penghiburan masa hidup 1
A. Apakah Saudara mengenal Tuhan Yesus Kristus?
Para misionaris yang dulu pernah melayani Saudara tidak lagi ada bersama Saudara.
Sebagian dari mereka sudah meninggal. Tetapi Tuhan Yesus Kristus masih hidup! Ia
sudah memberikan nyawa-Nya bagi orang-orang berdosa. Ia berdoa bagi umat-Nya,
bahkan sekarang ini! Apakah Saudara mengenal-Nya sebagai Juruselamat Saudara?
B. Apakah Saudara mengenal Allah Bapa?
Kita dapat memiliki bapak-bapak di dalam Tuhan, tetapi mereka hanyalah alat yang
lemah dan tidak sempurna. Kita tidak boleh menyembah mereka, atau Tuhan akan
menegur kita (Mat. 23:9). Apakah Saudara mengenal Allah sebagai Bapa Saudara?
C. Apakah Saudara mengenal Roh Kudus?
Kita memerlukan Roh Allah untuk menjadi anggota-anggota Jemaat-Nya yang hidup.
Berdoalah agar Roh-Nya datang kepada Saudara! Ia sanggup menginsafkan Saudara
dari dosa-dosa Saudara, memimpin Saudara kepada Kristus, dan melalui Kristus
kepada Bapa. Apakah Saudara mengenal Roh-Nya itu sebagai Penghibur dan
8
Penolong Saudara?
Minggu ke-1a
===========
SATU-SATUNYA PENGHIBURAN BAGI ANAK TUHAN
Baca Roma 8:28-39 atau Yesaya 40:1-11
Dunia ini penuh dengan air mata dan kesengsaraan. Contohnya yaitu kematian Lazarus
dalam Yohanes 11. Mungkin Saudara bisa menyebutkan contoh-contoh kesedihan dan
kesengsaraan dari pengalaman Saudara sendiri.
Apa penghiburan Saudara dalam semua kesengsaraan ini? Jika Saudara bertanya kepada
seorang anak kecil apa penghiburannya, ia mungkin menjawab, “Bonekaku.” Orang dewasa
mungkin menjawab, “uangku,” “kedudukanku,” “kesehatanku,” atau “anak-anakku.”
Anak Tuhan yang sejati memiliki penghiburan yang lebih baik: ia yaitu milik Yesus Kristus,
sang Juruselamat. Ia yaitu kepunyaan-Nya, pada masa hidup dan pada waktu mati, dengan
jiwa dan raga! (Rm. 14:7, 8).
Katekismus Heidelberg berbicara tentang penghiburan ini pada Minggu ke-1, Pertanyaan 1.
1. Pert. Apakah satu-satunya penghiburan Saudara, baik pada masa hidup maupun
pada waktu mati?
Jaw. Bahwa aku, dengan tubuh dan jiwaku, baik pada masa hidup maupun pada
waktu mati, bukan milikku, melainkan milik Yesus Kristus, Juruselamatku yang setia.
9
Dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya Dia sudah melunasi seluruh utang
dosaku dan melepaskan aku dari segala kuasa Iblis. Dia juga memelihara aku,
sehingga tidak sehelai rambut pun jatuh dari kepalaku di luar kehendak Bapa yang
ada di sorga, bahkan segala sesuatu harus berguna untuk keselamatanku. Karena itu
juga, oleh Roh-Nya yang Kudus, Dia memberiku kepastian mengenai hidup yang
kekal, dan menjadikan aku sungguh-sungguh rela dan siap untuk selanjutnya
mengabdi kepada-Nya.
SATU-SATUNYA PENGHIBURAN BAGI ANAK TUHAN
1. ia diselamatkan oleh darah Yesus
2. ia dijaga oleh Bapa dari Yesus
3. ia dikuduskan oleh Roh Yesus
Apakah satu-satunya penghiburan Saudara, baik pada masa hidup maupun pada waktu
mati?
Itulah pertanyaan pertama dalam Katekismus Heidelberg. Cermatilah tiap-tiap katanya!
- Apakah penghiburan Saudara?
Bukan: penghiburan orang lain...
- Apakah satu-satunya penghiburan Saudara?
Bukan: salah satu hal yang menjadi penghiburanmu... (Mat. 13:45, 46).
- Apakah penghiburan Saudara pada masa hidup?
.Bukan: penghiburan Saudara hanya ketika Saudara mati...
- Apakah penghiburan Saudara baik pada masa hidup maupun pada waktu
mati?
Bukan: penghiburan Saudara hanya pada masa hidup ini...
Banyak orang tidak suka pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat pribadi dan menyelidiki isi hati membuat mereka tidak tenang dan tenteram.
Mereka tidak ingin diusik.
10
Namun demikian, umat Allah tidak keberatan diselidiki isi hatinya. Mereka bersedia
mempertanggungjawabkan pengharapan yang ada pada mereka (1Ptr. 3:15).
Dalam Katekismus Heidelberg, kita mendengar jawaban dari seorang anak Tuhan: “Satu-
satunya penghiburanku yaitu bahwa aku bukan lagi milikku, melainkan milik Yesus!”
Apa yang begitu menghibur tentang hal itu? Semua orang ingin bebas...! Ya, tetapi kita
tidaklah bebas, sekalipun mungkin kita berpikir demikian.
Dulu di dalam Firdaus kita bebas. Kita dekat dengan Allah. Tetapi kita meninggalkan-Nya dan
sekarang kita sendirian. Malah, pada kenyataannya kita menjadi budak dosa dan Iblis!
Anak-anak Allah sudah menyadari hal ini, sehingga mereka merasa malu dan sedih. Oleh
sebab itu, mereka sekarang bahagia bahwa mereka sudah ditaklukkan oleh Allah dan menjadi
milik Seorang yang lain: milik Tuhan Yesus Kristus! Itulah satu-satunya penghiburan bagi
anak Tuhan.
1. ANAK TUHAN DISELAMATKAN OLEH DARAH YESUS
Bagaimana orang Kristen sejati menjadi milik Yesus? Tuhan Yesus sudah membayar
harga untuknya dan melepaskan dia dari kuasa dosa. Tuhan Yesus yaitu
Juruselamat umat-Nya!
A. Yesus membayar utang dosa-dosa mereka.
Itulah yang dilakukan-Nya bagi mereka di Bukit Kalvari. Ia mati bagi
mereka. Ia membeli mereka, bukan dengan perak atau emas, melainkan
dengan darah-Nya yang berharga.
11
Yesus mengadakan pelunasan kepada Bapa-Nya ketika Ia menyerahkan
nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, yaitu orang-orang yang sudah
diberikan Allah kepada-Nya.
B. Yesus melepaskan mereka dari kuasa dosa.
Itulah yang sudah dilakukan-Nya dalam hati mereka. Ia menyelamatkan
mereka dari kuasa dosa dan Iblis. Ia mematahkan belenggu-belenggu
kegelapan.
Itu tidak berarti bahwa mereka sudah bebas dari dosa. Akan tetapi,
mereka dilepaskan dari kuasa dosa. Mereka lahir kembali! Mereka menjadi
milik Yesus!
Tetapi apakah mereka akan menjadi milik-Nya untuk selama-lamanya? Pertanyaan
itu mungkin sering membuat cemas hati seorang anak Tuhan. Sekarang
perhatikanlah jawabannya.
2. ANAK TUHAN DIJAGA OLEH BAPA DARI YESUS
Tuhan Yesus tidak hanya sudah berbuat sesuatu bagi umat-Nya pada waktu dulu,
tetapi juga masih bekerja bagi mereka dan dalam diri mereka! Ia yaitu
Juruselamat yang setia.
A. Yesus memelihara mereka dengan baik.
Dia yaitu Gembala yang baik. Ia sudah menebus domba-domba-Nya, Ia
mengenal nama mereka, dan Ia juga akan memelihara mereka (Yoh. 10). Ia
membaringkan mereka di tangan Bapa-Nya.
12
Itu tidak berarti bahwa hidup mereka selalu mulus dan mudah. Mereka
harus melewati banyak cobaan dan godaan, tetapi Allah akan menjaga
mereka sampai pada akhirnya!
B. Sehelai pun rambut mereka tidak akan jatuh dari kepala tanpa kehendak
Bapa mereka di surga.
Banyak helai rambut mereka memang akan jatuh, tetapi rambut mereka
terhitung semuanya (Luk. 12:7). Segala sesuatu pasti turut bekerja untuk
mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Allah, yang
terpanggil sesuai dengan rencana-Nya (Rm. 8:28).
Tetapi sekarang mungkin timbul pertanyaan, “Apakah aku salah satu dari
orang-orang yang sudah dipanggil Allah? Bagaimana aku tahu bahwa aku ini
milik-Nya?” Inilah jawabannya...
3. ANAK TUHAN DIKUDUSKAN OLEH ROH YESUS
Tuhan Yesus meyakinkan umat-Nya oleh Roh-Nya dan membuat mereka bersedia
untuk hidup bagi-Nya.
A. Yesus meyakinkan mereka akan hidup yang kekal.
Ia berbicara kepada mereka melalui Firman dan Roh-Nya (Rm. 8:16). Ia
menghibur hati mereka yang terluka. Ia menandai mereka sebagai domba-
domba-Nya.
Ketika itu terjadi, mereka berkata, “TUHAN yaitu gembalaku, takkan
kekurangan aku” (Mzm. 23:1). Itulah suara penuh sukacita yang kita
dengar pada Minggu ke-1. Segala keraguan sudah hilang, ada jaminan!
13
B. Yesus memperbaharui hati dan hidup mereka.
Ia membuat mereka bersedia dengan tulus hati untuk hidup bagi-Nya.
Mereka begitu sering gagal, tetapi mereka ingin memuliakan nama-Nya
(1Kor. 6:19, 20). Ia juga membuat mereka siap (artinya sanggup) untuk
hidup bagi Dia.
Bagaimana mereka menunjukkan bahwa mereka milik Yesus? Dengan
hidup bagi-Nya! Dan semakin dekat mereka hidup dengan-Nya, semakin
besar keyakinan mereka akan keselamatan mereka!
A. Sekali lagi kita bertanya, apakah satu-satunya penghiburan Saudara? Banyak orang
mungkin berkata kepada Saudara dengan mulut manis bahwa mereka milik Yesus.
Mereka sudah menjadikan Yesus sebagai milik mereka sendiri, tetapi Yesus tidak
pernah menjadikan mereka sebagai milik-Nya sendiri. “Keyakinan” seperti itu akan
menimbulkan kekecewaan yang pahit (Mat. 7:22, 23).
B. Orang lain ingin mengetahui apakah mereka milik Yesus, tetapi mereka merasa
ragu. Kesedihan mereka yang terbesar yaitu dosa (lihat Petrus, misalnya, dalam
Lukas 22:62). Kerinduan mereka yang terbesar yaitu bersama dengan Tuhan.
Tentang mereka Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena
mereka akan dihibur” (Mat. 5:4).
C. Umat Allah dapat bersukacita: Tidak ada yang akan memisahkan mereka dari kasih
Kristus! (Rm. 8:35-39). Mereka milik-Nya dan... Ia milik mereka!
14
Minggu ke-1b
===========
BERAPA POKOK YANG PERLU KITA KETAHUI?
