penghiburan masa hidup 6
, tetapi yang salah
yaitu bersaksi palsu. Sungguh salah apabila hakim menerima suap (Ul.
16:19). Sungguh salah apabila kita menyangkal apa yang sudah kita lakukan.
Sungguh salah apabila pengacara menyebut kegelapan sebagai terang.
Contoh-contoh dari Alkitab:
- Ahab dan Izebel menyewa saksi-saksi palsu melawan Nabot (1Raj.
21:10).
- Saksi-saksi palsu berbicara melawan Yesus (Mat. 26:59, 60).
301
Kita tidak boleh berbohong kepada siapa pun. Kain berbohong kepada Allah
(Kej. 4:9). Kita bisa menipu manusia, tetapi kita tidak pernah bisa menipu
Allah. Kalau coba-coba, kita hanya membahayakan diri kita sendiri.
B. Kita tidak boleh memutarbalikkan kata-kata siapa pun
Ini terjadi ketika kita mengutip kata-kata seseorang, tetapi menghilangkan
sesuatu, atau mengucapkannya dengan nada yang berbeda, atau kita
menempatkannya pada konteks yang berbeda.
Contoh-contoh dari Alkitab:
- Iblis memutarbalikkan perkataan Allah (Kej. 3:1-5).
- musuh-musuh Kristus mengutip perkataan-Nya dengan salah (Mat.
26:61).
C. Kita tidak boleh menjadi penggunjing atau pemfitnah
Penggunjing suka membuka rahasia-rahasia sesamanya. Ia mungkin berkata
benar, tetapi ia mengatakannya untuk mencelakakan sesamanya. Itulah
sebabnya ia tidak berbicara langsung kepada orang yang berdosa, tetapi
berbisik kepada orang lain tentangnya.
Pemfitnah mirip dengan penggunjing, tetapi tuduhan mereka tidak benar.
Orang-orang seperti itu lebih berbahaya daripada pencuri dan pembunuh,
karena tidak ada sumpal yang dapat menyumbat mulut mereka.
Bahkan Anak Allah pernah difitnah (Luk. 7:34). Hal yang sama akan terjadi
pada umat-Nya (Mat. 10:25). Jika ini terjadi pada Saudara, diam dan
berserahlah kepada Allah. Baca 1 Petrus 3:9-17.
D. Kita tidak boleh menghakimi siapa pun secara gegabah atau dengan tidak
302
mendengarkannya lebih dulu
Contoh-contoh dari Alkitab:
- teman-teman Ayub menuduhnya sudah berdosa (Ayb. 4:7).
- Eli menuduh Hana sedang mabuk (1Sam. 1:14).
- Daud percaya kepada Ziba ketika Ziba mengatakan hal-hal yang
jahat tentang Mefiboset (2Sam. 16:1-4 dan 19:24-30).
Yesus memberi tahu kita untuk tidak menghakimi dan menghukum orang
lain (Luk. 6:37). Jika Saudara dipanggil untuk membuat keputusan tentang
seorang pelanggar hukum, Saudara harus melakukannya berdasarkan
alasan-alasan yang kuat. Saudara tidak boleh melakukannya berdasarkan
desas-desus, tetapi harus mendengarkan kedua belah pihak (Yoh. 7:24).
2. KITA HARUS MENGHINDARI SEGALA MACAM TIPU DAYA
Ada banyak macam tipu daya:
- sebagian orang berkata-kata manis demi memperoleh suatu keuntungan
(misalnya Absalom dalam 2 Samuel 15:1-6).
- sebagian yang lain berbicara dengan mendua arti.
Dosa ini sudah didapati di antara anak-anak kecil. Kita terlahir dengan hati yang
penuh tipu daya, tetapi keadaan bahkan menjadi lebih buruk ketika orangtua
memberikan contoh yang salah.
Berbohong bisa menjadi kebiasaan. Satu kebohongan melahirkan kebohongan lain.
Kebohongan mengeraskan hati kita, dan menghambat doa-doa kita.
Kebohongan yaitu “perbuatan Iblis yang nyata.” Ia yaitu pendusta dan bapak
segala dusta (baca Yohanes 8:44!). Ketika berbohong, kita menunjukkan bahwa kita
303
menyerupai Iblis.
Hukuman untuk dosa ini: murka Allah yang berat!
- Para pendusta tidak memiliki damai di dalam hati.
- mereka tidak dipercaya oleh siapa pun.
- mereka akan menderita di neraka (Kis. 5:1-10!).
Satu percikan api bisa menimbulkan kebakaran besar. Hendaklah kita sadar betapa
banyak yang bisa dihancurkan oleh lidah kita. Marilah kita mengaku di hadapan Allah
bahwa kita sudah berdosa, sebab jika tidak, kita membuat Dia menjadi pendusta!
(1Yoh. 1:10).
Yesus yaitu Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh. 14:6). Ia difitnah, tetapi Ia diam
seperti domba. Ia menanggung kutuk Allah yang berat. Melalui Dia, dosa-dosa
Saudara masih dapat diampuni! Melalui Dia, hidup Saudara dapat diperbaharui!
3. KITA HARUS MEMAJUKAN NAMA BAIK SESAMA KITA
A. Kita harus berkata benar
Perintah kesembilan menyuruh kita untuk membuang dusta, tetapi juga
untuk berkata benar seorang kepada yang lain (Ef. 4:25). Kita harus
melakukannya setiap saat.
Itu tidak berarti bahwa kita harus mengatakan semua yang kita ketahui,
tetapi kita harus tahu apa yang kita katakan (Ams. 10:19). Bidan-bidan di
Mesir memberikan keterangan yang salah kepada Firaun supaya bisa
menyelamatkan hidup bayi-bayi Israel (Kel. 1:15-21).
B. Kita harus mencintai kebenaran
304
Kita memerlukan hati yang baru. Ada begitu banyak kemunafikan! Dari
mulut yang satu keluar berkat dan kutuk (Yak. 3:10). Jika kita mencintai
kebenaran, kita juga akan mengatakan kebenaran.
C. Kita harus membela kehormatan sesama kita.
Jangan ikut-ikutan menggunjing dengan orang lain. Bahkan, jangan ikut
mendengarkan kata-kata mereka. Biarlah mereka menyelidiki perkaranya
terlebih dulu. Biarlah mereka pergi dan menemui orang yang mereka
gunjingkan. Tekankanlah hal-hal baik dari orang itu. Apakah Saudara senang
jika mereka menggunjingkan dan memfitnah Saudara? Maka jangan lakukan
hal yang sama kepada orang lain!
Ibadah kita sia-sia saja jika lidah kita tidak bertobat. Berdoalah meminta
hati yang baru. Berdoalah juga meminta lidah yang bersih. Baca Mazmur
34:12-15 dan Zefanya 3:13.
305
Minggu ke-44a
============
PERINTAH KESEPULUH
Baca Roma 7:7-13 atau Galatia 5:16-26
Dalam Mazmur 42 kita membaca, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah
yang hidup...”! Keinginan Daud ini yaitu keinginan yang baik, tetapi sangat langka di dunia
ini.
Dari diri kita sendiri, tidak ada keinginan seperti itu. Secara kodrat, kita cenderung membenci
Allah dan sesama kita. Ketika lahir kembali, kita memiliki keinginan-keinginan yang sama
seperti Daud dalam Mazmur 42. Tetapi bahkan sesudah itu, kita bisa saja masih memiliki
banyak keinginan lain. Hati kita seperti sumur dengan air yang pahit.
Itulah sebabnya Allah memberi kita perintah kesepuluh.
Penjelasan tentang perintah ini bisa ditemukan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-44,
Pertanyaan 113.
113. Pert. Apa yang dituntut perintah yang kesepuluh dari kita?
Jaw. Agar jangan timbul dalam hati kita keinginan dan pikiran sedikit pun yang
melawan perintah Allah apa pun. Sebaliknya, agar kita selalu dengan segenap hati
menentang segala dosa, dan gemar melakukan segala perbuatan yang benar.
306
PERINTAH KESEPULUH
menyuruh kita:
1. untuk tidak menginginkan barang milik sesama kita
2. untuk tidak menginginkan apa saja yang bertentangan dengan perintah-
perintah lain
Sebagian orang membagi perintah ini menjadi dua:
- jangan mengingini istri sesamamu.
- jangan mengingini barang milik sesamamu.
Sesungguhnya, ini satu perintah (bandingkan Keluaran 20:17 dengan Ulangan 5:21). Kita tidak
boleh mengingini apa saja yang merupakan milik orang lain.
1. KITA TIDAK BOLEH MENGINGINI MILIK SESAMA KITA
Kita tidak boleh cemburu. Orang yang cemburu yaitu orang yang tidak bahagia
karena melihat orang lain memiliki hal-hal yang lebih banyak atau lebih baik. Mereka
mungkin bahkan berusaha mencelakakan orang-orang itu.
Semua orang tahu bahwa ini yaitu dosa. Tetapi perintah kesepuluh melihat lebih
dalam: kita bahkan tidak boleh mengingini milik sesama kita!
Jika kita mengingininya, maka sering kali akibatnya yaitu :
- kita tidak lagi merasa tenang.
- kita menjadi rakus dan tidak mau berbagi.
Tidak salah menginginkan makanan, minuman, hidup, dan kesehatan. Allah memang
menjadikan kita seperti itu! Tidak salah kalau kita ingin hidup maju di dunia ini, bagi
307
diri kita sendiri dan bagi keluarga kita.
Tetapi keinginan-keinginan seperti itu akan membawa kita pada dosa:
- jika kita menginginkannya dengan cara-cara yang tidak jujur.
- jika keinginan itu merugikan orang lain.
- jika akarnya yaitu ketamakan dan kecemburuan.
Dosa ini mudah timbul dalam hati kita. Sebagai contoh, kita melihat foto seseorang
dengan pakaian bagus, kacamata hitam, jam tangan, radio, dan mobil atau motor di
belakangnya. Kita tentu berkata bahwa dia orang yang sombong, tetapi jauh di lubuk
hati kita, kita juga ingin menjadi seperti itu.
Kita harus mencukupkan diri dengan apa yang kita punya (Flp. 4:11-13). Sering kali
kita lebih melihat pada hal-hal yang tidak kita punya. Kita tidak mengerti mengapa
orang lain “lebih beruntung.” Kita merasa kecewa dan menggerutu tentang Allah.
Dosa sudah membuat kita sangat mementingkan diri sendiri. Kita menjadi bobrok
sepenuhnya. Sebagai akibatnya, keinginan-keinginan kita juga salah dan penuh dosa.
Baca 1 Yohanes 2:16, 17.
Di jalan yang kita tempuh ini, makin lama kita bisa jadi makin buruk. “Dan apabila
keinginan itu sudah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia
melahirkan maut” (Yak. 1:15).
Perintah kesepuluh menunjukkan kepada kita: bukan hanya perkataan dan
perbuatan kita yang bobrok, pikiran kita pun demikian. Ya, bahkan keinginan-
keinginan kita yang terdalam.
Allah akan menghakimi kita berkenaan dengan dosa-dosa yang tersembunyi ini.
Hakim di dunia tidak mengurusi hal itu:
- kita boleh saja membenci sesama kita asalkan kita tidak membunuhnya.
