tawarikh ester 18

Kamis, 30 Januari 2025

tawarikh ester 18



 pat mengerti bahwa  

walaupun umat Tuhan  jatuh, mereka tidak dibuang, walaupun umat-Nya di-

hajar, mereka tidak ditinggalkan, walaupun di lempar ke perapian, mereka 

tidak hilang di sana, ataupun dibiarkan di sana begitu lama, hanya sampai 

sanga terpisah. Walaupun Tuhan  berbantah begitu lama, ia tidak akan selalu 

berbantah. Israel milik Tuhan  akan dibawa keluar dari Babel pada waktunya, 

bahkan tulang-tulang yang kering dihidupkan kembali. Mungkin pada mulanya 

akan begitu lama, namun penglihatan itu masih menanti saatnya, namun  ia 

bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu. sebab  itu, walaupun 

berlambat-lambat, nantikanlah ia. 

 

 

T A F S I R A N  M A T T H E W  H E N R Y  

Kitab  

EZRA  

   

 

TAFSIRAN KITAB EZRA  

Disertai Renungan Praktis  

alam kitab ini, jemaat Yahudi menampilkan wajah yang amat berbeda 

dibandingkan  sebelumnya. Keadaan mereka pada saat ini jauh lebih baik dan 

lebih berbahagia dibandingkan dengan keadaan mereka terakhir di Babel, 

walaupun jauh lebih hina dibandingkan  keadaan mereka di masa lampau. Tulang-

tulang kering itu kini hidup kembali, namun  dalam rupa seorang hamba. Kuk 

perhambaan mereka telah ditanggalkan, namun  bekas-bekas goresannya pada 

leher mereka yang lecet masih ada. Raja-raja tidak lagi kita dengar kisahnya, 

sebab  mahkota telah jatuh dari kepala mereka. Mereka diberkati dengan 

keberadaan para nabi, guna memandu mereka di dalam upaya membangun 

kembali negeri mereka. namun  setelah beberapa waktu lamanya, nubuatan pun 

berhenti di tengah-tengah mereka, sampai munculnya Sang Nabi Agung, dan 

seseorang yang memelopori kedatangan-Nya. Sejarah yang terdapat di dalam 

kitab ini merupakan penggenapan nubuatan Yeremia mengenai kembalinya 

orang Yahudi dari Babel di akhir masa tujuh puluh tahun, dan merupakan 

bayangan dari penggenapan nubuatan-nubuatan dalam Kitab Wahyu mengenai 

kelepasan jemaat Injili dari Babel Perjanjian Baru. Ezra menyimpan catatan 

mengenai peristiwa besar itu dan meneruskannya kepada jemaat dalam kitab 

ini. Nama Ezra berarti seorang penolong, dan memang demikianlah dirinya bagi 

bangsa itu. Kita akan membaca sepenggal catatan khusus tentang Ezra pada 

pasal 7, ketika ia sendiri turun tangan dan bertindak. Kitab ini mengisahkan 

kepada kita catatan mengenai, 

I. Kembalinya bangsa Yahudi dari penawanan (ps. 1-2). 

II. Pendirian Bait Suci, perlawanan yang dihadapi dalam pembangunannya, 

dan, kendati demikian, tuntasnya pembangunan itu pada akhirnya (ps. 3-

6). 

III. Kedatangan Ezra ke Yerusalem (ps. 7-8). 


 

600 

IV. Pelayanan luhur yang dikerjakan Ezra di Yerusalem, dengan 

memerintahkan orang Israel yang telah mengawini wanita -

wanita  asing untuk menyuruh pergi istri-istri mereka itu (ps. 9-

10).  

Meski awal kebangkitan kembali bangsa Yahudi ini tampak kecil, 

namun pada akhirnya bangsa itu akan menjadi sangat besar. 

 

 

PASAL  1  

Dalam pasal ini kita membaca tentang, 

I. Maklumat yang dikeluarkan Koresh, raja Persia, untuk membebaskan 

semua orang Yahudi yang didapatinya sebagai tawanan di Babel, serta 

untuk mendirikan rumah bagi Tuhan  mereka di Yerusalem (ay. 1-4). 

II. Kembali pulangnya sejumlah besar orang Yahudi sebagai tanggapan 

atas maklumat Koresh tersebut (ay. 5-6). 

III. Perintah yang diberikan untuk mengembalikan perlengkapan rumah 

Tuhan (ay. 7-11).  

Dan inilah terbitnya hari kelepasan mereka. 

Maklumat Koresh 

(1:1-4) 

1 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati 

Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia 

sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: 2 

“Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan 

kepadaku oleh TUHAN, Tuhan  semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah 

bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. 3 Siapa di antara kamu termasuk umat-

Nya, Tuhan nya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di 

Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Tuhan  Israel, yaitu  Tuhan  yang diam di Yerusalem. 

4 Dan setiap orang yang tertinggal, di mana pun ia ada sebagai pendatang, harus disokong 

oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping 

persembahan sukarela bagi rumah Tuhan  yang ada di Yerusalem.” 

Selayaknyalah bagi kita untuk memikirkan di sini, 

1. Bagaimana keadaan orang Yahudi pada waktu mereka tertawan di Babel. 

Keadaan mereka dalam banyak hal sungguh mengenaskan. Mereka tertindas 

di bawah kuasa bangsa yang membenci mereka, mereka tidak mempunyai 

apa-apa yang dapat mereka sebut sebagai milik mereka sendiri, tidak ada 

Bait Suci, tidak ada mezbah. Apabila mereka menyanyikan mazmur, seteru-


 

602 

seteru mereka pun mengolok-olok mereka. Meski demikian, para nabi hadir 

di tengah-tengah mereka. Yehezkiel dan Daniel tetap dijaga dari antara 

orang-orang yang tidak mengenal Tuhan . Beberapa dari antara orang Israel 

dipekerjakan di lingkungan istana, sementara yang lainnya berdiam dengan 

tenteram di daerah. Mereka semua menyimpan sebuah harapan bahwa, pada 

waktunya nanti, mereka akan kembali ke tanah air mereka, dan berbekal asa 

itu, mereka tetap melestarikan keistimewaan kaum keluarga mereka, 

pengetahuan keagamaan mereka, dan kejijikan terhadap penyembahan ber-

hala. 

2. Bagaimana keadaan pemerintahan yang di dalamnya mereka hidup 

Nebukadnezar mengangkut banyak orang Israel ke dalam penawanan pada 

tahun pertama pemerintahannya, yaitu  pada tahun keempat pemerintahan 

Yoyakim. Nebukadnezar memerintah selama empat puluh lima tahun, 

sementara putranya Ewil-Merodakh memerintah selama dua puluh tiga 

tahun, dan cucunya Belsyazar memerintah selama tiga tahun. Jadi, 

seluruhnya berjumlah tujuh puluh tahun. Demikianlah menurut Dr. 

Lightfoot, didakwakan kepada Nebukadnezar bahwa ia tidak melepaskan 

orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah (Yes. 14:17). Dan, kalau 

saja ia menunjukkan belas kasihan kepada bangsa Yahudi yang malang itu, 

Daniel telah berkata kepadanya bahwa kebahagiaannya akan dilanjutkan 

(Dan. 4:27). Akan namun , takaran dosa Babel pada akhirnya terisi penuh, dan 

kemudian kehancuran pun didatangkan atas mereka melalui Darius orang 

Media serta Koresh orang Persia, seperti yang kita baca kemudian (Dan. 5). 

Darius, sebab  sudah lanjut usia, mewariskan tampuk pemerintahan kepada 

Koresh, dan Koresh pun dipakai sebagai alat bagi kelepasan bangsa Yahudi, 

hal yang segera diperintahkannya setelah ia menjadi penguasa kerajaan 

Babel. Mungkin tindakan Koresh ini diperbuatnya untuk menentang 

Nebukadnezar, yang kaum keluarganya telah ditumpasnya, dan sebab  

Koresh beroleh kesenangan dalam membatalkan apa yang telah dikerjakan 

Nebukadnezar. Atau sebagai sebuah kebijakan, untuk memperlihatkan 

daerah yang baru dikuasainya itu sebagai daerah yang penuh belas kasihan 

dan kelembutan. Atau (seperti menurut sebagian penafsir), sebagai 

perhatian yang dengan penuh kesalehan diberikan kepada nubuatan Yesaya, 

yang telah dikumandangkan, dan telah diketahui betul, lebih dari 150 tahun 

sebelumnya. Dalam nubuatan itu Koresh dengan jelas disebutkan sebagai 

orang yang akan mengerjakan semuanya ini bagi Tuhan , dan yang baginya 

Tuhan  akan mengerjakan perkara-perkara besar (Yes. 44:28, 45:1, dst.). Dan 

hal ini mungkin ditunjukkan kepadanya oleh orang-orang kepercayaannya. 

Nama Koresh (menurut sebagian penafsir) dalam Bahasa Persia berarti 

Kitab Ezra 1 

 

603 

surya, sebab  ia membawa cahaya dan kesembuhan bagi jemaat Tuhan , serta 

merupakan perlambang utama dari Kristus, Sang Surya kebenaran. Sebagian 

yang lain mengatakan bahwa namanya berarti bapa, seperti Kristus yaitu  

Bapa yang Kekal. Sekarang, kepada kita disampaikan di sini, 

I. Dari mana timbulnya maklumat ini. TUHAN menggerakkan hati Koresh. 

Perhatikanlah, hati para raja berada dalam genggaman tangan Tuhan, dan, 

bagaikan anak sungai, Ia mengarahkannya ke mana saja seturut kehendak-

Nya. Koresh dikatakan tidak mengenal Tuhan , tidak juga tahu bagaimana 

harus melayani Dia. namun  Tuhan  mengenal Koresh, dan tahu bagaimana 

melayani diri-Nya sendiri melalui Koresh (Yes. 45:4). Tuhan  memerintah 

dunia melalui pengaruh-Nya atas roh-roh manusia, sehingga kebaikan apa 

pun yang dikerjakan setiap saat, Tuhan -lah yang menggerakkan roh manusia 

untuk mengerjakan kebaikan itu, yang menaruh gagasan-gagasan ke dalam 

benak manusia, yang memberi pengertian untuk melahirkan keputusan yang 

benar, dan yang mengarahkan kehendak manusia ke mana saja Dia ke-

hendaki. Oleh sebab itu, perbuatan baik apa pun yang dikerjakan setiap saat 

bagi jemaat Tuhan , Dia harus mendapat kemuliaan dari semuanya itu. 

