Mazmur-1-50 17
gan bagi seluruh bumi, maksud-
nya, alasan yang membuat seluruh bumi bersukacita yaitu
bahwa Allah sungguh-sungguh berdiam bersama manusia di
atas bumi. Gunung Sion terletak di sebelah utara Yerusalem,
dan dengan demikian dapat melindungi kota itu dari angin
yang dingin dan kencang yang bertiup dari bagian itu. Atau,
jika cuaca baik diharapkan datang dari arah utara, maka de-
ngan demikian orang-orang diarahkan untuk melihat ke arah
Sion untuk menantikan cuaca itu.
II. Bahwa raja-raja di bumi takut kepadanya. Bahwa Allah dikenal di
puri-puri para penguasa di Yerusalem sebagai tempat perlindung-
an, dan hal ini baru saja mereka buktikan sendiri, dan itu sung-
guh menakjubkan.
Kitab Mazmur 48:1-8
685
Apa pun itu,
1. Banyak kejadian sebelumnya telah membuat mereka merasa
takut terhadap musuh-musuh mereka, sebab raja-raja datang
berkumpul (ay. 5). Penguasa-penguasa di sekeliling mereka
bersekutu melawan Yerusalem. Kepala dan tanduk mereka,
tindakan dan kuasa mereka, bergabung menjadi satu demi
menghancurkannya. Mereka berkumpul dengan segala ke-
kuatan mereka. Mereka berjalan lewat, maju, dan bergerak
bersama-sama, tanpa ragu bahwa mereka akan segera menjadi
penguasa atas kota itu dan mendatangkan kegirangan. Na-
mun, kini kota itu menjadi kedengkian bagi seluruh bumi.
2. Allah membuat musuh-musuh penguasa kota itu takut terha-
dap mereka. Dengan hanya melihat Yerusalem saja, mereka
sudah dihantam dengan rasa takut, dan kegeraman mereka
pun menjadi terkekang. Ini seperti saat melihat tenda-tenda
Yakub, Bileam menjadi sangat ketakutan sehingga dia tidak
melaksanakan niatnya untuk mengutuk Israel (Bil. 24:2): Demi
mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu
lari kebingungan (ay. 6). Bukan Veni, vidi, vici Aku datang,
aku melihat, dan aku menang, melainkan justru sebaliknya,
Veni vidi victus sum Aku datang, aku melihat, dan aku kalah.
Bukan berarti bahwa di Yerusalem terlihat ada sesuatu yang
sangat menakutkan, melainkan bahwa dengan melihat kota
itu, orang teringat akan apa yang telah mereka dengar tentang
hadirat Allah secara istimewa di dalam kota itu, dan tentang
perlindungan ilahi yang melingkupinya. Dengan cara itu Allah
menimpakan kengerian-kengerian seperti itu ke dalam pikiran
mereka sehingga membuat mereka mundur dalam kekalutan.
Meskipun mereka raja, meskipun banyak dari mereka yang
bersekongkol, mereka sadar bahwa mereka bukanlah tanding-
an yang sebanding bagi Yang Mahakuasa, dan oleh sebab itu
kegentaran menimpa mereka, dan juga kesakitan (ay. 7). Per-
hatikanlah, Allah dapat mematahkan semangat musuh-musuh
gereja-Nya yang paling gigih, dan membuat menderita dengan
segera orang-orang yang hidup dalam kenyamanan. Kegentar-
an yang menimpa mereka saat melihat Yerusalem di sini di-
bandingkan dengan rasa sakit perempuan yang hendak mela-
hirkan, yang sangat menusuk dan perih, yang kadang-kadang
datang secara tiba-tiba (1Tes. 5:3), yang tidak bisa dihindari,
686
dan yang merupakan akibat-akibat dosa dan kutukan. Keka-
lahan yang dialami mereka akibat rancangan-rancangan me-
reka terhadap Yerusalem ini diperbandingkan dengan kejadian
mengerikan yang dialami suatu armada kapal yang diterjang
oleh amukan badai hebat. saat ini terjadi, sebagian kapal
terbelah dan terpisah, sebagian lagi hancur berantakan, dan
semuanya terserak ke mana-mana (ay. 8): Dengan angin timur
Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis. Segala akibat yang
terjadi di laut diperlihatkan sedemikian rupa. Kengerian-ke-
ngerian dahsyat yang datang dari Allah diperbandingkan de-
ngan angin timur (Ayb. 27:20-21). Segala kedahsyatan ini akan
membuat mereka kalut dan menghancurkan semua rancangan
mereka. Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu?
Kepedulian Allah terhadap Jemaat-Nya
(48:9-15)
9 Seperti yang telah kita dengar, demikianlah juga kita lihat, di kota TUHAN
semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lama-
nya. S e l a 10 Kami mengingat, ya Allah, kasih setia-Mu di dalam bait-Mu. 11
Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung
bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan. 12 Biarlah gunung Sion ber-
sukacita; biarlah anak-anak perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh sebab
penghartikel man-Mu! 13 Kelilingilah Sion dan edarilah dia, hitunglah menara-
nya, 14 perhatikanlah temboknya, jalanilah puri-purinya, supaya kamu dapat
menceriterakannya kepada angkatan yang kemudian: 15 Sesungguhnya inilah
Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang me-
mimpin kita.
Di sini kita mendapati bagaimana umat Allah diajar untuk menyimak
dan memanfaatkan sebaik-baiknya penampakan-penampakan Allah
yang jaya dan mulia saat Ia tampil bagi mereka untuk melawan mu-
suh-musuh mereka. Ini dimaksudkan demi kebaikan mereka sendiri.
I. Biarlah iman kita akan firman Allah diteguhkan dengan cara ini.
Jika kita membandingkan apa yang telah diperbuat Allah dengan
apa yang telah dikatakan-Nya, kita akan mendapati bahwa, se-
perti yang telah kita dengar, demikianlah juga kita lihat (ay. 9), dan
apa yang telah kita lihat mengharuskan kita percaya pada apa
yang telah kita dengar.
1. Sama seperti kita telah mendengar tentang apa yang telah di-
perbuat Allah melalui pemeliharan-pemeliharaan ilahi-Nya se
Kitab Mazmur 48:9-15
687
belumnya, pada zaman dulu kala, demikianlah juga kita telah
melihat apa yang telah diperbuat-Nya pada zaman kita sendiri.
Perhatikanlah, tampilnya Allah di kemudian hari bagi umat-
Nya untuk melawan musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh
mereka sejalan dengan apa yang telah dilakukan-Nya dahulu
saat Ia tampil bagi umat-Nya. sebab itu, kita perlu ingat akan
segala penampakan-Nya pada waktu dulu itu.
2. Sama seperti apa yang telah kita dengar di dalam janji dan nu-
buatan, demikianlah kita telah melihatnya terlaksana dan di-
genapi. Kita telah mendengar bahwa Allah yaitu Tuhan se-
mesta alam, dan bahwa Yerusalem yaitu kota Allah kita,
yang sangat disayangi-Nya, dipedulikan-Nya secara khusus,
dan sekarang kita sudah melihatnya. Kita telah melihat kuasa
Allah kita, kita telah melihat kebaikan-Nya, kita telah melihat
kepedulian dan perhatian-Nya terhadap kita, bahwa Dia ada-
lah tembok berapi di sekeliling Yerusalem, dan kemuliaan di da-
lamnya. Perhatikanlah, perkara-perkara besar yang telah di-
perbuat Allah dan yang sedang diperbuat-Nya bagi gereja-Nya
perlu kita perhatikan baik-baik adakah perikop-perikop Kitab
Suci yang telah digenapi di situ. Dan ini akan membantu kita
untuk mengerti dengan lebih baik mengenai pemeliharaan
ilahi itu sendiri dan juga mengenai perikop Kitab Suci yang
digenapi di dalamnya.
II. Biarlah harapan kita akan kemantapan dan keberlangsungan ge-
reja diteguhkan dengan cara ini. Dari apa yang telah kita lihat,
dibandingkan dengan apa yang telah kita dengar, di kota Allah
kita, kita dapat menyimpulkan bahwa Allah akan mendirikannya
untuk selama-lamanya. Hal ini tidak digenapi di Yerusalem (kota
itu sudah lama dihancurkan, dan segala kejayaannya sudah ter-
kubur di dalam debu), melainkan terlaksana di dalam gereja Injil.
Kita yakin bahwa gereja itu akan berdiri untuk selama-lamanya.
Gereja itu dibangun di atas batu karang, dan alam maut tidak
akan menguasainya (Mat. 16:18). Allah sendiri telah mengambil
tanggung jawab dalam mendirikannya. Tuhanlah yang meletak-
kan dasar Sion (Yes. 14:32). Dan apa yang telah kita lihat, diban-
dingkan dengan apa yang telah kita dengar, dapat mendorong kita
untuk berharap di dalam janji Allah itu, yang di atasnya gereja
dibangun.
688
III. Biarlah dengan demikian pikiran kita dipenuhi dengan pemikiran-
pemikiran yang baik tentang Allah. Dari apa yang telah kita de-
ngar dan lihat, dan yang kita harapkan, kita bisa mengambil ke-
sempatan untuk banyak berpikir tentang kasih setia Allah, kapan
saja kita berjumpa di dalam bait-Nya (ay. 10). Semua sungai belas
kasihan yang mengalir kepada kita harus ditelusuri sampai pada
kasih setia Allah sebagai sumbernya. Ini terjadi bukan sebab jasa
kita sendiri, melainkan murni sebab belas kasihan-Nya, dan
sebab kemurahan khusus yang diberikan-Nya kepada umat-Nya.
Oleh sebab itu, semua ini harus kita pikirkan dengan senang hati,
senantiasa memikirkannya dengan pikiran teguh. Pokok pujian
apalagi yang lebih mulia, lebih menyenangkan, dan lebih mengun-
tungkan yang dapat kita renungkan selain ini? Kasih setia Allah
itu harus hadir terus di depan mata kita (26:3), terutama pada
saat kita menantikan Dia di dalam bait-Nya. saat kita menik-
mati keuntungan dari ibadah-ibadah bersama tanpa terganggu,
saat kita berjumpa di dalam bait-Nya tanpa merasa takut terha-
dap siapa pun, maka patutlah kita mengambil kesempatan untuk
merenungkan kasih setia-Nya.
IV. Marilah kita berikan kepada Allah kemuliaan atas perkara-per-
kara besar yang telah diperbuat-Nya bagi kita. Marilah kita me-
nyebut perkara-perkara itu dengan memberi penghormatan kepa-
da-Nya (ay. 11): Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasy-
huran-Mu, bukan hanya di Yerusalem melainkan juga sampai ke
ujung bumi. Dengan pertanda berupa pembebasan Yerusalem
yang baru saja terjadi, Allah telah menyatakan nama-Nya. Arti-
nya, Dia telah mengungkapkan secara menakjubkan hikmat, kua-
sa, dan kebaikan-Nya, dan membuat semua bangsa di sekitar
merasakannya. Demikianlah kemasyhuran-Mu, yang artinya, se-
bagian orang di seluruh penjuru bumi akan didapati memberikan
kemuliaan kepada-Nya sesuai dengan kemasyhuran nama-Nya.
Sejauh mana nama-Nya terdengar, sejauh itu pula kemasyhuran-
Nya akan terdengar, atau setidak-tidaknya harus terdengar, dan,
pada akhirnya, benar-benar akan terdengar, saat segala ujung
bumi memuji-Nya (22:28; Why. 11:15). Sebagian orang mengarti-
kan dengan nama-Nya di sini terutama yaitu nama-Nya yang
mulia, yakni Tuhan semesta alam. Sesuai dengan nama itu, demi-
kianlah kemasyhuran-Nya, sebab semua makhluk, bahkan sam-
Kitab Mazmur 48:9-15
689
pai ke ujung bumi, berada di bawah perintah-Nya. Namun umat-
Nya, secara khusus, harus mengakui keadilan-Nya dalam segala
hal yang diperbuat-Nya bagi mereka. Keadilan memenuhi tangan
kanan-Mu, yang artinya, segala pekerjaan kuasa-Mu sejalan de-
ngan hartikel m-hartikel m kekal tentang keadilan.
V. Biarlah semua anggota jemaat secara khusus mendapatkan peng-
hiburan bagi diri mereka sendiri dari apa yang diperbuat Allah
bagi jemaat-Nya secara umum (ay. 12): Biarlah gunung Sion ber-
sukacita, para imam dan orang-orang Lewi yang melayani tempat
kudus, dan biarlah semua anak perempuan Yehuda, desa-desa
dan kota-kota, beserta segenap penduduknya, bersorak-sorak.
Biarlah kaum wanita dengan segala nyanyian dan tarian mereka,
seperti yang biasa dilakukan pada perayaan-perayaan umum,
merayakan dengan penuh rasa syartikel r keselamatan besar yang
telah dikerjakan Allah bagi kita. Perhatikanlah, setelah kita mem-
beri pujian kepada Allah, barulah kita dapat menikmati pembe-
basan-pembebasan luar biasa yang dikerjakan-Nya bagi gereja
dan bersorak-sorak oleh sebab penghartikel man Allah (maksudnya,
pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan-Nya). Semuanya ini dapat kita
lihat dikerjakan dengan hikmat (oleh sebab itu disebut penghu-
kuman) dan bekerja demi kebaikan gereja-Nya.
VI. Marilah kita dengan tekun mengamati contoh-contoh dan bukti-
bukti dari keindahan, kekuatan, dan keamanan gereja, dan de-
ngan setia meneruskan hasil-hasil pengamatan kita itu kepada
orang-orang yang akan datang setelah kita (ay. 13-14): Kelilingilah
Sion. Sebagian orang berpikir bahwa pernyataan ini merujuk pada
upacara kemenangan. Biarlah orang-orang yang bertugas melaku-
kan upacara itu berjalan mengelilingi tembok-tembok Sion (seperti
yang dulu mereka lakukan, Neh. 12:31), sambil bernyanyi dan
memuji Allah. Dalam melakukan ini, biarlah mereka menghitung
menaranya dan memperhatikan temboknya,
1. Agar mereka dapat memuji-muji pembebasan menakjubkan
yang baru saja dikerjakan Allah bagi mereka. Biarlah mereka
mencermati, dengan rasa takjub, bahwa menara-menara dan
tembok-tembok pertahanannya tetap kuat dan utuh, dan tidak
ada satu pun yang rusak, puri-purinya tetap indah dan tidak
ada yang ternoda. Tidak ada kerusakan sedikit pun yang di-
690
perbuat pada kota itu oleh raja-raja yang telah berkumpul
untuk melawannya (ay. 5): Ceriterakanlah ini kepada angkatan
yang kemudian, sebagai sebuah contoh yang menakjubkan
tentang perhatian Allah terhadap kota suci-Nya itu, bahwa
musuh-musuh bukan saja tidak dapat menghancurkan atau
membinasakannya, melainkan juga sama sekali tidak dapat
melukai atau merusaknya.
