tawarikh ester 5
adadezer dipukul kalah oleh Daud ketika ia pergi menegakkan
kekuasaannya pada sungai Efrat (ay. 3).
3. Kuda yaitu harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, demikian kata
Daud (Mzm. 33:17), dan sepertinya dia percaya akan perkataannya, sebab
dia menjatuhkan kereta-kereta berkuda (ay. 4). Dengan berketetapan hati
untuk tidak memegahkan kereta dan kuda (Mzm. 20:8), Daud tidak mau
menggunakannya.
4. Musuh-musuh jemaat Tuhan sering dibuat hancur sendiri melalui saling
tolong-menolong di antara mereka (ay. 5). Orang Aram dari Damsyik dipukul
Tuhan oleh Daud ketika mereka datang menolong Hadadezer. Ketika tangan
bahu-membahu, keduanya tidak hanya tidak dapat luput tanpa dihukum,
melainkan keduanya akan dihimpunkan seperti berkas gandum ke tempat
pengirikan (Mi. 4:11-12).
5. Kekayaan orang berdosa kadang-kadang terbukti telah disimpan bagi orang
benar. Orang Aram itu mempersembahkan upeti (ay. 6). Perisai-perisai dari
emas dan tembaga mereka dibawa ke Yerusalem (ay. 7-8). Sama seperti
Kemah Suci dibangun dari jarahan orang-orang Mesir, demikian pula Bait
Suci dibangun dari jarahan bangsa-bangsa lain, suatu pertanda bahagia
bahwa bangsa-bangsa lain akan turut mengambil bagian dalam jemaat Injili.
Kitab 1 Tawarikh 18:1-8
147
Kemenangan-kemenangan Daud
(18:9-17)
9 Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara
Hadadezer, raja Zoba, 10 maka ia mengutus Hadoram, anaknya, kepada raja Daud untuk
menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, sebab ia telah berperang
melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou.
Dan Hadoram membawa pelbagai barang-barang emas, perak dan tembaga. 11 Juga
barang-barang ini dikhususkan raja Daud bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas
yang diangkutnya dari segala bangsa, yaitu dari orang Edom, dari orang Moab, dari bani
Amon, dari orang Filistin dan dari orang Amalek. 12 Abisai, anak Zeruya, menewaskan
delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin. 13 Lalu ia menempatkan pasukan-
pasukan pendudukan di Edom, sehingga seluruh Edom diperbudak oleh Daud. TUHAN
memberi kemenangan kepada Daud ke mana pun ia pergi berperang. 14 Demikianlah
Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi
seluruh bangsanya. 15 Yoab, anak Zeruya, menjadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi
bendahara; 16 Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Sausa menjadi
panitera; 17 Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-
anak Daud yaitu orang-orang utama yang diperbantukan kepada raja.
Di sini mari kita belajar,
1. Bahwa kita berkepentingan untuk menjadikan orang-orang yang memiliki
hadirat Tuhan sebagai teman-teman kita. Raja Hamat, demi mendengar
kesuksesan besar Daud, mengirimkan utusan untuk mengucapkan selamat
kepadanya dan mencari perkenanannya dengan suatu hadiah yang berharga
(ay. 9-10). Jadi sia-sialah untuk bertengkar dengan Sang Putra Daud. sebab
itu, ciumlah Sang Putra, jangan sampai Dia marah (Mzm. 2:12, KJV). Biarlah
raja-raja dan para hakim di bumi serta semua orang biasa menjadi bijaksana
dan mau untuk diajar. Persembahan yang harus kita bawa kepada Kristus
bukanlah barang-barang dari emas dan perak, seperti di sini (semua orang
akan disambut oleh-Nya kendati tidak dapat membawa hadiah yang
demikian), melainkan hati dan kasih kita yang tulus, diri kita seutuhnya,
yang harus kita persembahkan kepada-Nya sebagai persembahan yang
hidup.
2. Bahwa kita harus memuliakan Tuhan dengan segala sesuatu yang kita terima
sebagai berkat-Nya. Persembahan dari teman-temannya, begitu pula jarahan
dari para musuh, dikhususkan raja Daud bagi TUHAN (ay. 11), yaitu, dia
menyerahkan semuanya untuk membangun dan memperkaya Bait Suci.
Yang paling berharga dan sungguh memberi penghiburan yaitu segala
milik kita yang kita khususkan kepada Tuhan, dan yang kita gunakan bagi
kemuliaan-Nya. Hendaknya Laba dan upah kita menjadi kudus bagi
TUHAN (Yes. 23:18).
3. Bahwa orang-orang yang mengikutsertakan Tuhan ke mana pun mereka pergi
dapat berharap untuk berhasil dan dipelihara, ke mana pun mereka pergi.
Telah dikatakan sebelumnya (ay. 6) dan diulangi di sini (ay. 13), bahwa
148
TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke mana pun ia pergi
berperang. Hanya orang-orang yang selalu ada di bawah mata Tuhan yaitu
mereka yang selalu memiliki Tuhan dalam mata mereka.
4. Tuhan memberi manusia kuasa, bukan agar mereka kelihatan hebat,
melainkan supaya mereka dapat berbuat baik dengan kekuasaannya itu.
Pada waktu Daud memerintah atas seluruh Israel, dia menegakkan keadilan
dan kebenaran bagi seluruh bangsanya, sehingga memenuhi tujuan dari
peninggian dirinya ke kedudukan tinggi. Ia tidak mengejar-ngejar keinginan
untuk menaklukkan daerah-daerah lain sampai mengabaikan keadilan di da-
lam negeri. Di sini Daud melayani tujuan dari kerajaan Ilahi dan takhta Tuhan
yang duduk sebagai Hakim yang adil. Dan Daud menjadi gambaran yang
menonjol akan Mesias, yang tongkat kerajaan-Nya yaitu tongkat
kebenaran.
PASAL 19
isah dalam pasal ini merupakan sebuah pengulangan cerita tentang
peperangan Daud melawan orang Amon dan orang Aram yang menjadi
sekutu mereka, dan kemenangan yang diperolehnya atas mereka. Kisah ini
persis seperti yang terdapat dalam 2 Samuel 10. Inilah,
I. Sikap santun Daud kepada raja Amon, dengan mengutus rombongan
untuk berkabung atas kematian ayah sang raja (ay. 1-2).
II. Kekurangajaran raja Amon kepada Daud, dengan perlakuan buruknya
terhadap para utusan Daud (ay. 3-4).
III. Kemarahan Daud yang setimpal terhadap perlakuan tersebut dan
pecahnya perang di antara mereka, di mana orang Amon dengan cerdik
melibatkan orang Aram untuk membantu mereka (ay. 6-7), Yoab
berperang dengan gagah berani (ay. 8-13), dan Israel lagi-lagi menang
(ay. 14-19).
Perlakuan atas Para Pegawai Daud
(19:1-5)
1 Sesudah itu matilah Nahas, raja bani Amon, lalu anaknya menjadi raja menggantikan dia.
2 Lalu berkatalah Daud: “Aku akan menunjukkan persahabatan kepada Hanun bin Nahas,
sebab ayahnya telah menunjukkan persahabatan kepadaku.” Sebab itu Daud mengirim
utusan untuk menyampaikan pesan turut berdukacita kepadanya sebab kematian
ayahnya. namun ketika pegawai-pegawai Daud sampai ke negeri bani Amon itu, kepada
Hanun, untuk menyampaikan pesan turut berdukacita kepadanya, 3 berkatalah pemuka-
pemuka bani Amon itu kepada Hanun: “Apakah menurut anggapanmu Daud hendak
menghormati ayahmu, sebab ia telah mengutus kepadamu orang-orang yang
menyampaikan pesan turut berdukacita? Bukankah dengan maksud untuk menyelidik,
untuk mengintai dan menghancurkan negeri ini maka pegawai-pegawainya datang
kepadamu?” 4 Lalu Hanun menyuruh menangkap pegawai-pegawai Daud itu, disuruhnya
mencukur mereka dan memotong pakaian mereka pada bagian tengah sampai pangkal
paha mereka, kemudian dilepasnya mereka. 5 Ketika mereka berjalan pulang,
diberitahukan kepada Daud tentang orang-orang itu, lalu disuruhnya orang menemui
mereka, sebab orang-orang itu sangat dipermalukan. Raja berkata: “TinggTuhan di Yerikho
sampai janggutmu itu tumbuh, kemudian datanglah kembali.”
K
150
Mari kita mengamati di sini,
1. Bahwa patutlah orang baik untuk hidup bertetangga, dan terutama untuk
menghargai orang lain. Daud ingin memberi hormat kepada Hanun, sebab
dia yaitu tetangganya. Dan agama mengajar kita untuk bersikap baik dan
ramah kepada semua orang, menghormati semua orang, dan siap sedia
untuk melakukan kebaikan kepada orang-orang yang tinggal di sekitar kita.
sebab itu, janganlah kiranya perbedaan agama menjadi halangan untuk ini.
Di samping hal ini, Daud juga mengingat kebaikan yang telah ditunjukkan
oleh ayah sang raja kepadanya. Demikianlah, orang-orang yang telah
menerima kebaikan harus membalasnya selama masih ada kemampuan dan
kesempatan. Orang-orang yang telah menerima kebaikan dari orangtua
harus membalasnya kepada anak-anak mereka, ketika mereka telah tiada.
2. Bahwa, seperti peribahasa orang tua-tua, Dari orang fasik timbul
kefasikan (1Sam. 24:14). Orang keji akan berbicara keji, dan para pengikut
orang bebal akan menjadi jahat, untuk mencelakakan orang sengsara dengan
perkataan dusta (Yes. 32:6-7). Orang-orang yang jahat, dan merancang
kejahatan, selalu iri hati dan mencurigai orang lain tanpa sebab. Para
pegawai Hanun menghasut, bahwa para utusan Daud datang sebagai mata-
mata, seakan-akan orang yang hebat dan gagah berani seperti Daud sampai
hati berbuat sesuatu yang demikian jahat, padahal seandainya Daud
memiliki rancangan jahat terhadap orang Amon, dia dapat saja
menyerangnya secara terbuka, dan tidak perlu melakukan tipuan apa pun.
