penghiburan masa hidup 1

Tampilkan postingan dengan label penghiburan masa hidup 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penghiburan masa hidup 1. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2025

penghiburan masa hidup 1




A.  Apakah Saudara mengenal Tuhan Yesus Kristus? 

 Para misionaris yang dulu pernah melayani Saudara tidak lagi ada bersama Saudara. 

Sebagian dari mereka sudah meninggal. Tetapi Tuhan Yesus Kristus masih hidup! Ia 

sudah  memberikan nyawa-Nya bagi orang-orang berdosa. Ia berdoa bagi umat-Nya, 

bahkan sekarang ini! Apakah Saudara mengenal-Nya sebagai Juruselamat Saudara? 

 

B.  Apakah Saudara mengenal Allah Bapa? 

 Kita dapat memiliki bapak-bapak di dalam Tuhan, tetapi mereka hanyalah alat yang 

lemah dan tidak sempurna. Kita tidak boleh menyembah mereka, atau Tuhan akan 

menegur kita (Mat. 23:9). Apakah Saudara mengenal Allah sebagai Bapa Saudara?  

 

C.  Apakah Saudara mengenal Roh Kudus? 

 Kita memerlukan Roh Allah untuk menjadi anggota-anggota Jemaat-Nya yang hidup. 

Berdoalah agar Roh-Nya datang kepada Saudara! Ia sanggup menginsafkan Saudara 

dari dosa-dosa Saudara, memimpin Saudara kepada Kristus, dan melalui Kristus 

kepada Bapa. Apakah Saudara mengenal Roh-Nya itu sebagai Penghibur dan 

 

Penolong Saudara? 

Minggu ke-1a 

=========== 

 

 

 SATU-SATUNYA PENGHIBURAN BAGI ANAK TUHAN 

 

 Baca Roma 8:28-39 atau Yesaya 40:1-11 

 

 

 

 

Dunia ini penuh dengan air mata dan kesengsaraan. Contohnya yaitu  kematian Lazarus 

dalam Yohanes 11. Mungkin Saudara bisa menyebutkan contoh-contoh kesedihan dan 

kesengsaraan dari pengalaman Saudara sendiri. 

 

Apa penghiburan Saudara dalam semua kesengsaraan ini? Jika Saudara bertanya kepada 

seorang anak kecil apa penghiburannya, ia mungkin menjawab, “Bonekaku.” Orang dewasa 

mungkin menjawab, “uangku,” “kedudukanku,” “kesehatanku,” atau “anak-anakku.”  

 

Anak Tuhan yang sejati memiliki penghiburan yang lebih baik: ia yaitu  milik Yesus Kristus, 

sang Juruselamat. Ia yaitu  kepunyaan-Nya, pada masa hidup dan pada waktu mati, dengan 

jiwa dan raga! (Rm. 14:7, 8). 

 

Katekismus Heidelberg berbicara tentang penghiburan ini pada Minggu ke-1, Pertanyaan 1. 

 

1. Pert. Apakah satu-satunya penghiburan Saudara, baik pada masa hidup maupun 

pada waktu mati? 

Jaw.  Bahwa aku, dengan tubuh dan jiwaku, baik pada masa hidup maupun pada 

waktu mati, bukan milikku, melainkan milik Yesus Kristus, Juruselamatku yang setia. 

 

Dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya Dia sudah  melunasi seluruh utang 

dosaku dan melepaskan aku dari segala kuasa Iblis. Dia juga memelihara aku, 

sehingga tidak sehelai rambut pun jatuh dari kepalaku di luar kehendak Bapa yang 

ada di sorga, bahkan segala sesuatu harus berguna untuk keselamatanku. Karena itu 

juga, oleh Roh-Nya yang Kudus, Dia memberiku kepastian mengenai hidup yang 

kekal, dan menjadikan aku sungguh-sungguh rela dan siap untuk selanjutnya 

mengabdi kepada-Nya. 

 

 

SATU-SATUNYA PENGHIBURAN BAGI ANAK TUHAN 

1.  ia diselamatkan oleh darah Yesus 

2.  ia dijaga oleh Bapa dari Yesus 

3.  ia dikuduskan oleh Roh Yesus 

 

Apakah satu-satunya penghiburan Saudara, baik pada masa hidup maupun pada waktu 

mati? 

Itulah pertanyaan pertama dalam Katekismus Heidelberg. Cermatilah tiap-tiap katanya! 

 -  Apakah penghiburan Saudara? 

  Bukan: penghiburan orang lain... 

-  Apakah satu-satunya penghiburan Saudara? 

Bukan: salah satu hal yang menjadi penghiburanmu... (Mat. 13:45, 46). 

-  Apakah penghiburan Saudara pada masa hidup? 

.Bukan: penghiburan Saudara hanya ketika Saudara mati... 

-  Apakah penghiburan Saudara baik pada masa hidup maupun pada waktu  

 mati? 

Bukan: penghiburan Saudara hanya pada masa hidup ini... 

 

Banyak orang tidak suka pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Pertanyaan-pertanyaan yang 

bersifat pribadi dan menyelidiki isi hati membuat mereka tidak tenang dan tenteram. 

Mereka tidak ingin diusik. 

 

10 

 

Namun demikian, umat Allah tidak keberatan diselidiki isi hatinya. Mereka bersedia 

mempertanggungjawabkan pengharapan yang ada pada mereka (1Ptr. 3:15). 

 

Dalam Katekismus Heidelberg, kita mendengar jawaban dari seorang anak Tuhan: “Satu-

satunya penghiburanku yaitu  bahwa aku bukan lagi milikku, melainkan milik Yesus!” 

 

Apa yang begitu menghibur tentang hal itu? Semua orang ingin bebas...! Ya, tetapi kita 

tidaklah bebas, sekalipun mungkin kita berpikir demikian. 

Dulu di dalam Firdaus kita bebas. Kita dekat dengan Allah. Tetapi kita meninggalkan-Nya dan 

sekarang kita sendirian. Malah, pada kenyataannya kita menjadi budak dosa dan Iblis! 

 

Anak-anak Allah sudah  menyadari hal ini, sehingga mereka merasa malu dan sedih. Oleh 

sebab itu, mereka sekarang bahagia bahwa mereka sudah  ditaklukkan oleh Allah dan menjadi 

milik Seorang yang lain: milik Tuhan Yesus Kristus! Itulah satu-satunya penghiburan bagi 

anak Tuhan.  

 

 

1.  ANAK TUHAN DISELAMATKAN OLEH DARAH YESUS 

 

Bagaimana orang Kristen sejati menjadi milik Yesus? Tuhan Yesus sudah  membayar 

harga untuknya dan melepaskan dia dari kuasa dosa. Tuhan Yesus yaitu  

Juruselamat umat-Nya! 

 

A. Yesus membayar utang dosa-dosa mereka. 

 

Itulah yang dilakukan-Nya bagi mereka di Bukit Kalvari. Ia mati bagi 

mereka. Ia membeli mereka, bukan dengan perak atau emas, melainkan 

dengan darah-Nya yang berharga. 

 

11 

 

Yesus mengadakan pelunasan kepada Bapa-Nya ketika Ia menyerahkan 

nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, yaitu orang-orang yang sudah  

diberikan Allah kepada-Nya. 

 

B. Yesus melepaskan mereka dari kuasa dosa. 

 

Itulah yang sudah  dilakukan-Nya dalam hati mereka. Ia menyelamatkan 

mereka dari kuasa dosa dan Iblis. Ia mematahkan belenggu-belenggu 

kegelapan. 

 

Itu tidak berarti bahwa mereka sudah bebas dari dosa. Akan tetapi, 

mereka dilepaskan dari kuasa dosa. Mereka lahir kembali! Mereka menjadi 

milik Yesus! 

 

Tetapi apakah mereka akan menjadi milik-Nya untuk selama-lamanya? Pertanyaan 

itu mungkin sering membuat cemas hati seorang anak Tuhan. Sekarang 

perhatikanlah jawabannya. 

 

 

2. ANAK TUHAN DIJAGA OLEH BAPA DARI YESUS 

 

Tuhan Yesus tidak hanya sudah berbuat sesuatu bagi umat-Nya pada waktu dulu, 

tetapi juga masih bekerja bagi mereka dan dalam diri mereka! Ia yaitu  

Juruselamat yang setia. 

 

A. Yesus memelihara mereka dengan baik. 

 

Dia yaitu  Gembala yang baik. Ia sudah  menebus domba-domba-Nya, Ia 

mengenal nama mereka, dan Ia juga akan memelihara mereka (Yoh. 10). Ia 

membaringkan mereka di tangan Bapa-Nya. 

 

12 

 

Itu tidak berarti bahwa hidup mereka selalu mulus dan mudah. Mereka 

harus melewati banyak cobaan dan godaan, tetapi Allah akan menjaga 

mereka sampai pada akhirnya! 

 

B. Sehelai pun rambut mereka tidak akan jatuh dari kepala tanpa kehendak 

Bapa mereka di surga.  

 

 Banyak helai rambut mereka memang akan jatuh, tetapi rambut mereka 

terhitung semuanya (Luk. 12:7). Segala sesuatu pasti turut bekerja untuk 

mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Allah, yang 

terpanggil sesuai dengan rencana-Nya (Rm. 8:28). 

Tetapi sekarang mungkin timbul pertanyaan, “Apakah aku salah satu dari 

orang-orang yang sudah  dipanggil Allah? Bagaimana aku tahu bahwa aku ini 

milik-Nya?” Inilah jawabannya...  

 

 

3.  ANAK TUHAN DIKUDUSKAN OLEH ROH YESUS 

 

Tuhan Yesus meyakinkan umat-Nya oleh Roh-Nya dan membuat mereka bersedia 

untuk hidup bagi-Nya. 

 

A. Yesus meyakinkan mereka akan hidup yang kekal. 

 

Ia berbicara kepada mereka melalui Firman dan Roh-Nya (Rm. 8:16). Ia 

menghibur hati mereka yang terluka. Ia menandai mereka sebagai domba-

domba-Nya. 

 

Ketika itu terjadi, mereka berkata, “TUHAN yaitu  gembalaku, takkan 

kekurangan aku” (Mzm. 23:1). Itulah suara penuh sukacita yang kita 

dengar pada Minggu ke-1. Segala keraguan sudah  hilang, ada jaminan!  

 

13 

 

B. Yesus memperbaharui hati dan hidup mereka. 

 

Ia membuat mereka bersedia dengan tulus hati untuk hidup bagi-Nya. 

Mereka begitu sering gagal, tetapi mereka ingin memuliakan nama-Nya 

(1Kor. 6:19, 20). Ia juga membuat mereka siap (artinya sanggup) untuk 

hidup bagi Dia. 

 

Bagaimana mereka menunjukkan bahwa mereka milik Yesus? Dengan 

hidup bagi-Nya! Dan semakin dekat mereka hidup dengan-Nya, semakin 

besar keyakinan mereka akan keselamatan mereka!  

 

 

 

 

A. Sekali lagi kita bertanya, apakah satu-satunya penghiburan Saudara? Banyak orang 

mungkin berkata kepada Saudara dengan mulut manis bahwa mereka milik Yesus. 

Mereka sudah  menjadikan Yesus sebagai milik mereka sendiri, tetapi Yesus tidak 

pernah menjadikan mereka sebagai milik-Nya sendiri. “Keyakinan” seperti itu akan 

menimbulkan kekecewaan yang pahit (Mat. 7:22, 23).  

 

B. Orang lain ingin mengetahui apakah mereka milik Yesus, tetapi mereka merasa 

ragu. Kesedihan mereka yang terbesar yaitu  dosa (lihat Petrus, misalnya, dalam 

Lukas 22:62). Kerinduan mereka yang terbesar yaitu  bersama dengan Tuhan. 

Tentang mereka Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena 

mereka akan dihibur” (Mat. 5:4). 

 

C. Umat Allah dapat bersukacita: Tidak ada yang akan memisahkan mereka dari kasih 

Kristus! (Rm. 8:35-39). Mereka milik-Nya dan... Ia milik mereka! 

14 

 

Minggu ke-1b 

=========== 

 

 

 BERAPA POKOK YANG PERLU KITA KETAHUI? 

