Roh Kudus 14

Tampilkan postingan dengan label Roh Kudus 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Roh Kudus 14. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2025

Roh Kudus 14


 



 yaitu  kehendak Tuhan bagi 

semua manusia untuk  

dilahirkan kembali sebagai  

anak-anak-Nya yang tidak  

berdosa melalui iman kepada 

baptisan, kematian, dan  

kebangkitan Tuhan Yesus kita. 

Misteri pembaptisan Yesus oleh Yohanes 

Pembaptis yang diungkapkan dalam buku ini 

tentu saja tidak diketahui atau diberitakan 

oleh kekristenan arus utama. 

Namun dengan kasih karunia Tuhan, 

semua buku-buku Kristen dari The New Life 

Mission telah ditulis sesuai dengan Kitab Suci 

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan 

tersedia untuk semua orang secara gratis. 

Dalam kitab Kisah Para Rasul, orang-

orang Berea menyelidiki Alkitab setiap hari 

untuk memastikan bahwa Injil yang 

diberitakan oleh para Rasul yaitu  benar. 

Demikian juga, penulis juga mendorong 

Anda untuk menegaskan bahwa Injil air dan 

Roh yaitu  Injil yang sama yang dipercayai 

dan diberitakan oleh para Rasul. 

Dilahirkan kembali dari air dan Roh 

berarti percaya kepada baptisan air yang 

diterima Yesus dari Yohanes Pembaptis di 

Sungai Yordan. 

Di sinilah segala dosa dunia dipindahkan 

kepada Yesus, Anak Domba Yahweh. 

Kita harus percaya kepada Yesus Kristus 

dengan benar melalui kesaksian Yohanes 

Pembaptis dan dengan demikian menerima 

pengampunan segala dosa kita(dosa telah 

lenyap sepenuhnya).



Tuhan, ketika Dia menciptakan langit dan bumi pada 

permulaan waktu, juga menciptakan dunia yang kekal, surga dan 

neraka. Dia juga menciptakan manusia menurut gambar-Nya 

sendiri. Namun, sebab  manusia pertama, Adam, berdosa di 

hadapan Tuhan, semua orang harus mati satu kali. “Dan seperti 

yang telah ditetapkan bagi manusia untuk mati sekali, tetapi 

setelah itu yaitu  penghakiman” (Ibrani 9:27). 

Kematian daging kita yaitu  jalan menuju kehidupan kekal. 

Mereka yang tidak berdosa akan masuk ke dalam dunia kekal 

surga dan menikmati selamanya sukacita menjadi anak Tuhan, 

sementara orang-orang berdosa akan dilemparkan ke dalam 

“lautan api dan belerang” (Wahyu 20:10) dan disiksa siang dan 

malam untuk selama-lamanya. 

Oleh sebab  itu, seluruh umat manusia harus dilahirkan 

kembali. Kita harus dilahirkan kembali melalui iman kita, 

ditebus dan menjadi orang benar. Sebab hanya dengan itulah kita 

bisa masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal. Alkitab berkata, 

“Jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak 

dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan” (Yohanes 3:5). 

“Dilahirkan kembali dari air dan Roh” yaitu  satu-satunya cara 

kita dapat memasuki kerajaan surga yang kekal. 

Lalu apakah ‘air’ dan ‘Roh Kudus’ ini yang memungkinkan 

kita dilahirkan kembali? ‘Air’ dalam Alkitab yaitu  ‘baptisan 

Yesus’. 

Mengapa Yesus, yang yaitu  Tuhan, dibaptis oleh Yohanes 

Pembaptis? Apakah itu untuk menunjukkan kerendahan hati-

8        

Nya? Apakah itu untuk menyatakan diri-Nya sebagai Mesias? 

Tidak, bukan. 

Ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis melalui 

‘penumpangan tangan’ (Imamat 16:21), itu yaitu  ‘tindakan 

benar satu orang’ (Roma 5:18), yang menghapuskan segala 

dosa umat manusia. 

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memberi Israel hukum 

penebusan yang penuh belas kasihan. Hal ini dimaksudkan agar 

pada Hari Pendamaian, segala dosa Israel pada tahun itu dapat 

ditebus melalui Imam Besar Harun dengan meletakkan 

tangannya di atas kepala ‘kambing hitam’ tersebut dan 

memindahkan segala dosa ke atas kambing hitam tersebut. 

Ini yaitu  firman wahyu yang menubuatkan pengorbanan 

pendamaian kekal yang akan datang di masa depan. Hal ini 

mengungkapkan kebenaran bahwa segala dosa umat manusia 

akan ditanggungkan, sekali untuk selamanya, kepada Yesus 

yang datang dalam wujud manusia sesuai dengan kehendak 

Bapa. Dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis yang merupakan 

keturunan Harun dan wakil seluruh umat manusia. 

Ketika Yesus dibaptis, Dia berkata, “Izinkanlah hal itu 

sekarang, sebab  demikianlah sepatutnya bagi kita untuk 

menggenapi segala kebenaran” (Matius 3:15). 

Di Sini, “sebab  demikianlah sepatutnya bagi kita untuk 

menggenapi segala kebenaran,” memiliki arti yang sama 

dengan ‘penumpangan tangan’ dalam Perjanjian Lama. Itu 

bagaimana semua dosa dunia ditransfer ke atas Yesus dan itu 

menghapus dosa semua orang yang percaya. Arti dari 

‘Kebenaran Tuhan’ yaitu  ‘paling adil’ atau ‘paling tepat’. 

Yesus telah menggenapi kebenaran bagi semua orang 

melalui baptisan-Nya dengan cara yang adil dan tepat. sebab  

Yesus menanggung segala dosa manusia melalui baptisan-Nya, 

keesokan harinya Yohanes Pembaptis bersaksi, “Lihatlah! Anak 



 

Domba Yahweh yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes 1:29) 

Dengan segala dosa umat manusia di pundak-Nya, Yesus 

berjalan menuju Salib. Dan Ia menanggung hukuman atas segala 

dosa yang ditanggung-Nya ke atas Diri-Nya melalui baptisan-

Nya. Dia mati di kayu Salib sambil berkata, “Sudah selesai” 

(Yohanes 19:30). Dia menanggung segala dosa kita ke atas diri-

Nya dan menerima penghakiman penuh atas dosa-dosa itu 

menggantikan kita. 

 

 


 

Oleh sebab  itu, tanpa memiliki ‘Iman dalam baptisan 

Yesus,’ kita tidak dapat diselamatkan. Itulah sebabnya rasul 

Petrus menyatakan bahwa air baptisan Yesus yaitu  “sekarang 

menjadi tanda yang menyelamatkan kita” (1 Petrus 3:21). 

Saat ini, kebanyakan orang yang percaya kepada Yesus 

tidak percaya kepada baptisan Yesus, ‘air’, namun hanya 

percaya kepada kematian-Nya di Kayu Salib. Namun apakah ini 

akan menyelamatkan orang berdosa? Bisakah kita ditebus hanya 

dengan percaya kepada darah Yesus? Bisakah itu memberi kita 

keselamatan? 

Tidak. Kita tidak bisa ditebus di hadapan Tuhan hanya 

dengan percaya kepada kematian Yesus di Kayu Salib. 

Ketika bangsa Israel mempersembahkan korban 

pendamaian pada masa Perjanjian Lama, yaitu  pelanggaran 

hukum untuk menyembelih korban penghapus dosa tanpa 

terlebih dahulu menumpangkan tangan ke atas kepala korban 

dan menanggungkan dosa-dosa mereka kepada korban itu. Oleh 

sebab  itu, yaitu  salah dan melanggar hukum jika hanya 

percaya kepada Salib Yesus tanpa percaya kepada baptisan-Nya. 

Oleh sebab  itu, rasul Petrus berkata, “Air sekarang 



 

menjadi tanda yang menyelamatkan kita—yaitu baptisan, 

melalui kebangkitan Yesus Kristus” (1 Petrus 3:21). 

Sebagaimana orang-orang yang tidak percaya kepada ‘air’ 

besar (banjir) pada zaman Nuh dibinasakan, demikian pula 

orang-orang yang tidak percaya kepada ‘air’, ‘baptisan Yesus’ 

sekarang pasti akan dibinasakan. 

Iman yang sempurna yang menuntun kita kepada 

keselamatan sejati yaitu  iman kepada “yang datang dengan air 

dan darah—Yesus Kristus” (1 Yohanes 5:6). Kita harus percaya 

pada baptisan dan Salib Yesus Kristus. 

Oleh sebab  itu, rasul Yohanes mengatakan bahwa iman 

yang benar yaitu  percaya kepada “kesaksian Roh, air, dan 

darah” (1 Yohanes 5:8). 

Yang membentuk iman yang benar yaitu  percaya seperti 

ini: “Yesus yaitu  Tuhan sendiri, dan Dia datang dalam rupa 

manusia oleh Roh Kudus melalui tubuh anak dara Maria, dan 

Dia menanggung segala dosa dunia dengan dibaptis di sungai 

Yordan oleh Yohanes Pembaptis, yang mewakili seluruh umat 

manusia. Dan Yesus memikul semua dosa semua orang ke kayu 

salib dan Dia menerima penghakiman bagi mereka semua.” 

Oleh sebab  itu, Injil tidak bisa lengkap tanpa ‘baptisan Yesus’, 

‘air’, dan tidak peduli seberapa baik kita percaya kepada Yesus, 

kita tidak akan pernah bisa mencapai keselamatan kekal 

tanpanya. 

 

 

Mengapa saat ini ‘Injil baptisan Yesus’ yang benar telah 

menjadi sangat langka dan injil-injil palsu telah menyebar luas 

ke seluruh dunia? 

      


 

Setelah Yesus dibangkitkan dan naik ke surga, para rasul 

memberitakan ‘Injil air dan darah’ ini. Kalau kita membaca 

Perjanjian Baru dengan seksama, kita bisa melihat bahwa bukan 

hanya para penulis Alkitab, termasuk Paulus, Petrus, dan 

Yohanes, tetapi semua Rasul dan para pekerja Jemaat Mula-

mula, sudah dengan jelas memberitakan ‘Injil air dan Roh’. 

Sementara itu, iblis telah berusaha sejak awal untuk 

mengubah Injil dan mengambil kuasa kehidupan dari gereja. 

Sejak Dekrit Milan tahun 313 Masehi, Gereja Kristen 

terperangkap dalam perangkap iblis yang dipasang dengan hati-

hati. Kekuatan politik Kekaisaran Romawi, sebagai imbalan atas 

pengakuan Kekristenan sebagai agama negara, mampu 

mencapai stabilitas politik. 

Dengan menetapkan bahwa “Baptislah siapa saja yang 

memasuki gereja,” Kekaisaran Romawi dapat menyatukan 

orang-orang yang beragam di berbagai wilayah jajahannya. 

Akibat dari keadaan inilah yang menyebabkan pembacaan 

Pengakuan Iman Para Rasul diganti sebagai dasar pelatihan 

agama. sebab  itu, ‘Injil sesuai dengan Alkitab’ dengan kata lain, 

“dengan kuasa, dan 

dalam Roh Kudus dan dengan banyak kepastian” (1 Tesalonika 

1:5)

Setan, Injil palsu yang tidak mengizinkan seorang pun untuk 

dilahirkan kembali menjadi berkembang di seluruh dunia. 

Selama seribu tahun setelah Dekrit Milan, Abad Kegelapan 

Kekristenan melumpuhkan seluruh dunia Eropa. Meskipun 

serangkaian gerakan reformasi baru telah muncul di banyak 

negara, mendorong orang-orang kembali kepada ‘Firman, Kasih 

Karunia dan Iman’, tidak satu pun dari mereka yang menemukan 

Injil yang benar, ‘Injil air dan darah’. 

Injil yang benar ini telah dijaga tetap hidup di tangan 

beberapa orang yang mengikuti firman itu sejak zaman para 

12        


 

Rasul. Dan seperti sungai yang telah menghilang ke dalam tanah, 

yang muncul kembali di dataran yang lebih rendah, itu muncul 

lagi di Akhir Zaman dan diberitakan di seluruh dunia. 

