penghiburan masa hidup 5
Allah perjanjian,
tidak pernah berubah dan senantiasa setia terhadap umat-Nya. Ia sudah memilih
mereka, menebus mereka, dan memanggil mereka. Apakah Ia sudah menjadi Allah
Saudara?
B. Sesudah menyampaikan kabar baik, Allah memberikan hukum. Tuhan seolah-olah
berbicara kepada umat-Nya, “Inilah yang sudah Kuperbuat bagimu. Oleh sebab itu,
hiduplah di hadapan-Ku dan berjalanlah di jalan-Ku.” Apakah Saudara sudah melihat
hukum Taurat dengan cara seperti itu? Apakah Saudara mematuhi hukum ini dalam
kekuatan-Nya?
241
Minggu ke-34b
============
PERINTAH PERTAMA
Baca 1 Korintus 8 atau Kisah Para Rasul 19:1-20
Berhala itu tidak ada apa-apanya sama sekali (1Kor. 8:4-6). Lantas, mengapa orang
menyembah berhala? Itu akibat dari kejatuhan kita di dalam Firdaus. Oleh karena kita sudah
berpaling dari Allah, maka pikiran kita menjadi gelap. Kita sudah berada di bawah kuasa Iblis.
Allah sekarang menjadi “Allah yang tidak dikenal” bagi kita (Kis. 17:23). Manusia sudah
menolak Penciptanya. Bukannya menyembah Dia, ia menyembah makhluk-makhluk ciptaan
(Rm. 1:25).
Dalam perintah pertama, Allah memberikan peringatan keras terhadap penyembahan berhala
ini.
Kita mendapati hal ini dijelaskan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-34, Pertanyaan 94
dan 95.
94. Pert. Apa yang Allah perintahkan dalam perintah yang pertama?
Jaw. Agar aku, demi keselamatan jiwaku, harus menghindari dan menjauhkan diri
dari segala penyembahan berhala, ilmu sihir, tenung, takhyul, minta pertolongan
kepada orang-orang kudus yang tertentu atau makhluk-makhluk lain. Di pihak lain,
agar aku sungguh-sungguh mengenal Allah yang Esa dan benar, menaruh
242
kepercayaan kepada Dia saja, berserah kepada-Nya dengan rendah hati dan sabar,
mengharapkan segala kebaikan hanya dari Dia, dan mengasihi, menyegani, serta
menghormati Dia dengan segenap hati, sehingga aku lebih suka melepaskan segala
makhluk daripada menentang kehendak- Nya dalam perkara yang paling kecil pun.
95. Pert. Apa itu penyembahan berhala?
Jaw. Penyembahan berhala ialah mereka-reka atau mempunyai sesuatu yang oleh
manusia dijadikan tempat kepercayaan sebagai ganti Allah yang Esa dan benar, yang
menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya, atau di samping Dia.
PERINTAH PERTAMA
menuntut:
1. agar kita tidak menyembah berhala.
2. agar kita menyembah Allah yang hidup.
1. KITA TIDAK BOLEH MENYEMBAH BERHALA
Ketika Tuhan berbicara kepada umat Israel, Ia pertama-tama menyatakan diri
sebagai Allah mereka, yang sudah membebaskan mereka dari Mesir.
Oleh sebab itu, mereka tidak boleh menyembah apa saja selain Dia. Mereka hidup
“di hadapan Allah.” Tuhan melihat segala sesuatu. Ia tidak akan membiarkan adanya
saingan.
a) Kita harus menghindari dan lari dari segala penyembahan berhala
Penyembahan berhala itu seperti perzinahan. Allah sudah menyatakan kasih-
Nya kepada umat-Nya, namun mereka melanggar perjanjian-Nya dan
berpaling kepada berhala-berhala. Mereka mengikuti adat kebiasaan
243
bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dengan demikian, mereka sudah
melakukan perzinahan rohani.
Penyembahan berhala merajalela di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi.
Mereka menyembah matahari dan bulan, pepohonan dan sungai. Orang
Mesir mempersembahkan korban kepada Sungai Nil, orang Filistin
membangun kuil untuk Dagon, dan orang Efesus percaya kepada Dewi
Artemis (yang juga disebut Diana).
Penyembahan berhala juga merajalela saat ini. Ada banyak berhala dan
bentuk penyembahan berhala.
Kita harus menghindari semuanya ini!
b) Kita harus menghindari sihir
Seorang penyihir berpikir bahwa ia dapat mencegah atau menyingkirkan
kejahatan dan sakit penyakit. Orang datang berbondong-bondong
kepadanya seolah-olah ia yaitu allah. Penyihir berusaha melakukan apa
yang hanya dapat dilakukan oleh Allah Yang Mahakuasa. Ia meniru mujizat-
mujizat yang sudah diadakan oleh para nabi dan rasul dengan kekuatan
Tuhan. Ingat ahli-ahli sihir di Mesir (Kel. 7:11, 12) dan anak-anak Skewa (Kis.
19:14).
Kita harus menghindari segala macam sihir dan tenung. Tenung digunakan
untuk mencelakai orang, dan kadang-kadang dipakai juga untuk
menyembuhkan orang. Tetapi tenung jenis ini pun (“ilmu putih”) berasal
dari Iblis! Baca Matius 7:22 dan 24:24.
c) Kita harus menghindari ramalan nasib
Mengapa orang pergi ke peramal nasib? Karena manusia hanyalah manusia.
244
Ia tidak mengetahui hari esok. Bukannya berpaling kepada Allah, ia
mencoba mengetahui jalan hidupnya melalui ramalan nasib.
Seorang peramal mencoba mengatakan apa yang hanya diketahui oleh
Allah. Ia memeriksa bagian dalam seekor binatang, atau melihat jajaran
bintang-bintang. Terkadang ia mencoba mencari petunjuk dari orang mati
(1Sam. 28).
Kita harus menghindari segala bentuk ramalan. Sebagian besarnya hanyalah
tipuan atau khayalan.
Separuhnya berasal langsung dari Iblis. Firman Allah menentangnya dengan
keras. Baca Ulangan 18:10-15 dan Yesaya 8:19, 20.
Allah ingin kita lari dari dosa-dosa ini. Jangan ikut ambil bagian di dalamnya.
Jauhilah kisah-kisah dan perbuatan-perbuatan sihir yang akan membawa
Saudara ke dalam “wilayah kekuasaan si ular”!
d) Kita harus menghindari takhayul
Orang-orang kafir mempunyai jimat-jimat. Mereka percaya ada kuasa
tersembunyi dalam cincin-cincin tertentu, dan sebagainya. Sebagian yang
lain menyebut diri sebagai orang Kristen, namun mereka percaya pada air
suci, patung salib, dan benda-benda suci lain.
Apakah Saudara takut ketika Saudara, misalnya, mendengar suara burung
hantu pada waktu malam? Apakah Saudara kembali pulang ketika Saudara
menjumpai seekor kucing hitam atau tupai di jalan? Jangan bodoh! Jangan
takut! Percayalah kepada Allah saja!
e) Kita tidak boleh meminta bantuan kepada orang-orang kudus atau
makhluk-makhluk lain
245
Orang-orang kafir datang kepada arwah orang mati. Mereka berusaha
mendapatkan pertolongan dari nenek moyang mereka. Para penganut
Katolik Roma meminta bantuan kepada orang-orang kudus. Mereka
meminta orang-orang kudus itu memberi mereka perlindungan dalam hidup
ini dan bimbingan menuju surga.
Tetapi apakah kita ini benar-benar berbeda dari mereka? Kita sering kali
mengandalkan diri kita sendiri: kita kuat, atau sehat, atau pintar, atau cantik,
atau baik (menurut pendapat kita). Atau kita percaya kepada orang lain:
kepada bapak kita, kakak kita, anak-anak kita, atau teman-teman kita yang
penting.
PENERAPAN
Perintah pertama dilanggar dalam banyak cara. Perintah itu dilanggar oleh orang-
orang dunia ini. Mereka menjadikan berhala dan jimat sebagai allah mereka. Atau
mereka menjadikan uang (Mamon) sebagai allah mereka.
Perintah pertama juga dilanggar oleh orang-orang di dalam jemaat. Kita memberi
tempat kepada Allah, tetapi bukan tempat yang tertinggi dan satu-satunya. Ada
begitu banyak yang lain selain Dia yang kita percayai. Ada banyak alasan bagi kita
untuk benar-benar merendahkan hati kita.
2. KITA HARUS MENYEMBAH ALLAH YANG HIDUP
Perintah pertama menyuruh kita untuk meninggalkan sesuatu. Tetapi perintah itu
juga menyuruh kita untuk melakukan sesuatu.
a) Kita harus memberikan pengakuan yang benar kepada Allah
246
Dialah satu-satunya Allah yang benar. Jika kita tidak mengenal-Nya, kita
tidak dapat mengasihi atau menyembah-Nya. Bacalah Alkitab dan berdoalah
meminta Roh Allah. Mengenal Tuhan yaitu sama dengan hidup yang kekal
(Yoh. 17:3).
b) Kita harus percaya kepada Dia saja
Jangan percaya kepada manusia, tetapi percayalah kepada Allah saja untuk
memperoleh keselamatan (Yer. 17:5, 7).
c) Kita harus tunduk kepada Allah
Kita harus rendah hati, sebab kita bukan siapa-siapa. Kita harus sabar, sebab
Allah yaitu Raja!
d) Kita harus mengharapkan segala kebaikan dari Dia saja
Setiap pemberian yang baik datang dari Dia (Yak. 1:17). Janganlah kita
berharap terlalu banyak dari manusia. Janganlah kita menggunakan sarana-
sarana yang salah untuk hidup maju di dunia ini (judi, lotre, taruhan bola,
dll.).
e) Kita harus mengasihi, menghormati, dan takut akan Allah
Allah layak kita kasihi dengan segenap hati! Ia sudah menunjukkan kasih yang
terbesar (Yoh. 3:16). Kita harus lebih taat kepada Dia daripada kepada
manusia (Kis. 5:29).
PENERAPAN
Seberapa sungguh-sungguh kita harus memandang semuanya ini? Kita harus
memandangnya dengan sungguh-sungguh kalau kita ingin jiwa kita selamat! Mungkin
lebih tepatnya, kalau kita ingin Allah dimuliakan. Itulah yang terpenting!
247
A. Kepada orang yang belum bertobat
Perintah pertama menyuruh Saudara untuk menyembah Allah, tetapi Saudara tidak
mengenal-Nya dan tidak pula takut akan Dia. Bertobatlah sebelum terlambat!
Mintalah Allah untuk mengajar Saudara bertobat!
B. Kepada anak-anak Allah
Kita masih sedikit mengenal Allah. Kita harus percaya dan mengasihi-Nya lebih lagi.
Kita juga bersalah atas pelanggaran terhadap perintah ini. Kita membutuhkan darah
Kristus. Tetapi syukur kepada Allah: perintah ini juga merupakan sebuah janji!
Semoga Tuhan mengajar kita untuk mengenal-Nya dan takut akan Dia!
248
Minggu ke-35
===========
PERINTAH KEDUA
Baca Keluaran 32:1-20 atau Yohanes 4:19-26
Kita sudah melihat bagaimana Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada umat Israel, dan
bagaimana Ia mengadakan perjanjian dengan mereka. Ia menyuruh mereka untuk tidak
membuat patung yang menggambarkan diri-Nya. Namun, hanya beberapa hari kemudian
mereka melanggar perintah ini.
