penghiburan masa hidup 6

Rabu, 09 Juli 2025

penghiburan masa hidup 6



 , tetapi yang salah 

yaitu  bersaksi palsu. Sungguh salah apabila hakim menerima suap (Ul. 

16:19). Sungguh salah apabila kita menyangkal apa yang sudah  kita lakukan. 

Sungguh salah apabila pengacara menyebut kegelapan sebagai terang. 

 

  Contoh-contoh dari Alkitab: 

  -  Ahab dan Izebel menyewa saksi-saksi palsu melawan Nabot (1Raj. 

21:10). 

  -  Saksi-saksi palsu berbicara melawan Yesus (Mat. 26:59, 60). 

 

301 

 

 Kita tidak boleh berbohong kepada siapa pun. Kain berbohong kepada Allah 

(Kej. 4:9). Kita bisa menipu manusia, tetapi kita tidak pernah bisa menipu 

Allah. Kalau coba-coba, kita hanya membahayakan diri kita sendiri. 

 

 B.  Kita tidak boleh memutarbalikkan kata-kata siapa pun 

 

Ini terjadi ketika kita mengutip kata-kata seseorang, tetapi menghilangkan 

sesuatu, atau mengucapkannya dengan nada yang berbeda, atau kita 

menempatkannya pada konteks yang berbeda. 

 

  Contoh-contoh dari Alkitab: 

  -  Iblis memutarbalikkan perkataan Allah (Kej. 3:1-5). 

  -  musuh-musuh Kristus mengutip perkataan-Nya dengan salah (Mat. 

26:61). 

 

 C.  Kita tidak boleh menjadi penggunjing atau pemfitnah 

  

 Penggunjing suka membuka rahasia-rahasia sesamanya. Ia mungkin berkata 

benar, tetapi ia mengatakannya untuk mencelakakan sesamanya. Itulah 

sebabnya ia tidak berbicara langsung kepada orang yang berdosa, tetapi 

berbisik kepada orang lain tentangnya.  

 

 Pemfitnah mirip dengan penggunjing, tetapi tuduhan mereka tidak benar. 

Orang-orang seperti itu lebih berbahaya daripada pencuri dan pembunuh, 

karena tidak ada sumpal yang dapat menyumbat mulut mereka. 

 

 Bahkan Anak Allah pernah difitnah (Luk. 7:34). Hal yang sama akan terjadi 

pada umat-Nya (Mat. 10:25). Jika ini terjadi pada Saudara, diam dan 

berserahlah kepada Allah. Baca 1 Petrus 3:9-17.  

 

 D. Kita tidak boleh menghakimi siapa pun secara gegabah atau dengan tidak 

302 

 

mendengarkannya lebih dulu  

 

  Contoh-contoh dari Alkitab: 

   - teman-teman Ayub menuduhnya sudah  berdosa (Ayb. 4:7). 

  - Eli menuduh Hana sedang mabuk (1Sam. 1:14). 

   - Daud percaya kepada Ziba ketika Ziba mengatakan hal-hal yang 

jahat tentang Mefiboset (2Sam. 16:1-4 dan 19:24-30). 

 

 Yesus memberi tahu kita untuk tidak menghakimi dan menghukum orang 

lain (Luk. 6:37). Jika Saudara dipanggil untuk membuat keputusan tentang 

seorang pelanggar hukum, Saudara harus melakukannya berdasarkan 

alasan-alasan yang kuat. Saudara tidak boleh melakukannya berdasarkan 

desas-desus, tetapi harus mendengarkan kedua belah pihak (Yoh. 7:24).  

 

 

2.  KITA HARUS MENGHINDARI SEGALA MACAM TIPU DAYA 

 

 Ada banyak macam tipu daya: 

  - sebagian orang berkata-kata manis demi memperoleh suatu keuntungan 

(misalnya Absalom dalam 2 Samuel 15:1-6). 

  - sebagian yang lain berbicara dengan mendua arti.  

 

 Dosa ini sudah didapati di antara anak-anak kecil. Kita terlahir dengan hati yang 

penuh tipu daya, tetapi keadaan bahkan menjadi lebih buruk ketika orangtua 

memberikan contoh yang salah.   

 

 Berbohong bisa menjadi kebiasaan. Satu kebohongan melahirkan kebohongan lain. 

Kebohongan mengeraskan hati kita, dan menghambat doa-doa kita. 

 

 Kebohongan yaitu  “perbuatan Iblis yang nyata.” Ia yaitu  pendusta dan bapak 

segala dusta (baca Yohanes 8:44!). Ketika berbohong, kita menunjukkan bahwa kita 

303 

 

menyerupai Iblis. 

 

 Hukuman untuk dosa ini: murka Allah yang berat! 

 -  Para pendusta tidak memiliki damai di dalam hati. 

 -  mereka tidak dipercaya oleh siapa pun. 

 -  mereka akan menderita di neraka (Kis. 5:1-10!). 

 

 Satu percikan api bisa menimbulkan kebakaran besar. Hendaklah kita sadar betapa 

banyak yang bisa dihancurkan oleh lidah kita. Marilah kita mengaku di hadapan Allah 

bahwa kita sudah  berdosa, sebab jika tidak, kita membuat Dia menjadi pendusta! 

(1Yoh. 1:10).   

 

 Yesus yaitu  Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh. 14:6). Ia difitnah, tetapi Ia diam 

seperti domba. Ia menanggung kutuk Allah yang berat. Melalui Dia, dosa-dosa 

Saudara masih dapat diampuni! Melalui Dia, hidup Saudara dapat diperbaharui!  

 

 

3.  KITA HARUS MEMAJUKAN NAMA BAIK SESAMA KITA 

 

 A.  Kita harus berkata benar 

  

 Perintah kesembilan menyuruh kita untuk membuang dusta, tetapi juga 

untuk berkata benar seorang kepada yang lain (Ef. 4:25). Kita harus 

melakukannya setiap saat.  

  

 Itu tidak berarti bahwa kita harus mengatakan semua yang kita ketahui, 

tetapi kita harus tahu apa yang kita katakan (Ams. 10:19). Bidan-bidan di 

Mesir memberikan keterangan yang salah kepada Firaun supaya bisa 

menyelamatkan hidup bayi-bayi Israel (Kel. 1:15-21).  

 

 B.  Kita harus mencintai kebenaran 

304 

 

  

 Kita memerlukan hati yang baru. Ada begitu banyak kemunafikan! Dari 

mulut yang satu keluar berkat dan kutuk (Yak. 3:10). Jika kita mencintai 

kebenaran, kita juga akan mengatakan kebenaran. 

 

 C.  Kita harus membela kehormatan sesama kita. 

  

 Jangan ikut-ikutan menggunjing dengan orang lain. Bahkan, jangan ikut 

mendengarkan kata-kata mereka. Biarlah mereka menyelidiki perkaranya 

terlebih dulu. Biarlah mereka pergi dan menemui orang yang mereka 

gunjingkan. Tekankanlah hal-hal baik dari orang itu. Apakah Saudara senang 

jika mereka menggunjingkan dan memfitnah Saudara? Maka jangan lakukan 

hal yang sama kepada orang lain! 

 

  Ibadah kita sia-sia saja jika lidah kita tidak bertobat. Berdoalah meminta 

hati yang baru. Berdoalah juga meminta lidah yang bersih. Baca Mazmur 

34:12-15 dan Zefanya 3:13.  

305 

 

Minggu ke-44a 

============ 

 

 

 PERINTAH KESEPULUH 

 

 Baca Roma 7:7-13 atau Galatia 5:16-26 

 

 

 

 

Dalam Mazmur 42 kita membaca, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, 

demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah 

yang hidup...”! Keinginan Daud ini yaitu  keinginan yang baik, tetapi sangat langka di dunia 

ini. 

 

Dari diri kita sendiri, tidak ada keinginan seperti itu. Secara kodrat, kita cenderung membenci 

Allah dan sesama kita. Ketika lahir kembali, kita memiliki keinginan-keinginan yang sama 

seperti Daud dalam Mazmur 42. Tetapi bahkan sesudah  itu, kita bisa saja masih memiliki 

banyak keinginan lain. Hati kita seperti sumur dengan air yang pahit. 

 

Itulah sebabnya Allah memberi kita perintah kesepuluh. 

 

Penjelasan tentang perintah ini bisa ditemukan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-44, 

Pertanyaan 113. 

 

113. Pert. Apa yang dituntut perintah yang kesepuluh dari kita? 

Jaw. Agar jangan timbul dalam hati kita keinginan dan pikiran sedikit pun yang 

melawan perintah Allah apa pun. Sebaliknya, agar kita selalu dengan segenap hati 

menentang segala dosa, dan gemar melakukan segala perbuatan yang benar. 

306 

 

 

 

PERINTAH KESEPULUH 

menyuruh kita: 

 1.  untuk tidak menginginkan barang milik sesama kita 

 2.  untuk tidak menginginkan apa saja yang bertentangan dengan perintah-

perintah lain 

 

Sebagian orang membagi perintah ini menjadi dua: 

-  jangan mengingini istri sesamamu. 

-  jangan mengingini barang milik sesamamu. 

 

Sesungguhnya, ini satu perintah (bandingkan Keluaran 20:17 dengan Ulangan 5:21). Kita tidak 

boleh mengingini apa saja yang merupakan milik orang lain. 

 

 

1.  KITA TIDAK BOLEH  MENGINGINI MILIK SESAMA KITA 

 

 Kita tidak boleh cemburu. Orang yang cemburu yaitu  orang yang tidak bahagia 

karena melihat orang lain memiliki hal-hal yang lebih banyak atau lebih baik. Mereka 

mungkin bahkan berusaha mencelakakan orang-orang itu. 

 

 Semua orang tahu bahwa ini yaitu  dosa. Tetapi perintah kesepuluh melihat lebih 

dalam: kita bahkan tidak boleh mengingini milik sesama kita! 

 

 Jika kita mengingininya, maka sering kali akibatnya yaitu : 

 -  kita tidak lagi merasa tenang. 

 -  kita menjadi rakus dan tidak mau berbagi. 

 

 Tidak salah menginginkan makanan, minuman, hidup, dan kesehatan. Allah memang 

menjadikan kita seperti itu! Tidak salah kalau kita ingin hidup maju di dunia ini, bagi 

307 

 

diri kita sendiri dan bagi keluarga kita. 

 

 Tetapi keinginan-keinginan seperti itu akan membawa kita pada dosa: 

 -  jika kita menginginkannya dengan cara-cara yang tidak jujur. 

 -  jika keinginan itu merugikan orang lain.  

 -  jika akarnya yaitu  ketamakan dan kecemburuan. 

 

 Dosa ini mudah timbul dalam hati kita. Sebagai contoh, kita melihat foto seseorang 

dengan pakaian bagus, kacamata hitam, jam tangan, radio, dan mobil atau motor di 

belakangnya. Kita tentu berkata bahwa dia orang yang sombong, tetapi jauh di lubuk 

hati kita, kita juga ingin menjadi seperti itu. 

 

 Kita harus mencukupkan diri dengan apa yang kita punya (Flp. 4:11-13). Sering kali 

kita lebih melihat pada hal-hal yang tidak kita punya. Kita tidak mengerti mengapa 

orang lain “lebih beruntung.” Kita merasa kecewa dan menggerutu tentang Allah. 

 

 Dosa sudah  membuat kita sangat mementingkan diri sendiri. Kita menjadi bobrok 

sepenuhnya. Sebagai akibatnya, keinginan-keinginan kita juga salah dan penuh dosa. 

Baca 1 Yohanes 2:16, 17. 

 

 Di jalan yang kita tempuh ini, makin lama kita bisa jadi makin buruk. “Dan apabila 

keinginan itu sudah  dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia 

melahirkan maut” (Yak. 1:15).   

 

 Perintah kesepuluh menunjukkan kepada kita: bukan hanya perkataan dan 

perbuatan kita yang bobrok, pikiran kita pun demikian. Ya, bahkan keinginan-

keinginan kita yang terdalam.  

 

 Allah akan menghakimi kita berkenaan dengan dosa-dosa yang tersembunyi ini. 