 

 




 

Ini yaitu  buku pertama di dunia saat ini yang 

memberitakan Injil baptisan dan darah Yesus seperti yang 

tertulis di dalam Kitab Suci. Itulah Injil yang memberitahukan 

kepada kita bahwa Dia telah menanggung semua dosa kita 

melalui baptisan-Nya dan mengambil alih penghakiman atas 

semua dosa kita di kayu salib. Saya yakin tidak ada kitab lain 

yang memberitakan ‘Injil air dan darah’ dengan lebih jelas dan 

setia daripada kitab ini. 

Di dunia sekarang ini, di mana Internet yaitu  alat yang 

berharga untuk penelitian dan penemuan pengetahuan, saya 

telah mencoba untuk menemukan beberapa belahan jiwa yang 

memberitakan Injil seperti yang tertulis di dalam Alkitab, yang 

mengenal dan memberitakan rahasia baptisan Yesus, dengan 

iman. Tapi saya telah gagal sejauh ini. Oleh sebab  itu, saya 

telah memutuskan untuk menerbitkan ‘Buku Injil’ ini dalam 

semua bahasa di dunia. 

Ketika air bah menutupi seluruh dunia, air mungkin meluap 

ke seluruh dunia, tetapi tidak akan ada air yang dapat diminum 

dengan aman. Dengan cara yang sama, ada banyak orang yang 

disebut ‘hamba Tuhan’ yang memberitakan Injil palsu, tetapi 

tidak ada seorang pun yang memberikan kepada kita kehidupan 

yang benar. 

Wanita Samaria yang minum dari sumur Yakub setiap hari 

      


 

tidak dapat menghilangkan dahaga rohaninya, namun ketika dia 

meminum air Yesus, dia memperoleh keselamatan dan dengan 

demikian menghilangkan dahaganya dengan segera dan 

selamanya. 

Air Yesus mengalir di dalam kitab ini. Siapa pun yang 

minum darinya akan diselamatkan dari dosa selamanya. Ia tidak 

akan pernah terjebak oleh dosa lagi, melainkan air hidup akan 

mengalir dari mereka dan memuaskan dahaga jiwa-jiwa lain di 

sekitar mereka. 

 

 

Marilah Kita Menjadi Pekerja Tuhan, Mereka 

yang Membangun Kembali Apa yang Telah Rusak 

 

Kita hidup di zaman yang dekat dengan akhir dunia. Inilah 

saat ketika segala dosa manusia merajalela, menyerukan 

penghukuman yang benar dari Tuhan. Para ilmuwan 

meluncurkan domba yang disintesis secara genetik, ‘Dolly’, dan 

orang-orang hampir siap untuk menerima manusia yang 

direproduksi secara genetik. 

Hari ini, umat manusia sedang membangun menara Babel 

yang lain. Sebelumnya ketika umat manusia mencoba 

melakukan hal-hal seperti itu, Tuhan menyebarkan mereka ke 

seluruh bumi dengan mengacaukan bahasa mereka. Sekarang, 

tanpa belas kasihan Tuhan, Tujuh Masa Kesengsaraan Besar dan 

penghakiman kekal akan dicurahkan ke seluruh jiwa-jiwa yang 

terhilang yang belum dilahirkan kembali. 

Oleh sebab  itu, saya berdoa dan mendorong Anda untuk 

membaca buku ini dengan cermat. Saya berdoa agar Anda 

‘dilahirkan kembali dari air dan Roh’. Buku ini memberitakan 

Injil dengan tepat seperti yang tertulis di dalam Alkitab. Oleh 

sebab  itu, seperti yang dikatakan: “Jikalau kamu tetap dalam 

14        


 

firman-Ku, kamu yaitu  benar-benar murid-Ku. Dan kamu 

akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan 

memerdekakan kamu” (Yohanes 8:31-32). 

Semoga Anda mengenal kata-kata kebenaran melalui buku 

ini dan terbebas dari dosa dan kematian. Semoga kamu ditebus 

dan memperoleh kehidupan yang kekal di Dalam-Nya. 

Mari kita melakukan pekerjaan Bapa bersama-sama untuk 

menyelamatkan jiwa umat-Nya dengan memberitakan ‘Injil air 

dan darah’. Saya sangat berharap Injil yang benar akan bersinar 

kembali di seluruh dunia. Saya yakin bahwa Injil yang benar 

akan memperbaiki bagian-bagian yang telah rusak dalam iman 

Kristen saat ini dengan kata-kata kebenaran. 

“Mereka yang ada di antara kamu akan membangun 

kembali tempat-tempat yang telah lama terbuang; Engkau akan 

membangun landasan banyak generasi; Dan kamu akan 

memperbaiki tembok yang telah rusak, akan disebut sebagai 

pemulih jalan-jalan untuk Dihuni” (Yesaya 58:12). 

Banyak dari Anda yang pasti tidak akrab dengan Injil 

tentang dilahirkan kembali dari air dan Roh. Jadi saya telah 

berusaha untuk memberikan penekanan yang besar pada Injil 

baptisan Yesus dan Salib-Nya dalam setiap khotbah. 

Jika tidak ada baptisan Yesus, Salib-Nya tidak akan berarti 

bagi kita semua. Inilah alasan mengapa saya menekankan 

baptisan-Nya berulang kali. 

Tujuan saya yaitu  untuk menjelaskannya kepada Anda. 

Sampai Anda semua diberkati dengan Injil air (baptisan Yesus) 

dan Roh Kudus, saya ingin mengulanginya untuk Anda. 

Saya sangat ingin agar Anda semua percaya kepada Injil 

baptisan dan darah-Nya agar dapat diselamatkan dari dosa. Dan 

saya yakin khotbah ini akan menuntun Anda untuk dilahirkan 

kembali.  


< Markus 7:8-9 > 

“sebab  meninggalkan perintah Yahweh, kamu 

memegang tradisi manusia. Dia berkata kepada mereka, 

‘Kamu dengan baik menolak perintah Yahweh, supaya 

kamu dapat menjaga tradisi manusia.’” 

< Markus 7:20-23 > 

“Dan Dia berkata, ‘Apa yang keluar dari seseorang, 

itulah yang menajiskan orang. Sebab dari dalam, dari hati 

orang, timbul segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan, 

pembunuhan, pencurian, keserakahan, kejahatan, penipuan, 

hawa nafsu, mata jahat, hujat, kesombongan, kebebalan. 

Semua hal jahat itu timbul dari dalam dan menajiskan 

orang.’” 

Pertama, saya ingin mendefinisikan apa itu dosa. Ada dosa 

yang ditetapkan oleh Yahweh, dan ada dosa yang ditetapkan 

oleh manusia. Kata dosa, dalam bahasa Yunani, berarti ‘meleset 

dari sasaran.’ Ini berarti tidak melakukan sesuatu dengan benar. 

yaitu  dosa jika kita tidak mengikuti perintah Yahweh dengan 

benar. Pertama-tama, mari kita lihat dosa sebagaimana 

didefinisikan oleh manusia.  

2

 

Kita mengukur dosa menurut hati nurani kita. Dengan kata 

lain, dosa bukanlah pelanggaran terhadap perintah Yahweh, 

tetapi dinilai berdasarkan latar belakang, hati, dan hati nurani 

seseorang.  

Dosa itu dinilai oleh setiap individu. Oleh sebab  itu, 

tindakan yang sama bisa dianggap sebagai dosa atau tidak 

tergantung pada standar masing-masing orang. Itulah sebabnya 

Yahweh telah memberi kita 613 pasal dalam Hukum Taurat 

untuk digunakan sebagai standar penghakiman.  

Diagram di bawah ini mengilustrasikan dosa-dosa manusia. 

 

 

Hukum nasional, hukum sipil 

 

Hati nurani manusia 

 

Hukum Yahweh 

 

Moralitas, norma-norma sosial 

 

 

Oleh sebab  itu, kita tidak boleh menetapkan standar kita 

pada hati nurani kita.  

Dosa-dosa dalam hati nurani kita tidak sesuai dengan apa 

yang Yahweh definisikan sebagai dosa. Oleh sebab  itu, kita tidak 

boleh mendengarkan hati nurani kita, melainkan mendasarkan 

standar dosa pada perintah-perintah Yahweh. 

Masing-masing dari kita memiliki gagasan sendiri tentang 

     21 



 

apa itu dosa. Beberapa orang menganggapnya sebagai 

kekurangan mereka, dan yang lain menganggapnya sebagai 

sikap yang menyimpang.  

Sebagai contoh, di Korea, orang-orang menutupi kuburan 

orang tua mereka dengan rumput dan menganggapnya sebagai 

tugas mereka untuk memotong rumput dan merawat kuburan itu 

sampai mereka sendiri meninggal. Namun dalam kasus suku 

primitif di Papua Nugini, mereka menghormati orang tua 

mereka yang telah meninggal dengan membagi-bagikan 

jasadnya kepada anggota keluarga dan memakannya. (Saya 

tidak yakin apakah mereka memasaknya atau tidak sebelum 

memakannya.) Sepertinya hal ini dilakukan untuk mencegah 

agar jenazah tidak dimakan cacing. Kebiasaan-kebiasaan ini 

menggambarkan bahwa konsep manusia tentang dosa bisa 

sangat bervariasi. 

Demikian pula halnya dengan apa yang baik dan apa yang 

berdosa. Namun, Alkitab memberi tahu kita bahwa melanggar 

perintah-Nya yaitu  dosa. ‘sebab  meninggalkan perintah 

Yahweh, kamu memegang tradisi manusia. Dia berkata kepada 

mereka, “Kamu dengan baik menolak perintah Yahweh, supaya 

kamu dapat menjaga tradisi manusia”’ (Markus 7:8-9). 

Yahweh tidak peduli dengan penampilan luar kita. Dia melihat 

ke dalam inti hati kita. 

 

 

Kriteria Sendiri yaitu  Dosa di Hadapan Yahweh  

 

Dosa apa yang paling serius? 

yaitu  mengabaikan Firman Yahweh. 

 

Izinkan saya memberi tahu Anda apa itu dosa di hadapan 

22        



 

Yahweh. Dosa itu yaitu  gagal untuk hidup sesuai dengan 

kehendak-Nya. Yaitu tidak percaya kepada Firman-Nya. 

Yahweh berkata bahwa yaitu  dosa jika kita hidup seperti orang 

Farisi yang menolak perintah-perintah Yahweh dan lebih 

mementingkan ajaran-ajaran tradisional mereka. Dan Yesus 

menganggap orang-orang Farisi sebagai orang-orang munafik.  

“Yahweh mana yang kamu percayai? Apakah kamu 

sungguh-sungguh menghormati dan menghargai Aku? Kamu 

membanggakan nama-Ku, tetapi apakah kamu sungguh-sungguh 

menghormati Aku?” Manusia hanya melihat penampilan luar dan 

mengabaikan Firman-Nya. Dan itu yaitu  dosa di hadapan-Nya. 

Dosa yang paling serius yaitu  mengabaikan Firman-Nya. 

Apakah Anda menyadari hal ini? Itu yaitu  dosa yang paling 

serius dari semua dosa. 

Kelemahan kita hanyalah kesalahan, pelanggaran belaka. 

Kesalahan yang kita buat dan kesalahan yang kita lakukan 

sebab  ketidaksempurnaan kita bukanlah dosa mendasar, 

melainkan kesalahan. Yahweh membedakan dosa dan kesalahan. 

Mereka yang mengabaikan Firman-Nya yaitu  orang-orang 

berdosa meskipun mereka tidak mempunyai kesalahan. Mereka 

yaitu  orang-orang berdosa besar di hadapan Yahweh. Itu 

sebabnya Yesus memarahi orang-orang Farisi. 