 

 Baca Roma 7:21-26 atau Mazmur 130 

 

 

 

 

Ketika suatu penduduk di desa terpencil ingin memasak, mereka meletakkan panci di atas tiga 

batu. Sesudah  itu, mereka menyalakan api di bawah panci. Jika salah satu batu itu tidak ada, 

maka panci akan jatuh terguling. 

 

Begitu pula halnya, jika kita ingin menerima dan menikmati penghiburan sebagai milik Yesus, 

kita perlu mengetahui tiga pokok. Firman Allah benar-benar jelas tentang hal ini. 

 

Daud menyebutkan ketiga pokok ini dalam Mazmur 130. Paulus berbicara tentangnya dalam 

suratnya kepada jemaat di Roma. Kita juga mendapati ketiga pokok itu dalam Katekismus 

Heidelberg.  

 

Baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-1, Pertanyaan 2. 

 

2. Pert. Berapa pokok yang perlu Saudara ketahui, supaya dengan penghiburan ini 

Saudara hidup dan mati dengan bahagia? 

Jaw. Tiga pokok. Pertama. betapa besarnya dosa dan sengsaraku. Kedua, bagaimana 

aku mendapat kelepasan dari semua dosa dan sengsaraku. Ketiga, bagaimana aku 

harus bersyukur kepada Allah atas kelepasan yang demikian itu. 

 

15 

 

 

BERAPA POKOK YANG PERLU KITA KETAHUI? 

 1.  betapa besarnya dosa dan sengsara kita 

 2.  bagaimana kita mendapat kelepasan dari dosa dan sengsara 

 3.  bagaimana kita harus bersyukur kepada Allah atas kelepasan yang demikian  

  itu 

 

Terakhir kita sudah melihat apa satu-satunya penghiburan bagi orang Kristen itu. Kali ini kita 

akan melihat cara menerima penghiburan ini dan menikmatinya sampai akhir. Kita perlu 

mengetahui tiga pokok ini! 

 

 

1.  BETAPA BESARNYA DOSA DAN SENGSARA KITA 

 

 Dosa dan sengsara disebutkan di sini. Sengsara yaitu  akibat dosa. Dosalah 

penyebabnya. Dosa sudah  membuat kita terkena kutuk Allah. Sudah seperti itu 

keadaannya dalam kehidupan ini, dan kutuk itu akan dialami sepenuhnya di neraka. 

 

 Banyak orang sadar bahwa mereka diliputi kesengsaraan, namun mereka tidak mau 

dan tidak pula mampu melihat penyebabnya, yaitu kejatuhan kita ke dalam dosa di 

Firdaus. Mereka tertarik dengan keselamatan, namun tidak dengan Sang 

Juruselamat. Mereka ingin agar Allah menjauhkan penyakit, kelaparan, dan 

kemiskinan mereka, namun mereka tidak peduli terhadap hati mereka yang penuh 

dosa. 

 

 Sementara yang lain sering berbicara tentang dosa-dosa orang lain, tetapi mereka 

lupa akan dosa dan sengsara mereka sendiri. Mereka persis seperti orang muda yang 

kaya itu (Mat. 19:20). 

 

 Yesus berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat. 

9:12). Ia mengundang orang-orang yang berbeban berat untuk datang kepada-Nya 

16 

 

(Mat. 11:28). 

 

 Apakah Saudara sudah tahu betapa besarnya dosa dan sengsara Saudara? Hanya 

Allah yang mengetahui sepenuhnya besarnya dosa dan sengsara itu, tetapi kita harus 

berusaha mengetahuinya sampai sedemikian rupa, hingga kita remuk hati dan 

menjadi pengemis di hadapan takhta Allah.   

 

 Hanya dalam keadaan seperti itulah kita akan memerlukan Juruselamat. Tidak sulit 

memahami hal ini. Sebab siapa yang perlu Yesus jika ia percaya bahwa ia orang 

benar? 

 

 

2.  BAGAIMANA KITA DAPAT DIBEBASKAN DARI DOSA DAN SENGSARAKITA 

 

 Katekismus Heidelberg tidak hanya menunjukkan penyakit yang menjangkiti hati kita, 

tetapi juga obat yang tepat untuk itu. Anak-anak Allah tidak akan tenggelam dalam 

keputusasaan, sebaliknya, pada saatnya nanti mereka akan diangkat oleh tangan 

Allah. Inilah perbedaan utama antara Petrus dan Yudas. 

 

 Penting bagi kita untuk menerima terang dari atas agar kita dapat melihat jalan 

keselamatan. Dengan kemampuan diri kita sendiri, kita tidak dapat melihat jalan itu, 

walaupun kita mendengar dan berbicara tentangnya. 

 

 Pernah ada seorang profesor teologi yang sudah  menulis sebuah buku tebal tentang 

darah Yesus. Tetapi ketika Allah membukakan matanya, sang profesor menangis 

karena ia tidak melihat jalan baginya untuk diselamatkan. Kemudian Allah mulai 

mengajarnya melalui bukunya sendiri...! 

 

 Katekismus Heidelberg menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat dilepaskan 

dari dosa dan sengsara kita. Ini bukanlah keselamatan buatan manusia, melainkan 

keselamatan yang disediakan oleh Allah. 

17 

 

 

 Jawabannya ada di dalam Yesus Kristus, yang disalibkan bagi orang-orang berdosa 

dan yang memperbaharui diri mereka oleh Roh-Nya! Ia seperti seorang saudara 

sulung yang memberi makan anggota-anggota keluarganya yang miskin sepanjang 

hidup mereka! 

 

 Apakah Saudara sudah mengenal-Nya? Apakah Saudara percaya kepada-Nya? 

Apakah Saudara mengasihi-Nya dengan segenap hati Saudara? Ataukah Tuhan Yesus 

masih menjadi orang asing bagi Saudara? 

 

 Berdoalah supaya Saudara dapat mengenal diri Saudara sendiri. Berdoalah supaya  

 Saudara dapat mengenal Kristus. Berdoalah supaya Saudara dapat belajar bagaimana  

 memuliakan Allah. 

 

 

3. BAGAIMANA KITA HARUS BERSYUKUR KEPADA ALLAH ATAS KELEPASAN YANG  

 DEMIKIAN ITU 

 

 Sungguh memalukan apabila orang tidak menunjukkan rasa terima kasih atas suatu 

pemberian. Jauh terlebih lagi apabila kita tidak mengucap syukur kepada Allah atas 

apa yang sudah  diperbuat-Nya! 

 

 Tetapi sekali lagi, kita pertama-tama perlu tahu betul bahwa kita sudah  diselamatkan. 

Terkadang orang diberi tahu untuk bersyukur kepada Allah atas kasih dan 

keselamatan-Nya, padahal mereka tidak pernah menerima kasih dan keselamatan ini 

dalam hati mereka.  

 

 Anak-anak Allah dipanggil untuk mengucap syukur atas keselamatan yang demikian, 

karena keselamatan itu sungguh besar. Ingat harga yang sudah  dibayar Yesus untuk 

itu! 

 

18 

 

 Tidak ada jasa dalam melayani Allah. Itu hanya sebuah tanda syukur dan kasih 

terhadap Yesus. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1Yoh. 

4:19). 

 

 

 Tuhan Yesus Kristus menggenapi hukum Allah. Ia juga menanggung kutuk dari hukum 

itu. Oleh sebab itu, umat-Nya mencintai hukum Allah (Mzm. 119:97). 

 

 Iman tanpa perbuatan yaitu  mati, seperti yang dikemukakan oleh Yakobus dalam 

suratnya. Pohon mempunyai akar, batang, dan buah. Jika kita tidak pernah melihat 

buah satu pun, maka kita harus menyimpulkan bahwa pohon dan akarnya sudah 

mati. 

 

 

 

 

A. Kita sudah membahas tiga pokok yang perlu kita ketahui supaya bisa hidup dan mati 

dalam kebahagiaan yang sejati. Kita sudah membandingkan ketiga pokok itu dengan 

tiga batu untuk memasak. Jangan pernah lupakan ketiga pokok ini: sengsara 

manusia, keselamatan oleh Kristus, dan rasa syukur kepada Allah. 

 

B. Kita harus mengetahui ketiga pokok ini melalui pengalaman batin. Panci bisa saja 

sudah ada di atas ketiga batu, tetapi harus ada api di bawah panci itu. Dengan kata 

lain, kita memerlukan Roh Kudus untuk membawa ketiga pokok tersebut ke dalam 

hati kita! 

 

C. Anak-anak Allah perlu mengetahui ketiga pokok ini dengan lebih dalam lagi. Tak  

seorang pun dapat berkata bahwa ia sudah  menguasainya. Bahkan orang-orang yang 

sudah  diselamatkan harus berdoa untuk lebih mengenal diri mereka sendiri dan lebih 

mengenal Kristus. Hal ini akan menggugah mereka untuk mengasihi Allah dengan 

lebih berapi-api! 

19 

 

Minggu ke-2 

========== 

 

 

 HUKUM ALLAH MENUNJUKKAN KEPADA KITA BAHWA KITA sudah  BERDOSA 

 

 Baca Roma 3:9-20 atau Matius 22:34-40 

 

 

 

 

Seseorang yang lupa membersihkan dirinya pergi untuk menemui raja di negerinya. Orang-

orang yang bertemu dengannya di jalan memberi tahu dia bahwa wajahnya kotor, tetapi ia 

tidak percaya perkataan mereka. Ketika mereka menaruh cermin di hadapannya, barulah ia 

melihat bahwa perkataan mereka benar. 

 

Dalam Alkitab, Allah menaruh cermin di hadapan kita untuk menunjukkan kepada kita siapa 

sebenarnya kita. Kita dapat melihat dengan jelas gambar diri kita dalam bacaan-bacaan 

seperti Roma 3. Hukum Allah itu seperti cermin yang menunjukkan kepada kita keberdosaan 

kita. 

 

Namun demikian, apabila hari gelap, mustahil bagi kita untuk melihat diri kita, sekalipun kita 

memandang cermin. Oleh sebab itu, kita harus berdoa meminta terang Roh Allah ketika 

sedang mempelajari hukum Allah.  

 

Mari kita baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-2. 

 

3. Pert. Dari mana Saudara mengetahui sengsara Saudara? 

Jaw. Dari hukum Taurat Allah. 

 

20 

 

 

4. Pert. Apa yang dituntut hukum Taurat Allah dari kita? 

Jaw. Itu diajarkan Kristus kepada kita secara ringkas dalam Mat 22:37-40, 'Kasihilah 

Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap 

akal-budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Itulah hukum yang terutama dan 

yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah 

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung 

seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.' 

 

5. Pert. Dapatkah Saudara melaksanakan semua ini dengan sempurna? 

Jaw. Tidak, karena menurut kodratku aku cenderung membenci Allah dan sesamaku 

manusia. 

 

 

HUKUM ALLAH MENUNJUKKAN KEPADA KITA BAHWA KITA sudah  BERDOSA DENGAN 

MELANGGAR 

 1.  hukum yang sudah  ditetapkan Allah kepada kita 

 2.  hukum yang mengajar kita untuk mengasihi baik Allah maupun manusia 

 3.  hukum yang tidak pernah bisa kita jalankan dengan sepenuhnya 

 

Guru Katekismus tidak bertanya kepada kita, “Apakah Saudara sudah  berdosa?” Tetapi ia 

bertanya, “Bagaimana Saudara tahu bahwa Saudara sudah  berdosa?” Tiap-tiap orang dari kita 

sudah  berdosa, tetapi apakah kita menyadarinya?  

 

Secara kodrat, kita buta terhadap dosa kita (baca Wahyu 3:17). Kita membuat banyak 

kemajuan dalam bidang pendidikan dan teknologi, tetapi dalam hal dosa, kita masih sebodoh 

seperti sebelumnya. 

 

Dari hukum Allah-lah kita menjadi tahu bahwa kita sudah  berdosa. Perhatikanlah: bukan dari 

Injil! Hukum Taurat datang terlebih dahulu, baru kemudian Injil. 

