penghiburan masa hidup 5

Tampilkan postingan dengan label penghiburan masa hidup 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penghiburan masa hidup 5. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2025

penghiburan masa hidup 5


 


 Allah perjanjian, 

tidak pernah berubah dan senantiasa setia terhadap umat-Nya. Ia sudah  memilih 

mereka, menebus mereka, dan memanggil mereka. Apakah Ia sudah menjadi Allah 

Saudara?  

 

B. Sesudah  menyampaikan kabar baik, Allah memberikan hukum. Tuhan seolah-olah 

berbicara kepada umat-Nya, “Inilah yang sudah  Kuperbuat bagimu. Oleh sebab itu, 

hiduplah di hadapan-Ku dan berjalanlah di jalan-Ku.” Apakah Saudara sudah melihat 

hukum Taurat dengan cara seperti itu? Apakah Saudara mematuhi hukum ini dalam 

kekuatan-Nya? 

241 

 

Minggu ke-34b 

============ 

 

 

 PERINTAH PERTAMA 

 

 Baca 1 Korintus 8 atau Kisah Para Rasul 19:1-20 

 

 

 

 

Berhala itu tidak ada apa-apanya sama sekali (1Kor. 8:4-6). Lantas, mengapa orang 

menyembah berhala? Itu akibat dari kejatuhan kita di dalam Firdaus. Oleh karena kita sudah  

berpaling dari Allah, maka pikiran kita menjadi gelap. Kita sudah  berada di bawah kuasa Iblis.  

 

Allah sekarang menjadi “Allah yang tidak dikenal” bagi kita (Kis. 17:23). Manusia sudah  

menolak Penciptanya. Bukannya menyembah Dia, ia menyembah makhluk-makhluk ciptaan 

(Rm. 1:25). 

 

Dalam perintah pertama, Allah memberikan peringatan keras terhadap penyembahan berhala 

ini.  

 

Kita mendapati hal ini dijelaskan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-34, Pertanyaan 94 

dan 95. 

 

94. Pert. Apa yang Allah perintahkan dalam perintah yang pertama? 

Jaw. Agar aku, demi keselamatan jiwaku, harus menghindari dan menjauhkan diri 

dari segala penyembahan berhala, ilmu sihir, tenung, takhyul, minta pertolongan 

kepada orang-orang kudus yang tertentu atau makhluk-makhluk lain. Di pihak lain, 

agar aku sungguh-sungguh mengenal Allah yang Esa dan benar, menaruh 

242 

 

kepercayaan kepada Dia saja, berserah kepada-Nya dengan rendah hati dan sabar, 

mengharapkan segala kebaikan hanya dari Dia, dan mengasihi, menyegani, serta 

menghormati Dia dengan segenap hati, sehingga aku lebih suka melepaskan segala 

makhluk daripada menentang kehendak- Nya dalam perkara yang paling kecil pun. 

 

95. Pert. Apa itu penyembahan berhala? 

Jaw. Penyembahan berhala ialah mereka-reka atau mempunyai sesuatu yang oleh 

manusia dijadikan tempat kepercayaan sebagai ganti Allah yang Esa dan benar, yang 

menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya, atau di samping Dia. 

 

 

PERINTAH PERTAMA 

menuntut: 

 1.  agar kita tidak menyembah berhala. 

 2.  agar kita menyembah Allah yang hidup. 

 

 

1.  KITA TIDAK BOLEH MENYEMBAH BERHALA 

 

 Ketika Tuhan berbicara kepada umat Israel, Ia pertama-tama menyatakan diri 

sebagai Allah mereka, yang sudah  membebaskan mereka dari Mesir. 

 

 Oleh sebab itu, mereka tidak boleh menyembah apa saja selain Dia. Mereka hidup 

“di hadapan Allah.” Tuhan melihat segala sesuatu. Ia tidak akan membiarkan adanya 

saingan. 

 

 a) Kita harus menghindari dan lari dari segala penyembahan berhala 

 

 Penyembahan berhala itu seperti perzinahan. Allah sudah  menyatakan kasih-

Nya kepada umat-Nya, namun mereka melanggar perjanjian-Nya dan 

berpaling kepada berhala-berhala. Mereka mengikuti adat kebiasaan 

243 

 

bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dengan demikian, mereka sudah  

melakukan perzinahan rohani. 

 

 Penyembahan berhala merajalela di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi. 

Mereka menyembah matahari dan bulan, pepohonan dan sungai. Orang 

Mesir mempersembahkan korban kepada Sungai Nil, orang Filistin 

membangun kuil untuk Dagon, dan orang Efesus percaya kepada Dewi 

Artemis (yang juga disebut Diana).  

 

  Penyembahan berhala juga merajalela saat ini. Ada banyak berhala dan  

  bentuk penyembahan berhala. 

  Kita harus menghindari semuanya ini! 

 

 b) Kita harus menghindari sihir  

 

 Seorang penyihir berpikir bahwa ia dapat mencegah atau menyingkirkan 

kejahatan dan sakit penyakit. Orang datang berbondong-bondong 

kepadanya seolah-olah ia yaitu  allah. Penyihir berusaha melakukan apa 

yang hanya dapat dilakukan oleh Allah Yang Mahakuasa. Ia meniru mujizat-

mujizat yang sudah  diadakan oleh para nabi dan rasul dengan kekuatan 

Tuhan. Ingat ahli-ahli sihir di Mesir (Kel. 7:11, 12) dan anak-anak Skewa (Kis. 

19:14).   

 

 Kita harus menghindari segala macam sihir dan tenung. Tenung digunakan 

untuk mencelakai orang, dan kadang-kadang dipakai juga untuk 

menyembuhkan orang. Tetapi tenung jenis ini pun (“ilmu putih”) berasal 

dari Iblis! Baca Matius 7:22 dan 24:24. 

 

 c) Kita harus menghindari ramalan nasib 

 

 Mengapa orang pergi ke peramal nasib? Karena manusia hanyalah manusia. 

244 

 

Ia tidak mengetahui hari esok. Bukannya berpaling kepada Allah, ia 

mencoba mengetahui jalan hidupnya melalui ramalan nasib. 

 

 Seorang peramal mencoba mengatakan apa yang hanya diketahui oleh 

Allah. Ia memeriksa bagian dalam seekor binatang, atau melihat jajaran 

bintang-bintang. Terkadang ia mencoba mencari petunjuk dari orang mati 

(1Sam. 28). 

 

  Kita harus menghindari segala bentuk ramalan. Sebagian besarnya hanyalah  

  tipuan atau khayalan. 

 Separuhnya berasal langsung dari Iblis. Firman Allah menentangnya dengan 

keras. Baca Ulangan 18:10-15 dan Yesaya 8:19, 20. 

 

 Allah ingin kita lari dari dosa-dosa ini. Jangan ikut ambil bagian di dalamnya. 

Jauhilah kisah-kisah dan perbuatan-perbuatan sihir yang akan membawa 

Saudara ke dalam “wilayah kekuasaan si ular”!  

 

 d) Kita harus menghindari takhayul 

 

 Orang-orang kafir mempunyai jimat-jimat. Mereka percaya ada kuasa 

tersembunyi dalam cincin-cincin tertentu, dan sebagainya. Sebagian yang 

lain menyebut diri sebagai orang Kristen, namun mereka percaya pada air 

suci, patung salib, dan benda-benda suci lain. 

 

 Apakah Saudara takut ketika Saudara, misalnya, mendengar suara burung 

hantu pada waktu malam? Apakah Saudara kembali pulang ketika Saudara 

menjumpai seekor kucing hitam atau tupai di jalan? Jangan bodoh! Jangan 

takut! Percayalah kepada Allah saja! 

 

 e)  Kita tidak boleh meminta bantuan kepada orang-orang kudus atau  

  makhluk-makhluk lain 

245 

 

 

 Orang-orang kafir datang kepada arwah orang mati. Mereka berusaha 

mendapatkan pertolongan dari nenek moyang mereka. Para penganut 

Katolik Roma meminta bantuan kepada orang-orang kudus. Mereka 

meminta orang-orang kudus itu memberi mereka perlindungan dalam hidup 

ini dan bimbingan menuju surga.  

 

 Tetapi apakah kita ini benar-benar berbeda dari mereka? Kita sering kali 

mengandalkan diri kita sendiri: kita kuat, atau sehat, atau pintar, atau cantik, 

atau baik (menurut pendapat kita). Atau kita percaya kepada orang lain: 

kepada bapak kita, kakak kita, anak-anak kita, atau teman-teman kita yang 

penting. 

 

 PENERAPAN 

 

 Perintah pertama dilanggar dalam banyak cara. Perintah itu dilanggar oleh orang-

orang dunia ini. Mereka menjadikan berhala dan jimat sebagai allah mereka. Atau 

mereka menjadikan uang (Mamon) sebagai allah mereka. 

 

 Perintah pertama juga dilanggar oleh orang-orang di dalam jemaat. Kita memberi 

tempat kepada Allah, tetapi bukan tempat yang tertinggi dan satu-satunya. Ada 

begitu banyak yang lain selain Dia yang kita percayai. Ada banyak alasan bagi kita 

untuk benar-benar merendahkan hati kita. 

 

 

2. KITA HARUS MENYEMBAH ALLAH YANG HIDUP 

 

 Perintah pertama menyuruh kita untuk meninggalkan sesuatu. Tetapi perintah itu 

juga menyuruh kita untuk melakukan sesuatu. 

 

 a) Kita harus memberikan pengakuan yang benar kepada Allah 

246 

 

 Dialah satu-satunya Allah yang benar. Jika kita tidak mengenal-Nya, kita 

tidak dapat mengasihi atau menyembah-Nya. Bacalah Alkitab dan berdoalah 

meminta Roh Allah. Mengenal Tuhan yaitu  sama dengan hidup yang kekal 

(Yoh. 17:3). 

 

 b) Kita harus percaya kepada Dia saja 

  Jangan percaya kepada manusia, tetapi percayalah kepada Allah saja untuk  

  memperoleh keselamatan (Yer. 17:5, 7). 

 

 c)  Kita harus tunduk kepada Allah 

  Kita harus rendah hati, sebab kita bukan siapa-siapa. Kita harus sabar, sebab  

  Allah yaitu  Raja! 

 

 d) Kita harus mengharapkan segala kebaikan dari Dia saja 

 Setiap pemberian yang baik datang dari Dia (Yak. 1:17). Janganlah kita 

berharap terlalu banyak dari manusia. Janganlah kita menggunakan sarana-

sarana yang salah untuk hidup maju di dunia ini (judi, lotre, taruhan bola, 

dll.). 

 

 e) Kita harus mengasihi, menghormati, dan takut akan Allah 

 Allah layak kita kasihi dengan segenap hati! Ia sudah  menunjukkan kasih yang 

terbesar (Yoh. 3:16). Kita harus lebih taat kepada Dia daripada kepada 

manusia (Kis. 5:29). 

 

 PENERAPAN 

 

 Seberapa sungguh-sungguh kita harus memandang semuanya ini? Kita harus 

memandangnya dengan sungguh-sungguh kalau kita ingin jiwa kita selamat! Mungkin 

lebih tepatnya, kalau kita ingin Allah dimuliakan. Itulah yang terpenting! 

 

 

247 

 

 

 

A. Kepada orang yang belum bertobat 

 Perintah pertama menyuruh Saudara untuk menyembah Allah, tetapi Saudara tidak 

mengenal-Nya dan tidak pula takut akan Dia. Bertobatlah sebelum terlambat! 

Mintalah Allah untuk mengajar Saudara bertobat! 

 

B. Kepada anak-anak Allah 

 Kita masih sedikit mengenal Allah. Kita harus percaya dan mengasihi-Nya lebih lagi. 

Kita juga bersalah atas pelanggaran terhadap perintah ini. Kita membutuhkan darah 

Kristus. Tetapi syukur kepada Allah: perintah ini juga merupakan sebuah janji! 

Semoga Tuhan mengajar kita untuk mengenal-Nya dan takut akan Dia! 

248 

 

Minggu ke-35 

=========== 

 

 

 PERINTAH KEDUA 

 

 Baca Keluaran 32:1-20 atau Yohanes 4:19-26 

 

 

 

 

Kita sudah melihat bagaimana Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada umat Israel, dan 

bagaimana Ia mengadakan perjanjian dengan mereka. Ia menyuruh mereka untuk tidak 

membuat patung yang menggambarkan diri-Nya. Namun, hanya beberapa hari kemudian 

mereka melanggar perintah ini. 