308
- kita boleh saja memandangi perempuan lain asalkan kita tidak
menyentuhnya.
Tetapi Allah mengenal hati kita!
2. KITA TIDAK BOLEH BERKEINGINAN UNTUK MELAKUKAN APA SAJA YANG
BERTENTANGAN DENGAN PERINTAH-PERINTAH LAIN
Bagaimana Katekismus Heidelberg menjelaskan perintah kesepuluh? Itu bukan
sekadar perintah lain, melainkan kunci bagi semua perintah.
Kesembilan perintah itu berbicara tentang dosa dan berkata, “Jangan lakukan itu!”
Perintah kesepuluh berkata, “Engkau bahkan tidak boleh berkecenderungan atau
berkeinginan untuk melakukannya!”
Dengan kata lain, perintah kesepuluh bukan sekadar bagian dari loh batu yang
kedua. Perintah kesepuluh itu tidak hanya melarang keinginan terhadap milik sesama
kita, tetapi juga keinginan yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah
lainnya.
Apa dasar dari penjelasan ini? Firman Allah! Baca Roma 7:7, 8. Di situ Paulus
menghubungkan ketamakan dengan segala macam keinginan yang jahat.
Keinginan-keinginan ini membuat kita bersalah di hadapan Allah. Orang-orang kafir,
orang-orang Farisi, dan orang-orang Katolik Roma berkata, itu menjadi dosa hanya
kalau kita dengan sengaja menyerah dan menuruti keinginan-keinginan seperti itu.
Alkitab mengajar kita sesuatu yang berbeda.
Kita tidak hanya berbuat dosa, tetapi kita sendiri juga penuh dosa. Ini tidak bisa
menjadi alasan bagi kita! Sebaliknya, hal tersebut menambah kesalahan kita di
hadapan Allah (Mzm. 51:7).
309
Hal ini membuat Paulus meronta dalam penderitaan batin, “Hukum Taurat yaitu
rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa” (Rm. 7:14).
Allah ingin kita menjadi sempurna (Mat. 5:48). Ia tidak bisa menutup mata pada dosa
apa pun. Sebagai contoh, jika timbul kemarahan dalam hati kita, kita sudah
melanggar perintah ini.
Kita harus membenci dosa. Kita harus membenci segala dosa. Kita harus
membencinya setiap saat. Kita harus menbencinya dengan segenap hati (Ibr. 12:4).
Kita harus bersuka dalam segala kebajikan. Yang penting bukan hanya apa yang kita
lakukan, melainkan juga bagaimana kita melakukannya.
Allah ingin kita berperilaku sebagai anak, dan bukan sebagai budak. Janganlah kita
menaati Allah hanya karena terpaksa atau rasa takut seperti budak, melainkan
karena rasa kasih seperti anak.
Mazmur 139:23, 24 berbunyi, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku... Lihatlah, apakah
jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal.”
Mazmur 19:13 dan 15 juga hampir sama: “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?
Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari... Mudah-mudahan Engkau berkenan akan
ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.”
Beralasan bagi kita untuk memanjatkan doa ini sambil berlutut!
310
Minggu ke-44b
============
ULASAN TENTANG SEPULUH PERINTAH ALLAH
Baca Filipi 3:7-14 atau Matius 5:17-22
Dalam Filipi 3 Paulus menulis bahwa ia mempunyai banyak alasan untuk mengandalkan
dirinya sendiri dan asal-usulnya (ay. 4-6). Akan tetapi, sesuatu sudah berubah dalam hidupnya:
a) Allah sudah menunjukkan kepada Paulus bahwa kebajikannya yaitu kerugian,
sampah, dan kotoran (ay. 7, 8).
b) sekarang keinginan Paulus yaitu mengenal Kristus dan menemukan keselamatan di
dalam Dia (ay. 8, 9).
c) ia juga ingin menjadi seperti Yesus dalam segala hal (ay. 10, 11).
Paulus mengakui bahwa ia belum mencapai hal ini, tetapi ia terus berlari untuk merebut
hadiah yang untuknya Yesus sudah merebut dia (ay. 12, 14).
Inilah yang persis dibahas dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-44, Pertanyaan 114 dan
115.
114. Pert. Tetapi, dapatkah orang yang sudah bertobat kepada Allah melaksanakan
semua perintah ini dengan sempurna?
Jaw. Tidak. Bahkan, orang yang paling suci pun selama hidup di dunia ini baru berada
pada taraf permulaan ketaatan ini. Namun, sebegitu rupa, sehingga mereka, dengan
niat yang sungguh-sungguh, mulai hidup sesuai dengan perintah Allah, tidak hanya
311
dengan beberapa saja, tetapi dengan semua perintah itu.
115. Pert. Mengapa Allah menyuruh mengajarkan kesepuluh perintah itu kepada kita
dengan begitu tegas, kalau tidak seorang pun sanggup melaksanakannya selama
hidup di dunia ini?
Jaw. Pertama, agar kita selama hidup makin lama makin mengenal watak kita yang
berdosa, dan makin berusaha mendapat pengampunan dosa dan kebenaran di
dalam Kristus. Selanjutnya, supaya kita dengan tiada henti-hentinya berupaya dan
memohon kepada Allah karunia Roh Kudus, agar kita semakin diperbarui menurut
gambar Allah, hingga kelak sesudah hidup ini kita mencapai kesempurnaan yang
ditunjukkan kepada kita.
ULASAN TENTANG SEPULUH PERINTAH ALLAH
Ada dua pertanyaan yang kita ajukan:
1. Dapatkah umat Allah menjalankan kesepuluh perintah itu dengan
sempurna?
2. Haruskah hamba-hamba Tuhan memberitakan kesepuluh perintah itu
dengan ketat?
Sekarang kita sudah membahas Sepuluh Perintah Allah, beserta penjelasannya. Kita tidak bisa
lagi berdalih untuk dosa-dosa kita. Jujur saja! Apakah kita sudah menjalankan semua perintah
ini sejak muda?
Dosa-dosa kita tercatat dalam kitab Allah. Akan tiba saatnya kita berdiri di hadapan takhta-
Nya. Betapa mengerikannya saat itu jika Yesus belum menjadi Juruselamat Saudara!
Berlututlah sebelum terlambat!
Hai umat Allah, engkau juga sudah berdiri di Gunung Sinai. Engkau bukan lagi hamba-hamba
Musa, melainkan anak-anak Allah. Engkau sudah mendengar Sepuluh Perintah Allah. Apakah
engkau melaksanakan kesepuluh perintah itu sekarang?
312
1. DAPATKAH UMAT ALLAH MENJALANKAN KESEPULUH PERINTAH ITU DENGAN
SEMPURNA?
Perhatikan pertanyaannya. Tidak dikatakan, “Dapatkah orang-orang yang belum
bertobat melaksanakan perintah-perintah Allah dengan sempurna?” Orang-orang
seperti itu bahkan tidak mau melaksanakannya! Mereka sepenuhnya tidak mampu
melakukan kebaikan apa pun (Minggu ke-3).
Pertanyaan itu menyangkut orang-orang yang sudah bertobat: mereka yang sudah
menerima hati yang baru, orang-orang yang mati bagi dosa dan bangkit bersama
Kristus (Minggu ke-33). Dapatkah orang-orang ini melaksanakan perintah-perintah
Allah dengan sempurna?
A. Tidak. Bahkan, orang yang paling suci pun selama hidup di dunia ini, baru
berada pada taraf permulaan ketaatan ini.
Katekismus sudah memilih yang terbaik di antara umat Allah: orang-orang
yang hidupnya sangat maju di jalan Tuhan. Tetapi bahkan mereka pun baru
berada pada taraf permulaan.
Para penganut Katolik Roma berkata bahwa ada orang-orang kudus yang
sudah berbuat melebihi apa yang dituntut Allah. Sebagian orang Pentakosta
menyatakan bahwa menjadi sempurna dalam kehidupan ini yaitu hal yang
mungkin bagi orang Kristen. Mereka merujuk pada 1 Yohanes 5:18. Tetapi
coba baca juga 1 Yohanes 1:8.
Mari kita dengarkan juga para tokoh iman itu sendiri:
- Ayub: “Aku merasa jijik terhadap diriku sendiri...” (Ayb. 42:5, 6,
terjemahan KJV – pen.).
313
- Yesaya: “Aku ini seorang yang najis bibir...” (Yes. 6:5).
- Petrus: “...aku ini seorang berdosa...” (Luk. 5:8).
- Yakobus: “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal.” (Yak. 3:2).
Kehidupan anak-anak Allah itu naik turun:
- Gideon menolak menjadi raja, tetapi segera sesudahnya ia
menjadikan dirinya sendiri imam sebuah berhala (Hak. 8:22-27).
- Hizkia disembuhkan oleh Allah, namun menjadi sombong (2Raj.
20).
Ketaatan anak-anak Allah itu baru pada taraf permulaan. Ketaatan mereka
menyerupai benih yang baru saja tumbuh. Kita hampir tidak bisa
melihatnya, tetapi...benih itu hidup!
B. Dengan tekad yang sungguh-sungguh, mereka mulai hidup sesuai dengan
semua perintah Allah. Allah sudah menanam hidup baru di dalam hati
mereka. Hidup ini tidak akan pernah mati lagi, tetapi pasti akan
berkembang. Bukan mereka yang membuat permulaan baru, melainkan
Allah!
Inilah perbedaan antara orang yang bertobat dan orang yang tidak
bertobat:
a) Mereka merasa khawatir akan dosa-dosa mereka (Rm. 7:15!).
Mereka tidak puas dengan hidup mereka. Mereka merasa sedih
karena mereka mengasihi Allah.
b) Mereka berusaha kuat untuk hidup bagi Allah (Flp. 3:13). Mereka
tidak duduk tenang, sambil berpikir bahwa mereka tidak akan
pernah menjadi sempurna. Mereka mulai hidup sesuai dengan
perintah-perintah Allah.
314
c) Mereka tidak mulai hidup menurut beberapa perintah Allah saja,
melainkan semuanya (Mzm. 119). Mereka juga menyambut
perintah-perintah yang secara khusus sulit bagi mereka.
Orang lain hanya menghindari dosa-dosa yang memalukan. Mereka hanya
mengikuti perintah-perintah yang akan menguntungkan mereka. Mereka
mungkin melakukan sejumlah kebaikan di mata manusia, namun hati
mereka mati.
2. HARUSKAH HAMBA-HAMBA TUHAN MEMBERITAKAN KESEPULUH PERINTAH
ALLAH SECARA KETAT?
Perhatikanlah: Allahlah yang menginginkan agar Kesepuluh Perintah itu diberitakan.
Pemberitaannya bukan pekerjaan khusus Gereja-gereja Reform. Bukan manusia,
melainkan Allahlah yang menginginkannya!
Sepuluh Perintah Allah harus diberitakan secara ketat. Pisau harus tajam, harus bisa
melukai. Pisau orang-orang Farisi tumpul, tetapi Yesus berbicara secara terus terang
(baca, misalnya, Khotbah di Bukit dalam Matius 5-7).
Mengapa perintah-perintah ini harus diberitakan dengan sedemikian ketat?
Tampaknya tidak ada gunanya... Kita tidak akan pernah menjadi sempurna dalam
hidup ini... Itu sungguh sulit dan mengecilkan hati...!