2. Agar mereka dapat membentengi diri mereka sendiri melawan
ketakutan terhadap ancaman bahaya yang serupa di lain
waktu. Dan dengan demikian,
(1) Kita dapat memahaminya secara harfiah tentang Yerusa-
lem, dan benteng-benteng pertahanan Sion. Biarlah anak-
anak perempuan Yehuda melihat menara-menara dan
tembok-tembok Sion dengan senang hati, walaupun pada
saat yang sama raja-raja yang menjadi musuh-musuh
mereka melihatnya dengan rasa ngeri (ay. 6). Yerusalem
pada waktu itu pada umumnya dipandang sebagai tempat
yang tak tertaklukkan, seperti yang tampak dalam Ratapan
4:12. Tidak percaya seluruh penduduk dunia, bahwa lawan
dan seteru dapat masuk ke dalam gapura-gapura Yeru-
salem. Mereka tidak akan bisa masuk jika para penduduk-
nya tidak lengah mempertahankannya oleh sebab dosa.
Arahkanlah hatimu pada tembok-temboknya. Ini menunjuk-
kan bahwa tembok-tembok utama Sion bukanlah berupa
barang yang bisa diraba dengan pancaindra, yang bisa
dilihat dengan mata mereka, melainkan sesuatu yang ha-
nya bisa diketahui dengan iman, yang kepadanya mereka
harus mengarahkan hati mereka. Sion memang dibentengi
dengan cartikel p kuat baik oleh alam maupun oleh keahlian.
Namun tembok-temboknya yang terutama paling diandal-
kan yaitu hadirat Allah secara istimewa di dalamnya, ke-
indahan kekudusan yang telah diberikan-Nya kepadanya,
dan janji-janji yang telah dibuat-Nya mengenai dia. Per-
hatikanlah kekuatan Yerusalem, dan ceriterakanlah itu
kepada angkatan-angkatan yang kemudian, agar mereka
tidak berbuat sesuatu yang dapat melemahkannya, dan
agar, jika pada suatu waktu ia mengalami kesusahan, me-
reka tidak menyerahkannya dengan hina kepada musuh
sebagai kota yang tidak dapat dipertahankan. Calvin
Kitab Mazmur 48:9-15
691
mengamati di sini bahwa saat mereka diperintahkan un-
tuk meneruskan kepada keturunan mereka cerita khusus
tentang menara-menara, tembok-tembok, dan puri-puri
Yerusalem ini, tersirat bahwa seiring berjalannya waktu,
semua itu akan dihancurkan dan tidak akan tampak lagi di
mata orang. Sebab, jika tidak demikian, apa perlunya bagi-
mu untuk memelihara gambaran dan sejarahnya? saat
murid-murid mengagumi bangunan-bangunan Bait Allah,
Guru mereka memberi tahu mereka bahwa sebentar lagi
tidak satu pun batunya akan dibiarkan terletak di atas batu
yang lain (Mat. 24:1-2). Oleh sebab itu,
(2) Ini pasti harus diterapkan pada gereja Injil, Bukit Sion itu
(Ibr. 12:22). Perhatikanlah menara-menara, tembok-tem-
bok, dan puri-purinya, agar kamu dapat diundang dan ter-
dorong untuk menggabungkan dirimu dengannya dan
memasukinya. Lihatlah bahwa gereja itu dibangun di atas
Kristus, batu karang yang dibentengi oleh kuasa ilahi, dan
dijaga oleh Dia yang tidak pernah tidur atau terlelap. Lihat-
lah betapa puri-purinya merupakan ibadah-ibadah yang
mulia, betapa tembok-temboknya merupakan janji-janji
yang bernilai. Ceritakanlah ini kepada angkatan terkemu-
dian, agar mereka dengan sepenuh hati dapat mendartikel ng
kepentingan-kepentingannya dan melekat kepadanya.
VII. Marilah kita bersorak-sorai di dalam Allah dan di dalam keya-
kinan akan kasih setia-Nya yang kekal (ay. 15). Ceritakanlah ini
kepada angkatan yang terkemudian. Teruskanlah kebenaran ini
sebagai warisan yang suci kepada keturunanmu, bahwa Allah ini,
yang telah berbuat perkara-perkara yang besar itu bagi kami,
yaitu Allah kita seterusnya dan untuk selamanya. Kasih dan
kepedulian-Nya terhadap kita selalu tetap dan tidak akan pernah
berubah.
1. Jika Allah yaitu Allah kita, maka Dia milik kita untuk se-
lama-lamanya, bukan hanya sepanjang segala zaman melain-
kan juga sampai pada kekekalan. Sebab, yaitu berkat kekal
bagi orang-orang kudus yang dimuliakan bahwa Allah sendiri
akan diam bersama-sama dengan mereka, dan akan menjadi
Allah mereka (Why. 21:3).
692
2. Jika Dia yaitu Allah kita, maka Dialah yang memimpin kita,
pemimpin kita yang selalu setia, untuk menunjukkan jalan ke-
pada kita dan membimbing kita di dalamnya. Dia akan men-
jadi pemimpin kita, bahkan sampai mati, yang menjadi akhir
bagi perjalanan kita kelak dan membawa kita ke tempat per-
istirahatan kita. Dia akan membimbing dan menjaga kita
bahkan sampai pada akhirnya. Dia akan menjadi pemimpin
kita mengatasi kematian (demikian menurut sebagian orang).
Dia akan memimpin kita sedemikian rupa sehingga akan
membawa kita mengatasi jangkauan kematian, supaya ke-
matian itu tidak menyakiti kita. Dia akan menjadi pemimpin
kita melampaui kematian (demikian menurut sebagian yang
lain). Dia akan menuntun kita dengan aman menuju keba-
hagiaan di seberang maut, menuju kehidupan yang di dalam-
nya tidak akan ada lagi maut. Jika kita memilih Tuhan sebagai
Allah kita, maka Dia akan menuntun dan mengantarkan kita
dengan aman menuju kematian, melewati kematian, dan me-
lampaui kematian turun ke dalam maut dan bangkit lagi ke
dalam kemuliaan.
PASAL 49
azmur ini merupakan sebuah khotbah, dan demikian pula
dengan mazmur berikutnya. Dalam sebagian besar mazmur,
kita mendapati sang penulis berdoa atau memuji, sementara dalam
kedua mazmur ini kita mendapatinya berkhotbah. Dan sudah men-
jadi kewajiban kita, dalam menyanyikan mazmur ini, untuk mengajar
dan mengingatkan diri kita sendiri dan juga satu sama lain. Tujuan
dan rancangan dari khotbah ini yaitu untuk meyakinkan manusia
di dunia ini akan dosa dan kebodohan mereka dalam mengarahkan
keinginan hati mereka pada perkara-perkara dunia ini. Dengan demi-
kian, ia membujuk mereka agar mencari perkara-perkara dari dunia
yang lebih baik. Mazmur ini juga bertujuan untuk menghibur umat
Allah, sehubungan dengan permasalahan dan kesedihan yang timbul
di dalam hati mereka sebab melihat kemakmuran orang-orang fasik.
I. Dalam bagian pengantar, ia ingin membangunkan manusia
duniawi dari rasa aman mereka (ay. 2-4) dan untuk meng-
hibur dirinya sendiri serta orang-orang saleh lain pada masa
kesusahan (ay. 5-6).
II. Dalam bagian-bagian selanjutnya dari mazmur ini,
1. Ia berusaha meyakinkan orang-orang berdosa akan kebo-
dohan mereka dalam mendambakan kekayaan dunia ini,
dengan menunjukkan kepada mereka,
(1) Bahwa mereka tidak bisa, dengan segala kekayaan
mereka, menyelamatkan sahabat-sahabat mereka dari
kematian (ay. 7-10).
(2) Mereka tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri
dari kematian (ay. 11).
M
694
(3) Mereka tidak bisa menjamin bahwa mereka akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia ini (ay. 12-14).
Apalagi,
(4) Untuk menjamin bahwa mereka akan mendapatkan
kebahagiaan di alam baka (ay. 15).
2. Ia berusaha menghibur dirinya sendiri dan orang-orang
baik lain,
(1) Melawan rasa takut terhadap kematian (ay. 16).
(2) Melawan rasa takut terhadap kekuatan orang-orang
fasik yang makmur (ay. 17-21).
Dalam menyanyikan mazmur ini, marilah kita menerima peng-
ajaran-pengajaran yang diberikan di sini, dan menjadi bijak.
Seruan untuk Memberikan Perhatian
(49:1-6)
1 Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Mazmur. 2 Dengarlah, hai bang-
sa-bangsa sekalian, pasanglah telinga, hai semua penduduk dunia, 3 baik
yang hina maupun yang mulia, baik yang kaya maupun yang miskin ber-
sama-sama! 4 Mulutku akan mengucapkan hikmat, dan yang direnungkan
hatiku ialah pengertian. 5 Aku akan menyendengkan telingaku kepada amsal,
akan mengutarakan peribahasaku dengan bermain kecapi. 6 Mengapa aku
takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh kejahatan peng-
ejar-pengejarku?
Bagian ini merupakan pengantar dari pokok pembicaraan sang pe-
mazmur mengenai kesia-siaan dunia ini dan ketidaksanggupan dunia
untuk membuat kita berbahagia. Dan kita jarang menjumpai pen-
dahuluan yang lebih khidmat daripada ini. Sebab, tidak ada kebenar-
an lain yang lebih pasti lagi atau yang lebih berat dan lebih penting
daripada kebenaran ini. Terlebih lagi, pertimbangan akan kebenaran
ini mendatangkan manfaat bagi kita.
I. Ia menuntut perhatian dari orang lain terhadap apa yang hendak
dikatakannya (ay. 2-3): Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian.
Dengarlah dan camkanlah, dengarlah dan pertimbangkanlah. Apa
yang dikatakan satu kali, dengarlah dua kali. Dengarlah dan pa-
sanglah telinga (62:9, 11). Bukan hanya, Dengarlah, hai kalian
bangsa Israel, dan pasanglah telinga, hai semua penduduk Ka-
naan, melainkan juga, Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian,
Kitab Mazmur 49:1-6
695
pasanglah telinga, hai semua penduduk dunia. Sebab ajaran ini
tidaklah dikenal khusus oleh orang-orang yang diberkati dengan
pewahyuan ilahi, sebab terang alam pun memberi kesaksian me-
ngenainya. Semua orang boleh tahu, dan oleh sebab itu biarlah
semua orang mempertimbangkannya, bahwa kekayaan mereka
tidak akan bermanfaat bagi mereka pada hari kematian mereka.
Baik yang hina maupun yang mulia, baik yang kaya maupun yang
miskin, harus datang bersama-sama untuk mendengarkan firman
Allah. Oleh sebab itu, biarlah keduanya mendengarkan ini dan
melakukannya. Biarlah orang-orang yang mulia dan kaya di dunia
ini mendengar tentang kesia-siaan harta duniawi mereka dan
tidak menjadi sombong sebab nya, atau merasa aman dalam me-
nikmatinya, melainkan mengumpulkannya untuk berbuat baik,
supaya dengan harta itu mereka bisa mendapatkan teman. Biar-
lah orang-orang yang miskin dan hina mendengarkan ini dan me-
rasa puas dengan sedikit harta yang mereka miliki, dan tidak iri
terhadap orang-orang yang berkelimpahan. Orang miskin teran-
cam bahaya memiliki keinginan yang berlebihan terhadap kekaya-
an duniawi sama seperti orang kaya terancam bahaya memiliki
kesenangan yang berlebihan dengan kekayaan itu. Ia memberikan
suatu alasan yang baik mengapa perkataannya harus diperhati-
kan (ay. 4): Mulutku akan mengucapkan hikmat. Apa yang harus
dikatakannya,
1. yaitu benar dan baik. Perkataannya yaitu hikmat dan
pengertian. Perkataaannya akan menjadikan bijak dan cerdas
orang-orang yang menerimanya dan tunduk kepadanya. Per-
kataannya tidak meragukan melainkan pasti, tidak remeh me-
lainkan berbobot, bukan hal yang direka-reka dengan semau-
nya melainkan secara menakjubkan berguna untuk mem-
bimbing kita di jalan yang benar menuju tujuan utama kita.
2. Perkataannya yaitu apa yang sudah dicernanya sendiri de-
ngan baik. Yang diucapkan mulutnya yaitu apa yang dire-
nungkan hatinya (seperti dalam pasal 19:15; 45:2). Perkataan-
nya yaitu apa yang dimasukkan Allah ke dalam pikiran-Nya,
apa yang dengan sungguh-sungguh telah dipertimbangkannya
sendiri. Sepenuhnya telah ia uji artinya dan menjadi yakin
dengan kebenarannya. Apa yang diucapkan hamba-hamba
Tuhan dari dalam hati mereka sendiri sangat besar kemung-
kinannya akan menjangkau hati para pendengarnya.
696
II. Ia sendiri berusaha memberikan perhatian (ay. 5): Aku akan me-
nyendengkan telingaku kepada amsal. Perkataan ini disebut am-
sal, bukan sebab bersifat kiasan dan samar-samar, melainkan
sebab perkataan ini bijak dan sangat mendidik. Kata yang digu-
nakan di sini yaitu sama dengan yang digunakan untuk amsal-
amsal Salomo. Sang pemazmur sendiri akan menyendengkan teli-
nganya kepadanya. Ini menunjukkan,
1. Bahwa ia diajar amsal itu oleh Roh Allah dan tidak berkata-
kata dari dirinya sendiri. Orang yang bertanggung jawab
mengajar orang lain harus belajar sendiri terlebih dahulu.
2. Bahwa ia menganggap dirinya cartikel p berkepentingan di da-
lamnya, dan bertekad untuk tidak mempertaruhkan jiwanya
sendiri pada apa yang dia sendiri cegah agar orang lain tidak
mempertaruhkan jiwa mereka pada hal itu.
3. Bahwa ia tidak berharap agar orang lain memperhatikan apa
yang dia sendiri tidak memperhatikannya sebagai perkara
yang paling penting. Apabila Allah memberikan lidah seorang
murid, Ia terlebih dulu mempertajam pendengaran untuk men-
dengar seperti seorang murid (Yes. 50:4).
III. Ia berjanji akan membuat perkataannya jelas dan menyentuh pe-
rasaan semampu mungkin: Aku akan mengutarakan peribahasaku
dengan bermain kecapi. Apa yang telah dipelajarinya sendiri tidak
akan disembunyikannya atau disimpannya sendiri, tetapi akan
disampaikannya demi keuntungan orang lain.
1. Sebagian orang tidak memahaminya, menjadi teka teki bagi
mereka. Katakanlah kepada mereka tentang sia-sianya hal-hal
yang bisa dilihat mata, dan tentang kenyataan serta penting-
nya hal-hal yang tidak bisa terlihat mata, maka mereka akan
berkata, Aduh, Tuhan ALLAH, apakah ia tidak hanya meng-
ucapkan kata-kata sindiran? Demi orang-orang seperti itu, ia
hendak menerangkan peribahasa yang gelap ini, dan menjelas-
kannya sedemikian rupa sehingga bahkan orang yang sedang
berlari pun dapat memahaminya.