Mereka membuat anak lembu emas, lambang kekuasaan dan kesuburan, seperti Baal (berhala
orang Kanaan). Kemudian berserulah mereka, “Hai Israel, inilah Allahmu, yang sudah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!” (Kel. 32:4).
Perhatikankah Saudara bahwa mereka tidak bermaksud berpaling dari Allah? (ay. 5). Mereka
hanya ingin membuat gambaran diri-Nya.
Namun demikian, dengan berbuat demikian mereka sudah menolak Tuhan. Allah memandang
dosa ini sangat berat (lihat ayat 7-10), dan begitu pula Musa (ay. 19-28).
Katekismus Heidelberg menjelaskan mengapa perintah ini begitu penting pada Minggu ke-35.
96. Pert. Apa yang Allah tuntut dalam perintah yang kedua?
Jaw. Agar kita jangan sekali-kali membuat gambar Allah dengan cara apa pun dan
249
jangan berbakti kepada-Nya dengan cara lain dari yang sudah Dia perintahkan dalam
Firman-Nya.
97. Pert. Jadi, apakah orang sama sekali tidak boleh membuat gambar dan patung?
Jaw. Allah tidak dapat dan tidak boleh digambarkan dengan cara apa pun. Adapun
makhluk, meskipun mereka boleh digambarkan atau dibuat patungnya, Allah
melarang membuat dan memiliki gambar atau patungnya dengan maksud
menyembahnya atau memakainya untuk beribadah kepada Allah.
98. Pert. Tetapi, apakah orang tidak boleh membiarkan gambar atau patung di
gereja dipakai menjadi alat peraga bagi orang-orang Kristen awam?
Jaw. Tidak, karena kita tidak boleh menganggap diri kita lebih bijaksana daripada
Allah, yang menghendaki supaya umat-Nya diajar bukan dengan gambar atau patung
yang bisu, melainkan dengan pemberitaan Firman-Nya yang hidup.
PERINTAH KEDUA
memberi tahu kita:
1. bahwa kita tidak boleh membuat patung apa saja untuk menggambarkan
Allah
2. bahwa kita harus menyembah Dia sesuai dengan firman-Nya
3. bahwa kita sendirilah yang harus menjadi gambar dan rupa Allah
Apa perbedaan antara perintah pertama dan perintah kedua?
- Perintah pertama memberi tahu kita bahwa kita harus menyembah Allah. Dengan
demikian, kita tidak boleh menyembah apa saja selain Dia!
- Perintah kedua memberi tahu kita bagaimana kita harus menyembah Allah. Dengan
demikian, kita tidak boleh membuat patung-Nya!
1. KITA TIDAK BOLEH MEMBUAT PATUNG SAJA UNTUK MENGGAMBARKAN ALLAH
250
Dalam Keluaran 32 masalah dimulai ketika umat Israel tidak melihat Musa lagi.
Itulah sebabnya mereka membuat patung Allah yang bisa mereka lihat.
Orang-orang kafir pada zaman sekarang mempunyai keluhan serupa. Ketika melihat
ke dalam gereja, mereka tidak melihat apa pun yang istimewa. Rumah Allah kosong!
Di mana Allah itu?
Kita juga mungkin mendapati hal itu sulit (jujur saja). Kita ingin melihat sesuatu,
merasakan sesuatu. Berhala di halaman kita atau jimat di tangan kita memberikan
perasaan terlindungi.
Itulah mengapa orang-orang kafir mempunyai begitu banyak berhala. Sebagian dari
mereka tahu bahwa patung-patung itu terbuat dari kayu dan batu, namun mereka
tetap menyembahnya.
Kita juga menemukan hal ini dalam Gereja Katolik Roma. Pertama-tama para martir
digambarkan, kemudian Maria, kemudian sang Juruselamat yang tersalib, terakhir
Roh Kudus dan bahkan Allah Bapa.
Tetapi apakah kita bebas dari semua kesalahan ini? Kita bisa membuat gambaran
yang salah tentang Allah dalam pikiran kita: Allah yang hanya mengasihi, Allah yang
selalu murka, Allah tanpa mata atau telinga atau tangan.
Hal ini bahkan ditemukan di antara anak-anak Allah yang sejati. Mereka sungguh-
sungguh mengenal Tuhan, tetapi ada kalanya mereka mempunyai gagasan yang
begitu keliru tentang-Nya.
Kita tidak boleh membuat patung Allah apa pun. Allah yang kudus berfirman,
“Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia?...” (Yes.
40:25). Ketika Harun membuat patung Allah, patung itu berbentuk lembu!
251
Jadi, apakah kita tidak boleh membuat patung sama sekali? Makhluk ciptaan boleh
digambarkan, tetapi kita tidak boleh melakukannya untuk menyembahnya atau
untuk melayani Allah melaluinya.
Kita tidak boleh menggambarkan Allah dalam rupa yang terlihat. Ketika Tuhan
menemui umat-Nya di Gunung Horeb, mereka mendengar-Nya berbicara, tetapi
mereka tidak melihat suatu rupa (Ul. 4:12). Tidak ada gambar Allah di dalam bait suci.
Bahkan ruang maha kudus pun kosong, selain sebuah tabut.
Singkat kata, anak Tuhan hidup oleh pendengarannya, dan bukan oleh
penglihatannya. Lebih baik mempunyai Roh kudus di dalam hatimu daripada berhala
di dalam tanganmu, atau apa yang disebut sebagai gambar Allah yang tergantung di
dinding. Tolong, buang semua itu sekarang juga!
2. KITA HARUS MENYEMBAH ALLAH SESUAI DENGAN FIRMAN-NYA
Kita tidak mampu menggambar Allah. Kita tidak diperbolehkan untuk melakukannya.
Dan tidak ada keperluan bagi kita untuk melakukannya.
Allah sudah menggambarkan diri-Nya dalam Firman-Nya. Dia yaitu Allah yang
agung, namun begitu berbelas kasihan. Dia yaitu Bapa, tetapi Dia juga seperti ibu
bagi anak-anak-Nya.
Allah sudah menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus, Anak-Nya! Baca Yohanes 1:18.
Mintalah kepada Tuhan untuk membuka mata Saudara, supaya Saudara dapat
melihat penderitaan dan kemuliaan Kristus. Maka Saudara tidak akan merasa perlu
mempunyai gambar atau patung.
Perintah kedua menyangkut penyembahan yang benar kepada Allah. Baca Yohanes
252
4:23, 24.
Kita harus menyembah dalam roh dan kebenaran.
Ada perbedaan besar antara zaman Perjanjian Lama dan zaman Perjanjian Baru.
Sebelum Kristus datang, Allah mengajar umat-Nya melalui korban dan upacara
ibadah, dll.
Tampaknya beberapa gereja zaman sekarang kembali kepada zaman sebelum sang
Juruselamat datang, seolah-olah mereka belum pernah melihat terang. Mereka mulai
menyembah Allah seperti yang dilakukan orang Yahudi.
Tetapi, apakah kita tidak boleh menganggap gambar atau patung di gereja sebagai
alat peraga bagi orang-orang Kristen awam? Kita tidak boleh berlagak lebih bijak
daripada Allah! Yesus dan para rasul-Nya tidak pernah berbuat seperti itu. Seorang
anak Tuhan yang buta huruf lebih bijak daripada seorang yang berpendidikan.
Kita harus melayani Allah menurut firman-Nya, bukan menurut pendapat kita sendiri.
Bacalah apa yang terjadi pada para imam yang membawa api asing (api cemar) ke
dalam rumah Allah! (Im. 10:1-5).
Allah sudah memberi kita firman-Nya. Ia mengutus para pengkhotbah kepada kita
untuk menjelaskannya. Gambar dan patung itu bisu (baca Mazmur 115), tetapi
Firman Allah itu hidup (Ibr. 4:12).
Di dalam jemaat kita mimbar yaitu pusatnya, dan bukan meja Tuhan (“altar,”
sebagaimana orang Katolik Roma menyebutnya). Khotbah yaitu jantung dari ibadah
kita, dan bukan nyanyian, doa, persembahan, atau pengumuman.
Marilah kita menggambarkan jalan keselamatan dengan kata-kata yang jelas, tanpa
banyak kegaduhan. Semoga Tuhan memakai firman-Nya untuk menghidupkan hati
kita dan hati orang lain!
253
3. KITA SENDIRILAH YANG HARUS MENJADI GAMBAR DAN RUPA ALLAH
Kita belum mematuhi perintah kedua walaupun kita tidak pernah membuat gambar
dan patung Allah. Kita sendiri harus menjadi gambar dan rupa-Nya!
Alkitab berkata bahwa manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26,
27). Di Taman Firdaus, Allah Bapa dapat melihat suatu sifat-Nya sendiri dalam diri
Adam dan Hawa.
Namun demikian, dosa sudah menghancur-leburkan gambar dan rupa Allah. Sekarang
kita lebih menyerupai Iblis daripada Allah. Itulah penyebab dari banyak dukacita bagi
umat Allah.
Tetapi Kristus datang untuk memulihkan apa yang hancur! Dia yaitu Gambar Allah
yang tidak kelihatan (Kol. 1:15 dan Ibr. 1:3). Barangsiapa sudah melihat-Nya, ia sudah
melihat Bapa (Yoh. 14:9).
Yesus melayani dan menyembah Allah dalam kebenaran. Ia menebus dosa-dosa
Adam dan semua orang pilihan.
Ia juga mengubah orang-orang oleh Roh-Nya (2Kor. 3:18). Mereka mulai menyerupai
Allah kembali (Rm. 8:29). Suatu hari mereka akan melihat-Nya muka dengan muka
dan menjadi serupa dengan Dia (1Yoh. 3:2).
Ada dua alasan kuat untuk mematuhi perintah kedua ini:
ada peringatan dan janji.
254
A. Peringatan
Tuhan yaitu Allah yang cemburu. Baca Yesaya 42:8. Ia sudah mengadakan perjanjian
kasih dengan umat-Nya. Ia menghukum anak karena dosa bapaknya sampai pada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Dia. Dosa-dosa
kita berdampak pada anak-anak kita (baca Bilangan 16:25-33 dan lihat juga Bilangan
26:11).
B. Janji
Tuhan menunjukkan belas kasihan kepada ribuan (!) orang yang mengasihi-Nya dan
menjalankan perintah-Nya. Ia senantiasa setia pada perjanjian-Nya.
255
Minggu ke-36
===========
PERINTAH KETIGA
Baca Imamat 24:10-23 atau 1 Timotius 2:1-8
Imamat 24 memberi tahu kita tentang seorang laki-laki yang ibunya seorang Israel dan
ayahnya seorang Mesir. Orang ini berkelahi dengan salah seorang Israel. Dalam perkelahian
itu, ia menghujat nama TUHAN dengan mengutuk.
Orang itu dibawa kepada Musa dan ditahan. Dosa seperti itu tidak pernah diperbuat
sebelumnya! Musa bertanya kepada Tuhan apa yang harus dilakukan. Kemudian Allah
berfirman bahwa orang ini harus dirajam sampai mati. Dosa melanggar perintah ketiga yaitu
dosa yang sangat berat!