Baca Roma 7:21-26 atau Mazmur 130
Ketika suatu penduduk di desa terpencil ingin memasak, mereka meletakkan panci di atas tiga
batu. Sesudah itu, mereka menyalakan api di bawah panci. Jika salah satu batu itu tidak ada,
maka panci akan jatuh terguling.
Begitu pula halnya, jika kita ingin menerima dan menikmati penghiburan sebagai milik Yesus,
kita perlu mengetahui tiga pokok. Firman Allah benar-benar jelas tentang hal ini.
Daud menyebutkan ketiga pokok ini dalam Mazmur 130. Paulus berbicara tentangnya dalam
suratnya kepada jemaat di Roma. Kita juga mendapati ketiga pokok itu dalam Katekismus
Heidelberg.
Baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-1, Pertanyaan 2.
2. Pert. Berapa pokok yang perlu Saudara ketahui, supaya dengan penghiburan ini
Saudara hidup dan mati dengan bahagia?
Jaw. Tiga pokok. Pertama. betapa besarnya dosa dan sengsaraku. Kedua, bagaimana
aku mendapat kelepasan dari semua dosa dan sengsaraku. Ketiga, bagaimana aku
harus bersyukur kepada Allah atas kelepasan yang demikian itu.
15
BERAPA POKOK YANG PERLU KITA KETAHUI?
1. betapa besarnya dosa dan sengsara kita
2. bagaimana kita mendapat kelepasan dari dosa dan sengsara
3. bagaimana kita harus bersyukur kepada Allah atas kelepasan yang demikian
itu
Terakhir kita sudah melihat apa satu-satunya penghiburan bagi orang Kristen itu. Kali ini kita
akan melihat cara menerima penghiburan ini dan menikmatinya sampai akhir. Kita perlu
mengetahui tiga pokok ini!
1. BETAPA BESARNYA DOSA DAN SENGSARA KITA
Dosa dan sengsara disebutkan di sini. Sengsara yaitu akibat dosa. Dosalah
penyebabnya. Dosa sudah membuat kita terkena kutuk Allah. Sudah seperti itu
keadaannya dalam kehidupan ini, dan kutuk itu akan dialami sepenuhnya di neraka.
Banyak orang sadar bahwa mereka diliputi kesengsaraan, namun mereka tidak mau
dan tidak pula mampu melihat penyebabnya, yaitu kejatuhan kita ke dalam dosa di
Firdaus. Mereka tertarik dengan keselamatan, namun tidak dengan Sang
Juruselamat. Mereka ingin agar Allah menjauhkan penyakit, kelaparan, dan
kemiskinan mereka, namun mereka tidak peduli terhadap hati mereka yang penuh
dosa.
Sementara yang lain sering berbicara tentang dosa-dosa orang lain, tetapi mereka
lupa akan dosa dan sengsara mereka sendiri. Mereka persis seperti orang muda yang
kaya itu (Mat. 19:20).
Yesus berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat.
9:12). Ia mengundang orang-orang yang berbeban berat untuk datang kepada-Nya
16
(Mat. 11:28).
Apakah Saudara sudah tahu betapa besarnya dosa dan sengsara Saudara? Hanya
Allah yang mengetahui sepenuhnya besarnya dosa dan sengsara itu, tetapi kita harus
berusaha mengetahuinya sampai sedemikian rupa, hingga kita remuk hati dan
menjadi pengemis di hadapan takhta Allah.
Hanya dalam keadaan seperti itulah kita akan memerlukan Juruselamat. Tidak sulit
memahami hal ini. Sebab siapa yang perlu Yesus jika ia percaya bahwa ia orang
benar?
2. BAGAIMANA KITA DAPAT DIBEBASKAN DARI DOSA DAN SENGSARAKITA
Katekismus Heidelberg tidak hanya menunjukkan penyakit yang menjangkiti hati kita,
tetapi juga obat yang tepat untuk itu. Anak-anak Allah tidak akan tenggelam dalam
keputusasaan, sebaliknya, pada saatnya nanti mereka akan diangkat oleh tangan
Allah. Inilah perbedaan utama antara Petrus dan Yudas.
Penting bagi kita untuk menerima terang dari atas agar kita dapat melihat jalan
keselamatan. Dengan kemampuan diri kita sendiri, kita tidak dapat melihat jalan itu,
walaupun kita mendengar dan berbicara tentangnya.
Pernah ada seorang profesor teologi yang sudah menulis sebuah buku tebal tentang
darah Yesus. Tetapi ketika Allah membukakan matanya, sang profesor menangis
karena ia tidak melihat jalan baginya untuk diselamatkan. Kemudian Allah mulai
mengajarnya melalui bukunya sendiri...!
Katekismus Heidelberg menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat dilepaskan
dari dosa dan sengsara kita. Ini bukanlah keselamatan buatan manusia, melainkan
keselamatan yang disediakan oleh Allah.
17
Jawabannya ada di dalam Yesus Kristus, yang disalibkan bagi orang-orang berdosa
dan yang memperbaharui diri mereka oleh Roh-Nya! Ia seperti seorang saudara
sulung yang memberi makan anggota-anggota keluarganya yang miskin sepanjang
hidup mereka!
Apakah Saudara sudah mengenal-Nya? Apakah Saudara percaya kepada-Nya?
Apakah Saudara mengasihi-Nya dengan segenap hati Saudara? Ataukah Tuhan Yesus
masih menjadi orang asing bagi Saudara?
Berdoalah supaya Saudara dapat mengenal diri Saudara sendiri. Berdoalah supaya
Saudara dapat mengenal Kristus. Berdoalah supaya Saudara dapat belajar bagaimana
memuliakan Allah.
3. BAGAIMANA KITA HARUS BERSYUKUR KEPADA ALLAH ATAS KELEPASAN YANG
DEMIKIAN ITU
Sungguh memalukan apabila orang tidak menunjukkan rasa terima kasih atas suatu
pemberian. Jauh terlebih lagi apabila kita tidak mengucap syukur kepada Allah atas
apa yang sudah diperbuat-Nya!
Tetapi sekali lagi, kita pertama-tama perlu tahu betul bahwa kita sudah diselamatkan.
Terkadang orang diberi tahu untuk bersyukur kepada Allah atas kasih dan
keselamatan-Nya, padahal mereka tidak pernah menerima kasih dan keselamatan ini
dalam hati mereka.
Anak-anak Allah dipanggil untuk mengucap syukur atas keselamatan yang demikian,
karena keselamatan itu sungguh besar. Ingat harga yang sudah dibayar Yesus untuk
itu!
18
Tidak ada jasa dalam melayani Allah. Itu hanya sebuah tanda syukur dan kasih
terhadap Yesus. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1Yoh.
4:19).
Tuhan Yesus Kristus menggenapi hukum Allah. Ia juga menanggung kutuk dari hukum
itu. Oleh sebab itu, umat-Nya mencintai hukum Allah (Mzm. 119:97).
Iman tanpa perbuatan yaitu mati, seperti yang dikemukakan oleh Yakobus dalam
suratnya. Pohon mempunyai akar, batang, dan buah. Jika kita tidak pernah melihat
buah satu pun, maka kita harus menyimpulkan bahwa pohon dan akarnya sudah
mati.
A. Kita sudah membahas tiga pokok yang perlu kita ketahui supaya bisa hidup dan mati
dalam kebahagiaan yang sejati. Kita sudah membandingkan ketiga pokok itu dengan
tiga batu untuk memasak. Jangan pernah lupakan ketiga pokok ini: sengsara
manusia, keselamatan oleh Kristus, dan rasa syukur kepada Allah.
B. Kita harus mengetahui ketiga pokok ini melalui pengalaman batin. Panci bisa saja
sudah ada di atas ketiga batu, tetapi harus ada api di bawah panci itu. Dengan kata
lain, kita memerlukan Roh Kudus untuk membawa ketiga pokok tersebut ke dalam
hati kita!
C. Anak-anak Allah perlu mengetahui ketiga pokok ini dengan lebih dalam lagi. Tak
seorang pun dapat berkata bahwa ia sudah menguasainya. Bahkan orang-orang yang
sudah diselamatkan harus berdoa untuk lebih mengenal diri mereka sendiri dan lebih
mengenal Kristus. Hal ini akan menggugah mereka untuk mengasihi Allah dengan
lebih berapi-api!
19
Minggu ke-2
==========
HUKUM ALLAH MENUNJUKKAN KEPADA KITA BAHWA KITA sudah BERDOSA
Baca Roma 3:9-20 atau Matius 22:34-40
Seseorang yang lupa membersihkan dirinya pergi untuk menemui raja di negerinya. Orang-
orang yang bertemu dengannya di jalan memberi tahu dia bahwa wajahnya kotor, tetapi ia
tidak percaya perkataan mereka. Ketika mereka menaruh cermin di hadapannya, barulah ia
melihat bahwa perkataan mereka benar.
Dalam Alkitab, Allah menaruh cermin di hadapan kita untuk menunjukkan kepada kita siapa
sebenarnya kita. Kita dapat melihat dengan jelas gambar diri kita dalam bacaan-bacaan
seperti Roma 3. Hukum Allah itu seperti cermin yang menunjukkan kepada kita keberdosaan
kita.
Namun demikian, apabila hari gelap, mustahil bagi kita untuk melihat diri kita, sekalipun kita
memandang cermin. Oleh sebab itu, kita harus berdoa meminta terang Roh Allah ketika
sedang mempelajari hukum Allah.
Mari kita baca Katekismus Heidelberg, Minggu ke-2.
3. Pert. Dari mana Saudara mengetahui sengsara Saudara?
Jaw. Dari hukum Taurat Allah.
20
4. Pert. Apa yang dituntut hukum Taurat Allah dari kita?
Jaw. Itu diajarkan Kristus kepada kita secara ringkas dalam Mat 22:37-40, 'Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap
akal-budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Itulah hukum yang terutama dan
yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.'
5. Pert. Dapatkah Saudara melaksanakan semua ini dengan sempurna?
Jaw. Tidak, karena menurut kodratku aku cenderung membenci Allah dan sesamaku
manusia.
HUKUM ALLAH MENUNJUKKAN KEPADA KITA BAHWA KITA sudah BERDOSA DENGAN
MELANGGAR
1. hukum yang sudah ditetapkan Allah kepada kita
2. hukum yang mengajar kita untuk mengasihi baik Allah maupun manusia
3. hukum yang tidak pernah bisa kita jalankan dengan sepenuhnya
Guru Katekismus tidak bertanya kepada kita, “Apakah Saudara sudah berdosa?” Tetapi ia
bertanya, “Bagaimana Saudara tahu bahwa Saudara sudah berdosa?” Tiap-tiap orang dari kita
sudah berdosa, tetapi apakah kita menyadarinya?
Secara kodrat, kita buta terhadap dosa kita (baca Wahyu 3:17). Kita membuat banyak
kemajuan dalam bidang pendidikan dan teknologi, tetapi dalam hal dosa, kita masih sebodoh
seperti sebelumnya.
Dari hukum Allah-lah kita menjadi tahu bahwa kita sudah berdosa. Perhatikanlah: bukan dari
Injil! Hukum Taurat datang terlebih dahulu, baru kemudian Injil.
21
1. HUKUM YANG sudah DITETAPKAN ALLAH KEPADA KITA
Hukum ini bukanlah hukum manusia, melainkan hukum Allah. Ia sendirilah yang sudah
menetapkan hukum ini kepada kita (Kel. 20). Kita menyakiti hati Allah dengan
melanggar hukum-Nya.