 Hakim di dunia tidak mengurusi hal itu: 

 -  kita boleh saja membenci sesama kita asalkan kita tidak membunuhnya.  

308 

 

 -  kita boleh saja memandangi perempuan lain asalkan kita tidak 

menyentuhnya. 

 Tetapi Allah mengenal hati kita! 

 

 

2.  KITA TIDAK BOLEH BERKEINGINAN UNTUK MELAKUKAN APA SAJA YANG 

BERTENTANGAN DENGAN PERINTAH-PERINTAH LAIN 

 

 Bagaimana Katekismus Heidelberg menjelaskan perintah kesepuluh? Itu bukan 

sekadar perintah lain, melainkan kunci bagi semua perintah.  

 

 Kesembilan perintah itu berbicara tentang dosa dan berkata, “Jangan lakukan itu!” 

Perintah kesepuluh berkata, “Engkau bahkan tidak boleh berkecenderungan atau 

berkeinginan untuk melakukannya!” 

 

 Dengan kata lain, perintah kesepuluh bukan sekadar bagian dari loh batu yang 

kedua. Perintah kesepuluh itu tidak hanya melarang keinginan terhadap milik sesama 

kita, tetapi juga keinginan yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah 

lainnya. 

 

 Apa dasar dari penjelasan ini? Firman Allah! Baca Roma 7:7, 8. Di situ Paulus 

menghubungkan ketamakan dengan segala macam keinginan yang jahat. 

 

 Keinginan-keinginan ini membuat kita bersalah di hadapan Allah. Orang-orang kafir, 

orang-orang Farisi, dan orang-orang Katolik Roma berkata, itu menjadi dosa hanya 

kalau kita dengan sengaja menyerah dan menuruti keinginan-keinginan seperti itu. 

Alkitab mengajar kita sesuatu yang berbeda. 

 

 Kita tidak hanya berbuat dosa, tetapi kita sendiri juga penuh dosa. Ini tidak bisa 

menjadi alasan bagi kita! Sebaliknya, hal tersebut menambah kesalahan kita di 

hadapan Allah (Mzm. 51:7). 

309 

 

 

 Hal ini membuat Paulus meronta dalam penderitaan batin, “Hukum Taurat yaitu  

rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa” (Rm. 7:14). 

 

 Allah ingin kita menjadi sempurna (Mat. 5:48). Ia tidak bisa menutup mata pada dosa 

apa pun. Sebagai contoh, jika timbul kemarahan dalam hati kita, kita sudah 

melanggar perintah ini. 

 

 Kita harus membenci dosa. Kita harus membenci segala dosa. Kita harus 

membencinya setiap saat. Kita harus menbencinya dengan segenap hati (Ibr. 12:4). 

 

 Kita harus bersuka dalam segala kebajikan. Yang penting bukan hanya apa yang kita 

lakukan, melainkan juga bagaimana kita melakukannya.  

 

 Allah ingin kita berperilaku sebagai anak, dan bukan sebagai budak. Janganlah kita 

menaati Allah hanya karena terpaksa atau rasa takut seperti budak, melainkan 

karena rasa kasih seperti anak.  

 

 

 

 

Mazmur 139:23, 24 berbunyi, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku... Lihatlah, apakah 

jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal.” 

 

Mazmur 19:13 dan 15 juga hampir sama: “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? 

Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari... Mudah-mudahan Engkau berkenan akan 

ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.” 

 

 

Beralasan bagi kita untuk memanjatkan doa ini sambil berlutut! 

310 

 

Minggu ke-44b 

============ 

 

 

 ULASAN TENTANG SEPULUH PERINTAH ALLAH  

 

 Baca Filipi 3:7-14 atau Matius 5:17-22 

 

 

 

 

Dalam Filipi 3 Paulus menulis bahwa ia mempunyai banyak alasan untuk mengandalkan 

dirinya sendiri dan asal-usulnya (ay. 4-6). Akan tetapi, sesuatu sudah  berubah dalam hidupnya: 

a) Allah sudah  menunjukkan kepada Paulus bahwa kebajikannya yaitu  kerugian, 

sampah, dan kotoran (ay. 7, 8).  

b) sekarang keinginan Paulus yaitu  mengenal Kristus dan menemukan keselamatan di 

dalam Dia (ay. 8, 9). 

c) ia juga ingin menjadi seperti Yesus dalam segala hal (ay. 10, 11). 

 

Paulus mengakui bahwa ia belum mencapai hal ini, tetapi ia terus berlari untuk merebut 

hadiah yang untuknya Yesus sudah  merebut dia (ay. 12, 14).  

 

Inilah yang persis dibahas dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-44, Pertanyaan 114 dan 

115. 

 

114. Pert. Tetapi, dapatkah orang yang sudah bertobat kepada Allah melaksanakan 

semua perintah ini dengan sempurna? 

Jaw. Tidak. Bahkan, orang yang paling suci pun selama hidup di dunia ini baru berada 

pada taraf permulaan ketaatan ini. Namun, sebegitu rupa, sehingga mereka, dengan 

niat yang sungguh-sungguh, mulai hidup sesuai dengan perintah Allah, tidak hanya 

311 

 

dengan beberapa saja, tetapi dengan semua perintah itu. 

 

115. Pert. Mengapa Allah menyuruh mengajarkan kesepuluh perintah itu kepada kita 

dengan begitu tegas, kalau tidak seorang pun sanggup melaksanakannya selama 

hidup di dunia ini? 

Jaw. Pertama, agar kita selama hidup makin lama makin mengenal watak kita yang 

berdosa, dan makin berusaha mendapat pengampunan dosa dan kebenaran di 

dalam Kristus. Selanjutnya, supaya kita dengan tiada henti-hentinya berupaya dan 

memohon kepada Allah karunia Roh Kudus, agar kita semakin diperbarui menurut 

gambar Allah, hingga kelak sesudah hidup ini kita mencapai kesempurnaan yang 

ditunjukkan kepada kita. 

 

 

ULASAN TENTANG SEPULUH PERINTAH ALLAH 

Ada dua pertanyaan yang kita ajukan: 

 1.  Dapatkah umat Allah menjalankan kesepuluh perintah itu dengan 

sempurna? 

 2.  Haruskah hamba-hamba Tuhan memberitakan kesepuluh perintah itu 

dengan ketat?  

 

Sekarang kita sudah membahas Sepuluh Perintah Allah, beserta penjelasannya. Kita tidak bisa 

lagi berdalih untuk dosa-dosa kita. Jujur saja! Apakah kita sudah menjalankan semua perintah 

ini sejak muda? 

 

Dosa-dosa kita tercatat dalam kitab Allah. Akan tiba saatnya kita berdiri di hadapan takhta-

Nya. Betapa mengerikannya saat itu jika Yesus belum menjadi Juruselamat Saudara! 

Berlututlah sebelum terlambat! 

 

Hai umat Allah, engkau juga sudah berdiri di Gunung Sinai. Engkau bukan lagi hamba-hamba 

Musa, melainkan anak-anak Allah. Engkau sudah mendengar Sepuluh Perintah Allah. Apakah 

engkau melaksanakan kesepuluh perintah itu sekarang?  

312 

 

 

 

1.  DAPATKAH UMAT ALLAH MENJALANKAN KESEPULUH PERINTAH ITU DENGAN 

SEMPURNA? 

 

 Perhatikan pertanyaannya. Tidak dikatakan, “Dapatkah orang-orang yang belum 

bertobat melaksanakan perintah-perintah Allah dengan sempurna?” Orang-orang 

seperti itu bahkan tidak mau melaksanakannya! Mereka sepenuhnya tidak mampu 

melakukan kebaikan apa pun (Minggu ke-3). 

 

 Pertanyaan itu menyangkut orang-orang yang sudah bertobat: mereka yang sudah 

menerima hati yang baru, orang-orang yang mati bagi dosa dan bangkit bersama 

Kristus (Minggu ke-33). Dapatkah orang-orang ini melaksanakan perintah-perintah 

Allah dengan sempurna?  

 

 A. Tidak. Bahkan, orang yang paling suci pun selama hidup di dunia ini, baru 

berada pada taraf permulaan ketaatan ini.  

  

 Katekismus sudah  memilih yang terbaik di antara umat Allah: orang-orang 

yang hidupnya sangat maju di jalan Tuhan. Tetapi bahkan mereka pun baru 

berada pada taraf permulaan. 

 

 Para penganut Katolik Roma berkata bahwa ada orang-orang kudus yang 

sudah berbuat melebihi apa yang dituntut Allah. Sebagian orang Pentakosta 

menyatakan bahwa menjadi sempurna dalam kehidupan ini yaitu  hal yang 

mungkin bagi orang Kristen. Mereka merujuk pada 1 Yohanes 5:18. Tetapi 

coba baca juga 1 Yohanes 1:8. 

 

  Mari kita dengarkan juga para tokoh iman itu sendiri:  

   - Ayub: “Aku merasa jijik terhadap diriku sendiri...” (Ayb. 42:5, 6, 

terjemahan KJV – pen.). 

313 

 

   - Yesaya: “Aku ini seorang yang najis bibir...” (Yes. 6:5). 

   - Petrus: “...aku ini seorang berdosa...” (Luk. 5:8). 

   - Yakobus: “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal.” (Yak. 3:2). 

 

  Kehidupan anak-anak Allah itu naik turun: 

   - Gideon menolak menjadi raja, tetapi segera sesudahnya ia 

menjadikan dirinya sendiri imam sebuah berhala (Hak. 8:22-27).  

   - Hizkia disembuhkan oleh Allah, namun menjadi sombong (2Raj. 

20). 

 

 Ketaatan anak-anak Allah itu baru pada taraf permulaan. Ketaatan mereka 

menyerupai benih yang baru saja tumbuh. Kita hampir tidak bisa 

melihatnya, tetapi...benih itu hidup! 

 

 B. Dengan tekad yang sungguh-sungguh, mereka mulai hidup sesuai dengan 

semua perintah Allah. Allah sudah  menanam hidup baru di dalam hati 

mereka. Hidup ini tidak akan pernah mati lagi, tetapi pasti akan 

berkembang. Bukan mereka yang membuat permulaan baru, melainkan 

Allah! 

 

  Inilah perbedaan antara orang yang bertobat dan orang yang tidak  

  bertobat: 

  a) Mereka merasa khawatir akan dosa-dosa mereka (Rm. 7:15!). 

Mereka tidak puas dengan hidup mereka. Mereka merasa sedih 

karena mereka mengasihi Allah.  

 

  b) Mereka berusaha kuat untuk hidup bagi Allah (Flp. 3:13). Mereka 

tidak duduk tenang, sambil berpikir bahwa mereka tidak akan 

pernah menjadi sempurna. Mereka mulai hidup sesuai dengan 

perintah-perintah Allah. 

 

314 

 

  c) Mereka tidak mulai hidup menurut beberapa perintah Allah saja, 

melainkan semuanya (Mzm. 119). Mereka juga menyambut 

perintah-perintah yang secara khusus sulit bagi mereka. 

 

 Orang lain hanya menghindari dosa-dosa yang memalukan. Mereka hanya 

mengikuti perintah-perintah yang akan menguntungkan mereka. Mereka 

mungkin melakukan sejumlah kebaikan di mata manusia, namun hati 

mereka mati. 

 

 

2. HARUSKAH HAMBA-HAMBA TUHAN MEMBERITAKAN KESEPULUH PERINTAH 

ALLAH SECARA KETAT? 

 

 Perhatikanlah: Allahlah yang menginginkan agar Kesepuluh Perintah itu diberitakan. 

Pemberitaannya bukan pekerjaan khusus Gereja-gereja Reform. Bukan manusia, 

melainkan Allahlah yang menginginkannya! 

 

 Sepuluh Perintah Allah harus diberitakan secara ketat. Pisau harus tajam, harus bisa 

melukai. Pisau orang-orang Farisi tumpul, tetapi Yesus berbicara secara terus terang 

(baca, misalnya, Khotbah di Bukit dalam Matius 5-7). 

 

 Mengapa perintah-perintah ini harus diberitakan dengan sedemikian ketat? 

