penghiburan masa hidup 3
ngangkat seluruh kutuk Allah dariku, untuk menjadi
Hakim sorgawi. Dia akan membuang semua musuh-Nya, yang yaitu juga musuhku,
ke tempat kutuk yang kekal, tetapi akan menyambut aku bersama dengan semua
orang pilihan-Nya dalam kesukaan dan kebahagiaan yang di sorga.
KRISTUS DALAM KEMULIAAN-NYA YANG PENUH
1. duduk di sebelah kanan Allah
2. memerintah sebagai Kepala jemaat-Nya
3. datang kembali untuk menghakimi semua orang
1. KRISTUS DUDUK DI SEBELAH KANAN ALLAH
Yesus dibangkitkan oleh Bapa-Nya dan ditinggikan di surga. Ia sekarang duduk di atas
takhta Allah. Elia juga diangkat ke surga, tetapi ia tidak duduk di sebelah kanan Allah.
Sebenarnya Allah tidak mempunyai tangan. Allah itu Roh (Yoh. 4:24). Ketika kita
berbicara tentang sebelah kanan-Nya, yang kita maksud ialah tempat kehormatan.
Bapa sekarang memerintah melalui Anak (lihat Why. 5:7). Ia harus memegang
pemerintahan sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya (1Kor.
124
15:24-28).
Dengan cara yang sama Firaun memberi Yusuf kuasa atas seluruh tanah Mesir, dan
menyuruh semua orang untuk berlutut di hadapannya (Kej. 41:41-44).
Yesus Kristus yaitu Raja atas dunia ini. Segala kuasa sudah diberikan kepada-Nya
(Mat. 28:18). Ia menggunakan kuasa itu untuk mengumpulkan umat pilihan-Nya dan
melindungi mereka.
Kristus juga yaitu Kepala Jemaat (Ef. 1:20-22). Takhta-Nya didirikan di atas darah-
Nya sendiri. Bandingkan Dia dengan raja-raja lain, yang mendirikan kekuasaan
mereka dengan kekuatan.
Apakah Kristus sudah menjadi Raja Saudara?
Apakah Saudara menjadi batu hidup di rumah Allah, atau hanya tiang kayu
penyangga sementara (tiang kayu yang akan dihancurkan sesudah bangunan selesai
didirikan)? Banyak orang memakai “seragam” orang Kristen, tetapi sebenarnya
mereka yaitu musuh-musuh Raja Yesus.
2. KRISTUS MEMERINTAH SEBAGAI KEPALA JEMAAT-NYA
Kristus duduk di atas takhta Allah, tetapi Dia tidak tidur.
A. Ia mengirimkan karunia-karunia kepada Jemaat-Nya di bumi
Apa saja karunia-karunia ini?
- Roh Kudus (Kis. 2),
- hamba-hamba untuk membangun Jemaat-Nya (Ef. 4:8-12)
- karunia hikmat, karunia penyembuhan, dll. (1Kor. 12:8-10).
125
Karunia-karunia ini datang dari surga, dan mempersiapkan diri kita untuk
surga (Rm. 11:36). Karunia-karunia itu lebih baik daripada apa saja yang bisa
kita dapatkan di dunia ini.
Karunia-karunia ini dicurahkan oleh Raja Yesus. Curahan karunia itu seperti
hujan yang amat deras, bukan hanya rintik-rintik. Raja ini sangat murah hati
(Yoh. 10:10).
Karunia-karunia ini dicurahkan ke atas kita dan di dalam diri kita. Kita dapat
melihatnya pada Hari Pentakosta. Tetapi pencurahan itu masih berlanjut
sekarang!
Apakah Saudara sudah menerima karunia-karunia ini? Berdoalah supaya
hati Saudara dibukakan. Tuhan tidak pernah memberikan terlalu sedikit atau
terlalu banyak. Ia membuat umat-Nya tetap bergantung pada-Nya.
B. Ia melindungi Jemaat-Nya
Anak-anak Allah mempunyai banyak musuh di dunia ini: Iblis, dosa, dan
godaan-godaan dunia ini. Musuh yang paling berbahaya yaitu hati kita
sendiri (lihat Yeremia 17:9).
Apa yang akan terjadi kepada Jemaat seandainya Yesus tidak
melindunginya? Jemaat pasti sudah lama runtuh!
Tetapi Yesus melindungi orang-orang kepunyaan-Nya dan berdoa supaya
iman mereka tidak gugur (Luk. 22:32). Jemaat itu seperti rumah yang sedang
terbakar, namun tidak dimakan api (Kel. 3:2).
Lihat, misalnya, bagaimana Tuhan melindungi Paulus dalam Kisah Para Rasul
23:12-22. Tetapi Tuhan juga melindunginya di dalam penjara dan dalam
126
penderitaan!
3. KRISTUS DATANG KEMBALI UNTUK MENGHAKIMI SEMUA ORANG
Ini merupakan tahap akhir dalam peninggian Kristus. Kemuliaan-Nya akan dinyatakan
di depan mata semua orang (Why. 1:7).
A. Ia datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati
Kita tidak tahu kapan Ia akan datang kembali. Lihat Matius 24:36 dan Kisah
Para Rasul 1:7. Tetapi kita harus memerhatikan tanda-tanda yang
mendahului kedatangan-Nya. Berjaga-jaga dan berdoalah!
Ia datang untuk menghakimi semua orang. Segera sesudah mati, kita
dihakimi oleh Allah. Tetapi ketika Yesus kembali, kita dihakimi lagi.
Penghakiman ini tidak berbeda dari penghakiman yang pertama, tetapi
penghakiman yang kedua itu dilakukan di depan semua orang dan kita
mengalaminya dalam tubuh dan jiwa.
B. Penghakiman ini sangat menghibur
Penghakiman itu menghibur bagi sahabat-sahabat Yesus. Orang-orang
Kristen sejati mengalami penganiayaan (begitu pula dulu dengan para
penulis Katekismus Heidelberg). Mereka juga berduka atas dosa yang masih
tinggal dalam diri mereka.
Tetapi sang Mempelai laki-laki datang untuk membawa mereka pulang!
Mereka tidak perlu takut akan penghakiman terakhir. Bukan orang asing
yang datang untuk menghakimi mereka. Dia yaitu Orang yang sama yang
sudah mencurahkan darah-Nya untuk mereka. Sang Hakim yaitu
127
Juruselamat mereka!
“Dia akan membuang semua musuh-Nya, yang yaitu juga musuhku, ke
tempat kutuk yang kekal.” Perhatikan urutan katanya! Apakah musuh-
musuhmu juga merupakan musuh-musuh-Nya?
Orang-orang Kristen sejati tidak menginginkan balas dendam, namun
berdoa supaya tiba saatnya Allah menentukan nasib akhir semua orang dan
Kristus menyatakan kemuliaan-Nya.
“Kemudian Ia akan menyambut aku bersama dengan semua orang pilihan-
Nya dalam kesukaan dan kebahagiaan yang di sorga.” Bukan karena aku
lebih baik daripara orang lain, melainkan karena aku dipilih oleh Tuhan.
C. Penghakiman ini juga menakutkan
Semua orang akan berdiri di hadapan-Nya, termasuk orang kaya, namun
tanpa uang mereka, dan para pemimpin serta para raja, namun tanpa gelar
mereka.
Apakah Saudara akan berdiri di sebelah kanan-Nya atau di sebelah kiri-Nya?
(Mat. 25:33!). Bersiaplah menyambut hari itu! Ia akan datang seperti
pencuri pada waktu malam (1Tes. 5:2).
Kita perlu mati sebelum kita mati. Kita perlu menerima penghakiman kita
sekarang, sebelum penghakiman terakhir tiba. Ingat: Yesus masih siap untuk
menyelamatkan!
128
Minggu ke-20
===========
AKU PERCAYA KEPADA ROH KUDUS
Baca Yohanes 16:5-16 atau Roma 8:18-27
Katekismus Heidelberg tidak berbicara banyak tentang Roh Kudus. Itu tidak perlu membuat
kita terkejut. Roh tidak membuat kegaduhan tentang diri-Nya sendiri. Ia datang untuk
memuliakan Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 16:13, 14). Ia tidak menjadikan umat Allah sombong
atau bising. Ia bekerja seperti embun di malam hari.
Ia membuka hati orang supaya mereka memberi perhatian terhadap Firman Allah (Kis. 16:14).
Ia menginsafkan mereka akan dosa, tetapi juga menyingkapkan Kristus sebagai Juruselamat
(Yoh. 16:8-14).
Katekismus Heidelberg Minggu ke-20 memuat pokok bahasan yang singkat, tetapi mendalam
dan kaya.
53. Pert. Apakah yang Saudara percayai tentang Roh Kudus?
Jaw. Pertama, bahwa Dia bersama dengan Bapa dan Anak yaitu Allah yang sejati
dan kekal. Kedua, bahwa Dia dikaruniakan juga kepadaku, supaya Dia membuat aku,
oleh iman yang sejati, beroleh bagian dalam Kristus dan segala anugerah-Nya,
menghibur aku, dan menyertai aku untuk selama-lamanya.
129
AKU PERCAYA KEPADA ROH KUDUS
1. Pribadi-Nya penuh keagungan
2. Pekerjaan-Nya penuh penghiburan
1. PRIBADI-NYA PENUH KEAGUNGAN
A. Roh Kudus yaitu satu Pribadi
Ada sejumlah orang yang mengajar bahwa Roh Kudus hanyalah suatu
kekuatan. Tetapi Yesus berkata bahwa Ia yaitu Penghibur dan Penolong
(Yoh. 16:7). Ia lebih daripada embusan napas atau kekuatan!
Roh Kudus dapat berbicara (Kis. 13:2), mengajar dan membimbing (Yoh.
16:13), menyelidiki (1Kor. 2:10), dan membagi-bagikan karunia (1Kor.
12:11). Ia bahkan bisa dibuat berduka (Ef. 4:30).
B. Roh Kudus yaitu Allah
Bukti akan hal ini didapatkan dalam Kisah Para Rasul 5:3, 4. Petrus memberi
tahu Ananias bahwa ia sudah mendustai Roh Kudus. Kemudian Petrus
menambahkan, “Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai
Allah!”
Lihat juga Matius 18:19 (rumusan baptisan) dan 2 Korintus 13:13 (berkat
rasuli). Roh Kudus ditempatkan sejajar dengan Bapa dan Anak.
C. Roh Kudus yaitu Allah bersama dengan Bapa dan Anak
Katekismus Heidelberg tidak berkata, “Dia yaitu Allah, persis seperti Bapa
dan Anak” (mengenai hal itu, lihat Minggu ke-8), melainkan “Dia bersama
dengan Bapa dan Anak yaitu Allah yang kekal.” Allah tidak “lengkap”
130
tanpa Roh Kudus.
Ketika Allah menjadikan langit dan bumi, Roh Kudus ikut berperan serta
(lihat Kejadian 1:2). Ia menciptakan hidup dan membaharui muka bumi
(Mzm. 104:30). Itu terjadi pada musim semi atau musim hujan.
Roh Kudus juga memperbaharui apa yang sudah dirusak manusia. Itulah
pekerjaan terbaik yang senang dilakukan-Nya!
- Ia memperbaharui hati orang-orang berdosa yang terhilang (Yoh.
3). Ia menghapuskan dosa-dosa mereka yang menjijikkan dan
memberi mereka hidup baru yang mulia.
- Ia mempersiapkan Jemaat Kristus untuk menyambut hari
perkawinannya, ketika ia menemui Tuhan Yesus sebagai perawan
murni (Why. 21:2).