2. Sebagian yang lain memahaminya dengan cartikel p baik, namun
mereka tidak tergerak olehnya. Perkataan itu tidak pernah me-
nyentuh hati mereka, dan demi orang-orang yang demikian ia
hendak mengutarakannya dengan bermain kecapi, dan men-
Kitab Mazmur 49:1-6
697
coba agar sarana itu dapat berhasil untuk mereka, untuk me-
menangkan hati mereka. Sebait syair mungkin saja dapat me-
nyentuh orang yang sama sekali tidak akan tergerak oleh se-
buah khotbah (Herbert).
IV. Ia mulai dengan menerapkannya pada dirinya sendiri, dan ini me-
rupakan cara yang benar untuk memperlakukan perkara-perkara
ilahi. Kita harus berkhotbah kepada diri kita sendiri terlebih da-
hulu sebelum kita menegur dan mengajar orang lain. Sebelum ia
memperlihatkan bodohnya untuk mengandalkan keamanan se-
cara duniawi (ay. 7), terlebih dahulu ia menunjukkan di sini, ber-
dasarkan pengalamannya sendiri, keuntungan dan penghiburan
bila mengandalkan keamanan yang kudus dan penuh rahmat,
yang dinikmati oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan
tidak kepada kekayaan duniawi mereka: Mengapa aku takut?
Yang dimaksudkannya yaitu , Mengapa aku takut terhadap apa
yang mereka takuti (Yes. 8:12)? Mengapa aku harus takut dengan
ketakutan orang-orang duniawi?
1. Mengapa aku harus takut kepada mereka? Mengapa aku ha-
rus takut pada hari-hari kesusahan dan penganiayaan, pada
waktu aku dikepung oleh kejahatan pengejar-pengejarku, atau
oleh kejahatan para penggantiku yang berusaha menjeratku,
dan saat mereka mengepung aku dengan rancangan-ran-
cangan mereka yang jahat? Mengapa aku harus takut dengan
semua orang itu, yang kekuatannya terletak pada kekayaan
mereka, yang tidak akan memampukan mereka untuk mene-
bus teman-teman mereka? Aku tidak akan takut dengan ke-
kuatan mereka, sebab kekuatan itu tidak dapat memampukan
mereka untuk menghancurkan aku. Orang-orang besar di
dunia ini tidak akan tampak menakutkan sama sekali apabila
kita menimbang betapa kecilnya keuntungan yang dapat dibe-
rikan oleh kekayaan mereka kepada mereka. Kita tidak perlu
takut bahwa mereka akan menjatuhkan kita dari kejayaan
kita, sebab mereka sendiri tidak dapat mendartikel ng diri mereka
dalam kejayaan mereka.
2. Mengapa aku harus takut seperti mereka? Hari tua dan ke-
matian yaitu hari-hari yang malang (Pkh. 12:1). Pada hari
penghakiman, kejahatan langkah-langkah kita (atau dosa-dosa
kita yang terdahulu) akan mengepung kita, akan diperhadap-
698
kan kepada kita. Allah akan membawa setiap perbuatan ke
pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersem-
bunyi, dan setiap orang di antara kita akan memberi pertang-
gungan jawab tentang dirinya sendiri. Pada hari-hari tersebut,
orang-orang fasik dan duniawi akan ketakutan. Tidak ada
yang menakutkan bagi orang-orang yang hatinya terarah pada
dunia ini lebih daripada pikiran bahwa mereka harus mening-
galkannya. Bagi mereka, kematian yaitu raja segala kengeri-
an, sebab setelah mati, datanglah penghakiman, saat mana
dosa-dosa mereka akan mengepung mereka seperti amukan
yang teramat dahsyat. Namun sebaliknya, mengapakah orang
yang baik harus takut mati sementara Allah tetap beserta dia
(23:4)? saat kejahatan-kejahatannya mengepung dia, ia
melihat bahwa semua itu sudah diampuni, hati nuraninya di-
murnikan dan didamaikan. Pada hari penghakiman sekalipun,
saat hati orang lain menjadi kalut sebab ketakutan, ia
dapat mengangkat mukanya dengan sukacita (Luk. 21:26, 28).
Perhatikanlah, anak-anak Allah, meskipun begitu miskin,
benar-benar berbahagia melampaui anak-anak dunia yang ter-
makmur sekalipun, sebab mereka dilindungi dengan baik
dari kengerian-kengerian maut dan dari penghartikel man yang
akan datang.
Kesia-siaan Harta Duniawi;
Ajal Orang Fasik
(49:7-15)
7 [Mengapa aku takut pada] mereka yang percaya akan harta bendanya, dan
memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka? 8 Tidak seorang pun
dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti
nyawanya, 9 sebab terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak
memadai untuk selama-lamanya 10 supaya ia tetap hidup untuk seterus-
nya, dan tidak melihat lobang kubur. 11 Sungguh, akan dilihatnya: orang-
orang yang mempunyai hikmat mati, orang-orang bodoh dan dungu pun
binasa bersama-sama dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang
lain. 12 Kubur mereka ialah rumah mereka untuk selama-lamanya, tempat
kediaman mereka turun-temurun; mereka menganggap ladang-ladang milik
mereka. 13 Tetapi dengan segala kegemilangannya manusia tidak dapat ber-
tahan, ia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan. 14 Inilah jalan-
nya orang-orang yang percaya kepada dirinya sendiri, ajal orang-orang yang
gemar akan perkataannya sendiri. S e l a 15 Seperti domba mereka meluncur
ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung
Kitab Mazmur 49:7-15
699
ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat ke-
diaman mereka.
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
I. Gambaran tentang jiwa dan jalan orang-orang duniawi, yang ba-
giannya yaitu dalam hidup ini (17:14). Mereka biasanya diang-
gap mempunyai harta benda, dan banyak kekayaan (ay. 7), ba-
nyak rumah dan ladang warisan, yang mereka sebut sebagai milik
mereka (ay. 12). Allah sering kali memberikan hal-hal yang baik
dari dunia ini secara berkelimpahan kepada orang jahat yang
hidup dengan menghina Dia dan memberontak melawan-Nya. De-
ngan ini tampak bahwa semua itu bukanlah hal-hal yang terbaik
dengan sendirinya (sebab seandainya demikian, Allah pasti akan
memberikan sebagian besarnya kepada sahabat-sahabat terbaik-
Nya). Demikian pula, semua itu bukanlah hal-hal yang terbaik
bagi kita, sebab andaikata demikian, orang-orang yang sudah di-
tentukan akan binasa tidak akan memiliki begitu banyak kekaya-
an duniawi seperti itu. Mereka akan segera dibinasakan oleh ke-
makmuran mereka itu (Ams. 1:32). Orang bisa saja mempunyai
kelimpahan harta dunia ini dan menjadi lebih baik sebab nya.
Bisa saja dengan harta itu hatinya bertumbuh dalam kasih, rasa
syartikel r, dan ketaatan. Ia bisa saja berbuat baik dengan harta itu,
yang akan membuahkan banyak hasil bagi kebaikan dia. Oleh se-
bab itu, bukan memiliki kekayaan yang membuat manusia men-
jadi duniawi, melainkan sebab mereka menambatkan hati mere-
ka pada kekayaan duniawi itu sebagai yang terbaik. Demikianlah
orang-orang duniawi digambarkan di sini.
1. Mereka menaruh keyakinan pada kekayaan mereka: Mereka
percaya akan harta bendanya (ay. 7). Mereka bergantung
padanya sebagai bagian dan kebahagiaan mereka. Mereka ber-
harap bahwa kekayaan itu akan membuat mereka aman dari
segala kejahatan dan menyediakan mereka dengan segala ke-
baikan. sebab itu mereka tidak perlu apa-apa lagi, bahkan
Allah sendiri. Emas mereka yaitu kepercayaan mereka (Ayb.
31:24), dan dengan demikian emas itu menjadi allah mereka.
Demikianlah Juruselamat kita menjelaskan betapa susahnya
orang kaya untuk diselamatkan: Alangkah sukarnya orang
yang menaruh kepercayaan mereka pada kekayaan untuk
700
masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mrk. 10:24, KJV). Lihat 1
Timotius 6:17.
2. Mereka menyombongkan diri dengan kekayaan mereka: Me-
reka memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka,
seolah-olah semua kekayaan itu merupakan tanda-tanda yang
pasti akan kebaikan Allah dan bukti-bukti yang pasti akan
keahlian dan ketekunan mereka sendiri (kekuasaanku dan ke-
kuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan
ini), seolah-olah kekayaan itu membuat mereka benar-benar
hebat dan berbahagia, dan betul-betul lebih unggul daripada
sesama mereka. Mereka memegahkan diri bahwa mereka su-
dah mendapatkan semua yang mereka inginkan (10:3) dan
dapat menentang seluruh dunia (aku bertakhta seperti ratu,
dan untuk selama-lamanya aku tetap menjadi ratu). Oleh sebab
itu, mereka menganggap ladang-ladang milik mereka, dan
memberinya nama sesuai dengan nama mereka sendiri, de-
ngan berharap bahwa mereka akan tetap dikenang sebab nya.
Namun, sekalipun ladang-ladang mereka itu memelihara nama
mereka, sungguh malang penghormatan yang mereka dapat-
kan dari situ, sebab ladang-ladang itu sering berganti nama
apabila berganti pemilik.
3. Mereka menyenangkan hati sendiri dengan harapan bahwa
harta duniawi mereka akan tetap ada sampai selama-lamanya
(ay. 12): Kubur mereka ialah rumah mereka untuk selama-
lamanya (KJV: Mereka berpikir di dalam hati bahwa rumah me-
reka akan tetap untuk selama-lamanya pen.) dan dengan
pemikiran ini mereka menghibur diri mereka sendiri. Bukan-
kah semua pemikiran itu berada di dalam? Betul, namun ini
menunjukkan,
(1) Bahwa pikiran ini berakar kuat di dalam pikiran mereka,
sudah bergulung dan melingkar di sana, dan tersimpan
rapi di dalam lubuk hati mereka yang terdalam. Orang sa-
leh juga berpikir tentang dunia, namun semua pikiran itu
yaitu pikiran-pikiran luarnya, pikiran-pikiran dalamnya
khusus disediakan bagi Allah dan perkara-perkara sorgawi.
Tetapi manusia duniawi hanya mempunyai pikiran-pikiran
yang asing dan mengambang tentang perkara-perkara me-
ngenai Allah, sedangkan pikirannya yang terpancang, pikir-
Kitab Mazmur 49:7-15
701
an dalamnya, yaitu tentang dunia. Pikiran inilah yang
paling dekat dengan hatinya, dan bertakhta di sana.
(2) Di sana pikiran itu disembunyikan serapi mungkin. sebab
malu, mereka tidak bisa berkata bahwa mereka berharap
rumah mereka akan tetap untuk selama-lamanya, tetapi di
dalam batin mereka berpikir demikian. Walaupun mereka
tidak bisa membujuk diri sendiri untuk percaya bahwa ke-
beradaan mereka akan tetap untuk selama-lamanya, na-
mun bodohnya mereka berpikir bahwa rumah mereka dan
tempat kediaman mereka akan tetap untuk selama-lama-
nya. Kalaupun rumah mereka akan tetap untuk selama-
lamanya, apa untungnya itu bagi mereka apabila rumah itu
bukan lagi milik mereka? Namun, rumah mereka tidak
akan tetap untuk selama-lamanya, sebab dunia akan ber-
lalu, demikian pula dengan segala isinya. Segala sesuatu
akan musnah digerogoti oleh gerigi waktu.
II. Kebodohan mereka dalam hal ini diperlihatkan. Secara umum (ay.
14), Inilah jalannya orang-orang yang percaya kepada dirinya
sendiri (KJV: Jalan mereka ini merupakan kebodohan mereka
pen.). Perhatikanlah, cara duniawi yaitu cara yang sangat bo-
doh. Orang-orang yang mengumpulkan harta mereka di bumi,
dan yang menyayangi hal-hal yang di bawah, sudah bertindak
melawan akal sehat maupun kepentingan mereka yang sesung-
guhnya. Allah sendiri menyebut bodoh orang yang berpikir bahwa
barang-barang yang ditimbunnya akan memenuhi kebutuhannya
untuk bertahun-tahun lamanya, dan bahwa semua barang itu
akan menjadi bagian untuk jiwa mereka (Luk. 12:19-20). Sekali-
pun demikian, keturunan mereka juga setuju dengan perkataan
mereka itu, sehati dengan perasaan mereka itu, dan mengatakan
apa yang mereka katakan dan melakukan apa yang mereka laku-
kan, serta mengikuti jejak-jejak keduniawian mereka. Perhatikan-
lah, cinta akan dunia ini merupakan penyakit yang mengalir di
dalam darah. Manusia memilikinya secara turun-temurun, sam-
pai anugerah Allah menyembuhkannya. Untuk membuktikan ke-
bodohan manusia-manusia duniawi yang hanya mengejar hawa
nafsu duniawi, ia menunjukkan,
1. Bahwa dengan segala kekayaan itu, mereka tidak bisa menye-
lamatkan hidup sahabat terkasih yang mereka miliki di dunia,
702
atau membeli penangguhan hartikel man apabila sahabatnya ter-
ancam maut (ay. 8-10): Tidak seorang pun dapat membebas-
kan dirinya (KJV: Tidak seorang pun dari antara mereka dapat
menebus saudaranya dengan cara apa pun pen.), saudara
duniawinya, yang justru akan menguras harta benda mereka
sendiri, jika mereka memberikan uang jaminan baginya. De-
ngan senang hati mereka akan melakukannya, sebab berha-
rap saudaranya akan berbuat kebaikan yang sama baginya di
lain waktu. Namun perkataan seseorang tidak akan dipandang
sebagai perkataan orang lain, dan harta bendanya pun tidak
akan dapat menjadi tebusan bagi nyawa orang lain. Allah tidak
menghargainya. Kekayaan itu tidak bernilai di mata-Nya, dan
nilai yang sebenarnya dari segala sesuatu yaitu sebagaimana
yang digambarkan di dalam kitab-kitab-Nya. Keadilan-Nya
tidak bisa dipertukarkan atau disepadankan dengan nyawa
orang. Tuhan atas nyawa saudara kita yaitu Tuhan atas
harta benda kita, dan Dia dapat mengambil keduanya jika Dia
berkehendak, tanpa memberikan kesulitan bagi diri-Nya sen-
diri atau melakukan kesalahan terhadap kita. Dan oleh sebab
itu, seseorang tidak dapat menjadi tebusan bagi orang lain.