Orang-orang yang berbicara seperti ini ingin menjadi orang percaya yang gampang-
gampangan. Mereka mengaku bahwa mereka diselamatkan oleh anugerah Kristus.
Mereka berpikir bahwa mereka tidak perlu berurusan dengan hukum Allah lagi.
A. Tujuan pemberitaan kesepuluh perintah itu yaitu supaya kita makin lama
makin mengetahui kodrat kita yang penuh dosa.
315
Kita tidak mempelajari hal ini dalam satu hari: butuh seumur hidup bagi kita
untuk mempelajarinya. Semakin tua kita, dan semakin dekat kita hidup
dengan Tuhan, semakin kita mulai memahaminya. Kemudian tampaklah
bahwa kita bergerak mundur bukannya maju.
Pertama-tama kita hanya digelisahkan oleh perbuatan-perbuatan kita yang
berdosa. Kita masih buta akan kebobrokan hati kita sepenuhnya. Kita
berdoa seperti pemungut cukai (Luk. 18:13), tetapi pada saat yang sama
seorang Farisi hidup di dalam diri kita. Kita memandang rendah orang lain.
Ketika Allah memberi kita terang yang lebih besar, kita terperanjat melihat
diri kita sendiri. Orang Farisi di dalam hati kita mulai mati. Paulus pertama-
tama berkata, “Aku yang paling akhir dari semua rasul” (1Kor. 15:8),
kemudian “yang paling hina dari segala orang kudus” (Ef. 3:8), dan akhirnya
“yang paling berdosa di antara orang-orang berdosa” (1Tim. 1:15).
Bagaimana kita menyadari hal ini? Melalui pemberitaan hukum Allah secara
ketat! Pemberitaan itu tidak menyenangkan bagi kesombongan kita, tetapi
sangat bermanfaat bagi hati kita.
B. Supaya kita semakin bersungguh-sungguh untuk memperoleh keselamatan
di dalam Kristus
Seorang anak Tuhan yang sejati berusaha mendapatkan pengampunan bagi
dosa-dosanya. Tetapi pertama-tama ia mencoba mendapatkannya melalui
perbuatan-perbuatan baiknya sendiri. Ketika gagal, ia mencobanya melalui
doa-doa dan air matanya.
Akan tetapi, ketika hukum Allah diberitakan secara ketat, ia melihat,
- bahwa ia berutang tetapi tidak bisa membayarnya.
316
- bahwa ia menyulut murka Allah, bukannya menimbulkan belas
kasihan-Nya.
Kemudian makin lama ia mulai makin memerlukan Yesus. Yesus menjadi
berharga baginya sebagai satu-satunya Juruselamat dan Penebus yang
sempurna. Yesus menjadi segala-galanya bagi dia!
C. Supaya kita berusaha untuk diperbaharui menurut gambar dan rupa Allah
Ketika kita mulai menemukan kedamaian dengan Allah, ada godaan bahwa
kita kehilangan kewaspadaan kita. Kita menjadi malas. Orang-orang yang
mengharapkan keselamatan mereka dengan berbuat baik terkadang justru
lebih giat (ini seharusnya membuat kita malu!).
Ini tidak baik! Oleh sebab itu, hukum Allah harus diberitakan secara ketat
(meskipun bukan sebagai sarana keselamatan). Bertumbuhlah dalam kasih
karunia dan dalam pengenalan akan Yesus Kristus (2Ptr. 3:18). Berilah diri
kita untuk diperbaharui menjadi serupa dengan gambar Allah (2Kor. 3:18).
D. Supaya kita berdoa kepada Allah meminta pertolongan yang penuh rahmat
dari Roh-Nya
Ketika sedang mengejar jalan kekudusan, kita akan segera menyadari bahwa
kita tidak dapat berjalan dengan kekuatan kita sendiri. Hal itu membuat kita
semakin bergantung pada Allah. Kita berdoa supaya Roh Allah menjaga kita.
Lalu kita mulai merindukan akhir perjalanan hidup di dunia. Semakin ketat
hukum Allah diberitakan, dan semakin jelas kita melihat kebobrokan batin
kita, semakin kita menantikan hari ketika kita akan bersama-sama dengan
Tuhan. Pada saat itu, kita akan mencapai tujuan akhir kesempurnaan (Flp.
3:14).
317
Minggu ke-45
===========
DOA
Baca Lukas 11:1-13 atau Lukas 18:1-8
Ketika murid-murid Yesus melihat Guru mereka berdoa, mereka meminta kepada-Nya,
“Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk. 11:1). Mereka merasa seperti anak kecil...
Kita juga harus meminta Tuhan untuk mengajar kita:
- kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa (Rm. 8:26).
- dan bahkan ketika merasa punya kebutuhan, kita tidak tahu bagaimana
membawanya kepada Tuhan.
Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk berdoa “Bapa kami.” Ia berkata, “Ketoklah, maka
pintu akan dibukakan bagimu” (Luk. 11:9b).
Semuanya ini bisa ditemukan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-45.
116. Pert. Mengapa doa perlu bagi orang Kristen?
Jaw. Doa yaitu bagian utama pemberian syukur yang Allah tuntut dari kita. Dan
Allah hendak melimpahkan rahmat-Nya serta Roh Kudus hanya kepada mereka yang
dengan berkeluh kesah dan dengan tiada henti-hentinya memohon rahmat serta
Roh itu dari-Nya dan mengucap syukur atasnya.
318
117. Pert. Apa yang seharusnya termasuk dalam doa yang berkenan di hadapan
Allah dan yang dikabulkan-Nya?
Jaw. Pertama, dengan segenap hati kita harus berseru hanya kepada Allah yang esa
dan sejati, yang sudah menyatakan diri-Nya kepada kita dalam Firman-Nya, untuk
memohon kepada-Nya segala sesuatu yang menurut perintah-Nya kita pohon. Lagi
pula, kita harus insaf benar akan kekurangan dan kesengsaraan kita, supaya kita
merendahkan diri di hadapan kemuliaan-Nya. Ketiga, seharusnya kita mempunyai
dasar yang kuat ini, yaitu bahwa Dia pasti sudi mengabulkan doa kita, walau kita
tidak layak, hanya karena Tuhan Kristus, sesuai dengan janji-Nya dalam Firman-Nya.
118. Pert. Apa yang Allah perintahkan agar kita memohon kepada-Nya?
Jaw. Segala kebutuhan rohani dan jasmani, yang disimpulkan Tuhan Kristus dalam
doa yang diajarkan-Nya sendiri kepada kita.
119. Pert. Bagaimana bunyi doa itu?
Jaw. Bapa kami yang di sorga,
dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang
yang bersalah kepada kami,
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari
yang jahat.
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-
lamanya. Amin.
DOA
Ada tiga pertanyaan yang kita ajukan:
1. Mengapa kita harus berdoa?
319
2. Bagaimana kita harus berdoa?
3. Apa yang harus kita doakan?
Ada dua cara yang bisa dipakai orang Kristen untuk menunjukkan rasa syukur mereka kepada
Allah:
- dengan menjalankan perintah-perintah-Nya,
- dengan menjalani kehidupan yang penuh doa.
1. MENGAPA KITA HARUS BERDOA?
Berdoa itu penting untuk semua orang, terutama orang-orang yang belum
diselamatkan.
Allah mau mendengar orang-orang berdosa yang bertobat (lihat kitab Yunus!). Akan
tetapi, pada MInggu ke-45 ini Katekismus Heidelberg berbicara tentang umat Tuhan.
A. Berdoa itu penting untuk orang-orang Kristen sejati
Allah bahkan memerintahkan mereka untuk berdoa! Mengapa demikian?
Kita tidak bisa memaksa orang untuk berdoa, bukan? Kita tidak perlu
menyuruh orang bernapas, bukan? Mereka bernapas sendiri tanpa disuruh!
Ini memang benar, tetapi bahkan orang-orang Kristen sejati harus disuruh
berdoa. Jika kita berdoa hanya kalau hati kita sedang ingin berdoa, bisa-bisa
kita berhenti berdoa sama sekali! Iblis tahu banyak muslihat untuk
mencapai tujuan ini (baca Daniel 3).
Allah tidak membutuhkan doa-doa kita, tetapi kita yang membutuhkannya.
Doa akan mempersiapkan hati kita untuk menerima berkat-berkat-Nya dan
mengakui Dia atas berkat-berkat itu. Doa membuat kita sadar betapa kita
bergantung pada-Nya.
320
B. Doa yaitu cara terbaik untuk membawa ucapan syukur kita kepada Allah
Doa bahkan lebih daripada perintah-perintah. Doa itu seperti jantung
manusia, yang memberi hidup pada tubuh.
Doa yaitu bagian utama dari ucapan syukur. Ketika berdoa, kita mengucap
syukur kepada Allah, kita mengakui dosa-dosa kita, kita membawa
permohonan kita ke hadapan-Nya, kita memuji nama-Nya, kita
mengungkapkan kasih kita kepada-Nya, kita berdoa untuk orang lain, dan
sebagainya.
Memang benar bahwa Allah sudah mengetahui segala sesuatu (Mzm.
139:2-5). Ia bahkan sudah memutuskan apa yang akan terjadi (Mzm. 33:10,
11). Tetapi kita tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Allah. Oleh sebab itu,
kita berdoa (ingat doa-doa Elia).
C. Hanya orang-orang yang berdoalah yang menerima anugerah dan Roh Allah
Ini tidak berarti bahwa manusia menjadi yang pertama dan Allah menjadi
yang kedua. Secara kodrat, tidak ada seorang pun yang mencari Allah! (Rm.
3:11). Jika orang sungguh-sungguh berdoa, maka Allah sudah mengubah
hatinya.
Di sini Katekismus Heidelberg merujuk pada anak-anak Allah saja. Mereka
sudah menerima Roh Allah. Sebagai buahnya, mereka mulai berdoa.
Kemudian Allah bahkan menambahkan lebih banyak lagi!
Apa yang ditambahkan Allah? Ia menyingkapkan Kristus kepada mereka. Ia
memenuhi mereka dengan Roh-Nya. Ia memperbaharui hidup mereka. Ia
menghibur mereka dalam kesedihan.
321
Oleh sebab itu, kita harus terus berdoa, yaitu berdoa tanpa henti (1Tes.
5:17), bahkan ketika Allah tidak langsung menjawab. Ingat janda dalam
perumpamaan Yesus (Luk. 18:1-8).
Kita harus berdoa dengan ucapan syukur (Flp. 4:6). Setiap saat selalu ada
pokok pujian bagi Allah. Saudara tidak punya sepatu? Orang lain tidak punya
kaki... Saudara ada di dalam penjara? Syukur kepada Allah ada Alkitab untuk
Saudara baca!
2. BAGAIMANA KITA HARUS BERDOA?
Tidak semua doa berkenan kepada Allah. Ia tidak akan mendengarkan kita,
- jika kita terus hidup di dalam dosa-dosa kita (Am. 5:21-24).
- jika kita berdoa dengan niat yang salah (Yak. 4:1-3).
A. Kita harus berdoa dari hati
Kita tidak boleh berdoa dengan bibir saja. Banyak doa yang dipanjatkan di
depan umum hanyalah kata-kata belaka...