Atau seolah-olah seorang yang terhormat dan gagah berani seperti Daud ini
akan melakukan sesuatu yang begitu rendah. Namun Hanun mendengarkan
hasutan tersebut, dan, dengan melawan hukum bangsa-bangsa, memper-
lakukan para pegawai Daud dengan keji.
3. Tuan-tuan seharusnya melindungi para pegawai mereka dan mempedulikan
mereka jika mereka mengalami kerugian atau kecelakaan dalam tugas
mereka. Daud berbuat demikian terhadap para pegawainya (ay. 5). Kristus
akan berbuat demikian kepada para pelayan-Nya. Dan kiranya semua tuan
berlaku jujur dan adil terhadap hamba-hambanya.
Kekalahan Orang Amon
(19:6-19)
6 Setelah dilihat bani Amon, bahwa mereka telah membuat dirinya dibenci oleh Daud,
maka Hanun dan bani Amon itu mengirim seribu talenta perak untuk menyewa kereta
dan orang-orang berkuda dari Aram-Mesopotamia, dari Aram-Maakha dan dari Aram-
Zoba. 7 Mereka menyewa tiga puluh dua ribu kereta, serta raja negeri Maakha dengan
tentaranya, yang datang berkemah dekat Medeba. Juga bani Amon itu berkumpul dari
Kitab 1 Tawarikh 19:1-5
151
kota-kota mereka dan datang untuk berperang. 8 Ketika Daud mendengar hal itu,
disuruhnyalah Yoab maju dengan segenap tentara dan pahlawan. 9 Lalu bani Amon maju,
diaturnya barisan perangnya di depan pintu kota, sedang raja-raja yang ikut datang ada
tersendiri di padang. 10 Ketika Yoab melihat, bahwa serangan itu mengancam dia dari
depan dan dari belakang, maka dipilihnyalah sebagian dari orang pilihan Israel, lalu ia
mengatur barisan mereka berhadapan dengan orang Aram itu. 11 Selebihnya dari rakyat
itu ditempatkannya di bawah pimpinan Abisai, adiknya, dan mereka mengatur barisannya
berhadapan dengan bani Amon itu. 12 Lalu berkatalah Yoab: “Jika orang Aram itu lebih
kuat dari padaku, maka haruslah engkau menolong aku, namun jika bani Amon itu lebih
kuat dari padamu, maka aku akan menolong engkau. 13 Kuatkanlah hatimu dan marilah
kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Tuhan kita. TUHAN kiranya
melakukan yang baik di mata-Nya.” 14 Lalu Yoab dan tentara yang bersama-sama dengan
dia maju menghadapi orang Aram itu untuk berperang dan orang-orang itu melarikan diri
dari hadapannya. 15 Ketika bani Amon melihat, bahwa orang Aram sudah melarikan diri,
maka mereka pun larilah dari hadapan Abisai, adik Yoab, dan masuk ke dalam kota.
Sesudah itu Yoab pulang ke Yerusalem. 16 Ketika orang Aram melihat, bahwa mereka
telah terpukul kalah oleh orang Israel, maka mereka mengirim utusan-utusan dan
menyuruh orang Aram yang di seberang sungai Efrat maju berperang di bawah pimpinan
Sofakh, panglima tentara Hadadezer. 17 Setelah hal itu diberitahukan kepada Daud, maka
dikumpulkannya seluruh orang Israel, diseberanginya sungai Yordan, lalu sampai ke
dekat mereka, dan diaturnya barisannya melawan mereka. Ketika Daud mengatur
barisannya berhadapan dengan orang Aram itu untuk berperang, maka mereka
bertempur melawan dia, 18 namun orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud
membunuh dari orang Aram itu tujuh ribu ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang
pasukan berjalan kaki; juga Sofakh, panglima tentara itu, dibunuhnya. 19 Ketika dilihat
orang-orang yang takluk kepada Hadadezer, bahwa mereka telah terpukul kalah oleh
orang Israel, maka mereka mengadakan perdamaian dengan Daud dan takluk kepadanya;
sesudah itu orang Aram tidak mau lagi memberi pertolongan kepada bani Amon.
Kita dapat melihat di sini,
1. Betapa hati orang berdosa yang telah ditetapkan bagi kehancuran
dikeraskan bagi kehancuran mereka. Bani Amon melihat bahwa mereka
telah membuat dirinya dibenci oleh Daud (ay. 6). Dan hal itu seharusnya
membuat mereka cerdik untuk menginginkan perdamaian, merendahkan
diri dan menawarkan ganti rugi atas kecelakaan yang telah mereka perbuat
terhadap Daud. Perbuatan mereka itu bukan hanya telah menimbulkan
kebencian Daud, namun juga menjengkelkan keadilan Tuhan , yang yaitu Raja
segala bangsa, yang akan menegakkan hak-hak orang yang terlukai dan
memelihara hukum bangsa-bangsa yang dilanggar. Akan namun , bukannya
mencari damai, mereka malah mempersiapkan peperangan, sehingga
membawa diri sendiri, melalui tangan Daud, kepada kehancuran yang tidak
pernah diinginkan oleh Daud.
2. Betapa keberanian orang-orang yang gagah perkasa dikobarkan dan dibakar
oleh kesulitan. Ketika Yoab melihat pertempuran telah mengancam dia dari
depan dan dari belakang (ay. 10), maka tanpa berpikir untuk mundur, dia
melipatgandakan tekadnya. Dan, kendati dia tidak dapat menambah
kekuatan, dia membagi barisannya, dan tidak hanya berbicara, namun juga
bertindak, sebagai orang yang gagah perkasa, yang memiliki semangat yang
152
besar ketika melihat dirinya dikepung. Ia mengajak adiknya untuk saling
membantu (ay. 12), menyemangati diri dan kepala-kepala barisannya untuk
bertindak gagah berani di pos mereka masing-masing, dengan mata yang
tertuju kepada kemuliaan Tuhan dan kebaikan negeri mereka, bukan kepada
kehormatan dan keuntungan diri sendiri. Lalu ia menyerahkan hasilnya
kepada Tuhan : TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya.
3. Betapa sia-sianya keahlian hebat dan kekuatan besar dalam melawan keadilan
dan kebenaran. Orang Amon mengatur barisannya sebaik-baiknya. Mereka
membawa sebanyak mungkin pasukan terbaik ke dalam pertempuran, dan
mengaturnya dengan sebijaksana mungkin. namun , sebab berada di pihak
yang salah, dan membela yang salah, kekuatan pasukan mereka tidak berhasil.
Mereka dihabiskan. Pada akhirnya kebenaran muncul dan menang.
4. Betapa tidak ada gunanya bagi mereka untuk bersatu dan memperkuat diri
jika Tuhan tidak berpihak kepada mereka. Orang Aram tidak ada kaitannya
dengan perkara itu, namun hanya sebagai tentara bayaran bagi orang Amon.
Ketika orang Amon dipukul kalah, mereka berusaha mendapatkan kembali
kehormatan mereka, lalu meminta bantuan orang Aram yang berada di sisi
lain sungai Efrat. Namun sia-sia sebab mereka tetap saja lari dari hadapan
orang Israel (ay. 18). Mereka kehilangan 7.000 orang, yang dikatakan
sebagai penunggang 700 kereta berkuda dalam 2 Samuel 10:18. Sebab, saat
itu 10 orang ditempatkan dalam sebuah kereta kuda.
5. Orang-orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain, dan
mendapati bahwa mereka lebih percaya kepada hati nuraninya sendiri, perlu
berlaku bijak dan jangan ikut campur lebih lanjut. Orang Aram, setelah
mendapati bahwa Israel yaitu pihak yang menang, tidak hanya
memutuskan persekutuan mereka dengan orang Amon dan tidak mau
membantu mereka lagi (ay. 19), namun juga mengadakan perdamaian dengan
Daud dan takluk kepadanya. Maka kiranya orang-orang yang telah dengan
sia-sia berdiri melawan Tuhan menjadi bijaksana, dan berdamai dengan Dia
selama bersama-sama dengan Dia di tengah jalan. Hendaklah mereka
menjadi hamba-hamba-Nya saja. Sebab mereka tidak dapat berbuat lain
selain melihat diri sendiri binasa, jika mereka tetap menjadi musuh-Nya.
PASAL 20
Pasal ini merupakan pengulangan kisah tentang peperangan Daud,
I. Dengan orang Amon dan penaklukan kota Raba (ay. 1-3).
II. Dengan orang-orang raksasa dari bangsa Filistin (ay. 4-8).
Kekalahan Orang Amon
(20:1-3)
1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Yoab
membawa keluar bala tentaranya, lalu ia memusnahkan negeri bani Amon, kemudian ia
maju dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Yoab
memukul kalah Raba dan meruntuhkannya. 2 Sesudah itu Daud mengambil mahkota dari
kepala raja mereka, beratnya ternyata setalenta emas, bertatahkan sebuah batu permata
yang mahal dan itu dikenakan pada kepala Daud. Juga diangkutnya banyak sekali jarahan
dari kota itu. 3 Penduduk kota itu diangkutnya dan dipaksanya bekerja dengan gergaji,
penggerek besi dan kapak. Demikianlah juga diperlakukan Daud segala kota bani Amon.
Sesudah itu pulanglah Daud dengan seluruh tentara ke Yerusalem.
Dalam pasal sebelumnya kita membaca bagaimana tentara Amon dan sekutu
mereka dikalahkan dalam medan pertempuran. Di sini kita mendapati
penghancuran kota Raba, ibu kota kerajaan mereka (ay. 1), pengenaan mahkota
raja mereka ke atas kepala Daud (ay. 2), dan kesengsaraan besar yang
diberlakukan kepada rakyat mereka (ay. 3). Tentang hal ini kita membaca
kisahnya yang lengkap di dalam 2 Samuel 11-12, dan tidak dapat tidak selain
mengingatnya melalui tanda yang menyedihkan ini, bahwa sementara Yoab
sedang mengepung Raba, Daud jatuh ke dalam dosa besar dalam perkara Uria.