Hal ini juga akan tampak ketika kita membaca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-36.
99. Pert. Apa maksud perintah yang ketiga?
Jaw. Agar kita tidak menghujat Nama Allah atau menyebutnya dengan sembarangan,
bukan hanya dengan mengumpat atau bersumpah dusta, melainkan juga dengan
mengucapkan sumpah secara gegabah. Kita juga tidak boleh turut bersalah
melakukan dosa yang mengerikan itu dengan cara berdiam diri dan membiarkan
perbuatan itu. Pendek kata, kita tidak boleh menyebut Nama Allah yang kudus
kecuali dengan rasa takut dan khidmat, supaya kita mengakui Dia, berseru kepada-
Nya dengan cara yang benar, dan memuji Dia dalam semua perkataan dan
256
perbuatan kita.
100. Pert. Apakah begitu besar dosanya, jika orang menghujat Nama Allah dengan
bersumpah dan mengumpat, sehingga Allah juga murka kepada mereka yang tidak
membantu dengan sekuat tenaga untuk mencegah dan melarang orang lain
bersumpah dan mengumpat?
Jaw. Sudah tentu, karena tidak ada dosa yang lebih besar dan yang lebih
menimbulkan murka Allah daripada dosa menghujat Nama-Nya. Sebab itu, Dia sudah
memberi perintah menghukum dosa seperti itu dengan hukuman mati.
PERINTAH KETIGA
memberi tahu kita:
1. bahwa kita tidak boleh menyalahgunakan Nama Tuhan
2. bahwa kita harus menggunakan Nama-Nya dengan penuh rasa hormat
3. bahwa Allah memandang perintah ini dengan sungguh-sungguh
1. KITA TIDAK BOLEH MENYALAHGUNAKAN NAMA TUHAN
Dalam Nama-Nya, Allah sudah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Baca, misalnya,
Keluaran 3:14. TUHAN berfirman, “AKU yaitu AKU. Aku akan menjadi siapa
adanya diri-Ku.”
Allah menciptakan manusia untuk memuji Nama-Nya. Tetapi manusia jatuh ke
dalam dosa dan kehilangan rasa hormatnya kepada Allah.
Oleh sebab itu, Allah memberikan perintah ketiga ini. Perintah ini sendiri sudah
menunjukkan bahwa kita bersalah.
257
A. Kita tidak boleh mengutuk
Janganlah kita menggunakan nama Allah untuk meneguhkan perkataan kita.
Sebagian orang melakukannya ketika mereka marah atau merasa lemah.
Mereka mungkin bahkan menjadikannya sebagai kebiasaan.
Janganlah kita menggunakan nama Allah untuk mengutuk orang lain atau
diri kita sendiri (Petrus dalam Matius 26:74).
Janganlah pernah menghujat Nama Allah. Itu dosa yang mengerikan!
B. Kita tidak boleh bersumpah palsu
Janganlah kita menyebut Nama Tuhan untuk meneguhkan sesuatu yang
tidak benar, atau membuat janji yang tidak akan kita tepati.
Janganlah kita menggunakan Nama Tuhan dengan sembarangan, misalnya
ketika suatu perkara tidak begitu penting.
C. Kita tidak boleh menggunakan nama Alah untuk kepentingan kita sendiri
Janganlah kita menggunakan Nama Allah untuk menutupi perbuatan kotor
kita sendiri dan menyesatkan orang lain. Nama Allah itu kudus!
Janganlah kita menggunakan Nama Allah terlalu sering di dalam doa. Orang
Yahudi tidak menggunakan Nama Allah sama sekali untuk menghindari sikap
tidak hormat.
Janganlah kita menuduh Allah di dalam hati bahwa Ia berlaku keras
terhadap kita. Ayub mengutuk hari kelahirannya.
258
Janganlah kita hidup di dalam dosa tersembunyi, sementara kita terus
menggunakan Nama Allah.
2. KITA HARUS MENGGUNAKAN NAMA ALLAH DENGAN PENUH RASA HORMAT
Ketika menggunakan Nama Allah, kita bisa menyalahgunakannya dengan begitu
mudah. Sepertinya lebih baik tidak menggunakan Nama Allah sama sekali. Tetapi
bukan itu pemecahannya! Kita bisa berdosa melanggar perintah ketiga bukan hanya
dengan berbicara tetapi juga dengan diam saja.
A. Kita tidak boleh diam saja ketika Nama Allah dilecehkan
Ketika Nama Allah dihina dan kita tidak berbicara apa-apa untuk
menentangnya, maka kita pun menjadi bersalah. Orang-orang Israel harus
meletakkan tangan mereka ke atas kepala orang yang sudah menghujat,
sebelum mereka merajamnya sampai mati (Im. 24:13-16).
Apabila kita diam saja karena takut kepada manusia atau karena kita tidak
ingin kehilangan teman, maka murka Allah akan menimpa kita. Kita harus
memilih berpihak kepada Tuhan atau menentang Tuhan.
B. Kita harus mengakui Nama Allah dengan benar
Mungkin kita belum pernah mengutuk atau menghujat, tetapi apakah kita
sudah mengakui Nama Allah dengan benar?
Kita harus menggunakan Nama-Nya dengan rasa takut dan hormat. Lihat
bagaimana Abraham (sahabat Allah) berbicara kepada Tuhan dalam
Kejadian 18! Seberapa sering kita melanggar perintah ketiga ini ketika kita
berdoa, atau menyanyi, atau membaca Alkitab?
259
Kita harus mengakui Nama-Nya di dalam jemaat, di dunia, dan di dalam
lingkungan kita. Kita harus menyebut Nama-Nya di depan umum dan di saat
sendiri. Kita harus memuji-Nya melalui perkataan dan perbuatan.
C. Kita memerlukan Roh Kudus untuk menghormati Nama Allah
Sebagai anak-anak Adam, hati kita penuh dengan hujat. Ketika lahir kembali,
kita mulai takut akan Tuhan. Kemudian kita mengasihi-Nya dan bersuka di
dalam Dia seperti anak kecil. Lalu kita mengakui Nama-Nya tanpa
menunjukkan kesombongan sama sekali.
3. ALLAH MEMANDANG PERINTAH INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH
Allah menambahkan sesuatu pada perintah ini: “...sebab TUHAN akan memandang
bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.”
A. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada dosa ini
Tidak ada dosa kecil, tetapi dosa ini sangatlah besar! Seseorang yang
menghujat Allah menunjukkan bahwa ia menyerupai Iblis dan merupakan
teman dari orang-orang di neraka!
Ketika orang lain menyalahgunakan nama kita, kita merasa sangat sakit
hati. Ketika Nama Allah disalahgunakan, maka mahkota-Nya diambil dan
hati-Nya tertusuk. Masa Allah akan membiarkan hal itu?
B. Dosa ini harus dihukum dengan kematian
Lihat apa yang terjadi pada Firaun, Goliat, dan yang lainnya. Lihat apa yang
260
terjadi pada orang yang diceritakan dalam Imamat 24. Nama Allah tidak
boleh dinajiskan! Ini merupakan tugas untuk pemerintah dan para
pemimpin lain di sebuah negeri.
C. Karena dosa ini Tuhan Yesus sudah mati
Yesus dituduh menghujat (Mat. 26:66). Karena alasan itu Ia dipaku pada
kayu salib. Ia menanggung dosa-dosa seluruh umat-Nya
A. Jika dosa-dosa Saudara tidak diampuni, Saudara akan menghabiskan kekekalan di
neraka bersama Iblis dan orang-orang yang mengutuk Allah.
B. Jika Saudara berduka karena dosa-dosa Saudara, pandanglah Yesus. Mintalah belas
kasihan Allah, demi Nama-Nya sendiri.
C. Jika dosa-dosa Saudara sudah diampuni, muliakanlah Nama Allah. Hiduplah dengan
begitu rupa hingga orang lain akan memuliakan Dia juga.
261
Minggu ke-37
===========
BERSUMPAH
Baca Matius 26:57-68 atau Matius 5:33-37
Yesus berdiri di hadapan Sanhedrin, Mahkamah Agama Yahudi. Imam Besar Kayafas meminta-
Nya untuk menyatakan dengan sumpah apakah Dia Kristus, Anak Allah yang hidup. Yesus
tidak menolak sumpah ini. Ia menyetujuinya. Kemudian Ia pun dihukum mati.
Bacaan ini menunjukkan bahwa orang Kristen diperbolehkan bersumpah jika mereka
melakukannya dengan benar. Itu sesuai dengan perintah ketiga.
Katekismus Heidelberg berbicara tentang hal ini pada Minggu ke-37.
101. Pert. Tetapi, apakah orang boleh bersumpah demi Nama Allah dengan maksud
saleh?
Jaw. Boleh, kalau pemerintah menuntut hal itu dari rakyat, atau karena keadaan
darurat, untuk dengan demikian meneguhkan kesetiaan dan kebenaran, demi
kemuliaan Nama Allah dan kebaikan sesama kita manusia. Sebab bersumpah secara
demikian berdasarkan Firman Allah. Karena itu, sumpah seperti itu juga dipakai
secara tepat oleh orang-orang kudus pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru.
102. Pert. Apakah orang boleh bersumpah demi orang-orang kudus tertentu atau
262
demi makhluk lain?
Jaw. Tidak, karena bersumpah dengan benar yaitu berseru kepada Allah supaya
Dia, satu-satunya yang mengetahui isi hati manusia, sudi memberikan kesaksian
tentang kebenaran, dan menghukum aku kalau aku bersumpah dusta. Tidak ada
makhluk yang berhak mendapat kehormatan itu.
KITA DIPERBOLEHKAN BERSUMPAH
1. jika itu dituntut dari kita oleh pemerintah atau kebutuhan
2. jika kita melakukannya demi kemuliaan Allah dan kebaikan manusia
3. jika kita mendasarkan diri kita pada Firman Allah
4. jika kita tidak menyerukan nama makhluk ciptaan
Terakhir kita sudah melihat bahwa menyalahgunakan Nama Tuhan itu salah. Contohnya
dapat ditemukan dalam 1 Samuel 23:19-22. Raja Saul memberikan berkat dalam Nama Allah
kepada orang-orang yang membantunya menangkap Daud. Ia menggunakan Nama Allah
untuk kepentingannya sendiri yang curang!
Kali ini kita akan berbicara tentang bersumpah.
1. KITA BOLEH BERSUMPAH JIKA DITUNTUT OLEH PEMERINTAH ATAU KEBUTUHAN
Para tokoh Reformasi menghadapi garis pertempuran ganda:
a) para penganut Katolik Roma, yang mengikuti adat istiadat manusia.
b) para penganut Anabaptis, yang tidak mengikuti Firman Allah tetapi mengaku
mengikuti Roh Kudus.
Apa yang diajarkan para penganut Anabaptis?
a) Pemerintah tidak didirikan oleh Allah.
b) Kita tidak boleh bersumpah di hadapan pengadilan atau di mana pun.
263
Katekismus Heidelberg memberi tahu kita bahwa kita boleh bersumpah dalam dua
perkara.
A. Kita boleh bersumpah jika dituntut oleh pemerintah (“para hakim”)
Dalam Perjanjian Lama, Raja Asa mendesak seluruh bangsa untuk
bersumpah (2Taw. 15:10-15). Lihat juga apa yang dilakukan Nehemia (Neh.