Marilah kita berseru kepada satu-satunya Allah yang benar saja, yang sudah
mewahyukan diri-Nya dalam Firman-Nya. Ia berkata, “Apabila kamu mencari
Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan
segenap hati” (Yer. 29:13).
B. Kita harus berdoa dengan rendah hati
“TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati” (Mzm. 34:19). Allah
tidak akan memandang hina hati yang patah dan remuk (Mzm. 51:19).
322
Kita harus mengetahui sepenuhnya kebutuhan kita. Kita selalu
berkebutuhan, bahkan sekalipun kita kaya akan harta benda. Kebutuhan
terbesar kita yaitu kebutuhan hati kita.
Kita juga harus mengetahui kebutuhan orang lain. Banyak orang menderita.
Banyak orang sedang menuju neraka. Ketika kita melihat kebutuhan orang
lain, kebutuhan kita sendiri menjadi lebih kecil.
Kita harus menyadari sepenuhnya betapa besar sengsara kita. Dosa-dosa
kita akan merendahkan hati kita ketika kita berdoa. Lihat bagaimana
Abraham memohon kepada Allah untuk Sodom (Kej. 18:23-32).
C. Kita harus berdoa dengan yakin
Walaupun kita tidak layak menerima apa pun dari Dia, namun kita boleh
percaya bahwa Dia akan menjawab doa-doa kita.
Ia sudah menjanjikan ini dalam Firman-Nya. Baca Lukas 11:5-8 dan 11:9-13.
Kita tidak boleh meragukan Firman Allah (Yak. 1:6).
Ia akan mendengarkan kita karena Yesus! Di luar Kristus, Allah yaitu api
yang menghanguskan, dan doa-doa kita yaitu bau busuk di hidung-Nya.
Itulah sebabnya kita berdoa dalam nama Yesus.
3. APA YANG HARUS KITA DOAKAN?
A. Kita harus berdoa untuk segala sesuatu yang kita butuhkan
Jadi, bukan untuk hal-hal yang kita sendiri ingin miliki. Allah paling tahu apa
323
yang kita perlukan.
Ada hal-hal yang kita perlukan untuk tubuh kita: makanan dan minuman,
kesehatan dan kekuatan, pakaian dan rumah, perlindungan dan berkat
Allah.
Ada hal-hal yang kita perlukan untuk jiwa kita: Firman dan Roh Allah,
pengampunan dosa dan hati yang baru, kesediaan untuk melayani Allah,
dan terutama kerendahan hati!
B. Kita harus berdoa untuk segala sesuatu yang termuat dalam doa Bapa Kami
Yesus sudah mengajarkan doa ini dua kali (Mat. 6:9-13 dan Luk. 11:2-4). Doa
ini menunjukkan kepada kita bagaimana kita harus berdoa.
Kita pertama-tama harus berdoa untuk kemuliaan Allah: Nama-Nya,
Kerajaan-Nya, kehendak-Nya.
Kemudian kita bisa berdoa untuk kepentingan-kepentingan kita sendiri:
makanan kita sehari-hari, dosa-dosa kita, cobaan-cobaan yang kita hadapi.
Tuhan Yesus mengundang Saudara untuk masuk ke dalam hadirat Allah.
Semoga Roh Kudus mengajar Saudara untuk berdoa sesuai dengan
kehendak Allah!
324
Minggu ke-46
===========
SAPAAN DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Lukas 15:11-32 atau Galatia 4:1-7
Dalam Lukas 15 Yesus menyampaikan kepada kita perumpamaan tentang seorang bapak yang
mempunyai dua anak. Anak yang sulung bekerja untuk bapaknya, tetapi ia tidak mengasihi
sang bapak. Ia tinggal sebagai hamba tetapi bukan sebagai anak.
Anak yang bungsu pergi dari rumah dan membuat hidupnya hancur. Sesudah insaf, ia kembali
menemui bapaknya dan menangis. Ia berkata, “Bapak, aku sudah berdosa terhadap Allah dan
terhadap bapak, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapak.”
Dengan jiwa seperti inilah kita harus berdoa. Dengan kata-kata seperti itulah kita harus
menyapa Allah.
Tuhan Yesus memperjelas hal ini kepada murid-murid-Nya. Dan Katekismus Heidelberg
berbicara tentangnya pada Minggu ke-46.
120. Pert. Mengapa Kristus memerintahkan kita menyapa Allah Bapa Kami?
Jaw. Supaya pada saat kita mulai berdoa, di dalam hati kita segera Dia bangkitkan
rasa takut dan percaya kepada Allah, sebagaimana seorang anak kecil terhadap
bapaknya. Rasa takut dan percaya itu menjadi dasar doa kita: Allah sudah menjadi
Bapa kita karena Kristus, dan Dia jauh lebih sudi mengabulkan permohonan yang kita
325
ajukan kepada-Nya dengan iman yang sungguh-sungguh daripada bapak kita sudi
memberikan barang-barang dunia kepada kita.
121. Pert. Mengapa ditambahkan di sini kata: yang di sorga?
Jaw. Supaya kemuliaan Allah tidak kita bayangkan secara duniawi, dan supaya segala
kebutuhan tubuh dan jiwa hanya kita harapkan dari kemahakuasaan- Nya saja.
SAPAAN DALAM DOA BAPA KAMI
1. Bapa kami...
2. ...yang di surga
Ketika kita datang menghadap seseorang yang berkedudukan tinggi dengan suatu
permintaan, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana kita harus menyapanya. Jadi,
betapa hal ini jauh lebih penting ketika kita menemui Raja segala raja!
Bagaimana cara menyapa Allah? Seandainya Yesus menyerahkan hal ini kepada kita, kita
pasti akan memilih kata-kata yang sangat indah. Tetapi Tuhan tidak ingin kita berdoa seperti
orang-orang Farisi (Mat. 6:5-8). Ia menyuruh murid-murid-Nya untuk berdoa, “Bapa kami.”
1. BAPA KAMI...
Allah mempunyai banyak nama: Tuhan, Yang Mahakuasa, Yang Kekal, Allah
perjanjian, dll. Tiap-tiap nama ini mempunyai arti, tetapi yang paling berharga yaitu
“Bapa.” Nama ini menyingkapkan hati Allah (Mzm. 103:13, 14).
Nama “Bapa” tidak sering digunakan dalam Perjanjian Lama:
a) karena bangsa-bangsa lain menyebut berhala mereka sebagai “bapa.”
b) karena Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus belum datang.
326
Adam disebut anak Allah (Luk. 3:38), karena Tuhan menjadikan dia. Tetapi Adam
jatuh ke dalam dosa, dan kita ikut jatuh bersamanya.
Allah sudah mengangkat anak-anak pilihan-Nya karena Yesus. Yesus yaitu “Saudara
Sulung” bagi semua umat Allah. Ia ditinggal oleh Bapa ketika menderita bagi mereka.
Sungguh suatu hak istimewa bagi umat manusia, yang penuh dosa! Bahkan para
malaikat tidak diperbolehkan mengatakan ini (Ibr. 2:16).
Banyak orang dari antara umat Allah takut mengatakan “Bapa kami.” Allah begitu
agung, dan mereka merasa begitu tidak layak. Si anak hilang sudah berniat untuk
mengatakan, “Jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapak.” Tetapi itu tidak
baik! Dan ia pun ternyata tidak dapat mengatakannya. Sang bapak membuatnya
menjadi anaknya lagi.
Kristus sudah mati dan bangkit untuk membuat ini menjadi mungkin (Yoh. 20:17).
Para murid harus berdoa, “Bapa kami.” Hanya Yesus yang bisa benar-benar berkata,
“Bapa-Ku” (Mat. 26:42). Ketika umat Allah mengatakannya, itu hanya karena Yesus.
Umat Allah berdoa bagi satu sama lain: “Bapa kami.” Ketika berdoa Bapa kami,
mereka bersekutu dengan Jemaat di seluruh dunia, di setiap negara. Mereka yaitu
anak-anak dari satu Bapa!
Yesus ingin agar umat-Nya takut dan percaya kepada Allah, seperti anak-anak
terhadap bapak mereka. Inilah dasar bagi doa kita, meskipun bukan dasar bagi
jawaban Allah (Ibr. 11:6).
Ini merupakan dasar bagi doa kita:
- jika kita tidak takut akan Allah, kita akan mencoba memaksa-Nya.
- jika kita tidak percaya kepada Allah, kita melangkah masuk ke dalam
kegelapan.
327
Allah lebih bersedia untuk menolong daripada seorang bapak di dunia (Mat. 7:9-11).
Tetapi kita harus meminta dengan iman yang benar. Pada saat yang sama, kita harus
ingat bahwa Allah tidak memberikan semua yang kita minta. Seandainya Ia mau
memberikan semuanya, itu akan menghancurkan kita (ingat Bileam).
Kita tidak harus memulai semua doa dengan perkataan “Bapa kami.” Lihat, misalnya,
Kisah Para Rasul 1:24 dan 4:24. Akan tetapi, harus selalu ada rasa percaya dan
hormat seperti seorang anak seperti ini.
2. ...YANG DI SURGA
Sekarang sepertinya apa yang diberikan dalam perkataan “Bapa kami” ditarik
kembali oleh kata-kata selanjutnya. Surga begitu jauh!
Itulah sebabnya orang-orang kafir berbicara lebih banyak tentang (dan bahkan
kepada) “Bumi.” Bumi lebih dekat dengan manusia daripada surga. Allah tidak bisa
dilihat! Itu memang menyenangkan bagi para pencuri dan para pendosa lainnya,
tetapi membingungkan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Tuhan Yesus tidak ingin membuat kita berkecil hati, tetapi Ia ingin mengingatkan kita
bahwa Allah “bukanlah adik kita.” Kita tidak boleh kehilangan rasa hormat ketika
berdoa. Allah itu dekat (Kis. 17:27), tetapi Dia juga jauh di atas kita (Yer. 23:23, 24).
Langit yaitu takhta Allah Bapa (Yes. 66:1). Bapak di dunia ini kurang dalam hal
kuasa, hikmat, dan belas kasihan. Tetapi Allah berbeda! Kita tidak boleh
menyamakan Dia dengan kita, atau berpikiran keras tentang Dia (Mzm. 115:3).
Ketika berdoa, kita harus langsung menyadari bahwa kita sudah masuk dalam hadirat
Allah. Kita berdiri di atas tanah yang kudus (Kel. 3:5).
328
Ini harus terlihat dalam sikap tubuh kita. Musa melepas alas kakinya. Untuk kita,
pantaslah kalau kita berlutut atau berdiri.
Sungguh membesarkan hati mendengar bahwa Allah ada di surga. Sebagai Bapa, Ia
mau menolong kita. Sebagai Tuhan langit dan bumi, Ia mampu menolong kita. Oleh
sebab itu, kita harus mengharapkan segala sesuatu dari Dia!
Kita harus melihat dunia ini dari sudut pandang surga. Maka gunung-gunung yang
tinggi akan menjadi seperti timbunan tanah atau tumpukan debu, dan musuh-musuh
mulai terlihat seperti belalang (Mzm. 2).
Marilah kita menantikan Allah sesudah kita berdoa. Elia berdoa meminta hujan, lalu
mengirim bujangnya untuk melihat tanda-tandanya. Allah akan menjawab pada
waktu yang ditetapkan-Nya (Ibr. 4:16).
