Mazmur-1-50 7

Tampilkan postingan dengan label Mazmur-1-50 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mazmur-1-50 7. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2025

Mazmur-1-50 7


 


nia ini. Firman Allah 

lebih indah dari pada emas, emas tua, bahkan dari pada 

banyak emas tua. Emas berasal dari dunia ini, jadi bersifat 

duniawi, tetapi anugerah merupakan gambaran dari sorga. 

Emas hanya diperuntukkan bagi tubuh dan bersifat se-

mentara, tetapi anugerah diperuntukkan bagi jiwa dan ber-

langsung selamanya.  

(2) Jauh melebihi kesenangan dan kenikmatan tubuh. Firman 

Allah, bila diterima dengan iman, akan terasa manis bagi 

jiwa, lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu 

tetesan dari sarang lebah. Kenikmatan tubuh merupakan 

kesenangan manusia-manusia yang bejat, dan sebab   itu-

lah merusakkan jiwa manusia. Tetapi, kenikmatan rohani 

merupakan kesenangan para malaikat dan meninggikan 

jiwa. Kenikmatan tubuh penuh tipuan, mudah memuncak 

tetapi tidak pernah memuaskan. Sebaliknya, kenikmatan 

rohani amatlah penting dan memuaskan, dan tidak berba-

haya untuk direguk sebanyak-banyaknya.   

2.  Lihatlah bagaimana ia mempergunakan ketetapan-ketetapan 

dalam firman Allah itu: hamba-Mu diperingatkan oleh semua-

nya itu. Firman Allah merupakan firman yang memperingat-


 252

kan anak-anak manusia. Firman itu mengingatkan kita me-

ngenai kewajiban yang harus kita laksanakan, marabahaya 

yang harus kita hindari, dan arus deras pencobaan yang harus 

kita hadapi (Yeh. 3:17; 33:7). Firman itu memperingatkan 

orang jahat supaya tidak terus berada di jalannya yang sesat, 

dan memperingatkan orang benar untuk tidak berpaling dari 

jalannya yang lurus. Semua orang yang benar-benar merupa-

kan hamba Allah mengindahkan peringatan ini.  

3. Lihatlah keuntungan apa yang ia janjikan kepada dirinya 

sendiri dengan kepatuhannya terhadap ketetapan-ketetapan 

Allah: Orang yang berpegang padanya mendapat upah yang be-

sar. Orang-orang yang bersungguh-sungguh melaksanakan 

kewajiban mereka bukan saja tidak akan dijadikan pecun-

dang, tetapi juga akan mendapatkan upah yang tak terperi-

kan. Mereka memperoleh upah yang tidak saja akan diberikan 

setelah mematuhi, tetapi bahkan sudah terasa saat   mereka 

sedang mematuhi perintah Allah, imbalan besar yang langsung 

diperoleh sebab   kepatuhan. Agama merupakan kesehatan 

dan kehormatan. Ia memberi damai sejahtera dan kenikmatan. 

Agama akan membuat penghiburan kita terasa manis dan sa-

lib kita terasa ringan. Ia membuat hidup sungguh menjadi 

berharga dan kematian sungguh dirindukan.  

III. Dia menarik beberapa kesimpulan bagus dari perenungan khid-

matnya mengenai keagungan firman Allah itu. Buah pikiran se-

perti itu sangat berguna dan selayaknya membangkitkan rasa ka-

sih kita. 

1.  Di sini dia mengambil kesempatan untuk merenungkan dan 

menyesali dosa-dosanya. Sebab, oleh hartikel  m Taurat orang me-

ngenal dosa. “Bukankah perintah itu kudus, adil dan baik? 

Kalau begitu, siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?  

Aku tidak dapat, siapakah yang dapat?” Dari kebenaran hu-

kum ilahilah dia belajar untuk menyebut dosa-dosanya seba-

gai kesesatannya. Jika perintah Allah itu benar dan adil, maka 

setiap penyimpangan dari perintah itu berarti sebuah kesesat-

an, diperbuat berdasarkan kesalahan. Setiap tindakan jahat 

muncul dari prinsip yang bejat, yang merupakan penyim-

pangan dari peraturan yang seharusnya kita taati, atau jalan 

yang seharusnya kita tempuh. Dari lingkup, keketatan dan ke-

 Kitab Mazmur 19:8-15 

 253 

rohanian hartikel  m ilahi, Daud menyadari bahwa dosa-dosanya 

begitu banyak sehingga dia tidak mampu menghitungnya, dan 

begitu berat sampai-sampai dia tidak dapat menyelami betapa 

cemar dan menjijikkannya dosa-dosa tersebut. Kita telah me-

lakukan banyak dosa akibat kelalaian dan keinginan diri, sam-

pai kita tidak sadar lagi dengan apa yang kita perbuat itu. Ba-

nyak dosa yang kita lakukan telah kita lupakan, sehingga ke-

tika suatu saat kita mengakui suatu dosa kita, kita hanya bisa 

menutup pengakuan itu dengan perkataan et cetera – dan la-

innya seperti itu. Sebab Allah lebih mengetahui kejahatan kita 

daripada diri kita sendiri. Kita telah melakukan kesalahan 

dalam banyak hal, siapa yang dapat mengetahui seberapa 

sering manusia melakukan dosa? Syartikel  rlah kini kita berada 

di bawah anugerah dan tidak lagi di bawah hartikel  m Taurat. 

Jika tidak begitu, maka kita semua pasti sudah binasa.   

2.  Dia mempergunakan kesempatan ini untuk berdoa memerangi 

dosa. Kesadaran mengenai dosa-dosa kita harus mendorong 

kita untuk bersimpuh di bahwa takhta anugerah dan berdoa 

di sana, seperti yang dilakukan Daud di sini,  

(1) Untuk meminta belas kasihan supaya diampuni. Setelah 

mendapati dirinya tidak mampu menjelaskan secara terinci 

semua pelanggaran yang telah ia lakukan, Daud pun ber-

seru, Tuhan, bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusa-

dari. Artinya, semua itu bukanlah berarti hal-hal yang 

dirahasiakan dari hadapan Allah (sebab   tidak akan satu 

pun yang demikian), bukan juga rahasia di mata dunia ini, 

melainkan hal-hal yang luput dari pengamatannya sendiri. 

Orang-orang yang terbaik sekalipun harus mencurigai diri 

sendiri telah bersalah atas banyak kesalahan yang tidak 

mereka sadari dan harus berdoa kepada Allah supaya di-

bersihkan dari semuanya itu, dan supaya segenap pelang-

garan tersebut tidak ditimpakan ke atas mereka. Sebab, 

dosa-dosa akibat kelemahan dan kecerobohan kita, serta 

dosa-dosa kita yang tersembunyi, akan tetap membinasa-

kan kita, seandainya saja Allah memperlakukan kita sesuai 

dengan yang layak kita terima. Bahkan, kesalahan yang 

tidak disadari pun bisa mencemari dan membuat kita tidak 

layak untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah. Akan 


 254

tetapi, jika segala kesalahan itu telah diampuni, maka kita 

pun dibersihkan dari semuanya itu (1Yoh. 1:7).  

(2) Untuk meminta anugerah yang mampu menolong saat di-

butuhkan. Setelah berdoa bagi pengampunan dosa-dosa 

yang tidak ia sadari, dia pun berdoa supaya dihindarkan 

dari kecongkakan (ay. 14). Semua orang yang benar-benar 

menyesali dosa-dosa mereka dan telah diampuni, akan 

berhati-hati supaya tidak kembali tergelincir di dalamnya 

atau kembali menjadi bebal, sebagaimana yang tampak da-

lam doa mereka yang serupa dengan doa Daud di sini. 

Perhatikanlah:  

[1] Permintaannya: “Jauhkanlah aku dari dosa yang dise-

ngaja.” Kita harus berdoa supaya dijauhkan dari dosa-

dosa akibat kelemahan kita, tetapi terutama dari dosa-

dosa yang disengaja, yang paling menyakiti hati Allah 

dan melukai hati nurani, yang memudarkan penghibur-

an kita dan menghancurkan pengharapan kita. “Dan, 

jangan biarkan aku dikuasai oleh satu pun dosa seperti 

itu, jangan biarkan aku tunduk kepada dosa apa pun, 

dan jangan biarkan aku diperbudak olehnya.”  

[2]  Alasannya: “Supaya aku menjadi tak bercela. Aku akan 

tampil tanpa cela. Aku akan memelihara bukti dan 

penghiburan dari keadaanku yang tidak bercela, dan 

aku akan bebas dari pelanggaran besar.” Di sini dia me-

nyebutnya sebagai dosa yang disengaja, sebab tidak ada 

korban persembahan yang dapat diterima untuk itu 

(Bil. 15:28-30).  

Perhatikanlah:  

Pertama, dosa yang disengaja begitu menjijikkan dan 

berbahaya. Orang-orang yang berdosa melawan keya-

kinan dan peringatan hati nurani mereka sendiri berarti 

menentang hartikel  m Taurat dan hartikel  man-hartikel  man di 

dalamnya. Mereka yang berbuat dosa dengan tangan 

teracung, berdosa dengan sengaja, dan hal itu merupa-

kan pelanggaran besar.  

Kedua, bahkan orang-orang yang saleh harus selalu 

memeriksa diri mereka sendiri dan takut melakukan 

dosa secara sengaja, sekalipun selama ini mereka selalu 

 Kitab Mazmur 19:8-15 

 255 

dijauhkan dari semua itu oleh sebab   anugerah Allah. 

Janganlah ada seorang pun yang tinggi hati, tetapi 

biarlah semuanya merasa takut.  

Ketiga, sebab   kedudukan kita yang begitu rawan, 

maka kita sangat perlu berdoa kepada Allah saat kita 

terdorong untuk melakukan dosa yang disengaja, 

supaya kita bisa ditarik mundur darinya, oleh peme-

liharaan ilahi yang mencegah pencobaan itu, atau oleh 

anugerah-Nya yang memberi kita kemenangan dalam 

bergumul melawannya.  

3.  Dia menggunakan kesempatan ini untuk dengan rendah hati 

memohon penerimaan ilahi atas buah pikiran dan perasaan 

kasihnya itu (ay. 15). Perhatikanlah hubungan antara hal ini 

dengan hal-hal sebelumnya. Dia berdoa kepada Allah untuk 

menjauhkannya dari dosa, lalu kemudian memohon supaya 

Allah menerima ibadahnya. Sebab, jika kita menyukai dosa, 

maka kita tidak dapat berharap Allah akan menyukai kita atau 

pelayanan kita (66:18).  

Perhatikanlah:  

(1) Apa yang menjadi pelayanannya – ucapan mulutnya dan re-

nungan hatinya, kasih sayang kudus yang ia persembah-

kan kepada Allah. Perenungan hati yang khidmat tidak 

boleh dipendam, melainkan harus diungkapkan melalui 

ucapan mulut kita, demi kemuliaan Allah dan juga untuk 

membangun orang lain. Dan, ucapan mulut kita melalui 

doa dan pujian tidak boleh kaku, melainkan harus meluap 

dari perenungan hati kita (45:2). 

(2) Apa yang terpenting baginya mengenai pelayanan tadi –

supaya pelayanan itu berkenan di hati Allah. Sebab, jika 

pelayanan kita tidak diterima di hadapan Allah, maka apa 

gunanya kita melakukan itu? Jiwa-jiwa yang terberkati 

pastilah mendapatkan apa yang mereka kehendaki jika me-

reka mendapat perkenan Allah, sebab itulah yang menjadi 

kebahagiaan mereka.  

(3) Apa yang mendorong dia sehingga dia berpengharapan se-

perti itu, yaitu sebab   Allah yaitu   Gunung Batu dan Pene-

busnya. Jika melalui kewajiban-kewajiban ibadah kita, kita 

mencari bantuan dari Allah sebagai Gunung Batu kita, 


 256

maka kita boleh mengharapkan perkenan dari Allah saat 

kita telah selesai melakukan kewajiban kita itu. Sebab, me-

lalui kekuatan-Nyalah kita memiliki kuasa dari-Nya.  

Saat menyanyikan mazmur ini, kita harus membiarkan hati kita 

tergugah dengan keagungan firman Allah dan ditarik mendekatnya. 

Kita juga harus disadarkan mengenai betapa jahatnya dosa itu, dan 

betapa berbahaya kita sebab  nya, sehingga kita harus meminta per-

tolongan dari sorga untuk mengatasinya. 

 

 

PASAL  20  

llah berkehendak supaya segala doa, syafaat dan pengucapan 

syartikel  r dipanjatkan kepada Allah dengan cara yang istimewa 

bagi para raja dan para penguasa. Demikianlah, mazmur ini merupa-

kan sebuah doa, sedangkan yang berikutnya merupakan sebuah 

pengucapan syartikel  r kepada Allah bagi sang raja. Daud merupakan 

seorang pangeran pejuang yang sering kali maju berperang. Mazmur 

ini mungkin dituliskan dalam perjalanannya menuju medan pertem-

puran, atau mungkin juga dituliskan secara umum untuk dipakai se-

bagai doa baginya dalam ibadah gereja sehari-hari. Di dalam mazmur 

ini kita bisa mendapati,    

I. Apa yang mereka mintakan dari Allah bagi sang raja (ay. 2-5).  

II. Dengan keyakinan macam apa mereka memintakan hal itu. 

Orang-orang mengelu-elukan kemenangan (ay. 6), sang pa-

ngeran juga (ay. 7), lalu keduanya bersama-sama (ay. 8-9), 

kemudian dia menutup doa kepada Allah itu dengan permin-

taan supaya didengarkan (ay. 10).  

