tawarikh ester 26
, ahli kitab itu.
Pada perikop ini kita mendapati nama-nama, dan sedikit saja keterangan di
samping nama-nama, dari banyak imam dan orang Lewi yang terkemuka pada
zaman mereka, di antara orang-orang Yahudi yang kembali pulang. Tidak
diberitahukan mengapa daftar ini perlu dimasukkan di sini oleh Nehemia,
kemungkinan untuk tetap mengingat orang-orang baik tersebut, supaya
keturunan yang akan datang tahu kepada siapa mereka berutang budi, di bawah
Tuhan , atas keadaan yang membahagiakan dengan dihidupkannya dan ditegak-
kannya kembali agama di antara mereka. Demikian pula halnya, kita harus turut
memberikan sumbangsih bagi penggenapan janji ini (Mzm. 112:6), bahwa orang
benar itu akan diingat selama-lamanya. Kiranya ingatan akan orang benar
membawa berkat dan tetap abadi. Utang budi yang masih harus kita bayar
kepada hamba-hamba Tuhan yang setia yaitu mengingat pemimpin-pemimpin
kita, yang telah menyampaikan firman Tuhan kepada kita (Ibr. 13:7). Ada juga
kemungkinan bahwa daftar itu dimaksudkan untuk menggugah keturunan
mereka, yang meneruskan mereka dalam tugas sebagai imam dan yang mewarisi
martabat serta kedudukan mereka, agar keturunan mereka itu meneladani
keberanian dan kesetiaan mereka. Sungguh baik mengetahui siapakah nenek
moyang dan para pendahulu kita yang saleh, supaya dengan begitu kita dapat
belajar menjadi orang yang sepatutnya. Kita mendapati di sini,
1. Nama para imam dan orang-orang Lewi yang berangkat pulang bersama
rombongan pertama dari Babel, ketika Yesua menjabat sebagai imam besar.
Nama Yeremia dan Ezra disebutkan bersama rombongan pertama (ay. 1),
namun diduga bahwa mereka bukanlah Nabi Yeremia ataupun Ezra sang ahli
kitab. Kemasyhuran Nabi Yeremia berlangsung jauh sebelumnya, dan
kemasyhuran Ezra beberapa waktu sesudahnya, meski keduanya sama-sama
imam. Tentang salah satu orang Lewi itu, dikatakan (ay. 8) bahwa dia
memimpin nyanyian syukur, yang artinya dipercayai untuk memastikan
supaya mazmur, yaitu mazmur-mazmur ucapan syukur, senantiasa
dinyanyikan di Bait Suci pada waktu dan dengan cara yang semestinya.
Kitab Nehemia 12:1-26
877
Orang-orang Lewi bertugas sesuai giliran mereka, sambil menyemangati
satu sama lain sebagai saudara, sesama pekerja, dan sesama prajurit.
2. Pergantian imam-imam besar selama masa pemerintahan Persia, mulai dari
Yesua (atau Yesus) yang menjadi imam besar pada masa pembangunan
kembali kota Yerusalem, hingga Yadua (atau Yadus) yang menjadi imam
besar ketika Aleksander Agung datang ke Yerusalem setelah penaklukan
Tirus. Ketika tiba di Yerusalem, Aleksander Agung memberikan
penghormatan yang besar kepada Imam Yadus ini, yang menjumpai dirinya
dalam jubah imamnya. Dan kemudian Yadus menunjukkan kepadanya
nubuatan Daniel, yang menubuatkan penaklukan-penaklukan yang dibuat
oleh Aleksander.
3. Angkatan imam selanjutnya, yang merupakan para kepala kaum, dan yang
giat bekerja pada zaman Yoyakim, anak-anak dari rombongan pertama.
Perhatikanlah, beralasan bagi kita untuk mengakui perkenanan dan
perhatian Tuhan kepada jemaat-Nya, sebab ketika satu angkatan hamba
Tuhan berlalu, datanglah angkatan yang lain. Semua orang yang disebutkan
pada ayat 1 dan seterusnya itu, sebagai orang-orang yang terkemuka pada
zaman mereka, disebutkan kembali pada ayat 12 dan seterusnya, meskipun
dengan sedikit banyak perbedaan pada sejumlah nama, kecuali dua orang,
yang mempunyai anak-anak yang sama terkemukanya pada zaman mereka.
Ini merupakan suatu contoh yang langka, bahwa dua puluh bapa leluhur
yang baik meninggalkan dua puluh anak yang baik pula (sebab sebanyak
itulah jumlah orang itu di sini) yang menggantikan tempat mereka.
4. Angkatan orang Lewi selanjutnya, atau lebih tepatnya angkatan yang
terkemudian. Sebab para imam yang tadi disebutkan berkembang pesat
pada zaman Imam Besar Yoyakim, sedang orang-orang Lewi ini pada
zaman Elyasib (ay. 22). Barangkali pada masa itu keluarga-keluarga imam
yang telah disebutkan sebelumnya mulai merosot, dan angkatan ketiga dari
mereka tidak sebaik dua angkatan sebelumnya. Namun, pekerjaan Tuhan
tidak akan pernah gagal hanya sebab kurangnya alat. Kemudian bangkitlah
satu angkatan orang Lewi, para kepala kaum keluarga yang tercatat (ay. 22),
dan yang sangat berguna bagi kepentingan-kepentingan jemaat. Dan
pelayanan mereka tidaklah menjadi kurang berkenan pada Tuhan ataupun
umat-Nya hanya sebab mereka orang Lewi biasa, hamba-hamba Tuhan dari
tingkatan yang lebih rendah. Oleh sebab imam besar Elyasib bersekutu
dengan Tobia (13:4), maka para imam lain menjadi semakin lalai. namun
kemudian orang-orang Lewi itu tampil lebih giat, seperti yang terlihat
melalui hal ini, bahwa mereka yang sekarang ditugaskan untuk menguraikan
Kitab Suci (8:8) dan berdoa (9:4-5) semuanya yaitu orang Lewi, bukan
878
imam-imam, sebab kecakapan pribadi mereka lebih diperhitungkan
dibandingkan kedudukan mereka. Sebagian dari orang-orang Lewi ini yaitu
para penyanyi (ay. 24), untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur,
sementara sebagian yang lainnya yaitu penunggu pintu gerbang (ay. 25),
yang mengadakan penjagaan di gudang-gudang perlengkapan pada pintu-
pintu gerbang, dan kedua-duanya sesuai dengan perintah Daud.
Penahbisan Tembok Yerusalem
(12:27-43)
27 Pada pentahbisan tembok Yerusalem orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat
mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan pentahbisan yang meriah dengan
ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus dan kecapi. 28 Maka berkumpullah
kaum penyanyi dari daerah sekitar Yerusalem, dari desa-desa orang Netofa, 29 dari Bet-
Gilgal, dari padang Geba dan Asmawet, sebab para penyanyi itu telah mendirikan desa-
desa sekitar Yerusalem. 30 Para imam dan orang-orang Lewi mentahirkan dirinya, lalu
mentahirkan seluruh umat itu, dan kemudian pintu-pintu gerbang dan tembok. 31 Lalu
aku mempersilakan para pemimpin orang Yehuda naik ke atas tembok dan kubentuk dua
paduan suara yang besar. Yang satu berarak ke kanan di atas tembok ke jurusan pintu
gerbang Sampah. 32 Di belakangnya berjalanlah Hosaya dengan sebagian dari para
pemimpin orang Yehuda, 33 pula Azarya, Ezra, Mesulam, 34 Yehuda, Benyamin, Semaya
dan Yeremia,
35 dan dari kaum imam yang memegang nafiri: Zakharia bin Yonatan bin Semaya bin
Matanya bin Mikha bin Zakur bin Asaf, 36 dan saudara-saudaranya, yaitu : Semaya,
Azareel, Milalai, Gilalai, Maai, Netaneel, Yehuda dan Hanani dengan bunyi-bunyian Daud,
abdi Tuhan itu, sedang Ezra, ahli kitab itu berjalan di depan mereka. 37 Lalu pada pintu
gerbang Mata Air mereka langsung naik tangga-tangga kota Daud, pada jalan pendakian
tembok, lewat istana Daud, dan berjalan sampai pintu gerbang Air, di sebelah Timur. 38
Dan paduan suara yang kedua berarak ke kiri dan aku mengikutinya dengan sebagian dari
orang-orang itu melalui tembok dan menara Perapian sampai tembok Lebar. 39 Lalu kami
melalui pintu gerbang Efraim, pintu gerbang Lama, pintu gerbang Ikan, menara Hananeel
dan menara Mea sampai pintu gerbang Domba. Mereka berhenti di pintu gerbang
Penjagaan. 40 Kemudian kedua paduan suara itu berdiri di rumah Tuhan . Demikian juga
aku bersama-sama sebagian dari para penguasa, 41 dan para imam, yaitu : Elyakim,
Maaseya, Minyamin, Mikha, Elyoenai, Zakharia, Hananya dengan memegang nafiri, 42 dan
Maaseya, Semaya, Eleazar, Uzi, Yohanan, Malkia, Elam dan Ezer. Lalu para penyanyi
memperdengarkan kidung di bawah pimpinan Yizrahya. 43 Pada hari itu mereka
mempersembahkan korban yang besar. Mereka bersukaria sebab Tuhan memberi mereka
kesukaan yang besar. Juga segala wanita dan anak-anak bersukaria, sehingga
kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh.
Kita telah membaca tentang pembangunan tembok Yerusalem yang penuh
dengan ketakutan dan kegentaran. Pada perikop ini kita mendapati penjelasan
tentang penahbisannya yang penuh dengan sukacita dan kemenangan. Orang-
orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan
bersorak-sorai seperti itu.
Kitab Nehemia 12:1-26
879
I. Kita harus mencari tahu apa arti penahbisan tembok ini. Kita anggap saja
bahwa di dalamnya termasuk pentahbisan kota juga continens pro contento –
apa yang ditampung tercakup dalam wadah yang menampungnya, dan
sebab itu penahbisan tembok tersebut tidak dilakukan sampai kotanya
sudah cukup penuh dengan penduduk (ps.11).