A. Apakah orang yang belum lahir kembali boleh mengucapkan doa “Bapa kami”?
Ia tidak mampu mengatakannya dalam roh dan kebenaran. Keinginan hatinya bukan
untuk memuliakan Allah (Mal. 1:6). Doa ini akan menjadi dusta pada mulutnya.
Ketika ia benar-benar mengucapkan kata-kata ini, Iblislah yang akan mendengar
(Yoh. 8:44). Neraka penuh dengan orang-orang yang sudah mengucapkan doa “Bapa
kami.”
B. Orang-orang yang sudah lahir kembali harus mengucapkan doa ini (Yoh. 1:12, 13).
Mereka menampakkan gambar dan rupa Allah, mereka mengasihi anak-anak Allah,
mereka tunduk pada kehendak dan hajaran Bapa, dan mereka rindu berada di rumah
329
Bapa mereka (Yoh. 14:2-4).
Hai anak-anak Allah, berharaplah kepada Dia yang yaitu Bapamu! Engkau bisa saja
berjalan melintasi kegelapan, tetapi percayalah, Bapamu ada di surga. Kasih-Nya
besar dan ajaib (1Yoh. 3:1). Berdoalah meminta Roh Allah yang akan membuatmu
berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” (Gal. 4:6).
330
Minggu ke-47
===========
PERMINTAAN PERTAMA DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Yohanes 17:1-9 atau Matius 5:13-16
Allah menciptakan kita untuk kemuliaan Nama-Nya: supaya kita mengenal-Nya, mengasihi-
Nya, dan memuji-Nya.
Tetapi hidup kita justru bertentangan dengan ini. Melalui kejatuhan Adam, kita sekarang
berada dalam kegelapan. Kita mencintai diri sendiri, sementara kita membenci Allah dan
sesama kita.
Hanya ada Satu yang sudah memuliakan Allah: Tuhan Yesus Kristus!
- Ia menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yoh. 17:4).
- Ia menyatakan Nama Allah kepada orang-orang yang diberikan Bapa kepada-Nya (ay.
6).
- Ia sudah (dan tetap) memberi mereka hidup yang kekal (ay. 2 dan 3).
Melalui Dia, orang-orang Kristen membawa pujian kepada Allah. Mereka berdoa,
“Dikuduskanlah Nama-mu!”
Inilah permintaan pertama dalam doa Bapa kami. Permintaan itu dijelaskan dalam Katekismus
Heidelberg, Minggu ke-47.
331
122. Pert. Apa doa yang pertama?
Jaw. Dikuduskanlah nama-Mu. Artinya, berilah pertama-tama agar kami benar-benar
mengenal Engkau dan menguduskan, memuliakan, serta memuji Engkau karena
segala perbuatan-Mu yang menyatakan kemahakuasaan, hikmat, kebaikan, keadilan,
kemurahan, dan kebenaran-Mu. Selanjutnya, berilah agar kami mengatur dan
mengarahkan seluruh hidup, pikiran, perkataan, dan perbuatan kami sedemikian,
sehingga nama-Mu jangan dihujat, tetapi dipuji dan dihormati karena kami.
PERMINTAAN PERTAMA DALAM DOA BAPA KAMI
Di sini kita berdoa,
1. Semoga Nama Allah dikuduskan oleh Allah sendiri!
2. Semoga Nama Allah dikuduskan oleh kita!
3. Semoga Nama Allah dikuduskan oleh orang lain!
Dalam doa Bapa kami, kita menyapa Allah:
a) sebagai Bapa yang Nama-Nya harus dihormati (permintaan pertama).
b) sebagai Raja yang kerajaan-Nya harus diperluas (permintaan kedua).
c) sebagai Tuhan yang kehendak-Nya harus dilaksanakan (permintaan ketiga).
Nama Allah harus dihormati:
- itu merupakan bagian dari Sepuluh Perintah.
- itu juga merupakan bagian dari doa Bapa kami.
1. SEMOGA NAMA ALLAH DIKUDUSKAN OLEH ALLAH SENDIRI!
Ini yaitu permintaan pertama dalam doa Bapa kami. Ini juga merupakan
permintaan yang paling penting. “Dikuduskanlah Nama-Mu,” terutama Nama
“Bapa.”
332
Kita tidak dapat menambahkan sesuatu pada Nama Allah, tidak pula kita bisa
mengambil sesuatu darinya. Bandingkan dengan matahari: tak seorang pun bisa
mengendalikan cahaya atau panasnya.
Tetapi matahari dapat disembunyikan oleh awan-awan.
Dengan cara yang sama kemuliaan Allah digelapkan:
- ketika Nama Allah difitnah atau disangkal.
- ketika nama manusia terlalu ditinggikan.
Melalui doa ini, anak-anak Allah mengelilingi Bapa mereka dan membela-Nya (anak
yang berbakti akan selalu suka melakukannya). Allah tidak membutuhkan
pertolongan manusia, tetapi Ia bersuka dalam kasih anak-anak-Nya!
Allah menguduskan Nama-Nya sendiri:
a) ketika Ia memberkati atau menebus umat-Nya.
b) ketika Ia melaksanakan penghakiman atas musuh-musuh-Nya.
Mereka akan mengetahui bahwa Dialah TUHAN (Yeh. 38:23).
Kristus sudah menguduskan Nama Allah. Ia mematuhi kehendak Bapa-Nya, sekalipun
itu mendatangkan penderitaan besar. Ia berkata, “Bapa, muliakanlah nama-Mu!”
(Yoh. 12:28).
Para malaikat menguduskan Nama Allah (Yes. 6:3). Demikian pula dengan anak-anak
Allah di surga (Why. 15:3, 4), dan semua makhluk, termasuk langit dan bumi (Mzm.
19:2-7). Tetapi Nama Allah juga harus dikuduskan oleh kita.
2. SEMOGA NAMA ALLAH DIKUDUSKAN OLEH KITA!
Hal inilah yang ditekankan dalam Katekismus Heidelberg. Semua orang harus
menguduskan Nama Allah, terutama umat Tuhan (1Ptr. 3:15).
333
Sayangnya, kita tidak menguduskan Nama-Nya! Kita dulu melakukannya di dalam
Firdaus, tetapi sekarang kita mati di dalam dosa. Kita perlu dilahirkan kembali. Maka
kita akan melihat dosa kita dan berduka karenanya. Kemudian kita akan mulai
mengucapkan doa ini secara tulus.
A. “Berilah agar kami benar-benar mengenal Engkau!”
Jika kita tidak mengenal Allah, kita tidak dapat memuliakan Dia. Bintang
gemintang, pepohonan, dan burung-burung memuliakan Dia tanpa sadar,
tetapi manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia harus
melakukannya dengan sadar.
Kita harus mengenal-Nya dengan benar:
- bukan dengan pikiran kita sendiri, melainkan oleh Roh Kudus.
- bukan dengan pengetahuan dari kepala, melainkan dengan
pengenalan dari hati.
- bukan hanya dari buku, tetapi juga dengan mengalami sendiri.
Anak-anak Allah harus berusaha untuk mengenal-Nya dengan lebih baik.
Ketika kita mempunyai seorang teman, sungguh menyakitkan jika kita tidak
mencoba untuk mengenalnya dengan lebih baik. Orang sering kali
mengecewakan kita, tetapi ketika kita semakin mendekat kepada Allah, kita
akan lebih mengasihi-Nya lagi.
Bagaimana kita bisa mengenal-Nya dengan lebih baik?
- Dengan menyelidiki Kitab Suci dan berdoa meminta pengertian.
- Dengan berusaha bersekutu dengan Allah dan umat-Nya.
- Dengan belajar dari pengalaman-pengalaman yang menyakitkan.
B. “Berilah agar kami memuji Engkau karena segala perbuatan-Mu!”
334
Allah menciptakan dunia ini dan segala isinya. Itu merupakan bukti dari kuat
kuasa dan hikmat-Nya.
Kristus datang untuk menebus umat-Nya. Itu merupakan bukti dari rahmat
dan keadilan Allah.
Roh Kudus membimbing Jemaat dalam segala sesuatu. Itu merupakan bukti
dari kebaikan dan kesetiaan Allah.
Kita perlu mata yang terbuka untuk melihat semuanya ini. Oleh sebab itu
kita berdoa, “Berilah agar kami memuliakan Nama-Mu.” Kita datang dengan
tangan hampa di hadapan Allah yang hidup.
3. SEMOGA NAMA ALLAH DIKUDUSKAN OLEH ORANG LAIN!
Kita harus hidup dengan begitu rupa hingga orang lain memuliakan Allah (baca
Matius 5:16). Sungguh sesuatu yang berat apabila Nama Allah difitnah oleh karena
kita, sebagaimana yang terjadi dalam perkara Daud (2Sam. 12:24).
Hidup kita seperti buku yang terbuka:
a) Segala ciptaan yaitu buku yang menceritakan Allah Bapa kepada kita.
b) Alkitab yaitu buku yang menceritakan Tuhan Yesus kepada kita.
c) orang Kristen yaitu buku yang ditulis oleh Roh Kudus (2Kor. 3:3).
Mengenai Alkitab, tidak ada masalah dengannya, tetapi buku yang disebut terakhir
itu yaitu orang Kristen) memuat banyak halaman hitam. Orang lain membaca buku
yang terakhir itu. Mereka tidak membaca Alkitab, tetapi membaca hidup kita.
Mereka mengharapkan sesuatu dari kita!
335
Apa yang mereka lihat dalam hidup kita? Haus kekuasaan, mata duitan, gila hormat,
suka mengejar perkara-perkara duniawi, suka mabuk-mabukan, senang berdosa,
suka berselisih, atau yang lainnya?
Jika demikian, maka mereka akan mencela Nama Allah karena kita. Kita sudah
menjadi batu sandungan, yang menghalangi mereka untuk datang kepada Kristus.
Kita menggelapkan kemuliaan Allah kita yang agung.
Nama Allah haruslah kita sayangi dengan begitu rupa hingga kita merasa sakit ketika
Ia dihina karena kita. Allah layak dipuji!
Kita harus mengatur dan mengarahkan seluruh hidup kita, seperti orang yang sedang
menembakkan anak panah. Apa sasaran kita? Sasarannya haruslah kemuliaan Nama
Allah.
Oleh sebab itu, kita perlu mengucapkan doa ini setiap saat. Itu yaitu doa yang pasti
akan dijawab Allah. Maka Allah akan mendapat kemuliaan, dan kita mendapat
kebahagiaan sejati!
336
Minggu ke-48
===========
PERMINTAAN KEDUA DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Mazmur 72 atau 1 Korintus 15:20-28
Raja-raja Israel memerintah atas Nama Allah. Mereka harus menuruti kehendak Raja segala
raja. Mereka harus menolong kaum miskin dan orang-orang yang membutuhkan (Mzm. 72:4).
Mazmur 72 yaitu mazmur untuk Salomo, anak Daud. Mazmur itu yaitu nubuatan tentang
kedatangan Raja Yesus. Ia akan membawa damai dan keadilan, bukan hanya bagi Israel,
melainkan juga bagi bangsa-bangsa.
Inilah yang kita doakan dalam doa Bapa kami. “Datanglah Kerajaan-Mu...”
Katekismus Heidelberg membantu kita memahami arti doa ini pada Minggu ke-48.
