. 8 Yang menyertai 

dia yaitu  tangan manusia, namun  yang menyertai kita yaitu  TUHAN, Tuhan  kita, yang 


 

538 

membantu kita dan melakukan peperangan kita.” Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, 

rakyat mendapat kepercayaannya kembali. 

Pada perikop ini terdapat, 

I. Rencana menakutkan dari Sanherib terhadap kerajaan Hizkia serta usaha 

hebat yang dilakukannya. Sanherib ini, seperti halnya Nebukadnezar di 

kemudian hari, menjadi kengerian dan momok serta penindas besar di 

bagian dunia itu. Ia bertujuan membangkitkan sebuah kerajaan besar yang 

tidak terbatas bagi dirinya sendiri di atas kehancuran seluruh negeri-negeri 

tetangganya. Pendahulunya, yaitu Salmanezer, belum lama ini telah berhasil 

menjadi tuan atas kerajaan Israel dan mengangkut sepuluh sukunya sebagai 

tawanan. Sanherib pun berpikir untuk mendapatkan Yehuda bagi dirinya 

seperti cara itu. Kesombongan dan ambisi membuat manusia berusaha 

meraih kekuasaan atas semua orang. Dapat dicermati bahwa, kira-kira pada 

waktu bersamaan, Roma, kota yang belakangan berkuasa lebih dibandingkan  

yang lain atas raja-raja dunia, dibangun oleh Romulus. Sanherib menyerbu 

Yehuda segera setelah pembaharuan negeri itu dan penegakan kembali 

agama di dalamnya: Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu 

datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda (ay. 1). 

1. Telah diatur dengan baik oleh Tuhan  sang Penyelenggara supaya Sanherib 

tidak mendatangkan gangguan sebelum pembaharuan selesai dan 

ditegakkan, sebab kalau tidak, serangannya bisa menghentikan segala 

usaha itu. 

2. Kemungkinan, ia bermaksud menghukum Hizkia sebab  telah 

menghancurkan penyembahan berhala yang disembahnya. Ia memandang 

Hizkia begitu kotor atas perbuatan yang telah dilakukannya itu dan 

menganggap Hizkia telah mengeluarkan diri dari perlindungan ilahi. 

sebab  itu, Sanherib memperhitungkan dia sebagai orang yang akan 

mudah dijadikan mangsa. 

3. Tuhan  mengatur kejadian tersebut pada waktu ini supaya Ia dapat 

menyatakan diri-Nya kuat bagi umat yang sedang berbalik dan 

memperbaharui diri. Tuhan  mendatangkan masalah itu ke atas mereka 

supaya Ia boleh mendapat kehormatan, dan membuat Israel dihormati, 

lewat kelepasannya. Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan 

Hizkia itu, kita tentu berharap mendengar kedamaian yang sempurna, 

dan tidak ada yang macam-macam dengan umat yang patut mendapat 

perkenanan ilahi ini. Namun, kabar selanjutnya yang kita dengar ialah 

adanya pasukan tentara yang mengancam dan membinasakan sedang 

memasuki negeri itu, siap meluluhlantakkan semuanya. Kita bisa saja 

Kitab 2 Tawarikh 32:1-8 

 

539 

menemui masalah dan bahaya saat sedang menjalankan tanggung jawab. 

Tuhan  mengaturnya demikian untuk menguji kepercayaan kita kepada-

Nya dan sebagai bentuk pemeliharaan-Nya terhadap kita. Sedikitnya 

perlawanan yang dihadapi Sanherib saat memasuki Yehuda 

menyebabkan dia berpikir bahwa semua yaitu  miliknya. Ia berniat 

merebut kota-kota berkubu (ay. 1) dan bertujuan memerangi Yerusalem 

(ay. 2 dan 2Raj. 18:7, 13). 

II. Persiapan yang diadakan Hizkia dengan bijaksana menanggapi badai yang 

mengancamnya: ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya 

tentang apa yang harus dilakukan, langkah apa yang harus diambil (ay. 3). 

Dengan nasihat mereka, ia mempersiapkan, 

1. Agar negerinya menyambut Sanherib dengan sambutan dingin. Hizkia 

mengatur agar musuh tidak mendapat air di negerinya sehingga 

tentaranya mati kehausan, atau setidaknya ada kelangkaan air, sehingga 

melemahkan pasukan Sanherib, supaya tidak sanggup berperang. Suatu 

tentara yang kuat, jika kekurangan air beberapa hari saja, akan menjadi 

timbunan debu kering belaka. Semua tangan segera bekerja untuk 

menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah 

negeri itu, (kemungkinan) membelokkannya mengalir ke dalam kota 

dengan pipa-pipa bawah tanah. Seperti kebijakan yang lazim diterapkan 

pada zaman sekarang, yaitu menghancurkan persediaan makanan saat 

tentara musuh menyerbu masuk. 

2. Agar kota memberi sambutan hangat kepada Sanherib. Untuk 

melakukannya, Hizkia memperbaiki tembok, mendirikan menara-

menara, dan membuat anak-anak panah (atau dalam tafsiran lain 

dikatakan pedang dan senjata) serta perisai dalam jumlah besar (ay. 5), 

serta mengangkat panglima-panglima (ay. 6). Perhatikan, barang siapa 

mempercayai Tuhan  untuk keamanan, mereka juga harus memakai cara-

cara yang sesuai untuk mendapatkan keamanan, sebab kalau tidak, 

mereka mencobai Tuhan  dan tidak mempercayai Dia. Tuhan  akan menye-

diakan, namun  kita juga harus bersiap. 

III. Penghiburan yang Hizkia berikan kepada rakyatnya untuk bersandar kepada 

Tuhan  di tengah kesesakan ini. Ia mengumpulkan rakyat di jalanan lebar 

terbuka dan menenangkan hati mereka dengan kata-kata (ay. 6). Hizkia 

sendiri tidak gentar, yakin bahwa serangan itu akan berakhir baik-baik saja. 

Ia tidak seperti ayahnya yang memiliki banyak kesalahan sehingga meng-

gentarkan dia, tanpa iman yang menguatkannya, sehingga pada masa bahaya 


 

540 

menimpa rakyat, hati Ahas gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan 

bergoyang ditiup angin, sehingga tidak heran bila hati rakyatnya juga 

gemetar (Yes. 7:2). Dengan perkataannya, Hizkia menghidupkan kembali 

semangat rakyat, terutama para panglima, dan menyentuh hati mereka 

dengan perkataan tersebut.  

1. Ia berupaya memadamkan ketakutan mereka, “Kuatkanlah dan 

teguhkanlah hatimu! Janganlah berpikir untuk menyerahkan kota 

ataupun mengadakan perjanjian, melainkan tetapkanlah hati untuk 

mempertahankannya sampai titik darah penghabisan. Jangan berpikir 

bahwa kalian akan kehilangan kota atau jatuh ke tangan musuh. Tidak 

ada bahaya. Kiranya para prajurit berani dan tangguh, siap siaga di 

penjagaan, menguatkan lengan, dan bertarung dengan gagah. Kiranya 

warga juga menguatkan mereka, janganlah takut dan terkejut terhadap 

raja Asyur.” Sang nabi sebelumnya telah menguatkan mereka demikian 

dengan firman Tuhan  (Yes. 10:24), “Janganlah takut terhadap Asyur,” dan 

di sini raja mengulangi perkataannya. Orang-orang yang berdosa terkejut 

di Sion (Yes. 33:14), namun  orang benar tinggal aman di tempat-tempat 

tinggi (Yes. 33:15-16), memikirkan kengerian dan mengatasinya. Lihat 

Yesaya 33:18 yang membicarakan peristiwa yang dicatat dalam 2 

Tawarikh 32 ini. 

