Mazmur-1-50 7
nia ini. Firman Allah
lebih indah dari pada emas, emas tua, bahkan dari pada
banyak emas tua. Emas berasal dari dunia ini, jadi bersifat
duniawi, tetapi anugerah merupakan gambaran dari sorga.
Emas hanya diperuntukkan bagi tubuh dan bersifat se-
mentara, tetapi anugerah diperuntukkan bagi jiwa dan ber-
langsung selamanya.
(2) Jauh melebihi kesenangan dan kenikmatan tubuh. Firman
Allah, bila diterima dengan iman, akan terasa manis bagi
jiwa, lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu
tetesan dari sarang lebah. Kenikmatan tubuh merupakan
kesenangan manusia-manusia yang bejat, dan sebab itu-
lah merusakkan jiwa manusia. Tetapi, kenikmatan rohani
merupakan kesenangan para malaikat dan meninggikan
jiwa. Kenikmatan tubuh penuh tipuan, mudah memuncak
tetapi tidak pernah memuaskan. Sebaliknya, kenikmatan
rohani amatlah penting dan memuaskan, dan tidak berba-
haya untuk direguk sebanyak-banyaknya.
2. Lihatlah bagaimana ia mempergunakan ketetapan-ketetapan
dalam firman Allah itu: hamba-Mu diperingatkan oleh semua-
nya itu. Firman Allah merupakan firman yang memperingat-
252
kan anak-anak manusia. Firman itu mengingatkan kita me-
ngenai kewajiban yang harus kita laksanakan, marabahaya
yang harus kita hindari, dan arus deras pencobaan yang harus
kita hadapi (Yeh. 3:17; 33:7). Firman itu memperingatkan
orang jahat supaya tidak terus berada di jalannya yang sesat,
dan memperingatkan orang benar untuk tidak berpaling dari
jalannya yang lurus. Semua orang yang benar-benar merupa-
kan hamba Allah mengindahkan peringatan ini.
3. Lihatlah keuntungan apa yang ia janjikan kepada dirinya
sendiri dengan kepatuhannya terhadap ketetapan-ketetapan
Allah: Orang yang berpegang padanya mendapat upah yang be-
sar. Orang-orang yang bersungguh-sungguh melaksanakan
kewajiban mereka bukan saja tidak akan dijadikan pecun-
dang, tetapi juga akan mendapatkan upah yang tak terperi-
kan. Mereka memperoleh upah yang tidak saja akan diberikan
setelah mematuhi, tetapi bahkan sudah terasa saat mereka
sedang mematuhi perintah Allah, imbalan besar yang langsung
diperoleh sebab kepatuhan. Agama merupakan kesehatan
dan kehormatan. Ia memberi damai sejahtera dan kenikmatan.
Agama akan membuat penghiburan kita terasa manis dan sa-
lib kita terasa ringan. Ia membuat hidup sungguh menjadi
berharga dan kematian sungguh dirindukan.
III. Dia menarik beberapa kesimpulan bagus dari perenungan khid-
matnya mengenai keagungan firman Allah itu. Buah pikiran se-
perti itu sangat berguna dan selayaknya membangkitkan rasa ka-
sih kita.
1. Di sini dia mengambil kesempatan untuk merenungkan dan
menyesali dosa-dosanya. Sebab, oleh hartikel m Taurat orang me-
ngenal dosa. Bukankah perintah itu kudus, adil dan baik?
Kalau begitu, siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?
Aku tidak dapat, siapakah yang dapat? Dari kebenaran hu-
kum ilahilah dia belajar untuk menyebut dosa-dosanya seba-
gai kesesatannya. Jika perintah Allah itu benar dan adil, maka
setiap penyimpangan dari perintah itu berarti sebuah kesesat-
an, diperbuat berdasarkan kesalahan. Setiap tindakan jahat
muncul dari prinsip yang bejat, yang merupakan penyim-
pangan dari peraturan yang seharusnya kita taati, atau jalan
yang seharusnya kita tempuh. Dari lingkup, keketatan dan ke-
Kitab Mazmur 19:8-15
253
rohanian hartikel m ilahi, Daud menyadari bahwa dosa-dosanya
begitu banyak sehingga dia tidak mampu menghitungnya, dan
begitu berat sampai-sampai dia tidak dapat menyelami betapa
cemar dan menjijikkannya dosa-dosa tersebut. Kita telah me-
lakukan banyak dosa akibat kelalaian dan keinginan diri, sam-
pai kita tidak sadar lagi dengan apa yang kita perbuat itu. Ba-
nyak dosa yang kita lakukan telah kita lupakan, sehingga ke-
tika suatu saat kita mengakui suatu dosa kita, kita hanya bisa
menutup pengakuan itu dengan perkataan et cetera dan la-
innya seperti itu. Sebab Allah lebih mengetahui kejahatan kita
daripada diri kita sendiri. Kita telah melakukan kesalahan
dalam banyak hal, siapa yang dapat mengetahui seberapa
sering manusia melakukan dosa? Syartikel rlah kini kita berada
di bawah anugerah dan tidak lagi di bawah hartikel m Taurat.
Jika tidak begitu, maka kita semua pasti sudah binasa.
2. Dia mempergunakan kesempatan ini untuk berdoa memerangi
dosa. Kesadaran mengenai dosa-dosa kita harus mendorong
kita untuk bersimpuh di bahwa takhta anugerah dan berdoa
di sana, seperti yang dilakukan Daud di sini,
(1) Untuk meminta belas kasihan supaya diampuni. Setelah
mendapati dirinya tidak mampu menjelaskan secara terinci
semua pelanggaran yang telah ia lakukan, Daud pun ber-
seru, Tuhan, bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusa-
dari. Artinya, semua itu bukanlah berarti hal-hal yang
dirahasiakan dari hadapan Allah (sebab tidak akan satu
pun yang demikian), bukan juga rahasia di mata dunia ini,
melainkan hal-hal yang luput dari pengamatannya sendiri.
Orang-orang yang terbaik sekalipun harus mencurigai diri
sendiri telah bersalah atas banyak kesalahan yang tidak
mereka sadari dan harus berdoa kepada Allah supaya di-
bersihkan dari semuanya itu, dan supaya segenap pelang-
garan tersebut tidak ditimpakan ke atas mereka. Sebab,
dosa-dosa akibat kelemahan dan kecerobohan kita, serta
dosa-dosa kita yang tersembunyi, akan tetap membinasa-
kan kita, seandainya saja Allah memperlakukan kita sesuai
dengan yang layak kita terima. Bahkan, kesalahan yang
tidak disadari pun bisa mencemari dan membuat kita tidak
layak untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah. Akan
254
tetapi, jika segala kesalahan itu telah diampuni, maka kita
pun dibersihkan dari semuanya itu (1Yoh. 1:7).
(2) Untuk meminta anugerah yang mampu menolong saat di-
butuhkan. Setelah berdoa bagi pengampunan dosa-dosa
yang tidak ia sadari, dia pun berdoa supaya dihindarkan
dari kecongkakan (ay. 14). Semua orang yang benar-benar
menyesali dosa-dosa mereka dan telah diampuni, akan
berhati-hati supaya tidak kembali tergelincir di dalamnya
atau kembali menjadi bebal, sebagaimana yang tampak da-
lam doa mereka yang serupa dengan doa Daud di sini.
Perhatikanlah:
[1] Permintaannya: Jauhkanlah aku dari dosa yang dise-
ngaja. Kita harus berdoa supaya dijauhkan dari dosa-
dosa akibat kelemahan kita, tetapi terutama dari dosa-
dosa yang disengaja, yang paling menyakiti hati Allah
dan melukai hati nurani, yang memudarkan penghibur-
an kita dan menghancurkan pengharapan kita. Dan,
jangan biarkan aku dikuasai oleh satu pun dosa seperti
itu, jangan biarkan aku tunduk kepada dosa apa pun,
dan jangan biarkan aku diperbudak olehnya.
[2] Alasannya: Supaya aku menjadi tak bercela. Aku akan
tampil tanpa cela. Aku akan memelihara bukti dan
penghiburan dari keadaanku yang tidak bercela, dan
aku akan bebas dari pelanggaran besar. Di sini dia me-
nyebutnya sebagai dosa yang disengaja, sebab tidak ada
korban persembahan yang dapat diterima untuk itu
(Bil. 15:28-30).
Perhatikanlah:
Pertama, dosa yang disengaja begitu menjijikkan dan
berbahaya. Orang-orang yang berdosa melawan keya-
kinan dan peringatan hati nurani mereka sendiri berarti
menentang hartikel m Taurat dan hartikel man-hartikel man di
dalamnya. Mereka yang berbuat dosa dengan tangan
teracung, berdosa dengan sengaja, dan hal itu merupa-
kan pelanggaran besar.
Kedua, bahkan orang-orang yang saleh harus selalu
memeriksa diri mereka sendiri dan takut melakukan
dosa secara sengaja, sekalipun selama ini mereka selalu
Kitab Mazmur 19:8-15
255
dijauhkan dari semua itu oleh sebab anugerah Allah.
Janganlah ada seorang pun yang tinggi hati, tetapi
biarlah semuanya merasa takut.
Ketiga, sebab kedudukan kita yang begitu rawan,
maka kita sangat perlu berdoa kepada Allah saat kita
terdorong untuk melakukan dosa yang disengaja,
supaya kita bisa ditarik mundur darinya, oleh peme-
liharaan ilahi yang mencegah pencobaan itu, atau oleh
anugerah-Nya yang memberi kita kemenangan dalam
bergumul melawannya.
3. Dia menggunakan kesempatan ini untuk dengan rendah hati
memohon penerimaan ilahi atas buah pikiran dan perasaan
kasihnya itu (ay. 15). Perhatikanlah hubungan antara hal ini
dengan hal-hal sebelumnya. Dia berdoa kepada Allah untuk
menjauhkannya dari dosa, lalu kemudian memohon supaya
Allah menerima ibadahnya. Sebab, jika kita menyukai dosa,
maka kita tidak dapat berharap Allah akan menyukai kita atau
pelayanan kita (66:18).
Perhatikanlah:
(1) Apa yang menjadi pelayanannya ucapan mulutnya dan re-
nungan hatinya, kasih sayang kudus yang ia persembah-
kan kepada Allah. Perenungan hati yang khidmat tidak
boleh dipendam, melainkan harus diungkapkan melalui
ucapan mulut kita, demi kemuliaan Allah dan juga untuk
membangun orang lain. Dan, ucapan mulut kita melalui
doa dan pujian tidak boleh kaku, melainkan harus meluap
dari perenungan hati kita (45:2).
(2) Apa yang terpenting baginya mengenai pelayanan tadi
supaya pelayanan itu berkenan di hati Allah. Sebab, jika
pelayanan kita tidak diterima di hadapan Allah, maka apa
gunanya kita melakukan itu? Jiwa-jiwa yang terberkati
pastilah mendapatkan apa yang mereka kehendaki jika me-
reka mendapat perkenan Allah, sebab itulah yang menjadi
kebahagiaan mereka.
(3) Apa yang mendorong dia sehingga dia berpengharapan se-
perti itu, yaitu sebab Allah yaitu Gunung Batu dan Pene-
busnya. Jika melalui kewajiban-kewajiban ibadah kita, kita
mencari bantuan dari Allah sebagai Gunung Batu kita,
256
maka kita boleh mengharapkan perkenan dari Allah saat
kita telah selesai melakukan kewajiban kita itu. Sebab, me-
lalui kekuatan-Nyalah kita memiliki kuasa dari-Nya.
Saat menyanyikan mazmur ini, kita harus membiarkan hati kita
tergugah dengan keagungan firman Allah dan ditarik mendekatnya.
Kita juga harus disadarkan mengenai betapa jahatnya dosa itu, dan
betapa berbahaya kita sebab nya, sehingga kita harus meminta per-
tolongan dari sorga untuk mengatasinya.
PASAL 20
llah berkehendak supaya segala doa, syafaat dan pengucapan
syartikel r dipanjatkan kepada Allah dengan cara yang istimewa
bagi para raja dan para penguasa. Demikianlah, mazmur ini merupa-
kan sebuah doa, sedangkan yang berikutnya merupakan sebuah
pengucapan syartikel r kepada Allah bagi sang raja. Daud merupakan
seorang pangeran pejuang yang sering kali maju berperang. Mazmur
ini mungkin dituliskan dalam perjalanannya menuju medan pertem-
puran, atau mungkin juga dituliskan secara umum untuk dipakai se-
bagai doa baginya dalam ibadah gereja sehari-hari. Di dalam mazmur
ini kita bisa mendapati,
I. Apa yang mereka mintakan dari Allah bagi sang raja (ay. 2-5).
II. Dengan keyakinan macam apa mereka memintakan hal itu.
Orang-orang mengelu-elukan kemenangan (ay. 6), sang pa-
ngeran juga (ay. 7), lalu keduanya bersama-sama (ay. 8-9),
kemudian dia menutup doa kepada Allah itu dengan permin-
taan supaya didengarkan (ay. 10).