Kita tidak dapat menyuap maut supaya saudara kita bisa tetap
hidup, apalagi supaya dia bisa hidup untuk selama-lamanya di
dunia ini. Tidak juga untuk menyuap kubur, supaya ia tidak
melihat kebinasaan. Sebab mau tidak mau kita pasti mati dan
kembali ke debu, dan kita tidak bisa melepaskan diri dari
peperangan itu. Betapa bodohnya jika kita percaya pada dan
memegahkan diri dengan apa yang tidak akan memampukan
kita, bahkan sejam pun tidak, untuk menunda pelaksanaan
hartikel man mati terhadap orangtua, anak, atau sahabat yang
sudah seperti jiwa kita sendiri! Sudah pasti benar bahwa ter-
lalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai
untuk selama-lamanya. Maksudnya, nyawa, saat sudah me-
layang, tidak bisa ditangkap, dan saat sudah pergi tidak bisa
dipanggil kembali, oleh keahlian manusia ataupun harga
duniawi. Namun, hal ini memandang lebih jauh pada penebus-
an kekal yang dikerjakan oleh Sang Mesias, yang dinanti-nan-
tikan oleh orang-orang kudus Perjanjian Lama sebagai Sang
Penebus. Hidup kekal merupakan perhiasan yang terlalu ber-
harga untuk dibeli dengan kekayaan dunia ini. Kita telah
Kitab Mazmur 49:7-15
703
ditebus bukan dengan barang yang fana, seperti dengan perak
atau emas (1Ptr. 1:18-19). Dr. Hammond, seorang cendekia-
wan, menerapkan ayat 9 dan ayat 10 secara khusus kepada
Kristus: Penebusan jiwa itu akan berharga, akan dinilai tinggi,
akan menuntut harga yang mahal. Namun, sebab dikerjakan
satu kali, penebusan itu akan memadai untuk selama-lama-
nya, tidak akan perlu diulangi lagi (Ibr. 9:25-26 dan 10:12).
Dan Dia, yaitu Sang Penebus, akan tetap hidup untuk seterus-
nya, dan tidak melihat lobang kubur. Dia akan bangkit kembali
sebelum Dia melihat kebinasaan, dan kemudian akan hidup
sampai selama-lamanya (Why. 1:18). Kristus melakukan bagi
kita apa yang tidak dapat dilakukan oleh segala kekayaan
dunia. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya Dia lebih kita sa-
yangi daripada hal-hal duniawi mana pun. Kristus melakukan
bagi kita apa yang tidak bisa dilakukan oleh saudara, atau
sahabat, bahkan oleh harta milik dan andil kita yang terbaik
sekalipun. Dan sebab itu, orang-orang yang mengasihi bapa
atau ibunya lebih dari pada-Nya, ia tidak layak bagi-Nya. Hal
ini juga menunjukkan kebodohan orang-orang duniawi, yang
menjual jiwa mereka demi sesuatu yang tidak akan pernah
membeli jiwa mereka.
2. Bahwa dengan segala kekayaan mereka, mereka tidak bisa me-
lindungi diri mereka sendiri dari hantaman maut. Orang du-
niawi melihat, dan dia menjadi jengkel sebab melihat, bahwa
orang-orang yang mempunyai hikmat mati, orang-orang bodoh
dan dungu pun binasa bersama-sama (ay. 11). Oleh sebab itu,
tidak bisa tidak ia pasti sadar bahwa pada akhirnya gilirannya
sendiri pun akan tiba. Ia tidak bisa mendapatkan dorongan
apa pun untuk berharap bahwa dia sendiri akan hidup untuk
selamanya, dan sebab itu dengan bodoh ia menghibur dirinya
sendiri dengan pemikiran ini, bahwa meskipun ia tidak akan
terus hidup, rumahnya akan tetap ada. Sebagian orang kaya
yaitu orang-orang yang bijak, mereka orang-orang besar
dalam pemerintahan, namun mereka tidak dapat mengakali
kematian, atau menghindar dari hantamannya, dengan segala
keahlian dan kecakapan mereka. Sebagian yang lain yaitu
orang-orang bodoh dan dungu (Fortuna favet fatuis Orang-
orang bodoh sering kali yaitu orang-orang yang beruntung).
Meskipun mereka ini tidak berbuat suatu kebaikan apa pun,
704
ada kemungkinan bahwa mereka juga tidak berbuat suatu
kejahatan yang besar di dunia. Namun hal ini pun tidak melu-
putkan mereka. Mereka akan binasa dan direnggut kematian,
sama seperti orang-orang bijak yang berbuat kejahatan dengan
kelihaian mereka. Atau kita bisa memahami orang bijak dan
orang bodoh di sini sebagai orang saleh dan orang fasik. Orang
saleh mati, dan kematian mereka merupakan pembebasan
bagi mereka. Orang fasik binasa, dan kematian mereka meru-
pakan kehancuran bagi mereka. Namun, bagaimanapun juga,
mereka meninggalkan kekayaan mereka kepada orang lain.
(1) Mereka tidak bisa terus menikmatinya, dan juga kekayaan
mereka itu tidak akan membantu mereka mendapatkan pe-
nangguhan hartikel man. Permohonan mereka tidak akan ber-
arti, meskipun pernah sekali dikabulkan, Janganlah bunuh
kami, sebab kami masih mempunyai perbekalan tersem-
bunyi di luar kota (Yer. 41:8).
(2) Mereka tidak dapat membawa serta kekayaan mereka ber-
sama mereka, tetapi harus meninggalkannya begitu saja.
(3) Mereka tidak bisa melihat siapa yang akan menikmatinya
saat mereka sudah meninggalkannya. Mereka harus me-
ninggalkannya kepada orang lain, tetapi kepada siapa me-
reka tidak tahu, mungkin saja kepada orang bodoh (Pkh.
2:19), atau mungkin kepada seorang musuh.
3. Bahwa, sama seperti kekayaan mereka tidak akan bermanfaat
bagi mereka pada saat kematian, demikian pula halnya de-
ngan kehormatan mereka (ay. 13): Dengan segala kegemilang-
annya manusia tidak dapat bertahan. Biasanya kita mengang-
gap bahwa orang yang naik ke puncak kedudukan tertinggi
yaitu orang yang besar dan berbahagia di dunia. Mereka
orang yang gemilang, orang yang sudah sampai pada keadaan-
nya yang terbaik, dikelilingi dan didartikel ng oleh segala keun-
tungan yang dapat diinginkannya. Namun demikian, ia tidak
dapat bertahan. Kehormatannya tidak terus berlanjut. Itu
hanyalah bayangan yang berlalu. Ia sendiri tidak akan tetap
ada, tidak akan terus tinggal sepanjang malam. Dunia ini
ibarat tempat penginapan, di sana manusia hanya tinggal
sebentar, sampai-sampai hampir tidak bisa dikatakan bahwa
ia bermalam di sana. Begitu sedikitnya ketenangan yang terda-
Kitab Mazmur 49:7-15
705
pat dalam semua ini. Yang dimilikinya hanyalah waktu untuk
beristirahat sejenak. Ia boleh disamakan dengan hewan yang
dibinasakan. Yakni, ia pasti akan binasa seperti binatang, dan
kematiannya akan menjadi titik akhir bagi keberadaannya di
dunia ini sama seperti kematian binatang. Jasadnya akan
membusuk sama seperti bangkai binatang. Dan (seperti yang
diamati oleh Dr. Hammond) sering kali kehormatan dan keka-
yaan yang terbesar, yang didapat secara tidak adil dari
orangtua, tidak jatuh pada salah seorang pun dari keturunan-
nya (seperti binatang-binatang, saat mereka mati. Mereka
tidak meninggalkan apa-apa kepada anak-anak mereka, ke-
cuali bagi dunia yang luas untuk memakannya), tetapi jatuh
ke tangan orang lain dengan segera, yang sama sekali tidak
pernah direncanakannya saat ia mengumpulkannya.
4. Bahwa keadaan mereka di seberang alam maut akan sangat
menyengsarakan. Dunia yang mereka puja bukan saja tidak
akan menyelamatkan mereka dari maut, tetapi juga meneng-
gelamkan mereka jauh lebih dalam lagi ke dalam neraka (ay.
15): Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang
mati. Kemakmuran mereka hanya memberi mereka makan
seperti domba yang akan diserahkan ke tempat pembantaian
(Hos. 4:16), dan kemudian kematian datang, dan mengunci
mereka rapat-rapat di dalam kubur seperti domba gemuk di
dalam kandang, yang dipersiapkan bagi hari murka Allah (Ayb.
21:30, KJV). Sangat banyak dari antara mereka, seperti kawan-
an domba yang mati sebab suatu penyakit, dibuang ke liang
kubur, dan di sana maut akan memangsa mereka, maut yang
kedua, ulat yang tidak dapat mati (Ayb. 24:20, KJV). Hati nu-
rani mereka sendiri yang penuh dengan rasa bersalah, bagai-
kan banyaknya burung pemangsa, akan terus memangsa me-
reka dengan perkataan, Anak, ingatlah (Luk. 16:25). Kematian
menghina mereka dan menang atas mereka, seperti yang di-
gambarkan dalam kejatuhan raja Babel, yang membuat dunia
orang mati yang di bawah gemetar (Yes. 14:9, dst.). Bila orang
kudus dapat bertanya kepada Maut yang congkak, Di mana-
kah sengatmu? Maut akan bertanya kepada orang berdosa
yang congkak, Di manakah kekayaan dan kemegahanmu? Dan
semakin dia dikenyangkan oleh kemakmuran, semakin manis
pula maut akan memangsanya. Dan pada pagi hari setelah
706
kebangkitan, saat semua orang yang telah tidur di dalam
debu tanah akan bangun (Dan. 12:2), orang benar akan me-
merintah atas mereka. Orang benar ini bukan hanya akan
dinaikkan menggapai martabat dan kehormatan yang tertinggi
sementara orang fasik dipenuhi dengan aib dan penghinaan
yang kekal. Mereka bukan hanya akan diangkat ke sorga yang
tertinggi sementara orang fasik akan tenggelam ke dalam
neraka yang paling dalam, melainkan juga akan ikut duduk
bersama Kristus untuk menghakimi orang fasik, dan akan
bertepuk tangan bagi keadilan Allah dalam membinasakan
mereka. saat orang kaya di neraka memohon agar Lazarus
memberinya setetes air untuk menyejukkan lidahnya, ia meng-
akui bahwa orang benar memerintah atas dia. Ini sama juga
seperti gadis-gadis bodoh yang mengakui pemerintahan gadis-
gadis yang bijaksana, bahwa mereka sangat bergantung pada
belas kasihan gadis-gadis bijaksana itu saat memohon, Beri-
kanlah kami sedikit dari minyakmu itu. Biarlah hal ini meng-
hibur kita apabila melihat penindasan-penindasan yang pada
saat ini kerap membuat orang benar merintih. Biarlah ini
menghibur kita saat menyaksikan bagaimana orang fasik ber-
kuasa atas mereka. Akan datang harinya saat segalanya
akan berbalik (Est. 9:1) dan orang benar akan memegang ke-
kuasaan itu. Marilah sekarang kita menilai segala sesuatu
sebab segalanya akan tampak pada hari itu. Tetapi apakah
yang akan terjadi dengan keindahan orang fasik? Aduh! Kein-
dahan mereka akan hancur di dunia orang mati sebagai tempat
kediaman mereka. Segala yang mereka andalkan untuk meni-
lai tinggi diri sendiri, dan yang sebab nya orang lain me-
nyayangi serta mengagumi mereka, hanyalah bersifat lahiriah
dan merupakan barang pinjaman. Semua itu sekadar riasan
luar, dan rupa aslinya yang jelek akan muncul juga. Keindah-
an kekudusan merupakan keindahan yang tidak dapat disen-
tuh atau dirusakkan sedikit pun oleh kubur, yang menghan-
curkan semua keindahan lain. Keindahan orang fasik akan
hancur, sebab kubur (atau neraka) yaitu tempat kediaman
bagi setiap orang dari mereka. Keindahan apa pula yang bisa
dijumpai di sana sementara yang ada hanyalah gelap gulita
untuk selama-lamanya?
Kitab Mazmur 49:16-21
707
Hak Istimewa Orang Saleh
(49:16-21)
16 Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang
mati, sebab Ia akan menarik aku. S e l a 17 Janganlah takut, apabila sese-
orang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambah, 18 sebab
pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaan-
nya tidak akan turun mengikuti dia. 19 Sekalipun ia menganggap dirinya
berbahagia pada masa hidupnya, sekalipun orang menyanjungnya, sebab ia
berbuat baik terhadap dirinya sendiri, 20 namun ia akan sampai kepada ang-
katan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya.
21 Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengerti-
an, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.
Di sini ada alasan baik yang diberikan kepada orang baik,
I. Mengapa mereka tidak perlu takut pada kematian. Tidak ada
alasan untuk takut jika mereka mempunyai pengharapan yang
begitu menghibur seperti yang dimiliki Daud di sini akan kebaha-
giaan yang ada di seberang alam maut (ay. 16). Sebelumnya Dia
telah menunjukkan (ay. 15) betapa sengsaranya orang-orang yang
mati di dalam dosa-dosa mereka, dan sekarang dia menunjukkan
betapa berbahagianya orang-orang yang mati di dalam Tuhan.
Pembedaan manusia berdasarkan keadaan lahiriah, betapapun
besarnya perbedaan itu di dalam hidup ini, tidak akan berlaku
pada saat kematian. Baik orang kaya maupun orang miskin ber-
jumpa di alam kubur. Namun pembedaan manusia berdasarkan
keadaan rohani, meskipun di dalam hidup ini perbedaannya ha-
nya sedikit dan segalanya tampak serupa bagi semua orang, na-
mun, pada saat kematian dan sesudahnya, perbedaan itu menjadi
sangat besar. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat
menderita. Orang benar mempunyai pengharapan pada saat ke-
matiannya, demikian pula Daud di sini punya pengharapan di
dalam Allah untuk jiwanya. Perhatikanlah, pengharapan dan
kepercayaan bahwa jiwanya akan ditebus dari alam maut dan di-
sambut untuk menerima kemuliaan sangatlah menopang dan me-
nyukakan hati anak-anak Allah di saat kematian menjelang. Me-
reka berharap,
1. Bahwa Allah akan menebus jiwa mereka dari kuasa maut,
yang mencakup,
(1) Dijaganya jiwa sehingga tidak turun ke alam maut bersama
tubuh. Alam maut mempunyai kuasa atas tubuh, ber-
708
dasarkan kekuatan kutukan yang sudah diberikan (Kej.
3:19), dan kutukan ini cartikel p gigih menjalankan kuasa itu
(Kid. 8:6). Namun kutukan itu tidak mempunyai kuasa se-
perti itu terhadap jiwa. Kutukan itu berkuasa untuk mem-
bungkam, memenjarakan, dan menghancurkan tubuh,
namun jiwa kemudian bergerak, bertindak, dan berbicara
secara lebih bebas daripada sebelumnya (Why. 6:9-10).
Jiwa itu bukanlah benda dan sifatnya tidak fana. Sekalipun
maut menghancurkan lentera yang gelap, ia tidak akan
memadamkan lilin yang terkurung di dalamnya.