2. Hizkia berusaha mempertahankan iman rakyat, untuk menghentikan 

dan menekan ketakutan mereka. “Sanherib mempunyai seluruh laskar 

yang menyertainya, namun  yang menyertai kita lebih banyak dari pada 

yang menyertai dia, sebab  Tuhan  beserta kita, dan berapa banyak yang 

mampu menandingi-Nya? Yang menyertai musuh kita yaitu  tangan ma-

nusia, yang diandalkan Sanherib. namun  yang menyertai kita yaitu  

Tuhan, yang kuasa-Nya tidak terkalahkan, Tuhan  kita, yang janji-Nya tidak 

pernah gugur, Tuhan  yang terikat perjanjian dengan kita, untuk menolong 

kita dan maju berperang bagi kita, bukan hanya untuk membantu kita 

melawan mereka, namun  juga melawan mereka bagi kita sesuai 

kehendak-Nya.” Demikianlah yang Hizkia katakan. Perhatikanlah, 

keyakinan yang penuh kepercayaan kepada Tuhan  akan mengangkat kita 

mengalahkan  rasa takut manusiawi yang mencengkeram kita. Barang 

siapa gentar terhadap kepanasan amarah orang penganiaya, melupakan 

Tuhan yang menjadikannya (Yes. 51:12-13). Ada kemungkinan Hizkia 

berbicara lebih banyak mengenai hal ini dan rakyat mempercayai apa 

yang diucapkannya. Mereka tidak hanya sekadar percaya pada kata-

katanya, namun  juga pada perkataannya mengenai hadirat Tuhan  bersama 

mereka dan kuasa-Nya untuk melepaskan mereka, suatu keyakinan yang 

Kitab 2 Tawarikh 32:1-8 

 

541 

membuat mereka tenang. Kiranya warga dan prajurit Kristus yang baik 

bersandar pada firman-Nya dan mendapat ketenangan, sehingga dengan 

lantang berkata, Jika Tuhan  di pihak kita, siapakah yang akan melawan 

kita? 

Kekalahan Asyur 

(32:9-23)  

9 Sesudah itu Sanherib, raja Asyur, yang sedang mengepung Lakhis dengan seluruh 

kekuatan tentaranya, mengutus beberapa pegawai ke Yerusalem, kepada Hizkia, raja 

Yehuda, dan kepada semua orang Yehuda yang ada di Yerusalem, dengan pesan: 10 

“Beginilah titah Sanherib, raja Asyur: Apakah yang kamu harapkan, maka kamu tinggal 

saja di Yerusalem yang terkepung ini? 11 Bukankah Hizkia memperdayakan kamu, supaya 

kamu mati kelaparan dan kehausan, dengan mengatakan: TUHAN, Tuhan  kita, akan 

melepaskan kita dari tangan raja Asyur? 12 Bukankah Hizkia ini yang menjauhkan segala 

bukit pengorbanan dan mezbah TUHAN itu, dan berkata kepada Yehuda dan Yerusalem: 

Hanya di depan satu mezbah kamu harus sujud menyembah dan membakar korban di 

atasnya? 13 Tidakkah kamu ketahui apa yang aku dan nenek moyangku lakukan terhadap 

semua bangsa negeri-negeri lain? Apakah para Tuhan  bangsa-bangsa segala negeri itu 

pernah berhasil melepaskan negeri mereka dari tanganku? 14 Siapa dari pada semua Tuhan  

bangsa-bangsa yang sudah ditumpas nenek moyangku itu dapat melepaskan bangsanya 

dari tanganku? Masakan Tuhan mu dapat melepaskan kamu dari tanganku? 15 Sekarang, 

janganlah Hizkia memperdayakan dan membujuk kamu seperti ini! Janganlah percaya 

kepadanya, sebab  tidak ada Tuhan  dari bangsa atau kerajaan manapun yang dapat 

melepaskan bangsanya dari tanganku dan dari tangan nenek moyangku, lebih-lebih lagi 

Tuhan mu itu takkan dapat melepaskan kamu dari tanganku!” 16 Dan masih banyak lagi 

yang diucapkan pegawai-pegawai Sanherib itu menentang TUHAN Tuhan  dan menentang 

Hizkia, hamba-Nya. 17 Ia menulis juga surat yang penuh cela dan hujat terhadap TUHAN, 

Tuhan  Israel, bunyinya: “Sebagaimana para Tuhan  bangsa-bangsa segala negeri lain tidak 

dapat melepaskan bangsanya dari tanganku, demikian pula Tuhan  Hizkia takkan dapat 

melepaskan bangsa-Nya dari tanganku.” 18 Dan mereka berseru dengan suara nyaring 

dalam bahasa Yehuda kepada rakyat Yerusalem yang ada di atas tembok, untuk 

menakutkan dan mengejutkan mereka, supaya mereka dapat merebut kota itu. 19 Mereka 

berbicara tentang Tuhan  Yerusalem seperti tentang para Tuhan  bangsa-bangsa di dunia, 

yaitu  buatan tangan manusia. 20 namun  oleh sebab  itu raja Hizkia dan nabi Yesaya bin 

Amos berdoa dan berseru kepada sorga. 21 Lalu TUHAN mengirim malaikat yang 

melenyapkan semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada di 

perkemahan raja Asyur, sehingga ia kemalu-maluan kembali ke negerinya. Kemudian ia 

ditewaskan dengan pedang oleh anak-anak kandungnya sendiri ketika ia memasuki 

rumah Tuhan nya. 22 Demikianlah TUHAN menyelamatkan Hizkia dan penduduk Yerusalem 

dari tangan Sanherib, raja Asyur, dan dari tangan semua musuhnya. Dan Ia 

mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru. 23 Banyak orang membawa 

persembahan ke Yerusalem untuk TUHAN dan barang-barang berharga untuk Hizkia, raja 

Yehuda itu. Sejak itu ia diagungkan oleh semua bangsa. 

Kisah tentang kekerasan dan hujatan Sanherib, doa Hizkia, serta kelepasan 

Yerusalem melalui kehancuran tentara Asyur, dicatat lebih lengkap dalam Kitab 

Raja-raja (2Raj. 18-19). Dalam Kitab Tawarikh ini ceritanya dipersingkat, namun  

cukup untuk menunjukkan tiga hal berikut: 


 

542 

I. Musuh-musuh gereja tidak takut akan Tuhan dan penuh maksud jahat. 

Sanherib mengepung Lakhis dengan seluruh kekuatannya (ay. 9), namun  ia 

mendengar bahwa Hizkia sedang membentengi Yerusalem dan menguatkan 

rakyatnya untuk berdiri teguh. sebab  itu, sebelum datang mengepung 

mereka, Sanherib mengutus pembawa pesan untuk menyampaikan pidato, 

sementara ia sendiri menulis surat-surat untuk menakut-nakuti Hizkia dan 

rakyatnya agar menyerahkan kota. Lihatlah,  

1. Betapa besar niat jahatnya terhadap raja Yehuda, tampak lewat 

upayanya menarik rakyat dari kesetiaan mereka kepada rajanya. 

Sanherib tidak memperlakukan Hizkia dengan sikap layaknya orang 

terhormat, tidak pula menawarkan syarat-syarat yang adil, namun  

memakai kelicikan yang kasar dan keji. Ia menakut-nakuti rakyat biasa 

dan menghasut mereka untuk meninggalkan rajanya, sesuatu yang tidak 

pantas bagi seseorang yang mengenakan mahkota. Ia menggambarkan 

Hizkia sebagai orang yang bertujuan menipu rakyatnya agar binasa dan 

meninggalkan mereka mati kelaparan dan kahausan (ay. 11). Ia 

menuduh Hizkia sebagai orang yang telah melakukan kesalahan besar 

kepada warganya dan membuat mereka terancam tidak mendapat 

perkenanan ilahi sebab  menyingkirkan bukit pengorbanan dan 

mezbah-mezbah (ay. 12). Ia memfitnah Hizkia sebagai orang yang 

merugikan rakyatnya dengan melawan pasukan yang pasti akan 

membinasakan mereka (ay. 15). 

