penghiburan masa hidup 7
ibu kita (Mzm. 51:7). Kita bersalah dan pantas dihukum
mati!
Banyak orang merasa khawatir akan dosa-dosa mereka untuk sementara waktu.
Tetapi mereka menghibur diri sendiri dan kembali hidup dengan sembrono. Atau
mereka berpikir bahwa Allah tidak akan pernah mengampuni mereka.
Lain halnya dengan orang yang hatinya hancur oleh Allah. Mereka menyadari
bahwa Allah tidak pernah melakukan kejahatan apa pun kepada mereka. Mereka
bersedih atas dosa-dosa mereka, tetapi mereka juga mengakuinya kepada Allah.
2. KITA MEMOHON BELAS KASIHAN KRISTUS
Ketika sudah insaf, kita merasa ketakutan dan malu. Kita ingin memulai kembali
hidup kita dari awal dan berbuat lebih baik. Tetapi sudah terlambat. Kita tidak
pernah bisa memperbaiki kerusakan yang sudah ditimbulkan.
359
Kita hanya bisa selamat jika Allah berkenan mengampuni dosa-dosa kita. Itulah
mengapa Yesus mengajar kita untuk berdoa, “Ampunilah kami akan kesalahan
kami...” Allah yaitu satu-satunya yang mampu mengampuni dosa-dosa kita.
Allah berbelas kasihan kepada orang-orang berdosa, karena Yesus! Ia mengampuni
orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus (Ef. 1:7). Orang-orang seperti itu terus
berdoa sampai Allah meyakinkan mereka, “Anak-Ku, dosamu sudah diampuni...”
(Minggu ke-21).
Lantas, mengapa mereka masih harus mengucapkan doa ini?
a) Dosa masih melekat pada diri mereka. Hal itu sangat merendahkan hati
mereka, setiap hari. Mereka tetap menjadi pendosa yang malang dalam
diri mereka sendiri.
b) Mereka tidak selalu memiliki keyakinan akan keselamatan mereka.
Kita harus berdoa untuk diri kita sendiri dan satu sama lain, sebab kita semua
sama-sama memiliki hati yang bobrok. Kita ikut ambil bagian dalam dosa-dosa
keluarga, jemaat, dan masyarakat kita. Orang-orang Kristen tidak boleh saling
bertikai, tetapi harus saling mendoakan (Dan. 9:8).
3. KITA BERSEDIA MENUNJUKKAN BELAS KASIHAN KEPADA ORANG LAIN
Tuhan Yesus menyuruh kita berdoa, “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti
kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Baca Markus 11:25.
Itu tidak berarti:
- bahwa Allah akan mengampuni kita karena kita sudah mengampuni orang
lain.
- bahwa kita menjadikan diri kita sendiri sebagai contoh bagi Allah (!).
360
Seandainya Allah mau mengampuni dengan cara yang sama seperti kita
mengampuni orang lain, maka segala sesuatunya akan tampak sangat gelap bagi
kita. Jika demikian, tak seorang pun akan diselamatkan!
Jadi, apa arti doa ini? Artinya, “Tuhan, Engkau sudah membuat hati kami yang keras
mau mengampuni orang lain. Itu membesarkan hati kami untuk berharap bahwa
Engkau juga akan mengampuni kami, sebab Engkau lebih berbelas kasihan daripada
kami.” Jika ada kemauan untuk mengampuni orang lain, itu merupakan bukti akan
anugerah Allah.
Kita tidak bisa berdoa untuk diri kita sendiri jika kita membenci sesama kita. Kita
tidak akan mendapat jalan masuk ke hadapan takhta Allah (Mat. 5:23, 24). Jika kita
berkata bahwa kita benar-benar menyesal atas dosa-dosa kita, namun kita tidak
bisa mengampuni sesama kita, maka kita pendusta!
Mengampuni berarti menghapuskan amarah kita dan mengusahakan kebaikan bagi
sesama kita. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (Yoh. 13:1-17), dan berdoa
bagi musuh-musuh-Nya (Luk. 23:34, bandingkan dengan Kis. 7:60).
Ketika disakiti, kita cenderung ingin membalas dendam.
Tetapi janganlah kita lupa:
- orang lain itu pertama-tama sudah menyakiti hati Allah.
- jika tidak bertobat, ia akan binasa.
Janganlah kita menunggu sampai orang yang menyakiti itu datang kepada kita.
Tuhan pun tidak menunggu kita bertobat. Ia datang ke dalam dunia ini, dan
sekarang Ia memanggi kita melalui hamba-hamba-Nya, “Berilah dirimu didamaikan
dengan Allah” (2Kor. 5:20).
Mengapa kita merasa begitu sulit untuk menjadi yang terkecil? Alasannya mungkin
karena kita masih belum mengenal hati kita sendiri dan kasih Allah di dalam Kristus.
361
A. Kita perlu berdoa meminta pengampunan dosa-dosa kita.
Banyak orang mengucapkan doa ini hari demi hari, dan karena itu berpikir bahwa
Allah sudah mengampuni mereka. Tetapi kita memerlukan Allah sendiri untuk
berbicara kepada hati kita!
B. Kita harus mengampuni satu sama lain.
Ingat cerita tentang seseorang yang tidak bisa mengucapkan bagian kedua dari doa
ini, sampai Allah menjamahnya...