123. Pert. Apa doa yang kedua?
Jaw. Datanglah Kerajaan-Mu. Artinya, perintahlah kami melalui Firman dan Roh-Mu
sedemikian, sehingga kami makin lama makin tunduk kepada-Mu; pelihara dan
kembangkanlah Gereja-Mu; binasakanlah segala perbuatan iblis dan segala
kekuasaan yang menentang Engkau, demikian pula segala maksud jahat, yang
dirancangkan untuk melawan Firman-Mu yang kudus; sampai kerajaan-Mu datang
dengan sempurna. Di dalamnya Engkau akan menjadi semua di dalam semua.
337
PERMINTAAN KEDUA DALAM DOA BAPA KAMI
Di sini kita berdoa,
1. Semoga Allah menunjukkan bahwa Dialah Raja!
2. Semoga Allah memerintah kita melalui Firman dan Roh-Nya!
3. Semoga Allah membangun Jemaat-Nya!
4. Semoga Allah menghancurkan kuasa Iblis!
Dalam permintaan pertama, kita berdoa supaya Nama Allah dimuliakan. Dalam permintaan
kedua, kita berdoa supaya Kerajaan-Nya datang. Ketika Allah menunjukkan bahwa Dialah
Raja, maka Nama-Nya akan dimuliakan.
Allah bukan hanya Bapa, melainkan juga Raja. Dia yaitu Raja yang paling agung. Anak-anak-
Nya yaitu para prajurit Kerajaan-Nya. Senjata terkuat mereka? Doa!
1. SEMOGA ALLAH MENUNJUKKAN BAHWA DIALAH RAJA!
Allah selalu menjadi Raja, sejak awal mula dunia ini. “Sebab TUHANlah yang
empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa” (Mzm. 22:29). Tak
seorang pun bisa bergerak tanpa kehendak-Nya.
Namun demikian, Allah ingin agar kita tunduk kepada-Nya dengan sukarela, bukan
hanya dengan paksaan. Dan sekarang kita sampai pada inti permasalahannya.
Manusia tidak mau Allah menjadi Raja atas dirinya (Kej. 3). Iblis sudah menjadi
penguasa dunia ini (Yoh. 12:31).
Sekarang Allah merebut kembali dunia ini. Dunia yaitu ciptaan-Nya! Ia sudah
mengurapi Anak-Nya sebagai Raja dan Juruselamat (Mzm. 2:6-9). Tuhan Yesus
memerintah atas nama Bapa-Nya (Mat. 28:18).
338
Allah sudah menunjukkan bahwa Dialah Raja.
- Anak Allah datang ke dalam dunia ini (Mat. 3:2).
- Ia mengusir banyak roh jahat (Mat. 12:28).
- Ia bangkit dari antara orang mati (Rm. 1:4).
- Ia sekarang duduk di sebelah kanan Bapa (Ibr. 1:3).
Allah pada saat ini menunjukkan bahwa Dialah Raja.
- Roh Kudus sudah dicurahkan.
- Injil sedang menyebar luas ke segala bangsa.
- Orang-orang pilihan Allah sedang dikumpulkan.
Allah akan terus menunjukkan bahwa Dialah Raja.
- Kristus akan mengalahkan semua musuh-Nya (1Kor. 15:25).
- Ia akan membangkitkan anak-anak-Nya dari antara orang mati (1Kor. 15:26).
- Kemudian Ia akan menyerahkan kerajaan kepada Bapa (1Kor. 15:24).
Namun, saat itu masih belum tiba. Oleh sebab itu kita berdoa, “Datanglah kerajaan-
Mu...!” Akan tetapi...sudahkah Allah menjadi Raja di hati kita?
2. SEMOGA ALLAH MEMERINTAH KITA MELALUI FIRMAN DAN ROH-NYA!
A. Semoga Allah memerintah hati dan hidup kita...
Kita perlu memulai dari diri kita sendiri. Banyak orang sibuk membangun
kerajaan Allah, tetapi hati mereka sendiri tidak pernah diubahkan. Mereka
pergi ke luar negeri untuk mempertobatkan orang lain, tetapi mereka
sendiri hanyalah alat-alat yang mati. Saul ada di antara para nabi, dan Yudas
di antara para murid. Suatu saat akan disingkapkan siapa kita sebenarnya!
Secara kodrat, kita tinggal di dalam kerajaan Iblis, dan kita melayaninya.
339
Kita bisa saja dibaptis, tetapi itu tidak menyelamatkan kita (Mat. 8:12). Kita
perlu lahir dari Firman dan Roh Allah. “Carilah dahulu Kerajaan Allah...”
(Mat. 6:33a). Kerajaan Allah yaitu mutiara yang sangat berharga... (Mat.
13:45, 46).
B. …sehingga kita makin lama makin tunduk kepada-Nya!
Anak-anak Allah sudah diselamatkan dari kuasa kegelapan dan dibawa ke
dalam kerajaan Kristus (Kol. 1:13). Namun demikian, mereka juga perlu
melayani-Nya dengan jauh lebih baik.
Kita berdoa semoga Allah memerintah kita melalui Firman-Nya, sehingga
kita tahu kehendak sang Raja. Kita berdoa semoga Allah memerintah kita
melalui Roh-Nya, sehingga kita tunduk kepada-Nya dengan sepenuh hati.
3. SEMOGA ALLAH MEMBANGUN JEMAAT-NYA!
Jemaat dan kerajaan Allah berhubungan dekat.
Jemaat tidak sama dengan kerajaan Allah, tetapi:
- di dalam Jemaat, Allah menunjukkan bahwa Dialah Raja.
- melalui Jemaat, Ia menunjukkan hal ini juga kepada dunia.
Oleh sebab itu, kita berdoa supaya Jemaat Allah ditegakkan dan Injil disebarluaskan
(Mzm. 51:20). Perhatikanlah, ini yaitu Jemaat-Nya, bukan Jemaat kita!
A. Semoga Allah memelihara Jemaat-Nya!
Kita perlu berdoa:
- supaya kita memberitakan dan memegang teguh ajaran yang
sehat.
- supaya kita hidup dalam takut akan Tuhan.
340
- supaya kita berkumpul dalam kesatuan.
- supaya kita tidak kehilangan harapan dalam penganiayaan (Mat.
16:28).
B. Semoga Allah mengembangkan Jemaat-Nya!
Kita berdoa supaya ada penambahan anggota jemaat yang baru dan hidup
(Kis. 2:47). Jika jemaat tidak maju, ia akan mundur. Kubangan air yang
tegenang (air yang tidak mengalir) lama kelamaan akan berbau busuk.
Berdoalah untuk anak-anak Saudara, untuk istri, suami, orangtua, kakek
nenek, dan kerabat. Berdoalah untuk teman-teman Saudara, untuk
tetangga, dan orang-orang di lingkungan Saudara. Berdoalah untuk dunia
yang membutuhkan.
4. SEMOGA ALLAH MENGHANCURKAN KUASA IBLIS!
A. Semoga Allah menghancurkan perbuatan-perbuatan Iblis!
Kerajaan Allah dan kerajaan Iblis itu seperti air dan api (2Kor. 6:14, 15).
Pertama-tama Iblis mencoba mencegah kedatangan Kristus (melalui Firaun).
Kemudian ia mencoba membunuh-Nya (melalui Raja Herodes). Sekarang ia
menyerang umat Kristus yang sejati (melalui Nero, dll.).
B. Semoga Allah menghancurkan segala sesuatu yang menentang-Nya!
Ibis tidak bertanggung jawab atas segala kejahatan yang terjadi. Sebagai
contoh, orang-oranglah yang membangun menara Babel (Kej. 11:1-9). Para
penguasa dunia ini memberontak melawan Allah (Mzm. 2:1, 2). Hati
manusia penuh dengan permusuhan.
341
C. Semoga Allah menghancurkan segala serangan melawan Firman-Nya yang
kudus!
Serangan melawan Firman Allah sudah banyak, sebab firman yaitu dasar
Jemaat:
- sebagian orang sudah berusaha membakar semua Alkitab.
- sebagian yang lain sudah mencampuradukkannya dengan ajaran-
ajaran palsu.
- yang lain lagi berkata bahwa bagian-bagian tertentu di dalamnya
pasti tidak benar.
Kita dipanggil untuk berbicara dan berperang melawan semuanya ini, tetapi
yang terutama, kita harus berdoa. Hanya Allah yang mampu
menghancurkan semua rencana jahat ini. Baca 1 Yohanes 3:8.
Dalam permintaan kedua, kita berdoa supaya semuanya ini terjadi, ...hingga Kerajaan-Mu
datang secara sempurna!
Suatu hari nanti semua orang akan bertekuk lutut di hadapan Allah. Tuhan sudah
menjanjikannya. Kedua belas orang dari Galilea sudah menjadi suatu kumpulan yang besar.
Bumi akan penuh dengan pengenalan akan TUHAN. Jemaat tidak berdoa dengan sia-sia.
Hal ini tidak akan tercapai oleh usaha kita sendiri. Yerusalem Baru akan turun dari surga,
berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya (Why. 21:2).
“Datanglah Kerajaan-Mu!” Itu yaitu doa untuk kedatangan Yesus kembali. Banyak
penderitaan masih akan mendahului kedatangan-Nya (Mat. 24). Antikristus akan
342
memberontak melawan Allah (2Tes. 2:1-8). Tetapi Yesus akan datang dengan segera!
Kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru (2Ptr. 3:13). Seluruh ciptaan akan
dimerdekakan (Rm. 8:18-22).
Kemudian Allah akan menjadi “semua di dalam semua” (1Kor. 15:28). Sekarang masih ada
banyak orang jahat di dunia dan orang munafik di dalam jemaat, tetapi mereka akan lenyap.
Pada saat ini Allah masih belum menjadi segala-galanya dalam diri umat-Nya, tetapi nanti Ia
akan tinggal di antara mereka (Why. 21:1-5).
343
Minggu ke-49
===========
PERMINTAAN KETIGA DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Matius 16:21-28 atau Matius 26:36-46
Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku” (Mat. 16:24). Ini sangat sulit. Pada kenyataannya, itu mustahil
bagi manusia yang sudah jatuh. Dosa sudah membuat kita sombong dan cinta diri.
Kita perlu menerima hati yang baru, sebelum dapat melakukan apa yang dikatakan Yesus.
Tetapi sekalipun begitu, kadang-kadang sulit untuk menyangkal diri. Hal ini menimbulkan
kesedihan yang besar dalam hati umat Allah.
Oleh karena itu, Yesus mengajar kita berdoa, “Bapa kami yang ada di surga..., Jadilah
kehendak-Mu...!” Itu menjadi doa-Nya sendiri di Taman Getsemani (Mat. 26:39, 42).
Baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-49.
124. Pert. Apa doa yang ketiga?
Jaw. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Artinya, berilah supaya kami
dan sekalian manusia menyangkal kehendak sendiri, dan dengan tidak membantah,
mematuhi kehendak-Mu, satu-satunya yang baik, agar dengan demikian setiap orang
memenuhi dan melaksanakan tugas panggilannya dengan kerelaan dan kesetiaan
yang sama seperti malaikat-malaikat di surga.