2. Betapa besar penistaan Sanherib terhadap Tuhan  Israel, yang disebutnya 

Tuhan  Yerusalem (ay. 19), sebab Yerusalem yaitu  tempat yang dipilih-

Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, dan sebab  kota itu yang kini 

berada dalam ancaman musuh dan yang dijaga secara khusus dalam 

perlindungan ilahi oleh Tuhan  Sang Penyelenggara. Penghujat yang 

sombong ini membandingkan Yehova yang agung, Pencipta langit dan 

bumi, dengan para ilah bangsa-bangsa yang hanya merupakan timbunan 

kotoran, buatan tangan manusia. Sanherib berpikir Tuhan  tidak lebih 

sanggup menyelamatkan umat-Nya dibandingkan  para ilah itu 

menyelamatkan pengikut mereka (ay. 19), seolah Roh yang kekal dan 

tidak terbatas itu tidak memiliki hikmat dan kuasa yang lebih besar 

ketimbang batu atau tumpukan kayu. Sanherib membangga-banggakan 

kemenangannya atas dewa-dewa bangsa lain yang tidak satupun dapat 

melindungi umatnya (ay. 13-15), sehingga ia bukan hanya 

berkesimpulan, Masakan Tuhan mu dapat melepaskan kamu dari 

tanganku? (ay. 14), namun  juga menganggap Dia lebih lemah dibandingkan  

semua ilah lain. “Tidak ada Tuhan  dari bangsa atau kerajaan manapun 

Kitab 2 Tawarikh 32:1-8 

 

543 

yang dapat melepaskan bangsanya dari tanganku dan dari tangan nenek 

moyangku, lebih-lebih lagi Tuhan mu itu takkan dapat melepaskan kamu 

dari tanganku!” Seolah Ia kurang mampu menolong dibandingkan 

dengan para ilah lain. Demikianlah mereka mencemooh, mencela lewat 

tulisan yang lebih besar kesalahannya sebab  dilakukan dengan sengaja, 

terhadap Tuhan Tuhan  Israel, seolah Dia hanya nol, nama yang kosong, 

seperti semua yang lain (ay. 17). Dalam perkataannya, Sanherib sudah 

berbicara lebih dari cukup. Namun, seolah hujatannya itu masih terlalu 

sedikit, para pegawainya yang telah belajar keangkuhan dari tuan 

mereka berbicara melebihi yang diperintahkan Sanherib menentang 

Tuhan Tuhan  dan menentang Hizkia, hamba-Nya (ay. 16). Dan Tuhan  

membenci apa yang dikatakan menentang para hamba-Nya, dan Ia akan 

mengadakan perhitungan untuk itu, beserta hujat yang diucapkan 

terhadap diri-Nya sendiri. Semua hujatan itu bertujuan untuk 

menggentarkan rakyat dari pengharapan mereka kepada Tuhan , seperti 

yang dilakukan oleh musuh-musuh Daud (Mzm. 11:1; 42:11) dengan 

berkata, “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Tuhan ” (Mzm. 3:3; 

71:11). sebab  itulah Asyur berharap dapat merebut kota dengan 

melemahkan tangan orang-orang yang mempertahankannya. Iblis, 

dalam semua pencobaannya, bertujuan menghancurkan iman kita 

terhadap kemahacukupan Tuhan . Iblis tahu bahwa dirinya akan menang 

jika dapat melakukan itu, sedang  kita akan tetap teguh jika iman kita 

tidak gugur (Luk. 22:32). 

II. Kewajiban dan kepentingan para sahabat umat Tuhan  ialah untuk berdoa dan 

berseru kepada sorga pada masa kesesakan. Itulah yang dilakukan oleh 

Hizkia dan Nabi Yesaya (ay. 20). Merupakan saat yang berbahagia ketika raja 

dan nabi bersatu dalam doa. Adakah yang gelisah? Adakah yang ketakutan? 

Hendaklah ia berdoa. Dengan begitu, kita mengajak Tuhan  bertindak bagi kita. 

Dengan begitu, kita menguatkan diri dalam Dia. Dalam bacaan ini, berdoa 

kepada Tuhan  disebut berseru kepada sorga, sebab saat berdoa, kita harus 

memandang-Nya sebagai Bapa kita di sorga. Dari situ Dia memandang anak-

anak manusia, dan di situ pula Ia telah mempersiapkan takhta-Nya. 

III. Kuasa dan kebaikan Tuhan, Tuhan  umat-Nya. Dia sanggup mengendalikan 

musuh-musuh-Nya, setinggi apa pun mereka, sekaligus membebaskan 

sahabat-sahabat-Nya, serendah apa pun mereka. 


 

544 

1. Seperti hujatan para musuh-Nya mendorong Dia menentang mereka (Ul. 

32:27), demikian pula doa umat-Nya menarik Dia membela mereka. 

Demikianlah yang terjadi di sini.  

(1) Tentara Asyur dilenyapkan oleh pedang seorang malaikat, yang 

secara khusus bersorak kemenangan dalam pembunuhan para 

pahlawan yang gagah perkasa, pemuka, dan panglima. Ia 

mengalahkan pedang siapa pun. Tuhan  suka merendahkan orang yang 

sombong dan merasa aman-aman. Kitab Targum berkata, “Firman 

Tuhan yaitu firman yang kekal, mengutus Gabriel untuk menjalankan 

penghukuman itu, dan hal itu dilaksanakan dengan petir pada malam 

Paskah, yaitu malam ketika malaikat menghabisi anak-anak sulung 

orang Mesir.” Namun, bukan hanya itu.  

(2) Raja Asyur, setelah dipermalukan seperti itu, dibunuh oleh pedang 

anak-anaknya sendiri. Ia ditewaskan dengan pedang oleh anak-anak 

kandungnya sendiri (ay. 21). Demikianlah ia dipermalukan lebih 

dahulu, lalu dihabisi, aib mula-mula, lalu dibunuh. Kejahatan 

mengejar orang berdosa, dan ketika mereka lolos dari satu bahaya, 

mereka masuk ke dalam bahaya lain yang tidak terlihat. 

2. Dengan karya mukjizat ini,  

(1) Tuhan  dipermuliakan sebagai pelindung umat-Nya. Demikianlah Ia 

menyelamatkan Yerusalem, bukan hanya dari tangan Sanherib, 

namun  juga dari tangan semua musuhnya (ay. 22). Kelepasan seperti 

ini yaitu  bukti dari banyaknya belas kasih dalam perbendaharaan-

Nya. Ia mengaruniakan keamanan kepada mereka, artinya Ia menjaga 

mereka di segala penjuru. Tuhan  melindungi umat-Nya dengan cara 

menuntun mereka, menunjukkan apa yang harus mereka lakukan, 

dan dengan demikian menyelamatkan mereka dari rancangan atau 

perbuatan yang membahayakan mereka. sebab  keselamatan itu, 

banyak orang membawa persembahan ke Yerusalem untuk Tuhan, 

tatkala mereka melihat kuasa Tuhan  yang sangat besar membela 

umat-Nya. Akibatnya, orang-orang asing pun terdorong untuk me-

mohon perkenanan-Nya, dan musuh terdorong untuk mencela 

murka-Nya, dan kedua pihak membawa persembahan ke bait-Nya 

sebagai tanda kepedulian dan kerinduan mereka.  

(2) Hizkia pun semakin dimuliakan sebagai kesayangan sorga dan yang 

dilindungi secara istimewa. Banyak orang membawa barang-barang 

berharga untuk Hizkia (ay. 22-23) sebagai bukti bahwa mereka 

Kitab 2 Tawarikh 32:1-8 

 

545 

menghormatinya dan berusaha mendapat perkenannya. Dengan 

perkenanan Tuhan , musuh hilang, kawan diperoleh. 

Wafatnya Hizkia 

(32:24-33) 

24 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada TUHAN, 

dan TUHAN berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. 25 namun  Hizkia 

tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, sebab  ia menjadi 

angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka. 26 namun  ia sadar akan 

keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, 

sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia. 27 Hizkia mendapat 

kekayaan dan kemuliaan yang sangat besar. Ia membuat perbendaharaan-

perbendaharaan untuk emas, perak, batu permata yang mahal-mahal, rempah-rempah, 

perisai-perisai dan segala macam barang yang indah-indah, 28 juga tempat perbekalan 

untuk hasil gandum, untuk anggur dan minyak, dan kandang-kandang untuk berbagai 

jenis hewan besar dan kandang-kandang untuk kawanan kambing domba. 29 Ia 

mendirikan kota-kota, memperoleh banyak kambing domba dan lembu sapi, sebab  Tuhan  

mengaruniakan dia harta milik yang amat besar. 30 Hizkia ini juga telah membendung 

aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. 

Hizkia berhasil dalam segala usahanya. 31 Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja 

Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di 

negeri, ketika itu Tuhan  meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi 

hatinya. 32 Selebihnya dari riwayat Hizkia dan perbuatan-perbuatannya yang setia, 

sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam penglihatan nabi Yesaya bin Amos, dalam 

kitab raja-raja Yehuda dan Israel. 33 Kemudian Hizkia mendapat perhentian bersama-

sama dengan nenek moyangnya, dan dikuburkan di pendakian ke pekuburan anak-anak 

Daud. Pada waktu kematiannya seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem memberi 

penghormatan kepadanya. Maka Manasye, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. 