Tampaknya tidak ada gunanya... Kita tidak akan pernah menjadi sempurna dalam 

hidup ini... Itu sungguh sulit dan mengecilkan hati...! 

 

 Orang-orang yang berbicara seperti ini ingin menjadi orang percaya yang gampang-

gampangan. Mereka mengaku bahwa mereka diselamatkan oleh anugerah Kristus. 

Mereka berpikir bahwa mereka tidak perlu berurusan dengan hukum Allah lagi. 

 

A. Tujuan pemberitaan kesepuluh perintah itu yaitu  supaya kita makin lama  

makin mengetahui kodrat kita yang penuh dosa. 

315 

 

 

 Kita tidak mempelajari hal ini dalam satu hari: butuh seumur hidup bagi kita 

untuk mempelajarinya. Semakin tua kita, dan semakin dekat kita hidup 

dengan Tuhan, semakin kita mulai memahaminya. Kemudian tampaklah 

bahwa kita bergerak mundur bukannya maju.  

 

 Pertama-tama kita hanya digelisahkan oleh perbuatan-perbuatan kita yang 

berdosa. Kita masih buta akan kebobrokan hati kita sepenuhnya. Kita 

berdoa seperti pemungut cukai (Luk. 18:13), tetapi pada saat yang sama 

seorang Farisi hidup di dalam diri kita. Kita memandang rendah orang lain. 

 

 Ketika Allah memberi kita terang yang lebih besar, kita terperanjat melihat 

diri kita sendiri. Orang Farisi di dalam hati kita mulai mati. Paulus pertama-

tama berkata, “Aku yang paling akhir dari semua rasul” (1Kor. 15:8), 

kemudian “yang paling hina dari segala orang kudus” (Ef. 3:8), dan akhirnya 

“yang paling berdosa di antara orang-orang berdosa” (1Tim. 1:15). 

 

  Bagaimana kita menyadari hal ini? Melalui pemberitaan hukum Allah secara  

  ketat! Pemberitaan itu tidak menyenangkan bagi kesombongan kita, tetapi  

  sangat bermanfaat bagi hati kita. 

 

 B.  Supaya kita semakin bersungguh-sungguh untuk memperoleh keselamatan 

di dalam Kristus 

  

 Seorang anak Tuhan yang sejati berusaha mendapatkan pengampunan bagi 

dosa-dosanya. Tetapi pertama-tama ia mencoba mendapatkannya melalui 

perbuatan-perbuatan baiknya sendiri. Ketika gagal, ia mencobanya melalui 

doa-doa dan air matanya. 

 

  Akan tetapi, ketika hukum Allah diberitakan secara ketat, ia melihat, 

   - bahwa ia berutang tetapi tidak bisa membayarnya. 

316 

 

   - bahwa ia menyulut murka Allah, bukannya menimbulkan belas 

kasihan-Nya. 

 

 Kemudian makin lama ia mulai makin memerlukan Yesus. Yesus menjadi 

berharga baginya sebagai satu-satunya Juruselamat dan Penebus yang 

sempurna. Yesus menjadi segala-galanya bagi dia! 

 

 C.  Supaya kita berusaha untuk diperbaharui menurut gambar dan rupa Allah  

 

 Ketika kita mulai menemukan kedamaian dengan Allah, ada godaan bahwa 

kita kehilangan kewaspadaan kita. Kita menjadi malas. Orang-orang yang 

mengharapkan keselamatan mereka dengan berbuat baik terkadang justru 

lebih giat (ini seharusnya membuat kita malu!). 

 

 Ini tidak baik! Oleh sebab itu, hukum Allah harus diberitakan secara ketat 

(meskipun bukan sebagai sarana keselamatan). Bertumbuhlah dalam kasih 

karunia dan dalam pengenalan akan Yesus Kristus (2Ptr. 3:18). Berilah diri 

kita untuk diperbaharui menjadi serupa dengan gambar Allah (2Kor. 3:18).   

 

 D.  Supaya kita berdoa kepada Allah meminta pertolongan yang penuh rahmat 

dari Roh-Nya 

 

 Ketika sedang mengejar jalan kekudusan, kita akan segera menyadari bahwa 

kita tidak dapat berjalan dengan kekuatan kita sendiri. Hal itu membuat kita 

semakin bergantung pada Allah. Kita berdoa supaya Roh Allah menjaga kita. 

 

 Lalu kita mulai merindukan akhir perjalanan hidup di dunia. Semakin ketat 

hukum Allah diberitakan, dan semakin jelas kita melihat kebobrokan batin 

kita, semakin kita menantikan hari ketika kita akan bersama-sama dengan 

Tuhan. Pada saat itu, kita akan mencapai tujuan akhir kesempurnaan (Flp. 

3:14).   

317 

 

Minggu ke-45 

=========== 

 

 

 DOA 

 

 Baca Lukas 11:1-13 atau Lukas 18:1-8 

 

 

 

 

Ketika murid-murid Yesus melihat Guru mereka berdoa, mereka meminta kepada-Nya, 

“Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk. 11:1). Mereka merasa seperti anak kecil... 

 

Kita juga harus meminta Tuhan untuk mengajar kita: 

-  kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa (Rm. 8:26). 

-  dan bahkan ketika merasa punya kebutuhan, kita tidak tahu bagaimana 

membawanya kepada Tuhan. 

 

Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk berdoa “Bapa kami.” Ia berkata, “Ketoklah, maka 

pintu akan dibukakan bagimu” (Luk. 11:9b).  

 

Semuanya ini bisa ditemukan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-45. 

 

116. Pert. Mengapa doa perlu bagi orang Kristen? 

Jaw. Doa yaitu  bagian utama pemberian syukur yang Allah tuntut dari kita. Dan 

Allah hendak melimpahkan rahmat-Nya serta Roh Kudus hanya kepada mereka yang 

dengan berkeluh kesah dan dengan tiada henti-hentinya memohon rahmat serta 

Roh itu dari-Nya dan mengucap syukur atasnya. 

 

318 

 

117. Pert. Apa yang seharusnya termasuk dalam doa yang berkenan di hadapan 

Allah dan yang dikabulkan-Nya? 

Jaw. Pertama, dengan segenap hati kita harus berseru hanya kepada Allah yang esa 

dan sejati, yang sudah  menyatakan diri-Nya kepada kita dalam Firman-Nya, untuk 

memohon kepada-Nya segala sesuatu yang menurut perintah-Nya kita pohon. Lagi 

pula, kita harus insaf benar akan kekurangan dan kesengsaraan kita, supaya kita 

merendahkan diri di hadapan kemuliaan-Nya. Ketiga, seharusnya kita mempunyai 

dasar yang kuat ini, yaitu bahwa Dia pasti sudi mengabulkan doa kita, walau kita 

tidak layak, hanya karena Tuhan Kristus, sesuai dengan janji-Nya dalam Firman-Nya. 

 

118. Pert. Apa yang Allah perintahkan agar kita memohon kepada-Nya? 

Jaw. Segala kebutuhan rohani dan jasmani, yang disimpulkan Tuhan Kristus dalam 

doa yang diajarkan-Nya sendiri kepada kita. 

 

119. Pert. Bagaimana bunyi doa itu? 

Jaw. Bapa kami yang di sorga, 

dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, 

jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga. 

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, 

dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang 

yang bersalah kepada kami, 

dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari 

yang jahat. 

Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama- 

lamanya. Amin.  

 

 

 

DOA 

Ada tiga pertanyaan yang kita ajukan: 

 1.  Mengapa kita harus berdoa? 

319 

 

 2.  Bagaimana kita harus berdoa? 

 3.  Apa yang harus kita doakan? 

 

Ada dua cara yang bisa dipakai orang Kristen untuk menunjukkan rasa syukur mereka kepada 

Allah: 

-  dengan menjalankan perintah-perintah-Nya, 

-  dengan menjalani kehidupan yang penuh doa.  

 

 

1.  MENGAPA KITA HARUS BERDOA? 

 

 Berdoa itu penting untuk semua orang, terutama orang-orang yang belum 

diselamatkan. 

 Allah mau mendengar orang-orang berdosa yang bertobat (lihat kitab Yunus!). Akan 

tetapi, pada MInggu ke-45 ini Katekismus Heidelberg berbicara tentang umat Tuhan. 

 

 A. Berdoa itu penting untuk orang-orang Kristen sejati 

  

 Allah bahkan memerintahkan mereka untuk berdoa! Mengapa demikian? 

Kita tidak bisa memaksa orang untuk berdoa, bukan? Kita tidak perlu 

menyuruh orang bernapas, bukan? Mereka bernapas sendiri tanpa disuruh! 

   

Ini memang benar, tetapi bahkan orang-orang Kristen sejati harus disuruh 

berdoa. Jika kita berdoa hanya kalau hati kita sedang ingin berdoa, bisa-bisa 

kita berhenti berdoa sama sekali! Iblis tahu banyak muslihat untuk 

mencapai tujuan ini (baca Daniel 3).   

 

 Allah tidak membutuhkan doa-doa kita, tetapi kita yang membutuhkannya. 

Doa akan mempersiapkan hati kita untuk menerima berkat-berkat-Nya dan 

mengakui Dia atas berkat-berkat itu. Doa membuat kita sadar betapa kita 

bergantung pada-Nya.   

320 

 

 

 B. Doa yaitu  cara terbaik untuk membawa ucapan syukur kita kepada Allah 

  

 Doa bahkan lebih daripada perintah-perintah. Doa itu seperti jantung 

manusia, yang memberi hidup pada tubuh. 

 

 Doa yaitu  bagian utama dari ucapan syukur. Ketika berdoa, kita mengucap 

syukur kepada Allah, kita mengakui dosa-dosa kita, kita membawa 

permohonan kita ke hadapan-Nya, kita memuji nama-Nya, kita 

mengungkapkan kasih kita kepada-Nya, kita berdoa untuk orang lain, dan 

sebagainya. 

 

 Memang benar bahwa Allah sudah mengetahui segala sesuatu (Mzm. 

139:2-5). Ia bahkan sudah  memutuskan apa yang akan terjadi (Mzm. 33:10, 

11). Tetapi kita tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Allah. Oleh sebab itu, 

kita berdoa (ingat doa-doa Elia). 

 

 C. Hanya orang-orang yang berdoalah yang menerima anugerah dan Roh Allah 

  

 Ini tidak berarti bahwa manusia menjadi yang pertama dan Allah menjadi 

yang kedua. Secara kodrat, tidak ada seorang pun yang mencari Allah! (Rm. 

3:11). Jika orang sungguh-sungguh berdoa, maka Allah sudah mengubah 

hatinya. 

     

 Di sini Katekismus Heidelberg merujuk pada anak-anak Allah saja. Mereka 

sudah menerima Roh Allah. Sebagai buahnya, mereka mulai berdoa. 

Kemudian Allah bahkan menambahkan lebih banyak lagi! 

 

 Apa yang ditambahkan Allah? Ia menyingkapkan Kristus kepada mereka. Ia 

memenuhi mereka dengan Roh-Nya. Ia memperbaharui hidup mereka. Ia 

menghibur mereka dalam kesedihan. 

321 

 

 

 Oleh sebab itu, kita harus terus berdoa, yaitu berdoa tanpa henti (1Tes. 

5:17), bahkan ketika Allah tidak langsung menjawab. Ingat janda dalam 

perumpamaan Yesus (Luk. 18:1-8).  

 

 Kita harus berdoa dengan ucapan syukur (Flp. 4:6). Setiap saat selalu ada 

pokok pujian bagi Allah. Saudara tidak punya sepatu? Orang lain tidak punya 

kaki... Saudara ada di dalam penjara? Syukur kepada Allah ada Alkitab untuk 

Saudara baca! 

 

 

2.  BAGAIMANA KITA HARUS BERDOA? 

 

 Tidak semua doa berkenan kepada Allah. Ia tidak akan mendengarkan kita, 

  - jika kita terus hidup di dalam dosa-dosa kita (Am. 5:21-24). 

  - jika kita berdoa dengan niat yang salah (Yak. 4:1-3). 

  

 A. Kita harus berdoa dari hati 

  

 Kita tidak boleh berdoa dengan bibir saja. Banyak doa yang dipanjatkan di 

depan umum hanyalah kata-kata belaka... 