 

21 

 

 

1.  HUKUM YANG sudah  DITETAPKAN ALLAH KEPADA KITA 

 

 Hukum ini bukanlah hukum manusia, melainkan hukum Allah. Ia sendirilah yang sudah  

menetapkan hukum ini kepada kita (Kel. 20). Kita menyakiti hati Allah dengan 

melanggar hukum-Nya. 

 

 Tahukah Saudara bahwa Saudara sudah  berdosa terhadap-Nya? Jika Saudara 

merasakan hal ini dalam hati Saudara, maka akan timbul dukacita yang mendalam 

atas dosa Saudara dan keinginan untuk diselamatkan. 

 

 Orang yang dijamah oleh Roh Allah akan berusaha memperbaiki hidupnya. Ia sadar 

bahwa ia tidak dapat menemui Allah dalam keadaannya sekarang. Ia menyesal atas 

dosa-dosanya yang dulu dan berusaha menghindarinya sekarang. 

 

 Tetapi kemudian ia diperhadapkan dengan hukum Allah (cermin itu!), dan ia pun 

mulai menyadari bahwa ia tersesat. Ada dosa dalam pikiran kita, dalam mimpi dan 

angan-angan kita, dan bahkan dalam doa-doa kita. 

 

 

2. HUKUM YANG MENGAJAR KITA UNTUK MENGASIHI ALLAH DAN MANUSIA 

 

 Kristus sendiri menunjukkan apa yang tersirat dalam hukum Allah. Perhatikanlah: 

Kristuslah yang melakukannya! Dengan kata lain, ketika Tuhan menunjukkan kepada 

kita dosa dan kebutuhan kita, Ia melakukannya untuk menyelamatkan kita, dan 

bukan untuk menghancurkan kita. 

 

 Bagaimana Kristus mengintisarikan hukum Taurat? 

 a)   Kasihilah Allah di atas segala sesuatu. 

 b)  Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 

 

22 

 

 Mengapa Katekismus Heidelberg tidak menyebutkan Sepuluh Perintah Allah, tetapi 

hanya intisari hukum Taurat? (Mat. 22:37-40). Guru katekismus akan berbicara 

tentang Sepuluh Perintah Allah kemudian (pada bagian ketiga buku itu), tetapi 

sekarang ia menekankan perintah untuk mengasihi. 

 

 Kasih yaitu  kegenapan hukum Taurat (Rm. 13:10). Kasih yaitu  hal yang utama! 

Banyak orang Farisi mematuhi hukum Taurat Allah secara lahiriah, tetapi mereka 

melakukannya tanpa kasih (persis seperti kakak si anak hilang dalam Lukas 15:25-32). 

Yesus menegur mereka karena itu (Mat. 23:23). 

 

 Apa itu kasih? Baca 1 Korintus 13. Sering kali kita “mengasihi” seseorang karena ia 

sudah  bermanfaat bagi kita, atau karena kita pikir ia bisa bermanfaat bagi kita. Tetapi 

itu bukan kasih yang sesungguhnya. 

 

 Kita harus mengasihi Allah dan sesama kita manusia: sanak saudara, ipar, menantu, 

dan mertua, teman-teman, kaum kita sendiri, tetapi juga orang-orang yang berasal 

dari suku lain, orang asing, dan bahkan musuh-musuh kita (Mat. 5:44). Mengasihi 

sesama kita manusia berarti membantunya dan berbicara membelanya. Tidak pernah 

menyakiti hatinya saja tidaklah cukup.  

 

 

3. HUKUM YANG TIDAK PERNAH BISA KITA JALANKAN DENGAN SEPENUHNYA 

 

 Allah ingin agar kita menjalankan hukum-Nya dengan sepenuhnya. Oleh karena Dia 

sempurna, maka kita pun harus sempurna. Tetapi secara kodrat, kita cenderung  

membenci Allah dan sesama kita manusia. 

 

Tidakkah pernyataan itu terlalu keras? Bukankah ada banyak hal baik di dunia ini? Ya, 

memang ada, tetapi itu yaitu  kebaikan Allah, dan bukan kebaikan kita sendiri. Ada 

kalanya dosa tertidur di dalam hati manusia, tetapi dosa terus ada di sana! 

  

23 

 

 Alkitab berkata bahwa manusia sudah menjadi bobrok (Kej. 8:21, Yer. 17:9, Rm. 1:30, 

Tit. 3:3). Hal-hal yang terjadi di dunia ini hari demi hari menunjukkan kebenaran 

pernyataan ini. Bukti paling jelas akan hal ini ditemukan di Bukit Kalvari, tempat Anak 

Allah dibunuh! Manusia sudah  menjadi lebih buruk daripada binatang. 

 

Siapa yang mengatakan ini? Salah seorang yang paling jahat di antara umat 

manusia? Bukan, justru salah seorang yang paling baik! Pauluslah yang 

mengatakannya, seorang anak Tuhan, yang matanya sudah  dibukakan. Orang munafik 

tidak berbicara seperti itu, tetapi Rasul Paulus mengatakannya (Rm. 7). Ia jujur. Allah 

sudah  membuatnya jujur. 

 

Apakah mata Saudara sudah dibukakan? Kalau sudah, maka Yesus akan menjadi 

berharga bagi Saudara, lebih daripada apa pun di dunia ini. Dan Saudara berharga 

bagi-Nya! Diberkatilah Saudara apabila Saudara dapat mengalami hal ini!  

24 

 

Minggu ke-3 

========== 

 

 

 MENGAPA MANUSIA BEGITU BERDOSA? 

 

 Baca Yohanes 3:1-8 atau Kejadian 3 

 

 

 

 

Dalam Yohanes 3 Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak 

dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan 

dari daging, yaitu  daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, yaitu  roh. Janganlah engkau 

heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh. 3:5-7). 

 

 

Dalam Kejadian 3 kita mendapati alasan mengapa manusia begitu bobrok dan mengapa ia 

perlu dilahirkan kembali, jika ia mau melihat kerajaan Allah. Manusia sudah  jatuh dan menjauh 

dari Allah. 

 

Katekismus Heidelberg memberi tahu kita tentang hal ini pada Minggu ke-3. 

 

6. Pert. Jadi, apakah Allah sudah  menjadikan manusia begitu jahat dan buruk? 

Jaw. Sekali-kali tidak. Tetapi Allah sudah  menjadikan manusia baik dan menurut 

gambar-Nya, artinya, dengan kebenaran dan kesucian yang sejati, supaya manusia 

dapat mengenal Allah Penciptanya secara benar, mengasihi-Nya dengan sebulat hati, 

dan hidup bersama Dia dalam kebahagiaan yang kekal untuk memuji dan 

memuliakan Dia. 

 

25 

 

7. Pert. Jadi, dari mana asal watak manusia yang seburuk itu? 

Jaw. Dari kejatuhan ke dalam dosa dan ketidaktaatan nenek moyang kita, Adam dan 

Hawa, di taman Firdaus. Di situ tabiat kita menjadi sedemikian buruk, sehingga kita 

semua dikandung dan dilahirkan dalam dosa. 

 

8. Pert. Tetapi, begitu rusakkah kita, sehingga kita sama sekali tidak sanggup 

berbuat apa pun yang baik, dan hanya cenderung pada yang jahat saja?          

Jaw. Ya, kecuali jika kita dilahirkan kembali oleh Roh Allah. 

 

 

MENGAPA MANUSIA BEGITU BERDOSA? 

 1. manusia diciptakan baik adanya 

 2. manusia jatuh begitu dalam 

 3. manusia menjadi bobrok sepenuhnya 

 

Terakhir kita sudah  melihat bahwa manusia tidak dapat menjalankan perintah-perintah Allah. 

Ia yaitu  makhluk yang berdosa. Kali ini Katekismus Heidelberg akan menyelidiki apa 

penyebab dari keberdosaan ini. 

 

Guru katekismus bertindak seperti seorang dokter yang baik. Ia tidak memberikan obat terlalu 

cepat. Banyak orang melakukan pendekatan yang berbeda. Ketika mereka bertemu dengan 

orang berdosa yang merasa bersalah, mereka segera berseru bahwa Kristuslah jawabannya. 

Tetapi apa yang menjadi masalahnya? Mereka berkata bahwa kita harus percaya saja, maka 

dosa-dosa kita akan diampuni. Tetapi mereka lupa bahwa kita harus terlebih dahulu 

mengetahui dosa-dosa kita. 

 

 

1. MANUSIA DICIPTAKAN BAIK ADANYA 

 

 Allah menciptakan kita supaya kita mengenal Dia, mengasihi-Nya, dan memuji-Nya. 

 

26 

 

 Dosa dan Iblis tidak ada pada mulanya. Alkitab berkata bahwa segala sesuatu baik 

adanya (Kej. 1 dan 2).  

 

Manusia ditetapkan untuk menjadi nabi, imam, dan raja. Ia yaitu  makhluk yang 

paling indah di antara ciptaan Allah. 

 

Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah: sama seperti seorang anak 

menyerupai bapaknya, demikian pula kita menyerupai Allah dalam tabiat kita. Kita 

dulu benar dan kudus. 

 

 PENERAPAN 

 

 Tujuan hidup kita yaitu  hidup bersekutu dengan Allah. Tujuan hidup kita bukanlah: 

kemajuan, kekayaan, atau kehormatan. Kita sudah  dijadikan untuk hidup bagi Allah.  

 

 Namun dalam kenyataannya, kita hidup untuk kepentingan diri kita sendiri. Itulah 

dosa terbesar kita. Bukan pembunuhan atau perzinahan yang membuat kita pantas 

masuk neraka, melainkan terutama cinta diri.   

 

 “Apakah Allah salah menciptakan kita?” Pertanyaan itu sudah menunjukkan betapa 

jahatnya kita. Kita mencoba menyalahkan Allah. Bayangkan apabila seorang anak 

yang sedang sakit, yang dirawat oleh ibunya siang malam, sampai berpikiran bahwa 

ibunya sudah  meracuni dia...! 

 

 

2.  MANUSIA JATUH BEGITU DALAM 

 

  “Jadi, dari mana asalnya keberdosaan manusia itu?” 

Dari kejatuhan ke dalam dosa dan ketidaktaatan Adam dan Hawa, nenek moyang 

kita yang pertama. 

 

27 

 

 Sejumlah orang (kita menyebut mereka kaum “Arminian,” yaitu para pengikut 

Arminius) berkata bahwa manusia memiliki kehendak bebas. Menurut mereka, kita 

mampu memilih apa yang baik. Ketika kita berbuat dosa, itu hanyalah akibat 

mencontoh yang buruk dari orang lain. 

 Ajaran ini salah! 

 

  

 Dalam Kejadian 3, kita dapat membaca tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa di 

Taman Firdaus. Ia jatuh karena tidak taat. Allah tidak mencegah ini, karena Ia ingin 

Adam dan Hawa melayani Dia sebagai anak, dan bukan sebagai budak. 

 

Ketika berbicara tentang masalah ini, kita harus melakukannya dengan dukacita yang 

mendalam. Kita tidak boleh mengajukan pertanyaan yang macam-macam, tetapi 

harus merendahkan diri di hadapan Allah. 

 

 PENERAPAN 

 

 Akibat dari kejatuhan ini sungguh pahit: 

 -   bagi Adam dan Hawa (baca Kejadian 3:16-19). 

 -  bagi Allah sendiri (baca Kejadian 6:5, 6), 

 -  bagi seluruh umat manusia, termasuk anak cucu kita. 

 

 Kita bersalah di hadapan Allah, karena: 

 -  Adam yaitu  bapak leluhur kita.  

 -  Adam mewakili kita ketika ia melanggar perjanjian antara Allah dan dirinya. 

 

Oleh karena itu, kita dilahirkan sebagai orang berdosa. Kita berdosa dan kita penuh 

dosa. Kita berbuat dosa karena kita mempunyai hati yang penuh dosa (Kej. 6:5, Mzm. 

51:5). 

 

 

28 

 

3.  MANUSIA MENJADI BOBROK SEPENUHNYA 

 

Kita tidak mampu melakukan apa pun yang baik secara rohani di mata Allah. Kita 

tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. 

 

Sebaliknya, kita cenderung pada segala sesuatu yang jahat. Tangan Allah masih 

menopang kita, tetapi jika Ia melepaskan tangan-Nya, kita akan terjun bebas ke 

dalam  segala macam kefasikan! Bayangkan sepeda yang tidak mempunyai rem! 