II. Bagaimana maklumat itu merujuk pada nubuatan Yeremia, yang melalui dia 

Tuhan  tidak hanya berjanji bahwa bangsa Israel akan kembali, namun  juga 

telah menetapkan waktu kepulangan itu. Dan sekarang, waktu untuk 

mengasihani Sion itu telah tiba. Waktu selama tujuh puluh tahun telah 

ditetapkan (Yer. 25:12; 29:10). Dan Dia yang telah memegang janji mengenai 

kelepasan Israel dari Mesir tepat pada hari itu juga (Kel. 12:41), tak ayal lagi 

akan menggenapi janji-Nya yang ini juga secara tepat waktu. Apa yang 

dilakukan Koresh pada saat ini, lama sesudahnya dikatakan untuk 

menguatkan perkataan hamba-hamba Tuhan  (Yes. 44:26). Semasa hidupnya, 

Yeremia dibenci dan dikucilkan. Namun demikian, Penyelenggaraan Tuhan  

memuliakannya dengan begitu rupa lama setelah kematiannya, hingga 

seorang penguasa agung digerakkan untuk bertindak sesuai firman Tuhan 

yang keluar dari mulutnya. 

III. Waktu dikeluarkannya maklumat ini, yaitu  pada tahun pertama zaman 

Koresh, bukan tahun pertama pemerintahannya atas Persia, kerajaan yang di 

dalamnya ia terlahir, melainkan zaman pertama pemerintahannya atas 

Babel, kerajaan yang ditaklukkannya. Orang yang jiwanya digerakkan untuk 

mengawali tahun-tahun pertamanya dengan Tuhan  dan untuk melayani-Nya, 

pasti akan sangat dimuliakan. 


 

604 

IV. Maklumat itu, secara lisan disiarkan di seluruh kerajaan Koresh, seperti 

halnya sangkakala tahun Yobel, yaitu  tahun sabat yang penuh sukacita 

setelah tahun-tahun kesedihan, untuk menyatakan kemerdekaan kepada 

para tawanan, dan juga secara tulisan. Raja Koresh menorehkan maklumat 

itu ke dalam bentuk tulisan agar maklumat tersebut dapat lebih meyakinkan, 

dan dapat dikirimkan ke wilayah-wilayah yang letaknya jauh, tempat 

kesepuluh suku tersebar di Asyur dan Madai (2Raj. 17:6).  

V. Maksud dari maklumat mengenai pembebasan ini. 

1. Kalimat pembukaannya memperlihatkan alasan dan pertimbangan yang 

memengaruhi Raja Koresh (ay. 2). Pikiran sang raja tampak diterangi 

oleh pengetahuan akan Yahweh (sebab demikianlah Raja Koresh 

menyebut nama-Nya), Tuhan  Israel, sebagai satu-satunya Tuhan  yang 

hidup dan yang benar, Tuhan  semesta langit, yang yaitu  Tuhan yang 

berdaulat dan yang mengatur segala kerajaan di bumi. Tentang Dia, Raja 

Koresh berkata (ay. 3, KJV), Dialah Tuhan , satu-satunya Tuhan , Tuhan  di atas 

segala-galanya. Meski Koresh tidak mengenal Tuhan  melalui pengajaran, 

Tuhan  sekarang membuatnya mengenal Dia sampai begitu jauh hingga 

perbuatannya kini dikerjakannya dengan mata yang tertuju kepada-Nya. 

Koresh mengaku bahwa ia melakukannya, 

(1) Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan  atas perkenanan yang telah 

dianugerahkan-Nya kepadanya: Segala kerajaan di bumi telah 

dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Tuhan  semesta langit. Perkataan 

ini kedengarannya agak angkuh, sebab  ada banyak kerajaan di bumi 

yang tidak mempunyai urusan apa-apa dengan Koresh. Akan namun , 

yang dimaksud Koresh yaitu  bahwa Tuhan  telah memberinya semua 

yang telah diberikan kepada Nebukadnezar, yang kekuasaannya, 

tutur Daniel, sampai ke ujung bumi (Dan. 4:22; 5:19). Perhatikanlah, 

Tuhan  yaitu  sumber kekuasaan, seluruh kerajaan di bumi berada di 

bawah pengaturan-Nya. Apa pun bagian yang mereka dapatkan dari 

kekuasan itu, mereka mendapatkanya dari Dia. Orang-orang yang 

telah dipercaya Tuhan  dengan kekuasaan besar dan harta milik 

berlimpah harus melihat diri mereka memiliki kewajiban untuk 

berbuat banyak bagi-Nya dengan semuanya itu. 

(2) Sebagai bentuk kepatuhan kepada Tuhan . Ia telah menugaskan aku 

untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, mungkin melalui 

suatu mimpi atau penglihatan di malam hari, dan ditegaskan lewat 

pembandingannya dengan nubuatan Yesaya, yang di dalamnya 

Kitab Ezra 1 

 

605 

tindakannya tersebut telah dinubuatkan. Ketidakpatuhan Israel 

kepada perintah Tuhan , yang sudah kerap kali disampaikan kepada 

mereka, diperparah oleh kepatuhan seorang raja dari bangsa yang 

tidak mengenal Tuhan  ini. 

2. Koresh membebaskan semua orang Yahudi yang berada di bawah 

kekuasaannya untuk berangkat pulang ke Yerusalem, dan mendirikan 

rumah TUHAN di sana (ay. 3). Penghormatannya kepada Tuhan  

membuatnya tidak menghiraukan, 

(1) Kepentingan duniawi dari pemerintahannya. Koresh bisa saja 

membuat kebijakan untuk mempertahankan sedemikian banyak 

orang yang berguna itu agar tetap tinggal dalam wilayah 

kekuasaannya, sehingga tampaknya tidaklah bijaksana untuk 

melepas mereka pergi dan kembali bermukim di negeri mereka 

sendiri. Akan namun , kesalehan yaitu  kebijakan yang terbaik. 

(2) Kehormatan dari agama negaranya. Mengapa ia tidak meme-

rintahkan saja orang Israel untuk mendirikan sebuah kuil bagi dewa-

dewa Babel atau Persia? Koresh percaya bahwa Tuhan  Israel yaitu  

Tuhan  semesta langit, dan oleh sebab itu, ia mengharuskan Israel 

milik-Nya untuk hanya menyembah-Nya saja. Biarlah mereka 

berjalan demi nama TUHAN Tuhan  mereka. 

3. Koresh menambahkan sebuah pernyataan bagi sekumpulan orang untuk 

memberi sokongan bagi orang-orang yang miskin dan tidak mampu 

menyokong diri mereka sendiri (ay. 4). “Barang siapa tertinggal, sebab  

ia tidak punya sarana untuk menyokong dirinya sendiri pergi ke 

Yerusalem, harus disokong oleh penduduk setempat.” Sebagian penafsir 

memahami pernyataan ini sebagai suatu perintah bagi para pejabat raja 

untuk memberikan tunjangan kepada orang-orang itu dari penghasilan 

kerajaannya, seperti dalam pasal 6:8. Akan namun , mungkin yang 

dimaksud dari pernyataan itu yaitu  suatu jaminan bagi para tawanan 

untuk meminta dan menerima bantuan dan derma dari seluruh rakyat 

yang penuh kasih dalam kerajaannya. Dan kita dapat menduga bahwa 

orang Yahudi telah berlaku sedemikian baiknya di antara tetangga-

tetangga mereka, sehingga tetangga-tetangga mereka pun begitu siap 

sedia membantu mereka, sebab  para tetangga itu mengasihi mereka, 

seperti halnya orang Mesir begitu siap mengusir mereka, sebab  orang 

Mesir sudah muak dengan mereka. Setidaknya, banyak orang akan 

bersikap baik kepada mereka, sebab  orang-orang itu melihat bahwa 

pemerintah akan memandang baik tindakan itu. Koresh tidak hanya 


 

606 

mengucapkan selamat jalan kepada orang-orang yang pergi (Tuhan  

mereka menyertai mereka, ay. 3), namun  juga memberi perhatian untuk 

membekali mereka dengan hal-hal yang menjadi kebutuhan mereka. 

Koresh menganggap begitu saja bahwa orang-orang yang mampu di 

antara mereka akan mempersembahkan persembahan sukarela bagi 

rumah Tuhan , untuk mendukung pendirian kembali rumah Tuhan . Akan 

namun , di samping itu, Koresh ingin supaya mereka juga mendapat 

persediaan dari kerajaannya. Orang-orang yang berpengharapan baik 

bagi rumah Tuhan , harus menjadi orang-orang yang bertindak baik bagi 

rumah Tuhan  itu. 

Maklumat Koresh 

(1:5-11) 

5 Maka berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, 

serta para imam dan orang-orang Lewi, yaitu  setiap orang yang hatinya digerakkan Tuhan  

untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem. 6 Dan 

segala orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan barang-barang perak, 

dengan emas, harta benda dan ternak dan dengan pemberian yang indah-indah, selain 

dari segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela. 7 Pula raja Koresh menyuruh 

mengeluarkan perlengkapan rumah TUHAN yang telah diangkut Nebukadnezar dari 

Yerusalem dan yang ditaruhnya di dalam kuil Tuhan nya. 8 Koresh, raja Persia itu, 

menyuruh mengeluarkan semuanya itu di bawah pengawasan Mitredat, bendahara raja, 

yang menghitung seluruhnya bagi Sesbazar, pembesar di Yehuda. 9 Inilah daftarnya: tiga 

puluh bokor emas, seribu bokor perak, dua puluh sembilan pisau, 10 tiga puluh piala emas, 

pula empat ratus sepuluh piala perak, seribu buah barang-barang lain. 11 Barang-barang 

emas dan perak itu seluruhnya berjumlah lima ribu empat ratus. Semuanya itu dibawa 

oleh Sesbazar sewaktu orang-orang buangan itu dibawa pulang dari negeri Babel ke 

Yerusalem. 

Pada perikop ini disampaikan kepada kita, 

I. Bagaimana maklumat Koresh ditindaklanjuti orang lain. 

1. Oleh sebab  ia telah mengizinkan bangsa Yahudi untuk berangkat pergi 

menuju Yerusalem, maka banyak dari mereka pun pergi sesuai dengan 

izin yang diberikan (ay. 5). Yang menjadi para pemimpin di sini yaitu  

kepala-kepala kaum keluarga Yehuda dan Benyamin, orang-orang 

terkemuka yang telah banyak makan asam garam, yang dari mereka 

sudah sewajarnya diharapkan bahwa, sama seperti mereka berada di 

atas saudara-saudara mereka dalam hal martabat, demikian pula mereka 

harus pergi mendahului saudara-saudara mereka dalam hal kewajiban. 