 

 Marilah kita berseru kepada satu-satunya Allah yang benar saja, yang sudah  

mewahyukan diri-Nya dalam Firman-Nya. Ia berkata, “Apabila kamu mencari 

Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan 

segenap hati” (Yer. 29:13). 

 

 B. Kita harus berdoa dengan rendah hati 

  

  “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati” (Mzm. 34:19). Allah 

tidak akan memandang hina hati yang patah dan remuk (Mzm. 51:19).  

322 

 

 

 Kita harus mengetahui sepenuhnya kebutuhan kita. Kita selalu 

berkebutuhan, bahkan sekalipun kita kaya akan harta benda. Kebutuhan 

terbesar kita yaitu  kebutuhan hati kita. 

 

 Kita juga harus mengetahui kebutuhan orang lain. Banyak orang menderita. 

Banyak orang sedang menuju neraka. Ketika kita melihat kebutuhan orang 

lain, kebutuhan kita sendiri menjadi lebih kecil. 

 

 Kita harus menyadari sepenuhnya betapa besar sengsara kita. Dosa-dosa 

kita akan merendahkan hati kita ketika kita berdoa. Lihat bagaimana 

Abraham memohon kepada Allah untuk Sodom (Kej. 18:23-32). 

 

 C. Kita harus berdoa dengan yakin 

  

 Walaupun kita tidak layak menerima apa pun dari Dia, namun kita boleh 

percaya bahwa Dia akan menjawab doa-doa kita. 

 

  Ia sudah  menjanjikan ini dalam Firman-Nya. Baca Lukas 11:5-8 dan 11:9-13. 

Kita tidak boleh meragukan Firman Allah (Yak. 1:6). 

 

 Ia akan mendengarkan kita karena Yesus! Di luar Kristus, Allah yaitu  api 

yang menghanguskan, dan doa-doa kita yaitu  bau busuk di hidung-Nya. 

Itulah sebabnya kita berdoa dalam nama Yesus. 

 

 

3.  APA YANG HARUS KITA DOAKAN? 

 

 A. Kita harus berdoa untuk segala sesuatu yang kita butuhkan 

  

 Jadi, bukan untuk hal-hal yang kita sendiri ingin miliki. Allah paling tahu apa 

323 

 

yang kita perlukan. 

 

 Ada hal-hal yang kita perlukan untuk tubuh kita: makanan dan minuman, 

kesehatan dan kekuatan, pakaian dan rumah, perlindungan dan berkat 

Allah. 

 

 Ada hal-hal yang kita perlukan untuk jiwa kita: Firman dan Roh Allah, 

pengampunan dosa dan hati yang baru, kesediaan untuk melayani Allah, 

dan terutama kerendahan hati! 

 

 B. Kita harus berdoa untuk segala sesuatu yang termuat dalam doa Bapa Kami 

  

 Yesus sudah  mengajarkan doa ini dua kali (Mat. 6:9-13 dan Luk. 11:2-4). Doa 

ini menunjukkan kepada kita bagaimana kita harus berdoa. 

 

 Kita pertama-tama harus berdoa untuk kemuliaan Allah: Nama-Nya, 

Kerajaan-Nya, kehendak-Nya. 

 Kemudian kita bisa berdoa untuk kepentingan-kepentingan kita sendiri: 

makanan kita sehari-hari, dosa-dosa kita, cobaan-cobaan yang kita hadapi.   

 

 Tuhan Yesus mengundang Saudara untuk masuk ke dalam hadirat Allah. 

Semoga Roh Kudus mengajar Saudara untuk berdoa sesuai dengan 

kehendak Allah! 

324 

 

Minggu ke-46 

=========== 

 

 

 SAPAAN DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Lukas 15:11-32 atau Galatia 4:1-7 

 

 

 

 

Dalam Lukas 15 Yesus menyampaikan kepada kita perumpamaan tentang seorang bapak yang 

mempunyai dua anak. Anak yang sulung bekerja untuk bapaknya, tetapi ia tidak mengasihi 

sang bapak. Ia tinggal sebagai hamba tetapi bukan sebagai anak. 

 

Anak yang bungsu pergi dari rumah dan membuat hidupnya hancur. Sesudah  insaf, ia kembali 

menemui bapaknya dan menangis. Ia berkata, “Bapak, aku sudah  berdosa terhadap Allah dan 

terhadap bapak, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapak.” 

 

Dengan jiwa seperti inilah kita harus berdoa. Dengan kata-kata seperti itulah kita harus 

menyapa Allah. 

 

Tuhan Yesus memperjelas hal ini kepada murid-murid-Nya. Dan Katekismus Heidelberg 

berbicara tentangnya pada Minggu ke-46. 

 

120. Pert. Mengapa Kristus memerintahkan kita menyapa Allah Bapa Kami? 

Jaw. Supaya pada saat kita mulai berdoa, di dalam hati kita segera Dia bangkitkan 

rasa takut dan percaya kepada Allah, sebagaimana seorang anak kecil terhadap 

bapaknya. Rasa takut dan percaya itu menjadi dasar doa kita: Allah sudah  menjadi 

Bapa kita karena Kristus, dan Dia jauh lebih sudi mengabulkan permohonan yang kita 

325 

 

ajukan kepada-Nya dengan iman yang sungguh-sungguh daripada bapak kita sudi 

memberikan barang-barang dunia kepada kita. 

 

121. Pert. Mengapa ditambahkan di sini kata: yang di sorga? 

Jaw. Supaya kemuliaan Allah tidak kita bayangkan secara duniawi, dan supaya segala 

kebutuhan tubuh dan jiwa hanya kita harapkan dari kemahakuasaan- Nya saja. 

 

 

SAPAAN DALAM DOA BAPA KAMI 

 1.  Bapa kami... 

 2. ...yang di surga 

 

Ketika kita datang menghadap seseorang yang berkedudukan tinggi dengan suatu 

permintaan, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana kita harus menyapanya. Jadi, 

betapa hal ini jauh lebih penting ketika kita menemui Raja segala raja! 

 

Bagaimana cara menyapa Allah? Seandainya Yesus menyerahkan hal ini kepada kita, kita 

pasti akan memilih kata-kata yang sangat indah. Tetapi Tuhan tidak ingin kita berdoa seperti 

orang-orang Farisi (Mat. 6:5-8). Ia menyuruh murid-murid-Nya untuk berdoa, “Bapa kami.” 

 

 

1.  BAPA KAMI... 

 

 Allah mempunyai banyak nama: Tuhan, Yang Mahakuasa, Yang Kekal, Allah 

perjanjian, dll. Tiap-tiap nama ini mempunyai arti, tetapi yang paling berharga yaitu  

“Bapa.” Nama ini menyingkapkan hati Allah (Mzm. 103:13, 14). 

 

 Nama “Bapa” tidak sering digunakan dalam Perjanjian Lama: 

 a)  karena bangsa-bangsa lain menyebut berhala mereka sebagai “bapa.” 

 b)  karena Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus belum datang. 

 

326 

 

 Adam disebut anak Allah (Luk. 3:38), karena Tuhan menjadikan dia. Tetapi Adam 

jatuh ke dalam dosa, dan kita ikut jatuh bersamanya. 

 

 Allah sudah  mengangkat anak-anak pilihan-Nya karena Yesus. Yesus yaitu  “Saudara 

Sulung” bagi semua umat Allah. Ia ditinggal oleh Bapa ketika menderita bagi mereka. 

    

 Sungguh suatu hak istimewa bagi umat manusia, yang penuh dosa! Bahkan para 

malaikat tidak diperbolehkan mengatakan ini (Ibr. 2:16). 

 

 Banyak orang dari antara umat Allah takut mengatakan “Bapa kami.” Allah begitu 

agung, dan mereka merasa begitu tidak layak. Si anak hilang sudah berniat untuk 

mengatakan, “Jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapak.” Tetapi itu tidak 

baik! Dan ia pun ternyata tidak dapat mengatakannya. Sang bapak membuatnya 

menjadi anaknya lagi.   

 

 Kristus sudah  mati dan bangkit untuk membuat ini menjadi mungkin (Yoh. 20:17). 

Para murid harus berdoa, “Bapa kami.” Hanya Yesus yang bisa benar-benar berkata, 

“Bapa-Ku” (Mat. 26:42). Ketika umat Allah mengatakannya, itu hanya karena Yesus. 

 

 Umat Allah berdoa bagi satu sama lain: “Bapa kami.” Ketika berdoa Bapa kami, 

mereka bersekutu dengan Jemaat di seluruh dunia, di setiap negara. Mereka yaitu  

anak-anak dari satu Bapa! 

 

 Yesus ingin agar umat-Nya takut dan percaya kepada Allah, seperti anak-anak 

terhadap bapak mereka. Inilah dasar bagi doa kita, meskipun bukan dasar bagi 

jawaban Allah (Ibr. 11:6). 

 

 Ini merupakan dasar bagi doa kita: 

 -  jika kita tidak takut akan Allah, kita akan mencoba memaksa-Nya. 

 -  jika kita tidak percaya kepada Allah, kita melangkah masuk ke dalam 

kegelapan. 

327 

 

 

 Allah lebih bersedia untuk menolong daripada seorang bapak di dunia (Mat. 7:9-11). 

Tetapi kita harus meminta dengan iman yang benar. Pada saat yang sama, kita harus 

ingat bahwa Allah tidak memberikan semua yang kita minta. Seandainya Ia mau 

memberikan semuanya, itu akan menghancurkan kita (ingat Bileam). 

 

 Kita tidak harus memulai semua doa dengan perkataan “Bapa kami.” Lihat, misalnya, 

Kisah Para Rasul 1:24 dan 4:24. Akan tetapi, harus selalu ada rasa percaya dan 

hormat seperti seorang anak seperti ini.  

 

 

2.  ...YANG DI SURGA 

 

 Sekarang sepertinya apa yang diberikan dalam perkataan “Bapa kami” ditarik 

kembali oleh kata-kata selanjutnya. Surga begitu jauh! 

 

 Itulah sebabnya orang-orang kafir berbicara lebih banyak tentang (dan bahkan 

kepada) “Bumi.” Bumi lebih dekat dengan manusia daripada surga. Allah tidak bisa 

dilihat! Itu memang menyenangkan bagi para pencuri dan para pendosa lainnya, 

tetapi membingungkan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. 

 

 Tuhan Yesus tidak ingin membuat kita berkecil hati, tetapi Ia ingin mengingatkan kita 

bahwa Allah “bukanlah adik kita.” Kita tidak boleh kehilangan rasa hormat ketika 

berdoa. Allah itu dekat (Kis. 17:27), tetapi Dia juga jauh di atas kita (Yer. 23:23, 24). 

 

 Langit yaitu  takhta Allah Bapa (Yes. 66:1). Bapak di dunia ini kurang dalam hal 

kuasa, hikmat, dan belas kasihan. Tetapi Allah berbeda! Kita tidak boleh 

menyamakan Dia dengan kita, atau berpikiran keras tentang Dia (Mzm. 115:3). 

 

 Ketika berdoa, kita harus langsung menyadari bahwa kita sudah  masuk dalam hadirat 

Allah. Kita berdiri di atas tanah yang kudus (Kel. 3:5). 

328 

 

 

 Ini harus terlihat dalam sikap tubuh kita. Musa melepas alas kakinya. Untuk kita, 

pantaslah kalau kita berlutut atau berdiri.  

 

 Sungguh membesarkan hati mendengar bahwa Allah ada di surga. Sebagai Bapa, Ia 

mau menolong kita. Sebagai Tuhan langit dan bumi, Ia mampu menolong kita. Oleh 

sebab itu, kita harus mengharapkan segala sesuatu dari Dia! 

 

 Kita harus melihat dunia ini dari sudut pandang surga. Maka gunung-gunung yang 

tinggi akan menjadi seperti timbunan tanah atau tumpukan debu, dan musuh-musuh 

mulai terlihat seperti belalang (Mzm. 2). 

 

 Marilah kita menantikan Allah sesudah  kita berdoa. Elia berdoa meminta hujan, lalu 

mengirim bujangnya untuk melihat tanda-tandanya. Allah akan menjawab pada 

waktu yang ditetapkan-Nya (Ibr. 4:16). 