1. Penahbisan ini merupakan ucapan syukur kepada Tuhan atas belas kasih-
Nya yang besar bagi mereka dalam menyempurnakan pekerjaan ini,
belas kasih yang semakin mereka sadari oleh sebab kesulitan dan
perlawanan yang mereka hadapi dalam pengerjaannya.
2. Dengan penahbisan ini, mereka mempersembahkan kota Yerusalem
secara istimewa bagi Tuhan dan kehormatan-Nya, dan menduduki kota
itu bagi Dia dan nama-Nya. Semua kota kita, semua rumah kita, haruslah
tertulis “kudus bagi TUHAN.” namun kota Yerusalem ini, tidak seperti
semua kota lain, yaitu kota kudus, kota Raja Besar (Mzm. 48:3 dan Mat.
5:35). Kota itu menjadi kota kudus sejak Tuhan memilihnya supaya nama-
Nya tinggal di sana. Dan sebagai kota kudus, sebab sekarang sudah diisi
lagi, maka kota itu kembali dipersembahkan kepada Tuhan oleh para
pembangun dan penduduknya, sebagai tanda pengakuan mereka bahwa
mereka yaitu para penyewa lahan-Nya, dan sebagai tanda keinginan
mereka agar kota itu tetap menjadi milik-Nya, dan agar hak
kepemilikannya jangan pernah dialihkan. Apa pun yang dilakukan bagi
keamanan, kemudahan, dan kenyamanan mereka, haruslah diran-
cangkan bagi kehormatan dan kemuliaan Tuhan .
3. Dengan penahbisan itu, mereka menempatkan kota Yerusalem beserta
tembok-temboknya di bawah perlindungan ilahi, dengan mengakui
bahwa jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah usaha orang
yang membangun tembok-temboknya. Ketika kota ini masih menjadi
milik orang Yebus, mereka menyerahkan pengawalannya kepada ilah-
ilah mereka, sekalipun ilah-ilah itu buta dan timpang (2Sam. 5:6). Jauh
lebih banyak alasan bagi umat Tuhan untuk menyerahkan kota itu ke
dalam penjagaan Dia yang Mahabijaksana dan Mahakuasa. Para pendiri
kota yang percaya takhyul memandang kepada penempatan benda-
benda langit yang membawa keberuntungan (lih. karya Tuan Gregory,
hal. 29, dst.), namun para pendiri kota yang saleh ini hanya memandang
kepada Tuhan saja, kepada penyelenggaraan-Nya, dan bukan pada
peruntungan.
II. Kita harus mencermati betapa upacara penahbisan ini dilaksanakan dengan
khidmat, di bawah pengarahan Nehemia.
880
1. Orang-orang Lewi dari seluruh penjuru negeri dipanggil untuk datang.
Kota itu harus dipersembahkan kepada Tuhan , maka hamba-hamba-Nya
harus ditugaskan untuk menahbiskannya, dan penyerahannya harus
dilakukan melalui tangan mereka. Ketika perayaan-perayaan yang
khidmat itu berakhir dalam pasal 8 dan 9, maka mereka pun pulang ke
tempat masing-masing, untuk mengurusi tempat-tempat tugas mereka
di seluruh negeri. namun sekarang, kehadiran dan bantuan mereka
dibutuhkan sekali lagi.
2. Untuk menuruti panggilan ini, ada pertemuan raya seluruh orang Lewi
(ay. 28-29). Amatilah bagaimana mereka melakukannya.
(1) Mereka mentahirkan diri (ay. 30). Sudah menjadi kepentingan kita
untuk membasuh tangan dan menyucikan hati ketika suatu pekerjaan
bagi Tuhan harus dilakukan dengan melewati tangan dan hati kita.
Orang-orang Lewi itu mentahirkan diri mereka sendiri, dan baru
kemudian mentahirkan seluruh umat. Barang siapa ingin dipakai
menjadi alat untuk menguduskan orang lain haruslah terlebih
dahulu menguduskan dirinya sendiri, dan mengkhususkan diri bagi
Tuhan , dengan kemurnian pikiran dan ketulusan niat. Setelah itu,
mereka mentahirkan pintu-pintu gerbang dan tembok. Kita barulah
bisa mengharapkan penghiburan apabila kita sudah siap
menerimanya. Bagi orang suci semuanya suci (Tit. 1:15). Dan bagi
orang yang tahir, rumah, meja hidangan, serta segala penghiburan
dan kenikmatan yang mereka peroleh dari makhluk ciptaan yaitu
tahir (1Tim. 4:4-5). Ada kemungkinan bahwa pentahiran ini
dilakukan dengan memercikkan air pentahiran atau bisa juga disebut
air pemisahan (Bil. 19:9) kepada diri mereka sendiri dan seluruh
umat, juga ke atas tembok-tembok dan pintu-pintu gerbang. Ini
merupakan perlambang akan darah Kristus, yang menyucikan hati
nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, sehingga kita pun
dilayakkan untuk beribadah kepada Tuhan yang hidup (Ibr. 9:14) dan
dipelihara oleh-Nya.
(2) Para pemimpin, para imam, dan orang-orang Lewi berjalan
mengelilingi tembok itu dalam dua rombongan, sambil diiringi
dengan bunyi-bunyian, untuk menandakan bahwa semuanya itu
dipersembahkan kepada Tuhan , seluruh keliling tembok itu (ay. 36).
Jadi, ada kemungkinan bahwa mereka menyanyikan mazmur sambil
berjalan, dengan memuji dan memuliakan Tuhan . Arak-arakan ini
digambarkan secara panjang lebar di sini. Mereka berkumpul di satu
titik tertentu, dan dari situ memisahkan diri menjadi dua
Kitab Nehemia 12:1-26
881
rombongan. Sebagian dari para pemimpin, bersama sejumlah imam
dan orang Lewi, berarak ke kanan, dengan Ezra yang memimpin
rombongan mereka (ay. 36). Sebagian lainnya dari para pemimpin
dan imam, yang juga mengucap syukur, berarak ke kiri, dengan
Nehemia yang berjalan mengikuti mereka (ay. 38). Pada akhirnya
kedua rombongan itu bertemu di Bait Suci, dan di sana mereka
bergabung dalam mengucap syukur (ay. 40). Ada kemungkinan
bahwa khalayak ramai berjalan di bawah tembok, sebagian di sebe-
lah dalam dan sebagian yang lain di sebelah luar, sebab salah satu
tujuan upacara ini ialah untuk membuat mereka tergerak oleh belas
kasihan yang mereka syukuri, dan untuk melanggengkan ingatan
akan hal itu di antara mereka. Arak-arakan, dengan tujuan seperti
itu, memiliki manfaatnya sendiri.
(3) Rakyat sangat bersukaria (ay. 43). Sementara para pemimpin, para
imam, dan orang-orang Lewi mengungkapkan sukacita dan syukur
mereka dengan korban yang besar, tiupan sangkakala, bunyi-bunyian,
dan nyanyian pujian, rakyat biasa mengungkapkan sukacita mereka
dengan seruan-seruan yang nyaring, yang terdengar sampai jauh,
lebih jauh dibandingkan suara nyanyian dan musik mereka yang lebih
merdu. Dan seruan-seruan ini, sebab berasal dari sukacita yang
tulus dan sepenuh hati, diberi perhatian di sini. Sebab Tuhan tidak
mengabaikan, namun menerima dengan penuh rahmat, pelayanan
orang biasa yang dilakukan dengan jujur dan penuh semangat,
meskipun di dalamnya tidak terdapat sentuhan seni dan jauh dari
keindahan. Disebutkan bahwa segala wanita dan anak-anak ber-
sukaria, dan sorak-sorai mereka tidak dipandang remeh, namun
dicatat sebagai pujian bagi mereka. Semua orang yang mendapat
bagian dalam belas kasih untuk semuanya, harus ikut serta dalam
mengucap syukur secara bersama-sama. Alasan yang diberikan
yaitu sebab Tuhan memberi mereka kesukaan yang besar. Dia telah
memberi mereka baik sesuatu untuk bersukacita maupun hati untuk
bersukaria. Penyelenggaraan-Nya telah membuat mereka aman dan
tenang, maka anugerah-Nya membuat mereka riang hati dan penuh
rasa syukur. Perlawanan musuh-musuh mereka yang telah
digagalkan, tidak diragukan lagi, membuat mereka semakin bersuka-
cita dengan bercampur rasa kemenangan. Belas kasih yang besar
menuntut balasan puji-pujian yang penuh kekhidmatan, di pelataran
rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem!
882
Rakyat Memperhatikan Kewajiban Mereka
(12:44-47)
44 Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan,
bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan
persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan
orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab
Yehuda bersukacita sebab para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas. 45 sebab
merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Tuhan mereka dan tugas pentahiran, de-
mikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah
Daud dan Salomo, anaknya. 46 sebab sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada
pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Tuhan . 47
Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi
para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan
mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Dan orang-orang
Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun.
Pada perikop ini kita mendapati penjelasan tentang dampak-dampak baik yang
tersisa dari sukacita yang dirasakan oleh seluruh bangsa pada waktu penahbisan
tembok Yerusalem. Apabila perayaan hari pengucapan syukur meninggalkan
kesan-kesan yang begitu rupa dalam diri para hamba Tuhan dan umat, hingga
kedua pihak menjadi lebih berhati-hati dan bergembira dalam melaksanakan
kewajiban mereka setelahnya, maka perayaan itu sungguh berkenan kepada
Tuhan dan menjadi bermanfaat. Demikianlah yang terjadi di sini.
1. Hamba-hamba Tuhan lebih teliti dalam pekerjaan mereka dibandingkan
sebelumnya. Penghormatan yang diberikan umat kepada mereka pada
kesempatan ini mendorong mereka untuk bekerja dengan rajin dan cermat
(ay. 45). Para penyanyi melakukan tugas pelayanan bagi Tuhan mereka,
mengerjakan tanggung jawab mereka pada waktu yang semestinya.
Demikian juga para penunggu pintu gerbang melakukan tugas pentahiran,
yaitu, mereka memberi perhatian untuk menjaga kekudusan Bait Suci
dengan tidak memperbolehkan masuk orang-orang yang sedang dalam
keadaan najis dan dilarang mengikuti upacara ibadah. Apabila sukacita
Tuhan membuat kita tergerak untuk melakukan kewajiban kita seperti itu,
dan membesarkan hati kita di dalamnya, maka itu yaitu tanda dari sukacita
yang, sejalan dengan sempurnanya kekudusan, akan menjadi kebahagiaan
kita yang kekal.