Dalam Pentateuch dari Kejadian sampai Ulangan, ada 

perintah yang memberitahu kita apa yang harus dilakukan atau 

tidak dilakukan. Itu yaitu  firman Yahweh, perintah-perintah-

Nya. Kita tidak pernah bisa menaatinya 100%, tapi kita harus 

mengenalinya sebagai perintah-Nya. Dia telah memberikannya 

kepada kita sejak awal, dan kita harus menerimanya 

sebagaimana adanya. 

“Pada mulanya yaitu  Firman; Firman itu bersama-sama 

dengan Yahweh dan Firman itu yaitu  Yahweh” (Yohanes 1:1). 

Lalu Ia berfirman: “Jadilah terang; dan ada cahaya” (Kejadian 

     



 

1:3). Ia menciptakan segala sesuatu. Dan Dia menetapkan 

Hukum Taurat.  

“Dan Firman menjadi daging dan tinggal di antara kita, 

dan Firman itu yaitu  Yahweh” (Yohanes 1:1, 14). Lalu, 

bagaimana Yahweh menunjukkan diri-Nya kepada kita? Dia 

menunjukkan diri-Nya kepada kita melalui perintah-perintah-

Nya. Yahweh yaitu  Firman, dan Dia menunjukkan diri-Nya 

melalui perintah-perintah-Nya. Yahweh yaitu  Roh. Dan 

apakah yang kita sebut sebagai Alkitab? Kita menyebutnya 

Firman Yahweh.  

Dikatakan di sini, “sebab  meninggalkan perintah Yahweh, 

kamu memegang tradisi manusia.” Ada 613 pasal dalam Hukum 

Hukum Taurat-Nya. Lakukan ini tetapi jangan lakukan itu; 

hormati orang tua Anda, dll. Dalam Imamat, dikatakan bahwa 

wanita harus melakukan ini dan pria harus melakukan itu, dan 

apa yang harus dilakukan ketika seekor hewan peliharaan jatuh 

ke dalam selokan, dll. Ada 613 pasal seperti itu, Hukum Taurat-

Nya. 

Tetapi sebab  itu bukan kata-kata manusia, kita harus 

memikirkannya lagi dan lagi. Kita harus menaati Yahweh dan 

bahkan jika kita tidak dapat menaati semua Hukum Taurat-Nya, 

setidaknya kita harus mengakuinya.  

Apakah ada satu pun Firman Yahweh yang tidak benar? 

Orang-orang Farisi mengesampingkan perintah-perintah 

Yahweh. Mereka lebih mementingkan tradisi manusia daripada 

perintah-perintah-Nya. Perkataan para tua-tua mereka lebih 

berbobot daripada Firman Yahweh. Begitulah yang terjadi 

ketika Yesus lahir. Yesus sangat tidak suka jika orang tidak 

mengenal Firman Yahweh. 

Yahweh telah memberi kita 613 pasal Hukum Taurat untuk 

mengajari kita bahwa Dialah Kebenaran, Dialah Yahweh kita, 

apa dosa kita di hadapan-Nya, dan untuk menunjukkan kepada 

24        



 

kita Kekudusan-Nya. Oleh sebab  itu, sebab  kita semua yaitu  

orang berdosa di hadapan-Nya, hendaknya kita percaya kepada 

Yesus yang diutus Yahweh kepada kita sebab  kasih-Nya 

kepada kita dan kita harus hidup dengan iman. 

Mereka yang mengesampingkan Firman-Nya, dan mereka 

yang tidak percaya yaitu  orang berdosa. Mereka yang tidak 

mampu menepati Firman-Nya yaitu  orang berdosa juga, tetapi 

mengesampingkan Firman-Nya yaitu  dosa terbesar. Merekalah 

yang akan berakhir di neraka. Tidak percaya berarti berbuat dosa 

di hadapan-Nya. 

 

 

Alasan Mengapa Yahweh Memberikan Hukum 

Taurat kepada Kita 

 

Mengapa Yahweh memberikan Hukum Taurat kepada 

kita? 

Untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan 

hukumannya 

 

Apa alasan Yahweh memberikan Hukum Taurat kepada 

kita? Untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan untuk 

kembali ke dalam pelukan-Nya. Dia memberi kita 613 pasal 

Hukum Taurat agar kita dapat menyadari dosa-dosa kita dan 

ditebus melalui Yesus. Inilah alasan mengapa Yahweh memberi 

kita Hukum Taurat.  

Dikatakan dalam Roma 3:20, “Melalui Hukum Taurat 

yaitu  pengetahuan tentang dosa.” Jadi kita tahu bahwa alasan 

Yahweh memberikan Hukum Taurat kepada kita bukanlah 

untuk memaksa kita untuk hidup dengan Hukum Taurat. 

Lalu, apa pengetahuan yang kita peroleh dari Hukum 

     



 

Taurat? Yaitu bahwa kita terlalu lemah untuk menaati Hukum 

Taurat secara keseluruhan dan bahwa kita yaitu  orang-orang 

berdosa di hadapan-Nya. Dan apa yang kita sadari dari 613 pasal 

dalam Hukum Taurat-Nya? Kita menyadari kekurangan kita, 

ketidakmampuan kita untuk hidup menurut Hukum Taurat-Nya. 

Kita menyadari bahwa kita, sebagai ciptaan Yahweh, yaitu  

makhluk yang tidak berdaya. Kita menyadari bahwa kita yaitu  

orang berdosa di hadapan-Nya, dan kita semua akan berakhir di 

neraka menurut Hukum Taurat-Nya.  

Ketika kita menyadari dosa-dosa kita dan juga 

ketidakberdayaan kita, lalu apa yang kita lakukan? Apakah kita 

mencoba untuk menjadi makhluk yang sempurna? Tidak. Yang 

harus kita lakukan yaitu  mengakui bahwa kita yaitu  orang 

berdosa, percaya kepada Yesus, ditebus melalui keselamatan-

Nya dalam air dan Roh, dan bersyukur kepada-Nya. 

Alasan Dia memberi kita Hukum Taurat yaitu  untuk 

menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan hukuman atas dosa-

dosa tersebut sehingga kita tahu bahwa kita tidak dapat 

diselamatkan dari neraka tanpa Yesus. Jika kita percaya kepada 

Yesus sebagai Juruselamat kita, kita akan ditebus. Dia memberi 

kita Hukum Taurat untuk menyelamatkan kita. 

Dia memberi kita Hukum Taurat untuk menyadarkan kita 

betapa berdosanya kita dan untuk menyelamatkan jiwa kita dari 

dosa. Dia memberi kita Hukum Taurat dan mengutus Yesus 

untuk menyelamatkan kita. Dia mengutus Anak-Nya sendiri 

untuk menanggung dosa kita melalui Baptisan-Nya. Dan kita 

bisa diselamatkan dengan percaya kepada-Nya. 

Kita harus menyadari bahwa kita yaitu  orang-orang 

berdosa yang putus asa dan harus percaya kepada Yesus agar 

kita bisa lepas dari dosa, menjadi anak-anak-Nya dan 

mengembalikan kemuliaan kepada Yahweh. 

Kita harus memahami Firman-Nya. Semua permulaan 

2



 

berasal dari Dia. Kita juga harus memulai dengan Firman-Nya 

dan memahami kebenaran penebusan melalui Firman-Nya. Kita 

harus berpikir dan menilai melalui Firman-Nya. Inilah iman 

yang benar dan sejati. 

 

 

Apa yang Ada di Hati Manusia? 

 

 

Iman harus dimulai dengan Firman Tuhan, dan kita harus 

percaya kepada Tuhan melalui Firman-Nya. Jika tidak, kita akan 

terjerumus ke dalam kesalahan. Itu yaitu  iman yang salah dan 

tidak benar. 

Ketika orang-orang Farisi dan ahli Taurat melihat murid-

murid Yesus makan roti dengan tangan yang tidak dicuci, 

mereka tidak dapat menegur mereka jika mereka melihatnya 

melalui Firman Tuhan. Firman mengatakan bahwa apa pun yang 

masuk ke dalam diri seseorang dari luar tidak dapat 

menajiskannya sebab  yang masuk ke dalam perutnya, tidak ke 

dalam hatinya, lalu keluar. 

Sebagaimana dinyatakan dalam Markus 7:20-23, ‘Dan Dia 

berkata, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang 

menajiskan orang. Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul 

segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan, pembunuhan, 

pencurian, keserakahan, kejahatan, penipuan, hawa nafsu, mata 

jahat, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal jahat itu 

timbul dari dalam dan menajiskan orang.”’ Yesus berkata 

bahwa manusia yaitu  orang berdosa sebab  mereka dilahirkan 

Apa yang harus kita lakukan di hadapan Tuhan? 

Kita harus mengakui dosa-dosa kita dan meminta Tuhan 

untuk menyelamatkan kita. 

    



 

dengan dosa. 

Apakah Anda mengerti apa artinya ini? Kita dilahirkan 

sebagai orang berdosa sebab  kita semua yaitu  keturunan 

Adam. Namun kita tidak dapat melihat kebenarannya sebab  

kita tidak menerima atau percaya pada seluruh Firman-Nya. Apa 

yang ada di dalam hati manusia? 

Mari kita lihat Markus 7:21-22. “Sebab dari dalam, dari 

hati orang, timbul segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan, 

pembunuhan, pencurian, keserakahan, kejahatan, penipuan, 

hawa nafsu, mata jahat, hujat, kesombongan, kebebalan.” 

Semua ini keluar dari hati manusia dan menajiskannya serta 

orang lain. 

Tercatat dalam Mazmur, “Ketika aku mempertimbangkan 

langit-Mu, pekerjaan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang, yang 

telah Engkau tetapkan, Apa gerangan manusia sehingga 

Engkau mengingatnya, Dan anak manusia sehingga Engkau 

mengunjunginya?” (Mazmur 8:3-4). 

Mengapa Dia mengunjungi kita? Dia mengunjungi kita 

sebab  Dia mengasihi kita. Dia menciptakan kita, mengasihi kita, 

dan mengasihani kita yang berdosa. Dia menghapuskan segala 

dosa kita dan menjadikan kita umat-Nya. “Ya Tuhan, Tuhan kami, 

betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi, yang telah 

menempatkan kemuliaan-Mu di atas langit!” (Mazmur 8:1) Raja 

Daud bernyanyi dalam Perjanjian Lama ketika dia menyadari 

bahwa Tuhan akan menjadi Juruselamat orang berdosa. 

Dalam Perjanjian Baru, rasul Paulus mengatakan hal yang 

sama. Sungguh suatu hal yang luar biasa bahwa kita, ciptaan 

Yahweh, dapat menjadi anak-anak-Nya. Hal ini dilakukan hanya 

melalui belas kasihan-Nya kepada kita. Inilah kasih Yahweh.  

Berusaha untuk hidup sesuai dengan hukum Yahweh 

sepenuhnya, di satu sisi, berarti menantang Dia. Dan itu juga 

merupakan pemikiran yang muncul dari ketidaktahuan kita. 

2



 

Tidaklah benar untuk hidup di luar kasih-Nya sambil berjuang 

untuk menaati Hukum Taurat dan berdoa. yaitu  kehendak 

Yahweh bahwa kita harus menyadari bahwa kita yaitu  orang 

berdosa melalui Hukum Taurat dan percaya kepada penebusan 

air dan darah (Roh). 

Firman-Nya tertulis dalam Markus 7:20-23, “Apa yang 

keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan orang. Sebab 

dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, 

perzinahan, percabulan, pembunuhan, pencurian, keserakahan, 

kejahatan, penipuan, hawa nafsu, mata jahat, hujat, 

kesombongan, kebebalan. Semua hal jahat itu timbul dari dalam 

dan menajiskan orang.” 

Yesus berkata bahwa apa yang keluar dari dalam diri 

manusia, yaitu dosa-dosa yang ada di dalamnya, akan 

menajiskan mereka. Makanan yang Tuhan berikan kepada kita 

tidak dapat menajiskan manusia. Semua ciptaan itu bersih, tetapi 

hanya hal-hal yang keluar dari diri manusia, yaitu dosa-dosanya, 

yang menajiskannya. Kita semua terlahir sebagai keturunan 

Adam. Lalu bagaimana kita dilahirkan? Kita dilahirkan dengan 

dua belas jenis dosa. 

