tawarikh ester 18
pat mengerti bahwa
walaupun umat Tuhan jatuh, mereka tidak dibuang, walaupun umat-Nya di-
hajar, mereka tidak ditinggalkan, walaupun di lempar ke perapian, mereka
tidak hilang di sana, ataupun dibiarkan di sana begitu lama, hanya sampai
sanga terpisah. Walaupun Tuhan berbantah begitu lama, ia tidak akan selalu
berbantah. Israel milik Tuhan akan dibawa keluar dari Babel pada waktunya,
bahkan tulang-tulang yang kering dihidupkan kembali. Mungkin pada mulanya
akan begitu lama, namun penglihatan itu masih menanti saatnya, namun ia
bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu. sebab itu, walaupun
berlambat-lambat, nantikanlah ia.
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Kitab
EZRA
TAFSIRAN KITAB EZRA
Disertai Renungan Praktis
alam kitab ini, jemaat Yahudi menampilkan wajah yang amat berbeda
dibandingkan sebelumnya. Keadaan mereka pada saat ini jauh lebih baik dan
lebih berbahagia dibandingkan dengan keadaan mereka terakhir di Babel,
walaupun jauh lebih hina dibandingkan keadaan mereka di masa lampau. Tulang-
tulang kering itu kini hidup kembali, namun dalam rupa seorang hamba. Kuk
perhambaan mereka telah ditanggalkan, namun bekas-bekas goresannya pada
leher mereka yang lecet masih ada. Raja-raja tidak lagi kita dengar kisahnya,
sebab mahkota telah jatuh dari kepala mereka. Mereka diberkati dengan
keberadaan para nabi, guna memandu mereka di dalam upaya membangun
kembali negeri mereka. namun setelah beberapa waktu lamanya, nubuatan pun
berhenti di tengah-tengah mereka, sampai munculnya Sang Nabi Agung, dan
seseorang yang memelopori kedatangan-Nya. Sejarah yang terdapat di dalam
kitab ini merupakan penggenapan nubuatan Yeremia mengenai kembalinya
orang Yahudi dari Babel di akhir masa tujuh puluh tahun, dan merupakan
bayangan dari penggenapan nubuatan-nubuatan dalam Kitab Wahyu mengenai
kelepasan jemaat Injili dari Babel Perjanjian Baru. Ezra menyimpan catatan
mengenai peristiwa besar itu dan meneruskannya kepada jemaat dalam kitab
ini. Nama Ezra berarti seorang penolong, dan memang demikianlah dirinya bagi
bangsa itu. Kita akan membaca sepenggal catatan khusus tentang Ezra pada
pasal 7, ketika ia sendiri turun tangan dan bertindak. Kitab ini mengisahkan
kepada kita catatan mengenai,
I. Kembalinya bangsa Yahudi dari penawanan (ps. 1-2).
II. Pendirian Bait Suci, perlawanan yang dihadapi dalam pembangunannya,
dan, kendati demikian, tuntasnya pembangunan itu pada akhirnya (ps. 3-
6).
III. Kedatangan Ezra ke Yerusalem (ps. 7-8).
D
600
IV. Pelayanan luhur yang dikerjakan Ezra di Yerusalem, dengan
memerintahkan orang Israel yang telah mengawini wanita -
wanita asing untuk menyuruh pergi istri-istri mereka itu (ps. 9-
10).
Meski awal kebangkitan kembali bangsa Yahudi ini tampak kecil,
namun pada akhirnya bangsa itu akan menjadi sangat besar.
PASAL 1
Dalam pasal ini kita membaca tentang,
I. Maklumat yang dikeluarkan Koresh, raja Persia, untuk membebaskan
semua orang Yahudi yang didapatinya sebagai tawanan di Babel, serta
untuk mendirikan rumah bagi Tuhan mereka di Yerusalem (ay. 1-4).
II. Kembali pulangnya sejumlah besar orang Yahudi sebagai tanggapan
atas maklumat Koresh tersebut (ay. 5-6).
III. Perintah yang diberikan untuk mengembalikan perlengkapan rumah
Tuhan (ay. 7-11).
Dan inilah terbitnya hari kelepasan mereka.
Maklumat Koresh
(1:1-4)
1 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati
Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia
sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: 2
“Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan
kepadaku oleh TUHAN, Tuhan semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah
bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. 3 Siapa di antara kamu termasuk umat-
Nya, Tuhan nya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di
Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Tuhan Israel, yaitu Tuhan yang diam di Yerusalem.
4 Dan setiap orang yang tertinggal, di mana pun ia ada sebagai pendatang, harus disokong
oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping
persembahan sukarela bagi rumah Tuhan yang ada di Yerusalem.”
Selayaknyalah bagi kita untuk memikirkan di sini,
1. Bagaimana keadaan orang Yahudi pada waktu mereka tertawan di Babel.
Keadaan mereka dalam banyak hal sungguh mengenaskan. Mereka tertindas
di bawah kuasa bangsa yang membenci mereka, mereka tidak mempunyai
apa-apa yang dapat mereka sebut sebagai milik mereka sendiri, tidak ada
Bait Suci, tidak ada mezbah. Apabila mereka menyanyikan mazmur, seteru-
602
seteru mereka pun mengolok-olok mereka. Meski demikian, para nabi hadir
di tengah-tengah mereka. Yehezkiel dan Daniel tetap dijaga dari antara
orang-orang yang tidak mengenal Tuhan . Beberapa dari antara orang Israel
dipekerjakan di lingkungan istana, sementara yang lainnya berdiam dengan
tenteram di daerah. Mereka semua menyimpan sebuah harapan bahwa, pada
waktunya nanti, mereka akan kembali ke tanah air mereka, dan berbekal asa
itu, mereka tetap melestarikan keistimewaan kaum keluarga mereka,
pengetahuan keagamaan mereka, dan kejijikan terhadap penyembahan ber-
hala.
2. Bagaimana keadaan pemerintahan yang di dalamnya mereka hidup
Nebukadnezar mengangkut banyak orang Israel ke dalam penawanan pada
tahun pertama pemerintahannya, yaitu pada tahun keempat pemerintahan
Yoyakim. Nebukadnezar memerintah selama empat puluh lima tahun,
sementara putranya Ewil-Merodakh memerintah selama dua puluh tiga
tahun, dan cucunya Belsyazar memerintah selama tiga tahun. Jadi,
seluruhnya berjumlah tujuh puluh tahun. Demikianlah menurut Dr.
Lightfoot, didakwakan kepada Nebukadnezar bahwa ia tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah (Yes. 14:17). Dan, kalau
saja ia menunjukkan belas kasihan kepada bangsa Yahudi yang malang itu,
Daniel telah berkata kepadanya bahwa kebahagiaannya akan dilanjutkan
(Dan. 4:27). Akan namun , takaran dosa Babel pada akhirnya terisi penuh, dan
kemudian kehancuran pun didatangkan atas mereka melalui Darius orang
Media serta Koresh orang Persia, seperti yang kita baca kemudian (Dan. 5).
Darius, sebab sudah lanjut usia, mewariskan tampuk pemerintahan kepada
Koresh, dan Koresh pun dipakai sebagai alat bagi kelepasan bangsa Yahudi,
hal yang segera diperintahkannya setelah ia menjadi penguasa kerajaan
Babel. Mungkin tindakan Koresh ini diperbuatnya untuk menentang
Nebukadnezar, yang kaum keluarganya telah ditumpasnya, dan sebab
Koresh beroleh kesenangan dalam membatalkan apa yang telah dikerjakan
Nebukadnezar. Atau sebagai sebuah kebijakan, untuk memperlihatkan
daerah yang baru dikuasainya itu sebagai daerah yang penuh belas kasihan
dan kelembutan. Atau (seperti menurut sebagian penafsir), sebagai
perhatian yang dengan penuh kesalehan diberikan kepada nubuatan Yesaya,
yang telah dikumandangkan, dan telah diketahui betul, lebih dari 150 tahun
sebelumnya. Dalam nubuatan itu Koresh dengan jelas disebutkan sebagai
orang yang akan mengerjakan semuanya ini bagi Tuhan , dan yang baginya
Tuhan akan mengerjakan perkara-perkara besar (Yes. 44:28, 45:1, dst.). Dan
hal ini mungkin ditunjukkan kepadanya oleh orang-orang kepercayaannya.
Nama Koresh (menurut sebagian penafsir) dalam Bahasa Persia berarti
Kitab Ezra 1
603
surya, sebab ia membawa cahaya dan kesembuhan bagi jemaat Tuhan , serta
merupakan perlambang utama dari Kristus, Sang Surya kebenaran. Sebagian
yang lain mengatakan bahwa namanya berarti bapa, seperti Kristus yaitu
Bapa yang Kekal. Sekarang, kepada kita disampaikan di sini,
I. Dari mana timbulnya maklumat ini. TUHAN menggerakkan hati Koresh.
Perhatikanlah, hati para raja berada dalam genggaman tangan Tuhan, dan,
bagaikan anak sungai, Ia mengarahkannya ke mana saja seturut kehendak-
Nya. Koresh dikatakan tidak mengenal Tuhan , tidak juga tahu bagaimana
harus melayani Dia. namun Tuhan mengenal Koresh, dan tahu bagaimana
melayani diri-Nya sendiri melalui Koresh (Yes. 45:4). Tuhan memerintah
dunia melalui pengaruh-Nya atas roh-roh manusia, sehingga kebaikan apa
pun yang dikerjakan setiap saat, Tuhan -lah yang menggerakkan roh manusia
untuk mengerjakan kebaikan itu, yang menaruh gagasan-gagasan ke dalam
benak manusia, yang memberi pengertian untuk melahirkan keputusan yang
benar, dan yang mengarahkan kehendak manusia ke mana saja Dia ke-
hendaki. Oleh sebab itu, perbuatan baik apa pun yang dikerjakan setiap saat
bagi jemaat Tuhan , Dia harus mendapat kemuliaan dari semuanya itu.
