tawarikh ester 26

Kamis, 30 Januari 2025

tawarikh ester 26



 , ahli kitab itu. 

Pada perikop ini kita mendapati nama-nama, dan sedikit saja keterangan di 

samping nama-nama, dari banyak imam dan orang Lewi yang terkemuka pada 

zaman mereka, di antara orang-orang Yahudi yang kembali pulang. Tidak 

diberitahukan mengapa daftar ini perlu dimasukkan di sini oleh Nehemia, 

kemungkinan untuk tetap mengingat orang-orang baik tersebut, supaya 

keturunan yang akan datang tahu kepada siapa mereka berutang budi, di bawah 

Tuhan , atas keadaan yang membahagiakan dengan dihidupkannya dan ditegak-

kannya kembali agama di antara mereka. Demikian pula halnya, kita harus turut 

memberikan sumbangsih bagi penggenapan janji ini (Mzm. 112:6), bahwa orang 

benar itu akan diingat selama-lamanya. Kiranya ingatan akan orang benar 

membawa berkat dan tetap abadi. Utang budi yang masih harus kita bayar 

kepada hamba-hamba Tuhan yang setia yaitu  mengingat pemimpin-pemimpin 

kita, yang telah menyampaikan firman Tuhan  kepada kita (Ibr. 13:7). Ada juga 

kemungkinan bahwa daftar itu dimaksudkan untuk menggugah keturunan 

mereka, yang meneruskan mereka dalam tugas sebagai imam dan yang mewarisi 

martabat serta kedudukan mereka, agar keturunan mereka itu meneladani 

keberanian dan kesetiaan mereka. Sungguh baik mengetahui siapakah nenek 

moyang dan para pendahulu kita yang saleh, supaya dengan begitu kita dapat 

belajar menjadi orang yang sepatutnya. Kita mendapati di sini, 

1. Nama para imam dan orang-orang Lewi yang berangkat pulang bersama 

rombongan pertama dari Babel, ketika Yesua menjabat sebagai imam besar. 

Nama Yeremia dan Ezra disebutkan bersama rombongan pertama (ay. 1), 

namun  diduga bahwa mereka bukanlah Nabi Yeremia ataupun Ezra sang ahli 

kitab. Kemasyhuran Nabi Yeremia berlangsung jauh sebelumnya, dan 

kemasyhuran Ezra beberapa waktu sesudahnya, meski keduanya sama-sama 

imam. Tentang salah satu orang Lewi itu, dikatakan (ay. 8) bahwa dia 

memimpin nyanyian syukur, yang artinya dipercayai untuk memastikan 

supaya mazmur, yaitu mazmur-mazmur ucapan syukur, senantiasa 

dinyanyikan di Bait Suci pada waktu dan dengan cara yang semestinya. 

Kitab Nehemia 12:1-26 

 

877 

Orang-orang Lewi bertugas sesuai giliran mereka, sambil menyemangati 

satu sama lain sebagai saudara, sesama pekerja, dan sesama prajurit. 

2. Pergantian imam-imam besar selama masa pemerintahan Persia, mulai dari 

Yesua (atau Yesus) yang menjadi imam besar pada masa pembangunan 

kembali kota Yerusalem, hingga Yadua (atau Yadus) yang menjadi imam 

besar ketika Aleksander Agung datang ke Yerusalem setelah penaklukan 

Tirus. Ketika tiba di Yerusalem, Aleksander Agung memberikan 

penghormatan yang besar kepada Imam Yadus ini, yang menjumpai dirinya 

dalam jubah imamnya. Dan kemudian Yadus menunjukkan kepadanya 

nubuatan Daniel, yang menubuatkan penaklukan-penaklukan yang dibuat 

oleh Aleksander. 

3. Angkatan imam selanjutnya, yang merupakan para kepala kaum, dan yang 

giat bekerja pada zaman Yoyakim, anak-anak dari rombongan pertama. 

Perhatikanlah, beralasan bagi kita untuk mengakui perkenanan dan 

perhatian Tuhan  kepada jemaat-Nya, sebab ketika satu angkatan hamba 

Tuhan berlalu, datanglah angkatan yang lain. Semua orang yang disebutkan 

pada ayat 1 dan seterusnya itu, sebagai orang-orang yang terkemuka pada 

zaman mereka, disebutkan kembali pada ayat 12 dan seterusnya, meskipun 

dengan sedikit banyak perbedaan pada sejumlah nama, kecuali dua orang, 

yang mempunyai anak-anak yang sama terkemukanya pada zaman mereka. 

Ini merupakan suatu contoh yang langka, bahwa dua puluh bapa leluhur 

yang baik meninggalkan dua puluh anak yang baik pula (sebab sebanyak 

itulah jumlah orang itu di sini) yang menggantikan tempat mereka. 

4. Angkatan orang Lewi selanjutnya, atau lebih tepatnya angkatan yang 

terkemudian. Sebab para imam yang tadi disebutkan berkembang pesat 

pada zaman Imam Besar Yoyakim, sedang  orang-orang Lewi ini pada 

zaman Elyasib (ay. 22). Barangkali pada masa itu keluarga-keluarga imam 

yang telah disebutkan sebelumnya mulai merosot, dan angkatan ketiga dari 

mereka tidak sebaik dua angkatan sebelumnya. Namun, pekerjaan Tuhan  

tidak akan pernah gagal hanya sebab  kurangnya alat. Kemudian bangkitlah 

satu angkatan orang Lewi, para kepala kaum keluarga yang tercatat (ay. 22), 

dan yang sangat berguna bagi kepentingan-kepentingan jemaat. Dan 

pelayanan mereka tidaklah menjadi kurang berkenan pada Tuhan  ataupun 

umat-Nya hanya sebab  mereka orang Lewi biasa, hamba-hamba Tuhan dari 

tingkatan yang lebih rendah. Oleh sebab  imam besar Elyasib bersekutu 

dengan Tobia (13:4), maka para imam lain menjadi semakin lalai. namun  

kemudian orang-orang Lewi itu tampil lebih giat, seperti yang terlihat 

melalui hal ini, bahwa mereka yang sekarang ditugaskan untuk menguraikan 

Kitab Suci (8:8) dan berdoa (9:4-5) semuanya yaitu  orang Lewi, bukan 


 

878 

imam-imam, sebab  kecakapan pribadi mereka lebih diperhitungkan 

dibandingkan  kedudukan mereka. Sebagian dari orang-orang Lewi ini yaitu  

para penyanyi (ay. 24), untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur, 

sementara sebagian yang lainnya yaitu  penunggu pintu gerbang (ay. 25), 

yang mengadakan penjagaan di gudang-gudang perlengkapan pada pintu-

pintu gerbang, dan kedua-duanya sesuai dengan perintah Daud. 

Penahbisan Tembok Yerusalem 

(12:27-43) 

27 Pada pentahbisan tembok Yerusalem orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat 

mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan pentahbisan yang meriah dengan 

ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus dan kecapi. 28 Maka berkumpullah 

kaum penyanyi dari daerah sekitar Yerusalem, dari desa-desa orang Netofa, 29 dari Bet-

Gilgal, dari padang Geba dan Asmawet, sebab  para penyanyi itu telah mendirikan desa-

desa sekitar Yerusalem. 30 Para imam dan orang-orang Lewi mentahirkan dirinya, lalu 

mentahirkan seluruh umat itu, dan kemudian pintu-pintu gerbang dan tembok. 31 Lalu 

aku mempersilakan para pemimpin orang Yehuda naik ke atas tembok dan kubentuk dua 

paduan suara yang besar. Yang satu berarak ke kanan di atas tembok ke jurusan pintu 

gerbang Sampah. 32 Di belakangnya berjalanlah Hosaya dengan sebagian dari para 

pemimpin orang Yehuda, 33 pula Azarya, Ezra, Mesulam, 34 Yehuda, Benyamin, Semaya 

dan Yeremia,  

35 dan dari kaum imam yang memegang nafiri: Zakharia bin Yonatan bin Semaya bin 

Matanya bin Mikha bin Zakur bin Asaf, 36 dan saudara-saudaranya, yaitu : Semaya, 

Azareel, Milalai, Gilalai, Maai, Netaneel, Yehuda dan Hanani dengan bunyi-bunyian Daud, 

abdi Tuhan  itu, sedang Ezra, ahli kitab itu berjalan di depan mereka. 37 Lalu pada pintu 

gerbang Mata Air mereka langsung naik tangga-tangga kota Daud, pada jalan pendakian 

tembok, lewat istana Daud, dan berjalan sampai pintu gerbang Air, di sebelah Timur. 38 

Dan paduan suara yang kedua berarak ke kiri dan aku mengikutinya dengan sebagian dari 

orang-orang itu melalui tembok dan menara Perapian sampai tembok Lebar. 39 Lalu kami 

melalui pintu gerbang Efraim, pintu gerbang Lama, pintu gerbang Ikan, menara Hananeel 

dan menara Mea sampai pintu gerbang Domba. Mereka berhenti di pintu gerbang 

Penjagaan. 40 Kemudian kedua paduan suara itu berdiri di rumah Tuhan . Demikian juga 

aku bersama-sama sebagian dari para penguasa, 41 dan para imam, yaitu : Elyakim, 

Maaseya, Minyamin, Mikha, Elyoenai, Zakharia, Hananya dengan memegang nafiri, 42 dan 

Maaseya, Semaya, Eleazar, Uzi, Yohanan, Malkia, Elam dan Ezer. Lalu para penyanyi 

memperdengarkan kidung di bawah pimpinan Yizrahya. 43 Pada hari itu mereka 

mempersembahkan korban yang besar. Mereka bersukaria sebab  Tuhan  memberi mereka 

kesukaan yang besar. Juga segala wanita  dan anak-anak bersukaria, sehingga 

kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh. 

Kita telah membaca tentang pembangunan tembok Yerusalem yang penuh 

dengan ketakutan dan kegentaran. Pada perikop ini kita mendapati penjelasan 

tentang penahbisannya yang penuh dengan sukacita dan kemenangan. Orang-

orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan 

bersorak-sorai seperti itu. 

Kitab Nehemia 12:1-26 

 

879 

I. Kita harus mencari tahu apa arti penahbisan tembok ini. Kita anggap saja 

bahwa di dalamnya termasuk pentahbisan kota juga continens pro contento – 

apa yang ditampung tercakup dalam wadah yang menampungnya, dan 

sebab  itu penahbisan tembok tersebut tidak dilakukan sampai kotanya 

sudah cukup penuh dengan penduduk (ps.11).  

