joseph smith mormon 2
etelah
pembantaian itu.
Eliza R. Snow, “Eliza R. Snow Letter from
Missouri,” Brigham Young University Studies,
Musim Panas 1973, hlm. 544–552.
Memuat catatan tentang Orang-Orang Suci di
Caldwell County selama masa sulit di musim di-
ngin tahun 1838–1839.
Clark V. Johnson, “Missouri Persecutions: The
Petition of Isaac Leany,” dalam Ronald W. Walker,
edisi “The Historians Corner,” Brigham Young
University Studies, Musim Dingin 1983, hlm.
94–103.
Menerbitkan kembali dokumen yang ditandata-
ngani oleh seorang Orang Suci Zaman Akhir
yang dikirim ke Washington, D. C. yang meme-
rinci tentang penganiayaan yang dialaminya di
Missouri pada tahun 1838–1839.
Clark V. Johnson, “The Missouri Redress
Petitions: A Reappraisal of Mormon Persecutions
in Missouri,” Brigham Young University Studies,
Musim Semi 1986, hlm. 31–44.
Perang Mormon menurut penilaian banyak orang
yang terlibat di dalamnya, dengan informasi baru
mengenai kerugian yang diderita orang Mormon
dalam bentuk tanah, kerusakan, dan kematian.
Parley P. Pratt, Autobiography of Parley P. Pratt,
Classics in Mormon Literature series (Salt Lake
City: Deseret Book Co., 1985), hlm. 149–191.
Parley P. Pratt berada di Far West pada saat pe-
rintah pemusnahan dikeluarkan. Dia memberi-
kan kisah mengenai suasana dan peristiwa yang
terjadi sesudahnya.
Gregory Maynard, “Alexander William Doniphan:
Man of Justice,” Brigham Young University Studies,
Musim Panas 1973, hlm. 462–472.
Kehidupan Alexander Doniphan dan kontribu-
sinya dalam membela Orang-Orang Suci
Zaman Akhir.
Leland Homer Gentry, “A History of the Latter-
day Saints in Northern Missouri from 1836 to
1839,” Disertasi Ph.D., Universitas Brigham
Young, 1965, bab 8–14.
Sebuah kisah yang terperinci mengenai masalah-
masalah di Missouri utara yang mengakibatkan
pengusiran Orang-Orang Suci.
Neal A. Maxwell, “A Choice Seer,” dalam
Brigham Young University 1985–1986 Devotional and
Fireside Speeches (Provo: University Publications,
1986), hlm. 113–121.
Sebuah ceramah mengenai Nabi Joseph Smith,
banyak di antaranya berkaitan dengan Nabi di
Penjara Liberty.
B. H. Roberts, The Missouri Persecutions (Salt Lake
City: Bookcraft, 1965), bab 34–44.
Rangkuman bab-bab yang bagus mengenai peris-
tiwa-peristiwa di Missouri utara yang berakhir
dengan pengusiran Orang-Orang Suci Zaman
Akhir.
Junius F. Wells, “Alexander William Doniphan,”
Improvement Era, Desember 1902, hlm. 113–121.
Uraian riwayat hidup singkat masa muda
Doniphan dan keterlibatannya dengan Orang-
Orang Suci di Missouri. Berfokus pada keterlibat-
annya dalam perang melawan Meksiko tahun
1846.
33
TEMPAT PERLINDUNGAN
DI ILLINOIS
L E S S O N
34
TEMA
Pengusiran dari Missouri mengancam Gereja di
wilayah itu.
Penatua Brigham Young, Heber C. Kimball, dan
yang lainya menjadi stabilisator dan pemimpin
Gereja sampai Nabi Joseph Smith dibebaskan da-
ri penjara.
Terlepas dari banyaknya rintangan, Gereja mene-
tap di Nauvoo, Illinois, untuk memulai proses
pengumpulan Orang-Orang Suci
Sebagaimana diperintahkan Tuhan, Nabi memo-
hon kepada pengadilan tertinggi duniawi untuk
memperoleh ganti rugi atas penganiayaan
Missouri.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku siswa, bab 17, hlm. 228–242.
Ajaran dan Perjanjian 123
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Tulis dan bahaslah masalah-masalah yang diha-
dapi Gereja sewaktu Orang-Orang Suci mening-
galkan Missouri pada musim dingin tahun
1838–1839. Anda dapat mempertimbangkan:
• Kenyataan bahwa Nabi Joseph Smith berada
di Penjara Liberty.
• Masa pengusiran dan kurangnya persediaan
makanan, pakaian, dan tempat berteduh.
• Ke mana harus pergi, ke mana harus menetap
kembali. Apakah Gereja harus tercerai-berai
atau dikumpulkan kembali? Merujuklah pada
buku siswa (hlm. 228). Bahaslah masalah-
masalah yang dihadapi Orang-Orang Suci.
• Bagaimana para anggota Gereja secara indivi-
du dan bersama-sama mengatasi penolakan,
penganiayaan, dan kebencian.
Bahaslah peranan yang dimainkan Penatua
Brigham Young dan Heber C. Kimball dalam me-
nyediakan stabilitas dan kepemimpinan selama
masa krisis Gereja. Bagaimana peristiwa-peristi-
wa ini mempersiapkan mereka untuk memimpin
Orang-Orang Suci di bagian barat setelah kemati-
an Nabi Joseph Smith?
Bahaslah bagaimana Tuhan menolong umat-Nya
untuk tidak hanya bertahan dalam krisis ini na-
mun terus melakukan pekerjaan misionaris serta
memperkuat Gereja (lihat bacaan yang disarankan
untuk ilustrasi mengenai bagaimana Tuhan
menggunakan bukan anggota yang bersahabat
dan simpati untuk membantu Orang Suci).
Bahaslah apa peranan kesengsaraan dalam
memperkuat Orang-Orang Suci. Pada bulan
Februari 1839, selama pengusiran dari Missouri
utara, seorang wanita muda bernama Elizabeth
Haven Barlow menulis dalam surat kepada ke-
ponakannya:
“Oh! Betapa Sion berduka, para putranya telah
tewas di jalan-jalan karena tangan-tangan kejam
musuh, dan para putrinya menangis diam-diam.
Mustahil bagi saya untuk menuliskan kepada
Anda situasi kami, hanya mereka yang merasakan-
nya, mengetahuinya. Sekitar lima sampai tujuh ribu
pria, wanita, serta anak-anak diusir dari tempat-
tempat pengumpulan mereka keluar dari negara
bagian [Missouri], keluar dari rumah-rumah dan
tanah mereka, dalam kemiskinan, untuk mengung-
si ke mana saja mereka sanggup menemukannya.
Orang-Orang Suci datang secepat mungkin; mere-
ka harus pergi dari negara bagian itu sampai tang-
gal 8 Maret. Nabi memerintahkan mereka untuk
bergegas, cepat-cepat keluar dari negara bagian itu.
Sekitar dua belas keluarga menyeberangi sungai
menuju Quincy setiap hari, dan sekitar tiga puluh
keluarga tetap menunggu di sisi lain untuk me-
nyeberang. Kapal itu lambat dan sangat kotor;
hanya ada satu kapal feri untuk menyeberang ….
Di tepi sungai Babylon kami dapat duduk, ya,
[Elizabeth] sayang, kami menangis ketika kami ingat
Sion ….
Kami menatap masa depan dengan kepedihan
dan penuh kecemasan. Sekarang kami harus me-
nyebar ke setiap arah agar kami dapat menemu-
kan pekerjaan. Beberapa pria yang kami kasihi
yang telah bergabung bersama kami dalam puji-
an dan doa sekarang telah terkubur dengan me-
reka yang telah meninggal; saya heran dan sedih
bahwa ada yang beberapa bulan lalu tampak se-
hat untuk berlari menyusuri jalan yang lurus dan
sempit justru meninggalkan kami dan melarikan
diri; Nabi kami, dan banyak yang lainnya yang
kami kasihi masih dalam penjara. Memandang
situasi kami saat ini sepertinya Sion sudah han-
cur, namun tidaklah demikian; pekerjaan Tuhan
sedang berlangsung ….
Allah bekerja dengan cara yang misterius,
mukjizat-Nya terus dilaksanakan-Nya. Banyak
yang telah meninggalkan Gereja, sementara
4
3
2
1
1 7
yang lain telah mengakar dan tertanam dalam
kasih serta menjadi garam dunia ….
… Hanya mereka yang bertahan sampai akhir di
tengah-tengah semua kesulitan inilah yang akhir-
nya akan kedapatan layak menerima mahkota
kemuliaan. Peristiwa itu benar-benar menguji ka-
mi, dan kami akan terus diuji … seperti emas
yang dimurnikan tujuh kali” (Kenneth W.
Godfrey, Audrey M. Godfrey, and Jill Mulvay
Derr, Women’s Voices: An Untold History of the
Latter-day Saints [Salt Lake City: Deseret Book
Co., 1982], hlm. 106–109).
Bahaslah upaya Nabi untuk mengusahakan ganti
rugi atas gugatan Missouri dengan mengajukan
petisi kepada pemerintah daerah, negara bagian,
dan federal (lihat buku siswa, hlm. 231–234).
Anda dapat membagikan pengalaman yang di-
miliki Joseph ketika menuju ke Washington:
“Ketika berada di pegunungan agak jauh dari
Washington, kusir kami masuk ke kedai untuk
membeli minuman, ketika kuda-kuda ketakutan
mereka berlari kencang sekali. Saya membujuk se-
sama penumpang untuk tenang dan tetap duduk,
namun harus memegangi seorang wanita agar
bayinya tidak terlempar keluar dari kereta. Para
penumpang sangat ketakutan, namun saya meng-
gunakan setiap bujukan untuk menenteramkan
perasaan mereka; dan membuka pintu, saya ber-
pegangan erat-erat pada sisi kereta itu semampu
saya, dan berhasil duduk di kursi kusir, dan me-
ngendalikan kuda-kuda itu, setelah kuda-kuda itu
berlari sejauh dua atau tiga mil, kereta, kuda, mau-
pun penumpang tidak ada yang cedera. Tindakan
saya itu mendapat pujian, sebagai tindakan yang
paling berani dan pahlawan, dan tidak ada kata-
kata yang dapat mengungkapkan rasa syukur para
penumpang itu. Ketika mereka sudah selamat,
dan kuda-kuda itu tenang kembali, ada beberapa
anggota Kongres yang ikut bersama kami, yang
mengusulkan untuk melaporkan kejadian itu ke
kongres, mereka percaya bahwa tindakan sema-
cam itu pantas menerima imbalan dari masyara-
kat; namun ketika menanyakan nama saya, sebagai
orang yang menyelamatkan mereka, dan menda-
pati saya yaitu Joseph Smith ‘Nabi Mormon,’
sebagaimana mereka menyebut saya, saya tidak
mendengar lagi pujian, rasa syukur, maupun im-
balan” (History of the Church, 4:23–24).
SUMBER TEMA
History of the Church, 3:260–271, 274–276, 319–321,
327–402; 4:1–106, 168–197, 239–349.
Comprehensive History of the Church, 2:1–63.
Readings in LDS Church History, 1:319–379.
Eliza R. Snow, “Eliza R. Snow Letter from
Missouri,” Brigham Young University Studies,
Musim Panas 1973, hlm. 544–552.
Sepucuk surat panjang yang ditulis oleh Eliza R.
Snow ditujukan kepada Esquire Streator. Dia
menceritakan pengusiran Orang-Orang Suci dari
Missouri utara.
Paul C. Richards, “Missouri Persecutions: Petitions
for Redress,” Brigham Young University Studies,
Musim Panas 1973, hlm. 520–543.
Menelusuri upaya Orang-Orang Suci untuk
memperoleh ganti rugi atas kerugian yang beru-
pa tanah dan penderitaan.
James L. Kimball, Jr., “A Wall to Defend Zion:
The Nauvoo Charter,” Brigham Young University
Studies, Musim Panas 1975, hlm. 491–497.
Mencatat urutan peristiwa mengenai bagian-
bagian dari Piagam Nauvoo dan memperlihat-
kan bagaimana hal itu mengizinkan Orang-Orang
Suci menggunakan hukum-hukum Allah dalam
kerangka kerja pemerintahan sipil Nauvoo.
Piagam itu memberi hak otonomi kepada Orang-
Orang Suci.
Stanley B. Kimball, “Nauvoo West: The Mormons
of the Iowa Shore,” Brigham Young University
Studies, Musim Dingin 1978, hlm. 132–142.
Memberikan sebuah gambaran mengenai komu-
nitas dan peristiwa-peristiwa penting di Iowa,
dimana sebagian besar tanah yang dibeli oleh
Gereja ditetapkan setelah Missouri ditinggalkan.
Ora H. Barlow, The Israel Barlow Story and
Mormon Mores (Salt Lake City: Publishers Press,
1968), hlm. 122–176.
Menguraikan pengalaman Quincy, termasuk se-
jumlah surat panjang keluarga yang ditulis dari
Quincy pada tahun 1839.
Ronald K. Esplin, “Sickness and Faith, Nauvoo
Letters,” Brigham Young University Studies, Musim
Panas 1975, hlm. 425–434.
Surat menyurat di antara John dan Leonora
Taylor yang memerinci dampak dari penyakit
Orang-Orang Suci di Illinois dan pengurbanan
yang dibuat keluarga Taylor dalam memajukan
pekerjaan Tuhan.
Lyndon W. Cook, “Isaac Galland—Mormon
Benefactor,” Brigham Young University Studies,
Musim Semi 1979, hlm. 261–284.
Uraian riwayat hidup singkat Isaac Galland dan
hubungannya dengan Orang-Orang Suci Zaman
Akhir.
35
MISI DUA BELAS
1 8
36
TEMA
Iman dan kesetiaan kuorum Dua Belas Rasul diuji.
Pekerjaan yang dicapai oleh Kuorum Dua Belas
di Inggris yaitu luar biasa dan berdampak luas.
Orson Hyde menguduskan Tanah Suci bagi kem-
balinya orang-orang Yahudi.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku siswa, bab 18, hlm. 243–258.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Salah satu ujian yang diberikan Juruselamat ke-
pada para anggota Dua Belas yaitu pemanggil-
an mereka ke Inggris. Bantulah siswa memahami
bahwa apa yang pada mulanya sederhana menja-
di rumit. Perhatikan urutan peristiwa berikut:
1. Ajaran dan perjanjian 114 yang diberikan tang-
gal 17 April 1838 memanggil Elder David W.
Patten untuk mempersiapkan diri pergi ke misi
setelah musim semi dengan Dua Belas lainnya.