 

Kita tidak dapat melakukan kebaikan apa pun kecuali kita dilahirkan kembali oleh Roh 

Allah. Pendidikan atau peradaban tidak bisa memecahkan masalahnya, hanya 

kelahiran kembalilah yang bisa!  

 

 PENERAPAN 

 

Masih adakah harapan bagi manusia? Guru katekismus tidak menipu kita. Ia 

berbicara terus terang, “Tidak, tidak ada harapan... kecuali terjadi mujizat!” 

  

Kita tidak sakit secara rohani, tetapi mati secara rohani. Namun demikian, Roh Kudus 

sanggup membuat hati kita hidup bagi Allah. 

 

 

 

 

A. Bagi orang yang belum bertobat: 

Jangan salahkan Adam, salahkanlah diri Saudara sendiri! Jangan berkata, “Adam 

sudah  berdosa.” 

 

Penyebab dari segala masalah ada pada keluarga Saudara sendiri. Saudara juga 

yaitu  keturunan Adam! Ya, akar masalahnya ada dalam hati Saudara sendiri! 

 

29 

 

  

Jika Saudara binasa, itu bukan karena dosa Saudara terlalu besar, melainkan karena Saudara 

menolak untuk tunduk di hadapan Allah dan berlari kepada Kristus untuk mendapatkan 

keselamatan.  

 

B. Bagi orang yang khawatir karena dosa-dosa mereka: 

Memang menyakitkan melihat dosa dan kesalahan Saudara sendiri, tetapi itu juga 

merupakan berkat. Jika Roh Kudus tidak membuka mata kita, kita tidak akan pernah 

menyadari kebutuhan kita akan Yesus. Berdoalah agar Saudara menemukan 

Juruselamat! 

 

C. Bagi anak-anak Allah sendiri: 

Saudara mempunyai banyak alasan untuk bersyukur kepada TUHAN. Ia sudah  

berkenan untuk datang dan menjamah hati Saudara yang penuh dosa. Semoga Ia 

memberkati Saudara selamanya! 

30 

 

Minggu ke-4 

========== 

 

 

 TIGA UPAYA MANUSIA UNTUK LUPUT DARI PENGHAKIMAN ALLAH 

 

 Baca Galatia 3:10-14 atau Mazmur 90 

 

 

 

 

Galatia 3 menunjukkan bahwa tidak ada jalan bagi orang berdosa untuk luput dari 

penghakiman Allah: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang 

tertulis dalam kitab hukum Taurat" (Gal. 3:10). 

 

Mazmur 90 juga memperlihatkan dengan jelas bahwa tak seorang pun sanggup bertahan 

menghadapi murka Allah: “Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami 

yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu” (Mzm. 90:8).  

 

Namun demikian, manusia sangat enggan mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan. Malah 

sebaliknya, ia berusaha meluputkan diri dari penghakiman Allah. 

 

Hal ini terlihat jelas dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-4. 

 

9. Pert. Apakah Allah memperlakukan manusia dengan tidak adil bila menuntut 

dalam hukum-Nya sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan oleh manusia? 

 

Jaw. Tidak, karena Allah sudah  menjadikan manusia sedemikian rupa, hingga ia dapat 

melaksanakannya. Tetapi oleh bisikan iblis dan oleh ketidaktaatannya yang 

disengaja, manusia sudah  bertindak sedemikian, sehingga ia bersama keturunannya 

kehilangan karunia-karunia itu. 

31 

 

 

10. Pert. Apakah Allah hendak membiarkan ketidaktaatan dan kemurtadan 

semacam itu tanpa hukuman? 

 

Jaw. Tidak. Sebaliknya, Dia sangat murka, baik atas dosa turunan maupun atas dosa 

yang kita perbuat sendiri. Dia hendak menghukumnya dengan hukuman yang adil, 

baik di dunia ini maupun di akhirat, sebagaimana Dia sudah  berfirman, 'Terkutuklah 

orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum 

Taurat' (Gal 3:10). 

 

11. Pert. Bukankah Allah juga penyayang? 

 

Jaw. Sungguh Allah itu penyayang, tetapi Dia juga adil. Oleh sebab itu, keadilan-Nya 

menuntut supaya dosa yang diperbuat terhadap Kemuliaan Allah yang Tertinggi itu 

dihukum dengan hukuman yang tertinggi juga, yaitu hukuman yang kekal atas tubuh 

dan jiwa. 

 

 

TIGA UPAYA UNTUK LUPUT DARI PENGHAKIMAN ALLAH 

 1.  Apakah adil bila Allah menyalahkan manusia? 

 2.  Tidak mungkinkah Allah membiarkan kita saja? 

 3.  Bukankah Allah itu penyayang? 

 

Terakhir kita sudah  melihat bahwa manusia menjadi bobrok sepenuhnya, bukan karena Allah 

menjadikannya demikian, melainkan karena ia tidak patuh kepada Allah dan jatuh ke dalam 

dosa. Oleh sebab itu, manusia harus mengakui bahwa ia bersalah.  

 

Kali ini kita akan melihat bahwa manusia tidak mau berserah kepada Allah dan menyerah 

dengan cepat. Ia akan berusaha keras menyalahkan pihak lain lebih dulu. 

 

 

32 

 

1. APAKAH ADIL BILA ALLAH MENYALAHKAN MANUSIA? 

 

 Pertama-tama, coba perhatikan pertanyaan ini. Ini yaitu  pertanyaan yang 

memalukan! Manusia (manusia yang berdosa) mencoba berdalih dan menyalahkan 

Allah...! Dan ketika ia tidak berhasil, ia mencoba memberi tahu Allah bahwa Allah 

tidak boleh menyalahkan manusia juga..! 

 

 Tetapi bukankah itu pertanyaan yang tidak masuk akal? Allah tahu bahwa kita tidak 

sanggup melakukan perintah-perintah-Nya, namun Ia menuntut supaya kita 

melakukannya. Adilkah itu? Guru katekismus hendak menjawab pertanyaan ini. 

 

 Ketika pada awalnya Allah menjadikan kita, kita itu kudus dan bahagia. Ada banyak 

pepohonan yang buahnya bisa kita makan, namun kita berpaling pada pohon yang 

sudah  dilarang Allah. Itu pilihan kita sendiri. Kita mendengarkan apa kata Iblis. 

 

 Sekarang kita menjadi bobrok. Tetapi salah siapakah itu? Allah berhak meminta kita 

untuk melakukan apa yang dulu sanggup kita lakukan. 

 

 Sebagai contoh: Tidaklah benar apabila kita menyuruh anak kecil untuk mengangkat 

pohon kelapa. Tetapi salahkah menagih utang dari seseorang yang dengan sengaja 

sudah  memboroskan uang yang sudah dipinjamnya dari kita? 

 

 Allah ingin agar kita mematuhi perintah-perintah-Nya, sekalipun kita tidak sanggup 

melakukannya. Allah tidak akan pernah mengubah kehendak-Nya. Dia yaitu  Allah! 

Ia tidak dapat menurunkan patokan-Nya. Sebagai contoh, Ia tidak dapat mengizinkan 

kita menyembah berhala. 

 

 Tetapi mungkin Saudara bertanya, “Apa hubungannya Adam dengan kita?” 

Perhatikan contoh ini: ketika seorang kepala negara menyatakan perang terhadap 

negara lain, bisa jadi ia tidak meminta pertimbangan Saudara. Namun, keputusannya 

akan memengaruhi Saudara, sebab ia bertindak sebagai wakil dari seluruh rakyatnya.  

33 

 

 

 Demikian pula halnya, Yesus Kristus (Adam kedua!) mengadakan pendamaian dengan 

Allah melalui penderitaan-Nya. Buah dari pendamaian ini akan dituai oleh orang-

orang yang diwakili-Nya (yaitu umat pilihan Allah). Kristus yaitu  Kepala dari sebuah 

perjanjian baru (Rm. 5:12-21). 

 

 

2. TIDAK MUNGKINKAH ALLAH MEMBIARKAN KITA SAJA? 

 

 Inilah upaya kedua untuk meluputkan diri: “Tidak bisakah Allah menutup mata 

terhadap dosa kita dan membiarkan kita tanpa dihukum?” Jawabannya “tidak!” Allah 

tidak seperti manusia. Ia sangat murka atas dosa-dosa kita. 

 

 Murka Allah bukanlah sifat mudah marah. Allah itu kudus. Ia mencintai apa yang 

baik. Oleh sebab itu, Ia membenci apa yang jahat. 

 

 Murka-Nya sangat ganas. Baca Mazmur 90:11, dan renungkanlah kesengsaraan 

hebat yang ditanggung Yesus di atas kayu salib. Allah bahkan tidak menyayangkan 

Anak-Nya sendiri! (Rm. 8:32). “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang 

hidup” (Ibr. 10:31).  

 

 Allah murka atas segala dosa kita: 

 -  dosa asali kita (yang diturunkan dari Adam; Mzm. 51:7). 

 -  dosa-dosa yang kita perbuat sendiri (hal-hal yang kita lakukan atau tidak kita  

  lakukan). 

 

 Hukuman Allah ada dua macam: 

 -  hukuman di dunia ini (coba pikirkan apa contohnya). 

-  hukuman sesudah  kita mati dan sesudah  Yesus datang kembali (yaitu 

penderitaan di neraka). 

 

34 

 

 Alkitab membuktikan hal ini dengan jelas. Baca Galatia 3:10 dan renungkanlah 

perkataan ini. Sungguh menakutkan apabila seorang manusia sudah  mengutuk kita. 

Tetapi apabila Allah sudah  mengutuk kita, berkat apa yang tersisa bagi kita?  

 

 

3.  BUKANKAH ALLAH ITU PENYAYANG? 

 

 Sebagian orang berpikir bahwa hukuman Allah itu terlalu berat. Mereka berkata 

bahwa tidak ada neraka (contohnya penganut Saksi Yehova), atau bahwa neraka 

hanya untuk orang-orang yang sangat jahat. 

 

 Akan tetapi, Firman Allah memberi tahu kita bahwa ada tempat siksaan kekal di 

neraka (Mat. 25:46 dan Mrk. 9:45-48). Bahkan Yesus (Yesus yang penyayang!) sudah  

berbicara mengenai hal itu...! 

 

 Melanggar perintah orangtuamu itu buruk, dan melanggar perintah rajamu itu lebih 

buruk. Tetapi melanggar perintah Allah (Raja segala raja) yaitu  yang paling buruk. 

Oleh sebab itu, hukumannya akan sangat berat. 

 

  “Tetapi bukankah Allah itu penyayang?” Ya, benar! Ia sangat sabar terhadap kita, 

bukan? Ia tidak senang apabila kita mati dalam dosa-dosa kita. 

 

 Allah itu penyayang, tetapi juga adil. Kita tidak boleh menyalahartikan belas kasihan-

Nya! Ia menunjukkan belas kasihan-Nya hanya kepada orang-orang yang dengan 

sepenuh hati mengakui bahwa mereka pantas untuk mati. 

 

 Untuk orang-orang seperti itulah Kristus sudah  menanggung kutuk Allah (baca Galatia  

 3:13, 14). 

 Ketika kita melihat pada salib, kita dapat melihat dua hal: 

 -  Allah itu adil dalam penghakiman-Nya. 

 -  Allah itu penyayang terhadap anak-anak-Nya. 

35 

 

 

 Anak-anak Allah tidak lagi mampu meluputkan diri dari Allah. Mereka tidak lagi mau 

meluputkan diri. Apa saja yang dilakukan Allah, itu baik bagi mereka. Tetapi mereka 

akan melihat terang keselamatan-Nya! 

36 

 

Minggu ke-5 

========== 

 

 

 BAGAIMANA PERKARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA DAPAT DISELESAIKAN? 

 

 Baca Ibrani 10:1-7 atau Mazmur 49:2-10 

 

 

 

 

Penulis Mazmur 49 yaitu  seorang yang takut akan Allah. Ia dianiaya oleh orang-orang kaya 

yang mengandalkan kekayaan mereka. Namun, ia menghibur diri bahwa orang-orang kaya itu 

tidak akan hidup untuk selamanya: mereka tidak dapat meluputkan diri dari kematian, dan 

mereka tidak dapat membeli hidup dengan uang mereka. Allah akan menghukum mereka 

dengan kematian, dan Ia tidak akan menerima suap untuk mengubah hukuman itu. 