 

Mereka membuat anak lembu emas, lambang kekuasaan dan kesuburan, seperti Baal (berhala 

orang Kanaan). Kemudian berserulah mereka, “Hai Israel, inilah Allahmu, yang sudah  

menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!” (Kel. 32:4). 

 

Perhatikankah Saudara bahwa mereka tidak bermaksud berpaling dari Allah? (ay. 5). Mereka 

hanya ingin membuat gambaran diri-Nya. 

 

Namun demikian, dengan berbuat demikian mereka sudah  menolak Tuhan. Allah memandang 

dosa ini sangat berat (lihat ayat 7-10), dan begitu pula Musa (ay. 19-28). 

 

Katekismus Heidelberg menjelaskan mengapa perintah ini begitu penting pada Minggu ke-35. 

 

96. Pert. Apa yang Allah tuntut dalam perintah yang kedua? 

Jaw. Agar kita jangan sekali-kali membuat gambar Allah dengan cara apa pun dan 

249 

 

jangan berbakti kepada-Nya dengan cara lain dari yang sudah  Dia perintahkan dalam 

Firman-Nya. 

 

97. Pert. Jadi, apakah orang sama sekali tidak boleh membuat gambar dan patung? 

Jaw. Allah tidak dapat dan tidak boleh digambarkan dengan cara apa pun. Adapun 

makhluk, meskipun mereka boleh digambarkan atau dibuat patungnya, Allah 

melarang membuat dan memiliki gambar atau patungnya dengan maksud 

menyembahnya atau memakainya untuk beribadah kepada Allah. 

 

98. Pert. Tetapi, apakah orang tidak boleh membiarkan gambar atau patung di 

gereja dipakai menjadi alat peraga bagi orang-orang Kristen awam? 

Jaw. Tidak, karena kita tidak boleh menganggap diri kita lebih bijaksana daripada 

Allah, yang menghendaki supaya umat-Nya diajar bukan dengan gambar atau patung 

yang bisu, melainkan dengan pemberitaan Firman-Nya yang hidup. 

 

 

PERINTAH KEDUA 

memberi tahu kita: 

 1.  bahwa kita tidak boleh membuat patung  apa saja untuk menggambarkan 

Allah  

 2.  bahwa kita harus menyembah Dia sesuai dengan firman-Nya 

 3.  bahwa kita sendirilah yang harus menjadi gambar dan rupa Allah 

 

Apa perbedaan antara perintah pertama dan perintah kedua? 

 - Perintah pertama memberi tahu kita bahwa kita harus menyembah Allah. Dengan 

demikian, kita tidak boleh menyembah apa saja selain Dia! 

 - Perintah kedua memberi tahu kita bagaimana kita harus menyembah Allah. Dengan 

demikian, kita tidak boleh membuat patung-Nya! 

 

 

1.  KITA TIDAK BOLEH MEMBUAT PATUNG SAJA UNTUK MENGGAMBARKAN ALLAH  

250 

 

 

 Dalam Keluaran 32 masalah dimulai ketika umat Israel tidak melihat Musa lagi. 

 Itulah sebabnya mereka membuat patung Allah yang bisa mereka lihat. 

 

 Orang-orang kafir pada zaman sekarang mempunyai keluhan serupa. Ketika melihat 

ke dalam gereja, mereka tidak melihat apa pun yang istimewa. Rumah Allah kosong! 

Di mana Allah itu? 

 

 Kita juga mungkin mendapati hal itu sulit (jujur saja). Kita ingin melihat sesuatu, 

merasakan sesuatu. Berhala di halaman kita atau jimat di tangan kita memberikan 

perasaan terlindungi. 

 

 Itulah mengapa orang-orang kafir mempunyai begitu banyak berhala. Sebagian dari 

mereka tahu bahwa patung-patung itu terbuat dari kayu dan batu, namun mereka 

tetap menyembahnya. 

 

 Kita juga menemukan hal ini dalam Gereja Katolik Roma. Pertama-tama para martir 

digambarkan, kemudian Maria, kemudian sang Juruselamat yang tersalib, terakhir 

Roh Kudus dan bahkan Allah Bapa. 

 

 Tetapi apakah kita bebas dari semua kesalahan ini? Kita bisa membuat gambaran 

yang salah tentang Allah dalam pikiran kita: Allah yang hanya mengasihi, Allah yang 

selalu murka, Allah tanpa mata atau telinga atau tangan.  

  

 Hal ini bahkan ditemukan di antara anak-anak Allah yang sejati. Mereka sungguh-

sungguh mengenal Tuhan, tetapi ada kalanya mereka mempunyai gagasan yang 

begitu keliru tentang-Nya. 

 

 Kita tidak boleh membuat patung Allah apa pun. Allah yang kudus berfirman, 

“Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia?...” (Yes. 

40:25). Ketika Harun membuat patung Allah, patung itu berbentuk lembu! 

251 

 

 

 Jadi, apakah kita tidak boleh membuat patung sama sekali? Makhluk ciptaan boleh 

digambarkan, tetapi kita tidak boleh melakukannya untuk menyembahnya atau 

untuk melayani Allah melaluinya. 

 

 Kita tidak boleh menggambarkan Allah dalam rupa yang terlihat. Ketika Tuhan 

menemui umat-Nya di Gunung Horeb, mereka mendengar-Nya berbicara, tetapi 

mereka tidak melihat suatu rupa (Ul. 4:12). Tidak ada gambar Allah di dalam bait suci. 

Bahkan ruang maha kudus pun kosong, selain sebuah tabut. 

 

 Singkat kata, anak Tuhan hidup oleh pendengarannya, dan bukan oleh 

penglihatannya. Lebih baik mempunyai Roh kudus di dalam hatimu daripada berhala 

di dalam tanganmu, atau apa yang disebut sebagai gambar Allah yang tergantung di 

dinding. Tolong, buang semua itu sekarang juga! 

 

 

2. KITA HARUS MENYEMBAH ALLAH SESUAI DENGAN FIRMAN-NYA 

 

 Kita tidak mampu menggambar Allah. Kita tidak diperbolehkan untuk melakukannya. 

Dan tidak ada keperluan bagi kita untuk melakukannya. 

 

 Allah sudah  menggambarkan diri-Nya dalam Firman-Nya. Dia yaitu  Allah yang 

agung, namun begitu berbelas kasihan. Dia yaitu  Bapa, tetapi Dia juga seperti ibu 

bagi anak-anak-Nya. 

 

 Allah sudah  menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus, Anak-Nya! Baca Yohanes 1:18. 

Mintalah kepada Tuhan untuk membuka mata Saudara, supaya Saudara dapat 

melihat penderitaan dan kemuliaan Kristus. Maka Saudara tidak akan merasa perlu 

mempunyai gambar atau patung. 

 

 Perintah kedua menyangkut penyembahan yang benar kepada Allah. Baca Yohanes 

252 

 

4:23, 24. 

 Kita harus menyembah dalam roh dan kebenaran. 

 

 Ada perbedaan besar antara zaman Perjanjian Lama dan zaman Perjanjian Baru. 

Sebelum Kristus datang, Allah mengajar umat-Nya melalui korban dan upacara 

ibadah, dll. 

 

 Tampaknya beberapa gereja zaman sekarang kembali kepada zaman sebelum sang 

Juruselamat datang, seolah-olah mereka belum pernah melihat terang. Mereka mulai 

menyembah Allah seperti yang dilakukan orang Yahudi. 

 

 Tetapi, apakah kita tidak boleh menganggap gambar atau patung di gereja sebagai 

alat peraga bagi orang-orang Kristen awam? Kita tidak boleh berlagak lebih bijak 

daripada Allah! Yesus dan para rasul-Nya tidak pernah berbuat seperti itu. Seorang 

anak Tuhan yang buta huruf lebih bijak daripada seorang yang berpendidikan.  

 

 Kita harus melayani Allah menurut firman-Nya, bukan menurut pendapat kita sendiri. 

Bacalah apa yang terjadi pada para imam yang membawa api asing (api cemar) ke 

dalam rumah Allah! (Im. 10:1-5).  

 

 Allah sudah  memberi kita firman-Nya. Ia mengutus para pengkhotbah kepada kita 

untuk menjelaskannya. Gambar dan patung itu bisu (baca Mazmur 115), tetapi 

Firman Allah itu hidup (Ibr. 4:12). 

 

 Di dalam jemaat kita mimbar yaitu  pusatnya, dan bukan meja Tuhan (“altar,” 

sebagaimana orang Katolik Roma menyebutnya). Khotbah yaitu  jantung dari ibadah 

kita, dan bukan nyanyian, doa, persembahan, atau pengumuman. 

 

 Marilah kita menggambarkan jalan keselamatan dengan kata-kata yang jelas, tanpa 

banyak kegaduhan. Semoga Tuhan memakai firman-Nya untuk menghidupkan hati 

kita dan hati orang lain! 

253 

 

 

 

3.  KITA SENDIRILAH YANG HARUS MENJADI GAMBAR DAN RUPA ALLAH 

 

 Kita belum mematuhi perintah kedua walaupun kita tidak pernah membuat gambar 

dan patung Allah. Kita sendiri harus menjadi gambar dan rupa-Nya! 

 

 Alkitab berkata bahwa manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26, 

27). Di Taman Firdaus, Allah Bapa dapat melihat suatu sifat-Nya sendiri dalam diri 

Adam dan Hawa. 

 

 Namun demikian, dosa sudah  menghancur-leburkan gambar dan rupa Allah. Sekarang 

kita lebih menyerupai Iblis daripada Allah. Itulah penyebab dari banyak dukacita bagi 

umat Allah.  

 

 Tetapi Kristus datang untuk memulihkan apa yang hancur! Dia yaitu  Gambar Allah 

yang tidak kelihatan (Kol. 1:15 dan Ibr. 1:3). Barangsiapa sudah  melihat-Nya, ia sudah  

melihat Bapa (Yoh. 14:9). 

 

 Yesus melayani dan menyembah Allah dalam kebenaran. Ia menebus dosa-dosa 

Adam dan semua orang pilihan. 

 

 Ia juga mengubah orang-orang oleh Roh-Nya (2Kor. 3:18). Mereka mulai menyerupai 

Allah kembali (Rm. 8:29). Suatu hari mereka akan melihat-Nya muka dengan muka 

dan menjadi serupa dengan Dia (1Yoh. 3:2).  

 

 

 

 

Ada dua alasan kuat untuk mematuhi perintah kedua ini: 

ada peringatan dan janji. 

254 

 

 

A. Peringatan 

 Tuhan yaitu  Allah yang cemburu. Baca Yesaya 42:8. Ia sudah  mengadakan perjanjian 

kasih dengan umat-Nya. Ia menghukum anak karena dosa bapaknya sampai pada 

keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Dia. Dosa-dosa 

kita berdampak pada anak-anak kita  (baca Bilangan 16:25-33 dan lihat juga Bilangan 

26:11). 

 

B.  Janji 

 Tuhan menunjukkan belas kasihan kepada ribuan (!) orang yang mengasihi-Nya dan 

menjalankan perintah-Nya. Ia senantiasa setia pada perjanjian-Nya. 

255 

 

Minggu ke-36 

=========== 

 

 

 PERINTAH KETIGA 

 

 Baca Imamat 24:10-23 atau 1 Timotius 2:1-8 

 

 

 

 

Imamat 24 memberi tahu kita tentang seorang laki-laki yang ibunya seorang Israel dan 

ayahnya seorang Mesir. Orang ini berkelahi dengan salah seorang Israel. Dalam perkelahian 

itu, ia menghujat nama TUHAN dengan mengutuk. 

 

Orang itu dibawa kepada Musa dan ditahan. Dosa seperti itu tidak pernah diperbuat 

sebelumnya! Musa bertanya kepada Tuhan apa yang harus dilakukan. Kemudian Allah 

berfirman bahwa orang ini harus dirajam sampai mati. Dosa melanggar perintah ketiga yaitu  

dosa yang sangat berat! 

 

Hal ini juga akan tampak ketika kita membaca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-36. 