1. Penahbisan ini merupakan ucapan syukur kepada Tuhan  atas belas kasih-

Nya yang besar bagi mereka dalam menyempurnakan pekerjaan ini, 

belas kasih yang semakin mereka sadari oleh sebab  kesulitan dan 

perlawanan yang mereka hadapi dalam pengerjaannya. 

2. Dengan penahbisan ini, mereka mempersembahkan kota Yerusalem 

secara istimewa bagi Tuhan  dan kehormatan-Nya, dan menduduki kota 

itu bagi Dia dan nama-Nya. Semua kota kita, semua rumah kita, haruslah 

tertulis “kudus bagi TUHAN.” namun  kota Yerusalem ini, tidak seperti 

semua kota lain, yaitu  kota kudus, kota Raja Besar (Mzm. 48:3 dan Mat. 

5:35). Kota itu menjadi kota kudus sejak Tuhan  memilihnya supaya nama-

Nya tinggal di sana. Dan sebagai kota kudus, sebab  sekarang sudah diisi 

lagi, maka kota itu kembali dipersembahkan kepada Tuhan  oleh para 

pembangun dan penduduknya, sebagai tanda pengakuan mereka bahwa 

mereka yaitu  para penyewa lahan-Nya, dan sebagai tanda keinginan 

mereka agar kota itu tetap menjadi milik-Nya, dan agar hak 

kepemilikannya jangan pernah dialihkan. Apa pun yang dilakukan bagi 

keamanan, kemudahan, dan kenyamanan mereka, haruslah diran-

cangkan bagi kehormatan dan kemuliaan Tuhan . 

3. Dengan penahbisan itu, mereka menempatkan kota Yerusalem beserta 

tembok-temboknya di bawah perlindungan ilahi, dengan mengakui 

bahwa jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah usaha orang 

yang membangun tembok-temboknya. Ketika kota ini masih menjadi 

milik orang Yebus, mereka menyerahkan pengawalannya kepada ilah-

ilah mereka, sekalipun ilah-ilah itu buta dan timpang (2Sam. 5:6). Jauh 

lebih banyak alasan bagi umat Tuhan  untuk menyerahkan kota itu ke 

dalam penjagaan Dia yang Mahabijaksana dan Mahakuasa. Para pendiri 

kota yang percaya takhyul memandang kepada penempatan benda-

benda langit yang membawa keberuntungan (lih. karya Tuan Gregory, 

hal. 29, dst.), namun  para pendiri kota yang saleh ini hanya memandang 

kepada Tuhan  saja, kepada penyelenggaraan-Nya, dan bukan pada 

peruntungan. 

II. Kita harus mencermati betapa upacara penahbisan ini dilaksanakan dengan 

khidmat, di bawah pengarahan Nehemia. 


 

880 

1. Orang-orang Lewi dari seluruh penjuru negeri dipanggil untuk datang. 

Kota itu harus dipersembahkan kepada Tuhan , maka hamba-hamba-Nya 

harus ditugaskan untuk menahbiskannya, dan penyerahannya harus 

dilakukan melalui tangan mereka. Ketika perayaan-perayaan yang 

khidmat itu berakhir dalam pasal 8 dan 9, maka mereka pun pulang ke 

tempat masing-masing, untuk mengurusi tempat-tempat tugas mereka 

di seluruh negeri. namun  sekarang, kehadiran dan bantuan mereka 

dibutuhkan sekali lagi. 

2. Untuk menuruti panggilan ini, ada pertemuan raya seluruh orang Lewi 

(ay. 28-29). Amatilah bagaimana mereka melakukannya.  

(1) Mereka mentahirkan diri (ay. 30). Sudah menjadi kepentingan kita 

untuk membasuh tangan dan menyucikan hati ketika suatu pekerjaan 

bagi Tuhan  harus dilakukan dengan melewati tangan dan hati kita. 

Orang-orang Lewi itu mentahirkan diri mereka sendiri, dan baru 

kemudian mentahirkan seluruh umat. Barang siapa ingin dipakai 

menjadi alat untuk menguduskan orang lain haruslah terlebih 

dahulu menguduskan dirinya sendiri, dan mengkhususkan diri bagi 

Tuhan , dengan kemurnian pikiran dan ketulusan niat. Setelah itu, 

mereka mentahirkan pintu-pintu gerbang dan tembok. Kita barulah 

bisa mengharapkan penghiburan apabila kita sudah siap 

menerimanya. Bagi orang suci semuanya suci (Tit. 1:15). Dan bagi 

orang yang tahir, rumah, meja hidangan, serta segala penghiburan 

dan kenikmatan yang mereka peroleh dari makhluk ciptaan yaitu  

tahir (1Tim. 4:4-5). Ada kemungkinan bahwa pentahiran ini 

dilakukan dengan memercikkan air pentahiran atau bisa juga disebut 

air pemisahan (Bil. 19:9) kepada diri mereka sendiri dan seluruh 

umat, juga ke atas tembok-tembok dan pintu-pintu gerbang. Ini 

merupakan perlambang akan darah Kristus, yang menyucikan hati 

nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, sehingga kita pun 

dilayakkan untuk beribadah kepada Tuhan  yang hidup (Ibr. 9:14) dan 

dipelihara oleh-Nya.  

(2) Para pemimpin, para imam, dan orang-orang Lewi berjalan 

mengelilingi tembok itu dalam dua rombongan, sambil diiringi 

dengan bunyi-bunyian, untuk menandakan bahwa semuanya itu 

dipersembahkan kepada Tuhan , seluruh keliling tembok itu (ay. 36). 

Jadi, ada kemungkinan bahwa mereka menyanyikan mazmur sambil 

berjalan, dengan memuji dan memuliakan Tuhan . Arak-arakan ini 

digambarkan secara panjang lebar di sini. Mereka berkumpul di satu 

titik tertentu, dan dari situ memisahkan diri menjadi dua 

Kitab Nehemia 12:1-26 

 

881 

rombongan. Sebagian dari para pemimpin, bersama sejumlah imam 

dan orang Lewi, berarak ke kanan, dengan Ezra yang memimpin 

rombongan mereka (ay. 36). Sebagian lainnya dari para pemimpin 

dan imam, yang juga mengucap syukur, berarak ke kiri, dengan 

Nehemia yang berjalan mengikuti mereka (ay. 38). Pada akhirnya 

kedua rombongan itu bertemu di Bait Suci, dan di sana mereka 

bergabung dalam mengucap syukur (ay. 40). Ada kemungkinan 

bahwa khalayak ramai berjalan di bawah tembok, sebagian di sebe-

lah dalam dan sebagian yang lain di sebelah luar, sebab salah satu 

tujuan upacara ini ialah untuk membuat mereka tergerak oleh belas 

kasihan yang mereka syukuri, dan untuk melanggengkan ingatan 

akan hal itu di antara mereka. Arak-arakan, dengan tujuan seperti 

itu, memiliki manfaatnya sendiri.  

(3) Rakyat sangat bersukaria (ay. 43). Sementara para pemimpin, para 

imam, dan orang-orang Lewi mengungkapkan sukacita dan syukur 

mereka dengan korban yang besar, tiupan sangkakala, bunyi-bunyian, 

dan nyanyian pujian, rakyat biasa mengungkapkan sukacita mereka 

dengan seruan-seruan yang nyaring, yang terdengar sampai jauh, 

lebih jauh dibandingkan  suara nyanyian dan musik mereka yang lebih 

merdu. Dan seruan-seruan ini, sebab  berasal dari sukacita yang 

tulus dan sepenuh hati, diberi perhatian di sini. Sebab Tuhan  tidak 

mengabaikan, namun  menerima dengan penuh rahmat, pelayanan 

orang biasa yang dilakukan dengan jujur dan penuh semangat, 

meskipun di dalamnya tidak terdapat sentuhan seni dan jauh dari 

keindahan. Disebutkan bahwa segala wanita  dan anak-anak ber-

sukaria, dan sorak-sorai mereka tidak dipandang remeh, namun  

dicatat sebagai pujian bagi mereka. Semua orang yang mendapat 

bagian dalam belas kasih untuk semuanya, harus ikut serta dalam 

mengucap syukur secara bersama-sama. Alasan yang diberikan 

yaitu  sebab  Tuhan  memberi mereka kesukaan yang besar. Dia telah 

memberi mereka baik sesuatu untuk bersukacita maupun hati untuk 

bersukaria. Penyelenggaraan-Nya telah membuat mereka aman dan 

tenang, maka anugerah-Nya membuat mereka riang hati dan penuh 

rasa syukur. Perlawanan musuh-musuh mereka yang telah 

digagalkan, tidak diragukan lagi, membuat mereka semakin bersuka-

cita dengan bercampur  rasa kemenangan. Belas kasih yang besar 

menuntut balasan puji-pujian yang penuh kekhidmatan, di pelataran 

rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! 


 

882 

Rakyat Memperhatikan Kewajiban Mereka  

(12:44-47) 

44 Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, 

bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan 

persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan 

orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab 

Yehuda bersukacita sebab  para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas. 45 sebab  

merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Tuhan  mereka dan tugas pentahiran, de-

mikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah 

Daud dan Salomo, anaknya. 46 sebab  sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada 

pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Tuhan . 47 

Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi 

para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan 

mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Dan orang-orang 

Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun. 

Pada perikop ini kita mendapati penjelasan tentang dampak-dampak baik yang 

tersisa dari sukacita yang dirasakan oleh seluruh bangsa pada waktu penahbisan 

tembok Yerusalem. Apabila perayaan hari pengucapan syukur meninggalkan 

kesan-kesan yang begitu rupa dalam diri para hamba Tuhan dan umat, hingga 

kedua pihak menjadi lebih berhati-hati dan bergembira dalam melaksanakan 

kewajiban mereka setelahnya, maka perayaan itu sungguh berkenan kepada 

Tuhan  dan menjadi bermanfaat. Demikianlah yang terjadi di sini. 

1. Hamba-hamba Tuhan lebih teliti dalam pekerjaan mereka dibandingkan  

sebelumnya. Penghormatan yang diberikan umat kepada mereka pada 

kesempatan ini mendorong mereka untuk bekerja dengan rajin dan cermat 

(ay. 45). Para penyanyi melakukan tugas pelayanan bagi Tuhan  mereka, 

mengerjakan tanggung jawab mereka pada waktu yang semestinya. 

Demikian juga para penunggu pintu gerbang melakukan tugas pentahiran, 

yaitu, mereka memberi perhatian untuk menjaga kekudusan Bait Suci 

dengan tidak memperbolehkan masuk orang-orang yang sedang dalam 

keadaan najis dan dilarang mengikuti upacara ibadah. Apabila sukacita 

Tuhan membuat kita tergerak untuk melakukan kewajiban kita seperti itu, 

dan membesarkan hati kita di dalamnya, maka itu yaitu  tanda dari sukacita 

yang, sejalan dengan sempurnanya kekudusan, akan menjadi kebahagiaan 

kita yang kekal. 