Dalam perkara ini, tepatlah bila Daud dianggap sebagai pelambang
Kristus, yang bagi kerajaan dan kepentingan-Nya di antara anak-anak
manusialah jemaat di segala zaman mengucapkan selamat.
Permintaan Supaya Dijauhkan dari Dosa
(20:1-6)
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Kiranya TUHAN menjawab eng-
kau pada waktu kesesakan! Kiranya nama Allah Yakub membentengi engkau!
3 Kiranya dikirimkan-Nya bantuan kepadamu dari tempat kudus dan diso-
kong-Nya engkau dari Sion. 4 Kiranya diingat-Nya segala korban persembah-
anmu, dan disukai-Nya korban bakaranmu. S e l a 5 Kiranya diberikan-Nya
kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kau-
A
258
rancangkan. 6 Kami mau bersorak-sorai tentang kemenanganmu dan meng-
angkat panji-panji demi nama Allah kita; kiranya TUHAN memenuhi segala
permintaanmu.
Doa untuk Daud ini diberi judul mazmur Daud. Sangatlah masuk
akal bahwa Daud, yang diilhami oleh Allah itu, menyusun suatu pe-
tunjuk atau sebentuk doa untuk dipakai oleh jemaat dalam men-
doakannya dan mendoakan para pimpinan lain yang berada di bawah
perintahnya. Bukan itu saja, sangatlah pantas jika orang yang ingin
didoakan oleh kawan-kawannya memberi tahu mereka secara rinci
mengenai hal-hal yang dia ingin mereka mintakan kepada Allah bagi
dia. Perhatikanlah, bahkan orang-orang yang hebat dan saleh, dan
mereka yang tahu bagaimana harus berdoa bagi dirinya sendiri pun
tidak boleh menyepelekan, tetapi malah harus menginginkan doa
orang lain bagi mereka, sekalipun orang-orang itu memiliki keduduk-
an yang jauh di bawah mereka. Paulus sering meminta kawan-ka-
wannya supaya mendoakannya. Para hakim dan orang-orang yang
berkuasa pun harus menghargai dan mendorong rakyat untuk ber-
doa memintakan kekuatan bagi mereka (Za. 12:5, 10). Dengan cara
ini pula mereka meminta rakyat untuk berdoa supaya rakyat tahu
apa yang dapat mereka lakukan bagi para penguasa dan merasa ber-
kepentingan untuk terus mendoakan mereka.
Nah, perhatikanlah di sini,
I. Apa yang diajarkan kepada mereka untuk dimintakan kepada
Allah bagi sang raja.
1. Supaya Allah menjawab doa-doanya: Kiranya TUHAN menja-
wab engkau pada waktu kesesakan (ay. 2), dan kiranya
TUHAN memenuhi segala permintaanmu (ay. 6).
Perhatikanlah:
(1) Bahkan orang terhebat pun bisa berada dalam keadaan
yang genting. Daud juga banyak mengalami saat-saat yang
penuh kesusahan, kekecewaan dan tekanan, serta tindas-
an dan kebingungan. Mahkota di kepalanya dan kasih ka-
runia di dalam hatinya pun tidak mampu mengecualikan-
nya dari kesesakan.
(2) Bahkan orang yang terhebat pun harus banyak berdoa.
Meskipun Daud sangat sibuk dan sering bertempur, dia
tetap setia melakukan saat teduhnya. Sekalipun dia dike-
Kitab Mazmur 20:1-6
259
lilingi banyak nabi dan imam serta banyak orang saleh
lainnya yang dapat mendoakan dia, dia tidak lantas ber-
pikir bahwa dia tidak lagi harus berdoa bagi dirinya sendiri.
Janganlah ada yang mengharapkan berkat melalui doa-doa
jemaat atau para hamba Tuhan atau kawan-kawannya, se-
dangkan dia sendiri yang mampu berdoa malah tidak mau
berdoa. Doa-doa orang lain harus kita ingini bukan untuk
menggantikan, melainkan untuk melengkapi doa kita sen-
diri. Berbahagialah orang-orang yang memiliki pemimpin
yang suka berdoa, yang dapat mereka sahuti doa-doanya
dengan perkataan Amin.
2. Supaya Allah melindunginya dan memelihara nyawanya di te-
ngah-tengah marabahaya peperangan: Kiranya nama Allah
Yakub membentengi engkau, dan melepaskanmu dari cengke-
raman tangan musuh-musuhmu.
(1) Kiranya Allah melindungimu dengan pemeliharaan-Nya,
yaitu Allah yang sama yang memelihara Yakub di waktu
kesusahannya. Daud memiliki pria-pria perkasa yang da-
pat menjaganya, tetapi dia menyerahkan dirinya sendiri
dan orang-orangnya itu juga menyerahkan diri Daud, ke
dalam pemeliharaan Allah Yang Mahakuasa.
(2) Kiranya dengan anugerah-Nya Allah menjaga engkau tetap
tenang dari rasa takut terhadap si jahat. Nama TUHAN ada-
lah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari de-
ngan iman, dan ia menjadi selamat (Ams. 18:10). Semoga
Daud dimampukan untuk bernaung di dalam menara yang
kuat itu, seperti yang telah sering ia lakukan sebelumnya.
3. Supaya Allah memampukannya untuk meneruskan tugasnya
demi kebaikan orang banyak supaya, pada hari peperangan
itu, kiranya dikirimkan-Nya bantuan kepadanya dari tempat
kudus dan disokong-Nya dia dari Sion, bukan melalui pemeli-
haraan biasa, melainkan melalui tabut perjanjian dan perke-
nan istimewa yang Allah janjikan kepada Israel umat pilihan-
Nya. Supaya Allah menolongnya, sebagai tindakan nyata atas
janji-Nya dan sebagai jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan
di tempat kudus. Belas kasihan yang timbul dari tempat
kudus merupakan belas kasihan yang termanis. Kasih setia
seperti ini merupakan tanda kasih Allah yang istimewa, berkat
260
dari Allah, Allah kita sendiri. Kekuatan yang berasal dari Sion
merupakan kekuatan rohani, kekuatan bagi jiwa, bagi bagian
batiniah manusia. Dan kekuatan itulah yang harus paling kita
inginkan, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain di
tengah-tengah pelayanan dan penderitaan.
4. Supaya Allah menunjukkan perkenan-Nya yang besar ter-
hadap korban-korban persembahannya yang dia persembah-
kan dengan doa-doanya, sebelum dia memulai perjalanannya
yang berbahaya, sesuai dengan hartikel m yang berlaku pada
masa itu: Kiranya diingat-Nya segala korban persembahanmu,
dan disukai-Nya korban bakaranmu (ay. 4), atau dilumatkan-
Nya semuanya itu dengan api. Maksudnya, Kiranya Tuhan
memberimu kemenangan dan keberhasilan yang engkau min-
takan kepada-Nya melalui doa dan korban yang engkau per-
sembahkan, dan dengan begitu Ia membuktikan perkenan-Nya
atas korban bakaran itu sebagaimana yang biasa Ia lakukan,
yaitu dengan membakarnya dengan api dari langit. Beginilah
cara kita mengetahui bahwa Allah menerima pengorbanan
rohani kita, yaitu bila melalui Roh-Nya Dia menyalakan api
kudus kesalehan dan kasih ilahi di dalam jiwa kita dan mem-
buat hati kita berkobar-kobar.
5. Supaya Allah mengaruniakan keberhasilan yang diidam-idam-
kannya dalam segala usaha dan rancangan mulianya bagi ke-
sejahteraan orang banyak (ay. 5): Kiranya diberikan-Nya kepa-
damu apa yang kaukehendaki. Inilah yang dapat mereka doa-
kan dalam iman, sebab mereka tahu bahwa Daud yaitu
seorang yang dekat di hati Allah dan tidak akan menginginkan
hal apa pun selain yang menyenangkan hati-Nya. Orang-orang
yang giat memuliakan Allah dapat berharap bahwa kehendak
Allah akan memuaskan mereka, dengan cara apa pun juga:
dan orang-orang yang berjalan dalam rencana-Nya dapat me-
mastikan bahwa Dia akan membuat rencana mereka juga ter-
laksana. Apabila engkau merancangkan sesuatu, maka akan
tercapai maksudmu.
II. Sebesar apa keyakinan mereka mengenai jawaban damai sejah-
tera atas permintaan-permintaan yang mereka panjatkan bagi me-
reka dan bagi raja mereka yang baik itu (ay. 6): Kami mau ber-
sorak-sorai tentang kemenanganmu. Kami sebagai rakyat akan
Kitab Mazmur 20:1-6
261
bersorak-sorak sebab keselamatan dan kejayaan raja kami; atau
lebih tepat, Atas kemenangan yang daripada-Mu, ya Allah, atas
kuasa dan janji-Mu untuk menyelamatkan, kami mau bersuka-
cita. Itulah yang menjadi sandaran kami kini, dan dalam perkara
ini, kami akan memiliki kesempatan untuk bergirang dengan
amat sangat di dalamnya. Siapa yang matanya tetap tertuju ke-
pada keselamatan dari Tuhan, hatinya akan dipenuhi oleh suka-
cita keselamatan itu: Kami mau mengangkat panji-panji demi
nama Allah kita.
1. Kami akan mengobarkan perang dalam nama-Nya. Kami akan
mengalami bahwa perkara kami itu baik dan benar adanya,
dan kami menjunjung kemuliaan-Nya sebagai tujuan utama
dari setiap pertempuran kami. Kami akan meminta hikmat
dari mulut-Nya dan membawa-Nya beserta kami. Kami akan
mengikuti petunjuk-Nya, memohon pertolongan-Nya dan ber-
gantung pada pertolongan itu, serta menyerahkan perkara
kami kepada-Nya. Daud maju melawan Goliat dengan meng-
usung nama Tuhan semesta alam (1Sam. 17:45).
2. Kami akan merayakan kemenangan demi kemenangan di da-
lam nama-Nya. Saat kami mengangkat panji-panji kemenang-
an dan menjunjung piala kami, semuanya itu akan kami laku-
kan di dalam nama Allah kami. Bagi Dialah segala kemuliaan
dari keberhasilan kami, dan apa pun tidak akan mendapat
bagian dalam kehormatan yang hanya layak diberikan kepada-
Nya.
Saat menyanyikan mazmur ini, kita wajib memanjatkan keinginan
baik kepada Allah agar Ia mengaruniakan kebaikan dan kemakmuran
kepada pemerintah kita. Akan tetapi, kita dapat melihat ayat-ayat ini
lebih jauh lagi dari itu. Doa-doa bagi Daud ini merupakan nubuat
mengenai Kristus Anak Daud, dan di dalam Dialah doa-doa itu
benar-benar terjawab dengan berlimpah. Dia menjalankan pekerjaan
penebusan bagi kita dan bertempur melawan kuasa kegelapan. Pada
saat kesusahan itu tiba, saat jiwa-Nya benar-benar merana, Allah
mendengar Dia, mendengarkan Dia akan apa yang ditakuti-Nya (Ibr.
5:7), bagi-Nya dikirimkan pertolongan dari tempat kudus. Seorang
malaikat dikirimkan dari sorga untuk menguatkan-Nya. Allah meng-
akui persembahan Kristus saat Dia menjadikan nyawa-Nya sebagai
korban penebusan dosa, menerima korban bakaran-Nya itu dan
262
menghanguskannya dengan api. Api yang seharusnya membakar
para pendosa itu justru melumat habis korban bakaran, dan Allah
berkenan sebab nya. Allah pun mengabulkan keinginan hati-Nya,
membuat-Nya dapat menyaksikan hasil pekerjaan jiwa-Nya dan men-
jadikan-Nya puas, memberi kejayaan ke dalam genggaman tangan-
Nya dan memenuhi segala permintaan-Nya bagi diri-Nya sendiri dan
bagi kita. Sebab, Bapa selalu mendengar-Nya dan doa syafaat-Nya itu
selalu manjur.
Doa Rakyat Jelata bagi yang Berkuasa
(20:7-10)
7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang
yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan ke-
menangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. 8 Orang ini meme-
gahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam
nama TUHAN, Allah kita. 9 Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun ber-
diri dan tetap tegak. 10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Ja-
wablah kiranya kami pada waktu kami berseru!
