penghiburan masa hidup 7

Tampilkan postingan dengan label penghiburan masa hidup 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penghiburan masa hidup 7. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2025

penghiburan masa hidup 7


 


ibu kita (Mzm. 51:7). Kita bersalah dan pantas dihukum 

mati! 

 

Banyak orang merasa khawatir akan dosa-dosa mereka untuk sementara waktu. 

Tetapi mereka menghibur diri sendiri dan kembali hidup dengan sembrono. Atau 

mereka berpikir bahwa Allah tidak akan pernah mengampuni mereka.  

 

Lain halnya dengan orang yang hatinya hancur oleh Allah. Mereka menyadari 

bahwa Allah tidak pernah melakukan kejahatan apa pun kepada mereka. Mereka 

bersedih atas dosa-dosa mereka, tetapi mereka juga mengakuinya kepada Allah.  

 

 

2.  KITA MEMOHON BELAS KASIHAN KRISTUS 

 

Ketika sudah insaf, kita merasa ketakutan dan malu. Kita ingin memulai kembali 

hidup kita dari awal dan berbuat lebih baik. Tetapi sudah terlambat. Kita tidak 

pernah bisa memperbaiki kerusakan yang sudah  ditimbulkan. 

 

359 

 

Kita hanya bisa selamat jika Allah berkenan mengampuni dosa-dosa kita. Itulah 

mengapa Yesus mengajar kita untuk berdoa, “Ampunilah kami akan kesalahan 

kami...” Allah yaitu  satu-satunya yang mampu mengampuni dosa-dosa kita.  

 

Allah berbelas kasihan kepada orang-orang berdosa, karena Yesus! Ia mengampuni 

orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus (Ef. 1:7). Orang-orang seperti itu terus 

berdoa sampai Allah meyakinkan mereka, “Anak-Ku, dosamu sudah diampuni...” 

(Minggu ke-21). 

 

Lantas, mengapa mereka masih harus mengucapkan doa ini? 

a) Dosa masih melekat pada diri mereka. Hal itu sangat merendahkan hati 

mereka, setiap hari. Mereka tetap menjadi pendosa yang malang dalam 

diri mereka sendiri. 

b) Mereka tidak selalu memiliki keyakinan akan keselamatan mereka. 

 

Kita harus berdoa untuk diri kita sendiri dan satu sama lain, sebab kita semua 

sama-sama memiliki hati yang bobrok. Kita ikut ambil bagian dalam dosa-dosa 

keluarga, jemaat, dan masyarakat kita. Orang-orang Kristen tidak boleh saling 

bertikai, tetapi harus saling mendoakan (Dan. 9:8).  

 

 

3.  KITA BERSEDIA MENUNJUKKAN BELAS KASIHAN KEPADA ORANG LAIN 

 

Tuhan Yesus menyuruh kita berdoa, “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti 

kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Baca Markus 11:25. 

 

Itu tidak berarti: 

 - bahwa Allah akan mengampuni kita karena kita sudah  mengampuni orang 

lain. 

 - bahwa kita menjadikan diri kita sendiri sebagai contoh bagi Allah (!). 

 

360 

 

Seandainya Allah mau mengampuni dengan cara yang sama seperti kita 

mengampuni orang lain, maka segala sesuatunya akan tampak sangat gelap bagi 

kita. Jika demikian, tak seorang pun akan diselamatkan! 

 

Jadi, apa arti doa ini? Artinya, “Tuhan, Engkau sudah  membuat hati kami yang keras 

mau mengampuni orang lain. Itu membesarkan hati kami untuk berharap bahwa 

Engkau juga akan mengampuni kami, sebab Engkau lebih berbelas kasihan daripada 

kami.” Jika ada kemauan untuk mengampuni orang lain, itu merupakan bukti akan 

anugerah Allah. 

 

Kita tidak bisa berdoa untuk diri kita sendiri jika kita membenci sesama kita. Kita 

tidak akan mendapat jalan masuk ke hadapan takhta Allah (Mat. 5:23, 24). Jika kita 

berkata bahwa kita benar-benar menyesal atas dosa-dosa kita, namun kita tidak 

bisa mengampuni sesama kita, maka kita pendusta! 

 

Mengampuni berarti menghapuskan amarah kita dan mengusahakan kebaikan bagi 

sesama kita. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (Yoh. 13:1-17), dan berdoa 

bagi musuh-musuh-Nya (Luk. 23:34, bandingkan dengan Kis. 7:60). 

 

Ketika disakiti, kita cenderung ingin membalas dendam.  

Tetapi janganlah kita lupa: 

 - orang lain itu pertama-tama sudah  menyakiti hati Allah. 

 - jika tidak bertobat, ia akan binasa. 

 

Janganlah kita menunggu sampai orang yang menyakiti itu datang kepada kita. 

Tuhan pun tidak menunggu kita bertobat. Ia datang ke dalam dunia ini, dan 

sekarang Ia memanggi kita melalui hamba-hamba-Nya, “Berilah dirimu didamaikan 

dengan Allah” (2Kor. 5:20).  

 

Mengapa kita merasa begitu sulit untuk menjadi yang terkecil? Alasannya mungkin 

karena kita masih belum mengenal hati kita sendiri dan kasih Allah di dalam Kristus. 

361 

 

 

 

 

 

A.  Kita perlu berdoa meminta pengampunan dosa-dosa kita. 

Banyak orang mengucapkan doa ini hari demi hari, dan karena itu berpikir bahwa 

Allah sudah  mengampuni mereka. Tetapi kita memerlukan Allah sendiri untuk 

berbicara kepada hati kita! 