 

99. Pert. Apa maksud perintah yang ketiga? 

Jaw. Agar kita tidak menghujat Nama Allah atau menyebutnya dengan sembarangan, 

bukan hanya dengan mengumpat atau bersumpah dusta, melainkan juga dengan 

mengucapkan sumpah secara gegabah. Kita juga tidak boleh turut bersalah 

melakukan dosa yang mengerikan itu dengan cara berdiam diri dan membiarkan 

perbuatan itu. Pendek kata, kita tidak boleh menyebut Nama Allah yang kudus 

kecuali dengan rasa takut dan khidmat, supaya kita mengakui Dia, berseru kepada-

Nya dengan cara yang benar, dan memuji Dia dalam semua perkataan dan 

256 

 

perbuatan kita. 

 

100. Pert. Apakah begitu besar dosanya, jika orang menghujat Nama Allah dengan 

bersumpah dan mengumpat, sehingga Allah juga murka kepada mereka yang tidak 

membantu dengan sekuat tenaga untuk mencegah dan melarang orang lain 

bersumpah dan mengumpat? 

Jaw. Sudah tentu, karena tidak ada dosa yang lebih besar dan yang lebih 

menimbulkan murka Allah daripada dosa menghujat Nama-Nya. Sebab itu, Dia sudah  

memberi perintah menghukum dosa seperti itu dengan hukuman mati. 

 

 

 

PERINTAH KETIGA 

memberi tahu kita: 

 1.  bahwa kita tidak boleh menyalahgunakan Nama Tuhan  

 2.  bahwa kita harus menggunakan Nama-Nya dengan penuh rasa hormat 

 3.  bahwa Allah memandang perintah ini dengan sungguh-sungguh 

 

 

1.  KITA TIDAK BOLEH MENYALAHGUNAKAN NAMA TUHAN  

 

 Dalam Nama-Nya, Allah sudah  menyatakan diri-Nya kepada manusia. Baca, misalnya, 

Keluaran 3:14. TUHAN berfirman, “AKU yaitu  AKU. Aku akan menjadi siapa 

adanya diri-Ku.” 

 

 Allah menciptakan manusia untuk memuji Nama-Nya. Tetapi  manusia jatuh ke  

 dalam dosa dan kehilangan rasa hormatnya kepada Allah. 

 

 Oleh sebab itu, Allah memberikan perintah ketiga ini. Perintah ini sendiri sudah  

 menunjukkan bahwa kita bersalah. 

 

257 

 

A. Kita tidak boleh mengutuk 

 

 Janganlah kita menggunakan nama Allah untuk meneguhkan perkataan kita. 

Sebagian orang melakukannya ketika mereka marah atau merasa lemah. 

Mereka mungkin bahkan menjadikannya sebagai kebiasaan.  

 

 Janganlah kita menggunakan nama Allah untuk mengutuk orang lain atau 

diri kita sendiri (Petrus dalam Matius 26:74). 

 

  Janganlah pernah menghujat Nama Allah. Itu dosa yang mengerikan! 

 

B. Kita tidak boleh bersumpah palsu 

 

 Janganlah kita menyebut Nama Tuhan untuk meneguhkan sesuatu yang 

tidak benar, atau  membuat janji yang tidak akan kita tepati. 

 

 Janganlah kita menggunakan Nama Tuhan dengan sembarangan, misalnya 

ketika suatu perkara tidak begitu penting. 

 

C. Kita tidak boleh menggunakan nama Alah untuk kepentingan kita sendiri 

 

 Janganlah kita menggunakan Nama Allah untuk menutupi perbuatan kotor 

kita sendiri dan menyesatkan orang lain. Nama Allah itu kudus! 

 

 Janganlah kita menggunakan Nama Allah terlalu sering di dalam doa. Orang 

Yahudi tidak menggunakan Nama Allah sama sekali untuk menghindari sikap 

tidak hormat.  

 

  Janganlah kita menuduh Allah di dalam hati bahwa Ia berlaku keras 

terhadap kita. Ayub mengutuk hari kelahirannya. 

 

258 

 

  Janganlah kita hidup di dalam dosa tersembunyi, sementara kita terus  

  menggunakan Nama Allah. 

 

 

2.  KITA HARUS MENGGUNAKAN NAMA ALLAH DENGAN PENUH RASA HORMAT 

 

 Ketika menggunakan Nama Allah, kita bisa menyalahgunakannya dengan begitu 

mudah. Sepertinya lebih baik tidak menggunakan Nama Allah sama sekali. Tetapi 

bukan itu pemecahannya! Kita bisa berdosa melanggar perintah ketiga bukan hanya 

dengan berbicara tetapi juga dengan diam saja. 

 

A. Kita tidak boleh diam saja ketika Nama Allah dilecehkan 

 

 Ketika Nama Allah dihina dan kita tidak berbicara apa-apa untuk 

menentangnya, maka kita pun menjadi bersalah. Orang-orang Israel harus 

meletakkan tangan mereka ke atas kepala orang yang sudah  menghujat, 

sebelum mereka merajamnya sampai mati (Im. 24:13-16).  

 

 Apabila kita diam saja karena takut kepada manusia atau karena kita tidak 

ingin kehilangan teman, maka murka Allah akan menimpa kita. Kita harus 

memilih berpihak kepada Tuhan atau menentang Tuhan. 

 

B. Kita harus mengakui Nama Allah dengan benar 

 

 Mungkin kita belum pernah mengutuk atau menghujat, tetapi apakah kita 

sudah mengakui Nama Allah dengan benar? 

 

 Kita harus menggunakan Nama-Nya dengan rasa takut dan hormat. Lihat 

bagaimana Abraham (sahabat Allah) berbicara kepada Tuhan dalam 

Kejadian 18! Seberapa sering kita melanggar perintah ketiga ini ketika kita 

berdoa, atau menyanyi, atau membaca Alkitab?  

259 

 

 

 Kita harus mengakui Nama-Nya di dalam jemaat, di dunia, dan di dalam 

lingkungan kita. Kita harus menyebut Nama-Nya di depan umum dan di saat 

sendiri. Kita harus memuji-Nya melalui perkataan dan perbuatan. 

 

C. Kita memerlukan Roh Kudus untuk menghormati Nama Allah 

 

 Sebagai anak-anak Adam, hati kita penuh dengan hujat. Ketika lahir kembali, 

kita mulai takut akan Tuhan. Kemudian kita mengasihi-Nya dan bersuka di 

dalam Dia seperti anak kecil. Lalu kita mengakui Nama-Nya tanpa 

menunjukkan kesombongan sama sekali. 

 

 

3.  ALLAH MEMANDANG PERINTAH INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH 

 

 Allah menambahkan sesuatu pada perintah ini: “...sebab TUHAN akan memandang 

bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.” 

 

A. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada dosa ini 

 

 Tidak ada dosa kecil, tetapi dosa ini sangatlah besar! Seseorang yang 

menghujat Allah menunjukkan bahwa ia menyerupai Iblis dan merupakan 

teman dari orang-orang di neraka! 

 

 Ketika orang lain menyalahgunakan nama kita, kita merasa sangat sakit 

hati. Ketika Nama Allah disalahgunakan, maka mahkota-Nya diambil dan 

hati-Nya tertusuk. Masa Allah akan membiarkan hal itu? 

 

B. Dosa ini harus dihukum dengan kematian 

 

  Lihat apa yang terjadi pada Firaun, Goliat, dan yang lainnya. Lihat apa yang 

260 

 

terjadi pada orang yang diceritakan dalam Imamat 24. Nama Allah tidak 

boleh dinajiskan! Ini merupakan tugas untuk pemerintah dan para 

pemimpin lain di sebuah negeri. 

 

C. Karena dosa ini Tuhan Yesus sudah  mati 

 

 Yesus dituduh menghujat (Mat. 26:66). Karena alasan itu Ia dipaku pada 

kayu salib. Ia menanggung dosa-dosa seluruh umat-Nya 

 

 

 

 

A. Jika dosa-dosa Saudara tidak diampuni, Saudara akan menghabiskan kekekalan di 

neraka bersama Iblis dan orang-orang yang mengutuk Allah. 

 

B. Jika Saudara berduka karena dosa-dosa Saudara, pandanglah Yesus. Mintalah belas 

kasihan Allah, demi Nama-Nya sendiri. 

 

C. Jika dosa-dosa Saudara sudah  diampuni, muliakanlah Nama Allah. Hiduplah dengan 

begitu rupa hingga orang lain akan memuliakan Dia juga. 

261 

 

Minggu ke-37 

=========== 

 

 

 BERSUMPAH 

 

 Baca Matius 26:57-68 atau Matius 5:33-37 

 

 

 

 

Yesus berdiri di hadapan Sanhedrin, Mahkamah Agama Yahudi. Imam Besar Kayafas meminta-

Nya untuk menyatakan dengan sumpah apakah Dia Kristus, Anak Allah yang hidup. Yesus 

tidak menolak sumpah ini. Ia menyetujuinya. Kemudian Ia pun dihukum mati. 

 

Bacaan ini menunjukkan bahwa orang Kristen diperbolehkan bersumpah jika mereka 

melakukannya dengan benar. Itu sesuai dengan perintah ketiga. 

 

Katekismus Heidelberg berbicara tentang hal ini pada Minggu ke-37. 

 

101. Pert. Tetapi, apakah orang boleh bersumpah demi Nama Allah dengan maksud 

saleh? 

Jaw. Boleh, kalau pemerintah menuntut hal itu dari rakyat, atau karena keadaan 

darurat, untuk dengan demikian meneguhkan kesetiaan dan kebenaran, demi 

kemuliaan Nama Allah dan kebaikan sesama kita manusia. Sebab bersumpah secara 

demikian berdasarkan Firman Allah. Karena itu, sumpah seperti itu juga dipakai 

secara tepat oleh orang-orang kudus pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian 

Baru. 

 

102. Pert. Apakah orang boleh bersumpah demi orang-orang kudus tertentu atau 

262 

 

demi makhluk lain? 

Jaw. Tidak, karena bersumpah dengan benar yaitu  berseru kepada Allah supaya 

Dia, satu-satunya yang mengetahui isi hati manusia, sudi memberikan kesaksian 

tentang kebenaran, dan menghukum aku kalau aku bersumpah dusta. Tidak ada 

makhluk yang berhak mendapat kehormatan itu. 

 

 

KITA DIPERBOLEHKAN BERSUMPAH 

 1.  jika itu dituntut dari kita oleh pemerintah atau kebutuhan 

 2.  jika kita melakukannya demi kemuliaan Allah dan kebaikan manusia 

 3.  jika kita mendasarkan diri kita pada Firman Allah 

 4.  jika kita tidak menyerukan nama makhluk ciptaan 

 

Terakhir kita sudah melihat bahwa menyalahgunakan Nama Tuhan itu salah. Contohnya 

dapat ditemukan dalam 1 Samuel 23:19-22. Raja Saul memberikan berkat dalam Nama Allah 

kepada orang-orang yang membantunya menangkap Daud. Ia menggunakan Nama Allah 

untuk kepentingannya sendiri yang curang!  

 

Kali ini kita akan berbicara tentang bersumpah.  

 

 

1.  KITA BOLEH BERSUMPAH JIKA DITUNTUT OLEH PEMERINTAH ATAU KEBUTUHAN 

 

 Para tokoh Reformasi menghadapi garis pertempuran ganda: 

 a) para penganut Katolik Roma, yang mengikuti adat istiadat manusia. 

 b) para penganut Anabaptis, yang tidak mengikuti Firman Allah tetapi mengaku 

mengikuti Roh Kudus. 

 

 Apa yang diajarkan para penganut Anabaptis? 

 a) Pemerintah tidak didirikan oleh Allah. 

 b) Kita tidak boleh bersumpah di hadapan pengadilan atau di mana pun. 

263 

 

 

 Katekismus Heidelberg memberi tahu kita bahwa kita boleh bersumpah dalam dua  

 perkara. 

 

 A. Kita boleh bersumpah jika dituntut oleh pemerintah (“para hakim”) 

 

 Dalam Perjanjian Lama, Raja Asa mendesak seluruh bangsa untuk 

bersumpah (2Taw. 15:10-15). Lihat juga apa yang dilakukan Nehemia (Neh. 