13:25).
Perjanjian Baru menegaskan bahwa pemerintah yaitu hamba Allah (Rm.
13:1-5). Ketika pemerintah memanggil kita, kita tampil di hadapan Allah
sendiri. Itu keadaan yang sangat khidmat!
B. Kita boleh bersumpah jika dituntut oleh kebutuhan
Dengan cara itulah Daud dan Yonatan bersumpah (1Sam. 20:11-17).
Kadang-kadang orang harus bersumpah ketika dituduh secara keliru.
Asal mula sumpah yaitu kejatuhan kita di dalam Adam. Manusia sudah
begitu tidak bisa diandalkan dan mengucapkan begitu banyak dusta, hingga
kata-katanya hampir tidak bisa dipegang.
2. KETIKA BERSUMPAH, KITA HARUS MELAKUKANNYA DEMI KEMULIAAN ALLAH DAN
KEBAIKAN MANUSIA
Sumpah haruslah selalu bertujuan untuk meneguhkan kejujuran (kesetiaan) dan
kebenaran. Eliezer berjanji untuk melakukan apa yang diminta Abraham (Kej. 24:1-9).
Kristus menyatakan bahwa Ia sungguh-sungguh Anak Allah (Mat. 26:64).
264
Kita harus bersumpah hanya untuk perkara-perkara yang baik dan semestinya.
Sumpah yang tidak dibenarkan pernah diambil oleh Daud (1Sam. 25:22), Herodes
(Mat. 14:7), dan keempat puluh orang dalam Kisah Para Rasul 23:12. Tidak baik
mengambil sumpah seperti itu, atau memegangnya.
Akan tetapi, apabila kita sudah bersumpah kepada Tuhan, kita harus memegangnya
sekalipun kita sendiri akan mengalami kerugian (Mzm. 15:4). Sebab kalau tidak,
sesuatu yang lebih buruk mungkin akan terjadi!
A. Kita harus bersumpah bagi kemuliaan Allah
Manusia bisa berbuat begitu banyak hal, tetapi ia tidak bisa melihat apa
yang ada di dalam hati orang lain.
Hanya Allah yang dapat melakukannya. Ketika bersumpah, kita berseru
kepada Allah sendiri.
Kita harus bersumpah dengan cara yang saleh, bukan dengan sembarangan
atau tanpa berpikir panjang. Kita bisa menipu manusia, tetapi tidak bisa
menipu Allah (Ibr. 4:13). Orang harus takut Allah untuk bisa mengambil
sumpah.
B. Kita harus bersumpah bagi kebaikan manusia
Kita tidak boleh bersumpah untuk menghancurkan sesama kita.
Pada sisi lain, terkadang kita dipanggil untuk bersaksi melawan sesama kita,
misalnya di pengadilan. Kita tidak usah takut. Kehormatan Allah harus
diutamakan. Keadilan harus ditegakkan demi kebaikan semua orang.
3. KETIKA BERSUMPAH, KITA MENDASARKAN DIRI KITA PADA FIRMAN ALLAH
265
Pada zaman sekarang ada lagi orang-orang seperti penganut Anabaptis. Mereka
berkata bahwa mereka tidak boleh bersumpah sama sekali. Mereka merujuk pada
Matius 5:33-37 dan Yakobus 5:12. Bacalah ayat-ayat ini.
Akan tetapi, ayat-ayat ini berbicara tentang bersumpah secara sembarangan, seperti
yang biasa dilakukan di antara orang-orang Yahudi. Beberapa sumpah bahkan tidak
dianggap mengikat (Mat. 23:16-22).
Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Kristen, di antara kita sendiri, kita
tidak boleh bersumpah. Jika “ya,” hendaklah kita katakan “ya.” Setiap kata yang
diucapkan orang Kristen itu berat seberat sumpah. Sungguh memalukan apabila kita,
sebagai jemaat, harus menuntut sumpah dari salah seorang anggota kita.
Tetapi kita bukan hanya orang Kristen, kita juga penduduk negeri kita. Jika kita
melarang sumpah sama sekali, maka para pendusta akan lebih mudah untuk
berbohong.
Bahkan di antara umat Israel sumpah diperbolehkan (Ul. 6:13 dan Kel. 22:11). Orang-
orang kudus Allah pernah mengambil sumpah, misalnya Abraham (Kej. 21:24) dan
Yosua (Yos. 9:15).
Untuk Perjanjian Baru, kita ingat Rasul Paulus (Rm. 1:9 dan 2Kor. 1:23) dan malaikat
dalam Wahyu 10:5, 6.
Memang benar bahwa kita tidak dapat mengikuti segala sesuatu yang dikatakan atau
dilakukan oleh orang-orang kudus dalam Alkitab, tetapi dalam perkara ini tidak ada
keraguan. Tuhan Yesus sendiri sudah memberikan contoh.
Yesus Kristus bersumpah di hadapan Mahkamah Agama. Ia juga menyatakan sumpah
bahwa pencuri yang ada di atas kayu salib akan berada bersama-Nya di dalam
266
Firdaus.
Allah sendiri pernah bersumpah (misalnya dalam Kejadian 22:16). Ia melakukannya
untuk kebaikan kita sendiri, sebab Ia tidak pernah berkata dusta (Ibr. 6:13-20). Ia
sudah bersumpah demi diri-Nya sendiri (Yes. 45:23).
3. KETIKA BERSUMPAH, KITA TIDAK BOLEH MENYERUKAN NAMA MAKHLUK CIPTAAN
Pokok terakhir ini tidak ditujukan melawan para penganut Anabaptis, melainkan
para penganut Katolik Roma.
Orang-orang Yahudi bersumpah demi bait suci, Yerusalem, kepala mereka, atau
rumah mereka. Orang-orang Katolik Roma bersumpah demi Maria dan orang-orang
kudus. Yang lain lagi bersumpah demi tanah, demi langit, dsb.
Bersumpah dengan benar berarti berseru kepada Allah. Ia mengetahui segala
sesuatu, Ia melihat hati kita, dan Ia yaitu Hakim tertinggi.
Ketika bersumpah, kita meminta Allah untuk menghukum dan mengutuk kita
selamanya jika kita tidak mengatakan yang sebenarnya. Kehormatan seperti itu
bukan milik makhluk ciptaan mana pun, tetapi hanya milik Allah.
A. Allah ingin menyelamatkan orang-orang berdosa dan para pendusta. Ia tidak senang
melihat mereka binasa. Itulah sumpah-Nya (Yeh. 33:11).
Tetapi kita harus memutuskan perjanjian kita dengan Iblis dan bersumpah seperti
Rut (Rut. 1:16, 17).
267
B. Kita hanya bisa datang kepada Allah melalui Yesus Kristus. Bapa sudah menyatakan
Dia sebagai Imam Besar (Mzm. 110:4).
C. Allah sudah bersumpah untuk tidak pernah meninggalkan umat-Nya atau melanggar
perjanjian-Nya (Yes. 54:9, 10). Itulah penghiburan mereka!
268
Minggu ke-38
===========
PERINTAH KEEMPAT
Baca Mazmur 92 atau Yohanes 20:19-29
Mazmur 92 yaitu nyanyian untuk hari Sabat. Mazmur itu menunjukkan kepada kita mengapa
Tuhan memberi kita hari ini, yaitu supaya Nama-Nya dipuji dan jiwa kita diselamatkan.
Yohanes 20 menunjukkan bahwa Yesus bangkit pada hari pertama minggu itu. Pada hari itu Ia
pergi menemui para murid-Nya dan memberi mereka damai.
Katekismus Heidelberg memberikan uraian yang jelas tentang Sabat pada Minggu ke-38.
Minggu ke-38, Pertanyaan 103:
103. Pert. Apa yang Allah perintahkan dalam perintah yang keempat?
Jaw. Pertama, agar pelayanan gereja, yaitu pemberitaan Firman, dan sekolah-
sekolah tetap diselenggarakan, dan agar aku, teristimewa pada hari perhentian,
dengan setia bergabung dengan jemaat Allah untuk mendengarkan Firman Allah,
menerima Sakramen-sakramen, berseru kepada Tuhan Allah dalam acara umum,
dan berderma kepada orang-orang miskin secara Kristen. Kedua, agar seumur
hidupku aku berhenti dari perbuatanku yang jahat dan menerima Tuhan bekerja
melalui Roh-Nya dalam hatiku, dan dengan demikian memulai hari Sabat yang kekal
dalam hidup ini.
269
PERINTAH KEEMPAT
menyuruh kita:
1. untuk menguduskan hari Sabat
2. untuk mendukung pemberitaan Injil
3. untuk mengikuti ibadah di gereja dengan penuh keinginan hati
4. untuk berhenti dari segala perbuatan jahat
1. KITA HARUS MENGUDUSKAN HARI SABAT
Semua hari dalam seminggu yaitu milik Allah, tetapi satu hari yaitu hari Tuhan
dalam arti khusus. Hari itu yaitu hari Sabat, hari istirahat atau hari perhentian.
A. Hari Sabat pada zaman Perjanjian Lama
Di Gunung Sinai Tuhan berfirman, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.” Ini
menunjukkan bahwa umat Israel sudah mengetahui hari Sabat (Kel. 16:5).
Hari Sabat ditetapkan oleh Allah sendiri sesudah penciptaan langit dan bumi.
Pada hari ketujuh Ia beristirahat, maksudnya, Ia bersuka dalam pekerjaan-
Nya.
Oleh sebab itu, manusia juga harus beristirahat pada hari itu. Perintah
keempat harus dijalankan dengan sangat ketat pada zaman Perjanjian Lama
(lihat misalnya Bilangan 15:32-36!).
Perintah ini dilanggar dengan dua cara:
a) terkadang orang-orang Israel tidak memelihara hari ini sama sekali.
b) pada waktu lain mereka memeliharanya, tetapi membuatnya
270
menjadi beban berat.
Yesus menentang hal ini dalam Markus 2:27, 28, tetapi Ia tidak
pernah mengabaikan hari Sabat.
B. Hari Sabat pada zaman Perjanjian Baru
Orang-orang Yahudi menyembah Allah pada hari terakhir dalam seminggu
(Sabtu), kita melakukannya pada hari pertama (Minggu).
Mengapa kita menyembah Allah pada hari pertama?
a) Kristus bangkit pada hari itu (Yoh. 20:1). Ia sering menampakkan
diri kepada para murid-Nya pada hari Minggu (Yoh. 20:19, 26).
b) Roh Kudus diutus ke dalam dunia ini pada hari itu (Kis. 2:1).
c) Orang-orang Kristen berkumpul pada hari itu (Kis. 20:7).
Kebangkitan Kristus sudah mengubah banyak hal! Pada hari itu Kristus
berdiri untuk beristirahat dari pekerjaan-Nya, dan Allah Bapa bersuka di
dalam pekerjaan Kristus.
Gereja-gereja Sabat (seperti Gereja Adven Hari Ketujuh) gagal memahami
hal ini. Mereka berbicara seperti orang-orang Farisi, “Kamu harus bekerja
keras sebelum menerima hidup kekal” (Gal. 3:12). Dengan kata lain, hari
perhentian jatuh pada akhir pekan.