2. Umat lebih teliti dibandingkan sebelumnya dalam mengurus hamba-hamba
Tuhan yang melayani mereka. Seluruh umat, pada upacara penahbisan
tembok, di antara hal-hal lain yang menjadi sukacita mereka, bersukacita
sebab para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas (ay. 44). Mereka
mendapat banyak penghiburan dalam diri hamba-hamba Tuhan yang
melayani mereka, dan merasa senang dengan hamba-hamba Tuhan itu.
Kitab Nehemia 12:1-26
883
Ketika umat mengamati betapa rajinnya hamba-hamba Tuhan dalam
bertugas, dan betapa mereka bersusah payah dalam melaksanakan peker-
jaan mereka, maka umat pun bersukaria sebab mereka. Perhatikanlah, cara
yang paling pasti bagi hamba-hamba Tuhan untuk disukai oleh umat, dan
mendapat tempat di hati mereka, ialah dengan melayani (Rm. 12:7), bersikap
rendah hati dan bekerja dengan tekun, dan mengurusi pekerjaan mereka.
Apabila hamba-hamba Tuhan ini berbuat demikian, maka umat tidak akan
menganggap apa pun terlalu besar untuk dilakukan bagi mereka, demi
menyemangati mereka. Hukum Taurat telah menentukan apa yang menjadi
bagian mereka (ay. 44). namun apa gunanya bagian itu bagi mereka jika apa
yang sudah ditentukan oleh hukum bagi mereka tidak dikumpulkan dengan
semestinya atau tidak dibayarkan dengan adil kepada mereka? Jadi,
(1) Di sini diberikan perhatian untuk mengumpulkan apa yang menjadi jatah
mereka. Mereka yaitu orang-orang yang bersahaja, dan lebih suka
kehilangan hak mereka dibandingkan menuntutnya sendiri. Banyak dari
antara rakyat tidak acuh dan tidak mau membayarkan jatah orang Lewi
jika tidak disuruh. Oleh sebab itu, diangkat beberapa orang yang
pekerjaannya yaitu mengumpulkan ke dalam bilik-bilik
perbendaharaan, sesuai dengan ladang setiap kota, apa yang menjadi
bagian para imam dan orang-orang Lewi (ay. 44), supaya bagian mereka
tidak hilang sebab tidak dituntut. Ini merupakan sebuah pelayanan
yang baik bagi hamba-hamba Tuhan maupun umat, supaya yang satu
tercukupi kebutuhannya dan yang lain tidak melalaikan tanggung
jawabnya.
(2) Diberikan perhatian bahwa, sebab sudah dikumpulkan, maka yang
terkumpul itu harus dibayarkan dengan semestinya (ay. 47). Mereka
memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan penunggu pintu
gerbang untuk kebutuhan sehari-hari, selain dari apa yang menjadi hak
mereka sebagai orang Lewi. Sebab kita dapat menduga bahwa ketika
Daud dan Salomo menunjuk mereka untuk tugas itu (ay. 45-46),
melebihi apa yang dituntut dari mereka sebagai orang Lewi, kedua raja
tersebut menyediakan dana untuk menyemangati mereka dengan lebih
lagi. Hendaklah orang-orang yang bekerja lebih banyak dalam firman
dan pengajaran dianggap layak memperoleh kehormatan dua kali lipat
ini. Adapun orang-orang Lewi lainnya, persepuluhan, yang di sini disebut
persembahan kudus, dikhususkan bagi mereka seperti yang seharusnya.
Dari persembahan kudus itu mereka membayarkan persepuluhan
kepada para imam sesuai dengan hukum Taurat. Dikatakan bahwa
kedua persembahan itu dikuduskan (KJV). Ketika apa yang disumbangkan,
884
entah secara sukarela ataupun menurut hukum, untuk mendukung agama
dan memelihara tugas pelayanan, diberikan dengan pandangan yang
tertuju kepada Tuhan dan kehormatan-Nya, maka persembahan itu menjadi
kudus dan akan diterima oleh Dia sebagaimana mestinya, sehingga rumah-
rumah mereka beserta segala isinya mendapat berkat (Yeh. 44:30).
PASAL 13
ehemia, setelah menyelesaikan upayanya untuk memagari dan memadati
kota kudus, berangkat kembali kepada tuan rajanya, yang tidak mau
berlama-lama tanpa dirinya, seperti yang tampak pada ayat 6. Namun, setelah
beberapa waktu lamanya, Nehemia mendapat izin untuk kembali lagi ke
Yerusalem, untuk mengatasi berbagai keluhan, dan memberantas beberapa
penyelewengan yang telah menyelinap masuk ketika ia tidak ada di sana. Begitu
giatnya Nehemia dalam mengatasi sejumlah penyalahgunaan, yang penjelasan
tentangnya kita dapati di sini.
I. Nehemia mengeluarkan orang-orang peranakan dari Israel, terutama
orang Moab dan orang Amon (ay. 1-3). Dengan sangat marah, ia
mengusir Tobia keluar dari tempat tinggal yang telah didapatkan Tobia
di pelataran Bait Tuhan (ay. 4-9).
II. Nehemia menjamin pemeliharaan para imam dan orang-orang Lewi
secara lebih kuat dibandingkan sebelumnya (ay. 10-14).
III. Nehemia mengendalikan pelanggaran terhadap kekudusan hari Sabat,
dan memberikan ketetapan untuk menguduskan hari Sabat
sebagaimana mestinya (ay. 15-22).
IV. Nehemia membendung kejahatan memperistri wanita -wanita
asing yang semakin bertumbuh (ay. 23-31).
Perhatian Umat terhadap Kewajiban Mereka
(13:1-9)
1 Pada masa itu bagian-bagian dari pada kitab Musa dibacakan dengan didengar oleh
rakyat. Didapati tertulis dalam kitab itu, bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh
masuk jemaah Tuhan untuk selamanya. 2 sebab mereka tidak menyongsong orang Israel
dengan roti dan air, malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya.
namun Tuhan kami mengubah kutuk itu menjadi berkat. 3 Ketika mereka mendengar
pembacaan Taurat itu mereka memisahkan semua peranakan dari orang Israel. 4 namun
sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik rumah Tuhan
N
888
kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia, 5 menyediakan sebuah bilik
besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan,
perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan
minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu
gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam. 6 Ketika peristiwa itu terjadi aku tidak
ada di Yerusalem, sebab pada tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta, raja
Babel, aku pergi menghadap raja. namun sesudah beberapa waktu aku minta izin dari raja
untuk pergi. 7 Lalu aku tiba di Yerusalem dan melihat kejahatan yang dibuat Elyasib untuk
keuntungan Tobia, sebab bagi Tobia ini telah disediakannya sebuah bilik di pelataran
rumah Tuhan . 8 Aku menjadi sangat kesal, lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke
luar bilik itu.
9 Kemudian kusuruh tahirkan bilik itu, sesudah itu kubawa kembali ke sana perkakas-
perkakas rumah Tuhan , korban sajian dan kemenyan.
Sungguh suatu kehormatan bagi Israel, dan suatu pelindung terbaik untuk
kekudusan mereka, bahwa mereka yaitu umat kesayangan. Mereka menjadi
umat kesayangan untuk menjaga diri mereka sendiri, dan tidak bercampur
dengan bangsa-bangsa lain, atau membiarkan siapa pun dari bangsa-bangsa itu
bergabung dengan mereka. Nah, di sini diceritakan kepada kita,
I. Hukum yang mengatur hal ini. Hukum ini kebetulan dibacakan pada masa
itu, dengan didengar oleh rakyat (ay. 1), sepertinya pada hari penahbisan
tembok Yerusalem, sebab bersama dengan doa dan pujian mereka, mereka
juga membaca firman Tuhan. Dan meskipun jauh sesudah itu keluhan-
keluhan lain, yang disebutkan di sini, diselesaikan melalui kuasa Nehemia,
namun keluhan tentang orang-orang peranakan ini dapat diatasi pada saat
itu dengan tindakan umat sendiri, sebab memang seperti itulah kelihatannya
(ay. 3). Atau, mungkin peristiwa ini terjadi pada peringatan hari penahbisan
tembok itu, yang dirayakan beberapa tahun setelahnya, dan sebab itu
dikatakan pada hari itu (KJV). Mereka menemukan sebuah hukum yang
menyatakan bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh menjadi warga
Israel, tidak boleh tinggal di antara mereka, atau menyatu dengan mereka
(ay. 1). Alasan yang diberikan yaitu sebab orang Amon dan orang Moab
telah mencelakakan dan bermaksud jahat kepada Israel milik Tuhan (ay. 2).
Mereka tidak menunjukkan keramahan sedikit pun kepada orang Israel,
namun malah berusaha menghancurkan orang Israel, padahal orang Israel
bukan hanya tidak mencelakakan mereka, namun juga bahkan dilarang keras
untuk melakukannya. Hukum tentang hal ini, beserta alasan seperti yang
diberikan di sini, kita dapati dalam Ulangan 23:3-5.
II. Kesediaan umat untuk mematuhi hukum ini (ay. 3). Lihatlah keuntungan
dari membacakan firman Tuhan di depan umum. Apabila didengarkan
sebagaimana mestinya, firman itu menyingkapkan kepada kita dosa dan
Kitab Nehemia 13:1-9
889
kewajiban, kebaikan dan keburukan, serta menunjukkan dalam hal apa kita
telah berbuat salah. Kita barulah diuntungkan oleh penyingkapan itu apabila
melaluinya kita tergerak untuk memisahkan diri dari segala kejahatan yang
telah menjadi candu bagi kita. Mereka memisahkan semua peranakan dari
orang Israel, yang sejak dahulu telah menjadi jerat bagi mereka, sebab
orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus (Bil.
11:4). Para pesakitan ini mereka usir, sebagai perampas kekuasaan dan
orang-orang yang membahayakan.