 

 

 

 

A.  Apakah orang yang belum lahir kembali boleh mengucapkan doa “Bapa kami”? 

 

 Ia tidak mampu mengatakannya dalam roh dan kebenaran. Keinginan hatinya bukan 

untuk memuliakan Allah (Mal. 1:6). Doa ini akan menjadi dusta pada mulutnya. 

Ketika ia benar-benar mengucapkan kata-kata ini, Iblislah yang akan mendengar 

(Yoh. 8:44). Neraka penuh dengan orang-orang yang sudah  mengucapkan doa “Bapa 

kami.” 

 

B.  Orang-orang yang sudah lahir kembali harus mengucapkan doa ini (Yoh. 1:12, 13). 

 

 Mereka menampakkan gambar dan rupa Allah, mereka mengasihi anak-anak Allah, 

mereka tunduk pada kehendak dan hajaran Bapa, dan mereka rindu berada di rumah 

329 

 

Bapa mereka (Yoh. 14:2-4).  

 

 Hai anak-anak Allah, berharaplah kepada Dia yang yaitu  Bapamu! Engkau bisa saja 

berjalan melintasi kegelapan, tetapi percayalah, Bapamu ada di surga. Kasih-Nya 

besar dan ajaib (1Yoh. 3:1). Berdoalah meminta Roh Allah yang akan membuatmu 

berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” (Gal. 4:6).  

330 

 

Minggu ke-47 

=========== 

 

 

 PERMINTAAN PERTAMA DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Yohanes 17:1-9 atau Matius 5:13-16 

 

 

 

 

Allah menciptakan kita untuk kemuliaan Nama-Nya: supaya kita mengenal-Nya, mengasihi-

Nya, dan memuji-Nya. 

 

Tetapi hidup kita justru bertentangan dengan ini. Melalui kejatuhan Adam, kita sekarang 

berada dalam kegelapan. Kita mencintai diri sendiri, sementara kita membenci Allah dan 

sesama kita.  

 

Hanya ada Satu yang sudah  memuliakan Allah: Tuhan Yesus Kristus! 

-  Ia menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yoh. 17:4). 

-  Ia menyatakan Nama Allah kepada orang-orang yang diberikan Bapa kepada-Nya (ay. 

6). 

-  Ia sudah  (dan tetap) memberi mereka hidup yang kekal (ay. 2 dan 3). 

 

Melalui Dia, orang-orang Kristen membawa pujian kepada Allah. Mereka berdoa, 

“Dikuduskanlah Nama-mu!” 

 

Inilah permintaan pertama dalam doa Bapa kami. Permintaan itu dijelaskan dalam Katekismus 

Heidelberg, Minggu ke-47. 

 

331 

 

122. Pert. Apa doa yang pertama? 

Jaw. Dikuduskanlah nama-Mu. Artinya, berilah pertama-tama agar kami benar-benar 

mengenal Engkau dan menguduskan, memuliakan, serta memuji Engkau karena 

segala perbuatan-Mu yang menyatakan kemahakuasaan, hikmat, kebaikan, keadilan, 

kemurahan, dan kebenaran-Mu. Selanjutnya, berilah agar kami mengatur dan 

mengarahkan seluruh hidup, pikiran, perkataan, dan perbuatan kami sedemikian, 

sehingga nama-Mu jangan dihujat, tetapi dipuji dan dihormati karena kami. 

 

 

PERMINTAAN PERTAMA DALAM DOA BAPA KAMI 

Di sini kita berdoa, 

 1.  Semoga Nama Allah dikuduskan oleh Allah sendiri!  

 2.  Semoga Nama Allah dikuduskan oleh kita! 

 3.  Semoga Nama Allah dikuduskan oleh orang lain! 

 

Dalam doa Bapa kami, kita menyapa Allah: 

a)  sebagai Bapa yang Nama-Nya harus dihormati (permintaan pertama). 

b)  sebagai Raja yang kerajaan-Nya harus diperluas (permintaan kedua). 

c)  sebagai Tuhan yang kehendak-Nya harus dilaksanakan (permintaan ketiga). 

 

Nama Allah harus dihormati: 

-  itu merupakan bagian dari Sepuluh Perintah. 

-  itu juga merupakan bagian dari doa Bapa kami. 

 

 

1. SEMOGA NAMA ALLAH DIKUDUSKAN OLEH ALLAH SENDIRI! 

 

 Ini yaitu  permintaan pertama dalam doa Bapa kami. Ini juga merupakan 

permintaan yang paling penting. “Dikuduskanlah Nama-Mu,” terutama Nama 

“Bapa.” 

 

332 

 

 Kita tidak dapat menambahkan sesuatu pada Nama Allah, tidak pula kita bisa 

mengambil sesuatu darinya. Bandingkan dengan matahari: tak seorang pun bisa 

mengendalikan cahaya atau panasnya. 

 

 Tetapi matahari dapat disembunyikan oleh awan-awan. 

 Dengan cara yang sama kemuliaan Allah digelapkan: 

 -  ketika Nama Allah difitnah atau disangkal. 

 -  ketika nama manusia terlalu ditinggikan. 

 

 Melalui doa ini, anak-anak Allah mengelilingi Bapa mereka dan membela-Nya (anak 

yang berbakti akan selalu suka melakukannya). Allah tidak membutuhkan 

pertolongan manusia, tetapi Ia bersuka dalam kasih anak-anak-Nya! 

 

 Allah menguduskan Nama-Nya sendiri: 

 a)  ketika Ia memberkati atau menebus umat-Nya. 

 b)  ketika Ia melaksanakan penghakiman atas musuh-musuh-Nya. 

 Mereka akan mengetahui bahwa Dialah TUHAN (Yeh. 38:23). 

 

 Kristus sudah  menguduskan Nama Allah. Ia mematuhi kehendak Bapa-Nya, sekalipun 

itu mendatangkan penderitaan besar. Ia berkata, “Bapa, muliakanlah nama-Mu!” 

(Yoh. 12:28). 

 

 Para malaikat menguduskan Nama Allah (Yes. 6:3). Demikian pula dengan anak-anak 

Allah di surga (Why. 15:3, 4), dan semua makhluk, termasuk langit dan bumi (Mzm. 

19:2-7). Tetapi Nama Allah juga harus dikuduskan oleh kita. 

 

 

2.  SEMOGA NAMA ALLAH DIKUDUSKAN OLEH KITA! 

 

 Hal inilah yang ditekankan dalam Katekismus Heidelberg. Semua orang harus 

menguduskan Nama Allah, terutama umat Tuhan (1Ptr. 3:15). 

333 

 

 

 Sayangnya, kita tidak menguduskan Nama-Nya! Kita dulu melakukannya di dalam 

Firdaus, tetapi sekarang kita mati di dalam dosa. Kita perlu dilahirkan kembali. Maka 

kita akan melihat dosa kita dan berduka karenanya. Kemudian kita akan mulai 

mengucapkan doa ini secara tulus. 

 

A.  “Berilah agar kami benar-benar mengenal Engkau!” 

 

 Jika kita tidak mengenal Allah, kita tidak dapat memuliakan Dia. Bintang 

gemintang, pepohonan, dan burung-burung memuliakan Dia tanpa sadar, 

tetapi manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia harus 

melakukannya dengan sadar. 

 

  Kita harus mengenal-Nya dengan benar: 

  -  bukan dengan pikiran kita sendiri, melainkan oleh Roh Kudus. 

  -  bukan dengan pengetahuan dari kepala, melainkan dengan 

pengenalan dari hati. 

  -  bukan hanya dari buku, tetapi juga dengan mengalami sendiri.  

 

 Anak-anak Allah harus berusaha untuk mengenal-Nya dengan lebih baik. 

Ketika kita mempunyai seorang teman, sungguh menyakitkan jika kita tidak 

mencoba untuk mengenalnya dengan lebih baik. Orang sering kali 

mengecewakan kita, tetapi ketika kita semakin mendekat kepada Allah, kita 

akan lebih mengasihi-Nya lagi. 

 

  Bagaimana kita bisa mengenal-Nya dengan lebih baik? 

  -  Dengan menyelidiki Kitab Suci dan berdoa meminta pengertian. 

  -  Dengan berusaha bersekutu dengan Allah dan umat-Nya. 

  -  Dengan belajar dari pengalaman-pengalaman yang menyakitkan. 

 

 B.   “Berilah agar kami memuji Engkau karena segala perbuatan-Mu!”  

334 

 

   

 Allah menciptakan dunia ini dan segala isinya. Itu merupakan bukti dari kuat 

kuasa dan hikmat-Nya. 

 

 Kristus datang untuk menebus umat-Nya. Itu merupakan bukti dari rahmat 

dan keadilan Allah. 

 

 Roh Kudus membimbing Jemaat dalam segala sesuatu. Itu merupakan bukti 

dari kebaikan dan kesetiaan Allah.  

   

 Kita perlu mata yang terbuka untuk melihat semuanya ini. Oleh sebab itu 

kita berdoa, “Berilah agar kami memuliakan Nama-Mu.” Kita datang dengan 

tangan hampa di hadapan Allah yang hidup. 

 

 

3.  SEMOGA NAMA ALLAH DIKUDUSKAN OLEH ORANG LAIN! 

 

 Kita harus hidup dengan begitu rupa hingga orang lain memuliakan Allah (baca 

Matius 5:16). Sungguh sesuatu yang berat apabila Nama Allah difitnah oleh karena 

kita, sebagaimana yang terjadi dalam perkara Daud (2Sam. 12:24). 

 

 Hidup kita seperti buku yang terbuka: 

 a)  Segala ciptaan yaitu  buku yang menceritakan Allah Bapa kepada kita.  

 b)  Alkitab yaitu  buku yang menceritakan Tuhan Yesus kepada kita. 

 c)  orang Kristen yaitu  buku yang ditulis oleh Roh Kudus (2Kor. 3:3). 

 

 Mengenai Alkitab, tidak ada masalah dengannya, tetapi buku yang disebut terakhir 

itu yaitu orang Kristen) memuat banyak halaman hitam. Orang lain membaca buku 

yang terakhir itu. Mereka tidak membaca Alkitab, tetapi membaca hidup kita. 

Mereka mengharapkan sesuatu dari kita!  

 

335 

 

 Apa yang mereka lihat dalam hidup kita? Haus kekuasaan, mata duitan, gila hormat, 

suka mengejar perkara-perkara duniawi, suka mabuk-mabukan, senang berdosa, 

suka berselisih, atau yang lainnya? 

 

 Jika demikian, maka mereka akan mencela Nama Allah karena kita. Kita sudah  

menjadi batu sandungan, yang menghalangi mereka untuk datang kepada Kristus. 

Kita menggelapkan kemuliaan Allah kita yang agung. 

 

 Nama Allah haruslah kita sayangi dengan begitu rupa hingga kita merasa sakit ketika 

Ia dihina karena kita. Allah layak dipuji!  

 

 Kita harus mengatur dan mengarahkan seluruh hidup kita, seperti orang yang sedang 

menembakkan anak panah. Apa sasaran kita? Sasarannya haruslah kemuliaan Nama 

Allah.  

 

 Oleh sebab itu, kita perlu mengucapkan doa ini setiap saat. Itu yaitu  doa yang pasti 

akan dijawab Allah. Maka Allah akan mendapat kemuliaan, dan kita mendapat 

kebahagiaan sejati! 

336 

 

Minggu ke-48 

=========== 

 

 

 PERMINTAAN KEDUA DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Mazmur 72 atau 1 Korintus 15:20-28 

 

 

 

 

Raja-raja Israel memerintah atas Nama Allah. Mereka harus menuruti kehendak Raja segala 

raja. Mereka harus menolong kaum miskin dan orang-orang yang membutuhkan (Mzm. 72:4). 

 

Mazmur 72 yaitu  mazmur untuk Salomo, anak Daud. Mazmur itu yaitu  nubuatan tentang 

kedatangan Raja Yesus. Ia akan membawa damai dan keadilan, bukan hanya bagi Israel, 

melainkan juga bagi bangsa-bangsa. 

