bidah yang dianggap sunah 8

Jumat, 07 Maret 2025

bidah yang dianggap sunah 8


 


benar ini

tersebar di kalangan ulama dan bagaimana mereka bisa menerimanya?

Bagaimana mereka menghafdkannya dan membacakannya kepada audiens

mereka dan dalam tulisan-tulisan yang mereka tulis. Penulis pernah

mendengar hadits ini dari salah seorang syaikh yang digelari seorang alim,

dan pernah membacanya dalam buku yang ditulis oleh seorang ulama

saar ini. Sungguh sangat disayangftan, kerusakan seperti itu mengeram di

dalam otak para tokoh aglrna. Kesesatan dan khurafat seperti itu telah

merasuki kepala orang-orang yang dikenal sebagai tokoh panutan; mereka

tidak bisa membedakan mana yang benar$enar dari Rasulullah dan mana

yang dipalsukan.

BaglanKedua 14,

-]

I

l

Sungguh, penulis meniadi sama sekali tidak percaya dengan kualitas

^gam 

mereka selama mereka tidak mampu membedakan antara yang

hak dan yang batil, arntzrra yang shahih dan yang palsu, anrara cahaya

Rabbani yang dibawa Muhammad dan kesesaan yang berasd dari syetan.

Doa yang biasa terdapat di akhir mushaf alQur'an sama sekali tidak

boleh dibaca, karena ia merupakan perbuatan yang terlarang dan tercela

menurut syariat. Doa itu adalah bid'ah yang tak ada dalilnya sama sekali.

Semuanya adalah bid'ah yang sesat, tawasul yang dibuat-buat, tidak

dihalalkan membacanya, bahkan tidak dihalalkan menuliskannya di akhir

halaman mushaf. Sebab, alQur'an dan sunnah relah selesai. Allah berfirman,

"Dan apakah tidak cukup bagi tnereka bahutasannya Kami telah

menurunkan kepadamu N-Kitdb (al-Qur'an) sedangdia dibacakan kepada

mereka. Sesunguhnya di dahm (al-Qur'an) itu terdapat rabtnat yang besar

dan pelajaran bagi orangoftmg yang buimaz." (QS. Al-'Ankabut: 51)

Di dalam hadits dikatakan, osuatu kaum dikatakan sesat bila mereka

mengikati kitab yang bukan kitab nabi mueka, yang diturunkan kepada

nabi yang bukan nabi mereka.'Riwayar Abu Daud dalam Marasiinya.

I-alu bagaimana dengan kalian, yang ibadah kalian tidak berasal dari

salah seorang nabi yang pernah ada, dan tidak pula berasal Nabi

Muhammad Shallallabu 'alaibi uta Sallatn dan para shahabatnya, tapi

hanya ritud yang diilhamkan oleh syetan kepada sejumlah orang yang

menjelma menfadi ulama? Berhati-hatilah dengan bentuk ibadah yang

tidak diturunkan kepada Nabi kalian, ymg tidak pernah dilakukan oleh

para shahabat, karena beribadah dengannya addah bid'ah.

Membaca al-Qur'an dengan beberapa kali khatam yang ditujukan

untuk orang yang sudah mati. Berkumpul, membagi kepada beberapa

kelompok untuk membaca seperempat al-Qur'an, dan membacanya

bersama-sama. Kemudian menghadiahkan pahala bacaan itu kepada si

mayit. Ini adalah bid'ah.

Wdaupun mereka dikaruniai umur sepanjang umur Nabi Nuh lalu

mereka mencari dalam syariat yang suci ini dalil yang mendasari amalan

mereka, niscaya mereka tidak akan menemukannya.

Dan, jika imbalan dari yang mengundang hanya memberi makan

siang dan malam yang sedikit, atau hanya memberi uang sekedarnya,

mereka akan mencaci maki dan bersumpah serapah. Kami berlindung

kepada Allah dari kebodohan, kecelakaan dan kerugian.

Membaca al-Qur'an demi bayaran di rumah-rumah selama bulan

Ramadhan adalah bid'ah.

2? I gU'an-uld'ahyang Dtangg,ap Sunnah

Menemui perempuan yang sedang tidak ada suaminya adalah

kerusakan dan sikap dayyuLs (tidak memiliki rasa cemburu).

Para qari yang berkumpul-kumpul tanpa guna di ialan raya atau di

jalan-jalan adalah kesesatan dan berbahaya. Kdau mereka menggunakan

waktu mereka itu unnrk berdagang atau mengeriakan kerafinan tangan'

pasti Allah akan memberi kecukupan kepada mereka.

'Barangsiapa yang bertakuta kepada Allah niscaya Dia akan

mengadakan baginya ialan keluar dan metnberinya rezki dari arah yang

tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertautakhal kepada

Nlah niscaya Nlah akan mencukupkan (kepuluan)nya.'(QS. Ath:Thdiq:

2-3)

'Dan barangsiapa yang bertakuta kepada Allah niscaya Allah

menjadikan baginya kemudahan dalam urusannyd." (QS. Ath:Thaliq:

4)

Nabi Slallallahu 'alaihi ua Sallam bersabda, *Jika engkau

bertautakal kepada Nlab dengan sebenar-benalnya tautakal, pasti Nlah

akan membqi rezki kepadamu sebagaimana metnbqi rezki kepada burung

yangpergi pagi hari dalam keadaan tetnbolok kosong dan pulang sorenya

dalam keadaan terisi." Hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Mafah dan

Hakim, dari Umar dengan sanad yangsbahih, sebagaiman^y^ng terdapat

dalam al-Jimi'us Shaghir.

Bertakwalah kepada Allah, wahai para qari! Carilah mata

pencaharian untuk kehidupanmu. "sesungguhnya Nlah mencintai batnba

mukmin yang ruemiliki mata pencaharian. Kenalilah Rabbmu dan

berdoalab kepada-Nya. Jika engkaa tnengenal Allah dengan sebenar-

benarnya, niscaya gunung-gunung akan lenyap berkat doa kalian." (al'

Jimi'us Shagbir)

Membaca al-Fatihah dengan niat untuk menambah kemuliaan Nabi

Shallallahu 'alaihi ua Sallam adalah bid'ah yang tidak ada landasannya.

Karena perintah Allah hanya, '(Hai orang-ordng yang beriman,)

bershalautatlab katnu untuk Nabi dan ucapkanlah salam pengbormatan

kepadanya." (QS. Al-Ahzib: 56)

Allah tidak mengatakan, bacakan al-Fatihah untuknya. Dan, al-

Fatihah yang dibaca dengan niat agar berbagai macam kebutuhan

terpenuhi, terlepas dari kesulitan dan tekanan para musuh, adalah bid'ah.

Membaca al-Fatihah untuk tujuan meminta belas kasihan sebagaimana

dilakukan oleh para pengemis adalah bid'ah. Membaca al-Fatihah ketika

Baglan l(edua I zg

-1

memulai khutbah nikah dengan keyakinan bahwa bacaannya merupakan

janji yang tidak akan pernah pudar atau bahwa bacaan itu sama dengan

empat puluh kali sumpah adalah bid'ah dan keyakinan yang salah.

Memcara surat al-Fil sampai ay t o... ka'asffin ma'krtf $eperti daun

yang dimakan ulatl. Kemudian mungulang-ulang kata'Ka'ashfin' beberapa

kali untuk menghentikan salakan anfing disertai keyakinan bahwa ayat

tersebut dapat mencegah seekor anjing ag4r tidak menggigit manusia,

dan jika membaca *ma-kfrl', ia akan digigit, adalah perkataan dan

keyfinan yang salah.

N-Musabbi'At atat membaca al-Fatihah, al-Falak, an-Nis, alJkhlis,

dan al-Kifirfin, masing-masing tufuh kali, adalah bid'ah. Tidak ada

keterangan tentang hal ini sekalipun dari hadits dha'if. Rasulullah tidak

pernah ibadah dengan cara seperti itu, juga para khalifah dan para

shahabatnya. Ini hanyalah mimpi lbrahim at-Thimi dalam tidurnya, dan

mimpi bukanlah landasan syariat yang boleh diamalkan.

Amalan-amalan untuk mendatangkan rezki, misalnya, tidak makan

makanan yang bernyawa selama beberapa hari, pati geni, drn mengulang-

ulang bacaan: owa dznllalniha lahutn, faminha rakitlruhum, utaminha

ya-kulfut' [Dan Kami tundukkan binatang-binatang iru untuk mereka;

maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka

makanl, (QS. Yisinz 72) sehabis shalat sebanyak beberapa ratus kali,

adalah sdah kaprah, y^nE tidak memberikan manfaat sedikit pun bagi

pelakunya, namun justru dia akan ditimpa kekecewaan yang abadi dan

tidak dapat mendaangkan rezki sama sekali.

Tidak ada yang dapat membukakan pintu keberkahan langit dan

bumi kecuali talara kepada Allah. Allah berfirman,'Jika sekiranyapenduduk

negerinegeri beritnan dan bertakua, pastilab Kami akan melimpahkan

kepada tnereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan

(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mqeka disebabkan pubuatannya.'

(QS. Allrraft e6)

Anggapan bahwa ketika as.Suyuthi hendak menafsirkan al-Qur'an,

dia harus pergr ke gunung, karena akut salah menafsirkan, ymg akibatnya

kemurkaan Allah akan turun kepada penduduk seluruh negeri, adalah

anggapan yang tidak ada dasarnya sama sekali. Yang menvebarkan anggapan

ini hanyalah syetan untuk menghalang-halangr manusia dari jdan Allah.

Allah berfirman, oDafl sesunguhnya telah Katni mudahkan al-Qur'an

untuk pelai aran, maka adakah orong yang mengatnbil pelaj araz." (QS. Al-

Qamar: 17)

234 I gU'atr-Uld'atryang Dlanggap Sunnah

'Ktab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa

Arab, untuk kaum yaflg mengetahui, yang metnbauta bqita gembira dan

yaflg metnbawa peliflgatan, tetapi kebanyakan mere.ka berpaling

(daripadanya); maka mereka tidak (tnau) mendengarkaz." (QS. Fushshilat:

34)

'lni adahh sebuah kiub yang kami turunkan k4adattu poruh dengan

bqkah srpttyd mqeka mempuhatikan ayat-ayatnya dan srpcyd mendapat

pelajaran orang-orangyang ffietnpunyai pikiran.' (QS. Shid: 29)

Garagtakebodohan yang terlaniur diyakini ini, banyak orang; bahkan

sampai mereka ymghafizh alQur'an, maiu mundur untuk berbicara tentang

Kitabullah. Meski mereka hafal tentang makna 

^y^t 

per ayat, sering

mendengar tentang tafsirnya puluhan kali, dan bahkan membacanya

rahrsan kali, api mereka berkata kepada diri mereka sendiri, "Kembalilah,

pzrman, kembalilah, itu akan lebih baik. Emosi kami bisa teredam. Tafsir?

Persetan dengan tafsir."

Kemudian kebodohan itu merasuki jiwa kami, akhlak kami menjadi

bejat, pikiran kami menjadi tumpul, dan hati kami meniadi keras "seperti

batu aau bahkan lebih keras daripada batu." Kedurhakaan kepada Allah

dan Rasul-Nya dilakukan sec,ua terang-terangan. Kita menjadi semakin

fauh dari nilai-nilai keutamaan dan terierembab ke dalam iurang kehinaan.