Para imam dan orang Lewi (seperti yang sudah sepatutnya) turut serta 

bersama rombongan pertama yang kembali mengarahkan wajah menuju 

Kitab Ezra 1 

 

607 

Sion. Apabila ada suatu pekerjaan baik yang harus dilaksanakan, 

hendaklah hamba-hamba Tuhan menjadi pemimpinnya. Orang-orang 

yang menyertai mereka yaitu  orang-orang yang telah digerakkan Tuhan  

untuk pergi. Tuhan  yang sama yang telah menggerakkan roh Koresh 

untuk memaklumkan kemerdekaan ini, turut menggerakkan roh mereka 

untuk mengambil kesempatan itu. Sebab hal itu dikerjakan bukan 

dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh 

TUHAN semesta alam (Za. 4:6). Godaan yang menyerang beberapa orang 

di antara mereka untuk tinggal di Babel mungkin begitu kuat. Mereka 

sudah memiliki tempat tinggal yang nyaman di sana, telah membina 

hubungan erat dengan para tetangga, dan siap berkata, betapa 

bahagianya berada di tempat ini. Banyak dan hebatlah halangan yang 

menciutkan hati mereka untuk kembali, seperti perjalanan yang jauh, 

istri dan anak-anak mereka yang tidak kuat bepergian, negeri mereka 

sendiri yang kini menjadi negeri yang asing bagi mereka, dan jalan 

menuju ke sana yang merupakan jalan yang tidak mereka ketahui. 

Berangkatlah pulang ke Yerusalem! Lalu, apa yang harus mereka perbuat 

di sana? Kota itu kini porak-poranda, dan berada di tengah-tengah 

musuh yang akan memangsa mereka dengan mudah. Banyak orang 

terpengaruh oleh sejumlah pertimbangan ini untuk tetap tinggal di 

Babel, setidaknya untuk tidak pergi bersama dengan rombongan 

pertama. Akan namun , ada sebagian orang yang mampu mengatasi 

kesulitan-kesulitan ini, yang memberanikan diri untuk membuka jalan, 

dan tidak takut kepada singa yang ada di tengah perjalanan, singa yang 

ada di jalan-jalan. Mereka inilah orang-orang yang rohnya telah 

dibangkitkan Tuhan . Dia, oleh Roh dan anugerah-Nya, memenuhi mereka 

dengan hasrat luhur untuk merdeka, dengan rasa cinta yang penuh 

rahmat kepada negeri mereka sendiri, dan dengan kerinduan untuk 

menjalankan agama mereka dengan bebas dan terang-terangan. Andai 

kata Tuhan  menyerahkan mereka kepada kemauan mereka sendiri, dan 

kepada pertimbangan manusia, mereka tentu akan tetap tinggal di Babel. 

Akan namun , Tuhan  menggerakkan hati mereka untuk mengarahkan wajah 

ke Sion, dan, seperti orang-orang asing, untuk menanyakan jalan menuju 

ke sana (Yer. 50:5). Sebab mereka, sebagai angkatan yang baru, pergi 

keluar dari tanah orang Kasdim ini seperti leluhur mereka Abraham, 

tanpa mengetahui ke arah mana mereka pergi (Ibr. 11:8). Perhatikanlah, 

kebaikan apa pun yang kita lakukan, semua itu terjadi semata-mata 

berkat anugerah Tuhan , dan Dialah yang menggerakkan roh kita untuk 

melakukan kebaikan itu, yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan 


 

608 

maupun pekerjaan. Roh kita pada hakikatnya condong kepada dunia ini 

dan segala perkara yang ada di dalamnya. Apabila roh kita itu bangkit 

menuju perkara-perkara yang di atas, di dalam perasaan ataupun 

perbuatan yang baik, maka Tuhan -lah yang membangkitkannya. 

Panggilan dan tawaran Injil yaitu  seperti maklumat Koresh, yaitu  

untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan (Luk. 

4:19). Mereka yang terikat di bawah kuasa dosa yang jahat, serta 

tertawan oleh penghakiman Tuhan  yang benar, dapat dibebaskan oleh 

Yesus Kristus. Siapa pun yang oleh pertobatan dan iman mau kembali 

kepada Tuhan , mau kembali melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan , 

mau kembali bersukacita di dalam Tuhan , Yesus Kristus telah membuka 

jalan baginya, dan melepasnya keluar dari perbudakan dosa, untuk 

masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Tuhan . Tawaran 

tersebut diberikan kepada semua orang. Kristuslah yang memberikan 

tawaran itu, dalam menindaklanjuti pemberian Bapa kepada-Nya berupa 

segala kuasa di sorga dan bumi (kekuasaan yang jauh lebih besar 

dibandingkan  yang diberikan kepada Koresh, ay. 2), serta untuk mengerjakan 

perintah yang diberikan kepada-Nya untuk mendirikan rumah bagi Tuhan , 

untuk menegakkan bagi-Nya suatu jemaat di dunia, sebuah kerajaan di 

antara manusia. Banyak orang yang mendengar suara penuh sukacita ini 

memilih untuk duduk diam di Babel, jatuh cinta dengan dosa-dosa 

mereka dan tidak mau memberanikan diri menghadapi kesulitan-

kesulitan dalam hidup kudus. Akan namun , ada sebagian orang yang 

melepaskan diri dari kendala-kendala yang mengecilkan hati ini, dan 

bertekad untuk mendirikan rumah Tuhan , untuk memuliakan agama 

mereka, apa pun harga yang harus mereka bayar. Dan mereka inilah 

orang yang hatinya digerakkan Tuhan  dan diangkat-Nya di atas dunia dan 

kedagingan, dan yang telah dibuat-Nya merelakan diri untuk maju (Mzm. 

110:3). Demikianlah Kanaan sorgawi akan dipenuhkan kembali, 

meskipun banyak yang binasa di Babel. Dan tawaran Injil tidak akan 

diberikan dengan sia-sia. 

2. sebab  Koresh telah memberi perintah supaya bangsa-bangsa di sekitar 

orang Israel harus membantu mereka, maka bangsa-bangsa itu pun 

berbuat demikian (ay. 6). Orang-orang di sekitar mereka 

memperlengkapi mereka dengan kepingan-kepingan perak dan emas, 

serta barang-barang untuk bekal perjalanan dan untuk membantu 

mereka mendirikan dan memperlengkapi rumah mereka serta Bait 

Tuhan . Seperti halnya Kemah Suci dibangun dari rampasan Mesir, dan 

Bait Tuhan  yang pertama didirikan oleh tenaga orang asing, demikian 

Kitab Ezra 1 

 

609 

pula Bait Tuhan  yang kedua didirikan melalui sumbangsih orang Kasdim. 

Semuanya itu menyiratkan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi akan 

diterima ke dalam jemaat pada waktunya nanti. Tuhan , bila berkehendak, 

mampu mencondongkan hati orang asing untuk bersikap baik terhadap 

umat-Nya, dan orang-orang yang telah melemahkan umat-Nya dapat 

dibuat-Nya meneguhkan tangan mereka. Bumi datang menolong 

wanita  itu. Selain dari segala sesuatu yang dipersembahkan dengan 

sukarela oleh orang Yahudi sendiri yang tetap tinggal, atas dasar kasih 

terhadap Tuhan  dan Bait-Nya, ada banyak yang dipersembahkan, dapat 

kita katakan, dengan rasa enggan oleh orang Babel, yang terdorong 

untuk melakukannya oleh suatu kuasa ilahi yang bekerja pada pikiran 

mereka, yang tidak dapat mereka jelaskan sendiri. 

II. Bagaimana maklumat ini disokong oleh Koresh sendiri. Untuk membuktikan 

ketulusan kasihnya terhadap rumah Tuhan , Koresh tidak hanya 

membebaskan umat Tuhan , namun  juga mengembalikan perlengkapan rumah 

Tuhan (ay. 7-8). Cermatilah di sini, 

1. Bagaimana Penyelenggaraan Tuhan  sungguh memberi perhatian terhadap 

perlengkapan Bait Suci, supaya jangan sampai hilang, melebur, atau 

bercampur begitu rupa dengan perlengkapan lain hingga perlengkapan 

Bait Suci tidak dikenali lagi. Sebaliknya, segala perlengkapan rumah 

Tuhan itu bisa diambil sekarang. Demikianlah perhatian Tuhan  terhadap 

benda-benda belas kasihan yang hidup, yaitu  perabot rumah untuk 

maksud yang mulia, yang tentang mereka dikatakan bahwa (2Tim. 2:19-

20), Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan mereka pasti tidak akan 

binasa. 

2. Meski perlengkapan rumah Tuhan pernah disimpan di dalam kuil 

berhala, dan mungkin telah dipakai di dalam penyembahan berhala, 

namun semuanya dikembalikan untuk dipergunakan bagi Tuhan . Tuhan  

akan memulihkan kepunyaan-Nya. Rampasan dari seorang yang kuat 

dan yang lengkap bersenjata akan dipergunakan untuk kepentingan 

orang yang telah menaklukkannya.  

3. Yehuda mempunyai seorang pemimpin, bahkan di tengah penawanan. 

Sesbazar, yang diduga merupakan orang yang sama dengan Zerubabel, 

dalam pasal ini disebut sebagai pembesar di Yehuda. Orang Kasdim 

memanggilnya Sesbazar, yang artinya sukacita di dalam kesengsaraan. 

Akan namun , di antara kaumnya sendiri, ia dikenal dengan nama 

Zerubabel, seorang asing di Babel. Demikianlah ia memandang dirinya 

sendiri, dan menganggap Yerusalem sebagai rumahnya, meskipun, 


 

610 

seperti kata Yosefus, ia merupakan kepala pasukan pengamanan raja 

Babel. Sesbazar mengurusi segala perkara terkait orang Yahudi, dan 

mempunyai sedikit banyak wewenang atas mereka, mungkin sejak 

kematian Yoyakhin, atau Yekhonya, yang menjadikan Sesbazar sebagai 

pewaris takhta, mengingat garis keturunannya yang berasal dari Daud. 

4. Seluruh perlengkapan rumah Tuhan dihitung bagi Sesbazar (ay. 8), dan 

ia memastikan semuanya dikembalikan dengan utuh sampai Yerusalem 

(ay. 11). Orang Yahudi menjadi bersemangat untuk mendirikan rumah 

Tuhan ketika mengetahui bahwa mereka memiliki perabotan yang 

begitu berlimpah dan siap untuk mengisi rumah Tuhan itu setelah 

selesai didirikan. Meski ketetapan-ketetapan Tuhan , seperti halnya 

perlengkapan Bait Suci, bisa saja dirusakkan dan dicemarkan oleh Babel 

Perjanjian Baru, namun pada saatnya nanti, semuanya akan dipulihkan 

kepada kegunaan dan maksudnya yang semula. Sebab satu iota atau satu 

titik pun dari ketetapan ilahi tidak akan gugur. 