Di sini kita bisa mendapati,
I. Daud yang suci itu bersorak girang atas apa yang diperolehnya
melalui doa-doa orang-orangnya yang saleh (ay. 7): Sekarang aku
(yang menuliskan mazmur ini) tahu bahwa TUHAN memberi
kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya, sebab Dia telah
menggerakkan hati keturunan Yakub untuk berdoa bagi orang
itu. Perhatikanlah, saat Allah mencurahkan roh pendoa ke atas
seorang penguasa dan kaumnya, hal itu merupakan suatu berkat
dan awal yang membahagiakan. Jika Dia mendapati kita sedang
mencari-Nya, maka Dia akan dapat kita temukan. Jika Ia mem-
buat kita untuk berharap kepada firman-Nya, maka Dia sendiri
akan menepati janji-Nya kepada kita. Nah, saat begitu banyak
orang yang mempunyai bagian di dalam sorga kini sedang berdoa
baginya, Daud pun tidak merasa ragu lagi bahwa Allah akan men-
dengarnya dan memberinya jawaban doa yang membawa damai
sejahtera, yaitu jawaban doa yang,
1. Berasal dari atas: Dia akan menjawabnya dari sorga-Nya yang
kudus, yang dilambangkan oleh tempat kudus (Ibr. 9:23), dari
takhta yang telah Ia siapkan di sorga, yang dilambangkan oleh
tutup pendamaian.
Kitab Mazmur 20:7-10
263
2. Menyebarkan pengaruhnya di bawah sini: Dia akan menjawab-
nya dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan ka-
nan-Nya. Dia akan memberikan jawaban yang sungguh-sung-
guh nyata atas semua doanya dan doa yang dipanjatkan oleh
sahabat-sahabatnya bagi dia, bukan melalui surat atau per-
kataan yang keluar dari mulut, tetapi bahkan lebih baik dari
itu, yaitu dengan tangan kanan-Nya, dengan kekuatan tangan
kanan-Nya yang menyelamatkan. Dia akan menunjukkan bah-
wa Dia menjawab doanya dengan segala perbuatan yang Ia
lakukan baginya.
II. Rakyat di bawah pimpinan Daud bersukacita sebab Allah dan
hubungan mereka dengan-Nya. Mereka bergirang atas pewahyuan
diri-Nya kepada mereka. Dengan pewahyuan ini mereka membe-
dakan diri mereka dengan orang lain yang hidup di dunia ini tan-
pa Allah.
1. Lihatlah perbedaan dalam hal keyakinan antara orang-orang
duniawi dan orang-orang yang saleh (ay. 8). Anak-anak dunia
ini mempercayai perkara-perkara semu dan mengira bahwa
mereka akan baik-baik saja jika semua itu berjalan dengan
lancar. Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegah-
kan kuda, dan semakin banyak kereta kuda yang mereka bawa
di dalam pertempuran, semakin yakin pulalah mereka akan
kemenangan mereka. Mungkin saja di sini pandangan Daud
tertuju kepada bangsa Siria yang pasukannya terdiri atas ba-
nyak kereta dan pasukan berkuda, sebagaimana yang kita
dapati dalam sejarah kemenangan Daud atas mereka (2Sam.
8:4; 10:18). Akan tetapi, ujar bangsa Israel, kami tidak me-
miliki kereta dan kuda yang dapat kami andalkan, dan tidak
juga kami menginginkan semuanya itu. Seandainya pun kami
memiliki semua itu, kami tidak akan menaruh pengharapan
keberhasilan kami kepada benda-benda tersebut. Tetapi kami
akan ingat, dan bergantung pada nama TUHAN, Allah kami,
sebab Dialah Tuhan Allah kami dan kami kenal nama-Nya,
yaitu melalui segala sesuatu yang Dia pakai untuk membuat
diri-Nya dikenal. Inilah yang akan kami ingat, dan ingatan
akan semua itu menguatkan hati kami. Perhatikanlah, orang-
orang yang selalu memuji Allah dan nama-Nya juga dapat
mengandalkan Allah dan nama-Nya itu.
264
2. Lihatlah perbedaan di dalam pokok keyakinan mereka itu, dan
melaluinya kita akan menilai hikmat dalam menjatuhkan pi-
lihan. Pada akhirnya, kebenaran akan menampakkan rupa-
nya. Lihatlah siapa yang akan menjadi malu sebab apa yang
dia yakini sebelumnya dan siapa yang tidak (ay. 9). Orang-
orang yang memegahkan kereta dan kuda akan rebah dan
jatuh, dan kereta serta kuda mereka itu tidak mampu menye-
lamatkan mereka, malahan semakin membenamkan mereka
dan membuat mereka menjadi mangsa empuk bagi sang pe-
nakluk (2Sam. 8:4). Akan tetapi kita yang bermegah dalam
nama Tuhan Allah bukan saja akan tetap tegak dan tidak
goyah, tetapi juga bangkit dan menguasai serta menghabisi
musuh. Perhatikanlah, percaya akan Allah dan nama-Nya de-
ngan taat dan penuh iman merupakan cara yang paling aman
untuk mendapatkan keberhasilan dan tetap jaya, untuk bang-
kit dan tetap tegak. Dan hal ini akan menyokong kita pada
saat keyakinan akan benda-benda lain mengecewakan orang-
orang yang mengandalkannya.
III. Mereka menutup doa bagi sang raja itu dengan kata Hosana, Ya
TUHAN, berilah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami
pada waktu kami berseru! (ay. 10). Saat kita membacanya, ayat
ini bisa ditafsirkan sebagai doa untuk meminta Allah supaya tidak
hanya memberkati sang raja, Ya Tuhan, berilah dia keberhasil-
an, tetapi juga supaya Allah menjadikan dia sebagai berkat bagi
mereka, Kiranya raja mendengar kami saat kami memintakan ke-
adilan dan belas kasihan kepadanya. Orang-orang yang meng-
hendaki kebaikan para penguasa harus mendoakan mereka de-
ngan cara seperti itu, sebab mereka, sebagaimana juga makhluk
ciptaan lainnya, akan memperlakukan kita sebagaimana Allah
menghendakinya, tidak lebih dari itu. Atau, ayat ini juga bisa saja
merujuk kepada Mesias, Sang Raja itu, Raja di atas segala raja
itu. Kiranya Dia mendengar kami pada saat kami berseru. Kiranya
Dia menghampiri kami seperti yang telah Ia janjikan, pada waktu
yang telah ditetapkan. Kiranya Dia, sebagai Tuan yang agung atas
segala permohonan, menerima semua permintaan kita dan me-
nyampaikannya kepada Bapa. Tetapi banyak penafsir mengarti-
kan ayat ini dengan cara yang lain lagi, yaitu dengan mengubah
jedanya menjadi, Tuhan, selamatkanlah raja, dan dengarlah kami
Kitab Mazmur 20:7-10
265
saat kami berseru. Jadi, begitulah rangkuman dari seluruh maz-
mur tersebut, yang dikutip oleh liturgi di Inggris, Ya TUHAN, sela-
matkanlah raja, berbelas kasihanlah mendengarkan kami pada
waktu kami berseru!
Saat menyanyikan ayat-ayat ini kita harus menyemangati diri kita
untuk percaya kepada Allah. Doronglah diri kita untuk berdoa sepe-
nuh hati, sebab kita terikat kewajiban untuk mendoakan orang-orang
yang memerintah atas kita, supaya di bawah pemerintahan mereka
kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan tenang dan damai
dalam segala kesalehan dan kejujuran.
PASAL 2 1
ika mazmur sebelumnya merupakan doa bagi sang raja agar Allah
melindungi dan membuatnya makmur, maka mazmur ini merupa-
kan ucapan syartikel r atas keberhasilan yang telah dikaruniakan Allah
kepadanya. Kita harus mengucapkan syartikel r atas orang-orang yang
sudah kita doakan, dan terutama atas para raja, yang kemakmuran-
nya turut kita nikmati. Di sini rakyat banyak diajar,
I. Untuk mengucapkan selamat kepada raja atas kemenangan-
kemenangannya, dan atas kehormatan yang telah diraihnya
(ay. 2-7).
II. Untuk mengandalkan kuasa Allah dalam menghancurlebur-
kan seteru-seteru kerajaannya (ay. 8-14).
Dalam hal ini, ada pandangan yang tertuju pada Mesias Sang
Raja, dan pada kemuliaan kerajaan-Nya. sebab , berbagai perikop
dalam mazmur ini lebih tertuju kepada Dia daripada kepada Daud
sendiri.
Ucapan Syartikel r Rakyat
(21:1-7)
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 TUHAN, sebab kuasa-Mulah
raja bersukacita; betapa besar kegirangannya sebab kemenangan yang dari
pada-Mu! 3 Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepa-
danya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak. S e l a 4 Sebab Engkau me-
nyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas
tua di atas kepalanya. 5 Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberi-
kannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-
lamanya. 6 Besar kemuliaannya sebab kemenangan yang dari pada-Mu; ke-
agungan dan semarak telah Kaukaruniakan kepadanya. 7 Ya, Engkau mem-
buat dia menjadi berkat untuk seterusnya; Engkau memenuhi dia dengan
sukacita di hadapan-Mu.
J
268
Daud di sini pertama-tama berbicara untuk dirinya sendiri, dengan
mengakui bahwa sukacitanya yaitu di dalam kekuatan dan kesela-
matan yang datang dari Allah, dan bukan di dalam kekuatan atau ke-
berhasilan pasukan-pasukannya. Ia juga mengajak rakyatnya untuk
bersukacita bersamanya, dan memberikan kepada Allah segala ke-
muliaan atas kemenangan-kemenangan yang telah diraihnya. Dan
semua ini mempunyai pandangan yang tertuju pada Kristus, yang ke-
menangan-Nya atas kuasa-kuasa kegelapan membuat kemenangan-
kemenangan Daud di sini hanya sekadar bayangan.
1. Di sini rakyat mengucapkan selamat kepada sang raja atas segala
sukacita yang dirasakannya, dan mereka turut bergembira ber-
sama dia (ay. 2): Raja bersukacita, dia bersukacita dalam kekuat-
an-Mu, dan demikian pula dengan kami. Segala sesuatu yang
berkenan bagi raja juga berkenan bagi kami (2Sam. 3:36). Berba-
hagialah rakyat jika raja mereka selalu menjadikan kekuatan
Allah sebagai keyakinannya, dan keselamatan dari Allah sebagai
sukacitanya, yang merasa senang dengan segala kemajuan dalam
Kerajaan Allah, dan yang percaya kepada Allah untuk mendu-
kungnya dalam segala perbuatannya untuk melayani kerajaan-
Nya itu. Yesus Tuhan kita, dalam melaksanakan tugas-Nya yang
agung, mengandalkan pertolongan dari sorga, dan menyenangkan
diri-Nya dengan pengharapan akan keselamatan besar yang harus
dikerjakan-Nya.
2. Mereka memberikan kepada Allah segala pujian atas hal-hal yang
menjadikan raja mereka bersukacita.
(1) Bahwa Allah telah mendengarkan doa-doanya (ay. 3): Apa
yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepada-
nya (dan tidak ada doa yang diterima kecuali apa yang menjadi
keinginan hati), hal-hal yang persis mereka mohonkan kepada
Allah untuknya (20:5). Perhatikanlah, jawaban-jawaban Allah
yang penuh rahmat terhadap doa-doa memang, secara khu-
sus, membutuhkan tanggapan puji-pujian yang rendah hati
dari pihak kita. saat Allah memberikan kepada Kristus bang-
sa-bangsa sebagai milik pusaka-Nya, membuat-Nya dapat me-
lihat keturunan-Nya, dan menerima doa kepengantaraan-Nya
bagi semua orang percaya, Dia memberikan kepada-Nya ke-
inginan hati-Nya.
Kitab Mazmur 21:1-7
269
(2) Bahwa Allah telah mengejutkannya dengan berbagai kebaikan,
dan bahkan jauh melampaui apa yang diharapkannya (ay. 4):
Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah (KJV: Engkau
menyambut dia dengan berkat kebaikan pen.). Semua berkat
yang kita terima yaitu berkat-berkat kebaikan, dan diberikan
bukan sebab jasa kita sama sekali melainkan murni dan
semata-mata sebab kebaikan Allah. Namun, sang pemazmur
di sini memandangnya secara khusus, dengan mengakui bah-
wa berkat-berkat ini telah diberikan bahkan sebelum dia sen-
diri memintanya. Hal ini mengartikel hkan pandangannya, mem-
besarkan jiwanya, dan membuat semakin menyayangi Allah-
nya, sebagaimana yang bisa kita katakan. saat berkat-berkat
Allah datang lebih awal dan terbukti lebih berlimpah daripada
yang kita bayangkan, saat berkat-berkat itu sudah diberikan
sebelum kita mendoakannya, sebelum kita siap menerimanya,
bahkan, saat kita takut akan hal yang sebaliknya, maka bisa
dikatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Dia sungguh ber-
jalan mendahului kita dengan berkat-berkat-Nya itu. Sungguh,
tidak ada apa pun yang pernah mendahului Kristus. Dan bagi
umat manusia, tidak pernah ada kebaikan yang begitu luar
biasanya yang telah diberikan jauh sebelum umat manusia
memintanya selain daripada penebusan kita oleh Kristus dan
segala buah penuh berkat yang kita terima melalui kepengan-
taraan-Nya.