III. Perkara Tobia secara khusus, yang yaitu orang Amon, dan yang
kemungkinan disinggung oleh penulis kitab ini ketika menyebutkan tentang
pembacaan hukum Taurat (ay. 1), beserta alasannya (ay. 2). Sebab Tobia
memendam rasa permusuhan yang sama kepada orang Israel seperti nenek
moyangnya. Ia memiliki roh orang Amon, lihat saja kemarahannya kepada
Nehemia (2:10) dan perlawanan yang telah diberikannya terhadap upaya-
upaya Nehemia (4:7-8). Amatilah,
1. Betapa dengan rendah Elyasib, sang imam besar, membawa masuk Tobia
ini untuk menjadi penghuni bahkan di pelataran rumah Tuhan sendiri.
(1) Elyasib mempunyai hubungan erat dengan Tobia (ay. 4), awalnya
lewat pernikahan, lalu lewat persahabatan. Cucu Elyasib menikah
dengan anak wanita Sanbalat (ay. 28). Mungkin seorang anggota
keluarganya yang lain juga menikah dengan keluarga Tobia, dan
(coba bayangkan!) imam besar ini menganggap ikatan hubungan ini
sebagai suatu kehormatan bagi keluarganya. Dan ia sangat bangga
akan hal ini, padahal sebenarnya itu merupakan aib terbesar
baginya, dan seharusnya membuat dia malu. Hukum Taurat jelas-
jelas menyatakan bahwa imam besar harus menikah dengan seorang
dari antara orang-orang sebangsanya, supaya jangan ia melanggar
kekudusan keturunannya di antara orang-orang sebangsanya (Im.
21:14-15). Elyasib mengikat hubungan dengan seorang Amon,
seorang pelayan (sebab demikianlah Tobia disebut), dan menilai
tinggi dirinya sendiri sebab hubungan itu, mungkin sebab Tobia
orang yang cerdas dan berpenampilan menarik, dan disanjung-
sanjung sebagai orang yang berbudi halus (6:19). Perbuatan Elyasib
itu sungguh merupakan penghinaan yang begitu besar terhadap
mahkota penahbisannya, sehingga orang tidak akan mau kalau hal
itu sampai dikabarkan di Gat atau diberitakan di Lorong-lorong
Askelon.
890
(2) sebab mengikat hubungan dengan Tobia, Elyasib pasti kenal dekat
dengannya. Tobia, sebagai seorang pengusaha, sering mempunyai
keperluan untuk berada di Yerusalem, saya tidak yakin untuk
maksud yang baik. Elyasib sangat menyukai kerabat barunya ini,
senang dengan kebersamaan mereka, dan ingin berada sedekat
mungkin dengan dirinya. Elyasib tidak memiliki kamar yang cukup
megah untuk ditempati Tobia di rumahnya sendiri, di pelataran Bait
Suci. Oleh sebab itu, dari sejumlah bilik kecil yang tadinya dipakai
sebagai ruang perbendaharaan, dengan membongkar pembatas-
pembatasnya, Elyasib merancang untuk membuat sebuah bilik yang
besar, kamar yang megah untuk Tobia (ay. 5). Sungguh keterlaluan,
[1] Bahwa Tobia orang Amon itu sampai dijamu dengan penuh
hormat di Israel, dan disambut dengan luar biasa.
[2] Bahwa imam besar, yang seharusnya mengajar umat tentang
hukum Taurat dan memberi mereka teladan yang baik, malah,
bertentangan dengan hukum Taurat, menjamu Tobia, dan
menggunakan kuasa yang dimilikinya, sebagai pengawas bilik-
bilik rumah Tuhan , untuk tujuan itu.
[3] Bahwa Elyasib sampai menempatkan Tobia di pelataran rumah
Tuhan , seolah-olah untuk menentang Tuhan sendiri. Tindakan ini
sama jahatnya dengan mendirikan berhala di Bait Tuhan , seperti
yang telah dilakukan raja-raja jahat di masa lalu. Orang Amon
tidak boleh masuk jemaah. Jadi, bolehkah salah satu orang Amon
yang paling buruk dan paling keji dibawa masuk ke dalam Bait
Tuhan itu sendiri, dan dimanjakan di sana?
[4] Bahwa Elyasib sampai harus mengeluarkan barang-barang
perbendaharaan Bait Tuhan untuk membuat ruangan bagi Tobia,
dan dengan demikian barang-barang itu bisa saja hilang,
terbuang, dan digelapkan, padahal itu yaitu sumbangan-
sumbangan bagi orang-orang Lewi, hanya demi memuaskan
Tobia. Demikianlah Elyasib merusakkan perjanjian dengan Lewi,
seperti yang dikeluhkan Maleakhi pada saat itu (Mal. 2:8).
Memang sudah sepantasnya Nehemia menambahkan (ay. 6),
ketika peristiwa itu terjadi aku tidak ada di Yerusalem . Seandai-
nya Nehemia ada di sana, imam besar itu tidak akan berani
melakukan hal seperti ini. Musuh yang iri itu, yang menabur
benih lalang di ladang Tuhan , tahu bagaimana mengambil
kesempatan untuk melakukannya pada saat hamba-hamba
Kitab Nehemia 13:1-9
891
tertidur atau tidak ada (Mat. 13:25). Anak lembu emas dibuat
ketika Musa ada di atas gunung.
2. Betapa dengan berani Nehemia, bupati kepala itu, mengusir Tobia
keluar, beserta semua barangnya, dan kemudian mengembalikan bilik-
bilik itu ke fungsi yang semestinya. Saat Nehemia kembali ke Yerusalem,
dan diberi tahu oleh orang-orang baik yang risau melihat keakraban
yang semakin bertumbuh antara imam besar mereka dan musuh besar
mereka, ia menjadi sangat kesal (ay. 7-8). Hatinya pedih melihat rumah
Tuhan begitu dicemarkan, musuh-Nya begitu dimanja dan dipercaya, dan
kepentingan-Nya dikhianati oleh orang yang seharusnya menjadi
pelindung dan penyokongnya. Tidak ada yang lebih memedihkan hati
orang baik, dan penegak hukum yang baik, selain melihat hamba-hamba
Tuhan yang melayani di rumah Tuhan melakukan suatu hal yang jahat.
Nehemia memiliki kuasa, dan ia mau menggunakannya untuk Tuhan .
(1) Tobia harus diusir. Nehemia tidak takut membuatnya tidak nyaman,
tidak takut terhadap kebenciannya, atau kebencian Elyasib, tidak
pula berdalih bahwa ia tidak mau ikut campur dalam perkara yang
menjadi wewenang imam besar. Sebaliknya, seperti seorang yang
sangat tergerak untuk melakukan hal yang benar, dia mengusir si
penyusup itu, dengan melempar semua perabot rumah Tobia.
Nehemia tidak menyitanya untuk dia gunakan sendiri, namun
membuangnya, supaya Tobia, yang kemungkinan saat itu tidak ada
di situ, ketika datang kembali, tidak akan mendapat sambutan yang
nyaman di sana. Juruselamat kita juga mentahirkan Bait Tuhan seperti
itu, agar rumah doa tidak menjadi sarang penyamun. Dan demikian
pula orang-orang yang ingin mengusir dosa dari dalam hati mereka,
Bait Tuhan yang hidup itu, harus membuang semua perabot dan
semua persediaan yang dibuat untuk dosa itu. Mereka harus
menelanjanginya, membuatnya kelaparan, dan menyingkirkan segala
sesuatu yang menjadi makanan dan bahan bakar hawa nafsu. Inilah,
pada dasarnya, yang disebut mematikan dosa.
(2) Barang-barang perbendaharaan Bait Tuhan harus dibawa masuk
kembali, dan perkakas-perkakas rumah Tuhan dikembalikan pada
tempatnya. Akan namun , bilik-bilik itu harus terlebih dahulu diperciki
air pentahiran, dan dengan demikian ditahirkan, sebab bilik-bilik
itu telah dicemarkan. Demikian pula hanya, saat dosa diusir keluar
dari hati melalui pertobatan, hendaklah darah Kristus dipercikkan ke
892
dalam hati melalui iman, dan kemudian biarlah hati itu dipenuhi
dengan anugerah-anugerah Roh Tuhan untuk setiap pekerjaan baik.
Penyelewengan-penyelewengan Diluruskan
(13:10-14)
10 Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah
diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan para penyanyi yang bertugas masing-masing
lari ke ladangnya. 11 Aku menyesali para penguasa, kataku: “Mengapa rumah Tuhan
dibiarkan begitu saja?” Lalu kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada
tempatnya. 12 Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan
dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan. 13 Sebagai pengawas-
pengawas perbendaharaan kuangkat imam Selemya dan Zadok, seorang ahli kitab, dan
Pedaya, seorang Lewi, sedang Hanan bin Zakur bin Matanya diperbantukan kepada
mereka, sebab orang-orang itu dianggap setia. Mereka diserahi tugas untuk mengurus
pembagian kepada saudara-saudara mereka. 14 Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku sebab hal
itu dan janganlah hapuskan segala perbuatan bakti yang telah kulakukan terhadap rumah
Tuhan ku dan segala pelayanan di dalamnya!
Dalam perikop ini kita mendapati keluhan lain yang diatasi oleh Nehemia.
I. Orang-orang Lewi telah dijahati. Inilah masalahnya: sumbangan-sumbangan
bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan (ay. 10). Mungkin Tobia, saat
mengambil alih bilik-bilik perbendaharaan, merampas barang-barang
perbendaharaannya juga, dan sebab dibiarkan oleh Elyasib,
menggunakannya untuk keperluannya sendiri. Yang dikeluhkan bukanlah
bahwa sumbangan-sumbangan itu tidak ditarik dari rakyat, melainkan tidak
diserahkan kepada orang Lewi, dan orang Lewi begitu bersahaja sehingga
tidak menuntutnya. Sebab orang-orang Lewi dan para penyanyi lari ke
ladangnya. Hal ini disebutkan sebagai alasan,
(1) Mengapa upah mereka ditahan. Orang-orang Lewi tidak berada di
tempat yang semestinya. Saat mereka seharusnya melakukan tugas di
Bait Tuhan , mereka malah mengerjakan ladang di desa. Itulah sebabnya
rakyat tidak terlalu tergerak untuk mencukupi kebutuhan mereka. Jika
hamba-hamba Tuhan tidak mendapatkan dorongan yang seharusnya
mereka dapatkan, hendaklah mereka merenungkan apakah mereka
sendiri tidak ikut andil atas cela yang menimpa mereka, dengan melalai-
kan pekerjaan mereka. Atau lebih tepatnya,
(2) Inilah alasan mengapa Nehemia segera menyadari bahwa sumbangan-
sumbangan yang menjadi hak orang Lewi tidak diberikan kepada
mereka, sebab ia tidak mendapati mereka di tempat-tempat tugas
mereka. “Di manakah para penyanyi?” tanya Nehemia. “Mengapa mereka
Kitab Nehemia 13:1-9
893
tidak ada di tempat tugas mereka, untuk memuji Tuhan ?” “Ah,
sesungguhnya mereka telah pergi ke ladang mereka masing-masing di
desa, untuk mencari penghidupan bagi diri sendiri dan bagi keluarga me-
reka dari lahan mereka, sebab pekerjaan mereka sebagai imam tidak
dapat menghidupi mereka.” Pemeliharaan yang tidak karuan
menyebabkan pelayanan yang tidak karuan. Pekerjaan diabaikan sebab
para pekerjanya diabaikan. Belum lama berselang semenjak pembayaran
upah yang ditetapkan bagi para penyanyi dijalankan dengan cara yang
sangat baik (12:47). Namun, betapa cepat cara itu gagal sebab tidak di-
jaga dengan baik!