344
PERMINTAAN KETIGA DALAM DOA BAPA KAMI
Di sini kita berdoa,
1. Semoga kehendak Allah jadi!
2. Semoga kita melepaskan kehendak kita sendiri!
3. Semoga kita setia dalam pekerjaan kita sehari-hari!
1. SEMOGA KEHENDAK ALLAH JADI!
A. Mengucapkan doa ini sungguh “berbahaya.” Allah mungkin menjawabnya!
Itu bisa saja mengakhiri kehidupan kita di dunia ini. Ingat Kristus di Taman
Getsemani (Mat. 26:42-47). Itu akan mengakhiri kehidupan kita di dalam
dosa dan kesombongan. Ingat Paulus di dekat Damsyik (Kis. 22:10).
Tidak mengucapkan doa ini justru lebih berbahaya lagi. Melakukan
kehendak kita sendiri tidaklah membuat kita bahagia. Kita yaitu budak bagi
diri kita sendiri (Yoh. 8:34). Yang sering kita doakan yaitu semoga
kehendak kita jadi. Suatu hari Allah bisa saja mengabulkan doa itu, maka kita
akan berakhir di neraka!
Ketika Yesus datang kembali, kita akan bertekuk lutut (Flp. 2:10). Lebih baik
melakukannya sekarang. Itu akan membuat kita benar-benar merdeka (Yoh.
8:31, 32). Melakukan kehendak Allah itu sama dengan kebahagiaan. Akan
tetapi... bagaimana kita bisa mengetahui kehendak Allah?
B. Sebagian dari kehendak Allah tersembunyi di dalam hati-Nya
Ia sudah memutuskan apa yang akan terjadi (Ef. 1:11). Kita harus diam dan
menerima segala sesuatu yang datang dari tangan Allah, entah itu baik atau
buruk (Ayb. 1:21).
345
Sebagian dari kehendak Allah dinyatakan dalam Firman-Nya. Kita tidak tahu
apa yang akan dilakukan Allah, tetapi kita tahu apa yang diharapkan-Nya
untuk kita lakukan (Ul. 29:29). Kita harus mematuhi-Nya seperti yang
dituntut dalam Injil (Mat. 7:21).
Inilah pokok utama dari doa ini. Sejumlah supir taksi mengemudi dengan
sangat ugal-ugalan. Pada mobil mereka bisa saja ada tulisan, “Kehendak
Allah yaitu yang terbaik.” Tetapi pada kenyataannya, ini merupakan cara
yang sangat gegabah untuk mencobai Allah. Jika tidak bisa berenang, kita
boleh berdoa supaya Allah melaksanakan kehendak-Nya, tetapi kita tidak
boleh melompat ke dalam air (Luk. 4:9-12).
Kita berdoa supaya taat kepada kehendak Allah: “Jadilah kehendak-Mu di
bumi seperti di surga.” Kita ingin menyerupai para malaikat, yang selalu siap
sedia melaksanakan kehendak Allah.
2. SEMOGA KITA MELEPASKAN KEHENDAK KITA SENDIRI!
A. Kehendak kita sendiri yaitu jahat
Di dalam Firdaus, kehendak Allah merupakan kehendak kita juga. Tetapi
ketika kita jatuh ke dalam dosa, kehendak kita menjadi rusak. Kita tidak
kehilangan kehendak kita (kita bukan kambing!), tetapi kehendak kita
menunjukkan rasa permusuhan terhadap Allah (Rm. 8:7).
Hal ini berubah ketika kita lahir kembali. Yang kemudian menjadi keinginan
kita yaitu melaksanakan kehendak Allah. Sekalipun begitu, kita sering kali
gagal melaksanakan kehendak-Nya (Rm. 7:15), namun hal itu mendorong
kita untuk datang kepada Tuhan di dalam doa.
346
“Berilah supaya kami menyangkal kehendak kami sendiri.” Doa ini
mempermalukan kita. Kita harus memohon kepada Allah untuk membuat
kita taat…!
B. Kehendak Allah itu baik
Mengetahui kehendak Allah saja tidaklah cukup, kita perlu
melaksanakannya (2Ptr. 2:21 dan Luk. 12:47). Allah mengetahui apakah kita
melakukannya atas dasar kasih atau tidak.
Kita harus mematuhi Allah tanpa mengajukan keberatan. Janganlah kita
menjadi seperti anak kecil yang menaati orangtuanya dengan menggerutu
(Mat. 21:28-32). “Jadilah kehendak-Mu...!”
Doa ini sangat penting:
- kadang-kadang sulit untuk mengetahui kehendak Allah.
- dan ketika kita mengetahui kehendak-Nya, tidak selalu mudah
untuk menerimanya dengan sepenuh hati.
- dan bahkan sesudah menerima kehendak-Nya, melaksanakannya
yaitu perkara lain.
Semoga Kristus mengajar kita untuk mengucapkan doa ini!
- Ia menyangkal diri dalam segala hal. Ia memikul kayu salib untuk
menyelamatkan umat-Nya.
- Ia memperbaharui mereka oleh Roh-Nya, dan dengan demikian
menjadikan mereka seperti tanah liat di tangan tukang periuk (Yes.
64:8).
3. SEMOGA KITA SETIA DALAM PEKERJAAN KITA SEHARI-HARI!
347
“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.”
Dalam doa ini kita meminta Allah untuk membuat kita taat setaat para malaikat di
surga.
A. Kehendak Allah dilaksanakan di surga.
Para malaikat selalu setia dalam melayani Allah (baca Mazmur 103: 20, 21).
Sebagian dari mereka memiliki kedudukan tinggi, sebagian yang lain
kedudukan lebih rendah (baca Wahyu 8:2 dan Lukas 1:19).
Para malaikat tidak membantah, mereka hanya melakukan pekerjaan
mereka. Sebagian harus melaksanakan penghakiman-penghakiman Allah
(Kel. 12), sebagian yang lain dipanggil untuk membawa kabar baik (Luk.
24:4-8). Tetapi mereka melayani satu Tuan yang sama. Mereka disebut “roh-
roh yang melayani” (Ibr. 1:14).
B. Dengan cara seperti itulah kehendak Allah harus dilaksanakan di bumi
Kita harus melayani Allah setiap hari sepanjang minggu. Pada hari Minggu
orang lain bisa melihat pakaian kita yang bagus, tetapi apa yang mereka
lihat pada hari-hari lain?
Marilah kita berdoa supaya kita setia dalam pekerjaan kita. Apakah kita
menjadi orang Kristen di rumah kita, di dalam pekerjaan kita, dsb.? Ataukah
kita berlaku kasar, mementingkan diri sendiri, dan malas?
Apakah Saudara bahagia melaksanakan kehendak Allah? Jika demikian,
maka Saudara juga akan merasa betah di surga.
Tetapi jika tidak, maka Saudara tidak akan senang berada di sana, bahkan
seandainya Allah mengizinkan Saudara masuk...!
348
A. Orang-orang yang mengucapkan doa ini dengan tulus sangatlah sedikit. Sebagian
besar orang ingin agar kehendak mereka sendiri yang jadi. Inilah penyakit terberat
pada zaman kita!
B. Bahkan anak-anak Allah tidak sepenuhnya terbebas dari penyakit ini. Abraham lebih
suka Ismael daripada Ishak (Kej. 17:18). Ishak lebih suka Esau daripada Yakub (Kej.
25:28).
C. Namun, kemerdekaan sejati hanya didapat dengan melayani Allah. Berdoalah supaya
Allah mengeratkan Saudara kepada Kristus, kepada Dia yang makananan-Nya yaitu
melakukan kehendak Bapa-Nya (Yoh. 4:34).
349
Minggu ke-50
===========
PERMINTAAN KEEMPAT DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Matius 6:24-34 atau Mazmur 127
“Apa yang hendak kita makan atau minum?” (Mat. 6:25). Pertanyaan ini tidak diajukan di
dalam Firdaus. Di sana ada kelimpahan. Tetapi ketika Adam dan Hawa melanggar perintah
Allah, mereka diusir dari hadapan-Nya. Allah berfirman kepada Adam, “Dengan berpeluh
engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah” (Kej. 3:19a).
Kendati demikian, masih ada makanan dan minuman di dunia ini. Anak-anak Allah
menerima apa yang mereka butuhkan. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan yang sudah
dilakukan Yesus di atas bumi. Sekarang TUHAN berjanji kepada umat-Nya bahwa roti
mereka akan disediakan dan air minum mereka terjamin (Yes. 33:16).
Tuhan Yesus mengundang umat-Nya untuk meminta makanan dan minuman ini kepada
Allah. Ini yaitu permintaan keempat dalam doa Bapa kami.
Katekismus Heidelberg menjelaskannya pada Minggu ke-50
125. Pert. Apa doa yang keempat?
Jaw. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Artinya,
kiranya Engkau memelihara kami dengan segala yang diperlukan oleh tubuh kami,
350
supaya olehnya kami mengakui bahwa Engkaulah satu-satunya sumber segala
kebaikan, dan bahwa baik usaha dan pekerjaan kami maupun pemberian-Mu tidak
berfaedah bagi kami tanpa berkat-Mu, sehingga kami tidak lagi menaruh
kepercayaan kepada makhluk apa pun, tetapi hanya kepada Engkau saja.
PERMINTAAN KEEMPAT DALAM DOA BAPA KAMI
Di sini kita berdoa,
1. Semoga Allah memenuhi kebutuhan jasmani kita!
2. Semoga Allah memberi kita makanan setiap hari!
3. Semoga Allah membantu kita untuk mengharapkan segala sesuatu dari
Dia!
1. SEMOGA ALLAH MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI KITA!
Dalam doa Bapa kami, kita pertama-tama berdoa supaya Allah dimuliakan. Kita
sudah mendoakannya sebanyak tiga kali. Sekarang kita berdoa untuk kebutuhan
kita sendiri, tiga kali juga. “Carilah dahulu Kerajaan Allah..” (Mat. 6:33a).
Kita boleh berdoa untuk kebutuhan jasmani kita: secara khusus, makanan kita
sehari-hari. Kita juga boleh berdoa untuk kebutuhan hati kita: pengampunan dosa-
dosa kita dan kekuatan untuk mengatasi godaan.
Hanya ada satu permintaan untuk kebutuhan jasmani kita. Kita tidak boleh hanya
memikirkan makanan ketika berdoa. Bekerjalah untuk makanan yang bertahan
sampai kepada hidup yang kekal! (Yoh. 6:27).
Namun demikian, doa meminta makanan diucapkan pertama-tama. Sulit untuk
mendengarkan Firman Allah apabila perut kita keroncongan karena lapar. Dan jika
kita mati, kita tidak dapat melayani Allah sama sekali (Mzm. 30:10).
351
Tuhan ingin mengurus kita sebagaimana adanya kita. Ia menjadikan kita dengan
tubuh dan jiwa. Yang menakjubkan, Anak Allah sendiri menjadi manusia (Yoh.
1:14).
Ketika mengajarkan doa ini, Yesus berbicara kepada para nelayan yang miskin, para
petani kecil, para tukang kayu, dan para pembuat sepatu. Ia sendiri yaitu seorang
tukang kayu. Ia mengetahui kebutuhan rakyat di Israel.
Ia juga mengetahui kebutuhan kita: makanan untuk dimakan, air bersih untuk
diminum, rumah untuk ditinggali, tanah untuk diolah, kesehatan supaya kita bisa
bekerja, uang untuk berbelanja, sekolah untuk anak-anak kita, dsb.