2. Umat lebih teliti dibandingkan  sebelumnya dalam mengurus hamba-hamba 

Tuhan yang melayani mereka. Seluruh umat, pada upacara penahbisan 

tembok, di antara hal-hal lain yang menjadi sukacita mereka, bersukacita 

sebab  para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas (ay. 44). Mereka 

mendapat banyak penghiburan dalam diri hamba-hamba Tuhan yang 

melayani mereka, dan merasa senang dengan hamba-hamba Tuhan itu. 

Kitab Nehemia 12:1-26 

 

883 

Ketika umat mengamati betapa rajinnya hamba-hamba Tuhan dalam 

bertugas, dan betapa mereka bersusah payah dalam melaksanakan peker-

jaan mereka, maka umat pun bersukaria sebab  mereka. Perhatikanlah, cara 

yang paling pasti bagi hamba-hamba Tuhan untuk disukai oleh umat, dan 

mendapat tempat di hati mereka, ialah dengan melayani (Rm. 12:7), bersikap 

rendah hati dan bekerja dengan tekun, dan mengurusi pekerjaan mereka. 

Apabila hamba-hamba Tuhan ini berbuat demikian, maka umat tidak akan 

menganggap apa pun terlalu besar untuk dilakukan bagi mereka, demi 

menyemangati mereka. Hukum Taurat telah menentukan apa yang menjadi 

bagian mereka (ay. 44). namun  apa gunanya bagian itu bagi mereka jika apa 

yang sudah ditentukan oleh hukum bagi mereka tidak dikumpulkan dengan 

semestinya atau tidak dibayarkan dengan adil kepada mereka? Jadi,  

(1) Di sini diberikan perhatian untuk mengumpulkan apa yang menjadi jatah 

mereka. Mereka yaitu  orang-orang yang bersahaja, dan lebih suka 

kehilangan hak mereka dibandingkan  menuntutnya sendiri. Banyak dari 

antara rakyat tidak acuh dan tidak mau membayarkan jatah orang Lewi 

jika tidak disuruh. Oleh sebab  itu, diangkat beberapa orang yang 

pekerjaannya yaitu  mengumpulkan ke dalam bilik-bilik 

perbendaharaan, sesuai dengan ladang setiap kota, apa yang menjadi 

bagian para imam dan orang-orang Lewi (ay. 44), supaya bagian mereka 

tidak hilang sebab  tidak dituntut. Ini merupakan sebuah pelayanan 

yang baik bagi hamba-hamba Tuhan maupun umat, supaya yang satu 

tercukupi kebutuhannya dan yang lain tidak melalaikan tanggung 

jawabnya.  

(2) Diberikan perhatian bahwa, sebab  sudah dikumpulkan, maka yang 

terkumpul itu harus dibayarkan dengan semestinya (ay. 47). Mereka 

memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan penunggu pintu 

gerbang untuk kebutuhan sehari-hari, selain dari apa yang menjadi hak 

mereka sebagai orang Lewi. Sebab kita dapat menduga bahwa ketika 

Daud dan Salomo menunjuk mereka untuk tugas itu (ay. 45-46), 

melebihi apa yang dituntut dari mereka sebagai orang Lewi, kedua raja 

tersebut menyediakan dana untuk menyemangati mereka dengan lebih 

lagi. Hendaklah orang-orang yang bekerja lebih banyak dalam firman 

dan pengajaran dianggap layak memperoleh kehormatan dua kali lipat 

ini. Adapun orang-orang Lewi lainnya, persepuluhan, yang di sini disebut 

persembahan kudus, dikhususkan bagi mereka seperti yang seharusnya. 

Dari persembahan kudus itu mereka membayarkan persepuluhan 

kepada para imam sesuai dengan hukum Taurat. Dikatakan  bahwa 

kedua persembahan itu dikuduskan (KJV). Ketika apa yang disumbangkan, 


 

884 

entah secara sukarela ataupun menurut hukum, untuk mendukung agama 

dan memelihara tugas pelayanan, diberikan dengan pandangan yang 

tertuju kepada Tuhan  dan kehormatan-Nya, maka persembahan itu menjadi 

kudus dan akan diterima oleh Dia sebagaimana mestinya, sehingga rumah-

rumah mereka beserta segala isinya mendapat berkat (Yeh. 44:30). 

 

 

 

PASAL  13  

ehemia, setelah menyelesaikan upayanya untuk memagari dan memadati 

kota kudus, berangkat kembali kepada tuan rajanya, yang tidak mau 

berlama-lama tanpa dirinya, seperti yang tampak pada ayat 6. Namun, setelah 

beberapa waktu lamanya, Nehemia mendapat izin untuk kembali lagi ke 

Yerusalem, untuk mengatasi berbagai keluhan, dan memberantas beberapa 

penyelewengan yang telah menyelinap masuk ketika ia tidak ada di sana. Begitu 

giatnya Nehemia dalam mengatasi sejumlah penyalahgunaan, yang penjelasan 

tentangnya kita dapati di sini. 

I. Nehemia mengeluarkan orang-orang peranakan dari Israel, terutama 

orang Moab dan orang Amon (ay. 1-3). Dengan sangat marah, ia 

mengusir Tobia keluar dari tempat tinggal yang telah didapatkan Tobia 

di pelataran Bait Tuhan  (ay. 4-9).  

II. Nehemia menjamin pemeliharaan para imam dan orang-orang Lewi 

secara lebih kuat dibandingkan sebelumnya (ay. 10-14). 

III. Nehemia mengendalikan pelanggaran terhadap kekudusan hari Sabat, 

dan memberikan ketetapan untuk menguduskan hari Sabat 

sebagaimana mestinya (ay. 15-22).  

IV. Nehemia membendung kejahatan memperistri wanita -wanita  

asing yang semakin bertumbuh (ay. 23-31). 

Perhatian Umat terhadap Kewajiban Mereka 

(13:1-9) 

1 Pada masa itu bagian-bagian dari pada kitab Musa dibacakan dengan didengar oleh 

rakyat. Didapati tertulis dalam kitab itu, bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh 

masuk jemaah Tuhan  untuk selamanya. 2 sebab  mereka tidak menyongsong orang Israel 

dengan roti dan air, malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. 

namun  Tuhan  kami mengubah kutuk itu menjadi berkat. 3 Ketika mereka mendengar 

pembacaan Taurat itu mereka memisahkan semua peranakan dari orang Israel. 4 namun  

sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik rumah Tuhan  


 

888 

kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia, 5 menyediakan sebuah bilik 

besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan, 

perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan 

minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu 

gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam. 6 Ketika peristiwa itu terjadi aku tidak 

ada di Yerusalem, sebab  pada tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta, raja 

Babel, aku pergi menghadap raja. namun  sesudah beberapa waktu aku minta izin dari raja 

untuk pergi. 7 Lalu aku tiba di Yerusalem dan melihat kejahatan yang dibuat Elyasib untuk 

keuntungan Tobia, sebab bagi Tobia ini telah disediakannya sebuah bilik di pelataran 

rumah Tuhan . 8 Aku menjadi sangat kesal, lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke 

luar bilik itu.  

9 Kemudian kusuruh tahirkan bilik itu, sesudah itu kubawa kembali ke sana perkakas-

perkakas rumah Tuhan , korban sajian dan kemenyan. 

Sungguh suatu kehormatan bagi Israel, dan suatu pelindung terbaik untuk 

kekudusan mereka, bahwa mereka yaitu  umat kesayangan. Mereka menjadi 

umat kesayangan untuk menjaga diri mereka sendiri, dan tidak bercampur 

dengan bangsa-bangsa lain, atau membiarkan siapa pun dari bangsa-bangsa itu 

bergabung dengan mereka. Nah, di sini diceritakan kepada kita, 

I. Hukum yang mengatur hal ini. Hukum ini kebetulan dibacakan pada masa 

itu, dengan didengar oleh rakyat (ay. 1), sepertinya pada hari penahbisan 

tembok Yerusalem, sebab bersama dengan doa dan pujian mereka, mereka 

juga membaca firman Tuhan. Dan meskipun jauh sesudah itu keluhan-

keluhan lain, yang disebutkan di sini, diselesaikan melalui kuasa Nehemia, 

namun keluhan tentang orang-orang peranakan ini dapat diatasi pada saat 

itu dengan tindakan umat sendiri, sebab memang seperti itulah kelihatannya 

(ay. 3). Atau, mungkin peristiwa ini terjadi pada peringatan hari penahbisan 

tembok itu, yang dirayakan beberapa tahun setelahnya, dan sebab  itu 

dikatakan pada hari itu (KJV). Mereka menemukan sebuah hukum yang 

menyatakan bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh menjadi warga 

Israel, tidak boleh tinggal di antara mereka, atau menyatu dengan mereka 

(ay. 1). Alasan yang diberikan yaitu  sebab  orang Amon dan orang Moab 

telah mencelakakan dan bermaksud jahat kepada Israel milik Tuhan  (ay. 2). 

Mereka tidak menunjukkan keramahan sedikit pun kepada orang Israel, 

namun  malah berusaha menghancurkan orang Israel, padahal orang Israel 

bukan hanya tidak mencelakakan mereka, namun  juga bahkan dilarang keras 

untuk melakukannya. Hukum tentang hal ini, beserta alasan seperti yang 

diberikan di sini, kita dapati dalam Ulangan 23:3-5.  

II. Kesediaan umat untuk mematuhi hukum ini (ay. 3). Lihatlah keuntungan 

dari membacakan firman Tuhan  di depan umum. Apabila didengarkan 

sebagaimana mestinya, firman itu menyingkapkan kepada kita dosa dan 

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

889 

kewajiban, kebaikan dan keburukan, serta menunjukkan dalam hal apa kita 

telah berbuat salah. Kita barulah diuntungkan oleh penyingkapan itu apabila 

melaluinya kita tergerak untuk memisahkan diri dari segala kejahatan yang 

telah menjadi candu bagi kita. Mereka memisahkan semua peranakan dari 

orang Israel, yang sejak dahulu telah menjadi jerat bagi mereka, sebab 

orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus (Bil. 

11:4). Para pesakitan ini mereka usir, sebagai perampas kekuasaan dan 

orang-orang yang membahayakan. 