Lalu, bisakah kita hidup tanpa dosa? Kita akan terus 

berbuat dosa, sebab  kita dilahirkan dengan dosa. Dapatkah kita 

menghentikan diri kita dari berbuat dosa hanya sebab  kita 

mengetahui Hukum Taurat? Dapatkah kita hidup sesuai dengan 

perintah-perintahnya? Tidak.  

Semakin kita mencoba, semakin sulit jadinya. Kita harus 

menyadari keterbatasan kita dan menyerah. Kemudian, dengan 

kerendahan hati, kita dapat menerima baptisan dan darah Yesus 

yang menyelamatkan kita.  

Keseluruhan 613 pasal dalam UU tersebut benar dan adil. 

Tetapi manusia yaitu  orang berdosa sejak mereka dikandung di 

dalam rahim ibu mereka. Ketika kita menyadari bahwa hukum 

     



 

Yahweh itu benar, tetapi kita dilahirkan sebagai orang berdosa 

yang tidak akan pernah bisa menjadi benar dengan kekuatan kita 

sendiri, kita juga menyadari bahwa kita membutuhkan belas 

kasihan Tuhan dan harus diselamatkan melalui penebusan Yesus 

di dalam air, darah dan Roh. Ketika kita menyadari keterbatasan 

kita, bahwa kita tidak dapat menjadi benar dengan kekuatan kita 

sendiri dan kita akan masuk neraka sebab  dosa-dosa kita, kita 

tidak bisa tidak bergantung pada penebusan Yesus. 

Kita harus tahu bahwa kita tidak bisa menjadi benar atau 

baik di hadapan Tuhan dengan kekuatan kita sendiri. Oleh 

sebab  itu, kita harus mengakui di hadapan Tuhan bahwa kita 

yaitu  orang-orang berdosa yang ditakdirkan masuk neraka, dan 

kita dapat berdoa memohon belas kasihan-Nya, “Tuhan, tolong 

selamatkan aku dari dosa-dosaku dan kasihanilah aku.” Maka, 

Tuhan pasti akan menemui kita dalam Firman-Nya. Dengan cara 

ini, kita bisa terbebas. 

Kita cenderung memandang doa Daud sebagai Firman 

Tuhan yang tertulis. “Agar Engkau ditemukan adil ketika 

Engkau berbicara, Dan tanpa cela ketika Engkau menghakimi” 

(Mazmur 51:4). 

Daud mengetahui bahwa dirinya yaitu  segumpal dosa yang 

cukup jahat untuk dibuang ke neraka namun ia mengakuinya di 

hadapan Tuhan. “Jika Engkau menyebut saya orang berdosa, saya 

yaitu  orang berdosa; Jika Engkau menyebut aku benar, maka 

aku benar; Jika Engkau menyelamatkanku, aku akan 

diselamatkan; dan jika Engkau mengirimku ke neraka, aku akan 

berakhir di neraka.” 

Ini yaitu  iman yang benar. Inilah cara kita diselamatkan. 

Kita seharusnya bersikap seperti ini jika kita berharap siap untuk 

percaya kepada penebusan Yesus. 

 

 

3



 

Kita Harus Mengetahui Secara Tepat Apa Dosa 

Kita 

 

sebab  kita semua yaitu  keturunan Adam, kita semua 

mempunyai nafsu di dalam hati kita. Namun, apa yang Tuhan 

katakan kepada kita? Dia memberitahu kita untuk tidak 

melakukan perzinahan. Kita mempunyai niat membunuh di 

dalam hati kita, tapi apa yang Tuhan katakan kepada kita? Dia 

memberitahu kita untuk tidak membunuh. Kita semua 

menentang orang tua kita di dalam hati, namun Dia 

memerintahkan kita untuk menghormati orang tua kita. Kita 

harus menyadari bahwa semua Firman-Nya yaitu  benar dan 

baik dan bahwa kita semua mempunyai dosa di dalam hati kita. 

Apakah ini benar atau tidak? Benar sekali. Oleh sebab  itu, 

apa yang harus kita lakukan di hadapan Tuhan? Kita harus 

mengakui bahwa kita yaitu  kumpulan dosa, orang-orang 

berdosa yang tidak berpengharapan. Tidaklah benar jika kita 

berpikir bahwa kita yaitu  orang benar kemarin sebab  kita telah 

melakukan perbuatan baik dan menjadi orang berdosa hari ini 

sebab  kita telah melakukan dosa hari ini. Kita dilahirkan 

sebagai orang berdosa. Apa pun yang kita lakukan, kita akan 

tetap menjadi orang berdosa. Inilah sebabnya mengapa kita 

harus ditebus melalui air dan darah Yesus.  

Kita bukan orang berdosa sebab  perbuatan kita, seperti 

berzinah, membunuh, mencuri, dan sebagainya, tetapi kita 

berdosa sebab  kita dilahirkan sebagai orang berdosa. Kita 

dilahirkan dengan dua belas jenis dosa. sebab  kita terlahir 

sebagai orang berdosa di mata Tuhan, kita tidak akan pernah bisa 

menjadi baik dengan usaha kita sendiri. Kita hanya bisa berpura-

pura menjadi baik. 

Kita dilahirkan dengan pikiran yang penuh dengan dosa 

seperti pembunuhan, pencurian, dll. Jadi, bagaimana kita bisa 

    



 

menjadi benar hanya sebab  kita tidak melakukan dosa-dosa ini? 

Kita tidak akan pernah bisa menjadi benar di hadapan Yahweh 

dengan kekuatan kita sendiri. Jika kita mengaku benar, itu 

yaitu  kemunafikan. Yesus menyebut orang-orang Farisi dan 

ahli Taurat sebagai ‘orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang 

munafik.’ Manusia dilahirkan sebagai orang berdosa. Mereka 

berdosa di hadapan Tuhan sepanjang hidup mereka.  

Siapapun yang mengklaim bahwa mereka tidak pernah 

berkelahi atau memukul orang lain atau bahkan mencuri jarum 

dari siapa pun sepanjang hidup mereka yaitu  bohong sebab  

manusia dilahirkan sebagai orang berdosa. Orang tersebut 

yaitu  pembohong, pendosa, dan munafik. Ini yaitu  bagaimana 

Yahweh melihat mereka.  

Anda yaitu  orang berdosa sejak lahir. Bahkan jika Anda 

tidak melakukan satu tindakan dosa pun, Anda akan masuk 

neraka. Bahkan jika Anda secara umum menaati Hukum Taurat 

dan sebagian besar perintah-perintahnya, Anda tetaplah orang 

berdosa yang ditakdirkan untuk masuk neraka. 

Lalu apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi takdir 

seperti itu? Kita harus memohon belas kasihan-Nya dan 

bergantung kepada-Nya untuk diselamatkan dari dosa-dosa kita. 

Jika Dia tidak menyelamatkan kita, kita tidak bisa tidak masuk 

neraka. Ini yaitu  takdir kita.  

Mereka yang menerima Firman-Nya juga mengakui bahwa 

mereka memang orang berdosa. Dan mereka juga tahu bahwa 

mereka yaitu  orang benar. Oleh sebab  itu, mereka tahu bahwa 

mengesampingkan Firman-Nya tanpa mengakui Firman-Nya 

yaitu  dosa. Mereka yang menerima Firman-Nya yaitu  orang 

benar meskipun mereka yaitu  orang berdosa sebelumnya. 

Mereka dilahirkan kembali oleh Firman-Nya dan menerima 

kasih karunia-Nya. Mereka yaitu  orang-orang yang paling 

diberkati. 




 

Mereka yang Mencoba Ditebus Melalui Perbuatan 

Mereka Masih Berdosa 

 

Siapa saja yang masih berdosa bahkan setelah mereka 

percaya kepada Yesus? 

Mereka yang mencoba ditebus melalui perbuatan mereka. 

 

Mari kita lihat Galatia 3:10 dan 11. ‘Sebab semua orang 

yang melakukan Hukum Taurat berada di bawah kutuk; sebab  

ada tertulis, “Terkutuklah setiap orang yang tidak melakukan 

segala sesuatu yang tertulis dalam kitab Hukum Taurat.” Tetapi 

jelaslah bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh Hukum 

Taurat di hadapan Yahweh, sebab  “orang benar akan hidup 

oleh iman.”’ 

Dikatakan bahwa setiap orang yang tidak terus melakukan 

segala sesuatu yang tertulis dalam kitab Taurat akan terkutuk. 

Mereka yang percaya kepada Yesus tetapi mencoba untuk 

dibenarkan melalui perbuatan mereka akan terkutuk. Di 

manakah mereka yang berusaha dibenarkan oleh perbuatan 

mereka? Mereka berada di bawah kutukan Tuhan.  

Mengapa Yahweh memberikan Hukum Taurat kepada kita? 

Dia memberikan Hukum Taurat kepada kita agar kita menyadari 

dosa-dosa kita (Roma 3:20). Agar kita menyadari bahwa kita 

yaitu  orang berdosa yang sempurna dan bahwa kita ditakdirkan 

untuk masuk neraka.  

Percayalah kepada baptisan Yesus, Anak Yahweh, dan 

dilahirkan kembali dari air dan Roh. Maka Anda akan 

diselamatkan dari dosa-dosa Anda, menjadi orang benar, 

memiliki hidup yang kekal, dan masuk surga. Milikilah iman di 

dalam hati Anda. 

 

    



 

Dosa Paling Sombong di Dunia 

 

Apa dosa paling sombong di dunia? 

Untuk mencoba hidup berdasarkan Hukum  

 

Tidak ada yang lebih penting daripada percaya kepada 

Yahweh. Kita diberkati dengan beriman pada nikmat-Nya. 

Yahweh memutuskan untuk menyelamatkan mereka yang 

beriman kepada Firman-Nya. 

Namun saat ini, di antara orang-orang beriman, banyak 

yang mencoba hidup berdasarkan Hukum-Nya. Kebanyakan 

orang Kristen seperti itu. Patut dipuji jika mereka mencoba 

hidup berdasarkan Hukum, namun bagaimana mungkin? 

Kita harus menyadari betapa bodohnya mencoba hidup 

sesuai dengan Hukum-Nya. Semakin kita mencoba, semakin 

sulit jadinya. Dia berkata, “Iman timbul dari pendengaran, dan 

pendengaran oleh firman Tuhan” (Roma 10:17). Kita perlu 

membuang kesombongan kita agar bisa diselamatkan. 

 

 

Kita Harus Melepaskan Standar Kita Sendiri Agar 

Dapat Diselamatkan 

 

Apa yang harus kita lakukan agar bisa diselamatkan? 

Kita harus menanggalkan standar kita sendiri. 

 

Bagaimana seseorang bisa diselamatkan? Hal ini hanya 

mungkin terjadi bila mereka menyadari diri mereka sebagai 

orang berdosa. Ada banyak orang yang belum ditebus sebab  



 

mereka tidak bisa melepaskan keyakinan dan upaya mereka 

yang salah. 

Tuhan berkata bahwa mereka yang berpegang teguh pada 

Hukum yaitu  terkutuk. Mereka yang percaya bahwa mereka 

bisa menjadi orang benar secara bertahap ketika mereka terus 

percaya kepada Yesus dan mencoba untuk hidup sesuai dengan 

Hukum Taurat berada di bawah kutukan-Nya. Mereka percaya 

kepada Tuhan, namun mereka tetap berpikir bahwa mereka 

harus hidup sesuai dengan Hukum agar bisa diselamatkan. 

Sahabat, bisakah kita menjadi benar melalui perbuatan kita 

ketika kita masih hidup? Kita menjadi benar hanya dengan 

percaya kepada Firman Yesus, dan hanya dengan itu kita ditebus. 

Hanya dengan memiliki iman kepada baptisan Yesus, darah-Nya, 

dan Yesus sebagai Tuhan, kita ditebus.  