 

 

 

PASAL  2  

i dalam pasal sebelumnya diceritakan bahwa banyak orang kembali dari 

Babel setelah mendengar maklumat Koresh. Di dalam pasal ini kita 

mendapati daftar sejumlah kaum keluarga yang kembali (ay. 1). 

I. Para pemimpin (ay. 2).   

II. Rakyat (ay. 3-35). 

III. Para imam, orang Lewi, dan para pelayan rumah Tuhan (ay. 35-63). 

IV. Jumlah keseluruhan, berikut catatan tentang rombongan mereka (ay. 

64-67). 

V. Persembahan-persembahan mereka untuk ibadah di rumah Tuhan (ay. 

68-70). 

Kembalinya Orang-orang Buangan  

(2:1-35) 

1 Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yaitu  

para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang 

kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya. 2 Mereka datang 

bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia, Seraya, Reelaya, Mordekhai, Bilsan, Mispar, 

Bigwai, Rehum dan Baana. Inilah daftar orang-orang bangsa Israel: 3 bani Paros: dua ribu 

seratus tujuh puluh dua orang; 4 bani Sefaca: tiga ratus tujuh puluh dua orang; 5 bani 

Arah: tujuh ratus tujuh puluh lima orang; 6 bani Pahat-Moab, yaitu  anak-anak Yesua dan 

Yoab: dua ribu delapan ratus dua belas orang; 7 bani Elam: seribu dua ratus lima puluh 

empat orang; 8 bani Zatu: sembilan ratus empat puluh lima orang; 9 bani Zakai: tujuh 

ratus enam puluh orang; 10 bani Bani: enam ratus empat puluh dua orang; 11 bani Bebai: 

enam ratus dua puluh tiga orang; 12 bani Azgad: seribu dua ratus dua puluh dua orang; 13 

bani Adonikam: enam ratus enam puluh enam orang; 14 bani Bigwai: dua ribu lima puluh 

enam orang; 15 bani Adin: empat ratus lima puluh empat orang; 16 bani Ater, yaitu  bani 

Hizkia: sembilan puluh delapan orang; 17 bani Bezai: tiga ratus dua puluh tiga orang; 18 

bani Yora: seratus dua belas orang; 19 bani Hasum: dua ratus dua puluh tiga orang; 20 bani 

Gibar: sembilan puluh lima orang; 21 dari Betlehem: seratus dua puluh tiga orang; 22 

orang-orang Netofa: lima puluh enam orang; 23 orang-orang Anatot: seratus dua puluh 

delapan orang; 24 dari Asmawet: empat puluh dua orang; 25 dari Kiryat-Arim, Kefira dan 

Beerot: tujuh ratus empat puluh tiga orang; 26 dari Rama dan Gaba: enam ratus dua puluh 

satu orang; 27 orang-orang Mikhmas: seratus dua puluh dua orang; 28 orang-orang Betel 


 

614 

dan Ai: dua ratus dua puluh tiga orang; 29 dari Nebo: lima puluh dua orang; 30 bani Magbis: 

seratus lima puluh enam orang; 31 bani Elam, yaitu  Elam yang lain: seribu dua ratus lima 

puluh empat orang; 32 bani Harim: tiga ratus dua puluh orang; 33 orang-orang dari Lod, 

Hadid dan Ono: tujuh ratus dua puluh lima orang; 34 dari Yerikho: tiga ratus empat puluh 

lima orang; 35 bani Senaa: tiga ribu enam ratus tiga puluh orang.  

Di dalam perikop ini kita bisa mengamati, 

1. Bahwa telah disimpan sebuah catatan mengenai keluarga-keluarga yang 

kembali dari pembuangan, berikut jumlah anggota setiap keluarga. Hal ini 

dilakukan bagi kehormatan mereka, sebagai bagian dari imbalan atas iman 

dan keberanian mereka, atas keyakinan mereka terhadap Tuhan  dan 

kecintaan mereka terhadap negeri mereka sendiri, dan untuk mendorong 

orang lain supaya mengikuti teladan baik mereka. Orang-orang yang 

menghormati Tuhan  akan diberi-Nya penghormatan seperti itu. Nama semua 

orang Israel sejati yang menerima tawaran pembebasan oleh Kristus akan 

didapati, bagi kehormatan mereka, di dalam catatan yang lebih suci dibandingkan  

ini, yaitu di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Catatan yang disimpan 

perihal keluarga-keluarga yang kembali dari pembuangan juga dimaksudkan 

demi kepentingan anak cucu, supaya mereka tahu dari keturunan siapa 

mereka berasal dan dengan siapa mereka bersekutu. 

2. Bahwa keluarga-keluarga yang kembali dari pembuangan itu disebut orang-

orang propinsi. Yehuda, yang pernah menjadi kerajaan yang terkemuka, dan 

yang telah menjadikan kerajaan-kerajaan lain sebagai provinsinya, yang 

tunduk dan bergantung kepadanya, sekarang dengan sendirinya dijadikan 

sebagai provinsi, yang harus menerima segala hukum dan penugasan dari 

raja Persia, serta bertanggung jawab kepadanya. Lihatlah bagaimana dosa 

menurunkan dan merendahkan derajat sebuah bangsa, sementara 

kebenaran akan meninggikannya. Akan namun , dengan dijadikan hamba 

seperti itu seperti para bapa leluhur dengan menjadi orang asing yang 

bermukim di negeri yang sebetulnya dijanjikan kepada mereka, mereka 

diingatkan akan tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air sorgawi (Ibr. 

11:16), kerajaan yang tidak tergoncangkan, tidak pula dapat diubah menjadi 

sebuah provinsi. 

3. Bahwa mereka dikatakan kembali masing-masing ke kotanya, yaitu kota 

yang telah ditetapkan bagi mereka. Di dalam ketetapan itu, tidak diragukan 

lagi, pandangan mereka tertuju pada wilayah yang sebelumnya pernah 

ditentukan oleh Yosua. Dan ke wilayah itulah, atau yang sedekat mungkin 

dengannya, mereka kembali. Sebab tampaknya tidak ada orang lain, 

setidaknya orang yang mampu melawan mereka, telah menduduki wilayah 

itu selama kepergian mereka. 

Kitab Ezra 2:1-35 

 

615 

4. Bahwa para pemimpin disebut terlebih dahulu (ay. 2). Zerubabel dan Yesua 

bertindak seperti Musa dan Harun bagi mereka. Zerubabel yaitu  pemimpin 

mereka, sedang  Yesua yaitu  imam besar mereka. Nehemia dan 

Mordekhai juga disebut di sini. Sebagian penafsir berpendapat bahwa kedua 

orang ini tidak sama dengan orang-orang termasyhur bernama sama yang kita 

jumpai kemudian. Mungkin saja mereka orang-orang yang sama, namun 

kemudian mereka kembali ke istana demi mengabdi negeri mereka. 

5. Bahwa beberapa dari keluarga-keluarga ini diberi nama sama dengan para 

leluhur mereka, sedang  yang lain diberi nama berdasarkan tempat 

mereka dulu tinggal. Sama seperti pada kita, banyak nama keluarga 

merupakan nama orang, sedang  yang lain nama tempat. 

6. Bahwa terdapat sedikit perbedaan antara jumlah beberapa keluarga yang 

disebut di dalam perikop ini dan di dalam Nehemia 7, di mana daftar ini 

diulang. Penyebabnya bisa jadi sebagai berikut, bahwa sebagian orang yang 

pada awalnya menyerahkan nama mereka untuk ikut berangkat, kemudian 

menarik diri. Mereka berkata, baik, bapa. namun  mereka tidak pergi. Hal ini 

akan mengurangi jumlah keluarga yang darinya mereka berasal. Orang-

orang lain yang pada awalnya menolak, kemudian menyesal lalu pergi juga, 

dan dengan demikian menambah jumlah keluarga mereka. 

7. Bahwa terdapat dua keluarga yang disebut bani Elam (yang satu pada ayat 7, 

dan yang lain pada ayat 31), dan anehnya, jumlah keduanya sama, yaitu  

seribu dua ratus lima puluh empat orang. 

8. Bahwa jumlah bani Adonikam, yang berarti tuan agung, yaitu  enam ratus 

enam puluh enam orang, tepat seperti bilangan binatang itu (Why. 13:18), 

yang di dalam Kitab Wahyu disebut bilangan seorang manusia, dan menurut 

pendapat Tuan Hugh Broughton merujuk kepada orang ini. 

9. Bahwa mereka yang dari Betlehem (ay. 21) hanya berjumlah seratus dua 

puluh tiga orang, meskipun itu yaitu  kota Daud. Sebab Betlehem itu terkecil 

di antara kaum-kaum Yehuda, namun dari sana akan datang sang Mesias (Mi. 

5:1). 

10. Bahwa Anatot dulu merupakan tempat ternama di dalam suku Benyamin. 

Namun demikian, di sini jumlah bani Anatot hanyalah seratus dua puluh 

delapan orang (ay. 23). Hal ini dapat dikaitkan dengan kutuk ilahi yang 

didatangkan orang Anatot atas diri mereka sendiri dengan menganiaya 

Yeremia, yang berasal dari kota mereka. Tidak ada yang tinggal hidup di 

antara mereka, sebab Aku akan mendatangkan malapetaka kepada orang-

orang Anatot (Yer. 11:21, 23). Dan lihat Yesaya 10:30 (KJV), hai Anatot yang 

malang! Tidak ada yang mendatangkan kehancuran atas suatu umat secara 

lebih cepat dibandingkan  penganiayaan. 