Dalam perkara ini, tepatlah bila Daud dianggap sebagai pelambang 

Kristus, yang bagi kerajaan dan kepentingan-Nya di antara anak-anak 

manusialah jemaat di segala zaman mengucapkan selamat.  

Permintaan Supaya Dijauhkan dari Dosa 

(20:1-6) 

1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Kiranya TUHAN menjawab eng-

kau pada waktu kesesakan! Kiranya nama Allah Yakub membentengi engkau! 

3 Kiranya dikirimkan-Nya bantuan kepadamu dari tempat kudus dan diso-

kong-Nya engkau dari Sion. 4 Kiranya diingat-Nya segala korban persembah-

anmu, dan disukai-Nya korban bakaranmu. S e l a 5 Kiranya diberikan-Nya 

kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kau-


 258

rancangkan. 6 Kami mau bersorak-sorai tentang kemenanganmu dan meng-

angkat panji-panji demi nama Allah kita; kiranya TUHAN memenuhi segala 

permintaanmu. 

Doa untuk Daud ini diberi judul mazmur Daud. Sangatlah masuk 

akal bahwa Daud, yang diilhami oleh Allah itu, menyusun suatu pe-

tunjuk atau sebentuk doa untuk dipakai oleh jemaat dalam men-

doakannya dan mendoakan para pimpinan lain yang berada di bawah 

perintahnya. Bukan itu saja, sangatlah pantas jika orang yang ingin 

didoakan oleh kawan-kawannya memberi tahu mereka secara rinci 

mengenai hal-hal yang dia ingin mereka mintakan kepada Allah bagi 

dia. Perhatikanlah, bahkan orang-orang yang hebat dan saleh, dan 

mereka yang tahu bagaimana harus berdoa bagi dirinya sendiri pun 

tidak boleh menyepelekan, tetapi malah harus menginginkan doa 

orang lain bagi mereka, sekalipun orang-orang itu memiliki keduduk-

an yang jauh di bawah mereka. Paulus sering meminta kawan-ka-

wannya supaya mendoakannya. Para hakim dan orang-orang yang 

berkuasa pun harus menghargai dan mendorong rakyat untuk ber-

doa memintakan kekuatan bagi mereka (Za. 12:5, 10). Dengan cara 

ini pula mereka meminta rakyat untuk berdoa supaya rakyat tahu 

apa yang dapat mereka lakukan bagi para penguasa dan merasa ber-

kepentingan untuk terus mendoakan mereka.  

Nah, perhatikanlah di sini,   

I.  Apa yang diajarkan kepada mereka untuk dimintakan kepada 

Allah bagi sang raja.  

1.  Supaya Allah menjawab doa-doanya: Kiranya TUHAN menja-

wab engkau pada waktu kesesakan (ay. 2), dan kiranya 

TUHAN memenuhi segala permintaanmu (ay. 6).  

Perhatikanlah:  

(1) Bahkan orang terhebat pun bisa berada dalam keadaan 

yang genting. Daud juga banyak mengalami saat-saat yang 

penuh kesusahan, kekecewaan dan tekanan, serta tindas-

an dan kebingungan. Mahkota di kepalanya dan kasih ka-

runia di dalam hatinya pun tidak mampu mengecualikan-

nya dari kesesakan.  

(2) Bahkan orang yang terhebat pun harus banyak berdoa. 

Meskipun Daud sangat sibuk dan sering bertempur, dia 

tetap setia melakukan saat teduhnya. Sekalipun dia dike-

Kitab Mazmur 20:1-6 

 259 

lilingi banyak nabi dan imam serta banyak orang saleh 

lainnya yang dapat mendoakan dia, dia tidak lantas ber-

pikir bahwa dia tidak lagi harus berdoa bagi dirinya sendiri. 

Janganlah ada yang mengharapkan berkat melalui doa-doa 

jemaat atau para hamba Tuhan atau kawan-kawannya, se-

dangkan dia sendiri yang mampu berdoa malah tidak mau 

berdoa. Doa-doa orang lain harus kita ingini bukan untuk 

menggantikan, melainkan untuk melengkapi doa kita sen-

diri. Berbahagialah orang-orang yang memiliki pemimpin 

yang suka berdoa, yang dapat mereka sahuti doa-doanya 

dengan perkataan Amin. 

2.  Supaya Allah melindunginya dan memelihara nyawanya di te-

ngah-tengah marabahaya peperangan: “Kiranya nama Allah 

Yakub membentengi engkau, dan melepaskanmu dari cengke-

raman tangan musuh-musuhmu.”  

(1) “Kiranya Allah melindungimu dengan pemeliharaan-Nya, 

yaitu Allah yang sama yang memelihara Yakub di waktu 

kesusahannya.” Daud memiliki pria-pria perkasa yang da-

pat menjaganya, tetapi dia menyerahkan dirinya sendiri 

dan orang-orangnya itu juga menyerahkan diri Daud, ke 

dalam pemeliharaan Allah Yang Mahakuasa. 

(2)  “Kiranya dengan anugerah-Nya Allah menjaga engkau tetap 

tenang dari rasa takut terhadap si jahat. Nama TUHAN ada-

lah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari de-

ngan iman, dan ia menjadi selamat (Ams. 18:10). Semoga 

Daud dimampukan untuk bernaung di dalam menara yang 

kuat itu, seperti yang telah sering ia lakukan sebelumnya.” 

3.  Supaya Allah memampukannya untuk meneruskan tugasnya 

demi kebaikan orang banyak – supaya, pada hari peperangan 

itu, kiranya dikirimkan-Nya bantuan kepadanya dari tempat 

kudus dan disokong-Nya dia dari Sion, bukan melalui pemeli-

haraan biasa, melainkan melalui tabut perjanjian dan perke-

nan istimewa yang Allah janjikan kepada Israel umat pilihan-

Nya. Supaya Allah menolongnya, sebagai tindakan nyata atas 

janji-Nya dan sebagai jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan 

di tempat kudus. Belas kasihan yang timbul dari tempat 

kudus merupakan belas kasihan yang termanis. Kasih setia 

seperti ini merupakan tanda kasih Allah yang istimewa, berkat 


 260

dari Allah, Allah kita sendiri. Kekuatan yang berasal dari Sion 

merupakan kekuatan rohani, kekuatan bagi jiwa, bagi bagian 

batiniah manusia. Dan kekuatan itulah yang harus paling kita 

inginkan, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain di 

tengah-tengah pelayanan dan penderitaan. 

4. Supaya Allah menunjukkan perkenan-Nya yang besar ter-

hadap korban-korban persembahannya yang dia persembah-

kan dengan doa-doanya, sebelum dia memulai perjalanannya 

yang berbahaya, sesuai dengan hartikel  m yang berlaku pada 

masa itu: Kiranya diingat-Nya segala korban persembahanmu, 

dan disukai-Nya korban bakaranmu (ay. 4), atau dilumatkan-

Nya semuanya itu dengan api. Maksudnya, “Kiranya Tuhan 

memberimu kemenangan dan keberhasilan yang engkau min-

takan kepada-Nya melalui doa dan korban yang engkau per-

sembahkan, dan dengan begitu Ia membuktikan perkenan-Nya 

atas korban bakaran itu sebagaimana yang biasa Ia lakukan, 

yaitu dengan membakarnya dengan api dari langit.” Beginilah 

cara kita mengetahui bahwa Allah menerima pengorbanan 

rohani kita, yaitu bila melalui Roh-Nya Dia menyalakan api 

kudus kesalehan dan kasih ilahi di dalam jiwa kita dan mem-

buat hati kita berkobar-kobar.  

5. Supaya Allah mengaruniakan keberhasilan yang diidam-idam-

kannya dalam segala usaha dan rancangan mulianya bagi ke-

sejahteraan orang banyak (ay. 5): Kiranya diberikan-Nya kepa-

damu apa yang kaukehendaki. Inilah yang dapat mereka doa-

kan dalam iman, sebab mereka tahu bahwa Daud yaitu   

seorang yang dekat di hati Allah dan tidak akan menginginkan 

hal apa pun selain yang menyenangkan hati-Nya. Orang-orang 

yang giat memuliakan Allah dapat berharap bahwa kehendak 

Allah akan memuaskan mereka, dengan cara apa pun juga: 

dan orang-orang yang berjalan dalam rencana-Nya dapat me-

mastikan bahwa Dia akan membuat rencana mereka juga ter-

laksana. Apabila engkau merancangkan sesuatu, maka akan 

tercapai maksudmu. 

II.  Sebesar apa keyakinan mereka mengenai jawaban damai sejah-

tera atas permintaan-permintaan yang mereka panjatkan bagi me-

reka dan bagi raja mereka yang baik itu (ay. 6): “Kami mau ber-

sorak-sorai tentang kemenanganmu. Kami sebagai rakyat akan 

Kitab Mazmur 20:1-6 

 261 

bersorak-sorak sebab   keselamatan dan kejayaan raja kami”; atau 

lebih tepat, “Atas kemenangan yang daripada-Mu, ya Allah, atas 

kuasa dan janji-Mu untuk menyelamatkan, kami mau bersuka-

cita. Itulah yang menjadi sandaran kami kini, dan dalam perkara 

ini, kami akan memiliki kesempatan untuk bergirang dengan 

amat sangat di dalamnya.” Siapa yang matanya tetap tertuju ke-

pada keselamatan dari Tuhan, hatinya akan dipenuhi oleh suka-

cita keselamatan itu: Kami mau mengangkat panji-panji demi 

nama Allah kita.  

1.  “Kami akan mengobarkan perang dalam nama-Nya. Kami akan 

mengalami bahwa perkara kami itu baik dan benar adanya, 

dan kami menjunjung kemuliaan-Nya sebagai tujuan utama 

dari setiap pertempuran kami. Kami akan meminta hikmat 

dari mulut-Nya dan membawa-Nya beserta kami. Kami akan 

mengikuti petunjuk-Nya, memohon pertolongan-Nya dan ber-

gantung pada pertolongan itu, serta menyerahkan perkara 

kami kepada-Nya.” Daud maju melawan Goliat dengan meng-

usung nama Tuhan semesta alam (1Sam. 17:45).  

2. “Kami akan merayakan kemenangan demi kemenangan di da-

lam nama-Nya. Saat kami mengangkat panji-panji kemenang-

an dan menjunjung piala kami, semuanya itu akan kami laku-

kan di dalam nama Allah kami. Bagi Dialah segala kemuliaan 

dari keberhasilan kami, dan apa pun tidak akan mendapat 

bagian dalam kehormatan yang hanya layak diberikan kepada-

Nya.”  

Saat menyanyikan mazmur ini, kita wajib memanjatkan keinginan 

baik kepada Allah agar Ia mengaruniakan kebaikan dan kemakmuran 

kepada pemerintah kita. Akan tetapi, kita dapat melihat ayat-ayat ini 

lebih jauh lagi dari itu. Doa-doa bagi Daud ini merupakan nubuat 

mengenai Kristus Anak Daud, dan di dalam Dialah doa-doa itu 

benar-benar terjawab dengan berlimpah. Dia menjalankan pekerjaan 

penebusan bagi kita dan bertempur melawan kuasa kegelapan. Pada 

saat kesusahan itu tiba, saat jiwa-Nya benar-benar merana, Allah 

mendengar Dia, mendengarkan Dia akan apa yang ditakuti-Nya (Ibr. 

5:7), bagi-Nya dikirimkan pertolongan dari tempat kudus. Seorang 

malaikat dikirimkan dari sorga untuk menguatkan-Nya. Allah meng-

akui persembahan Kristus saat   Dia menjadikan nyawa-Nya sebagai 

korban penebusan dosa, menerima korban bakaran-Nya itu dan 


 262

menghanguskannya dengan api. Api yang seharusnya membakar 

para pendosa itu justru melumat habis korban bakaran, dan Allah 

berkenan sebab  nya. Allah pun mengabulkan keinginan hati-Nya, 

membuat-Nya dapat menyaksikan hasil pekerjaan jiwa-Nya dan men-

jadikan-Nya puas, memberi kejayaan ke dalam genggaman tangan-

Nya dan memenuhi segala permintaan-Nya bagi diri-Nya sendiri dan 

bagi kita. Sebab, Bapa selalu mendengar-Nya dan doa syafaat-Nya itu 

selalu manjur.  

Doa Rakyat Jelata bagi yang Berkuasa 

(20:7-10) 

7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang 

yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan ke-

menangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. 8 Orang ini meme-

gahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam 

nama TUHAN, Allah kita. 9 Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun ber-

diri dan tetap tegak. 10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Ja-

wablah kiranya kami pada waktu kami berseru! 