 

B.  Kita harus mengampuni satu sama lain. 

Ingat cerita tentang seseorang yang tidak bisa mengucapkan bagian kedua dari doa 

ini, sampai Allah menjamahnya...   

 

Peristiwa itu terjadi dalam sebuah pertemuan jemaat. Ada begitu 

banyak pertengkaran hingga tak seorang pun bersedia untuk 

berdoa pada akhir pertemuan. Kemudian seseorang maju dan 

berkata bahwa ia mau berdoa, tetapi ia hanya mau berdoa Bapa 

kami. Ketika sampai pada permintaan kelima, ia hanya bisa 

mengucapkan kata-kata pertama, dan kemudian ia tersendat. Ia 

mulai dari awal lagi, tetapi hal yang sama terjadi. Sampai Tuhan 

menunjukkan kepadanya betapa besar kesalahannya sendiri di 

hadapan Allah. Kemudian hatinya hancur, dan ia bisa 

mengucapkan bagian kedua juga: “seperti kami juga mengampuni 

orang yang bersalah kepada kami.” Ketika ia menutup doanya, 

semua orang menangis. Pertemuan itu pun dibubarkan dalam 

damai. 

362 

 

Minggu ke-52a 

============ 

 

 

 PERMINTAAN KEENAM DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Lukas 4:1-13 atau Yakobus 1:12-18 

 

 

 

 

Di dalam Firdaus, Iblis menggoda Adam untuk berdosa, dan berhasil. Manusia berdosa 

terhadap Allah dan berada di bawah kuasa si jahat. Tidak ada jalan keluar bagi kita. 

 

Yesus datang ke dalam dunia ini, sebagai Adam kedua. Iblis mencoba lagi (lihat Lukas 4:1-

13), tetapi kali ini ia gagal. Jalan keselamatan sudah  dibukakan bagi kita sekarang. 

 

Orang-orang yang diselamatkan oleh Kristus akan menemui banyak cobaan dan godaan. 

Tetapi Tuhan akan menguatkan mereka. Mereka akan menang. Bagaimana? Dengan doa! 

 

Mereka sering mengucapkan permintaan keenam dalam doa Bapa kami. 

 

Baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-52, Pertanyaan 127. 

 

127. Pert. Apa doa yang keenam? 

Jaw. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami 

dari yang jahat. Artinya, kami sendiri begitu lemah, sehingga kami tidak sanggup 

bertahan sesaat pun, tambahan pula musuh kami turun-temurun, yaitu iblis, dunia, 

dan daging kami sendiri, dengan tiada henti-hentinya menyerang kami. Maka sokong 

dan kuatkanlah kami dengan kuasa Roh-Mu yang Kudus, supaya kami tidak kalah 

363 

 

dalam peperangan rohani ini, tetapi selalu melawan dengan sekuat tenaga, sampai 

kelak kami beroleh kemenangan akhir. 

 

 

PERMINTAAN KEENAM DALAM DOA BAPA KAMI 

Di sini kita berdoa, 

1.  Semoga Allah menjaga kita agar tidak jatuh ke dalam pencobaan! 

2.  Semoga Allah melepaskan kita dari musuh-musuh kita! 

3.  Semoga Allah memelihara kita oleh Roh Kudus! 

 

Dalam permintaan kelima, kita berdoa supaya Allah mengampuni kesalahan dan dosa kita. 

Dalam permintaan keenam, kita berdoa supaya Allah melepaskan kita dari kuasa dosa.  

 

Kita mungkin terkadang berpikir, “Kalau saja dosa-dosa kita diampuni, maka hidup kita akan 

damai dan bahagia.” 

Tetapi Yesus menunjukkan: sebuah pertempuran sedang menanti orang-orang yang sudah  

mendapatkan kedamaian dengan Allah!   

 

Orang-orang seperti itu tidak lagi berada dalam cengkeraman dosa, tetapi: 

 - mereka masih mempunyai hati yang penuh dosa. 

 - mereka masih menjalani kehidupan di dunia ini. 

 - mereka akan menjumpai Iblis seperti singa yang mengaum-aum! 

 

Oleh sebab itu, kita perlu mengucapkan doa ini: “Ya Allah, janganlah membawa kami ke 

dalam pencobaan...!" 

 

 

1. SEMOGA ALLAH MENJAGA KITA AGAR TIDAK JATUH KE DALAM PENCOBAAN! 

 

364 

 

Kita bisa mengucapkan doa ini dengan tulus hanya jika hati kita tidak terbagi. 

Tetapi jika kita meminta Allah untuk menjaga kita, namun kita menyimpan dosa di 

dalam hati kita, maka kita menyulut murka-Nya.  

 

Anak-anak Allah yaitu  musuh dari segala dosa. Allah sudah  memutus pertemanan 

mereka dengan Iblis (Kej. 3:15). Mereka mengadakan perang melawan dosa dan 

Iblis.  

 

Pada saat yang sama, mereka takut akan dosa. Dengarlah doa ini! Mereka 

mengasihi Allah dan, sebagai dampaknya, mereka takut menyakiti hati-Nya. Sudah 

sepatutnya kita memiliki rasa takut ini. Petrus tidak merasa takut, dan kita tahu apa 

akibatnya...   

 

Oleh sebab itu kita harus berdoa, “Jagalah kami agar tidak jatuh ke dalam 

pencobaan.” Atau, seperti dalam bahasa aslinya, “Janganlah membawa kami ke 

dalam pencobaan.” 

 

Apakah Allah membawa orang ke dalam pencobaan? Pada satu sisi, Alkitab berkata 

bahwa Allah tidak mencobai siapa pun (Yak. 1:13). Pada sisi lain, kita membaca 

bahwa Allah mencobai Abraham (Kej. 22:1). Bandingkan juga Yakobus 1:2 dengan 

doa ini. 