II. Nehemia menyalahkan para penguasa, yang seharusnya memberi perhatian
agar orang Lewi melakukan tugas mereka dan mendapatkan semua
dukungan yang semestinya mereka dapatkan dalam menjalankan tugas itu.
Hal ini dituntut dari para pemimpin Kristen, yaitu agar mereka
menggunakan kekuasaan mereka untuk mengharuskan hamba-hamba
Tuhan dan umat melakukan kewajiban mereka masing-masing. Nehemia
memulai dari para penguasa, dan memanggil mereka untuk memberikan
pertanggungjawaban: “Mengapa rumah Tuhan dibiarkan begitu saja? (ay. 11).
Mengapa orang-orang Lewi dibiarkan kelaparan di luarnya? Mengapa kalian
tidak memperhatikan hal ini dan mencegahnya?” Umat melalaikan orang
Lewi, yang secara tegas dilarang (Ul. 12:19; 14:27), maka orang Lewi pun
meninggalkan tempat mereka di rumah Tuhan . Baik hamba-hamba Tuhan
dan umat yang melalaikan agama dan ibadah-ibadahnya, maupun para
pemimpin yang tidak melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk
membuat para hamba Tuhan dan umat tetap menjalankan ibadah, akan
dituntut pertanggungjawaban yang besar.
III. Nehemia tidak menunda-nunda waktu untuk mengembalikan orang-orang
Lewi yang tersebar itu ke tempatnya lagi, dan menempatkan mereka di
tempat-tempat tugas mereka, demikian dalam bahasa aslinya (ay. 11).
Seorang Lewi yang berada di ladangnya clericus in foroa – seorang hamba
Tuhan yang berjualan, tidaklah berada di tempat yang semestinya. Rumah
Tuhan -lah tempatnya, dan di sanalah hendaknya dia didapati. Banyak orang
yang sembrono akan bekerja dengan jauh lebih baik dibandingkan mereka, kalau
saja orang-orang itu dipanggil. Sampaikanlah kepada Arkhipus:
Perhatikanlah pelayananmu.
894
IV. Nehemia mewajibkan rakyat untuk membawa persepuluhan mereka (ay.
12). Semangat Nehemia membangkitkan semangat mereka. Dan, ketika
mereka melihat orang Lewi melakukan tugasnya, mereka tidak bisa, sebab
malu, menahan upah orang Lewi lebih lama lagi, namun dengan jujur dan
riang hati membawa upah itu ke Bait Tuhan . Semakin baik pekerjaan jemaat
dikerjakan, semakin baik pula iuran-iuran ibadah dibayarkan.
V. Nehemia menetapkan bahwa upah orang Lewi harus dibayarkan secara adil
dan tepat waktu. Pengawas-pengawas ditunjuk untuk memastikan hal ini
(ay. 13), dan mereka yaitu orang-orang yang dianggap setia, artinya, telah
membuktikan bahwa mereka setia dalam hal-hal lain yang dipercayakan
kepada mereka, dan dengan demikian telah beroleh kedudukan yang baik
(1Tim. 3:13). Hendaklah manusia diuji terlebih dahulu, baru kemudian
dipercaya, diuji dengan perkara kecil dahulu, baru kemudian dipercayakan
perkara yang lebih besar. Tugas mereka yaitu menerima dan
membayarkan, membagi-bagikan kepada saudara-saudara mereka sesuai
dengan waktu dan jatahnya.
IV. sebab tidak mendapat balasan (masih tanda tanya apakah Nehemia
mendapat ucapan terima kasih) dari orang-orang yang ditolongnya melalui
pelayanan yang baik ini, Nehemia memandang kepada Tuhan sebagai Tuan
yang mengupahnya (ay. 14): Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku sebab hal itu.
Nehemia yaitu seorang yang sering mengucapkan seruan-seruan saleh.
Pada setiap kesempatan ia memandang kepada Tuhan , dan menyerahkan diri
serta segala perkaranya kepada Dia.
1. Nehemia di sini merenungkan dengan perasaan lega dan sangat puas
atas apa yang telah dilakukannya untuk rumah Tuhan dan pelayanan-
pelayanan di dalamnya. Hatinya senang memikirkan bahwa dia dengan
suatu cara telah dipakai untuk menghidupkan kembali dan mendukung
agama di negerinya, dan memperbaharui apa yang salah. Setiap kebaikan
yang ditunjukkan oleh siapa saja kepada hamba-hamba Tuhan , pasti akan
dikembalikan ke ribaan orang itu, dalam sukacita tersembunyi yang akan
mereka rasakan, bukan hanya sebab sudah melakukannya dengan baik,
melainkan juga sebab sudah berbuat kebaikan, kebaikan bagi banyak
orang, kebaikan bagi jiwa-jiwa.
2. Nehemia di sini menyerahkan semuanya kepada Tuhan agar Tuhan
mengingat dirinya sebab perbuatannya itu, bukan dalam kesombongan,
atau seperti orang yang bermegah atas apa yang telah diperbuatnya,
apalagi mengandalkannya sebagai kebenarannya, atau seolah-olah ia
Kitab Nehemia 13:1-9
895
berpikir bahwa ia telah membuat Tuhan berutang kepadanya. Sebaliknya,
ia melakukannya dengan seruan yang penuh kerendahan hati kepada
Tuhan akan kelurusan hatinya dan kejujuran niatnya dalam apa yang
telah diperbuatnya, dan akan harapan yang penuh keyakinan bahwa
Tuhan bukan tidak adil sehingga Ia lupa akan pekerjaan dan kasihnya (Ibr.
6:10). Amatilah betapa bersahaja Nehemia dalam permohonannya. Dia
hanya berdoa, ingatlah kepadaku, bukan berilah upahku. Janganlah
hapuskan segala perbuatan bakti yang telah kulakukan, bukan umum-
kanlah perbuatanku, catatlah itu. Namun demikian, Nehemia diberi upah
dan perbuatan baktinya dicatat. Sebab Tuhan berbuat lebih dibandingkan yang
dapat kita minta. Perhatikanlah, perbuatan yang dilakukan terhadap
rumah Tuhan dan segala pelayanan di dalamnya, untuk menyokong agama
dan mendukungnya, yaitu perbuatan bakti. Ada kebenaran dan juga
kesalehan di dalamnya, dan Tuhan pasti akan mengingatnya, dan tidak
menghapuskannya. Perbuatan-perbuatan itu pasti tidak akan kehilangan
upahnya.
Dakwaan Berkenaan dengan Hari Sabat
(13:15-22)
15 Pada masa itu kulihat di Yehuda orang-orang mengirik memeras anggur pada hari
Sabat, pula orang-orang yang membawa berkas-berkas gandum dan memuatnya di atas
keledai, juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa
ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan mereka ketika mereka menjual
bahan-bahan makanan. 16 Juga orang Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan
pelbagai barang dagangan dan menjual itu kepada orang-orang Yehuda pada hari Sabat,
bahkan di Yerusalem. 17 Lalu aku menyesali pemuka-pemuka orang Yehuda, kataku
kepada mereka: “Kejahatan apa yang kamu lakukan ini dengan melanggar kekudusan hari
Sabat? 18 Bukankah nenek moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Tuhan kita
mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota ini? Apakah kamu
bermaksud memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar kekudusan hari
Sabat. 19 Kalau sudah remang-remang di pintu-pintu gerbang Yerusalem menjelang hari
Sabat, kusuruh tutup pintu-pintu dan kuperintahkan supaya jangan dibuka sampai lewat
hari Sabat. Dan aku tempatkan beberapa orang dari anak buahku di pintu-pintu gerbang,
supaya tidak ada muatan yang masuk pada hari Sabat. 20 namun orang-orang yang
berdagang dan berjualan rupa-rupa barang itu kemudian bermalam juga di luar tembok
Yerusalem satu dua kali. 21 Lalu aku memperingatkan mereka, kataku: “Mengapa kamu
bermalam di depan tembok? Kalau kamu berbuat itu sekali lagi akan kukenakan tanganku
kepadamu.” Sejak waktu itu mereka tidak datang lagi pada hari Sabat. 22 Juga kusuruh
orang-orang Lewi mentahirkan dirinya dan datang menjaga pintu-pintu gerbang untuk
menguduskan hari Sabat. Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku juga sebab hal itu dan
sayangilah aku menurut kasih setia-Mu yang besar!
Pada perikop ini kita mendapati satu kejadian lain dalam pembaharuan yang
penuh berkat itu, yang di dalamnya Nehemia bekerja dengan begitu giat.
896
Nehemia menghidupkan kembali pengudusan hari Sabat, dan menegakkan
wewenang perintah Tuhan yang keempat. Dan sungguh baik perbuatan ini bagi
rumah Tuhan dan segala pelayanan di dalamnya, sebab, jika waktu kudus
diabaikan dan tidak dianggap, maka tidak mengherankan jika semua kewajiban
kudus pun dilalaikan. Di sini kita mendapati,
I. Keluhan atas penyelewengan yang dilakukan. Hukum Sabat yaitu hukum
yang sangat ketat dan sangat ditegaskan. Hal ini sangat beralasan, sebab
agama tidak akan pernah bertakhta selama hari Sabat diinjak-injak. Akan
namun , Nehemia menemukan bahkan di Yehuda, di antara orang-orang yang
menerima hukum Sabat sebagai tanda, hukum ini dilanggar dengan jahatnya.