Di sini kita bisa mendapati,  

I.  Daud yang suci itu bersorak girang atas apa yang diperolehnya 

melalui doa-doa orang-orangnya yang saleh (ay. 7): “Sekarang aku 

(yang menuliskan mazmur ini) tahu bahwa TUHAN memberi 

kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya, sebab Dia telah 

menggerakkan hati keturunan Yakub untuk berdoa bagi orang 

itu.” Perhatikanlah, saat Allah mencurahkan roh pendoa ke atas 

seorang penguasa dan kaumnya, hal itu merupakan suatu berkat 

dan awal yang membahagiakan. Jika Dia mendapati kita sedang 

mencari-Nya, maka Dia akan dapat kita temukan. Jika Ia mem-

buat kita untuk berharap kepada firman-Nya, maka Dia sendiri 

akan menepati janji-Nya kepada kita. Nah, saat begitu banyak 

orang yang mempunyai bagian di dalam sorga kini sedang berdoa 

baginya, Daud pun tidak merasa ragu lagi bahwa Allah akan men-

dengarnya dan memberinya jawaban doa yang membawa damai 

sejahtera, yaitu jawaban doa yang, 

1.  Berasal dari atas: Dia akan menjawabnya dari sorga-Nya yang 

kudus, yang dilambangkan oleh tempat kudus (Ibr. 9:23), dari 

takhta yang telah Ia siapkan di sorga, yang dilambangkan oleh 

tutup pendamaian.  

Kitab Mazmur 20:7-10 

 263 

2. Menyebarkan pengaruhnya di bawah sini: Dia akan menjawab-

nya dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan ka-

nan-Nya. Dia akan memberikan jawaban yang sungguh-sung-

guh nyata atas semua doanya dan doa yang dipanjatkan oleh 

sahabat-sahabatnya bagi dia, bukan melalui surat atau per-

kataan yang keluar dari mulut, tetapi bahkan lebih baik dari 

itu, yaitu dengan tangan kanan-Nya, dengan kekuatan tangan 

kanan-Nya yang menyelamatkan. Dia akan menunjukkan bah-

wa Dia menjawab doanya dengan segala perbuatan yang Ia 

lakukan baginya.   

II. Rakyat di bawah pimpinan Daud bersukacita sebab   Allah dan 

hubungan mereka dengan-Nya. Mereka bergirang atas pewahyuan 

diri-Nya kepada mereka. Dengan pewahyuan ini mereka membe-

dakan diri mereka dengan orang lain yang hidup di dunia ini tan-

pa Allah.  

1.  Lihatlah perbedaan dalam hal keyakinan antara orang-orang 

duniawi dan orang-orang yang saleh (ay. 8). Anak-anak dunia 

ini mempercayai perkara-perkara semu dan mengira bahwa 

mereka akan baik-baik saja jika semua itu berjalan dengan 

lancar. Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegah-

kan kuda, dan semakin banyak kereta kuda yang mereka bawa 

di dalam pertempuran, semakin yakin pulalah mereka akan 

kemenangan mereka. Mungkin saja di sini pandangan Daud 

tertuju kepada bangsa Siria yang pasukannya terdiri atas ba-

nyak kereta dan pasukan berkuda, sebagaimana yang kita 

dapati dalam sejarah kemenangan Daud atas mereka (2Sam. 

8:4; 10:18). “Akan tetapi,” ujar bangsa Israel, “kami tidak me-

miliki kereta dan kuda yang dapat kami andalkan, dan tidak 

juga kami menginginkan semuanya itu. Seandainya pun kami 

memiliki semua itu, kami tidak akan menaruh pengharapan 

keberhasilan kami kepada benda-benda tersebut. Tetapi kami 

akan ingat, dan bergantung pada nama TUHAN, Allah kami, 

sebab   Dialah Tuhan Allah kami dan kami kenal nama-Nya,” 

yaitu melalui segala sesuatu yang Dia pakai untuk membuat 

diri-Nya dikenal. Inilah yang akan kami ingat, dan ingatan 

akan semua itu menguatkan hati kami. Perhatikanlah, orang-

orang yang selalu memuji Allah dan nama-Nya juga dapat 

mengandalkan Allah dan nama-Nya itu.  


 264

2.  Lihatlah perbedaan di dalam pokok keyakinan mereka itu, dan 

melaluinya kita akan menilai hikmat dalam menjatuhkan pi-

lihan. Pada akhirnya, kebenaran akan menampakkan rupa-

nya. Lihatlah siapa yang akan menjadi malu sebab   apa yang 

dia yakini sebelumnya dan siapa yang tidak (ay. 9). “Orang-

orang yang memegahkan kereta dan kuda akan rebah dan 

jatuh, dan kereta serta kuda mereka itu tidak mampu menye-

lamatkan mereka, malahan semakin membenamkan mereka 

dan membuat mereka menjadi mangsa empuk bagi sang pe-

nakluk (2Sam. 8:4). Akan tetapi kita yang bermegah dalam 

nama Tuhan Allah bukan saja akan tetap tegak dan tidak 

goyah, tetapi juga bangkit dan menguasai serta menghabisi 

musuh.” Perhatikanlah, percaya akan Allah dan nama-Nya de-

ngan taat dan penuh iman merupakan cara yang paling aman 

untuk mendapatkan keberhasilan dan tetap jaya, untuk bang-

kit dan tetap tegak. Dan hal ini akan menyokong kita pada 

saat keyakinan akan benda-benda lain mengecewakan orang-

orang yang mengandalkannya.  

III. Mereka menutup doa bagi sang raja itu dengan kata Hosana, “Ya 

TUHAN, berilah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami 

pada waktu kami berseru!” (ay. 10). Saat kita membacanya, ayat 

ini bisa ditafsirkan sebagai doa untuk meminta Allah supaya tidak 

hanya memberkati sang raja, “Ya Tuhan, berilah dia keberhasil-

an,” tetapi juga supaya Allah menjadikan dia sebagai berkat bagi 

mereka, “Kiranya raja mendengar kami saat kami memintakan ke-

adilan dan belas kasihan kepadanya.” Orang-orang yang meng-

hendaki kebaikan para penguasa harus mendoakan mereka de-

ngan cara seperti itu, sebab mereka, sebagaimana juga makhluk 

ciptaan lainnya, akan memperlakukan kita sebagaimana Allah 

menghendakinya, tidak lebih dari itu. Atau, ayat ini juga bisa saja 

merujuk kepada Mesias, Sang Raja itu, Raja di atas segala raja 

itu. Kiranya Dia mendengar kami pada saat kami berseru. Kiranya 

Dia menghampiri kami seperti yang telah Ia janjikan, pada waktu 

yang telah ditetapkan. Kiranya Dia, sebagai Tuan yang agung atas 

segala permohonan, menerima semua permintaan kita dan me-

nyampaikannya kepada Bapa. Tetapi banyak penafsir mengarti-

kan ayat ini dengan cara yang lain lagi, yaitu dengan mengubah 

jedanya menjadi, Tuhan, selamatkanlah raja, dan dengarlah kami 

Kitab Mazmur 20:7-10 

 265 

saat kami berseru. Jadi, begitulah rangkuman dari seluruh maz-

mur tersebut, yang dikutip oleh liturgi di Inggris, Ya TUHAN, sela-

matkanlah raja, berbelas kasihanlah mendengarkan kami pada 

waktu kami berseru! 

Saat menyanyikan ayat-ayat ini kita harus menyemangati diri kita 

untuk percaya kepada Allah. Doronglah diri kita untuk berdoa sepe-

nuh hati, sebab kita terikat kewajiban untuk mendoakan orang-orang 

yang memerintah atas kita, supaya di bawah pemerintahan mereka 

kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan tenang dan damai 

dalam segala kesalehan dan kejujuran. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  2 1  

ika mazmur sebelumnya merupakan doa bagi sang raja agar Allah 

melindungi dan membuatnya makmur, maka mazmur ini merupa-

kan ucapan syartikel  r atas keberhasilan yang telah dikaruniakan Allah 

kepadanya. Kita harus mengucapkan syartikel  r atas orang-orang yang 

sudah kita doakan, dan terutama atas para raja, yang kemakmuran-

nya turut kita nikmati. Di sini rakyat banyak diajar,  

I.   Untuk mengucapkan selamat kepada raja atas kemenangan-

kemenangannya, dan atas kehormatan yang telah diraihnya 

(ay. 2-7).   

II. Untuk mengandalkan kuasa Allah dalam menghancurlebur-

kan seteru-seteru kerajaannya (ay. 8-14).  

Dalam hal ini, ada pandangan yang tertuju pada Mesias Sang 

Raja, dan pada kemuliaan kerajaan-Nya. sebab  , berbagai perikop 

dalam mazmur ini lebih tertuju kepada Dia daripada kepada Daud 

sendiri. 

Ucapan Syartikel  r Rakyat 

(21:1-7) 

1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 TUHAN, sebab   kuasa-Mulah 

raja bersukacita; betapa besar kegirangannya sebab   kemenangan yang dari 

pada-Mu! 3 Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepa-

danya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak. S e l a 4 Sebab Engkau me-

nyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas 

tua di atas kepalanya. 5 Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberi-

kannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-

lamanya. 6 Besar kemuliaannya sebab   kemenangan yang dari pada-Mu; ke-

agungan dan semarak telah Kaukaruniakan kepadanya. 7 Ya, Engkau mem-

buat dia menjadi berkat untuk seterusnya; Engkau memenuhi dia dengan 

sukacita di hadapan-Mu. 


 268

Daud di sini pertama-tama berbicara untuk dirinya sendiri, dengan 

mengakui bahwa sukacitanya yaitu   di dalam kekuatan dan kesela-

matan yang datang dari Allah, dan bukan di dalam kekuatan atau ke-

berhasilan pasukan-pasukannya. Ia juga mengajak rakyatnya untuk 

bersukacita bersamanya, dan memberikan kepada Allah segala ke-

muliaan atas kemenangan-kemenangan yang telah diraihnya. Dan 

semua ini mempunyai pandangan yang tertuju pada Kristus, yang ke-

menangan-Nya atas kuasa-kuasa kegelapan membuat kemenangan-

kemenangan Daud di sini hanya sekadar bayangan.  

1.  Di sini rakyat mengucapkan selamat kepada sang raja atas segala 

sukacita yang dirasakannya, dan mereka turut bergembira ber-

sama dia (ay. 2): “Raja bersukacita, dia bersukacita dalam kekuat-

an-Mu, dan demikian pula dengan kami. Segala sesuatu yang 

berkenan bagi raja juga berkenan bagi kami” (2Sam. 3:36). Berba-

hagialah rakyat jika raja mereka selalu menjadikan kekuatan 

Allah sebagai keyakinannya, dan keselamatan dari Allah sebagai 

sukacitanya, yang merasa senang dengan segala kemajuan dalam 

Kerajaan Allah, dan yang percaya kepada Allah untuk mendu-

kungnya dalam segala perbuatannya untuk melayani kerajaan-

Nya itu. Yesus Tuhan kita, dalam melaksanakan tugas-Nya yang 

agung, mengandalkan pertolongan dari sorga, dan menyenangkan 

diri-Nya dengan pengharapan akan keselamatan besar yang harus 

dikerjakan-Nya.  

2.  Mereka memberikan kepada Allah segala pujian atas hal-hal yang 

menjadikan raja mereka bersukacita.  

(1)  Bahwa Allah telah mendengarkan doa-doanya (ay. 3): Apa 

yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepada-

nya (dan tidak ada doa yang diterima kecuali apa yang menjadi 

keinginan hati), hal-hal yang persis mereka mohonkan kepada 

Allah untuknya (20:5). Perhatikanlah, jawaban-jawaban Allah 

yang penuh rahmat terhadap doa-doa memang, secara khu-

sus, membutuhkan tanggapan puji-pujian yang rendah hati 

dari pihak kita. saat   Allah memberikan kepada Kristus bang-

sa-bangsa sebagai milik pusaka-Nya, membuat-Nya dapat me-

lihat keturunan-Nya, dan menerima doa kepengantaraan-Nya 

bagi semua orang percaya, Dia memberikan kepada-Nya ke-

inginan hati-Nya.  

Kitab Mazmur 21:1-7 

 269 

(2)  Bahwa Allah telah mengejutkannya dengan berbagai kebaikan, 

dan bahkan jauh melampaui apa yang diharapkannya (ay. 4): 

Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah (KJV: Engkau 

menyambut dia dengan berkat kebaikan – pen.). Semua berkat 

yang kita terima yaitu   berkat-berkat kebaikan, dan diberikan 

bukan sebab   jasa kita sama sekali melainkan murni dan 

semata-mata sebab   kebaikan Allah. Namun, sang pemazmur 

di sini memandangnya secara khusus, dengan mengakui bah-

wa berkat-berkat ini telah diberikan bahkan sebelum dia sen-

diri memintanya. Hal ini mengartikel  hkan pandangannya, mem-

besarkan jiwanya, dan membuat semakin menyayangi Allah-

nya, sebagaimana yang bisa kita katakan. saat   berkat-berkat 

Allah datang lebih awal dan terbukti lebih berlimpah daripada 

yang kita bayangkan, saat   berkat-berkat itu sudah diberikan 

sebelum kita mendoakannya, sebelum kita siap menerimanya, 

bahkan, saat   kita takut akan hal yang sebaliknya, maka bisa 

dikatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Dia sungguh ber-

jalan mendahului kita dengan berkat-berkat-Nya itu. Sungguh, 

tidak ada apa pun yang pernah mendahului Kristus. Dan bagi 

umat manusia, tidak pernah ada kebaikan yang begitu luar 

biasanya yang telah diberikan jauh sebelum umat manusia 

memintanya selain daripada penebusan kita oleh Kristus dan 

segala buah penuh berkat yang kita terima melalui kepengan-

taraan-Nya.  