Dapat pula diamati, bahwa kendati semua kisah ini diulangi, namun bagian
tentang dosa Daud itu tidak. Hanya ada sebuah petunjuk yang diberikan, yaitu
dalam perkataan: sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Seandainya dia ikut
pergi bersama tentaranya, maka dia akan berada di luar jalan pencobaan
tersebut. namun , sebab memanjakan kenyamananya, dia jatuh ke dalam
156
kenajisan. Nah, sehubungan dengan dosa Daud itu, tampak di sini teladan
ketidakberpihakan dan kesetiaan para penulis suci dari kitab ini, yang meng-
hindari pengulangan kisah tersebut, meskipun ada kesempatan untuk itu di sini.
Yang hendak diajarkan kepada kita yaitu , meskipun ada kesempatan untuk
berbicara tentang kesalahan dan kejatuhan orang lain, kita tidak seharusnya
merasa senang untuk mengulangi pembicaraan mengenainya. Kisah tentang
dosa Daud ini seharusnya selalu dipandang sebagai sebuah pokok bahasan yang
tidak menyenangkan. Kadang-kadang seseorang tidak dapat luput terjatuh ke
dalam dosa, namun juga janganlah untuk tetap tinggal di sana, janganlah terus
berkubang di dalam lumpur kotoran. Jika kita tidak dapat mengatakan sesuatu
yang baik tentang seseorang atau suatu tindakan, maka yang terbaik dilakukan
yaitu tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu.
Kekalahan Orang Filistin
(20:4-8)
4 Sesudah itu timbullah pertempuran melawan orang Filistin di Gezer; pada waktu itu
Sibkhai, orang Husa, memukul kalah Sipai, seorang dari keturu-nan raksasa, dan mereka
ditundukkan. 5 Maka terjadilah lagi pertempuran melawan orang Filistin, lalu Elhanan bin
Yair menewaskan Lahmi, saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti
pesa tukang tenun.
6 Lalu terjadi lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi perawakannya,
yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari enam: dua puluh empat seluruhnya;
juga orang ini termasuk keturunan raksasa.
7 Ia mengolok-olok orang Israel, maka Yonatan, anak Simea kakak Daud, menewaskannya.
8 Orang-orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud
dan oleh tangan orang-orangnya.
Orang-orang Filistin hampir seluruhnya telah ditundukkan (18:1). Akan namun ,
sama seperti dalam kehancuran orang Kanaan oleh Yosua, di mana keturunan
Enak yaitu orang terakhir yang ditundukkan (Yos. 11:21), demikian pula di sini
dalam penaklukan bangsa Filistin, keturunan raksasa di Gat yaitu orang
terakhir yang dirobohkan. Dalam pertentangan antara anugerah dan
kebobrokan hati, ada dosa-dosa tertentu yang, seperti raksasa-raksasa ini, tetap
bercokol sementara waktu dan tidak dapat dikuasai tanpa melalui banyak
kesulitan dan suatu pergumulan yang panjang: namun penghakiman akan tetap
dibawa menuju kemenangan pada akhirnya. Amatilah,
1. Kita tidak pernah membaca tentang kaum raksasa di antara orang Israel
seperti yang kita dapati di antara orang Filistin raksasa di Gat. Tidak pernah
ada orang-orang raksasa Yerusalem. Pertumbuhan tanaman Tuhan yaitu
pada kegunaannya, bukan pada ukurannya. Orang-orang yang ingin untuk
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya, tidak mempertimbangkan
Kitab 1 Tawarikh 20:4-8
157
bahwa hal itu hanya akan menjadikannya berat. Dalam keseimbangan Ilahi,
Daud jauh melebihi Goliat.
2. Orang-orang Daud, kendati orang-orang yang berperawakan biasa saja,
merupakan lawan yang terlalu berat bagi para raksasa Gat di dalam setiap
pertempuran, sebab mereka punya Tuhan di pihak mereka. Tuhan mereka itu
tidak suka memandang keelokan rupa, dan Ia mempermalukan para raksasa
yang ada di bumi, seperti yang dilakukan-Nya dahulu melalui air bah,
kendati mereka semua orang-orang ternama. Janganlah sahabat-sahabat
jemaat menjadi patah semangat melihat kekuatan dan kesombongan musuh-
musuh mereka. Kita tidak usah takut terhadap orang-orang besar, jika kita
memiliki Tuhan yang Mahabesar di pihak kita. Apakah kelebihan dari jari
tangan atau jari kaki dibandingkan dengan Yang Mahakuasa?
3. Orang-orang raksasa ini mengolok-olok orang Israel (ay. 7), dan mereka
harus membayar mahal atas penghinaan mereka itu. Tidak ada yang dengan
jelas ditandai bagi kehancuran selain mereka yang menghina Tuhan dan
umat-Nya Israel. Tuhan lebih memilih melakukan hal-hal yang besar
ketimbang membiarkan musuh membanggakan diri (Ul. 32:27). Semua
kemenangan Sang Putra Daud, seperti halnya kemenangan Daud sendiri,
terjadi secara bertahap. Kita memang belum melihat segala sesuatu ditak-
lukkan di bawah-Nya, namun hal itu akan tampak dengan segera: dan
kematian itu sendiri, musuh yang terakhir, seperti para raksasa ini, akan
ditaklukkan untuk selama-lamanya.
PASAL 2 1
ama seperti pengulangan ini tidak menyebut dosa Daud dalam perkara Uria,
demikian pula semua masalah keluarganya yang muncul sebagai akibat
dosanya itu tidak disebutkan lagi. Tidak ada sepatah kata pun tentang
pemberontakan Absalom atau Syeba. Akan namun dosa Daud, dalam menghitung
jumlah rakyat, disinggung di sini, sebab, dalam penebusan yang dibuat bagi dosa
tersebut, suatu pernyataan diberikan tentang titik lokasi di mana Bait Suci harus
dibangun. Dalam pasal ini kita temukan,
I. Dosa Daud, dalam memaksa Yoab untuk menghitung jumlah rakyat (ay.
1-6).
II. Duka batin Daud atas apa yang telah dilakukannya itu, segera sesudah
dia menyadari keberdosaannya (ay. 7-8).
III. Dua masalah menyedihkan, atau bahkan tiga masalah, yang dihadapinya,
ketika diperhadapkan untuk memilih bagaimana seharusnya dia
dihukum sebab dosa ini, dan ingin dihukum dengan tongkat apa (ay. 9-
13).
IV. Malapetaka memilukan yang ditimbulkan oleh penyakit di seluruh
negeri, dan kecil kemungkinan bagi Yerusalem untuk dapat luput dari
wabah tersebut (ay. 14-17).
V. Pertobatan Daud dan korban persembahannya, dan berhentinya tulah
itu sesudahnya (ay. 18-30). Kisah yang mengerikan ini sesunguhnya
telah kita temui dan renungkan di dalam
2 Samuel 24.
Orang-orang Raksasa Ditaklukkan
(21:1-6)
1 Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang
Israel. 2 Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: “Pergilah,
S
160
hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya
aku tahu jumlah mereka.” 3 Lalu berkatalah Yoab: “Kiranya TUHAN menambahi rakyat-
Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka
sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel
harus menanggung kesalahan oleh sebab hal itu?” 4 Namun titah raja itu terpaksa diikuti
oleh Yoab, maka pergilah Yoab menjelajahi seluruh Israel, kemudian kembali ke
Yerusalem. 5 Lalu Yoab memberitahukan kepada Daud hasil pendaftaran rakyat. Di antara
seluruh orang Israel ada sejuta seratus ribu orang yang dapat memegang pedang, dan
orang Yehuda ada empat ratus tujuh puluh ribu orang yang dapat memegang pedang. 6
Orang Lewi dan Benyamin tidak dimasukkannya dalam pendaftaran, sebab titah raja itu
dianggap keji oleh Yoab.
Mungkin orang mengira menghitung jumlah penduduk bukanlah hal yang buruk.
Mengapakah seorang gembala tidak harus tahu jumlah dari kawanan
dombanya? Namun Tuhan melihat bukan seperti yang dilihat manusia. Sudah
jelas, bahwa Daud bersalah dalam melakukannya, dan sangat menyulut murka
Tuhan , sebab dia melakukannya dengan kesombongan hati. Dan tidak ada dosa
yang di dalamnya mengandung perlawanan dan penghinaan terhadap Tuhan
dibandingkan kesombongan. Dosa itu yaitu kesombongan Daud. Dia harus menang-
gung dosa itu seorang diri. namun di sini kita diberi tahu,
I. Betapa si pencoba giat bekerja di dalam dosa itu (ay. 1): Iblis bangkit
melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.
Dikatakan (2Sam. 24:1), bahwa bangkitlah pula murka TUHAN terhadap
orang Israel; Ia menghasut Daud untuk melakukannya. Hukuman Tuhan yang
adil harus diperhatikan bahkan di dalam dosa dan ketidakbenaran manusia.
Kita yakin bahwa Tuhan bukanlah pencipta dosa, sebab Ia sendiri tidak
mencobai siapa pun. Dan sebab itu, ketika dikatakan bahwa Tuhan
menghasut Daud untuk melakukan dosa itu, hal tersebut harus dijelaskan
dengan apa yang dinyatakan di sini, bahwa, untuk tujuan yang bijaksana dan
kudus, Ia mengizinkan Iblis melakukannya. Di sini kita dapat melacak niat
yang busuk ke sumbernya. Bahwa Iblis, musuh Tuhan dan musuh kebaikan,
yang berdiri melawan Israel, tidaklah aneh. Itulah yang disasarnya, untuk
melemahkan kekuatan, memperkecil jumlah, dan memperciut kemuliaan
Israel milik Tuhan , yang bagi Iblis merupakan musuh bebuyutan. namun ,
bahwa Iblis harus memengaruhi Daud, orang yang dekat di hati Tuhan itu,
untuk melakukan sesuatu yang salah, patut dipertanyakan. Orang bisa
menyangka Daud itu salah seorang yang tidak dapat dijamah oleh kejahatan.