Kisah Hizkia ditutup dengan catatan tentang tiga hal mengenai dia: 

I. Sakit dan kesembuhannya (ay. 24). Sakit Hizkia dicatat secara ringkas saja di 

sini, cerita lengkapnya terdapat dalam 2 Raja-raja 20. Penyakitnya itu 

kemungkinan besar tampaknya mematikan. Di tengah parahnya sakit itu, ia 

berdoa. Tuhan  menjawab dia dan memberinya tanda bahwa Hizkia pasti 

sembuh, yaitu bayangan matahari yang bergerak mundur sepuluh tapak. 

II. Dosa dan pertobatan Hizkia, yang juga diceritakan lebih panjang dalam 2 

Raja-raja 20:12. Di sini, dicermati beberapa hal mengenai dosanya yang 

tidak terdapat dalam 2 Raja-raja.  

1. Waktu terjadinya yaitu  ketika raja Babel mengirimkan utusan 

kehormatan kepada Hizkia untuk mengucapkan selamat atas 

kesembuhannya. Namun, di sini juga ditambahkan bahwa mereka datang 

untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri (ay. 

31), entah kehancuran tentara Asyur atau matahari yang bergerak 


 

546 

mundur. Asyur merupakan musuh Babel, mereka datang untuk mencari 

tahu tentang kejatuhan Asyur, supaya mereka bersorak dengan 

kejatuhannya. Matahari yaitu  dewa Babel, jadi mereka datang untuk 

mencari tahu perkenanan apa yang telah dinyatakan oleh dewa matahari 

itu kepada Hizkia, supaya mereka menghormatinya sebagai orang yang 

telah dihormati oleh dewanya (ay. 31). Mukjizat-mukjizat itu diadakan 

untuk mengingatkan dan membangunkan dunia yang bodoh dan 

sembrono, serta membalikkan mereka dari berhala yang bodoh dan 

lemah kepada Tuhan  yang hidup. Orang-orang tercengang sebab nya, 

namun  tidak bertobat sebelum mujizat yang lebih besar diadakan di 

negeri itu dalam kedatangan Yesus Kristus (Mat. 2:1-2). 

2. Dalam perkara itu, Tuhan  meninggalkan Hizkia untuk menguji dia (ay. 

31). Dengan kekuatan anugerah-Nya yang Mahakuasa, Tuhan  bisa saja 

mencegah dosa Hizkia, namun  Dia mengizinkannya demi akhir yang 

bijaksana dan suci, sehingga lewat ujian dan kelemahannya, Hizkia dapat 

mengetahui, yaitu supaya dapat tersingkapkan (ungkapan lazim bahasa 

Ibrani) apa yang ada dalam hatinya, yaitu  bahwa dirinya tidak 

sesempurna yang ia pikirkan, namun  memiliki kebodohan dan kelemahan 

seperti manusia lainnya. Tuhan  membiarkan Hizkia menyombongkan 

hartanya untuk mencegah dia menyombongkan kesucian. yaitu  baik 

bagi kita untuk mengenal diri sendiri, kelemahan dan keberdosaan kita, 

supaya kita tidak sombong atau percaya diri sendiri saja, melainkan 

harus selalu rendah hati dan hidup bergantung pada anugerah ilahi. Kita 

tidak mengetahui bengkoknya hati kita dan apa yang dapat kita perbuat 

kalau Tuhan  membiarkan kita. Tuhan, janganlah membawa kami ke dalam 

pencobaan. 

3. Dosa Hizkia yaitu  ia menjadi angkuh (ay. 25). Ia bangga akan 

kehormatan yang Tuhan  berikan kepadanya dalam begitu banyak hal, 

kehormatan yang diberikan oleh negeri-negeri tetangga lewat 

persembahan, dan sekarang sebab  raja Babel sampai mengirim seorang 

utusan kepadanya untuk memuji dan merayu dia: hal ini melambungkan 

Hizkia sampai ke langit. Saat ia telah menghancurkan penyembahan 

berhala, Hizkia memberhalakan dirinya sendiri. Oh, betapa orang-orang 

besar, orang baik, dan orang yang berguna perlu mempelajari kelemahan 

dan kebodohan dirinya serta hutangnya kepada anugerah yang cuma-

cuma, supaya jangan pernah mereka memandang tinggi terhadap diri 

sendiri. Mereka harus dengan tulus memohon agar Tuhan  menjauhkan 

kesombongan dan senantiasa menjaga mereka tetap rendah hati! 

Kitab 2 Tawarikh 32:1-8 

 

547 

4. Dosanya semakin berat sebab  balasannya terhadap perkenanan Tuhan  

begitu buruk. Malahan ia menjadikan semua perkenanan Tuhan  sebagai 

makanan dan bahan bakar bagi kesombongannya (ay. 25): Hizkia tidak 

berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya. 

Perhatikanlah, yaitu  adil bila orang yang telah menerima belas kasihan 

Tuhan  diharapkan akan berusaha memberi balasan yang sesuai atas belas 

kasihan yang telah mereka terima. Dan jika tidak, maka sikap mereka 

yang tidak tahu berterima kasih pasti akan diperhitungkan atas mereka. 

Meskipun kita tidak bisa membalas dengan sepadan ataupun membayar 

hutang kita, setidaknya kita harus mengakui anugerah yang kita terima. 

Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? 

(Mzm. 116:12). 

5. Murka ilahi yang menimpa Hizkia atas dosa tersebut. Sekalipun dosa itu 

hanya di dalam batin, dan perilaku yang tampak kelihatannya bukan 

hanya tidak bersalah namun  justru sopan santun (menunjukkan 

perbendaharaannya kepada kawan), namun  murka menimpa dia dan 

kerajaannya atas dosa tersebut (ay. 25). Perhatikanlah, kesombongan 

yaitu  dosa yang paling dibenci Tuhan  seperti dosa lainnya, apalagi 

kesombongan pada umat-Nya sendiri. Barang siapa meninggikan diri, 

pasti direndahkan, dan dibuat merendah oleh berbagai tindakan 

penyelenggaraan Tuhan . Murka menimpa Daud atas kesombongannya 

dalam menghitung jumlah rakyat. 

6. Pertobatan Hizkia dari dosanya itu: ia sadar akan keangkuhannya itu dan 

merendahkan diri. Perhatikanlah:  

(1) Meskipun Tuhan  mengizinkan umat-Nya jatuh ke dalam dosa, demi 

akhir yang bijaksana dan suci, namun Dia tidak akan membiarkan 

mereka terus berkanjang di dalamnya, apabila ia jatuh, tidaklah 

sampai tergeletak.  

(2) Dosa batiniah harus diakui dan disesali, meskipun dosa itu tidak 

melangkah lebih jauh.  

(3) Perendahan diri yaitu  bagian yang diperlukan dalam pertobatan.  

(4) Keangkuhan hati yang membuat kita meninggikan diri merupakan 

dosa yang mengharuskan kita merendahkan diri secara khusus.  

(5) Rakyat harus meratapi dosa para pemimpinnya. Penduduk 

Yerusalem merendahkan diri bersama Hizkia, entah sebab  mereka 

tahu bahwa mereka juga bersalah atas dosa yang sama, atau 

setidaknya sebab  takut turut menanggung hukumannya. Ketika 

Daud menghitung rakyat dalam kesombongannya, mereka semua 

turut menderita sebab  dosa Daud. 


 

548 

7. Penangguhan hukuman yang diberikan. Murka Tuhan  tidak datang pada 

zaman Hizkia. Selagi ia hidup, kedamaian dan kebenaran berkuasa atas 

negeri itu. Demikianlah besarnya manfaat pertobatan untuk 

menyisihkan, atau setidaknya menangguhkan perwujudan murka Tuhan . 