Kita menjadi umat yang paling hina dan kerdil setelah sebelumnya menfadi

umat yang mulia dan berkuasa. Semua inr akibat kia berpaling dan menjauh

dari ajaran alQur'an yang luhur, tidak berpegang teguh kepada perintah

dan larangannya. Allah berfirman, 'Dan barangsiopa yang berpaling dari

peringatan-Ku, maka sesunggultnya baginya pmghidqan yang setnpit, dan

Kami akan mengbimpunkannya pada hari Kamat dalatn keadaan buta."

(QS. Thihaz 124)

Firman-Nya yang lafuL 'Barangsiapa yang bupaling dari pengaiaran

(Rabb) Yang Maha Pemurah (al-Qur'an), Katni adakan baginya syetan

(yang menyesatkan) maka sletan ituloh yang menjadi teman yang sehlu

menyertainy4." (QS. Az-Zukhruft 36)

'Dan barangsiapa yang bupaling dari peringatan Rabbrya, niscaya

akan ditnasukkan-Nya ke dalam azab yang amat beraL" (QS. Al-Jinn: 17)

'Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah

diperingatkan dengan ayat-ryat dai Rabbnya hlu dia ber?aling daripadanya

dan tnelupakan apa yang dikeriakan obb kedua tangannya." (QS. Al-

Kahfi: 57)

BaglanKedua I q5

Keyakinan bahwa orang yang salah membaca surat a!-Kafirun, adalah

kafir, adalah keyakinan yang tidak benar. Sangat tidak masuk akal,

bagaimana orang bisa mempelajari 

^g 

ma dan kitab dari Rabbnya, fika

hanya karena kesalahan yang tidak disengaja, harus menerima kemurkaan

dari Allah dan menjadi kafir? Na'udzubillaE. Kami berlindung kepada

Allah dari iebakan kesesatan itu dan dari syetan yang terkutuk. Syetan

tahu berapa besarnya pahala surat al-Kafirun, dan itulah akal-akalannya

untuk memperdaya umat manusia.

Thabrani dan Hakim meriwayatkan, sesungguhnya beliau bersabda,

'Qulhuwallihu ahad sama dengan sepertiga al-Qur'an, qul yi aynrhal

kifirtn sama dengan seperetttpat al-Qur'a2." Menurut al-Jimi'ush Shaghir,

hadits ini shahih.

Telah disebutkan di atas bahwa oorang yang meTnbaca al-Qur- an

dan tqbata-bata, dan tnerasa kesulitan dia mendapat dua pahala."

Juga terdapat hadits: 'Barangsiapa membaca al-Qur'an dan benar

menurut kaidah babasa Arab, maka dari aiap huruf dia mmdapat sepuluh

kebaikan. Barangsiopa membacanya dan sahb, maka baginya dari setiap

hruf satu kebaikaz." Dishahihkan oleh Ibnu Qudamah.

Ad-Durrun Nazhim fi lhautishsbi al-Qur'anil ',\zhim adalah kitab

yang terlarang untuk dibaca. Kalimat-kalimatnya murahan, dan pernyataan-

pemyataannya dusa. Kiab yang serupa addah al-Fauth'id fish Shalht utal

'Auti'id. Dalam kitab yang terakhir ini, antara yang shahih dan yang

dba'if dicampuradukkan. Ju1g4, disisipkan seiumlah kebohongan, khurafat,

takhayul, kesesatan dan ilusi. Semoga Allah melindungi kaum muslimin

darinya.

Balasan, 'Allah, Allah", untuk qari yang melagukan bacaannya adalah

perbuatan haram. 'Dan apabila dibacakan al-Qur-an, maka dengarkanlah

baik-baik, dan perhatikanlah dengan tettang agar kamu mendapat rahrnat.'

(Qs. Al-Arifi 20a)

Dengan membalas seperti itu, mereka sebenarnya tidak meresapi

lafu-lafaz al-Qur'an yang dibacakan itu, karena mereka tidak paham.

Yang mereka hayati hanyalah lagu yang mendayu-dayu itu. Mungkln, jika

surat yang sama dibawakan oleh seorang qari lain yang kurang baik kualitas

suaranya, akan ditinggalkan begitu saia dan menggerutu.

Bukan demikian yang Allah maksudkan dengan "orang-orang yang

beriman" iw-'Sesungubtrya orang-orang ydng beritnan itu adalab mereka

yang apabih disebut naina Nlah gemetarlab ltati mereka, dan apabila

46 I gH'ah-Uld'ahyang Dlanggap Sunnalr

dibacakan kepada mqeka ayat-ayat-\Iya, bqtambahhh iman mereka."

(QS. Al-AnfiL 2)

Firman-Nya yang lain, 'Nhh tclah menurunkan pukataan yang pal'

ingbaik (yaitu) al-Qur-an yang selapa (mutu ayat-ayattrya) lagi bdul*ng'

ulang gemetar karenanya kulit orangolang yang takut k4ada Tuhannya,

kemudian menjadi tenang kulit dan bati mqeka di uaktu mengingat

Nlah. ltulah petunjuk Nlah, dengon kiub itu Dia menuniuki siapa yang

dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Nlah, maka tidak

ada seorang pun yang dapat memberi petuniuk kepadanya." (QS. Az-

Zam*: 23)

- Mengapa Manusia Berpaling dari al-Qur'an

Banyak sekali jawaban yang bisa menielaskan mengaPa manusia

berpaling dari al-Qulan, yang semuanya merupakan alasan yang dibuat-

buat yang tidak dapat diterima oleh Allah. Sebagat penielasan awal, kami

tegaskan bahwa orangorang yang berpaling dari alQur'an itu terdiri dari

beberapa golongan:

Golongan pertama adalah para ulama. Mereka berpaling &ri al'

Qur'an karena dua alasan: (a) buku-buku yang mereka baca dan p€laiari

tidak mengantarkan mereka mendapat hidayah, tidak menguakkan cahtya

Ilahi ke ddam hatinyq tidak membukakan pinnr rahasia kebesaran yang

Mahaperkasa, nasehat y^ng Maha Rahman dan bimbingan-Nya yang

menyennrh, tidak memahantkan makna rangsangan (targhib) dan ancaman

(tarhib), dan tidak menielaskan tentang kisah-kisahnya, keaiaiban-

keafaibannya, dan perhitungan-perhitungannya. Padahal kdau saia Allah

menurunkan al-Qur'an ini 'kepada sebuah gunung, pasti kamu akan

melihatnya tunduk tupecab belah disebabkan takut kepada Nlah." (QS.

Al-Hasyr: 21)

Perhatian mereka hanya terfokus kegada masdah-masalah logika dan

keindahan sastranya safa. Sebalikny4 hidayah dan dalil yang menuniukkan

keberadaan Allah dan ajaran 

^garrr 

malah mereka abaikan-

Sebagi gambaran nyatanya, dalam praktik keseharian, mereka sering

meninggralkan shalat, atau kdaupun shalat seperti burung mematuk. Dan

setelah itu, mereka kembali melakukan dosadosa besar yang diharamkan.

Dapat dipastikan bahwa mereka belum merasakan kelezatan dQur'an.

Sebab, kalau mereka sudah bisa merasakan kelezatan al-Qur'an dan

Bagtran Kedua I 4l

bermunajat kepada Allrh, niscaya mereka tidak akan terjemmus ke dalam

perbuatan yang haram itu. Mereka akan termotivasi untuk beriihad di

jalan Allah setiap saat, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-

sembunyi. I(hususnya di zaman ini, saat cobaan dan kesesatan merajalela

di mana-mana. Serbuan kaum atheis, orang-orang sesat dan para ahli

bid'ah hampir membuat cahaya hidayah yang dibawa Nabi Muhammad

Sballallahu'alaihi uta Sallam, padam.

Inilah tuntutan alQur'an dan keimanan. *Sesunggubnya orang-or-

ang ydng beriman banyalah oftmgorang yang beriman kepada Nlab dan

Rasul-Nya kemudian mqeka tidakragu-ragu dan mereka berjihad dengan

harta dan jiuta mereka pada jahn Nhh, tnereka itulah orang-orctng yang

benar." (QS. Al-Huiuric 15)

Ketulusan keimanan seseorang akan teruii, ketika ia sudah

membulatkan tekad untuk beriihad di jdan Allah dengan harta benda dan

jiwanya. Adakah jihad yang lebih agung selain mengajak umat manusia

untuk berpegang teguh kepada alQur'an dan meniauhi larangannya dengan

sanun dan nasehat yang baik? Jika dengan caru y ng santun dan nasehat

yang baik tidak mempan, maka harus dengan kekerasan dan kekuatan,

"Hai Nabi, Wihadkh (melautan) orangorang kafir dan orangordng munafik

itu, dan bersikap keraslah tuhadap mqeka. Tempat mereka adalah neraka

Jabannam. Dan ituhh tettpat kembali yang seburuk-burukaya." (QS. At-

Taubah: 73)

Mengapa engkau tidak menunjukkan kepada sekdian umat manusia

tentang keajaiban al-Qur'an yang luar biasa, tentang mukjizatnya yang

memberi petuniuk, tent:rng ilmunya yang tinggi, tentang kisah-kisahnya

yang mengandung pelaiaran dan nasehat, dan tentang tuntunannya unilk

mengelola masyarakat dengan cara{ara yang modern,ymg pernah dipakai

oleh penulis al-Manar ddam tafsir dan kitabnya yang bertajd< al-Wafutu

al-Mubammadiy. Dalarn kitab tersebut, Rasyid Ridha menfelaskan ilmu-

ilmu alQur'an beserta mukjizatnya yang sangat perlu diketahui.

Ketahuilah, ketika engkau berpding dari pengaiaran dan bimbingan

d-Qur'an, dan enggan unnrk beriibaku mendidik anak-anak dan saudara-

saudaramu, maka mereka akan berpaling darimu dan akan berbondong-

bondong menuju tempat maksiat dan tempat-tempat hiburan. Dan, itu

addah kesalahanmu.

Pertanyaannya, mengapa engkau tidak menulis surat kepada

pemerintahan Islam untuk menjelaskan tentang hal ini? Mengapa engkau

tidak meniadikan para petinggi pemerintahan sebagai mitramu sehingga

48 I aU'an-ou'ahyangDtanggrapSunnah

I

I

I

I

I

I

engkau punya akses untuk menanamkan aLQur'an, keimanan dan keridhaan

Dzat yrng Maha Rahman? ... untuk menggapai 'surga yang tinggi yang

buahnya mudah untuk dipetik'? Di samping itu, engkau bisa mewanti.

wantikan agar tidak meninggalkan dQur'an dan berlaku durhaka kepada

Allah dengan neraka yang menyal*nyalao'Dalam (siksaan) angin yang

amat panas dan air yang panas yang metdidih, dan dalam naungan lsap

yang hitam. Tidak seiuk dan tidak metryenangfr.an." (QS. Al-Waqirtz 4L

44')

Jika engkau melakukanny4 maka engkau akan mendapat dukungan,

persahabatan, cinta dan kasih sayang dari semua kaum muslimin.

Sebaliknya, jika engkau tidak melakukannye inilah yang harus kita terima-

Dan engkau adalah yang bertanggung iawab terhadap Rabbmu atas

kehancuran umat ini, karena berpaling dari Kiabullah.