Peristiwa itu terjadi dalam sebuah pertemuan jemaat. Ada begitu
banyak pertengkaran hingga tak seorang pun bersedia untuk
berdoa pada akhir pertemuan. Kemudian seseorang maju dan
berkata bahwa ia mau berdoa, tetapi ia hanya mau berdoa Bapa
kami. Ketika sampai pada permintaan kelima, ia hanya bisa
mengucapkan kata-kata pertama, dan kemudian ia tersendat. Ia
mulai dari awal lagi, tetapi hal yang sama terjadi. Sampai Tuhan
menunjukkan kepadanya betapa besar kesalahannya sendiri di
hadapan Allah. Kemudian hatinya hancur, dan ia bisa
mengucapkan bagian kedua juga: “seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.” Ketika ia menutup doanya,
semua orang menangis. Pertemuan itu pun dibubarkan dalam
damai.
362
Minggu ke-52a
============
PERMINTAAN KEENAM DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Lukas 4:1-13 atau Yakobus 1:12-18
Di dalam Firdaus, Iblis menggoda Adam untuk berdosa, dan berhasil. Manusia berdosa
terhadap Allah dan berada di bawah kuasa si jahat. Tidak ada jalan keluar bagi kita.
Yesus datang ke dalam dunia ini, sebagai Adam kedua. Iblis mencoba lagi (lihat Lukas 4:1-
13), tetapi kali ini ia gagal. Jalan keselamatan sudah dibukakan bagi kita sekarang.
Orang-orang yang diselamatkan oleh Kristus akan menemui banyak cobaan dan godaan.
Tetapi Tuhan akan menguatkan mereka. Mereka akan menang. Bagaimana? Dengan doa!
Mereka sering mengucapkan permintaan keenam dalam doa Bapa kami.
Baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-52, Pertanyaan 127.
127. Pert. Apa doa yang keenam?
Jaw. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami
dari yang jahat. Artinya, kami sendiri begitu lemah, sehingga kami tidak sanggup
bertahan sesaat pun, tambahan pula musuh kami turun-temurun, yaitu iblis, dunia,
dan daging kami sendiri, dengan tiada henti-hentinya menyerang kami. Maka sokong
dan kuatkanlah kami dengan kuasa Roh-Mu yang Kudus, supaya kami tidak kalah
363
dalam peperangan rohani ini, tetapi selalu melawan dengan sekuat tenaga, sampai
kelak kami beroleh kemenangan akhir.
PERMINTAAN KEENAM DALAM DOA BAPA KAMI
Di sini kita berdoa,
1. Semoga Allah menjaga kita agar tidak jatuh ke dalam pencobaan!
2. Semoga Allah melepaskan kita dari musuh-musuh kita!
3. Semoga Allah memelihara kita oleh Roh Kudus!
Dalam permintaan kelima, kita berdoa supaya Allah mengampuni kesalahan dan dosa kita.
Dalam permintaan keenam, kita berdoa supaya Allah melepaskan kita dari kuasa dosa.
Kita mungkin terkadang berpikir, “Kalau saja dosa-dosa kita diampuni, maka hidup kita akan
damai dan bahagia.”
Tetapi Yesus menunjukkan: sebuah pertempuran sedang menanti orang-orang yang sudah
mendapatkan kedamaian dengan Allah!
Orang-orang seperti itu tidak lagi berada dalam cengkeraman dosa, tetapi:
- mereka masih mempunyai hati yang penuh dosa.
- mereka masih menjalani kehidupan di dunia ini.
- mereka akan menjumpai Iblis seperti singa yang mengaum-aum!
Oleh sebab itu, kita perlu mengucapkan doa ini: “Ya Allah, janganlah membawa kami ke
dalam pencobaan...!"
1. SEMOGA ALLAH MENJAGA KITA AGAR TIDAK JATUH KE DALAM PENCOBAAN!
364
Kita bisa mengucapkan doa ini dengan tulus hanya jika hati kita tidak terbagi.
Tetapi jika kita meminta Allah untuk menjaga kita, namun kita menyimpan dosa di
dalam hati kita, maka kita menyulut murka-Nya.
Anak-anak Allah yaitu musuh dari segala dosa. Allah sudah memutus pertemanan
mereka dengan Iblis (Kej. 3:15). Mereka mengadakan perang melawan dosa dan
Iblis.
Pada saat yang sama, mereka takut akan dosa. Dengarlah doa ini! Mereka
mengasihi Allah dan, sebagai dampaknya, mereka takut menyakiti hati-Nya. Sudah
sepatutnya kita memiliki rasa takut ini. Petrus tidak merasa takut, dan kita tahu apa
akibatnya...
Oleh sebab itu kita harus berdoa, “Jagalah kami agar tidak jatuh ke dalam
pencobaan.” Atau, seperti dalam bahasa aslinya, “Janganlah membawa kami ke
dalam pencobaan.”
Apakah Allah membawa orang ke dalam pencobaan? Pada satu sisi, Alkitab berkata
bahwa Allah tidak mencobai siapa pun (Yak. 1:13). Pada sisi lain, kita membaca
bahwa Allah mencobai Abraham (Kej. 22:1). Bandingkan juga Yakobus 1:2 dengan
doa ini.