III. Perkara Tobia secara khusus, yang yaitu  orang Amon, dan yang 

kemungkinan disinggung oleh penulis kitab ini ketika menyebutkan tentang 

pembacaan hukum Taurat (ay. 1), beserta alasannya (ay. 2). Sebab Tobia 

memendam rasa permusuhan yang sama kepada orang Israel seperti nenek 

moyangnya. Ia memiliki roh orang Amon, lihat saja kemarahannya kepada 

Nehemia (2:10) dan perlawanan yang telah diberikannya terhadap upaya-

upaya Nehemia (4:7-8). Amatilah, 

1. Betapa dengan rendah Elyasib, sang imam besar, membawa masuk Tobia 

ini untuk menjadi penghuni bahkan di pelataran rumah Tuhan  sendiri.  

(1) Elyasib mempunyai hubungan erat dengan Tobia (ay. 4), awalnya 

lewat pernikahan, lalu lewat persahabatan. Cucu Elyasib menikah 

dengan anak wanita  Sanbalat (ay. 28). Mungkin seorang anggota 

keluarganya yang lain juga menikah dengan keluarga Tobia, dan 

(coba bayangkan!) imam besar ini menganggap ikatan hubungan ini 

sebagai suatu kehormatan bagi keluarganya. Dan ia sangat bangga 

akan hal ini, padahal sebenarnya itu merupakan aib terbesar 

baginya, dan seharusnya membuat dia malu. Hukum Taurat jelas-

jelas menyatakan bahwa imam besar harus menikah dengan seorang 

dari antara orang-orang sebangsanya, supaya jangan ia melanggar 

kekudusan keturunannya di antara orang-orang sebangsanya (Im. 

21:14-15). Elyasib mengikat hubungan dengan seorang Amon, 

seorang pelayan (sebab demikianlah Tobia disebut), dan menilai 

tinggi dirinya sendiri sebab  hubungan itu, mungkin sebab  Tobia 

orang yang cerdas dan berpenampilan menarik, dan disanjung-

sanjung sebagai orang yang berbudi halus (6:19). Perbuatan Elyasib 

itu sungguh merupakan penghinaan yang begitu besar terhadap 

mahkota penahbisannya, sehingga orang tidak akan mau kalau hal 

itu sampai dikabarkan di Gat atau diberitakan di Lorong-lorong 

Askelon.  


 

890 

(2) sebab  mengikat hubungan dengan Tobia, Elyasib pasti kenal dekat 

dengannya. Tobia, sebagai seorang pengusaha, sering mempunyai 

keperluan untuk berada di Yerusalem, saya tidak yakin untuk 

maksud yang baik. Elyasib sangat menyukai kerabat barunya ini, 

senang dengan kebersamaan mereka, dan ingin berada sedekat 

mungkin dengan dirinya. Elyasib tidak memiliki kamar yang cukup 

megah untuk ditempati Tobia di rumahnya sendiri, di pelataran Bait 

Suci. Oleh sebab  itu, dari sejumlah bilik kecil yang tadinya dipakai 

sebagai ruang perbendaharaan, dengan membongkar pembatas-

pembatasnya, Elyasib merancang untuk membuat sebuah bilik yang 

besar, kamar yang megah untuk Tobia (ay. 5). Sungguh keterlaluan,  

[1] Bahwa Tobia orang Amon itu sampai dijamu dengan penuh 

hormat di Israel, dan disambut dengan luar biasa. 

[2] Bahwa imam besar, yang seharusnya mengajar umat tentang 

hukum Taurat dan memberi mereka teladan yang baik, malah, 

bertentangan dengan hukum Taurat, menjamu Tobia, dan 

menggunakan kuasa yang dimilikinya, sebagai pengawas bilik-

bilik rumah Tuhan , untuk tujuan itu. 

[3] Bahwa Elyasib sampai menempatkan Tobia di pelataran rumah 

Tuhan , seolah-olah untuk menentang Tuhan  sendiri. Tindakan ini 

sama jahatnya dengan mendirikan berhala di Bait Tuhan , seperti 

yang telah dilakukan raja-raja jahat di masa lalu. Orang Amon 

tidak boleh masuk jemaah. Jadi, bolehkah salah satu orang Amon 

yang paling buruk dan paling keji dibawa masuk ke dalam Bait 

Tuhan  itu sendiri, dan dimanjakan di sana? 

[4] Bahwa Elyasib sampai harus mengeluarkan barang-barang 

perbendaharaan Bait Tuhan  untuk membuat ruangan bagi Tobia, 

dan dengan demikian barang-barang itu bisa saja hilang, 

terbuang, dan digelapkan, padahal itu yaitu  sumbangan-

sumbangan bagi orang-orang Lewi, hanya demi memuaskan 

Tobia. Demikianlah Elyasib merusakkan perjanjian dengan Lewi, 

seperti yang dikeluhkan Maleakhi pada saat itu (Mal. 2:8). 

Memang sudah sepantasnya Nehemia menambahkan (ay. 6), 

ketika peristiwa itu terjadi aku tidak ada di Yerusalem . Seandai-

nya Nehemia ada di sana, imam besar itu tidak akan berani 

melakukan hal seperti ini. Musuh yang iri itu, yang menabur 

benih lalang di ladang Tuhan , tahu bagaimana mengambil 

kesempatan untuk melakukannya pada saat hamba-hamba 

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

891 

tertidur atau tidak ada (Mat. 13:25). Anak lembu emas dibuat 

ketika Musa ada di atas gunung. 

2. Betapa dengan berani Nehemia, bupati kepala itu, mengusir Tobia 

keluar, beserta semua barangnya, dan kemudian mengembalikan bilik-

bilik itu ke fungsi yang semestinya. Saat Nehemia kembali ke Yerusalem, 

dan diberi tahu oleh orang-orang baik yang risau melihat keakraban 

yang semakin bertumbuh antara imam besar mereka dan musuh besar 

mereka, ia menjadi sangat kesal (ay. 7-8). Hatinya pedih melihat rumah 

Tuhan  begitu dicemarkan, musuh-Nya begitu dimanja dan dipercaya, dan 

kepentingan-Nya dikhianati oleh orang yang seharusnya menjadi 

pelindung dan penyokongnya. Tidak ada yang lebih memedihkan hati 

orang baik, dan penegak hukum yang baik, selain melihat hamba-hamba 

Tuhan yang melayani di rumah Tuhan  melakukan suatu hal yang jahat. 

Nehemia memiliki kuasa, dan ia mau menggunakannya untuk Tuhan . 

(1) Tobia harus diusir. Nehemia tidak takut membuatnya tidak nyaman, 

tidak takut terhadap kebenciannya, atau kebencian Elyasib, tidak 

pula berdalih bahwa ia tidak mau ikut campur dalam perkara yang 

menjadi wewenang imam besar. Sebaliknya, seperti seorang yang 

sangat tergerak untuk melakukan hal yang benar, dia mengusir si 

penyusup itu, dengan melempar semua perabot rumah Tobia. 

Nehemia tidak menyitanya untuk dia gunakan sendiri, namun  

membuangnya, supaya Tobia, yang kemungkinan saat itu tidak ada 

di situ, ketika datang kembali, tidak akan mendapat sambutan yang 

nyaman di sana. Juruselamat kita juga mentahirkan Bait Tuhan  seperti 

itu, agar rumah doa tidak menjadi sarang penyamun. Dan demikian 

pula orang-orang yang ingin mengusir dosa dari dalam hati mereka, 

Bait Tuhan  yang hidup itu, harus membuang semua perabot dan 

semua persediaan yang dibuat untuk dosa itu. Mereka harus 

menelanjanginya, membuatnya kelaparan, dan menyingkirkan segala 

sesuatu yang menjadi makanan dan bahan bakar hawa nafsu. Inilah, 

pada dasarnya, yang disebut mematikan dosa. 

(2) Barang-barang perbendaharaan Bait Tuhan  harus dibawa masuk 

kembali, dan perkakas-perkakas rumah Tuhan  dikembalikan pada 

tempatnya. Akan namun , bilik-bilik itu harus terlebih dahulu diperciki 

air pentahiran, dan dengan demikian ditahirkan, sebab  bilik-bilik 

itu telah dicemarkan. Demikian pula hanya, saat dosa diusir keluar 

dari hati melalui pertobatan, hendaklah darah Kristus dipercikkan ke 


 

892 

dalam hati melalui iman, dan kemudian biarlah hati itu dipenuhi 

dengan anugerah-anugerah Roh Tuhan  untuk setiap pekerjaan baik. 

Penyelewengan-penyelewengan Diluruskan 

(13:10-14) 

10 Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah 

diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan para penyanyi yang bertugas masing-masing 

lari ke ladangnya. 11 Aku menyesali para penguasa, kataku: “Mengapa rumah Tuhan  

dibiarkan begitu saja?” Lalu kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada 

tempatnya. 12 Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan 

dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan. 13 Sebagai pengawas-

pengawas perbendaharaan kuangkat imam Selemya dan Zadok, seorang ahli kitab, dan 

Pedaya, seorang Lewi, sedang Hanan bin Zakur bin Matanya diperbantukan kepada 

mereka, sebab  orang-orang itu dianggap setia. Mereka diserahi tugas untuk mengurus 

pembagian kepada saudara-saudara mereka. 14 Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku sebab  hal 

itu dan janganlah hapuskan segala perbuatan bakti yang telah kulakukan terhadap rumah 

Tuhan ku dan segala pelayanan di dalamnya! 

Dalam perikop ini kita mendapati keluhan lain yang diatasi oleh Nehemia. 