(b) Kedudukan yang tingg dan harta yang banyak Orang yang bergaii

lebih seratus lima puluh, senrnrs enam puluh hingga enarn ranrs pound

akan secara otomatis mengubah pola makan, minum dan cara

berpakiannya, mengubah gaya hidup dalam berumah t^nggl5 tempat dnggal,

mobil dan garasi, mengembangkan harta, memperluas tanah milik dan

ladang, membangun isana, merenovasi dan meremaiakan dan melebarkan

tempat tinggal. Semua ini tentunya akan semakin membuang waktu yang

lebih banyak.

IGmi tidak mengaakan kepra& mereka, "Buang saia kekayaan inr ke

laut", atau "Hancurkan saja", atau "Bagikan kepada sesama manusia.o

Tidak, kami tidak pernah mengatakan demikian. Tetapi kami sadar bahwa

kebesaran Islam dan kaum muslimin hanya akan bisa terwufud dengan

kekayaan. IQmi katakan kepada mereka, 'Dan boiihadlah dengan harta

dan jiuta pada jalan Nlab. Yang denikian itu adalah lebih baik bagimu

jika kamu mengetabui." (QS. At:fhubah: 41)

Sebarkan ilmu-ilmu Islam, dirikan sekolahan-sekolahan, tetapkan

hafalan al-Qur'an sebagai kurikulum, aiarkan tafsir, sunnah dan tauhid,

pekeriakan para ulama yang akuf, siapkan proyek-proyek pekeriaan dan

serahkan tanah-tanah wakaf kepada mereka.

Dari ahun ke ahun" lulusan perguruan tinggi terus bertambah, dan

mereka masih menganggur. Mereka masih menggan$ngkan hid"p kepada

keluarga, karib kerabat dan orang lain. Mereka melakukan berbagai rlacam

cara di masjid-masjid, hanya untuk hidup. Mereka hanya duduk dan

menunggu, sampai kemudian mereka d.prt meniual buku-buku mereka

Bag,lan Kedua I 49

untuk biaya pergi ke wilayah yang lebih makmur. Di wilayah yang baru,

mereka kemudian begadang di bulan Ramadhan di salah satu rumah

penduduk demi seiumlah uang. Mereka iuga berkeliling dari masiid ke

masjid untuk menyampaikan pengaiian, yang uiungnya selalu minta

dibelaskasihani. "Aku ini seorang dim yang sedang berada ddam perjdanan

menuiu kampung halamanku, tapi perbekalanku sudah habis. Bantulah

aku," katanya mengiba. Bahkan rda. yang berpura-pura menangis dan

memelas, "Rumah dan pakaianku terbakar ludes." Ada juga yang mengaku-

ngaliu, "Aku ini sedang kecopetan." Semua itu, bohong. Dan dasan mereka

berbohong adalah deraan kemiskinan yang tak kunjung berkurang.

Tidakkah engkau tergerak untuk menzrnggung kebutuhan orang-or-

ang yang malang itu agar mereka terhindar dari meminta-mina? Tidakkah

terpikirkan olehmu unnrk peryi ke suatu wilayah yang tidak ada mailis

ilmu, lalu membangun masiid dan menempatkan para ulama di sana?

Tidakkah engkau membagikan sebagian kekayaanmu itu kepada para

pemberi nasehat yang suka berkeliling dari satu daerah ke daerah yang

lain, yang mengaiarkan kepada hamba Allah, yang menyebarkan kebaikan

dan memadamkan api kerusakan.

Harta dan anak kdian telah meldaikanmu untuk menfelaskan perintah

dan larangan Allah. Tidakkah engkau menyimak dengan seksama firman

Allah berikur ini: 'sesunguhnya orang-orang yang mmyembunyikan apa

yangtelah Kami turunkan berupa ketaangan*eterangln (yong ielas) dan

petuniuk, setehh Kami menerungkannya hepada manusia dalam N-Kitab,

mereka itu dilaknati Nkh dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk)

yang dapat melaknati.' (QS. Al-Baqarah: 159)

Dan firman All ah:'Katakanlah,'Jika bapak$apak, anak-anak, saudara'

saudara, isteri-istqi, kaum keluarga, barta kekayaan yang kamu usabakan,

perniagaan yang kamu khautatiri kaugiannya, dan rumab-rumab tetnpat

tingal yang kamu sukai adahh lebih kamu cintai lebih daripada Nlah

dan Rasul-Nya dan (dail beriihad di jahn-Nya, maka tungulah sampai

Nlah mendatangkan kepuutsan-Nya.' Dan Nlah tidak tnetnberi petuniuk

kepada orangolang yang fasik." (QS. At{aubah: 24)

Golongan kedua: oftmgarang yang kaya tapi kikir, yang disibukkan

oleh kekayaan dan ambisi. Mereka termasuk golongan orang-orang yang

dinyatakan Allah sebagai, "Tidakk-ah kamu perhatikan orangoldng yang

menukar nikmat Nlah dengan kekafiran dan meniatubkan kaumnya ke

letnbab kebinasaan" (QS. Ibrihim: 28)

24o I eH'ah-nld'ah yang Dlanggap Sunnah

I

Mereka enggan membayar zakat yarng waiib, apalagt sedekah yang

sunnah. Mereka berpding dari alQur'an dan peringatan yang bijaksana-

Maka Allah pun mengirimkan syetan untuk menaklukkan mereka' untuk

menyeret mereka kepada keiahaan, memerinahkan kepada kekeiian dan

melarang dari perbuaan yang baik. Mereka dibuiuk perg ke bioskop, ke

pesta dansa dan karaoke, mereka dihalangi untuk menunaikan shalatJum'at

dan shalat berjamaah, mendengarkan dQur'an dan khutbah-khutbah.

Akhirnya, mereka berfihad di ialan syetan dengan hara dan iiwa mereka,

mereka telah berpaling dari kebenaran. 'Barangsiapa yang berpaling dari

pengtidran (Rabb)YangMaba Pemurah (al-Qur'an), Kami adakan baginya

syeton (yang mettyesatkan) maka sletan itulah yang meniadi tqnan ydng

selalu menyertainya." (QS. Az-Zukhruft 36)

Wahai umat Islam yang kaya, '... ianganhb mereka seperti ofang-

orang yang sebelumnya telah diturunkan N-Kub kqadanya, kanudian

berlalulab tnosa yangpanjang atas mqeka lalu bati tnqeka rneniadi kqas.

Dan kebanyakan di antara mqeka adallh or4ng-orongyangfasik.' (QS.

Al-Hadid: 16)

Golongan ketiga: para qari yang membaca al-Qur'an dctni keniknAan

duniauti. Yakni, mereka yang membaca dQur'an pada acara pesta-Pesta'

perlombaan-perlombaan dan malam-malam peringatan yang meriah-

Mereka banyak belajar berbagai macam qiraat hanya demi penghasilan

dan lebih populer, yang inr artinya, penghasilan yang lebih besar-

Iseng-iseng coba anyakan arti sebuah kaa dari yang mereka baca,

adakah mereka bisa menfelaskannya?

Golongan keempac orang-olang sufi. Mengapa mereka berpaling

dari al-Qur'an? Jawabanny4 karena mereka terlalu sibuk dengan doadoa

dan wirid-wirid dari syaikh mereka, terlalu syahdu dengan bayariq, bazat,

malam perayaan, khataman, maulid, hadrat, mimpi dan wangsiL Pesan

penulis: perangi mereka, wahai para ulama

Golongan kelima: orang'olnng kebarat'baratan dan para pegautai.

Mereka terlalu memanfakan diri mereka dengan zurat kabar yang membahas

masalah politik, maialah-mafalah hiburan, buku-buku cerita, novel, sastra,

puisi dan lain-lain, misalnya buku kumpulan puisi Salim Abu Z,aid il-

Muhalhil. Mereka banyak ahu masdah-masalah politik yang pelik, hikayat

dan kisah-kisah, anekdot dan puisi dan yang lainnya. Tetapi mereka tidak

memahami sedikit pun ilmu Islam, bahkan mereka menganggap orang

yang bersemangat memahami Islam dan mengamalkannya seb,gai orang

gila dan orang terbelakang.

Baglan Kedua I z4t

Semua ayat alQur'an yang nrrun tentang or:rng-orang yang berpding

dari alQur'an serasa menampar ubun-ubun mereka. 'Dan siapakab yang

lebih zhalim daripada olang yang telah dipaingatkan dmgan dyat-dyat

dari Rabbnya lalu dia bapaling daripadanya dan melupakan apa yang

dikerjakan oleh kedua tangannya." (QS. Al-Kahfi: 57)

Bahkan Allah menggambarkan orang-or^ng ya;ng berpaling dari

peringatan sebagai keledai. 'Maka mengcpo mereka (orangorang kafir)

berpaling dari peringatan (Nlah),' seakan-ahan tnereka itu keledai liar

yang lari terkejat, lari daripada singa. (QS. Al-Muddaaair: 49-Sl')

*Perumpamaan olang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat,

kemudian mereka tiada memikulnya adahh seputi keledai yangmembauta

kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya pelumpamaan kaum yang

tnendustakan ryat-ayot Nlah itu. Dan Nlab tiada metnberi paunjukkepada

kautn yang zhalim." (QS. Al-Jumu'ah: 5)

oAtau apakab kamu mrengira babua kebanyakan tnereka itu

mendangar atau memabami.Mqeka itu tidakhin, hanyalah nprrti binatang

ternak, bahkan tnqeka bbih sesat ialannya dari binatang ternak ita).'

(QS. Al-Furqin: 44)

"Tetapi hati orangorang kafir itu dalam kesesatan dari (tnemahami

kenyataan) ini, dan mereka banyak tnengerjakan perbuatan-perbuatan

(buruk) selain dari itu, mereka tetap mmguiakannya. ITinga apabila

Kami timpakan azab kepada orangardng yang hi&4 meutah di antara

mueka, dengan seltd tnerta mqeka memekik minta tobng. Janganlah

kamu memekik minta tolong pada hail ini. Sesungguhnya katnu tiada

akan mmdapat pertolongan dari Kami. Sesunguhnya ayat-ayat-Ku (N-

Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu

berpaling ke belakang." (QS. Al-Mu'minfin: 6366)

Golongan keenam: orangolangyangbuta huruf. Bahkan salah seorang

dari mereka hafal ratusan dongeng, ratusan cerita dan berbagai macam

puisi. Mereka mampu menceritakan semua yang mereka dengar dan yang

dibacakan di hadapannya, misdnya, Zhahir Bebars, Antarah dan cerita

tentang khalifah. Namun kemudian, iika engftau mengingatkan kepadanya

tenang bacaan alQur'an agar shalatnya lebih baik, ia akan segera berkelit

bahwa mereka tidak mampu membaca dan menulis. Kemudian ia merajuk

kepadamu, "Wahai tuanku, apakah setelah dewasa nanti orang-orang

mengharapkannya dapat memahami alQur'an?"

Inilah fawaban mereka. Mereka fasih bicara dengan orang Barat

dengan bahasa mereka. Penulis banyak tahu orangorang yang buta terhadap

242 I AE'ah-Utd'ah yang Dlanggap Sunnah

dQur'an, namun mahir membaca dan menulis bahasa asing. Ironis sekdi,

mereka sama sekali tidak mampu melafazkan, 'Sami'allihu liman fuamidah'

dan surat d-Fatihah sekalipun.