2. Ajaran dan Perjanjian 118 yang diberikan pada
tanggal 18 Juli 1838 memberi tahu Dua Belas
bahwa mereka harus pergi ke misi dari tempat
bait suci di Far West pada tanggal 26 April 1839.
3. Gubernur Boggs mengeluarkan perintah pe-
musnahan pada tanggal 27 Oktober 1839, dan
menjelang tanggal 1 November tahun itu, Far
West diserahkan kepada para perusuh
Missouri.
4. Orang-Orang Suci harus meninggalkan Far
West di awal musim panas. Bagi Dua Belas
kembali ke Far West dapat berarti kematian.
5. Orang-orang Missouri dan yang murtad secara
terang-terangan bersumpah bahwa Ajaran dan
Perjanjian 118 yaitu wahyu yang tidak akan
pernah digenapi karena tanggal dan tempat
yang berkaitan dengan wahyu itu ditetapkan.
Tinjaulah bersama siswa penggenapan wahyu
dan peristiwa yang terjadi ketika Dua Belas ber-
temu di tempat bait suci di Far West, Missouri,
sebagaimana diperintahkan.
Bacalah tentang dan bahaslah kondisi-kondisi
buruk dan penyakit yang dialami Dua Belas da-
lam keberangkatan mereka dari Nauvoo.
Baca atau beritahu para siswa berkat-berkat yang
diberikan kepada dan keberhasilan yang dinik-
mati oleh Dua Belas dalam misi mereka ke
Inggris Raya (lihat buku siswa, hlm. 248–251).
Yakinkan mereka bahwa ketika para pria mela-
kukan semampu mereka untuk memenuhi wah-
yu Allah, Dia akan “mempersiapkan sebuah jalan
agar mereka dapat melaksanakan hal yang telah
diperintahkan-Nya” (1 Nefi 3:7). Allah mengeta-
hui cara melakukan pekerjaan-Nya, dan ketika
menjalankan iman kepada-Nya, kita dapat me-
menuhi kehendak-Nya. Tulisan suci hebat untuk
kebenaran ini terdapat dalam 1 Korintus 3:6–7.
SUMBER TEMA
History of the Church, 3:336–340; 4:106–351,
372–392, 439–459.
Comprehensive History of the Church, 2:22–26,
43–46, 60–63, 85–88.
Readings in LDS Church History, 1:381–400.
James B. Allen and Malcolm R. Thorp, “The
Mission of the Twelve to England, 1840–41:
Mormon Apostles and the Working Classes,”
Brigham Young University Studies, Musim Panas
1975, hlm. 499–526.
Pengamatan mengenai keberhasilan para Rasul
di Inggris Raya, kondisi sosial dan ekonomi yang
melandasi hidup anggota baru, dan struktur or-
ganisasi misi.
Paul Thomas Smith, “Among Family and
Friends: John Taylor’s Mission to the British
Isles,” Ensign, Maret 1987, hlm. 36–41.
Sebuah pengamatan mengenai pekerjaan John
Taylor di Kepulauan Inggris tahun 1840.
V. Ben Bloxham, James R. Moss, and Larry C.
Porter, eds., Truth Will Prevail: The Rise of The
Church of Jesus Christ of Latter-day Saints in the
British Isles, 1837–1987 (Salt Lake City: The
Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 1987),
hlm. 104–120.
Berkaitan dengan pemanggilan Dua Belas Rasul
ke Inggris dan memberikan perkiraan ringkas
mengenai pekerjaan di sana sejak tahun 1837.
3
2
1
Bloxham, Moss, and Porter, Truth Will Prevail,
hlm. 121–162.
Meliput pekerjaan para Rasul di Inggris dari ta-
hun 1840 sampai 1841.
James B. Allen, “‘We Had a Very Hard Voyage
for the Season’: John Moon’s Account of the First
Emigrant Company of British Saints,” dalam
James B. Allen, edisi, “The Historians Corner,”
Brigham Young University Studies, Musim Semi
1977, hlm. 339–341.
Pengalaman satu kelompok orang yang terdiri
dari empat puluh satu Orang Suci yang menga-
dakan perjalanan dari Inggris ke Nauvoo di ba-
wah kepemimpinan John Moon.
Stanley B. Kimball, “The First Immigrants to
Nauvoo,” Improvement Era, Maret 1963, hlm.
178–180, 209–210.
Pengalaman orang-orang Inggris yang pertama
kali berpindah agama sewaktu mereka mengada-
kan perjalanan dari Inggris ke Amerika.
Ronald K. Esplin, “The Emergence of Brigham
Young and the Twelve to Mormon Leadership,
1830–1841,” Disertasi Ph.D., Universitas Brigham
Young, 1981, hlm. 427–498.
Meliput pekerjaan Kuorum Dua Belas Rasul di
Inggris di bawah kepemimpinan Brigham Young
yang diilhami.
Ronald K. Esplin, “Sickness and Faith, Nauvoo
Letters,” Brigham Young University Studies, Musim
Panas 1975, hlm. 425–434.
Surat menyurat di antara John dan Leonora
Taylor yang memerinci dampak dari penyakit di
antara Orang-Orang Suci di Illinois dan pengur-
banan keluarga Taylor untuk memajukan peker-
jaan Tuhan.
Richard L. Evans, A Century of “Mormonism” in
Great Britain (Salt Lake City: Publishers Press,
1984).
Sebuah rangkuman tentang pekerjaan Gereja di
Inggris yang dimulai pada tahun 1837.
Matthias F. Cowley, Wilford Woodruff—History of
His Life and Labors (Salt Lake City: Bookcraft,
1964), hlm. 99–146.
Penatua Cowley memberi catatan terperinci me-
ngenai keberhasilan pekerjaan Wilford Woodruff
dalam menyebarkan Injil di Inggris.
Richard L. Evans, “History of the Church in Great
Britain,” Ensign, September 1971, hlm. 24–29.
Sebuah rangkuman mengenai pekerjaan Gereja
di Inggris dari tahun 1837 sampai 1971.
James B. Allen and others, Men with a Mission,
1837–1841: The Quorum of the Twelve Apostles in
the British Isles (Salt Lake City: Deseret Book Co.,
1992).
37
TEMA
Orang-Orang Suci diperintahkan untuk berkum-
pul di Nauvoo dan membangun sebuah kota di
sini.
Di bawah petunjuk Nabi, Orang-Orang Suci di
Nauvoo mulai makmur secara duniawi, sosial,
intelektual, dan rohani.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku siswa, bab 19, hlm. 259–269
Ajaran dan Perjanjian 124–125.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Bahaslah bersama siswa ajaran pengumpulan ke
Nauvoo. Pokok-pokok berikut dapat bermanfaat:
• Nabi Joseph Smith mengajarkan bahwa berkat-
berkat terbesar jasmani dan rohani diperoleh
melalui kepatuhan terhadap Allah dan upaya
yang dipadukan selain melalui upaya indivi-
du (lihat History of the Church, 4:272; perhati-
kan bahwa ini yaitu bagian dari khotbah
serupa yang dikutip dalam buku siswa di ha-
laman 260.
• Nabi juga mengajarkan bahwa tujuan utama
dari pengumpulan yaitu untuk membangun
sebuah bait suci (lihat Joseph Smith, Teachings
of the Prophet Joseph Smith, diseleksi oleh
Joseph Fielding Smith [Salt Lake City: Deseret
Book Co., 1976], hlm. 307–308).
Gambarkan pengaruh Injil dalam meningkatkan
mutu kehidupan Orang-Orang Suci sewaktu me-
reka bekerja sama untuk membangun wilayah-
wilayah Sion. Gagasan-gagasan berikut ini dapat
membantu Anda mengajarkan konsep ini:
• Perlihatkan bahwa ajaran-ajaran para Nabi
Tuhan telah mengilhami Orang-Orang Suci
untuk meningkatkan lingkungan jasmani dan
rohani mereka sewaktu mereka berusaha
membangun Sion.
• Umat Tuhan makmur sewaktu mereka mema-
tuhi asas-asas Injil. Kemakmuran yaitu hal
yang baik jika Orang-Orang Suci mengingat
Tuhan sebagai sumber kemakmuran mereka
dan tidak meninggalkan-Nya.
Bahaslah sejumlah praktik di Nauvoo yang telah
menjadi ciri khas Gereja, misalnya, pendidikan,
keterlibatan dalam pemerintahan, kasih terhadap
budaya dan keindahan, serta proyek-proyek ma-
syarakat.
SUMBER TEMA
History of the Church, 4–5.
Kedua terbitan ini dipersembahkan untuk perio-
de Nauvoo.
Comprehensive History of the Church, 2:40–92,
111–125.
Readings in LDS Church History, 1:350–379,
413–420.
Kenneth W. Godfrey, “Some Thoughts Regarding
an Unwritten History of Nauvoo,” Brigham Young
University Studies, Musim Panas 1975, hlm.
417–424.
Sebuah kajian yang diambil dari buku harian dan
jurnal warga Nauvoo yang menguraikan cara
mereka hidup, membesarkan anak-anak mereka,
serta cara mencari nafkah mereka.
J. Earl Arrington, “William Weeks, Architect of
the Nauvoo Temple,” Brigham Young University
Studies, Musim Semi 1979, hlm. 337–360.
Catatan mengenai kehidupan William Weeks dan
pekerjaannya di Bait Suci Nauvoo.
Stanley Buchholz Kimball, “The Nauvoo Temple,”
Improvement Era, November 1963, hlm. 974–982.
Catatan ringkas namun terperinci mengenai
pembangunan dan arsitektur Bait Suci Nauvoo
disertai dengan gambar pembangunan ulang.
Donald Q. Cannon, “Spokes on the Wheel: Early
Latter-day Saint Settlements in Hancock County,
Illinois,” Ensign, Februari 1986, hlm. 62–68.
Sekurangnya tujuh belas komunitas di Hancock
County dengan populasi Orang-Orang Suci
Zaman Akhir yang signifikan telah dikenali dan
digolongkan sebagai kota-kota besar, kecil, dan mi-
sionaris. Artikel ini memberi sejumlah perin-
cian mengenai Ramus, LaHarpe, serta Yelrome.
2
1
KEHIDUPAN DI NAUVOO
YANG INDAH
1 9
38
Donald L. Enders, “Platting the City Beautiful:
A Historical and Archaeological Glimpse of
Nauvoo Streets,” dalam “Notes and Comments,”
Brigham Young University Studies, Musim Semi
1979, hlm. 409–415.
Nauvoo dimaksudkan untuk menjadi sebuah ko-
munitas yang ideal dengan jalan-jalan yang lebar,
bangunan-bangunan yang indah, serta lingkung-
an yang asri. Meskipun demikian, penyelidikan
sejarah dan arkeologi telah menunjukkan bahwa
komunitasnya jauh dari ideal. Pertambahan pen-
duduk yang pesat, kemiskinan, cuaca, dan geo-
grafis yaitu sejumlah faktor yang memaksa
perubahan rencana aslinya.
Donald L. Enders, “The Steamboat Maid of Iowa:
Mormon Mistress of the Mississippi,” Brigham
Young University Studies, Musim Semi 1979, hlm.
321–335.
Sebuah pengantar mengenai pentingnya lalu lintas
kapal di sungai Mississippi pada abad kesembilan
belas. Artikel ini memperlihatkan bahwa kapal
sungai penting bagi pertumbuhan dan kemajuan
di Nauvoo. Maid of Iowa, milik Dan Jones serta
Joseph Smith, memperkaya kehidupan budaya,
sosial, politik, dan ekonomi di Nauvoo.
Kenneth W. Godfrey, “A Note on the Nauvoo
Library and Literary Institute,” dalam James B.
Allen, edisi, “The Historians Corner,” Brigham
Young University Studies, Musim Semi 1974, hlm.
386–389.
Sebuah pembahasan singkat mengenai lembaga
perpustakaan dan kesusasteraan Nauvoo dan
asal usul, kegiatan, serta buku-bukunya, terma-
suk daftar lima puluh buku yang disumbangkan
oleh Nabi Joseph.
T. Edgar Lyon, “Recollections of ‘Old Nauvooers’
Memories from Oral History,” Brigham Young
University Studies, Musim Dingin 1978, hlm.
143–150.
Sebuah kumpulan kisah dan vinyet tentang
kehidupan di Nauvoo sebagaimana diceritakan
oleh orang-orang lama di Lingkungan Salt Lake
Kedua Puluh.
39
TEMA
Pada bulan Agustus Nabi Joseph Smith memper-
kenalkan pembaptisan bagi orang-orang yang
telah meninggal sebagai bagian dari Pemulihan
Injil.
Endowmen dan pernikahan selestial diwahyukan
sebagai tata cara-tata cara yang berhubungan de-
ngan kehidupan kekal.
Beberapa dari ajaran dan praktik dasar Gereja di-
tetapkan oleh Nabi dalam Surat Wentworth.
Kitab Abraham diterbitkan dalam Times and
Seasons selama musim panas tahun 1842.
Selama periode Nauvoo, Joseph Smith memberi-
kan sejumlah khotbah penting yang bersifat ajar-
an kepada Gereja.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku siswa, bab 20, hlm. 270–281.
Ajaran dan Perjanjian 127–132.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Mulailah dengan membaca alinea terakhir bab 20
dalam buku siswa (hlm. 280) dan membahasnya
bersama siswa.
Baca dan bahaslah garis waktu dari ajaran bait
suci yang diwahyukan kepada Gereja antara ta-
hun 1823 dan 1843 (lihat bagian tepi dalam buku
siswa, hlm. 273–274). Tekankan bahwa setiap ke-
benaran ini datang baris demi baris untuk waktu
yang panjang.
Pelajarilah sumber-sumber yang disarankan, dan
siapkan garis besar mengenai berbagai ajaran yang
diwahyukan selama periode Nauvoo. Bantulah sis-
wa memahami bahwa dalam banyak hal ini meru-
pakan masa-masa jaya kepemimpinan Joseph
Smith. Dia telah meletakkan dasar, dan pekerjaan-
nya dalam kefanaan mendekati akhir. Meskipun
pelayanan Nabi singkat, prestasi dan pengaruhnya
bersifat kekal. Melalui wahyu-wahyu yang diteri-
manya dan khotbah-khotbah yang disampaikan-
nya, sebagian besar ajaran, praktik, dan tata cara
utama Gereja diperkenalkan. Bacalah Ajaran dan
Perjanjian 135:3 bersama siswa.
SUMBER TEMA
History of the Church, 4:207–212, 226–232, 358–360,
424–429, 535–541, 553–564, 571–581, 595–599,
602–608; 5:1–3, 26–32, 256–262, 289–291, 339–345,
360–362, 423–427; 6:50–52, 249–254, 302–317.