 

Dalam Kitab Suci, kata “mencobai” digunakan dengan dua cara: 

a) kadang-kadang pencobaan itu datang dari Allah. Ia ingin membuat kita 

lebih baik. 

b) kadang-kadang pencobaan itu datang dari Iblis. Ia ingin membuat kita 

binasa. 

 

Allah tidak menggerakkan siapa pun untuk berdosa, tetapi Ia bisa memakai 

serangan-serangan dari Iblis itu untuk rencana-Nya sendiri. Baca Matius 4:1 dengan 

cermat. 

365 

 

 

Mengapa Allah mengizinkan Iblis menyerang anak-anak-Nya? 

 - Setiap orang perlu memastikan bahwa mereka tidak melayani Tuhan demi 

mendapatkan keuntungan (ingat Ayub).  

 - Mereka perlu mengetahui betapa kecil dan lemahnya mereka (itulah 

sebabnya Allah mengizinkan Iblis menampi Petrus seperti gandum). 

 

 

2. SEMOGA ALLAH MELEPASKAN KITA DARI MUSUH-MUSUH KITA! 

 

Yesus hanya menyebutkan satu musuh: Yang Jahat. Katekismus Heidelberg 

menyebutkan tiga musuh: Iblis, dunia, dan hati kita yang penuh dosa. 

 

Apabila kita menuruti hati kita atau dunia, itu bukan perkara main-main. Pada saat 

itu kita sepenuhnya berada di bawah kuasa Iblis! 

 

 A. Iblis 

 

Ia yaitu  malaikat Allah, tetapi ia jatuh ke dalam dosa. Sekarang ia 

menjadi kepala dari semua roh jahat. Ia disebut “si pencoba” (Mat. 4:3). 

 

Alkitab menyebutnya “singa yang mengaum-aum” (1Ptr. 5:8), tetapi ia 

bisa datang sebagai “malaikat terang” (2Kor. 11:14). Ia akan menggunakan 

paksaan atau tipu daya. Ingat Daniel dan kawan-kawannya (Dan. 1). Ingat 

jemaat sesudah  Pentakosta (Kis. 5). 

 

 Iblis menabur ilalang di dalam hati manusia: 

  - ia berbisik kepada kita bahwa ia tidak ada. 

  - atau ia berbisik kepada kita bahwa Allah tidak ada. 

  - atau ia ingin kita ragu bahwa Allah itu kudus, pengasih, dan  

  berkuasa. 

366 

 

 

Ia menyerang anak-anak Allah, terutama ketika mereka masih muda. Ia 

mungkin datang pada masa kelaparan dan penderitaan. Ia mungkin 

menawarkan janji-janji manis dan bahkan bisa mengutip ayat-ayat dari 

Alkitab (lihat Lukas 4:10, 11). 

 

 B. Dunia 

 

Dunia ini sudah  diciptakan oleh Allah. Oleh sebab itu, Allah mengasihi dunia 

ini (Yoh. 3:16). Tetapi sekarang dunia yaitu  tempat dosa dan Iblis. Dunia 

yaitu  tempat di mana Yesus disalibkan. 

 

Orang-orang dunia ini membenci murid-murid Yesus. Oleh sebab itu, dunia 

ini tidak bisa menjadi rumah kita. Kita harus hidup di sini sebagai musafir 

atau pelancong (bacalah buku karya Bunyan, Pilgrim’s Progress).  

 

 C. Hati kita yang penuh dosa 

 

 Godaan datang dari luar dan dari dalam. 

 Godaan dari dalam bahkan lebih berbahaya: 

  - satu orang biasa saja dapat mengkhianati seluruh bangsa. 

  - Iblis itu seperti api, tetapi hati kita seperti sebotol bensin. 

 

Bahkan yang terbaik di antara anak-anak Allah sekalipun harus berjaga-

jaga dan berdoa. “Roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat. 

26:41). Ingat Daud: perzinahan dan pembunuhan. Ingat Raja Hizkia: 

kesombongan. Ingat juga Petrus: penyangkalan terhadap Yesus. 

 

Apakah Saudara menyangka bahwa Saudara sedang berdiri teguh? Baca 1 

Korintus 10:12. Bukan hanya perzinahan yang harus kita waspadai, 

367 

 

melainkan juga pergunjingan, dll. (1Kor. 3:3). Iblis bisa saja duduk di atas 

lidah kita, atau bersembunyi di dalam telinga kita! 

 

Ada tiga musuh yang sudah  bersumpah untuk menghancurkan kita. 

Bergulat dengan dua orang itu susah, dan dengan tiga orang itu mustahil. 

Sedangkan ketiga musuh itu tidak pernah berhenti menyerang kita dan 

mereka tidak pernah lelah. 

 

Mereka kuat, sedangkan kita lemah. Iblis mengetahui titik-titik lemah kita 

dengan lebih baik daripada kita sendiri. Lantas, bagaimana kita bisa 

bertahan menghadapi musuh-musuh kita? 

 

 

3. SEMOGA ALLAH MEMELIHARA KITA OLEH ROH KUDUS! 

 

Berjaga-jaga dan berdoalah supaya Saudara tidak jatuh ke dalam pencobaan...! 

Doa yaitu  senjata yang ampuh bagi orang-orang yang tidak berdaya. Tetapi jika 

Saudara mengucapkan doa ini, jangan bermain-main dengan dosa. Berperanglah 

melawan musuh-musuh (Ef. 6:10-18).  