 

616 

Kembalinya Orang-orang Buangan 

(2:36-63) 

36 Inilah para imam: bani Yedaya, yaitu  kaum keluarga Yesua: sembilan ratus tujuh puluh 

tiga orang; 37 bani Imer: seribu lima puluh dua orang;  

38 bani Pasyhur: seribu dua ratus empat puluh tujuh orang; 39 bani Harim: seribu tujuh 

belas orang. 40 Inilah orang-orang Lewi: bani Yesua dan Kadmiel, yaitu  bani Hodawya: 

tujuh puluh empat orang. 41 Inilah para penyanyi: bani Asaf: seratus dua puluh delapan 

orang. 42 Inilah kaum penunggu pintu gerbang: bani Salum, bani Ater, bani Talmon, bani 

Akub, bani Hatita, bani Sobai, semuanya seratus tiga puluh sembilan orang. 43 Inilah para 

budak di bait Tuhan : bani Ziha, bani Hasufa, bani Tabaot; 44 bani Keros, bani Siaha, bani 

Padon; 45 bani Lebana, bani Hagaba, bani Akub; 46 bani Hagab, bani Samlai, bani Hanan; 47 

bani Gidel, bani Gahar, bani Reaya; 48 bani Rezin, bani Nekoda, bani Gazam; 49 bani Uza, 

bani Paseah, bani Besai; 50 bani Asna, bani Meunim, bani Nefusim; 51 bani Bakbuk, bani 

Hakufa, bani Harhur;  

52 bani Bazlut, bani Mehida, bani Harsa; 53 bani Barkos, bani Sisera, bani Temah; 54 bani 

Neziah, bani Hatifa. 55 Inilah keturunan para hamba Salomo: bani Sotai, bani Soferet, bani 

Peruda; 56 bani Yaala, bani Darkon, bani Gidel; 57 bani Sefaca, bani Hatil, bani Pokheret-

Hazebaim, bani Ami. 58 Seluruh budak di bait Tuhan  dan keturunan para hamba Salomo ada 

tiga ratus sembilan puluh dua orang. 59 Inilah orang-orang yang berangkat pulang dari 

Tel-Melah, Tel-Harsa, Kerub, Adan dan Imer, namun  mereka tidak dapat menyatakan 

apakah kaum keluarga dan asal usul mereka termasuk bangsa Israel: 60 bani Delaya, bani 

Tobia, bani Nekoda, enam ratus lima puluh dua orang;  

61 dan dari antara kaum imam: bani Habaya, bani Hakos, bani Barzilai. Barzilai itu 

memperisteri seorang anak wanita  Barzilai, orang Gilead itu, dan sejak itu ia dinamai 

menurut nama keluarga itu. 62 Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat 

dalam silsilah, namun  sebab  itu tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk 

jabatan imam. 63 Dan tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa mereka tidak 

boleh makan dari persembahan maha kudus, sampai ada seorang imam bertindak dengan 

memegang Urim dan Tumim. 

Di dalam perikop ini diceritakan, 

I. Tentang para imam yang kembali, dan jumlah mereka cukup besar, yaitu  

sekitar sepersepuluh dari jumlah keseluruhan. Sebab jumlah seluruh jemaah  

itu lebih dari 42.000 orang (ay. 64), dan empat keluarga imam berjumlah 

lebih dari 4.200 orang (ay. 36-39). Dengan demikian sepersepuluhnya itu 

merupakan bagian Tuhan , sepersepuluh yang diberkati. Tiga dari antara bapa 

leluhur para imam yang disebutkan di sini merupakan pemimpin rom-

bongan (1Taw. 24:7-8, 14). Bapa leluhur keempat yaitu  Pasyhur (ay. 38). 

Apabila mereka ini yaitu  keturunan Pasyhur yang pernah memperlakukan 

Yeremia dengan keji (Yer. 20:1), maka sungguh heran bahwa orang sekeji itu 

bisa memiliki keturunan sebaik itu, dan sebanyak itu. 

II. Tentang orang-orang Lewi. Tidak bisa tidak, saya merasa heran melihat 

sedikitnya jumlah mereka, sebab meskipun itu sudah termasuk para 

penyanyi dan penunggu pintu gerbang (ay. 40-42), jumlah mereka tidak 

mencapai tiga ratus lima puluh orang. Dulu orang Lewi lebih sigap 

Kitab Ezra 2:1-35 

 

617 

melakukan kewajiban mereka dibanding para imam (2Taw. 29:34), namun 

sekarang mereka tidak seperti itu lagi. Apabila sebuah tempat, sebuah 

keluarga, mendapat nama baik sebab  kegigihan mereka dalam berbuat 

saleh pada masa sekarang ini, maka bisa saja terjadi tempat dan keluarga 

lain akan mendapat nama baik itu pada waktu lain. Angin bertiup ke mana ia 

mau, dan berubah arah sewaktu-waktu.  

III. Tentang para budak di Bait Tuhan  (KJV: Nethinim), yang diduga yaitu  orang-

orang Gibeon. Mereka merupakan orang-orang yang diberikan (itulah arti 

nama mereka) oleh Yosua pertama-tama (Yos. 9:27), dan kemudian oleh 

Daud (8:20), ketika Saul telah mengusir mereka, untuk dipekerjakan oleh 

orang Lewi dalam membangun rumah Tuhan  sebagai tukang belah kayu dan 

tukang timba air. Bersama mereka juga terdapat keturunan para hamba 

Salomo, yang diberi tugas sama, tidak jelas apakah mereka orang Yahudi 

atau bukan. Keturunan para hamba Salomo itu di sini disebutkan di antara 

para pelayan Bait Suci dan terhitung bersama para budak di Bait Tuhan  (ay. 

55, 58). Perhatikanlah, sungguh suatu kehormatan untuk menjadi bagian 

dari rumah Tuhan , sekalipun kita melakukan pekerjaan yang paling rendah di 

sana. 

IV. Tentang sebagian orang yang dianggap sebagai orang Israel sejak lahir, dan 

sebagian yang lain sebagai imam, namun tidak memiliki hak yang jelas atas 

kehormatan itu. 

1. Ada sebagian orang yang tidak bisa membuktikan diri mereka sebagai 

orang Israel (ay. 59-60). Jumlah mereka yang menganggap diri sebagai 

keturunan Yakub cukup banyak, namun  mereka tidak mampu 

menunjukkan silsilah mereka. Namun demikian, mereka berkeinginan 

untuk pergi ke Yerusalem, sebab  mereka mempunyai kecintaan 

terhadap rumah dan umat Tuhan . Orang-orang ini mempermalukan 

mereka yang betul-betul terlahir sebagai orang Israel, namun tidak 

disebut sebagai orang Israel sejati, yang yaitu  keturunan Yehuda (Yes. 

48:1), namun telah kehilangan jati diri mereka. 

2. Ada sebagian yang lain yang tidak dapat membuktikan diri mereka 

sebagai imam, namun diduga sebagai keturunan Harun. Apa yang tidak 

tercatat hitam di atas putih, besar kemungkinan, akan terlupakan dalam 

waktu sebentar saja. Sekarang diceritakan kepada kita di sini, 

(1) Bagaimana mereka kehilangan bukti mereka. Salah satu leluhur 

mereka menikahi putri Barzilai, seorang pembesar yang telah kita 


 

618 

baca pada masa pemerintahan Daud. Salah satu leluhur mereka itu 

bermegah sebab  bersekutu dengan keluarga yang terhormat itu. Dan, 

sebab  lebih mengutamakan hal itu dibandingkan  martabat imamatnya, ia 

ingin agar keturunannya menyandang nama keluarga Barzilai. Dan sil-

silah mereka dimasukkan ke dalam keluarga itu, dan bukan ke dalam 

keluarga Harun, sehingga mereka akhirnya kehilangan bukti imamat 

mereka. Di Babel tidak ada yang dapat diperoleh melalui imamat, 

dan oleh sebab itu mereka tidak ambil peduli untuk dimasukkan ke 

dalam keluarga imam. Orang-orang yang menganggap pelayanan 

mereka, atau hubungan mereka dengan hamba-hamba Tuhan, 

sebagai hal yang mengecilkan atau merendahkan mereka, lupa siapa 

yang berkata, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku. 

(2) Apa yang ikut hilang dari mereka bersama bukti itu. Tidak dapat 

diterima begitu saja bahwa mereka yaitu  imam apabila mereka 

tidak mampu memperlihatkan buktinya. Maka dari itu, mereka 

dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam. Sekarang setelah para 

imam memperoleh kembali hak mereka, serta mendapat penghasilan 

lagi dari mezbah, orang-orang ini dengan senang hati ingin 

dipandang sebagai imam. Akan namun , mereka telah menjual hak ke-

sulungan mereka demi kehormatan menjadi orang terpandang. Oleh 

sebab itu, sudah sepantasnyalah derajat mereka diturunkan, dan 

mereka dilarang makan dari persembahan maha kudus. 

Perhatikanlah, Kristus akan malu mengakui orang-orang yang malu 

mengakui Dia dan pelayanan-Nya. Kepala daerahlah, atau gubernur, 

yang mengasingkan mereka dari jabatan imam ini. Menurut sebagian 

penafsir, kepala daerah itu yaitu  Zerubabel, kepala daerah pada 

saat itu, sementara menurut sebagian yang lain Nehemia (yang 

disebut sebagai kepala daerah dalam Nehemia 8:10; 10:1, dan yang 

memberikan perintah ini ketika ia muncul beberapa tahun 

sesudahnya). Akan namun , larangan itu tidak bersifat mutlak, dan 

hanya berlaku sementara, sampai ada imam besar yang memegang 

Urim dan Tumim, yang melaluinya mereka bisa mengetahui 

kehendak Tuhan  dalam perkara ini. Hal ini, sepertinya, memang 

dinantikan dan diharapkan, namun tidak terlihat bahwa mereka 

pernah diberkati dengannya di bawah Bait Suci kedua. Mereka me-

miliki kitab Perjanjian Lama yang lengkap, dan yang lebih baik 

dibandingkan  Urim dan Tumim. Dan, sebab  tiadanya sarana untuk 

mengetahui sabda Tuhan  itu, maka mereka diajar untuk menantikan 

Mesias, Sang Sabda Agung, di mana Urim dan Tumim hanya menjadi 

Kitab Ezra 2:1-35 

 

619 

perlambangnya. Tidak terlihat juga bahwa di dalam Bait Suci kedua 

ada tabut Tuhan , entah yang lama ataupun yang baru. Gambaran dan 

bayangan itu lenyap perlahan-lahan, begitu wujudnya datang 

mendekat. Dan Tuhan , melalui seorang nabi, menyatakan kepada 

umat-Nya bahwa mereka tidak akan menderita kerugian sebab  

tiadanya tabut Tuhan  (Yer. 3:16-17). Pada masa itu, ketika Yerusalem 

akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke 

sana, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian 

TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati, sebab mereka akan 

baik-baik saja tanpa tabut itu. 

Kembalinya Orang-orang Buangan 

(2:64-70) 

64 Seluruh jemaah itu bersama-sama ada empat puluh dua ribu tiga ratus enam puluh 

orang, 65 selain dari budak mereka laki-laki dan wanita  yang berjumlah tujuh ribu 

tiga ratus tiga puluh tujuh orang. Pada mereka ada dua ratus penyanyi laki-laki dan 

wanita . 66 Mereka mempunyai tujuh ratus tiga puluh enam ekor kuda, dua ratus 

empat puluh lima ekor bagal, 67 empat ratus tiga puluh lima ekor unta, dan enam ribu 

tujuh ratus dua puluh ekor keledai. 68 Beberapa kepala kaum keluarga, tatkala datang ke 

rumah TUHAN yang di Yerusalem, mempersembahkan persembahan sukarela guna pem-

bangunan rumah Tuhan  pada tempatnya semula. 69 Mereka memberi sumbangan sekadar 

kemampuan mereka untuk perbendaharaan guna pekerjaan itu sebanyak enam puluh 

satu ribu dirham emas, lima ribu mina perak dan seratus helai kemeja imam. 70 Adapun 

para imam dan orang-orang Lewi, dan juga sebagian dari rakyat, serta para penyanyi, 

para penunggu pintu gerbang dan para budak di bait Tuhan  menetap di kota-kota mereka, 

demikian juga semua orang Israel yang lain, masing-masing di kota-kotanya sendiri. 