III. Inilah penghormatan yang diperbuat terhadap Hizkia, 

1. Oleh penyelenggaraan Tuhan  selama ia hidup. Ia memiliki kekayaan yang 

sangat besar (ay. 27), mengisi kembali perbendaharaannya, 

memperlengkapi bangunannya, membentengi kota, dan melakukan 

segala yang dia mau, sebab Tuhan  mengaruniakan dia harta milik yang 

amat besar (ay. 29). Di antara pekerjaan-pekerjaan besarnya, disebutkan 

pula ia membendung aliran Gihon (ay. 30), yang dilakukan pada waktu 

penyerbuan Sanherib (ay. 3-4). Air yang mengalir ke sana tadinya 

disebut kolam yang lama (Yes. 22:11) dan kolam atas (Yes. 7:3), namun  

Hizkia mengumpulkan air itu ke tempat baru agar lebih memudahkan 

kota, yang disebut kolam bawah (Yes. 22:9). Secara umum, ia berhasil 

dalam segala yang dikerjakannya, sebab semuanya itu pekerjaan yang 

baik. 

2. Oleh penghargaan yang diberikan kepadanya ketika ia sudah wafat.  

(1) Nabi Yesaya menuliskan tentang kehidupan dan pemerintahannya 

(ay. 32), tindakan-tindakannya serta kebaikan atau kesalehannya. 

Semuanya itu merupakan bagian dari penghormatan yang perlu 

dicatat dan diingat sebagai teladan untuk orang lain.  

(2) Rakyat memberi penghormatan kepadanya (ay. 33), menguburkan 

dia di bagian utama dari pemakaman raja-raja, menyalakan api besar 

baginya seperti bagi Asa sebelumnya. Juga, sebagai penghormatan 

yang lebih besar lagi, mereka mengadakan ratapan besar untuknya, 

seperti untuk Yosia. Lihatlah betapa penghargaan atas kesalehan 

yang sungguh-sungguh diperlihatkan dalam hati nurani manusia. 

Meski ditakutkan bahwa kebanyakan rakyat tidak mengikuti 

pembaharuan para raja dengan sepenuh hati, namun tidak dapat 

tidak mereka memuji usaha pembaharuan itu dan kenangan akan 

raja-raja tersebut diberkati di antara mereka. Kepada orang-orang 

yang telah sungguh berguna selama masa hidupnya, kita berutang 

untuk memberikan penghormatan pada hari kematiannya, saat me-

reka telah berada di luar jangkauan pujian orang dan kita melihat 

akhir dari perilaku mereka. Membayarkan hutang yang semestinya 

Kitab 2 Tawarikh 32:1-8 

 

549 

seperti ini akan mendorong orang lain untuk juga melakukan hal-hal 

yang berguna semasa hidupnya. 

 

 

 

PASAL  33  

Dalam pasal ini kita dapati sejarah tentang:  

I. Pemerintahan Manasye, yang berlangsung cukup lama. 

1. Kemurtadannya dari Tuhan  yang menyedihkan, pemberontakannya 

dari Tuhan  dan melakukan penyembahan berhala dan semua 

kejahatan lainnya (ay. 1-10). 

2. Kepulangannya yang bahagia kepada Tuhan  dalam penderitaannya, 

dan pertobatannya (ay. 11-13). Pembaharuannya (ay. 15-17), dan 

kemakmurannya (ay. 14), diikuti dengan akhir masa 

pemerintahannya (ay. 18-20).  

II. Pemerintahan Amon, yang memerintah dengan sangat jahat (ay. 21-

23), dan segera mengakhiri hari-harinya dengan kesedihan (ay. 24-25).  

Pemerintahan Manasye 

(33:1-10) 

1 Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima 

tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. 2 Ia melakukan apa yang jahat di mata 

TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalaukan TUHAN dari 

depan orang Israel. 3 Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah 

dirobohkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk para Baal, 

membuat patung-patung Asyera dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit 

dan beribadah kepadanya 4 Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah TUHAN, walaupun 

sehubungan dengan rumah itu TUHAN telah berfirman: “Di Yerusalem nama-Ku akan 

tinggal untuk selama-lamanya!” 5 Dan ia mendirikan juga mezbah-mezbah bagi segenap 

tentara langit di kedua pelataran rumah TUHAN. 6 Bahkan, ia mempersembahkan anak-

anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben-Hinom; ia melakukan ramal, telaah dan 

sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia 

melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya. 7 

Ia menaruh juga patung berhala yang telah dibuatnya dalam rumah Tuhan , walaupun Tuhan  

telah berfirman kepada Daud dan kepada Salomo, anaknya: “Dalam rumah ini dan di 

Yerusalem, yang telah Kupilih dari antara segala suku Israel, Aku akan menaruh nama-Ku 

untuk selama-lamanya! 8 Aku tidak akan membuat pula orang Israel berjejak ke luar dari 

tanah yang telah Kutentukan untuk nenek moyangmu, asal saja mereka melakukan 


 

552 

dengan setia segala yang telah Kuperintahkan kepada mereka dengan perantaraan Musa, 

yaitu  segala hukum, ketetapan dan peraturan.” 9 namun  Manasye menyesatkan Yehuda 

dan penduduk Yerusalem, sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-

bangsa yang telah dipunahkan TUHAN dari depan orang Israel. 10 Kemudian berfirmanlah 

TUHAN kepada Manasye dan rakyatnya, namun  mereka tidak menghiraukannya.  

Di sini kita membaca sebuah catatan mengenai kejahatan Manasye. Catatan ini 

menyedihkan hati, dan isinya hampir sama kata demi kata dengan catatan yang 

sudah kita miliki dalam Kitab 2 Raja-raja 21:1-9. Cerita ini bukanlah hal yang 

menyenangkan untuk kita renungkan kembali. Raja muda yang dungu ini, hidup 

bertentangan dengan teladan dan pendidikan baik yang diberikan ayahnya. Ia 

menyerahkan dirinya sendiri kepada segala kejahatan, menyalin dengan lengkap 

kekejian orang-orang yang tidak mengenal TUHAN (ay. 2). Ia menghancurkan 

hidup keagamaan yang sudah mapan, dan mengacaukan pembaruan agung 

ayahnya (ay. 3). Ia menajiskan rumah TUHAN dengan penyembahan berhala (ay. 

4-5). Bahkan, dia mempersembahkan anak-anaknya sendiri sebagai korban di 

dalam api. Ia menjadikan segala ramalan dusta roh-roh jahat sebagai pemandu 

dan penasihatnya (ay. 6). Ia melakukan penghinaan terhadap Tuhan  yang 

menjadikan Sion sebagai tempat perhentian-Nya untuk selama-lamanya, dan 

Israel sebagai umat perjanjian-Nya (ay. 8). Ia melanggar syarat-syarat adil yang 

ia tegakkan bersama Tuhan , dengan menyembah dewa-dewa asing, menajiskan 

Bait Suci pilihan Tuhan , dan merusak moral umat pilihan-Nya. Ia membuat 

mereka bersalah, dan berbuat lebih buruk dari pada orang-orang yang tidak 

mengenal Tuhan  (ay. 9, KJV). Sebab, jika roh jahat itu kembali, ia akan mengajak 

tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya. Hal yang lebih memperburuk dosa 

Manasye yaitu , ia dan rakyatnya tidak mau mendengar, ketika Tuhan  berfirman 

kepada mereka melalui nabi-nabi-Nya (ay. 10). Di sini kita dapat mengagumi 

besarnya kasih karunia Tuhan  dalam berbicara kepada mereka. sebab  tegar hati, 

mereka memalingkan telinga yang tuli terhadap-Nya. Namun, kejahatan mereka 

tidak cukup untuk mengusir kebaikan-Nya, bahkan Ia masih menunggu supaya 

mereka menjadi lembut. Kebaikan-Nya tidak mengubah kejahatan mereka, dan 

mereka tetap benci untuk diperbaharui. Sekarang, marilah kita belajar dari sini:  

1. Bahwa bukanlah perkara baru, namun sangat menyedihkan, bahwa anak-

anak dari orang tua yang saleh dapat saja menyimpang dari jalan TUHAN 

yang baik, di mana mereka telah dilatih. Orangtua dapat memberikan banyak 

hal baik kepada anak-anak mereka, namun  tidak dapat memberikan anugerah 

kepada mereka.  

2. Kebobrokan dalam ibadah penyembahan sudah menjadi penyakit jemaat 

yang begitu parahnya  sampai sangat cenderung kambuh kembali, bahkan 

ketika tampaknya sudah disembuhkan.  

Kitab 2 Tawarikh 33:1-10 

 

553 

3. Ilah dunia ini telah membutakan pikiran manusia secara aneh, dan memiliki 

kekuasaan luar biasa atas mereka yang sudah tertawan olehnya. sebab  

kalau tidak, ia tidak akan dapat merampas mereka dari TUHAN, Sahabat 

mereka, dan membuat bergantung pada musuh bebuyutan mereka itu.  