Itulah sebabnya Tuhan telah menyiapkan hukum iman bagi 

kita sebagai jalan untuk menjadi benar. Penebusan dalam air dan 

Roh tidak terletak pada perbuatan manusia, tetapi pada iman 

kepada Firman Tuhan. Dan Yahweh membebaskan kita sebab  

iman itu. Itulah cara Yahweh merencanakannya dan bagaimana 

Dia telah menggenapinya.  

Mengapa mereka yang percaya kepada Yesus tidak ditebus? 

sebab  mereka tidak menerima firman tentang penebusan air 

dan Roh. Tetapi kita, yang sama tidak sempurnanya dengan 

mereka, telah ditebus oleh sebab  iman kita kepada firman 

Tuhan. 

“Dua wanita sedang menggiling dengan batu giling: satu 

orang akan diambil dan satu orang lagi akan ditinggalkan” 

(Matius 24:41). Yang ditinggalkan yaitu  yang belum ditebus. 

Mengapa yang seorang akan diambil dan yang lain ditinggalkan?  

Alasannya yaitu  sebab  yang satu mendengarkan dan 

percaya kepada firman Tuhan. Yang satu lagi yang bekerja keras 

untuk menaati Hukum Taurat akhirnya dilemparkan ke dalam 

    



 

neraka. Dia mencoba merangkak naik kepada Tuhan, tetapi 

Tuhan mengusirnya seperti kita mengusir serangga yang 

mencoba merangkak naik ke kaki kita. Jika seseorang mencoba 

merangkak naik kepada Tuhan dengan mencoba menaati 

Hukum Taurat, mereka pasti akan dilemparkan ke dalam neraka.  

Itulah sebabnya kita harus ditebus dengan iman di dalam 

air dan Roh. 

‘Sebab semua orang yang melakukan Hukum Taurat 

berada di bawah kutuk; sebab  ada tertulis, “Terkutuklah setiap 

orang yang tidak melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam 

kitab Hukum Taurat.”’ ‘Tetapi jelaslah bahwa tidak seorangpun 

yang dibenarkan oleh Hukum Taurat di hadapan Tuhan, sebab  

“orang benar akan hidup oleh iman”’ (Galatia 3:10-11, Roma 

1:17). 

Tidak percaya kepada Firman Yahweh yaitu  dosa di 

hadapan Yahweh. Selain itu, mengesampingkan Firman 

Yahweh menurut standar sendiri juga merupakan dosa. Kita 

manusia tidak dapat hidup menurut Hukum-Nya sebab  kita 

semua dilahirkan sebagai orang berdosa. Dan kita terus berbuat 

dosa sepanjang hidup kita. Kita berdosa sedikit di sini, sedikit di 

sana, dan ke mana pun kita pergi. Kita harus menyadari bahwa 

daging kita tidak dapat menahan diri untuk tidak berbuat dosa. 

Manusia itu seperti ember besar yang penuh dengan 

kotoran. Jika kita mencoba membawanya ke mana-mana, kita 

akan menumpahkan isinya di sepanjang jalan. Kita seperti itu. 

Kita terus menumpahkan dosa ke mana pun kita pergi. Dapatkah 

Anda membayangkannya?  

Apakah Anda masih berpura-pura bahwa Anda suci? Jika 

Anda dapat melihat diri Anda dengan jelas, Anda akan berhenti 

berusaha dengan sia-sia untuk menjadi kudus dan percaya 

kepada air dan darah Yesus.  

Kita harus membuang sikap keras kepala kita dan 



mengakui bahwa kita yaitu  orang berdosa di hadapan Tuhan. 

Kemudian, mereka harus kembali kepada Firman-Nya dan 

menemukan bagaimana Dia menyelamatkan mereka dengan air 

dan Roh.  

KHOTBAH 2

Manusia Terlahir Sebagai 

Orang Berdosa 



Manusia Terlahir Sebagai  

Orang Berdosa 

< Markus 7:20-23 > 

“Dan Dia berkata, ‘Apa yang keluar dari seseorang, 

itulah yang menajiskan orang. Sebab dari dalam, dari hati 

orang, timbul segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan, 

pembunuhan, pencurian, keserakahan, kejahatan, penipuan, 

hawa nafsu, mata jahat, hujat, kesombongan, kebebalan. 

Semua hal jahat itu timbul dari dalam dan menajiskan 

orang.’” 

Orang-orang Bingung dan Hidup di Bawah Ilusi 

Mereka Sendiri  

Sebelum saya melanjutkan, saya ingin mengajukan sebuah 

pertanyaan. Apa pendapat Anda tentang diri Anda sendiri? 

Apakah menurut Anda diri Anda sendiri cukup baik atau cukup 

buruk? Bagaimana menurutmu?  

Semua orang hidup di bawah ilusi mereka sendiri. Anda 

mungkin tidak seburuk yang Anda pikirkan dan juga tidak 

sebaik yang Anda pikirkan.  

Lalu, menurut Anda siapakah yang akan menjalani 

Siapakah yang paling mungkin diselamatkan? 

Orang yang menganggap dirinya pendosa terburuk di 

dunia 

 


 

kehidupan iman yang lebih baik? Apakah mereka yang 

menganggap diri mereka baik atau mereka yang menganggap 

diri mereka buruk? 

Ini yaitu  yang terakhir. Oleh sebab  itu, siapakah yang 

lebih mungkin untuk ditebus: Mereka yang telah melakukan 

lebih banyak dosa atau mereka yang hanya melakukan sedikit 

dosa? Mereka yang paling banyak melakukan dosa lebih 

mungkin untuk ditebus sebab  mereka tahu bahwa mereka 

yaitu  orang berdosa. Mereka dapat menerima penebusan yang 

telah dipersiapkan oleh Yesus dengan lebih baik. 

Ketika kita benar-benar melihat diri kita sendiri, kita dapat 

melihat bahwa kita hanyalah kumpulan dosa. Apakah manusia 

itu? Manusia yaitu  ‘keturunan pembuat kejahatan.’ Dalam 

Yesaya 59, dikatakan bahwa ada berbagai macam kejahatan di 

dalam hati manusia. Oleh sebab  itu, manusia yaitu  kumpulan 

dosa. Namun, jika kita mendefinisikan manusia sebagai 

kumpulan dosa, banyak yang tidak setuju. Mendefinisikan 

manusia sebagai ‘keturunan pembuat kejahatan’ yaitu  definisi 

yang tepat. Jika kita melihat diri kita sendiri dengan jujur, kita 

akan sampai pada kesimpulan bahwa kita jahat. Mereka yang 

jujur pada diri mereka sendiri pasti akan sampai pada 

kesimpulan yang sama. 

Tampaknya tidak banyak orang yang mau mengakui bahwa 

mereka memang segudang dosa. Banyak yang hidup nyaman 

sebab  tidak menganggap dirinya berdosa. sebab  kami yaitu  

pelaku kejahatan, kami telah menciptakan peradaban yang 

penuh dosa. Seandainya banyak orang yang sadar akan 

keberdosaannya, pasti mereka akan malu untuk berbuat dosa. 

Namun sebab  banyak yang tidak menyadari keberdosaannya, 

mereka tidak merasa malu dengan dosanya. 

Namun, hati nurani mereka tahu. Setiap orang mempunyai 

hati nurani yang mengatakan kepadanya, “Ini memalukan.” 



 

Adam dan Hawa menyembunyikan diri mereka di antara 

pepohonan setelah mereka berbuat dosa. Saat ini banyak orang 

berdosa menyembunyikan diri mereka di balik budaya keji kita 

 budaya dosa kita. Mereka menyembunyikan diri mereka di 

antara sesama orang berdosa untuk menghindari penghakiman 

Yahweh. 

Orang-orang tertipu oleh ilusi mereka sendiri. Mereka 

berpikir bahwa mereka lebih suci daripada orang lain. Mereka 

berseru dengan kemarahan, “Bagaimana mungkin orang bisa 

melakukan hal-hal seperti itu? Bagaimana mungkin orang 

percaya melakukan hal itu? Bagaimana mungkin seorang anak 

melakukan hal itu kepada orang tuanya sendiri?” Mereka sendiri 

berpikir bahwa mereka tidak akan melakukan hal-hal seperti itu.  

Teman-teman yang terkasih, sangat sulit untuk mengetahui 

sifat manusia. Jika kita benar-benar ingin ditebus, pertama-tama 

kita harus mengenal diri kita sendiri sebagaimana adanya. Ini 

yaitu  proses yang memakan waktu, dan ada begitu banyak dari 

kita yang tidak akan pernah mengetahuinya sampai kita mati. 

 

 

Kenali Diri Anda 

 

Bagaimana mereka yang tidak mengenal dirinya sendiri 

hidup? 

Mereka Hidup berusaha menyembunyikan diri. 

 

Kadang-kadang kita menjumpai orang-orang yang 

sebenarnya tidak mengenal diri mereka sendiri. Socrates berkata, 

“Kenali dirimu sendiri.” Namun, kebanyakan dari kita tidak 

mengetahui apa yang ada di dalam hati kita: pembunuhan, 

pencurian, ketamakan, kejahatan, penipuan, kecabulan, mata 

 


 

jahat, dan sebagainya. 

Dia memiliki bisa ular di dalam hatinya tetapi berbicara 

tentang kebaikan. Itu sebab  dia tidak tahu bahwa dia dilahirkan 

sebagai orang berdosa. 

Ada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak tahu cara 

memandang diri mereka sendiri. Mereka telah tertipu oleh diri 

mereka sendiri dan mereka menjalani hidup mereka dengan 

dibungkus oleh tipu daya mereka sendiri. Mereka menceburkan 

diri ke dalam neraka. Mereka masuk neraka sebab  penipuan 

mereka sendiri. 

 

 

Manusia Menumpahkan Dosa Terus Menerus 

Sepanjang Hidup Mereka  

 

Mengapa mereka masuk neraka? 

sebab  mereka tidak mengenal diri mereka sendiri. 

 

Mari kita lihat Markus 7:21-23. “Sebab dari dalam, dari 

hati orang, timbul segala pikiran jahat, perzinahan, percabulan, 

pembunuhan, pencurian, keserakahan, kejahatan, penipuan, 

hawa nafsu, mata jahat, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua 

hal jahat itu timbul dari dalam dan menajiskan orang.” Hati 

manusia dipenuhi dengan pikiran-pikiran jahat sejak dalam 

kandungan.  

Bayangkan saja hati seseorang terbuat dari kaca dan diisi 

sampai penuh dengan cairan kotor, yaitu dosa-dosa kita. Apa 

yang akan terjadi jika orang tersebut bergerak bolak-balik? 

Tentu saja, cairan kotor (dosa) itu akan tumpah ke mana-mana. 

Ketika dia bergerak ke sana kemari, dosa akan tumpah lagi dan 

lagi.  


 

Kita, yang hanyalah kumpulan dosa, menjalani hidup kita 

seperti itu. Kita menumpahkan dosa ke mana pun kita pergi. Kita 

akan berdosa sepanjang hidup kita sebab  kita yaitu  kumpulan 

dosa. 

Persoalannya yaitu  kita tidak menyadari bahwa kita 

yaitu  segumpal dosa dan kita yaitu  benih-benih dosa. Kita 

yaitu  kumpulan dosa dan memiliki dosa di dalam hati kita. 

Inilah sifat manusia sebenarnya. 

Kumpulan dosa ini siap meluap. Dosa manusia pada 

dasarnya yaitu  mereka tidak percaya bahwa mereka 

sebenarnya berdosa, namun orang lain yang membawa mereka 

ke dalam dosa dan sebab  itu mereka bukanlah pihak yang 

benar-benar bersalah. 