(2) Disatukannya kembali jiwa dan tubuh pada hari kebang-
kitan. Jiwa sering kali terancam mati. Jiwa memang jatuh
ke dalam kuasa maut untuk sementara waktu, namun
pada akhirnya ia akan ditebus dari maut itu, saat yang
fana itu ditelan oleh hidup. Allah segala kehidupan, yang
menciptakan jiwa itu pertama kali, dapat dan akan mene-
busnya pada akhirnya.
(3) Diselamatkannya jiwa dari kehancuran kekal: Allah akan
membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati
(ay. 16), dari murka yang akan datang, dari lubang kebi-
nasaan yang kedalamnya orang-orang fasik akan dilempar-
kan (ay. 15). yaitu penghiburan yang besar bagi orang-
orang kudus yang sedang sekarat bahwa mereka tidak
akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua (Why.
2:11), dan oleh sebab itu kematian yang pertama tidak bisa
menunjukkan sengatnya dan maut tidak dapat memper-
oleh kemenangannya.
2. Bahwa Allah akan menerima mereka kepada diri-Nya sendiri.
Dia menebus jiwa mereka, supaya Dia dapat menerima mere-
ka. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau
membebaskan aku (31:6). Dia akan menerima mereka ke da-
lam kebaikan-Nya, akan membolehkan mereka masuk ke da-
lam kerajaan-Nya, ke dalam tempat tinggal yang telah diper-
siapkan-Nya bagi mereka (Yoh. 14:2-3), kemah abadi itu (Luk.
16:9).
II. Mengapa mereka tidak perlu takut terhadap kemakmuran dan
kuasa orang-orang fasik di dunia ini, yang, sebab merupakan ke-
banggaan dan kesukaan bagi orang fasik, sering kali menimbul-
Kitab Mazmur 49:16-21
709
kan iri hati, penderitaan, dan kengerian bagi orang benar. Kendati
demikian, jika semuanya dipertimbangkan, tidak ada alasan bagi
orang benar untuk merasa seperti itu.
1. Terasa kuat baginya godaan untuk merasa iri hati terhadap
keberhasilan orang-orang berdosa, dan untuk merasa takut
kalau mereka menyanjung-nyanjung semua itu tanpa mem-
perhatikan perasaan orang lain. Ia takut jangan sampai de-
ngan kekayaan dan kepentingan mereka, mereka menindas
agama dan orang beragama. Ia takut jangan sampai mereka
dipandang sebagai orang-orang yang benar-benar berbahagia.
Sebab, anggapannya,
(1) saat mereka dibuat kaya, mereka juga dimampukan un-
tuk menetapkan hartikel m bagi semua orang di sekitar mere-
ka dan dapat memperoleh segala sesuatu dengan mudah.
Pecuniæ obediunt omnes et omnia Setiap orang dan segala
sesuatu pasti menaati pengaruh dan kekuasaan uang.
(2) Kemuliaan rumah mereka, dari permulaan yang sangat
kecil, biasanya bertambah sangat banyak, dan ini selalu
membuat orang menjadi congkak, sombong, dan angkuh.
Demikianlah mereka tampak sebagai orang-orang kesa-
yangan sorga, dan oleh sebab itu membahayakan.
(3) Mereka merasa sangat tenang dan aman dengan diri mere-
ka dan dengan pikiran mereka sendiri (ay. 19): Ia mengang-
gap dirinya berbahagia pada masa hidupnya. Artinya, ia
menganggap dirinya sebagai orang yang sangat berbahagia,
seperti yang diingininya. Juga, ia menganggap dirinya
orang yang sangat baik, seperti yang seharusnya, sebab ia
berhasil di dunia. Ia memberkati jiwanya sendiri, seperti
orang kaya yang bodoh yang berkata kepada jiwanya,
Jiwaku, tenanglah, dan janganlah terganggu oleh segala
kekhawatiran dan kecemasan dunia ini atau oleh teguran
dan peringatan hati nurani. Semuanya baik-baik, dan akan
tetap baik untuk selama-lamanya.
Perhatikanlah:
[1] Baiklah kita memikirkan apa yang kita pakai untuk
memberkati jiwa kita, dan yang dengannya pula kita
menilai baik diri kita sendiri, sebab akibatnya sungguh
besar. Orang-orang percaya memohon berkat demi Allah
710
yang setia (Yes. 65:16) dan menganggap diri mereka
berbahagia jika Dia menjadi milik mereka. Orang-orang
duniawi memberkati diri mereka sendiri dengan kekaya-
an duniawi, dan menganggap diri mereka berbahagia
jika mereka memilikinya secara berkelimpahan.
[2] Banyak orang yang jiwanya sungguh berharga ada di
bawah kutukan Allah, namun mereka sendiri justru
memberkati diri sendiri. Mereka memuji dalam diri me-
reka sendiri apa yang dikutuk oleh Allah. Mereka me-
ngatakan damai pada diri mereka sendiri sementara
Allah menyatakan perang melawan mereka. Namun ini
belum seberapa.
(4) Mereka mempunyai nama baik di mata tetangga-tetangga
mereka: Orang akan menyanjungmu dan mengelu-elukan-
mu, sebagai orang yang telah berbuat baik pada dirimu
sendiri dengan mengumpulkan harta benda dan keluarga
seperti itu. Ini merupakan pemikiran anak-anak dunia ini,
bahwa orang-orang yang paling memperhatikan kebutuhan
tubuh mereka, dengan menimbun kekayaan, yaitu orang-
orang yang berbuat baik terhadap diri mereka sendiri, mes-
kipun, pada saat yang sama, tidak ada satu pun yang
mereka perbuat bagi jiwa mereka, bagi kekekalan mereka.
Dan sesuai dengan itu pula, anak-anak dunia itu memuji
orang yang loba, yang dibenci Tuhan (10:3, KJV). Seandai-
nya manusia yaitu hakim kita, maka kita bertindak bijak-
sana jika kita berusaha mendapatkan pujian dari mereka.
Namun, apa untungnya bagi kita jika manusia memuji kita
namun Allah mengutuk kita? Menurut pemahaman Dr.
Hammond, perkataan ini merujuk pada orang baik yang se-
dang diajak berbicara di sini, sebab yang digunakan yaitu
kata ganti orang kedua (KJV), bukan pada orang fasik yang
sedang dibicarakan: Dia, pada masa hidupnya, mengang-
gap dirinya berbahagia, namun engkau akan dipuji sebagai
orang yang berbuat baik terhadap dirimu sendiri. Orang
duniawi memegahkan dirinya sendiri, namun engkau tidak
berkata-kata baik tentang dirimu sendiri seperti dia, tetapi
berbuat baik terhadap dirimu sendiri, dengan memperhati-
kan kesejahteraan hidupmu yang kekal. Dengan demikian,
Kitab Mazmur 49:16-21
711
engkau akan dipuji, jika bukan oleh manusia, oleh Allah,
yang akan menjadi kehormatan kekal bagimu.
2. Orang benar itu menyarankan apa yang dapat memperlemah
kekuatan godaan itu, dengan mengarahkan kita untuk me-
mandang ke depan kepada kesudahan orang-orang berdosa
yang berhasil (73:17): Pikirkanlah apa jadinya mereka nanti di
dunia yang lain itu, maka engkau tidak akan mempunyai
alasan untuk merasa iri terhadap mereka, terhadap siapa me-
reka dan apa yang mereka miliki di dunia ini.
(1) Di dunia lain itu, mereka tidak akan pernah menjadi lebih
baik kendati dengan segala kekayaan dan kemakmuran
yang begitu mereka bangga-banggakan sekarang. Bagian
mereka didunia ini sangatlah menyedihkan, sebab tidak
akan berlangsung lama seperti seharusnya (ay. 18): Pada
waktu matinya sudahlah pasti dengan sendirinya bahwa ia
akan pergi ke dunia lain sendiri, dan ia tidak akan mem-
bawa serta semua harta yang sudah begitu lama ditimbun-
nya. Oleh sebab itu, orang terbesar dan terkaya pasti bu-
kanlah orang yang paling berbahagia, sebab mereka tidak
pernah menjadi lebih baik dengan hidup di dunia ini. Sama
seperti mereka telanjang saat memasuki dunia, demikian
pula mereka akan telanjang saat meninggalkannya. Na-
mun orang-orang yang dapat berkata, melalui anugerah,
bahwa meskipun mereka datang ke dalam dunia dalam ke-
adaan rusak, berdosa, dan telanjang secara rohani, mereka
akan meninggalkannya dalam keadaan diperbaharui, diku-
duskan, dan dikenakan jubah kebenaran Kristus, mereka
ini mempunyai sesuatu untuk diperlihatkan di dunia lain
itu mengenai kehidupan mereka di dunia ini. Orang yang
kaya dalam anugerah dan penghiburan Roh mempunyai
sesuatu yang, pada saat mereka mati, akan turut mereka
bawa serta, sesuatu yang tidak dapat dirampas dari mereka
oleh kematian, malahan sebaliknya justru akan bertambah
dengan kematian. Namun, berkenaan dengan harta-harta
duniawi, sama seperti kita tidak membawa sesuatu apa ke
dalam dunia (apa yang kita punyai kita dapatkan dari
orang lain), demikian pula sudah pasti bahwa kita pun
tidak akan membawa apa-apa ke luar, tetapi harus me-
712
ninggalkannya kepada orang lain (1Tim. 6:7). Mereka akan
turun, namun kemuliaan mereka, apa yang mereka sebut
dan mereka anggap sebagai kemuliaan mereka, dan yang di
dalamnya mereka bermegah, tidak akan turun mengikuti
mereka untuk meringankan aib maut dan alam kubur,
untuk meluputkan mereka dari penghakiman, atau untuk
meredakan siksaan-siksaan neraka. Anugerah yaitu ke-
muliaan yang akan naik bersama kita, namun tidak ada
kemuliaan duniawi yang akan turun mengikuti kita.
(2) Di dunia lain itu, keadaan mereka akan jauh lebih buruk
oleh sebab mereka telah menyalahgunakan kekayaan dan
kemakmuran yang mereka nikmati di dunia ini (ay. 20):
Jiwa akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya,
nenek moyangnya yang duniawi dan fasik, yang perkata-
annya ia turuti dan yang jejak-jejaknya ia ikuti, nenek
moyangnya yang tidak mau mendengarkan firman Allah
(Za. 1:4). Ia akan pergi ke tempat mereka berada, yang di
sana mereka tidak akan pernah melihat terang, tidak akan
pernah mengecap sedikit pun penghiburan dan sukacita,
sebab mereka dihartikel m ke dalam kegelapan yang teramat
sangat pekat. Jadi, janganlah takut terhadap kemegahan
dan kekuasaan orang-orang fasik. Sebab kesudahan orang
yang terhormat, jika ia tidak bijak dan baik, akan sangat
menyengsarakan. Jika ia tidak mempunyai pengertian,
maka ia harus lebih dikasihani daripada dicemburui.
Orang bodoh, orang fasik, di dalam kehormatannya, se-
sungguhnya sama menjijikkannya seperti binatang apa
saja yang ada di bawah matahari ini. Ia boleh disamakan
dengan hewan yang dibinasakan (ay. 21). Bahkan, lebih
baik menjadi binatang daripada menjadi orang yang mem-
buat dirinya seperti binatang. Orang terhormat yang mem-
punyai pengertian, yang mengetahui dan melakukan kewa-
jiban mereka dengan segala kesadaran hati nurani mereka,
yaitu seperti allah, anak-anak Yang Mahatinggi. Namun
orang terhormat yang tidak mempunyai pengertian, yang
sombong, yang menuruti hawa nafsu, dan penindas, ada-
lah seperti binatang, dan mereka akan binasa, seperti bina-
tang. Mereka memalukan bagi dunia ini, dan, meskipun
tidak seperti binatang, mereka harus membayar hartikel man
Kitab Mazmur 49:16-21
713
di dunia yang akan datang. Oleh sebab itu, biarlah orang-
orang berdosa yang berhasil merasa takut demi diri mereka
sendiri, tetapi janganlah orang-orang kudus sampai takut
terhadap mereka, sekalipun menderita.
PASAL 50
azmur ini, seperti mazmur sebelumnya, yaitu mazmur peng-
ajaran, bukan mazmur doa atau pujian. Mazmur ini merupakan
mazmur teguran dan peringatan, dan dalam menyanyikannya kita
mengajar dan memperingatkan satu sama lain. Dalam mazmur sebe-
lumnya, setelah menuntut perhatian semua manusia, Allah melalui
nabi-Nya (ay. 3) berurusan dengan anak-anak dunia ini, untuk meng-
insafkan mereka akan dosa dan kebodohan mereka dalam mengarah-
kan keinginan hati mereka pada kekayaan dunia ini. Dalam mazmur
ini, setelah yang serupa, Ia berurusan dengan orang-
orang yang mengaku sebagai anak-anak gereja, untuk menginsafkan
mereka akan dosa dan kebodohan mereka dalam memberlakukan
agama sebatas upacara-upacara lahiriah, dan mengabaikan perbuat-
an-perbuatan saleh. Kebodohan ini pun sama seperti kebodohan
sebelumnya yang merupakan jalan yang pasti menuju pada kehan-
curan. Mazmur ini dimaksudkan,
1. Sebagai bukti bagi orang-orang Yahudi yang duniawi, baik mereka
yang mengandalkan perbuatan-perbuatan lahiriah dalam men-
jalankan agama mereka, dan yang lalai menjalankan kewajiban-
kewajiban yang lebih baik yaitu doa dan pujian, maupun mereka
yang menjelaskan hartikel m Taurat kepada orang lain, tetapi dirinya
sendiri menjalani hidup yang fasik.
2. Sebagai nubuatan mengenai dihapuskannya hartikel m yang penuh
dengan upacara lahiriah, dan diperkenalkannya cara beribadah
yang rohani di dalam dan oleh kerajaan Mesias (Yoh. 4:23-24).
3. Sebagai gambaran tentang hari penghakiman, saat Allah me-
minta manusia untuk memberikan pertanggungjawaban atas pe-
laksanaan dari hal-hal yang sudah diajarkan kepada mereka. Ma-
nusia akan dihakimi sesuai dengan yang tertulis di dalam kitab,
M
716
dan oleh sebab itu Kristus dengan tepat digambarkan sedang ber-
bicara sebagai Hakim, saat Dia berkata-kata sebagai Pemberi
hartikel m. Inilah,
I. Penampilan yang mulia dari Sang Raja yang memberikan
hartikel m dan penghakiman (ay. 1-6).
II. Pengajaran yang diberikan kepada orang-orang yang me-
nyembah-Nya, untuk mengubah korban-korban mereka
menjadi doa (ay. 7-15).
III. Teguran terhadap orang-orang yang mengaku-ngaku me-
nyembah Allah, namun tidak menaati perintah-perintah-Nya
(ay. 16-20), ajal mereka dibacakan (ay. 21-22), dan peringat-
an diberikan kepada semua orang untuk menjaga perilaku
dan ibadah-ibadah mereka (ay. 23).