- Ia akan membuat segala sesuatu menjadi baru. Bapa sudah
menciptakan dunia ini, Anak sudah menebusnya, tetapi Roh Kudus
akan mengubahnya menjadi bait suci yang indah.
Roh Kudus melengkapi pekerjaan Allah. Pertama-tama datang Sabat dari
Bapa (Kej. 2:1). Kemudian datang Sabat dari Anak (Yoh. 19:30). Yang tinggal
sekarang yaitu Sabat dari Roh Kudus.
Ada kerja sama yang sempurna antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus:
- Bapa memilih umat-Nya.
- Kristus mati untuk mereka.
- Roh Kudus menguduskan mereka.
Di antara umat manusia terjadi banyak perpecahan, tetapi tidak demikian
pada Allah:
- Roh memuliakan Anak (Yoh. 16:14).
- Anak memuliakan Bapa (Yoh. 17:4).
131
- Bapa memuliakan Anak (Yoh. 17:5).
2. PEKERJAAN-NYA PENUH DENGAN PENGHIBURAN
Roh Kudus layak duduk di atas takhta yang tinggi! Alkitab memberi tahu kita tentang
takhta Allah dan Kristus, tetapi kita tidak pernah membaca tentang takhta Roh
Kudus. Mengapa demikian?
Roh Kudus sudah memilih hati umat Allah untuk menjadi takhta-Nya! Hai anak Tuhan,
tidakkah engkau takjub akan hal itu? Ia bersedia datang dan tinggal di dalam hati
yang kotor dan penuh dosa itu... Oh, pujilah Dia!
Katekismus Heidelberg berkata, “Dia dikaruniakan juga kepadaku.” Dia dikaruniakan
kepada Rahab, kepada Rut, kepada Manasye, kepada Paulus, dan kepada semua
orang pilihan Allah. Tetapi keajaiban terbesar yaitu ketika kita dapat berkata, “Dia
dikaruniakan juga kepadaku.” Bisakah Saudara mengatakannya?
A. Roh Kudus dikaruniakan untuk menyatukan aku dengan Kristus
Roh Kudus tidak menambahkan sesuatu pada karya Kristus (itu tidak perlu!).
Tetapi Ia menerapkan karya itu pada hatiku. Ia memberiku mulut untuk
mengecapnya (lain halnya kalau makanan sudah disiapkan, tetapi aku sakit,
aku kehilangan nafsu makan, atau aku tidak punya tangan untuk
mengambilnya!).
Roh Kudus datang dari Kristus dan menyatukan aku dengan Kristus. Roh
Kudus membuatku menyerahkan segenap diriku ke tangan Tuhan. Ia
membuatku ikut ambil bagian bukan hanya dalam karunia-karunia Kristus,
melainkan juga dalam Kristus sendiri. Perhatikanlah: banyak orang ingin
masuk surga, tetapi tidak ingin memiliki Yesus. Mereka ingin bahagia, tetapi
tidak ingin menjadi kudus.
132
B. Roh Kudus dikaruniakan kepadaku untuk menghibur aku
Anak-anak Allah memerlukan banyak penghiburan di dunia ini. Mereka
sering kali dibuat berduka oleh akibat-akibat dosa, tetapi terutama oleh
dosa itu sendiri.
Roh Kudus membuka mata mereka untuk melihat Yesus, sehingga mereka
melihat bahwa Ia berharga melebihi semua yang lain. Ya, hanya Dialah
Juruselamat yang mereka butuhkan! Ia berdoa di surga untuk mereka.
Roh Kudus memberikan kekuatan pada saat susah. Ia berdoa di bumi untuk
mereka (Rm. 8:26), dan Ia mengajar mereka untuk berdoa.
Jadi, jangan heran apabila anak-anak Allah terkadang takut kehilangan Roh
Kudus (Mzm. 51:13). Tetapi itu tidak akan pernah terjadi.
C. Roh Kudus dikaruniakan untuk tinggal bersamaku selamanya
Ia sudah datang untuk tinggal di dalam hati yang penuh dosa itu, dan Ia tidak
akan pernah pergi lagi! Itulah mujizat kedua! Umat Allah bisa saja jatuh ke
dalam dosa (Daud, Petrus), tetapi Tuhan akan membawa mereka kembali
dan menjaga mereka sampai akhir.
Kita bisa saja memiliki banyak harta di bumi, tetapi kita akan kehilangan
semuanya pada akhirnya. Sebaliknya, Roh Kudus tetap tinggal selamanya.
Apakah Ia sudah menjadi milik Saudara?
Kalau sudah, janganlah mendukakan Dia. Jangan manjakan diri dalam dosa.
Roh tetap tinggal bersama umat Allah, dan membuat mereka berdoa:
“Datanglah Tuhan Yesus!” (Why. 22:20b).
133
Minggu ke-21a
============
AKU PERCAYA ADANYA JEMAAT KRISTEN
Baca Efesus 4:1-3 atau Yohanes 15:1-8
Efesus pasal 4 menunjukkan kepada kita empat hal:
Jemaat itu kudus (ay. 1-3). Ia kudus di dalam Kristus, bukan dalam dirinya sendiri (1:1). Ia
kudus sebab Roh Allah tinggal di dalam dia. Ia dipanggil untuk hidup kudus (4:1).
Jemaat itu satu (ay. 4, 5). Hanya ada satu Jemaat di dunia ini. Jemaat yaitu satu tubuh,
mempelai Yesus. Oleh sebab itu, orang-orang Kristen harus hidup dalam persatuan.
Jemaat itu am (ay. 6). Allah yaitu Bapa dari semua umat-Nya. Di dalam Jemaat ada orang
Yahudi dan orang bukan-Yahudi. Para penganut Katolik Roma secara keliru mengaku diri
sebagai “orang Katolik.”
Jemaat itu Kristiani (ay. 7-13). Kristus yaitu Kepala Jemaat. Ia sudah menentukan hamba-
hamba-Nya. Mereka harus membangun Tubuh Kristus.
Katekismus Heidelberg memberi tahu kita mengenai Jemaat ini pada Minggu ke-21,
Pertanyaan 54.
54. Pert. Apakah yang Saudara percayai tentang Gereja yang kudus dan am?
134
Jaw. Bahwa Anak Allah, oleh Roh dan Firman-Nya, sejak awal dunia ini sampai akhir
zaman, mengumpulkan, melindungi, dan memelihara bagi diri-Nya dari segenap
umat manusia, dalam kesatuan iman yang benar, satu jemaat yang terpilih untuk
beroleh hidup yang kekal. Aku percaya bahwa aku yaitu anggota yang hidup dari
jemaat itu dan akan tetap menjadi anggotanya untuk selama-lamanya.
AKU PERCAYA ADANYA JEMAAT KRISTEN
1. jemaat yaitu pekerjaan Allah
2. jemaat dikumpulkan oleh Kristus
3. jemaat terdiri atas anggota-anggota yang hidup
Kita percaya adanya Jemaat ini. Itu berarti dua hal:
- Kita tidak percaya kepada Jemaat untuk memperoleh keselamatan. Kita bergantung
pada Allah, pada Kristus, tetapi kita tidak bergantung pada Jemaat (walaupun kita
mengasihinya!).
- Kita tidak selalu dapat melihat Jemaat ini. Kita melihat jemaat yang terpecah-belah,
jemaat yang tidak terlihat begitu kudus. Namun, kita percaya adanya satu Jemaat
Kristen yang kudus dan am.
1. JEMAAT yaitu PEKERJAAN ALLAH
A. Jemaat dilahirkan oleh Roh Kudus
Minggu ke-20 (tentang Roh Kudus) diikuti oleh Minggu ke-21 (tentang
Jemaat). Itu bukan kebetulan. Jemaat Perjanjian Baru lahir pada hari
Pentakosta. Jemaat yaitu bait Roh Kudus. Jemaat terdiri atas orang-orang
yang sudah dipanggil oleh Firman dan Roh Allah. Roh bahkan disebutkan
pertama-tama! Ia membuka hati orang-orang berdosa sehingga mereka
mau dan mampu menerima Firman Allah.
135
B. Jemaat yaitu milik Kristus
Ia menebus Jemaat (mempelai-Nya) dengan darah-Nya. Ia memanggilnya
dengan suara-Nya sendiri. Ia membawanya kepada diri-Nya sendiri. Jemaat
yaitu sungguh-sungguh Jemaat Kristen, yaitu milik Kristus!
C. Jemaat dipilih oleh Bapa
Allah sudah memilih orang-orang yang akan menerima hidup kekal. Apakah
Ia memilih mereka karena tahu bahwa mereka akan percaya? Tidak, justru
sebaliknya! Ia memilih mereka karena itu menyukakan hati-Nya. Merekalah
orang-orang yang dikumpulkan Kristus. Anak Allah melaksanakan rencana
Bapa-Nya!
2. JEMAAT DIKUMPULKAN OLEH KRISTUS
Kata “gereja” yang biasa kita pakai berarti “rumah Tuhan.” Dalam Perjanjian Baru
digunakan kata jemaat yang berarti “orang-orang yang dipanggil bersama-sama.”
A. Kristus memanggil umat-Nya dari seluruh umat manusia. Lihat Matius 28:19
dan Wahyu 5:9. Tidak ada satu pun suku atau bangsa yang terkecuali. Ada
pekerjaan misi di seluruh dunia sekarang, dan Alkitab sedang diterjemahkan
ke dalam banyak bahasa.
B. Kristus memanggil mereka dari dunia, dari dosa, dan dari kematian rohani.
Ketika Ia memanggil dengan kuasa, tak seorang pun dapat menolak-Nya.
C. Kristus mengumpulkan mereka bersama-sama. Mereka yaitu satu
kawanan dengan satu gembala (Yoh. 10:16). Mereka memiliki iman yang
136
sama yang mempersatukan mereka dengan Kristus. Mereka bisa saja
berbeda dalam banyak hal, tetapi mereka semua percaya akan kebenaran-
kebenaran agung dari Firman Allah (coba sebutkan beberapa di antaranya!).
Mereka datang bersama-sama untuk menyembah. Orang Kristen tidak bisa
berdiri sendiri. Bahkan jemaat lokal tidak bisa berdiri sendiri! Kristus berdoa
bagi kesatuan umat-Nya (Yoh. 17:23).
D. Kristus sudah mengumpulkan umat-Nya sejak permulaan dunia ini, bukan
hanya sejak saat Ia datang sebagai Juruselamat atau mengutus Roh-Nya ke
dalam dunia. Adam dan Hawa yaitu anggota jemaat yang pertama (Kej. 3).
Kristus akan terus mengumpulkan Jemaat-Nya sampai akhir dunia, ketika
orang pilihan Allah terakhir dikumpulkan.
E. Kristus membela dan memelihara Jemaat-Nya.
Ia melindungi Jemaat dari musuh-musuhnya. Ia menopang kehidupannya di
dunia ini. Mungkin datang masa-masa yang sangat sulit, contohnya pada
zaman Elia, tetapi bahkan pada saat itu pun Tuhan memiliki umat, dan Ia
melindungi mereka.
3. JEMAAT TERDIRI ATAS ANGGOTA-ANGGOTA YANG HIDUP
A. Sekarang tinggal satu pertanyaan: “Apa yang Saudara akui tentang jemaat
ini dalam kaitannya dengan diri Saudara sendiri?” Itu pertanyaan yang
bagus!
Tidak dikatakan,
a) “Apakah Saudara anggota sebuah gereja (denominasi atau
aliran)?”