Oleh sebab  itu, bahkan ketika mereka berbuat dosa, 

mereka berpikir bahwa yang diperlukan hanyalah membasuh 

diri mereka kembali agar dosa dapat dihapuskan. Mereka terus 

membersihkan diri mereka sendiri, setiap kali mereka berbuat 

dosa, dan mengatakan kepada diri mereka sendiri bahwa itu 

bukanlah kesalahan mereka sendiri. Hanya sebab  kita 

mengelapnya, apakah kita tidak menumpahkannya lagi? Kita 

harus terus mengelapnya lagi dan lagi. 

Ketika gelas penuh dengan dosa, itu akan terus tumpah. 

Tidak ada gunanya menyeka bagian luarnya. Bagaimanapun 

seringnya kita menyeka bagian luar dengan moral kita, tidak ada 

gunanya selama gelas itu masih penuh dengan dosa.  

Kita terlahir penuh dengan dosa sehingga hati kita tidak 

akan pernah kosong, tidak peduli berapa banyak dosa yang kita 

tumpahkan di sepanjang jalan. Oleh sebab  itu, kita terus 

melakukan dosa sepanjang hidup kita. 

Ketika seseorang tidak menyadari bahwa mereka memang 

merupakan gumpalan dosa, mereka terus berusaha untuk 

menyembunyikannya. Dosa ada di dalam hati semua orang dan 

 


 

tidak akan hilang hanya dengan membersihkan bagian luarnya 

saja. Ketika kita menumpahkan sedikit dosa, kita mengelapnya 

dengan serbet, ketika kita menumpahkan dosa lagi, kita 

mengelapnya dengan kain pel, handuk, dan kemudian permadani. 

Kita terus berpikir bahwa jika kita hanya mengelapnya sekali lagi, 

maka noda itu akan bersih kembali. Namun, tumpahannya terus 

saja terjadi lagi dan lagi.  

Menurut Anda, sampai kapan hal ini akan berlangsung? Ini 

akan terus berlanjut sampai hari kematiannya. Manusia terus 

berbuat dosa sampai ia mati. Inilah sebabnya mengapa kita harus 

percaya kepada Yesus untuk ditebus. Dan untuk ditebus, kita 

harus mengenal diri kita sendiri. 

 

Siapa yang dapat menerima Yesus dengan penuh syukur? 

Orang-orang berdosa yang mengakui bahwa mereka telah 

melakukan banyak kesalahan 

 

Katakanlah ada dua orang yang dapat diibaratkan sebagai 

dua gelas yang penuh dengan cairan kotor. Kedua gelas itu 

penuh dengan dosa. Yang satu melihat dirinya sendiri dan 

berkata, “Oh, saya yaitu  orang yang penuh dosa.” Kemudian 

dia menyerah dan pergi mencari seseorang yang dapat 

menolongnya.  

Tetapi yang satu lagi berpikir bahwa dia tidak begitu jahat. 

Dia tidak dapat melihat banyaknya dosa dalam dirinya dan 

berpikir bahwa dirinya tidak begitu jahat. Sepanjang hidupnya 

ia terus menyeka tumpahan-tumpahan itu. Dia menyeka satu sisi, 

dan kemudian sisi yang lain, dengan cepat berpindah ke sisi yang 

lain. 

Ada begitu banyak orang yang hidup dengan hati-hati 

sepanjang hidup mereka dengan dosa di dalam hati mereka 



 

untuk mencoba menghindari menumpahkannya. Tetapi sebab  

mereka masih memiliki dosa di dalam hati mereka, apa gunanya? 

Berhati-hati tidak akan membawa mereka lebih dekat ke surga. 

‘Berhati-hati’ justru membawa Anda ke jalan menuju neraka. 

Teman-teman yang terkasih, ‘berhati-hati’ hanya akan 

membawa ke neraka. Ketika orang berhati-hati, dosa-dosa 

mereka mungkin tidak akan tumpah sebanyak itu. Tetapi mereka 

tetaplah orang berdosa yang menyamar.  

Apa yang ada di dalam hati manusia? Dosa? Amoralitas? 

Ya! Pikiran jahat? Ya! Apakah ada pencurian? Ya! 

Kesombongan? Ya! 

Kita tahu bahwa kita yaitu  kumpulan dosa ketika kita 

melihat diri kita sendiri berbuat dosa dan jahat tanpa diajar untuk 

melakukannya. Hal ini mungkin tidak terlalu terlihat ketika kita 

masih muda.  

Tetapi bagaimana dengan saat kita beranjak dewasa? 

Ketika kita masuk ke sekolah menengah, perguruan tinggi, dan 

seterusnya, kita menyadari bahwa apa yang ada di dalam diri kita 

yaitu  dosa. Apakah ini tidak benar? Pada titik ini, tidak 

mungkin untuk menyembunyikannya. Benar? Kita terus 

menumpahkannya. Kita kemudian bertobat. “Seharusnya saya 

tidak melakukan ini.” Namun, kita merasa mustahil untuk benar-

benar berubah. Mengapa begitu? sebab  kita masing-masing 

dilahirkan dengan segumpal dosa. 

Kita tidak menjadi bersih hanya dengan berhati-hati. Yang 

perlu kita ketahui yaitu  bahwa kita dilahirkan dengan banyak 

dosa agar bisa ditebus sepenuhnya. Hanya orang-orang berdosa 

yang dengan penuh syukur menerima penebusan yang disiapkan 

oleh Yesus yang dapat diselamatkan. 

Mereka yang berpikir “Saya tidak melakukan banyak 

kesalahan dan saya tidak berbuat banyak dosa” tidak percaya 

bahwa Yesus menghapuskan segala dosa mereka dan bahwa 



 

mereka ditakdirkan untuk masuk neraka. Kita harus tahu bahwa 

kita mempunyai banyak sekali dosa di dalam diri kita. Kita 

semua dilahirkan dengan itu. 

Jika seseorang berpikir, “Saya tidak melakukan banyak 

kesalahan, andai saja saya dapat ditebus atas dosa kecil ini,” 

apakah mereka akan terbebas dari dosa setelahnya? Ini tidak 

akan pernah terjadi.  

Orang yang dapat ditebus tahu bahwa dirinya yaitu  

gumpalan dosa. Mereka benar-benar percaya bahwa Yesus telah 

menghapus semua dosa mereka dengan dibaptis di Sungai 

Yordan dan bahwa Dia telah menghapus dosa-dosa mereka 

ketika Dia mati untuk mereka.  

Entah kita sudah ditebus atau belum, kita semua hidup 

dalam ilusi. Kita yaitu  kumpulan dosa. Itulah kita. Kita hanya 

dapat ditebus jika kita percaya bahwa Yesus telah menanggung 

semua dosa kita. 

 

 

Tuhan Tidak Menebus Mereka yang Memiliki 

‘Sedikit Dosa’ 

 

 

Tuhan tidak menebus mereka yang hanya ‘sedikit dosa.’ 

Tuhan bahkan tidak melirik mereka yang berkata, “Tuhan, aku 

mempunyai dosa yang sedikit ini.” Orang-orang yang dilihat-

Nya yaitu  orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan, aku yaitu  

segumpal dosa. Saya akan pergi ke neraka. Tolong selamatkan 

saya.” Orang-orang berdosa yang berkata, “Tuhan, saya akan 

diselamatkan jika saja Engkau menyelamatkan saya. Saya tidak 

Siapakah orang yang menipu Tuhan? 

Yang memohon ampun atas dosa sehari-hari 



 

bisa lagi berdoa dalam pertobatan sebab  saya hanya akan 

berbuat dosa lagi. Tolong selamatkan saya.” 

Tuhan menyelamatkan mereka yang bergantung sepenuhnya 

kepada-Nya. Saya juga telah mencoba doa pertobatan setiap hari. 

Tetapi doa pertobatan tidak pernah membebaskan kita dari dosa. 

“Tuhan, tolong kasihanilah saya dan selamatkanlah saya dari 

dosa.” Orang-orang yang berdoa seperti ini akan diselamatkan. 

Mereka percaya kepada penebusan Tuhan, Pembaptisan Yesus 

oleh Yohanes Pembaptis. Mereka akan diselamatkan.  

Tuhan hanya membebaskan mereka yang tahu bahwa diri 

mereka yaitu  kumpulan dosa, bibit dosa. Orang-orang yang 

berkata, “Saya hanya melakukan dosa kecil ini. Tolong ampuni 

saya untuk itu,” tetaplah orang berdosa dan Tuhan tidak dapat 

menyelamatkan mereka. Tuhan hanya menyelamatkan mereka 

yang menyadari bahwa diri mereka yaitu  kumpulan dosa. 

Dalam Yesaya 59:1-2 tertulis, “Sesungguhnya, tangan 

Yahweh tidak dipendekkan, sehingga Ia tidak dapat 

menyelamatkan, dan telinga-Nya tidak ditulikan, sehingga Ia tidak 

dapat mendengar. Tetapi kesalahanmu telah memisahkanmu dari 

Tuhanmu; Dan dosa-dosamu telah menyembunyikan wajah-Nya 

darimu, sehingga Dia tidak akan mendengar.”  

sebab  kita terlahir dengan segumpal dosa, Yahweh tidak 

dapat memandang kita dengan penuh kasih. Bukan sebab  

tangan-Nya pendek atau telinga-Nya berat, Dia tidak dapat 

mendengar kita yang memohon pengampunan-Nya.  

Yahweh berkata kepada kita, “Kesalahanmu telah 

memisahkanmu dari Tuhanmu; Dan dosa-dosamu telah 

menyembunyikan wajah-Nya darimu, sehingga Dia tidak akan 

mendengar.” sebab  kita memiliki begitu banyak dosa di dalam 

hati kita, kita tidak dapat masuk ke dalam surga meskipun 

pintunya terbuka lebar. 

Jika kita, yang hanyalah kumpulan dosa, meminta 



 

pengampunan setiap kali kita berdosa, Yahweh harus berulang 

kali membunuh Anak-Nya. Yahweh tidak ingin melakukan hal ini. 

Oleh sebab  itu, Dia berkata, “Janganlah kamu datang kepada-Ku 

setiap hari dengan membawa dosa-dosamu. Aku mengutus Anak-

Ku untuk menebusmu dari segala dosamu. Yang harus Anda 

lakukan yaitu  memahami bagaimana Dia menanggung dosa-

dosa Anda dan melihat apakah itu benar. Kemudian, percayalah 

pada Injil penebusan untuk diselamatkan. Inilah kasih yang paling 

besar yang Aku miliki untukmu, ciptaan-Ku.”  

Inilah yang Dia katakan kepada kita. “Percayalah kepada 

Anak-Ku dan beroleh keselamatan. Aku, Yahwehmu, telah 

mengutus Putra-Ku sendiri untuk menebus semua dosa dan 

kesalahanmu. Percayalah kepada Putra-Ku dan engkau akan 

diselamatkan.” 

Mereka yang tidak mengetahui dirinya segudang dosa 

hanya memohon ampun kepada-Nya atas dosa-dosanya yang 

kecil. Mereka datang ke hadapan-Nya tanpa mengetahui jumlah 

dan beratnya dosa-dosa mereka dan berdoa, “Mohon ampuni 

dosa kecil ini. Saya tidak akan pernah melakukannya lagi.” 

Mereka juga mencoba menipu Dia. Kita tidak hanya 

berbuat dosa satu kali saja, tetapi terus menerus sampai kita mati. 

Mereka harus terus meminta pengampunan sampai hari terakhir 

hidup mereka. 

Pengampunan satu dosa kecil tidak dapat menyelesaikan 

apa pun sebab  kita melakukan dosa setiap hari sepanjang hidup 

kita sampai kita mati. Jadi satu-satunya cara kita bisa terbebas 

dari dosa yaitu  dengan memikul segala dosa kita kepada Yesus. 

 



 

Alkitab mencatat dosa-dosa manusia. Dalam Yesaya 59:3-

8, “Sebab tanganmu berlumuran darah dan jari-jarimu penuh 

dengan kejahatan; Bibirmu mengucapkan dusta dan lidahmu 

menggumamkan kecurangan. Tidak ada yang menyerukan 

keadilan, dan tidak ada yang memohon kebenaran. Mereka 

percaya pada kata-kata kosong dan mengucapkan kebohongan; 

Mereka mengandung kejahatan dan melahirkan kejahatan. 