Di dalam perikop ini diceritakan tentang, 

I. Jumlah seluruh rombongan yang kembali dari Babel. Jumlah-jumlah khusus 

yang disebutkan sebelumnya tidak mencapai tiga puluh ribu orang (hanya 

29.818 orang), jadi ada lebih dari dua belas ribu orang yang tidak termasuk 

jumlah itu. Ada kemungkinan bahwa mereka ini yaitu  orang-orang yang 

tersisa dari suku-suku Israel, selain suku Yehuda dan Benyamin, yang tidak 

dapat mengatakan dari keluarga atau kota apa mereka berasal, selain bahwa 

mereka yaitu  orang Israel, dan dari suku apa. Nah, 

1. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat jumlah orang yang diangkut sebagai 

tawanan ke Babel oleh Nebukadnezar. Dengan demikian, seperti halnya 

di Mesir, masa penderitaan mereka menjadi masa pertambahan jumlah 

mereka. 

2. Jumlah ini hanyalah sedikit untuk mulai membentuk bangsa. Namun 

demikian, berkat janji yang telah diberikan kepada para bapa leluhur 


 

620 

mereka, jumlah mereka menjadi begitu berlipat ganda sebelum 

kehancuran mereka yang terakhir oleh orang Romawi, sekitar lima ratus 

tahun kemudian, hingga mereka pun menjadi umat yang sangat banyak. 

Ketika Tuhan  berfirman, “Beranakcuculah dan bertambah banyak,” maka 

yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar . 

II. Rombongan mereka. Kedudukan mereka sendiri sedikit lebih tinggi dibandingkan  

hamba, dan oleh sebab  itu tidaklah heran apabila jumlah budak mereka 

terbilang sedikit saja (ay. 65), dan jumlah hewan pengangkut mereka kurang 

lebih sama (ay. 66-67). Keadaan mereka sekarang tidaklah seperti dulu. 

Akan namun , di sini dicatat tentang dua ratus penyanyi laki-laki dan 

wanita  yang ada bersama mereka. Bisa kita duga bahwa mereka ini 

dipakai seperti di dalam 2 Tawarikh 35:25, untuk menyanyikan syair-syair 

ratapan, sebab  sudah dinubuatkan bahwa pada kesempatan ini mereka 

akan berjalan sambil menangis (Yer. 50:4), dengan menyanyikan kidung-

kidung ratapan. 

III. Persembahan-persembahan mereka. Dikatakan (ay. 68-69), 

1. Bahwa mereka datang ke rumah TUHAN yang di Yerusalem. Namun 

demikian, rumah itu, rumah yang kudus dan indah itu, sekarang sudah 

menjadi reruntuhan, tumpukan puing. Akan namun , seperti yang 

diperbuat oleh Abraham bapa leluhur mereka, ketika mezbah sudah 

tidak ada lagi, mereka datang beribadah ke tempat mezbah yang dibuat 

dahulu (Kej. 13:4). Sudah menjadi watak anak-anak Sion yang sejati 

bahwa mereka bahkan merasa kasihan akan debu Sion (Mzm. 102:15). 

2. Bahwa mereka memberikan persembahan dengan sukarela demi 

pembangunan rumah Tuhan  pada tempatnya semula. Itulah, sepertinya, 

rumah Tuhan  yang pertama yang mereka katakan hendak mereka dirikan. 

Dan meskipun mereka baru melakukan perjalanan jauh, dan hendak 

memulai kehidupan baru (dua hal yang menuntut biaya besar), namun 

mereka tetap memberikan persembahan, dan mempersembahkannya de-

ngan sukarela, demi membangun rumah Tuhan . Maka dari itu, janganlah 

ada yang mengeluh tentang pengeluaran yang memang diperlukan dalam 

hidup beragama, namun  hendaklah mereka percaya bahwa ketika 

memeriksa neraca keuangan, mereka akan mendapati bahwa semua 

biaya dapat tertutupi. Persembahan mereka bukanlah apa-apa bila 

dibandingkan dengan persembahan yang diberikan oleh para pemimpin 

pada masa pemerintahan Daud. Pada masa itu, orang-orang memberikan 

persembahan dalam bentuk talenta emas (1Taw. 29:7), sedang  

Kitab Ezra 2:1-35 

 

621 

sekarang dalam bentuk dirham emas. Namun demikian, dirham-dirham 

ini, sebab  sesuai dengan kemampuan mereka, berkenan juga pada Tuhan  

sebagaimana talenta-talenta emas itu, seperti halnya dua peser yang 

diberikan oleh seorang janda miskin. Menurut perhitungan sekarang, 

61.000 dirham emas itu setara dengan 500 kg emas, dan peraknya seberat 

2.800 kg. Tampak bahwa Tuhan  telah memberkati mereka dengan mening-

katkan kekayaan mereka, dan juga jumlah mereka, di Babel. Dan, sesuai 

dengan rezeki yang telah mereka terima dari Tuhan , demikianlah mereka  

memberikan persembahan dengan riang hati untuk keperluan ibadah di 

rumah-Nya. 

3. Bahwa mereka menetap di kota-kota mereka (ay. 70). Walaupun kota-

kota mereka belum diperbaiki, namun sebab  itu yaitu  kota-kota 

mereka sendiri, sebagaimana yang telah ditetapkan Tuhan  bagi mereka, 

maka mereka berpuas hati untuk tinggal di dalamnya. Mereka 

mensyukuri kemerdekaan dan lahan yang mereka peroleh, meskipun 

pada mereka tidak ada kemegahan, kelimpahan, atau kekuasaan. 

Kemiskinan mereka memang merupakan penyebab yang buruk, namun  

persatuan dan kebulatan suara mereka merupakan dampak yang baik 

darinya. Di sini ada cukup banyak tempat bagi mereka semua berikut 

seluruh harta benda mereka. Dengan demikian, tidak ada perselisihan di 

antara mereka. Sebaliknya, yang ada hanyalah keselarasan yang 

sempurna, suatu pertanda yang penuh berkat bahwa mereka akan diam 

dengan tenteram, sama seperti perselisihan mereka di kemudian hari 

menjadi pertanda kehancuran mereka. 

 

PASAL  3  

alam penutup pasal sebelumnya kita meninggalkan Israel di dalam kota-

kota mereka, namun  dapat kita bayangkan betapa buruknya keadaan 

mereka di sana, tanahnya tidak terolah, kota-kotanya menjadi reruntuhan, dan 

semuanya rusak. Namun di sini kita mendapati sebuah penjelasan tentang 

perhatian yang sejak awal mereka berikan untuk menegakkan kembali agama di 

antara mereka. Demikianlah mereka meletakkan dasar yang baik, dan memulai 

pekerjaan mereka dari titik yang benar.  

I. Mereka mendirikan sebuah mezbah, dan mempersembahkan korban di 

atasnya, menjalankan perayaan-perayaan, dan memberikan sumbangan 

untuk membangun kembali Bait Suci (ay. 1-7).  

II. Mereka meletakkan dasar Bait Suci dengan sukacita bercampur 

kesedihan (ay. 8-13). Ini merupakan hari peristiwa-peristiwa yang 

kecil, yang tidak boleh dipandang hina (Za. 4:10). 

Diperbaharuinya Korban-korban Persembahan 

(3:1-7) 

1 Ketika tiba bulan yang ketujuh, setelah orang Israel menetap di kota-kotanya, maka 

serentak berkumpullah seluruh rakyat di Yerusalem. 2 Maka mulailah Yesua bin Yozadak 

beserta saudara-saudaranya, para imam itu, dan Zerubabel bin Sealtiel beserta saudara-

saudaranya membangun mezbah Tuhan  Israel untuk mempersembahkan korban bakaran 

di atasnya, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Taurat Musa, abdi Tuhan . 3 Mereka 

mendirikan mezbah itu di tempatnya semula, sungguhpun mereka ketakutan terhadap 

penduduk negeri, lalu mereka mempersembahkan di atasnya korban bakaran kepada 

TUHAN, korban bakaran waktu pagi dan waktu petang.  

4 Mereka juga mengadakan hari raya Pondok Daun, sesuai dengan yang ada tertulis, dan 

mempersembahkan korban bakaran hari demi hari menurut jumlah yang sesuai dengan 

peraturan, yaitu  setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu. 5 Dan sejak itu 

diadakanlah korban bakaran yang tetap, juga korban bakaran pada bulan baru dan pada 

setiap hari raya yang kudus bagi TUHAN, dan setiap kali orang mempersembahkan 

persembahan sukarela kepada TUHAN. 6 Sejak hari pertama bulan yang ketujuh mereka 

mulai mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, namun dasar Bait Suci TUHAN 

belum juga diletakkan. 7 Lalu mereka memberikan uang kepada tukang batu dan tukang 


 

624 

kayu, sedang kepada orang Sidon dan Tirus makanan dan minuman dan minyak, supaya 

orang-orang itu membawa kayu aras dari Libanon sampai ke laut dekat Yafo, seperti yang 

telah diizinkan kepada mereka oleh Koresh, raja negeri Persia. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Kumpulan jemaah orang Israel yang telah kembali di Yerusalem, pada bulan 

yang ketujuh (ay. 1). Kita dapat menduga bahwa mereka datang dari Babel 

pada musim semi, dan harus menempuh paling sedikit empat bulan 

perjalanan, sebab demikianlah lamanya waktu yang dibutuhkan Ezra dan 

rombongannya untuk datang (7:9). Oleh sebab itu, bulan ketujuh pun segera 

tiba, di mana banyak hari raya TUHAN harus diperingati. Mereka pada saat 

itu berkumpul bersama di Yerusalem lebih berdasarkan kesepakatan di 

antara mereka sendiri, dan bukan berdasarkan perintah dari atasan. Mereka 

baru saja kembali ke kota-kota mereka, dan ada setumpuk pekerjaan yang 

harus dikerjakan tangan mereka di sana, untuk memenuhi kebutuhan bagi 

diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Hal ini bisa saja mereka jadikan 

alasan untuk tidak datang ke mezbah Tuhan  sampai semuanya sudah beres, 

seperti banyak orang yang dengan bodoh menunda-nunda waktu untuk 

bersekutu dengan Tuhan  sebelum mereka hidup tenang di dunia. Namun 

demikian, begitu besar semangat mereka bagi agama, sebab sekarang 

mereka baru saja mengalami hajaran akibat ketidaksalehan mereka, hingga 

mereka meninggalkan semua urusan mereka di kota mereka, untuk datang 

ke mezbah Tuhan . Dan anehnya, dalam samangat kesalehan ini mereka semua 

sehati dan sepikiran, mereka datang sebagai satu kumpulan. Hendaklah 

urusan duniawi ditunda demi urusan keagamaan, maka urusan duniawi itu 

akan berhasil dengan lebih baik. 