Comprehensive History of the Church, 2:69–77,
90–92, 126–139.
T. Edgar Lyon, “Doctrinal Development of the
Church during the Nauvoo Sojourn, 1839–1846,”
Brigham Young University Studies, Musim
Panas1975, hlm. 435–446.
Sebuah pengamatan mengenai tujuh bagian
ajaran Orang Suci Zaman Akhir sebagaimana
diajarkan oleh Joseph Smith, termasuk konsep-
konsep mengenai Allah dan manusia, sifat ke-
kal perjanjian-perjanjian keimamatan, serta
kemajuan kekal. Ajaran-ajaran ini diberikan se-
kaligus namun datang sewaktu Orang-Orang
Suci membuktikan kesediaan mereka untuk
menerima dan menjalankannya.
Donald Q. Cannon, “The King Follett Discourse:
Joseph Smith’s Greatest Sermon in Historical
Perspective,” Brigham Young University Studies,
Musim Dingin 1978, hlm. 179–192.
Memberi pembaca latar belakang sejarah untuk
khotbah King Follett. Memberi uraian singkat
tentang riwayat singkat King Follett dan menin-
jau peristiwa-peristiwa yang mendorong Nabi
untuk menyampaikan khotbah ini.
John W. Welch and David J. Whittaker, “‘We
Believe …. ‘: Development of the Articles of Faith,”
Ensign, September 1979, hlm. 51–55.
Memberi latar belakang kepada Pasal-Pasal
Kepercayaan dan mengapa hal itu penting se-
hingga Joseph Smith membuat sebuah pernyata-
an resmi mengenai kepercayaan Gereja.
Richard O. Cowan, Temples to Dot the Earth (Salt
Lake City: Bookcraft, 1989), hlm. 44–57.
Menguraikan pemulihan tata cara-tata cara bait
suci.
5
4
3
2
1
PERKEMBANGAN AJARAN GEREJA
DI NAUVOO
2 0
40
Dean C. Jessee, “Joseph Smith’s 19 July 1840
Discourse,” dalam James B. Allen, eddisi, “The
Historians Corner,” Brigham Young University
Studies, Musim Semi 1979, hlm. 390–394.
Menjelaskan sumber-sumber pernyataan Joseph
Smith bahwa undang-undang negara akan bera-
da di ujung tanduk.
Van Hale, “The Doctrinal Impact of the King
Follett Discourse,” Brigham Young University
Studies, Musim Dingin 1978, hlm. 209–225.
Mencatat dampak yang timbul dari khotbah King
Follett pada Orang-Orang Suci Zaman Akhir,
orang-orang yang murtad, dan warga non-
Mormon Illinois.
41
42
TEMA
Banyak upaya, baik dari dalam maupun luar, di-
buat untuk menghancurkan Nabi Joseph Smith
dan Gereja Yesus Kristus.
Di tengah-tengah pergolakan yang terus mening-
kat itu, Nabi mengumumkan pencalonannya se-
bagai presiden Amerika Serikat dan mengajukan
sebuah platform yang diilhami untuk menyela-
matkan negara dari konflik.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 21, hlm. 282–291.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Anda dapat menggunakan pernyataan berikut,
mengenai kemurtadan, untuk membantu siswa
memahami pertentangan dari dalam Gereja sela-
ma periode ini:
“Kerajaan Mesias di bumi yaitu sebuah berikut,
pemerintahan, yang di dalamnya selalu terdapat
sejumlah orang murtad, karena alasan itulah
bahwa kerajaan itu mengeluarkan dari penggem-
balaannya orang-orang berdosa yang tidak berto-
bat”(Joseph Smith, Teachings of the Prophet Joseph
Smith, diseleksi oleh Joseph Fielding Smith [Salt
Lake City: Deseret Book Co., 1976], hlm. 66–67).
“Saya akan memberi Anda salah satu dari Kunci-
kunci rahasia Kerajaan. Itu yaitu sebuah asas
kekal, yang telah ada bersama Allah sepanjang
kekekalan: Bahwa orang yang bangkit untuk me-
ngutuk orang lain, mencari-cari kesalahan Gereja,
mengatakan bahwa mereka telah menyimpang,
sementara dia sendiri merasa benar, maka sudah
dipastikan, bahwa orang itu sedang menuju pada
kemurtadan; dan jika dia tidak bertobat, akan
murtad, karena Allah hidup” (Joseph Smith,
Teachings, hlm. 156–157).
“Nah Orang-Orang Suci Zaman Akhir, saya ingin
mengatakan hal ini kepada Anda, ketika seseo-
rang memberontak terhadap nasihat yang kami
berikan kepadanya, saya tahu bahwa orang itu
akan murtad, sepasti dia yaitu makhluk yang
hidup, kecuali dia bertobat dan meninggalkan
perilaku semacam itu” (Brigham Young, dalam
Journal of Discourses, 17:159).
“Barangkali terdapat banyak orang yang heran
melihat orang-orang murtad, namun sesungguh-
nya tidak ada yang mengherankan, hal itu tidak
mengejutkan sama sekali. Jika Anda ingin me-
ngetahui alasan mengapa mereka murtad, itu
karena mereka mengabaikan tugas mereka, kehi-
langan Roh Tuhan, dan roh dari Injil yang kudus
yang mereka terima ketika mereka pertama kali
memeluknya” (Brigham Young, dalam Journal of
Discourses, 2:250).
Ceritakan kisah mengenai upaya pemusnahan
dari Gubernur Missouri, Lilburn W. Boggs.
Uraikan dampak dari peristiwa ini dan kemur-
tadan John C. Bennett terhadap Orang-Orang
Suci di Nauvoo, dan terhadap Joseph Smith pada
khususnya. (Dia dan Orrin Porter Rockwell di-
paksa untuk bersembunyi). Rockwell ditangkap
dan dipenjarakan selama sepuluh bulan, dan
Nabi diculik namun kemudian dibebaskan.
Kemukakan kepada kelas bahwa hari ini mereka
akan membentuk sebuah partai politik baru yang
benar-benar akan mewakili pandangan dan
masalah-masalah dari para Orang Suci Zaman
Akhir. Mintalah mereka menyarankan berbagai
“papan platform” yang akan menjadi hal penting
bagi partai baru ini agar berhasil. Tanyakan:
Akankah masalah-masalah kita seluruhnya me-
nyangkut agama? Akankah kita hanya memikir-
kan minat-minat khusus yang kita miliki sebagai
Orang Suci Zaman Akhir? Topik-topik apa yang
tidak menimbulkan perdebatan yang dapat
dan hendaknya kita berikan? Bahaslah gerakan-
gerakan politik dan masalah-masalah di Nauvoo
sewaktu Orang-Orang Suci mempersiapkan diri
untuk mencalonkan Joseph Smith sebagai presi-
den Amerika Serikat.
Musuh-musuh dari dalam Gereja berkomplot
melawan Nabi. Bacalah pernyataan berikut oleh
Benjamin F. Johnson:
“Hari-hari kesengsaraan sekarang semakin dekat,
karena sama seperti yang sering kali dikatakan
Nabi kepada kita, demikianlah hal itu terjadi;
dan mereka yang telah dia panggil di sekeliling-
nya sebagai pemberi keselamatan dan kekuatan
yaitu lebih buruk daripada sebuah tali pasir,
dan yang sekarang membentuk rantai-rantainya.
William Law yaitu penasihat pertamanya;
2
1
PERSELISIHAN YANG SEMAKIN
MENINGKAT DI ILLINOIS
2 1
43
Wilson Law, Mayor Jenderal Legiun; Wm. Marks,
Presiden Wilayah; keluarga Higbie, pengacara
pribadinya, serta Dr. Foster, agen bisnis keuang-
annya. Mereka semua dan banyak lagi yang lain-
nya membuat perjanjian rahasia yang jauh lebih
keji daripada Yudas, bahwa mereka mengingin-
kan nyawa Nabi, yang merupakan penggenapan
dari apa yang sering dia katakan di depan
umum. Dengan segenap kekuatan mereka, mere-
ka mulai membentuk sebuah partai yang cukup
kuat untuk menghancurkan Nabi.
Dalam salah satu pertemuan yang dihadiri
Kuorum Dua Belas dan yang lainnya yang menge-
lilinginya, dia bangkit, memberikan ulasan tentang
kehidupan dan penderitaannya, serta kesaksian
yang dia ucapkan, dan mengatakan bahwa Tuhan
sekarang telah menerima pekerjaan dan pengur-
banannya, dan tidak memerlukannya lagi untuk
melaksanakan tanggung jawab dan beban serta tu-
gas-tugas dari kerajaan ini. Berpaling kepada me-
reka yang mengelilinginya, termasuk dua belas,
dia mengatakan, ’Dan di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus sekarang saya menyerahkannya kepada
saudara-saudara saya dari dewan ini, dan saya
melepaskan semua tanggung jawab sejak saat ini,’
sambil meloncat dari lantai dan mengibaskan
ujung jaketnya pada saat yang sama. Dalam per-
temuan yang sama ini dia menceritakan sebuah
mimpi pada suatu atau dua malam sebelumnya.
Dia menuturkan bahwa dia mengira keluarga Law,
Higbie, Foster dan yang lainnya telah mengikatnya
dan melemparnya ke dalam sumur yang dalam,
dan ketika berada di dalam sumur itu dia mende-
ngar jeritan dan rasa sakit yang mengerikan dan
seruan keras memanggilnya. Dengan tangannya
yang terikat dia berusaha mencari jalan dengan
sikunya sehingga dia dapat melihat ke atas, dan
melihat semua orang yang telah mengikatnya
dengan ular-ular mengerikan yang siap memangsa
mereka. Dia menceritakan kepada mereka dalam
mimpinya bahwa dia dengan senang hati akan
menolong mereka, namun mereka telah mengikatnya
dan dia tidak berdaya sekarang untuk menolong
mereka; dan di hadapannya mereka dimangsa oleh
ular-ular itu” (Benjamin F. Johnson, My Life’s
Review [Independence, Mo.: Zion’s Printing and
Publishing Co., 1947], hlm. 99–100).
Anda dapat membagikan kisah tentang perse-
kongkolan untuk membunuh Nabi Joseph Smith
ini sebagaimana diceritakan oleh Penatua Dallin
H. Oaks (lihat Conference Report, April 1987,
hlm. 46–47; atau Ensign, Mei 1987, hlm. 38–39).
Mintalah siswa mengulas ulang bab 21 dalam
buku pedoman siswa dan membuat sebuah daf-
tar mengenai peristiwa yang terjadi dalam dela-
pan belas bulan terakhir dari kehidupan Joseph
Smith. Tulislah hal itu di papan tulis dan bahas-
lah faktor-faktor yang menuntun pada Mati
Syahid.
Bahaslah peranan orang-orang yang memisahkan
diri dari Gereja dan yang murtad selama bulan
terakhir dari kehidupan Joseph Smith. Siapakah
mereka? Mengapa mereka meninggalkan Gereja?
SUMBER TEMA
History of the Church, 4:364–371; 5:4, 11–21, 35–51,
67–119, 144–148, 153–155, 160–179, 209–245,
430–475, 532–536; 6:63–65, 155–180, 187–189,
197–217, 230–233.
Comprehensive History of the Church, 2:140–178,
193–209.
Readings in LDS Church History, 1:401–412.
James B. Allen, “Was Joseph Smith a serious can-
didate for the presidency of the United States, or
was he only attempting to publicize gospel views
on public issues?“ dalam “I Have a Question,”
Ensign, September 1973, hlm. 21–22.
Menyajikan kedua sisi dari masalah mengenai
apakah Nabi dapat memenangi pemilihan.
Kenneth W. Godfrey, “Causes of Mormon and
Non-Mormon Conflict in Hancock County,
Illinois, 1839–1846,” disertasi Ph.D. Universitas
Brigham Young, 1967.
Sebuah pembahasan mengenai penyebab utama
permusuhan terhadap Orang-Orang Suci Zaman
Akhir oleh warga Hancock County.
Jerry C. Jolley, “The Sting of the Wasp: Early
Nauvoo Newspaper—April 1842 to April 1843,”
Brigham Young University Studies, Musim Gugur
1982, hlm. 487–496.
Mengkaji tentang Wasp dan pengaruhnya dalam
membantu membangkitkan sentimen anti-
Mormon di Hancock County, Illinois.
MATI SYAHID
2 2
44
TEMA
Nabi Joseph Smith secara berkala diingatkan oleh
Tuhan bahwa dia mungkin harus menyerahkan
nyawanya bagi Injil Tuhan yang dipulihkan me-
lalui dia.
Nabi dan Hyrum Smith meninggal dunia sebagai
akibat pengkhianatan oleh para pengkhianat
yang yaitu para anggota dan pernah menjadi
anggota serta pemimpin dalam kerajaan Allah.
Nabi Joseph Smith meletakkan dasar bagi keraja-
an Allah.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 22, hlm. 293–306.
Ajaran dan Perjanjian 135; 136:37–39.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Kita tidak tahu seberapa cepat Nabi Joseph
Smith mengetahui bahwa dia diharuskan untuk
memeteraikan kesaksiannya akan Pemulihan.
Setidaknya beberapa pasal tulisan suci dalam
Ajaran dan Perjanjian meramalkan kematian
syahidnya (lihat A&P 5:22; 6:30; 122:9).
1. Pada tanggal 31 Agustus 1842 Nabi Joseph
Smith mengatakan, “Sepanjang Tuhan Yang
Mahakuasa telah memelihara saya sampai ha-
ri ini, Dia akan terus memelihara saya … sam-
pai saya benar-benar memenuh misi saya”
(Teachings of the Prophet Joseph Smith, diseleksi
oleh Joseph Fielding Smith [Salt Lake City:
Deseret Book Co., 1976], hlm. 258).
2. Pada tanggal 22 Januari 1843 Nabi Joseph
memberi tahu Orang-Orang Suci, “Saya tidak
akan dikurbankan sampai waktu saya tiba; se-
telah itu saya akan dipersembahkan dengan
bebas” (Teachings, hlm. 274).
3. Pada tanggal 15 Oktober 1843 Nabi menyata-
kan, “Saya menubuatkan mereka [musuh-mu-
suhnya] tidak akan pernah memiliki kekuatan
untuk membunuh saya sampai pekerjaan saya
selesai, dan saya siap untuk mati” (Teachings,
hlm. 328).
4. Pada tanggal 7 April 1844 dia mengatakan,
“Saya tidak dapat beristirahat sampai seluruh
pekerjaan saya selesai” (Teachings, hlm. 361).