Masalahnya kembali kepada keinginan dan kesungguhan. Jika "or-

^ng 

y^trg buta huruf" itu bersungguh-sungguh menghafal perintah dan

larangan ag ma, ay^t-ey^t Qur'an dan sunnah Nabi yang dia dengar

sebagaimana halnya mereka menghafd pelaiaran-pelti*an bahasa asing

itu, tentu mereka akan mampu menghafd ayat al-Qur'an dan aiaran

agarrr . Bahkan, jika mereka mau, mereka pasti mampu menghafal seluruh

alQur'an dan seribu hadits Nabi dengan mudah. "Orangorang yang bua

huruf" itu merupakan bukti yang nyata atas pernyataafl ini. Dan, mereka

pun berpding dan menfauh. "Dan bqtaubathb kepadd Nhh, bai orang'

orangyang beritnon supaya kamu beruntung.' (QS. An-Ntr: 31)

"Barangsiopa yang betpaling dartpada al-Qur- an maka sesungulnrya

ia akan tnetaikul dosa yang besar di hari Kamat, mqeka kekal di dalam

headaan itu. Dan amat buruHah dosa itu sebagai beban bagi mereka di

hari Kiatnat, (yaitu) di bari (yang pada uaktu itu) ditiup sangkakala dan

Kami akan mengumpulkanpada hari itu orangoruflgyangberdosa dengan

muka yang biru buram.'(QS. Thiha: 10G102)

Golongan kenrfuh: olangolang yang suka duduk di u.,arung-uarung

sambil menegak minuman kqas dan main musih, orungolang yang suka

duduk di warung kopi sambil tnain kartu, gapb, kasino dan domino,

para pecandu narkotik, opium, kokain, rokok, gania dan hinJain. Semua

iru hina dan terlaknat, sangat membahayakan dan merusak mental generasi

muda. Berapa banyak rumah dan gedung hancur gar gan narkoba. Dan

ini pulalah yang telah banyak menghancurkan keharmonisan keluarga dan

rumah tangga.

Jalan keluarnya hanya satu, yakni kesepakatan para ulama untuk

bahu membahu dalam menyeru kepada Allah, kitab-Nya, dan sundah

Rasulullah, dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, dengan santun'

nasehat yang baik, dan berdebat dengan cer^ y^rrg biiaksana bersama

orang yang tersesat, ahli bid'ah dan orangorang bodoh.

Satu hal lagi yang penting: kerja ini hams dengan bantuan pemerinah.

Dan biasanya, para pejabat pemerinah enggan bekeriasama kecuali setelah

atasan mereka menyetuiui; dan persenriuan pun tak iarang harus dengan

penjelasan tentang hakikat dan kebaikan agam4 sera penielasannya yang

mendetil. Barulah, ketika cahaya al-Qur'an, keimanan dan ilmu yang

BaglanKedua l r+3

benar telah mereka masukkan ke ddam hati, mereka menyetuiui. Dengan

demikian tuntaslah keria ini, tersebarlah agama ini, bersatulah kaum

muslimin drn iaya, atas lawan-lawan mereka. Dan, engkau meniadi ulama

yang aktif berbuat dan berjihad di ialan Allah.

Jika tidak, maka golonganmu akan lebih mencintai kekatiran daripada

keimanan, mereka leluasa memaki-maki agama tanpa mendapat

penentangan sedikit pun, bahkan mereka ada yang menghujat Allah dan

Rasul-Nya. Ada yang menghina yang adzan dan shalat. Mereka berdiri di

depan pintu untuk menghalangi anak-anak mereka yang hendak peryi ke

masjid untuk melaksanakan shalat. Mereka lebih dekat dengan perzinaan,

praktik riba, pembunuhan, berlaku culas, mencuri dan lainJain.

Kami pernah mendengar mereka terang-terangan mengeluh,

"Mengapa kami tidak dijadikan sebagai orang lnggris, orang Yahudi, atau

orang Kristen." Padahal menurut kaum muslimin, mereka itu adalah

golongan omng yang paling celaka pding menderia di dunia dan paling

berat mendapat siksa di akhirat.[]

244 I Bld'ah-bld'afryangDlanggapsunnah

BAB KEDUA

Kewallban, Keutamaan, dan Cara Bershalawat

Kepada Nabl, Serta Penyesalan Orang Yang

Enggan Melakukannya

Allah berfirman, osestngubnya Nlah dan malaikat-malaikat-Nya

bershaku.,at untuk Nabi- Hai oralrgoftmg yang beriman, bqshahuathh

kamu untukNabi dan ucapkanhh salampenghormatan kepadanya.' (QS.

Al-Ahzib: 56)

Ayat ini merupakan ddil bahwa bershalawat kepada Nabi adalah

wajib. Dan masih banyak lagi hadits yang menegaskan tentang kewaiibannya,

di anaranya, hadits yang diriwaya&an oleh Muslim, Abu Daud" Tirmidzi,

dan Nasa'i dari Ka'ab bin Alqamah dan Abdullah bin Uman Nabi Shallallahu

'alaihi uta Salhm bersabda "Jika eng!.au merrdengar muadzin (menyuu),

maka tirukanlah sepelti yang dikatakannya, ketnudian bershalautatkb

kepadaku karena barangsiapa yang bushalauat kepadaku satu kdi, maka

Nlab akan bersltalautat kepadanya sepulub kali, kemudian mintfuh kcpada

Nlah uasilah untukku karena ia merupakan kedudukan di surgil yang

tidak layak diberikan kecuali kepada seorang hamba Nlah. Dan aku

berbarap, akulab orangnyd. Barangsiapa meminta utasilah kcpadt Nkh

untukku, tnaka dia akan mendopatkan syafaa."

Al-Amasy dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Abu Hurairah:

Nabi Shallalhhu 'alaibi ua Sallam bersabda 'Bershalautatlah kepadakil

karena shalautatmu adalah ukat bagimz." Hadits ini disebutkan dalam

al-Jhmi'ush Shagtr, dan dihasankan oleh pensyarhnya.

Ddam al-Jimi'ush SbaSir, disebutkan iuga hadits dengan kode Ahma4

Nasa'i, Ibnu Sa'ad, Samawaih, al-Baghawi, al-Barudi, Ibnu Qani' dan ath-

Thabrani dariz:i,d bin Khariiah: Nabi Shallallahu'ahihi uta Salhm bersabda

Bagrlan Kedua I ,+t

'Bershalautatlah kepadaku, bersungub-sunggablah dalam berdoa, dan

ucapkan,

;"'4; G rU JI ,pt f e'k fir

* *;t;; * f )T *i f ,,:,,'t:t:r i,i.\

|'.nWUt4,it ee?\Jl

[Semoga shalawat dilimiahkar, L.p"a" Muhammad dan keluarga

Muhammad, berkahilah ia dan keluargany^ sebagaimana Engkau

memberkahi Ibrahim dan keluarga lbrahim. Sesungguhnya E gk",, Maha

Terpuji lagi Mahamulial." Hadits ini diberi kode shahih. Demikian menurut

pensyarahnla.

Dalam al-Jhmi'ush Shagir juga disebutkan hadits dengan kode Abu

Ya'la dan adh-Dhiya dari Hasan bin Ali: Nabi Shallallahu 'alaibi uta

Sallam bersabda, "sbalatlah di rumah kalian dan jangan menjadikannya

sebagai kuburan. Dan, janganhh kalian menjadikan rumahkuluburanku-

sebagai tempat berpesta, sampaikanlah shalautat dan salam kepadaku karma

shalawat yang kalian bacakan itu akan sampai kepadaku di mana pun

kalian berada." Hadits ini diberi kode shahih. Namun oleh pensyarhny4

dianggap hasan.

Dicantumkan iug4 bahwa Nabi Shallalhhu'ahihi ua Sallam bersabda,

"Perbanyaklah mengucap shalawat kepadaku pada malam yang sepi dan

siang yang panas, karena shalawat yang engftau ucapkan akan diperlihatkan

kepadaku." Hadits ini diberi kode Baihaqi ddam Syu'abil lmhn dali Abu

Hurairah, dan lbnu Adi dalam al-Kimil fi Dbu'afi-ir Njhl dari Anas dan

Sa'id bin Manshur dari al-Hasan al-Bashri dan Khalid bin Ma'dan, bahwa

hadits ini mursal, namun ia mengetahui tenang kehasanannya. Menurut

pensyarhnya dan riwayat Thabrani, dengan banyaknya jalan periwayatan

hadits ini bisa menjadi hasan.

Hadits lain juga menyatakan: "PerbanyakJah shalautat kepadaku

pada hari Jum'at, karena hari itu merupakan hari yang dipersaksikan

oleh para malaikat. Sesungguhnya seseolang tidak ah-an bershalawat

kepadaku k-ecuali shalautatnya itu akan diperlihatkan kepadaku hingga

dia selesai.' Selengkapnya terdapat dalam Syarh al-Jimi'ul Kabir: Thnya

Abu Darda, "Dan setelah mati, wahai Rasulullah?' Rasulullah menjawab,

"Dan setelab tnati. Sesungguhnya Nlah tnengharatnkan atas bumi untuk

metnakan jasad para Nabi." Nabi Allah tetap hidup dan diberi refeki.

246 I gH'ah-uld'ah yang Dlanggap Sunnatr

Hadits ini diberi kode Ibnu Maiah dari falan Abu Darda, dan dhasanl<an.

Namun menurut pensyarhnya, para perawinya terPercaya. Tentang hadits

ini di muka telah kami ielaskan. Silahkan rufuk kembali.

Dalam al-Jimi'usb Sbagtr,dengan kode ad-Dailami dan dalam Musnad

al-Firdaus disebutkan: "Hiasilah mailis-mailis kalian dengan shalautat

kepadaku karena sbalautat kepadaku adalah cahaya yang akan metryinari

kalian semua pada hari Kamat." Hadits im dha'if-

Dalam al-Jimi'usb shagir iuga disebutkan: Nabi shallallahu 'alaihi

uta Sallam bersabda, 'Perbanya&ah sbalautat kepadaku pada hari dan

malam Jum'at. Barangsiapa melakukan itu, maka aku akan tneniadi saksi

dan pembeil syafaat baginya pada hari Kamat nanti." Dengan kode Baihaqi

dari jdan Anas, dan diketahui sebagai hadits hasan.

"PubanyaHah shalauat kepadaku karena shalautat kalian kepadaku

adalah ampunan atas dosadosa kalian. Mintfuh untukku daaiat dan wasilah

karena utasihbku di sisi Rabbkuku adalah syafaat bagi kalian " Dikatakan

bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari Hasan bin Ali. Namun

baik Ilasan maupun Ali bersikap diam terhadap hadits ini dan tidak

menjelaskannya. Dalam al-Jimi'ush Shagtr dari Anas: Nabi Shallallahu'alaihi

u.,a Salhm bersabda "Barangsiapa yang namaku dkebut di sisinya, maka

bqshalawathh kcpadakil. Knrma barangsiapa yang beshalautat kcpadafui

satu kali, Nlah bqsbahutat kepadatrya qulub kali." Hrdits ini diberi kode

Tirmidzi dan shahih, teapi pensyarahnya menyebutnya sebagai riwayat Ibnu

Majah dan Nasa'i, dan mengftasanlxamrya. Ddam Tubfatudz Dzhkiin Syarfu

al-Hishnul Hashin, menurut asy-syaukani, hadits ini diriwayadcan oleh Nasa'i

dan Thabrani dalam al-Mu'iamul Ausath dm al-Mu'iamul Kabir, dan Ibnu

Sunni. Kemudian yang belakangan mengatakan, menurut an-Nawawi dalam

al-rMzkir, sanadnya baik. Menumt al-Haitsami' para perawinya terpercaya.