(3) Bahwa Allah telah menjadikan Daud sungguh sangat terhor-
mat dan sangat berkuasa: Engkau menaruh mahkota dari
emas tua di atas kepalanya dan menjaganya tetap di sana, ke-
tika seteru-seterunya berusaha menggulingkannya. Perhati-
kanlah, mahkota-mahkota ada di tangan Allah. Tidak satu pun
kepala yang memakainya jika Allah tidak menempatkan-Nya di
sana. Entah dalam penghakiman terhadap negeri-Nya ataupun
sebab belas kasihan-Nya, hal itu akan terlihat nanti. Pada ke-
pala Kristus, Allah tidak pernah memakaikan mahkota emas,
melainkan pertama-tama mahkota duri, dan baru sesudah itu
mahkota kemuliaan.
(4) Bahwa Allah telah meyakinkan dia akan keberlangsungan ke-
rajaannya, dan dalam hal itu Dia telah berbuat kepadanya me-
lebihi apa yang mampu diminta atau dipikirkannya (ay. 5):
saat ia pergi mengadakan perjalanan yang berbahaya, hidup
270
dimintanya dari pada-Mu, yang kemudian di tempatkan-Nya ke
dalam tangannya, dan Engkau tidak hanya memberikannya
kepadanya, tetapi juga bersama itu memberinya umur panjang
untuk seterusnya dan selama-lamanya, tidak hanya meman-
jangkan umurnya jauh melampaui pengharapannya, tetapi
juga benar-benar memberi jaminan kehidupan kekal yang pe-
nuh berkat di masa mendatang dan jaminan keberlangsungan
kerajaannya dalam diri Mesias yang akan muncul dari ketu-
runannya. Lihatlah bagaimana Allah sering kali mengabulkan
permohonan-permohonan kita melebihi apa yang kita minta
dan kita harapkan, dan simpulkanlah dari sini betapa kayanya
Dia dalam melimpahkan belas kasihan kepada orang-orang
yang berseru kepada-Nya. Lihatlah juga dan bersukacitalah
dalam panjangnya hari-hari di dalam Kerajaan Kristus. Dahu-
lu Dia telah mati, sungguh, supaya kita boleh hidup melalui
Dia. Namun kini Dia hidup, hidup untuk selama-lamanya, dan
besar pemerintahan-Nya, dan damai sejahtera tidak akan ber-
kesudahan. Dan sebab Dia hidup seperti itu, kita juga akan
hidup demikian.
(5) Bahwa Allah telah mengangkat dia pada kehormatan dan mar-
tabat yang paling tinggi (ay. 6): Besar kemuliaannya, jauh me-
lampaui kemuliaan raja-raja di sekitarnya, dalam keselamatan
yang telah Engkau kerjakan baginya dan olehnya. Kemuliaan
yang paling didamba-dambakan oleh setiap orang baik yaitu
melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. Keagungan dan
semarak telah Kaukaruniakan kepadanya, sebagai beban yang
harus dipikulnya, sebagai tugas yang harus dipertanggungja-
wabkannya. Yesus Kristus menerima kehormatan dan kemulia-
an dari Allah Bapa (2Ptr. 1:17), kemuliaan yang telah dimiliki-
Nya di hadirat Bapa sebelum dunia ada (Yoh. 17:5). Kepada-
Nya ditugaskan pemerintahan atas seluruh alam semesta, dan
kepada-Nya diberikan segala kuasa baik di sorga maupun di
bumi.
(6) Bahwa Allah telah memuaskan hatinya dengan menjadikannya
saluran segala kebahagiaan bagi umat manusia (ay. 7): Eng-
kau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya, Engkau
menjadikan dia sebagai berkat bagi seluruh dunia, di dalam
dia seluruh kaum di muka bumi telah dan akan diberkati. Dan
dengan demikian Engkau telah membuat dia luar biasa ber-
Kitab Mazmur 21:8-14
271
sukacita dengan perkenan-Mu atas pekerjaannya, dan hadirat-
Mu selama dia dalam melaksanakan tugas itu. Lihatlah di sini
bagaimana roh nubuat secara bertahap menanjak untuk se-
cara khusus merujuk kepada Kristus, sebab tidak ada yang
lain selain Dia yang diberkati untuk selama-lamanya, apalagi
yang menjadi berkat sampai selama-lamanya dan yang menda-
patkan keutamaan seperti yang ditunjukkan dalam pernyata-
an itu. Dan tentang Dia dikatakan bahwa Allah memenuhi Dia
dengan sukacita di hadapan-Nya.
Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus bergirang di dalam
sukacita-Nya dan bersorak di dalam kemuliaan-Nya.
Harapan Rakyat
(21:8-14)
8 Sebab raja percaya kepada TUHAN, dan sebab kasih setia Yang Mahatinggi
ia tidak goyang. 9 Tangan-Mu akan menjangkau semua musuh-Mu; tangan
kanan-Mu akan menjangkau orang-orang yang membenci Engkau. 10 Engkau
akan membuat mereka seperti perapian yang menyala-nyala, pada waktu
Engkau menampakkan Diri, ya TUHAN. Murka TUHAN akan menelan mere-
ka, dan api akan memakan mereka. 11 Keturunan mereka akan Kaubinasa-
kan dari muka bumi, dan anak cucu mereka dari antara anak-anak manusia.
12 Apabila mereka hendak mendatangkan malapetaka atasmu, merancangkan
tipu muslihat, mereka tidak berdaya. 13 Ya, Engkau akan membuat mereka
melarikan diri, dengan tali busur-Mu Engkau membidik muka mereka. 14
Bangkitlah, ya TUHAN, di dalam kuasa-Mu! Kami mau menyanyikan dan me-
mazmurkan keperkasaan-Mu.
Sang pemazmur, setelah mengajar rakyatnya untuk melihat ke bela-
kang dengan sukacita dan puji-pujian atas apa yang telah diperbuat
Allah baginya dan bagi mereka, di sini mengajar mereka untuk meli-
hat ke depan dengan iman, pengharapan, dan doa atas apa yang
akan diperbuat Allah lebih jauh lagi bagi mereka: Raja bersukacita di
dalam Allah (ay. 2), dan sebab itu kami akan bersyartikel r. Raja per-
caya kepada TUHAN (ay. 8), dan sebab itu kami akan dikuatkan.
Sukacita dan keyakinan dari Kristus Raja kita merupakan dasar dari
segala sukacita dan keyakinan kita.
I. Mereka yakin akan kartikel hnya kerajaan Daud. sebab kasih setia
Yang Mahatinggi, dan bukan sebab jasa atau kekuatannya sen-
diri, ia tidak goyang. Negerinya yang makmur tidak akan digang-
gu. Iman dan pengharapannya kepada Allah, yang merupakan ke-
272
kuatan bagi rohnya, tidak akan digoncangkan. Kasih setia Yang
Mahatinggi (kebaikan, kuasa, dan kekuasaan ilahi) cartikel p untuk
menjamin kebahagiaan kita, dan sebab itu kepercayaan kita
akan kasih setia-Nya itu haruslah cartikel p untuk membungkam se-
mua ketakutan kita. Dengan adanya Allah di sebelah kanan
Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya (16:8), dan dengan
keberadaan Kristus di sebelah kanan Allah dalam kemuliaan-Nya,
kita boleh yakin bahwa Dia tidak akan, dan tidak dapat, digoyang-
kan, melainkan akan tetap sampai selama-lamanya.
II. Mereka yakin akan kehancuran semua seteru kerajaan Daud yang
tidak mau bertobat dan berkepala batu. Keberhasilan yang dika-
runiakan Allah kepada pasukan Daud sampai saat ini merupakan
pertanda akan keberhasilan-keberhasilan lain yang akan diberi-
kan Allah kepadanya atas semua seterunya. Dan ini merupakan
pelambang dari penaklukan menyeluruh terhadap semua seteru
Kristus yang tidak menginginkan Dia berkuasa atas mereka.
Perhatikanlah:
1. Gambaran mengenai seteru-seteru Daud. Mereka yaitu
orang-orang yang membencinya (ay. 9). Mereka membencinya,
sebab Allah telah mengkhususkan dia bagi diri-Nya. Mereka
membenci Kristus sebab mereka membenci terang. Dan ke-
duanya dibenci tanpa alasan yang benar, dan dalam diri ke-
duanya Allah dibenci (Yoh. 15:23, 25).
2. Rancangan-rancangan para seteru Daud (ay. 12): Mereka hen-
dak mendatangkan malapetaka atasmu, dan merancangkan
tipu muslihat. Mereka berpura-pura bertempur melawan Daud
saja, padahal permusuhan mereka sebenarnya melawan Allah
sendiri. Orang-orang yang berusaha menurunkan Daud dari
takhta kerajaannya benar-benar telah berusaha menurunkan
Yehovah dari ke-Allahan-Nya. Apa yang direncanakan dan di-
rancang melawan agama, dan melawan alat-alat yang dibang-
kitkan Allah untuk mendartikel ng dan memajukannya, yaitu
sangat jahat dan keji, dan Allah memandangnya sebagai ren-
cana serta rancangan melawan diri-Nya sendiri, dan Dia akan
bertindak.
3. Kekecewaan mereka: Mereka merancang apa yang tidak ber-
daya mereka lakukan (ay. 12). Kebencian mereka tidak punya
Kitab Mazmur 21:8-14
273
daya apa-apa, dan mereka mereka-reka perkara yang sia-sia
(2:1).
4. Pengungkapan diri mereka (ay. 9): Tangan-Mu akan menjang-
kau mereka. Meskipun mereka dengan begitu lihai menyamar
dan mengaku sebagai teman, meskipun mereka bercampur
baur dengan rakyat yang setia dari kerajaan ini, dan hampir
tidak dapat dibedakan dari mereka, meskipun mereka meng-
hindar dari keadilan dan melarikan diri ke tempat-tempat per-
sembunyian, tetap saja tangan-Mu akan menjangkau mereka
di mana pun mereka berada. Kita tidak bisa menghindar dari
mata Allah yang penuh pembalasan, atau lolos dari jangkauan
tangan-Nya. Gunung batu tidak akan dapat menjadi tempat
perlindungan kita yang lebih baik pada akhirnya daripada
daun ara pada mulanya.
5. Kehancuran mereka. Mereka akan hancur lebur (Luk. 19:27).
Mereka akan tertelan dan termakan (ay. 10). Neraka, ganjaran
bagi semua seteru Kristus, merupakan kesengsaraan yang se-
penuhnya bagi tubuh dan jiwa. Keturunan mereka akan Kau-
binasakan (ay. 11). Musuh-musuh Kerajaan Allah, di segala
zaman, akan jatuh ke dalam nasib yang sama, dan seluruh
angkatan mereka pada akhirnya akan dibasmi, dan semua pe-
merintahan, kekuasaan, serta kekuatan yang menentang akan
diruntuhkan. Panah-panah murka Allah akan membuat mere-
ka panik dan melarikan diri, sebab panah-panah itu dibidik-
kan ke muka mereka (ay. 13). Itulah yang akan menjadi nasib
musuh-musuh yang berani menentang Allah. Api murka Allah
akan menghanguskan mereka (ay. 10). Mereka tidak hanya
akan dicampakkan ke dalam dapur api (Mat. 13:42), tetapi Dia
juga akan membuat diri mereka sendiri sebagai tempat perapi-
an. Mereka akan menjadi penyiksa-penyiksa bagi diri mereka
sendiri, cerminan dan kengerian hati nurani mereka sendiri
akan menjadi neraka bagi mereka. Orang-orang yang sebelum-
nya mungkin saja telah memilih Kristus untuk memerintah
dan menyelamatkan mereka, namun kemudian menolak-Nya
dan berperang melawan-Nya, akan mendapati bahwa bahkan
kenangan akan hal itu sudah cartikel p untuk membuat mereka
menjadi tempat perapian bagi diri mereka sendiri sampai sela-
ma-lamanya. Semuanya menjadi ulat-ulat bangkai yang tidak
pernah mati.