Tahukah Saudara bahwa Saudara sudah berdosa terhadap-Nya? Jika Saudara
merasakan hal ini dalam hati Saudara, maka akan timbul dukacita yang mendalam
atas dosa Saudara dan keinginan untuk diselamatkan.
Orang yang dijamah oleh Roh Allah akan berusaha memperbaiki hidupnya. Ia sadar
bahwa ia tidak dapat menemui Allah dalam keadaannya sekarang. Ia menyesal atas
dosa-dosanya yang dulu dan berusaha menghindarinya sekarang.
Tetapi kemudian ia diperhadapkan dengan hukum Allah (cermin itu!), dan ia pun
mulai menyadari bahwa ia tersesat. Ada dosa dalam pikiran kita, dalam mimpi dan
angan-angan kita, dan bahkan dalam doa-doa kita.
2. HUKUM YANG MENGAJAR KITA UNTUK MENGASIHI ALLAH DAN MANUSIA
Kristus sendiri menunjukkan apa yang tersirat dalam hukum Allah. Perhatikanlah:
Kristuslah yang melakukannya! Dengan kata lain, ketika Tuhan menunjukkan kepada
kita dosa dan kebutuhan kita, Ia melakukannya untuk menyelamatkan kita, dan
bukan untuk menghancurkan kita.
Bagaimana Kristus mengintisarikan hukum Taurat?
a) Kasihilah Allah di atas segala sesuatu.
b) Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22
Mengapa Katekismus Heidelberg tidak menyebutkan Sepuluh Perintah Allah, tetapi
hanya intisari hukum Taurat? (Mat. 22:37-40). Guru katekismus akan berbicara
tentang Sepuluh Perintah Allah kemudian (pada bagian ketiga buku itu), tetapi
sekarang ia menekankan perintah untuk mengasihi.
Kasih yaitu kegenapan hukum Taurat (Rm. 13:10). Kasih yaitu hal yang utama!
Banyak orang Farisi mematuhi hukum Taurat Allah secara lahiriah, tetapi mereka
melakukannya tanpa kasih (persis seperti kakak si anak hilang dalam Lukas 15:25-32).
Yesus menegur mereka karena itu (Mat. 23:23).
Apa itu kasih? Baca 1 Korintus 13. Sering kali kita “mengasihi” seseorang karena ia
sudah bermanfaat bagi kita, atau karena kita pikir ia bisa bermanfaat bagi kita. Tetapi
itu bukan kasih yang sesungguhnya.
Kita harus mengasihi Allah dan sesama kita manusia: sanak saudara, ipar, menantu,
dan mertua, teman-teman, kaum kita sendiri, tetapi juga orang-orang yang berasal
dari suku lain, orang asing, dan bahkan musuh-musuh kita (Mat. 5:44). Mengasihi
sesama kita manusia berarti membantunya dan berbicara membelanya. Tidak pernah
menyakiti hatinya saja tidaklah cukup.
3. HUKUM YANG TIDAK PERNAH BISA KITA JALANKAN DENGAN SEPENUHNYA
Allah ingin agar kita menjalankan hukum-Nya dengan sepenuhnya. Oleh karena Dia
sempurna, maka kita pun harus sempurna. Tetapi secara kodrat, kita cenderung
membenci Allah dan sesama kita manusia.
Tidakkah pernyataan itu terlalu keras? Bukankah ada banyak hal baik di dunia ini? Ya,
memang ada, tetapi itu yaitu kebaikan Allah, dan bukan kebaikan kita sendiri. Ada
kalanya dosa tertidur di dalam hati manusia, tetapi dosa terus ada di sana!
23
Alkitab berkata bahwa manusia sudah menjadi bobrok (Kej. 8:21, Yer. 17:9, Rm. 1:30,
Tit. 3:3). Hal-hal yang terjadi di dunia ini hari demi hari menunjukkan kebenaran
pernyataan ini. Bukti paling jelas akan hal ini ditemukan di Bukit Kalvari, tempat Anak
Allah dibunuh! Manusia sudah menjadi lebih buruk daripada binatang.
Siapa yang mengatakan ini? Salah seorang yang paling jahat di antara umat
manusia? Bukan, justru salah seorang yang paling baik! Pauluslah yang
mengatakannya, seorang anak Tuhan, yang matanya sudah dibukakan. Orang munafik
tidak berbicara seperti itu, tetapi Rasul Paulus mengatakannya (Rm. 7). Ia jujur. Allah
sudah membuatnya jujur.
Apakah mata Saudara sudah dibukakan? Kalau sudah, maka Yesus akan menjadi
berharga bagi Saudara, lebih daripada apa pun di dunia ini. Dan Saudara berharga
bagi-Nya! Diberkatilah Saudara apabila Saudara dapat mengalami hal ini!
24
Minggu ke-3
==========
MENGAPA MANUSIA BEGITU BERDOSA?
Baca Yohanes 3:1-8 atau Kejadian 3
Dalam Yohanes 3 Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan
dari daging, yaitu daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, yaitu roh. Janganlah engkau
heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh. 3:5-7).
Dalam Kejadian 3 kita mendapati alasan mengapa manusia begitu bobrok dan mengapa ia
perlu dilahirkan kembali, jika ia mau melihat kerajaan Allah. Manusia sudah jatuh dan menjauh
dari Allah.
Katekismus Heidelberg memberi tahu kita tentang hal ini pada Minggu ke-3.
6. Pert. Jadi, apakah Allah sudah menjadikan manusia begitu jahat dan buruk?
Jaw. Sekali-kali tidak. Tetapi Allah sudah menjadikan manusia baik dan menurut
gambar-Nya, artinya, dengan kebenaran dan kesucian yang sejati, supaya manusia
dapat mengenal Allah Penciptanya secara benar, mengasihi-Nya dengan sebulat hati,
dan hidup bersama Dia dalam kebahagiaan yang kekal untuk memuji dan
memuliakan Dia.
25
7. Pert. Jadi, dari mana asal watak manusia yang seburuk itu?
Jaw. Dari kejatuhan ke dalam dosa dan ketidaktaatan nenek moyang kita, Adam dan
Hawa, di taman Firdaus. Di situ tabiat kita menjadi sedemikian buruk, sehingga kita
semua dikandung dan dilahirkan dalam dosa.
8. Pert. Tetapi, begitu rusakkah kita, sehingga kita sama sekali tidak sanggup
berbuat apa pun yang baik, dan hanya cenderung pada yang jahat saja?
Jaw. Ya, kecuali jika kita dilahirkan kembali oleh Roh Allah.
MENGAPA MANUSIA BEGITU BERDOSA?
1. manusia diciptakan baik adanya
2. manusia jatuh begitu dalam
3. manusia menjadi bobrok sepenuhnya
Terakhir kita sudah melihat bahwa manusia tidak dapat menjalankan perintah-perintah Allah.
Ia yaitu makhluk yang berdosa. Kali ini Katekismus Heidelberg akan menyelidiki apa
penyebab dari keberdosaan ini.
Guru katekismus bertindak seperti seorang dokter yang baik. Ia tidak memberikan obat terlalu
cepat. Banyak orang melakukan pendekatan yang berbeda. Ketika mereka bertemu dengan
orang berdosa yang merasa bersalah, mereka segera berseru bahwa Kristuslah jawabannya.
Tetapi apa yang menjadi masalahnya? Mereka berkata bahwa kita harus percaya saja, maka
dosa-dosa kita akan diampuni. Tetapi mereka lupa bahwa kita harus terlebih dahulu
mengetahui dosa-dosa kita.
1. MANUSIA DICIPTAKAN BAIK ADANYA
Allah menciptakan kita supaya kita mengenal Dia, mengasihi-Nya, dan memuji-Nya.
26
Dosa dan Iblis tidak ada pada mulanya. Alkitab berkata bahwa segala sesuatu baik
adanya (Kej. 1 dan 2).
Manusia ditetapkan untuk menjadi nabi, imam, dan raja. Ia yaitu makhluk yang
paling indah di antara ciptaan Allah.
Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah: sama seperti seorang anak
menyerupai bapaknya, demikian pula kita menyerupai Allah dalam tabiat kita. Kita
dulu benar dan kudus.
PENERAPAN
Tujuan hidup kita yaitu hidup bersekutu dengan Allah. Tujuan hidup kita bukanlah:
kemajuan, kekayaan, atau kehormatan. Kita sudah dijadikan untuk hidup bagi Allah.
Namun dalam kenyataannya, kita hidup untuk kepentingan diri kita sendiri. Itulah
dosa terbesar kita. Bukan pembunuhan atau perzinahan yang membuat kita pantas
masuk neraka, melainkan terutama cinta diri.
“Apakah Allah salah menciptakan kita?” Pertanyaan itu sudah menunjukkan betapa
jahatnya kita. Kita mencoba menyalahkan Allah. Bayangkan apabila seorang anak
yang sedang sakit, yang dirawat oleh ibunya siang malam, sampai berpikiran bahwa
ibunya sudah meracuni dia...!
2. MANUSIA JATUH BEGITU DALAM
“Jadi, dari mana asalnya keberdosaan manusia itu?”
Dari kejatuhan ke dalam dosa dan ketidaktaatan Adam dan Hawa, nenek moyang
kita yang pertama.
27
Sejumlah orang (kita menyebut mereka kaum “Arminian,” yaitu para pengikut
Arminius) berkata bahwa manusia memiliki kehendak bebas. Menurut mereka, kita
mampu memilih apa yang baik. Ketika kita berbuat dosa, itu hanyalah akibat
mencontoh yang buruk dari orang lain.
Ajaran ini salah!
Dalam Kejadian 3, kita dapat membaca tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa di
Taman Firdaus. Ia jatuh karena tidak taat. Allah tidak mencegah ini, karena Ia ingin
Adam dan Hawa melayani Dia sebagai anak, dan bukan sebagai budak.
Ketika berbicara tentang masalah ini, kita harus melakukannya dengan dukacita yang
mendalam. Kita tidak boleh mengajukan pertanyaan yang macam-macam, tetapi
harus merendahkan diri di hadapan Allah.
PENERAPAN
Akibat dari kejatuhan ini sungguh pahit:
- bagi Adam dan Hawa (baca Kejadian 3:16-19).
- bagi Allah sendiri (baca Kejadian 6:5, 6),
- bagi seluruh umat manusia, termasuk anak cucu kita.
Kita bersalah di hadapan Allah, karena:
- Adam yaitu bapak leluhur kita.
- Adam mewakili kita ketika ia melanggar perjanjian antara Allah dan dirinya.
Oleh karena itu, kita dilahirkan sebagai orang berdosa. Kita berdosa dan kita penuh
dosa. Kita berbuat dosa karena kita mempunyai hati yang penuh dosa (Kej. 6:5, Mzm.
51:5).
28
3. MANUSIA MENJADI BOBROK SEPENUHNYA
Kita tidak mampu melakukan apa pun yang baik secara rohani di mata Allah. Kita
tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri.
Sebaliknya, kita cenderung pada segala sesuatu yang jahat. Tangan Allah masih
menopang kita, tetapi jika Ia melepaskan tangan-Nya, kita akan terjun bebas ke
dalam segala macam kefasikan! Bayangkan sepeda yang tidak mempunyai rem!