Banyak orang bisa menjawab “ya” untuk pertanyaan itu. Saudara
dibaptis, menerima Perjamuan Tuhan, dll. Tetapi apakah Saudara
137
anggota Jemaat Kristus?
b) “Apakah Saudara percaya bahwa ada Jemaat seperti itu di dunia
ini?”
Iblis juga percaya akan hal itu!
Tetapi apakah Saudara anggota yang hidup dari Jemaat itu?
B. Dalam Katekismus Heidelberg kita mendengar jawaban seorang anak
Tuhan: “Ya, aku yaitu anggota yang hidup dari Jemaat itu.”
Di dalam jemaat itu ada anggota-anggota yang hidup dan yang mati. Yesus
pernah berbicara tentang ranting-ranting yang mati dan tidak berbuah (Yoh.
15). Ia membandingkan jemaat dengan jala yang berisi ikan yang baik dan
yang tidak baik, dst. Jika Saudara melihat bagian luar jemaat, Saudara
melihat banyak yang mengaku sebagai orang Kristen. Tetapi Allah mengenal
hati. Tidak semuanya sudah lahir kembali. Sebagian hidup dalam dosa
secara terang-terangan, sebagian yang lain lagi munafik. Mereka tidak
benar-benar menjadi bagian dari Jemaat. Nama kita bisa saja tertulis dalam
buku keanggotaan gereja, tetapi apakah nama kita juga didapati dalam kitab
kehidupan?
Supaya hati kita hidup bagi Allah, yang kita perlukan yaitu Roh Kudus.
Hidup ini akan terlihat dari buah-buahnya.
Salah satu buahnya yaitu kerinduan untuk membawa orang-orang yang
terhilang ke dalam Jemaat. Jika pada suatu malam seorang anak didapati
hilang di suatu RT, maka semua orang akan keluar untuk mencarinya.
Jemaat yaitu kota di atas bukit (Mat. 5:14).
C. “Aku akan tetap menjadi anggota yang hidup dari Jemaat itu untuk
selama-lamanya.”
138
Apakah ini suatu kesombongan atau tindakan bermegah? Bukan, Allah tidak
akan pernah melepaskan orang-orang yang sudah dipilih-Nya untuk beroleh
hidup kekal (Rm. 8:29). Tak seorang pun dari mereka akan terhilang, lihat
Yohanes 10:28.
Bagaimana dengan anggota-anggota yang lain? Mereka akan pergi ke
neraka melalui jemaat. Baca Lukas 3:17, dan bertobatlah sebelum
terlambat!
139
Minggu ke-21b
============
PERSEKUTUAN DI DALAM TUBUH KRISTUS
Baca 1 Korintus 12:12-27 atau Matius 25:31-46
Dalam 1 Korintus 12 Paulus menunjukkan bahwa Jemaat yaitu Tubuh Kristus. Tubuh bisa
saja mempunyai banyak anggota, namun ia tetap satu tubuh.
Terakhir kita melihat bahwa kita perlu menjadi anggota yang hidup. Orang bisa saja berjalan
dengan kaki buatan, tetapi tetap saja kaki itu tidak hidup.
Kali ini kita akan melihat bahwa para anggota memerlukan satu sama lain. Ada persekutuan
di dalam Tubuh Kristus, dan persekutuan ini harus dijalankan.
Mari kita lihat Katekismus Heidelberg, Minggu ke-21, Pertanyaan 55.
55. Pert. Apa arti persekutuan orang kudus menurut Saudara?
Jaw. Pertama, bahwa semua orang beriman dan tiap-tiap orang beriman secara
perseorangan, sebagai anggota Tuhan Kristus, mendapat bagian dalam Dia dan
dalam semua harta-Nya serta semua karunia-Nya. Kedua, bahwa tiap-tiap orang
percaya harus menyadari kewajibannya untuk dengan sukarela dan gembira
mempergunakan segala karunia yang didapatnya demi kebaikan dan keselamatan
anggota lain.
140
PERSEKUTUAN DI DALAM TUBUH KRISTUS
1. persekutuan dengan Kepala tubuh
2. persekutuan dengan para anggota tubuh
1. PERSEKUTUAN DENGAN KEPALA TUBUH
Dalam Pengakuan Iman Rasuli kita biasa berkata, “Aku percaya adanya Gereja,
persekutuan orang kudus.” Apa yang kita maksud dengan pengakuan ini? Katekismus
Heidelberg memberikan jawabannya: lihat Pertanyaan dan Jawaban 55.
Semua orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus yaitu para anggota
tubuh-Nya. Mereka mendapat bagian dalam Tuhan Yesus Kristus, dan dalam harta-
Nya serta karunia-Nya. Singkat kata, mereka memiliki persekutuan dengan-Nya!
A. Kepala Tubuh: Yesus Kristus
Jawaban dari Katekismus Heidelberg cukup mengejutkan. Kita menduga
akan mendenger sesuatu tentang persekutuan di antara orang-orang
Kristen. Tetapi bukannya itu, katekismus tersebut justru mulai dengan
berbicara tentang persekutuan antara orang-orang Kristen dan Kristus!
Mengapa hal ini ditempatkan pertama-tama?
Jika kita tidak memiliki persekutuan dengan Kristus, kita tidak bisa memiliki
persekutan yang benar satu sama lain. Misalnya, jika kita mematahkan
sebuah tanaman dari akarnya, maka tanaman itu akan segera layu.
Kadang-kadang kita mendengar keluhan tentang perpecahan di dalam
jemaat, kurangnya kasih, dll. Keadaannya tidak jauh berbeda dalam jemaat
di Korintus. Apa penyebabnya? Apakah itu kesombongan? Tentu itu salah
141
satunya! Tetapi apa penyebab utamanya? Bukankah karena kurangnya
persekutuan dengan Kristus?
Apabila kita hidup dekat dengan Tuhan, kita juga akan dekat dengan umat-
Nya. Itulah buahnya secara alami. Tetapi apabila kita tidak mengenal kasih
Yesus, kita pun tidak dapat mengasihi saudara-saudara kita.
Jadi, apa nya jika kita hidup dengan mementingkan diri sendiri
dan dalam kebencian?
- Entah kita tidak pernah memiliki persekutuan dengan Kristus,
- atau persekutuan ini sudah putus sekarang!
B. Persekutuan dengan Yesus Kristus
Katekismus Heidelberg memberi tahu kita bahwa orang-orang percaya
pertama-tama mendapat bagian dalam Kristus, dan kemudian juga dalam
semua karunia-Nya. Apakah Saudara perhatikan urutan kata-katanya? Kita
tidak akan prenah mendapat bagian dalam karunia-karunia Kristus kecuali
kita terlebih dahulu mendapat bagian dalam pribadi Kristus sendiri.
Banyak orang mengikuti Yesus karena karunia-karunia-Nya: makanan yang
diberikan-Nya, atau mujizat-mujizat yang diadakan-Nya (Yoh. 6). Tetapi itu
mengakibatkan kekecewaan yang besar.
Kita harus mengasihi Kristus karena siapa Dia. Kita biasanya hanya
mengasihi orang-orang yang murah hati terhadap kita, tetapi itu bukanlah
kasih sejati. Kita harus mengasihi Kristus karena siapa Dia. Kristus selalu
lebih daripada karunia-karunia-Nya!
Pada sisi lain, orang-orang yang menerima Kristus juga akan mendapat
bagian dalam semua karunia dan harta-Nya: pengampunan dosa (Luk.
142
5:20), hidup kekal (1Yoh. 5:11, 12), penderitaan bersama Kristus (Kis. 5:40),
dan kemuliaan bersama-Nya (Rm. 8:17).
Kristus yaitu milik semua anggota Tubuh-Nya, bukan hanya salah satu dari
mereka. Tetapi pada saat yang sama, Ia yaitu milik tiap-tiap mereka secara
perseorangan.
2. PERSEKUTUAN DI ANTARA PARA ANGGOTA TUBUH
Sesudah berbicara tentang persekutuan dengan Kristus, Katekismus Heidelberg
melanjutkan dengan berkata bahwa ada persekutuan di antara orang-orang Kristen.
A. Persekutuan ini yaitu karunia
Persekutuan di antara orang-orang Kristen yaitu sesuatu yang
menakjubkan. Persekutuan itu tidak dapat dibandingkan dengan apa saja di
dunia ini.
Kelompok-kelompok jenis apa yang Saudara ketahui? Kelompok usia,
kelompok usaha tani, dll. Semua kelompok seperti itu didirikan (dan
berfungsi) hanya berdasarkan kepentingan diri.
Oleh karena persekutuan kita dengan Allah di Taman Firdaus sudah putus,
manusia sudah menjadi seperti binatang. Ia cenderung membenci Allah dan
sesamanya. Ketika orang berkumpul bersama sekarang, mereka selalu
berusaha mendapatkan keuntungan sendiri (sayangnya kita bahkan dapat
melihat ini dalam perkawinan).
Akan tetapi, Jemaat Kristus yaitu tempat persekutuan yang nyata. Orang-
orang Kristen memiliki dukacita yang sama akan dosa dan kasih yang sama
143
terhadap Yesus. Mereka berbagi dalam hidup yang sama yang berasal dari
Allah.
Di dalam Jemaat tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin
(lihat Raja Daud dalam 2 Samuel 6:20-23. Baca juga Yakobus 2:1-4).
Seharusnya tidak boleh ada perbedaan antara orang kulit putih dan orang
kulit hitam. Sama sekali tidak boleh!
B. Persekutuan ini harus dijalankan
Persekutuan ini bukan hanya sebuah karunia, melainkan juga sebuah
perintah. Baca jawaban untuk Pertanyaan 55.
Setiap anggota Tubuh Kristus sudah menerima suatu karunia (atau karunia-
karunia) yang istimewa. Karunia-karunia ini harus digunakan untuk
membangun Jemaat, bahkan karunia yang terkecil sekalipun! Ingat orang-
orang Gibeon dan orang-orang Lewi dalam melakukan pelayanan di bait
suci.
Bagilah apa yang sudah Saudara terima dari Allah (1Ptr. 4:10). Jangan
mengkritik orang lain. Dan jika Saudara mengkritik, mulailah dengan
memberikan contoh yang baik.
Kita harus berguna bagi orang lain (kawan ataupun lawan):
- bagi kesejahteraan mereka di dunia ini,
- bagi keselamatan kekal mereka.
Bagaimana kita dapat melakukannya? Berdoalah bagi satu sama lain,
berilah teguran di dalam kasih, berilah dorongan bagi orang-orang yang
lemah, berdoalah bersama-sama, dan pujilah Allah bersama-sama.
144
Janganlah kita lupa untuk menolong orang miskin (Mat. 25:31-46!).
Bantulah juga para diaken untuk menolong orang miskin. Baca 1 Yohanes
5:17 dan Yakobus 2:15, 16.
Semuanya ini harus dilakukan dengan sukarela dan gembira, dan bukan
dengan menggerutu. Allah tidak menerima korban kecuali korban itu
diberikan kepada-Nya dengan sepenuh hati.
145
Minggu ke-21c
============
AKU PERCAYA ADANYA PENGAMPUNAN DOSA
Baca Mazmur 32 atau Lukas 5:17-26
Dalam Mazmur 32 Daud berkata, “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya!”
(Mzm. 32:1). Tidak ada berkat yang lebih besar daripada menerima pengampunan dosa. Apa
yang dikatakan Yesus kepada orang lumpuh yang dibawa kepada-Nya untuk disembuhkan?
Lihat Lukas 5:20!