I. Orang-orang Lewi telah dijahati. Inilah masalahnya: sumbangan-sumbangan 

bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan (ay. 10). Mungkin Tobia, saat 

mengambil alih bilik-bilik perbendaharaan, merampas barang-barang 

perbendaharaannya juga, dan sebab  dibiarkan oleh Elyasib, 

menggunakannya untuk keperluannya sendiri. Yang dikeluhkan bukanlah 

bahwa sumbangan-sumbangan itu tidak ditarik dari rakyat, melainkan tidak 

diserahkan kepada orang Lewi, dan orang Lewi begitu bersahaja sehingga 

tidak menuntutnya. Sebab orang-orang Lewi dan para penyanyi lari ke 

ladangnya. Hal ini disebutkan sebagai alasan,  

(1) Mengapa upah mereka ditahan. Orang-orang Lewi tidak berada di 

tempat yang semestinya. Saat mereka seharusnya melakukan tugas di 

Bait Tuhan , mereka malah mengerjakan ladang di desa. Itulah sebabnya 

rakyat tidak terlalu tergerak untuk mencukupi kebutuhan mereka. Jika 

hamba-hamba Tuhan tidak mendapatkan dorongan yang seharusnya 

mereka dapatkan, hendaklah mereka merenungkan apakah mereka 

sendiri tidak ikut andil atas cela yang menimpa mereka, dengan melalai-

kan pekerjaan mereka. Atau lebih tepatnya,  

(2) Inilah alasan mengapa Nehemia segera menyadari bahwa sumbangan-

sumbangan yang menjadi hak orang Lewi tidak diberikan kepada 

mereka, sebab ia tidak mendapati mereka di tempat-tempat tugas 

mereka. “Di manakah para penyanyi?” tanya Nehemia. “Mengapa mereka 

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

893 

tidak ada di tempat tugas mereka, untuk memuji Tuhan ?” “Ah, 

sesungguhnya mereka telah pergi ke ladang mereka masing-masing di 

desa, untuk mencari penghidupan bagi diri sendiri dan bagi keluarga me-

reka dari lahan mereka, sebab pekerjaan mereka sebagai imam tidak 

dapat menghidupi mereka.” Pemeliharaan yang tidak karuan 

menyebabkan pelayanan yang tidak karuan. Pekerjaan diabaikan sebab  

para pekerjanya diabaikan. Belum lama berselang semenjak pembayaran 

upah yang ditetapkan bagi para penyanyi dijalankan dengan cara yang 

sangat baik (12:47). Namun, betapa cepat cara itu gagal sebab  tidak di-

jaga dengan baik! 

II. Nehemia menyalahkan para penguasa, yang seharusnya memberi perhatian 

agar orang Lewi melakukan tugas mereka dan mendapatkan semua 

dukungan yang semestinya mereka dapatkan dalam menjalankan tugas itu. 

Hal ini dituntut dari para pemimpin Kristen, yaitu agar mereka 

menggunakan kekuasaan mereka untuk mengharuskan hamba-hamba 

Tuhan dan umat melakukan kewajiban mereka masing-masing. Nehemia 

memulai dari para penguasa, dan memanggil mereka untuk memberikan 

pertanggungjawaban: “Mengapa rumah Tuhan  dibiarkan begitu saja? (ay. 11). 

Mengapa orang-orang Lewi dibiarkan kelaparan di luarnya? Mengapa kalian 

tidak memperhatikan hal ini dan mencegahnya?” Umat melalaikan orang 

Lewi, yang secara tegas dilarang (Ul. 12:19; 14:27), maka orang Lewi pun 

meninggalkan tempat mereka di rumah Tuhan . Baik hamba-hamba Tuhan  

dan umat yang melalaikan agama dan ibadah-ibadahnya, maupun para 

pemimpin yang tidak melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk 

membuat para hamba Tuhan dan umat tetap menjalankan ibadah, akan 

dituntut pertanggungjawaban yang besar. 

III. Nehemia tidak menunda-nunda waktu untuk mengembalikan orang-orang 

Lewi yang tersebar itu ke tempatnya lagi, dan menempatkan mereka di 

tempat-tempat tugas mereka, demikian dalam bahasa aslinya (ay. 11). 

Seorang Lewi yang berada di ladangnya clericus in foroa – seorang hamba 

Tuhan yang berjualan, tidaklah berada di tempat yang semestinya. Rumah 

Tuhan -lah tempatnya, dan di sanalah hendaknya dia didapati. Banyak orang 

yang sembrono akan bekerja dengan jauh lebih baik dibandingkan  mereka, kalau 

saja orang-orang itu dipanggil. Sampaikanlah kepada Arkhipus: 

Perhatikanlah pelayananmu. 


 

894 

IV. Nehemia mewajibkan rakyat untuk membawa persepuluhan mereka (ay. 

12). Semangat Nehemia membangkitkan semangat mereka. Dan, ketika 

mereka melihat orang Lewi melakukan tugasnya, mereka tidak bisa, sebab  

malu, menahan upah orang Lewi lebih lama lagi, namun  dengan jujur dan 

riang hati membawa upah itu ke Bait Tuhan . Semakin baik pekerjaan jemaat 

dikerjakan, semakin baik pula iuran-iuran ibadah dibayarkan.  

V. Nehemia menetapkan bahwa upah orang Lewi harus dibayarkan secara adil 

dan tepat waktu. Pengawas-pengawas ditunjuk untuk memastikan hal ini 

(ay. 13), dan mereka yaitu  orang-orang yang dianggap setia, artinya, telah 

membuktikan bahwa mereka setia dalam hal-hal lain yang dipercayakan 

kepada mereka, dan dengan demikian telah beroleh kedudukan yang baik 

(1Tim. 3:13). Hendaklah manusia diuji terlebih dahulu, baru kemudian 

dipercaya, diuji dengan perkara kecil dahulu, baru kemudian dipercayakan 

perkara yang lebih besar. Tugas mereka yaitu  menerima dan 

membayarkan, membagi-bagikan kepada saudara-saudara mereka sesuai 

dengan waktu dan jatahnya. 

IV. sebab  tidak mendapat balasan (masih tanda tanya apakah Nehemia 

mendapat ucapan terima kasih) dari orang-orang yang ditolongnya melalui 

pelayanan yang baik ini, Nehemia memandang kepada Tuhan  sebagai Tuan 

yang mengupahnya (ay. 14): Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku sebab  hal itu. 

Nehemia yaitu  seorang yang sering mengucapkan seruan-seruan saleh. 

Pada setiap kesempatan ia memandang kepada Tuhan , dan menyerahkan diri 

serta segala perkaranya kepada Dia. 

1. Nehemia di sini merenungkan dengan perasaan lega dan sangat puas 

atas apa yang telah dilakukannya untuk rumah Tuhan  dan pelayanan-

pelayanan di dalamnya. Hatinya senang memikirkan bahwa dia dengan 

suatu cara telah dipakai untuk menghidupkan kembali dan mendukung 

agama di negerinya, dan memperbaharui apa yang salah. Setiap kebaikan 

yang ditunjukkan oleh siapa saja kepada hamba-hamba Tuhan , pasti akan 

dikembalikan ke ribaan orang itu, dalam sukacita tersembunyi yang akan 

mereka rasakan, bukan hanya sebab  sudah melakukannya dengan baik, 

melainkan juga sebab  sudah berbuat kebaikan, kebaikan bagi banyak 

orang, kebaikan bagi jiwa-jiwa. 

2. Nehemia di sini menyerahkan semuanya kepada Tuhan  agar Tuhan  

mengingat dirinya sebab  perbuatannya itu, bukan dalam kesombongan, 

atau seperti orang yang bermegah atas apa yang telah diperbuatnya, 

apalagi mengandalkannya sebagai kebenarannya, atau seolah-olah ia 

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

895 

berpikir bahwa ia telah membuat Tuhan  berutang kepadanya. Sebaliknya, 

ia melakukannya dengan seruan yang penuh kerendahan hati kepada 

Tuhan  akan kelurusan hatinya dan kejujuran niatnya dalam apa yang 

telah diperbuatnya, dan akan harapan yang penuh keyakinan bahwa 

Tuhan  bukan tidak adil sehingga Ia lupa akan pekerjaan dan kasihnya (Ibr. 

6:10). Amatilah betapa bersahaja Nehemia dalam permohonannya. Dia 

hanya berdoa, ingatlah kepadaku, bukan berilah upahku. Janganlah 

hapuskan segala perbuatan bakti yang telah kulakukan, bukan umum-

kanlah perbuatanku, catatlah itu. Namun demikian, Nehemia diberi upah 

dan perbuatan baktinya dicatat. Sebab Tuhan  berbuat lebih dibandingkan  yang 

dapat kita minta. Perhatikanlah, perbuatan yang dilakukan terhadap 

rumah Tuhan  dan segala pelayanan di dalamnya, untuk menyokong agama 

dan mendukungnya, yaitu  perbuatan bakti. Ada kebenaran dan juga 

kesalehan di dalamnya, dan Tuhan  pasti akan mengingatnya, dan tidak 

menghapuskannya. Perbuatan-perbuatan itu pasti tidak akan kehilangan 

upahnya. 

Dakwaan Berkenaan dengan Hari Sabat 

(13:15-22) 

15 Pada masa itu kulihat di Yehuda orang-orang mengirik memeras anggur pada hari 

Sabat, pula orang-orang yang membawa berkas-berkas gandum dan memuatnya di atas 

keledai, juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa 

ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan mereka ketika mereka menjual 

bahan-bahan makanan. 16 Juga orang Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan 

pelbagai barang dagangan dan menjual itu kepada orang-orang Yehuda pada hari Sabat, 

bahkan di Yerusalem. 17 Lalu aku menyesali pemuka-pemuka orang Yehuda, kataku 

kepada mereka: “Kejahatan apa yang kamu lakukan ini dengan melanggar kekudusan hari 

Sabat? 18 Bukankah nenek moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Tuhan  kita 

mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota ini? Apakah kamu 

bermaksud memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar kekudusan hari 

Sabat. 19 Kalau sudah remang-remang di pintu-pintu gerbang Yerusalem menjelang hari 

Sabat, kusuruh tutup pintu-pintu dan kuperintahkan supaya jangan dibuka sampai lewat 

hari Sabat. Dan aku tempatkan beberapa orang dari anak buahku di pintu-pintu gerbang, 

supaya tidak ada muatan yang masuk pada hari Sabat. 20 namun  orang-orang yang 

berdagang dan berjualan rupa-rupa barang itu kemudian bermalam juga di luar tembok 

Yerusalem satu dua kali. 21 Lalu aku memperingatkan mereka, kataku: “Mengapa kamu 

bermalam di depan tembok? Kalau kamu berbuat itu sekali lagi akan kukenakan tanganku 

kepadamu.” Sejak waktu itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat. 22 Juga kusuruh 

orang-orang Lewi mentahirkan dirinya dan datang menjaga pintu-pintu gerbang untuk 

menguduskan hari Sabat. Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku juga sebab  hal itu dan 

sayangilah aku menurut kasih setia-Mu yang besar! 

Pada perikop ini kita mendapati satu kejadian lain dalam pembaharuan yang 

penuh berkat itu, yang di dalamnya Nehemia bekerja dengan begitu giat. 


 

896 

Nehemia menghidupkan kembali pengudusan hari Sabat, dan menegakkan 

wewenang perintah Tuhan  yang keempat. Dan sungguh baik perbuatan ini bagi 

rumah Tuhan  dan segala pelayanan di dalamnya, sebab, jika waktu kudus 

diabaikan dan tidak dianggap, maka tidak mengherankan jika semua kewajiban 

kudus pun dilalaikan. Di sini kita mendapati, 

I. Keluhan atas penyelewengan yang dilakukan. Hukum Sabat yaitu  hukum 

yang sangat ketat dan sangat ditegaskan. Hal ini sangat beralasan, sebab 

agama tidak akan pernah bertakhta selama hari Sabat diinjak-injak. Akan 

namun , Nehemia menemukan bahkan di Yehuda, di antara orang-orang yang 

menerima hukum Sabat sebagai tanda, hukum ini dilanggar dengan jahatnya. 