Dalam menyanyikan mazmur ini, semua pengajaran dan peringat-
an ini harus kita terima demi kepentingan diri kita sendiri, dan harus
kita bagikan satu kepada yang lainnya.
Keagungan Mesias
(50:1-6)
1 Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil
bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. 2 Dari Sion, pun-
cak keindahan, Allah tampil bersinar. 3 Allah kita datang dan tidak akan
berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang
dahsyat. 4 Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk meng-
adili umat-Nya: 5 Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang meng-
ikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan! 6 Langit mem-
beritakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim. S e l a.
Ada kemungkinan bahwa Asaf bukan hanya merupakan pemusik
utama, yang menentukan nada pada mazmur ini, melainkan juga
bahwa dia sendirilah penulisnya. Sebab kita membaca bahwa pada
masa Hizkia orang-orang memuji Allah dengan kata-kata Daud dan
Asaf, pelihat itu (2Taw. 29:30).
Inilah,
I. Istana memanggil, atas nama Raja segala raja (ay. 2): Yang Maha-
kuasa, TUHAN Allah, berfirman El, Elohim, Yehovah, Allah segala
kuasa, keadilan, dan belas kasihan yang tak terbatas, Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Allah yaitu Hakim, Anak Allah datang ke
Kitab Mazmur 50:1-6
717
dalam dunia untuk menghakimi, dan Roh Kudus yaitu Roh
penghakiman. Segenap bumi dipanggil untuk memberi perhatian
pada panggilan ini, bukan hanya sebab masalah pertengkaran
antara Allah dan umat-Nya Israel mengenai kemunafikan dan si-
kap umat Israel yang tidak tahu berterima kasih, seperti yang se-
layaknya ditunjukkan manusia yang berakal budi, (biarlah umat
Israel sendiri mengadili antara Allah dan kebun anggur-Nya, Yes.
5:3), melainkan juga sebab semua anak manusia berkepentingan
untuk mengetahui cara yang benar untuk menyembah Allah,
yaitu dalam roh dan kebenaran. Sebabnya yaitu apabila Keraja-
an Mesias didirikan, semua orang harus tahu bagaimana beriba-
dah menurut ketentuan Injil, dan harus diundang untuk berga-
bung di dalamnya (Mal. 1:11; Kis. 10:34). Juga sebab pada hari
penghakiman akhir semua bangsa akan dikumpulkan bersama
untuk menerima ajal mereka, dan setiap orang akan mempertang-
gungjawabkan perbuatannya sendiri kepada Allah.
II. Penghakiman dipersiapkan, dan Sang Hakim menduduki kursi-
Nya. Sama seperti saat Allah memberikan hartikel m kepada umat
Israel di padang gurun dikatakan, Ia datang dari Sinai dan terbit
kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan
Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang
kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang me-
nyala (Ul. 33:2), demikian pula, dengan merujuk pada peristiwa
itu, saat Allah datang untuk menegur mereka atas kemunafikan
mereka, dan untuk mengabarkan Injil-Nya sebagai ganti ketetap-
an-ketetapan hartikel m itu, dikatakan di sini,
1. Bahwa Dia akan bersinar dari Sion, seperti dulu dari puncak
Sinai (ay. 2). sebab di Sion sabda-Nya kini ditetapkan, dari
sana penghakiman-penghakiman-Nya kepada umat yang
membangkang itu dinyatakan, dan dari sana dikeluarkanlah
perintah-perintah untuk menjalankan penghakiman-pengha-
kiman-Nya (Yl. 2:1): Tiuplah sangkakala di Sion. Kadang-ka-
dang terjadi penyataan-penyataan yang luar biasa akan hadi-
rat dan kuasa Allah yang bekerja dengan dan oleh firman serta
ketetapan-ketetapan-Nya, untuk menginsafkan hati nurani
manusia dan untuk memperbaharui serta memurnikan gereja-
Nya. Maka Allah, yang selalu berdiam di Sion, dapat dikatakan
bersinar dari Sion. Terlebih lagi, Dia dapat dikatakan bersinar
718
dari Sion oleh sebab Injil, yang menetapkan ibadah rohani,
yang akan keluar dari Bukit Sion (Yes. 2:3; Mi. 4:2), dan para
pemberitanya harus mulai dari Yerusalem (Luk. 24:47), dan
orang-orang Kristen dikatakan harus datang ke Bukit Sion,
untuk menerima pengajaran-pengajaran bagi mereka (Ibr.
12:22, 28). Sion di sini disebut sebagai puncak keindahan, ka-
rena Sion yaitu gunung yang kudus. Dan kekudusan me-
mang merupakan puncak keindahan.
2. Bahwa Dia datang dan tidak akan berdiam diri. Dia tidak akan
lagi tampak menutup mata terhadap dosa-dosa manusia, se-
perti yang telah diperbuat-Nya (ay. 21), tetapi akan menunjuk-
kan ketidakberkenanan-Nya kepada dosa-dosa itu. Juga, me-
lalui rasul-rasul-Nya yang kudus, Ia akan mengungkapkan
kepada dunia rahasia itu, yang sudah lama tersembunyi, yaitu
bahwa orang-orang bukan Yahudi, sebab Berita Injil, turut
menjadi ahli-ahli waris (Ef. 3:5-6), dan bahwa tembok pemisah
berupa upacara hartikel m Taurat harus dirubuhkan. Rahasia ini
kini tidak akan lagi disembunyikan. Pada hari penghakiman
agung Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, tetapi
akan membuat orang-orang yang tidak mau memperhatikan
hartikel m-Nya mendengarkan penghakiman-Nya.
3. Bahwa kemunculan-Nya akan luar biasa megah dan dahsyat:
Di hadapan-Nya api menjilat. Api penghakiman-Nya akan
membuka jalan bagi teguran-teguran firman-Nya, untuk me-
nyadarkan bangsa Yahudi yang munafik, supaya orang-orang
berdosa di Sion, sebab takut pada api yang menghabiskan itu
(Yes. 33:14), akan tersentak sehingga mereka meninggalkan
dosa-dosa mereka. saat kerajaan Injil-Nya siap didirikan,
Kristus datang untuk melemparkan api ke bumi (Luk. 12:49).
Roh diberikan dalam bentuk lidah-lidah seperti nyala api, yang
didahului oleh tiupan angin keras, yang sangat kencang (Kis.
2:2-3). Dan pada hari penghakiman akhir, Kristus akan datang
dalam api yang bernyala-nyala (2Tes. 1:8). Lihat Daniel 7:9;
Ibrani 10:27.
4. Bahwa sama seperti di Bukit Sion Dia datang dengan beribu-
ribu orang kudus-Nya, demikian pula sekarang Ia akan berseru
kepada langit di atas, untuk memperhatikan jalannya peris-
tiwa yang khidmat ini (ay. 4), seperti Musa sering kali memang-
gil langit dan bumi menjadi saksi melawan Israel (Ul. 4:26;
Kitab Mazmur 50:1-6
719
31:28; 32:1), dan seperti Allah memanggil langit dan bumi me-
lalui para nabi-Nya (Yes. 1:2; Mi. 6:2). Adilnya penghakiman
pada hari yang agung itu akan disaksikan dan dielu-elukan
oleh langit dan bumi, oleh orang-orang kudus dan para malai-
kat, bahkan oleh beribu-ribu bala tentara sorga yang kudus.
III. Pihak-pihak yang dipanggil (ay. 5): Bawalah kemari orang-orang
yang Kukasihi (KJV: Bawalah kemari orang-orang kudus-Ku pen).
Ini dapat dimengerti,
1. Sebagai orang-orang kudus dalam arti yang sebenarnya: Biar-
lah mereka dihimpun kepada Allah melalui Kristus. Biarlah se-
dikit orang Israel yang saleh itu dipisahkan tersendiri. Sebab
bagi mereka kutukan-kutukan murka yang akan diucapkan
ini tidak berlaku. Teguran bagi orang-orang munafik jangan
sampai membuat ngeri orang-orang yang lurus hati. saat
Allah menolak ibadah orang-orang yang hanya mempersem-
bahkan korban persembahan, yang mengandalkan ibadah la-
hiriah, Dia akan menerima dengan penuh rahmat orang-orang
yang, dalam memberikan korban persembahan, mengikat per-
janjian dengan-Nya, dan yang dengan demikian menjalankan
serta memenuhi tujuan ditetapkannya korban-korban persem-
bahan itu. Rancangan pemberitaan Injil dan pendirian Keraja-
an Kristus yaitu untuk mengumpulkan dan mempersatukan
anak-anak Allah (Yoh. 11:52). Dan pada kedatangan Yesus
Kristus yang kedua kali, semua orang kudus-Nya akan dihim-
pun dengan Dia (2Tes. 2:1) untuk menghakimi bersama-sama
dengan Dia, sebab orang-orang kudus akan menghakimi dunia
(1Kor. 6:2). Nah, di sini digambarkan mengenai ciri orang-
orang kudus, yaitu bahwa mereka telah mengikatkan diri da-
lam perjanjian dengan Allah melalui korban persembahan.
Perhatikanlah:
(1) Yang akan dihimpun kepada Allah sebagai orang-orang ku-
dus-Nya hanyalah mereka yang dengan tulus hati telah
mengikat perjanjian dengan-Nya, yang telah memilih-Nya
sebagai Allah mereka, dan menyerahkan diri mereka ke-
pada-Nya untuk menjadi umat-Nya, dan dengan demikian
sudah menggabungkan diri dengan Tuhan.
720
(2) Hanya dengan korban, dengan Kristus sang korban agung-
lah (yang dari-Nya nilai segala korban hartikel m Taurat ber-
asal), maka kita orang-orang berdosa yang malang dapat
mengikat perjanjian dengan Allah sehingga dapat diterima
oleh-Nya. Harus ada penebusan yang dilakukan bagi pe-
langgaran terhadap perjanjian pertama, sebelum kita bisa
diterima lagi ke dalam perjanjian yang baru. Atau,
2. Ini dapat dimengerti sebagai orang-orang kudus yang diakui,
seperti umat Israel, yang disebut kerajaan imam dan bangsa
yang kudus (Kel. 19:6). Mereka, sebagai suatu bangsa, meng-
ikat perjanjian dengan Allah, perjanjian khusus. Dan ikatan
perjanjian ini dilakukan dengan segala kesungguhan, dengan
korban sembelihan (Kel. 24:8). Biarlah mereka datang dan
mendengarkan apa yang harus dikatakan Allah kepada mere-
ka. Biarlah mereka menerima teguran-teguran yang disampai-
kan Allah kepada mereka melalui para nabi-Nya, dan melalui
Injil yang pada waktunya akan diberitakan-Nya melalui Anak-
Nya, yang akan menggantikan upacara-upacara hartikel m Tau-
rat. Jika semua ini diabaikan, biarlah mereka bersiap-siap un-
tuk mendengar dari Allah dengan cara lain, dan untuk diha-
kimi dengan firman yang olehnya mereka tidak mau diatur.
IV. Buah dari pengujian yang khidmat ini dinubuatkan (ay. 6): Langit
memberitakan keadilan-Nya, langit yang dipanggil untuk menjadi
saksi atas pengujian ini (ay. 4). Orang banyak di sorga akan ber-
seru, Haleluya! Benar dan adil segala penghakiman-Nya (Why.
19:1-2). Keadilan Allah yang tampak dalam segala teguran firman
dan pemeliharaan-Nya, dalam pendirian Injil-Nya yang menda-
tangkan keadilan yang kekal, dan yang di dalamnya keadilan
Allah disingkapkan, dan terutama sekali pada hari penghakiman
besar, yaitu apa yang akan diberitakan oleh langit.
Artinya,
1. Keadilan Allah itu akan diberitahukan di mana-mana, dan
dinyatakan ke seluruh penjuru dunia. Sama seperti langit men-
ceritakan kemuliaan, hikmat, dan kuasa Allah Sang Pencipta
(19:2), demikian pula tanpa segan ia akan terang-terangan
menceritakan kemuliaan, keadilan, dan kebenaran Allah Sang
Hakim. Begitu lantangnya langit memberitakan keadilan dan
Kitab Mazmur 50:7-15
721
kebenaran Allah itu sehingga tidak ada satu pun kata atau
bahasa yang tidak memperdengarkan suara langit itu, seperti
yang tampak dalam ayat selanjutnya (19:4, KJV).
2. Keadilan Allah itu akan diakui dan terbukti tanpa bisa diban-
tah lagi. Siapa yang dapat menyangkal apa yang diceritakan
oleh langit? Bahkan hati nurani orang-orang berdosa sendiri
pun akan menyetujuinya. Neraka serta sorga pun akan terpak-
sa mengakui keadilan Allah. Alasan yang diberikan yaitu ,
sebab Allah sendirilah Hakim, dan oleh sebab itu,
(1) Dia akan bertindak dengan adil, sebab mustahil jika Dia
sampai berbuat suatu kesalahan apa pun terhadap makh-
luk-makhluk ciptaan-Nya. Dia tidak pernah, dan tidak
akan pernah, melakukannya. saat manusia ditugaskan-
Nya untuk menghakimi bagi Dia, mereka bisa saja berbuat
tidak adil. Namun, apabila Dia sendiri yang menjadi Sang
Hakim, maka tidak mungkin ada ketidakadilan yang diper-
buat. Tidak adilkah Allah, jika Ia menampakkan murka-
Nya? Rasul Paulus, untuk alasan ini, tersentak dengan pe-
mikiran seperti ini. Sekali-kali tidak! Andaikata demikian,
bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia? (Rm. 3:5-6).
Keputusan-keputusan-Nya ini akan benar-benar adil, se-
bab tidak akan ada kekecualian di dalamnya, dan tidak
akan ada pembatalan keputusan.
(2) Dia akan dibenarkan. Allah yaitu Hakim, dan oleh sebab
itu Dia tidak hanya akan menjalankan keadilan tetapi juga
akan mewajibkan semua orang untuk mengakuinya. Sebab
Dia akan bersih dalam penghartikel man-Nya (51:6).
Ketidakberkenanan Korban-korban Sembelihan
(50:7-15)
7 Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak
bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! 8 Bukan sebab korban
sembelihanmu Aku menghartikel m engkau; bukankah korban bakaranmu tetap
ada di hadapan-Ku? 9 Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau
kambing jantan dari kandangmu, 10 sebab punya-Kulah segala binatang
hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. 11 Aku kenal segala burung di
udara, dan apa yang bergerak di padang yaitu dalam kuasa-Ku. 12 Jika Aku
lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punya-Kulah dunia dan se-
gala isinya. 13 Daging lembu jantankah Aku makan, atau darah kambing jan-
tankah Aku minum? 14 Persembahkanlah syartikel r sebagai korban kepada
722
Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! 15 Berserulah kepada-
Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan
memuliakan Aku. S e l a.
Allah di sini sedang berurusan dengan orang-orang yang hanya men-
jalankan agamanya sebatas hartikel m upacara dan berpikir bahwa
semua itu sudah cartikel p.