Kita tidak boleh menyembunyikan dosa-dosa kita di hadapan Allah. Ketika Daud melakukan
hal itu, tulang-tulangnya menjadi lesu (Mzm. 32:3, 4). Memang baik mengakui dosa-dosa kita
di depan manusia (Yak. 5:16), tetapi yang paling baik yaitu mengakuinya kepada Allah!
Allah yaitu satu-satunya yang memiliki wewenang untuk mengampuni dosa-dosa kita.
Dengan berbuat dosa, kita tidak hanya melakukan pelanggaran terhadap manusia atau
masyarakat, melainkan juga terhadap Allah sendiri! (lihat Mzm. 51:6). Seorang imam tidak
memiliki wewenang untuk mengampuni dosa-dosa kita. Daud berkata, “Engkau, ya Tuhan,
mengampuni kesalahan karena dosaku” (Mzm. 32:5).
Mari kita lihat Katekismus Heidelberg, Minggu ke-21, Pertanyaan 56.
56. Pert. Apakah yang Saudara percayai tentang pengampunan dosa?
146
Jaw. Bahwa Allah sama sekali tidak lagi hendak mengingat dosa-dosaku dan juga
watakku yang berdosa yang sepanjang hidup menjadi lawan bagiku, karena Kristus
sudah melakukan pelunasan untuknya. Sebaliknya, Dia menganugerahkan kebenaran
Kristus kepadaku, karena kasih karunia, supaya aku sama sekali tidak perlu lagi
menghadapi pengadilan Allah.
PENGAMPUNAN DOSA
Kita akan membahas empat pertanyaan:
1. Apa yang Allah ampuni?
2. Atas dasar apa Allah mengampuni?
3. Dengan cara apa Allah mengampuni?
4. Untuk tujuan apa Allah mengampuni?
Pada Minggu ke-21 kita sudah melihat bahwa jemaat lahir oleh pekerjaan Roh Kudus. Sekarang
kita akan berbicara mengenai pengampunan dosa. Apa hubungannya ini dengan Roh Kudus?
- Roh Kudus membuka mata kita terhadap dosa-dosa kita.
- Ia juga menunjukkan bahwa Allah bersedia untuk mengampuni.
Jika Saudara ingin tahu apakah dosa-dosa Saudara diampuni, Saudara harus datang kepada
jemaat. Saudara harus mendengarkan pemberitaan Injil. Tak seorang pun bisa memiliki Allah
sebagai Bapanya, kecuali ia memiliki Jemaat sebagai ibunya.
Pengampunan dosa yaitu inti Injil. Baca 1 Timotius 1:15 dan 2 Korintus 5:19-21.
Pengampunan dosa yaitu hal terpenting yang kita perlukan. Jika dosa-dosa kita tidak
diampuni, maka kita akan menghabiskan kekekalan di neraka!
1. APA YANG ALLAH AMPUNI?
A. Ia mengampuni semua dosa umat-Nya
147
Hal ini tidak berarti apa-apa bagi orang-orang Farisi dan semua orang yang
merasa benar di mata mereka sendiri. Tetapi pengampunan dosa
merupakan hal yang agung dan menakjubkan bagi orang-orang seperti Daud
(baca Mazmur 32).
Apakah pengampunan dosa juga merupakan hal yang agung bagi kita? Kita
biasa berkata bahwa kita yaitu orang-orang berdosa, tetapi apakah kita
bersungguh-sungguh dalam mengatakannya? Bisakah kita menyebutkan
beberapa dosa kita?
Kita sudah berdosa dengan banyak cara:
- kita sudah melakukan apa yang seharusnya tidak kita lakukan.
- dan kita tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.
Sangat menyakitkan ketika kita menyadari hal ini dalam hati kita. Kita
menjadi kehilangan segala harapan dalam diri kita dan merasa bahwa kita
pantas masuk neraka.
Tetapi inilah Injil: Allah bersedia mengampuni dosa-dosa Saudara! Bukan
hanya sebagian dari dosa-dosa itu, melainkan semuanya. Semoga Roh Allah
menanamkan pesan ini dalam hati Saudara!
B. Ia mengampuni kodrat yang penuh dosa dalam diri umat-Nya
Apabila dosa-dosa Saudara sudah diampuni, Saudara pun siap untuk pergi ke
surga. Di kemudian hari Saudara mulai menyadari bahwa hati Saudara
masih penuh dosa. Lalu Saudara mungkin mulai merasa ragu lagi: “Apakah
dosa-dosaku benar-benar sudah diampuni...?”
Perhatikan bahwa hati yang penuh dosa ini bukanlah dalih untuk apa yang
148
kita lakukan. Sebaliknya, hati yang penuh dosa itu membuat segala
sesuatunya menjadi lebih buruk: kita tidak hanya berbuat dosa, tetapi kita
penuh dosa!
Tetapi bahkan kodrat yang bobrok ini ditutupi oleh kasih Allah. TUHAN
menerima umat-Nya sebagaimana adanya mereka, oleh karena Yesus.
2. ATAS DASAR APA ALLAH MENGAMPUNI?
A. Allah tidak mengampuni karena pertobatan kita
Ini yang terjadi di antara manusia: kita mengakui dosa kita, kita membayar
denda, kita tetap memohon, dan kita berjanji untuk berbuat lebih baik.
Tetapi Allah tidak mengampuni kita dengan cara seperti itu.
Allah tidak mengabaikan dosa-dosa kita. Dia yaitu Hakim, Ia harus
menegakkan keadilan. Sebagai contoh: Saudara sudah mencuri dari seorang
hakim. Bahkan sekalipun hakim itu mau memaafkan Saudara sebagai teman,
ia harus menghukum Saudara sebagai hakim.
Dengan kata lain: Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa Saudara kecuali
Saudara sudah menderita karena dosa-dosa itu, atau ada orang lain yang
menderita menggantikan Saudara.
` B. Allah mengampuni hanya demi Yesus
Inilah satu-satunya dasar bagi Allah untuk mengampuni orang berdosa:
darah Yesus Kristus. Kristus memikul sendiri dosa-dosa umat-Nya. Ia berdiri
di hadapan pengadilan Allah seolah-olah Ia yaitu orang berdosa. Ia
menanggung hukuman dan meredakan murka Allah.
149
Oleh karena itu Allah akan mengampuni siapa saja yang menjauh dari dosa
dan berpaling pada salib Yesus. Kebenaran Kristus diperhitungkan atas
mereka (atau dianggap menjadi milik mereka). Oleh anugerahlah orang-
orang berdosa diselamatkan. Mereka menerima karunia keselamatan ini
oleh iman. Dan bahkan iman itu pun karunia dari Allah!
3. DENGAN CARA APA ALLAH MENGAMPUNI?
A. Ia tidak mengingat dosa-dosa umat-Nya lagi
Apakah Saudara melihat perbedaannya dengan cara manusia mengampuni?
Kita bisa saja memaafkan seseorang, tetapi kita tidak dapat melupakan apa
yang sudah ia lakukan. Satu kesalahan kita diamkan, tetapi untuk kesalahan
selanjutnya kita akan memukul! Namun, Allah tidak akan mengingat lagi
dosa-dosa umat-Nya, tidak pula kodrat mereka yang bobrok.
Dengan demikian, ketika Allah memaafkan umat-Nya, itu yaitu maaf yang
sepenuhnya, pengampunan yang penuh. Ia melemparkan dosa-dosa mereka
jauh-jauh (Mi. 7:19). Anak Domba Allah sudah membawa jauh dosa-dosa
mereka. Seberapa jauh? Baca Mazmur 103:12.
Itu tidak berarti bahwa umat Allah tidak akan pernah menderita akibat
dosa-dosa mereka. Ingat Daud dan pencuri di atas kayu salib. Tetapi Allah
tidak menghukum mereka dalam murka-Nya (seperti yang pantas mereka
dapatkan). Ia hanya menghajar mereka sebagai Bapa.
B. Ia menerima mereka sebagai anak-anak-Nya
Allah tidak hanya menghapuskan hukuman dari umat-Nya, tetapi juga
150
memberi mereka hidup baru. Ia menerima mereka sebagai anak-anak-Nya
sendiri yang terkasih.
Ia memandang mereka sebagai orang benar berdasarkan apa yang sudah
dilakukan Kristus bagi mereka. Si anak hilang (Luk. 15:11-24) tidak hanya
diberi pakaian ketika kembali, tetapi juga dikenakan cincin. Itu berarti: ia
kembali menjadi anak di rumah bapaknya.
4. UNTUK TUJUAN APA ALLAH MENGAMPUNI?
A. Ia akan membawa mereka ke surga sesudah hidup ini berakhir
Semua orang harus berdiri di hadapan takhta pengadilan Kristus (2Kor.
5:10), termasuk umat Allah. Tetapi mereka tidak akan dihukum (Rm. 8:1).
Itulah tujuan pertama Allah dalam mengampuni.
B. Ia ingin membuat mereka sudah kudus dalam kehidupan ini
Allah tidak mengampuni umat-Nya supaya lebih mudah bagi mereka untuk
berdosa lagi. Bagi mereka dosa sudah menjadi pahit, dan darah Kristus
menjadi manis.
Mereka tidak menggunakan Injil sebagai surat izin untuk berdosa (Rm. 6:1).
Mereka bergumul melawan kodrat mereka yang berdosa sampai akhir hayat
mereka (lihat Pertanyaan dan Jawaban 56).
A. Guru katekismus berkata, “Aku tahu dosa-dosaku sudah diampuni.”
151
Bagaimana dengan kita? Dapatkah kita mengatakan hal yang sama?
B. Mungkin Saudara berkata, “Aku berharap dosa-dosaku akan diampuni.”
Apa dasar pengharapan Saudara?
152
Minggu ke-22
===========
KEHIDUPAN SEsudah KEMATIAN
Baca Yohanes 5:24-30 atau 1 Tesalonika 4:13-18
Dalam Yohanes 5 Yesus berkata, “Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan
hidup” (Yoh. 5:25).
Yesus di sini berbicara tentang kematian dan kehidupan rohani. Ia akan memberikan
kehidupan pada hati umat pilihan Allah: Ia akan membangkitkan mereka dari kubur dosa.
Tetapi Yesus juga merujuk pada kematian dan kehidupan jasmani: Ia akan membangkitkan
umat-Nya dari kubur mereka di bumi, ketika Ia kembali untuk menghakimi orang-orang yang
hidup dan yang mati.
Tentang kehidupan inilah Katekismus Heidelberg berbicara pada Minggu ke-22.
57. Pert. Penghiburan apa yang Saudara peroleh dari kebangkitan daging?
Jaw. Bahwa sesudah hidup ini bukan hanya jiwaku akan segera diangkat kepada
Kristus, Kepalanya, melainkan juga dagingku akan dibangkitkan oleh kuat- kuasa
Kristus, lalu dipersatukan kembali dengan jiwaku, dan akan menjadi serupa dengan
tubuh Kristus yang mulia.
153
58. Pert. Penghiburan apa yang Saudara timba dari bagian mengenai hidup yang
kekal?
Jaw. Karena sekarang ini juga sudah kurasakan dalam hati asas kesukaan yang kekal,
maka sesudah hidup ini aku akan beroleh kebahagiaan yang sempurna, yang belum
pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga, dan belum
pernah timbul di dalam hati manusia, supaya di dalamnya aku memuji Allah untuk
selama-lamanya.