Kita tidak dapat melakukan kebaikan apa pun kecuali kita dilahirkan kembali oleh Roh
Allah. Pendidikan atau peradaban tidak bisa memecahkan masalahnya, hanya
kelahiran kembalilah yang bisa!
PENERAPAN
Masih adakah harapan bagi manusia? Guru katekismus tidak menipu kita. Ia
berbicara terus terang, “Tidak, tidak ada harapan... kecuali terjadi mujizat!”
Kita tidak sakit secara rohani, tetapi mati secara rohani. Namun demikian, Roh Kudus
sanggup membuat hati kita hidup bagi Allah.
A. Bagi orang yang belum bertobat:
Jangan salahkan Adam, salahkanlah diri Saudara sendiri! Jangan berkata, “Adam
sudah berdosa.”
Penyebab dari segala masalah ada pada keluarga Saudara sendiri. Saudara juga
yaitu keturunan Adam! Ya, akar masalahnya ada dalam hati Saudara sendiri!
29
Jika Saudara binasa, itu bukan karena dosa Saudara terlalu besar, melainkan karena Saudara
menolak untuk tunduk di hadapan Allah dan berlari kepada Kristus untuk mendapatkan
keselamatan.
B. Bagi orang yang khawatir karena dosa-dosa mereka:
Memang menyakitkan melihat dosa dan kesalahan Saudara sendiri, tetapi itu juga
merupakan berkat. Jika Roh Kudus tidak membuka mata kita, kita tidak akan pernah
menyadari kebutuhan kita akan Yesus. Berdoalah agar Saudara menemukan
Juruselamat!
C. Bagi anak-anak Allah sendiri:
Saudara mempunyai banyak alasan untuk bersyukur kepada TUHAN. Ia sudah
berkenan untuk datang dan menjamah hati Saudara yang penuh dosa. Semoga Ia
memberkati Saudara selamanya!
30
Minggu ke-4
==========
TIGA UPAYA MANUSIA UNTUK LUPUT DARI PENGHAKIMAN ALLAH
Baca Galatia 3:10-14 atau Mazmur 90
Galatia 3 menunjukkan bahwa tidak ada jalan bagi orang berdosa untuk luput dari
penghakiman Allah: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang
tertulis dalam kitab hukum Taurat" (Gal. 3:10).
Mazmur 90 juga memperlihatkan dengan jelas bahwa tak seorang pun sanggup bertahan
menghadapi murka Allah: “Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami
yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu” (Mzm. 90:8).
Namun demikian, manusia sangat enggan mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan. Malah
sebaliknya, ia berusaha meluputkan diri dari penghakiman Allah.
Hal ini terlihat jelas dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-4.
9. Pert. Apakah Allah memperlakukan manusia dengan tidak adil bila menuntut
dalam hukum-Nya sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan oleh manusia?
Jaw. Tidak, karena Allah sudah menjadikan manusia sedemikian rupa, hingga ia dapat
melaksanakannya. Tetapi oleh bisikan iblis dan oleh ketidaktaatannya yang
disengaja, manusia sudah bertindak sedemikian, sehingga ia bersama keturunannya
kehilangan karunia-karunia itu.
31
10. Pert. Apakah Allah hendak membiarkan ketidaktaatan dan kemurtadan
semacam itu tanpa hukuman?
Jaw. Tidak. Sebaliknya, Dia sangat murka, baik atas dosa turunan maupun atas dosa
yang kita perbuat sendiri. Dia hendak menghukumnya dengan hukuman yang adil,
baik di dunia ini maupun di akhirat, sebagaimana Dia sudah berfirman, 'Terkutuklah
orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum
Taurat' (Gal 3:10).
11. Pert. Bukankah Allah juga penyayang?
Jaw. Sungguh Allah itu penyayang, tetapi Dia juga adil. Oleh sebab itu, keadilan-Nya
menuntut supaya dosa yang diperbuat terhadap Kemuliaan Allah yang Tertinggi itu
dihukum dengan hukuman yang tertinggi juga, yaitu hukuman yang kekal atas tubuh
dan jiwa.
TIGA UPAYA UNTUK LUPUT DARI PENGHAKIMAN ALLAH
1. Apakah adil bila Allah menyalahkan manusia?
2. Tidak mungkinkah Allah membiarkan kita saja?
3. Bukankah Allah itu penyayang?
Terakhir kita sudah melihat bahwa manusia menjadi bobrok sepenuhnya, bukan karena Allah
menjadikannya demikian, melainkan karena ia tidak patuh kepada Allah dan jatuh ke dalam
dosa. Oleh sebab itu, manusia harus mengakui bahwa ia bersalah.
Kali ini kita akan melihat bahwa manusia tidak mau berserah kepada Allah dan menyerah
dengan cepat. Ia akan berusaha keras menyalahkan pihak lain lebih dulu.
32
1. APAKAH ADIL BILA ALLAH MENYALAHKAN MANUSIA?
Pertama-tama, coba perhatikan pertanyaan ini. Ini yaitu pertanyaan yang
memalukan! Manusia (manusia yang berdosa) mencoba berdalih dan menyalahkan
Allah...! Dan ketika ia tidak berhasil, ia mencoba memberi tahu Allah bahwa Allah
tidak boleh menyalahkan manusia juga..!
Tetapi bukankah itu pertanyaan yang tidak masuk akal? Allah tahu bahwa kita tidak
sanggup melakukan perintah-perintah-Nya, namun Ia menuntut supaya kita
melakukannya. Adilkah itu? Guru katekismus hendak menjawab pertanyaan ini.
Ketika pada awalnya Allah menjadikan kita, kita itu kudus dan bahagia. Ada banyak
pepohonan yang buahnya bisa kita makan, namun kita berpaling pada pohon yang
sudah dilarang Allah. Itu pilihan kita sendiri. Kita mendengarkan apa kata Iblis.
Sekarang kita menjadi bobrok. Tetapi salah siapakah itu? Allah berhak meminta kita
untuk melakukan apa yang dulu sanggup kita lakukan.
Sebagai contoh: Tidaklah benar apabila kita menyuruh anak kecil untuk mengangkat
pohon kelapa. Tetapi salahkah menagih utang dari seseorang yang dengan sengaja
sudah memboroskan uang yang sudah dipinjamnya dari kita?
Allah ingin agar kita mematuhi perintah-perintah-Nya, sekalipun kita tidak sanggup
melakukannya. Allah tidak akan pernah mengubah kehendak-Nya. Dia yaitu Allah!
Ia tidak dapat menurunkan patokan-Nya. Sebagai contoh, Ia tidak dapat mengizinkan
kita menyembah berhala.
Tetapi mungkin Saudara bertanya, “Apa hubungannya Adam dengan kita?”
Perhatikan contoh ini: ketika seorang kepala negara menyatakan perang terhadap
negara lain, bisa jadi ia tidak meminta pertimbangan Saudara. Namun, keputusannya
akan memengaruhi Saudara, sebab ia bertindak sebagai wakil dari seluruh rakyatnya.
33
Demikian pula halnya, Yesus Kristus (Adam kedua!) mengadakan pendamaian dengan
Allah melalui penderitaan-Nya. Buah dari pendamaian ini akan dituai oleh orang-
orang yang diwakili-Nya (yaitu umat pilihan Allah). Kristus yaitu Kepala dari sebuah
perjanjian baru (Rm. 5:12-21).
2. TIDAK MUNGKINKAH ALLAH MEMBIARKAN KITA SAJA?
Inilah upaya kedua untuk meluputkan diri: “Tidak bisakah Allah menutup mata
terhadap dosa kita dan membiarkan kita tanpa dihukum?” Jawabannya “tidak!” Allah
tidak seperti manusia. Ia sangat murka atas dosa-dosa kita.
Murka Allah bukanlah sifat mudah marah. Allah itu kudus. Ia mencintai apa yang
baik. Oleh sebab itu, Ia membenci apa yang jahat.
Murka-Nya sangat ganas. Baca Mazmur 90:11, dan renungkanlah kesengsaraan
hebat yang ditanggung Yesus di atas kayu salib. Allah bahkan tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri! (Rm. 8:32). “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang
hidup” (Ibr. 10:31).
Allah murka atas segala dosa kita:
- dosa asali kita (yang diturunkan dari Adam; Mzm. 51:7).
- dosa-dosa yang kita perbuat sendiri (hal-hal yang kita lakukan atau tidak kita
lakukan).
Hukuman Allah ada dua macam:
- hukuman di dunia ini (coba pikirkan apa contohnya).
- hukuman sesudah kita mati dan sesudah Yesus datang kembali (yaitu
penderitaan di neraka).
34
Alkitab membuktikan hal ini dengan jelas. Baca Galatia 3:10 dan renungkanlah
perkataan ini. Sungguh menakutkan apabila seorang manusia sudah mengutuk kita.
Tetapi apabila Allah sudah mengutuk kita, berkat apa yang tersisa bagi kita?
3. BUKANKAH ALLAH ITU PENYAYANG?
Sebagian orang berpikir bahwa hukuman Allah itu terlalu berat. Mereka berkata
bahwa tidak ada neraka (contohnya penganut Saksi Yehova), atau bahwa neraka
hanya untuk orang-orang yang sangat jahat.
Akan tetapi, Firman Allah memberi tahu kita bahwa ada tempat siksaan kekal di
neraka (Mat. 25:46 dan Mrk. 9:45-48). Bahkan Yesus (Yesus yang penyayang!) sudah
berbicara mengenai hal itu...!
Melanggar perintah orangtuamu itu buruk, dan melanggar perintah rajamu itu lebih
buruk. Tetapi melanggar perintah Allah (Raja segala raja) yaitu yang paling buruk.
Oleh sebab itu, hukumannya akan sangat berat.
“Tetapi bukankah Allah itu penyayang?” Ya, benar! Ia sangat sabar terhadap kita,
bukan? Ia tidak senang apabila kita mati dalam dosa-dosa kita.
Allah itu penyayang, tetapi juga adil. Kita tidak boleh menyalahartikan belas kasihan-
Nya! Ia menunjukkan belas kasihan-Nya hanya kepada orang-orang yang dengan
sepenuh hati mengakui bahwa mereka pantas untuk mati.
Untuk orang-orang seperti itulah Kristus sudah menanggung kutuk Allah (baca Galatia
3:13, 14).
Ketika kita melihat pada salib, kita dapat melihat dua hal:
- Allah itu adil dalam penghakiman-Nya.
- Allah itu penyayang terhadap anak-anak-Nya.
35
Anak-anak Allah tidak lagi mampu meluputkan diri dari Allah. Mereka tidak lagi mau
meluputkan diri. Apa saja yang dilakukan Allah, itu baik bagi mereka. Tetapi mereka
akan melihat terang keselamatan-Nya!
36
Minggu ke-5
==========
BAGAIMANA PERKARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA DAPAT DISELESAIKAN?
Baca Ibrani 10:1-7 atau Mazmur 49:2-10
Penulis Mazmur 49 yaitu seorang yang takut akan Allah. Ia dianiaya oleh orang-orang kaya
yang mengandalkan kekayaan mereka. Namun, ia menghibur diri bahwa orang-orang kaya itu
tidak akan hidup untuk selamanya: mereka tidak dapat meluputkan diri dari kematian, dan
mereka tidak dapat membeli hidup dengan uang mereka. Allah akan menghukum mereka
dengan kematian, dan Ia tidak akan menerima suap untuk mengubah hukuman itu.