13:25). 

 

 Perjanjian Baru menegaskan bahwa pemerintah yaitu  hamba Allah (Rm. 

13:1-5). Ketika pemerintah memanggil kita, kita tampil di hadapan Allah 

sendiri. Itu keadaan yang sangat khidmat! 

 

 B. Kita boleh bersumpah jika dituntut oleh kebutuhan 

 

 Dengan cara itulah Daud dan Yonatan bersumpah (1Sam. 20:11-17). 

Kadang-kadang orang harus bersumpah ketika dituduh secara keliru. 

 

 Asal mula sumpah yaitu  kejatuhan kita di dalam Adam. Manusia sudah 

begitu tidak bisa diandalkan dan mengucapkan begitu banyak dusta, hingga 

kata-katanya hampir tidak bisa dipegang.  

 

 

2. KETIKA BERSUMPAH, KITA HARUS MELAKUKANNYA DEMI KEMULIAAN ALLAH DAN 

KEBAIKAN MANUSIA 

 

 Sumpah haruslah selalu bertujuan untuk meneguhkan kejujuran (kesetiaan) dan 

kebenaran. Eliezer berjanji untuk melakukan apa yang diminta Abraham (Kej. 24:1-9). 

Kristus menyatakan bahwa Ia sungguh-sungguh Anak Allah (Mat. 26:64). 

 

264 

 

 Kita harus bersumpah hanya untuk perkara-perkara yang baik dan semestinya. 

Sumpah yang tidak dibenarkan pernah diambil oleh Daud (1Sam. 25:22), Herodes 

(Mat. 14:7), dan keempat puluh orang dalam Kisah Para Rasul 23:12. Tidak baik 

mengambil sumpah seperti itu, atau memegangnya. 

 

 Akan tetapi, apabila kita sudah  bersumpah kepada Tuhan, kita harus memegangnya 

sekalipun kita sendiri akan mengalami kerugian (Mzm. 15:4). Sebab kalau tidak, 

sesuatu yang lebih buruk mungkin akan terjadi! 

 

 A. Kita harus bersumpah bagi kemuliaan Allah 

 

  Manusia bisa berbuat begitu banyak hal, tetapi ia tidak bisa melihat apa  

  yang ada di dalam hati orang lain. 

  Hanya Allah yang dapat melakukannya. Ketika bersumpah, kita berseru  

  kepada Allah sendiri. 

 

 Kita harus bersumpah dengan cara yang saleh, bukan dengan sembarangan 

atau tanpa berpikir panjang. Kita bisa menipu manusia, tetapi tidak bisa 

menipu Allah (Ibr. 4:13). Orang harus takut Allah untuk bisa mengambil 

sumpah. 

 

 B. Kita harus bersumpah bagi kebaikan manusia 

 

  Kita tidak boleh bersumpah untuk menghancurkan sesama kita. 

 

 Pada sisi lain, terkadang kita dipanggil untuk bersaksi melawan sesama kita, 

misalnya di pengadilan. Kita tidak usah takut. Kehormatan Allah harus 

diutamakan. Keadilan harus ditegakkan demi kebaikan semua orang. 

 

 

3.  KETIKA BERSUMPAH, KITA MENDASARKAN DIRI KITA PADA FIRMAN ALLAH 

265 

 

 

 Pada zaman sekarang ada lagi orang-orang seperti penganut Anabaptis. Mereka 

berkata bahwa mereka tidak boleh bersumpah sama sekali. Mereka merujuk pada 

Matius 5:33-37 dan Yakobus 5:12. Bacalah ayat-ayat ini. 

 

 Akan tetapi, ayat-ayat ini berbicara tentang bersumpah secara sembarangan, seperti 

yang biasa dilakukan di antara orang-orang Yahudi. Beberapa sumpah bahkan tidak 

dianggap mengikat (Mat. 23:16-22). 

 

 Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Kristen, di antara kita sendiri, kita 

tidak boleh bersumpah. Jika “ya,” hendaklah kita katakan “ya.” Setiap kata yang 

diucapkan orang Kristen itu berat seberat sumpah. Sungguh memalukan apabila kita, 

sebagai jemaat, harus menuntut sumpah dari salah seorang anggota kita.  

 

 Tetapi kita bukan hanya orang Kristen, kita juga penduduk negeri kita. Jika kita 

melarang sumpah sama sekali, maka para pendusta akan lebih mudah untuk 

berbohong. 

 

 Bahkan di antara umat Israel sumpah diperbolehkan (Ul. 6:13 dan Kel. 22:11). Orang-

orang kudus Allah pernah mengambil sumpah, misalnya Abraham (Kej. 21:24) dan 

Yosua (Yos. 9:15). 

 

 Untuk Perjanjian Baru, kita ingat Rasul Paulus (Rm. 1:9 dan 2Kor. 1:23) dan malaikat 

dalam Wahyu 10:5, 6. 

 

 Memang benar bahwa kita tidak dapat mengikuti segala sesuatu yang dikatakan atau 

dilakukan oleh orang-orang kudus dalam Alkitab, tetapi dalam perkara ini tidak ada 

keraguan. Tuhan Yesus sendiri sudah  memberikan contoh. 

 

 Yesus Kristus bersumpah di hadapan Mahkamah Agama. Ia juga menyatakan sumpah 

bahwa pencuri yang ada di atas kayu salib akan berada bersama-Nya di dalam 

266 

 

Firdaus.  

 

 Allah sendiri pernah bersumpah (misalnya dalam Kejadian 22:16). Ia melakukannya 

untuk kebaikan kita sendiri, sebab Ia tidak pernah berkata dusta (Ibr. 6:13-20). Ia 

sudah  bersumpah demi diri-Nya sendiri (Yes. 45:23). 

 

 

3. KETIKA BERSUMPAH, KITA TIDAK BOLEH MENYERUKAN NAMA MAKHLUK CIPTAAN 

 

 Pokok terakhir ini tidak ditujukan melawan para penganut Anabaptis, melainkan  

 para penganut Katolik Roma. 

 Orang-orang Yahudi bersumpah demi bait suci, Yerusalem, kepala mereka, atau 

rumah mereka. Orang-orang Katolik Roma bersumpah demi Maria dan orang-orang 

kudus. Yang lain lagi bersumpah demi tanah, demi langit, dsb. 

 

 Bersumpah dengan benar berarti berseru kepada Allah. Ia mengetahui segala 

sesuatu, Ia melihat hati kita, dan Ia yaitu  Hakim tertinggi. 

 

 Ketika bersumpah, kita meminta Allah untuk menghukum dan mengutuk kita 

selamanya jika kita tidak mengatakan yang sebenarnya. Kehormatan seperti itu 

bukan milik makhluk ciptaan mana pun, tetapi hanya milik Allah. 

 

 

 

 

A. Allah ingin menyelamatkan orang-orang berdosa dan para pendusta. Ia tidak senang 

melihat mereka binasa. Itulah sumpah-Nya (Yeh. 33:11). 

 

 Tetapi kita harus memutuskan perjanjian kita dengan Iblis dan bersumpah seperti 

Rut (Rut. 1:16, 17). 

 

267 

 

B. Kita hanya bisa datang kepada Allah melalui Yesus Kristus. Bapa sudah  menyatakan 

Dia sebagai Imam Besar (Mzm. 110:4). 

 

C. Allah sudah  bersumpah untuk tidak pernah meninggalkan umat-Nya atau melanggar 

perjanjian-Nya (Yes. 54:9, 10). Itulah penghiburan mereka! 

268 

 

Minggu ke-38 

=========== 

 

 

 PERINTAH KEEMPAT 

 

 Baca Mazmur 92 atau Yohanes 20:19-29 

 

 

 

 

Mazmur 92 yaitu  nyanyian untuk hari Sabat. Mazmur itu menunjukkan kepada kita mengapa 

Tuhan memberi kita hari ini, yaitu supaya Nama-Nya dipuji dan jiwa kita diselamatkan.  

 

Yohanes 20 menunjukkan bahwa Yesus bangkit pada hari pertama minggu itu. Pada hari itu Ia 

pergi menemui para murid-Nya dan memberi mereka damai. 

 

Katekismus Heidelberg memberikan uraian yang jelas tentang Sabat pada Minggu ke-38.  

 

Minggu ke-38, Pertanyaan 103: 

 

103. Pert. Apa yang Allah perintahkan dalam perintah yang keempat? 

Jaw. Pertama, agar pelayanan gereja, yaitu pemberitaan Firman, dan sekolah-

sekolah tetap diselenggarakan, dan agar aku, teristimewa pada hari perhentian, 

dengan setia bergabung dengan jemaat Allah untuk mendengarkan Firman Allah, 

menerima Sakramen-sakramen, berseru kepada Tuhan Allah dalam acara umum, 

dan berderma kepada orang-orang miskin secara Kristen. Kedua, agar seumur 

hidupku aku berhenti dari perbuatanku yang jahat dan menerima Tuhan bekerja 

melalui Roh-Nya dalam hatiku, dan dengan demikian memulai hari Sabat yang kekal 

dalam hidup ini. 

269 

 

 

 

PERINTAH KEEMPAT 

menyuruh kita: 

 1.  untuk menguduskan hari Sabat 

 2.  untuk mendukung pemberitaan Injil 

 3.  untuk mengikuti ibadah di gereja dengan penuh keinginan hati 

 4.  untuk berhenti dari segala perbuatan jahat 

 

 

1.  KITA HARUS MENGUDUSKAN HARI SABAT 

 

 Semua hari dalam seminggu yaitu  milik Allah, tetapi satu hari yaitu  hari Tuhan 

dalam arti khusus. Hari itu yaitu  hari Sabat, hari istirahat atau hari perhentian. 

 

A. Hari Sabat pada zaman Perjanjian Lama 

 

 Di Gunung Sinai Tuhan berfirman, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.” Ini 

menunjukkan bahwa umat Israel sudah mengetahui hari Sabat (Kel. 16:5). 

 

 Hari Sabat ditetapkan oleh Allah sendiri sesudah  penciptaan langit dan bumi. 

Pada hari ketujuh Ia beristirahat, maksudnya, Ia bersuka dalam pekerjaan-

Nya. 

 

 Oleh sebab itu, manusia juga harus beristirahat pada hari itu. Perintah 

keempat harus dijalankan dengan sangat ketat pada zaman Perjanjian Lama 

(lihat misalnya Bilangan 15:32-36!). 

 

  Perintah ini dilanggar dengan dua cara: 

  a) terkadang orang-orang Israel tidak memelihara hari ini sama sekali. 

  b) pada waktu lain mereka memeliharanya, tetapi membuatnya 

270 

 

menjadi beban berat. 

 Yesus menentang hal ini dalam Markus 2:27, 28, tetapi Ia tidak 

pernah mengabaikan hari Sabat. 

 

B. Hari Sabat pada zaman Perjanjian Baru 

 

 Orang-orang Yahudi menyembah Allah pada hari terakhir dalam seminggu 

(Sabtu), kita melakukannya pada hari pertama (Minggu). 

 

  Mengapa kita menyembah Allah pada hari pertama? 

  a) Kristus bangkit pada hari itu (Yoh. 20:1). Ia sering menampakkan 

diri kepada para murid-Nya pada hari Minggu (Yoh. 20:19, 26).  

  b) Roh Kudus diutus ke dalam dunia ini pada hari itu (Kis. 2:1). 

  c) Orang-orang Kristen berkumpul pada hari itu (Kis. 20:7). 

 

 Kebangkitan Kristus sudah  mengubah banyak hal! Pada hari itu Kristus 

berdiri untuk beristirahat dari pekerjaan-Nya, dan Allah Bapa bersuka di 

dalam pekerjaan Kristus. 

 

 Gereja-gereja Sabat (seperti Gereja Adven Hari Ketujuh) gagal memahami 

hal ini. Mereka berbicara seperti orang-orang Farisi, “Kamu harus bekerja 

keras sebelum menerima hidup kekal” (Gal. 3:12). Dengan kata lain, hari 

perhentian jatuh pada akhir pekan. 

 

 Dalam Perjanjian Baru hal ini sudah  berubah. Kristus menyelesaikan 

pekerjaan-Nya pada kayu salib dan bangkit untuk memberikan hidup baru 

kepada umat-Nya. Karena sudah  menerima hidup baru ini, maka mereka 

akan hidup dan bekerja bagi Dia. 