Dalam Perjanjian Baru hal ini sudah berubah. Kristus menyelesaikan
pekerjaan-Nya pada kayu salib dan bangkit untuk memberikan hidup baru
kepada umat-Nya. Karena sudah menerima hidup baru ini, maka mereka
akan hidup dan bekerja bagi Dia.
Dengan kata lain, hari perhentian sekarang jatuh pada awal pekan. Minggu
bukanlah bagian dari akhir pekan!
271
Tuhan tidak ingin kita terbebani oleh pekerjaan kita sehari-hari. Ia ingin kita
bersuka di dalam Dia sebagai Pencipta (Kel. 20:11) dan Penebus (Ul. 5:15).
Bandingkan kedua ayat tersebut.
C. Hari Sabat pada zaman kita sekarang
Pekerjaan macam apa yang boleh kita lakukan pada hari Minggu?
a) pekerjaan yang dibutuhkan, misalnya tugas polisi.
b) pekerjaan belas kasihan, misalnya perawat dan dokter.
Apa yang tidak boleh kita lakukan pada hari Tuhan? Berjual beli, berbelanja
atau menyuruh orang lain berbelanja untuk kita, membasuh pakaian,
bepergian dengan kendaraan umum, melakukan pekerjaan duniawi kita,
menerima tamu jika itu membuat kita tidak bisa ikut beribadah di gereja,
dan lain-lain (Yes. 58:13, 14).
Renungkanlah Firman Allah, bukan hanya di dalam jemaat, melainkan juga
di dalam keluarga sendiri. Berbincang-bincanglah tentang Firman-Nya dan
berdoalah dengan anggota-anggota keluargamu.
2. KITA HARUS MENDUKUNG PEMBERITAAN INJIL
Allah tidak akan disembah dan Jemaat-Nya tidak akan berdiri kecuali ada para
pengkhotbah.
A. Kita harus berusaha mendapatkan para pengkhotbah
- Para pengkhotbah perlu ditunjuk.
- Para pemegang jabatan di dalam jemaat perlu ditetapkan (Tit. 1:5).
- Hamba-hamba Tuhan perlu ditahbiskan. Mereka yaitu para
272
pengkhotbah firman yang utama. Berdoalah supaya Allah
mengirimkan mereka! (Mat. 9:38).
B. Kita harus berusaha memiliki sekolah-sekolah yang layak
- Kita perlu sekolah-sekolah Alkitab atau teologi di mana para
gembala dan penginjil dilatih (2Tim. 2:2 dan 3:14-17).
- Kita perlu Sekolah Minggu di mana anak-anak bisa mendengar
cerita-cerita Alkitab.
- Kita perlu sekolah dasar dan sekolah menengah di mana kaum
muda kita dididik dalam Firman Allah yang murni.
C. Kita perlu mendukung semua pekerjaan ini
Para gembala memberi kita makan Firman Allah. Maka tugas kitalah untuk
membantu kebutuhan mereka sehari-hari (Gal. 6:6 dan 1Kor. 9:14). Marilah
kita dengan murah hati memberikan sumbangan untuk pekerjaan Tuhan! Itu
merupakan bagian dari perintah keempat.
3. KITA HARUS MENGIKUTI IBADAH DI GEREJA DENGAN PENUH KEINGINAN HATI
Kita tidak menerima hari Tuhan hanya untuk tinggal di rumah dan menghabiskan
waktu dengan bermalas-malasan. Kita harus datang ke rumah Allah dan berkumpul
bersama umat Tuhan.
Kita harus datang dengan penuh keinginan hati. Bukan dengan rasa enggan,
melainkan dengan sepenuh hati. Tidak datang terlambat, melainkan tepat waktu.
Bukan hanya sekali pada hari Minggu, melainkan dua kali. Tidak dengan mengantuk,
melainkan terjaga!
Kita harus datang terutama pada hari Minggu. Itu berarti: juga pada hari-hari lain,
setiap kali ada kesempatan. Tetapi hari Minggu ini yaitu hari yang dijadikan Tuhan
273
(Mzm. 118:24).
A. Kita datang untuk mendengarkan Firman Allah
Itulah inti dari semuanya (Rm. 10:17).
B. Kita datang untuk ambil bagian dalam sakramen-sakramen (Kis. 2:42)
Kita menjalankan persekutuan dengan Allah dan satu sama lain.
C. Kita datang untuk menyerukan Nama Tuhan
Lihat 1 Timotius 2:1, 2 dan Efesus 5:19, 20. Kita melakukan ini baik sendiri
maupun di depan umum (Kej. 4:26 dan Ibr. 10:25).
D. Kita datang untuk berderma secara Kristiani
Kita tidak boleh melupakan kaum miskin dan orang-orang yang
membutuhkan (1Kor. 16:1, 2). Kita harus menolong mereka dengan begitu
rupa hingga mereka menerima penghiburan dan Allah mendapat kemuliaan.
4. KITA HARUS BERHENTI DARI SEGALA PERBUATAN JAHAT
A. Kita harus melayani Allah sepanjang hidup kita
Apa yang dipikirkan sebagian orang?
- Menyembah Allah cukup satu hari seminggu.
- Kita cukup beristirahat saja dari segala pekerjaan kita pada hari itu.
Apa yang dikatakan Katekismus Heidelberg?
- Kita harus berhenti dari segala perbuatan jahat.
- Dan kita harus melakukannya setiap hari!
Itulah tujuan menjalankan hari perhentian. Kita hanya bisa beristirahat
274
apabila kita sudah menemukan perhentian di dalam Yesus (Mat. 11:28).
Karena itu kita tidak boleh menjadi malas!
B. Kita harus berserah diri kepada Allah, untuk bekerja dalam diri kita oleh Roh-
Nya
Jika kita sudah menemukan kedamaian dengan Allah melalui darah Yesus,
maka seluruh hidup kita mulai berubah. Tetapi kita tidak dapat
melakukannya sendiri. Kita memerlukan Roh Allah untuk mengubah kita.
Oleh sebab itu, kita perlu beribadah di gereja dan berdoa setiap hari.
C. Supaya kita dapat memulai Sabat kekal
Masih ada nanti sebuah perhentian Sabat bagi umat Allah (Ibr. 4:9). Itu akan
terjadi di surga, tetapi sudah dimulai dalam hidup ini. Periksalah diri Saudara
sebelum terlambat.
Kemuliaan bagi Allah!
- Bapa beristirahat sesudah hari-hari penciptaan.
- Anak beristirahat sesudah menjalani hari-hari penderitaan-Nya.
- Roh Kudus akan beristirahat sesudah membuat segala sesuatu menjadi baru.
275
Minggu ke-39
===========
PERINTAH KELIMA
Baca Yeremia 35 atau Efesus 6:1-9
Dalam Yeremia 35 kita menjumpai kaum Rekhab. Bapak leluhur mereka bernama Yonadab,
anak Rekhab. Yonadab sudah meminta keturunannya untuk tidak minum anggur. Yeremia
menguji mereka, tetapi mereka tidak melanggar janji yang sudah mereka buat kepada bapak
leluhur mereka! Pada waktu itu Allah memakai orang-orang ini sebagai teladan, untuk
mempermalukan orang Israel. Allah memberkati kaum Rekhab karena mereka mematuhi
bapak leluhur mereka.
Bagian pendahululan di atas bisa juga diambil dari Efesus 6:1-9 atau dari Lukas 2:41:52. Kedua
bacaan itu menekankan perintah kelima, sebagaimana yang dijelaskan dalam Katekismus
Heidelberg, Minggu ke-39.
104. Pert. Apa yang Allah kehendaki dalam perintah yang kelima?
Jaw. Agar aku menghormati, mengasihi, dan setia kepada ibu-bapakku dan kepada
semua orang yang diberi kuasa atasku, dan tunduk pada pengajaran dan hukuman
mereka dengan ketaatan yang patut. Dan juga agar aku bersikap sabar terhadap
kelemahan dan cacat mereka, karena Allah berkenan memerintah kita melalui
tangan mereka.
276
PERINTAH KELIMA
menyuruh kita:
1. untuk menghormati orangtua kita
2. untuk menghormati semua orang yang berwenang
3. untuk menghormati mereka karena Allah
Sekarang kita sampai pada bagian kedua dari hukum Allah: “Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.” Yang paling dekat dengan kita yaitu orangtua kita.
1. KITA HARUS MENGHORMATI ORANGTUA KITA
Ayah disebutkan pertama. Dia yaitu kepala keluarga (1Kor. 11:3). Sebagian orang
mengasihi ibu mereka, tetapi tidak ayah mereka. Tetapi kita harus menghormati ayah
juga. Dalam bahasa aslinya, ibu disebutkan kedua (Kel. 20:12). Tetapi ibu juga
mempunyai tempat yang sangat penting di dalam keluarga (Im. 19:3). Anak-anak
yaitu milik ayah dan juga istrinya.
Jika ayah kita sudah meninggal, orang lain akan menggantikan tempatnya. Kita juga
harus sama-sama menghormati orang itu dan meminta nasihatnya. Yesus taat
kepada Yusuf, suami Maria.
Jika kita sudah menikah, kita mempunyai ayah mertua dan ibu mertua. Kita harus
menunjukkan rasa kasih kita kepada mereka. Rut, misalnya, bersikap baik terhadap
Naomi.
A. KIta harus menghormati orangtua kita
Kita tidak hanya harus mematuhi mereka, tetapi juga harus menghormati
mereka. Apa pun yang mereka lakukan, mereka tetap orangtua kita. Salomo,
misalnya, memberikan kursi terbaik untuk ibunya (1Raj. 2:19).
277
Kita juga harus mengasihi orangtua kita. Mereka sudah berbuat begitu
banyak bagi kita. Kita tetap anak mereka, walaupun kita mungkin sudah
menikah dan sudah mencapai kedudukan tinggi.
Oleh sebab itu, kita harus berbakti kepada orangtua kita ketika mereka
sudah tua dan sakit-sakitan, atau miskin. Yusuf, misalnya, menyediakan
makanan untuk ayahnya yang sudah tua (Kej. 47:12).
B. Kita harus tunduk pada didikan dan disiplin mereka
Orangtua harus mendidik anak-anak mereka untuk takut akan Tuhan.
Janganlah mereka menyerahkan didikan itu kepada orang lain! (Ams. 22:6).
Didikan mereka haruslah benar (baca Efesus 6:4).
Orangtua tidak boleh takut mendisiplinkan anak-anak mereka (Ibr. 12:6).
Sebagian orangtua berlaku kasar, sementara yang lain terlalu lemah. Eli,
misalnya, tidak mengendalikan anak-anaknya (1Sam. 3:13).
Anak-anak harus tunduk pada didikan orangtua mereka. Mereka harus
menerima hukuman jika mereka nakal.
C. Kita harus sabar dengan orangtua kita
Orangtua kita yaitu manusia biasa, sama seperti kita. Mereka tidak
sempurna, bahkan sekalipun mereka sudah lahir kembali. Oleh sebab itu,
kita harus sabar menghadapi kelemahan mereka. Sem dan Yafet, misalnya,
menutupi aurat ayah mereka, Nuh (Kej. 9:23).