II. Bagaimana maklumat itu merujuk pada nubuatan Yeremia, yang melalui dia
Tuhan tidak hanya berjanji bahwa bangsa Israel akan kembali, namun juga
telah menetapkan waktu kepulangan itu. Dan sekarang, waktu untuk
mengasihani Sion itu telah tiba. Waktu selama tujuh puluh tahun telah
ditetapkan (Yer. 25:12; 29:10). Dan Dia yang telah memegang janji mengenai
kelepasan Israel dari Mesir tepat pada hari itu juga (Kel. 12:41), tak ayal lagi
akan menggenapi janji-Nya yang ini juga secara tepat waktu. Apa yang
dilakukan Koresh pada saat ini, lama sesudahnya dikatakan untuk
menguatkan perkataan hamba-hamba Tuhan (Yes. 44:26). Semasa hidupnya,
Yeremia dibenci dan dikucilkan. Namun demikian, Penyelenggaraan Tuhan
memuliakannya dengan begitu rupa lama setelah kematiannya, hingga
seorang penguasa agung digerakkan untuk bertindak sesuai firman Tuhan
yang keluar dari mulutnya.
III. Waktu dikeluarkannya maklumat ini, yaitu pada tahun pertama zaman
Koresh, bukan tahun pertama pemerintahannya atas Persia, kerajaan yang di
dalamnya ia terlahir, melainkan zaman pertama pemerintahannya atas
Babel, kerajaan yang ditaklukkannya. Orang yang jiwanya digerakkan untuk
mengawali tahun-tahun pertamanya dengan Tuhan dan untuk melayani-Nya,
pasti akan sangat dimuliakan.
604
IV. Maklumat itu, secara lisan disiarkan di seluruh kerajaan Koresh, seperti
halnya sangkakala tahun Yobel, yaitu tahun sabat yang penuh sukacita
setelah tahun-tahun kesedihan, untuk menyatakan kemerdekaan kepada
para tawanan, dan juga secara tulisan. Raja Koresh menorehkan maklumat
itu ke dalam bentuk tulisan agar maklumat tersebut dapat lebih meyakinkan,
dan dapat dikirimkan ke wilayah-wilayah yang letaknya jauh, tempat
kesepuluh suku tersebar di Asyur dan Madai (2Raj. 17:6).
V. Maksud dari maklumat mengenai pembebasan ini.
1. Kalimat pembukaannya memperlihatkan alasan dan pertimbangan yang
memengaruhi Raja Koresh (ay. 2). Pikiran sang raja tampak diterangi
oleh pengetahuan akan Yahweh (sebab demikianlah Raja Koresh
menyebut nama-Nya), Tuhan Israel, sebagai satu-satunya Tuhan yang
hidup dan yang benar, Tuhan semesta langit, yang yaitu Tuhan yang
berdaulat dan yang mengatur segala kerajaan di bumi. Tentang Dia, Raja
Koresh berkata (ay. 3, KJV), Dialah Tuhan , satu-satunya Tuhan , Tuhan di atas
segala-galanya. Meski Koresh tidak mengenal Tuhan melalui pengajaran,
Tuhan sekarang membuatnya mengenal Dia sampai begitu jauh hingga
perbuatannya kini dikerjakannya dengan mata yang tertuju kepada-Nya.
Koresh mengaku bahwa ia melakukannya,
(1) Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas perkenanan yang telah
dianugerahkan-Nya kepadanya: Segala kerajaan di bumi telah
dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Tuhan semesta langit. Perkataan
ini kedengarannya agak angkuh, sebab ada banyak kerajaan di bumi
yang tidak mempunyai urusan apa-apa dengan Koresh. Akan namun ,
yang dimaksud Koresh yaitu bahwa Tuhan telah memberinya semua
yang telah diberikan kepada Nebukadnezar, yang kekuasaannya,
tutur Daniel, sampai ke ujung bumi (Dan. 4:22; 5:19). Perhatikanlah,
Tuhan yaitu sumber kekuasaan, seluruh kerajaan di bumi berada di
bawah pengaturan-Nya. Apa pun bagian yang mereka dapatkan dari
kekuasan itu, mereka mendapatkanya dari Dia. Orang-orang yang
telah dipercaya Tuhan dengan kekuasaan besar dan harta milik
berlimpah harus melihat diri mereka memiliki kewajiban untuk
berbuat banyak bagi-Nya dengan semuanya itu.
(2) Sebagai bentuk kepatuhan kepada Tuhan . Ia telah menugaskan aku
untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, mungkin melalui
suatu mimpi atau penglihatan di malam hari, dan ditegaskan lewat
pembandingannya dengan nubuatan Yesaya, yang di dalamnya
Kitab Ezra 1
605
tindakannya tersebut telah dinubuatkan. Ketidakpatuhan Israel
kepada perintah Tuhan , yang sudah kerap kali disampaikan kepada
mereka, diperparah oleh kepatuhan seorang raja dari bangsa yang
tidak mengenal Tuhan ini.
2. Koresh membebaskan semua orang Yahudi yang berada di bawah
kekuasaannya untuk berangkat pulang ke Yerusalem, dan mendirikan
rumah TUHAN di sana (ay. 3). Penghormatannya kepada Tuhan
membuatnya tidak menghiraukan,
(1) Kepentingan duniawi dari pemerintahannya. Koresh bisa saja
membuat kebijakan untuk mempertahankan sedemikian banyak
orang yang berguna itu agar tetap tinggal dalam wilayah
kekuasaannya, sehingga tampaknya tidaklah bijaksana untuk
melepas mereka pergi dan kembali bermukim di negeri mereka
sendiri. Akan namun , kesalehan yaitu kebijakan yang terbaik.
(2) Kehormatan dari agama negaranya. Mengapa ia tidak meme-
rintahkan saja orang Israel untuk mendirikan sebuah kuil bagi dewa-
dewa Babel atau Persia? Koresh percaya bahwa Tuhan Israel yaitu
Tuhan semesta langit, dan oleh sebab itu, ia mengharuskan Israel
milik-Nya untuk hanya menyembah-Nya saja. Biarlah mereka
berjalan demi nama TUHAN Tuhan mereka.
3. Koresh menambahkan sebuah pernyataan bagi sekumpulan orang untuk
memberi sokongan bagi orang-orang yang miskin dan tidak mampu
menyokong diri mereka sendiri (ay. 4). “Barang siapa tertinggal, sebab
ia tidak punya sarana untuk menyokong dirinya sendiri pergi ke
Yerusalem, harus disokong oleh penduduk setempat.” Sebagian penafsir
memahami pernyataan ini sebagai suatu perintah bagi para pejabat raja
untuk memberikan tunjangan kepada orang-orang itu dari penghasilan
kerajaannya, seperti dalam pasal 6:8. Akan namun , mungkin yang
dimaksud dari pernyataan itu yaitu suatu jaminan bagi para tawanan
untuk meminta dan menerima bantuan dan derma dari seluruh rakyat
yang penuh kasih dalam kerajaannya. Dan kita dapat menduga bahwa
orang Yahudi telah berlaku sedemikian baiknya di antara tetangga-
tetangga mereka, sehingga tetangga-tetangga mereka pun begitu siap
sedia membantu mereka, sebab para tetangga itu mengasihi mereka,
seperti halnya orang Mesir begitu siap mengusir mereka, sebab orang
Mesir sudah muak dengan mereka. Setidaknya, banyak orang akan
bersikap baik kepada mereka, sebab orang-orang itu melihat bahwa
pemerintah akan memandang baik tindakan itu. Koresh tidak hanya
606
mengucapkan selamat jalan kepada orang-orang yang pergi (Tuhan
mereka menyertai mereka, ay. 3), namun juga memberi perhatian untuk
membekali mereka dengan hal-hal yang menjadi kebutuhan mereka.
Koresh menganggap begitu saja bahwa orang-orang yang mampu di
antara mereka akan mempersembahkan persembahan sukarela bagi
rumah Tuhan , untuk mendukung pendirian kembali rumah Tuhan . Akan
namun , di samping itu, Koresh ingin supaya mereka juga mendapat
persediaan dari kerajaannya. Orang-orang yang berpengharapan baik
bagi rumah Tuhan , harus menjadi orang-orang yang bertindak baik bagi
rumah Tuhan itu.
Maklumat Koresh
(1:5-11)
5 Maka berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin,
serta para imam dan orang-orang Lewi, yaitu setiap orang yang hatinya digerakkan Tuhan
untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem. 6 Dan
segala orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan barang-barang perak,
dengan emas, harta benda dan ternak dan dengan pemberian yang indah-indah, selain
dari segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela. 7 Pula raja Koresh menyuruh
mengeluarkan perlengkapan rumah TUHAN yang telah diangkut Nebukadnezar dari
Yerusalem dan yang ditaruhnya di dalam kuil Tuhan nya. 8 Koresh, raja Persia itu,
menyuruh mengeluarkan semuanya itu di bawah pengawasan Mitredat, bendahara raja,
yang menghitung seluruhnya bagi Sesbazar, pembesar di Yehuda. 9 Inilah daftarnya: tiga
puluh bokor emas, seribu bokor perak, dua puluh sembilan pisau, 10 tiga puluh piala emas,
pula empat ratus sepuluh piala perak, seribu buah barang-barang lain. 11 Barang-barang
emas dan perak itu seluruhnya berjumlah lima ribu empat ratus. Semuanya itu dibawa
oleh Sesbazar sewaktu orang-orang buangan itu dibawa pulang dari negeri Babel ke
Yerusalem.
Pada perikop ini disampaikan kepada kita,
I. Bagaimana maklumat Koresh ditindaklanjuti orang lain.
1. Oleh sebab ia telah mengizinkan bangsa Yahudi untuk berangkat pergi
menuju Yerusalem, maka banyak dari mereka pun pergi sesuai dengan
izin yang diberikan (ay. 5). Yang menjadi para pemimpin di sini yaitu
kepala-kepala kaum keluarga Yehuda dan Benyamin, orang-orang
terkemuka yang telah banyak makan asam garam, yang dari mereka
sudah sewajarnya diharapkan bahwa, sama seperti mereka berada di
atas saudara-saudara mereka dalam hal martabat, demikian pula mereka
harus pergi mendahului saudara-saudara mereka dalam hal kewajiban.