274
III. Dengan yakin pula mereka memohon kepada Allah agar Dia ma-
sih akan menunjukkan diri-Nya kepada orang yang diurapi-Nya
(ay. 14), bahwa Dia akan bertindak baginya dengan kekuatan-Nya
sendiri, melalui campur tangan langsung kuasa-Nya sebagai
Tuhan semesta alam dan Bapa dari segala roh, dengan hanya se-
dikit menggunakan alat dan sarana. Dan,
1. Dengan berbuat demikian Dia akan meninggikan diri-Nya dan
memuliakan nama-Nya sendiri. Kekuatan kami tidaklah sebe-
rapa, dan kami tidak begitu giat bekerja bagi-Mu seperti seha-
rusnya, dan kami malu sebab nya. Tuhan, ambillah pekerjaan
ini ke dalam tangan-Mu sendiri, lakukanlah itu, tanpa kami,
maka itu akan menjadi kemuliaan bagi-Mu.
2. Dalam hal ini mereka akan meninggikan Dia: Kami mau me-
nyanyikan dan memazmurkan keperkasaan-Mu, dengan sorak
kemenangan yang lebih keras. Semakin sedikit Allah menda-
patkan pelayanan dari kita saat pembebasan sedang dikerja-
kan, semakin banyak Dia harus mendapatkan puji-pujian dari
kita apabila pembebasan itu dikerjakan tanpa kita.
PASAL 22
oh Kristus, yang ada di dalam diri para nabi, memberikan kesak-
sian dalam mazmur ini, dengan sejelas-jelasnya dan sepenuh-
penuhnya seperti dalam bacaan-bacaan lain mana saja di seluruh
Perjanjian Lama, tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu
(1Ptr. 1:11). Tentang Dialah, tidak diragukan lagi, Daud di sini berbi-
cara, dan bukan tentang dirinya sendiri, atau tentang siapa pun juga.
Dengan jelas mazmur ini banyak menyinggung mengenai Kristus
dalam Perjanjian Baru, bahkan, seluruhnya bisa diterapkan kepada-
Nya, dan sebagiannya harus dimengerti sebagai berbicara tentang Dia
saja. Pemeliharaan-pemeliharaan Allah terhadap Daud sungguh luar
biasa, sehingga tidak heran kalau beberapa orang bijak dan baik
yang tidak bisa tidak pasti memandang Daud sebagai bayangan dari
Dia yang akan datang. Biarpun begitu, tampaknya karangan mazmur
ini khususnya sangat memberikan kepuasan berlimpah bagi Daud
sendiri, sebab di dalamnya dia sendiri menemukan dirinya digerak-
kan oleh roh nubuat secara menakjubkan jauh melampaui pemikiran
dan maksud hatinya sendiri sampai ia menyadari dirinya bukan
hanya sebagai bapa Sang Mesias, tetapi juga banyangan bagi Dia.
Dalam mazmur ini ia berbicara,
I. Tentang kehinaan Kristus (ay. 2-21), di mana Daud, sebagai
pelambangan Kristus, mengeluhkan keadaan yang sangat
berbahaya yang sedang dihadapinya oleh sebab banyak
alasan.
1. Ia mengeluh, dan memadukan keluhan-keluhannya de-
ngan penghiburan-penghiburan. Ia mengeluh (ay. 2-3),
namun juga menghibur dirinya (ay. 4-6), lalu mengeluh
lagi (ay. 7-9), namun menghibur dirinya lagi (ay. 10-11).
R
276
2. Ia mengeluh, dan memadukan keluhan-keluhannya de-
ngan doa-doa. Ia mengeluhkan kekuatan dan amukan
musuh-musuhnya (ay. 13-14, 17, 19), kelemahan dan
kehancuran tubuhnya sendiri (ay. 15-16, 18). Namun
demikian, ia berdoa supaya Allah tidak menjauh darinya
(ay. 12, 20), supaya Dia menyelamatkan dan meluput-
kannya (ay. 20-22).
II. Tentang kemuliaan Kristus, bahwa tugas yang dijalankan-
Nya diperuntukkan bagi kemuliaan Allah (ay. 23-26), bagi
keselamatan dan sukacita umat-Nya (ay. 27-30), dan bagi
kelangsungan kerajaan-Nya sendiri (ay. 31-32).
Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus tetap memusatkan
pikiran-pikiran kita kepada Kristus, dan membiarkan hati kita teng-
gelam dalam penderitaan-penderitaan-Nya sampai kita mengalami
persekutuan dengan penderitaan-penderitaan-Nya itu. Serta juga,
membiarkan hati kita diliputi dengan anugerah-Nya sampai kita
mengalami kuasa dan dampaknya.
Keluhan-keluhan yang Menyedihkan
(22:1-11)
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. 2
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi
Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. 3 Allahku, aku berseru-seru
pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam,
tetapi tidak juga aku tenang. 4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang ber-
semayam di atas puji-pujian orang Israel. 5 Kepada-Mu nenek moyang kami
percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. 6 Kepada-Mu me-
reka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan
mereka tidak mendapat malu. 7 Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela
bagi manusia, dihina oleh orang banyak. 8 Semua yang melihat aku meng-
olok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: 9 Ia
menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang
melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya? 10 Ya, Engkau yang
mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada
dada ibartikel . 11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kan-
dungan ibartikel Engkaulah Allahku.
Sebagian orang berpikir bahwa mereka menemukan Kristus pada
ayat 1 dalam mazmur ini, yaitu pada perkataan Aijeleth Shahar
Rusa di kala fajar. Kristus itu bagaikan rusa yang gesit di atas gu-
nung-gunung tanaman rempah-rempah (Kid. 8:14), seperti rusa yang
Kitab Mazmur 22:1-11
277
manis, kijang yang jelita, bagi semua orang percaya (Ams. 5:19). Ia
melahirkan anak-anak indah seperti Naftali, yang diibaratkan sebagai
rusa betina yang terlepas (Kej. 49:21). Ia yaitu rusa di kala fajar,
yang ditetapkan oleh hikmat Allah sejak dari kekekalan untuk diin-
jak-injak oleh anjing-anjing yang mengerumuni-Nya (ay. 17). Namun,
sebagian orang juga berpendapat bahwa perkataan itu hanya menun-
jukkan nada yang digunakan dalam menyanyikan mazmur ini. Dalam
ayat-ayat ini diceritakan tentang,
I. Keluhan sedih mengenai pengunduran diri Allah (ay. 2-3),
1. Keluhan ini dapat diterapkan kepada Daud, atau kepada anak
Tuhan yang mana saja, yang telah kehilangan tanda-tanda
perkenan-Nya, yang ditindas oleh beban ketidakberkenanan-
Nya, yang meraung-raung di bawah beban itu, seperti orang
yang kehabisan daya oleh dukacita dan kengerian, yang ber-
seru-seru dengan sungguh-sungguh untuk dibebaskan. Dan
semuanya ini membuat ia menyangka dirinya telah ditinggal-
kan oleh Allah, tanpa ditolong, tanpa didengar, namun ia ber-
seru-seru kepada-Nya, terus-menerus, Allah-ku, dan tanpa
henti berseru siang dan malam kepada-Nya, sungguh-sungguh
menginginkan Dia kembali dengan belas kasih-Nya.
Perhatikanlah:
(1) Perasaan ditinggalkan secara rohani merupakan penderita-
an yang paling pedih bagi orang-orang kudus. saat bukti-
bukti perkenan Allah terhadap mereka tertutup awan,
penghiburan-penghiburan ilahi ditangguhkan, persekutuan
mereka dengan Allah terganggu, dan kengerian-kengerian
akan Allah silih berganti diperhadapkan melawan mereka,
betapa sedihnya roh mereka, dan betapa tidak berdayanya
semua penghiburan yang diberikan kepada mereka!
(2) Bahkan keluhan mereka mengenai beban-beban ini meru-
pakan suatu pertanda baik akan kehidupan rohani dan ke-
pekaan-kepekaan rohani yang sedang dilatih. Jika kita ber-
seru, Allahku, mengapa aku sakit? Mengapa aku miskin?
maka orang bisa curiga bahwa kita tidak puas hati dan
bersikap duniawi. Namun, seruan Mengapa Engkau me-
ninggalkan aku? merupakan bahasa dari sebuah hati yang
mengikatkan kebahagiaannya kepada perkenan Allah.
278
(3) saat kita meratapi mundurnya Allah dari kita, kita tetap
harus memanggil-Nya Allah kita, dan terus berseru kepada-
Nya sebagai milik kita. saat kita kehilangan iman yang
memberikan kepastian, kita harus hidup dengan iman yang
menunjukkan kesetiaan. Bagaimanapun keadaannya,
Allah itu baik, dan Dia tetap milikku. Meskipun Ia hendak
membunuh aku, aku tetap percaya kepada-Nya. Meskipun
Dia tidak menjawabku dengan segera, aku akan terus ber-
doa dan menunggu. Meskipun Dia diam, aku tidak akan
berdiam diri.
2. Namun, keluhan ini haruslah diterapkan kepada Kristus: kare-
na, dalam perkataan pertama dari keluhan ini, Dia mencurah-
kan isi jiwa-Nya di hadapan Allah saat Dia tergantung di
kayu salib (Mat. 27:46). Mungkin Dia melanjutkan kata-kata
berikutnya, dan, menurut sebagian orang, mengulangi keselu-
ruhan mazmur ini, kalaupun tidak mengucapkannya (sebab
orang-orang di sekitar-Nya mencari-cari kesalahan pada per-
kataan yang pertama), setidaknya mengulanginya di dalam
hati.
Perhatikanlah:
(1) Kristus, dalam penderitaan-penderitaan-Nya, berseru de-
ngan sungguh-sungguh kepada Bapa-Nya untuk menda-
patkan perkenan dan hadirat-Nya. Dia berseru pada waktu
siang, di atas kayu salib, dan pada waktu malam, saat
Dia mengalami penderitaan-Nya yang teramat dalam di
Taman Getsemani. Ia telah mempersembahkan doa dan per-
mohonan dengan ratap tangis dan keluhan, dan juga de-
ngan ketakutan, kepada Dia, yang sanggup menyelamat-
kan-Nya (Ibr. 5:7).
(2) Namun, Allah meninggalkan-Nya, sama sekali tidak meno-
long-Nya, dan tidak mendengarkan-Nya, dan inilah yang di-
keluhkan-Nya lebih daripada semua penderitaan-Nya. Allah
menyerahkan-Nya ke dalam tangan musuh-musuh-Nya.
sebab kehendak Allah yang sudah tetap, Kristus disalib-
kan dan dibunuh, dan Dia tidak memberikan penghiburan-
penghiburan jasmani bagi Kristus. Tetapi, sebab Kristus
telah menjadikan diri-Nya dosa bagi kita, maka sesuai de-
ngan itu pula Bapa menempatkan-Nya di bawah kehangat-
Kitab Mazmur 22:1-11
279
an murka-Nya sekarang dan ketidakberkenanan-Nya terha-
dap dosa. Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan ke-
sakitan (Yes. 53:10). Namun, sekalipun demikian, Dia tetap
berpegang teguh pada hubungan-Nya dengan Bapa-Nya
sebagai Allah-Nya, yang oleh-Nya Dia sedang diberi tugas,
yang sedang dilayani-Nya, dan yang dengan-Nya Dia akan
segera dipermuliakan.
II. Bagaimana Daud menghibur hatinya, sekalipun Allah undur diri
dari dia (ay. 4-6). Meskipun Allah tidak mendengarkannya, tidak
membantunya, namun,
1. Ia akan tetap berpikiran baik tentang Allah: Padahal Engkau-
lah Yang Kudus, dan bukan tidak adil, tidak setia, ataupun
tidak baik, dalam segala perbuatan-Mu. Meskipun Engkau ti-
dak segera datang untuk membebaskan umat-Mu yang men-
derita, Engkau mengasihi mereka, Engkau setia terhadap ko-
venan-Mu dengan mereka, dan tidak membiarkan begitu saja
kejahatan para penganiaya mereka (Hab. 1:13). Dan, sama
seperti Engkau sendiri murni dan lurus tiada terhingga, demi-
kian pula Engkau bersuka dalam pelayanan-pelayanan umat-
Mu yang lurus: Engkau bersemayam di atas puji-pujian orang
Israel, Engkau berkenan menyatakan kemuliaan-Mu, anuge-
rah-Mu, dan hadirat-Mu secara khusus bersama umat-Mu, di
tempat kudus, di mana mereka melayani-Mu dengan puji-puji-
an mereka. Di sanalah Engkau selalu siap menerima penghor-
matan mereka, dan tentang kemah pertemuan Engkau telah
berkata, Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya. Ini ber-
bicara tentang Allah yang secara menakjubkan merendahkan
diri-Nya terhadap para penyembah-Nya yang setia (bahwa,
meskipun Dia dilayani oleh puji-pujian para malaikat, Dia ber-
kenan bersemayam di atas puji-pujian umat Israel). Hal ini
menghibur kita dalam segala keluhan kita, bahwa meskipun
Allah tampaknya, untuk sementara waktu, tidak menyendeng-
kan telinga kepada kita, Dia itu sungguh berkenan terhadap
puji-pujian umat-Nya sehingga pada waktunya nanti Dia akan
memberi mereka alasan untuk mengubah nada pujian mereka:
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyartikel r lagi kepada-
Nya. Yesus Tuhan kita, dalam penderitaan-penderitaan-Nya,
mengarahkan pandangan-Nya pada kekudusan Allah, untuk
280
menjaga dan memajukan kehormatan kekudusan-Nya itu dan
kehormatan anugerah-Nya dalam bersemayam di atas puji-
pujian orang Israel, kendati dengan kesalahan-kesalahan yang
mereka perbuat terhadap segala yang dikuduskan.