5. Pada bulan April 1844 dia mengatakan:
“Saudara-saudara, saya ingin hidup untuk
melihat bait suci ini dibangun. Saya tidak
akan pernah hidup untuk melihatnya, namun
Anda akan melihatnya” (dalam The Discourses
of Wilford Woodruff, diseleksi oleh G. Homer
Durham [Salt Lake City: Bookcraft, 1946],
hlm. 72).
6. Pada tanggal 22 Juni 1844 dia menuturkan,
“Saya mengatakan kepada Stephen Markham
bahwa seandainya saya dan Hyrum dipenjara-
kan lagi kami akan dibunuh, atau saya tidak
lagi menjadi nabi Allah” (Teachings, hlm.
376–377).
7. Pada tanggal 23 Juni 1844 Hyrum berkata ke-
pada saudara lelakinya, “Mari kita kembali
dan menyerahkan diri kita, dan melihat apa
yang akan terjadi.” Nabi Joseph menjawab,
“Jika kamu kembali saya akan ikut denganmu,
namun kita akan dibunuh” (Teachings, hlm.
377–378).
8. Pada tanggal 24 Juni 1844 Nabi mengatakan,
“Saya pergi seperti anak domba ke pembantai-
an … dan akan dikatakan tentang diri saya,
‘Dia dibunuh dengan darah
dingin’“(Teachings, hlm. 379).
9. Pada tanggal 25 Juni 1844 dia mengatakan
kepada para musuhnya di Carthage, “Saya
dapat melihat bahwa Anda haus darah, dan
tidak ada selain darah saya yang akan memu-
askan Anda” (Teachings, hlm. 381).
Baca dan bahaslah Ajaran dan Perjanjian
136:37–42 dan bagikan pengalaman berikut yang
diceritakan oleh Lucy Mack Smith mengenai pe-
makaman Nabi dan Hyrum di Nauvoo:
“Setelah [tubuh Joseph dan Hyrum] dimandi-
kan dan diberi pakaian pemakaman mereka,
kami diizinkan melihat mereka. Untuk waktu
yang lama saya berusaha menguatkan setiap
syaraf, membangkitkan setiap tenaga dari jiwa
saya dan berseru kepada Allah untuk menguat-
kan saya, tetapi ketika saya memasuki ruangan
serta melihat para putra saya yang terbunuh be-
rada di depan mata saya dan mendengar isak
serta tangisan dari keluarga saya …, itu tak ter-
tahankan; saya menciut, menjerit kepada Tuhan
dengan penderitaan jiwa yang amat dalam,
’Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggal-
kan keluarga ini!’ Sebuah suara menjawab, ‘Aku
telah mengambil mereka bagi diri-Ku Sendiri, agar
mereka dapat beristirahat’ …. Padanya saat itu
3
2
1
pikiran saya melayang ke setiap pemandangan
sedih dan duka yang telah kami lewati, bersama
…. Ketika saya melihat wajah yang damai dan
tersenyum, rasanya saya mendengar mereka
mengatakan, ’Ibu, jangan menangisi kami, kami
telah mengatasi dunia dengan kasih; kami mem-
bawakan Injil kepada mereka, agar jiwa-jiwa
mereka dapat diselamatkan; mereka membunuh
kami karena kesaksian kami, dan menempatkan
kami dalam kekuasaan mereka; kemenangan
mereka hanyalah sesaat, tetapi kemenangan ka-
mi yaitu kemenangan kekal’” (History of Joseph
Smith, diedit oleh Preston Nibley [Salt Lake
City: Bookcraft, 1958], 324–325].
Perhatikan bahwa pada saat pemakanan sauda-
ra-saudara lelakinya, Samuel Smith mengalami
kelelahan akibat dikejar-kejar oleh para perusuh
pada hari Mati Syahidnya Nabi. Dia meninggal
empat minggu kemudian pada tanggal 30 Juli.
Baca dan bahaslah bagian 135. Buatlah sebuah
daftar tentang kontribusi Nabi Joseph Smith se-
bagaimana tertera di bagian ini.
Jelaskan bahwa Nabi telah mengutus sebagian
besar Kuorum Dua Belas Rasul pergi misi sebe-
lum peristiwa ini terjadi. Dua orang yang tinggal,
Elder John Taylor dan Willard Richards, yaitu
saksi bagi Mati Syahid ini. Kehidupan mereka di-
selamatkan secara menakjubkan.
SUMBER TEMA
History of the Church, 6:271–274, 278–281, 284–286,
331–333, 341, 344–361, 398–631.
Comprehensive History of the Church, 2:221–308.
Readings in LDS Church History, 1:465–512.
Dallin H. Oaks, dalam Conference Report, April
1987, hlm. 46–47; atau Ensign, Mei 1987, hlm.
38–39.
Penatua Oaks, seorang keturunan Emer Harris,
berbicara mengenai berkat-berkat yang dijanji-
kan Nabi Joseph Smith yang diberikan kepada
Dennison Lott Harris dan Robert Scott, dan ke-
duanya bersedia memberikan nyawa mereka
kepadanya.
Kenneth W. Godfrey, “The Road to Carthage Led
West,” Brigham Young University Studies, Musim
Dingin 1968, hlm. 204–215.
Sebuah pembahasan mengenai penyebab utama
yang menimbulkan suasana yang mengakibatkan
Joseph dan Hyrum Smith terbunuh.
Lyndon W. Cook, “William Law, Nauvoo
Dissenter,” Brigham Young University Studies,
Musim Dingin 1982, hlm. 47–72.
Memiliki akses pada buku harian William Law,
penulis menyajikan informasi baru seputar kehi-
dupan dan karier Law.
Horace Cummings, “Conspiracy of Nauvoo,”
Contributor, 5:251–259.
Laporan tentang Dennison Harris dan Robert
Scott sewaktu mereka menghadiri pertemuan di
Nauvoo tempat para anggota yang memisahkan
diri dari Gereja merencanakan kematian Joseph
Smith.
Ronald D. Dennis, “Dan Jones, Welshman:
Taking the Gospel Home,” Ensign, April 1987,
hlm. 50–56.
Menyediakan uraian biografis singkat tentang
Dan Jones dan selanjutnya memperlihatkan ba-
gaimana dia memenuhi nubuat Joseph Smith
yang dibuat baginya di Penjara Carthage.
Bruce R. McConkie, “Joseph Smith: A Revealer
of Christ,” 1978 Devotional Speeches of the Year
(Provo: Brigham Young University Press, 1979),
hlm. 115–121.
Membahas peranan Joseph Smith sebagai kepala
dari masa kelegaan penting.
Richard Lloyd Anderson, “Joseph Smith’s
Prophecies of Martyrdom,” dalam Sidney B.
Sperry Symposium, 1980 (Provo: Brigham Young
University, 1980), hlm. 1–14.
Mengamati penglihatan yang diterima Nabi
Joseph Smith sepanjang kehidupannya bahwa
dia akan mengalami mati syahid.
Dallin H. Oaks, “The Suppression of the Nauvoo
Expositor,” Utah Law Review, Musim Gugur 1965,
hlm. 862–903.
Sebuah kisah terperinci tentang penghancuran
Nauvoo Expositor, peristiwa-peristiwa yang me-
nuntun pada peristiwa itu, hal resmi dimana ke-
putusan dibuat, dan peristiwa-peristiwa yang
mengikuti kehancurannya.
Dan Jones, “The Martyrdom of Joseph Smith and
His Brother Hyrum,” pengantar oleh Ronald D.
Dennis, Brigham Young University Studies, Musim
Gugur 1984, hlm. 79–109.
Kisah Dan Jones mengenai Mati Syahid.
45
Paul D. Ellsworth, “Mobocracy and the Rule of
Law: American Press Reaction to the Murder of
Joseph Smith,” Brigham Young University Studies,
Musim Gugur 1979, hlm. 71–82.
Kisah Mati Syahid sebagaimana terdapat di
koran-koran Amerika.
Dallin H. Oaks and Marvin S. Hill, Carthage
Conspiracy: The Trial of the Accused Assassins of
Joseph Smith (Urbana, Ill.: University of Illinois
Press, 1975).
Sebuah buku yang mengkaji mengenai kesulitan.
Ronald K. Esplin, “Life in Nauvoo, June 1844:
Vilate Kimball’s Martyrdom Letters,” Brigham
Young University Studies, Musim Dingin 1979,
hlm. 231–240.
Dua surat Vilate Kimball yang ditulis untuk sua-
minya, Heber, memberi kisah mengenai suasana
penuh emosi di Nauvoo sesaat sebelum Mati
Syahid, dan menjelaskan dampak Mati Syahid
itu pada diri orang-orang di Nauvoo.
Stanley B. Kimball, “Thomas L. Barnes: Coroner
of Carthage,” Brigham Young University Studies,
Musim Dingin 1971, hlm. 141–147.
Sebuah pembahasan singkat mengenai kehidup-
an dan karier Thomas Langley Barnes dan ke-
terlibatannya dengan orang-orang dalam
menangani mayat Joseph dan Hyrum Smith.
46
2 3
47
TEMA
Selama hampir satu dekade, Tuhan, melalui Nabi
Joseph Smith, telah secara seksama mempersiap-
kan Kuorum Dua Belas Rasul untuk mengemban
kepemimpinan Gereja.
Selaras dengan wahyu-wahyu Tuhan, Dua Belas
menjadi pengurus yang mengatur Gereja setelah
kematian Nabi Joseph Smith.
Dengan cara yang menakjubkan Tuhan memper-
lihatkan kepada para anggota Gereja bahwa
Presiden Brigham Young yaitu pilihan-Nya
untuk memimpin mereka.
Pergantian kerasulan pada tahun 1844 dimulai
untuk menetapkan pola bagi reorganisasi masa
depan Presidensi Gereja.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 23, hlm. 307–318.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Pada musim semi tahun 1844, Tuhan, dalam ca-
ra yang menakjubkan, menyatakan kehendak-
Nya kepada Orang-Orang Suci bahwa Presiden
Brigham Young akan menjadi pengganti Nabi
Joseph Smith. Mengapa Tuhan tidak memperli-
hatkan sebuah pernyataan luar biasa yang seta-
ra tentang kuasa dan wewenang setiap kali
seorang nabi baru didukung? Apa yang disaran-
kan hal itu mengenai kemampuan kita untuk
memperbedakan kehendak Tuhan melalui alat
lain? Bahaslah pernyataan berikut oleh Penatua
Joseph Fielding Smith:
“Ada saat dalam sejarah Gereja ketika keraguan
muncul di benak banyak orang saat terjadi pembu-
baran dalam presidensi Gereja. Hal semacam itu
seperti pembubaran dalam Presidensi Utama tidak
pernah terjadi sebelumnya, dan banyak orang me-
rasa ragu-ragu mengenai apa sebenarnya tindakan
yang harus diambil. Mereka bertanya-tanya apa
akibat dari hal itu. Mereka tidak tahu, barangkali
sebagaimana seharusnya mereka mengetahuinya,
dan sebagaimana kita dewasa ini, dengan wahyu-
wahyu yang telah Tuhan berikan mengenai per-
soalan semacam itu. Oleh karenanya, keraguan
timbul di dalam hati mereka. Para pria yang
merasa memiliki wewenang dan berdiri di depan
orang-orang meminta perhatian mereka serta me-
nuntut hak kepresidensian. Meskipun demikian,
persoalan itu, ditetapkan dengan benar melalui
hak suara dari orang-orang, dan Presiden Brigham
Young, yang berhak atas hal itu, didukung melalui
pemungutan suara Orang-Orang Suci Zaman
Akhir untuk memimpin Gereja di bumi ini. Dan
hal itu menjadi sangat penting pada kesempatan
itu, ketika Presiden Brigham Young berbicara ke-
pada orang-orang, sebelum pemungutan suara di-
lakukan, karena Tuhan telah menyatakan melalui
sebuah perwujudan bahwa dia sesungguhnya
yaitu pengganti Nabi Joseph dan bahwa jubah
sebagai penerus telah jatuh ke pundaknya. Hal se-
macam itu tidak diperlukan lagi dewasa ini karena
sekarang kita telah belajar tata tertib Gereja; kita
mengetahui apa yang dinyatakan wahyu. Kita ta-
hu apa yang akan terjadi jika terjadi pembubaran
dalam kuorum imamat mana pun, dan orang-
orang tidak perlu ragu-ragu. Sekarang tidak ada
alasan bagi kita untuk berbeda tujuan, berselisih
paham, membiarkan keraguan timbul di dalam
hati kita mengenai persoalan-persoalan itu, karena
segala sesuatu telah jelas dan segala sesuatu akan
mengikuti tata tertib yang telah Tuhan tetapkan.
Sekarang kita berjalan tanpa masalah di jalan tugas
dan menerima firman Tuhan sebagaimana hal itu
dinyatakan dan sebagaimana pemahaman telah di-
tanamkan ke dalam pikiran kita, karena sebagian
besar mengenai pengalaman di masa lalu” (dalam
Conference Report, Juni 1919, hlm. 93).
Bahaslah bagaimana Ajaran dan Perjanjian
107:22–24; 124:128 menceritakan pergantian
Presidensi Gereja. Bahaslah mengapa Presiden
Spencer W. Kimball merujuk ini sebagai “prog-
ram pergantian yang sempurna” (dalam
Conference Report, Oktober 1972, hlm. 29; atau
Ensign, Januari 1973, hlm. 34). Mengapa perganti-
an menjadi sebuah ujian iman bagi para anggota
Gereja setelah kematian Nabi Joseph? Bagaimana
peristiwa-peristiwa seputar pergantian itu meru-
pakan persiapan penting untuk apa yang akan
dihadapi Orang-Orang Suci di masa depan?
Bahaslah beberapa cara Tuhan mempersiapkan
Presiden Brigham Young untuk memimpin Gereja.
Sertakan yang berikut:
4
3
2
1
DUA BELAS HARUS
MENGEMBAN TUGAS KERAJAAN
48
• Dia ikut dalam Kemah Sion.
• Dia dibantu dalam memimpin Orang-Orang
Suci melintasi Missouri utara ketika Nabi
Joseph Smith di Penjara Liberty.
• Dia melayani berbagai misi, termasuk me-
mimpin misi Inggris.
• Dia yaitu Rasul senior dan memegang semua
kunci kepemimpinan.
Sajikan studi kasus berikut untuk mendorong
pembahasan:
“Andai saja Anda tinggal di Nauvoo pada musim
panas tahun 1844. Joseph sang Nabi meninggal
dunia, dibunuh di Carthage beberapa bulan lalu.