II. Perhatian yang diberikan oleh para pemimpin mereka untuk mem-

persiapkan mezbah bagi ibadah mereka. 

1. Yesua beserta saudara-saudaranya para imam, dan Zerubabel beserta 

saudara-saudaranya para pemimpin, membangun mezbah Tuhan  Israel (ay. 

2) di tempat yang sama (sepertinya) di mana mezbah itu dahulu berdiri, 

di tempatnya semula (ay. 3). Uskup Patrick mengamati bahwa sebelum 

Bait Suci dibangun, sepertinya sudah ada sebuah kemah suci yang 

dipasang untuk pelaksanaan ibadah, seperti yang ada pada masa Daud, 

bukan di gunung Moria melainkan di gunung Sion (1Taw. 9:23). Oleh 

sebab itu, ia menduga bahwa mezbah ini didirikan di sana untuk dipakai 

sementara Bait Suci sedang dibangun. Marilah kita belajar dari sini,  

Kitab Ezra 3:1-7 

 

625 

(1) Untuk memulai bersama Tuhan . Semakin sulit dan mendesak masalah 

kita, semakin kita berkepentingan untuk melibatkan Dia bersama 

kita dalam semua jalan hidup kita. Kalau kita berharap untuk 

dipimpin oleh sabda-Nya, hendaklah Dia dihormati dengan korban 

persembahan kita.  

(2) Untuk melakukan apa yang dapat kita lakukan dalam menyembah 

Tuhan  ketika kita tidak dapat melakukan apa yang kita inginkan. 

Mereka tidak dapat memiliki Bait Suci dengan segera, namun  mereka 

tidak mau tanpa mezbah. Abraham, ke mana pun dia 

pergi, membangun sebuah mezbah. Dan ke mana pun kita pergi, 

kendati kita mungkin tidak memiliki kandil pemberitaan firman dan 

roti sajian perjamuan kudus, namun, jika kita tidak membawa 

korban doa dan pujian, maka kita belum menjalankan kewajiban 

kita, sebab kita memiliki mezbah yang selalu siap untuk 

menguduskan persembahan. 

2. Amatilah alasan yang diberikan di sini mengapa mereka bergegas untuk 

mendirikan mezbah: Sungguhpun mereka ketakutan terhadap penduduk 

negeri. Mereka tinggal di tengah-tengah para musuh yang berniat jahat 

kepada mereka dan agama mereka, dan yang bukan tandingan mereka. 

Dan,  

(1) Kendati mereka merasa demikian, mereka tetap membangun 

mezbah (demikian sebagian penafsir membacanya). Mereka tidak 

ingin dibuat takut dalam beribadah oleh perlawanan yang mungkin 

akan mereka jumpai di dalamnya. Jangan pernah biarkan ketakutan 

terhadap manusia membawa kita masuk ke dalam jerat ini.  

(2) sebab  mereka merasa demikian, maka mereka mendirikan mezbah. 

Ketakutan akan bahaya haruslah mendorong kita untuk melakukan 

kewajiban kita. Adakah kita memiliki banyak musuh? Maka sungguh 

baik menjadikan Tuhan  sebagai sahabat kita dan menjaga hubungan 

kita dengan Dia. Kita harus memanfaatkan ketakutan kita dengan 

baik seperti ini. Kita harus digerakkan untuk berlutut dan berdoa 

oleh ketakutan tersebut. Bahkan Saul akan menganggap dirinya 

celaka jika musuh dapat mendatanginya sebelum dia memohonkan 

belas kasihan Tuhan  (1Sam. 13:12). 

III. Korban-korban yang mereka persembahkan di atas mezbah. Mezbah itu 

didirikan untuk digunakan, maka mereka pun menggunakannya 


 

626 

sebagaimana mestinya. Janganlah orang-orang yang memiliki mezbah 

menelantarkannya.  

1. Mereka mulai sejak hari pertama bulan yang ketujuh (ay. 6). Tidak 

tampak bahwa ada api dari sorga bagi mereka untuk mulai, seperti yang 

ada pada Musa dan Salomo. namun  api biasa sudah cukup bagi mereka, 

seperti halnya bagi para bapa leluhur mereka.  

2. Setelah mulai, mereka mengadakan korban bakaran yang tetap (ay. 5), 

waktu pagi dan waktu petang (ay. 3). Mereka sudah mengetahui, melalui 

pengalaman yang menyedihkan, bagaimana rasanya ketika tidak ada 

korban sehari-hari untuk dipersembahkan dalam doa mereka sehari-

hari. Maka ketika sekarang korban itu diadakan kembali, mereka pun 

bertekad untuk tidak melewatkannya lagi. Domba yang dikorbankan 

setiap hari melambangkan Anak Domba Tuhan , yang kebenaran-Nya harus 

menjadi sumber keyakinan dalam setiap doa kita. 

3. Mereka merayakan semua hari raya bagi TUHAN, dan memper-

sembahkan korban-korban yang ditetapkan untuk tiap-tiap hari raya itu, 

dan khususnya hari raya Pondok Daun (ay. 4-5). Sekarang sebab  mereka 

telah menerima belas kasih yang demikian besar dari Tuhan , maka hari 

raya yang penuh sukacita itu secara istimewa dirayakan pada waktu 

yang tepat. Dan sebab  sekarang mereka mulai menetap di kota-kota 

mereka, maka sudah pada tempatnya untuk mengingatkan mereka akan 

nenek moyang mereka yang tinggal di dalam kemah di padang gurun. 

Hari raya yang secara khusus merujuk pada zaman Injil itu juga (seperti 

tampak dalam Za. 14:18), secara istimewa dibuat menjadi hari yang 

penting, sebab  sekarang zaman Injil itu sudah semakin dekat. Tentang 

ibadah-ibadah pada hari raya ini, yang berlangsung selama tujuh hari 

dan memiliki korban-korban yang ditetapkan secara khusus, dikatakan 

bahwa mereka melakukannya menurut yang ditetapkan untuk hari 

itu (lih. Bil. 29:13, 17, dst.). Verbum die in die suo – firman, atau perkara, 

hari itu yaitu  untuk hari itu (demikian dalam bahasa aslinya), sebuah 

ungkapan yang telah menjadi pepatah bagi orang-orang yang telah mem-

biasakan diri menggunakan bahasa Kitab Suci. Jika hari raya Pondok 

Daun yaitu  perlambang dari perilaku Injili, dalam arti bahwa kita harus 

terus-menerus disapih dari dunia dan bersukacita di dalam Tuhan , maka 

kita dapat menyimpulkan bahwa kita semua berkepentingan untuk 

melakukan pekerjaan hari itu pada hari itu, menurut yang ditetapkan 

untuk hari itu, yaitu,  

Kitab Ezra 3:1-7 

 

627 

(1) Kita harus memanfaatkan waktu, dengan mencari suatu pekerjaan 

untuk dilakukan setiap hari yang akan menghasilkan sesuatu yang 

baik.  

(2) Kita harus memanfaatkan kesempatan, dengan menyesuaikan diri 

dengan apa yang menjadi pekerjaan yang semestinya pada hari ini. 

Segala sesuatu indah pada waktunya. Hari kesepuluh dari bulan ini 

yaitu  hari pendamaian, suatu hari yang khidmat, dan sungguh tepat 

pada waktunya sekarang. Besar kemungkinan bahwa mereka menja-

lankan ibadah pada hari itu, namun hal itu tidak disebutkan, dan 

memang dalam seluruh Perjanjian Lama saya tidak ingat pernah 

disebutkan sedikit pun tentang pelaksanaan ibadah pada hari itu. 

Seolah-olah sudah cukup bahwa kita memiliki hukumnya dalam 

Imamat 16, dan penggenapan Injilnya, yang merupakan maksud 

utamanya, dalam Perjanjian Baru. 

4. Mereka mempersembahkan persembahan sukarela (ay. 5). Hukum 

Taurat menuntut banyak, namun  mereka membawa lebih banyak. Sebab, 

kendati mereka hanya memiliki sedikit harta untuk membiayai korban 

persembahan mereka, namun mereka mempunyai semangat yang besar. 

Dan, dapat kita duga, mereka menghemat makanan di meja mereka sendiri 

supaya dapat menyediakan makanan berlimpah di atas mezbah Tuhan . 

Berbahagialah orang-orang yang membawa keluar api yang kudus seperti 

ini bersama mereka dari dapur api kesengsaraan.  

IV. Persiapan yang mereka buat untuk membangun Bait Suci (ay. 7). Hal ini 

mereka lakukan dengan segera. Sebab, selagi kita melakukan apa yang dapat 

kita lakukan, kita harus tetap berusaha berbuat lebih banyak dan lebih baik. 

Tirus dan Sidon sekarang, seperti dulu, pasti melengkapi mereka dengan 

para pekerja, dan Libanon dengan kayu, dan perintah untuk keduanya 

mereka dapatkan dari Koresh. Apabila Tuhan  memanggil kita untuk melaku-

kan suatu tugas, kita dapat bergantung pada penyelenggaraan-Nya untuk 

melengkapi kita dalam melakukan tugas itu.  

Peletakan Dasar Bait Suci 

(3:8-13) 

8 Pada tahun yang kedua sesudah mereka sampai ke rumah Tuhan  di Yerusalem, dalam 

bulan yang kedua, maka Zerubabel bin Sealtiel dan Yesua bin Yozadak beserta saudara-

saudara mereka yang lain, yaitu  para imam dan orang-orang Lewi, dan semua orang yang 

pulang ke Yerusalem dari tempat tawanan memulai pekerjaan itu. Mereka menugaskan 

orang-orang Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas untuk mengawasi pekerjaan 


 

628 

membangun rumah TUHAN. 9 Lalu Yesua serta anak-anak dan saudara-saudaranya dan 

Kadmiel serta anak-anaknya, orang-orang Yehuda bersama-sama bertindak mengawasi 

orang-orang yang melakukan pekerjaan membangun rumah Tuhan . Demikian juga bani 

Henadad, anak-anak dan saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi itu. 10 Pada waktu 

dasar Bait Suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para 

imam dengan memakai pakaian jabatan dan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani 

Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud, 

raja Israel. 11 Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian 

dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada 

Israel!” Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, 

oleh sebab  dasar rumah TUHAN telah diletakkan. 12 namun  banyak di antara para imam, 

orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat 

rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini 

dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara 

nyaring sebab  kegirangan. 13 Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-

sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, sebab  rakyat bersorak-sorai dengan 

suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh. 