Kemudian berkaa, "Hadits ini merupakan dalil atas wajibnya bershalawat

kepada Nabi ketika namanya disebutkan."

Kata seorang ulama, hadits ini dan hadits-hadits sebelumnya yang

dengan bahasa perintah dan ayat al-Qur'an, merupakan Penegasan yang

kuat atas diwaiibkannya bershalawat kepada Nabi setiap kali namanya

disebut, dan bershdawat kepadanya pada siang dan malam Jum'at.

Bag,tan Kedua I ,+7

_l-

- Keutamaan Bershalawat kepada Nabi Shallallahu

'alaihi wa Sallam

Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radbiyaltahu 'anbu: Nabi

Shallallahu' alaihi uta Sallam bersabd4'Barangsiapa bershalawat kepadaku

satu kali, Nlah akan bqsbakutat kepadanya sepulult kali.'

Dalam riwayat Ahmad dan Nasa'i: Nabi Shatlallahu'alaibi uta Sallam

bersabda, "Barangsiapa bersbalautat kepadaku satu kali, Allab akan

b er sb alaut at kep adany a sep ulub hali, dih ap usk an sep uluh kesalah anny a,

dan diangkat sepuluh derajat lebib tinggi." Dalam riwayat yang lain

disebutkan: o... dan dia sama dengan memerdekahan sepuluh hatnba

sahaya."

Thabrani meriwayatkan dari lnas Radhiyallahu 'anhu; Rasulullah

Shallallahu 'alaihi u,a Sallam bersabda, nBaru 

saia Jibril daung kepadaku

membauta kabar dari Nlah. Kata-Nya,'seorang muslitn, di muka bumi,

yang bershalautat kepadaku satu kali maka Aku dan para malaikat-Ku

akon bershalautat kepadanya sepulub kali'.'

Nasa'i dan Ibnu Hibban meriwayarkan dari Abu Thalhah al-Anshari:

Rasulullah Sh allallahu' alaibi uta Salkm bersabd4 " seorang mahikat datan g

kepadaku dan berkata,'Hai Muhammad, sesunggulnrya Nlah berfirman,

'Ndhakah engkau bahuta iika seorangdari utt atmu bershalaruat kepadamu

maka ,{ku akan bershalauat kepadanya sepuluh kali, dan jika seorang

dari umatmu memberi salam kepadamu maka Aku juga akan membalas

salam kepadanya sebanyak sepuluh kali." Hadits ini diriwayatkan pula

oleh Ahmad dan Thabrani, sera dishahihkan oleh Ibnu Hibban.

Ahmad, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim meriwayarkan dan

menshahihkannya, dari hadits Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu: Nabi

Shallalhhu'alaihi wa Sallam bersabd4 'sesunguhtrya Nlah punyd malaikat

yang tugasn),a berkelana di muka bumi. Mereka menyampaikan setiap

salam untukku dari umatku.'Dbhahibkan dalam al-lhmi'ush Shagir dart

Syarfunya. Dalam Syarfo al-flishnul flashin, asy-Syaukani menyatakan bahwa

hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Sedangkan menurur al-Haitsami,

para perawinya adalah para perawi yang shahih."

Abu Daud meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anbu:

Nabi Sballallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Tidak ada seorang pun

yangmembui salam kepadaku kecuali Nlah akan mengembalikan ruhkus

agar aku membalas salamnya." Kata asy-syaukani, menurut an-Nawawi

248 I gU'atr-Uld'ahyangDlanggapsunnah

dalam al-Adzkir,'sanadnya shabih." Sedangkan menurut Ibnu Hajar, "Para

perawinya terpercaya." Tetapi dalam al-Jhmi'usb Shagir hadits ini diberi

kode dha'if, hanya saia pensyarhnya mengategorikannya sebagai hadits

hasan.

Thabrani meriwayatkan dari Abu Darda': Rasulullah Shallallahu'alaihi

uta Sallam bersabda, 'Barangsiapa bershalautat kepadaku di pagi hari

sebanyak sepuluh kali dan di sore bari sepulub kali, dia akan mendapatkan

syafa'atka pada bari Kamat nanti." Dalam al-Jfrtni'ush Shagil hadits ini

diberi kode hasan.

Ibnu Adi meriwayatkan dalam al-Kintil fi Dbu'afh'ir Nihl, dari Ali

Radhiyallabu 'anbu: Nabi Slal/allaha 'alaihi uta Sallam bersabda,

"Barangsiapa bersbalautat kepadaku satu kali, Nlah akan menuliskan

baginya kebaihan sebesar satu qiratb, dan satu qirath itu sama dengan

gunung Uhud.' Dihasankan dalam al-Jimi'ush Shagir dan kitab syarhnya.

Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Abdullah bin Umar

Radhiyallaht 'anhu: Nabi Slal/allahu 'alaihi uta Sallatn bersabda,

'Barangsiapa bershalautat kepada Nabi satu kali, Nlab dan para tnalaikat-

Nya akan bershalauat kepadanya sebanyaktuiuh puluh kali. Maka tuserah

kepada hamba opakah akan menguccpkannya sedikit saia atau sebanyak-

banyaknya.' Hadits ini dihasankan oleh al-Mundziri dan al-Haitsami.

Dengan menggabungkan dua hadits ini dan hadits-hadits sebelumnya,

Nabi hendak mengabarkan tentang pahala secara bertahap, sedikit demi

sedikit. Setiap kali diberitahukan kepadanya tentang tambahan pahala,

beliau menyampaikannya. Dari yang sedikit sekali pun, ia sampaikan.

Kemudian, yang banyak. Wallahu a'lam.

Nasai, Ibnu Hibban, Thabrani, Tirmidzi, Hakim dan Ahmad

meriwayatkan dalam Musnadnya da,ri Ubay bin Ka'ab: 'Kebiasaan

Rasulullah apabila sudah berlalu seperempat malam beliau bangun dan

berkata, "Vahai manusia berdzikirlah kepada Allah, berdzikirlah kepada

Allah, telah daang tiupan yang diikuti goncangan berikutnya, telah datang

kematian dengan segala yang menyertainya, telah datang kematian dan

dengan segala yang menyertainya." Aku (Ubay bin Ka'ab) bertanya, 'Wahai

Rasulullah sesungguhnya aku telah memperbanyak shalawat kepadamu,

seberapa banyak bagran shalawat kepadamu yang harus ada dalam doaku?"

Nabi menjawab,'Tuwah engkau.' Aku bertanya,'Seperempat?" Beliau

bersabda, 'Terserah engfr.au, dan jika engp.au menambabnya, itu lebih

baik.'Aku menegaskan, "Setengah?' Kata Nabi, 'Tarserah engkaa, dan

jika engkau menambahnya, itu lcbih baik" Kataku kemudian, 'Aku akan

Baglian Kedua I ,4g

meniadikan shalawatku untuku semuanya." Kata Nabi, 'Jika detnikian,

cukuplab sernangdt nu, dan akan diampuni dosamz." Menurut Tirmidzi,

hadits iru hasan shahih.

Tirmidzi meriwayatkan dari lbnu Mas'ud: Nabi bersabda, "Orang

yang paling bethak mmdapat qafaatka pada bari Kamat kclak adalab

olaflg yang paling banyak bashalautat kepadaku." Menurut Tirmidzi, hadits

'ni hasah gharib.

- Cara Bershalawat Kepada Nabi

Muslim dan Abu Daud meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu

'anhu: Nabi Shallalkbu 'alaihi uta Sallam bersaMa, 'Barangsiapa ingin

ditimbang dengan timbangan yang sern?urfla, maka jika seseorang

bashalawat kepafu kami hendal<lah ia murgucapkan,

|x,'l-jt:6i:t:':i:;\i 4t y jL'"p"#,

et;.\. )T tt et;.\,F ;,4b v-{ ^i ,yii yil

V*ut

[Ya Allah, semoga shalawat dilimpahkan kepada Nabi Muhammad,

Nabi yang ummi, kepada para istrinya, Ummahatul mukminin, kepada

keturunan dan Ahli baitnya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan

shdawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi lbrahim. Sesungguhnya

Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulial."

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ka'ab bin 'Aiarah Radhiyallahu

'anbu: Seseorang bertary,:L "Wahai RasulullalL kami srdah mengerti bagairnana

mengucapkan salam kepadamu, tetapi bagaimana cara bershalawat

kepadamu?" Nabi meniawab, 'Ucapkanlah, 'Nlabumtna shalli 'ala Muhammad

ua'ala ali Muhatnmad kama sballat'ta'ak lbrahim innaka bamidun majid.

Nlahumma balik'ala Mubamnad uta 'ah ali Mubammad katna barakta

' ala ali lbrabim innaka bamidun ttui id' Wa lrllah, s€moga shalawat

kegrada Nabi Muhammad &n keluarga Nabi Muhammad sebagaimana E dou

telah melimpahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.

Sesungguhnya Engkau Maha Terpuii lagi Mahamulia. Ya Allah berkahilah

N$i Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sehagaimana Engkau telah

membed<ahi Nabi lbrahiml." Demikian dalam ShaWb. al-Bukhan dalan Ktab

25o I gH'at -uH'alr yang Dlanggap Sunnah

Tafsir alQur- an yada B& Qautulm: 'lnnalliha uta mali- ikanhu yu*all,fina

'alan nabiy.'

Bukhari juga menfelaskan dalam Kiub ad-Da'autit, pada Bab ash-

Shalht 'alan Nabiy. Dalam bab dimaksud, ia mengutiP hadits Ka'ab

(bin Aiarah) di atas. Kemudian mengutip iuga hadits Abu Sa'id (al-

Khudriy) dengan sedikit perbedaan. Dari Abu sa'id d-Khudri: Kami

berranya, "Vahai Rasulullah, begini cara mengucapkan salam kepadamu.

Tetapi bagaimana bershalawat kepadamu?" Beliau meniawab,

" l.) cap kanlah,'Allah umma sh alli' ala Mubammad' abdika ut a rasilika,

kama shallaita 'ala lbrahi?n u)a birik'ala Muhammad uta 'ala ali

Muhatnmad kama birakta'ah lbrabim uta'ah ali lbtahim'[Ya Allah,

semoga shalawat dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, hamba dan

Rasul-Mu sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada

Nabi lbrahim dan berkahilah Nabi Muhammad dan keluarga Nabi

Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Nabi lbrahim dan

keluarga Nabi lbrahiml.'

Bukhari juga meriwaya&an dari Abu Humaid asSa'idiy: Orangorang

berranya, "\Uahai Rasulullah, bagaimana cara bershalawat kepadamu?"