Krisis terjadi di sini. Orang-Orang Suci seperti
domba tanpa gembala. Begitu banyak di antara
mereka tidak merasa bimbang dan bertanya-ta-
nya—siapa yang harus memimpin Gereja? Apakah
Tuhan telah menyediakan seseorang untuk meng-
gantikan Joseph?
Joseph Smith yaitu Presiden pertama Gereja
yang telah meninggal dunia. Tidak seorang pun
pernah menjelaskan kepada Anda bagaimana
pergantian dalam Presidensi seharusnya dilaksa-
nakan. Mereka yang berambisi untuk mendu-
duki jabatan menantang Brigham Young dan
Dua Belas, namun Anda tidak dapat memahami
tuntutan mereka. Adakah cara Anda dapat mera-
sa yakin untuk mengikuti pemimpin yang benar?
Jika Anda mengikuti pemimpin yang salah, Anda
dapat terjerumus dalam kemurtadan dan kehi-
langan berkat-berkat Injil. Anda tidak memiliki
keadaan serupa untuk diikuti, dan krisis itu terja-
di begitu tiba-tiba.
Anda telah dipanggil dalam sebuah pertemuan
di mimbar di Nauvoo. Sidney Rigdon sedang
berbicara sekarang. Ketika dia selesai, Brigham
Young berdiri untuk berbicara hanya beberapa
detik. Ketika dia berbicara, Roh Kudus akan me-
nyatakan kepada beberapa orang bahwa dialah
yang memimpin Gereja. Apakah itu akan menja-
di kesempatan istimewa Anda? Tahukah Anda?
Apakah Anda telah mengikuti nasihat dari para
pemimpin terdahulu sehingga Anda akan selaras
sekarang? Apakah Anda bersih sehingga bisikan-
bisikan Roh dapat menjangkau Anda dan mem-
bimbing Anda? Akankah Anda menjadi salah
seorang dari mereka yang mengenali suara we-
wenang dan keluarga dari pertemuan untuk ber-
saksi bahwa Brigham Young yaitu yang diurapi
Tuhan untuk waktu fana ini dan di waktu yang
akan datang?” (Come unto Christ [buku pedoman
belajar pribadi Imamat Melkisedek 1983],
hlm. 133).
Kemukakan pernyataan-pernyataan oleh bebera-
pa orang yang menyaksikan jubah kepemimpin-
an jatuh kepada Brigham Young (lihat buku
pedoman siswa, hlm. 312–313).
Bantulah siswa memahami pentingnya mema-
tuhi perintah-perintah agar mereka akan dapat
memiliki kesaksian tentang Roh dan mengetahui
kebenaran.
Mintalah siswa untuk mendaftar asas-asas per-
gantian. Tuhan mengetahui siapa yang harus
menjadi Presiden Gereja dan telah menetapkan ta-
ta tertib pergantian. Setiap Rasul, dipanggil mela-
lui wahyu, memegang kunci-kunci kerajaan Allah,
di bawah petunjuk Presiden. Ketika Presiden
Gereja meninggal dunia, Presidensi Utama dibu-
barkan, dan Kuorum Dua Belas Rasul menjadi ku-
orum yang memerintah. Presiden Kuorum Dua
Belas, Rasul senior, menjadi pejabat ketua Gereja
yang baru. Para anggota Gereja berkesempatan
mendukung seorang Presiden baru dalam sebuah
pertemuan yang khusyuk. (Untuk wawasan lebih
lanjut, tinjaulah Teaching of the Living Prophets
[Religion 333 student manual], hlm. 32–36).
Tinjaulah asas-asas pergantian sebagaimana dia-
jarkan oleh para Rasul modern dalam sumber-
sumber berikut ini:
• Presiden Harold B. Lee, dalam Conference
Report, April 1970, hlm. 122–126.
• Presiden Spencer W. Kimball, dalam
Conference Report, April 1970, hlm. 117–122.
• Presiden N. Eldon Tanner, dalam Conference
Report, Oktober 1972, hlm. 118–123; atau
Ensign, Januari 1973, hlm. 100–103.
• Presiden Spencer W. Kimball, dalam
Conference Report, Oktober 1972, hlm. 27–31;
atau Ensign, Januari 1973, hlm. 33–35.
• Presiden N. Eldon Tanner, dalam Conference
Report, Oktober 1979, hlm. 60–70; atau Ensign,
November 1979, hlm. 42–48.
Anda dapat membagikan kesaksian Presiden
Gordon B. Hinckley berikut ini:
“Peralihan wewenang ini, dan saya telah berperan
serta beberapa kali, indah dalam kesederhanaan-
nya. Ini menunjukkan cara Tuhan melakukan sega-
la sesuatu. Di bawah prosedur-Nya seseorang
dipilih oleh nabi untuk menjadi anggota Dewan
Dua Belas Rasul. Dia tidak memilih ini sebagai
karier. Dia dipanggil, sebagaimana para Rasul
pada zaman Yesus, yang kepadanya Tuhan menya-
takan, ‘Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi
Akulah yang memilih kamu’ (Yohanes 15:16).
Tahun-tahun berlalu. Dia diajar dan didisiplinkan
49
soal tugas-tugas jabatannya. Dia melakukan perja-
lanan ke seluruh dunia dalam memenuhi pemang-
gilan kerasulannya. Ini yaitu persiapan yang
panjang, sehingga dia jadi mengenal Orang-Orang
Suci Zaman Akhir di mana pun mereka berada,
dan Orang-Orang Suci pun mengenal dia. Tuhan
menguji hatinya dan integritasnya. Dalam hal keja-
dian-kejadian secara alami, kekosongan terjadi da-
lam dewan itu dan penunjukan baru dibuat.
Dengan proses ini seseorang khusus menjadi Rasul
senior. Wewenang yang ada padanya, dan sesama
Pemimpin, yang diberikan kepada setiap orang pa-
da saat penahbisan, yaitu semua kunci-kunci kei-
mamatan. Namun wewenang untuk melaksanakan
kunci-kunci itu terbatas pada Presiden Gereja. Pada
saat kematiannya, wewenang itu dijalankan oleh
Rasul senior, yang kemudian diumumkan, ditetap-
kan, serta ditahbiskan menjadi nabi dan Presiden
oleh rekan-rekannya dalam Dewan Dua Belas” (da-
lam Conference Report, April 1986, hlm. 61–61;
atau Ensign, Mei 1986, hlm. 46–47).
SUMBER TEMA
History of the Church, 7:129–322.
Comprehensive History of the Church, 2:413–445.
Readings in LDS Church History, 2:1–43.
Ronald K. Esplin, “Joseph, Brigham and the
Twelve: A Succession of Continuity,” Brigham
Young University Studies, Musim Panas 1981, hlm.
301–341.
Menyediakan gambaran keseluruhan proses ten-
tang pergantian Brigham Young, dengan meng-
gunakan ilustrasi, tema, dan peristiwa.
Richard Lloyd Anderson, “Joseph Smith’s
Brothers: Nauvoo and After,” Ensign, September
1979, hlm. 30–33.
Memberikan informasi mengenai semua saudara
lelaki, namun kebanyakan mengenai teks setelah
kematian Nabi yaitu tentang William Smith.
Kerajaan-Ku Akan Berkembang, edisi ke-2 [1980],
hlm. 10–15.
Sebuah gambaran tentang isu pergantian pada
tahun 1884.
50
TEMA
Di bawah kepemimpinan kerasulan Gereja di
Nauvoo mengalami pertumbuhan dan kemajuan,
program pembangunan yang berkesinambungan,
dan perbaikan dalam pemerintahan Gereja.
Penganiayaan kembali timbul di Nauvoo untuk
menghentikan pertumbuhan kerajaan Allah dan
menghancurkan kebahagiaan serta kemakmuran
Orang-Orang Suci.
Pekerjaan bait suci berlanjut, dan menjelang tang-
gal 30 Mei 1845 Presiden Brigham Young dan
yang lainnya menguduskan ruang atas bait suci
untuk pekerjaan tata cara. Tanggal 10 Desember
mereka mulai memberikan endowmen.
Pada bulan Februari 1846, di bawah petunjuk
Dua Belas, Gereja mulai melakukan perjalanan
besar-besaran ke barat dari Nauvoo.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 24, hlm. 319–330.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Gereja diperintahkan untuk membuat sebuah
pernyataan kudus mengenai Injil ke seluruh du-
nia (lihat A&P 124:1–11). Sepuluh minggu setelah
kematian Nabi Joseph Smith, Dua Belas Rasul
mengeluarkan pernyataan dan peringatan kepa-
da dunia pada tanggal 6 April 1845. (Teks leng-
kap tentang pernyataan itu terdapat dalam
James R. Clark, kumpulan Messages of the First
Presidency of the Church of Jesus Christ of Latter-day
Saints, 6 jilid [Salt Lake City: Bookcraft,
1965–1975], 1:252–266).
Presiden Ezra Taft Benson, dalam konferensi
umum bulan April 1980, mengutip bagian dari
pernyataan ini sebagai berikut: “Sewaktu pekerja-
an ini bergerak maju, dan menjadi obyek yang se-
makin menarik serta menawan bagi kaum politisi
serta agama, tidak ada raja, penguasa atau warga
negara, tidak ada masyarakat atau individu, akan
bersikap netral. Semua orang akhirnya akan dipe-
ngaruhi oleh roh yang satu atau yang lain; dan
akan berpihak mengikuti atau menentang kerajaan
Allah” (dalam Conference Report, April 1980, hlm.
46; atau Ensign, Mei 1980, hlm. 33).
Memikirkan keadaan Gereja di Nauvoo, menga-
pa pernyataan ini berani dan bersifat kenabian?
Banyak siswa salah mengira bahwa Orang-Orang
Suci meninggalkan Nauvoo tidak lama setelah
Mati Syahid. Jelaskan bahwa Mati Syahid terjadi
pada bulan Juni 1844, dan bahwa Orang-Orang
Suci menuju ke barat pada bulan Februari sampai
September tahun 1846. Orang-Orang Suci tidak
menyerah begitu saja. Bahaslah kegiatan-kegiatan
yang diikuti dengah penuh semangat oleh Orang-
Orang Suci di Nauvoo antara saat Mati Syahid
sampai perjalanan besar-besaran ke barat:
• Industri yang meningkat untuk menghasil-
kan barang-barang yang diperlukan untuk
perjalanan besar-besaran. “Nauvoo yaitu
tempat yang sibuk pada masa itu. Para pria
lalu-lalang mengumpulkan kereta/gerobak
mereka dan mereparasinya; suara gaduh di
bengkel pandai besi terdengar siang dan ma-
lam, dan bahkan keheningan malam pecah
oleh suara palu besar dan penempa besi”
(B. H. Roberts, Comprehensive History of the
Church, 2:540).
• Kegiatan misionaris yang semakin meningkat
di Amerika Serikat bagian timur, Kanada, ser-
ta Inggris Raya.
• Tekad yang diperbarui untuk menyelesaikan
bait suci. Dalam menanggapi hukum perse-
puluhan, para pria bersedia menyumbangkan
sepersepuluh dari yang mereka dapatkan se-
hari, dan sering kali lebih, bagi pembangunan
bait suci.
Bahaslah ironi dari apa yang terjadi terhadap
Orang-Orang Suci. Pada saat yang sama ketika
mereka sedang mempersiapkan diri untuk pindah
ke barat, mereka juga dengan sungguh-sungguh
berusaha menyelesaikan bait suci. Ketika para mu-
suh Gereja melihat kegiatan bait suci yang terus
maju, mereka meningkatkan tekanan mereka de-
ngan ancaman-ancaman baru, yang mencapai
puncaknya dalam Perang Nauvoo. Mengapa
Orang-Orang Suci terus mengerjakan bait suci se-
lagi menghadapi penganiayaan dan kedatangan
4
3
2
1
NAUVOO DI BAWAH
KEPEMIMPINAN KERASULAN
2 4
51
mereka yang sudah dekat? Seberapa berhargakah
tata cara-tata cara bait suci? Ceritakan ulang kisah
berikut, yang dicatat oleh Presiden Brigham Young
pada tanggal 2 Januari 1846:
“Pagi ini Penatua Heber C. Kimball menceritakan
mimpi berikut ini: Malam kemarin, sebelum ti-
dur dia memohon kepada Allah agar menerangi
pikirannya berkenaan dengan pekerjaan endow-
men; di dalam tidurnya dia melihat sebuah la-
dang jagung yang luas yang siap dipanen, dia
dan beberapa orang diperintahkan untuk meng-
ambil keranjang dan memanen jagung secepat
mungkin, karena badai akan segera datang, ba-
dai yang akan menghambat pengumpulan panen
itu. Tangan-tangan yang terlibat dalam pengum-
pulan panen itu, acuh tak acuh dan tidak peduli
dan tidak bergegas, sebagaimana mereka dipe-
rintahkan; tetapi dia dan orang yang dibantunya
memilki keranjang yang jauh lebih besar daripa-
da yang lainnya, dan dengan segenap daya mere-
ka memanen tongkol-tongkol jagung yang paling
besar di ladang itu, sesekali mereka akan meme-
tik satu tongkol jagung yang memiliki ekor pan-
jang di setiap ujungnya namun hanya beberapa
biji tercecer dari pusat tongkol jagung itu, yang
masih sangat muda.”
Presiden Young melanjutkan: “Penafsiran dari
mimpi itu yaitu , bahwa ladang melambangkan
gereja, jagung yang baik melambangkan orang-
orang suci yang baik, jagung muda melambang-
kan orang-orang suci yang tidak terikat dan acuh
tak acuh, para pekerja yaitu mereka yang ditun-
juk untuk menjalankan Bait Suci, badai yaitu ke-
sulitan yang mengancam kita, dan memerlukan
upaya gabungan dari semua orang yang terlibat
dalam memberikan endowmen kepada orang-
orang suci, atau kita tidak akan masuk ke dalam
bait suci sebelum kita diperintahkan untuk lari
demi nyawa kita” (History of the Church, 7:561).
SUMBER TEMA
History of the Church, 7:347–583.
Comprehensive History of the Church, 2:446–541.
Readings in LDS Church History, 2:45–124.
Hyrum L. Andrus, “Joseph Smith and the West,”
Brigham Young University Studies, Musim
Semi–Musim Panas 1960, hlm. 129–147.
Mengamati rencana-rencana yang dibuat oleh
Nabi untuk permukiman terakhir Orang-Orang
Suci di lembah-lembah di pegunungan.
Thurmon Dean Moody, “Nauvoo’s Whistling and
Whittling Brigade,” Brigham Young University
Studies, Musim Panas 1975, hlm. 480–490.