Para imam dan orang Lewi (seperti yang sudah sepatutnya) turut serta
bersama rombongan pertama yang kembali mengarahkan wajah menuju
Kitab Ezra 1
607
Sion. Apabila ada suatu pekerjaan baik yang harus dilaksanakan,
hendaklah hamba-hamba Tuhan menjadi pemimpinnya. Orang-orang
yang menyertai mereka yaitu orang-orang yang telah digerakkan Tuhan
untuk pergi. Tuhan yang sama yang telah menggerakkan roh Koresh
untuk memaklumkan kemerdekaan ini, turut menggerakkan roh mereka
untuk mengambil kesempatan itu. Sebab hal itu dikerjakan bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh
TUHAN semesta alam (Za. 4:6). Godaan yang menyerang beberapa orang
di antara mereka untuk tinggal di Babel mungkin begitu kuat. Mereka
sudah memiliki tempat tinggal yang nyaman di sana, telah membina
hubungan erat dengan para tetangga, dan siap berkata, betapa
bahagianya berada di tempat ini. Banyak dan hebatlah halangan yang
menciutkan hati mereka untuk kembali, seperti perjalanan yang jauh,
istri dan anak-anak mereka yang tidak kuat bepergian, negeri mereka
sendiri yang kini menjadi negeri yang asing bagi mereka, dan jalan
menuju ke sana yang merupakan jalan yang tidak mereka ketahui.
Berangkatlah pulang ke Yerusalem! Lalu, apa yang harus mereka perbuat
di sana? Kota itu kini porak-poranda, dan berada di tengah-tengah
musuh yang akan memangsa mereka dengan mudah. Banyak orang
terpengaruh oleh sejumlah pertimbangan ini untuk tetap tinggal di
Babel, setidaknya untuk tidak pergi bersama dengan rombongan
pertama. Akan namun , ada sebagian orang yang mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan ini, yang memberanikan diri untuk membuka jalan,
dan tidak takut kepada singa yang ada di tengah perjalanan, singa yang
ada di jalan-jalan. Mereka inilah orang-orang yang rohnya telah
dibangkitkan Tuhan . Dia, oleh Roh dan anugerah-Nya, memenuhi mereka
dengan hasrat luhur untuk merdeka, dengan rasa cinta yang penuh
rahmat kepada negeri mereka sendiri, dan dengan kerinduan untuk
menjalankan agama mereka dengan bebas dan terang-terangan. Andai
kata Tuhan menyerahkan mereka kepada kemauan mereka sendiri, dan
kepada pertimbangan manusia, mereka tentu akan tetap tinggal di Babel.
Akan namun , Tuhan menggerakkan hati mereka untuk mengarahkan wajah
ke Sion, dan, seperti orang-orang asing, untuk menanyakan jalan menuju
ke sana (Yer. 50:5). Sebab mereka, sebagai angkatan yang baru, pergi
keluar dari tanah orang Kasdim ini seperti leluhur mereka Abraham,
tanpa mengetahui ke arah mana mereka pergi (Ibr. 11:8). Perhatikanlah,
kebaikan apa pun yang kita lakukan, semua itu terjadi semata-mata
berkat anugerah Tuhan , dan Dialah yang menggerakkan roh kita untuk
melakukan kebaikan itu, yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan
608
maupun pekerjaan. Roh kita pada hakikatnya condong kepada dunia ini
dan segala perkara yang ada di dalamnya. Apabila roh kita itu bangkit
menuju perkara-perkara yang di atas, di dalam perasaan ataupun
perbuatan yang baik, maka Tuhan -lah yang membangkitkannya.
Panggilan dan tawaran Injil yaitu seperti maklumat Koresh, yaitu
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan (Luk.
4:19). Mereka yang terikat di bawah kuasa dosa yang jahat, serta
tertawan oleh penghakiman Tuhan yang benar, dapat dibebaskan oleh
Yesus Kristus. Siapa pun yang oleh pertobatan dan iman mau kembali
kepada Tuhan , mau kembali melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan ,
mau kembali bersukacita di dalam Tuhan , Yesus Kristus telah membuka
jalan baginya, dan melepasnya keluar dari perbudakan dosa, untuk
masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Tuhan . Tawaran
tersebut diberikan kepada semua orang. Kristuslah yang memberikan
tawaran itu, dalam menindaklanjuti pemberian Bapa kepada-Nya berupa
segala kuasa di sorga dan bumi (kekuasaan yang jauh lebih besar
dibandingkan yang diberikan kepada Koresh, ay. 2), serta untuk mengerjakan
perintah yang diberikan kepada-Nya untuk mendirikan rumah bagi Tuhan ,
untuk menegakkan bagi-Nya suatu jemaat di dunia, sebuah kerajaan di
antara manusia. Banyak orang yang mendengar suara penuh sukacita ini
memilih untuk duduk diam di Babel, jatuh cinta dengan dosa-dosa
mereka dan tidak mau memberanikan diri menghadapi kesulitan-
kesulitan dalam hidup kudus. Akan namun , ada sebagian orang yang
melepaskan diri dari kendala-kendala yang mengecilkan hati ini, dan
bertekad untuk mendirikan rumah Tuhan , untuk memuliakan agama
mereka, apa pun harga yang harus mereka bayar. Dan mereka inilah
orang yang hatinya digerakkan Tuhan dan diangkat-Nya di atas dunia dan
kedagingan, dan yang telah dibuat-Nya merelakan diri untuk maju (Mzm.
110:3). Demikianlah Kanaan sorgawi akan dipenuhkan kembali,
meskipun banyak yang binasa di Babel. Dan tawaran Injil tidak akan
diberikan dengan sia-sia.
2. sebab Koresh telah memberi perintah supaya bangsa-bangsa di sekitar
orang Israel harus membantu mereka, maka bangsa-bangsa itu pun
berbuat demikian (ay. 6). Orang-orang di sekitar mereka
memperlengkapi mereka dengan kepingan-kepingan perak dan emas,
serta barang-barang untuk bekal perjalanan dan untuk membantu
mereka mendirikan dan memperlengkapi rumah mereka serta Bait
Tuhan . Seperti halnya Kemah Suci dibangun dari rampasan Mesir, dan
Bait Tuhan yang pertama didirikan oleh tenaga orang asing, demikian
Kitab Ezra 1
609
pula Bait Tuhan yang kedua didirikan melalui sumbangsih orang Kasdim.
Semuanya itu menyiratkan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi akan
diterima ke dalam jemaat pada waktunya nanti. Tuhan , bila berkehendak,
mampu mencondongkan hati orang asing untuk bersikap baik terhadap
umat-Nya, dan orang-orang yang telah melemahkan umat-Nya dapat
dibuat-Nya meneguhkan tangan mereka. Bumi datang menolong
wanita itu. Selain dari segala sesuatu yang dipersembahkan dengan
sukarela oleh orang Yahudi sendiri yang tetap tinggal, atas dasar kasih
terhadap Tuhan dan Bait-Nya, ada banyak yang dipersembahkan, dapat
kita katakan, dengan rasa enggan oleh orang Babel, yang terdorong
untuk melakukannya oleh suatu kuasa ilahi yang bekerja pada pikiran
mereka, yang tidak dapat mereka jelaskan sendiri.
II. Bagaimana maklumat ini disokong oleh Koresh sendiri. Untuk membuktikan
ketulusan kasihnya terhadap rumah Tuhan , Koresh tidak hanya
membebaskan umat Tuhan , namun juga mengembalikan perlengkapan rumah
Tuhan (ay. 7-8). Cermatilah di sini,
1. Bagaimana Penyelenggaraan Tuhan sungguh memberi perhatian terhadap
perlengkapan Bait Suci, supaya jangan sampai hilang, melebur, atau
bercampur begitu rupa dengan perlengkapan lain hingga perlengkapan
Bait Suci tidak dikenali lagi. Sebaliknya, segala perlengkapan rumah
Tuhan itu bisa diambil sekarang. Demikianlah perhatian Tuhan terhadap
benda-benda belas kasihan yang hidup, yaitu perabot rumah untuk
maksud yang mulia, yang tentang mereka dikatakan bahwa (2Tim. 2:19-
20), Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan mereka pasti tidak akan
binasa.
2. Meski perlengkapan rumah Tuhan pernah disimpan di dalam kuil
berhala, dan mungkin telah dipakai di dalam penyembahan berhala,
namun semuanya dikembalikan untuk dipergunakan bagi Tuhan . Tuhan
akan memulihkan kepunyaan-Nya. Rampasan dari seorang yang kuat
dan yang lengkap bersenjata akan dipergunakan untuk kepentingan
orang yang telah menaklukkannya.
3. Yehuda mempunyai seorang pemimpin, bahkan di tengah penawanan.
Sesbazar, yang diduga merupakan orang yang sama dengan Zerubabel,
dalam pasal ini disebut sebagai pembesar di Yehuda. Orang Kasdim
memanggilnya Sesbazar, yang artinya sukacita di dalam kesengsaraan.
Akan namun , di antara kaumnya sendiri, ia dikenal dengan nama
Zerubabel, seorang asing di Babel. Demikianlah ia memandang dirinya
sendiri, dan menganggap Yerusalem sebagai rumahnya, meskipun,
610
seperti kata Yosefus, ia merupakan kepala pasukan pengamanan raja
Babel. Sesbazar mengurusi segala perkara terkait orang Yahudi, dan
mempunyai sedikit banyak wewenang atas mereka, mungkin sejak
kematian Yoyakhin, atau Yekhonya, yang menjadikan Sesbazar sebagai
pewaris takhta, mengingat garis keturunannya yang berasal dari Daud.
4. Seluruh perlengkapan rumah Tuhan dihitung bagi Sesbazar (ay. 8), dan
ia memastikan semuanya dikembalikan dengan utuh sampai Yerusalem
(ay. 11). Orang Yahudi menjadi bersemangat untuk mendirikan rumah
Tuhan ketika mengetahui bahwa mereka memiliki perabotan yang
begitu berlimpah dan siap untuk mengisi rumah Tuhan itu setelah
selesai didirikan. Meski ketetapan-ketetapan Tuhan , seperti halnya
perlengkapan Bait Suci, bisa saja dirusakkan dan dicemarkan oleh Babel
Perjanjian Baru, namun pada saatnya nanti, semuanya akan dipulihkan
kepada kegunaan dan maksudnya yang semula. Sebab satu iota atau satu
titik pun dari ketetapan ilahi tidak akan gugur.
PASAL 2
i dalam pasal sebelumnya diceritakan bahwa banyak orang kembali dari
Babel setelah mendengar maklumat Koresh. Di dalam pasal ini kita
mendapati daftar sejumlah kaum keluarga yang kembali (ay. 1).