 

Kita memerlukan Roh Allah untuk menguatkan kita dalam peperangan ini. Pakailah 

Kitab Suci dan bacalah Mazmur secara khusus. Firman Allah itu menyakitkan bagi 

telinga Iblis. 

 

Pelajarilah gambaran Iblis di dalam Alkitab. Luther mendapatkan gambaran orang 

yang akan datang untuk meracuninya, dan itu menolongnya! 

 

Suatu hari nanti kita pasti akan memperoleh kemenangan. Iblis sudah dikalahkan di 

atas kayu salib. Sekarang ia marah seperti binatang yang terluka. 

 

368 

 

Tuhan Yesus memahami kita dalam pencobaan kita (Ibr. 2:18). Ia berdoa bagi 

Petrus dan bagi semua orang kepunyaan-Nya (Luk. 22:32). Oleh sebab itu, iman 

mereka tidak akan gugur. 

 

Kita mungkin sudah terluka berkali-kali, tetapi tidak lama lagi pertempuran akan 

berakhir. Yesus berkata, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan 

mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan!” (Why. 2:10). 

369 

 

Minggu ke-52b 

============ 

 

 

 KATA-KATA TERAKHIR DALAM DOA BAPA KAMI 

 

 Baca Efesus 3:4-21 atau Wahyu 5:9-14 

 

 

 

 

Doa Bapa kami dimulai dengan menyebut Allah. “Bapa kami yang ada di surga,” itulah kata-

kata pertamanya. Kita seolah-olah berdiri di atas puncak gunung. 

 

Sesudah  itu, kita turun melewati lembah-lembah yang curam. Kita diperhadapkan dengan 

kekurangan makanan, dosa, dan Iblis. Kita berdoa untuk kebutuhan hati dan tubuh kita. 

 

Tetapi sekarang kita mendaki ke atas lagi. Doa Bapa kami diakhiri dengan Allah sendiri: 

“Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan...!” 

 

Katekismus Heidelberg membantu kita memahami kata-kata ini. Lihat Minggu ke-52, 

Pertanyaan 128 dan 129. 

 

128. Pert. Bagaimana Saudara mengakhiri doa Saudara ini? 

Jaw. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai 

selama-lamanya. Artinya, semua ini kami mohon kepada-Mu, karena Engkau, 

sebagai Raja kami dan Yang Mahakuasa, beritikad dan berkuasa mengaruniakan 

kepada kami segala hal yang baik, dan kami memohon semua ini supaya bukan kami, 

melainkan Nama-Mu yang kudus dipuji karenanya, untuk selama-lamanya. 

 

370 

 

129. Pert. Apa arti kata Amin itu? 

Jaw. Amin berarti, hal ini benar dan pasti. Karena Allah pasti sudah  mengabulkan 

doaku, jauh lebih pasti daripada perasaan hatiku bahwa hal itu kuinginkan dari-Nya. 

 

 

KATA-KATA TERAKHIR DALAM DOA BAPA KAMI 

1.  kata-kata pujian 

2.  kata-kata seruan 

3.  kata-kata kepercayaan 

 

Kata-kata terakhir dalam doa Bapa kami berhubungan dengan permintaan keenam. Kita 

meminta Allah untuk menolong kita dalam pencobaan dan membebaskan kita dari yang 

jahat, karena Dialah yang empunya Kerajaan, kuasa, dan kemuliaan. 

 

Kata-kata terakhir dalam doa Bapa kami merujuk pada kelima permintaan yang lain juga. 

Kata-kata ini menunjukkan kepada kita dua hal: 

a) dasar dari doa kita: Allah itu agung! 

b) tujuan dari doa kita: Allah harus dimuliakan! 

 

 

1. KATA-KATA PUJIAN 

 

Ketika berdoa,   

- kita meminta sesuatu dari Allah. 

- kita bersyukur kepada-Nya. 

- tetapi kita juga harus memuji-Nya. 

 

Memuji itu lebih daripada meminta: 

 - ketika meminta sesuatu, kita memikirkan diri kita sendiri. 

 - ketika memuji Allah, kita memberikan apa yang layak diberikan kepada-

Nya. 

371 

 

 

Memuji bahkan lebih daripada bersyukur. Kita bersyukur atas apa yang sudah  

dilakukan Allah untuk kita, tetapi kita memuji-Nya karena siapa adanya Dia. 

 

Orang kaya bisa saja bersyukur kepada Allah atas harta miliknya. Tetapi apabila ia 

menjadi miskin, ia akan berhenti bersyukur. Namun, ketika hal ini menimpa Ayub, 

ia memuji Tuhan. 

 

Doa berarti menjumpai Allah yang hidup, bersekutu dengan-Nya, melupakan 

semua hal lain, dan bersuka di dalam Dia (seperti Habakuk). “Engkaulah yang 

empunya kemuliaan...!”  

 

Dalam memuji Allah, kita memberikan kembali kepada-Nya apa yang terlebih 

dahulu diberikan-Nya kepada kita: 

a) Ingat para gembala ketika mendapati Yesus (Luk. 2:20). Mereka 

memuliakan Allah. Mengapa? Karena kemuliaan Tuhan bersinar di 

sekeliling mereka!  

 

b) Ingat juga umat Allah di surga (Why. 5:9-14). Mereka mengenakan 

mahkota di kepala mereka, tetapi mereka meletakkan mahkota itu di 

hadapan takhta Allah dan Anak Domba. 

 

Sudah sepatutnya kita memuji Allah, setiap kali kita berdoa. Kita biasanya meminta 

begitu banyak untuk kepentingan kita sendiri. Apakah doa kita menyerupai doa 

Bapa kami yang diajarkan Tuhan? 