Tidak, bahkan orang yang paling saleh sekalipun, sebelum mereka tiba di
sorga, jangan pernah berpikir bahwa dirinya ada di luar jangkauan
pencobaan Iblis. Nah, ketika Iblis bermaksud untuk melakukan suatu
kejahatan kepada Israel, cara apakah yang diambilnya? Ia tidak membujuk
Kitab 1 Tawarikh 21:1-6
161
Tuhan untuk melawan mereka (seperti halnya Ayb. 2:3), melainkan dia
menghasut Daud, teman terbaik rakyat Israel, untuk menghitung jumlah
mereka, supaya dengan demikian mendukakan hati Tuhan dan menyebabkan
Dia melawan mereka. Perhatikanlah,
1. Iblis memperlakukan kita lebih keji dengan mencobai kita untuk berdosa
melawan Tuhan , dibandingkan menuduh kita di hadapan Tuhan . Ia tidak
menghancurkan orang dengan tangannya sendiri, melainkan dengan
tangan mereka sendiri.
2. Serangan terbesar yang dapat dilakukan oleh Iblis kepada jemaat Tuhan
yaitu dengan mencobai para pemimpin jemaat untuk menjadi
sombong. Sebab, tak seorang pun yang sanggup memahami semua akibat
mematikan dari dosa tersebut, terutama dalam diri para pemimpin
jemaat. namun kamu tidaklah demikian (Luk. 22:26).
II. Betapa alat yang digunakan tidak sanggup melawan. Yoab, orang yang
dipakai Daud, sebenarnya yaitu seorang yang sangat giat di dalam urusan
rakyat. namun terhadap tugas ini dia sangat terpaksa, sehingga dapat
dibayangkan dia teramat enggan melakukannya.
1. Ia mengemukakan keberatannya sebelum memulainya. Tidak ada orang
yang lebih berani tampil membela kehormatan raja atau kesejahteraan
kerajaan dibandingkan Yoab. Namun dalam perkara ini dia minta izin untuk
tidak melakukannya. Sebab,
(1) Tugas tersebut yaitu sesuatu yang tidak perlu. Tidak ada alasan
sama sekali untuk hal itu. Tuhan telah berjanji untuk melipatgandakan
jumlah mereka, dan Yoab tidak perlu mempertanyakan penggenapan
dari janji tersebut. Mereka semua yaitu hamba-hamba-Nya, dan
Yoab tidak perlu meragukan kesetiaan dan kasih mereka kepada
sang raja. Jumlah mereka sama besarnya dengan kekuatan yang
diinginkan-Nya.
(2) Tugas tersebut sangat berbahaya. Dengan melakukan tugas itu, dia
mungkin dapat menjadi penyebab kesalahan Israel, dan dapat
menyulut murka Tuhan terhadap mereka. Hal ini sangat disadari oleh,
namun tidak oleh Daud. Orang yang paling pandai di dalam hukum
Tuhan tidaklah selalu menjadi orang yang paling cepat tanggap dalam
penerapan hukum tersebut.
2. Yoab merasa sangat enggan melakukannya. Sebab titah raja itu dianggap
keji oleh Yoab (ay. 6). Saat itu yaitu ketika segala sesuatu yang
dilakukan raja dianggap baik oleh seluruh rakyat (2Sam. 3:36). namun
162
sekarang ada semua orang merasa muak dengan perintah ini, yang
meneguhkan Yoab untuk tidak menyukainya. Sehingga, kendati hasil dari
pengumpulan angka ini sungguh sangat besar, Yoab tidak sepenuh hati
menuntaskannya, melainkan meninggalkan dua suku tanpa dihitung (ay.
5-6), dua suku yang sangat terkenal, Lewi dan Benyamin. Mungkin juga
ia tidak menghitung yang lain-lain itu dengan tepat, sebab dia tidak
melakukannya dengan senang hati, yang mungkin menjadi penyebab
mengapa ada perbedaan antara jumlah di sini dan di dalam 2 Samuel
24:9.
Daud Menghitung Jumlah Rakyatnya
(21:7-17)
7 namun hal itu jahat di mata Tuhan , sebab itu dihajar-Nya orang Israel. 8 Lalu berkatalah
Daud kepada Tuhan : “Aku telah sangat berdosa sebab melakukan hal ini; maka sekarang,
jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.” 9 namun
berfirmanlah TUHAN kepada Gad, pelihat Daud: 10 “Pergilah, katakanlah kepada Daud:
Beginilah firman TUHAN: tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu dari
padanya, maka Aku akan melakukannya kepadamu.” 11 Kemudian datanglah Gad kepada
Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih:
12 tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu,
sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yaitu penyakit
sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh
daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan
kepada Yang mengutus aku.” 13 Lalu berkatalah Daud kepada Gad: “Sangat susah hatiku,
biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya;
namun janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.” 14 Jadi TUHAN mendatangkan
penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu
orang. 15 Pula Tuhan mengutus malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika
hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesTuhan Ia sebab malape-
taka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah
itu: “Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!” Pada waktu itu malaikat TUHAN itu
sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus. 16 Ketika Daud mengangkat
mukanya, maka dilihatnyalah malaikat TUHAN berdiri di antara bumi dan langit, dengan
di tangannya pedang terhunus yang diacungkan ke atas Yerusalem. Lalu dengan berpa-
kaian kain kabung sujudlah Daud dan para tua-tua. 17 Dan berkatalah Daud kepada Tuhan :
“Bukankah aku ini yang menyuruh menghitung rakyat dan aku sendirilah yang telah
berdosa dan yang melakukan kejahatan, namun domba-domba ini, apakah yang dilakukan
mereka? Ya TUHAN, Tuhan ku, biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum
keluargaku, namun janganlah tulah menimpa umat-Mu.”
Daud di sini sedang berada di bawah tongkat hukuman sebab telah menghitung
jumlah rakyatnya. Itu tongkat hajaran untuk mengusir keluar kebodohan yang
melekat di dalam hati, kebodohan dari kesombongan. Mari kita secara singkat
mengamati,
Kitab 1 Tawarikh 21:1-6
163
I. Bagaimana Daud dihajar. Jika anak-anak yang paling dikasihi Tuhan berbuat
salah, mereka harus bersiap-siap merasakan akibatnya.
1. Ia dibuat mengerti bahwa Tuhan tidak senang. Dan hajaran itu sungguh
tidak nyaman bagi seorang yang baik seperti Daud (ay. 7). Tuhan
memperhatikan dan tidak senang dengan dosa dari umat-Nya. Dan tidak
ada dosa yang lebih mendukakan hati-Nya dibandingkan kesombongan hati:
tidak ada yang lebih merendahkan, mendukakan, dan membuat malu
bagi jiwa yang dipenuhi anugerah, dibandingkan melihat diri sendiri ada di
bawah murka Tuhan .
2. Ia diminta memilih apakah mau dihukum melalui perang, kelaparan,
atau penyakit sampar. Sebab dia harus dihukum oleh salah satu dari tiga
hukuman ini. Jadi, untuk merendahkannya lebih lanjut, Daud
diperhadapkan kepada suatu kesulitan, kesulitan yang besar, dan
diperhadapkan dengan kengerian dari tiga macam hukuman yang
ditancapkan ke dalam pikirannya. Tidak diragukan lagi, hal ini sangat
membingungkannya, sementara dia mempertimbangkan mana yang
harus dipilihnya.
3. Ia mendengar sebanyak 70.000 orang dari rakyatnya dalam waktu
beberapa jam mati dihantam oleh penyakit sampar (ay. 14). Tadinya ia
bangga dengan banyaknya jumlah rakyatnya, namun keadilan Ilahi
bertindak untuk menguranginya. Adillah untuk diambil dari kita, apa
yang dapat melemahkan atau menyakitkan hati kita, apa yang
menyebabkan hati kita menjadi sombong. Daud berkeras rakyat harus
dihitung jumlahnya: Bawalah hasilnya kepadaku, katanya, supaya aku
tahu jumlah mereka. namun kini Tuhan menghitung mereka dengan cara
lain, menentukan kamu bagi pedang (Yes. 65:12). Dan Daud
mendapatkan jumlah lain dari mereka yang dibawa, yang lebih
mengacaukan dibandingkan memuaskan hatinya, yaitu jumlah orang-orang
yang terbunuh. Ini sebuah daftar hitam kematian, yang merugikan
jumlah orang yang hendak dikumpulkannya sebagai prajurit.
4. Daud melihat malaikat pembinasa, dengan pedang yang teracung kepada
Yerusalem (ay. 16). Pastilah ini sangat mengerikan baginya, sebab
menjadi pertanda jelas akan murka dari sorga, dan mengancam
kehancuran seluruh kota yang tercinta itu. Penyakit sampar membuat
kebinasaan terhebat di tempat-tempat yang paling padat penduduknya.
Penampakan dari seorang malaikat, kendati datang dengan damai dan
dengan sebuah tugas yang ramah, sudah bisa membuat bahkan orang-
orang yang gagah berani sekalipun menjadi gemetar. Jadi apalagi dengan
penampakan dari seorang malaikat dengan sebuah pedang yang
164
teracung di tangannya, sebuah pedang yang menyala-nyala, seperti
pedang kerubim, yang menutup setiap jalan untuk menjaga jalan masuk
kepada pohon kehidupan! Ketika kita tergeletak di bawah murka Tuhan ,
para malaikat kudus melawan kita dengan persenjataan, kendati kita
melihat mereka tidak seperti yang dilihat oleh Daud.
II. Bagaimana Daud menanggung hajaran untuk memperbaiki dirinya itu.
1. Ia mengakui dosanya dengan penuh sesal, dan memohon dengan
sungguh-sungguh bagi pengampunan (ay. 8). Sekarang dia mengakui
bahwa dirinya telah berdosa, telah berdosa besar, telah melakukan hal
yang bodoh, sangat bodoh. Dan dia memohon bahwa, betapa pun dia
harus dihukum sebab nya, kesalahan dosanya kiranya diampuni.
2. Ia menerima hukuman dari kesalahannya: “Biarlah kiranya tangan-Mu
menimpa aku dan kaum keluargaku (ay. 17). Aku menyerah kepada
tongkat hajaran, hanya biarlah aku sendiri yang menanggungnya, sebab
akulah yang berdosa. Akulah orangnya yang bersalah yang harus
menerima pedang yang teracung.”