I. Para pemimpin (ay. 2).
II. Rakyat (ay. 3-35).
III. Para imam, orang Lewi, dan para pelayan rumah Tuhan (ay. 35-63).
IV. Jumlah keseluruhan, berikut catatan tentang rombongan mereka (ay.
64-67).
V. Persembahan-persembahan mereka untuk ibadah di rumah Tuhan (ay.
68-70).
Kembalinya Orang-orang Buangan
(2:1-35)
1 Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yaitu
para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang
kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya. 2 Mereka datang
bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia, Seraya, Reelaya, Mordekhai, Bilsan, Mispar,
Bigwai, Rehum dan Baana. Inilah daftar orang-orang bangsa Israel: 3 bani Paros: dua ribu
seratus tujuh puluh dua orang; 4 bani Sefaca: tiga ratus tujuh puluh dua orang; 5 bani
Arah: tujuh ratus tujuh puluh lima orang; 6 bani Pahat-Moab, yaitu anak-anak Yesua dan
Yoab: dua ribu delapan ratus dua belas orang; 7 bani Elam: seribu dua ratus lima puluh
empat orang; 8 bani Zatu: sembilan ratus empat puluh lima orang; 9 bani Zakai: tujuh
ratus enam puluh orang; 10 bani Bani: enam ratus empat puluh dua orang; 11 bani Bebai:
enam ratus dua puluh tiga orang; 12 bani Azgad: seribu dua ratus dua puluh dua orang; 13
bani Adonikam: enam ratus enam puluh enam orang; 14 bani Bigwai: dua ribu lima puluh
enam orang; 15 bani Adin: empat ratus lima puluh empat orang; 16 bani Ater, yaitu bani
Hizkia: sembilan puluh delapan orang; 17 bani Bezai: tiga ratus dua puluh tiga orang; 18
bani Yora: seratus dua belas orang; 19 bani Hasum: dua ratus dua puluh tiga orang; 20 bani
Gibar: sembilan puluh lima orang; 21 dari Betlehem: seratus dua puluh tiga orang; 22
orang-orang Netofa: lima puluh enam orang; 23 orang-orang Anatot: seratus dua puluh
delapan orang; 24 dari Asmawet: empat puluh dua orang; 25 dari Kiryat-Arim, Kefira dan
Beerot: tujuh ratus empat puluh tiga orang; 26 dari Rama dan Gaba: enam ratus dua puluh
satu orang; 27 orang-orang Mikhmas: seratus dua puluh dua orang; 28 orang-orang Betel
D
614
dan Ai: dua ratus dua puluh tiga orang; 29 dari Nebo: lima puluh dua orang; 30 bani Magbis:
seratus lima puluh enam orang; 31 bani Elam, yaitu Elam yang lain: seribu dua ratus lima
puluh empat orang; 32 bani Harim: tiga ratus dua puluh orang; 33 orang-orang dari Lod,
Hadid dan Ono: tujuh ratus dua puluh lima orang; 34 dari Yerikho: tiga ratus empat puluh
lima orang; 35 bani Senaa: tiga ribu enam ratus tiga puluh orang.
Di dalam perikop ini kita bisa mengamati,
1. Bahwa telah disimpan sebuah catatan mengenai keluarga-keluarga yang
kembali dari pembuangan, berikut jumlah anggota setiap keluarga. Hal ini
dilakukan bagi kehormatan mereka, sebagai bagian dari imbalan atas iman
dan keberanian mereka, atas keyakinan mereka terhadap Tuhan dan
kecintaan mereka terhadap negeri mereka sendiri, dan untuk mendorong
orang lain supaya mengikuti teladan baik mereka. Orang-orang yang
menghormati Tuhan akan diberi-Nya penghormatan seperti itu. Nama semua
orang Israel sejati yang menerima tawaran pembebasan oleh Kristus akan
didapati, bagi kehormatan mereka, di dalam catatan yang lebih suci dibandingkan
ini, yaitu di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Catatan yang disimpan
perihal keluarga-keluarga yang kembali dari pembuangan juga dimaksudkan
demi kepentingan anak cucu, supaya mereka tahu dari keturunan siapa
mereka berasal dan dengan siapa mereka bersekutu.
2. Bahwa keluarga-keluarga yang kembali dari pembuangan itu disebut orang-
orang propinsi. Yehuda, yang pernah menjadi kerajaan yang terkemuka, dan
yang telah menjadikan kerajaan-kerajaan lain sebagai provinsinya, yang
tunduk dan bergantung kepadanya, sekarang dengan sendirinya dijadikan
sebagai provinsi, yang harus menerima segala hukum dan penugasan dari
raja Persia, serta bertanggung jawab kepadanya. Lihatlah bagaimana dosa
menurunkan dan merendahkan derajat sebuah bangsa, sementara
kebenaran akan meninggikannya. Akan namun , dengan dijadikan hamba
seperti itu seperti para bapa leluhur dengan menjadi orang asing yang
bermukim di negeri yang sebetulnya dijanjikan kepada mereka, mereka
diingatkan akan tanah air yang lebih baik, yaitu satu tanah air sorgawi (Ibr.
11:16), kerajaan yang tidak tergoncangkan, tidak pula dapat diubah menjadi
sebuah provinsi.
3. Bahwa mereka dikatakan kembali masing-masing ke kotanya, yaitu kota
yang telah ditetapkan bagi mereka. Di dalam ketetapan itu, tidak diragukan
lagi, pandangan mereka tertuju pada wilayah yang sebelumnya pernah
ditentukan oleh Yosua. Dan ke wilayah itulah, atau yang sedekat mungkin
dengannya, mereka kembali. Sebab tampaknya tidak ada orang lain,
setidaknya orang yang mampu melawan mereka, telah menduduki wilayah
itu selama kepergian mereka.
Kitab Ezra 2:1-35
615
4. Bahwa para pemimpin disebut terlebih dahulu (ay. 2). Zerubabel dan Yesua
bertindak seperti Musa dan Harun bagi mereka. Zerubabel yaitu pemimpin
mereka, sedang Yesua yaitu imam besar mereka. Nehemia dan
Mordekhai juga disebut di sini. Sebagian penafsir berpendapat bahwa kedua
orang ini tidak sama dengan orang-orang termasyhur bernama sama yang kita
jumpai kemudian. Mungkin saja mereka orang-orang yang sama, namun
kemudian mereka kembali ke istana demi mengabdi negeri mereka.
5. Bahwa beberapa dari keluarga-keluarga ini diberi nama sama dengan para
leluhur mereka, sedang yang lain diberi nama berdasarkan tempat
mereka dulu tinggal. Sama seperti pada kita, banyak nama keluarga
merupakan nama orang, sedang yang lain nama tempat.
6. Bahwa terdapat sedikit perbedaan antara jumlah beberapa keluarga yang
disebut di dalam perikop ini dan di dalam Nehemia 7, di mana daftar ini
diulang. Penyebabnya bisa jadi sebagai berikut, bahwa sebagian orang yang
pada awalnya menyerahkan nama mereka untuk ikut berangkat, kemudian
menarik diri. Mereka berkata, baik, bapa. namun mereka tidak pergi. Hal ini
akan mengurangi jumlah keluarga yang darinya mereka berasal. Orang-
orang lain yang pada awalnya menolak, kemudian menyesal lalu pergi juga,
dan dengan demikian menambah jumlah keluarga mereka.
7. Bahwa terdapat dua keluarga yang disebut bani Elam (yang satu pada ayat 7,
dan yang lain pada ayat 31), dan anehnya, jumlah keduanya sama, yaitu
seribu dua ratus lima puluh empat orang.
8. Bahwa jumlah bani Adonikam, yang berarti tuan agung, yaitu enam ratus
enam puluh enam orang, tepat seperti bilangan binatang itu (Why. 13:18),
yang di dalam Kitab Wahyu disebut bilangan seorang manusia, dan menurut
pendapat Tuan Hugh Broughton merujuk kepada orang ini.
9. Bahwa mereka yang dari Betlehem (ay. 21) hanya berjumlah seratus dua
puluh tiga orang, meskipun itu yaitu kota Daud. Sebab Betlehem itu terkecil
di antara kaum-kaum Yehuda, namun dari sana akan datang sang Mesias (Mi.
5:1).
10. Bahwa Anatot dulu merupakan tempat ternama di dalam suku Benyamin.
Namun demikian, di sini jumlah bani Anatot hanyalah seratus dua puluh
delapan orang (ay. 23). Hal ini dapat dikaitkan dengan kutuk ilahi yang
didatangkan orang Anatot atas diri mereka sendiri dengan menganiaya
Yeremia, yang berasal dari kota mereka. Tidak ada yang tinggal hidup di
antara mereka, sebab Aku akan mendatangkan malapetaka kepada orang-
orang Anatot (Yer. 11:21, 23). Dan lihat Yesaya 10:30 (KJV), hai Anatot yang
malang! Tidak ada yang mendatangkan kehancuran atas suatu umat secara
lebih cepat dibandingkan penganiayaan.