 

Singkat kata, tidak ada jalan bagi manusia untuk membayar dosa-dosanya! 

 

Inilah ajaran Katekismus Heidelberg, Minggu ke-5. 

 

12. Pert. Menurut hukuman Allah yang adil itu kita patut mendapat hukuman di 

dunia ini dan di akhirat. Maka adakah cara kita dapat luput dari hukuman itu dan 

beroleh kembali anugerah Allah? 

Jaw. Allah menghendaki, supaya tuntutan-tuntutan keadilan-Nya dipenuhi. Oleh 

sebab itu, kita wajib melaksanakan pelunasan sepenuhnya, apakah dengan berupaya 

sendiri atau oleh upaya pihak lain. 

 

13. Pert. Dapatkah kita melaksanakan pelunasan dengan berupaya sendiri? 

Jaw. Sama sekali tidak. Bahkan, tiap-tiap hari kita menambah hutang kita. 

37 

 

 

14. Pert. Mungkinkah ditemukan suatu makhluk semata, yang dapat melaksanakan 

pelunasan bagi kita? 

Jaw. Tidak mungkin. Pertama, Allah tidak mau menjatuhkan hukuman terhadap 

makhluk lain karena kesalahan yang diperbuat manusia. Kedua, tidak ada makhluk 

semata yang sanggup menanggung beban murka Allah yang kekal atas dosa dan 

membebaskan makhluk-makhluk lain darinya. 

 

15. Pert. Jadi, Pengantara dan Penebus yang bagaimana yang perlu kita cari? 

Jaw. Seorang Pengantara dan Penebus yang yaitu  manusia sejati dan benar, tetapi 

yang kekuatan-Nya melebihi segala makhluk, artinya yang juga Allah yang sejati. 

 

 

BAGAIMANA PERKARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA DAPAT DISELESAIKAN? 

 1.  hanya jika dilakukan pelunasan atas dosa-dosa kita 

 2.  akan tetapi, kita tidak dapat melunasinya sendiri 

 3.  dan tidak ada makhluk lain yang dapat melunasinya bagi kita 

 4.  oleh sebab itu, kita memerlukan Pengantara yang sejati 

 

Dalam Katekismus Heidelberg, hanya ada tiga bab tentang dosa dan sengsara manusia, tetapi 

ada jauh lebih banyak bab tentang penebusan melalui Kristus (27 bab!). Mengapa demikian? 

 

Ambil contoh. Banjir besar bisa merusak lahan pertanian hanya dalam beberapa hari, tetapi 

butuh waktu yang jauh lebih lama bagi petani untuk membuat lahan sebuah pertanian baru. 

 

Demikian pula halnya, hanya satu dosa yang menjerumuskan seluruh umat manusia ke dalam 

sengsara yang hebat, tetapi butuh pekerjaan besar untuk menyelamatkan manusia dari 

dosanya dan mengembalikan dia ke dalam persekutuan dengan Allah. 

 

 

1.  HARUS DIADAKAN PELUNASAN UNTUK DOSA-DOSA KITA 

38 

 

 

A. Pada bab sebelumnya dalam Katekismus Heidelberg, kita melihat manusia membuat 

berbagai upaya untuk luput dari hukuman Allah. Sekarang ia menyerah. Ia mengakui 

bahwa ia pantas dihukum baik dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan nanti. 

 

 Di situlah dimulai kelepasan! Ia masih belum menemukan Yesus, tetapi sekarang ia 

dilepaskan dari kesombongannya dan hikmatnya sendiri. Sudahkah kita sampai pada 

titik ini? 

 

Murid katekismus tunduk di hadapan Allah, namun ia bertanya-tanya apakah masih 

ada jalan keselamatan. Ia tidak melihat terang, ia tidak mempunyai hak, namun ia 

berseru kepada Allah. 

 

Tujuannya bukan hanya untuk luput dari hukuman, tetapi juga untuk menjadi teman 

Allah lagi. Di dalam hatinya tidak hanya ada rasa takut, tetapi juga kasih kepada Allah 

(bandingkan seorang anak yang melihat kepada ibunya). 

   

a. Akan tetapi, guru katekismus meletakkan rintangan baru di tengah jalan. Ia berkata, 

“Keadilan Allah harus dipenuhi!” Harus diadakan pelunasan untuk dosa-dosamu!” 

Apakah itu jawaban yang kasar?” Tidak, itu yaitu  kebenaran. Katekismus ingin 

menunjukkan kepada kita jalan yang sesungguhnya kepada keselamatan, dan bukan 

jalan kita sendiri.  

 

 Perhatikanlah: pelunasan harus diadakan. Dosa sudah  membuat kita berutang kepada 

Allah. Utang-utang kita tertulis di dalam buku-Nya. 

 

 Apakah tidak ada harapan sama sekali? Ada secercah harapan! Allah mengizinkan 

kita untuk membayar entah melalui diri kita sendiri atau melalui pihak lain. Pintu 

tidak sepenuhnya tertutup...! 

 

 

39 

 

2.  KITA TIDAK BISA MENGADAKAN PELUNASAN SENDIRI 

 

 A. Pertanyaan diajukan, “Bisakah kita mengadakan pelunasan sendiri?” 

Perhatikanlah: pertama-tama kita mencobanya dengan cara kita sendiri. Kita 

tidak ingin memperlihatkan ketelanjangan dan kemiskinan kita. Kita 

mencoba membeli perkenanan Allah seperti seorang pedagang. 

 

  Inilah cara manusia menyembah Allah jika ia tidak dilahirkan kembali. 

  -  Pikirkan tentang orang-orang kafir di sekitar kita. 

  -  Pikirkan tentang orang-orang Farisi di Israel. 

  -  Pikirkan tentang orang-orang Katolik Roma. 

  -  Pikirkan juga tentang diri Saudara sendiri! 

 

 Saudara mungkin bahkan menemukan ini di dalam hati anak-anak Allah 

yang sejati. Mereka sudah menyadari bahwa kebajikan mereka sendiri 

yaitu  seperti kain kotor. Tetapi apabila mata mereka belum terbuka bagi 

pekerjaan Kristus, mereka terus saja mencoba membuat hati Allah tergerak 

dengan air mata dan doa-doa mereka, dsb.   

 

 B. Jawabannya yaitu , “Kita tidak dapat mengadakan pelunasan sendiri.” 

Sebaliknya, setiap hari dosa-dosa kita semakin bertambah. Utang kita 

semakin menggunung! Adakah hal lain yang dapat dilakukan? 

 

 

3.  MAKHLUK LAIN JUGA TIDAK DAPAT MENGADAKAN PELUNASAN BAGI KITA 

 

 A.  “Bisakah makhluk lain mengadakan pelunasan bagi  kita?” Coba perhatikan 

pertanyaan ini. Manusia makin lama makin turun dari takhtanya. Tetapi 

apakah sekarang ia berlari kepada Allah? Tidak!   

 

 Ia mencari pertolongan dari makhluk lain. Misalnya, binatang, malaikat, atau 

40 

 

manusia (Mi. 6:7). Ia bertindak seperti si anak hilang dalam Lukas 15:14-16. 

 

 B. Tetapi Allah tidak menerima pelunasan dari makhluk lain. Manusia sudah  

berdosa, dan karena itu manusia harus dihukum (Yeh. 18:20). Darah 

binatang tidak dapat menyelamatkan kita (Ibr. 10:4). Musa tidak dapat mati 

bagi saudara-saudaranya (Kel. 32:32, 33). 

 

 Mustahil makhluk ciptaan dapat menanggung beban murka Allah atas dosa-

dosa orang lain, atau bahkan atas dosa-dosanya sendiri! 

 

 

4.  KITA MEMERLUKAN PENGANTARA YANG SESUNGGUHNYA 

 

 A.  Kita sudah benar-benar terhempas sekarang. Tidak ada yang dapat 

menolong kita di antara makhluk-makhluk ciptaan, entah di surga ataupun 

di bumi. Jadi, Pengantara macam apa yang harus kita cari? 

 

 B.  Baca jawaban untuk Pertanyaan 6...  

  

 Akhirnya secercah cahaya mulai bersinar! Nama Juruselamat belum 

disebutkan, tetapi ditunjukkan seperti apa Ia seharusnya. Ia haruslah 

“manusia yang sejati dan benar, dan pada saat yang sama Allah yang sejati.” 

 

  Jika Saudara mendengar tuntutan ini, Saudara hanya dapat berkata, “Itu  

  mustahil!” 

 Memang, itulah yang ingin diajarkan Katekismus kepada kita: jika 

keselamatan datang, maka datangnya bukan dari manusia, melainkan dari 

Allah saja. Keselamatan itu sebuah mujizat! 

 

 

 

41 

 

 

A.  Bab ini menunjukkan kepada kita “fajar keselamatan.” Betapa besar sukacita yang 

dirasakan ketika terang mulai bersinar dalam hidup orang berdosa, sesudah  melewati 

banyak pergumulan.   

 

B. Tidak ada keselamatan bagi malaikat-malaikat yang sudah  jatuh (Yud. 1:6), tetapi 

Allah sudah  membuka jalan keselamatan bagi manusia.  

 

B. Apakah Saudara sudah berjalan di jalan yang sempit itu? Carilah Juruselamat dan     

 lakukan itu sekarang! Carilah sampai Saudara menemukan-Nya! 

42 

 

Minggu ke-6 

============ 

 

 

 PENGANTARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA 

 

 Baca Ibrani 4:14-16 dan 5:1-10 atau Lukas 2:8-20 

 

 

 

 

Dalam bacaan dari kitab Ibrani ini kita mendapati: 

 a) bahwa Anak Allah benar-benar menjadi manusia (Ibr. 4:15a). 

 b) bahwa Yesus Kristus yaitu  orang benar (Ibr. 4:15b). 

 c) bahwa Ia juga yaitu  Allah sejati (Ibr. 5:5). 

 d) bahwa Ia yaitu  satu-satunya Imam Besar kita (Ibr. 4:14). 

 e) bahwa pekerjaan-Nya sudah digambarkan dalam Perjanjian Lama (Ibr. 5:1- 

  3). 

 f) bahwa Ia yaitu  sumber keselamatan kekal bagi semua orang yang percaya  

  kepada-Nya (Ibr. 5:9). 

 

Singkat kata, Yesus Kristus yaitu  Pengantara antara Allah dan manusia! 

 

Hal ini dapat kita temukan juga dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-6. 

 

16. Pert. Mengapa Dia harus seorang manusia sejati dan benar?  

Jaw. Sebab keadilan Allah menuntut, supaya pembayaran untuk dosa dilakukan oleh 

kodrat manusia yang sudah  berdosa itu. Namun, seorang manusia tidak sanggup 

melakukan pembayaran untuk dosa orang lain karena dia sendiri pun seorang 

berdosa. 

43 

 

 

17. Pert. Mengapa Dia harus juga Allah sejati? 

Jaw. Supaya dengan kuasa keallahan-Nya Dia dapat menanggung beban murka Allah 

atas kemanusiaan-Nya, memperoleh kebenaran dan kehidupan bagi kita, dan 

mengembalikannya kepada kita. 

 

18. Pert. Tetapi, siapakah Pengantara itu, yang yaitu  Allah yang sejati, dan juga 

manusia yang sejati dan benar?                                                                                        

Jaw. Tuhan kita Yesus Kristus, yang sudah  dikaruniakan oleh Allah kepada kita untuk 

menjadi hikmat, kebenaran, pengudusan, dan penebusan yang sempurna bagi kita. 

 

19. Pert. Dari mana Saudara mengetahui hal itu? 

Jaw. Dari Injil yang kudus. Mula-mula, Allah sendiri sudah  menyatakannya di Taman 

Firdaus. Kemudian Dia menyuruh para bapak leluhur dan para nabi yang kudus 

mengabarkannya, dan memperlihatkan gambarannya melalui kurban-kurban dan 

upacara-upacara lain menurut hukum Taurat Allah. Akhirnya Dia menggenapinya 

melalui Anak-Nya yang tunggal. 