Matanya sendiri yang memberitahukan hal itu kepadanya. Para pemimpin 

yang ambil peduli untuk melakukan tugas mereka dengan benar akan 

berusaha sebisa mungkin untuk melihat dengan mata mereka sendiri, dan 

merampungkan rancangan untuk menemukan apa yang jahat. Sungguh sedih 

hati Nehemia ketika menemukan bahwa ada pelanggaran di mana-mana 

terhadap kekudusan Sabat, hari yang kudus itu, bahkan di Yerusalem, kota 

yang kudus itu, yang baru saja dipersembahkan kepada Tuhan . 

1. Para petani memeras anggur dan membawa pulang berkas-berkas 

gandum pada hari itu (ay. 15), walaupun ada perintah yang jelas bahwa 

dalam musim membajak dan musim menuai haruslah mereka beristirahat 

pada hari Sabat (Kel. 34:21). Sebab pada musim itu, mereka bisa tergoda 

untuk berbuat lebih bebas, dan berkhayal bahwa Tuhan  akan 

membiarkan mereka melakukannya. 

2. Para pengangkut memuati keledai mereka dengan pelbagai muatan, dan 

melakukannya tanpa segan-segan, walaupun ada ketentuan khusus 

dalam hukum Taurat bahwa hewan harus beristirahat (Ul. 5:14) dan 

bahwa mereka tidak boleh mengangkut barang-barang pada hari Sabat 

(Yer. 17:21). 

3. Para penjaja barang, pedagang keliling, dan pedagang kaki lima yang 

berasal dari Tirus, kota perdagangan yang terkenal itu, menjual pelbagai 

barang dagangan pada hari Sabat (ay. 16). Orang-orang Yehuda dan 

Yerusalem pun begitu tidak tahu malu hingga membeli barang dari 

mereka, dan dengan demikian mendorong mereka membuat hari Bapa 

kita menjadi hari perdagangan, berlawanan dengan perintah keempat 

dalam hukum Taurat, yang melarang melakukan suatu pekerjaan. Tidak 

heran jika terjadi kemerosotan besar-besaran pada agama dan kebejatan 

perilaku di antara umat ini, sebab mereka meninggalkan Bait Suci dan 

melanggar kekudusan hari Sabat. 

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

897 

II. Pembaharuan atas penyelewengan yang terjadi. Orang-orang yang giat 

bertindak bagi kehormatan Tuhan  tidak dapat tahan melihat kekudusan hari 

Sabat-Nya dilanggar. Amatilah langkah apa yang diambil oleh orang baik ini 

dalam semangatnya untuk menegakkan hari Sabat. 

1. Nehemia memperingatkan mereka yang melanggar kekudusan hari Sabat 

(ay. 15, dan sekali lagi ay. 21). Ia tidak hanya mengungkapkan 

ketidaksenangannya sendiri terhadap pelanggaran itu, namun  juga 

berupaya menyadarkan mereka bahwa perbuatan itu yaitu  dosa besar, 

dan menunjukkan kepada mereka kesaksian firman Tuhan  yang 

menentangnya. Ia tidak mau menghukum sebelum ia membeberkan 

kejahatan dari perbuatan itu. 

2. Nehemia menuntut penjelasan dari para pemimpin mengenai perkara 

itu, memanggil para pemuka Yehuda, dan beperkara dengan mereka (ay. 

17). Orang-orang terbesar sekalipun tidaklah terlalu tinggi untuk diberi 

tahu kesalahannya oleh orang lain yang tugasnya memang menegur 

mereka. Bahkan, orang-orang besar haruslah, seperti di sini, yang 

pertama kali ditegur, oleh sebab  pengaruh yang mereka miliki atas 

orang lain. 

(1) Nehemia mendakwa mereka atas perbuatan itu: Kamu mela-

kukannya. Mereka tidak mengangkut gandum, ataupun menjual ikan, 

namun , 

[1] Mereka membiarkan orang-orang yang melakukannya, dan tidak 

memakai kuasa mereka untuk melarang orang-orang itu, dan 

dengan demikian menjadikan mereka bersalah, sebagai 

pemerintah yang menyandang pedang dengan percuma. 

[2] Mereka memberikan teladan yang buruk dalam hal-hal lain. Jika 

para pemuka sendiri bersenang-senang dan berwisata, 

berkunjung dan berbincang-bincang untuk sekadar basa-basi, 

pada hari Sabat, maka para pekerja, baik di kota maupun di desa, 

akan melanggar kekudusan hari Sabat juga dengan pekerjaan 

duniawi mereka, sebagai sesuatu yang lebih dapat dibenarkan. 

Kita harus bertanggung jawab atas dosa-dosa yang dilakukan 

orang lain sebab  mencontoh teladan kita. 

(2) Nehemia mendakwa mereka atas perbuatan itu sebagai hal yang 

jahat, sebab  memang demikianlah adanya, suatu hal yang timbul 

dari penghinaan yang besar terhadap Tuhan  dan jiwa kita sendiri. 

(3) Nehemia berbantah dengan mereka mengenai perkara itu (ay. 18), 

dan menunjukkan kepada mereka bahwa melanggar kekudusan hari 


 

898 

Sabat yaitu  salah satu dosa yang telah membuat Tuhan  

mendatangkan penghakiman-penghakiman atas mereka. Dan bahwa 

jika mereka tidak mau belajar dari peringatan, namun  kembali ke 

dosa-dosa yang sama lagi, maka beralasan bagi mereka untuk 

menantikan datangnya penghakiman-penghakiman lebih lanjut: 

Kamu memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar 

kekudusan hari Sabat. Demikian pula Ezra menyimpulkan, jika kami 

kembali melanggar perintah-Mu, tidakkah Engkau akan murka 

kepada kami sampai kami habis binasa? (Ezr. 9:14).  

3. Nehemia memberi perhatian untuk mencegah pelanggaran terhadap 

kekudusan hari Sabat, sebagai seorang yang hanya bertujuan untuk 

melakukan pembaharuan. Jika ia dapat memperbaharui mereka, maka ia 

tidak akan menghukum mereka, dan, jika ia harus menghukum mereka, 

hal itu dilakukannya hanya agar ia dapat memperbaharui mereka. Ini 

merupakan sebuah contoh bagi para penegak hukum untuk menahan 

diri, dan menggunakan tali kendali dan kekang dengan bijak, sehingga 

tidak perlu memecut.  

(1) Nehemia memerintahkan agar pintu-pintu gerbang Yerusalem tetap 

ditutup pada petang menjelang hari Sabat sampai setelah hari Sabat 

lewat. Dia juga menempatkan beberapa orang dari anak buahnya 

sendiri (yang perhatian, keberanian, dan kejujurannya dapat 

dipercayainya) untuk menjaga pintu-pintu gerbang itu, supaya tidak 

ada muatan yang dibawa masuk pada hari Sabat, atau tengah malam 

sebelumnya, ataupun dini hari sesudahnya, sehingga batas waktu 

Sabat tidak dilanggar (ay. 19). Orang-orang yang datang untuk 

beribadah di pelataran Bait Tuhan  tentu saja diperbolehkan keluar 

masuk, namun  tidak satu pun orang yang boleh datang untuk 

berjualan barang dagangan. Mereka terpaksa bermalam di luar kota 

(ay. 20), di mana mereka pasti berharap bahwa hari Sabat segera 

berlalu, supaya mereka dapat berjualan gandum.  

(2) Nehemia mengancam orang-orang yang datang membawa barang 

dagangan ke pintu-pintu gerbang, yang memaksa untuk masuk, 

dengan berkata kepada mereka, bahwa jika mereka datang lagi, ia 

pasti akan mengenakan tangannya kepada mereka (ay. 21). Ancaman 

ini mengurungkan niat mereka untuk datang kembali. Perhatikanlah, 

kalau saja para pembaharu mau membulatkan tekad, maka banyak 

yang dapat dikerjakan untuk mematahkan kebiasaan-kebiasaan 

buruk, lebih banyak dibandingkan  yang mereka bayangkan. Kejahatan 

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

899 

yang dibiarkan memang akan membuat pelakunya menjadi lancang, 

dan menentang nasihat serta teguran. Akan namun , kejahatan itu bisa 

dipecundangi, dan pasti demikian jika para penegak hukum mem-

buat diri mereka menjadi kengerian baginya. Raja yang bersemayam 

di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang jahat dengan 

matanya. 

(3) Nehemia menyuruh orang-orang Lewi untuk mengurus tugas 

pengudusan hari Sabat sebagaimana mestinya, bahwa mereka harus 

mentahirkan diri mereka terlebih dahulu, dan dengan demikian 

memberikan teladan yang baik kepada umat, dan bahwa sebagian 

dari mereka harus datang menjaga pintu-pintu gerbang (ay. 22). Oleh 

sebab  Nehemia dan anak buahnya sebentar lagi harus kembali ke 

istana, maka ia ingin menyerahkan tanggung jawab ini kepada orang-

orang yang dapat terus menjalankannya. Dengan demikian, bukan 

hanya ketika Nehemia ada di sana, namun  juga saat dia pergi, hari 

Sabat tetap dikuduskan. Besar kemungkinan akan terjadi pembaha-

ruan, dalam perkara ini dan berbagai perkara lainnya, apabila para 

penegak hukum dan hamba-hamba Tuhan bekerja berdampingan. 

Keberanian, semangat, dan kebijaksanaan Nehemia dalam perkara 

ini, di sini dicatat untuk kita teladani. Dan beralasan bagi kita untuk 

berpikir bahwa pemecahan masalah yang dibuat Nehemia bertahan 

terus. Sebab, pada masa Juruselamat kita, kita mendapati orang-

orang Yahudi justru berada di ujung lain yang berlebihan, terlalu 

ketat dalam menjalankan pengudusan hari Sabat dari sisi ibadah 

lahiriahnya. 

4. Nehemia menutup perikop ini dengan doa (ay. 22), yang di dalamnya 

amatilah, 

(1) Permohonan-permohonannya: Ingatlah kepadaku, seperti penjahat 

di kayu salib yang berkata, Tuhan, ingatlah akan aku, itu saja sudah 

cukup. Diingatnya kita oleh Tuhan  sungguh sangat berharga (Mzm. 