Singkat kata, tidak ada jalan bagi manusia untuk membayar dosa-dosanya!
Inilah ajaran Katekismus Heidelberg, Minggu ke-5.
12. Pert. Menurut hukuman Allah yang adil itu kita patut mendapat hukuman di
dunia ini dan di akhirat. Maka adakah cara kita dapat luput dari hukuman itu dan
beroleh kembali anugerah Allah?
Jaw. Allah menghendaki, supaya tuntutan-tuntutan keadilan-Nya dipenuhi. Oleh
sebab itu, kita wajib melaksanakan pelunasan sepenuhnya, apakah dengan berupaya
sendiri atau oleh upaya pihak lain.
13. Pert. Dapatkah kita melaksanakan pelunasan dengan berupaya sendiri?
Jaw. Sama sekali tidak. Bahkan, tiap-tiap hari kita menambah hutang kita.
37
14. Pert. Mungkinkah ditemukan suatu makhluk semata, yang dapat melaksanakan
pelunasan bagi kita?
Jaw. Tidak mungkin. Pertama, Allah tidak mau menjatuhkan hukuman terhadap
makhluk lain karena kesalahan yang diperbuat manusia. Kedua, tidak ada makhluk
semata yang sanggup menanggung beban murka Allah yang kekal atas dosa dan
membebaskan makhluk-makhluk lain darinya.
15. Pert. Jadi, Pengantara dan Penebus yang bagaimana yang perlu kita cari?
Jaw. Seorang Pengantara dan Penebus yang yaitu manusia sejati dan benar, tetapi
yang kekuatan-Nya melebihi segala makhluk, artinya yang juga Allah yang sejati.
BAGAIMANA PERKARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA DAPAT DISELESAIKAN?
1. hanya jika dilakukan pelunasan atas dosa-dosa kita
2. akan tetapi, kita tidak dapat melunasinya sendiri
3. dan tidak ada makhluk lain yang dapat melunasinya bagi kita
4. oleh sebab itu, kita memerlukan Pengantara yang sejati
Dalam Katekismus Heidelberg, hanya ada tiga bab tentang dosa dan sengsara manusia, tetapi
ada jauh lebih banyak bab tentang penebusan melalui Kristus (27 bab!). Mengapa demikian?
Ambil contoh. Banjir besar bisa merusak lahan pertanian hanya dalam beberapa hari, tetapi
butuh waktu yang jauh lebih lama bagi petani untuk membuat lahan sebuah pertanian baru.
Demikian pula halnya, hanya satu dosa yang menjerumuskan seluruh umat manusia ke dalam
sengsara yang hebat, tetapi butuh pekerjaan besar untuk menyelamatkan manusia dari
dosanya dan mengembalikan dia ke dalam persekutuan dengan Allah.
1. HARUS DIADAKAN PELUNASAN UNTUK DOSA-DOSA KITA
38
A. Pada bab sebelumnya dalam Katekismus Heidelberg, kita melihat manusia membuat
berbagai upaya untuk luput dari hukuman Allah. Sekarang ia menyerah. Ia mengakui
bahwa ia pantas dihukum baik dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan nanti.
Di situlah dimulai kelepasan! Ia masih belum menemukan Yesus, tetapi sekarang ia
dilepaskan dari kesombongannya dan hikmatnya sendiri. Sudahkah kita sampai pada
titik ini?
Murid katekismus tunduk di hadapan Allah, namun ia bertanya-tanya apakah masih
ada jalan keselamatan. Ia tidak melihat terang, ia tidak mempunyai hak, namun ia
berseru kepada Allah.
Tujuannya bukan hanya untuk luput dari hukuman, tetapi juga untuk menjadi teman
Allah lagi. Di dalam hatinya tidak hanya ada rasa takut, tetapi juga kasih kepada Allah
(bandingkan seorang anak yang melihat kepada ibunya).
a. Akan tetapi, guru katekismus meletakkan rintangan baru di tengah jalan. Ia berkata,
“Keadilan Allah harus dipenuhi!” Harus diadakan pelunasan untuk dosa-dosamu!”
Apakah itu jawaban yang kasar?” Tidak, itu yaitu kebenaran. Katekismus ingin
menunjukkan kepada kita jalan yang sesungguhnya kepada keselamatan, dan bukan
jalan kita sendiri.
Perhatikanlah: pelunasan harus diadakan. Dosa sudah membuat kita berutang kepada
Allah. Utang-utang kita tertulis di dalam buku-Nya.
Apakah tidak ada harapan sama sekali? Ada secercah harapan! Allah mengizinkan
kita untuk membayar entah melalui diri kita sendiri atau melalui pihak lain. Pintu
tidak sepenuhnya tertutup...!
39
2. KITA TIDAK BISA MENGADAKAN PELUNASAN SENDIRI
A. Pertanyaan diajukan, “Bisakah kita mengadakan pelunasan sendiri?”
Perhatikanlah: pertama-tama kita mencobanya dengan cara kita sendiri. Kita
tidak ingin memperlihatkan ketelanjangan dan kemiskinan kita. Kita
mencoba membeli perkenanan Allah seperti seorang pedagang.
Inilah cara manusia menyembah Allah jika ia tidak dilahirkan kembali.
- Pikirkan tentang orang-orang kafir di sekitar kita.
- Pikirkan tentang orang-orang Farisi di Israel.
- Pikirkan tentang orang-orang Katolik Roma.
- Pikirkan juga tentang diri Saudara sendiri!
Saudara mungkin bahkan menemukan ini di dalam hati anak-anak Allah
yang sejati. Mereka sudah menyadari bahwa kebajikan mereka sendiri
yaitu seperti kain kotor. Tetapi apabila mata mereka belum terbuka bagi
pekerjaan Kristus, mereka terus saja mencoba membuat hati Allah tergerak
dengan air mata dan doa-doa mereka, dsb.
B. Jawabannya yaitu , “Kita tidak dapat mengadakan pelunasan sendiri.”
Sebaliknya, setiap hari dosa-dosa kita semakin bertambah. Utang kita
semakin menggunung! Adakah hal lain yang dapat dilakukan?
3. MAKHLUK LAIN JUGA TIDAK DAPAT MENGADAKAN PELUNASAN BAGI KITA
A. “Bisakah makhluk lain mengadakan pelunasan bagi kita?” Coba perhatikan
pertanyaan ini. Manusia makin lama makin turun dari takhtanya. Tetapi
apakah sekarang ia berlari kepada Allah? Tidak!
Ia mencari pertolongan dari makhluk lain. Misalnya, binatang, malaikat, atau
40
manusia (Mi. 6:7). Ia bertindak seperti si anak hilang dalam Lukas 15:14-16.
B. Tetapi Allah tidak menerima pelunasan dari makhluk lain. Manusia sudah
berdosa, dan karena itu manusia harus dihukum (Yeh. 18:20). Darah
binatang tidak dapat menyelamatkan kita (Ibr. 10:4). Musa tidak dapat mati
bagi saudara-saudaranya (Kel. 32:32, 33).
Mustahil makhluk ciptaan dapat menanggung beban murka Allah atas dosa-
dosa orang lain, atau bahkan atas dosa-dosanya sendiri!
4. KITA MEMERLUKAN PENGANTARA YANG SESUNGGUHNYA
A. Kita sudah benar-benar terhempas sekarang. Tidak ada yang dapat
menolong kita di antara makhluk-makhluk ciptaan, entah di surga ataupun
di bumi. Jadi, Pengantara macam apa yang harus kita cari?
B. Baca jawaban untuk Pertanyaan 6...
Akhirnya secercah cahaya mulai bersinar! Nama Juruselamat belum
disebutkan, tetapi ditunjukkan seperti apa Ia seharusnya. Ia haruslah
“manusia yang sejati dan benar, dan pada saat yang sama Allah yang sejati.”
Jika Saudara mendengar tuntutan ini, Saudara hanya dapat berkata, “Itu
mustahil!”
Memang, itulah yang ingin diajarkan Katekismus kepada kita: jika
keselamatan datang, maka datangnya bukan dari manusia, melainkan dari
Allah saja. Keselamatan itu sebuah mujizat!
41
A. Bab ini menunjukkan kepada kita “fajar keselamatan.” Betapa besar sukacita yang
dirasakan ketika terang mulai bersinar dalam hidup orang berdosa, sesudah melewati
banyak pergumulan.
B. Tidak ada keselamatan bagi malaikat-malaikat yang sudah jatuh (Yud. 1:6), tetapi
Allah sudah membuka jalan keselamatan bagi manusia.
B. Apakah Saudara sudah berjalan di jalan yang sempit itu? Carilah Juruselamat dan
lakukan itu sekarang! Carilah sampai Saudara menemukan-Nya!
42
Minggu ke-6
============
PENGANTARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA
Baca Ibrani 4:14-16 dan 5:1-10 atau Lukas 2:8-20
Dalam bacaan dari kitab Ibrani ini kita mendapati:
a) bahwa Anak Allah benar-benar menjadi manusia (Ibr. 4:15a).
b) bahwa Yesus Kristus yaitu orang benar (Ibr. 4:15b).
c) bahwa Ia juga yaitu Allah sejati (Ibr. 5:5).
d) bahwa Ia yaitu satu-satunya Imam Besar kita (Ibr. 4:14).
e) bahwa pekerjaan-Nya sudah digambarkan dalam Perjanjian Lama (Ibr. 5:1-
3).
f) bahwa Ia yaitu sumber keselamatan kekal bagi semua orang yang percaya
kepada-Nya (Ibr. 5:9).
Singkat kata, Yesus Kristus yaitu Pengantara antara Allah dan manusia!
Hal ini dapat kita temukan juga dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-6.
16. Pert. Mengapa Dia harus seorang manusia sejati dan benar?
Jaw. Sebab keadilan Allah menuntut, supaya pembayaran untuk dosa dilakukan oleh
kodrat manusia yang sudah berdosa itu. Namun, seorang manusia tidak sanggup
melakukan pembayaran untuk dosa orang lain karena dia sendiri pun seorang
berdosa.
43
17. Pert. Mengapa Dia harus juga Allah sejati?
Jaw. Supaya dengan kuasa keallahan-Nya Dia dapat menanggung beban murka Allah
atas kemanusiaan-Nya, memperoleh kebenaran dan kehidupan bagi kita, dan
mengembalikannya kepada kita.
18. Pert. Tetapi, siapakah Pengantara itu, yang yaitu Allah yang sejati, dan juga
manusia yang sejati dan benar?
Jaw. Tuhan kita Yesus Kristus, yang sudah dikaruniakan oleh Allah kepada kita untuk
menjadi hikmat, kebenaran, pengudusan, dan penebusan yang sempurna bagi kita.
19. Pert. Dari mana Saudara mengetahui hal itu?
Jaw. Dari Injil yang kudus. Mula-mula, Allah sendiri sudah menyatakannya di Taman
Firdaus. Kemudian Dia menyuruh para bapak leluhur dan para nabi yang kudus
mengabarkannya, dan memperlihatkan gambarannya melalui kurban-kurban dan
upacara-upacara lain menurut hukum Taurat Allah. Akhirnya Dia menggenapinya
melalui Anak-Nya yang tunggal.