2. SEMOGA ALLAH MEMBERI KITA MAKANAN KITA SETIAP HARI!
Kita meminta Allah untuk memberikannya, karena kita tidak memilikinya sendiri.
Kita tidak boleh berpaling kepada berhala-berhala untuk mendapatkannya. Kita
bisa meminta Allah yang hidup (Mzm. 104:27-29). Tetapi kita tidak boleh
memerintah-Nya (Ams. 30:15).
Kita meminta Allah untuk memberikannya kepada kita (jamak). Kita tidak boleh
berbohong seperti Kain (Kej. 4:9). Kita berdoa bukan hanya bagi diri kita sendiri,
melainkan juga bagi orang lain: kerabat kita, saudara-saudara di dalam Kristus, dan
semua manusia. Kita harus menolong mereka ketika mereka membutuhkan.
Kita meminta Allah untuk memberi kita makanan hari ini. Kita tidak usah terlalu
khawatir tentang hari esok (Mat. 6:34). Umat Israel menerima manna untuk satu
hari setiap kali. Hari ini bisa jadi hari terakhir dalam hidup kita. Ingat orang kaya
yang bodoh dalam perumpamaan Yesus (Luk. 12:13-21).
352
Kita meminta Allah untuk memberi kita makanan yang cukup. Kita berdoa supaya
ada makanan secukupnya, sebab kalau tidak, kita akan tergoda untuk mencuri
(Ams. 30:7, 8). Tetapi kita juga berdoa supaya kita tidak memiliki terlalu banyak
harta. Sebab jika demikian, kita bisa saja menjadi sombong dan melupakan Tuhan.
Kita meminta Allah untuk memberi kita makanan kita sendiri. Itu tidak berarti
bahwa kita dapat menuntutnya sebagai hak kita. Upah dosa yaitu maut (Rm.
6:23). Ketika menerima makanan, kita harus ingat: Allah yaitu Pemiliknya dan Ia
tetap menjadi Pemiliknya!
Namun demikian, kita boleh menyebutnya sebagai makanan kita:
- apabila kita memperolehnya secara jujur, sebagai hasil pekerjaan tangan
kita (2Tes. 3:12).
- apabila kita mengetahui bahwa Yesus sudah membayarnya dengan darah-
Nya.
Yesus sudah menderita lapar dan haus atas nama umat-Nya (Luk. 9:58). Mereka
bukan hanya pengemis di hadapan takhta Allah: mereka yaitu anak-anak-Nya
sendiri! Oleh sebab itu, mereka bersuka di dalam Allah (Rm. 8:32) dan berdoa
meminta makanan untuk diri mereka sendiri.
3. SEMOGA ALLAH MEMBANTU KITA UNTUK MENGHARAPKAN SEGALA SESUATU
DARI DIA!
Ketika Allah memperbaharui hati kita, pemberian-Nya akan memimpin kita kepada
Dia yang yaitu sang Pemberi. Tetapi apabila Ia membiarkan kita berbuat semau
sendiri, pemberian itu akan membawa kita semakin jauh dari-Nya. Oleh sebab itu,
kita perlu mengucapkan doa ini setiap saat.
A. Ketika mengucapkan doa ini, kita memberikan pengakuan terhadap Allah
353
Makanan kita datang dari Dia. Dialah Sumber segala kebaikan. Pada
kenyataannya, Dialah satu-satunya Sumber (Yak. 1:17). Ketika berdoa
meminta makanan kita sehari-hari, kita mengakui Dia sebagai satu-satunya
Sumber kebaikan.
Oleh sebab itu, kita harus berdoa dengan bersuara sebelum makan,
bahkan sekalipun ada orang-orang tidak percaya di sekitar kita. Entah kita
makan atau minum, kita harus melakukannya bagi kemuliaan Allah (1Kor.
10:31).
Banyak orang tidak berdoa atau bersyukur kepada Allah atas makanan
mereka. Mereka itu lebih buruk daripada binatang (Yes. 1:3). Orang lain
berdoa dengan mulut mereka, tetapi hati mereka tidak pernah merasa
puas.
B. Ketika mengucapkan doa ini, kita menaruh percaya pada Allah saja
Hati kita begitu cenderung menaruh percaya pada manusia dan hal-hal
yang bisa kita lihat. Kita bersandar pada diri kita sendiri, pada istri atau
suami kita, pada orangtua atau anak, pada teman-teman, orang-orang
kaya, majikan kita, dll.
“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia...“ (Yer. 17:5). Janganlah
menaruh percaya pada raja-raja sekalipun (Mzm. 146:3). Mereka hanyalah
sarana yang bisa dipakai Allah jika Ia berkenan.
Allah bisa saja memberikan persediaan bagi orang-orang miskin melalui
jemaat, jika mereka tidak malas. Dialah yang memberi mereka bagian
mereka.
354
Allah layak mendapat kepercayaan kita. Dia kuat dan setia. Ia bisa saja
menguji kita, tetapi Ia tidak akan pernah mempermalukan kita (ingat janda
di Sarfat).
B. Kita mengucapkan doa ini karena kita memerlukan berkat-Nya
Kekhawatiran kita tidak akan bermanfaat bagi kita. Kita mempunyai
tanggung jawab untuk mengurusi diri kita sendiri dan keluarga kita (1Tim.
5:8), tetapi kita tidak boleh khawatir seperti orang-orang yang tidak
percaya.
Pekerjaan kita tidak akan bermanfaat bagi kita. Kita harus bekerja keras.
Para pemalas harus belajar dari semut! (Ams. 6:6). Akan tetapi, jika Allah
tidak menyertai kita, sia-sia saja kita bekerja (Mzm. 127:1, 2).
Bahkan pemberian-pemberian Allah tidak akan bermanfaat bagi kita tanpa
berkat-Nya. “Manusia hidup bukan dari roti saja...” (Mat. 4:4a). Dulu
pernah ada seorang kaya di Amerika. Ia mempunyai perut yang lemah. Ia
hidup hanya dengan minum air putih dan makan biskuit sampai ia mati...
Karena itu, kita perlu mengucapkan doa ini bahkan sekalipun lumbung
atau gudang kita penuh.
Allah mempunyai tangan kanan dan tangan kiri. Jika Ia memberi kita
makanan dari tangan kiri-Nya, maka makanan terbaik sekalipun tidak akan
bermanfaat bagi kita (Mzm. 106:15). Jika Ia memberikannya dari tangan
kanan-Nya, maka makanan yang paling sederhana pun menjadi jamuan
mewah (Dan. 1:15).
355
A. Sepatah kata untuk orang-orang yang belum bertobat
Engkau makan dan minum, tetapi itu bukanlah makananmu sendiri. Hanya anak-
anak Allah yang dapat berkata bahwa itu makanan mereka. Yesus sudah
memperolehnya untuk mereka. Tetapi engkau tidak berhak untuk mengambilnya
dan memakannya. Engkau menerimanya dari Allah tetapi engkau tidak memuliakan
Dia. Tidak lama lagi Ia akan memanggilmu untuk memberikan
pertanggungjawaban!
B. Sepatah kata untuk orang-orang yang sudah bertobat
Ada seorang perempuan miskin yang sedang menunggu ajal. Seorang laki-laki kaya
melihatnya dan menawarkan pertolongan kepadanya. Setiap hari perempuan itu
harus datang dan menerima bagian dari makanan orang kaya itu. Suatu hari
perempuan itu bertanya kepada si orang kaya, apakah orang itu bisa memberinya
makanan untuk seminggu penuh. Tetapi orang kaya itu berkata tidak, “Saya senang
melihat kamu kembali lagi...!” Kita dapat memetik pelajaran dari cerita ini.
356
Minggu ke-51
===========
PERMINTAAN KELIMA DALAM DOA BAPA KAMI
Baca Matius 18:21-35 atau Mazmur 51:3-7
Suatu ketika Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang hamba yang tidak
berbelas kasihan (Mat. 18:21-35). Hamba ini mempunyai utang yang sangat banyak.
Tuannya berbaik hati dan menghapus utang itu. Tetapi hamba tersebut tidak menunjukkan
kebaikan hati kepada kawannya sesama hamba.
Semoga Allah membantu kita memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan
demikian, kita akan sungguh-sungguh merendah. Kita akan memohon belas kasihan dari
Allah, dan kita akan bersedia mengampuni orang lain.
Hal ini, secara singkat, merupakan isi dari permintaan kelima dalam doa Bapa kami.
Katekismus Heidelberg menjelaskannya kepada kita pada Minggu ke-51.
126. Pert. Apa doa yang kelima?
Jaw. Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami. Artinya, segala kesalahan dan kejahatan yang
senantiasa melekat pada kami, orang berdosa yang malang ini, janganlah kiranya
Kautanggungkan kepada kami, karena darah Kristus, seperti juga kami dapati tanda
anugerah-Mu dalam hati kami, yaitu bahwa kami berniat sungguh-sungguh akan
357
mengampuni sesama kami manusia dengan tulus.
PERMINTAAN KELIMA DALAM DOA BAPA KAMI
1. Kita mengakui dosa kita di hadapan Allah
2. Kita memohon belas kasihan Allah di dalam Kristus
3. Kita bersedia menunjukkan belas kasihan terhadap orang lain
Kita sudah berdoa untuk kebutuhan jasmani kita.
Sekarang kita berdoa untuk kebutuhan jiwa kita:
- kita berdoa supaya Allah mengampuni dosa-dosa kita.
- kita berdoa supaya Allah juga menjaga kita untuk tidak berbuat dosa.
1. KITA MENGAKUI DOSA-DOSA KITA DI HADAPAN ALLAH
Banyak orang merasa sulit mengakui kesalahan mereka di depan manusia, tetapi
mereka merasa mudah mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah. Alasannya sering
kali karena mereka hanya berdoa dengan bibir mereka.
Meminta pengampunan dari Allah itu sulit. Mungkin mengampuni orang lain itu
susah, tetapi ketika kita meminta pengampunan, kita perlu merendahkan hati kita.
Kita tidak suka menyalahkan diri sendiri. Kita lebih suka menyalahkan Iblis atau
orang lain (lihat apa yang dikatakan Adam dan Hawa dalam Kejadian 3).
Orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak khawatir akan dosa-dosa mereka.
Mereka minum, berjoget, dan tertawa.
358
Orang-orang yang merasa benar sendiri bisa saja mengakui bahwa mereka
mempunyai kekurangan, tetapi mereka berpikir bahwa mereka bisa menutupi
kekurangan itu dengan hal lain.
Tetapi ketika Allah membuka mata kita, kita melihat bahwa dosa-dosa kita banyak.
Kita sudah menyakiti hati Allah dan sesama kita. Kita sudah berdosa di depan umum
dan secara tersembunyi.
Lalu kita berusaha berbuat lebih baik dan menebus dosa-dosa kita yang dulu. Kita
seperti hamba yang berkata, “Sabarlah dulu, utangku itu akan kulunasi!” Tetapi kita
tidak mengerti bahwa kita tidak memiliki apa-apa untuk membayarnya.
...sampai Allah menunjukkan kepada kita kebobrokan hati kita! Kita sudah menjadi
pendosa sejak dikandung