Pemerintahan Manasye 

(33:11-20) 

11 Oleh sebab itu TUHAN mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja 

Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga 

dan membawanya ke Babel. 12 Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan 

hati TUHAN, Tuhan nya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Tuhan  nenek moyangnya, 13 

dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan per-

mohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya 

sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Tuhan . 14 Kemudian ia mendirikan 

tembok luar pada kota Daud, di sebelah Barat Gihon, di lembah, sampai dekat Pintu 

Gerbang Ikan, mengelilingi Ofel. Tembok itu dibuatnya sangat tinggi. Ia menempatkan 

juga panglima-panglima perang di tiap kota kubu di Yehuda. 15 Ia menjauhkan Tuhan -Tuhan  

asing dan berhala dari rumah TUHAN, juga segala mezbah yang didirikannya di atas 

gunung rumah TUHAN dan di Yerusalem, dan membuangnya ke luar kota. 16 Ia 

menegakkan kembali mezbah TUHAN, mempersembahkan korban keselamatan dan kor-

ban syukur di atasnya, menyerukan kepada Yehuda untuk beribadah kepada TUHAN, 

Tuhan  Israel. 17 Walaupun demikian, rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-

bukit pengorbanan, namun  hanya kepada TUHAN, Tuhan  mereka. 18 Selebihnya dari riwayat 

Manasye, doanya kepada Tuhan nya, dan ucapan-ucapan para pelihat yang berkata-kata 

kepadanya dengan nama TUHAN, Tuhan  Israel, sesungguhnya semuanya itu terdapat 

dalam riwayat raja-raja Israel. Doanya dan pengabulan doanya, segala dosa dan ketidak-

setiaannya, semua tempat di mana ia telah membangun bukit-bukit pengorbanan serta 

mendirikan tiang-tiang berhala dan patung-patung sebelum ia merendahkan diri, 

sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam riwayat para pelihat. 20 Kemudian Manasye 

mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di 

dalam istananya. Maka Amon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.  

Kita telah melihat bagaimana Manasye dengan kejahatannya merusak kebaikan 

yang telah dilakukan ayahnya. Pada perikop di atas kita membaca, bahwa 

sekarang dengan pertobatannya, ia memperbaiki kembali kejahatan yang telah 

dia lakukan sendiri. Sungguh aneh bahwa pertobatannya ini sama sekali tidak 

disebutkan dalam Kitab Raja-raja. Dalam Kitab Raja-raja tidak tampak 

perbuatannya yang bertentangan, selain bahwa ia tetap berkanjang dan binasa 

di dalam perbuatan dosanya. namun  mungkin alasannya yaitu  sebab  

rancangan sejarah tersebut ingin menunjukkan bahwa kejahatan bangsa itulah 

yang membawa kehancuran atas diri mereka sendiri. Dan pertobatan Manasye 

serta manfaatnya, sebab  hanyalah bersifat pribadi dan bukan pertobatan 

seluruh bangsa, tidak diperhatikan dalam catatan sejarah di Kitab Raja-raja itu. 

Walaupun begitu dalam Kitab Tawarikh di sini pertobatannya dikisahkan 

sepenuhnya sebagai kenangan akan kelimpahan belas kasihan pengampunan 


 

554 

Tuhan  dan kuasa anugerah-Nya yang memperbarui. Marilah kita baca lebih lanjut 

di sini: 

I. Peristiwa yang mendatangkan pertobatan Manasye, yaitu kesengsaraannya. 

Dalam kesesakannya, ia tidak berlaku seperti Raja Ahas yang lebih banyak 

melakukan pelanggaran terhadap Tuhan . namun  ia merendahkan dirinya dan 

kembali kepada Tuhan . Penderitaan yang dikuduskan, sering kali  terbukti 

merupakan alat yang berhasil membuat orang bertobat. Kesusahan apa yang 

dialaminya, diberitahukan di sini kepada kita (ay. 11). Tuhan  mendatangkan 

musuh asing untuk menyerang dia. Raja Babel, yang dahulu berusaha 

mengambil hati ayahnya yang setia melayani TUHAN, sekarang menyerang 

dia, sebab  telah berkhianat kepada Tuhan  dan meninggalkan-Nya. Di sini raja 

Babel dipanggil sebagai raja Asyur, sebab  ia telah menjadi penguasa Asyur. 

sebab  sudah mengalahkan pasukan Sanherib, lebih mudahnya baginya 

untuk menghancurkan Yerusalem. Raja Babel mengincar harta karun yang 

pernah dilihat oleh para utusannya, dan semuanya itu merupakan barang-

barang mulia. Akan namun , Tuhan  mengirimnya ke Yerusalem untuk 

menghajar suatu bangsa yang berdosa, serta menaklukkan seorang raja 

sesat. Panglima-panglima tentara membawa Manasye di antara duri-duri, 

yaitu menemukan dia di semak-semak, atau di tempat seperti itu, mungkin 

di taman istana, tempat dia bersembunyi. Atau ini mungkin bahasa kiasan, 

yang menunjukkan dirinya kebingungan di tengah-tengah rencananya 

sendiri, dan menjadi malu dalam semua urusannya. ia seperti terjebak dalam 

semak-semak dan tidak tahu cara melepaskan diri, sehingga menjadi mangsa 

empuk bagi para panglima Asyur. Tidak diragukan lagi para panglima ini 

menjarah rumahnya dan membawa pergi apa saja yang mereka sukai, 

seperti yang telah dinubuatkan Yesaya sebelumnya (2Raj. 20:17-18). Apa 

yang menjadi kebanggaan Hizkia, sekarang berubah menjadi mangsa 

mereka. Mereka mengikat Manasye, yang sebelumnya telah ditahan dengan 

tali kejahatannya sendiri, dan membawanya ke negeri Babel sebagai 

tahanan. Dalam tahun ke berapa pemerintahannya ia ditahan, tidak 

diberitahukan di sini, namun  menurut orang Yahudi, tahun kedua puluh dua 

pemerintahannya. 

II. Ungkapan pertobatannya (ay. 12-13). Dalam keadaan yang terdesak, ia 

memiliki cukup waktu untuk memikirkan dirinya dan alasan-alasan 

kesesakannya. Ia melihat bagaimana ia membuat dirinya seperti itu akibat 

dosanya. Ia dapati berhala-berhala yang telah dia layani, ternyata semua 

tidak dapat membantunya. Ia tahu bahwa pertobatan yaitu  satu-satunya 

Kitab 2 Tawarikh 33:1-10 

 

555 

jalan untuk memulihkan perkaranya. Oleh sebab  itu, kepada Dialah ia ingin 

kembali, kembali kepada Dia yang telah ia tinggalkan sebab  

pemberontakannya. 

1. Ia menjadi insaf bahwa TUHAN yaitu  satu-satunya Tuhan  yang hidup 

dan benar. Kemudian ia mengetahui (artinya, dia percaya dan 

mempertimbangkan) bahwa TUHAN itu yaitu  Tuhan . Sebetulnya ia bisa 

mengetahui hal ini dengan sedikit kerugian, jika saja ia mau memberi 

perhatian dan penghargaan kepada firman yang tertulis dan yang 

diberitakan. Namun demikian, masih lebih baik u membayar mahal 

seperti sekarang ini untuk mengetahui tentang TUHAN dari pada binasa 

sebab  ketidaktahuan dan ketidakpercayaan. Seandainya ia menjadi 

seorang raja di dalam istana Babel, besar kemungkinan dia menjadi 

teguh dalam penyembahan berhala. namun  sebab  menjadi seorang 

tawanan di penjara Babel, ia pun menjadi insaf dan dipulihkan dari 

penyembahan berhala.  

2. Sekarang ia memanggil Dia sebagai Tuhan nya, meninggalkan semua yang 

lain, dan memutuskan untuk hanya menyembah Dia saja, Tuhan  nenek 

moyangnya, Tuhan  yang terikat kovenan dengannya.   

3. Ia sangat merendahkan dirinya di hadapan-Nya, benar-benar menyesali 

dosa-dosanya, merasa sangat malu sebab nya, dan takut akan murka 

Tuhan . Sudah sepatutnya memang bagi orang-orang berdosa untuk 

merendahkan diri di hadapan wajah Tuhan  yang telah mereka sakiti. 