 

Inilah yang kita doakan dalam doa Bapa kami. “Datanglah Kerajaan-Mu...” 

 

Katekismus Heidelberg membantu kita memahami arti doa ini pada Minggu ke-48. 

 

123. Pert. Apa doa yang kedua? 

Jaw. Datanglah Kerajaan-Mu. Artinya, perintahlah kami melalui Firman dan Roh-Mu 

sedemikian, sehingga kami makin lama makin tunduk kepada-Mu; pelihara dan 

kembangkanlah Gereja-Mu; binasakanlah segala perbuatan iblis dan segala 

kekuasaan yang menentang Engkau, demikian pula segala maksud jahat, yang 

dirancangkan untuk melawan Firman-Mu yang kudus; sampai kerajaan-Mu datang 

dengan sempurna. Di dalamnya Engkau akan menjadi semua di dalam semua. 

 

337 

 

 

PERMINTAAN KEDUA DALAM DOA BAPA KAMI 

Di sini kita berdoa, 

 1.  Semoga Allah menunjukkan bahwa Dialah Raja! 

 2.  Semoga Allah memerintah kita melalui Firman dan Roh-Nya! 

 3.  Semoga Allah membangun Jemaat-Nya! 

 4.  Semoga Allah menghancurkan kuasa Iblis! 

 

Dalam permintaan pertama, kita berdoa supaya Nama Allah dimuliakan. Dalam permintaan 

kedua, kita berdoa supaya Kerajaan-Nya datang. Ketika Allah menunjukkan bahwa Dialah 

Raja, maka Nama-Nya akan dimuliakan. 

 

Allah bukan hanya Bapa, melainkan juga Raja. Dia yaitu  Raja yang paling agung. Anak-anak-

Nya yaitu  para prajurit Kerajaan-Nya. Senjata terkuat mereka? Doa! 

 

 

1. SEMOGA ALLAH MENUNJUKKAN BAHWA DIALAH RAJA! 

 

 Allah selalu menjadi Raja, sejak awal mula dunia ini. “Sebab TUHANlah yang 

empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa” (Mzm. 22:29). Tak 

seorang pun bisa bergerak tanpa kehendak-Nya. 

 

 Namun demikian, Allah ingin agar kita tunduk kepada-Nya dengan sukarela, bukan 

hanya dengan paksaan. Dan sekarang kita sampai pada inti permasalahannya. 

Manusia tidak mau Allah menjadi Raja atas dirinya (Kej. 3). Iblis sudah  menjadi 

penguasa dunia ini (Yoh. 12:31).  

 

 Sekarang Allah merebut kembali dunia ini. Dunia yaitu  ciptaan-Nya! Ia sudah  

mengurapi Anak-Nya sebagai Raja dan Juruselamat (Mzm. 2:6-9). Tuhan Yesus 

memerintah atas nama Bapa-Nya (Mat. 28:18). 

 

338 

 

 Allah sudah menunjukkan bahwa Dialah Raja. 

  - Anak Allah datang ke dalam dunia ini (Mat. 3:2). 

  - Ia mengusir banyak roh jahat (Mat. 12:28). 

  - Ia bangkit dari antara orang mati (Rm. 1:4). 

  - Ia sekarang duduk di sebelah kanan Bapa (Ibr. 1:3). 

 

 Allah pada saat ini menunjukkan bahwa Dialah Raja. 

  - Roh Kudus sudah  dicurahkan. 

  - Injil sedang menyebar luas ke segala bangsa. 

  - Orang-orang pilihan Allah sedang dikumpulkan. 

 

 Allah akan terus menunjukkan bahwa Dialah Raja. 

  - Kristus akan mengalahkan semua musuh-Nya (1Kor. 15:25). 

  - Ia akan membangkitkan anak-anak-Nya dari antara orang mati (1Kor. 15:26). 

  - Kemudian Ia akan menyerahkan kerajaan kepada Bapa (1Kor. 15:24). 

 

 Namun, saat itu masih belum tiba. Oleh sebab itu kita berdoa, “Datanglah kerajaan-

Mu...!” Akan tetapi...sudahkah Allah menjadi Raja di hati kita? 

 

 

2. SEMOGA ALLAH MEMERINTAH KITA MELALUI FIRMAN DAN ROH-NYA! 

 

 A. Semoga Allah memerintah hati dan hidup kita... 

 

 Kita perlu memulai dari diri kita sendiri. Banyak orang sibuk membangun 

kerajaan Allah, tetapi hati mereka sendiri tidak pernah diubahkan. Mereka 

pergi ke luar negeri untuk mempertobatkan orang lain, tetapi mereka 

sendiri hanyalah alat-alat yang mati. Saul ada di antara para nabi, dan Yudas 

di antara para murid. Suatu saat akan disingkapkan siapa kita sebenarnya! 

 

 Secara kodrat, kita tinggal di dalam kerajaan Iblis, dan kita melayaninya. 

339 

 

Kita bisa saja dibaptis, tetapi itu tidak menyelamatkan kita (Mat. 8:12). Kita 

perlu lahir dari Firman dan Roh Allah. “Carilah dahulu Kerajaan Allah...” 

(Mat. 6:33a). Kerajaan Allah yaitu  mutiara yang sangat berharga... (Mat. 

13:45, 46). 

 

 B. …sehingga kita makin lama makin tunduk kepada-Nya! 

 

 Anak-anak Allah sudah  diselamatkan dari kuasa kegelapan dan dibawa ke 

dalam kerajaan Kristus (Kol. 1:13). Namun demikian, mereka juga perlu 

melayani-Nya dengan jauh lebih baik. 

 

 Kita berdoa semoga Allah memerintah kita melalui Firman-Nya, sehingga 

kita tahu kehendak sang Raja. Kita berdoa semoga Allah memerintah kita 

melalui Roh-Nya, sehingga kita tunduk kepada-Nya dengan sepenuh hati. 

 

 

3. SEMOGA ALLAH MEMBANGUN JEMAAT-NYA! 

 

 Jemaat dan kerajaan Allah berhubungan dekat. 

 Jemaat tidak sama dengan kerajaan Allah, tetapi: 

  - di dalam Jemaat, Allah menunjukkan bahwa Dialah Raja. 

  - melalui Jemaat, Ia menunjukkan hal ini juga kepada dunia. 

 

Oleh sebab itu, kita berdoa supaya Jemaat Allah ditegakkan dan Injil disebarluaskan 

(Mzm. 51:20). Perhatikanlah, ini yaitu  Jemaat-Nya, bukan Jemaat kita! 

 

 A.  Semoga Allah memelihara Jemaat-Nya! 

  Kita perlu berdoa: 

   - supaya kita memberitakan dan memegang teguh ajaran yang 

sehat. 

   - supaya kita hidup dalam takut akan Tuhan. 

340 

 

   - supaya kita berkumpul dalam kesatuan. 

   - supaya kita tidak kehilangan harapan dalam penganiayaan (Mat. 

16:28). 

 

 B.  Semoga Allah mengembangkan Jemaat-Nya! 

  

 Kita berdoa supaya ada penambahan anggota jemaat yang baru dan hidup 

(Kis. 2:47). Jika jemaat tidak maju, ia akan mundur. Kubangan air yang 

tegenang (air yang tidak mengalir) lama kelamaan akan berbau busuk.  

 

 Berdoalah untuk anak-anak Saudara, untuk istri, suami, orangtua, kakek 

nenek, dan kerabat. Berdoalah untuk teman-teman Saudara, untuk 

tetangga, dan orang-orang di lingkungan Saudara. Berdoalah untuk dunia 

yang membutuhkan.  

 

 

4. SEMOGA ALLAH MENGHANCURKAN KUASA IBLIS! 

 

 A.  Semoga Allah menghancurkan perbuatan-perbuatan Iblis! 

 

 Kerajaan Allah dan kerajaan Iblis itu seperti air dan api (2Kor. 6:14, 15). 

Pertama-tama Iblis mencoba mencegah kedatangan Kristus (melalui Firaun). 

Kemudian ia mencoba membunuh-Nya (melalui Raja Herodes). Sekarang ia 

menyerang umat Kristus yang sejati (melalui Nero, dll.). 

 

 B.  Semoga Allah menghancurkan segala sesuatu yang menentang-Nya! 

   

 Ibis tidak bertanggung jawab atas segala kejahatan yang terjadi. Sebagai 

contoh, orang-oranglah yang membangun menara Babel (Kej. 11:1-9). Para 

penguasa dunia ini memberontak melawan Allah (Mzm. 2:1, 2). Hati 

manusia penuh dengan permusuhan. 

341 

 

 

 C.  Semoga Allah menghancurkan segala serangan melawan Firman-Nya yang 

kudus! 

   

 Serangan melawan Firman Allah sudah banyak, sebab firman yaitu  dasar 

Jemaat: 

   - sebagian orang sudah berusaha membakar semua Alkitab. 

   - sebagian yang lain sudah mencampuradukkannya dengan ajaran-

ajaran palsu. 

   - yang lain lagi berkata bahwa bagian-bagian tertentu di dalamnya 

pasti tidak benar. 

 

 Kita dipanggil untuk berbicara dan berperang melawan semuanya ini, tetapi 

yang terutama, kita harus berdoa. Hanya Allah yang mampu 

menghancurkan semua rencana jahat ini. Baca 1 Yohanes 3:8. 

 

 

 

 

Dalam permintaan kedua, kita berdoa supaya semuanya ini terjadi, ...hingga Kerajaan-Mu 

datang secara sempurna! 

 

Suatu hari nanti semua orang akan bertekuk lutut di hadapan Allah. Tuhan sudah  

menjanjikannya. Kedua belas orang dari Galilea sudah menjadi suatu kumpulan yang besar. 

Bumi akan penuh dengan pengenalan akan TUHAN. Jemaat tidak berdoa dengan sia-sia. 

 

Hal ini tidak akan tercapai oleh usaha kita sendiri. Yerusalem Baru akan turun dari surga, 

berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya (Why. 21:2). 

 

“Datanglah Kerajaan-Mu!” Itu yaitu  doa untuk kedatangan Yesus kembali. Banyak 

penderitaan masih akan mendahului kedatangan-Nya (Mat. 24). Antikristus akan 

342 

 

memberontak melawan Allah (2Tes. 2:1-8). Tetapi Yesus akan datang dengan segera! 

 

Kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru (2Ptr. 3:13). Seluruh ciptaan akan 

dimerdekakan (Rm. 8:18-22). 

 

Kemudian Allah akan menjadi “semua di dalam semua” (1Kor. 15:28). Sekarang masih ada 

banyak orang jahat di dunia dan orang munafik di dalam jemaat, tetapi mereka akan lenyap. 

Pada saat ini Allah masih belum menjadi segala-galanya dalam diri umat-Nya, tetapi nanti Ia 

akan tinggal di antara mereka (Why. 21:1-5). 

343 

 

Minggu ke-49 

=========== 

 

 

 PERMINTAAN KETIGA DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Matius 16:21-28 atau Matius 26:36-46 

 

 

 

 

Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul 

salibnya dan mengikut Aku” (Mat. 16:24). Ini sangat sulit. Pada kenyataannya, itu mustahil 

bagi manusia yang sudah jatuh. Dosa sudah  membuat kita sombong dan cinta diri.  

 

Kita perlu menerima hati yang baru, sebelum dapat melakukan apa yang dikatakan Yesus. 

Tetapi sekalipun begitu, kadang-kadang sulit untuk menyangkal diri. Hal ini menimbulkan 

kesedihan yang besar dalam hati umat Allah. 

 

Oleh karena itu, Yesus mengajar kita berdoa, “Bapa kami yang ada di surga..., Jadilah 

kehendak-Mu...!” Itu menjadi doa-Nya sendiri di Taman Getsemani (Mat. 26:39, 42). 

 

Baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-49. 

 

124. Pert. Apa doa yang ketiga? 

Jaw. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Artinya, berilah supaya kami 

dan sekalian manusia menyangkal kehendak sendiri, dan dengan tidak membantah, 

mematuhi kehendak-Mu, satu-satunya yang baik, agar dengan demikian setiap orang 

memenuhi dan melaksanakan tugas panggilannya dengan kerelaan dan kesetiaan 

yang sama seperti malaikat-malaikat di surga. 