 

 

2. KATA-KATA SERUAN 

 

372 

 

Dalam kata-kata terakhir dari doa Bapa kami, umat Allah berseru kepada Allah 

untuk mendengarkan mereka. Mereka menggunakan tiga alasan yang kuat dalam 

seruan mereka: 

 

A. "Engkaulah yang empunya Kerajaan..." 

 

Allah yaitu  Raja yang penuh rahmat, yang memberikan belas kasihan 

melalui Yesus Kristus. Ia menginginkan kesejahteraan orang-orang pilihan-

Nya. Oleh sebab itu mereka datang kepada-Nya, sambil memohon untuk 

kebutuhan mereka. 

 

Allah mau memberi kita segala kebaikan. Banyak orang mungkin mampu 

menolong kita, namun mereka tidak mau. Allah yaitu  Raja yang murah 

hati. 

 

B. "Engkaulah yang empunya kuasa..." 

 

Oleh karena Allah yaitu  Bapa yang perkasa, maka tak seorang pun dapat 

merebut domba-domba-Nya dari tangan-Nya (Yoh. 10:29). Oleh sebab itu, 

mereka berpaling kepada-Nya untuk meminta pertolongan. 

 

Allah mampu memberi kita segala kebaikan. Sebagian orang mungkin mau 

menolong, namun mereka tidak mampu. Allah yaitu  Raja yang maha 

kuasa! 

 

 C.  "Engkaulah yang empunya kemuliaan..." 

  

Ini merupakan alasan yang paling kuat dalam doa: “Jangan menolak kami, 

ya Allah... Apa yang akan dikatakan bangsa-bangsa? Ingatlah akan Nama-

Mu sendiri, ya Tuhan...!” (Musa dalam Keluaran 33). 

 

373 

 

Allah pasti akan mendengar kita dan memberi kita segala kebaikan. Kita tidak layak 

mendapatkannya, tetapi Ia akan melakukannya karena Nama-Nya. Ya, karena 

Yesus! 

 

 

3. KATA-KATA KEPERCAYAAN 

 

Kata terakhir dari doa Bapa kami yaitu  “Amin.” Bagi banyak orang, ini hanyalah 

tanda bahwa doa sudah  berakhir: mereka bisa mulai makan atau menarik napas 

lega. 

 

Tetapi “Amin” berarti, “sesungguhnya demikianlah yang pasti akan terjadi.” Kristus 

sendiri disebut “Amin” (Why. 3:14). Dia yaitu  Kebenaran, dan Dia layak 

mendapatkan kepercayaan kita (Yoh. 14:6). 

 

Semua janji yang sudah  dibuat Allah yaitu  “ya” di dalam Kristus (2Kor. 1:20). Janji-

janji-Nya tidak seperti janji-janji para politikus. Yesus sudah  menandatangani janji-

janji Allah dengan darah-Nya sendiri. 

 

Umat Allah dapat mengandalkan janji-janji itu dengan segenap hati. Melalui kuasa 

Kristus, mereka bisa berkata “Amin” (2Kor. 1:20). Mereka percaya kepada Allah 

seperti anak kecil (Luk. 1:38). 

 

Ketika orang-orang yang tidak bertobat berkata “Amin,” itu terdengar seperti 

kepalsuan. Mereka bisa saja mengucapkan doa Bapa kami, tetapi hati mereka tidak 

ada di dalamnya. Hendaklah mereka sadar bahwa kita tidak dapat menipu Allah! 

 

Orang-orang yang mencari Yesus pasti bersungguh-sungguh di dalam doa mereka. 

Mereka bisa saja mempunyai keraguan dan pergumulan (Mrk. 9:24), tetapi Allah 

akan berbuat lebih daripada yang dapat mereka harapkan! (Ef. 3:20, 21). Ia berkata, 

“Sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya...” (Yes. 65:24).  

374 

 

 

 

 

 

Kita sudah sampai pada akhir pelajaran kita tentang Katekismus Heidelberg. Kita sudah 

mendengarkan ajaran Alkitab. Apakah Saudara mampu, oleh anugerah Allah, berkata 

“Amin” untuk menyetujuinya? 

 

Mari kita rangkum apa yang sudah kita pelajari: 

 

1. Satu-satunya penghiburan pada masa hidup dan pada waktu mati: menjadi milik 

Yesus dengan tubuh dan jiwa, sekarang dan sampai selama-lamanya. 

Apakah Saudara mencari penghiburan ini sekarang? 

 

2. Tiga pokok yang perlu kita ketahui: Dosa manusia, keselamatan melalui Kristus, dan 

rasa syukur kepada Allah. 

Apakah Saudara mengetahui ketiga pokok ini dengan mengalaminya 

sendiri? 

 

3. Dalamnya dosa kita: kita yaitu  musuh-musuh Allah, yang tidak mampu berpaling 

kepada-Nya, dan anak-anak Adam. 

Apakah Saudara menerima penghukuman Saudara oleh Allah? 

 

4. Seruan untuk minta tolong: “Adakah cara untuk luput dari murka Allah dan kembali 

mendapat perkenanan-Nya?” 

Apakah itu merupakan doa Saudara juga? 

 

5. Injil Yesus Kristus: Dialah Anak Tunggal Allah, Anak Daud, dan Anak Maria. 

Apakah Saudara membutuhkan Dia?  Apakah Dia berharga bagi Saudara? 

 

375 

 

6. Iman yang sejati kepada Kristus: satu-satunya sarana untuk dipersatukan dengan-

Nya. 

Apakah Saudara berlari kepada Yesus dan memeluk-Nya sebagai 

Juruselamat  Saudara? 