Pantaslah bagi orang-orang yang didera derita untuk merendahkan diri 

di bawah tangan Tuhan  yang menghajar mereka demi kebaikan mereka 

sendiri, dan menerima hukuman atas pelanggaran mereka. Hati kita 

harus tunduk dan merendah di bawah tindakan penyelenggaraan ilahi 

yang merendahkan hati, sehingga dengan demikian kita bisa berserah 

diri dan memenuhi tujuan Tuhan  dalam semua tindakan-Nya itu. 

4. Ia berdoa kepada-Nya untuk memohon pengampunan dosa dan 

kemurahan-Nya kembali. Doa merupakan kelegaan bagi orang-orang 

yang menyesal, kelepasan bagi mereka yang menderita. Doa Manasye itu  

yaitu  sebuah doa yang baik, sangat sesuai dengan perkaranya, yang 

dapat kita temukan di antara kitab-kitab Apokrifa yang berjudul: “Doa 

Manasye, raja Yehuda, ketika dia ditawan di Babel.” Apakah doa itu 

memang miliknya atau tidak, kita tidak dapat memastikan. Jika ya, di 

dalamnya dia memuliakan Tuhan  sebagai Tuhan  nenek moyang mereka dan 

keturunan mereka yang benar, sebagai Pencipta dunia ini, Tuhan  yang 

murka-Nya tak tertahankan, akan namun  janji-Nya penuh belas kasihan 

yang tidak ada taranya. Ia memohon supaya Tuhan  yang telah 


 

556 

menjanjikan pertobatan dan pengampunan bagi mereka yang telah 

berbuat dosa, dan yang telah menganugerahkan pertobatan kepada orang 

berdosa, dapat diselamatkan juga. Bukan hanya untuk orang-orang 

benar, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub, namun  bagiku juga (katanya), 

yang yaitu  seorang berdosa, sebab  aku telah berdosa melebihi jumlah 

pasir di laut. Jadi ia mengakui dosanya dengan panjang lebar, dan 

menekankan hebatnya dosanya. Ia berdoa, Ampunilah aku ya TUHAN! 

Ampunilah aku, dan jangan binasakan aku, katanya memohon, Engkau 

yaitu  Tuhan  orang-orang yang bertobat, dan seterusnya. Kemudian ia 

mengakhirinya, dan aku akan memuji Engkau untuk selama-lamanya, dan 

seterusnya.  

III. Penerimaan Tuhan  yang penuh rahmat atas pertobatannya. Ia memohon 

dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, dan Tuhan  mendengar permohonannya. 

Meskipun kesengsaraan itu mendorong kita kepada Tuhan , Ia tidak akan 

menolak kita, apabila kita mencari Dia dengan tulus, sebab  kesengsaraan 

memang dikirim dengan sengaja untuk membawa kita kepada-Nya. Sebagai 

tanda kebaikan Tuhan  kepadanya, Dia membuat jalan untuk melarikan diri. 

Penderitaan berlanjut tidak lebih dari waktu ketika ia telah menyelesaikan 

pekerjaannya. Ketika Manasye dibawa kembali kepada Tuhan nya dan 

kewajibannya, maka dengan segera dia dibawa kembali ke kerajaannya . 

Lihatlah betapa siapnya Tuhan  menerima dan menyambut orang-orang 

berdosa yang kembali, seberapa cepat menunjukkan belas kasihan. Janganlah 

para pendosa besar berputus asa, sebab  Manasye sendiri, begitu bertobat, 

mendapat kasih karunia dari Tuhan . Di dalam dirinya Tuhan  menunjukkan 

seluruh kesabaran-Nya, seperti tertulis dalam 1 Timotius 1:16, dan Yesaya 

1:18.  

IV. Buah-buah pertobatan yang ia bawa setelah kembali ke negerinya sendiri 

(ay. 15-16).  

1. Ia berbalik dari dosa-dosanya. Dia menyingkirkan Tuhan -Tuhan  asing, 

patung-patung mereka, dan berhala-berhala itu (apa pun itu), yang 

tadinya telah dia buat dengan penuh rasa hormat di rumah Tuhan, 

seolah-olah berhala itulah penguasa rumah itu. Ia melempar keluar 

semua mezbah penyembahan berhala yang ada di gunung rumah TUHAN 

dan di Yerusalem, sebagai benda-benda menjijikkan. Sekarang (kita 

berharap), ia membenci semua hal itu sama kuatnya seperti ia mencintai 

mereka sebelumnya, dan berkata kepadanya: Keluar! (Yes. 30:22). “Apa 

Kitab 2 Tawarikh 33:1-10 

 

557 

yang harus kulakukan lagi dengan berhala? Aku sudah muak dengan 

mereka.” 

2. Ia kembali kepada kewajibannya: sebab  ia menegakkan kembali mezbah 

TUHAN, yang telah disalahgunakan dan diruntuhkan oleh beberapa 

imam penyembah berhala, atau setidaknya, ditelantarkan dan tidak 

pernah dirawat. Ia mempersembahkan korban keselamatan dan korban 

syukur atas pembebasannya. Bahkan, sekarang ia menggunakan ke-

kuasaannya untuk memperbaharui bangsanya, sebagaimana dia telah 

menyalahgunakan kekuasaan itu untuk merusak mereka: Ia 

memerintahkan kepada Yehuda untuk berbakti kepada TUHAN, Tuhan  

Israel. Perhatikanlah, orang-orang yang benar-benar bertobat dari dosa-

dosa mereka tidak hanya kembali kepada Tuhan  sendiri, namun  juga akan 

berusaha melakukan segala sesuatu yang dapat mereka kerjakan untuk 

memulihkan orang-orang yang tadinya sebab  meneladaninya, menjadi 

tergoda dan terhilang dari Tuhan . Kalau tidak, mereka belum mem-

bereskan kesalahan-kesalahan yang mereka pernah lakukan, atau 

menutup luka yang mereka akibatkan dahulu. Kita mendapati Manasye 

berhasil membawa keluar rakyatnya dari dewa-dewa asing mereka, 

namun  tidak dari bukit-bukit pengorbanan  mereka (ay. 17). Mereka masih 

mempersembahkan korban, namun  hanya kepada TUHAN Tuhan  mereka 

saja. Manasye tidak dapat melaksanakan pembaharuan lebih lanjut 

selama dia masih melakukan kebusukan. Memang mudah untuk meng-

hancurkan perilaku orang yang busuk, namun  tidak mudah untuk 

memperbaharui hati mereka kembali. 

V. Kemakmurannya, dalam beberapa hal, setelah pertobatannya. Dengan jelas 

ia dapat melihat bahwa dosalah yang menghancurkan dia. Sebab, ketika dia 

kembali kepada TUHAN dengan menunaikan kewajibannya lagi, maka Tuhan  

pun hadir kembali dengan menyatakan belas kasihan-Nya. Lalu ia pun 

mendirikan tembok luar kota Daud (ay. 14). Sebelumnya, oleh dosalah, ia 

telah merobohkan tembok itu, dan membukanya bagi musuh. Ia menem-

patkan juga panglima-panglima perang di tiap-tiap kota berkubu untuk 

menjaga keamanan negerinya. Sejarawan Yahudi Yosefus mengatakan 

bahwa selama sisa hidupnya, Manasye berubah menjadi begitu lebih baik, 

sehingga ia dipandang sebagai orang yang sangat berbahagia. 

Akhirnya, inilah kesudahan sejarahnya. Mengenai hal-hal penting lainnya 

dari Manasye, kita dirujuk ke tulisan-tulisan lain yang berisi sejarah tentang 

raja-raja Israel (ay. 18-19). Di sini kita lihat beberapa catatan mengenai 

Manasye,  


 

558 

1. Segala dosa dan ketidaksetiaannya, semua tempat di mana ia telah 

membangun bukit-bukit pengorbanan serta mendirikan tiang-tiang 

berhala dan patung-patung sebelum ia merendahkan diri. Mungkin 

bagian ini diambil dari pengakuan yang ia buat akan dosanya ketika 

Tuhan  memberinya pertobatan, dan yang ia tinggalkan untuk dicatat, 

dalam sebuah buku yang berjudul, Kata-kata para pelihat. Kepada para 

pelihat yang berkata-kata kepadanya itu (ay. 18), untuk menegur dia atas 

dosanya, ia mengirimkan pengakuannya ketika dia bertobat, untuk 

ditulis dalam catatan pengalaman mereka, sebagai tanda terima 

kasihnya kepada mereka atas kebaikan mereka dalam menegurnya. 