3. Ia berserah diri kepada belas kasihan Tuhan , kendati dia tahu bahwa
Tuhan sedang murka kepadanya, dan tidak membiarkan pikiran buruk
apa pun tentang-Nya. Apa pun itu, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam
tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya (ay. 13). Orang-
orang yang baik, kendati Tuhan bermuka masam kepada mereka, selalu
berpikiran baik tentang-Nya. Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada
harapan bagiku, namun aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya
(Ayb. 13:15, KJV: Meskipun Dia membunuhku, aku akan tetap percaya
kepada-Nya).
4. Ia mengungkapan keprihatinan yang tulus bagi rakyat, hatinya sangat
berduka melihat mereka mendapat tulah sebab pelanggarannya: namun
domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka?
Tempat Pengirikan Ornan
(21:18-30)
18 Kemudian malaikat TUHAN menyuruh Gad mengatakan kepada Daud, bahwa Daud
harus pergi untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN di tempat pengirikan Ornan, orang
Yebus itu. 19 Lalu pergilah Daud, sesuai dengan perkataan Gad yang diucapkannya demi
nama TUHAN. 20 Ornan sedang mengirik gandum; ketika ia memalingkan diri,
dilihatnyalah malaikat itu; keempat anaknya yang bersama-sama dengan dia
menyembunyikan diri.
21 Ketika Daud sampai kepada Ornan, maka Ornan mengangkat mukanya dan melihat
Daud, lalu keluarlah ia dari tempat pengirikan, kemudian sujudlah ia kepada Daud dengan
Kitab 1 Tawarikh 21:1-6
165
mukanya ke tanah. 22 Berkatalah Daud kepada Ornan: “Berikanlah kepadaku tempat
pengirikan ini, supaya aku mendirikan di sini mezbah bagi TUHAN; baiklah berikan itu
kepadaku dengan harga penuh, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat.” 23 Jawab
Ornan kepada Daud: “Ambillah, dan baiklah tuanku raja melakukan apa yang dipandang-
nya baik. Lihatlah, aku berikan lembu ini untuk korban bakaran dan eretan-eretan
pengirik ini untuk kayu bakar dan gandum untuk korban sajian, semuanya itu kuberikan.”
24 namun berkatalah raja Daud kepada Ornan: “Bukan begitu, melainkan aku mau
membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk
TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-
apa.” 25 Maka Daud memberikan kepada Ornan sebagai bayaran tempat itu emas seberat
enam ratus syikal. 26 Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN, mempersem-
bahkan korban bakaran dan korban keselamatan dan memanggil TUHAN. Maka TUHAN
menjawab dia dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu. 27
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada malaikat itu supaya dikembalikannya pedangnya ke
dalam sarungnya. 28 Pada waktu itu juga Daud mempersembahkan korban di sana, ketika
ia melihat, bahwa TUHAN telah menjawab dia di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus
itu. 29 Kemah Suci, yang dibuat Musa di padang gurun, dan mezbah korban bakaran pada
waktu itu ada di bukit pengorbanan di Gibeon, 30 namun Daud tidak berani pergi ke sana
berhadapan dengan Tuhan untuk menanyakan petunjuk-Nya, sebab ia takut kepada
pedang malaikat TUHAN itu.
Di sini kita mendapati perlawanan dari Tuhan berakhir, dan setelah Daud
bertobat, Tuhan berdamai dengan dia. Sungguhpun Engkau telah murka terhadap
aku: namun murka-Mu telah surut.
1. Pelaksanaan hukuman dihentikan (ay. 15). Ketika Daud bertobat dari dosa,
Tuhan menyesali hukuman itu, dan memerintahkan malaikat pembinasa
untuk menurunkan tangannya dan menyarungkan pedangnya (ay. 27).
2. Petunjuk diberikan kepada Daud untuk mendirikan sebuah mezbah di
tempat pengirikan Ornan (ay. 18). Malaikat memerintahkan Nabi Gad untuk
membawa pesan ini kepada Daud. Malaikat yang sama, yang di dalam nama
Tuhan menjalankan peperangan itu, kini tampil untuk menegakkan perjanjian
perdamaian. Sebab para malaikat sesungguhnya tidak menginginkan hari
celaka. Sang malaikat bisa saja memberikan pesan ini langsung kepada Daud,
namun dia memilih melakukannya melalui pelihat Daud, sehingga dia dapat
memberikan suatu penghormatan kepada jabatan nabi. Demikian juga,
penyataan tentang Yesus Kristus diberitahukan oleh malaikat kepada
Yohanes, dan melalui dia kepada jemaat. Perintah kepada Daud untuk
mendirikan sebuah mezbah merupakan suatu tanda terberkati tentang akan
ada perdamaian. Sebab, jika Tuhan memang ingin membunuhnya, maka Dia
tidak akan menetapkan, sebab Dia tidak akan menerimanya, suatu korban
persembahan dari tangannya.
3. Daud segera membuat suatu penawaran dengan Ornan untuk membeli
tempat pengirikannya. Sebab dia tidak mau melayani Tuhan dengan
tanggungan orang lain. Ornan dengan murah hati menawarkan tanahnya
kepada Daud secara gratis, tidak hanya sebagai penghargaannya kepada
166
sang raja, namun juga sebab dia sendiri telah melihat malaikat itu (ay. 20),
yang membuatnya begitu ketakutan sehingga dia bersama keempat anaknya
menyembunyikan diri sebab tidak sanggup menahan cahaya kemuliaan
sang malaikat dan takut terhadap pedangnya yang teracung. Oleh sebab
rasa takut inilah dia bersedia untuk melakukan apa saja guna membuat
penebusan. Orang-orang yang merasakan kengerian Tuhan akan melakukan
segala yang mungkin, dengan kemampuan mereka, untuk memajukan
agama, dan mengerahkan segala cara pendamaian guna meredakan murka
Tuhan .
4. Tuhan menyatakan kesediaan-Nya untuk menerima korban persembahan
Daud di atas mezbah ini. Tuhan menjawab dia dengan menurunkan api dari
langit (ay. 26). Untuk menunjukkan bahwa murka Tuhan telah surut, api yang
dengan adil telah menimpa orang berdosa sekarang menimpa korban dan
membakarnya habis. Dan bersama itu, pedang pembinasa pun kembali ke
dalam sarungnya. Demikianlah Kristus telah dijadikan dosa dan kutuk bagi
kita, dan Tuhan senang untuk menghajar-Nya sampai babak belur, supaya
melalui Dia Tuhan menjadi bagi kita bukan sebuah api yang menghanguskan,
namun seorang Bapa yang berdamai dengan kita.
5. Ia terus mempersembahkan korbannya di atas mezbah ini. Mezbah tembaga
telah dibuat oleh Musa di Gibeon (ay. 29), dan ke sanalah semua korban
Israel dipersembahkan. namun Daud begitu ketakutan terhadap penampakan
pedang malaikat sehingga tidak berani untuk pergi ke sana (ay. 30). Urusan
perlu dikerjakan segera, ketika tulah dimulai. Harun harus pergi dengan
cepat-cepat, bahkan, dia harus berlari, untuk mengadakan pendamaian (Bil.
16:46-47). Dan perkara Daud di sini tidaklah kurang mendesak. Daud tidak
memiliki cukup waktu untuk pergi ke Gibeon: juga tidak berani
meninggalkan malaikat dengan pedangnya yang teracung atas Yerusalem,
jangan sampai hantaman yang mematikan dilayangkan sebelum dia kembali.
Oleh sebab itulah Tuhan , dalam mengasihani Daud, menyuruhnya mem-
bangun sebuah mezbah di tempat itu juga, dengan mengecualikan hukum-
Nya sendiri mengenai satu mezbah, disebabkan oleh kesulitan yang dihadapi
sekarang ini. Juga, Ia bersedia menerima korban yang dipersembahkan di
atas mezbah baru ini, yang tidak didirikan untuk menentang mezbah yang di
Gibeon itu, melainkan yang berdampingan dengannya. Lambang-lambang
kesatuan tidak dipaksakan begitu keras melebihi kesatuan itu sendiri.
Bahkan, ketika kesulitan sekarang telah berlalu (sepertinya demikian), Daud,
sepanjang hidupnya, tetap mempersembahkan korban di sana, kendati
mezbah di Gibeon tetap dipelihara. Sebab Tuhan telah mengakui korban yang
dipersembahkan di situ dan telah menyatakan penerimaan-Nya atas korban
Kitab 1 Tawarikh 21:1-6
167
tersebut (ay. 28). Jika dalam ibadah-ibadah yang kita jalani kita telah meng-
alami tanda-tanda dari kehadiran Tuhan di sana, dan mendapati kebenaran
tentang penyertaan-Nya, maka baiklah untuk terus melakukannya. “Di
sinilah Tuhan dengan murah hati telah menjumpai aku, dan sebab nya aku
akan tetap berharap untuk berjumpa dengan-Nya.”
PASAL 22
ari yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan.” Pada
masa dijatuhkannya penghukuman berat atas Israel akibat dosa Daud,
Tuhan memberikan isyarat untuk mendirikan mezbah lain, dan tempat untuk
membangun Bait Suci. Dengan penuh semangat Daud melakukan persiapan
untuk pekerjaan besar itu. Sepertinya belakangan ini ia melalaikan hal ini,
sampai tergugah kembali sebab diingatkan melalui penghukuman itu. Tanda-
tanda perkenan Tuhan yang diterimanya sesudah tanda-tanda amarah-Nya itu,
I. Menuntunnya ke tempat itu (ay. 1).
II. Menganjurkan dan mendorongnya untuk melaksanakan pekerjaan itu.
1. Ia sendirilah yang mempersiapkan pembangunan tersebut (ay. 2-
5).
2. Ia memberikan petunjuk kepada Salomo, dan memberinya perintah
berkaitan dengan pekerjaan ini (ay. 6-16).
3. Ia memerintahkan kepada raja-raja untuk membantunya dalam
pekerjaan itu (ay. 17-19). Ada banyak perbedaan dalam sikap hati
Daud di awal pasal sebelumnya dengan awal pasal ini. Di pasal
sebelumnya, ia dengan sombong menghitung jumlah rakyatnya. Di
pasal ini, ia dengan rendah hati mempersiapkan diri untuk
melayani Tuhan . Sebelumnya, kebobrokan hati merajalela namun,
meskipun keruh seperti lumpur, sumber air hidup di dalam jiwa
akan kembali jernih dengan sendirinya. Sekarang, kasih karunia
telah memulihkan kejahatan yang dahulu merajalela.