2. Ia akan menghibur diri dengan pengalaman-pengalaman yang
sudah dimiliki oleh orang-orang kudus pada zaman dulu akan
manfaat iman dan doa (ay. 5-6): Kepada-Mu nenek moyang
kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan me-
reka. Oleh sebab itu, Engkau pada waktunya akan meluput-
kan aku, sebab tidak pernah ada orang yang berharap kepa-
da-Mu dipermalukan dengan pengharapan mereka, dan tidak
pernah ada orang yang mencari-Mu mencari dengan sia-sia.
Dan Engkau tetap sama seperti sebelum-sebelumnya, baik da-
lam diri-Mu sendiri maupun terhadap umat-Mu. Mereka ada-
lah nenek moyang kami, dan umat-Mu Engkau kasihi oleh
sebab nenek moyang (Rm. 11:28). Penetapan syarat-syarat
kovenan dirancang untuk menyokong keturunan orang-orang
yang setia. Dia yang yaitu Allah nenek moyang kami harus-
lah menjadi Allah kami, dan sebab itu akan menjadi Allah
kami. Yesus Tuhan kita, dalam penderitaan-penderitaan-Nya,
menyokong diri-Nya sendiri dengan hal ini, bahwa semua bapa
leluhur yang merupakan pelambangan akan Dia dalam pen-
deritaan-penderitaan-Nya, yaitu Nuh, Yusuf, Daud, Yunus,
dan yang lain, diluputkan pada waktunya, dan mereka juga
menjadi pelambang akan kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu, Dia
tahu bahwa Dia juga tidak mendapat noda (Yes. 50:7).
III. Keluhan muncul kembali sebab kesedihan lain, dan ini merupa-
kan kehinaan dan celaan bagi manusia. Keluhan ini sama sekali
tidak sepahit seperti keluhan sebelumnya mengenai undurnya
Allah. Namun, jika keluhan sebelumnya menyentuh jiwa yang pe-
nuh rahmat, maka keluhan yang ini menyentuh jiwa yang murah
hati, di bagian yang sangat lembut (ay. 7-9). Nenek moyang kami
dihormati, dan bapa-bapa leluhur kami pada masa mereka, yang
pertama ataupun yang terakhir, tampak hebat di mata dunia,
Abraham, Musa, dan Daud. Namun, Kristus hanyalah ulat dan
bukan orang. yaitu perendahan diri yang sangat hebat bahwa
Dia menjadi manusia, turun satu langkah, yang merupakan, dan
akan menjadi, perkara yang mengherankan bagi para malaikat.
Kitab Mazmur 22:1-11
281
Namun belum cartikel p sampai di situ, seolah-olah menjadi manusia
pun masih terlampau berlebihan, terlampau besar, Dia menjadi
ulat, dan bukan orang. Dia yaitu Adam seorang yang hina, dan
Enos seorang yang penuh kesengsaraan, hanyalah lo Ish bukan
siapa-siapa: sebab Dia mengambil rupa seorang hamba, dan
begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi (Yes. 52:14).
Sehebat-hebatnya manusia, ia hanyalah ulat. Namun, Dia men-
jadi ulat, dan bukan orang. Seandainya Dia tidak menjadikan diri-
Nya sendiri ulat, Dia tidak akan dapat diinjak-injak seperti itu.
Kata yang dipakai untuk ulat di sini melambangkan ulat yang
digunakan sebagai bahan celup untuk memberikan warna merah
padam atau ungu, yang dari sini sebagian orang memandangnya
sebagai rujukan terhadap penderitaan-penderitaan-Nya yang ber-
darah. Lihatlah betapa hinanya pelecehan-pelecehan yang diberi-
kan kepada-Nya.
1. Dia dicela sebagai orang jahat, sebagai penghujat, pelanggar
Sabat, peminum anggur, nabi palsu, musuh Kaisar, dan seku-
tu penghulu setan.
2. Dia direndahkan oleh orang banyak sebagai seorang yang hina
dina, yang tidak layak untuk diperhatikan, yang tempat asal-
Nya tidak terkenal, yang saudara-saudara-Nya hanyalah tu-
kang-tukang yang miskin, dan para pengikut-Nya tidak ada
yang berasal dari kalangan pemimpin atau dari kaum Farisi
melainkan hanya dari kalangan rakyat jelata.
3. Dia diolok-olok sebagai orang bodoh, dan sebagai orang yang
tidak hanya menipu orang lain tetapi juga menipu diri-Nya
sendiri. Mereka yang melihat-Nya tergantung di kayu salib
mengolok-olok Dia. Begitu jauh mereka dari mengasihani-Nya,
atau ambil peduli terhadap-Nya, sehingga mereka menambah-
kan kepada penderitaan-penderitaan-Nya segala ejekan dan
ungkapan yang menghina untuk mencela-Nya atas kejatuhan-
Nya. Mereka mencemooh Dia, bersuka ria atas apa yang me-
nimpa-Nya, dan menjadikan penderitaan-penderitaan-Nya se-
bagai bahan tertawaan. Mereka mencibirkan bibir, menggeleng-
gelengkan kepala sambil berkata: Inilah Dia yang berkata
bahwa Ia menyerah kepada TUHAN; sekarang biarlah Dia yang
meluputkannya. Daud kadang-kadang diejek sebab keyakin-
annya kepada Allah. Namun, dalam penderitaan-penderitaan
Kristus, ejekan ini digenapi secara harfiah dan sama persis.
282
Gerakan-gerakan tubuh yang sama persis benar-benar diguna-
kan oleh orang-orang yang mencerca-Nya (Mat. 27:39). Mereka
menggeleng-gelengkan kepala mereka, bahkan, kebencian me-
reka sama sekali membuat mereka lupa diri sehingga mereka
mengucapkan kata-kata yang sama (Mat. 27:43), Ia menaruh
harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia.
Yesus Tuhan kita menjalankan tugas sebagai korban pemuas-
an atas penghinaan yang telah kita lakukan terhadap Allah de-
ngan dosa-dosa kita, dan Ia melakukannya dengan membiar-
kan diri-Nya dicela dan dihina serendah-rendahnya.
IV. Bagaimana Daud membesarkan hatinya: (ay. 10-11): Manusia me-
rendahkan aku, namun Engkau yang mengeluarkan aku dari kan-
dungan. Daud dan orang-orang baik lainnya sudah sering, untuk
menuntun kita, mendorong diri mereka sendiri dengan hal ini,
bahwa Allah bukan hanya Allah nenek moyang mereka, seperti
sebelumnya (ay. 5), melainkan juga Allah mereka sejak dari kan-
dungan, yang sudah mulai memperhatikan mereka sejak dini,
segera setelah mereka mempunyai wujud, dan sebab itu, mereka
berharap, Dia tidak akan pernah mencampakkan mereka. Dia
yang telah berbuat begitu baik seperti itu kepada kita dalam ke-
adaan kita yang tidak berguna dan tidak berdaya itu pasti tidak
akan meninggalkan kita saat Dia telah membesarkan dan meng-
asuh kita sampai kita memiliki kemampuan untuk melayani-Nya.
Lihatlah contoh-contoh pemeliharaan Allah yang telah dilakukan-
Nya sejak awal hidup kita,
1. Saat lahir: Dia yang mengeluarkan aku dari kandungan, kalau
tidak, kita sudah mati di sana, atau sudah lemas pada waktu
lahir. Waktu khusus setiap orang dimulai dengan bukti dari
pemeliharaan Allah yang sangat penting ini, sebab , pada
umumnya, waktu dimulai dengan penciptaan, yaitu bukti pen-
ting mengenai keberadaan orang bersangkutan.
2. Saat disusui: Engkau yang membuat aku aman, yaitu, Eng-
kau melakukannya dengan menyediakan makanan bagiku dan
melindungiku dari bahaya-bahaya yang mengintaiku, yang
mendorongku untuk berharap pada-Mu sepanjang hidupku.
Sama seperti berkat-berkat susu ibu memahkotai berkat-ber-
kat kandungan, demikian pula berkat-berkat susu ibu itu me-
rupakan pertanda akan berkat-berkat lain di seluruh kehidup-
Kitab Mazmur 22:1-11
283
an kita. Dia yang memberi kita makan, pasti tidak akan per-
nah membiarkan kita kelaparan (Ayb. 3:12).
3. saat kita dipersembahkan sejak dini kepada-Nya: Kepada-
Mu aku diserahkan sejak aku lahir, yang mungkin merujuk
pada sunat Daud pada hari kedelapan. Pada waktu itu, dia
oleh orangtuanya diikrarkan dan dipersembahkan kepada
Allah sebagai Allahnya di dalam kovenan. Sunat yaitu mete-
rai kovenan, dan ini mendorong dia untuk percaya kepada
Allah. Mereka yang dari sejak dini dengan sungguh-sungguh
sudah dikumpulkan di bawah sayap keagungan ilahi pastilah
berpikir bahwa mereka aman.
4. Dalam pengalaman kita akan kebaikan Allah kepada kita di
sepanjang hidup kita sejak awal, yang kita alami sepanjang
waktu pemeliharaan dan persediaan yang terus-menerus tan-
pa putus-putusnya: Engkaulah Allahku, yang memeliharaku
dan menjagaku untuk selama-lamanya, sejak dalam kandung-
an ibartikel , yaitu sejak aku datang ke dunia ini sampai hari ini.
Dan jika, segera sesudah kita mampu menggunakan akal
budi, kita menempatkan keyakinan kita kepada Allah dan
menyerahkan diri serta jalan kita kepada-Nya, maka kita tidak
perlu ragu bahwa Dia akan selalu mengingat kasih kita pada
masa muda kita, dan cinta kita pada waktu kita menjadi pe-
ngantin (Yer. 2:2). Ini dapat diterapkan kepada Yesus Tuhan
kita, yang penjelmaan dan kelahiran-Nya dijaga secara isti-
mewa oleh Pemeliharaan ilahi, yakni saat Dia dilahirkan di
sebuah kandang, dibaringkan di sebuah palungan, dan segera
setelah itu terancam oleh kejahatan Herodes, dan terpaksa
dilarikan ke Mesir. saat Dia masih muda, Allah mengasihi-
Nya, dan dari Mesir dipanggil-Nya Dia (Hos. 11:1), dan kenang-
an akan hal ini menghibur Dia dalam penderitaan-penderita-
an-Nya. Manusia mencela-Nya, dan mematahkan keyakinan-
Nya kepada Allah tetapi Allah menghormati-Nya dan membe-
sarkan hati-Nya untuk tetap percaya kepada Dia.
284
Penderitaan-penderitaan Sang Mesias;
Mesias Ditopang dalam Penderitaan-penderitaan-Nya
(22:12-22)
12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada
yang menolong. 13 Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng
dari Basan mengepung aku; 14 mereka mengangakan mulutnya terhadap aku
seperti singa yang menerkam dan mengaum. 15 Seperti air aku tercurah, dan
segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur
luluh di dalam dadaku; 16 kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat
pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. 17 Sebab
anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, me-
reka menusuk tangan dan kakiku. 18 Segala tulangku dapat kuhitung; mere-
ka menonton, mereka memandangi aku. 19 Mereka membagi-bagi pakaianku
di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. 20 Tetapi Eng-
kau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! 21 Le-
paskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing. 22 Sela-
matkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah
menjawab aku!
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati Kristus yang menderita dan Kris-
tus yang berdoa, yang dengannya kita diarahkan untuk menantikan
salib dan memandang kepada Allah di dalam salib itu.