PENGANTARA ANTARA ALLAH DAN MANUSIA
1. Dia benar-benar manusia dan orang benar
2. Dia juga yaitu Allah yang sejati
3. Nama-Nya yaitu Tuhan Yesus Kristus
4. Dia dinyatakan di dalam Injil
1. DIA BENAR-BENAR MANUSIA DAN ORANG BENAR
A. Dia benar-benar manusia
Mengapa penting bahwa Sang Pengantara haruslah seorang manusia? Karena
44
keadilan Allah menuntutnya! Manusia sudah berdosa, oleh karena itu manusia harus
membayar dosanya.
Anak Allah sudah menjadi manusia untuk ambil bagian dalam darah dan daging kita
(Ibr. 2:14, 15). Dia yaitu saudara kita sekarang, dan dengan demikian Ia bisa
menjadi Penebus kita (lihat Imamat 25:25 dan Rut 3).
Anak Allah menjadi manusia untuk menjalankan hukum Allah. Ia lahir dengan takluk
kepada hukum Taurat untuk menebus orang-orang yang takluk kepada hukum Taurat
(Gal. 4:4, 5).
Anak Allah menjadi manusia untuk membayar utang-utang kita. Ia menanggung
hukuman untuk dosa manusia. Ia tidak dapat menderita bagi manusia selama Ia ada
di surga.
B. Ia yaitu orang benar secara sempurna
Mengapa penting bahwa Sang Pengantara haruslah orang benar? Karena orang
berdosa tidak dapat membayar untuk para pendosa lain. Jika orang tidak mampu
membayar utang-utangnya sendiri, bagaimana ia bisa membayar utang orang lain?
Kita sudah menjadi miskin akibat dosa Adam. Terlebih lagi, setiap hari utang kita
bertambah di hadapan Allah.
Tak seorang pun dapat membayar dosa kita kecuali ia yaitu orang benar, orang
tanpa dosa.
2. SANG PENGANTARA yaitu ALLAH YANG SEJATI
Mengapa penting bahwa Sang Pengantara haruslah Allah yang sejati?
45
A. Ia harus memperoleh keselamatan bagi kita.
- Ia harus mampu menanggung beban murka Allah.
- Ia harus mampu menjalani hidup yang sempurna di dunia yang
penuh godaan ini.
- Ia harus mampu menaklukkan kuasa Iblis, maut, dan neraka.
B. Ia harus menerapkan keselamatan ini kepada kita.
- Sungguh pekerjaan berat untuk merendahkan hati manusia, sebab
manusia itu sombong dan berdosa.
- Sungguh pekerjaan berat untuk menghibur hati orang-orang yang
sudah menerima penghukuman mereka.
- Sungguh pekerjaan berat untuk melindungi umat Allah dan
membawa mereka ke surga dengan selamat.
Tak seorang pun sanggup melakukan semua hal ini kecuali ia yaitu Allah sendiri!
3. NAMANYA yaitu TUHAN YESUS KRISTUS
Lantas siapakah Pengantara itu, yang merupakan Allah dan manusia pada saat yang
sama?
Pengantara itu yaitu Tuhan kita Yesus Kristus! Kini sang surya mulai terbit dalam
kegelapan...! Katekismus Heidelberg menggunakan kata-kata dari Alkitab untuk
mengakui nama Kristus (lihat 1 Korintus 1:30). Dia yaitu satu-satunya Pengantara
antara Allah dan manusia (1Tim. 2:5).
Yesus Kristus yaitu karunia Allah Bapa, Allah yang sama yang perintah-Nya sudah
dilanggar! Dia yaitu karunia Allah bagi umat pilihan, yaitu orang-orang yang
menjadi budak Iblis menurut kodrat!
46
Siapa Kristus bagi umat-Nya?
a) Hikmat: kita bodoh, tetapi Kristus mengajar kita jalan keselamatan.
b) Kebenaran: kita bersalah, tetapi Kristus membatalkan utang orang-orang
yang menjadi milik-Nya.
c) Kekudusan: kita bobrok, tetapi Kristus menjadikan umat-Nya kudus.
d) Penebusan: Yesus sudah menyelamatkan umat-Nya, Ia menyelamatkan
mereka sekarang, dan Ia akan menyelamatkan mereka nanti.
4. KRISTUS DINYATAKAN DI DALAM INJIL
Bagaimana Saudara tahu bahwa Kristus yaitu Sang Pengantara? Kita
mengetahuinya dari Firman Allah. Kita mengetahui dosa dari hukum Taurat Allah
(lihat Minggu ke-2). Kita mengetahui keselamatan dari Injil Kristus (Injil kudus).
Injil ini dapat ditemukan baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
a) Injil itu dinyatakan di Taman Firdaus (Kej. 3:15).
b) Injil itu diberitakan oleh para bapak leluhur (Nuh, Abraham, dll.) dan para
nabi (Mikha, Yesaya, dll.).
c) Injil itu sudah digambarkan di dalam hukum Taurat Allah (pikirkan tentang
bait suci, para imam, dan korban-korban).
d) Injil itu digenapi dalam diri Anak Allah. Di dalam Dialah sang surya sudah
terbit hingga mencapai puncaknya!
- Sekarang kita sudah mendengar tentang “Tuhan kita Yesus Kristus.” Apakah Dia
benar-benar Juruselamat kita? Banyak orang sudah mencuri-Nya (mereka
menggenggam-Nya dengan tangan mereka tanpa pertobatan yang sejati).
Kita perlu menerima-Nya dari tangan Allah.
47
- Apakah Saudara memiliki kerinduan yang mendalam untuk menerima-Nya sebagai
Juruselamat Saudara? Nantikanlah Allah! Pada saatnya Ia akan datang kepada
Saudara dan memberi Saudara keyakinan.
- Apakah Saudara mengenal Tuhan Yesus Kristus sebagai Pengantara antara Allah dan
manusia? Teguhkanlah hati Saudara, sebab Ia akan menjaga Saudara sampai akhir.
Bersandarlah pada-Nya dan bersukacitalah di dalam nama-Nya!
48
Minggu ke-7
==========
IMAN yaitu SARANA KESELAMATAN
Baca Kisah Para Rasul 16:25-34 atau Lukas 13:22-30
Coba perhatikan pertanyaan yang diajukan oleh kepala penjara di Filipi, “Apakah yang harus
aku perbuat, supaya aku selamat?” (Kis. 16:30). Bagaimana kita harus menjawab
pertanyaan itu? Banyak orang berkata, “Perbaikilah dirimu, banyak-banyaklah berdoa
kepada Allah, dan berusahalah menjalankan perintah-perintah-Nya.”
Paulus berkata, tidak! “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat...”
(Kis. 16:31). Percayalah kepada Dia yang sudah mencurahkan darah-Nya untuk
menyelesaikan perkara antara Allah dan orang-orang berdosa. Pekerjaan-Nya sempurna!
Hal ini juga merupakan ajaran Katekismus Heidelberg, Minggu ke-7. Dalam bab-bab
sebelumnya, kita sudah melihat siapa yang dapat menyelamatkan kita. Sekarang kita akan
melihat bagaimana kita dapat diselamatkan.
20. Pert. Apakah semua orang diselamatkan oleh Kristus, sama seperti mereka sudah
terkutuk oleh karena Adam?
Jaw. Tidak semua orang, tetapi hanya mereka yang oleh iman yang sejati dijadikan
anggota tubuh-Nya dan menerima seluruh karunia-Nya.
21. Pert. Apa iman yang sejati itu?
49
Jaw. Iman yang sejati yaitu keyakinan atau pengetahuan yang pasti yang membuat
aku mengakui sebagai kebenaran segala sesuatu yang dinyatakan Allah kepada kita
di dalam Firman-Nya, dan juga kepercayaan yang teguh, yang dikerjakan dalam
hatiku oleh Roh Kudus, melalui Injil. Isinya ialah bahwa pengampunan dosa dan
kebenaran serta keselamatan yang kekal sudah dikaruniakan tidak hanya kepada
orang lain saja, tetapi juga kepadaku sendiri, oleh rahmat Tuhan semata-mata, hanya
berdasarkan jasa-jasa Kristus saja.
22. Pert. Apa yang perlu diimani oleh seorang Kristen?
Jaw. Segala sesuatu yang dijanjikan kepada kita dalam Injil. Isi pokoknya diajarkan
kepada kita melalui Pasal-pasal Pengakuan Iman Kristen yang am dan pasti.
23. Pert. Bagaimana bunyi Pasal-pasal Pengakuan Iman itu?
Jaw. I. Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang mahakuasa,
Khalik langit dan bumi.
II. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
III. yang dikandung dari Roh Kudus,
lahir dari anak dara Maria,
IV. yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, mati dan dikuburkan,
turun ke dalam kerajaan maut,
V. pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,
VI. naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang
Mahakuasa,
VII. dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang
50
hidup dan yang mati.
VIII. Aku percaya kepada Roh Kudus.
IX. Aku percaya adanya gereja (Kristen) yang kudus dan am,
persekutuan orang kudus,
X. pengampunan dosa,
XI. kebangkitan daging,
XII. dan hidup yang kekal.
IMAN yaitu SARANA KESELAMATAN
1. iman kepada Kristus
2. iman yang sejati
3. iman rasuli
1. IMAN KEPADA KRISTUS
A. “Apakah semua orang diselamatkan oleh Kristus?” Itulah pertanyaan
pertama. Dampak dari dosa Adam yaitu hukuman bagi semua orang. Apa
dampak dari pekerjaan Kristus (Adam kedua)? Bukankah itu hidup bagi
semua orang?
Beberapa ayat Alkitab tampak menunjukkan bahwa semua orang akan
diselamatkan oleh Kristus (misalnya, Rm. 5:18, 1Kor. 15:22, 1Tim. 2:4).
Paulus berkata, “Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia
menjadi berlimpah-limpah” (Rm. 5:20).
51
Berdasarkan hal itu, sebagian orang berkata bahwa semua orang akan
diselamatkan. Allah tidak ingin siapa pun binasa, bukan? (2Ptr. 3:9).
B. Akan tetapi, Katekismus Heidelberg berkata, “Yang akan diselamatkan
hanya mereka yang oleh iman yang sejati dijadikan anggota tubuh-Nya
dan menerima seluruh karunia-Nya.”
Singkat kata, kita memerlukan iman kepada Kristus! (Yoh. 3:36. Lihat juga
Matus 7:13, 14 dan Matius 22:14).
Apa itu iman kepada Kristus?
a) iman itu seperti tali penolong (tali tambang) yang menghubungkan
seseorang yang sedang tenggelam di sungai dengan Penyelamatnya yang
berdiri di pinggir sungai.
b) iman itu seperti tangan kosong seorang pengemis. Orang berdosa yang
percaya kepada Yesus, menerima-Nya dan segala karunia-Nya. Dan bahkan
iman itu sendiri merupakan pemberian dari Allah!
Katekismus berbicara tentang orang-orang yang dijadikan anggota tubuh Kristus,
atau dicangkokkan ke dalam Kristus. Anak pohon tidak mencangkokkan dirinya
sendiri ke dalam batang tanaman yang baru, bukan? Orang-orang yang
dicangkokkan ke dalam Kristus, menerima hidup dari-Nya, dan sebagai dampaknya,
percaya kepada-Nya.