(3) Bahwa Allah telah menjadikan Daud sungguh sangat terhor-

mat dan sangat berkuasa: “Engkau menaruh mahkota dari 

emas tua di atas kepalanya dan menjaganya tetap di sana, ke-

tika seteru-seterunya berusaha menggulingkannya.” Perhati-

kanlah, mahkota-mahkota ada di tangan Allah. Tidak satu pun 

kepala yang memakainya jika Allah tidak menempatkan-Nya di 

sana. Entah dalam penghakiman terhadap negeri-Nya ataupun 

sebab   belas kasihan-Nya, hal itu akan terlihat nanti. Pada ke-

pala Kristus, Allah tidak pernah memakaikan mahkota emas, 

melainkan pertama-tama mahkota duri, dan baru sesudah itu 

mahkota kemuliaan.  

(4) Bahwa Allah telah meyakinkan dia akan keberlangsungan ke-

rajaannya, dan dalam hal itu Dia telah berbuat kepadanya me-

lebihi apa yang mampu diminta atau dipikirkannya (ay. 5): 

“saat   ia pergi mengadakan perjalanan yang berbahaya, hidup 


 270

dimintanya dari pada-Mu, yang kemudian di tempatkan-Nya ke 

dalam tangannya, dan Engkau tidak hanya memberikannya 

kepadanya, tetapi juga bersama itu memberinya umur panjang 

untuk seterusnya dan selama-lamanya, tidak hanya meman-

jangkan umurnya jauh melampaui pengharapannya, tetapi 

juga benar-benar memberi jaminan kehidupan kekal yang pe-

nuh berkat di masa mendatang dan jaminan  keberlangsungan 

kerajaannya dalam diri Mesias yang akan muncul dari ketu-

runannya.” Lihatlah bagaimana Allah sering kali mengabulkan 

permohonan-permohonan kita melebihi apa yang kita minta 

dan kita harapkan, dan simpulkanlah dari sini betapa kayanya 

Dia dalam melimpahkan belas kasihan kepada orang-orang 

yang berseru kepada-Nya. Lihatlah juga dan bersukacitalah 

dalam panjangnya hari-hari di dalam Kerajaan Kristus. Dahu-

lu Dia telah mati, sungguh, supaya kita boleh hidup melalui 

Dia. Namun kini Dia hidup, hidup untuk selama-lamanya, dan 

besar pemerintahan-Nya, dan damai sejahtera tidak akan ber-

kesudahan. Dan sebab   Dia hidup seperti itu, kita juga akan 

hidup demikian.  

(5) Bahwa Allah telah mengangkat dia pada kehormatan dan mar-

tabat yang paling tinggi (ay. 6): “Besar kemuliaannya, jauh me-

lampaui kemuliaan raja-raja di sekitarnya, dalam keselamatan 

yang telah Engkau kerjakan baginya dan olehnya.” Kemuliaan 

yang paling didamba-dambakan oleh setiap orang baik yaitu   

melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. Keagungan dan 

semarak telah Kaukaruniakan kepadanya, sebagai beban yang 

harus dipikulnya, sebagai tugas yang harus dipertanggungja-

wabkannya. Yesus Kristus menerima kehormatan dan kemulia-

an dari Allah Bapa (2Ptr. 1:17), kemuliaan yang telah dimiliki-

Nya di hadirat Bapa sebelum dunia ada (Yoh. 17:5). Kepada-

Nya ditugaskan pemerintahan atas seluruh alam semesta, dan 

kepada-Nya diberikan segala kuasa baik di sorga maupun di 

bumi.  

(6)  Bahwa Allah telah memuaskan hatinya dengan menjadikannya 

saluran segala kebahagiaan bagi umat manusia (ay. 7): “Eng-

kau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya, Engkau 

menjadikan dia sebagai berkat bagi seluruh dunia, di dalam 

dia seluruh kaum di muka bumi telah dan akan diberkati. Dan 

dengan demikian Engkau telah membuat dia luar biasa ber-

Kitab Mazmur 21:8-14 

 271 

sukacita dengan perkenan-Mu atas pekerjaannya, dan hadirat-

Mu selama dia dalam melaksanakan tugas itu.” Lihatlah di sini 

bagaimana roh nubuat secara bertahap menanjak untuk se-

cara khusus merujuk kepada Kristus, sebab   tidak ada yang 

lain selain Dia yang diberkati untuk selama-lamanya, apalagi 

yang menjadi berkat sampai selama-lamanya dan yang menda-

patkan keutamaan seperti yang ditunjukkan dalam pernyata-

an itu. Dan tentang Dia dikatakan bahwa Allah memenuhi Dia 

dengan sukacita di hadapan-Nya.  

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus bergirang di dalam 

sukacita-Nya dan bersorak di dalam kemuliaan-Nya. 

Harapan Rakyat 

(21:8-14) 

8 Sebab raja percaya kepada TUHAN, dan sebab   kasih setia Yang Mahatinggi 

ia tidak goyang. 9 Tangan-Mu akan menjangkau semua musuh-Mu; tangan 

kanan-Mu akan menjangkau orang-orang yang membenci Engkau. 10 Engkau 

akan membuat mereka seperti perapian yang menyala-nyala, pada waktu 

Engkau menampakkan Diri, ya TUHAN. Murka TUHAN akan menelan mere-

ka, dan api akan memakan mereka. 11 Keturunan mereka akan Kaubinasa-

kan dari muka bumi, dan anak cucu mereka dari antara anak-anak manusia. 

12 Apabila mereka hendak mendatangkan malapetaka atasmu, merancangkan 

tipu muslihat, mereka tidak berdaya. 13 Ya, Engkau akan membuat mereka 

melarikan diri, dengan tali busur-Mu Engkau membidik muka mereka. 14 

Bangkitlah, ya TUHAN, di dalam kuasa-Mu! Kami mau menyanyikan dan me-

mazmurkan keperkasaan-Mu. 

Sang pemazmur, setelah mengajar rakyatnya untuk melihat ke bela-

kang dengan sukacita dan puji-pujian atas apa yang telah diperbuat 

Allah baginya dan bagi mereka, di sini mengajar mereka untuk meli-

hat ke depan dengan iman, pengharapan, dan doa atas apa yang 

akan diperbuat Allah lebih jauh lagi bagi mereka: Raja bersukacita di 

dalam Allah (ay. 2), dan sebab   itu kami akan bersyartikel  r. Raja per-

caya kepada TUHAN (ay. 8), dan sebab   itu kami akan dikuatkan. 

Sukacita dan keyakinan dari Kristus Raja kita merupakan dasar dari 

segala sukacita dan keyakinan kita.  

I.   Mereka yakin akan kartikel  hnya kerajaan Daud. sebab   kasih setia 

Yang Mahatinggi, dan bukan sebab   jasa atau kekuatannya sen-

diri, ia tidak goyang. Negerinya yang makmur tidak akan digang-

gu. Iman dan pengharapannya kepada Allah, yang merupakan ke-


 272

kuatan bagi rohnya, tidak akan digoncangkan. Kasih setia Yang 

Mahatinggi (kebaikan, kuasa, dan kekuasaan ilahi) cartikel  p untuk 

menjamin kebahagiaan kita, dan sebab   itu kepercayaan kita 

akan kasih setia-Nya itu haruslah cartikel  p untuk membungkam se-

mua ketakutan kita. Dengan adanya Allah di sebelah kanan 

Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya (16:8), dan dengan 

keberadaan Kristus di sebelah kanan Allah dalam kemuliaan-Nya, 

kita boleh yakin bahwa Dia tidak akan, dan tidak dapat, digoyang-

kan, melainkan akan tetap sampai selama-lamanya. 

II.  Mereka yakin akan kehancuran semua seteru kerajaan Daud yang 

tidak mau bertobat dan berkepala batu. Keberhasilan yang dika-

runiakan Allah kepada pasukan Daud sampai saat ini merupakan 

pertanda akan keberhasilan-keberhasilan lain yang akan diberi-

kan Allah kepadanya atas semua seterunya. Dan ini merupakan 

pelambang dari penaklukan menyeluruh terhadap semua seteru 

Kristus yang tidak menginginkan Dia berkuasa atas mereka. 

Perhatikanlah:  

1.  Gambaran mengenai seteru-seteru Daud. Mereka yaitu   

orang-orang yang membencinya (ay. 9). Mereka membencinya, 

sebab   Allah telah mengkhususkan dia bagi diri-Nya. Mereka 

membenci Kristus sebab   mereka membenci terang. Dan ke-

duanya dibenci tanpa alasan yang benar, dan dalam diri ke-

duanya Allah dibenci (Yoh. 15:23, 25).  

2. Rancangan-rancangan para seteru Daud (ay. 12): Mereka hen-

dak mendatangkan malapetaka atasmu, dan merancangkan 

tipu muslihat. Mereka berpura-pura bertempur melawan Daud 

saja, padahal permusuhan mereka sebenarnya melawan Allah 

sendiri. Orang-orang yang berusaha menurunkan Daud dari 

takhta kerajaannya benar-benar telah berusaha menurunkan 

Yehovah dari ke-Allahan-Nya. Apa yang direncanakan dan di-

rancang melawan agama, dan melawan alat-alat yang dibang-

kitkan Allah untuk mendartikel  ng dan memajukannya, yaitu   

sangat jahat dan keji, dan Allah memandangnya sebagai ren-

cana serta rancangan melawan diri-Nya sendiri, dan Dia akan 

bertindak.  

3. Kekecewaan mereka: “Mereka merancang apa yang tidak ber-

daya mereka lakukan” (ay. 12). Kebencian mereka tidak punya 

Kitab Mazmur 21:8-14 

 273 

daya apa-apa, dan mereka mereka-reka perkara yang sia-sia 

(2:1).  

4. Pengungkapan diri mereka (ay. 9): “Tangan-Mu akan menjang-

kau mereka. Meskipun mereka dengan begitu lihai menyamar 

dan mengaku sebagai teman, meskipun mereka bercampur 

baur dengan rakyat yang setia dari kerajaan ini, dan hampir 

tidak dapat dibedakan dari mereka, meskipun mereka meng-

hindar dari keadilan dan melarikan diri ke tempat-tempat per-

sembunyian, tetap saja tangan-Mu akan menjangkau mereka 

di mana pun mereka berada.” Kita tidak bisa menghindar dari 

mata Allah yang penuh pembalasan, atau lolos dari jangkauan 

tangan-Nya. Gunung batu tidak akan dapat menjadi tempat 

perlindungan kita yang lebih baik pada akhirnya daripada 

daun ara pada mulanya.  

5.  Kehancuran mereka. Mereka akan hancur lebur (Luk. 19:27). 

Mereka akan tertelan dan termakan (ay. 10). Neraka, ganjaran 

bagi semua seteru Kristus, merupakan kesengsaraan yang se-

penuhnya bagi tubuh dan jiwa. Keturunan mereka akan Kau-

binasakan (ay. 11). Musuh-musuh Kerajaan Allah, di segala 

zaman, akan jatuh ke dalam nasib yang sama, dan seluruh 

angkatan mereka pada akhirnya akan dibasmi, dan semua pe-

merintahan, kekuasaan, serta kekuatan yang menentang akan 

diruntuhkan. Panah-panah murka Allah akan membuat mere-

ka panik dan melarikan diri, sebab   panah-panah itu dibidik-

kan ke muka mereka (ay. 13). Itulah yang akan menjadi nasib 

musuh-musuh yang berani menentang Allah. Api murka Allah 

akan menghanguskan mereka (ay. 10). Mereka tidak hanya 

akan dicampakkan ke dalam dapur api (Mat. 13:42), tetapi Dia 

juga akan membuat diri mereka sendiri sebagai tempat perapi-

an. Mereka akan menjadi penyiksa-penyiksa bagi diri mereka 

sendiri, cerminan dan kengerian hati nurani mereka sendiri 

akan menjadi neraka bagi mereka. Orang-orang yang sebelum-

nya mungkin saja telah memilih Kristus untuk memerintah 

dan menyelamatkan mereka, namun kemudian menolak-Nya 

dan berperang melawan-Nya, akan mendapati bahwa bahkan 

kenangan akan hal itu sudah cartikel  p untuk membuat mereka 

menjadi tempat perapian bagi diri mereka sendiri sampai sela-

ma-lamanya. Semuanya menjadi ulat-ulat bangkai yang tidak 

pernah mati.      