616
Kembalinya Orang-orang Buangan
(2:36-63)
36 Inilah para imam: bani Yedaya, yaitu kaum keluarga Yesua: sembilan ratus tujuh puluh
tiga orang; 37 bani Imer: seribu lima puluh dua orang;
38 bani Pasyhur: seribu dua ratus empat puluh tujuh orang; 39 bani Harim: seribu tujuh
belas orang. 40 Inilah orang-orang Lewi: bani Yesua dan Kadmiel, yaitu bani Hodawya:
tujuh puluh empat orang. 41 Inilah para penyanyi: bani Asaf: seratus dua puluh delapan
orang. 42 Inilah kaum penunggu pintu gerbang: bani Salum, bani Ater, bani Talmon, bani
Akub, bani Hatita, bani Sobai, semuanya seratus tiga puluh sembilan orang. 43 Inilah para
budak di bait Tuhan : bani Ziha, bani Hasufa, bani Tabaot; 44 bani Keros, bani Siaha, bani
Padon; 45 bani Lebana, bani Hagaba, bani Akub; 46 bani Hagab, bani Samlai, bani Hanan; 47
bani Gidel, bani Gahar, bani Reaya; 48 bani Rezin, bani Nekoda, bani Gazam; 49 bani Uza,
bani Paseah, bani Besai; 50 bani Asna, bani Meunim, bani Nefusim; 51 bani Bakbuk, bani
Hakufa, bani Harhur;
52 bani Bazlut, bani Mehida, bani Harsa; 53 bani Barkos, bani Sisera, bani Temah; 54 bani
Neziah, bani Hatifa. 55 Inilah keturunan para hamba Salomo: bani Sotai, bani Soferet, bani
Peruda; 56 bani Yaala, bani Darkon, bani Gidel; 57 bani Sefaca, bani Hatil, bani Pokheret-
Hazebaim, bani Ami. 58 Seluruh budak di bait Tuhan dan keturunan para hamba Salomo ada
tiga ratus sembilan puluh dua orang. 59 Inilah orang-orang yang berangkat pulang dari
Tel-Melah, Tel-Harsa, Kerub, Adan dan Imer, namun mereka tidak dapat menyatakan
apakah kaum keluarga dan asal usul mereka termasuk bangsa Israel: 60 bani Delaya, bani
Tobia, bani Nekoda, enam ratus lima puluh dua orang;
61 dan dari antara kaum imam: bani Habaya, bani Hakos, bani Barzilai. Barzilai itu
memperisteri seorang anak wanita Barzilai, orang Gilead itu, dan sejak itu ia dinamai
menurut nama keluarga itu. 62 Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat
dalam silsilah, namun sebab itu tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk
jabatan imam. 63 Dan tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa mereka tidak
boleh makan dari persembahan maha kudus, sampai ada seorang imam bertindak dengan
memegang Urim dan Tumim.
Di dalam perikop ini diceritakan,
I. Tentang para imam yang kembali, dan jumlah mereka cukup besar, yaitu
sekitar sepersepuluh dari jumlah keseluruhan. Sebab jumlah seluruh jemaah
itu lebih dari 42.000 orang (ay. 64), dan empat keluarga imam berjumlah
lebih dari 4.200 orang (ay. 36-39). Dengan demikian sepersepuluhnya itu
merupakan bagian Tuhan , sepersepuluh yang diberkati. Tiga dari antara bapa
leluhur para imam yang disebutkan di sini merupakan pemimpin rom-
bongan (1Taw. 24:7-8, 14). Bapa leluhur keempat yaitu Pasyhur (ay. 38).
Apabila mereka ini yaitu keturunan Pasyhur yang pernah memperlakukan
Yeremia dengan keji (Yer. 20:1), maka sungguh heran bahwa orang sekeji itu
bisa memiliki keturunan sebaik itu, dan sebanyak itu.
II. Tentang orang-orang Lewi. Tidak bisa tidak, saya merasa heran melihat
sedikitnya jumlah mereka, sebab meskipun itu sudah termasuk para
penyanyi dan penunggu pintu gerbang (ay. 40-42), jumlah mereka tidak
mencapai tiga ratus lima puluh orang. Dulu orang Lewi lebih sigap
Kitab Ezra 2:1-35
617
melakukan kewajiban mereka dibanding para imam (2Taw. 29:34), namun
sekarang mereka tidak seperti itu lagi. Apabila sebuah tempat, sebuah
keluarga, mendapat nama baik sebab kegigihan mereka dalam berbuat
saleh pada masa sekarang ini, maka bisa saja terjadi tempat dan keluarga
lain akan mendapat nama baik itu pada waktu lain. Angin bertiup ke mana ia
mau, dan berubah arah sewaktu-waktu.
III. Tentang para budak di Bait Tuhan (KJV: Nethinim), yang diduga yaitu orang-
orang Gibeon. Mereka merupakan orang-orang yang diberikan (itulah arti
nama mereka) oleh Yosua pertama-tama (Yos. 9:27), dan kemudian oleh
Daud (8:20), ketika Saul telah mengusir mereka, untuk dipekerjakan oleh
orang Lewi dalam membangun rumah Tuhan sebagai tukang belah kayu dan
tukang timba air. Bersama mereka juga terdapat keturunan para hamba
Salomo, yang diberi tugas sama, tidak jelas apakah mereka orang Yahudi
atau bukan. Keturunan para hamba Salomo itu di sini disebutkan di antara
para pelayan Bait Suci dan terhitung bersama para budak di Bait Tuhan (ay.
55, 58). Perhatikanlah, sungguh suatu kehormatan untuk menjadi bagian
dari rumah Tuhan , sekalipun kita melakukan pekerjaan yang paling rendah di
sana.
IV. Tentang sebagian orang yang dianggap sebagai orang Israel sejak lahir, dan
sebagian yang lain sebagai imam, namun tidak memiliki hak yang jelas atas
kehormatan itu.
1. Ada sebagian orang yang tidak bisa membuktikan diri mereka sebagai
orang Israel (ay. 59-60). Jumlah mereka yang menganggap diri sebagai
keturunan Yakub cukup banyak, namun mereka tidak mampu
menunjukkan silsilah mereka. Namun demikian, mereka berkeinginan
untuk pergi ke Yerusalem, sebab mereka mempunyai kecintaan
terhadap rumah dan umat Tuhan . Orang-orang ini mempermalukan
mereka yang betul-betul terlahir sebagai orang Israel, namun tidak
disebut sebagai orang Israel sejati, yang yaitu keturunan Yehuda (Yes.
48:1), namun telah kehilangan jati diri mereka.
2. Ada sebagian yang lain yang tidak dapat membuktikan diri mereka
sebagai imam, namun diduga sebagai keturunan Harun. Apa yang tidak
tercatat hitam di atas putih, besar kemungkinan, akan terlupakan dalam
waktu sebentar saja. Sekarang diceritakan kepada kita di sini,
(1) Bagaimana mereka kehilangan bukti mereka. Salah satu leluhur
mereka menikahi putri Barzilai, seorang pembesar yang telah kita
618
baca pada masa pemerintahan Daud. Salah satu leluhur mereka itu
bermegah sebab bersekutu dengan keluarga yang terhormat itu. Dan,
sebab lebih mengutamakan hal itu dibandingkan martabat imamatnya, ia
ingin agar keturunannya menyandang nama keluarga Barzilai. Dan sil-
silah mereka dimasukkan ke dalam keluarga itu, dan bukan ke dalam
keluarga Harun, sehingga mereka akhirnya kehilangan bukti imamat
mereka. Di Babel tidak ada yang dapat diperoleh melalui imamat,
dan oleh sebab itu mereka tidak ambil peduli untuk dimasukkan ke
dalam keluarga imam. Orang-orang yang menganggap pelayanan
mereka, atau hubungan mereka dengan hamba-hamba Tuhan,
sebagai hal yang mengecilkan atau merendahkan mereka, lupa siapa
yang berkata, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku.
(2) Apa yang ikut hilang dari mereka bersama bukti itu. Tidak dapat
diterima begitu saja bahwa mereka yaitu imam apabila mereka
tidak mampu memperlihatkan buktinya. Maka dari itu, mereka
dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam. Sekarang setelah para
imam memperoleh kembali hak mereka, serta mendapat penghasilan
lagi dari mezbah, orang-orang ini dengan senang hati ingin
dipandang sebagai imam. Akan namun , mereka telah menjual hak ke-
sulungan mereka demi kehormatan menjadi orang terpandang. Oleh
sebab itu, sudah sepantasnyalah derajat mereka diturunkan, dan
mereka dilarang makan dari persembahan maha kudus.
Perhatikanlah, Kristus akan malu mengakui orang-orang yang malu
mengakui Dia dan pelayanan-Nya. Kepala daerahlah, atau gubernur,
yang mengasingkan mereka dari jabatan imam ini. Menurut sebagian
penafsir, kepala daerah itu yaitu Zerubabel, kepala daerah pada
saat itu, sementara menurut sebagian yang lain Nehemia (yang
disebut sebagai kepala daerah dalam Nehemia 8:10; 10:1, dan yang
memberikan perintah ini ketika ia muncul beberapa tahun
sesudahnya). Akan namun , larangan itu tidak bersifat mutlak, dan
hanya berlaku sementara, sampai ada imam besar yang memegang
Urim dan Tumim, yang melaluinya mereka bisa mengetahui
kehendak Tuhan dalam perkara ini. Hal ini, sepertinya, memang
dinantikan dan diharapkan, namun tidak terlihat bahwa mereka
pernah diberkati dengannya di bawah Bait Suci kedua. Mereka me-
miliki kitab Perjanjian Lama yang lengkap, dan yang lebih baik
dibandingkan Urim dan Tumim. Dan, sebab tiadanya sarana untuk
mengetahui sabda Tuhan itu, maka mereka diajar untuk menantikan
Mesias, Sang Sabda Agung, di mana Urim dan Tumim hanya menjadi
Kitab Ezra 2:1-35
619
perlambangnya. Tidak terlihat juga bahwa di dalam Bait Suci kedua
ada tabut Tuhan , entah yang lama ataupun yang baru. Gambaran dan
bayangan itu lenyap perlahan-lahan, begitu wujudnya datang
mendekat. Dan Tuhan , melalui seorang nabi, menyatakan kepada
umat-Nya bahwa mereka tidak akan menderita kerugian sebab
tiadanya tabut Tuhan (Yer. 3:16-17). Pada masa itu, ketika Yerusalem
akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke
sana, maka orang tidak lagi akan berbicara tentang tabut perjanjian
TUHAN. Itu tidak lagi akan timbul dalam hati, sebab mereka akan
baik-baik saja tanpa tabut itu.
Kembalinya Orang-orang Buangan
(2:64-70)
64 Seluruh jemaah itu bersama-sama ada empat puluh dua ribu tiga ratus enam puluh
orang, 65 selain dari budak mereka laki-laki dan wanita yang berjumlah tujuh ribu
tiga ratus tiga puluh tujuh orang. Pada mereka ada dua ratus penyanyi laki-laki dan
wanita . 66 Mereka mempunyai tujuh ratus tiga puluh enam ekor kuda, dua ratus
empat puluh lima ekor bagal, 67 empat ratus tiga puluh lima ekor unta, dan enam ribu
tujuh ratus dua puluh ekor keledai. 68 Beberapa kepala kaum keluarga, tatkala datang ke
rumah TUHAN yang di Yerusalem, mempersembahkan persembahan sukarela guna pem-
bangunan rumah Tuhan pada tempatnya semula. 69 Mereka memberi sumbangan sekadar
kemampuan mereka untuk perbendaharaan guna pekerjaan itu sebanyak enam puluh
satu ribu dirham emas, lima ribu mina perak dan seratus helai kemeja imam. 70 Adapun
para imam dan orang-orang Lewi, dan juga sebagian dari rakyat, serta para penyanyi,
para penunggu pintu gerbang dan para budak di bait Tuhan menetap di kota-kota mereka,
demikian juga semua orang Israel yang lain, masing-masing di kota-kotanya sendiri.