I. Dia memaparkan kontrak perjanjian semula antara diri-Nya dan
Israel, yang di dalamnya mereka telah mengakui Dia sebagai Allah
mereka, dan Dia sendiri menyatakan mereka sebagai umat-Nya,
dan dengan demikian kedua belah pihak sama-sama setuju (ay.
7): Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman. Perhatikanlah,
apa pun yang kita kerjakan, saat Dia berfirman, kita sebagai
umat-Nya harus menyendengkan telinga. Jika umat-Nya tidak
melakukannya, lantas siapa lagi? Maka dengan tenang kita bisa
berharap bahwa Allah akan berfirman kepada kita apabila kita
siap mendengarkan apa yang difirmankan-Nya. Bahkan saat Dia
bersaksi melawan kita melalui berbagai teguran dan ancaman
firman serta melalui tindakan-tindakan pemeliharaan-Nya, kita
harus menunjukkan keinginan untuk mendengarkan apa yang
dikatakan-Nya, bahkan mendengarkan tongkat pemartikel l dan Dia
yang telah menentukannya.
II. Dia memandang remeh korban-korban sembelihan dalam hartikel m
Taurat (ay. 9, dst.).
Perhatikanlah:
1. Ini dapat dianggap sebagai pandangan ke belakang pada kegu-
naan korban-korban sembelihan ini di bawah hartikel m Taurat.
Allah mempunyai perselisihan dengan orang-orang Yahudi. Te-
tapi, apa sebenarnya yang menjadi alasan dari perselisihan
itu? Bukan sebab mereka mengabaikan ketetapan-ketetapan
upacara. Bukan, selama ini mereka tidak pernah lalai menja-
lankannya, korban-korban bakaran mereka selalu membum-
bung di hadapan Allah. Mereka bermegah sebab nya, dan ber-
harap bahwa dengan korban-korban itu mereka akan menda-
patkan keringanan untuk melampiaskan hawa nafsu mereka,
seperti yang diperbuat oleh perempuan sundal itu (Ams. 7:14).
Korban-korban yang terus mereka persembahkan, pikir me-
Kitab Mazmur 50:7-15
723
reka, akan menebus dan memaafkan perbuatan mereka yang
mengabaikan masalah-masalah yang lebih penting dalam hu-
kum Taurat. Bahkan, kalaupun mereka sedikit banyak sudah
mengabaikan ketetapan-ketetapan ini, pasti itu bukan penye-
bab pertentangan Allah dengan mereka, sebab ini hanyalah
pelanggaran yang remeh jika dibandingkan dengan tingkah
laku mereka yang tidak bermoral. Mereka menyangka bahwa
Allah banyak berutang budi pada mereka sebab berlimpah-
nya korban yang sudah mereka persembahkan di mezbah-Nya.
Dengan berbuat hal itu mereka pikir telah membuat Allah
sebagai orang yang berutang kepada mereka, seolah-olah Dia
tidak dapat menjaga keluarga imamat-Nya yang banyak tanpa
sumbangan dari mereka. Namun di sini Allah menunjukkan
kepada mereka hal yang sebaliknya,
(1) Bahwa Dia tidak butuh korban-korban sembelihan mereka.
Apa manfaatnya lembu dan kambing jantan bagi-Nya, se-
mentara Dia berkuasa atas segala binatang hutan, dan
beribu-ribu hewan di gunung (ay. 9-10), mempunyai kuasa
dan wewenang yang mutlak atas mereka, selalu dapat
mengawasi dan menjangkau mereka, dan dapat meman-
faatkan mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Mereka se-
mua menantikan Dia dan siap mematuhi segala perintah-
Nya (104:27-29). Dapatkah kita menambahkan sesuatu ke
dalam lumbung-Nya, sementara Dialah yang empunya
segala burung di udara dan binatang buas, bahkan dunia
itu sendiri beserta segala isinya? (ay. 11-12). Allah itu
maha-mencartikel pi secara tidak terbatas, dan ini membukti-
kan ketidakberdayaan kita sama sekali untuk menambah-
kan apa pun kepada-Nya.
(2) Bahwa Dia tidak akan diuntungkan oleh korban-korban
persembahan mereka. Kebaikan mereka, yang semacam
ini, tidak mungkin dapat dibagikan kepada-Nya, dan juga,
kalaupun dalam hal ini mereka berbuat benar, Dia tidak
akan menjadi lebih baik sebab nya (ay. 13): Daging lembu
jantankah Aku makan? Sungguh aneh jika mereka berpikir
bahwa korban-korban mereka, dengan sendirinya, dan ber-
dasarkan nilai luhur yang melekat pada korban-korban itu,
dapat menambahkan kesenangan dan pujian bagi Allah.
Sangkaan ini sama saja dengan pikiran bahwa Roh yang
724
tidak terbatas dapat disokong oleh makanan dan minuman
seperti halnya tubuh jasmani kita. Memang dikatakan ten-
tang setan-setan yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir
bahwa mereka memakan lemak dari korban sembelihan
mereka, dan meminum anggur dari korban curahan mereka
(Ul. 32:38). Mereka menghibur diri mereka sendiri dengan
penghormatan yang mereka rampas dari Allah yang benar.
Tetapi apakah Yehovah yang agung itu akan dapat dihibur
dengan cara seperti itu? Tidak, mendengarkan lebih baik
dari pada korban sembelihan, dan mengasihi Allah serta se-
sama kita lebih baik daripada semua korban bakaran, jauh
lebih baik sehingga Allah melalui nabi-nabi-Nya sering kali
memberi tahu mereka bahwa korban-korban persembahan
mereka bukan saja tidak berterima, melainkan juga men-
jijikkan di mata-Nya, apabila mereka terus hidup di dalam
dosa. Bukannya menyenangkan hati-Nya, semua korban
itu dipandang-Nya sebagai ejekan bagi Dia, dan sebab itu
merupakan penghinaan dan umpatan terhadap-Nya (Ams.
15:8; Yes. 1:11, dst., 66:3; Yer. 6:20; Am. 5:21). Oleh sebab
itu, mereka di sini diperingatkan untuk tidak mengandal-
kan perbuatan-perbuatan seperti itu. Sebaliknya, mereka
harus memperhatikan tingkah laku mereka terhadap Allah
sebagai Allah mereka, termasuk dalam semua hal lain.
2. Ini dapat dilihat sebagai pandangan ke depan pada pengha-
pusan semua korban ini oleh Injil Kristus. Demikianlah Dr.
Hammond memahaminya. saat Allah mendirikan Kerajaan
Mesias, Dia akan menghapuskan cara beribadah lama yang
menggunakan korban dan persembahan. Dia tidak akan lagi
membiarkan semua itu tetap ada di hadapan-Nya (ay. 8). Dia
tidak akan lagi mewajibkan para penyembah-Nya untuk mem-
bawakan kepada-Nya lembu dan kambing jantan mereka, un-
tuk dibakar di atas mezbah-Nya (ay. 9). Sebab memang Dia
tidak pernah menetapkan ini sebagai apa yang dibutuhkan-
Nya, atau yang membuat-Nya bisa bersenang-senang, sebab ,
di samping semua yang kita miliki memang sudah menjadi
kepunyaan-Nya, Dia mempunyai jauh lebih banyak binatang
di hutan dan di gunung-gunung, yang tidak kita ketahui sama
sekali dan yang juga tidak kita miliki. Semua itu melebihi yang
kita punyai di kandang kita. Sebaliknya, Dia menetapkan
Kitab Mazmur 50:7-15
725
semua korban itu hanya untuk melambangkan korban agung
yang akan dipersembahkan oleh Anak-Nya sendiri di atas kayu
salib pada waktu yang akan digenapi nantinya, untuk mene-
bus dosa, dan untuk mengganti semua korban persembahan
rohani lain yang dengannya Allah, melalui Kristus, akan sa-
ngat berkenan.
III. Ia mengarahkan kita kepada korban-korban yang terbaik, yaitu
doa dan pujian yang di bawah hartikel m Taurat lebih diutamakan
daripada semua korban bakaran dan persembahan yang sangat
ditekankan pada waktu itu. Pada masa sekarang, di bawah Injil,
korban persembahan seperti inilah yang menggantikan ketetapan-
ketetapan duniawi yang dipaksakan kepada umat sampai datang-
nya masa pembaharuan itu. Dia menunjukkan kepada kita di sini
(ay. 14-15) apa yang baik, apa yang diinginkan Tuhan Allah dari
kita, dan apa yang akan diterima-Nya, setelah korban-korban
sembelihan diabaikan dan digantikan.
1. Kita harus bertobat dan mengakui dosa-dosa kita: Persembah-
kanlah pengakuan dosa kepada Allah, demikianlah sebagian
orang membacanya, dan memahaminya sebagai pengakuan
dosa, untuk memberikan kemuliaan kepada Allah dan meng-
ambil aibnya bagi diri kita sendiri, supaya kita tidak pernah
kembali lagi kepada dosa. Hati yang patah dan remuk yaitu
korban yang tidak akan dipandang hina oleh Allah (51:19). Jika
dosa tidak ditinggalkan, maka korban persembahan dosa tidak
akan diterima.
2. Kita harus mengucap syartikel r kepada Allah atas segala belas
kasihan-Nya kepada kita: Persembahkanlah syartikel r sebagai
korban kepada Allah, setiap hari, sering setiap hari (tujuh kali
dalam sehari aku memuji-muji Engkau), dan atas peristiwa-
peristiwa khusus. Dan ini akan menyukakan hati Allah, jika
persembahan itu datang dari hati yang bersahaja dan bersyu-
kur, yang penuh dengan kasih terhadap-Nya dan sukacita di
dalam Dia, lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu
jantan yang bertanduk dan berkartikel belah (69:31-32).
3. Kita harus menjalankan perjanjian kita dengan-Nya berdasar-
kan kesadaran hati nurani: Bayarlah nazarmu kepada Yang
Mahatinggi, tinggalkanlah dosa-dosamu, dan lakukanlah ke-
wajibanmu dengan lebih baik, sesuai dengan janji-janji khid-
726
mat yang telah engkau ucapkan sesuai dengan maksud dan
tujuannya. saat kita mengucap syartikel r kepada Allah atas
belas kasihan apa saja yang telah kita terima, kita harus me-
mastikan bahwa kita membayar nazar yang telah kita ucapkan
kepada-Nya saat kita sedang memohon belas kasihan-Nya,
sebab kalau tidak, ucapan syartikel r kita tidak akan diterima.
Dr. Hammond menerapkan ini pada ketetapan Injil yang
agung, yaitu perjamuan Tuhan, yang di dalamnya kita harus
mengucap syartikel r kepada Allah atas kasih-Nya yang besar da-
lam mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan kita, dan
membayar nazar kita untuk mengasihi-Nya serta melaksana-
kan kewajiban kita terhadap-Nya, dan untuk memberikan se-
dekah. Sebagai ganti dari semua pelambang Perjanjian Lama
tentang Kristus yang akan datang, kita mempunyai kenangan
yang penuh berkat akan Kristus yang sudah datang.
4. Pada masa kesusahan, kita harus berserah kepada Allah di
dalam doa yang setia dan sungguh-sungguh (ay. 15): Berseru-
lah kepada-Ku pada waktu kesesakan, bukan kepada allah
lain. Permasalahan kita, meskipun kita melihatnya datang dari
tangan Allah, harus mendorong kita untuk mendekat kepada-
Nya, dan bukan untuk menjauhkan kita dari-Nya. Dengan de-
mikian, kita harus mengakui Dia dalam segala laku kita, ber-
gantung pada hikmat, kuasa, dan kebaikan-Nya, dan menye-
rahkan diri kita sepenuhnya kepada-Nya, dan dengan demi-
kian memberikan kemuliaan kepada-Nya. Ini merupakan cara
yang lebih murah, lebih mudah, dan lebih pasti untuk menda-
patkan kebaikan dari-Nya daripada dengan korban pendamai-
an, dan juga lebih diterima.
5. saat dalam menjawab doa-doa kita, Dia meluputkan kita, se-
bagaimana yang telah dijanjikan akan dilakukan-Nya dengan
cara dan dalam waktu yang menurut-Nya tepat, kita harus
memuliakan Dia, bukan hanya dengan menyebutkan kebaik-
an-Nya dengan rasa syartikel r, melainkan juga dengan hidup
benar sehingga membawa pujian bagi-Nya. Demikianlah kita
harus menjaga persekutuan kita dengan Allah, menjumpai-
Nya dengan doa-doa kita saat Dia menghajar kita, dan de-
ngan puji-pujian kita saat Dia meluputkan kita.
Kitab Mazmur 50:16-23
727
Sifat Orang Fasik
(50:16-23)
16 Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman: Apakah urusanmu menyelidiki
ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, 17 pa-
dahal engkaulah yang membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
18 Jika engkau melihat pencuri, maka engkau berkawan dengan dia, dan
bergaul dengan orang berzinah. 19 Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang
jahat, dan pada lidahmu melekat tipu daya. 20 Engkau duduk, dan mengata-
ngatai saudaramu, memfitnah anak ibumu. 21 Itulah yang engkau lakukan,
tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan
engkau. Aku akan menghartikel m engkau dan membawa perkara ini ke hadap-
anmu. 22 Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan
Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan. 23 Siapa yang mempersem-
bahkan syartikel r sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalan-
nya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.
Sesudah Allah, melalui sang pemazmur, mengajar umat-Nya di jalan
yang benar untuk menyembah-Nya dan menjaga persekutuan mereka
dengan-Nya, di sini Dia mengarahkan pembicaraan-Nya kepada orang
fasik, kepada orang-orang munafik, entah mereka mengaku memeluk
agama Yahudi atau Kristen: kemunafikan yaitu kefasikan yang
akan dihakimi Allah.
Perhatikanlah di sini:
I. Dakwaan yang diajukan melawan mereka.
1. Mereka didakwa menyerang dan merampas kehormatan serta
hak-hak istimewa agama (ay. 16): Apakah urusanmu, hai orang
fasik! menyelidiki ketetapan-Ku? Perkataan ini menantang
orang-orang yang sebenarnya cemar, namun tampak saleh,
untuk mempertanyakan apa hak mereka memakai jubah aga-
ma, dan dengan kuasa apa mereka mengenakannya, apabila
mereka menggunakannya hanya untuk menutupi dan me-
nyembunyikan ketidaksalehan yang menjijikkan di dalam hati
dan hidup mereka. Biarlah mereka membuktikan pengakuan
mereka itu kalau bisa. Sebagian orang berpikir bahwa ini me-
rupakan nubuat yang menunjuk pada ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, yang merupakan guru dan pemimpin je-
maat Yahudi saat kerajaan Mesias, dan cara beribadah Injili
yang dibicarakan pada ayat-ayat sebelumnya, akan didirikan.