 

 

PENGANTARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA 

 1. Dia benar-benar manusia dan orang benar 

 2. Dia juga yaitu  Allah yang sejati 

 3. Nama-Nya yaitu  Tuhan Yesus Kristus 

 4. Dia dinyatakan di dalam Injil 

 

 

1.  DIA BENAR-BENAR MANUSIA DAN ORANG BENAR 

 

A. Dia benar-benar manusia 

  

 Mengapa penting bahwa Sang Pengantara haruslah seorang manusia? Karena 

44 

 

keadilan Allah menuntutnya! Manusia sudah  berdosa, oleh karena itu manusia harus 

membayar dosanya. 

 

 Anak Allah sudah  menjadi manusia untuk ambil bagian dalam darah dan daging kita 

(Ibr. 2:14, 15). Dia yaitu  saudara kita sekarang, dan dengan demikian Ia bisa 

menjadi Penebus kita (lihat Imamat 25:25 dan Rut 3). 

 

 Anak Allah menjadi manusia untuk menjalankan hukum Allah. Ia lahir dengan takluk 

kepada hukum Taurat untuk menebus orang-orang yang takluk kepada hukum Taurat 

(Gal. 4:4, 5). 

 

 Anak Allah menjadi manusia untuk membayar utang-utang kita. Ia menanggung 

hukuman untuk dosa manusia. Ia tidak dapat menderita bagi manusia selama Ia ada 

di surga. 

 

B.  Ia yaitu  orang benar secara sempurna 

  

 Mengapa penting bahwa Sang Pengantara haruslah orang benar? Karena orang 

berdosa tidak dapat membayar untuk para pendosa lain. Jika orang tidak mampu 

membayar utang-utangnya sendiri, bagaimana ia bisa membayar utang orang lain? 

Kita sudah  menjadi miskin akibat dosa Adam. Terlebih lagi, setiap hari utang kita 

bertambah di hadapan Allah. 

 

 Tak seorang pun dapat membayar dosa kita kecuali ia yaitu  orang benar, orang  

 tanpa dosa. 

 

 

2. SANG PENGANTARA yaitu  ALLAH YANG SEJATI 

 

 Mengapa penting bahwa Sang Pengantara haruslah Allah yang sejati? 

 

45 

 

 A.  Ia harus memperoleh keselamatan bagi kita. 

   - Ia harus mampu menanggung beban murka Allah. 

   - Ia harus mampu menjalani hidup yang sempurna di dunia yang  

   penuh godaan ini. 

   - Ia harus mampu menaklukkan kuasa Iblis, maut, dan neraka. 

 

 B. Ia harus menerapkan keselamatan ini kepada kita. 

   - Sungguh pekerjaan berat untuk merendahkan hati manusia, sebab  

   manusia itu sombong dan berdosa. 

   - Sungguh pekerjaan berat untuk menghibur hati orang-orang yang 

sudah  menerima penghukuman mereka.  

   - Sungguh pekerjaan berat untuk melindungi umat Allah dan 

membawa mereka ke surga dengan selamat. 

 

 Tak seorang pun sanggup melakukan semua hal ini kecuali ia yaitu  Allah sendiri! 

 

 

3. NAMANYA yaitu  TUHAN YESUS KRISTUS 

 

 Lantas siapakah Pengantara itu, yang merupakan Allah dan manusia pada saat yang  

 sama? 

 

 Pengantara itu yaitu  Tuhan kita Yesus Kristus! Kini sang surya mulai terbit dalam 

kegelapan...! Katekismus Heidelberg menggunakan kata-kata dari Alkitab untuk 

mengakui nama Kristus (lihat 1 Korintus 1:30). Dia yaitu  satu-satunya Pengantara 

antara Allah dan manusia (1Tim. 2:5).  

 

 Yesus Kristus yaitu  karunia Allah Bapa, Allah yang sama yang perintah-Nya sudah  

dilanggar! Dia yaitu  karunia Allah bagi umat pilihan, yaitu orang-orang yang 

menjadi budak Iblis menurut kodrat!  

 

46 

 

 Siapa Kristus bagi umat-Nya? 

 a) Hikmat: kita bodoh, tetapi Kristus mengajar kita jalan keselamatan. 

 b) Kebenaran: kita bersalah, tetapi Kristus membatalkan utang orang-orang 

yang menjadi milik-Nya. 

 c) Kekudusan: kita bobrok, tetapi Kristus menjadikan umat-Nya kudus. 

 d) Penebusan: Yesus sudah  menyelamatkan umat-Nya, Ia menyelamatkan 

mereka sekarang, dan Ia akan menyelamatkan mereka nanti. 

 

 

4. KRISTUS DINYATAKAN DI DALAM INJIL 

 

 Bagaimana Saudara tahu bahwa Kristus yaitu  Sang Pengantara? Kita 

mengetahuinya dari Firman Allah. Kita mengetahui dosa dari hukum Taurat Allah 

(lihat Minggu ke-2). Kita mengetahui keselamatan dari Injil Kristus (Injil kudus). 

 

 Injil ini dapat ditemukan baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. 

 a) Injil itu dinyatakan di Taman Firdaus (Kej. 3:15). 

 b) Injil itu diberitakan oleh para bapak leluhur (Nuh, Abraham, dll.) dan para 

nabi (Mikha, Yesaya, dll.). 

 c) Injil itu sudah digambarkan di dalam hukum Taurat Allah (pikirkan tentang 

bait suci, para imam, dan korban-korban). 

 d) Injil itu digenapi dalam diri Anak Allah. Di dalam Dialah sang surya sudah   

  terbit hingga mencapai puncaknya! 

 

 

 

 

- Sekarang kita sudah  mendengar tentang “Tuhan kita Yesus Kristus.” Apakah Dia 

benar-benar Juruselamat kita? Banyak orang sudah  mencuri-Nya (mereka 

menggenggam-Nya dengan tangan mereka tanpa pertobatan yang sejati). 

 Kita perlu menerima-Nya dari tangan Allah. 

47 

 

 

- Apakah Saudara memiliki kerinduan yang mendalam untuk menerima-Nya sebagai 

Juruselamat Saudara? Nantikanlah Allah! Pada saatnya Ia akan datang kepada 

Saudara dan memberi Saudara keyakinan.  

 

- Apakah Saudara mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Pengantara antara Allah dan 

manusia? Teguhkanlah hati Saudara, sebab Ia akan menjaga Saudara sampai akhir. 

Bersandarlah pada-Nya dan bersukacitalah di dalam nama-Nya!  

48 

 

Minggu ke-7 

========== 

 

 

 IMAN yaitu  SARANA KESELAMATAN 

 

 Baca Kisah Para Rasul 16:25-34 atau Lukas 13:22-30 

 

 

 

 

Coba perhatikan pertanyaan yang diajukan oleh kepala penjara di Filipi, “Apakah yang harus 

aku perbuat, supaya aku selamat?” (Kis. 16:30). Bagaimana kita harus menjawab 

pertanyaan itu? Banyak orang berkata, “Perbaikilah dirimu, banyak-banyaklah berdoa 

kepada Allah, dan berusahalah menjalankan perintah-perintah-Nya.” 

 

Paulus berkata, tidak! “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat...” 

(Kis. 16:31). Percayalah kepada Dia yang sudah  mencurahkan darah-Nya untuk 

menyelesaikan perkara antara Allah dan orang-orang berdosa. Pekerjaan-Nya sempurna! 

 

Hal ini juga merupakan ajaran Katekismus Heidelberg, Minggu ke-7. Dalam bab-bab 

sebelumnya, kita sudah  melihat siapa yang dapat menyelamatkan kita. Sekarang kita akan 

melihat bagaimana kita dapat diselamatkan. 

 

20. Pert. Apakah semua orang diselamatkan oleh Kristus, sama seperti mereka sudah  

terkutuk oleh karena Adam? 

Jaw. Tidak semua orang, tetapi hanya mereka yang oleh iman yang sejati dijadikan 

anggota tubuh-Nya dan menerima seluruh karunia-Nya. 

 

21. Pert. Apa iman yang sejati itu? 

49 

 

Jaw. Iman yang sejati yaitu  keyakinan atau pengetahuan yang pasti yang membuat 

aku mengakui sebagai kebenaran segala sesuatu yang dinyatakan Allah kepada kita 

di dalam Firman-Nya, dan juga kepercayaan yang teguh, yang dikerjakan dalam 

hatiku oleh Roh Kudus, melalui Injil. Isinya ialah bahwa pengampunan dosa dan 

kebenaran serta keselamatan yang kekal sudah  dikaruniakan tidak hanya kepada 

orang lain saja, tetapi juga kepadaku sendiri, oleh rahmat Tuhan semata-mata, hanya 

berdasarkan jasa-jasa Kristus saja. 

 

22. Pert. Apa yang perlu diimani oleh seorang Kristen? 

Jaw. Segala sesuatu yang dijanjikan kepada kita dalam Injil. Isi pokoknya diajarkan 

kepada kita melalui Pasal-pasal Pengakuan Iman Kristen yang am dan pasti. 

 

23. Pert. Bagaimana bunyi Pasal-pasal Pengakuan Iman itu? 

Jaw.           I.              Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang mahakuasa,  

Khalik langit dan bumi. 

 

II. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, 

 

III. yang dikandung dari Roh Kudus, 

lahir dari anak dara Maria, 

 

IV. yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, 

disalibkan, mati dan dikuburkan, 

turun ke dalam kerajaan maut, 

 

V. pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, 

 

VI. naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang 

Mahakuasa, 

 

VII. dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang 

50 

 

hidup dan yang mati. 

 

VIII. Aku percaya kepada Roh Kudus. 

 

IX. Aku percaya adanya gereja (Kristen) yang kudus dan am, 

persekutuan orang kudus, 

 

X. pengampunan dosa, 

 

XI. kebangkitan daging, 

 

XII. dan hidup yang kekal. 

 

 

IMAN yaitu  SARANA KESELAMATAN 

1.  iman kepada Kristus 

2.  iman yang sejati 

3.  iman rasuli 

 

 

1.  IMAN KEPADA KRISTUS 

 

A. “Apakah semua orang diselamatkan oleh Kristus?” Itulah pertanyaan 

pertama. Dampak dari dosa Adam yaitu  hukuman bagi semua orang. Apa 

dampak dari pekerjaan Kristus (Adam kedua)? Bukankah itu hidup bagi 

semua orang?  

 

Beberapa ayat Alkitab tampak menunjukkan bahwa semua orang akan 

diselamatkan oleh Kristus (misalnya, Rm. 5:18, 1Kor. 15:22, 1Tim. 2:4). 

Paulus berkata, “Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia 

menjadi berlimpah-limpah” (Rm. 5:20). 

51 

 

 

Berdasarkan hal itu, sebagian orang berkata bahwa semua orang akan 

diselamatkan. Allah tidak ingin siapa pun binasa, bukan? (2Ptr. 3:9). 

B. Akan tetapi, Katekismus Heidelberg berkata, “Yang akan diselamatkan 

hanya mereka yang oleh iman yang sejati dijadikan anggota tubuh-Nya 

dan menerima seluruh karunia-Nya.” 

 Singkat kata, kita memerlukan iman kepada Kristus! (Yoh. 3:36. Lihat juga  

 Matus 7:13, 14 dan Matius 22:14). 

 

Apa itu iman kepada Kristus? 

a) iman itu seperti tali penolong (tali tambang) yang menghubungkan 

seseorang yang sedang tenggelam di sungai dengan Penyelamatnya yang 

berdiri di pinggir sungai. 

 

b) iman itu seperti tangan kosong seorang pengemis. Orang berdosa yang 

percaya kepada Yesus, menerima-Nya dan segala karunia-Nya. Dan bahkan 

iman itu sendiri merupakan pemberian dari Allah!  

 

Katekismus berbicara tentang orang-orang yang dijadikan anggota tubuh Kristus, 

atau dicangkokkan ke dalam Kristus. Anak pohon tidak mencangkokkan dirinya 

sendiri ke dalam batang tanaman yang baru, bukan? Orang-orang yang 

dicangkokkan ke dalam Kristus, menerima hidup dari-Nya, dan sebagai dampaknya, 

percaya kepada-Nya.  