Dalam Kitab Suci, kata “mencobai” digunakan dengan dua cara:
a) kadang-kadang pencobaan itu datang dari Allah. Ia ingin membuat kita
lebih baik.
b) kadang-kadang pencobaan itu datang dari Iblis. Ia ingin membuat kita
binasa.
Allah tidak menggerakkan siapa pun untuk berdosa, tetapi Ia bisa memakai
serangan-serangan dari Iblis itu untuk rencana-Nya sendiri. Baca Matius 4:1 dengan
cermat.
365
Mengapa Allah mengizinkan Iblis menyerang anak-anak-Nya?
- Setiap orang perlu memastikan bahwa mereka tidak melayani Tuhan demi
mendapatkan keuntungan (ingat Ayub).
- Mereka perlu mengetahui betapa kecil dan lemahnya mereka (itulah
sebabnya Allah mengizinkan Iblis menampi Petrus seperti gandum).
2. SEMOGA ALLAH MELEPASKAN KITA DARI MUSUH-MUSUH KITA!
Yesus hanya menyebutkan satu musuh: Yang Jahat. Katekismus Heidelberg
menyebutkan tiga musuh: Iblis, dunia, dan hati kita yang penuh dosa.
Apabila kita menuruti hati kita atau dunia, itu bukan perkara main-main. Pada saat
itu kita sepenuhnya berada di bawah kuasa Iblis!
A. Iblis
Ia yaitu malaikat Allah, tetapi ia jatuh ke dalam dosa. Sekarang ia
menjadi kepala dari semua roh jahat. Ia disebut “si pencoba” (Mat. 4:3).
Alkitab menyebutnya “singa yang mengaum-aum” (1Ptr. 5:8), tetapi ia
bisa datang sebagai “malaikat terang” (2Kor. 11:14). Ia akan menggunakan
paksaan atau tipu daya. Ingat Daniel dan kawan-kawannya (Dan. 1). Ingat
jemaat sesudah Pentakosta (Kis. 5).
Iblis menabur ilalang di dalam hati manusia:
- ia berbisik kepada kita bahwa ia tidak ada.
- atau ia berbisik kepada kita bahwa Allah tidak ada.
- atau ia ingin kita ragu bahwa Allah itu kudus, pengasih, dan
berkuasa.
366
Ia menyerang anak-anak Allah, terutama ketika mereka masih muda. Ia
mungkin datang pada masa kelaparan dan penderitaan. Ia mungkin
menawarkan janji-janji manis dan bahkan bisa mengutip ayat-ayat dari
Alkitab (lihat Lukas 4:10, 11).
B. Dunia
Dunia ini sudah diciptakan oleh Allah. Oleh sebab itu, Allah mengasihi dunia
ini (Yoh. 3:16). Tetapi sekarang dunia yaitu tempat dosa dan Iblis. Dunia
yaitu tempat di mana Yesus disalibkan.
Orang-orang dunia ini membenci murid-murid Yesus. Oleh sebab itu, dunia
ini tidak bisa menjadi rumah kita. Kita harus hidup di sini sebagai musafir
atau pelancong (bacalah buku karya Bunyan, Pilgrim’s Progress).
C. Hati kita yang penuh dosa
Godaan datang dari luar dan dari dalam.
Godaan dari dalam bahkan lebih berbahaya:
- satu orang biasa saja dapat mengkhianati seluruh bangsa.
- Iblis itu seperti api, tetapi hati kita seperti sebotol bensin.
Bahkan yang terbaik di antara anak-anak Allah sekalipun harus berjaga-
jaga dan berdoa. “Roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat.
26:41). Ingat Daud: perzinahan dan pembunuhan. Ingat Raja Hizkia:
kesombongan. Ingat juga Petrus: penyangkalan terhadap Yesus.
Apakah Saudara menyangka bahwa Saudara sedang berdiri teguh? Baca 1
Korintus 10:12. Bukan hanya perzinahan yang harus kita waspadai,
367
melainkan juga pergunjingan, dll. (1Kor. 3:3). Iblis bisa saja duduk di atas
lidah kita, atau bersembunyi di dalam telinga kita!
Ada tiga musuh yang sudah bersumpah untuk menghancurkan kita.
Bergulat dengan dua orang itu susah, dan dengan tiga orang itu mustahil.
Sedangkan ketiga musuh itu tidak pernah berhenti menyerang kita dan
mereka tidak pernah lelah.
Mereka kuat, sedangkan kita lemah. Iblis mengetahui titik-titik lemah kita
dengan lebih baik daripada kita sendiri. Lantas, bagaimana kita bisa
bertahan menghadapi musuh-musuh kita?
3. SEMOGA ALLAH MEMELIHARA KITA OLEH ROH KUDUS!
Berjaga-jaga dan berdoalah supaya Saudara tidak jatuh ke dalam pencobaan...!
Doa yaitu senjata yang ampuh bagi orang-orang yang tidak berdaya. Tetapi jika
Saudara mengucapkan doa ini, jangan bermain-main dengan dosa. Berperanglah
melawan musuh-musuh (Ef. 6:10-18).