Persiapan Mendirikan Bait Suci
(22:1-5)
1 Lalu berkatalah Daud: “Di sinilah rumah TUHAN, Tuhan kita, dan di sinilah mezbah untuk
korban bakaran orang Israel.” 2 Daud menyuruh mengumpulkan orang-orang asing yang
“D
170
ada di negeri orang Israel, lalu ditempatkannya tukang-tukang untuk memahat batu-batu
pahat yang akan dipakai untuk mendirikan rumah Tuhan . 3 Selanjutnya Daud menyediakan
sangat banyak besi untuk paku-paku bagi daun pintu gerbang dan bagi tupai-tupai, juga
sangat banyak tembaga yang tidak tertimbang beratnya, 4 dan kayu aras yang tidak
terbilang banyaknya, sebab orang Sidon dan orang Tirus membawa sangat banyak kayu
aras bagi Daud. 5 sebab pikir Daud: “Salomo, anakku, masih muda dan kurang
berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa
besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah
aku mengadakan persediaan baginya!” Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan
sebelum ia mati.
Di sini diceritakan tentang,
I. Tempat yang ditentukan untuk membangun Bait Suci (ay. 1): Lalu berkatalah
Daud, melalui pengilhaman Tuhan , dan sebagai pernyataan ketetapan
pikirannya: “Di sinilah rumah TUHAN, Tuhan kita. Apabila Bait Suci harus
dibangun bagi Tuhan , maka sudah selayaknya Ia sendirilah yang memilih
tempatnya, sebab seluruh bumi yaitu milik-Nya. Maka inilah tanah yang
dipilih-Nya, yaitu di tanah yang termasuk kepunyaan orang Yebusi. Di
samping itu, boleh jadi tidak terdapat tanah lain di dalam ataupun di sekitar
Yerusalem yang seperti itu. Hal ini menjadi pertanda membahagiakan
tentang pendirian Bait Injil di tengah orang-orang bukan Yahudi (Kis. 15:16-
17). Tanah itu merupakan tempat pengirikan, sebab jemaat Tuhan yang hidup
yaitu tempat pengirikan-Nya dan juga bangsa-Nya yang telah dipijak-pijak
dan diinjak-injak (Yes. 21:10). Penampi Kristus berada di tangan-Nya untuk
membersihkan tempat pengirikan-Nya hingga tuntas. Tempat ini akan men-
jadi rumah bagi TUHAN, sebab inilah mezbah-Nya. Bait Suci dibangun demi
kepentingan mezbah itu. Jauh sebelum terdapat Bait Suci, sudah terdapat
mezbah-mezbah.
II. Persiapan pembangunan. Daud tidak boleh membangunnya sendiri, namun ia
akan berbuat sebisanya agar hal itu terlaksana nanti. Ia membuat sangat
banyak persediaan sebelum ia mati (ay. 5). Hal ini menyiratkan bahwa
mengingat usianya dan kelemahannya yang semakin meningkat, yang
menunjukkan kepadanya bahwa ajalnya sudah hampir tiba, ia terdorong
membuat persiapan ini sampai akhir hayat dengan sangat tekun. Apa pun
yang bisa kita lakukan bagi Tuhan , bagi jiwa-jiwa dan angkatan kita, marilah
kita melaksanakannya dengan sekuat tenaga sebelum ajal menjemput kita.
Sebab sesudah kematian, tidak ada lagi sarana ataupun pekerjaan yang bisa
kita lakukan. Di sini diceritakan kepada kita,
1. Tentang apa yang menyebabkan Daud membuat persiapan seperti itu.
Terdapat dua hal yang menjadi pertimbangannya:
Kitab 1 Tawarikh 22:1-5
171
(1) Bahwa Salomo masih muda dan belum berpengalaman, dan boleh
jadi tidak punya tenaga banyak untuk melaksanakan pekerjaan ini
pada awalnya. sebab itu, kecuali segala keperluan dasar sudah ada
terlebih dahulu, bisa-bisa ia akan kehilangan banyak waktu di awal
pembangunan itu. Mengingat bahwa ia masih muda, ia bisa saja ter-
goda untuk menangguhkan pekerjaan ini. Namun, apabila ia
mendapati bahwa semua bahan bangunan sudah tersedia, maka
bagian tersulit dari pekerjaan itu sudah terlampaui, sehingga akan
menyemangati dan mendorongnya melaksanakan pekerjaan itu pada
awal pemerintahannya. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah
lanjut usia dan berpengalaman, haruslah mempertimbangkan orang-
orang yang masih muda dan belum berpengalaman, serta mem-
berikan bantuan sedapat mungkin, supaya pekerjaan Tuhan menjadi
semudah mungkin bagi mereka.
(2) Bahwa rumah TUHAN haruslah luar biasa besar, sangat agung serta
mewah, kuat serta indah, dan semua bahan yang digunakan dari
mutu terbaik. Terlebih lagi, Bait Suci ini akan digunakan demi
kehormatan Tuhan yang Mahaagung, Tuhan semesta alam. Bait Suci
ini juga merupakan perlambang bagi Kristus, yang di dalam diri-Nya
berdiam seluruh kegenapan dan tersembunyi segala harta. Ketika itu
manusia harus diajar melalui cara-cara yang dapat dilihat dan
dirasakan. Keagungan rumah itu akan turut memengaruhi hati
orang-orang yang beribadah dengan rasa kagum yang kudus dan
hormat terhadap Tuhan , serta mengajak orang-orang asing untuk
datang dan melihatnya sebagai keajaiban dunia, sehingga dengan
demikian mengenal Tuhan yang benar. Itulah sebabnya di sini Bait
Suci itu dirancang untuk menjadi kemasyhuran serta kemuliaan di
antara segala bangsa. Daud telah menubuatkan pengaruh besar Bait
Suci oleh sebab kemegahannya (Mzm. 68:30), Demi bait-Mu di
Yerusalem, raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu.
2. Persiapan apa saja yang dibuat Daud. Secara umum, ia memper-
siapkannya dengan berlimpah, seperti yang akan kita dapati sesudah ini.
Di sini disebutkan secara terperinci tentang kayu aras, batu-batu pahat,
besi, dan tembaga (ay. 2-4). Ia memperoleh kayu aras dari orang-orang
Tirus dan Sidon. Puteri Tirus datang dengan pemberian-pemberian (Mzm.
45:13). Ia juga mengumpulkan tukang-tukang, yaitu orang-orang asing
yang ada di negeri orang Israel. Ada yang berpendapat bahwa ia
mempekerjakan mereka sebab dibanding orang Israel, pada umumnya
mereka yaitu seniman yang lebih andal dan lebih berbakat dalam
172
pekerjaan yang dilakukan dengan tangan. Atau, sebab Daud tidak ingin
menggunakan orang Israel yang lahir sebagai orang merdeka dalam
pekerjaan yang tampak kejam dan merendahkan. Orang Israel telah
dibebaskan dari perbudakan di Mesir tempat mereka harus membuat
bata, jadi janganlah mereka kembali harus memahat batu. Orang-orang
asing ini sudah memeluk agama Yahudi. Namun, meskipun tidak
diperbudak, martabat mereka tidak sama dengan orang Israel.
Perintah kepada Salomo
(22:6-16)
6 Kemudian dipanggilnya Salomo, anaknya, dan diberinya perintah kepadanya untuk
mendirikan rumah bagi TUHAN, Tuhan Israel, 7 kata Daud kepada Salomo: “Anakku, aku
sendiri bermaksud hendak mendirikan rumah bagi nama TUHAN, Tuhan ku, 8 namun firman
TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah
kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku,
sebab sudah banyak darah kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku. 9 Sesungguhnya,
seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai
keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dari segala musuhnya di
sekeliling. Ia akan bernama Salomo; sejahtera dan sentosa akan Kuberikan atas Israel
pada zamannya. 10 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan dialah yang
akan menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi Bapanya; Aku akan mengokohkan takhta
kerajaannya atas Israel sampai selama-lamanya. 11 Maka sekarang, hai anakku, TUHAN
kiranya menyertai engkau, sehingga engkau berhasil mendirikan rumah TUHAN, Tuhan mu,
seperti yang difirmankan-Nya mengenai engkau. 12 Hanya, TUHAN kiranya memberikan
kepadamu akal budi dan pengertian dan membuat engkau menjadi pemegang perintah
atas Israel, supaya engkau memelihara Taurat TUHAN, Tuhan mu. 13 Maka engkau akan
berhasil, jika engkau melakukan dengan setia ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum
yang diperintahkan TUHAN kepada Musa untuk orang Israel. Kuatkan dan teguhkanlah
hatimu, janganlah takut dan janganlah tawar hati. 14 Sesungguhnya, sekalipun dalam
kesusahan, aku telah menyediakan untuk rumah TUHAN itu seratus ribu talenta emas dan
sejuta talenta perak dan sangat banyak tembaga dan besi, sehingga beratnya tidak
tertimbang; juga aku telah menyediakan kayu dan batu. namun baiklah engkau
menambahnya lagi. 15 Lagipula engkau mempunyai sangat banyak pekerja, yaitu
pemahat-pemahat batu, tukang-tukang batu dan kayu dan orang-orang yang ahli dalam
segala macam pekerjaan 16 emas, perak, tembaga dan besi, yang tidak terhitung banyak-
nya. Mulailah bekerja! TUHAN kiranya menyertai engkau!”
Walaupun Salomo masih muda dan belum berpengalaman, ia mampu menerima
petunjuk yang diberikan ayahnya kepadanya, menyangkut pekerjaan yang
ditugaskan baginya. Ketika Daud naik takhta, banyak hal yang harus
dikerjakannya, sebab dasar-dasar negeri itu melenceng semuanya. Sebaliknya,
Salomo hanya harus bertanggung jawab atas satu hal, yaitu mendirikan rumah
bagi TUHAN, Tuhan Israel (ay. 6). Nah,
I. Daud menceritakan kepada Salomo mengapa ia tidak melakukan sendiri
pekerjaan itu. Ia memang bermaksud hendak melakukannya (ay. 7), namun
Kitab 1 Tawarikh 22:1-5
173
Tuhan melarangnya sebab ia telah menumpahkan sangat banyak darah (ay.