 

Kita perlu mempunyai mata supaya bisa melihat. Demikian pula halnya, kita perlu 

menerima hati yang baru sebelum kita mampu percaya kepada Kristus.  

Perhatikanlah: beberapa jenis binatang dilahirkan dengan mata tertutup (misalnya 

anjing). Binatang itu belum bisa melihat, tetapi sudah mempunyai mata untuk 

melihat! 

 

PENERAPAN 

52 

 

 

Apakah Saudara sudah menerima iman kepada Kristus ini? Pikir baik-baik sebelum 

Saudara menjawab! Hanya orang-orang pilihan Allah yang akan diselamatkan. 

 

Akan tetapi, Katekismus Heidelberg tidak menanyakannya demikian di sini. 

Katekismus itu menunjuk pada buah dari pekerjaan Allah, supaya kita mau 

memeriksa diri kita sendiri. Buah itu yaitu  iman kepada Kristus. Apakah Saudara 

percaya kepada Dia sebagai satu-satunya Juruselamat?   

 

Jangan selidiki orang lain, selidiki saja diri Saudara sendiri! Seseorang pernah 

bertanya kepada Yesus apakah hanya sedikit orang yang akan diselamatkan. 

Bagaimana Yesus menjawabnya? Baca Lukas 13:23, 24. 

 

 

2.  IMAN YANG SEJATI 

 

Katekismus Heidelberg berbicara tentang “iman yang sejati.” Itu menunjukkan 

bahwa tidak semua iman itu benar! Jadi, apa itu iman yang sejati dan 

menyelamatkan? 

 

 A. Iman yang sejati bukan: 

 a)  ... bahwa kita percaya Alkitab itu benar (Yak. 2:19!). Sebagian 

orang senang mendengar cerita-cerita Alkitab, tetapi tidak mau 

mengikuti ajaran-ajarannya. 

 Contoh: Raja Agripa dalam Kisah Para Rasul 26:27, 28. 

 

 b)  ...bahwa kita percaya kepada Allah selama beberapa waktu. 

Sejumlah orang menerima Firman Allah dengan sukacita, tetapi 

mereka murtad pada masa sulit (Mat. 13:20, 21). Hati mereka 

tidak diubahkan. 

 Contoh: Orpa dalam kitab Rut. 

53 

 

 

 c)  ...bahwa kita percaya pada mujizat-mujizat Allah. 

Banyak orang dapat bersaksi bahwa Allah sudah  menolong atau 

menyembuhkan mereka, tetapi mereka tidak pernah merasakan 

kebutuhan yang besar untuk disembuhkan dari dosa-dosa 

mereka. 

 Contoh: sembilan orang kusta dalam Lukas 17:15-18. 

 

 d)  ...bahwa kita sangat giat dalam pekerjaan Allah. 

Paulus juga dulu sangat giat dalam melayani Allah, tetapi itu 

merupakan perbuatannya sendiri. 

 Ia tidak memiliki terang (Kis. 22:2, 3. Bandingkan dengan Roma  

 10:3, 4).  

 

 B.  Iman yang sejati yaitu : 

 a)  ...bahwa kita mengenal Firman Allah. 

Orang Kristen sejati percaya akan segala sesuatu yang sudah  

diwahyukan Allah dari Kejadian sampai Wahyu, baik hukum 

Taurat maupun Injil. Perhatikanlah: sangat penting bagi kita untuk 

membaca Alkitab, menyanyikan Mazmur, dan mempelajari 

Katekismus. 

 

Tetapi jangan lupa: kita harus mengenal Firman Allah melalui 

pengalaman sendiri. Bandingkan orang yang sudah  membaca 

banyak buku tentang Yerusalem dengan orang yang benar-benar 

tinggal di sana. 

 

 b)  ...bahwa kita percaya akan anugerah Allah di dalam Kristus. 

Itulah inti Injil! “Anugerah Allah itu bukan hanya untuk orang lain, 

melainkan juga untukku!” Orang Kristen sejati boleh percaya 

54 

 

bahwa Allah sudah  mengampuni semua dosanya, hanya karena 

Yesus. 

 

Roh Kuduslah yang mengerjakan keyakinan ini dalam hati umat 

Allah. Ia melakukannya melalui sarana Injil. 

 

PENERAPAN 

 

Tidak banyak orang Kristen memiliki kepastian iman ini. Apa alasannya? 

 - Mungkin mereka tidak memiliki iman yang sejati sama sekali...! 

 - Mungin ada dosa yang disembunyikan, kurangnya persekutuan dengan 

orang-orang Kristen lain, atau perhatian yang terlalu besar terhadap 

perkara-perkara dunia ini. 

 - Anak kecil belum menjadi orang dewasa. Anak-anak Tuhan perlu 

bertumbuh dalam iman. 

 

 

3.  IMAN RASULI 

 

 “Apa yang perlu diimani oleh seorang Kristen?” 

Segala sesuatu yang dijanjikan kepada kita dalam Injil. 

 

 “Di mana kita menemukan ringkasan dari segala sesuatu yang dijanjikan itu?” 

Dalam Dua Belas Pokok Pengakuan Iman Kristen kita. 

 

Pengakuan iman ini kadang-kadang disebut “Pengakuan Iman Rasuli,” bukan 

karena kedua belas rasul sudah  menulisnya, melainkan karena pengakuan itu 

didasarkan pada pengajaran para rasul. Itu merupakan pengakuan iman yang 

tertua dalam jemaat dan diterima di seluruh dunia. 

 

Semoga TUHAN mengajarkan hal-hal ini kepada kita oleh Roh-Nya! 

55 

 

Minggu ke-8 

========== 

 

 

 DALAM NAMA ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS...  

 

 Baca Matius 28:16-20 atau Matius 3:13-17 

 

 

 

 

Yesus mengutus para murid-Nya untuk pergi dan memberitakan Injil ke semua bangsa. Orang-

orang yang percaya kepada-Nya harus dibaptis dalam Nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.  

 

Pada zaman sekarang, sebelum dibaptis kita perlu belajar katekismus. Pada zaman Jemaat 

mula-mula, tidak ada katekismus, tetapi para calon baptis diminta mengakui iman mereka 

dengan mengucapkan kata-kata dalam Pengakuan Iman Rasuli. 

 

Pengakuan iman ini didasarkan pada rumusan baptisan yang tertulis dalam Matius 28:19. 

Orang Kristen mengakui imannya kepada Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dia yaitu  Allah 

Tritunggal! 

 

Kita membaca tentang hal ini dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-8. 

 

24. Pert. Pengakuan Iman itu dibagi atas berapa bagian? 

Jaw. Tiga bagian. Bagian yang pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita. 

Yang kedua mengenai Allah Anak dan penebusan kita. Yang ketiga mengenai Allah 

Roh Kudus dan pengudusan kita. 

 

 

56 

 

 

25. Pert. Mengingat bahwa hanya ada satu Zat ilahi saja, apa sebabnya Saudara 

menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus? 

Jaw. Karena demikianlah Allah menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya. Ketiga 

Pribadi yang berbeda-beda itu merupakan satu-satunya Allah yang sejati dan kekal. 

 

 

DALAM NAMA ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS 

 1.  apa yang diakui orang Kristen dalam Pengakuan Iman Rasuli 

 2.  apa yang diwahyukan Allah dalam Firman-Nya 

 3.  apa yang dialami anak-anak Allah dalam hati mereka. 

 

 

1. APA YANG DIAKUI ORANG KRISTEN DALAM PENGAKUAN IMAN RASULI 

 

 Pengakuan Iman Rasuli dapat dibagi atas tiga bagian. Sebagian orang mungkin 

berkata bahwa masih ada bagian keempat, yang dimulai dengan: “Aku percaya 

adanya gereja yang kudus ...” Tetapi itu termasuk bagian ketiga, “Aku percaya kepada 

Roh Kudus.” Jemaat yaitu  buah dari pekerjaan Roh Allah.   

 

 a) Bagian pertama berbicara tentang Allah Bapa. 

 Pekerjaan-Nya yaitu  penciptaan. Anak juga ambil bagian dalam pekerjaan 

itu (Yoh. 1:3), dan begitu pula dengan Roh Allah (Kej. 1:2). Tetapi penciptaan 

terutama merupakan pekerjaan Bapa (Kel. 20:11). 

 

 b) Bagian kedua berbicara tentang Allah Anak. 

Pekerjaan-Nya yaitu  penebusan. Bapa juga ambil bagian dalam pekerjaan 

itu (Tit. 3:4), dan begitu pula dengan Roh Allah (Tit. 3:6). Tetapi penebusan 

terutama merupakan pekerjaan Anak (Tit. 3:6).  

 

 c) Bagian ketiga berbicara tentang Allah Roh. 

57 

 

Pekerjaan-Nya yaitu  pengudusan. Bapa juga ambil bagian dalam pekerjaan 

itu (1Tes. 5:23), dan begitu pula dengan Anak (Ibr. 13:12). Tetapi 

pengudusan terutama merupakan pekerjaan Roh Kudus (2Tes. 2:13 dan Ef. 

2:18). 

 

Perhatikanlah: Jika seseorang benar-benar percaya kepada Yesus, Ia juga 

akan bertobat dari dosa-dosanya (baca kisah tentang Zakheus dalam Lukas 

19:1-10!). Akan tetapi, janganlah kita berpikir bahwa kita dapat membuat 

diri kita sendiri kudus. Roh Kuduslah yang bekerja untuk memperbaharui 

hati orang-orang yang untuk mereka Yesus sudah  mati. 

 

 

 2.  APA YANG DIWAHYUKAN ALLAH DALAM FIRMAN-NYA 

 

Semua orang tahu bahwa Allah itu ada. Alam ciptaan menunjukkannya 

kepada kita dan hati nurani kita memberitahukannya kepada kita (Mzm. 

19:2-7 dan Rm. 1 dan 2). Orang bebal berkata dalam hatinya, “Tidak ada 

Allah” (Mzm. 14:1). Ia mengatakannya karena ia sombong dan ingin menjadi 

penguasa atas dirinya sendiri. Tetapi jauh di lubuk hatinya ia takut akan 

penghakiman Allah.   

 

Hanya ada satu Allah. Lihat Yohanes 17:3 dan baca terutama Ulangan 6:4, 

“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa”! 

 

Lantas, mengapa kita berbicara tentang tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh 

Kudus? Ini bukanlah pertanyaan yang mengada-ada ataupun suatu jebakan. 

Ini perkara hidup atau mati bagi seorang Kristen (meskipun bukan demikian 

bagi orang yang tidak percaya)!  

 

Jawabannya: Allah sudah  menyatakan diri-Nya demikian dalam Firman-Nya. 

Itu seharusnya sudah cukup bagi kita. Kita tidak dapat menjelaskannya. Kita 

58 

 

tidak dapat membandingkan Allah dengan apa pun di dunia ini (Yes. 40:18, 

25). 

 

 Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Allah itu Tritunggal (Tiga di dalam 

Satu, Tiga menjadi Satu), contohnya dalam Kejadian 1:26, Mazmur 110:1, 

dan Yesaya 61:1. 

 

 Perjanjian Baru menunjukkannya dengan sangat jelas, contohnya dalam 

Matius 3:16, 17 (baptisan Yesus), Efesus 4:4-6, dan 1 Petrus 1:2.  

 Anak Allah menjadi manusia (Natal). Roh Allah turun (Pentakosta). Begitulah 

Allah menyatakan atau mengungkapkan diri-Nya! 

 

 

3.   APA YANG DIALAMI ANAK-ANAK ALLAH DALAM HATI MEREKA 

 

 Allah Tritunggal itu ada! Tuhan menyatakan ini dalam Firman-Nya. Roh 

Kudus mengajarkannya dalam hati anak-anak Allah. Bagaimana itu terjadi? 

 

 a) Mereka pertama-tama diperhadapkan dengan Allah Bapa. 

  Dia yaitu  Hakim langit dan bumi. Dialah yang sudah  kita sakiti. 

  Mereka jatuh tersungkur di bawah kaki-Nya. Mereka menerima  

  penghukuman mereka. Di mana mereka dapat bersembunyi? 