Demikianlah para petobat patut menerima rasa malu bagi diri sendiri, 

dan memberi ucapan terima kasih kepada orang-orang yang menegur 

mereka, serta menyampaikan peringatan kepada orang lain. 

2. Ucapan-ucapan para pelihat yang berkata-kata kepadanya dengan nama 

TUHAN (ay. 10, 18), yaitu teguran mereka kepadanya sebab  dosanya, 

dan nasihat mereka kepadanya untuk bertobat. Perhatikanlah, orang-

orang berdosa harus mempertimbangkan, bahwa seberapa kecil pun 

perhatian yang mereka berikan terhadap ucapan-ucapan para pelihat 

yang berbicara kepada mereka atas nama Tuhan  untuk memperingatkan 

mereka akan dosa-dosa mereka, memperingatkan mereka akan bahaya 

yang mengintai mereka, dan memanggil mereka kembali kepada 

kewajiban mereka, perhatian mereka itu akan dipakai nanti untuk 

meminta pertanggungjawaban mereka pada hari besar itu. 

3. Doanya kepada Tuhan  (hal ini disebutkan dua kali sebagai hal yang luar 

biasa), dan bagaimana Tuhan  mendengarkan permohonannya. Hal ini 

ditulis untuk angkatan yang akan datang, supaya orang-orang yang mau 

dibentuk dapat memuji Tuhan atas kesiapan-Nya dalam menerima 

kembali anak-anak yang terhilang. Diperhatikan juga di sini tempat 

pemakamannya, yaitu bukan di makam raja-raja, namun  di rumahnya 

sendiri. Dia dimakamkan secara pribadi, tanpa upacara kehormatan 

seperti yang diberikan kepada ayahnya. Orang-orang yang bertobat 

dapat memperoleh kembali penghiburan mereka lebih cepat dibandingkan  

puji-pujian. 

Pemerintahan dan Kematian Amon 

(33:21-25) 

21 Amon berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua tahun 

lamanya ia memerintah di Yerusalem. 22 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN 

Kitab 2 Tawarikh 33:1-10 

 

559 

seperti yang telah dilakukan Manasye, ayahnya. Amon mempersembahkan korban 

kepada segala patung yang dibuat Manasye, ayahnya, dan beribadah kepada patung-

patung itu. 23 namun  ia tidak merendahkan diri di hadapan TUHAN seperti Manasye, 

ayahnya, merendahkan diri, malah Amon makin banyak kesalahannya. 24 Maka pegawai-

pegawainya mengadakan persepakatan melawan dia, dan membunuhnya di istananya. 25 

namun  rakyat negeri itu membunuh semua orang yang mengadakan persepakatan 

melawan raja Amon; dan rakyat negeri itu mengangkat Yosia, anaknya, menjadi raja 

menggantikan dia 

Hanya sedikit catatan tentang Amon yang kita miliki, namun  itu sudah cukup, 

sebab  tidak ada yang baik. Dalam perikop di atas kita temukan, 

I. Kejahatannya yang luar biasa. Dia melakukan apa yang dilakukan Manasye 

pada masa kemurtadannya (ay. 22). Orang-orang yang menganggap hal ini 

sebagai bukti bahwa Manasye tidak sungguh-sungguh bertobat, melupakan 

berapa banyak raja baik memiliki anak-anak yang jahat. Tampaknya, 

Manasye melakukan kesalahan dalam hal ini, yaitu ketika menjauhkan Tuhan -

Tuhan  asing dan berhala-berhala itu, ia sama sekali tidak merusak dan meng-

hancurkannya, padahal hukum Taurat mengharuskan orang Israel untuk 

membakar patung-patung itu dengan api (Ul. 7:5). Hal ini merupakan 

keharusan, seperti yang diperlihakan hukum Taurat. sebab  patung-patung 

pahatan itu hanya dibuang begitu saja, dan tidak dibakar oleh Manasye, 

maka dengan mudah Amon dapat menemukannya, dan segera 

mendirikannya, dan mempersembahkan korban kepadanya. Selain itu, untuk 

menunjukkan betapa besar dosanya, dan untuk membenarkan tindakan 

Tuhan  dalam membinasakan dia dengan  begitu cepat, ditambahkan juga 

bahwa, 

1. Ia berbuat dosa melebihi ayahnya: malah Amon makin banyak 

kesalahannya (ay. 23). Ayahnya berbuat jahat, namun  dia lebih buruk lagi. 

Orang yang bergabung dengan berhala-berhala akan menjadi semakin 

keranjingan dengan berhala-berhala itu. 

2. Ia tidak bertobat seperti ayahnya. Ia tidak merendahkan diri di hadapan 

TUHAN, seperti yang dilakukan ayahnya. Dia jatuh seperti ayahnya, namun  

tidak bangkit lagi seperti dia. Sebenarnya, bukan dosa yang sedemikian 

menghancurkan manusia, melainkan ketidakmauan untuk bertobat dari 

dosa itu. Bukan pelanggaran yang sedemikian menghancurkan pendosa, 

namun  ketidakmauan mereka untuk merendahkan diri setelah melakukan 

pelanggaran itu. Bukan sebab  penyakitnya, namun  sebab  tidak peduli 

untuk menerima obatnya.  


 

560 

II. Kebinasaan Amon yang begitu cepat. Ia memerintah hanya dua tahun 

lamanya, lalu pegawai-pegawainya mengadakan persepakatan  melawan dia, 

dan membunuhnya (ay. 24). Mungkin, ketika Amon berbuat dosa seperti 

yang dilakukan ayahnya pada awal hari-hari pemerintahannya, dia berjanji 

pada dirinya sendiri, bahwa dia harus bertobat seperti yang dilakukan 

ayahnya pada akhir hari-hari pemerintahannya. namun , pengalamannya 

membuktikan betapa bodohnya beranggapan seperti ini. Jika dia berharap 

untuk bertobat ketika sudah tua, maka dia akan kecewa dengan sangat 

menyedihkan. Sebab, dia terbunuh ketika masih muda. Ia memberontak 

melawan Tuhan , maka pegawai-pegawainya sendiri pun memberontak 

melawan dia. Dalam hal ini Tuhan  benar, namun  para pegawainya itu jahat, 

maka adillah rakyat negeri itu dalam menghukum mati pegawai-pegawai itu 

sebagai pengkhianat. Kehidupan raja-raja secara khusus berada di bawah 

Penyelenggaraan ilahi, hukum Tuhan , dan juga hukum manusia. 

 

 

 

 

PASAL  34  

ebelum kita melihat Yehuda dan Yerusalem hancur, kita masih dapat melihat 

tahun-tahun gemilang, sementara Yosia menjalankan pemerintahan. Melalui 

upayanya yang saleh untuk mengadakan pembaharuan, Tuhan  menguji mereka 

sekali lagi. Seandainya saja mereka menyadari hal ini, yaitu hari ketika mereka 

dilawat Tuhan , dan hal-hal yang menjadi damai sejahtera mereka dan 

memanfaatkannya, maka kehancuran itu mungkin dapat dicegah. Namun, 

sesudah pemerintahan Yosia berakhir, hal-hal yang menjadi damai sejahtera itu 

disembunyikan dari mata mereka, maka pemerintahan-pemerintahan berikut 

mengakibatkan kehancuran mutlak atas mereka. Di dalam pasal ini kita 

mendapati, 

I. Uraian umum mengenai watak Yosia (ay. 1-2). 

II. Semangatnya untuk membasmi penyembahan berhala sampai ke akar-

akarnya (ay. 3-7). 

III. Kepeduliannya untuk memperbaiki rumah TUHAN (ay. 8-13). 

IV. Ditemukannya kitab Taurat dan bagaimana mereka memperguna-

kannya dengan baik (ay. 14-28). 

V. Hukum Taurat dibacakan di hadapan rakyat dan sesudah itu kovenan 

mereka dengan Tuhan  diperbaharui (ay. 29-33). Sebagian besar dari 

kisah ini telah kita baca juga di dalam Kitab 2 Raja-raja 22. 

Pemerintahan Yosia 

(34:1-7) 

1 Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun 

lamanya ia memerintah di Yerusalem. 2 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan 

hid