I. Inilah Kristus yang menderita. Daud memang sering kali ditimpa
masalah dan dikepung oleh musuh-musuh. Namun, banyak rinci-
an yang digambarkan secara khusus di sini tidak pernah terjadi
pada Daud, dan sebab itu harus diterapkan kepada Kristus di
kedalaman kehinaan-Nya.
1. Di sini Dia ditinggalkan oleh sahabat-sahabat-Nya: Kesusahan
dan kesukaran telah dekat, dan tidak ada yang menolong,
tidak ada yang menopang (ay. 12). Dia mengirik dan memeras
anggur sendiri, sebab semua murid-Nya meninggalkan Dia
dan melarikan diri. yaitu kehormatan bagi Allah untuk me-
nolong saat semua pertolongan dan bantuan lain tidak ber-
hasil.
2. Di sini Dia dihina dan dikelilingi oleh musuh-musuh-Nya, yang
berasal dari kalangan atas, yang sebab kekuatan dan kege-
raman, mereka diibaratkan sebagai banteng, banteng-banteng
dari Basan (ay. 13), gemuk dan kenyang, congkak dan masam.
Seperti itulah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi
yang menganiaya Kristus. Dan musuh-musuh yang lain ber-
asal dari kalangan bawah, yang diibaratkan sebagai anjing-an-
jing (ay. 17), kotor dan rakus, dan tanpa kenal lelah meng-
Kitab Mazmur 22:12-22
285
injak-injak Dia. Ada perkumpulan penjahat yang berencana
melawan Dia (ay. 17). Itulah imam-imam kepala berkumpul
mengadakan rapat, mencari-cari jalan dan sarana untuk me-
nangkap Kristus. Musuh-musuh ini banyak sekali jumlahnya
dan mereka bersepakat: Banyak orang, dan mereka itu mem-
punyai kepentingan-kepentingan yang saling berbeda dan ber-
tentangan, seperti Herodes dan Pilatus, telah bersepakat un-
tuk mengerumuni Aku. Mereka telah menjalankan rencana
mereka sejauh ini, dan tampaknya sudah berhasil, sebab
mereka telah mengepung Aku (ay. 13). Mereka telah mengeru-
muni Aku (ay. 17). Mereka sangat menakutkan dan meng-
ancam (ay. 14): Mereka mengangakan mulutnya terhadap Aku,
untuk menunjukkan kepada-Ku bahwa mereka akan menelan-
Ku bulat-bulat. Dan ini mereka lakukan dengan kekuatan dan
kebuasan yang sama dahsyatnya seperti singa yang mengaum
hendak menerkam mangsanya.
3. Di sini Dia disalibkan. Cara kematian-Nya yang persis itu
digambarkan, meskipun cara ini tidak pernah digunakan di
kalangan Yahudi: mereka menusuk tangan dan kaki-Ku (ay.
16), yang dipakukan ke dalam kayu yang terkutuk itu, dan
seluruh tubuh-Nya dibiarkan tergantung begitu saja, yang
pasti mengakibatkan sakit dan siksaan yang teramat hebat.
Tidak ada perikop manapun dalam seluruh Perjanjian Lama
yang sudah dengan begitu gigih berusaha dirusakkan oleh
orang-orang Yahudi selain perikop ini, sebab perikop tersebut
menubuatkan dengan begitu tepat kematian Kristus, dan
semuanya digenapi dengan sedemikian persisnya.
4. Di sini Dia sedang sekarat (ay. 15-16), sekarat dalam kesakit-
an dan penderitaan, sebab Dia harus mempersembahkan
korban pemuasan untuk dosa, yang membawa kesakitan. Dan
kalau tidak demikian, kita pasti sudah terbaring dalam pen-
deritaan yang kekal. Inilah,
(1) Tercerai-berainya seluruh kerangka tubuh-Nya: Seperti air
aku tercurah, lemah seperti air, dan menyerah kepada kua-
sa maut, mengosongkan diri-Nya dari segala yang menyo-
kong sifat kemanusiaan-Nya.
(2) Terlepasnya tulang-tulang-Nya. Tulang-tulang-Nya terpeli-
hara begitu rupa sehingga tidak satu pun yang dipatahkan
(Yoh. 19:36), namun semuanya terlepas dari sendinya oleh
286
sebab tubuh-Nya direntangkan dengan paksa di atas kayu
salib seperti di atas tiang gantung. Atau ini mungkin me-
nunjukkan ketakutan yang mencengkeram-Nya dalam pen-
deritaan-Nya di Taman Getsemani, saat Dia mulai merasa
sangat takut dan gentar, yang mungkin mengakibatkan
sendi-sendi pangkal paha-Nya menjadi lemas dan lutut-Nya
berantukan (seperti yang kadang-kadang terjadi saat
orang dilanda ketakutan besar, Dan. 5:6). Segala tulang-
Nya terlepas dari sendinya supaya Dia dapat memadukan
kembali seluruh ciptaan, yang telah terlepas oleh dosa, se-
hingga tulang-tulang kita yang patah bersukacita kembali.
(3) Hancur luluhnya jiwa-Nya: hatiku menjadi seperti lilin, yang
meleleh untuk menerima tanda-tanda murka Allah mela-
wan dosa-dosa yang akan ditebus-Nya, meleleh seperti
yang terjadi dengan organ-organ penting orang yang sedang
sekarat. Dan bila semuanya ini telah menebus kekerasaan
hati kita, hendaklah perenungan akan semuanya ini juga
membantu melunakkan hati yang keras. saat Ayub ber-
bicara mengenai kesusahan batinnya, dia berkata, Yang
Mahakuasa membuat hatiku lembut (Ayb. 23:16, KJV, dan
lihat 58:3).
(4) Melemahnya kekuatan alami-Nya: Kekuatanku kering, me-
ngering dan garing seperti beling, sebab kelembaban tu-
buh-Nya menguap oleh api kemurkaan Allah yang me-
mangsa jiwa-Nya. Jika demikian, siapakah yang dapat
tahan berdiri di hadapan amarah Allah? Atau siapakah
yang mengetahui kekuatannya? Jikalau ini diperbuat de-
ngan kayu hidup, apakah yang akan diperbuat dengan
kayu kering?
(5) Melengketnya mulut-Nya, gejala yang biasa terjadi menje-
lang ajal: lidah-Ku melekat pada langit-langit mulut-Ku. Ini
digenapi saat Ia kehausan di atas kayu salib (Yoh. 19:28)
dan saat Ia menutup mulut-Nya dalam penderitaan-pen-
deritaan-Nya. sebab , seperti induk domba yang kelu di de-
pan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak mem-
buka mulut-Nya, atau melawan apa pun yang diperbuat
terhadap-Nya.
(6) Penyerahan nyawa-Nya: Dalam debu maut Kauletakkan
Aku. Aku sudah siap dimasukkan ke dalam kubur, sebab
Kitab Mazmur 22:12-22
287
tidak ada yang lain yang akan memuaskan keadilan ilahi.
Kehidupan orang berdosa sudah dilucuti dari pemiliknya,
dan sebab itu kehidupan korban persembahan itu harus-
lah menjadi tebusan bagi kehidupan orang berdosa itu. Hu-
kuman maut yang ditimpakan kepada Adam diungkapkan
seperti ini: Engkau akan kembali menjadi debu. Dan sebab
itu Kristus, dengan memandang pada hartikel man itu dalam
ketaatan-Nya sampai mati, menggunakan ungkapan yang
serupa di sini: Dalam debu maut Kauletakkan Aku.
5. Dia ditelanjangi. Aib ketelanjangan merupakan akibat lang-
sung dari dosa. sebab itu, Yesus Tuhan kita ditelanjangi
saat Dia disalib, supaya Dia dapat mengenakan kepada kita
jubah kebenaran-Nya, dan supaya aib ketelanjangan kita tidak
tampak. Sekarang di sini kita diberi tahu,
(1) Bagaimana tubuh-Nya tampak saat ditelanjangi seperti
itu: Segala tulang-Ku dapat Kuhitung (ay. 18). Tubuh-Nya
yang penuh berkat itu menjadi kurus dan kerempeng ka-
rena banyaknya kerja keras, dukacita, dan puasa selama
Dia menjalankan pelayanan-Nya, yang membuat-Nya tam-
pak seolah-olah hampir berumur lima puluh tahun, pada-
hal Dia baru berumur tiga puluh tiga tahun, seperti yang
kita dapati dalam Yohanes 8:57. Kerut-kerut-Nya kini ber-
saksi bagi-Nya bahwa Dia sama sekali jauh dari apa yang
disebut orang sebagai seorang pelahap dan peminum. Atau,
tulang-tulang-Nya dapat dihitung sebab tubuh-Nya terta-
rik di atas kayu salib, yang membuat tulang-tulang rusuk-
Nya dapat dihitung. Mereka menonton, mereka memandangi
Aku, yaitu tulang-tulang-Ku, sebab sudah begitu rusak,
dan tidak ada lagi daging yang menutupinya, seperti yang
dikatakan Ayub (Ayb. 16:8), Kekurusanku telah bangkit
menuduh aku. Atau, Orang-orang yang berdiri di situ, dan
yang lewat, terheran-heran melihat tulang-tulang-Ku ke-
luar seperti itu, dan, bukannya mengasihani Aku, mereka
malah senang dengan pemandangan yang menyedihkan se-
perti itu.
(2) Apa yang mereka lakukan terhadap pakaian-Nya, yang me-
reka ambil dari-Nya (ay. 19): Mereka membagi-bagi pakaian-
Ku di antara mereka, untuk tiap-tiap prajurit satu bagian,
288
dan atas jubah-Ku, jubah yang tidak berjahit, mereka mem-
buang undi. Gambaran yang sama persis seperti ini dige-
napi dengan tepat (Yoh. 19:23-24). Dan meskipun gambar-
an ini bukan merupakan contoh besar dari penderitaan
Kristus, gambaran tersebut merupakan contoh besar dige-
napinya Kitab Suci di dalam Dia. Ada tertulis demikian, dan
sebab itu demikianlah Mesias harus menderita. Oleh sebab
itu, biarlah hal ini meneguhkan iman kita akan Dia sebagai
Mesias yang sejati, dan mengobarkan kasih kita kepada-
Nya sebagai sahabat terbaik, yang mengasihi kita dan
menanggung semua penderitaan ini bagi kita.
II. Inilah Kristus yang berdoa, dan dengan doa itu Dia menopang
diri-Nya saat menanggung beban penderitaan-penderitaan-Nya.
Kristus, dalam penderitaan-Nya yang sangat, berdoa dengan
sungguh-sungguh, berdoa supaya cawan itu berlalu dari-Nya.
saat penguasa dunia ini menyerang Dia dengan kengerian-
kengeriannya, mengangakan mulutnya terhadap-Nya seperti singa
yang mengaum-aum, Dia sujud di tanah dan berdoa. Dan doa
Daud di sini merupakan bayangan dari doa Kristus itu. Dia me-
nyebut Allah sebagai kekuatan-Nya (ay. 20). saat kita tidak da-
pat bersukacita di dalam Allah sebagai nyanyian kita, marilah kita
tetap tinggal di dalam Dia sebagai kekuatan kita. Marilah kita te-
rima dartikel ngan-dartikel ngan rohani sebagai penghiburan kita saat
kita tidak bisa meraih kegembiraan-kegembiraan rohani. Dia
berdoa,
1. Supaya Allah beserta-Nya, dan tidak menjauh dari Dia: Ja-
nganlah jauh dari padaku (ay. 12), dan lagi (ay. 19). Kalau ada
yang menjauh dari penderitaan-Ku, ya Tuhan, janganlah sam-
pai Engkau itu yang melakukannya. Dekatnya permasalahan
haruslah mendorong kita untuk datang mendekat kepada
Allah, maka kita dapat berharap bahwa Dia akan datang men-
dekat kepada kita.
2. Supaya Dia menolong-Nya, dan bergegas untuk menolong-Nya,
menolong-Nya untuk menanggung permasalahan-Nya, supaya
Dia tidak gagal atau tawar hati, supaya Dia tidak mengundur-
kan diri dari pekerjaan-Nya atau tenggelam di dalamnya. Dan
Bapa mendengarkan-Nya sebab kesalehan-Nya (Ibr. 5:7) dan
memampukan Dia untuk melanjutkan pekerjaan-Nya.
Kitab Mazmur 22:12-22
289
3. Supaya Dia membebaskan-Nya dan menyelamatkan-Nya (ay.
21-22).