Matanya sendiri yang memberitahukan hal itu kepadanya. Para pemimpin
yang ambil peduli untuk melakukan tugas mereka dengan benar akan
berusaha sebisa mungkin untuk melihat dengan mata mereka sendiri, dan
merampungkan rancangan untuk menemukan apa yang jahat. Sungguh sedih
hati Nehemia ketika menemukan bahwa ada pelanggaran di mana-mana
terhadap kekudusan Sabat, hari yang kudus itu, bahkan di Yerusalem, kota
yang kudus itu, yang baru saja dipersembahkan kepada Tuhan .
1. Para petani memeras anggur dan membawa pulang berkas-berkas
gandum pada hari itu (ay. 15), walaupun ada perintah yang jelas bahwa
dalam musim membajak dan musim menuai haruslah mereka beristirahat
pada hari Sabat (Kel. 34:21). Sebab pada musim itu, mereka bisa tergoda
untuk berbuat lebih bebas, dan berkhayal bahwa Tuhan akan
membiarkan mereka melakukannya.
2. Para pengangkut memuati keledai mereka dengan pelbagai muatan, dan
melakukannya tanpa segan-segan, walaupun ada ketentuan khusus
dalam hukum Taurat bahwa hewan harus beristirahat (Ul. 5:14) dan
bahwa mereka tidak boleh mengangkut barang-barang pada hari Sabat
(Yer. 17:21).
3. Para penjaja barang, pedagang keliling, dan pedagang kaki lima yang
berasal dari Tirus, kota perdagangan yang terkenal itu, menjual pelbagai
barang dagangan pada hari Sabat (ay. 16). Orang-orang Yehuda dan
Yerusalem pun begitu tidak tahu malu hingga membeli barang dari
mereka, dan dengan demikian mendorong mereka membuat hari Bapa
kita menjadi hari perdagangan, berlawanan dengan perintah keempat
dalam hukum Taurat, yang melarang melakukan suatu pekerjaan. Tidak
heran jika terjadi kemerosotan besar-besaran pada agama dan kebejatan
perilaku di antara umat ini, sebab mereka meninggalkan Bait Suci dan
melanggar kekudusan hari Sabat.
Kitab Nehemia 13:1-9
897
II. Pembaharuan atas penyelewengan yang terjadi. Orang-orang yang giat
bertindak bagi kehormatan Tuhan tidak dapat tahan melihat kekudusan hari
Sabat-Nya dilanggar. Amatilah langkah apa yang diambil oleh orang baik ini
dalam semangatnya untuk menegakkan hari Sabat.
1. Nehemia memperingatkan mereka yang melanggar kekudusan hari Sabat
(ay. 15, dan sekali lagi ay. 21). Ia tidak hanya mengungkapkan
ketidaksenangannya sendiri terhadap pelanggaran itu, namun juga
berupaya menyadarkan mereka bahwa perbuatan itu yaitu dosa besar,
dan menunjukkan kepada mereka kesaksian firman Tuhan yang
menentangnya. Ia tidak mau menghukum sebelum ia membeberkan
kejahatan dari perbuatan itu.
2. Nehemia menuntut penjelasan dari para pemimpin mengenai perkara
itu, memanggil para pemuka Yehuda, dan beperkara dengan mereka (ay.
17). Orang-orang terbesar sekalipun tidaklah terlalu tinggi untuk diberi
tahu kesalahannya oleh orang lain yang tugasnya memang menegur
mereka. Bahkan, orang-orang besar haruslah, seperti di sini, yang
pertama kali ditegur, oleh sebab pengaruh yang mereka miliki atas
orang lain.
(1) Nehemia mendakwa mereka atas perbuatan itu: Kamu mela-
kukannya. Mereka tidak mengangkut gandum, ataupun menjual ikan,
namun ,
[1] Mereka membiarkan orang-orang yang melakukannya, dan tidak
memakai kuasa mereka untuk melarang orang-orang itu, dan
dengan demikian menjadikan mereka bersalah, sebagai
pemerintah yang menyandang pedang dengan percuma.
[2] Mereka memberikan teladan yang buruk dalam hal-hal lain. Jika
para pemuka sendiri bersenang-senang dan berwisata,
berkunjung dan berbincang-bincang untuk sekadar basa-basi,
pada hari Sabat, maka para pekerja, baik di kota maupun di desa,
akan melanggar kekudusan hari Sabat juga dengan pekerjaan
duniawi mereka, sebagai sesuatu yang lebih dapat dibenarkan.
Kita harus bertanggung jawab atas dosa-dosa yang dilakukan
orang lain sebab mencontoh teladan kita.
(2) Nehemia mendakwa mereka atas perbuatan itu sebagai hal yang
jahat, sebab memang demikianlah adanya, suatu hal yang timbul
dari penghinaan yang besar terhadap Tuhan dan jiwa kita sendiri.
(3) Nehemia berbantah dengan mereka mengenai perkara itu (ay. 18),
dan menunjukkan kepada mereka bahwa melanggar kekudusan hari
898
Sabat yaitu salah satu dosa yang telah membuat Tuhan
mendatangkan penghakiman-penghakiman atas mereka. Dan bahwa
jika mereka tidak mau belajar dari peringatan, namun kembali ke
dosa-dosa yang sama lagi, maka beralasan bagi mereka untuk
menantikan datangnya penghakiman-penghakiman lebih lanjut:
Kamu memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar
kekudusan hari Sabat. Demikian pula Ezra menyimpulkan, jika kami
kembali melanggar perintah-Mu, tidakkah Engkau akan murka
kepada kami sampai kami habis binasa? (Ezr. 9:14).
3. Nehemia memberi perhatian untuk mencegah pelanggaran terhadap
kekudusan hari Sabat, sebagai seorang yang hanya bertujuan untuk
melakukan pembaharuan. Jika ia dapat memperbaharui mereka, maka ia
tidak akan menghukum mereka, dan, jika ia harus menghukum mereka,
hal itu dilakukannya hanya agar ia dapat memperbaharui mereka. Ini
merupakan sebuah contoh bagi para penegak hukum untuk menahan
diri, dan menggunakan tali kendali dan kekang dengan bijak, sehingga
tidak perlu memecut.
(1) Nehemia memerintahkan agar pintu-pintu gerbang Yerusalem tetap
ditutup pada petang menjelang hari Sabat sampai setelah hari Sabat
lewat. Dia juga menempatkan beberapa orang dari anak buahnya
sendiri (yang perhatian, keberanian, dan kejujurannya dapat
dipercayainya) untuk menjaga pintu-pintu gerbang itu, supaya tidak
ada muatan yang dibawa masuk pada hari Sabat, atau tengah malam
sebelumnya, ataupun dini hari sesudahnya, sehingga batas waktu
Sabat tidak dilanggar (ay. 19). Orang-orang yang datang untuk
beribadah di pelataran Bait Tuhan tentu saja diperbolehkan keluar
masuk, namun tidak satu pun orang yang boleh datang untuk
berjualan barang dagangan. Mereka terpaksa bermalam di luar kota
(ay. 20), di mana mereka pasti berharap bahwa hari Sabat segera
berlalu, supaya mereka dapat berjualan gandum.
(2) Nehemia mengancam orang-orang yang datang membawa barang
dagangan ke pintu-pintu gerbang, yang memaksa untuk masuk,
dengan berkata kepada mereka, bahwa jika mereka datang lagi, ia
pasti akan mengenakan tangannya kepada mereka (ay. 21). Ancaman
ini mengurungkan niat mereka untuk datang kembali. Perhatikanlah,
kalau saja para pembaharu mau membulatkan tekad, maka banyak
yang dapat dikerjakan untuk mematahkan kebiasaan-kebiasaan
buruk, lebih banyak dibandingkan yang mereka bayangkan. Kejahatan
Kitab Nehemia 13:1-9
899
yang dibiarkan memang akan membuat pelakunya menjadi lancang,
dan menentang nasihat serta teguran. Akan namun , kejahatan itu bisa
dipecundangi, dan pasti demikian jika para penegak hukum mem-
buat diri mereka menjadi kengerian baginya. Raja yang bersemayam
di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang jahat dengan
matanya.
(3) Nehemia menyuruh orang-orang Lewi untuk mengurus tugas
pengudusan hari Sabat sebagaimana mestinya, bahwa mereka harus
mentahirkan diri mereka terlebih dahulu, dan dengan demikian
memberikan teladan yang baik kepada umat, dan bahwa sebagian
dari mereka harus datang menjaga pintu-pintu gerbang (ay. 22). Oleh
sebab Nehemia dan anak buahnya sebentar lagi harus kembali ke
istana, maka ia ingin menyerahkan tanggung jawab ini kepada orang-
orang yang dapat terus menjalankannya. Dengan demikian, bukan
hanya ketika Nehemia ada di sana, namun juga saat dia pergi, hari
Sabat tetap dikuduskan. Besar kemungkinan akan terjadi pembaha-
ruan, dalam perkara ini dan berbagai perkara lainnya, apabila para
penegak hukum dan hamba-hamba Tuhan bekerja berdampingan.
Keberanian, semangat, dan kebijaksanaan Nehemia dalam perkara
ini, di sini dicatat untuk kita teladani. Dan beralasan bagi kita untuk
berpikir bahwa pemecahan masalah yang dibuat Nehemia bertahan
terus. Sebab, pada masa Juruselamat kita, kita mendapati orang-
orang Yahudi justru berada di ujung lain yang berlebihan, terlalu
ketat dalam menjalankan pengudusan hari Sabat dari sisi ibadah
lahiriahnya.
4. Nehemia menutup perikop ini dengan doa (ay. 22), yang di dalamnya
amatilah,
(1) Permohonan-permohonannya: Ingatlah kepadaku, seperti penjahat
di kayu salib yang berkata, Tuhan, ingatlah akan aku, itu saja sudah
cukup. Diingatnya kita oleh Tuhan sungguh sangat berharga (Mzm.