Kita memerlukan Roh Allah untuk menguatkan kita dalam peperangan ini. Pakailah
Kitab Suci dan bacalah Mazmur secara khusus. Firman Allah itu menyakitkan bagi
telinga Iblis.
Pelajarilah gambaran Iblis di dalam Alkitab. Luther mendapatkan gambaran orang
yang akan datang untuk meracuninya, dan itu menolongnya!
Suatu hari nanti kita pasti akan memperoleh kemenangan. Iblis sudah dikalahkan di
atas kayu salib. Sekarang ia marah seperti binatang yang terluka.
368
Tuhan Yesus memahami kita dalam pencobaan kita (Ibr. 2:18). Ia berdoa bagi
Petrus dan bagi semua orang kepunyaan-Nya (Luk. 22:32). Oleh sebab itu, iman
mereka tidak akan gugur.
Kita mungkin sudah terluka berkali-kali, tetapi tidak lama lagi pertempuran akan
berakhir. Yesus berkata, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan!” (Why. 2:10).
369
Minggu ke-52b
============
KATA-KATA TERAKHIR DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Efesus 3:4-21 atau Wahyu 5:9-14
Doa Bapa kami dimulai dengan menyebut Allah. “Bapa kami yang ada di surga,” itulah kata-
kata pertamanya. Kita seolah-olah berdiri di atas puncak gunung.
Sesudah itu, kita turun melewati lembah-lembah yang curam. Kita diperhadapkan dengan
kekurangan makanan, dosa, dan Iblis. Kita berdoa untuk kebutuhan hati dan tubuh kita.
Tetapi sekarang kita mendaki ke atas lagi. Doa Bapa kami diakhiri dengan Allah sendiri:
“Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan...!”
Katekismus Heidelberg membantu kita memahami kata-kata ini. Lihat Minggu ke-52,
Pertanyaan 128 dan 129.
128. Pert. Bagaimana Saudara mengakhiri doa Saudara ini?
Jaw. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Artinya, semua ini kami mohon kepada-Mu, karena Engkau,
sebagai Raja kami dan Yang Mahakuasa, beritikad dan berkuasa mengaruniakan
kepada kami segala hal yang baik, dan kami memohon semua ini supaya bukan kami,
melainkan Nama-Mu yang kudus dipuji karenanya, untuk selama-lamanya.
370
129. Pert. Apa arti kata Amin itu?
Jaw. Amin berarti, hal ini benar dan pasti. Karena Allah pasti sudah mengabulkan
doaku, jauh lebih pasti daripada perasaan hatiku bahwa hal itu kuinginkan dari-Nya.
KATA-KATA TERAKHIR DALAM DOA BAPA KAMI
1. kata-kata pujian
2. kata-kata seruan
3. kata-kata kepercayaan
Kata-kata terakhir dalam doa Bapa kami berhubungan dengan permintaan keenam. Kita
meminta Allah untuk menolong kita dalam pencobaan dan membebaskan kita dari yang
jahat, karena Dialah yang empunya Kerajaan, kuasa, dan kemuliaan.
Kata-kata terakhir dalam doa Bapa kami merujuk pada kelima permintaan yang lain juga.
Kata-kata ini menunjukkan kepada kita dua hal:
a) dasar dari doa kita: Allah itu agung!
b) tujuan dari doa kita: Allah harus dimuliakan!
1. KATA-KATA PUJIAN
Ketika berdoa,
- kita meminta sesuatu dari Allah.
- kita bersyukur kepada-Nya.
- tetapi kita juga harus memuji-Nya.
Memuji itu lebih daripada meminta:
- ketika meminta sesuatu, kita memikirkan diri kita sendiri.
- ketika memuji Allah, kita memberikan apa yang layak diberikan kepada-
Nya.
371
Memuji bahkan lebih daripada bersyukur. Kita bersyukur atas apa yang sudah
dilakukan Allah untuk kita, tetapi kita memuji-Nya karena siapa adanya Dia.
Orang kaya bisa saja bersyukur kepada Allah atas harta miliknya. Tetapi apabila ia
menjadi miskin, ia akan berhenti bersyukur. Namun, ketika hal ini menimpa Ayub,
ia memuji Tuhan.
Doa berarti menjumpai Allah yang hidup, bersekutu dengan-Nya, melupakan
semua hal lain, dan bersuka di dalam Dia (seperti Habakuk). “Engkaulah yang
empunya kemuliaan...!”
Dalam memuji Allah, kita memberikan kembali kepada-Nya apa yang terlebih
dahulu diberikan-Nya kepada kita:
a) Ingat para gembala ketika mendapati Yesus (Luk. 2:20). Mereka
memuliakan Allah. Mengapa? Karena kemuliaan Tuhan bersinar di
sekeliling mereka!
b) Ingat juga umat Allah di surga (Why. 5:9-14). Mereka mengenakan
mahkota di kepala mereka, tetapi mereka meletakkan mahkota itu di
hadapan takhta Allah dan Anak Domba.
Sudah sepatutnya kita memuji Allah, setiap kali kita berdoa. Kita biasanya meminta
begitu banyak untuk kepentingan kita sendiri. Apakah doa kita menyerupai doa
Bapa kami yang diajarkan Tuhan?