Kita harus berdoa bagi orangtua kita. Kita dengan rendah hati boleh
mencoba meluruskan kesalahan mereka. Tetapi yang terpenting,
278
bersabarlah! Apakah kita sendiri luput dari kesalahan? Betapa Allah
bersabar dengan kita!
2. KITA HARUS MENGHORMATI SEMUA ORANG YANG BERWENANG
Perintah kelima hanya berbicara tentang ayah dan ibu kita, tetapi tentu saja semua
orang yang sudah ditetapkan Allah untuk berkuasa atas diri kita termasuk di
dalamnya, misalnya orang yang memberi kita pekerjaan dan orang-orang lanjut usia
pada umumnya. Mari kita sebutkan beberapa kelompok lain:
A. Para penatua jemaat
Para pemimpin jemaat yaitu bapak-bapak kita di dalam Tuhan. Elisa
menyebut Nabi Elia sebagai bapaknya (2Raj. 2:12). Rasul Paulus menyebut
dirinya sebagai bapak (1Kor. 4:15).
Kristus yaitu Kepala Jemaat, tetapi Ia memakai orang-orang untuk
memimpin Jemaat dalam nama-Nya. Mereka memberitakan Injil dan harus
mendisiplinkan kita jika kita berperilaku buruk.
Kita tidak boleh melawan para gembala dan para penatua. Janganlah kita
menghancurkan pekerjaan mereka dengan mengkritik mereka, tetapi
marilah kita terlebih menghormati dan mendukung mereka.
B. Para guru sekolah
Para guru membantu orangtua dalam mendidik anak-anak mereka. Guru
mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh sebab itu, anak-anak harus
menghormati dan mematuhi para guru.
279
C. Pemerintah
Oleh karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa, kita memerlukan
pemerintah untuk menjaga tata tertib hukum, dan menghukum para
penjahat. Pemerintah yaitu hamba Allah, demi kebaikan rakyat (Rm. 13:1-
7).
Kita harus menghormati pemerintah (1Ptr. 2:13-17). Kita harus berdoa bagi
para pemimpin negeri kita (1Tim. 2:1, 2). Kita juga harus membayar pajak
(Luk. 20:25).
3. KITA HARUS MENGHORMATI MEREKA KARENA ALLAH
Allah berkenan memerintah kita melalui tangan mereka. Di belakang bapak kita ada
Allah Bapa. Di belakang gembala jemaat ada Kristus sendiri. Di belakang pemerintah
ada Raja segala raja.
Dari mana kekuasaan mereka berasal? Di kalangan sebagian suku, kekuasaan
dianggap datang melalui usaha manusia sendiri. Di kalangan sebagian suku lain,
kekuasaan dianggap diwarisi dari nenek moyang. Alkitab berkata bahwa kekuasaan
(kewenangan) berasal dari Allah.
“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan (Ef. 6:1). Tuhan Yesus yaitu
Juruselamat. Taatilah orangtuamu karena Yesus. Lakukanlah itu meskipun engkau
mungkin mengalami ketidakadilan.
Namun demikian, kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia (Kis.
5:29). Yesus berkata, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku” (Mat. 10:37).
280
Sebuah janji Allah dikaitkan dengan perintah kelima, yakni janji umur panjang
(bandingkan dengan 1 Timotius 4:8). Itu menunjukkan betapa pentingnya perintah
tersebut!
A. Pada zaman kita sekarang, perintah kelima tidak diperhatikan lagi. Bahkan anak-anak
kecil mengangkat tangan melawan orangtua. Hampir tidak ada seorang pun yang
mau menerima kewenangan orang lain atas dirinya. Ini merupakan sebuah tanda
akhir zaman (2Tim. 3:1-3).
B. Di neraka akan terjadi kekacauan yang sepenuh-penuhnya. Jika kita tidak
menghormati orangtua kita, maka pelita kita akan padam dalam kegelapan yang
pekat (Ams. 20:20). Contohnya Absalom, anak Daud.
C. Ada pengampunan bagi orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka dan
meninggalkannya (Ams. 28:13). Yesus taat kepada Allah, Bapa-Nya, dan kepada
Maria, ibu-Nya. Oleh karena Dia, Allah bersedia menerima orang-orang yang kembali
kepada-Nya seperti si anak hilang (Luk. 15:11-32).
281
Minggu ke-40
===========
PERINTAH KEENAM
Baca Kejadian 4:1-15 atau 1 Yohanes 3:11-18
Hidup yaitu karunia yang sangat berharga. Kita melakukan segala sesuatu untuk
menjaganya (Ayb. 2:4). Hidup yaitu karunia dari Allah. Oleh sebab itu, tak seorang pun boleh
menyentuhnya.
Dalam Kejadian 4 kita dapat membaca bagaimana Kain membunuh adiknya. Sebagai
akibatnya, Adam dan Hawa terjerumus ke dalam dukacita yang mendalam. Ini merupakan
dampak dari kejatuhan mereka ke dalam dosa.
Untuk melindungi hidup manusia, Allah sudah memberikan perintah keenam.
Katekismus Heidelberg menjelaskan arti dari perintah ini pada Minggu ke-40.
105. Pert. Apa yang Allah tuntut dalam perintah yang keenam?
Jaw. Agar aku, baik sendiri maupun dengan bantuan orang lain, tidak menghina,
membenci, menganiaya atau membunuh sesamaku manusia, dengan pikiran,
dengan perkataan atau sesuatu isyarat, apalagi dengan perbuatan. Sebaliknya, aku
harus membuang segala dendam kesumat, dan juga tidak boleh menganiaya diri
sendiri atau dengan sengaja membahayakan diri. Oleh karena itulah pemerintah
menyandang pedang untuk mencegah pembunuhan.
282
106. Pert. Tetapi, rupanya perintah ini hanya mengenai pembunuhan saja?
Jaw. Dengan melarang pembunuhan, Allah mengajar kita bahwa Dia membenci akar
pembunuhan itu, seperti dengki, benci, amarah, dan dendam kesumat, dan
menganggap semua itu sama dengan pembunuhan.
107. Pert. Tetapi, sudah cukupkah kalau kita tidak membunuh sesama kita manusia,
seperti tersebut di atas?
Jaw. Belum, karena dengan melarang dengki, benci, dan amarah, Allah
memerintahkan pula, supaya kita mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita
sendiri, dan bersikap sabar, suka damai, lembut, murah hati, dan ramah
terhadapnya, sedapat-dapatnya menghindarkan darinya segala sesuatu yang dapat
merugikan dia, dan juga berbuat baik terhadap musuh kita.
PERINTAH KEENAM
menyuruh kita:
1. untuk tidak membunuh
2. untuk tidak membunuh di dalam hati kita
3. tetapi menunjukkan kasih Kristus
1. KITA TIDAK BOLEH MEMBUNUH
Perintah keenam tidak melarang kita untuk membunuh binatang:
- Allah sendiri sudah memberikan binatang-bintang itu sebagai makanan (Kej.
9:3).
- Ia juga sudah memberikan binatang-binatang itu sebagai korban (Imamat).
Ada keadaan di mana membunuh diperbolehkan:
- ketika kita harus membela negara kita (Luk. 3:14).
283
- ketika kita diserang oleh perampok bersenjata (Kel. 22:2).
- ketika pemerintah harus berhadapan dengan para pembunuh.
A. Kita tidak boleh membunuh sesama kita
Ingat misalnya Raja Herodes. Ia membunuh istri dan anak-anaknya. Ia
mencoba membunuh Anak Allah. Ia membunuh anak-anak kecil di Betlehem
(Mat. 2:16).
Pada zaman sekarang banyak anak dibunuh di dalam rahim ibu mereka
(aborsi). Suara darah mereka berteriak ke surga, meminta pembalasan
Allah.
Daud memakai orang lain untuk membunuh Uria (2Sam. 11:14-17). Itu
bahkan lebih buruk, karena dalam perkara seperti itu kita berpura-pura
tidak bersalah, sementara kita membuat orang lain berbuat dosa.
Kita harus melindungi hidup orang lain. Misalnya, ketika orang sudah
menggali sumur, mereka harus membangun tembok di sekelilingnya (Ul.
22:8 dan Kel. 21:29).
B. Kita tidak boleh melakukan bunuh diri
Bunuh diri yaitu dosa besar. Allah sudah memberi kita hidup. Dialah satu-
satunya yang dapat mengambilnya lagi (baca doa Elia dalam 1 Raja-raja
19:4).
Siapa saja yang sudah melakukan bunuh diri? Saul (1Sam. 31:4), Ahitofel
(2Sam. 17:23), dan Yudas (Mat. 27:5). Tak seorang pun dari mereka
merupakan anak Tuhan yang sejati! (2Kor. 7:10).
284
Pada zaman sekarang ada orang-orang yang ingin mengakhiri hidup mereka
ketika mereka sudah tua dan sakit-sakitan (euthanasia). Bahkan sejumlah
dokter mendukung hal ini.
Bersikap gegabah dan memperhadapkan diri kita sendiri pada bahaya juga
merupakan dosa. Misalnya, bermain senjata api, merokok, mabuk-
mabukan, dan berzinah. Kita tidak boleh mencobai Tuhan (Mat. 4:7).
C. Kita tidak boleh membalas dendam
Ketika kita sudah disakiti, kita harus memberi tempat kepada murka Allah
(Rm. 12:19). Yesus memercayakan diri-Nya kepada Allah yang menghakimi
dengan adil (1Ptr. 2:23).
Allah sudah menetapkan pemerintah untuk menghukum para penjahat di
dunia ini (baca Roma 13:4!). “Siapa yang menumpahkan darah manusia,
darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu
menurut gambar-Nya sendiri” (Kej. 9:6).
Pemerintah harus melindungi hidup manusia. Oleh sebab itu, pemerintah
harus membunuh seorang pembunuh (kita tidak boleh “lebih berbelas
kasihan daripada Allah”). Tetapi orang yang tidak bersalah tidak boleh
dibunuh.
2. KITA TIDAK BOLEH MEMBUNUH DI DALAM HATI
Kita mungkin tidak pernah membunuh orang, namun bersalah atas pembunuhan
(lihat Matius 5:21, 22). “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan...”
(Mat. 15:19).
285
Katekismus Heidelberg tidak hanya berbicara tentang perbuatan kita, tetapi juga:
- pikiran kita: itulah sumber dari segalanya.
- perkataan kita: kata-kata kita bisa tajam seperti pisau (Mzm. 55:22, Rm.
3:13, dan Yak. 3:6).
- gerak tubuh kita: untuk mengancam atau mengejek orang! (Bacalah apa
yang dilakukan Simei kepada Daud dalam 2 Samuel 16:13).
SIngkat kata, Katekismus Heidelberg menunjukkan akar-akar dari pembunuhan.
Seorang petani tidak boleh hanya memotong rumput, tetapi juga harus mencabut
akar-akar yang tidak terlihat. Apa saja akar-akar dari pembunuhan?
a) Dengki: kita tidak suka orang lain melebihi kita atau mempunyai lebih
banyak daripada kita. Kita tidak senang dibuatnya (Ams. 14:30). Ingat
saudara-saudara Yusuf (Kej. 37:4).
b) Kebencian: kita ingin melenyapkan musuh kita. Ingat orang-orang Yahudi
yang berteriak supaya Yesus disalibkan.
c) Amarah: ini bisa timbul dari kebencian atau datang secara tiba-tiba. Ingat
Daud yang ingin membunuh Nabal dan keluarganya dalam luapan amarah
(1Sam. 25:21, 22).
d) Dendam kesumat: kita ingin membalas dendam (Luk. 9:54!). Ingat nyanyian
Lamekh (Kej. 4:23, 24).