40:6). Nehemia menambahkan, sayangilah aku. Nehemia sama sekali
tidak berpikir bahwa apa yang telah diperbuatnya membuat dirinya
berhak atas upah. Sebaliknya, ia justru berseru dengan sungguh-
sungguh kepada Tuhan untuk meluputkannya, seperti Yeremia,
janganlah membiarkan aku diambil, sebab panjang sabar-Mu (Yer.
15:15), hajarlah aku, namun jangan dengan murka-Mu (Yer. 10:24),
dan janganlah Engkau menjadi kedahsyatan bagiku (Yer. 17:17).
Perhatikanlah, orang-orang kudus yang terbaik sekalipun, bahkan
900
saat mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang paling baik, tetap
memerlukan belas kasihan yang meluputkan. Sebab sesungguhnya, di
bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah
berbuat dosa.
(2) Alasan yang diserukan: Menurut kasih setia-Mu yang besar (atau
berlimpah). Perhatikanlah, pada kasih setia Tuhan -lah kita harus
bergantung, dan bukan pada jasa kita sendiri, saat kita datang
menghadap Tuhan .
Penyingkiran Istri-istri Asing
(13:23-31)
23 Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri wanita -
wanita Asdod, wanita -wanita Amon atau wanita -wanita Moab. 24
Sebagian dari anak-anak mereka berbicara bahasa Asdod atau bahasa bangsa lain itu dan
tidak tahu berbicara bahasa Yahudi. 25 Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan
beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka
bersumpah demi Tuhan , demikian: “Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempu-
anmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak wanita mereka
sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri! 26 Bukankah Salomo,
raja Israel, telah berbuat dosa sebab hal semacam itu? Walaupun di antara begitu banyak
bangsa tidak ada seorang raja seperti dia, yang dikasihi Tuhan nya dan diangkat oleh Tuhan
itu menjadi raja seluruh Israel, namun dia pun terbawa ke dalam dosa oleh wanita -
wanita asing itu. 27 Apakah orang harus mendengar bahwa juga kamu berbuat segala
kejahatan yang besar itu, yaitu berubah setia terhadap Tuhan kita sebab memperisteri
wanita -wanita asing?” 28 Seorang dari anak-anak Yoyada bin Elyasib, imam
besar itu, yaitu menantu Sanbalat, orang Horoni itu. Oleh sebab itu kuusir dia dari
padaku. 29 Ya Tuhan ku, ingatlah bagaimana mereka mencemarkan jabatan imam serta
perjanjian mengenai para imam dan orang-orang Lewi. 30 Kutahirkan mereka dari segala
sesuatu yang asing dan kutetapkan tugas-tugas untuk para imam dan orang-orang Lewi,
masing-masing dalam bidang pekerjaannya, 31 pula kutetapkan suatu cara untuk
menyediakan kayu api pada waktu-waktu tertentu dan untuk hasil-hasil yang pertama. Ya
Tuhan ku, ingatlah kepadaku, demi kesejahteraanku!
Dalam perikop ini kita mendapati satu lagi contoh dari semangat Nehemia yang
penuh kesalehan untuk mentahirkan orang-orang sebangsanya sebagai umat
kesayangan Tuhan . Itulah yang menjadi tujuan Nehemia dalam menggunakan
kuasanya, bukan untuk memperkaya dirinya sendiri. Lihatlah di sini,
I. Bagaimana mereka telah merusak diri mereka sendiri dengan memperistri
wanita -wanita asing. Hal ini sudah dikeluhkan pada masa Ezra, dan
sudah banyak yang dilakukan untuk memperbaikinya (Ezr. 9 dan 10). Akan
namun ketika roh najis diusir, jika orang tidak berjaga-jaga terhadapnya,
maka ia akan masuk kembali. Demikian pula yang dilakukannya di sini.
Walaupun pada zaman Ezra orang-orang yang telah memperistri wanita
Kitab Nehemia 13:1-9
901
asing dipaksa untuk mengusir istri asing mereka, yang tidak bisa tidak pasti
menimbulkan masalah dan kebingungan dalam banyak keluarga, namun
sebagian yang lain tidak belajar dari peringatan. Nitimur in vetitum – kita
tetap cenderung tertarik pada apa yang dilarang. Nehemia, sebagai bupati
yang baik, menyelidiki keadaan keluarga-keluarga yang berada di bawah
tanggung jawabnya, supaya ia dapat memperbaharui apa yang salah dalam
hidup mereka, dan dengan demikian membersihkan aliran air dengan
membersihkan mata airnya.
1. Nehemia menyelidiki dari mana mereka mengambil istri mereka, dan
menemukan bahwa banyak orang Yahudi memperisteri wanita -
wanita Asdod, wanita -wanita Amon atau wanita -
wanita Moab (ay. 23), entah sebab mereka suka pada sesuatu yang
berasal dari jauh atau sebab mereka berharap, melalui ikatan
pernikahan ini, untuk memperkuat dan memperkaya diri mereka
sendiri. Lihatlah bagaimana Tuhan melalui nabi-Nya menegur hal ini.
Yehuda berkhianat (Mal. 2:11), dan melanggar kovenan dengan Tuhan ,
kovenan yang dibuat pada zaman Ezra yang persis merujuk pada per-
kara ini. Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN
dengan menjadi suami anak wanita , yaitu penyembah Tuhan asing.
2. Nehemia berbicara dengan anak-anak mereka, dan mendapati bahwa
anak-anak itu yaitu anak-anak orang asing, sebab itu nyata dari bahasa
mereka. Anak-anak dibesarkan oleh ibunya, dan mereka belajar bicara
dari ibunya, dari pengasuhnya, dan dari para pembantunya. Itulah
sebabnya mereka tidak dapat berbicara bahasa Yahudi, tidak bisa sama
sekali, atau tidak bisa dengan mudah, atau tidak dengan seutuhnya,
namun separuh bahasa Asdod, atau Amon, atau Moab, sesuai dengan
negeri asal ibunya. Amatilah,
(1) Anak-anak, pada masa kecilnya, banyak belajar dari ibunya. Partus
sequitur ventrem – anak-anak cenderung meniru ibunya.
(2) Jika salah satu dari orangtua bersifat buruk, maka kodrat manusia
yang memang sudah bobrok akan mencondongkan anak-anak untuk
meniru sifat buruk itu. Inilah alasan yang baik mengapa orang
Kristen tidak boleh menjadi pasangan yang tidak seimbang.
(3) Dalam mendidik anak-anak, kita harus memberi perhatian besar
untuk mengatur lidah mereka, supaya mereka tidak belajar bahasa
Asdod, yaitu segala pembicaraan yang tidak saleh atau cemar, segala
perkataan kotor.
902
II. Tindakan apa yang diambil Nehemia untuk membersihkan kecemaran ini,
saat ia menyadari betapa sudah merajalelanya kecemaran itu.
1. Nehemia memperlihatkan kepada mereka kejahatan dari perbuatan itu,
dan kewajiban yang mengikat dirinya untuk bersaksi menentangnya. Ia
tidak mencari gara-gara dengan mereka, namun perbuatan ini memang
merupakan kejahatan yang harus dihukum oleh hakim, dan yang sama
sekali tidak boleh dibiarkannya (ay. 27): “Apakah orang harus
mendengar kamu, yang berusaha mengecilkan dan memaklumi
perbuatan itu? Tidak, perbuatan itu yaitu kejahatan, kejahatan besar.
Memperisteri wanita -wanita asing berarti berubah setia
terhadap Tuhan kita, dan kami harus berbuat semampu mungkin untuk
menghentikannya. Kamu memohon agar wanita -wanita itu
tidak diceraikan darimu, namun kami tidak dapat mendengarkan kamu,
sebab tidak ada jalan lain untuk membersihkan diri kami dari kesalahan
itu dan mencegah penularannya.”
(1) Nehemia mengutip sebuah perintah, untuk membuktikan bahwa
perbuatan itu sendiri pada dasarnya merupakan dosa besar, dan
menyuruh mereka bersumpah berdasarkan perintah itu: Jangan
sekali-kali kamu serahkan anak-anak wanita mu kepada anak-
anak lelaki mereka, dan seterusnya (Ul. 7:3, KJV). Apabila kita ingin
merebut kembali orang dari dosa, kita harus memperlihatkan
kepada mereka bahwa perbuatan mereka itu berdosa dipandang dari
cermin perintah Tuhan.
(2) Nehemia mengutip peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya, untuk
menunjukkan akibat-akibat yang merusak dari perbuatan itu,
sehingga pemerintah perlu menentangnya habis-habisan (ay. 26):
Bukankah Salomo, raja Israel, telah berbuat dosa sebab hal semacam
itu? Kejatuhan orang-orang besar dan baik dicatat agar kita dapat
belajar dari peringatan untuk menghindari godaan-godaan yang
telah membuat mereka jatuh. Salomo terkenal dengan hikmatnya.
Tidak ada seorang raja seperti dia dalam hal hikmat. Namun
demikian, ketika ia memperistri wanita -wanita asing,
hikmatnya tidak bisa menjaganya dari jerat mereka. Bahkan,
hikmatnya meninggalkan dia, dan ia bertindak sangat bodoh. Salomo
dikasihi Tuhan , namun perbuatannya memperistri wanita -
wanita asing membuatnya terlempar keluar dari perkenanan
Tuhan , dan hampir memadamkan api anugerah yang kudus di dalam
jiwanya. Ia menjadi raja atas seluruh Israel, namun sebab
Kitab Nehemia 13:1-9
903
perbuatannya ini, ia kehilangan sepuluh dari dua belas suku Israel.
Kamu membela diri bahwa kamu dapat memperistri wanita
asing, namun tetap mempertahankan kemurnian sebagai orang
Israel. namun Salomo sendiri tidak dapat melakukannya. Dia pun
terbawa ke dalam dosa oleh wanita -wanita asing itu. Oleh
sebab itu, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah
supaya ia jangan jatuh ketika ia berlari di atas tebing yang curam
seperti itu.