 274

III. Dengan yakin pula mereka memohon kepada Allah agar Dia ma-

sih akan menunjukkan diri-Nya kepada orang yang diurapi-Nya 

(ay. 14), bahwa Dia akan bertindak baginya dengan kekuatan-Nya 

sendiri, melalui campur tangan langsung kuasa-Nya sebagai 

Tuhan semesta alam dan Bapa dari segala roh, dengan hanya se-

dikit menggunakan alat dan sarana. Dan, 

1.  Dengan berbuat demikian Dia akan meninggikan diri-Nya dan 

memuliakan nama-Nya sendiri. “Kekuatan kami tidaklah sebe-

rapa, dan kami tidak begitu giat bekerja bagi-Mu seperti seha-

rusnya, dan kami malu sebab  nya. Tuhan, ambillah pekerjaan 

ini ke dalam tangan-Mu sendiri, lakukanlah itu, tanpa kami, 

maka itu akan menjadi kemuliaan bagi-Mu.”  

2. Dalam hal ini mereka akan meninggikan Dia: “Kami mau me-

nyanyikan dan memazmurkan keperkasaan-Mu, dengan sorak 

kemenangan yang lebih keras.” Semakin sedikit Allah menda-

patkan pelayanan dari kita saat   pembebasan sedang dikerja-

kan, semakin banyak Dia harus mendapatkan puji-pujian dari 

kita apabila pembebasan itu dikerjakan tanpa kita. 

PASAL  22  

oh Kristus, yang ada di dalam diri para nabi, memberikan kesak-

sian dalam mazmur ini, dengan sejelas-jelasnya dan sepenuh-

penuhnya seperti dalam bacaan-bacaan lain mana saja di seluruh 

Perjanjian Lama, tentang “segala penderitaan yang akan menimpa 

Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu” 

(1Ptr. 1:11). Tentang Dialah, tidak diragukan lagi, Daud di sini berbi-

cara, dan bukan tentang dirinya sendiri, atau tentang siapa pun juga. 

Dengan jelas mazmur ini banyak menyinggung mengenai Kristus 

dalam Perjanjian Baru, bahkan, seluruhnya bisa diterapkan kepada-

Nya, dan sebagiannya harus dimengerti sebagai berbicara tentang Dia 

saja. Pemeliharaan-pemeliharaan Allah terhadap Daud sungguh luar 

biasa, sehingga tidak heran kalau beberapa orang bijak dan baik 

yang tidak bisa tidak pasti memandang Daud sebagai bayangan dari 

Dia yang akan datang. Biarpun begitu, tampaknya karangan mazmur 

ini khususnya sangat memberikan kepuasan berlimpah bagi Daud 

sendiri, sebab   di dalamnya dia sendiri menemukan dirinya digerak-

kan oleh roh nubuat secara menakjubkan jauh melampaui pemikiran 

dan maksud hatinya sendiri sampai ia menyadari dirinya bukan 

hanya sebagai bapa Sang Mesias, tetapi juga banyangan bagi Dia. 

Dalam mazmur ini ia berbicara,  

I.  Tentang kehinaan Kristus (ay. 2-21), di mana Daud, sebagai 

pelambangan Kristus, mengeluhkan keadaan yang sangat 

berbahaya yang sedang dihadapinya oleh sebab   banyak 

alasan.  

1.  Ia mengeluh, dan memadukan keluhan-keluhannya de-

ngan penghiburan-penghiburan. Ia mengeluh (ay. 2-3), 

namun juga menghibur dirinya (ay. 4-6), lalu mengeluh 

lagi (ay. 7-9), namun menghibur dirinya lagi (ay. 10-11).  


 276

2.  Ia mengeluh, dan memadukan keluhan-keluhannya de-

ngan doa-doa. Ia mengeluhkan kekuatan dan amukan 

musuh-musuhnya (ay. 13-14, 17, 19), kelemahan dan 

kehancuran tubuhnya sendiri (ay. 15-16, 18). Namun 

demikian, ia berdoa supaya Allah tidak menjauh darinya 

(ay. 12, 20), supaya Dia menyelamatkan dan meluput-

kannya (ay. 20-22).  

II.  Tentang kemuliaan Kristus, bahwa tugas yang dijalankan-

Nya diperuntukkan bagi kemuliaan Allah (ay. 23-26), bagi 

keselamatan dan sukacita umat-Nya (ay. 27-30), dan bagi 

kelangsungan kerajaan-Nya sendiri (ay. 31-32).  

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus tetap memusatkan 

pikiran-pikiran kita kepada Kristus, dan membiarkan hati kita teng-

gelam dalam penderitaan-penderitaan-Nya sampai kita mengalami 

persekutuan dengan penderitaan-penderitaan-Nya itu. Serta juga, 

membiarkan hati kita diliputi dengan anugerah-Nya sampai kita 

mengalami kuasa dan dampaknya. 

Keluhan-keluhan yang Menyedihkan 

(22:1-11) 

1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. 2 

Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi 

Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. 3 Allahku, aku berseru-seru 

pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, 

tetapi tidak juga aku tenang. 4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang ber-

semayam di atas puji-pujian orang Israel. 5 Kepada-Mu nenek moyang kami 

percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. 6 Kepada-Mu me-

reka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan 

mereka tidak mendapat malu. 7 Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela 

bagi manusia, dihina oleh orang banyak. 8 Semua yang melihat aku meng-

olok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: 9 “Ia 

menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang 

melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?” 10 Ya, Engkau yang 

mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada 

dada ibartikel  . 11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kan-

dungan ibartikel   Engkaulah Allahku. 

Sebagian orang berpikir bahwa mereka menemukan Kristus pada 

ayat 1 dalam mazmur ini, yaitu pada perkataan Aijeleth Shahar – 

Rusa di kala fajar. Kristus itu bagaikan rusa yang gesit di atas gu-

nung-gunung tanaman rempah-rempah (Kid. 8:14), seperti rusa yang 

 Kitab Mazmur 22:1-11 

 277 

manis, kijang yang jelita, bagi semua orang percaya (Ams. 5:19). Ia 

melahirkan anak-anak indah seperti Naftali, yang diibaratkan sebagai 

rusa betina yang terlepas (Kej. 49:21). Ia yaitu   rusa di kala fajar, 

yang ditetapkan oleh hikmat Allah sejak dari kekekalan untuk diin-

jak-injak oleh anjing-anjing yang mengerumuni-Nya (ay. 17). Namun, 

sebagian orang juga berpendapat bahwa perkataan itu hanya menun-

jukkan nada yang digunakan dalam menyanyikan mazmur ini. Dalam 

ayat-ayat ini diceritakan tentang,  

I.  Keluhan sedih mengenai pengunduran diri Allah (ay. 2-3),  

1.  Keluhan ini dapat diterapkan kepada Daud, atau kepada anak 

Tuhan yang mana saja, yang telah kehilangan tanda-tanda 

perkenan-Nya, yang ditindas oleh beban ketidakberkenanan-

Nya, yang meraung-raung di bawah beban itu, seperti orang 

yang kehabisan daya oleh dukacita dan kengerian, yang ber-

seru-seru dengan sungguh-sungguh untuk dibebaskan. Dan 

semuanya ini membuat ia menyangka dirinya telah ditinggal-

kan oleh Allah, tanpa ditolong, tanpa didengar, namun ia ber-

seru-seru kepada-Nya, terus-menerus, “Allah-ku,” dan tanpa 

henti berseru siang dan malam kepada-Nya, sungguh-sungguh 

menginginkan Dia kembali dengan belas kasih-Nya. 

Perhatikanlah:  

(1) Perasaan ditinggalkan secara rohani merupakan penderita-

an yang paling pedih bagi orang-orang kudus. saat   bukti-

bukti perkenan Allah terhadap mereka tertutup awan, 

penghiburan-penghiburan ilahi ditangguhkan, persekutuan 

mereka dengan Allah terganggu, dan kengerian-kengerian 

akan Allah silih berganti diperhadapkan melawan mereka, 

betapa sedihnya roh mereka, dan betapa tidak berdayanya 

semua penghiburan yang diberikan kepada mereka!  

(2) Bahkan keluhan mereka mengenai beban-beban ini meru-

pakan suatu pertanda baik akan kehidupan rohani dan ke-

pekaan-kepekaan rohani yang sedang dilatih. Jika kita ber-

seru, “Allahku, mengapa aku sakit? Mengapa aku miskin?” 

maka orang bisa curiga bahwa kita tidak puas hati dan 

bersikap duniawi. Namun, seruan “Mengapa Engkau me-

ninggalkan aku?” merupakan bahasa dari sebuah hati yang 

mengikatkan kebahagiaannya kepada perkenan Allah.  


 278

(3)  saat   kita meratapi mundurnya Allah dari kita, kita tetap 

harus memanggil-Nya Allah kita, dan terus berseru kepada-

Nya sebagai milik kita. saat   kita kehilangan iman yang 

memberikan kepastian, kita harus hidup dengan iman yang 

menunjukkan kesetiaan. “Bagaimanapun keadaannya, 

Allah itu baik, dan Dia tetap milikku. Meskipun Ia hendak 

membunuh aku, aku tetap percaya kepada-Nya. Meskipun 

Dia tidak menjawabku dengan segera, aku akan terus ber-

doa dan menunggu. Meskipun Dia diam, aku tidak akan 

berdiam diri.”   

2. Namun, keluhan ini haruslah diterapkan kepada Kristus: kare-

na, dalam perkataan pertama dari keluhan ini, Dia mencurah-

kan isi jiwa-Nya di hadapan Allah saat   Dia tergantung di 

kayu salib (Mat. 27:46). Mungkin Dia melanjutkan kata-kata 

berikutnya, dan, menurut sebagian orang, mengulangi keselu-

ruhan mazmur ini, kalaupun tidak mengucapkannya (sebab   

orang-orang di sekitar-Nya mencari-cari kesalahan pada per-

kataan yang pertama), setidaknya mengulanginya di dalam 

hati.  

Perhatikanlah:  

(1) Kristus, dalam penderitaan-penderitaan-Nya, berseru de-

ngan sungguh-sungguh kepada Bapa-Nya untuk menda-

patkan perkenan dan hadirat-Nya. Dia berseru pada waktu 

siang, di atas kayu salib, dan pada waktu malam, saat   

Dia mengalami penderitaan-Nya yang teramat dalam di 

Taman Getsemani. Ia telah mempersembahkan doa dan per-

mohonan dengan ratap tangis dan keluhan, dan juga de-

ngan ketakutan, kepada Dia, yang sanggup menyelamat-

kan-Nya (Ibr. 5:7).  

(2) Namun, Allah meninggalkan-Nya, sama sekali tidak meno-

long-Nya, dan tidak mendengarkan-Nya, dan inilah yang di-

keluhkan-Nya lebih daripada semua penderitaan-Nya. Allah 

menyerahkan-Nya ke dalam tangan musuh-musuh-Nya. 

sebab   kehendak Allah yang sudah tetap, Kristus disalib-

kan dan dibunuh, dan Dia tidak memberikan penghiburan-

penghiburan jasmani bagi Kristus. Tetapi, sebab   Kristus 

telah menjadikan diri-Nya dosa bagi kita, maka sesuai de-

ngan itu pula Bapa menempatkan-Nya di bawah kehangat-

 Kitab Mazmur 22:1-11 

 279 

an murka-Nya sekarang dan ketidakberkenanan-Nya terha-

dap dosa. Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan ke-

sakitan (Yes. 53:10). Namun, sekalipun demikian, Dia tetap 

berpegang teguh pada hubungan-Nya dengan Bapa-Nya 

sebagai Allah-Nya, yang oleh-Nya Dia sedang diberi tugas, 

yang sedang dilayani-Nya, dan yang dengan-Nya Dia akan 

segera dipermuliakan.     