 

 b) Kemudian Yesus Kristus menyatakan diri-Nya (Gal. 1:16). 

 Dia yaitu  Anak Allah, yang mati bagi orang-orang berdosa dan 

mengadakan pelunasan kepada Bapa-Nya. Mereka melihat karunia 

keselamatan dan memohon kepada-Nya supaya mereka bisa turut ambil 

bagian di dalamnya. 

 

c) Namun demikian, semuanya ini akan sia-sia seandainya tidak ada Pribadi  

 ketiga: Roh Kudus! Tidak ada tempat bagi Yesus di dunia ini (Luk. 2:7), tidak 

59 

 

pula ada tempat bagi-Nya di dalam hati kita. Tetapi Roh Kudus membuka hati 

orang-orang yang sudah  dipilih Allah. 

 

 Pribadi ketiga menuntun mereka kepada Kristus (Pribadi kedua), dan melalui 

Kristus, Ia memimpin mereka kepada Bapa (Pribadi pertama). Baca Efesus 

2:18 sekali lagi! 

 

 

 

 

Doktrin atau ajaran Tritunggal yaitu  sebuah pesan yang penuh penghiburan. Ini bukan 

sekadar topik yang menarik untuk diperdebatkan. Ini yaitu  dasar dari penebusan manusia. 

Keselamatan kekal kita bergantung pada ajaran ini! 

 

Baca Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah (Bapa) akan dunia ini, sehingga Ia sudah  

mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Tuhan Yesus Kristus), supaya setiap orang yang 

percaya kepada-Nya (oleh pekerjaan Roh Kudus) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang 

kekal.”  

Kita harus merasa kasihan kepada orang Muslim dan mereka yang menyebut diri sebagai 

Saksi Yehova. Mereka mengaku menyembah Allah, tetapi Ia jauh dari mereka. Baca Yesaya 

57:15 atau Mazmur 113:5-7. 

 

Hai umat Allah, dengarkanlah Injil: 

-  Allah ada di atas kita (Bapa, Pencipta kita). 

-  Allah ada dengan kita (Anak, Juruselamat kita). 

-  Allah ada di dalam diri kita (Roh Kudus, yang memperbaharui kita). 

 

“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai 

kamu sekalian. Amin” (2Kor. 13:13. Lihat juga Wahyu 1:4, 5). 

60 

 

Minggu ke-9 

========== 

 

 

 AKU PERCAYA KEPADA ALLAH BAPA 

 

 Baca Mazmur 33 atau Kejadian 2 

 

 

 

 

“Oleh firman TUHAN langit sudah  dijadikan, oleh nafas (atau Roh) dari mulut-Nya segala 

tentaranya” (Mzm. 33:6). Allah menciptakan segala sesuatu oleh Firman dan Roh-Nya. Ia 

menjadikan malaikat dan manusia, laut dan gunung, gajah dan semut. 

 

Itulah ajaran Firman Allah, yang juga dapat ditemukan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu 

ke-9. 

 

26. Pert. Apa yang Saudara percayai bila Saudara berkata, Aku percaya kepada Allah 

Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi? 

Jaw. Bahwa Bapa yang kekal dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang sudah  menciptakan 

langit dan bumi serta segala isinya dari yang tiada, dan juga tetap memelihara dan 

memerintahnya menurut rencana-Nya yang kekal dan pemeliharaan-Nya, yaitu  

Allah dan Bapaku karena Anak-Nya, yaitu Kristus. Aku percaya kepada-Nya, bahkan 

aku tidak meragukan, Dia akan memeliharaku dalam semua kebutuhan tubuh dan 

jiwaku, dan juga mengubah segala bencana yang ditimpakan-Nya atasku di dunia 

yang penuh sengsara ini, menjadi kebaikan untukku. Sebagai Allah yang Mahakuasa 

Dia memang sanggup berbuat demikian, dan sebagai Bapa yang setiawan Dia 

berkehendak pula melakukannya. 

 

61 

 

 

AKU PERCAYA KEPADA ALLAH BAPA 

 1.  Dia yaitu  Bapa Tuhan kita Yesus Kristus 

 2.  Dia juga yaitu  Bapaku, karena Yesus 

 3.  Dia yaitu  Pencipta langit dan bumi 

 4.  Dialah yang kuandalkan dalam segala sesuatu 

 

 

1.  ALLAH yaitu  BAPA DARI YESUS KRISTUS 

 

 Pasal pertama dalam Pengakuan Iman Rasuli berbunyi, “Aku percaya kepada Allah 

Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.” Bagaimana pokok ini sering 

dijelaskan? 

 -  Allah Yang Mahakuasa yaitu  Dia yang menciptakan kita. 

 -  Oleh sebab itu, Dia yaitu  Bapa semua orang. 

 Penjelasan ini sangat buruk dan tidak benar. Apa yang dikatakan Katekismus 

Heidelberg mengenai perkataan ini? 

  

 Pertama-tama, Allah yaitu  Bapa dari Tuhan Yesus Kristus. Allah sudah menjadi Bapa 

sebelum dunia dijadikan. Ia sudah selalu menjadi Bapa dari Anak-Nya sebelum Ia 

menjadi Bapa dari anak-anak-Nya. Anak-anak Tuhan diangkat sebagai anak-anak 

Allah, tetapi Yesus Kristus yaitu  Anak Allah yang kekal. Dia sajalah yang bisa berkata 

dengan sebenar-benarnya, “Allah yaitu  Bapa-Ku.” Lihat Katekismus Heidelberg, 

Minggu ke-13.  

 

 

2. ALLAH JUGA yaitu  BAPAKU, KARENA YESUS 

 

 Guru katekismus berkata, “Allah yaitu  Bapaku juga!” Bapa dari Tuhan kita Yesus 

Kristus yaitu  Bapaku.” Sungguh suatu hak istimewa yang besar! Daud merasa tidak 

layak menjadi menantu Raja Saul (1Sam. 18:23). Tetapi ini jauh lebih besar! 

62 

 

 

 Apa dasar bagi orang Kristen untuk mengatakan hal ini? Dasarnya bukan penciptaan! 

Banyak orang berpikir bahwa Allah yaitu  Bapa mereka karena Dialah yang 

menjadikan mereka. Mereka menipu diri mereka sendiri dengan berkata seperti itu 

(Yoh. 8:39-44). Satu-satunya dasar yaitu  Yesus Kristus. 

 

 a) Allah yaitu  Bapa umat-Nya karena Ia sudah  memilih mereka di dalam 

Kristus. Mazmur 33:12 berkata, “Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah 

TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!” 

 

 b) Allah yaitu  Bapa umat-Nya karena Yesus datang dan mati bagi mereka di 

kayu salib. Tuhan Yesus membayar dosa-dosa mereka. Ketika bangkit dari 

kubur, Ia berkata kepada para murid-Nya, “Aku akan pergi kepada Bapa-Ku 

dan Bapamu...” (Yoh. 20:17). 

 

 c) Allah yaitu  Bapa umat-Nya karena Ia memperbaharui hati mereka dan 

memimpin mereka kepada Kristus. Ia membuat mereka hidup. Ia mengubah 

mereka dari anak-anak Adam menjadi anak-anak Allah. Mereka datang 

kepada Kristus dan memeluk-Nya sebagai Juruselamat mereka (Yoh. 1:12). 

 

 d) Allah yaitu  Bapa umat-Nya karena Ia mengutus Roh Anak-Nya ke dalam 

hati mereka (Gal. 4:6. Lihat juga Rm. 8:15, 16). Melalui Roh itu mereka 

berseru: “Ya Abba, ya Bapa!” Orang-orang Kristen sejati boleh memanggil 

Allah sebagai Bapa mereka, tetapi sering kali mereka merasa tidak layak 

menyebut nama itu di bibir mereka. Namun demikian, Roh Kudus 

meyakinkan mereka bahwa Allah sudah  menerima mereka sebagai anak-

anak-Nya. Sungguh besar kasih-Nya! (1Yoh. 3:1). 

 

 

3. ALLAH yaitu  PENCIPTA LANGIT DAN BUMI 

 

63 

 

 Seorang anak biasanya membangga-banggakan bapaknya. Perkataan anak-anak 

seperti itu sering kali sangat berlebihan. Tetapi kita tidak pernah melebih-lebihkan 

ketika kita memuji kuasa Allah, Bapa yang maha kuasa di surga!  

 

 a) Allah sudah  menjadikan dunia ini dari ketiadaan. 

 Mazmur 33:9 berkata, “Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia 

memberi perintah, maka semuanya ada.” Untuk penjelasan lengkap tentang 

karya ciptaan Allah, lihat Kejadian 1. Manusia tidak berasal dari  monyet 

atau sejenisnya. Itu gagasan bodoh yang diajarkan sejumlah orang di 

sekolah-sekolah sekarang ini. Alkitab berkata bahwa Allah sudah  menjadikan 

kita. Kita mengetahui hal ini oleh iman (Ibr. 11:3). 

 

 b) Allah masih memerintah dunia ini. 

Mazmur 33:11 berkata, “Rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan 

hati-Nya turun-temurun.” 

 

 

4. ALLAH yaitu  YANG AKU ANDALKAN 

 

 Anak-anak Allah tidak perlu takut, karena mereka memiliki Bapa yang begitu agung! 

Mazmur 33:18, 19 berkata, “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka 

yang takut akan Dia..., untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan 

memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.” 

 

Allah tidak memberikan ular kepada anak-anak-Nya yang meminta ikan (Luk. 11:11-

13). Ia memberikan Roh Kudus kepada mereka yang berdoa memintanya. 

 

Ia memberikan apa yang kita perlukan, untuk tubuh dan jiwa. Ia tidak memberikan 

semua yang kita suka, melainkan semua yang kita perlukan. Terkadang kita 

memerlukan penderitaan. Mungkin rasanya pahit seperti pil kina, tetapi itu obat.  

 

64 

 

       Dunia ini yaitu  lembah air mata (Mzm. 90:10). Tetapi Allah melindungi orang-orang 

kepunyaan-Nya dari segala kejahatan, atau mengubahnya menjadi kebaikan bagi 

mereka. Itulah janji-Nya. 

 

       Ia mengatakannya dalam Firman-Nya dan meneguhkannya dalam baptisan (meterai 

perjanjian-Nya). Kasih Allah tidak akan pernah berubah atau berkesudahan. Dia 

yaitu  Bapa, tetapi Dia juga bisa menghibur lebih daripada seorang ibu (Yes. 66:13).  

 

 

 

 

A. Percayakah Saudara kepada Allah Bapa? 

 Banyak orang percaya bahwa Allah itu ada, tetapi mereka tidak berserah kepada-

Nya. Mereka senang menerima pemberian-Nya, tetapi tidak senang menerima Allah 

sendiri ataupun Anak-Nya. Orang-orang yang menolak Yesus tidak akan menjumpai 

Allah sebagai Bapa yang penyayang, melainkan sebagai Hakim yang murka. 

 

B. Apakah Saudara termasuk orang-orang yang merasa tidak layak menyebut Allah        

 sebagai Bapa mereka?  

  Allah akan memelihara Saudara! Ia mampu melakukannya karena Ia yaitu  Allah        

  Yang Mahakuasa. Ia mau melakukannya karena Ia yaitu  Bapa yang setia.                    

  Bandingkan Dia dengan bapak-bapak di dunia ini. 

 

C. Maka dari itu, percayalah kepada Allah saja! 

 Orang tidak dapat berdiri di daratan dengan satu kaki, dan di atas air dengan kaki 

lain. Semoga Roh Kudus memberi kita keyakinan yang teguh kepada Allah karena 

Yesus! 

65 

 

Minggu ke-10 

=========== 

 

 

 PEMELIHARAAN ALLAH 

 

 Baca Kejadian 50:15-26 atau Kisah Para Rasul 17:22-31 

 

 

  

 

Kisah tentang Yusuf menunjukkan bahwa Allah selalu memegang kendali. Kisah itu penuh 

dengan dosa penderitaan manusia, tetapi melalui semuanya ini Allah memenuhi tujuan-Nya 

sendiri. Bacalah apa yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya pada akhirnya (Kej. 

50:20). Singka