 

7. Manfaat dari iman ini: pengampunan dosa dan hidup kekal. 

Apakah Saudara sudah mendapatkan kedamaian dengan Allah? 

 

8. Sakramen: Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Kedua sakramen itu yaitu  tanda 

dan meterai perjanjian Allah. 

Apakah Saudara sudah menerima keduanya sebagaimana yang dimaksud? 

 

9. Hukum Allah: ketaatan pada perintah-perintah Allah yaitu  cara untuk 

menunjukkan rasa syukur kepada-Nya. 

Apakah Saudara mengasihi-Nya dan ingin menaati-Nya? 

 

10 Doa: cara untuk hidup dekat dengan Tuhan. 

Apakah doa Bapa kami yaitu  bahasa hati Saudara? 

 

Seberapa jauh perjalanan yang sudah Saudara tempuh di jalan keselamatan? Jujurlah di 

hadapan Allah. Periksalah apakah Saudara sedang berjalan di jalan keselamatan dan 

pengudusan. Jika demikian halnya, seberapa jauh yang sudah Saudara tempuh? 

 

Apakah Saudara masih belum berjalan di jalan keselamatan? Ingat: waktunya singkat, dan 

tidak ada jalan lain. 

 

Apakah Saudara sudah menerima anugerah untuk menapaki jalan keselamatan? Allah juga 

akan memimpin Saudara ke tempat kemuliaan. Dia itu setia! Itulah satu-satunya 

penghiburan kita pada masa hidup dan pada waktu mati! 

376 

 

LAMPIRAN 

 

 

Di sini ada sejumlah keterangan mengenai kredo atau pengakuan iman, dan Katekismus 

Heidelberg secara khusus. Keterangan ini tidak dimaksudkan sebagai khotbah di dalam 

gereja, tetapi bisa berguna sebagai latar belakang untuk pembaca yang tertarik. 

 

 

1. PENGAKUAN IMAN JEMAAT 

 

Jemaat Kristen memiliki tiga pengakuan iman secara umum: 

a. Pengakuan Iman Rasuli (“Dua Belas Pasal Iman”). 

b. Pengakuan Iman Nikea (Nikea yaitu  sebuah kota tepat di sebelah timur 

Istanbul, Turki sekarang). 

c. Pengakuan Iman Atanasius (Atanasius yaitu  seorang yang disebut sebagai 

bapak gereja). 

 

Gereja-gereja Reform di Belanda memiliki tiga pengakuan iman secara khusus: 

a. Katekismus Heidelberg. 

b. Pengakuan Iman Belgia (“Pengakuan Iman”). 

c. Kanon Dordt (“Lima Pokok Ajaran melawan Kaum Remonstran”).  

 

Orang-orang Kristen Reform di Inggris berpegang pada apa yang disebut Standar 

Westminster: 

a. Pengakuan Iman Westminster. 

b. Katekismus Kecil Westminster. 

c. Katekismus Panjang Westminster. 

 

 

2. PENGAKUAN IMAN DAN ALKITAB 

377 

 

 

Mengapa kita perlu kredo atau pengakuan iman? 

a. untuk mengakui iman Kristen di hadapan dunia. 

b. untuk melindungi jemaat dari ajaran-ajaran palsu. 

c. untuk mengajar generasi muda (Mzm. 78:1-8). 

 

Apa hubungan antara Alkitab dan pengakuan iman? 

a. Alkitab yaitu  Firman Allah, diilhami oleh Roh Kudus. 

Tidak ada kesalahan dalam Firman Allah. 

b. Pengakuan iman yaitu  ringkasan dari apa yang sudah  didapati jemaat 

dalam Firman Allah. 

Pengakuan iman diungkapkan dalam kata-kata dan gagasan dari suatu 

zaman dan tempat tertentu. 

c. Pengakuan iman harus didasarkan pada Firman Allah. 

Itulah sebabnya kita menemukan begitu banyak rujukan ayat Kitab Suci 

dalam Katekismus Heidelberg (baca Kisah Para Rasul 17:11!). 

 

Apakah hal yang sama bisa dikatakan tentang pernyataan iman? 

Ya, tetapi kita harus menyadari bahwa Alkitab sendiri sudah mengandung 

pernyataan-pernyataan iman secara ringkas. Sebagai contoh, dalam Perjanjian 

Lama: Ulangan 6:4-9 dan Ulangan 26. Juga dalam Perjanjian Baru: 1 Korintus 15:3 

dan Filipi 2:6-11. 

 

 

3. ASAL MULA KATEKISMUS HEIDELBERG 

 

Kapan Katekismus Heidelberg ditulis? 

Pada 1563 M (lebih dari 450 tahun lalu!). Katekismus itu ditulis dalam bahasa 

Jerman. Sejak saat itu, katekismus tersebut sudah  diterjemahkan ke dalam banyak 

bahasa lain. Pada 1623, katekismus ini diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh 

Pdt. Sebastiaan Danckaerts. 

378 

 

 

Mengapa disebut Katekismus Heidelberg? 

Heidelberg yaitu  sebuah kota di Jerman. Di kota itulah katekismus tersebut 

disusun. 

 

Siapa saja yang menulisnya? 

Zechariah Ursinus dan Caspar Olevianus. Gubernur mereka, Frederick III, meminta 

mereka untuk menulis sebuah katekismus karena ada kebutuhan rohani yang besar 

dan ada banyak perpecahan di antara gereja-gereja Protestan.  

 

Apa yang terjadi dengan orang-orang Kristen pada masa itu? 

Banyak dari mereka dianiaya oleh Gereja Katolik Roma. Sebagian dijebloskan ke 

dalam penjara, sementara yang lain dibakar hidup-hidup. Tetapi umat Allah tetap 

berdiri teguh oleh anugerah Allah! 