Menyediakan sejarah singkat mengenai “brigade
tukang siul dan tukang ganggu” yang diorganisa-
si di Nauvoo untuk membantu melindungi kota.
Dean C. Jessee, edisi, “The John Taylor Nauvoo
Journal, January 1845–September 1845,” Brigham
Young University Studies, Musim Panas 1983, hlm.
1–105.
Buku harian John Taylor meliput kejadian-kejadian
penting tahun 1845 di Nauvoo.
Richard O. Cowan, Temples to Dot the Earth (Salt
Lake City: Bookcraft, 1989), hlm. 57–62.
Menjelaskan tentang penyelesaian Bait Suci
Nauvoo.
Lewis Clark Christian, “A Study of Mormon
Knowledge of the American Far West Prior to
the Exodus (1830–February 1846),” tesis master
Universitas Brigham Young, 1972.
Mengamati buku-buku, peta-peta, dan bagan-
bagan yang dipelajari Orang-Orang Suci sebelum
meninggalkan Nauvoo.
L E S S O N
52
TEMA
Meninggalkan Nauvoo yaitu tindakan iman di
pihak Orang-Orang Suci. Mereka pergi tidak ta-
hu pasti ke mana mereka akan pergi atau kapan
mereka akan tiba.
Bagian paling sulit dari perjalanan pionir yaitu
melintasi dataran Iowa.
Tempat-tempat perhentian dibangun di antara
Nauvoo sampai Winter Quarters untuk menam-
pung pengumpulan Orang-Orang Suci ke Rocky
Mountains.
Perekrutan Batalion Mormon merupakan berkat
bagi para anggota Gereja.
Orang-orang miskin di Nauvoo diberkati dan di-
bebaskan dari para penindas
Winter Quarters menjadi kantor pusat Gereja un-
tuk satu periode waktu.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 25, hlm. 333–347.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Mintalah siswa membaca alinea pertama di hala-
man 333 dalam buku pedoman siswa dan meli-
hat peta di halaman 336. Kemukakan apa yang
terjadi di tiap-tiap tempat pada peta itu.
Tekankan bahwa diperlukan waktu lebih lama
bagi Orang-Orang Suci untuk menyeberangi
Iowa daripada pergi dari Winter Quarters ke Salt
Lake City.
Sugar Creek Sugar Creek yaitu tempat persiap-
an dan pengumpulan bagi perjalanan ke barat.
Antara sembilan sampai sepuluh ribu Orang Suci
pergi melewati Sugar Creek tahun 1846. Suhu
yang sangat dingin dan cuara yang buruk pada
bulan Februari membuat kehidupan menjadi sulit.
Richardson’s Point Tidak jauh dari Richardson’s
Point, kuda William Hall terserang sakit kem-
bung dan perut. “Mengutip Nabi Yoel, yang me-
ngatakan bahwa pada zaman akhir Tuhan akan
mencurahkan roh-Nya kepada semua daging
(Yoel 2:28), sejumlah pria meletakkan tangan
mereka ke atas binatang dan memberkatinya.
Kemudian binatang-binatang itu sembuh”
(Stanley B. Kimball, “The Iowa Trek of 1846,”
Ensign, Juni 1972, hlm. 40).
Orang-Orang Suci tinggal di Richardson’s Point
selama dua minggu karena hujan dan lumpur.
Band alat tiup William Pit tampil beberapa kali di
dekat Keosauqua untuk mencari uang dan perbe-
kalan (lihat William E. Purdy, “The Marched Their
Way West: The Nauvoo Brass Band,” Ensign, Juli
1980, hlm. 20–23).
Kemah Chariton River Orang-orang diorgani-
sasi dan dikelompokkan dalam rombongan-
rombongan yang terdiri dari seratus keluarga
dengan pemimpin lima puluh dan kemudian
sepuluh. Karena cuara yang buruk dan penya-
kit, Orang-Orang Suci rata-rata menempuh lima
sampai enam setengah kilometer setiap hari ke-
tika di daerah ini.
Perkemahan Locust Creek Pada tanggal 6 April
Orang-Orang Suci merayakan hari jadi keenam
belas organisasi Gereja.
Di sini di perkemahan Locust Creek tercipta lirik
nyanyian rohani “Mari, Mari Orang-Orang Suci”
ketika dia mengetahui bahwa istrinya Diantha
selamat setelah melahirkan seorang putra (lihat
Nyanyian Rohani, no. 15).
Garden Grove Sebuah kemah permanen diba-
ngun di Garden Grove untuk kepentingnan
orang-orang yang akan ikut. Ketika Presiden
Brigham Young melanjutkan perjalanan, yang
lain tinggal di sana.
Mount Pisgah Tempat itu dipilih dan diberi na-
ma oleh Penatua Parley P. Pratt, yang teringat de-
ngan nama Pisgah dalam Alkitab dimana Musa
melihat negeri yang dijanjikan (lihat Keluaran
3:27). Gunung Pisgah yaitu kemah permanen
kedua yang didirikan.
Presiden Brigham Young merayakan ulang ta-
hunnya yang keempat puluh lima pada tahun
1846 ketika berada di Gunung Pisgah. Sebagian
dari Batalion Mormon dikumpulkan pada bulan
Juli 1846.
Council Bluffs (Kanesville) Council Bluffs dina-
mai Kanesville oleh Orang-Orang Suci sebagai
penghormatan terhadap sahabat mereka, Kolonel
Thomas L. Kane.
Penatua Orson Hyde ditunjuk untuk mengetuai
Orang-Orang Suci di Iowa, dan ketika berada di
sana dia menerbitkan sebuah surat kabar, Frontier
Guardian, dari tanggal 7 Februari 1849 hingga
Februari 1852.
6
5
4
3
2
1
PERJALANAN MENYEBERANGI IOWA
2 5
53
Pada bulan Oktober 1848 Oliver Cowdery kem-
bali ke dalam Gereja dan dibaptiskan kembali di
Council Bluffs oleh Orson Hyde.
Bahaslah apa yang dirasakan para anggota kelu-
arga yang membiarkan lima ratus prianya pergi
dengan Batalion itu sementara mereka tetap ting-
gal di Winter Quarters. Kisah berikut mungkin
bermanfaat:
“Lima ratus pria untuk Batalion Mormon harus
direkrut dalam dua minggu. Drusilla Dorris
Hendricks memiliki seorang putra yang meme-
nuhi syarat untuk pergi, putra tertua keduanya,
William. Suaminya, James, lumpuh karena ter-
tembak di lehernya ketika berada di Crooked
River, Mo., yang memerlukan perawatan. Anak-
anaknya yang lain, Elizabeth, Joseph yang ber-
usia sembilan tahun, dan anak-anak perempuan,
semuanya menjadi penolong yang dia butuhkan
selama sisa perjalanan itu.
Ketika panggilan untuk merekrut pasukan itu
datang, teman-teman Drusilla menanyakan,
‘Apakah William akan pergi?’ ‘Tidak, dia tidak
akan pergi,’ jawabannya, secara tegas menam-
bahkan bahwa ‘seorang anak yang telah melihat
ayahnya tertembak, tidak akan pergi.’
Namun ketika dia sendirian, Drusilla mendengar
bisikan Roh: ‘Apakan kamu takut untuk memer-
cayai Allah Israel? Apakah Dia tidak menyertai-
mu dalam kesulitan-kesulitanmu?’ ‘Lalu,’ dia
menulis, ‘Saya harus mengakui bahwa Allah te-
lah bermurah hati kepada saya.’
Dua minggu berlalu, dan Batalion itu harus be-
rangkat. Mengeluarkan tepung dari gerobaknya
untuk sarapan pagi, Drusila seolah mendengar
suara hati yang sama menanyakan apakah dia ti-
dak menginginkan kemuliaan terbesar. Ya, dia
menginginkannya, dia menjawab. ‘Lalu bagaima-
na kamu mendapatkannya tanpa membuat pe-
ngurbanan terbesar?’ suara itu bertanya.
‘Apa lagi yang harus saya lakukan?’ Tanya
Drusilla.
‘Biarkanlah putramu bergabung dalam batalion,’
suara itu berkata.
‘Sudah terlambat, mereka harus pergi pagi ini.’
Roh meninggalkannya, dia kemudian menulis,
dalam keadaan sakit hati.
Sewaktu mereka mengucapkan doa mereka di
pagi hari sebelum sarapan, panggilan datang
dari kemah itu ‘Mari para pria, bergabunglah!
Kami masih membutuhkan beberapa pria dalam
batalion.’
Drusilla menulis, ‘William mengernyitkan alisnya
dan menatap wajah saya. Kemudian saya tahu ka-
lau dia ingin pergi sebaik yang saya ketahui bah-
wa dia memang ingin pergi.’ Tanpa menghabiskan
sarapannya, Drusilla pergi ke tempat pemerahan
susu. Di sana, di tempat tersembunyi, dia berlutut
dan berkata kepada Tuhan ‘jika Dia menghendaki
anak saya, selamatkanlah nyawanya.’
Berbulan-bulan kemudian, Drusilla dan James ba-
ru menetap beberapa hari di Salt Lake City ketika
William, segar bugar dan sehat, bertemu mereka
setelah pelayanannya dalam Batalion Mormon”
(Maureen Ursenbach Beecher, “The Greatest
Glory,” Church News, 13 Desember 1980, hlm. 16).
SUMBER TEMA
History of the Church, 7:584–615.
Comprehensive History of the Church, 2:539–551,
122–159.
Readings in LDS Church History, 2:125–221.
Stanley B. Kimball, “The Mormon Trail Network
in Iowa 1838–1863: A New Look,” Brigham Young
University Studies, Musim Gugur, 1981, hlm.
417–430.
Sebuah pembahasan tentang berbagai rute yang
diambil Orang-Orang Suci Zaman Akhir sewaktu
mereka pergi melintasi Iowa, dengan sebuah peta
yang memperlihatkan rute-rute ini .
Stanley B. Kimball, “The Iowa Trek of 1846,”
Ensign, Juni 1972, hlm. 36–45.
Sebuah kisah tentang perjalanan Orang-Orang
Suci Zaman Akhir melintasi Iowa yang memberi
perincian tentang berbagai tempat di sepanjang
rute itu.
Susan W. Easton, “Suffering and Death on the
Plains of Iowa,” Brigham Young University Studies,
Musim Gugur 1981, hlm. 431–439.
Membahas kejadian-kejadian, kelahiran, kemati-
an, hujan yang membekukan, dan kekurangan
sandang dan pangan sehingga menyebabkan ba-
nyak penderitaan di antara Orang-Orang Suci
sewaktu mereka melakukan perjalanan dari
Nauvoo ke Winter Quarters.
Reed C. Durham, Jr., “The Iowa Experience: A
Blessing in Disguise,” Brigham Young University
Studies, Musim Gugur 1981, hlm. 463–474.
Penulis menyebut perjalanan melintasi Iowa se-
bagai pengalaman perintisan yang paling berat
dalam sejarah Mormon.
Maureen Ursenbach Beecher, edisi, “The Iowa
Journal of Lorenzo Snow,” Brigham Young
University Studies, Musim Panas 1984, hlm.
261–273.
Kisah nyata tentang perjalanan melintasi Iowa
oleh seorang Rasul dan Presiden Gereja masa
depan.
Leland H. Gentry, “The Mormon Way Stations:
Garden Grove and Mt. Pisgah,” Brigham Young
University Studies, Musim Gugur 1981, hlm.
445–461.
Sebuah pengamatan mengenai dasar bagi pem-
bangunan Garden Grove dan Gunung Pisgah,
dengan uraian mengenai pertumbuhan dan ke-
majuannya.
Paul E. Dahl, “ ‘All Is Well … ‘: The Story of ‘the
Hymn That Went around the World,’ “ Brigham
Young University Studies, Musim Gugur1981, hlm.
515–527.
Kisah penulisan nyanyian rohani “Mari, Mari,
Orang-Orang Suci.”
Richard E. Bennett, Mormons at the Missouri,
1846–1852: “And Should We Die …. “ (Norman,
Okla.: University of Oklahoma Press, 1987).
Sebuah kajian tentang Orang-Orang Suci Zaman
Akhir di Winter Quarters.
William E. Purdy, “They Marched Their Way
West: The Nauvoo Brass Band,” Ensign, Juli 1980,
hlm. 20–23.
Sejarah singkat mengenai band alat tiup Nauvoo.
54
55
TEMA
Pada bulan Juli 1846 Batalion Mormon mening-
galkan keluarga dan orang-orang terkasih dan
memulai apa yang dikenal dengan berjalan kaki
sejauh 3.200 kilometer.
Kelompok pertama Orang Suci Zaman Akhir
yang tiba di barat yaitu mereka yang mengada-
kan perjalanan di bawah kepemimpinan Samuel
Brannan dengan kapal Brooklyn menuju San
Francisco.
Di awal bulan April 1847 rombongan barisan ter-
depan meninggalkan Winter Quarters menuju ke
barat di bawah kepemimpinan Presiden Brigham
Young. Mereka menyelesaikan perjalanan sejauh
1.600 km ke Lembah Salt Lake pada bulan Juli
1847.
Setelah tiga setengah tahun, Presidensi Utama di-
organisasi kembali oleh Kuorum Dua Belas Rasul.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 26, hlm. 349–364.
Ajaran dan Perjanjian 136.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Perlihatkan sebuah peta besar tentang belahan
bumi bagian barat, dan telusuri rute-rute para pi-
onir Mormon menuju Lembah Salt Lake, Batalion
Mormon, dan kapal Brooklyn. Bahaslah kesulitan-
kesulitan berbeda yang ada dalam tiap-tiap
rute itu.
Salinlah beberapa kisah tentang pionir ketika
mereka melintasi daratan, dan berikan salinan itu
kepada siswa sebelum kelas dimulai. Mintalah
siswa membagikan kisah itu dengan kata-kata
mereka sendiri dan mengemukakan apa yang
mereka pelajari mengenai para pionir.
Bacalah Yeremia 31:6–13 dan mintalah siswa me-
lihat pada peta dalam buku pedoman siswa
(hlm. 358). Bahaslah kesamaan-kesamaan antara
perjalanan pionir dengan nubuat Yeremia.
Sebelum kelas dimulai tanyakan kepada siswa
apakah ada di antara mereka yang memiliki lelu-
hur pionir. Imbaulah mereka untuk mencari tahu
tentang perjalanan leluhur mereka menuju ke
Lembah Salt Lake, dan mintalah mereka memba-
gikan apa yang mereka pelajari bersama kelas.
Bahaslah bagaimana migrasi para anggota Gereja
berbeda dengan para imigran lainnya ke barat:
1. Perjalanan Orang-Orang Suci memiliki moti-
vasi keagamaan.