Semuanya ini yaitu akar-akar dari pembunuhan. Di dalam hati kita, kita sudah
membunuh para lawan kita. Kalau begitu, siapa yang tidak pernah bersalah atas
pelanggaran terhadap perintah keenam?
3. KITA HARUS MENUNJUKKAN KASIH KRISTUS
286
Tidak pernah membunuh saja tidaklah cukup. Allah memerintahkan kita untuk
mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Bagaimana kita ingin orang lain
memperlakukan kita? Seperti itulah kita harus memperlakukan orang lain (Luk. 6:31).
Maka dari itu, kita harus sabar (Rm. 12:12), suka damai (Mat. 5:9), lemah lembut (Bil.
12:3), berbelas kasihan (Luk. 10:25-37), dan ramah (2Tim. 2:24).
Kita sedapat-dapatnya harus mencegah sesama kita disakiti. Kita harus berbuat baik
bahkan kepada musuh-musuh kita. Ingat, mereka juga diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah!
Semuanya ini sangat sulit, tetapi jangan lupa:
- apa yang sudah dilakukan Allah bagi musuh-musuh-Nya? Baca Roma 5:8.
- apa yang masih dilakukan-Nya bagi kita hari ini? Baca Matius 5:45.
A. Perintah keenam menjangkau sangat dalam.
Allah pasti akan menghukum para pelanggar hukum (1Yoh. 3:15), bahkan dalam
kehidupan ini: Kain kehilangan ketenangannya, Heroedes selalu merasa takut bahwa
ia melihat arwah Yohanes Pembaptis.
B. Namun, ada pengampunan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh bertobat.
Contohnya: pencuri di atas kayu salib (Luk. 23:39-43). Marilah kita belajar dari Yesus
untuk bersikap lemah lembut dan baik hati (Mat. 11:29).
287
Minggu ke-41
===========
PERINTAH KETUJUH
Baca 1 Korintus 6:12-20 atau Matius 19:1-9
Ketika berbicara tentang pernikahan dan perzinahan, kita harus sangat hati-hati. Hati kita
seperti sebotol bensin: hanya butuh percikan api yang kecil untuk meledak!
Namun demikian, kita harus membicarakannya secara terang-terangan. Alkitab juga
membicarakannya demikian! Akan tetapi, itu bukan untuk membuat kita penasaran,
melainkan untuk memperingatkan kita akan dosa dan akibat-akibatnya.
Dengan cara itu pula Katekismus Heidelberg membicarakannya pada Minggu ke-41.
108. Pert. Ajaran apa yang bagi kita terkandung dalam perintah yang ketujuh?
Jaw. Bahwa Allah mengutuk segala perbuatan kemesuman, dan karena itu kita harus
membencinya dengan sungguh-sungguh, dan menahan hawa nafsu serta hidup
sopan, baik dalam pernikahan yang kudus maupun di luarnya.
109. Pert. Jadi, hanya zina dan keaiban serupa itu yang dilarang Allah dalam
perintah ini?
Jaw. Karena tubuh dan jiwa kita merupakan bait Roh Kudus, Dia menghendaki
supaya kita memelihara kedua-duanya sehingga tetap murni dan suci. Oleh karena
itu, Dia melarang segala perbuatan, isyarat, perkataan, pikiran, dan hawa nafsu yang
288
mesum, serta segala sesuatu yang dapat menyebabkan hati manusia tertarik
padanya.
PERINTAH KETUJUH
memberi tahu kita:
1. bahwa pernikahan itu kudus
2. bahwa perzinahan itu buruk
3. bahwa kesucian itu baik
Melalui perintah keenam, Allah hendak melindungi hidup kita. Melalui perintah ketujuh, Ia
hendak melindungi kehidupan pernikahan kita.
1. PERNIKAHAN ITU KUDUS
Banyak orang menganggap pernikahan hanya sebagai kontrak antara dua insan.
Seseorang mendapatkan tanah untuk beternak, maka ia membeli beberapa ekor
kambing. Demikian pula ia memerlukan seorang istri untuk mendapatkan anak.
Mari kita lihat apa yang dikatakan Alkitab tentang penikahan.
Dari mana asal pernikahan? Allahlah yang menetapkan pernikahan di dalam Firdaus
(Kejadian 1 dan 2). Ia membawa Hawa kepada Adam, dan Ia memberkati mereka.
Apa itu pernikahan? Pernikahan yaitu perjanjian kudus antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan. Mereka ingin hidup bersama atas dasar kasih. Mereka berjanji
untuk melakukannya sampai maut memisahkan mereka.
Pernikahan menyerupai persatuan antara Kristus dan Jemaat-Nya (baca Efesus 5:31,
32). “Keduanya itu menjadi satu daging...” Tiga orang atau lebih tidak akan pernah
bisa menjadi satu daging!
289
Apa tujuan pernikahan?
a) Suami dan istri dipanggil untuk mendampingi satu sama lain dalam segala
hal, yang berkenaan dengan kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang
(Kej. 2:18). Ini bahkan lebih penting daripada mempunyai anak.
b) Umat manusia harus bertambah banyak dan memenuhi bumi (Kej. 1:28).
Anak-anak yaitu karunia Tuhan. Kita tidak boleh menentukan jumlah anak
yang kita inginkan. Tetapi apabila ada lebih banyak anak yang lahir, kita juga
harus bersedia mengurus mereka!
c) Melalui anak-anak kita, Allah ingin memperluas Jemaat-Nya (Kej. 17:7).
Oleh sebab itu, apabila menikah, kita harus menjadi satu di dalam Tuhan
(1Kor. 7:39).
d) Untuk menghindari tindakan asusila, setiap laki-laki harus memiliki istrinya
sendiri, dan setiap perempuan memiliki suaminya sendiri (1Kor. 7:2).
Singkat kata, pernikahan harus dihormati oleh semua orang (Ibr. 13:4). Hanya Iblis
melarang orang untuk menikah (1Tim. 4:1-3). Para penganut Katolik Roma
menganggap pernikahan sebagai sakramen, tetapi mereka tidak ingin kaum imam
mengambil bagian di dalamnya. Namun demikian, rasul Petrus menikah (Mat. 8:14).
2. PERZINAHAN ITU BURUK
Di dalam Firdaus, ada kedamaian di antara Adam dan Hawa. Sayangnya, dosa sudah
menghancurkan kebahagiaan mereka. Si penolong itu sekarang sudah menjadi batu
sandungan. Suami sering kali mengatur istri seperti penguasa yang lalim.
Bisa jadi ada banyak dosa di dalam perkawinan:
290
- suami memanfaatkan istrinya hanya untuk kesenangannya sendiri.
- istri menolak untuk menyerahkan dirinya kepada suaminya, dll.
Terkadang mereka hidup seperti orang asing bagi satu sama lain.
Hal yang terburuk terjadi ketika salah seorang dari mereka berbuat zinah. Dengan
begitu, perjanjian pernikahan sudah dilanggar! (Mal. 2:14). “Apa yang sudah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat. 19:6).
Perceraian tidak pernah diperbolehkan, kecuali:
- ada perkara perzinahan (Mat 19:9). Tetapi yang terbaik yaitu diadakan
perdamaian dengan alasan-alasan yang kuat (maka anugerah pun menang!).
- suami atau istri yang tidak percaya tidak mau terus tinggal dengan
pasangannya (1Kor. 7:15).
Perzinahan itu salah baik untuk suami maupun istri. Seorang laki-laki sama sekali
tidak boleh tidur dengan janda, gadis, atau teman dekat. Allah yaitu Pemilik
mereka! Perzinahan itu lebih daripada sekadar mencuri dari sesama kita.
Perzinahan itu dikutuk Allah. Di antara orang-orang Israel, para pezinah dirajam
sampai mati! Daud banyak menderita karena dosa ini (2Sam. 12:10).
3. KESUCIAN ITU BAIK
Kita harus menahan hawa nafsu dan hidup sopan, entah kita menikah atau tidak:
- karena hukuman Allah itu berat.
- karena Allah layak dikasihi dan ditakuti (baca apa yang dikatakan Yusuf
dalam Kejadian 39:9!).
Tubuh kita harus menjadi bait Roh Kudus (1Kor. 6:18, 19). Kristus sudah menebus
umat-Nya dengan tubuh dan jiwa (Minggu ke-1). Tubuh mereka juga akan
291
dibangkitkan pada akhir zaman. Bait suci itu harus dijaga tetap bersih!
Kita harus menghindari segala macam tindakan asusila: segala tindakan, gerak
tubuh, perkataan, pikiran, dan keinginan yang penuh hawa nafsu. Yesus berkata,
“Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya” (Mat. 5:28).
Kita harus menghindari segala sesuatu yang membawa kita pada godaan. Misalnya
kemalasan, minuman keras, joget-joget, musik yang mengundang birahi, kata-kata
yang tidak senonoh, dan gambar-gambar yang memperlihatkan ketelanjangan.
Jangan bermain-main dengan api!
Hai kaum muda, persiapkanlah dirimu untuk pernikahan! Kendalikanlah dirimu
dengan pertolongan Allah. Jagalah dirimu tetap suci bagi orang yang akan diberikan
Allah kepadamu. Cari tahulah kehendak Allah di dalam doa (seperti Ishak).
A. Siapa di antara kita yang terbebas dari dosa terhadap perintah ini? Kita seharusnya
sangat malu (Yoh. 8:7-9). Janganlah sembunyikan dosa kita, tetapi rendahkanlah hati
kita di hadapan Allah seperti Daud dalam Mazmur 51.
B. Yesus disebut “sahabat orang berdosa” (Luk. 7:34). Orang-orang Farisis mengatakan
ini untuk memfitnah Yesus, tetapi sebutan itu merupakan penghiburan bagi orang-
orang yang sungguh-sungguh bertobat (Rahab, Maria Magdalena, dll.).
C. Yesus mengampuni dosa-dosa mereka dan memperbaharui hidup mereka. Ia
sanggup memulihkan pernikahan Saudara juga. Ia mengadakan mujizat pertama-Nya
pada suatu pesta pernikahan (Yoh. 2:1-12). Jangan kehilangan harapan apabila
Saudara sudah jatuh ke dalam dosa!
292
Berjuanglah melawan dosa-dosa hati Saudara. Allah mengetahui dan melihat segala
sesuatu. Carilah teman-teman yang benar (jangan seperti Dina dalam Kejadian 34:1).
Jangan takut berkata “tidak” pada ajakan-ajakan yang tidak benar.
Mari kita tutup Minggu ini dengan dua berkat: “Semoga Allah damai sejahtera
menguduskan kamu seluruhnya...” (1Tes. 5:23). “Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba” (Why. 19:9).
293
Minggu ke-42
===========
PERINTAH KEDELAPAN
Baca Matius 6:19-24 atau 1 Timotius 6:3-10
Tuhan Yesus menyuruh kita untuk tidak mengumpulkan harta di bumi. Ia sendiri tidak kaya
(Luk. 2:7 dan 9:58). Ia berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah...!” (Mat. 6:33).