 

 Dengan kata lain, hari perhentian sekarang jatuh pada awal pekan. Minggu 

bukanlah bagian dari akhir pekan! 

271 

 

 

 Tuhan tidak ingin kita terbebani oleh pekerjaan kita sehari-hari. Ia ingin kita 

bersuka di dalam Dia sebagai Pencipta (Kel. 20:11) dan Penebus (Ul. 5:15). 

Bandingkan kedua ayat tersebut. 

 

C. Hari Sabat pada zaman kita sekarang 

 

  Pekerjaan macam apa yang boleh kita lakukan pada hari Minggu? 

  a) pekerjaan yang dibutuhkan, misalnya tugas polisi. 

  b) pekerjaan belas kasihan, misalnya perawat dan dokter. 

 

Apa yang tidak boleh kita lakukan pada hari Tuhan? Berjual beli, berbelanja 

atau menyuruh orang lain berbelanja untuk kita, membasuh pakaian, 

bepergian dengan kendaraan umum, melakukan pekerjaan duniawi kita, 

menerima tamu jika itu membuat kita tidak bisa ikut beribadah di gereja, 

dan lain-lain (Yes. 58:13, 14).  

 

 Renungkanlah Firman Allah, bukan hanya di dalam jemaat, melainkan juga 

di dalam keluarga sendiri. Berbincang-bincanglah tentang Firman-Nya dan 

berdoalah dengan anggota-anggota keluargamu. 

 

 

2. KITA HARUS MENDUKUNG PEMBERITAAN INJIL 

 

 Allah tidak akan disembah dan Jemaat-Nya tidak akan berdiri kecuali ada para  

 pengkhotbah. 

 

 A.  Kita harus berusaha mendapatkan para pengkhotbah 

   - Para pengkhotbah perlu ditunjuk. 

   - Para pemegang jabatan di dalam jemaat perlu ditetapkan (Tit. 1:5). 

   - Hamba-hamba Tuhan perlu ditahbiskan. Mereka yaitu  para 

272 

 

pengkhotbah firman yang utama. Berdoalah supaya Allah 

mengirimkan mereka! (Mat. 9:38).  

 

 B. Kita harus berusaha memiliki sekolah-sekolah yang layak 

   - Kita perlu sekolah-sekolah Alkitab atau teologi di mana para 

gembala dan penginjil dilatih (2Tim. 2:2 dan 3:14-17).  

   - Kita perlu Sekolah Minggu di mana anak-anak bisa mendengar 

cerita-cerita Alkitab. 

   - Kita perlu sekolah dasar dan sekolah menengah di mana kaum 

muda kita dididik dalam Firman Allah yang murni. 

 

 C.  Kita perlu mendukung semua pekerjaan ini 

 Para gembala memberi kita makan Firman Allah. Maka tugas kitalah untuk 

membantu kebutuhan mereka sehari-hari (Gal. 6:6 dan 1Kor. 9:14). Marilah 

kita dengan murah hati memberikan sumbangan untuk pekerjaan Tuhan! Itu 

merupakan bagian dari perintah keempat. 

 

 

3.  KITA HARUS MENGIKUTI IBADAH DI GEREJA DENGAN PENUH KEINGINAN HATI 

 

 Kita tidak menerima hari Tuhan hanya untuk tinggal di rumah dan menghabiskan 

waktu dengan bermalas-malasan. Kita harus datang ke rumah Allah dan berkumpul 

bersama umat Tuhan. 

 

 Kita harus datang dengan penuh keinginan hati. Bukan dengan rasa enggan, 

melainkan dengan sepenuh hati. Tidak datang terlambat, melainkan tepat waktu. 

Bukan hanya sekali pada hari Minggu, melainkan dua kali. Tidak dengan mengantuk, 

melainkan terjaga!  

 

 Kita harus datang terutama pada hari Minggu. Itu berarti: juga pada hari-hari lain, 

setiap kali ada kesempatan. Tetapi hari Minggu ini yaitu  hari yang dijadikan Tuhan 

273 

 

(Mzm. 118:24).  

 

 A.  Kita datang untuk mendengarkan Firman Allah 

  Itulah inti dari semuanya (Rm. 10:17). 

 

 B.  Kita datang untuk ambil bagian dalam sakramen-sakramen (Kis. 2:42) 

  Kita menjalankan persekutuan dengan Allah dan satu sama lain. 

 

 C.  Kita datang untuk menyerukan Nama Tuhan 

  Lihat 1 Timotius 2:1, 2 dan Efesus 5:19, 20. Kita melakukan ini baik sendiri 

maupun di depan umum (Kej. 4:26 dan Ibr. 10:25). 

 

 D.  Kita datang untuk berderma secara Kristiani 

 Kita tidak boleh melupakan kaum miskin dan orang-orang yang 

membutuhkan (1Kor. 16:1, 2). Kita harus menolong mereka dengan begitu 

rupa hingga mereka menerima penghiburan dan Allah mendapat kemuliaan. 

 

 

4.  KITA HARUS BERHENTI DARI SEGALA PERBUATAN JAHAT 

 

 A.  Kita harus melayani Allah sepanjang hidup kita 

 

  Apa yang dipikirkan sebagian orang? 

   - Menyembah Allah cukup satu hari seminggu. 

   - Kita cukup beristirahat saja dari segala pekerjaan kita pada hari itu. 

 

  Apa yang dikatakan Katekismus Heidelberg? 

   - Kita harus berhenti dari segala perbuatan jahat. 

   - Dan kita harus melakukannya setiap hari! 

 

 Itulah tujuan menjalankan hari perhentian. Kita hanya bisa beristirahat 

274 

 

apabila kita sudah  menemukan perhentian di dalam Yesus (Mat. 11:28). 

Karena itu kita tidak boleh menjadi malas! 

 

 B.  Kita harus berserah diri kepada Allah, untuk bekerja dalam diri kita oleh Roh-

Nya 

 

 Jika kita sudah  menemukan kedamaian dengan Allah melalui darah Yesus, 

maka seluruh hidup kita mulai berubah. Tetapi kita tidak dapat 

melakukannya sendiri. Kita memerlukan Roh Allah untuk mengubah kita. 

Oleh sebab itu, kita perlu beribadah di gereja dan berdoa setiap hari.  

 

 C.  Supaya kita dapat memulai Sabat kekal 

 

 Masih ada nanti sebuah perhentian Sabat bagi umat Allah (Ibr. 4:9). Itu akan 

terjadi di surga, tetapi sudah dimulai dalam hidup ini. Periksalah diri Saudara 

sebelum terlambat. 

 

 Kemuliaan bagi Allah! 

  - Bapa beristirahat sesudah  hari-hari penciptaan. 

  - Anak beristirahat sesudah  menjalani hari-hari penderitaan-Nya. 

  - Roh Kudus akan beristirahat sesudah  membuat segala sesuatu menjadi baru. 

   

275 

 

Minggu ke-39 

=========== 

 

 

 PERINTAH KELIMA 

 

 Baca Yeremia 35 atau Efesus 6:1-9 

 

 

 

 

Dalam Yeremia 35 kita menjumpai kaum Rekhab. Bapak leluhur mereka bernama Yonadab, 

anak Rekhab. Yonadab sudah  meminta keturunannya untuk tidak minum anggur. Yeremia 

menguji mereka, tetapi mereka tidak melanggar janji yang sudah  mereka buat kepada bapak 

leluhur mereka! Pada waktu itu Allah memakai orang-orang ini sebagai teladan, untuk 

mempermalukan orang Israel. Allah memberkati kaum Rekhab karena mereka mematuhi 

bapak leluhur mereka. 

 

Bagian pendahululan di atas bisa juga diambil dari Efesus 6:1-9 atau dari Lukas 2:41:52. Kedua 

bacaan itu menekankan perintah kelima, sebagaimana yang dijelaskan dalam Katekismus 

Heidelberg, Minggu ke-39. 

 

104. Pert. Apa yang Allah kehendaki dalam perintah yang kelima? 

Jaw. Agar aku menghormati, mengasihi, dan setia kepada ibu-bapakku dan kepada 

semua orang yang diberi kuasa atasku, dan tunduk pada pengajaran dan hukuman 

mereka dengan ketaatan yang patut. Dan juga agar aku bersikap sabar terhadap 

kelemahan dan cacat mereka, karena Allah berkenan memerintah kita melalui 

tangan mereka. 

 

 

276 

 

PERINTAH KELIMA 

menyuruh kita: 

 1.  untuk menghormati orangtua kita 

 2. untuk menghormati semua orang yang berwenang 

 3.  untuk menghormati mereka karena Allah 

 

Sekarang kita sampai pada bagian kedua dari hukum Allah: “Kasihilah sesamamu manusia 

seperti dirimu sendiri.” Yang paling dekat dengan kita yaitu  orangtua kita. 

 

 

1.  KITA HARUS MENGHORMATI ORANGTUA KITA  

 

 Ayah disebutkan pertama. Dia yaitu  kepala keluarga (1Kor. 11:3). Sebagian orang 

mengasihi ibu mereka, tetapi tidak ayah mereka. Tetapi kita harus menghormati ayah 

juga. Dalam bahasa aslinya, ibu disebutkan kedua (Kel. 20:12). Tetapi ibu juga 

mempunyai tempat yang sangat penting di dalam keluarga (Im. 19:3). Anak-anak 

yaitu  milik ayah dan juga istrinya. 

 

 Jika ayah kita sudah meninggal, orang lain akan menggantikan tempatnya. Kita juga 

harus sama-sama menghormati orang itu dan meminta nasihatnya. Yesus taat 

kepada Yusuf, suami Maria. 

 

 Jika kita sudah menikah, kita mempunyai ayah mertua dan ibu mertua. Kita harus 

menunjukkan rasa kasih kita kepada mereka. Rut, misalnya, bersikap baik terhadap 

Naomi.  

 

 A. KIta harus menghormati orangtua kita 

 

 Kita tidak hanya harus mematuhi mereka, tetapi juga harus menghormati 

mereka. Apa pun yang mereka lakukan, mereka tetap orangtua kita. Salomo, 

misalnya, memberikan kursi terbaik untuk ibunya (1Raj. 2:19). 

277 

 

 

 Kita juga harus mengasihi orangtua kita. Mereka sudah berbuat begitu 

banyak bagi kita. Kita tetap anak mereka, walaupun kita mungkin sudah 

menikah dan sudah mencapai kedudukan tinggi. 

  

 Oleh sebab itu, kita harus berbakti kepada orangtua kita ketika mereka 

sudah tua dan sakit-sakitan, atau miskin. Yusuf, misalnya, menyediakan 

makanan untuk ayahnya yang sudah tua (Kej. 47:12). 

 

 B.  Kita harus tunduk pada didikan dan disiplin mereka 

 

 Orangtua harus mendidik anak-anak mereka untuk takut akan Tuhan. 

Janganlah mereka menyerahkan didikan itu kepada orang lain! (Ams. 22:6). 

Didikan mereka haruslah benar (baca Efesus 6:4). 

 

 Orangtua tidak boleh takut mendisiplinkan anak-anak mereka (Ibr. 12:6). 

Sebagian orangtua berlaku kasar, sementara yang lain terlalu lemah. Eli, 

misalnya, tidak mengendalikan anak-anaknya (1Sam. 3:13). 

 

 Anak-anak harus tunduk pada didikan orangtua mereka. Mereka harus 

menerima hukuman jika mereka nakal. 

 

 C.  Kita harus sabar dengan orangtua kita 

 

 Orangtua kita yaitu  manusia biasa, sama seperti kita. Mereka tidak 

sempurna, bahkan sekalipun mereka sudah lahir kembali. Oleh sebab itu, 

kita harus sabar menghadapi kelemahan mereka. Sem dan Yafet, misalnya, 

menutupi aurat ayah mereka, Nuh (Kej. 9:23). 

 

 Kita harus berdoa bagi orangtua kita. Kita dengan rendah hati boleh 

mencoba meluruskan kesalahan mereka. Tetapi yang terpenting, 

278 

 

bersabarlah! Apakah kita sendiri luput dari kesalahan? Betapa Allah 

bersabar dengan kita!  