KEHIDUPAN SEsudah KEMATIAN
1. kehidupan bagi jiwa
2. kehidupan bagi tubuh
3. kehidupan kekal
1. KEHIDUPAN BAGI JIWA
Apa yang terjadi pada jiwa (atau roh) orang yang sudah meninggal? Sungguh baik
merenungkan pertanyaan ini. Banyak orang hanya peduli dengan kehidupan di dunia
ini, dengan tubuh mereka, makanan, dsb. Tetapi bacalah Matius 16:26 dengan
saksama.
Orang-orang yang mati tanpa Kristus akan binasa selamanya! Tetapi apa yang terjadi
pada orang Kristen ketika ia mati? Pengakuan Iman Rasuli tidak berbicara mengenai
hal ini, tetapi Katekismus Heidelberg menyebutkan tiga hal:
A. Anak Tuhan akan hidup selamanya
Yesus berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh. 11:25).
154
Orang-orang Saduki menyangkal hal ini. Mereka berkata, “Manusia itu
seperti binatang. Ketika orang sudah mati, berakhirlah semuanya” (lihat
Lukas 20:27-40).
Akan tetapi, ketika Stefanus mati, Tuhan Yesus menerima rohnya (Kis. 7:54-
60).
B. Anak Tuhan diangkat untuk berada bersama-sama dengan Kristus
Ia akan menikmati keselamatan secara lebih penuh daripada di bumi sini,
dalam persekutuan yang lebih erat dengan Kristus.
Ia diangkat. Ia tidak turun ke bawah. Ia memang pantas tenggelam ke
lubang yang paling dalam, dan ia sering kali takut hal itu akan terjadi
padanya. Tetapi ketika mati, ia diangkat oleh para malaikat, tepat seperti
Lazarus yang miskin dalam perumpamaan Yesus.
C. Anak Tuhan langsung diangkat ke surga sesudah mati
Pernyataan ini mengutuk semua ajaran palsu yang diciptakan oleh manusia:
- Sebagian orang berkata bahwa ada api penyucian (penganut
Katolik Roma). Tetapi bacalah apa yang dikatakan Yesus kepada
pencuri di atas kayu salib (Luk. 23:43).
- Sebagian yang lain berkata bahwa roh manusia akan tidur sampai
Hari Penghakiman (Saksi Yehova). Tetapi bacalah apa yang
dikatakan Paulus dalam Filipi 1:21-24!
- Yang lain lagi berkata bahwa roh akan pergi hanya sesudah
pemakaman (orang-orang kafir). Tetapi bacalah apa yang dikatakan
Allah dalam Wahyu 14:13.
155
2. KEHIDUPAN BAGI TUBUH
Tubuh kita itu penting. Hati kita memang yang paling penting, tetapi kita tidak boleh
mengabaikan tubuh kita. Tubuh kita bukanlah “penjara bagi jiwa” (seperti yang dulu
dikatakan oleh orang-orang Yunani kuno).
Mengapa tubuh kita begitu penting?
- Allah sendiri sudah menciptakannya (Kej. 1:27).
- Kristus sudah menjadi manusia seperti kita (Ibr. 2:14).
- Ia sudah menebus umat-Nya dengan tubuh dan jiwa (Minggu ke-1).
Oleh sebab itu, tubuh kita akan bangkit lagi. Sulit untuk memahami bagaimana hal
ini bisa terjadi, tetapi Alkitab memberi tahu kita bahwa itu akan terjadi (Ayb. 19:25-
27). Tidak ada yang mustahil bagi Yesus Kristus, karena Ia sendiri sudah bangkit dari
antara orang mati!
Hal ini sangat menghibur bagi orang Kristen sejati. Tubuhnya sendiri akan bangkit
(bukan tubuh lain). Tetapi itu akan menjadi tubuh yang baru, tanpa dosa atau cacat
cela. Baca 1 Korintus 15:42-44.
Hal ini akan terjadi pada saat Yesus datang kembali. Baca 1 Korintus 15:51, 52. Lihat
juga 1 Tesalonika 4:15-17. Pada saat itu tubuh anak Tuhan akan dipersatukan kembali
dengan jiwanya. Tubuhnya akan dijadikan seperti Tubuh Kristus yang mulia (1Yoh.
3:2).
Apakah orang-orang kafir juga akan bangkit? Ya, memang tidak disebutkan di sini,
tetapi hal itu pasti akan terjadi. Yesus berkata, “Mereka yang sudah berbuat jahat
akan bangkit untuk dihukum” (Yoh. 5:29. Lihat juga Dan. 12:2).
156
3. KEHIDUPAN KEKAL
Dalam Yohanes 5:24 Yesus berkata, “Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang
kekal dan tidak turut dihukum...” Apakah orang seperti itu akan menerima hidup
kekal? Tidak, ia sudah menerimanya.
Pembahasan kita yaitu tentang “kehidupan sesudah kematian.” Tetapi sekarang kita
melihat bahwa hidup kekal sudah dimulai di dunia ini (Yoh. 3:36)
Apa itu hidup kekal? Hidup kekal yaitu mengenal Allah dan Yesus Kristus (Yoh.
17:3), menikmati kedamaian dengan Allah dan memuji-Nya selama-lamanya.
Itulah permulaan dari sukacita kekal (Gal. 5:22). Orang Kristen menikmati
persekutuan dengan Juruselamatnya. Ia senang melaksanakan kehendak Allah.
Tetapi ini hanyalah permulaan dari sukacita kekal itu. Persekutuan dengan Allah
sering kali terputus oleh dosa dan ketidakpercayaan. Hal itu membuat orang Kristen
berduka dan menantikan datangnya hari penebusan secara penuh.
Pada saat itu ia akan menikmati persekutuan dengan Allah secara penuh, tanpa
gangguan apa pun. Itulah keselamatan yang sempurna!
A. Seperti apa keselamatan itu nanti? Baca 1 Korintus 2:9! Sulit untuk
menggambarkannya. Lebih mudah untuk mengatakan apa yang bukan merupakan
keselamatan itu.
B. Tetapi satu hal yang pasti: pada saat itu umat Tuhan akan memuji Allah selama-
157
lamanya! Dan Allah membuat anak-anak-Nya dapat mengecap sukacita itu dalam
hidup ini.
C. Lawan dari sukacita ini yaitu kematian kekal (2Tes. 1:8, 9). Neraka yaitu tempat di
mana orang ingin mati, namun mereka tidak bisa mati (Why. 9:6). Berserulah kepada
Allah agar Ia menjauhkan Saudara dari penderitaan itu!
158
Minggu ke-23
===========
BAGAIMANA SAUDARA BENAR DI HADAPAN ALLAH?
Baca Roma 5:1-11 atau Efesus 2:1-10
Dalam Roma 5 kita bisa membaca seperti apa kodrat kita: tidak berdaya (ay. 6), orang berdosa
(ay. 8), dan musuh Allah (ay. 10).
Kita juga membaca apa yang sudah dilakukan oleh sang Juruselamat, Yesus Kristus: Ia
memberikan nyawa-Nya bagi orang-orang durhaka (ay. 6). Ia mendamaikan Allah dan manusia
(ay. 10).
Kita hanya dapat menerima keselamatan ini oleh iman kepada Kristus. “Sebab itu, kita yang
dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan
kita, Yesus Kristus” (ay. 1).
Inilah ajaran Katekismus Heidelberg pada Minggu ke-23.
59. Pert. Tetapi, apa manfaatnya bagi Saudara, jika Saudara percaya kepada semua
hal ini?
Jaw. Bahwa di dalam Kristus aku benar di hadapan Allah dan dijadikan ahli waris
hidup yang kekal.
60. Pert. Bagaimana Saudara benar di hadapan Allah?
159
Jaw. Hanya oleh iman yang sejati kepada Yesus Kristus. Hati nuraniku memang
mempersalahkan aku, karena aku berbuat dosa berat terhadap segala hukum Allah
dan tidak ada yang kutaati, dan karena aku masih tetap cenderung pada segala
macam kejahatan. Namun, Allah, tanpa jasa apa pun dari pihakku, semata-mata
berdasarkan rahmat, memberikan kepadaku anugerah ini: penebusan sempurna
oleh Kristus, kebenaran-Nya, dan kesucian-Nya sebagai milikku, seolah-olah aku
belum pernah memiliki dosa atau berbuat dosa, bahkan seolah-olah aku sendirilah
yang mengerjakan segala ketaatan yang dikerjakan oleh Kristus untukku, asal saja
semua keuntungan ini aku terima dengan hati yang percaya.
61. Pert. Mengapa Saudara mengatakan bahwa Saudara benar hanya oleh iman?
Jaw. Bukan karena layaknya imanku membuat Allah berkenan kepadaku, melainkan
karena hanya pelaksanaan pelunasan oleh Kristus, kebenaran-Nya, dan kesucian-Nya
semata-mata merupakan kebenaranku di hadapan Allah, dan karena semua itu tidak
mungkin kuterima dan kuraih dengan cara lain kecuali melalui iman.
BAGAIMANA SAUDARA BENAR DI HADAPAN ALLAH?
1. hanya oleh iman yang sejati kepada Kristus
2. kendati dengan semua dosaku
3. bukan karena imanku
1. AKU BENAR DI HADAPAN ALLAH OLEH IMAN YANG SEJATI KEPADA KRISTUS
A. Manfaat imanku
Pada Minggu ke-8 sampai ke-22 kita sudah melihat apa yang dipercayai
orang Kristen. Ia percaya kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Pertanyaannya sekarang yaitu , apa manfaatnya bagi Saudara, jika
160
Saudara percaya kepada semua hal ini?
Pertanyaan ini juga diajukan oleh Iblis (Ayb. 1:9). Tetapi di sini pertanyaan
itu yaitu pertanyaan yang baik, pertanyaan yang penting. Banyak orang
mengaku bahwa mereka percaya kepada Allah, tetapi itu tidak ada
manfaatnya bagi mereka ketika mereka mati.
Perhatikan jawaban dari guru katekismus:
- Di dalam Kristus aku benar di hadapan Allah.
- Aku dijadikan ahli waris hidup yang kekal.
“Di dalam Kristus aku benar di hadapan Allah”:
- ini merupakan sesuatu yang hilang dari kita menurut kodrat
(sebagai akibat dari dalamnya kejatuhan kita di dalam Adam).
- ini merupakan sesuatu yang dicari dengan sia-sia oleh orang-orang
Farisi.
- ini merupakan sesuatu yang didoakan oleh pemungut cukai.
- ini merupakan sesuatu yang diyakini oleh guru katekismus.
“Aku dijadikan ahli waris hidup yang kekal.”
Seorang ahli waris tidak bekerja untuk mendapatkan warisannya, ia hanya
menerimanya. Kita terlahir dengan warisan dari Adam (maut). Ketika lahir
kembali, kita menjadi ahli waris hidup yang kekal. Kita menerima ini dari
Allah Bapa, melalui tangan Yesus (Yang Sulung di antara banyak saudara!).
B. Kebenaran yang timbul dari iman
Bagaimana orang bisa benar di hadapan Allah? Kita mungkin benar di mata
manusia, tetapi Allah mengetahui semuanya, bahkan rahasia-rahasia hati
kita!
Orang bisa benar di hadapan Allah hanya oleh iman yang sejati kepada
161
Kristus! Bukan oleh perbuatan-perbuatan hukum Taurat (Rm. 3:28). Iman
tanpa perbuatan yaitu mati (Yak. 2:17), tetapi hanya oleh iman kepada
Kristuslah orang bisa benar di hadapan Allah.
Ketika Allah menyatakan umat-Nya sebagai orang benar, Ia juga menjadikan
mereka orang benar. Tetapi bukan itu yang dimaksud di sini! Allah
menganggap umat-Nya benar karena Yesus:
- mereka dibebaskan dari penghukuman.