2. KATA-KATA SERUAN
372
Dalam kata-kata terakhir dari doa Bapa kami, umat Allah berseru kepada Allah
untuk mendengarkan mereka. Mereka menggunakan tiga alasan yang kuat dalam
seruan mereka:
A. "Engkaulah yang empunya Kerajaan..."
Allah yaitu Raja yang penuh rahmat, yang memberikan belas kasihan
melalui Yesus Kristus. Ia menginginkan kesejahteraan orang-orang pilihan-
Nya. Oleh sebab itu mereka datang kepada-Nya, sambil memohon untuk
kebutuhan mereka.
Allah mau memberi kita segala kebaikan. Banyak orang mungkin mampu
menolong kita, namun mereka tidak mau. Allah yaitu Raja yang murah
hati.
B. "Engkaulah yang empunya kuasa..."
Oleh karena Allah yaitu Bapa yang perkasa, maka tak seorang pun dapat
merebut domba-domba-Nya dari tangan-Nya (Yoh. 10:29). Oleh sebab itu,
mereka berpaling kepada-Nya untuk meminta pertolongan.
Allah mampu memberi kita segala kebaikan. Sebagian orang mungkin mau
menolong, namun mereka tidak mampu. Allah yaitu Raja yang maha
kuasa!
C. "Engkaulah yang empunya kemuliaan..."
Ini merupakan alasan yang paling kuat dalam doa: “Jangan menolak kami,
ya Allah... Apa yang akan dikatakan bangsa-bangsa? Ingatlah akan Nama-
Mu sendiri, ya Tuhan...!” (Musa dalam Keluaran 33).
373
Allah pasti akan mendengar kita dan memberi kita segala kebaikan. Kita tidak layak
mendapatkannya, tetapi Ia akan melakukannya karena Nama-Nya. Ya, karena
Yesus!
3. KATA-KATA KEPERCAYAAN
Kata terakhir dari doa Bapa kami yaitu “Amin.” Bagi banyak orang, ini hanyalah
tanda bahwa doa sudah berakhir: mereka bisa mulai makan atau menarik napas
lega.
Tetapi “Amin” berarti, “sesungguhnya demikianlah yang pasti akan terjadi.” Kristus
sendiri disebut “Amin” (Why. 3:14). Dia yaitu Kebenaran, dan Dia layak
mendapatkan kepercayaan kita (Yoh. 14:6).
Semua janji yang sudah dibuat Allah yaitu “ya” di dalam Kristus (2Kor. 1:20). Janji-
janji-Nya tidak seperti janji-janji para politikus. Yesus sudah menandatangani janji-
janji Allah dengan darah-Nya sendiri.
Umat Allah dapat mengandalkan janji-janji itu dengan segenap hati. Melalui kuasa
Kristus, mereka bisa berkata “Amin” (2Kor. 1:20). Mereka percaya kepada Allah
seperti anak kecil (Luk. 1:38).
Ketika orang-orang yang tidak bertobat berkata “Amin,” itu terdengar seperti
kepalsuan. Mereka bisa saja mengucapkan doa Bapa kami, tetapi hati mereka tidak
ada di dalamnya. Hendaklah mereka sadar bahwa kita tidak dapat menipu Allah!
Orang-orang yang mencari Yesus pasti bersungguh-sungguh di dalam doa mereka.
Mereka bisa saja mempunyai keraguan dan pergumulan (Mrk. 9:24), tetapi Allah
akan berbuat lebih daripada yang dapat mereka harapkan! (Ef. 3:20, 21). Ia berkata,
“Sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya...” (Yes. 65:24).
374
Kita sudah sampai pada akhir pelajaran kita tentang Katekismus Heidelberg. Kita sudah
mendengarkan ajaran Alkitab. Apakah Saudara mampu, oleh anugerah Allah, berkata
“Amin” untuk menyetujuinya?
Mari kita rangkum apa yang sudah kita pelajari:
1. Satu-satunya penghiburan pada masa hidup dan pada waktu mati: menjadi milik
Yesus dengan tubuh dan jiwa, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Apakah Saudara mencari penghiburan ini sekarang?
2. Tiga pokok yang perlu kita ketahui: Dosa manusia, keselamatan melalui Kristus, dan
rasa syukur kepada Allah.
Apakah Saudara mengetahui ketiga pokok ini dengan mengalaminya
sendiri?
3. Dalamnya dosa kita: kita yaitu musuh-musuh Allah, yang tidak mampu berpaling
kepada-Nya, dan anak-anak Adam.
Apakah Saudara menerima penghukuman Saudara oleh Allah?
4. Seruan untuk minta tolong: “Adakah cara untuk luput dari murka Allah dan kembali
mendapat perkenanan-Nya?”
Apakah itu merupakan doa Saudara juga?
5. Injil Yesus Kristus: Dialah Anak Tunggal Allah, Anak Daud, dan Anak Maria.
Apakah Saudara membutuhkan Dia? Apakah Dia berharga bagi Saudara?
375
6. Iman yang sejati kepada Kristus: satu-satunya sarana untuk dipersatukan dengan-
Nya.
Apakah Saudara berlari kepada Yesus dan memeluk-Nya sebagai
Juruselamat Saudara?
7. Manfaat dari iman ini: pengampunan dosa dan hidup kekal.
Apakah Saudara sudah mendapatkan kedamaian dengan Allah?