 

 

2.  KITA HARUS MENGHORMATI SEMUA ORANG YANG BERWENANG 

 

 Perintah kelima hanya berbicara tentang ayah dan ibu kita, tetapi tentu saja semua 

orang yang sudah  ditetapkan Allah untuk berkuasa atas diri kita termasuk di 

dalamnya, misalnya orang yang memberi kita pekerjaan dan orang-orang lanjut usia 

pada umumnya. Mari kita sebutkan beberapa kelompok lain: 

 

 A.  Para penatua jemaat 

 

 Para pemimpin jemaat yaitu  bapak-bapak kita di dalam Tuhan. Elisa 

menyebut Nabi Elia sebagai bapaknya (2Raj. 2:12). Rasul Paulus menyebut 

dirinya sebagai bapak (1Kor. 4:15). 

 

 Kristus yaitu  Kepala Jemaat, tetapi Ia memakai orang-orang untuk 

memimpin Jemaat dalam nama-Nya. Mereka memberitakan Injil dan harus 

mendisiplinkan kita jika kita berperilaku buruk. 

 

 Kita tidak boleh melawan para gembala dan para penatua. Janganlah kita 

menghancurkan pekerjaan mereka dengan mengkritik mereka, tetapi 

marilah kita terlebih menghormati dan mendukung mereka.  

 

 B.  Para guru sekolah 

 

 Para guru membantu orangtua dalam mendidik anak-anak mereka. Guru 

mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh sebab itu, anak-anak harus 

menghormati dan mematuhi para guru. 

 

279 

 

 C.  Pemerintah 

 

 Oleh karena manusia sudah  jatuh ke dalam dosa, kita memerlukan 

pemerintah untuk menjaga tata tertib hukum, dan menghukum para 

penjahat. Pemerintah yaitu  hamba Allah, demi kebaikan rakyat (Rm. 13:1-

7). 

 

 Kita harus menghormati pemerintah (1Ptr. 2:13-17). Kita harus berdoa bagi 

para pemimpin negeri kita (1Tim. 2:1, 2). Kita juga harus membayar pajak 

(Luk. 20:25). 

 

 

3.  KITA HARUS MENGHORMATI MEREKA KARENA ALLAH 

 

 Allah berkenan memerintah kita melalui tangan mereka. Di belakang bapak kita ada 

Allah Bapa. Di belakang gembala jemaat ada Kristus sendiri. Di belakang pemerintah 

ada Raja segala raja. 

 

 Dari mana kekuasaan mereka berasal? Di kalangan sebagian suku, kekuasaan 

dianggap datang melalui usaha manusia sendiri. Di kalangan sebagian suku lain, 

kekuasaan dianggap diwarisi dari nenek moyang. Alkitab berkata bahwa kekuasaan 

(kewenangan) berasal dari Allah.  

 

  “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan (Ef. 6:1). Tuhan Yesus yaitu  

Juruselamat. Taatilah orangtuamu karena Yesus. Lakukanlah itu meskipun engkau 

mungkin mengalami ketidakadilan. 

 

 Namun demikian, kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia (Kis. 

5:29). Yesus berkata, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia 

tidak layak bagi-Ku” (Mat. 10:37). 

 

280 

 

 Sebuah janji Allah dikaitkan dengan perintah kelima, yakni janji umur panjang 

(bandingkan dengan 1 Timotius 4:8). Itu menunjukkan betapa pentingnya perintah 

tersebut!  

 

 

 

 

A. Pada zaman kita sekarang, perintah kelima tidak diperhatikan lagi. Bahkan anak-anak 

kecil mengangkat tangan melawan orangtua. Hampir tidak ada seorang pun yang 

mau menerima kewenangan orang lain atas dirinya. Ini merupakan sebuah tanda 

akhir zaman (2Tim. 3:1-3). 

 

B. Di neraka akan terjadi kekacauan yang sepenuh-penuhnya. Jika kita tidak 

menghormati orangtua kita, maka pelita kita akan padam dalam kegelapan yang 

pekat (Ams. 20:20). Contohnya Absalom, anak Daud.  

 

C. Ada pengampunan bagi orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka dan 

meninggalkannya (Ams. 28:13). Yesus taat kepada Allah, Bapa-Nya, dan kepada 

Maria, ibu-Nya. Oleh karena Dia, Allah bersedia menerima orang-orang yang kembali 

kepada-Nya seperti si anak hilang (Luk. 15:11-32). 

281 

 

Minggu ke-40 

=========== 

 

 

 PERINTAH KEENAM 

 

 Baca Kejadian 4:1-15 atau 1 Yohanes 3:11-18 

 

 

 

 

Hidup yaitu  karunia yang sangat berharga. Kita melakukan segala sesuatu untuk 

menjaganya (Ayb. 2:4). Hidup yaitu  karunia dari Allah. Oleh sebab itu, tak seorang pun boleh 

menyentuhnya. 

 

Dalam Kejadian 4 kita dapat membaca bagaimana Kain membunuh adiknya. Sebagai 

akibatnya, Adam dan Hawa terjerumus ke dalam dukacita yang mendalam. Ini merupakan 

dampak dari kejatuhan mereka ke dalam dosa.  

 

Untuk melindungi hidup manusia, Allah sudah  memberikan perintah keenam. 

 

Katekismus Heidelberg menjelaskan arti dari perintah ini pada Minggu ke-40. 

 

105. Pert. Apa yang Allah tuntut dalam perintah yang keenam? 

Jaw. Agar aku, baik sendiri maupun dengan bantuan orang lain, tidak menghina, 

membenci, menganiaya atau membunuh sesamaku manusia, dengan pikiran, 

dengan perkataan atau sesuatu isyarat, apalagi dengan perbuatan. Sebaliknya, aku 

harus membuang segala dendam kesumat, dan juga tidak boleh menganiaya diri 

sendiri atau dengan sengaja membahayakan diri. Oleh karena itulah pemerintah 

menyandang pedang untuk mencegah pembunuhan. 

282 

 

 

106. Pert. Tetapi, rupanya perintah ini hanya mengenai pembunuhan saja? 

Jaw. Dengan melarang pembunuhan, Allah mengajar kita bahwa Dia membenci akar 

pembunuhan itu, seperti dengki, benci, amarah, dan dendam kesumat, dan 

menganggap semua itu sama dengan pembunuhan. 

 

107. Pert. Tetapi, sudah cukupkah kalau kita tidak membunuh sesama kita manusia, 

seperti tersebut di atas? 

Jaw. Belum, karena dengan melarang dengki, benci, dan amarah, Allah 

memerintahkan pula, supaya kita mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita 

sendiri, dan bersikap sabar, suka damai, lembut, murah hati, dan ramah 

terhadapnya, sedapat-dapatnya menghindarkan darinya segala sesuatu yang dapat 

merugikan dia, dan juga berbuat baik terhadap musuh kita. 

 

 

PERINTAH KEENAM 

menyuruh kita: 

 1.     untuk tidak membunuh 

 2.   untuk tidak membunuh di dalam hati kita 

 3.  tetapi menunjukkan kasih Kristus 

 

 

1.  KITA TIDAK BOLEH MEMBUNUH 

 

 Perintah keenam tidak melarang kita untuk membunuh binatang: 

  - Allah sendiri sudah  memberikan binatang-bintang itu sebagai makanan (Kej. 

9:3). 

  - Ia juga sudah  memberikan binatang-binatang itu sebagai korban (Imamat). 

 

 Ada keadaan di mana membunuh diperbolehkan: 

  - ketika kita harus membela negara kita (Luk. 3:14). 

283 

 

  - ketika kita diserang oleh perampok bersenjata (Kel. 22:2). 

  - ketika pemerintah harus berhadapan dengan para pembunuh. 

 

 A.  Kita tidak boleh membunuh sesama kita 

 

 Ingat misalnya Raja Herodes. Ia membunuh istri dan anak-anaknya. Ia 

mencoba membunuh Anak Allah. Ia membunuh anak-anak kecil di Betlehem 

(Mat. 2:16). 

 

 Pada zaman sekarang banyak anak dibunuh di dalam rahim ibu mereka 

(aborsi). Suara darah mereka berteriak ke surga, meminta pembalasan 

Allah. 

 

 Daud memakai orang lain untuk membunuh Uria (2Sam. 11:14-17). Itu 

bahkan lebih buruk, karena dalam perkara seperti itu kita berpura-pura 

tidak bersalah, sementara kita membuat orang lain berbuat dosa. 

 

 Kita harus melindungi hidup orang lain. Misalnya, ketika orang sudah 

menggali sumur, mereka harus membangun tembok di sekelilingnya (Ul. 

22:8 dan Kel. 21:29).  

 

 B.  Kita tidak boleh melakukan bunuh diri 

 

 Bunuh diri yaitu  dosa besar. Allah sudah  memberi kita hidup. Dialah satu-

satunya yang dapat mengambilnya lagi (baca doa Elia dalam 1 Raja-raja 

19:4). 

 

 Siapa saja yang sudah  melakukan bunuh diri? Saul (1Sam. 31:4), Ahitofel 

(2Sam. 17:23), dan Yudas (Mat. 27:5). Tak seorang pun dari mereka 

merupakan anak Tuhan yang sejati! (2Kor. 7:10). 

 

284 

 

 Pada zaman sekarang ada orang-orang yang ingin mengakhiri hidup mereka 

ketika mereka sudah tua dan sakit-sakitan (euthanasia). Bahkan sejumlah 

dokter mendukung hal ini. 

 

 Bersikap gegabah dan memperhadapkan diri kita sendiri pada bahaya juga 

merupakan dosa. Misalnya, bermain senjata api, merokok, mabuk-

mabukan, dan berzinah. Kita tidak boleh mencobai Tuhan (Mat. 4:7). 

 

 C.  Kita tidak boleh membalas dendam 

 

 Ketika kita sudah  disakiti, kita harus memberi tempat kepada murka Allah 

(Rm. 12:19). Yesus memercayakan diri-Nya kepada Allah yang menghakimi 

dengan adil (1Ptr. 2:23). 

 

 Allah sudah  menetapkan pemerintah untuk menghukum para penjahat di 

dunia ini (baca Roma 13:4!). “Siapa yang menumpahkan darah manusia, 

darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu 

menurut gambar-Nya sendiri” (Kej. 9:6). 

 

 Pemerintah harus melindungi hidup manusia. Oleh sebab itu, pemerintah 

harus membunuh seorang pembunuh (kita tidak boleh “lebih berbelas 

kasihan daripada Allah”). Tetapi orang yang tidak bersalah tidak boleh 

dibunuh. 

 

 

2.  KITA TIDAK BOLEH MEMBUNUH DI DALAM HATI 

 

 Kita mungkin tidak pernah membunuh orang, namun bersalah atas pembunuhan 

(lihat Matius 5:21, 22). “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan...” 

(Mat. 15:19). 

 

285 

 

 Katekismus Heidelberg tidak hanya berbicara tentang perbuatan kita, tetapi juga: 

  - pikiran kita: itulah sumber dari segalanya. 

  - perkataan kita: kata-kata kita bisa tajam seperti pisau (Mzm. 55:22, Rm. 

3:13, dan Yak. 3:6).  

  - gerak tubuh kita: untuk mengancam atau mengejek orang! (Bacalah apa 

yang dilakukan Simei kepada Daud dalam 2 Samuel 16:13). 

 

 SIngkat kata, Katekismus Heidelberg menunjukkan akar-akar dari pembunuhan. 

Seorang petani tidak boleh hanya memotong rumput, tetapi juga harus mencabut 

akar-akar yang tidak terlihat. Apa saja akar-akar dari pembunuhan?  

 

 a) Dengki: kita tidak suka orang lain melebihi kita atau mempunyai lebih 

banyak daripada kita. Kita tidak senang dibuatnya (Ams. 14:30). Ingat 

saudara-saudara Yusuf (Kej. 37:4).  

 

 b) Kebencian: kita ingin melenyapkan musuh kita. Ingat orang-orang Yahudi 

yang berteriak supaya Yesus disalibkan. 

 

 c) Amarah: ini bisa timbul dari kebencian atau datang secara tiba-tiba. Ingat 

Daud yang ingin membunuh Nabal dan keluarganya dalam luapan amarah 

(1Sam. 25:21, 22). 