- mereka mendapat hak atas hidup kekal.
Apa yang kita perlukan yaitu iman yang sejati (ada banyak kepalsuan!).
Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah menerimanya? Iman seperti itu
membawa kita pada pengakuan dosa yang sebenar-benarnya.
2. AKU BENAR DI HADAPAN ALLAH KENDATI DENGAN DOSA-DOSAKU
A. Aku masih orang berdosa...
Hati nuraniku mempersalahkan aku dalam banyak hal:
- “Aku secara nyata sudah melanggar semua perintah Allah.” (Apakah
orang munafik membuat pengakuan seperti itu?).
- “Aku sama sekali tidak menjalankan perintah-perintah itu.”
(Bandingkan dengan yang dikatakan orang muda yang kaya dalam
kisah Injil).
- “Aku masih cenderung pada segala kejahatan.” (Paulus berkata,
aku yang terburuk dari orang-orang berdosa).
Perhatikanlah: “Aku masih cenderung pada segala kejahatan.” Ia tidak
berkata, aku melakukan segala macam kejahatan, tetapi aku juga cenderung
untuk melakukannya. Jika Allah menarik tangan-Nya, hatiku akan
162
memimpinku pada segala macam kejahatan.
B. Namun, Allah melihatku seolah-olah aku yaitu Tuhan Yesus Kristus
Allah sudah memperhitungkan kepadaku (atau menganggapku memiliki) apa
yang sudah dilakukan dan diderita oleh Kristus.
Aku tidak membenarkan diriku sendiri, tetapi Allah sudah melakukannya! Itu
yaitu karunia-Nya yang penuh rahmat. Aku sama sekali tidak layak
mendapatkannya.
Apa karunia Kristus itu?
- karunia itu yaitu korban-Nya, yang sudah memuaskan keadilan
yang dituntut Allah.
- karunia itu yaitu kebenaran-Nya, sebab Ia mematuhi hukum
Allah.
- karunia itu yaitu kekudusan-Nya, yang menutupi aku.
Sekarang Allah melihat umat-Nya seolah-olah mereka tidak pernah berbuat
dosa sama sekali, seolah-olah mereka yaitu Kristus sendiri!
C. Hal ini menghibur aku
Seberapa jauh hal itu menghibur aku? Sejauh aku memeluk kebenaran itu
dengan hati yang percaya. Kita perlu menerima karunia ini dengan iman,
tetapi kita tidak dapat menerimanya kecuali karunia itu diberikan kepada
kita oleh Allah.
Kapan Allah membenarkan seorang berdosa? Ketika ia dengan sepenuh hati
menerima kenyataan bahwa ia pantas mendapat hukuman kekal. Hal ini
terjadi berulang kali. Umat Allah perlu bertumbuh dalam pengenalan akan
Kristus.
163
Mereka semua dibenarkan dengan sepenuhnya. Tetapi ketika iman mereka
lemah, mereka tidak begitu yakin akan keselamatan mereka. Sebaliknya,
ketika iman mereka kuat, mereka sangat yakin akan keselamatan mereka.
3. AKU BENAR DI HADAPAN ALLAH BUKAN KARENA IMANKU
A. Iman kepada Kristus itu penting
Kita tidak dapat diselamatkan kecuali kita percaya kepada Kristus. Iman
kepada Kristus yaitu satu-satunya saluran yang melaluinya kita menerima
pengampunan dosa. Iman itu mutlak perlu.
B. Iman kepada Kristus bukanlah dasar keselamatan kita
Orang-orang Katolik Roma berkata bahwa perbuatan baik kita yaitu dasar
keselamatan kita. Para penganut Arminian berkata bahwa iman kita yaitu
dasarnya: “Jika kita percaya, maka Allah akan mengganjar kita dengan
memberikan hidup baru.”
Namun, mereka tidak melihat bahwa:
- iman yaitu karunia Allah.
- iman itu seperti tangan kosong seorang pengemis.
Mereka tidak mau melihatnya, karena dengan begitu mereka merasa terlalu
direndahkan. Manusia selalu berusaha membuat dirinya berkenan kepada
Allah. Itulah kesombongan kita!
Kristus yaitu satu-satunya kebenaran bagi umat Allah (Yer. 23:6). Dasar
keselamatan kita yaitu korban-Nya dan kasih Allah yang kekal.
164
Minggu ke-24
===========
TIGA PERTANYAAN RUMIT
Baca Lukas 18:9-14 atau Roma 3:21-31
Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang Farisi dan pemungut cukai.
Kedua orang itu pergi ke Bait Allah untuk berdoa. Apa yang dikatakan orang Farisi? Baca
ayat 11 dan 12. Apa yang dikatakan pemungut cukai? Baca ayat 13. Apa hasilnya? Baca ayat
14.
Di antara pemungut cukai dan Allah berdirilah sebuah mezbah. Mezbah itu menunjuk pada
korban Yesus Kristus. Pemungut cukai melihat pada Yesus, sambil menyerukan darah-Nya.
Allah melihat pemungut cukai itu dan menerimanya, karena Yesus.
Ajaran ini membawa kemuliaan bagi Allah, dan penuh penghiburan bagi orang-orang
berdosa yang hancur hatinya. Itulah sebabnya Iblis selalu menyerang ajaran ini.
Katekismus Heidelberg memberikan bukti akan hal ini pada Minggu ke-24.
62. Pert. Tetapi, apa sebabnya perbuatan baik kita tidak dapat menjadi kebenaran
kita di hadapan Allah, biarpun untuk sebagian saja?
Jaw. Karena kebenaran yang dapat bertahan di hadapan pengadilan Allah harus
sungguh-sungguh sempurna dan dalam segala hal sesuai dengan hukum Allah, dan
165
karena perbuatan kita yang terbaik pun dalam hidup ini tidak sempurna dan
tercemar oleh karena dosa.
63. Pert. Apa? Adakah perbuatan baik kita tidak menghasilkan ganjaran? Padahal,
Allah hendak memberi ganjaran, baik dalam hidup sekarang ini maupun dalam hidup
yang akan datang?
Jaw. Ganjaran itu terjadi bukan berdasarkan amal, melainkan berdasarkan rahmat
saja.
64. Pert. Akan tetapi, tidakkah ajaran ini menjadikan manusia tidak peduli dan fasik?
Jaw. Tidak, karena barang siapa yang sudah menjadi anggota tubuh Kristus, oleh iman
yang sungguh-sungguh, tidak dapat tidak menghasilkan buah berupa perbuatan baik,
yang timbul dari rasa syukur kepada Allah.
TIGA PERTANYAAN RUMIT
1. Tidak bisakah perbuatan baik kita membantu kita untuk menjadi benar di
hadapan Allah?
2. Bukankah Allah berkata bahwa Ia mengganjar pebuatan baik kita?
3. Jika manusia tidak diselamatkan oleh perbuatan baiknya, bukankah ia akan
menjadi tidak peduli?
1. TIDAK BISAKAH PERBUATAN BAIK KITA MEMBANTU KITA UNTUK MENJADI
BENAR DI HADAPAN ALLAH?
Pertanyaan ini mungkin muncul dari kalangan orang yang tidak memiliki Alkitab
(mereka tidak percaya kepada Kristus sama sekali). Tetapi mungkin juga muncul
dari kalangan Katolik Roma. Mereka berkata bahwa keselamatan kita terjadi
melalui Kristus, tetapi kita harus melakukan bagian kita juga. Mereka
mencampuradukkan semuanya! Cermati pertanyaan itu.
166
Orang yang mengajukan pertanyaan ini yaitu seperti seseorang yang sedang
membeli di pasar. Ia ingin menawar. Ia ingin mencari jalan tengah. Ia mencoba
berunding dengan Allah.
Manusia tidak ingin terlihat dalam kemiskinan dan ketelanjangannya. Kita yaitu
musuh salib Kristus. Ketika kita bisa berbuat baik untuk memperoleh hiduk kekal di
Taman Firdaus, kita tidak melakukannya. Dan sekarang sesudah kita tidak lagi
mampu melakukannya, kita malah mencoba segala cara dan menolak untuk
menerima hidup kekal sebagai karunia!
Apakah kita juga demikian? Mungkin kita setia pergi ke gereja, kita sudah
meninggalkan banyak dosa kita dan mau mengampuni orang lain. Jauh di lubuk hati
kita, kita berpikir bahwa Allah akan menganggap hal ini sebagai sesuatu yang
berharga dan akan memberi kita upah.
JAWABAN DARI KATEKISMUS HEIDELBERG:
Jika Saudara ingin diselamatkan dengan memelihara hukum Taurat, lakukan saja!
Akan tetapi, Saudara harus melakukannya dengan sempurna (Gal. 5:3). “Sebab
barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari
padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya” (Yak. 2:10).
Dan apa yang harus dikatakan tentang perbuatan kita? Bahwa perbuatan kita yang
terbaik sekalipun dalam hidup ini bukan hanya tidak sempurna, tetapi juga bahkan
tercemar oleh dosa.
Perbuatan-perbuatan kita yang terbaik: doa-doa kita, puji-pujian kita kepada Allah,
amal baik kita, dll. Perbuatan-perbuatan kita yang terbaik yaitu seperti kain kotor
(Yes. 64:6). Paulus menyebutnya sampah (Flp. 3:8). Ia berseru tentang perkara itu
dalam Roma 7.
167
2. BUKANKAH ALLAH BERKATA BAHWA IA MENGGANJAR PERBUATAN BAIK KITA?
Pertanyaan rumit pertama sudah dijawab. Tetapi manusia tidak menyerah begitu
cepat. Ia kembali dengan pertanyaan kedua, kali ini dengan memakai Kitab Suci
sebagai dasar.
Dan memang benar! Alkitab berkata bahwa Allah akan mengganjar perbuatan baik
anak-anak-Nya:
- misalnya Musa di Mesir (Ibr. 11:26),
- Tuhan Yesus sendiri (Ibr. 12:2),
- baca juga Sabda Bahagia (Mat. 5:1-12).
Singkat kata, “ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik
untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1Tim. 4:8). Allah akan
mengganjar kebaikan dan menghukum kejahatan.
Sayangnya, ajaran ini sering diselewengkan oleh orang-orang yang suka
mengajukan pertanyaan-pertanyaan menjebak. Mereka berdiri di hadapan Allah
sebagai budak, bukan sebagai anak.
JAWABAN DARI KATEKISMUS HEIDELBERG:
Allah tentu mengganjar perbuatan baik kita, tetapi ganjaran ini bukan karena jasa
atau amal kebaikan kita, melainkan semata-mata karena anugerah-Nya.
Ganjaran ini bukan berdasarkan jasa.
- Kalaupun kita sudah melakukan segala sesuatu yang harus kita lakukan,
kita masih merupakan hamba-hamba yang tidak berguna (Luk. 17:10).
168
- Jika kita melakukan sesuatu yang baik, Allahlah yang membuat kita
melakukannya. Allah mengganjar perbuatan-Nya sendiri.
- Ganjaran yang kita terima jauh lebih besar daripada perbuatan yang sudah
kita lakukan (2Kor. 4:17).
- Ganjaran itu yaitu hasil jasa Kristus dan diberikan kepada kita sebagai
anugerah.
Apa saja ganjaran-ganjaran ini?
Bukan keselamatan, sebab semua anak Allah menerima hidup kekal secara cuma-
cuma. Tetapi ada perbedaan derajat kemuliaan:
- Para murid akan duduk di atas dua belas takhta (Mat. 19:28).