8. Sakramen: Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Kedua sakramen itu yaitu tanda
dan meterai perjanjian Allah.
Apakah Saudara sudah menerima keduanya sebagaimana yang dimaksud?
9. Hukum Allah: ketaatan pada perintah-perintah Allah yaitu cara untuk
menunjukkan rasa syukur kepada-Nya.
Apakah Saudara mengasihi-Nya dan ingin menaati-Nya?
10 Doa: cara untuk hidup dekat dengan Tuhan.
Apakah doa Bapa kami yaitu bahasa hati Saudara?
Seberapa jauh perjalanan yang sudah Saudara tempuh di jalan keselamatan? Jujurlah di
hadapan Allah. Periksalah apakah Saudara sedang berjalan di jalan keselamatan dan
pengudusan. Jika demikian halnya, seberapa jauh yang sudah Saudara tempuh?
Apakah Saudara masih belum berjalan di jalan keselamatan? Ingat: waktunya singkat, dan
tidak ada jalan lain.
Apakah Saudara sudah menerima anugerah untuk menapaki jalan keselamatan? Allah juga
akan memimpin Saudara ke tempat kemuliaan. Dia itu setia! Itulah satu-satunya
penghiburan kita pada masa hidup dan pada waktu mati!
376
LAMPIRAN
Di sini ada sejumlah keterangan mengenai kredo atau pengakuan iman, dan Katekismus
Heidelberg secara khusus. Keterangan ini tidak dimaksudkan sebagai khotbah di dalam
gereja, tetapi bisa berguna sebagai latar belakang untuk pembaca yang tertarik.
1. PENGAKUAN IMAN JEMAAT
Jemaat Kristen memiliki tiga pengakuan iman secara umum:
a. Pengakuan Iman Rasuli (“Dua Belas Pasal Iman”).
b. Pengakuan Iman Nikea (Nikea yaitu sebuah kota tepat di sebelah timur
Istanbul, Turki sekarang).
c. Pengakuan Iman Atanasius (Atanasius yaitu seorang yang disebut sebagai
bapak gereja).
Gereja-gereja Reform di Belanda memiliki tiga pengakuan iman secara khusus:
a. Katekismus Heidelberg.
b. Pengakuan Iman Belgia (“Pengakuan Iman”).
c. Kanon Dordt (“Lima Pokok Ajaran melawan Kaum Remonstran”).
Orang-orang Kristen Reform di Inggris berpegang pada apa yang disebut Standar
Westminster:
a. Pengakuan Iman Westminster.
b. Katekismus Kecil Westminster.
c. Katekismus Panjang Westminster.
2. PENGAKUAN IMAN DAN ALKITAB
377
Mengapa kita perlu kredo atau pengakuan iman?
a. untuk mengakui iman Kristen di hadapan dunia.
b. untuk melindungi jemaat dari ajaran-ajaran palsu.
c. untuk mengajar generasi muda (Mzm. 78:1-8).
Apa hubungan antara Alkitab dan pengakuan iman?
a. Alkitab yaitu Firman Allah, diilhami oleh Roh Kudus.
Tidak ada kesalahan dalam Firman Allah.
b. Pengakuan iman yaitu ringkasan dari apa yang sudah didapati jemaat
dalam Firman Allah.
Pengakuan iman diungkapkan dalam kata-kata dan gagasan dari suatu
zaman dan tempat tertentu.
c. Pengakuan iman harus didasarkan pada Firman Allah.
Itulah sebabnya kita menemukan begitu banyak rujukan ayat Kitab Suci
dalam Katekismus Heidelberg (baca Kisah Para Rasul 17:11!).
Apakah hal yang sama bisa dikatakan tentang pernyataan iman?
Ya, tetapi kita harus menyadari bahwa Alkitab sendiri sudah mengandung
pernyataan-pernyataan iman secara ringkas. Sebagai contoh, dalam Perjanjian
Lama: Ulangan 6:4-9 dan Ulangan 26. Juga dalam Perjanjian Baru: 1 Korintus 15:3
dan Filipi 2:6-11.
3. ASAL MULA KATEKISMUS HEIDELBERG
Kapan Katekismus Heidelberg ditulis?
Pada 1563 M (lebih dari 450 tahun lalu!). Katekismus itu ditulis dalam bahasa
Jerman. Sejak saat itu, katekismus tersebut sudah diterjemahkan ke dalam banyak
bahasa lain. Pada 1623, katekismus ini diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh
Pdt. Sebastiaan Danckaerts.
378
Mengapa disebut Katekismus Heidelberg?
Heidelberg yaitu sebuah kota di Jerman. Di kota itulah katekismus tersebut
disusun.
Siapa saja yang menulisnya?
Zechariah Ursinus dan Caspar Olevianus. Gubernur mereka, Frederick III, meminta
mereka untuk menulis sebuah katekismus karena ada kebutuhan rohani yang besar
dan ada banyak perpecahan di antara gereja-gereja Protestan.
Apa yang terjadi dengan orang-orang Kristen pada masa itu?
Banyak dari mereka dianiaya oleh Gereja Katolik Roma. Sebagian dijebloskan ke
dalam penjara, sementara yang lain dibakar hidup-hidup. Tetapi umat Allah tetap
berdiri teguh oleh anugerah Allah!