Di dalam perikop ini diceritakan tentang,
I. Jumlah seluruh rombongan yang kembali dari Babel. Jumlah-jumlah khusus
yang disebutkan sebelumnya tidak mencapai tiga puluh ribu orang (hanya
29.818 orang), jadi ada lebih dari dua belas ribu orang yang tidak termasuk
jumlah itu. Ada kemungkinan bahwa mereka ini yaitu orang-orang yang
tersisa dari suku-suku Israel, selain suku Yehuda dan Benyamin, yang tidak
dapat mengatakan dari keluarga atau kota apa mereka berasal, selain bahwa
mereka yaitu orang Israel, dan dari suku apa. Nah,
1. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat jumlah orang yang diangkut sebagai
tawanan ke Babel oleh Nebukadnezar. Dengan demikian, seperti halnya
di Mesir, masa penderitaan mereka menjadi masa pertambahan jumlah
mereka.
2. Jumlah ini hanyalah sedikit untuk mulai membentuk bangsa. Namun
demikian, berkat janji yang telah diberikan kepada para bapa leluhur
620
mereka, jumlah mereka menjadi begitu berlipat ganda sebelum
kehancuran mereka yang terakhir oleh orang Romawi, sekitar lima ratus
tahun kemudian, hingga mereka pun menjadi umat yang sangat banyak.
Ketika Tuhan berfirman, “Beranakcuculah dan bertambah banyak,” maka
yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar .
II. Rombongan mereka. Kedudukan mereka sendiri sedikit lebih tinggi dibandingkan
hamba, dan oleh sebab itu tidaklah heran apabila jumlah budak mereka
terbilang sedikit saja (ay. 65), dan jumlah hewan pengangkut mereka kurang
lebih sama (ay. 66-67). Keadaan mereka sekarang tidaklah seperti dulu.
Akan namun , di sini dicatat tentang dua ratus penyanyi laki-laki dan
wanita yang ada bersama mereka. Bisa kita duga bahwa mereka ini
dipakai seperti di dalam 2 Tawarikh 35:25, untuk menyanyikan syair-syair
ratapan, sebab sudah dinubuatkan bahwa pada kesempatan ini mereka
akan berjalan sambil menangis (Yer. 50:4), dengan menyanyikan kidung-
kidung ratapan.
III. Persembahan-persembahan mereka. Dikatakan (ay. 68-69),
1. Bahwa mereka datang ke rumah TUHAN yang di Yerusalem. Namun
demikian, rumah itu, rumah yang kudus dan indah itu, sekarang sudah
menjadi reruntuhan, tumpukan puing. Akan namun , seperti yang
diperbuat oleh Abraham bapa leluhur mereka, ketika mezbah sudah
tidak ada lagi, mereka datang beribadah ke tempat mezbah yang dibuat
dahulu (Kej. 13:4). Sudah menjadi watak anak-anak Sion yang sejati
bahwa mereka bahkan merasa kasihan akan debu Sion (Mzm. 102:15).
2. Bahwa mereka memberikan persembahan dengan sukarela demi
pembangunan rumah Tuhan pada tempatnya semula. Itulah, sepertinya,
rumah Tuhan yang pertama yang mereka katakan hendak mereka dirikan.
Dan meskipun mereka baru melakukan perjalanan jauh, dan hendak
memulai kehidupan baru (dua hal yang menuntut biaya besar), namun
mereka tetap memberikan persembahan, dan mempersembahkannya de-
ngan sukarela, demi membangun rumah Tuhan . Maka dari itu, janganlah
ada yang mengeluh tentang pengeluaran yang memang diperlukan dalam
hidup beragama, namun hendaklah mereka percaya bahwa ketika
memeriksa neraca keuangan, mereka akan mendapati bahwa semua
biaya dapat tertutupi. Persembahan mereka bukanlah apa-apa bila
dibandingkan dengan persembahan yang diberikan oleh para pemimpin
pada masa pemerintahan Daud. Pada masa itu, orang-orang memberikan
persembahan dalam bentuk talenta emas (1Taw. 29:7), sedang
Kitab Ezra 2:1-35
621
sekarang dalam bentuk dirham emas. Namun demikian, dirham-dirham
ini, sebab sesuai dengan kemampuan mereka, berkenan juga pada Tuhan
sebagaimana talenta-talenta emas itu, seperti halnya dua peser yang
diberikan oleh seorang janda miskin. Menurut perhitungan sekarang,
61.000 dirham emas itu setara dengan 500 kg emas, dan peraknya seberat
2.800 kg. Tampak bahwa Tuhan telah memberkati mereka dengan mening-
katkan kekayaan mereka, dan juga jumlah mereka, di Babel. Dan, sesuai
dengan rezeki yang telah mereka terima dari Tuhan , demikianlah mereka
memberikan persembahan dengan riang hati untuk keperluan ibadah di
rumah-Nya.
3. Bahwa mereka menetap di kota-kota mereka (ay. 70). Walaupun kota-
kota mereka belum diperbaiki, namun sebab itu yaitu kota-kota
mereka sendiri, sebagaimana yang telah ditetapkan Tuhan bagi mereka,
maka mereka berpuas hati untuk tinggal di dalamnya. Mereka
mensyukuri kemerdekaan dan lahan yang mereka peroleh, meskipun
pada mereka tidak ada kemegahan, kelimpahan, atau kekuasaan.
Kemiskinan mereka memang merupakan penyebab yang buruk, namun
persatuan dan kebulatan suara mereka merupakan dampak yang baik
darinya. Di sini ada cukup banyak tempat bagi mereka semua berikut
seluruh harta benda mereka. Dengan demikian, tidak ada perselisihan di
antara mereka. Sebaliknya, yang ada hanyalah keselarasan yang
sempurna, suatu pertanda yang penuh berkat bahwa mereka akan diam
dengan tenteram, sama seperti perselisihan mereka di kemudian hari
menjadi pertanda kehancuran mereka.
PASAL 3
alam penutup pasal sebelumnya kita meninggalkan Israel di dalam kota-
kota mereka, namun dapat kita bayangkan betapa buruknya keadaan
mereka di sana, tanahnya tidak terolah, kota-kotanya menjadi reruntuhan, dan
semuanya rusak. Namun di sini kita mendapati sebuah penjelasan tentang
perhatian yang sejak awal mereka berikan untuk menegakkan kembali agama di
antara mereka. Demikianlah mereka meletakkan dasar yang baik, dan memulai
pekerjaan mereka dari titik yang benar.
I. Mereka mendirikan sebuah mezbah, dan mempersembahkan korban di
atasnya, menjalankan perayaan-perayaan, dan memberikan sumbangan
untuk membangun kembali Bait Suci (ay. 1-7).
II. Mereka meletakkan dasar Bait Suci dengan sukacita bercampur
kesedihan (ay. 8-13). Ini merupakan hari peristiwa-peristiwa yang
kecil, yang tidak boleh dipandang hina (Za. 4:10).
Diperbaharuinya Korban-korban Persembahan
(3:1-7)
1 Ketika tiba bulan yang ketujuh, setelah orang Israel menetap di kota-kotanya, maka
serentak berkumpullah seluruh rakyat di Yerusalem. 2 Maka mulailah Yesua bin Yozadak
beserta saudara-saudaranya, para imam itu, dan Zerubabel bin Sealtiel beserta saudara-
saudaranya membangun mezbah Tuhan Israel untuk mempersembahkan korban bakaran
di atasnya, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Taurat Musa, abdi Tuhan . 3 Mereka
mendirikan mezbah itu di tempatnya semula, sungguhpun mereka ketakutan terhadap
penduduk negeri, lalu mereka mempersembahkan di atasnya korban bakaran kepada
TUHAN, korban bakaran waktu pagi dan waktu petang.
4 Mereka juga mengadakan hari raya Pondok Daun, sesuai dengan yang ada tertulis, dan
mempersembahkan korban bakaran hari demi hari menurut jumlah yang sesuai dengan
peraturan, yaitu setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu. 5 Dan sejak itu
diadakanlah korban bakaran yang tetap, juga korban bakaran pada bulan baru dan pada
setiap hari raya yang kudus bagi TUHAN, dan setiap kali orang mempersembahkan
persembahan sukarela kepada TUHAN. 6 Sejak hari pertama bulan yang ketujuh mereka
mulai mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, namun dasar Bait Suci TUHAN
belum juga diletakkan. 7 Lalu mereka memberikan uang kepada tukang batu dan tukang
D
624
kayu, sedang kepada orang Sidon dan Tirus makanan dan minuman dan minyak, supaya
orang-orang itu membawa kayu aras dari Libanon sampai ke laut dekat Yafo, seperti yang
telah diizinkan kepada mereka oleh Koresh, raja negeri Persia.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Kumpulan jemaah orang Israel yang telah kembali di Yerusalem, pada bulan
yang ketujuh (ay. 1). Kita dapat menduga bahwa mereka datang dari Babel
pada musim semi, dan harus menempuh paling sedikit empat bulan
perjalanan, sebab demikianlah lamanya waktu yang dibutuhkan Ezra dan
rombongannya untuk datang (7:9). Oleh sebab itu, bulan ketujuh pun segera
tiba, di mana banyak hari raya TUHAN harus diperingati. Mereka pada saat
itu berkumpul bersama di Yerusalem lebih berdasarkan kesepakatan di
antara mereka sendiri, dan bukan berdasarkan perintah dari atasan. Mereka
baru saja kembali ke kota-kota mereka, dan ada setumpuk pekerjaan yang
harus dikerjakan tangan mereka di sana, untuk memenuhi kebutuhan bagi
diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Hal ini bisa saja mereka jadikan
alasan untuk tidak datang ke mezbah Tuhan sampai semuanya sudah beres,
seperti banyak orang yang dengan bodoh menunda-nunda waktu untuk
bersekutu dengan Tuhan sebelum mereka hidup tenang di dunia. Namun
demikian, begitu besar semangat mereka bagi agama, sebab sekarang
mereka baru saja mengalami hajaran akibat ketidaksalehan mereka, hingga
mereka meninggalkan semua urusan mereka di kota mereka, untuk datang
ke mezbah Tuhan . Dan anehnya, dalam samangat kesalehan ini mereka semua
sehati dan sepikiran, mereka datang sebagai satu kumpulan. Hendaklah
urusan duniawi ditunda demi urusan keagamaan, maka urusan duniawi itu
akan berhasil dengan lebih baik.