II.  Bagaimana Daud menghibur hatinya, sekalipun Allah undur diri 

dari dia (ay. 4-6). Meskipun Allah tidak mendengarkannya, tidak 

membantunya, namun,  

1. Ia akan tetap berpikiran baik tentang Allah: “Padahal Engkau-

lah Yang Kudus, dan bukan tidak adil, tidak setia, ataupun 

tidak baik, dalam segala perbuatan-Mu. Meskipun Engkau ti-

dak segera datang untuk membebaskan umat-Mu yang men-

derita, Engkau mengasihi mereka, Engkau setia terhadap ko-

venan-Mu dengan mereka, dan tidak membiarkan begitu saja 

kejahatan para penganiaya mereka (Hab. 1:13). Dan, sama 

seperti Engkau sendiri murni dan lurus tiada terhingga, demi-

kian pula Engkau bersuka dalam pelayanan-pelayanan umat-

Mu yang lurus: Engkau bersemayam di atas puji-pujian orang 

Israel, Engkau berkenan menyatakan kemuliaan-Mu, anuge-

rah-Mu, dan hadirat-Mu secara khusus bersama umat-Mu, di 

tempat kudus, di mana mereka melayani-Mu dengan puji-puji-

an mereka. Di sanalah Engkau selalu siap menerima penghor-

matan mereka, dan tentang kemah pertemuan Engkau telah 

berkata, Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya.” Ini ber-

bicara tentang Allah yang secara menakjubkan merendahkan 

diri-Nya terhadap para penyembah-Nya yang setia – (bahwa, 

meskipun Dia dilayani oleh puji-pujian para malaikat, Dia ber-

kenan bersemayam di atas puji-pujian umat Israel). Hal ini 

menghibur kita dalam segala keluhan kita, bahwa meskipun 

Allah tampaknya, untuk sementara waktu, tidak menyendeng-

kan telinga kepada kita, Dia itu sungguh berkenan terhadap 

puji-pujian umat-Nya sehingga pada waktunya nanti Dia akan 

memberi mereka alasan untuk mengubah nada pujian mereka: 

Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyartikel  r lagi kepada-

Nya. Yesus Tuhan kita, dalam penderitaan-penderitaan-Nya, 

mengarahkan pandangan-Nya pada kekudusan Allah, untuk 


 280

menjaga dan memajukan kehormatan kekudusan-Nya itu dan 

kehormatan anugerah-Nya dalam bersemayam di atas puji-

pujian orang Israel, kendati dengan kesalahan-kesalahan yang 

mereka perbuat terhadap segala yang dikuduskan.  

2.  Ia akan menghibur diri dengan pengalaman-pengalaman yang 

sudah dimiliki oleh orang-orang kudus pada zaman dulu akan 

manfaat iman dan doa (ay. 5-6): “Kepada-Mu nenek moyang 

kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan me-

reka. Oleh sebab   itu, Engkau pada waktunya akan meluput-

kan aku, sebab   tidak pernah ada orang yang berharap kepa-

da-Mu dipermalukan dengan pengharapan mereka, dan tidak 

pernah ada orang yang mencari-Mu mencari dengan sia-sia. 

Dan Engkau tetap sama seperti sebelum-sebelumnya, baik da-

lam diri-Mu sendiri maupun terhadap umat-Mu. Mereka ada-

lah nenek moyang kami, dan umat-Mu Engkau kasihi oleh 

sebab   nenek moyang” (Rm. 11:28). Penetapan syarat-syarat 

kovenan dirancang untuk menyokong keturunan orang-orang 

yang setia. Dia yang yaitu   Allah nenek moyang kami harus-

lah menjadi Allah kami, dan sebab   itu akan menjadi Allah 

kami. Yesus Tuhan kita, dalam penderitaan-penderitaan-Nya, 

menyokong diri-Nya sendiri dengan hal ini, bahwa semua bapa 

leluhur yang merupakan pelambangan akan Dia dalam pen-

deritaan-penderitaan-Nya, yaitu Nuh, Yusuf, Daud, Yunus, 

dan yang lain, diluputkan pada waktunya, dan mereka juga 

menjadi pelambang akan kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu, Dia 

tahu bahwa Dia juga tidak mendapat noda (Yes. 50:7).     

III. Keluhan muncul kembali sebab   kesedihan lain, dan ini merupa-

kan kehinaan dan celaan bagi manusia. Keluhan ini sama sekali 

tidak sepahit seperti keluhan sebelumnya mengenai undurnya 

Allah. Namun, jika keluhan sebelumnya menyentuh jiwa yang pe-

nuh rahmat, maka keluhan yang ini menyentuh jiwa yang murah 

hati, di bagian yang sangat lembut (ay. 7-9). Nenek moyang kami 

dihormati, dan bapa-bapa leluhur kami pada masa mereka, yang 

pertama ataupun yang terakhir, tampak hebat di mata dunia, 

Abraham, Musa, dan Daud. Namun, Kristus hanyalah ulat dan 

bukan orang. yaitu   perendahan diri yang sangat hebat bahwa 

Dia menjadi manusia, turun satu langkah, yang merupakan, dan 

akan menjadi, perkara yang mengherankan bagi para malaikat. 

 Kitab Mazmur 22:1-11 

 281 

Namun belum cartikel  p sampai di situ, seolah-olah menjadi manusia 

pun masih terlampau berlebihan, terlampau besar, Dia menjadi 

ulat, dan bukan orang. Dia yaitu   Adam – seorang yang hina, dan 

Enos – seorang yang penuh kesengsaraan, hanyalah lo Ish – bukan 

siapa-siapa: sebab Dia mengambil rupa seorang hamba, dan 

begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi (Yes. 52:14). 

Sehebat-hebatnya manusia, ia hanyalah ulat. Namun, Dia men-

jadi ulat, dan bukan orang. Seandainya Dia tidak menjadikan diri-

Nya sendiri ulat, Dia tidak akan dapat diinjak-injak seperti itu. 

Kata yang dipakai untuk ulat di sini melambangkan ulat yang 

digunakan sebagai bahan celup untuk memberikan warna merah 

padam atau ungu, yang dari sini sebagian orang memandangnya 

sebagai rujukan terhadap penderitaan-penderitaan-Nya yang ber-

darah. Lihatlah betapa hinanya pelecehan-pelecehan yang diberi-

kan kepada-Nya.  

1. Dia dicela sebagai orang jahat, sebagai penghujat, pelanggar 

Sabat, peminum anggur, nabi palsu, musuh Kaisar, dan seku-

tu penghulu setan.  

2. Dia direndahkan oleh orang banyak sebagai seorang yang hina 

dina, yang tidak layak untuk diperhatikan, yang tempat asal-

Nya tidak terkenal, yang saudara-saudara-Nya hanyalah tu-

kang-tukang yang miskin, dan para pengikut-Nya tidak ada 

yang berasal dari kalangan pemimpin atau dari kaum Farisi 

melainkan hanya dari kalangan rakyat jelata.  

3. Dia diolok-olok sebagai orang bodoh, dan sebagai orang yang 

tidak hanya menipu orang lain tetapi juga menipu diri-Nya 

sendiri. Mereka yang melihat-Nya tergantung di kayu salib 

mengolok-olok Dia. Begitu jauh mereka dari mengasihani-Nya, 

atau ambil peduli terhadap-Nya, sehingga mereka menambah-

kan kepada penderitaan-penderitaan-Nya segala ejekan dan 

ungkapan yang menghina untuk mencela-Nya atas kejatuhan-

Nya. Mereka mencemooh Dia, bersuka ria atas apa yang me-

nimpa-Nya, dan menjadikan penderitaan-penderitaan-Nya se-

bagai bahan tertawaan. Mereka mencibirkan bibir, menggeleng-

gelengkan kepala sambil berkata: “Inilah Dia yang berkata 

bahwa Ia menyerah kepada TUHAN; sekarang biarlah Dia yang 

meluputkannya. Daud kadang-kadang diejek sebab   keyakin-

annya kepada Allah. Namun, dalam penderitaan-penderitaan 

Kristus, ejekan ini digenapi secara harfiah dan sama persis. 


 282

Gerakan-gerakan tubuh yang sama persis benar-benar diguna-

kan oleh orang-orang yang mencerca-Nya (Mat. 27:39). Mereka 

menggeleng-gelengkan kepala mereka, bahkan, kebencian me-

reka sama sekali membuat mereka lupa diri sehingga mereka 

mengucapkan kata-kata yang sama (Mat. 27:43), “Ia menaruh 

harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia.” 

Yesus Tuhan kita menjalankan tugas sebagai korban pemuas-

an atas penghinaan yang telah kita lakukan terhadap Allah de-

ngan dosa-dosa kita, dan Ia melakukannya dengan membiar-

kan diri-Nya dicela dan dihina serendah-rendahnya.     

IV. Bagaimana Daud membesarkan hatinya: (ay. 10-11): Manusia me-

rendahkan aku, namun Engkau yang mengeluarkan aku dari kan-

dungan. Daud dan orang-orang baik lainnya sudah sering, untuk 

menuntun kita, mendorong diri mereka sendiri dengan hal ini, 

bahwa Allah bukan hanya Allah nenek moyang mereka, seperti 

sebelumnya (ay. 5), melainkan juga Allah mereka sejak dari kan-

dungan, yang sudah mulai memperhatikan mereka sejak dini, 

segera setelah mereka mempunyai wujud, dan sebab   itu, mereka 

berharap, Dia tidak akan pernah mencampakkan mereka. Dia 

yang telah berbuat begitu baik seperti itu kepada kita dalam ke-

adaan kita yang tidak berguna dan tidak berdaya itu pasti tidak 

akan meninggalkan kita saat   Dia telah membesarkan dan meng-

asuh kita sampai kita memiliki kemampuan untuk melayani-Nya. 

Lihatlah contoh-contoh pemeliharaan Allah yang telah dilakukan-

Nya sejak awal hidup kita,  

1.  Saat lahir: Dia yang mengeluarkan aku dari kandungan, kalau 

tidak, kita sudah mati di sana, atau sudah lemas pada waktu 

lahir. Waktu khusus setiap orang dimulai dengan bukti dari 

pemeliharaan Allah yang sangat penting ini, sebab  , pada 

umumnya, waktu dimulai dengan penciptaan, yaitu bukti pen-

ting mengenai keberadaan orang bersangkutan.  

2.  Saat disusui: “Engkau yang membuat aku aman,” yaitu, “Eng-

kau melakukannya dengan menyediakan makanan bagiku dan 

melindungiku dari bahaya-bahaya yang mengintaiku, yang 

mendorongku untuk berharap pada-Mu sepanjang hidupku.” 

Sama seperti berkat-berkat susu ibu memahkotai berkat-ber-

kat kandungan, demikian pula berkat-berkat susu ibu itu me-

rupakan pertanda akan berkat-berkat lain di seluruh kehidup-

 Kitab Mazmur 22:1-11 

 283 

an kita. Dia yang memberi kita makan, pasti tidak akan per-

nah membiarkan kita kelaparan (Ayb. 3:12).  

3.  saat   kita dipersembahkan sejak dini kepada-Nya: Kepada-

Mu aku diserahkan sejak aku lahir, yang mungkin merujuk 

pada sunat Daud pada hari kedelapan. Pada waktu itu, dia 

oleh orangtuanya diikrarkan dan dipersembahkan kepada 

Allah sebagai Allahnya di dalam kovenan. Sunat yaitu   mete-

rai kovenan, dan ini mendorong dia untuk percaya kepada 

Allah. Mereka yang dari sejak dini dengan sungguh-sungguh 

sudah dikumpulkan di bawah sayap keagungan ilahi pastilah 

berpikir bahwa mereka aman.  

4.  Dalam pengalaman kita akan kebaikan Allah kepada kita di 

sepanjang hidup kita sejak awal, yang kita alami sepanjang 

waktu pemeliharaan dan persediaan yang terus-menerus tan-

pa putus-putusnya: Engkaulah Allahku, yang memeliharaku 

dan menjagaku untuk selama-lamanya, sejak dalam kandung-

an ibartikel  , yaitu sejak aku datang ke dunia ini sampai hari ini. 

Dan jika, segera sesudah kita mampu menggunakan akal 

budi, kita menempatkan keyakinan kita kepada Allah dan 

menyerahkan diri serta jalan kita kepada-Nya, maka kita tidak 

perlu ragu bahwa Dia akan selalu mengingat kasih kita pada 

masa muda kita, dan cinta kita pada waktu kita menjadi pe-

ngantin (Yer. 2:2). Ini dapat diterapkan kepada Yesus Tuhan 

kita, yang penjelmaan dan kelahiran-Nya dijaga secara isti-

mewa oleh Pemeliharaan ilahi, yakni saat   Dia dilahirkan di 

sebuah kandang, dibaringkan di sebuah palungan, dan segera 

setelah itu terancam oleh kejahatan Herodes, dan terpaksa 

dilarikan ke Mesir. saat   Dia masih muda, Allah mengasihi-

Nya, dan dari Mesir dipanggil-Nya Dia (Hos. 11:1), dan kenang-

an akan hal ini menghibur Dia dalam penderitaan-penderita-

an-Nya. Manusia mencela-Nya, dan mematahkan keyakinan-

Nya kepada Allah tetapi Allah menghormati-Nya dan membe-

sarkan hati-Nya untuk tetap percaya kepada Dia. 


 284

Penderitaan-penderitaan Sang Mesias; 

Mesias Ditopang dalam Penderitaan-penderitaan-Nya 

(22:12-22) 

12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada 

yang menolong. 13 Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng 

dari Basan mengepung aku; 14 mereka mengangakan mulutnya terhadap aku 

seperti singa yang menerkam dan mengaum. 15 Seperti air aku tercurah, dan 

segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur 

luluh di dalam dadaku; 16 kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat 

pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. 17 Sebab 

anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, me-

reka menusuk tangan dan kakiku. 18 Segala tulangku dapat kuhitung; mere-

ka menonton, mereka memandangi aku. 19 Mereka membagi-bagi pakaianku 

di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. 20 Tetapi Eng-

kau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! 21 Le-

paskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. 22 Sela-

matkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah 

menjawab aku! 

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati Kristus yang menderita dan Kris-

tus yang berdoa, yang dengannya kita diarahkan untuk menantikan 

salib dan memandang kepada Allah di dalam salib itu.   