Rasulullah meniawab,'lJcapkanlah,'Nlahumma shalli'ala Mubammad

wa azutaiihi uta dzurriyatibi kama shallaiU 'ala ali lbahim uta barik'ala

Mubammad uta aauajihi uta damiyyatihi kana barakta'alt *li lbrabim

innaka hamidun maiid'[Ya Allah, semoga shalawat dilimgahkan keprada

Nabi Muhammad, para istri dan kenrrunannya sebagaimana Engkau telah

melimpahkan shalawat kepada keluarga Nabi Ibrahim dan berkahilah

Nabi Muhammad, para istri dan kenrrunannya sebagaimana Engkau telah

memberkahi keluarga Nabi lbrahim. sesungguhnya Engkau Maha Terpufi

lagi Mahamulial."

Semua riwayat yang terdapat ddam kitab hadits "yang enam" dan

N-Muutanba redaksinya hampir sama dengan riwayat-riwayat yang telah

kami sebutkan, kecuali ddam sefunrlah riwayat ada tambahan kalimat '...

fil'ilatnina.'

Dalam Sunan Abu Daud, hadits dari Uqbah bin Amnt menyebutkan:

"Katakanlah, 'Nhbumma shalli 'ala Muhammadin nabiyyil ummiyy wa

'ala ali Muhammad' V^ Allah, limpahkan shalawat kepada Muhamma4

Nabi yang ummi dan aas keluarga Nabi Muhammad]." Dalam Sunan an-

Nasa'i, hadits dari Zaid bin Khariiah menyebutkan: Aku pernah

menanyakannya kepada Rasulullah, dan iawabnya,'Bersbalautatlah

kepadaku, bersunggub-sungguhlah dalam berdoa, dan ucapkan,

Baglan Kedua I z5t

'Nlahumma sballi 'ala Muhammad ua 'ala ali Muhammad' lYa Allah,

limpahkan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Nabi Muhammadl.'

Dalam Sunan Ibnu Majah, hadits dari lbnu Mas'ud menyebutkan:

Jika kalian bershalawat kepada Rasulullah, maka bershalawadah yang baik,

karena kdian tidak tahu bisa iadi shalawaunu itu diperliha*an kepadanya.

Mereka pun memohon, 'Kalau begitu, ajarkan kepada kami caranya."

Kata Nabi, 'Ucapkanlah,'Nlihumma ij'al shalautitika uta rahmataka uta

barakitika 'ala salryidil mursalin, uta irnimil muttaqin, uta kbitamin

nabfiryin, Muhammadin'abdika uta rasulika, imamil khairi wa qi'idil

khairi ua rasitlir rahmat. Nlihumma ib'atsbu maqhman mabmitdan

yaghbithuhu bihil autu.,alitn uta hkhirttn. Nlibumma shalli'ala Mubammad

ua 'ala ali Mubammad katna birakta 'ala lbrahim uta 'ala ali lbrahitn

innaka foamidun maiid'[Ya Allah jadikanlah shdawat, rahmat dan berkah-

Mu atas penghulu para rasul, imam orangorang yang bertalova, penutup

para nabi, Muhammad, hamba dan Rasul-Mu, pemimpin dan panglima

kebaikan serta rasul rahmat. Ya Allah bangkitkanlah dia pada tempat

yang terpuji yang sangat dinginkan oleh orang-orang yang paling awal dan

paling akhir. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad

dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi

Nabi Ibrahim dan keluargan Nabi lbrahim. Sesungguhnya Engkau Maha

terpuji lagi Mahamulial."

Menurut penulis catatan kaki Sunan lbnu Majab, dalam az-hut6|d,

"Para perawinya terpercaya kecuali al-Mas'udi karena di usianya yang

sudah tua, hafalannya melemah, dia tidak bisa lagi membedakan hadits

yang pertama dari hadits yang terakhir, hingga haditsnya pantas

ditinggalkan. Demikian, pendapat Ibnu Hibban.

Muhammad bin Ahmad berkata, "Riwayat-riwayat yang terakhir ini

tidak sama dalam keshahihannya dengan riwayat-riwayat dari Bukhari,

Muslim, ,4shbabus Sunan dan al-Muwaththa'. Oleh karena itu, tidak layak

berpaling dari riwayat-riwayat tersebut kepada riwayat yang lain.

As-Suyuthi mengatakan dalam al-Harzil Mani' (Benteng yang Kuat):

Saya membaca dalam ath:Thabaqdtnya as-Subki, sebuah riwayat dari

bapaknya, yang teksnya sebagai berikut: Cara bershalawat kepada Nabi

yang paling baik addah ucirpan shalawat yang dibaca ddam tasyahud-ini

adalah riwayat yang ada dalam ash-Sbabibain dan kitab-kitab Sunan.

Barangsiapa mengamalkannya, maka dia telah bershalawat kepada Nabi

dengan yakin. Barangsiapa menggunakan lafaz yang lain, maka dia telah

mendatangkrn lafaz shalawat yang tercampur dengan yang meragukan,

252 I gH'af,-Uld'ahyang Dlanggap Sunnah

karena ketika mereka beranya, 'Bagaimana kami bershalawat kepadamu?"

Nabi menjawab, 'Ucapkanlah!' Nabi menetapkan bahwa ucapan shalawat

adalah dengan lafaz"y*rg ini", dan lidahnya tidak pernah berhenti untuk

mengucapkan shdawat seperti ini.

Setelah menielaskan pan ang lebar, ia kemudian megnatakan, 'Tak

ada perbedaan pendapat tentang orzrng yang bershdawat kepada Nabi

dengan c ra-cara yang bersumber dari riwayat-riwayat yang shahih, karena

itu artinya dia telah menunaikan kewaiiban unnrk bershalawat kepadanya.

Kesepakatan ini menuniukkan bahwa banyak pilihan bacaan shalawat.

Dan keharusan bagi orang yang mengerti hams memilihkan bacaan shdawat

yang mana yang paling shahih sanadnya dan paling lengkap artinya-"

"Pada masa mudaku dulu, aku bershalawat kepada Nabi dengan

membaca, 'Nlilhumtna shalli uta biik uta sallim'ala Mufoammad uta

'ala hli Mubammad, kama shallaita uta birahta ua sallamta'ala lbrahim

uta'ala ili lbrahim, innaka bamidun mo@'[Ya Allah, limpahkan shalawat,

keberkahan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan keluarga Nabi

Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat, kebertahan

dan keselamatan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.

Sesungguhnya Engkau Maha Terpufi dan Mahamulia]. Kemudian aku

bermimpi dan di dalam mimpiku inr aku ditanya, "APakah engkau lebih

fasih dan lebih menguasai makna-makna kdimat, kalimat-kalimat induk

(jauthmi'ul kalim), dan kata-kat^yang pasa (fasblul khilAb\ daripada Nabi

Shallallahu 'akihi uta SaWam? Jiak bulon karena ada makna yang lebih

dalam dari itu, tentu Nabi tidak akan menambah'nambah dari bacaan

yrng ada." Setelah iru aku segera memohon ampun kepada Allah dan

kembali kepada nash yang pding bailq baik yang berkaian dengan masalah

yang waiib maupun yang berkaian dengan sunnah.

"Kesimpulannya, belajarlah bagaimana cara beliau mengalarkan cara

bershdawat setelah mereka menanyakannya. Y"ng beliau aiarkan adalah

shalawat yang paling karena beliau pasti memilih yang paling mulia dan

paling baik. Inr artinya, iika seseorang hendak bershalawat kepada Nabi

dengan shalawat yang paling baih maka caranya addah dengan membaca

lafaz-laf'az tersebut.

Bag,lan Kedua I ,Sl

' Kapan Saia Disunnahkan Bershalalvat kepada Nabi

Shallallahu 'alaihi vua Sallam

Pertama, setelah adzanuntuk shalat. Sebuah hadits Ahmad, Muslim

dan yang lainnya: Nabi Shallallahu 'alaihi uta Sallatn bersabda, "Jika

engkau mendengar tnuadzin, maka katakanlah sebagaimana yang dia

katakan, kemudian bershahutatlah kqada&.z.' (Al-Hadits)

Perlu engkau ketahui bahwa shalawat kepada Nabi setelah adzan,

bukan seperti yang dikend umum saat ini, tetapi dengan dibaca pelan

dan dengan lafazyang Nabi ajarkan ketika para shahabat bertanya, 'Kami

sudah mengetahui bagaimana caranya mengucapkan salam kepadamu,

tetapi bagaimana caranya bershalawat?" Kata Nabi, "Ucapkanlah,

Allahumma shalli' ala Muhammad ...'." (Al-Hadits)

Adapun membaca shalawat dengan dikeraskan adalah bid'ah yang

tidak diperintahkan oleh Rasulullah dan tidak pernah beliau kerjakan

sekali pun di masa hidupnya. Juga tidak Bild dalam seluruh a,dzan yang

dia kumandangkan walaupun hanya sekali. Semua muadzin Nabi juga

tidak pernah melakukan seperti itu, dan khulafaur rasyidin, shahabat,

tabiin dan tabiut tabiin. Juga, tidak pada masa imam madzhab yang

empat.

Perbuatan bodoh ini baru pada masa Sultan Shalahuddin yang

dipelopori oleh orang-orang sufi yang bodoh inr. Namun karena selalu

ditentang oleh orang-orang yang berilmu dan merek^ y^ng memahami

syariat yang suci maka akhimya Allah mengifinkannya untuk menghapuskan

dan mengembalikan kepada asdnya berkat jasa salah seorang hamba

yang shalih, walaupun mendapat penentangan yang sangat keras dari para

pembesar dan pengikutnya dari kalangan pembela bid'ah dan orang-or-

ang yang menisbatkan dirinya sebagai aktivis akademis.

Kedua, setelah iqamah, dan rinciannya telah difelaskan bab

sebelumnya.

Ketiga, ketika masuk dan keluar masjid. Penfelasannya sudah ada di

muka.

Keempat, setelah tasyahud akhir. lni didasarkan pawa riwayat Baihaqi,

dari Yahya bin Sibaq, dari seseorang dari keluarga al-Harits, dari lbnu

Mas'ud: Nabi Sballallahu'alaihi uta Sallatn, beliau bersabda, 'Apabila

salah seorangdi afltara kalian bertasyahud dalam shalat, tnaka katakanlah,

'Nlahumma shalli'ala Muhammad uta'ala ali Muhatntnad kama shallaiu

254 I gu'an-uld'ahyangDtranggapSunnatr

ua barakta ua tarahbamta'ala lbtahim uta ali lbtahim innaka hamidun

majid'[Ya Allah, semoga shalawat tetap dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah

melimpahkan shalawat, berkah dan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan

keluarga Nabi Ibrahim. sesungguhnya Engkau Maha Terpuii lagi

Mahamulial.'Menurur Ibnul Qayyim, "Ketika Hakim menshahihkan hadits

ini, ielas bahwa Yahya bin Sibaq dan gurunya adalah dua orang yang tidak

dikenal baik kejufuran mauPun cacatnya"

Kelima, ketika shalat Jenazah, sebagaimana diielaskan dalam Musnad

lmam syafii: salah satu bentuk sunnah dalam shdat Jenazah ialah, imam

bertakbir, kemudian membaca al-Fatihah dengan bacaan yang pelan,

kemudian bershalawat kepada Nabi, kemudian berdoa yang ditujukan

untuk jenazah setelah takbir-takbir berikutnya, hanya itu yang dibaca,

kemudian salam dengan Pelan."