Oleh karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa, maka ia mengejar perkara-perkara dunia ini.
Contohnya Akhan (Yos. 7), Gehazi (2Raj. 5:20-27), dan Yudas (Mat. 26:14-16). Mereka
mendatangkan banyak masalah ke atas diri mereka sendiri dan orang lain.
Karena alasan itulah Allah memberi kita perintah kedelapan: “Jangan mencuri!”
Kata-kata ini dijelaskan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-42.
110. Pert. Apa yang dilarang oleh Allah dalam perintah yang kedelapan?
Jaw. Allah tidak hanya melarang pencurian dan perampasan yang dihukum oleh
pemerintah. Segala tipu daya yang dirancang untuk memperoleh milik sesama kita
manusia juga Dia namakan pencurian, apakah dilakukan dengan kekerasan atau
dengan berbuat pura-pura adil, ataupun dengan timbangan, ukuran, takaran,
barang-barang, mata uang palsu, dengan makan riba atau dengan cara apa pun yang
dilarang oleh Allah. Selain itu juga segala sifat kikir, dan segala pemborosan serta
pemakaian dengan sia-sia atas pemberian-pemberian- Nya.
294
111. Pert. Tetapi, apa yang diperintahkan oleh Allah kepada Saudara dalam perintah
ini?
Jaw. Agar aku sedapat-dapatnya dan di mana mungkin berupaya demi kemanfaatan
sesamaku manusia, dan bertindak terhadapnya sebagaimana aku ingin orang lain
bertindak terhadap diriku. Selain itu, agar aku bekerja dengan tekun, supaya aku
dapat memberikan pertolongan kepada orang yang berkekurangan.
PERINTAH KEDELAPAN
menyuruh kita:
1. untuk tidak mencuri
2. untuk tidak mencurangi orang lain
3. untuk tidak memboroskan pemberian Allah
4. tetapi menolong sesama kita
Orang Kristen sejati yaitu milik Tuhan Yesus dengan tubuh dan jiwa (Minggu ke-1). Ia bukan
lagi budak uang dan kekuasaan (Mat. 16:26). Tuhan berkata, “Akulah Allahmu... Oleh sebab
itu, jangan mencuri!”
1. KITA TIDAK BOLEH MENCURI
Mari kita sebut beberapa hal yang bisa dicuri: tanah (1Raj. 21), binatang peliharaan
(Kel. 22), makanan, dan hal-hal lain milik sesama kita.
Manusia juga bisa dicuri:
- Yusuf dijual sebagai budak ke Mesir (Kej. 37).
- orang-orang Afrika ditangkap dan dijual oleh orang kulit putih.
- anak-anak dijual untuk bekerja sebagai tenaga kerja murah, dll.
295
Kadang-kadang mencuri dilakukan dalam skala besar:
- dana rakyat digelapkan.
- negara-negara kaya memanfaatkan negara-negara miskin untuk
kepentingan sendiri.
Sebagian orang merampok Allah (Mal. 3:8-10):
- mereka memberikan sedikit atau tidak sama sekali kepada jemaat atau
untuk dana orang miskin.
- mereka tidak membawa persepuluhan ke rumah Allah.
Marilah kita sadari bahwa kita ini pencuri:
- ketika kita membeli barang-barang yang kita ketahui sebagai barang curian.
- ketika kita mengambil sesuatu yang kita temukan di jalan.
- ketika kita tidak mengembalikan barang-barang yang kita pinjam.
- ketika kita meminjam uang yang tidak pernah bisa kita bayar.
- ketika kita tidak mengupah para pekerja kita dengan layak (Yak. 5:4!).
2. KITA TIDAK BOLEH MENCURANGI ORANG LAIN
Mencuri dianggap sebagai dosa besar di antara kita, tetapi Allah juga mencap
sebagai pencurian segala tipu daya yang kita pakai untuk mengambil barang-barang
sesama kita.
Perintah ini sering kali dilanggar dalam perdagangan:
- ketika timbangan dan takaran yang tidak tepat digunakan.
- ketika bahan makanan dan obat diturunkan mutunya.
- ketika uang kertas dan uang logam palsu digunakan.
Kecurangan juga terjadi:
- ketika kita memberi atau menerima suap.
296
- ketika kita menimbun bahan-bahan pokok.
- ketika kita malas bekerja untuk majikan kita.
Semuanya ini dilarang oleh Allah. Tuhan membenci timbangan dan takaran yang
tidak tepat (Ul. 25:13-16, Ams. 20:10). Janganlah kita berkata, “Semua orang
melakukannya...”
Allah pasti akan menghukum dosa ini (Am. 8:4-7). Ada kutuk pada uang yang kita
peroleh secara tidak jujur (Za. 5:1-4).
Pada sisi lain, Allah akan memberkati orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Janganlah pernah kita berbuat curang, bahkan sekalipun itu terlihat benar di mata
orang. Dalam dunia usaha, akan tampak siapa orang Kristen sejati dan siapa yang
bukan.
3. KITA TIDAK BOLEH MEMBOROSKAN PEMBERIAN ALLAH
Katekismus Heidelberg berbicara tentang dua dosa yang secara tersirat dilarang
dalam perintah kedelapan:
a) Ketamakan atau kerakusan
Ini yaitu akar dari segala kejahatan (1Tim. 6:10). Orang yang tamak tidak
akan masuk kerajaan Allah (1Kor. 6:10). Jika ia ambil bagian dalam
Perjamuan Tuhan, maka hukumannya akan lebih berat (lihat Rumusan
Perjamuan Tuhan).
b) Menyalahgunakan dan memboroskan pemberian Allah
Sebagian orang tidak tamak, tetapi mereka memboroskan pemberian Allah.
297
Mereka menghabiskan uang untuk hal-hal yang berdosa atau tidak bermanfaat, atau
mereka melakukannya untuk pamer kepada orang lain.
Kita harus menggunakan apa yang kita miliki:
- bagi kemuliaan Allah,
- bagi kesejahteraan sesama kita.
Allah yaitu Pemilik dari segala sesuatu yang dijadikan-Nya. Bumi yaitu
milik-Nya (Mzm. 24:1). Ia memberikannya kepada kita untuk kita urus. Kita
harus memberikan pertanggungjawaban nanti atas apa yang kita lakukan
dengannya.
4. KITA HARUS MENOLONG SESAMA KITA
Ini merupakan bagian positif dari perintah kedelapan! Kita menyebut sebagai pencuri
orang-orang yang berlaku curang atau merampok sesama mereka. Allah menyebut
sebagai pencuri orang-orang yang tidak menolong sesama mereka.
a) Kita harus sedapat-dapatnya mengusahakan kebaikan bagi mereka.
Jika kita mengenal kasih Kristus, kita tidak akan berkata, “Bagaimana kita
bisa memanfaatkan orang lain untuk memperkaya diri kita sendiri?” (Flp.
2:4, 5). Tentu saja kita tidak dapat menolong setiap saat. Misalnya, kita tidak
boleh memberikan uang kepada pemabuk untuk membeli minuman keras.
b) Kita harus memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin orang lain
memperlakukan kita.
Baca Matius 7:12. Bagaimana kita ingin orang lain memperlakukan kita?
Seperti itulah kita harus memperlakukan mereka!
c) Kita harus bekerja dengan tekun, supaya kita dapat menolong orang yang
298
membutuhkan.
Bekerja yaitu kewajiban kita. Yesus yaitu seorang tukang kayu! Kita harus
bekerja keras. Untuk siapa kita harus melakukannya? Bukan hanya untuk diri
kita sendiri dan keluarga kita (2Kor. 12:14), melainkan juga untuk orang-
orang yang membutuhkan (baca Efesus 4:28).
A. Kita sudah mencuri dari Allah dan manusia! Pencurian terbesar terjadi di dalam
Firdaus (Kej. 3:6). Kita sekarang terlahir sebagai pencuri. Kita bukan pencuri oleh
karena kita mencuri, tetapi kita mencuri oleh karena kita yaitu pencuri.
B. Yesus harus mengembalikan kepada Allah apa yang tidak pernah dicuri-Nya (Mzm.
69:5). Ia mati di antara para pencuri. Atas dasar itu, Allah bersedia mengampuni
Saudara. Berpalinglah kepada Kristus, tetapi jangan mencuri janji-janji Allah. Jangan
menjadi “pencuri rohani.” Berdoalah agar Allah sendiri menerapkan janji-janji itu
pada hati Saudara.
C. Roh Kudus membuat umat Allah berlaku jujur. Lihat tanggapan Zakheus atas belas
kasihan Yesus (Luk. 19:8). Marilah kita minta apa yang didoakan Agur dalam Amsal
19:7-9. Semoga Tuhan menolong kita karena Yesus!
299
Minggu ke-43
===========
PERINTAH KESEMBILAN
Baca Yakobus 3:1-12 atau Yohanes 8:42-47
Allah sudah memberikan banyak pemberian yang berharga kepada manusia:
- Ia memberi kita mata untuk melihat. Bandingkan dengan Bartimeus (Mrk. 10:46).
- Ia memberi kita kaki untuk berjalan. Bandingkan dengan Mefiboset (2Sam. 4:4).
- Ia memberi kita mulut untuk berbicara. Bandingkan dengan binatang.
Berkat ini sering kali berubah menjadi kutuk, sebagai akibat dosa kita. Yakobus berkata, “Lidah
pun yaitu api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara
anggota-anggota tubuh kita” (Yak. 3:6).
Untuk mengendalikan api ini, Allah sudah memberi kita perintah kesembilan.
Mari kita baca apa yang dikatakan Katekismus Heidelberg tentangnya pada Minggu ke-43.
112. Pert. Apa yang dikehendaki perintah yang kesembilan?
Jaw. Agar aku tidak memberi kesaksian dusta terhadap siapa pun, tidak
memutarbalikkan perkataan orang, tidak memfitnah dan menodai nama baik orang,
tidak mempersalahkan atau turut mempersalahkan orang secara gegabah dengan
tidak mendengarkannya lebih dulu. Sebaliknya, aku harus tetap menghindarkan
segala dusta dan tipu daya karena hal itu yaitu perbuatan iblis, agar aku tidak
tertimpa murka Allah yang dahsyat. Lagi pula, agar aku di muka pengadilan dan
300
dalam segala tindakanku mencintai kebenaran, berkata-kata dengan jujur, dan
memberi kesaksian yang benar; juga agar sedapat-dapatnya aku membela dan
memajukan kehormatan dan nama baik sesamaku manusia.
PERINTAH KESEMBILAN
menyuruh kita:
1. untuk tidak bersumpah palsu terhadap siapa pun
2. untuk menghindari segala macam tipu daya
3. untuk memajukan nama baik sesama kita
Perintah ketiga dan kesembilan mirip satu sama lain:
- perintah ketiga menyuruh kita untuk menghormati Nama Allah.
- perintah kesembilan menyuruh kita untuk menghormati nama orang lain.
Kedua perintah itu menentang dosa-dosa lidah.
1. KITA TIDAK BOLEH BERSUMPAH PALSU TERHADAP SIAPA PUN
A. Kita tidak boleh berdusta kepada manusia atau Allah
Bersaksi di depan pengadilan itu tidak salah (Ul. 19:15)