344 

 

 

 

PERMINTAAN KETIGA DALAM DOA BAPA KAMI 

Di sini kita berdoa, 

 1.  Semoga kehendak Allah jadi! 

 2.  Semoga kita melepaskan kehendak kita sendiri! 

 3.  Semoga kita setia dalam pekerjaan kita sehari-hari! 

 

 

1. SEMOGA KEHENDAK ALLAH JADI! 

 

 A. Mengucapkan doa ini sungguh “berbahaya.” Allah mungkin menjawabnya! 

Itu bisa saja mengakhiri kehidupan kita di dunia ini. Ingat Kristus di Taman 

Getsemani (Mat. 26:42-47). Itu akan mengakhiri kehidupan kita di dalam 

dosa dan kesombongan. Ingat Paulus di dekat Damsyik (Kis. 22:10). 

 

 Tidak mengucapkan doa ini justru lebih berbahaya lagi. Melakukan 

kehendak kita sendiri tidaklah membuat kita bahagia. Kita yaitu  budak bagi 

diri kita sendiri (Yoh. 8:34). Yang sering kita doakan yaitu  semoga 

kehendak kita jadi. Suatu hari Allah bisa saja mengabulkan doa itu, maka kita 

akan berakhir di neraka!  

 

 Ketika Yesus datang kembali, kita akan bertekuk lutut (Flp. 2:10). Lebih baik 

melakukannya sekarang. Itu akan membuat kita benar-benar merdeka (Yoh. 

8:31, 32). Melakukan kehendak Allah itu sama dengan kebahagiaan. Akan 

tetapi... bagaimana kita bisa mengetahui kehendak Allah?  

 

 B. Sebagian dari kehendak Allah tersembunyi di dalam hati-Nya  

 Ia sudah  memutuskan apa yang akan terjadi (Ef. 1:11). Kita harus diam dan 

menerima segala sesuatu yang datang dari tangan Allah, entah itu baik atau 

buruk (Ayb. 1:21). 

345 

 

 

 Sebagian dari kehendak Allah dinyatakan dalam Firman-Nya. Kita tidak tahu 

apa yang akan dilakukan Allah, tetapi kita tahu apa yang diharapkan-Nya 

untuk kita lakukan (Ul. 29:29). Kita harus mematuhi-Nya seperti yang 

dituntut dalam Injil (Mat. 7:21). 

 

 Inilah pokok utama dari doa ini. Sejumlah supir taksi mengemudi dengan 

sangat ugal-ugalan. Pada mobil mereka bisa saja ada tulisan, “Kehendak 

Allah yaitu  yang terbaik.” Tetapi pada kenyataannya, ini merupakan cara 

yang sangat gegabah untuk mencobai Allah. Jika tidak bisa berenang, kita 

boleh berdoa supaya Allah melaksanakan kehendak-Nya, tetapi kita tidak 

boleh melompat ke dalam air (Luk. 4:9-12). 

   

 Kita berdoa supaya taat kepada kehendak Allah: “Jadilah kehendak-Mu di 

bumi seperti di surga.” Kita ingin menyerupai para malaikat, yang selalu siap 

sedia melaksanakan kehendak Allah. 

 

 

2. SEMOGA KITA MELEPASKAN KEHENDAK KITA SENDIRI! 

 

 A. Kehendak kita sendiri yaitu  jahat 

  

 Di dalam Firdaus, kehendak Allah merupakan kehendak kita juga. Tetapi 

ketika kita jatuh ke dalam dosa, kehendak kita menjadi rusak. Kita tidak 

kehilangan kehendak kita (kita bukan kambing!), tetapi kehendak kita 

menunjukkan rasa permusuhan terhadap Allah (Rm. 8:7).   

 

 Hal ini berubah ketika kita lahir kembali. Yang kemudian menjadi keinginan 

kita yaitu  melaksanakan kehendak Allah. Sekalipun begitu, kita sering kali 

gagal melaksanakan kehendak-Nya (Rm. 7:15), namun hal itu mendorong 

kita untuk datang kepada Tuhan di dalam doa.   

346 

 

 

 “Berilah supaya kami menyangkal kehendak kami sendiri.” Doa ini 

mempermalukan kita. Kita harus memohon kepada Allah untuk membuat 

kita taat…! 

 

 B.  Kehendak Allah itu baik 

  

 Mengetahui kehendak Allah saja tidaklah cukup, kita perlu 

melaksanakannya (2Ptr. 2:21 dan Luk. 12:47). Allah mengetahui apakah kita 

melakukannya atas dasar kasih atau tidak. 

   

 Kita harus mematuhi Allah tanpa mengajukan keberatan. Janganlah kita 

menjadi seperti anak kecil yang menaati orangtuanya dengan menggerutu 

(Mat. 21:28-32). “Jadilah kehendak-Mu...!” 

 

  Doa ini sangat penting: 

   - kadang-kadang sulit untuk mengetahui kehendak Allah. 

   - dan ketika kita mengetahui kehendak-Nya, tidak selalu mudah 

untuk menerimanya dengan sepenuh hati. 

   - dan bahkan sesudah  menerima kehendak-Nya, melaksanakannya 

yaitu  perkara lain. 

 

  Semoga Kristus mengajar kita untuk mengucapkan doa ini! 

   - Ia menyangkal diri dalam segala hal. Ia memikul kayu salib untuk 

menyelamatkan umat-Nya. 

   - Ia memperbaharui mereka oleh Roh-Nya, dan dengan demikian 

menjadikan mereka seperti tanah liat di tangan tukang periuk (Yes. 

64:8). 

 

 

3. SEMOGA KITA SETIA DALAM PEKERJAAN KITA SEHARI-HARI! 

347 

 

 

  “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” 

 Dalam doa ini kita meminta Allah untuk membuat kita taat setaat para malaikat di 

surga. 

 

 A. Kehendak Allah dilaksanakan di surga. 

   

 Para malaikat selalu setia dalam melayani Allah (baca Mazmur 103: 20, 21). 

Sebagian dari mereka memiliki kedudukan tinggi, sebagian yang lain 

kedudukan lebih rendah (baca Wahyu 8:2 dan Lukas 1:19). 

 

 Para malaikat tidak membantah, mereka hanya melakukan pekerjaan 

mereka. Sebagian harus melaksanakan penghakiman-penghakiman Allah 

(Kel. 12), sebagian yang lain dipanggil untuk membawa kabar baik (Luk. 

24:4-8). Tetapi mereka melayani satu Tuan yang sama. Mereka disebut “roh-

roh yang melayani” (Ibr. 1:14). 

 

 B. Dengan cara seperti itulah kehendak Allah harus dilaksanakan di bumi 

   

 Kita harus melayani Allah setiap hari sepanjang minggu. Pada hari Minggu 

orang lain bisa melihat pakaian kita yang bagus, tetapi apa yang mereka 

lihat pada hari-hari lain? 

 

 Marilah kita berdoa supaya kita setia dalam pekerjaan kita. Apakah kita 

menjadi orang Kristen di rumah kita, di dalam pekerjaan kita, dsb.? Ataukah 

kita berlaku kasar, mementingkan diri sendiri, dan malas? 

 

 Apakah Saudara bahagia melaksanakan kehendak Allah? Jika demikian, 

maka Saudara juga akan merasa betah di surga. 

  Tetapi jika tidak, maka Saudara tidak akan senang berada di sana, bahkan  

  seandainya Allah mengizinkan Saudara masuk...! 

348 

 

 

 

 

 

A. Orang-orang yang mengucapkan doa ini dengan tulus sangatlah sedikit. Sebagian 

besar orang ingin agar kehendak mereka sendiri yang jadi. Inilah penyakit terberat 

pada zaman kita! 

 

B. Bahkan anak-anak Allah tidak sepenuhnya terbebas dari penyakit ini. Abraham lebih 

suka Ismael daripada Ishak (Kej. 17:18). Ishak lebih suka Esau daripada Yakub (Kej. 

25:28). 

 

C. Namun, kemerdekaan sejati hanya didapat dengan melayani Allah. Berdoalah supaya 

Allah mengeratkan Saudara kepada Kristus, kepada Dia yang makananan-Nya yaitu  

melakukan kehendak Bapa-Nya (Yoh. 4:34). 

349 

 

Minggu ke-50 

=========== 

 

 

 PERMINTAAN KEEMPAT DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Matius 6:24-34 atau Mazmur 127 

 

 

 

 

“Apa yang hendak kita makan atau minum?” (Mat. 6:25). Pertanyaan ini tidak diajukan di 

dalam Firdaus. Di sana ada kelimpahan. Tetapi ketika Adam dan Hawa melanggar perintah 

Allah, mereka diusir dari hadapan-Nya. Allah berfirman kepada Adam, “Dengan berpeluh 

engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah” (Kej. 3:19a). 

 

Kendati demikian, masih ada makanan dan minuman di dunia ini. Anak-anak Allah 

menerima apa yang mereka butuhkan. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan yang sudah  

dilakukan Yesus di atas bumi. Sekarang TUHAN berjanji kepada umat-Nya bahwa roti 

mereka akan disediakan dan air minum mereka terjamin (Yes. 33:16). 

 

 

Tuhan Yesus mengundang umat-Nya untuk meminta makanan dan minuman ini kepada 

Allah. Ini yaitu  permintaan keempat dalam doa Bapa kami.  

 

Katekismus Heidelberg menjelaskannya pada Minggu ke-50 

 

125. Pert. Apa doa yang keempat? 

Jaw. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Artinya, 

kiranya Engkau memelihara kami dengan segala yang diperlukan oleh tubuh kami, 

350 

 

supaya olehnya kami mengakui bahwa Engkaulah satu-satunya sumber segala 

kebaikan, dan bahwa baik usaha dan pekerjaan kami maupun pemberian-Mu tidak 

berfaedah bagi kami tanpa berkat-Mu, sehingga kami tidak lagi menaruh 

kepercayaan kepada makhluk apa pun, tetapi hanya kepada Engkau saja. 

 

 

PERMINTAAN KEEMPAT DALAM DOA BAPA KAMI 

Di sini kita berdoa, 

1.   Semoga Allah memenuhi kebutuhan jasmani kita! 

2.  Semoga Allah memberi kita makanan setiap hari! 

3.  Semoga Allah membantu kita untuk mengharapkan segala sesuatu dari 

Dia! 

 

 

1. SEMOGA ALLAH MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI KITA! 

 

Dalam doa Bapa kami, kita pertama-tama berdoa supaya Allah dimuliakan. Kita 

sudah mendoakannya sebanyak tiga kali. Sekarang kita berdoa untuk kebutuhan 

kita sendiri, tiga kali juga. “Carilah dahulu Kerajaan Allah..” (Mat. 6:33a). 

 

Kita boleh berdoa untuk kebutuhan jasmani kita: secara khusus, makanan kita 

sehari-hari. Kita juga boleh berdoa untuk kebutuhan hati kita: pengampunan dosa-

dosa kita dan kekuatan untuk mengatasi godaan. 

 

Hanya ada satu permintaan untuk kebutuhan jasmani kita. Kita tidak boleh hanya 

memikirkan makanan ketika berdoa. Bekerjalah untuk makanan yang bertahan 

sampai kepada hidup yang kekal! (Yoh. 6:27). 

 

Namun demikian, doa meminta makanan diucapkan pertama-tama. Sulit untuk 

mendengarkan Firman Allah apabila perut kita keroncongan karena lapar. Dan jika 

kita mati, kita tidak dapat melayani Allah sama sekali (Mzm. 30:10).  

351 

 

 

Tuhan ingin mengurus kita sebagaimana adanya kita. Ia menjadikan kita dengan 

tubuh dan jiwa. Yang menakjubkan, Anak Allah sendiri menjadi manusia (Yoh. 

1:14). 

 

Ketika mengajarkan doa ini, Yesus berbicara kepada para nelayan yang miskin, para 

petani kecil, para tukang kayu, dan para pembuat sepatu. Ia sendiri yaitu  seorang 

tukang kayu. Ia mengetahui kebutuhan rakyat di Israel. 