 

4. TUJUAN DAN ISI KATEKISMUS HEIDELBERG 

 

Apa tujuan Katekismus Heidelberg? 

a. untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada orang-orang berdosa dan 

menghibur hati umat Allah yang hancur. 

b. untuk membantu orang-orang percaya dalam kehidupan mereka sehari-

hari sebagai orang Kristen. 

 

Apa saja tiga bagian dari buku itu? 

a. tentang dosa dan sengsara manusia. 

b. tentang kelepasan melalui Yesus Kristus. 

c. tentang rasa syukur yang harus kita tunjukkan kepada Allah. 

Singkat kata, tentang kesalahan, anugerah, dan rasa terima kasih. 

 

Katekismus Heidelberg terdiri atas berapa bab? 

379 

 

Ada 52 bab, yang disebut Minggu atau “Hari Tuhan.” Itu berarti ada satu bab untuk 

setiap minggu. Katekismus Heidelberg dikhotbahkan pada hari Minggu, terutama 

pada ibadah kedua (sore atau malam).  

 

Apa saja hal-hal penting yang didapatkan dan dijelaskan dalam Katekismus    

Heidelberg? 

a. Pengakuan Iman Rasuli (iman). 

b. Sepuluh Perintah Allah (hukum Allah). 

c. Doa Bapa kami (doa). 

 

 

 Katekismus Heidelberg yaitu  sebuah buku yang ditulis lebih dari 450 tahun lalu dan masih 

memikat hati dan pikiran berjuta-juta orang di dunia saat ini. Hal ini terlihat bukan hanya 

melalui kesaksian banyak orang dari berbagai bangsa, tetapi juga merupakan pengalaman 

saya sendiri ketika bekerja sebagai misionaris di Nigeria pada 1980-an. Ketika mendapat 

kehormatan untuk bertemu dengan para pengkhotbah dari Gereja Reform Nigeria setiap 

minggu, saya membahas Hari-hari Tuhan dari katekismus tersebut bersama mereka. Sungguh 

menakjubkan dan mengharukan melihat bagaimana ajaran dari “buku penghiburan dan 

panduan” ini disambut baik oleh orang-orang ini, di mana banyak dari mereka baru memeluk 

iman Kristen beberapa tahun sebelumnya. 

 

Garis-garis besar yang saya persiapkan untuk pertemuan mingguan dengan orang-orang yang 

luar biasa di Nigeria itu menjadi dasar buku ini. Garis-garis besar ini bisa membantu bukan 

hanya para pendeta, pengkhotbah, guru agama, dan mahasiswa teologi di belahan dunia lain, 

tetapi juga dapat berguna bagi anggota-anggota jemaat pada umumnya. Garis-garis besar ini 

juga bisa berfungsi sebagai  bagi, atau untuk lebih mengerti, pokok-pokok 

bahasan dalam Katekismus Heidelberg dan isi ajarannya yang secara kokoh berlandaskan 

Alkitab. Dengan pertimbangan demikian, saya hendak mempersembahkan buku ini kepada 

semua orang Kristen yang tertarik untuk menyelidiki kebenaran dan hidup berdasarkan 

kebenaran itu. 

 

Judul buku ini diambil dari tanya jawab pertama dalam Katekismus Heidelberg. Dari lubuk hati 

saya yang terdalam, saya ingin agar Saudara, sebagai pembaca buku ini, dapat diberkati ketika 

membacanya dan dapat mengalami “satu-satunya penghiburan pada masa hidup maupun 

pada waktu  mati,” bagi kemuliaan Allah dan damai sejahtera rohani Saudara sendiri! 

 


 

Baca Ibrani 13:1-8 atau 1 Korintus 4:14-21 

 

 

 

 

Dalam Ibrani 13, kita diminta untuk mengingat orang-orang yang sudah  menyampaikan Firman 

Allah kepada kita. Kita harus merenungkan buah dari jalan hidup mereka di dalam Tuhan dan 

mengikuti jejak mereka. 

 

Orang-orang seperti itu sudah  menjadi bagi kita seperti seorang bapak bagi anaknya. Mereka 

sudah  memberitakan Injil dan memelihara kita. Walaupun mereka mungkin tidak lagi bersama 

kita sekarang, kita masih memiliki ajaran mereka.  

 

Pengajaran yang demikian, yang didasarkan pada Firman Allah, dapat ditemukan dalam 

Katekismus Heidelberg. Semoga Allah memberkati pengajaran ini hingga menjamah hati 

Saudara!  

 

 

 

 Para rasul dan nabi sudah  meletakkan dasar bagi jemaat Perjanjian Baru. Mereka 

memberitakan Injil Yesus Kristus, membangun Jemaat, dan mendidik orang-orang 

Kristen mula-mula. 

 

 Namun demikian, nabi-nabi palsu muncul untuk memperdaya banyak orang Kristen 

dengan ajaran-ajaran asing (Ibr. 13:9). Mereka menaruh beban-beban yang berat 

kepada umat Tuhan dan menyuruh umat untuk memperoleh keselamatan mereka 

sendiri melalui perbuatan.  

 

 Terlebih lagi, banyak orang yang sebelumnya sudah  mengakui nama Kristus, kemudian 

menjadi lengah dan murtad. Mereka tidak melihat adanya bahaya dan lubang 

perangkap.   

 

 Oleh sebab itu, dalam Ibrani 13 umat diminta untuk ingat akan bapak-bapak mereka 

di dalam Tuhan. Mereka harus merenungkan iman di dalam Kristus yang dimiliki 

bapak-bapak itu dan mengikuti jejak mereka. Tuhan mau menolong umat 

melakukannya. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai 

selama-lamanya!   