Kita perlu mempunyai mata supaya bisa melihat. Demikian pula halnya, kita perlu
menerima hati yang baru sebelum kita mampu percaya kepada Kristus.
Perhatikanlah: beberapa jenis binatang dilahirkan dengan mata tertutup (misalnya
anjing). Binatang itu belum bisa melihat, tetapi sudah mempunyai mata untuk
melihat!
PENERAPAN
52
Apakah Saudara sudah menerima iman kepada Kristus ini? Pikir baik-baik sebelum
Saudara menjawab! Hanya orang-orang pilihan Allah yang akan diselamatkan.
Akan tetapi, Katekismus Heidelberg tidak menanyakannya demikian di sini.
Katekismus itu menunjuk pada buah dari pekerjaan Allah, supaya kita mau
memeriksa diri kita sendiri. Buah itu yaitu iman kepada Kristus. Apakah Saudara
percaya kepada Dia sebagai satu-satunya Juruselamat?
Jangan selidiki orang lain, selidiki saja diri Saudara sendiri! Seseorang pernah
bertanya kepada Yesus apakah hanya sedikit orang yang akan diselamatkan.
Bagaimana Yesus menjawabnya? Baca Lukas 13:23, 24.
2. IMAN YANG SEJATI
Katekismus Heidelberg berbicara tentang “iman yang sejati.” Itu menunjukkan
bahwa tidak semua iman itu benar! Jadi, apa itu iman yang sejati dan
menyelamatkan?
A. Iman yang sejati bukan:
a) ... bahwa kita percaya Alkitab itu benar (Yak. 2:19!). Sebagian
orang senang mendengar cerita-cerita Alkitab, tetapi tidak mau
mengikuti ajaran-ajarannya.
Contoh: Raja Agripa dalam Kisah Para Rasul 26:27, 28.
b) ...bahwa kita percaya kepada Allah selama beberapa waktu.
Sejumlah orang menerima Firman Allah dengan sukacita, tetapi
mereka murtad pada masa sulit (Mat. 13:20, 21). Hati mereka
tidak diubahkan.
Contoh: Orpa dalam kitab Rut.
53
c) ...bahwa kita percaya pada mujizat-mujizat Allah.
Banyak orang dapat bersaksi bahwa Allah sudah menolong atau
menyembuhkan mereka, tetapi mereka tidak pernah merasakan
kebutuhan yang besar untuk disembuhkan dari dosa-dosa
mereka.
Contoh: sembilan orang kusta dalam Lukas 17:15-18.
d) ...bahwa kita sangat giat dalam pekerjaan Allah.
Paulus juga dulu sangat giat dalam melayani Allah, tetapi itu
merupakan perbuatannya sendiri.
Ia tidak memiliki terang (Kis. 22:2, 3. Bandingkan dengan Roma
10:3, 4).
B. Iman yang sejati yaitu :
a) ...bahwa kita mengenal Firman Allah.
Orang Kristen sejati percaya akan segala sesuatu yang sudah
diwahyukan Allah dari Kejadian sampai Wahyu, baik hukum
Taurat maupun Injil. Perhatikanlah: sangat penting bagi kita untuk
membaca Alkitab, menyanyikan Mazmur, dan mempelajari
Katekismus.
Tetapi jangan lupa: kita harus mengenal Firman Allah melalui
pengalaman sendiri. Bandingkan orang yang sudah membaca
banyak buku tentang Yerusalem dengan orang yang benar-benar
tinggal di sana.
b) ...bahwa kita percaya akan anugerah Allah di dalam Kristus.
Itulah inti Injil! “Anugerah Allah itu bukan hanya untuk orang lain,
melainkan juga untukku!” Orang Kristen sejati boleh percaya
54
bahwa Allah sudah mengampuni semua dosanya, hanya karena
Yesus.
Roh Kuduslah yang mengerjakan keyakinan ini dalam hati umat
Allah. Ia melakukannya melalui sarana Injil.
PENERAPAN
Tidak banyak orang Kristen memiliki kepastian iman ini. Apa alasannya?
- Mungkin mereka tidak memiliki iman yang sejati sama sekali...!
- Mungin ada dosa yang disembunyikan, kurangnya persekutuan dengan
orang-orang Kristen lain, atau perhatian yang terlalu besar terhadap
perkara-perkara dunia ini.
- Anak kecil belum menjadi orang dewasa. Anak-anak Tuhan perlu
bertumbuh dalam iman.
3. IMAN RASULI
“Apa yang perlu diimani oleh seorang Kristen?”
Segala sesuatu yang dijanjikan kepada kita dalam Injil.
“Di mana kita menemukan ringkasan dari segala sesuatu yang dijanjikan itu?”
Dalam Dua Belas Pokok Pengakuan Iman Kristen kita.
Pengakuan iman ini kadang-kadang disebut “Pengakuan Iman Rasuli,” bukan
karena kedua belas rasul sudah menulisnya, melainkan karena pengakuan itu
didasarkan pada pengajaran para rasul. Itu merupakan pengakuan iman yang
tertua dalam jemaat dan diterima di seluruh dunia.
Semoga TUHAN mengajarkan hal-hal ini kepada kita oleh Roh-Nya!
55
Minggu ke-8
==========
DALAM NAMA ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS...
Baca Matius 28:16-20 atau Matius 3:13-17
Yesus mengutus para murid-Nya untuk pergi dan memberitakan Injil ke semua bangsa. Orang-
orang yang percaya kepada-Nya harus dibaptis dalam Nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Pada zaman sekarang, sebelum dibaptis kita perlu belajar katekismus. Pada zaman Jemaat
mula-mula, tidak ada katekismus, tetapi para calon baptis diminta mengakui iman mereka
dengan mengucapkan kata-kata dalam Pengakuan Iman Rasuli.
Pengakuan iman ini didasarkan pada rumusan baptisan yang tertulis dalam Matius 28:19.
Orang Kristen mengakui imannya kepada Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dia yaitu Allah
Tritunggal!
Kita membaca tentang hal ini dalam Katekismus Heidelberg, Minggu ke-8.
24. Pert. Pengakuan Iman itu dibagi atas berapa bagian?
Jaw. Tiga bagian. Bagian yang pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita.
Yang kedua mengenai Allah Anak dan penebusan kita. Yang ketiga mengenai Allah
Roh Kudus dan pengudusan kita.
56
25. Pert. Mengingat bahwa hanya ada satu Zat ilahi saja, apa sebabnya Saudara
menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus?
Jaw. Karena demikianlah Allah menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya. Ketiga
Pribadi yang berbeda-beda itu merupakan satu-satunya Allah yang sejati dan kekal.
DALAM NAMA ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS
1. apa yang diakui orang Kristen dalam Pengakuan Iman Rasuli
2. apa yang diwahyukan Allah dalam Firman-Nya
3. apa yang dialami anak-anak Allah dalam hati mereka.
1. APA YANG DIAKUI ORANG KRISTEN DALAM PENGAKUAN IMAN RASULI
Pengakuan Iman Rasuli dapat dibagi atas tiga bagian. Sebagian orang mungkin
berkata bahwa masih ada bagian keempat, yang dimulai dengan: “Aku percaya
adanya gereja yang kudus ...” Tetapi itu termasuk bagian ketiga, “Aku percaya kepada
Roh Kudus.” Jemaat yaitu buah dari pekerjaan Roh Allah.
a) Bagian pertama berbicara tentang Allah Bapa.
Pekerjaan-Nya yaitu penciptaan. Anak juga ambil bagian dalam pekerjaan
itu (Yoh. 1:3), dan begitu pula dengan Roh Allah (Kej. 1:2). Tetapi penciptaan
terutama merupakan pekerjaan Bapa (Kel. 20:11).
b) Bagian kedua berbicara tentang Allah Anak.
Pekerjaan-Nya yaitu penebusan. Bapa juga ambil bagian dalam pekerjaan
itu (Tit. 3:4), dan begitu pula dengan Roh Allah (Tit. 3:6). Tetapi penebusan
terutama merupakan pekerjaan Anak (Tit. 3:6).
c) Bagian ketiga berbicara tentang Allah Roh.
57
Pekerjaan-Nya yaitu pengudusan. Bapa juga ambil bagian dalam pekerjaan
itu (1Tes. 5:23), dan begitu pula dengan Anak (Ibr. 13:12). Tetapi
pengudusan terutama merupakan pekerjaan Roh Kudus (2Tes. 2:13 dan Ef.
2:18).
Perhatikanlah: Jika seseorang benar-benar percaya kepada Yesus, Ia juga
akan bertobat dari dosa-dosanya (baca kisah tentang Zakheus dalam Lukas
19:1-10!). Akan tetapi, janganlah kita berpikir bahwa kita dapat membuat
diri kita sendiri kudus. Roh Kuduslah yang bekerja untuk memperbaharui
hati orang-orang yang untuk mereka Yesus sudah mati.
2. APA YANG DIWAHYUKAN ALLAH DALAM FIRMAN-NYA
Semua orang tahu bahwa Allah itu ada. Alam ciptaan menunjukkannya
kepada kita dan hati nurani kita memberitahukannya kepada kita (Mzm.
19:2-7 dan Rm. 1 dan 2). Orang bebal berkata dalam hatinya, “Tidak ada
Allah” (Mzm. 14:1). Ia mengatakannya karena ia sombong dan ingin menjadi
penguasa atas dirinya sendiri. Tetapi jauh di lubuk hatinya ia takut akan
penghakiman Allah.
Hanya ada satu Allah. Lihat Yohanes 17:3 dan baca terutama Ulangan 6:4,
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa”!
Lantas, mengapa kita berbicara tentang tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh
Kudus? Ini bukanlah pertanyaan yang mengada-ada ataupun suatu jebakan.
Ini perkara hidup atau mati bagi seorang Kristen (meskipun bukan demikian
bagi orang yang tidak percaya)!
Jawabannya: Allah sudah menyatakan diri-Nya demikian dalam Firman-Nya.
Itu seharusnya sudah cukup bagi kita. Kita tidak dapat menjelaskannya. Kita
58
tidak dapat membandingkan Allah dengan apa pun di dunia ini (Yes. 40:18,
25).
Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Allah itu Tritunggal (Tiga di dalam
Satu, Tiga menjadi Satu), contohnya dalam Kejadian 1:26, Mazmur 110:1,
dan Yesaya 61:1.
Perjanjian Baru menunjukkannya dengan sangat jelas, contohnya dalam
Matius 3:16, 17 (baptisan Yesus), Efesus 4:4-6, dan 1 Petrus 1:2.
Anak Allah menjadi manusia (Natal). Roh Allah turun (Pentakosta). Begitulah
Allah menyatakan atau mengungkapkan diri-Nya!
3. APA YANG DIALAMI ANAK-ANAK ALLAH DALAM HATI MEREKA
Allah Tritunggal itu ada! Tuhan menyatakan ini dalam Firman-Nya. Roh
Kudus mengajarkannya dalam hati anak-anak Allah. Bagaimana itu terjadi?
a) Mereka pertama-tama diperhadapkan dengan Allah Bapa.
Dia yaitu Hakim langit dan bumi. Dialah yang sudah kita sakiti.