I.  Inilah Kristus yang menderita. Daud memang sering kali ditimpa 

masalah dan dikepung oleh musuh-musuh. Namun, banyak rinci-

an yang digambarkan secara khusus di sini tidak pernah terjadi 

pada Daud, dan sebab   itu harus diterapkan kepada Kristus di 

kedalaman kehinaan-Nya.  

1.  Di sini Dia ditinggalkan oleh sahabat-sahabat-Nya: Kesusahan 

dan kesukaran telah dekat, dan tidak ada yang menolong, 

tidak ada yang menopang (ay. 12). Dia mengirik dan memeras 

anggur sendiri, sebab   semua murid-Nya meninggalkan Dia 

dan melarikan diri. yaitu   kehormatan bagi Allah untuk me-

nolong saat   semua pertolongan dan bantuan lain tidak ber-

hasil.  

2.  Di sini Dia dihina dan dikelilingi oleh musuh-musuh-Nya, yang 

berasal dari kalangan atas, yang sebab   kekuatan dan kege-

raman, mereka diibaratkan sebagai banteng, banteng-banteng 

dari Basan (ay. 13), gemuk dan kenyang, congkak dan masam. 

Seperti itulah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi 

yang menganiaya Kristus. Dan musuh-musuh yang lain ber-

asal dari kalangan bawah, yang diibaratkan sebagai anjing-an-

jing (ay. 17), kotor dan rakus, dan tanpa kenal lelah meng-

 Kitab Mazmur 22:12-22 

 285 

injak-injak Dia. Ada perkumpulan penjahat yang berencana 

melawan Dia (ay. 17). Itulah imam-imam kepala berkumpul 

mengadakan rapat, mencari-cari jalan dan sarana untuk me-

nangkap Kristus. Musuh-musuh ini banyak sekali jumlahnya 

dan mereka bersepakat: “Banyak orang, dan mereka itu mem-

punyai kepentingan-kepentingan yang saling berbeda dan ber-

tentangan, seperti Herodes dan Pilatus, telah bersepakat un-

tuk mengerumuni Aku. Mereka telah menjalankan rencana 

mereka sejauh ini, dan tampaknya sudah berhasil, sebab 

mereka telah mengepung Aku (ay. 13). Mereka telah mengeru-

muni Aku (ay. 17). Mereka sangat menakutkan dan meng-

ancam (ay. 14): Mereka mengangakan mulutnya terhadap Aku, 

untuk menunjukkan kepada-Ku bahwa mereka akan menelan-

Ku bulat-bulat. Dan ini mereka lakukan dengan kekuatan dan 

kebuasan yang sama dahsyatnya seperti singa yang mengaum 

hendak menerkam mangsanya.”  

3. Di sini Dia disalibkan. Cara kematian-Nya yang persis itu 

digambarkan, meskipun cara ini tidak pernah digunakan di 

kalangan Yahudi: mereka menusuk tangan dan kaki-Ku (ay. 

16), yang dipakukan ke dalam kayu yang terkutuk itu, dan 

seluruh tubuh-Nya dibiarkan tergantung begitu saja, yang 

pasti mengakibatkan sakit dan siksaan yang teramat hebat. 

Tidak ada perikop manapun dalam seluruh Perjanjian Lama 

yang sudah dengan begitu gigih berusaha dirusakkan oleh 

orang-orang Yahudi selain perikop ini, sebab   perikop tersebut 

menubuatkan dengan begitu tepat kematian Kristus, dan 

semuanya digenapi dengan sedemikian persisnya.  

4.  Di sini Dia sedang sekarat (ay. 15-16), sekarat dalam kesakit-

an dan penderitaan, sebab   Dia harus mempersembahkan 

korban pemuasan untuk dosa, yang membawa kesakitan. Dan 

kalau tidak demikian, kita pasti sudah terbaring dalam pen-

deritaan yang kekal. Inilah,  

(1)  Tercerai-berainya seluruh kerangka tubuh-Nya: Seperti air 

aku tercurah, lemah seperti air, dan menyerah kepada kua-

sa maut, mengosongkan diri-Nya dari segala yang menyo-

kong sifat kemanusiaan-Nya.  

(2) Terlepasnya tulang-tulang-Nya. Tulang-tulang-Nya terpeli-

hara begitu rupa sehingga tidak satu pun yang dipatahkan 

(Yoh. 19:36), namun semuanya terlepas dari sendinya oleh 


 286

sebab   tubuh-Nya direntangkan dengan paksa di atas kayu 

salib seperti di atas tiang gantung. Atau ini mungkin me-

nunjukkan ketakutan yang mencengkeram-Nya dalam pen-

deritaan-Nya di Taman Getsemani, saat   Dia mulai merasa 

sangat takut dan gentar, yang mungkin mengakibatkan 

sendi-sendi pangkal paha-Nya menjadi lemas dan lutut-Nya 

berantukan (seperti yang kadang-kadang terjadi saat   

orang dilanda ketakutan besar, Dan. 5:6). Segala tulang-

Nya terlepas dari sendinya supaya Dia dapat memadukan 

kembali seluruh ciptaan, yang telah terlepas oleh dosa, se-

hingga tulang-tulang kita yang patah bersukacita kembali.  

(3)  Hancur luluhnya jiwa-Nya: hatiku menjadi seperti lilin, yang 

meleleh untuk menerima tanda-tanda murka Allah mela-

wan dosa-dosa yang akan ditebus-Nya, meleleh seperti 

yang terjadi dengan organ-organ penting orang yang sedang 

sekarat. Dan bila semuanya ini telah menebus kekerasaan 

hati kita, hendaklah perenungan akan semuanya ini juga 

membantu melunakkan hati yang keras. saat   Ayub ber-

bicara mengenai kesusahan batinnya, dia berkata, “Yang 

Mahakuasa membuat hatiku lembut” (Ayb. 23:16, KJV, dan 

lihat 58:3).  

(4) Melemahnya kekuatan alami-Nya: Kekuatanku kering, me-

ngering dan garing seperti beling, sebab   kelembaban tu-

buh-Nya menguap oleh api kemurkaan Allah yang me-

mangsa jiwa-Nya. Jika demikian, siapakah yang dapat 

tahan berdiri di hadapan amarah Allah? Atau siapakah 

yang mengetahui kekuatannya? Jikalau ini diperbuat de-

ngan kayu hidup, apakah yang akan diperbuat dengan 

kayu kering?  

(5) Melengketnya mulut-Nya, gejala yang biasa terjadi menje-

lang ajal: lidah-Ku melekat pada langit-langit mulut-Ku. Ini 

digenapi saat   Ia kehausan di atas kayu salib (Yoh. 19:28) 

dan saat   Ia menutup mulut-Nya dalam penderitaan-pen-

deritaan-Nya. sebab  , seperti induk domba yang kelu di de-

pan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak mem-

buka mulut-Nya, atau melawan apa pun yang diperbuat 

terhadap-Nya.  

(6) Penyerahan nyawa-Nya: “Dalam debu maut Kauletakkan 

Aku. Aku sudah siap dimasukkan ke dalam kubur,” sebab   

 Kitab Mazmur 22:12-22 

 287 

tidak ada yang lain yang akan memuaskan keadilan ilahi. 

Kehidupan orang berdosa sudah dilucuti dari pemiliknya, 

dan sebab   itu kehidupan korban persembahan itu harus-

lah menjadi tebusan bagi kehidupan orang berdosa itu. Hu-

kuman maut yang ditimpakan kepada Adam diungkapkan 

seperti ini: Engkau akan kembali menjadi debu. Dan sebab   

itu Kristus, dengan memandang pada hartikel  man itu dalam 

ketaatan-Nya sampai mati, menggunakan ungkapan yang 

serupa di sini: Dalam debu maut Kauletakkan Aku.   

5.  Dia ditelanjangi. Aib ketelanjangan merupakan akibat lang-

sung dari dosa. sebab   itu, Yesus Tuhan kita ditelanjangi 

saat   Dia disalib, supaya Dia dapat mengenakan kepada kita 

jubah kebenaran-Nya, dan supaya aib ketelanjangan kita tidak 

tampak. Sekarang di sini kita diberi tahu,  

(1) Bagaimana tubuh-Nya tampak saat   ditelanjangi seperti 

itu: Segala tulang-Ku dapat Kuhitung (ay. 18). Tubuh-Nya 

yang penuh berkat itu menjadi kurus dan kerempeng ka-

rena banyaknya kerja keras, dukacita, dan puasa selama 

Dia menjalankan pelayanan-Nya, yang membuat-Nya tam-

pak seolah-olah hampir berumur lima puluh tahun, pada-

hal Dia baru berumur tiga puluh tiga tahun, seperti yang 

kita dapati dalam Yohanes 8:57. Kerut-kerut-Nya kini ber-

saksi bagi-Nya bahwa Dia sama sekali jauh dari apa yang 

disebut orang sebagai seorang pelahap dan peminum. Atau, 

tulang-tulang-Nya dapat dihitung sebab   tubuh-Nya terta-

rik di atas kayu salib, yang membuat tulang-tulang rusuk-

Nya dapat dihitung. Mereka menonton, mereka memandangi 

Aku, yaitu tulang-tulang-Ku, sebab   sudah begitu rusak, 

dan tidak ada lagi daging yang menutupinya, seperti yang 

dikatakan Ayub (Ayb. 16:8), “Kekurusanku telah bangkit 

menuduh aku.” Atau, “Orang-orang yang berdiri di situ, dan 

yang lewat, terheran-heran melihat tulang-tulang-Ku ke-

luar seperti itu, dan, bukannya mengasihani Aku, mereka 

malah senang dengan pemandangan yang menyedihkan se-

perti itu.”  

(2) Apa yang mereka lakukan terhadap pakaian-Nya, yang me-

reka ambil dari-Nya (ay. 19): Mereka membagi-bagi pakaian-

Ku di antara mereka, untuk tiap-tiap prajurit satu bagian, 


 288

dan atas jubah-Ku, jubah yang tidak berjahit, mereka mem-

buang undi. Gambaran yang sama persis seperti ini dige-

napi dengan tepat (Yoh. 19:23-24). Dan meskipun gambar-

an ini bukan merupakan contoh besar dari penderitaan 

Kristus, gambaran tersebut merupakan contoh besar dige-

napinya Kitab Suci di dalam Dia. Ada tertulis demikian, dan 

sebab   itu demikianlah Mesias harus menderita. Oleh sebab 

itu, biarlah hal ini meneguhkan iman kita akan Dia sebagai 

Mesias yang sejati, dan mengobarkan kasih kita kepada-

Nya sebagai sahabat terbaik, yang mengasihi kita dan 

menanggung semua penderitaan ini bagi kita.    

II.  Inilah Kristus yang berdoa, dan dengan doa itu Dia menopang 

diri-Nya saat   menanggung beban penderitaan-penderitaan-Nya. 

Kristus, dalam penderitaan-Nya yang sangat, berdoa dengan 

sungguh-sungguh, berdoa supaya cawan itu berlalu dari-Nya. 

saat   penguasa dunia ini menyerang Dia dengan kengerian-

kengeriannya, mengangakan mulutnya terhadap-Nya seperti singa 

yang mengaum-aum, Dia sujud di tanah dan berdoa. Dan doa 

Daud di sini merupakan bayangan dari doa Kristus itu. Dia me-

nyebut Allah sebagai kekuatan-Nya (ay. 20). saat   kita tidak da-

pat bersukacita di dalam Allah sebagai nyanyian kita, marilah kita 

tetap tinggal di dalam Dia sebagai kekuatan kita. Marilah kita te-

rima dartikel  ngan-dartikel  ngan rohani sebagai penghiburan kita saat   

kita tidak bisa meraih kegembiraan-kegembiraan rohani. Dia 

berdoa,  

1. Supaya Allah beserta-Nya, dan tidak menjauh dari Dia: Ja-

nganlah jauh dari padaku (ay. 12), dan lagi (ay. 19). “Kalau ada 

yang menjauh dari penderitaan-Ku, ya Tuhan, janganlah sam-

pai Engkau itu yang melakukannya.” Dekatnya permasalahan 

haruslah mendorong kita untuk datang mendekat kepada 

Allah, maka kita dapat berharap bahwa Dia akan datang men-

dekat kepada kita. 

2.  Supaya Dia menolong-Nya, dan bergegas untuk menolong-Nya, 

menolong-Nya untuk menanggung permasalahan-Nya, supaya 

Dia tidak gagal atau tawar hati, supaya Dia tidak mengundur-

kan diri dari pekerjaan-Nya atau tenggelam di dalamnya. Dan 

Bapa mendengarkan-Nya sebab   kesalehan-Nya (Ibr. 5:7) dan 

memampukan Dia untuk melanjutkan pekerjaan-Nya.  

 Kitab Mazmur 22:12-22 

 289 

3.  Supaya Dia membebaskan-Nya dan menyelamatkan-Nya (ay. 

21-22).  