4. TUJUAN DAN ISI KATEKISMUS HEIDELBERG
Apa tujuan Katekismus Heidelberg?
a. untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada orang-orang berdosa dan
menghibur hati umat Allah yang hancur.
b. untuk membantu orang-orang percaya dalam kehidupan mereka sehari-
hari sebagai orang Kristen.
Apa saja tiga bagian dari buku itu?
a. tentang dosa dan sengsara manusia.
b. tentang kelepasan melalui Yesus Kristus.
c. tentang rasa syukur yang harus kita tunjukkan kepada Allah.
Singkat kata, tentang kesalahan, anugerah, dan rasa terima kasih.
Katekismus Heidelberg terdiri atas berapa bab?
379
Ada 52 bab, yang disebut Minggu atau “Hari Tuhan.” Itu berarti ada satu bab untuk
setiap minggu. Katekismus Heidelberg dikhotbahkan pada hari Minggu, terutama
pada ibadah kedua (sore atau malam).
Apa saja hal-hal penting yang didapatkan dan dijelaskan dalam Katekismus
Heidelberg?
a. Pengakuan Iman Rasuli (iman).
b. Sepuluh Perintah Allah (hukum Allah).
c. Doa Bapa kami (doa).
Katekismus Heidelberg yaitu sebuah buku yang ditulis lebih dari 450 tahun lalu dan masih
memikat hati dan pikiran berjuta-juta orang di dunia saat ini. Hal ini terlihat bukan hanya
melalui kesaksian banyak orang dari berbagai bangsa, tetapi juga merupakan pengalaman
saya sendiri ketika bekerja sebagai misionaris di Nigeria pada 1980-an. Ketika mendapat
kehormatan untuk bertemu dengan para pengkhotbah dari Gereja Reform Nigeria setiap
minggu, saya membahas Hari-hari Tuhan dari katekismus tersebut bersama mereka. Sungguh
menakjubkan dan mengharukan melihat bagaimana ajaran dari “buku penghiburan dan
panduan” ini disambut baik oleh orang-orang ini, di mana banyak dari mereka baru memeluk
iman Kristen beberapa tahun sebelumnya.
Garis-garis besar yang saya persiapkan untuk pertemuan mingguan dengan orang-orang yang
luar biasa di Nigeria itu menjadi dasar buku ini. Garis-garis besar ini bisa membantu bukan
hanya para pendeta, pengkhotbah, guru agama, dan mahasiswa teologi di belahan dunia lain,
tetapi juga dapat berguna bagi anggota-anggota jemaat pada umumnya. Garis-garis besar ini
juga bisa berfungsi sebagai bagi, atau untuk lebih mengerti, pokok-pokok
bahasan dalam Katekismus Heidelberg dan isi ajarannya yang secara kokoh berlandaskan
Alkitab. Dengan pertimbangan demikian, saya hendak mempersembahkan buku ini kepada
semua orang Kristen yang tertarik untuk menyelidiki kebenaran dan hidup berdasarkan
kebenaran itu.
Judul buku ini diambil dari tanya jawab pertama dalam Katekismus Heidelberg. Dari lubuk hati
saya yang terdalam, saya ingin agar Saudara, sebagai pembaca buku ini, dapat diberkati ketika
membacanya dan dapat mengalami “satu-satunya penghiburan pada masa hidup maupun
pada waktu mati,” bagi kemuliaan Allah dan damai sejahtera rohani Saudara sendiri!
Baca Ibrani 13:1-8 atau 1 Korintus 4:14-21
Dalam Ibrani 13, kita diminta untuk mengingat orang-orang yang sudah menyampaikan Firman
Allah kepada kita. Kita harus merenungkan buah dari jalan hidup mereka di dalam Tuhan dan
mengikuti jejak mereka.
Orang-orang seperti itu sudah menjadi bagi kita seperti seorang bapak bagi anaknya. Mereka
sudah memberitakan Injil dan memelihara kita. Walaupun mereka mungkin tidak lagi bersama
kita sekarang, kita masih memiliki ajaran mereka.
Pengajaran yang demikian, yang didasarkan pada Firman Allah, dapat ditemukan dalam
Katekismus Heidelberg. Semoga Allah memberkati pengajaran ini hingga menjamah hati
Saudara!
Para rasul dan nabi sudah meletakkan dasar bagi jemaat Perjanjian Baru. Mereka
memberitakan Injil Yesus Kristus, membangun Jemaat, dan mendidik orang-orang
Kristen mula-mula.
Namun demikian, nabi-nabi palsu muncul untuk memperdaya banyak orang Kristen
dengan ajaran-ajaran asing (Ibr. 13:9). Mereka menaruh beban-beban yang berat
kepada umat Tuhan dan menyuruh umat untuk memperoleh keselamatan mereka
sendiri melalui perbuatan.
Terlebih lagi, banyak orang yang sebelumnya sudah mengakui nama Kristus, kemudian
menjadi lengah dan murtad. Mereka tidak melihat adanya bahaya dan lubang
perangkap.
Oleh sebab itu, dalam Ibrani 13 umat diminta untuk ingat akan bapak-bapak mereka
di dalam Tuhan. Mereka harus merenungkan iman di dalam Kristus yang dimiliki
bapak-bapak itu dan mengikuti jejak mereka. Tuhan mau menolong umat
melakukannya. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai
selama-lamanya!