 

 Oleh iman kepada Allah-lah, maka perkara-perkara besar terjadi (lihat Ibrani 11). Hal 

ini dapat dilihat bukan hanya pada zaman Perjanjian Lama, melainkan juga pada 

zaman Perjanjian Baru. Sejumlah pemimpin jemaat sudah  menyerahkan nyawa 

mereka demi Injil.  

 

 PENERAPAN  

 

 Janganlah kita berpaling dari kebenaran Firman Allah. Jangan menerima suatu “injil” 

selain daripada Injil yang sudah  diberitakan kepadamu! (Gal. 1:8). 

 

 Marilah kita berdoa agar kita memiliki iman yang hidup dalam Yesus Kristus. Tidaklah  

 cukup untuk hanya percaya bahwa Alkitab itu benar. 

 

 Baca, misalnya, Ibrani 11:24-26. 

 

 Marilah kita taat kepada para pemimpin kita dan tunduk pada kewenangan mereka. 

Mereka berjaga-jaga atas diri kita sebagai orang-orang yang harus memberikan 

pertanggungjawaban. Baca Ibrani 13:17. 

 

 

2.  INGATLAH AKAN BAPAK-BAPAK JEMAAT REFORM! 

 

 Dulu jemaat hampir saja runtuh. Jemaat Kristen mula-mula sudah  menjadi Gereja 

Katolik Roma. Sri Paus sudah  menjadikan dirinya pengganti Tuhan Yesus. Para 

pemimpin gereja pun menjadi pedagang. Yang paling parah, terang Injil nyaris 

padam.  

 

 Kemudian Allah membangkitkan sejumlah orang untuk menyatakan kebenaran. 

Mereka mulai mengajarkan kembali jalan keselamatan. Mereka mencoba 

mereformasi Gereja Katolik Roma. Itulah sebabnya mereka disebut “Para 

Reformator.” Para Reformator ini tidak berhasil mencapai tujuan awal mereka. 

Gereja Katolik Roma melawan mereka dan, dalam beberapa kasus, malah 

mengucilkan mereka.     

 

 Para Reformator yang ternama yaitu  Martin Luther (Jerman), John Calvin (Perancis), 

dan Huldrych Zwingli (Swiss). John Calvin, secara khusus, dapat dianggap sebagai 

bapak jemaat Reform. Ia hidup sekitar 500 tahun lalu dan menghabiskan banyak 

waktunya di Jenewa.    

 

 Dua orang lain yang dapat disebut sebagai bapak-bapak jemaat Reform kita yaitu  

Zacharias Ursinus dan Caspar Olevianus. Walaupun masih muda, mereka sudah  

menerima banyak hikmat dari Tuhan dan digerakkan oleh Roh-Nya.  

 

 Mereka menulis Katekismus Heidelberg. Buku yang penuh pengajaran ini ditulis 

 

untuk orang-orang yang menghadiri gereja. Buku tersebut berisi banyak hal, 

misalnya, penjelasan tentang Sepuluh Perintah Allah, Doa Bapa Kami, dan Pengakuan 

Iman Rasuli.  

 

 PENERAPAN 

 

 Tujuan Katekismus Heidelberg yaitu : 

  - menunjukkan kepada  kita jalan keselamatan dan menghibur hati orang-

orang Kristen sejati. 

  -  membantu orang-orang percaya dalam kehidupan mereka sehari-hari 

sebagai orang Kristen.  

  

 Berdoalah agar Saudara menerima manfaat-manfaat ini selama mempelajari buku 

kecil ini. Syukur kepada Allah atas orang-orang yang sudah  mengubahkan jemaat! 

 

 

3.  INGATLAH AKAN BAPAK-BAPAK JEMAAT DI NEGERIMU! 

  

 Para misionaris Protestan pertama datang ke Indonesia selama masa penjajahan. 

Mereka memegang erat ajaran tentang anugerah ilahi yang cuma-cuma dan 

berdaulat. Sebagian besar dari mereka yaitu  kaum pria, tetapi beberapa di 

antaranya wanita. Misi Protestan di Papua Barat, yang pada saat itu bernama Papua 

Nugini, dimulai pada 1855. 

 

 Sementara itu, kegelapan masih menyelimuti sebagian besar wilayah tengah Papua 

Barat. Salah satu wilayah itu yaitu  dataran tinggi di sekitar lembah Balim. Pada 

1962, lembaga misi NRC di Belanda mengirim seorang misionaris untuk 

memberitakan Injil di bagian pulau ini. Namanya Gerrit Kuijt. Beliau, dan banyak 

misionaris lain sesudahnya, mulai menjangkau suku Yali dan sesudah  beberapa waktu 

juga suku Una dan suku Mek. Akhirnya pada 1984 sebuah jemaat didirikan, yakni 

Gereja Jemaat Reformasi di Papua. 

 

  

 PENERAPAN 

 

 Jangan pernah lupa akan bapak-bapakmu di dalam Tuhan. Hargailah apa yang sudah  

mereka lakukan. Ikutilah jejak langkah mereka. Lanjutkanlah pekerjaan yang sudah  

mereka mulai. Lakukanlah itu dengan pertolongan Allah! 

 

 Berdoalah bagi bangsamu dan beritakanlah Firman di antara mereka, di antara suku-

suku dan kelompok-kelompok etnis lain, dan di antara penduduk negerimu. Ingatlah 

juga Jemaat Allah di seluruh dunia. Jangkaulah orang-orang yang masih belum 

terjangkau.