(1) Amatilah mutiara apa itu yang dijaga-Nya, “Keselamatan 

nyawa-Ku, kesayangan-Ku. Biarlah nyawa-Ku dibebaskan 

dari cengkeraman dunia orang mati (49:16). Bapa, ke da-

lam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku, supaya diantar de-

ngan selamat ke dalam Firdaus.” Sang pemazmur di sini 

menyebut nyawanya sebagai kesayangannya (KJV), satu-

satunya kepunyaannya (begitulah arti kata itu): “Nyawaku 

yaitu   satu-satunya milikku. Aku hanya mempunyai satu 

nyawa untuk dijaga, dan sebab   itu aku akan bertambah 

malu jika aku mengabaikannya, dan aku akan menderita 

rugi yang lebih besar jika aku membiarkannya binasa. Ka-

rena ia yaitu   satu-satunya milikku, maka ia harus men-

jadi kesayanganku, dan aku harus benar-benar peduli ter-

hadap kesejahteraan kekalnya. Aku tidak memandang 

nyawaku sebagai kesayanganku, kecuali aku berusaha 

menjaganya dari segala sesuatu yang akan menyakitinya, 

menyediakan segala kebutuhannya, dan sepenuhnya pe-

duli terhadap kesejahteraannya.”  

(2) Amatilah dari bahaya apa dia berdoa untuk dibebaskan, 

yaitu dari pedang, pedang murka ilahi yang menyala-nyala, 

yang mengarah ke segala arah. Ini ditakutkannya lebih dari 

apa saja (Kej. 3:24). Kemarahan Allah yaitu   ipuh dan em-

pedu dalam cawan pahit yang diserahkan ke dalam tangan-

nya. “Oh, luputkanlah jiwaku dari pedang itu. Tuhan, mes-

kipun aku kehilangan nyawaku, janganlah biarkan aku ke-

hilangan kasih-Mu. Selamatkanlah aku dari cengkeraman 

anjing dan dari mulut singa.” Tampaknya yang dimaksud-

kan di sini yaitu   Iblis, musuh tua yang meremukkan tu-

mit keturunan wanita itu, si penguasa dunia ini, yang de-

ngannya Kristus akan bertempur habis-habisan, dan yang 

dilihat-Nya datang (Yoh. 14:30). “Tuhan, selamatkanlah 

aku agar jangan dikuasai oleh kengerian-kengeriannya.” 

Dia berseru, “Engkau telah menjawab Aku dari tanduk ban-

teng” (KJV), maksudnya, “Engkau telah menyelamatkan aku 

dari tanduk banteng sebagai jawaban atas doaku.” Ini 

mungkin merujuk pada kemenangan yang telah diperoleh 

Kristus atas Iblis dan godaan-godaannya (Mat. 4), sewaktu 


 290

Iblis mundur daripada-Nya beberapa waktu (Luk. 4:13), 

tetapi sekarang telah kembali dengan cara lain untuk 

menyerang-Nya dengan kengerian-kengeriannya. “Tuhan, 

Engkau memberi-Ku kemenangan pada waktu itu, berikan-

lah lagi kemenangan itu sekarang, supaya Aku dapat melu-

cuti penguasa-penguasa dan pemerintah-pemerintah, dan 

melemparkan penguasa dunia ini.” Apakah Allah sudah 

membebaskan kita dari tanduk banteng, sehingga kita tidak 

terkoyak-koyak? Biarlah hal itu mendorong kita untuk 

berharap agar kita dibebaskan dari mulut singa, sehingga 

kita tidak tercabik-cabik. Dia yang telah membebaskan, 

pasti akan membebaskan lagi. Doa Kristus ini, tanpa dira-

gukan lagi, sudah terjawab, sebab   Bapa selalu mende-

ngarkan-Nya. Dan, meskipun Dia tidak meluputkan-Nya 

dari maut, Dia tidak membiarkan-Nya melihat kebinasaan. 

Sebaliknya, pada hari ketiga, Dia membangkitkan-Nya dari 

debu maut, yang merupakan contoh yang lebih besar akan 

perkenan Allah kepada-Nya daripada seandainya Dia meno-

long-Nya turun dari kayu salib. sebab  , diturunkan dari 

kayu salib justru akan menghalangi pekerjaan-Nya, semen-

tara kebangkitan-Nya memahkotai pekerjaan itu.      

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus merenungkan pende-

ritaan-penderitaan dan kebangkitan Kristus, sampai kita mengalami 

dalam jiwa kita sendiri kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan de-

ngan penderitaan-penderitaan-Nya. 

Kemenangan-kemenangan Sang Mesias;  

Perluasan dan Keberlangsungan Jemaat 

(22:23-32) 

23 Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan me-

muji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: 24 kamu yang takut akan 

TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan 

gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! 25 Sebab Ia tidak me-

mandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan 

Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar 

saat   orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. 26 sebab   Engkau aku 

memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan 

mereka yang takut akan Dia. 27 Orang yang rendah hati akan makan dan 

kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu 

hidup untuk selamanya! 28 Segala ujung bumi akan mengingatnya dan 

 Kitab Mazmur 22:23-32 

 291 

berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud 

menyembah di hadapan-Nya. 29 Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan, 

Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. 30 Ya, kepada-Nya akan sujud 

menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut 

semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat me-

nyambung hidup. 31 Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan 

menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. 32 Mereka 

akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, 

sebab Ia telah melakukannya.  

Orang yang sama yang memulai mazmur ini dengan mengeluh, yang 

tiada lain yaitu   Kristus dalam kehinaan-Nya, mengakhirinya di sini 

dengan kemenangan, dan ini tiada lain dan tiada bukan yaitu   

Kristus dalam kemuliaan-Nya. Dan, sama seperti perkataan pertama 

dalam keluhan itu digunakan oleh Kristus sendiri di atas kayu salib, 

demikian pula perkataan pertama dalam kemenangan ini dengan 

jelas diterapkan kepada-Nya (Ibr. 2:12), dan dijadikan sebagai perka-

taan-Nya sendiri: “Aku akan memberitakan nama-Mu kepada sau-

dara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat.” 

Pengharapan pasti yang dimiliki Kristus akan sukacita yang disedia-

kan bagi-Nya tidak hanya memberi-Nya jawaban yang memuaskan 

terhadap doa-doa-Nya, tetapi juga mengubah keluhan-keluhan-Nya 

menjadi puji-pujian. Sesudah kesusahan jiwa-Nya, Ia melihat terang 

dan menjadi sangat puas. Lihat saja kata-kata kemenangan yang de-

ngannya Dia mengembuskan nafas terakhir-Nya: “Sudah selesai.”   

Ada lima hal yang dibicarakan di sini, yang memandang pada ke-

puasan dan kemenangan Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya:  

I.   Bahwa Dia akan mempunyai jemaat di dunia, dan bahwa orang-

orang yang telah diserahkan kepada-Nya sejak dari kekekalan 

pasti, dalam kegenapan waktu, akan dikumpulkan kepada-Nya. 

Hal tersebut tersirat di sini, bahwa Dia akan melihat keturunan-

Nya (Yes. 53:10). Hatinya bersuka saat   berpikir,  

1.  Bahwa dengan menyatakan nama Allah, dengan memberita-

kan Injil kekekalan secara jelas dan murni, banyak orang akan 

dipanggil dan datang kepada-Nya dan kepada Allah oleh Dia. 

Dan untuk tujuan inilah hamba-hamba Tuhan harus dipeker-

jakan untuk menyiarkan ajaran ini ke seluruh dunia. Dan me-

reka harus menjadi pembawa pesan-Nya serta juru bicara-Nya 

sedemikan rupa sehingga perbuatan mereka akan dipandang 

sebagai perbuatan-Nya. Perkataan mereka yaitu   perkataan-

Nya, dan melalui mereka Dia menyatakan nama Allah.  


 292

2. Bahwa orang-orang yang dipanggil seperti itu pasti akan 

dibawa ke dalam hubungan yang sangat dekat dan sangat erat 

dengan-Nya sebagai saudara-saudara-Nya. sebab   bukan saja 

Dia tidak malu tetapi juga sangat berkenan memanggil mereka 

demikian, bukan hanya orang-orang Yahudi yang percaya, 

orang-orang sebangsa-Nya sendiri, melainkan juga orang-

orang bukan-Yahudi yang menjadi sesama ahli waris dan yang 

berasal dari tubuh yang sama (Ibr. 2:11). Kristus yaitu   Sau-

dara sulung kita, yang menjaga kita dan menyediakan perbe-

kalan bagi kita, dan Ia mengharapkan agar keinginan kita se-

lalu tertuju kepada-Nya, dan agar kita rela membiarkan Dia 

memerintah atas diri kita.  

3. Bahwa saudara-saudara ini harus dipadukan ke dalam suatu 

jemaat, jemaat yang besar. Seperti itulah jemaat yang am, ya-

itu seluruh keluarga yang mendapatkan nama dari-Nya, yang 

ke dalamnya semua anak Allah yang tercerai-berai dikumpul-

kan, dan yang di dalamnya mereka dipersatukan (Yoh. 11:52; 

Ef. 1:10). Dan bahwa mereka juga akan tergabung ke dalam 

kumpulan-kumpulan yang lebih kecil, anggota-anggota dari 

tubuh yang besar itu, banyak persekutuan rohani untuk me-

nyembah Allah, yang padanya wajah Kekristenan akan tampak 

dan yang di dalamnya kepentingan-kepentingan Kekristenan 

harus didartikel  ng dan dimajukan.  

4.  Bahwa mereka ini harus dipandang sebagai anak cucu Yakub 

dan Israel (ay. 24), bahwa ke atas mereka, meskipun mereka 

yaitu   orang-orang bukan-Yahudi, berkat Abraham dapat 

sampai (Gal. 3:14), dan kepada mereka juga berlaku pengang-

katan sebagai anak, kemuliaan, kovenan, dan pelayanan ke-

pada Allah, sebanyak yang sudah diperbuat kepada kaum 

Israel menurut daging (Rm. 9:4; Ibr. 8:10). Jemaat Injil disebut 

Israel milik Allah (Gal. 6:16).     

II. Bahwa Allah akan sangat dihormati dan dimuliakan di dalam Dia 

oleh jemaat itu. Kemuliaan Bapa-Nya yaitu   sesuatu yang selalu 

menjadi tujuan-Nya dalam seluruh pekerjaan-Nya (Yoh. 17:4), 

terutama dalam penderitaan-penderitaan-Nya, yang dimasuki-Nya 

dengan permintaan yang khidmat ini, “Bapa, muliakanlah nama-

Mu!” (Yoh. 12:27-28). Dengan senang hati, Dia sudah mengetahui 

sebelumnya,  

 Kitab Mazmur 22:23-32 

 293 

1. Bahwa Allah akan dimuliakan oleh jemaat yang akan dikum-

pulkan kepada-Nya, dan bahwa untuk tujuan ini mereka ha-

rus dipanggil dan dikumpulkan supaya mereka bisa menjadi 

kenamaan dan kepujian bagi Allah. Kristus melalui hamba-

hamba-Nya akan menyatakan nama Allah kepada saudara-

saudara-Nya. Hamba-hamba-Nya itu yaitu   juru bicara Allah 

bagi saudara-saudara-Nya itu, dan kemudian melalui saudara-

saudara itu, yang menjadi mulut jemaat kepada Allah, nama 

Allah akan dipuji. Semua yang takut akan Tuhan akan me-

muji-Nya (ay. 24), bahkan setiap orang Israel yang sejati 

(118:2-4; 135:19-20). Kewajiban orang-orang Kristen, terutama 

dalam perkumpulan ibadah mereka yang khidmat, yaitu   me-

muji dan memuliakan Allah dengan rasa hormat yang kudus 

terhadap keagungan-Nya. sebab   itu orang-orang yang di sini 

dipanggil untuk memuji Allah dipanggil untuk takut akan Dia.  

2.  Bahwa Allah akan dimuliakan dalam diri Sang Penebus dan di 

dalam pekerjaan-Nya. Oleh sebab   itu, Kristus dikatakan me-

muji Allah di dalam jemaat, bukan hanya sebab   Dia yaitu   

Tuan atas perkumpulan jemaat yang di dalamnya Allah dipuji, 

dan Pengantara bagi semua pujian yang dipersembahkan ke-

pada Allah, melainkan juga sebab   Dia merupakan pokok puji-

pujian jemaat itu sendiri (Ef. 3:21). Semua pujian kita harus-

lah berpusat pada karya penebusan dan pada banyaknya alas-

an bagi kita untuk bersyartikel  r, 

(1) Bahwa Yesus Kristus mendapat perkenan Bapa-Nya dalam 

pekerjaan-Nya, kendati dengan perasaan yang terkadang 

dialami-Nya bahwa Bapa telah meninggalkan-Nya. Sebab Ia 

tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan 

orang yang tertindas (ay. 25), yaitu kesengsaraan Sang 

Penebus yang menderita, melainkan dengan penuh rahmat 

telah menerimanya sebagai korban pemuasan yang utuh 

bagi dosa, dan memakainya sebagai alasan yang berharga 

untuk mengaruniakan kehidupan kekal kepada semua 

orang percaya. Meskipun korban itu dipersembahkan bagi 

kita