40:6). Nehemia menambahkan, sayangilah aku. Nehemia sama sekali 

tidak berpikir bahwa apa yang telah diperbuatnya membuat dirinya 

berhak atas upah. Sebaliknya, ia justru berseru dengan sungguh-

sungguh kepada Tuhan  untuk meluputkannya, seperti Yeremia, 

janganlah membiarkan aku diambil, sebab  panjang sabar-Mu (Yer. 

15:15), hajarlah aku, namun  jangan dengan murka-Mu (Yer. 10:24), 

dan janganlah Engkau menjadi kedahsyatan bagiku (Yer. 17:17). 

Perhatikanlah, orang-orang kudus yang terbaik sekalipun, bahkan 


 

900 

saat mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang paling baik, tetap 

memerlukan belas kasihan yang meluputkan. Sebab sesungguhnya, di 

bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah 

berbuat dosa. 

(2) Alasan yang diserukan: Menurut kasih setia-Mu yang besar (atau 

berlimpah). Perhatikanlah, pada kasih setia Tuhan -lah kita harus 

bergantung, dan bukan pada jasa kita sendiri, saat kita datang 

menghadap Tuhan . 

Penyingkiran Istri-istri Asing 

(13:23-31) 

23 Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri wanita -

wanita  Asdod, wanita -wanita  Amon atau wanita -wanita  Moab. 24 

Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain itu dan 

tidak tahu berbicara bahasa Yahudi. 25 Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan 

beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka 

bersumpah demi Tuhan , demikian: “Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempu-

anmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak wanita  mereka 

sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri! 26 Bukankah Salomo, 

raja Israel, telah berbuat dosa sebab  hal semacam itu? Walaupun di antara begitu banyak 

bangsa tidak ada seorang raja seperti dia, yang dikasihi Tuhan nya dan diangkat oleh Tuhan  

itu menjadi raja seluruh Israel, namun dia pun terbawa ke dalam dosa oleh wanita -

wanita  asing itu. 27 Apakah orang harus mendengar bahwa juga kamu berbuat segala 

kejahatan yang besar itu, yaitu  berubah setia terhadap Tuhan  kita sebab  memperisteri 

wanita -wanita  asing?” 28 Seorang dari anak-anak Yoyada bin Elyasib, imam 

besar itu, yaitu  menantu Sanbalat, orang Horoni itu. Oleh sebab itu kuusir dia dari 

padaku. 29 Ya Tuhan ku, ingatlah bagaimana mereka mencemarkan jabatan imam serta 

perjanjian mengenai para imam dan orang-orang Lewi. 30 Kutahirkan mereka dari segala 

sesuatu yang asing dan kutetapkan tugas-tugas untuk para imam dan orang-orang Lewi, 

masing-masing dalam bidang pekerjaannya, 31 pula kutetapkan suatu cara untuk 

menyediakan kayu api pada waktu-waktu tertentu dan untuk hasil-hasil yang pertama. Ya 

Tuhan ku, ingatlah kepadaku, demi kesejahteraanku! 

Dalam perikop ini kita mendapati satu lagi contoh dari semangat Nehemia yang 

penuh kesalehan untuk mentahirkan orang-orang sebangsanya sebagai umat 

kesayangan Tuhan . Itulah yang menjadi tujuan Nehemia dalam menggunakan 

kuasanya, bukan untuk memperkaya dirinya sendiri. Lihatlah di sini, 

I. Bagaimana mereka telah merusak diri mereka sendiri dengan memperistri 

wanita -wanita  asing. Hal ini sudah dikeluhkan pada masa Ezra, dan 

sudah banyak yang dilakukan untuk memperbaikinya (Ezr. 9 dan 10). Akan 

namun  ketika roh najis diusir, jika orang tidak berjaga-jaga terhadapnya, 

maka ia akan masuk kembali. Demikian pula yang dilakukannya di sini. 

Walaupun pada zaman Ezra orang-orang yang telah memperistri wanita  

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

901 

asing dipaksa untuk mengusir istri asing mereka, yang tidak bisa tidak pasti 

menimbulkan masalah dan kebingungan dalam banyak keluarga, namun 

sebagian yang lain tidak belajar dari peringatan. Nitimur in vetitum – kita 

tetap cenderung tertarik pada apa yang dilarang. Nehemia, sebagai bupati 

yang baik, menyelidiki keadaan keluarga-keluarga yang berada di bawah 

tanggung jawabnya, supaya ia dapat memperbaharui apa yang salah dalam 

hidup mereka, dan dengan demikian membersihkan aliran air dengan 

membersihkan mata airnya.  

1. Nehemia menyelidiki dari mana mereka mengambil istri mereka, dan 

menemukan bahwa banyak orang Yahudi memperisteri wanita -

wanita  Asdod, wanita -wanita  Amon atau wanita -

wanita  Moab (ay. 23), entah sebab  mereka suka pada sesuatu yang 

berasal dari jauh atau sebab  mereka berharap, melalui ikatan 

pernikahan ini, untuk memperkuat dan memperkaya diri mereka 

sendiri. Lihatlah bagaimana Tuhan  melalui nabi-Nya menegur hal ini. 

Yehuda berkhianat (Mal. 2:11), dan melanggar kovenan dengan Tuhan , 

kovenan yang dibuat pada zaman Ezra yang persis merujuk pada per-

kara ini. Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN 

dengan menjadi suami anak wanita , yaitu penyembah Tuhan  asing. 

2. Nehemia berbicara dengan anak-anak mereka, dan mendapati bahwa 

anak-anak itu yaitu  anak-anak orang asing, sebab itu nyata dari bahasa 

mereka. Anak-anak dibesarkan oleh ibunya, dan mereka belajar bicara 

dari ibunya, dari pengasuhnya, dan dari para pembantunya. Itulah 

sebabnya mereka tidak dapat berbicara bahasa Yahudi, tidak bisa sama 

sekali, atau tidak bisa dengan mudah, atau tidak dengan seutuhnya, 

namun  separuh bahasa Asdod, atau Amon, atau Moab, sesuai dengan 

negeri asal ibunya. Amatilah, 

(1) Anak-anak, pada masa kecilnya, banyak belajar dari ibunya. Partus 

sequitur ventrem – anak-anak cenderung meniru ibunya.  

(2) Jika salah satu dari orangtua bersifat buruk, maka kodrat manusia 

yang memang sudah bobrok akan mencondongkan anak-anak untuk 

meniru sifat buruk itu. Inilah alasan yang baik mengapa orang 

Kristen tidak boleh menjadi pasangan yang tidak seimbang.  

(3) Dalam mendidik anak-anak, kita harus memberi perhatian besar 

untuk mengatur lidah mereka, supaya mereka tidak belajar bahasa 

Asdod, yaitu segala pembicaraan yang tidak saleh atau cemar, segala 

perkataan kotor. 


 

902 

II. Tindakan apa yang diambil Nehemia untuk membersihkan kecemaran ini, 

saat ia menyadari betapa sudah merajalelanya kecemaran itu.  

1. Nehemia memperlihatkan kepada mereka kejahatan dari perbuatan itu, 

dan kewajiban yang mengikat dirinya untuk bersaksi menentangnya. Ia 

tidak mencari gara-gara dengan mereka, namun  perbuatan ini memang 

merupakan kejahatan yang harus dihukum oleh hakim, dan yang sama 

sekali tidak boleh dibiarkannya (ay. 27): “Apakah orang harus 

mendengar kamu, yang berusaha mengecilkan dan memaklumi 

perbuatan itu? Tidak, perbuatan itu yaitu  kejahatan, kejahatan besar. 

Memperisteri wanita -wanita  asing berarti berubah setia 

terhadap Tuhan  kita, dan kami harus berbuat semampu mungkin untuk 

menghentikannya. Kamu memohon agar wanita -wanita  itu 

tidak diceraikan darimu, namun  kami tidak dapat mendengarkan kamu, 

sebab tidak ada jalan lain untuk membersihkan diri kami dari kesalahan 

itu dan mencegah penularannya.” 

(1) Nehemia mengutip sebuah perintah, untuk membuktikan bahwa 

perbuatan itu sendiri pada dasarnya merupakan dosa besar, dan 

menyuruh mereka bersumpah berdasarkan perintah itu: Jangan 

sekali-kali kamu serahkan anak-anak wanita mu kepada anak-

anak lelaki mereka, dan seterusnya (Ul. 7:3, KJV). Apabila kita ingin 

merebut kembali orang dari dosa, kita harus memperlihatkan 

kepada mereka bahwa perbuatan mereka itu berdosa dipandang dari 

cermin perintah Tuhan. 

(2) Nehemia mengutip peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya, untuk 

menunjukkan akibat-akibat yang merusak dari perbuatan itu, 

sehingga pemerintah perlu menentangnya habis-habisan (ay. 26): 

Bukankah Salomo, raja Israel, telah berbuat dosa sebab  hal semacam 

itu? Kejatuhan orang-orang besar dan baik dicatat agar kita dapat 

belajar dari peringatan untuk menghindari godaan-godaan yang 

telah membuat mereka jatuh. Salomo terkenal dengan hikmatnya. 

Tidak ada seorang raja seperti dia dalam hal hikmat. Namun 

demikian, ketika ia memperistri wanita -wanita  asing, 

hikmatnya tidak bisa menjaganya dari jerat mereka. Bahkan, 

hikmatnya meninggalkan dia, dan ia bertindak sangat bodoh. Salomo 

dikasihi Tuhan , namun  perbuatannya memperistri wanita -

wanita  asing membuatnya terlempar keluar dari perkenanan 

Tuhan , dan hampir memadamkan api anugerah yang kudus di dalam 

jiwanya. Ia menjadi raja atas seluruh Israel, namun  sebab  

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

903 

perbuatannya ini, ia kehilangan sepuluh dari dua belas suku Israel. 

Kamu membela diri bahwa kamu dapat memperistri wanita  

asing, namun tetap mempertahankan kemurnian sebagai orang 

Israel. namun  Salomo sendiri tidak dapat melakukannya. Dia pun 

terbawa ke dalam dosa oleh wanita -wanita  asing itu. Oleh 

sebab itu, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah 

supaya ia jangan jatuh ketika ia berlari di atas tebing yang curam 

seperti itu. 