II. Perhatian yang diberikan oleh para pemimpin mereka untuk mem-
persiapkan mezbah bagi ibadah mereka.
1. Yesua beserta saudara-saudaranya para imam, dan Zerubabel beserta
saudara-saudaranya para pemimpin, membangun mezbah Tuhan Israel (ay.
2) di tempat yang sama (sepertinya) di mana mezbah itu dahulu berdiri,
di tempatnya semula (ay. 3). Uskup Patrick mengamati bahwa sebelum
Bait Suci dibangun, sepertinya sudah ada sebuah kemah suci yang
dipasang untuk pelaksanaan ibadah, seperti yang ada pada masa Daud,
bukan di gunung Moria melainkan di gunung Sion (1Taw. 9:23). Oleh
sebab itu, ia menduga bahwa mezbah ini didirikan di sana untuk dipakai
sementara Bait Suci sedang dibangun. Marilah kita belajar dari sini,
Kitab Ezra 3:1-7
625
(1) Untuk memulai bersama Tuhan . Semakin sulit dan mendesak masalah
kita, semakin kita berkepentingan untuk melibatkan Dia bersama
kita dalam semua jalan hidup kita. Kalau kita berharap untuk
dipimpin oleh sabda-Nya, hendaklah Dia dihormati dengan korban
persembahan kita.
(2) Untuk melakukan apa yang dapat kita lakukan dalam menyembah
Tuhan ketika kita tidak dapat melakukan apa yang kita inginkan.
Mereka tidak dapat memiliki Bait Suci dengan segera, namun mereka
tidak mau tanpa mezbah. Abraham, ke mana pun dia
pergi, membangun sebuah mezbah. Dan ke mana pun kita pergi,
kendati kita mungkin tidak memiliki kandil pemberitaan firman dan
roti sajian perjamuan kudus, namun, jika kita tidak membawa
korban doa dan pujian, maka kita belum menjalankan kewajiban
kita, sebab kita memiliki mezbah yang selalu siap untuk
menguduskan persembahan.
2. Amatilah alasan yang diberikan di sini mengapa mereka bergegas untuk
mendirikan mezbah: Sungguhpun mereka ketakutan terhadap penduduk
negeri. Mereka tinggal di tengah-tengah para musuh yang berniat jahat
kepada mereka dan agama mereka, dan yang bukan tandingan mereka.
Dan,
(1) Kendati mereka merasa demikian, mereka tetap membangun
mezbah (demikian sebagian penafsir membacanya). Mereka tidak
ingin dibuat takut dalam beribadah oleh perlawanan yang mungkin
akan mereka jumpai di dalamnya. Jangan pernah biarkan ketakutan
terhadap manusia membawa kita masuk ke dalam jerat ini.
(2) sebab mereka merasa demikian, maka mereka mendirikan mezbah.
Ketakutan akan bahaya haruslah mendorong kita untuk melakukan
kewajiban kita. Adakah kita memiliki banyak musuh? Maka sungguh
baik menjadikan Tuhan sebagai sahabat kita dan menjaga hubungan
kita dengan Dia. Kita harus memanfaatkan ketakutan kita dengan
baik seperti ini. Kita harus digerakkan untuk berlutut dan berdoa
oleh ketakutan tersebut. Bahkan Saul akan menganggap dirinya
celaka jika musuh dapat mendatanginya sebelum dia memohonkan
belas kasihan Tuhan (1Sam. 13:12).
III. Korban-korban yang mereka persembahkan di atas mezbah. Mezbah itu
didirikan untuk digunakan, maka mereka pun menggunakannya
626
sebagaimana mestinya. Janganlah orang-orang yang memiliki mezbah
menelantarkannya.
1. Mereka mulai sejak hari pertama bulan yang ketujuh (ay. 6). Tidak
tampak bahwa ada api dari sorga bagi mereka untuk mulai, seperti yang
ada pada Musa dan Salomo. namun api biasa sudah cukup bagi mereka,
seperti halnya bagi para bapa leluhur mereka.
2. Setelah mulai, mereka mengadakan korban bakaran yang tetap (ay. 5),
waktu pagi dan waktu petang (ay. 3). Mereka sudah mengetahui, melalui
pengalaman yang menyedihkan, bagaimana rasanya ketika tidak ada
korban sehari-hari untuk dipersembahkan dalam doa mereka sehari-
hari. Maka ketika sekarang korban itu diadakan kembali, mereka pun
bertekad untuk tidak melewatkannya lagi. Domba yang dikorbankan
setiap hari melambangkan Anak Domba Tuhan , yang kebenaran-Nya harus
menjadi sumber keyakinan dalam setiap doa kita.
3. Mereka merayakan semua hari raya bagi TUHAN, dan memper-
sembahkan korban-korban yang ditetapkan untuk tiap-tiap hari raya itu,
dan khususnya hari raya Pondok Daun (ay. 4-5). Sekarang sebab mereka
telah menerima belas kasih yang demikian besar dari Tuhan , maka hari
raya yang penuh sukacita itu secara istimewa dirayakan pada waktu
yang tepat. Dan sebab sekarang mereka mulai menetap di kota-kota
mereka, maka sudah pada tempatnya untuk mengingatkan mereka akan
nenek moyang mereka yang tinggal di dalam kemah di padang gurun.
Hari raya yang secara khusus merujuk pada zaman Injil itu juga (seperti
tampak dalam Za. 14:18), secara istimewa dibuat menjadi hari yang
penting, sebab sekarang zaman Injil itu sudah semakin dekat. Tentang
ibadah-ibadah pada hari raya ini, yang berlangsung selama tujuh hari
dan memiliki korban-korban yang ditetapkan secara khusus, dikatakan
bahwa mereka melakukannya menurut yang ditetapkan untuk hari
itu (lih. Bil. 29:13, 17, dst.). Verbum die in die suo – firman, atau perkara,
hari itu yaitu untuk hari itu (demikian dalam bahasa aslinya), sebuah
ungkapan yang telah menjadi pepatah bagi orang-orang yang telah mem-
biasakan diri menggunakan bahasa Kitab Suci. Jika hari raya Pondok
Daun yaitu perlambang dari perilaku Injili, dalam arti bahwa kita harus
terus-menerus disapih dari dunia dan bersukacita di dalam Tuhan , maka
kita dapat menyimpulkan bahwa kita semua berkepentingan untuk
melakukan pekerjaan hari itu pada hari itu, menurut yang ditetapkan
untuk hari itu, yaitu,
Kitab Ezra 3:1-7
627
(1) Kita harus memanfaatkan waktu, dengan mencari suatu pekerjaan
untuk dilakukan setiap hari yang akan menghasilkan sesuatu yang
baik.
(2) Kita harus memanfaatkan kesempatan, dengan menyesuaikan diri
dengan apa yang menjadi pekerjaan yang semestinya pada hari ini.
Segala sesuatu indah pada waktunya. Hari kesepuluh dari bulan ini
yaitu hari pendamaian, suatu hari yang khidmat, dan sungguh tepat
pada waktunya sekarang. Besar kemungkinan bahwa mereka menja-
lankan ibadah pada hari itu, namun hal itu tidak disebutkan, dan
memang dalam seluruh Perjanjian Lama saya tidak ingat pernah
disebutkan sedikit pun tentang pelaksanaan ibadah pada hari itu.
Seolah-olah sudah cukup bahwa kita memiliki hukumnya dalam
Imamat 16, dan penggenapan Injilnya, yang merupakan maksud
utamanya, dalam Perjanjian Baru.
4. Mereka mempersembahkan persembahan sukarela (ay. 5). Hukum
Taurat menuntut banyak, namun mereka membawa lebih banyak. Sebab,
kendati mereka hanya memiliki sedikit harta untuk membiayai korban
persembahan mereka, namun mereka mempunyai semangat yang besar.
Dan, dapat kita duga, mereka menghemat makanan di meja mereka sendiri
supaya dapat menyediakan makanan berlimpah di atas mezbah Tuhan .
Berbahagialah orang-orang yang membawa keluar api yang kudus seperti
ini bersama mereka dari dapur api kesengsaraan.
IV. Persiapan yang mereka buat untuk membangun Bait Suci (ay. 7). Hal ini
mereka lakukan dengan segera. Sebab, selagi kita melakukan apa yang dapat
kita lakukan, kita harus tetap berusaha berbuat lebih banyak dan lebih baik.
Tirus dan Sidon sekarang, seperti dulu, pasti melengkapi mereka dengan
para pekerja, dan Libanon dengan kayu, dan perintah untuk keduanya
mereka dapatkan dari Koresh. Apabila Tuhan memanggil kita untuk melaku-
kan suatu tugas, kita dapat bergantung pada penyelenggaraan-Nya untuk
melengkapi kita dalam melakukan tugas itu.
Peletakan Dasar Bait Suci
(3:8-13)
8 Pada tahun yang kedua sesudah mereka sampai ke rumah Tuhan di Yerusalem, dalam
bulan yang kedua, maka Zerubabel bin Sealtiel dan Yesua bin Yozadak beserta saudara-
saudara mereka yang lain, yaitu para imam dan orang-orang Lewi, dan semua orang yang
pulang ke Yerusalem dari tempat tawanan memulai pekerjaan itu. Mereka menugaskan
orang-orang Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas untuk mengawasi pekerjaan
628
membangun rumah TUHAN. 9 Lalu Yesua serta anak-anak dan saudara-saudaranya dan
Kadmiel serta anak-anaknya, orang-orang Yehuda bersama-sama bertindak mengawasi
orang-orang yang melakukan pekerjaan membangun rumah Tuhan . Demikian juga bani
Henadad, anak-anak dan saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi itu. 10 Pada waktu
dasar Bait Suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para
imam dengan memakai pakaian jabatan dan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani
Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud,
raja Israel. 11 Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian
dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada
Israel!” Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN,
oleh sebab dasar rumah TUHAN telah diletakkan. 12 namun banyak di antara para imam,
orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat
rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini
dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara
nyaring sebab kegirangan. 13 Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-
sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, sebab rakyat bersorak-sorai dengan
suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh.