(1) Amatilah mutiara apa itu yang dijaga-Nya, Keselamatan
nyawa-Ku, kesayangan-Ku. Biarlah nyawa-Ku dibebaskan
dari cengkeraman dunia orang mati (49:16). Bapa, ke da-
lam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku, supaya diantar de-
ngan selamat ke dalam Firdaus. Sang pemazmur di sini
menyebut nyawanya sebagai kesayangannya (KJV), satu-
satunya kepunyaannya (begitulah arti kata itu): Nyawaku
yaitu satu-satunya milikku. Aku hanya mempunyai satu
nyawa untuk dijaga, dan sebab itu aku akan bertambah
malu jika aku mengabaikannya, dan aku akan menderita
rugi yang lebih besar jika aku membiarkannya binasa. Ka-
rena ia yaitu satu-satunya milikku, maka ia harus men-
jadi kesayanganku, dan aku harus benar-benar peduli ter-
hadap kesejahteraan kekalnya. Aku tidak memandang
nyawaku sebagai kesayanganku, kecuali aku berusaha
menjaganya dari segala sesuatu yang akan menyakitinya,
menyediakan segala kebutuhannya, dan sepenuhnya pe-
duli terhadap kesejahteraannya.
(2) Amatilah dari bahaya apa dia berdoa untuk dibebaskan,
yaitu dari pedang, pedang murka ilahi yang menyala-nyala,
yang mengarah ke segala arah. Ini ditakutkannya lebih dari
apa saja (Kej. 3:24). Kemarahan Allah yaitu ipuh dan em-
pedu dalam cawan pahit yang diserahkan ke dalam tangan-
nya. Oh, luputkanlah jiwaku dari pedang itu. Tuhan, mes-
kipun aku kehilangan nyawaku, janganlah biarkan aku ke-
hilangan kasih-Mu. Selamatkanlah aku dari cengkeraman
anjing dan dari mulut singa. Tampaknya yang dimaksud-
kan di sini yaitu Iblis, musuh tua yang meremukkan tu-
mit keturunan wanita itu, si penguasa dunia ini, yang de-
ngannya Kristus akan bertempur habis-habisan, dan yang
dilihat-Nya datang (Yoh. 14:30). Tuhan, selamatkanlah
aku agar jangan dikuasai oleh kengerian-kengeriannya.
Dia berseru, Engkau telah menjawab Aku dari tanduk ban-
teng (KJV), maksudnya, Engkau telah menyelamatkan aku
dari tanduk banteng sebagai jawaban atas doaku. Ini
mungkin merujuk pada kemenangan yang telah diperoleh
Kristus atas Iblis dan godaan-godaannya (Mat. 4), sewaktu
290
Iblis mundur daripada-Nya beberapa waktu (Luk. 4:13),
tetapi sekarang telah kembali dengan cara lain untuk
menyerang-Nya dengan kengerian-kengeriannya. Tuhan,
Engkau memberi-Ku kemenangan pada waktu itu, berikan-
lah lagi kemenangan itu sekarang, supaya Aku dapat melu-
cuti penguasa-penguasa dan pemerintah-pemerintah, dan
melemparkan penguasa dunia ini. Apakah Allah sudah
membebaskan kita dari tanduk banteng, sehingga kita tidak
terkoyak-koyak? Biarlah hal itu mendorong kita untuk
berharap agar kita dibebaskan dari mulut singa, sehingga
kita tidak tercabik-cabik. Dia yang telah membebaskan,
pasti akan membebaskan lagi. Doa Kristus ini, tanpa dira-
gukan lagi, sudah terjawab, sebab Bapa selalu mende-
ngarkan-Nya. Dan, meskipun Dia tidak meluputkan-Nya
dari maut, Dia tidak membiarkan-Nya melihat kebinasaan.
Sebaliknya, pada hari ketiga, Dia membangkitkan-Nya dari
debu maut, yang merupakan contoh yang lebih besar akan
perkenan Allah kepada-Nya daripada seandainya Dia meno-
long-Nya turun dari kayu salib. sebab , diturunkan dari
kayu salib justru akan menghalangi pekerjaan-Nya, semen-
tara kebangkitan-Nya memahkotai pekerjaan itu.
Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus merenungkan pende-
ritaan-penderitaan dan kebangkitan Kristus, sampai kita mengalami
dalam jiwa kita sendiri kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan de-
ngan penderitaan-penderitaan-Nya.
Kemenangan-kemenangan Sang Mesias;
Perluasan dan Keberlangsungan Jemaat
(22:23-32)
23 Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan me-
muji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: 24 kamu yang takut akan
TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan
gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! 25 Sebab Ia tidak me-
mandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan
Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar
saat orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya. 26 sebab Engkau aku
memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan
mereka yang takut akan Dia. 27 Orang yang rendah hati akan makan dan
kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu
hidup untuk selamanya! 28 Segala ujung bumi akan mengingatnya dan
Kitab Mazmur 22:23-32
291
berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud
menyembah di hadapan-Nya. 29 Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan,
Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. 30 Ya, kepada-Nya akan sujud
menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut
semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat me-
nyambung hidup. 31 Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan
menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. 32 Mereka
akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti,
sebab Ia telah melakukannya.
Orang yang sama yang memulai mazmur ini dengan mengeluh, yang
tiada lain yaitu Kristus dalam kehinaan-Nya, mengakhirinya di sini
dengan kemenangan, dan ini tiada lain dan tiada bukan yaitu
Kristus dalam kemuliaan-Nya. Dan, sama seperti perkataan pertama
dalam keluhan itu digunakan oleh Kristus sendiri di atas kayu salib,
demikian pula perkataan pertama dalam kemenangan ini dengan
jelas diterapkan kepada-Nya (Ibr. 2:12), dan dijadikan sebagai perka-
taan-Nya sendiri: Aku akan memberitakan nama-Mu kepada sau-
dara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat.
Pengharapan pasti yang dimiliki Kristus akan sukacita yang disedia-
kan bagi-Nya tidak hanya memberi-Nya jawaban yang memuaskan
terhadap doa-doa-Nya, tetapi juga mengubah keluhan-keluhan-Nya
menjadi puji-pujian. Sesudah kesusahan jiwa-Nya, Ia melihat terang
dan menjadi sangat puas. Lihat saja kata-kata kemenangan yang de-
ngannya Dia mengembuskan nafas terakhir-Nya: Sudah selesai.
Ada lima hal yang dibicarakan di sini, yang memandang pada ke-
puasan dan kemenangan Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya:
I. Bahwa Dia akan mempunyai jemaat di dunia, dan bahwa orang-
orang yang telah diserahkan kepada-Nya sejak dari kekekalan
pasti, dalam kegenapan waktu, akan dikumpulkan kepada-Nya.
Hal tersebut tersirat di sini, bahwa Dia akan melihat keturunan-
Nya (Yes. 53:10). Hatinya bersuka saat berpikir,
1. Bahwa dengan menyatakan nama Allah, dengan memberita-
kan Injil kekekalan secara jelas dan murni, banyak orang akan
dipanggil dan datang kepada-Nya dan kepada Allah oleh Dia.
Dan untuk tujuan inilah hamba-hamba Tuhan harus dipeker-
jakan untuk menyiarkan ajaran ini ke seluruh dunia. Dan me-
reka harus menjadi pembawa pesan-Nya serta juru bicara-Nya
sedemikan rupa sehingga perbuatan mereka akan dipandang
sebagai perbuatan-Nya. Perkataan mereka yaitu perkataan-
Nya, dan melalui mereka Dia menyatakan nama Allah.
292
2. Bahwa orang-orang yang dipanggil seperti itu pasti akan
dibawa ke dalam hubungan yang sangat dekat dan sangat erat
dengan-Nya sebagai saudara-saudara-Nya. sebab bukan saja
Dia tidak malu tetapi juga sangat berkenan memanggil mereka
demikian, bukan hanya orang-orang Yahudi yang percaya,
orang-orang sebangsa-Nya sendiri, melainkan juga orang-
orang bukan-Yahudi yang menjadi sesama ahli waris dan yang
berasal dari tubuh yang sama (Ibr. 2:11). Kristus yaitu Sau-
dara sulung kita, yang menjaga kita dan menyediakan perbe-
kalan bagi kita, dan Ia mengharapkan agar keinginan kita se-
lalu tertuju kepada-Nya, dan agar kita rela membiarkan Dia
memerintah atas diri kita.
3. Bahwa saudara-saudara ini harus dipadukan ke dalam suatu
jemaat, jemaat yang besar. Seperti itulah jemaat yang am, ya-
itu seluruh keluarga yang mendapatkan nama dari-Nya, yang
ke dalamnya semua anak Allah yang tercerai-berai dikumpul-
kan, dan yang di dalamnya mereka dipersatukan (Yoh. 11:52;
Ef. 1:10). Dan bahwa mereka juga akan tergabung ke dalam
kumpulan-kumpulan yang lebih kecil, anggota-anggota dari
tubuh yang besar itu, banyak persekutuan rohani untuk me-
nyembah Allah, yang padanya wajah Kekristenan akan tampak
dan yang di dalamnya kepentingan-kepentingan Kekristenan
harus didartikel ng dan dimajukan.
4. Bahwa mereka ini harus dipandang sebagai anak cucu Yakub
dan Israel (ay. 24), bahwa ke atas mereka, meskipun mereka
yaitu orang-orang bukan-Yahudi, berkat Abraham dapat
sampai (Gal. 3:14), dan kepada mereka juga berlaku pengang-
katan sebagai anak, kemuliaan, kovenan, dan pelayanan ke-
pada Allah, sebanyak yang sudah diperbuat kepada kaum
Israel menurut daging (Rm. 9:4; Ibr. 8:10). Jemaat Injil disebut
Israel milik Allah (Gal. 6:16).
II. Bahwa Allah akan sangat dihormati dan dimuliakan di dalam Dia
oleh jemaat itu. Kemuliaan Bapa-Nya yaitu sesuatu yang selalu
menjadi tujuan-Nya dalam seluruh pekerjaan-Nya (Yoh. 17:4),
terutama dalam penderitaan-penderitaan-Nya, yang dimasuki-Nya
dengan permintaan yang khidmat ini, Bapa, muliakanlah nama-
Mu! (Yoh. 12:27-28). Dengan senang hati, Dia sudah mengetahui
sebelumnya,
Kitab Mazmur 22:23-32
293
1. Bahwa Allah akan dimuliakan oleh jemaat yang akan dikum-
pulkan kepada-Nya, dan bahwa untuk tujuan ini mereka ha-
rus dipanggil dan dikumpulkan supaya mereka bisa menjadi
kenamaan dan kepujian bagi Allah. Kristus melalui hamba-
hamba-Nya akan menyatakan nama Allah kepada saudara-
saudara-Nya. Hamba-hamba-Nya itu yaitu juru bicara Allah
bagi saudara-saudara-Nya itu, dan kemudian melalui saudara-
saudara itu, yang menjadi mulut jemaat kepada Allah, nama
Allah akan dipuji. Semua yang takut akan Tuhan akan me-
muji-Nya (ay. 24), bahkan setiap orang Israel yang sejati
(118:2-4; 135:19-20). Kewajiban orang-orang Kristen, terutama
dalam perkumpulan ibadah mereka yang khidmat, yaitu me-
muji dan memuliakan Allah dengan rasa hormat yang kudus
terhadap keagungan-Nya. sebab itu orang-orang yang di sini
dipanggil untuk memuji Allah dipanggil untuk takut akan Dia.
2. Bahwa Allah akan dimuliakan dalam diri Sang Penebus dan di
dalam pekerjaan-Nya. Oleh sebab itu, Kristus dikatakan me-
muji Allah di dalam jemaat, bukan hanya sebab Dia yaitu
Tuan atas perkumpulan jemaat yang di dalamnya Allah dipuji,
dan Pengantara bagi semua pujian yang dipersembahkan ke-
pada Allah, melainkan juga sebab Dia merupakan pokok puji-
pujian jemaat itu sendiri (Ef. 3:21). Semua pujian kita harus-
lah berpusat pada karya penebusan dan pada banyaknya alas-
an bagi kita untuk bersyartikel r,
(1) Bahwa Yesus Kristus mendapat perkenan Bapa-Nya dalam
pekerjaan-Nya, kendati dengan perasaan yang terkadang
dialami-Nya bahwa Bapa telah meninggalkan-Nya. Sebab Ia
tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan
orang yang tertindas (ay. 25), yaitu kesengsaraan Sang
Penebus yang menderita, melainkan dengan penuh rahmat
telah menerimanya sebagai korban pemuasan yang utuh
bagi dosa, dan memakainya sebagai alasan yang berharga
untuk mengaruniakan kehidupan kekal kepada semua
orang percaya. Meskipun korban itu dipersembahkan bagi
kita