Keenam, di antara takbir-takbir shalat'Ied. Bacaannya:'subbanallih,

utal bamdulillilb, uta li iliba illailAh, utallilhu akhar, allibumma shalli

,ala Mubammad uta 'ala ali Mubamma4 allihummagffirli uarbamni'

[Maha suci Allah, tiada llah selain Allah, Allah Maha besar, semoga

shalawat selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi

Muhammad. Ya Allah, ampunilah aku dan sayangilah akul'

Menurut al-Hafizh Ibnu lGtsir dengan mengutiP riwayat dari al-

Qadhi Isma'il: Al-walid bin Uqbah pernah datang menemui Ibnu Mas'ud,

Abu Musa dan Hudzaifah sebelum hari raya. Al-walid bertanya, "Hari

Raya sudah dekat, bagaipxllx cara akbir pada shalat Ied?" Jawab Abdullah,

"Mulailah dengan bertakbir seperti ketika memulai shalat, lalu bacalah

rahmid, takbir, shalawat kepada Nabi, kemudian berdoalah dan

bertakbirlah. Dan lakukan seperti itu pada takbir+akbir berikutnya'"

Menurut Ibnu Katsir, hadits ini sanadnya shabih'

Ketuiuh,berdasarkan riwayat Tirmi&i, dari umar nadbiyalkhu' anhu:

"Doa itu tertahan di antara langit dan bumi, tidak akan naik sedikit pun

darinya sampai engkau membaca shalawat kepada Nabi Shallalkhu'alaihi

wa Sallam."

Kedehpan, berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah: Nabi Shallallahu

'alaihi uta Sallam bersabda, 'Semua amal kebaikan yang tidak dimulai

dengan memufi Allah dan shalawat kepadaku, maka ia terputus, kosong

dan sepi dari setiap barakah." Hadits ini disebutkan ddam al-Jimi'ush

Shaghir dari u-Rahawi, namun tidak dikomenari'

Baglan Kedua L55

Menurut pensyarhnya, ar-Rahawi pernah mengatakan bahwa hadits

ini gbarib dan hanya Ismail bin Abi Zry^d yang menyebutkan shalawat

kepada nabi, padahal dia sangat lemah. Riwayat maupun tambahannya

pun iuga tidak diakui.

Kesetnbilan, berdasarkan riwayat para penyusun kitab Sunan dan

yang lainnyq dari Hasan bin Ali: Rasulullah pernah mengajariku sejumlah

bacaan yang harus aku baca dalam doa Witir, 'Nlihumtnahdini fiman

badait ....' Nasai menambahkan ddam Sunannya,'... utashallallihu'ala

Mufoamtnad'

Kesepuluh, perintah agar banyak membaca shalawat pada malam

yang sepi dan hari yang panas, malam dan hari Jum'at.

Kesebelas, menurut mereka, Khatib harus membaca shalawat kepada

Nabi pada hari Jum'at di aas mimbar dalam kedua khutbahnya, dan dua

khutbah tidak sah kecuali dengan membaca shdawat. Ini adalah madzhab

Syafii dan Ahma4 dan ditegaskan lagi oleh al-Hafizh Ibnu Katsir.

Keduabelas, ketika menziarahi kuburnya. Dasarnnya adalah hadits

Abu Daud: "Thk seorang pun di antara kalian yang menyampaikan salam

kepadaku-di kuburku-kecudi Allah akan mengembalikan nyawaku agar

aku bisa membalas salamnya.'Di aas, telah kami ielaskan ketidakbenaran

sanadnya, namun ddam al-Adzkarnyao Nawawi menshahihkannya.

Adapun tentang hadits: "Barangsiapa bershalawat kepadaku di sisi

kuburku, maka aku mendengarnya. Dan barangsiapa bershalawat kepadaku

dari jauh, juga akan sampar kepadaku", ddam sanadnya terdapat perdebatan.

Dalam salah satu mata rantai sanadnya, hanya terdapat satu nama:

lr{uhammad bin Marwan as.Sudi ash-Shaghir, y^ng matrut (orang yang

ditinggalkan haditsnya). Sedangkan dalam Asnal Mathilib, al-Hafizh Ibnu

Katsir menyebutkan bahwa hadits ini mengandung cacat (menurut pendapat

Ibnu alQaththan). Bahkan d-'Uqaili menyatakan, 'Hadits ini tidak ielas

dari mana asdnya." Menurut lbnu Dahiyah, hadits ini palsu. Dalam salah

satu mata rantai sanadnya, h"rry" ada sanr nama, Muhammad bin Marwan

asSudi, yang ternyata seorang pendusa. Ibnu al-Jauzi mencantumkan hadits

ini ddam kumpulan hadits pdsunya. Dalam al-Mizin, dijelaskan bahwa

Muhammad Marwan as.Sudi addah orang yang ditinggalkan haditsnya

dan dituduh seb"gri tukang dusta, dan ia sendiri telah mengeahuinya.

Ketiga belas, setelah tdbiyah. Dasarnya adalah riwayat asy-Syafi'i

dan Danrquthni dari alQasim bin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq:

"Apabila selesai talbiyah, seseonrng diperintahkan untuk bershalawat kepada

256 I gH'atr-utd'ahyangDlanggnpSunnah

Nabi dalam keadaan bogrimanapun.' Hal ini iuga ditegaskan oleh lbnu

Katsir.

Keempat belas, ketika telinga berdengung. Dasarnya adalah sebuah

riwayat dalam al-Jhmi'ush Shaghir: "Jika telinga salah seorang di antara

kamu berdengung, maka ingatlah kepadaku dan bacalah shalawat untukku.

Orang yang mengingatku dengan kebaikan pastilah akan mengingat Allah

juga." Kemudian al-Hukaim(, yakni Tirmidzi dan lbnu Sunni, dan dituliskan

dengan kode al-'Uqailiy, Thabrani, dan Ibnu Adi, dari Abi Rafi') dan

pensyarah al-Jimi'ush Shagbir mengatakan, "Ini hadits hasan." Tetapi

menurut al-Hafizh Ibnu Haiar, "Jika hadits ini shahih, maka disunnahkan

membaca shalawat kepada Nabi ketika telinga berdengung." Ibnu

Khuzaimah bahkan telah meriwayatkan dalam Shab.ibnya, dan

mengomentarinya. Kemudian ia mengatakan, "Sanadnya gharib, dan

tentang keshahihannya masih dipertanyakan." AljUqaili mengatakan,

"Hadits ini tidak ielas asal muasalnya."

Kelima belas,ketika menuliskan atau menyebut nama Nabi. Dasarnya

adalah hadits Ibnu Abbas, "Barangsiapay ig bershalawat kepadaku dalam

sebuah tulisan, maka shalawat tersebut senantiasa mengalir selama namaku

ada dalam tulisan tersebut." Hadits ini juga diriwayatkan dari ialan Abu

Hurairah. Menurut al-Hafizh lbnu Katsir, dilihat dari sudut manapun hadits

ini tidak shahih." Kata a&-Dz h^bi, "Aku menganggapny ss[agai hadits

pdsu, dan &dha'iftan oleh al-Iraqi."

Keenatn belas, dalam setiap majlis. Dasarnya adalah hadits Abu

Hurairah Radhiyallabu' anbuz Nabi Shallallahu' alaibi u.,a Sallam bersabda,

*Tido&ah satu golongan duduk dalatn suatu majlis yang tidak budzikir

kepada Allah dan tidak bershalautat kepada Nabi mereka kecuali di

dalamnya terdapat kekurangan. Jika menghendaki, Nlah akan mengazab

mereka, dan iika menghmdaki Dia akan tneflgdmpuni mereba." Dalam

al-Jimi'ush Shaghia hadits ini diberi kode Tirmidzi, Ibnu Mrirh dan Abu

Daud, dan dihasankan.

Kaujuh belas, ketika mendapat kesulitan dan kebingungan. Dasarnya

adalah riwayat Ahmad dan yang lainnya, dari Ubay bin Ka'ab: Seseorang

pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika kujadikan

seluruh shalawatku untukmu?" Nabi menjawab, Jik" demikian, Allah akan

mencukupkanmu dengan 

^pa 

y^ng membingungkanmu di dunia dan

akhiratmu." Dalam at:Targhib utat Tarhib, Ahmad menyebutkan bahwa

sanadnya baik.

Baglan Kedua I ,jl

--.-'!

Kedelapan belas, di waktu pagr dan di waktu petang. Dasarnya adalah

hadits Abu Darda: Nabi Shallallahu 'ahibi ua Sallam bersabda" 'Barangsiapa

bershalautat kepadaku di utaktu pagl squluh kali, dan di utaktu petang

sepulub kali, ia akan mendapathan syafaatku pada bari Katnat kelak."

Hadits ini disebu*an ddam al-limi'ush Shaghir, dan diberi kode Thabrani,

dan dihasankan pula.

Kesetnbilan belas, ketka bertemu sesama teman. Dasarnya adalah

hadits lnas Radhiyallahu'anhu: Rasulullah Shallallahu'alaihi uta Sallam

bersabda, 'Tidak ada dua olang hamba yang saling mencintai karena

Nlah, salab sarangdari kcduatrya menetnui sababatnya,lalu dia menyalatni

dan bershalautat kepada Nabi kecuali tidak akan berpisah hinga dosa

keduanya akan diampuni, baikyangulah lalu maupun yang akan datang."

Riwayat Ibnu Sunni.

Kedua puluh, setiap disebut nama Nabi. Dasarnya, hadits Husain

bin Ali: Nabi Shallallahu 'alaihi uta Sallam bersabda, 

*Orang yang kikir

adalah orang yang ketika disebut namaku di hadapannya, dia tidak

bershalauat kepadaka." Riwayat Ahmad, Tirmi&i, Nasai, Ibnu Hibban,

dan Hakim, dan ddam al-Jimi'ush Shaghir diberi kode sbahih.

Kedua puluh satu, ketika selesai wudhu. Dasarnya, hadits Sahl bin

Sa'ad: Nabi Shallallahu 'alaihi uta SaAam bersabda, "Tidak sah utudhu

orang yang tidak bersbalautat kepada Nabi.' Riwayat Thabrani, dan

didha'iftm ddam al-litni'usb Sbaghir. Menurut lbnul Qayryim dan Ibnul

Muhaimin, riwayatnya tidak dapat difadikan dasar argumentasi. Di lain

waktu mereka mengatakan, 'Hadits ini disepakati untuk ditingplkan."

Ini adalah dua puluh satu waknr k"p* kia hams bershalawat kepada

Nabi dan oleh orang-orang yang mencintai dan suka berlombaJomba

dalam kebaikan, kecudi iika ada riwayat yang sanadnya shahih atau hasan,

yang menafikan sdah sanr waktu tersebut.

\(iahai orangorang yang mengaku dirinya mencintai Rasulullah, apakah

kalian sudah berbuat sesuai deng;an nash-nash di atas, karena di ddamnya

terdapat pahala yang besar dari Rabb semesta alam?

Kalian telah benar-benar meninggalkan semua sunnah itu dalam hidup

kalian. Shalawat setelah adzan, kalian baca dengan mengeraskan suara.

Ini jelas bukan anda-tanda orang yang cinta kepada penghulu para rasul,

Muhammad s.a.w. Kalian baru dikatakan beriman jika kalian telah mampu

menundukkan hawa nafsu kalian sesuai dengan ap^ ya;ng dibawa oleh

Nabi yang ma'shum lagi amanah itu, dan meninggalkan bid'ah.