2. Nehemia memperlihatkan bahwa dia sendiri sangat marah atas 

perbuatan itu, supaya ia dapat membangkitkan dalam diri mereka 

kesadaran yang semestinya akan jahatnya perbuatan itu: Ia berbantah 

dengan mereka (ay. 25, KJV). Mereka berusaha membenarkan perbuatan 

mereka sendiri, namun  Nehemia memperlihatkan kepada mereka betapa 

dangkalnya dalih mereka, dan berdebat sengit dengan mereka. Setelah 

membungkam mereka, ia mengutuki mereka, artinya, ia menyatakan 

penghakiman Tuhan  atas mereka, dan menunjukkan kepada mereka 

hukuman apa yang pantas untuk dosa mereka. Ia kemudian memilih 

beberapa orang yang paling degil di antara mereka, dan pantas untuk 

dijadikan sebagai contoh, dan memukuli mereka (yaitu, menyuruh agar 

mereka dipukuli oleh petugas-petugas yang berwenang menurut hukum, 

Ul. 25:2-3). Lalu ia menambahkan tanda cela yang lebih jauh ini, yaitu ia 

mencabut rambut mereka, atau memotong atau mencukurnya. Sebab 

demikianlah ayat itu dapat dipahami. Mungkin mereka telah 

menyombongkan rambut mereka, dan sebab  itu Nehemia mencabutnya 

untuk memburukkan rupa mereka dan merendahkan diri mereka, dan 

membuat mereka malu. Tindakan ini, pada dasarnya, untuk 

mempermalukan mereka, paling tidak untuk sementara waktu. Ezra, 

dalam perkara ini, telah mencabut rambutnya sendiri, dalam dukacita 

yang kudus sebab  dosa. Sementara Nehemia mencabut rambut mereka, 

dalam kemarahan yang kudus terhadap para pendosa. Lihatlah 

perbedaan watak orang-orang yang bijak, baik, dan berguna, dan 

beragamnya anugerah, seperti juga karunia, dari Roh yang sama.  

3. Nehemia mengharuskan mereka untuk tidak lagi mengambil istri-istri 

semacam itu, dan memisahkan wanita -wanita  asing yang telah 

mereka nikahi: Ia mentahirkan mereka dari segala sesuatu yang asing, 

baik laki-laki maupun wanita  (ay. 30), dan menyuruh mereka 

bersumpah bahwa mereka tidak akan pernah melakukannya lagi (ay. 

25). Demikianlah ia mencoba segala daya dan upaya untuk menghenti-

kan kejahatan ini dan mencegah kambuhnya kembali penyakit ini. 


 

904 

4. Nehemia memberi perhatian khusus pada keluarga-keluarga imam, agar 

mereka tidak tercemar oleh noda ini, oleh kesalahan ini. Ia mendapati, 

setelah menyelidiki, bahwa salah satu anggota keluarga imam besar 

sendiri, yaitu  salah seorang cucunya, telah menikahi anak wanita  

Sanbalat, musuh besar orang Yahudi itu (2:10; 4:1). Dan sebagai 

akibatnya, ia telah berpihak kepada orang Samaria (ay. 28). Betapa 

orang itu tidak mengasihi Tuhan  atau negerinya, sebab ia bisa menjadikan 

dirinya teman, dalam perkara kewajiban dan kepentingan, dari orang 

yang merupakan musuh bebuyutan Tuhan  maupun negerinya. 

Tampaknya imam muda ini tidak mau menyingkirkan istrinya, dan 

sebab  itu Nehemia mengusir dia dari padanya, melucutinya, 

merendahkannya, dan membuatnya tidak bisa lagi menjabat sebagai 

imam untuk selamanya. Yosefus berkata bahwa imam yang diusir ini 

yaitu  Manasye, dan bahwa setelah Nehemia menghalaunya, ia pergi 

kepada Sanbalat ayah mertuanya, yang kemudian membangunkan 

mezbah baginya di gunung Gerizim, seperti mezbah di Yerusalem. Lalu, 

Sanbalat berjanji kepada imam itu bahwa ia akan menjadi imam besar di 

atas gunung ini. Peristiwa inilah yang menjadi dasar dari ibadah palsu 

orang Samaria, yang terus memanas hingga masa Juruselamat kita. 

Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini (Yoh. 4:20). Setelah 

mengusir seorang imam yang telah kehilangan kehormatan imamatnya 

seperti itu, Nehemia kembali menempatkan para imam dan orang-orang 

Lewi, masing-masing dalam bidang pekerjaannya (ay. 30). Bukanlah 

suatu kerugian bagi mereka untuk berpisah dengan imam yang menjadi 

aib bagi jubah keimaman mereka. Tugas mereka dapat dikerjakan 

dengan lebih baik tanpa dirinya. Setelah Yudas pergi, Kristus berkata, 

sekarang Anak Manusia dipermuliakan (Yoh: 13:30-31). Inilah doa 

Nehemia pada kesempatan ini.  

(1) Nehemia berdoa, ya Tuhan ku, ingatlah mereka (ay. 29). “Tuhan, 

sadarkanlah dan insafkanlah mereka. Ingatkanlah mereka akan siapa 

diri mereka dan apa yang harus mereka lakukan, agar mereka sadar 

diri.”  Atau, “Ingatlah mereka supaya Engkau mengadakan 

perhitungan dengan mereka atas dosa mereka. Ingatlah dosa itu 

untuk menentang mereka.” Jika kita menafsirkannya demikian, maka 

doa ini yaitu  nubuatan bahwa Tuhan  akan mengingat dosa itu untuk 

menentang mereka. Orang-orang yang mencemarkan imamat berarti 

memandang rendah Tuhan , dan akan dipandang rendah. Mungkin 

mereka terlalu banyak dan terlalu besar untuk ditangani Nehemia 

Kitab Nehemia 13:1-9 

 

905 

seorang diri. “Tuhan” (pinta Nehemia) “tanganilah mereka. Ambil 

alih tugas ini ke dalam tangan-Mu sendiri.” 

(2) Nehemia berdoa, ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku (ay. 31). Pelayanan-

pelayanan terbaik yang dilakukan bagi banyak orang adakalanya 

dilupakan oleh orang-orang yang menerima pelayanan itu (Pkh. 

9:15). Oleh sebab  itu, Nehemia berserah kepada Tuhan  untuk 

memberinya imbalan, menjadikan-Nya sebagai Tuan yang 

mengupahnya, dan kemudian tidak merasa ragu bahwa ia pasti akan 

diupah dengan baik. Doa ini sangat bagus untuk dijadikan intisari 

dari permohonan-permohonan kita. Kita tidak perlu yang lain untuk 

membuat kita bahagia selain ini: Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku, demi 

kesejahteraanku! 

 

 

 

 

 

T A F S I R A N  M A T T H E W  H E N R Y  

Kitab  

Ester  

   

 

TAFSIRAN KITAB Ester  

Disertai Renungan Praktis  

alam dua kitab sebelumnya, kita membaca tentang bagaimana 

penyelenggaraan Tuhan  menjaga orang-orang Yahudi yang telah kembali 

dari pembuangan ke negeri mereka sendiri, serta apa perkara-perkara besar dan 

baik yang diperbuat bagi mereka. Namun, banyak juga yang tidak pulang, sebab  

tidak mempunyai rasa cinta yang cukup besar bagi rumah Tuhan , serta bagi tanah 

dan kota suci, yang memampukan mereka melewati kesulitan-kesulitan untuk 

pergi ke sana. Mereka ini, orang akan berpikir, seharusnya dikecualikan dari 

perlindungan khusus Tuhan  sang Penyelenggara, sebagai orang-orang yang tidak 

layak disebut orang Israel. Namun, Tuhan  kita tidaklah memperlakukan kita 

sesuai kebodohan dan kelemahan kita. Kita mendapati dalam kitab ini bahwa 

bahkan orang-orang Yahudi yang tersebar di wilayah-wilayah bangsa kafir 

sekalipun tetap dijaga, sama halnya seperti orang-orang Yahudi yang berkumpul 

di tanah Yudea. Mereka dipelihara secara menakjubkan, ketika sudah tinggal 

menunggu kehancuran dan ditetapkan sebagai domba-domba sembelihan.  

Siapa yang menyusun kisah ini tidaklah pasti. Mordekhai, sama seperti orang 

lain, bisa saja menceritakan sejumlah penggalan kisah di dalamnya berdasarkan 

pengalamannya sendiri. Quorum pars magna fuit – sebab perannya sangat 

menonjol dalam cerita itu. Dan kita diberi tahu bahwa ia menuliskan cerita 

tentang mereka dengan cara yang dianggap penting untuk memberi tahu orang-

orang sebangsanya alasan mengapa mereka memelihara hari raya Purim (9:20, 

Mordekhai menuliskan peristiwa itu, lalu mengirimkannya dalam bentuk surat 

kepada semua orang Yahudi). Oleh sebab  itu, beralasan bagi kita untuk 

menduga bahwa dialah penulis seluruh kitab ini. Kitab ini merupakan kisah 

tentang persekongkolan melawan orang Yahudi dengan tujuan untuk 

memusnahkan mereka semua, dan persekongkolan itu secara ajaib digagalkan 

oleh serangkaian penyelenggaraan ilahi yang terjadi secara beriringan. Cara 

untuk mendapatkan gambaran paling lengkap tentang kisah ini yaitu  dengan 


 

912 

membaca seluruh kitab sekaligus dengan penuh perhatian, sebab peristiwa-

peristiwa yang belakangan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terdahulu, dan 

menunjukkan pemeliharaan ilahi apa yang dimaksudkan di dalamnya. Nama 

Tuhan  tidak dijumpai dalam kitab ini, namun  tambahan apokrifanya (yang tidak 

ditulis dalam bahasa Ibrani, dan tidak pernah diterima dalam kanon Yahudi) 

yang berisi enam pasal, dimulai seperti berikut: Lalu Mordekhai berkata: Itu 

terjadi oleh Tuhan ! Akan namun , meskipun nama Tuhan  tidak ada di dalamnya, 

tangan Tuhan  ada di situ, mengarahkan banyak peristiwa kecil untuk mewujud-

kan pembebasan bagi umat-Nya. Rincian-rincian peristiwa ini tidak hanya 

mengejutkan dan sangat menghibur, namun  juga membangun dan sangat 

menguatkan iman serta pengharapan umat Tuhan  di tengah masa-masa yang 

paling sukar dan berbahaya. Sekarang, kita tidak dapat lagi berharap agar 

mujizat-mujizat seperti itu diadakan bagi kita sebagaimana dulu diadakan bagi 

Israel ketika mereka keluar dari Mesir. namun  kita bisa berharap bahwa cara-

cara seperti yang dipakai Tuhan  di sini untuk menggagalkan rencana Haman, ma-

sih akan tetap dipakai-Nya untuk melindungi umat-Nya. Diceritakan kepada kita, 

I. Bagaimana Ester menjadi ratu dan Mord