Mereka dengan giat menentang perubahan besar-besaran itu,
dan menggunakan semua kuasa serta kepentingan yang me-
728
reka miliki dalam menduduki kursi Musa untuk menghalang-
halanginya. Tetapi gambaran yang diberikan oleh Juruselamat
kita yang terberkati tentang mereka (Mat. 23), dan oleh Rasul
Paulus (Rm. 2:21-22), membuat dugaan ini di sini sangat se-
suai untuk diterapkan kepada mereka. Mereka bertanggung
jawab untuk menyatakan ketetapan-ketetapan Allah, namun
mereka membenci ajaran Kristus. Dan oleh sebab itu, apa
urusan mereka menjelaskan hartikel m Taurat apabila mereka
menolak Injil? Namun, ini dapat diterapkan kepada semua
orang yang berbuat kejahatan tetapi mengaku-ngaku sebagai
orang saleh, dan terlebih lagi jika bersamaan dengan itu mere-
ka juga mengkhotbahkan kesalehan. Perhatikanlah, sungguh
tidak masuk akal dengan sendirinya, dan merupakan peng-
hinaan yang besar terhadap Allah di sorga, jika orang-orang
yang fasik dan tidak saleh menyatakan ketetapan-ketetapan-
Nya dan menerima perjanjian-Nya di dalam mulut mereka. Sa-
ngat mungkin, dan sudah amat biasa terjadi bahwa orang-
orang yang menyatakan ketetapan-ketetapan Allah kepada
orang lain tidak menaati sendiri ketetapan-ketetapan itu, dan
bahwa orang-orang yang menerima perjanjian Allah di dalam
mulut mereka, di dalam hati, tetap melanjutkan perjanjian
mereka dengan dosa dan maut. Sekalipun demikian, mereka
bersalah atas perampasan, mereka mengambil bagi diri mere-
ka sendiri kehormatan yang tidak berhak mereka dapatkan,
dan akan datang harinya saat mereka akan diusir keluar se-
bagai pengacau. Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke-
mari?
2. Mereka didakwa melanggar dan merusak hartikel m serta ajaran-
ajaran agama.
(1) Mereka didakwa berani menghina firman Allah (ay. 17):
Engkau membenci teguran. Mereka suka memberi teguran,
dan memberi tahu orang lain apa yang harus mereka laku-
kan, sebab hal ini membuat mereka bangga dan menjadi-
kan mereka tampak hebat, dan dengan kelicikan ini me-
reka mendapatkan penghidupan mereka. Namun mereka
benci menerima teguran dari Allah sendiri, sebab merasa
ditegur dan direndahkan. Engkau membenci disiplin, te-
guran-teguran firman dan peringatan-peringatan dari Sang
Pemelihara. Tidak heran jika orang-orang yang benci di-
Kitab Mazmur 50:16-23
729
perbaharui membenci sarana-sarana pembaharuan. Eng-
kau mengesampingkan firman-Ku. Mereka tampak menem-
patkan firman Allah di hadapan mereka, saat mereka
duduk di kursi Musa, dan berusaha mengajar orang lain
dari hartikel m Taurat (Rm. 2:19). Namun dalam tingkah laku
mereka, mereka mengesampingkan firman Allah dan tidak
peduli untuk mematuhi peraturan yang sudah tidak mau
mereka patuhi. Ini berarti menghina perintah Tuhan.
(2) Persekutuan yang erat dengan orang-orang berdosa yang
terburuk (ay. 18): Jika engkau melihat pencuri, bukannya
menegur dia dan bersaksi melawannya, seperti yang seha-
rusnya dilakukan oleh orang-orang yang menyatakan kete-
tapan-ketetapan Allah, malah sebaliknya engkau berkawan
dengan dia, menyetujui apa yang diperbuatnya, dan ingin
menjadi rekannya serta berbagi keuntungan dalam pekerja-
annya yang terkutuk. Dan engkau bergaul dengan orang
berzinah, melakukan apa yang mereka perbuat, dan men-
dorong mereka untuk meneruskan jalan-jalan mereka yang
fasik. Engkau melakukan hal-hal ini dan juga setuju de-
ngan mereka yang melakukannya (Rm. 1:32).
(3) Terus bersikeras melalukan dosa-dosa lidah yang terburuk
(ay. 19): Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang jahat,
engkau bukan hanya membiarkan dirimu sendiri meng-
ucapkan segala yang jahat, tetapi juga membuat dirimu se-
penuhnya kecanduan terhadapnya.
[1] Berdusta: Pada lidahmu melekat tipu daya, yang menun-
jukkan rancangan dan kesengajaan dalam berdusta.
Lidahmu merajut atau menyambung tipu daya, demikian
menurut sebagian orang. Satu kebohongan melahirkan
kebohongan lain, dan satu penipuan mengharuskan di-
buatnya penipuan lain untuk menutupinya.
[2] Memfitnah (ay. 20): Engkau duduk, dan mengata-ngatai
saudaramu, melecehkan dan menjelek-jelekkannya de-
ngan hina, menghakimi dan mencemoohnya dengan sok
berkuasa, dan menjatuhkan hartikel man kepadanya, se-
olah-olah engkau tuannya, yang menentukan jatuh ba-
ngunnya dia, sementara dia yaitu saudaramu, sebaik
dirimu sendiri, dan sederajat denganmu, sebab dia anak
ibumu sendiri. Ia yaitu saudara dekatmu, yang seha-
730
rusnya kaukasihi, kaubenarkan, dan kaubela jika orang
lain melecehkannya. Namun engkau sendiri malah me-
lecehkannya, padahal seharusnya engkau menutup-nu-
tupi kesalahannya dan berusaha sebaik mungkin untuk
memperbaikinya. Jika dia benar-benar telah berbuat
kesalahan, dengan sangat keliru dan tidak adil engkau
mendakwa dia atas apa yang tidak pernah diperbuat-
nya. Engkau duduk dan mendakwa seperti hakim yang
duduk di kursinya, dengan wewenangnya. Engkau du-
duk di kursi orang yang menghina, untuk mencemooh
dan memfitnah orang-orang yang seharusnya engkau
hormati dan hargai. Orang-orang yang pada dasarnya
suka berbuat jahat biasanya suka membicarakan hal-
hal yang jahat tentang orang lain.
II. Bukti dari dakwaan ini (ay. 21): Itulah yang engkau lakukan. Ke-
nyataannya sudah terlalu jelas untuk disangkal, kesalahannya
sudah terlalu jahat untuk dimaafkan. Hal-hal ini diketahui Allah,
dan hatimu sendiri mengetahui apa yang sudah engkau perbuat.
Dosa orang-orang akan dibuktikan kepada mereka, tanpa bisa di-
lawan lagi, pada hari penghakiman agung: Aku akan menghartikel m
engkau, atau meyakinkan engkau, sehingga engkau tidak akan
bisa membela dirimu sedikit pun. Akan tiba harinya saat mulut
orang-orang berdosa yang tidak bertobat akan dibungkam untuk
selama-lamanya dan dibuat tidak bisa berbicara. Betapa besarnya
kekalutan yang akan meliputi mereka saat Allah memperlihat-
kan dosa-dosa mereka satu per satu di depan mata mereka! Mere-
ka tidak mau melihat dosa-dosa mereka yang akan mempermalu-
kan mereka, tetapi membuangnya jauh-jauh, menutup-nutupi-
nya, dan berusaha melupakannya. Mereka juga tidak akan mau
membiarkan hati nurani mereka sendiri memperingatkan mereka
akan dosa-dosa yang telah mereka perbuat. Namun akan tiba
harinya saat Allah akan membuat mereka melihat dosa-dosa
mereka yang akan membawa aib dan kengerian yang kekal bagi
mereka. Dia akan memperlihatkan dosa-dosa itu satu per satu di
hadapan mereka, dosa asal, dosa-dosa perbuatan mereka sendiri,
dosa-dosa melawan hartikel m Taurat, dosa-dosa melawan Injil,
melawan perintah pertama, melawan perintah kedua, dosa-dosa
waktu kecil dan remaja, waktu dewasa, dan waktu sudah tua. Dia
Kitab Mazmur 50:16-23
731
akan memperlihatkannya satu per satu, sebagaimana para saksi
diperhadapkan dan dipanggil satu per satu, melawan penjahat,
dan ditanya apa yang harus mereka katakan untuk melawannya.
III. Kesabaran Sang Hakim, dan pelecehan orang berdosa terhadap
kesabaran-Nya itu: Aku berdiam diri, sama sekali tidak meng-
ganggumu di jalanmu yang berdosa, tetapi membiarkanmu sendiri
untuk berjalan di jalanmu. Hartikel man melawan perbuatan-per-
buatanmu yang jahat dilonggarkan, dan tidak dijalankan dengan
segera. Perhatikanlah, kesabaran Allah terhadap orang-orang
berdosa yang menjengkelkan itu sungguh sangat besar. Dia meli-
hat dosa-dosa mereka dan membencinya. Tidak akan sulit bagi-
Nya, dan tidak akan membuat-Nya terluka, untuk menghartikel m
mereka, namun Ia menanti untuk bisa menunjukkan diri dengan
penuh rahmat dan memberi mereka ruang untuk bertobat, su-
paya Dia dapat membuat mereka tidak bisa berdalih jika mereka
tidak bertobat. Kesabaran-Nya itu semakin mengagumkan sebab
orang berdosa mempermainkannya dengan begitu keterlaluan:
Engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau,
lemah dan cepat lupa seperti engkau, ingkar terhadap perkataan-
Ku seperti halnya engkau. Bahkan, engkau menganggap Aku ini
berkawan dengan dosa sama seperti engkau sendiri. Orang-orang
berdosa menganggap bahwa jika Allah berdiam maka Dia setuju,
dan jika Dia bersabar, maka Dia mendartikel ng. Oleh sebab itu, se-
makin lama hartikel man mereka ditangguhkan, semakin keras hati
mereka jadinya. Namun, jika mereka tidak berbalik, mereka akan
dibuat melihat kesalahan mereka saat semuanya sudah terlam-
bat. Mereka akan dibuat untuk melihat bahwa Allah yang mereka
buat murka itu yaitu Allah yang adil, kudus, dan dahsyat, dan
tidak sederajat dengan mereka.
IV. Peringatan baik yang diberikan tentang ajal menakutkan yang
akan menimpa orang-orang munafik (ay. 22): Perhatikanlah ini,
hai kamu yang melupakan Allah, perhatikan bahwa Allah menge-
tahui dan mencatat semua dosamu, bahwa Dia akan membuat
kamu mempertanggungjawabkan semuanya, bahwa kesabaran
yang dilecehkan akan berbalik menjadi murka yang lebih dahsyat,
bahwa meskipun kamu melupakan Allah dan kewajibanmu terha-
dap-Nya, Dia tidak akan melupakanmu dan pemberontakan-pem-
732
berontakanmu yang melawan-Nya. Perhatikanlah ini selagi masih
ada waktu, sebelum semuanya terlambat, sebab jika semua ini
tidak diperhatikan, dan ditimbang lagi dengan lebih saksama, Dia
akan menerkammu, dan tidak ada yang melepaskan. Ajal orang-
orang munafik yaitu diterkam dan dibunuh (Mat. 24:51).
Perhatikanlah:
1. Lupa akan Allah merupakan dasar dari segala kefasikan
orang-orang fasik. Orang-orang yang mengenal Allah, namun
yang tidak menaati-Nya, pasti melupakan-Nya.
2. Orang-orang yang melupakan Allah melupakan diri mereka
sendiri. Dan mereka tidak akan pernah menjadi baik sebelum
mereka memberikan pertimbangan, dan dengan demikian
menjadi pulih kembali. Pertimbangan yaitu langkah pertama
menuju pertobatan.
3. Orang-orang yang tidak mau memperhatikan peringatan-peri-
ngatan firman Allah pasti akan diterkam oleh pelaksanaan-pe-
laksanaan murka-Nya.
4. Apabila Allah datang untuk menerkam orang-orang berdosa,
maka tidak akan ada yang bisa melepaskan mereka dari ta-
ngan-Nya. Mereka tidak bisa melepaskan diri mereka sendiri,
demikian pula teman yang mereka miliki di dunia ini tidak
dapat melepaskan mereka.
V. Perintah-perintah yang utuh diberikan kepada kita semua menge-
nai bagaimana menghindari ajal yang menakutkan ini. Marilah
kita dengar kesimpulan dari seluruh permasalahan ini. Kita men-
dapatinya pada ayat 23, yang menuntun kita dalam apa yang
harus kita lakukan agar kita bisa mencapai tujuan utama kita.
1. Tujuan utama manusia yaitu untuk memuliakan Allah, dan
kita di sini diberi tahu bahwa siapa yang mempersembahkan
syartikel r sebagai korban, ia memuliakan Allah, entah dia orang
Yahudi atau bukan-Yahudi, korban-korban rohaninya itu akan
diterima. Kita harus memuji Allah, kita harus memberikan
korban pujian, mengarahkannya kepada Allah, sebagaimana
setiap korban harus diarahkan. Kita harus menyerahkannya
ke dalam tangan Sang Imam, Yesus Tuhan kita, yang juga me-
rupakan mezbahnya. Pastikan bahwa korban itu dibakar de-
ngan api kudus, bahwa korban itu dinyalakan dengan nyala
Kitab Mazmur 50:16-23
733
api perasaan yang kudus dan saleh. Roh kita harus menyala-
nyala, memuji Tuhan. Dalam perendahan diri-Nya secara tidak
terbatas, Dia berkenan memandang hal ini sebagai perbuatan
yang memuliakan Dia. Dengan cara ini kita memberikan ke-
muliaan kepada-Nya oleh sebab nama-Nya dan berbuat apa
yang mampu kita perbuat untuk memajukan kepentingan-
kepentingan kerajaan-Nya di tengah-tengah manusia.
2. Tujuan utama manusia, sehubungan dengan ini, yaitu untuk
menikmati Allah. Dan kita di sini diberi tahu bahwa orang-
orang yang jujur jalannya, akan melihat keselamatan yang dari
Allah.
(1) Tidak cartikel p bagi kita hanya mempersembahkan korban
syartikel r, kita juga bersamaan dengan itu harus bertingkah
laku lurus. Ucapan syartikel r itu baik, tetapi hidup dengan
bersyartikel r itu lebih baik.
(2) Orang-orang yang ingin bertingkah laku lurus atau berja-
lan dengan jujur harus bersusah payah mengaturnya, me-
natanya sesuai dengan peraturan, dan memahami jalan
mereka serta mengarahkannya.
(3) Orang-orang yang menjaga tingkah laku atau jalan mereka
berarti memastikan keselamatan mereka. Allah akan mem-
buat mereka melihat keselamatan yang datang dari-Nya,
sebab keselamatan ini yaitu keselamatan yang siap untuk
disingkapkan. Dia akan membuat mereka melihatnya dan
menikmatinya, melihatnya, dan melihat diri mereka sendiri
berbahagia untuk selama-lamanya di dalamnya. Perhati-
kanlah, mengatur tingkah laku atau jalan kita dengan be-
nar merupakan satu-satunya cara, dan ini cara yang pasti,
untuk memperoleh keselamatan yang agung.