 

 d) Dendam kesumat: kita ingin membalas dendam (Luk. 9:54!). Ingat nyanyian 

Lamekh (Kej. 4:23, 24). 

 

 Semuanya ini yaitu  akar-akar dari pembunuhan. Di dalam hati kita, kita sudah 

membunuh para lawan kita. Kalau begitu, siapa yang tidak pernah bersalah atas 

pelanggaran terhadap perintah keenam?  

 

 

3. KITA HARUS MENUNJUKKAN KASIH KRISTUS 

286 

 

 

 Tidak pernah membunuh saja tidaklah cukup. Allah memerintahkan kita untuk 

mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Bagaimana kita ingin orang lain 

memperlakukan kita? Seperti itulah kita harus memperlakukan orang lain (Luk. 6:31). 

 

 Maka dari itu, kita harus sabar (Rm. 12:12), suka damai (Mat. 5:9), lemah lembut (Bil. 

12:3), berbelas kasihan (Luk. 10:25-37), dan ramah (2Tim. 2:24). 

 

 Kita sedapat-dapatnya harus mencegah sesama kita disakiti. Kita harus berbuat baik 

bahkan kepada musuh-musuh kita. Ingat, mereka juga diciptakan menurut gambar 

dan rupa Allah! 

 

 Semuanya ini sangat sulit, tetapi jangan lupa: 

  - apa yang sudah  dilakukan Allah bagi musuh-musuh-Nya? Baca Roma 5:8. 

  - apa yang masih dilakukan-Nya bagi kita hari ini? Baca Matius 5:45. 

 

 

 

 

A. Perintah keenam menjangkau sangat dalam. 

 Allah pasti akan menghukum para pelanggar hukum (1Yoh. 3:15), bahkan dalam 

kehidupan ini: Kain kehilangan ketenangannya, Heroedes selalu merasa takut bahwa 

ia melihat arwah Yohanes Pembaptis. 

 

B. Namun, ada pengampunan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh bertobat. 

 Contohnya: pencuri di atas kayu salib (Luk. 23:39-43). Marilah kita belajar dari Yesus 

untuk bersikap lemah lembut dan baik hati (Mat. 11:29). 

287 

 

Minggu ke-41 

=========== 

 

 

 PERINTAH KETUJUH 

 

 Baca 1 Korintus 6:12-20 atau Matius 19:1-9 

 

 

 

 

Ketika berbicara tentang pernikahan dan perzinahan, kita harus sangat hati-hati. Hati kita 

seperti sebotol bensin: hanya butuh percikan api yang kecil untuk meledak!  

 

Namun demikian, kita harus membicarakannya secara terang-terangan. Alkitab juga 

membicarakannya demikian! Akan tetapi, itu bukan untuk membuat kita penasaran, 

melainkan untuk memperingatkan kita akan dosa dan akibat-akibatnya. 

 

Dengan cara itu pula Katekismus Heidelberg membicarakannya pada Minggu ke-41. 

 

108. Pert. Ajaran apa yang bagi kita terkandung dalam perintah yang ketujuh? 

Jaw. Bahwa Allah mengutuk segala perbuatan kemesuman, dan karena itu kita harus 

membencinya dengan sungguh-sungguh, dan menahan hawa nafsu serta hidup 

sopan, baik dalam pernikahan yang kudus maupun di luarnya. 

 

109. Pert. Jadi, hanya zina dan keaiban serupa itu yang dilarang Allah dalam 

perintah ini? 

Jaw. Karena tubuh dan jiwa kita merupakan bait Roh Kudus, Dia menghendaki 

supaya kita memelihara kedua-duanya sehingga tetap murni dan suci. Oleh karena 

itu, Dia melarang segala perbuatan, isyarat, perkataan, pikiran, dan hawa nafsu yang 

288 

 

mesum, serta segala sesuatu yang dapat menyebabkan hati manusia tertarik 

padanya. 

 

 

PERINTAH KETUJUH 

memberi tahu kita: 

 1.  bahwa pernikahan itu kudus 

 2.  bahwa perzinahan itu buruk 

 3.  bahwa kesucian itu baik 

 

Melalui perintah keenam, Allah hendak melindungi hidup kita. Melalui perintah ketujuh, Ia 

hendak melindungi kehidupan pernikahan kita.  

 

 

1. PERNIKAHAN ITU KUDUS 

 

 Banyak orang menganggap pernikahan hanya sebagai kontrak antara dua insan. 

Seseorang mendapatkan tanah untuk beternak, maka ia membeli beberapa ekor 

kambing. Demikian pula ia memerlukan seorang istri untuk mendapatkan anak. 

 Mari kita lihat apa yang dikatakan Alkitab tentang penikahan. 

 

 Dari mana asal pernikahan? Allahlah yang menetapkan pernikahan di dalam Firdaus 

(Kejadian 1 dan 2). Ia membawa Hawa kepada Adam, dan Ia memberkati mereka. 

 

 Apa itu pernikahan? Pernikahan yaitu  perjanjian kudus antara seorang laki-laki dan 

seorang perempuan. Mereka ingin hidup bersama atas dasar kasih. Mereka berjanji 

untuk melakukannya sampai maut memisahkan mereka.   

 

 Pernikahan menyerupai persatuan antara Kristus dan Jemaat-Nya (baca Efesus 5:31, 

32). “Keduanya itu menjadi satu daging...” Tiga orang atau lebih tidak akan pernah 

bisa menjadi satu daging! 

289 

 

 

 Apa tujuan pernikahan? 

 a) Suami dan istri dipanggil untuk mendampingi satu sama lain dalam segala 

hal, yang berkenaan dengan kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang 

(Kej. 2:18). Ini bahkan lebih penting daripada mempunyai anak. 

 

 b) Umat manusia harus bertambah banyak dan memenuhi bumi (Kej. 1:28). 

Anak-anak yaitu  karunia Tuhan. Kita tidak boleh menentukan jumlah anak 

yang kita inginkan. Tetapi apabila ada lebih banyak anak yang lahir, kita juga 

harus bersedia mengurus mereka!  

 

 c) Melalui anak-anak kita, Allah ingin memperluas Jemaat-Nya (Kej. 17:7). 

  Oleh sebab itu, apabila menikah, kita harus menjadi satu di dalam Tuhan  

  (1Kor. 7:39). 

 

 d) Untuk menghindari tindakan asusila, setiap laki-laki harus memiliki istrinya 

sendiri, dan setiap perempuan memiliki suaminya sendiri (1Kor. 7:2). 

 

 Singkat kata, pernikahan harus dihormati oleh semua orang (Ibr. 13:4). Hanya Iblis 

melarang orang untuk menikah (1Tim. 4:1-3). Para penganut Katolik Roma 

menganggap pernikahan sebagai sakramen, tetapi mereka tidak ingin kaum imam 

mengambil bagian di dalamnya. Namun demikian, rasul Petrus menikah (Mat. 8:14). 

 

 

2. PERZINAHAN ITU BURUK 

 

 Di dalam Firdaus, ada kedamaian di antara Adam dan Hawa. Sayangnya, dosa sudah  

menghancurkan kebahagiaan mereka. Si penolong itu sekarang sudah  menjadi batu 

sandungan. Suami sering kali mengatur istri seperti penguasa yang lalim. 

 

 Bisa jadi ada banyak dosa di dalam perkawinan: 

290 

 

 -  suami memanfaatkan istrinya hanya untuk kesenangannya sendiri. 

 -  istri menolak untuk menyerahkan dirinya kepada suaminya, dll.  

 Terkadang mereka hidup seperti orang asing bagi satu sama lain. 

 

 Hal yang terburuk terjadi ketika salah seorang dari mereka berbuat zinah. Dengan 

begitu, perjanjian pernikahan sudah  dilanggar! (Mal. 2:14). “Apa yang sudah  

dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat. 19:6). 

 

 Perceraian tidak pernah diperbolehkan, kecuali: 

  - ada perkara perzinahan (Mat 19:9). Tetapi yang terbaik yaitu  diadakan 

perdamaian dengan alasan-alasan yang kuat (maka anugerah pun menang!).  

  - suami atau istri yang tidak percaya tidak mau terus tinggal dengan 

pasangannya (1Kor. 7:15). 

 

 Perzinahan itu salah baik untuk suami maupun istri. Seorang laki-laki sama sekali 

tidak boleh tidur dengan janda, gadis, atau teman dekat. Allah yaitu  Pemilik 

mereka! Perzinahan itu lebih daripada sekadar mencuri dari sesama kita. 

 

 Perzinahan itu dikutuk Allah. Di antara orang-orang Israel, para pezinah dirajam 

sampai mati! Daud banyak menderita karena dosa ini (2Sam. 12:10). 

 

 

3. KESUCIAN ITU BAIK 

 

 Kita harus menahan hawa nafsu dan hidup sopan, entah kita menikah atau tidak: 

  - karena hukuman Allah itu berat. 

  - karena Allah layak dikasihi dan ditakuti (baca apa yang dikatakan Yusuf 

dalam Kejadian 39:9!). 

  

 Tubuh kita harus menjadi bait Roh Kudus (1Kor. 6:18, 19). Kristus sudah  menebus 

umat-Nya dengan tubuh dan jiwa (Minggu ke-1). Tubuh mereka juga akan 

291 

 

dibangkitkan pada akhir zaman. Bait suci itu harus dijaga tetap bersih!  

 

 Kita harus menghindari segala macam tindakan asusila: segala tindakan, gerak 

tubuh, perkataan, pikiran, dan keinginan yang penuh hawa nafsu. Yesus berkata, 

“Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah 

dengan dia di dalam hatinya” (Mat. 5:28). 

 

 Kita harus menghindari segala sesuatu yang membawa kita pada godaan. Misalnya 

kemalasan, minuman keras, joget-joget, musik yang mengundang birahi, kata-kata 

yang tidak senonoh, dan gambar-gambar yang memperlihatkan ketelanjangan. 

Jangan bermain-main dengan api! 

 

 Hai kaum muda, persiapkanlah dirimu untuk pernikahan! Kendalikanlah dirimu 

dengan pertolongan Allah. Jagalah dirimu tetap suci bagi orang yang akan diberikan 

Allah kepadamu. Cari tahulah kehendak Allah di dalam doa (seperti Ishak).  

 

 

 

 

A. Siapa di antara kita yang terbebas dari dosa terhadap perintah ini? Kita seharusnya 

sangat malu (Yoh. 8:7-9). Janganlah sembunyikan dosa kita, tetapi rendahkanlah hati 

kita di hadapan Allah seperti Daud dalam Mazmur 51. 

 

B. Yesus disebut “sahabat orang berdosa” (Luk. 7:34). Orang-orang Farisis mengatakan 

ini untuk memfitnah Yesus, tetapi sebutan itu merupakan penghiburan bagi orang-

orang yang sungguh-sungguh bertobat (Rahab, Maria Magdalena, dll.). 

 

C. Yesus mengampuni dosa-dosa mereka dan memperbaharui hidup mereka. Ia 

sanggup memulihkan pernikahan Saudara juga. Ia mengadakan mujizat pertama-Nya 

pada suatu pesta pernikahan (Yoh. 2:1-12). Jangan kehilangan harapan apabila 

Saudara sudah  jatuh ke dalam dosa! 

292 

 

 

 Berjuanglah melawan dosa-dosa hati Saudara. Allah mengetahui dan melihat  segala 

sesuatu. Carilah teman-teman yang benar (jangan seperti Dina dalam Kejadian 34:1). 

Jangan takut berkata “tidak” pada ajakan-ajakan yang tidak benar. 

 

 Mari kita tutup Minggu ini dengan dua berkat: “Semoga Allah damai sejahtera 

menguduskan kamu seluruhnya...” (1Tes. 5:23). “Berbahagialah mereka yang 

diundang ke perjamuan kawin Anak Domba” (Why. 19:9). 

293 

 

Minggu ke-42 

=========== 

 

 

 PERINTAH KEDELAPAN 

 

 Baca Matius 6:19-24 atau 1 Timotius 6:3-10 

 

 

  

 

Tuhan Yesus menyuruh kita untuk tidak mengumpulkan harta di bumi. Ia sendiri tidak kaya 

(Luk. 2:7 dan 9:58). Ia berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah...!” (Mat. 6:33). 