- Orang-orang yang sudah setia dalam perkara kecil akan diberi tanggung
jawab dalam perkara besar (Mat. 25:21).
- Baca juga Daniel 12:3.
Perhatikanlah: ada juga perbedaan derajat kesengsaraan di neraka. Lihat
Lukas 12:47, 48.
Apa ganjaran yang paling baik? Berdamai dengan Allah (Mzm. 119:165). Itu yaitu
ganjaran yang penuh rahmat bagi hati nurani yang tulus! Allah berkata kepada
Abram, “Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar" (Kej. 15:1). Umat Allah
masih akan melayani Tuhan, bahkan sekalipun tidak ada surga ataupun neraka.
Mereka melayani-Nya berdasarkan kasih!
3. JIKA MANUSIA TIDAK DISELAMATKAN OLEH PERBUATAN BAIKNYA, BUKANKAH IA
AKAN MENJADI TIDAK PEDULI?
Ini merupakan tuduhan yang sudah sangat lama. Tuduhan itu ditujukan bukan
hanya untuk melawan ajaran Reform, tetapi juga pada akhirnya melawan Firman
Allah sendiri. Tuduhan itu sudah terdengar pada zaman Paulus (Rm. 6:1, 2).
169
Doktrin kita itu sendiri tidak membuat manusia bersikap tidak peduli dan fasik,
tetapi hati manusialah yang mengarahkannya untuk berbuat demikian. Doktrin kita
memang disalahgunakan, tetapi bahkan makanan bisa disalahgunakan! Apakah kita
berhenti makan karena itu?
JAWABAN DARI KATEKISMUS HEIDELBERG:
Iman yang sejati yaitu iman yang hidup. Iman itu tidak membuat manusia tidak
peduli. Sebaliknya, iman itu menyatukannya dengan Kristus, yang yaitu pokok
anggur (Yoh. 15:1). Mustahil ranting-ranting yang hidup tidak berbuah.
Perbuatan baik disebut “buah” di sini (bukan “akar”). Galatia 5 berbicara tentang
“perbuatan daging” dan “buah Roh.”
Umat Allah masuk surga bukan karena perbuatan baik mereka, tidak pula mereka
masuk surga tanpa perbuatan baik (Ibr. 12:14).
Menarik bahwa ada banyak pelanggaran hukum di antara para penganut Katolik
Roma, orang-orang yang justru berbicara begitu banyak tentang perbuatan baik.
Tetapi janganlah ada pelanggaran hukum di antara kita, supaya doktrin kita tidak
difitnah.
170
Minggu ke-25
===========
ROH ALLAH MEMAKAI DUA SARANA UNTUK MEMBUAT ORANG BERDOSA
PERCAYA KEPADA KRISTUS
Baca Kisah Para Rasul 2:36-42 atau Kisah Para Rasul 8:26-40
Dalam Kisah Para Rasul 2 kita melihat bagaimana iman dikerjakan dalam hati manusia, dan
bagaimana iman ini dikuatkan:
- Roh Allah turun dari surga (ay. 1-4).
- Rasul Petrus berdiri untuk berkhotbah (ay. 14-36).
- Firman Allah menginsafkan orang akan dosa (ay. 36, 37).
- pesan Injil dinyatakan (ay. 38-40).
- banyak orang percaya pada nama Yesus (ay. 41).
- orang-orang ini dibaptis (ay. 41).
- dengan cara itu mereka diyakinkan akan keselamatan mereka (ay. 38).
- mereka bertekun dalam pengajaran para rasul (ay. 42).
- mereka ikut serta dalam Perjamuan Kudus (ay. 46).
Singkat kata, Roh Kudus memakai Injil dan sakramen untuk membuat orang-orang berdosa
percaya kepada Yesus Kristus!
Kita mendapati hal ini diungkapkan dengan jelas dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-
25.
65. Pert. Mengingat bahwa hanya iman yang membuat kita mendapat bagian dalam
Kristus dan segala anugerah-Nya, dari manakah datangnya iman yang demikian itu?
171
Jaw. Dari Roh Kudus, yang bekerja menciptakan iman itu dalam hati kita melalui
pemberitaan Injil yang kudus, dan yang menguatkannya melalui penerimaan
Sakramen.
66. Pert. Apa itu Sakramen?
Jaw. Sakramen yaitu tanda dan meterai yang kudus dan kasatmata, yang sudah
ditetapkan oleh Allah. Melalui penerimaan sakramen, Allah menyatakan dan
memeteraikan kepada kita secara lebih jelas lagi janji Injil, yaitu bahwa Dia
menganugerahkan kepada kita pengampunan semua dosa dan hidup yang kekal,
hanya berdasarkan rahmat, karena kurban Kristus yang satu- satunya, yang sudah
terjadi di kayu salib.
67. Pert. Jadi, apakah keduanya, yaitu Firman dan Sakramen-sakramen, ditetapkan
dengan tujuan agar olehnya iman kita diarahkan kepada kurban Yesus Kristus pada
kayu salib itu sebagai satu-satunya dasar keselamatan kita?
Jaw. Ya. Roh Kudus mengajarkan kepada kita dalam Injil dan meneguhkan melalui
Sakramen, bahwa keselamatan kita yang sempurna berdasarkan kurban Kristus yang
satu-satunya, yang sudah terjadi bagi kita pada kayu salib.
68. Pert. Berapa jumlah Sakramen yang ditetapkan Kristus dalam Perjanjian Baru?
Jaw. Dua, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.
ROH KUDUS MEMAKAI DUA SARANA UNTUK MEMBUAT ORANG-ORANG BERDOSA
PERCAYA KEPADA KRISTUS
1. Firman Allah
2. sakramen-sakramen
1. Firman Allah
“Dari manakah datangnya iman kepada Kristus itu?” Ini seperti pertanyaan seorang yang
172
berdiri di dekat sumur, tetapi tidak mempunyai ember untuk menimba air (Yoh. 4:15).
Jawabannya berbunyi, “Dari Roh Kudus.” Iman yaitu pemberian Allah. Lihat Efesus 2:8 dan
6:23. Lihat juga Filipi 1:29.
Iman yang sejati tidak datang dari diri kita sendiri. Iman itu bukan dari orangtua kita bukan
pula dari pendeta.
Segala kemuliaan hanya bagi Allah! Air hidup yaitu pemberian dari-Nya, begitu pula
dengan ember untuk menimba (yaitu iman) dan mulut untuk meminumnya. Ya, bahkan rasa
haus akan air ini diciptakan oleh-Nya.
Namun demikian, Roh Kudus menggunakan sarana dalam mempertobatkan orang. Kita
tidak boleh bertanya apa yang sanggup dilakukan Allah, melainkan apa yang berkenan
dilakukan-Nya. Ia berkenan bila kita datang untuk mendengarkan Firman-Nya. Seandainya
Firman Allah tidak diberitakan, tak seorang pun akan diselamatkan.
Roh Kudus menggunakan pemberitaan Injil untuk membuat orang-orang berdosa percaya
kepada Tuhan Yesus:
- ingat Lidia (Kis. 16:14).
- iman timbul dari pendengaran akan Firman Allah (Rm. 10:17).
Pemberitaan Injil disebutkan di sini. Memang baik membaca Alkitab sendiri, tetapi Saudara
terutama perlu datang ke gereja. Allah memakai Filipus untuk menjelaskan Kitab Suci
kepada seorang Etiopia (Kis. 8:26-40).
Kita harus memberitakan Injil. Kita juga harus memberitakan hukum Allah, supaya orang
menyadari kebutuhan mereka akan Kristus. Tetapi Injillah yang terutama dipakai Allah untuk
mengerjakan iman.
Ia mengerjakan iman ini “di dalam hati kita.” Jika iman itu tidak berakar dalam hati kita,
173
maka iman tersebut tidak akan menyelamatkan kita. Sebaliknya, iman itu akan layu (Mat.
13:20, 21). Iman yang sejati tidak akan pernah bisa mati lagi!
Tetapi iman ini perlu dikuatkan. Iman itu sering diserang, dan harus melakukan pekerjaan
berat (Mat. 16:24). Segala sesuatu yang hidup memerlukan makanan.
Allah memakai Firman-Nya untuk menguatkan anak-anak-Nya (firman itu seperti air susu
bagi mereka, lihat 1 Petrus 2:2). Ia juga menggunakan sakramen. Penggunaan sakramen itu,
secara khusus, disebutkan di sini dalam katekismus kita.
2. SAKRAMEN
Roh Allah menembus hati orang-orang pilihan melalui dua pintu: pintu telinga dan pintu
mata. Ada Injil yang bisa kita dengar (Firman Allah) dan Injil yang bisa kita lihat (sakramen).
Hanya ada dua sakramen. Gereja Katolik Roma menambahkan lima sakramen lagi (misalnya
perkawinan), tetapi Kristus hanya menetapkan baptisan dan Perjamuan Kudus sebagai
tanda dan meterai perjanjian-Nya.
Sakramen yaitu , pertama-tama, sebuah tanda. Baptisan dan Perjamuan Kudus
menunjukkan dengan lebih jelas apa yang sudah dijanjikan Allah di dalam Injil.
Apa yang dijanjikan Allah di dalam Injil? Pengampunan dosa dan kehidupan kekal.
Tanda tidak membantu bagi orang-orang yang tidak percaya. Mereka tidak akan pernah
percaya, bahkan sekalipun mujizat terjadi (Mat. 16:1-4). Tanda hanya bermanfaat bagi umat
Allah, orang-orang yang berdoa, “Tambahkanlah iman kami” (Luk. 17:5).
Sakramen yaitu tanda, tetapi juga meterai. Sakramen menyatakan dan meneguhkan janji-
janji Injil. Contohnya seperti surat yang ditandatangani atau disetempel, atau uang kertas.
174
Singkat kata, sakramen tidak menambahkan sesuatu pada Firman Allah, tetapi memperjelas
dan menguatkan firman itu bagi kita. Sebenarnya, Firman Allah tidak memerlukan
peneguhan seperti itu (bagaimana bisa Allah berkata dusta?), tetapi kita sendirilah yang
memerlukannya! Kita begitu tumpul dan lemah.
Allah berjanji kepada anak-anak-Nya yang penuh ketakutan, melalui sakramen, bahwa Ia
tidak lagi murka terhadap mereka, dan bahwa Ia akan melindungi mereka dengan kasih-Nya.
Firman Allah dan sakramen tidaklah sama, tetapi keduanya menunjuk pada korban Yesus
Kristus di atas kayu salib, satu-satunya dasar keselamatan kita:
a) Injil menggambarkan Kristus yang disalibkan (Gal. 3:1).
b) baptisan dan Perjamuan Kudus menggambarkan hal yang sama.
Maka dengarkanlah, hai orang berdosa, dalam kesedihanmu: “Darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa!” (1Yoh. 1:7).
A. Janganlah kita melebih-lebihkan nilai sakramen
1. Kita bisa saja menerima sakramen, tetapi tidak anugerah Allah (Simon si
tukang sihir dalam Kisah Para Rasul 8:9-24)
2. Kita bisa saja menerima anugerah Allah, tetapi tidak sakramen (pencuri di
atas kayu salib, Luk. 23:39-43).
Domba-domba kita tetap menjadi milik kita, sekalipun domba-domba itu
tidak diberi tanda!
B. Janganlah kita mengecilkan nilai sakramen
1. Yesus memberi tahu umat-Nya untuk menggunakan sakramen bagi
kemuliaan-Nya: “Perbuatlah ini... menjadi peringatan akan Aku” (1Kor.