2. Nehemia memperlihatkan bahwa dia sendiri sangat marah atas
perbuatan itu, supaya ia dapat membangkitkan dalam diri mereka
kesadaran yang semestinya akan jahatnya perbuatan itu: Ia berbantah
dengan mereka (ay. 25, KJV). Mereka berusaha membenarkan perbuatan
mereka sendiri, namun Nehemia memperlihatkan kepada mereka betapa
dangkalnya dalih mereka, dan berdebat sengit dengan mereka. Setelah
membungkam mereka, ia mengutuki mereka, artinya, ia menyatakan
penghakiman Tuhan atas mereka, dan menunjukkan kepada mereka
hukuman apa yang pantas untuk dosa mereka. Ia kemudian memilih
beberapa orang yang paling degil di antara mereka, dan pantas untuk
dijadikan sebagai contoh, dan memukuli mereka (yaitu, menyuruh agar
mereka dipukuli oleh petugas-petugas yang berwenang menurut hukum,
Ul. 25:2-3). Lalu ia menambahkan tanda cela yang lebih jauh ini, yaitu ia
mencabut rambut mereka, atau memotong atau mencukurnya. Sebab
demikianlah ayat itu dapat dipahami. Mungkin mereka telah
menyombongkan rambut mereka, dan sebab itu Nehemia mencabutnya
untuk memburukkan rupa mereka dan merendahkan diri mereka, dan
membuat mereka malu. Tindakan ini, pada dasarnya, untuk
mempermalukan mereka, paling tidak untuk sementara waktu. Ezra,
dalam perkara ini, telah mencabut rambutnya sendiri, dalam dukacita
yang kudus sebab dosa. Sementara Nehemia mencabut rambut mereka,
dalam kemarahan yang kudus terhadap para pendosa. Lihatlah
perbedaan watak orang-orang yang bijak, baik, dan berguna, dan
beragamnya anugerah, seperti juga karunia, dari Roh yang sama.
3. Nehemia mengharuskan mereka untuk tidak lagi mengambil istri-istri
semacam itu, dan memisahkan wanita -wanita asing yang telah
mereka nikahi: Ia mentahirkan mereka dari segala sesuatu yang asing,
baik laki-laki maupun wanita (ay. 30), dan menyuruh mereka
bersumpah bahwa mereka tidak akan pernah melakukannya lagi (ay.
25). Demikianlah ia mencoba segala daya dan upaya untuk menghenti-
kan kejahatan ini dan mencegah kambuhnya kembali penyakit ini.
904
4. Nehemia memberi perhatian khusus pada keluarga-keluarga imam, agar
mereka tidak tercemar oleh noda ini, oleh kesalahan ini. Ia mendapati,
setelah menyelidiki, bahwa salah satu anggota keluarga imam besar
sendiri, yaitu salah seorang cucunya, telah menikahi anak wanita
Sanbalat, musuh besar orang Yahudi itu (2:10; 4:1). Dan sebagai
akibatnya, ia telah berpihak kepada orang Samaria (ay. 28). Betapa
orang itu tidak mengasihi Tuhan atau negerinya, sebab ia bisa menjadikan
dirinya teman, dalam perkara kewajiban dan kepentingan, dari orang
yang merupakan musuh bebuyutan Tuhan maupun negerinya.
Tampaknya imam muda ini tidak mau menyingkirkan istrinya, dan
sebab itu Nehemia mengusir dia dari padanya, melucutinya,
merendahkannya, dan membuatnya tidak bisa lagi menjabat sebagai
imam untuk selamanya. Yosefus berkata bahwa imam yang diusir ini
yaitu Manasye, dan bahwa setelah Nehemia menghalaunya, ia pergi
kepada Sanbalat ayah mertuanya, yang kemudian membangunkan
mezbah baginya di gunung Gerizim, seperti mezbah di Yerusalem. Lalu,
Sanbalat berjanji kepada imam itu bahwa ia akan menjadi imam besar di
atas gunung ini. Peristiwa inilah yang menjadi dasar dari ibadah palsu
orang Samaria, yang terus memanas hingga masa Juruselamat kita.
Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini (Yoh. 4:20). Setelah
mengusir seorang imam yang telah kehilangan kehormatan imamatnya
seperti itu, Nehemia kembali menempatkan para imam dan orang-orang
Lewi, masing-masing dalam bidang pekerjaannya (ay. 30). Bukanlah
suatu kerugian bagi mereka untuk berpisah dengan imam yang menjadi
aib bagi jubah keimaman mereka. Tugas mereka dapat dikerjakan
dengan lebih baik tanpa dirinya. Setelah Yudas pergi, Kristus berkata,
sekarang Anak Manusia dipermuliakan (Yoh: 13:30-31). Inilah doa
Nehemia pada kesempatan ini.
(1) Nehemia berdoa, ya Tuhan ku, ingatlah mereka (ay. 29). “Tuhan,
sadarkanlah dan insafkanlah mereka. Ingatkanlah mereka akan siapa
diri mereka dan apa yang harus mereka lakukan, agar mereka sadar
diri.” Atau, “Ingatlah mereka supaya Engkau mengadakan
perhitungan dengan mereka atas dosa mereka. Ingatlah dosa itu
untuk menentang mereka.” Jika kita menafsirkannya demikian, maka
doa ini yaitu nubuatan bahwa Tuhan akan mengingat dosa itu untuk
menentang mereka. Orang-orang yang mencemarkan imamat berarti
memandang rendah Tuhan , dan akan dipandang rendah. Mungkin
mereka terlalu banyak dan terlalu besar untuk ditangani Nehemia
Kitab Nehemia 13:1-9
905
seorang diri. “Tuhan” (pinta Nehemia) “tanganilah mereka. Ambil
alih tugas ini ke dalam tangan-Mu sendiri.”
(2) Nehemia berdoa, ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku (ay. 31). Pelayanan-
pelayanan terbaik yang dilakukan bagi banyak orang adakalanya
dilupakan oleh orang-orang yang menerima pelayanan itu (Pkh.
9:15). Oleh sebab itu, Nehemia berserah kepada Tuhan untuk
memberinya imbalan, menjadikan-Nya sebagai Tuan yang
mengupahnya, dan kemudian tidak merasa ragu bahwa ia pasti akan
diupah dengan baik. Doa ini sangat bagus untuk dijadikan intisari
dari permohonan-permohonan kita. Kita tidak perlu yang lain untuk
membuat kita bahagia selain ini: Ya Tuhan ku, ingatlah kepadaku, demi
kesejahteraanku!
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Kitab
Ester
TAFSIRAN KITAB Ester
Disertai Renungan Praktis
alam dua kitab sebelumnya, kita membaca tentang bagaimana
penyelenggaraan Tuhan menjaga orang-orang Yahudi yang telah kembali
dari pembuangan ke negeri mereka sendiri, serta apa perkara-perkara besar dan
baik yang diperbuat bagi mereka. Namun, banyak juga yang tidak pulang, sebab
tidak mempunyai rasa cinta yang cukup besar bagi rumah Tuhan , serta bagi tanah
dan kota suci, yang memampukan mereka melewati kesulitan-kesulitan untuk
pergi ke sana. Mereka ini, orang akan berpikir, seharusnya dikecualikan dari
perlindungan khusus Tuhan sang Penyelenggara, sebagai orang-orang yang tidak
layak disebut orang Israel. Namun, Tuhan kita tidaklah memperlakukan kita
sesuai kebodohan dan kelemahan kita. Kita mendapati dalam kitab ini bahwa
bahkan orang-orang Yahudi yang tersebar di wilayah-wilayah bangsa kafir
sekalipun tetap dijaga, sama halnya seperti orang-orang Yahudi yang berkumpul
di tanah Yudea. Mereka dipelihara secara menakjubkan, ketika sudah tinggal
menunggu kehancuran dan ditetapkan sebagai domba-domba sembelihan.
Siapa yang menyusun kisah ini tidaklah pasti. Mordekhai, sama seperti orang
lain, bisa saja menceritakan sejumlah penggalan kisah di dalamnya berdasarkan
pengalamannya sendiri. Quorum pars magna fuit – sebab perannya sangat
menonjol dalam cerita itu. Dan kita diberi tahu bahwa ia menuliskan cerita
tentang mereka dengan cara yang dianggap penting untuk memberi tahu orang-
orang sebangsanya alasan mengapa mereka memelihara hari raya Purim (9:20,
Mordekhai menuliskan peristiwa itu, lalu mengirimkannya dalam bentuk surat
kepada semua orang Yahudi). Oleh sebab itu, beralasan bagi kita untuk
menduga bahwa dialah penulis seluruh kitab ini. Kitab ini merupakan kisah
tentang persekongkolan melawan orang Yahudi dengan tujuan untuk
memusnahkan mereka semua, dan persekongkolan itu secara ajaib digagalkan
oleh serangkaian penyelenggaraan ilahi yang terjadi secara beriringan. Cara
untuk mendapatkan gambaran paling lengkap tentang kisah ini yaitu dengan
D
912
membaca seluruh kitab sekaligus dengan penuh perhatian, sebab peristiwa-
peristiwa yang belakangan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terdahulu, dan
menunjukkan pemeliharaan ilahi apa yang dimaksudkan di dalamnya. Nama
Tuhan tidak dijumpai dalam kitab ini, namun tambahan apokrifanya (yang tidak
ditulis dalam bahasa Ibrani, dan tidak pernah diterima dalam kanon Yahudi)
yang berisi enam pasal, dimulai seperti berikut: Lalu Mordekhai berkata: Itu
terjadi oleh Tuhan ! Akan namun , meskipun nama Tuhan tidak ada di dalamnya,
tangan Tuhan ada di situ, mengarahkan banyak peristiwa kecil untuk mewujud-
kan pembebasan bagi umat-Nya. Rincian-rincian peristiwa ini tidak hanya
mengejutkan dan sangat menghibur, namun juga membangun dan sangat
menguatkan iman serta pengharapan umat Tuhan di tengah masa-masa yang
paling sukar dan berbahaya. Sekarang, kita tidak dapat lagi berharap agar
mujizat-mujizat seperti itu diadakan bagi kita sebagaimana dulu diadakan bagi
Israel ketika mereka keluar dari Mesir. namun kita bisa berharap bahwa cara-
cara seperti yang dipakai Tuhan di sini untuk menggagalkan rencana Haman, ma-
sih akan tetap dipakai-Nya untuk melindungi umat-Nya. Diceritakan kepada kita,
I. Bagaimana Ester menjadi ratu dan Mord