 

Ia juga mengetahui kebutuhan kita: makanan untuk dimakan, air bersih untuk 

diminum, rumah untuk ditinggali, tanah untuk diolah, kesehatan supaya kita bisa 

bekerja, uang untuk berbelanja, sekolah untuk anak-anak kita, dsb. 

 

 

2. SEMOGA ALLAH MEMBERI KITA MAKANAN KITA SETIAP HARI! 

 

Kita meminta Allah untuk memberikannya, karena kita tidak memilikinya sendiri. 

Kita tidak boleh berpaling kepada berhala-berhala untuk mendapatkannya. Kita 

bisa meminta Allah yang hidup (Mzm. 104:27-29). Tetapi kita tidak boleh 

memerintah-Nya (Ams. 30:15). 

 

Kita meminta Allah untuk memberikannya kepada kita (jamak). Kita tidak boleh 

berbohong seperti Kain (Kej. 4:9). Kita berdoa bukan hanya bagi diri kita sendiri, 

melainkan juga bagi orang lain: kerabat kita, saudara-saudara di dalam Kristus, dan 

semua manusia. Kita harus menolong mereka ketika mereka membutuhkan.  

 

Kita meminta Allah untuk memberi kita makanan hari ini. Kita tidak usah terlalu 

khawatir tentang hari esok (Mat. 6:34). Umat Israel menerima manna untuk satu 

hari setiap kali. Hari ini bisa jadi hari terakhir dalam hidup kita. Ingat orang kaya 

yang bodoh dalam perumpamaan Yesus (Luk. 12:13-21). 

 

352 

 

Kita meminta Allah untuk memberi kita makanan yang cukup. Kita berdoa supaya 

ada makanan secukupnya, sebab kalau tidak, kita akan tergoda untuk mencuri 

(Ams. 30:7, 8). Tetapi kita juga berdoa supaya kita tidak memiliki terlalu banyak 

harta. Sebab jika demikian, kita bisa saja menjadi sombong dan melupakan Tuhan.  

 

Kita meminta Allah untuk memberi kita makanan kita sendiri. Itu tidak berarti 

bahwa kita dapat menuntutnya sebagai hak kita. Upah dosa yaitu  maut (Rm. 

6:23). Ketika menerima makanan, kita harus ingat: Allah yaitu  Pemiliknya dan Ia 

tetap menjadi Pemiliknya! 

 

Namun demikian, kita boleh menyebutnya sebagai makanan kita: 

 - apabila kita memperolehnya secara jujur, sebagai hasil pekerjaan tangan 

kita (2Tes. 3:12). 

 - apabila kita mengetahui bahwa Yesus sudah  membayarnya dengan darah-

Nya. 

 

Yesus sudah  menderita lapar dan haus atas nama umat-Nya (Luk. 9:58). Mereka 

bukan hanya pengemis di hadapan takhta Allah: mereka yaitu  anak-anak-Nya 

sendiri! Oleh sebab itu, mereka bersuka di dalam Allah (Rm. 8:32) dan berdoa 

meminta makanan untuk diri mereka sendiri.  

 

 

3. SEMOGA ALLAH MEMBANTU KITA UNTUK MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU 

DARI DIA! 

 

Ketika Allah memperbaharui hati kita, pemberian-Nya akan memimpin kita kepada 

Dia yang yaitu  sang Pemberi. Tetapi apabila Ia membiarkan kita berbuat semau 

sendiri, pemberian itu akan membawa kita semakin jauh dari-Nya. Oleh sebab itu, 

kita perlu mengucapkan doa ini setiap saat. 

 

 A. Ketika mengucapkan doa ini, kita memberikan pengakuan terhadap Allah  

353 

 

 

Makanan kita datang dari Dia. Dialah Sumber segala kebaikan. Pada 

kenyataannya, Dialah satu-satunya Sumber (Yak. 1:17). Ketika berdoa 

meminta makanan kita sehari-hari, kita mengakui Dia sebagai satu-satunya 

Sumber kebaikan. 

 

Oleh sebab itu, kita harus berdoa dengan bersuara sebelum makan, 

bahkan sekalipun ada orang-orang tidak percaya di sekitar kita. Entah kita 

makan atau minum, kita harus melakukannya bagi kemuliaan Allah (1Kor. 

10:31).  

 

Banyak orang tidak berdoa atau bersyukur kepada Allah atas makanan 

mereka. Mereka itu lebih buruk daripada binatang (Yes. 1:3). Orang lain 

berdoa dengan mulut mereka, tetapi hati mereka tidak pernah merasa 

puas. 

 

 B. Ketika mengucapkan doa ini, kita menaruh percaya pada Allah saja 

 

Hati kita begitu cenderung menaruh percaya pada manusia dan hal-hal 

yang bisa kita lihat. Kita bersandar pada diri kita sendiri, pada istri atau 

suami kita, pada orangtua atau anak, pada teman-teman, orang-orang 

kaya, majikan kita, dll. 

 

“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia...“ (Yer. 17:5). Janganlah 

menaruh percaya pada raja-raja sekalipun (Mzm. 146:3). Mereka hanyalah 

sarana yang bisa dipakai Allah jika Ia berkenan.   

 

Allah bisa saja memberikan persediaan bagi orang-orang miskin melalui 

jemaat, jika mereka tidak malas. Dialah yang memberi mereka bagian 

mereka.  

 

354 

 

Allah layak mendapat kepercayaan kita. Dia kuat dan setia. Ia bisa saja 

menguji kita, tetapi Ia tidak akan pernah mempermalukan kita (ingat janda 

di Sarfat).   

 

B. Kita mengucapkan doa ini karena kita memerlukan berkat-Nya 

 

 Kekhawatiran kita tidak akan bermanfaat bagi kita. Kita mempunyai 

tanggung jawab untuk mengurusi diri kita sendiri dan keluarga kita (1Tim. 

5:8), tetapi kita tidak boleh khawatir seperti orang-orang yang tidak 

percaya. 

 

Pekerjaan kita tidak akan bermanfaat bagi kita. Kita harus bekerja keras. 

Para pemalas harus belajar dari semut! (Ams. 6:6). Akan tetapi, jika Allah 

tidak menyertai kita, sia-sia saja kita bekerja (Mzm. 127:1, 2). 

 

 Bahkan pemberian-pemberian Allah tidak akan bermanfaat bagi kita tanpa 

berkat-Nya. “Manusia hidup bukan dari roti saja...” (Mat. 4:4a). Dulu 

pernah ada seorang kaya di Amerika. Ia mempunyai perut yang lemah. Ia 

hidup hanya dengan minum air putih dan makan biskuit sampai ia mati... 

Karena itu, kita perlu mengucapkan doa ini bahkan sekalipun lumbung 

atau gudang kita penuh. 

 

 Allah mempunyai tangan kanan dan tangan kiri. Jika Ia memberi kita 

makanan dari tangan kiri-Nya, maka makanan terbaik sekalipun tidak akan 

bermanfaat bagi kita (Mzm. 106:15). Jika Ia memberikannya dari tangan 

kanan-Nya, maka makanan yang paling sederhana pun menjadi jamuan 

mewah (Dan. 1:15). 

 

 

 

 

355 

 

A. Sepatah kata untuk orang-orang yang belum bertobat 

Engkau makan dan minum, tetapi itu bukanlah makananmu sendiri. Hanya anak-

anak Allah yang dapat berkata bahwa itu makanan mereka. Yesus sudah  

memperolehnya untuk mereka. Tetapi engkau tidak berhak untuk mengambilnya 

dan memakannya. Engkau menerimanya dari Allah tetapi engkau tidak memuliakan 

Dia. Tidak lama lagi Ia akan memanggilmu untuk memberikan 

pertanggungjawaban!  

 

B. Sepatah kata untuk orang-orang yang sudah bertobat 

Ada seorang perempuan miskin yang sedang menunggu ajal. Seorang laki-laki kaya 

melihatnya dan menawarkan pertolongan kepadanya. Setiap hari perempuan itu 

harus datang dan menerima bagian dari makanan orang kaya itu. Suatu hari 

perempuan itu bertanya kepada si orang kaya, apakah orang itu bisa memberinya 

makanan untuk seminggu penuh. Tetapi orang kaya itu berkata tidak, “Saya senang 

melihat kamu kembali lagi...!” Kita dapat memetik pelajaran dari cerita ini.  

356 

 

Minggu ke-51 

=========== 

 

 

 PERMINTAAN KELIMA DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Matius 18:21-35 atau Mazmur 51:3-7 

 

 

 

 

Suatu ketika Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang hamba yang tidak 

berbelas kasihan (Mat. 18:21-35). Hamba ini mempunyai utang yang sangat banyak. 

Tuannya berbaik hati dan menghapus utang itu. Tetapi hamba tersebut tidak menunjukkan 

kebaikan hati kepada kawannya sesama hamba.   

 

Semoga Allah membantu kita memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan 

demikian, kita akan sungguh-sungguh merendah. Kita akan memohon belas kasihan dari 

Allah, dan kita akan bersedia mengampuni orang lain. 

 

Hal ini, secara singkat, merupakan isi dari permintaan kelima dalam doa Bapa kami.  

 

Katekismus Heidelberg menjelaskannya kepada kita pada Minggu ke-51. 

 

126. Pert. Apa doa yang kelima? 

Jaw. Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni 

orang yang bersalah kepada kami. Artinya, segala kesalahan dan kejahatan yang 

senantiasa melekat pada kami, orang berdosa yang malang ini, janganlah kiranya 

Kautanggungkan kepada kami, karena darah Kristus, seperti juga kami dapati tanda 

anugerah-Mu dalam hati kami, yaitu bahwa kami berniat sungguh-sungguh akan 

357 

 

mengampuni sesama kami manusia dengan tulus. 

 

 

PERMINTAAN KELIMA DALAM DOA BAPA KAMI 

1.  Kita mengakui dosa kita di hadapan Allah 

2.  Kita memohon belas kasihan Allah di dalam Kristus 

3.  Kita bersedia menunjukkan belas kasihan terhadap orang lain 

 

Kita sudah berdoa untuk kebutuhan jasmani kita. 

Sekarang kita berdoa untuk kebutuhan jiwa kita: 

 - kita berdoa supaya Allah mengampuni dosa-dosa kita. 

 - kita berdoa supaya Allah juga menjaga kita untuk tidak berbuat dosa. 

 

 

1.  KITA MENGAKUI DOSA-DOSA KITA DI HADAPAN ALLAH 

 

Banyak orang merasa sulit mengakui kesalahan mereka di depan manusia, tetapi 

mereka merasa mudah mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah. Alasannya sering 

kali karena mereka hanya berdoa dengan bibir mereka. 

 

Meminta pengampunan dari Allah itu sulit. Mungkin mengampuni orang lain itu 

susah, tetapi ketika kita meminta pengampunan, kita perlu merendahkan hati kita.  

 

Kita tidak suka menyalahkan diri sendiri. Kita lebih suka menyalahkan Iblis atau 

orang lain (lihat apa yang dikatakan Adam dan Hawa dalam Kejadian 3). 

 

Orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak khawatir akan dosa-dosa mereka. 

Mereka minum, berjoget, dan tertawa. 

 

358 

 

Orang-orang yang merasa benar sendiri bisa saja mengakui bahwa mereka 

mempunyai kekurangan, tetapi mereka berpikir bahwa mereka bisa menutupi 

kekurangan itu dengan hal lain.  

 

Tetapi ketika Allah membuka mata kita, kita melihat bahwa dosa-dosa kita banyak. 

Kita sudah  menyakiti hati Allah dan sesama kita. Kita sudah  berdosa di depan umum 

dan secara tersembunyi. 

 

Lalu kita berusaha berbuat lebih baik dan menebus dosa-dosa kita yang dulu. Kita 

seperti hamba yang berkata, “Sabarlah dulu, utangku itu akan kulunasi!” Tetapi kita 

tidak mengerti bahwa kita tidak memiliki apa-apa untuk membayarnya.  

 

...sampai Allah menunjukkan kepada kita kebobrokan hati kita! Kita sudah  menjadi 

pendosa sejak dikandung