Mereka menetaskan telur ular berbisa dan menenun jaring laba-

laba; Dia yang makan telurnya mati, Dan dari apa yang 

dihancurkan seekor ular beludak pecah. Jaring mereka tidak 

akan menjadi pakaian, Dan mereka tidak akan menutupi diri 

mereka sendiri dengan pekerjaan mereka; Pekerjaan mereka 

yaitu  pekerjaan kejahatan, Dan tindakan kekerasan ada di 

tangan mereka. Kaki mereka berlari ke arah kejahatan, Dan 

mereka bergegas menumpahkan darah orang yang tidak 

bersalah; Pikiran mereka yaitu  pikiran kejahatan; Kesia-

siaan dan kehancuran ada di jalan mereka. Jalan damai tidak 

mereka kenal, Dan tidak ada keadilan di jalan mereka; Mereka 

telah membuat jalan yang bengkok; Siapa pun yang menempuh 

jalan itu tidak akan mengenal damai sejahtera.” 

Jari-jari manusia tercemar oleh kejahatan dan mereka 

bekerja untuk kejahatan sepanjang hidup mereka. Semua yang 

mereka lakukan yaitu  jahat. Dan lidah kami ‘mengucapkan 

kebohongan.’ Segala sesuatu yang keluar dari mulut kami 

yaitu  kebohongan. 

“Ketika dia (iblis) berbicara bohong, dia berbicara dari 

sumbernya sendiri” (Yohanes 8:44). Mereka yang belum 

dilahirkan kembali suka berkata, “Saya mengatakan kebenaran 

kepadamu. Aku sungguh-sungguh memberitahumu. Apa yang 

saya katakan yaitu  kebenaran.” Namun, semua yang mereka 

katakan yaitu  dusta. Hal ini seperti yang tertulis. “Ketika dia 

(iblis) berbicara bohong, dia berbicara dari sumbernya sendiri.” 



 

Orang-orang menaruh kepercayaan mereka pada kata-kata 

kosong dan berbohong. Manusia mengandung kejahatan dan 

melahirkan dosa. Mereka menetaskan telur ular beludak dan 

menjalin jaring laba-laba. Yahweh berfirman, “Dia yang makan 

telurnya mati, Dan dari apa yang dihancurkan seekor ular 

beludak pecah.” Katanya ada telur ular beludak di hatimu. Telur 

ular beludak! Ada kejahatan di hatimu. Anda harus percaya 

kepada Injil air dan darah untuk diselamatkan. 

Setiap kali saya mulai berbicara tentang Yahweh, ada orang 

yang berkata, “Ya ampun. Tolong jangan bicara padaku tentang 

Tuhan. Setiap kali saya mencoba melakukan sesuatu, dosa 

keluar dari diri saya. Ini hanya meluap keluar. Saya bahkan tidak 

bisa mengambil satu langkah pun tanpa menumpahkan dosa ke 

mana-mana. Saya tidak bisa menahannya. Aku terlalu penuh 

dengan dosa. Jadi jangan bicara padaku tentang Tuhan.” 

Orang ini tahu dengan pasti bahwa mereka hanyalah 

kumpulan dosa, tetapi mereka tidak tahu bahwa Injillah yang 

dapat menyelamatkan mereka. Orang-orang yang tahu bahwa 

mereka yaitu  kumpulan dosa dapat diselamatkan. 

Pada kenyataannya, semua orang seperti itu. Setiap orang 

menumpahkan dosa terus menerus ke mana pun mereka pergi. 

Dosa itu meluap begitu saja sebab  semua orang yaitu  kumpulan 

dosa. Cara untuk menyelamatkan orang seperti itu yaitu  melalui 

kuasa Tuhan. Bukankah ini sangat menakjubkan? Orang-orang 

yang menumpahkan dosa setiap kali mereka kesal, bahagia, atau 

bahkan nyaman dapat diselamatkan hanya melalui Tuhan Yesus. 

Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang itu.  

Dia telah sepenuhnya menebus dosa Anda. Kenali diri 

Anda sebagai kumpulan dosa dan selamatlah.  

KHOTBAH 3

Jika Kita Melakukan 

Segala Sesuatu  

Berdasarkan Hukum Taurat, 

Dapatkah Hukum Taurat  

Menyelamatkan Kita? 

Hukum Taurat 

Dosa


 

Jika Kita Melakukan  

Segala Sesuatu  

Berdasarkan Hukum Taurat,  

Dapatkah Hukum Taurat  

Menyelamatkan Kita? 

 

 

< Lukas 10:25-30 > 

“Dan lihatlah, seorang ahli Taurat berdiri dan mencobai 

Dia, sambil berkata, ‘Guru, apa yang harus saya lakukan 

untuk mewarisi hidup yang kekal?’ Dia berkata kepadanya, 

‘Apa yang tertulis dalam Hukum Taurat? Bagaimana 

pembacaanmu atasnya?’ Maka dia menjawab dan berkata, 

“‘Kasihilah Yahweh Tuhan dengan segenap hatimu, dengan 

segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan 

segenap akal budimu,’ dan ‘kasihilah sesamamu manusia 

seperti dirimu sendiri.’” Dan Dia berkata kepadanya, ‘Kamu 

telah menjawab dengan benar; lakukanlah ini dan kamu 

akan hidup.’ Tetapi dia, ingin membenarkan dirinya sendiri, 

berkata kepada Yesus, ‘Lantas, siapakah sesamaku manusia 

itu?’ Kemudian Yesus menjawab dan berkata: ‘Seorang laki-

laki berangkat dari Yerusalem ke Yerikho, dan jatuh ke 

tangan perampok, yang merampas pakaiannya, melukainya, 

dan pergi meninggalkannya setengah mati.’” 

 

 


 

Apa masalah terbesar manusia? 

Mereka hidup dengan banyak ilusi yang salah. 

 

Lukas 10:28, “Lakukanlah ini dan kamu akan hidup.” 

Manusia hidup dengan banyak ilusi yang salah. Tampaknya 

mereka sangat rentan dalam hal ini. Mereka tampaknya cerdas 

namun mudah tertipu dan tetap tidak menyadari sisi jahat 

mereka. Kita dilahirkan tanpa mengetahui diri kita sendiri, 

namun kita tetap hidup seolah-olah kita mengetahuinya. sebab  

manusia tidak mengenal dirinya sendiri, Alkitab mengatakan 

kepada kita bahwa kita yaitu  orang berdosa. 

Orang-orang berbicara tentang adanya dosa mereka sendiri. 

Dan mereka tidak mampu berbuat baik, namun mereka terlalu 

cenderung menganggap diri mereka baik. Mereka ingin 

membanggakan perbuatan baik mereka dan pamer. Mereka 

mengatakan bahwa mereka yaitu  orang berdosa tetapi 

bertindak seolah-olah mereka yaitu  orang yang sangat baik. 

Mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki kebaikan di 

dalam diri mereka atau kemampuan untuk berbuat baik, tetapi 

mereka mencoba menipu orang lain dan terkadang bahkan 

menipu diri mereka sendiri. “Ayolah, kita tidak mungkin 

sepenuhnya jahat. Pasti ada kebaikan di dalam diri kita.”  

Oleh sebab  itu, mereka melihat orang lain dan berkata 

pada diri mereka sendiri, “Astaga, seandainya saja dia tidak 

melakukannya. Akan lebih baik baginya jika dia tidak 

melakukannya. Dia akan jauh lebih baik jika dia berbicara 

seperti ini. Saya pikir lebih baik mengabarkan Injil dengan cara 

ini dan itu. Dia telah ditebus sebelum saya, jadi saya pikir dia 

harus bertindak lebih seperti orang yang telah ditebus. Saya baru 

saja ditebus baru-baru ini, tetapi jika saya belajar lebih banyak, 

saya akan melakukan jauh lebih baik daripada dia.” 



 

Mereka mengasah pisau di dalam hati mereka. “Kamu 

tunggu saja. Anda akan melihat bahwa saya tidak seperti Anda. 

Jadi Anda pikir Anda berada di depan saya sekarang, bukan? 

Tunggu saja. Ada tertulis di dalam Alkitab bahwa mereka yang 

terakhir akan menjadi yang pertama. Aku tahu itu berlaku 

untukku. Tunggulah, dan saya akan tunjukkan kepadamu.” 

Orang-orang menipu diri mereka sendiri. 

Meskipun dia akan melakukan hal yang sama jika dia 

berada di posisi orang tersebut, dia tetap menghakiminya.  

Ketika ditanya apakah manusia memiliki kemampuan 

untuk berbuat baik, kebanyakan orang mengatakan tidak. Tetapi 

mereka memiliki ilusi bahwa mereka sendiri memiliki 

kemampuan. Jadi mereka berusaha keras sampai mereka mati. 

Mereka berpikir bahwa mereka memiliki ‘kebaikan’ di 

dalam hati mereka, bahwa mereka mempunyai kemampuan 

untuk berbuat baik. Mereka juga berpikir bahwa mereka sendiri 

sudah cukup baik. Terlepas dari berapa lama mereka dilahirkan 

kembali, bahkan mereka yang telah mencapai kemajuan lebih 

besar dalam pelayanan kepada Tuhan berpikir, ‘Aku bisa 

melakukan ini dan itu untuk Tuhan’. 

Namun jika kita menghilangkan Tuhan dari hidup kita, 

bisakah kita berbuat baik? Apakah ada kebaikan dalam diri 

manusia? Bisakah dia hidup dengan melakukan perbuatan baik? 

Manusia tidak mempunyai kemampuan untuk berbuat baik. 

Setiap kali manusia mencoba melakukan sesuatu sendiri, mereka 

berdosa. 

Beberapa orang mengesampingkan Yesus setelah mereka 

ditebus dan mencoba melakukan kebaikan sendiri. Tidak ada 

yang lain selain kejahatan dalam diri kita semua. Kita hanya bisa 

melakukan kejahatan. Oleh diri kita sendiri (bahkan mereka 

yang sudah diselamatkan), kita hanya bisa berbuat dosa. Ini 

yaitu  realitas kedagingan kita. 


 

Dalam buku pujian kami, ‘Puji Tuhan’, ada sebuah lagu 

yang bunyinya seperti ini, “ Tubuh tak berharga yang 

melakukan kesalahan tanpa Yesus, tanpamu aku seperti kapal 

tanpa layar yang mengarungi lautan .” Tanpa Yesus kita hanya 

bisa berbuat dosa. Kita menjadi orang benar hanya sebab  kita 

telah diselamatkan. Kenyataannya, kita jahat. 

Rasul Paulus berkata, “Apa yang aku kehendaki, tidak aku 

perbuat, tetapi apa yang tidak aku kehendaki, itulah yang aku 

perbuat” (Roma 7:19). Jika seseorang bersama Yesus, itu tidak 

masalah. Namun ketika dia tidak ada hubungannya dengan-Nya, 

dia berusaha berbuat baik di hadapan Tuhan. Namun semakin 

dia mencoba, semakin dia mendapati dirinya melakukan 

kejahatan. 

Bahkan Raja Daud pun memiliki sifat yang sama. Ketika 

negaranya damai dan makmur, pada suatu malam, dia pergi ke 

atap untuk berjalan-jalan. Ia melihat sebuah gambar yang 

menggoda dan jatuh dalam kenikmatan sensual. Seperti apa dia 

ketika dia melupakan Tuhan! Dia benar-benar jahat. Dia 

membunuh Uria dan mengambil istrinya tetapi Daud tidak dapat 

melihat kejahatan di dalam dirinya sendiri. Dia mencari-cari 

alasan untuk tindakannya.  