175
11:25).
2. Bahkan orang percaya yang paling kuat sekalipun perlu dikuatkan hari demi
hari.
C. Marilah kita menilai sakramen dengan cara yang benar
1. Kita harus menggunakan Firman Allah dan sakramen dengan tekun.
2. Pada saat yang sama, kita harus berdoa kepada Allah agar Dia mau
menggunakan keduanya untuk memberi kita anugerah.
176
Minggu ke-26
===========
KEYAKINAN APA YANG BAPTISAN DATANGKAN BAGIKU?
Baca Roma 6:1-14 atau Markus 16:9-20
Ketika orang percaya dibaptis, ia dikuburkan bersama Kristus. Hidupnya yang lama sudah
berlalu! Ketika keluar dari air, ia berdiri di hadapan Allah sebagai manusia baru. Ia bangkit
bersama Kristus!
Itulah yang ditunjukkan Paulus dalam Roma 6. Melalui baptisan, kita sudah dipersatukan
dengan Kristus. Ketika Ia mati, kita juga mati. Dan karena Ia sudah bangkit, kita pun akan
hidup bersama-Nya.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh terus hidup dalam dosa. Kita sudah mati bagi dosa,
bagaimana kita masih dapat hidup di dalamnya (ay. 2)? Kita harus menganggap diri kita mati
bagi dosa, dan hidup bagi Allah di dalam Kristus (ay. 11).
Inilah makna baptisan, menurut Alkitab dan Katekismus Heidelberg. Baca Minggu ke-26.
69. Pert. Bagaimana Saudara diingatkan dan diyakinkan dalam Baptisan Kudus,
bahwa kurban Kristus yang satu-satunya, yang terjadi pada kayu salib itu, menjadi
kebaikan bagi Saudara?
Jaw. Kristus sudah menetapkan permandian lahiriah ini, disertai janji. Sebagaimana
tubuhku pasti dibasuh secara lahiriah oleh air, yang biasa dipakai untuk
177
menghilangkan kotoran tubuh, sepasti itu pula aku sudah dibasuh dengan darah dan
Roh-Nya dari kecemaran jiwaku, yaitu semua dosaku.
70. Pert. Apa itu: dibasuh dengan darah dan Roh Kristus?
Jaw. Mendapat pengampunan dosa dari Allah, berdasarkan rahmat, karena darah
Kristus yang sudah ditumpahkan-Nya bagi kita dengan pengurbanan-Nya pada kayu
salib, dan pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan oleh-Nya menjadi anggota
tubuh Kristus, supaya kita makin lama makin mati bagi dosa dan menempuh hidup
saleh serta tidak bercela.
71. Pert. Di mana Kristus berjanji kepada kita bahwa, sebagaimana kita pasti dibasuh
oleh air baptisan, sepasti itu pula Dia mau membasuh kita dengan darah dan Roh-
Nya?
Jaw. Dalam penetapan Baptisan, yang berbunyi sebagai berikut, Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus (Mat 28:19), dan, Siapa yang percaya dan dibaptis akan
diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Mar 16:16). Janji itu
diulang, ketika Alkitab menyebut Baptisan yaitu permandian kelahiran kembali (Tit
3:5) dan pembasuhan dari semua dosa (Kis 22:16).
APA YANG DAPAT KUYAKINI MELALUI BAPTISAN?
1. bahwa aku yaitu orang berdosa yang najis
2. bahwa aku dibasuh dengan darah Kristus
3. bahwa aku diperbaharui oleh Roh Kristus
4. bahwa, dalam semuanya ini, aku bersandar pada Firman Allah
1. AKU yaitu ORANG BERDOSA YANG NAJIS
178
Dosa sudah membuat kita seperti orang yang menderita sakit kusta. Orang-orang
seperti itu diasingkan sepenuhnya (Im. 13:45, 46). Mereka hanya bisa disembuhkan
oleh kuasa Allah.
Bagaimana mereka ditahirkan? Mereka harus membasuh tubuh mereka, dan
kemudian diperciki dengan darah domba jantan (Im. 14:8, 12-14).
Demikian pula halnya, orang berdosa hanya bisa diselamatkan jika ia dilahirkan
kembali oleh Roh Kudus dan diperciki dengan darah Yesus. Hal ini ditunjukkan
dengan jelas dalam baptisan.
Kristus sudah menetapkan pembasuhan dengan air secara lahiriah ini:
a) untuk menunjukkan bahwa kita najis.
b) untuk meyakinkan si petobat yang percaya kepada Kristus bahwa ia sudah
dibasuh dengan darah dan Roh-Nya.
2. AKU DIBASUH DENGAN DARAH KRISTUS
Dosa sudah membuat kita bersalah di hadapan Allah. Dosa tidak hanya sudah
mencemarkan hati kita, tetapi juga membuat kita berutang kepada Allah. Utang
dosa-dosa kita begitu besar hingga kita tidak akan pernah mampu membayarnya!
Namun demikian, Kristus datang untuk membayar utang orang-orang kepunyaan-
Nya. Ia mencurahkan darah-Nya ketika mati di atas kayu salib. Ia memberikan
nyawa-Nya sebagai korban kepada Allah. Ia menebus dosa-dosa umat pilihan Allah.
Apa artinya dibasuh dengan darah Kristus?
- menerima pengampunan dosa dari Allah.
- dipandang benar di hadapan Allah, karena Yesus.
179
Inilah yang dapat kuyakini melalui baptisan. Allah berbicara melalui baptisan
kepada setiap orang yang menghukum dirinya sendiri, “Yesus Kristus
mengorbankan diri-Nya juga bagimu!”
3. AKU DIPERBAHARUI OLEH ROH KRISTUS
Dosa sudah membuat hati kita tercemar. Dosa bukan hanya sudah membuat kita
bersalah di hadapan Allah, tetapi juga sudah membuat kita bobrok. Kita yaitu
anak-anak Adam (Yer. 13:23).
Sesuatu yang najis tidak akan masuk ke dalam surga (Why. 21:27). Apa yang kita
perlukan bukanlah hanya pengampunan dosa kita, melainkan juga pengudusan
hidup kita (Ibr. 12:14).
Hal ini, sekarang, yaitu pekerjaan Roh Kudus.
- Ia mentahirkan hati orang berdosa (Yeh. 36:25-27).
- Ia membuatnya menjadi anggota tubuh Kristus.
- Ia memperbaharui hidup umat Allah.
Apa buah dari pekerjaan-Nya?
a) Kita makin lama makin mati bagi dosa.
Perhatikanlah: Adam kita yang lama tidak boleh diperbaiki, tetapi harus
mati sepenuhnya (liat Kolose 3:5).
b) Kita menempuh hidup saleh serta tidak bercela.
Kita dibangkitkan kepada hidup baru, oleh kuasa Roh Kristus. Kita hidup
dalam takut akan Tuhan.
Semuanya ini dijanjikan dalam baptisan. Diterima oleh iman kepada Kristus. Allah
menggenapi semua janji-Nya dalam diri orang-orang pilihan-Nya.
180
4. AKU BERSANDAR PADA FIRMAN ALLAH
Bagaimana kita bisa yakin bahwa Kristus sudah menjanjikan semua hal yang
disebutkan di atas? Karena kita mendapatinya di dalam Alkitab! Mari kita lihat
beberapa ayat.
a) Matius 28:19
Nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus tertulis pada orang yang dibaptis. Apa
artinya? Lihat rumusan baptisan!
b) Markus 16:16
Yesus menjanjikan keselamatan bukan kepada semua orang yang dibaptis,
melainkan kepada semua orang yang percaya. Tetapi orang yang percaya
harus dibaptis juga. Keselamatan dijanjikan di dalam Injil, dan
dimeteraikan dalam baptisan.
c) Titus 3:5 dan Kisah Para Rasul 22:16
Di sini baptisan disebut “permandian kelahiran kembali” dan “penyucian
dosa-dosa.” Apakah itu berarti bahwa semua orang yang dibaptis sudah
lahir kembali, atau bahwa air baptisan mempunyai kuasa untuk
menyelamatkan kita? Tidak! Baptisan yaitu tanda dan meterai
keselamatan, tidak lebih tidak kurang. Orang-orang yang datang untuk
dibaptis dalam iman yang benar, menerima bukan hanya tanda melainkan
juga hal yang ditandakan.
181
A. Janganlah kita menipu diri sendiri!
Banyak orang yang sudah dibaptis mengambil yang keliru bahwa
mereka sudah baik-baik saja. Mereka menganggap diri mereka sebagai anak-anak
perjanjian dan menghibur diri dengan janji-janji Allah (yang hanya dimaksudkan
bagi anak-anak Allah yang sejati).
B. Di sini ada beberapa pertanyaan untuk Saudara jawab:
- Apakah Saudara merasa jijik terhadap diri Saudara sendiri di hadapan Allah
karena dosa-dosa Saudara?
- Apakah Saudara memerlukan Yesus Kristus sebagai satu-satunya
Juruselamat?
- Apakah Saudara berkeinginan untuk dibasuh dengan darah-Nya?
- Apakah darah itu sudah dipercikkan ke dalam hati Saudara? (dengan kata
lain, apakah Saudara sudah menyadari kuasa yang menebus dari kematian
Yesus?)
- Apakah Roh Kudus sudah memperbaharui hidup Saudara?
- Apakah Saudara sudah mati terhadap hidup Saudara yang penuh dosa, dan
apakah Saudara masih mati terhadap diri Saudara sendiri?
- Apakah Saudara hidup dalam takut akan Allah?
C. Ingat: baptisan bisa menjadi kebaikan atau keburukan bagi kita.
Sungguh mengerikan apabila kita binasa dengan air baptisan pada tubuh kita! Baca
Ibrani 10:29. Mohonlah kepada Tuhan untuk memberi Saudara hal-hal yang
ditandakan dalam baptisan.
182
Minggu ke-27
===========
KEBENARAN MENGENAI BAPTISAN
Baca Kisah Para Rasul 16:11-15 atau Titus 3:1-8
Lihat bagaimana Lidia bertobat kepada Allah. Saudara akan memerhatikan dua hal:
a) Lidia bertobat sebelum dibaptis.
Itu berarti bahwa ia tidak lahir kembali oleh baptisan. Tuhan pertama-tama
membuka hatinya, dan sesudah itu ia dibaptis.
b) Lidia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya.
Besar kemungkinan bahwa anak-anak juga termasuk di dalamnya. Kita tidak
membaca bahwa hati mereka juga dibukakan, namun mereka dibaptis.
Bacaan ini menunjukkan kepada kita kebenaran tentang baptisan, kebenaran yang
diungkapkan dengan baik dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-27.
72. Pert. Jadi, apakah permandian lahiriah itu sendiri pembasuhan dari dosa- dosa?
Jaw. Bukan, karena hanya darah Yesus Kristus, dan Roh Kudus yang membasuh kita
dari segala dosa.
73. Pert. Kalau demikian, apa alasan Roh Kudus menamakan Baptisan itu
'permandian kelahiran kembali' dan 'pembasuhan dari dosa-dosa'?
Jaw. Allah berfirman demikian bukan tanpa alasan yang sangat penting. Pertama,
dengan demikian Dia hendak mengajar kita bahwa, sama seperti kotoran tubuh
183
dihilangkan dengan air, begitu pula segala dosa kita dihilangkan oleh darah dan Roh
Yesus Kristus. Tetapi terutama, melalui jaminan dan tanda ilahi ini Dia hendak
memastikan kepada kita bahwa, sebagaimana tubuh kita benar- bena