Tidak ada pertengkaran di antara orang-orang Yahudi yang kembali apakah 

mereka harus membangun Bait Suci atau tidak. Hal tersebut langsung 

diputuskan, dan pembangunan Bait Suci harus diselesaikan secepat mungkin. 

Penghiburan apakah yang bisa mereka dapatkan di negeri mereka sendiri 

seandainya mereka tidak memiliki tanda kehadiran Tuhan  bersama mereka itu, 

dan jika nama-Nya tidak ditegakkan di antara mereka? Oleh sebab  itu, kita di 

sini mendapati sebuah penjelasan tentang permulaan dari pekerjaan yang baik 

itu. Amatilah,  

I. Kapan pembangunan itu dimulai. Dalam bulan kedua pada tahun yang 

kedua, yaitu segera setelah tiba waktu yang tepat pada tahun itu (ay. 8), dan 

ketika mereka telah mengakhiri upacara-upacara paskah. Mereka 

menghabiskan waktu setengah tahun lebih sedikit untuk membuat 

persiapan lahan dan bahan-bahannya. Betapa hati mereka terpatri pada 

pembangunan Bait Suci itu. Perhatikanlah, ketika suatu pekerjaan baik harus 

dilakukan, berhikmatlah bagi kita untuk memulainya dengan segera, dan 

untuk tidak membuang-buang waktu, bahkan, sekalipun kita sudah dapat 

melihat kesukaran dan perlawanan yang akan muncul di dalamnya. Dengan 

demikian, kita menggiatkan diri kita untuk melakukan pekerjaan tersebut, 

dan melibatkan Tuhan  untuk bekerja bagi kita. Permulaan yang baik, 

demikian kita berkata, yaitu  setengah jalan menuju akhir.  

II. Siapa yang memulainya – Zerubabel dan Yesua, serta saudara-saudara 

mereka. Pekerjaan Tuhan  akan berjalan dengan baik apabila para pejabat, 

para hamba Tuhan, dan umat mengerjakannya dengan sepenuh hati, dan 

sepakat di tempat mereka masing-masing untuk memajukan pekerjaan itu. 

Kitab Ezra 3:1-7 

 

629 

Tuhan -lah yang memberi mereka kesatuan hati untuk pekerjaan ini, dan itu 

suatu pertanda baik.  

III. Siapa saja yang dipakai untuk melancarkan pekerjaan itu. Mereka 

menugaskan orang-orang Lewi untuk mengawasi pekerjaan (ay. 8), dan 

orang-orang Lewi itu melakukannya dengan mengawasi orang-orang yang 

melakukan pekerjaan (ay. 9), dan menguatkan tangan mereka dengan 

perkataan yang baik dan menghibur. Perhatikanlah, orang-orang yang 

sendirinya tidak bekerja, dapat melakukan pelayanan yang baik dengan 

menyemangati dan menguatkan mereka yang bekerja. 

IV. Bagaimana Tuhan  dipuji pada peletakan dasar Bait Suci itu (ay. 10-11). Para 

imam dengan nafiri menurut petunjuk Musa, dan orang-orang Lewi dengan 

ceracap menurut petunjuk Daud, membentuk sebuah pagelaran musik. 

Bukan untuk mengenakkan telinga, namun  untuk membantu menyanyikan 

kidung pujian abadi yang tidak akan pernah lekang oleh waktu itu, dan yang 

harus dinyanyikan oleh mulut kita dengan nada tidak sumbang. Tuhan  itu 

baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Ini juga merupakan 

nyanyian pokok dari Mazmur 136. Hendaklah semua aliran belas kasihan 

ditelusuri hingga ke sumbernya. Apa pun keadaan kita, dan betapa pun 

banyaknya kesedihan dan ketakutan kita, hendaklah diakui bahwa Tuhan  itu 

baik. Dan, jika hal-hal lain gagal, belas kasihan-Nya tidak pernah gagal. 

Hendaklah kidung ini dinyanyikan dengan menerapkannya pada sesuatu, 

seperti di sini. Belas kasihan-Nya tidak hanya berlangsung untuk selama-

lamanya, namun  juga berlangsung untuk selama-lamanya kepada Israel, Israel 

ketika menjadi tawanan di negeri asing dan menjadi orang asing di negeri 

mereka sendiri. Bagaimana pun keadaannya, sesungguhnya Tuhan  itu baik 

bagi Israel (Mzm. 73:1, KJV), baik bagi kita. Hendaklah dihidupkannya 

kembali kepentingan-kepentingan jemaat, ketika segala kepentingan itu 

tampak sudah mati, dipandang terjadi berkat kelangsungan kasih setia Tuhan  

untuk selama-lamanya, sebab itulah alasan mengapa jemaat dapat terus 

berlangsung.  

V. Bagaimana umat tergerak hatinya. Perpaduan yang luar biasa dari berbagai 

macam perasaan tampak dalam kesempatan ini. Ada perasaan yang berbeda-

beda di antara umat Tuhan , dan setiap orang mengungkapkan isi hatinya 

menurut apa yang dirasakannya. Namun demikian, tidak ada perselisihan di 

antara mereka, dan hubungan mereka satu dengan yang lain tidak menjadi 

renggang, tidak pula kepentingan bersama dihambat olehnya.  


 

630 

1. Orang-orang yang hanya mengalami kesengsaraan sewaktu tidak 

memiliki Bait Suci sama sekali, memuji TUHAN dengan sorak-sorai 

sukacita ketika mereka melihat dasar Bait Suci diletakkan (ay. 11). Bagi 

mereka, bahkan dasar ini saja sudah tampak besar, dan rasanya seperti 

hidup dari antara orang mati. Bagi jiwa mereka yang lapar, bahkan hal 

ini terasa manis. Mereka bersorak-sorai dengan suara nyaring, sehingga 

bunyinya kedengaran sampai jauh. Perhatikanlah, kita harus bersyukur 

atas permulaan-permulaan kasih setia, kendati kita belum sampai pada 

kesempurnaannya. Dan dasar dari sebuah Bait Suci, setelah lama 

terbengkalai, tidak bisa tidak pasti menjadi sumber sukacita bagi setiap 

orang Israel yang setia.  

2. Orang-orang yang mengingat kemuliaan dari Bait Suci pertama yang 

dibangun oleh Salomo, dan menyadari betapa Bait Suci yang kedua ini 

sepertinya akan lebih rendah dibandingkan  yang pertama, mungkin dalam 

ukurannya, dan pasti dalam keagungan dan kemewahannya, menangis 

dengan suara nyaring (ay. 12). Jika kita menghitung masa pembuangan 

itu dengan pembuangan yang pertama, dari tahun keempat peme-

rintahan Yoyakim, maka sudah sekitar 52 tahun berlalu sejak Bait Suci 

dibakar. Jika kita menghitungnya dari pembuangan Yekhonya, maka 59 

tahun telah berlalu. Dengan demikian, banyak orang yang hidup 

sekarang mungkin dapat mengingat ketika Bait Suci yang pertama masih 

berdiri. Dan sungguh merupakan kasih setia yang besar bagi para 

tawanan bahwa begitu banyak imam dan orang Lewi di antara mereka 

diperpanjang hidupnya. Dengan demikian, para imam dan orang Lewi itu 

dapat memberi tahu umat apa yang mereka sendiri ingat tentang 

kemuliaan Yerusalem, untuk menggugah semangat umat dalam 

perjalanan mereka kembali. Para imam dan orang Lewi ini meratapi 

perbandingan jauh antara Bait Suci yang sekarang dengan yang 

sebelumnya. Dan,  

(1) Ada suatu alasan untuk tindakan mereka itu. Dan jika mereka 

mengalirkan air mata mereka ke dalam saluran yang benar, dan 

meratapi dosa yang menjadi penyebab dari perubahan yang 

menyedihkan ini, maka mereka berbuat benar. Dosa menodai 

kemuliaan suatu jemaat atau umat, dan, ketika mereka mendapati 

diri mereka menyusut dan menjadi rendah, maka dosalah yang patut 

disalahkan.  

(2) Namun demikian, yang menjadi kelemahan para imam dan orang 

Lewi yaitu  bahwa mereka mencampuradukkan air mata itu dengan 

kegembiraan semua orang, sehingga merusak kegembiraan itu. 

Kitab Ezra 3:1-7 

 

631 

Mereka memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, dan 

tidak bersyukur atas kebaikan yang telah mereka nikmati, sebab 

kebaikan itu tidak sebesar yang pernah dinikmati oleh nenek 

moyang mereka, kendati kebaikan itu jauh lebih besar dibandingkan  yang 

patut mereka terima. Dalam paduan suara kegembiraan bersama, 

janganlah kita menjadi dawai yang bernada sumbang. Tindakan 

mereka yang mengecilkan hati umat itu semakin diperparah sebab 

mereka yaitu  para imam dan orang Lewi. Mereka seharusnya tahu 

dan mengajar orang lain bagaimana harus bersikap di bawah 

penyelenggaraan ilahi yang berbagai macam, dan bukannya mem-

biarkan ingatan akan segala penderitaan yang telah lalu 

menenggelamkan rasa syukur atas kasih setia yang sekarang. 

Kesedihan yang bercampur dengan kegembiraan di sini merupakan 

gambaran dari dunia ini. Sebagian orang sedang mandi di dalam 

sungai sukacita, sementara sebagian yang lain tenggelam di dalam 

banjir air mata. Di sorga kelak semuanya akan bernyanyi, dan tak 

satu pun yang berkeluh kesah. sedang  di dalam neraka semuanya 

akan menangis dan meratap, dan tak satu pun yang bergembira. 

Namun di sini di atas bumi, kita hampir tidak dapat membedakan 

mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis. Marilah 

kita belajar untuk bersukacita dengan orang yang bersukacita dan 

menangis dengan orang yang menangis, dan kita sendiri untuk 

bergembira seolah-olah tidak bergembira, dan menangis seolah-olah 

tidak menangis. 

 

PASAL  4  

ekerjaan baik untuk membangun kembali Bait Suci begitu dimulai langsung 

menghadapi perlawanan dari orang-orang yang berniat jahat terhadapnya. 

Orang Samaria yaitu  musuh bagi orang Yahudi dan agama mereka, dan orang 

Sam