Tidak ada pertengkaran di antara orang-orang Yahudi yang kembali apakah
mereka harus membangun Bait Suci atau tidak. Hal tersebut langsung
diputuskan, dan pembangunan Bait Suci harus diselesaikan secepat mungkin.
Penghiburan apakah yang bisa mereka dapatkan di negeri mereka sendiri
seandainya mereka tidak memiliki tanda kehadiran Tuhan bersama mereka itu,
dan jika nama-Nya tidak ditegakkan di antara mereka? Oleh sebab itu, kita di
sini mendapati sebuah penjelasan tentang permulaan dari pekerjaan yang baik
itu. Amatilah,
I. Kapan pembangunan itu dimulai. Dalam bulan kedua pada tahun yang
kedua, yaitu segera setelah tiba waktu yang tepat pada tahun itu (ay. 8), dan
ketika mereka telah mengakhiri upacara-upacara paskah. Mereka
menghabiskan waktu setengah tahun lebih sedikit untuk membuat
persiapan lahan dan bahan-bahannya. Betapa hati mereka terpatri pada
pembangunan Bait Suci itu. Perhatikanlah, ketika suatu pekerjaan baik harus
dilakukan, berhikmatlah bagi kita untuk memulainya dengan segera, dan
untuk tidak membuang-buang waktu, bahkan, sekalipun kita sudah dapat
melihat kesukaran dan perlawanan yang akan muncul di dalamnya. Dengan
demikian, kita menggiatkan diri kita untuk melakukan pekerjaan tersebut,
dan melibatkan Tuhan untuk bekerja bagi kita. Permulaan yang baik,
demikian kita berkata, yaitu setengah jalan menuju akhir.
II. Siapa yang memulainya – Zerubabel dan Yesua, serta saudara-saudara
mereka. Pekerjaan Tuhan akan berjalan dengan baik apabila para pejabat,
para hamba Tuhan, dan umat mengerjakannya dengan sepenuh hati, dan
sepakat di tempat mereka masing-masing untuk memajukan pekerjaan itu.
Kitab Ezra 3:1-7
629
Tuhan -lah yang memberi mereka kesatuan hati untuk pekerjaan ini, dan itu
suatu pertanda baik.
III. Siapa saja yang dipakai untuk melancarkan pekerjaan itu. Mereka
menugaskan orang-orang Lewi untuk mengawasi pekerjaan (ay. 8), dan
orang-orang Lewi itu melakukannya dengan mengawasi orang-orang yang
melakukan pekerjaan (ay. 9), dan menguatkan tangan mereka dengan
perkataan yang baik dan menghibur. Perhatikanlah, orang-orang yang
sendirinya tidak bekerja, dapat melakukan pelayanan yang baik dengan
menyemangati dan menguatkan mereka yang bekerja.
IV. Bagaimana Tuhan dipuji pada peletakan dasar Bait Suci itu (ay. 10-11). Para
imam dengan nafiri menurut petunjuk Musa, dan orang-orang Lewi dengan
ceracap menurut petunjuk Daud, membentuk sebuah pagelaran musik.
Bukan untuk mengenakkan telinga, namun untuk membantu menyanyikan
kidung pujian abadi yang tidak akan pernah lekang oleh waktu itu, dan yang
harus dinyanyikan oleh mulut kita dengan nada tidak sumbang. Tuhan itu
baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Ini juga merupakan
nyanyian pokok dari Mazmur 136. Hendaklah semua aliran belas kasihan
ditelusuri hingga ke sumbernya. Apa pun keadaan kita, dan betapa pun
banyaknya kesedihan dan ketakutan kita, hendaklah diakui bahwa Tuhan itu
baik. Dan, jika hal-hal lain gagal, belas kasihan-Nya tidak pernah gagal.
Hendaklah kidung ini dinyanyikan dengan menerapkannya pada sesuatu,
seperti di sini. Belas kasihan-Nya tidak hanya berlangsung untuk selama-
lamanya, namun juga berlangsung untuk selama-lamanya kepada Israel, Israel
ketika menjadi tawanan di negeri asing dan menjadi orang asing di negeri
mereka sendiri. Bagaimana pun keadaannya, sesungguhnya Tuhan itu baik
bagi Israel (Mzm. 73:1, KJV), baik bagi kita. Hendaklah dihidupkannya
kembali kepentingan-kepentingan jemaat, ketika segala kepentingan itu
tampak sudah mati, dipandang terjadi berkat kelangsungan kasih setia Tuhan
untuk selama-lamanya, sebab itulah alasan mengapa jemaat dapat terus
berlangsung.
V. Bagaimana umat tergerak hatinya. Perpaduan yang luar biasa dari berbagai
macam perasaan tampak dalam kesempatan ini. Ada perasaan yang berbeda-
beda di antara umat Tuhan , dan setiap orang mengungkapkan isi hatinya
menurut apa yang dirasakannya. Namun demikian, tidak ada perselisihan di
antara mereka, dan hubungan mereka satu dengan yang lain tidak menjadi
renggang, tidak pula kepentingan bersama dihambat olehnya.
630
1. Orang-orang yang hanya mengalami kesengsaraan sewaktu tidak
memiliki Bait Suci sama sekali, memuji TUHAN dengan sorak-sorai
sukacita ketika mereka melihat dasar Bait Suci diletakkan (ay. 11). Bagi
mereka, bahkan dasar ini saja sudah tampak besar, dan rasanya seperti
hidup dari antara orang mati. Bagi jiwa mereka yang lapar, bahkan hal
ini terasa manis. Mereka bersorak-sorai dengan suara nyaring, sehingga
bunyinya kedengaran sampai jauh. Perhatikanlah, kita harus bersyukur
atas permulaan-permulaan kasih setia, kendati kita belum sampai pada
kesempurnaannya. Dan dasar dari sebuah Bait Suci, setelah lama
terbengkalai, tidak bisa tidak pasti menjadi sumber sukacita bagi setiap
orang Israel yang setia.
2. Orang-orang yang mengingat kemuliaan dari Bait Suci pertama yang
dibangun oleh Salomo, dan menyadari betapa Bait Suci yang kedua ini
sepertinya akan lebih rendah dibandingkan yang pertama, mungkin dalam
ukurannya, dan pasti dalam keagungan dan kemewahannya, menangis
dengan suara nyaring (ay. 12). Jika kita menghitung masa pembuangan
itu dengan pembuangan yang pertama, dari tahun keempat peme-
rintahan Yoyakim, maka sudah sekitar 52 tahun berlalu sejak Bait Suci
dibakar. Jika kita menghitungnya dari pembuangan Yekhonya, maka 59
tahun telah berlalu. Dengan demikian, banyak orang yang hidup
sekarang mungkin dapat mengingat ketika Bait Suci yang pertama masih
berdiri. Dan sungguh merupakan kasih setia yang besar bagi para
tawanan bahwa begitu banyak imam dan orang Lewi di antara mereka
diperpanjang hidupnya. Dengan demikian, para imam dan orang Lewi itu
dapat memberi tahu umat apa yang mereka sendiri ingat tentang
kemuliaan Yerusalem, untuk menggugah semangat umat dalam
perjalanan mereka kembali. Para imam dan orang Lewi ini meratapi
perbandingan jauh antara Bait Suci yang sekarang dengan yang
sebelumnya. Dan,
(1) Ada suatu alasan untuk tindakan mereka itu. Dan jika mereka
mengalirkan air mata mereka ke dalam saluran yang benar, dan
meratapi dosa yang menjadi penyebab dari perubahan yang
menyedihkan ini, maka mereka berbuat benar. Dosa menodai
kemuliaan suatu jemaat atau umat, dan, ketika mereka mendapati
diri mereka menyusut dan menjadi rendah, maka dosalah yang patut
disalahkan.
(2) Namun demikian, yang menjadi kelemahan para imam dan orang
Lewi yaitu bahwa mereka mencampuradukkan air mata itu dengan
kegembiraan semua orang, sehingga merusak kegembiraan itu.
Kitab Ezra 3:1-7
631
Mereka memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, dan
tidak bersyukur atas kebaikan yang telah mereka nikmati, sebab
kebaikan itu tidak sebesar yang pernah dinikmati oleh nenek
moyang mereka, kendati kebaikan itu jauh lebih besar dibandingkan yang
patut mereka terima. Dalam paduan suara kegembiraan bersama,
janganlah kita menjadi dawai yang bernada sumbang. Tindakan
mereka yang mengecilkan hati umat itu semakin diperparah sebab
mereka yaitu para imam dan orang Lewi. Mereka seharusnya tahu
dan mengajar orang lain bagaimana harus bersikap di bawah
penyelenggaraan ilahi yang berbagai macam, dan bukannya mem-
biarkan ingatan akan segala penderitaan yang telah lalu
menenggelamkan rasa syukur atas kasih setia yang sekarang.
Kesedihan yang bercampur dengan kegembiraan di sini merupakan
gambaran dari dunia ini. Sebagian orang sedang mandi di dalam
sungai sukacita, sementara sebagian yang lain tenggelam di dalam
banjir air mata. Di sorga kelak semuanya akan bernyanyi, dan tak
satu pun yang berkeluh kesah. sedang di dalam neraka semuanya
akan menangis dan meratap, dan tak satu pun yang bergembira.
Namun di sini di atas bumi, kita hampir tidak dapat membedakan
mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis. Marilah
kita belajar untuk bersukacita dengan orang yang bersukacita dan
menangis dengan orang yang menangis, dan kita sendiri untuk
bergembira seolah-olah tidak bergembira, dan menangis seolah-olah
tidak menangis.
PASAL 4
ekerjaan baik untuk membangun kembali Bait Suci begitu dimulai langsung
menghadapi perlawanan dari orang-orang yang berniat jahat terhadapnya.
Orang Samaria yaitu musuh bagi orang Yahudi dan agama mereka, dan orang
Sam