Mereka jatuh tersungkur di bawah kaki-Nya. Mereka menerima
penghukuman mereka. Di mana mereka dapat bersembunyi?
b) Kemudian Yesus Kristus menyatakan diri-Nya (Gal. 1:16).
Dia yaitu Anak Allah, yang mati bagi orang-orang berdosa dan
mengadakan pelunasan kepada Bapa-Nya. Mereka melihat karunia
keselamatan dan memohon kepada-Nya supaya mereka bisa turut ambil
bagian di dalamnya.
c) Namun demikian, semuanya ini akan sia-sia seandainya tidak ada Pribadi
ketiga: Roh Kudus! Tidak ada tempat bagi Yesus di dunia ini (Luk. 2:7), tidak
59
pula ada tempat bagi-Nya di dalam hati kita. Tetapi Roh Kudus membuka hati
orang-orang yang sudah dipilih Allah.
Pribadi ketiga menuntun mereka kepada Kristus (Pribadi kedua), dan melalui
Kristus, Ia memimpin mereka kepada Bapa (Pribadi pertama). Baca Efesus
2:18 sekali lagi!
Doktrin atau ajaran Tritunggal yaitu sebuah pesan yang penuh penghiburan. Ini bukan
sekadar topik yang menarik untuk diperdebatkan. Ini yaitu dasar dari penebusan manusia.
Keselamatan kekal kita bergantung pada ajaran ini!
Baca Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah (Bapa) akan dunia ini, sehingga Ia sudah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Tuhan Yesus Kristus), supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya (oleh pekerjaan Roh Kudus) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.”
Kita harus merasa kasihan kepada orang Muslim dan mereka yang menyebut diri sebagai
Saksi Yehova. Mereka mengaku menyembah Allah, tetapi Ia jauh dari mereka. Baca Yesaya
57:15 atau Mazmur 113:5-7.
Hai umat Allah, dengarkanlah Injil:
- Allah ada di atas kita (Bapa, Pencipta kita).
- Allah ada dengan kita (Anak, Juruselamat kita).
- Allah ada di dalam diri kita (Roh Kudus, yang memperbaharui kita).
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai
kamu sekalian. Amin” (2Kor. 13:13. Lihat juga Wahyu 1:4, 5).
60
Minggu ke-9
==========
AKU PERCAYA KEPADA ALLAH BAPA
Baca Mazmur 33 atau Kejadian 2
“Oleh firman TUHAN langit sudah dijadikan, oleh nafas (atau Roh) dari mulut-Nya segala
tentaranya” (Mzm. 33:6). Allah menciptakan segala sesuatu oleh Firman dan Roh-Nya. Ia
menjadikan malaikat dan manusia, laut dan gunung, gajah dan semut.
Itulah ajaran Firman Allah, yang juga dapat ditemukan dalam Katekismus Heidelberg, Minggu
ke-9.
26. Pert. Apa yang Saudara percayai bila Saudara berkata, Aku percaya kepada Allah
Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi?
Jaw. Bahwa Bapa yang kekal dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang sudah menciptakan
langit dan bumi serta segala isinya dari yang tiada, dan juga tetap memelihara dan
memerintahnya menurut rencana-Nya yang kekal dan pemeliharaan-Nya, yaitu
Allah dan Bapaku karena Anak-Nya, yaitu Kristus. Aku percaya kepada-Nya, bahkan
aku tidak meragukan, Dia akan memeliharaku dalam semua kebutuhan tubuh dan
jiwaku, dan juga mengubah segala bencana yang ditimpakan-Nya atasku di dunia
yang penuh sengsara ini, menjadi kebaikan untukku. Sebagai Allah yang Mahakuasa
Dia memang sanggup berbuat demikian, dan sebagai Bapa yang setiawan Dia
berkehendak pula melakukannya.
61
AKU PERCAYA KEPADA ALLAH BAPA
1. Dia yaitu Bapa Tuhan kita Yesus Kristus
2. Dia juga yaitu Bapaku, karena Yesus
3. Dia yaitu Pencipta langit dan bumi
4. Dialah yang kuandalkan dalam segala sesuatu
1. ALLAH yaitu BAPA DARI YESUS KRISTUS
Pasal pertama dalam Pengakuan Iman Rasuli berbunyi, “Aku percaya kepada Allah
Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.” Bagaimana pokok ini sering
dijelaskan?
- Allah Yang Mahakuasa yaitu Dia yang menciptakan kita.
- Oleh sebab itu, Dia yaitu Bapa semua orang.
Penjelasan ini sangat buruk dan tidak benar. Apa yang dikatakan Katekismus
Heidelberg mengenai perkataan ini?
Pertama-tama, Allah yaitu Bapa dari Tuhan Yesus Kristus. Allah sudah menjadi Bapa
sebelum dunia dijadikan. Ia sudah selalu menjadi Bapa dari Anak-Nya sebelum Ia
menjadi Bapa dari anak-anak-Nya. Anak-anak Tuhan diangkat sebagai anak-anak
Allah, tetapi Yesus Kristus yaitu Anak Allah yang kekal. Dia sajalah yang bisa berkata
dengan sebenar-benarnya, “Allah yaitu Bapa-Ku.” Lihat Katekismus Heidelberg,
Minggu ke-13.
2. ALLAH JUGA yaitu BAPAKU, KARENA YESUS
Guru katekismus berkata, “Allah yaitu Bapaku juga!” Bapa dari Tuhan kita Yesus
Kristus yaitu Bapaku.” Sungguh suatu hak istimewa yang besar! Daud merasa tidak
layak menjadi menantu Raja Saul (1Sam. 18:23). Tetapi ini jauh lebih besar!
62
Apa dasar bagi orang Kristen untuk mengatakan hal ini? Dasarnya bukan penciptaan!
Banyak orang berpikir bahwa Allah yaitu Bapa mereka karena Dialah yang
menjadikan mereka. Mereka menipu diri mereka sendiri dengan berkata seperti itu
(Yoh. 8:39-44). Satu-satunya dasar yaitu Yesus Kristus.
a) Allah yaitu Bapa umat-Nya karena Ia sudah memilih mereka di dalam
Kristus. Mazmur 33:12 berkata, “Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah
TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!”
b) Allah yaitu Bapa umat-Nya karena Yesus datang dan mati bagi mereka di
kayu salib. Tuhan Yesus membayar dosa-dosa mereka. Ketika bangkit dari
kubur, Ia berkata kepada para murid-Nya, “Aku akan pergi kepada Bapa-Ku
dan Bapamu...” (Yoh. 20:17).
c) Allah yaitu Bapa umat-Nya karena Ia memperbaharui hati mereka dan
memimpin mereka kepada Kristus. Ia membuat mereka hidup. Ia mengubah
mereka dari anak-anak Adam menjadi anak-anak Allah. Mereka datang
kepada Kristus dan memeluk-Nya sebagai Juruselamat mereka (Yoh. 1:12).
d) Allah yaitu Bapa umat-Nya karena Ia mengutus Roh Anak-Nya ke dalam
hati mereka (Gal. 4:6. Lihat juga Rm. 8:15, 16). Melalui Roh itu mereka
berseru: “Ya Abba, ya Bapa!” Orang-orang Kristen sejati boleh memanggil
Allah sebagai Bapa mereka, tetapi sering kali mereka merasa tidak layak
menyebut nama itu di bibir mereka. Namun demikian, Roh Kudus
meyakinkan mereka bahwa Allah sudah menerima mereka sebagai anak-
anak-Nya. Sungguh besar kasih-Nya! (1Yoh. 3:1).
3. ALLAH yaitu PENCIPTA LANGIT DAN BUMI
63
Seorang anak biasanya membangga-banggakan bapaknya. Perkataan anak-anak
seperti itu sering kali sangat berlebihan. Tetapi kita tidak pernah melebih-lebihkan
ketika kita memuji kuasa Allah, Bapa yang maha kuasa di surga!
a) Allah sudah menjadikan dunia ini dari ketiadaan.
Mazmur 33:9 berkata, “Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia
memberi perintah, maka semuanya ada.” Untuk penjelasan lengkap tentang
karya ciptaan Allah, lihat Kejadian 1. Manusia tidak berasal dari monyet
atau sejenisnya. Itu gagasan bodoh yang diajarkan sejumlah orang di
sekolah-sekolah sekarang ini. Alkitab berkata bahwa Allah sudah menjadikan
kita. Kita mengetahui hal ini oleh iman (Ibr. 11:3).
b) Allah masih memerintah dunia ini.
Mazmur 33:11 berkata, “Rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan
hati-Nya turun-temurun.”
4. ALLAH yaitu YANG AKU ANDALKAN
Anak-anak Allah tidak perlu takut, karena mereka memiliki Bapa yang begitu agung!
Mazmur 33:18, 19 berkata, “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka
yang takut akan Dia..., untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan
memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.”
Allah tidak memberikan ular kepada anak-anak-Nya yang meminta ikan (Luk. 11:11-
13). Ia memberikan Roh Kudus kepada mereka yang berdoa memintanya.
Ia memberikan apa yang kita perlukan, untuk tubuh dan jiwa. Ia tidak memberikan
semua yang kita suka, melainkan semua yang kita perlukan. Terkadang kita
memerlukan penderitaan. Mungkin rasanya pahit seperti pil kina, tetapi itu obat.
64
Dunia ini yaitu lembah air mata (Mzm. 90:10). Tetapi Allah melindungi orang-orang
kepunyaan-Nya dari segala kejahatan, atau mengubahnya menjadi kebaikan bagi
mereka. Itulah janji-Nya.
Ia mengatakannya dalam Firman-Nya dan meneguhkannya dalam baptisan (meterai
perjanjian-Nya). Kasih Allah tidak akan pernah berubah atau berkesudahan. Dia
yaitu Bapa, tetapi Dia juga bisa menghibur lebih daripada seorang ibu (Yes. 66:13).
A. Percayakah Saudara kepada Allah Bapa?
Banyak orang percaya bahwa Allah itu ada, tetapi mereka tidak berserah kepada-
Nya. Mereka senang menerima pemberian-Nya, tetapi tidak senang menerima Allah
sendiri ataupun Anak-Nya. Orang-orang yang menolak Yesus tidak akan menjumpai
Allah sebagai Bapa yang penyayang, melainkan sebagai Hakim yang murka.
B. Apakah Saudara termasuk orang-orang yang merasa tidak layak menyebut Allah
sebagai Bapa mereka?
Allah akan memelihara Saudara! Ia mampu melakukannya karena Ia yaitu Allah
Yang Mahakuasa. Ia mau melakukannya karena Ia yaitu Bapa yang setia.
Bandingkan Dia dengan bapak-bapak di dunia ini.
C. Maka dari itu, percayalah kepada Allah saja!
Orang tidak dapat berdiri di daratan dengan satu kaki, dan di atas air dengan kaki
lain. Semoga Roh Kudus memberi kita keyakinan yang teguh kepada Allah karena
Yesus!
65
Minggu ke-10
===========
PEMELIHARAAN ALLAH
Baca Kejadian 50:15-26 atau Kisah Para Rasul 17:22-31
Kisah tentang Yusuf menunjukkan bahwa Allah selalu memegang kendali. Kisah itu penuh
dengan dosa penderitaan manusia, tetapi melalui semuanya ini Allah memenuhi tujuan-Nya
sendiri. Bacalah apa yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya pada akhirnya (Kej.
50:20). Singka