Oleh iman kepada Allah-lah, maka perkara-perkara besar terjadi (lihat Ibrani 11). Hal
ini dapat dilihat bukan hanya pada zaman Perjanjian Lama, melainkan juga pada
zaman Perjanjian Baru. Sejumlah pemimpin jemaat sudah menyerahkan nyawa
mereka demi Injil.
PENERAPAN
Janganlah kita berpaling dari kebenaran Firman Allah. Jangan menerima suatu “injil”
selain daripada Injil yang sudah diberitakan kepadamu! (Gal. 1:8).
Marilah kita berdoa agar kita memiliki iman yang hidup dalam Yesus Kristus. Tidaklah
cukup untuk hanya percaya bahwa Alkitab itu benar.
5
Baca, misalnya, Ibrani 11:24-26.
Marilah kita taat kepada para pemimpin kita dan tunduk pada kewenangan mereka.
Mereka berjaga-jaga atas diri kita sebagai orang-orang yang harus memberikan
pertanggungjawaban. Baca Ibrani 13:17.
2. INGATLAH AKAN BAPAK-BAPAK JEMAAT REFORM!
Dulu jemaat hampir saja runtuh. Jemaat Kristen mula-mula sudah menjadi Gereja
Katolik Roma. Sri Paus sudah menjadikan dirinya pengganti Tuhan Yesus. Para
pemimpin gereja pun menjadi pedagang. Yang paling parah, terang Injil nyaris
padam.
Kemudian Allah membangkitkan sejumlah orang untuk menyatakan kebenaran.
Mereka mulai mengajarkan kembali jalan keselamatan. Mereka mencoba
mereformasi Gereja Katolik Roma. Itulah sebabnya mereka disebut “Para
Reformator.” Para Reformator ini tidak berhasil mencapai tujuan awal mereka.
Gereja Katolik Roma melawan mereka dan, dalam beberapa kasus, malah
mengucilkan mereka.
Para Reformator yang ternama yaitu Martin Luther (Jerman), John Calvin (Perancis),
dan Huldrych Zwingli (Swiss). John Calvin, secara khusus, dapat dianggap sebagai
bapak jemaat Reform. Ia hidup sekitar 500 tahun lalu dan menghabiskan banyak
waktunya di Jenewa.
Dua orang lain yang dapat disebut sebagai bapak-bapak jemaat Reform kita yaitu
Zacharias Ursinus dan Caspar Olevianus. Walaupun masih muda, mereka sudah
menerima banyak hikmat dari Tuhan dan digerakkan oleh Roh-Nya.
Mereka menulis Katekismus Heidelberg. Buku yang penuh pengajaran ini ditulis
6
untuk orang-orang yang menghadiri gereja. Buku tersebut berisi banyak hal,
misalnya, penjelasan tentang Sepuluh Perintah Allah, Doa Bapa Kami, dan Pengakuan
Iman Rasuli.
PENERAPAN
Tujuan Katekismus Heidelberg yaitu :
- menunjukkan kepada kita jalan keselamatan dan menghibur hati orang-
orang Kristen sejati.
- membantu orang-orang percaya dalam kehidupan mereka sehari-hari
sebagai orang Kristen.
Berdoalah agar Saudara menerima manfaat-manfaat ini selama mempelajari buku
kecil ini. Syukur kepada Allah atas orang-orang yang sudah mengubahkan jemaat!
3. INGATLAH AKAN BAPAK-BAPAK JEMAAT DI NEGERIMU!
Para misionaris Protestan pertama datang ke Indonesia selama masa penjajahan.
Mereka memegang erat ajaran tentang anugerah ilahi yang cuma-cuma dan
berdaulat. Sebagian besar dari mereka yaitu kaum pria, tetapi beberapa di
antaranya wanita. Misi Protestan di Papua Barat, yang pada saat itu bernama Papua
Nugini, dimulai pada 1855.
Sementara itu, kegelapan masih menyelimuti sebagian besar wilayah tengah Papua
Barat. Salah satu wilayah itu yaitu dataran tinggi di sekitar lembah Balim. Pada
1962, lembaga misi NRC di Belanda mengirim seorang misionaris untuk
memberitakan Injil di bagian pulau ini. Namanya Gerrit Kuijt. Beliau, dan banyak
misionaris lain sesudahnya, mulai menjangkau suku Yali dan sesudah beberapa waktu
juga suku Una dan suku Mek. Akhirnya pada 1984 sebuah jemaat didirikan, yakni
Gereja Jemaat Reformasi di Papua.
7
PENERAPAN
Jangan pernah lupa akan bapak-bapakmu di dalam Tuhan. Hargailah apa yang sudah
mereka lakukan. Ikutilah jejak langkah mereka. Lanjutkanlah pekerjaan yang sudah
mereka mulai. Lakukanlah itu dengan pertolongan Allah!
Berdoalah bagi bangsamu dan beritakanlah Firman di antara mereka, di antara suku-
suku dan kelompok-kelompok etnis lain, dan di antara penduduk negerimu. Ingatlah
juga Jemaat Allah di seluruh dunia. Jangkaulah orang-orang yang masih belum
terjangkau.