 

Oleh karena manusia sudah  jatuh ke dalam dosa, maka ia mengejar perkara-perkara dunia ini. 

Contohnya Akhan (Yos. 7), Gehazi (2Raj. 5:20-27), dan Yudas (Mat. 26:14-16). Mereka 

mendatangkan banyak masalah ke atas diri mereka sendiri dan orang lain. 

 

Karena alasan itulah Allah memberi kita perintah kedelapan: “Jangan mencuri!” 

 

Kata-kata ini dijelaskan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-42. 

 

110. Pert. Apa yang dilarang oleh Allah dalam perintah yang kedelapan? 

Jaw. Allah tidak hanya melarang pencurian dan perampasan yang dihukum oleh 

pemerintah. Segala tipu daya yang dirancang untuk memperoleh milik sesama kita 

manusia juga Dia namakan pencurian, apakah dilakukan dengan kekerasan atau 

dengan berbuat pura-pura adil, ataupun dengan timbangan, ukuran, takaran, 

barang-barang, mata uang palsu, dengan makan riba atau dengan cara apa pun yang 

dilarang oleh Allah. Selain itu juga segala sifat kikir, dan segala pemborosan serta 

pemakaian dengan sia-sia atas pemberian-pemberian- Nya. 

294 

 

 

111. Pert. Tetapi, apa yang diperintahkan oleh Allah kepada Saudara dalam perintah 

ini? 

Jaw. Agar aku sedapat-dapatnya dan di mana mungkin berupaya demi kemanfaatan 

sesamaku manusia, dan bertindak terhadapnya sebagaimana aku ingin orang lain 

bertindak terhadap diriku. Selain itu, agar aku bekerja dengan tekun, supaya aku 

dapat memberikan pertolongan kepada orang yang berkekurangan. 

 

 

PERINTAH KEDELAPAN 

menyuruh kita: 

 1.    untuk tidak mencuri 

 2.  untuk tidak mencurangi orang lain 

 3.  untuk tidak memboroskan pemberian Allah 

 4.  tetapi menolong sesama kita 

 

Orang Kristen sejati yaitu  milik Tuhan Yesus dengan tubuh dan jiwa (Minggu ke-1). Ia bukan 

lagi budak uang dan kekuasaan (Mat. 16:26). Tuhan berkata, “Akulah Allahmu... Oleh sebab 

itu, jangan mencuri!” 

 

 

1.  KITA TIDAK BOLEH MENCURI 

 

 Mari kita sebut beberapa hal yang bisa dicuri: tanah (1Raj. 21), binatang peliharaan 

(Kel. 22), makanan, dan hal-hal lain milik sesama kita. 

 

 Manusia juga bisa dicuri: 

 -   Yusuf dijual sebagai budak ke Mesir (Kej. 37). 

 -  orang-orang Afrika ditangkap dan dijual oleh orang kulit putih. 

 -  anak-anak dijual untuk bekerja sebagai tenaga kerja murah, dll. 

 

295 

 

 Kadang-kadang mencuri dilakukan dalam skala besar: 

 -  dana rakyat digelapkan. 

 -  negara-negara kaya memanfaatkan negara-negara miskin untuk  

  kepentingan sendiri. 

 

 Sebagian orang merampok Allah (Mal. 3:8-10): 

 -  mereka memberikan sedikit atau tidak sama sekali kepada jemaat atau  

  untuk dana orang miskin.  

 -  mereka tidak membawa persepuluhan ke rumah Allah. 

 

 Marilah kita sadari bahwa kita ini pencuri: 

 -  ketika kita membeli barang-barang yang kita ketahui sebagai barang curian. 

 -  ketika kita mengambil sesuatu yang kita temukan di jalan. 

 -  ketika kita tidak mengembalikan barang-barang yang kita pinjam. 

 -  ketika kita meminjam uang yang tidak pernah bisa kita bayar. 

 -  ketika kita tidak mengupah para pekerja kita dengan layak (Yak. 5:4!). 

 

 

2.  KITA TIDAK BOLEH MENCURANGI ORANG LAIN 

 

 Mencuri dianggap sebagai dosa besar di antara kita, tetapi Allah juga mencap 

sebagai pencurian segala tipu daya yang kita pakai untuk mengambil barang-barang 

sesama kita. 

 

 Perintah ini sering kali dilanggar dalam perdagangan: 

 -  ketika timbangan dan takaran yang tidak tepat digunakan.   

 -  ketika bahan makanan dan obat diturunkan mutunya. 

 -  ketika uang kertas dan uang logam palsu digunakan. 

 

 Kecurangan juga terjadi: 

 -  ketika kita memberi atau menerima suap. 

296 

 

 -  ketika kita menimbun bahan-bahan pokok. 

 -  ketika kita malas bekerja untuk majikan kita. 

 

 Semuanya ini dilarang oleh Allah. Tuhan membenci timbangan dan takaran yang 

tidak tepat (Ul. 25:13-16, Ams. 20:10). Janganlah kita berkata, “Semua orang 

melakukannya...” 

 

 Allah pasti akan menghukum dosa ini (Am. 8:4-7). Ada kutuk pada uang yang kita 

peroleh secara tidak jujur (Za. 5:1-4). 

 

 Pada sisi lain, Allah akan memberkati orang-orang yang percaya kepada-Nya. 

Janganlah pernah kita berbuat curang, bahkan sekalipun itu terlihat benar di mata 

orang. Dalam dunia usaha, akan tampak siapa orang Kristen sejati dan siapa yang 

bukan. 

 

 

3.  KITA TIDAK BOLEH MEMBOROSKAN PEMBERIAN ALLAH 

 

 Katekismus Heidelberg berbicara tentang dua dosa yang secara tersirat dilarang 

dalam perintah kedelapan: 

 

 a)  Ketamakan atau kerakusan 

  

 Ini yaitu  akar dari segala kejahatan (1Tim. 6:10). Orang yang tamak tidak 

akan masuk kerajaan Allah (1Kor. 6:10). Jika ia ambil bagian dalam 

Perjamuan Tuhan, maka hukumannya akan lebih berat (lihat Rumusan 

Perjamuan Tuhan). 

 

 b)  Menyalahgunakan dan memboroskan pemberian Allah 

 

  Sebagian orang tidak tamak, tetapi mereka memboroskan pemberian Allah. 

297 

 

Mereka menghabiskan uang untuk hal-hal yang berdosa atau tidak bermanfaat, atau 

mereka melakukannya untuk pamer kepada orang lain. 

 

  Kita harus menggunakan apa yang kita miliki: 

  -  bagi kemuliaan Allah, 

  -  bagi kesejahteraan sesama kita. 

 

 Allah yaitu  Pemilik dari segala sesuatu yang dijadikan-Nya. Bumi yaitu  

milik-Nya (Mzm. 24:1). Ia memberikannya kepada kita untuk kita urus. Kita 

harus memberikan pertanggungjawaban nanti atas apa yang kita lakukan 

dengannya. 

 

 

4.  KITA HARUS MENOLONG SESAMA KITA 

 

 Ini merupakan bagian positif dari perintah kedelapan! Kita menyebut sebagai pencuri 

orang-orang yang berlaku curang atau merampok sesama mereka. Allah menyebut 

sebagai pencuri orang-orang yang tidak menolong sesama mereka. 

 

 a) Kita harus sedapat-dapatnya mengusahakan kebaikan bagi mereka.  

 Jika kita mengenal kasih Kristus, kita tidak akan berkata, “Bagaimana kita 

bisa memanfaatkan orang lain untuk memperkaya diri kita sendiri?” (Flp. 

2:4, 5). Tentu saja kita tidak dapat menolong setiap saat. Misalnya, kita tidak 

boleh memberikan uang kepada pemabuk untuk membeli minuman keras.  

 

b) Kita harus memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin orang lain  

memperlakukan kita.  

 Baca Matius 7:12. Bagaimana kita ingin orang lain memperlakukan kita? 

Seperti itulah kita harus memperlakukan mereka! 

 

 c) Kita harus bekerja dengan tekun, supaya kita dapat menolong orang yang 

298 

 

membutuhkan. 

 Bekerja yaitu  kewajiban kita. Yesus yaitu  seorang tukang kayu! Kita harus 

bekerja keras. Untuk siapa kita harus melakukannya? Bukan hanya untuk diri 

kita sendiri dan keluarga kita (2Kor. 12:14), melainkan juga untuk orang-

orang yang membutuhkan (baca Efesus 4:28). 

 

 

 

 

A.  Kita sudah mencuri dari Allah dan manusia! Pencurian terbesar terjadi di dalam 

Firdaus (Kej. 3:6). Kita sekarang terlahir sebagai pencuri. Kita bukan pencuri oleh 

karena kita mencuri, tetapi kita mencuri oleh karena kita yaitu  pencuri. 

 

B. Yesus harus mengembalikan kepada Allah apa yang tidak pernah dicuri-Nya (Mzm. 

69:5). Ia mati di antara para pencuri. Atas dasar itu, Allah bersedia mengampuni 

Saudara. Berpalinglah kepada Kristus, tetapi jangan mencuri janji-janji Allah. Jangan 

menjadi “pencuri rohani.” Berdoalah agar Allah sendiri menerapkan janji-janji itu 

pada hati Saudara. 

 

C. Roh Kudus membuat umat Allah berlaku jujur. Lihat tanggapan Zakheus atas belas 

kasihan Yesus (Luk. 19:8). Marilah kita minta apa yang didoakan Agur dalam Amsal 

19:7-9. Semoga Tuhan menolong kita karena Yesus! 

299 

 

Minggu ke-43 

=========== 

 

 

 PERINTAH KESEMBILAN 

 

 Baca Yakobus 3:1-12 atau Yohanes 8:42-47 

 

  

 

Allah sudah  memberikan banyak pemberian yang berharga kepada manusia: 

- Ia memberi kita mata untuk melihat. Bandingkan dengan Bartimeus (Mrk. 10:46).   

- Ia memberi kita kaki untuk berjalan. Bandingkan dengan Mefiboset (2Sam. 4:4). 

- Ia memberi kita mulut untuk berbicara. Bandingkan dengan binatang. 

 

Berkat ini sering kali berubah menjadi kutuk, sebagai akibat dosa kita. Yakobus berkata, “Lidah 

pun yaitu  api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara 

anggota-anggota tubuh kita” (Yak. 3:6). 

 

Untuk mengendalikan api ini, Allah sudah  memberi kita perintah kesembilan. 

 

Mari kita baca apa yang dikatakan Katekismus Heidelberg tentangnya pada Minggu ke-43. 

 

112. Pert. Apa yang dikehendaki perintah yang kesembilan? 

Jaw. Agar aku tidak memberi kesaksian dusta terhadap siapa pun, tidak 

memutarbalikkan perkataan orang, tidak memfitnah dan menodai nama baik orang, 

tidak mempersalahkan atau turut mempersalahkan orang secara gegabah dengan 

tidak mendengarkannya lebih dulu. Sebaliknya, aku harus tetap menghindarkan 

segala dusta dan tipu daya karena hal itu yaitu  perbuatan iblis, agar aku tidak 

tertimpa murka Allah yang dahsyat. Lagi pula, agar aku di muka pengadilan dan 

300 

 

dalam segala tindakanku mencintai kebenaran, berkata-kata dengan jujur, dan 

memberi kesaksian yang benar; juga agar sedapat-dapatnya aku membela dan 

memajukan kehormatan dan nama baik sesamaku manusia. 

 

 

PERINTAH KESEMBILAN 

menyuruh kita: 

 1.   untuk tidak bersumpah palsu terhadap siapa pun 

 2.  untuk menghindari segala macam tipu daya 

 3.  untuk memajukan nama baik sesama kita 

 

Perintah ketiga dan kesembilan mirip satu sama lain: 

- perintah ketiga menyuruh kita untuk menghormati Nama Allah. 

- perintah kesembilan menyuruh kita untuk menghormati nama orang lain. 

Kedua perintah itu menentang dosa-dosa lidah.  

 

 

1.  KITA TIDAK BOLEH BERSUMPAH PALSU TERHADAP SIAPA PUN 

 

 A.  Kita tidak boleh berdusta kepada manusia atau Allah 

  

 Bersaksi di depan pengadilan itu tidak salah (Ul. 19:15)