8). Ada yang berpendapat bahwa hal ini merujuk kepada darah Uria, yang
telah membuatnya begitu tercela hingga tidak layak menerima kehormatan
membangun Bait Suci itu. Akan namun , ia dilarang menerima kehormatan itu
sebelum ia menumpahkan darah Uria. Oleh sebab itu, seperti yang
dijelaskan di sini, yang dimaksudkan yaitu darah yang ditumpahkannya
dalam banyak peperangan sebab ia telah menjadi pejuang sejak masa
mudanya. Walaupun darah itu tertumpah dengan sangat adil serta
terhormat demi melayani Tuhan dan Israel, tetap saja membuatnya tidak
layak dipakai dalam pekerjaan ini. Atau tepatnya, ia kurang layak dibanding
orang lain yang belum pernah terpanggil untuk terlibat dalam penumpahan
darah semacam itu. Dengan menyebutkan hal ini sebagai alasan mengapa
Daud tidak boleh melaksanakan pekerjaan ini, Tuhan menunjukkan betapa
berharga nyawa manusia bagi-Nya. Dengan alasan ini pula Tuhan bermaksud
menunjukkan sebuah perlambang akan Dia yang akan membangun Bait
Tuhan Injili, yang mengerjakannya bukan dengan membinasakan nyawa
orang, melainkan dengan menyelamatkan mereka (Luk. 9:56, KJV).
II. Daud memberi Salomo alasan mengapa ia membebankan tugas ini kepada
Salomo.
1. sebab Tuhan sendirilah yang telah merencanakan pekerjaan ini bagi
Salomo, dan menunjuknya sebagai orang yang harus melaksanakannya:
Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu, ia akan dinamai
Salomo, dan dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku (ay. 9-
10). Tidak ada suatu pun alasan yang lebih kuat untuk melibatkan kita
dalam pelayanan Tuhan dan mendorong kita ke dalamnya, dibandingkan me-
ngetahui bahwa kita memang telah ditunjuk untuk pekerjaan itu.
2. sebab Salomo mempunyai waktu dan kesempatan untuk mela-
kukannya. Ia akan menjadi orang yang dikaruniai keamanan, dan oleh
sebab itu waktu, pikiran, ataupun kekayaannya tidak boleh dialihkan
dari pekerjaan ini. Ia akan aman dari musuh-musuhnya di luar sana
sebab tidak satu pun dari antara mereka yang akan menyerbu dan
mengancamnya, atau memanas-manasinya. Ia akan hidup tenang dan
tenteram di rumah, dan oleh sebab itu biarlah ia membangun rumah ini.
Perhatikanlah, apabila Tuhan memberikan keamanan kepada seseorang,
Ia juga mengharapkan hasil pekerjaannya.
3. sebab Tuhan telah berjanji untuk menegakkan kerajaannya. Hendaklah
hal ini mendorongnya untuk mengormati Tuhan , supaya Tuhan juga
menyediakan kehormatan baginya. Hendaklah ia membangun rumah
174
Tuhan , maka Tuhan akan membangun takhtanya. Perhatikanlah, janji-janji
Tuhan yang penuh rahmat sudah seharusnya mendorong dan
memperkuat pelayanan rohani kita.
III. Daud memberi Salomo penjelasan mengenai sejumlah besar persiapan yang
telah diadakannya untuk pembangunan ini (ay. 14). Bukan untuk
menyombongkan diri dan mencari kemuliaan sia-sia (Daud menyebutnya
sebagai kemiskinan – sekalipun dalam kesusahan, aku telah menyediakan),
melainkan sebagai dorongan kepada Salomo agar ia dengan senang hati
melakukan pekerjaan itu, yang sudah disiapkan dengan dasar yang begitu
kokoh. Harta yang disebutkan di sini yaitu seratus ribu talenta emas dan
sejuta talenta perak. Jumlah itu begitu luar biasa besar hingga kebanyakan
penerjemah salah mengutip angkanya atau berpendapat bahwa yang
dimaksudkan talenta di sini tidak lebih dari sekeping atau selempeng. Saya
cenderung beranggapan bahwa angka tertentu diberikan di sini untuk
menyatakan suatu jumlah yang tidak pasti, sebab jumlahnya berkaitan
dengan emas dan perak (ay. 16), sedang mengenai jumlah tembaga dan
besi tidak disebutkan angkanya. Di sini Daud mencakup semua benda yang
dikhususkan bagi TUHAN (18:11), yang direncanakannya tidak hanya bagi
pembangunan rumah TUHAN, namun juga untuk disimpan sebagai
perbendaharaannya. Bila digabungkan, jumlahnya akan mendekati apa yang
disebutkan di sini. Ratusan dan ribuan merupakan angka-angka yang sering
kita gunakan untuk menyatakan jumlah yang sangat besar, ketika kita tidak
begitu pasti betul berapa jumlahnya dengan tepat.
IV. Daud menyuruh mereka memelihara perintah-perintah Tuhan dan
melakukan segala sesuatu dengan setia (ay. 13). Salomo tidak boleh berpikir
bahwa dengan membangun Bait Suci ia dapat memperoleh pengecualian
untuk berbuat dosa. Tidak. Sebaliknya, pekerjaannya dalam membangun
Bait Suci tidak akan diterima atau diakui, apabila ia tidak melakukan dengan
setia ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN
kepada Musa (ay. 13). Meskipun akan menjadi raja Israel, Salomo harus
senantiasa mengingat bahwa ia harus takluk kepada Tuhan Israel.
V. Daud menguatkan hati Salomo agar melaksanakan pekerjaan besar ini, dan
melanjutkannya hingga selesai (ay. 13): “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu.
Walaupun pekerjaan ini merupakan usaha yang luar biasa besar, engkau
tidak perlu takut dicela oleh orang bodoh yang mulai membangun namun
tidak sanggup menyelesaikannya. Ini yaitu pekerjaan Tuhan , yang pasti akan
Kitab 1 Tawarikh 22:1-5
175
selesai dengan sempurna. Janganlah takut dan janganlah tawar hati.” Baik
dalam pekerjaan rohani maupun dalam peperangan rohani, kita perlu
bersikap berani dan membulatkan tekad.
VI. Daud mendorongnya agar tidak berhenti dengan semua persiapan yang
telah dibuatnya, namun justru menambahnya (ay. 14). Orang-orang yang
melanjutkan kerja keras orang lain dan membangun berdasarkan
keuntungan yang mereka dapatkan, harus tetap meningkatkan diri.
VII. Daud berdoa bagi Salomo: TUHAN kiranya memberikan kepadamu akal budi
dan pengertian dan membuat engkau menjadi pemegang perintah atas Israel
(ay. 12). Perintah apa pun yang kita terima, bila kita melihat Tuhan memberi
kita perintah dan memanggil kita untuk melaksanakannya, kita boleh
berharap bahwa Ia akan memberi kita hikmat untuk mengerjakannya.
Salomo mungkin memperhatikan doa yang dipanjatkan sang ayah baginya
ini, dalam doa yang dipanjatkannya sendiri, Berilah sekarang kepadaku
hikmat dan pengertian. Daud mengakhiri doanya dengan berkata, Mulailah
bekerja! TUHAN kiranya menyertai engkau (ay. 16). Pengharapan akan
kehadiran Tuhan tidak boleh melemahkan upaya kita. Meskipun Tuhan
menyertai kita, kita tetap harus bangkit dan mulai bekerja. Jika kita
melakukan hal ini, kita mempunyai alasan untuk percaya bahwa Ia sedang
dan akan menyertai kita. Kerjakan keselamatanmu, maka Tuhan akan bekerja
di dalam dirimu.
Perintah kepada Para Pembesar Israel
(22:17-19)
17 Dan Daud memberi perintah kepada segala pembesar Israel itu untuk memberi
bantuan kepada Salomo, anaknya, katanya: 18 “Bukankah TUHAN, Tuhan mu, menyertai
kamu dan telah mengaruniakan keamanan kepadamu ke segala penjuru. Sungguh, Ia telah
menyerahkan penduduk negeri ini ke dalam tanganku, sehingga negeri ini takluk ke
hadapan TUHAN dan kepada umat-Nya. 19 Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu
untuk mencari TUHAN, Tuhan mu. Mulailah mendirikan tempat kudus TUHAN, Tuhan ,
supaya tabut perjanjian TUHAN dan perkakas kudus Tuhan dapat dibawa masuk ke dalam
rumah yang didirikan bagi nama TUHAN.”
Di sini Daud melibatkan para pembesar Israel untuk membantu Salomo dalam
pekerjaan besar yang harus dilakukannya. Ia meminta semua orang
membantunya dalam pelaksanaan pekerjaan itu. Orang-orang yang menduduki
takhta tidak dapat berbuat baik sesuai rencana mereka, kecuali orang-orang di
sekeliling takhta ikut bekerja bersama mereka. Oleh sebab itu Daud
176
memerintahkan para pembesar itu untuk menasihati Salomo dan
mendorongnya, serta membuat pekerjaan itu semudah mungkin baginya,
dengan cara mendukung pekerjaan itu sesuai tempat masing-masing.
1. Daud menunjukkan kewajiban mereka yaitu melakukan pekerjaan dengan
tekun dan penuh syukur kepada Tuhan atas semua kebaikan yang telah
diberikan-Nya kepada mereka. Ia telah memberi mereka kemenangan,
keamanan, dan tanah yang subur sebagai warisan (ay. 18). Semakin banyak
yang telah dilakukan Tuhan bagi kita, maka kita juga harus semakin tekun
bekerja bagi-Nya.
2. Daud menekankan kewajiban ini supaya mereka bekerja dengan lebih
bersemangat (ay. 19): “Arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari TUHAN,
Tuhan mu, carilah kebahagiaan di dalam perkenan-Nya, dan pandanglah
kemuliaan-Nya. Carilah Dia sebagai kebaikan utama dan tujuan terakhirmu,
dan lakukan ini dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Jadikanlah ibadah sebagai pilihan dan kegiatanmu, maka engkau tidak akan
mengeluhkan kerja keras ataupun biaya demi pembangunan tempat suci-
Nya.” Biarlah hati benar-benar dilibatkan bagi Tuhan , juga pikiran, tangan,
serta harta kekayaan, maka segala sesuatu akan dikerjakan dengan senang
hati bagi-Nya.