2. Orang-Orang Suci pergi sendirian, tanpa pem-
bimbing, dan bila mungkin memilih tidak
melewati jalan-jalan yang dilalui oleh imigran
lainnya. Sebaliknya, mereka membuat jalan
baru bagi mereka sendiri.
3. Mereka sebagian besar yaitu orang miskin
yang tidak memiliki banyak harta benda.
4. Sebagian besar dari pionir yaitu pekerja ta-
ngan yang ahli, seniman, dan sebagainya dari-
pada orang-orang yang tinggal di perbatasan.
5. Jumlah wanita dan anak-anak lebih besar da-
lam kelompok Orang-Orang Suci Zaman
Akhir daripada dengan kelompok lainnya
yang pergi ke barat. Para pria tidak pergi ke
barat dan meninggalkan keluarga mereka di
timur seperti banyak yang dilakukan orang-
orang lainnya.
6. Orang-orang Mormon melakukan dua perja-
lanan sewaktu mereka pergi. Orang-Orang
Suci terus melakukan perjalanan kembali ke
timur sebagai misionaris dan membantu
Orang-Orang Suci beremigrasi.
7. Mereka mengorganisasi diri mereka ke dalam
rombongan-rombongan dan meminta semua
orang berkumpul untuk berdoa dua kali sehari.
SUMBER TEMA
History of the Church, 7:604–630.
Comprehensive History of the Church, 3:25–39,
104–121, 160–320.
Readings in LDS Church History, 2:201–322.
Larry Christiansen, “The Mormon Battalion:
An Acceptable Sacrifice,” Ensign, Juli 1979, hlm.
53—56.
Memperlihatkan kontribusi Batalion Mormon
kepada Gereja Yesus Kristus.
Stanley B. Kimball, “The Mormon Battalion
March, 1846–1847,” Ensign, Juli 1979, hlm. 57–61.
Memperlihatkan peta yang melacak rute batalion
juga komentar.
4
3
2
1
PARA PIONIR PERGI KE BARAT
2 6
56
Ronald K. Esplin, “A ‘Place Prepared’ in the
Rockies,” Ensign, Juli 1988, hlm. 6–13.
Memerinci bagaimana Orang-Orang Suci dipim-
pin ke Lembah Salt Lake melalui wahyu kepada
nabi Allah.
Daniel Tyler, A Concise History of the Mormon
Battalion in the Mexican War, 1846–1847
(Waynesboro, Va.: M & R Books, 1964).
Cetakan ulang dari sejarah asli tahun 1881 yang
ditulis oleh Sersan Daniel Tyler yaitu sumber
berharga untuk memerinci perjalanan batalion.
John F. Yurtinus, “A Ram in the Thicket: The
Mormon Battalion in the Mexican War,” 2 jilid,
disertasi Ph.D. Universitas Brigahm Young, 1975.
Salah satu sejarah terlengkap untuk memberi
tanggal Mormon Balation.
Leonard J. Arrington, “Mississippi Mormons,”
Ensign, Juni 1977, hlm. 46–51.
Di bawah pengarahan dari Presiden Brigham
Young, John Brown diutus untuk mengumpulkan
Orang-Orang Suci di negara bagian selatan un-
tuk melakukan perjalanan ke barat. Artikel ini
menjelaskan penggenapan dari tugas ini .
William Clayton, William Clayton’s Journal: A
Daily Record of the Journey of the Original Company
of “Mormon” Pioneers from Nauvoo, Illinois, to the
Valley of the Great Salt Lake (Salt Lake City:
Deseret News, 1921).
Pengalaman sehari-hari dari rombongan pionir
sebagaimana dicatat oleh juru tulis rombongan.
T. Edgar Lyon, “Some Uncommon Aspects of the
Mormon Migration,” Improvement Era, September
1969, hlm. 33–40.
Menguraikan sepuluh aspek luar biasa dari mig-
rasi Mormon.
Guy E. Stringham, “The Pioneer Roadometer,”
Utah Historical Quarterly, Musim Panas 1974, hlm.
258–277.
Bahaslah siapa yang menemukan, merancang,
dan membangun roadometer.
MENDIRIKAN TEMPAT
PERLINDUNGAN DI DESERET
2 7
57
TEMA
Permukiman di Lembah Salt lake menguji iman
dan kesetiaan Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
Pemerintahan sipil ditegakkan di Lembah Salt
Lake sebagai aspek penting dari tata tertib yang
dipertahankan.
Para pemimpin Gereja terus menekankan pen-
tingnya Orang-Orang Suci Zaman Akhir berkum-
pul di Lembah Salt Lake.
Upaya-upaya misionaris diintensifkan karena mi-
si-misi baru dibuka di seluruh dunia.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 27, hlm. 365–380.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Libatkan para siswa dengan menanyakan bagai-
mana iman dan kesetiaan Orang-Orang Suci
Zaman Akhir diuji selama beberapa tahun per-
tama mereka di Lembah Salt Lake. Anda dapat
menyebutkan tantangan-tantangan berikut:
Ancaman-ancaman suku Indian, minimnya ma-
kanan, kematian dini, binatang-binatang pe-
mangsa yang mengancam ternak, tikus, kutu
busuk, dan tempat tinggal yang bocor dan tidak
nyaman.
Mengetengahkan sebuah pembahasan mengenai
tantangan-tantangan politik, ekonomi, dan aga-
ma yang dihadapi Orang-Orang Suci sewaktu
mereka mulai menetap di Utah. Ciri khas apa
yang ada dalam diri orang-orang dan iman mere-
ka yang memungkinkan mereka berhasil meng-
hadapi keadaan-keadaan sulit mereka?
SUMBER TEMA
Comprehensive History of the Church, 3:330–413.
Readings in LDS Church History, 2:311–126.
Richard H. Jackson, “The Mormon Village:
Genesis and Antecedents of the City of Zion
Plan,” Brigham Young University Studies, Musim
Dingin 1977, hlm. 223–240.
Memberikan sudut pandang sejarah tentang
rencana Nabi Joseph Smith untuk Kota Sion dan
dampaknya pada susunan masyarakat Orang Suci
Zaman Akhir di Lembah Salt Lake.
Eleanor Knowles, “Ogden, Utah’s Oldest
Settlement,” Ensign, Januari 1972, hlm. 23–25.
Sejarah singkat mengenai Ogden sebelum keda-
tangan Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
William Hartley, “Mormons, Crickets, and Gulls:
A New Look at an Old Story,” Utah Historical
Quarterly, Musim Panas 1970, hlm. 224–239.
Sebuah sudut pandang sejarawan mengenai ma-
salah hama jangkrik dan datangnya burung ca-
mar. Penulis menulis dalam buku harian dan
jurnalnya memperlihatkan perasaan Orang-
Orang Suci selama wabah hama jangkrik.
4
3
2
1
UTAH DI WILAYAH YANG TERPENCIL
2 8
58
TEMA
Para pemimpin pada tahun 1848 membuat
rencana-rencana untuk memohon kepada peme-
rintah Amerika Serikat untuk memperoleh status
sebagai negara bagian atau teritorial.
Pada tahun 1850 Utah menjadi sebuah wilayah,
dan sejumlah konflik segera timbul di antara
agen-agen federal yang ditunjuk oleh pemerintah
dan Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
Gereja menggunakan berbagai alat untuk me-
ngumpulkan Orang Suci Zaman Akhir ke Utah
secara ekonomi bila memungkinkan.
Selama satu dekade kedamaian, Orang-Orang
Suci menjadi tertanam kuat, dan Salt Lake City
menjadi kota terbesar mereka.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 28, hlm. 381–398.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Area tempat Orang-Orang Suci Zaman Akhir me-
netap pada bulan Juli 1847 diminta oleh Meksiko.
Setelah perang dengan Meksiko, daerah itu men-
jadi wilayah Amerika Serikat melalui Treaty of
Guadalupe-Hidalgo, yang ditandatangani tang-
gal 2 Februari 1848 dan disahkan oleh Presiden
James K. Polk pada tanggal 4 Juli 1848. Orang-
Orang Suci sekali lagi menetap di wilayah
Amerika Serikat. Mereka mengajukan permohon-
an untuk sebuah organisasi pemerintahan, na-
mun pemerintah federal lambat untuk
membantu, jadi Orang-Orang Suci hidup di ba-
wah “theo-demokrasi,” paduan kepemimpinan
sipil dan gerejani.
Masalah-masalah diselesaikan di hadapan peng-
adilan agama yang dikenal sebagai pengadilan
uskup. Setelah Utah menjadi sebuah wilayah, pe-
merintah federal menunjuk hakim-hakim non-
Mormon, meskipun kasus-kasus kriminal sering
kali dapat ditangani di pengadilan setempat,
yang sering kali dipimpin oleh para anggota
Gereja. Bahaslah perasaan Orang-Orang Suci
Zaman Akhir terhadap pemerintah, juga masa-
lah-masalah yang dihadapi Orang-Orang Suci
selama masa ini. Howard Standsbury, seorang
anggota tim survei Amerika Serikat yang diutus
untuk menyelidiki area Great Salt Lake, menulis:
“Kebencian yang dalam dan tak kunjung hilang
karena luka-luka yang diterima dan dialami
secara tidak adil di Missouri dan Illinois yang
menyelimuti komunitas Mormon, benar-benar
nyata; dan bahwa di antara banyak orang yang
kurang mendapat informasi, dengan menyesal
saya menambahkan, bahkan ada beberapa orang
yang kecerdasan serta pendidikannya seharus-
nya memungkinkan mereka untuk membuat le-
bih banyak opini yang benar, kemarahan ini
menjangkau sampai kepada Pemerintah Umum,
karena penolakannya untuk menjadi terlibat da-
lam melindungi mereka pada saat-saat sulit ini,
itu juga benar; namun, dari yang saya lihat dan
dengar, saya hanya dapat mengatakan, terlepas
dari penyebab-penyebab kemarahan ini, orang-
orang yang lebih setia dan patriotik tidak dapat
ditemukan di dalam batas-batas Amerika
Serikat” (Exploration and Survey of the Valley of the
Great Salt Lake of Utah [Philadelphia: Lippincott,
Grambo, and Co., 1852], hlm. 144).
Bahaslah beberapa konflik terdahulu di antara
Orang-Orang Suci dan para pejabat teritorial. Apa
penyebab konflik ini ? Apa dampak yang di-
miliki para pejabat teritorial itu terhadap Gereja?
Bahaslah berbagai metode yang digunakan un-
tuk mengumpulkan anggota Gereja ke Utah.
Pikirkan kereta wagon, kereta tarik, kapal, jalan
kereta api, dan kereta api Gereja. Apa keuntung-
an dan kerugian dari setiap metode itu?
Bahaslah wawasan dan keberanian dari para pio-
nir yang, setelah melintasi dataran, segera be-
rangkat misi ke seluruh dunia. Presiden Spencer
W. Kimball mengamati:
“Kalau saya membaca sejarah Gereja, saya kagum
atas keberanian saudara-saudara seiman dahulu
sewaktu mereka pergi ke semua penjuru dunia.
Mereka tampaknya menemukan suatu cara.
Meskipun dikejar-kejar dan menghadapi kesulitan,
mereka pergi dan membuka pintu-pintu yang me-
mang dibiarkan berkarat pada engsel-engselnya
dan banyak di antaranya dibiarkan tertutup. Saya
ingat bahwa orang-orang yang tak gentar ini
mengajarkan Injil di negeri bangsa Indian sebelum
Gereja terorganisasi sepenuhnya. Sudah sejak ta-
hun 1837 Dua Belas berada di Inggris memerangi
Setan, di Tahiti pada tahun 1844, Australia pada ta-
hun1851, Islandia tahun 1853, Italia 1850, dan juga
Swiss, Jerman, Tonga, Turkei, Meksiko, Jepang,
4
3
2
1
59
Cekoslovakia, Cina, Samoa, Selandia Baru,
Amerika Serikat, Prancis, serta Hawaii pada tahun
1850. Bila Anda melihat kemajuan yang telah kita
buat di beberapa negara, tanpa kemajuan di ba-
nyak negara yang berdekatan dengannya, ini
membuat kita bertanya-tanya. Banyak dari penca-
rian jiwa di masa awal ini dilakukan sewaktu para
pemimpin sedang mendaki Pegunungan Rocky
dan menanami tanah berumput serta memulai
membangun rumah-rumah mereka. Modalnya
yaitu iman dan iman yang luar biasa” (“When
the World Will Be Converted,” Ensign, Oktober
1874, hlm. 6).
Bahaslah keuntungan-keuntungan bagi Gereja
dalam periode sepuluh tahun antara tahun 1847
sampai 1857. Bagaimana dekade itu mempersiap-
kan Gereja untuk empat puluh tahun berikutnya
dalam penganiayaan politik? Bagaimana para
pencari emas memengaruhi lingkup jasmani dan
rohani populasi Gereja di Utah?
SUMBER TEMA
Comprehensive History of the Church, 3:414–4:138.
Readings in LDS Church History, 2:327–440.
William G. Hartley, “Coming to Zion: Saga of the
Gathering,” Ensign, Juli 1975, hlm. 14–18.
Berhubungan dengan masalah pendanaan untuk
pengumpulan, dan mencakup statistik dimana
Orang-Orang Suci harus berkumpul.
Glen M. Leonard, “Westward the Saints: The
Nineteenth-Century Mormon Migration,” Ensign,
Januari 1980, hlm. 6–13.
Sebuah pembahasan tentang berbagai faktor
yang memotivasi Orang-Orang Suci Zaman
Akhir untuk datang ke Great Basin.
Gwynn W. Barrett, “Dr. John M. Bernhisel:
Mormon Elder in Congress,” Utah Historical
Quarterly, Musim Semi 1968, hlm. 143–167.
Menyediakan uraian biografis singkat tentang
John M. Bernhisel dan tahun-tahunnya di
Kongres.
Rebecca Cornwall and Leonard J. Arrington,
Rescue of the 1856 Handcart Companies (Provo:
Brigham Young University Press, 1981).
Kisah bersejarah mengenai penyelamatan kepah-
lawanan terhadap rombongan kereta tangan
yang terdampar hingga dalam keadaan hampir
meninggal.
LeRoy R. Hafen and Ann W. Hafen, Handcarts to
Zion, edisi pionir (Glendale, Cal.: Arthur H. Clark
Co., 1960).
Sejarah tentang Orang-Orang Suci Zaman Akhir
yang melintasi dataran dengan kereta tangan,
yang diperoleh dari buku harian dan jurnal para
peserta.