258 I gu'an-uld'ahyang Dlanggnp Sunnah

Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasai Rahimabutnullah meriwayarkan

dari Anas: Rasulullah shallallahu 'alaibi ua sallam bersabda, "Tidak

(dikatakan) beriman sahh seorang di antara kalian sehinga aku lebih

'dicintainya 

daripada anaknya, bapaknya dan selurub amat manusia.'

Diriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'dnbu: "wahai Rasulullah,

sungguh engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu kecuali diriku

sendiri." Rasulullah membalas, "Tidak, wahai Umar. Sampai aku lebih

engkau dicintai daripada dirimu sendiri." Kata Umar, 'Demi Allah, sekarang

engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri." Kata Rasulullah, 'Sekarang,

wahai tlmar." Tanda cinta kalian kepada Rasulullah adalah dengan

memperbanyak membaca shalawat yang disyariatkan dan yang rda

runrunannya, bukan dengan shalawat yang bid'ah, diada-adakan dan

terlarang.

- Orang yang Enggan Membaca Shalawat

Al-Hafizh Ibnu Haiar dalam kitabnya az-kuthiir menggolongkan

keengganan untuk bershalawat kepada Nabi sebagai dosa besar.

Menurutnya, dosa besar yang keenam puluh adalah enggan bershalawat

kepada Nabi ketika nama Nabi disebut. Kemudian dia memaparkan

sefumlah hadits yang akan kami kutipkan potongannya di bawah, insya

Allah.

Dalam al-Jimi'ush Shaghir, dengan diberi kode Hakim dan

dishahihkannya, dari Abu Hurairah: Nabi Shallallabu 'alaihi uta Sallam

bersabda, 'Golongan fttana pult ydng duduk dan meteha lama dalam

duduk mereka itu, kemudian mereka berpisah tanpa berdzikir kqada

Nlah dan bershalautat kepada Nabi-Nya, tnaka atas tnereka beban dari

Allah. Jika berkehendak, Dia akan mengazab rnereka, dan iika

berkehendak, akan meflgarnpuni tnqeka.'Hadits ini diriwayatkan pula

oleh Abu Daud, Tirmi&i, Ibnu Hibban dan Ahmad. Juga hadits: "Orang

yang kikir adalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bershalawat

kepadaku." Kata asy-Syaukani, menurut al-Fakihani, ini adalah sifat bakhil

dan kikir yang pding buruk, dan tidak ada y21ng lebih kikir daripadanya

selain orang yang enggan mengucap kalimat syahadat. Hadits ini

mengandung dalil yang mengharuskan bershalawat kepada Nabi ketika

disebut nzrmanya.

Dalam al-Jimi'ush Shaghir, dengan diberi kode Tirmidzi dan Hakim,

dari Abu Hurairah: Nabi SDallallabu'ahihi ua Salhm bersabdq 'Tqhinalah

Baglan Kedua I ,5g

olang yang disebut namaku di skinya, lalu dia tidak berchalautat kePadaku;

terbinalah orang yong rnasuk bulan Ramadban, kemudian Ramadhan

pergi sebelum dia diampuni; dan tcrbinalab orangyang kedua orangtuat yd

berusia lanjut t a.firun keduanya tidak tnenyebabkannya masuk surga.o

Dalam al-Jimi'usb Sbaghir, iuga terdapat hadits dari Jabir: Nabi

Shallallabu'alaibi uta Salhm,'Siapa yang disebut namaku di sisinya, lalu

dia tidak bqshalauat kepadaku, sungguh dia telah celaka." Hadits ini

diriwayatkan oleh lbnu Sunni, dan dihasankan. Menurut penulis, dalam

al-Adzkarnya, Nawawi mendha' ifkannya.

Dalam al-Jhmi'ush Shaghir, dengan kode Thabrani, dari Husain: Nabi

Shallallahu 'alaihi uta Sallam bersabda 'Barangsiopa yang disebut namaku

di sisinya,lala dia eflgan bqsbalautat kepaddku, tnaka ia akan dipalingkan

dari ialan menuju surga." Hadits ini hasan.

Dalam al-Jimi'ush Shaghir, juga terdapat hadits dari Ibnu Abbas:

" B arangsi ap a y at g melup akan-maningalkan-sh alautat kep adaku, dia akan

menyittpdng dari jalan menuju surga.' Hadits ini juga diberi kode Ibnu

Majah dan dishahihkannya, narnun tidak oleh pensyarahnya. Tetapi dalam

syarh al-fljshnul Hashin, asy-syaukani menjelaskan bahwa dalam sanadnya

terdapat nama Jabbarah bin al-Maglis, seorang yang masih diperselisihkan

kredibilitasnya.

Dalam az-7-nutijir, dari Abu 'Ashim: Nabi Shallallahu'ahibi wa Salhm

bersabda, "Ya, akan aku beritahukan orang yang paling pelit." Orang-

orang menjawab, 'Tentu, Rasulullah." Rasulullah menielaskan, 

*(Dia adalah)

ordngya,ng jika disebut namaku di sisinya, dia tidak bershalawat kepadaku,

itulah manusia yang paling pelit." Kemudian Nabi menambahkan, 

*Hitunglah

ini (termasuk dosa besar).'

Inilah arti yang tegas dari hadits-hadits di atas, karena Rasulullah

telah mengancam dengan keras berupa neraka, pengulangan ancaman

dari malaikat Jibril dan Nabi unnrk dijauhkan dari Allah dan dibinasakan,

serta kecaman dari Nabi dengan kehinaan dan disebut sebagai orang

yang kikir, bahkan rsSag r manusia yang paling kikir. Ini adalah ancaman

yang keras sekali, sehingga meninggalkan shalawat layak direken sebagai

dosa besar.

I

I

I

I

260 I Bld'ah-bld'ah yang Dlanggap Sunnah

- Shalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam

dari Berbagai Macam Periwayatan

Hadits: "Bershalawat kepadaku adalah cahaya di atas Shirath.

Barangsiapa bershalawat kepadaku prada hari Jum'at delapan puluh kali,

maka dosanya selama delapan puluh ahun akan diampuni." Ddam salah

satu mata rantai sanadnya hanya terdapat satu nama, Haiaj bin Sinan,

yang terhitung lemah. Demikian penfelasan lbnu Hajar.

Hadits: "Shalawat kepada Nabi lebih utama daripada memerdekakan

hamba sahaya." Ini adalah perkataan ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu,

berdasarkan riwayat Ibnu Asakir. Menurut Ibnu Hajar, orang ini suka

berdusta, atau memarfu'kan riwayat."

Hadits: "Shalawat kepada Nabi tidak akan terhapus pahalanya karena

riya'." Menurut sebagian ulama, hadits ini tidak shahih, karena riya'

dapat menghapuskan pahala semua amalan. Sangat tidak mungkin Nabi

Sballallahu 'ahihi wa Sallatn mengajarkan hal yang tidak baik, sementara

beliau adalah orang yang baik dan suci. (Asnal Matbilib)

Hadits: il*g.r, memanggilku dengan sayyid dalam shalawat." Hadits

ini tidak jelas asal muasalnya, karena laf.az yang benar berbunyi: 'Ll

usildfrni" [ianean melebihJebihkanku].

Hadits: lJ"rrg"n fadikan aku seperti embemya orang yang menunggangi

kendaraan ...." Dalam sanadnya terdapat nama Musa bin 'Ubaidah ar-

Rabadziy. Ahmad dan Yahya bin Ma'in juga nama ini. Demikian disebutkan

ddam Tadzkirab lbnu Thahir al-Maqdki.

Hadits: Jangan bershalawat kepadaku dengan shalawat al-Batra' (yang

singkat)." Mereka berkata, 'Apa yang dimaksud dengan shalawat al-Batra'?"

Rasulullah meniawab, 'Kalian mengatakan, 'Allahumma shalli 'ala

Muhammad', dan berhenti. Tetapi katakanlah, 'Allahumma shalli 'ala

Muhammad wa'ala ali Muhammad." Dalam al-Hira al-Mani', hadits ini

diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad, dan ia termasuk orang yang tidak penulis

pahami sanadnya, karena memang tak jelas asal muasalnya. Thpi perlu

diketahui, SyaiLh as.Subki telah mengutipnya dalam kumpulan khutbahnya.

Hadits: 'Barangsiapa bershdawat atas arwah Muhammad daripada

arwah-arwah lainnya, atas jasad Muhammad daripada jasad-jasad, dan

atas kuburannya daripada kuburan-kuburan lainnya, dia akan melihatku

ddam mimpinya. Barangsiapa melihatku ddam mimpi, dia akan melihatku

pada hari Kiamat ... dan aku akan memberi syafaat kepadanya, dia akan

Baglan Kedua I z6t

minum dari telagaku, dan diharamkan masuk neraka." Hadits ini terdapat

dalam ad-Dalh'lnya al-Jaarli. Sungguh besar bencana dari lafaa "Allahulruna

shalli .... Disebutkan dalam al-Hiri al-Mani', Abul Qasim as-Sabti juga

menyebutkannya dalam ad-Durrul Munazhzham fil Maulidil Ma'zham.

Tetapi sampai saat ini, penulis ta.k iuga kunjung menemukan darimana

asd muasalnya.

Hadits tentang hizb hari Jum'at yang tersebut dalam ad-Dalk'il:

"Barangsiapa membaca shalawat seperti ini satu kali, Allah akan menuliskan

baginya pahala sekali haji yang terkabul dan pahala memerdekakan hamba

sahaya dari golongan anak Ismail. Allah berfirman, ''Wahai para malaikatku,

ini hamba dari hamba-hamba-Ku, dia banyak bershalawat kepada kekasih-

Ku, Muhammad. Demi kemuliaan-Ku, keagungan-Ku dan ketinggian-Ku,

pasti Aku akan membalas setiap huruf yang ada pada shalawat dengan

satu istana di dalam surga, waiahnya seperti bulan, dan telapak tangannya

bersambut dengan telapak tangan kekasih-Ku, Muhammad." Dalam hadits

ini tampak sekali nuansa kedustaannya. Hadits ini pasti tidak ada dalam

"kitab yang enam" (kutubus sittab), tidak ada dalam Musnad Syafi'i maupun

Abu Hanifah. Pensyarah ad-Dalhil mengatakan bahwa yang menfadi

pegangan ddam hal ini adalah pengarang, dan mereka pun tidak kunjung

mengetahui dari mana.latar belakangnya.

Hadits: "Barangsiap^y^ng ketika shalat Subuh, bershdawat kepadaku

seratus kali sebelum ia berbicara, Allah akan memenuhi seratus

kebutuhannya, akan menyegerakan y^ng tiga puluh dari kebutuhannya itu

dan menangguhkan yang tuiuh puluh sisanya." Dalam al-Maghrib juga

diriwayatkan seperti itu. Diriwayatkan: Orang-orang pernah bertanya,

"Bagaimana cara bershalawat kepadamu, wahai Rasulullah?" Rasulullah

menjawab, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershdawat kepada

Nabi:'Nlahutntnct shalli'alaih' sampai engkau menghitungnya berjumlah

seratus." Kami dan sebagian ahlul ilmi telah mengecek hadits ini, namun

tak kunjung mengetahui dari mana asal muasal hadits ini.

Hadits: 'Barangsiapa b