PASAL 23
aud telah menerima perintah yang berkaitan dengan pembangunan Bait
Tuhan . Selanjutnya, pasal ini dan pasal menetapkan tata cara pelayanan di
dalam Bait Tuhan serta mengatur tugas dan para petugasnya. Dalam waktu-waktu
terakhir yang tidak tentu dan selama perang-perang yang berlangsung pada
permulaan pemerintahannya, dapat diduga bahwa meskipun peraturan dan
ketetapan imamat dipelihara, namun tidak tertata rapi, juga tanpa keindahan
dan ketelitian yang diinginkan. Kini, sebagai seorang nabi sekaligus raja, Daud
“mengatur apa yang masih perlu diatur” berdasarkan perintah dan pengarahan
ilahi. Dalam pasal ini, diceritakan bahwa,
I. Daud mengumumkan Salomo sebagai penerusnya (ay. 1).
II. Ia menghitung jumlah orang Lewi dan mengangkat mereka kepada
tugasnya masing-masing (ay. 2-5).
III. Ia mencatat sejumlah kaum orang Lewi (ay. 6-23).
IV. Ia mengadakan perhitungan baru terhadap mereka mulai dari yang
berusia dua puluh dua tahun dan menunjuk pekerjaan mereka (ay. 24-
32). Dalam hal ini, ia mempersiapkan Bait Suci setulus saat ia
menimbun emas dan perak untuk Bait itu, sebab bila dibandingkan
dengan besarnya pekerjaan, tempat itu terbilang kecil.
Penghitungan Orang Lewi
(23:1-23)
1 Setelah Daud menjadi tua dan lanjut umur, maka diangkatnya Salomo menjadi raja atas
Israel. 2 Ia mengumpulkan segala pembesar Israel, juga para imam dan orang-orang Lewi.
3 Lalu dihitunglah orang-orang Lewi, yang berumur tiga puluh tahun ke atas, dan jumlah
orang-orang mereka, dihitung satu demi satu, ada tiga puluh delapan ribu orang. 4 – “Dari
orang-orang ini dua puluh empat ribu orang harus mengawasi pekerjaan di rumah
TUHAN; enam ribu orang harus menjadi pengatur dan hakim; 5 empat ribu orang menjadi
penunggu pintu gerbang; dan empat ribu orang menjadi pemuji TUHAN dengan alat-alat
musik yang telah kubuat untuk melagukan puji-pujian,” kata Daud. 6 Juga Daud membagi-
D
180
bagi mereka dalam rombongan menurut anak-anak Lewi, yaitu Gerson, Kehat dan Merari.
7 Termasuk orang Gerson ialah Ladan dan Simei. 8 Anak-anak Ladan ialah Yehiel, seorang
kepala, serta Zetam dan Yoel, tiga orang. 9 Anak-anak Simei ialah Selomit, Haziel dan
Haran, tiga orang; orang-orang inilah yang menjadi kepala puak Ladan. 10 Anak-anak
Simei ialah Yahat, Ziza, Yeush dan Beria; itulah anak-anak Simei, empat orang. 11 Yahat
ialah kepala dan Ziza orang kedua, namun Yeush dan Beria tidak mempunyai banyak anak,
maka mereka merupakan hanya satu puak dengan satu jabatan. 12 Anak-anak Kehat ialah
Amram, Yizhar, Hebron dan Uziel, empat orang. 13 Anak-anak Amram ialah Harun dan
Musa; Harun ditunjuk untuk mengurus apa yang maha kudus, dia dan keturunannya,
sampai selama-lamanya, untuk membakar korban di hadapan TUHAN, untuk melayani
Dia dan untuk memberi berkat demi nama-Nya, sampai selama-lamanya. 14 Anak-anak
Musa, abdi Tuhan itu, digolongkan kepada suku Lewi. 15 Anak-anak Musa ialah Gersom dan
Eliezer. 16 Anak Gersom ialah Sebuel, seorang kepala. 17 Anak Eliezer ialah Rehabya,
seorang kepala; Eliezer tidak mempunyai anak-anak lain, namun anak-anak Rehabya luar
biasa banyaknya. 18 Anak Yizhar ialah Selomit, seorang kepala. 19 Anak-anak Hebron ialah
Yeria, seorang kepala, Amarya, anak yang kedua, Yahaziel, anak yang ketiga dan
Yekameam, anak yang keempat. 20 Anak-anak Uziel ialah Mikha, seorang kepala, dan Yisia,
anak yang kedua. 21 Anak-anak Merari ialah Mahli dan Musi. Anak-anak Mahli ialah
Eleazar dan Kish.
22 Ketika Eleazar mati, ia tidak mempunyai anak laki-laki, hanya anak wanita , lalu
anak-anak Kish, saudara sepupu mereka, mengambil mereka menjadi isteri. 23 Anak-anak
Musi ialah Mahli, Eder dan Yeremot, tiga orang.
Di sini terdapat,
I. Mahkota diturunkan berdasarkan penentuan ilahi (ay. 1). Daud menjadikan
Salomo raja, bukan untuk memerintah bersama dia maupun di bawahnya,
melainkan hanya untuk memerintah setelah dirinya. Hal ini dilakukannya
1. Ketika ia sudah tua dan suntuk umur. Daud berusia tujuh puluh tahun
ketika wafat, hari-harinya telah genap, satur dierum – kenyang dengan
hidup di dunia ini. Ketika Daud mendapati dirinya akan segera
menempuh ajal, ia membuat perbekalan bagi kesejahteraan kerajaan
setelah kematiannya dan bergembira melihat masa depan yang penuh
harapan, yaitu jemaat dan negeri yang stabil dan bahagia.
2. Daud mengangkat Salomo dalam sidang dewan, yaitu rapat para pejabat
Israel yang resmi. Dengan adanya pengakuan umum dan ketetapan ini,
maka usaha Adonia untuk merebut gelar Salomo dan menyisihkannya
tampak semakin kurang ajar, jahat, dan menggelikan. Perhatikan,
penetapan atau peneguhan mahkota demi kepentingan Bait Suci
merupakan berkat yang besar bagi rakyat sekaligus kepuasan besar bagi
orang-orang yang akan segera meninggalkan dunia ini.
II. Orang Lewi dihitung berdasarkan peraturan pada zaman Musa, yaitu dari
yang berumur tiga puluh hingga lima puluh tahun (Bil. 4:2-3). Menurut
aturan penghitungan ini, jumlah mereka pada zaman Musa yaitu 8.580
orang (Bil. 4:47-48), namun kini telah meningkat kira-kira empat kali lipat,
Kitab 1 Tawarikh 23:1-3
181
jauh lebih banyak proporsinya dibandingkan seluruh suku, sebab jumlah orang
Lewi yang bisa melayani sekarang ada 38.000, kecuali kalau kita
beranggapan bahwa yang diperhitungkan di sini termasuk yang berusia di
atas lima puluh, yang bukan merupakan persoalan dalam hal itu. Yoab belum
menghitung orang Lewi (21:6), namun sekarang Daud melakukannya, bukan
dalam keangkuhan diri, melainkan untuk tujuan baik. sebab itu, ia tidak
perlu takut dimurkai sebab nya.
III. Orang Lewi dibagi-bagi ke dalam tempat tugasnya masing-masing (ay. 4-5),
supaya setiap tangan dipekerjakan sebab , di antara semua manusia,
sungguh celaka bila seorang Lewi sampai menganggur. Dan supaya setiap
bagian pekerjaan digarap dengan teliti. Kini bagi kemuliaan Tuhan ada
sejumlah besar hamba yang melayani rumah-Nya serta urusan di dalamnya.
Keberhasilan para pembesar dimungkin oleh sokongan para pembantunya
yang hebat-hebat. Ketika Tuhan memelihara rumah-Nya di Israel, lihatlah
betapa hebat rumah tangga-Nya itu, semuanya tercukupi dan dididik dengan
baik. Namun, apalah artinya semuanya ini dibandingkan para pelayan takhta
Tuhan di sorga dan bala malaikat yang tak terhingga itu? Merupakan sukacita
bagi Israel bahwa bangsa itu memiliki sekumpulan orang yang banyak yang
bertanggung jawab dalam tugasnya untuk memajukan dan memelihara
agama dan ibadah di antara mereka. Jika ibadah kepada Tuhan di Israel
merosot, maka janganlah dikatakan bahwa hal itu terjadi sebab kurangnya
pemeliharaan yang menopangnya, melainkan sebab orang-orang yang
bertugas melakukannya berbuat ceroboh dan keliru. Ada empat rangkap
pekerjaan yang diberikan kepada orang Lewi:
1. Sebagian dari mereka, yang terbesar jumlahnya, harus mengerjakan
pekerjaan di rumah Tuhan: 24.000 ribu orang, hampir dua per tiga,
ditunjuk untuk tugas ini. Mereka melayani para imam dalam menyembelih
hewan korban, menguliti, membersihkan, memotong-motong, dan
membakarnya, menyiapkan persembahan sajian dan korban curahan.
Mereka membawa keluar abu, serta menjaga semua bejana dan perkakas
Bait Suci tetap bersih, ada pada tempatnya, sehingga ibadah bisa dilak-
sanakan dengan cepat dan tepat. Setiap minggu, ada seribu orang yang
melayani, dan ada dua puluh empat giliran rombongan. Mungkin, selagi
rumah Tuhan masih dibangun, sebagian dari mereka ditugaskan untuk
menjalankan pekerjaan itu, membantu para tukang, setidaknya
memperlancar pekerjaan mereka, serta menjaga tata urutan yang baik
sekaligus perilaku mereka supaya pantas bagi pekerjaan Bait Suci.
182
2. Sebagian lain menjadi pengatur dan hakim, bukan dalam urusan Bait
Suci maupun persoalan yang timbul di sana sebab hal ini menjadi bagian
para imam, melainkan dalam urusan negara. Mereka menjadi hakim
yang bertanggung jawab menjaga hukum Tuhan , menyelesaikan kesulitan,
dan memutuskan persoalan yang muncul di antara rakyat neger