T. Edgar Lyon, “Mormon Colonization in the Far
West,” Improvement Era, Juli 1970, hlm. 10–14.
Sebuah analisis tentang kontribusi yang dibuat
oleh Orang-Orang Suci Zaman Akhir ketika
bermukim di barat.
Conway B. Sonne, Saints on the Sea (Salt Lake
City: University of Utah Press, 1983).
Sejarah maritim migrasi Orang-Orang Suci
Zaman Akhir yang memerinci kapal-kapal yang
mereka tumpangi dan pengalaman mereka.
John K. Hulmston, “Mormon Immigration in the
1860s: The Story of the Church Trains,” Utah
Historical Quarterly, Musim Dingin 1990, hlm.
32–48.
Sebuah sejarah mengenai kereta api Gereja sela-
ma tahun 1860-an.
Paul H. Peterson, “The Mormon Reformation,”
disertasi Ph.D. Universitas Brigham Young, 1981.
Meliput reformasi tahun 1856–1857 di Utah.
PERANG UTAH
2 9
60
TEMA
Sejumlah faktor yang menuntun pemerintah
Amerika Serikat memercayai bahwa Orang-Orang
Suci di Utah memberontak dan bahwa kedamaian
dapat dengan paling baik dipertahankan dengan
hadirnya sejumlah besar tentara.
Para pemimpin Gereja berusaha dengan sege-
nap kekuatan mereka untuk menghindari konflik
dengan tentara Amerika Serikat sementara pada
saat yang sama merintangi masuknya tentara ter-
sebut ke Lembah Salt Lake.
Kedamaian ditegakkan melalui upaya dari
orang-orang penting yang dipersiapkan oleh
Tuhan.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 29, hlm. 399–412.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Anda dapat membahas bersama siswa faktor-fak-
tor berikut yang menuntun pada Perang Utah:
• Seorang mantan Hakim, William Drummond,
menulis surat ke Washington, D.C, yang de-
ngan keliru menuduh orang-orang Mormon
melakukan pemberontakan.
• Koran-koran di timur berprasangka buruk ter-
hadap Gereja.
• Seorang mantan kurir surat, W. F. Magraw, ju-
ga menulis surat ke Washington yang dengan
keliru menuduh orang-orang Mormon tidak
setia dan melakukan kejahatan.
• Utusan pemerintah federal AS untuk suku
Indian, Thomas S. Twiss, menulis surat ke
Washington yang dengan keliru menuduh
orang-orang Mormon memicu timbulnya per-
masalahan dengan orang-orang Indian.
Bahaslah bagaimana Orang-Orang Suci memper-
lambat bala tentara yang semakin dekat agar me-
reka dapat mempersiapkan diri. Ketika tentara
itu semakin dekat, Presiden Young mengutus se-
jumlah kecil tim yang terdiri dari para pria untuk
menghalau pasukan itu dan melakukan segala
hal semampu mereka untuk memperlambat per-
jalanan mereka. Mereka menggunakan berbagai
cara: membakar kereta wagon dan perlengkapan
kereta api, menghancurkan jembatan, menyerbu
binatang, serta membakar padang rumput.
Kapten Lot Smith melaporkan sebuah insiden
yang terjadi ketika para pengikutnya siap mem-
bakar salah satu kereta wagon tentara itu. Para
pengikutnya menyerbu ke tengah-tengah kereta
wagon mereka di tengah malam:
“Saya menanyakan tentang kapten kereta api. Tn.
Dawson keluar dan mengatakan bahwa dialah
orang itu. Saya mengatakan kepadanya bahwa sa-
ya ada urusan dengannya. Dia menanyakan sifat
urusan itu, dan saya menjawab dengan meminta-
nya untuk mengeluarkan semua orangnya dan
harta benda mereka secepat mungkin dari kereta
wagon karena saya ingin membakarnya. Dia men-
jawab: ‘Demi Allah, jangan membakar kereta-kere-
ta itu.’ Saya mengatakan itu demi Dialah saya akan
membakar kereta-kereta itu, dan menunjuk sebuah
tempat bagi orang-orangnya untuk mengumpul-
kan senjata mereka, dan tempat lainnya dimana
mereka harus berdiri dalam kelompok, dengan
menempatkan penjaga di dua tempat ini ”
(dalam “The Echo Canyon War,” Contributor, Juni
1882, hlm. 272–273).
Kapten Smith membakar tiga kereta perbekalan
pemerintah dan mengusir seribu empat ratus ter-
nak. Kebanyakan ternak ini dibawa ke Lembah
Salt Lake. Kemudian ternak-ternak itu semuanya
dikembalikan kepada pemerintah.
Bahaslah gagasan bahwa Tuhan sering kali mem-
persiapkan teman-teman Gereja yang dapat mem-
berikan bantuan. Ceritakan bantuan yang diberikan
kepada Orang-Orang Suci oleh Thomas L. Kane se-
lama periode kritis di Utah ini.
SUMBER TEMA
Comprehensive History of the Church, 4:140–557.
Readings in LDS Church History, 2:517–561.
Norman F. Furniss, The Mormon Conflict, 1850–1859
(New Haven: Yale University Press, 1960).
Sebuah catatan yang memberi alasan-alasan bagi
terjadinya konflik dan peristiwa-peristiwa yang
menciptakan sebuah permukiman yang penuh
kedamaian.
Dennis D. Flake, “A Study of Mormon Resistance
during the Utah War, 1857–1858,” tesis master
Universitas Brigham Young, 1975.
3
2
1
61
Sebuah kajian yang berfokus pada upaya Orang-
Orang Suci Zaman Akhir untuk menahan tentara
masuk ke Wilayah Utah selama musim dingin ta-
hun 1857–1858.
Audrey M. Godfrey, “Housewives, Hussies, and
Heroines, or the Women of Johnston’s Army,”
Utah Historical Quarterly, Musim Semi 1986, hlm.
157–178.
Perjalanan tentara federal dilihat dari sudut pan-
dang para wanita yang menjadi bagian dari eks-
pedisi Utah.
Leonard J. Arrington, “Mormon Finance and the
Utah War,” Utah Historical Quarterly, Juni 1952,
hlm. 219–237.
Sebuah artikel yang menjelaskan dampak Perang
Utah terhadap ekonomi Gereja.
MASA PERANG SAUDARA
3 0
62
TEMA
Sepanjang Perang Sipil para pemimpin Gereja
menyokong Union [Amerika Serikat].
Selama Perang Sipil bertahun-tahun, Gereja me-
mulai lebih dari lima puluh koloni tambahan dan
mempercepat pekerjaan misionaris.
Salt Lake City terus berkembang.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 30, hlm. 415–426.
Ajaran dan Perjanjian 87.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Bahaslah bagaimana pengucilan di puncak-pun-
cak Pegunungan Rocky selama periode Perang
Sipil terbukti menjadi berkat bagi Orang-Orang
Suci.
Sejak tanggal 25 Desember 1832, Nabi Joseph
Smith telah meramalkan Perang Sipil (lihat A&P
87; 130:12–13). Pada bulan Juni 1844, ketika di-
penjarakan di Carthage dan hanya beberapa hari
sebelum dia mati syahid, Nabi Joseph kembali
menubuatkan tentang perang itu. Sore harinya
Nabi dikunjungi oleh sejumlah pejabat milisi
yang aneh.
“Jenderal Smith bertanya kepada mereka apakah
ada dalam penampilannya yang menunjukkan
bahwa dia yaitu tokoh nekat seperti yang di-
gambarkan musuh-musuhnya …. Jawabannya
yaitu ‘Tidak, pak, penampilan Anda menunjuk-
kan yang sebaliknya, Jenderal Smith; tetapi kami
tidak dapat melihat apa yang ada di dalam hati
Anda, juga kami tidak dapat mengatakan apa
maksud hati Anda.’ Yang dijawab Joseph, ‘Benar
sekali, saudara-saudara, Anda tidak dapat meli-
hat apa yang ada di dalam hati saya, dan oleh
karena itu Anda tidak dapat menghakimi saya
atau niat hati saya; tetapi saya dapat melihat apa
yang ada di dalam hati Anda, dan akan memberi
tahu Anda apa yang saya lihat. Saya dapat meli-
hat bahwa Anda haus darah, dan tidak ada yang
memuaskan Anda kecuali darah saya. Bukan ka-
rena perbuatan jahat apa pun sehingga saya dan
saudara-saudara saya terus-menerus dianiaya
dan diusik oleh musuh-musuh kami, namun ka-
rena ada motif lain, dan beberapa di antaranya
telah saya nyatakan, sejauh ini berhubungan de-
ngan diri saya sendiri; dan sebanyak Anda dan
orang-orang harus darah, saya bernubuat, di da-
lam nama Tuhan, bahwa Anda akan menyaksi-
kan pemandangan berdarah dan kesengsaraan
bagi kepuasaan Anda. Jiwa Anda akan dike-
nyangkan secara sempurna dengan darah, dan
banyak di antara Anda yang sekarang hadir akan
berkesempatan menghadapi mulut meriam dari
sumber-sumber yang tidak Anda pikirkan; dan
orang-orang yang menginginkan kejahatan besar
menimpa saya dan saudara-saudara saya, akan
dipenuhi dengan penyesalan dan kepedihan ka-
rena gambaran kesengsaraan serta kepedihan
yang menanti mereka. Mereka akan mencari ke-
damaian, dan tidak akan dapat menemukannya.
Saudara-saudara, Anda akan menemukan kebe-
naran dari apa yang telah saya katakan’”
(History of the Church, 6:566).
Penatua B. H. Roberts mengamati bahwa resimen
dari Illinois barat menderita luka berat dalam pe-
rang dengan Meksiko dan bahwa Perang Sipil ju-
ga menyebabkan tanggungan berat di negara
bagian itu (lihat Comprehensive History of the
Church, 2:256–267, 270–272).
Tanyakan kepada siswa, bagaimana perasaan
Anda jika Anda sedang menyaksikan konferensi
umum dan mendengar nama Anda dibacakan,
bersama yang lainnya, meminta Anda untuk
menjual rumah Anda dan seluruh barang Anda
serta pindah ke bagian dunia yang tak berpeng-
huni yang hanya memiliki sedikit sumber alam?
Anda diharapkan untuk meninggalkan teman-te-
man, sebagian besar keluarga Anda, dan sebagi-
an besar kenikmatan yang telah Anda peroleh
melalui hasil kerja Anda. Menurut Anda jika ini
yaitu kedua, ketiga, dan keempat kalinya Anda
diminta untuk melakukan perpindahan seperti
itu? Bacalah bersama siswa bagian-bagian dari
pengalaman John R. Young sebagai pendiri kolo-
nisasi di awal tahun 1860-an (lihat Readings in
LDS Church History, 2:340–342).
Bahaslah upaya-upaya kolonisasi Gereja di bawah
kepemimpinan Presiden Brigham Young. Selama
Perang Utah, para pemukim di permukiman ter-
pencil dipanggil pulang ke Utah. Kemudian, sela-
ma periode Perang Sipil, kolonisasi dimulai lagi.
Keberadaan jalan kereta api pada tahun 1869 seca-
ra resmi mengakhiri era pionir namun memperbe-
sar kolonisasi. Bagaimana seruan untuk
3
2
1
63
berkolonisasi di sebuah wilayah baru menguji
iman Orang-Orang Suci? Bagaimana pengurbanan
mereka berhubungan dengan Matius 19:29?
SUMBER TEMA
Comprehensive History of the Church, 5:1–145.
Readings in LDS Church History, 2:563–570.
George U. Hubbard, “Abraham Lincoln As Seen
by the Mormons,” Utah Historical Quarterly,
Musim Semi 1963, hlm. 91–108.
Sebuah kisah tentang bagaimana sebagian besar
Orang Suci Zaman Akhir awalnya menentang pen-
calonan dan pemilihan Abraham Lincoln namun
berangsur-angsur tumbuh untuk menghargainya.
Gustive O. Larson, “Utah and the Civil War,”
Utah Historical Quarterly, Musim Dingin 1965,
hlm. 55–77.
Sebuah kisah mengenai kontribusi Utah terhadap
urusan Union dan sikap Gereja terhadap perang.
C. LeRoy Anderson, For Christ Will Come
Tomorrow: The Saga of the Morrisites (Logan, Utah:
Utah State University Press, 1981).
Sebuah buku berisi rentetan sejarah mengenai ke-
lompok Morrisite sejak awal gerakan.
G. M. Howard, “Men, Motives, and
Misunderstandings: A New Look at the Morrisite
War of 1862,” Utah Historical Quarterly, Musim
Semi 1976, hlm. 112–132.
Tinjauan pada Perang Morrisite dan kesalahan-
kesalahan yang dibuat, yang berakibat tragedi.
Frank W. McGhie, “The Life and Intrigues of
Walter Murray Gibson,” master’s thesis, Brigham
Young University, 1958.
Sebuah laporan tentang kehidupan Gibson dan
Misi kepada orang-orang Hawaii.
Paul Bailey, Hawaii’s Royal Prime Minister: The Life
and Times of Walter Murray Gibson (New York:
Hastings House, 1980).
Sebuah kisah mengenai kehidupan dan karier
Walter Gibson.
R. Lanier Britsch, Unto the Islands of the Sea (Salt
Lake City: Deseret Book Co., 1986), hlm. 118–124.
Sebuah rangkuman singkat mengenai kehidupan
Gibson dan masalah-masalah yang dia timbulkan
di Hawaii.
MENCARI KEMANDIRIAN
3 1
64
TEMA
Meskipun para pemimpin dan anggota Gereja
menantikan dengan antisipasi penyelesaian jalan
kereta api, mereka menyadari bahwa “kuda besi”
membawa serta masalah-masalah khusus di bi-
dang ekonomi, sosial, dan politik yang harus dia-
tasi.
Sebuah kelompok yang disebut Godbeites me-
nentang kebijakan perekonomian Presiden
Brigham Young dan tindakan-tindakan lainnya.
BUKU SISWA DAN SUMBER-SUMBER TULISAN SUCI
Buku pedoman siswa, bab 31, hlm. 429–442.
PENDEKATAN YANG DISARANKAN
Mintalah siswa membandingkan keberadaan jalan
kereta api antarbenua ke Utah pada tahun 1869
dengan perkembangan televisi. Apa keuntungan
yang ada dengan kemajuan teknologi yang sema-
kin meningkat? Apa masalah yang timbul?
Bahaslah keprihatinan yang mungkin dimiliki
para pemimpin Gereja dengan adanya kontak
yang semakin meningkat dengan dunia.
Sebagai bagian dari kebijakan ekonomi untuk
menguatkan