Kemudian suatu hari, nabi Natan datang kepadanya dan 

berkata. “Ada dua orang di sebuah kota, yang satu kaya dan 

yang lain miskin. Orang kaya itu memiliki banyak sekali ternak 

dan domba. Tetapi orang miskin itu tidak mempunyai apa-apa, 

kecuali seekor anak domba betina kecil yang telah dibelinya dan 

dipeliharanya, dan anak domba itu tumbuh besar bersama-sama 

dengan dia dan anak-anaknya. Domba itu makan dari 

0

 

makanannya sendiri dan minum dari cawannya sendiri dan 

berbaring di pangkuannya, dan domba itu seperti anak 

perempuan baginya. Lalu datanglah seorang pengembara 

kepada orang kaya itu, yang tidak mau mengambil seekor pun 

dari kambing dombanya atau dari ternaknya untuk disediakan 

bagi orang asing yang datang kepadanya, tetapi ia mengambil 

domba orang miskin itu dan menyediakannya bagi orang asing 

yang datang kepadanya” (2 Samuel 12:1-4). 

Daud berkata, “Orang yang melakukan hal ini pasti akan 

mati!” Kemarahannya sangat besar, lalu ia berkata, “Ia memiliki 

begitu banyak anak domba, ia pasti dapat mengambil seekor dari 

mereka. Namun ia mengambil domba satu-satunya milik orang 

miskin itu untuk menyiapkan makanan bagi tamunya. Ia harus 

mati!” Dan Natan berkata kepadanya, “Engkaulah orangnya!” 

Jika kita tidak mengikut Yesus dan tidak bersama-Nya, bahkan 

orang yang sudah dilahirkan kembali pun bisa seperti itu.  

Hal yang sama terjadi pada semua orang, bahkan orang 

beriman sekalipun. Kita selalu tersandung, melakukan kejahatan 

tanpa Yesus. Jadi kita bersyukur lagi hari ini sebab  Yesus telah 

menyelamatkan kita terlepas dari kejahatan yang ada di dalam 

diri kita. “ Aku ingin beristirahat di bawah naungan Salib ” 

Hati kita beristirahat di bawah naungan penebusan Kristus. 

Tetapi jika kita meninggalkan naungan itu dan melihat diri kita 

sendiri, kita tidak akan pernah bisa beristirahat. 

 

 

Yahweh Memberi Kita Kebenaran Iman Sebelum 

Hukum Taurat 

 

Manakah yang lebih dahulu, iman atau hukum Taurat? 

Iman 

5


 

Rasul Paulus mengatakan bahwa Yahweh memberikan kita 

kebenaran iman terlebih dahulu. Kebenaran iman yaitu  yang 

pertama. Dia memberikannya kepada Adam dan Hawa, kepada 

Habel, kemudian kepada Set dan Henokh... turun kepada Nuh..., 

kemudian kepada Abraham, kemudian kepada Ishak, kepada 

Yakub dan kedua belas anaknya. Bahkan tanpa Hukum Taurat, 

mereka menjadi benar di hadapan Yahweh melalui iman mereka 

kepada Firman-Nya. Mereka diberkati dan diberi kelegaan 

melalui iman mereka kepada Firman-Nya.  

Dan waktu terus berjalan dan keturunan Yakub tinggal di 

Mesir sebagai budak selama 400 tahun sebab  Yusuf. Kemudian 

Yahweh memimpin mereka keluar melalui Musa ke tanah 

Kanaan. Namun, selama 400 tahun perbudakan itu, mereka telah 

melupakan kebenaran iman. 

Jadi Yahweh membiarkan mereka menyeberangi Laut 

Merah melalui mukjizat-Nya dan membawa mereka ke padang 

gurun. Ketika mereka sampai di padang gurun Sin, Dia memberi 

mereka Hukum Taurat di Gunung Sinai. Dia memberi mereka 

Sepuluh Perintah Yahweh yang berisi 613 pasal rinci dari 

Hukum Taurat tersebut. “Akulah Yahweh, Tuhan-mu, Tuhan 

Abraham, Tuhan Ishak, Tuhan Yakub. Biarkan Musa naik ke 

Gunung Sinai, dan aku akan memberimu Hukum Taurat.” 

Yahweh memberi Israel Hukum Taurat. 

Dia memberi mereka Hukum Taurat agar mereka 

mempunyai ‘pengetahuan tentang dosa’ (Roma 3:20). Tujuannya 

agar mereka mengetahui apa yang Dia sukai dan apa yang tidak 

Dia sukai dan untuk mengungkapkan kebenaran dan kekudusan-

Nya. 

Semua orang Israel yang telah diperbudak di Mesir selama 

400 tahun menyeberangi Laut Merah. Mereka tidak pernah 

bertemu dengan Tuhan Abraham, Tuhan Ishak, Tuhan Yakub. 

Mereka tidak mengenal Dia. 



 

Dan ketika mereka hidup sebagai budak selama 400 tahun 

itu, mereka telah melupakan kebenaran Yahweh. Saat itu, 

mereka belum memiliki pemimpin. Yakub dan Yusuf yaitu  

pemimpin mereka, namun mereka telah meninggal. Tampaknya 

Yusuf gagal mewariskan iman kepada putra-putranya, Manasye 

dan Efraim. 

Oleh sebab  itu, mereka perlu menemukan Yahweh mereka 

kembali dan bertemu dengan-Nya sebab  mereka telah 

melupakan kebenaran Yahweh. Maka Yahweh memberi mereka 

kebenaran iman terlebih dahulu, baru kemudian memberi 

mereka hukum Taurat setelah mereka melupakan iman. Dia 

memberi mereka Hukum Taurat untuk membawa mereka 

kembali kepada-Nya. 

Untuk menyelamatkan Israel, untuk menjadikan mereka 

umat-Nya, umat Abraham, Dia memerintahkan mereka untuk 

disunat. 

Tujuannya memanggil mereka yaitu  yang pertama untuk 

memberi tahu mereka bahwa Yahweh itu ada dengan menetapkan 

Hukum Taurat dan yang kedua untuk memberi tahu mereka 

bahwa mereka yaitu  orang-orang berdosa di hadapan-Nya. Dia 

ingin mereka datang ke hadapan-Nya dan menjadi umat-Nya 

dengan ditebus melalui korban penebusan yang telah Yahweh 

berikan kepada mereka. Dan Dia menjadikan mereka umat-Nya. 

Bangsa Israel ditebus melalui Hukum Taurat (sistem 

pengorbanan) dengan percaya kepada Mesias yang akan datang. 

Tetapi sistem pengorbanan juga telah memudar seiring 

berjalannya waktu. Mari kita lihat kapan itu terjadi.  

Dalam Lukas 10:25, “Seorang ahli Taurat berdiri dan 

mencobai Dia.” Ahli Taurat itu yaitu  seorang Farisi. Orang 

Farisi yaitu  orang-orang konservatif yang mencoba untuk 

hidup sesuai dengan Firman-Nya. Mereka yaitu  orang-orang 

yang berusaha melindungi negara terlebih dahulu dan kemudian 



 

hidup sesuai dengan Hukum Taurat-Nya. Dan kemudian ada 

orang-orang Zelot yang sangat tergesa-gesa dan cenderung 

menggunakan demonstrasi untuk mencapai visi mereka. 

 

Siapakah yang ingin ditemui oleh Yesus? 

Orang-orang berdosa tanpa gembala 

 

Ada orang-orang seperti mereka bahkan hingga saat ini. 

Mereka memimpin gerakan sosial dengan slogan-slogan seperti 

‘Selamatkan orang-orang yang tertindas di negara ini’. Mereka 

percaya bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan orang 

miskin dan tertindas. Jadi, mereka belajar teologi di seminari-

seminari teologi, ikut serta dalam politik, dan mencoba untuk 

‘membebaskan mereka yang tertindas’ di setiap bidang 

kehidupan.  

Mereka yaitu  orang-orang yang bersikeras, “Marilah kita 

semua hidup menurut Hukum Taurat yang kudus dan penuh 

belas kasihan. Hiduplah menurut Hukum Taurat, dengan 

Firman-Nya.” Tetapi mereka tidak menyadari arti sebenarnya 

dari Hukum Taurat. Mereka mencoba untuk hidup sesuai dengan 

bunyi Hukum Taurat tetapi mereka tidak mengenali wahyu ilahi 

dari Hukum Taurat. 

Jadi kita dapat mengatakan bahwa tidak ada nabi, hamba 

Yahweh, selama sekitar 400 tahun sebelum Kristus. Dengan 

demikian, mereka menjadi kawanan domba tanpa gembala. 

Mereka tidak memiliki Hukum Taurat maupun pemimpin. 

Tuhan tidak menyatakan diri-Nya melalui para pemimpin agama 

yang munafik pada waktu itu. Negara itu telah menjadi jajahan 

Kekaisaran Romawi. Jadi Yesus berkata kepada orang-orang 

Israel yang mengikuti-Nya ke padang gurun bahwa Dia tidak 

akan membiarkan mereka pergi dalam keadaan lapar. Dia 


 

merasa kasihan kepada kawanan domba yang tidak memiliki 

gembala. Ada banyak orang yang menderita pada waktu itu.  

Pada dasarnya para ahli Taurat dan orang-orang lain yang 

berada dalam posisi seperti itu yaitu  orang-orang yang 

memiliki hak istimewa; orang-orang Farisi berasal dari garis 

keturunan Israel, dari agama Yahudi. Mereka sangat sombong. 

Dan ahli Taurat ini bertanya kepada Yesus dalam Lukas 

10:25, “Apa yang harus saya lakukan untuk mewarisi hidup 

yang kekal?” Bagi ahli Taurat itu, tidak ada yang lebih baik 

darinya di antara bangsa Israel. Maka ahli Taurat ini (orang yang 

belum ditebus) menantang Yesus dengan berkata, “Apa yang 

harus saya lakukan untuk mewarisi hidup yang kekal?” 

Ahli Taurat ini hanyalah cerminan dari diri kita sendiri. Ia 

bertanya kepada Yesus, “Apa yang harus saya lakukan untuk 

mewarisi hidup yang kekal?” Yesus berkata kepadanya, “Apa 

yang tertulis dalam Hukum Taurat? Bagaimana pembacaanmu 

atasnya?” 

Jawab orang itu, “‘Kasihilah Tuhan Yahweh dengan 

segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap 

kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,’ dan ‘kasihilah 

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’”  

Yesus berkata kepadanya, “Kamu telah menjawab dengan 

benar; lakukanlah ini dan kamu akan hidup.”  

Dia menantang Yesus sebab  tidak tahu bahwa dirinya 

jahat, segumpal dosa yang tidak akan pernah bisa berbuat baik. 

Lalu Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang tertulis dalam 

Hukum Taurat? Bagaimana pembacaanmu atasnya?” 

 

Apa yang Anda baca dari Hukum Taurat? 

Kita yaitu  orang-orang berdosa yang tidak akan pernah 

bisa menaati Hukum Taurat. 

6


 

‘Dia berkata kepadanya, “Apa yang tertulis dalam Hukum 

Taurat? Bagaimana pembacaanmu atasnya?” Maka dia 

menjawab dan berkata, “‘Kasihilah Tuhan Yahweh dengan 

segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap 

kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,’ dan ‘kasihilah 

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’” Dan Dia berkata 

kepadanya, “Kamu telah menjawab dengan benar; lakukanlah 

ini dan kamu akan hidup”’ (Lukas 10:26-28). 

“Bagaimana pembacaanmu atasnya?” Ini berarti 

bagaimana Anda mengetahui dan memahami Hukum Taurat.  

Seperti banyak orang pada zaman ini, ahli Taurat ini juga 

berpikir bahwa Tuhan memberikan Hukum Taurat kepadanya 

untuk ditaati. Maka ia menjawab, “‘Kasihilah Tuhan Yahweh 

dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan 

segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu,’ dan 

‘kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’” 

Hukum Taurat tidak ada cacatnya. Dia memberi kita 

Hukum Taurat yang sempurna. Dia memerintahkan kita untuk 

mengasihi Tuhan Yahweh dengan segenap hati dan segenap jiwa, 

dengan segenap kekuatan dan akal budi, serta mengasihi sesama 

seperti diri kita sendiri. yaitu  benar bagi kita un